DAMPAK PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO (STUDI KASUS BMT AL HUSNAYAIN JAKARTA)
SITI KARIMAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Al Husnayain Jakarta) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, April 2015 Siti Karimah NIM H54110026
ABSTRAK SITI KARIMAH. Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Al Husnayain Jakarta). Dibimbing oleh TANTI NOVIANTI dan RANTI WILIASIH. Usaha mikro mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional namun usaha mikro memiliki keterbatasan modal dan akses pembiayaan pada lembaga keuangan formal. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak pembiayaan qardhul hasan yang diberikan BMT terhadap perkembangan omzet usaha mikro serta menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dua sampel berpasangan dan OLS. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2014Februari 2015 di BMT Al Husnayain, Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 50 sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji t dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa pembiayaan qardhul hasan berdampak positif terhadap perkembangan usaha mikro. Hasil analisis menggunakan metode OLS menunjukkan bahwa lama usaha, laba usaha, dummy jenis usaha, dummy kehadiran pembinaan, usia, dan modal berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan omzet usaha responden setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Kata kunci: BMT, OLS, Usaha Mikro, Qardhul Hasan
ABSTRACT SITI KARIMAH. The Impact of Qardhul Hasan Financing for Micro-Business Development (Case Study BMT Al Husnayain Jakarta). Supervised by TANTI NOVIANTI dan RANTI WILIASIH. Micro-business has an important role of national economy. However, microbusiness has limited capital and limited access to formal financial institution. The objective of this study is to analyze the impact of qardhul hasan financing to micro-business`s total revenue growth by using paired sampels t test method and to analyze the factors that effect the micro-business total revenue`s growth after gained the qardhul hasan financing by using OLS. This research was conducted in DecemberFebruary at BMT Al Husnayain, Jakarta. The purposive sampling technique was used in this research with a total of 50 respondents. Paired samples t test showed that qardhul hasan financing had a positif impact to microbusiness`s total revenue growth. OLS method proved that time duration of business, business profit after financing, respondents`s age, capital, dummy business type, and dummy presence of attending training significantly affect the customer`s total revenue growth. Keywords: BMT, Microfinance, OLS, Qardhul Hasan
DAMPAK PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO (STUDI KASUS BMT AL HUSNAYAIN JAKARTA)
SITI KARIMAH
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah Departemen Ilmu Ekonomi
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Al Husnayain Jakarta) ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan dan pemimpin terbaik bagi umat manusia. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Tanti Novianti, M.Si. dan Ibu Ranti Wiliasih, M.Si. selaku dosen pembimbing atas arahan dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Lukytawati Anggraeni, P.hD. selaku dosen penguji utama dan Bapak Deni Lubis, M.A. selaku komisi pendidikan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah Lukman Hakim, bunda Nurhayati, kakak Eva Maulidah, serta seluruh keluarga, atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada dosen dan staf Departemen Ilmu Ekonomi, para pengurus BMT Al Husnayain, nasabah pembiayaan qardhul hasan BMT yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, sahabat terbaik sejak SMA Adhi Prima Arkham Putranda dan Hana Mega, sahabat terbaik sejak TPB Diniyah, Dessy, Vita, Nadia, Rosy Noviza, Anggi, Khalishah, untuk Ghina, Dhia, Sarah, Salma, Zara yang selalu menemani, menghibur, dan memotivasi, teman-teman satu bimbingan Dijah, Yulya, Rizki dan keluarga Ekonomi Syariah 48 serta kepada teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas segala waktu, dukungan, bantuan, dan pelajaran. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, April 2015 Siti Karimah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
3
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup Penelitian
4
TINJAUAN PUSTAKA
5
Baitul Maal Wat Tamwil
5
Qardhul Hasan
6
Usaha Mikro
6
Fungsi Produksi
7
Total Revenue
8
Penelitian Terdahulu
8
Kerangka Pemikiran Konseptual
10
Hipotesis Penelitian
11
METODE
11
Jenis dan Sumber Data
11
Lokasi dan Waktu Penelitian
12
Metode Pengumpulan Data
12
Metode Pengolahan dan Analisis Data
12
Pengujian Hipotesis
14
Definisi Operasional
16
Gambaran Umum
17
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
20 20
Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro 23 Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Omzet Usaha
25
SIMPULAN DAN SARAN
29
Simpulan
29
Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
29
Lampiran
32
RIWAYAT HIDUP
38
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kontribusi usaha mikro terhadap produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia tahun 20072012 Total pembiayaan yang disalurkan BMT Al Husnayain tahun 20122014 Kriteria UMKM berdasarkan nilai aset bersih dan hasil penjualan Aset BMT Al Husnayain Jakarta tahun 20122013 Statistik deskriptif karakteristik responden Jumlah dan proporsi responden berdasarkan tingkat pendidikan akhir Struktur pendapatan rumah tangga responden Jumlah dan proporsi responden berdasarkan modal usaha Hasil uji t dua sampel berpasangan Dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap omzet usaha Jumlah pembiayaan qardhul hasan terakhir yang diterima responden periode 20142015 Preferensi responden mengenai perkembangan usaha Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha
1 3 7 17 20 21 22 23 23 24 24 25 28
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8
Perkembangan unit usaha mikro tahun 20072012 Skema pembiayaan qardhul hasan Kurva Total Product, Marginal Product, dan Average Product Kerangka pemikiran Proses penyaluran pembiayaan qardhul hasan BMT Al Husnayain Jenis usaha responden Status usaha responden Dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap pendapatan responden
1 6 7 11 18 21 22 25
DAFTAR LAMPIRAN 1 2
3
4 5 6
Kuesioner penelitian Hasil estimasi perbandingan omzet usaha responden sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dari BMT Al Husnayain menggunakan metode uji t dua sampel berpasangan Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha responden setelah mendapatkan pembiaayaan qardhul hasan dengan model regresi berganda menggunakan metode OLS Hasil uji autokorelasi model regresi berganda Hasil uji heteroskedastisitas model regresi berganda Hasil uji multikolinearitas model regresi berganda
32
36
36 37 37 37
PENDAHULUAN Latar Belakang
unit usaha (juta unit)
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional. UMKM merupakan usaha dengan jumlah unit usaha terbesar di Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2012, total unit usaha di Indonesia adalah 56 539 560 unit dan sebesar 99% unit usaha merupakan UMKM. Dari total UMKM yang ada di Indonesia, sebesar 99% unit usaha merupakan usaha mikro yaitu sebanyak 55 856 176 unit pada tahun 2012. Jumlah unit usaha mikro di Indonesia mempunyai tren yang selalu naik pada periode 20072012, hal ini terlihat pada Gambar 1. Kenaikan terbesar jumlah unit usaha mikro terjadi pada periode 20092010 yaitu sebesar 2.54%. 58 56 54 52 50 48 46
49.6
2007
50.8
2008
53.5
52.2
2009
2010
54.6
55.9
2011
2012
Tahun Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2014 (diolah)
Gambar 1 Perkembangan unit usaha mikro tahun 20072012 Tabel 1 menunjukan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan yang diberikan oleh usaha mikro dan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh usaha mikro di Indonesia tahun 20072012. Kontribusi PDB oleh usaha mikro terus meningkat pada periode 20072012 dengan pertumbuhan terbesar terjadi pada tahun 20102011 yaitu sebesar 5.86 persen. Usaha mikro umumnya masih memakai teknologi produksi yang sederhana sehingga usahanya merupakan usaha yang padat karya (Tambunan 2009). Pada tahun 2012 sebanyak 99.8 juta pekerja mampu diserap oleh usaha mikro. Ini menunjukan bahwa usaha mikro memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Tabel 1
Kontribusi usaha mikro terhadap produk domestik bruto dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia periode 20072012 Tahun PDB Perkembangan Tenaga Kerja Perkembangan (miliar rupiah) PDB (%) (orang) Tenaga Kerja (%) 2007 620 864.0 - 84 452 002 2008 655 703.8 5.61 87 810 366 3.97 2009 682 259.8 4.04 89 960 695 2.44 2010 719 070.2 5.39 91 729 384 1.96 2011 761 228.8 5.86 94 957 797 3.51 2012 790 825.6 3.88 99 859 517 5.16 Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2014 (diolah)
2 Usaha mikro menghadapi banyak kendala dan masalah dalam menjalankan usahanya. Salah satu kendala terbesar usaha mikro adalah modal. Keterbatasan modal membuat usaha mikro sulit berkembang. Pada umumnya usaha mikro menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya karena ketidakmampuan usaha mikro dalam mengakses pembiayaan ke lembaga keuangan formal. Hasil penelitian yang dilakukan Muhammad (2009) menunjukan bahwa pelaku usaha mikro di bidang pangan 92.3% menggunakan modal sendiri dan sisanya 7.7% menggunakan modal dari orang lain. Pelaku usaha bidang sandang menggunakan modal sendiri sebesar 80% dan sisanya menggunakan modal orang lain sementara pelaku usaha di bidang kerajinan 81% menggunakan modal sendiri dan 19% sisanya menggunakan modal orang lain. Usaha mikro dianggap tidak bankable oleh lembaga keuangan formal karena tidak memiliki agunan dan diasumsikan memiliki kemampuan pengembalian pinjaman yang rendah. Kondisi itulah yang melatarbelakangi berdirinya Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia sebagai salah satu solusi pembiayaan bagi pelaku usaha mikro. Dari sisi status pendirian usaha, terdapat dua jenis Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia yaitu pertama, Lembaga Keuangan Mikro non formal seperti arisan dan pelepas uang (loan shark). Kedua, Lembaga Keuangan Mikro formal yaitu antara lain Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Badan Kredit Desa (BKD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), credit union, dan Lembaga Pengkreditan Desa (LPD) (Muhammad 2009). Salah satu lembaga keuangan mikro yang berkembang saat ini adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT). BMT memiliki dua fungsi yaitu sebagai lembaga pencari profit dan lembaga pengelola dana sosial. Sebagai lembaga pencari profit, BMT menawarkan berbagai produk keuangan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Sebagai lembaga sosial, BMT menerima dan menyalurkan dana infak dan sedekah. Salah satu program sosial yang dilakukan BMT adalah pembiayaan qardhul hasan, pembiayaan tanpa agunan dan imbal bagi hasil yang harus diberikan kepada BMT. Pelaku usaha mikro umumnya menggunakan modal sosial sebagai jaminan dalam pembiayaan qardhul hasan (Moheildin et al. 2012) BMT Al Husnayain merupakan salah satu BMT yang menjalankan program pembiayaan qardhul hasan sebagai program sosialnya sejak tahun 2010. Tujuan BMT Al Husnayain dalam menyalurkan pembiayaan qardhul hasan adalah untuk mensejahterakan para pelaku usaha mikro baik secara materi maupun rohani. Dalam Chapra (2010), pembangunan nilai materi dan spiritual secara bersamaan akan menghasilkan pembangunan yang berkualitas dan berkelanjutan bagi pelaku usaha mikro. Pembiayaan qardhul hasan akan sangat menguntungkan pelaku usaha mikro yang mengalami kesulitan dalam hal permodalan dan tidak mempunyai aset untuk diagunkan. Dengan skim pembiayaan ini usaha mikro yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional akan memiliki akses permodalan yang sama dengan usaha lain sehingga usahanya dapat terus berkembang. Perkembangan usaha mikro akan menyebabkan perubahan kondisi perekonomian nasional ke arah yang lebih baik. Hal ini menyebabkan penelitian mengenai dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan usaha mikro penting untuk dilakukan.
