Dari Redaksi
Semarang, 1 September 2015
Damai Di Tengah Badai Belakangan ini banyak fenomena alam yang cukup mengejutkan kita. Ada gempa di Nepal yang menewaskan Pringgading 13 Semarang-50135 begitu banyak orang. Ada awan panas Jl. Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861 yang juga mengakibatkan banyak email :
[email protected] website : www.sinarkasih.org orang mati di India. Belum lagi korbanRuang Tanya Jawab : korban yang berjatuhan akibat adanya
[email protected] kapal yang tenggelam di Tiongkok. Dalam hidup ini selalu dimungkinkan terjadinya badai. Badai kehidupan itu tidak mungkin bisa ditolak. Ia bisa datang kapan saja, pada saat yang sama sekali tidak kita duga. Yang dibutuhkan adalah sikap kita dalam menghadapi badai kehidupan tersebut. Tema kita bulan September 2015 ini adalah “Damai Di Tengah Badai”. Bagaimana bisa memiliki damai semacam itu? Siapa yang bisa memberikan damai semacam itu? Berbagai pertanyaan seputar tema tersebut dapat kita peroleh jawabannya dalam renungan Sinar Kasih bulan ini. Selamat memiliki damai di tengah badai…
Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah. Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Gunawan Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdm. Yurianto (YR), Alwi Widianto (AW) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)
Form Berlangganan Harap diisi dengan huruf cetak
Nama
: _____________________________________________
Alamat
: _____________________________________________ _____________________________________________
Kota & Kode Pos : _____________________________________________ Telepon/HP
: _____________________________________________
Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa
:
6 bulan Rp 42.000,-
12 bulan Rp 84.000,-
Luar Jawa
:
6 bulan Rp 54.000,-
12 bulan Rp 108.000,-
Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381 Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.
Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.
Tanda tangan pelanggan
(_____________________)
Bacaan Alkitab Setahun
Yeremia 50-51
selasa, 1 september 2015
Tidak Terduga Keluaran 15:1-21 Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu; bumi pun menelan mereka. Keluaran 15:12
Hari itu Musa dan bangsa Israel penuh dengan sukacita dan kegembiraan yang luar biasa. Mereka tak henti-hentinya menyanyikan lagu-lagu yang mengagungkan TUHAN dengan gegap gempita. Mereka nyaris mati dibantai pasukan Firaun yang mengejar sampai dekat Laut Teberau. Tidak ada harapan untuk lolos, karena kanan kiri gunung dan di depan ada laut yang tak terseberangi. Namun TUHAN telah meloloskan mereka dari tangan Firaun dan pasukan keretanya! Orang percaya bisa mengalami ketakutan yang dahsyat karena himpitan persoalan bertubi-tubi. Kekuatan dan kesempatan untuk lolos tidak ada lagi. Haruskah orang percaya gagal, hancur dan tidak punya masa depan lagi? Tidak! Ada sepasang mata yang melihat dengan cermat kepada setiap orang percaya yang menghadapi kesukaran. Itulah mata Tuhan! Dia sanggup menyelamatkan anak-anak-Nya tepat pada waktunya. Musa dan bangsa Israel tidak pernah menduga bisa lolos dan selamat! Namun hari itu, mata mereka melihat kuasa Allah dinyatakan secara ajaib! Lautan yang luas terbelah dan tiba-tiba muncul sebuah jalan di tengah-tengahnya. Mereka berjalan di antara dinding-dinding air Laut Teberau sampai ke seberang. Sementara Firaun bersama pasukannya terus mengejar dan melewati jalanan di tengah lautan, TUHAN mengubur mereka dengan air laut yang kembali menutup. Pikiran kita bisa buntu dan habis akal dan tetap tidak menemukan jalan keluar. Berserulah kepada Tuhan Yesus dalam kesesakan yang Saudara hadapi hari ini. Bagi Saudara mungkin rumit bahkan mustahil, namun sangat mudah bagi Tuhan untuk menyelesaikan persoalan Saudara. Mintalah kemurahan dan belas kasihan-Nya maka Saudara akan melihat mukjizat-Nya. (LB) renungan
Sorak sorai sukacita terdengar tatkala pertolongan Allah dinyatakan!
DOA
Pengharapan orang percaya di tengah perjuangan hidup yang sukar.
rabu, 2 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Yeremia 52-Ratapan 2
Aman Tenteram Dan Damai Sejahtera Imamat 26:1-13 Dan Aku akan memberi damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun; …. Imamat 26:6
Setiap orang atau setiap keluarga bahkan negara pasti mendambakan rasa aman tenteram dan damai sejahtera. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan agama seringkali terjadi gesekan karena kesalahfahaman yang menimbulkan pertikaian dan berujung pada permusuhan. Akibatnya masyarakat menjadi resah, kehilangan rasa aman dan damai. Kepada bangsa Israel, TUHAN berjanji akan memberikan rasa aman tenteram. Rasa aman tenteram bukan berarti tidak ada masalah. Baik dalam perjalanan menuju ke tanah perjanjian maupun setibanya di tanah perjanjian, bangsa Israel harus berperang melawan penduduk Kanaan. Namun dalam peperangan itu TUHAN memberi kemenangan sehingga mereka berhasil menduduki tanah Kanaan. TUHAN juga berjanji memberikan damai sejahtera yaitu memberkati tanah yang akan mereka tanami dan menghalau binatang buas yang menganggu sehingga mereka dapat memetik hasil bumi yang berlimpah ruah dan makan hingga kenyang. Bahkan hasil lama belum habis pun sudah akan menuai hasil yang baru. TUHAN juga akan membuat mereka beranak cucu dan bertambah banyak. Lebih daripada itu adalah kehadiran TUHAN di tengah-tengah mereka dan TUHAN menjadi Allah mereka. Lengkaplah sudah sebuah kehidupan yang nyaman bersama TUHAN! Untuk mendapatkan berkat yang berlimpah-limpah tersebut, bangsa Israel harus menjadikan TUHAN sebagai pusat hidup mereka dan menaati perintah-perintah-Nya. Mari kita jalani hidup bersama Tuhan supaya kita dapat merasakan kehidupan yang nyaman sekalipun menghadapi masalah dalam kehidupan kita. (LL) renungan
Rasa aman tenteram dan damai sejahtera datangnya dari Tuhan.
DOA
Tuhan, jauhkan negeriku dari permusuhan supaya berkat Tuhan mengalir sehingga kami dapat menikmati hidup yang nyaman.
Bacaan Alkitab Setahun
Ratapan 3-5
kamis, 3 september 2015
Mahal Harganya Kolose 3:1-17 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Kolose 3:15
Banyak hal dalam hidup ini yang tak bisa dinilai dengan uang atau materi, karena hal-hal itu priceless, tak ternilai harganya! Kasih antara suami istri, kasih orang tua kepada anak, nasihat dan pengajaran dari para guru atau hamba Tuhan, dan sebagainya, benar-benar tak dapat dinilai harganya. Demikian pula dengan damai sejahtera Kristus yang dianugerahkan-Nya kepada kita. Rasul Paulus menasihati jemaat di Kolose agar mereka mematikan dan membuang hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah, yang penuh dengan hawa nafsu kedagingan. Rasul Paulus menawarkan penggantinya, yaitu damai sejahtera Kristus. Hanya orang yang mengerti dan memahami damai sejahtera Kristuslah yang akan memiliki kemampuan untuk membuang segala bentuk dosa. Selama ia masih memandang dosa sebagai hal yang menyenangkan dan membawa kenikmatan, ia tidak akan pernah mau meninggalkannya. Sebaliknya, orang yang tahu dan telah mengalami betapa besar kasih Allah; betapa berharga damai sejahtera-Nya, akan mudah meninggalkan dosa. Memiliki damai sejahtera Kristus berarti memiliki pengharapan terhadap kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-janji-Nya (1 Tesalonika 5:24). Selain itu juga berarti memiliki ketenangan saat menghadapi pergumulan hidup sehebat apapun, karena yakin akan kesetiaan Allah yang menyertainya. Ia bisa memiliki ketenangan di tengah badai kehidupan yang sedang mengamuk. Sementara orang lain begitu panik dan cemas, ia bisa tetap bersukacita dan tidak gelisah sedikit pun. Damai sejahtera semacam itu tak akan bisa terbeli dengan uang sebesar apapun. Milikilah rasa tenang dalam damai sejahtera Kristus sekarang juga. Harta benda tak akan bisa membuat kita tenang. Hanya damai sejahtera-Nya saja! (PF)
renungan
Damai sejahtera Kristus yang tak ternilai mampu memberi ketenangan di tengah badai.
DOA
Ketenangan semua orang dalam menghadapi badai kehidupan.
jumat, 4 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 1-4
Berlindung Pada Tuhan Mazmur 46:1-12 Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Mazmur 46:2
Jika suatu saat Saudara melihat gempa bumi yang dapat mengakibatkan gunung-gunung dan kota-kota hancur porak poranda, kekacauan terjadi di mana-mana, bagaimana perasaan Saudara? Apakah Saudara merasa takut? Mazmur 46 ini menjadi mazmur yang telah menginspirasi himne 'A Mighty Fortress Is Our God' (Allah Benteng yang Teguh). Sebuah gambaran bahwa anak-anak Tuhan tidak perlu takut karena ada kekuatan Allah untuk menyelamatkan dan melindungi kita di tengah kehancuran total. Tuhan bukan sekedar tempat perlindungan sementara, tetapi Tuhan adalah tempat perlindungan yang kekal yang sanggup memberikan kekuatan dalam segala keadaan. Secara fakta, Yerusalem tidak mempunyai sungai. Berbeda dengan kota-kota besar lainnya yang memiliki sungai yang dapat menyokong kehidupan penduduknya. Namun Yerusalem memiliki Allah yang seperti sungai yang mengalirkan airnya di dalam kehidupan umatNya. Allah yang siap menopang kehidupan mereka. Kota tersebut tidak akan pernah terkalahkan asal Allah ada di tengah-tengah mereka, artinya Allah bersama dengan mereka. Tetapi saat bangsa Israel meninggalkan TUHAN, Yesusalem akhirnya jatuh ke tangan kerajaan Babilonia. Bagaimana dengan Saudara? Mungkin Saudara sedang mengadapi suatu keadaan yang “kacau.” Saudara tidak tahu harus ke mana mendapatkan pertolongan. Percayalah bahwa Allah selalu ada. Allah selalu siap menolong, memberi perlindungan, keselamatan dan kedamaian. Kuasa Allah adalah sempurna dan Tuhan memberikan jaminan kemenangan. Tuhan tidak pernah gagal menyelamatkan orangorang yang mengasihi Dia, yang selalu mengizinkan-Nya tetap berada bersama mereka. (AS) renungan
Perlindungan sejati hanya ada di dalam Tuhan.
