PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun Oleh: USWATUN 062411040
FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
ii
iii
MOTTO
eÈ≅.ä ’ûÎ ≅ Ÿ /Î $Ζu ™ y ì y 7ö ™ y M ô Ft ;u Ρ/ &r π> 6¬ m y ≅ È Vs ϑ y .x ! « #$ ≅ È ‹6Î ™ y ’ûÎ Ο ó γ ß 9s ≡θu Βø &r β t θ) à Ï Ζƒã t % Ï !© #$ ≅ ã Ws Β¨ ∩⊄∉⊇∪ Ο í Š=Î æ t ì ì ™ Å ≡ρu ! ª #$ ρu 3 â $! ± t „o ϑ y 9Ï # ß èÏ ≈Ò Ÿ ƒã ! ª #$ ρu 3 π7 6¬ m y πè s $( ΒiÏ '7 #s 7ç Ψ/ ™ ß Artinya : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.1 (Q.S. Al-Baqarah : 261)
1 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya : Mekar, 2004, hlm. 55
iv
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahakan karya kecilku ini untuk : Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya serta memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap langkah. Ayahku (H.Khafidh) dan Ibuku (Hj.Marfuah) yang selalu melimpahkan kasih sayangnya dan tidak pernah bosan untuk terus mendoakan anak-anaknya. Terima kasih, kasih sayangmu telah membawa anakmu pada pembelajaran arti hidup. Sujud dan doa disepertiga malammu telah menjadi “ titian surga” bagi perjalanan hidupku kakakku (Bahruddin) yang menjadi contoh dan pendorong semangat dalam menghadapi cobaan hidup. Semoga allah selalu memberikan jalan yang terbaik untukmu..Amiin Sang pangeranku tercinta (kak Wawan Hdy) perhatian, cinta dan kasih sayangmu menutup dahaga jiwaku, terima kasih juga atas kesetiaan dan kesabarannya… Only You in My heart
v
DEKLARASI
Dengan kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan.
Semarang, 09 Desember 2010 Deklarator
USWATUN 062411040
vi
ABSTRAK Para pelaku usaha kecil di wilayah Semarang dalam kegiatan usahanya tidak terlepas dari masalah permodalan, mereka membutuhkan pinjaman tanpa tambahan (Qardhul Hasan) pada BNI syari’ah cabang Semarang yang diharapkan dapat membantu mereka dalam hal penambahan modal dan mempengaruhi perkembangan usaha. Hal ini yang melatarbelakangi untuk diadakan penelitian. Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah 1) bagaimana pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil 2) bagaimana peranan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan penyebaran angket. Subyek penelitian menggunakan sampel sebanyak 33 responden, jumlah tersebut diambil dari 30% jumlah populasi yaitu 108 responden. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis regresi, yang terdiri dari satu variabel dependen dan independen. Dalam melakukan pengujian hipotesis, pelaksanaan langkahnya adalah melakukan perhitungan uji t dan menentukan nilai F hitung. Berdasarkan hasil ujit pada variabel Qardhul Hasan, t = 2,032 dengan derajat kebebasan n-k = 33-2-1 = 30 dan P Value = 0,051 yang lebih besar dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti terjadinya penerimaan H0. Sedangkan pada uji F diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 4,129 dan nilai F tabel sebesar 4,156, sehingga dapat diketahui bahwa nilai F hitung lebih kecil daripada nilai F tabel, ini berarti nilai F hitung terletak di daerah penerimaan H0 dan penolakan Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pembiayaan Qardhul Hasan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perkembangan usaha kecil. Besarnya pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil (R2) adalah 0,118 atau 11,80%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan tersebut kecil sekali pengaruhnya terhadap perkembangan usaha kecil, sedangkan sisanya sebesar 0,882 atau 88,20% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil pengujian hipotesis penelitian menunjukkan: 1). Pembiayaan Qardhul Hasan memiliki pengaruh yang kecil sekali terhadap perkembangan usaha kecil 2). Meskipun Qardhul Hasan memiliki pengaruh yang kecil terhadap perkembangan usaha kecil, Qardhul Hasan masih memiliki peranan membantu para pelaku usaha kecil dalam hal penambahan modal usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Selain itu pembiayaan Qardhul Hasan juga berfungsi untuk mengalihkan ketergantungan mereka terhadap pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan berbasis bunga.
vii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya, sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah Muhammad SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluarga, sahabat dan para tabi’in serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari akhir nanti. Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu penulis ingin ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya dalam penyusunan skripsi ini kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Pgs Rektor IAIN Walisongo Semarang 2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 4. Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan bapak Rahman El-junusi, SE,M.M selaku sekretaris jurusan, serta bapak Ratno Agriyanto,SE,M.Si selaku staf ahli jurusan, atas kebijakan yang dikeluarkan khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini 5. Bapak Muhammad Saifullah, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan bapak Nur Fatoni, M.Ag selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu, dengan meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-mata demi mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini 6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi selama
viii
penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi 7. Bapak Bintang Sholikhul. A, selaku Asisten Pemasaran BNI Syari’ah Cabang Semarang beserta seluruh karyawan, yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian skrpsi ini 8. Bapak, Ibu dan segenap keluarga tercinta yang telah mengasuh dan membimbing serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual 9. Saudara-saudara penulis di kost Nusa Indah 1 Ngaliyan (uus, anik ,dek ara, i2s, elly,la-la,dek ulfi,titik,mbak ima,mbak siti,mbak ismi, dan isda) canda tawa bersama kalian tidak akan pernah terlupakan 10. Segenap teman-teman mahasiswa “khususnya insider EIA ‘06”, hima, i2k, mudah (semoga cepat sembuh ya bu..), aya’, nikmah, olif, ozie, hambali, wahyu, asnal, dan teman-teman yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya. Terima kasih, penulis ucapkan untuk kalian yang telah setia berjuang bersama - sama mencari ilmu di fakultas tercinta kita..Good Luck..!! 11. Untuk Sahabat dan sahabati Almapaba ’06 PMII Rayon Syari’ah (ni2k, ani komtink, ya2n (mantan presiden DEMA), obed (Pak PU), vian, khoirudin alias pae, tamam (ucil), taufik robot) tetap semangat, tetap kompak dan jangan pernah lupakan penulis yang pernah bergabung bersama kalian “Tangan Terkepal dan Maju ke Muka” 12. Teman-teman KKN posko 34 Banjarsari Sayung Demak (nanik, charir, yuni (teteh), yuli (bu RT), ifa, aida, romy (kordes), andi, syukron (habib), slem) dan pak lurah sekeluarga. Kebersamaan bersama kalian selalu diwarnai dengan senyuman dan menjadikan kita sebagai keluarga.Thank for all... 13. Kepada ustadh dan ustadhah TPQ Chasan Puro Purwoyoso yang selalu penulis banggakan, terima kasih yang sebanyak-banyaknya karena telah memberi kesempatan bagi penulis untuk mengamalkan ilmu al-Qur’an sebagai bekal bagi para santri, pengalaman yang selalu menjadi kenangan dalam hidup..
ix
Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya, sehingga
kritik
dan
saran sangat penulis
harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Semarang, 09 Desember 2010
USWATUN 062411040
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
v
HALAMAN DEKLARASI..........................................................................
vi
HALAMAN ABSTRAK.............................................................................
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ...........................................................
viii
DAFTAR ISI...............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………...
xiii
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................
1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………...
5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................
5
1.5 Sistematika Penulisan .......................................................
6
: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori..................................................................
8
2.1.1 Pembiayaan ...............................................................
8
2.1.2 Qardhul Hasan............................................................
11
2.1.3 Usaha Kecil ................................................................
21
2.1.4 Gambaran Umum BNI Syari’ah Cabang Semarang….
26
2.2 Penelitian Terdahulu………………………………………
37
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritik……………………………
39
2.4 Hipotesis............................................................................
40
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data……………………………. …….
41
3.2 Populasi dan Sampel……………………………………..
42
3.3 Teknik Pengumpulan Data ................................................
43
xi
3.4 Variabel Penelitian dan Pengumpulan……………...........
48
3.5 Teknik Analisis Data…………………………………….
50
3.5.1 Uji Asumsi Klasik……………………………………
50
3.5.2 Uji Normalitas……………………………………….
52
3.5.3 Pengujian Hipotesis………………………………….
53
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Data Penelitian dan Responden………...........
57
4.1.1 Deskriptif Data Peneltian……………………………
57
4.1.2 Deskriptif Responden……………………………….
58
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas……………………............
64
4.2.1 Uji Validitas…………………………………………
64
4.2.2 Uji Reliabilitas……………………………………….
66
4.3 Hasil Analisis Data.............................................................
67
4.3.1 Analisis Regresi……………………………...............
67
4.3.2 Uji Asumsi Klasik……………………………………
68
4.3.3 Uji Normalitas…………………………………….....
71
4.3.4 Pengujian Hipotesis…………………………….........
73
4.3.5 Pembahasan…………………………………………..
76
BAB V : PENUTUP 5.1 Kesimpulan………………………………………………
80
5.2 Saran…………………………………………………….
81
5.3 Penutup………………………………………………….
82
DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Penggolongan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja…….
23
Tabel 2.2 : Tingkat Kesulitan UKM Menurut BPS, 2003.......................
26
Tabel 3.1 : Pengambilan Keputusan ada tidaknya Autokolerasi……….
51
Tabel 4.1 : Jenis Kelamin Responden......................................................
58
Tabel 4.2 : Usia Responden.....................................................................
59
Tabel 4.3 : Pendidikan Responden..........................................................
60
Tabel 4.4 : Jenis Usaha Responden.........................................................
62
Tabel 4.5 : Jangka waktu Pembiayaan Responden.................................
63
Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Instrumen...............................................
65
Tabel 4.7 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen...........................................
66
Tabel 4.8 : Hasil Pengolahan Angket.....................................................
67
Tabel 4.9 : Hasil Uji Autokorelasi..........................................................
69
Tabel 4.10 : Analisis Scatterplot.............................................................
70
Tabel 4.11 : Grafik Histogram................................................................
71
Tabel 4.12 : Grafik Normal Plot..............................................................
72
Tabel 4.13 : Uji Statistik Kolmogorov Smirnov………………………..
73
Tabel 4.14 : Koefisien Determinasi…………………………………….
74
Tabel 4.15 : Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)……………….
75
Tabel 4.16 : Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)…….
