EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011
SUARA PEMEGANG SAHAM dari
redaksi
PERGANTIAN MENTERI
foto: seno
Sekarang Waktunya Bekerja! Dan pergantian itu pun terjadi. 19 Oktober lalu, Presiden SBY memutuskan mengganti Mustafa Abubakar sebagai Menteri Negara BUMN. Beliau digantikan Dahlan Iskan, Dirut PT PLN. SETELAH PELANTIKAN di Istana Negara, 20 Oktober 2011, siangnya dilakukan serah terima jabatan (sertijab) di lantai 21 KBUMN. Dahlan Iskan, tampil dengan bersahaja, berkemeja putih dengan lengan digulung, tanpa jas dan bersepatu kets hitam kesayangannya. Mustafa Abubakar terlihat sehat, walau agak langsing. Acara sertijab yang dihadiri 2 mantan Menteri Negara BUMN (Syofyan Djalil dan Sugiharto), para pejabat Kementerian BUMN, serta Komut dan Dirut BUMN itu berlangsung sederhana. Ada sambutan Mustafa Abubakar sebagai mantan Menteri Negara BUMN, sambutan Dahlan Iskan sebagai Menteri baru dan penyerahan Memori Jabatan.
Sampaikan kritik dan saran terkait BUMN dan KBUMN melalui sms:
2866
LAYANAN PERMASALAHAN TEKNOLOGI INFORMASI
021-38900136 atau 1016 (internal)
Mematikan CPU dan monitor sebelum meninggalkan kantor akan menghemat listrik dan komputer lebih awet
YAKIN BUMN LEBIH BAIK Mustafa Abubakar dalam sambutannya, menyampaikan ekspresi syukur kepada Allah yang telah memberikan kesembuhan kepadanya. “Kesembuhan ini seperti mu’jizat,” katanya. Mustafa berterima kasih atas semua pihak yang memberi perhatian selama ia sakit. Mengenai suksesi di Kementerian BUMN, Mustafa menyambut bahagia dan mengucapkan selamat pada Dahlan Iskan sebagai Menteri Negara BUMN yang baru. “Pengganti saya berasal dari keluarga besar BUMN,” katanya. “Saya yakin dengan pengalaman manajemen dan sukses di PLN, akan membawa BUMN lebih baik,” tambahnya, seraya menyatakan siap menyumbangkan
pengalaman yang dimilikinya. “Mari kita dukung penuh Pak Dahlan,” katanya lagi. Sedang Dahlan Iskan yang mengaku sebagai kader Mustafa Abubakar menyatakan, sebenarnya ia sudah bahagia jadi Dirut PT PLN di bawah bimbingan Menteri Mustafa Abubakar. “Dengan kepemimpinan Pak Mustafa, telah tercipta situasi dan iklim yang baik di PLN dan BUMN pada umumnya,” katanya. Dahlan pun menyampaikan beberapa programnya (lebih lanjut di hal 2). ”Sekarang waktunya bekerja!,” tegasnya. [Tbk]
DARI REDAKSI PERGANTIAN MENTERI Sekarang Waktunya Bekerja! 1
SOSOK TOKOH DAHLAN ISKAN: jangan Panggil Saya Pak Menteri 3
FOKUS UTAMA PROGRAM MENTERI BARU: Orientasi Hasil dan Buadaya Rapat Selasa 2
SUDUT PANDANG Titip Pesan Buat Menteri 6
AGENDA KBUMN Berharap pada Kreasi dan Keberanian 2
SARAN PENDAPAT Meraih Peluang Beasiswa Unggulan 6
REKAM PERISTIWA PORSENI BUMN 2011 BTN Juara Umum 7 BINCANG PUBLIK PRIVATISASI Privatisasi Perlu Strategi Komunikasi 7 TEAMING AGREEMENT Meretas Kembali Industri Dirgantara 7 SOSIALISASI Bijak Dalam Perjalanan Dinas 7
fokus
utama
2
BULETIN BUMN • EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011
PROGRAM MENTERI BARU
Orientasi Hasil dan Budaya Rapat Selasa foto-foto: Seno
Dalam Sertijab Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan memaparkan beberapa programnya selaku Menteri Negara BUMN yang baru. Program-programnya dalam membenahi BUMN juga disampaikan dalam beberapa kesempatan kepada para Jurnalis. Berikut program-program beliau itu.
DALAM SAMBUTAN di Sertijab Menteri BUMN, Dahlan Iskan menyampaikan, pada prinsipnya ia akan melanjutkan langkah Mustafa Abubakar dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi BUMN untuk melakukan aksi-aksi korporasi. “Kami akan mengurangi campur tangan Kementerian BUMN pada BUMN,” katanya. Dahlan Iskan juga memaparkan program pengurangan hingga 50% terhadap surat-surat, laporan dan rapat-rapat antara Kementerian BUMN dan BUMN. “Jangan sering-sering minta laporan ke BUMN dan jangan sampai membuat surat sudah dibilang kerja,” katanya. Untuk itu, Dahlan juga akan berusaha mencari solusi terhadap hal-hal yang menghambat aksi korporasi di BUMN. BERORIENTASI HASIL Saat ini, ketika ia baru saja jadi Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan tidak mau mengumbar program kerja yang muluk. Ia menyatakan kepada para Jurnalis, dalam pertemuan di press room Kementerian BUMN, 21 Oktober 2011, ia belum mau berkomentar terkait isu-isu seputar
