DAMPAK PERUBAHAN SISTEM PEMERINTAHAN DARI UNI SOVIET KE FEDERASI RUSIA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI RUSIA Yudio Azzani, Ahmad Fahrurodji Program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI), Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Artikel ini membahas tentang dampak perubahan sistem pemerintahan dari Uni Soviet ke Federasi Rusia terhadap perkembangan Islam di Rusia. Hasil penelitian membuktikan bahwa perubahan sistem dari sosialisme ke demokrasi membawa perubahan bagi perkembangan Islam di Rusia. Perubahan sistem termasuk perubahan konstitusi yang mengatur tentang keagamaan. Perubahan ini berdampak pada peningkatan populasi umat Islam, infrastruktur keagamaan, penyebaran dan potensi disentegrasi Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode penelitan sejarah. Perubahan sistem ini dibahas dengan teori studi perubahan.
THE IMPACT OF GOVERNMENT ALTERATION FROM SOVIET UNION TO RUSSIAN FEDERATION ABOUT THE ISLAM DEVELOPMENT IN RUSSIAN FEDERATION Abstract This article discusses the impact of government alteration from Soviet Union to Russian Federation about islam development in Russian Federation. The result of this research prove that the alteration system from socialism to democracy led to the islam development in Russian Federation. The alteration system included the change of constitution that organized about religion. The alteration had an impact of islam population, religious infrastructure, the spread and integration potential disintegration. This thesis use the history method. The alteration system will be explain in alteration study theory. Keywords: Alteration, Islam, Sosialism, Democracy
Pendahuluan Agama secara etimologi dalam bahasa Rusia disebut dengan “вероисповедание” /veroispovedanie/ atau “религия" /religija/.
Menurut Kuznetsov S.A dalam Большой
толковый словарь русская языка /Bol'shoj tolkovyj slovar' russkaja jazyka/, kepercayaan adalah ajaran spiritual atau religius dengan nilai-nilai ritualnya; kepemilikan terhadap sesuatu agama, gereja, kepercayaan. (Kuznetsov, 1998:119). Sedangkan “религия” /religija/ bermakna suatu jenis dari kesadaran masyarakat, kumpulan dari persepsi spritual yang
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
didasarkan pada kepercayaan pada kekuatan-kekuatan yang Mahakuasa dan makhlukmakhluk transendan (dewa-dewa dan roh) yang menjadi subyek penyembahan. (Kuznetsov, 1998:1116). Rusia adalah negara multietnik dan multikepercayaan. Kristen Ortodoks dan Islam adalah kepercayaan yang paling banyak dianut dengan persentase sekitar 75% Ortodoks dan 5% adalah penganut Islam. Sedangkan kepercayaan lainnya seperti Katolik, Protestan, Yahudi dan Budha dianut oleh 1% dari total populasi penduduk Rusia1. Dewasa ini terdapat sekitar 20 juta pemeluk agama Islam di Rusia, mereka berasal dari 57 kelompok etnis dimana di antaranya yang paling besar adalah kelompok Tatar dengan seperempat dari jumlah orang Muslim di Rusia (daerah Volga), diikuti oleh Avar, Bashkir, Chechen, Cherkass, Ingush, Kabardin dan lainnya (terutama di Kaukasus Utara)2. Banyak teori yang menjelaskan kapan Islam masuk ke Rusia. Pendapat yang paling mendekati kebenaran datang dari Lobanov dan Rostavsky. Mereka meyakini bahawa pada abad ke-7 Islam telah menyebar hingga Asia Tengah, Bukhara, Khawarazam, Taskent dan Fergana di bawah kekuasaan Qutaiba ibn Muslim. Namun ada beberapa yang meyakini bahwa Islam telah datang terlebih dahulu sebelum Kristen Ortodoks masuk ke Rusia, salah satunya adalah filsuf dan sejarawan abad ke-19 Rusia S.M Soloviev. "When the Bulghar was already listening to the Qu'ran on the shores of Volga and the Kama, the Russian Slav had not yet started to build Christian churches on the Oka and had not yet conquered these places in the name of European civilization" (Hunter, 2004:3) Terlepas dari kapan masuknya Islam ke Rusia, Islam menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah panjang Rusia. Islam telah menempuh perjalanan penjang dari mulai penaklukan Rusia oleh Mongol, Imperium Rusia, masa Uni Soviet hingga saat sekarang ini era Federasi Rusia. Polemik Islam di Rusia dimulai ketika imperium Rusia berakhir saat revolusi digulirkan pada awal abad ke-20. Pada masa tersebut, Vladimir Lenin (1917-1924) selaku tokoh revolusioner gencar melakukan propaganda untuk menarik hati muslim Rusia, Asia Tengah dan Kaukasus. Tujuannya tidak lain adalah agar Islam mau bergabung dengan kaum revolusi. Fakta yang berbanding terbalik ketika pada era sebelumnya Islam tidak mendapat tempat dan cenderung diabaikan oleh kaisar Rusia pada masa itu. 1
VCIOM survey results 2010. «ВЕРИМ ЛИ МЫ В БОГА?» /VERIM LI MY V BOGA?/ Diakses dari http://wciom.ru/index.php?id=268&uid=13365pada 26 Agustus 2013. 2 Pidato Mikhail Bely, Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia pada peresmian Pusat Penilitian untuk Asia Tengah dan Rusia di UIN Syarif Hidayatullah. Diakses dari http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html pada 3 Maret 2013
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Keberhasilan revolusi Rusia tidak membawa kehidupan beragama Islam kearah yang