DOA
Tuhan, tolong kami untuk terus berada di dekat-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 5-9
sabtu, 5 september 2015
Kekuatan Ekstra Keluaran 14:15-31 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! 1 Tawarikh 16:11
Skenario tentang perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah perjanjian menjadi suatu kisah yang paling banyak diceritakan, terutama ketika Musa membelah Laut Teberau. Sekalipun di zaman sekarang hal tersebut tidak pernah terjadi lagi, namun kita bisa membayangkan peristiwa tersebut seperti yang diungkapkan oleh Alkitab (BIS): “Awan itu menimbulkan kegelapan, sehingga sepanjang malam kedua pasukan itu tak dapat saling mendekati. Lalu Musa mengacungkan tangannya ke atas laut, dan TUHAN membuat angin timur bertiup dengan kencangnya sehingga air laut mundur. Sepanjang malam angin itu bertiup, dan mengubah laut menjadi tanah kering. Air terbagi dua, dan waktu orang Israel menyeberangi laut, mereka berjalan di dasar yang kering, dan air di kanan kirinya merupakan tembok.” Kisah tersebut bukan dongeng atau legenda, bukan sebuah ilusi atau fatamorgana, tetapi sebuah kisah yang benar-benar nyata dalam sejarah manusia. Ada tiga pertanyaan perenungan untuk kita jawab hari ini: Pertama, siapakah yang mampu melakukan perkara ajaib seperti itu? Apakah ada seorang manusia yang mampu melakukannya? Jawabannya hanya satu, Tuhan saja yang sanggup melakukan perkara ajaib seperti itu, tidak ada yang lain. Kedua, apakah kuasa Tuhan masih sama sampai sekarang ini? Kuasa Tuhan masih tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibrani 13:8). Jadi, kuasa-Nya masih tetap berlaku sekarang ini dan seterusnya. Ketiga, bagaimana kita merespons kasih dan kuasa-Nya? Kita harus percaya bahwa Tuhan sanggup menyatakan kekuatan-Nya, yaitu kekuatan ekstra yang melebihi kekuatan manusia. Oleh sebab itu, carilah Tuhan dan kekuatan-Nya! dengan kekuatan-Nya yang besar, Ia akan menghalau "musuh-musuh" kita. (AW)
renungan
Di dalam pencarian kita akan Tuhan, kita akan mendapatkan kekuatan-Nya.
DOA
Tuhan, nyatakanlah kekuatan-Mu karena kami mengandalkan-Mu.
minggu, 6 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 10-13
Bersukacita Senantiasa Filipi 4:1-8 Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai. Mazmur 5:13
Fakta menunjukkan bahwa hampir setiap orang sering mengalami ketegangan syaraf-syaraf akibat stres, depresi dan kehilangan semangat hidup. Keadaan ini juga dialami oleh orang-orang Kristen. Ada banyak orang Kristen yang tidak bisa bersukacita karena masalah yang menghimpitnya. Ada masalah sakit penyakit, sulit mencari pekerjaan, harga-harga kebutuhan hidup yang makin mahal, biaya pendidikan kian melangit, masalah rumah tangga dan lain-lain. Hal-hal itulah yang menyebabkan banyak orang Kristen dilanda ketakutan dan keputusasaan. Oleh karena itu Rasul Paulus mengulang perkataannya kepada jemaat Tuhan di Filipi supaya bersukacita senantiasa. Pengulangan pesan menunjukkan betapa dalamnya makna pesan tersebut. Pertama, bahwa Tuhan Yesus telah memberi kepastian kepada setiap orang percaya untuk memiliki hidup yang selalu bersukacita. Tuhan berjanji tidak akan pernah membiarkan dan meninggalkan umat-Nya. Jadi, orang percaya seharusnya tetap bisa menikmati sukacita sekalipun menghadapi berbagai persoalan dalam hidup ini. Kedua, sukacita di dalam Tuhan sangat berbeda dengan sukacita yang diberikan oleh dunia. Sukacita dunia bersifat sementara, artinya tergantung pada situasi dan kondisi. Sedangkan sukacita dari Tuhan tidak tergantung pada keadaan - apakah sedang dalam kesesakan atau pun tidak - karena dibangun di atas landasan sukacita dan penghiburan oleh Roh Kudus. Ketiga, hidup yang selalu bersukacita adalah cara Allah memberi semangat, kekuatan dan kemenangan kepada orang percaya dalam menghadapi semua persoalan hidup. Oleh karena itu tetaplah percaya dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus dan taat pada pimpinan Roh Kudus, supaya kita memiliki sukacita yang abadi. (ADL) renungan
Tidak ada sukacita abadi selain di dalam Tuhan Yesus Kristus.
DOA
Orang-orang yang selalu dirundung duka agar mengalami sukacita dan penghiburan oleh Roh Kudus.
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 14-16
senin, 7 september 2015
Teguh Dalam Pengharapan Ibrani 6:9-20 Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir. Ibrani 6:19
Satu kata yang harus kita tanamkan dalam hidup kita adalah kata pengharapan. Siapa pun kita: kecil atau besar, terpelajar atau tidak, kaya atau miskin; mengalami susah atau senang, sehat atau sakit, kita tidak boleh lepas dari pengharapan. Bahkan yang sedang berjuang di ujung ajal pun masih tetap berharap sampai menghembuskan nafas terakhir. Jika kita tidak berpengharapan, maka kita seperti orang mati karena selama hayat masih dikandung badan firman Tuhan memerintahkan kepada kita untuk tetap berpengharapan. Oleh karena itu, teguh dalam pengharapan diumpamakan seperti sauh yang kuat. Sebuah kapal tidak akan beranjak dari titik koordinatnya saat berhenti sekalipun angin badai dan gelombang menghantam. Kapal itu akan tetap tegar karena ada sauh yang dilabuhkan ke dasar laut yang membuatnya tetap berhenti di tempat. Kehidupan ini seperti sedang berada di lautan yang berbadai dan pengharapan bagaikan sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita di tengah kehidupan yang sedang kita jalani saat ini. Tanpa sauh pengharapan, maka kita akan kandas. Allah berjanji menyediakan berkat bagi kita yang memiliki kesungguhan iman dalam mewarisi janji-janji Allah. Sekalipun janji-janji itu seakan diterpa oleh berbagai persoalan yang melintang di hadapan kita, kita tetap harus berpegang pada pengharapan akan janjijanji-Nya. Ketika Allah berjanji, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri, sehingga sudah pasti Ia genapi. Karena itu, jangan putus asa melainkan bersabarlah dengan jiwa yang kuat. Berpeganglah teguh pada pengharapan di dalam Tuhan, maka segala aral yang melintang tak akan menggoyahkan kita. Kita akan menerima penggenapan atas janji-janji Allah dalam hal keselamatan maupun kelimpahan berkat di tengah lautan kehidupan ini. (SM) renungan
Teguh dalam pengharapan menguatkan jiwa, tapi teguh dalam keputusasaan menghancurkan kehidupan dan jiwa.
DOA
Jemaat Tuhan agar tetap teguh dalam pengharapan apa pun tantangannya.
selasa, 8 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 17-19
Tidak Hanyut Matius 7:24-27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Matius 7:25
Televisi sering menayangkan berita tentang bencana alam yang terjadi di berbagai belahan dunia. Banjir bandang besar bisa menerjang suatu daerah dan memporakporandakan rumah penduduk. Terkadang menyedihkan karena sampai jatuh korban jiwa yang terseret arus luapan air sungai. Namun, kadang ada satu dua rumah yang tetap kokoh berdiri padahal rumah-rumah di sekitarnya roboh dan ikut terhanyut oleh ombak. Rumah yang mampu bertahan di tengah terpaan arus deras itu karena memiliki fondasi yang kokoh. Demikian pula hidup rohani seseorang akan diuji saat menghadapi berbagai-bagai pencobaan dan himpitan hidup. Memang mengerikan saat berhadapan dengan gelombang masalah yang bisa datang bertubi-tubi. Sebagian orang Kristen tidak tahan dan terjerembab dalam pusaran masalah hidup yang menyakitkan. Namun berbahagialah Saudara apabila hidup rohani bertumbuh dengan baik! Hidup rohani yang kokoh amat perlu pada zaman yang penuh kesulitan ini! Orang yang rohaninya kuat akan lebih siap menghadapi berbagai persoalan hidup yang terjadi karena ia sadar bahwa hidupnya, kesehatannya, harta bendanya dan keluarganya adalah milik Tuhan. Dia sadar juga bahwa apapun yang terjadi di dalam kontrol Tuhan. Orang yang imannya kuat akan selalu berjalan dalam perkenan Tuhan. Saat diberkati, dia bisa mensyukuri dan menggunakan berkatberkat Tuhan secara tepat untuk menyenangkan Tuhan. Sebaliknya ketika sedang dalam kesulitan dan pencobaan, dia tidak mudah menggerutu apalagi menyalahkan Tuhan. Dia tetap tabah dan setia kepada Tuhan karena sukacitanya tidak ditentukan oleh keadaan yang selalu berubah, namun oleh Tuhan sendiri. (LB) renungan
Ketekunan merenungkan firman Tuhan membuat iman jadi kokoh.
