Dari Redaksi
Semarang, 1 Oktober 2013
Saksi Yang Setia Alkitab menyatakan bahwa para malaikat di sorga akan bersorak-sorai jika ada seorang yang bertobat. Itu berarti pertobatan seseorang, yaitu tindakan nyata berbalik Jl. Pringgading 13 Semarang-50135 Telp. 024-3540563 Fax. 024-3559861 dari jalan menuju jurang kebinasaan akibat email :
[email protected] dosa kepada jalan yang benar kepada Allah, website : www.sinarkasih.org merupakan prioritas utama dalam Ruang Tanya Jawab :
[email protected] kehidupan umat manusia. Tugas kita sebagai orang percaya adalah memberitakan kepada sesama kita tentang Yesus Kristus sebagai Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Pemberitaan tentang Yesus Kristus atau disebut juga pemberitaan Injil pasti disertai dengan mukjizat, sebab Tuhan Yesus Kristus turut bekerja oleh Roh Kudus-Nya. Mukjizat bukan tujuan dari pemberitaan Injil, melainkan sarana awal untuk seseorang boleh melihat dan mengalami kuasa Allah, sehingga kemudian melalui pengalaman itu ia menyatakan percaya kepada Yesus Kristus dan menjadikan-Nya Tuhan dan Juruselamat pribadi. Selamatkan jiwa … berapa pun harganya!
Redaksi Sinar Kasih mengucapkan terima kasih atas persembahan yang telah diberikan oleh pembaca yang budiman. Perlu Saudara ketahui bahwa persembahan yang Saudara berikan sangat bermanfaat untuk mendukung pelayanan Sinar Kasih bagi hamba-hamba Tuhan yang melayani di daerah-daerah yang sulit mendapatkan buku renungan harian. Apabila Saudara rindu untuk mendukung pelayanan tersebut, Saudara dapat mengirimkannya melalui wesel pos ke Redaksi Sinar Kasih Jl. Pringgading 13 Semarang - 50135, atau transfer melalui BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381. Tuhan Yesus Kristus membalas setiap dukungan doa dan dana Saudara dengan berkat-Nya yang melimpah.
Penasihat : Pdt. Indrawan Eleeas, Budhi Wibowo Pemimpin Redaksi : Lydia Lianawati Redaktur Pelaksana : Pdt. Petrus F. Setiadarma, Pdt. Lukas Budijana, Pdt. Agus Sutrisno, Pdt. Anon D. Lukito Sekretaris : Bibit Gunawan Bendahara : Bambang Santoso Penulis : Pdt. Indrawan Eleeas (IE), Pdt. Petrus F.S. (PF), Pdt. Lukas Budijana (LB), Pdt. Anon Dwi Lukito (ADL), Pdt. Agus Sutrisno (AS), Pdt. Sudra Militanto (SM), Pdt. Lie Yun Ling (YL), Leny Pancaningrum (LP), Imeiliana (MI), Lydia Lianawati (LL), Pdt. Dedy Irianto (DI), Pdt. Peres Supriyadi (PS), Pdm. Yurianto (YR) Desain Grafis/Layout : Rahelia Linda Pengganti ongkos cetak : Rp 4000,- (empat ribu rupiah)
n a n a g g n a erl B m r o F Harap diisi dengan huruf cetak
Nama
: _____________________________________________
Alamat
: _____________________________________________ _____________________________________________
Kota & Kode Pos : _____________________________________________ Telepon/HP
: _____________________________________________
Harga berlangganan untuk satu eksemplar (termasuk ongkos kirim): Jawa
:
6 bulan Rp 33.000,-
12 bulan Rp 66.000,-
Luar Jawa
:
6 bulan Rp 36.000,-
12 bulan Rp 72.000,-
Pembayaran dapat melalui: Wesel Pos : Redaksi SINAR KASIH Jl. Pringgading 13 Semarang, 50135 Bank : BCA KCP Bangkong a/n Bambang Santoso atau Lydia Lianawati No. A/C 7830340381 Untuk mempermudah proses berlangganan, bukti pembayaran dan formulir berlangganan harap di-fax ke (024)3559861, atau dikirim via pos.
Renungan Sinar Kasih akan segera dikirimkan selambatnya 1 bulan setelah bukti pengiriman biaya berlangganan kami terima.
Tanda tangan pelanggan
(_____________________)
Bacaan Alkitab Setahun
Habakuk 1 - Zefanya 1
selasa, 1 oktober 2013
Injil Kerajaan Matius 24:13-14 “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Matius 24:14
Injil Kerajaan adalah berita sukacita dari sorga yang berisi keselamatan dari Tuhan. Berita sukacita ini merupakan “rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke keturunan” (Kolose 1:26). Rahasia tersebut baru terungkap saat Yesus lahir di bumi. Kelahiran Yesus bukan karena benih manusia. Kelahiran Yesus berasal dari Roh Kudus (Matius 1:18). Karena itu Yesus pernah berkata, “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini” (Yohanes 8:23). Berarti, Injil adalah penyataan Tuhan Yesus kepada manusia. Penyataan tersebut bertujuan penyelamatan umat manusia dari dosa. Kitab Suci berkata, “Upah dosa ialah maut.” Manusia yang berdosa adalah manusia yang berada di bawah kuasa maut. Arti maut adalah hukuman abadi dalam “lautan api” (Wahyu 20:14). Ah, betapa menderitanya! Pertanyaannya, “Bagaimana kita terhindar dari lautan api?” Jawabannya jelas. Dengarkan Injil Kerajaan. Terima dan percaya berita sukacita dari Kerajaan Allah. Barangsiapa yang menerima dan percaya akan Injil Kerajaan, dia diselamatkan. Apakah Injil Kerajaan tersebut hanya dibatasi untuk orang-orang Yahudi saja? Jelas sama sekali tidak. Penulis Injil Matius menyatakan, “Injil Kerajaan diberitakan di seluruh dunia yaitu ke semua bangsa.” Sebagaimana nas bacaan kita hari ini. Berita sukacita tidak untuk satu kelompok manusia saja. Namun, berita sukacita tersebut untuk semua umat manusia di dunia. Sebab itu mari kita yang sudah memiliki berita sukacita tersebut, kita beritakan ke semua orang, ke semua bangsa. Masih banyak orang yang membutuhkan berita sukacita yaitu Injil Kerajaan. (IE)
DOA Dunia membawa berita buruk tapi sorga memberi berita sukacita. renung a
n
Terima kasih atas berita sukacita dari sorga.
Bacaan Alkitab Setahun
Zefanya 2 - Hagai 2
rabu, 2 oktober 2013
Inti Injil 1 Korintus 15:1-11 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, … 1 Korintus 15:2
Kata “Injil” merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa Yunani 'euangelion', yang berarti “kabar baik”. Ketika kita membaca sebuah kabar atau berita, maka kita harus memahami mana yang inti berita, dan mana yang hiasan berita. Injil pun demikian. Ketika ada orang yang memberitakan Injil, maka kita harus memilah mana yang inti dan mana yang 'hiasan'. 'Hiasan' ini bisa berupa pelbagai kesaksian yang dialami oleh pemberita ketika ia berjumpa dengan Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah inti Injil; kesaksian pengalaman sang pemberita adalah hiasannya. Hal-hal penting yang perlu selalu kita ingat dalam pemberitaan Injil adalah pertama, bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi dan tercatat dalam Kitab Suci. Nubuatan itu telah digenapi dengan sepenuhnya di dalam pribadi Yesus Kristus dan karya-karya-Nya, terutama karya penebusan-Nya. “… sesuai dengan Kitab Suci” (ayat 3-4). Kedua, Yesus Kristus telah menanggung penderitaan dan kematian karena dosa-dosa kita, namun pada hari ketiga Ia bangkit dari kematian. Ia menang atas maut dan memberikan kemenangan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya (1 Korintus 15:57). Ketiga, dalam membuktikan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah menampakkan diri kepada cukup banyak orang. Berbagai penampakan ini merupakan bukti yang tak terbantahkan bahwa Ia telah bangkit (ayat 6-9)! Keempat, keselamatan yang kita beroleh bukan karena jasa-jasa kita, melainkan karena kasih karunia-Nya semata-mata, oleh iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus (ayat 10). Kelima, kita harus tetap teguh berdiri dan memegang kokoh berita Injil yang telah menyelamatkan kita. Hanya mereka yang setia sampai akhir yang akan diselamatkan dan menerima mahkota kehidupan (Wahyu 2:10b). Mari kita bersyukur dan terus memberitakan Injil kepada semua orang. (PF)
DOA Inti Injil adalah pribadi Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya bagi seluruh umat manusia. renung a
n
Para pemberita Injil.
Bacaan Alkitab Setahun
Zakharia 1-7
kamis, 3 oktober 2013
Missio Dei Yunus 4:1-11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, … Yunus 4:11
Istilah dalam bahasa Latin “missio Dei” artinya misi Allah. Dalam pengertian ini berarti misi itu berasal dari hati Allah sendiri. Dalam pelaksanaan misi, Allah turut beserta, dan hasil misi adalah bagi kemuliaan-Nya. Jadi, secara lengkap missio Dei bisa berarti “misi penyelamatan umat manusia yang berasal dari Allah, dilaksanakan bersama dengan Allah, dan bertujuan memuliakan nama Allah”. Yunus diutus oleh Allah untuk mengingatkan orang-orang Niniwe agar mereka bertobat, namun ternyata ia tidak taat. Kalaupun kemudian setelah ditegur Tuhan akhirnya Yunus pergi ke Niniwe, tetapi pertobatan orang Niniwe mengesalkan hati Yunus. Ia mengeluh kepada Tuhan. Dalam keluhannya nampak jika Yunus belum memahami missio Dei dengan sepenuhnya. Pertama, jika ia tahu bahwa hati Allah itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, seharusnya ia juga memiliki hati seperti itu (ayat 2). Kita harus meminta agar hati kita selaras dengan hati Allah yang menghendaki agar semua orang diselamatkan (1 Timotius 2:4). Kedua, jika ia meminta mati maka pelaksanaan missio Dei bisa terhambat, sebab misi Allah membutuhkan orang-orang yang mau pergi menjangkau jiwa-jiwa (ayat 3). Sebelum tugas sebagai utusan Tuhan selesai, kita tidak boleh meminta agar Tuhan mencabut nyawa kita. Kita harus terus setia melayani Tuhan. Ketiga, jika ia marah karena pohon jarak yang telah menaunginya layu, maka berarti ia menggugat “penentuan Tuhan”, yaitu kedaulatan dan kemahakuasaan Tuhan (ayat 6-10). Tuhan bermaksud mengajar Yunus bahwa Ia sangat mengasihi orang berdosa, yang telah diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri. Ia sangat menghendaki agar mereka diselamatkan. Inilah hati Allah … hati misi! (PF)
DOA Hati Allah adalah hati misi yang juga harus kita miliki. renung a
n
Ladang-ladang misi yang sudah menguning agar segera dituai.