lebih baik. Era Uni Soviet justru semakin merugikan dan memberikan tekanan bagi umat Islam di Rusia. Misalnya saja pada awal abad ke-20 di masa imperium terdapat sekitar 20.000 masjid, namun pada tahun 1980-an jumlah tersebut menyusut menjadi 343 masjid. Menurut Syekh Rafil Gaynutdin, Ketua Dewan Mufti Rusia, selama 74 tahun di bawah bendera Uni Soviet kegiatan keagamaan bisa dikatakan sangat sulit. Buku-buku agama dibakar, pemimpin agama dimarginalkan dan ibadah hanya bisa dilakukan di rumah dan dakwah dilakukan secara diam-diam. (Aji Surya, 2012: xiv). Menjelang pertengahan tahun 1980-an, Uni Soviet dilanda krisis ekonomi dan politik. Kemerosoton ekonomi akibat korupsi dan bobroknya birokrasi serta budaya politik memaksa negara untuk mengadakan koreksi atas kebijakan partai dan politik. Pada saat itu muncullah Mikhail Gorbachev (1985-1991), seorang tokoh muda yang membawa perubahan besar bagi Uni Soviet dengan kebijakan “Glasnost” dan “Perestroika”-nya3. Pada dasarnya Perestroika adalah proses yang ditujukan untuk memperbaiki dan memperbaharui struktur pemerintahan dan masyarakat Soviet yang pada akhirnya ditujukan untuk memperkuat sistem sosialisme. Tujuan akhir dari langkah reformis ini adalah untuk memperbaiki masyarakat Soviet secara politik, ekonomi dan moral (George Shriver, 1999:56). Kebijakan ini mendatangkan keberakhiran bagi Uni Soviet. Demokratisasi mendorong upaya ‘pengenalan kembali’ agama dalam kehidupan masyarakat Rusia. Akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 menjadi periode kebangkitan rohani dan keagamaan termasuk pula Islam. Pada tahun 2000 jumlah masjid di wilayah Federasi Rusia (yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan wilayah Uni Soviet atau Imperium Rusia) mencapai hampir setengah dari jumlah sebelum revolusi. Kini di Rusia secara resmi telah terdaftar 4.750 masjid, namum jumlah sebenarnya lebih besar dan jumlah itu terus bertambah. (Mikhail Bely, 2006:1). Dari latar belakang diatas penulis berhipotesis bahwasanya Islam di Rusia saat ini berkembang karena adanya perubahan sistem pemerintahan dari rezim Uni Soviet yang totaliter ke Fedarasi Rusia yang lebih demokratis. Sedangkan permasalahan dalam artikel ini adalah bagaimana perubahan sistem pemerintahan dari Uni Soviet ke Federasi Rusia berdampak bagi perkembangan Islam di Rusia. Dampak perubahan itu sendiri diukur dalam
3
Glasnost (Keterbukaan) berasal dari kata ‘golos’ yang artinya suara. Keterbukaan dalam semua bidang di dalam institusi pemerintahan Uni Soviet, termasuk kebebasan informasi. (Fahrurodji, 2005: 182)
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
aspek populasi, penyebaran penduduk, infrastruktur keagamaan dan potensi disintegrasi umat Islam di Rusia. Tinjauan Teoritis Untuk merekonstruksi perubahan sistem pemerintahan dan dampaknya terhadap kehidupan beragama Islam di Rusia, penulis menggunakan teori studi perubahan. Kuntowijoyo dalam bukunya Penjelasan Sejarah (Historical Explanation) mengatakan bahwa dalam studi perubahan, sejarawan harus menentukan unit analisisnya: studi struktur (satu bagian) atau studi sistem (menyeluruh). Studi struktur itu ialah politik, ekonomi, sosial dan budaya dalam suatu masyarakat. Studi struktur mirip dengan studi kasus, hanya saja subject matter-nya ialah perubahan struktural. Studi sistem membicarakan perubahan sistem secara menyeluruh (systemic change, systemic evolution). Baik studi struktur maupun studi sistem, keduanya tidak terbatas ruang lingkup dan rentang waktunya. Dalam studi struktur maupun studi sistem, kausalitas (agent of change) dapat merupakan proses yang cepat atau proses yang lama dan berkelanjutan. Proses cepat terjadi misalnya pada revolusi-revolusi yang melahirkan negara-negara baru. (Kuntowijoyo, 2008:46-47). Pada kasus dampak perubahan sistem pemerintahan dari Uni Soviet ke Federasi Rusia, penulis menggunakan pendekatan studi sistem. Perubahan sistem pemerintahan dari sosialis ke demokrasi menimbulkan suatu akibat (kausalitas) yang secara langsung berpengaruh pada perkembangan Islam di Rusia. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode penelitian sejarah yang terbagi dalam empat tahap. Tahap pertama yaitu tahap heuristik. Tahap ini berupa pengumpulan data dan sumber yang mendukung topik penilitian dengan melakukan studi pustaka,
tujuannya untuk
mendapatkan fakta sehingga penelitian akan lebih mendekati obyektivitas. Studi pustaka dilakukan di perpustakaan Universitas Indonesia. Tahap selanjutnya adalah kritik. Tahap ini bertujuan untuk menyaring dan menguji keabsahan data yang telah dikumpulkan. Dari kritik yang penulis lakukan, sumber-sumber literatur yang digunakan dalam penulisan artikel ini termasuk ke dalam sumber primer dan sekunder.
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Tahap ketiga yaitu interpretasi sumber, tahap dimana data yang telah diuji keabsahannya, kemudian diinterpretasi
atau ditafsirkan seobyektif mungkin. Tujuannya
adalah memberikan informasi tentang data yang ada, hubungan antara fakta-fakta, sehingga dapat ditampilkan data atau fakta sejarah yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tahap terakhir yaitu tahap penulisan sejarah atau historiografi. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan fakta-fakta sejarah guna dipaparkan dalam bentuk kisah sejarah.
