Analisis Keselamatan & Keamanan Transportasi Penyeberangan Laut di Indonesia Studi Kasus: Penyeberangan antar Negara di Pulau Sumatera (Batam-Singapura) Danny Faturachman Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada
[email protected] ABSTRAK Sebagai perbatasan di pulau Sumatera, kota Batam menjadi penghubung antara Indonesia dengan Singapura. Untuk kesemuanya itu diperlukan pengamanan terutama terhadap pelayaran di wilayah Indonesia karena keselamatan maritim sangat mempengaruhi usaha pembangunan kelanjutan terutama aktivitas transportasi laut. Kota Batam masuk dalam provinsi Kepulauan Riau. Provinsi Kepulauan Riau terletak pada lokasi yang sangat strategis mengingat berada di wilayah perbatasan antar negara, bertetangga dengan salah satu pusat bisnis dunia (Singapura) serta didukung oleh adanya jaringantransportasi laut internasional dengan lalu lintas yang ramai. Transportasi Laut memegang peranan yang sangat penting di negara maritim seperti halnya Indonesia yang wilayahnya merupakan kepulauan. Terkait transportasi laut, terdapat 3 aspek yang saling terkait satu sama lain, yaitu lalu lintas dan sarana angkutan laut, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan pelayaran. UU Nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran, dalam ketentuan umum dinyatakan bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut di perairan, kepelabuhanan dan lingkungan maritim. Oleh karena itu semua pihak yang berkaitan dengan kegiatan pelayaran harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Melalui langkah kongkrit, pemenuhan atas peraturan keselamatan dan keamanan pelayaran akan mewujudkan tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi. Oleh karena itu diharapkan jaminan keselamatan dan keamanan di bidang transportasi laut dapat mensinergikan pola pengawasan secara berkala terhadap pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan yang telah ditetapkan. Kata kunci: Batam, ferry, keselamatan & keamanan penyeberangan laut, Singapura 1
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai sebuah Negara Kepulauan terdiri dari ribuan pulau dan memiliki wilayah laut yang luas sehingga moda transportasi yang sangat diperlukan adalah angkutan laut sebagai sarana mobilitas dan penggerak pembangunan ekonomi nasional. Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa Indonesia. Aktivitas perkembangan transportasi di Indonesia, khususnya transportasi laut semakin meningkat.
Hal ini merupakan dampak dari aktivitas perekonomian dan aktifitas sosial budaya dan masyarakat. Di samping itu, perairan Indonesia selain sebagai penghubung antar kota dan pulau, juga antar Negara. Sebagai perbatasan di pulau Sumatera, kota Batam menjadi penghubung antara Indonesia dengan Singapura. Secara geografis, Provinsi Kepulauan Riau terletak antara 0˚40’ Lintang Selatan dan 07˚19’Lintang Utara serta antara 103˚3’ sampai dengan 110˚00’ Bujur Timur, dengan batas wilayah sebagai berikut. Sebelah Utara : Negara Vietnam dan Negara Kamboja Sebelah Selatan : Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi Sebelah Barat : Negara Singapura, Negara Malaysia dan Provinsi Riau Sebelah Timur : Negara Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat Wilayah Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang letak satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan perairan. Beberapa pulau yang relatif besar diantaranya adalah Pulau Bintan dimana lokasi kedudukan Ibukota Provinsi (Tanjung Pinang), Pulau Batam yang merupakan Pusat Pengembangan Industri dan Perdagangan, Pulau Rempang dan Galang yang merupakan kawasan perluasan wilayah industri Batam, Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Lingga, Pulau Bunguran di Natuna, serta Gugusan Pulau Anambas. Selain itu Provinsi Kepulauan Riau memiliki pulau-pulau kecil yang hampir tersebar di seluruh kabupaten/kota yang ada,termasuk diantaranya pulau-pulau kecil yang terletak di wilayah perbatasan Negara Indonesia. 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
TINJAUAN PERATURAN Dalam UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dinyatakan bahwa:
a) Keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim. b) Kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal,
manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu. c) Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan, alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
Untuk mengendalikan keselamatan pelayaran secara internasional diatur dengan ketentuanketentuan sebagai berikut: a International Convention for the Safety of Live at Sea (SOLAS), 1974, sebagaimana yang telah disempurnakan dan aturan internasional ini menyangkut ketentuanketentuan sebagai berikut: Konstruksi (struktur, stabilitas, permesinan dan instalasi listrik, perlindungan api, detektor api dan pemadam kebakaran); Komunikasi radio, keselamatan navigasi; Perangkat penolong, seperti pelampung, sekoci, rakit penolong; Penerapan ketentuan-ketentuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran termasuk di dalamnya penerapan International Safety Management (ISM) Code, dan International Ship and Port facility Security (ISPS) Code. b International Convention on Standards of Training, Certification, and Watch keeping for Seafarers, tahun 1978 dan terakhir diubah tahun 1995. c International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979. d International Aeronautical and Maritime Search and Rescue Manual (IAMSAR).