76
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dalam kehidupan suatu negara merupakan salah satu agen pembangunan (agent of development). Hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan sebagai lembaga intermediasi keuangan, yaitu lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2 Adanya perbankan ini
diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dana bagi negara dan masyarakat guna menunjang jalannya proses pembangunan. Sektor hukum perbankan di Indonesia mengalami perkembangan signifikan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Hal ini terjadi karena di dalam kebijakan perbankan di Indonesia pasca diundangkannya undang-undang ini secara tegas mengakui eksistensi dari bank islam (Islamic Banking) atau yang lebih kita kenal dengan bank syariah. Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1 ayat (13) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998, Prinsip Syariah diartikan sebagai aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan 2
Pengertian Bank menurut Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998 Pasal 1 Ayat
2
1
2
dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Dengan melihat pengertian prinsip syariah tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa produk perbankan syariah lebih variatif di bandingkan dengan produk pada bank konvensional. Yang mana produk pada bank syariah dirasakan dapat memenuhi kebutuhan nasabah deposan maupun nasabah debitur sesuai dengan kebutuhan nyata mereka. Sementara itu sektor ekonomi di Indonesia secara faktual sebagian besar didukung oleh sektor usaha kecil dan menengah atau dikenal dengan singkatan UKM. Pada saat krisis ekonomi pun ternyata sektor ini mampu tetap bertahan, artinya sektor UKM mempunyai keunggulan dan sangat potensial untuk lebih dikembangkan lagi melalui suatu kebijakan yang tepat dan dukungan dari lembaga yang tepat. Adapun permasalahan utama yang dihadapi oleh sektor UKM adalah berupa permodalan, dimana terkadang dalam memperoleh modal dari bank mengalami kesulitan. Salah satu hal yang menyebabkan adanya hal ini adalah adanya suku bunga kredit yang tinggi dan diperlukannya jaminan kebendaan (collateral minded) yang sukar dipenuhinya. Dengan semaraknya perkembangan sektor perbankan syariah, terutama pasca Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 maka diharapkan dapat lebih membantu perkembangan UKM ini. Melalui pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah dengan karakteristik yang berbeda dengan
3
kredit/pinjaman (loan) dari bank konvensional, maka UKM akan dapat memenuhi kebutuhan permodalan dimaksud.3 Salah satu bukti semaraknya perkembangan perbankan syariah ditunjukkan dengan Pertumbuhan bank syariah yang berada di Jawa Tengah yang cukup menggembirakan di tengah persaingan bisnis perbankan yang makin ketat. Misalnya Bank BNI Syariah yang tampil dengan konsep perbankan yang lebih adil dan transparan disesuaikan dengan prinsip syariah. Saat ini Bank BNI Syariah lebih menfokuskan pada segmen pasar masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dari segi pembiayaan lembaga tersebut memiliki komitmen kepada pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Hal itu dilakukan dengan pertimbangan risiko yang bakal dihadapi kecil sebagai tahap awal penetrasi. UKM terbukti dapat bertahan di saat krisis ekonomi sehingga dapat lebih diandalkan dalam hal pengembalian pinjaman.4 Melihat kondisi seperti itu, Bank BNI Syari’ah Semarang sebagai salah satu bank yang berada di wilayah tersebut merasa perlu untuk membantu permasalahan yang mereka hadapi. Untuk menanggapi masalah ini pimpinan BNI Syariah Cabang Semarang Adjat Djatnika, memberikan tanggapan bahwa BNI Syari’ah akan memperlebar bidikan nasabah ke kelompok pedagang kaki lima atau para pelaku usaha mikro kecil di wilayah tersebut. Skema pinjamannya menggunakan Qardhul Hasan. 3 4
2010
http://sharialearn.wikidot.com/khotibulumam003 dibrowsing tanggal 20 Pebruari 2010 http://www.suaramerdeka.com/harian/0307/28/eko2.htm dibrowsing tanggal 17 Juni
4
Selama ini skema seperti Qardhul Hasan yang memberikan pinjaman tanpa bunga dan jaminan memang menjadi ciri khas perbankan yang berlabel Syari’ah. Khususnya di BNI Syari’ah, skema ini terutama untuk menyalurkan dana Zakat, Infaq, dan Sadaqah karyawannya. Selain itu dana bagi hasil nasabah dipercayakan kepada BNI Syari’ah untuk disalurkan. Skema Qardhul Hasan sifatnya bisa bergulir jika diperuntukkan bagi sektor usaha produktif. Pembiayaan maksimal adalah 5 juta per nasabah dengan masa pengembalian hingga 3 tahun. Saat ini pihaknya memberikan pinjaman kepada kelompok pengusaha kecil di wilayah Semarang dan sekitarnya. Hingga kini BNI Syari’ah Semarang telah memberikan pinjaman kepada 104 nasabah baik perorangan maupun secara kelompok, dengan total pembiayaan Rp 295,6 juta.5 Melihat masalah di atas penulis merasa tertarik untuk menelitinya lebih lanjut, dan hasil dari penelitian itu akan penulis susun dalam bentuk skripsi yang diberi judul: “PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL “
5
http://www.tempointeraktif.com di browsing tanggal 28 Pebruari 2010
5
1.2 Rumusan Masalah Untuk mencapai tujuan dari pembahasan judul skripsi di atas, maka penulis merumuskan dan membatasi permasalahan sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil ?
2.
Bagaimana peranan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil ?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil.
2.
Untuk mengetahui peranan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil.
1.4 Manfaat Penelitian 1.
Untuk memperkaya wawasan pengetahuan ilmiah sehingga dapat dijadikan dasar serta sebagai salah satu studi banding bagi penulis lainnya untuk melakukan penelitian selanjutnya.
2.
Penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang memberikan manfaat terhadap perkembangan usaha kecil nasabahnya.
6
3.
Penelitian ini diharapkan bisa memainkan peranan perbankan syari’ah dalam memberikan pembiayaan bisnis skala kecil dan menengah.
1.5 Sistematika Penelitian Sistematika Penelitian dalam skripsi ini adalah: Bagian awal skripsi berisi : Halaman Judul, Halaman Persetujuan Pembimbing,
Halaman
Pengesahan,
Halaman
Motto,
Halaman
Persembahan, Halaman Deklarasi, Halaman Abstrak, Halaman Kata Pengantar, dan Halaman Daftar Isi. Bab I merupakan pendahuluan yang merupakan gambaran secara global dari keseluruhan isi skripsi yaitu meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan bab II tinjauan pustaka yang memaparkan tentang pengertian pembiayaan Qardhul Hasan, pengertian usaha kecil, gambaran umum BNI Syari’ah Semarang, penelitian sebelumnya, kerangka teori dan hipotesis. Bab III metodologi penelitian, berisi tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran, teknik analisis data. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini dibagi menjadi empat sub yang terdiri dari hasil penelitian berupa deskripsi data
7
penelitian dan responden, uji validitas dan reliabilitas, analisis data penelitian dan pembahasan . Bab V penutup, pada bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang perlu dikemukakan berkaitan dengan penelitian. Bagian Akhir dalam skripsi ini terdiri dari daftar kepustakaan, riwayat hidup penulis dan lampiran-lampiran.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pembiayaan Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007, pembiayaan didefinisikan sebagai penyediaan dana atau tagihan atau piutang yang dapat dipersamakan dengan itu. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syari’ah definisi pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu. Berdasarkan Pasal 1 Angka 12 UndangUndang Perbankan No.10 Tahun 1998, tentang perubahan atas UndangUndang No.7 Tahun 1992. Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil” Darisini dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah salah satu jenis dan kegiatan usaha lembaga keuangan syari’ah untuk menyediakan dana atau tagihan kepada masyarakat atau nasabah dengan kewajiban mengembalikan dana atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan (margin) atau bagi hasil.6
6
Dadan Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syari’ah,Yogjakarta: Safitria Insania Press, 2009, hlm.85
8
9
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihakpihak yang mengalami kekurangan dana (Deficit Unit). Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal sebagai berikut : a. Pembiayaan Produktif : Pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha. b. Pembiayaan konsumtif : pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.7 Sedangkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
permodalan
dan
memenuhi kebutuhan pembiayaan, bank syari’ah memiliki ketentuanketentuan yang berbeda dengan bank konvensional.Adapun piranti syari’ah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bank syari’ah dapat dibagi menjadi tiga produk, yaitu : 8 1) Produk Penyaluran Dana (Financing) Dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syari’ah terbagi ke dalam empat kategori yang di bedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu : a) Pembiayaan dengan prinsip jual beli b) Pembiayaan dengan prinsip sewa c) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
7
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, hlm. 160 8 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi, Edisi 2, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, hlm. 56
10
d) Pembiayaan dengan akad pelengkap Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki barang, sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual beli seperti Murabahah, Salam, dan Istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa, yaitu Ijarah dan IMBT. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Produk perbankan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Musyarakah dan Mudharabah. Sedangkan akad pelengkap tidak ditujukan
untuk
mencari
keuntungan,
tapi
ditujukan
untuk
mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Meskipun tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini diperbolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad. Besarnya pengganti biaya ini sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar timbul. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah Hiwalah, Rahn, Qardh, Wakalah, dan Kafalah.9
9
Adiwarman A.Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan, Edisi 3, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 98
11
2) Produk Penghimpunan Dana (Funding) Penghimpunan dana di bank syari’ah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syari’ah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.10 3) Produk Jasa (Service) Selain
menjalankan
fungsinya
sebagai
intermediaries
(penghubung) antara pihak yang membutuhkan dana (deficit unit) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus unit), bank syari’ah dapat pula melakukan berbagai pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa Sharf, dan Ijarah.11
2.1.2 Qardhul Hasan 2.1.2.1 Pengertian Qardhul Hasan
Didalam kamus istilah fiqih Qardhul Hasan sama dengan Qaradh Hasan artinya pinjaman yang baik. Yaitu mengembalikan pinjaman lebih dari jumlah yang dipinjam dengan ikhlas tanpa syarat sebelumnya.12 Sementara itu, didalam al-Qur’an surat al-Hadid ayat 11 pinjaman yang baik merupakan pengertian dari kata Qardhan 10
Ibid, hlm.107 Ibid, hlm.112 12 M. Abdul Mujieb, et al, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, hlm.272 11
12
Hasanan, namun kata yang lebih banyak digunakan dikalangan para ahli adalah kata Qardhul Hasan yang artinya kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pinjaman kebajikan tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan dalam waktu tertentu.13 Dalam pengertian lain, Qardhul Hasan : pinjaman tanpa laba (Zero-return). Al-Qur’an sangat menganjurkan kaum muslimin untuk memberi pinjaman kepada yang membutuhkan. Peminjam hanya wajib mengembalikan pokok pinjamannya, tetapi diperbolehkan memberi bonus sesuai keridhaannya.14 Sedangkan pembiayaan Qardhul Hasan yaitu Pembiayaan berupa pinjaman tanpa dibebani biaya apapun bagi kaum dhuafa yang merupakan asnaf zakat/ infaq/ sedekah dan ingin mulai berusaha kecilkecilan. Nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pinjaman pokoknya saja pada waktu jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan dengan membayar biaya-biaya administrasi yang diperlukan, seperti bea materai.15 2.1.2.2 Dasar Hukum Qardhul Hasan 1) Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 245
13
Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2009, hlm.143 14 Mervyn K. Lewis & Latifa M.Algoud, Perbankan Syari’ah, Prinsip, Praktek & Prospek, Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2007, hlm. 83 15 Wirdyaningsih, et al, Bank & Asuransi Islam Di Indonesia, Edisi.1, Jakarta : Kencana, 2005, hlm.127
13
âÙÎ6ø)tƒ ª!$#uρ 4 Zοu(ÏWŸ2 $]ù$yèôÊr& ÿ…ã&s! …çµxÏè≈ŸÒãŠsù $YΖ|¡ym $·Êös% ©!$# ÞÚÌø)ム“Ï%©!$# #sŒ ¨Β ∩⊄⊆∈∪ šχθãèy_öè? ϵøŠs9Î)uρ äÝ+Áö6tƒuρ Artinya: Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipat gandakan ganti kepadamu dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan.…16
2) Al-Qur’an surat Al-Hadid :11
∩⊇⊇∪ ÒΟƒÌx. Öô_r& ÿ…ã&s!uρ …çµs9 …çµxÏè≈ŸÒã‹sù $YΖ|¡ym $·Êös% ©!$# ÞÚÌø)ム“Ï%©!$# #sŒ ∅¨Β Artinya:
Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat-ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia.17
Yang menjadi landasan dalil dalam ayat ini adalah kita diperintah untuk “ meminjamkan kepada Allah”, artinya untuk membelanjakan harta di jalan Allah. Selaras dengan meminjamkan kepada Allah, kita juga diperintah untuk “meminjamkan kepada sesama manusia” sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat (Civil Society) 18 3) Al-Hadist :
16
Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya : Mekar, 2004, hlm. 50 17 Ibid, hlm.786 18 Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm.132
14
%&' (" !" # $ + 0 1 (# 02 -3 ! 4 / - . :- . :& ' ) *" %+" = 73 . > # :5! 6 ' 7 #8 9 (0 ( : 4 "3 7 0 ; "/ 0<4 $ C D -3 ' !F3 G :; 0 D3 E . 7 *B@ CD $ .?@' " Q C D 6M B $ .K $ -3 LM F N#M O< P :- . I7. > # ' F3 J E " ١٩
(+G' K$/) 7 G ' Q< R C D 6M
Artinya: “Diriwayatkan dari Ubaidullah bin Abdil Karim, dari Hisyam bin Kholid, dari Kholid bin Yazid, dan diriwayatkan dari Abu Khatim, dari Hisyam bin Kholid, dari Kholid bin Yazid bin Abi Malik dari bapaknya, dari Anas bin Malik berkata Rasulullah bersabda, “Aku telah melihat pada waktu malam di Isra’kan, pada pintu surga tertulis: Sedekah dibalas sepuluh kali lipat dan Qardh delapan belas kali lipat. Aku bertanya, ‘Wahai jibril mengapa Qardh lebih utama dari sedekah. Ia menjawab’ “karena peminta sesuatu itu punya, sedangkan yang meminjam dia tidak akan meminjam kecuali karena keperluan”(Hadits riwayat Ibnu Majah).