Pembahasan Dalam sejarah Rusia, Islam tercatat melalui empat tahapan ekspansi. Tahapan pertama yaitu tahap penyebaran oleh bangsa Arab, tahapan kedua yaitu tahap kedatangan Mongol dan penaklukan Islam, tahap ketiga imperium Rusia dan tahap terakhir tahap era Uni Soviet. Abad ke-13 adalah abad dimana Mongol mulai melakukan ekspansinya ke wilayah Asia Tengah dan daratan Eropa di bawah kekuasaan Golden Horde (Zolotaya Orda)4. Kedatangan Mongol ke Rusia diyakini sebagai salah satu gelombang masuknya Islam ke Rusia. Seebelum itu penyebaran agama dilakukan oleh para Sufi dan pedagang di akhir abad ke-13 M hingga ke-14 M. (Bennigsen & Wimbush, 1985:7). Pada abad ke-13 hingga abad ke-16 pemerintahan Golden Horde dan Khanate (Khanstvo) Chagatai memeluk Islam. Selama periode ini, beberapa wilayah Rusia menjadi bagian dari Islam seperti Krim; wilayah stepa di bagian selatan Rusia atau utara Laut Kaspia, wilayah Nogai Horde Kazakstan dan bagian barat Siberia. Penaklukan Rus Kiev oleh Mongol pada abad ke-13 menjadi titik penting perubahan pandangan bangsa Rusia terhadap Islam. Islam diidentikkan dengan penaklukkan oleh bangsa Mongol dan penindasan oleh Tatar, yang dianggap sebagai kejatuhan Rusia. Islam dikenalkan ke Rusia akibat penaklukan oleh Mongol dan kekuasaan Tatar yang berdampak signifikan pada perkembangan persepsi Islam dan karakter dari hubungan dengan muslim dan negara. Islam dan muslim dilihat oleh orang Rusia sebagai penyerang, penakluk dan penindas. Abad ke-12 hingga ke-15 M disebut-sebut sebagai periode penindasan bangsa Rusia oleh Tatar. Di pertengahan abad ke-14, setelah penghancuran dan penindasan oleh bangsa Mongol, bangsa Rusia melakukan revitalisasi dan perebutan kekuasaan kembali terhadap 4
Golden Horde mengacu pada tenda kekaisaran Khan Agung. Keturunan Genghis Khan dianggap sebagai "Garis Keturunan Emas". Penamaan ini muncul pada abad ke-‐14 dan ke-‐15.
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Golden Horde. Beberapa wilayah terpenting Islam ditaklukkan dan bergabung menjadi kekuasaan Rusia, termasuk Kazan (1522), Astrakhan (1556), bagian barat Siberia (1598), dan Krim (1559) namun gagal ditaklukan dan pada akhir abad ke-17, Rusia telah mencapai Kaukasus Utara. Wilayah tersebut ditaklukkan di abad ke-16 dan ke-17 di bawah pemerintahan Ivan The Terrible (Ivan Grozny, 1533-1584) dan kemudian menjadi bagian dari kekuasaan Tsar. Periode panjang dari penaklukan Kazan tahun 1522 hingga periode Katerina II Agung pada tahun 1796 M diyakini sebagai periode awal keruntuhan peradaban
muslim di Rusia.
Menurut sejarawan Rusia, M Khudiakov, The tragic day of 2 October (the day that Ivan conquered Kazan) caused the loss of huge number of lives and immeasurable suffering and grief to Kazan people, but it also destroyed the material prosperity which had been accumulated by many generations. Art treasures were torn from homes where they had been carefully preserved and mercilessly destroyed, damaged, and lost." (Hunter, 2004:6)
Pada tahun 1565 terjadi konversi agama secara besar-besaran, Muslim dihadapkan pada pilihan yang sulit yaitu perpindahan agama ke Kristen Ortodoks. Mereka yang menolak akan diusir dari kota dan selain itu tempat ibadah seperti masjid dihancurkan. Namun pada abad ke-18 situasi kembali berubah, Katerina II selaku kaisar imperium Rusia lebih menghormati umat Islam. Ia menjamin hak milik umat Islam, status yang setara dengan orang Rusia dan hak untuk menjalankan kehidupan beragama. Pada tahun 1782, Katerina II membentuk Majelis Spiritual Muslim Orenburg (Muslim Spritual Assembly of Orenburg) sebagai organisasi Islam resmi pertama di Rusia. Majelis Spiritual Muslim Orenburg dipimpin oleh seorang mufti agung, dan mengawasi pengangkatan imam dan pengelolaan masjid di seluruh kekaisaran. Pada tahun 1855 Rusia kembali memulai penaklukan Asia Tengah setelah berakhirnya perang Kaukasus, wilayah Chimkent (1855) dan Taskent (1865) menjadi wilayah kekuasan kekaisaran Rusia. Penaklukan wilayah Turkmen dari tahun 1873-1884 membuat hampir seluruh wilayah Asia Tengah menjadi wilayah Rusia. Hal ini menghasilkan perubahan dalam hubungan Rusia dan muslim, khususnya sejak dimulainya kembali upaya asimilasi agama dan budaya muslim, meskipun menggunakan cara yang lebih halus dengan menekankan pandangan religius filosofis. Kebijakan ini digerakkan oleh Nikola Minsky, seorang misionaris Kazan. Gerakan reformis muslim di akhir abad ke-19 (Imam Shamil) adalah akibat langsung dari kebijakan Rusia baru ini. Tahapan ekpsanai Islam terakhir terjadi pada era Uni Soviet. Revolusi Bolshevik yang mengakhiri kejayaan imperium Rusia pada tahun 1917 memberikan harapan bagi rakyat
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
muslim untuk mendeklarasikan kebebasan beragama dan otonomi terhadap wilayahnya. Hal ini juga diperkuat dengan janji dari kaum revolusionis tentang kebebasan beragama yang didapat umat Islam ketika masa Soviet mendatang. Terlepas dari janji-janji Bolshevik tentang penentuan nasib sendiri (selfdetermination), Lenin justru membatalkan semua tuntutan terhadap segala sesuatu yang bisa mengancam hegemoni Soviet dan memulai serangkaian penaklukan bersenjata terhadap umat Islam. Perampasan paksa wilayah muslim oleh Soviet terjadi pada pertengahan tahun 1920, Moskow secara sistematis membubarkan segala jenis kegiatan muslim dan pemuka agama. Sepuluh ribu ulama muslim segera dihukum atau dikirim ke kamp kerja paksa atas dasar ketidaksetiaan mereka terhadap Soviet. Antara tahun 1928 dan 1933, sekitar 10.000 masjid, 14.000 sekolah dasar muslim dan 500 madrasah (sekolah agama) ditutup. Langkah pertama menuju rusifikasi, Soviet tidak mengakui abjad Arab dan memerintahkan untuk menggantinya dengan abjad Rusia. (Wimbush & Alexiev, 1980:2). Di akhir tahun 1920, Stalin mengubah kebijakan beragama, penutupan masjid dan madrasah di seluruh Asia Tengah, penangkapan tokoh agama, pelarangan wakaf dan cadar (paranji) dan
