1
Tinjauan Feminisme Sosialis terhadap Tingkat Perceraian Di Federasi Rusia Firda Fitri Yanda dan Mina Elfira 1.
Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
2.
Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Penulisan ini membahas tinjauan feminisme Sosialis terhadap tingkat perceraian di Federasi Rusia. Penulisan ini melihat bagaimana budaya patriarki tetap ada di dalam masyarkat Rusia sejak jaman Kekaisaran Rusia, Uni Soviet hingga Federasi Rusia dan bagaimana hal tersebut berhubungan dengan praktek perceraian di Rusia pada masa Federasi Rusia. Kemudian, penulisan ini juga mendeskripsikan budaya patriarki di Federasi Rusia, dan keadaan, kedudukan serta posisi perempuan di dalam keluarga dan masyarakat patriarki pada masa Federasi Rusia, deskripsi tersebut dengan disertai data-data statistik tingkat perceraian dan kasus perceraian pada masa Federasi Rusia kemudian dianalisis dengan teori feminisme sosialis, teori patriarki dan teori gender. Berdasarkan hasil analisis, tingginya angka perceraian yang terjadi di Federasi Rusia salah satunya terjadi akibat budaya patriarki yang masih melekat kuat di dalam kehidupan masyarakat dan keluarga Federasi Rusia sehingga hal tersebut mempengaruhi keadaan dan posisi perempuan sehingga menimbulkan ketidakpuasaan dan ketidakadilan yang dirasakan oleh perempuan sehingga membuat mereka memutuskan untuk bercerai. Kata Kunci: Budaya Patriarki; Federasi Rusia; Feminisme Sosialis; Perceraian; Perempuan
A Review of Socialist Feminism toward Divorce Rate in the Russian Federation Abstract This journal discusses A Review of Socialist Feminism toward Divorce Rate in the Russian Federation. This journal seeing how the culture of patriarchy still exist in Russian society since the Russian Empire until Russian Federation and how it relates to practice at divorce in Russia from the time of the Russian Empire, the Soviet Union and particular in the Russian Federation. Then, this journal also describes a patriarchal culture in the Russian Federation, and situation and position of women in the patriarchal family and society at the time of the Russian Federation, as well as statistical data of divorce rate and divorce cases at the time of the Russian Federation which is then analyzed by theory of socialist feminism, theory of patriarchy and gender theory. Based on analysis, the high divorce rate that occurred in the Russian Federation because one of which occurs as a result of a patriarchal culture that is still strong inherent in the society and family life of the Russian Federation so that
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
2 it affects the condition and position of women, giving rise to dissatisfaction and injustice felt by women so as to make them decide to divorce. Keywords: Divorce; Patriarchal; Russian Federation; Socialist Feminism; Women
Pendahuluan Di dalam hampir semua masyarakat di seluruh dunia hidup individu dibagi oleh adat masyarakatnya dalam tingkat-tingkat tertentu (Koentjaraningrat, 1990:92). Tingkat-tingkat sepanjang hidup individu dalam kitab-kitab antropologi sering disebut stage along the lifecycle, di mana terdapat masa bayi, remaja, pubertas, menikah, hamil, tua, kematian dan lainlain (Koentjaraningrat, 1990:92). Perkawinan merupakan suatu peralihan yang penting dalam life-cycle dari semua manusia di seluruh dunia karena ini adalah saat peralihan dari tingkat hidup remaja ke tingkat hidup berkeluarga (Koentjaraningrat, 1990:93). Dari sudut pandang kebudayaan manusia, perkawinan merupakan pengatur kelakuan manusia yang berkaitan dengan kehidupan seksualnya (Koentjaraningrat, 1990:93). Perkawinan menyebabkan seorang laki-laki dalam pengertian masyarakat tidak dapat bersetubuh dengan wanita lain tetapi hanya dengan satu atau beberapa wanita dalam masyarakatnya (Koentjaraningrat, 1990:93). Perkawinan juga memberi hak dan kewajiban serta pelindungan kepada hasil persetubuhan yaitu anak-anak (Koentjaraningrat, 1990:94). Selain itu, dalam kalangan umum maupun kalangan ilmu sosial terdapat persoalan tentang asal mula dan perkembangan keluarga dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1990:83). Para ahli antropologi tua dari pertengahan abad ke-19, seperti J. Lubbock, J.J. Bachofen, J. F. McLennan, G.A. Wilken berpendapat bahwa manusia pada mulanya hidup berkelompok, lakilaki dan perempuan kemudian bersetubuh sehingga melahirkan keturunannya tanpa ikatan (Koentjaraningrat, 1990:83). Anak-anak hanya mengenal ibunya, tetapi tidak mengenal ayahnya (Koentjaraningrat, 1990:83-84). Kelompok keluarga inti inilah ibu menjadi ketua keluarga, kelompok keluarga ini mulai meluas karena garis keturunan untuk selanjutnya selalu diperhitungkan dari pihak ibu, oleh Wilken keadaan masyarakat ini disebut keadaan matriarki (Koentjaraningrat, 1990:83-84). Hal ini menimbulkan ketidakpuasan pada laki-laki sehingga mereka mulai mengambil calon istri dari kelompok lain, dan membawa gadis-gadis itu ke dalam kelompok mereka sendiri, dengan demikian keturunan mereka akan tetap tinggal di dalam kelompok si laki-laki, sehingga hal ini menyebabkan suatu kelompok dengan ayah
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
3
sebagai kepala keluarga, kemudian dengan semakin meluasnya kelompok serupa menimbulkan keadaan patriarki di dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1990:84). Di Rusia sendiri sistem keluarga yang dianut adalah sistem patriarki. Hal tersebut terlihat pada politik dan kekuataan sosial pada masa kekaisaran yang pada dasarnya mutlak dan hirarkis: Tsar adalah "ayah yang tersayang" untuk rakyatnya, tuan untuk budak-Nya, ayah yang menjadi kepala rumah tangga (Morrissey, 2003:23). Sistem patriarki juga terlihat pada struktur keluarga di mana suami atau ayah menjadi kepala rumah tangga (Morrissey, 2003:23). Sistem patriarki semakin kuat pada masa Kekaisaran Rusia dengan hukum keluarga Rusia, yang dikenal sebagai ‘Domostroi’. Domostroi sering dipandang sebagai lambang buritan dan cara pandang patriarki dalam kehidupan keluarga Rusia (Levin, 1995:441). Hukum inilah yang menurut Wagner (1995:152) mendefinisikan struktur keluarga berdasarkan kekuasaan pribadi yang luas, kepatuhan yang buta, tugas untuk berbakti, kewajiban paternalistik, dan lebih berpihak kepada laki-laki. Pada masa Kekaisaran Rusia, perkawinan diatur oleh gereja Ortodoks Rusia (Freeze, 1990:711). Legalitas perkawinan diakui oleh hukum jika upacara pernikahan diresmikan oleh Gereja, dan tidak ada bentuk pernikahan sipil yang dikenal pada masa ini (Wolff, 1949:290). Kekuasaan Gereja atas perkawinan dan perceraian berakhir pada Desember tahun 1917 (Engel, 2005:73). Berakhirnya kekuasaan Gereja Ortodoks atas perkawinan dan perceraian terjadi akibat desakan masyarakat atas berbagai persoalan yang belum teratasi dan ketidakpercayaan masyarakat pada Kekaisaran Rusia, hal ini juga ditambah dengan sosok Tsar Nikolai II yang lemah (Fahrurodji, 2005:103), dan semua hal tersebut memuncak pada 24-25 Oktober 1917 ketika partai Bolshevik memimpin para buruh dan petani menuju revolusi sehingga menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Rusia.1 Setelah runtuhnya Kekaisaran Rusia, muncul pemerintahan Uni Soviet yang menganut ideologi komunis menggantikan ideologi religi yang selama ini mendasari kebijakan Kekaisaran Rusia (Fahrurodji, 2005:111). Pada pemerintah Uni Soviet terdapat sebuah hukum baru yang membahas masalah registrasi publik dalam hal kematian, kelahiran, dan perkawinan yang disahkan pada tahun 1918, perubahan ini terjadi karena dalam hukum keluarga peninggalan Tsar menempatkan perempuan sebagai seorang individu yang tidak mandiri dan tidak sesuai dengan komitmen pemerintah baru Uni Soviet I terhadap kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan secara mendalam didasarkan pada sejarah politik dan pemikiran abad ke-19 dan pada teori sosialis Marxis (Atkinson, Dallin, dan Lapidus dalam 1
http://www.marxists.org/history/ussr/events/revolution/ diakses pada tanggal 23 Maret 2014 pukul 14.40 WIB.
