PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR JAWA TIMUR,
Menimbang
: a. bahwa untuk mengimplementasikan kebijakan, program serta kegiatan strategis sebagaimana amanat Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2001 tentang Rencana Stratejik Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-2005 secara lebih
riil
dan
konkrit
ke
dalam
kegiatan-kegiatan pokok
pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) Tahun Anggaran, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Tahunan Daerah ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menuangkan ketentuan-ketentuannya dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur. Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-undang Nomor 18 Tahun 1950 Peraturan tentang Mengadakan Perubahan dalam Undang-undang Tahun 1950 Nomor 2 dari hal Pembentukan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Tahun 1950 Nomor 32); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3501); 3.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ;
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
1
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 206); 6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4287); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan "Pemerintah
dan
Kewenangan
Propinsi
sebagai
Daerah
Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 209, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4027); 10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik
Penyusunan
Peraturan
Perundang-undangan
dan
Bentuk
Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan,
Pertanggungjawaban,
dan
Pengawasan
Keuangan Daerah serta Tatacara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ; 12. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 20012005; 13. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-2005; 14. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2001 tentang Rencana Stratejik Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-2005. Dengan persetujuan, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR
MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
2
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Propinsi adalah Pemerintah Propinsi Jawa Timur. 2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur. 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Timur. 4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/kota di Jawa Timur.
Pasal 2
Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2003 adalah merupakan dokumen perencanaan teknis operasional tahunan dengan sistematika sebagai berikut: BAB I
:
PENDAHULUAN
BAB II
:
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JAWA TIMUR
BAB III
:
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2004
BAB IV
:
PENUTUP.
Pasal 3
(1) Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2004 sebagaimana dimaksud d.alam Pasal 2, merupakan penjabaran lebih lanjut Rencana Stratejik Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 20012005 ; (2) Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2004 sebagaimana tersebut pada ayat (1) berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2004 ; (3) Uraian secara rinci Rencana Pembangunan Tahunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2004 dimuat dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
3
Pasal 4
Gubernur
berkewajiban
melaksanakan
Rencana
Pembangunan
Tahunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2004.
Pasal 5
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar orang
dapat
mengetahuinya,
setiap
memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Propinsi Jawa Timur. Ditetapkan di Surabaya pada tanggal 13 Oktober 2003
GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
4
Diundangkan di Surabaya Pada tanggal 13 Oktober 2003
SEKRETARIS DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR ttd. H. SOEKARWO, SH, M.Hum
LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2003 NOMOR 3 TAHUN 2003 SERI E.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
5
LAMPIRAN
RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWATIMUR
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN DAERAH (REPETADA) PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2004
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
6
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ......................................................................................................................
i
BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................................
1
A. KEDUDUKAN .................................................................................................
1
B. MAKSUD DAN TUJUAN ...............................................................................
1
C. DASAR PENYUSUNAN ................................................................................
2
D. PERMASALAHAN POKOK ............................................................................
3
E. PARADIGMA PEMBANGUNAN .....................................................................
5
BAB II. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JAWA TIMUR..............
7
1. Pemerataan
Kesempatan
Memperoleh
Pendidikan
dan Peningkatan
Kualitas Produk Pendidikan yg merata............................................................
13
2. Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Peningkatan Produktivitas melalui Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, Penguatan Unit-Unit Usaha dan Lembaga-Lembaga Ekonomi ..........................................................................
14
3. Penerapan Nilai-Nilai Agama dalam Perilaku Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara ....................................................
26
4. Pemantapan Kesadaran, Budaya dan Supremasi Hukum serta HAM ......................................................................................................................... 5. Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan,
Kesejahteraan
Sosial,
26
Peranan
Pemuda dan Pembinaan Olah Raga serta Penyetaraan Gender. .........................................................................................................................
27
6. Perluasan Kesempatan Kerja dan Pengisian Lapangan Kerja Yang Tersedia........................................................................................................... 7. Peningkatan
Pemberdayaan
Masyarakat
dalam
30
Penyelenggaraan
Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan untuk Pemantapan Otonomi Daerah, Kemudahan Pelayanan Publik serta Perluasan Informasi dan Komunikasi. ...................................................................................................
31
8. Pengendalian Eksploitasi Sumber Daya Alam, Pelestarian Fungsi dan Keseimbangan Lingkungan Hidup, Penataan Kawasan Permukiman serta Penataan Ruang. ........................................................................................... 9. Peningkatan
Kepastian
Perlindungan
Masyarakat
dari
32
Gangguan
Keamanan dan Ketertiban serta Peningkatan Kesadaran Rakyat dalam Bela Negara. ...................................................................................................
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
35
7
Halaman BAB III. PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2004 ....................................................
37
A. UMUM ............................................................................................................
37
1. Bidang Ekonomi ..........................................................................................
37
2. Bidang Sosial Budaya .................................................................................
38
3. Bidang Politik...............................................................................................
39
4. Bidang Hukum dan HAM ............................................................................
39
5. Bidang Lingkungan Hidup ..........................................................................
39
6. Bidang Pemerintahan dan Keuangan Daerah ...........................................
39
B. RENCANA TINDAK DAN INDIKATOR KINERJA :..........................................
41
1. Kebijakan
Pemerataan
Kesempatan
Memperoleh Pendidikan
Dan Peningkatan Kualitas Produk Pendidikan..................................... 2. Kebijakan
Percepatan
Pemulihan
Ekonomi
Dan
41
Peningkatan
Produktivitas Melalui Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, Penguatan Unit-Unit Usaha Dan Lembaga-Lembaga Ekonomi.....................................................................................................
55
3. Kebijakan Penerapan Nilai-Nilai Agama Dalam Perilaku Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara .................................................................................................................. 4. Kebijakan
Pemantapan
Kesadaran,
Budaya
97
Dan Supremasi
Hukum Serta HAM. ..................................................................................
100
5. Kebijakan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, Peranan Pemuda Dan Pembinaan Olah Raga Serta Penyetaraan Gender. ....................................................................................................
104
6. Kebijakan Perluasan Kesempatan Kerja Dan Pengisian Lapangan Kerja Yang Tersedia...........................................................................................
126
7. Kebijakan Pemantapan Peran Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan,
Pelaksanaan
Pembangunan
Untuk
Pemantapan
Otonomi Daerah, Kemudahan Pelayanan Publik, Serta Perluasan Informasi Dan Komunikasi. ......................................................................
131
8. Kebijakan Pengendalian Eksplorasi Sumber Daya Alam, Pelestarian Fungsi Dan Keseimbangan Lingkungan Hidup, Penataan Permukiman Serta Penataan Ruang. ............................................................................ 9. Kebijakan Peningkatan Kapasitas
Perlindungan
150
Masyarakat Dari
Gangguan Keamanan Dan Ketertiban Serta Peningkatan Kesadaran Rakyat Dalam Bela Negara........................................................................ BAB IV,
PENUTUP........................................................................................................
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
161 163
8
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TANGGAL
: 13 OKTOBER 2003
NOMOR
: 9 TAHUN 2003 BAB I
PENDAHULUAN
A. KEDUDUKAN Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) Propinsi Jawa Timur Tahun 2004 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional tahunan yang disusun kedua kali dan berada pada tahun keempat dalam dimensi kurun waktu pemberlakuan dokumen perencanaan Pola Dasar (Poldas), Program Pembangunan Daerah (Propeda), dan Rencana Stratejik (Renstra) Pembangunan Daerah Jawa Timur 2001-2005. Repetada disusun sebagai implementasi dari amanat Renstra 2001-2005 yang menyatakan Renstra Daerah Propinsi Jawa Timur 2001-2005 disusun sebagai penajaman Program Pembangunan Daerah (Propeda) 2001-2005 sekaligus sebagai pedoman, landasan, dan referensi dalam menetapkan skala prioritas Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) yang setiap tahun dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
B. MAKSUD DAN TUJUAN Repetada Propinsi Jawa Timur 2004 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan yang memuat kebijaksanaan pembangunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2004. Kebijaksanaan tersebut ditetapkan bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Penyusunan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (Repetada) Propinsi Jawa Timur 2004 dimaksudkan untuk: a. menjadi acuan bagi seluruh komponen penyelenggara pemerintahan serta pelaksana pembangunan daerah dan masyarakat Jawa Timur, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan dan pelayanan publik; b. menjadi pedoman dalam menyusun RAPBD dalam rangka menciptakan kesesuaian dan keserasian antar program-program pembangunan; dan c. menciptakan kepastian kebijaksanaan, sebagai komitmen bersama yang ditetapkan oleh eksekutif dan legislatif daerah. Repetada 2004 disusun dengon tujuan mewujuclkan Pfopeda, yang secara lebih riil dan konkrit ke dalam program-program pembangunan daerah yang mengacu dan menjabarkan Renstra dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Sekaligus pula Repetada 2004 bertujuan memberikan gambaran dari sebuah political will mengenai sasaran dan capaian pembangunan yang ingin diwujudkan oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur selama kurun waktu satu tahun.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
1
C. DASAR PENYUSUNAN Sebagai dokumen perencanaan resmi, Repetada 2004 disusun dan ditetapkan dengan dasar hukum yang jelas. Dasar hukum penyusunan Repetada adalah sebagai berikut: 1. Landasan Ideal
: Pancasila
2. Landasan Konstitusional
: Undang-undang Dasar 1945
3. Landasan Operasional
:
a. Ketetapan MPR No. 1V/MPR/99 tentang Garis-garis Bcsar Haluan Ncgara Tahun 1999-2004; b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah c. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; d. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004; e. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; f. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; g. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah; h. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tatacara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata
Usaha
Keuangan
Daerah
dan
Penyusunan
Perhitungan
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah; i.
Peraturan
Daerah
Nomor
26
Tahun
2000
tentang
Pola
Dasar
Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-2005; j.
Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001 tentang Program Pembangunan Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-2005; dan
k. Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2001 tentang Rencana Strategis (Renstra) Daerah Propinsi Jawa Timur Tahun 2001-2005. l.
Surat
Edaran
Menteri
Dalam
Negeri
dan
Otonomi
Daerah
Nomor
050/1240/II/Bangda tangga! 21 Juni 2001.
D. PERMASALAHAN POKOK Propinsi Jawa Timur sebagai daerah yang memiliki wilayah cukup luas disertai jumlah penduduk yang cukup besar pula, menghadapi sejumlah permasalahan yang sungguh-sungguh tidak ringan. Permasalahan-permasalahan itu tidak semata-mata hadir sebagai dampak langsung dari krisis multidimensional yang terjadi sejak 1997, melainkan pula sampai tingkat tertentu sudah ada jauh sebelumnya.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
2
Pemerintah Propinsi sangat menyadari akan hal ini, dan karenanya permasalahanpermasalahan yang memantul sebagai realitas sosial itu telah dirumuskan sebagai permasalahan pokok yang dituangkan ke dalam Renstra 2001-2005 untuk menjadi titik acuan empirik penentuan kebijaksanaan pembangunan, yaitu: 1. Bidang Ekonomi a. Dalam 4 (empat) tahun terakhir laju pertumbuhan ekonomi/PDRB Jawa Timur sudah meningkat, namun belum cukup mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur; b. Masih rendahnya minat investor dalam menanamkan modal di Jawa Timur, khususnya PMDN dan PMA akibat dampak krisis ekonomi-moneter, peristiwa WTC dan bom Bali, kondisi ekonomi nasional yang kurang kondusif termasuk kondisi eksternal yang kurang stabil; c. Masih meningkatnya angka pengangguran karena pertumbuhan jumlah angkatan kerja; masih rendahnya kesempatan kerja akibat rendahnya investasi; serta karena adanya pengungsi dan pemulangan TKI; d. Kecilnya pengembalian hasil perolehan fiskal ke Jawa Timur dibanding jumlah fiskal yang disetor kc Pcmcrinlah Pusat; e. Belum optimalnya pengelolaan sumberdaya alam, khususnya minyak dan gas bumi serta pemanfaatan potensi kelautan bagi kesejahteraan masyarakat (melalui desentralisasi fiskal dan working interest),
2. Bidang Sosial-Budaya a. Masih banyak penduduk yang termasuk dalam kategori miskin; b. Masih rendahnya Linykat pendidikan don kcterampilan rata-rata angkatan kerja; c. Masih didapati anak didik yang putus sekolah karena alasan ekonomi; d. Masih belum optimalnya derajat kesehatan masyarakat dan derajat pemenuhan gizi.
3. Bidang Hukum clan HAM a. Belum terwujudnya supremasi hukum dan HAM secara optimal; b. Masih banyaknya pelanggaran Peraturan Daerah serta Peraturan Pelaksanaannya.
4. Bidang Politik a. Belum terbangunnya hubungan sinergis antara eksekutif, legislatif dan masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik; b. Rendahnya kualitas pendidikan politik yang ditandai dengan orientasi politik warga lebih mengarah kepada figur pimpinan partai politik dari pada kepada program partai; c. Meningkatnya jumlah partai politik yang tidak diimbangi dengan profesionalisme fungsionaris partai.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
3
5. Bidang Lingkungan Hidup dan Kewilayahan a. Masih tingginya ancaman kerusakan dan pencemaran lingkungan, yang ditandai masih banyaknya bencana alam akibat longsor, banjir, ancaman kekeringan, serta pencemaran air, tanah dan udara; b. Masih adanya kesenjangan antar wilayah terutama pada wilayah Selatan, Madura dan wilayah Kepulauan.
6. Bidang Ketentraman Umum clan Ketertiban Masyarakat a. Masih tingginya tindak kriminal di berbagai daerah; b. Masih meluasnya pengguna narkoba/NAPZA. c. Masih banyaknya gangguan ketentraman dan ketertiban umum di Jawa Timur.
7. Bidang Pemerintahan a. Belum terwujudnya secara optimal good governance; b. Belum terkelolanya asset pemerintah secara optimal; c. Masih belum optimalnya derajat pelayanan umum kepada masyarakat luas. d. Berdasarkan permasalahan pokok yang terbagi dalam enam bidang maka kebijakan pemerintahan dan pembangunan mendatang dapat lebih mampu mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang dinamis dan terus berkembang.
E. PARADIGMA PEMBANGUNAN Acuan paradigmatik kebijaksanaan pembangunan daerah Propinsi Jawa Timur pada dasarnya bertumpu pada model pemikiran yang menempatkan rakyat sebagai subyek pembangunan. Rakyat dan/atau masyarakat luas, dengan segala kepentingan, aspirasi, kebutuhan, dan penderitaannya menjadi pusat dan titik berangkat segala bentuk kebijaksanaan pembangunan dan disebut sebagai paradigma kerakyatan. Dalam kerangka model pemikiran yang demikian, rakyat dan/atau masyarakat luas menjadi penentu warna dan wajah dari seluruh proses pembangunan. Sedangkan pemerintah (dalam hal ini Pemerintah Propinsi) mendapat amanat sebngai fasilitator terpercaya yang bertugas melayani kebutuhan masyarakat serta membangun sinergi antar berbagai
kepentingan
masyarakat
yang
berbeda-beda,
untuk
pada
gilirannya
mendistribusikan sumberdaya-sumberdaya pembangunan secara adil dan merata kepada masyarakat. Paradigma demikian sekaligus mengandung makna bahwa hadirnya partisfpasi masyarakat dalam proses pembangunan menjadi sangat penting, sebab, pembangunan yang menempatkan masyarakat sebagai subjek menjadi kurang bermakna ketika masyarakat tidak memberikan respons dalam wujud partisipasi aktif. Pemerintah Propinsi
Jawa
Timur
memandang
partisipasi masyarakat sebagai basis utama
pelaksanaan pembangunan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
4
Sebagai wujud konkrit dari model pemikiran tersebut di muka, Propinsi Jawa Timur mengedepankan kerangka paradigma pembangunan yang bertumpu pada tiga komponen yang saling terkait, yakni: 1. Partisipasi pembangunan oleh seluruh wilayah dan komponen masyarakat; 2. Praktik penyelenggaraan administrasi publik dan perusahaan (swasta)
yang
memberdayakan masyarakat; dan 3. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
5
BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JAWA TIMUR
Kinerja pembangunan Jawa Timur secara yuridis politis sebagaimana amanatkan pada Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2001 tentang Renstra aerah 2001-2005 diukur dengan besaran standar kinerja yang merepresentasikan kinerja kebijakan visi, paradigma pembangunan maupun tujuan strategis embangunan Jawa Timur. Hasil pembangunan Jawa Timur bukan semata erupakan kinerja Pemerintah Propinsi namun lebih merupakan sebuah fungsi kerja yang terintegrasi antara pemerintahan Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/ serta kinerja sektor dunia usaha dan masyarakat. Fungsi Pemerintah Propinsi disamping melaksanakan dan mengendalikan pembangunan, juga mendesain fiscal policy dan nonfiscal policy dalam proses pembangunan. Fiscal policy dengan budget publik yang terbatas berfungsi untuk memobilisasi sumberdaya yang ada memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam koridor kewenangan Pemerintah propinsi, serta untuk mendukung kesepakatan kesepakatan dengan Pemerintah kabupaten/Kota yang belum mampu melaksanakan aktivitas pembangunan daerah secara optimal. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya Pemerintah Propinsi untuk mewujudkan keserasian pertumbuhan antar wilayah Kabupaten/Kota. Evaluasi kinerja pembangunan Jawa Timur sebagai base line data untuk desain kegiatan pokok tahun 2004 secara ideal dilakukan dengan pendekatan alisis spread antara target dan capaian standar kinerja tahun 2003 dengan nperhatikan trendline perkembangan dari tahun sebelumnya, namun demikian ia pelaksanaan pembangunan tahun 2003 belum selesai dan. masih berjalan, sebagai justifikasi evaluasi kinerja adalah analisa capaian evaluasi kinerja tahun 2002, Evaluasi kinerja tahun 2003 disajikan perkembangan perekonomian triwulan I dan prediksi secara keseluruhan tahun 2003. Apabila selama masa pembahasan terdapat perkembangan capaian kinenrja yang perlu disajikan akan (lustrasikan sebagai evaluasi kinerja. Untuk mengetahui implementasi kegiatan pokok tahunan terhadap visi pembangunan Jawa Timur yaitu "masyarakat yang maju, berdaya saing, pkratis, berkeadilan, damai dan sejahtera" direpresentasikan dengan indikator strategi visi, Tingkat Pendidikan Rata-rata (TPR), PDRB Per Kapita, sks Daya Beli (IDB) maupun Indek Pembangunan Manusia (IPM). Keempat indikator ini dipandang cukup merepresentasikan visi pembangunan Jawa Timur karena telah memenuhi unsur-unsur yang membangun kesejahteraan manusia, yaitu dari aspek ekonomi adalah PDRB Per Kapita dan IDB, dari aspek sosial adalah TPR dan IPM yang juga mengandung kombinasi aspek ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Kombinasi dari ke-empat indikator tersebut diharapkan dapat menggambarkan kinerja pencapaian visi yang mencerminkan perkembangan kemampuan masyarakat Jawa Timur dalam berkompetisi, berdemokrasi dalam suasana berkeadilan dan sejahtera. Capaian standar kinerja Indikator strategi visi dari aspek sosial untuk TPR yang diukur melalui rata-rata lamanya sekolah (mean years of schooling) pada tahun 2001 sebesar 6,31
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
6
tahun dan pada 2002 sebesar 6,46 tahun, capain kinerja ini telah melampaui target sebesar 5,9 tahun. Meskipun ada peningkatan angka TPR, pada kenyataannya kondisi pendidikan rata-rata masyarakat Jawa Timur sampai pada tingkat SMP. Kenaikan TPR tahun 2002 ini tidak terlepas dari : (1) kebijakan dan realisasi yang didesain oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur terhadap perluasan kesempatan pendidikan semakin besar; (2) hasrat masyarakat untuk menikmati pendidikan sejalan dengan visi yang semakin tinggi. Dengan capaian target maupun trendline 2001 dan 2002 yang makin meningkat, pada tahun 2003 angka TPR diproyeksikan lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan diharapkan melampaui target kinerja tahun 2003. Selanjutnya representasi strategi visi dari aspek ekonomi, berdasarkan Indikator PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada tahun 2001 tercapai Rp. 5,61 juta sedangkan tahun 2002 mencapai Rp. 6,44 juta dari target Renstrada sebesar Rp. 5,49 juta. Peningkatan PDRB Per Kapita selama dua tahun tterakhir ini tidak terlepas dari peningkatan Nilai Tambah Bruto daerah, namun demikian kenaikan ini masih belum optimal karena kenaikan jumlah penduduk Ipertengahan tahun lebih cepat dari pertumbuhan PDRB. Dengan besaran makro fekonomi tahun 2003 triwulan I seperti inflasi yang cenderung turun serta nilai Itukar rupiah masih di bawah ambang batas psikologis, PDRB Per Kapita 2003 diproyeksikan meningkat dari tahun sebelumnya dan melampaui target tahun 2003 seiring dengan kondusifnya situasi sosial dan politik, walaupun tidak tertutup kemungkinan menjelang 2004 suhu politik akan relatif meningkat. Dengan semakin meningkatnya PDRB Per Kapita dimaksud, ternyata dibarengi dengan peningkatan lndeks Daya Beli (diukur berdasarkan acuan indeks tahun 2000 sama dengan 100) yang pada tahun 2001 mencapai 100,62 sedangkan pada tahun 2002 mencapai 104,44 dibanding target Renstrada sebesar 102. Kenaikan IDB ini tidak terlepas anya perbaikan ekonomi paska krisis yang diilustrasikan dengan semakin sningkatnya PDRB maupun PDRB Per Kapita, walaupun disadari bahwa kenaikan )RB Per Kapita masih belum optimal. Dengan kondisi pasca krisis serta arbaikanperbaikan ekonomi melalui aktivitas sektor riil maupun kondisi sektor angan terutama besaran makro ekonomi yang semakin kondusif, IDB tahun 33 diproyeksikan akan meningkatdan melampaui target kinerja tahun 2003. Komposit dari aspek sosial dan ekonomi untuk merepresentasikan indikator strategi visi adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM di Jawa Timur diukur dengan selang waktu 3 tahunan, yaitu pada tahun 1996 sebesar 65,5, tahun 1999 turun menjadi 61,8 dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 62,64. IPM Jawa timur meningkat tidak hanya pada daerah perkotaan saja akan tetapi juga di kawasan Selatan dan bagian tengah Jawa Timur. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa 17 Kabupaten/Kota masuk dalam status menengah-atas, . sedangkan 19 abupaten/Kota masuk dalam status menengah-bawah, dan hanya Kabupaten Sampang pada status bawah. Sedangkan kota Batu masih belum dilakukan menghitungan IPM secara terpisah dengan Kabupaten Malang. Selanjutnya 12 Kabupaten yang mempunyai skor di bawah rata-rata IPM Jawa Timur adalah daerah yang memang berdasarkari data BPS memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi, sehingga pada tahun 2001 dan 2002
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
7
merupakan daerah sasaran Dritas program pengentasan kemiskinan di Jawa Timur. Secara empiris desain pembangunan ekonomi selama dekade sebelum krisis telah mengakibatkan disparitas antar wilayah maupun tingkat kesejahteraan masyarakat hal ini ditandai dengan munculnya sistem-sistem bisnis yang berbasis kartel, konglomerasi yang cenderung tidak memihak kepada ekonomi kerakyatan. Dengan kondisi dimaksud,
disadari
bahwa skenario pertumbuhan yang kurang menguntungkan eliminasi disparitas memunculkan pemikiran untuk mendesain paradigma pembangunan yang lebih berorientasi pemberdayaan seluruh potensi masyarakat sebagai basis pertumbuhan yang kokoh dan merata. Secara praktis paradigma pemberdayaan tersebut diupayakan melalui peningkatan peran serta masyarakat, penyelenggaraan administrasi publik yang baik, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Indikator kebijakan paradigma pembangunan direpresentasikan melalui Partisipasi Pembangunan
oleh
Penyelenggaraan
Seluruh
Wilayah
Administrasi
dan
Publik
Komponen
dan
Masyarakat
Perusahaan
(2)
Praktek
yang Memberdayakan
Rakyat, serta (3) Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan. Partisipasi
Pembangunan
oleh
Seluruh
Wilayah
dan
Komponen masyarakat
sebagai salah aspek untuk mewujudkan paradigma pembangunan mempresentasikan dengan
Indeks
Disparitas
Wilayah.
Capaian
target
kinerja Perkembangan Indeks
Disparitas wilayah tahun 2001 dan 2002 sebesar 100. Hal menunjukkan adanya proses pemerataan pembangunan yang semakin baik. Indeks Disparitas Wilayah dihitung berdasarkan pengeluaran konsumsi rumah tangga, indeks disparitasnya semakin kecil, tahun 2001 dan 2002 sebesar 77, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga di Kapitanya. Jasarkan meningkatkan
Kabupaten/Kota
penilaian
kinerja
indikator
partisipasi
lebih
kinerja
merata
ini
pembangunan
dibanding
nampak
oleh
seluruh
bahwa
PDRB upaya
Per untuk
komponen asyarakat
tercapai cukup baik dan melampaui target yang ditetapkan. Namun perlu dianalisis pula bahwa atas dasar indeks enthropy masih terdapat keragaman sks disparitas dengan deviasi yang cukup besar, sebagai contoh perkembangan share PDRB antar Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) terbesar adalah SWP I (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Kota Mojokerto, Surabaya, Lamongan, Sidoarjo) sebesar 40,30% tahun 2002 sedangkan SWP dengan share rendah seperti SWP II, III, IV, V, VIII, IX antara 3,09 - 5,75%. Hal ini sebenarnya lebih disebabkan oleh historis Kabupaten/kota dengan
insfrastruktur ekonomi
yang
sudah
mapan, disamping itu jumlah Kabupaten/Kota di masing-masing SWP juga berbeda-beda, sehingga berpengaruh pula terhadap share per SWP. Kondisi ini merupakan input dalam perencanaan kegiatan tahun 2004 mendatang.
Dengan semakin meningkatnya Nilai
Tambah Bruto maupun PDRB Per Kapita selama dua tahun akhir, pada tahun 2003 diproyeksikan Indeks Disparitas wilayah akan cenderung makin turun, hal ini didasarkan atas kondisi nyata adanya perbaikan ekonomi krisis yang terus mengalami peningkatan. Selanjutnya Praktek Penyelenggaraan Administrasi Publik dan Perusahaan yang Memberdayakan Rakyat sebagai representasi paradigma pembangunan Pukur melalui
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
8
indikator peningkatan nilai tambah UKM dalam PDRB (%), asio Kredit bagi UKM terhadap keseluruhan kredit usaha (%) serta Angka kemiskinan (%). Indikator prosentase peningkatan nilai tambah dalam PDRB dalam kurun lima Ihun terakhir selalu meningkat positif, bahkan pada tahun 2001 sebesar 5,32% dan 2002 sebesar 5,3% dari target kinerja 6%. Kondisi ini disebabkan oleh semakin tingginya prosentase pemberian kredit oleh bank kepada UKM untuk melakukan aktivitas ekonominya. Hal ini terbukti dengan Rasio kredit bagi UKM hadap keseluruhan kredit usaha pada tahun 2001 adalah sebesar 35,78% atau dibawah target Renstrada sebesar 36%; sedangkan tahun 2002 pada posisi bulan Agustus mencapai 42,43% melampaui target Renstrada sebesar 36.2%. Capaian kinerja nilai tambah UKM dalam PDRB pada tahun 2003 diproyeksikan akan mampu tumbuh lebih besar sehingga diperkirakan melampaui target yang ditetapkan. Hal ini didukung oleh kebijakan Bank Indonesia kedepan yang menginstruksikan agar Bank Pelaksana dalam menyusun bussines plan engagendakan pengalokasian kredit bagi UKM, diproyeksikan rasio kredit UKM hadap keseluruhan kredit usaha akan semakin meningkat Seiring dengan terjadinya perbaikan ekonomi melalui aktivitas sektor riil serta upayaupaya terobosan Pemerintah propinsi melalui GERDU TASKIN maupun proyek-proyek publik di sektor ekonomi, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin dari 20,73% tahun 2001 menjadi 20,34% tahun 2002 dari target sebesar 25%. Capaian ini walaupun telah melampui target namun akan terus diupayakan pengurangan bertahap
baik
jumlah
penduduk
miskin
secara
dengan pengembangan jumlah lokus desa yang ditangani maupun
intensifikasi program dengan belanja
publik serta
diupayakan
partisipasi
masyarakat
ikut dalam Gerakan. Dengan
representasi
perwujudan
paradigma
pembangunan
melalui
partisipasi
masyarakat dan penyelenggaraan praktek administrasi publik dan perusahaan yang memberdayakan rakyat melalui indikator-indikator seperti telah tersebut diatas yang kesemuanya mengalami trendline positif dan melampaui target, merupakan modal dasar dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, walaupun dari sisi out put kinerjanya barangkali belum optimal. Sebagai ilustasi adalah bahwa sejak krisis ekonomi tahun 1998 walaupun telah terjadi perbaikan ekonomi, namun belum sepenuhnya pulih. Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,41% pada tahun 2002 sebenarnya merupakan perbaikan percepatan dari tahun 2001 yang tumbuh 3,33%, dengan besaran absolut PDRB Atas Dasar Harga konstan 1993 tahun 2002 sebesar Rp. 62 trilyun rupiah , posisi recovery ekonomi Jawa Timur mencapai 96,87% terhadap posisi tahun 1997 (masa sebelum krisis). Pertumbuhan ekonomi sebesar 3,41% yang lebih didominasi oleh sektor konsumsi, belum banyak diharapkan untuk mampu mengakomodasikan jumlah angkatan kerja, hal ini didasarkan atas perkembangan investasi yang kurang menggembirakan serta ekspor yang masih berfluktuatif sebagai akibat situasi nasional baik politik dan sosial sejak krisis 1998 yang belum benar-benar pulih. Kondisi demikian sangat berpengaruh terhadap efisiensi investasi tahun 2001 dan 2002 sebesar 6,13 dan 6,36 yang belum mampu mencapai target sebesar 4,00. oleh karena itu kedepan intensifikasi maupun ekstensifikasi investasi harus
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
9
merupakan fokus dalam skenario pembangunan ekonomi Jawa Timur untuk lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja, sehingga perubahan prestasi yang terjadi benar-benar akan mampu meningkatkan satu satuan Nilai Tambah Bruto secara signifikan. Selanjutnya pertumbuhan ekonomi sebesar tahun 2002 sebesar 3,41% Share investasi publik Pemerintah Propinsi terhadap PDRB mengalami peningkatan dari 1,35% pada tahun 2001 menj'a'di 1,41% pada tahun 2002. dari target Renstrada sebesar 1,1%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa peran belanja publik untuk saat ini sangat penting dan strategis karena kondisi investasi private yang belum menggembirakan. Pertumbuhan
ekonomi
yang
berkelanjutan
sebagai
representasi
perwujudan paradigma pembangunan akan sangat relevan untuk kedepan dengan issueissue lingkungan, hal ini penting karena dengan fenomena eco-labelling, PDRB Hijau akan sangat dibutuhkan untuk persyaratan-persyaratan aktivitas ekonomi, hal ini secara nyata telah ditindaklanjuti oleh kalangan perbankan yang mensyaratkan AMDAL untuk kredit usaha bagi pada pengusaha yang mendirikan usahanya. Dari indikator COD dan BOD untuk badan sungai Bengawan Solo, dari standar yang ditargetkan sebesar untuk COD sebesar 36 mg/lt dan BOD sebesar 31 mg/lt pada tahun 2002 telah mengalami perkembangan yang cukup baik dengan realisasi COD sebesar 7,94 mg/lt setelah tahun 2001 mencapai 12,46 mg/lt sedangkan BOD sebesar 3,69 mg/lt setelah sebelumnya sebesar 6,69 mg/lt. Untuk Badan sungai Brantas realisasi COD sebesar 20,53 mg/lt, dan BOD sebesar 7,78 mg/It. Walupun tercapai target namun untuk badan sungai Brantas perlu dilakukan pengawasan secara intensif, karena dari tahun 2001 mengalami peningkatan BOD dan COD. Selanjutnya kinerja 9 program prioritas selama tahun 2002 dan prediksi tahun 2003 secara keseluruhan untuk pembangunan ekonomi dalam
rangka percepatan pemulihan
ekonomi secara tersruktur diuraikan capaian indikator kinerja beserta dukungan indikator mikro yang relevan dengan indikator makro. Secara lebi rinci berikut diuraikan capaian kinerja program prioritas: 1. Peningkatan kesempatan memperoleh pendidikan dan peningkatan kualitas produk pendidikan yang merata. Untuk mengetahui kinerja dalam bidang pendidikan pada umumnya dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu angka buta huruf, angka partisipasi, dan rasio Murid SMK dibanding SMU. a. Angka Buta Huruf. Angka Buta Huruf (ABH) untuk penduduk usia 10 tahun ke atas pada 2001 sebesar 15,77% selanjutnya tahun 2002 mengalami penurunan menjadi 15,16%, hasil ini melampaui dari sasaran yang ditargetkan yaitu 15,80%. Apabila dilihat menurut jenis kelamin ABH bagi penduduk laki-laki
lebih rendah dibanding penduduk perempuan. Terdapat 10 Kab/Kota
yang mencapai ABH kurang dari 0% yaitu : Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, Kab. Gresik serta 7 Kota. Sedangkan jumlah buta huruf untuk usia 15 Tahun ke atas khususnya di daerah Tapal Kuda cukup tinggi sehingga upaya pemberantasan buta huruf masih tetap sangat mendesak.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
10
b. Angka Partisipasi. Angka partisipasi kasar tingkat SD/MI pada tahun 2002 adalah 114,02%, tingginya angka partisipasi ini memberikan indikasi bahwa perkembangan tingkat partisipasi sekolah umur kurang dari 7 tahun hingga lebih dari 12 tahun yang bersekolah justru meningkat pesat. Dengan demikian terlihat bahwa disamping kecenderungan perkembangan anak dibawah sekolah SD sudah masuk sekolah, juga terdapat penduduk usia remaja hingga dewasa mengikuti pendidikan luar sekolah setara SD melalui kegiatan pendidikan semacam kejar paket A dan sejenisnya. Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk usia SD (7-12 tahun) tahun 2001 sebesar 96,92% dan pada tahun 2002 sedikit mengalami penurunan sehingga menjadi 96,73%. Capaian tahun 2002 ini masih dibawah target yang ditetapkan dalam Renstra yaitu sebesar 96,80%. Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia SD untuk Kabupaten/Kota tahun 2002 terdapat 4 Kabupaten/Kota yang sudah mendekati 100%, yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Blitar dan Kota Mojokerto. Angka partisipasi SLIP pada tahun 2002 mencapai 81,83% atau meningkat dari target yang ditetapkan sebesar 81,20%. Capaian hasil tahun 2002
juga mengalami peningkatan
dari capaian tahun 2001 sebesar 81,59%. Pada tahun 2002 kesenjangan antara murid lakilaki dengan perempuan menjadi semakin menurun yaitir 81,92% untuk Angka Partisipasi Sekblah (APS) laki-laki berbanding 81,73% untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS) perempuan atau terjadi perbedaan sekitar 0,19%. Jika dilihat APS usia SLIP tahun 2002 menurut Kabupaten/Kota, terdapat sebanyak 7 Kabupaten yang persentasenya diatas 95%, yaitu Kabupaten Lamongan, Sidoarjo, Magetan, Kediri, Mojokerto, Madiun dan Blitar. Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMU/MA pada tahun 2002 keberhasilan ini
belum
memenuhi
target yang
ditetapkan
mencapai 51,84%,
sebesar 53,90%. Namun
capaian tahun 2002 ini mengalami peningkatan bila dibanding capaian tahun 2001 sebesar 51,53%. Hal ini menunjukkan minat masyarakat untuk melanjutkan sekolah ke SM/MA semakin bertambah. Di samping indikator angka partisipasi, dapat juga ditambahkan angka putus sekolah (DO). Dengan dikeluarkan program beasiswa, ternyata mempunyai dampak yang sangat luas terhadap murid putus sekolah karena masalah ekonomi. Prosentase murid putus sekolah baik SD maupun SLIP mengalami penurunan, pada tahun 2001 angka putus sekolah SD 0,39% dan untuk SLTP 0,48% dan pada tahun 2002 menurun menjadi 0,37% untuk SD dan 0,40% SLTP. Demikian pula pada tingkat Sekolah Menengah angka putus sekolah terus mengalami penurunan tahun 2001 sebesar 1,02% dan pada tahun 2002 sebesar 1%. c. Rasio Murid SMK dibanding SMU/MA. Rasio murid SMK terhadap jumlah murid SMU / MA mengalami penurunan dari 0,45 pada tahun 2001 menjadi 0,41 pada tahun 2002, sedangkan sasaran tahun 2002 sebesar 0,46 sehingga dengan capaian kinerja tahun 2002 tersebut perlu diupayakan peningkatan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
11
rasio terhadap Sekolah Menengah Umum melalui reposisi dan re-engineering yang lebih sesuai dengan kebutuhan kompetensi sektor riil. 2. Percepatan
Pemulihan
Ekonomi
Dan
Peningkatan
Produktivitas
Melalui
Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, Penguatan Unit-Unit Usaha, Dan LembagaLembaga Ekonomi. Kinerja perekonomian tahun 2002 yang sepenuhnya belum pulih, masih memerlukan optimalisasi variabel pendukung. Sebagaimana diketahui dari tiga faktor utama seperti investasi, konsumsi dan ekspor netto, ternyata pertumbuhan ekonomi tahun 2002 masih didominasi oleh sektor konsumsi. Pada tahun 2002, ekonomi Jawa Timur mengalarni pertumbuhan sebesar 3,41%, dan pertumbuhan ini lebih cepat dibanding tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 3,33%. Pertumbuhan ekonomi daerah yang positif terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi, kecuali sektor industri pengolahan. Sektor Industri pengolahan mengalami pelambatan sebesar -1,68% sebagai akibat dampak kenaikan BBM dan TDL secara bertahap, serta menurunnya secara signifikan kontribusi industri makanan/minuman pada komoditi rokok akibat kenaikan tarif cukai. Padahal dalam rumpun sektor industri, sub-sektor industri makanan dan minuman justru mempunyai porsi yang sangat besar dibanding sub-sektor industri lainnya. Sektor yang mengalarni pertumbuhan yang paling tinggi adalah sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 7,30% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,25%. Sektor perdagangan selama 3 tahun terakhir mempunyai pangsa yang iakin besar dan mengalarni pertumbuhan yang cukup tinggi, sehingga Dntribusi pertumbuhan sektor ini menempati urutan teratas. Tingginya umbangan pertumbuhan sektor ini dalam tahun 2002 terutama didukung oleh sub ektor perdagangan dan restoran. Sementara itu, pertumbuhan sektor angkutan an komunikasi yang cukup tinggi, terutama yang didukung oleh sub sektor komunikasi yang mengalarni pertumbuhan 22,58%, kondisi ini terkait dengan maraknya penggunaan telepon seluler di Jawa Timur dengan segala fasilitasnya, pelain itu juga didukung oleh pertumbuhan sub sektor angkutan udara yang tumbuh 34,52% seiring dengan maraknya perkembangan maskapai penerbangan yang melayani rute Surabaya - Jakarta. Selanjutnya untuk sektor listrik, gas dan air bersih, pertumbuhannya sangat didukung oleh sub sektor gas kota yang imengalami pertumbuhan 27,11%. Tingginya pertumbuhan ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan masyarakat akan gas yang cukup tinggi khususnya di wilayah perkotaan. Sebagai illustrasi disajikan pertumbuhan 9 sektor lapangan usaha Atas Dasar Harga Konstan 1993 (angka sangat sementara) I sebagai berikut:
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
12
PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT 9 SEKTOR LAPANGAN USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993
NO. 1. Pertanian
SEKTOR
2001 (%) 1,19
2002 (%) 2,10
-0,16
3,52
3. Industri Pengolahan
1,56
- 1,68
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
7,49
7,30
5. Konstruksi
0,89
0,99
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,09
7,25
7. Pengangkutan dan Komunikasi
0,99
11,16
5,80
4,26
3,26
3,95
3,33
3,41
2. Pertambangan dan Penggalian
8. Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
Perusahaan 9. Jasa-jasa Produk Domestik Regional Bruto Sumber Data : BPS Propinsi Jawa Timur, 2002
Selanjutnya menurut jenis pengeluaran, sumber utama pertumbuhan fekonomi Jawa Timur dalam tahun 2002 masih didorong oleh konsumsi yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi yakni 6,4%, jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,01%. Impor non migas Jawa Timur dalam tahun 2002 mencapai USD 3,27 milyar atau meningkat sebesar 3,52% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD 3,15% milyar, sementara itu hilai ekspor non migas Jawa Timur justru mengalami penurunan pertumbuhan 6,90% dari USD 5,27 milyar pada tahun 2002 menjadi USD 4,90 milyar tahun 2003. Sementara itu dari kontribusi masing-masing sektor, sampai dengan tahun 2002, struktur ekonomi Jawa Timur masih didominasi oleh Sektor Pertanian sebesar 21,25%, Industri pengolahan 26,35% dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 24,16%.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
13
KONTRIBUSI PDRB JAWA TIMUR ADHK1993
No. 1. Pertanian
SEKTOR
2001 (%) 17,44
2002 (%) 17,22
1,93
1,94
26,55
25,24
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
2,71
2,82
5. Konstruksi
4,48
4,37
21,91
22,72
8,16
8,77
5,75
5,80
11,06
11,13
100
100
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan,
Persewaan
dan
Jasa
Perusahaan 9. Jasa-jasa Produk Domestik Regional Bruto
Sumber Data : BPS Propinsi Jawa Timur, 2001 dan Desember 2002
Selanjutnya faktor eksternal berupa besaran makro ekonomi seperti inflasi llnflasi selama tahun 2002 cenderung mengalami penurunan. Jawa Timur pemberikan bobot terbesar kedua terhadap inflasi nasional setelah OKI Jakarta Jyaitu sebesar 12,11% yang dihitung dari bobot 4 kota besar di Jawa Timur, yakni Surabaya, Malang, Kediri dan Jember. Dengan bobot tersebut, pola pergerakan inflasi di Jawa Timur secara historis cenderung menunjukkan perkembangan yang searah dengan laju inflasi nasional. Jumlah komoditas yang di survey oleh BPS dalam menghitung inflasi Jawa Timur sejumlah 385 komoditas. Laju inflasi Jawa Timur pernah mencapai laju terendah yaitu pada tahun 11999 sebesar 0,57% sebagai akibat kebijakan moneter yang sangat ketat dan menguatnya nilai tukar rupiah. Namun pada tahun berikutnya seiring dengan kebijakan penyesuaian harga oleh pemerintah dan kecenderungan melemahnya nilai tukar rupiah serta meningkatnya ekspektasi inflasi, laju inflasi Jawa Timur meningkat tajam menjadi 10,35% pada tahun 2002 dan 13,89% pada tahun 2001. 5Memasuki tahun 2002 inflasi Jawa Timur turun menjadi 9,27%. Perkembangan moneter di Jawa Timur selama tahun 2002 sangat terkait Jerat .dengan perkembangan moneter nasional yang diwarnai oleh menurunnya trend laju inflasi, suku bunga, menguatnya nilai tukar rupiah. Disamping itu, perkembangan moneter juga diwarnai oleh meningkatnya jumlah uang beredar dalam arti luas di luar uang kartal. Sampai posisi akhir tahun 2002 jumlah uang beredar dalam arti luas di luar uang kartal adalah sebesar Rp. 80,59 triliun atau sekitar 35,51% dari PDRB nominal Jawa Timur sebesar Rp. triliun. Dibandingkan tahun sebelumnya jumlah
uang
226,93
beredar tersebut mengalami
kenaikan relatif kecil yakni sebesar 1,26%. Sementara itu, posisi uang primer rata di Jawa Timur pada tahun 2002 dapat diperkirakan sebagai rasio dari PDRB Timur terhadap PDB
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
14
Nasional, yakni sebesar 14,10% atau ekuivalen sebesar Rp. 16,86 triliun. Sedangkan kinerja perdagangan saham dan perdagangan obligasi yang tercatat dan diperdagangkan di PT Bursa Efek Surabaya, baik obligasi swasta maupun obligasi peningkatan
yang
Pemerintah
mengalami
cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2001. Hal ini antara lain
dipengaruhi oleh mulai nbaiknya situasi keamanan dan kepastian hukum di dalam negeri, ditambah makin menurunnya tingkat suku bunga dalam negeri. Perkembangan perbankan di Jawa Timur pada tahun 2002 secara umum menunjukkan kinerja yang. semakin membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, tercermin dari peningkatan asset sebesar 4,01%, penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 1, 69% dan pemberian kredit 15,09% yang diiringi dengan perbaikan kualitas kredit yang tergambar dari menurunnya presentase Non Performing Loan (NPL) dari 9,07% menjadi 8,54%. Meskipun pemberian kredit mengalami peningkatan secara nominal, namun Loan to Deposit Ratio (LDR) masih relatif rendah yaitu sebesar 42,42% namun demikian, LDR tersebut mengalami pertumbuhan yang cukup berarti yaitu meningkat sebesar 4,94 angka persentase dibandingkan LDR tahun sebelumnya sebesar 37,48%. Peranan
pertumbuhan
sektor
perbankan
dalam
membentuk
struktur ekonomi
keseluruhan secara mantap dapat dilihat pada perkembangan penyaluran kredit usaha kecil menengah
(UKM).