Bacaan Alkitab Setahun
Zakharia 8-12
jumat, 4 oktober 2013
Tantangan Misi 1 Tesalonika 2:13-20 Dan karena itulah kami tidak putus putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu,… 1 Tesalonika 2:13
Memberitakan Injil adalah perintah Tuhan Yesus Kristus sendiri. Injil adalah kabar baik yang perlu disampaikan kepada segala suku bangsa. Setiap orang berhak untuk mendengar kabar baik ini. Namun pemberitaan Injil bukan hal yang mudah! Ada orang yang menentang, menolak bahkan bertindak menganiaya sang pemberita Injil. Hambatan dan kesulitan bisa datang dari pribadi maupun kelompok orang. Tantangan misi di atas seringkali membuat para pengikut Tuhan Yesus menjadi undur dan urung memberitakan Injil. Ketakutan karena berbagai rintangan dari orang yang tidak membuka hatinya bisa mematahkan semangat memberitakan Injil. Dan acapkali gereja tidak memiliki semangat misioner karena terlalu khawatir dengan berbagai sikap penolakan orang. Apakah tugas memberitakan Injil yang Tuhan Yesus amanatkan sudah tidak perlu ditanggapi? Roh Kudus turut bekerja saat Injil diberitakan. Memang perlu sikap santun dan tidak arogan, apalagi memaksakan kehendak orang lain. Roh Kudus yang akan membuka hati, sehingga ada orang-orang di sekitar kita yang memiliki kerinduan dan siap mendengar berita Injil. Kepada orangorang inilah, kita perlu memberitakan Injil. Orang yang dijamah hatinya oleh Roh Kudus akan sanggup mendengar dan mengerti kebenaran ilahi. Saat Injil diberitakan orang tersebut dengan sukacita menerima dan mengalami pertobatan. Sukacita oleh karena kebenaran ilahi tersingkap baginya. Bukan karena kefasihan dan kehebatan sang pemberita Injil, tetapi karena Roh Kudus yang bekerja untuk menanamkan kebenaran di hatinya. Jika demikian, maka kita jangan terfokus pada tantangan dan hambatan tetapi pada kesempatan yang Roh Kudus berikan. (LB)
DOA Tantangan selalu ada tetapi kesempatan terbuka juga selalu ada. renung a
n
Kepekaan rohani orang percaya sehingga dapat menunaikan tugas pemberitaan Injil.
Bacaan Alkitab Setahun
Zakharia 13-Maleakhi 4
sabtu, 5 oktober 2013
Terang Di Tengah Kegelapan Yesaya 60:1-3 Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Yesaya 60:1
Tanaman memerlukan bantuan sinar matahari untuk pertumbuhan dan perkembangannya melalui proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang cukup sangat diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan efisien. Kekurangan cahaya matahari akan sangat mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan tanaman. Jika tanaman membutuhkan cahaya, manusia pun membutuhkan cahaya dalam kehidupannya. Tanpa adanya cahaya atau terang banyak kegiatan yang akan terhambat. Contohnya ketika terjadi pemadaman listrik, semua orang akan segera mencari benda penerang alternatif seperti lilin, senter, emergency lamp, bahkan handphone digunakan di tengah kegelapan sebagai alat penerang. Sungguh betapa pentingnya fungsi dari alat-alat penerang tersebut, khususnya saat gelap melanda. Jika diaplikasikan dalam kehidupan zaman ini banyak orang saat ini sedang berjalan dalam kegelapan (Yesaya 60:2a; 2 Timotius 3:2-4). Untuk itu dibutuhkan terang yang bisa membawa mereka kembali pada jalan yang benar. Terang yang mereka butuhkan adalah Yesus, karena Dialah terang dunia yang menyingkirkan kegelapan yang ada dalam hidup setiap manusia (Yohanes 8:12). Yang menarik, Yesus meminta kita untuk menjadi kepanjangan tangan-Nya yaitu menjadi terang guna membawa orang-orang yang berjalan dalam kegelapan kepada Yesus (Yesaya 60:2b-3). Bagaimana caranya? Melalui perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan seperti mengunjungi yang sakit, menghibur yang berduka, mengangkat yang lemah dan sebagainya (Matius 5:16; Efesus 2:10; Filipi 4:5). Dengan begitu mereka akan melihat terang dalam hidup kita dan mereka boleh memuliakan Sang Terang, Tuhan Yesus Kristus. (LP)
DOA Kesaksian hidup orang Kristen harus mampu menembus kegelapan agar nama Tuhan dipermuliakan. renung an
Para wanita tuna susila agar mengenal Yesus sebagai Terang atas hidup mereka.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 1-4
minggu, 6 oktober 2013
Dukungan Misi 2 Timotius 4:1-5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu! 2 Timotius 4:5
Setelah seseorang menerima Kristus secara pribadi dan hidupnya diubahkan oleh Tuhan, hatinya pasti terdorong untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan sangat luas dan beragam, salah satunya adalah pemberitaan Injil, suatu pelayanan yang yang tidak mudah. Banyak misionaris yang rela mengorbankan nyawanya demi Injil. Paulus mendorong kita untuk tetap menunaikan tugas pelayanan yang Tuhan percayakan. Sebagai anak Tuhan kita dapat mendukung pekerjaan pemberitaan Injil melalui daya, dana, dan doa. Ada kisah tentang seorang ibu yang menyediakan rumahnya untuk seorang misionaris yang datang dari jauh yang menjadi pembicara di gereja tempat ibu tersebut beribadah, maka ibu tersebut menyiapkan konsumsi dan kamar tamunya khusus bagi hamba Tuhan tersebut. Ada juga seorang yang rela setiap bulan menyisihkan sebagian dari gajinya untuk mengirim pulsa kepada hamba Tuhan yang melayani lewat telepon/SMS. Ada juga yang mengirim dana untuk membangun tempat ibadah. Tetapi ada juga yang dengan setia berdoa untuk mendukung pelayanan misi di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Contoh-contoh di atas adalah orang-orang yang digerakkan hatinya untuk mendukung pelayanan pemberitaan Injil melalui dana dan doa karena mereka tidak mampu turun langsung ke ladang misi. Mereka menyadari bahwa para pemberita Injil sangat membutuhkan dukungan dana dan doa dari rekan-rekan seiman supaya pemberitaan Injil dapat terus dikerjakan. Biarlah masing-masing kita bertanya pada Tuhan apa yang dapat kita lakukan untuk mendukung misi-Nya melalui hidup kita (AS/LL)
DOA Orang yang memberikan hidupnya untuk Tuhan pasti mendukung misi-Nya. renung a
n
Agar ada banyak orang yang mendukung misi Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 5-7
senin, 7 oktober 2013
Menjadi Saksi-Ku Kisah Para Rasul 1:6-11 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Kisah Para Rasul 1:8
Orang tua ikut menyaksikan anak-anaknya yang bertumbuh ke arah dewasa. Pergumulannya dan keberhasilannya. Para guru dapat menjadi saksi perkembangan pendidikan murid-muridnya. Saat terjadi kecelakaan lalu lintas, polisi meminta orang-orang yang menyaksikannya untuk menjadi saksi. Ketua hakim di pengadilan dapat meminta orang-orang tertentu menjadi saksi. Pihak jaksa juga dapat meminta beberapa orang menjadi saksi. Dan peristiwa-peristiwa selanjutnya di mana ada orang-orang yang diminta menjadi saksi. Apabila dalam mengarungi kehidupan sehari-hari, ada orang-orang yang diminta oleh orang lain untuk menjadi saksi, terlebih Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi. Tuhan meminta kita yang percaya kepada-Nya untuk menjadi saksi-Nya. Menjadi saksi Tuhan. Kita bertanya, “Saksi tentang apa?” Firman-Nya jelas berkata, “Saksi-Ku atau saksi tentang Tuhan Yesus.” Artinya, apa yang kita ketahui tentang Tuhan Yesus, kita saksikan. Pertanyaannya, “Bagaimana kita bisa mengetahui kehidupan Yesus?” Kita mengetahui-Nya dari tulisan yang dikumpulkan dalam Kitab Suci. Perhatikan kata-kata penulis Injil Yohanes, “Dialah murid yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu bahwa kesaksian-Nya itu benar” ( Yohanes 21:24). Jadi dari membaca tulisan-tulisan dalam kitab Injil, kita dapat mengetahui tentang Tuhan Yesus. Bukan saja sebatas “mengetahui” tapi mengenal-Nya. Melalui Injil-Nya dan persekutuan dalam puji, sembah dan doa, kita dapat mengenali-Nya. Hasilnya, kita menjadi saksi-Nya. Sebagai saksi kehidupan Yesus, kehidupan-Nya juga menjadi bagian kehidupan kita. (IE)
DOA Jadilah saksi-Nya yang hidup. renung a
n
Jadikan aku sebagai saksi-Nya.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 8-10
