Dengan tegas laksanakan TRISAKTI Judul tulisan dibawah, merangsang setiap pembaca untuk memikirkan bagaimana bangsa ini bisa lolos dari CENGKRAMAN ASING! Penulis sudah berhasil mengajukan fakta kenyataan yang terjadi dinegeri ini, khususnya sejak ORBA berkuasa, mengobral kekyaan bumi-alam dikuras habis-habisan untuk memperkaya mereka dan segelintir penguasa, dengan membiarkan rakyat banyak tetap papa-miskin, … membiarkan dirinya dalam cengkraman AS, pemerintah yang berkuasa sampai sekarang tercocok hidung akibat terlilit hutang yang makin lama makin menjulang! Itulah kenyataan yang terjadi, lalu pertanyaan yang sangat mendasar, BAGAIMANA caranya bisa meloloskan diri dari cengkraman asing? Presiden Jokowi saat kampanye juga sudah BETUL mengajukan seruan kembali pada seruan bung Karno: TRISAKTI! Dengan prinsip TRISAKTI yang diajukan bung Karno itulah, BERKEDAULAT dibidang politik, BERDIKARI dibidang ekonomi, dan BERKEPRIBADIAN dibidang budaya, inilah bangsa kita BISA tegak berdiri kembali! Setelah prinsip TRISAKTI dipegang TEGUH dan rakyat banyak secara SADAR menjadi pengamat yang baik, bersatu teguh mendukung program presiden Jokowi, … dengan diberi kesempatan dan hak untuk menegur kebijakan yang miring bahkan nyeleweng, maka berangsur-angsur bangsa ini akan BERHASIL lolos dari cengkraman asing. Yang penting, jangan terkecoh apalagi teralihkan kemasalah-masalah sekunder yang menyasar, bahkan akhirnya menjadi menentang Presiden Jokowi! Jangan hanya karena masalah penetapan KAPOLRI semula BG tergeser oleh keputusan Jokowi, jadi berubah menentang Jokowi! Jokowi TETAP harus didukung sekuat tenaga oleh kekuatan RAKYAT, agar kekuasaaan pemerintah Presiden Jokowi yang terpilih itu berjalan baik dan bisa mewakili rakyat, … Sementara, keputusan Jokowi tidak menjadikan BG KAPOLRI bisa saja salah, artinya Polisi Indonesia akan berfungsi lebih baik dibawah KAPOLRI, BG. Ya, tidak apa. Seandainya saja BG adalah jenderal polisi baik-baik yg akan mengabdi RAKYAT Indonesia, bukankah sebagai Wk. KAPOLRI juga bisa memainkan perannya. BELAJAR dari SEJARAH! Diawal Kemerdekaan RI, era kekuasaan bung Karno yang dibilang ORLA itu, mengapa pembangunan ekonomi tidak berhasil baik, padahal prinsip yg dipegang sudah betul? Bahkan sementara ahli ekonomi bilang, GAGAL! Dimana masalahnya? 1
Saya tidak mengerti masalah ekonomi, tapi saya melihat sejak awal kemerdekaan yang terjadi tertarungan antar parpol-parpol bukan mereda, tapi menjadi makin sengit. Kabinet Pemerintah berganti kabinet tidak dari setahun, … bahkan terjadi PEMBERONTAKAN bersenjata, DI/TII, PRRI/PERMESTA ditahun-tahun 1956-1961. Setelah bung Karno membubarkan PSI/Masjumi dengan menangkap dan memenjarakan beberapa tokoh-utamanya, dan tahun 1959 mendekritkan MANIPOL/USDEK, kembali ke UUD45, baru juga mau mulai menjalankan prinsip TRISAKTI yang diserukan itu, lalu kecenderungan politik makin bergeser kekiri, dengan tegas menentang “bantuan” AS yg MENGIKAT, dengan lantang menyatakan ”Go to hell with your aid!” pada Maret 1964. Perhatikan, kenyataan yg terjadi ketika itu, kekayaan bumi alam Indonesia tidak dikuras habis oleh asing, Bung Karno berprinsip, biarkan saja kekyaan alam itu tetap berada dalam bumi Indonesia selama kita sendiri belum mampu mengolahnya! Tetap mempertahankan KEDAULATAN dibidang politik, tidak TUNDUK pada tekanan dan kehendak AS! Pegang kuat prinsip BERDIKARI, jangan biarkan kekayaan bumi-alam kita dikuras habis oleh asing, untuk kepentingan mereka, …! Tapi apa