2.2
TINJAUAN KOTA BATAM
Kota Batam adalah salah satu kotamadya yang berada di provinsi Kepulauan Riau yang terletak pada 0º 25’9’’ - 1º15’00‟ Lintang Utara dan 103º34’35‟ - 104º26’4‟ Bujur Timur. Kota Batam memiliki luas wilayah perairan mencapai 1.570 km². Luas wilayah daratan tersebut dihuni oleh 988.55 penduduk2, sehingga kepadatan penduduk di kota tersebut sebanyak 38.661 jiwa/km². Populasi ini merupakan populasi ketiga terpadat di Pulau Sumatera setelah kota Medan dan kota Padang. Kota Batam terdiri dari 12 kecamatan, diantaranya adalah Batu Ampar, Belakang Padang, Bulang, Galang, Lubuk Baja, Sei Beduk, Batu Aji, Segulung, Bengkong, Batam Kota dan Sekupang. Kota Batam merupakan
sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Utara Singapura dan Malaysia Selatan Kabupaten Lingga Barat Kabupaten Karimun Timur Pulau Bintan dan Tanjung Pinang (Sumber: Batam dalam angka 2010)
Gambar 1. Peta Kepulauan Riau Sumber: http://www.indonesiatravelling.com
Kota Batam tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, oleh karena itu kegiatan ekonomi Kota Batam mayoritas tergantung pada sektor sekunder dan tersier. Hal ini tercermin dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah kota Batam yang didorong oleh pertumbuhan di sektor industri dan pariwisata. Batam yang dianggap sebagai daerah tropis, dengan suhu rata-rata berkisar dari 24 hingga 35 derajat Celcius (77 ke 95 derajat Fahrenheit). Kelembaban di wilayah ini berkisar dari 73% menjadi 96%. Secara umum musim hujan dimulai dari November hingga April dan musim kering dari Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2600 mm.
Transportasi merupakan sarana penunjang mobilitas, dimana masyarakat Batam dapat menggunakan fasilitas kendaraan umum seperti taksi, bis, ojek. Selain transportasi darat, Batam yang merupakan daerah kepulauan, transportasi laut merupakan salah satu sarana yang penting. Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau
disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut cukup lengkap, seperti kapal ferry (kapal penyebrangan).
2.3
TINJAUAN UMUM TENTANG PELABUHAN
Pengertian Pelabuhan: Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebgai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (PP RI No. 70 tahun 1996 tentang kepelabuhan, Dephub RI, hal 2) dan Menurut Bambang Triatmodjo, pelabuhan adalah Bandar yang dilengkapi dengan bangunan-bangunan untuk pelayanan penumpang dan muatan seperti dermaga, tambatan dan segala perlengkapannya (Bambang Triadmodjo, Pelabuhan, Beta Offset,1996, hal 13).
Klasifikasi Pelabuhan:
Pelabuhan mempunyai beberapa cara pengklasifikasian, yaitu: 1. Klasifikasi dari segi teknis:
Pelabuhan yang terjadi dari kondisi geografis yaitu daerah yang menjorok ke dalam (berupa teluk).
Suatu daerah perairan yang dibuat oleh manusia sedemikian rupa sehingga terlindung terhadap gangguan alam yang berasal dari laut. 2. Pengklasifikasian dari segi pelayanan jasa:
Pelabuhan yang berada dalam pembinaan pemerintah yang disesuaikan dengan kondisi, potensi, serta kemampuan pengembangannya.