selasa, 8 oktober 2013
Saksi Yang Setia Kisah Rasul 7:54-8:1a Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Wahyu 2:10c
Menjadi orang yang harus menceritakan sejujur-jujurnya mengenai apa yang dilihat, didengar dan dirasakan tidaklah mudah. Apalagi jika kesaksiannya mengandung risiko terhadap keselamatan nyawanya. Oleh karena itu dalam beberapa kasus di pengadilan ada orang-orang yang mestinya bisa bersaksi, namun tidak berani menjadi saksi. Itu sebabnya pemerintah membentuk lembaga perlindungan saksi. Stefanus adalah salah satu contoh saksi yang setia dari Tuhan Yesus. Ia berani memberitakan nama Tuhan Yesus dan melakukan mukjizat demi nama-Nya, meskipun risiko yang harus dihadapi sangat berat. Sampai akhirnya ia berselisih pendapat dengan orang-orang dari jemaat Yahudi tentang mukjizat dan tanda-tanda ajaib. Oleh karena hikmat Allah, mereka tidak sanggup menghadapi Stefanus yang penuh Roh Kudus. Itulah yang menyebabkan mereka mulai menghasut orangorang Yahudi lainnya untuk menyebar berita bahwa Stefanus telah menghujat Musa dan Allah. Mulai saat itu benih kebencian orang-orang Yahudi menyebar sampai kepada Mahkamah Agama. Meskipun Stefanus membuat pembelaan dengan mengungkapkan kebenaran, tetapi mereka tetap menolak. Bahkan kemudian mereka menyeret Stefanus keluar dari ruang sidang lalu melemparinya dengan batu. Dalam keadaan demikian, “saksi yang setia” ini tidak menyangkal Tuhan dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia hanya mampu menyerahkan rohnya kepada Tuhan. Sampai sekarang Tuhan tetap mencari “saksi yang setia” untuk menyatakan kesaksian imannya, meskipun harus mengalami tantangan yang berat. Siapkah kita untuk menjadi saksi Tuhan yang setia? (ADL)
DOA Jangan bangga pada kesetiaan masa lalu kalau saat ini kesetiaanmu kepada Tuhan telah padam! renung an
Orang Kristen menjadi saksi yang setia.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 11-12
rabu, 9 oktober 2013
Peluang Misi Kisah Para Rasul 26:1-32 … Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang … 1 Petrus 3:15
Ketika menyaksikan sebuah tayangan film pendek tentang kisah nyata seorang perempuan penderita kanker di Youtube, hati saya tersentuh ketika perempuan tersebut diberitahu oleh dokter bahwa usianya tinggal dua tahun. Anehnya ia tidak sedih, mengeluh, atau marah. Ia malah berkata bahwa itu waktu yang cukup panjang untuk melakukan suatu kebaikan. Ia pun pergi ke jalan dan mengambil dua anak jalanan yang yatim piatu untuk dididik dan dipelihara. Akhirnya dalam dua tahun itu, kedua anak jalanan itu terdidik dengan baik. Berarti selalu ada kesempatan untuk bisa menyatakan kasih Tuhan. Saat Rasul Paulus berada di hadapan Raja Agripa, tentu waktunya tidak lama. Namun ketika ia diberi kesempatan untuk berbicara, ia menguraikan tentang kasih Allah yang telah dialaminya dalam waktu yang sangat singkat. Kasih Allah yang telah menyelamatkannya. Kasih Allah yang telah mengubah dan memperbaharui hidupnya. Kesaksiannya begitu lengkap, sehingga wali negeri, yaitu Festus, menyatakan bahwa Rasul Paulus telah gila karena ilmunya yang banyak. Tetapi Paulus tetap melanjutkan kesaksiannya dan berdoa agar semua orang yang mendengarnya mau bertobat, menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mari kita berhenti mengemukakan berbagai alasan yang membuat mulut kita bungkam dari menceritakan tentang kasih Tuhan. Di mana saja, kapan saja, mari kita beritakan kasih-Nya. Mungkin ada orang yang menolak, tetapi mungkin pula ada yang menerima kesaksian kita. Yang penting adalah bahwa kita mau menjadi alat Tuhan guna menyatakan kasih-Nya. Selalu ada peluang dalam misi. Mengenai pertobatan seseorang itu sendiri merupakan karya Roh Kudus. (PF)
DOA Di mana ada tantangan, di situ pasti ada peluang. renung a
n
Kebutuhan dana misi secara global agar Tuhan mencukupi.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 13-14
kamis, 10 oktober 2013
Satu Orang Bertobat Lukas 15:8-10 Aku berkata kepadamu: “Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." Lukas 15:10 Pernahkah anda berpikir, dengan cara apa kita bisa menggoncang sorga dengan sukacita? Apakah lewat persembahan uang yang cukup banyak? Lewat persepuluhan? Lewat aktivitas di gereja? Lewat khotbah-khotbah yang hebat? Lewat membangun gedung gereja yang paling dahsyat di dunia? Dan macam-macam cara lainnya yang dapat kita perbuat. Jawabannya terletak bukan pada cara-cara sebagaimana disebutkan di atas. Jawabannya terletak pada jiwa yang bertobat. Kerajaan Sorga barulah terisi dengan sukacaita manakala ada satu jiwa bertobat (Lukas 15:7). Yah, satu jiwa saja bertobat. Tidak 10, 100, atau 1.000. Cukup satu jiwa saja. Apa artinya? Artinya, Kerajaan Sorga tidak tertarik dengan apapun yang ada di dalam dunia ini. Apakah itu emas, berlian, batu permata, uang atau kehebatan kepandaian manusia. Satu jiwa manusia yang bertobat jauh lebih berharga ketimbang harta apapun atau kepandaian apapun dari manusia yang ada di dunia. Satu jiwa bertobat sudah cukup memberikan sukacita di sorga. Selanjutnya bisa berarti untuk membawa satu jiwa saja bertobat tidaklah mudah. Memenangkan satu jiwa untuk bertobat bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. Pertobatan yang sungguh-sungguh merupakan suatu proses yang tidak mudah. Itu sebabnya, harga satu jiwa jauh lebih mahal daripada harta apapun yang dapat dijumpai di dunia. Sehebat-hebatnya harta dunia tidak akan pernah dapat menggoncang sorga dengan sukacita. Hati Tuhan barulah bersukacita saat menerima satu jiwa bertobat melalui pemberitaan InjilNya. Pertanyaannya, sudahkah kita mempersembahkan satu jiwa saja kepada Tuhan? Sebelum nafas berhenti, mari kita bawa satu jiwa bertobat kepada Tuhan. (IE)
DOA Jiwa manusia jauh lebih berharga dari apapun yang ada di dunia. renung a
n
Pakailah aku untuk memenangkan satu jiwa.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 15-17
jumat, 11 oktober 2013
Ladang Menguning Yohanes 4:33-42 Tetapi Aku berkata kepadamu: “Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.” Yohanes 4:35
Sibuk mengurusi diri sendiri atau hanya memikirkan kepentingan gereja sendiri, adalah masalah serius orang Kristen masa kini! Orang Kristen dan pemimpin gereja sering berpikir, “Mengurus masalah intern saja belum beres, mengapa harus berpikir menjangkau orang lain?” Pandangan ini nampaknya masuk akal tetapi tidak benar secara iman Kristen! Ada juga yang mengatakan, “Kita tidak perlu memberitakan Injil kepada orang lain, nanti dicap terlalu arogan.” Pandangan demikian pun keliru, karena mendengar berita Injil “kabar baik” adalah hak setiap orang. Arogan adalah jikalau kita memaksakan kehendak orang lain. Sikap dan cara pandang seperti di atas, menyebabkan gereja tidak bertumbuh! Orang Kristen harus memiliki kemauan untuk memandang ke sekelilingnya. Memandang isi keluarganya, tetangga, rekan di lingkungan kerja dan pergaulan sehari-hari. Miliki pandangan rohani seperti yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus sendiri. Orang di sekitar kita seperti hamparan ladang padi atau gandum, ada yang sudah menguning pertanda sudah matang dan harus segera dituai. Miliki juga naluri seorang petani yang cepat bertindak untuk menuainya. Gereja harus memiliki pelayanan keluar, dimulai dari orang-orang yang “dekat”, mungkin anggota keluarga sendiri atau orang satu suku yang belum diselamatkan. Mereka adalah tanggung jawab kita, bukan hanya hamba Tuhan, pengurus atau majelis. Mari awali dengan berdoa untuk orang-orang yang kita rindukan untuk mengenal kasih Tuhan Yesus. Teruslah berdoa sampai Tuhan memberikan belas kasihan dalam hati Saudara. Dalam situasi dan keadaan apapun, dengan ramah sapa dan bertuturlah tentang kasih Tuhan Yesus yang telah mengubah hidup Saudara sendiri. (LB)
DOA Roh Kudus bekerja dalam hati orang yang mendengar kabar baik.