superholding, privatisasi dan restrukturisasi. Dahlan ingin mendengar dulu keinginan dan arah Presiden SBY dan DPR terkait isu-isu strategis tersebut. “Kalau saya kemukakan sekarang, lalu ternyata Presiden dan DPR tidak ingin, kan tidak baik,” katanya. Dahlan bilang, lebih baik ia mengerjakan hal-hal yang ada di depan mata saja. “Sambil menyusun konsep yang lebih mendasar,” terangnya. Itulah sebabnya, ia minta agar lalu lintas surat, laporan dan rapat-rapat dapat turun hingga 50%. “Itu menyangkut hal yang nyata,” cetusnya. Menurutnya, kalau itu dikerjakan dalam tempo tiga bulan, akan terjadi perubahan yang cepat dari sistem kerja yang sebelumnya mementingkan proses ke sistem kerja yang mengutamakan hasil. “Tapi proses tetap harus baik dan lebih efisien,” ujarnya. Dengan mengurangi rapat-rapat, ia berharap direksi BUMN lebih banyak bekerja. “Lebih banyak bekerja kan hasilnya juga akan banyak,” tandasnya. RAPAT SETIAP SELASA Dahlan juga memberikan arahan agar direksi BUMN melakukan rapat setiap hari Selasa untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Ia menyontohkan, ketika di PLN dulu, ia menyelesaikan sekitar 50 persoalan dalam setiap kali rapat. Supaya efektif, mengingat di Kementerian BUMN akan dibudayakan rapat pimpinan setiap Selasa pagi (dari pukul 7–10), maka pada jam dan hari yang sama sebaiknya di seluruh BUMN juga dilakukan rapat direksi. “Bagi BUMN yang saat ini rapat di hari Senin, kita minta mengubahnya ke hari Selasa,” katanya. Ia minta, hari Senin digunakan untuk konsolidasi internal dan mengevaluasi pekerjaan minggu lalu. “Pada hari Senin, manajemen perlu berkomunikasi efektif dengan stafnya dan merumuskan apa yang dibicarakan di rapat Selasa,” katanya. Ia minta agar hari Rabu, Kamis dan Jumat menjadi ‘hari kerja’. Untuk itu ia memberikan arahan, setiap hari Selasa, Kementerian BUMN tidak boleh mengundang direksi BUMN untuk rapat. Sedang Sabtu dan Minggu akan digunakan untuk meninjau proyek-proyek. “Jangan meninjau proyek di hari Rabu, Kamis atau Jumat, karena orang yang ada di proyek nanti juga tidak bisa bekerja,” alasannya. Dahlan menganggap di awal masa jabatannya ini ia masih harus banyak belajar. “Saya masih jadi ‘murid baru’ yang perlu banyak membaca,” candanya. [Tbk]
AGENDA KBUMN
Berharap pada Kreasi dan Keberanian Dalam Sertijab Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar secara lisan menyampaikan beberapa pesan untuk Dahlan Iskan. Secara dokumen formal, juga disampaikan buku Memori Jabatan yang berisi agenda-agenda berkelanjutan Kementerian BUMN (KBUMN). Mustafa kemudian menyampaikan berbagai hal yang telah dilakukan dalam masa jabatannya, seperti rencana holdingisasi, dukungan atas Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), GP3K, dan penguatan industri strategis akan dapat berlanjut. “Saat ini Kementerian BUMN punya Wakil Menteri yang juga orang dalam, sehingga itu semua bisa dilanjutkan,” katanya. Mustafa yakin, dengan kreasi dan keberanian Pak Dahlan, program-program itu akan dapat dilaksanakan dengan baik. MUSTAFA ABUBAKAR merasa berbahagia, dalam pidato Presiden SBY di Istana Negara dalam pelantikan Menteri baru di Istana, 19 Oktober 2011 menyatakan bahwa pembenahan BUMN sudah on the right track. Sebagaimana tekad yang sudah dinyatakan dalam komitmen Retret Bogor, BUMN diminta untuk melakukan penghematan sebesar 10 persen. “Presiden menyampaikan masih ada potensi efisiensi di BUMN,” kata Mustafa.
14 AGENDA BERKELANJUTAN Dalam buku Memori Jabatan yang diserahkan Mustafa Abubakar kepada Dahlan Iskan, terdapat 14 agenda berkelanjutan yang terkait dengan pengelolaan dan peningkatan peran BUMN untuk menjadi perhatian Menteri Negara BUMN yang baru, reformasi birokrasi, refomasi kepemimpinan BUMN, peningkatan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait, program rightsizing BUMN, program restrukturisasi (termasuk penyelesaian BUMN rugi), program privatisasi, harmonisasi peraturan perundangan, penyelesaian RDI/SLA, penyelesaian BYPBDS, penataan sistem remunerasi Pengurus BUMN, dan pelaksanaan kebijakan pemerintah melalui BUMN. Khusus untuk penyelesaian reformasi birokrasi, diperlukan komitmen bersama seluruh pegawai Kementerian BUMN, terutama dari pimpinan (leadership). [Tbk]
BULETIN BUMN • EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011
3
sosok
tokoh
DAHLAN ISKAN:
Jangan Panggil Saya Pak Menteri Dahlan Iskan adalah pribadi yang unik. Ketika didaulat jadi Menteri Negara BUMN, menggantikan Mustafa Abubakar, ia tidak mau terkungkung dalam aturan protokoler formal sebagai pejabat negara. Setelah dilantik di Istana Negara, ia menyetir sendiri mobilnya menuju Kementerian BUMN (KBUMN).
foto-foto: seno
Iskan yang di PLN akrab dipanggil Pak DIS (singkatan Dahlan Iskan, red) mengunjungi semua ruang staf dan pejabat di Kementerian BUMN. “Ruangan masing-masing Deputi berbedabeda, ya,” komentarnya. Di ruang kerja Parikesit, Deputi Bidang Usaha Jasa, Dahlan sempat mengagumi koleksi berbagai macam prototype bermacam sepeda dengan segala ukurannya. Sedangkan di ruang kerja ‘Kepala Sekolah’ Pandu Djajanto, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis, Dahlan terkesima dengan koleksi beragam rokok Nusantara. Meski demikian, Dahlan melihat penggunaan ruangan di KBUMN belum optimal. Sore itu juga, Rapat Pimpinan (Rapim) pertama ia gelar. Dalam rapat itu, ia menyatakan bahwa sebagai Menteri ia tidak akan mengangkat Staf Khusus Menteri, meski secara ketentuan, itu memungkinkan.