Menurut data
Bank
Indonesia
yang mengggunakan kriteria
kategori UKM sebagai unit usaha yang memperoleh penghasilan di atas Rp. 50 juta per tahun dan memperoleh kredit maksimum Rp. 5 milyar,
maka
dalam
tahun
2002
perbankan Jawa Timur telah menaikkan penyediaan alokasi kredit UKM sebesar Rp. 19,6 trilyun dibanding tahun 2001 besarRp. 14,1 trilyun. Dari alokasi itu hingga posisi Nopember 2002 dana kredit yang sudah digunakan UKM adalah sebesar Rp. 15,8 trilyun atau 80,6%. Dari total kredit UKM Pemerintah Propinsi melalui Bank Jatim juga menyalurkan sekitar Rp. 2,15 trilyun. Secara keseluruhan pemberian kredit kepada UKM ini mencapai 46,1% dari total kredit yang diberikan, sehingga jauh lebih tinggi dari target yang ditetapkan dalam Renstrada sebesar 36,2%. Besarnya rasio kredit ini juga nampak dari indikator peran UKM dalam pembentukan PDRB
yang pada tahun 2002
mampu mencapai angka 5,02%. Hal ini menunjukkan bahwa disamping pencapaian kinerja, kepedulian Pemerintah terhadap rakyat kecil cukup besar apabila andingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dimana pemberian kredit UKM hanya berkisar 20-25% total kredit. Dukungan finansial perbankan ini diupayakan sinergis dengan sembilan program prioritas yang dilakukan oleh Pemerintah Propinsi melalui APBD 2002 untuk membantu dan memfasilitasi perkembangan UKM di berbagai sektor perekonomian, baik sektor pertanian, pertambangan, industri maupun perdagangan dan jasa. Berkaitan dengan perkembangan struktur ekonomi yang sudah dijelaskan, tidak dapat dipungkiri adanya kenyataan bahwa perkembangan investasi swasta berfasilitas PMA dan PMDN pada tahun 2002 ini masih relatif berjalan di tempat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
15
Investasi PMA yang pada tahun 2001 mencapai US$ 1,59 milyar pada tahun 32 hanya sekitar US$ 109,5 juta. Meskipun nampaknya turun drastis, namun sungguhnya besaran investasi PMA sedikit meningkat karena pada tahun 2001 arnya investasi PMA karena adanya proyek besar PMA di Tuban bernilai sekitar 1,5. Sedangkan investasi PMDN meskipun ada sedikit kenaikan nilai investasi Rp. 690,8 milyar pada tahun 2001 menjadi Rp 818,6 milyar pada tahun 2002, adi penurunan jumlah proyek investasi dari 22 buah menjadi hanya 10 buah. Perkembangan
ekonomi
tahun
2002
tidak
terlepas
dari
dukungan jruktur
ekonomi yang telah dibangun pada tahun 2002 seperti sarana Insportasi, pengairan maupun
energi.
Oleh
karena
itu
untuk
mengetahui jngan infrastruktur terhadap
pembangunan ekonomi dapat diinformasikan ibangunan masing-masing infrastruktur dimaksud. Dukungan pembangunan transportasi berdasarkan statusnya, jaringan andi Propinsi Jawa Timur terdiri atas Jalan Nasional sepanjang 1.899,21 km dan an Propinsi sepanjang 1.439,18 km. Kondisi mantap struktural pada tahun 2002, an Nasional sebesar 92,10% sedangkan Jalan Propinsi sebesar 92,62%. Tingkat kemantapan berpengaruh
terhadap
laju
jalan
tersebut
sangat
tidaknya nbangunan ekonomi yang ada di Propinsi Jawa
Timur ini. Selanjutnya
berkaitan
dengan
proyek-proyek strategis
di
Jawa
Timur, seperti
pembangunan Jembatan Surabaya - Madura, pembangunan jaringan Jalan as Selatan Jawa Timur, walaupun sejak tahun 2002 sudah mulai ditangani amun
perkembangannya
masih
perlu dipacu lagi terutama menyangkut fidanaan yang cukup besar. Untuk pembangunan jaringan Jalan Lintas Selatan Timur, pada tahun 2002, 8 (delapan) kabupaten telah membebaskan lahan sepanjang 26,05 km. Pemerintah Propinsi Jawa Timur telah membangun jalan sepanjang 26,25 km serta 2 buah jembatan sepanjang 280 m. Pemerintah pusat membangun jalan efektif sepanjang 3,3 km dan jembatan sepanjang 117 m. Pada tahun 2003, 8 (delapan) kabupaten dapat membebaskan tanah anjang 149,2km. Propinsi membangun jalan efektif sepanjang 116 km, angkan Pemerintah Pusat telah membangun jalan efektif sepanjang 8,70 km. ntuk pembangunan Jembatan Surabaya Madura, telah disepakati antara Libernur Jawa Timur dan Menteri KIMPRASWIL tentang alokasi dana tahun 2003-2004. Pelaksanaan pembebasan tanah untuk Jembatan Surabaya Madura enunjukkan peningkatan yang signifikan, yaitu disisi Madura telah mencapai 51,85% (378.520 m2), disisi Surabaya telah mencapai 26,53% (48.809,62 m2). Khususnya kerjasama pembangunan jalan - jalan tol di Jawa Timur, secara eseluruhan sudah menunjukkan gambaran perkembangan yang cukup positif, aitu dengan adanya calon investor yang berminat untuk berpartisipasi, sedangkan elambatan pelaksanaan disebabkan oleh letak kewenangan penyelenggaraan fjalan tol sesuai undang-undang nomor 13 tahun 1980 tentang jalan berada di Pemerintah Pusat. Selanjutnya
untuk mendukung sektor primer dan
sekunder,
dukungan fklnerja
pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air sampai dengan tahun 2002 telah
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
16
dilaksanakan pemanfaatan potensi air baku sebesar 92.838,765 juta m3 di seluruh wilayah Jawa Timur, baik yang berada di sungai, mata air, waduk, bendungan, embung.
Namun
yang
telah
dimanfaatkan
ranu
maupun
baru sncapai 43.070 juta m3 atau sebesar
46.39 % (Data Pengairan dalam Angka 2003, Dinas PU Pengairan Propinsi Jawa Timur), sedang sisanya yang belum Brtampung di waduk-waduk, embung dan tampungan lainnya, sehingga terbuang angsung ke laut Disamping itu upaya konservasi dan penanggulangan banjir akan Items dilakukan, terutama pada areal kritis yang rusak akibat bencana alam atau karena sudah melampaui batas umur rencana bangunan, yang pada tahun 2002 capai luas 26.052 Ha tersebar di Jawa Timur. Untuk mempertahankan fungsi jaringan irigasi telah dilakukan operasi dan leliharaan / peningkatan serta pembangunan jaringan irigasi pada baku sawah iluas 693.043 ha, dengan rincian luas sawah irigasi teknis seluas 572.929 ha, sngah teknis seluas 58.662 ha dan sederhana seluas 61.452 ha (Data Pengairan Dalam Angka). Selanjutnya berkaitan dengan upaya operasi dan pemeliharaan, abagaimana paradigma baru (Pembaruan Kebijakan Pengelolaan
Irigasi/PKPI),
sran
serta
masyarakat
akan
terus
ditingkatkan
melalui
pemberdayaan masyarakat petani yang tergabung dalam Himpunan Petani Pengelola Irigasi ( HIPPA ). Proram prioritas HIPPA pada Daerah Irigasi lintas kabupaten sebanyak 428 HIPPA dan HIPPA pada Daerah irigasi yang tidak lintas Kabupaten sebanyak 6.651 HIPPA. Dukungan infrastruktur lain di sektor energi khususnya dari sumber daya rik PLN dapat diinformasikan bahwa kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik di Jawa Timur pada tahun 2001 mencapai 6.389,9 MW, dan pada tahun mencapai 6.685,3 MW. Jumlah daya listrik tersambung pada tahun 2001 sncapai 7.231.288 KVA dan pada tahun 2002 mencapai 7.726.864 KVA. Tenaga listrik yang dikelola oleh PLN, baik tenaga listrik yang dibangkitkan sendiri maupun ang di beli oleh PLN sampai dengan tahun 2002 naik dengan pertumbuhan rata-ata 7 % atau sekitar 32.215,9 GwH. Jumlah pelanggan listrik sampai dengan ahun 2002 mencapai 5.983.120, yang terdiri dari badan sosial 131.694 pelanggan, frumah tangga 5.558.643 pelanggan, bisnis 263.080 pelanggan, industri 10.567 jlanggan, dan publik 19.136 pelanggan. Untuk mempercepat pemulihan kegiatan ekonomi, Pemerintah Propinsi Jawa Timur memberikan bantuan pemanfaatan energi alternatif berupa biogas, fenergi surya, biomasa untuk mendukung usaha industri rumah tangga dalam skala inenengah, dalam bentuk alat pengering pertanian dan pemanfaatan briket batubara. (sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral). Dukungan sektor keuangan, aktivitas sektor riil dan penyediaan infrastruktur lekonomi yang telah dibangun, program pemulihan ekonomi dari besaran nilai pDRB atas dasar harga konstan 1993 pada tahun 2002 sudah mencapai sekitar 62 trilyun rupiah sehingga posisi recovery ekonomi sekitar 96,87% terhadap posisi tahun 1997 (masa sebelum krisis). Dengan posisi demikian akan menjadi basis fkinerja perekonomian tahun 2003.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
17
Kinerja Perekonomian Triwulan I 2003. Setelah pada triwulan IV/02 mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi (5,47% yoy),
ekonomi Jawa Timur dalam triwulan
1/03
mengalami ertumbuhan yang lebih
rendah sebesar 2,89% yoy, karena adanya pengaruh fiusiman dalam triwulan IV/02. Sumber pertumbuhan ekonomi dalam triwulan 1/03 tidak banyak berbeda dengan tahun 2002 yakni bertumpu pada sektor foerdagangan dan restoran, sektor keuangan dan sektor listrik, gas dan air. Reran pektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang semakin berarti di Jawa Timur emberikan
kontribusi
pertumbuhan
ekonomi
yang
sngkompensasi dampak negatif perang di Irak saat ini.
sustainable
dan
dapat
Hal ini tercermin jmbuhan kredit
UKM di Jawa Timur yang mencapai 44,7% yoy pada posisi |Februari 2003. Sedangkan rasio baki debet kredit UKM terhadap total baki debet kredit di Jawa Timur mencapai 46,4%. Masih meningkatnya sektor perdagangan dalam triwulan 1/03 dapat ditunjukkan oleh hasil survey perdagangan eceran yang menunjukkan peningkatan ang cukup tinggi. Omset perusahaan retail responden periode Januari-Februari 12003 naik 30,7%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan periode yang sama tahun Isebelumnya sebesar 25,5%. Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok bahan Ibakar, kelompok pakaian dan kelompok makanan, minuman & tembakau. Selain itu, meningkatnya kegiatan ekonomi di sektor perdagangan juga ditunjukkan oleh baki debet kredit rupiah di sektor perdagangan posisi Februari 2003 yang meningkat tajam sebesar 48,6% dibandingkan bulan sama tahun sebelumnya. Menurut sektor ekonomi, perkiraan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur jlan 1/03 juga didukung oleh hasil Survey-Survey Kegiatan Dunia Usaha. Hasil
triwulan
1-2003
akan
tetap
bahwa volume
atau peningkat. Responden yang menyatakan
volume produksinya akan meningkat fadalah 37,9% dan total responden sedangkan yang menyatakan menurun alah.12,4% dan total responden. Dengan demikian ekspektasi responden srhadap volume produksi triwulan 1-2003 adalah cukup optimis yang dicerminkan ileh net balance positif sebesar 25,5%. Optimisme terhadap volume produksi riwulan 1-2003 mi ditunjukkan oleh net balance positif seluruh sektor ekonomi srutama sektor bank, jasa keuangan, jasa perusahaan, peternakan, restoran, ansportasi, bangunan dan industri. Dan sisi pengeluaran, konsumsi masih akan mendominasi sumbangan jmbuhan ekonomi Jawa Timur dalam triwulan 1/03 walaupun dengan jmbuhan yang semakin melambat. hasil survey ekspektasi konsumen, spercayaan konsumen terhadap perekonomian Jawa Timur dalam triwulan 1/03 bih rendah dibandingkan triwulan 1/02 sebesar. Hal ini dicerminkan oleh indeks epercayaan konsumen sebesar 12,2 dalam triwulan 1/03 dibandingkan 18,6 Jdalam triwulan 1/02. Selain itu, konsumsi durable goods dalam triwulan 1/03 juga Imenurun dibandingkan triwulan sama tahun sebelumnya. Responden yang imenyatakan tidak akan atau ragu-ragu melakukan pembelian durable goods dalam [triwulan 1/03 adalah 81,1%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sama tahun jsebelumnya sebesar 77,7%.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
18
Sementara itu, dampak perang di Irak diperkirakan tidak akan mempengaruhi perekonomian Jawa Timur secara berarti dalam triwulan 1/03. Sumbangan |investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dalam triwulan 1/03 diproyeksikan masih stagnant seperti tahun sebelumnya, sedangkan sumbangan sektor eksternal [(ekspordan impor) diharapkan sedikit membaik dibandingkan triwulan sama tahun sebelumnya karena sumbangan yang semakin berarti dan ekspor non migas UKM. Namun demikian, pangsa komoditas ekspor utama seperti pulp kertas, udang, tekstil, bahan makanan dan ikan tuna masih cukup besar pangsanya walaupun ada kecenderungan menurun. Terus membaiknya kondisi ekonomi makro nasional dalam triwulan 1/03 juga memberikan sumbangan yang berarti bagi menurunnya trend laju inflasi 10 kota |di Jawa Timur. Laju inflasi di Jawa Timur pada April 2003 sebesar 0,01% lebih rendah dibanding nasional sebesar 0,15%, sedangkan inflasi kumulatif sampai Idengan April 2003 tercatat untuk Jawa Timur sebesar 0,63% dan'nasional sebesar 0,92%. Dari 10 kota tersebut 5 kota mengalami inflasi dan 5 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember (0,35%) dan terendah di Madiun (0,04%) sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kediri (-0,54%) dan terendah di Surabaya M-0,09%). Berdasarkan pemantauan di 10 Kota di Jawa Timur tersebut, terjadinya inflasi disebabkan oleh naiknya harga-harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau terutama dari sub kelompok minuman yang tidak beralkohol. Selanjutnya pada bulan Mei 2003 Jawa Timur mengalami deflasi sebesar -[0,27% sedangkan nasional mengalami inflasi 0,12%. Deflasi tertinggi terjadi di [Trenggalek (0,49%) sedangkan terendah di Sumenep (0,01%). Penyumbang deflasi utamanya disebabkan oleh turunnya harga komoditi cabe rawit, gula pasir an beras. Sedangkan pendorong inflasi utamanya disebabkan naiknya harga komoditi telur ayam ras, tarif listrik PLN dan emas perhiasan. Sedangkan kumulatif bulan Januari-Mei 2003 untuk Jawa Timur mengalami inflasi 0,36% dan umulatif inflasi terbesar di Kabupaten Jember 1,28,% dan terendah di Kota Kediri -2,20%). Sementara itu dari perkembangan perbankan dan sistem pembayaran alam hal jumlah dana yang berhasil dihimpun oleh perbankan di Jawa Timur ampai posisi bulan Februari 2003 adalah sebesar Rp82,1 triliun atau meningkat 3,82% dibanding bulan sama tahun sebelumnya. Sementara itu, kredit yang hasil disalurkan oleh perbankan Jawa Timur sampai posisi Februari 2003 adalah besar Rp 33,65 triliun atau meningkat 17,93% dibandingkan dengan bulan yang ama tahun sebelumnya. Sementara itu, loan to deposit ratio pada bulan Februari 2003 mencapai 41%. Non performing loan perbankan di Jawa Timur bulan Februari 2003 cenderung meningkat menjadi 9,04%, lebih tinggi dibandingkan sember 2002 sebesar 8,79%. Dalam bidang sistem pembayaran, aliran uang kartal keluar (outflow) dalam triwulan 1/2003 (Januari-Februari) mengalami peningkatan 12,7%, lebih rendah dibandingkan peningkatan pada triwulan sama tahun sebelumnya sebesar 17,5% sementara itu, aliran uang kartal masuk (inflow) dalam triwulan 1/2003 mengalami tingkatan 3,5%, lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada triwulan sama Bhun sebelumnya sebesar -14,5%. Jumlah
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
19
uang lusuh yang dimusnahkan dalam triwulan 1/2003 meningkat 43,1%, lebih rendah dibandingkan triwulan sama tahun Bbelumnya sebesar 161%.
Prediksi Secara Keseluruhan Perekonomian Tahun 2003. Berdasarkan evaluasi perkembangan ekonomi,
moneter,
perbankan dan sistem
pembayaran triwulan I/2003, pertumbuhan ekonomi dalam triwulan II/2003 diperkirakan akan sedikit lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Sumber ertumbuhan ekonomi tidak banyak berubah dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sektor pertanian, perdagangan dan jasa. Peran sektor UKM akan tetap gnifikan dan bahkan kemungkinan akan semakin besar. Dan sisi peng.eluaran, nsumsi masiriakan dominan walau dengan trend yang stagnant atau melambat. tor eksternal (nilai ekspor dan impor non migas) kemungkinan akan sedikit ganggu oleh dampak perang di Irak namun diharapkan dapat dikompensir oleh tumbuhan usaha sektor UKM. Dampak bazar intermediasi yang dilaksanakan bulan Maret 2003 diperkirakan sudah memberikan dampak positif bagi penguatan [sektor UKM sebagai embrio soko guru perekonomian Jawa Timur. Dengan i pertimbangan tersebut di atas, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur trivvulan II/2003 diperkirakan akan berada pada kisaran 3-4%. Dari dasar prediksi Triwulan II dimaksud, perkembangan sektor riil yang akan lebih banyak
dimainkan
oleh
sektor
UKM
diharapkan
akan
mampu mendongkrak
pertumbuhan ekonomi dengan target 4%. Hal ini realistis karena beberapa indikator makro berada pada kondisi yang cukup kondusif, seperti penurunan tingkat suku bunga SBI, nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan, inflasi yang terkendali dibawah 2 digit, sehingga diharapkan sektor riil akan mampu menggerakkan kinerja perekonomian Jawa Timur. Namun demikian yang perlu dipikirkan adalah agar penurunan tingkat suku bunga SBI segera diikuti oleh bank-bank pelaksana, karena disinyalir bank pelaksana masih menahan tingkat suku bunga pada posisi semula dengan harapan mempertahankan margin profit dari tingkat suku bunga kredit yang dikeluarkan dengan dana yang dihimpun dari masyarakat. Indikator percepatan pemulihan ekonomi secara substantif sebagaimana ditetapkan pada Renstrada direpresentasikan dengan indikator kebijakan tujuan strategis pembangunan yaitu Nilai Tukar Petani (NTP). Indikator NTP menunjukkan pergerakan kesejahteraan petani dilihat dari indeks harga yang diterima petani dan harga yang harus dibayarkan petani untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sarana produksi pertanian. Evaluasi kinerja percepatan pemulihan ekonomi dari indikator NTP pada tahun 2001 menunjukkan pergerakan kesejahteraan yang semakin baik dengan capaian 113,07 sedangkan pada tahun 2002 sebesar 109,03. Capaian indeks NTP tahun 2002 telah melampaui target sebesar 98. Kenaikan signifikan pada tahun 2001 lebih disebabkan oleh faktor endowment (faktor alam), sedangkan penurunan NTP pada tahun 2002 disebabkan karena harga produk pertanian tahun 2002 mengalami penurunan dibanding tahun 2001. Capaian indikator NTP tahun 2001 dan 2002 tidak terlepas dari kinerja sektor primer khususnya pembangunan pertanian yang secara umum mengalami peningkatan produksi dan produktivitas, dengan peningkatan produktivitas ini dari aspek kualitas daya tawar komoditi
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
20
pertanian dalam memasuki pasar akan menjadi lebih baik, dan hal ini berpengaruh terhadap harga jual yang secara langsung akan meningkatkan penerimaan petani.
3. Penerapan
Nilai-nilai
Agama
dalam
Perilaku
Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara, Kualitas moral, ahlak, dan iman masyarakat tidak semata-mata diukur engan indikator kuantitaif dengan rasio besar kerugian negara terhadap APBD an pemakaian Narkoba namun juga pada kerukunan intra dan antar umat beragama. Berdasarkan indikasi rasio jumlah dan besar kerugian negara terhadap PBDselama lima tahun terakhir jumlah temuan awal relatif menonjol, namun jika jantitas tersebut dibandingkan dengan APBD, maka terjadi penurunan rasio. sbagai ilustrasi tahun 2001 dengan rasio 0,29% dan tahun 2002 sebesar 10,27%. Selanjutnya mengenai indikator pemakaian narkoba pada tahun 2001 menunjukan penurunan 3%, dan pada tahun 2002 terjadi peningkatan hingga pencapai 25%. Keadaan ini menunjukkan kesungguhan aparatur untuk memerangi narkoba yang pada dasarnya pemakai maupun peredaran narkoba berada di bawah permukaan sehingga besaran angkanyapun tidak terdeteksi fdengan jelas. Di samping kedua indikator kinerja tersebut di atas, dapat ditambahkan pula bahwa kerukunan antar umat beragama dan kerukunan antar suku bangsa dan ras di Jawa Timur merupakan potensi terciptanya
iklim
kondusif bagi pelaksanaan pembangunan. Oleh
karena itu peningkatan kerukunan antar umat beragama maupun antar suku bangsa dan ras merupakan kegiatan strategis yang perlu dimantapkan.
4. Pemantapan Kesadaran, Budaya dan Supremasi Hukum,serta HAM. Pemantapan kesadaran, budaya dan supremasi hukum dan HAM tmerupakan salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan umum idan pembangunan di segala bidang. Indikator yang dipergunakan adalah [penurunan angka pelanggaran lalu lintas dan penurunan jumlah kejahatan. 1) Angka pelanggaran lalulintas. Untuk mengukur tingkat kesadaran hukum di masyarakat, salah satunya dapat diukur melalui kesadaran masyarakat dalam mematuhi rambu-rambu dan peraturan lalulintas. Angka pelanggaran lalulintas menunjukan kecenderungan berfluktuaktif pada tahun 2000 sebesar 13,69% dan pada tahun 2001 meningkat 30,42% sedangkan pada tahun 2002 menurun menjadi 16,51%. Penurunan angka pelanggaran lalu lintas pada dasarnya juga ditentukan adanya peningkatan terhadap kesadaran pengguna jalan dan semakin ketatnya penerapan aturan dalam disiplin berlalulintas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
21
2) Jumlah kejahatan menurut tindak pidana. Berdasarkan Laporan Kepolisian Daerah Jawa Timur, jumlah tindak kejahatan yang dilaporkan secara absolut menunjukkan keadaan yang relatif berkurang dalam kurun waktu 3 tahun terakhir menunjukan penurunan dimana pada tahun 2000 menurun 13,74%, tahun 2001 menurun 9,02% dan pada tahun 2002 menurun 3,45%. Untuk meningkatkan kesadaran hukum sebagai upaya menjaga ketertiban dan ketenteraman dalam kehidupan masyarakat dilakukan berbagai upaya diantaranya telah ditetapkan Peraturan Daerah sebanyak 122 Perda, Keputusan Gubernur baik yang bersifat mengatur maupun menetapkan sebanyak 2.280 keputusan. 5. Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kesejahteraan Soslal, Peranan Pemuda dan Pemblnaan Olah Raga serta Penyetaraan Gender. Sesuai
dengan
Renstrada indikator
kinerja yang digunakan
untuk mengukur
;keberhasilan program ini dapat dilihat dari prosentase penolong persalinan oleh :tenaga medis, perkembangan angka kematian bayi (AKB), dan angka harapan • hidup. 1) Tenaga Medis Penolong Persalinan. Meningkatnya jumlah tenaga medis dan para medis berpengaruh juga pada tenaga penolong persalinan yang dilakukan oleh tenaga medis. Berdasarkan indikator pertolongan persalinan oleh tenaga medis menunjukkan peningkatan dari tahun 2001 sebesar 67,80%, pencapaian ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 59,5%. Sedangkan pada tahun 2002 meningkat menjadi 72,16% dan target renstrada tahun 2002 sebesar 60%-. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kesadaran masyarakat dalam hal proses persalinan dengan bantuan tenaga medis.
2) Angka Kematian Bayi (AKB). Indikator Angka Kematian Bayi (AKB) Di Jawa Timur menunjukkan trend peningkatan kinerja yang cukup baik yaitu pada tahun 1999 sebesar 48 per-seribu kelahiran dan pada tahun 2002 menurun menjadi 43 per-seribu kelahiraii, sekaligus telah melampaui target renstrada pada tahun 2002 sebesar 44 per-seribu kelahiran. Penurunan angka kematian bayi mengindikasikan peningkatan upaya-upaya pelayanan kesehatan, baik dari prasarana maupun tenaga medis, disamping tumbuhnya kesadaran hidup sehat di masyarakat. Meskipun terdapat pencapaian penurunan angka kematian bayi, namun masih terdapat permasalahan lainnya yang patut diwaspadai pada usia balita yaitu kasus balita rawan gizi. Dimana dalam dua tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan kasus balita rawan gizi pada tahun 2001 sebesar 8,19 % dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 8,44 %. Kasus rawan gizi tertinggi (di atas 20 %) terjadi di daerah Tapal Kuda, terutama di Pulau Madura, sedangkan di daerah Barat dan Selatan Jawa Timur kondisinya tergolong baik.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
22
3) Angka Harapan Hidup. Indikator angka harapan hidup pada tahun 1999 sebesar 65,50 tahun dan pada tahun 2002 meningkat menjadi 66,50 tahun. Pencapaian tahun 2002 melebihi dari target renstrada yang ditetapkan sebesar 66,2 tahun. Dengan meningkatnya angka harapan hidup mengindikasikan kondisi lingkungan perumahan yang sehat serta pola konsumsi masyarakat yang berimbang.
Di samping ketiga indikator dimaksud, keberhasilan pembangunan fkesehatan diindikasikan pula dari derajat kesehatan masyarakat yang diukur Jmelalui angka kesakitan (morbiditas) dengan pendekatan keluhan kesehatan. Pada lahun 2002, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan sebesar 29,50 % atau bedikit meningkat dari pada tahun 2001 sebesar 27,73 %, penduduk yang melakukan pengobatan sendiri dengan membeli obat sekitar 62,78 %, 43,01 % telah melakukan berobat jalan ke fasilitas kesehatan. Dibandingkan dengan kondisi tahun 2001 penduduk yang berobat sendiri mengalami penurunan sekitar 0,22%, rawat jalan justru mengalami peningkatan sekitar 2,97%.
Gejala ini dapat
menunjukan bahwa tingkat akses fasilitas pelayanan kesehatan sudah meningkat dan dibutuhkan penduduk yang mengalami keluhan kesehatannya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dihadapkan pada fpenyediaan fasilitas
pelayanan
kesehatan
masyarakat,
yaitu
Puskesmas
dan fPuskesmas
Pembantu. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat, ||umlah Puskesmas dan Pustu
hingga saat ini masih kurang memadai terutama apabila dikaitkan dengan standar
pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah yaitu setiap Puskesmas akan melayani sekitar 30.000 penduduk, sedangkan ratio pada tahun 2002 sebesar sekitar 37.981 jiwa, sedangkan Ratio skesmas Pembantu sekitar 15.723 jiwa. Selanjutnya
untuk
permasalahan
sosial
yang
akhir-akhir
ini
sangat cemaskan
dan mengkhawatirkan dalam rangka mewujudkan generasi penerus angsa yang berkualitas adalah timbulnya ancaman dari adanya anak-anak yang ekerja pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi tumbuh kembang anak, pncaman eksploitasi perdagangan regional
(trafiking)
besaran
pada smpuan
dan
anak,
seksual secara
komersial nasional
anak, maupun
data ermasalahan ini belum ada namun penelitian terhadap isi
pemberitaan dua surat abar harian, selama tahun 2002 sebanyak 210 kasus kekerasan pada anak, dan ada 4 bulan pertama tahun 2003 terekam sebanyak 76 Kasus terdiri dari 56,5 % bus kekerasan seksual pada anak dan 6,3 kasus incest.
Data tersebut adalah ata yang
terekam dan tampak di permukaan, patut diduga bahwa masih banyak agi korban-korban kekerasan tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penanganan smberian perlindungan bagi anak dari ancaman - ancaman tersebut. Sementara itu Perkembangan penyandang masalah kesejahteraan sosial l(PMKS) pada tahun 2002 menunjukan grafik yang meningkat dibandingkan data 2001, khususnya pada anak terlantar sejumlah 399.055 anak, Balita terlantar sejumlah 24.066 anak, anak jalanan 5.036 anak, sedangkan untuk wanita rawan sosial ekonomi pada tahun 2002 sejumlah
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
23
210.253 wanita telah mengalami sedikit fpenurunan dibandingkan dengan data 2001, meskipun demikian dapat disimpulkan ftahwa penanganan PMKS masih memerlukan peningkatan penanganannya secara fbersama-sama dengan Kabupaten/Kota. Tantangan umum pembangunan bidang kepemudaan dan keolahragaan adalah bagaimana membangun sistem agar semakin mampu membentuk manusia Idan masyarakat yang maju dan mandiri serta tanggap terhadap perubahan jaman, jperkembangan IPTEK dan tuntutan pembangunan. Keberhasilan program fkepemudaan dan keolahragaan belum menampakkan hasil yang optimal Jdikarenakan pelaksanaan programnya belum terintegrasi secara maksimal. Oleh Ikarena itu, perlu adanya penajaman program seoptimal mungkin secara Ikeseluruhan, karena hal itu merupakan prasyarat penting untuk memasuki era fglobal dengan meningkatkan kedisiplinan masyarakat melalui pembinaan olahraga ibaik olahraga prestasi, pembibitan atlit, olahraga masyarakat serta sarana dan tprasarana kepemudaan dan keolahragaan. Berkaitan dengan kesetaraan jender, secara umum memang posisi/peran perempuan masih di bawah laki-laki baik karena alasan kodrati maupun karena garuh nilai budaya masyarakat. Oleh karena itu mengenai kesetaraan jender asih perlu pemantapan pada tahap sosialisasi dan penerapannya. Penerapan isu araan jender
dalam
pembangunan
diharapkan dapat dilakukan dengan sngakomodasikan akses peranan perempuan yang lebih
besar lagi
dalam nbangunan baik di bidang pendidikan, ekonomi, maupun politik,
maupun dari Spek perlindungannya. Di sisi lain
masih terbentang kenyataan dimana kekerasan terhadap 2mpuan semakin
meningkat. Pada tahun 2002 angka perkosaan terdapat 199 sus dengan 235 orang korban, 65% diantaranya adalah anak-anak yang akukan oleh 255 orang dimana 48,76% pelaku masih memiliki hubungan dengan igan korban. Rendahnya tingkat kesadaran hukum dan HAM masyarakat tidak apat menangkal
adanya jaringan kejahatan yang terorganisir
terutama dalam sus perdagangan perempuan dan kasus perdagangan anak.
6. Perluasan Kesempatan Kerja Dan Pengisian Lapangan Kerja Yang Tersedia. Dalam-hal penyediaan lapangan kerja ternyata sektor ekonomi formal utama sektor industri telah sangat terbatas kemampuannya untuk memberikan ruang kerja dan bahkan sebagian diantaranya melakukan pemutusan hubungan kerja karena berbagai sebab. Akibatnya sektor informal di kegiatan pertanian, jasa dan perdagangan menjadi katub pengaman dalam hal penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan renstrada tolok ukurnya dikaitkan dengan indikator tingkat engangguran terbuka dan angka ILOR : 1) Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada tahun 2001 sebesar 4,35%, namun | pada tahun 2002 ada sedikit peningkatan sehingga menjadi 4,9 atau melebihi dari target renstrada sebesar 4,4%, diharapkan melalui upaya padat karya produktif dan pembentukan Wira Usaha Baru dapat mengurangi jumlah pengangguran.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
24
2) Incremental Labour Output Ratio (ILOR) yang menunjukkan perbandingan antara penambahan tenaga kerja terhadap penambahan output berupa nilai tambah bruto. Dengan indeks ILOR dapat diketahui seberapa besar tenaga kerja yang dapat terserap pertahun jika terjadi penambahan nilai output di suatu wilayah. Angka ILOR berturut-turut sebesar 0,03% pada periode 1991-1997, menurun menjadi 0,02 dalam periode 19921998, sedikit meningkat menjadi 0,04 pada periode 1993-1999 dan meningkat menjadi 0,05 pada periode 1996-2002. Dalam rangka meningkatkan PAD dan devisa dari hasil kegiatan penempatan tenaga kerja ke luar negeri yang menjadi salah satu alternatif utama dalam pengentasan pengangguran berdasarkan negara tujuan sebanyak 58.221 orang dengan jumlah remittance sebesar Rp. 2.516.450.826.964 (US$ 279.605.646,65). Disamping itu untuk memudahkan penempatan TKI ke luar negeri telah didirikan dan difungsikannya Unit Pelayanan Terpadu penempatan TKI ke luar negeri dalam satu atap (SAMSAT TKI) sebagai tempat pelayanan masyarakat serta memperlancar dan mempercepat proses penempatan TKI ke luar negeri secar lebih terkendali dan terpadu antara aparat pelaksana pelayanan, baik dari instansi pemerintah maupun pelaku penempatan TKI ke luar negeri.
7. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan,
Pelaksanaan Pembangunan untuk Pemantapan Otonomi Daerah, Kemudahan Pelayanan Publikf serta Perluasan Informasi dan Komunikasi. Proses demokratisasi dan pelaksanaan otonomi daerah ditandai oleh fketerlibatan masyarakat dalam penentuan kebijakan pemerintahan. Oleh karena [feu dalam Renstrada, indikator kinerja peningkatan demokratisasi, administrasi Ipublik dan otonomi daerah diukur dengan frekuensi dengar pendapat antara legislatif dengan eksekutif yang menunjukkan peningkatan signifikan sejak tahun 2000 bersamaan dengan masa bakti DPRD baru hasil pemilu 1999. Sebelum masa bakti DPRD baru tercatat kegiatan sidang paripurna hanya berlangsung maksimal 130 kali sedangkan pada tahun 2000 tercatat 32 kali, selanjutnya pada tahun 2001 jsebanyak 51 kali dan tahun 2002 sebanyak 49 kali. Sedangkan kegiatan penyerapan aspirasi masyarakat pada tahun 2000 tercatat §110 kali, meningkat menjadi 220 kali pada tahun 2001 dan pada tahun 2002 nenjadi 349 kali. Dengan realisasi capaian kinerja tersebut menggambarkan hubungan emitraan antara eksekutif dengan legislatif semakin menunjukkan adanya emauan bersama dalam mengemban tugas sesuai dengan peran dan fungsi asing-masing yang muaranya adalah peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu dengan sikap kemandirian politik rakyat yang semakin dewasa, ada cenderungan bahwa masyarakat sudah sadar dan paham terhadap teknis yaluran aspirasi baik pengaduan melalui Legislatif maupun melalui Eksekutif. Hal ini tercermin dari kondusifnya iklim politik dan sosial, yang mana hampir tidak terjadi friksi - friksi sosial yang akan mengarah kepada konflik terbuka.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
25
8. Pengendalian
Eksploitasi
Sumber
Daya
Alam,
Pelestarian
Fungsi
dan
Keseimbangan Lingkungan Hidup, Penataan Kawasan Permukiman serta Penataan Ruang. Kebijakan ini diukur dari indikasi peningkatan peranan sektor primer dalam uktur PDRB, indikator tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup antap. Apabila pada tahun 2001
peningkatan
peran sektor primer sudah encapai target dalam Renstrada, maka
pada tahun 2002 telah mencapai indeks 102,57, yang melampaui target Renstrada sebesar 100,1. Disamping itu apabila dikaitkan dengan indikasi
peningkatan
Pendapatan Asli
Daerah yang dirunut ampai dengan muaranya akan berkaitan dengan
program dan
upaya pendayagunaan sumber daya alam, maka peningkatan besaran PADS dalam APBD Jawa Timur menunjukkan adanya kinerja intensifikasi yang cukup signifikan. Potensi pertambangan bahan galian yang ada dapat diandalkan dalam rangka mendukung pelaksanaan program otonomi daerah maupun memacu proses pembangunan daerah yang bermanfaat bagi pengembangan wilayah dan rteningkatkan PAD. Pelaksanaan pembangunan sumber daya mineral diindikasikan engan berkembangnya luas areal pertambangan, tenaga kerja yang diserap, pngkat produksi, pemenuhan kebutuhan air melalui air bawah tanah (ABT), erkembangnya jumlah desa yang berlistrik yang bersumber dari PLN maupun nergi alternatif (PITS, PLTD dan PLTMH), serta pemenuhan kebutuhan energi ernatif untuk kebutuhan sehari-hari (BIOMAS dan Alat pengering pertanian). Kegiatan pembangunan seringkali lebih memprioritaskan kepentingan ekonomi, sehingga banyak terjadi kerusakan lingkungan, diantaranya adalah berkurangnya luasan kawasan hutan, menurunnya debit air dan berbagai masalah Pencemaran lingkungan yang cenderung menurunkan kualitas dan kapasitas umber daya alam yang ada. Oleh karena itu kebijakan rencana tata ruang pada ahun 2003 telah berupaya untuk mengantisipasi berbagai dampak lingkungan ang ditimbulkan dari proses pembangunan. Hal ini dilakukan terutama pada awasan yang mendapat prioritas dalam pembangunan daerah, antara lain wilayah elatari, wilayah Gerbangkertosusila dan wilayah Madura. Pengembangan jalan Lintas selatan yang diharapkan mampu mendorong laju pertumbuhan sosial nomi wilayah selatan tentunya akan berpengaruh terhadap aspek kelestarian lingkungan dan penururian kapasitas sumber daya alam yang ada, oleh karena itu kebijakan penataan ruang pada dasarnya memberikan arahan pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung yang ada. Dalam upaya mewadahi percepatan pembangunan, mengantisipasi perkembangan otonomi daerah dan dinamika masyarakat, maka telah dilakukan evaluasi RTRW Propinsi Jawa Timur. Kegiatan evaluasi ini juga dimaksudkan untuk mengendalikan eksploitasi sumber daya alam
yang
berlebihan,
meningkatkan
fungsi
ekosistem
dan
menjamin
keserasian
pemanfaatan ruang serta menjaga keseimbangan pembangunan antar wilayah. Masih terkait dengan upaya pengelolaan ruang, khususnya masalah yang berkaitan dengan pertanahan, upaya tertib administrasi pertanahan masih menjadi Dritas penanganan, terutama catur tertib pertanahan. Hal ini sangat penting, arena berkaitan langsung dengan pelayanan kepada
masyarakat,
memenuhi harapan masyarakat akan hak-haknya yang
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
26
berkaitan dengan kepemilikan tanah pan untuk meningkatkan tertib pertanahan. Sumber daya alam dan Lingkungan hidup selain mempunyai peran penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan juga mempunyai fungsi |ekologis terhadap kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, Ikelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup harus menjadi pertimbangan ptama dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai bidang. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya pengembangan sumber daya manusia dan kapasitas kelembagaan; spengembangan kesadaran dan pemberdayaan masyarakat; pencegahan, pemulihan, peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup pengkajian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan; serta penataan, penegakan dan : pengawasan hukum lingkungan. Pembangunan Sektor Perumahan dan Permukiman merupakan salah satu bentuk upaya Pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, yang meliputi aspek kesehatan, sosial, lingkungan maupun ekonomi melalui penyediaan maupun perbaikan perumahan dan permukiman beserta sarana dan prasarananya. Pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman selama Tahun 2002 telah menghasilkan beberapa pokok kinerja baik dalam penyediaan dan perbaikan, penyediaan dan pengelolaan air bersih maupun penyehatan lingkungan permukiman. Upaya
penyediaan
dan
perbaikan
perumahan
dan
permukiman
antara
lain
Jdilaksanakan melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman dalam Irangka meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman beserta sarana dan fprasarana lingkungannya. Pendekatan pemberdayaan masyarakat diterapkan dengan lebih banyak melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengelolaan kegiatan pembangunan. Dan untuk mendukung itu secara dilaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan operasionalisasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar perumahan dan permukiman. Beberapa upaya perbaikan permukiman sebagai akibat bencana alam antara ain pembangunan adalah 869 unit rumah di Kabupaten Situbondo, 1.448 unit Irumah di Kab. Bondowoso, sepanjang 39,3 kilometer jalan dan saluran, 27 unit Parana air bersih dan sanitasi, 23,3 kilometer perpipaan air bersih. Kegiatan fpenanganan permukiman ini juga mendapat bantuan dari dana APBN. Untuk membantu kebutuhan tempat tinggal bagi para pengungsi di pampang, Bangkalan, Jember Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, telah dibangun pebanyak 2.226 unit rumah yang dapat menampung 11.300 jiwa. Penyediaan sarana dan prasarana air bersih di perkotaan
pada tahun 2002 |(lapat
meningkatkan,kapasitas produksi sebesar 1,075 l/dt. Dengan bertambahnya apasitas instalasi air bersih PDAM, maka semakin banyak volume air yang dapat distribusikan masyarakat. pelanggan
Terjadi juga
peningkatan
bertambah
pemakaian
268.750.