kampanye kolektivisasi dan transmigrasi Stalin ditujukan khususnya ke
wilayah Asia Tengah yang dijalankan secara brutal, hal ini seringkali diasumsikan sebagai kejahatan genosida. Salah satu contohnya, populasi Kazakh menurun dari 4 juta penduduk di tahun 1926 hingga tinggal 3 juta penduduk dalam sepuluh tahun, menurut statistik resmi Soviet. (Wimbush & Alexiev, 1980:2). Pada 20 Oktober 1943 dibentuk Administrasi Spiritual Asia Tengah dan Kazakhstan (Spiritual Administration of the Muslims of Central Asia and Kazakhstan/SADUM ) berpusat di Tashkent yang bertujuan untuk mendapatkan simpati dari umat Islam karena pada saat itu Soviet membutuhkan dukungan dari seluruh warganya untuk berjuang dalam Perang Dunia II. SADUM bergerak cepat setelah pendiriannya untuk membuka kembali institusi Islam lokal dan membangun kembali hubungan dengan dunia muslim yang lebih luas. Pada tahun 1945 diadakan pertemuan dengan Raja Saudi Abdul Aziz bin Saud, setelah muslim Soviet diizinkan untuk berpartisipasi dalam haji. Tahun berikutnya, 1946 dibukanya kembali MirArab, sebuah madrasah di Bukhara. Pada tahun 1971 dibentuk pusat kedua belajar Islam ,Institut Agama Islam Imam al-Bukhari di Tashkent. (Khalid, 2007:36-37) Penindasan terhadap kaum muslim berlangsung selama dan setelah Perang Dunia II. Sebagian besar muslim terpaksa harus meninggalkan tanah nenek moyang mereka dan secara
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
paksa diasingkan ke daerah terpencil atas tuduhan ketidaksetiaan terhadap negara. Banyak yang tidak bisa bertahan atas siksaan yang begitu kejam. Sebagai contoh, satu dari dua orang Tatar Krim meninggal selama di pengasingan. (Wimbush & Alexiev, 1980:2) Sejak kematian Stalin (1952), Uni Soviet menerapkan pendekatan baru terhadap agama. Instruksi mengenai urusan agama menjadi keputusan Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) pusat. PKUS memerintahkan organ komunis untuk melakukan serangan balik terhadap dakwah Islam (Protivodeistvij islamiskoij propagande). Sejak saat itu, pembukaan masjid yang baru dilarang, kegiatan seremonial dilarang, dan pajak penyelenggaraan peribadahan ditingkatkan. Kampanye menentang Islam tidak hanya berlangsung selama periode pascaperang tapi semakin meningkat hingga tahun 1980-an. Hasilnya terdapat kurang dari 500 masjid yang menjalankan kegiatan ibadah (dibandingkan 26.000 selama masa prarevolusi Rusia), sementara itu hanya ada dua madrasah (dengan kurang dari 100 murid), dan kurang dari 1.000 mullah (ulama) di seluruh Uni Soviet. Aktivitas resmi umat Islam diawasi oleh pemerintah secara ketat, dan pemuka agama lebih dipilih berdasarkan pilihan dari pemerintah daripada umat Islam sendiri Pada akhir era Leonid Brezhnev (1964-1982), jumlah masjid yang menjalankan kegiatan ibadah semakin berkurang, menurut statistik resmi dari Spravochnik propagandista i agitatora hanya ada 400 masjid yang beroperasi di Soviet. Di tahun 1979, menurut kepala Council for Religious Affairs of the USSR, terdapat 300 masjid yang terdaftar, ditambah 700 masjid yang tidak terdaftar. (lihat Tabel 2.3.1)
Tabel 2.3.15 Registered and Nonregistered Mosques in Russia Federation, 1975 – 1986 Year
1975
1979
1980
1983
1984
1985
1986
Registered
175
159
166
182
185
187
189
Nonregistered
385
455
434
397
325
318
311
5
Disadur dari Igor Ermakov dan Dmitri Mikulski, “Islam in Russia” in Islam in Russia and Central Asia, International Lotus Foundation for the Cultures of the Orient, Lotus Book Series no.1-1993 (Moscow:Lotus Foundation/Detskaya Literatura, 1994) hal.18
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Berakhirnya kepemimpinan Chernenko (1984-1985) sebagai sekjen Partai Komunis Uni Soviet (Communist Party of The Soviet Union) di tahun 1985, Mikhail Gorbachev (1985-1991) mengambil alih tongkat kepemipinan. Ketertarikan terhadap agama di seluruh Uni Soviet meningkat ketika masa pemerintahan Gorbachev. Kebijakan Glasnot membuat warga Soviet mencari nilai-nilai moral dan spiritual yang mereka tidak temukan dan lihat karena dikorosi oleh sosialisme. Pengunduran diri Mikhail Gorbachev sebagai Presiden Uni Soviet pada tanggal 24 Desember 1991 secara resmi mengakhiri eksistensi Uni Soviet yang sejak pertama kali didirikan pada tahun 1922. Runtuhnya Uni Soviet mengakibatkan bubarnya persatuan 15 Republik Soviet yang bernaung di dalamnya termasuk Republik Soviet Rusia6. Republik Soviet Rusia memilih jalan demokratisasi dan kemudian berubah menjadi Federasi Rusia merupakan kepingan terbesar sekaligus ahli waris sah Uni Soviet. Bagi Rusia akhir abad ke-20 hingga awal abad ke-21 merupakan periode kebangkitan rohani dan keagamaan termasuk Islam. Pada tahun 2013 ini terdapat sekitar 20 juta umat Islam atau 15% dari total populasi di Federasi Rusia7. Mayoritas muslim Rusia adalah Sunni dan sisanya Syiah (bangsa Azerbaijan yang menetap di Rusia) dan terdapat dua mazhab besar di Rusia; mazhab Syafii di Kaukasus Utara dan mazhab Hambali. Pada tahun 2000 jumlah masjid di wilayah Federasi Rusia mencapai hampir setengah dari jumlah sebelum revolusi. Kini di Rusia secara resmi telah terdaftar 4.750 masjid, namun jumlah sebenarnya lebih besar dan jumlah itu terus bertambah. Di Dagestan misalnya, terdapat antara 1.600 hingga 3.000 masjid. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah masjid di Tatarstan telah melebihi 1.000. Di Ibukota Rusia Moskow dengan jumlah pemeluk agama Islam yang melebihi 1 juta orang terdapat 20 komunitas muslim dan lima masjid. Menurut data negara, tercatat ada 3.345 organisasi keagamaan muslim lokal. Jumlah terbesar organisasi-organisasi keagamaan muslim terdaftar di daerah Volga (1945), diikuti Kaukasus Utara (980) dan Ural (316). Jumlah organisasi keagamaan muslim di daerah lainnya lebih kecil. (Mikhail Bely, 2006:1)