Ketika dilakukan acara sertijab di lantai 21 KBUMN, dengan santainya ia hanya berkemeja putih dengan lengan digulung, tanpa jas, dan tetap setia bersepatu kets hitam. “Saya sudah terbiasa 30 tahun memakai sepatu kets, sejak jadi wartawan,” akunya. Tidak sampai di situ saja, Dahlan pun tidak menggunakan keistimewaan seorang Menteri untuk menggunakan lift khusus, sebagaimana yang selama ini berlaku. Satpam yang biasa memberi hormat ketika bersua dengannya, dimintanya untuk tidak lagi memberi hormat dengan cara seperti itu. Dan satu hal lagi, ia tak mau dipanggil Pak Menteri. “Jangan panggil saya Pak Menteri, panggil saya Pak Dahlan. Itu nama saya,” katanya. Hal unik lainnya, ia berkeinginan untuk tidak menggunakan fasilitas sebagai Menteri, antara lain gaji, rumah dinas dan mobil dinas, sebagaimana yang ia lakukan di PLN. Pun ia ingin jalan kaki ke Kementerian BUMN dari rumahnya, di kawasan SCBD, Sudirman. Hari Jumat (21/10), dua hari setelah dilantik, ia makan siang di kantin Diesel di halaman parkir belakang KBUMN, yang biasa tempat makan para pegawai KBUMN. Sepertinya, hanya Menteri Negara BUMN bernama Dahlan Iskan yang bisa melakukan itu. Bahkan para pejabat Eselon I KBUMN rasarasanya tak pernah menginjakkan kaki ke kantin itu. Namun, mantan Dirut PT PLN ini melakukannya tanpa beban. BEKERJA, BEKERJA DAN BEKERJA Lihatlah bagaimana sibuknya ia setelah menjadi Menteri. Pesta perpisahan dengan direksi PT PLN dilakukan secara sederhana di Sate Kambing Pejompongan, persis setelah prosesi sertijab selesai dilaksanakan siang itu. Setelah itu, sekitar jam 14, Dahlan
Dan malamnya, sekitar pukul 20.00 WIB, Dahlan sudah langsung bergerak ke Bali, untuk kemudian menyeberang ke Lombok. Di Lombok, Dahlan mendampingi Presiden SBY meresmikan groundbreaking pembangunan kawasan pariwisata terpadu Mandalika. Dalam kesempatan itu, Presiden juga meresmikan pembangunan sejumlah proyek dalam rangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Di selasela mendampingi Presiden, Dahlan juga menyempatkan diri berkoordinasi dengan Dirut PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II, termasuk direksi PT Bali Tourism Development Corporation (BTDC). Sekembali dari Lombok, ia langsung melakukan rapat dengan para deputinya. Selanjutnya, pada Sabtu (22/10) Dahlan bertolak ke Sumatera Utara, melakukan kunjungan kerja ke Nias. Dahlan menyertakan sejumlah direksi seperti Dirut PT Kereta Api Indonesia, PT ASDP Indonesia Ferry, dan PT Jasa Marga. Sambil menginap di Pulau Nias, Dahlan pada malam harinya melakukan diskusi rileks, namun sangat produktif-konstruktif dengan para direksi terkait pembangunan yang melibatkan BUMN di kawasan itu. Tidak cukup sampai di situ, Minggu (23/10) pagi, Ketua Umum GABSI (Gabungan Bridge Seluruh Indonesia) ini pun bergerak menuju Medan. Di ibukota Provinsi Sumatera Utara itu, Dahlan memanggil direksi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I, II, III, dan IV serta PT Kawasan Industri Medan, PT Pupuk Iskandar Muda.
sosok
tokoh
4
BULETIN BUMN • EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011 Itulah sebagian curahan hatinya dalam sebuah tulisannya berjudul Inikah Kasih Tak Sampai. Dalam tulisan itu, Dahlan secara menyentuh menguraikan suasana yang galau. “Saya sudah telanjur jatuh cinta setengah mati kepada instansi yang dulu saya benci: PLN. Tapi, belum lagi saya bisa merayakan bulan madunya, saya harus meninggalkannya. Inikah yang disebut kasih tak sampai?” Karenanya, tak heran, Dahlan Iskan menangis terisak-isak seusai diminta menjadi Menteri Negara BUMN oleh Presiden SBY. Bahkan hingga keluar dari kawasan Istana Negara pun ia masih terlihat berurai air mata. Ketika ada seorang wartawan bertanya, apa yang membuatnya sedih, ia menjawab: “Mereka (karyawan PLN) saat ini sedang semangatsemangatnya,” katanya.
foto: Seno
Menjadi Menteri BUMN memang sama sekali tak terpikirkan olehnya. Malah ia ingin hanya 3 tahun memimpin PLN.“Di akhir 2012 nanti, tepat tiga tahun saya di PLN, saatnya saya mengambil keputusan untuk kepentingan diri saya sendiri: berhenti! Saya ingin kembali jadi orang bebas,” katanya. Menurutnya, tidak ada kebahagiaan melebihi kebahagiaan orang bebas. Apalagi, orang bebas yang sehat, punya istri, punya anak, punya cucu, dan punya uang! Ia bisa ke mana pun pergi dan bisa mendapatkan apa pun yang dimau. Ia dan istrinya sudah sepakat, akan menjadi Dirut PLN hanya dalam masa tiga tahun. Namun, itu tinggal keinginan, ketika Presiden Republik ini memberinya amanah memimpin ‘kapal besar’ bernama BUMN.
Semua rangkaian kegiatan yang seakan tak henti itu menegaskan sebuah hal: Dahlan memang pekerja keras. Motto yang ia perkenalkan di PLN (dan akan diresmikan dalam Hari Listrik Nasional tanggal 27 Oktober 2011), yakni “bekerja, bekerja dan bekerja”, bukan sesuatu pernyataan indah belaka, tapi menyata dalam aktivitas seorang Dahlan Iskan.