DOA
Anak-anak remaja agar bertekun dalam merenungkan firman Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 20-22
rabu, 9 september 2015
Tenang Berada Di Dekat-Nya Mazmur 42:1-12 “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku.” Mazmur 42:12
Banyak orang berusaha mendapatkan ketenangan dalam hidupnya dengan berbagai cara, misalnya dengan berusaha mendapatkan banyak uang, badan sehat, kekuasaan/jabatan, gelar pendidikan setinggi mungkin, dan kesenangan-kesenangan dunia lainnya sesuai dengan yang dipahami tentang ketenangan. Semakin berusaha mendapatkan ketenangan melalui hal-hal tersebut, namun apakah mungkin ketenangan bisa dicapai dengan cara-cara tersebut? Tidak! Justru manusia akan semakin mengalami tekanan dan kegelisahan, karena ketenangan sejati hanya didapatkan apabila seseorang berada di dekat Tuhan. Hal ini berarti bahwa orang tersebut bisa saja mengalami banyak masalah dan kesulitan selama hidup di dunia ini – entah masalah pribadi atau masalah yang berkaitan dengan orang lain - namun ia tetap mengalami ketenangan. Saat mengalami masalah yang cukup berat pun, hati tidak ikut terganggu. Jika seseorang dapat mengenal kehendak Tuhan, dia akan menyadari bahwa dunia ini bukan tempat perhentian yang abadi dan belajar mencintai Tuhan di atas segalanya selama “menumpang” di dunia yang fana ini. Dengan demikian, patokan ketenangan yang sejati didasarkan pada kesediaan seseorang untuk mempersiapkan diri menuju ke surga yang mulia dan mengambil bagian dalam memperluas Kerajaan Tuhan di muka bumi. Apapun yang dilakukan oleh seseorang semata-mata untuk melakukan kehendak Tuhan, bukan untuk mengejar hal-hal duniawi. Biarlah masing-masing kita mengalami ketenangan dengan cara yang Tuhan kehendaki; mengalami ketenangan saat tetap berada dalam pusat kehendak Tuhan. Arahkan mata kita selalu tertuju pada Tuhan, bukan pada keinginan-keinginan duniawi, dan alami pemeliharaan serta kasih Tuhan. (AS) renungan
Ketika hati tertekan dan gelisah, renungkanlah kasih Allah yang memberikan ketenangan sejati.
DOA
Tuhan, hati kami merasa tenang saat berada di dekat-Mu.
kamis, 10 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 23-25
Tidur Nyenyak Di Tengah Masalah Mazmur 4:1-9 Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman. Mazmur 4:9
Masalah yang begitu berat yang membebani pikiran dapat membuat seseorang mengalami kegelisahan, ketakutan, stres dan depresi. Akibatnya pada malam hari menjadi susah tidur, bahkan menderita insomnia yaitu gangguan tidur. Ada orang mencari solusi untuk menghilangkannya dengan cara nonton film, membaca buku, pergi ke tempat hiburan, atau minum obat penenang hingga mengalami ketergantungan. Bagaimana cara yang paling mujarab untuk mengatasi kesulitan tidur? Mari kita belajar dari Daud yang berkali-kali berada dalam situasi takut dan gelisah sehingga hatinya mengalami tekanan dan kesesakan. Apa yang dilakukan Daud? Pertama, berdoa. Daud berseru kepada TUHAN yang mampu memberikan kelegaan (ayat 2). TUHAN mau mendengarkan segala keluh kesah kita dan memberikan solusi yang baik dan tepat. Kedua, tetap menjaga hati. Jika ada kemarahan jangan berujung pada perbuatan dosa. Sebagai manusia biasa kita bisa marah tetapi kita harus bisa mengendalikan diri supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak baik (ayat 5). Ketiga, mempersembahkan korban yang benar. Seringkali kita hanya mau menerima berkat tetapi tidak mau memberi. TUHAN senang menerima korban yang benar yaitu pemberian yang didasari dari hati yang tulus ikhlas yang merupakan persembahan yang berkenan dan menyenangkan hati Bapa. Keempat, percaya kepada TUHAN (ayat 6). Letakkan iman percaya kita kepada-Nya yang sanggup melakukan jauh lebih banyak dari yang kita pikirkan dan doakan. Jika kita melakukan seperti Daud, maka hati kita akan diliputi ketenteraman meskipun masalah belum selesai. Tuhan akan memberikan kita tidur yang nyenyak karena jiwa kita merasa aman dan tenteram di dalam Dia. (LL) renungan
Kenikmatan tidur tidak dapat dibeli.
DOA
Terima kasih Tuhan untuk waktu tidur yang cukup setiap hari.
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 26-28
jumat, 11 september 2015
Pelabuhan Damai Mazmur 116:1-19 Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu. Mazmur 116:7
Rasa lega selalu muncul dalam diri beberapa orang setelah mereka mengikuti suatu kompetisi, perlombaan atau pertandingan. Setelah mempersiapkan diri sekian lama, berkompetisi dalam ketegangan, akhirnya memperoleh pengumuman bahwa mereka adalah pemenangnya. Hal itu sama seperti orang yang sedang berlayar. Setelah mengarungi samudera yang sangat luas dan berbahaya, mereka lega ketika melihat pantai dan berlabuh di sebuah pelabuhan. Pemazmur mengalami pergumulan hidup yang tidak mudah. Ia seakan-akan terlilit maut dan nyaris kehilangan nyawanya. Namun akhirnya ia bisa bernafas lega, sebab TUHAN berbuat baik kepadanya. Jiwanya kembali tenang, setelah sekian lama bergejolak dalam menghadapi tantangan hidup. Gejolak jiwa memang meletihkan, tetapi itu baik bagi kita agar kemudian kita bersandar kepada TUHAN. Jika sekian waktu lamanya seseorang mengandalkan kemampuannya sendiri dalam menyelesaikan tantangan hidup, Tuhan sedikit menggoyangnya agar ia kemudian menyadari ketidakmampuannya dan beralih mengandalkan Tuhan. Apabila kini kita sedang mengalami amukan badai dan gelombang kehidupan, jangan panik dan jangan melakukan hal-hal yang justru mencelakakan kehidupan kita. Ada orang yang ingin menghindar dari suatu masalah, tetapi karena tidak waspada, malah masuk ke dalam masalah yang lebih besar. Belajarlah memegang tiga prinsip ini. Pertama, kita datang ke dalam dunia dan akan pergi meninggalkannya dengan tidak membawa apa-apa. Kedua, semua yang ada pada kita bukanlah milik kita secara mutlak, melainkan milik Tuhan semata-mata. Ketiga, Tuhan pasti akan menuntun kita ke pelabuhan damai setelah kita dipandang-Nya cukup dalam mengatasi badai itu. (PF) renungan
Tuhan sudah menyediakan pelabuhan damai di mana semua masalah akan selesai.
DOA
Pengharapan anak-anak Tuhan saat mengalami pergumulan hidup.
Bacaan Alkitab Setahun
sabtu, 12 september 2015
Yehezkiel 29-32
Pegangan Hidup Mazmur 1:1-3 Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu! Mazmur 119: 5
Pegangan hidup yang juga disebut tuntunan hidup penting bagi setiap orang. Ini dikarenakan kebanyakan orang seringkali merasa bingung atau tidak mantap saat harus membuat keputusan atau tindakan. Bahkan kadangkala ada beberapa orang yang mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan, meskipun keputusan yang sangat sederhana. Ternyata setelah seorang konselor menolong dan membimbing, baru diketahui bahwa dalam hidup orang yang sulit mengambil keputusan dan tindakan itu disebabkan oleh karena tidak memiliki pegangan hidup atau tuntunan hidup. Kalau dalam hidup berbangsa dan bernegara kita membutuhkan Garis-garis Besar Haluan Negara dan Dasar Negara yaitu Pancasila, maka untuk membawa arah iman yang benar kita pun harus memiliki pegangan yang kokoh. Pemazmur mengibaratkan imannya seperti pohon dan firman Tuhan bagaikan aliran air, keduanya tidak bisa dipisahkan. Seharusnya sikap semacam inilah yang harus selalu dimiliki oleh setiap orang percaya yaitu selalu memelihara iman dengan memegang teguh firman Tuhan. Dengan demikian setiap orang percaya akan tetap hidup sehat dan segar, tidak layu atau loyo, semakin kokoh dan tidak rapuh, menuai keberhasilan bukan kegagalan, serta berbuah bagi kemuliaan Tuhan. Ini berarti sikap kita terhadap firman Tuhan akan sangat menentukan kualitas hidup kita. Semakin kita menghargai dan menghormati firman Tuhan, maka segala keadaan kita akan dibuat Tuhan menjadi indah dan berkualitas. Oleh karena itu janganlah anggap remeh firman Tuhan. Percayalah bahwa di balik ketekunan dan kesabaran kita dalam menaati firman Tuhan, hidup kita akan semakin berkualitas di hadapan Tuhan dan sesama. (ADL) renungan
Tidak ada pegangan hidup yang kuat dan sempurna selain firman Tuhan.
