POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PADA KAWASAN PERKOTAAN
(Studi Kasus pada Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang) Nasrul Hosen Balai Pengkajian Teknotogi Pertanian Sumatera Barat
ABSTRACT Sub district of Lubuk Kilangan including urban area where effort agriculture still represent the source of especial earnings to society . Land potency is rice field, whereas limited dry land and laboured for the crop of fruits and parennial crops . Rice field productivity is one of them caused by waste impact mine raw material cement Padang . One of the effort repair of fertility of rice field farm through giving of organic manure . In consequence livestock introduction will very is supporting availibility of organic manure by farmers. Technically, economic and social of livestock development in Lubuk Kilangan is potential . Technical support is available rice field and dry farming for the development of livestock feed, and available of crop waste as alternative feed. Economical, requirement of crosscut livestock In Padang increasing every year in line with make-up of request consume flesh . Socially, effort livestock represent saving to farmer society and conservancy traditionally have conducted ordinary . But for the levying of livestock to farmer, its constraint is the limited capital . Therefore need local government support or private sector to give capital aid with mutual profitting system . Development livestock potency in Lubuk Kilangan Is strategic caused : (I) Farm rice field require organic manure to increase its fertility ; (ii) Can improve earnings without requiring wide of farm ; (iii) Request of crosscut ox in Padang mean 15 .500 tail per year most delivered from outside ; (iv) Organic material represent by-product which is very support vegetable development In Padang . Suggested to support livestock development with approach : (1) Crops livestock systems ; ii) Development alternative feed intensively. Keyword : Potency, urban, organic manure, integration .
PENDAHULUAN pengembangan sektor pertanian di Kota Padang cukup potensial terutama pada kawasan * pinggiran . Beberapa kecamatan dimana potensi pertanian yang berpeluang dikembangkan diantaranya Kecamatan Lubuk Kilangan, Pauh, Kuranji dan Koto Tangah . Secara umum potensi lahan pertanian yang terluas di Padang adalah lahan sawah dengan total luas baku sekitar 4.829 ha dan pertanian lahan kering 4.444 ha (Bappeda Kota Padang, 2003) . Pengembangan sektor pertanian di suatu witayah sangat terkait dengan berbagai potensi yang Peranan teknologi sangat menentukan dalam dimiliki dan kendala yang dihadapi . memanfaatkan potensi tersebut dan mampu memecahkan masalah, balk masalah sumberdaya yang ada maupun komoditas . Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan daya hash dan daya guna dari setiap sumberdaya, untuk menghasilkan output suatu komoditas, agar mampu secara bertahap memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat tani . Khusus kondisi lahan pertanian di Kecamatan Lubuk Kilangan, sedang mengalami penurunan kualitas lahan akibat dampak limbah bahan tambang PT Semen Padang, terutama lebih berpengaruh pada kualitas lahan sawah (Unand, 2001 dan 2003) . Untuk memperbaiki kuatitas lahan sawah, satah satu nya adalah dengan pemberian pupuk organik, terutama yang berasal dari kotoran ternak (pupuk kandang) dan pengaturan potatanam antara padi dengan tanaman hortikultura . Di Kota Padang polatanam padi-sayuran sangat potensial karena potensi permintaan sayuran cukup tingg (Hosen, 2005) . Sebagian areal persawahan di pinggiran Kota Padang sudah mulai diusahakan petani dengan sayuran datam suatu polatanam, seperti di Kecamatan Pauh, Kuranji dan Lubuk Begalung . Pertanaman sayuran sangat membutuhkan pupuk kandang dalam budidayanya, oleh karena itu pengembangan ternak yang akan menghasilkan hasil sampingan pupuk kandang akan sangat mendukung pengembangan sayuran di kota Padang . Pengembangan sayuran di kota Padang ditunjang oleh berbagai aspek, antara lain akses ke pusat perdagangan yang lebih dekat, menekan senjang pendapatan antara penduduk yang bekerja di sektor pertanian