akibatnya? AS dengan CIA nya bikin gerak tipu muslihat menjerumuskan, … memfitnah dan menuduh PKI mendalangi G30S 1965, yg katanya makar itu! Apanya MAKAR dan merebut kekuasaan bung Karno? Jelas Letkol. Untung yg Ketua Dewan Revolusi justru bergerak untuk melindungi kekuasaan bung Karno dan mencegah kudeta Dewan Jenderal yang akan terjadi. Siapa yang merebut kekuasaan Presiden Soekanro sesungguhnya? Jelas dan BENAR kata Dr. Soebandrio, Waperdam-I ketika itu, bawah G30S hanya langkah-pertama kudeta-merangkak yang dijalankan jenderal Soeharto untuk menggulingkan Presdiden Soekarno, dengan kendali CIA dibelakang. Untuk mengikuti tulisan Dr. Soebandrio selengkapnya: http://www.gelora45.com/news/Soebandrio_G30S_Kesaksianku.pdf Dan ingat, AS dengan CIA nya, juga sudah sejak awal kemerdekaan mengobok-obok dan selalu merongrong kekuasaan bung Karno. AS berada dibalik pemberontakan DI/TII, PRRI/PERMESTA, beberapa kalau usaha membunuh bung Karno yang berhasil digagalkan, … CIA baru BERHASIL dengan kuda tunggang jenderal Soeharto. Bukan saja berhasil menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno dengan menobatkan jenderal Soeharto yg bersedia dicocok hidung oleh AS, tapi juga berhasil membasmi KOMUNIS di Nusantara sampai keakar-akarnya! Ini adalah kenyataan yang tidak terbantahkan dan
2
merupakan pelajaran sejarah yang telah dibayar deengan nyawa jutaan rakyat dibantai dan ratusan ribu orang harus meringkuk lebih belasan tahun didalam penjara tanpa proses pengadilan untuk membuktikan kesalahannya! Lalu, sekarang ini begitu Presiden Jokowi lebih merapat pada RRT, Republik Rakyat Tiongkok belum apa-apa sudah terdengar begitu keras suara sumbang hendak memojokkan kebijakan Jokowi dalam usaha menggalakkan Proyek-infrastrukturnya itu. Seolah-olah RRT sama saja dengan AS, imperialisme yang jalankan neolib untuk mencengkram negara-negara sedang berkembang. Seolah-olah semua hasil produksi RRT rendah kwalitas dan tidak efisien, seperti pabrik listrik 35 MW yang ternyata tidak mencapai kapasitas, lalu TransJakarta yang mendatangkan bus-bus rongsokan, karatan dari RRT. Ini namanya siluman ketemu siluman, … tapi jangan memutlakan segalanya! Tidak perlu disangkal, di RRT juga terjadi pejabat-pejabat siluman yang berkorupsi-ria. Jadi, juga harus berhati-hati jangan sampai proyek yang dijalankan kejeblos tidak mencapai standar perjanjian yg sudah ditandatangani! Tuntut dan gugat saja kalau memang tidak mencapai kwalitas yg telah ditentukan! Hubungan dan kerjasama dengan siapapun harus begitu, tidak perlu ragu apalagi segan-segan, … Yang lebih PENTING, bagi pejabat-pejabat yang menjalankan program Pemerintah Jokowi kali ini, harus bisa pegang prinsip TRISAKTI bung Karno itu. Pertahankan kedualatan dibidang politik, tegakkan kepala menyatakan TIDAK kalau memang tidak bisa setuju! Pada negara asing manapun, apalagi pada AS! Dan, … semua BANTUAN asing harus diarahkan untuk kemudian BERDIKARI, bukan jadi bersandar dan terikat terus dengan bantuan itu. Disini patut ditaladani, bagaimana caranya RRT saat awal menjalankan politik reformasi dan keterbukaan ditahun 1980, juga menggunakan BANTUAN, investasi modal asing dari segenap penjuru, termasuk IMF, … tapi bisa digunakan untuk kemudian berdikari, bangun pabrik dan produksi sendiri belasan tahun kemudian! Dan itu dilakukan dengan kecepatan tinggi dengan kwalitas yang memadai, …! Mudah-mudahan program pembangunan infrastruktur Jokowi bisa mendapatkan dukungan kuat rakyat banyak, segalanya bisa berjalan lancar dan berhasil baik. Berhasil meloloskan bangsa Indonesia dari cengkraman AS, … Salam, ChanCT