3 Perumusan Masalah Pembiayaan qardhul hasan merupakan pembiayaan berbasis tabarru` yang ditawarkan oleh BMT Al Husnayain. Pembiayaan ini tidak mensyaratkan adanya agunan dan imbal bagi hasil yang harus diberikan oleh nasabah kepada BMT. Tabel 2 menunjukkan performa pembiayaan yang disalurkan oleh BMT Al Husnayain tahun 20122014. Pembiayaan yang paling banyak disalurkan oleh BMT Al Husnayain pada tahun 2014 adalah mudharabah (bagi hasil) yaitu sebesar 326 juta rupiah kemudian murabahah (jual beli) sebesar 316 500 334 rupiah. Pembiayaan qardhul hasan memiliki proporsi jumlah pembiayaan yang lebih sedikit dari pembiayaan tijari yaitu sebesar 58 juta rupiah. Tabel 2 Total pembiayaan yang disalurkan BMT Al Husnayain tahun 20122014 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Jenis Pembiayaan Jumlah Jumlah Jumlah (rupiah) (rupiah) (rupiah) Mudharabah (bagi hasil) 635 000 000 681 000 000 326 000 000 Murabahah (jual beli) 622 018 009 434 417 331 316 500 334 Qardhul hasan (pinjaman kebajikan)
27 605 676
56 151 000
58 000 000
Sumber: BMT Al Husnayain (2015)
Menurut penelitian yang telah dilakukan Yulianti (2008), qardhul hasan merupakan salah satu program Baitul Maal BMT Al Husnayain yang telah berjalan efektif penyalurannya. Nasabah pembiayaan qardhul hasan mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2014, jumlah nasabah pembiayaan qardhul hasan adalah 70 orang, 60 diantaranya merupakan nasabah pembiayaan qardhul hasan produktif. Plafon pembiayaan qardhul hasan yang ditawarkan oleh BMT Al Husnayain berkisar antara 500 ribu rupiah hingga 2 juta rupiah. Jumlah pembiayaan yang diberikan bertingkat besarannya dari saat pertama nasabah mendapatkan pembiayaan. Jika nasabah terus mengalami peningkatan omzet usaha hingga memerlukan plafon pembiayaan yang lebih besar dari 2 juta rupiah, pihak BMT akan mengalihkan nasabah tersebut dari pembiayaan tabarru` ke pembiayaan tijari. Pengalihan nasabah pembiayaan tabarru` atau pembiayaan qardhul hasan ke pembiayaan tijari yang mencerminkan peningkatan kemampuan ekonomi pelaku usaha mikro merupakan salah satu target BMT Al Husnayain. Sampai dengan Januari 2015, belum ada nasabah yang sukses beralih dari pembiayaan qardhul hasan ke pembiayaan tijari walaupun BMT telah mengadakan pembinaan mingguan sebagai salah satu strategi agar nasabah mengalami peningkatan omzet usaha. Beberapa nasabah yang mengalami peningkatan omzet dan modal usaha hanya sampai ke tahap permohonan pengajuan tambahan plafon pembiayaan qardhul hasan. Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan usaha mikro perlu dilakukan analisis perbandingan omzet usaha nasabah sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan omzet usaha nasabah setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan serta faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha nasabah setelah mendapatkan
4 pembiayaan qardhul hasan. Penelitian sebelumnya mengenai dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan omzet dan keuntungan usaha mikro yang dilakukan oleh Widiyanto et al. (2011) menunjukkan bahwa pemberian pembiayaan qardhul hasan berdampak positif terhadap perkembangan omzet dan keuntungan usaha mikro. Berdasarkan penjelasan yang diuraikan di atas maka permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana dampak pemberian pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan omzet usaha mikro? 2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan? Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis dampak pemberian pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan omzet usaha mikro. 2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan.
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Bagi pembuat kebijakan, dapat bermanfaat sebagai referensi dalam menetapkan kebijakan terkait pembiayaan dan pengembangan usaha mikro. 2. Bagi BMT Husnayain, dapat memberikan informasi mengenai dampak dari program pembiayaan qardhul hasan yang telah dijalankan serta faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan sehingga pembiayaan qardhul hasan oleh BMT dapat tersalurkan dengan optimal. 3. Bagi kalangan akademisi, dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut. 4. Bagi penulis, dapat memperkaya ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di masa perkuliahan dan dapat menerapkannya di kehidupan nyata. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup dampak pembiayaan qardhul hasan oleh BMT Al Husnayain terhadap perkembangan omzet usaha nasabah dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan omzet usaha nasabah setelah menerima pembiayaan qardhul hasan. Periode waktu yang diambil dalam studi kasus ini adalah pemberian pembiayaan pada tahun 2014–2015.
5
TINJAUAN PUSTAKA Baitul Maal Wat Tamwil Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Terdapat dua fungsi utama dari BMT berdasarkan namanya yaitu pertama, Baitul Tamwil yang artinya rumah pengembangan harta. Sebagai rumah pengembangan harta BMT melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil. Sebagai lembaga keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Kedua, Baitul Maal yang artinya rumah harta. Sebagai rumah harta BMT menerima titipan infak dan sedekah serta mengoptimalkan pendistribusiannya sesuai peraturan dan amanah yang diberikan (Soemitra 2009). Jenis Akad Dalam Nurhayati dan Wasilah (2013), dari segi ada atau tidaknya kompensasi, fikih muamalat membagi akad menjadi dua bagian yaitu akad tijarah dan akad tabarru`. 1. Akad Tijarah (compensational contract) merupakan akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan. Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Natural Uncertainty Contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori percampuran. Pihak yang bertransksi saling mencampurkan aset yang dimiliki kemudian menanggung risiko bersama untuk mendapatkan keuntungan bersama. Contoh akad ini adalah mudharabah (kerjasama usaha dengan satu pihak menjadi pemilik modal atau shahibul maal dan pihak lainnya menjadi pengelola modal atau mudharib). b. Natural Certainty Contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori pertukaran. Pihak yang bertransaksi saling mempertukarkan aset yang dimilikinya sehingga objek yang dipertukarkan harus ditetapkan secara pasti jumlah, mutu, harga, dan waktu penyerahannya di awal akad. Contoh akad ini adalah murabahah (penjualan tangguh). 2. Akad Tabarru` (gratuitous contract) adalah transaksi yang dilakukan dalam rangka berbuat kebaikan dan bertujuan menolong orang lain. Dalam akad tabarru` pihak yang berbuat kebaikan tidak berhak mensyaratkan imbalan kepada pihak lainnya. Adanya biaya administrasi yang wajar atau biaya yang dikeluarkan untuk dapat melakukan akad tersebut dibolehkan ditanggung pihak penerima dana tabarru` tersebut. Salah satu jenis akad tabarru` adalah meminjamkan uang. Meminjamkan uang termasuk akad tabarru` karena tidak boleh melebihkan pembayaran atas pinjaman yang kita berikan. Setiap kelebihan tanpa `iwad adalah riba. Contoh dari jenis pinjaman ini adalah qardhul hasan.
6 Qardhul Hasan Pengertian Qardhul Hasan Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013), qardhul hasan adalah pinjaman tanpa dikenakan tambahan biaya, peminjam hanya diwajibkan untuk membayar sebesar pokok utangnya. Pinjaman qardhul hasan diberikan kepada pelaku usaha mikro sebagai modal awal untuk meningkatkan pendapatan dan standar hidupnya (Vaziri 2006). Cara pelunasan dan waktu pelunasan pinjaman ditetapkan bersama antara pembeli dan penerima pinjaman. Dalam qardhul hasan, pemberi pinjaman tidak boleh meminta pengembalian yang lebih besar dari pinjaman yang diberikan namun biaya administrasi diperkenankan untuk dibebankan kepada peminjam. Peminjam diperbolehkan memberikan kelebihan atas dasar pokok pinjamannya secara sukarela (Nurhayati dan Wasilah 2013). Menurut Fatwa DSN MUI No.19 Tahun 2001, sumber dana Al Qardh dapat diperoleh dari bagian modal Lembaga Keuangan Syariah (LKS), keuntungan LKS yang disisihkan, dan lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaknya kepada LKS. Skema Qardhul Hasan
Sumber: Ascarya (2008)
Gambar 2 Skema pembiayaan qardhul hasan Usaha Mikro Pengertian dan Kriteria Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008, usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/ atau badan usaha perorangan dengan nilai aset bersih yang dimiliki, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, kurang dari 50 juta rupiah dan hasil penjualan yang didapatkan kurang dari 300 juta rupiah per tahun. Tabel 4 menunjukan kriteria
7 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berdasarkan nilai aset bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) yang dimiliki dan hasil penjualan yang didapatkan. Tabel 3 Kriteria UMKM berdasarkan nilai aset bersih dan hasil penjualan Jenis Usaha Nilai Aset Bersih Hasil Penjualan
Fungsi Produksi Fungsi produksi sebuah usaha mikro untuk sebuah barang tertentu memperlihatkan jumlah maksimum sebuah barang yang dapat diproduksi dengan menggunakan kombinasi alternatif antar input yang digunakan dalam proses produksi seperti modal (K) dan tenaga kerja (L). Produk Fisik Marginal (Marginal Physical Product/MP) merupakan output tambahan yang dapat diproduksi dengan satu unit tambahan input tertentu sementara input lain dipertahankan konstan. Jumlah output per periode
TPk
K
Modal kerja per periode
K* K**
MPk, APk
APk K
Modal kerja per periode
K* K** MPk
Sumber: Nicholson (1995)
Gambar 3 Kurva Total Product, Marginal Product, dan Average Product
8 Kurva TPk dalam Gambar 3 mencakup asumsi produktivitas fisik marjinal input modal (K) yang menurun. Semakin banyak modal yang ditambahkan dalam produksi sementara input lainnya dipertahankan konstan akan menghasilkan tambahan output yang menurun mulai dari modal kerja K sampai dengan tambahan modal yang akhirnya menghasilkan penurunan output bila penambahan modal melebihi modal K** (Nicholson 1995). Total Revenue Omzet usaha nasabah dihitung menggunakan konsep total revenue. Total revenue adalah penerimaan total dari hasil penjualan output atau produk. Penghitungan total revenue dilakukan dengan mengalikan dari jumlah output yang terjual dengan harga satuan unit output tersebut (Henderson dan Quandt 1980). Rumus matematika dari penghitungan total revenue adalah sebagai berikut: TR (Q) = P (Q) x Q Keterangan TR (Q) : Total revenue (rupiah) P (Q) : Harga output per unit (rupiah) Q : Jumlah output yang terjual (unit)
Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Akoten et al. (2006) bertujuan menganalisis faktor yang memengaruhi usaha mikro dan kecil dalam mengakses kredit dan mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usaha setelah mendapatkan kredit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan model probit multivariant. Hasil estimasi menunjukkan bahwa lama usaha yang telah dijalankan pelaku usaha mikro dan kecil berpengaruh positif terhadap akses kredit dari Lembaga Keuangan Mikro. Perusahaan yang telah lama berdiri akan cenderung mengakses kredit dari LKM formal sedangkan perusahaan yang belum lama berdiri akan cenderung mengakses kredit dari LKM informal. Lama usaha, pelatihan, dan dummy status pernikahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan usaha. Penelitian mengenai pembiayaan qardhul hasan dilakukan oleh Yulianti (2008) dengan metode studi kasus di BMT Al Husnayain. Penelitian ini menganalisis efektivitas pemanfaatan qardhul hasan bagi pedagang kecil. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi rank order. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan-perubahan yang baik pada pedagang kecil setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dari BMT Al Husnayain. Selain itu pihak BMT juga memberikan manfaat yang dirasakan oleh para nasabahnya. Manfaat tersebut dianggap mempunyai peranan dalam pemberdayaan ekonomi pedagang kecil oleh peneliti. Dari hasil yang dijelaskan dapat disimpulkan bahwa penyaluran pembiayaan qardhul hasan oleh BMT Al Husnayain kepada pedagang-pedagang kecil telah berjalan efektif.