renung a
n
Kesaksian orang Kristen melalui kehidupan, tutur kata dan kepeduliannya.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 18-20
sabtu, 12 oktober 2013
Mengalahkan Keengganan Filipi 4:6-9 “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4:8
Keengganan menjadi permasalahan bagi kehidupan orang beriman. Contohnya, pekerja enggan bekerja dan senang menunda-nunda pekerjaan. Jika tiba waktunya mengumpulkan tugas, baru mereka panik dan mulai mengerjakannya. Ada juga tipe orang yang sudah bertahuntahun “enggan” bekerja karena punya pemikiran, “Ingin hidup sukses, enak dan cepat dapat untung besar tanpa harus bekerja keras.” Ketika melihat orang lain sukses, dia hanya melihat kesuksesannya tanpa melihat bagaimana perjuangan orang itu menjadi sukses. Selanjutnya, ada banyak contoh anak muda yang ingin segala sesuatu secara praktis dan instan. Mereka tidak mau bersusah-susah dahulu. Kalau pada zaman dulu para mahasiswa berjuang agar lulus dengan nilai bagus sehingga mereka mendapatkan pekerjaan yang baik. Tetapi kini, generasi muda relatif lebih santai dan”enggan” belajar dengan sungguh-sungguh. Beberapa contoh di atas membuktikan bahwa keengganan masih ada di sekitar kita. Berikut ini tips untuk mengalahkannya: Pertama, memiliki pikiran Kristus. Jika kita memiliki pikiran Kristus, kita akan berpikir hal-hal yang menyenangkan Tuhan yakni yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, semua kebajikan dan yang patut dipuji. Dari pikiran ini akan mempengaruhi seluruh tindakan kita. Kedua, mengggunakan waktu dengan yang baik karena waktu dalam hidup kita tidak akan terulang. Ketiga, belajar dari orang-orang Kristen yang memiliki pengaruh besar yang berguna bagi kehidupan kita. Dengan demikian, kita tetap bersemangat, bekerja dengan sekuat tenaga apapun yang Tuhan percayakan untuk kita kerjakan. (AS)
DOA Pikiran mempengaruhi tindakan. renung a
n
Agar para pekerja dapat bekerja dengan penuh semangat dan sekuat Tenaga.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 21-24
minggu, 13 oktober 2013
Menjadi Berkat Nehemia 5:14-19 …, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati. Nehemia 5:14
Ucapan John F. Kennedy, seorang presiden Amerika Serikat, yang berbunyi, “Jangan tanya apa yang negara bisa berikan padaku, tetapi tanyakan apa yang bisa kuberikan untuk negaraku” terus membahana di hati setiap orang yang mengasihi Tuhan, negara dan bangsanya. Jauh sebelumnya, seorang tokoh dalam Perjanjian Lama bernama Nehemia telah menerapkan hal itu dalam hidupnya. Ia tahu bahwa keberadaannya sebagai umat Tuhan dan sekaligus sebagai bupati akan menjadi sorotan banyak orang. Seorang pejabat publik seperti dia harus bisa melayani dan mengayomi seluruh rakyat. Itulah sebabnya, ketika ia menjabat selama 12 tahun sebagai bupati, ia melakukan yang terbaik. Ia tidak korupsi dan tidak membebani rakyat, khususnya di bidang keuangan dan urusan kenegaraan yang membutuhkan dana. Ia menyatakan berbeda dengan bupati-bupati sebelumnya, karena ia rela berkorban. Salah satu ladang misi adalah tempat pekerjaan kita, yang diistilahkan dengan market place. Di sana kita berkumpul dengan banyak orang dari pelbagai latar belakang etnis, sosial ekonomi, agama, dan sebagainya. Keberadaan kita sebagai orang percaya tentu akan disorot, seperti halnya Nehemia. Kita bagaikan surat terbuka yang dibaca oleh banyak orang (2 Korintus 3:2). Mari kita nyatakan karakter Kristus di tempat kerja kita dengan kedisiplinan, kejujuran, kerajinan, kekudusan, dan sebagainya. Bekerjalah seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kolose 3:23). Artinya, walaupun manusia di sekitar kita tidak melihat, termasuk atasan kita, tetapi Tuhan adalah Allah yang Mahatahu, yang melihat segala sesuatu. Dengan prinsip Nehemia, yaitu takut akan Tuhan, maka kita akan menjadi teladan bagi banyak orang. Bukan menjadi batu sandungan, sebaliknya kita menjadi berkat. (PF)
DOA Tempat kerjamu adalah ladang misimu. renung a
n
Para pebisnis dan kaum profesional.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 25-26
senin, 14 oktober 2013
Jangan Jadi Batu Sandungan Matius 5:13-16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Matius 5:16
Kehidupan orang Kristen mendapat sorotan dari masyarakat sekitarnya. Apabila seorang Kristen melakukan tindakan-tindakan yang tidak baik maka orang akan mencibir dan menjatuhkan kekristenan bahkan mengolok-olok nama Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena perbuatan atau perkataan yang tidak mencerminkan sebagai orang Kristen yang baik, akibatnya orang Kristen tersebut menjadi batu sandungan. Banyak kesaksian menyatakan orang tidak mau menjadi pengikut Kristus atau mundur dari imannya kepada Tuhan Yesus Kristus gara-gara orang Kristen tidak menunjukkan teladan yang baik. Dalam khotbah-Nya di sebuah bukit, Tuhan Yesus mengajarkan kepada para pendengarnya tentang hukum Kerajaan Allah yang menjadi prinsip kebenaran. Salah satu di antaranya adalah menjadi garam dan terang dunia. Artinya bahwa pengikut Kristus harus menjadi orang yang berguna dan dapat menjadi berkat bagi sesamanya. Kehidupan orang Kristen harus menjadi terang bagi dunia yang gelap ini, supaya orang yang masih hidup dalam dosa oleh karena tidak tahu kebenaran bertobat dan melakukan cara hidup yang baik dan benar sesuai kebenaran firman Tuhan. Jika kehidupan orang Kristen dapat menjadi garam dan terang bagi dunia ini, maka banyak orang akan tertarik untuk mengikut Kristus. Melalui kehidupannya yang baik dan benar, ia telah memuliakan Bapanya di sorga. Mari kita bercermin diri apakah kehidupan kita sebagai pengikut Kristus sudah menjadi berkat dan teladan bagi orang lain? Ataukah kita masih sering melakukan tindakan dan perkataan yang tidak terpuji? Hendaklah hidup kita senantiasa memuliakan Tuhan bukan sebaliknya menjadi batu sandungan yang mempermalukan nama Tuhan Yesus Kristus. (LL)
DOA Menjadi batu sandungan mempermalukan nama Tuhan Yesus Kristus. renung a
n
Tuhan, jadikan aku alat-Mu untuk mempermuliakan nama-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun
Matius 27-28
selasa 15 oktober 2013
Ikutilah Teladanku Filipi 3:17-21 Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu. Filipi 3:17
Injil yang diberitakan merupakan “firman Allah yang hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun” (Ibrani 4:12). Berarti, manakala firman diberitakan, firman tersebut bukan saja ditujukan untuk pendengar tapi juga untuk pemberitanya. Firman yang diberitakan bukan saja untuk sebatas menantang pendengar agar bertobat dan memiliki hidup baru, namun untuk pemberitanya juga. Pemberita firman wajib bertobat lebih dulu dan berubah hidupnya serta memiliki hidup baru. Pemberita firman wajib menjadi teladan. Rasul Paulus bekerja keras untuk memberitakan Injil ke pelbagai tempat. Jelas dia amat sibuk. Namun tidak sekedar sibuk menjadi pemberita tapi menjadi pelaku firman juga. Paulus mengaplikasikan firman yang dia beritakan kepada dirinya lebih dulu. Dia harus mampu menjadi teladan bagi semua orang. Itu sebabnya Paulus berani berkata, “Saudara-saudara, ikutilah teladanku.” Setiap pemberita firman sudah sepatutnya menjadi teladan. Untuk dapat menjadi teladan hidupnya wajib sepadan dengan firman Tuhan. Firman Tuhan perlu diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Pemberitaan firman Tuhan yang terbaik adalah melalui kenyataan hidup sehari-hari. Apabila firman yang diberitakan tidak cocok/sesuai dengan kenyataan perbuatan kehidupan sehari-hari maka pemberitaan firman tidak memiliki kuasa apa-apa. Pemberitaan firman hanyalah sebatas kata-kata kosong tanpa makna. Pekabaran Injil dapat dilaksanakan di mana-mana namun apalah artinya tanpa keteladanan hidup. Menjadi teladan merupakan bagian hidup yang utama dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orang percaya, marilah kita selalu berusaha menjadi teladan yang baik bagi kemuliaan-Nya. (IE)
DOA Teladan hidup orang beriman memancarkan kemuliaan-Nya. renung a
n
Bentuk hidupku untuk menjadi teladan.
Bacaan Alkitab Setahun
Markus 1-3
rabu, 16 oktober 2013
Dunia Pendidikan Ulangan 6:6-9 Haruslah engkau mengajarkannya berulangulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Ulangan 6:7
Bertanyalah kepada anak muda masa kini, apa yang mereka kejar? Keinginan menjadi orang kaya atau keinginan menjadi orang bijaksana? Keinginan menjadi orang terkenal atau orang yang hidup menyenangkan Tuhan? Bisa jadi banyak anak muda masa kini lebih peduli pada materi dan hidup hura-hura daripada hidup bijaksana dan takut akan Tuhan. Jika pilihan mereka salah, jangan-jangan mereka telah menjadi korban dunia pendidikan! Pendidikan yang salah menyebabkan anak-anak memiliki konsep dan pandangan hidup yang salah juga. Pendidikan Kristen bersumber dari perintah firman Tuhan yang jelas. Sabda Tuhan adalah acuan bagi orang tua untuk mengajar anak-anaknya agar anak-anak bertumbuh dalam konsep dan arah yang benar. Sayang, ada orang tua yang tidak cukup serius memperhatikan sabda Tuhan, sehingga mereka gagal menjadi pendidik yang baik bagi anak-anaknya. Gereja memiliki panggilan untuk mendidik, baik melalui pembinaan anggota jemaatnya yang diadakan di gereja, maupun pendidikan sekolah yang dilakukan oleh pihak gereja. Landasan utama untuk melakukan pendidikan adalah firman Tuhan, dengan maksud agar setiap orang yang dididik memiliki pengenalan akan Tuhan secara benar, juga memiliki moralitas dan spiritualitas yang baik. Pendidikan dalam iman Kristen sangat penting, karena akan menangkal nilai-nilai hidup yang tidak sesuai kehendak Tuhan. Dunia mengagungkan material, hidup berfoya-foya, tidak percaya Tuhan dan penuh keegoisan. Orang yang terdidik dengan landasan iman Kristen yang baik akan bertahan terhadap berbagai terpaan gaya hidup dunia itu. (LB)
DOA Perhatikan dan beri tempat di hati untuk didikan Tuhan. renung a
n
Para guru dalam mendidik murid-muridnya.
Bacaan Alkitab Setahun
Markus 4-5
kamis, 17 oktober 2013
Ujian Kesetiaan Ayub 2:1-13 Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Ayub 23:10
Kesetiaan adalah modal utama dalam membangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Seringkali dalam membangun relasi satu dengan yang lain mengalami hambatan, tantangan dan kesulitan. Akibatnya tidak jarang hubungan menjadi putus dan tidak sedikit yang berakhir dengan permusuhan. Ayub adalah seorang yang mengalami goncangan hidup sangat mengerikan. Alkitab mencatat ia mempunyai tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan; 7.000 ekor kambing domba; 3.000 ekor unta; 500 pasang lembu; 500 keledai betina; dan budak-budak yang banyak sekali. Namun Tuhan izinkan ia menghadapi ujian, semua harta bendanya habis, anak-anaknya mati, bahkan istrinya pun tidak tahan sehingga menyarankan Ayub untuk mengutuki Allah. Dalam keadaan demikian Ayub tetap bertahan. Ia menang dalam ujian, sehingga Allah memulihkan hidupnya. Ayub bagaikan emas yang teruji. Kunci kemenangan Ayub dalam menghadapi ujian adalah pertama, terletak pada kekuatannya untuk bangkit dari masalah hidupnya. Ia tidak mau dipenjarakan oleh keadaan yang terus-menerus menghimpitnya. Ia berusaha keluar dari kemampuannya sendiri dan mulai bergantung pada Tuhan. Kedua, ia mulai melibatkan dan mengenal Tuhan dengan benar. Ayub tidak lagi mengenal Tuhan dari kata orang, tetapi ia melihat dan mendengar sendiri suara Tuhan di dalam badai hidupnya yang berbicara kepadanya. Kesetiaan tidak pernah lepas dari ujian. Murid Tuhan sejati adalah mereka yang setia kepada Tuhan Yesus walaupun harus menghadapi ujian yang sangat berat. Allah sangat mengasihi dan menghargai orang-orang yang setia kepada-Nya. (ADL)
DOA Kekuatan dalam menghadapi ujian adalah pada pengenalan dan keintiman dengan Tuhan. renung a
n
Kami mau tetap setia kepada-Mu ya Tuhan, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan.
