STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA MELALUI DEPOSITO MUDHARABAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG
TUGAS AKHIR Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Dalam Ilmu Perbankan Syari’ah
Oleh : Anis Nur Khasanah 092503010
PROGRAM DIPLOMA III PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGOSEMARANG 2012
Dr. Imam Yahya, M. Ag. Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lam
: 4 (empat) eksemplar
Hal
: Naskah Tugas Akhir (TA) An. Anis Nur Khasanah
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya bersama ini saya kirim naskah Tugas Akhir saudara: Nama : Anis Nur Khasanah NIM : 092503010 Judul : ”STRATEGI
PENGHIMPUNAN
DANA
MELALUI
DEPOSITOMUDHARABAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG” Dengan ini Saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudara tersebut segera diujikan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr. Imam Yahya, M. Ag NIP. 19700410 199503 1 001
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS SYARI’AH PROGRAM D III PERBANKAN SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka km. 02 Semarang Telp / fax. 0247601291 PENGESAHAN Tugas Akhir
: Anis Nur Khasanah
NIM
: 092503010
Telah diujikan oleh Dewan Penguji Program DIII Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude/ baik/ cukup, pada tanggal 14 Mei 2012 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun akademik 2011/2012 Semarang,14 Mei 2012 Ketua Sidang,
Sekretaris Sidang,
Nur Fatoni, M.Ag
Dr. Imam Yahya, M. Ag
NIP. 19730811 200003 1 004
NIP. 19700410 199503 1 001
Penguji I,
Penguji II,
H. Abdul Ghofur, M.Ag
Anthin Lathifah, M.Ag
NIP. 19670117 199703 1 001
NIP. 19751107 200112 2 002
Pembimbing
Dr. Imam Yahya, M.Ag NIP. 19700410 199503 1 001 iii
HALAMAN MOTTO
ّن َم َع اْلعُسْ ِر يُسْ ًرا َ ِا Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (QS.Al-Insyirah: 6)
ج َّد َ ج َّد َو َ َْمن Barangsiapa berupaya keras maka dia akan berhasil
iv
PERSEMBAHAN Tugas Akhir ini kupersembahkan untuk : Allah WT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya. Rasulullah SAW, “ Syafaatmu yang kami nantikan kelak di hari kiamat” Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan dan motivasi kepada saya dalam keadaan apapun. Kakakku (YuliVironi Khasanah dan Muncar) yang selalu dukung aku. Dua adikku (Muhammad Ma’ruf dan Uswatun Khasanah) yang selalu menghiburku, rajinlah belajar dan raihlah cita-cita kalian. Keponakankuyang cakep, imut dan lucu (Muhammad Nabil Muazzam) jadilah kebanggaan orang tuamu. Saudaraku (Mbak Pit, Mbak Solikhah, Helen,Novi, Alfi) yang selalu memberikan keceriaan dan dukungan. Seseorang yang selalu ada dihatiku. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag. yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk membimbingku dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Seluruh pengelola D3 yang telah membantuku dalam mengerjakan Tugas Akhir. Seluruh pengelola BNI Syari’ah Cabang Semarang yang telah membantuku dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Bapak Purwadi selaku penyelia pemasaran dana di BNI Syari’ah yang telah membantuku dalam penyusunan TA ini. Teman-teman PBS angkatan 2009 yang senasib dan seperjuangan, serta adik kelaskurajinlah belajar. Teman sejatiku (Ita dan Kak Aluh) dikala susah senang kita bersama yang akan selalu ku kenang, semoga kita sukses semua. Teman- teman pesma khususnya al husna (Mbak Novi, Mbak umi, Mbak Cholas, Mbak Ida, Septy, Erli, Yani, Ida, Nurul). Temanku (Sri, Ocid, Mimi,Itoh, Mbak Ida Syafiq, Mbak Dewi) yang telah memberi semangat selalu. Teman- teman Qolbun Salim yang selalu memberikan pengaran terbaik untuk aku. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah, khususnya dosen pengajar D3 Perbankan Syari’ah yang telah mengajari banyak ilmu dan pengalamannya dalam perbankan syari’ah. Bapak dan Ibu Perpus yang selalu membantu mempermudah peminjaman buku, terima kasih.
v
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 01Mei 2012 Deklarator,
Anis Nur Khasanah (092503010)
vi
ABSTRAKSI BNI Syari’ah merupakan salah satu Lembaga Keuangan Syari’ah yang berada di Semarang, yang terletak di Jalan Ahmad Yani 152 Semarang yang mempunyai peranan penting dalam penyimpanan atau penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam penghimpunan dananya, pihak BNI Syari’ah Cabang Semarang memiliki berbagai macam produk dan akad yang digunakan sesuai dengan kebutuhan para nasabahnya. Salah satunya adalah deposito mudharabah, Dalam praktiknya biasanya terdapat bagi hasil yang diberikan kepada nasabah, untuk menentukan nisbah yaitu dari keuntungan yang didapatkan bank dari hasil usahanya dengan cara disalurkan melalui pembiayaan usaha produktif yang sesuai dengan prinsip syari’ah dan menghasilkan bagi hasil yang kompetitif bagi nasabah. Deposito mudharabah adalah produk penghimpunan dana yang ada di BNISari’ah dan merupakan simpanan yang menggunakan prinsip mudharabah yaitu antara pemilik modal (shahibulmaal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan, pendapatan atau keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad dan tidak dapat ditarik sewaktu-waktu atau merupakan deposito yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan serta mendapatkan bagi hasil. Adapun metode penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah jenis penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di BNI Syari’ah Cabang Semarang. Untuk menggali data-data yang relevan atau sumber data (primer maupun sekunder ) penulis melakukan pengumpulan data dengan interview dan dokumentasi.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, penguasa alam semesta karena segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya. Tak lupa kita panjatkan shalawat dan salam
kepada
menyelesaikan
nabi
besar
penyusunan
Muhammad Tugas
Akhir
SAW, yang
sehingga berjudul:
penulis
dapat
“STRATEGI
PENGHIMPUNAN DANA MELALUI DEPOSITO MUDHARABAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG”. Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan program Diploma 3 (DIII) pada jurusan Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penyusunan Tugas Akhir ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, bimbingan dan dorongan serta perhatiannya. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag, Selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, Selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini.
viii
3. Bapak Drs. H. WahabZaenuri, M.M, Selaku Ketua Program D III Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 4. Seluruh dosen pengajar Program Diploma III Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. 5. Bapak IchwanRazokiLubis selaku kepala pimpinan cabang BNI Syari’ah Cabang Semarang. 6. Bapak Purwadi selaku pembimbing di BNI Syari’ah Cabang Semarang. 7. Bapak dan Ibuku tercinta dan semua keluargaku yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 8. Teman-temanku dan adik kelasku D III Perbankan Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah berjuang bersama selama tiga tahun. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis percaya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna sehingga penulis akan sangat berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 01 Mei 2012 Penulis Anis Nur Khasanah
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
v
HALAMAN DEKLARASI............................................................................
vi
ABSTRAKSI ................................................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
1.2 Perumusan Masalah. ....................................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................
4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
5
1.5 Metode Penelitian.........................................................................
6
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................
7
BAB II : GAMBARAN UMUM BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG 2.1 Sejarah Berdirinya BNI Syari’ah .................................................
9
2.2 Visi dan Misi BNI Syari’ah .......................................................... 10 2.3 Struktur Organisasi dan Tugas Pokok BNI Syari’ah .................. 12 2.4 Produk-Produk BNI Syari’ah ...................................................... 19
BAB III : TEORI DAN PEMBAHASAN 3.1 Definisi Strategi ............................................................................ 29 3.2 Mudharabah…… ......................................................................... 30
x
3.2.1 Pengertian Mudharabah ..................................................... 30 3.2.2 Landasan-Landasan Syari’ah ............................................. 33 3.2.3 Syarat Mudharabah ............................................................ 35 3.2.4 Aplikasi Mudharabah dalam Bank Syari’ah ...................... 37 3.3 Penghimpunan Dana Deposito Mudharabah ............................... 39 3.3.1 Pengertian Penghimpunan Dana ........................................ 39 3.3.2 Pengertian Penghimpunan Dana Deposito Mudharabah ... 45 3.3.3 Bentuk-bentuk Promosi Dana Deposito Mudharabah ....... 48 3.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah .......... 51 3.4 Analisa Penghitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah di BNI Syari’ah Cabang Semarang ........................................................ 52 3.4.1 Perhitungan Bagi Hasil dalam Deposito Mudharabah ...... 52 3.4.2 Nisbah Bagi Hasil............................................................... 55 3.4.3 Analisis .............................................................................. 57
BAB IV : PENUTUP 4.1 Kesimpulan .................................................................................. 60 4.2 Saran ............................................................................................. 62 4.3 Penutup ......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syari’ah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan memberikan kredit dan jasa – jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip – prinsip syari’ah. Gagasan untuk mendirikan bank syari’ah di Indonesia sebenarnya sudah muncul sejak pertengahan tahun 1970 an. Hal ini dibicarakan pada seminar nasional Hubungan Indonesia Timur Tengah pada 1974 dan pada tahun 1976 dalam seminar Internasional yang diselenggarakan oleh Lembaga Study Ilmu Kemasyarakatan (LSIK) dan yayasan Bhinneka Tunggal Ika. Akhirnya gagasan mengenai bank syari’ah itu muncul lagi sejak tahun 1988, disaat pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (PAKTO) yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama pada waktu itu berusaha untuk mendirikan bank bebas bunga, tapi tidak ada satupun perangkat hukum yang dapat dirujuk, kecuali bahwa perbankan dapat saja menetapkan bunga sebesar 0%.1 Program pengembangan perbankan syari’ah selalu mempertimbangkan kondisi-kondisi serta lingkungan yang menyertainya. Oleh karena itu dalam pengembangan bank syari’ah diterapkan sejumlah prinsip-prinsip pokok kebijakan pengembangan. 1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, hlm. 31
1
2
Bank syari’ah mempunyai peran sebagai lembaga perantara (Intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit – unit lain yang mengalami kekurangan dana (defisit unit). Melalui bank kelebihan dana –dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Maraknya perbankan islam (syari’ah), dewasa ini bukan merupkan gejala baru dalam dunia islam, keadaan in ditandai dengan semangat tinggi dari berbagai kalangan, yaitu akademisi dan praktisi untuk mengembangkan perbankan. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya penghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan , masalah bank yang paling utama adalah dana. Tanpa dana yang cukup, dan tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain bank menjadi tidak berfungsi sama sekali. Kurangnya masyarakat dalam memahami perbankan syari’ah membuat masyarakat belum bisa memahaminya berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah dengan menganggap bahwa bank syari’ah dalam pengoperasiannya sama seperti bank konvensional dengan memakai bunga atau riba. Sehingga bank syariah kurang diminati oleh masyarakat umum khususnya di pedesaan. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi penghimpunan dana kepada masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah. Adanya BNI Syari’ah Cabang Semarang diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan masyarakat dalam menitipkan harta atau barangnya
3
kepada bank dan bank mengelola dana dari masyarakat dengan cara disalurkan melalui pembiayaan usaha produktif yang sesuai dengan prinsip syari’ah dan menghasilkan bagi hasil yang kompetitif bagi nasabah. Dalam penghimpunan dana, BNI Syari’ah Cabang Semarang melakukan mobilisasi dan investasi tabungan dengan cara yang adil dijamin bagi semua pihak. Tujuan mobilisasi dana merupakan hal penting karena islam secara tegas mengutuk penimbunan tabungan dan menuntut penggunaan sumber dana secara produktif dalam rangka mencapai tujuan sosial ekonomi islam. Berkaitan hal tersebut, maka prinsip yang dianut Bank Syariah dalam penghimpunan dana diantaranya giro, tabungan dan deposito. Penyimpanan dana di BNI Syari’ah Cabang Semarang penarikannya belum tentu dapat dilakukan setiap saat namun dapat juga penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian yang disepakati yaitu dengan cara deposito. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu perjanjian nasabah penyimpan dengan bank yang ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah. Dalam hal ini pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada BNI Syari’ah dalam mengelola investasinya. Dengan kata lain, BNI Syari’ah mempunyai hak kebebasan dalam menginvestasikan dana mudharabah mutlaqah ini ke berbagai sector bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan atau bagi hasil.