216
Nasrul Hosen
dengan non pertanian, dan kompetisi penggunaan air . Ketergantungan penggunaan lahan sawah untuk tanaman padi dengan tujuan konsumsi perlu dikurangi melalui alternatif pemberdayaan lahan sawah seperti (1) Sistem usahatani integrasi tanaman dan ternak, dan (2) Pengaturan polatanam padi-padi-non padi ; padi,non padi . Tulisan ini bertujuan untuk mengemukakan potensi dan masalah pengembangan ternak pada lahan bermasalah di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang dan keterkaitannya dalam mendukung pengembangan polatanam berbasis hortikultura secara umum di Kota Padang . METODOLOGI Lokasi pengkajian adalah Kecamatan Lubuk Kilangan di Kota Padang . Pengkajian dilakukan meliputi (a) Desk Study ; (b) Eksplorasi lapang pada tahun 2004 (Singarimbun et al . 1982 ; Dillon dan Hardeker, 1982) . Desk study bertujuan mengkompilasi data sekunder balk dalam bentuk potensi biofisik, populasi ternak, sosial ekonomi peternak, kelembagaan, dan infrastruktur, maupun hasit-hasit penelitian yang sudah ada dan teknologi yang telah dihasilkan yang sesuai dengan kondisi setempat . Rapid Rural Appraisal (RRA) merupakan eksptorasi terhadap kawasan contoh . Tujuannya adalah untuk memahami kondisi, potensi dan permasalahan lapang secara singkat . Prosedurnya adalah penelusuran semua kelurahan yang termasuk kawasan potensial . Metoda ini melihat secara nyata di tapangan tentang keragaan usaha ternak, sayuran, potensi lahan sawah dan lahan kering, ketersediaan hijauan ternak dan sumber pakan lainnya . Analisis data dilakukan secara deskriptif, tabulasi (%, nisbah, rata-rata), analisa usahatani, dan B/C . HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi
Kecamatan Lubuk Kilangan adaLah salah satu kecamatan di Kota Padang yang terletak di pingggiran bagian Timur . Daerah ini merupakan kawasan pemukiman dan industri . Industri besar yang ada yaitu PT . Semen Padang dan PT . Sumatex Subur . Meskipun lokasi ini berada di kawasan perkotaan, usaha pertanian masih dominan . Kegiatan pertanian dicirikan dengan Was garapan relatif sempit dan umumnya dalam bentuk sawah . Lahan kering berupa lahan pekarangan dan perkebunan campuran dengan topografi. berbukit . Letak lokasi sekitar 10 km dari pusat kota . Aksesibilitas Lokasi, berupa sarana dan prasarana transportasi cukup memadal sehingga memudahkan dalam pemasaran produk usaha ekonomi termasuk hasiL pertanian . Man dalam kelurahan kondisinya cukup balk dan ditalui oleh sarana transportasi yang cukup memadai . Kecamatan Lubuk Kilangan terdirl dari 7 kelurahan yaltu Kelurahan Tarantang, Baringin, Koto Lalang, Padang Besi, Bandar Buat, Indarung dan Batu Gadang . Dua kelurahan terakhir langsung berada dalam lingkungan PT. Semen Padang . Keturahan lainnya berada pada pinggiran pabrik dan terletak pada bagian hilir DAS Batang Arau yang melalui lingkungan pabrik . Masyarakatnya dominan menggantungkan hidupnya pada sekor pertanian terutama di Kelurahan Tarantang, Baringin, Koto Lalang dan Batu Gadang . Sebagian petani sudah metakukan pola pergitiran tanaman antara padi dengan bukan padi, karena potensi pasar cukup mendukung . Air pengairan di daerah ini cukup memadai . Peluang pemanfaatan lahan untuk usaha pertanian selain padi cukup besar, termasuk kolam ikan, karena potensi air pengairan cukup memadai . Iklim juga mendukung yang tergolong tipe A yaitu iklim basah dengan curah hujan tinggi setiap bulannya (Oldetman et al, 1989) .