4) Ijma’ Para ulama’ telah menyepakati bahwa Qardhul Hasan boleh dilakukan. Kesepakatan ulama’ ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Tidak ada seorang pun yang memiliki segala barang yang ia 19
Al-khafidh Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al-Qozwin, Sunan Ibnu Majah,, Nomor Hadis 2431, Juz 2, Bairut: Darul Fikr, hlm. 812
15
butuhkan. Oleh karena itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian dari kehidupan di dunia ini. Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya.20
2.1.2.3 Syarat dan Rukun Qardhul Hasan Rukun dari akad Qardhul Hasan yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah sebagai berikut : 1) Pelaku
akad,
yaitu
muqtaridh
(peminjan),
pihak
yang
membutuhkan dana, dan muqridh (pemberi pinjaman), pihak yang memiliki dana ; 2) Objek akad, yaitu qardh (dana); 3) Tujuan, yaitu ‘iwadh atau countervalue berupa pinjaman tanpa imbalan (pinjam Rp.X; dikembalikan Rp.X;);dan 4) Shighah, yaitu ijab dan qobul. Sedangkan syarat dari akad Qardhul Hasan yang harus dipenuhi dalam transaksi, yaitu: 1) Kerelaan kedua belah pihak; dan 2) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.21
2.1.2.4 Aspek Teknis Qardhul Hasan dalam Perbankan Syari’ah Aplikasi Qardhul Hasan biasanya diterapkan sebagai hal berikut:
20 21
hlm.48
Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm. 132 Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008,
16
a) Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya sejumlah uang yang dipinjamnya itu. b) Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak bisa menarik dananya karena, misalnya, tersimpan dalam bentuk deposito. c) Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial.22 Ketentuan pemberi pinjaman (Bank) : 1) Bank dapat memberikan pinjaman Qardhul Hasan untuk kepentingan nasabah berdasarkan kesepakatan. 2) Bank dapat membebankan biaya administrasi sehubungan dengan pemberian Qardhul Hasan. Biaya administrasi ditetapkan dengan nominal tertentu, tanpa terkait dengan jumlah dan jangka waktu pinjaman. 3) Bank dapat memperpanjang jangka waktu pengembalian atau menghapus buku sebagian/seluruh pinjaman nasabah, apabila nasabah
tidak
dapat
mengembalikan
sebagian/seluruh
kewajibannya pada waktu yang telah disepakati karena nasabah tidak mampu. Ketentuan peminjam (Nasabah) :
22
Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm.133
17
1) Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok pinjaman Qardhul Hasan pada waktu yang disepakati. 2) Nasabah dapat memberikan tambahan/sumbangan dengan sukarela kepada bank selama tidak diperjanjikan dalam akad. 3) Karakter nasabah harus diketahui dengan jelas. 4) Adanya harapan bank bahwa nasabah mempunyai peluang untuk mengembalikan dana pinjamannya. 5) Bank
tidak
diperbolehkan
mempersyaratkan
imbalan
atau
kelebihan/hadiah (diluar pinjaman) dari nasabah peminjam Qardhul Hasan. Dokumentasi : 1) Surat persetujuan prinsip 2) Akad Qardhul Hasan 3) Surat permohonan realisasi pinjaman Qardhul Hasan 4) Tanda terima uang oleh nasabah Lain-lain : 1) Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari perjanjian ini dapat ditanggung nasabah. 2) Penyaluran dana biaya administrasi dapat dilakukan secara sekaligus atau secara mengangsur. 3) Atas pinjaman Qardhul Hasan, bank hanya boleh mengenakan biaya administrasi.23
23
Muhammad, Op.cit, hlm.142
18
Untuk menghindari diri dari riba, biaya administrasi pada pinjaman Qardhul Hasan : a) Harus dinyatakan dalam nominal, bukan persentase b) Sifatnya harus nyata, jelas dan pasti serta terbatas pada hal-hal yang mutlak diperlukan untuk terjadinya kontrak.24
2.1.2.5 Sumber Dana dan Manfaat Qardhul Hasan Fasilitas Qardhul Hasan ini diberikan kepada mereka yang memerlukan pinjaman konsumtif jangka pendek untuk tujuan- tujuan yang sangat urgen dan mendesak. Selain itu juga diberikan kepada pengusaha kecil yang kekurangan dana, tetapi memiliki prospek yang baik.25 Sumber dana pinjaman Qardhul Hasan dapat berasal dari modal, infaq, shadaqah, denda, sumbangan dan pendapatan non halal.26 Selain itu dana Qardhul Hasan juga berasal dari keuntungan bank yang di sisihkan atau dari lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaknya kepada bank.27 Melalui skim Qardhul Hasan, para penerima dana dilatih untuk bertanggungjawab terhadap dana yang diterimanya dan harus dapat menjadikan taraf hidupnya meningkat dari saat sebelum yang bersangkutan menerima dana tersebut. Jika ia hanya menerima dana
24
Warkum Sumitro, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Jakarta : PT. Raja Grafindo, Cet.4,2004, hlm. 41 25 Ibid, hlm. 40 26 Muhammad, Op.cit, hlm. 143 27 Wirdyaningsih,et al, Loc. cit
19
yang bersifat bantuan semata, dana yang mereka terima hanya akan habis untuk hal-hal yang bersifat konsumsi, dan hal itu tidak akan menimbulkan motivasi untuk bekerja atau berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sedangkan Islam mengajarkan seseorang untuk mengejar rezekinya, bukan menunggu dengan menengadahkan tangan kepada orang lain.28 Kelebihan pemanfaatan dana yang disalurkan melalui skim Qardhul Hasan antara lain adalah: 1) Transaksi Qardh bersifat mendidik, dan peminjam (muqtarid) wajib mengembalikan, sehingga dana tersebut terus bergulir dan semakin bertambah, dan diharapkan peminjam nantinya juga dapat mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah atas hasil usahanya sendiri; 2) Dana infaq dan shadaqah sebagai dana sosial, akan selalu dapat dimanfaatkan lagi untuk peminjam berikutnya; 3) Melalui skim Qardhul Hasan, akan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membayarkan zakat, infaq dan shadaqah melalui lembaga yang dipercayainya, sehingga dana tersebut tidak hanya menjadi sekedar dana bantuan yang sifatnya sementara dan habis guna kebutuhan konsumtif semata;
28
Maret 2010
http://www.mail-archive.com/
[email protected] dibrowsing pada tanggal 17
20
4) Percepatan pembangunan ekonomi rakyat melalui usaha mikro yang berbasiskan syariah Islam dapat diwujudkan menjadi sebuah kenyataan.29 Manfaat lain yang didapatkan dari akad Qardhul Hasan diantaranya: 1) Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan jangka pendek. 2) Qardhul Hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syari’ah dan bank konvensional yang di dalamnya terkandung misi sosial, disamping misi komersial. 3) Adanya misi sosial kemasyarakatan ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syari’ah.
29
Ibid
21
Skema Teknik Qardhul Hasan dalam Perbankan: 30
Perjanjian Qardhul Hasan
Nasabah
Bank
Tenaga Kerja 100%
Modal Proyek Usaha
100 %
Kembali Modal
Keuntungan
2.1.3 Usaha Kecil Menurut Undang – Undang No.20 Tahun 2008 tentang usaha kecil, mikro, dan menengah pasal 1 ayat 2, usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang- undang ini. 30
Muhammad Syafi’i Antonio, Op.cit, hlm. 134
22
Sedangkan menurut Undang-Undang No.9 Tahun 1995, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan memenuhi kriteria kekayaan bersih / hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 pasal 2, usaha mikro, kecil, dan menengah berasaskan : a. Kekeluargaan b. Demokrasi ekonomi c. Kebersamaan d. Efisiensi berkeadilan e. Berkelanjutan f. Berwawasan lingkungan g. Kemandirian h. Keseimbangan kemajuan, dan i. Kesatuan ekonomi nasional Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 Bab III Pasal 5 adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,(Satu Milyar Rupiah). c. Milik Warga Negara Indonesia.
23
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. e. Berbentuk usaha orang perseorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.31 Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar, sebagai berikut :32 Tabel. 2.1 Penggolongan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja
Usaha Mikro Jumlah
1-3 orang
Usaha Kecil Usaha Menengah 5-19 orang
20-99 orang
Usaha Besar > 100 orang
Tenaga kerja
Ciri-ciri Usaha Kecil : 1) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah 2) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah
31 32
http://depkop.go.id , 2006 dibrowsing pada tanggal 15 Juli 2010 http://chichimoed.blogspot.com dibrowsing pada tanggal 29 Maret 2010
24
3) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan meskipun masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha 4) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP 5) Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwira usaha 6) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal 7) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning. Contoh Usaha Kecil : 1) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja 2) Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya 3) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubel, kayu dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan industri kerajinan tangan 4) Peternakan ayam, itik, dan perikanan 5) Koperasi berskala kecil.33 Meski usaha kecil menengah mempunyai andil yang cukup besar dalam pembangunan nasional, dalam menjalankan usahanya mereka
33
Ibid
25
selalu mempunyai kendala. Kategori permasalahan usaha kecil menengah adalah: a) Permasalahan yang bersifat klasik dan mendasar, antara lain berupa permasalahan modal, bentuk badan hukum yang umumnya nonformal, SDM, pengembangan produk dan akses pemasaran. b) Permasalahan lanjutan, antara lain pengenalan dan penetrasi pasar ekspor yang belum optimal, kurangnya pemahaman terhadap desain produk yang sesuai dengan karakter pasar, permasalahan hukum yang menyangkut hak paten, prosedur kontrak penjualan serta peraturan yang berlaku di negara tujuan ekspor. c) Permasalahan antara, ( intermediate Problems ), yaitu permasalahan dari instansi terkait untuk menyelesaikan masalah dasar agar mampu mengahadapi persoalan lanjutan secara lebih baik. Permasalahan tersebut antara lain, dalam hal manajemen keuangan, agunan dan keterbatasan dalam kewirausahaan.34 Selain permasalahan tersebut, usaha kecil juga memiliki keterbatasan dalam berbagai hal, diantaranya keterbatasan mengakses informasi pasar, keterbatasan jangkauan pasar, keterbatasan jaringan kerja, dan keterbatasan mengakses lokasi usaha yang strategis selain masalah klasiknya yang utama adalah dalam hal pendanaan. 35
34 35
2010
http://akudantugasku.wordpress.com/2009/06/26 dibrowsing tanggal 13 Maret 2010 http://nandanataria.wordpress.com/2008/10/06 dibrowsing pada tanggal 20 Pebruari
26
Tabel.2.2 Tingkat Kesulitan UKM Menurut BPS, 2003 Keterangan
Tingkat Kesulitan
Permodalan
51,09 %
Pemasaran
34,72 %
Bahan baku
8,59 %
Ketenagakerjaan
1,09 %
Distribusi transportasi
0,22 %
Lainnya
3,93 %
Dari hal tersebut diatas diperlukan pembiayaan bagi usaha kecil yang berguna dalam pengembangan usaha. Pembiayaan yang berasal dari Bank Syariah diharapkan mendorong pengusaha kecil untuk dapat meningkatkan produksinya sehingga usaha yang mereka miliki dapat berkembang dan mampu bersaing dengan pengusaha lain.