Pelabuhan yang diberi wewenang untuk mengatur dirinya sendiri sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Merupakan pelabuhan untuk pelayaran rakyat seperti daerah penangkapan ikan dan lain-lain. 3. Klasifikasi menurut jenis perdagangan
Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan luar negeri dan dalam negeri
Pelabuhan yang terbuka untuk perdagangan dalam negeri. 4. Klasifikasi jenis kapal dan muatannya
Merupakan pelabuhan pengirim dan pengumpul yang melayani kapal besar. feeder) Merupakan pelabuhan pengumpul bagi pelabuhan utama yang melayani kapalkapal sedang dan daerah sekitarnya merupakan daerah potensial industri Ferry Pelabuhan yang sebenarnya merupakan pelabuhan ferry tetapi ada juga aktifitas kargo tradisional. (Kramadibrata, Soedjono, Perencanaan Pelabuhan, ITB, Bandung)
Fasilitas Pelabuhan: Fasilitas pelabuhan terbagi atas dua, yaitu : 1. Fasilitas pokok pelabuhan yang meliputi : Perairan tempat labuh Kolam labuh Alih muat antar kapal Dermaga Terminal penumpang Pergudangan Lapangan penumpukan Terminal peti kemas Perkantoran untuk kegiatan pemerintahan dan pelayanan jasa
Fasilitas bunker Instalasi air, listrik, dan telekomunikasi Jaringan jalan dan rek kereta api Fasilitas pemadam kebakaran Tempat tunggu kenderaan bermotor 2. Fasilitas penunjang pelabuhan yang meliputi Kawasan perkantoran untuk pengguna jasa pelabuhan Sarana umum Tempat penampungan limbah Fasilitas pariwisata, pos dan telekomunikasi Fasilitas perhotelan dan restoran Areal pengembangan pelabuhan Kawasan perdagangan Kawasan industri
2.4
TINJAUAN UMUM TENTANG TERMINAL FERRY
Pengertian Terminal Ferry: Terminal ferry terdiri dari dua kata yaitu terminal dan ferry. Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem dan merupakan komponen penting dalam sistem transportasi (Morlok,Edward K, Pengantar Teknik dan Perancangan Transportasi, Erlangga, Jakarta 1991, Hal 269). Sedangkan ferry merupakan sebuah kapal transportasi jarak dekat. Jadi, terminal ferry yaitu wadah yang dapat menampung aktifitas keluar masuk penumpang dari angkutan kapal jarak dekat atau kapal penyeberangan. Terminal juga sebagai wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari sub sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda karakteristik. Dengan kata lain berarti dari angkutan laut ke sarana angkutan darat. Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang feri adalah sebagai suatu komponen sub system pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut.
Komponen Terminal Ferry:
Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari:
1. Area Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu: Memanjang : dermaga yang posisinya sejajar atau paralel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship). Wharf : dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship. Pier : antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang.
Klasifikasi dermaga menurut jenis sandar kapal yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu:
1. Dermaga plengsengan adalah jenis dermaga yang paling sederhana,menggunakan landasan beton berbentuk parabolik. 2. Dermaga ponton adalah jenis dermaga yang menggunakan pontoon sebagai landasan bagi pintu akses muatan. Ponton tersebut bergerak mengikuti naik-turunnya permukaan air laut. 3. Dermaga dengan moveable bridges adalah jenis dermaga yang paling modern. Dermaga ini menggunakan jembatan beton yang digerakkan secara elektronis-hidraulis disesuaikan dengan ketinggian dasar penutup akses muatan yang telah dibuka. Proses loading dan unloading dengan menggunakan moveable bridge dapat dilakukan dengan cepat. Kriteria pemilihan dermaga: - Manuver dari feri - Kecepatan dan kenyamanan pelayanan Persyaratan dermaga:
1. Dermaga harus dapat bergerak vertikal sebagai jawaban atas pasang surutnya air laut. 2. Dermaga harus dapat menahan beban horizontal yang diakibatkan oleh tumbukan kapal. Sehingga untuk mengetahui dimensi dermaga, perlu diketahui : 1. Kedalaman alur pelayaran 2. Tinggi lantai dermaga terhadap laut normal 3. Perbedaan pasang surut permukaan air 2. Area Pelayanan Umum Area pelayanan umum mencakup antara lain:
3. Dimensi Dermarga
bertambat. anan dermaga terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar dermaga adalah 3-25 meter. pavement) tergantung daya dukung yang harus dipikul karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di atasnya. 4. Fasilitas Dermaga Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain : saluran air minum/air bersih, fuel/bahan bakar kapal, dan lain-lain. 5. Bangunan Terminal Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi : Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang.
prossesing penumpang dan barang bawaan.