DOA
Orang-orang yang hidupnya selalu terombang-ambing dan penuh kesusahan supaya suka membaca dan memegang firman Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 33-35
minggu, 13 september 2015
Cara Kerja Allah Yesaya 43:1-7 Tetapi sekarang, beginilah firman Tuhan yang menciptakan engkau, hai Yakub, yang membentuk engkau, hai Israel: “Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Yesaya 43:1
Takut adalah pengalaman setiap manusia! Namun ada orang yang terus menerus dicekam perasaan takut, sehingga dia tidak pernah bisa bekerja dan berkarya. Ketakutan bisa melumpuhkan potensi manusia dan membuat dia tidak pernah bertindak. Salah satu penyebab orang percaya kalah adalah adanya ketakutan yang menguasai dirinya. Mengapa anak Tuhan bisa takut? Salah satu penyebab karena dia tidak mengetahui cara kerja Allah. Tiap kali menghadapi kesulitan, orang percaya berdoa agar masalahnya segera disingkirkan oleh Tuhan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, masalah semakin bertubi-tubi. Mengapa demikian? Bukankah bagi Tuhan sangat mudah untuk menyelesaikan masalah yang menakutkan anak-anak-Nya? Benar, tetapi Tuhan lebih tertarik membentuk mental dan iman anak-anak-Nya agar bertumbuh dewasa. TUHAN kembali menekankan kepada Yakub tentang keberadaanNya. TUHAN yang mencipta, membentuk, menebus dan menjadikan Yakub milik kesayangan-Nya sendiri. Jika demikian, Tuhan menjadi garansi dalam perjalanan yang harus ditempuh anak-anak-Nya. Itu sebabnya, melangkahlah dengan iman walau ada tantangan dan kesulitan di hadapan Saudara. Tuhan akan bertindak saat Saudara mulai melangkah. Saat orang percaya tidak melangkah dengan iman, dia tidak akan pernah melihat cara Tuhan menolongnya. Tuhan nampak tidak berdaya apabila kita tidak pernah mengambil langkah iman. Firman TUHAN berkata, “Jangan takut, sebab Aku ini menyertai engkau” (Yesaya 43:5). Hari ini bertindaklah dengan iman dalam menghadapi setiap persoalan dan lihatlah cara Tuhan bekerja membela Saudara! (LB) renungan
Iman perlu dilanjutkan dengan tindakan iman.
DOA
Orang-orang yang tinggal di negara-negara yang menutup diri terhadap Kabar Baik.
senin, 14 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 36-38
Proses Pendewasaan Yohanes 11:1-44 “Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." Yohanes 11:15
Tiga orang anak kakak beradik sedang mendiskusikan tugas sekolah. Mereka masing-masing mengaku bahwa tugas sekolahnya yang paling sulit. Benarkah mereka memiliki tingkat kesulitan yang sama? Tentu saja tidak! Jika dibandingkan, maka tugas sekolah anak yang sulunglah yang paling sulit dibandingkan kedua adiknya. Gambaran ini menunjukkan bahwa tingkat kedewasaan juga ditentukan oleh tingkat kesulitan yang dihadapi. Tuhan Yesus sedang diminta datang untuk menyembuhkan Lazarus yang sakit. Dengan maksud tertentu, Tuhan Yesus tidak segera datang hingga akhirnya Lazarus mati. Saat itulah Ia mengajak muridmurid-Nya datang ke Betania. Nampaknya semuanya terlambat. Tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa keterlambatan itu lebih baik bagi mereka, supaya mereka belajar percaya. Percaya bahwa Tuhan Yesus mampu menyembuhkan penyakit telah mereka miliki. Tetapi bahwa Tuhan Yesus mampu membangkitkan orang mati yang telah berada di kubur selama beberapa hari belum pernah mereka lihat. Artinya, untuk meningkatkan kualitas iman para murid, Yesus Kristus memandang perlu melakukan mukjizat yang lebih dahsyat. Untuk bisa mengalami mukjizat yang dahsyat, sebelumnya ada masalah yang sangat dahsyat pula, yaitu kematian Lazarus. Tuhan akan melakukan proses pendewasaan atas iman kita, dari pemeliharaan-Nya sehari-hari yang paling sederhana hingga kepada mukjizat yang sangat dahsyat. Oleh sebab itu bersabarlah saat kita menghadapi tantangan hidup ini. Bisa saja tiap terjadi penundaan pertolongan Tuhan, Tuhan sedang bermaksud menyatakan mukjizat-Nya agar melalui peristiwa itu kita semakin dewasa dalam iman. (PF) renungan
Proses pendewasaan iman berlangsung setip saat.
DOA
Semua orang percaya memahami bahwa Tuhan menghendaki kita semakin dewasa dalam iman.
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 39-41
selasa, 15 september 2015
Terbang Tinggi Bagai Rajawali Yesaya 40:27-31 Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. Yesaya 40:31
Ketika badai datang, seekor ayam akan mengepakkan sayapnya sambil berlari mencari tempat persembunyian untuk berlindung. Mengapa? Supaya ia tidak menjadi korban, karena ayam adalah binatang yang lemah. Tetapi burung rajawali sebaliknya. Burung rajawali justru menanti-nantikan datangnya badai. Apabila badai itu datang, ia akan mengembangkan sayapnya dan terbang melambung tinggi mengatasi badai. Dalam kehidupan ini selalu saja ada “badai” yang datang menerpa. Manusia harus berjuang untuk mengatasinya. Ada orang yang menjadi lemah tak berdaya bahkan putus asa ketika menghadapi persoalan. Ia lari dari persoalan seperti seekor ayam. Berbeda dengan burung rajawali yang terbang tinggi mengatasi badai. Rupanya nabi Yesaya sudah mengamatamati kehidupan burung rajawali sehingga diambil sebagai contoh bagaimana orang yang menanti-nantikan TUHAN, artinya dengan menaruh harapan pada TUHAN, ia akan memperoleh kekuatan baru sehingga berani menghadapi setiap persoalan yang datang. Badai bukan hal yang menakutkan tetapi justru menjadikan kita semakin terlatih dan semakin kuat. Jika kita hanya mau menikmati angin sepoi-sepoi, kita bisa terlena dan menjadi orang yang lemah. Tuhan memberikan manusia kemampuan dan kekuatan untuk menghadapi setiap persoalan. Ketika persoalan datang jangan kita bertanya: “Mengapa persoalan ini menimpaku, Tuhan,” tetapi bertanyalah, “Apa yang sedang Tuhan rencanakan atas hidupku?” Tahukah Saudara bahwa Tuhan punya maksud dan rencana yang indah di balik setiap badai kehidupan yang kita hadapi. Dia baik dan mengasihi kita. Mari kita percayakan seluruh hidup kita dalam tangan Tuhan, hadapi suka dan duka bersama Tuhan. Tuhan akan membuat kita menjadi pemenang. (LL) renungan
Badai kehidupan membuat kita kuat.
DOA
Tuhan, berikan kami kekuatan baru dalam menghadapi setiap badai kehidupan.
rabu, 16 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 42-44
Kelegaan Sejati Roma 5:1-11 “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!” Roma 5:10
Manusia yang sadar diri tentang keberadaan hidupnya bahwa ia adalah orang yang berdosa akan mengalami kesesakan dalam batinnya. Kesadaran ini akan berdampak pada kehidupan yang diwarnai dengan kecemasan dan ketidaktenangan. Reaksi yang dilakukan adalah berusaha mencari ketenangan dan kelegaan dengan berbagai macam cara seperti melakukan ritual-ritual, petunjuk-petunjuk “orang pintar” dan yang lainnya. Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma bahwa ketika kita masih berdosa, kita telah diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Tuhan Yesus dan ada kepastian keselamatan. Haleluya! Inilah Kabar Baik bagi orang yang mau menerima-Nya. Prinsip dasar inilah yang membuat setiap orang percaya mendapat kelegaan sejati dari Tuhan. Ada beberapa alasan yang mendasar mengapa kita merasa 'lega' yaitu, pertama, kita diselamatkan oleh anugerah-Nya. Kelegaan jiwa yang dimiliki oleh orang percaya itu bukan karena usaha keras yang telah dilakukan dalam rangka mengatasi persoalan dosanya tetapi kelegaan itu diperoleh karena Tuhan telah menunjukkan kasih-Nya Kedua, dibenarkan karena iman. Iman kepada Tuhan Yesuslah yang menghasilkan pembenaran dan pendamaian. Sebab tanpa iman kepada Kristus, orang tidak berkenan di hadapan Allah. Ketiga, jaminan terlepas dari hukuman atau murka Allah (Roma 8:1). Murka Allah tentunya menjadi hal yang menakutkan bagi manusia yang berdosa sebab dengan jelas firman Tuhan mengatakan bahwa upah dosa adalah maut. Sudah yakinkah Saudara bahwa kelegaan sejati sudah Saudara nikmati? Jangan tunda! Terimalah Yesus sebagai Tuhan dan Saudara akan mengalami kelegaan yang sejati. (PS) renungan
Nikmatilah kelegaan yang sejati di dalam Tuhan Yesus Kristus.
DOA
Tuhan, kelegaan sejati ini kami harapkan dalam nama-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun
Yehezkiel 45-48
kamis, 17 september 2015
Tidak Bisa Menolak Lukas 8:22-25 Sekonyong-konyong turunlah taufan ke danau, sehingga perahu itu kemasukan air dan mereka berada dalam bahaya. Lukas 8:23b
Ada sebuah lagu berjudul “I don't know about tomorrow” atau “Ku tak tahu akan hari esok”. Memang tidak ada manusia yang mengetahui secara pasti kejadian hari esok. Manusia cenderung ingin mencari tahu sehingga datang kepada seorang peramal untuk mengetahui “nasib” di masa depan. Tuhan tidak mengizinkan tindakan semacam itu. Hidup setiap orang percaya disertai dengan kemurahan dan anugerah Tuhan. Ketika murid-murid berlayar bersama Yesus, mereka menghadapi kejadian yang mengerikan. Secara tiba-tiba datang angin taufan yang menimbulkan ombak besar. Perahu mereka dihantam gelombang dan kemasukan air. Mereka terkejut dan menjadi panik karena berada dalam bahaya. Taufan yang membuat air laut bergelora adalah kesulitan utama para pelaut. Gagal mengatasinya berakibat pada kematian. Pengalaman semacam ini tidak bisa ditolak! Bukankah hal ini gambaran hidup kita sehari-hari? Ada saja peristiwa yang bisa mendebarkan karena terjadinya sekonyong-konyong. Seseorang mengatakan, ketika menghadapi badai hidup semua ayat firman Tuhan bisa lupa. Hidup terasa tersedot oleh pusaran masalah yang bertubi-tubi dan mulai timbul ketakutan. Takut gagal total, takut hancur dan tidak punya masa depan lagi. Murid-murid dalam kepanikannya, sempat berkata: “Guru, guru, kita binasa!” Bukankah ini perkataan yang konyol? Masakan Yesus Tuhan bisa binasa? Saudara, walaupun kemalangan-kemalangan tidak bisa ditolak, namun ada Tuhan Yesus Kristus yang hidup! Asal Dia beserta dengan Saudara, kesulitan sebesar apapun dapat diredakan. Percayakah Saudara? (LB) renungan
Tuhan Yesus tidak pernah gagal menolong anak-anak-Nya.