6
Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakstan, Kirigiztan, Latvia, Lithuania, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan pecah dari Uni Soviet pada tahun 1991 dan kemudian mendeklarasikan kemerdekannya masing-‐masing. 7 Diakses dari Russia Demographics Profile 2013 http://www.indexmundi.com/russia/demographics_profile.html pada 9 Juni 2013
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Pascaruntuhnya Uni Soviet terdapat dua organisasi Islam besar Rusia, yaitu Dewan Mufti Rusia (Council of Muftis of Russia) dan Dewan Pusat Spiritual Muslim Rusia (Central Muslim Spiritual Board of Russia/ЦДУМ). Dua organisasi ini melayani lebih dari 85% umat yang terdiri dari 4.500 komunitas. Sedangkan menurut status dewan pusat (federal) terdapat tiga organisasi besar Islam di Rusia, yaitu; 1. Dewan Mufti Rusia yang berbasis di Moskow. Dipimpin oleh Mufti Ravil Gaynutdin. Dewan ini memimpin 1688 komunitas. 2. Administrasi Keagamaan Pusat dari Muslim Rusia (berbasis di Ufa. Dipimpin oleh Mufti Talgat Tadjuddin dan mempersatukan 522 komunitas. 3. Pusat Koordinasi Muslim di Kaukasus Utara yang dipimpin oleh Ismail Berdiyev, Mufti Karachai-Charkessia dan wilayah Stavropol. Organisasi ini terdiri dari 830 komunitas. (Mikhail Bely, 2006:1) Sejak keruntuhan Uni Soviet, Islam di Rusia semakin meluas. Perluasan ini cerminan dari perkembangan fisik dan infrastruktur Islam dan peningkatan kesadaran muslim terhadap agama, tradisi budaya dan warisan mereka. Hal ini terjadi karena sistem desentralisasi yang terjadi di Federasi Rusia dan juga peningkatan hubungan dengan dunia Islam8. Islam Rusia lebih menjadi terorganisir, intelektual, beraneka ragam dan kompleks. Berdasarkan teori studi perubahan Kuntowijoyo, perubahan sistem menjadi kausa (sebab yang menimbulkan kejadian) bagi perkembangan Islam. Dalam hal ini tingkat populasi, penyebaran penduduk, infrastruktur keagamaan dan potensi disintegrasi berfungsi sebagai indikator dalam mengukur dampak tersebut. Perkembangan Islam di era Federasi Rusia tidak dapat dilepaskan dari kebijakan dan peraturan yang dibuat. Perubahan ideologi negara menjadi lebih terbuka membuat agama Islam dapat lebih mdah dikenal dan berkembang secara luas. Di era Soviet walaupun terdapat undang-undang yang mengatur tentang agama, realisasinya tidak berjalan dengan semestinya. Seperti contoh pada pasal 123 konstitusi 1936, “negara menjamin kesetaraan hak setiap warga negara dalam semua bidang seperti, ekonomi, negara, budaya, sosial dan kehidupan politik tanpa memandang ras atau kebangsaan. Pada pasal ini ditegaskan bahwa bagi pengkhususan (chauvinisme), kebencian atau penghinaan terhadap suatu ras akan dipidana sesuai dengan 8
Perjanjian kerjasama dengan pemerintahan Arab Saudi tentang penambahan kuota Haji Muslim Rusia ke Mekkah dan keikutsertaan Rusia sebagai pengamat di Organisation of Islamic Conference (2003 & 2005) (Mikhail Bely, 2006:1)
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
hukum”. Namun nyatanya pada saat itu terjadi kejahatan genosida dimana kebijakan kolektivisai dan transmigrasi ke Asia Tengah dijalankan. Di konstitusi 1936 sendiri terdapat tiga pasal yaitu 123, 124 dan 135 dimana disebutkan pemerintah mengakui kesetaraan dalam segala kehidupan bernegara seperti pemilihan umum dan kebebasan memilih keyakinan. Di konstitusi berikutnya tahun 1977 terjadi peningkatan jumlah pasal tentang kehidupan beragama. Pasal 4, 34, 39, 50 dan 52 mengatur dan menjamin hak kebebasan beragama setiap warga negara dalam semua bidang dan juga sanksi yang mengaturnya. Seperti pasal 34 berbunyi, “warga negara Uni Soviet sama di depan hukum, tanpa membedakan asal, status sosial atau harta, ras atau kebangsaan, jenis kelamin, pendidikan, bahasa, sikap terhadap agama, jenis dan sifat pekerjaan, domisili, atau status lainnya. Persamaan hak warga negara Uni Soviet dijamin dalam segala bidang kehidupan ekonomi, politik, sosial dan budaya”. Sementara itu masa Federasi Rusia, konstitusi 1993 menetapkan hak asasi manusia dan kebebasan warga negara sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip yang diakui secara universal dan norma hukum internasional. Dalam konstitusi 1993 terdapat tiga pasal yang membahas tentang kebebasan beragama di Federasi Rusia, di antaranya terdapat pada pasal 14, 19 dan 26. Selain konstitusi tahun 1993, pada 24 September 1997 pemerintah membuat hukum federal tentang kebebasan keyakinan dan organisasi keagamaan (Федеральный закон о свободе совести и о религиозных обьединениях/ Federal'nyj zakon о svobode sovesti i o religioznykh ob'edinenijakh/). Dalam hukum federal tersebut terdapat pasal-pasal yang mengatur tentang hak kebebasan kepercayaan dan keagamaan (pasal 3), pendidikan keagamaan (pasal 5), dan organisasi keagamaan (pasal 8). Sepeti contoh pada pasal 3 UU Federal tahun 1997 secara khusus menjelaskan tentang hak kebabasan berkeyakinan dan kebebasan beragama. Undang-undang menjamin kebabasan beragama oleh negara dan hukuman bagi yang melanggar keagamaan seperti memaksakan keagamaan, kerahasian agama, dan diskriminasi agama. UU Federal ini membahas lebih lengkap dari konstitusi Rusia tahun 1993 yang hanya membahas 3 pasal tentang agama. Selain itu diatur dalam pasal ini menyebarkan agama adalah hal yang dilegalkan. Pasal 5 mengatur tentang pendidikan agama dan hak untuk memberikan pengajaran tentang agama. Pada masa federasi Rusia, pendidikan agama Islam disampaikan melalui sekolah-sekolah Islam (madrasah) dan juga pasal 8 yang membahas tentang organisasi keagamaan. Peningkatan organisasi dan komunitas Islam secara eksplisit adalah karena adanya pasal 8 ini. Di Federasi Rusia terdapat sekitar 3 ribu organisasi Islam dengan organisasi terbesar yaitu Dewan Mufti Rusia.
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Pada dasarnya transisi pemerintahan sangat berperan besar dalam perkembangan agama, khususnya Islam. Walaupun dalam konstitusi era Soviet negara mengatur hak-hak asasi dan kebebasan beragama, fakta yang terjadi tidak sesuai dengan peraturan yang dibuat pemerintah. Tiga kali konstitusi disahkan pada zaman Soviet, tidak ada satupun yang benarbenar diterapkan dengan baik. Sebaliknya, pemerintah Soviet menjadikan agama hanya sebagai sebuah kepentingan negara semata, memafaatkan agama sebagai propaganda untuk menjaring masa yang pro terhadap pemerintahan. Negara melakukan serangkaian tindakan seperti pembukaan masjid dan restorasi madrasah hanya untuk mendapatkan simpati dari umat Islam. Tindakan yang dilakukan pemerintah hanya bersifat sementara, setelah mendapatkan dukungan dari umat pemerintah kembali kepada bentuknya semula. Pemisahan agama dari negara memang benar-benar dilakukan, agama adalah candu bagi masyarakat seperti pendapat Karl Marx. Menurut pemerintah, agama hanya membuat rakyat jauh dari rasional. Dalam segi pertambahan penduduk, pada sensus tahun 2002 era Rusia diidentifikasi sekitar 14.739.425 penduduk Rusia beragama Islam. Hampir sama dengan era Soviet basis Islam terbesar masih dikuasai Tatar, Baskhir dan Chechen. Namun patut kita cermati pada tahun 2002 terjadi peningkatan jumlah kaum muslim hampir di semua etnis, kecuali Kirgiz, Uzbek dan etnis lainnya dikarenakan pada saat 1991 etnis tersebut memisahkan diri dari Rusia dan menjadi negara merdeka. Total sekitar 3.140.779 umat Islam selama 13 tahun yang bertambah secara resmi dari data sensus Uni Soviet dan Federasi Rusia. Sebenarnya jumlah bisa bertambah lebih banyak jika negara-‐negara yang merdeka pada 1991 tidak memisahkan diri dari Uni Soviet. (Heleniak, 2006:435) Sementara itu, dari total jumlah kelahiran anak dari beberapa etnis muslim menunjukkan angka total 1.533 kelahiran per seribu perempuan. Rata tengah (median) umur etnis beragama Islam adalah 37,1 dan rata-‐rata jumlah anggota keluarga sekitar 3,2 per keluarga. Fertilitas yang tinggi ini diyakini karena terdapat fakta bahwa perempuan muslim yang menikah lebih banyak dan juga tingkat perceraian yang lebih rendah dari perempuan etnis nonmuslim.(Heleniak, 2006:433) Selama periode Federasi Rusia sendiri, peningkatan populasi penduduk beragama Islam meningkat sangat tajam. Berdasarkan sensus pada 1989 terdapat sekitar 11 juta muslim, tahun 2002 naik mejadi 14 juta jiwa, pada tahun 2006 menjadi 16 juta jiwa dan pada tahun 2012 menjadi 20 juta jiwa. The United States Census Bureau memperkirakan bahwa pada tahun 2050 nanti, populasi Rusia akan turun hingga 111 juta atau sekitar 20%. Bahkan
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
menurut banyak pihak jika angka kelahiran muslim di Rusia terus meningkat seperti saat ini diyakini pada tahun 2050 Rusia akan menjadi negara yang mayoritas muslim. Penyebaran umat Islam sebagian besar berada di kawasan sungai Volga seperti Tatarstan, Bashkortostan, Adygeya,
Karacheyevo-Cherkessia,
Kabardino-Balkaria,
Ingushetia, Chechnya, dan Dagestan dengan persentase 50% dan lebih menganut Islam. Sementara itu, republik-republik yang berada di sekitar Dagestan dan Bashkortostan seperti Mordvini, Chuvashia, Kalmykia,
Khanty-Mansiyky AOk, Yamalo-Nenetskiy dan Gorno
Altay memiliki persentase jumlah penduduk Islam antara 5 hingga 50%. Republik yang paling mengalami pertumbuhan penduduk paling kecil yaitu republik Taymirskiy AOk, Gorno Altay, Evenklyskiy AOk, Karella dan Nenetskiy AOk hanya mengalami peningkatan sebanyak 10.000 jiwa selama kurang lebih 13 tahun. Daerah timur seperti Yakutia, Taymirskiy AOk, Evenklyskiy AOk, Komi dan Nenetskiy AOk dari seluruh penduduk di sana memiliki persentase 2-5% Islam. Moskow dan republik yang berada di tenggara Rusia seperti Buryatia, Khakassia, Chukotskiy AOk dan Koryatskiy AOk memiliki persentase penduduk 1-2% Islam. Terakhir republik Karella dan Tuva yang hanya memiliki persentase kurang dari 1%.