6. Area Parkir Kendaraan Penumpang
Untuk mewadahi kendaraan penumpang sebagai penunjang terminal ferry antara lain: taxi, mobil pribadi, ojek, angkutan umum dan lain-lain. Parkir kendaraan dibedakan menjadi: 1. Dari tempat yang dipergunakan angan terbuka
2. Dari yang memakai/menggunakan
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
1. PELABUHAN SEKUPANG, BATAM
Pelabuhan Sekupang adalah pelabuhan nasional dan internasinal yang berada di pantai barat pulau Batam, provinsi Kepulauan Riau. Pelabuhan ini menghubungkan kota Batam dengan pelabuhan-pelabuhan di kepulauan sebelah barat, seperti pelabuhan Tanjung Balai Karimun (pulau Kundur) dan pelabuhan Dumai (pulau Burung) serta kepulauan di selatan seperti pulau Bangka, Belitung dan juga dengan kota Palembang dan Jakarta. Untuk pelayaran ke luar negeri, pelabuhan Sekupang mempunyai jalur perhubungan dengan Singapura (Harbor Front) dan Malaysia (Kukup). Pelabuhan Sekupang terletak di pulau Batam pada posisi 01o10’24” BT dan 104o00’06” LS. Dasar kolam pada umumnya terdiri dari lempung berpasir halus. Di beberapa tempat ditemukan lempung organik. Kedalaman air paling rendah di dermaga ferry 6 meter. Hasil ramalan gelombang menunjukkan bahwa untuk sepanjang tahun gelombang lebih banyak dari arah selatan dengan tinggi gelombang rata-rata berkisar antara 0,1-0,4 meter. Pada periode Januari s/d Maret umumnya gelombang berkisar antara 0,5-0,8 meter, sedangkan pada periode April s/d September gelombang banyak datang dari arah selatan dengan tinggi gelombang 0,1-0,4 meter.
Fasilitas dan peralatan pelabuhan: 1) Alur pelayaran
: 1 mil
2) Kedalaman laut 3) Lebar alur
: 10-12 m : 400 m
4) Kapasitas sandar kapal
: 10.000 DWT
5) Panjang dermaga
: 117 m
6) Kedalaman pada sisi dermaga : 9 m LWS 7) Gudang terbuka
: 116.100 m2
8) Gudang tertutup
: 42.240 m2
Pelabuhan Sekupang dalam fungsinya sebagai sarana keberangkatan dan kedatangan bagi para pengunjungnya, haruslah mencerminkan kebudayaan masyarakat sekitarnya dalam arti luas, baik aktif maupun pasif, diharapkan ini akan dapat berintegrasi dengan masyarakat secara positif. Selain itu pelabuhan Sekupang diharapkan dapat memberikan pelayanan bagi masyarakat secara lengkap, berupa pelayanan pembelian tiket, restaurant, tempat penjualan produk-produk bermutu dan fasilitas lainnya. Dari pelayanan tersebut pelabuhan Sekupang diharapkan mendapatkan imbalan jasa yang bersifat komersial dari penyewaan tempat perdagangan, media iklan dan areal parkir. Fasilitas pelabuhan Sekupang terdiri atas terminal, area parkir, fasilitas gedung, dan fasilitas layanan termasuk fasilitas khusus untuk penyandang cacat. 3.2
KLASIFIKASI KAPAL FERRY
Kapal ferry memiliki beberapa jenis dan diklasifikasikan berdasarkan cara pendaratan dan juga cara bongkar muat sebuah kapal ferry. 1. Berdasarkan cara pendaratan. Cara pendaratan terdiri dari dua macam: 1) Kapal ferry yang langsung mendarat di pasir yang dinamakan dengan LCM (Landing Craft Manual) atau LST (Landing Site Tank). Akses muatan kapal berada di bagian hulu dan buritan serta memiliki kapsitas angkut yang lebih besar. 2) Kapal ferry yang mendarat di dermaga. Kapal ini memerlukan dermaga untuk sandar. Akses muatan terdapat di lambung,hulu, dan buritan tetapi akses di lambung jarang dipergunakan karena memakan tempat pada saat merapat di dermaga. Akses penumpang berada di samping,langsung menuju dek samping. 2. Berdasarkan cara bongkar muat.