DOA
Guru-guru Sekolah Minggu dalam mengajar anak-anak.
Bacaan Alkitab Setahun
jumat, 18 september 2015
Daniel 1-3
Badai Pasti Berlalu Mazmur 107:23-32 Dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang. Mazmur 107:29
Seorang ibu yang sedang menonton telenovela yang begitu menyentuh hati, telah menghabiskan banyak tissue untuk mengusap air matanya. Kisah yang ditonton dalam telenovela itu sangat tragis di mana seorang istri yang baik diusir oleh suaminya karena masalah sepele. Itu adalah baru episode kelima, padahal telenovela itu masih terus berlanjut hingga episode ke 350. Ibu itu menangis seakan-akan episode kelima itu adalah akhir dari seluruh kisah. Ia belum tahu bahwa di akhir telenovela itu happy ending, di mana pasangan dalam telenovela itu hidup berbahagia. Banyak orang bersikap seperti itu dalam menghadapi kehidupan ini. Orang-orang yang berdagang di tengah lautan menjadi terkejut ketika badai gelombang datang. Dikatakan bahwa Tuhanlah yang membangkitkan angin badai (ayat 25), bukan dengan maksud jahat, tetapi supaya mereka berseru kepada-Nya (ayat 28), dan kemudian Ia membuat badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang (ayat 29). Kebanyakan orang baru sadar bahwa ia membutuhkan Tuhan ketika sedang menghadapi badai kehidupan yang tak mampu ia atasi. Badai diizinkan Tuhan datang dalam hidup ini sebagai pemicu agar kita mau berseru kepada-Nya. Oleh sebab itu jangan marah kepada siapapun, termasuk kepada Tuhan, jika kita sedang menghadapi badai. Badai itu merupakan proses dalam salah satu bagian atau episode kehidupan kita, bukan akhir dari segala-galanya. Semuanya baru proses. Jadi bersabarlah! Ingatlah bahwa Tuhan yang mengizinkan badai itu datang adalah Tuhan yang mampu menghentikan badai itu pula, dan membawa kita ke pelabuhan yang indah. (PF)
renungan
Sehabis badai pasti Tuhan sediakan sukacita yang sangat memadai.
DOA
Kesabaran jemaat Tuhan saat menghadapi badai.
Bacaan Alkitab Setahun
Daniel 4-6
sabtu, 19 september 2015
Iman yang Kokoh Markus 10: 46-52 Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Markus 10:52a
Kesulitan hidup nampaknya tidak hanya dialami oleh orang-orang tertentu saja, tetapi bisa dialami oleh semua orang. Ini berarti bahwa setiap orang harus selalu siap menghadapi kesulitan hidup. Salah satu yang harus kita miliki dalam menghadapi kesulitan hidup adalah iman. Iman harus benar-benar kuat. Dengan iman yang kuat kita bisa mengatasi setiap masalah atau kesulitan dalam kehidupan kita. Contoh orang yang berhasil mengatasi kesulitan hidup adalah Bartimeus. Ia adalah seorang yang buta. Bartimeus belum pernah melihat Tuhan Yesus melakukan mukjizat. Meskipun tidak dapat melihat dengan mata jasmaninya, namun Bartimeus memiliki pendengaran yang baik dan mau menggunakannya dengan baik pula. Ketika ia mendengar bahwa Tuhan Yesus mau lewat, ia percaya dan berteriak memohon pertolongan Tuhan. Bartimeus begitu percaya pada kemampuan Yesus yang sanggup menciptakan saraf mata dan bola mata yang baru. Meskipun ada orang yang melarangnya memanggil Yesus, ia justru semakin kuat berseru memanggil nama Yesus. Dalam kondisi yang nampaknya melemahkan, ia makin terdorong untuk menggunakan kesempatan yang ada supaya memperoleh mukjizat dari Tuhan Yesus. Melalui, kesabaran, kegigihan, ketekunan yang ditunjukkan – meskipun mendapat penolakan dari orang-orang di sekitarnya – Bartimeus membuktikan betapa kokoh imannya. Oleh karena itu Tuhan Yesus memberi apresiasi dengan menyembuhkan mata Bartimeus, sehingga bisa melihat. Apapun masalah yang kita hadapi, jangan mudah menyerah! Marilah kita hadapi dengan iman yang kokoh sampai Tuhan memberikan pertolongan-Nya! (ADL) renungan
Tidak ada cara yang dapat menandingi iman dalam menyelesaikan masalah hidup.
DOA
Orang-orang yang mencari solusi dalam menghadapi persoalan hidup, supaya menemukan Tuhan Yesus sebagai jalannya.
minggu, 20 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Daniel 7-9
Tetap Percaya Matius 14:22-32 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Matius 14:31
Teknologi ulang-alik memungkinkan seseorang sampai ke bulan hanya dalam waktu 8 jam 35 menit. Dengan roket pendorong yang sangat kuat, pesawat melaju dengan kecepatan 58.000 km/jam, menembus atmosfer bumi sampai di bulan. Kita dapat membayangkan ketika pesawat mulai beranjak, apa yang dirasakan oleh para astronot. Mungkin rasa takut, khawatir, cemas, gentar, tetapi mereka tentunya memercayakan diri kepada kendaraan yang mereka tumpangi. Bukankah hal yang sama kita rasakan ketika pesawat yang kita tumpangi tiba-tiba mengalami guncangan saat di udara? Tidak ada yang dapat dilakukan selain berserah. Gambaran tersebut bisa menjadi pelajaran tentang percaya kepada Tuhan Yesus. Banyak orang berkata bahwa dirinya percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, namun ketika ditantang untuk menyerahkan studi, bisnis dan karier, kesehatan, atau rumah tangganya, mereka menolak. Buktinya, banyak pelajar menyontek; banyak perusahaan berbuku ganda; masih banyak orang pergi ke paranormal untuk kesehatan dan kekayaan; banyak perselingkuhan terjadi. Itu semua membuktikan bahwa banyak orang tidak sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus, namun sebaliknya percaya atau memercayakan diri kepada kekuatan yang lain. Ada tiga hal aspek percaya yang bisa diuji dalam diri seseorang: Pertama, apakah mulut kita mengaku percaya? Kedua, apakah tindakan kita menunjukkan sebagai orang percaya? Ketiga, yang paling sulit dideteksi adalah apakah hatinya sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhanlah yang mampu menyelamatkannya. Ketiga hal ini tercantum dalam Roma 10:10 dan Yakobus 2:26. Selamat menguji tingkat percaya Saudara kepada Tuhan, namun tetaplah percaya kepada Tuhan saja, Tuhan memberkati. (AW)
renungan
Di dalam 'believe' ada percaya, di dalam “trust” ada memercayakan.
DOA
Tuhan, ajarlah kami tetap percaya di masa paling sukar, juga di masa paling senang karena seringkali kami merasa tak sanggup.
Bacaan Alkitab Setahun
Daniel 10-12
senin, 21 september 2015
Berseru Kepada Tuhan 2 Tawarikh 14:1-15 Kemudian Asa berseru kepada TUHAN, Allahnya: "Ya TUHAN, selain dari pada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat… 2 Tawarikh 14:11
Asa adalah seorang raja yang hidupnya benar di mata TUHAN. Ia bahkan telah menjauhkan mezbah-mezbah asing dan bukit-bukit pengorbanan, memecahkan tugu-tugu berhala, dan menghancurkan tiang-tiang berhala (ayat 2-3). Suatu ketika raja Asa dan pasukannya menghadapi peperangan yang secara manusia mustahil bisa dimenangkan. Asa hanya bersama 580.000 orang yang membawa perisai besar, tombak dan perisai kecil, sementara lawannya orang Etiopia membawa tentara berjumlah besar yaitu 1.000.000 orang dan 300 kereta (ayat 8-9). Sungguh tidak sebanding! Namun, karena Asa berseru kepada TUHAN, maka TUHAN pun turun tangan dan mengaruniakan kemenangan kepada Asa (ayat 11). Mengapa kita harus berseru kepada Tuhan di saat mengalami kesesakan dalam hidup kita? Karena saat berseru kepada Tuhan, kita percaya bahwa Tuhan pasti menolong dan menyelamatkan kita (Bandingkan Kisah Para Rasul 2:21). Jika kita mengandalkan kekuatan diri kita sendiri, kita akan jatuh, kalah dan menjadi orang yang terkutuk (Yeremia 17:5). Tetapi jika kita mengandalkan TUHAN, kita akan menjadi orang yang berhasil, menang dan diberkati TUHAN (Yeremia 17:7). Ketahuilah bahwa, TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan (Mazmur 145:18). Saat kita berseru kepada Tuhan, Dia akan senang tinggal dekat dengan kita, begitu juga dengan kita. Tuhan akan berpihak pada kita sehingga tidak ada yang berani melawan kita (Roma 8:31). Saat kita berseru kepada TUHAN, Dia akan menyatakan kepada kita hal-hal besar yang tidak terpahami (Yeremia 33:3), yaitu hal-hal yang membuat kita semakin takjub, kagum dan hormat kepada Dia, karena Dia adalah Allah yang ajaib dan luar biasa, tidak ada yang seperti Dia. (DI) renungan
Berserulah kepada Tuhan, maka Dia akan turun tangan!
DOA
Setiap umat Tuhan suka berseru dan berdoa kepada Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
selasa, 22 september 2015
Hosea 1-4
Sampai Kapan Tuhan? Mazmur 13:1-6 Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, … Mazmur 13:6
Anak-anak kecil yang diajak orang tuanya berwisata, sepanjang perjalanan biasanya bertanya, “Berapa lama lagi ya sampainya?” atau “Kok lama ya ma, kok tidak sampai-sampai?” Lamanya perjalanan tentu saja tergantung pada seberapa jauh lokasi tempat wisata itu. Ketika anak mengalami kebosanan di dalam mobil, bus, kereta, atau pesawat terbang, mereka menjadi gelisah, dan ingin segera tiba di tempat wisata. Kadang-kadang kita seperti anak kecil itu, ketika berbagai kesulitan dan penderitaan datang ke dalam kehidupan kita, beratnya masalah yang kita hadapi – sama seperti Daud – bisa membuat kita berseru, “Sampai kapan, TUHAN?” Kita tidak diberitahu oleh Tuhan berapa lama penderitaan itu berlangsung. Saat Daud menderita, ia beranggapan bahwa TUHAN menyembunyikan wajah-Nya, seakan-akan tidak mau menolongnya. Tentu saja lamanya penderitaan tergantung pada sejauh mana ketahanan rohani kita dan kehendak Tuhan sendiri. Lamanya Tuhan mengizinkan adanya kesulitan dalam kehidupan kita berbeda satu dengan yang lain. Yang paling penting bukan menanyakan lamanya waktu, melainkan iman kita kepada-Nya. Di akhir seruan itu pemazmur berkata bahwa kepada kasih setia TUHAN ia percaya. Bahkan pada kalimat terakhir hatinya bersukacita, karena TUHAN berbuat baik kepadanya. Artinya, pergumulan yang dihadapinya telah berakhir. Tidak ada penderitaan yang tidak berakhir. Oleh sebab itu, mari kita meminta bukan hanya agar kita dilepaskan dari penderitaan itu, melainkan juga meminta agar pundak kita diperkuat dalam menanggung penderitaan itu. Percayalah, bahwa semuanya akan berakhir, dan di ujung jalan itu kita mengalami kemenangan besar bersama Tuhan! (PF) renungan
Badai kehidupan akan meredup jika Tuhan melihatnya sudah cukup.
DOA
Kemampuan bertahan anak-anak Tuhan dalam menghadapi badai kehidupan.
Hosea 5-9
Bacaan Alkitab Setahun
rabu, 23 september 2015
Allah yang Bela Roma 8:31-39 “Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” Roma 8:31
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus mengatakan bahwa Yesus Kristus berada di surga sedang memohon kepada Bapa bagi kita sebagai Pembela kita. Allah telah menghapuskan dosa dan pelanggaran kita. Di sisi lain, Iblis terus menuduh kita, tetapi Yesus menjadi pengantara antara Allah dan kita. Sebagai pengantara, Yesus bersyafaat bagi kita di hadapan Allah. Dia menjamin bahwa kita mendapatkan pengampunan Allah. Dia selalu berada di sebelah kanan Allah Bapa bersyafaat bagi kita dan selalu siap sedia mendengar permohonan doa kita. Yesus yang pernah menjadi Manusia sejati telah mengalami berbagai macam pencobaan. Inilah penghiburan kita saat mengadapi banyak masalah, karena Tuhan Yesus juga dapat merasakan apa yang kita rasakan. Kita dapat belajar dari Yesus yang tidak menyerah kalah pada dosa saat menghadapi pencobaan. Di dunia ini kita sering menghadapi tawaran dosa yang menawan, tetapi kita harus menolak tawaran dosa. Kristus telah mati dan bangkit. Dia telah menang. Hal ini menjadi bukti bahwa Dia tak terkalahkan sehingga kita akan mengalami rasa aman yang sepenuhnya di dalam Dia. Sebagai orang percaya, apakah kita sudah memiliki keyakinan iman yang teguh bahwa ada jaminan pengampunan atas dosa-dosa kita? Apakah kita juga memiliki keyakinan iman yang teguh akan mengalami kemenangan walaupun menghadapi kesukaran-kesukaran seperti penganiayaan, sakit penyakit, penjara bahkan kematian? Percayalah segala kuasa jahat sudah dikalahkan oleh Kristus. Kristuslah yang melindungi kita dari kuasa-kuasa jahat. Dialah yang membela kita dan menopang kita saat kita menghadapi kesukaran. Jadi, tidak ada yang kita takuti karena Allah di pihak kita. (AS)
renungan
Tidak ada yang memisahkan kita dari kasih Kristus.
DOA
Tuhan, kuatkanlah iman kami di dalam situasi apapun.
kamis, 24 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Hosea 10-14
Pencobaan Biasa 1 Korintus 10:10-13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. 1 Korintus 10:13a
Ada tipe orang yang suka membesar-besarkan permasalahan yang sedang dihadapi, suka mendramatisasi kesusahan yang membuat orang lain ikut iba hati. Dalam Alkitab dikisahkan bangsa Israel sebagai umat pilihan harus menghadapi berbagai macam pencobaan. Ada kesulitan dan himpitan yang harus dialami. Namun sebenarnya, Allah tetap setia menjaga dan memelihara umat-Nya. Sayang sekali, bangsa Israel tegar tengkuk. Mereka mudah sekali melupakan kebaikan dan pertolongan Tuhan bahkan mukjizat yang sudah dialami. Begitu menghadapi pencobaan baru langsung menggerutu, menyalahkan Musa sebagai pembimbing rohani mereka, bahkan menyalahkan Tuhan sendiri. Perilaku semacam ini membuat Tuhan murka! Bangsa Israel selalu berteriak-teriak saat menghadapi kesulitan, seolah Tuhan tidak peduli pada mereka. Tuhan peduli karena Dia adalah Bapa yang baik. Pencobaan yang terjadi tidak mungkin melebihi kekuatan anak-anak-Nya untuk menanggungnya. Jika Saudara memiliki anak kecil tentu tidak akan memaksanya memikul beras dua puluh lima kilogram, karena itu bukan porsinya. Bapa surgawi pun tahu kemampuan Saudara. Dia setia sehingga tidak rela Saudara menanggung beban yang berat sampai jatuh tergeletak. Jikalau Saudara tetap tabah menanggung pencobaan sambil percaya dan berharap pertolongan Tuhan, maka pada waktu yang tepat Saudara akan diberi jalan keluar. Jalan keluar yang Tuhan sediakan selalu yang terbaik dan mendatangkan kebaikan bagi anak-anak-Nya. Tuhan tidak pernah salah menuntun langkah Saudara walaupun melewati berbagai pencobaan, agar rohani dan mental Saudara semakin kuat dan dewasa. (LB) renungan
Kebanggaan orang tua apabila anak-anaknya menjadi dewasa baik secara fisik, mental dan rohani.
DOA
Ketekunan iman orang Kristen saat berada dalam pencobaan.
Bacaan Alkitab Setahun
Yoel 1-3
jumat, 25 september 2015
Gunung Batu Keluputan 1 Samuel 23:14-28 Maka berhentilah Saul mengejar Daud dan pergi menghadapi orang Filistin. Itulah sebabnya orang menyebut tempat itu: Gunung Batu Keluputan. 1 Samuel 23:28
Sejak Daud mengalahkan Goliat, Saul menjadi begitu membenci Daud. Saul berupaya sedemikian rupa untuk membunuh Daud. Sungguh aneh, sebuah kebencian yang membabibuta! Seharusnya Saul berterimakasih pada Daud yang telah menyelamatkan orang Israel dari orang Filistin. Daud mengetahui maksud jahat Saul terhadap dirinya, itu sebabnya ia melarikan diri untuk menghindar dari kejaran Saul. Tetapi hati Saul yang dipenuhi dengan iri dan dengki itu terus mengejar Daud. Dalam ketakutan Daud berlari dan bersembunyi mencari tempat perlindungan dari satu tempat ke tempat lain, ke gua dan padang gurun. Sungguh kasihan! Siapa yang kuat jika dikejar terus hendak dibunuh? Namun demikian, TUHAN menyertai Daud. Yonatan, anak Saul yang merupakan sahabat Daud menguatkan iman Daud (ayat 17). Keberadaan Daud di satu tempat persembunyian yaitu di gunung batu yang ada di padang gurun Maon berhasil diketahui oleh orang-orang Saul, sehingga Saul mengejarnya lagi. Yang menarik adalah ketika Daud menghindar dan bersembunyi di balik gunung dan Saul membidik dari balik gunung hendak menangkap Daud seperti film kartun Tom dan Jerry, tiba-tiba datang utusan Saul yang menyampaikan bahwa orang Filistin hendak menyerbu. Apa yang terjadi? Saul berhenti mengejar Daud dan pergi menghadapi orang Filistin. Itulah cara TUHAN meluputkan Daud dari kematian. Sebuah peristiwa yang menegangkan telah dihadapi Daud dan dia bisa bernafas lega oleh karena TUHAN menyertainya. Oleh karena Daud terluput dari tangan Saul, maka tempat itu dinamakan Gunung Batu Keluputan. Saudara, jangan takut menghadapi apapun. Jika Tuhan beserta kita, Dia akan meluputkan kita dengan cara yang ajaib. (LL)
renungan
Tangan Allah meluputkan orang benar dari maut.