SOSOK YANG TEPAT Tak salah pula penilaian Presiden SBY atas dirinya, ketika mengumumkan dirinya sebagai Menteri Negara BUMN yang baru. SBY berkata singkat: “Cakap, dan berhasil memimpin PLN”. Hatta Rajasa, Menko Perekonomian yang sebelumnya menjadi Menteri Negara BUMN ad interim menyatakan bahwa Dahlan punya feeling. “Itu yang saya lihat. Beliau punya kapasitas, kapabilitas dan pekerja keras,” ujar Hatta. Sedang Muhammad Said Didu, mantan Sekretaris Kementerian BUMN menilai sosok Dahlan Iskan sangat tepat untuk menjadi Menteri Negara BUMN. Menurutnya, gaya kepemimpinan Dahlan sangat bagus dan dapat berkomunikasi langsung dengan Presiden, sehingga bisa mengurangi intervensi non korporasi dari pihak lain. “Selain itu, Dahlan cepat mengambil keputusan, serta memiliki integritas tinggi dan pengetahuan korporasi yang luas,” ujar Said Didu.
foto: roni
SEMPAT MENGHINDAR JADI MENTERI Sebenarnya, Dahlan Iskan sudah mencoba untuk menghindar dari ‘keributan’ reshuffle. Ia sudah siap-siap boarding, menuju Amsterdam. Ia memang tidak ingin jadi Menteri. Dahlan sudah terlanjur cinta pada PLN. Ia seakan menemukan kegairahan dan merasa muda lagi melihat perkembangan PLN. “Padahal dulu saya benci PLN mati-matian,” akunya. Di saat seperti itulah tiba-tiba ada suara: “Ini ada tilpon untuk Pak Dahlan,” ujar salah seorang keluarganya, yang akan samasama ke Eropa, sambil menyodorkan HP. Telepon pun ia terima. Ia kemudian tercenung. “Tidak boleh berangkat! Ini perintah Presiden!” suara seseorang dari balik telepon itu terdengar dengan jelas. “Wah, saya kena cekal,” kata Dahlan dalam hati.
Meski demikian, ia tetap merasa, yang cocok jadi Menteri BUMN adalah Mustafa Abubakar. “Pak Mustafa itu kebapakan, ngemong, orangnya halus,” pujinya. “Saya tidak bisa seperti beliau,” katanya lagi. PILIH SENDIRI TANGGAL LAHIR Dahlan dikenal sebagai pribadi yang lucu. Pria berkulit gelap itu kerap melontarkan
foto: roni
Ia kembali ke Jakarta Minggu sore, namun Dahlan juga ‘dihadang’ permintaan pertemuan oleh Dirut PT Pelindo II, RJ Lino, yang melaporkan berbagai program pengembangan Pelindo II.
BULETIN BUMN • EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011
5
sosok
tokoh
Agustus 1951. Itulah tanggal lahir yang secara resmi dipakainya di dokumen apa pun sampai sekarang. Dahlan berasal dari keluarga tidak mampu. Masa kecil pria berkacamata itu dilalui dengan sangat berkurangan. Bahkan untuk urusan pakaian saja, Dahlan kecil hanya memiliki satu baju dan celana. Jika keduanya dicuci, Dahlan harus menyelimuti tubuhnya dengan sarung. Karena itu, sarung adalah salah satu barang yang sangat berkesan untuk seorang Dahlan. Bagi Dahlan, sarung bisa menjadi apa saja mulai dari selimut, alat salat, hingga pengganti baju. Bahkan saat sarung sobek dan rusak, masih bisa dimanfaatkan sebagai sarung bantal atau popok bayi.
foto-foto: Seno
Namun Dahlan yang tidak menamatkan kuliahnya di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, tak pernah mengeluh. Ia selalu berusaha untuk mensyukuri semua yang dialaminya selama ini.
guyonan-guyonan segar dan hangat. Kelucuan Dahlan juga dapat dijumpai di buku yang ditulisnya ‘Ganti Hati’. Dalam buku tersebut, Ketua Serikat Penerbit Suratkabar ini juga menceritakan soal hari kelahirannya yang sangat spesial. Spesial karena tanggal itu dipilihnya sendiri, karena orang tuanya tidak punya catatan kelahirannya. Sebenarnya, sampai tamat SMA, Dahlan belum peduli dengan tanggal lahir dan karena itu juga tak pernah bertanya ke bapaknya. Hidup di desa, 17 km dari Magetan, waktu itu, tidak ada administrasi yang memerlukan tanggal lahir. Ketika sudah amat dewasa, Dahlan pun bertanya kepada bapaknya mengenai tanggal lahir itu. Jawabnya tegas: Selasa Legi. Tapi, bukankah setiap 35 hari ada Selasa Legi? “Waktu itu,” kata Bapaknya sambil berpikir keras, “Ada hujan abu yang sangat hebat”. Maksudnya ketika itu Gunung Kelud meletus. Begitu hebatnya, sampai desanya yang jaraknya lebih 100 km dari gunung di Blitar itu dalam keadaan gelap selama sepekan. Ia pun tak melakukan riset, kapan saja Gunung Kelud meletus. Baginya, tidak tahu tanggal lahir tidak penting-penting amat. Ia pun memutuskan sendiri: lahir tanggal 17
Karir Dahlan dimulai dari menjadi calon reporter di salah satu surat kabar kecil di Samarinda, Kalimantan Timur di tahun 1975. Setahun kemudian, Dahlan menjadi wartawan Majalah Tempo. Tahun 1976, ketika pimpinan Majalah Tempo Jawa Timur pensiun, ia ditugaskan ke Surabaya. Waktu itu Majalah Tempo membeli Jawa Pos, dan tahun 1982 Dahlan ditunjuk memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Ia kemudian menjadi pemegang saham Jawa Pos tersebut. TERBITKAN HARAPAN Di tangan Dahlan, Jawa Pos yang saat itu hampir mati bisa bangkit. Dari oplah yang hanya 6 ribu eksemplar, surat kabar itu menjadi beroplah 300 ribu eksemplar. Dahlan juga mengembangkan bisnis media tersebut dengan membentuk Jawa Pos News Network (JPNN) dan berbagai televisi lokal seperti JTV di Surabaya, Batam TV di Batam, dan Riau TV di Pekanbaru. Pada tahun 1997, ia mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya dan kemudian gedung serupa juga dibangun di Jakarta. Dalam menulis, Dahlan menganjurkan agar wartawan menggunakan kalimat-kalimat pendek dan deskriptif. “Jangan lupa menyisipkan humor,” sarannya.