4
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui produk penghimpunan dana deposito mudharabah di BNI Syari’ah Cabang Semarang dengan mengambil judul
“STRATEGI
PENGHIMPUNAN
DANA
MELALUI
DEPOSITO
MUDHARABAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG” yang dapat dijadikan bahan penelitian dan acuan.
1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk-bentuk promosi dana
deposito mudharabah di BNI
Syari’ah Cabang Semarang? 2. Bagaimana penghitungan bagi hasil penghimpunan dana deposito mudharabah di BNI Syari’ah Cabang Semarang?
1.3.Tujuan Penelitian Dalam penyusunan Tugas Akhir ini ada tujuan yang hendak dicapai, yaitu : a. Untuk mengetahui bentuk-bentuk promosi dana deposito mudharabah di BNI Syari’ah Cabang Semarang. b. Untuk mengetahui penghitungan bagi hasil penghimpunan dana deposito mudharabah di BNI Syari’ah Cabang Semarang.
5
1.4.Manfaat Penelitian Manfaat penelitian Tugas Akhir (TA) ini untuk berbagai pihak, adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang bentuk-bentuk promosi serta penghitungan bagi hasil penghimpunan dana deposito mudharabah di BNI Syari’ah Cabang Semarang. b. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam ilmu Perbankan Syari’ah. 2.
Bagi BNI Syari’ah a. Sebagai bahan evaluasi dalam upaya pengembangan produk yang lebih baik. b. Dapat memperkenalkan eksistensi BNI Syari’ah di masyarakat luas serta dapat digunakan sebagai masukan.
3. Bagi IAIN Walisongo Sebagai tambahan referensi dan informasi, khususnya bagi akademisi mengenai bentuk-bentuk promosi dan penghitungan deposito mudharabah. 4. Bagi Masyarakat Sebagai wahana informasi bagi masyarakat tentang bentuk-bentuk promosi BNI Syari’ah, khususnya mengenai penghitungan bagi hasil deposito mudharabah.
6
1.5.Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara kerja untuk dapat memahami obyekobyek yang menjadi sasaran atau tujuan penelitian. 2Dalam penulisan Tugas Akhir (TA) ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian supaya memperoleh data-data yang akurat yaitu: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan termasuk penelitian eksploratif, penelitian eksploratif yaitu penelitian yang berusaha menggali dan menjejaki ada atau tidaknya suatu masalah yang ada dalam suatu masalah yang ada dalam obyek penelitian. 2. Sumber Data a. Primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan. Penulis mengumpulkan datanya melalui wawancara atau interview langsung dengan pegawai BNI. b. Sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Penulis mencoba menggabungkan data dari pembahasan yang diperoleh dari orang lain baik berupa laporan – laporan maupun buku-buku. 3. Pengumpulan Data a. Interview yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang di wawancarai atau dapat juga secara tidak langsung seperti memberi daftar pertanyaan untuk dijawab pada 2
Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm 46.
7
kesempatan lain. Kaitannya dengan ini, penulis mencari informasi melalui tanya jawab atau wawancara secara langsung dengan pegawai yang bersangkutan, supaya tidak terjadi kesalahpahaman mengenai produkproduk maupun proses yang terjadi di BNI Syari’ah Cabang Semarang. b. Dokumentasi yaitu mencari data-data atau dokumentasi yang relevan dengan persoalan penelitian. Penulis melakukan pengumpulan data yang relevan melalui arsip-arsip, catatan-catatan dan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 4. Analisis Data Penulis menggunakan metode deskriptif analitik yaitu dengan memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dan variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Penulis memaparkan sekilas tentang bagi hasil deposito di BNI Syari’ah Cabang Semarang, sehingga dijadikan judul oleh penulis.
1.6.Sistematika Penulisan Tugas Akhir ( TA ) ini di bagi menjadi empat bab yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang pengambilan judul, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika penulisan.
8
BAB II
GAMBARAN UMUM BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG Bab ini menguraikan mengenai sejarah singkat berdirinya, struktur organisasi, produk- produk yang dimiliki, dan perkembangan BNI Syari’ah Cabang Semarang.
BAB III
STRATEGI PENGHIMPUNAN DANA MELALUI DEPOSITO MUDHARABAH DAN PENGHITUNGAN BAGI HASIL Dalam bab ini dibahas mengenai strategi penghimpunan dana deposito mudharabah yang meliputi: pengertian, landasan syari’ah, syarat-syarat, aplikasi dalam perbankan syari’ah selanjutnya teknis perhitungan bagi hasil pada deposito mudharabah yang berisi: penentuan bagi hasil, aplikasi perhitungan bagi hasil, dan analisis perhitungan deposito mudharabah atau bagi hasil.
BAB IV
PENUTUP Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dan saran-saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II GAMBARAN UMUM BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG
2.1.Sejarah Berdirinya BNI Syari’ah BNI Syari’ah Cabang Semarang adalah sebuah perusahaan jasa yang bergerak pada bidang perbankan. BNI Syari’ah Semarang merupakan sebuah kantor cabang dari BNI yang beroperasi dengan menggunakan sistem syari’ah. Pendirian Unit Usaha Syari’ah (UUS) ini didasarkan pada pengalaman pahit yang di alami dunia perbankan nasional pada pertengahan tahun 1997, dimana banyak Bank Konvensional yang berbasis bunga mengalami negative spread, sehingga banyak yang dilikuidasi karena mengalami kebangkrutan. Selain adanya demand dari masyarakat terhadap perbankan syari’ah untuk mewujudkan visinya (yang lama) menjadi universal banking, BNI membuka layanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syari’ah dengan konsep dual system banking, yakni menyediakan layanan perbankan umum dan syari’ah sekaligus. Hal ini sesuai dengan UU No 10 tahun 1998 yang memungkinkan bank-bank umum untuk membuka layanan syari’ah. BNI Syari’ah didirikan pada tanggal 29 April 2000 dan diresmikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia yang pada saat itu dijabat oleh Dr. Bambang Sudibyo sebagai langkah awal, unit usaha syari’ah menyediakan layanan perbankan syari’ah melalui lima kantor cabang yaitu di Yogyakarta, Pekalongan, Jepara, Malang dan Banjarmasin. Untuk memperluas layanan pada masyarakat, masing-masing kantor cabang utama tersebut membuka Kantor-
9
10
Kantor Cabang Pembantu Syari’ah ( KCPS). Selanjutnya berlandaskan peraturan Bank Indonesia No. 8/3/PBI/2006 tentang pemberian ijin bagi kantor cabang Bank Konvensional yang memiliki unit usaha syari’ah untuk melayani pembukaan rekening produk dana syari’ah, BNI Syari’ah merespon ketentuan ini dengan cara bersinergi dengan cabang konvensional guna melakukan “Office Channeling”. BNI Syari’ah Cabang Semarang pada awalnya adalah hasil relokasi dari kantor BNI Syari’ah Cabang Jepara karena dalam operasinya dianggap tidak efisien, maka pada tahun 2002 pihak manajemen memutuskan untuk memindahkan kantor BNI Syari’ah Cabang Jepara beralih menjadi kantor pembantu. Atas perubahan tersebut, BNI Syari’ah Cabang Semarang berkembang sangat pesat sampai dengan 2012. Bank yang berkantor di jalan Ahmad Yani No: 152 Semarang ini berada dilokasi yang sangat strategis dipusat kota sehingga menjadikan BNI Syari’ah cepat
dikenal
masyarakat
luas,
Sehingga
berdampak
positif
terhadap
perkembangan BNI Syari’ah sendiri
2.2.Visi dan Misi BNI Syari’ah BNI Syari’ah mempunyai Visi “menjadi Bank Syari’ah yang unggul dalam layanan dan kinerja sesuai dengan kaidah sehingga Insya Allah membawa berkah”. sebagai berikut:
Adapun Misi yang diemban
BNI Syari’ah adalah
11
a. Melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syari’ah Islam secara istoqomah b. Memberikan kualitas pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan sistem front end dan otomasi online. c. Mengembangkan kualitas bisnis di segmen pasar usaha ritel melalui kegiatan operasional Kantor Cabang Syari’ah. d. Memberikan kontribusi laba yang optimal terhadap laba bank BNI melalui pendapatan bagi hasil dari kegiatan Kantor Cabang Syari’ah.