DOA
Terima kasih Tuhan, Engkau meluputkan aku dari “musuh-musuhku”.
sabtu, 26 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Amos 1-4
Dalam Naungan Tuhan 2 Tawarikh 20:1-19 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. 2 Tawarikh 20:3
Pernahkah Saudara merasa benar-benar tidak berdaya ketika berada dalam suatu situasi atau keadaan darurat? Itu adalah pengalaman yang begitu nyata bagi setiap orang seperti yang dialami oleh Yosafat. Dalam bacaan hari ini, seorang raja yang baik diperhadapkan pada sebuah situasi yang sangat membahayakan. Tiga pasukan yang berbeda telah bersatu untuk menghancurkan kerajaan Yehuda. Saat raja Yosafat mendengarkan kabar bahwa “suatu laskar yang besar” hendak menyerang telah berada dalam perjalanan, apa yang dirasakannya? Raja Yosafat menjadi sangat takut (ayat 3). Hal itu benar-benar masuk akal. Tak diragukan lagi bahwa ia merasa benar-benar tidak berdaya. Namun demikian, ia tahu persis apa yang harus dilakukannya. Ketika Raja Yosafat takut, ia tidak melarikan diri atau tanpa berpikir panjang menuju ke medan pertempuan. Bukan itu yang dilakukan raja Yosafat. Sebaliknya, Alkitab mengatakan bahwa ketika raja Yosafat menjadi takut, ia lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN Itulah respons yang benar terhadap situasi saat raja Yosafat tak berdaya. Sang raja tahu bahwa saat itu bukanlah saat untuk menyerah atau pun mengambil tindakan yang didorong oleh rasa takut. Sebaliknya, ia melakukan satu-satunya perkara bijaksana yang dapat ia lakukan yaitu berdoa. Lebih dari itu, ia meminta rakyatnya untuk berdoa juga. Dan apa yang terjadi? Tiba-tiba seluruh situasi berubah karena TUHAN dilibatkan. Saat kita merasa tidak berdaya, hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah mencari Tuhan. Setelah itu, ketidakberdayaan bukanlah masalah lagi sebab Tuhan pasti menyediakan naungan bagi kita. (YR)
renungan
Pandanglah Tuhan dalam setiap persoalan dan pergumulanmu!
DOA
Tuhan, beri aku keberanian untuk melangkah dengan iman dalam menghadapi setiap persoalan.
Bacaan Alkitab Setahun
Amos 5-9
minggu, 27 september 2015
Tetap Setia Yosua 7:1-26 Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu... Yosua 7:1
Banyak hal yang dapat membuat kita berubah setia kepada Tuhan. Bukan hanya kemakmuran tetapi juga kemiskinan dapat membuat seorang berubah setia. Ada sepasang suami istri sebelum mereka diberkati dengan harta yang banyak, mereka saling setia satu terhadap yang lain. Setelah diberkati justru mereka tidak dapat mempertahankan pernikahan mereka. Namun sebaliknya juga pernah terjadi, ada sepasang suami istri karena merasa bosan dengan keadaan mereka yang sengsara, salah satu dari antara mereka berpaling kepada orang lain. Tidak mudah mempertahankan kesetiaan, karena banyak tantangan yang menghadang. TUHAN mengajar kepada umat Israel untuk tetap setia terhadap peraturan dan ketetapan yang telah TUHAN berikan. TUHAN menjanjikan berkat bagi umat-Nya yang tetap setia. Namun kita menjumpai bangsa Israel yang merupakan umat pilihan TUHAN, telah berubah setia kepada TUHAN dan perintah-Nya. Tuhan melarang mereka mengambil barang-barang yang memang dikhususkan TUHAN untuk dimusnahkan, tetapi mereka tergiur dengan apa yang ada di hadapan mereka yaitu emas dan perak yang sangat berharga. Mereka melupakan perintah TUHAN yang menyuruh mereka untuk memusnahkan seluruh barang-barang yang ada. Kilau dunia ini dapat membutakan mata rohani kita, sehingga kita berubah setia. Kita dapat terbuai dengan segala kenikmatan hidup sehingga lupa bahwa kita tidak boleh berpaling dari Tuhan. Bukan hanya kenikmatan dunia, tetapi juga penderitaan dan sengsara dapat membuat kita tidak lagi setia kepada Tuhan. Rintangan apakah yang saat ini menghadang Saudara untuk tetap setia? Mintalah pimpinan Roh Kudus agar kita dapat menyingkirkan semua itu, dan tetap setia mengikut Tuhan. (YL) renungan
Kesetiaan kepada Tuhan mendatangkan berkat.
DOA
Anak-anak Tuhan tetap setia mengiring Tuhan dalam keadaan apapun.
senin, 28 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Obaja 1 - Yunus 4
Keputusan Yang Salah Rut 1:1-22 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing. Rut 1:1
Saat jalan tol Cipali dibuka pada bulan Juni 2015 yang lalu, ada beberapa kecelakaan terjadi di tol itu. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh kesalahan manusia 'human error', yaitu dalam mengambil keputusan. Ada yang tahu bahwa jika mengantuk keputusannya adalah istirahat, tapi ternyata tetap mengemudi. Ada yang tahu bahwa menyalip kendaraan sebaiknya dari kanan, tetapi tidak sedikit yang menyalip dari kiri di bahu jalan. Ada yang tahu bahwa ada batas kecepatan tertentu, tetapi banyak yang mengambil keputusan mengemudi dengan kecepatan jauh melampaui batas. Intinya bahwa keputusan yang salah membawa derita. Sebagai kepala keluarga, Elimelekh tahu bahwa keluarganya – bersama keluarga-keluarga lainnya di Yehuda – sedang mengalami badai kehidupan yang sangat dahsyat, yaitu kelaparan. Elimelehk juga seharusnya tahu bahwa kelaparan itu hanya bersifat sementara. Jika ia mau bertahan, pemulihan dari TUHAN pasti terjadi. Ia memberikan makanan kepada umat-Nya (ayat 6). Namun, Elimelekh kurang sabar, sehingga ia mengambil keputusan yang salah, yaitu membawa keluarganya mengungsi ke Moab, menjadi orang asing di sana. Akhirnya, keluarganya mengalami hal tragis: Elimelekh dan kedua anaknya meninggal di Moab. Hanya oleh kemurahan TUHANlah, Naomi dan Rut mengalami pemulihan. Akhirnya, Naomi kembali ke Betlehem bersama Rut, menantunya yang setia menemaninya hingga akhir hayatnya. Saat badai kehidupan melanda, jangan gegabah mengambil keputusan yang nampaknya benar, padahal belum tentu akan berujung pada kebahagiaan. Bawa dalam doa kepada Tuhan setiap rencana dan keputusan yang akan diambil, agar Roh Kudus menolong kita mengambil keputusan yang benar. (PF) renungan
Keputusan yang salah akan membuat banyak orang bertambah susah.
DOA
Agar setiap keputusan yang akan diambil berasal dari pimpinan oleh Roh Kudus.
Bacaan Alkitab Setahun
Mikha 1-5
selasa, 29 september 2015
Kesetiaan Tuhan 2 Tesalonika 3:1-5 Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat. 2 Tesalonika 3:3
Manusia bisa setia terhadap sesamanya, namun kualitasnya tidak sebanding dengan kesetiaan Tuhan terhadap umat-Nya. Seorang pegawai nampak setia mengikut majikannya, karena terus berharap mendapat imbalan dan keuntungan dari sang majikan. Saat perusahaannya mulai goncang dan majikannya jatuh miskin belum tentu si pegawai yang semula setia akan terus mendukung majikannya. Kesetiaan Tuhan itu tidak tergantung pada keadaan manusia. Kesetiaan Tuhan dinyatakan dalam banyak hal demi kebaikan orang percaya yang kadang justru tidak setia kepada-Nya. Salah satu kesetiaan Tuhan adalah memelihara kita terhadap yang jahat. Orang percaya hidup dalam dunia yang jahat, karena memang dunia di bawah kendali si jahat. Dosa yang merasuk hidup manusia cenderung melahirkan perbuatan-perbuatan jahat. Orang percaya sudah dipisahkan dari penguasa dunia yang jahat. Itu sebabnya perbuatan orang percaya tidak sama lagi dengan dunia. Roh Kudus yang tinggal dalam hidup orang percaya memberi kuasa untuk hidup dalam kebenaran. Tetapi dunia tidak suka terhadap kebenaran! Itu sebabnya dunia berusaha menekan dan membuat menderita orang-orang yang berbuat benar. Kita tidak perlu takut karena Tuhan sudah berjanji untuk menyertai dan melindungi serta meluputkan orang benar dari yang jahat. Itulah kesetiaan Tuhan! Mari hidup penuh percaya karena Dia yang memanggil kita setia. Terus lakukan yang kudus, benar dan berkenan kepada Allah, walaupun dunia yang jahat membenci. Kiranya Roh Kudus yang memakai hidup orang percaya menjadi terang di tengah kegelapan dunia. (LB) renungan
Kesetiaan Allah adalah jaminan yang pasti.
DOA
Kesaksian orang Kristen di tengah dunia kerja.
rabu, 30 september 2015
Bacaan Alkitab Setahun
Mikha 6 - Nahum 3
Angin Badai Kemuliaan 2 Raja-raja 2:1-11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkatakata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. 2 Raja 2:11
Angin kencang yang datang disertai hujan deras sangat menakutkan karena dapat merobohkan rumah-rumah, menumbangkan pohon-pohon besar, menghancurkan kapal-kapal nelayan dan sebagainya. Bagaimana dengan angin badai? Angin badai pasti lebih mengerikan. Pada Mei 2015 angin badai “Noul” berkecepatan 220 kilometer per jam menghantam Filipina sehingga ribuan penduduk harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Ada lagi angin badai yang lebih dahsyat yaitu badai tornado berkecepatan lebih dari 300 – 480 km per jam hingga menewaskan banyak orang. Pernah terjadi di dalam Alkitab sebuah angin badai. Anehnya, angin badai itu hanya dialami oleh satu orang saja dan orang-orang yang berada di sekitarnya tidak merasakannya. Siapakah orang yang terkena angin badai itu? Dia adalah nabi Elia. Ketika nabi Elia dan Elisa sedang berjalan sambil bercakap-cakap di seberang sungai Yordan, tiba-tiba datang kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan mereka kemudian nabi Elia masuk ke dalam angin badai dan membawanya naik ke surga. Nabi Elia tidak mengalami kematian secara jasmani. Ia meninggalkan dunia ini dalam damai. Tubuhnya masuk dalam kemuliaan melalui angin badai. Nabi Elia adalah manusia biasa sama seperti kita (Yakobus 5:17). Ia juga pernah mengalami “angin badai” berupa ancaman kematian oleh ratu Izebel yang membuatnya takut luar biasa sehingga ia ingin mati saja, tetapi TUHAN memulihkan keadaannya. “Angin badai” apakah yang sedang datang dalam hidup Saudara? Janganlah takut menghadapinya! Memang ada angin badai yang mendatangkan bencana, tetapi ada angin badai yang mendatangkan damai dan kemuliaan. (LL) renungan
“Angin badai” tidak selalu mendatangkan bencana.