2.1.4 Gambaran Umum BNI Syari’ah Cabang Semarang 2.1.4.1 Sejarah BNI Syari’ah Cabang Semarang Sistem Syariah yang terbukti dapat bertahan dalam tempaan krisis moneter 1997, meyakinkan masyarakat bahwa sistem tersebut kokoh dan mampu menjawab kebutuhan perbankan yang transparan. Berdasarkan hal itu dan mengacu pada UU No.10 Tahun 1998, mulailah PT Bank Negara Indonesia (Persero ) merintis Divisi Usaha Syariah. Berawal dari 5 kantor Cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin yang mulai beroperasi tanggal 29
27
April 2000, kini BNI Syariah memiliki lebih dari 20 Cabang di seluruh Indonesia. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka kantor-kantor cabang pembantu syariah (KCPS), sehingga keseluruhan kantor cabang syariah sampai tahun 2007 berjumlah 54 buah. Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No 8/3/ PBI/2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank konvensional yang memiliki unit usaha syariah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syariah, BNI Syariah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan “office channelling”. Hingga saat ini outlet layanan syariah pada kantor cabang konvensional berjumlah 636 outlet.36 • Dual System Bank Dengan pola Dual System Bank, maka BNI Syariah saat ini didukung oleh sistem Informasi Teknologi yang modern dan jaringan transaksi yang sangat luas di seluruh Indonesia dengan memanfaatkan jaringan Kantor Cabang BNI. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Hal ini dibuktikan dengan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2004 sebagai Perbankan Syariah Terbaik.
36
http://www.bni.co.id/Syari’ah, dibrowsing pada tanggal 27 September 2010
28
• Syari’ah Channeling Outlet Dengan dukungan teknologi, BNI Syariah bersinergi dengan cabang-cabang BNI konvensional untuk memberikan layanan pembukaan rekening syariah. Cabang-cabang BNI tersebut dinamakan Syariah Chanelling Outlet (SCO). Saat ini seluruh cabang BNI telah dilengkapi dengan layanan pembukaan rekening syariah. Sehingga masyarakat
yang
menghendaki
untuk
melakukan
investasi
mudharabah melalui deposito syariah, tabungan syariah atau menitipkan dana melalui giro syariah dan tabungan titipan (wadiah), atau bahkan menghendaki mempersiapkan dana haji melalui tabungan iB Haji, dan juga tabungan perencanaan iB Tapenas, maka nasabah dapat mengunjungi cabang BNI terdekat. Secara nasional cabang BNI yang sudah dapat melayani pembukaan rekening syariah berjumlah lebih dari 600, dan dari waktu ke waktu jumlah ini terus meningkat sesuai dengan misi untuk memaksimalkan layanan dan kinerja sehingga menjadi bank syariah kebanggaan anak negeri.37 Sejak 19 Juni 2010 lalu, PT Bank Negara Indonesia menyapih (Spin Off) unit usaha syari’ah (UUS) menjadi PT Bank BNI Syari’ah. Aksi spin off UUS menjadi Bank Umum Syari’ah ini terwujud setelah BNI Syari’ah mendapat izin usaha berdasar Surat Keputusan
37
Ibid.
29
Gubernur Bank Indonesia No 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010. Pemisahan menjadi entitas independen ini merupakan langkah strategis BNI Syari’ah merespon perkembangan situasi ekonomi dan kebutuhan pasar. Setelah spin off, BNI Syari’ah yakin bisa meningkatkan prestasi mereka dengan berbagai langkah strategis. Ke depan, BNI Syari’ah akan tetap fokus pada bisnis ritel dan konsumer yang melayani masyarakat mulai dari usaha mikro, kecil, dan menengah hingga aneka industri diberbagai daerah. Tentunya dalam menjalankan bisnis, BNI Syari’ah akan selalu bersinergi dengan BNI dan seluruh anak perusahaan BNI dalam kerangka kerja BNI Incorporated.38 • VISI BNI Syari’ah Menjadi bank syari’ah yang unggul dalam layanan dan kinerja dengan menjalankan bisnis sesuai kaidah sehingga insyaallah membawa berkah. • MISI BNI Syari’ah Secara istiqomah melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan jasa keuangan syari’ah sehingga dapat menjadi bank syari’ah kebanggaan anak negeri.
38
Rizqullah, Menyongsong Prospek Cerah Sebagai Bank Syari’ah, dalam Suara Merdeka, Jakarta ,12 Agustus 2010, hlm.24
30
• Tujuan BNI Syari’ah Menyediakan produk dan jasa keuangan yang dikelola secara syari’ah. • Budaya Perusahaan BNI Syari’ah Budaya kerja BNI Syari’ah adalah “Prinsip 46” yang merupakan tuntunan perilaku BNI yang terdiri dari : a) 4 Nilai Budaya Kerja : 1) Profesionalisme 2) Integritas 3) Orientasi Pelanggan 4) Perbaikan Tiada Henti b) 6 Nilai Perilaku Utama Insan BNI : 1) Meningkatkan kompetensi dan memberikan hasil terbaik 2) Jujur, tulus, dan ikhlas 3) Disiplin, konsisten, dan bertanggung jawab 4) Memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang sinergis 5) Senantiasa melakukan penyempurnaan 6) Kreatif dan inovatif 39
39
Annisa Angginia, Aplikasi Akad Rahn pada Produk Gadai Emas Syari’ah di PT BNI Syari’ah Cabang Semarang, Tugas Akhir, IAIN Walisongo Semarang: 2009, hlm. 24
31
2.1.4.2 Struktur Organisasi BNI Syari’ah Cabang Semarang
Pemimpin Cabang Syari’ah
Wakil Pimpinan Bidang Operasional
Kontrol Intern Penyelia Unit Pemasaran Bisnis
Penyelia Unit Pelayanan nasabah
Penyelia Unit Operasional
Penyelia Unit Keuangan & Umum
2.1.4.3 Produk-Produk BNI Syari’ah Cabang Semarang 1 Produk Dana a. Tabungan Syari’ah Plus Merupakan simpanan dalam bentuk tabungan dengan prinsip Mudharabah Mutlaqoh. Simpanan ini dapat disetor dan diambil kapan saja diseluruh cabang BNI. b. Deposito Mudharabah Simpanan dana dalam bentuk deposito dengan prinsip Mudharabah Mutlaqoh, dimana penarikannya dapat dilakukan
32
setelah jangka waktu tertentu yang memberikan bagi hasil yang menarik dan menguntungkan. c. Giro Wadiah Simpanan
dana
dalam
bentuk
giro
tabungan
dengan
menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah d. THI Mudharabah Tabungan haji ini dikelola dengan prinsip bagi hasil dan akan membantu mewujudkan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji.40 2. Produk Pembiayaan a. Murabahah : jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. 1) Murabahah Usaha Kecil Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00 sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan. 2) Murabahah Kelayakan Usaha Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan Rp.150.000.000,00 per nasabah. 3) Murabahah Multiguna (BNI Multiguna Syari’ah) Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk semua kebutuhan konsumtif dan 40
Ibid, hlm.25
33
pengembangan usaha para professional dengan jaminan tanah dan bangunan yang dimiliki oleh calon nasabah. 4) Murabahah Perumahan (BNI Griya Syari’ah) Fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli atau membangun rumah tinggal yang disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan masing-masing calon nasabah. 5) Murabahah Kendaraan (BNI OTO Syari’ah) Fasilitas pembiayaan konsumtif murabahah yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini. 6) Murabahah Pegawai (Flexi Syari’ah) Pembiayaan konsumtif bagi pegawai atau karyawan suatu perusahaan / lembaga/ instansi untuk pembelian berbagai barang (kecuali kendaraan bermotor) dengan maksimal pembiayaan Rp.30.000.000,00.41 b. Mudharabah : akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan 100% seluruh modal, sedangkan pihak lainnya (mudharib) menjadi pengelola. 1) Mudharabah Usaha Kecil
41
Ibid, hlm.26
34
Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00 sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan. 2) Mudharabah Kelayakan Usaha Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan Rp.150.000.000,00 per nasabah. c. Musyarakah : kerjasama antara kedua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 1) Musyarakah Usaha Kecil Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00 sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan. 2) Musyarakah Kelayakan Usaha Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan Rp.150.000.000,00 per nasabah.42 d. Ijarah : akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership) atas barang itu sendiri. 1) Ijarah Usaha kecil
42
Ibid, hlm. 27
35
Pembiayaan syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif dengan maksimal pembiayaan diatas Rp.150.000.000,00 sampai Rp.10.000.000.000,00 per nasabah pembiayaan. 2) Ijarah kelayakan usaha Pembiayaan syari’ah dengan maksimal sampai dengan Rp.150.000.000,00 per nasabah. e. Gadai Emas (Rahn) : penyerahan hak penguasaan secara fisik atas harta/barang berharga berupa emas dari nasabah kepada bank sebagai agunan atas pembiayaan yang diterima nasabah. f. Qardhul Hasan : pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih/diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. 3. Produk Jasa a. Kiriman Uang Dengan
fasilitas
online
BNI
Syari’ah,
nasabah
dapat
melakukan kiriman uang antar cabang BNI Syari’ah secara tepat b. Inkaso Nasabah yang membutuhkan tagihan warkat-warkat yang berasal dari kota lain secara cepat. c. Kliring Jasa bagi nasabah yang membutuhkan penagihan warkatwarkat yang berasal dari dalam kota secara cepat dan aman.
36
d. Garansi Bank Bagi nasabah yang membutuhkan pinjaman kepada rekanan bisnis untuk keperluan tender proyek, pelaksanaan proyek dan sebagainya.43
2.1.2.4 Proses Pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang Semarang Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Bintang Salikhul. A, selaku Asisten Pemasaran BNI Syari’ah Cabang Semarang pada hari Jum’at 24 September 2010, memberikan informasi bahwa Sebelum pembiayaan Qardhul Hasan cair, diperlukan jalur proses yang rinci agar bisa berdaya guna. prosesnya adalah sebagai berikut : 1. Permohonan Pembiayaan Persyaratan yang harus dipenuhi nasabah : a. Mengisi formulir permohonan pembiayaan dengan melampirkan foto copy: - KTP - Kartu keluarga - Surat keterangan nikah - Surat izin usaha b. Memiliki rekening tabungan di BNI Syari’ah
43
Ibid, hlm. 28
37
2. Pemeriksaan Program kunjungan usaha dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan pemberian pembiayaan Qardhul Hasan untuk dapat memonitor pengusaha kecil, dilihat dari peningkatan pendapatan per hari/bulan. 3. Pengikatan Pembiayaan Pegawai BNI Syari’ah memberikan dokumen yang bermaterai Rp.6000; dengan dihadiri pihak nasabah untuk pengikatan pembiayaan Qardhul Hasan. 4. Realisasi Setelah pengikatan dilakukan, maka nasabah harus menandatangani tanda terima uang tunai dari pegawai yang bersangkutan.
2.2 Penelitian Terdahulu Adapun sebagai bahan rujukan bagi penulis dan untuk mendukung kevalidan dalam skripsi ini, maka akan penulis sampaikan beberapa karya yang mungkin terkait dengan skripsi yang penulis bahas antara lain: Hasil
penelitian
Muhammad
Akhyar
Adnan
dan
Firdaus
Furywardana (2006) dalam Jurnal akuntansi dan Auditing Indonesia (JAAI) dengan judul “Evaluasi Non Perfomance Loan (NPL) Pinjaman Qardul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta) “. dalam jurnal tersebut membahas tentang resiko pembiayaan Qardhul Hasan yang terhitung tinggi karena ia dianggap pembiayaan yang tidak ditutup dengan
38
jaminan. Penelitian ini mengambil studi kasus pada salah satu cabang BNI Syariah yakni Kantor Cabang Yogyakarta Syariah. karakter yang baik dan referen yang objektif
serta Payment yang semakin baik mampu
menurunkan rasio NPL. Sedangkan Purpose tidak memberikan kontribusi terhadap NPL, peningkatan atau penurunan NPL tidak dapat diprediksikan dari tujuan penggunaan.44 Skripsi atas nama Rosita Pratiwi dengan judul “ Evaluasi Penerapan Pembiayaan Murabahah pada PT BNI (Persero) Tbk kantor Cabang Syariah Medan “. Dalam skripsi tersebut menyimpulkan bahwa Dari keseluruhan pembiayaan yang ada di BNI Syariah Cabang Medan, pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan yang paling besar yaitu mencapai 75% (BNI Syariah Desember 2006). Proporsi tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah akan sangat menentukan perkembangan BNI Syariah Cabang Medan. Tingkat pembiayaan yang semakin tinggi pada suatu bank juga diiringi dengan adanya risiko kredit yang besar pula. Salah satu cara untuk meminimalisir risiko kredit adalah dengan pengadaan suatu pengendalian yang terdiri dari beberapa kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk menjalankan fungsi pengelolaan pembiayaan secara aman, obyektif dan sesuai dengan ketentuan perbankan syariah yang berlaku.45 Tugas akhir yang disusun oleh Yovita Diah Aditriani (2006) mahasiswa D3 Perbankan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 44
Muhammad Akhyar Adnan dan Firdaus Furywardana , Evaluasi Non Perfomance Loan (NPL) Pinjaman Qardul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta), Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Volume 10 No.2, Desember 2006, hlm.169 45 Rosita Pratiwi “ Evaluasi Penerapan Pembiayaan Murabahah pada PT BNI (Persero) Tbk kantor Cabang Syariah Medan, Skripsi Akuntansi dipublikasikan, 2009.
39
dengan judul “ Penerapan pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syari’ah Mandiri cabang Semarang “ yang di dalamnya membahas tentang pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syari’ah Mandiri cabang Semarang diperuntukkan bagi kaum dhuafa yang ingin bangkit dari kelemahan ekonominya dengan usaha berdagang. Dana Qardhul Hasan ini didapat dari ZIS maupun sumbangan dari nasabah melalui bank tersebut, dan dalam pemberian pembiayaan ini usaha yang dilakukan harus merupakan usaha pokok, bukan usaha sampingan.46 Skripsi dengan judul “Evaluasi tingkat pendapatan usaha kecil sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan dari BMT Kauman Beringharjo Jogjakarta” yang disusun oleh Evy Meirina Budi astuti (2007). Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa dari hasil analisis uji-t diperoleh perbandingan t-hitung > t-tabel. Ini berarti Hi diterima dan Ho di tolak, yaitu sesudah pembiayaan yang diberikan oleh BMT Beringharjo Kauman, pendapatan pengusaha kecil mengalami peningkatan.47
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritik Sejalan dengan tujuan penelitian dan kajian teori yang sudah dibahas diatas selanjutnya akan diuraikan kerangka berfikir mengenai pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang Semarang terhadap
46
Yovita Diah Aditriani, Penerapan Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syari’ah Mandiri Cabang Semarang, Tugas Akhir, Semarang: 2006 47 Evi Meirina Budi Astuti, Evaluasi Tingkat Pendapatan Usaha kecil Sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Kauman Beringharjo Jogjakarta, Skripsi, Yogjakarta : UII, 2007.
40
perkembangan usaha kecil. Kerangka pemikiran teoritik penelitian dijelaskan pada gambar dibawah ini; Gambar Kerangka Pemikiran Teoritik :
persyaratan F
Proses Pinjaman
Pembiayaan Qardhul Hasan (X)
Usaha Kecil (Y)
Manfaat
2.4 Hipotesis Hipotesis adalah harapan yang dinyatakan oleh peneliti mengenai hubungan antara variabel-variabel didalam masalah penelitian.48 Berdasarkan deskripsi teori di atas, Hipotesis dalam penelitian ini adalah : Hipotesis Nol (H0)
: Pembiayaan Qardhul Hasan tidak memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan usaha kecil.
Hipotesis Alternatif (Ha) : Pembiayaan Qardhul Hasan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan usaha kecil. 48
hlm.13
Consuelo G.Sevilla, et al, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UI-Press, 1993,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan berbagai metodologi penelitian. 3.1 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti wawancara atau hasil pengisian kuesioner.49 Dalam penyusunan skripsi ini, data primer adalah informasi tentang pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan terhadap perkembangan usaha kecil yang diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner . 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel dan diagram-diagram. Data sekunder yang didapat dalam penyusunan skripsi ini berupa data yang diperoleh dari berbagai sumber yang berkaitan, dapat melalui buku-buku, literatur, artikel yang didapat dari
49
Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet ke-2, 2002, hlm. 82.
41
42
website, maupun sumber lain yang terkait dengan penelitian ini dan mampu untuk dipertanggungjawabkan.50
3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.51 Populasi yang dijadikan sebagai obyek dalam penelitian ini adalah sejumlah pengusaha kecil yang mendapat pinjaman Qardhul Hasan dari BNI Syari’ah cabang Semarang, yaitu sebanyak 108 nasabah. Mengingat jumlah populasi cukup banyak, maka dalam rangka efisiensi dan keefektifan penelitian, dilakukan sampling (pengambilan sampel) sebagai representasi populasi. Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, dinamakan sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.52 Dalam pengambilan sampel, Suharsini Arikunto memberikan pedoman bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 - 20 % atau 20 - 25 % atau lebih.53
50
Ibid. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet. Ke-12, hlm.108 52 Ibid, hlm. 109 53 Ibid, hlm. 112 51
43
Dalam penelitian ini, penulis mengambil 30 % dari jumlah populasi yaitu sebanyak 33 responden, sedangkan dalam teknik pengambilan sampel peneliti menggunakan non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan metode quota sampel, yakni pengambilan sampel didasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam
pengumpulan
data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi
persyaratan ciri – ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut (asal masih dalam populasi). Pengambilan sampel ini didasarkan pada subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah dan terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan 54
3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data : 1. Interview (wawancara) Interview atau wawancara sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui halhal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
54
Ibid, hlm. 141
44
sedikit/kecil.55 Dalam penyusunan skripsi ini, wawancara dilakukan dengan pegawai yang menangani pembiayaan Qardhul Hasan di BNI Syari’ah cabang Semarang dan nasabahnya. 2. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.56 Metode ini digunakan sebagai pelengkap guna memperoleh data sebagai bahan informasi yang berupa latar belakang BNI Syari’ah, produk-produk yang dimiliki, daftar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan, serta data lain yang mendukung. 3. Kuesioner (Angket) Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada responden.57 Metode ini digunakan untuk pengambilan data mengenai pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil. Kuesioner yang dipakai disini adalah model tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya menggunakan skala Likert.
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2008, hlm.137 56 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm 231 57 Cholid Narbuko,Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, hlm.70
45
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dengan 5 alternatif jawaban sebagai berikut : SS
: Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
S
: Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
N
: Netral/Ragu-ragu
Masing-masing jawaban memiliki nilai sebagai berikut:58 SS
:5
TS
:2
S
:4
STS : 1
N
:3
Langkah yang tak kalah penting dalam rangka kegiatan pengumpulan data adalah melakukan pengujian terhadap instrumen (alat ukur) yang akan digunakan. Kegiatan pengujian instrumen penelitian meliputi dua hal, yaitu pengujian validitas dan reliabilitas. a.
Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkattingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.59 Instrumen dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data variabel yang diteliti secara tepat.
58 59
Sugiyono, Op.cit,hlm. 93 Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm.168
46
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal, validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan.60 Dengan kata lain, sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian instrumen mendukung missi instrumen secara keseluruhan yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Dalam pengujian validitas instrumen pada penelitian ini digunakan analisa butir. Cara pengukuran analisa butir tersebut adalah mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan rumus produc moment, yaitu :
Rxy =
∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) {N ∑ X 2 − (∑ X 2 )}{N ∑ Y 2 − (∑ X 2 )} N
Keterangan : R = Koefisien korelasi N = Jumlah subyek atau responden X = Skor butir Y = Skor total 61 Validitas data diukur dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka item instrumen valid.62
60
Ibid, hlm 171 Ibid, hlm 170 62 Sambas Ali Muhibin,Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian, Bandung : CV Pustaka Setia, 2007, hlm. 36 61
47
b.
Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen sudah baik.63 Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat memberi hasil. Pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang terhadap gejala yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Uji reliabilitas ini hanya dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk menguji reliabilitas digunakan teknik croanbach alpa > 0,60 Rumus croanbach alpa adalah sebagai berikut: 2 k ∑σ b r11 = 1 − σ 12 k − 1
Keterangan :
r11
= Reliabilitas instrumen
k
= Jumlah kuesioner
∑σ
2 b
σ 12
= Jumlah varian butir = Varian total64
Untuk mencari varian butir dengan rumus :
σ2 =
63 64
∑ (x )2 − ∑
(x )2
N
N
Suharsimi Arikunto, Op.cit, hlm 178 Ibid, hlm 196
48
Keterangan :
σ
= Varian tiap butir
x
= Jumlah skor butir
N
= Jumlah responden65 Reliabel data diukur dengan cara membandingkan nilai hitung
r dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka instrumen dinyatakan reliabel. Apabila nilai hitung r lebih kecil (<) dari nilai tabel r maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.
3.4 Variabel Penelitian dan pengukuran Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi : 1. Variabel Independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent.66 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent adalah Pembiayaan Qardhul Hasan.
2. Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, 65 66
Ibid, hlm 196 Sugiyono, Op.cit, hlm.38
49
karena adanya variabel bebas.67 Variabel dependent dalam penelitian ini adalah perkembangan usaha kecil. Variabel, Definisi, Indikator dan Skala Pengukuran Variabel Penelitian Variabel
Skala Definisi
Indikator
penelitian Pembiayaan
Pengukuran Pembiayaan berupa pinjaman • Persyaratan
Diukur
melalui
Qardhul Hasan tanpa dibebani biaya apapun • Proses
angket
dengan
(Variabel
bagi
menggunakan
Bebas, X)
merupakan
kaum
dhuafa
asnaf
yang
Pinjaman
zakat/ • Manfaat
skala likert.
infak/ sedekah dan ingin mulai berusaha kecil-kecilan (Wirdyaningsih ,et.al:2005) Perkembangan
Kegiatan
rakyat • Jenis usaha
Diukur
melalui
Usaha kecil
yang berskala kecil dengan • Pendapatan
angket
dengan
(Variabel
memenuhi kriteria kekayaan • Modal Usaha
menggunakan
Terikat, Y)
bersih
skala likert.
/
ekonomi
hasil
penjualan
tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini (UU No.9 Tahun 1995) Sumber data : dikembangkan untuk penelitian, 2010
67
Ibid.
50
3.5 Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi yang bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linear antara dua variabel atau lebih dan menunjukkan arah hubungan diantara variabel tersebut.68 Sebelum melihat besarnya pengaruh yang terjadi antara variabel dependen dengan variabel independen, maka terlebih dahulu akan diketahui hubungan variabel tersebut dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji normalitas.
3.5.1 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas tidak dilakukan karena variabel bebas (independen) dalam model regresi hanya 1, sehingga tidak mungkin berkorelasi dengan variabel bebas (independen) lainnya. 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah menggunakan Uji Durbin – Watson (DW 68
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006, hlm. 86
51
test). Uji Durbin – Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah : H0 : Tidak ada autokorelasi (r =0) HA : Ada autokorelasi (r
0)
Tabel. 3.1 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi : 69 Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0
Tidak ada autokorelasi positif
No decision
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif
No decision
4 – du
Tidak ada autokorelasi,
Tidak ditolak
du < d < 4 – du
d
4 - dl
positif atau negative
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda
69
Ibid, hlm.100
52
disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kemungkinan adanya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu dengan grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika pada grafik tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah sumbu 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas dalam suatu model regresi.70
3.5.2 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau
asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara yang tepat untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Cara yang pertama untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika
70
Ibid, hlm. 125
53
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.71 Sedangkan cara yang kedua yaitu uji statistic non parametric Kolmogorov – Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis : H0 : Data residual berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal72
3.6 Pengujian Hipotesis Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. 1. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu 71 72
Ibid, hlm. 147 Ibid, hlm. 151
54
berarti
variabel-variabel
independen
memberikan
hampir
semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.73 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: •
Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen
secara
serentak
dan
signifikan
mempengaruhi variabel dependen • Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima HA.74 3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
73 74
Ibid, hlm. 87 Ibid, hlm. 88
55
Untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut : • Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. • Membandingkan nilai statistik t dengan nilai kritis menurut tabel.