Bacaan Alkitab Setahun
Markus 6-8
jumat, 18 oktober 2013
George Muller Markus 10:13-16 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orangorang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” Markus 10:14
George Müller (1805-1898) adalah salah satu tokoh iman abad 19 yang berasal dari Jerman. Müller sering disebut “bapa yatim piatu”, karena pelayanan Müller dan istrinya berpusat pada anak yatim piatu yang dimulai pada tahun 1836. Ia memakai rumahnya sendiri di Bristol Inggris untuk menghidupi 30 anak yang yatim piatu. Pada zamannya, persoalan anakanak yatim piatu merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Tidak lama setelah itu, ia membangun tiga rumah untuk menampung 130 anak. Tahun 1849 berhasil membangun gedung untuk menampung 300 anak dan pada tahun 1870 ia membangun lima gedung yang dapat menampung lebih dari 2.000 anak. Pada tahun 1875 di usia 70 tahun, Müller memulai perjalanan misinya. Selama 17 tahun, ia telah berkhotbah di Amerika, India, Australia, Jepang, Tiongkok, dan ± 40 negara lainnya. Ia telah menempuh perjalanan sejauh sekitar 300.000 km. Sebuah prestasi yang luar biasa pada waktu itu. Kemampuan bahasa membuatnya dapat berkhotbah dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan khotbahnya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari dua belas bahasa lain. Pada 1892, ia kembali ke Inggris dan ia meninggal pada 10 Maret 1898. Selama hidupnya, Müller telah membangun 117 sekolah yang menampung lebih dari 120.000 anak-anak muda dan para yatim piatu. Ia menjadi gembala gereja di Bethesda Chapel di Bristol yang mempunyai anggota jemaat ± 2.000 orang ketika ia meninggal. Kehidupan Muller seperti Yesus di zamannya, karena hatinya begitu melekat pada anak-anak, bahkan ia sama sekali tidak memandang sebelah mata terhadap kehidupan anak-anak. Apakah Saudara juga mengasihi dan memperhatikan anak-anak ? (MI)
DOA Muller berkata: "Kalau seseorang tidak berbuat apa-apa pada waktu-waktu krisis, orang tersebut tidak memiliki iman yang benar."
renung a
n
Doakan untuk pelayanan anak, agar banyak orang memiliki hati seperti Yesus.
Bacaan Alkitab Setahun
Markus 9-10
sabtu, 19 oktober 2013
William Carey Roma 10:13-15 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku...” Matius 28:19
William Carey adalah seorang misionaris besar yang melayani di India selama 40 tahun. Tanggal 13 Juni 1793 Carey dan istrinya yang bernama Dorothy, bersama keempat anak mereka serta seorang pengasuh bayi berlayar dari Inggris menuju India dengan menggunakan sebuah kapal. Dengan pendidikannya yang sederhana, ia sebenarnya tidak punya keahlian apa-apa dalam pelayanan misi kecuali keyakinan bahwa Tuhan telah memanggilnya demi "pertobatan orang-orang asing". Hasil pelayanan Carey antara lain menerjemahkan Alkitab dalam berbagai macam bahasa India dan dialeknya. Ia mendirikan gereja di seluruh kawasan delta Sungai Gangga, bahkan mengirim misionaris ke bangsa-bangsa lain. Ia juga mengorganisasi suatu lembaga sekolah untuk anak-anak India dan mendirikan Perguruan Tinggi Serampore yang mengajarkan teologi Kristen dan sastra India serta teknologi Barat. Ia mendirikan Yayasan Pertanian India dan menerbitkan kumpulan esai untuk memperbaiki hasil pertanian. Ia juga mendirikan rumah sakit untuk orang-orang kusta dan sekolah misionari untuk rakyat jelata. Dalam menjalankan misinya, Carey mengalami banyak tantangan seperti kematian istrinya; kebakaran yang menghancurkan Serampore Press; sakit berat yang diderita istri keduanya; dan kematian anak pertamanya. Namun sekalipun demikian William Carey tetap melaksanakan “Amanat Agung” dengan setia. Bagaimana dengan kita? Banyak orang yang belum mendengar tentang kabar baik yaitu keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Biarlah kita sebagai orang percaya menjadi pembawa kabar baik (Roma 10:15b) seperti yang dilakukan William Carey. (LP)
DOA Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik. renung a
n
Para misionaris agar tetap setia sampai akhir apapun tantangan yang mereka hadapi.
Bacaan Alkitab Setahun
Markus 11-13
minggu, 20 oktober 2013
David Livingstone Matius 10:34-39 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Matius 10 : 37
David Livingstone adalah seorang tokoh misi yang patut diteladani. Ia dilahirkan tahun 1813, dan sejak kecil telah dibawa orang tuanya ke gereja. David kecil bertumbuh dengan cita-cita ingin menjadi dokter misionaris. Dia menempuh studi di kedokteran, dan akhirnya terpanggil masuk pedalamam Afrika, benua yang penuh tantangan, bahaya dan penderitaan. Di benua ini David menghadapi banyak penderitaan. Ia pernah diterkam singa besar yang mengoyak lengannya. David menikah dengan Mery dan memiliki empat anak, namun satu anaknya harus mengalami kematian saat keluarganya melintasi padang pasir Afrika yang ganas. Peristiwa itu menggoncangkan hatinya, dan David akhirnya mengirimkan istri dan ketiga anaknya kembali ke Inggris. Ketika David cuti dan pulang ke Inggris, ia mendapati ayahnya baru saja mati dan dikuburkan. Kesedihan kembali menggelayut dan membuat David Livingstone menangis. Ketika anak-anaknya menginjak dewasa, Mery, istrinya mengarungi lautan berbulan-bulan untuk menyusulnya ke Afrika. Namun sesaat di Afrika, Mery terserang demam yang akhirnya merenggut nyawanya. Kesedihan yang dialami David Livingstone bertubi-tubi. Orang membujuk agar dia kembali ke peradaban, tetapi ditolaknya. Saat terserang sakit, lemah dan hanya bisa ditandu, ia tetap memproklamasikan Injil. Di tengah penderitaan dan sakitnya, David Livingstone berjuang untuk berlutut dan berdoa melipat tangan sampai akhirnya didapati dia telah meninggal dunia dalam posisi berdoa. Menjadi utusan misi harus membayar harga. Berapa besar harga yang sudah Saudara bayar? (LB) DOA Keteguhan hati dibutuhkan dalam pelayanan misi. renung a
n
Para misionaris yang memberitakan Injil di berbagai pelosok dunia.
Bacaan Alkitab Setahun
Markus 14-16
senin, 21 oktober 2013
Panggilan Sorgawi Lukas 5:1-11 Kata Yesus kepada Simon: “Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjadi penjala manusia.” Lukas 5:10b
Percakapan yang menarik terjadi saat Simon Petrus diminta bertolak kembali untuk menjala ikan setelah semalaman tidak mendapatkan seekor ikan pun. Simon Petrus melakukan apa yang dikatakan Yesus dan alhasil Simon Petrus mendapat ikan yang sangat banyak. Kisah di atas mengandung pelajaran yang sangat penting bagi kehidupan kita. Pertama, panggilan Allah terhadap Petrus. Hal itu sudah terlihat jelas sejak awal di saat Yesus naik ke perahu Simon Petrus dan meminta bertolak sedikit dari pantai (ayat 3). Sebenarnya Petrus bisa beralasan lelah setelah semalaman melaut dan tidak mendapat hasil yang memuaskan, tetapi hal itu tidak dilakukan Petrus. Kedua, kesediaan Petrus menanggapi panggilan Allah. Di tengah-tengah kelelahannya, Petrus masih dapat mendengar panggilan Allah. Petrus menanggapi panggilan itu dan mengikuti perintah Yesus (ayat 3-4). Kesediaan Petrus membawa kehidupannya mengalami karya Allah yang luar biasa dan membuatnya merasa tidak layak di hadapan Tuhan (ayat 8). Petrus tidak bisa menyombongkan diri dengan keahliannya sebagai nelayan. Ketiga, tugas panggilan Allah. Panggilan Allah kepada Petrus jelas bahwa Petrus mendapat tugas yang baru, bukan sebagai penjala ikan lagi tetapi menjadi penjala manusia. Artinya Petrus akan dipakai Allah sebagai alatNya untuk membawa banyak orang percaya kepada Kristus. Bagaimana dengan kehidupan kita dalam menanggapi panggilan sorgawi? Tuhan memanggil kita masing-masing dengan latar belakang yang berbeda-beda, tentu dengan tujuan yang sama yaitu supaya semua orang dari berbagai latar belakang menerima keselamatan dari Tuhan melalui kita. (PS)
DOA Merespons panggilan sorgawi menghasilkan pertobatan jiwa-jiwa. renung a
n
Dalam keletihan pun, ajar kami tetap dapat mendengar panggilan-Mu dan melaksanakan tugastugas-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 1-3
selasa, 22 oktober 2013
Mengerjakan Keselamatan Filipi 2:12-18 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Filipi 2:12
Banyak orang di dunia ini berusaha sedemikian rupa untuk memperoleh keselamatan. Padahal keselamatan hanya dapat diperoleh melalui Tuhan Yesus Kristus. Untuk mendapatkan keselamatan orang tidak perlu membayar atau melakukan berbagai cara. Cukup percaya kepada-Nya, karena Tuhan Yesus sudah membayarnya melalui kematianNya di atas kayu salib. Rasul Paulus begitu menghargai keselamatan yang telah ia terima. Itu sebabnya setelah memperoleh keselamatan, ia sangat rindu memberitakan Injil supaya setiap orang juga diselamatkan. Sekalipun berada di dalam penjara, Rasul Paulus masih memikirkan jiwa-jiwa yang sedang menuju pada kebinasaan. Hatinya tetap berkobar-kobar untuk memberitakan Injil. Ia mendorong jemaat Filipi untuk mengerjakan keselamatan yang sudah mereka terima. Ia mengingatkan apa yang harus dilakukan dalam mengerjakan keselamatan. Pertama, dengan takut dan gentar. Artinya dilakukan dengan kesungguhan hati dan dari dasar hati yang tulus dan murni. Kedua, tidak dengan bersungut-sungut dan berbantah-bantahan supaya tidak menjadi aib dan noda yang menimbulkan citra yang buruk terhadap anak-anak Tuhan di tengahtengah dunia yang bengkok dan sesat ini. Ketiga, memiliki contoh hidup yang baik supaya menjadi seperti bintang-bintang yang bercahaya di kegelapan malam. Keempat, tetap berpegang pada firman Tuhan yang menjadi pedoman dalam kehidupan. Saudara, jangan puas dengan keselamatan yang sudah kita terima. Mari kita kerjakan keselamatan yaitu menjangkau jiwa-jiwa yang belum mengenal Kristus, supaya sebanyak mungkin orang diselamatkan di dalam Tuhan Yesus Kristus. (LL)