Prosiding Peternakan 2006
21 7
Potensi Pengembangan Ternak Sapi
1 . Sumberdaya Lahan dan Penggunaannya Ketersediaan sumberdaya lahan berkaitan dengan potensi penyediaan hijauan makan ternak . Lahan yang tersedia untuk pertanian terdiri dan sawah 564 ha, dan lahan kenng 300 ha . Sawah yang tertuas di antara 7 kelurahan adalah di Kelurahan Koto Latang dan Batu Gadang . Keturahan yang mempunyai lahan kenng untuk perkebunan umumnya kelurahan yang terletak dipinggiran perbukitan seperti Tarantang, Baringin, Batu Gadang dan Indarung (Tabel 1) . Tabel 1 . Luas lahan pertanian pada setiap kelurahan di Kecamatan Lubuk Kilangan Padang, Sumatera Barat . No Keturahan Sawah Padang rumput Tegalan Perkebunan' Jumlah 1 . Taratang 39 58 97,0 2 . Baringin 39 0,25 46 85,25 228 3 . Koto Latang 15 20 265,0 4. Pd . Besi 59 30 89,0 5 . Indarung 34 0,10 48 82,1 114 6. Bantu Gadang 71 185,0 7. Bandar Buat 51 26 77,0 Jumlah 564 0,35 15 299 1 .047,35 Sumber : Profit Desa/Kelurahan sekecamatan Lubuk Kilangan, 2004 1 Termasuk kebun campuran di lahan pekarangan
Lahan perkebunan ini umumnya ditanami dengan tanaman tahunan (perkebunan dan buah-buahan) dengan muatan lahan cukup padat . Petuang penanaman hijauan ternak dapat dilakukan diantara tanaman utama atau di kaki perbukitan . Padang rumput sangat terbatas, karena hampir semua lahan yang dikuasai masyarakat telah diusahakan untuk berbagai jenis usahatani . Ketersediaan pakan alternatif yang bersifat lokat sangat mendukung pengembangan ternak di lokasi ini, seperti rumput, limbah tanaman seperti jerami dan limbah tanaman perkebunan, diantaranya yang tersedia kulit biji kopi (Wirdahayati, 2004) . 2 . Status Usaha ternak Usaha ternak sapi di Kecamatan Lubuk Kilangan merupakan usaha sampingan bagi sebagian petani . Jumlah petani yang mempunyai ternak besar hanya 8,5-31,9% di setiap keturahan . Usahatani utama adalah padi sawah dan unggas (Tabel 2) . Dan gambaran beragamnya usaha masyarakat, menunjukkan bahwa status usaha ternak saat ini belum Potensi pengembangan ternak di Kecamatan Lubuk intensif dan menjadi pnontas . Kilangan sangat strategis disebabkan : (i) Lahan sawah disana membutuhkan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburannya ; (ii) Dapat meningkatkan pendapatan tanpa membutuhkan lahan yang Luas, (iii) Permintaan sapi potong di Kota Padang cukup tinggi rata-rata 15 .500 ekor per tahun yang didatangkan dari luar kota Padang (Bappeda, 2004) ; dan (iv) Pupuk Kandang (Pukan) merupakan hasil sampingan sangat mendukung pengembangan sayuran di Kota Padang .
218
Nasrul Hosen
Tabel 2 . Jenis usaha utama dan sampingan sebagai sumber pendapatan petani di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, Sumatera Barat. % petani Uraian Taratang Baringin Koto Latang Pd . Besi Indarung Bantu Gadang Bdr. Buat Usaha Utama 100 100 100 100 100 106 100 1 . Padi (%) (200)
(205)
(255)
(205)
(123)
(210)
(185)
Usaha sampingan 1%) 1 . Temak sapi 11,0 2 . Kolam ikan 16,5 10,7 3 . Buruh 4,5 4 . Kerajinan RT 5 . Sayuran 7,1 77,8 6 . Unggas (ayam) Sumber : Hosen et al (2005) .
Jumlah petani
16,1 18,0 7,6 5,9 3,8 73,5
23,5 10,8 5,9 7,5 4,7 63,9
8,5 4,9 12,3 1,5 2,4 69,5
31,7 29,3 45,0 31,5
31,9 14,8 9,5 9,5 4,7 77,6
24,9 8,6 8,3 3,2 55,2
Pengembangan ternak ditentukan beberapa faktor, terutama keterbatasan modal, ketersediaan pakan (terutama hijauan) dan faktor sosiat serta prinsip sistem usahatani terpadu betum di pahami oleh masyarakat tani . Untuk ketersediaan pakan terutama hajauan ternak dapat diupayakan melalui penanaman rumput ternak atau limbah tanaman terutama jerami cukup tersedia di tokasi . Untuk ternak sapi lokal jerami yang telah difermentasi dapat diberikan sekitar 25% dan yang terbesar adalah rumput ternak (Munir, et al ., 2004) . Peran penyuluh diharapkan lebih besar dalam meningkatkan kualitas sumberdaya petani sehingga optimasi lahan garapan yang relatif sempit dapat dilakukan . Umumnya peternak betum memanfaatkan pupuk kandang sebagai pupuk bagi tanaman yang mereka usahakan, kecuali untuk tanaman sayuran . 3 . Kebutuhan Bahan Baku Pupuk Kandang Bahan baku utama teknologi kesuburan lahan adalah pupuk kandang (Pukan) . Ketersediaan pupuk kandang di kecamatan Lubuk Kilangan terbatas . Jumlah ternak yang tersedia 534 ekor, dengan asumsi produksi kotoran ternak 10 kg basah per hari per ekor, maka jumlah pukan tersedia untuk 1 musim tanam (6 bulan) sebanyak 960 ton (Tabel 3) . Kebutuhan pukan per musim tanam sekitar 5 .640 ton dengan rekomendasi penggunaan pukan 4 ton/ha . Berarti sekitar 4 .680 ton pukan lagi harus didatangkan dari luar atau sumber lain . Apabila takaran rekomendasi lebih dari 4 ton/ha berarti harus mendatangkan pukan dari War lebih besar lagi, terutama dari kecamatan tetangga . Keberlanjutan adopsi teknologi sangat tergantung pada ketersediaan teknologi di tokasi dan keterampilan petani . Bila harus menggunakan pupuk kandang sebagai salah satu bahan untuk memperbaiki kesuburan lahan, sebaiknya semua petani yang membutuhkan teknotogi mampu menyediakan pukan sendiri . Hasit survei menunjukkan tidak semua petani memiliki ternak besar, dan kalau ada juga terbatas misalnya hanya 1 atau 2 ekor/KK . Potensi ketersediaan pupuk kandang (pukan) pada hamparan sawah yang kena dampak limbah di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang. Uraian Jumlah 534 ekor Jumlah ternak sapi Produksi pukan/6 butan 960,0 ton 5 .640 ton Kebutuhan pukan per MT') 0,17 Rasio ketersediaan pukan Catatan : I ekor sapi menghasllkan 10 kg pukan basah/hart ; • ) Kebutuhan 4 t/ha
Tabel 3 .
Keadaan ini juga akan menghambat kelancaran proses alih teknologi dan keberlanjutan adopsi . Petani yang memilliki ternak hanya 8,5-23,5% (Tabel 4) . Khusus pada Kelurahan Tarantang, Baringin, Koto Latang dan Padang Besi 76,5-91,5% petani tidak memiliki ternak . Pada hat pada 4 keturahan ini kebutuhan pukan yang berasal dari ternak
Prosiding Peternakan 2006
21 9
cukup besar . Alternatif sumber bahan organik selain pukan adalah limbah pertanian seperti jerami padi . Tabel 4.Jumlah petaniyangmemlilki ternak sapi di kecamatan Lubuk Kilangan, Padang,2004 . Keturahan Memiliki (%) Tidak' memiliki (%) 11,0 'Tarantang 89,5 Baringin 16,1 83,9 Koto Lalang 23,5 76,5 Pd . Besi 8,5 91,5 Bandar Buat 24,9 75,1 31,7 Indarung 68,3 Batu Gadang 31,9 68,1
Sasaran Pengembangan Ternak Sapi
1 . Mendukung Teknologi Perbaikan Kesuburan Lahan Sawah Hasil padi sawah musim tanam pada tahun 2002-2003 bervariasi antar lokasi dan sumber irigasi . Variasi hasil tersebut tidak tertalu tinggi, kecuali hamparan sawah pada bagian hulu sumber irigasi . Rata-rata hasil pada hamparan sawah bagian hulu irigasi 2,01 ton/ha . Lokasi lainnya variasi hasil 2,87-3,36 ton/ha (Tabel 5) . Perolehan hasil ini lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil padi sawah di lokasi lain dimana air irigasi tidak tercemar . Selain kualitas air pengairan yang kurang baik, faktor teknologi yang digunakan petani juga sangat menentukan seperti varietas, mutu benih, penggunaan pupuk, waktu pemupukan dan lain-lain . Produktivitas padi sawah masih rendah, rata-rata 3,0 t/ha dan teknologi juga belum optimal . Keberlanjutan adopsi teknologi sangat tergantung pada ketersediaan teknologi di lokasi dan keterampilan petani . Bila harus menggunakan pupuk kandang sebagai salah satu bahan untuk memperbaiki kesuburan tanah, sebaiknya semua petani yang membutuhkan teknologi mampu menyediakan pukan sendiri . Tabel 5 .