9 Widiyanto et al. (2011) melakukan penelitian yang bertujuan menganalisis pengaruh pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan omzet dan keuntungan usaha mikro serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi performa dari usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Uji t dua sampel berpasangan dan model logit digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji t membuktikan bahwa pembiayaan qardhul hasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap omzet dan keuntungan usaha mikro. Faktor yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap performa usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan adalah usia pelaku usaha mikro dengan pengaruh yang negatif. Penelitian yang bertujuan menganalisis dampak kredit terhadap pertumbuhan usaha mikro dan kecil dilakukan oleh Ahlawodzi dan Adade (2012) di Ghana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah OLS dengan model regresi berganda. Hasil estimasi dari model regresi berganda dengan metode OLS membuktikan bahwa dummy akses kredit ke lembaga keuangan formal, modal awal, modal saat ini, dan omset usaha tahunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan usaha mikro dan kecil di Ghana. Nguyen et al. (2013) menganalisis dampak dari kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan terhadap perkembangan usaha mikro dan kecil di Vietnam. Model regresi berganda digunakan dalam penelitian ini dan koefisien variabel bebas diestimasi menggunakan metode OLS. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pelaku usaha yang berusia di bawah 30 tahun cenderung mengalami pertumbuhan usaha yang lebih besar, pengalaman usaha berpengaruh negatif terhadap perkembangan usaha, dan pelaku usaha yang memiliki jaringan yang luas cenderung mengalami pertumbuhan usaha yang lebih besar. Penelitian mengenai dampak pembiayaan syariah oleh Rachman (2014) bertujuan menganalisis dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan dan mengidentifikasi faktor-faktor dampak pembiayaan syariah terhadap perubahan pendapatan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dua sampel berpasangan dan OLS. Hasil ujit dua sampel berpasangan menunjukkan bahwa pembiayaan syariah yang diberikan oleh BPRS Harta Insan Karimah kepada pelaku usaha mikro berdampak positif bagi pendapatan pelaku usaha mikro. Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan pendapatan setelah menerima pembiayaan syariah adalah pengalaman berdagang atau lama usaha, dummy pernikahan, dummy jenis kelamin, dan dummy sedekah. Penelitian yang dilakukan Hidayati (2014) bertujuan menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi realisasi pembiayaan mikro syariah dan dampaknya terhadap omzet usaha nasabah dengan menggunakan metode OLS. Penelitian ini mengambil contoh studi kasus di KJKS BMT UGT Sidogiri cabang Koja Jakarta. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang secara signifikan memengaruhi realisasi pembiayaan mikro syariah adalah aset usaha, frekuensi pembiayaan, jangka waktu angsuran, lama usaha, dan dummy jenis usaha sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi omzet usaha setelah mendapatkan pembiayaan mikro syariah adalah aset usaha, lama pendidikan, dummy jenis usaha, jumlah pembiayaan, laba usaha, dan lama usaha. Dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik penelitian ini terdapat beberapa persamaan. Persamaan tersebut antara lain adalah variabel dependen yang diteliti merupakan jumlah omzet usaha, metode yang digunakan
10 adalah uji t dua sampel berpasangan dan OLS. Terdapat beberapa variabel indepeden yang sama dalam penelitian ini seperti variabel usia, tingkat pendidikan, modal, dummy jenis usaha, laba usaha, lama usaha, dan jumlah pembiayaan. Dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulianti (2008) juga terdapat persamaan lokasi yaitu BMT Al Husnayain, Jakarta. Selain persamaan, terdapat perbedaan-perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Yulianti (2008) menganalisis efektivitas penyaluran pembiayaan qardhul hasan oleh BMT Al Husnayain sedangkan penelitian ini menganalisis dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan usaha mikro, dan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha nasabah pembiayaan qardhul hasan. Perbedaan dari penelitian lainnya yaitu pembiayaan qardhul hasan oleh BMT Al Husnayain merupakan kegiatan tabarru` atau non profitable, tidak ada agunan yang dipersyaratkan dalam pengajuan pembiayaan, terdapat jumlah anggota keluarga yang masih dibiayai dan dummy kehadiran pembinaan sebagai salah satu variabel independen dalam model regresi berganda di penelitian ini.
Kerangka Pemikiran Konseptual Usaha mikro mengalami keterbatasan modal dan memiliki kesulitan dalam mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal. Usaha mikro saat ini sulit mendapatkan modal tambahan dari bank karena dinilai tidak bankable. Oleh karena itu berdirilah Lembaga Keuangan Mikro dengan harapan mampu menjangkau usaha mikro. BMT Al Husnayain merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang menyalurkan pembiayaan kepada pelaku usaha mikro. Terdapat dua jenis pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT Al Husnayain yaitu pembiayaan tijarah dan pembiayaan tabarru`. Yang termasuk pembiayaan tijarah adalah mudharabah, murabahah, dan rahn sedangkan yang termasuk pembiayaan tabarru` adalah qardhul hasan. Untuk mendapatkan pembiayaan tijarah, usaha mikro perlu menyertakan agunan dan ada bagian keuntungan yang menjadi hak BMT sedangkan untuk mendapatkan pinjaman qardhul hasan, pelaku usaha mikro tidak perlu menyertakan agunan dan BMT tidak mendapatkan keuntungan dari pembiayaan tersebut. Pembiayaan qardhul hasan yang disalurkan merupakan kegiatan sosial dan diharapkan bisa mensejahterakan penerimanya secara materi dan rohani. Untuk mencapai tujuan tersebut, BMT melakukan berbagai strategi seperti melakukan pembinaan rutin setiap minggunya yang wajib diikuti oleh nasabah pembiayaan qardhul hasan. Pembinaan yang dilakukan berupa pembinaan dalam hal agama misalnya pengajian serta pembinaan dalam hal ekonomi misalnya pemberian materi mengenai strategi-strategi dalam berbisnis. Penelitian ini akan membahas analisis mengenai dampak pemberian pembiayaan qardhul hasan oleh BMT Al Husnayain terhadap perkembangan usaha mikro dan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha nasabah setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
11
Gambar 4 Kerangka pemikiran
Hipotesis Penelitian Pembiayaan qardhul hasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan omzet usaha mikro. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan omzet usaha mikro adalah usia, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga yang masih dibiayai, lama usaha, laba usaha, modal, dummy jenis usaha, jumlah pembiayaan dan dummy kehadiran pembinaan. Tingkat pendidikan, lama usaha, laba usaha, modal, dummy jenis usaha, jumlah pembiayaan dan dummy kehadiran pembinaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan omzet usaha mikro sedangkan usia dan jumlah anggota keluarga yang masih dibiayai berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perkembangan omzet usaha mikro.
METODE Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer sebagai data utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawancara secara langsung kepada pelaku usaha mikro yang
12 mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dari BMT Al Husnayain. Selain itu, data primer juga diperoleh dari wawancara kepada pihak BMT Al Husnayain. Data sekunder diperoleh melalui berbagai dokumen milik BMT Al Husnayain yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini. Sumber lain data sekunder di penelitian ini adalah publikasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Badan Pusat Statistik Indonesia, Pemerintah Kota DKI Jakarta, buku, skripsi, tesis, dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Al Husnayain yang beralamat di Jalan Lapan Nomor 25, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan BMT Al Husnayain aktif menyalurkan pembiayaan qardhul hasan, mengadakan pembinaan rutin yang wajib diikuti setiap minggunya oleh nasabah pembiayaan qardhul hasan, dan jumlah nasabah qardhul hasan yang terus meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Desember 2014 Februari 2015. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan dengan metode studi kasus (case study) melalui pengisian kuesioner dan wawancara kepada nasabah BMT yang mendapat pembiayaan qardhul hasan serta studi literatur terkait. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. Jumlah responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah 50 orang dari 60 orang pelaku usaha mikro yang menerima pembiayaan qardhul hasan BMT Al Husnayain pada periode 20142015. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan pencarian data-data kuantitatif melalui pengisian kuesioner dan wawancara kepada nasabah penerima pembiayaan qardhul hasan dari BMT Al Husnayain untuk melihat dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan omzet usaha nasabah dan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan Eviews 6. Pendekatan kualitatif juga dilakukan melalui pengisian kuesioner dan wawancara untuk mengetahui dampak kualitatif yang disebabkan oleh pembiayaan qardhul hasan terhadap pelaku usaha mikro.
13 Uji t Dua Sampel Berpasangan Uji t dua sampel berpasangan merupakan prosedur analisis yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua sampel yang berhubungan atau berpasangan (Wahyono 2009). Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk membandingkan omzet usaha mikro sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dengan omzet usaha mikro setelah pelaku usaha mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dari BMT Al Husnayain. Dalam Hasan (2009) rumus perhitungan t hitung dalam uji t adalah: x̅ -y̅
t hitung = √∑
-
∑ n
n n-
Dengan x̅ merupakan rata-rata omzet usaha mikro sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan y̅ merupakan rata-rata omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. D adalah jumlah omzet usaha mikro sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan N merupakan jumlah sampel. Hipotesis dalam uji t dua sampel berpasangan adalah: H0 : μsebelum = μsesudah H1 : μsebelum < μsesudah Metode Ordinary Least Square (OLS) Metode Ordinary Least Square (OLS) adalah salah satu metode yang paling sering digunakan dalam analisis regresi (Gujarati dan Porter 2009). Selain mudah dan paling luas, koefisien variabel bebas dalam regresi yang didapatkan dengan metode ini memiliki sifat BLUE atau Best Linear Unbiase Estimator (Firdaus 2011). Regresi linear berganda merupakan regresi yang menghubungkan suatu variabel bebas dengan beberapa variabel terikat. Model regresi linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Variabel bebas dalam penelitian ini merupakan perkembangan omzet dari usaha mikro setelah menerima pembiayaan qardhul hasan, berikut model terbaik OLS dalam penelitian ini: Y = bo + b1 X1i + b2 X2i + b3 X3i + b4 X4i + b5 X5i + b6 X6i + b7 D1i + b8 D2i + b9 D3i + ei .................................................................................................................(1) Keterangan: Y = Perkembangan omzet usaha responden BMT setelah pembiayaan qardhul hasan (rupiah) bo = Intersep bi = Koefisien variabel ke-i X1 = Modal (rupiah) X2 = Lama usaha (tahun) X3 = Usia (tahun) X4 = Laba usaha setelah mendapatkan pembiayaan (rupiah) X5 = Jumlah pembiayaan (rupiah) X6 = Jumlah anggota keluarga (orang)
menerima
14 D1 = D2 = D3 = ei =
Dummy pendidikan terakhir (1 = SMA dan Diploma, 0 = pendidikan terakhir lainnya) Dummy jenis usaha (1 = perdagangan, 0 = jenis usaha lainnya) Dummy kehadiran pembinaan (1 = kehadiran pembinaan lebih dari 32 kali dan 0 = kehadiran pembinaan kurang dari 32 kali) Galat
Persamaan transformasi logaritma natural untuk model persamaan 1 ialah: Ln Y = bo + b1 Ln X1i + b2 Ln X2i + b3 Ln X3i + b4 Ln X4i + b5 Ln X5i + b6 Ln X6i + b7 D1i + b8 D2i + b9 D3i + ei .................................................................(2) Keterangan: Y = Perkembangan omzet usaha responden BMT setelah menerima pembiayaan qardhul hasan (%) bo = Intersep bi = Koefisien variabel ke-i X1 = Modal (%) X2 = Lama usaha (%) X3 = Usia (%) X4 = Laba usaha setelah mendapatkan pembiayaan (%) X5 = Jumlah pembiayaan (%) X6 = Jumlah anggota keluarga (%) D1 = Dummy pendidikan terakhir (1 = SMA dan Diploma, 0 = pendidikan terakhir lainnya) D2 = Dummy jenis usaha (1 = perdagangan dan 0 = jenis usaha lainnya) D3 = Dummy kehadiran pembinaan (1 = kehadiran pembinaan lebih dari 32 kali dan 0 = kehadiran pembinaan kurang dari 32 kali) ei = Galat Pengujian Hipotesis Hipotesis akan diuji menggunakan kriteria statistik dan ekonometrika untuk melihat nyata atau tidaknya suatu variabel independen memengaruhi variabel dependen. Agar hasil estimasi koefisien variabel-variabel bebas dalam model regresi bersifat BLUE (Best Linear Unbiase Estimator) model harus memenuhi syarat asumsi klasik yang dilakukan melalui uji autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas. Uji lain yang harus dilakukan untuk mendapatkan koefisien variabel-variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel bebas dalam model regresi adalah uji normalitas, uji f, dan uji t. Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi yang berupa korelasi di antara faktor gangguan (Firdaus 2011). Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam model regresi adalah estimator-estimator yang dihasilkan tidak memiliki varians minimum atau dapat dinyatakan penduga tidak efisien. Deteksi adanya autokorelasi dalam model regresi dapat diketahui dengan melakukan uji BreuschGodfrey serial correlation LM test. Jika nilai dari probabilitas chi-square lebih
15 besar dari taraf nyata maka dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi saat eror dalam model tidak memiliki varians yang sama. Hal ini menyebabkan estimator-estimator yang dihasilkan tidak memiliki varians minimum atau efisien. Untuk mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas dalam suatu model regresi berganda dapat dilakukan uji Breusch-Pagan-Godfrey. Jika probabilitas obs*R-squared yang didapatkan > taraf nyata maka model dapat dinyatakan tidak mengandung heteroskedastisitas. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menunjukkan adanya hubungan linear yang hampir sempurna diantara variabel bebas dalam model. Jika terdapat multikolinearitas sempurna diantara variabel X maka koefisien regresi tidak dapat ditentukan dan eror tidak dapat didefinisikan (Gujarati dan Porter 2009). Salah satu cara mendeteksi keberadaan multikolinearitas diantara variabel bebas dalam model adalah dengan cara melihat correlation matrix dari hasil estimasi. Batas terjadinya hubungan liniear atau korelasi diantara variabel bebas adalah kurang dari │0.80│. Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi rataan eror pada model menyebar secara normal atau tidak. Bila suatu model tidak memenuhi asumsi normalitas, uji f dan uji t tidak dapat dilakukan. Salah satu cara mengetahui hal tersebut adalah dengan melakukan normality test. Jika nilai probabilitas yang didapatkan > taraf nyata maka dapat disimpulkan bahwa rataan sampel memiliki sebaran normal. Uji F Uji f dalam model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dalam model bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas secara nyata. Hipotesis untuk uji f adalah: H0 : bo = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 H1 : Minimal ada satu bi yag tidak sama dengan nol Jika nilai probabilitas F-statistik yang didapatkan dari hasil estimasi < taraf nyata maka tolak H0 yang artinya variabel-variabel bebas dalam model secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. Jika nilai probabilitas F-statistik yang didapatkan > taraf nyata maka tidak tolak H0 yang artinya variabel-variabel bebas dalam model secara bersama-sama berpengaruh tidak nyata terhadap variabel bebasnya. R-Squared (R2) Koefisien determinasi (R2) mengukur tingkat ketepatan atau kecocokan (goodness of fit) dari suatu model regresi. Dalam model regresi linear berganda, nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel-variabel bebas dalam model mampu menjelaskan variabel tak bebas dalam model secara bersama-sama. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai R2 semakin mendekati satu, makin cocok garis regresi untuk meramalkan Y. Oleh karena itu R2 digunakan sebagai kriteria
16 untuk mengukur cocok atau tidaknya suatu garis regresi untuk meramalkan variabel tak bebas Y (Firdaus 2011). Uji T Uji t dalam model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel tidak bebas. Hipotesis untuk uji t adalah: H0 : variabel bebas tidak signifikan H1 : variabel bebas signifikan Jika nilai probabilitas t-statistik suatu variabel yang didapatkan dari hasil estimasi < taraf nyata maka tolak H0 yang artinya variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas dalam model. Sebaliknya, jika nilai probabilitas t-statistik suatu variabel > taraf nyata maka tidak tolak H0 yang artinya variabel bebas tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas dalam model. Definisi Operasional 1.
Perkembangan omzet usaha mikro adalah selisih rata-rata jumlah penerimaan kotor responden per hari dari hasil usahanya sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dengan rata-rata jumlah penerimaan kotor responden dari hasil usahanya per hari setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan periode 2014–2015 dalam satuan rupiah. 2. Usia adalah usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun terakhir dalam satuan tahun. 3. Modal adalah jumlah modal usaha yang dimiliki saat ini responden dalam satuan rupiah. 4. Lama usaha adalah lamanya usaha yang telah dilakukan responden dalam satuan tahun. 5. Laba usaha setelah mendapatkan pembiayaan adalah laba usaha per hari yang diperoleh nasabah setelah mendapatkan pembiayaan terakhir dari BMT dengan riwayat pinjaman 20142015 dalam satuan rupiah. 6. Jenis usaha adalah jenis usaha yang dijalankan oleh responden dengan Dummy 1 = perdagangan dan 0 = jenis usaha lainnya. 7. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah total individu pada keluarga responden yang masih dibiayai (orang). 8. Jumlah pembiayaan adalah jumlah pembiayaan qardhul hasan terakhir yang didapatkan oleh responden dengan riwayat pinjaman 20142015 dalam satuan rupiah. 9. Kehadiran pembinaan adalah jumlah kehadiran responden dalam pembinaan yang telah dilakukan oleh BMT pada 2014–2015 dengan Dummy 1 = responden dengan kehadiran lebih dari 32 kali dan 0 = responden dengan kehadiran kehadiran kurang dari 32 kali. 10. Pendidikan terakhir adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh oleh responden dengan Dummy 1 = pendidikan terakhir SMA dan Diploma, 0 = pendidikan terakhir lainnya
17 Gambaran Umum Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Al Husnayain merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah berbadan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) No.094/BH/KWK.9/III/1995. BMT Al Husnayain adalah BMT berbasis masjid yang berdiri sejak tahun 1995. BMT Al Husnayain berlokasi di Jalan Lapan Nomor 25, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Visi dari BMT Al Husnayain adalah “Menjadi BMT terbaik dan terdepan menuju kebangkitan ekonomi umat untuk mencapai keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan”. Setelah 18 tahun berdiri, BMT Al Husnayain mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari peningkatan aset dari BMT yang sampai dengan Desember 2013 mencapai 5 miliar rupiah dari aset awal hanya sebesar 60 juta rupiah. Tabel 4 Aset BMT Al Husnayain Jakarta tahun 20122013 Tahun 2012 Tahun 2013 Perkembangan Jumlah Jumlah Keterangan (%) (rupiah) (rupiah) Kas 121 119 000 55 875 000 (54) Deposito 1 065 726 000 560 416 000 (47) Pembiayaan 4 190 108 000 4 305 192 000 3 Penyertaan dan Investasi 533 724 000 382 547 000 (29) Aset non Kas 539 716 000 196 045 000 (63) Sumber: BMT Al Husnayain (2015)
Program Kerja BMT Al Husnayain 1. Divisi Baitul Tamwil : simpanan muamalah, haji dan umrah, kurban, pendidikan, akikah, investasi, walimah serta pembiayaan tijari yaitu mudharabah, murabahah, dan rahn. 2. Divisi Baitul Maal : beasiswa pendidikan, program orang tua asuh, pengajian mingguan nasabah BMT Al Husnayain, pembinaan dhuafa, berobat gratis, kado lebaran, serta pembiayaan tabarru` yaitu qardhul hasan. Pembiayaan Tijari Orientasi pada skim pembiayaan berbasis tijari adalah memperoleh keuntungan. BMT telah menawarkan produk pembiayaan tijari sejak tahun 1995. Untuk mendapatkan pembiayaan ini, calon nasabah diwajibkan untuk menyertakan agunan di awal akad. Plafon pembiayaan yang ditawarkan pada pembiayaan tijari besarnya lebih dari 2 juta rupiah. Nilai maksimum plafon pembiayaan tijari tidak ditentukan oleh BMT karena besar pembiayaan akan dinilai berdasarkan taksiran nilai agunan. Dalam pembiayaan tijari, nasabah tidak diwajibkan untuk mengikuti pembinaan. Pembiayaan Tabarru` Orientasi pada skim pembiayaan qardhul hasan di BMT Al Husnayain tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi pelaku usaha mikro tetapi juga untuk meningkatkan tingkat pengetahuan nasabah mengenai Islam. Pembiayaan qardhul hasan dilakukan oleh BMT Al Husnayain secara resmi sejak tahun 2010. Dana yang disalurkan dalam pembiayaan ini merupakan dana Corporate Social
18 Responsibility (CSR) Bank Muamalat Mandiri (BMM). Besar dana qardhul hasan yang tersedia adalah 130 juta rupiah. Sejak tahun 2010 hingga Desember 2014, belum ada perubahan jumlah dana qardhul hasan yang tersedia. Plafon pembiayaan qardhul hasan berkisar antara 500 ribu rupiah sampai dengan 2 juta rupiah. Terdapat dua jenis pembiayaan qardhul hasan yang ditawarkan BMT Al Husnayain yaitu pembiayaan qardhul hasan konsumtif dan produktif. Pembiayaan qardhul hasan konsumtif diberikan kepada nasabah BMT yang memiliki kebutuhan mendesak seperti untuk menutupi biaya rumah sakit keluarga nasabah. Salah satu tujuan dari program pembiayaan qardhul hasan konsumtif ini adalah untuk mencegah nasabah dari praktik loan shark. Jumlah dana yang dialokasikan untuk pembiayaan qardhul hasan konsumtif terbatas sehingga BMT perlu melakukan penilaian yang ketat kepada calon penerima dana ini. Pembiayaan qardhul hasan produktif disalurkan kepada pelaku usaha mikro sebagai tambahan modal usahanya. Saat ini jumlah nasabah pembiayaan qardhul hasan adalah 70 orang. Sebanyak 60 orang adalah nasabah pembiayaan qardhul hasan produktif yang merupakan pelaku usaha mikro yang berdomisili di Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Tengah, dan Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Syarat Mendapatkan Pembiayaan Qardhul Hasan 1. Memiliki kelompok beranggotakan 5 orang pelaku usaha mikro 2. Bersedia mengikuti pembinaan mingguan 3. Memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan slip gaji (bila ada) 4. Usahanya bergerak di sektor yang halal Proses Penyaluran Pembiayaan Qardhul Hasan oleh BMT Al Husnayain
Gambar 5 Proses penyaluran pembiayaan qardhul hasan BMT Al Husnayain
19 Pembinaan Mingguan Dalam mencapai tujuan dari program pembiayaan qardhul hasan, BMT mengadakan pembinaan rutin seminggu sekali yang wajib diikuti oleh nasabah pembiayaan qardhul hasan produktifnya. Pembinaan yang dilaksanakan BMT Al Husnayain mencakup pembinaan di bidang agama dan ekonomi serta bidangbidang umum lainnya. Pembinaan bertujuan meningkatkan pengetahuan para pelaku usaha mikro sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup mereka. Setiap pembinaan menghadirkan dua orang pengajar. Materi yang diberikan kepada nasabah pembiayaan qardhul hasan pada pembinaan mingguan meliputi strategi sukses menjalankan bisnis harian seperti cara mengatur keuangan usaha, melakukan pembukuan, dan merencanakan pengembangan bisnis di masa mendatang. Selain itu diberikan juga pemahaman mengenai lembaga keuangan, manfaat menabung atau berinvestasi, dan cara mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan. Beberapa pelatihan keterampilan seperti membuat kerajinan tangan juga pernah diberikan di pembinaan mingguan. Materi lain yang disampaikan pada pembinaan mingguan adalah materi keagamaan yang berfokus pada peningkatan ibadah harian nasabah serta perbaikan akhlak nasabah. Pembinaan dilakukan setiap minggu di tiga tempat berbeda. Tempat pertama adalah Masjid Abu Bakar, jamaah pembinaan di masjid ini terdiri dari 3 kelompok pelaku usaha mikro dengan setiap kelompoknya beranggotakan 5 orang. Pembinaan di Masjid Abu Bakar dilakukan setiap Hari Jumat pukul 13.00 WIB. Tempat kedua adalah Masjid Al Akhyar, pembinaan di masjid ini dilakukan setiap Hari Selasa pukul 14.00 WIB dengan jumlah jamaah sebanyak 35 orang. Tempat ketiga pembinaan berlokasi di Kantor Urusan Agama (KUA) Pekayon dengan jumlah jamaah paling sedikit dari dua tempat lainnya yaitu hanya sebanyak 10 orang. Sistem Tanggung Renteng Pengembalian dana qardhul hasan produktif oleh pelaku usaha mikro dilakukan secara bertahap setiap minggunya dengan besaran yang disesuaikan oleh kemampuan masing-masing nasabah. Angsuran pengembalian dana qardhul hasan dilakukan setiap pembinaan mingguan. BMT Al Husnayain menerapkan sistem tanggung renteng kepada setiap kelompok pelaku usaha mikro yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Sistem ini merupakan bentuk kontrol sosial yang diterapkan agar tercipta rasa kekeluargaan yang erat antar anggota kelompok dan agar setiap pelaku usaha mikro memiliki rasa tanggung jawab. Selama penyaluran pembiayaan qardhul hasan, tidak terdapat nasabah yang mengalami gagal bayar sehingga sistem tanggung renteng terbukti mencegah adanya kredit macet pada pembiayaan qardhul hasan BMT Al Husnayain. BMT mewajibkan semua nasabah pembiayaan qardhul hasan menabung di BMT dengan tujuan melatih komitmen para nasabah dalam mengikuti program pembiayaan qardhul hasan. Besarnya tabungan tidak ditentukan oleh pihak BMT. Selain itu nasabah juga diwajibkan untuk membayar infak setiap minggu sebesar minimal 5 ribu rupiah. Dana infak ini digunakan untuk biaya transportasi para pengisi materi pada pembinaan mingguan.
20
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 50 pemilik usaha mikro yang merupakan nasabah pembiayaan qardhul hasan BMT Al Husnayain periode 20142015. Semua responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Sebanyak 47 orang responden berstatus menikah dan 3 orang lainnya berstatus janda. Tabel 5 merupakan statistik deskriptif dari karakteristik responden berdasarkan usia, jumlah tanggungan atau jumlah anggota keluarga yang masih dibiayai, dan lama usaha. Menurut hasil penelitian, usia responden dalam penelitian ini berkisar antara 35 tahun hingga 68 tahun dengan rata-rata usia responden 49.32 tahun dan standar deviasi sebesar 6.68. Tjiptoherijanto (2001) menyatakan bahwa di dalam analisis demografi, struktur usia penduduk dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu usia di bawah 15 tahun merupakan kelompok usia muda, usia 1564 tahun merupakan kelompok usia produktif, dan usia 65 tahun ke atas merupakan kelompok usia lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden berada dalam usia produktif. Jumlah tanggungan rata-rata responden adalah 4 orang sedangkan rata-rata lama usaha responden adalah 8.2 tahun. Usaha responden yang paling baru berdiri telah berjalan 2 tahun dan usaha yang paling lama berdiri telah berjalan selama 37 tahun. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak BMT saat pengajuan permohonan pembiayaan qardhul hasan oleh calon nasabah yaitu usaha yang dijalankan minimal telah berdiri selama 1 tahun. Responden dalam penelitian ini rata-rata telah menjadi nasabah di BMT Al Husnayain selama 3.4 tahun. Terdapat beberapa responden yang telah menjadi nasabah BMT selama 5 tahun sejak pembiayaan qardhul hasan pertama kali disalurkan oleh BMT. Tabel 5 Statistik deskriptif karakteristik responden Mean Nilai Variabel (Rata-rata) Minimum Usia 49.32 35 Jumlah Tanggungan 3.76 1 Lama Usaha 8.2 2
Nilai Standar Maksimum Deviasi 68 6.68 7 1.54 37 7.79
Sumber : Data primer, diolah (2015)
Tingkat Pendidikan Akhir Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan akhir SMA mempunyai jumlah terbesar yaitu sebanyak 22 orang atau sebesar 44% dari total responden dalam penelitian ini. Tingkat pendidikan terakhir SD memiliki proporsi terbesar kedua yaitu sebanyak 14 orang atau setara dengan 28% total responden. Proporsi terbesar berikutnya adalah tingkat pendidikan akhir SMP yaitu sebanyak 9 orang atau 18% responden. Dari total 50 responden, 4 diantaranya menyatakan tidak pernah mengikuti jenjang pendidikan formal. Tingkat
21 pendidikan tertinggi yang ditempuh oleh responden dalam penelitian ini adalah Diploma dengan jumlah proporsi responden terkecil yaitu 2%. Tabel 6 Jumlah dan proporsi responden berdasarkan tingkat pendidikan akhir Pendidikan Jumlah Responden (orang) Proporsi (%) Tidak sekolah 4 8.00 SD 14 28.00 SMP 9 18.00 SMA 22 44.00 Diploma 1 2.00 Total 50 100.00 Sumber: Data primer, diolah (2015)
Jenis Usaha Gambar 6 menunjukkan jenis usaha yang dijalankan oleh responden dalam penelitian ini. Jenis usaha responden terbagi menjadi tiga kategori yaitu industri, dagang, dan jasa. Menurut hasil penelitian, jenis usaha terbanyak yang dijalankan oleh responden adalah dagang. Sebanyak 26 orang responden atau sebesar 52% responden memiliki jenis usaha dagang. Kegiatan usaha yang termasuk dalam kategori ini adalah usaha warung kelontongan, dagang sayur atau buah, dagang baju dan aksesoris, serta dagang air mineral dan gas.
12% 36%
Industri Dagang
52%
Jasa
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Gambar 6 Jenis usaha responden Jenis usaha kedua yang banyak dijalankan oleh responden adalah jenis usaha industri yaitu sebesar 36%. Yang termasuk kegiatan usaha dalam kategori ini adalah produksi makanan dan minuman seperti nasi uduk, gado-gado, minuman anak-anak serta produksi kerajinan seperti aksesoris dan bros. Jenis usaha ketiga yang dijalankan oleh 12% responden dalam penelitian ini adalah jenis usaha jasa seperti jasa jahit dan kupas bawang. Status Usaha Responden Sebanyak lebih dari 50% responden menyatakan bahwa hasil dari usaha yang mereka jalani merupakan pendapatan sampingan sedangkan pendapatan utama mereka rata-rata berasal dari penghasilan suami. Di lain pihak, beberapa responden menyatakan bahwa hasil dari usaha yang mereka jalani merupakan pendapatan utama dalam struktur pendapatan rumah tangganya.
22
orang
28 26 24 22 20 Pendapatan Utama
Pendapatan Sampingan
Jenis Pendapatan Sumber: Data primer, diolah (2015)
Gambar 7 Status usaha responden Struktur Pendapatan Rumah Tangga Tabel 7 menunjukkan karakteristik struktur pendapatan rumah tangga responden. Terdapat empat kategori sumber pendapatan responden yaitu hasil usaha, gaji, pendapatan sewa aset, dan kiriman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi pendapatan rumah tangga rata-rata per bulan terbesar didapatkan dari hasil usaha yaitu sebesar 2 904 800 rupiah. Sumber pendapatan terbesar kedua adalah gaji yaitu sebesar 1 148 000 rupiah. Gaji yang diperoleh responden setiap bulan rata-rata didapatkan dari pekerjaan suami. Tabel 7 juga menunjukkan bahwa 4.02% dari total pendapatan rumah tangga rata-rata per bulan didapatkan dari pendapatan sewa aset seperti kontrakan dan etalase yang dimiliki oleh responden. Kiriman berupa uang dari keluarga atau anak kandung responden merupakan salah satu sumber pendapatan rata-rata responden setiap bulan dengan proporsi sebesar 1.82% dari total pendapatan rumah tangga. Tabel 7 Struktur pendapatan rumah tangga responden Sumber Pendapatan Rata-rata per Bulan (rupiah) Hasil usaha 2 904 800 Gaji 1 148 000 Sewa aset 173 000 Kiriman 78 000 Total 4 303 800
Proporsi (%) 67.49 26.67 4.02 1.82 100.00
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Modal Usaha Tabel 8 menunjukkan modal usaha responden penelitian saat awal mendirikan usaha dan modal usaha saat ini. Di awal pendirian usahanya, sebesar 76% responden memiliki modal kurang dari 1 juta rupiah. Hanya 10% responden yang memiliki modal lebih dari 2 juta rupiah di awal pendirian usaha mereka. Saat ini, 23 dari 50 responden atau sebesar 46% dari total responden memiliki modal di atas 2 juta rupiah dan responden yang memiliki modal di bawah 1 juta rupiah jumlahnya hanya 10% dari total responden.
23 Tabel 8 Jumlah dan proporsi responden berdasarkan modal usaha Awal Saat Ini Modal (rupiah) Frekuensi Proporsi (%) Frekuensi Proporsi (%) 0 – 999.999 38 76.00 5 10.00 1.000.000 – 1.999.999 7 14.00 22 44.00 >2.000.000 5 10.00 23 46.00 Total 50 100.00 50 100.00 Sumber: Data primer, diolah (2015)
Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro Pembiayaan qardhul hasan yang diberikan oleh BMT bertujuan membantu masalah permodalan para pelaku usaha mikro sehingga usahanya bisa berkembang dan kesejahteraan pelaku usaha mikro dapat meningkat secara ekonomi. Tabel 9 menunjukkan hasil dari uji t dua sampel berpasangan terhadap perbandingan omzet usaha responden per hari sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Dari hasil uji t dua sampel berpasangan diperoleh nilai probabilitas (0.000) < taraf nyata 1% maka dapat disimpulkan bahwa ratarata omzet usaha responden setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan lebih dari rata-rata omzet usaha responden sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan signifikan pada taraf nyata 1%. Tabel 9 Hasil uji t dua sampel berpasangan Indikator Omzet Usaha (rupiah)
N Sebelum 5135 720
Mean Sesudah 241 500
Selisih 105 780
Probabilitas 0.000*
Keterangan: * signifikan pada taraf nyata 1%
Omzet usaha responden sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan berkisar antara 20 000 rupiah hingga 450 000 rupiah per hari dengan rata-rata sebesar 135 720 rupiah per hari. Omzet usaha responden setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan berkisar antara 40 000 rupiah hingga 600 000 rupiah per hari dengan rata-rata sebesar 241 000 rupiah per hari. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata omzet usaha responden setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan adalah sebesar 77.9%. Terdapat tiga kategori jenis usaha responden dalam penelitian ini yaitu kategori perdagangan, industri, dan jasa. Tabel 10 menunjukkan dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap omzet usaha untuk tiap kategori usaha responden. Jenis usaha perdagangan memiliki rata-rata omzet usaha awal (sebelum mendapat pembiayaan) terkecil dari jenis usaha lainnya namun jenis usaha perdagangan mengalami perkembangan rata-rata omzet tertinggi yaitu sebesar 43.42 persen. Jenis usaha yang mengalami perkembangan rata-rata omzet terendah adalah jenis usaha jasa yaitu sebesar 6.28 persen.
24 Tabel 10 Dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap omzet usaha Omzet Rata-rata per Hari Perkembangan Omzet Usaha (rupiah) Sektor Usaha Sebelum Setelah Jumlah Presentase Mendapat Mendapat (rupiah) (%) Pembiayaan Pembiayaan Perdagangan 123 500.0 229 807.7 53 627.67 43.42 Industri 140 833.3 246 944.4 54 860.39 38.95 Jasa 173 333.3 275 833.3 10 889.12 6.28 Rata-rata 122 147.7 161 940.1 39 792.4 29.55 Sumber: Data primer, diolah (2015)
Jumlah Pembiayaan Qardhul Hasan yang Diterima Responden Plafon pembiayaan qardhul hasan yang ditawarkan oleh BMT berkisar antara 500 ribu rupiah sampai dengan 2 juta rupiah. Dalam tahap pemberian pertama, BMT memberikan dana 500 ribu rupiah untuk setiap pelaku usaha mikro. Setelah pemberian dana, BMT melakukan kontrol setiap 3 bulan sekali terhadap usaha dan perilaku nasabahnya. Bila penilaian yang didapat baik, nasabah bisa mengajukan tambahan dana qardhul hasan pada periode berikutnya. Bila penilaian yang didapat tidak baik, BMT tidak akan menambah jumlah dan bahkan mengurangi proporsi dana qardhul hasan yang akan diberikan pada periode selanjutnya. Tabel 11 menunjukkan jumlah pembiayaan qardhul hasan terakhir yang diterima responden pada periode 20142015. Rata-rata jumlah pembiayaan yang didapatkan responden adalah 1.4 juta rupiah dengan rata-rata angsuran per minggu sebesar 47 500 rupiah dan rata-rata periode pembayaran adalah 29.2 minggu. Tabel 11
Jumlah pembiayaan qardhul hasan terakhir yang diterima periode 20142015 Nilai Nilai Variabel Rata-rata Maksimum Minimum Besar Pembiayaan (rupiah) 1 400 000 2 000 000 500 000 Besar Pengembalian (rupiah) 1 400 000 2 000 000 500 000 47 500 50 000 25 000 Besar Angsuran per Minggu (rupiah) Periode Pembayaran 29.2 30 20 (minggu)
responden Standar Deviasi 285 714.3 285 714.3 5.17
3.82
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Preferensi Responden terhadap Perkembangan Usaha Berdasarkan persepsi responden mengenai dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan usaha, sebesar 94% responden menyatakan bahwa usahanya mengalami perkembangan setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Pada umumnya responden menyatakan bahwa perkembangan usahanya disebabkan oleh penambahan modal usaha yang diperoleh dari dana qardhul hasan. Sebesar 36% responden menyatakan bahwa setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan, usahanya berkembang karena omzet dan keuntungan usaha yang didapat meningkat.
25 Selain itu, sebesar 6% responden menyatakan bahwa pemberian pembiayaan qardhul hasan mampu menambah jangkauan pemasaran bagi usaha mereka. Beberapa responden menyatakan bahwa pembiayaan yang diberikan BMT tidak memberikan pengaruh terhadap perkembangan usaha. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pembeli dan pembiayaan yang diberikan digunakan untuk konsumsi. Tabel 12 Preferensi responden mengenai perkembangan usaha Berkembang atau Alasan Tidak Usaha Berkembang Menambah modal usaha Meningkatkan omzet dan keuntungan usaha Menambah jangkauan pemasaran Total Usaha Berkembang Usaha Tidak Kurangnya pembeli Berkembang atau Tetap Pembiayaan yang diberikan digunakan untuk konsumsi Total Usaha Tidak Berkembang atau Tetap
Proporsi (%) 52.00 36.00 6.00 94.00 4.00
2.00 6.00
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Preferensi Responden terhadap Peningkatan Pendapatan Gambar 8 menunjukkan persepsi responden terhadap tingkat pendapatannya setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan. Sebesar 92% atau sebanyak 46 responden mengalami peningkatan pendapatan setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan karena adanya peningkatan omzet usaha yang didapatkan. Sebesar 8% responden atau sebanyak 4 orang responden menyatakan bahwa tingkat pendapatan mereka tidak mengalami peningkatan setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan karena peningkatan omzet usaha yang didapatkan lebih kecil dari peningkatan pengeluaran rumah tangga responden.
8%
Meningkat Tetap 92%
Sumber: Data primer, diolah (2015)
Gambar 8 Dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap pendapatan responden Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Omzet Usaha Hasil estimasi model regresi berganda yang diperoleh dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dan diuji signifikansinya menggunakan perangkat
26 lunak Eviews 6 dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 13. Untuk mendapatkan hasil estimasi koefisien variabel-variabel bebas dalam model yang bersifat Best Linear Unbiase Estimator (BLUE) serta memenuhi asumsi pada uji f dan uji t model harus terbebas dari masalah autokorelasi, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan memenuhi asumsi normalitas. Normality test dilakukan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya asumsi normalitas pada model. Dari hasil normality test, diketahui bahwa nilai probabilitas dihasilkan adalah 0.058. Nilai probabilitas > taraf nyata 1% sehingga dapat disimpulkan bahwa eror pada model terdistribusi dengan sebaran normal dan model memenuhi asumsi normalitas. Keberadaan heteroskedastisitas pada model dapat dideteksi dengan uji Breusch-Pagan-Godfrey Heteroskedasticity. Dari hasil uji Breusch-PaganGodfrey Heteroskedasticity didapatkan nilai obs*R-squared sebesar 6.111048, lebih besar dari taraf nyata 1% sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung pelanggaran asumsi heteroskedastisitas. Deteksi pelanggaran asumsi autokorelasi pada model dilakukan melalui uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Dari uji ini diperoleh nilai probabilitas obs*R-squared sebesar 1.954085 yang berarti lebih besar dari taraf nyata 1%. Dapat disimpulkan bahwa model terbebas dari pelanggaran asumsi autokorelasi. Adanya multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas dalam model menyebabkan pelanggaran pada asumsi klasik. Untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat correlation matrix antar variabel dalam model. Dalam penelitian ini, tidak terjadi korelasi antar variabel dalam model dengan nilai korelasi > │0.80│sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung multikolinearitas. Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-statistik adalah sebesar 0.000. Pada taraf nyata 1%, diketahui bahwa nilai probabilitas F-statistik kurang dari taraf nyata. Dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas dalam model yaitu usia, jumlah anggota keluarga, modal, lama usaha, laba usaha, jumlah pembiayaan, dummy tingkat pendidikan terakhir, dummy jenis usaha, dan dummy kehadiran pembiayaan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variabel tidak bebas dalam model yaitu perkembangan omzet usaha responden pada taraf nyata 1%. Nilai R-squared yang diperoleh dari hasil estimasi adalah sebesar 0.69,71 sehingga dapat disimpulkan bahwa 69.71% keragaman perkembangan omzet usaha responden dapat dijelaskan oleh usia, jumlah anggota keluarga, modal, lama usaha, laba usaha, jumlah pembiayaan, dummy tingkat pendidikan terakhir, dummy jenis usaha, dan dummy kehadiran pembiayaan, sisanya sebesar 30.29% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Variabel usia berpengaruh negatif dan signifikan pada taraf nyata 1%. Koefisien variabel usia sebesar -1.23. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan ratarata usia responden sebesar 1% akan menurunkan rata-rata perkembangan omzet usaha responden sebesar 1.62% per hari, ceteris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Pengaruh negatif usia terhadap perkembangan omzet usaha disebabkan oleh produktivitas pelaku usaha mikro yang menurun saat bertambahnya usia. Hal yang sama juga ditemukan pada penelitian yang
27 dilakukan Rachman (2014) bahwa usia berpengaruh negatif terhadap pendapatan usaha. Variabel lama usaha berpengaruh positif dengan koefisien sebesar 0.29 dan signifikan pada taraf nyata 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata lama usaha responden sebesar 1% akan meningkatkan rata-rata perkembangan omzet usaha sebesar 0.29% per hari, ceteris paribus. Semakin lama usaha yang dijalani pelaku usaha mikro, semakin banyak pengalaman yang memberikan pelaku usaha mikro pengetahuan dan keterampilan dalam menjalankan usahanya serta semakin lama usaha berdiri, kondisi usaha tersebut akan relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan usaha yang baru berdiri sehingga lama usaha berpengaruh positif terhadap perkembangan omzet usaha. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Hasil yang sama ditemukan juga oleh Tunas (2014) bahwa lama usaha berpengaruh positif terhadap perkembangan omzet usaha. Dari hasil estimasi terbukti bahwa dummy jenis usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan omzet usaha pada taraf nyata 10% dengan koefisien 0.28. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Responden dengan jenis usaha perdagangan mempunyai rata-rata perkembangan omzet usaha harian yang lebih tinggi sebesar 33.4% dari usaha lainnya, signifikan pada taraf nyata 10%, ceteris paribus. Hidayati (2014) juga menemukan hal sama yaitu jenis usaha perdagangan memiliki pengaruh nyata dan positif terhadap omzet usaha karena jenis usaha perdagangan memiliki perputaran modal yang lebih tinggi dibandingkan jenis usaha industri sehingga menghasilkan omzet usaha yang lebih besar. Variabel modal berpengaruh negatif dan signifikan pada taraf nyata 10% dengan koefisien -0.33. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata modal usaha responden sebesar 1% akan menurunkan rata-rata perkembangan omzet usaha responden sebesar 0.33% per hari, ceteris paribus. Hasil ini bertentangan dengan hipotesis penelitian dan juga bertentangan pada hasil penelitian yang dilakukan Ahlawodzi dan Adade (2012) yang menyatakan bahwa modal berpengaruh positif terhadap perkembangan pendapatan usaha mikro. Kondisi ini disebabkan oleh perbedaan rata-rata modal yang dimiliki oleh tiap kategori jenis usaha dan peran jenis usaha pada perkembangan omzet. Jenis usaha yang memiliki rata-rata modal terbesar merupakan jenis usaha industri yaitu sebesar 2 744 444 rupiah dan jenis usaha jasa adalah usaha yang memiliki ratarata modal terbesar kedua yaitu sebesar 2 juta rupiah. Jenis usaha yang memiliki rata-rata modal terendah adalah jenis usaha dagang yaitu sebesar 1 803 846 rupiah sedangkan jenis usaha dagang merupakan usaha dengan perkembangan omzet terbesar. Variabel bebas lain dalam model yang terbukti signifikan berpengaruh terhadap perkembangan omzet usaha pada taraf nyata 1% adalah laba usaha. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Koefisien variabel laba usaha adalah sebesar 0.58. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata laba usaha harian responden sebesar 1% akan meningkatkan rata-rata perkembangan omzet usaha sebesar 0.58% per hari, ceteris paribus. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Hidayati (2014) bahwa laba usaha mikro setelah pembiayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan omzet usaha.
28 Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi laba usaha yang didapatkan maka semakin tinggi juga perkembangan omzet usaha responden. Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Henderson dan Quandt (1980) yaitu keuntungan (laba usaha) merupakan bagian dari total penerimaan (omzet usaha) sehingga laba usaha mempunyai hubungan yang positif terhadap perkembangan omzet usaha. Tabel 13 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha Variabel Koefisien Probabilitas Konstanta 12.26520 0.0043 Ln Usia -1.237584 0.0619** Ln Jumlah Anggota Keluarga 0.226935 0.1864 Ln Lama Usaha 0.298557 0.0191** Ln Modal -0.338089 0.0714*** Ln Laba Usaha 0.581256 0.0000* Ln Jumlah Pembiayaan 0.070704 0.7772 Dummy Pendidikan Terakhir -0.228225 0.1631 Dummy Jenis Usaha 0.288392 0.0932*** Dummy Kehadiran Pembinaan 0.481766 0.0097* R-squared 0.697132 Probabilitas F-statistik 0.000000 Keterangan :
* signifikan pada taraf nyata 1% ** signifikan pada taraf nyata 5% ***signifikan pada taraf nyata 10%
Dummy kehadiran pembinaan terbukti signifikan berpengaruh positif terhadap perkembangan omzet usaha pada taraf nyata 5% dengan koefisien 0.48. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian. Dapat disimpulkan bahwa responden yang aktif mengikuti pembinaan mingguan memiliki rata-rata perkembangan omzet usaha harian 61.8% lebih tinggi dari responden yang kurang aktif mengikuti pembinaan mingguan, signifikan pada taraf nyata 5%, ceteris paribus. Salah satu faktor yang menjadi penyebab meningkatnya perkembangan omzet usaha responden adalah pemberian pengetahuan baru mengenai strategi-strategi dalam menjalankan usaha pada pembinaan mingguan. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Sulistyo dan Hakim (2013), pelatihan usaha dan pendampingan yang dilakukan untuk para pedagang penerima pembiayaan qardhul hasan berperan dalam peningkatkan kesejahteraan pedagang. Dari pembahasan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan qardhul hasan berdampak positif terhadap perkembangan omzet usaha responden yang merupakan pelaku usaha mikro. Akan tetapi perkembangan omzet yang didapatkan belum bisa membuat responden berpindah dari skim pembiayaan qardhul hasan yang berbasis tabarru` ke skim pembiayaan yang berbasis tijari. Hal ini disebabkan oleh perkembangan omzet yang ternyata diikuti dengan peningkatan belanja rumah tangga sehingga hasil usaha yang didapatkan belum mampu meningkatkan skala usaha responden hingga ke tahap penambahan plafon pembiayaan lebih besar dari 2 juta rupiah. Penyebab lainnya adalah tambahan modal yang diperlukan oleh responden dalam menjalankan usahanya tidak lebih dari 2 juta rupiah karena usaha responden merupakan usaha
29 dengan skala sangat kecil. Indikasi lain dari kondisi ini adalah tidak adanya keinginan bagi responden untuk berpindah skim pembiayaan karena kenyamanan yang didapatkan dalam skim pembiayaan qardhul hasan yaitu tidak adanya unsur bagi hasil, kolateral, dan adanya fasilitas pembinaan mingguan khusus bagi nasabah pembiayaan qardhul hasan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan qardhul hasan yang disalurkan oleh BMT Al Husnayain pada periode 20142015 kepada pelaku usaha mikro berdampak positif terhadap perkembangan omzet usaha mikro. Faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan omzet usaha mikro adalah usia, lama usaha, modal, laba usaha, dummy jenis usaha, dan dummy kehadiran pembinaan. Lama usaha, laba usaha, dummy jenis usaha, dan dummy kehadiran pembinaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perkembangan omzet usaha mikro. Usia dan modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perkembangan omzet usaha mikro. Saran Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap perkembangan omzet usaha mikro. Oleh karena itu saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: 1. BMT Al Husnayain diharapkan tetap melaksanakan pembinaan mingguan dan tetap mewajibkan seluruh nasabah pembiayaan qardhul hasan untuk mengikuti pembinaan mingguan. 2. Pemberian arahan dari BMT diperlukan untuk mengubah pola pemikiran dari nasabah bahwa pembiayaan qardhul hasan hanya merupakan langkah awal dalam membantu peningkatan pendapatan nasabah yang selanjutnya akan dialihkan ke pembiayaan berbasis tijari. 3. Pemberian pembiayaan qardhul hasan yang disertai dengan adanya pembinaan rutin dapat dipertimbangkan untuk menjadi strategi pemerintah dalam mengembangkan potensi usaha mikro. 4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menganalisis permasalahan yang terjadi dalam penyaluran pembiayaan qardhul hasan oleh BMT dan menganalisis potensi pengembangan dari usaha mikro yang mendapatkan pembiayaan qardhul hasan.
DAFTAR PUSTAKA Ahlawodzi AK, Adade TC. 2012. Access to Credit and Growth of Small and Medium Scale Enterprises in the Ho Municipality of Ghana. British
30 Journal of Economics, Finance, and Management Sciences [internet]. [diunduh pada 2015 April 04]. 6(2): 3451. Tersedia pada: http://ajournal.co.uk/EFpdfs/EFVol.6%20(2)%20Article%203.pdf. Akoten JE, Sawada Y, Otsuka K. 2006. The Determinants of Credit Access and Its Impact on Micro and Small Enterprises: The Case of Garment Producers in Kenya. Economic Development and Cultural Change Journal [internet]. [diunduh 2015 Apr 04]. 54(4): 927943. Tersedia pada: http://econpapers.repec.org/ RePEc:ucp:ecdecc:y:2006:v:54:i:4:p:927:943. Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta(ID): Raja Grafindo Persada. Aziz A, Ulfah M. 2009. Kapita Selekta Ekonomi Islam Kontemporer. Bandung(ID): Alfabeta. Chapra MU. 2010. Islamic Economics: What It Is and How It Developed. Online Encyclopedia of Economic and Business History [internet]. [diunduh 2015 Apr 04]. Tersedia pada: http://eh.net/encyclopedia/eh.net/encyclopedia/
[email protected]. [DSN MUI] Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Fatwa DSN No.19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Qardh [internet]. [diunduh 2014 November 15]. Tersedia pada: http://dsnmui.or.id. Firdaus, 2011. Ekonometrika : Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara. Firdaus M, Harmini, Farid. 2011. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor(ID): IPB Press. Gujarati D, Porter D. 2009. Basic Econometrics. California(US): Mc Graw Hill. Hasan I. 2009. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta(ID): Bumi Aksara. Hidayati N. 2014. Faktor-faktor yang Memengaruhi Realisasi Pembiayaan Mikro Syariah dan Dampaknya terhadap Omzet Usaha Nasabah (Studi Kasus KJKS BMT UGT Sidogiri Cabang Koja Jakarta) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Henderson M, Quandt R. 1980. Microeconomic Theory: A Mathematical Approach. Johannesburg(SA): McGraw Hill. [KEMENKOP] Kementerian Koperasi dan UKM. 2014. Kriteria UU UMKM Nomor 20 Tahun 2008. [internet]. [diunduh 2014 November 30]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id. Kementerian Koperasi dan UKM. 2014. Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan Usaha Besar Tahun 20082012. [internet]. [diunduh 2014 November 30]. Tersedia pada: http://www.depkop.go.id. Natawiria AS, Riduwan. 2010. Statistika Bisnis. Bandung(ID): Alfabeta. Nguyen N, Luu N. 2013. Determinants of Financing Pattern and Access to Formal-Informal Credit: The Case of Small and Medium Sized Enterprises in Vietnam. Journal of Management Research [internet]. [diunduh pada 2015 Apr 04]. (2): 240259. Tersedia pada: http://veam.org. Nicholson W. 1995. Teori Mikroekonomi: Prinsip Dasar dan Perluasan. Wirajaya D, penerjemah. Jakarta(ID): Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Microeconomic Theory: Basic Priciples and Extensions. Ed ke-5. Nurhayati S, Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta(ID): Salemba Empat.
31 Muhammad. 2009. Lembaga Keuangan Mikro Syariah: Pergulatan Melawan Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global. Yogyakarta(ID): Graha Ilmu. Mohieldin M, Iqbal Z, Rostom A, Fu X. 2012. The Role of Islamic Finance in Enhacing Financial Inclusion in Organization of Islamic Cooperation (OIC) Countries. Islamic Economic Studies [internet]. [diunduh 2015 Apr 04]. 20(2): 55120. Tersedia pada: http://irti.org/English/Research/ Documents/IES/034.pdf. Rachman LH. 2014. Dampak Pembiayaan Syariah terhadap Profitabilitas Usaha Mikro pada Nasabah Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Kecamatan Ciledug Kota Tanggerang [skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Soemitra A. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta(ID): Kencana. Sulistyo H, Hakim A. 2013. Model Pembiayaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Melalui Qardhul Hasan. Riptek [internet]. (7): 3946. Tersedia pada: http:// bappeda.semarangkota.go.id. Tambunan TTH. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor(ID): Ghalia Indonesia. Tjiptoherijanto, Prijono. 2001. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja, dan Peran Serikat Kerja dalam Peningkatan Kesejahteraan. Majalah Perencanaan Pembangunan [internet]. (23): 4. Tersedia pada: http:// bappenas.go.id. Tunas ANP. 2014. Analisis Pengaruh Pembiayaan Syariah terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah di Kota Depok [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Vaziri M. 2006. Islamic Finance, Rural Cooperative Financial Institution (Credit Unions) and Micro Financing Strategies. Investment Management and Financial Innovations [internet]. [diunduh pada 2015 April 08]. 3(2):1833. Tersedia pada: businessperspectives.org/journals_free/imfi/imfi_en_2006_ 02_Vaziri.pdf. Wahyono. 2009. 25 Model Analisis Statistik dengan SPSS 17: Memahami Teknik Analisis Statistik secara Sistematis dan Praktis. Salatiga(ID): PT Elex Media Komputindo. Widiyanto, Mutamimah, Hendar. 2011. Effectiveness of Qard Al-Hasan Financing as A Poverty Alleviation Model. Economic Journal of Emerging Market [internet]. [diunduh 2015 April 07]. 3(1): 2742. Tersedia pada: http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/view/23/18/2117. Yulianti R. 2008. Efektivitas Pemanfaatan Al-Qardhu Al-Hasan bagi Pedagang Kecil (Studi Kasus BMT Al Husnayain Jakarta Timur) [skripsi]. Jakarta(ID): Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.
32 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN DAMPAK PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO DI JAKARTA
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner penelitian ini. Kuesioner ini merupakan alat pengambilan data yang akan digunakan untuk kepentingan skripsi saya, Siti Karimah, mahasiswi Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Informasi yang diberikan untuk pengisian kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas perhatian Bapak/Ibu saya mengucapkan terima kasih. Nomor Responden Hari/Tanggal Wawancara Pukul Lokasi
: : : :
I. Identitas Responden Nama Jenis kelamin Usia Alamat
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
Nomor :
Rt/Rw :
Kelurahan : Kota :
Kecamatan :
( ) Tamat ( ) Tidak tamat
Pada kelas/Tingkat :
( ) SD ( ) SMP ( ) SMA
( ) Menikah
( ) Belum menikah
Nomor telepon
Pendidikan terakhir
Status pernikahan Pekerjaan Lama bekerja
Lama menjadi pelaku usaha mikro Jumlah anggota keluarga yang masih dibiayai
Tahun
Tahun Orang
( ) D3 ( ) S1 ( ) S2
33 II. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Sumber Pemasukan Bulan (Rp) A. Pendapatan/gaji B. Hasil usaha C. Sewa aset D. Kiriman E. F. Lainnya....