DOA Pemberitaan Injil harus dikerjakan oleh orangorang yang sudah diselamatkan. renung a
n
Tuhan, pakailah kami untuk mengerjakan keselamatan-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 4-6
rabu, 23 oktober 2013
Tanda-tanda Yang Menyertainya Markus 16:15-20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya. Markus 16:20 Setiap kali Injil diberitakan, tanda-tanda dari Tuhan menyertainya. Tanda-tanda yang menyertai untuk meneguhkan firman Tuhan yang berintikan Injil yang diberitakan tidak sebatas kata-kata kosong. Tidak juga sebatas orasi atau retorika manusia. Tidak sebatas hasil buah pikir manusia. Atau sebatas keahlian ilmu berkhotbah yang dikenal homiletika. Tapi firman yang diberitakan disertai tanda-tanda dari Tuhan untuk meneguhkan berita firman. Tanda-tanda apa saja yang dapat kita alami? Memperhatikan konteks ayat-ayat sebelumnya, kita menemukan tanda-tanda tersebut sebagaimana tertulis dalam ayat 17. Dikatakan, “mengusir setan-setan, berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru, memegang ular, bebas dari racun maut dan menyembuhkan orang sakit.” Tanda-tanda ini terbukti dalam pelayanan pemberitaan firman oleh Petrus. Seorang pria dalam kondisi lumpuh sejak lahir mampu berjalan kembali (Kisah 3:2, 7, 8). Selanjutnya, tanda pelayanan Petrus berkaitan dengan pertobatan jiwa-jiwa (Kisah 2:41). Berkaitan dengan gairah orang-orang percaya untuk “bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan” (Kisah 2:42). Berkaitan dengan perubahan cara hidup, perilaku dan perbuatan sehingga dikatakan, “Mereka disukai semua orang” (Kisah 2:47). Berarti, tanda-tanda dari Tuhan yang menyertai pemberitaan firmanNya guna meneguhkan firman-Nya adalah pertobatan, hidup baru, mukjizat, ketekunan untuk belajar firman-Nya, kerajinan untuk bersekutu bersama dan bertambahnya orang-orang percaya. Penyampaian firman Tuhan yang disertai tanda-tanda merupakan manifestasi keterlibatan Tuhan. Dengan kata lain, “Tuhan turut bekerja.” Jadi bukan sebatas karya otak manusia, atau karya sebuah orasi, tapi karya Tuhan sendiri. Biarlah firman Tuhan yang kita sampaikan selalu disertai tanda-tanda dari Tuhan. (IE)
DOA Firman yang disampaikan perlu disertai tanda-tanda. renung a
n
Kami berdoa untuk hamba-hamba-Nya yang memberitakan firman Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 7-8
kamis, 24 oktober 2013
Terimalah Kuasa-Nya Yohanes 1:10-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya. Yohanes 1 : 12
Tuhan Yesus datang ke dunia ini dengan maksud mulia yaitu supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa. Sayang sekali, tidak semua orang menerima-Nya. Tetapi bersyukurlah bagi orang yang percaya dan menerima-Nya. Percaya kepada Tuhan Yesus membawa akibat yang luar biasa! Mereka yang menerima-Nya diberi kuasa menjadi anak-anak Allah. Kata kerja 'menerima' di ayat 12 dengan jelas mengungkapkan sebuah hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus. Kata 'kuasa' berarti 'diberikan hak' (BIS), dalam pengertian bahwa orang hanya berhak menjadi anak Allah apabila mereka percaya dalam nama Yesus. Bila seseorang percaya pada Tuhan Yesus, maka ia dilahirkan kembali dan menjadi anak Allah yang berhak menerima hidup kekal (Yohanes 3:15-17). Pertanyaannya, siapakah yang dapat menjadi anak-anak Allah? Istilah 'semua orang' dalam ayat 12 dengan jelas menunjuk ruang tanpa batas. Apakah kaya atau miskin; tua atau muda; laki-laki atau perempuan; kulit putih atau hitam; semuanya dapat percaya pada Tuhan Yesus. Tidak ada batasan gender atau suku untuk menjadi anak-anak Allah. Yang perlu dipahami adalah bahwa percaya dan menerima Tuhan Yesus merupakan tindakan aktif manusia. Dengan kata lain, percaya adalah perbuatan manusia. Namun, percaya juga merupakan pemberian Allah (Efesus 2 : 8-9). Inilah undangan sekaligus panggilan buat setiap orang. Sudahkah Saudara sungguh-sungguh menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat? jangan sia-siakan kesempatan ini. Terimalah kuasa-Nya supaya Saudara berhak menjadi anak-anak-Nya yang akan menerima warisan Kerajaan Allah. (YR)
DOA Mendapat kuasa menjadi Anak Allah adalah anugerah. renung a
n
Tuhan, berilah aku kuasa untuk memberitakan Injil-Mu supaya setiap orang percaya kepada-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 9-10
jumat, 25 oktober 2013
Berkat Keturunan Kejadian 49:1-28 Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka, ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing. Kejadian 49:28
Hampir setiap anak laki-laki menjadi penentu garis silsilah bagi keturunannya sehingga tidak heran kita sering menjumpai di belakang namanya ditambahkan nama ayahnya sebagai nama keluarga. Bahkan ada banyak suku yang harus memakai nama keluarga untuk menandai dari manakah sesorang tersebut berasal, misalnya suku Batak, Ambon, Menado dan masih banyak lagi. Ada pula suku yang tidak membolehkan pernikahan seseorang dan calonnya memiliki nama keluarga yang sama meski sudah masuk keturunan yang kesekian kalinya. Hal lain yang lebih penting dari sekedar nama dalam keturunan ialah dalam memberkati keluarga. Abraham diberkati Tuhan untuk menjadi berkat bagi segala bangsa. Berkat dari Allah itu mengalir kepada Ishak, Yakub dan keturunannya. Yakub kemudian memberkati anakanaknya. Sebagai seorang Bapa, Allah memberkati Yakub bukan dengan kekayaan saja namun juga kuasa dalam memberkati anak-anaknya. Apa yang dikatakan Yakub kepada dua belas keturunannya itu merupakan kata-kata yang sangat berdampak dalam kehidupan mereka. Yang menarik perhatian kita adalah ketika Yakub memberkati keduabelas anak laki-laki yang nantinya menjadi dua belas suku. Yakub mengucapkan berkat dan kutuk. Berkat dan kutuk itu akan terjadi tergantung pada tindakan mereka. Berkat akan turun jika mereka taat kepada Allah, demikian pula kutuk akan turun jika mereka melawan Allah. Berkat tidak serta merta terwujud. Berkat keturunan justru akan terhapus jika pertobatan tidak dihidupi dengan ketaatan dalam menerima janji Allah yang telah menyediakan berkat bagi umat-Nya. (SM)
DOA Ucapan kita berdampak pada keturunan kita. renung a
n
Tuhan, bimbing aku untuk menggenapi berkat-berkat yang telah Engkau sediakan bagiku.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 11-12
sabtu, 26 oktober 2013
Penyertaan-Nya Sempurna Matius 28:16-20 “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28:20b
Pesan terakhir yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada para murid-Nya adalah agar mereka pergi memberitakan Injil. Pesan ini menjadi suatu mandat yang harus dilakukan oleh semua murid Yesus. Mandat ini tidak hanya disampaikan kepada para murid yang ada pada zaman itu, tetapi kepada semua orang percaya yang ada pada masa sekarang ini. Kita yang percaya pada Tuhan Yesus menjadi murid-muridNya dan menjadi kewajiban bagi kita untuk memberitakan Injil. Ketika Yesus memberi mandat ini, Ia tidak membiarkan mereka pergi begitu saja. Yesus memberi mereka kuasa dan segala kelengkapan yang memampukan mereka untuk menjadi pemberita Injil. Tuhan menyertai para murid dengan tanda-tanda seperti yang tercatat dalam Injil Markus 16:17-18. Tanda-tanda itu adalah mereka akan mengusir setan demi nama Yesus; mereka akan berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru; mereka akan memegang ular dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangan atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh. Semua tanda-tanda yang ditunjukkan dalam Injil Markus ini, menjadi bukti bahwa penyertaan Tuhan atas murid-murid-Nya sempurna. Markus 16:20 mencatat bahwa saat para murid memberitakan Injil, Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman yang telah disampaikan dengan tanda-tanda yang menyertainya. Demikian juga dalam Kisah 1:8, Tuhan memberi kita kuasa Roh Kudus yang memampukan kita untuk menjadi saksi-Nya. Tuhan yang sama akan menyertai kita juga pada saat kita memberitakan Injil. Kita tidak perlu takut atau pun ragu melakukannya, karena Tuhan menyertai kita dengan sempurna. (YL)
DOA Penyertaan Tuhan meneguhkan panggilan kita untuk memberitakan Injil. renung a
n
Agar Injil Tuhan makin disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 13-15
minggu, 27 oktober 2013
Siap Ditolak Lukas 4:16-30 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.” Lukas 4:24