DOA
Tuhan, bawa kami dalam angin badai-Mu supaya kami mengalami kemuliaan-Mu.
Oleh :
Pdt. Lukas Budijana, MA
Pendahuluan Pe n d e r i t a a n a d a l a h bagian dalam hidup manusia. Sejak jatuh dalam dosa, penderitaan menjadi pengalaman silih berganti dalam hidup manusia bahkan setiap makhluk di muka bumi ini. Penderitaan membuat manusia mengeluh. Paulus pernah menuliskan bahwa sampai sekarang segala makhluk samasama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin (Roma 8:22). Berikut kita coba memahami beberapa penyebab timbulnya penderitaan dalam hidup ini. 1. Penderitaan disebabkan oleh serangan Iblis Serangan Iblis yang destruktif menyebabkan manusia mengalami penderitaan dan sakit penyakit. Kitab Ayub menjelaskan kebenaran ini secara gamblang. Iblis diizinkan Allah untuk menimbulkan penderitaan demi penderitaan pada seorang yang hidup saleh dan jujur dan takut akan Allah, yaitu Ayub. Perusahaan dan usahanya dihancurkan; anakanaknya mengalami musibah tragis sampai mati; dan tubuh Ayub sendiri ditimpa barah busuk
dari telapak kaki sampai ke batu kepalanya. Belum lagi sang istri yang seharusnya menjadi penolong saat dalam derita, justru melemahkan dan perkataannya buruk. Penderitaan maha berat harus ditanggung oleh Ayub. Dalam kitab Injil, ada seorang perempuan yang selama delapan belas tahun dirasuk roh (Iblis) sehingga ia sakit bungkuk punggungnya. Tuhan Yesus memanggil perempuan itu serta menyembuhkan penyakitnya. Di dalam pelayanan-Nya, Tuhan Ye s u s b e r u l a n g k a l i menyembuhkan orang yang diikat oleh Iblis. Rasul Paulus sendiri di dalam dirinya ada “duri dalam daging” sebagai utusan Iblis. Manusia yang mengalami penderitaan oleh sebab serangan Iblis akan mengalami kemerdekaan jikalau kuasa Tuhan Yesus Kristus dinyatakan dalam hidupnya. Dan orangorang yang dilepaskan dari serangan Iblis, hatinya pasti akan dipenuhi dengan sukacita dan bisa memuliakan nama Tuhan. 2. Penderitaan disebabkan oleh dosa Penderitaan bisa dialami sebagai akibat dosa diri sendiri.
Ki t a b M a z m u r m e n u l i s k a n seorang yang menderita terus menerus, sampai tulangtulangnya menjadi lesu karena tangan Tuhan menekannya. Penderitaan itu terus berlangsung sampai orang itu mengakui dosa dan kesalahannya di hadapan Tuhan (Mazmur 32:35). Tuhan Yesus pernah berjumpa dengan seorang yang telah disembuhkan dari penderitaan oleh karena sakitpenyakitnya, lalu Yesus berkata: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi...” (Yohanes 5:14). Jadi, dosa bisa membuat orang mengalami penderitaan berlarut-larut. Pengakuan dosa d i h a d a p a n Tu h a n a k a n memulihkan seseorang dari penderitaannya akibat dosa! Dan orang yang sadar telah diampuni dosa-dosanya, jangan kembali lagi hidup di dalam dosa karena bisa fatal akibatnya. Namun penderitaan yang disebabkan oleh dosa ini tidak sama dengan ajaran “karma” dalam keyakinan lain. Dan kita bersalah di hadapan Tuhan apabila kita menghakimi seseorang yang menderita dengan mengatakan bahwa penderitaannya disebabkan oleh dosa. Sahabat-sahabat Ayub
berprasangka dan mendesak Ayub agar mengakui dosadosanya, karena penderitaan yang dialaminya. Padahal Ayub menderita bukan karena dosa. 3. Penderitaan disebabkan oleh sensitivitas terhadap rasa sakit Tubuh memiliki sistem saraf dengan sensor-sensor yang peka terhadap sakit yang muncul. Jikalau ada fungsi organ tubuh yang tidak normal, sistem syaraf memberi tanda peringatan yaitu rasa sakit. Saat kepala atau pundak terasa sakit dan kencang, kemungkinan ada masalah dengan tekanan darah atau ada sesuatu yang tidak beres dengan tubuh kita. Rasa sakit yang muncul itu perlu diwaspadai dan segera mencari solusi yang tepat. Jadi, rasa sakit itu baik, karena melindungi kita dari kemungkinan fatal. Namun jika sudah terlanjur jatuh sakit, maka bagian-bagian tubuh tertentu akan terus-menerus mengalami kesakitan. Akibatnya, kita menderita dan mengeluh karena sakit yang kita rasakan. Mari tetap belajar bersyukur apabila saat-saat tertentu harus mengalami rasa sakit, karena dalam kondisi seperti itu pun Tuhan tidak
pernah meninggalkan kita sendiri. Minta kekuatan dan kesanggupan untuk menanggung penderitaan yang harus kita tanggung. 4. Penderitaan disebabkan lingkungan Manusia memenuhi pelosok dan penjuru bumi ini. Namun ada wilayah-wilayah tertentu yang tidak baik untuk tempat tinggal karena gejolak alamnya tidak cocok dan berbahaya bagi jiwa manusia. Ada hukum alam yang tidak bisa dilawan, misalnya daerah yang sering dilanda badai besar, gempa bumi, kekeringan yang ekstrim. Apabila manusia tinggal di daerah semacam ini risiko penderitaan menjadi besar. Ada juga daerah-daerah yang berpotensi menjadikan manusia menderita karena alam yang rusak oleh ulah manusia itu sendiri. Merenungkan hal ini, manusia perlu bijak dalam memilih tempat tinggal dan melakukan aktivitas di dunia ini. Perlu juga bijak dalam mengelola
bumi agar tidak menambah kerusakan alam yang ujungujungnya akan merugikan manusia itu sendiri. Injil Yohanes 11:4 dan 9:3 menyatakan bahwa di balik penderitaan yang misteri bagi manusia, pekerjaan Allah akan dinyatakan dan akan menyatakan kemuliaan Allah. Penutup Memahami beberapa penyebab munculnya penderitaan ini, diharapkan orang Kristen tidak menjadi sangat panik dan berlebihan menyikapi penderitaan yang terjadi. Tuhan Yesus lebih dahulu menderita di atas salib untuk memberikan teladan ketabahan. Miliki pengharapan akan kemuliaan di dalam Tuhan Yesus Kristus di balik penderitaan yang harus terjadi. Pengharapan di dalam Tuhan Yesus membuat seseorang kuat dan sanggup memikul bebannya sampai beroleh kemenangan! Tuhan Yesus bisa memakai penderitaan agar anak-anak-Nya menjadi kudus dan serupa dengan-Nya.
Sumber : · Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), 1974. · Stott, John R.W, Salib Kristus (terj.), Malang: Momentum, 2015.
Ruang Kesaksian Tuhan Menjagaku Oleh : Melissa Azelea Gunawan Pada suatu pagi tepatnya dua bulan yang lalu ketika mengendari mobil dalam perjalanan menuju ke kantor untuk bekerja, saya mengalami insiden kecil. Saat itu saya mengendari mobil dengan kecepatan yang wajar seperti biasanya di bawah 50 km/jam, tiba-tiba dari sebelah kiri ada sepeda motor yang menyerempet kaca spion mobil saya dengan agak keras. Saya terkejut dan perhatian saya langsung beralih kepada sepeda motor tersebut. Saya bermaksud mengejar si pengendara sepeda motor sambil membunyikan klakson, tetapi tiba-tiba lewat sepeda motor lain di depan saya yang dikendari oleh seorang ibu. Saya terkejut lagi karena saya tidak sempat menghindar sehingga kami bertabrakan dan ibu itu terjatuh dari sepeda motornya. Spontan ibu itu marah-marah kepada saya. Kemudian saya turun dari mobil untuk bicara baik-baik. Saat itu saya tidak tahu entah dari mana muncul seseorang mengendari sepeda motor yang membawa sayur – kemungkinan tukang sayur – berhenti untuk menengahi kami berdua. Orang itu mengatakan bahwa masingmasing tidak ada yang salah karena sama-sama tidak sengaja dan orang itu menyarankan kepada kami berdua untuk berdamai. Herannya, di dalam diri saya saat itu tidak ada emosi; tidak ada keinginan marah atau membela diri. Saya mulai dulu dengan meminta maaf kepada si ibu. Saat itu juga ibu itu mau memaafkan dan wajahnya berubah menjadi lembut sehingga akhirnya kami berdamai. Saya percaya bahwa bapak si penengah itu dikirim Tuhan untuk mendamaikan kami. Inilah campur tangan Tuhan yang saya rasakan walau kejadian tersebut kelihatannya hanya sepele. Saya mengucap syukur pada Tuhan yang telah menjaga saya dari kecelakaan dan dari rasa emosi. Saya juga bersyukur kepada Tuhan karena saya dapat menghadapi insiden tersebut dengan hati tenang. Kiranya kesaksian saya ini dapat menjadi berkat, khususnya kepada Saudara-saudara yang melakukan perjalanan dengan kendaraan.
Berkat Tuhan Ulangan 28:2-6 Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.