Hal
air
sebesar 21.655.640
m3/th,
ke jumlah
ini nenunjukkan pelayanan air bersih telah
mencapai 37,80 % penduduk perkotaan.Pe
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
27
Pelayanan air bersih di perdesaan telah mencapai kapasitas produksi sebesar 215 i/dt dengan volume air terdistribusi sebesar 15.677.480 m3/th. Pembinaan
serta
pembangunan
teah menambah jumlah
pemakai
119.716
perkotaan
jiwa
di
daerah
sarana sarana dan
sanitasi
selama
pembuangan 32.000
jiwa
di
air
selama limbah
daerah
tahun
2002
sebanyak
perdesaan
baik
ara perorangan maupun kelompok. 9. Peningkatan Kepastian Perlindungan Masyarakat dari Gangguan Keamanan dan Ketertiban serta Peningkatan Kesadaran Rakyat dalam Bela Negara. Program ini dapat diukur melalui indeks kriminalitas yang secara umum mengalami penurunan dimana tahun 2000 sebesar 93,62% dan tahun 2001 sebesar 85,12%, sedangkan tahun 2002 sebesar 82,24%. Menurunnya indek kriminalitas mengindikasikan adanya penurunan tindak kejahatan (target yang ditetapkan penurunan 2%). Untuk menunjang capaian kinerja dimaksud telah dilakukan upaya-upaya : a. Meningkatkan profesionalisme para penegak hukum (polisi dan aparat peradilan) dalam penegakan supremasi hukum dan HAM. b. Meningkatkan kemampuan daya tangkal masyarakat yang tangguh baik dipemukiman maupun ditempat kerja dengan mencegah dan menindak secara tegas para pelaku serta meningkatkan keamanan swakarsa. c. Meningkatkan kinerja dan profesionalisme anggota Polisi Pamong Praja dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah di bidang ketentraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaan. d. Pembinaan dan pemberdayaan Linmas serta penanggulangan bencana. Sebagaimana evaluasi kinerja pembangunan tahun 2002 dan prediksi perekonomian tahun 2003 secara keseluruhan yang telah diilustrasikan tersebut, memberikan gambaran bahwa secara umum capaian kinerja pembangunan tahun 2002 dapat memberikan pondasi yang kuat untuk mencapai target standar kinerja tahun 2004, hal ini didukung oleh data base realisasi capaian standar kinerja tahun 2002 yang hampir seluruhnya sesuai dengan target dan bahkan ada pelampauan target pada indikator tertentu, namun ada pula indikator kinerja yang masih belum mencapai target, namun dari sisi trendline mengalami perkembangan membaik dari tahun sebelumnya. Dukungan lain untuk pencapaian target tahun 2004 adalah perkembangan sektor keuangan pada triwulan I yang semakin membaik seperti tingkat suku bunga SBI yang semakin turun sampai dengan 10% yang akan imampu memacu sektor riil, tingkat inflasi yang masih terkendali dibawah dua digit, nilai tukar rupiah yang masih dibawah ambang batas psikologis akan mampu mendptakan kondisi kondusif untuk meningkatkan kinerja pembangunan ekonomi. Disamping itu pelaksanaan 5 proyek strategis seperti (1) pembangunan Pasar Induk Agribisnis yang pada tahun 2002 hampir selesai pembebasan lahan dan akan dilakukan pematangan lahan tahun 2003, (2) pembangunan Jalan Listas Selatan Jawa Timur, (3) Pembangunan Jalan Tol Surabaya-Mojokerto, (4) Pembangunan Jembatan Surabaya-Madura (SURAMADU), (5) Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (GERDU TASKIN) yang pada
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
28
tahun 2002 telah dilakukan persiapan-persiapan diharapkan juga akan mampu memberikan situasi kondusif untuk mampu mendongkrak pembangunan ekonomi serta sosial dan budaya.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
29
BAB III
PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2004
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
30
BAB III PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2004
A. Umum Konsepsi pembangunan pada dasarnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meletakkan pembangunan ekonomi sebagai ujung tombak perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Ekonomi makro tahun 2002 telah mengalami peningkatan yang cukup signiflkan, akan tetapi kondisi sosial ekonomi masyarakat masih dalam kondisi yang belum mantap, hal ini berarti sektor-sektor produksi perlu mendapat perhatian yang serius, terutama sektor-sektor produksi yang secara langsung dapat dinikmati masyarakat, seperti pertanian, pertambangan, industri dan perdagangan. Perhatian yang cukup terhadap pembangunan ekonomi, antara lain didasarkan atas kondisi tenaga kerja produktif yang secara statistik jumlahnya cukup besar dan merupakan faktor utama kedua penggerak perekonomian daerah dapat terwadahi. Dampak lain dari bergeraknya perekonomian daerah adalah dapat mengurangi tingkat kejahatan sehingga ketertiban dan keteteraman masyarakat dapat lebih terjamin. Dengan tetap berpedoman pada Rencana Strategis Daerah 2001-2005 dan permasalahan pokok yang berkembang pada saat ini serta isu-isu strategis seiring dengan perkembangan regulasi dan kondisi penyelenggaraan pemerintahan / pelaksanaan pembangunan yang meliputi : (1). Pelaksanaan tahun terakhir GBHN 1999-2004; (2). Pelaksanaan pemilu 2004; (3). Diberlakukannya Kepmendagri nomor 29 tahun 2002, maka program pembangunan daerah tahun 2004, secara makro dijabarkan sebagai berikut: 1. Bidang Ekonomi a. Pengembangan potensi kelautan, dengan cara memperluas wilayah operasi penangkapan ikan di laut, pembangunan fasilitas dan infrastruktur pantai, serta menjaga kelestarian laut dan lingkungan pesisir, membantu nelayan memperkuat permodalan dengan menggunakan kredit ketahanan pangan dalam rangka menjaga stabilitas harga. b. Memberdayakan nelayan dengan cara mendirikan stasiun pompa solar dengan kekuatan 23.000 armada, sementara itu kebutuhan nelayan akan solar per hari sebanyak 2.250.000 liter per hari. Selama ini nelayan membeli dengan harga Rp 2.250 per liter, namun dengan adanya stasiun pompa solar maka nelayan dapat membeli dengan harga Rp 1.650 per liter, ini berarti terjadi redistribusi pendapatan kepada nelayan sebesar Rp 600 per liter atau nelayan memperoleh keuntungan ekonomis sebesar Rp 1,35 milyar per hari karena adanya subsidi dari pemerintah, selanjutnya mewujudkan pasar ikan di kapal agar nelayan dapat bekerja lebih efisien, serta melakukan kerjasama dengan Badan Satelit LAPAN untuk mengetahui tempat-tempat ikan yang potensial.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
31
c. Membantu percepatan perkembangan UKM, yaitu dengan meletakkan dana yang berasal dari APBD ke Bank JATIM dan BPR JATIM untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada UKM dengan bunga 6% per tahun, sementara itu suku bunga kredit bank dewasa ini sebesar 14%, ini berarti pelaku UKM diuntungkan dengan subsidi bunga sebesar 8%. Sebagai catatan, Bank Jatim akan memungut 2% dan sisanya sebesar 4% akan kembali ke Pemerintah Propinsi. d. Melanjutkan proyek-proyek strategis yang telah dirintis dan dilaksanakan, seperti pembangunan Jembatan Sura-Madu, Pasar Induk Agribisnis, Pengembangan Kawasan Jatim Selatan, dan Pembanguunan jalan TOL e. Pentingnya menerbitkan Peraturan-peraturan Daerah yang akan digunakan sebagai payung kebijakan untuk pengelolaan tembakau, pangan, gula dan garam, dalam upaya melindungi petani agar surplus produk dan surplus ekonomi dapat dinikmati oleh para petani, sekaligus dapat mempertahankan Jawa Timur sebagai Penyangga Pangan Nasional. f. Memasarkan potensi minyak dan gas bumi yang saat ini diperkirakan masih tersedia 16 triliun kubik feet (TCP) merupakan cadangan potensial yang belum dieksploitasi, untuk itu Pemerintah Propinsi akan menfungsikan PT Petrogas secara optimal.
2. Bidang Sosial Budaya Dalam rangka memperkecil dampak terhadap pembangunan ekonomi dan untuk menunjang peningkatan kesejahteraan rakyat, maka program pelayanan masyarat yang perlu mendapat perhatian antara lian adalah: a. Mewujudkan program Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun melalui minimalisasi biaya pendidikan bagi masyarakat miskin dan kurang mampu. Program ini dilakukan dengan memadukan pembiayaan pembangunan pendidikan melalui anggaran Pemerintah Pusat, Pemeritah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota se Jawa Timur; b. masyarakat dan khusus untuk pasien kelas III tidak mampu/keluarga miskin di RSUD milik Pemerintah Propinsi Jawa Timur dibebaskan dari kewajiban membayar; c. Mempercepat pengentasan kemiskinan dengan memperluas program, dan kegiatan Gerdu Taskin, yakni dari penanganan 206 desa miskin per tahun menjadi 400 desa miskin per tahun; d. menyiapkan sumberdaya manusia yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja melalui pelatihan keterampilan di BLK-BLK disamping penyediaan tenaga teknisi dengan cara Pemerintah Propinsi bekerjasama dengan Poll Teknik ITS untuk program Diploma III Teknisi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
32
3. Bidang Hukum dan HAM a. Mengupayakan
terwujudnya
supremasi
hukum
dan
HAM
dengan
memberdayakan aparatur penegak hukum; b. Mengupayakan pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Pelaksanaanya dengan benar.
4. Bidang Politik a. Mengupayakan terbangunnya hubungan sinergis antara eksekutif, legislatif dan masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik; b. Meningkatkan kualitas pendidikan politik masyarakat dengan orientasi pehamanan terhadap program partai dari pada figur pimpinan partai politik; c. Meningkatkan profesionalisme fungsionaris partai.
5. Bidang Lingkungan Hidup dan Kewilayahan Kemerosotan lingkungan hidup merupkan hal penting yang perlu mendapat perhatian. Konsep pembangunan berkelanjutan juga merupakan komitmen yang harus dipegang bersama, oleh karena itu program penyelamatan lingkungan hidup antara lain dilaksanakan dengan: a. Penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis dalam rangka penyelamatan lingkungan; b. Pengurangan pencemaran lingkungan, baik tanah, air dan udara yang ditata pedomannya dengan peraturan daerah.
6. Bidang Ketentraman Umum dan Ketentraman masyarakat Mengupayakan
terwujudnya
ketentraman
dan
ketertiban
umum
dengan
merealisasikan kerjasama antara Pemerintah Propinsi Jawa Timur dengan Kepolisian Daerah Jawa Timur. 7. Bidang Pemerintahan dan Keuangan Daerah Undang Undang nomor 22 Tahun 1999 tentang Penerintahan Daerah meletakan Otonomi Daerah dalam dua wilayah, yaitu Wilayah Propinsi dan Kabupaten/Kota. Pemberian kedudukan Propinsi sebagai Daerah Otonom dan sekaligus sebagai wilayah administratif dilakukan dengan pertimbangan : untuk memelihara hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; untuk menyelenggarakan otonomi daerah yang bersifat lintas daerah Kabupaten dan Kota; serta melaksanakan kewenangan otonomi daerah yang belum dilaksanakan melaksanakan
oleh
Daerah
tugas-tugas
Kabupaten
dan
pemerintahan
Daerah tertentu
Kota yang
serta
untuk
diiirhpahkari
dalam rangka pelaksanaan asas dekonsentrasi. Berkaitan dengan itu, maka program yang akan dilaksasnakan antara lain adalah: a. Memantapkan hubungan kerja secara harmonis dan sinergis antara Pemerintah
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
33
Propinsi dengan Pemerintah Pusat dan antara Pemerintah Propinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota; b. Memantapkan
Otonomi
Daerah
dengan
cara
mewujudkan
yang
berjiwa
kewirausahaan agar mampu Pendapatan Untuk Daerah (PUD), namun tidak tumpang tindih dengan aturan yang sudah ada; c. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan meningkatkan kualitas SDM aparatur agar terwujud pelayanan prima dengan memperbanyak dan memberikan kesempatan kepada personil untuk pengembangan dirinya. Mendasari konsepsi otonomi daerah dan kewenangan pemerintah untuk
propinsi,
daerah,
maka
diperlukan
dalam
rangka
penggalian
yang diemban oleh
meningkatkan
secara
terus
pendapatan
menerus
potensi
sumber pendapatan daerah, antara lain melalui: a. Mengupayakan UPT Dinas Propinsi/BUMD menjadi unit swadana, sehingga mampu mandiri sehingga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD); b. Revitalisasi
asset-asset
masyarakat
dan
pemerintah
sekaligus
untuk
peningkatan
kesejahteraan
kapasitas
pemblayaan
memperkuat
pembangunan; c. Mencari pendirian
sumber-sumber Jatim
Investment
keuangan Fund
dan
daerah
yang
penggalian
baru
Pendapatan
melalui Untuk
Daerah (PUD).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
34
MATRIK KEBIJAKAN 1
PEMERATAAN KESEMPATAN MEMPEROLEH PENDIDIKAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PENDIDIKAN
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
35
B. RENCANA TINDAK DAN INDIKATOR KERJA 1. Kebijakan Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan dan Peningkatan Kualitas No
Rencana Stratejik Daerah
Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
1. Program
Pendidikan
REPETADA 2004
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
Dinas P dan K, Badan Pendidikan
Pra
Sekolah (Dini Usia - TK)
Pra
Pepustakaan, Biro Mental Sekolah Spiritual,
Badan
Perpustakaan a. Pemberian
bantuan
sarana 1) Penambahan dan rehab sarana 1.1.Meningkatnya
dan prasarana.
dan prasarana belajar TK.
pembelajaran
fasilitas yang
layak
dan mernadai. 2) Penyediaan alat bermain.
2.1.Berkembangnya kreativitas anak.
b. Pemberian
bantuan kepada 1) Bantuan
lembaga
dan
Prasekolah
yang
mampu. c. Pendidikan
siswa
kemampuan
kurang
peningkatan
pengembangan 1.1.Adanya peningkatan mutu
mutu
kelembagaan,
pendidikan dan marajemen
manajemen
sekolah (BKM dan BKS,
sekolah. dan
tenaga kependidikan.
DBO, Bea Siswa, OOP).
pelatihan 1) Pendidikan dan Pelatihan tenaga 1.1.Meningkatnya pendidik.
mutu
dan
jumlah guru yang memiliki kompetensi.
2) Orientasi
dan
Diklat
teknis 2.1.Meningkatnya kemampuan
perpustakaan bagi guru/pengelola
guru/pengelola
Perpustakaan TK.
perpustakaan TK.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
36
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Pembinaan
dan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
penyuluhan 2.2.Terwujudnya
perpustakaan TK.
pengelolaan
Program APBD
sistem perpustakaan
TK sesuai kebutuhan. 3.1.Terwujudnya
sistem
pelayanan perpustakaan TK yang memadai. d. Bantuan
operasional 1) Dukungan Insentif guru TK,
pendidikan
bagi
1.1.Meningkatnya
tenaga
tunjangan
bagi guru terpencil
pendidik prasekolah. e. Mendorong
efisiensi
proses 1) Pemberdayaan
belajar-mengajar akuntabilitas
dan kinerja
guru-guru
dan
dan
pembinaan 1.1.Meningkatnya jumlah guru
Kepala
Sekolah
dalam rangka manajemen sekolah.
kelembagaan.
dan Kepala Sekolah yang melaksanakan
manajemen
sekolah. 2) Lomba Kreativitas
2.1.Meningkatnya
kreativitas
anak. 2.
Program Pendidikan Dasar a. Pemberian
bantuan
dan Prasarana.
Sarana 1) Rehab
gedung
SD,
MI
penambahan sarana belajar.
dan 1.1.Meningkatnya
pembelajaran yang layak.
2) Pengadaan perangkat laboratorium 2.1.Meningkatnya komputer dan bahasa SD, MI.
Badan
Diklat,
Badan
fasiltas Perpustakaan Biro Hukum
komputer dan bahasa yang Dinas P dan K, Biro Mental memadai.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
fasiiitas Dinas P dan K, Biro Kesra, Pendidikan Dasar
Spiritual
37
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 3) Pengembangan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
fasiiitas
ruang 3.1.Meningkatnya
Program APBD
fasiiitas
perpustakaan SD, MI dan bahan
perpustakaan SD, MI yang
pustaka.
layak.
4) Layanan sirkulasi, referensi dan 4.1.Berkembangnya minat baca deposit anak SD serta story telling. b. Pemberian anak
usia
beasiswa sekolah
siswa SD.
bagi 1) Pemberian subsidi biaya minimal 1.1.Meningkatnya jumlah anak dari
keluarga miskin.
pendidikan dasar untuk anak usia
usia sekolah yang dapat
sekolah
mengenyam
bagi
keluarga
miskin
(AUS-KM) SD, Mi.
bangku
pendidikan khususnya bagi keluarga miskin.
c. Pelaksanaan pendidika.n dan 1) Pendidikan pelatihan untuk meningkatkan
dan
pelatihan 1.1.Meningkatnya guru SD, MI
peningkatan kompetensi.
yang
kualitas tenaga pendidik.
mengikuti
pelatihan
kompetensi mengajar. 2) Orientasi
dan
perpustakaan
diklat
bagi
guru
teknis 2.1.Meningkatnya kemampuan yang
mengelola perpustakaan SD, MI. 3) Bantuan
magang
bagi
guru
yang
mengelola
perpustakaan SD, MI.
caion 3.1.Tersedianya
pengelofa perpustakaan SD, MI.
perpustakaan dengan
pengelola SD,
jumlah
MI yang
memadai.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
38
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
4) Pembinaan
dan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
penyuluhan 4.1.Terwujudnya
perpustakaan SD, MI.
pelayanan
Program APBD
sistem perpustakaan
SD, MI yang memadai. d. Masuknya kurikulum muatan 1) Peningkatan lokal.
jumlah
muatan 1.1.Meningkatnya
kurikulum lokal.
prosentase
jumlah jam pelajaran untuk muatan kurikulum lokal.
e. Mendorong
efisiensi
belajar-mengajar akuntabilitas kelembagaan.
proses 1) Pemberdayaan dan kinerja
dan
pembinaan 1.1.Meningkatnya jumlah guru
guru-guru dan Kepala Sekolah SD,
dan Kepala Sekolah SD, MI
MI
yang
dalam
rangka
manajemen
sekolah.
melaksanakan
manajemen sekolah.
2) Peningkatan dan pengembangan 2.1.Meningkatnya Kurikulum
berdasarkan
penyusunan program dan evaluasi Mapel,
Standart
sekolah
kurikulum
yang
berbasis
kompetensi.
Quality
Assurance. 3) Sosialisasi
pemanfaatan 3.1.Bertambahnya jumlah jam
perpustakaan kepada siswa SD,
kunjung
MI.
perpustakaan
anak/siswa bagi
ke siswa
SD, MI. 4) Lomba minat baca dan menulis 4.1.Meningkatnya kemampuan bagi siswa SD, MI.
membaca dan menulis bagi anak siswa SD, MI.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
39
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 f. Mendorong
kemandirian 1) Pengembangan
sekolah
berdasarkan
manajemen berbasis sekolah.
peningkatan
manajemen 1.1.Meningkatnya mutu
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
berbasis
sekolah.
Program APBD
kesiapan
sekolah
untuk
melaksanakan
otonomi
pendidikan. 2) Pengembangan kecakapan hidup 2.1.Mentngkatnya kemampuan (life skill) berdasarkan pendidikan
kemandirian siswa.
yang berbasis luas (Broad Base Education/BBE). 3) Kampanye Pendidikan Dasar untuk 3.1.Meningkatnya mendukung
Wajib
Belajar
angka
pendidikan rata rata.
Pendidikan Dasar. g. Tersusunnya peraturan daerah 1) Fasilitasi Penyusunan Peraturan 1.1.Tersusunnya Perda tentang tentang Baru
Penerimaan
(PSB)
di
Siswa
Pendidikan
Daerah
tentang
Dasar dan Pra Sekolah.
Dasar dan Pra-Sekolah untuk anak
usia
sekolah
PSB
Sekolah
PSB Sekolah Dasar dan Pra Sekolah
khusus
keluarga
tidak mampu.
dari
keluarga tidak mampu agar tetap memperoleh pendidikan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
40
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
3. Program Pendidikan Menengah
Program APBD
Dinas P dan K, Biro Mental Pendidikan Spriritual,
Badan
Diklat, Menengah
Badan Perpustakan. a. Pemberian
bantuan
sarana 1) Rehab
gedung
SLTP/MTs, 1.1.Meningkatnya
dan prasarana serta biaya
SMU/MA, SMK dan penambahan
pendidikan
sarana belajar
berprestasi miskin
untuk dari
anak
keluarga 2) Peningkatan
fasilitas
pembelajaran yang layak.
perpustakaan 2.1.Meningkatnya
SLTP/MTs, SMU/MA, SMK.
perpustakaan
fasilitas SLTP/MTs,
SMU/MA, SMK yang layak. 3) Layanan
terpadu
perpustakaan 3.1.Berkembangnya rninat baca
SLTP, SLTA, MTs, MA, SMK.
siswa SLTP, SLTA, MTS, MA, SMK.
4) Pemberian subsidi Biaya Minimal 4.1.Meningkatnya Pendidikan
SLTP
Anak
Usia
Sekolah Keluarga Miskin (AUS-
sekolah
pembiayaan
bagi
keluarga
kurang mampu.
KM) . 5) Bantuan beasiswa bagi anak usia 5.1.Meningkatnya sekolah
dari
keluarga
kurang
pembiayaan
sekolah
bagi
mampu yang berprestasi tingkat
kurang
mampu
SMU/SMK, MA.
berprestasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
keluarga yang
41
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Penyelenggaraan
mode 1) Peningkatan
alternatif layanan pendidikan.
dan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja perluasan 1.1.Meningkatnya
Program APBD
partisipasi
jangkauan layanan pendidikan bagi
pendidikan bagi siswa di
masyarakat.
wilayah terpencil dan tidak mampu.
2) Peningkatan setara
kemandirian
D-3
sesuai
siswa 2.1.Meningkatnya Jumlah Siswa dengan
yang
mempunyai
kebutuhan lapangan kerja Berbasis
kompetensi
kejuruan
Politeknik.
berkualifikasi
politeknik
setara D3 sesuai dengan lapangan
kerja
yang
tersedia. c. Penyelenggaraan diklat bagi 1) Pendidikan dan Pelatihan tenaga 1.1.Meningkatnya guru dan kepala sekolah.
guru dan Kepala Sekolah.
jumlah
guru
Sekolah
mutu dan
yang
dan
Kepala memiliki
kompetensi.
2) Orientasi
dan
Dikiat
teknis 2.1.Meningkatnya kemampuan
perpustakaan bagi guru/pengelola
guru/pengelola
Perpustakaan SLTP, MTs, SMU,
perpustakaan SLTP, MTs,
MA.
SMU, MA.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
42
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
d. Masuknya kurikulum muatan 1) Peningkatan lokal.
jumlah
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja muatan 1.1.Meningkatnya
kurikulum lokal.
Program APBD
prosentase
jumlah jam pelajaran untuk muatan kurikulum lokal.
e. Penyelenggaraan ungguian
dan
sekolah 1) Peningkatan mutu dan relevansi 1.1.Meningkatnya peningkatan
Pendidikan SMU, SMK.
peran SMU dan SMK dalam 2) Peningkatan pengembangan daerah.
jumlah
lulusan sekolah
unggulan.
kualitas
sekolah
ungguian
baik SMU maupun SMK. 2.1.Peningkatan mutu sekolah menengah.
f. Terbentuknya
kerja
sama 1) Mendorong dan memfasilitasi kerja 1.1.Meningkatnya
jumlah
lembaga pendidikan dengan
sama antara lembaga pendidikan
lembaga
dunia usaha/industri.
dengan dunia usaha/industri.
bekerjasama dengan dunia
pendidikan
yang
usaha/industri. g. Mendorong efisiensi Proses 1) Pemberdayaan Pembelajaran akuntabilitas
dan kinerja
dan
pembinaan 1.1.Meningkatnya
jumlah
Kepala Sekolah dan Guru dalam
Kepala Sekolah dan Guru
rangka manajemen sekolah.
yang
kelembagaan.
melaksanakan
Manajemen Sekolah. 2) Penyelenggaraan model alternatif 2.1.Meningkatnya layanan pendidikan.
partisipasi
pendidikan bagi siswa di wilayah terpencil dan tidak mampu.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
43
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
pemanfaatan 3.1.Meningkatnya jumlah jam
3) Sosialisasi Perpustakaan
kepada
siswa
berkunjung ke Perpustakaan SLTP/SLTA.
SLTP/SLTA
4) Lomba minat baca bagi siswa 4.1.Meningkatnya minat baca dan tulis siswa SLTP/SLTA.
SLTP/SLTA
5) Kampanye Pendidikan Dasar untuk 5.1.Meningkatnya mendukung
Wajib
Belajar
angka
pendidikan rata – rata.
Pendidikan Dasar. h. Mendorong
kemandirian 1) Pengembangan kecakapan hidup 1.1.Meningkatnya kemampuan
sekolah
berdasarkan
manajemen berbasis sekolah.
(life skill) berdasarkan pendidikan
kemandirian siswa.
yang berbasis luas (Broad Base Education/BBE). 2) Fasilitasi
Dewan
Pendidikan 2.1.Peningkatan
Propinsi.
partisipasi
peran masyarakat
terhadap pendidikan. 4. Program Pendidikan Luar Biasa
Dinas P dan K, Biro Mental Pendidikan Spiritual,
Badan
Luar
Diklat, Biasa
Badan Perpustakaan a. Pemberian
bantuan
sarana 1) Rehab
gedung
,
RKB, 1.1.Meningkatnya
dan prasarana serta biaya
perpustakaan,
pendidikan untuk anak dari
peraga, teaching group, alat bantu
keluarga miskin.
dan alat bermain.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
buku/modul
alat
fasilitas
pembelajaran yang layak.
44
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
2) Bantuan untuk Anak Usia Sekolah 2.1.Menurunnya angka putus bagi Keluarga Miskin (AUS-KM).
sekolah
bagi
Pendidikan
siswa
Luar
Biasa
keluarga miskin. 3) Pengembangan kecakapan hidup 3.1.Meningkatnya kemampuan (life skill) berdasarkan pendidikan
kemandirian siswa.
yang berbasis luas (Broad Base Education/BBE). b. Penyelenggaraan diklat bagi 1) Pendidikan dan Pelatihan tenaga 1.1.Meningkatnya guru PLB dan kepala sekolah.
guru dan Kepala Sekolah.
jumlah
guru
Sekolah
mutu dan
yang
dan
Kepala memiliki
kompetensi. 2) Orientasi
dan
perpustakaan
bagi
teknis 2.1.Meningkatnya kemernpuan guruSLB
guru
sekolah
sebagai pengelola perpustakaan
mengelola
SLB.
SLB.
c. Masuknya kurikulum muatan 1) Peningkatan lokal.
diklat
kurikulum lokal.
jumlah
dalam
perpustakaan
muatan 1.1.Meningkatnya
prosentase
jumlah jam pelajaran untuk muatan kurikulum lokal.
d. Mendorong
Pengembangan 1) Lomba minat baca bagi siswa SLB. 1.1.Berkembangnya minat baca
minat baca.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
bagi siswa SLB.
45
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
e. Mendorong efisiensi PBM dan 1) Pemberdayaan akuntabilitas
kinerja
kelembagaan.
dan
pembinaan 1.1.Meningkatnya
Kepala Sekolah dan Guru
rangka
yang
manajemen
sekolah
Pendidikan
Program APBD
jumlah
Kepala Sekolah dan Guru dalam
manajemen sekolah. 5. Program
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
melaksanakan
Manajemen Sekolah.
Luar
Dinas P dan K, Biro Mental Pendidikan
Sekolah (PLS)
Spiritual,
Badan
Luar
Diklat, Sekolah
Badan Perpustakaan a. Pelaksanaan Kejar Paket A, B, 1) Peningkatan kelompok
belajar
usaha
mutu
pendidikan 1.1.Meningkatnya jumlah siswa
masyarakat.
yang mengikuti pendidikan
(KBU), dan permagangan.
penyetaraan
setara
SD,
SLTP dan SLTA. 1.2.Berkurangnya jumlah buta huruf. 1.3.Peningkatan
pemuda
produktif. b. Pemberian
bantuan
dan prasarana.
sarana 1) Pengembangan Pendidikan
Sarana 1.1.Meningkatnya Warga
Beiajar,
fasilitas
pembelajaran yang layak.
Pendidikan Anak Usia Dini serta Pusat
Kegiatan
Belajar
Masyarakat. 2) Layanan
terpadu
desa.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
perpustakaan 2.1.Berkembangnya minat baca masyarakat desa.
46
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 c. Pemberian pelatihan
pendidikan bagi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan 1) Pelatihan tenaga fungsional PLS.
tenaga
1.1.Meningkatnya kemampuan tenaga
fungsional PLS.
Program APBD
fungsional
PLS
sebagai pelaksana Program Pendidikan Luar Sekolah.
d. Penyelenggaraan
model 1) Pengembangan
pendidikan luar sekolah mdalui
kerjasama
PLS 1.1.Meningkatnya
dengan ketenagakerjaan.
Jumlah
Warga Belajar yang memiliki
Link and Match antara PLS
ketrampilan teknis.
dan ketenagakerjaan. e. Pelatihan
Manajemen 1) Peningkatan kemampuan warga 1.1.Meningkatnya
Ketenagakerjaan
dan
Kewirausahaan. 6. Program
Pembinaan
belajar
melalui
pelatihan
Jumlah
Warga Belajar yang mandiri.
manajemen dan kewirausahaan. Tenaga
Dinas P dan K, Badan Pembinaan Tenaga
Kependidikan
Diktat, Badan Perpustakaan Kependidikan Kebudayaan
a. Pendidikan dan pelatihan guru 1) Peningkatan Kompetensi belajar 1.1.Meningkatnya dan kepala sekolah.
mengajar.
jumlah
guru
Sekolah
mutu dan
yang
dan
Kepala memiliki
kompetensi. 2) Diktat teknis perpustakaan bagi 2.1.Meningkatnya kemampuan, pustakawan perpustakaan.
/
pengelola
pengetahuan ketrampilan
dan pustakawan
/
pengelola perpustakaan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
47
dan
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Pemberian
bantuan
untuk 1) Peningkatan
kualifikasi
guru 1.1.meningkatnya
Penyetaraan pendidikan bagi
melaiui penyetaraan D II, S-l dan
tenaga pendidik.
Wyata Bakti.
c. Terlaksananya angka
bagi
tenaga
pendidikan.
pendidikan guru. kualitas
penilaian terhadap kenaikan
pendidikan yang efisien dan
pangkat
efektif.
berdasarkan angka kredit.
d. Pemberian bantuan bagi guru 1) Bantuan di
daerah
terpencil
dan
terbelakang.
swasta
tunjangan dan
Program APBD
jenjang
penilaian 1) Penilaian angka kredit bagi tenaga 1.1.Peningkatan
kredit
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
bagi
negeri
para
guru 1.1.Meningkatnya
didaerah
terpencil.
guru tunjangan
bagi guru terpencil. 2.1.Tersedianya
2) Penambahan jumlah guru bantu.
tenaga
pendidik untuk sekolah yang kekurangan guru.
7. Program
Pengembangan
Dinas P dan K, Biro Mental Pelestarian sejarah
Kebudayaan
Spiritual,
Badan budaya
Perpustakaan,
Kantor arkeologi
dan
Perwakilan Jawa Timur, a. Pemeliharaan
dan 1) Perluasan pembangunan Museum 1.1.Meningkatnya
penyelenggaraan propinsi
dan
peninggalan kepurbakalaan.
museum
Mpu Tantular.
pelayanan
suaka
Tantular
sejarah
Sidoarjo. 2) Pemeliharaan kebudayaan sejarah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Museum di
situs-situs 2.1.Terpeliharanya dan
peninggalan
kualitas Mpu
Kabupaten
kelestarian
situs-situs kebudayaan can peninggalan sejarah. 48
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Memperluas
penggalian 1) Peningkatan penelitian
dan arkeologi.
budaya dan arkeologi.
peninggalan
2) Peningkatan pustaka
dan 1.1.Ditemukannya
Penggalian
peninggalan sejarah, budaya,
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja sejarah,
Program APBD
situs-situs
sejarah dan kepurbakalaan baru.
bahan 2.1.Tersedianya koleksi bahan
koleksi
peninggalan
sejarah,
budaya dan arkeologi.
pustaka
peninggalan
sejarah,
budaya
dan
arkeologi c. Pengembangan
kawasan 1) Penyiapan
kawasan
Kerajaan 1.1.Terbangunnya tahap awal
Kerajaan Mojopahit menjadi
Mojopahit sebagai pusat budaya
pengembangan
museum
dan pariwisata.
mojopatiit.
terbuka
sebagai
kawasan
pusat budaya dan pariwisata Jawa Timur. d. Inventarisasi budaya tradisional.
lokal
dan dan
eksibisi 1) Penyelenggaraan nilai
even-even 1.1.Terselenggaranya pameran-
kebudayaan dalam dan luar negeri.
pameran kekayaan budaya
2) Peningkatan peran serta seniman
dan peten-pekan kesenian
dan
budayawan
meningkatkan,
dalam
rangka
tradisional Jawa Timur.
mengembangkan 2.1.Terselenggaranya
dan melestarikan kebudayaan.
tasan
kesenian
kebudayaan
oleh
pemendan para
seniman dan budayawan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
49
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 e. Pengembangan daerah
dan
tradisional.
REPETADA 2004 Rencana Tindak
kebudayaan 1) Pemberdayaan kesenian
dan
pembinaan 1.1.Pemberian
kelembagaan kebudayaan daerah. 2) Pengembangan
bahan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
pustaka
budaya dan kesenian.
lembaga
subsidi
bagi
komunitas
seni
tradisional
dan
Program APBD
fasilitasi
kegiatan-kegiatan kesenian, 2.1.Tersedianya
informasi
terbaru tentang seni dan budaya. f. Pengembangan bahasa daerah.
pemakaian 1) Peningkatan
kualitas
guru-guru 1.1.Terselenggaranya
Bahasa Daerah.
simposium bagi
Bahasa
guru-guru
Jawa Bahasa
Daerah di Jawa Timur. 2) Penyusunan
materi
muatan 2.1.Terwadahinya budaya lokal
budaya lokal pada buku pelajaran
dalam
SD dan SLTP.
sekolah.
3) Pengembangan
dan
buku
pelajaran
pelestarian 3.1.Terselenggaranya semiloka
sastra daerah.
pengembangan
dan
pelestarian sastra daerah. 4) Peningkatan
kualitas
pejabat, 4.1.Terselenggaranya penyulu-
pengasuh Pondok Pesantren dan
han bahasa Indonesia bagi
pengelola
Pejabat, Pengelola Pondok
media
massa dalam
berbahasa Indonesia yang baik
Pesantren
dan benar.
Media Massa.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
dan
Pengelola
50
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
g. Mendorong apresiasi sejarah, 1) Penyebarluasan informasi sejarah, 1.1.Peningkatan budaya, dan arkeologi pada
budaya,
dan
masyarakat.
Masyarakat.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
arkeologi
ke
sejarah,
Program APBD
apresiasi
budaya,
dan
arkeologi dalam masyarakat.
2) Meningkatnya
Apresiasi 2.1.Lokakarya kepurbakalaan.
Kepurbakalaan. 3) Pengkajian
sejarah
pengungkapan pahlawan/tokoh
dan 3.1.Meningkatnya
keteladanan sejarah
Jawa
Timur.
kesadaran
dan pemahaman terhadap sikap
keteladanan
pahlawan/tokoh sejarah.
4) Bantuan hak paten karya seni dan 4.1.Meningkatnya jumlah karya Budaya.
seni
dan
dilengkapi
budaya
yang
dengan
hak
paten. h. Pemberian
Bantuan
dan prasarana.
sarana 1) Peningkatan sarana dan prasarana 1.1.Peningkatan kelembagaan
kesenian
dan
budaya.
kelembagaan kesenian dan kebudayaan yang layak.
2) Tersedianya
Buku
peraturan 2.1.Menurunnya
Perundang-undangan benda
kualitas
cagar
budaya
tentang dan
tingkat
pelanggaran terhadap benda cagar budaya.
penulisan, pencetakan buku benda cagar budaya.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
51
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Pemberian
imbalan 3.1.Meningkatnya
bantuan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
penyela-
jasa/ganti rugi penemuan benda
matan benda / cagar budaya
cagar budaya.
yang
ditemukan
oleh
masyarakat. 4) Peningkatan Prasarana
Sarana perpustakaan
dan 4.1.Tersedianya Bung
perpustakaan Bung Kamo yang layak dan memadai.
Karno di Blitar. 8. Program
fasilitas
Pengembangan
Bappeprop, Dinas P dan K, Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi.
Biro Mental Spiritual, Badan Perpustakaan
a. Pemberian
rekomendasi 1) Penyusunan
pembukaan
dan
perguruan
tinggi
penutupan sesuai
kebutuhan dan kemampuan.
need
evaluasi
assesment, 1.1.Adanya
penyelenggaraan
pendidikan
tinggi,
inventarisasi,
dan pendataan. 2) Rehab,
bantuan
perguruan
potret
profil
tinggi
sesuai
kelas/golongan
akreditasi
yang dimiliki. sarana
dan 2.1.Meningkatnya
prasarana Perguruan Tinggi Negeri
sarana
perkuliahan yang memadai.
dan Swasta. 9. Program Koordinasi
Sinkronisasi
dan
Dinas P dan K, Bappeprop,
Pembangunan
Badan Perpustakaan, Biro
Pendidikan di Daerah.
Adm. Pembangunan, Biro Mental Spiritual.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
52
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
a. Pelaksanaan, pengkajian, dan 1) Sinkronisasi Sinkronisasi program/kegiatan,
pendidikan
serta pengembangan dalam
pendidikan.
rangka
Program APBD
koordinasi 1.1.Terciptanya koordinasi dan
dan di
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
setiap
jenjang
Sinkronisasi antar daerah di setiap jenjang pendidikan.
perencanaan 2) Fasilitasi layanan perpustakaan.
2.1.Meningkatnya
minatbaca
masyarakat.
peningkatan pendidikan.
perencanaan 3.1.Adanya
3) Pengembangan
pendidikan dan kebudayaan.
perencanaan
pendidikan dan kebudayaan yang mendukung program pembangunan.
b. Pelaksanaan sistem informasi 1) Pengembangan data base regional 1.1.Tersusunnya dan pendataan pendidikan.
pendidikan.
Perpustakaan 2.1.Tersedianya SLTA/Perguruan
Tinggi/Desa/Instansi dan Pondok Pesantren serta Rumah Ibadah. 3) Pengendalian dan evaluasi sistem Informasi Pendidikan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
base
bidang pendidikan.
2) Pemetaan TK/SD/SLTP/
data
dan
Pendataan
data
perpustakaan
sebagai
sasaran pembinaan. 3.1.Tercapainya
pengendalian
dan evaluasi data sistem Informasi
dan
Pendataan
Pendidikan yang tepat.