2.3. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok Masing-masing Bidang Kantor Cabang Syari’ah Semarang Ichw an Razoki Lubis/21894 Pemp Cabang Baroto Adi/20203 PBO
Nunuk Nugroho /19835 Pgs.Penyelia PNS
Fiet Fatimah/25597 Pgs Penyel Processing
Bintang SA/27848 Penyel KUS
Isni Sofiana/27847 (06) Penyel ORS
Budi Setyoko Pgs.Pemp KLN USL
Nur Indah H/67937 Penyel Proses
Sriw ijayanto/25315 (09) Penyel PSS
Purw adi Pgs.Penyl Dana SCO
Basuki S/21488 (09) Penyel Coll & Remedial
N. Wulan/33174 (05) Ass PNS/Gadai
Praditya H/29897 (05) Ass Adm Pembiayaan
M. Afif Amirillah/69250 Ass Umum/Akun
Nurin Anitasari/69244 Teller KLN JPR
Linda Sari/33268 (05) Ass PNS KLN USL
Ulan F.H./33168 (05) Ass Processing
Fika Safitri/67807 Pengel Pss
Azizah N.I/34132 (04) Ass Pss Dana & SCO
Thoriq Adi Wibow o Ass Collection
Irma Yulinaw ati/73852 Ass PNS/Gadai
Aries M F/69251 Ass Adm Pembiayaan
Ayu P. Sari/33283 (05) Ass Umum
Nida Fauziyyah S/69253 Ass PNS KLN JPR
Ratih / 69248 Teller KLN USL
Ass Pss Dana Tyas Chairinnisa Marvita
Khoiril Anw ar Ass Collection
W. Wulan/34730 (04) Teller KLN USL
Satria A B/69249 Ass Kliring
Wakhid Junaedi/33470 Satpam
T.Agung N/34729 (04) Aspem Pembiay JPR
Elisa P. / 33215 (05) Pengel PSS OJT
Ayu Ismaniar/69245
Jamal :
Johan Ernantika
Oryzanti.P/32745 (05)
Hasan JS/69252
Teller
Abd Madjid
Aspem Dana JPR
Aspem Konsumtif
Aspem Konsumtif
Ayu Ismaniar/69245
Ahmad Wahyudi
Jamal :
Teller PP :
Untung SM/69247
Teller
Ahmad Hartono
Ali Muhson
Krisna Dhanita
Aspem Konsumtif
Asw in Purbayana
Sukohadi
Arinanda
Yanto
Sulistiyono
Rosita M/29896 (09) Pgs,Pemp KK
Harry Hermaw an Ass Collection
Didik P
Bagus Iw an
Pelayan :
Amiludin Azis
Agus Yulianto
Sopir KLN JPR
Direct Sales Griya
Pelayan Nasirul Umam
Yogi Permana Nur sodiq
Direct Sales Griya Surono Pelayan JPR
Deviana
Sopir :
Direct Sales Griya
Rifai Gunaw an Agus
Anisw atin Choirunnisa
Rustam
Pengelola THI
Idris Dimas
KETERANGAN : Pengelola Pembiayaan
2
Peg Outs
12
Ass Peg Tetap
23
Penyelia
9
PGD
20
BM / OM
2
12
TOTAL
68
9
1. Pemimpin Cabang a. Menetapkan rencana kerja dan anggaran, sasaran dan tujuan yang akan dicapai, strategi dan rencana program pelaksanaan. b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara langsung unit-unit kerja menurut bidang tugasnya di area wilayah kerjanya sejalan dengan sistem dan prosedur yang berlaku. c. Memasarkan produk dan jasa-jasa BNI Syari’ah kepada nasabah serta menggali calon nasabah . 2. Pemimpin Bidang Operasional a. Memberi dukungan kepada pemimpin cabang syari’ah dan bekerja sama dalam hal:
Menyusun rencana kerja dan anggaran, sasaran usaha dan penetapan target pelayanan dan tujuan-tujuan yang akan dicapai.
Mengorganisasikan serta mengelola SDM yang ada di unit front office dan back office.
Pelaksanaan penerbitan garansi bank.
Memberikan
jasa
pelayanan
BNI
kepada
nasabah,
Penyediaan informasi dan pelayanan transaksi giro wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah dan produk BNI syari’ah kepada nasabah.
Pelayanan semua jenis transaksi kas tunai dan pemindahan, Operasional back office dalam menunjang penyelesaian
13 9
14
transaksi produk dana, pembayaran jasa yang dilakukan back office dan unit pemasaran bisnis produksi. b. Menyelia (mengarahkan, mengendalikan dan mengawasi) secara langsung seluruh unit-unit operasional yang berada di bawahnya sejalan dengan prosedur dan kebijakan yang ditetapkan oleh kantor besar USY. c. Memastikan berjalannya program-program peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY 3. Penyelia Pelayanan Nasabah a. Menyelia langsung seluruh kegiatan pelayanan yang dilakukan asisten pelayanan nasabah antara lain meliputi: -
Pembukaan dan pengelolaan rekening, transaksi produk jasa dalam maupun luar negeri, penerbitan BNI card, phone plus, serta melayani transaksi pencairan deposito dan lain-lain.
-
Melakukan referral dan cross seling kepada walk in customer serta mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran berbiaya rendah (ATM, phone plus) kepada nasabah yang akan datang.
b. Bertanggung
jawab
untuk
mengontrol
dan
memecahkan
permasalahan yang ada, mengelola kepegawaian di unit yang dikelolanya, memeriksa pelaporan-pelaporan yang dibuat unitnya.
15
c. Mengupayakan berjalannya program-program peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY atau Kantor Wilayah. 4. Penyelia Keuangan dan Umum a. Menyelia seluruh pegawai di unit administrasi keuangan dan umum untuk memberikan pelayanan terbaik dalam pengelolaan administrasi keuangan dan umum cabang syari’ah dalam usaha: -
Mengelola sistem otomasi di KCS dan Cabang Pembantu syari’ah
-
Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang syari’ah dan cabang pembantu syari’ah
-
Mengelola laporan harian sistem kantor cabang syari’ah dan cabang pembantu syari’ah
-
Mengendalikan transaksi kantor cabang syariah dan cabang pembantu syari’ah
-
Mengelola laporan kantor cabang pembantu syari’ah
b. Menyelia langsung seluruh kegiatan pengelolaan administrasi kepegawaian, kebutuhan logistik, akomodasi, transportasi dan penyelenggaraan administrasi umum dan kearsipan. c. Mendukung dan mensupport
berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY atau Kantor Wilayah.
16
5. Penyelia Operasional a. Menyelia langsung pegawai di unit administrasi domestik dan kliring dan melaksanakan kegiatan meliputi: Mengelola transaksi kliring termasuk KU/inkaso dalam negeri, Melaksanakan entry transaksi keuangan secara kliring/pemindahan ke dalam sistem, Mengelola daftar hitam/nasabah penarik cek kosong, Mengelola komunikasi cabang, Menyelesaikan transaksi daftar pos terbuka (DPT) rupiah b. Mendukung dan mensupport
berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY atau Kantor Wilayah. 6. Penyelia Pemasaran Bisnis a. Menyelia langsung kegiatan:
Memasarkan
produk
dan
jasa
perbankan
kepada
nasabah/calon nasabah
Mengelola permohonan pembiayaan ritel (produktif, konsumtif)
pemantauan nasabah dan kolektibilitas
Mengelola kualitas portepel pembiayaan dan penyelesaian pembiayaan bermasalah
Membantu Kantor Besar USY/cabang lain di bidang pemasaran bisnis
17
Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah non ritel
Melakukan
penelitian
potensi
ekonomi
daerah
dan
menyusun peta bisnis b. Mendukung dan mensupport
berjalannya program-program
peningkatan budaya pelayanan (service culture enhancement) dari kantor besar USY atau Kantor Wilayah. 7. Asisten Pemasaran Bisnis Di
bawah
penyeliaan
atasannya
berperan
aktif
dalam
melaksanakan kegiatan:
Memasarkan dan mengelola pembiayaan konsumtif
Membantu memasarkan produk dan jasa BNI Syari’ah kepada nasabah/calon nasabah
Membina hubungan dan memantau pertumbuhan aktivitas nasabah non ritel.
8. Teller Di bawah penyeliaan, pengendalian serta pengawasan bertanggung jawab
penuh
untuk
menyediakan
pelayanan
transaksi
kas/tunai,
pemindahan kliring serta transaksi keuangan lainnya kepada nasabah sesuai dengan standar layanan yang ditetapkan, melakukan refferal walk in customer serta mengarahkan nasabah untuk menggunakan saluran berbiaya rendah (ATM, phone plus) kepada nasabah yang datang.
