Metode Pengembangan Intelektual, oleh Prof. Dr. Ni Ketut Suarni, M.S. Hak Cipta © 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057; E-mail:
[email protected] Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. ISBN: 978-602-262-390-8 Cetakan Pertama, tahun 2014
KATA PENGANTAR
D
engan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, maka selesailah buku “Metode Pengembangan Intelektual” ini, dengan didukung oleh beberapa referensi terkait.
Kehadiran buku ini dimaksudkan sebagai salah satu pegangan bagi para mahasiswa S-1 Pen didikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam mengkaji materi perkuliahan Metode Pengembangan Intelektual. Semoga dapat bermanfaat.
Singaraja, Oktober 2013 Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
BAB II
HAKIKAT PENGEMBANGAN INTELEKTUAL
v vii 1
1.1 Pengertian Intelektual dari Beberapa Ahli 1.2 Teori-teori Inteligensi 1.3 Sumber-sumber Terbentuknya Potensi Intelektual Evaluasi
1 3 7 13
POTENSI DIRI
17
2.1 Pengertian Potensi Diri 2.2 Jenis-jenis Potensi Diri 2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Aspek-aspek Potensi Diri Evaluasi
17 18 30 37
BAB III PERKEMBANGAN POTENSI INTELEKTUAL 3.1 Perkembangan Potensi Intelektual Berdasarkan Periodeisasi Perkembangan 3.2 Periode Perkembangan Individu Menurut Para Ahli 3.3 Perkembangan Potensi Intelektual Individu Masa Usia Dini 3.4 Aspek-aspek yang mendukung perkembangan potensi Intelektual Individu Evaluasi BAB IV METODE PENGEMBANGAN INTELEKTUAL BERPENDEKATAN NEU–FISIO–SOSIAL MELALUI PRAKTIK PENDIDIKAN 4.1 Konsep Pendekatan Neu-Fisio-Sosial dalam Upaya pengembangan Intelektual
39 39 42 43 46 50 53 53
viii
Metode Pengembangan Intelektual 4.2 Model Implementasi Pengembangan Kecerdasan Berpendekatan Neu-Fisio-Sosial (NFS) Melalui Praktik Pendidikan 56 4.3 Jenis-jenis Metode Pengembangan Intelektual 60
BAB V
METODOLOGI PENGEMBANGAN INTELEKTUAL INDIVIDU
71
5.1 Metode Pengembangan Intelektual Pada Indikator-Indikator Inteligensi 5.2 Metode Pengembangan Intelektual melalui Proses Bermain 5.3 Cara yang dilakukan orangtua dalam mempengaruhi anak Evaluasi
71 76 77 81
DAFTAR PUSTAKA
83 -oo0oo-
BAB I HAKIKAT PENGEMBANGAN INTELEKTUAL
P
andangan umum masyarakat masih banyak terbelenggu pada pendapat yang menyatakan bahwa intelek secara umum diistilahkan dengan kecerdasan yang dominan diturunkan dari orangtua atau generasi sebelumnya. Oleh karenanya banyak persepsi yang terjadi dimasyarakat bahwa kecerdasan tidak dapat dibantu pengembanganya, karena sudah menjadi kemampuan yang dibawa sejak lahir. Akan tetapi seiring dengan kemajuan teknologi dan infomasi maka kecerdasan manusia dapat dikembangkan kualitasnya dari gen yang dibawa semenjak lahir. Banyak informasi penelitian telah diperoleh baik melalui disain eksperimen maupun longikudinal, yang menyatakan bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan. Terkait dengan informasi tersebut maka beberapa aspek dapat dijelaskan terkait dengan pengembangan intelektual:
1.1 PENGERTIAN INTELEKTUAL DARI BEBERAPA AHLI Intelektual dapat didifinisikan sebagai kecakapan yang tinggi untuk berpikir. Para ahli psikologi memberi arti sama dengan intelegncy. Jika dibandingkan secara arafiah Intelegency = Intellect. Intelektual/inteligensi berkaitan dengan berpikir. Istilah inteligensi telah banyak dikenal oleh masyarakat umum dengan istilah popular IQ, pada hal antara Inteligensi dengan IQ (Inteligency Quotion) memiliki arti yang berbeda. Inteligensi diartikan dengan intelek atau kecerdasan, sedangkan IQ adalah jumlah skor yang dapat menunjukkan tinggi rendahnya kapasitas kecerdasan seseorang. digunakan, Beberapa istilah inteligensi atau kecerdasan diartikan oleh beberapa para ahli, yang lebih dominan mengarah pada kecenderungan terjadinya proses berpikir. Seperti diungkapkan oleh William Stern, Inteligensi merupakan suatu kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tuntutan baru yang dibantu dengan penggunaan fungsi berpikir. Selain itu Binet juga berpendapat bahwa inteligensi merupakan kemampuan yang diperoleh melalui keturunan, kemampuan yang diwarisi dan dimiliki sajak lahir dan tidak terlalu banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Namun dalam batas-batas tertentu lingkungan turut berperan penting