Secara garis besar teknologi bongkar muat pada kapal feri dapat dibedakan sebagai berikut : a. Lo/Lo (Lift On/ Lift Off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara vertical; b. Ro/Ro (Roll On/ Roll Off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara horizontal; c Hisap (suction), yaitu jenis kapal curah yang penenganan muatannya dengan cara menghisap/memompa melalui pipa, biasanya dikombinasikan dengan peralatan ban berjalan (conveyor belt); d Khusus, yaitu jenis kapal yang menangani satu jenis muatan. Untuk kapal ferry, karena jenis muatannya yang berupa orang dan kendaraan sehingga tidak membutuhkan peralatan bongkar muat khusus, tipe yang cocok adalah Ro/Ro. Yang termasuk dalam kapal jenis Ro/Ro : 1. Short Distance Vessel 2. Intermediate Distance Vessel 3. Long Distance Vessel
Jenis kapal yang berlayar antara Batam-Singapura adalah short distance vessel atau disebut juga fast ferry (ferry cepat). Kapal ini bisa disebut fast ferry karena kecepatannya dalam membelah pantai dan selat. Biasanya kapal-kapal jenis ini dipakai di daerah perairan atau laut yang tidak bergelombang tinggi. Sehingga sangat cocok untuk transportasi pantai sungai dan danau yang tak bergelombang kuat. Kapal-kapal jenis ini banyak dipakai oleh maskapai-maskapai kapal penumpang yang menghubungkan pulau-pulau kecil. Seperti halnya Batam-Singapura, Batam-Malaysia, Batam-Tanjung Pinang, dan Batam-Riau daratan.
Gambar 2. Contoh Fast Ferry
3. PELABUHAN FERRY INTERNASIONAL SEKUPANG
Lokasi : Pulau Batam, Indonesia. Pelabuhan ferry Sekupang merupakan terminal ferry yang baru direnovasi pemerintah. Pelabuhan ini juga dijadikan sebagai salah satu pelabuhan pariwisata yang ada di kota Batam. Pelabuhan ini melayani penyebrangan internasional kepelabuhan Habour Front di Singapura.
Gambar 3. Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang
Pelabuhan ini terdiri dari 2 lantai: 1. Pemakaian struktur baja pada komponen kolom penyangga, penyangga kaca & atap; 2. Pemisahan sirkulasi penumpang (kedatangan dan keberangkatan) pada lantai satu dengan pintu masuk yang berbeda; 3. Menciptakan ruang ruang yang kontinyu; 4. Menggunakan struktur ruang bentang lebar.
Gambar 4. Alur Sirkulasi Penumpang Berangkat di Pelabuhan Sekupang
Gambar 5. Alur Sirkulasi Penumpang Datang di pelabuhan Sekupang
3.3
PELABUHAN FERRY HARBOUR FRONT, SINGAPURA
Pelabuhan ini adalah Pelabuhan laut tersibuk di Singapura, karena di sini kebanyakan penumpang dari Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang dan dari kapal pesiar turun, sebelum memasuki Singapura. Letaknya di depan pulau Sentosa, dimana pulau Sentosa sendiri adalah pulau wisata, dimana tersedia berbagai macam hiburan wisata mulai dari resort, hotel, lapangan golf, aquarium bawah laut, pantai dan banyak lagi termasuk Universal Studios.
Di sebelah Harbour Front adalah pelabuhan barang kontainer tersibuk di Singapura. Di dekat sini juga ada Masjid dari peninggalan kerajaan Johor, yg terdapat makam makam keturunan Raja Johor yg satu ketika dulu Singapura adalah bekas wilayah kerajaan mereka.
Harbour Front ini sendiri adalah mal yg menjual berbagai macam pernak pernik, mulai dari pakaian, elektronik, makanan halal dan lain sebagainya, sehingga pelabuhan Harbour Front adalah pelabuhan yang menyatu dan berada di dalam sebuah mal.
Gambar 6. Pelabuhan Harbour Front, Singapura
Gambar 7. Tempat Peletakan Life jacket di Kapal Ferry Batam Fast
Gambar 8. Papan peraga pemakaian Life jacket
3.4
JADWAL KEBERANGKATAN FERRY DAN HARGA TIKET
Gambar 9. Jadwal Pelayaran Ferry dari Semua Pelabuhan Batam-Singapura Jadwal keberangkatan kapal Ferry Batam Fast dari pelabuhan Sekupang menuju Harbour Front, Singapura: Ferry Batam Fast Jadwal dapat dilihat pada table 1. dan dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan
terlebih
dahulu.