53
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
bantuan 1) Memfasilitasi pendidikan di setiap 1.1.Tersedianya
c. Pemberian
pengembangan pendidikan di
jenjang
daerah terbelakang, tertinggal,
terbelakang, tertinggal, terpencil.
terpencil,
serta
bagi
pendidikan
di
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja daerah
Program APBD
fasilitas
pendidikan yang layak di daerah
terbelakang,
tertinggal, terpencil.
siswa
rninoritas dan tidak mampu. d. Mendorong pendidikan
pengembangan 1) Peningkatan di
pondok
bantuan
terhadap 1.1.Bertambahnya
pondok pesantren.
pondok
pesantren.
jumlah
pesantren
mendapatkan
yang
bantuar,
pengembangan pendidikan. 2) Orientasi dan diklat teknis bagi 2.1.Meningkatnya kemampuan pengelola
perpustakaan
pondok
pesantren dan rumah ibadah.
pengelola perpustakaan dan meningkatnya
kualitas
sistem
pelayanan
perpustakaan pesantren
pondok dan
rumah
ibadah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
54
MATRIK KEBIJAKAN 2
PERCEPATAN PEMULIHAN EKONOMI DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN, PENGUATAN UNIT-UNIT USAHA, DAN LEMBAGALEMBAGA EKONOMI.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
55
2. Kebijakan Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Peningkatan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan, Penguatan Unit-unit Usa'ha, dan Lembaga-lembaga Ekonomi. No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
1. Ketahanan Pangan
Dinas
Pertanian,
Program APBD
BKP, 1. Program Ketaha-
Dinas Peternakan, Dinas
nan
Perikanan
Pertanian rakyat.
dan
Kelautan,
Pangan
Badan Ketonanan Pangan a. Penetapan standar pelayanan 1) Fasilitasi minimal
dalam
pertanian,
peternakan,
perikanan
yang
dilaksanakan Kabupaten/Kota.
bidang dan wajib
minimal peternakan,
standar
pelayanan 1.1.Tersedianya
bidang
pertanian,
perikanan
dan
ketahanan pangan.
Pelayanan Minimal bidang pertanian, perikanan
oleh
Standar
peternakan, dan
ketahanan
pangan. 2) Optimaiisasi sumberdaya bidang 2.1.Terwujudnya pertanian,
peternakan
perikanan.
dan
penggunaan
sumberdaya
bidang
pertanian, peternakan dan perikanan secara optimal.
3) Gerakan
peningkatan
intensifikasi.
mutu 3.1.Meningkatnya intensifikasi.
4) Optimaiisasi pemanfaatan lahan, 4.1.Optimalnya air irigasi dan sumber air.
mutu
lahan
dan
pemanfaatan meningkatnya
efesiensi pemanfaatan air irigasi dan sumber air.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
56
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 5) Sosialisasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Standarisasi
Program APBD
bidang 5.1.Tersosialisasinya Standari-
pertanian, peternakan, perikanan
sasi
dan pangan.
peternakan, perikanan dan
bidang
pertanian,
pangan. 6) Pengembangan Pangan
Ketahanan 6.1.Meningkatnya ketersediaan,
bidang
pertanian,
peternakan dan perikanan. 7) Fasilitasi
pembangunan
distribusi,
dan
konsumsi
pangan. bidang 7.1.Tersusunnya
pertanian, peternakan, perikanan
pembangunan
dan ketahanan pangan.
pertanian, perikanan
perencanaan bidang peternakan,
dan
ketahanan
pangan 8) Antisipasi dampak bencana alam 8.1.Berkurangnya dan penyimpangan iklim.
bencana
dampak alam
dan
penyimpangan iklim. b. Menyediakan
bibit/benih 1) Perbanyakan bibit/benih tanaman 1.1.Tersedianya
unggul pertanian, peternakan,
pangan
dan perikanan, serta faktor-
holtikultura dan temak.
faktor penunjangnya.
(padi,
paidwija),
bibit/benih
unggul dan bermutu.
2) Peningkatan produktivitas tanaman 2.1.Tersedianya benih beriabel. pangan dan hortikultura melalui penyediaan benih berlabel.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
57
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
3) Inseminasi buatan sejuta akseptor 3.1.Meningkatnya sapi (INTAN SEJATI).
kelahiran
Program APBD
angka
dan
kualitas
nutfah 4.1.Berkembangnya
plasma
ternak. 4) Pengembangan
plasma
sapi Madura.
nutfah sapi Madura.
5) Pengawasan dan pembinaan mutu 5.1.Tersedianya pakan ternak pakan.
berkualitas.
6) Pengadaan benih dan induk ikan 6.1.Tersedianya unggul di BBI, BBU serta hatchery.
benih
dan
induk ikan unggul di BBI, BBU serta Hatchery.
7) Pengelolaan perbenihan tanaman 7.1.Terkelolanya
perbenihan
pangan dan hortikultura di BBI
tanaman
pangan
Padi, Palawija dan Hortikultura.
hortikultura
di
BBI
dan Padi,
Palawija dan Hortikultura. 8) Antisipasi
kelangkaan
pengawasan sarana produksi.
dan 8.1.Tersedianya
sarana
prcduksi dan meningkatnya kemampuan petani dalam memenuhi
kebutuhan
pupuk.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
58
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
dan 1) Pengendalian
c. Pengendalian penanggulangan pengganggu
organisme
tumbuhan
dan
petemakan, dan perikanan.
Program APBD
Organisme 1.1.Tertaksananya
Penggangu
Tanaman
(OPT)
tanaman pangan den hortikultura.
penyakit di bidang pertanian, 2) Penerapan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Pengendalian
pengendalian OPT tanaman pangan dan hortikultura.
Kama 2.1.Berkembangnya penerapan
Terpedu (PHT).
prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
3) Pemberantasan
dan 3.1.Menurunnya kasus penyakit
penanggulangan penyakit hewan
hewan menular.
menular. 4) Pengawasan
dan
pengendalian 4.1.Terkendalinya
peredaran
peredaran pestisida, obat hewan
pestisida dan obat hewan
dan analisa residu serta fasilitasi
serta
sertifikasi
residu pestisida dan obat
pestisida
dan
obat
hewan. 5) Pemberdayaan
tersedianya
analisis
hewan. Laboratorium 5.1.Meningkatnya kemampuan
kesehatan medik veteriner dan
laboratorium
Laboratorium diagnostik.
pelayanan
dalam kesehatan
hewan. 6) Peningkatan sarana dan prasarana 6.1.Tersedianya
sarana
dan
penanggulangan dan pengendalian
prasarana penanggulangan
hama penyakit ikan.
penyakit ikan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
59
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
bantuan 1) Penyediaan peralatan dan mesin 1.1.Tersedianya peralatan dan
d. Memberikan
peralatan untuk penanganan
pasca panen pertanian (alsintan),
mesin
pasca
panen
pascapanen.
peternakan dan perikanan.
pertanian, petemakan dan perikanan.
2) Penyediaan Laboratorium
dan
Pemberdayaan 2.1.Meningkatnya kemampuan
pertanian
dan
laboratorium pelayanan
perikanan.
dalam pertanian
dan
perikanan. e. Melaksanakan kajian teknologi 1) Pengkajian pertanian, perikanan.
peternakan,
dan
teknologi
dan bidang
penerapan 1.1.Terlaksananya kajian dan pertanian,
peternakan dan perikanan.
penerapan
teknologi
pertanian,
peternakan,
perikanan. 1.2.Berkembangnya pengolahan
teknologi
pangan
yang
bermutu dan aman.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
60
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 2) Identifikasi
dan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja rencana 2.1.Tersedianya
rencana
pengembangan potensi pertanian,
pengembangan
peternakan,
pertanian, peternakan, dan
dan
perikanan
di
wilayah prioritas pembangunan :
perikanan
Kawasan
mendukung
Selatan
Jawa
Timur
(KSJT), Madura dan kepulauan.
dan
Program APBD
potensi
dalam pembangunan pengentasan
kemiskinan diwilayah KSJT, Madura dan kepulauan. 3) Pengembangan dan perekayasaan 3.1.Berkembangnya perekayaserta aplikasi teknologi perikanan.
saan dan aplikasi teknologi perikanan.
4) Pemantapan sistem kewaspadaan 4.1.Tersusunnya pangan dan gizi.
pemetaan
daerah rawan pangan dan gizi.
5) Pengembangan ilmu pengetahuan 5.1.Terwujudnya
kerjasama
dan teknologi bidang pertanian,
dalam pengembangan ilmu
peternakan dan perikanan.
pengetahuan dan teknologi bidang
pertanian,
petemakan dan perikanan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
61
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 5.2.Tersosialisasinya
Program APBD
penera-
pan teknologi pengolahan pangan
yang
aman
dan
bermutu. 6) Pengembangan konsumsi pangan 6.1.Teridentifikasinya konsumsi dan gizi.
pangan
dan
gizi
di
masyarakat. 6.2.Tersusunnya
rencana
pengembangan
konsumsi
pangan dan gizi masyarakat. 7) Perencanaan
pembangunan 7.1.Teridentifikasinya
pangan dan gizi
tersusunnya
dan rencana
pembangunan pangan dan gizi. 8) Pengembangan pangan.
mutu
dan
gizi 8.1.Teridentifikasinya mutu dan gizi pangan di masyarakat. 8.2.Terwujudnya
pembinaan
danpengawasan mutu dan gizi pangan di masyarakat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
62
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 9) Fasilitasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja hasil 9.1.Terwujudnya
pengoiahan
sistem
tanaman pangan dan hortikultura
pengoiahan
dengan
pendekatan
pendekatan HACCP.
Analysis
Critical
Hazzard
Control
Program APBD
hasii
dengan
Point
(HACCP). f. Melakukan pengawasan lalu 1) Pengawasan lalulintas ternak dan 1.1.Terkendalinya lintas temak.
bahan asal hewan antar Propinsi.
ternak
dan
lalulintas bahan
asal
hewan antar propinsi. g. Melakukan pemotongan
pengendalian 1) Pengendalian pemotongan hewan 1.1.Terkendalinya pemotongan hewan
betina
betina produktif.
hewan betina produktif.
produktif. h. Intensifikasi Sapi Potong.
1) Intensifikasi
Sapi
(INSAPP),
Potong 1.1.Meningkatnya ternak
populasi
sapi
potong
berkualitas. 2) Penyebaran dan pengembangan 2.1.Meningkat dan meratanya ternak sapi potong.
penyebaran
dan
pengembangan ternak sapi potong. 3) Pemberdayaan ekonomi peternak 3.1.Meningkatnya sapi potong.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
pendapatan
peternak sapi potong.
63
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
2. Pengembangan Agribisnis
Dinas
Pertanian,
Peternakan,
Program APBD
Dinas 1. Program Dinas
Perikanan dan Kelautan
Persgem bangan Agribisn Pertanian Rakyat 2. Program pengeml
ngan
Agribisnis Peternakan. 3. Program per.gem bangan agrifaisnis Perikanan. a. Mendirikan agribisnis
pasar dan
induk 1) Penguatan sarana
prasarana pendukungnya.
sektor
hulu
dalam 1.1.Kesiapan sektor hulu dalam
rangka pembangunan Pasar Induk
mendukung
Agribisnis (PIA).
PIA.
2) Pengembangan
pembangunan
agribisnis 2.1.Berkembangnya
tanaman pangan dan hortikultura.
Tanaman
Agribisnis
Pangan
dan
pusat
studi
Hortikultura. 3) Pengembangan kebun benih Lebo 3.1.Tersedianya -Sidoarjo.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
agribisnis hortikultura.
64
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
4) Pengembangan dan pemanfaatan 4.1.Berkembangnya industri
pengolahan
pertanian,
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja hasil
peternakan
dan
Program APBD
industri
hasil pertanian, peternakan dan perikanan.
perikanan. 5) Pengembangan
pemasaran 5.1.Tersedianya
perikanan budidaya dan perairan
pemasaran
umum.
budidaya
fasilitas perikanan dan
perairan
umum 6) Fasilitasi
pembentukan kawasan 6.1.Terbentuknya
agropolitan.
kawasan
agropolitan.
b. Pemuliaan bibit/pohon induk 1) Pengembangan tanaman pangan 1.1.Tersedianya dan
pengembangan
pengganda
map
(BPMT)
dalam
dan hortikultura.
tanaman
tempel
pangan
dan
hortikultura.
rangka 2) Pelepasan
penetapan standar pembibitan
varietas
Varietas
Tanaman 2.1.Tersedianya varietas unggul
Buah-buahan.
baru tanaman buah-buahan.
standar mutu benih. c. Penerapan
standardisasi 1) Sosialisasi standardisasi Rumah 1.1.Tersosialisasinya
teknis Rumah Potong Hewan.
Potong Hewan (RPH) dan Hazzard
standarisasi
Analysis
HACCP.
Critical
Control
Point
RPH
dan
(HACCP). 2) Pembinaan
standarisasi
produksi peternakan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kinerja 2.1.Terbinanya
standarisasi
kinerja produksi peternakan.
65
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
d. Melakukan privatisasi unit - 1) Revitalisasi UPT-UPT di lingkup 1.1.Meningkatnya unit
usaha
bidang
dan
asosiasi
peternakan/pertanian
dan perikanan.
pertanian
peternakan
dan
UPTyang
Program APBD
kinerja
berbasis
bisnis
dan pelayanan umum.
perikanan.
2) Promosi dan eksploitasi komoditas 2.1.Terlaksananya promosi dan ternak unggulan.
eksploitasi
komoditas
peternakan. 3) Pemberdayaan Balai Pembibitan 3.1.Meningkatnya Kinerja BPT Ternak
(BPT)
dan
Hijauan
dan HMT.
Makanan Ternak (HMT). e. Melakukan promosi komoditi 1) Penyediaan profil dan peningkatan 1.1.Tesedianya ekspor perikanan.
pelayanan
produk
ekspor
hasil
perikanan.
profil
meningkatnya produk
dan
pelayanan
ekspor
hasil
perikanan. 2) Peningkatan ekspor
jaringan
dan
pemasaran
perikanan. f. Pengembangan ekspor perikanan.
informasi 2.1.Tersedianya hasil
informasi
jaringan ekspor
pemasaran hasil perikanan.
komoditi 1) Optimalisasi unit pelaksana teknis 1.1.Berkembangnya budidaya perikanan.
dan unit
pelaksana teknis budidaya perikanan.
2) Pengembangan perikanan kualitas ekspor.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
komoditi 2.1.Berkembangnya
produk
perikanan kualitas ekspor.
66
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 g. Pengaturan
pola
REPETADA 2004 Rencana Tindak
kawasan 1.1.Berkembangnya
usaha 1) Pengembangan
kawasan industri peternakan.
agribisnis
Indikator Kinerja
berbasis
peternakan
peternakan
kawasan Madura. 3. Pengembangan
Program APBD
kawasan
agribisnis
berbasis
peternakan unggulan.
unggulan. 2) Pengembangan
Instansi Pelaksana
di 2.1.Berkembangnya peternakan di kawasan Madura.
Pertanian
Dinas Pertanian, BKP, Biro 1. ProgramPengem
Rakyat Terpadu
Bina Perekonomian, Dinas
bangan
Peternakan,
nian
Dinas
Perikanan dan Kelautan.
PertaRakyat
Terpadu. 2. ProgramPengem bangan
Peter-
nakan
Rakyat
Terpadu 3. ProgramPengem bangan
Perika-
nan
Rakyat
Terpadu a. Pengendalian petani,
harga
sehingga
gabah 1) Pembelian gabah petani. tercapai
harga yanq layak.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
1.1.Terkendalinya
fluktuasi
harga jual gabah di tingkat petani.
67
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Monitoring dan Evaluasi dampak 2.1.Tersedianya program
pembelian
gabah
3) Pengendalian harga bahan pangan
Program APBD
informasi
dampak program pembelian gabah
terhadap kesejahteraan petani.
terhadap
kesejahteraan petani,
strategis di tingkat produsen dan 3.1.Berkurangnya
fluktuasi
harga pangan strategis.
konsumen. 4) Penguatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
kelembagaan
petani 4.1.Terbentuknya kelembagaan
dan lembaga ekonomi pedesaan.
dan
berdayanya
petani
terhadap akses pembiayaan. b. Pemberdayaan petani dalam 1) Fasilitasi petani dalam penerapan 1.1.Meningkatnya penerapan
teknologi
dan
pemanfaatan informasi pasar.
dan
pengembangan
pertanian,
teknologi
peternakan
dan
perikanan.
kemamampuan dalam
penerapan
pasar pertanian.
peternakan,
dan
pengembangan teknologi.
2) Pengembangan sistem informasi 2.1.Tersedianya
3) Penghargaan
petani
data
dan
informasi pasar pertanian.
bidang
pertanian, 3.1.Meningkatnya prtstasi kerja
perikanan
dan
ketahanan pangan.
bidang
pertanian,
peternakan, perikanan dan ketahanan pangan.
4) Pengembangan
4.1.Berkembangnya
penganekaragaman dan teknologi
konsumsi
pengolahan pangan lokal.
tergantung pada beras.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
yang
pola tidak
68
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 4.2.Tersusunnya bermutu,
menu
Program APBD
yang
bergizi
dan
berimbang. 4.3.Meningkatnya
penerapan
teknologi pangan olahan. 5) Kampanye/sosialisasi diversifikasi 5.1.Tersosialisasinya pangan.
diversi-
fikasi pangan.
6) Pengembangan distribusi pangan.
6.1.Terjangkaunya ketersediaan pangan di semua wilayah di Jawa Timur. 6.2.Tertatanya sistem jaringan dan
distribusi
pangan
di
Jawa Timur. 7) Penyusunan
kebutuhan, 7.1.Tersusunnya
pengadaan dan cadangan pangan.
rencana
kebutuhan, pengadaan dan cadangan pangan.
8) Pengendalian cadangan pangan di 8.1.Meningkatnya ketersediaan pekarangan.
pangan
dari
pemanfaatan
pekarangan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
69
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
9) Fasilitasi
pengembangan
pemberdayaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja dan 9.1.Terwujudnya
masyarakat
kepulauan dan wilayah pesisir.
keterpaduan
pengembangan
dan
pemberdayaan
masyarakat
kepulauan
Program APBD
dan
wilayah
pesisir. 10)Fasilitasi
pembinaaan
dan 10.1.Terwujudnya keterpaduan
pelaksanaan lomba perikanan dan
pembinaaan
dan
kelautan.
pelaksanaan
lomba
perikanan dan kelautan. 11)Fasilitasi pelaksanaan eksplorasi, 11.1.Terwujudnya keterpaduan eksploitasi,
konservasi
dan
pelaksanaan
pengelolaan
kekayaan
laut
eksploitasi, konservasi dan
propinsi.
eksplorasi,
pengelolaan kekayaan laut propinsi.
12)Fasilitasi usaha sektor primer.
12.1.Terwujudnya
fasilitasi
usaha sektor primer. 13)Pemberdayaan Pondok Pesantren 13.1.Berkembangnya dalam
pembangunan
pertanian,
petemakan. dan perikanan.
Pesantren
Pondok berbasis
pertanian, petemakan, dan perikanan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
70
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
14)Pengembangan Sistem Informasi 14.1.Terciptanya pembangunan
Manajemen (SIM) petemakan.
Program APBD
informasi petemakan
melalui petemakan. 15)Peningkatan
produktivitas
hasil- 15.1.Meningkatnya pendapatan
hasil pertanian. 4. Pengembangan
petani.
Pengelolaan
Dinas
Sumber Daya Kelautan
Kelautan
Perikanan
dan Program Pengembangan Pengelolaan Sumber
Daya
Kelautan a. Penataan
dan
pengelolaan 1) Identifikasi dan evaluasi sumber 1.1.Tersedianya
perairan wilayah laut.
daya kelautan. dan
pengelolaan
pelatihan 2.1.Meningkatnya kualitas SDM
sumber
daya
kelautan.
prasarana
sarana kelautan
merangsang investasi.
/ 1) Peningkatan untuk
sentra
produksi 3.1.Terwujudnva
Mutu.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
sentra
produksi kelautan. sarana
pelayanan 1.1.Meningkatnya pelayanan di
perijinan usaha. 2) Peningkatan
dalam pengelolaan sumber daya kelautan.
kelautan. b. Menyediakan
base
sumber daya Kelautan.
2) Sosialisasi
3) Penataan
data
bidang perijinan usaha. Laboratorium
Uji 2.1.Meningkatnya
kinerja
Laboratorium Uji Mutu.
71
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 c. Pengadaan prasarana meningkatkan
sarana
dan 1) Pengoperasian dan pemeliharaan 1.1 Meningkatnya untuk
sumber daya
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Unit Pelaksana Teknis Tangkap
Unit
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI).
Tangkap
kelautan.
Program APBD
operasional
Pelaksanaan
Teknis
Pangkalan
Pendaratan
Ikan
(PPI)
secara optimal. 2) Pembangunan
dan
pengadaan 2.1 Tersedianya
sarana prasarana perikanan dan
prasarana
kelautan.
kelautan.
3) Peningkatan
status
sarana
dan
perikanan
dan
prasarana 3.1 Meningkatnya
tangkap.
prasarana tangkap.
4) Pemberdayaan
nelayan
melalui 4.1 Tersedianya
pemanfaatan Teknoiogi Informasi
satelit.
hasil
tangkapan ikan.
5) Pengadaan kapal penampung hasil 5.1 Tersedianya
carrier).
informasi
potensi penangkapan ikan.
Penangkapan Ikan berbasis citra 4.2 Meningkatnya
tangkapan
status
ikan
nelayan
(kapal
penampungan
kapal hasil
tangkapan ikan. 5.2 Kemudahan
operasional
nelayan. 5.3 Meningkatnya
hasi!
tangkapan dan kemudahan pemasaran ikan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
72
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 d. Pemberdayaan
masyarakat 1) Pemberdayaan
nelayan/pesisir.
pengelolaan
dan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja sosialisasi 1.1 Meningkatnya
lingkungan
wilayah
pesisir.
Program APBD
kesadaran
masyarakat
terhadap
pengelolaan
lingkungan
wilayah pesisir. 2) Optimalisasi
penangkapan
ikan 2.1 Meningkatnya
jenis ekonomis penting.
penangkapan
hasil ikan
jenis
ekonomis penting. 3) Penguatan
modal
dan 3.1 Terbentuknya kelembagaan
kelembagaan nelayan.
nelayan yang mantap. 3.2 Berdayanya
nelayan
terhadap akses permodalan. 4) Pembangunan Stasiun Pengisian 4.1 Tercukupinya Bahan
Bakar
untuk
Nelayan
(SPBN). sumber
bahan bakar dengan harga standar Pertamina.
e. Pelestarian dan pengelolaan 1) Pemberdayaan plasma nutfah spesifik lokasi.
kebutuhan
daya
kelautan.
dan
konservasi 1.1 Meningkatnya
perikanan
dan
konservasi
sumber
daya
perikanan dan kelautan.
2) Pelestarian dan rehabilitasi hutan 2.1 Terlaksananya mangrove.
kegiatan
dan
pelestarian
rehabilitasi
hutan
mangrove.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
73
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
eksploitasi 1) Pengawasan eksploitasi sumber 1.1 Terlaksananya pengawasan
f. Pengawasan
sumber daya ikan di wilayah
daya
ikan
di
wilayah
laut kewenangan Propinsi.
kewenangan Propinsi.
laut
eksploitasi sumber daya ikan di wilayah laut kewenangan Propinsi.
2) Penyediaan sarana pengawasan 2.1 Tesedianya wilayah laut kewenangan Propinsi.
sarana
pengawasan
wilayah
laut
kewenangan Propinsi. 5. Program
Pengelolaan
Usaha
Dinas
Pertambangan
Energi
Sumberdaya Bappeprop,
dan Pengelolaan Usaha Mineral, Pertambangan
Biro
Adm.
Pembangunan a. Menyediakan teknologi
bantuan 1) Sinkronisasi dan koordinasi bidang 1.1 Terciptanya Sinkronisasi dan
dan
penambangan bawah
pembinaan umum,
tenah
berwawasan lingkungan.
air
pertambangan
umum
dan
air
bawah tanah.
yang 2) Kerjasama
antar
koordinasi program dengan pemerintah
Propinsi
dan
Kab/Kota
dan
Pemerintah Pusat.
Kab/Kota dalam penyelenggaraan 2.1 Tersusunnya
program
pertambangan umum, air bawah
kerjasama
tanah dan energi.
ESDM dengan Pemerintah
antara
Dinas
Kab/Kota dan Propinsi lain. 3) Monitoring dan Evaluasi kegiatan 3.1 Terlaksananya bidang pertambangan dan energi.
dan
evaluasi
monitoring kegiatan
pertambangan dan energi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
74
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 3.2 Tersusunya
LAKIP
Program APBD
tahun
2003. 4) Pengembangan mariagemen data 4.1 Terlaksananya dan
informasi, promosi/publikasi
bidang pertambangan dan energi.
data
pengolahan
pertambangan
dan
energi. 4.2 Tersedianya
pelayanan
informasi yang tepat dan akurat. 4.3 Terlaksananya
sosialisasi
kegiatan pertambangan dan energi. 4.4 Terlaksananya
promosi
/publikasi. 5) Inventarisasi bahan galian.
5.1 Terlaksananya
kegiatan
penelitian/survey/potensi bahan
galian
secara
regional. 6) Pengembangan
teknnlogi
tepat 6.1 Tersedianya teknologi tepat
guna untuk pemanfaatan bahan
guna
galian.
bahan galian.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
untuk
pemanfaatan
75
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 6.2 Bantuan
Program APBD
peralatan
pertambangan
bagi
masyarakat. 7) Penyelidikan Kars, ceologi teknik 7.1 Terlaksananya dan
tata
lingkungan
untuk
pengembangan wilayah.
penelitian
kegiatan
kars,
geologi
teknik lingkungan. 7.2 Tersedianya data
zonasi
geologi
kars,
teknik
dan
iingkungan untuk konservas, bencana
alam
dan
pengembangan wilayah. 8) Pemberdayaan laboratorium dan 8.1 Terlaksananya peralatan tambang.
pelayanan
laboratorium bahan galian, air
bawah
tanah
dan
peralatan tambang. 9) Pemberdayaan uscha kecil dan 9.1 Meningkatnya menengah
(UKM)
perrambungan skala kecil.
bidang
dalam
mengelola
usaha
pertambangan.
10)Inventarisasi air bawah tanah dan 10.1Terlaksannya pemetaan hidrogeologi.
kemampuan
penelitian,
pemetaan, pengolahar. data air bawah tanah berbasis CAT(Cekungan Air Tanah).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
76
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
10.2Tersedianya data potensi air bawah tanah di daerah sulit air. 11)Pemantauan air bawah tanah dan 11.1Terlaksananya kajian teknis kajian kelayakan pemanfaatannya. 12)Pengembangan, Pemanfaatan dan
dampak
pengambilan
bawah tanah.
konservasi air bawah tanah (ABT). 11.2Tersedianya 13)Pengendalian lingkungan,
dan
pengawasan
K3,
pertambangan
umum
Teknik
14)Rehabilitasi
lahan
teknis
rekomendasi
pengambilan
air
bawah tanah.
dan 11.3Tersusunnya
pengambilan ABT.
air
zonasi
konservasi air bawah tanah bekas
penambangan rakyat.
(daerah
resapan,
aman,
rawan kritis).
15)Melaksanakan pelatihan/bimbingan 12.1Terlaksananya pemantauan teknis pengelolaan pertambangan
muka
umum dan air bawah tanah.
kualitas air baweh tanah
air
bawah
tanah,
melalui sumur pantau dan sumur produksi. 12.2Tersedianya sumur pantau di
daerah
pengambilan
padat air
bawah
tanah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
77
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
12.3Tersedianya air bersih bagi masyarakat daerah sulit air. 11.1Terlaksananya pembinaan,
sosialisasi, pengawasan
pertambangan
dan
air
bawah tanah. 13.2Terlaksananya penertiban
kegiatan kegiatan
pertambangan
dan
air
bawah tanah. 12.1Terlaksananya
penataan
dan rehabilitasi lahan bekas penambangan. 14.2Berfungsinya lahan bekas penambangan. 13.1Terlaksananya pelatihan / bimbingan
teknis
bagi
aparatur dan penambang.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
78
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Penataan
inti 1) Penataan usaha inti pertambangan 1.1 Tertatanya
usaha
pertambangan
umum
Kab/Kota
yang
eksplorasi
dan
lintas
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
umum lintas Kab/Kota.
Program APBD
kegiatan,
pertambangan umum lintas
meliputi
Kab/Kota.
eksploitasi
1.2 Merekomendasi
yang berkeadilan dan ramah
gunaan
lingkungan.
(handak)
peng-
bahan
peledak
untuk
kegiatan
pertambangan. 1.3 Pemetaan ijin pertambangan dengan SIG 2) Pelayanan
perizinan
pertambangan
umum
usaha 2.1 Meneliti dan memproses ijin lintas
Kabupaten/Kota.
pertambangan umum lintas kab/kota
c. Mendorong peranserta dunia 1) Penyebarluasan informasi potensi 1.1 Tersedianya usaha
dalam
sumberdaya energi
non
mengelola
mineral migas
dan
informasi
sumberdaya mineral dan energi
potensi sumberdaya mineral
non migas.
non migas pada wilayah laut
kecuali
bahan radio-aktif di wilayah laut dari 4-12 mil laut.
4-12 mil. 1.2 Promosi/publikasi sumberdaya
potensi
mineral
non
migas pada wilayah laut 412 mil.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
79
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Pengembangan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
pengelolaan 2.1 Adanya
peran
Program APBD
serta
sumberdaya mineral dan energi
masyarakat/dunia
usaha
non migas/radioaktif wilayah laut 4
dalam
- 12 mil.
sumberdaya dan energi non
pengelolaan
migas/radioaktif wilayah laut 4 -12 mil. 6. Program
Pengembangan
Dinas
Tenaga Listrik
Energi
dan Pengembangan
Sumberdaya Mineral, Biro Tenaga Listrik Adm. Pembangunan
a. Pemberian
kemudahan
ijin 1) Penyusunan
master
usaha inti listrik dan distribusi
ketenagalistrikan
lintas
mendukung RUKD.
kab/kota
yang
tidak
plan 1.1 Tersedianya untuk
dokumen
perencanaan sebagai bahan pedoman
disambung ke grid nasional.
penyusunan
kebijakan
Propinsi
Timur
Jawa tentang
Ketenagalistrikan Daerah. 2) Perencanaan
pengembangan 2.1 Tersedianya
potensi jaringan listrik.
dokumen
perencanaan pengembangan listrik,
neraca
Kabupaten/Kota wilayah
areal
jaringan daya
tiap dalam
pelayanan
(AP).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
80
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 2.2 Tersedianya
Program APBD
dokumen
perencanaan pengembangan listrik,
neraca
jaringan daya
Kabupaten/Kota wilayah
areal
tiap dalam
pelayanan
(AP). 3) Pelatihan dan bimbingan teknis 3.1 Terlaksananya pelatihan / ketenegalistrikan.
bimbingan
teknik
bagi
aparatur dalam pengelolaan ketenagalistrikan. 4) Perijinan,
pembinaan
pengawasan
ijin
dan 4.1 Teriaksananya usaha
ketenagalistrikan.
pemberian
proses ijin
usaha
ketenagalistrikan
lintas
Kab/Kota non grid nasional. 4.2 Terlaksananya
kegiatan
pembinaan dan pengawasan usaha ketenagalistrikan. b. Pemberian bantuan jaringan 1) Bantuan distribusi listrik ke perdesaan
masyarakat
dan kepulauan.
kepulauan.
PLTD/PLTS
bagi 1.1.Tersedianya
di
dan
pedesaan
energi
listrik
bagi masyarakat yang tidak terjangkau
PLN
dengan
diesel dan tenaga surya.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
81
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Pengembangan energi terbarukan 2.1.Pemanfaatan sebagai
energi
masyarakat
di
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
listrik pedesaan
bagi
biomassa.
dan
tenaga listrik.
potensi angin
Program APBD
air, untuk
kepulauan. 7. Program Pembangunan Tenaga
Dinas
Migas, Batubara dan Energi
Energi
Sumberdaya Mineral
Lainnya
dan Pembangunan Tenaga
Migas,
Batubara
Energi
Lainnya a. Memanfaatkan
energi 1) Pengembangan peranan swasta 1.1 Tersedianya
alternatif menj'adi energi tepat
dalam
pengelolaan
guna.
usaha jasa penunjang.
migas
dan
migas
data
dan
potensi
usaha
jasa
penunjang. 1.2 Terlaksananya
fasilitasi
usaha jasa penunjang. 2) Koordinasi pengelolaan migas dan 2.1 Terlaksananya usdha jasa penunjang.
pembinaan
community development di daerah. 2.2 Terlaksananya
perhitungan
penerimaan sektor migas. 3) Penelitian energi
dan
pengembangan 3.1 Terlaksananya
terbarukan
menjadi
teknologi energi yang efisien.
penelitian
potensi,
pengembangan
rancang
bangun/design
energi terbarukan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
82
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
4) Sosialisasi dan bantuan peralatsn 4.1 Terlaksananya untuk
pemanfaatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja energi
sosialisasi,
pemanfaatan batubara. 4.2.Tersedianya
terbarukan.
Program APBD
peralatan energi
bantuan pemanfaatan
terbarukan
untuk
industri kecil. 5) Pembinaan
dan
pengawasan 5.1 Terlaksananya
pembinaan
kegiatan migas dan usaha jasa
dan pengawasan kegiatan
penunjang.
migas
dan
usaha
jasa
penunjang. 8. Pengembangan
dan
Dinas Kehutanan
Pengelolaan Kehutanan
Program
Pengem-
bangan
dl
Pengelolaan Hutan a. Menyusun
pedoman 1) Fasilitasi
inventarisasi, batas kawasan hutan
dan
kehutanan.
rencana
dan
pembinaan 1.1 Meningkatnya
Pembangunan Kehutanan.
makro 2) Penyusunan
peraturan
kinerja
pembangunan kehutanan. daerah 2.1 Tersusunnya
bidang kehutanan.
daerah penatagunaan
peraturan tentang hutan
dan
reklamasi lahan. 3) Pengembangan SIM kehutanan.
3.1 Tersedianya informasi data kehutanan yang lengkap dan akurat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
83
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
4) Penyusunan neraca sumberdaya 4.1 Tersusunnya buku Neraca hutan.
Sumberdaya Hutan.
5) Penyusunan pola rehabilitasi lahan 5.1 Tersusunnya
pola
dan konservasi tanah DAS Solo
rehabilitasi
lahan
dan
dan DAS Brantas secara terpadu.
konservasi tanah DAS Solo dan DAS Brantas secara terpadu.
6) Reevaluasi fungsi kawasan hutan.
6.1 Tersusunnya
fungsi
kawasan
sesuai
hutan
standar dan kriteria. 7) Pengukuhan
dan
penataan 7.1 Terlaksananya pengukuhan
kawasan hutan.
dan
penataan
kawasan
hutan. 8) Review rencana umum kehutanan. 8.1 Tersusunnya rencana umum kehutanan sesuai dengan kebutuhan. b. Pengamanan
dan 1) Peningkatan
pengendalian peredaran hasil
penertiban
hutan.
hutan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kinerja penatausahaan
dan 1.1 Meningkatnya hasil
penertiban
kinerja dan
penatausahaan
hasil hutan.
84
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Peningkatan
SDM
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
Penerbit 2.1 Tersedianya SDM Penerbit
Dokumen, Pemeriksa dan Penguji
Dokumen, Pemeriksa dan
Kayu serta Pengawas Penguji.
Penguji
Kayu
serta
Pengawas Penguji 3) Pengendalian Sumberdaya
Pungutan Hutan
dan
Provisi 3.1 Tertib PAD
bidang kehutanan.
dan
pungutan
lancarnya
dan
setoran
Provisi Sumberdaya Hutan dan PAD bidang kehutanan.
4) Pembinaan,
Pengamanan
Perlindungan
hutan
dan
dan 4.1 Terwujudnya hasil
hutan.
pembinaan,
pengamanan
dan
perlindungan hutan dan hasil hutan.
5) Pengawasan
peredaran
hasil 5.1 Terkendalinya
hutan terpadu. 6) Pengembangan
hasil hutan secara terpadu. infrastruktur 6.1 Tersedianya
infrastruktur
pengamanan
hutan
dan
pengdmanan
dan
pengendalian
peredaran
hasil
pengendalian
peredaran
hutan. c. Memanfaatkan hutan bersama 1) Pembinaan, masyarakat sekitar hutan.
peredaran
hasil hutan. pengembangan, 1.1 Berkembangnya
pemeliharaan hutan rakyat. 2) Pengembangan kehutanan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
aneka
dan
terpeliharanya hutan rakyat. usaha 2.1 Berkembangnya
aneka
usaha kehutanan.
85
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 3) Pemanfaatan tegakan
lahan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja bawah 3.1 Optimalnya
di
(wanafarma/wanatani)
Program APBD
pemanfaatan
lahan dibawah tegakan.
kawasan hutan. 4) Pengembangan hutan di Kawasan 4.1 Meningkatnya Selatan Jawa Timur (KSJT).
produktivitas
lahan di luar dan di dalam kawasan hutan.
5) Pengembangan pengelolaan hutan 5.1 Terwujudnya bersama masyarakat. d. Intensifies! hasil hutan.
1) Peningkatan
efisiensi
hasil hutan.
pengelolaan
hutan bersama masyarakat. produksi 1.1 Meningkatnya
efisiensi
produksi hasil hutan.
2) Peningkatan tertib penatausahaan 2.1 Meningkatnya hasi! hutan.
tertib
penatausahaan hasil hutan.
3) Pelayanan informasi harga pasar 3.1 Tersedianya informasi harga hasil hutan. 4) Pemberdayaan Hasil Hutan.
pasar hasil hutan. UPT
Peredaran 4.1 Meningkatnya kinerja UPT Peredaran Hasil Hutan yang berbasis
bisnis
dan
pelayanan umum.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
86
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
9. Pengembangan
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Usaha
Dinas Perkebunan
Perkebunan Rakyat
Program APBD Program
Pengem-
bangan Perkebunan Usaha Perkebunan
a. Penetapan
standar
peiayanan
dalam
perkebunan
minimal 1) Persiapan bidang
yang
wajib
penetapan
peiayanan
standar 1.1 Tersedianya
minimum
bidang
perkebunan.
fasilitasi
penetapan
Standar
Peiayanan Minimal bidang
dilaksanakan oleh Kab/Kota.
perkebunan. 2) Fasilitasi
pembangunan
bidang 2.1 Tersusunnya
perkebunan.
perencanaan
pembangunan
bidang
perkebunan. b. Menyediakan unggul
bibit/benih 1) Pengembangan
perkebunan
serta
faktor-faktor penunjangnya.
tebu
varietas 1.1 Tersedianya
unggul hasil penelitian. 2) Pengembangan
benih
bibit
tebu
unggul. unggul 2.1 Tersedianya benih unggul.
tembakau, wijen, kelapa kopyor, dan kapas. 3) Diseminasi
benih
unggul
penelitian. c. Perwilayahan
hasil 3.1 Tersosialisasinya unggul hasil penelitian.
areal 1) Pengembangan kawasan industri 1.1 Terbentuknya
perkebunan lintas Kab/Kota.
masyarakat perkebunan.
benih
kawasan
kawasan-
pengembangan
perkebunan lintas Kab dan Kota.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
87
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 2) Pengembangan
d. Pengamatan pengendalian pengganggu
tanaman
Program APBD
komoditi 2.1 Terwujudnya pembangunan
perkebunan melaiui pola hutan
perkebunan di luar kawasan
kemasyarakatan.
hutan.
dan 1) Pengamatan organisme
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan
pengendalian 1.1 Terkendalinya
Organisme Penggangu Tanaman
OPT
perkebunan.
(OPT) perkebunan.
perkebunan. e. Promosi
komoditi
ekspor 1) Promosi dan publikasi komoditi 1.1 Meningkatnya investasi dan
perkebunan.
perkebunan.
devisa hasii ekspor komoditi perkebunan.
f. Pemberdayaan petani kebun 1) Akselerasi dalam dan
penerapan pemanfaatan
pasar.
teknologi
peningkatan 1.1 Meningkatnya
produktifitas tebu.
produktivitas
tebu.
informasi 2) Intensifikasi Tembakau Bawahan 2.1 Meningkatnya Naungan (TEN).
produktivitas
Tembakau Bawah Naungan.
3) Gelar teknologi usaha komoditi 3.1 Tersosialisasinya perkebunan. 4) Pengembangan
teknologi
usaha komoditi perkebunan. informasi
komoditi perkebunan.
pasar 4.1 Tersedianya informasi pasar komoditi perkebunan bagi para
petani
usaha
dan di
pelaku bidang
perkebunan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
88
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Indikator Kinerja
5) Pemberdayaan petani perkebunan. 5.1 Meningkatnya petani
Instansi Pelaksana
Program APBD
kemampuan
dalam
mengelola
usaha perkebunan. 6) Kajian usaha agribisnis komoditi 6.1 Tersusunnya model usaha perkebunan.
agribisnis yang paling sesuai di bidang perkebunan.
g. Perlindungan plasma nutfah 1) Identifikasi, dan
komoditas
unggulan
perkebunan.
pelestarian
pengembangan
Blok
dan 1.1 Berkembang plasma nutfah
Penghasil
komoditas kelapa.
Tinggi (BPT) Kelapa.
10. Pengembangan Sumber Daya, Sarana,
dan
Dinas Perkebunan
Prasarana
Kelembagaan Perkebunan
Program
Pengem-
bangan
Sumber
Daya, Sarana dan Prasarana
Kelem-
bagaan Perkebunan a. Optimalisasi
dan 1) Peningkatan pemanfaatan sarana/ 1.1 Meningkatnya pemanfaatan
pengembangan pemanfaatan
prasarana perkebunan.
sarana/prasarana perkebunan. 2) Optimalisasi laboratorium
Balai
3) Pengembangan nabati.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Benih,
proteksi
perkebunan.
sarana/prasarana dan
perkebunan.
tanaman 2.1 Meningkatnya kinerja Balai Benih Perkebunan.
kebun pestisida 3.1 Meningkatnya
kualitas
kebun pestisida nabati.
89
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
4) Pemberdayaan DPT Perkebunan.
4.1 Meningkatnya
kinerja
UPTyang
bisnis
berbasis
Program APBD
dan pelayanan umum. b. Memberi
bantuan
untuk
penanganan
peralatan 1) Bantuan pasca
peralatan
pengolahan 1.1 Tersedianya
peralatan
pengolahan
hasil
hasil perkebunan.
panen.
perkebunan bagi petani.