Tahun(Rp)
A. Karakteristik Usaha Responden No Uraian Keterangan 1 Jenis usaha* 2 Status usaha sebagai ( ) Pendapatan Utama ( ) Pendapatan Sampingan pendapatan 3 Lokasi usaha 4 Jarak usaha dari lokasi pembinaan Km mingguan 5 Mulai usaha 6 Jumlah tenaga kerja Orang *) 1 = Produksi (Industri Rumah Tangga) a. Produksi makanan (nasi uduk, warteg, gorengan) b. Produksi minuman c. Kerajinan tangan (aksesoris) 2 = Dagang a. Toko kelontongan (warung) b. Air mineral dan gas c. Sayuran dan buah-buahan 3= Jasa (jahit, pengupas bawang) 4= Lainnya (sebutkan) B. Permodalan Usaha Responden 1. Mengapa Bapak/Ibu memilih BMT Al Husnayain sebagai sarana pembiayaan usaha? a. Diajak teman, saudara, atau lainnya b. Dekat dengan lokasi usaha c. Menggunakan prinsip syariah 2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi nasabah di BMT Al Husnayain? 3. Berapa kali Bapak/Ibu mengajukan pembiayaan qardhul hasan? 4. Berapa kali Bapak/Ibu mendapatkan pembiayaan qardhul hasan? Tabel pembiayaan qardhul hasan yang diterima usaha mikro Pembiayaan Tahun Bulan Besar Pembiayaan Angsuran per ke(Rupiah) Minggu (Rupiah)
34 Tabel komposisi permodalan usaha mikro No
Uraian
1 2
Modal saat usaha berdiri Modal saat mengajukan pembiayaan
Keterangan Modal Sendiri Modal QH (Rupiah) (Rupiah)
5. Apakah pembiayaan qardhul hasan memberikan pengaruh pada usaha Bapak/Ibu? a. Ya b. Tidak 6. Bila Ya, bagaimana kondisi usaha Bapak/Ibu setelah mendapatkan pembiayaan dari BMT? a. Berkembang Alasan : 1. Pembiayaan yang diberikan menambah modal usaha 2. Peningkatan omzet dan keuntungan 3. Adanya pemberian pembiayaan menambah jangkauan pemasaran 4. Lainnya (sebutkan) b. Tetap/tidak berkembang Alasan : 1. Jumlah pembiayaan yang diberikan kecil 2. Adanya persaingan usaha 3. Kurangnya pembeli 4. Pembiayaan yang diberikan untuk konsumsi/kebutuhan keluarga 5. Lainnya (sebutkan) Tabel pendapatan usaha mikro No Uraian Pendapatan per Hari (Rupiah) 1 Sebelum QH 2 Setelah QH* *) Periode Januari 2014 – Januari 2015
Pengeluaran per Hari (Rupiah)
Keuntungan per Hari (Rupiah)
6. Bagaimana tingkat pendapatan Bapak/Ibu setelah mendapat pembiayaan? a. Tetap b. Meningkat c. Menurun 7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui adanya pembinaan mingguan yang wajib diikuti oleh penerima pembiayaan qardhul hasan sebelum mengajukan pembiayaan? a. Ya b. Tidak 8. Apakah pembinaan mingguan yang diberikan BMT meningkatkan kemampuan Bapak/Ibu dalam menjalankan usaha? a. Ya Alasan : 1. Pembinaan memberikan pengetahuan baru
35 2. Pembinaan memberikan motivasi untuk menjalankan usaha dengan lebih baik 3. Lainnya (sebutkan) b. Tidak Alasan : 1. Pembinaan belum berjalan efektif 2. Keterbatasan cakupan materi yang disampaikan 3. Keterbatasan pengisi materi 4. Kurang memperhatikan saat pemberian materi 5. Lainnya (sebutkan) 9. Apakah pembinaan yang diberikan BMT meningkatan pengetahuan agama Bapak/Ibu? a. Ya b. Tidak Tabel ibadah dan kegiatan sosial responden No Kegiatan Sebelum QH* 1 2 3 4 1 Salat fardu 2 Salat sunah 3 Puasa fardu 4 Puasa sunah 5 Salat berjamaah 6 Membaca Alquran 7 Mengikuti pengajian 8 Berpartisipasi dalam kegiatan sosial *) 1 = Tidak pernah 2 = Jarang 3 = Sering 4 = Selalu
1
Setelah QH* 2 3 4
C. Pengeluaran Zakat, Infak, dan Sedekah Responden Tabel zakat, infak, dan sedekah responden Sebelum QH* No Kegiatan Tidak Ya 1 Zakat fitrah 2 Zakat maal (Harta) 3 Infak 4 Sedekah *ceklis () yang sesuai
Setelah QH* Tidak Ya
36 Lampiran 2
Hasil estimasi perbandingan omzet usaha responden sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dari BMT Al Husnayain menggunakan metode uji t dua sampel berpasangan
t-Test: Paired Two Sample for Means
Mean Variance Observations Pearson Correlation HypothesizeMean Difference Df t Stat P(T<=t) one-tail t Critical one-tail P(T<=t) two-tail t Critical two-tail
Omzet Awal 135720 1.26E+10 50 0.898619 0 49 -9.76754 2.18E-13 1.676551 4.37E-13 2.009575
Omzet Akhir 241500 2.54E+10 50
Lampiran 3 Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha responden setelah mendapatkan pembiaayaan qardhul hasan dengan model regresi berganda menggunakan metode OLS Dependent Variable: LNY Method: Least Squares Date: 04/08/15 Time: 10:08 Sample (adjusted): 2 50 Included observations: 49 after adjustments Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
LNUMUR LNMODAL LNLAMAUSAHA LNLABAUSAHA LNBESARQH LNANGGOTAKELUARGA JENISUSAHA PRESENSI PENDIDIKAN C
-1.237584 -0.338089 0.298557 0.581256 0.070704 0.226935 0.288392 0.481766 -0.228225 12.26520
0.643738 0.182437 0.122156 0.124266 0.248095 0.168744 0.167574 0.177039 0.160536 4.041215
-1.922497 -1.853182 2.444063 4.677524 0.284988 1.344844 1.720982 2.721233 -1.421641 3.035027
0.0619 0.0714 0.0191 0.0000 0.7772 0.1864 0.0932 0.0097 0.1631 0.0043
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.697132 0.627240 0.502491 9.847386 -30.21494 9.974338 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
11.29368 0.823025 1.641426 2.027512 1.787906 1.974003
37 Lampiran 4 Hasil uji autokorelasi model regresi berganda Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
0.768410 1.954085
Prob. F(2,41) Prob. Chi-Square(2)
0.6764 0.6236
Lampiran 5 Hasil uji heteroskedastisitas model regresi berganda Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.617437 6.111048 6.374988
Prob. F(9,39) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9)
0.7748 0.7288 0.7019
Lampiran 6 Hasil uji multikolinearitas model regresi berganda LNLAMA LNLABA LNBESAR LNANGG JENIS LNUMUR LNMODAL USAHA USAHA QH KELRGA USAHA PRESENSI PNDIKAN 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. LNY 0.2584894 359351249 45490550 71614033 16425323 239360175 206468552 424321404 056457111 1 703853292 5999966 99518113 97230142 03951976 600908 3900964 271084 85451974 0.2584894 0.0862293 0.2922241 0.0913770 0.0309389 - 0.0073678 0.0070016 LNUMUR 70385329 011242737 98839471 69165180 60545386 0.4487132 343313726 166925601 0.0974215 2 18 4 28 98 910463492 27 83 887066435 0.3593512 0.0862293 0.2982484 0.6068943 0.4031693 0. 0. 0. LNMODAL 49599996 011242737 16568995 31591822 62739607 0.0857888 447140286 423026321 007169292 6 8 19 6 3 014745788 7509871 0299596 906450436 LNLAMA 0 0. 0. 0. 0.1255853 0.0550209 0.0284547 0. 0.0339064 USAHA .45490550 292224198 298248416 46295643 16473365 526129666 922717662 185991393 600686465 99518113 8394714 5689959 1 97347996 9 8 1 4367466 6 LNLABA 0 0.0913770 0. 0. 0.2419101 0. 0. 0. 0. USAHA .71614033 691651802 606894331 46295643 74285927 034710843 215990155 352632365 116639120 97230142 8 5918226 97347996 16 49766756 3070984 6984643 1685782 0 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. LNBESAR .16425323 030938960 403169362 12558531 24191017 120601200 080504147 072966439 0.1224963 QH 03951976 54538698 7396073 64733659 42859276 1 7198566 33889724 66560609 283944345 0. LNANGGO 0 - 0.0550209 03471084 0.1206012 0. 0. 0. TAKELUAR .23936017 0.4487132 0.0857888 52612966 34976675 00719856 028341696 003229554 252451897 GA 5600908 910463492 014745788 68 6 6 1 62696851 897824237 7556871 JENIS 0 0. 0. 0.0284547 0. 0.0805041 0. 0. 0. USAHA .20646855 007367834 447140286 92271766 21599015 47338897 028341696 129913806 115463395 23900964 331372627 7509871 21 53070984 24 62696851 1 197188 2412678 0 0.0070016 0. 0. 0. 0.0729664 0. 0. 0. PRESENSI .42432140 166925601 423026321 18599139 35263236 39665606 003229554 129913806 224073618 4271084 83 0299596 34367466 56984643 09 897824237 197188 1 2951552 0 .05645711 0. 0.0339064 0. 0.1224963 0. 0. 0. PNDIDIKAN 18545197 0.0974215 007169292 60068646 11663912 28394434 252451897 115463395 224073618 4 887066435 906450436 56 01685782 5 7556871 2412678 2951552 1 LNY
38
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 November 1993 dari ayah Lukman Hakim dan bunda Nurhayati. Penulis merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Penulis memulai pendidikan di TK Islam Darajat kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Cijantung 07 Pagi pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Al Hamidyah Depok sampai dengan tahun 2007. Pada tahun baru ajaran 2007/2008 Penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di Mts Negeri 7 Model Jakarta dan lulus pada tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 39 Jakarta dan lulus pada tahun 2011. Setelah tamat SMU, penulis melanjutkan sekolah perguruan tinggi di Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan SNMPTN Undangan. Selama perkuliah, Penulis menjadi asisten praktikum Ekonomi Umum pada tahun ajaran 2013/2014 dan 2014/2015. Penulis mendapat predikat Asisten Ekonomi Umum Terbaik ketiga pada sesi UTS tahun ajaran 2013/2014. Selain itu, penulis aktif mengikuti organisasi dan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh UKM, fakultas, dan departemen. Penulis aktif menjadi pengurus himpunan ekonomi syariah IPB (Sharia Economics Student Club) di Divisi Sharia Education pada periode 2012/2013 sebagai bendahara divisi dan periode 2013/2014 sebagai ketua divisi. Penulis juga aktif mengikuti lomba cerdas cermat dan karya tulis tingkat mahasiswa. Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain Juara II Lomba Cerdas Cermat pada Temu Ilmiah Regional (Temilreg) Tahun 2014, Juara II Lomba Karya Tulis Ilmiah pada Sharia Economics Championship Tahun 2014, dan Finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah pada The 6th Hipotex-R Tahun 2013.