23 September 2009, Dahlan diangkat SBY menjadi Dirut PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang saat itu mendapat kritik pedas soal listrik mati. Dahlan terus bekerja keras untuk memperbaiki kinerja PLN. Ia menorehkan berbagai prestasi, di antaranya bebas byar pet se-Indonesia dalam kurun enam bulan dan gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga membangun PLTS di 100 pulau di tahun 2011. Sebelumnya, pada 2010 PLN telah berhasil membangun PLTS di lima pulau di Indonesia bagian Timur. Empat tahun lalu, Dahlan terkena hepatitis B sehingga dia harus melakukan transplantasi hati. “Sekarang saya tidak punya empedu, limpa saya sudah dipotong sepertiga,” akunya. Meski demikian, itu semua tidak menghambat keinginannya untuk selalu bermanfaat. Bahkan Dahlan siap berumur pendek asalkan bermanfaat. “Saya memilih berumur pendek tapi bermanfaat, daripada umur panjang tapi tidak bisa berbuat banyak. Jalan pikiran saya itu biasanya saya ungkapkan ke temanteman dengan istilah: intensifikasi umur,” begitu tulisnya suatu kali. Semoga BUMN akan lebih maju di bawah kepemimpinan Menteri yang menerbitkan harapan baru ini. [rudi rusli/berbagai sumber]
Selamat Ulang Tahun Alvin Nur Widjajanti Sarpi Faturochim Sutarman Muhammad Yusuf Muhamad Zamkhani Zulkarnaini Nur Andy Andrian Fahrudin Euis Sri Setiasih
05 Nopember 1969 06 Nopember 1983 08 Nopember 1959 11 Nopember 1954 12 Nopember 1982 13 Nopember 1966 16 Nopember 1962 19 Nopember 1962 19 Nopember 1983 20 Nopember 1957
Edwar Nurdin Asir Mahmud Anton H. G. Napitupulu Weny Maulatsih Sahala Hutasoit Silvester Budi Agung Nur Ikhsan M. Wilma Darwin Faisal Ahmad K. Seno Pamungkas
22 Nopember 1963 22 Nopember 1974 23 Nopember 1976 24 Nopember 1985 26 Nopember 1954 26 Nopember 1962 26 Nopember 1963 26 Nopember 1972 27 Nopember 1969 29 Nopember 1984
sudut
pandang
6
BULETIN BUMN • EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011
Titip Pesan Buat Menteri Oleh: Teddy Poernama
Ketika Pak Dahlan Iskan selesai dilantik sebagai Menteri Negara BUMN di Istana Negara dan menuju Kementerian BUMN untuk melakukan acara serah terima jabatan, sesuatu yang berbeda sudah beliau tunjukkan, yaitu mengendarai mobilnya sendiri tanpa supir, dan didampingi Wamen di sebelah kirinya.
foto: Seno
Pertanyaan besar (image) yang masih terus menimbulkan “suara-suara sumbang” di masyarakat tentang Kementerian BUMN ada 2 (dua) hal. Pertama, masalah penempatan Direksi, dan yang kedua adalah kompetensi dan integritas segenap pimpinan serta staf Kementerian BUMN selaku pembina BUMN beromzet 2.500 triliun ini. SAAT MEMBERIKAN sambutan, beberapa kegiatan protokoler beliau terobos dan pesanpesan yang disampaikan sebagai program jangka pendek Menteri BUMN cukup simple, yaitu mengurangi sampai 50% semua suratsurat dan laporan yang diterima dari BUMN, surat-surat keluar dari Kementerian BUMN kepada BUMN, termasuk rapat-rapat. Pak Menteri juga berpesan agar Kementerian BUMN mengurangi intervensi kepada BUMN, dan diharapkan intervensi dari pihak-pihak luar juga berkurang. Sepertinya, pesan-pesan itu cukup simple, namun bila dicermati perlu upaya dan komitmen bersama untuk menyukseskannya. Selaku Menteri Negara BUMN yang baru, tentu Pak Dahlan mesti segera mencari semua informasi tentang Kementerian BUMN dan BUMN. Meski hal itu sudah terlihat dari kesan pertama beliau menjabat, pada kesempatan ini kami ingin menitip pesan buat Pak Dahlan.
saran
Bukan berarti kedua hal tersebut belum diantisipasi oleh Kementerian BUMN. Dengan adanya Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor 04/MBU/2009 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi BUMN, diharapkan “suara-suara sumbang” itu dapat ditepis dan dieliminir, mengingat Permen tersebut telah mengatur persyaratan maupun mekanisme pemilihan Direksi, sehingga nama-nama Direksi BUMN tidak muncul ujug-ujug dari “langit”. Menurut penulis, yang salah selama ini lebih cenderung masalah keterbukaan komunikasi, di mana mekanisme (tahapan) dalam proses tidak disampaikan secara baik kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama Komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan dan Serikat Pekerja yang sangat mafhum akan track record bakal calon Direksi. Bila hal tersebut dapat dikomunikasikan kepada dua pihak tersebut dengan baik, akan berdampak pada pemangku kepentingan yang lain, mengingat sumber suara-suara sumbang kebanyakan berasal dari internal BUMN itu sendiri. Pesan kedua, Pak Dahlan. Untuk merubah BUMN menjadi besar, perlu dilakukan perbaikan internal Kementerian BUMN terlebih dahulu. Masalah kompetensi mungkin bukan lagi hambatan dalam pengelolaan BUMN mengingat sebagian besar pegawai sudah menangani BUMN di atas 10 tahun, namun masalah integritas kiranya perlu dibenahi menyangkut sistem dan nilai-nilai yang dianut, agar dapat menjadi lebih baik. Terakhir, selamat bekerja Pak Dahlan. Mudah-mudahan Pak Menteri nantinya dapat meninggalkan Kementerian BUMN ini dengan kepala tegak dan penuh rasa haru saat keinginan Bapak untuk menjadi orang bebas terpenuhi di tahun 2014. (Penulis, Kasubbag Hubungan Antar Lembaga dan Masyarakat)
pendapat
foto: Seno
Oleh: Marnarita Yarsi
SALAH SATU upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi tersebut adalah dengan memberikan fasilitasfasilitas beasiswa yang semakin variatif dan inovatif. Dirjen Dikti antara lain memberikan fasilitas beasiswa untuk mahasiswa berprestasi yang kurang mampu melalui program Bidik Missi, juga untuk dosen melalui beasiswa BPPS (Bantuan Program Pasca Sarjana), untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Program beasiswa lainnya adalah Beasiswa Unggulan dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pendidikan Nasional. Beasiswa dapat diakses seluruh masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi (S1, S2 dan S3) serta memiliki keunggulan (lihat di www.beasiswaunggulan.kemendiknas. go.id) Misi Beasiswa Unggulan adalah untuk melahirkan insan terbaik bangsa yang memiliki
