Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration) Purwiyatno Hariyadi • Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta, IPB • Director of Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology gy (SEAFAST) ( ) Center,, Bogor g Agricultural g University, y, BOGOR, Indonesia • www.seafast.ipb.ac.id
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration) • Teknik pengawetan pangan Æ kuno Æ modern • Operasi mengurangi/mengambil air dari suatu bahan (pangan) melalui proses evaporasi (penguapan) atau sublimasi. • Pengawetan? Æ mengurangi akivitas air (aw). ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
1
PENGERINGAN
ITP530 Nuts 2011
PENGERINGAN
ITP530 Apricot 2011
… contoh produk kering
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
… contoh produk kering
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
2
PENGERINGAN
ITP530 Apple 2011
PENGERINGAN
ITP530 Peach 2011
… contoh produk kering
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
… contoh produk kering
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
3
PENGERINGAN
… contoh produk kering
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 Spinach 2011
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?
Kenapa mengawetkan? • Menurunkan kadar air Æ menurunkan ketersediaan/aktivitas air 9 Menurunkan aktivitas mikroba 9 Menurunkan reaksi perubahan (stabil selama penyimpanan)
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
4
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?
0.0
Zone I
Zone II
Zone III
(air terikat)
(Mono layer)
(air bebas)
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
Water Activity
ITP530 2011
Kadar Air
Aktivitas (kadar) air memegang peranan penting dalam menentukan keawetan pangan
1.0
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan? Aktivitas (kadar) air memegang peranan penting dalam menentukan keawetan pangan Zone I
Zone II
Zone III
Oksidasi lemak
Kadar Air
Reaksi hidrolisis
Reaksi nonenzimatis browning 0.0
ITP530 2011
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Water Activity
0.8
0.9
1.0
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
5
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan?
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan? Aktivitas (kadar) air memegang peranan penting dalam menentukan keawetan pangan 1
aw
Produk dgn g aw >0.75
0.75
Produk dgn aw < 0.75
Produk pangan yang biasanya rusak karena aktivitas mikrobiologi
Produk pangan yang biasanya rusak karena perubahan kimia & fisik
0 ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
6
PENGERINGAN … kenapa mengawetkan? Aktivitas (kadar) air memegang peranan penting dalam menentukan keawetan pangan 1
aw
Produk Resiko dgn g Resiko Keamanan Pangan g aSedang Tinggi w >0.75
0.75
Resiko dgn Produk Rendah aw < 0.75
Resiko Sedangg
pH
0 4.5
10
14
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
7
Konsep Dasar Pengeringan • Kadar air = massa air/satuan massa padatan kering • Kadar air keseimbangan = f (suhu, kelembaban) • Isoterm Sorpsi Air (ISA) = Moisture Sorption isotherms(MSI): ( ) – kurva hubungan antara RH udara penyimpanan dan kadar air kesetimbangan yang diperoleh jika produk selama penyimpanan . Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Konsep Dasar Pengeringan • ISA: kurva hubungan antara RH udara penyimpanan dan kadar air kesetimbangan yang diperoleh jika produk selama penyimpanan
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
8
Konsep Dasar Pengeringan ISA Æ dipengaruhi oleh suhu : • Perlu kontrol suhu dalam melakukan ppercobaan penentuan ISA
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Percobaan penentuan Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (1)
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
9
Percobaan penentuan Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (2) Lakukan : penyimpanan produk pada berbagai kondisi RH penyimpanan yang berbeda-beda.
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Percobaan penentuan Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (3) Buat kurva kenaikan kadar air Æ menuju ke kadar air kesetimbangan
(selama penyimpanan pada berbagai kondisi RH)
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
10
Catatan ttg Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (1) Fenomena Histerisis Pada Kurva ISA
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Catatan ttg Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (2) Fenomena Histerisis Pada Kurva ISA
Hysteresis: loss of H20 binding sites
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
11
Catatan ttg Isoterm Sorpsi Air (ISA) ... (3)
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -1 • Bahan pangan basah; dikeringkan dengan menggunakan udara kering, panas, pada suhu dan RH yang konstan. • Udara kering, panas akan • memberikan panas (sensible dan laten) yang diperlukan untuk proses pengeringan (evaporasi) Æ secara konveksi • Membawa uap air
Udara kering, panas
Udara basah, dingin
BAHAN PANGAN d ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
12
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -2
Mekanisme Pengeringan Æ 3 tahap pengeringan :
• • •
ITP530 2011
Tahap “penyesuaian” (settling down stage) Æ ( A-B ) Tahap pengeringan dengan laju pengeringan konstan (Constant drying rate stage) Æ ( B-C ) Tahap pengeringan dengan laju pengeringan menurun (Falling drying rate stage) Æ ( C-D ) Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -3
Tahap “penyesuaian” (A-B) Tahap awal; dimana permukaan bahan akan menyesuaian/ mencapai kesetimbangan dengan udara pengering Æ suhu permukaan meningkat mencapai suhu bola basah dari udara pengering. ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
13
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -4 Tahap Pengeringan dengan Laju Pengeringan Konstan (Constant Rate Periode; CRP) Æ (B-C) • Permukaan bahan selalu dalam keadaan basah (jenuh dengan air) • Laju perpindahan air dari dalam bahan menuju permukaan > laju pengurangan air dari permukaan (oleh evaporasi) • T permukaan tetap dipertahankan pada suhu bola basah udara pengering.
• (dw/dt )c = - Kg A ( ps-pa) • • • • •
(dw/dt)c = laju pengeringan Kg = koeff pindah massa A = luas area pengeringan ps = tekanan uap air di permukaan, dan pa = tekanan parsial uap air di udara pengering. Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -5 Tahap Pengeringan dengan Laju Pengeringan Konstan (Constant Rate Periode; CRP) Æ (B-C)
• ((dw/dt))c = - Kg A ( ps-ppa) Bisa dinyatakan dgn menggunakan nilai kelembahan absolute Æ kelembahan absolute = (berat uap air/satu satuan berat udara) H = Mw pv /[Ma (P-pv)] karena pv << P Æ P-pv ≅ P H = ( Mw/Ma) ( pv/P ) •
(dw/dt)c = - Kg1 A(Hs - Ha), dimana Kg1 = Kg( Ma P/ Mw) Hs kelembaban pada permukaan (kelembaban jenuh pd suhu permukaan), Ha kelembaban udara pengering
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
14
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -6 Tahap Pengeringan dengan Laju Pengeringan Konstan (Constant Rate Periode; CRP) Æ (B-C)
• (dw/dt)c = - Kg A ( Laju pindah panas di permukaan :
ps-p pa)
• (dQ/dt)c = hc A (θa - θs) (dQ/dt)c = laju pindah panas hc = koef pindah panas konveksi θa = suhu udara pengering (suhu bola kering), dan θs = suhu permukaan (suhu bola basah).
Panas yang ditransfer ke permukaan akan digunakan untuk menguapkan air dari permukaan : • (dw/dt)c L = -(dQ/dt), dimana L = panas laten evaporasi. • (dw/dt)c = - (hc A/L)(θa - θs) Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -7 Tahap Pengeringan dengan Laju Pengeringan Konstan (Constant Rate Periode; CRP) Æ (B-C) • (dw/dt)c = - (hc A/L)(θa - θs) Jika A’ adalah luas area pengeringan effektif per satu satuan masa bahan, maka Æ
(dW/dt )c = - (hc A'/L)(θa - θs)
Untuk pengeringan pada bak pengering dengan ketebalan d, dimana proses penguapan hanya terjadi melalui permukaan atas (asumsi tdk terjadi pengkerutan/shrinkage) maka laju pengkerutan/shrinkage), perubahan kadar air : Waktu pengeringan selama CRP ( dW/dt)c = - (hc/ρs L d) (θa - θs) ........CRP Æ integrasikan persamaan (CRP) dengan batas W: (W0→Wc), dan t: Dimana : ρs = desnitas kamba produk kering. (0→tc). ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
15
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -8 Tahap Pengeringan dengan Laju Pengeringan Menurun (Falling Rate
Periode; FRP - (C-D) •
Mulai terjadi jika transfer uap air di dalam bahan mulai terhambat; shg tidak lagi cukup untuk mempertahan permukaan bahan tetap jenuhÆ permukaan mulai mengering.
•
Kadar air dimana mulai terjadi perubahan ini disebut kadar air kritis Æ critical moisture content Wc.
•
Setelah titik ini; suhu permukaan bahan mulai meningkat mendekati suhu bola kering udara pengering Æ bahan mulai mngering.
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -9 Tahap Pengeringan dengan Laju Pengeringan Menurun (Falling Rate
Periode; FRP - (C-D)
Laju pengeringan : (dW/dt)f = - K(W - We), dimana We = kadar air kesetimbangan pada suhu dan kelembaban udara pengering (ISA)
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
16
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -10 Tahap Pengeringan dengan Laju Pengeringan Menurun (Falling Rate
Periode; FRP - (C-D) Laju pengeringan pd awal FRP = laju j p pengeringan g g p pada akhir CRP (-dW/dt)f = (-dW/dt)c (dW/dt)f = - K(Wc - We) (dW/dt)c = - (hc/ρs L d) (θa - θs)
...... CRP
K = (-dW/dt)c / (Wc - We) (dW/dt)f = [-h [ hc (θa - θs) (W - We)] / [ρ [ s L d ( Wc- We )] tFRP Æ intergrasikan dari t=0, W=Wc sampai t=tFRP, W=Wf Jika pengeringan terjadi dari dua permukaan (atas-bawah) maka d = 1/2 ketebalan lapisan. Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Penentuan Waktu Pengeringan (drying time) -11
Total waktu pengeringan = tcRP + tfRP
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
17
Kompleksitas proses pengeringan bahan pangan 1.
2. 3. 4.
Komponen bahan pangan ; protein, karbohidrat, lemak vitamin, lemak, vitamin enzim enzim, garam garam-garam garam, mempunyai sigat hidrasi yang berbeda-beda (aw, We, mekanisme pengeringan). Selama pengeringan; total padatan terlarut berubah bersamaan berubahnya kadar air (hc, ρs ) Bahan pangan sering mengalami pengkerutan; shrinkage (hc, ρs, d) Bahan pangan sering mengalami pengerasan; case hardening (hc) Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Metoda pengeringan bahan pangan : Cek : www.rpaulsingh.com A. Pengeringan dengan udara kering 1. Kiln drier 2 2. Cabinet tray or compartment drier Cabinet, 3. Tunnel drier 4. Conveyor drier 5. Bin drier 6. Fluidized bed drier 7. Pneumatic drier 8. Rotary drier 9. Sprayy drier B. dengan kontak permukaan panas : 1. Drum drier 2. Vacuum shelf drier 3. Vacuum band drier ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
18
Metoda pengeringan bahan pangan : Cek : www.rpaulsingh.com C. Pengeringan dengan energi radiasi, microwave atau di l k ik dielektrik. 1. Radiant heating drying 2. Continuous infra-red drier 3. Microwave and dielectric heating drying D. Pengeringan beku (pengeringan sublimasi, liofilisasi) 1 Batch freeze-driers 1. freeze driers 2. Multicabinet freeze-driers 3. Tunnel freeze-driers
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
ITP530 2011
Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration) Purwiyatno Hariyadi • Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fateta, IPB • Director of Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology gy (SEAFAST) ( ) Center,, Bogor g Agricultural g University, y, BOGOR, Indonesia • www.seafast.ipb.ac.id
ITP530 2011
Purwiyatno Hariyadi
[email protected]
Purwiyatno Hariyadi ….
[email protected]
19