Sumber: T. Heleniak. 2006. Regional Disribution of The Muslim Population of Russia. Eurasian Geography and Economics, 2006, 47, No. 4, hal. 441 Dari segi jumlah pertambahan penduduk Islam berdasarkan daerah, republik Tatarstan, Bashkortosatan, Dagestan, Checheno-Ingushetia dan ibukota Moskow memiliki pertumbuhan sebanyak 100.000 jiwa penduduk beragama Islam dari tahun 1989 hingga tahun 2002. Republik Ossetia Utara, Khanty-Mansiyky AOk dan republik di barat daya
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Tatarstan
mempunyai peningkatan sebesar 25.000 – 50.000 umat Islam. Sementara itu, republik Yamalo-Nenetskiy terjadi peningkatan sebesar 10.000-25.000 jiwa. Republik yang paling mengalami pertumbuhan penduduk paling kecil yaitu republik Taymirskiy AOk, Gorno Altay, Evenklyskiy Aok, Karella dan Nenetskiy AOk hanya mengalami peningkatan sebanyak 10.000 jiwa selama kurang lebih 13 tahun. Republik yang mengalami kemunduran atau berkurangnya jumlah penduduk beragama Islam dari tahun 1989-2002 adalah Yakutia, Komi dan Buryatia. Suara-suara rakyat yang dulu dibungkam pada masa Uni Soviet menjadi meletup ketika terompet demokrasi ditiupkan. Kebebasan beragama yang selama ini dibelenggu, berkembang secara pesat. Jumlah penduduk, wilayah persebaran, infrastuktur yang semakin banyak, dan hak-hak untuk menyuarakan pendapat dan berkumpul serta menyebarkan agama adalah bukti nyata dampak positif dari perubahan sistem pemerintahan. Disintegrasi Uni Soviet pada 1991 memberikan harapan dan inspirasi bagi umat Islam untuk melepaskan diri dan menentukan nasib mereka sendiri. Beberapa republik Soviet di Asia Tengah
seperti Kirgiztan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan dan
Georgia mendeklarasikan kemerdekaan mereka. Republik-republik Islam lain pun seolah tak mau ketinggalan untuk merasakan angin kebebasan. Pada November 1991 salah satu republik Rusia di Kaukasus, Chechnya mendeklarasikan diri dengan nama Republik Ichkeria dimana Islam merupakan identitas utamanya. Selain itu, ingatan masa lalu bangsa Chechen-Dagestan melawan ekpansi pada masa Imperium Rusia di bawah perjuangan Imam Shamil menjadi salah satu alasan untuk berpisah dari Rusia. Gerakan kemerdekaan antara republik yang berada di kawasan Volga dan Kaukasus ini berakhir dengan Perang Chechnya I ( 1994-1996). Maklumat yang dikeluarkan Yeltsin pada 15 Desember 1994 tidak digubris oleh Grozny (ibukota Chechnya). Perang ini mengakibatkan 7.500 orang menjadi korban dari militer Rusia, 4.000 pejuang Chechnya dan tidak kurang dari 35.00-46.500 rakyat sipil, sementara sumber lain menyebutkan jumlah tersebut dalam kisaran 8.000-100.000 orang. Hal ini dapat memecah disintegrasi Rusia. Pluralisme masyarakat yang mendiami wilayah Rusia memiliki potensi disintegrasi apabila negara tidak dapat menyatukan elemen masyarakat yang multietnis ini. Gerakan separatisme yang muncul karena sentimen agama menjadi isu di Federasi Rusia dewasa ini. Arti penting republik bagian sebagai kesatuan berdaulat
Federasi
Rusia
membuat
negara
berusaha
mempertahankannya.
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
sekuat
mungkin
untuk
Kesimpulan Perubahan sistem pemerintahan menjadi poin utama dalam perkembangan Islam di Rusia. Sistem pemerintahan sosialisme selama ini diterapkan pemerintah menghambat proses perkembangan agama itu sendiri. Walaupun terdapat serangkaian peraturan yang mengatur hak dan kebebasan dalam konsitusi Soviet, realitanya jauh dari apa yang diharapkan. Hak-hak kebebasan beragama dibelenggu dan Islam hanya dijadikan sebagai propaganda dalam pembentukan Uni Soviet. Bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan pergantian sistem pemerintahan menjadi demokrasi membawa angin segar bagi proses revitalisasi agama. Islam yang selama ini terkekang berkembang pesat dan mampu menjadi salah satu cahaya baru dalam kehidupan masyarakat. Dalam teori studi perubahan dijelaskan bahwa dalam studi sistem subject matter-nya adalah perubahan sistem secara menyeluruh (systemic change, systemic evolution) yang tidak terbatas ruang lingkup dan waktu. Kausalitas (agent of change) dalam studi sistem dapat merupakan proses cepat atau proses lama dan berkelanjutan. Dalam hal ini, perubahan sistem pemerintahan berperan sebagai kausalitas nantinya menimbulkan beberapa dampak, di antaranya: peningkatan populasi
yang
beragama
Islam, penyebaran wilayah, pertambahan infrastuktur adalah bukti nyata dan juga sekaligus sebagai indikator dari dampak
perubahan itu sendiri. Akan tetepi, perubahan sistem
pemerintahan juga memiliki dampak negatif. Kebebasan menyuarakan pendapat yang ada di era Federasi Rusia memperkuat keinginan umat Islam untuk menentukan nasib sendiri seperti negara republik Soviet lainnya yang telah memerdekakan diri pada tahun 1991. Ini tentu dapat menimbulkan potensi disintegrasi seperti halnya konflik Chechnya dan tuntutan kemerdekaan Dagestan. Rusia sebagai ibu pertiwi tentu akan melakukan segala cara untuk menjaga stabilitas dan keutuhan negara tanpa harus kehilangan republik-republiknya lagi.
Daftar Referensi Buku: Abdulsyani. (1992). Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara. Bennigsen, Alexandre & S. E. Wimbush. (1985). Muslims of The Soviet Empire: A Guide.London: C. Hurst & Co (Published) Ltd.
