MENDIDIK BIDAN MEMBANGUN BANGSA MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA Oleh :
Prof. Dr. Haryono Suyono, BSt, MA, PhD. Gurubesar Universitas Airlangga Ketua Yayasan Damandiri
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ibu Ketua STIKes Mitra RIA Husada yth, Ketua Badan Penyelenggara STIKes Mitra RIA Husada yth, Koordinator Kopertis Wilyah III Jakarta yth, Ketua Umum Pengurus Pusat IBI yth, Ketua IAKMI yth, Hadirin yang berbahagia.
D
engan diiringi puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih atas undangan untuk menghadiri Upacara Wisuda Program Sarjana dan Diploma STIKes Mitra RIA Husada pada hari ini. Undangan ini merupakan kehormatan bagi kami yang selama ini mengikuti dengan seksama karya nyata sekolah tinggi yang didirikan dengan maksud yang luhur tersebut. Kami mengetahui sekolah tinggi ini telah menghasilkan sarjana bermutu, dinamik dan siap membantu keluarga Indonesia memelihara kesehatan dan mengantar kelahiran anak bangsa, pemimpin masa depan. Kami
1
mengamati dengan penuh kebanggaan perkembangan sekolah tinggi ini melalui para pengasuh yang mempunyai komitmen serta semangat yang tinggi untuk berpartisipasi membangun bangsa dan negara yang tercinta, Republik Indonesia. Dalam nafas dinamika masa depan, kami mohon ijin mengembangkan judul untuk pidato ini “Mendidik Bidan Membangun Bangsa Melalui Pemberdayaan Keluarga”. Kami beranggapan bahwa sebagai Sekolah Tinggi yang unggul, bermutu dan disegani masyarakat, STIKes harus mampu dan diperhitungkan dalam kegiatan menyumbang untuk pemberdayaan keluarga dan masyarakat. Karena itu kami mengajak seluruh civitas akademika STIKes melihat ke depan serta sekaligus siap menjadi penggerak reaktulisasi nilai-nilai kebangsaan untuk sebesar-besar bagi kesejahteraan bangsa, agent of change.
Sebagai sekolah tinggi yang unggul, utamanya dalam bidang kesehatan dan kebidanan, perlu memperluas pengembangan program dalam bidang sosial budaya dalam lingkungan internal dengan cakupan dan kecepatan yang tinggi
2
Sebagai sekolah tinggi yang unggul, utamanya dalam bidang kesehatan dan kebidanan, perlu memperluas pengembangan program dalam bidang sosial budaya dalam lingkungan internal dengan cakupan dan kecepatan yang tinggi. Pimpinan STIKes perlu berpikir visioner dan tidak jemu-jemunya merangsang (energizing) penyusunan dan pelaksanaan strategi yang berorientasi global, luas dan dinamis. Strategi itu perlu dikembangkan dan disosialisasikan dengan dukungan partisipasi oleh sebanyak-banyak pejuang dan simpatisan STIKes agar menghasilkan pendukung yang loyal, bersemangat dan siap berkorban mensukseskan tujuan bersama dengan penuh kebanggaan. Seluruh jajaran internal dan civitas akademika memberikan dukungan dan berpartisipasi, sak ijek sak ekoproyo. Bapak, Ibu dan para undangan yang berbahagia, Untuk maksud itu, kiranya Bapak dan Ibu sependapat dengan kami bahwa Acara Wisuda sekarang ini bukan sekedar wacana gembira karena kita telah menyelesaikan tugas akademis dan non-akademis dengan berhasil, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menapak masa depan dengan dinamika yang penuh harapan. Cita-cita Sekolah Tinggi yang unggul memaksa Pimpinan STIKes dengan dukungan Pimpinan Badan Penyelenggara STIKes menyegarkan komitmen dengan merangsang dosen, aparat pendukung dan mahasiswa menapak masa depan dengan cita-cita dan tujuan menjadi pemimpin masa kini dan masa depan yang bermutu, bermoral Pancasila dan siap mendampingi masyarakat membangun bangsa. Seluruh kalangan mengembangkan komitmen memberdayakan serta mencerdaskan kehidupan bangsa
3
Setiap sarjana harus tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena kekuatan baru yang bisa memberi dukungan terhadap kemajuan orang seorang antara lain adalah kemampuan adaptasi
melalui pemberdayaan untuk sebesar-besar kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, bila STIKes bercita-cita menjadi Sekolah Tinggi yang unggul, perlu menghasilkan sarjana yang tidak dihinggapi sifat-sifat malas. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan kecepatan yang tinggi. Setiap sarjana harus tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi karena kekuatan baru yang bisa memberi dukungan terhadap kemajuan orang seorang adalah kemampuan adaptasi, kemampuan mengambil tanggung jawab, mengembangkan visi bersama, kemampuan memberdayakan orang lain, kemampuan bernegosiasi dengan hasil gemilang, dan kemampuan mengontrol tingkah laku dan peri kehidupan. Ilmu pengetahuan adalah kekuatan. Dalam dinamika kemasyarakatan para mahasiswa diharapkan menyatu dan membantu masyarakat dalam
4
upaya pembangunan melalui pemberdayaan yang sekaligus merupakan upaya membangun jaringan yang sangat luas dan dinamik. Melalui pemberdayaan yang berkesinambungan setiap komponen masyarakat dan keluarga bisa dan mampu berpartisipasi. Upaya pemberdayaan masyarakat dan keluarga harus didukung dengan manajemen, tenaga yang profesional dan dana yang memadai. Melihat situasi pengembangan perguruan tinggi yang biasanya pro pendidikan yang berorientasi pada peningkatan kemampuan mutu akademis semata, STIKes perlu mengembangkan strategi yang bersifat komplementer, yaitu menambah pengembangan pendidikan yang berorientasi langsung pada masyarakat. Tujuannya agar diperoleh sinergi serta keseimbangan dari kedua jenis pendekatan tersebut secara terpadu. Kalau pendekatan pendidikan internal meningkatkan mutu akademis bagi setiap mahasaiswa, maka pendekatan sosial kemasyarakatan merupakan social investment yang
STIKes perlu mengembangkan strategi yang bersifat komplementer, yaitu menambah pengembangan pendidikan yang berorientasi langsung pada masyarakat
5
merangsang kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan pada jaringan yang saling mendukung, kepercayaan pada kelembagaan yang memberi dukungan tanpa akhir, kepercayaan pasar, kepercayaan komunitas yang melembaga dan akhirnya kepuasan masyarakat yang berdampak pada pemeliharaan dan peningkatan budaya, peningkatan mutu dan kemampuan manusianya menghargai pelayanan dan pesan preventif yang diberikan oleh setiap lulusan bidan dan ahli kesehatan masyarakat. Karenanya kami mohon perkenan mengajak seluruh Civitas Akademika Sekolah Tinggi ini dengan dukungan para pengurus Badan Penyelenggara STIKes untuk mengembangkan STIKes menjadi advokator revitalisasi konservasi budaya dan nilai-nilai kebangsaan, sumber daya manusia dan daya dukung lingkungan sebagai sarana pengembangan keseimbangan yang memadai antara kebijakan pendidikan akademis di dalam kelas dengan pendekatan kemasyarakatan. STIKes sebagai penghasil tenaga bidan dan tenaga kesehatan yang tersebar luas di Indonesia, bisa berperan sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga. Gerakan baru tersebut sekaligus dikaitkan dengan penyelesaian sasaran dan target-target MDGs dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan, utamanya upaya pengentasan kemiskinan yang diperkirakan sukar untuk dituntaskan sesuai target yang telah disepakati. Masyarakat kita rangsang untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan “Workfare Society” dengan memberi kehormatan kepada setiap Mutiara Bangsa, yaitu orang-orang yang tanpa bayaran atau imbalan mau
6
STIKes sebagai penghasil tenaga bidan dan tenaga kesehatan yang tersebar luas di Indonesia, bisa berperan sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan dan kesejahteraan keluarga
bekerja keras, yang melalui kepeloporan lulusan STIKes, menjadi penggerak pembangunan keluarga agar mampu berperan sebagai kekuatan pembangunan yang handal. Dalam hubungan ini STIKes sebagai wadah penggodok tenaga-tenaga handal yang profesional tidak perlu malumalu mengubah dirinya menjadi pelopor kekuatan yang memberdayakan keluarga miskin, keluarga bodoh, keluarga malas, atau keluarga kurang beruntung, termasuk penyandang cacat, menjadi keluarga dengan anggota keluarga yang sehat, cerdas, bermutu, handal, kreatif yang mengantar masyarakatnya mengadopsi budaya kerja cerdas, keras, dan profesional. Para dosen dan lulusan STIKes, berdasarkan tulisan John H. Zenger, Josept R. Folkman dan Scott K. Edinger, dalam bukunya “The Inspiring Leader, harus bisa menjadi pemimpin dan panutan. Para dosen dan lulusannya harus pandai-pandai mencari kesempatan berkomunikasi, memilih isu besar yang menarik dan melakukan pendekatan 7
mahasiswa bukan lagi dalam mengumpulkan fakta dan merumuskannya menjadi Skripsi dan Tesis, tetapi mendorong mahasiswa berkembang bersama masyarakat mencari solusi yang penilaiannya dilihat dari terwujudnya keluarga dan masyarakat yang sehat, cerdas, mandiri dan sejahtera. Kalau perwujudan itu tidak terjadi, mahasiswa dianggap “tidak lulus test atau ujian pembangunan” yang hasilnya secara transparan disaksikan oleh masyarakat luas.
sebelum memberikan masukan kepada masyarakat, bersedia dengan tekun dekat dengan masyarakat, mendengarkan kebutuhan, baru kemudian bicara atau memberikan bahan-bahan yang diperlukan masyarakat secara komprehensif, lengkap dan paripurna
secara positif. Sejauh mungkin, sebelum memberikan masukan kepada masyarakat, bersedia dengan tekun dekat dengan masyarakat, mendengarkan kebutuhan, baru kemudian bicara atau memberikan bahan-bahan yang diperlukan masyarakat secara komprehensif, lengkap dan paripurna. Dengan demikian, isi masukan yang diberikan sudah dipertimbangkan sesuai budaya lokal, tujuan dan arah yang secara ilmiah telah diuji validitasnya, sehingga masukan itu mudah diterima masyarakat karena benar dan sesuai kebutuhan serta mengantar terbentuknya keluarga mandiri yang bahagia dan sejahtera. Para dosen dan lulusan STIKes, dengan berbekal ilmu dan tehnologi yang handal mendorong para mahasiswa mengikuti perkembangan ilmu yang melejit bukan saja selama masa kuliah, tetapi menantang mahasiswa dan lulusan terus menerus menambah ilmu dan tehnologi sepanjang hayat. Para dosen mendampingi 8
Pendekatan baru ini menempatkan STIKes berbeda dibanding masa lalu. Mungkin saja di masa lalu apa yang kita pelajari di sekolah tinggi ini relatif cukup untuk bekal menempuh hidup yang tenang hampir tanpa tantangan. Pada masa globalisasi yang dahsyat dewasa ini, kita bekerja dengan banyak orang, dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, sehingga pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi tidak lagi dapat dilakukan
Pengembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi tidak hanya di ruang kuliah, tetapi harus disertai upaya mendalami diri sendiri dan orang lain, bekerja sama membangun jaringan yang menaruh kepercayaan dan saling memelihara ketergantungan
9
hanya di ruang kuliah, tetapi harus disertai upaya mendalami diri sendiri dan orang lain dengan siapa kita bekerja sama membangun jaringan yang menaruh kepercayaan dan saling memelihara ketergantungan. Dalam hubungan ini kami menganjurkan agar STIKes menggelar tradisi KKN, Kuliah Kerja Nyata, kearah tiga kelompok lembaga sekaligus. Pertama mengirim mahasiswa KKN ke lembaga-lembaga pemerintah dan swasta seperti rumah sakit, Puskesmas serta pusat-pusat pelayanan kesehatan lainnya. Kedua, mengirim mahasiswa KKN ke berbagai perguruan tinggi lain untuk memperkuat kepercayaan terhadap lembaga
Kegiatan utama KKN (Kuliah Kerja Nyata)Tematik Posdaya adalah membentuk, mengisi dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai wadah silaturahmi antar keluarga dalam proses pemberdayaan yang berkelanjutan secara mandiri
10
pendidikannnya sendiri. Ketiga, mengirim mahaiswa KKN ke organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang kesehatan agar mereka bisa mengembangkan kegiatan bersama masyarakat dengan indikator yang terukur, dapat dipercaya dan tepat waktu. Secara khusus kami menganjurkan STIKes bergabung dengan perguruan tinggi lain mengembangkan “KKN Tematik Posdaya”. Kegiatan utama KKN Tematik Posdaya adalah membentuk, mengisi dan mengembangkan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) sebagai wadah silaturahmi antar keluarga dalam proses pemberdayaan yang berkelanjutan secara mandiri. Wadah Posdaya sekaligus menjadi wahana kuliah pembangunan yang diarahkan untuk membantu keluarga dan masyarakat menyelesaikan sasaran dan target-target MDGs berupa pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan keluarga dalam arti luas. Karena tujuannya berorientasi pemberdayaan keluarga yang paripurna, maka kegiatan yang dicakup menjadi sangat luas dan menarik sekaligus menghasilkan sarjana paripurna yang dihargai oleh masyarakatnya. Kegiatan KKN melalui Posdaya menjadi ajang pematangan dosen pembimbing dan mahasiswa dengan terjun ke masyarakat secara bertahap dan bergiliran antar angkatan. Pada tataran Tri Dharma yang pertama, pendidikan dan pengajaran, Tim KKN yang terdiri dari dosen dan mahasiswa ditugasi membentuk Posdaya, kalau belum terbentuk. Pada saat pembentukan awal tersebut para mahasiswa dapat mengajak masyarakat luas untuk mencatat dan memetakan penduduk menurut keadaan sebenarnya sehingga dikemudian hari dapat
11
dibandingkan dengan perkembangan dilakukan pemberdayaan.
baru
setelah
Kemudian tahapan berikutnya, yang diisi rombongan KKN baru, ditugasi untuk mengisi, mendidik dan mendampingi keluarga yang bergabung di dalam Posdaya. Pendidikan dan pendampingan tahap pertama diisi dengan menghidupkan kembali modal sosial atau social capital, utamanya nilai-nilai kebangsaan seperti semangat gotong royong dan lainnya, yang mungkin telah berantakan gara-gara tekanan perubahan sosial yang dahsyat. Berbarengan dengan itu disuntikkan pemberian ilmu dan tehnologi sederhana yang mudah diikuti partisipasi yang luas serta mendorong kesiapan bagi keluarga dan masyarakat untuk menyesuaikan diri (adaptasi) terhadap terjadinya perubahan. Para mahasiswa memberikan pembelajaran penggunaan indikator dan statistik untuk pengukuran keberhasilan usaha oleh masyarakat luas. Pengembangan statistik pada Posdaya tersebut merupakan upaya mengajak rakyat mencatat secara jujur hasil-hasil pemberdayaan dengan memperhatikan pedoman data yang terukur, jujur dan akurat, tepat waktu dan bermanfaat. Melalui kegiatan itu keluarga dan masyarakat yang berubah akan lebih mencintai dosen pembimbing dan mahasiswanya. Akibatnya rakyat memberikan penilaian yang positif atas kemampuan mahasiswa dan KKN yang digelar. Secara langsung masyarakat terangsang menghargai keuletan kelompok STIKes sebagai suatu kesatuan, bukan perorangan. Secara tidak langsung kita mengetrapkan nilai-nilai kebangsaan yang terukir dalam Pancasila, yaitu mengajarkan perhatian dan cinta kasih
12
KKN (Kuliah Kerja Nyata) dilakukan tahap demi tahap. Jika sistem, strategi dan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara langsung dan bertahap itu dipraktekkan dalam masyarakat dengan berhasil, rakyat akan bertambah cerdas
sesama anak bangsa melalui hidup gotong royong yang saling tolong menolong. Karena KKN dilakukan tahap demi tahap, maka apabila sistem, strategi dan pelaksanaan pendidikan yang dilakukan secara langsung dan bertahap itu dipraktekkan dalam masyarakat dengan berhasil, rakyat akan bertambah cerdas. Kegiatan pemberdayaan muncul sebagai kegiatan belajar berpendampingan yang mampu merubah masyarakat berkembang menjadi masyarakat belajar secara mandiri. Kalau kegiatan ini dilakukan secara teratur, maka anggota Posdaya yaitu keluarga, akan belajar dan diajak secara bijaksana mempraktekan “mata kuliah” 13
apresiasi karena kehilangan kepercayaan terhadap dosen pendamping serta mahasiswa peserta KKN. Atau mungkin memberi nilai rendah kepada dosen dan mahasiswa yang mendampingi mereka itu.
Mahasiswa pendamping Posdaya yang mendapat penghargaan Yayasan Damandiri
Ilmu Kesehatan dan Kebidanan yang diberikan dalam KKN secara dinamis dari “satu semester ke semester” berikutnya melalui KKN yang berkesinambungan. Dalam konteks ini, STIKes menyajikan “kuliah terbuka” membangun bangsa sebagai keunggulan baru yang menarik. Apabila KKN bisa diperluas ke berbagai propinsi, maka kemungkinan keunggulan yang lebih besar dapat dikembangkan. Mahasiswa bisa langsung melihat karya nyatanya dipraktekkan dengan penuh kasih sayang oleh masyarakat di daerah secara luas. Akibatnya bukan lagi dosen STIKes yang memberikan penilaian atas kemampuan mahasiswa mendidik keluarga desa, tetapi justru keluarga dan para punggawa yang akan memberikan penilaian terhadap kemampuan “dosennya”, yaitu mahasiswa peserta KKN yang bergaul dengan keluarga desa anggota Posdaya. Keluarga desa tidak saja berperan sebagai mahasiswa, tetapi juga pemilik Posdaya yang demokratis dan bisa menolak memberikan
14
Akhirnya kepada Ibu Ketua STIKes, para petinggi, para mahasiswa, dan seluruh civitas akademika STIKes kami ucapkan selamat Wisuda dengan iringan doa semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kepada Ibu dan Saudara sekalian limpahan rahmat dan hidayahNya dalam mengantar para mahasiswa yang lulus. Kami mendoakan kiranya STIKes dan Saudara sekalian siap menjadi pemimpin bangsa yang menyambut baik perubahan serta mengantar masyarakat membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera secara demokratis. Kami sangat menghargai STIKes sebagai pembawa dan pendamping bermutu yang bersemangat dalam melakukan pendekatan sebagai kampus terbuka serta menempatkan keluarga sebagai titik sentral pembangunan. Kepada para dosen dan seluruh pendukung dalam lingkungan STIKes, kami ucapkan selamat dan terima kasih atas jerih payahnya memberikan yang terbaik untuk para mahasiswa, anak bangsa calon pemimpin masa depan, dengan penuh kebanggaan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
15
CURRICULUM VITAE
Prof. Dr. H. Haryono Suyono, MA, Ph.D. Ketua Yayasan Damandiri Gedung Granadi lt. 11 Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav. 8-9 Kuningan, Jakarta 12950 Telepon : 021-2524981, 2524984,Fax : 021-2524980 Alamat Rumah : Jl. Pengadegan Barat No. 4 Jakarta 12770 Telepon : 021-7994943 Fax : 021- 7973516 Tempat/tgl. Lahir : Pacitan - Jawa Timur, 6 Mei 1938
16
17
Istri : Hj. Astuti Hasinah (Jakarta, 3 September 1944) Anak-anak : 1. Dra. Ria Indrastuti (25 Juli 1964) 2. Dra. Dewi Pujiastuti (8 Oktober 1965) 3. Drs. Fajar Wiryono (11 Januari 1967) 4. Rina Mardiana, B.Sc. (5 April 1968) Pendidikan Resmi : - Ph.D (S3) dalam bidang Sosiologi (1972) dengan spesialisasi bidang Komunikasi dan Perubahan Sosial serta Kependudukan dan Pembangunan dari University of Chicago, Amerika Serikat - MA (S2) dalam bidang Ilmu-ilmu Sosial (1971) dengan spesialisasi dalam bidang aplikasi komputer dan penelitian Ilmu-ilmu Sosial dari University of Chicago, Amerika Serikat. - B.St. (Sarjana Muda Statistik) tahun 1963 dari Akademi Ilmu Statistik Jakarta. Pengalaman Profesional : - 1963-1966 Kepala Kantor Wilayah Sensus dan Statistik BPS DKI Jakarta
18
- 1981 – sekarang, Dosen pada beberapa universitas termasuk Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga, Universitas Muahmmadiyah dan Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama - 1983 – 1993, Kepala BKKBN
- 1983 – 1998 Anggota Majelis Pembimbing Nasional Gerakan Pramuka - 1994 memperoleh Gelar Professor dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga - Surabaya - 1993 – 1998, Menteri Negara Kependudukan / Kepala BKKBN, pada Kabinet Pembangunan VI - 1998, Menko Kesra dan Taskin/Kepala BKKBN Kabinet Pembangunan VII - 1998 – 1999 Menko Kesra dan Taskin, pada Kabinet Reformasi Pembangunan - 1999 – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, add interim - 1999 – Menteri Agama, add interim
- 1998 – 1999 Ketua Majelis Pembimbing Harian Nasional Gerakan Pramuka - 1993 – Sekarang, Penasehat Panitia Pengembangan kota-kota Metropolitan Dunia di Kobe – Jepang
- 1974 Deputi Kepala BKKBN dan Dosen Sespa dan Lemhanas
- 1996 - 2007, Wakil Ketua I Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI)
- 1980 Anggota delegasi pada kongres IGGI di Belanda yang antara lain menggolkan adanya pabrik kontrasepsi pertama di Indonesia dan dimulai dengan pabrik kondom.
- 2007 – Sekarang, Ketua Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (DAMANDIRI) - 2001 – Sekarang, Ketua Yayasan Indonesia Damai Sejahtera (INDRA)
19
- 2002 – Sekarang, Wakil Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia (YASTROKI) - 2002 – Sekarang Komisaris Utama Nusantara Stroke and Medical Center - 2002 – Sekarang, Ketua Umum Himpinan Pandu dan Pramuka Wreda (HIPPRADA) - 2005 – Sekarang, Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS) - 2009 – Sekarang, Anggota Dewan Penyantun Universitas Negeri Semarang
- 1996 Anggota Kehormatan Ikatan Dokter Indonesia - 1998 Bintang Republik Indonesia Utama dari Pemerintah RI - 2002 Peniti Emas dari Presiden RI
- 2003 Calon Presiden Partai Golkar dalam Konvensi Pemilihan Calon Presiden RI - 2008, Partners in Population and Development , Award in Excellence dari Pemerintah Uganda yang diserahkan di Kampala Ibu kota Uganda.
- 2010 – Sekarang, Wakil Ketua Dewan Jasa dan Tanda Kehormatan RI Penghargaan : - 1980 PIACT dan PACT Apreciation
- 1982 Bintang Maha Putera Utama dari Pemerintah RI - 1985 Organon Leading Performance
- 1989 Hugh Moore Memorial Award dari Amerika Serikat - 1992 Developmet Management Award dari Philippines, Hongkong, dan Tokyo - 1995 Haryono Hall dari Johns Hopkins University – Amerika Serikat - 1995 Doctor Honoris Causa dalam bidang Medis dari Monash University – Australia - 1996 Bintang Mahaputera Adipradana dari Pemerintah RI
20
21
Catatan :
22