Meraih Peluang Beasiswa Unggulan Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional secara bertahap telah memperluas kesempatan bagi masyarakat untuk mengakses pendidikan dengan mudah, mulai dari tingkat Pendidikan Usia Dini hingga Pendidikan Tinggi. pemahaman kebangsaan secara komprehensif, integritas dan kredibilitas tinggi, berkepribadian, unggul, moderat, serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan SDM Indonesia yang mendukung pembangunan dan pengembangan potensi daerah masing-masing melalui putra-putri terbaik daerah. Beasiswa unggulan memiliki dua jalur. Jalur pertama bagi mahasiswa yang memiliki keunggulan akademis. Syaratnya: IPK 3.25 dan skor TOEFL minimal 500. Jalur kedua bagi yang memiliki keunggulan karya, terutama peneliti, penulis, pencipta, seniman, wartawan, olahragawan dan tokoh. Sejak 2009, Beasiswa Unggulan mengalokasikan bagi perempuan minimum 40% dari seluruh penerima beasiswa, sesuai UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 26 Ayat 3). Mengapa perempuan? Karena berdasar data BPS tahun 2010, angka partisipasi perempuan terhadap pendidikan tinggi lebih rendah dibanding laki-laki. Kesempatan beasiswa unggulan minimal 40%, merupakan peluang emas bagi perempuan untuk mengakses pendidikan (lebih) tinggi. Terdapat beberapa peluang Beasiswa Unggulan di KBUMN. Pertama, bagi seluruh pegawai KBUMN yang sedang/ingin melanjutkan pendidikan S2 dan S3 dalam dan luar negeri. Kedua, bagi seluruh karyawan/karyawati BUMN yang sedang/ingin melanjutkan pendidikan S2 dan S3 dalam dan luar negeri. Ketiga, anggota Dharma Wanita yang merupakan organisasi perempuan di KBUMN, yang sedang/ingin melanjutkan S2 dan S3 dalam dan luar negeri. Program beasiswa ini juga dapat disinergikan dengan salah satu program Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBUMN di bidang pendidikan, yaitu Program Peduli Pendidikan. Program ini didedikasikan bagi keluarga besar KBUMN berprestasi yang kurang mampu. Hingga tahun 2011, fasilitas yang diberikan untuk penerima beasiswa ini adalah biaya pendidikan hingga tingkat menengah atas. Penulis, Anggota Bidang Pendidikan, Dharma Wanita Persatuan KBUMN Sekretaris Bidang Pendidikan, IPTEK, Seni dan Budaya KOWANI Penerima Beasiswa Unggulan Agustus 2011 untuk Program Magister Manajemen UNJ
BULETIN BUMN • EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011
7
rekam
peristiwa
PORSENI BUMN 2011
foto: Seno
BTN Juara Umum
Hari itu, Sabtu, 1 Oktober 2011. Sebuah kemeriahan bernama PORSENI (Pertandingan Olah Raga dan Seni) BUMN 2011 resmi dimulai di GOR Soemantri Brojonegoro, Kuningan. DALAM ACARA pembukaan tersebut, atraksi 12 penerjun payung menjadi puncak acara pembukaan yang penuh warna itu. Selain itu, marching band Bank Mandiri, parade sepeda onthel dan sendratari kolosal meramaikan acara itu. Pertandingan ekshibisi antara Tim Eksekutif Kementerian BUMN dan direksi BUMN juga dilakukan di awal pembukaan PORSENI tersebut. Tak kurang, 90 kontingen BUMN berpartisipasi dalam kegiatan olah raga dan seni tahunan antar BUMN tersebut. PORSENI: ARAHAN MENTERI MUSTAFA Ario Subijoko, Ketua Panitia PORSENI 2011 menyatakan, tujuan utama kegiatan yang diselenggarakan Forum Humas BUMN ini
adalah untuk menjalin hubungan silaturahim antar sesama insan BUMN. “Kegiatan ini juga akan mendorong para karyawan dan eksekutif BUMN hidup secara sehat dan berprestasi melalui kegiatan olahraga,” kata Ario. Ario juga melaporkan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang keempat kalinya. “Di tahun 2011 ini, perlombaan seni pertama kali diperlombakan. Karenanya, ajang yang di tahun-tahun sebelumnya disebut Pertandingan Olah Raga (POR), tahun ini berubah nama jadi PORSENI,” katanya. Perubahan itu, sesuai arahan Menteri Negara BUMN, Mustafa Abubakar pada penutupan POR BUMN tahun 2010. Jenis olah raga yang dipertandingkan dalam PORSENI 2011 kali ini adalah Sepakbola, Futsal, Bulutangkis, Tenis lapangan, Bola Volley (Putra dan Putri), Tenis Meja (Putra dan Putri), Bola Basket dan Bowling. Cabang olah raga Bola basket dan bowling merupakan cabang olah raga yang baru dipertandingkan tahun ini. Sedangkan di bidang seni, PORSENI BUMN 2011 memperlombakan Vocal Grup, Lomba Foto, Duta BUMN dan BUMN Mencari Bakat. Secara total, peserta dan tim official yang terlibat dalam PORSENI BUMN 2011 ini adalah hampir mencapai 4.000 orang. Pandu Djajanto, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementerian BUMN
mewakili Menteri Negara BUMN membuka resmi kegiatan tersebut. Menurut Pandu, tema yang diusung dalam PORSENI BUMN 2011 ini, yaitu “Bersama dalam Sportivitas dan Kreativitas untuk Budaya Unggul BUMN”, sangat penting dan relevan. “Di tengah iklim persaingan usaha yang makin mengglobal dan terbuka, kita butuh spirit budaya unggul guna menjamin sustainabilitas bisnis BUMN, dan bahkan memenangkan persaingan di kancah bisnis masing-masing,” ujar Pandu Djajanto. BTN JUARA UMUM Setelah menjalani pertandingan dan perlombaan yang seru, akhirnya PORSENI 2011 tersebut selesai dilaksanakan ditandai dengan prosesi penutupan di Auditorium kantor pusat PLN. Dalam rangkaian acara penutupan, beberapa perlombaan, khususnya lomba Seni memasuki babak final, antara lain Vocal Grup, BUMN Mencari Bakat dan Duta BUMN. BTN yang meraih 3 Emas, 2 Perak dan 1 Perunggu merebut Juara Umum yang selama dua tahun terakhir dipegang oleh PLN. Juara Umum kedua Perum Perhutani dan PLN meraih peringkat ketiga. Penutupan PORSENI BUMN 2011 juga berlangsung meriah. Grup tari Rumingkang dan Jubing beraksi pada malam penutupan tersebut. [Tbk]
BINCANG PUBLIK PRIVATISASI
Privatisasi Perlu Strategi Komunikasi Tidak jarang, problem belum berhasilnya program atau kebijakan Pemerintah tidak terletak pada program yang bermasalah. Melainkan karena rumusan pesan dalam strategi komunikasi yang tidak compatible dengan kondisi masyarakat, serta miskinnya kreativitas pada operasional di lapangan.