18
9. Asisten Pelayanan Nasabah Di bawah penyeliaan atasannya bertugas: Memberikan informasi produk dan jasa BNI Syari’ah kepada nasabah, Mengelola dan melayani pembukaan rekening giro, tabungan, THI, deposito, Melaksanakan penjualan melalui cross seling. 10. Asisten administrasi Pembiayaan Mempunyai tugas: Mengelola administrasi pembiayaan dan portepel
pembiayaan,
Memantau
proses
pemberian
pembiayaan,
Mengelola penerbitan jaminan bank. 11. Asisten Keuangan dan Umum Di bawah penyeliaan atasannya berperan aktif dalam kegiatan: a. Mengelola sistem otomasi di kantor cabang syari’ah dan cabang pembantu syari’ah b. Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan cabang syari’ah dan cabang pembantu syari’ah c. Mengelola laporan harian sistem kantor cabang syari’ah dan cabang pembantu syari’ah d. Mengendalikan transaksi pembukuan kantor cabang syari’ah dan cabang pembantu syari’ah e. Mengelola laporan kantor cabang syari’ah f. Pengelolaan administrasi kepegawaian g. Kebutuhan logistik, akomodasi h. Transportasi dan penyelenggaraan administrasi umum dan kearsipan9
9
Profil BNI Syari’ah
19
2.4. Produk- produk BNI Syari’ah Sebagai perusahaan yang menjalankan fungsi intermediasi antara nasabah yang menyimpan atau menginvestasikan dananya dan nasabah yang menerima pembiayaan serta melayani transaksi jasa perbankan sesuai kaidah Syari’ah, secara garis besar lini bisnis strategis BNI Syari’ah terdiri dari: a. Pendanaan BNI Syari’ah telah dilakukan berbagai inisiatif untuk meningkatkan dana pihak ketiga. Setelah spin off, BNI Syari’ah melakukan perubahan nama produk tabungan menggunakan kata Hasanah. Sebagai contoh, tabungan BNI iB Plus berubah nama menjadi Tabungan iB Hasanah. Selain itu, pada tahun 2010 diluncurkan produk baru untuk memfasilitasi nasabah yang aktif bertransaksi bisnis, yaitu Tabungan iB Bisnis Hasanah. Tabungan iB Bisnis Hasanah adalah tabungan yang diperuntukkan bagi nasabah yang bergerak dalam dunia bisnis usaha, dimana detail mutasi setiap transaksi sangat diperlukan. Kelebihan tabungan iB Bisnis Hasanah ini dilengkapi dengan deskripsi dan keterangan transaksi yang jelas. Bisnis penghimpunan dana BNI Syari’ah
tumbuh berkat strategi
pemasaran produk unggulan serta pengembangan jaringan. Produk unggulan penghimpunan dana adalah Tabungan iB Hasanah dan Tabungan iB Bisnis Hasanah. Produk Tabungan iB Hasanah memiliki keunggulan kompetitif yaitu bagi hasil yang bersaing dengan produk sejenis bank Syari’ah lainnya, mendapatkan BNI Syari’ah Card yang berfungsi sebagai kartu ATM dan
20
Kartu Debit. Selain itu dilengkapi dengan fasilitas e-banking terlengkap dan coverage area layanan yang luas. Strategi utama untuk memasarkannya adalah dengan cara member get member melalui program “Silaturahmi Mendulang Rezeki”, program “TabunganKu iB Masuk Sekolah” serta pemberian hadiah langsung untuk setiap pembukaan rekening. Selain itu untuk lebih mendekatkan diri kepada masyarakat, BNI Syari’ah juga membuka gerai pada acara-acara pameran baik skala nasional maupun lokal. a. Tabungan Total dana yang berasal dari tabungan sampai dengan Desember 2011 sebesar Rp1,980. Perolehan penghimpunan dana dari Tabungan tersebut terdiri dari Tabungan iB Hasanah, Tabungan iB Prima Hasanah, Tabungan iB Bisnis Hasanah, TabunganKu iB, Tabungan iB THI Hasanah dan Tabungan iB Tapenas Hasanah. b. Deposito Total dana yang berasal dari deposito sampai dengan Desember 2011 sebesar Rp2,643 triliun meningkat hampir Rp500 miliar. Perolehan penghimpunan dana tersebut berasal dari Deposito Rupiah dan Valas. Pertumbuhan Deposito didukung oleh loyalitas dan meningkatnya kepercayaan nasabah kepada BNI Syari’ah. c. Giro Total dana BNI Syari’ah yang berasal dari Giro sampai dengan Desember 2011 sebesar Rp538,7 miliar meningkat sebesar Rp100 miliar. Giro
21
tersebut terdiri dari Giro wadiah Rupiah dan Valas. Pertumbuhan jumlah Giro dapat dijadikan sebagai indikator peningkatan aktivitas bisnis nasabah. b. Pembiayaan Segmentasi pembiayaan BNI Syari’ah dibagi menjadi komersial, ritel produktif, ritel konsumtif, dan kartu pembiayaan. Strategi penyaluran dana tahun 2011 yaitu difokuskan pada bisnis ritel konsumer. Guna menunjang strategi tersebut maka ditetapkan beberapa produk unggulan yaitu Griya iB Hasanah, Gadai Emas iB Hasanah, iB Hasanah Card, Talangan Haji iB Hasanah, dan Wirausaha iB Hasanah. Keunggulan kompetitif oleh masing-masing produk adalah proses aplikasi yang cepat, persyaratan yang mudah, dan pricing yang bersaing. Berdasarkan akad atau skim pembiayaannya, pembiayaan BNI Syari’ah sampai dengan Desember 2010 didominasi oleh pembiayaan dengan skim murabahah, yaitu sebesar 71,75% dari total pembiayaan, atau sebesar Rp2,553 triliun. Selanjutnya pembiayaan dengan skim musyarakah sebesar Rp624,8 miliar atau dengan porsi 17,56%. Sedangkan pembiayaan dengan skim mudharabah sebesar Rp87,3 miliar atau dengan porsi 2,45%. Pembiayaan berdasarkan skim pembiayaan adalah sebagai berikut : Sebelum spin off Desember 2010 Murabahah 2,473,721 Mudharabah 84,7413 Musyarakah 516,844 Lainya 190,167 Disajikan dalam jutaan rupiah Uraian
Sesudah spin off Juni 2010 2,323,349 93,921 492,374 224,888
Sesudah spin off Desember 2010 2,553,092 87,327 624,820 293,249
22
BNI Syari’ah memiliki berbagai jenis produk dan jasa yang relatif lengkap untuk memenuhi kebutuhan individu, usaha kecil, dan institusi. Produk dan jasa yang tersedia untuk individu, usaha kecil maupun institusi meliputi produk pembiayaan, produk investasi, produk simpanan, dan jasa-jasa perbankan. Keseluruhan produk tersebut dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan etnis maupun agama. a. Produk individu iB Hasanah Card, merupakan Kartu Pembiayaan yang berfungsi seperti kartu kredit berdasarkan prinsip syaraiah sebagaimana diatur dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) nomor 54/DSN-MUI/IX/2006 tentang Syari’ah Card. Griya iB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada individu untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon nasabah. Talangan Haji iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada nasabah untuk memenuhi kebutuhan setoran awal Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang ditentukan oleh Departemen Agama, untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dengan menggunakan akad ijarah. Talangan Haji iB Hasanah dapat diberikan kepada nasabah yang sudah memiliki Tabungan iB THI Hasanah.
23
Gadai Emas iB Hasanah atau disebut juga pembiayaan rahn merupakan penyerahan hak penguasaan secara fisik atas barang berharga berupa emas (lantakan dan atau perhiasan beserta aksesorisnya) dari nasabah kepada bank sebagai agunan atas pembiayaan yang diterima. Tabungan iB THI Hasanah Tabungan iB Haji Hasanah didesain untuk membantu individu dalam merencanakan pemenuhan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Tabungan iB Hasanah Tabungan iB Hasanah hadir untuk memenuhi kebutuhan anda dalam mengelola dana serta melakukan transaksi sehari-hari. Tabungan iB Hasanah dilengkapi dengan kartu ATM yang berfungsi juga sebagai kartu debit yang dapat dipergunakan untuk bertransaksi pada merchant berlogo MasterCard di seluruh dunia. Selain itu, Tabungan iB Hasanah juga dapat diakses melalui internet banking, SMS banking, dan phone banking. Tabungan iB Hasanah dapat dibuka, tarik, dan setor di seluruh cabang BNI. Tabungan iB Prima Hasanah Tabungan iB Prima Hasanah adalah produk turunan dari Tabungan iB Hasanah yang ditujukan untuk individu yang menginginkan layanan lebih dan diberikan fasilitas executive lounge di bandara kota-kota besar di Indonesia. Tabungan iB Tapenas Hasanah, Tabungan iB Tapenas Hasanah adalah tabungan perencanaan dalam mata uang Rupiah yang digunakan untuk mewujudkan rencana masa depan, misalnya untuk dana pendidikan, umroh, pernikahan, dan liburan.
24
Multiguna iB Hasanah, merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli barang kebutuhan konsumtif dengan agunan berupa barang yang dibiayai (apabila bernilai material) dan atau aset tetap yang ditujukan untuk kalangan professional dan pegawai aktif yang memiliki sumber pembayaran kembali dari penghasilan tetap dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta tidak termasuk kategori yang diharamkan dalam Syari’ah Islam. Selain produk-produk individu tersebut di atas, BNI Syari’ah juga menyediakan produk pembiayaan kendaraan bermotor, produk pembiayaan multijasa, pembiayaan untuk pendidikan, kiriman uang, kliring, RTGS, remittance, TabunganKu iB, dan Deposito iB Hasanah. b. Produk Usaha Kecil Tabungan iB Bisnis Hasanah, Tabungan iB Bisnis Hasanah adalah produk yang ditujukan untuk usaha kecil atau usaha perorangan yang menginginkan catatan mutasi rekening yang lebih detail dalam buku tabungan. Tabungan iB Bisnis Hasanah dilengkapi dengan kartu ATM yang berfungsi juga sebagai kartu debit yang dapat dipergunakan untuk bertransaksi pada merchant berlogo MasterCard di seluruh dunia. Selain itu, Tabungan iB Bisnis Hasanah juga dapat diakses melalui internet banking, SMS banking, dan phone banking. Tabungan iB Bisnis Hasanah dapat dibuka, tarik, dan setor di seluruh cabang BNI. Tabungan ini dilengkapi dengan fasilitas executive lounge. Giro iB Hasanah adalah rekening giro yang dilengkapi dengan fasilitas cek/bilyet giro untuk menunjang bisnis usaha kecil atau usaha perorangan.
25
Giro iB Hasanah dapat diandalkan karena mempunyai banyak fasilitas dan keunggulan. Wirausaha iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan produktif yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha-usaha produktif (modal kerja dan investasi) yang tidak bertentangan dengan Syari’ah dan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Tunas Usaha iB Hasanah adalah pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan prinsip Syari’ah dalam rangka mendukung pelaksanaan Instruksi Presiden nomor 6 tahun 2007. CCF iB Hasanah, merupakan pembiayaan yang dijamin dengan cash, yaitu dijamin dengan simpanan/investasi dalam bentuk deposito, giro, dan tabungan yang diterbitkan BNI Syari’ah. Kopkar/Kopeg iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan mudharabah produktif di mana BNI Syari’ah sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan
dengan
pola
executing
kepada
Koperasi
Karyawan
(Kopkar)/Koperasi Pegawai(kopeg) untuk disalurkan secara prinsip Syari’ah kepada end user/karyawan. Usaha Kecil iB Hasanah adalah pembiayaan Syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) kepada pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan Syari’ah. Selain produk-produk usaha kecil tersebut di atas, BNI Syari’ah juga menyediakan produk Garansi
26
Bank, SKBDN, SKB-DK, kiriman uang, kliring, RTGS, dan Deposito iB Hasanah. c. Produk institusi Usaha Besar iB Hasanah adalah pembiayaan Syari’ah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) kepada pengusaha berbadan hukum yang berada pada skala menengah dan besar dalam mata uang Rupiah maupun valas. Sindikasi iB Hasanah adalah pembiayaan yang diberikan oleh BNI Syari’ah bersama dengan perbankan lainnya untuk membiayai suatu proyek/usaha yang berskala sangat besar dengan syarat-syarat dan ketentuan yang sama, menggunakan dokumen yang sama dan diadministrasikan oleh Agen yang sama pula. Multi finance iB Hasanah adalah penyaluran pembiayaan langsung dengan pola executing, kepada multifinance untuk usahanya di bidang perusahaan pembiayaan sesuai dengan prinsip Syari’ah. Pembiayaan Kerjasama dengan Dealer iB Hasanah, merupakan pola kerjasama pemasaran dengan dealer dilatarbelakangi oleh adanya potensi pembiayaan kendaraan bermotor secara kolektif yang melibatkan end user dalam jumlah yang cukup banyak. Fleksi
iB
Hasanah,
adalah
kerjasama
dengan
perusahaan/
lembaga/instansi dalam rangka pembiayaan kepada pegawainya. Dalam kerjasama ini perusahaan melakukan pendebetan gaji untuk kepentingan angsuran pegawai.