2
Metode Pengembangan Intelektual
dalam pembentukan inteligensi. Kemudian inteligensi oleh Weschler dirumuskan sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara tararah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Pendapat lain disampaikan oleh Saifudin azwar yang menyatakan intelektual merupakan kekuatan jiwa bagi setiap manusia, yang berarti kekuatan yang bisa memberikan energy dalam pikiran individu. Sehingga intelektual tersebut secara umum dinamakan inteligensi (IQ). Inteligensi Quotion adalah skor setelah diadakan tes inteligensi. Pengertian berbeda juga terdapat dalam kamus Webster New World Dictionary of the American language, istilah intellect berarti: (1) Kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, dan sebagainya. Dengan demikian kecakapan berbeda dari kemauan dan perasaan; (2) Kecakapan mental yang besar, sangat intelligence; (3) Pikiran atau inteligensi. Selanjutnya pengertian intelektual Menurut English dan English dalam bukunya: “A Comprehensive dictionary off psycoanalitikal terms” istilah intelek berarti antara lain: (1) Kekuatan mental dimana manusia dapat berpikir; (2) Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berpikir (misalnya berhubungan, menimbang dan memahami); (3) Kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir. Stenberg juga berpendapat mengenai Inteligensi yang disebutkanya sebagai kemampuan untuk belajar dan mengambil manfaat dari pengalaman, kemampuan untuk berpikir atau menalar secara abstrak, kemampuan untuk beradaptasi terhadap hal-hal yang timbul dari perubahan dan ketidakpastian lingkungan dan kemampuan untuk memotivasi dirinya menyelesaikan secara tepat tugas-tugas yang perlu diselesaikan (Atkinson&Atkinson and Ernest, 1999). Selanjutnya Robbins berpendapat Inteligensi adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental (Robbins, S.P, 1996). Robbins juga mengatakan ada tujuh dimensi yang menyusun Inteligensi manusia yaitu Kecerdasan Numeris, Pemahaman Verbal, Kecepatan Perseptual, Penalaran Induktif, Penalaran Deduktif, Visualisasi Ruang dan Ingatan. Kecerdasan numeris adalah kemampuan seseorang untuk berhitung dengan cepat dan tepat; pemahaman verbal adalah kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar serta hubungan kata satu sama lain; kecepatan perseptual adalah kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat, penalaran induktif adalah kemammpuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu; penalaran deduktif adalah kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen; visulisasi ruang adalah kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang diubah; ingatan yaitu kemampuan menahan dan mengenang kembali masa lalu. Mengacu pada beberapa pengertian yang disampaikan oleh para ahli di atas menunjukkan bahwa makna inteligensi mengandung unsur-unsur yang sama dengan yang dimaksudkan dalam istilah intelek yang menggambarkan kemampuan seseorang dalam berpikir dan/atau bertindak. Berhubung dengan masalah kemampuan itu, para ahli psikologi telah menggambarkan berbagai alat ukur (tes inteligensi) untuk menyatakan tingkat kemampuan berpikir atau inteligensi seseorang. Salah satu tes inteligensi yang terkenal yaitu tes yang telah dikembangkan oleh Alfred Binet, seorang ahli psikologi (ahli jiwa) dari Prancis.