Berdasarkan hirarki kebutuhan yang disusun Abraham Maslow, rasa diterima dan rasa diakui merupakan salah satu kebutuhan pokok semua manusia. Oleh sebab itu saat seseorang ditolak maka akan sangat berpengaruh pada harga diri, percaya diri, motivasi dan semangat hidupnya. Tak heran jika banyak orang yang pada akhirnya melakukan perbuatan-perbuatan negatif seperti putus asa, pemberontakan, bahkan sampai bunuh diri. Dalam memberitakan Injil pun, tak jarang anak-anak Tuhan mengalami apa yang namanya “penolakan” baik dari orang lain, temanteman, atau bahkan keluarganya sendiri. Hal ini dialami oleh Tuhan Yesus saat membacakan kitab Yesaya di depan orang-orang Nazaret. Mereka menolak Yesus saat mengetahui Dia hanya seorang anak tukang kayu. Menghadapi penolakan tersebut, Yesus tidak takut bahkan terus memberitakan kebenaran firman dan berkata bahwa memang tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya (Lukas 4:25-27). Namun semua orang yang ada di situ justru menghalau Yesus sampai ke luar kota bahkan akan melemparkan-Nya dari atas tebing. Tanpa berkata apa-apa lagi, Yesus meninggalkan tempat itu. Langkah yang diambil Yesus sesuai dengan apa yang dikatakan-Nya kepada keduabelas rasul yang diutus untuk memberitakan Injil: “Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu” (Matius 10:14). Artinya bahwa saat memberitakan Injil dan ditolak kita tidak perlu berbantah-bantahan dengan orang-orang yang menolak kita. Seperti semangat Tuhan Yesus dan para murid-Nya yang tak pernah padam dalam memberitakan Injil sekalipun ditolak, kita pun harus meneladani semangat mereka. (LP)
DOA
Saat Injil ditolak, tak perlu berontak tapi biarkan Tuhan bertindak. renung a
n
Para petobat baru yang menghadapi penolakan dari keluarganya.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 16-18
senin, 28 oktober 2013
Berani Hadapi Tantangan Kisah Para Rasul 20:21-24 “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku…“ Kisah Para Rasul 20:24
Paulus adalah seorang rasul pemberani. Meskipun ada tantangan, penderitaan dan marabahaya yang sering dia hadapi dalam pelayanannya, dia tetap pantang menyerah (2 Korintus 11:23-28). Apa rahasia keberanian rasul Paulus dalam menghadapi setiap tantangan dalam pelayanannya? Pertama, memiliki tujuan 'goal'. Dengan berkata, “Asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan.....” Rasul Paulus ingin menegaskan bahwa hidupnya dikendalikan oleh sebuah tujuan, yaitu panggilan sorgawi untuk menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan Tuhan Yesus Kristus kepadanya. Orang Kristen yang hidupnya dikendalikan oleh tujuan yang mulia, tidak akan pernah berhenti di tengah jalan dalam melayani Tuhan meskipun terhalang oleh tantangan yang sulit sekalipun. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tujuannya dengan baik 'finishing well”. Kedua, memiliki misi atau target. Misi rasul Paulus yaitu memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah, supaya orang yang belum percaya kepada Kristus dapat mengenal dan memercayai-Nya. Rasul Paulus tahu benar bahwa hati Allah adalah hati misi, yaitu supaya semua orang yang mendengar Injil dan percaya beroleh keselamatan dan hidup kekal. Rasul Paulus percaya adanya mahkota kebenaran yang telah tersedia baginya dan juga bagi semua orang yang dengan tekun merindukan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya (2 Timotius 4:8). Apapun bentuk masalah dan tantangan kita hari ini, hadapilah dengan berani, tidak perlu gentar, karena bersama Tuhan Yesus kita akan dimampukan-Nya untuk melakukan perkara-perkara besar. (DI)
DOA Ketaataan adalah hal mutlak yang tidak boleh ditawar-tawar ketika melakukannya. renung a
n
Agar semua orang Kristen memiliki hati yang taat akan firman Tuhan.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 19-20
selasa, 29 oktober 2013
Tidak Mudah Menyerah Ibrani 10:32-39 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat. Ibrani 10:32
Saat menulis tesis guna menyelesaikan S2, saya mengalami begitu banyak kendala, salah satunya yaitu kesalahan dalam memilih judul. Waktu tiga bulan terbuang dan saya diharuskan mengganti judul tesis. Belum lagi kesulitan dalam hitungan statistik, dan masih banyak kesulitan yang lain. Kesibukan pelayanan juga mengharuskan saya membagi waktu dengan baik antara tugas pelayanan dan menulis tesis. Sekalipun kesulitan-kesulitan datang, saya tidak pernah putus asa dan selalu mencoba untuk menyelesaikan tesis tepat waktu. Jika semangat mulai pudar, saya menyanyi pujian yang menguatkan yaitu, “Ku tak akan menyerah pada apa pun juga / sebelum kucoba semua yang kubisa / tetapi kuberserah kepada kehendak-Mu / hatiku percaya Tuhan punya rencana.” Puji Tuhan, tesis dapat selesai tepat pada waktunya sehingga saya dapat diwisuda tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kitab Ibrani secara tersirat menulis tentang sifat pantang menyerah, yaitu pertama, bertahan dalam perjuangan yang berat (ayat 32). Kedua, mengerjakan apa yang menjadi bagian kita dengan tekun (ayat 36), dan ketiga, ada upah besar yang menanti saat kita tekun melakukan (ayat 35b). Terkadang ketika kita mengalami masalah dalam hidup ini, kita menjadi putus asa atau menyerah dengan keadaan. Mungkin masalah itu berkaitan dengan sakit-penyakit, ekonomi, keluarga, masa depan, dan lain-lain. Bahkan ada orang yang belum mencoba sudah menyerah. Untuk itu mari miliki sikap pantang menyerah agar kita beroleh hidup (ayat 39b). Bukan hidup yang biasa-biasa saja namun hidup yang penuh dengan kemenangan. (LP)
DOA Setiap masalah merupakan batu pijakan untuk melangkah, oleh sebab itu jangan pernah menyerah! renung a
n
Anak Tuhan yang sedang bergumul dalam usaha bisnisnya.
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 21-22
rabu, 30 oktober 2013
Berani Pertaruhkan Nyawa Kisah Para Rasul 12:1-19 Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Kisah Para Rasul 12:2
Jika seseorang ditanya tentang apakah yang paling berharga dalam hidupnya, pasti sebagian besar orang akan mengatakan bahwa nyawanyalah yang paling berharga. Ia akan mempertahankan sekuat tenaga agar nyawanya tidak hilang secara sia-sia. Itulah sebabnya bisnis sekuriti atau pengamanan laku keras, mulai dari alarm, CCTV, hingga mobil anti peluru. Namun ada sebuah pernyataan dari Tuhan Yesus Kristus yang sangat mengejutkan yaitu ketika Ia berkata, “Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya” (Markus 8:35). Ini tidak berarti bahwa kita sengaja menantang maut dan bertindak tidak bijaksana dalam memberitakan kasih Tuhan. Maksud Tuhan Yesus adalah bahwa akan ada saatnya di mana kita harus rela menyerahkan nyawa kita yang kita anggap paling berharga itu demi Yesus Kristus dan demi Injil. Mengapa? Karena kehilangan satu nyawa demi Yesus Kristus, dapat menyelamatkan banyak nyawa lainnya. Ada ungkapan di kalangan umat Tuhan yang berkata, “Darah para martir atau syuhada, yaitu orang yang mati syahid, adalah benih gereja.” Artinya, jika memang Tuhan mengizinkan nyawa kita diambil saat kita memberitakan Injil, maka hal itu akan menjadi awal pertambahan jiwajiwa yang bertobat. Kebenaran ini nampak dalam sejarah misi sejak zaman para rasul, misalnya Stefanus. Ia mati dirajam batu karena Injil, tetapi kemudian Saulus bertobat dan memenangkan banyak jiwa bagi Kristus (Kisah 7:59-60). Jika kita tidak ditetapkan Tuhan untuk menjadi syuhada, kita harus tetap menggunakan prinsip “cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” (Matius 10:16). (PF)
DOA Hidup kita Tuhan yang punya. renung a
n
Kerukunan umat beragama di Indonesia
Bacaan Alkitab Setahun
Lukas 23-24
kamis, 31 oktober 2013
Upah Tersedia Ibrani 10:32–39 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Ibrani 10 :35
Kesulitan ekonomi acapkali menyebabkan iman seseorang goyah. Sebagian orang rela meninggalkan imannya gara-gara “iming-iming” jabatan atau bantuan ekonomi. Ada juga orang yang ingin sembuh dari sakit parah, lalu mengingkari iman Kristennya dan pergi ke tempattempat “keramat” yang dianggap bisa memberi kesembuhan. Orang Kristen yang demikian menunjukkan bahwa dia tidak mengetahui rahasia dan kemegahan iman Kristen. Orang Kristen perlu menghayati bagaimana seharusnya menjalani hidup sebagai orang percaya karena sesungguhnya dia telah menerima janji upah yang besar. Ada sorga tersedia, sebuah tempat yang elok terbuat dari emas dan bertakhta berlian; tempat yang sempurna tanpa penderitaan dan air mata, tanpa sakit dan kelemahan. Sukacita dan damai sejahtera terus menerus dialami. Mahkota kehidupan tersedia bagi setiap orang yang ada di sana dan hidup bersama Tuhan Yesus Kristus dalam persekutan yang indah dan sempurna. Itu sebabnya apabila dalam dunia ini kita menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan dalam rangka melakukan kehendak-Nya, tetaplah bertahan! Bertekunlah dalam iman, tetap setia dan tetap berjuang dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus sampai akhir. Penderitaan dalam dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dikaruniakan di sorga nanti. Dalam dunia kita menghadapi kesusahan dan penderitaan sebagai orang percaya. Namun ingatlah pengharapan di dalam Dia! Tuhan Yesus segera datang dan Dia tidak akan menangguhkan waktu kedatangan-Nya. Itu sebabnya kita perlu terus setia dan tidak undur dari iman. Dengan demikian Tuhan mendapati kita sebagai orang-orang yang berkenan. (LB)
DOA Upah tersedia bagi orang yang bertahan sampai akhir. renung a
n
Kekuatan Tuhan bagi setiap orang Kristen yang teraniaya.
s
Lepa l e k i t r A
Oleh :
Pdt. Petrus F. Setiadarma, M.Div.