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
4
Elfira, 2002:84). Hingga pada akhirnya, pada tanggal 31 Desember 1991 secara resmi Uni Soviet runtuh (Kort, 2008:229), yang kemudian digantikan pemerintahan Federasi Rusia yang resmi berdiri pada 1 Januari 1992 dan mulai mempraktekan sistem demokrasi sejak saat itu (Kort, 2008:230). Walaupun sudah berganti pemerintahan dan ideologi, tingkat perceraian di Federasi Rusia masih saja tinggi, hal ini terlihat pada tahun 2012 sekitar 650.000 pasangan bercerai yang merupakan tingkat perceraian yang tertinggi, bahkan pada tahun 2012 menurut PBB, Rusia menjadi negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia.2 Berdasarkan pemaparan di atas mengenai perkawinan dan perceraian pada masa Kekaisaran Rusia, Uni Soviet dan Federasi Rusia, dimana setiap masa memiliki ideologi yang berbeda, peneliti memiliki hipotesis bahwa terjadinya perceraian di Federasi Rusia akibat masih kuatnya sistem Patriarki yang menyebabkan ketidakadilan terhadap perempuan dalam keluarga dan masyarakat Rusia.
Tinjauan Teoritis 1. Teori Gender Gender adalah struktur sosial (Connell, 2002:9). Gender adalah struktur hubungan sosial yang berpusat pada wilayah reproduksi3, dan seperangkat praktek (yang diatur oleh struktur ini) yang membawa perbedaan reproduksi antara tubuh ke dalam proses sosial (Connell, 2002:10). Gender merujuk kepada peran, kebiasaan, aktivitas dan atribut yang dibangun secara sosial yang diberikan oleh masyarakat yang dianggap pantas bagi perempuan dan laki-laki,4 yang berbeda dengan istilah jenis kelamin yang mengacu pada karakteristik biologis dan fisiologis yang ditetapkan pada perempuan dan laki-laki. Salah satu contoh karakteristik gender adalah di sebagaian besar dunia, perempuan melakukan lebih banyak pekerjaan rumah tangga dibandingkan laki-laki.5 Hal tersebut menimbulkan gerakan kesetaraan gender yang menurut PBB merupakan hak asasi manusia.6 Kesetaraan gender sendiri dapat dicapai jika ketika perempuan dan laki-laki menikmati hak dan kesempatan yang sama disemua sektor masyarakat 2
http://rbth.ru/society/2013/10/16/divorce_russian_style_30845.html diakses pada tanggal 18 November 2013 pukul 19.50 WIB 3 Wilayah reproduksi menurut Connell adalah wilayah di mana tubuh dibawa ke dalam proses sosial, di mana tingkah laku sosial kita melakukan sesuatu dengan perbedaan reproduksi (Connel, 2002:10). 4 http://www.who.int/gender/whatisgender/en/ diakses pada tanggal 5 Juli 2014 pukul 23.47 WIB. 5 http://www.who.int/gender/whatisgender/en/ diakses pada tanggal 5 Juli 2014 pukul 23.47 WIB. 6 http://www.ippf.org/our-work/what-we-do/gender/what-gender-equality diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 00.04 WIB
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
5
termasuk partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan.7 Kesetaraan gender tidak berarti bahwa perempuan dan laki-laki adalah sama, tetapi mereka memiliki nilai yang sama dan harus diperlakukan yang sama.8 Namun terdapat juga ketidaksetaraan gender yang dapat terjadi ketika seseorang mendapat hak dan perilaku yang berbeda karena gender mereka,9 sehingga gender juga melihat bahwa kesetaraan gender tidak terjadi dimana-mana, hal ini terlihat di dalam tulisan Cornnell (2002:3-4) bahwa negara-negara dengan populasi tinggi seperti Bangladesh, Nigeria, India, dan Mesir, di mana perempuan lebih sedikit yang sudah diajarkan untuk membaca daripada lakilaki. 2. Teori Patriarki Patriarki menurut feminis radikal adalah di mana laki-laki sebagai kelompok mendominasi perempuan sebagai kelompok dan menerima manfaat utama dari subordinasi perempuan sehingga menimbulkan ketidaksetaraan gender (Walby, 1991:3). Eisenstein (1979) mendefinisikan patriarki sebagai hirarki seksual yang diwujudkan dalam peran perempuan sebagai ibu, buruh domestik dan konsumen dalam keluarga.10 Sedangkan menurut Kate Millet dalam bukunya sexual politics (1969) mengatakan bahwa patriarki merujuk pada dominasi laki-laki dan hubungan kekuasaan di mana laki-laki mendominasi perempuan sehingga laki-laki menjadi dominan dan perempuan menjadi subordinat.11 3. Teori Feminisme Sosialis Feminisme adalah sebuah komitmen intelektual dan gerakan politik yang berusaha mencari keadilan bagi perempuan dan mengakhiri seksisme12 dalam segala bentuk.13 Termotivasi untuk mencari keadilan sosial, feminis memiliki perspektif yang luas meliputi fenemona sosial, budaya, dan politik.14 Terdapat beberapa jenis feminisme, salah satunya adalah femisme sosialis. Feminisme Sosialis percaya bahwa 7