Info
selengkapnya
dapat
diakses
www.batamfast.com.
Tabel 1. Jadwal Ferry Batam Fast Sekupang-Harbour Front Harbourfront to Sekupang Singapore Time 07:50 08:20 09:20 11:10 15:10 17:30 19:30 21:45
Sekupang to Harbourfront Batam Time 06:00 07:10 08:30 10:30 15:00 16:10 17:10 19:00
Tabel 2. Ticket Fare To / From: Harbourfront Centre, Sekupang, Waterfront City,
di
Batam Centre Type
Ticket Fare
Surcharge
ADULT – 2 Way
$22.00
$14.00 (bayar di Sing) dan $ 12.00 di Batam
$48.00
ADULT – 1 Way
$18.00
$7.00 (di Batam) dan $6.00 di Sing
$31.00
$19.00
$14.00 (bayar di Sing) dan $ 12.00 di Batam
$45.00
CHILD / INFANT – 2 Way
Total
$7.00 di Batam dan $28.00 $6.00 di Sing All published fares exclude Departure Fee / Terminal Fee. Batam Terminal Fee
CHILD / INFANT – 1 Way
$15.00
will be payable by passengers prior to departure. Only 2-way Tickets available for HarbourFront Centre (HFC) <-> Waterfront City (WFC). 4
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Kota Batam pada umumnya dan pelabuhan Sekupang pada khususnya memiliki sarana dan fasilitas fisik berstandar internasional, penguasaan teknologi dan jarak yang lebih dekat ke Singapura sebagai kekuatan yang dimiliki agar dapat dioptimalkan penggunaannya dalam meningkatkan jumlah penumpang yang dapat dilayani sehingga akan menambah pendapatan daerah. 2. Fasilitas keselamatan di kapal pada dasarnya cukup tersedia dimana baju keselamatan (life jacket) tersedia cukup dan diletakkan di bawah kursi penumpang sehingga dapat segera digunakan bila terjadi kecelakaan. 3. Untuk kapal-kapal cepat yang melayari rute Batam – Singapura pp khususnya di pelabuhan Sekupang telah tertata dengan baik dan beroperasi sesuai jadwal. Banyaknya pilihan pelabuhan di Batam (5 pelabuhan penyeberangan) tidak menyebabkan kepadatan dan kekacauan jadwal maupun penumpukan di tempat-tempat penambtan (berth) baik di Batam maupun Singapura. Hal ini disebabkan karena semua kapal mematuhi jadwal yang telah ditentukan dan penyeberangan ke Singapura pun relative tidak lama hanya sekitar 45 menit satu kali perjalanan.
4. Pelabuhan Sekupang memiliki fasilitas yang layak sebagai terminal ferry internasional dimana telah memisahkan antara keberangkatan dan kedatangan penumpang dan juga telah memiliki prosedur keamanan yang cukup baik dimana pada lantai 1 merupakan zona umum, kedatangan penumpang dan zona pengelola dengan pintu masuk yang berbeda. Pada lantai 2 merupakan zona keberangkatan penumpang. 5. Pelabuhan Harbour Front di Singapura adalah pelabuhan modern yang telah menyatu dengan mal dan merupakan tempat gerbang memasuki pulau Sentosa yang merupakan kawasan wisata terkenal dan tersibuk di Singapura. 5
DAFTAR PUSTAKA
Batam Industrial Development Authority, 2010. Development Progress of Batam, First Semester of 2010, Batam. ICT Expo Langkah Menuju Batam Digital Island, Tribun Batam - Senin, 18 Oktober 2010, diakses dari http://batam.tribunnews.com. Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan. Rusda Irawati, SE., 2011. Analisis SWOT Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang. Surat
Perjanjian
kerjasama
Nomor
12/PERJ-KA/VIII/2004
dan
111/IDC-
OB/SP/BOTSKP/VIII/2004: Untuk Membangun, Mengelola dan Memelihara Terminal Ferry Internasional Sekupang UU RI Nomor 44 Tahun 2007 YJ Naim, 2011. Batam Layak Dapat Insentif Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, Antara News Kepulauan Riau, 6 Januari 2011, diambil dari http://kepri.antaranews.com.