11. Program Pembangunan Industri
Dinas
Kecil dan Menengah
Perindag,
Perekonomian
Biro Program
Pem-
bangunan
Industri
Kecil dan Menengah a. Integrasi Data Base UKM, 1) Pengembangan Sistem Informasi 1.1 Meningkatnya IKM, PKM.
Manajemen (SIM) industri.
pelayanan
informasi dan promosi.
2) Fasilitasi pembinaan Industri dan 2.1 Meningkatnya Perdagangan.
keterpaduan
pembangunan Industri dan perdagangan.
3) Penyediaan
dukungan 3.1 Meningkatnya
pelayanan
pemutakhiran data industri dan
perolehan data Indag dan
perdagangan
sarana pendukung program
pada
Pusat
Pelayanan Informasi Bisnis (PPIB). 4) Pemetaan segmentasi produk industri.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
lokasi dan
indag.
industri 4.1 Meningkatnya ketersediaan spesialisasi
data
lokasi,
segmentasi,
spesialisasi produk industri.
90
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
5) Penyusunan Profil Komoditi dan 5.1 Meningkatnya
Program APBD
kuantitas
Profil Desain Pengembangan Balai
komoditi yang diterima pasar
Pelayanan.
dan mendorong peningkatan kinerja Balai.
6) Penyusunan zona industri.
6.1 Meningkatnya
pelayanan
pada pelaku usaha berupa fasilitas
tata
ruang
zone
industri dan wilayah pusat pengembangan industri. 7) Pengembangan
networking 7.1 Meningkatnya pemanfaatan
informasi dan database.
fasilitas informasi industri.
8) Penataan dan Penguatan Struktur 8.1 Meningkatnya strata industri Industri.
secara
berjenjang
dan
terwujudnya struktur industri. 9) Pengembangan klaster industri.
9.1 Meningkatnya model
klaster
penerapan komoditi
industri. 10)Penyusunan Pengembangan
Rencana Industri
Perdagangan (RIPP INDAG).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Induk 10.1Meningkatnya dan
pelayanan
terhadap pelaku industri dan perdagangan.
91
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 b. Bantuan
Sarana
Tangga,
Kecil
Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan 1) Pengembangan sarana prasarana 1.1 Meningkatnya
Prasarana Pendukung Industri Rumah
REPETADA 2004
aplikasi teknologi pengolahan.
dan
kapasitas,
kualitas serta pemanfaatan, penguasaan
Menengah.
Program APBD
industri
pengolahan. 2) Peningkatan
legalitas
usaha 2.1 Meningkatnya
industri,
legalitas
aspek
usaha
pada
komunitas industri. 3) Pengembangan Agroindustri.
3.1 Meningkatnya
usaha
IKM
yang berbasis bahan baku pertanian. 4) Bantuan pengembangan
sarana 4.1 Tersedianya sarana usaha
usaha industri.
Industri.
5) Pemberdayaan Balai Pendidikan 5.1 Meningkatnya kinerja Balai dan Pelatihan (Diklat) dunia usaha
Diklat
industri dan perdagangan.
perdagangan.
Industri
dan
6) Pemberdayaan unit industri kecil di 6.1 Meningkatnya daya usaha daerah-daerah
yang
penanganan
masuk program
masyarakat
industri
kecil
miskin di lokasi desa miskin.
GERDUTASKIN. 7) Peningkatan dan Pengembangan 7.1 Meningkatnya kualitas dan produk garam rakyat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kuantitas garam rakyat.
92
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
8) Penguatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
peralatan/teknologi 8.1 Meningkatnya
produksi IKM.
produksi
dan
Program APBD
kapasilas jangkauan
pasar. c. Melaksanakan
Riset
Pasar 1) Peningkatan
untuk mengetahui Regulasi,
kemitraan
produk- 1.1 Meningkatnya
produk industri.
hubungan
keterkaitan Industri
Perilaku Pasar dan Karakter 2) Optimalisasi peiayanan di bidang 2.1 Meningkatnya peiayanan di Pasar sehingga tersedia Peta
ekspor-impor
Pasar.
industri.
untuk
komoditi
bidang ekspor-impor untuk komoditi industri.
3) Pemetaan potensi pasar dan daya 3.1 Meningkatnya pangsa pasar saing
produk
ekspor
komoditi
industri.
dan kualitas produk ekspor komoditi industri.
4) Peningkatan implementasi sistem 4.1 Meningkatnya distribusi hasil industri.
distribusi
barang hasil industri.
d. Bantuan Fasilitas Diversifikasi 1) Peningkatan dan pengembangan 1.1 Meningkatnya kualitas SDM dan
Peningkatan
Kualitas
kualitas SDM industri.
serta Desain Produk dalam 2) Pengawasan,
pengendalian
industri. dan 2.1 Meningkatnya pengawasan,
rangka Pengembangan Pasar
penanggulangan
yang berorientasi ekspor.
kegiatan industri dan perdagangan.
limbah
akibat
pengendalian penanggulangan
dan limbah
industri dan perdagangan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
93
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Penerapan Analysis
SNI,
ISO,
Control
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja Hazard 3.1 Meningkatnya
Critical
Point
penerapan
SNI,
ISO,
(HACCP), standarisasi lingkungan,
HACCP,standarisasi
HaKI, pada produk industri.
pemanfaatan HaKI.
4) Peningkatan diversifikasi produk,
Program APBD
4.1 Meningkatnya
dan
keaneka
ragaman produk industri. 5) Pengembangan Sertifikasi produk
Lembaga 5.1 Meningkatnya
Produk
dalam
(LSP)
negeri
baik
peiayanan
sertifikasi industri.
maupun
ekspor. 6) Peningkatan
kerjasama
Luar 6.1 Meningkatnya jaringan dan
Negeri di bidang industri.
pasar
komoditi
ekspor
melalui
Luar
Negeri
industri kerjasama
di
bidang
industri. 7) Penyediaan
dukungan
fasilitas 7.1 Meningkatnya
fasilitas
produksi dikawasan industri untuk
pendukung proses produksi
komoditi ekspor.
industri
untuk
kebutuhan
ekspor. 8) Fasilitasi pelayanan peningkatan 8.1 Meningkatnya kualitas, desain, dan Sertifikasi
desain
komoditi industri ekspor.
komoditi industri ekspor.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
dan
kualitas, sertifikasi
94
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
9) Pelatihan, promosi dan pernberia.n 9.1 Meningkatnya kualitas SDM konsultasi
kepada
pelaku
dan
pembina ekspor komoditi industri.
pelaku dan pembina usaha industri.
10)Pengembangan produk unggulan 10.1Meningkatnya industri sesuai potensi Iokal.
unggulan
produk
industri
yang
berdaya saing tinggi. e. Optimalisasi Unit Pelayanan 1) Pemberdayaan Teknis (UPT).
Balai
Pelayanan 1.1 Meningkatnya kinerja Balai
Teknik (BPT) Industri.
Pelayanan Industri,
Teknik yang
(BPT) berbasis
kewirausahaan / bisnis dan peiayanan umum. 2) Peningkatan standarisasi peralatan 2.1 Meningkatnya kinerja Balai dan pengelolaan Balai Pelayanan
Pelayanan
Teknik Jasa Produksi.
Produksi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Teknik
Jasa
95
Rencana Stratejik Daerah
No
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
12. Program
Penciptaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Iklim
Program APBD
Dinas Koperasi dan PKM Program Penciptaan
Usaha
Dinas
Perindag
Biro Iklim Usaha
Perekonomian a.
Inventarisasi penyempurnaan
dan 1) Peningkatan investasi masyarakat 1.1 Meningkatnya regulasi,
dan swasta
masyarakat
investasi dan
swasta
birokrasi dan retribusi serta
dalam rangka peningkatan
upaya penegakan hukum dan
laju pertumbuhan ekonorni.
perlindungan usaha terhadap 2) Fasilitasi penyederhanaan proses 2.1 Meningkatnya persaingan yang tidak sehat.
tata
niaga
barang
dan
jasa
komoditi tertentu.
kelancaran
tata niaga barang dan jasa komoditi tertentu.
3) Sosialisasi kebijakan perdagangan. 3.1 Meningkatnya dunia
kesadaran
usaha
melaksanakan
dalam peraturan
perdagangan. 4) Penyusunan Zona Perdagangan.
4.1 Meningkatnya perdagangan global
dan
sistem berorientasi terkendalinya
lalu-lintas barang dan jasa. 5) Peningkatan
sarana,
prasarana 5.1 Meningkatnya sarana dan
dan standarisasi serta kalibrasi
prasarana
kemetrologian.
untuk peningkatan PAD.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kpmetrologian
96
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 5.2 Meningkatnya masyarakat
Program APBD
kesadaran dan
pelaku
usaha untuk tertib Ukuran, Takaran, Timbangan (UTTP) dan perlengkapannya. 6) Peningkatan
kualitas
SDM 6.1 Meningkatnya
perdagangan.
pada
pelayanan
pelaku
usaha
perdagangan. 7) Pemberdayaan
Lembaga 7.1 Meningkatnya kinerja LPK.
Periindungan Konsumen (LPK). 8) Pengembangan
kemitraan 8.1 Meningkatnya
Perdagangan.
kemitraan
hubungan
antar
pelaku
usaha. 8.2 Meningkatnya luar
negeri
kerjasama di
bidang
perdagangan. 9) Peningkatan
akses
pasar
dan 9.1 Meningkatnya informasi dan
diversifikasi pasar dalam dan luar
jaringan pasar dalam dan
negeri.
luar negeri.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
97
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
9.2 Meningkatnya kualitas dan daya saing produk dalam rangka
menghadapi
globalisasi. 9.3 Meningkatnya peluang pasar ekspor dan komditi ekspor. 9.4 Meningkatnya ragaman
keaneka-
pasar
komoditi
ekspor. 10)Peningkatan
pelayanan 10.1Meningkatnya
perdagangan.
kualitas
pelayanan di bidang ekspor impor,
11)Fasilitasi terbentuknya Jatim in 11.1Meningkatnya kinerja stake Coorporated.
holder pelaku usaha.
12)Pembedayaan Balai Kemetrologian 12.1Meningkatnya kinerja dan dan Pusat Pelatihan dan Promosi
pelayanan
Ekspor Daerah (P3ED).
Kemetrologian Pelatihan
Balai
dan
dan
Pusat
Promosi
Ekspor Daerah (P3ED). 13)Pemberdayaan Sertifikasi
Balai
mutu
Pengujian 13.1Meningkatnya kinerja dan
barang
atau
pelayanan (BPSMB).
(BPSM3).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
98
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 14)Pembangunan
Brand
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja Image 14.1Peningkatan
terhadap produk dalam negeri.
pemakaian
produksi dalam negeri.
15)Pemanfaatan lembaga per.vakilan 15.1Meningkatnya RI di luar negeri serta perwakilan
kepada
asing di dalam negeri.
industri.
pelayanan
pelaku
usaha
16)Fasilitasi pelaksanaan kebijakan 16.1Meningkatnya pembangunan koperasi dan PKM.
Program APBD
koperasi dinamis,
dan
usaha UKM
yang
harmonis
dan
berdaya saing. 17)Pengembangan Sistem Informasi 17.1Meningkatnya sinkronisasi (SIM) Koperasi dan PKM.
perencanaan
program
pembangunan Koperasi dan PKM
serta
meningkatnya
pelayanan koperasi. 18)Penyusunan dan penyempurnaan 18.1Iklim usaha koperasi dan regulasi koperasi dan PKM.
PKM yang kondusif.
19)Peningkatan kinerja Badan Usaha 19.1Meningkatnya
kinerja
Milik Daerah (BUMD) dan Jatim
BUMO
Investment Fund (JIF).
Investment Fund (JIF).
dan
dan
Jatim
20)Pengembangan produk unggulan 20.1Meningkatnya ketersediaan daerah berbasis pasar.
produk
unggulan
daerah
berbasis pasar.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
99
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
21)Fasilitasi peningkatan pelayanan 21.1Meningkatnya dan
transportasi.
Program APBD
pelayanan
koordinasi
dibidang
transportasi. 22)Peningkatan dan pengembangan 22.1Berkembangnya pariwisata. b. Pemberian
insentif
untuk 1) Pembinaan
mengembangkan sistem dan
pariwisata pasar
modern
dan 1.1 Berkembangnya
pengembangan Pasar Lelang.
modern
jaringan lembaga pendukung PKM.
usaha
dan
pasar terwujudnya
pasar lelang. 2) Optimalisasi standarisasi,
klinik ISO,
konsultasi 2.1 Meningkatnya HaKI,
dan
legalitas
dunia usaha
HACCP. 3) Pengembangan pasar spesifik.
3.1 Meningkatnya
distribusi
komoditi spesifik. 4) Pengembangan Trading House.
4.1 Meningkatnya
sarana
Trading House pendukung eksport. 4.2 Meningkatnya
informasi
jaringan pasar. 5) Pengawasan dan jasa.
peredaran
barang 5.1 Meningkatnya pengawasan peredaran barang dan jasa di pasaran.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
100
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 c. Rencana tempat
Pembangunan 1) Perencanaan pameran
(Fair
pengembangan 1.1 Tersedianya
tempat pameran (fair ground).
pameran
Ground). 13. Program
Peningkatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
tempat
produk
produk
unggulan daerah. Akses
Dinas Koperasi dan Dinas Program
Kepada Sumberdaya Produktif
Pening-
Perindag, Bank Jatim, BPR katan Akses Kepada Jatim.
Sumber
daya
Produktif a. Pemberian bantuan LKM serta 1) Fasilitasi
pengembangan 1.1 Meningkatnya modal kerja
iembaga keuangan sekunder
permodalan
untuk mendukung usaha mikro
usaha
di tingkat lokal.
Iembaga
usaha
kecil,
mikro
KSP/USP,
penjaminan
dan serta
bagi usaha mikro, usaha kecii dar, koperasi.
kredit
daerah. 2) Pengembangan sistem pelayanan 2.1 Meningkatnya kualitas dan usaha koperasi. 3) Pengembangan konsultasi.
kinerja pelayanan Koperasi. jasa
bimbingan 3.1 Berkembangnya bimbingan
jasa
konsultasi
dan
audit KSP/USP koperasi. 3.2 Tersedianya mutakhir
data
untuk
harga analisis
pasar (in House konsultan).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
101
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 4) Peningkatan
ventura,
dukungan
kemampuan 4.1 Meningkatnya
pembiayaan IDKM berbasis
akses dan skema global.
akses dan skema global.
dan
pembinaan 1.1 Meningkatnya
Pembiayaan modal ventura.
hubungan
kemitraan
dengan
sistem insentif bagi investor
memanfaatkan
asing
ventura secara efektif dan
yang
melakukan
penyertaan modal pada usaha modal
ventura,
Program APBD
kemampuan
pembiayaan masyarakat berbasis b. Memfasilitasi perluasan peran 1) Sosialisasi modal
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
modal
efisien.
dan 2) Peningkatan
aksesibilitas
modal 2.1 Meningkatnya peran modal
pengembangan incustri sewa
swasta dalam penyertaan modal
swasta
beli.
ventura
modal
melalui
kemitraan
dan
pemberian insentif.
dalam
penyertaan
ventura
kemitraan
melalui sehingga
terwujudnya peluang usaha dan lapangan kerja. c. Pemberian
bantuan
lembaga
penyedia
pengembangan
kepada 1) Peningkatan dan pengembangan 1.1 Meningkatnya jasa usaha,
kemitraan
usaha
koperasi
UKM dengan BUMN/BUMS.
teknologi, dan informasi.
dan
peran
koperasi dan UKM dalam kegiatan
ekonomi
lokal,
regional dan nasional. 1.2 Meningkatnya
pola
kemitraan
antar
usaha
koperasi. PKM dan koperasi, PKM dengan BUMN/BUMS.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
102
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 2) Pemberdayaan koperasi
SENKUKO, 2.1 Meningkatnya
petemakan,
perkebunan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja perikanan,
dan
koperasi
kehutanan.
kemitraan
Program APBD
hubungan
usaha
antara
produsen dengan koperasi. 2.2 Meningkatnya kelembagaan sektor
usaha
kinerja koperasi
di
peternakan,
perikanan, perkebunan, dan kehutanan. 3) Promosi
dan
pengembangan 3.1 Meningkatnya
produk unggulan usaha koperasi
pangsa
dan UKM.
unggulan.
4) Pengembangan waralaba.
akses
pasar
4.1 Meningkatnya
dan
produk
jumlah
waralaba. d. Penyelenggaraan
pelatihan 1) Pemberdayaan
lembaga 1.1 Meningkatnya kuantitas dan
bagi UKM untuk penguatan
pendidikan
dan
kelembagaan.
perkoperasian dan UKM.
pelatihan
kualitas SDM perkoperasian dan UKM.
2) Peningkatan kualitas keanggotaan 2.1 Meningkatnya koperasi.
lembaga
koperasi
jumlah yang
sehat
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
103
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
14. Pengembangan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Kewira-
Program APBD
Dinas Koperasi dan PKM Program
usahaan.
Biro Perekonomian
Pengembangan Kewirausahaan
a. Pemberian
fasilitas
pengembangan
dalam 1) Pengembangan inkubator
bisnis dan teknologi terutama yang usaha/
dikelola
oleh
masyarakat
mendukung
inkubator
bisnis 1.1 Meningkatnya
dan teknologi untuk pemberdayaan
baru dan berkembangnya
dan penguatan PKM.
PKM.
dunia 2) Peningkatan kualitas pengelolaan 2.1 Meningkatnya untuk
BDS Provider dan sentra UKM.
kualitas
pelayanan BDS dan kinerja
pengembangan
koperasi dan PKM.
wirausaha
PKM di sentra UKM. 3) Peningkatan jaringan pemasaran 3.1 Meningkatnya akses pasar usaha PKM. 4) Identifikasi
bagi usaha PKM. kelembagaan
dan 4.1 Meningkatnya
usaha koperasi serta UKM
jenis
jumlah
koperasi
teridentifikasinya
dan serta
UKM
di
Jawa Timur. 5) Pemberdayaan dan peningkatan 5.1 Meningkatnya
kualitas
usaha Koperasi, UKM dan IKM dan
usaha Koperasi, UKM dan
IKM dalam mengantisipasi pasar
IKM.
global.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
104
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Memfasilitasi jaringan
tersedianya 1) Pemanfaatan E-Commerce. produksi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 1.1 Meningkatnya kinerja usaha meialui
pengembangan
distribusi meialui pemanfaatan
Teknologi
Informasi
teknologi informasi.
Commerce).
c. Pelaksanaan
dan
pelatihan 1) Pelatihan
kewirausahaan.
,
pemagangan
dan 1.1 Meningkatnya
(E-
jumlah
pendampingan wirausaha dalam
wirausaha
rangka
meningkatkan kualitas dan
pengembangan
Program APBD
produk
UKM.
dalam
kuantitas produk.
2) Penciptaan wirausaha baru.
2.1 Meningkatnya jumlah wira usaha baru.
15. Program
Peningkatan
Badan Penanaman Modal Program
Penanaman Modal Asing dan Penanaman
Modal
Biro Perekonomian
Dalam
Negeri
Pening-
katan
Penanaman
Modal
Asing
Penanaman Dalam Negeri
a. Perencanaan
dan
Regulasi 1) Fasilitasi
terbentuknya Free Zone. b. Inventarisasi penyempurnaan yang
kondunsif
East
Java
Integrated 1.1 Tersusunnya
Industrial Zone (EJIIZ).
rencana
kawasan industri terpadu.
dan 1) Fasilitasi pengembangan Penaman 1.1 Meningkatnya Peraturan
Modal Daerah.
terhadap 2) Penyusunan
peningkatan investasi.
Manajemen
peluang
investasi. Sistem (SIM)
Informasi 2.1 Tersedianya peluang
data
potensi
peluang investasi.
investasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
105
dan Modal
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Pengkajian
peraturan
dan
modal.
penanaman modal. fasilitasi
Program APBD
dan 3.1 Teridentifikasinya peraturan
kebijaksanaan teknis penanaman
4) Peningkatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja kebijakan
pelayanan 4.1 Terciptanya
perijinan PMA/PDMN.
perijinan
teknis
pelayanan yang
lebih
baik/lancar. 5) Penyusunan profile investasi.
5.1 Meningkatnya
peluang
investasi. 6) Pembentukan asosiasi pengusaha 6.1 Meningkatnya asing di Jatim. c. Melakukan Kerjasama dengan 1) Fasilitasi Pemerintah Kab/Kota dalam bidang Penanaman Modal.
koordinasi
pelaksanaan investasi.
kerjasama
bidang 1.1 Meningkatnya
investasi lintas Kab/Kota.
kerjasama
investasi.
2) Fasilitasi kemitrausahaan di bidang 2.1 Meningkatnya investasi.
usaha dibidang investasi.
3) Pengembangan peluang
kemitraan
potensi
investasi
di
dan 3.1 Meningkatnya
vvilayah
perbatasan.
investasi
peluang di
wilayah
perbatasan.
d. Pelaksanaan pelatihan dalam 1) Pengembangan penguatan kelembagaan dan
pemberdayaan
profesional aparat.
manusia
dan sumber
aparatur
daya
Kab/Kota
dibidang penanaman modal.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
106
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
2) Pengadaan Sarana dan Prasarana 1.1 Terciptanya profesional
Data Infonnasi.
penanaman modal.
penyelesaian
di
masalah 2.1 Tersedianya
investasi.
Program APBD
tenaga
untuk Pengolahan dan Penyuluhan
3) Fasilitasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja bidang
Sarana
Prasarana
dan untuk
Pengolahan
dan
Penyusunan Data informasi. 3.1 Terciptanya iklim investasi yang kondusif. 3.2 Terselesainya
maselah-
masalah investasi di Jawa Timur. e. Pelaksanaan Investasi.
promosi 1) Pengadaan Sarana dan Prasarana 1.1 Tersedianya Promosi Penanaman Modal.
Sarana
Prasarana
dan
Promosi
Penanaman Modal. 2) Pelaksanaan
promosi
investasi 2.1 Meningkatnya Arus Invetasi
Dalam negeri dan Luar Negeri.
Dalam
Negeri
dan
Luar
Negeri. 3) Promosi
investasi
di
wilayah 3.1 Terwujudnya
perbatasan dan Nusa Tenggara
investasi
Timur (NTT).
perbatasan
peningkatan di
wilayah
dan
Nusa
Tenggara Timur (NTT).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
107
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
16. Program Peningkatan,
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Rehabilitasi,
Dinas
Pembangunan
PU
Bina
Biro Pembangunan.
pemeliharaan 1) Fasilitasi pembangunan jalan dan 1.1 Tersusunnya
dan peningkatan jalan dan jembatan propinsi.
Marga, Rehabilitasi/Pemelih
Bappeprop, PT. Jasa Maga, araan, Peningkatan
Jalan dan Jembatan a. Rehabilitasi,
Program APBD
jembatan.
Administrasi serta Pembangunan Jalan dan Jembatan
dokumen
evaluasi dan perencanaan.
2) Pemeliharaan jalan dan jembatan 2.1 Tercapainya target mantap propinsi.
kondisi jalan dan jembatan propinsi.
3) Peningkatan jalan dan jembatan 3.1 Terlaksananya peningkatan propinsi.
jalan dan jembatan propinsi secara bertahap.
4) Pembangunan jalan dan jembatan 4.1 Terlaksananya propinsi.
pembangunan jalan propinsi secara bertahap.
5) Peningkatan
pengawasan 5.1 Meningkatnya pengawasan
pemanfataan jalan dan jembatan.
pemanfaatan
jalan
dan
jembatan. 6) Pengembangan manusia.
sumber
daya 6.1 Meningkatnya sumber
daya
kemampuan manusia
aparat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
108
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
7) Penyediaan peralatan dan bahan 7.1 Tersedianya peralatan dan jalan serta jembatan. b. Menangani
prasarana
bahan jalan serta jembatan.
jalan 1) Penanganan kerusakan prasarana 1.1 Berfungsinya kembali jalan
dan jembatan propinsi yang
jalan dan jembatan propinsi akibat
dan jembatan propinsi yang
rusak akibat bencana alam.
bencana alam.
rusak akibat bencana alam.
c. Mengembangkan
jaringan 1) Penanganan jaringan jalan lintas 1.1 Terwujudnya jaringan jalan
jalan di wilayah selatan Jawa
selatan Jawa Timur.
lintas selatan Jawa Timur
Timur dan kawasan strategis
secara bertahap tersebar di
potensial.
kabupaten
Pacitan,
Trenggalek, Blitar,
Tulungagung,
Malang,
Lumajang,
Jember dan Banyuwangi. 2) Penanganan jaringan jalan pada 2.1 Terwujudnya jaringan jalan ruas-ruas strategis potensial.
pada
ruas-ruas
potential
dalam
mengatasi meningkatkan
strategis, rangka dan akses
ekonomi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
109
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
d. Melaksanakan kerjasana jalan 1) Kerjasama bebas hambatan (TOL) dan jembatan
dengan
pembangunan
jalan 1.1 Terwujudnya lanjutan
bebas hambatan (TOL).
Program APBD
kerjasama
dengan
kab/kota
dan swasta.
kab/kota
2) Pembangunan jembatan nasional 2.1 Terwujudnya
swasta.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Surabaya Madura (SURAMADU).
jembatan
nasional Surabaya - Madura secara bertahap.
17. Program Pengembangan dan
Dinas
Pengairan, Pengembangan dan
Pengelolaan Sarana, Prasarana
Bappeprop,
Biro
Sumber Daya Air
Pembangunan. Biro Hukum Sarana, Bapedal Propinsi
Adm. Pengelolaan Prasarana
dan Kelen bagaan Sumberdaya Air
a. Mengembangkan gaan
dan
kelemba- 1) Pemberdayaan penyusunan
kelembagaan 1.1 Terwujudnya
pengairan.
kelembagaan
pengairan yang efektif dan
standart pelayanan minimal di
efisien.
bidang pengairan.
1.2 Berfungsinya fasilitas
kembali sarana
kelembagaan. 2) Fasilitasi
standar
pelayanan 2.1 Tersedianya konsep Standar
minimal bidang pengairan.
Pelayanan Minimal bidang pengairan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
110
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Implementasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
pembagian 3.1 Meningkatnya peran serta
kewenangan
pengelolaan
sumberdaya air.
stakeholders
dalam
pengelolaan
sumberdaya
air. b. Survey
dan
perencanaan 1) Survey data hidrologi kuantitas dan 1.1 Tersedianya
sumberdaya air.
kualitas sumberdaya air.
kuantitas
data dan
base kualitas
sumberdaya air. 2) Survey Investigasi Desain (SID).
2.1 Tersedianya
dokumen
perencana an pembangunan sarana
dan
prasarana
sumberdaya air. 3) Penatagunaan sumberdaya air.
3.1 Tersedianya rencana penata gunaan
dan
sumberdaya
air
zone serta
peruntukannya. 4) Penyusunan standard pengelolaan 4.1 Tersusunnya sumberdaya air. c. Melaksanakan pelatihan dan 1) Pelatihan pengkajian
di
bidang
standart
pengelolaan sumberdayaair.
sumberdaya
manusia 1.1 Meningkatnya
kemampuan
aparatur pemerintah, masyarakat
aparatur pemerintah, swasta
pengelolaan sumberdaya air
dan
dan
dan irigasi.
pengelolaan sumberdaya air dan
pengelolaan sumberdaya air
irigasi.
dan irigasi.
svvasta
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
dan
sosialisasi
masyarakat
dalam
111
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
2) Pengkajian kerjasama kemitraan 2.1 Terwujudnya kerjasama dan pengelola
d. Membangun
air
dan
peran serta masyarakat dan
irigasi antara pemerintah, swasta
swasta dalam pengelolaan
dan masyarakat.
sumberdaya air dan irigasi.
prasarana 1) Pembuatan/perbaikan
penyediaan air baku (waduk, bendungan,
sumberdaya
embung)
embung, 1.1 Meningkatnya ketersediaan
bendung, waduk dan ranu.
dan 2) Pembangunan/perbaikan
jaringan irigasi bagi daerah kekurangan air.
air baku. sumur 2.1 Meningkatnya ketersediaan
pompa air tanah.
air baku.
3) Perbaikan alat-alat berat.
3.1 Tersedianya peralatan (alatalat berat) yang siap pakai.
e. Normalisasi
sungai
dan 1) Perbaikan
memperbaiki jaringan irigasi,
tangkis/
tanggul/ 1.1 Terkendalinya daya rusak
normaiisasi sungai.
air.
bendung/dam, saluran irigasi 2) Rehabilitasi/peningkatan dam/pintu 2.1 Berfungsinya sistem jaringan beserta
bangunan
air dan jaringan irigasi.
irigasi air permukaan secara
pelengkapnya.
optimal.
f. Membuat/memperbaiki
chek 1) Perbaikan chek dam dan sabo 1.1 Terciptanya
dam dan sabo dam.
dam
dalam
rangka
konservasi
konservasi
sumberdaya air.
sumberdaya air. g. Mengembangkan mengendaiikan sumberdaya air.
dan 1) Penataan pemanfaatan
dan
pengawasan 1.1 Meningkatnya fungsi sungai.
sempadan sumberdaya air. 2) Pengendalian
pemanfaatan
alokasi sumberdaya air.
dan 2.1 Tersedianya perijinan
alokasi
dan
pemanfaatan
sumberdaya air. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
112
Rencana Stratejik Daerah
No
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Penyusunan
Indikator Kinerja tentang 3.1 Tersedianya
Perda
peruntukan tanah pada sempadan
hukum
sungai.
sungai.
4) Pengendalian
kualitas
untuk
Instansi Pelaksana
Program APBD
landasan sempadan
dan 4.1 Tersedianya air baku yang
kuantitas air.
memenuhi standard kualitas dan kuantitas.
h. Memperbaiki prasarana dan 1) Penanganan kerusakan prasarana 1.1 Berfungsinya sarana pengairan yang rusak
pengairan akibat bencana alam.
akibat bencana alam. i.
Pengelolaan
kembali
prasarana pengairan yang rusak akibat bencana alam.
sarana
dan 1) Pengelolaan sarana dan prasarana 1.1 Tercapainya
pengelolaan,
prasarana sumberdaya air dan
sumberdaya air dan irigasi di Balai
dan
irigasi.
PSAWS.
sumberdaya air dan irigasi di
pemanfaatan
9 PSAWS secara optimal. 18. Program Fasilitas
Pengembangan Lalu
Lintas
Dinas
Jalan,
LLAJ,
Dinas Pengembangan
Perhubungan,
Bappeprop, Fasilitas Lalu-Lintai
Angkutan Penyeberangan dan
Biro
Administrasi Jalan,
Sistem Transportasi
Pembangunan.
Angkutan
Penyeberangan
da
Sistem Transporta: a. Pengadaan, pemeliharaan dan 1) Pengadaan,
pemasangan
alat 1.1 Tercapainya kondisi aman,
peningkatan fasilitas lalu lintas
pengawasan dan pengaman lalu
mantap berlalu lintas dan
jalan
lintas
angkutan
keamanan angkutan penye-
penyeberangan dan peningkatan
berangan dan Meningkatkan
kapasitas jembatan timbang.
kondisi kapasitas jembatan
dan
penyeberangan.
angkutan
jalan
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
serta
113
timbang secara bertahap. pembinaan, 2.1 Tercapainya kondisi aman,
2) Peningkatan pelayanan,
pengelolaan,
mantap berlalu lintas dan
ketertiban, keselamatan dan fungsi
keamanan
angkutan
pengawasan.
penyeberangan dan kereta api.
3) Penataan
alur
lintas
/
Kab
penyeberangan 3.1 Tercapainya kondisi aman, Kota
dan
antar
propinsi.
mantap
dan
kelancaran
terhadao
angkutan
penyeberangan. 4) Pengembangan dan Peningkatan 4.1 Tercapainya
peningkatan
sarana dan prasarana Angkutan
sarana dan prasarana ASDP
Sungai,
secara bertahap.
Danau
dan
Penyeberangan (ASDP) 5) Pengembangan
sarana
dan 5.1 Terwujudnya prasarana
prasarana Kereta Api Komuter.
sarana Kereta
dan Api
Komuter Surabaya -Sidoarjo 6) Pengembangan informasi terpadu 6.1 .Terwujudnya terminal bus aricar kota / propinsi.
informasi
terpadu terminal bus antar kota / propinsi.
7) Perencanaan
manajemen
dan 7.1 Terkendalinya pemanfataan
rekayasa lalu lintas angkutan jalan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
jalan.
114
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Pengembangan
fasilitas 1) Pengembangan dan peningkatan 1.1 Meningkatnya
pelabuhan laut dan bandar
fasilitas
sarana
udara.
angkutan laut
dan
prasarana
sarana
dan
prasarana
angkutan udara perintis. 3) Peningkatan pengelolaan
pelabuhan Timur
2) Pengembangan dan peningkatan fasilitas
laut
di
secara
termasuk
Program APBD
pelayanan Jawa
bertahap,
pengembangan
pelabuhan
laut
di
Bangkalan. pelayanan, 2.1 Tersedianya
dan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
fungsi
fasilitas
pelabuhan udara perintis di
pengawasan angkutan laut dan
Banyuwangi,
udara.
Sumenep dan Bawean.
Pacitan,
4) Pengembangan bandara komersial 3.1 Tewujudnya kondisi aman, Abdulrachman Saleh Malang, dan
mantap,
lancar
Bandara Juanda.
angkutan laut dan udara. 4.1 Terlaksananya
pada
pengem-
bangan bandara komersiai Abdulrachman
Saleh
Malang, dan meningkatkan pelayanan
Bandara
Internasional Juanda. c. Perencanaan
sistem 1) Pengembangan
transportasi darat dan laut.
transportasi, telekomunikasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
sistem 1.1 Tersedianya pos
dan
perencanaan
dokumen transportasi,
pos dan telekomunikasi.
115
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Fasilitasi
pembangunan 2.1 Tercapainya
transportasi,
pos
dan
telekomunikasi.
Program APBD
keterpaduan
pembangunan transportasi, pos dan telekomunikasi.
3) Peningakatan
SDM
transportesi,
aparat 3.1 Meningkatnya
pos
dan
telekomunikasi.
kualitas
aparatur tsknis transportasi, pos dan telekomunikasi.
4) Peningkatan
manajemen 4.1 Terwujudnya
manajemen
perencanan teknis perhubungan
perencanaan
darat,
perhubungan
laut,
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
udcra,
pos
dan
telekomunikasi
udara,
teknis darat, pos
laut, dan
telekomunikasi. 19. Program Pengembangan Usaha
Dinas
Kepariwisataan
Pariwisata.
Perwakilan
Kantor Program
Pengem-
bangan
Usaha
Kepariwisataan a. Mengintegrasikan
kegiatan 1) Pengembangan
pengelolaan usaha pariwisata
kawasan
dan 1.1 Meningkatnya
destinesi pariwisata antar daerah.
antar Kabupaten/ Kota, antar Propinsi dan antar Negara.
kuantitas
kawasan periwisata terpadu. 1.2 Meningkatnya lintas
kerjasama
kebupaten/kota,
propinsi, negara.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
116
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Fasilitasi
pengembangan 2.1 Meningkatnya
kepariwisetean
antar
Kabupaten/Kota,
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Propinsi
dan
Negara.
Program APBD
keterpaduan
penyelenggaraan kepariwisataan
antar
Kabupaten/Kota,
Propinsi
dan Negara. 3) Pengembangan Sistem Informasi 3.1 Meningkatnya Manajemen (SIM) pariwisata.
pelayanan
informasi pada pelaku bisnis pariwisata.
4) Kerjasama antar daerah, negara 4.1 Meningkatnya bidang pariwisata.
pariwisata
kerjasama
antar
daerah,
negara. 5) Kajian Potensi pariwisata .
5.1 Meningkatnya
penyediaan
data potensi dan peluang bidang kepariwisataan. 6) Revisi
Induk 6.1 Meningkatnya
pembinaan
Pengembangan Pariwisata Daerah
dan
Propinsi Jawa Timur.
pariwisata secara regional.
b. Intensifikasi dan ekstensifikasi 1) Peningkatan promosi pariwisata.
Rencana
pemasaran
promosi pariwisata
nasional dan intemasional.
pengembangan
dan 1.1 Meningkatnya regional,
kunjungan
jumlah wisatawan
promosi dan meningkatnya jumlah wisatawan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
117
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 2) Kajian
Pasar
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Manca
Negara, 2.1 Meningkatnya
nusantara dan daya saing produk
Program APBD
segmen
pemasaran pariwisata.
wisata. 3) Peningkatan sarana dan prasarana 3.1 Meningkatnya pelayanan kepariwisataan.
sarana
prasarana
informasi
kepariwisataan. 3.2 Meningkatnya
pelayanan
kepariwisataan Jawa Timur. 4) Gelar makanan khas Jawa Timur.
4.1 Meningkatnya
apresiasi
pada makanan khas Jawa Timur. 5) Pemberdayaan
anjungan
Jawa 5.1 Meningkatnya
kunjungan
Timur di TMII Jakarta sebagai
arus wisatawan ke Jawa
salah satu "Show Window" Seni
Timur.
Budaya,
Pariwisata,
Kerajinan, 5.2 Meningkatnya
Industri Kecil Jawa Timur.
citra
Jawa
Timur sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia. 5.3 Meningkatnya apresiasi seni budaya jawa timur. 5.4 Meningkatnya
potensi
produk daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
118
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 c. Pengkajian
dan
SDM Pariwisata.
Pelatihan 1) Peningkatan dalam
kemampuan
perencanaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
teknis 1.1 Meningkatnya
pembuatan
oaket wisata.
keanekaragaman
paket-
paket wisata baru.
2) Pengkajian pengembangan SDM 2.1 Meningkatnya pariwisata.
peluang
lapangan kerja di bidang pariwisata.
3) Pelatihan
peningkatan
kualitas 3.1 Meningkatnya
SDM kepariwisataan.
kemampuan
SDM kepariwisataan Jawa Timur.
4) Pembinaan sadar wisata melalui 4.1 Meningkatkan pemberdayaan
POKDARWIS
ODTW.
di
kesadaran
masyarakat di sekitar ODTW dalam
mendukung
pembangunan pariwisata di daerahnya. 5) Pengembangan Nusantara.
Wisata
Remaja 5.1 Meningkatnya
gemar
berwisata bagi para remaja. 5.2 Terjalinnya
hubungan
remaja
pariwisata
berprestasi antar daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
119
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 d. Pembinaan
dan
penataan 1) Pengembangan kemitraan bidang 1.1 Meningkatnya
obyek-obyek pariwisata lintas
kepariwisataan.
kemitraan
/Kota
dan
penyediaan
sarana
dan 2) Peningkatan kualitas sarana dan 2.1 Meningkatnya
Program APBD
hubungan
antar
Kabupaten
prasarana pendukungnya.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja pelaku
bisnis pariwisata.
prasarana
produk
pariwisata
unggulan.
sarana
dan
kualitas prasarana
produk pariwisata unggulan.
3) Penataan
lingkungan
kawasan 3.1 Meningkatnya
pariwisata.
lingkungan
kualitas kawasan
pariwisata. 4) Fasilitasi
pengembangan
dan 4.1 Meningkatnya
pembangunan
obyek
wisata,
usaha
usaha
sarana 4.2 Meningkatnya
jasa,
pariwiiata.
keterpaduan
pengemasan ODTW .
pengelolaan
kualitas usaha
jasa
pariwisata. 4.3 Meningkatnya
kualitas
pengeloaan usaha sarana pariwisata. 5) Pembinaan ODTW budaya.
5.1 Meningkatnya apresiasi
minat
terhadap
dan seni
budaya khas Jawa Timur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
120
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
6) Kajian pengembangan usaha jasa 6.1 Meningkatnya dan usaha sarana pariwisata .
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja garaan
usaha
Program APBD
penyelengjasa
dan
usaha sarana pariwisata . 7) Klasifikasi usaha akomodasi.
7.1 Meningkatnya akomodasi
usaha
jasa yang
terklasifikasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
121
MATRIK KEBIJAKAN 3
PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DALAM PERILAKU KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
122
3. Kebijakan Penerapan Nilai-nilai Agama dalam Perilaku Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
1. Pelayanan
Kehidupan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Umat
Biro
Beragama
Kesra,
Badan Pembinaan Dinas dikan Agama
Perpustakaan, Pendidikan Kebudayaan
Program APBD
dan Biro
Mertal
Spiritual a. Memberikan
bantuan
untuk 1) Pembangunan dan rehab tempat 1.1 Meningkatnya sarana dan
pembangunan,
rehabilitasi
sarana
prasarana
dan
peribadatan,
dan
ibadah.
prasarana peribadatan.
kegiatan
tempat ibadah. b. Mengoptimalkan
fungsi
dan 1) Pembinaan umat beragama.
peran tempat ibadah untuk bimbingan
1.1 Meningkatnya
kegiatan
keagamaan.
pelayanan 2) Fasilitasi kegiatan ksagamaan.
keagamaan bagi masyarakat.
2.1 Meningkatnya
partisipasi
masyarakat dalam kegiatan keagamaan. 3) Fasilitasi
dan
perlindungan 3.1 Terjaminnya
kegiatan peribadatan agama. c. Mengkoordinasikan
Penye- 1) Fasilitasi
lenggaraan ibadah umroh dan
penyelenggaraan
dan Umroh.
ibadah haji.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kegiatan
peribadatan umat beragama. Haji 1.1 Meningkatnya
kinerja
pelayanan haji dan umroh dengan baik.
123
Pendi-
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
d. Memberikan penyuluhan dan 1) Fasilitasi peningkatan kerukunan 1.1 Terwujudnya bimbingan
kerukunan
hidup
intern dan antar umat beragama.
mempersatukan
kegiatan
kehidupan antar umat beragama
Program APBD
kerukuran
hidup umat beragama.
2) Pemberdayaan masyarakat dalam 2.1 Meningkatnya
umat beragama.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
kehidupan
kualitas
dan
solidaritas
antar umat beragama.
dan tokoh masyarakat. e. Memberdayakan
potensi 1) Fasilitasi pelaksanaan zakat, infaq 1.1 Meningkatnya pelaksanaan
zakat, infaq, sodaqoh. f. Meningkatkan
dan sodaqoh.
partisipasi 1) Fasilitasi peranan pemuka agama 1.1 Meningkatnya peran tokoh
pemuka-pemuka agama dan tokoh
zakat, infaq dan sodaqoh.