http://www.ippf.org/our-work/what-we-do/gender/what-gender-equality diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 00.11 WIB. 8 http://www.ippf.org/our-work/what-we-do/gender/what-gender-equality diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 00.04 WIB 9 http://educateachild.org/explore/barriers-to-education/gender diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 01.08 WIB. 10 http://www.palgrave-journals.com/fr/journal/v3/n1/full/fr197921a.html diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 02.01 WIB. 11 http://www.palgrave-journals.com/fr/journal/v3/n1/full/fr197921a.html diakses pada tanggal 6 Juli 2014 pukul 02.01 WIB. 12 Seksisme adalah diskriminasi yang berdasarkan jenis kelamin. http://womenshistory.about.com/ diakses pada tanggal 5 Juli 2014 pukul 15.13 WIB. 13 http://www.mit.edu/~shaslang/papers/femintro.html#2 diakses pada tanggal 5 Juli 2014 pukul 14.44 WIB. 14 http://www.mit.edu/~shaslang/papers/femintro.html#2 diakses pada tanggal 5 Juli 2014 pukul 14.44 WIB
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
6
opresi terhadap perempuan bukanlah hasil tindakan sengaja dari satu individu, melainkan produk dari struktur politik, sosial, dan ekonomi tempat individu itu hidup (Tong, 1998:139). Feminisme Sosialis mengkritik feminisme marxis yang terlalu fokus pada kapitalisme, sehingga tidak mampu menangani ketidaksetaraan gender dalam masyarakat pra-dan pasca-kapitalisme (Walby, 1990:4). Namun, feminisme sosialis setuju dengan feminisme marxis bahwa kapitalis adalah sumber dari opresi perempuan, dan juga setuju dengan feminisme radikal yang percaya bahwa patriarki merupakan sumber opresi terhadap perempuan (Tong, 2008:4). Feminisme sosialis pada umumnya merupakan hasil ketidakpuasaan feminis sosialis atas sifat pemikiran marxis yang pada dasarnya buta gender, dan atas kecenderungan marxis untuk menganggap opresi terhadap perempuan jauh di bawah pentingnya opresi terhadap pekerja (Walby, 1991:174). Alison Jaggar (1983) menyatakan bahwa proyek utama feminisme sosialis adalah pengembangan teori dan praktek politik yang akan mensintesis wawasan terbaik dari feminisme radikal dan tradisi Marxis, dan secara simultan akan memisahkan diri dari masalah yang terkait dengan satu sama lain. Feminis sosialis percaya bahwa untuk menghilangkan opresi kepada perempuan maka kapitalis patriarki atau patriarki kapitalis harus hilang, dimotivasi oleh tujuan ini, feminisme sosialis mencoba mengembangkan teori yang dapat menjelaskan hubungan mengenai kapitalisme dan patriarki (Tong, 2008:4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa feminisme sosialis fokus kepada patriarki dan kapitalisme yang dalam prespektif mereka menjadi penyebab opresi terhadap perempuan (Tong, 2008:5).
Metode Penelitian Metode penelitian dalam tulisan ini bersifat deskriptif analisis, yaitu memberikan deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki, dari data-data yang sudah ada penulis kemudian melakukan analisis sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan (Nazir, 1988:63-74). Untuk mendukung metode deskriptif analisis, penulis menggunakan metode studi kepustakaan untuk mengumpulkan data-data. Metode studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai data primer dan data sekunder yang sangat diperlukan dalam pengerjaan penelitian (Nazir, 1988:111).
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
7
Hasil Penelitian Pada masa Federasi Rusia, di dalam Konstitusi Federasi Rusia kedudukan perempuan dalam Federasi Rusia sebenarnya setara dengan laki-laki, hal ini terlihat dalam pasal 19 ayat 2 tentang kesetaraan antara perempuan dan laki-laki yang berbunyi: Государство гарантирует равенство прав и свобод человека и гражданина независимо от пола, расы, национальности, языка, происхождения, имущественного и должностного
положения,
места жительства, отношения к религии, убеждений, принадлежности к общественным объединениям, а также других обстоятельств. Запрещаются любые формы ограничения прав граждан по признакам социальной, расовой, национальной, языковой или религиозной принадлежности. Gosudarstvo garantiruet ravenstvo prav i svobod čeloveka i graždanina nezavisimo ot pola, rasy, nacional’nosti, jazyka, proisxoždenija, imuščestvennogo i dolžnostnogo položenija, mesta žitel’stva, otnošenija k religii, ubeždenij, prinadležnosti k obščestvennym ob’edinenijam, a takže drugix obstojatel’stv. Zapreščajutsja ljubye formy ograničenija prav graždan po priznakam social’noj, pasovoj, nacional’noj, jazykoboj ili religioznoj prinadležnosti. Negara menjamin persamaan hak dan kebebasan manusia dan warga negara, tanpa memandang jenis kelamin, ras, kebangsaan, bahasa, asal, properti dan status resmi, tempat tinggal, sikap terhadap agama, keyakinan, keanggotaan asosiasi publik, serta lainnya keadaan. Setiap pembatasan hak warga negara pada identitas sosial, rasial, nasional, bahasa, atau agama.
Dan juga pada pasal 19 ayat 3 yang berbunyi: Мужчина и женщина имеют равные права и свободы и равные возможности для их реализации. Mužčina i ženščina imejut ravnye prava i svobody i ravnye voszmožnosti dlja ix realizacii. Laki-laki dan perempuan memiliki hak kebebasan yang sama dan kesempatan yang sama untuk realisasinya.