Apabila
nilai
statistik
t
hasil
perhitungan
lebih
tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.75
Setelah menganalisis data dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji normalitas, untuk menjawab rumusan masalah selanjutnya, penulis juga menggunakan metode deskriptif. Deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
75
Ibid, hlm.89
56
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.76 Berdasarkan metode penelitian ini, penulis ingin menggambarkan atau menjabarkan tentang bagaimana peranan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil.
76
54.
Muhammad. Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. ke-6, 2005, hlm.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Data Penelitian dan Responden 4.1.1 Deskriptif Data Penelitian Data penelitian dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner secara langsung kepada responden yang berhasil ditemui. Kuesioner diperoleh dengan cara peneliti menemui langsung responden
dan
memberikan kuesioner untuk diisi oleh para responden yang merupakan para pelaku usaha kecil yang mendapat pembiayaan Qardhul Hasan dari BNI Syari’ah cabang Semarang. Pengumpulan data secara langsung dengan menemui responden, hal ini diharapkan agar lebih efektif untuk meningkatkan respon rate responden dalam penelitian ini. Survey dengan kuesioner dilakukan pada hari Selasa tanggal 5 Oktober 2010 di Masjid Agung Jawa Tengah dengan mengambil 12 responden, pada tangal 9 s/d 10 Oktober 2010 di Bangetayu Wetan dan Perumahan Sembung Harjo Permai Genuk dengan mengambil 14 responden, dan pada tanggal 28 s/d 29 Oktober 2010 di lingkungan kantin UNISSULA Semarang (PUMANISA) dengan mengambil 7 responden. Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan
teknik metode Quota Sampel. Yakni
pengambilan sampel didasarkan pada jumlah yang sudah ditentukan. Pengambilan sampel ini didasarkan pada subjek yang mudah ditemui,
57
58
sehingga pengumpulan datanya mudah dan terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan, maka jumlah sampel yang di dapat sebanyak 33 sampel. Dengan demikian syarat pengolahan data dengan alat analisis SPSS sampel dapat terpenuhi.
4.1.2 Deskripstif Responden Penyajian data diskriptif penelitian bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian. Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden merupakan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini memiliki karakteristik. Karakteristik-karakteristik penelitian terdiri dari: 1) Jenis Kelamin Adapun data mengenai jenis kelamin responden nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 SEX
Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frequency Percent 18 54,5 15 45,5 33 100,0
Valid Cumulative Percent Percent 54,5 54,5 45,5 100,0 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang jenis kelamin nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI
59
Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden. Jenis kelamin yang paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki sebesar 54,50 % dan perempuan sebesar 45,50 %. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai
responden dalam penelitian ini adalah laki-laki. 2) Usia Responden Data
mengenai
usia
responden
disini,
peneliti
mengelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu dari umur 30-39 tahun, 40-49 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Adapun data mengenai usia nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 USIA
Valid
30-39 40-49 > 50 Total
Frequency Percent 7 21,2 16 48,5 10 30,3 33 100,0
Valid Percent 21,2 48,5 30,3 100,0
Cumulative Percent 21,2 69,7 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang usia/umur nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden. Umur responden yang menjadi sampel penelitian ini berkisar 30-39 tahun,
60
terdapat sebanyak 7 responden atau
21,2% dari jumlah sampel,
yang memiliki umur 40-49 tahun terdapat 16 responden atau 48,5%, dan yang memiliki umur lebih dari 50 tahun sebanyak 10 responden atau 30,3%. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini adalah berusia 40-49 tahun. 3) Pendidikan Responden Data mengenai pendidikan responden disini, peneliti mengelompokkan menjadi lima kategori, yaitu SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana. Adapun data mengenai pendidikan nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 PENDIDIKAN
Valid
SD SMP SMA Diploma Sarjana Total
Valid Frequency Percent Percent 14 42,5 42,5 7 21,2 21,2 10 30,3 30,3 1 3,0 3,0 1 3,0 3,0 33 100,0 100,0
Cumulative Percent 42,5 63,7 94,0 97,0 100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang latar belakang pendidikan nasabah pembiayaan Qardhul
61
Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai
responden sebagian besar berpendidikan SD sebanyak 14 orang atau 42,5 %, SMP sebanyak 7 orang atau 21,2 %, SMA sebanyak 10 orang atau 30,3 %, Diploma dan Sarjana masing-masing 1 orang atau 3,0 %. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa pendidikan terakhir sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini adalah SD. Masih sangat sedikit diantara para pelaku usaha kecil ini berpendidikan Sarjana, fakta menunjukkan masih rendahnya kualitas sumber daya usaha kecil dalam bidang manajemen, organisasi, penguasaan teknologi, dan kewirausahaan. Pada umumnya para pelaku usaha kecil lebih fokus pada pengalaman dalam menjalankan usahanya. 4) Jenis Usaha Data mengenai jenis usaha responden disini, peneliti mengelompokkan menjadi empat kategori, yaitu pedagang sembako, pedagang sayuran, warung makan, dan lainnya. Adapun data mengenai jenis usaha nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut :
62
Tabel 4.4 Jenis Usaha
Valid
Valid Percent
Cumulative Percent
Frequency
Percent
4
12,1
12,1
12,1
1
3,0
3,0
15,1
20
60,7
60,7
75,8
8 33
24,2 100,0
24,2 100,0
100,0
Pdg.Sem bako Pdg.Say uran Warung Makan Lainnya Total
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang jenis usaha nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden. Nasabah yang bekerja sebagai pedagang sembako sebanyak 4 orang atau 12,1 %, pedagang sayuran sebanyak 1 orang atau 3,0 %, warung makan sebanyak 20 orang atau 60,7 %, dan lainnya adalah 8 orang atau 24,2%. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa jenis usaha sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini adalah warung makan . 5) Jangka Waktu Pembiayaan Data mengenai jangka waktu pembiayaan disini, peneliti mengelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu 9 Bulan, 20 Bulan, dan 24 Bulan. Adapun data mengenai jangka waktu pembiayaan
63
nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Jangka Waktu Pembiayaan
Valid
9 Bulan 20 Bulan 24 Bulan Total
Frequency 12
Percent 36,4
Valid Percent 36,4
Cumulative Percent 36,4
4
12,1
12,1
48,5
17
51,5
51,5
100,0
33
100,0
100,0
(Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010)
Berdasarkan keterangan pada tabel diatas dapat diketahui tentang jangka waktu pembiayaan nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil sebagai
responden. Nasabah yang mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu 9 bulan sebanyak 12 orang atau 36,4 %, 20 bulan sebanyak 4 orang atau 12,1 %, dan yang mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu 24 bulan sebanyak 17 orang atau 51,5 %. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang yang diambil
sebagai responden dalam penelitian ini mengembalikan pinjaman dalam jangka waktu 24 bulan.
64
4.2 UJI VALIDITAS dan RELIABILITAS 4.2.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor atau butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variable. Hal ini dapat dilakukan dengan uji signifikansi yang membandingkan r table
hitung
dengan r
untuk degree of fredom (df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah
sampel dan k adalah konstruk. apabila r
hitung
untuk r tiap butir dapat
dilihat pada kolom Corected Item Total Correlation lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Pengujian ini dilakukan apakah kuesioner yang ada dapat mengungkapkan data-data yang ada pada variabel-variabel penelitian secara tepat. Hasil dari pengujian validitas kuesioner dapat diketahui sejauh mana data yang terkumpul sesuai dengan variabel-variabel penelitian. Untuk tingkat validitas, dilakukan uji signifikansi dengan membandingkan r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-k. Pada kasus ini, besarnya df dapat dihitung 33-3 atau df = 30 dengan alpha 0,05 (α=5 %), didapat r tabel 0,344. Apabila r hitung lebih besar r tabel
(r
hitung
>r
tabel)
dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid, dan sebaliknya apabila (r
hitung
tabel)
maka pertanyaan
tersebut tidak valid. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini.
65
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Item
Pembiayaan Qardhul Hasan (X)
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12 K13 K14 K15 K16 K17 K18 K19 K20 K21
Usaha Kecil (Y)
Corrected item-total correlation (r hitung) 0,473 0,502 0,461 0,468 0,473 0,460 0,443 0,448 0,485 0,471 0,532 0,541 0,505 0,513 0,561 0,459 0,466 0,469 0,565 0,478 0,480
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai r
r tabel
Keterangan
0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344 0,344
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
hitung
pada kolom corrected
item-total correlation untuk masing-masing item memiliki rhitung lebih besar dan positif dibanding r
tabel
untuk (df) = 33-3 = 30 dan alpha 0,05,
dengan uji satu sisi didapat r tabel sebesar 0,344, maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator dari kedua variabel X dan Y adalah valid.
66
4.2.2 Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji statistik adalah Cronbach Alpha (α). suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach alpha lebih dari 0,60 ( > 0,60). Untuk menguji reliabilitas instrumen, maka menggunakan analisis SPSS. Adapun hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
Reliability Coefficients
Alpha
Keterangan
X Y
11 Item 10 Item
0,650 0,667
Reliabel Reliabel
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0,60 (α > 0,60), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel X dan Y adalah reliabel dan angket tersebut dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.
67
4.3 HASIL ANALISIS DATA 4.3.1 Analisis Regresi Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi, dimana dalam analisis regresi tersebut akan menguji pengolahan data menggunakan
bantuan
program komputer SPSS versi 11,5 berdasarkan data-data yang diperoleh dari 33 responden. Angket variabel pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terdiri dari 11 item pernyataan, dan angket variabel perkembangan usaha kecil terdiri dari 10 item pertanyaan. Masing-masing butir pertanyaan diikuti 5 alternatif jawaban: “sangat setuju” (SS), “setuju” (S), “netral” (NT), “tidak setuju” (TS), dan “sangat tidak setuju”(STS), dengan skorsing 5,4,3,2, dan 1. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka diperoleh hasil angket dari 33 responden sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Pengolahan Angket No.Responden
X 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Y 46 47 46 47 47 44 47 49 48
41 41 41 43 40 38 39 40 43
X2 2116 2209 2116 2209 2209 1936 2209 2401 2304
Y2 1681 1681 1681 1849 1600 1444 1521 1600 1849
XY 1886 1927 1886 2021 1880 1672 1833 1960 2064
68
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 JUMLAH
46 44 49 48 46 42 47 48 46 45 46 47 40 42 48 47 46 46 47 47 47 45 48 46 1524
35 38 38 41 39 37 42 40 42 38 41 40 39 40 42 43 44 42 39 42 41 38 40 43 1330
2116 1936 2401 2304 2116 1764 2209 2304 2116 2025 2116 2209 1600 1764 2304 2209 2116 2116 2209 2209 2209 2025 2304 2116 70506
1225 1444 1444 1681 1521 1369 1764 1600 1764 1444 1681 1600 1521 1600 1764 1849 1936 1764 1521 1764 1681 1444 1600 1849 53736
1610 1672 1862 1968 1794 1554 1974 1920 1932 1710 1886 1880 1560 1680 2016 2021 2024 1932 1833 1974 1927 1710 1920 1978 61466
4.3.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) 77 Penelitian ini menggunakan Uji Durbin- Watson (DW test)
77
Imam Ghozali, Op.cit, hlm. 100
69
Tabel. 4.9 Model Summary(b)
Model 1
R ,343(a)
R Square ,118
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
,089
1,946
Durbin-Watson 1,739
a Predictors: (Constant), QARD.H b Dependent Variable: USAHA.K
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Nilai DW sebesar 1,739 nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5 %, jumlah sampel 33 (n) dan jumlah variabel independen 1 (k=1), maka pada tabel Durbin Watson akan didapatkan nilai dl = 1,383 dan du = 1,508, oleh karena nilai DW 1,739 lebih besar dari batas atas (du) 1,508 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif (lihat tabel keputusan) atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokolerasi.