Keragaan rate-rata hasil padi sawah pada beberapa sumber irigasi yang kena limbah bahan baku semen, selama 2 musim tanam (MT) di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, 2002-2003 . Hasil (t/ha) No . Kelurahan 1 . Pd . Besi 2,95 2 . Baringin 2,87 3 . Tarantang 2 .01 4 . Koto Lalang 3,36 Rata-rata 3,00
2 . Sumber Pendapatan Tambahan Ternak sapi bila diusahakan dengan balk cukup memberikan keuntungan . Sesual dengan potensi lahan, peluang penyediaan hijauan makanan ternak mencukupi serta limbah tanaman juga tersedia, pengusahaan ternak sapi di Kecamatan Lubuk Kilangan cukup potensial . Dengan sistem pengusahaan 2 ekor per rumahtangga dapat memberikan tambahan pendapatan Rp 1,0- 1,5 juta pertahun tanpa memperhitungkan curahan tenaga kerja keluarga . Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong dengan sistem dikandangkan dapat memberikan keuntungan rata-rata Rp 2,0 juta/ekor/tahun (Boer et al ., 2004) . 3 . Mendukung Pengembangan Sayuran Pengembangan ternak di kawasan pinggiran Kota Padang akan mendukung pengembangan sayuran dataran rendah di Kota Padang . Usahatani sayuran sangat membutuhkan pupuk organik, terutama yang berasal dari kotoran ternak (pukan) . Oleh karena itu pengembangan sayuran harus terintegrasi dengan pengembangan ternak .
220
Nasrul Hosen
Berbagai komoditas sayuran dan buah-buahan semusim diusahakan oleh petani di Lahan sawah, seperti cabe, mentimun, kacang panjang, terung dan sayuran tainnya serta buahbuahan terutama bingkuang . Areal pertanaman sayuran tersebut tersebar dan bukan merupakan satu hamparan . Tanaman sayuran yang paling banyak diusahakan adalah mentimun seluas 422 ha, kacang panjang 185 ha dan kangkung 165 ha serta bingkuang sebagai buah spesifik Kota Padang mencapai 100-125 ha per tahun (Diperhutbun, 2004) . Tanaman sayuran jauh lebih menguntungkan dibanding tanaman padi (Tabel 6) . Oleh karena itu luas tanaman sayuran di Kota Padang cenderung meningkat dari tahun-ketahun . Kondisi demikian harus diikuti dengan penyediaan pupuk kandang, dan hat ini harus sejalan dengan pengembangan ternak . Pupuk kandang dapat pula sebagai tambahan pendapatan bagi peternak, karena potensi permintaan pupuk kandang dalam kota cukup tinggi . Tabel 6 . Keragaan ekonomi beberapa alternatif komoditas menurut Was garapan di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, Sumatera Barat . Pad! Cabe Mentimun K . Panjang Kangkung Terung Uraian (0,32 ha) (0,20 ha) (0,20 ha) (0,20 ha) (0,20 ha) (0,20 ha) Hasil (/ha) 960 kg 1000kg 144 krg 1300 ikat 10 .080 ikat 160 krg Harga (Rp/sat) 1 .300 7 .500 30 .000 1 .250 500 22 .500 Penerimaan (Rp000) 1 .248 7 .500 4.320 1 .625 5 .040 3 .600 TotaLBiaya(Rp000) 881,6 2 .980 2 .386 903 2 .287 1 .978 Pendapatan (Rp000) 366,4 4 .520 1 .934 722 2 .753 1 .622 Titik harga Impas (Rp/sat) 1 .270 3 .250 18 .650 925 256 14 .237 Produksi impas (/ha) 940kg 437 kg 90 krg 962 ikat 5174 ikat 101 krg R/C 1,41 2,52 1,81 1,80 2,20 1,82 Sumber : Hosen et al., 2005