Dari pasal 19 pada Konstitusi Federasi Rusia di atas terlihat bahwa pemerintah Federasi Rusia memberikan hak dan kebebasan yang sama kepada perempuan dan laki-laki, perempuan juga diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam menggunakan hak dan kebebasan yang dimilikinya. Dengan adanya pasal di atas juga membuat beberapa perempuan Rusia mendapatkan posisi yang penting di dalam dunia pekerjaan pada saat ini,
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
8
salah satunya adalah Bella Zlatkis, Bella merupakan Wakil Ketua Sberbank, Ketua MICEX dan National Settlement Depository.15 Bella hanya mengambil libur satu hari dalam seminggu, dan dia mengatakan bahwa dia selalu mengabdikan dirinya untuk menjaga agar keluarganya bahagia, Bella juga sangat ahli dalam membuat acar sayuran dan suaminya selalu percaya bahwa tugas utama Bella adalah menyiangi kebun sayuran mereka.16 Dari contoh di atas terlihat bahwa Bella memiliki posisi yang sangat penting dalam pekerjaannya dan menunjukkan kesetaraan gender pada perempuan dalam kesempatan pekerjaan yang terjadi di masa Federasi Rusia. Walaupun perempuan sudah memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam pekerjaan, mereka tidak melupakan tugas mereka di dalam rumah. Bella walaupun sudah menduduki posisi sebagai wakil ketua, dia tetap saja melakukan tugas utama yaitu menyiangi kebun sayuran dan membuat acar sayuran, dari hal yang dilakukan Bella terlihat bahwa walaupun di dalam dunia pekerjaan dia sudah berada pada posisi yang tinggi namun dia tetap melakukan pekerjaan domestik yang dalam konstruksi sosial gender perempuan di dalam masyarakat patriarki identik dengan perempuan, yaitu menyiangi kebun sayuran dan membuat acar sayuran. Selain itu pada masa Federasi Rusia isu mengenai “bapak rumah tangga” juga mulai muncul. Hal ini terlihat dari salah satu artikel yang dimuat dalam portal media RIA Novosti yang berjudul “House Hubbies”, dalam artikel tersebut terdapat Konstantin, 47 tahun, seorang direktur finansial sebuah perusahaan telekomunikasi global di Moskow dan ayah dari putri berumur 25 tahun, dia mengatakan bahwa dia mau merawat anaknya sehari-hari karena dia berpendapat bahwa itu adalah anaknya dan bukan anak orang lain, dan dia lebih bahagia untuk menjaga anaknya di rumah, namun Konstantin mengatakan bahwa dia akan khawatir tentang merawat anak-anaknya akan berpengaruh pada hubungannya dengan istrinya jika istrinya mulai mendengarkan apa yang orang lain katakan, karena di Rusia opini publik tidak menerima suami untuk tinggal di rumah, hal itu adalah hal yang tidak jantan untuk dilakukan.17 Hal ini membuktikan bahwa pemikiran patriarki masih kuat di dalam masyarakat Rusia seperti yang tertuang di dalam domostroi yang dipakai sebagai rujukan kehidupan rumah tangga pada awal Kekaisaran Rusia berisi tentang ketaatan kepada superior seperti, Tsar, Pengeran-pangeran, Boyar, suami, orangtua, tuan, dan pendeta sehingga bisa menjadi warga yang baik (Pouncy, 1994:20). Sebenarnya permasalahan yang dihadapi oleh Konstantin
15
http://rt.com/business/powerful-women-business-673/ diakses pada tanggal 23 April 2014 pukul 14.49 WIB. http://rt.com/business/powerful-women-business-673/ diakses pada tanggal 23 April 2014 pukul 14.49 WIB. 17 http://en.ria.ru/columnists/20101026/161088808.html diakses pada tanggal 22 April 2014 pukul 15.29 WIB. 16
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
9
masih tidak sesuai dengan pasal 61 ayat 1 dalam Kode Keluarga Federasi Rusia yang berbunyi: Родители имеют равные права и несут равные обязанности в отношении своих детей (родительские права). Roditeli imejut ravnye prava i nesut ravnye objazannosti v otnošenii svoix detej (roditel’skie prava). Orangtua memiliki hak dan tanggung jawab yang sama terhadap anak-anak mereka (hak orangtua).
Dari pasal di atas tercantum bahwa kedua orangtua baik ayah dan ibu memiliki hak dan tanggung jawab yang sama. Kemudian lebih lanjut terdapat tabel berikut ini mengenai jenisjenis keluarga berdasarkan jenis kelamin kepala rumah tangga (Departement of Economic and Social Affairs United Nations: Households by type of household, age and sex of head of household or other reference member: 1995 – 2013, 2013:134-136): Tabel 2. Statistik Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Perempuan di Federasi Rusia tahun 1995-2014
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah keluarga inti rumah tangga dengan perempuan sebagai kepala rumah tangga mencapai angka 11.687.925, dengan rincian pasangan dengan
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
10
anak mencapai angka 3.003.287, pasangan tanpa anak mencapai angka 3.275.833, dan perempuan sebagai orangtua tunggal dengan anak mencapai angka 2.677.521, dari statistik angka tersebut terlihat bahwa angka yang tertinggi terdapat pada pasangan tanpa anak dengan perempuan sebagai kepala rumah tangga, perbedaan angka dengan pasangan dengan anak mencapai angka 272.546. Lebih tingginya angka statistik dengan perempuan sebagai kepala rumah tangga pada pasangan tanpa anak dibandingkan dengan pasangan dengan anak terjadi karena pada keluarga patriarki tugas mengurus anak akan selalu jatuh kepada perempuan sehingga jumlah perempuan sebagai kepala keluarga dalam pasangan dengan anak lebih sedikit. Tabel 3. Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga Laki-laki di Federasi Rusia tahun 19952014
Sedangkan pada tabel di atas dapat terlihat bahwa total dari keluarga inti rumah tangga dengan laki-laki sebagai kepala rumah rangga mencapai 17.053.650, dengan rincian pasangan dengan anak sebesar 8.114.912, pasangan tanpa anak mencapai angka 8.087.103, dan laki-laki orangtua tunggal hanya sebesar 282.691, dari data tersebut dapat terlihat bahwa laki-laki sebagai kepala rumah tangga lebih besar terdapat pada pasangan dengan anak daripada pasangan tanpa anak, perbedaan tersebut mencapai angka 27.809, sepeti yang sudah terlihat pada tabel sebelumnya yaitu tabel perempuan sebagai kepala rumah tangga dapat terlihat
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
11
bahwa dalam keluarga patriarki ketika pasangan sudah memiliki anak, maka perempuanlah yang akan berperan untuk mengurus dan menjaga anak-anak mereka sehingga laki-lakilah yang menjadi kepala rumah tangga. Selain itu, dari kedua tabel di atas sebelumnya dapat terlihat bahwa di Federasi Rusia jumlah keluarga dengan laki-laki sebagai kepala rumah tangga lebih banyak dari pada dengan jumlah keluarga dengan kepala rumah tangga perempuan. Selain itu dari tabel yang pertama dapat kita lihat bahwa jumlah perempuan sebagai orangtua tunggal mencapai 2.677.521 sedangkan laki-laki sebagai orangtua tunggal hanya sebesar 282.691, selisih perbedaan angka tersebut mencapai 2.394.830, dari besarnya perbedaan tersebut semakin membuktikan kuatnya sistem budaya patriarki di Rusia, di mana perempuan atau ibulah yang bertanggung jawab untuk mengurus dan membesarkan juga mendidik anak-anak. Pembagian gender di dalam masyarakat patriarki inilah yang menurut Feminis sosialis menjadi sumber opresi perempuan, sehingga feminis sosialis berusaha menghancurkan patriarki agar peran-peran gender di dalamnya juga ikut hancur dan bisa menghilangkan opresi terhadap perempaun. Selain itu, pembagian kerja berdasarkan gender inilah yang membuat beban tidak hanya kepada perempuan, namun terkadang kepada lakilaki, beban tersebut terkadang menimbulkan konflik di dalam keluarga sehingga jika tidak terdapat jalan penyelesaiannya bisa menyebabkan terjadi perceraian.