2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.78 Jika tidak ada kesamaan variance dari residual disebut heteroskedastisitas, dan jika ada disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini menggunakan Uji Scatterplot. 78
Ibid, hlm. 125.
70
Dasar analisis scatterplot adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (menggelombang
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Dan apabila terdapat titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedatisitas. Tabel.4.10
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas.
71
4.3.3 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.79 Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan: a. analisis grafik Tabel 4.11
79
Ibid, hlm. 147.
72
Tabel 4.12
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang menceng (skewness) ke kanan dan tidak normal. Sedangkan pada grafik normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit disekitar diagonal. grafik ini menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal.
b. Uji Statistik Kolmogorov Smirnov
73
Tabel 4.13 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
33
Normal Parameters
Mean a,,b
Std. Deviation
.0000000 1.91492548
Most Extreme
Absolute
.109
Differences
Positive
.083
Negative
-.109
Kolmogorov-Smirnov Z
.627
Asymp. Sig. (2-tailed)
.827
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Nilai Most Extreme Differences Absolute diatas merupakan nilai statistik D pada uji K-S, nilai D pada uji diatas adalah 0,109 artinya (p>0,05), maka cukup bukti untuk menerima H0, dimana data terdistribusi secara normal. Selain itu nilai yang paling sering digunakan adalah nilai Z atau
besarnya nilai kolmogrov smirnov. Berdasarkan tabel, nilai
kolmogrov smirnov adalah sebesar 0,627 dimana 0,627 > 0,005 atau dengan kata lain p > 0,005 hal ini bisa disimpulkan data residual terdistribusi normal.
4.3.4 Pengujian Hipotesis Dari hasil uji asumsi klasik, dapat disimpulkan bahwa data yang ada
tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif, tidak terjadi
74
heteroskedastisitas. dan terdistribusi secara normal. Dalam asumsi klasik ini, peneliti tidak menggunakan uji multikolonieritas karena variabel bebas dalam model regresi hanya 1, sehingga tidak mungkin berkorelasi dengan variabel bebas (independen) lainnya. Untuk pengujian hipotesis, digunakan pengujian statistik yaitu dengan uji Koefisien determinasi yang digunakan untuk menguji goodness-of fit dari model regresi, uji-t untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan uji-F dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen.80 1.
Koefisien Determinasi Tabel 4.14 Model Summaryb
Model
R
1
.343a
R Square .118
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.089
1.946
Durbin-Watson 1.739
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dari tampilan output SPSS Model Summary besarnya Adjusted R Square adalah 0,118, hal ini berarti 11,80 % perkembangan usaha kecil dapat dipengaruhi oleh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang. sedangkan sisanya (100% - 11,8 % = 88,20 %)
80
Ibid, hlm. 163
75
mungkin dipengaruhi oleh faktor lain. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 1,946. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. 2.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Tabel 4.15 b
ANOVA Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
1 Regression
15.628
1
15.628
Residual
117.342
31
3.785
Total
132.970
32
F 4.129
Sig. .051
a
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
(Sumber : hasil penelitian yang diolah dengan SPSS)
Dari uji Anova atau F test didapat nilai F hitung sebesar 4,129 dengan probabilitas 0,51. Karena probabilitas lebih besar dari 0.000, maka model regresi dapat dikatakan bahwa pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perkembangan usaha kecil 3.
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Jika t hitung > t tabel, maka berarti terdapat pengaruh yang signifikan, dan sebaliknya jika t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan.
76
Tabel 4.16 Coefficients
Model
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
B
1 (Constant) Pembiayaan Qardhul
a
Std. Error
Beta
t
Sig.
23.968
8.046
2.979
.006
.354
.174
.343 2.032
.051
Tolerance
1.000
Hasan a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembiayaan Qardhul Hasan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perkembangan
usaha kecil.
4.3.5 PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sampel sebanyak 33 responden, jumlah tersebut diambil dari 30% jumlah populasi yaitu 108 responden, mayoritas responden adalah pengusaha kecil yang berada di wilayah Semarang. Berdasarkan hasil dari penelitian kemudian diadakan analisis yang merupakan pengolahan lebih lanjut dari hasil uji hipotesis. Dalam analisis ini akan dibuat semacam interpretasi dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus regresi yang telah diproses antara variabel X dan Y. Dalam pelaksanaan langkahnya adalah melakukan perhitungan uji t dan menentukan nilai F hitung, apakah terletak didaerah penerimaan H0 atau penolakan H0. Berdasarkan hasil uji-t pada variabel Qardhul
VIF
1.000
77
Hasan, t = 2,032 dengan derajat kebebasan n-k = 33-2-1 = 30 dan P
Value = 0,051 yang lebih besar dari α = 0,05. Hal ini merupakan bukti terjadinya penerimaan H0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap perkembangan usaha kecil. Sedangkan pada uji F diketahui bahwa nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (4,129 > 4,156) , ini berarti nilai F hitung terletak di daerah penerimaan H0 dan penolakan Ha. Besarnya pengaruh pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang terhadap perkembangan usaha kecil (R2) adalah 0,118 atau 11,80%. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan tersebut kecil sekali pengaruhnya terhadap perkembangan usaha kecil, sedangkan sisanya sebesar 0,882 atau 88,20% dipengaruhi oleh faktor lain selain pembiayaan Qardhul Hasan dari BNI Syari’ah cabang Semarang. Meskipun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan usaha kecil, Qardhul Hasan masih memiliki peranan membantu para pelaku usaha kecil dalam hal penambahan modal usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usaha. Selain itu pembiayaan Qardhul Hasan juga berfungsi untuk mengalihkan ketergantungan
mereka terhadap pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan yang berbasis bunga. Pernyataan
ini
didapatkan
oleh
penulis
saat
melakukan
wawancara kepada nasabah yang mendapatkan pembiayaan Qardhul
78
Hasan dari BNI Syari’ah cabang Semarang. Beliau merupakan salah satu
diantara para pelaku usaha kecil yang memiliki warung makan di komplek pujasera Masjid Agung Jawa Tengah, beliau mengatakan bahwa ” pembiayaan Qardhul Hasan mereka manfaatkan dengan sebaikbaiknya untuk membayar sewa tempat usaha selama satu tahun dan pembiayaan ini juga berfungsi untuk mengalihkan ketergantungan mereka terhadap pinjaman yang berasal dari lembaga keuangan yang berbasis bunga.” 81 Sedangkan menurut pendapat bapak M.Solikhin selaku nasabah yang bekerja sebagai pedagang sembako di pasar Bangetayu mengatakan bahwa jumlah pembiayaan Qardhul Hasan yang diberikan oleh BNI Syari’ah cabang Semarang hanya sebesar Rp. 1.000.000, jumlah itu belum bisa memaksimalkan pedagang kecil dalam mengembangkan usahanya, apalagi sekarang harga barang kebutuhan sehari- hari sering naik. Jumlah kios yang beliau miliki dari sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan masih tetap sama. Beliau juga menambahkan bahwa Qardhul Hasan bermanfaat untuk tambahan modal usaha dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Beliau mengharapkan agar BNI Syari’ah cabang Semarang bisa terus memberikan pembiayaan Qardhul Hasan sebagai program untuk membantu para pedagang kecil dalam mengembangkan usaha82
81
Hasil wawancara penulis dengan bapak Bambang Prasetyo, selaku nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada tanggal 5 September 2010 82 Hasil wawancara penulis dengan bapak M.Solikhin, selaku nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada tanggal 8 September 2010
79
Dan menurut pendapat Bapak Usman, proses pengajuan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang memang mudah dan cepat, tetapi pembiayaan ini hanya bisa membantu untuk menambah modal dalam jangka waktu sementara saja, sedangkan untuk menjadikan usaha lebih berkembang sebaiknya para pemilik usaha kecil perlu meningkatkan kualitas produksi barang dan terus melakukan inovasi, agar jumlah pembeli bisa meningkat setiap harinya.83 Menurut analisa penulis, usaha yang dimiliki para pelaku usaha kecil dapat berkembang apabila mereka mampu meningkatkan promosi penjualan dan meningkatkan kualitas produk dengan harga yang terjangkau. Selain itu mereka juga membutuhkan pinjaman dalam jumlah besar dari lembaga keuangan untuk tambahan modal, agar dapat membantu mereka dalam meningkatkan jumlah produksi usahanya. Sementara itu dalam Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 1 Tahun 1-2006, yang ditulis oleh Amin Wahyudi dengan judul ”Kajian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Usaha UKM di Provinsi Sumatra Utara” menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Usaha Kecil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain ; modal, tenaga kerja, teknologi peralatan, pemasaran, inovasi, dan menajemen usaha. Sedangkan faktor eksternalnya adalah ketersediaan bahan baku, kondisi sosial ekonomi, keamanan, sarana dan prasarana, dan fasilitas ekonomi. 83 Hasil wawancara penulis dengan bapak Usman, selaku nasabah pembiayaan Qardhul Hasan pada tanggal 9 September 2010
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut : 1.
Pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang memiliki pengaruh yang kecil sekali terhadap perkembangan usaha kecil, hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian koefisien regresi, dengan kriteria uji apabila nilai F hitung lebih kecil ( < ) dari nilai F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, tampak bahwa nilai F hitung lebih kecil dari nilai F tabel (4,129 < 4,156) dan berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh besarnya koefisien determinasi (R2) hanya sebesar 0,118 atau 11,80 %. Besarnya koefisien determinasi menunjukkan bahwa pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang memiliki
konstribusi hanya sebesar 11,80% terhadap perkembangan usaha kecil, sedangkan sisanya 88,20% mungkin dipengaruhi oleh faktor lain 2.
Meskipun pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang tidak berpengaruh terhadap perkembangan usaha kecil, akan tetapi pembiayaan ini masih memiliki peran membantu para pelaku usaha kecil dalam hal penambahan modal usaha, mempertahankan
80
81
kelangsungan hidup usaha, dan mengalihkan ketergantungan mereka dari lembaga yang berbasis bunga. 5.2 SARAN Dalam penelitian yang peneliti lakukan tentunya mempunyai banyak keterbatasan-keterbatasan, antara lain: 1.
Penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan karena hanya dilakukan pada nasabah pembiayaan Qardhul Hasan BNI Syari’ah cabang Semarang, sehingga hasilnya tidak berlaku untuk nasabah pembiayaan pada bank lain.
2.
Keterbatasan pengetahuan peneliti tentang pembiayaan Qardhul Hasan dan faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha kecil, sehingga dalam pembahasan tidak diuraikan secara lengkap.
3.
Penelitian dilaksanakan selama penyusunan skripsi. Waktu yang singkat inilah yang dapat mempersempit ruang gerak peneliti, sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang penulis lakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian yang dapat mempersingkat waktu penelitian yaitu dengan penyebaran angket Setelah melihat keterbatasan tersebut, peneliti memberikan saran
sebagai kritik kontruktif yang dilihat di lapangan, adapun saran – saran yang dapat penulis berikan antara lain :
82
1.
Para pelaku usaha kecil hendaknya dapat mengalokasikan keuntungan untuk mengembangkan usaha dan lebih kreatif lagi dalam mencari tambahan modal usahanya
2.
Kapada pegawai BNI Syari’ah cabang Semarang diharapkan untuk lebih meningkatkan kinerjanya dan lebih memprioritaskan pembiayaan untuk pengembangan usaha kecil
3.
Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan acuan bagi penelitian lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan perbaikan seperlunya
5.3 PENUTUP Puji syukur Alhamdulillah dengan rahmat dan hidayah Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penulisan dan pembahasan skripsi masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa sistematika maupun penulisannya, hal tersebut bukan semata-mata kesengajaan tapi kemampuan yang penulis miliki, oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua saja yang berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangsih yang positif dalam khazanah ilmu pengetahuan. Amin.