3
Ketika Cengkeraman Asing Menguasai Negeri http://politik.kompasiana.com/2015/05/07/ketika-cengkeraman-asing-menguasai-negeri-743321.html
OPINI | 07 May 2015 | 04:03 Di tengah euphoria peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, ada peristiwa yang akan langsung berpengaruh pada negeri ini dan penduduknya, namun luput dari perhatian masyarakat. Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Hasilnya berupa komitmen investasi dalam proyek infrastruktur dengan nilai yang luar biasa besar, mendekati seribu trilyun. Proyek infrastruktur tersebut berdasarkan situs Sekretariat Kabinet tidak lain adalah untuk pembangunan 24 pelabuhan, 15 bandara, jalan sepanjang 1.000 km, jalan kereta api sepanjang 8.700 km, serta pembangkit listrik berkapasitas 35.000 mega watt. Dominasi proyek infrastruktur oleh Tiongkok yang dimasukkan dan dijalankan melalui rezim Jokowi itu akan semakin memperkuat cengkeraman asing di negeri ini setelah sebelumnya dominasi Barat telah lebih dulu mencengkeram negeri ini hampir di semua aspek. Sejak awal era Orde Baru, Barat terutama AS dan Eropa telah mencengkeram dan mengeruk kekayaan negeri ini. Pengelolaan berbagai sumber daya alam (SDA) di sektor hulu dikusai oleh mereka, sehingga kekayaan alam pun mengalir deras pada fihak asing namun hanya menetes pada penduduk negeri sendiri. Masuk era Reformasi dominasi asing makin tampak dengan merambah ke sektor-sektor lain. Melalui hutang luar negeri sangat terasa sekali bahwa negeri ini tengah dikuasai oleh asing. Letter of Intent (LoI) dari IMF dan Bank Dunia telah mampu mendikte kedaulatan negeri ini dalam hal pembuatan Undang-Undang baik di bidang politik, sosial, pertahanan dan kemanan, pendidikan, ekonomi, finasial, dsb. Hasilnya, sistem negeri ini makin hari makin bercorak neoliberal dan pada gilirannya begitu memuluskan jalan munculnya penjajahan gaya baru (neoimperialisme) atas negeri ini. Kini Raksasa Timur melalui investor-investornya melihatnya sebagai kesempatan emas dan beranggapan bahwa sektor infrastruktur dan fasilitas publik di negeri ini berpotensi untuk bisa dimasuki dan dikeruk keuntungannya.
4
Jika nanti infrastruktur telah dikuasai oleh asing, maka rakyat negeri ini benar-benar hanya menjadi obyek dan pasar di negeri sendiri. Lebih jauh lagi di sektor pajak rakyat akan makin terbebani dengan pungutan yang semakin tinggi. Pasalnya, beban negara termasuk pembayaran hutang luar negeri beserta bunganya akan semakin membumbung, sementara negara telah kehilangan sumber-sumber pemasukan lain selain pajak. Demikianlah perlu disadari bahwa ada bahaya besar dibalik rencana diadakannya proyek infrastruktur ini. Cengkeraman ini semakin mempertegas bahwa tidak tersisa lagi bidang kehidupan di negeri ini yang luput dari dominasi asing. Maka penjajahan gaya baru (neoimperialisme) atas negeri ini tidak dapat dihindari. Tentu semua itu tak boleh dibiarkan. Dalam pemahaman islam sebagai agama yang paripurna, tak selayaknya kita, kaum muslimin negeri ini rela menjadi bulan-bulanan neoliberalisme dan neoimperialisme baik dari dominasi asing Barat maupun asing Timur. Jalan untuk menyudahinya hanyalah dengan kembali pada petunjuk Allah SWT yang memiliki aturan yang maha sempurna, yaitu dengan jalan menerapkan syariat islam secara menyeluruh dalam naungan Sistem Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian. Wallahu a’lam bishowab.
5