Pembahasan Tingginya perceraian di Rusia terlihat pada tahun 2012 sekitar 650.000 pasangan bercerai yang merupakan tingkat perceraian yang tertinggi, bahkan pada tahun 2012 menurut PBB, Rusia menjadi negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia, sehingga hal tersebut menjadi wajar ketika pada tahun 2013 perceraian terjadi setiap detiknya.18 Orang-orang yang menginginkan perceraian biasanya berasal dari keluarga dengan penghasilan di atas rata-rata, sedangkan keluarga dengan pendapatan yang rendah agaknya mencoba untuk tetap mempertahankan pernikahannya, kemandirian finansial membuat orang-orang lebih bebas dan penilaian mereka menjadi sedikit berbeda.19 Dari penjabaran sebelumnya dapat disimpulkan bahwa faktor ekonomi di dalam keluarga turut andil dalam keputusan untuk bercerai. Faktor ekonomi turut berpengaruh 18
http://rbth.ru/society/2013/10/16/divorce_russian_style_30845.html diakses pada tanggal 18 November 2013 pukul 19.50 WIB 19 http://english.pravda.ru/history/19-08-2010/114665-family_feminism_gender_equality-0/ diakses pada tanggal 15 april 2014 pukul 16.42 WIB
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
12
karena dalam budaya patriarki perempuan menggantungkan diri kepada laki-laki dalam masalah pendapatan atau urusan ekonomi, karena di dalam keluarga patriarki laki-lakilah yang berperan untuk menghasilkan uang, sehingga di dalam budaya patriarki laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama. Namun, ketika perempuan sudah mandiri dan mampu di dalam ekonomi, mereka tidak perlu khawatir akan keberlangusngan hidupnya jika mereka memutuskan bercerai dengan suami mereka, hal tersebut terjadi karena mereka tidak lagi tergantung kepada suami mereka agar mereka bisa bertahan hidup. Hal yang berbeda terjadi kepada pasangan yang belum mandiri secara ekonomi, hal ini terjadi karena perempuan dengan penghasilkan sedikit membutuhkan suami mereka untuk bisa bertahan hidup, penghasilan sedikit yang didapat oleh perempuan dikarenakan di dalam budaya masyarakat patriarki, perempuan yang bekerja hanya dianggap sebagai penghasilan tambahan saja sehingga membuat mereka bergantung kepada suami mereka, namun jika perempuan tersebut tidak bekerja membuat mereka sangat bergantung kepada suami mereka, melemahkan diri mereka sehingga memperkuat budaya patriarki yang ada di dalam keluarga mereka di mana laki-lakilah yang memegang kekuasaan dan perempuan harus menuruti kehendak dari lakilaki yang mendominasi diri mereka. Ketergantungan dan subordinasi perempuan kepada lakilaki di dalam budaya patriarki inilah yang menjadi permasalahan feminis sosialis pada keluarga di dalam masyarakat patriarki. Lebih lanjut lagi berikut ini adalah statistik pernikahan dan perceraian di Rusia dari tahun 1960 sampai 201220: Tabel 4. Statistik Perkawinan dan Perceraian di Rusia tahun 1960
Годы Years
Браки Marriages
Разводы Divorces
1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1991 1992 1993 1994
1499581 1097585 1319227 1495787 1464579 1389426 1319928 1277232 1053717 1106723 1080600
184398 231389 396589 483825 580720 573981 559918 597930 639248 663282 680494
На 1000 человек населения Per 1000 population Браков разводов Marriages divorces 12,5 8,7 10,1 11,1 10,6 9,7 8,9 8,6 7,1 7,5 7,4
1,5 1,8 3,0 3,6 4,2 4,0 3,8 4,0 4,3 4,5 4,6
20
http://www.gks.ru/bgd/regl/B13_16/IssWWW.exe/Stg//%3Cextid%3E/%3Cstoragepath%3E::%7C3.1.xls diakses pada tanggal 22 Maret 2014 pukul 16.27 WIB.
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
13 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1075219 866651 928411 848691 911162 897327 1001589 1019762 1091778 979667 1066366 1113562 1262500 1179007 1199446 1215066 1316011 1213598
665904 562373 555160 501654 532533 627703 763493 853647 798824 635835 604942 640837 685910 703412 699430 639321 669376 644101
7,3 5,9 6,3 5,8 6,2 6,2 6,9 7,1 7,5 6,8 7,4 7,8 8,8 8,3 8,4 8,5 9,2 8,5
4,5 3,8 3,8 3,4 3,6 4,3 5,3 5,9 5,5 4,4 4,2 4,5 4,8 4,9 4,9 4,5 4,7 4,5
Dari tabel di atas terlihat pada masa transisi atau pada awalnya terbentuknya Federasi Rusia pada tahun 1992 tingkat perceraian naik dari 4,0 di tahun 1991 menjadi 4,3 di tahun 1992, kemudian pada tahun 1993 menjadi 4,5 dan di tahun 1994 naik 0,1 menjadi 4,6. Naiknya angka perceraian pada masa transisi diakibatkan beban hidup yang semakin bertambah pada masa transisi sehingga membuat masyarakat Rusia, terutama kepada perempuan di mana mereka cenderung lebih bisa beradaptasi dengan keadaan yang ada demi keberlangsungan hidup keluarga mereka (Kiblitskaya, 2000:55), laki-laki melampiaskan beban hidup mereka yang berat dengan meminum-minuman keras (Kiblitskaya, 2000:66), khusunya vodka, karena vodka sudah menjadi bagian hidup dari kaum laki-laki Rusia (Kiblitskaya, 2000:93). Hal ini terlihat dari data antara tahun 1986 konsumsi alkohol per kepala hanya 11 liter, pada tahun 1994 naik dari 11 liter menjadi 14,5 liter per orang (Nemtsov dalam Sakwa, 1996:258). Kecanduan alkohol inilah yang menimbulkan masalah di dalam keluarga Rusia, istri tidak bisa berpengaruh banyak terhadap perliaku suami mereka, karena suami mereka tidak akan mendengarkan atau melakukan apa yang dikatakan oleh istri mereka, hal ini terjadi karena di dalam sistem masyarakat patriarki suara perempuan tidak di dengar karena tidak memiliki kekuasaan seperti halnya suara laki-laki yang harus didengar karena mereka adalah yang memimpin dan juga mendominasi. Keadaan tersebutlah yang membuat pertengkaran terjadi di dalam rumah tangga pada awal Federasi Rusia sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya perceraian. Kemudian, dalam tabel yang sama angka perceraian kembali tinggi pada tahun 2001 yaitu 5,3, lalu naik pada tahun 2002 menjadi 5,9, namun pada tahun 2003 angka tersebut
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
14
turun menjadi 5,5. Kemudian perceraian di Rusia kembali naik pada tahun 2007 yaitu sebesar 4,8 dan pada tahun 2008 kembali naik menjadi 4,9. Pada tahun 2010 angka perceraian turun menjadi 4,5, kemudian pada tahun 2011 naik menjadi 4,7, dan pada tahun 2012 kembali turun menjadi 4,5. Tabel lebih lanjut mengenai statistik percerain di Rusia dapat dilihat pada tabel statistik perceraian tahun 2013 terlihat pada tabel di bawah ini (Federal State Statistics Service (Rosstat) 2014, 2012:8): Tabel 5. Statistik Vital Federasi Rusia tahun 2012 dan 2013
Dari tabel di atas terlihat bahwa angka statistik perceraian di Rusia pada tahun 2012 adalah 4,5 dan pada tahun 2013 angka statistik perceraian naik menjadi 4,7. Dari tabel di atas dan pada tabel sebelumnya terlihat bahwa angka perceraian di Rusia pada masa Federasi Rusia selalu berada diangka 4. Tingginya angka perceraian di Rusia bisa terjadi karena perempuan pada saat ini sudah tidak takut lagi untuk bergantung kepada dirinya sendiri dan tidak lagi bergantung pada laki-laki. Perempuan yang di dalam kehidupan pernikahannya mengalami ketidakadilan akibat sistem patriarki yang membuat mereka memiliki beban dan ketidakadilan memutuskan untuk bercerai karena perempuan tidak lagi menerima perlakuan kekerasan dan tidak adil yang berasal dari laki-laki kepada diri mereka. Hal ini terjadi akibat gerakan feminis yang membuat perempuan sekarang ini sudah sadar bahwa mereka tidak ingin menjadi subordinat di dalam sistem keluarga patriarki, mereka juga memiliki hak atas diri mereka sendiri, semua pemikiran itu bisa terjadi karena gerakan feminis yang berjuang dalam hal ketidakadilan yang dialami oleh perempuan akibat sistem patriarki yang sudah mendarah daging di dalam kehidupan keluarga dan masyarakat Rusia, perempuan tidak lagi takut untuk melawan jika mereka mengalami kekerasan atau merasakan ketidakadilan dan merasakan ketidakbahagian di dalam diri mereka. Perempuan pada masa ini lebih berani karena mereka sadar bahwa mereka setara dengan laki-laki bahkan bisa melebihi laki-laki, kesadaran ini timbul akibat gerakan kaum feminisme yang membuat perempuan sadar bahwa mereka bisa setara dengan laki-laki, walaupun patriarki yang menjadi tujuan feminis sosialis
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
15
belum bisa dihancurkan dan masih tetap ada di dalam masyarakat Federasi Rusia. Lebih lanjut lagi, di bawah ini terdapat perbandingan angka statistik perceraian negara Federasi Rusia dengan negara lainnya juga terihat pada statistik di bawah ini:
Gambar 6. Tingkat Perceraian Kasar di Dunia tahun 2004-200821
Dari gambar di atas terlihat bahwa Rusia ditandai dengan warna biru yang paling gelap sehingga menandakan bahwa Rusia memiliki angka tingkat perceraian yang tinggi yaitu dari 6,01 sampai 11,89 pada tahun 2004 sampai 2008. hal tersebut terjadi karena prosedur perceraian sangat mudah di Rusia, pasangan yang ingin bercerai bisa membatalkan perkawinan mereka diluar pengadilan dan hanya melakukannya di Kantor Perkawinan, bahkan, mereka bisa melakukannya secara mandiri dan tidak membutuhkan jasa pengacara sehingga biaya perceraian menjadi lebih murah.22 Permasalahan mengenai perceraian pada masa Federasi Rusia tecantum dalam hukum mengenai perceraian di Rusia yang tertulis di dalam Kode Keluarga Federasi Rusia pada pasal 16 ayat 2: Брак может быть прекращен путем его расторжения по заявлению одного или обоих супругов, а также по заявлению опекуна супруга, признанного судом недееспособным. Brak možet byt’ prekrašče putem ego rastorženija po zajavleniju odnogo ili oboix suprugov, a takže po zajavleniju opekuna supruga, priz nannogo sudom nedeesposobnym. Perkawinan dapat dibatalkan dengan cara perceraian atas permintaan satu atau kedua pasangan, serta atas permohonan dari wali pasangan tersebut, yang mana diakui tidak mampu oleh hukum.
21
http://unstats.un.org/unsd/demographic /products/dyb/dyb2008/maps/Table25.pdf diakses pada tanggal 22 Maret 2014 pukul 15.38 WIB. 22 http://www.rawstory.com/rs/2013/09/24/russia-considers-raising-divorce-fees-to-avoid-bad-marriages/ diakses pada 18 November 2013 pukul 19.40 WIB.
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
16
Dari hukum tersebut setiap pasang yang sudah menikah dapat mengajukan perceraian jika mereka tidak ingin melanjutkan kehidupan rumah tangganya, dari pasal ini jugalah salah satu pasangan bisa mengajukan perceraian walaupun pasangan yang lain tidak ingin melakukan perceraian. Begitu tingginya angka perceraian di Rusia disebabkan beberapa alasan diantaranya adalah kurang privasi akibat berbagi tempat tinggal, ketidakcocokan secara seksual, ketergantungan alkohol, dan perselingkuhan (Dabars, 2002:23). Salah satu kasus perceraian yang terjadi pada masa Federasi Rusia adalah yang dialami oleh Valery Lepekhin. Valery Lepekhin dipecat dari pekerjaannya karena memukul atasanya di tempat kerja, dan ketika dia melamar pekerjaan lain, dan mereka menginginkan referensi, mereka menelepon tempat bekerja Valery sebelumnya, dan mantan atasannya mengatakan bahwa Valery adalah pekerja yang jelek, sehingga Valery tidak diterima bekerja di mana pun.23 Istri Valery, Irina, memohon kepada Valery untuk meminta maaf pada atasanya yang dulu dan meminta untuk bekerja kembali di sana, Irina mengatakan pada Valery bahwa sebelum anak perempuan kedua mereka di dalam kandungan berumur 6 bulan, keluarga mereka membutuhkan uang, namun Lepekhin menolak, akhirnya dengan keadaan Irina yang sedang hamil mereka memutuskan untuk menyewakan apartemen mereka dan pindah ke rumah ibu Irinia, yaitu Nina.24 Nina tidak pernah menyukai Valery, dia selalu berpendapat bahwa putrinya telah melakukan kesalahan besar karena menikahi Valery, dan hal itu terbukti dari situasi keluarga mereka sekarang, terjebak antara suaminya dan ibunya, Irina memberikan Valery sebuah ultimatum bahwa dia tidak akan berbicara dengan Valery sampai Valery berdamai dengan atasannya.25 Keputusan ini membuat bencana bagi keluarga mereka, Valery mulai mabuk dan memukul Irina, secepatnya Nina ikut campur dan mengusir Valery keluar dari apartemennya, dan pada akhirnya Irina mengajukan gugatan perceraian.26 Dari kasus perceraian yang dialami oleh Valery dan Irina terlihat bahwa beban di dalam keluarga patriarki tidak hanya menjadi beban bagi perempuan tetapi juga bagi laki-laki, terlihat bahwa akibat Varely tidak mau meminta maaf agar mendapatkan kembali pekerjaan tidak bisa dilakukannya, dan hal tersebut dilakukannya karena di dalam masyarakat patriarki hal tersebut terkesan tidak jantan, sehingga pada akhirnya membuat peran Varely sebagai 23
http://rbth.ru/society/2013/10/16/divorce_russian_style_30845.html diakses pada tanggal 18 November 2013 pukul 19.50 WIB. 24 http://rbth.ru/society/2013/10/16/divorce_russian_style_30845.html diakses pada tanggal 18 November 2013 pukul 19.50 WIB. 25 http://rbth.ru/society/2013/10/16/divorce_russian_style_30845.html diakses pada tanggal 18 November 2013 pukul 19.50 WIB. 26 http://rbth.ru/society/2013/10/16/divorce_russian_style_30845.html diakses pada tanggal 18 November 2013 pukul 19.50 WIB.
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
17
pencari nafkah utama pun hilang. Atas tekanan yang diterimanya akibat tidak bekerja dan juga tekanan dari istrinya untuk meminta maaf membuat Varely memukul istrinya, tekanan yang dialami oleh Valery terjadi akibat adanya konstruksi sosial masyarakat patriarki di mana laki-laki harus menjadi pencari nafkah. Selain itu, pemukulan bisa terjadi karena Valery menganggap Irina sebagai milikinya dan sehingga dia dengan bebas memperlakukan Irina sesuai keinginannya. Pemikiran Valery yang menganggap bahwa Irina adalah milik merupakan pemikiran masyarakat patriarki yang menjadi tujuan feminis sosial untuk dihancurkan, karena seperti contoh Irina di atas adanya konstruksi sosial ini membuat Irina mengalami penderitaan dan feminis sosialis berjuang untuk menghapuskan penderitaan tersebut. Jika kita lihat dari sudut pandang Irina, kita dapat melihat bahwa apa yang dilakukannya merupakan caranya untuk bertahan hidup, Irina bergantung kepada Valery di dalam kehidupannya, namun ketika Valery tidak lagi mempunyai pekerjaan, hal ini membuat Irina tidak senang karena tidak ada lagi jaminan bagi dia dan bayi untuk bertahan hidup, oleh sebab itulah Irina selalu memaksa agar Valery meminta maaf karena hal itu adalah satusatunya jalan baginya agar bisa bertahan hidup, namun ketika Valery menolak meminta maaf, kemudian dia tidak mulai bekerja, Irina mulai mencari bantuan dari orang lain, yaitu ibunya, selain itu, tindak kekerasan yang dialaminya semakin menambah masalah di dalam perkawinan Irina dan Valery. Mengalami pemukulan yang dilakukan oleh suaminya membuat Irina tidak lagi melihat jalan lain untuk mengatasi permasalahan yang ada di dalam perkawinan dan juga atas desakan ibunya, di mana merupakan tempat Irina bergantung saat itu, membuat Irina akhirnya memutuskan untuk bercerai dari Valery. Dari hal tersebut terlihat bahwa kekerasan rumah tangga yang dilakukan oleh suami kepada istri diakibatkan oleh pola pikir patriarki di mana perempuan merupakan milik laki-laki, sehingga pemukulan itu tidak menjadi masalah karena perempuan adalah milik mereka, maka dengan bebas mereka bisa memperlakukannya sesuka mereka, hal ini juga dikatakan oleh feminis sosialis yang menganggap bahwa di dalam masyarkat perempuan merupakan subordinat dan laki-laki merupakan dominan.
Kesimpulan Budaya patriarki masih sangat melekat di dalam kehidupan masyarkat dan Keluarga di Federasi Rusia, hal ini terlihat bagaimana posisi dan keadaan perempuan di dalam masyarakat dan keluarga Rusia sehingga menyebabkan rasa ketidakadilan dan ketidakbahagian bagi mereka sehingga untuk menghilangkan rasa ketidakadilan dan ketidakbahagian tersebut
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
18
membuat mereka mengambil keputuskan untuk bercerai. Domostroi memberikan pengaruh besar pada posisi perempuan di dalam keluarga, perempuan dituntut untuk patuh kepada suami mereka dan menuruti segala perintah suami mereka. Dalam analisis dengan menggunakan teori feminisme sosialis yang didukung oleh teori patriarki dan gender terlihat bahwa posisi perempuan selalu menjadi subordinat dan dianggap sebagai milik laki-laki, serta kuatnya peran gender di dalam masyarakat Rusia di mana laki-laki dianggap sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah utama. Walaupun pada masa Federasi Rusia terdapat perempuan yang di dalam pekerjaan mendapatkan posisi yang penting, pemikiran patriarki serta peran gender di dalam masyarkat Rusia masih tetap ada. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya konstruksi sosial bahwa lakilaki adalah kepala rumah tangga. Tingginya perceraian di Rusia salah satunya diakibatkan perempuan tidak lagi menerima dirinya menderita di dalam keluarga dengan sistem patriarki di mana membuat perempuan merasa tidak bahagia di dalam kehidupan pernikahannya sehingga pada akhirnya perempuan tersebut memutuskan untuk bercerai. Perempuan sadar bahwa mereka tidak berhak untuk mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari suami mereka di dalam perkawinan mereka, hal inilah yang menjadi tujuan feminisme sosialis di mana menyadarkan perempuan bahwa mereka tidak pantas diperlakukan buruk oleh lakilaki sehingga mereka bisa terbebas dari sistem patriarki yang oleh feminis sosialis dianggap sebagai salah satu dasar utama dari ketidakadilan yang dialami oleh perempuan. Dengan demikian, Berdasarkan hasil analisis melalui tinjauan feminis sosialis terhadap tingginya tingkat perceraian di Federasi yang dikaitkan dengan undang-undang Konstitusi Federasi Rusia dan Kode Keluarga Federasi Rusia dapat disimpulkan bahwa terjadi perceraian di Federasi Rusia salah satunya akibat budaya patriarki yang masih sangat kuat di dalam keluarga dan masyarakat Federasi Rusia.
Saran Penulis masih merasa bahwa penulis masih belum menjabarkan data secara dalam dan terperinci mengenai penyebab-penyebab terjadinya perceraian seperti kurang privasi akibat berbagi tempat tinggal, ketidakcocokan secara seksual, ketergantungan alkohol, dan perselingkuhan. Sehingga jika terdapat penelitian lebih lanjut, maka penulis menyarankan untuk membahas lebih dalam mengenai penyebab-penyebab tersebut dan menampilkan tabel data mengenai penyebab perceraian akibat kurang privasi akibat berbagi tempat tinggal, ketidakcocokan secara seksual, ketergantungan alkohol, dan perselingkuhan.