83
DAFTAR PUSTAKA
Aditriani, Yovita Diah, Penerapan Pembiayaan Qardhul Hasan di Bank Syari’ah Mandiri Cabang Semarang, Tugas Akhir, Semarang: IAIN 2006 Ahmadi, Cholid Narbuko dan Abu, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003 Algoud, Latifa M & Mervyn K.Lewis, Perbankan Syari’ah, Prinsip, Praktek & Prospek, Jakarta: PT.Serambi Ilmu Semesta, 2007 Al-Qozwin, Al-khafidh Abi Abdillah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Bairut: Darul Fikr. Angginia, Annisa ,Aplikasi Akad Rahn pada Produk Gadai Emas Syari’ah di PT BNI Syari’ah Cabang Semarang, Tugas Akhir, IAIN Walisongo Semarang: 2009 Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syari’ah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta, Cet. Ke-12, 2002 Ascarya, Akad & Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2008 Astuti, Evi Meirina Budi, Evaluasi Tingkat Pendapatan Usaha kecil Sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan dari BMT Kauman Beringharjo Jogjakarta, Skripsi, Yogjakarta : UII, 2007 Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan Terjemahannya, Surabaya: Mekar, 2004 Furywardana, Firdaus dan Muhammad Akhyar Adnan, Evaluasi Non Perfomance Loan (NPL) Pinjaman Qardul Hasan (Studi Kasus di BNI Syariah Cabang Yogyakarta), Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Volume 10 No.2, Yogjakarta : 2006 Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006
84
http://akudantugasku.wordpress.com http://chichimoed.blogspot.com http://nandanataria.wordpress.com http://sharialearn.wikidot.com/khotibulumam003 http://www.bni.co.id/Syari’ah http://www.depkop.go.id,2006 http://www.mail-archive.com/
[email protected] http://www.suaramerdeka.com/harian/0307/28/eko2.htm http://www.tempointeraktif.com Karim, Adiwarman A., Bank Islam : Analisis Fiqih Dan Keuangan, Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2007 Mujieb, M.Abdul, et.al, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994 Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan Di Bank Syari’ah, Yogyakarta: UII Press, 2009 Muhibin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitian,Bandung : CV Pustaka Setia, 2007 Muttaqien, Dadan, Aspek Legal Lembaga keuangan Syari’ah,Yogjakarta : Safitria Insania Press, 2009 Nazir,Muhammad, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. ke-6, 2005 Pratiwi, Rosita, Evaluasi Penerapan Pembiayaan Murabahah pada PT BNI (Persero) Tbk kantor Cabang Syariah Medan, Skripsi Akuntansi dipublikasikan, 2009 Rizqullah, Menyongsong Prospek Cerah Sebagai Bank Syari’ah, dalam Suara Merdeka, Jakarta ,12 Agustus 2010
85
Sevilla, Consuelo. G, Et.Al, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : UIPress,1993 Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan syariah, Yogyakarta: Ekonisia (Kampus Fakultas Ekonomi UII), 2004 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2008 Sumitro, Warkum, Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga Terkait, Jakarta : PT. Raja Grafindo, Cet.4,2004 Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. 2, 2002
Undang-Undang Perbankan No.10 tahun 1998, Jakarta: Sinar Grafika, Cet. ke-5, 2005
Wirdyaningsih,Et.Al, Bank & Asuransi Islam Di Indonesia, Jakarta : Kencana, Ed.1, 2005
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: USWATUN
NIM
: 062411040
Fakultas
: Syari’ah
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 10 November 1987 Agama
: Islam
Alamat
: Desa Jungsemi Rt: 02 Rw : 03 Wedung Demak 59554
Pendidikan
:
-
Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Jungsemi Wedung Demak Lulus Tahun 2000
-
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bandar Alim Jungpasir Lulus Tahun 2003
-
Madrasah Aliyah (MA) NU BANAT Kudus Lulus Tahun 2006
-
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
Semarang, 20 Desember 2010
USWATUN
87
88
ANGKET PENELITIAN PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL
Kepada Yth. Bapak / Ibu / Sdr/i Nasabah BNI Syari’ah Semarang di Tempat Bapak/Ibu/Saudara/I dalam rangka menyelesaikan karya ilmiah (skripsi) pada program studi Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang maka saya, Nama : Uswatun NIM : 062411040 Judul : Pengaruh Pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang Semarang Terhadap Perkembangan Usaha Kecil. Untuk membantu kelancaran penelitian ini, Saya mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Peran serta Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan. Atas ketersediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjawab pertanyaan/pernyataan pada kuesioner ini, kami ucapkan terima kasih.
Hormat Saya, Peneliti
USWATUN 06241040
89 ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN PADA BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA KECIL
I. IDENTITAS RESPONDEN Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjawab pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (): 1. Nama
: .................................................(boleh dikosongi)
2. Jenis Kelamin
: 1
Laki-laki
2
Perempuan
3. Berapa Usia Anda? 1
Dibawah 20 th
4
40 – 49 th
2
20 – 29 th
5
50 th ke atas
3
30 – 39 th
4. Pendidikan Terakhir : 1
SD
4
Diploma
2
SMP
5
Sarjana
3
SMA
5. Jenis Usaha Anda : 1
Pedagang Konveksi
2
Pedagang Sembako
3
Pedagang Sayuran
4
Warung Makan
5
Lainnya, Sebutkan………
6. Jangka Waktu Pembiayaan : 1
9 Bulan
2
10 Bulan
3
12 Bulan
4
18 Bulan
5
Lainnya, Sebutkan………… Tanda tangan
90 II. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET, VARIABEL PEMBIAYAAN QARDHUL
HASAN, DAN USAHA KECIL Berilah tanda () pada kolom Bapak/Ibu/Sdr/i pilih sesuai keadaan yang sebenarnya, dengan alternatif jawaban sebagai berikut : SS = Sangat Setuju
TS =
Tidak Setuju
S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
N = Netral III. PERTANYAAN
1. Variabel Pembiayaan Qardhul Hasan a. Pertanyaan 1, 2, 3 Dan 4 Berhubungan Dengan Indikator Persyaratan No
Daftar Pertanyaan
1
Persyaratan yang harus dipenuhi nasabah pembiayaan qardhul hasan tidak terlalu rumit. Persyaratan yang diberikan oleh bank disesuaikan dengan kebutuhan saya Pengembalian dana pinjaman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Cara memperoleh pembiayaan qardhul hasan, persyaratannya berbeda dengan pembiayaan lainnya
2 3 4
Alternatif Jawaban SS S N TS STS
b. Pertanyaan 5,6, Dan 7 Berhubungan Dengan Indikator Pelayanan No
Daftar Pertanyaan
5
Dalam memberi informasi dan penjelasan kepada nasabah, karyawan bank bersikap ramah, dan sopan. Dalam melayani transaksi pembiayaan, karyawan bank memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada nasabahnya Pelayanan karyawan bank sudah sesuai dengan yang saya harapkan (memuaskan).
6 7
Alternatif Jawaban SS S N TS STS
c. Pertanyaan 8,9, dan 10 Berhubungan Dengan Indikator Manfaat No 8 9
Daftar Pertanyaan Saya merasa terbantu dengan adanya pembiayaan Qardhul Hasan Pembiayaan Qardhul Hasan sesuai dengan kebutuhan
Alternatif Jawaban SS S N TS STS
91
10
usaha saya BNI Syariah Semarang mengetahui produk yang diinginkan nasabah pengusaha kecil
2. Variabel Usaha Kecil a. Pertanyaan 1,2,3, dan 4 Berhubungan Dengan Indikator Jenis Usaha No
Daftar Pertanyaan
1
Usaha yang saya miliki adalah usaha pokok, bukan usaha sampingan Usaha yang saya miliki sudah berjalan selama lebih dari 1 tahun Usaha yang saya miliki adalah usaha yang menghasilkan produk sendiri Usaha yang saya miliki tidak berpindah-pindah (sudah menetap)
2 3 4
b. No 5 6 7
Alternatif Jawaban SS S N TS STS
5,6, Dan 7 Berhubungan Dengan Indikator Pendapatan Daftar Pertanyaan
Alternatif Jawaban SS S N TS STS
Pendapatan saya setiap hari mengalami peningkatan dalam penjualan Pendapatan saya mampu mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari Pendapatan saya setiap hari berkisar antara 100.000500.000
c. Pertanyaan 8,9,10 Dan 11 Berhubungan Dengan Indikator Perkembangan usaha No 8 9 10 11
Daftar Pertanyaan Dengan pembiayaan Qardhul Hasan, usaha saya sekarang mengalami perkembangan. Sebelum mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan, usaha saya belum mengalami perkembangan Pembiayaan Qardhul Hasan merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan usaha saya Perkembangan usaha saya hanya dipengaruhi pembiayaan Qardhul Hasan.
Alternatif Jawaban SS S N TS STS
92 SARAN : …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….
Terima Kasih Atas Partisipasi Anda, Semoga Bermanfaat, Amiin….
93 Daftar wawancara tentang Pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah Cabang Semarang
1. Kapan pertama kalinya BNI Syari’ah mengeluarkan produk Qardhul Hasan? 2. Bagaimana transaksi pengajuan pembiayaan Qardhul Hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang ? 3. Siapa saja yang bisa mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan ? 4. Persyaratan apa saja yang harus dipenuhi nasabah untuk mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan ? 5. Darimana sumber dana pembiayaan Qardhul hasan pada BNI Syari’ah cabang Semarang berasal? 6. Apakah pembiayaan Qardhul Hasan hanya ditujukan kepada pengusaha kecil? Dan apa alasannya? 7. Selain disalurkan untuk membiayai usaha kecil, dana Qardhul Hasan juga digunakan untuk apa? 8. Kriteria usaha apa saja yang berhak mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan dari BNI Syari’ah cabang Semarang? 9. Berapa jumlah nasabah yang mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan sampai pada saat ini? 10. Bagaimana perkembangan pembiayaan Qardhul Hasan pada saat ini ? 11. Langkah apa saja yang dilakukan BNI Syari’ah cabang Semarang untuk mengetahui bahwa pembiayaan Qardhul Hasan benar-benar dimanfaatkan oleh pengusaha kecil? 12. Upaya apa saja yang dilakukan oleh BNI Syari’ah cabang Semarang dalam menghadapi nasabah pembiayaan Qardhul Hasan yang bermasalah?
94
Variables Entered/Removedb
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Method
Pembiayaan
. Enter
Qardhul Hasan
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Model Summaryb
Model
R
1
.343
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.118
.089
Durbin-Watson
1.946
1.739
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
15.628
1
15.628
Residual
117.342
31
3.785
Total
132.970
32
F
Sig.
4.129
.051
a
a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Qardhul Hasan b. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant) Pembiayaan Qardhul Hasan
a
Std. Error
23.968
8.046
.354
.174
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Collinearity Statistics t
Beta
.343
Sig.
2.979
.006
2.032
.051
Tolerance
1.000
VIF
1.000
95
Coefficient Correlationsa Pembiayaan Qardhul Hasan
Model 1
Correlations
Pembiayaan Qardhul Hasan
1.000
Covariances
Pembiayaan Qardhul Hasan
.030
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions Dimensi
Pembiayaan
Model
on
Eigenvalue
Condition Index
1
1
1.999
1.000
.00
.00
2
.001
47.496
1.00
1.00
(Constant)
Qardhul Hasan
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
Residuals Statisticsa Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
38.12
41.30
40.30
.699
33
-3.129
1.426
.000
1.000
33
.340
1.128
.448
.172
33
37.67
41.64
40.31
.754
33
Residual
-5.239
3.761
.000
1.915
33
Std. Residual
-2.693
1.933
.000
.984
33
Stud. Residual
-2.735
1.964
-.001
1.011
33
Deleted Residual
-5.404
3.880
-.004
2.022
33
Stud. Deleted Residual
-3.089
2.064
-.010
1.052
33
Mahal. Distance
.008
9.790
.970
1.939
33
Cook's Distance
.000
.164
.028
.038
33
Centered Leverage Value
.000
.306
.030
.061
33
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value
a. Dependent Variable: Perkembangan Usaha Kecil
96
97
98
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
33 a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 1.91492548
Absolute
.109
Positive
.083
Negative
-.109
Kolmogorov-Smirnov Z
.627
Asymp. Sig. (2-tailed)
.827
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
99
100
101