27
Cash Management, adalah jasa pengelolaan seluruh rekening seperti corporate
internet
banking
yang
dapat
digunakan
oleh
perusahaan/lembaga/instansi. Produk ini dilengkapi dengan fasilitas virtual account. Payment Center, adalah kerjasama BNI Syari’ah dengan perusahaan dalam hal jasa penerimaan pembayaran untuk kepentingan perusahaan. Jasa ini dapat digunakan untuk penerimaan pembayaran uang kuliah, tagihan listrik dan sebagainya. Payroll Gaji, adalah layanan pembayaran gaji yang dilakukan oleh BNI Syari’ah atas dasar perintah dari perusahan/instansi pembayar gaji untuk mendebet rekeningnya dan mengkredit rekening karyawannya. d. Produk- Produk Jasa Adapun produk- produk jasa yang ditawarkan oleh BNI Syari’ah adalah sebagai berikut : a) Inkaso, sangat cocok bagi nasabah yang membutuhkan penagihan warkatwarkat yang berasal dari kota lain secara cepat dan aman. Baik dari cabang syari’ah ke cabang konvensional maupun sebaliknya. b) Kiriman uang dengan fasilitas On-line, baik dari cabang syari’ah ke cabang konvensional maupun sebaliknya. Yang pelaksanaannya dilakukan pada saat sistem bross dalam keadaan On-line. c) Garansi Bank (kafalah), dapat diterbitkan oleh cabang syari’ah dengan ketentuan bahwa nasabah harus menyetorkan jaminan sebesar 100% dari nominal garansi.
28
d) SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking: merupakan trend layanan perbankan yang saat ini, di mana nasabah tidak perlu datang ke bank bersangkutan untuk melakukan transaksi, nasabah bisa melakukan di manapun berada. misalnya: transfer, cek saldo, dan lain-lain.
BAB III TEORI DAN PEMBAHASAN
3.1.
Definisi Strategi Strategi merupakan faktor yang penting dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Keberhasilan suatu usaha tergantung pada kemampuan pimpinan yang bersangkutan dalam merumuskan strategi yang digunakan. Strategi yang digunakan oleh berbagai perusahaan sangat tergantung dari tujuan perusahaan. Keadaan perusahaan dan lingkungan yang ada. Kata “strategi „‟ berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan –ag yang berarti memimpin.1 Menurut Lawrence R Jauch dan William F Glueck Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan mencapai sasaran khusus.2 Konsep dan teori dalam ilmu strategi banyak yang berasal dari strategi militer. Keputusan strategis, baik dalam bidang militer maupun dunia usaha, berkaitan dengan tiga karakteristik umum yaitu : Strategi merupakan hal yang penting, strategi meliputi komitmen yang penting dari sumber daya, strategi tidak mudah diubah.3
1
Robert M Grant, diterjemahkan oleh Thomas Secokusomo, Analisis Strategi Kontemporer: Konsep.Teknik. Aplikasi, Jakarta : Erlangga,1997, Hlm 11. 2 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hlm 1092. 3 Op.cit, Rober M Grant.Hlm 11.
29
30
Menurut Robert M Grant ada tiga peranan penting strategi dalam manajemen yaitu: strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan, strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi, dan strategi sebagai target konsep strategi akan digabungkan dengan misi dan visi untuk menentukan dimana perusahaan akan berada dalam masa yang akan datang.4 Strategi adalah pola tindak manajemen untuk mencapai tujuan badan usaha. Tujuan bisa jangka panjang, yaitu yang ingin dicapai dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun ( 1-5 tahun yang akan datang), dan tujuan jangka pendek, yaitu yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 tahun atau kurang. Ada pula tujuan strategi, yaitu yang ingin dicapai agar posisi dan daya saing bisnis makin kuat. Disamping itu ada tujuan finansial, yaitu target yang ditentukan manajemen bertalian dengan kinerja finansial.5
3.2.
Mudharabah
3.2.1. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari dharb fi al-ard yang artinya orang-orang yang bepergian di atas bumi (yadribuna fi al ard) mencari karunia Allah (Q.S. al Muzzammil: 20). Karena pekerjaan dan perjalanannya, mudharib menjadi berhak atas sebagian keuntungan usaha.6
4
Ibid, Grant, hlm 23. Sukanto Reksohadiprojo, Manajemen Strategi, Yogyakarta : BPFE, 2003, hlm 2. 6 Mervvyn Lewis dan Latifa Algaoud, Perbankan Syari’ah Prinsip Praktik dan Prospek, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001, hlm 67. 5
31
Istilah “mudharabah‟‟ merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai „‟qiradh‟‟ atau “muqaradah”. Mudharabah adalah perjanjian atas suatu jenis perkongsian, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuai dengan nisbah porsi bagi hasil yang telah disepakati bersama sejak awal maka kalau rugi shahibul maal akan kehilangan sebagian imbalan dari hasil kerja keras dan managerial skill selama proyek berlangsung. Mudharabah disebut juga qiradh yang berarti “memutuskan”. Dalam hal ini si pemilik uang itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan uangnya untuk diperdagangkan berupa barang-barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntungan bagi pihak kedua orang yang berakat qiradh ini. Menurut
istilah syarak mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau
perjanjian atas sekian uang untuk dipertindakkan oleh amil (pengusaha) dalam perdagangan, kemudian keuntungannya dibagikan diantara keduanya menurut syarat-syarat yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain.7 Mudharabah dapat didefinisikan sebagai sebuah perjanjian diantara paling sedikit dua pihak dimana satu pihak, pemilik modal (shahibul maal atau rabb al maal), mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain, pengusaha (mudharib), untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha. 7
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, Jakarta: PT Grasindo, 2005, hlm 33-34.
32
Mudharib menjadi pengawas (amin) untuk modal yang dipercayakan kepadanya dengan cara mudharabah. Mudharib harus menggunakan dana dengan cara yang telah disepakati dan kemudian mengembalikan kepada rabb al-mal modal dan bagian keuntungan yang telah disepakati sebelumnya. Berikut ini adalah segi-segi penting dalam mudharabah: 1. Pembagian keuntungan diantara dua pihak tentu saja harus secara proporsional dan tidak dapat memberikan keuntungan sekaligus atau yang pasti kepada rabb al-mal ( pemilik modal ). 2. Rabb al mal tidak bertanggung jawab atas kerugian-kerugian diluar modal yang telah diberikannya. 3. Mudharib (mitra kerja) tidak turut menanggung kerugian kecuali kerugian waktu dan tenaganya. Keistimewaan dari sebuah mudharabah adalah pada peran ganda dari mudharib, yakni sebagai wakil (agen) sekaligus mitra. Mudharib adalah wakil dari rabb al mal dalam setiap transaksi yang ia lakukan pada harta mudharabah. Mudharib kemudian menjadi mitra dari rabb al mal ketika ada keuntungan, karena mudharabah adalah sebuah kemitraan dalam keuntungan, dan seorang wakil tidak berhak mendapatkan keuntungan atas dasar kerja setelah munculnya keuntungan, tetapi ia menjadi seorang mitra dalam situasi ini disebabkan oleh perjanjian kemitraan. Harta mudharabah menjadi milik bersama antara mudharib dan rabb al mal, dan saham si mudharib sekarang berdasarkan pada sahamnya yang tidak dibagi dalam kepemilikan bersama. Semua pembagian keuntungan harus
33
dinyatakan sebagai rasio atau sebagai bagian dari keuntungan total. Keuntungan tidak dapat dinyatakan sebagai suatu persentase dari modal yang diinvestasikan.8 Tujuan akad mudharabah adalah supaya ada kerjasama kemitraan antara pemilik harta (modal) yang tidak ada pengalaman dalam perniagaan atau perusahaan atau tidak ada peluang untuk berusaha sendiri dalam lapangan perniagaan, perindustrian dan sebagainya dengan orang berpengalaman dibidang tersebut tapi tidak punya modal. Ini merupakan suatu langkah untuk menghindari menyia-nyiakan modal pemilik harta dan menyia-nyiakan keahlian tenaga ahli yang tidak mempunyai modal untuk memanfaatkan keahlian mereka. Dalam transaksi dengan prinsip mudharabah harus dipenuhi rukun mudharabah meliputi, yaitu 1. Shahibul maal atau rabulmal (pemilik dana atau nasabah). 2. Mudharib (pengelola dana atau pengusaha atau bank). 3. Amal (usaha atau pekerjaan ) dan. 4. Ijab qobul.9
3.2.2. Landasan-Landasan Syari’ah Secara
umum,
landasan
dasar
syari‟ah
al
mudharabah
lebih
memerintahkan anjuran untuk melakukan usaha. Seperti yang tampak pada ayatayat dan hadist berikut:
8 9
Mervyn K Lewis dan Latifa M Algaoud, Op.cit, hlm 66-68. Wiroso, Op.cit, hlm 34-35.
34
1. Al-Qur‟an
Artinya: “…..dan dari orang-orang yang berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah SWT ….(Al- Muzzammil: 20)10
Yang menjadi wujhud dilalah atau argumen dari surah al-Muzzammil: 20 adanya kata yudhribun yang sama dengan akar kata Mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebarkanlah kamu dimuka bumi dan carilah karunia Allah SWT ….”(Al-Jumu‟ah: 10)11
Artinya:
“tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu……(Al-Baqarah: 198)12
2. Al-Hadist
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang 10
Al-Qur‟an dan Terjemahan, Surat Al- Muzzammil, ayat 20. Ibid, Surat Al-Jumu‟ah ayat 10. 12 Ibid, Surat Al-Baqarah ayat 198. 11
35
bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Diberikan syarat-syarat tersebut kepada Rasulallah SAW. Dan Rasulallah pun membolehkannya. (HR Thabrani)
Artinya: Dari Shaleh bin Shuhaib r.a. bahwa Rasulallah SAW. Bersabda, “ Tiga hal orang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (HR Ibnu Majah no. 2280, kitab at- Tijarah).13 3.2.3. Syarat Mudharabah Menurut Sayyid Sabiq di ambil dari bukunya Muhammad Ridwan, mudharabah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Bahwa modal itu harus berbentuk uang tunai, jika ia berbentuk barang perhiasan, emas, perak atau barang perdagangan, maka ia tidak sah. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Munzir, semua orang yang ilmunya kami jaga atau hafal sepakat, bahwa seorang tidak boleh menjadikan sebagai hutang bagi orang lain untuk suatu mudharabah. Namun jika modal itu berupa barang yang diperdagangkan harus dihitung ke dalam nilai uang. 2. Bahwa ia diketahui dengan jelas. Maksudnya agar dapat dibedakan modal yang diperdagangkan dengan keuntungan yang diperoleh, untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan, pada waktu akad. Keuntungan yang menjadi hak pengelola usaha dengan investor harus jelas nisbahnya (prosentasenya). Nabi Muhammad pernah bermudharabah dengan penduduk Khaibar, dengan 13
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, Cet.Ke-1,2001,hlm 96.