KESIMPULAN DAN SARAN Secara teknis dan sosial ekonomi pengembangan ternak sapi di Kecamatan Lubuk Kilangan Padang cukup potensial . Dukungan teknis adalah tersedianya lahan (sawah dan Lahan kering) untuk pengembangan hijauan makanan ternak (HMT), dan tersedianya limbah tanaman sebagai pakan alternatif . Secara ekonomi, kebutuhan ternak potong di Kota Padang terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan permintaan konsumsi daging . Secara sosial, usaha ternak sapi merupakan tabungan bagi masyarakat tani dan pemeliharaan secara tradisional sudah biasa dilakukan . Namun untuk pengadaan ternak bagi petani, kendatanya adalah terbatasnya modal . Oleh karena itu perlu dukungan pemerintah daerah atau pihak swasta untuk memberikan bantuan modal dengan sistem yang saling menguntungkan . Potensi pengembangan ternak di Kecamatan Lubuk Kilangan sangat strategis disebabkan : (i) Lahan sawah disana membutuhkan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburannya ; (ii) Dapat meningkatkan pendapatan tanpa membutuhkan Lahan yang luas, (iii) Permintaan sapi potong di Kota Padang cukup tinggi rata-rata 15 .500 ekor per tahun yang didatangkan dari luar kota Padang (Bappeda, 2004) ; dan (iv) Pupuk kandang (Pukan) merupakan hasil sampingan sangat mendukung pengembangan sayuran di Kota Padang . DAFTAR PUSTAKA Bappeda Propinsl Sumbar. 2004 . Sumatera Barat dalam Angka . Kerjasama Bappeda Propinsi Sumatera Barat dengan Biro Pusat Statistik Sumatera Barat . Padang . Bappeda Kota Padang . 2003 . Padang .
Prosiding Peternakan 2006
Padang dalam Angka . Bappeda Kota Padang, Sumatera Barat .
221
Boer, M . Arizal, P .B, dan Hamdi . 2004 . Kajion pakan tambahan untuk anak sapi lepas sapih . Prosiding seminar nasional . Kontribusi hasit-hasil penelitian/pengkajian spesifik lokasi mendukung pembangunan pertanian Sumatera Barat . Padang . Hat 247-250 . Dipertahutbun Kota Padang . 2003-04 . Laporan tahunan . Pangan/Kehutanan dan Perkebunan . Padang .
Dinas Pertanian Tanaman
Hosen, N . 2005 . Potensi pengembangan sayuran dalam polatanam lahan sawah dl Kota Padang . Jurnal Itmiah Tambua . Penerbit Universitas Mahaputra Muhamad Yamin Sumatera Barat . Vol IV (3) . Hal 238-247 . Munir R . Mursal B. dan Rldwan . 2004 . Pemanfaatan limbah tanaman pangan untuk pakan sapi lokal Pesisir . Prosiding seminar nasional . Kontribusi hasit-hasil penelitian/pengkajjian spesifik lokasi mendukung pembangunan pertania Sumatera Barat . Padang . Hat 241-246 . Oldeman, LR., I . Las . and S .N . Darwis . Centre Res Inst Agric . Bogor No . 52
1989 . An Agroclimatic Map
of
Sumatera .
Contr
Singarimbun, M dan Sofian Effendi . 1982 . Metode Penelitian Survai . LP3ES . Jakarta . Universitas Andalas. 2001 . Kajian dampak limbah bahan mentah pabrik semen Padang terhadap persawahan masyarakat di Kecamatan Lubuk Kilangan Padang . Kerjasama PT Semen Padang dengan Universitas Andalas Padang . Universitas Andalas . 2003 . .Paradigma dan alternatif pengelolaan lingkungan DAS hulu Batang Arau Padang, Sumatera Barat . Kerjasama PT Semen Padang dengan Universitas Andatas Padang . Wirdahayati, RB . 2004 . Potensi pengembangan ternak potong dari segi ketersediaan pakan alternatif di Sumatera Barat . Prosiding Seminar Nasional . Penerapan agro inovasi mendukung ketahan pangan dan agribisnis . Padang . Hat 636-644 .
222
Nasrul Hosen