Masyarakat
dan tokoh masyarakat.
dalam
dan
agama
pembangunan.
pemuka dalam
pembangunan.
g. Mengembangkan kesetiakawanan
masyarakat
1) Peningkatan sosial
dan
bakti sosial intern dan antar
kesetiakawanan 1.1 Meningkatnya
pemahaman
sosial dan bakti sosial antar umat
dan
toleransi
beragama.
berbeda agama.
antar-umat
umat beragama. 2. Pembinaan Pendidikan Agama a. Menyempurnakan pendidikan
agams
materi 1) Peningkatan kompetensi guru-guru 1.1 Meningkatnya dengan
agama Madrasah, dan Ponpes.
kualitas
pendidikan keagamaan yang
memberikan tambahan bobot
mampu
memberikan
kehidupan nyata sehari-hari.
tambahan bobot kehidupan nyata.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
124
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Memasukkan
muatan
Program APBD
lokal 1) Peningkatan kompetensi Madrasah 1.1 Meningkatnya muatan lokal
yang terintegrasi dalam mata
dan
pelajaran yang relevan dalam
berbasis muatan lokal.
Pondok
Pesantren
yang
dalam
pendidikan
Madrasah
kurikulum pendidikan. c. Melakukan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan
di
Pondok
Pesantren.
penataran
guru 1) Pembinaan guru agama.
1.1 Meningkatnya
agama dan penyetaraan D II dan D III guru agama.
kualitas
proses belajar mengajar. 2) Penyetaraan D-II dan D-III.
2.1 Meningkatnya jumlah guru agama setara D-II dan D-III.
d. Menyempurnakan mengajar
berikut
metode 1) Penyempurnaan metode mengajar 1.1 Meningkatnya sistem
berikut sistem evaluasinya.
kualitas
sistem belajar dan mengajar
evaluasinya.
dan
evaluasi
belajar
mengajar. e. Membantu Pesantren
penyelenggaraan 1) Fasilitasi dan monitoring terhadap 1.1 Meningkatnya kualitas iman kilat
dan
sejenisnya. f. Memberikan
penyelenggaraan
Pondok
dan taqwa.
Ramadhan dan Pesantren kilat. bantuan 1) Bantuan
pelatihan keterampiian santri
pelatihan
dan
sarana 1.1 Meningkatnya
penunjang bagi Pondok Pesantren.
pondok pesantren.
kualitas
kompetensi santri Pondok Pesantren. 2.1 Tersedianya
sarana
penunjang pelatihan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
125
MATRIK KEBIJAKAN 4
PEMANTAPAN KESADARAN, BUDAYA DAN SUPREMASI HUKUM SERTA HAM
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
126
4. Kebijaksanaan Pemantapan Kesadaran, Budaya dan Supremasi Hukum serta HAM No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Program APBD
Indikator Kinerja Biro
1. Program Implementasi Hukum
Hukum,
Biro Program
Pemerintahan, Bakesbang, Perencanaan
dan HAM
Kantor
Polisi
Pamong Pembentukan
Praja, Dinas Infokom, Dinas Hukum P&K a. Membantu
pelaksanaan 1) Fasilitasi
pembinaan
profesionalisme
peningkatan 1.1 Meningkatnya
profesionalisme aparat hukum.
aparat hukum.
kinerja
profesionalisme
dan
aparat
hukum. 2) Fasilitasi pelatihan Polisi Pamong 2.1 Meningkatnya kinerja Pol PP Praja dan Penyidik Pegawai Negeri
dan PPNS.
Sipil. b. Melakukan pembinaan sistem 1) Pengembangan jaringan informasi, 1.1 Meningkatnya informasi hukum.
dan
dokumentasi
dokumentasi,
dan
sosialisasi
produk hukum.
hukum
kesadaran
di
melalui
masyarakat ketersediaan
informasi hukum. 2) Kodifikasi dalam
aturan-aturan pelaksanaan
hukum 2.1 Tersusunnya Undang-
kodifikasi
aturan-aturan hukum.
undang Otonomi Daerah. 3) Peningkatan kualitas pengelolaan 3.1 Meningkatnya kuantitas dan perpustakaan.
kualitas
pengelolaan
perpustakaan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
127
dan
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
pelayanan 1) Fasilitasi peningkatan pelayanan 1.1 Meningkatnya
c. Meningkatkan
masyarakat di bidang hukum.
penyelesaian
kepada
Program APBD
kualitas
pelayanan informasi hukum.
informasi hukum. 2) Fasilitasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
badanhukum
hukum 2.1 Meningkatnya dan
perorangan.
perkara
yang
jumlah dapat
diselesaikan.
d. Menyelenggarakan penyuluhan rangka
hukum
dalam
meningkatkan
kesadaran
serta
membudayakan hukum dan tertib hukum dalam rangka: (1) Terselenggaranya kegiatan 1) Penyuluhan penyuluhan dan pemberian
dan
sosialisasi 1.1 Meningkatnya wawasan dan
masalah HAM.
/
informasi HAM yang teratur
atau
kesadaran
masyarakat terhadap HAM.
dan benar; (2) Mendorong
peningkatan 1) Peningkatan
kerjasama
dengan 1.1 Meningkatnya
peran masyarakat sesuai
perguruan tinggi dan LSM dalam
masyarakat
konsepsi HAM;
rangka pendidikan HAM terhadap
menegakan HAM.
wawasan dalam
masyarakat rentan korban pelaku pelanggaran HAM.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
128
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 (3) Terciptanya
kesadaran 1) Peningkatan
masyarakat
terhadap
pelaksanaan
dan
advokasi
Indikator Kinerja terhadap 1.1 Berkurangnya
pelaksanaan Hak Asasi Manusia
Instansi Pelaksana
Program APBD
pelanggaran
HAM.
(HAM).
pertindungan HAM; (4) Menjunjung pada
tinggi
HAM 1) Peningkatan
penyelenggaraan
negara / pemerintah dan
penyuluhan
/ 1.1 Meningkatnya wawasan dan
sosialisasi HAM kepada aparatur
implementasi HAM.
pemerintah dan masyarakat.
masyarakat; (5) Memasukkan materi HAM 1) Penyusunan dalam pendidikan
kurikulum SLTA
dan
materi
Hak
Asasi 1.1 Tersusunnya
Manusia (HAM) dalam kurikulum
kurikulum
pendidikan tentana HAM.
pendidikan.
perguruan tinggi; (6) Meningkatkan produk hukum.
kualitas 1) Peningkatan
kualitas
produk 1.1 Tersedianya produk-produk
hukum.
hukum yang berkualitas.
2) Penyerapan aspirasi masyarakat 2.1 Meningkatnya dan
pengkajian
terhadap
rancangan produk hukum daerah.
dan
aspirasi
partisipasi masyarakat
dalam proses penyusunan produk hukum. 2.2 Terkoordinasinya penyusunan produk hukum dengan Instansi terkait.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
129
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Penyusunan dan
Peraturan
perubahan
dalam
Daerah 3.1 Tersusunnya
produk
rangka
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja hukum
mendukung
Peraturan
Daerah dan penyempurnaan produk
hukum
mendukung
perekonomian daerah.
Program APBD
yang
perekonomian
daerah. 4) Pembinaan
dan
pengawasan 4.1 Berkurangnya produk hukum
pelaksanaan produk hukum.
yang tertentangan dengan peraturan
perundangan
undangan dan kepentingan umum. 2. Program
Penegakan
Hukum
Biro
dan HAM
Hukum,
Pemerintahan
&
Biro Program Otoda, katan
PeningKesadaran
Bakesbang, Kantor Polisi Hukum dan Budaya Pamong
Praja,
Badan Hukum
Pengawas a. Membantu upaya pembinaan 1) Peningkatan pemahaman hukum 1.1 Meningkatnya aparat penegak hukum.
bagi aparat penegak hukum. 2) Fasilitasi
kerjasama
dengan TNI Polri.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
pemahaman
hukum bagi aparat
keamanan 2.1 Terciptanya keamanan den ketertiban di Jawa Timur.
130
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Mengupayakan
penegakan 1) Inventarisasi
hukum secara konsisten.
peianggaraan 1.1 Tersedianya
Peraturan Daerah. 2) Fasilitasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
data
pelanggaran Perda.
sosialisasi
Peraturan 2.1 Timbulnya
Daerah
kesadaran
masyarakat
terhadap
penegakan Perda. 3) Melakukan
operasi
penegakan 3.1 Menurunnya
Peraturan Daerah dan peraturan
pelanggaran
pelaksanaannya.
terhadap Perda.
tingkat masyarakat
4) Penyidikan pelanggaran terhadap 4.1 Terselesaikannya Peraturan Daerah. 5) Inventarisasi pelanggaran melibatkan
pelang-
garan terhadap Perda. kasus-kasus 5.1 Teridentifikasinya
hukum aparatur
yeng
pemerintah
kasus-
kasus pelanggaran hukum yang
melibatkan
dan/atau berkaitan dengan aset
dan/atau
Pemerintah Propinsi.
dengan
yang aset
aparat berkaitan
Pemerintah
Propinsi. 6) Peningkatan
tugas 6.1 Meningkatnya penyelesaian
bantuan/pertimbangan hukum.
perkara melalui bantuan dan pertimbangan hukum.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
131
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
c. Mendukung lembaga penegak 1) Peningkatan
kerjasama
Program APBD
dengan 1.1 Meningkatnya penyelesaian
hukum pemerintah (kepolisian,
Kepolisian, Kejaksaaan Tinggi dan
perkara
kejaksaan) dan PPNS.
Penyidik
hukum.
Pegawei
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Negeri
Sipil
dan
penegakan
(PPNS) serta Konsultan Hukum. d. Membangun
hukum
upaya penegakan HAM.
dalam 1) Inventarisasi produk hukum yang (1) Teridentifikasinya
aturan-
menyimpang, bertentangan, atau
aturan hukum yang kurang
tidak sesuai dengan HAM.
mendukung, melanggar, dan
2) Pembinaan produk
dan
hukum
pengawasan dan
bertentangan dengan HAM.
kebijakan (2) Meningkatnya
efektivitas
produk hukum sesuai konvensi
penerapan
produk
HAM.
sesuai konvensi HAM.
3) Penyusunan produk hukum daerah (3) Meningkatnya dalam rangka mendukung HAM.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
hukum
kesadaran
mengenai HAM.
132
MATRIK KEBIJAKAN 5
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN, KESEJAHTERAAN SOSIAL, PERANAN PEMUDA DAN PEMBINAAN OLAH RAGA SERTA PENYETARAAN GENDER
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
133
5. Kebijakan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kesejahteraan Sosial, Peranan Pemuda dan Pembinaan Olah Raga serta Penyetaraan Gender No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
Dinas Kesehatan,Bapemas, Program Pelayanan
1. Program Pelayanan Kesehatan
Dinas Kesra, BKKBN,
Permukiman,
Biro Kesehatan
PvSUD
Propinsi,
Dep.
Agama,
Dinas P &K, a. Meningkatkan
peran 1) Penyebarluasan
masyarakat menciptakan
untuk
informasi 1.1 Meningkatnya
kesehatan.
masy. & institusi memahami
kualitas
dan
lingkungan yang bersih dan sehat
sehingga
persentase
mengetahui
program
Kesehatan.
akan 2) Peningkatan
kepedulian, 2.1 Meningkatnya jumlah rumah
menurunkan angka kesakitan,
pembudayaan dan peran serta
yang memiliki jamban dan
kematian, kecacatan, penyakit
masyarakat
Seluran
menular, dan tidak menular
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
termasuk kesehatan gigi.
terhadap
Perilaku
Pembuangan
Air
Limbah (SPAL) memenuhi syarat. 2.2 Meningkatnya
jumlah
penduduk
yang
menggunakan air bersih. 2.3 Meningkatnya rumah
persentase
tangga
yg
menerapkan PHBS
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
134
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 2.4 Meningkatnya
Program APBD
cakupan
PHBS di institusi pendidikan (SD,SLTP,SLTA). 2.5 Menigkatnya prasarana,
sarana dalam
/
rangka
pembinaan hidup sehat. 3) Peningkatan
hygiene
sanitasi 3.1 Meningkatnya jumlah rumah
lingkungan perumahan, Tempat-
penduduk,
Tempat
Pengelolaan Makanan yang
Umum
(TTU),
tempat
pengelolaan makanan-minuman.
TTU,
Tempat
memenuhi syarat kesehatan. 3.2 Meningkatnya
tempat
pengelolaan pestisida yang memenuhi syarat kesehatan. 4) Pemantauan kualitas lingkungan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kesehatan 4.1 Meningkatnya
kualitas
kesehatan lingkungan.
135
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 5) Peningkatan pengamanan
pengawasan dampak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja dan 5.1 Meningkatnya limbah
jumlah
memiliki
Program APBD
RS
Instalasi
Institusi Kesehatan dan Industri
Pengolahan
Farmasi.
(IPAL),
Air
Limbah
pengelolaan
sampah,
Tempat
Pembuangan
Akhir
(TPA)
dan Tempat Pembuangan Sementara
(TPS)
yang
memenuhi syarat 5.2 Meningkatnya Industri
jumlah
Farmasi
dengan
pengelolaan
limbah
memenuhi syarat. 6) Pengembangan Upaya kesehatan 6.1 Meningkatnya bersumberdaya masyarakat.
jumlah
Posyandu Purnama Mandiri, Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK),
Polindes,
Pcskestren, Kwartir, Ranting Saba Bakti Husada.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
136
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
7) Peningkatan kebutuhan
pemenuhan 7.1 Meningkatnya sanitasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja dasar
masyarakat.
Program APBD
prosentase
penduduk
yang
memanfaatkan air bersih. 7.2 Menurunnya angka penyakit berbasis Hngkungan.
8) Peningkatan
advokasi
dan 8.1 Meningkatnya jumlah desa
pemberdayaan masyarakat dalam
yang
pengelolaan
Methodologi
Participatore
Adjustment
Participatore
lingkungan
permukiman secara mandiri.
telah
Hygiene
melakukan
and
Sanitation
Transformation
(MPA-
PHAST). 8.2 Meningkatnya
prosentase
desa mempunyai tim kerja Tim
Kerja
Masyarakat
CTKM). 9) Peningkatan pengawasan limbah
manajemen 9.1 Meningkatnya dan
institusi
pengamanan
kesehatan
dan
pengawasan
dan
pengamanan limbah pada
industri farmasi serta manajemen
institusi
informasi kesehatan lingkungan.
industri farmasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
pengelolaan
kesehatan
dan
137
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 9.2 Meningkatnya
Program APBD
jumlah
Kabupaten
yang
melaksanakan
SIM
Kesehatan Lingkungan. b. Meningkatkan
pelayanan 1) Peningkatan
kesehatan dasar, rujukan dan
kualitas
pelayanan 1.1 Meningkatnya
kesehatan dasar di Puskesmas.
kesehatan penunjang.
Puskesmas
kinerja di
bidang
pelayanan kesehatan dasar di
daerah
terpencil
dan
kawasan
spesifik
serta
cakupan
pelayanan
bagi
keluarga miskin. 2) Peningkatan pencegahan penyakit 2.1 Meningkatnya kesehatan anak dan ibu hamil.
kesehatan
anak
derajat dan
ibu
hamil. 2.2 Terjaminya imunisasi yang aman, merata dan sesuai standar. 3) Pemberantasan penyakit menular: 3.1 Menurunnya
penderita
langsung dan yang bersumber dari
penyakit:
binatang.
malaria, DBD, filaria, TB
rabies,
pes,
paru, diare, HIV, dan Annual Paracite Incidens (API).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
138
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 4) Peningkatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
manajemen
dan 4.1 Meningkatnya
kualitas pelayanan kesehatan di
Program APBD
jumlah
RSyang terakreditasi.
rumah sakit serta peiayanan bagi 4.2 Meningkatnya Penelitian dan keluarga miskin (Gakin).
Pengembangan RS. 4.3 Meningkatnya kesehatan
pelayanan
untuk
pasien
kelas III keluarga miskin di RSUD Propinsi. 4.4 Meningkatnya
Pelayanan
Spesifik (Unggulan) di RS. 5) Peningkatan
kualitas
pelayanan 5.1 Tersedianya
Kesehatan Penunjang.
prasarana
sarana serta
& SDM
berkualitas pada pelayanan Kesehatan penunjang. 6) Peningkatan Pelayanan Kesehatan 6.1 Meningkatnya Khusus.
pelayanan
kualitas kesehatan
khusus. 7) Peningkatan
manajemen 7.1 Meningkatnya
kunjungan
pelayanan kesehatan ibu, anak
pemeriksaan kehamilan ke
dan anak pra sekolah.
satu (Kl) s/d K4.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
139
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 7.2 Menurunnya
Program APBD
angka
kematian bayi dan berat bayi lahir rendah (BBLR). 7.3 Meningkatnya persalinan
pertolongan oleh
tenaga
kesehatan (Nakes). 8) Peningkatan pelayanan kesehatan 8.1 Meningkatnya penunjang,
pengadaan
bidan kit di desa.
medis
kualitas
pelayanan
kesehatan
penunjang,
pengadaan
medis bidan kit di desa. 9) Peningkatan
Kesehatan
Remaja dan Usia lanjut.
Anak, 9.1 Meningkatnya Kesehatan
kualitas Anak
dan
Remaja di sekolah, Usia lanjut
serta
sarana
tersedianya
kesehatan
yang
memadai. 10)Peningkatan
Usaha
Sekoteh (UKS).
Kesehatan 10.1Meningkatnya TK,SD/MI,
UKS
di
SLTP/MTs
SLTA/MA dan Ponpes. 10.2Tersediannya UKS,
bantuan
Media
KIE
Gizi,
dan
obat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
140
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 c. Membina
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Program 1.1 Meningkatnya
dan 1) Pengembangan
mengembangkan pengobatan
Pengobatan
tradisionai.
fasilitasnya.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Tradisionai
dan
Program APBD
jumlah
penelirjan
dan
pengembangan jenis Obat tradisionai.
2) Pengembangan Sentra Penerapan 2.1 Meningkatnya hasil kajian
d. Meningkatkan keluarga
dan Pengembangan Pengobatan
dan rekomendasi di sentra
Tradisional (P3T).
P3T,
pelayanan 1) Peningkatan mutu pelayanan KB 1.1 Meningkatnya
berencana
dan
dan kesehatan reproduksi remaja.
pelayanan
kualitas KB
dan
kesehatan reproduksi dalam
menurunnya dampak negatif
mendukung
bagi peserta KB.
keluarga
berkualitas. e. Melaksanakan
pengamatan 1) Pengamatan
Penyakit
& 1.1 Meningkatnya
pengamatan
upaya terhadap kemungkinan
Kewaspadaan 'Dini, Penanganan
dan
terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB) serta
dan penanganan KLB serta
Bencana.
bencana.
wabah
penyakit
menular sebagai pencegahan secara
dini
kewaspadaan
"Dini",
(survailens
epidemiologi).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
141
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 1.2 Tersedianya
Program APBD
data
epidemiologis
penyakit
menufar & tidak menular, faktor
resiko,
kejadian
Tetanus (TN) dan campak serta populasi khusus dan juga
data
kesakitan,
kematian. 1.3 Terlaksananya
survelans
AFP sesuai dengan standar sertifikasi. f. Melaksanakan
1) Penanggulangan Kerusuhan.
penancgulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
1.1 Tersedianya pelayanan
2) Pengembangan Safe Community.
logistikdan kesehatan
di
daerah bencana. 2.1 Terpantaunya kesakitan
data di
daerah
bencana.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
142
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 g. Melaksanakan tentang
dan
pemberantasan HIV/AIDS dan bagi
Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
kampanye 1) Pembinaan/pengendalian NAPZA 1.1 Meningkatnya
pengetahuan
NAPZA
REPETADA 2004
dan HIV/AIDS serta pengelolaan
penanggulangan
sentra informasi keracunan.
penyalahgunaan
NAPZA
dan
melalui
instansi,
lembaga, dan masyarakat.
HIV/AIDS
proses penyuluhan dengan sasaran
kelompok
resiko
tinggi, serta memperbanyak sentra-sentra rujukan bagi korban
NAPZA
dan
HIV/AIDS. h. Penyebaran
pengetahuan 1) Desiminasi
tentang keluarga berencana dan
kesehatan
informasi
reproduksi.
reproduksi
kesehatan 1.1 Meningkatnya masyarakat
kesadaran terhadap
kesehatan reproduksi.
serta peningkatan partisipasi 2) Peningkatan partisipasi pria dalam 2.1 Meningkatnya
partisipasi
pria.
kesehatan
kesehatan reproduksi.
pria
dalam
reproduksi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
143
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2. Program
Perbaikan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Gizi
Dinas
Masyarakat
Bappeprop,
Program APBD
Kesehatan, Program Perbaikan Biro
Kesra, Gizi Masyarakat
Badan Ketahanan Pangan. a. Meningkatkan penyuluhan gizi 1) Meningkatkan penyuluhan gizi dan 1.1 Meningkatnya masyarakat, kekurangan kejadian balita,
menanggulangi gizi,
gizi
serta
menekan
buruk
pada
pada
masyarakat
penyuluhan
dan
dan layanan gizi pada WUS,
pengembangan layanan gizi pada
Bumil KEK dan Anak Usia
remaja.
Sekotah.
menanggulangi 2) Penanggulangan gizi kurang dan 2.1 Menurunnya prevalensi gizi
Kurang Energi Kronis (KEK)
menekan kejadian gizi buruk pada
kurang
pada
WUS, ibu hamil, dan ibu nifas.
KEK pada WUS dan bumil
Wanita
Usia
Subur
(WUS), ibu hamil, dan ibu
dan
terpantaunya
dan ibu nifas.
nifas.
2.2 Meningkatnya
pemberian
Tablet Besi, Vitamin A, ASI Eksklusif. b. Melaksanakan penanggulangan Akibat (GAKY).
1) Penanggulangan Gangguan
Kekurangan
GAKY
dengan 1.1 Berkurangnya
kapsul yodium.
GAKY
Yodium
dan
penderita menurunnya
Prevalensi GAKY. 2) Peningkatan
penyuluhan
garam 2.1 Meningkatnya
beryodium pada masyarakat.
masyarakat mengkonsumsi
kesadaran untuk garam
yodium.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
144
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
1) Sosialisasi menu gizi seimbang 1.1 Meningkatnya
c. Meningkatkan keanekaragaman (fortifikasi)
dan
makanan
dan bahan tambahan makanan.
tentang menu gizi seimbang dan kadarzi.
keamanan
Sistem
Program APBD
kesadaran
pangan serta memantapkan 2) Fasilitasi kinerja SKPG di semua 2.1 Terselenggaranya pelaksanaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
tingkat Pemerintahan.
Peman-
tauan KLB gizi.
Ketahanan Pangan dan Gizi (SKPG). d. Membina
dan 1) Peningkatan
mengembangkan tenaga gizi
pengetahuan
dan 1.1 Meningkatnya kualitas SDM
kemampuan tenaga gizi di institusi.
gizi institusi.
institusi. Melaksanakan akibat
perbaikan
dampak
gizi 1) Bantuan sosial,
pengungsian dan bencana alam.
pemberian
tambahan
kepada
makanan 1.1 Tersedianya kelompok
rentan di daerah bencana.
3. Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
tambahan
makanan di
daerah
bencana. Dinkes
Propinsi,Dinkes Program
Obat,
Kab./Kota, Dinas Diknas, Makanan
dan
Rumah
SakiL
Dinkes Bahan Berbahaya
Propinsi, Dinas Perindag, Balai
Besar
POM
Sby,
Sentra P3.T., Badan POM, P4K, Balai Labkesda, Balai Materia Medika, BPNA.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
145
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 a. Meningkatkan bahaya
pengamanan 1) Pembinaan penyalahgunaan
dan
Program APBD
pengamanan 1.1 Terkendalinya produksi dan
produksi dan distribusi Napzaba.
distribusi Napzaba.
Napza dan bahan berbahaya 2) Penyebarluasan informasi tentang 2.1 Meningkatnya lainnya.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
bahaya penyalahgunaan Napzaba.
kesadaran
masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan Napzaba.
3) Pengembangan Sistem Informasi 3.1 Meningkatnya Monitoring & Evaluasi Napzaba
Kab/Kota yang menerapkan
(SIMEN).
SIMEN.
4) Pengembangan Sentra Informasi 4.1 Meningkatnya Keracunan (SIKER). b. Meningkatkan dan
Pengawasan
makanan dan
distribusi
serta
Bahan
Tambahan serta
BTP,
makanan
dan
kualitas
pelayanan keracunan.
Pengamanan Pembinaan dan pengawasan produksi 1.1 Meningkatnya
Pangan (BTP).
jumlah
Makanan termasuk minurr.an
kesadaran
Minuman
dan pengawasan produksi
produsen
dan distribusi BTP dan PM-
industri
IRT.
rumah tangga (PM-IRT). c. Meningkatkan Obat,
Obat
pengawasan 1) Pembinaan tradisional,
dan
pengawasan 1.1 Meningkatnya
kesadaran
Obat, Obat tradisional, Kosmetika,
dan pengawasan produksi
kosmetika, dan alat kesehatan
AJat
Obat,
termasuk
Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
kosmetika, alat kesehatan
dan periklanannya.
PKRT dan periklanan.
pengawasan
terhadap promosi / Iklan.
Kesehatan,
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Perbekalan
obat
tradisional,
146
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
obat
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan
penggunaan obat rasional, Obat
dan
essensial
Essensial dan Obat Asli Indonesia.
Kesehatan
rasional
menerapkan
Rencana Tindak
penggunaan 1) Pembinaan dan pengembangan 1.1 Meningkatnya
d. Meningkatkan Obat
REPETADA 2004
Program APBD
kemampuan
ketrampilan
petugas
dan
produsen
obat.
serta mengembangkan obat asli Indonesia. e. Meningkatkan
penelitian 1) Peningkatan penelitian, terhadap 1.1 Meningkatnya
pengembangan
dan
penggunaan
Obat
penggunaan Obat tradisional.
pengembangan
obat
penggunaan
tradisionai.
dan jenis
Obat
tradisional.
f. Meningkatkan dan membina 1) Fasiiitasi Industri Farmasi.
pengelola
Industri 1.1 Meningkatnya
Farmasi.
astern
dan
pelayanan
informasi
POM
serta
mengembangkan
standar mutu obat & makanan.
pengelolaan
Industri Farmasi.
g. Meningkatkan mutu pengujian 1) Peningkatan laboratorium
penelitian,
laboratorium
pengujian bag!
mutu 1.1 Meningkatnya Jumlah PM-
Produsen
IRT
yang
Makanan minuman Industri Rumah
pengujian
Tangga
rangka sertifikasi.
(PM-IRT)
dim
rangka
mutu
mengikuti dalam
sertifikasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
147
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
4. Program Kesehatan
Sumber dan
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Daya
Dinkes
Manajemen
WI Program
Propinsi,
-Bapelkes,
Program APBD
RI, Days
Depkes
BPDE, Organisasi Profesi, dan
Pembangunan Kesehatan
Biro
Kesra,
Sumber Kesehatan Manajemen
Bappeprop, Pembangunan,
Kanwil Agama, Disnaker, Program Biro
Keuangan,
pember-
UPT dayaan
Dinkes, RSUD Propinsi.
Sumber
daya, Program
Sumber
daya Kesehatan dan Manajemen a. Meningkatkan
perencanaan 1) Peningkatan “Teknikal Asistensi" 1.1 Meningkatnya
dan pendayagunaan tenaga
Rencana
Kebutuhan
Tenaga
kesehatan.
Kesehatan (RKTK) di UPT dan
dalam
Dinkes Kab / Kota.
RTRK.
mempunyai
SDM
yang
ketrampilan
mengelola
data
1.2 Meningkatnya
Kinerja
(Performance
Assesmant)
pengelola institusi
data (Dinkes
RTRK
di
Kab/Kota
dan UPT). b. Meningkatkan pendidikan dan 1) Peningkatan kualitas institusi dan 1.1 Meningkatnya latihan tenaga kesehatan.
tenaga pendidikan kesehatan
kesehatan
tenaga yang
terakreditasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
148
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Indikator Kinerja
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Peningkatan teknis
dan
pelatihan 2.1 Meningkatnya
kualitas fungsional
tenaga
kesehatan serta kualitas Nakes.
pengelola
kepegawaian, keuangan
dan
ketatausahaan. 4) Peningkatan
pelatihan dan Nakes yang terakreditasi. kinerja
pengelola
administrasi
kepegawaian keuangan dan administrasi ketatausahaan.
SDM
di
bidang 4.1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM.
kesehatan. c. Mengembangkan
sistem 1) Peningkatan pelaksanaan Jaminan 1.1 Meningkatnya
pembiayaan pra upaya.
Program APBD
kuaiitas
3) Peningkatan ketrampilan pengelola 3.1 Meningkatnya administrasi
Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Pemeliharaan
Kesehatan
Masyarakat (JPKM).
penduduk
jumlah yang
ikut
JPKM/Dana Sehat/Asuransi Kesehatan.
2) Peningkatan lembaga
pembentukan 2.1 Meningkatnya
pengelola
dokter keluarga JPKM.
JPKM
dan
lembaga pengetola JPKM dan dokter keluarga JPKM.
d. Mengembangkan sarana, dan 1) Peningkatan sarana/prasarana dan 1.1 Tersedianya prasarana
pelayanan
pelayanan kesehatan.
kesehatan (Yankes).
jumlah
sarana
dan
prasarana kesehatan sesuai dengan standart akreditasi kesehatan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
149
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 e. Mengembangkan kebijakan manajemen
dan
perencanaan bidang kesehatan.
pembangunan 2) Fasilitasi
Kesehatan.
Instansi Pelaksana
Program APBD
Manajemen 1.1 Meningkatnya kinerja bidang
program 1) Peningkatan
kesehatan
Indikator Kinerja
program
kesehatan antar
kesehatan.
kebijakan 2.1 Terselenggaranya
Kab/Kota
dan
Propinsi.
fasilitasi
program kebijakan bidang kesehatan di Kab/Kota dan Propinsi.
3) Peningkatan fungsi
manajemen
kelembagaan
dan 3.1 Meningkatnya kinerja UPT. Unit
Pelayanan Teknis (UPT). f. Mengembangkan
Sistem 1) Pengembangan Sistem Informasi 1.1 Meningkatnya
Informasi Kesehatan (SIK). g. Mengembangkan
informasi bidang kesehatan.
iptek 1) Pengembangan Iptek di bidang 1.1 Meningkatnya penelitian di
kesehatan. 5. Program
Manajemen Kesehatan (SIM-Kes).
pelayanan
Kesehatan. Peningkatan
Kesejahteraan Sosial
bidang Kesehatan. Disnaker, Bapemas, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, Dinas
Pendidikan,
Bappeprop,
Polri,
LSM,
Ormas, Perguruan Tmggi, Biro
Kesra,
Bakesbang,
Dinas permukiman, Dinas Kependudukan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
150
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
a. Memberikan santunan kepada 1) Pembinaan Penyandang Masalah 1.1 Meningkatnya anak-anak
teriantar,
usia
lanjut, penyandang cacat, tuna
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan
Kesejahteraan PMKS dan
peningkatan pelayanan sosial.
pelayanan Sosial.
gelandangan, 2) Bantuan bagi lanjut usia, keluarga 2.1 Meningkatnya kesejahteraan
sosial, pengemis
dan
bekas
pahlawan/perintis kemerdekaan.
para
keluarga
narapidana, serta mendorong
pahlawan/perintis
peran
kemerdekaan
masyarakat
peningkatan mereka.
dalam
kesejahteraan
dan
lanjut
usia. 3) Bantuan dan perlindungan sosial 3.1 Terbentuknya
Pusat
bagi anak-anak,wanita dan lanjut
Pelayanaan Terpadu untuk
usia korban tindak kekerasan.
korban kekerasan terhadap perempuan dan anak .
4) Implementasi Propinsi
Rencana (RAP)
Aksi 4.1 Meningkatnya Komisi
Perlindungan Anak Jawa Timur,
masyarakat Holder
kesadaran dan
akan
Stake ancaman
tentuk-bentuk
Pekerjaan
terburuk
anak,
eksploitasi
seksual
komersial
perdagangan
enak,
(Trafiking)
perempuan dan anak.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
151
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
5) Mendorong
peran
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
masyarakat 5.1 Meningkatnya
peran
dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat
dalam
Sosial.
menangani
Penyandang
Masalah
Program APBD
kesejahteraan
Sosial (PMKS). 6) Bantuan
sembako
untuk 6.1 Tersedianya
masyarakat miskin dan organisasi
kebutuhan
sembako.
kemasyaratan, 7) Pengkajian dan analisis masalah- 7.1 Tersusunnya masalah / kebijakan / program
dibidang
kesejahteraan sosial,
Sosial
b. Memberikan pengetahuan dan 1) Peningkatan
pelatihan
kampanye
yang
bagi masyarakat dan peran dunia
kegiatan penyuluhan.
pelatihan
mdalui dan
kajian
Kesejahteraan
dan 1.1 Meningkatanya peran serta
ketrampilan kepada mereka berpotensi
kesejahteraan
hasil
sosiai
dunia
usaha
dalam
penanganan PMKS.
usaha. 2) Bimbingan lingkungan.
mental
kesehatan 2.1 Meningkatnya sikap mental masyarakat
untuk
sehat
fisik
baik
hidup maupun
lingkungannya.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
152
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
3) Pemberdayaan Organisasi Sosiai, 3.1 Meningkatnya
Program APBD
partisipasi
Karang Taruna, Relawan Sosiai
ORSOS, Karang Taruna dan
dan Tenaga Kesejahteraan Sosial
Relawan
Masyarakat.
mewujudkan kesejahteraan
Sosiai
dalam
sosiai masyarakat. 3.2 Tersedianya
tenaga
pendamping pemberdayaan PMKS. 4) Pemantauan
den
pengawasan 4.1 Terkendalinya
penyeleng-
pelaksanaan pengumpulan uang,
garaan pengumpulan uang,
barang dan undian berhadiah.
barang
dan
berhadiah
sesuai
undian dengan
ketentuan yang berlaku. 5) Pemberdayaan fakir miskin dan 5.1 Terlindunginya para wanita perempuan penyandang masalah
rawan sosiai ekonomi dari
rawan sosial ekonomi.
kemungkinan dalam
terjerumus
kehiduoan
yang
nista/tuna susila. 6) Pelestanan nilai-nilai keperintisan, 6.1 Meningkatnya kepahlawanan dan kejuangan.
nilai-nilai
pelestarian kepahlawanan
sebagai salah satu dasar usaha kesejahteraan sosial.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
153
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 7) Fasilitasi
pembengunan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja bidang 7.1 Meningkatnya
kesejahteraan sosial.
Program APBD
penanganan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosiai
(PMKS). c. Memanfaatkan
lahan
yang 1) Pemberdayaan panti-panti sosial.
ada di panti-panti sosial untuk kegiatan usaha produktif.
1.1 Tersedianya
sarana
dan
prasarana Panti. 1.2 Meningkatnya SDM
kemampuan
Panti
dalam
manajemen dan pelayanan sosial. 1.3 Meningkatnya
peranan
panti-panti sosial. 1.4 Tersalur
dan
termanfaatkannya
bantuan
stimulan. 1.5 Meningkatnya fungsi lahan UPT
untuk
kegiatan
produktif.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
154
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
penanggulangan 1) Penanganan
d. Bantuan pengungsi
Sampit,
pada
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja tanggap 1.1 Terselamatkannya
darurat.
terlindunginya
dan korban
Palangkaraya, Kuala Kapuas,
bencana dari resiko yang
Ambon,
membahayakan
Aceh,
Timor-Timur
dan Irian Jaya.
Program APBD
kehidupannya. 2) Penanganan secara permanen.
2.1 Meningkatnya
keiancaran
pemberian bantuan sarana dan
prasarana
penanganan
dalam korban
bencana alam/ pengungsi. 2.2 Terwujudnya
pemukiman
kembali bagi pengungsi. 2.3 Terwujudnya
penanganan
pengungsi melalui program transmigrasi (TSM/ Reguler) 3) Pemberdayaan Penanggulangan Bencana.
Satgas 3.1 Terwujudnya kader/petugas yang
mampu
mengembangkan kesiapsiagaan
terhadap
penanggulangan
bencana
alam/pengungsi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
155
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 3.2 Meningkatnya
Program APBD
kelancaran
pemberian bantuan sarana dan
prasarana
dalam
penanganan
korban
bencana alam/ pengungsi. 4) Pemulangan pengungsi.
4.1 Berkurangnya
jumlah
pengungsi. 6. Peningkatan Peranan Pemuda
Biro
Mental
Spiritual,
Dispora, Dinas-dinas a. Pendidikan
Imtak,
Akhlak, 1) Peningkatan Imtak, Akhlak, Moral 1.1 Meningkatnya
Moral dan Sikap Mental.
dan sikap mental anak dan remaja.
nilai
Imtak,
Akhlak, Moral dan Sikap Mental anak dan remaja.
2) Fasilitasi pembinaan moral/akhlak 2.1 Meningkatnya moral/akhlak generasi muda. b. Pelatihan kepemimpinan dan 1) Pelatihan keterampilan generasi muda. c. Pengelolaan pertukaran pemuda.
kepemimpinan
generasi muda. dan 1.1 Meningkatan
nilai
ketrampilan generasi muda, OSIS,
kepemimpinan
kepramukaan.
keterampilan pemuda.
kegiatan 1) Pertukaran pemuda antar propinsi 1.1 Meningkatnya dan negara.
dan hubungan
pemuda antar propinsi dan negara.
2) Pengiriman Duta Seni Pelajar se 2.1 Meningkatnya Jawa dan Bali.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kesadaran
budaya nasional.
156
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 d. Pelatihan
REPETADA 2004 Rencana Tindak
manajemen, 1.1 Meningkatnya
manajemen, 1) Pelatihan
ketenagakerjaan,
dan
kewirausahaan.
ketenagakerjaan,
dan
narkoba
dan
kemampuan
manajemen sumber daya lokal
pemuda dalam mengelola
pemuda
sumber daya lokal. 1.1 Meningkatnya
dan
akibat penyakit
meliputi
kesehatan
kehamilan,
penyakit menular seksual, dan
pemahaman
bahaya
kesehatan reproduksi remaja seks,
kemampuan
kewirausahaan
Pengembangan 2.1 Meningkatnya
e. Pembinaan dan penyuluhan 1) Fasilitasi pembinaan pemuda. bahaya
Program APBD
produktivitas pemuda.
kewirausahaan bagi pemuda. 2) Fasilitasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
narkoba,
menular
serta
reproduksi
remaja.
HIV/AIDS. f. Pengembangan
kreativitas, 1) Pengembangan kreativitas, bakat, 1.1 Berkembangnya
kreativitas
bakat,
penanaman
cinta
penanaman cinta budaya bangsa,
pemuda dalam pemahaman
budaya
bangsa,
cinta
dan cinta tanah air.
budaya bangsa dan cinta
dan
tanah air.
tanah air.
g. Penghargaan pengembangan 1) Pengembangan terhadap
kepeloporan
pemuda. h. Peningkatan prasarana
partisipasi
inovasi
pemuda
dan 1.1 Meningkatnya dalam
pembangunan. sarana
peran
dan
kepeloporan pemuda dalam pembangunan.
dan 1) Peningkatan sarana dan prasarana 1.1 Meningkatnya sarana dan
pembardayaan
pemberdayaan generasi muda.
prasarana kepemudaan.
generasi muda.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
157
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 i. Mendorong sebagai
peran
sarjana
REPETADA 2004 Rencana Tindak
pemuda 1) Peningkatan penggerak
ekonomi perdesaan. j. Mendorong
sebagai
peran sarjana
kegiatan
pembangunan.
dalam pembangunan.
peran
dalam
penggerak
peran
pemuda sebagai penggerak ekonomi perdesaan.
ormas
kepemudaan
kepemudaan
dalam
pembangunan.
pemuda 1) Fasilitasi peran pemuda dalam 1.1 Meningkatnya
peningkatan
Program APBD
penyelenggaraan 1.1 Meningkatnya peran ormas
organisasi kepemudaan dalam k. Mendorong
pemuda 1.1 Meningkatnya
ekonomi perdesaan. partisipasi 1) Fasilitasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
peningkatan keolahragaan.
prestasi
olahraga pelajar.
keolahragaan. 7. Pembinaan Olah Raga
Dispora,. Biro Kesra.
a. Peningkatan aktivitas olahraga 1) Fasilitasi
peningkatan
aktivitas 1.1 Meningkatnya
di TK, SD, SLIP, SLTA, dan
olahraga di TK, SD, SLTP, SLTA,
Perguruan Tinggi.
dan Perguruan Tinggi.
b. Peningkatan olahragawan
Prestasi
Olahraga.
pernbibitan 1) Fasilitasi Peningkatan pernbibitan 1.1 Meningkat dan terbinanya dalam
peningkatan prestasi.
rangka
olahragawan
dalam
peningkatan prestasi.
rangka
atiit-atiit olahraga. 1.2 Meningkatnya sekolah
fungsi
sebagai
wadah
pembinaan olahraga. 1.3 Meningkatnya
prestasi
olahraga antar sekolah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
158
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
aktivitas 1) Fasilitasi pembinaan clahraga bagi 1.1 Meningkatnya
c. Peningkatan pembinaan
olahraga
yang 2) Fasilitasi
berkesinambungan
untuk
sebagai
landasan
partisipasi
olahraga 2.1 Berkembangnya
tradisional
olahraga
tradisional.
permasalahan 3) Pembudayaan
menunjang olahraga
pembinaan
Program APBD
olahraga Masyarakat.