foto: Seno
lokal dan domestik yang knowledgable,” tegasnya.
ITU YANG disampaikan Pandu Djajanto dalam keynote speech ketika membuka acara “Bincang Publik Privatisasi BUMN” di JW Marriot Hotel, Medan, 20 Oktober 2011. Kegiatan ini merupakan bagian sosialisasi kebijakan privatisasi BUMN kepada berbagai pemangku kepentingan, utamanya BUMN, mahasiswa dan akademisi. Terkait dengan IPO (Initial Public Offering) BUMN, Pandu menyatakan, salah satu bentuk strategi mengkomunikasikan program Pemerintah itu adalah melalui transformasi budaya publik. “Di samping membenahi tatanan sistem melalui penerapan GCG, Pemerintah perlu mengkondisikan budaya berinvestasi masyarakat, di antaranya dengan sosialisasi dan edukasi kepada calon investor untuk membangun basis investor
PERLUAS KEPEMILIKAN BUMN Beberapa pembicara yang kompeten di bidangnya hadir membincangkan privatisasi ini. Bismar Nasution, ahli hukum dari USU Medan, menyatakan bahwa privatisasi diperlukan untuk mengefisienkan BUMN. “Pengalaman privatisasi di Amerika Latin, Afrika, Asia, dan di negara-negara industri menunjukkan, pertumbuhan perusahaan yang diprivatisasi lebih cepat dan lebih baik dalam membiayai perusahaannya dibanding sebelum diprivatisasi,” ungkapnya. Bismar menitikberatkan penjualan saham tersebut melalui pasar modal, dibanding penjualan ke mitra strategis (strategic sale). “Penjualan saham di pasar modal akan membuat saham BUMN terdistribusi dalam masyarakat dan akan memperluas kepemilikan masyarakat atas BUMN,” katanya. Dalam presentasinya, Wahyu Hidayat, Staf Ahli Menteri Bidang SDM dan Teknologi membeberkan data perbandingan
kinerja seluruh BUMN tahun 2009 dengan perusahaan oil & gas di Asia yang menunjukkan, masih rendahnya kinerja BUMN. “Karenanya, privatisasi diarahkan bukan semata-mata untuk pemenuhan APBN, tetapi lebih diutamakan untuk mendukung pengembangan perusahaan dengan metode utama melalui penawaran umum di pasar modal, serta untuk lebih mendorong GCG,” kata Wahyu. Wahyu menjelaskan, kapitalisasi pasar BUMN di pasar modal per 7 Oktober 2011 mencapai 23% atau senilai Rp 713,92 triliun dari total kapitalisasi pasar BEI. Iwan Setiawan, praktisi Hukum dari Makes & Partners Law Firm menyampaikan presentasi tentang aspek hukum penawaran umum saham dalam rangka privatisasi. Sedang Eddy Kurnia, Head of Corporate Communication and Affairs PT Telkom Tbk menyampaikan pengalaman korporasinya sebagai salah satu BUMN yang sukses melakukan privatisasi. [Tbk
rekam
peristiwa
8
BULETIN BUMN • EDISI 55 • TAHUN V • 31 OKTOBER 2011
TEAMING AGREEMENT
dok. humas PT DI
Meretas Kembali Industri Dirgantara 5 Oktober 2011, PT Dirgantara Indonesia menandatangani Perjanjian Kerja Bersama atau Teaming Agreement bersama Airbus Military dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). PERJANJIAN INI merupakan rincian tindak lanjut perjanjian kerjasama strategis yang telah disepakati pada 6 Juli 2011 di hadapan Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar. Direktur Utama PT DI, Budi Santoso mengatakan, dengan menggandeng Airbus Military, perjanjian ini membawa secercah harapan untuk mengangkat PT DI menjadi perusahaan kelas dunia. “Ini adalah bukti keseriusan tiga belah pihak sesuai peran dan fungsinya masing-masing,” ujar Budi. Melalui kerjasama ini, PT DI memiliki peluang untuk memproduksi sekaligus memasarkan NC295 bersama Airbus Military. Pesawat ini nantinya akan mendukung kebutuhan TNI Angkatan Udara menggantikan Fokker 27 yang hampir habis umur ekonomisnya. Kualitas NC295, yang merupakan generasi terbaru dari C212 dan CN235, sudah terbukti di negara Korea Selatan, Vietnam, dan Thailand.
Perjanjian ini mengejewantahkan keseriusan manajemen PT DI untuk melakukan pembenahan dan perbaikan yang berkesinambungan agar perusahaan menjadi sehat dan dapat bersaing di pentas Asia Pasifik maupun dunia. Sedangkan, PT PPA menjalankan fungsinya dalam membantu pelaksanaan program revitalisasi bagi PT DI. Sementara itu, dengan business to business, Airbus Military sebagai mitra strategis akan berupaya meretas jalan bagi PT DI menunjukkan kemampuan dalam menjual upper medium class product di wilayah Asia Pasifik. Boyke W Mukijat, Direktur Utama PT PPA menilai, revitalisasi PT DI merupakan langkah strategis mengingat Indonesia merupakan Negara kepulauan yang konektivitasnya akan lebih efektif bila dijangkau melalui angkutan udara. CEO Airbus Military, Domingo Urena Raso. Domingo juga menggarisbawahi pentingnya transportasi udara di Indonesia.