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
19
Daftar Pustaka Administracii prezidenta Rossijskoj Federacii. (2011). Konstitucija Rossijskoj Federacii. Moskva: Izdatel’stvo “Juridičeskaja literatura”. Ahmad Fahrurodji. (2005). Rusia Baru Menuju Demokrasi Pengantar Sejarah dan Latar Belakang Budayanya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Connell, R.W. (2002). Gender. Cambridge: Polity Press. Dabars, Zita D. (2002). The Russia Way: Aspects Of Behavior, Attitudes, and Customs of The Russians Second Edition. New York: The McGraw-Hill Companies. Departement of Economic and Social Affairs United Nations. (2012). 2012 Demographic Yearbook. New York: United Nations Engel, Barbara Alpern. (2005). In the Name of the Tsar: Competing Legalities and Marital Conflict in Late Imperial Russia. The Journal of Modern History, 77, 70-96. Federal’naja Služba Gosudarstvennoj Statistiki (Rosstat). (2014). Rossija’ 2014 Statističeskij Spravočnik. Moskva: Federal’naja Služba Gosudarstvennoj Statistiki. Freeze, Gregory L. (1990). Bringing Order to the Russian Family: Marriage and Divorce in Imperial Russia, 1760-1860. The Journal of Modern History, 62, 709-746. Jaggar, Alison. (1983). Feminist Politics and Human Nature. New jersey: Rowman & Allanheld Publishers. Koentjaraningrat. (1990). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Kort, Michael. (2008). A Brief History of Russia. New York: An imprint of Infobase Publishing. Levin, Eve. (1995). The Domostroi: Rules for Russian Households in the Time of Ivan the Terribleby Carolyn Johnston Pouncy. The Slavic and East European Journal, 39, 441442 Mina Elfira. (2002). Perempuan Rusia Pada Era Komunisme. Depok: Penerbit Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Mohammad Nazir. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Morrissey, Susan. (2003). Patriarchy on Trial: Suicide, Discipline, and Governance in Imperial Russia. The Journal of Modern History, 75, 23-58. Sakwa, Richard. (1996). Russian Politics and Societ Second edition. London: Routledge. Tong, Rosemarie Putnam. (2004). Feminist Thought: Pengantar Paling Komprehensif kepada Aliran Utama Pemikiran Feminis (Aquarini Priyatna Prabasmoro, Penerjemah.) Yogyakarta: Jalasutra. Tong, Rosemarie Putnam. (2009). Feminist Thought: A More Comprehensive Intorduction (3rd ed.). Colorado: Westview Press. Wagner, William G. (1995). Family Law, the Rule of Law, and Liberalism in Late Imperial Russia. Jahrbücher für Geschichte Osteuropas, Neue Folge, 43, 519-535. Walby, Sylvia. (1990). Theorizing Patriarchy. Oxford: Basil Blackwell. Wolff, M. M. (1949). Some Aspects of Marriage and Divorce Laws in Soviet Russia. The Modern Law Review, 12, 290-296. Publikasi Elektronik 3.1. Braki i razvody (Marriages and divorces). (n.d.). Russia Federation: Federal State Statiatics Service. 22 Maret 2014.
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014
20
http://www.gks.ru/bgd/regl/B13_16/IssWWW.exe/Stg//%3Cextid%3E/%3Cstoragepath %3E::%7C3.1.xls 25. Divorces and crude divorce rates by urban/rural residence: 2004 – 2008 (Divorces et taux bruts de divortialité selon la résidence, urbaine/rurale : 2004 – 2008). (n.d.). 7 Mei 2014. United Nations Statistics Division. http://unstats.un.org/unsd/demographic/products/dyb/dyb2008/Table25.pdf Beechey, Veronica. On Patriarchy. (1979). Palgrave Macmillan. (6 Juli 2014). http://www.palgrave-journals.com/fr/journal/v3/n1/full/fr197921a.html France-Presse Agence. (2013, September 24). Russia considers raising divorce fees to avoid bad marriages. 18 November 2013. : http://www.rawstory.com/rs/2013/09/24/russiaconsiders-raising-divorce-fees-to-avoid-bad-marriages/ Gender. (n.d.). 6 Juli 2014 . http://educateachild.org/explore/barriers-to-education/gender Introduction to Feminism, Topics: What Is Feminism?. (n.d.). Stanford Encyclopedia of Philosophy. 5 Juli 2014. http://www.mit.edu/~shaslang/papers/femintro.html#2 Kolchik, Svetlana. (26 Oktober 2010). Women Talk: House Hubbies. RIA Novosti. 22 April 2014. http://en.ria.ru/columnists/20101026/161088808.html Lapko, Viktoria. (19 Agustus 2010). Family Becomes Extinct, To Be Replaced with Feminism and Gender Equality. Pravda.ru. 15 April 2014. http://english.pravda.ru/history/19-08-2010/114665-family_feminism_gender_equality0/ Napikoski, Linda. (n.d.). What Is Sexism?. 5 Juli 2014. http://womenshistory.about.com/od/glossary/a/sexism.htm Nazdracheva, Lyudmila. (16 Oktober 2013). Divorce, Russian Style. RBTH. 18 November 2013. http://rbth.ru/society/2013/10/16/divorce_russian_style_30845.html Rossijskaja Federacija Semejnyj Kodeks Rossijskoj Federacii. (n.d.). Konsul’tantPljus. 8 Maret 2014. http://base.consultant.ru/cons/cgi/online.cgi?req=doc;base=LAW;n=162644 Russia's most powerful women in business. (28 Januari 2012). RT.com. 23 April 2014. http://rt.com/business/powerful-women-business-673/ The October Revolution. (n.d.). 23 Maret 2014. http://www.marxists.org/history/ussr/events/revolution/ Vishnevsk, Anatoly G. (2010). Family, Fertility, and Demographic Dynamics in Russia: Analysis and Forecast. RAND Corporation, Objective Analysis, Effective Solutions. 11 Maret 2014. http://www.rand.org/pubs/conf_proceedings/CF124/CF124.chap1.htm What do we mean by "sex" and "gender"?. (n.d.). World Health Organization. 5 Juli 2014. http://www.who.int/gender/whatisgender/en/ What is gender equality?. (n.d.). International Planned Parenthood Federation. 6 Juli 2014. http://www.ippf.org/our-work/what-we-do/gender/what-gender-equality What is Gender Equality?. (n.d.). 6 Juli 2014. http://www.genderequality.ie/en/GE/Pages/WhatisGE
Tinjauan feminisme sosialis terhadap..., Firda Fitri Yanda, FIB UI, 2014