Veteran, penyandang cacat.
rnasyarakat
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
olahraga
di 3.1 Meningkatnya
masyarakat.
kegiatan
berolahraga di masyarakat.
menuju peningkatan prestasi olahraga. d. Pengadaan dan peningkatan 1) Peningkatan kuantitas dan kualitas 1.1 Meningkatnya kuantitas dan mutu tenaga pendidik, pelatih,
tenaga pendidik, pelatih, pembina
kualitas
pembina,
dan penggerak olahraga.
pelatih,
dan
penggerak
olahraga.
pendidik,
pembina
dan
penggerak olahraga.
e. Pengadaan dan pemeliharaan 1) Fasilitasi sarana
dan
prasarana
olahraga.
pengadaan
pemeliharaan
sarana
dan 1.1 Meningkatnya sarana dan dan
prasarana olahraga.
prasarana olahraga.
f. Peningkatan manusia
tenaga
Sumber
(SDM)
pengelola
daya 1) Fasilitasi pembinaan dan pelatihan 1.1 Meningkatnya kualitas SDM
bagi
para
prasarana
dan
bagi para pengelola prasarana dan
pengelola sarana prasarana
sarana olahraga.
olahraga.
sarana olahraga. g. Pembenahan pembinaan dapat
sistem 1) Fasilitasi pengembangan sistem 1.1 Meningkatnya Prestasi atlit. olahraga
mencetak
yang
atlet-atlet
keolahragaan
dan
organisasi
kelolahragaan.
berprestasi. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
159
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
8. Program Penyetaraan Jender
Program APBD
Bapemas, Dinas / Instansi Penyetaraan terkait,
PSW,
Organisasi Gender
Perempuan dan LSM, Biro Mental dan Spiritual. a. Meningkatkan kedudukan dan 1) Peningkatan kualitas perempuan 1.1 Meningkatnya peranan
perempuan
kehidupan
dalam
keluarga,
dalam
kehidupan
keluarga,
masyarakat dan bernegara.
untuk mencapai Kesetaraan
kesetaraan
dan Keadilan.
perempuan.
perempuan
pelatihan 1) Peningkatan dalam
bidang
dalam bermasyarakat
dan bernegara.
b. Meningkatkan kualitas SDM 1) Fasilitasi
c. Melakukan
perempuan kehidupan
masyarakat dan bernegara.
peranan
untuk
mencapai 1.1 Meningkatnya
dan
keadilan
pengetahuan
perempuan.
dan 1.1 Meningkatnya
ketrampilan perempuan.
perempuan
kewirausahaan.
kemandirian
pengembangan
peran dalam ekonomi
lokal. 2) Peningkatan pengelolaan
ketrampilan 2.1 Meningkatnya Kelompok
Bersama (KUB).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Usaha
pendapatan
anggota Kelompok Usaha Bersama.
160
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Penelitian wanita
peningkatan dalam
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
Program APBD
peranan 3.1 Tersusunnya hasil penelitian
pengembangan
sektor-sektor usaha di pedesaan.
peningkatan
peranan
perempuan
dalam
pengembangan
sektor-
sektor usaha di Pedesaan. d. Memberdayakan
perempuan 1) Fasilitasi
Pemberdayaan 1.1 Meningkatnya
rawan sosial, ekonomi dan
Perempuan
menuju
Keluarga
keluarga miskin.
Sehat dan Sejahtera (P2KSS).
peran
aktif
perempuan dalam program pemberdayaan kesejahteraan keluarga. 2.1 Meningkatnya
keterpaduan
keterpaduan Pemberdayaan Perempuan Keluarga
menuju Sehat
dan
Sejahtera (P2KSS). e. Meminimalisasi/menetralisasi nilai-nilai sosial budaya yang menghambat
1) Fasilitasi
jaringan
kerja 1.1 Terciptanya jaringan kerja
perempuan.
dan peran perempuan dalam
kemajuan
pembangunan.
perempuan. f. Penyebaran informasi tentang 1) Sosialisasi Rencana Aksi Propinsi 1.1 Meningkatnya hak-hak
serta
perlindungan
Penghapusan
Kekerasan
akan
tindak
sosial bagi perempuan yang
Terhadap Perempuan dan anak
terhadap
diperlakukan salah.
(RAP PKTP).
anak.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kesadaran kekerasan
perempuan
dan
161
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
perfindungan, 1) Sosialisasi
g. Sosialisasi
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
perlindungan
dan 1.1 Meningkatnya perlindungan
penegakan HAM perempuan,
penegakan HAM perempuan dan
dan pengakuan HAM bagi
serta
anak.
perempuan dan anak.
membentuk
informasi perempuan
jaringan
terhadap
HAM
dan
tindak
Program APBD
kekerasan. h. Mengimplementasikan perlin- 1) Penguatan
lembaga
dungan hukum dan advokasi
terhadap
tindak
bagi perempuan.
perempuan dan anak.
advokasi 1.1 Meningkatnya kekerasan
lembaga
kinerja advokasi
perempuan dan anak 1.2 Meningkatnya perlindungan hukum bagi perempuan dan anak. 1.3 Terkendalinya perdagangan (trafiking) perempuan dan anak.
2) Fasilitasi
pembentukan
pusat 2.1 Terwujudnya
pelayanan terpadu bagi korban
pelayanan
tindak
korban
kekerasan
perempuan dan anak.
terhadap
terhadap
pusat terpadu
tindak
bagi
kekerasan
perempuan
dan
anak.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
162
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 i. Memfasilitasi ajaran
REPETADA 2004 Rencana Tindak
reinterpretasi 1) Fasiiitasi pemahaman agama yang 1.1 Meningkatnya
agama
yang
berperspektif Gender.
kepada
Program APBD
pemahaman
agama yang berperspektif
berprospektif Gender. j. Memperluas
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
gender.
kesempatan 1) Peningkatan peranan perempuan 1.1 Meningkatnya
perempuan
dalam
dalam pengambilan keputusan.
Pengarusu-
tamaan Gender.
pengambilan keputusan. k. Meningkatkan
peranan 1) Pemberdayaan
lembaga
yang
lembaga
yang 1.1 Meningkatnya
berbasis gender.
kinerja
lembaga
yang
memperjuangkan
hak-hak
memperjuangkan
perempuan
untuk
menuju
perempuan dan anak.
Kesetaraan
dan
Keadilan
hak-hak
1.2 Terwujudnya jaringan kerja
Gender.
antara
Organisasi
Perempuan, LSM dan PSW dengan
Birokrasi
yang
terpadu. l. Sosialisasi
Kesetaraan
Keadilan Gender.
dan 1) Peningkatan Humaniora
pernahaman pada
Kesetaraan Gender.
HAM
Guru 1.1 Meningkatnya peranan guru dan
yang mengajarkan HAM dan Kesetaraan
Gender
pada
anak didik.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
163
MATRIK KEBDAKAN 6
PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DAN PENGISIAN LAPANGAN KERJA YANG TERSEDIA
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
164
6. Kebijakan Perluasan Kesempatan Kerja Dan Pengisian Lapangan Kerja Yang Tersedia. No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
Dinas Tenaga Kerja, Biro Ketenagakerjaan
1. Program Penempatan TKI ke Mancanegara
Kesra, Dinas Infokom, BPS, Dinas
Tenaga
Kab/Kota,
Kerja, Balitbang,
Bappeprop. a. Membantu
dan
mempermudah pengiriman luar
negeri
secara
proses
tenagakerja berikut
optimal
perlindungan menjamin
turut 1) Fasilitasi
ke
proses
tenagakerja
Indonesia
hukum
guna
hak-hak
TKI
terutama dalam hubungannya
ke
luar
negeri.
proses penempatan tenaga
hukum
guna 2.1 Terjaminnya hak - hak dan
menjamin hak-hak TKI terutama
perlindungan TKI pada saat
dalam
pra, penempatan dan puma
hubungannya
dengan
lembaga jasa penempatan TKI di
penempatan.
Jawa Timur.
dengan lembaga pengirim di 3) Optimalisasi fungsi dan kinerja 3.1 Terciptanya Jawa Timur.
kelancaran
kerja ke luar negeri.
upaya 2) Perlindungan
memberikan
penempatan 1.1 Terwujudnya
counter
kedatangan
TKI
di
kelancaran
kedatangan TKI.
Bandara Juanda.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
165
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Peningkatan produktifltas
kualitas tenaga
dan 1) Peningkatan kerja
dengan berbagai jenis pilihan
produktifltas
kualitas tenaga
untuk
dan
pelatihan
membentuk
Program APBD
dan 1.1 Meningkatnya kualitas dan
kerja
dari
produktivitas kerja.
berbagai jenis pilihan profesi.
profesi sesuai bakat dan minat 2) Pendidikan dan pelatihan (Diktat) 2.1 Tersedianya pendidikan
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
calon TKI.
yang
tenaga
tenaga
terampil
dan
kerja siap
pakai.
terampil sehingga melahirkan
2.2 Meningkatnya
tenaga siap pakai.
tenaga
ahli
kualitas dan
produkti
vitas. 3) Penelitian peningkatan
tentang kualitas
upaya 3.1 Meningkatnya kualitas SDM TKI
dan
TKI dan TKW.
TKW, melalui uji kompetensi baik teknis
maupun
bahasa
negara
tujuan. c. Peningkatan infofmasi bursa 1) Pengembangan Sistem Informasi 1.1 Tersedianya informasi bursa kerja
untuk
mendapatkan
mempermudah
Manajemen (SIM) Bursa Kerja.
kesempatan 2) Peningkatan
kerja bagi pencari kerja.
kerjasama
kerja.
dengan 2.1 Mudahnya
perusahaan-perusahaan pengguna
mendapatkan
kesempatan kerja.
tenaga kerja. 3) Peningkatan
kerjasama
dengan 3.1 Terciptanya
lembaga pendidikan dan latihan
kesempatan
kerja baru.
kejuruan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
166
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
Program APBD
d. Pengembangan peluang kerja 1) Pengembangan peluang kerja di 1.1 Tersedianya peluang kerja di di mancanegara (Hongkong, Jepang, Jerman, USA)
melalui
mancanegare.
Selatan, 2) Kajian tentang sistem peiayanan 2.1 Meningkatnya
Korea Eropa
mancanegara.
Barat
dan
peningkatan
penempatan tenaga kerja ke luar
sistem
negeri.
pengiriman TKI.
kompetensi dan kualitas SDM 3) Pembinaan/sosialisasi (tenaga terdidik) untuk mengisi
kemudahan
pelayanan
dalam
3.1 Terwujudnya pengiriman TKI
penempatan TKI ke Luar Negeri.
ke Oalarn dan Luar Negeri
peiuang pasar kerja sektor
(AKAN-AKAD)
formal diluar negeri.
dengan
sesuai
prosedur
yang
benar. 4) Peningkatan
kerjasama
dengan 4.1 Meningkatnya
pengguna/agent di luar negeri.
penempatan negeri
penawaran TKI
khususnya
di
luar sektor
formal. 5) Mengembangkan standarisasi dan 5.1 Terciptanya standarisasi dan sertifikasi kompetensi PJTKI dan
sertifikasi
kompetensi
TKI.
tenaga kerja khususnya bagi TKI.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
167
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
dan 1) Pemberdayaan
e. Meningkatkan mengembangkan
sistem
pelayanan penempatan TKI ke
Instansi Pelaksana Sistem 1.1 Meningkatnya
Administrasi Manunggal Satu Atap
Indikator Kinerja
Program APBD
kinerja
pelayanan SAMSAT.
(SAMSAT) pelayanan TKI.
luar Negeri secara terpadu dan
terintegrasi
melibatkan
dengan instansi
pemerintah/swasta
dan
masyarakat. 2. Program Kerjasama
Disnaker,
Bappeprop,
Kantor Perwakilan a. Kerjasama Federation
dengan of
Korea 1) Kerjasama
Small
and
Medium Business Association
bidang 1.1 Meningkatnya
ketenagakerjaan dengan lembaga
perolehan
devisa negara.
keuangan luar negeri.
(KFSBA). b. Kerjasama
dengan
dan Amerika Serikat.
Jepang 1) Kerjasama
bidang 1.1 Meningkatnya
bantuan
ketenagakerjaan der.gan lembaga
(technical assistance) untuk
luar negeri.
bidang ketenagakerjaan. 2.1 Meningkatnya
kerjasama
dengan negara lain tujuan TKI.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
168
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
kembali/ 1) Fasilitasi
c. Menghidupkan mengoptimalkan
fungsi
lembaga
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana konsultan 1.1 Meningkatnya
Program APBD
peran
lembaga konsultan bidang
profesi bidang tenaga kerja.
lembaga konsultan profesi dan 2) Pengembangan sistem informasi
ketenagakerjaan.
informasi bursa kerja Propinsi
dan perencanaan tenaga kerja 2.1 Meningkatnya
Jawa Timur.
daerah.
sistem
informasi ketenagakerjaandan perencanaan tenaga kerja daerah.
3. Program
Ketenagakerjaan
di
Dinas Tenaga Kerja Biro
Daerah
Kesra
a. Peningkatan produktifitas
kualitas tenaga
dan 1) Peningkatan kerja
kualitas
dan 1.1 Meningkatnya kualitas dan
produktivitas tenaga kerja.
produktivitas tenaga kerja.
dengan berbagai jenis pilihan 2) Pembinaan SDM dalam rangka 2.1 Terwujudnya tenaga kerja profesi sesuai bakat dan minat
meningkatkan ketrampilan pencari
yang berkualitas dan trampil
pendidikan
kerja/pengangguran.
sesuai dengan kebutuhan
untuk
dan
membentuk
pelatihan tenaga
pasar
terampil sehingga melahirkan tenaga siap pakai.
kerja
dan
kemandirian. 3) Pemasyarakatan nilai dan budaya 3.1 Meningkatnya produktif.
budaya
4) Pengembangan peningkatan
sistem,
produktifitas
tenaga ahli produktif.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
metode
nilai
dan
produktif
di
masyarakat.
dan 4.1 Meningkatnya
produktifitas
kerja.
169
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
b. Peningkatan kerjasama dan 1) Perluasan lapangan kerja. informasi bursa kerja.
2) Kerjasama
dengan
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
Program APBD
1.1 Meluasnya lapangan kerja.
Pemerintah 2.1 Meningkatnya
hubungan
Kabupaten/Kota dan Dinas Tenaga
kerjasama dengan instansi
Kerja Kab/Kota se Jawa Timur.
terkait di Kab/Kota untuk lebih
mengoptimalkan
koordinasi
dan
evaluasi
bidang ketenagakerjaan. 3) Pengembangan Pola Job Market 3.1 Mempermudah Fair (JMF). 4) Koordinasi
c. Peningkatan
penempatan tenaga kerja. penempatan
tenaga 4.1 Terwujudnya tenaga kerja
kerja antar daerah (AKAD) dan
asal Jawa Timur ke Propinsi
antar tenaga kerja lokal (AKL).
lain.
kesejahteraan 1) Mengoptimalkan
dibidang ketenagakerjaan.
proses
lembaga 1.1 Menurunnya tingkat gejolak
kerjasama Tripartit.
pekerja di masyarakat
2) Pertindungan dan jaminan sosial 2.1 Makin guna menjamin hak-hak pekerja. 3) Pemantapan hubungan industrial.
terlindungi
dan
terjaminnya tenaga kerja. 3.1 Mantapnya
hubungan
industrial. 4) Penyelesaian hubungan industrial.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
perselisihan 4.1 Terlindunginya
hak-hak
pekerja/buruh.
170
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
5) Penetapan Upah Minimum.
5.1 Mencegah
Program APBD
terjadinya
degradasi
upah
di
perusahaan. 6) Peningkatan
Keselamatan
dan 6.1 Menciptakan
Kesehatan Kerja. 7) Penilaian
zero
lingkungan
kerja yang sehat dan aman. accident
bagi 7.1 Menurunnya
perusahaan.
kecelakaan
kerja di perusahaan.
8) Fasilitasi
Pusat
Pelayanan 8.1 Meningkatnyanya
Terpadu
korban
kekerasan
terhadap perempuan dan anak.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
dungan
bagi
perlinpekerja
perempuan dan anak.
171
MATRIK KEBIJAKAN 7
PEMANTAPAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK PEMANTAPAN OTONOMI DAERAH, KEMUDAHAN PELAYANAN PUBLIK SERTA PERLUASAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
172
7. Pelaksanaan Pembangunan untuk Pemantapan Otonomi Daerah, Kemudahan Pelayanan Publik serta Perluasan Informasi dan Komunikasi No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
1. Program Aparatur Pemerintah
Biro
dan Pengawasan daerah
mendukung
Biro 1. Program Pening-
Kepegawaian,
a. Menyusun dan menetapkan 1) Inventarisasi masalah - masalah 1.1 Tersedianya peraturan
Hukum,
untuk
yang perlu diatur melalui Perda.
seluruh
tentang
data
Biro
base Pemerintahan dan Otoda,
masalah-masalah Bappeprop,,
yang periu diatur melalui Badan
kewenangan Propinsi.
Program APBD
Perda.
Bapemas,
Diktat,
Pengawas,
untuk
setiap
rancangan BPDE,
Perda yang disusun. 3) Fasilitasi pelaksanaan tugas dan 3.1 Terselenggaranya kewenangan
DPRD
Propinsi
selaku lembaga legislatif.
sanaan
Balitbang,
pembentukan
alat
Bakorwil,
pelak- Biro
tugas
rintah Daerah
Dinas
katan Kapasitas Aparatur
Admi-
nistrasi Publik
Organises!,
Biro
yagunaan
dan Pertengkapan, Biro Umum,
Sistem
kewenangan DPRD Propinsi Biro AP, Biro Keuangan,
wasan.
4) Fasilitasi peresmian keanggotaan 4.1 Terselenggaranya
Peme-
Kependudukan, Dispenda, 3. Program Penda-
selaku lembaga legislatif.
dan
Aparat
Badan 2. Program Pening-
2) Membuat kajian - kajian dalam 2.1 Adanya naskah akademik Badan Arsip, Bakesbang, rangka menyiapkan Draft Perda.
katan Kapasitas
Biro
Kerjasama,
fasilitasi Perwakilan,
peresmian keanggotaan dan Dewan.
kelengkapan DPRD Propinsi hasil
pembentukan
Pemilu 2004.
kelengkapan DPRD Propinsi
Penga-
Kantor 4. Program Pening-
Sekretariat
katan
kualitas
Manajemen
alat
hasil Pemilu 2004.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
173
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana 4.2 Terselenggaranya nistrasi
Program APBD
Admiperesmian
pengangkatan
dan
pemberhentian keanggotaan DPRD
Propinsi,
Kab/Kota
hasil Pemilu. 5) Fasilitasi
pembuatan
Kewenangan
draft 5.1 Tersusunnya terhadap
penyelenggaraan
Pemerintahan
Kewenangan
draft Pemerintah
Desa di Kab/Kota se-Jatim.
Desa di Kab/Kota sejatim. 6) Koordinasi
kerjasama
Pemerintah dengan
Propinsi,
antar 6.1 Terlaksananya Propinsi
Kabupaten/Kota
Propinsi,
Kab/Kota
dan dengan
Pemerintah/Lembaga/Badan Pusat
di
kerjasama
antar Pemerintah Propinsi, Propinsi Kabupaten/Kota
dengan dan
Propinsi, Kab/Kota dengan Pemerintah/Lembaga/Badan di Pusat.
7) Menyediakan fasilitasi sarana dan 7.1 Tercapainya efesiensi dan prasarana aparatur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
efektifitas kegiatan aparatur.
174
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 b. Sosialisasi terkait
peraturan dengan
otonomi
yang
terkait
dengan
otonomi
peraturan
baik
undang
undang,
dengan
pemerintah
maupun
baik
daerah,
peraturan
peraturan
agar
pemerintah, peraturan
daerah
peraturan daerah.
dan
yang sama.
propins
penyelenggaraan
yang
terkait
otonomi
daerah,
undang-undang,
peraturan
pemahaman 2) Sosialisasi kebijakan pemerintah
memiliki
Program APBD
yang 1) Pelaksanaan sosialisasi peraturan 1.1 Tersosialisasikannya
daerah, baik undang-undang,
maupun
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
pemerintah
maupun peraturan daerah.
dalam 2.1 Tersosialisasi pemerintahan
desa di Kab/Kota.
pemerintah dalam
kebijakan dan
propinsi
penyelenggaraan
pemerintahan
desa
di
Kab/Kota. c. Koordinasi penyusunan
dan
sinkronisasf 1) Penyusunan
program
dan
perencanaan 1.1 Tersusunnya
program pembangunan.
Dokumen
Memorandum
kegiatan baik yang menjadi
Anggaran
(DMA) program.
tanggung jawab Kabupaten/ 2) Peningkatan kualitas perencanaan 2.1 Memngkatnya Kota, antar Kabupaten/Kota
ekonomi
maupun Propinsi.
pengembangan pemerintahan
regional
dan wilayah, dan
kinerja ekonomi
kualitas perencanaan
regional
pengembangan
kemasyarakatan serta prasarana
pemerintahan
wilayah.
kemasyarakatan
dan
wilayah, dan serta
prasarana wilayah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
175
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
3) Peningkatan kualitas mekanisme 3.1 Meningkatnya perencanaan tahunan daerah.
Program APBD
kualitas
proses
perencanaan
tahunan. 4) Pengembangan perencanaan
indikator 4.1 Tersusunnya dan
data
base
pembangunan regional. 5) Penerimaan
indikator
perencanaan dan data base pembangunan regional.
studi 5.1 Terselenggaranya
banding/kunjungan kerja legislatif
sama
dan
pemerintah
eksekutif
propinsi
dan
Kab/Kota dan dari luar propinsi.
antar
kerjaaparatur
daerah
legislatif
propinsi
dan dan
kab/kota dan propinsi lain. 6) Penjaringan aspirasi masyarakat, 6.1 Meningkatnya evaluasi dan monitoring program
proses
perencanaan
partisipatif.
dan
pelaksanaan
kualitas perencanaan
pembangunan. 7) Fasilitasi
Koordinasi
dan 7.1 Terlaksananya kondisi dan
sinkronisasi pelaksanaan Otonomi
sinkronisasi
Daerah .
Otonomi
Daerah
antara
Pusat,
Propinsi
dan
pelaksanaan
Kab/Kota.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
176
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana 7.2 Terlaksananya
Program APBD
monitoring
dan evaluasi pelaksanaan kewenangan pendapatan
dan asli
daerah
kab/kota. 8) Koordinasi pembangunan antar
dan
sinkronisasi 8.1 Terciptanya
keterpaduan
dengan
Pusat,
Kabupaten/Kota,
antar
Propinsi dengan Kab/Kota,
dan
Propinsi Lain, Pusat dan
Propinsi, Badan/Dinas/Lembaga.
program
pembangunan
Badan/Dinas/Lembaga.
9) Koordinasi pelaksanaan nubungan 9.1 Mantapnya kerjasama dengan luar negeri.
koordinasi
pelaksanaan kerjasama
hubungan dengan
luar
negeri 10)Merumuskan Pemerintah
kerjasama Propinsi,
antar- 10.1Terlaksananya Propinsi
antar-Pernerintah
kerjasama Propinsi,
dengan Kab/Kota dan Propinsi
Propinsi dengan Kab/Kota
dengan Lembaga/Badan.
dan
Propinsi
dengan
Lembaga/Badan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
177
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
11)Melakukan kajian studi, penelitian 11.1Tersedianya dan
pengembangan
dibidang
pengembangan
daya
ekonomi
dan
teknologi;
Kemasyarakatan; pemerintahan.
Program APBD
dokumen
kajian study, penelitian dan
ekonomi dan keuangan; sumber alam
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
dibidang
dan
sumber
keuangan;
daya
alam
dan
teknologi; kemasyarakatan; pemerintahan, bahan
sebagai
masukan
rumusan
kebijakan. 12)Fasilitasi
pelaksanaan
studi,
penelitiar
kajian, 12.1Terpadunya dan
pengembangan dibidang program
program
penelitian
dan
pengembangan.
penelitian dan pengembangan. d. Penataan organisasi tingkat 1) staf,
dinas
teknis
dan
kelembagaan berikut dengan
Evaluasi birokrasi
struktur sesuai
organisasi 1.1 Tersusunnya dengan
kebutuhan.
birokrasi
organisasi Pemerintah
Propinsi yang ramping dan
aset organisasi.
efisien. 2) Pengembangan Akuntabilitas
sistem 2.1 Terciptanya Kinerja
Instansi
Pemerintah (AKIP) dan Budaya Kerja.
organisasi
kinerja yang
efisiensi,
efektif, dan akuntabel. 2.2 Terukurnya
produktivitas
aparatur dan organisasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
178
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 3) Peningkatan
kualitas
profestonalisme Pemerintah
Instansi Pelaksana
mdalui
dan 3.1 Tersusunnya Aparatur
pemantapan
Program APBD
analisis
Jabatan unit terja perangkat daerah
di
lingkungan
tugas pokok dan fungsi organisasi
Pemerintah Propinsi Jawa
sesuai dengan pengkajian hasil
Timur.
analisis jabatan.
Indikator Kinerja
3.2 Tersusunnya jabatan pegawai
formasi
dan
kebutuhan
pada
masing-
masing unit kerja, sesuai dengan hasil analisis jabatan dan anlisis beban kerja. 3.3 Tedaksananya evaluasi dan fasilitasi pelaksanaan hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja Propinsi dan Kabupaten/Kota. 4) Peningkatan
sistem
pelayanan 4.1 Terwujudnya
sistem
publik yang cepat, tepat, murah
pelayanan
dan transparan.
dengan standart pelayanan minimal
publik
dan
sesuai
prinsip
pelayanan prima.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
179
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
5) Peningkatan sarana dan prasarana 5.1 Tersedianya pendukung
kualitas
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana pelayanan
publik dan pemerintahan.
sarana
Program APBD
dan
prasarana penyelenggaraan pemerintahan
dan
pelayanan publik. 6) Peningkatan
Pengelolaan
dan 6.1 Meningkatnya
pelayanan kearsipan. 7) Pengamanan aset-aset daerah.
pengelolaan
dan pelayanan kearsipan. 7.1 Terinventarisasinya
aset-
aset daerah. 8) Fasilitasi peningkatan pelaksanaan 8.1 Meningkatnya Standar Pelayanan Minima! (SPM)
pelayanan
masyarakat.
Kab/Kota di Jawa Timur. 9) Revitalisasi asset-asset daerah.
9.1 Tersedianya tentang
informasi
revitalises
asset-
asset daerah. 9.2 Meningkatnya
daya
guna
asset-asset daerah. 10)Penyusunan sistem, mekanisme, 10.1Tersusunnya prosedur dan standard.
sistem,
mekanisme, prosedur dan standard
tata
kerja
organisasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
180
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana 10.2Tersusunnya
Program APBD
sistem
mekanisme, prosedur dan standard kinerja organisasi. terwujudnya 1.1 Meningkatnya
11)Memfasilitasi
peningkatan pelayanan publik.
publik.
12)Menfasilitasi peningkatan kinerja 2.1 Terwujudnya organisasi.
pelayan
Akuntabilitas
kinerja instansi Pemerintah. 12.2Terwujudnya
kelompok
Budaya Kerja. e. Penataan
personil 1) Peningkatan
pegawai/aparatur
secara
Sistem
Informasi 1.1 Tersusunya
Kepegawaian (Simpeg).
bertahap dan berlanjut untuk mencapai
efektifitas
efisiensi organisasi.
base
kepegawaian. 1.2 Tersusunnya
dan
data
sistem
informasi kepegawaian. 2) Pelaksanaan kompetensi jabatan.
2.1 Tersusunnya
standarisasi
kompetensi kepegawaian. 3) Penataan kepegawaian.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
administrasi 3.1 Tertibnya
administrasi
kepegawaian.
181
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
sumberdaya 1) Peningkatan
f. Peningkatan
kualitas 1.1 Terselenggaranya
aparatur melalui perencanaan
penyeiengcaraan Diklat aparatur
naan
dan
pengembangan,
melalui
kualitas
pendidikan
dan
profesionalisme
pelatihan
pengembangan
teknis, fungsional, struktural
penyelenggara
dan
pelatihan.
pendidikan
pelatihan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
aparatur pendidikan
dan
dan
Program APBD
pembi-
peningkatan aparatur
penyeienggara Dikiat secara berkesinambungan yang
baik
manajemen,
teknis,
maupun sikap dan perilaku.
kepemimpinan.
2) Peningkatan kualitas perencanaan, 2.1 Tersusunnya evaluasi,
dan
kediklatan.
pengembangan
rencana
program diklat aparatur yang berbasis kompetensi. 2.2 Terselenggaranya pengembangan
program
dan penyelenggaraan diklat yang
profesional
dan
terpadu. 2.3 Tersedianya data kediklatan yang
valid
dan
reliabel
sebagai bahan perencanaan dan pengembangan diklat aparatur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
182
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Peningkatan
kompetensi
kompetensi
aparptur
teknis, 3.1 Terselenggaranya
fungsional
kompetensi
dan
kepemimpinan
pemerintah
di
Jawa
Timur, melalui penyelenggaraan diklat
teknis,
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
fungsional
teknis,
diklat
fungsional
dan
kepemimpinan profesional,
Program APBD
yang
terpadu
dan
berbasis kompetensi.
dan
kepemimpinan yang profesional, terpadi dan berbasis kompetensi. 4) Peningkatan kompetensi tenaga 4.1 Tersedianya
tenaga
pengajaran (widyaiswara) sebagai
pengajar
diktat
yang
salah
memilikj
kompetensi
baik
satu
pencapaian
komponen tujuan
penentu
instruksional
diktat aparatur.
menyangkut
content
expertise maupun transfer expertise.
5) Peningkatan diktat
kualitas
pelayanan 5.1 Tersedianya
aparatur
melalui
sarana
dan
prasarana kediklatan yang
pengembangan dan peningkatan
memadai
kualitas dan kapasitas sarana dan
kuantitas, kapasitas maupun
prasarana kediklatan.
kualitasnya.
baik
secara
6) Fasilitasi peningkatan pendidikan 6.1 Terfasilitasinya SDM melalui bagi aparatur pemerintah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
sekolah S1, S2 dan S3.
183
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 7) Peningkatan sinkronisasi
koordinasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja dan 7.1 Terwujudnya
penyelenggaraan
diklat di Kab/Kota se Jawa Timur.
Program APBD
hubungan
yang harmonis, sinergis dan terpadu
dalam
penyelenggaraan
diklat
aparatur dengan Kab/Kota se Jawa Timur. 8) Peningkatan
kapabilitas
sistem 8.1 Terwujudnya
informasi manajemen kediklatan
informasi
aparatur.
kediklatan
sistem manajemen aparatur
yang
online dengan aksesibilitas yang tinggi. 9) Peningkatan Kerjasama dengan 9.1 Terselenggaranya hubungan lembaga pemerintah maupun non
kerjasama
pemerintah baik dalam negeri dan
pengembangan
luar negeri.
kediklatan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
dalam
rangka program
184
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
sistem 1) Peningkatan
g. Peningkatan
1.1 Meningkatnya
pengawasan dalam memacu
penanganan/penyelesaian
terciptanya
pemeriksaan dan pengawasan.
kondisi
aparatur
hasil
dan
kasus dan
efektifitas 2.1 Tersusunnya
serta menunjang terwujudnya
sistem
pemerintahan
penyelenggaran pemerintahan.
efektif, effisien, transparan dan 3) Penyusunan bertanggung jawab
penyelesaian
kerugian negara.
dan bebas dari unsur KKN, 2) Pengembangan
solid,
Program APBD
rasio
penyelewengan
pemerintah yang profesional
yang
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
pelaksanaan
pengawasan
pemantauan
pengawasan
yang
akuntable. dan 3.1 Tersusunnya
Program
sistem
Kerja
Pengawasan Tahunan (PKPT)
pemantauan
dan pelaksanaan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).
4) Peningkatan
kualitas
pengawasan
aparat 4.1 Tersedianya fungsional
pemerintah.
pengawasan
aparat fungsional
pemerintah
yang
profesional. 5) Perencanaan
dan
evaluasi 5.1 Tersusunnya sistem kontrol /
Pengelolaan Barang Daerah.
pengendalian
guna
peningkatan efektifitas dan efisiensi
pengetolaan
barang/asset daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
185
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
6) Fasilitasi pelaksanaan tugas dan 6.1 Terselenggaranya tugas dan kewenangan
DPRD
Propinsi
selaku lembaga kontrol daerah.
kewenangan DPRD Propinsi selaku
lembaga
kontrol
daerah. 7) Peningkatan koordinasi, evaluasi 7.1 Terpantaunya
seluruh
dan pengawasan penyelengcaraan
kegiatan dekonsentrasi dan
dekonsentras
tugas pembantuan.
dan
tugas
pembantuan.
7.2 Terselenggaranya sanaan
pelakkegiatan
dekonsentrasi
dan
tugas
pembantuan dan kebutuhan daerah. 8) Penyusunan
laporan 8.1 Terwujudnya
penyelenggaraan
pemerintahan
sesuai PP Nomor 56 Tahun 2000.
laporan
penyelenggaraan pemerintahan
berdasarkan
PP Nomor 56 Tahun 2000. 9) Pembinaan
dan
koordinasi 9.1 Terselenggaranya
Notaris/Notariat PPAT dan Camat
naan
PPAT.
terhadap
dan
pembikoordinasi
Notaris/Notariat
PPAT
dan
Camat
dalam
rangka
tertib
PPAT dan
efektifitas pelayanan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
186
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
10)Inventarisasi dan klarifikasi aset 10.1Terinventarisasinya
Program APBD
aset
bekas milik asing/Cina se-
bekas milik asing/Cina.
Jatim 11)Fasilitasi
peningkatan
kinerja 11.1Meningkatnya
aparatur pemerintahan. h. Peningkatan pembangunan melibatkan
perencanaan 1) Sosialisasi yang komponen
Sistem
Perencanaan
kualitas
aparatur pemerintahan. Manajemen 1.1 Terlaksananya
Pembangunan
Partisipatif.
Sistem
sosialisasi Manajemen
Perencanaan Pembangunan
masyarakat.
Partisipatif. 2) Penguatan
kelembagaan 2.1 Meningkatnya
masyarakat
melalui
kemitraan
pemerintah dengan lembaga non
partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan
pemerintah. 3) Mengembangkan komunikasi dengan
antara
lembaga
maupun masyarakat
forum 3.1 Meningkatnya pemerintah masyarakat, antar-lembaga
dalam
keterlibatan
masyarakat dalam proses pengambiian
kebijakan
publik.
pengambilan
keputusan publik. 4) Mengembangkan kemitraan lintas 4.1 Terjalinnya kemitraan lintas pelaku
dalam
keswadayaan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
kegiatan
pelaku
dalam
kegiatan
keswadayaan.
187
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 4.2 Terfasilitasinya
Program APBD
Forum
Komunikasi pelakt kegiatan keswadayaan. 5) Optimalisasi
peran
dan
fungsi 5.1 Konstribusi
Dewan Pakar Propinsi Jawa Timur.
Dewan
Pakar
Propinsi Jawa Timur untuk menghasilkan
solusi
terhadap
berbagai
permasalahan di Jatim. 6) Fasilitasi pelaksanaan tugas dan 6.1 Terselenggaranya tugas dan kewenangan
DPRD
sebagai
Propinsi
kewenangan DPRD Propinsi
lembaga
sebagai
permusyawaratan rakyat.
lembaga
permusyawaratan rakyat.
7) Pemantapan program pembinaan 7.1 Terjalinnya pemerintahan
desa
dengan
kab/kota.
pembinaan
program
pemerintahan
terhadap
pemerintahan
desa, BPD dan masyarakat desa. 8) Fasilitasi pertemuan, penyusunan 8.1 Terselenggaranya dan evaluasi Mitra Praja Utama
forum
kerjasama MPU dan APPSI.
(MPU) dan APPSI. 9) Fasilitasi
pembentukan
Usaha Milik Desa.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Badan 9.1 Meningkatnya perekonomian masyarakat desa.
188
Rencana Stratejik Daerah
No
(RENSTRADA) 2001-2005 i.
Penyelesaian
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Program APBD
penyelesaian 1.1 Terselesaikannya
perselisihan 1) Memfasilitasi
antar Kabupaten/Kota.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
perselisihan antar Kabupaten/Kota.
perselisihan
antar
Kabupaten/Kota. 2) Penataan/Penegasan
bates 2.1 Tertatanya
batas
wilayah antar Propinsi dan antar
antar
Propinsi
Kab/Kota di Jatim.
Kab/Kota se Jatim.
dan
3) Pembuatan gapura batas antara 3.1 Terindentifikasinya Propinsi Jatim – Jateng.
wilayah
wilayah
antara
antar
batas Propinsi
Jatirn – Jateng. 4) Penyampaian
data base batas 4.1 Terinventarisasinya
wilayah dan toponomi.
data
base wilayah dan toponomi se Jatim.
2. Program Keuangan Daerah
Biro Keuangan, Dispenda, Program Kantor Kas Daerah.
Pengem-
bangan
dan
Peningkatan ber
Keuangan
Daerah. a. Perluasan
dan
peningkatan 1) Intensifikasi
sumber penerimaan daerah
penerimaan PAD.
sumber-sumber 1.1 Bertambah meningkatnya
dan sumber-
sumber penerimaan daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Sum-
189
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Pembangunan/Rehabilitasi sarana 2.1 Tersedianya dan
prasarana
pelayanan
bagi
pemerintah
dengan 3.1 Tersedianya
hasil pusat
dan
peraturan
sarana
dan
pembenahan
rangka
menunjang
keuangan
daerah.
yang
akurat dari sumber-sumber
dan 1) Peningkatan dan pengembangan 1.1 Tersedianya
ketembagaan
data
pembiayaan.
pendapatan daerah.
serta
pelayanan
sumber-sumber 4.1 Tersedianya sumber-sumber
4) Diversifikasi
penyerderhanaan
dan
penerimaan daerah lainnya.
kabupaten/kota.
b. Penerbitan
prasarana
sarana
Program APBD
masyarakat.
masyarakat. 3) Koordinasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
prasarana
dalam
operasional
keuangan daerah.
sarana
dan
prasarana
penunjang
operasional
keuangan
daerah.
2) Peningkatan dan pengembangan 2.1 Tersusunnya prinsip-prinsip sistem
pengelolaan
keuangan
daerah.
manajemen
dan
pengelolaan
keuangan
daerah. c. Penataan dan pengembangan 1) Fasilitasi pengelolaan kas daerah. sistem
keuangan
yang
1.1 Meningkatnya
pengelolaan
kas daerah.
profesional, efisien, transparan 2) Peningkatan dan Pengembangan 2.1 Terciptanya
tenaga
dan bertanggung jawab.
bidang
SDM
bidang
keuangan daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
manajemen
profesional
manajemen keuangan.
190
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
3) Peningkatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
sumber
daya 3.1 Terciptanya
manusia kantor kas daerah.
Program APBD
tenaga-tenaga
profesional pada Kantor Kas daerah
4) Peningkatan dan pengembangan 4.1 Terciptanya tertib akuntansi sistem
akuntansi
keuangan
keuangan daerah.
dae.rah. 5) Peningkatan
tertib
administrasi 5.1 Terciptanya
pengelolaan APBD Propinsi.
administrasi
tertib pengelolaan
APBD. 6) Fasilitasi
pengelolaan
APBD 6.1 Terciptanya
tertib
administrasi
keuangan
Kabupaten/Kota
daerah yang akuntable. 7) Penatausahaan dan pengendalian 7.1 Terciptanya tata arsip dan riana
dekonsentrasi
dan
tugas
pembantuan.
pengendalian
dana
dekonsentrasi
dan
tugas
pembantuan. 8) Pengendalian dana bantuan dan 8.1 Terkendalinya dana bantuan bagi
hasil
Kabupaten/Kota.
Propinsi
ke
bagi
hasil
ke
Kabupaten/Kota.
9) Pengendalian dan pelaporan dana 9.1 Tersedianya perimbangan.
Propinsi
mengenai
pelaporan dana
perimbangan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
191
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 10)Pengelolaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
administrasi
Program APBD
gaji 10.1Tersedianya akurasi data
pegawai dan tenaga honorer.
gaji pegawai dan tenaga honorer.
3. Program Bidang Politik a. Pemeliharaan
Bakesbang, Dinas Sosial, 1. Program Pening-
ketentraman 1) Pembinaan
dan ketertiban umum.
terhadap
daerah 1.1 Terwujudnya
rawan bencana.
kemampuan Biro
Kesra,
masyarakat secara swadaya Pemerintahan, aktif
menanggulangi/ Infokom,
memperkecil
akibat Bappeprop,
malapetaka ditimbulkan
KPU,
Biro Dinas
katan
Kualitas
Proses Politik
BPDE, Bapemas,
yang Kantor Pol PP. oleh
manusia
atau alam. 2) Peningkatan
kesadaran
bela 2.1 Terbinanya kehidupan politik
negara berbangsa dan bemegara.
dan stabilitas politik. 2.2 Meningkatnya
kesadaran
berbangsa dan bemegara serta
bermasyarakat
di
Jatim. 3) Inventarisasi
dan
pengkajian 3.1 Adanya
masukan/solusi
masalah-masalah yang murtcul di
untuk
masyarakat
dalam
masalah-masalah yang ada
Poteksosbud
serta
bidang gangguan
menyelesaikan
di masyarakat.
tramtibum dan kamtibnas.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
192
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
4) Pengolahan data dan informasi di 4.1 Tersedianya data tentang di bidang
Poteksosbud
secara
cepat, tepat dan akurat.
intensif dan komprehensif. 5) Melakukan
pembinaan
bidang Poteksosbud yang
dan 5.1 Terciptanya
fasilitasi terhadap ketentraman dan
situasi
yang
arnan dan kondusif.
ketertiban umum. b. Fasilitas
pendidikan
warga negara.
politik 1) Mengoptimalkan infrastruktur
dan
peran 1.1 Peningkatan secara optimal suprastruktur
peran
infrastruktur
dan
politik sebagai wahana pendidikan
suprastruktur politik dalem
politik masyarakat.
kegiatan pendidikan politik masyarakat.
2) Mengoptimalkan
penggunaan 2.1 Terciptanya
ruang
publik
ruang publik secara demokratis
yang dimanfaatkan secara
dan berelika.
demokratis dan etis.