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Blankinship, Khalid Yahya (1994). The End of the Jihâd State: The Reign of Hishām ibn ʻAbd al-Malik and the Collapse of the Umayyads. New york: State University of New York Press Fahrurodji, Ahmad. (2005). Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Gorbachev, Mikhail. (1999). Razmyshleniia o Proshlom i Budushchem/ on my own my country and The World. (terj. George Shriver). New York: Colombia University Press. Hamka. (2005). Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional PTE LTD. Hunter, Shireen T. dkk. (2004). Islam in Russia: The Politics of Identity and Security. New York: M.E Sharpe, Inc. International Department of Moslems Organisations in The USSR Progress Publishers. (1971). Moslems in The Soviet Union. Moskow. J. Adams, E.S. Clemens, & A.S. Orloff. (2005). Remaking Modernity: Politics, History, and Sociology. Durham: Duke University Press. Kaum Muslimin di Uni Sovjet (1965) Kuntowijoyo. (2008). Penjelasan Sejarah (Historical Explanation). Yogyakarta: Tiara Wacana Lobanov-Rastovsky, Prince. (1933). Russia and Asia. New York: The Macmillan Company. Lotus Foundation. (1994).Islam in Russia and Central Asia. Moscow. Natsir, Mohammad. (2000).Fiqhud Da’wah. Jakarta: Media Da’wah. Nohlen, D & Stöver, P (2010) Elections in Europe: A data handbook. Baden-Baden: Nomos Verlagsgesellschaft. Roberts. Keith A. (1995). Religion in Sociological Perspective. Virginia: Wadsworth. Rowe, William L., (1998). “Atheism.” In E. Craig (Ed.), Routledge Encyclopedia of Philosophy. London: Routledge. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: Rafika Aditama. Surya, M. Aji & F. Kamasssa. (2012). Geliat Islam di Rusia. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Suseno, Franz Magnis. (1999). Pemikiran Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revolusionisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Unger, Aryeh L. (1981). Constitutional Development in the USSR: A Guide to the Soviet Constitutions. London: Metheun & Co. Ltd. University Press. Uzbek Society for Friendship and Cultural Relations with Foreign Countrie. (1967). Muslims of The Soviet East. Tashkent. Wixman & Aksyanova. (2004). Goskomstat Rossii. Moscow. Yayasan “Indonesia Tunggal”. (1961). Islam di Negara Soviet. Jakarta. Zhuravlex I.V, et al. (2004). Put’ Voinov Allaha, Islam I Politika Rosii. Moskow: Veche. Jurnal Anderson, Barbara A. & B. D. Silver. (1990) Growth and Diversity of The Population of the Soviet Union. ANNALS, AAAPSS,510, July 1990. Dmitri Glinski-Vassiliev (2001). Islam in Russian Society and Politic:Survival and Expansion. PONARS Policy Memo. Eberstadt, Nicholas &Apoorva Shah. (2011). Russia’s Demographic Constraints: Dimensions and Strategic Implications. American Enterprise Institute. Erşahin, Seyfettin. (2005). Journal of Religious Culture. (ed. Edmund Weber). Frankfurt: Institute for Irenics Gorenburg, Dimitry. (2006). Russia’s Muslims, A Growing Challenge for Moscow. Cambridge: Harvard University. Malashenko, Alexey &Aziza Nuritova.(2009) Islam in Russia. Social Research, Vol. 76, No. 1, Russia Today (SPRING 2009) Malashenko, Alexey. Islam in Russian, Region and Politics Mary & Jeff Bell Library. (2013). Primary & Secondary Sources. Texas: Texas A & M University Corpus Christi
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Mikulski, Dimitry. (1996). Muslim and Their Organisation is Russia. Moscow: Institute of Oriental Studies in the Russian Academy of Sciences. Sawatsky, Walter. Glasnost, Perestroika and Religion -‐What Role for the Churches in Changing Soviet Society?.OPREE. Sergey Markedonov. (2013). The Rise of Radical and Nonofficial Islamic Groups in Russia’s Volga Region. Center for Strategi and Culture Studies T. Heleniak. 2006. Regional Disribution of The Muslim Population of Russia. Eurasian Geography and Economics. Tasar, Eren Murat. Muslim Life in Central Asia (1943-1985) Cambridge: Harvard University Wimbush, S. Enders & Alex Alexiev. (1980). Is The Soviet Union Islam’s Best Friend? Not Exactly.
Sumber Internet Asanet. -. Mission of the Comparative and Historical Sociology Section of the American Sociological
Association.
Diakses
pada
21
Maret
2013
www2.asanet.org/sectionchs/sectioninfo.html Bucknell. -. English Text of Uni Soviet Constitution 1936. Diakses pada 14 Juni 2013. http://www.departments.bucknell.edu/russian/const/1936toc.html Bucknell. -. English Text of Uni Soviet Constitution 1977. Diakses pada 15 Juni 2013. http://www.departments.bucknell.edu/russian/const/1977toc.html Chavchavadze.
-.
Imam
Shamil
(1797-1871).
Diakses
pada
5
Maret
2013.
http://www.chavchavadze.si.edu/shamil.html Gabriel, Judith. -. Among The Norse Tribes, The Remarkable Account of Ibn Fadlan. Diakses pada 17 Juli 2013 http://www.saudiaramcoworld.com/issue/199906/among.the.norse.tribesthe.remarkable.account.of.ibn.fadlan.htm Garant. -. Russian Text of Uni Soviet Soviet Constitution 1918. Diakses pada 13 Juni 2013. http://constitution.garant.ru/science-work/modern/3988990/ Garant. -. Russian Text of Uni Soviet Soviet Constitution 1977. Diakses pada 15 Juni 2013. http://constitution.garant.ru/history/ussr-rsfsr/1977/
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.
Goverment. -. Russian Text of Russia Federation Constitution 1993. Diakses pada 16 Juni 2013. http://www.gov.ru/main/konst/konst0.html Indonesia. -. Presentasi oleh M. Bely, Duta Besar Federasi Rusia di Indonesia di Pusat Penelitian untuk Asia Tengah dan Rusia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Diakses pada 3 Maret 2013 http://www.indonesia.mid.ru/aktiv/01_i.html ISJ. -. International Socialism: The Bolsheviks and Islam. Diakses pada Maret 2013. http://www.isj.org.uk/index.php4?id=181&issue=110 6 K h a z a r i a . - . A Resource for Turkic and Jewish History in Russia and U k r a i n e.Diakses pada 13 April 2013. http://www.khazaria.com/ Marxist. -. English Text of Uni Soviet Constitution 1918. Diakses pada 13 Juni 2013. http://www.marxists.org/history/ussr/government/constitution/1918/ WPR.
-.
Population
of
Russia
2013.
Diakses
pada
17
Juli
2013
http://worldpopulationreview.com/population-of-russia/ Servat. -. English Text of Russian Federation Constitution 1993. -. Diakses pada 16 Juni 2013. http://www.servat.unibe.ch/icl/rs00000_.html
Dampak perubahan..., Yudio Azzani, FIB UI, 2013.