“Dalam delapan bulan pertama, kami akan mengindentifikasi masalah dan peluang yang dimiliki oleh PT DI, khususnya untuk pasar domestik. 3 bulan berikutnya, kami akan melakukan survey pasar industri serupa untuk menentukan langkah memanfaatkan peluang bisnis yang tepat bagi PT DI,” kata Domingo. Domingo berharap, kerjasama ini tidak hanya berlangsung di antara ketiga pihak, melainkan juga didukung oleh komitmen pemerintah dalam struktur modal. Deputi Bidang Usaha Strategis dan Manufaktur, Irnanda Laksanawan yang menyaksikan penandatanganan tersebut menegaskan, PT DI harus mampu mengoptimalkan momentum positif ini untuk bangkit dan memenuhi kebutuhan industri pesawat di Asia Pasifik. Tidak hanya sebatas melaksanakan program restrukturisasi BUMN tahun 2011 dan revitalisasi industri pertahanan Indonesia tahun 2013, revitalisasi ini akan meretas kembali kejayaan PT DI.[Tbk]
SOSIALISASI
Bijak Dalam Perjalanan Dinas dok. biro hukum
Senin, 3 Oktober 2011 dilaksanakan sosialisasi Per-02/MBU/2011, sebuah peraturan terkait perjalanan dinas di lingkungan Kementerian BUMN.
BERTEMPAT DI Hotel Lumire Jakarta, peraturan tersebut disosialisasikan oleh Biro Hukum dan dihadiri oleh perwakilan setiap eselon tiga Kementerian BUMN (KBUMN) dan para pengelola keuangan. Peraturan ini penting karena untuk mempermudah dan memperjelas proses pelaksanaan perjalanan dinas di lingkungan KBUMN. Adapun maksud dan tujuan peraturan ini adalah sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban perjalanan dinas dalam negeri. Namun peraturan ini juga tetap mengacu pada peraturan Menteri Keuangan Nomor 07/ PMK/05/2008. Masih banyak pertanyaan dari pegawai mengenai siapa saja yang boleh melakukan perjalanan dinas. Dalam Peraturan ini dijelaskan bahwa terdapat tujuh elemen yang diperbolehkan melakukan perjalanan dinas yaitu: Menteri Negara BUMN, seluruh PNS di lingkungan KBUMN termasuk CPNS, pegawai tidak tetap di lingkungan KBUMN, pejabat negara dan PNS di luar Kementerian BUMN, staf khusus Presiden dan wapres serta staf khusus Menteri. Elemen lainnya yaitu orang/perseorangan dalam keanggotaan komite/panitia yang anggarannya
dibebankan pada anggaran KBUMN. elemen pelaksana terakhir adalah pihak selain elemen lainnya yang mendapat penugasan dari Menteri Negara BUMN, pejabat eselon I, dan/atau pejabat eselon II di lingkungan Kementerian BUMN. Namun, untuk itu tidak termasuk karyawan pihak ketiga yang memperoleh pekerjaan outsourcing dari KBUMN. Peraturan tersebut juga mengatur siapa saja yang dapat memberi penugasan untuk melakukan perjalanan dinas. Pemberi tugas perjalanan dinas dapat diberikan oleh Menteri, Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II dan Ketua Komite/Tim. Selain itu, ketentuan tersebut mengatur prosedur pengajuan permohonan biaya perjalanan dinas selambat-lambatnya 8 hari kerja sebelum pelaksanaan perjalanan dinas, pemberi tugas menyampaikan permohonan penerbitan SPPD sekaligus pencairan dana kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam wilayah kerjanya dengan tembusan Kepala Bagian Keuangan. Selanjutnya PPK akan mengurus biaya dengan menerbitkan daftar nominatif dan Surat Perintah Pembayaran (SPP), kemudian diteruskan kepada pejabat penandatangan SPM (PPSPM) dan diajukan ke Kantor Pelayanan Kas Negara (KPPN) dan dicairkan melalui Bendahara Pengeluaran dan Bendahara Pengeluaran Pembantu. Selain soal pengajuan, diatur pula mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban perjalanan dinas, khususnya setiap pegawai
yang melakukan perjalanan dinas wajib memberikan laporan hasil perjalanan dinas beserta kelengkapan berkasnya, yaitu formulir SPPD, tiket, kuitansi hotel kepada Bendahara Pengeluaran Pembantu yang kemudian diproses oleh PPK dan diteruskan kepada Kepala Bagian Keuangan. Semoga peraturan ini membuat kita lebih bijak dalam melakukan perjalanan dinas. Perjalanan dinas adalah sebuah amanah untuk melakukan pekerjaan di luar kantor secara maksimal. [Tbk] SUSUNAN KEPENGURUSAN BULETIN BUMN Pelindung: Menteri Negara BUMN Pembina: Sekretaris Kementerian BUMN, Kepala Biro Umum dan Humas Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Mahmud Husen Pemimpin Redaksi/Ketua Tim: Rudi Rusli Tim Editor: Teddy Poernama, M. Khairur Roziqin, Ferry Andrianto Dewan Redaksi Dan Desain Grafis: Riyanto Prabowo, Sandra Firmania, Erwin Fajrin, Sentot Moelyono Sekretariat: Sahala Silalahi (Koordinator), Umi Gita Nugraheni, Hendra Gunawan, Nur Wahid, Sutarman. Alamat Redaksi: Lantai M Gedung Kementerian BUMN (Biro Umum dan Humas), Jl. Medan Merdeka Selatan No.13, Jakarta Pusat 10110. Telp: 021-2312373, Fax: 021-2311224 E-mail:
[email protected], Website: www.bumn.go.id Redaksi menerima kontribusi tulisan dari pegawai Kementerian BUMN, karyawan BUMN atau pihak lain yang relevan dengan semangat Buletin Kementerian BUMN, dengan syarat diketik rapi dengan spasi ganda, maksimal 2.000 karakter (setengah halaman), dengan disertai identitas diri penulis. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.