36
mengambil separuh dari keuntungan. Ibnu Munzir berkata, semua ilmunya yang kami pelihara sepakat untuk membatalkan qiradh, apabila salah satu pihak atau keduanya, menjadikan beberapa dirham tertentu untuk dirinya. Motiv dari perlunya nisbah ini ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang bermudharabah, jika yang ditetapkan besaran nilai uang, bukan prosentase, karena bias jadi keuntungan menurun sedangkan biayanya tetap. 3. Menurut Maliki dan Syafi‟i, mudharabah itu mutlak. Artinya pemilik modal atau investor tidak membatasi kepada pengelola usaha, untuk menggunakan dalam usaha apa dan dimana, kapan dan dengan siapa harus bermuamalah. Namun Hambali dan Hanafi, membolehkan mudharabah baik dengan mutlaq maupun muqayyad, pengusaha tidak boleh
menyimpang dari persyaratan
yang telah ditetapkan. Jika pengusaha tetap menyimpang, maka ia harus menjamin dan menggantinya.14 Dalam kegiatan penghimpunan dana dengan bentuk tabungan atau deposito berdasarkan mudharabah berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut : 1. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah sebagai pemilik dana. 2. Dana disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal 3. Pembagian keuntungan dari pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah. 4. Pada
akad
tabungan
berdasarkan
mudharabah,
nasabah
wajib
menginvestasikan minimum dana tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh 14
Ridwan Muhammad, Konstruksi Bank Syari’ah Indonesia, Yogyakarta: Pustaka SM, 2007, hlm 42-43.
37
bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening. 5. Nasabah tidak diperbolehkan menarik dana diluar kesepakatan. 6. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan atau deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 7. Bank tidak boleh mengurangi bagian keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku.15
3.2.4. Aplikasi Mudharabah dalam Bank Syari’ah Al-
Mudharabah
dapat
dilakukan
dengan
memisahkan
atau
mencampurkan dana al- mudharabah: 1. Pemisahan total antara dana al- mudharabah dan harta-harta lainnya, termasuk harta mudharib. Teknik penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teknik ini adalah bahwa pendapatan dan biaya dapat dipisahkan dari masingmasing dana dapat dihitung dengan akurat. Selain itu, keuntungan atau kerugian dapat dihitung dan dialokasikan dengan akurat. Kelemahan teknik ini terutama menyangkut masalah moral hazard dan preferensi investasi si mudharib.
15
Awalil Rizky, BMT Fakta dan Prospek Baitul Maal Wat Tamwil, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2007, hlm 90-91.
38
2. Dana al-mudharabah dicampur dan disatukan dengan sumber lainnya. Sistem ini menghilangkan munculnya masalah etika dan moral hazard seperti diatas, namun dalam sistem ini pendapatan dan biaya al mudharabah tercampur dengan pendapatan dan biaya lainnya. Hal ini menimbulkan sedikit kesulitan akunting dalam memproses alokasi keuntungan atau kerugian antara pemegang saham dan pemegang rekening.16 Al-Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan dan pendanaan. Pada sisi penghimpunan dana, al-mudharabah diterapkan pada: a. Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebaginya; deposito biasa. b. Deposito spesial (special investment), dimana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja dan atau ujrah saja. Adapun pada sisi pembiayaan mudharabah diterapkan untuk: a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. b. Investasi khusus, disebut juga mudharabah muqayyadah, dimana sumber dana penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.17
16 17
Muhammad Syafi‟I Antonio, Op.cit, hlm 139. Ibid, hlm 97.
39
3.3. Penghimpunan Dana Deposito Mudharabah 3.3.1.Pengertian penghimpunan dana Kegiatan usaha yang utama bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana. Penyaluran dana dengan tujuan untuk memperoleh penerimaan akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun. Penghimpunan dana adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan bank untuk mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya akan disalurkan kepada pihak kreditur dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai intermediasi antara pihak deposan dengan pihak kreditur. Penghimpunan dana dari masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut. Keberhasilan suatu bank dalam memenuhi maksud itu dipengaruhi antara lain oleh hal-hal berikut ini: 1. Kepercayaan masyarakat pada bank yang bersangkutan Gambaran
sebuah bank secara umum dimata masyarakat sangat
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank tersebut. 2. Perkiraan tingkat pendapatan. Perkiraan tingkat pendapatan yang akan diperoleh oleh penyimpan dana relatif terhadap pendapatan dari alternatif investasi lain dengan tingkat risiko yang seimbang. 3. Risiko penyimpanan dana Apabila sebuah bank dapat memberikan tingkat kepastian yang tinggi atas dana masyarakat untuk dapat ditarik lagi sesuai waktu yang telah
40
dijanjikan, maka masyarakat semakin bersedia untuk menempatkan dananya di bank tersebut. 4. Pelayanan yang diberikan oleh bank kepada penyimpan dana Pelayanan yang baik akan membuat penyimpan dana merasa dihargai, diperhatikan dan dihormati sehingga merasa senang untuk terus bertransaksi keuangan dengan bank tersebut.18 Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Pada dasarnya dilihat dari sumbernya, dana bank syari‟ah terdiri atas : 1) Modal 2) Titipan 3) Investasi 1. Modal Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner).Pada akhir periode tahun buku, setelah dihitung keuntungan yang didapat pada tahun tersebut, pemilik modal akan memperoleh bagian dari hasil usaha yang biasa dikenal dengan deviden. Modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan menjadi pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari modal, hasilnya tentu saja bagi pemilik modal, tidak dibagikan kepada pemilik dana lainnya. 19 Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) maksudnya adalah dana yang diperoleh dari dana bank salah satu jenis dana 18
Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat,2006, hlm 95-96. 19 Muhammad Syafi‟i Antonio, Op.cit, hlm 146-147
41
yang bersumber dari bank itu sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham. Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari: a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para pemegang saham lama atau pemegang saham yang baru. Dana yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham waktu bank berdiri. b. Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal cadangan lainnya yang akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko dikemudian hari. c. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum dibagikan kepada para pemegang saham.20 2. Titipan Salah satu prinsip yang digunakan bank syari‟ah dalam memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Adapun akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah al-wadi’ah. Al-wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan prinsip wadiah adalah sebagai berikut:
20
Kasmir, Manajemen Perbankan,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2000,hlm 47.
42
a. Barang yang dititipkan b. Orang yang menitipkan/penitip c. Orang yang menerima titipan / penerima titipan, dan d. Ijab qobul. Secara umum terdapat dua jenis wadi’ah yad al-amanah dan wadi’ah yad adh-dhamanah. 1) Wadi’ah Yad al Amanah (Trustee Depository) Adalah akad titipan dimana penerima titipan (custodian) adalah penerima kepercayaan (trustee), artinya dia tidak diharuskan mengganti segala resiko kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan (karena akadnya adalah titipan murni), kecuali bila hal itu terjadi karena akibat kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan atau bila status titipan telah berubah menjadi al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah. 2) Wadi’ah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository) Adalah akad titipan dimana penerima titipan (custodian) adalah trustee yang sekaligus penjamin (guarantor) keamanan aset yang dititipkan. Penerima
titipan bertanggung jawab penuh atas segala
kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. Penerima titipan bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. Penerima titipan (custodian) memperoleh
izin
dari
pemilik
aset
titipan/barang/harta,
untuk
menggunakannya dalam perniagaan/perdagangan, selama aset tersebut
43
berada ditangannya, serta berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan aset tersebut. Aplikasi prinsip wadiah dimana dalam perbankan adalah untuk produk giro wadiah dan tabungan wadiah. a) Giro Wadiah Adalah produk pendanaan bank syari‟ah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro (current account ) untuk keamanan dan kemudahan pemakainya.21 Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang giro wadiah sebagai berikut: 1) Bersifat titipan 2) Titipan bisa diambil kapan saja (on call) 3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank.22 b) Tabungan Wadi’ah Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. Dalam prinsip syariah sebenarnya tabungan juga merupakan simpanan sementara untuk menentukan pilihan apakah untuk investasi atau untuk konsumsi yang dapat ditarik setiap saat. Tabungan yang dapat ditarik setiap saat tersebut mempergunakan prinsip wadiah.
21
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007,
22
Wiroso, Op.cit, hlm 24.
hlm 113.
44
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang tabungan wadiah sebagai berikut: a. Bersifat simpanan b. Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan. c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang bersifat sukarela dari pihak bank. 3. Investasi Prinsip lain yang digunakan adalah prinsip investasi. Akad yang sesuai dengan prinsip ini adalah mudharabah. Prinsip-prinsip mudharabah muthlaqah dapat diaplikasikan dalam kegiatan usaha perbankan untuk produk tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. a. Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan ini seperti dijelaskan dalam butir tabungan wadiah. b. Deposito Mudharabah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu
45
menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Adapun yang dimaksud dengan deposito syari‟ah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syari‟ah. Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syari‟ah akan membagi hasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening.23 3.3.2. Pengertian Dana Deposito Mudharabah Deposito mudharabah adalah simpanan berjangka yang ditujukan untuk berinvestasi bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah. Mudharabah mutlaqah merupakan simpanan dana masyarakat (pemilik dana atau shahibul maal) yang oleh BNI Syari‟ah (mudharib) dapat dioperasikan untuk mendapatkan keuntungan . Hasil keuntungan tersebut akan dilakukan bagi hasil antara pihak penabung dan pihak bank sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal akad dan tidak dapat ditarik sewaktu-waktu atau merupakan deposito yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan serta mendapatkan bagi hasil. Keunggulan investasi deposito ini adalah: 1. Dapat diperpanjang secara otomatis, bila diinginkan. 2. Memperoleh bagi hasil yang sangat menarik setiap bulan yang dihitung secara harian. 3. Deposito mudharabah yang diblokir tidak dapat dicairkan, namun tetap mendapatkan keuntungan bagi hasil. 23
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, hlm 303-304.
46
4. Investasi disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif yang halal. 5. Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan. 6. Aman karena tidak dapat dicairkan orang lain tanpa surat kuasa. 24 Sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syari‟ah Nasional MUI yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.25 Dalam hal ini, bank syari‟ah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul maal. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank syari‟ah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari‟ah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga. Dengan demikian, bank syari‟ah dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai seorang wali amanah (trustee), yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan tanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalainya. Selain itu bank syari‟ah juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan syari‟ah. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pemilik dana, terdapat 2 (dua) bentuk mudharabah, yakni: 1. Mudharabah mutlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA) Dalam deposito mudharabah mutlaqah (URIA), pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada bank syari‟ah dalam 24 25
Data diperoleh dari BNI Syari‟ah. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Nomor 03/ DSN-MUI/IV/2000.
47
mengelola investasinya, baik yang berkaitan tempat, cara maupun obyek investasinya. Dengan kata lain, bank syari‟ah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. Dalam menghitung bagi hasil deposito URIA, basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk tanggal pembukuan tanggal pembukaan deposito mudharabah mutlaqah (URIA) dan tanggal jatuh tempo. Sedangkan jumlah hari dalam sebulan yang menjadi angka penyebut atau angka pembagi adalah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari) Rumus perhitungan bagi hasil deposito mudharabah mutlaqah (URIA) adalah sebagai berikut:26 Hari bagi hasil × nominal mudharabah × tingkat bagi hasil Hari kalender yang bersangkutan 2. Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA) Dalam deposito mudharabah muqayyadah (RIA), pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada pihak bank syari‟ah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, bank syari‟ah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sector bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan.
26
Adiwarman Karim, Op.cit, hlm 303-304.
48
Dalam hal ini, bank syari‟ah melakukan pembayaran bagi hasil sesuai dengan metode penggunaan dana RIA, yakni: a. Cluster Pool Of Fund Pembayaran bagi hasil deposito mudharabah muqayyadah (RIA) dilakukan secara bulanan, triwulanan, semesteran atau periodisasi lain yang disepakati. Rumus perhitungan bagi hasil cluster project Hari bagi hasil × nominal mudharabah × tingkat bagi hasil Hari kalender yang bersangkutan
b. Specific Project Pembayaran bagi hasil disesuaikan dengan arus kas proyek yang dibiayai. Dalam hal nominal proyek yang dibiayai oleh lebih dari satu nasabah atau bank dan nasabah, maka bagi hasil dihitung secara profesional Rumus perhitungan bagi hasilnya adalah:27 Hari bagi hasil × Hari bagi hasil Terakhir sampai berikutnya
nominal deposito × return proyek Nominal proyek yang dibiayai
3.3.3. Bentuk-Bentuk Promosi Dana Deposito Mudharabah Marketing mix (bauran pemasaran) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain. 27
Ibid, hlm 307-309.
49
Elemen-elemen yang ada dalam marketing mix adalah product (produk), price (harga), place (lokasi) dan promotion (promosi).Oleh karena itu setiap elemen membutuhkan strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi pada elemen lainnya seperti: a. Strategi Produk b. Strategi Harga c. Strategi Lokasi dan Lay Out d. Dan Strategi Promosi Promosi merupakan kegiatan terakhir marketing mix yang terakhir. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru. Bentuk-bentuk promosi yang digunakan BNI Syari‟ah untuk menarik nasabah antara lain: 1) Periklanan (Advertising) 2) Promosi Penjualan (Sales Promotion) 3) Publisitas (Publicity) 4) Penjualan Pribadi (Personal Selling) 1. Periklanan (Advertising) Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan,
28
menarik,
Kasmir, Op.cit, hlm 213-214.
dan
mempengaruhi
calon
nasabahnya.28
50
Penggunaan promosi dengan iklan di BNI Syariah dapat dilakukan dengan berbagai media seperti lewat: a) Pemasangan Billboard atau reklame dijalan-jalan strategis. b) Pencetakan brosur baik disebarkan disetiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan. c) Pemasangan Spanduk dilokasi tertentu yang strategis. d) Pemasangan melalui koran, majalah, radio, internet dan lain-lain.29 Tujuan penggunaan iklan sebagai media promosi yaitu: 1) Untuk pemberitahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan jasa bank yang dimiliki oleh suatu bank. 2) Untuk mengingatkan kembali kepada nasabah tentang keberadaan atau keunggulan jasa bank yang ditawarkan. 3) Untuk menarik perhatian dan minat para nasabah baru dengan harapan akan memperoleh daya tarik dari para calon nasabah. 4) Mempengaruhi nasabah saingan agar berpindah ke bank kita. 2. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah.30 Bagi BNI Syari‟ah promosi penjualan dapat dilakukan melalui: a) Pemberian bagi hasil kompetitif. b) Pemberian bonus kepada setiap nasabah yang memiliki saldo tertentu.
29
Wawancara dengan Bapak Purwadi, Penyelia Pemasaran Dana BNI Syari‟ah Cabang Semarang, pada tanggal 23 Februari 2012. 30 Kasmir, Op.cit, hlm 214.
51
c) Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal. 3. Publisitas (Publicity) Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, bakti sosial dan lain-lain. 4. Penjualan Pribadi (Personal Selling) Dalam dunia perbankan penjualan pribadi secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai BNI Syari‟ah, mulai dari cleaning service, satpam sampai pejabat bank. Secara khusus Personal Selling dilakukan oleh petugas Customer Service atau Service Asistensi. 31
3.3.4. Faktor yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah Setiap bank perlu memprediksi volume dan komposisi sumber-sumber dana yang akan dapat dihimpun di masa yang akan datang, misalnya bulan depan, triwulan depan, atau tahun depan. Prediksi ini tentu saja tidak akan pernah tepat karena begitu banyaknya faktor yang mempengaruhi.32 Faktor-faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana melalui deposito mudharabah di BNI Syari‟ah Cabang Semarang adalah sebagai berikut: a. Faktor Harga Karena BNI Syari‟ah menggunakan prinsip bagi hasil, dalam menawarkan produk penghimpunan dananya harus lebih menarik dan lebih tinggi nilai bagi hasilnya jika dibandingkan dengan produk Bank lainnya. 31
Wawancara, Op.cit. BNI Syari‟ah. Sawaldjo Puspopranoto, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Konsep. Teori. dan Realita, Jakarta: Pustaka LPES Indonesia, 2004, hlm 151. 32
52
b. Faktor Bukan Harga Yaitu nasabah akan lebih cenderung memilih tingkat kualitas, persyaratan dan kemudahan dari jasa. c. Kondisi Perekonomian Faktor ini sangat mempengaruhi pertumbuhan penghasilan atau bekerja, besarnya dan pertumbuhan dari investasi dari masyarakat disekitar lokasi kerja BNI Syari‟ah khususnya. d. Faktor Demografis Faktor ini, antara lain pendistribusian umur dan tingkat pendidikan dari masyarakat di wilayah operasi.
3.4. Analisa Penghitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah di BNI Syari’ah Cabang Semarang 3.4.1. Perhitungan Bagi Hasil dalam Deposito Mudharabah a. Perhitungan Bagi Hasil dalam Deposito Mudharabah Cara menghitung bagi hasil dana pihak ketiga pada jenis produk funding dengan akad mudharabah di BNI Syari‟ah 1) Rata-rata saldo harian (sumber: neraca) (A)=(a1+a2+…+an/n) a1,a2,…an : saldo tanggal 1 s/d n bulan berjalan. 2) Bobot rekening besarnya menyatakan perilaku deposan setempat dan persyaratan pendapatan dana untuk suatu produk.
53
3) Saldo rata-rata terbilang Merupakan perkalian antara rata-rata sebuah saldo harian dan bobot C=A X B 4) Distribusi pendapatan Pendapatan yang akan didistribusikan merupakan pendapatan yang berasal dari dana pihak ketiga atau pendapatan dari hasil penyaluran pembiayaan. (D) = Rata-rata sebulan dana pihak ketiga atau rata-rata sebulan pembiayaan) X pendapatan bagi hasil dari deposan (R/L) D1,D2,D3,….D7/C X D 5) Prosentase dari pendapatan yang akan dibagikan kepada deposan 6) Prosentase dari pendapatan yang diperoleh BNI Syari‟ah 7) Nominal pendapatan yang akan diterima oleh deposan G= DXF 8) Nominal pendapatan yang merupakan bagian BNI Syari‟ah H= DXG Contoh Perhitungan Bagi Hasil Deposito Mudharabah Sebuah bank syari'ah di semarang dengan kinerja sebagai berikut : Total penghimpunan dana dari masyarakat sebagai berikut : Tabungan Rp 40.000.000 Giro Rp25.000.000 Deposito 12 bulan Rp20.000.000 Deposito 6 bulan Rp15.000.000 Deposito 3 bulan Rp10.000.000 Deposito 1 bulan Rp 5.000.000 Total Rp115.000.000 Total pembiayaan yang diberikan sebagai berikut: Piutang murabahah Pembiayaan musyarakah murabahah Total
Rp50.000.000 Rp30.000.000 Rp80.000.000
54
Pendapatan selama bulan januari 2012 sebagai berikut: Mark up Rp1.000.000 bagi hasil Rp 500.000 Administrasi dan jasa-jasa Rp 800.000 Total Rp2.300.000 Bank tersebut mempunyai produk dana sebagai berikut: Nisbah bagi hasil tabungan mudharabah 25% nasabah 75% bank Nisbah bagi hasil deposito mudharabah 12 bulan adalah 70% nasabah 30% bank Nisbah bagi hasil deposito mudharabah 6 bulan adalah 68% nasabah 32% bank Nisbah bagi hasil deposito mudharabah 3 bulan adalah 66% nasabah 34% bank Nisbah bagi hasil deposito mudharabah 1 bulan adalah 64% nasabah 36% bank Apabila Bpk Antok menginvestasikan uangnya dalam bentuk deposito di bank tersebut sebesar Rp 10.000.000 dengan jangka waktu 12 bulan, berapa bagi hasil bersih deposito Bpk Antok pada bulan januari, setelah di kurangi PPH Final sebesar 20%? jawab: Total pendapatan Bank dari pembiayaan - Mark up =Rp 1.000.000 - Bagi hasil =Rp 500.000 Total Rp 1.500.000 Produk Jumlah Proporsi Tabungan Rp 40.000.000 34,78% Giro Rp25.000.000 21,74% Deposito 12bulan Rp20.000.000 17,39% Deposito 6 bulan Rp15.000.000 13,04% Deposito 3 bulan Rp10.000.000 8,70% Deposito 1 bulan Rp 5.000.000 4,35% Total Rp115.000.000 100,00% Proporsi pendapatan bank untuk deposito 12 bulan: 17,39 % X Rp 1.500.000 = Rp 260.850 Deposito Bpk Antok Rp 10.000.000 Deposito Bpk Antok Rp 10.000.000 Dana deposito 12 bulan Rp 20.000.000 Proporsi deposito Bpk Antok terhadap dana deposito 12 bulan = Rp 10.000.000 : Rp 20.000.000 = 50% Sehingga proporsi bagi hasil yang di distribusikan kepada deposito Rp 10.000.000 bulan januari sebesar = 50% X Rp 260.850 = Rp 130.425 Nisbah bagi hasil deposito 12 bulan : 70% nasabah 30% bank Sehingga perolehan bagi hasil Pak Antok sebelum PPH sebesar = Rp 91.298 (dari 70% X Rp 130.425) Pajak PPH Final 20% = Rp 18.260 Bagi hasil bersih Rp 73.038
55
Jadi bagi hasil yang diperoleh Pak Antok sebesar Rp 73.000,-per bulan. Yang membedakan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh deposan antara bank bagi hasil dengan bank konvensional yaitu: a) Pada bank bagi hasil 1) Pendapatan bank 2) Nisbah bagi hasil antara nasabah dengan bank 3) Nominal deposito nasabah 4) Rata-rata deposito untuk jangka waktu yang sama pada bank 5) Jangka waktu deposito b) Pada bank konvensional 1) Tingkat bunga yang berlaku 2) Nominal deposito nasabah 3) Jangka waktu deposito33
3.4.2. Nisbah Bagi Hasil Karena BNI Syari‟ah menggunakan prinsip profit sharing dalam produk deposito mudharabah maka yang dihitung dalam menentukan nisbah adalah dari keuntungan yang didapatkan dari hasil usahanya. Nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase antara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nilai nominal Rp tertentu. Jadi nisbah keuntungan itu misalnya adalah 50:50, 70:30, atau 60:40, atau bahkan 99:1. Jadi nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan porsi setoran modal, tentu dapat saja
33
Muhammad, Op.cit, hlm 58.
56
bila disepakati ditentukan nisbah keuntungan sebesar porsi setoran modal. Nisbah keuntungan tidak boleh dinyatakan dalam bentuk nominal Rp tertentu, misalnya, shahib al-maal mendapat Rp 50 ribu, mudharib mendapat 50 ribu.34 Dalam pelaksanaannya BNI Syari‟ah telah memasang movie board, movie board merupakan media untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan persentase nisbah bagi hasil deposito mudharabah setiap bulan. Dengan adanya movie board maka petugas BNI Syari‟ah akan dengan mudah memberikan penjelasan tentang deposito mudharabah yang ada di BNI Syari‟ah dan para nasabah juga dapat dengan mudah memahaminya. Persentase Nisbah Bagi Hasil BNI Syari’ah bulan Januari 201235
34 35
Tabungan iB Hasanah Prima iB Hasanah Bisnis iB hasanah THI iB Hasanah Tapenas iB Hasanah
Nasabah 25% 35% 40% 15% 50%
Bank 75% 65% 60% 85% 50%
Equivalen 2,11% 2,95% 3,37% 1,26% 4,21%
Deposito iB Hasanah 1 bulan 3 bulan 6 bulan 12 bulan Giro iB Hasanah
Nasabah 64% 66% 68% 70% Bonus
Bank 36% 34% 32% 30%
Equivalen 6,36% 5,57% 5,73% 5,90%
Valuta asing USD SAR
KursValas Beli/Bug 8950 2307
Adiwarman, Op.cit, hlm 207. Laporan movie board di BNI Syari‟ah.
Jual 9100 2507
57
3.4.3.Analisis Dengan adanya persentase bagi hasil diatas tidak ada satu belah pihak yang dirugikan, karena dalam pendistribusian bagi hasil tersebut dipengaruhi oleh BNI Syari‟ah, lama pengendapan dan nisbah bagi hasil yang telah disepakati diawal pembukuan rekening atau menjadi nasabah BNI Syari‟ah. Dalam syari‟ah sebenarnya motif dari perlunya nisbah ialah untuk menghindari kerugian tertentu dari pihak yang berinvestasi, jika yang ditetapkan besaran nilai uang, bukan prosentase, karena bisa jadi keuntungan menurun sedangkan biayanya tetap. Yang membedakan antara system bagi hasil dan system bunga dalam menentukan besar kecilnya pendapatan yang di terima oleh deposan yaitu: 1. Pendapatan bank Pendapatan bank sangat mempengaruhi besar kecilnya bagi hasil, karena jika pendapatan yang dihasilkan besar maka bagi hasil pun juga besar, dan sebaliknya jika pendapatan kecil maka bagi hasilnya kecil. Berbeda dengan system bunga, pendapatan bank tidak berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima oleh bank. 2. Porsi pendapatan Dalam system bagi hasil porsi bagi hasil ditetapkan dalam bentuk nisbah, yang mana nisbah ini selalu berubah sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sedangkan system bunga, pendapatan yang diperoleh deposan selalu tetap sesuai dengan tingkat bunga yang berlaku.
58
3. Nominal deposito nasabah Dilihat nominal deposito nasabahnya sebenarnya baik pada system bagi hasil maupun system bunga mempengaruhi, namun dalam menentukan pendapatan yang diterima deposan caranya jauh berbeda. Dimana dalam system bagi hasil nilai nominal nasabah tidak langsung dikalikan nisbah bagi hasil, tetapi nominal tersebut masih dirata-ratakan dulu dengan semua nominal deposan yang lain, dan dari hasil rata-rata saldo tersebut didistribusikan mendapat keuntungan berapa, barulah nominal diperhitungkan. Sedangkan system bunga yaitu jumlah nominal tersebut dikalikan dengan jumlah hari dalam bulan dan dikalikan prosentase tingkat suku bunga yang berlaku kemudian dibagi jumlah hari dalam bulan dan dikalikan prosentase tingkat suku bunga yang berlaku kemudian dibagi jumlah hari dalam setahun. 4. Rata-rata deposito Yang membedakan dari sistem bagi hasil dengan bunga yaitu rata-rata deposito, dalam system bagi hasil rata-rata deposito sangatlah mempengaruhi pendapatan yang diperoleh deposan. Karena rata-rata deposito tersebut bank dapat mengalokasikan dananya sehingga besar kecilnya pendapatan dari semua dana deposan sangat mempengaruhi keuntungan yang di peroleh bank. Sedangkan system bunga rata-rata deposito tidak mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diperoleh deposan. 5. Jangka waktu deposito Jangka waktu deposito sangat mempengaruhi pendapatan yang akan diperoleh deposan, baik di bank dengan menggunakan sistem bagi hasil
59
maupun bank dengan menggunakan system bunga. Tapi yang membedakan dari kedua system ini adalah perhitungan. Yaitu dalam system bagi hasil
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan mengenai “
STRATEGI
PENGHIMPUNAN
DANA
MELALUI
DEPOSITO
MUDHARABAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG ‘’, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penghimpunan dana adalah suatu kegiatan usaha yang dilakukan bank untuk mencari dana kepada pihak deposan yang nantinya akan disalurkan kepada pihak kreditur dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai intermediasi antara pihak deposan dengan pihak kreditur. 2. Promotional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik variable-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. 3. Mudharabah adalah penanaman dari pemilik dana (shahibul maal) kepada pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung dan rugi (profit and loss sharing) atau metode pendapatan (revenue sharing) antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati. 4. Investasi dana pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
60
61
5. Deposito Mudharabah adalah produk penghimpunan dana yang ada di BNI Syari’ah dan merupakan simpanan yang menggunakan prinsip mudharabah yaitu antara pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, keuntungan tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati di awal akad dan tidak dapat ditarik sewaktuwaktu atau merupakan deposito yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan serta mendapatkan bagi hasil. 6. Bagi hasil adalah perhitungan pembagian pendapatan yang diperoleh oleh BNI Syari’ah setiap bulan berjalan berdasarkan nisbah yang telah disepakati antara penyimpan dana BNI Syari’ah. 7. Dalam menghitung bagi hasil yang digunakan dalam investasi berjangka mudharabah di BNI Syari’ah adalah dengan menggunakan metode bagi untung (profit sharing), yaitu bagi hasil dihitung dari jumlah keuntungan yang didapatkan BNI Syari’ah kemudian akan dihitung sesuai porsi nisbah masingmasing. Yang membedakan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh deposan antara bank bagi hasil dengan bank konvensional yaitu: a. Pada bank bagi hasil 1) Pendapatan bank 2) Nisbah bagi hasil antara nasabah dengan bank 3) Nominal deposito nasabah 4) Rata-rata deposito untuk jangka waktu yang sama pada bank 5) Jangka waktu deposito
62
b. Pada bank konvensional 1) Tingkat bunga yang berlaku 2) Nominal deposito nasabah 3) Jangka waktu deposito 8. Bagi hasil deposito mudharabah dapat diambil setiap bulan. 9. Dalam pelayanannya BNI Syari’ah telah memasang movie board, movie board merupakan media untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan investasi deposito mudharabah beserta hasil investasinya setiap bulan.
4.2 Saran 1. Karena masih banyak masyarakat yang masih awam mengenai produk deposito mudharabah, maka sebaiknya BNI Syari’ah harus lebih giat dalam menerangkan atau menjelaskan produk deposito mudharabah yang ada di BNI Syari’ah. 2. Dalam pengelolaan dana investasi deposito mudharabah harus benar-benar memperhitungkan layak atau tidaknya, halal atau tidaknya dalam penyaluran dana agar sesuai dengan sasaran syari’ah. 3. Sebelum nasabah melakukan investasi deposito mudharabah sebaiknya akadakad yang ada sebaiknya dibacakan dan dijelaskan sampai nasabah benarbenar mengetahui maksud akad tersebut.
63
4.3 Penutup Demikian Tugas Akhir ini yang dapat penulis sampaikan penulis sadar dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan penulis dimasa yang akan dating. Dan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Amin ya rabbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press, Cet.Ke-1,2001. Ascarya, Akad dan Produk Bank Syari’ah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Budisantoso, Totok dan Triandaru, Sigit, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat,2006. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Nomor 03/ DSN-MUI/IV/2000. Grant, Robert M, diterjemahkan oleh Thomas Secokusomo, Analisis Strategi Kontemporer: Konsep. Teknik. Aplikasi, Jakarta : Erlangga,1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Karim, Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan , Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006. Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2000. Lewis , Mervvyn dan Algaoud, Latifa, Perbankan Syari’ah Prinsip Praktik dan Prospek, Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001. Muhammad, Ridwan, Konstruksi Bank Syari’ah Indonesia, Yogyakarta: Pustaka SM, 2007. Puspopranoto, Sawaldjo, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Konsep. Teori.dan Realita, Jakarta: Pustaka LPES Indonesia, 2004. Reksohadiprojo, Sukanto, Manajemen Strategi, Yogyakarta : BPFE, 2003. Rizky, Awalil, BMT Fakta dan Prospek Baitul Maal Wat Tamwil, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2007. Sudarsono,Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonosia, 2003. Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002. Wawancara dengan Bapak Purwadi, Penyelia Pemasaran Dana BNI Syari’ah Cabang Semarang. Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, Jakarta: PT Grasindo, 2005.
Data diperoleh dari BNI Syari’ah. Laporan movie board di BNI Syari’ah. Profil BNI Syari’ah.
Curiculum Vitae
Yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Anis Nur Khasanah
TTL
: Rembang, 12 Maret 1991
Alamat asal
: Desa Gedongmulyo Rt. 01 Rw. 01 Kec. Lasem Kab.
Rembang Alamat sekarang
: Jl. Honggowongso No.16 A Rt. 03 Rw. 09 Purwoyoso-
Ngaliyan Pekerjaan
: Mahasiswa di IAIN Walisongo Semarang
No. HP
: 085640726634
Daftar riwayat hidup: 1) Pendidikan formal SDN 2 Gedongmulyo Lasem
Lulusan tahun 2003
SMP N 3 Lasem
Lulusan tahun 2006
MAN Lasem
Lulusan tahun 2009
2) Pendidikan non formal -
Demikian Curiculum Vitae yang dapat saya buat, dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan saya pertanggung jawabkan.
Semarang, 29 Mei 2012 Hormat saya
Anis Nur Khasanah