3) Fasilitasi pemilihan, pengesahan 3.1 Terselenggarakannya pemidan pemberhentian Kepala Daerah
lihan,
dan Wakil Kepala Daerah.
pemberhentian
pengesahan
dan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
193
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 c. Bantuan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
penyelenggaraan 1) Sosialisasi UU Politik dan Pemilu 1.1 Tersosialisasinya UU Politik
Pemilihan Umum.
bagi
aparatur
pemerintah
dan
masyarakat
dan
Pemilu
aparatur
terhadap
pemerintah
dan
masyarakat. 1.2 Pengadaan
sarana
prasarana
dan
pendukung
PEMILU 2) Fasilitasi Partai politik, KPU dan 2.1 Terfasilitasinya Partai Politik, Panwaslu dalam Pemilihan Umum.
KPU dan Panwaslu dalam persiapan dan pelaksanaan Pemilihan Umum. 2.2 Terfasilitasinya sarana
dan
pengadaan prasarana
pendukung PEMILU. 3) Sosialisasi persiapan dan Hasil 3.1 Tersosialisasinya Pemilu dan Sidang Umum MPR.
hasil
pemilu dan Sidanc Umum MPR.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
194
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
4) Fasilitasi peresmian pengangkatan 4.1 Terselenggaranya Adminisdan
pemberhentian
keanggotaan/pimpinan
DPRC
trasi katan
peresmian dan
pengang-
pemberhentian
Propinsi, Kab/Kota hasil Pemilu
keanggotaan
/
pimpinan
2004.
DPRD
Propinsi,
Kab/Kota
hasil Pemilu. 5.1 Terlaksananya verifikasi dan 5) Fasilitasi
peresmian
fasilitasi pelantikan proses
pemberhentian dan pengangkatan
pengajuan
pimpman
anggoota/pimpinan
dan
anggota
DPRD
Propinsi, Kab/Kota.
PAW DPRD
Propinsi
dan
Kabupaten/Kota. d. Harmonisasi hubungan antar 1) Menciptakan lembaga politik.
forum
komunikasi 1.1 Terciptanya
dan konsultasi bagi fungsionaris
hubungan
partai politik di Jawa Timur.
saling
hubungan harrnonis
dan
menghargai
antarlembaga politik. 2) Peningkatan kapasitas hubungan 2.1 Meningkatnya kelembagaan legislatif.
eksekutif
dan
frekuensi
hubungan kekuasaan yang baik antara eksekutif dengan lembaga legislatif.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
195
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005 e. Mendorong
peran
partai 1) Memfasilitasi
politik/ organisasi masyarakat dalam
rangka
forum
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja koordinasi 1.1 Optimalisasi koordinasi
konsultasi Ormas dan LSM.
Program APBD
forum dan
konsultasi
bagi ormas dan LSM.
pembinaan
2) Pembelajaran demokrasi melalui 2.1 Berlangsungnya
politik masyarakat.
jalur LSM, ormas, dan lembaga-
pembelajaran demokrasi di
lembaga pendidikan.
masyarakat
bekerjama
dengan kalangan pakar dan perguruan tinggi. 4. Program Perluasan Informasi
Bappeprop, BPDE, Dinas 1. Program
dan Komunikasi
Infokom,
a. Mendukung pemerataan
Biro
upaya 1) Peningkatan sarana dan prasarana 1.1 Meningkatnya sarana dan Kantor Perwakitan. informasi
seluruh
bagi
penyebaran
lapisan
komunikasi.
masyarakat.dengan
informasi
dan
prasarana
penyebarluasan
informasi dan komunikasi.
2) Pemberdayaan dan pemanfaatan 2.1 Terwujudnya
mengembangkan kemandirian
media informasi dan komunikasi
informasi
media.
baik
masyarakat.
yang
berbasis
teknologi
pemerataan
kepada
seluruh
kehumasan dalam informasi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Informasi
dan
Komunikasi 2. Program Peningkatan Prasarana dan
Sarana dan
Media Massa
operasionalisasi 3.1 Meningkatnya
kehumasan pemerintah.
Perluasan
Informatika
maupun konvensional/tradisional. 3) Peningkatan
Umum,
peran
3. Program
pemerintah
Pengembangan
penyebarluasan
Telekomunikasi Daerah.
196
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
4) Menfasilitasi pembentukan Komisi 4.1 Terwujudnya Penyiaran
Indonesia
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja Daerah
Program APBD
kelembagaan
KPID Jawa Timur.
(KPID). b. Pengembangan
penyiaran 1) Peningkatan kuantitas dan kualitas 1.1 Meningkatnya kualitas dan
melalui media televisi dan RRI
media informasi.
kuantitas penyiaran melalui
serta rnedia publik lainnya secara berkualitas.
media informasi. 2) Meningkatan kualitas siaran Media 2.1 Masyarakat Elektronik.
lebih
leluasa
dalam memilih materi siaran. 2.2 Materi siaran lebih beragam. 2.3 Sajian materi siaran lebih berimbang.
3) Meningkatkan paket khusus siaran 3.1 Terwujudnya materi siaran pedesaan 4) Meningkatkan
pedesaan yang berkualitas. pemberdayaan 4.1 Meningkatnya kualitas dan
media publik lainnya.
kuantitas media publik.
c. Memberikan jaminan kepada 1) Memfasilitasi upaya peningkatan 1.1 Meningkatnya media
massa
dalam
kualitas insan pers.
melakukan kontrol sosial dan politik sesuai norma dan etika yang berlaku.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
lembaga
kemitraan
pers
dengan
pemerintah propinsi. 1.2 Pemberitaan
pers
lebih
transparan dan berimbang.
197
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 2) Melakukan
kegiatan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
kemitraan 2.1 Terwujudnya interaksi positif
kerja secara kelembagaan antara
antara pers, masyarakat dan
lembaga pers, masyarakat dan
Pemerintah Propinsi.
Pemerintahan Propinsi. d. Membangun informasi antara
jaringan 1) Meningkatkan perencanaan dan 1.1 Tersusunnya dan
pusat
komunikasi dan
daerah,
pengembangan
pembangunan
informasi dan komunikasi.
negara
pengembangan
pembangunan informasi dan
antar daerah, serta dengan manca
dan
perencanaan
komunikasi.
untuk 2) Melakukan
kajian
aplikatif 2.1 Meningkatnya peran publik
memperjuangkan kepentingan
perkembangan teknologi informasi
daerah.
dan komunikasi.
relations. 2.2 Tersedianya kajian tehnologi informasi
dan
komunikasi
yang aplikatif. 3) Optimalisasi Government Dinas/Instansi.
implementasi
e- 3.1 Meningkatnya
yang
di
ada
pengem-
bangan
komunikasi
data/informasi
pada
dan
Dinas/Instansi
serta
antar
dengan Pemkab/Kota. 3.2 Meningkatnya
kesiapan
infrastruktur
teknologi
informasi
pada
Dinas/Instansi.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
198
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 3.3 Meningkatkan
Program APBD
kesiapan
sumberdaya
manusia
(brainware)
teknologi
informasi
pada
Dinas/Instansi. e. Menyediakan
informasi 1) Pembangunan layanan informasi.
seluas-luasnya
untuk
kepentingan masyarakat.
1.1 Memudahnya
dalam
memberi
pelayanan
informasi
kepada
masyarakat. 2) Peningkatan penyebaran informasi 2.1 Ketersediaan melalui
Operasionalisasi
News
bahan
informasi.
Room. 3) Dokumentasi peristiwa penting dan 3.1 Terwujudnya kegiatan pembangunan.
mentasian
pendokuperistiwa
dan
pembangunan. 4) Peningkatan kapasitas operasional 4.1 Meningkatnya JTFM. 5) Pengembangan perpustakaan.
jangkauan
siaran. 5.1 Meningkatnya
referensi
perpustakaan. 5.2 Meningkatnya
penggunaan
jasa perpustakaan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
199
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Program APBD
dan 6.1 Meningkatnya ketersediaan
6) Pembangunan pengembangan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
pusat
propinsi secara elektronik.
data
data
dan
informasi
bag!
pemerintah dan masyarakat. 6.2 Meningkatnya
Kemudahan
memperoleh data/informasi. 7) Publikasi
hasil
pengembangan.
penelitian
dan 7.1 Meningkatnya
muatan
informasi pada situs web Pemerintah Propinsi.
5. Program
Pemberdayaan
Bappeprop,
Masyarakat
Balitbangda,
a. Pengelolaan
data,
penyusunan,
perencanaan
program,
evaluasi
pengendalian
Bapemas, Program
Pember-
Bapedalda, dayaan Masyarakat
Diperindag, Disnaker, Biro Pemerintahan,
dan
PT
dan
LSM, Kantor Perwakilan.
pemberdayaan
masyarakat. (1) Pemantapan pendataan Desa/Kelurahar,
pola 1) Pengembangan profil
Masyarskat.
dan
Kecamatan.
Pemberdayaan 1.1 Tersedianya alat pengolah data (Hard Ware dan Soft Ware),
Program
Aplikasi
Profil Desa/Kelurahan. 1.2 Terlaksananya pendataan
Kegiatan profil
desa/kelurahan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
200
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 1.3 Terwujudnya
data
Program APBD
tingkat
perkembangan desa/kelurahan
dan
dasar
data
potensi
desa/kelurahan
dan
kecamatan. (2) Pengembangan Pemberdayaan
1) Pemantapan pola pendataan profil 1.1 Terbentuknya Lab
Site
Desa/Kelurahan dan Kecamatan.
Masyarakat.
Site
model
Lab
pemberdayaan
masyarakat. 1.2.Terbentuknya
model
Pembangunan
Wilayah
Terpadu
Antar
Desa
(PWTAD). 1.3.Meningkatnya pengetahuan, ketrarnpilan
masyarakat
melalui Buku Seri Pedesaan. (3) Perencanaan, dalian
dan
Pembenjayaan
Pengen- 1) Perencanaan, Pengendalian dan 1.1 Terwujudnya Evaluasi
Evaluasi Masyarakat.
Masyarakat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Pemberdayaan
program
pemberdayaan masyarakat. 1.2 Terpilihnya
desa
dan
kelurahan berhasil.
201
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005 b. Fasilitasi
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
Program APBD
kelembagaan
masyarakat, menyiapkan dan mengembangkan daya
serta
sumber melakukan
pengkajian masyarakat. (1) Pemantapan nan partisipatif.
pembangu- 1) Pemantapan partisipatif.
pembangunan 1.1 Berkembangnya Lokasi Kaji Tmdak Penerapan Sistem Managemen Pembangunan Partisipatif (SMPP). 1.2 Tersedianya buku Pedoman, Panduan dan Menu Teknis Operasional SMPP. 1.3 Tersedianya Lokasi
untuk
Tipe-Tipe Penerapan
SMPP pada Kabupaten/Kota di Jawa Timur. 1.4 Tersedianya
Modul dan
Pelatihan Aparat Kecamatan dalam
rangka
Penerapan
SMPP.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
202
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
1.5 Orientasi Fasilitator Kader Penggerak
Masyarakat
(KPM) Kab/Kota se Jawa Timur. (2) Fasilitasi
Penguatan 1) Penguatan
Kapasitas
Lembaga
Lembaga 1.1 Tersedianya
Kemasyarakatan.
Modul
Pelatihan
Kemasyarakatan.
Penguatan
Lembaga Kemasyarakatan. 1.2 Terselenggaranya Pelatihan Lembaga Kemasyarakatan. 1.3 Terfasilitasi penguatan dan pengembangan
Lembaga
Keuangan Desa. 1.4 Terwujudnya
Pilot
Proyek
Pembentukan BUMDES. (3) Peningkatan swadaya dan 1) Peningkatan kemandirian dalam
masyarakat
swadaya
kemandirian masyarakat.
pengetolaan
program-program
dan 1.1 Berkembangnya Kaji Tindak Penerapan Tingkat
Pendataan Perkembangan
keswadayaan masyarakat.
masyarakat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
203
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Instansi Pelaksana
Program APBD
1.2 Terwujudnya kegiatan yang mendorong
keswadayaan
dan kemandirian masyarakat dalam program pengentasan kemiskinan. 1.3 Tersusunnya
panduan
perkembangan
keswada-
yaan masyarakat. c. Fasilitasi
pengembangan
perekonomian
masyarakat,
pemasyarakatan
dan
pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
(TTG)
pengembangan
serta dan
pendayagunaan Sumber Daya Alam (SDA). (1) Peningkatan
partisipasi 1) Peningkatan dan pengembangan 1.1 Meningkatnya
masyarakat
dalam
pengembangan
Usaha
Ekonomi
Usaha Ekonomi Masyarakat.
ketrampilan
Pengelola Usaha ekonomi Masyarakat.
Masyarakat
(UEM),
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
204
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
1.2 Meningkatnya jumlah modal usaha
dan
kelompok
sarana
usaha
kerja
ekonomi
masyarakat. 1.3 Meningkatnya anggota
pendapatan
kelompok
usaha
ekonomi masyarakat. (2) Pemasyarakatan pendayagunaan
1) Pemasyarakatan, pendayagunaan 1.1 Terwujudnya dan
pengembangan Teknologi
dan
pengembangan
Tepat Guna (TTG).
Tepat Guna (TTG).
Teknologi
kerjasama
dengan Perguruan Tinggi, Instansi terkait dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam Pengembangan
dan
Pemanfaatan TTG. 1.2 Terwujudnya pengembangan pemanfaatan
dan TTG
dalam
peningkatan usaha ekonomi masyarakat. 1.3 Tersedianya informasi TTG yang
dibutuhkan
masyarakat.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
205
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
2) Pemanfaatan teknologi tepat guna 2.1 Meningkatnya oleh kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan
Keluarga
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Program APBD
pendapatan
keluarga sejahtera.
Sejahtera
(UPPKS). (3) Pemberdayaan
1) Pemberdayaan masyarakat dalam 1.1 Meningkatnya
masyarakat
dalam
pengeiolaan
SDA
pelestarian
dan
kesadaran
pengelolaan SDA dan pelestarian
masyarakat
lingkungan hidup.
pengelolaan dan pelestarian
lingkuncan
pada
lingkungan hidup.
hidup.
1.2 Terbentuknya
kelompck-
keiompok pengelolaan dan pelestarian
iingkungan
permukiman,
alam
dan
buatan. 6. Program
Penertiban
Bapemas,
Administrasi Kependudukan a. Pengembangan administrasi yang
Dinas
sistem 1) Penyediaan data dan informasi 1.1 Tersedianya kependudukan
menjamin
kependudukan.
informasi
data
Infokom,
BPS,
dan BKKBN.
kependudukan
ketertiban
untuk perumusan kebijakan
dalam pelayanan publik dan
dalam rangka perencanaan
meniadakan duplikasi identitas
pembangunan
penduduk.
pelayanan publik.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
Dispenduk,
serta
206
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
2) Penyusunan pedoman administrasi 2.1 Meningkatnya
pemahaman
tentang
kependudukan.
Program APBD
pentingnya
administrasi kependudukan. 3) Penyusunan
b. Sosialisasi penanganan
dan
umum 3.1 Adanya
kesamaan
sistim administrasi penduduk di
administrasi
desa.
desa.
fasilitasi 1) Sosialisasi adminsitrasi
pedoman
tertib
penduduk
administrasi 1.1 Meningkatnya
kependudukan.
yang
admninistrasi
menghasilkan
data
kependudukan. 2) Pembinaan
dan
pemberdayaan 2.1 Terwujudnya
calon transmigran.
di
pemahaman
masyarakat
kependudukan
kependudukan yang akurat.
sistim
terhadap
kemandirian
pengungsi
diiokasi
resedement
melalui
pemberdayaan SOA yang ada. 3) Peningkatan administrasi
dan
pembinaan 3.1 Terselenggaranya
kependudukan
dan
katan
pembinaan
peningdan
Catatan sipil melalui intensifikasi
koordinasi
pelayanan.
kependudukan dan catatan
administrasi
sipil.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
207
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak 4) Bantuan
akte
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
kelahiran
dan 4.1 Terselenggaranya
Program APBD
bantuan
register kepada kab/kota dengan
blanko
akte
kelahiran
sasaran rumah tangga miskin.
kepada
Kab/kota
dengan
sasaran
rumah
tangga
miskin. c. Pengembangan informasi
dan
sistem 1) Pelatihan/pembekalan monitoring
bagi 1.1 Meningkatnya
petugas regester
dan
kependudukan yang mampu menyajikan
ketrampilan
tenaga
regester kependudukan.
data 2) Penyediaan
kependudukan yang akurat.
kemampuan
dan
pelayanan 2.1 Meningkatnya
informasi kepada masyarakat.
informasi
pelayanan dan
citra
pembangunan transmigrasi. d. Pengkoordinasian pengelolaan
dalam 1) Fasilitasi data
pengelolaan
kependudukan
kependudukan dari berbagai
data 1.1 Tercapainya
keterpaduan
pengelolaan
data
kependudukan.
instansi menuju keseragaman dan atau kesamaan dalam penyajian data kependudukan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
208
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
Rencana Tindak
informasi 1) Publikasi
e. Penyajian kependudukan
yang
perencanaan
informasi
kependudukan.
dalam 2) Pengawasan
bermanfaat
yang
REPETADA 2004
pemoangunan
data 1.1 Meningkatnya
Program APBD
informasi
kependudukan. administrasi 2.1 Meningkatnya
kependudukan.
masyarakat
mempertimbangkan
kesadaran akan
tertib
administrasi kependudukan.
daya dukung alam dan daya 3) Analisa dan evaluasi pelaksanaan 3.1 Terwujudnya tampung lingkungan.
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
kegiatan.
Kabu/Kota
dukungan dalam
rangka
analisa dan evaluasi. 3.2 Terwujudnya laporan analisa dan evaluasi sebagai bahan penyusunan program. 4) Pemberdayaan pengungsi.
4.1 Meningkatnya
kemandirian
pengungsi untuk kembali ke daerah asal. 5) Penyediaan sarana dan prasarana 5.1 Tersedianya di lokasi resettlement.
prasarana
sarana di
lokasi
resettlement. 6) Pemberdayaan pemukim
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
masyarakat 6.1 Meningkatnya
kemandirian
pemukim.
209
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
7) Penyediaan informasi bagi calon 7.1 Meningkatnya Transmigrasi
Swakarsa
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja Mandiri
(TSM) dan transmigrasi reguler.
transmigrasi mandiri
dan
Program APBD
mimt swakarsa transmigrasi
reguler. 7.2 Terciptanya kerjasama antar Daerah asal dan daerah penempatan di luar Jawa.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
210
MATRIK KEBIJAKAN 8
PENGENDALIAN EKSPLORASI SUMBER DAYA ALAM, PELESTARIAN FUNGSI DAN KESEIMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP, PENATAAN PERMUKIMAN SERTA PENATAAN RUANG
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
211
8. Kebijakan Pengendalian Eksplorasi Sumber Daya Alam, Plestarian Fungsi dan Keseimbangan Lingkungan Hidup, Penataan Permukiman serta Penataan Ruang
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
1. Program
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
Pengendalian
BAPEDAL
Pencemaran Lingkungan Hidup
Program APBD Pengendalian Pencemaran
Ling-
kungan Hidup a. Memantau,
mencegah
mengendalikan
dan 1) Pengendalian pencemaran pada 1.1 Menurunnya
terjadinya
sumber-sumber air, udara dan laut.
pencemaran lingkungan hidup
pencemaran pada sumbersumber air, udara dan laut.
terhadap 2) Fasilitasi pengendalian kerusakan 2.1 Meningkatnya
terutama pencemaran
beban
sumber-sumber
lingkungan.
kualitas
lingkungan.
air, badan air, udara dan laut. b. Mengembangkan penunjang
sarana 1) Pengembangan pengendalian
lingkungan hidup.
pencemaran lingkungan hidup melalui
dan
peningkatan
fungsi
laboratorium
lingkungan
hidup.
pengembangan 2) Penegakan
laboratorium, produk hukum,
laboratorium 1.1 Meningkatnya
hukum
lingkungan hidup.
kualitas
pengelolaan 2.1 Meningkatnya dalam
kepatuhan pengelolaan
lingkungan hidup.
informasi lingkungan hidup.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
212
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2. Program
Pembinaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan
Bapedal
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Program APBD Pembinaan
dan
Pengolahan
Ling-
kungan Hidup dampak-dampak 1) Pengembangan kerjasama dengan 1.1 Terwujudnya
a. Mengkaji positif
dan
negatif
kerjasama
guna
Pemerintah Kab./Kota, Swasta dan
antara Pemprop, Kab/Kota,
memperkuat
peran
masyarakat dalam pengendalian
Swasta
masyarakat
dalam
dampak lingkungan.
terhadap
pengelolaan lingkungan hidup. b. Mengembangkan
kelembagaan
kapasitas pengelolaan
lingkungan hidup di tingkat
masyarakat pengendalian
dampak lingkungan.
dan 1) Pengembangan
memperkuat
dan
kapasitas 1.1 Meningkatnya
kelembagaan dan Sumber Daya
kelembagaaan
Manusia
dalam
(SDM)
dalam
pengelolaan lingkungan hidup.
propinsi, Kabupaten dan Kota. 2) Pengembangan
program
dan
dan
SDM
pengelolaan
lingkungan hidup.
kapasitas 2.1 Terlaksananya pengelolaan
informasi,komunikasi, perencanaan
kapasitas
dan
lingkungan evaluasi
Kerjasama
hidup
dengan
baik.
Luar
negeri. c. Meningkatkan
peran 1) Peningkatan dan pembinaan peran 1.1 Meningkatnya
masyarakat dalam pengeolaan
serta
lingkungan
pelestarian
hidup
kawasan konservasi.
dan
masyarakat fungsi
dalam kawasan
konservasi dan kawasan lindung.
kesadaran
masyarakat sekitar kawasan penyangga konservasi
dikawasan dan
kawasan
lindung.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
213
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Pengembangan dalam
pola
pengelolaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja kemitraan 2.1 Meningkatnya kemitraan dim
lingkungan
hidup.
pengelolaan
lingkungan
hidup.
3. Program Penyelamatan Hutan,
Dinas Kehutanan, Bapedal, Penyelamatan
Tanah dan Air
Dinas
a. Pembinaan konservasi lindung.
kawasan 1) Pembinaan dan penataan fungsi 1.1 Meningkatnya dan
kawasan
Program APBD
kawasan konservasi dan kawasan
masyarakat
lindung.
kawasan.
kesadaran Perikanan,
Dinas
dan Hutan
Tanah
Energi Air
sekitar dan SDM
1.2 Meningkatnya kawasan
Kelautan
kelestarian
konservasi
dan
kawasan lindung. 2) Pengembangan, penataan,
dan
pemanfaatan, 2.1 Meningkatnya rehabilitasi
kelestarian
kawasan Tahura R. Surya.
kawasan pelestarian alam Tahura 2.2 Meningkatnya sarana dan R. Surya.
prasarana
obyek
wisata
alam dikawasan Tahura R. Surya
untuk
peningkatan
PAD.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
214
dan
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja 2.3 Terbangunnya
persemaian
permanen
di
Tahura
Surya
R.
Program APBD
kawasan untuk
penyediaan bibit tanaman kehutanan/MPTS
(Pohon
serbaguna). b. Memulihkan, melestsrikan dan 1) Penyusunan meningkatkan
fungsi
hutan,
tanah dan air.
Master
Plan 1.1 Tersusunnya
Master
rehabilitasi lahan dan konservasi
rehabilitasi
tanah.
konservasi tanah.
2) Pemulihan, lingkungan
pelestarian dan
lahan
Plan dan
fungsi 2.1 Meningkatnya kualitas fungsi
peningkatan
lingkungan
hutan,.
tanah
kualitas hutan, tanah dan air, hutan
dan air, hutan mangrove,
mangrove, dan terumbu karang.
dan terumbu karang
3) Fasilitasi pemulihan wilayah rawan 3.1 Terkendalinya bencana dan pasca bencana alam.
kerusakan
lingkungan akibat bencana alam.
c. Rehabilitasi lahan kritis dan 1) Pembinaan dan rehabilitasi lahan 1.1 Meningkatnya kualitas fungsi kawasan bekas pertambangan rakyat
serta
kritis serta menggiatkan reboisasi.
pengendalian 2) Pengetolaan
eksploitasi air bawah tanah.
dan
lahan kritis.
pengendalian 2.1 Terkendalinya
eksploitasi
lingkungan pertambangan dan air
dan
bawah tanah.
konservasi air bawah tanah.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
terwujudnya
kegiatan
215
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
4. Program
Inventarisasi
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan
Bappeprop,
Evaluasi Sumberdaya Alam
Balitbang.
Program APBD
Bapedal, Inventarisasi Evaluasi
dan Sumber
daya Alam a. Mengembangkan informasi
sistem 1) Pengembangan
sumberdaya
alam
database
Informasi 1.1 Meningkatnya dan
evaluasi
dan lingkungan hidup untuk
sumberdaya alam dan lingkungan
mendukung
hidup.
program
pembangunan
daya
alam
Status
Lingkungan
Hidup Daerah (SLHD).
dan
lingkungan hidup. 2.1 Tersedianya
yang 2) Penyusunan
berwawasan lingkungan.
sumber
informasi
Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD).
3) Pemetaan sumber daya alam dan 3.1 Tersedianya lingkungan hidup.
sumber
peta
daya
potensi
alam
dan
lingkungan hidup. 5. Program Perbaikan Perumahan
Dinas Permukiman
dan Permukiman a. Melakukan
han Permukiman. perbaikan 1) Perbaikan dan peremajaan sarana 1.1 Terwujudnya
kampung
pada
pinggiran
dan
Perbaikan Peruma-
kawasan perbatasan
dan
prasarana
lingkungan
permukiman.
kualitas perumahan
wilayah Kabupaten/Kota.
peningkatan lingkungan dan
permukiman. 2) Penyediaan
dan
perbaikan 2.1 Terciptanya
prasarana
prasarana lingkungan permukiman
lingkungan dan perbaikan
di wilayah Gerdu Taskin.
perumahan yang sehat pada lokasiprioritas Gerdu Taskin.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
216
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
b. Menyediakan bantuan teknis 1) Bantuan stimulan dan peningkatan 1.1 Meningkatnya serta masyarakat dalam
kernampuan
sumber daya manusia dalam
dan stimulan pembangunan
peran
perumahan
khususnya
operas! pemeliharaan prasarana
perencanaan
masyarakat
berpenghasilan
dan sarana permukiman.
pengelolaan
dan sarana
dan
rendah di daerah kumuh dan
prasarana perumahan dan
padat penduduk.
permukiman. 2) Penyediaan
6. Program
serta 2.1 Tersedianya
perumahan,
perumahan,
sarana dan prasarana lingkungan
serta prasarana permukiman
perumahan dan permukiman.
yang layak dan memadai.
Penyediaan
Dinas Permukiman
Perumahan dan Permukiman
Penyediaan Permukiman.
a. Meningkatkan peran swasta 1) Pemberdayaan
kelompok 1.1 Tersedianya
dalam penyediaan prasarana
masyarakat/swasta
untuk
perumahan
dan
peningkatan
partisipasi
dalam
permukiman.
penyediaan
perumahan
sarana
Program APBD
permukiman
secara terpadu.
prasarana dan
dan
permukiman. b. Meningkatkan pengelolaan sarana
kemampuan 1) Penyempurnaan prasarana
dan
permukiman
di
dan
sosialisasi 1.1 Meningkatnya
kemampuan
pedoman, standar, dan peraturan
dalam penerapan peraturan
konstruksi bangunan.
pada bidang jasa konstruksi
perkotaan dan perdesaan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
bagi pelaku pembangunan.
217
Per
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Penelitian, pengembangan serta 2.1 Tersusunnya sosialisasi
penerapan
hasil
penelitian
teknologi dan
pengembangan
bidang
permukiman. 3) Bimbingan
teknis dan
pembangunan
pengelolaan
dan
negara. 4) Penyusunan
standarisasi
serta 1) Pengembangan
yang
dapat diaplikasikan daiam
dan
rehabilitasi
pembangunan
pemanfaatan
harga
serta
bangunan,
gedung negara.
pedoman
dokumen
standar
harga
satuan bangunan. pola
masyarakat dalam operasi dan
masyarakat
dalam
pemeliharaan prasarana dan
perumahan
serta
sarana permukiman.
pemeliharaan permukiman.
permukiman
4.1 Tersusunnya
satuan bangunan. peran
teknologi
perencanaan, 3.1 Terlaksananya
pemanfaatan bangunan, gedung
c. Meningkatkan
dokumen
pengembangan bidang
Program APBD
pembangunan.
rehabilitasi serta
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
partisipasi 1.1 Meningkatnya penyediaan
operasi
dan
prasarana
bentuk
partisipasi
masyarakat
dalam
penyediaan
perumahan
serta
operasi
dan pemeliharaan prasarana permukiman.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
218
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
7. Program
Penyediaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan
Dinas Permukiman
Pengelolaan Air Bersih
Program APBD Penyediaan
dan
Pengolahan
Air
Bersih a. Meningkatkan sarana
dan
penyediaan 1) Penyediaan sarana dan prasarana 1.1 Meningkatnya sarana dan prasarana
air
bersih.
air bersih. 2) Menunjang
prasarana air bersih. peiaksanaan
Gerdu 2.1 Tersedianya prasarana air
Taskin di bidang air bersih.
bersih
di
lokasi
Gerdu
Taskin. Meningkatkan kelembagaan dan 1) Peningkatan pemberdayaan
masyarakat
bidang air bersih.
kelembagaan
dan 1.1 Meningkatnya
pemberdayaan masyarakat untuk
sumber
berperan serta dalam pemanfaatan
khususnya
dan pemeliharaan prasarana dan
perencanaan
sarana air bersih.
pengelolaan
kemampuan
daya
manusia, daiam dan
sarana
dan
prasarana air bersih. 8. Program
Penyehatan
Dinas Permukiman
Lingkungan Permukiman
Penyehatan kungan
LingPermu-
kiman a. Mdakukan lingkungan perdesaan,
perbaikan 1) Penyediaan sarana dan prasarana 1.1 Terpenuhinya permukiman dan
di
pesisir,
penyehatan permukiman.
khususnya desa-desa pusat
lingkungan
sarana
dan
penyehatan
penyediaan prasarana lingkungan
permukiman.
pertumbuhan, korban bencana alam dan kerusuhan. Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
219
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
2) Menunjang Taskin
pelaksanaan
di
bidang
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja Gerdu 2.1 Tersedianya
penyehatan
lingkungan permukiman.
Program APBD
prasarana
penyehatan
lingkungan
permukiman di lokasi Gerdu Taskin.
b. Mengembangkan penyediaan 1) Peningkatan
kelembagaan
dan 1.1 Meningkatnya
kemampuan
prasarana
pemberdayaan masyarakat dalam
sumber daya manusia dalam
permukiman yang bertumpu
pengelolaan prasarana dan sarana
perencanaan
pada masyarakat.
penyehatan
pengelolaan
sarana
dan
lingkungan
prasarana
permukiman.
dan sarana
dan
penyehatan
lingkungan permukiman. 2) Revitalisasi kawasan perdesaan.
2.1 Terciptanya
lingkungan
permukiman pedesaan yang sehat. 9. Program Penataan Ruang
Bappeprop,
Dinas Penataan Ruang
Permukiman a. Meningkatkan sistem
pemantapan 1) Penyiapan
perencanaan
tata
ruang. b. Mengarahkan pemanfaatan wilayah.
ruang
dan 1.1 Tersedianya mekanisme dan
prosedur perencanaan tata ruang
prosedur perencanaan tata
secara terpadu.
ruang secara terpadu.
struktur 1) Penataan fungsi
mekanisme
tata
struktur
ruang
pemanfaatan 1.1 Tertatanya
diwilayah
Kepulauan
Madura
struktur
ruang
yang efektif dan efisien.
dan
Gerbangkertosusila (GKS).
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
220
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
2) Perencanaan prasarana wilayah 2.1 Tersedianya secara terpadu.
Program APBD
perencanaan
infrastruktur wilayah untuk mendukung pengembangan wilayah.
c. Meningkatkan
ketertiban 1) Peningkatan
pemanfaatan ruang.
pengendalian
pengawasan
dan 1.1 Terlaksananya
terhadap
pelaksanaan tata ruang. 2) Sosialisasi perangkat
dan
prosedur pengawasan
perencanaan
dan
perangkat pengendalian tata
menetapkan 3.1 Terciptanya
pembinaan pemanfaatan
kapasitas 1) Penyiapan
kelembagaan penataan ruang.
perangkat-
ruang.
pengendalian
tata dan
keselarasan
dan
perencanaan dan ketertiban
tata
pemanfaatan tata ruang di
ruang kabupaten/kota. d. Meningkatkan
dan
pengawasan tata ruang.
tata ruang. 3) Menyusun
pengendalian
pengembangan 2.1 Tersusunnya
hukum
kegiatan
kabupaten/kota. laksana 1.1 Tersusunnya tata laksana pengawasan
tata ruang.
pengendalian pengawasan
dan penataan
ruang. e. Mengembangkan
pedoman 1) Pengembangan pedoman teknis 1.1 Tersusunnya
teknis penataan ruang.
penataan ruang wilayah perkotaan
teknis
dan perdesaan.
kegiatan Penataan Ruang
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
yang
pedoman mendukung
221
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
10. Program Pertanahan
Program APBD
BPN Kanwil Propinsi Jawa Pertanahan Timur
a. Meningkatkan
pelayanan
di 1) Pelaksanaan
bidang pertanahan.
pertanahan
catur (tertib
tertib 1.1 Tercapainya hukum,
administrasi, penggunaan tanah, pemeliharaan
tanah
pelayanan
tertib administrasi
pertanahan.
dan
lingkungan hidup). 11. Program
Pembangunan
Bappeprop,
Prasarana Perkotaan a. Meningkatkan
Permukiman manajemen 1) Peningkatan
pembangunan perkotaan.
kemampuan 1.1 Terwujudnya
manajemen
pembangunan
perkotaan.
pengelolaan
Dinas Pembangunan Prasana Kota.
kernampuan kota
dengan
didukung oleh kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai.
2) Penyediaan sarana dan prasarana 2.1 Tersedianya perkotaan.
dan
prasarana perkotaan.
3) Menunjang Taskin
sarana
pelaksanaan bidang
diperkotaan.
Gerdu 3.1 Tersedianya prasarana dan
permukiman
sarana bidang permukiman di
lokasi
Gerdu
Taskin
perkotaan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
222
No
Rencana Stratejik Daerah (RENSTRADA) 2001-2005
REPETADA 2004 Rencana Tindak masyarakat
masyarakat
daiam
pembangunan kota
perkotaan.
5) Revitalisasi kawasan di lingkungan 5.1 Tertatanya perkotaan. 12. Program
kawasan
lingkungan perkotaan.
Pembangunan
Bappeprop
Kawasan Khusus a. Mendorong
percepatan 1) Penyusunan
andalan
kawasan tertinggal.
Pembangunan wasan Khusus.
pengembangan kawasan
Program APBD
dan 4.1 Terwujudnya partisipasi aktif
4) Pengembangan pemberdayaan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
wilayah dan
prasarana
master dan
sarana
plan 1.1 Tersusunnya pada
kawasan khusus.
dokumen
perencanaan secara terpadu pada kawasan khusus.
2) Penyediaan dan pengembangan 2.1 Tersedianya jaringan sarana dan prasarana
pengembangan
permukiman.
sarana
dan
dokumen jaringan prasarana
permukiman. 3) Penyusunan
perencanaan
pengendalian kawasan khusus.
dan 3.1 Tersusunnya
pembangunan
dokumen
perencanaan sebagai basis data untuk perencanaan dan pengendalian pembangunan pada kawasan khusus.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
223
Ka-
MATRIK KEBIJAKAN 9
PENINGKATAN KAPASITAS PERLINDUNGAN MASYARAKAT DARI GANGGUAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN SERTA PENINGKATAN KESADARAN RAKYAT DALAM BELA NEGARA
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
224
9. Kebijakan Peningkatan Kapasitas Periindungan Masyarakat dari Gangguan Keamanan dan Ketertiban serta Penfngkatan Kesadaran Rakyat dalam Bela Negara No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
1. Program
Ketentraman
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja
dan
Bakesbang, Biro Kesra Biro Program
Ketertiban Umum
Hukum,
Kantor
Pamong Praja. a. Memberikan
bantuan 1) Bantuan
pengadaan sarana/prasarana dalam
Program APBD
dukungan
sarana 1.1 Meningkatnya
prasarana aparat keamanan.
Polisi traman
dan
Ketertiban Umum.
ratio
penanganan
memberantas
Keten-
tindakan
kriminal.
kejahatan. b. Memberikan bantuan mobilitas 1) Melakukan dalam
rangka
pengamanan
pengamanan
dan 1.1 Terjaminnya keamanan dan
pengawalan bagi pejabat negara,
wilayah.
keselamatan
pejabat
negara. 2) Bantuan ketertiban
pengamanan umum
dan 2.1 Tertib dalam
dan
lancarnya
pelaksanaan 2004
pelaksanaan Pemilu 2004. 3) Bantuan
dukungan
mobilitas 3.1 Meningkatnya
cparat keamanan.
mobilitas
aparat dalam pengamanan wilayah.
4) Melakukan pembinaan, fasilitasi, 4.1 Terwujudnya
ketrentraman
operasi/patroli pengamanan dan
dan ketertiban umum yang
pengawasan tramtibum di Jawa
mantap di Jatim.
Timur.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
225
No
Rencana Stratejik Daerah
REPETADA 2004 Rencana Tindak
(RENSTRADA) 2001-2005
c. Memberikan bantuan dalam 1) Bantuan sarana dan pembinaan 1.1 Meningkatnya mewujudkan
sistem
pamswakarsa.
operasional
Program APBD
partisipasi
masyarakat
keamanan swakarsa. d. Memberikan
Instansi Pelaksana
Indikator Kinerja dalam
pengamanan lingkungan. bantuan 1) Bantuan dukungan sarana dan 1.1 Tertanganinya kasus kasus
pemberantasan
narkoba.
prasarana
penanggulangan
narkoba
dengan
cepat
narkoba pada aparat dan instansi
meningkatnya
pencegahan
terkait.
peredaran dan pemakaian narkoba.
e. Memberikan bantuan dalam 1) Pembuatan sistem deteksi dini 1.1 Terindetifikasinya pemantapan sistem koordinasi
daerah rawan konflik.
daerah
rawan konflik.
intelejen daerah. f. Memberikan bantuan dalam 1) Pemberdayaan pelaksanaan
program
masyarakat
Pendidikan Pendahuiuan Beia
Pendahuiuan
Negara
(PPBN).
(PPBN)
dan
wajib
aparatur
dalam Bela
dan 1.1 Meningkatnya
Pendidikan Negara
aparatur
dan
jumlah masyarakat
yang memahami dan teriatih dalam bela negara.
latih.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
226
BAB IV
PENUTUP
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
227
BAB IV PENUTUP
Dokumen Perencanaan Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (REPETADA) 2004 merupakan dokumen perencanaan teknis operasional tahunan yang kedudukannya sebagai penjabaran lebih lanjut dari RENSTRA Daerah 2001 - 2005 dan merupakan pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Jawa Timur tahun 2004. Sebagai dokumen perencanaan yang mengacu pada RENSTRA Daerah 2001-2005, Repetada harus menjadi acuan dalam mengimplementasikan kebijakan pembangunan yang dibiayai oleh APBD Propinsi Jawa Timur bagi Dinas/ Badan/Biro/Kantor di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan sekaligus sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat dan stakeholder fungsional pembangunan, sehingga Repetada sebagai salah satu produk perencanaan dan bagian dari managemen publik, akan berfungsi tidak hanya sebagai dokumen perencanaan pemerintah, namun juga sebagai dokumen perencanaan menyeluruh dan terpadu. Oleh karena itu dengan posisi dan fungsi Repetada dimaksud, perlu ditetapkan kaidah kaidah pelaksanaannya sebagai berikut : 1. Dinas/Badan/Biro/Kantor di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur termasuk masyarakat
dan
stakeholder
fungsional
pembangunan,
dalam
melaksanakan
pembangunan harus mempedomani Repetada 2004. 2. Repetada 2004 merupakan acuan bagi Dinas/Badan/Biro/Kantor di lingkungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur dalam menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2004. 3. Sebagai dokumen perencanaan teknis operasional tahunan dan bersifat menyeluruh, diharapkan menjadi referensi bagi Kabupaten/Kota untuk menyerasikan program tahunan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan pembangunan. 4. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan program pembangunan, Badan Perencanaan Pembangunan berkewajiban melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja terhadap
pelaksanaan
program
-
program
Repetada
2004,
untuk
itu
Dinas/Badan/Biro/Kantor berkewajiban untuk penyampaian laporan pelaksanaan program pembangunan sebagaimana diamanatkan pada Repetada 2004 setiap tiga 3 (tiga) bulan sekali kepada Badan Perencanan Pembangunan Propinsi Jawa Timur. Keseluruhan hasil pemantauan dan evaluasi ini akan menjadi input dalam proses penyusunan Repetada tahun berikutnya. 5. Rencana tindak yang tidak sesuai dengan kewenangan Propinsi, pada prinsipnya dapat diagendakan sepanjang tidak menyalahi kewenangan dan merupakan urusan-urusan yang benar-benar tidak atau belum mampu dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota serta memperhatikan mendesaknya kebutuhan masyarakat/daerah yang belum mampu, sesuai dengan kecukupan dana yang dapat disediakan.
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
228
6. Prosentase anggaran untuk membiayai rencana tindak yang terdapat dalam Repetada 2004 diserahkan kepada Kornisi dan Panitia Anggaran DPRD Propinsi Jawa Timur. 7. Pengelolaan APBD 2004 mengacu pada mekanisme anggaran dengan pendekatan kinerja, namun pelaksanaan operasionalnya diselenggarakan secara proporsional sesuai dengan perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta disesuaikan petunjuk teknis pelaksanaannya. 8. Dalam rangka memenuhi aspirasi masyarakat yang rnendesak dan prioritas, masih diperlukan alokasi yang bersifat subsidi yang penggunaannya sesuai dengan prosedur pelaksanaan APBD. GUBERNUR JAWA TIMUR
ttd.
IMAM UTOMO. S
Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006
229