Pendahuluan Di bulan Oktober 2013 ini kita diingatkan akan salah satu fungsi gereja yaitu fungsi misioner. Ada dua jenis gereja dalam bermisi: Gereja yang menjadikan misi hanya sebagai salah satu bagian dari kegiatan pelayanannya; dan gereja yang menjadikan misi sebagai seluruh fokus kegiatan pelayanannya. Tentunya jenis yang kedualah yang diinginkan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri sebagai Kepala Gereja, yaitu apapun bentuk kegiatan pelayanan yang ada, harus difokuskan bagi misi Allah (missio Dei) dalam arti yang seluas-luasnya. Salah satu gereja atau jemaat di Alkitab Perjanjian Baru yang dikenal sangat misioner adalah Jemaat Antiokhia. Dengan memahami gerak misi gereja ini, kita akan memperoleh inspirasi yang sangat luas dan dalam mengenai misi kita di masa kini, suatu zaman yang berbeda dengan era Jemaat Antiokhia, namun prinsip-prinsip misinya tetap relevan bagi kita sekarang. Kota Antiokhia Ada dua kota yang bernama sama, yaitu Antiokhia, yang dicatat dalam Alkitab. Yang pertama adalah Antiokhia di daerah Pisidia, dan yang kedua adalah Antiokhia di daerah Syria (lihat peta). Kota Antiokhia yang dimaksud dalam artikel ini adalah
Antiokhia yang terletak di daerah Syria. Kota ini sering menderita karena didera gempa bumi berulangkali, tetapi posisinya tetap penting hingga penaklukan bangsa Arab yang memulihkan Damaskus sebagai kota utama di antara kotakota di Syria. Kini, kota itu bernama Antakiyeh, dan merupakan sebuah kota miskin dengan beberapa ribu penduduk saja. Jemaat Antiokhia Di awal sejarah kekristenan, Antiokhia merupakan suatu tempat yang istimewa. Di sana terdapat kelompok-kelompok orang Yahudi yang sangat besar dan maju yang merupakan lahan subur bagi pengajaran iman Kristen. Keberadaan Antiokhia sebagai kota kosmopolitan dapat memperluas wawasan iman Kristen yang saat itu menolak untuk terkurung dalam batas-batas Yudaisme yang sempit. Nikolaus, seorang yang dulunya penganut agama Yahudi (proselit) di Antiokhia adalah salah satu diaken pertama jemaat Antiokhia (Kisah 6:5). Antiokhia merupakan contoh kekristenan dengan jemaat bukan orang Yahudi 'Gentile Christianity' dan keberhasilan misi Kristen. Dari keberadaan jemaat di Antiokhialah m a k a k o n s i l i d i Ye r u s a l e m memutuskan untuk membebaskan orang-orang Kristen yang bukan orang Yahudi dari beban hukum dan aturan Yahudi (Kisah 15).
Antiokhia merupakan kota awal pemberangkatan perjalanan misi ketiga Paulus (Kisah 13:1 dst.; 15:36 dst.; 18:23), dan ke sanalah ia kembali dari dua perjalanan misi pertama. Paulus menjadikan Antiokhia sebagai 'kantor pusat' misinya (Kisah 14:26 dst.; 18:22). Di sini pulalah istilah 'Kristen' dikenakan sebagai olokan kepada para pengikut Yesus Kristus (Kisah 11:26). Predikat Jemaat Antiokhia sebagai gereja-induk 'mother church' kekristenan bukan-Yahudi yang terkenal untuk jangka waktu yang lama. Dari jemaat ini pulalah muncul tokoh gereja yang bernama Yohanes Chrisostomus. 1) Misi Jemaat Antiokhia Bagaimana kondisi jemaat Antiokhia sehingga disebut sebagai contoh jemaat misioner bagi gereja-gereja Tuhan di masa kini? Pertama, Jemaat di Antiokhia memusatkan iman mereka hanya kepada Allah, bukan kepada hamba-hamba Allah (Godcentered). Hal ini sangat penting, mengingat hamba-hamba Tuhan hanya alat di tangan Tuhan, dengan berbagai fungsi yang bisa berbeda satu dengan yang lain. Ada Barnabas yang lemah lembut, dan ada Paulus yang tegas (Kisah 11:25). Ada pula Simeon yang disebut Niger, Lukius orang Kirene, dan Menahem (Kisah 13:1). Semuanya merupakan alat Tuhan yang luar biasa. Ada yang
menanam, ada yang menyiram. Tuhanlah yang menumbuhkan! Perbedaan yang ada justru saling melengkapi satu dengan yang lain, sehingga terjadi sinergi yang dampaknya luar biasa. Kedua, Jemaat di Antiokhia adalah jemaat yang diajar tentang kebenaran firman Allah oleh hamba-hamba Tuhan (Bible-teaching). Barnabas dan Saulus datang ke kota itu … sambil mengajar banyak orang (Kisah 11:26). Hanya ketika jemaat memahami kebenaran firman Tuhan lewat pengajaran yang sehat dengan dasar Alkitab, maka mereka akan memiliki dorongan dari Roh Kudus sendiri untuk bermisi. P e n g a j a r a n f i r m a n Tu h a n merupakan fondasi atau dasar yang kokoh bagi misi. Jika tidak, maka misi menjadi hanya kegiatan sosial belaka, tanpa ada kuasa yang menyelamatkan di dalamnya. Misalnya, ada yang beranggapan bahwa Amanat Agung adalah perintah Tuhan Yesus Kristus sebagai pribadi kedua Allah Tritunggal saja, dan tidak ada kaitannya dengan kedua pribadi dalam Ke-Allah-an lainnya, yaitu Bapa dan Roh Kudus. Padahal Alkitab mengajarkan bahwa Allah Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh Kudus, semuanya merupakan inisiator, penggerak, dan penopang seluruh aktivitas misi yang dilaksanakan gereja-Nya.
Ketiga, Jemaat di Antiokhia menerima Injil dengan penuh sukacita dan bergerak sesuai dengan pimpinan Tuhan melalui Injil tersebut (gospel-driven). Sebagai manusia biasa, bisa saja jemaat di Antiokhia ingin mendengarkan firman Tuhan sesuai keinginan telinga mereka, atau melakukan sesuatu sesuai keinginan mereka sendiri. Namun ternyata mereka mengesampingkan keinginan mereka sendiri, dan menjadikan Injil sebagai satusatunya pendorong dalam kegiatan bermisi. Ada misi yang dijalankan sekedar memenuhi target jumlah pembukaan cabang gereja yang baru. Jika itu yang menjadi pendorongnya, maka ada kemungkinan akan dilakukan dengan segala cara, termasuk memasukkan jemaat gereja lain ke dalam pelayanan misinya. Misi harus dijalankan atas pimpinan Roh Kudus sesuai Injil Yesus Kristus, yaitu menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang, bukan sekedar membuka cabang gereja baru. Tentunya jika jiwa-jiwa itu berhasil dijangkau dan dimenangkan bagi Yesus Kristus, maka jumlah jemaat akan bertambah, dan tidak menyakiti hati rekan sepelayanan dari gereja lain. Jemaat yang dilayani adalah murni berasal dari penjangkauan jiwa-jiwa baru.
Keempat, Jemaat Antiokhia dipimpin oleh orangorang yang memiliki hati memuridkan seluruh jemaat (disciple-making). Menjadikan jemaat murid Kristus lebih dari sekedar menjadikan mereka pengikut Kristus. Seorang pengikut 'follower' biasanya pasif dan hanya mau mengikut ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik, tanpa tantangan, dan tanpa penderitaan. Tetapi seorang murid 'disciple' rela memikul salib, menyangkal diri, dan mengikut Yesus Kristus setiap hari. Kemuridan ditunjukkan dengan kesetiaan atau loyalitas dan komitmen yang tinggi, aktif, dan hidup dalam ketaatan total. Itulah sebabnya mereka taat ketika Roh Kudus meminta agar Barnabas dan Saulus dilepaskan untuk dipakai oleh Roh Kudus sesuai kehendak-Nya (Kisah 13:2-3). Kedua hamba Tuhan itu telah menjadi berkat bagi jemaat Antiokhia. Kepergian mereka tentunya akan membuat 'stabilitas' jemaat sedikit goyah. Namun karena Tuhan yang menyuruhnya, mereka taat. Akibatnya, Injil semakin tersebar melalui kedua hamba Tuhan itu, dan jemaat di Antiokhia tetap dipelihara Tuhan melalui hamba-hamba Tuhan lainnya. Misi hanya akan terlaksana jika jemaat mendoakan jiwa-jiwa, dan berani melepaskan hamba
Tu h a n t e r b a i k n y a u n t u k menjangkau jiwa-jiwa tersebut. Kelima, Jemaat Antiokhia tidak hanya memandang ke dalam secara internal tetapi juga keluar secara ekstenal (outward-looking). Gereja Tuhan harus menjadi berkat bagi dunia sekitarnya. Hal itu dapat terjadi jika seluruh jemaat mau mengangkat pandangan matanya kepada ladang yang telah menguning dan siap untuk dituai (Yohanes 4:35). Ketika Yudas dan Silas diutus oleh para rasul di Yerusalem ke Antiokhia untuk membacakan keputusan sidang di Yerusalem mengenai keputusan yang diambil terhadap orang Kristen yang bukan orang Yahudi, mereka “bersukacita karena isinya yang menghiburkan” (Kisah 15:31). Mereka menjalankan misi yang kontekstual, dan tidak memaksakan keyahudian kepada petobat baru. Kontekstualisasi misi yang benar terjadi ketika jemaat mau memandang keluar, kepada pluralitas yang ada dalam masyarakat luas, namun tetap setia pada teks firman Tuhan. Moto misi jemaat Antiokhia pastilah “Jalankan misi Allah sesuai konteks dengan tetap setia pada teks”. Kedua hal ini merupakan dua aspek
misi yang sangat penting: konteks dan teks. Dalam sejarah misi di Indonesia, ada misi yang mengorbankan teks pada konteks, sehingga terjadi pencampuran atau sinkretisasi antara iman kristiani dan adat budaya setempat. Sebaliknya, ada pula misi yang berpegang teguh pada teks secara kaku, dan menolak sama sekali penyesuaian terhadap konteks. Jemaat di Antiokhia menjaga kedua prinsip itu dengan benar, sehingga misi berkembang dengan pesat oleh pertolongan Roh Kudus. Penutup Setelah kita belajar tentang beberapa faktor penting penyebab pembentukan jiwa misioner dalam jemaat di Antiokhia, mari kita meneladani jemaat ini. Tentunya dalam konteks yang berbeda dengan konteks pada masa itu. Zaman bisa berbeda, tetapi prinsip kekal firman tetap, tidak berubah. Kita jalankan misi Allah baik secara pribadi, dalam komsel, dalam bergereja keseluruhan, maupun dalam kerjasama dengan gereja atau lembaga kristiani lainnya, sehingga banyak jiwa dimenangkan bagi Kerajaan Allah. Soli Deo Gloria…
Catatan kaki : 1
C. H. Thomson, “Antioch in Syria” dalam International Standard Bible Encyclopedia
Ulangan 28:2-6
Berkat
Tuhan
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.
Ulangan 28:2-6
Berkat
Tuhan
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu: Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang. Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu. Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu. Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar.