189
DAFTAR PUSTAKA Agustedi. 2001. Rancang bangun model perencanaan dan pembinaan agroindustri hasil laut orientasi ekspor dengan pendekatan wilayah.[disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Albaladejo M. 2001. Policies to foster the competitiveness of SME cluster: Evidence from Latin America. Working Paper. No.71. Queen Elizabeth House. P.17. Arkadie BV. 1990. The role of institutions in development. World Bank annual converence on development ecconomics. Washington DC. Asdar M. 2004. Strategi pengembangan bisnis kakao dalam rangka peningkatan produksi dan penjualan ekspor di Sulawesi Selatan: Analisis Integratif antara petani, pedagang pengumpul dan eksportir. [disertasi]. Makassar. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Austin JE. 1992. Agroindustrial project analysis; critical design factors. EDI series in economic development. Baltimore and London: The Johns Hopkins University Press. Badan Standardisasi Nional Indonesia. 2002. Biji kakao rancangan Standar Nasional Indonesia. Jakarta: SNI 01-2323-2002. Baka LR. 2001. Rekayasa sistem pengembangan agroindustri perkebunan rakyat dengan pendekatan wilayah. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bantacut T, Sutrisno, Rawi DFA. 2001. Pengembangan ekonomi berbasis usaha kecil dan menengah. Kemitraan dalam pembangunan ekonomi lokal. Jakarta: Yayasan mitra pembangunan desa-kota dan business innovation center of Indonesia. Brocklesby J, Cummings. 1995. Combining hard, soft and critical methodologies in system research. Journal system research. Vol.12 (13): 239-246. Brown. 1994. Agroindustrial investment and operation. Washington: EDI Development Studies. World Bank Pub. Cocoa Cooperative Development Center. 2002. General overview of Cocoa Cooperative Development Center. Makassar: Universitas Hasanuddin.
190
Choo CW. 1998. The knowing organization: How organizations use information to contruct meaning, create knowledge and make decisions. New York: Oxpord University Press. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. 1997. Jakarta: Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor: 44 Tahun 1997 tentang kemitraan. Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. 2002. Jakarta: Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah. Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. 2002 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi. Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah: Pengusaha Kecil dan Menengah. 1999. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi. Devaragan S, Lewis JD, Robinson S. 1990. Policy lessons from trade-focussed. two sektor models. Jurnal of Policy Modeling. Vol.12 (4): 625-657. Didu MS. 2001. Rancang bangun sistem penunjang keputusan pengembangan agroindustri kelapa sawit untuk perekonomian daerah. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan. 2004. Makassar: Statitistik perdagangan dan perkembangan ekspor komodits Sulawesi Selatan Tahun 2003.
Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan. 2003. Makassar: Statistik Perkebunan Propinsi Sulawesi Selatan . Direktorat Jenderal Perkebunan. Departemen Pertanian RI. 1996. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta: Kakao 1995-1997. Direktorat Jenderal Perkebunan. Departemen Pertanian RI. 2000. Jakarta: Statistik Perkebunan Indonesia. Direktorat Jenderal Perkebunan. Departemen Pertanian RI. 2002. Jakarta: Statistik Perkebunan Indonesia. Direktur Bina Produktivitas Tenaga Kerja. 1997. Pengukuran produkstivitas dengan metode nilai tambah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan dan Produktivitas Tenaga Kerja.
191
Dorothea WA. 1999. Manajemen kualitas. Universitas Atmajaya. Yogyakarta: Andy Offset. Doz YL and Hamel G. 1998. Alliance advantage: The art of creating value through parnering. Boston, Massachusetts: Harvard Business school press. Elisabeth T. 1996. Corps. draft cocoa processing plant for Macassar. by R&D team. Mars factory. Eriyatno. 1999. Ilmu sistem: Meningkatkan mutu dan efektivitas manajemen. Jilid satu. Bogor: IPB Press. Fahrial J. 2003. Teknik konfigurasi LAN (local area networking). Ilmu Komputer. IPB Bogor. Fulkuer D. and Bowman C. 1997. The essence of competitive strategy. Prentice Hall International (UK) Ltd. Gibson JL, Ivancevich JM, Donnelly JH. 1996. Organisasi: pelaku, struktur dan proses. Jakarta: Terjemahan. Erlangga. Gittinger JP. 1986. Analisis ekonomi proyek-proyek pertanian. Terjemahan. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Gray Ann. 2000. The world cocoa market outlook. LMC International Ltd. Down oaded. From ACRI Web-Site. Hasbi. 2001. Rekayasa sistem kemitraan usaha Pola Mini agroindustri kelapa sawit. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Herjanto E. 1997. Manajemen produksi dan operasi. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia. Hermawan A. 1996. Kelayakan finansial. Makalah disampaikan pada pelatihan dan Lokakarya: Analisa kelayakan usaha. Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bina Masyarakat Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan. Bogor. 1-7 Oktober 1996. Hitt MA., Irelan RD., dan Hoskisson RE. 1999. Manajemen strategis menyongsong era persaingan dan globalisasi. Alih bahasa: Armand Hediyanto, Tulus Sihombing dan Yati Sumiharti. Jakarta: Penerbit Erlangga. Husain, Marimin. 2002. Sistem pakar: Evaluasi kinerja pola kemitraan agroindustri hulu dan hilir. Bogor: Jurnal Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor. Volume 12 (2). Nopember 2002: 37-47.
192
Huseini M. 1999. Mencermati misteri globalisasi: Menata ulang strategi pemasaran internasional Indonesia melalui pendekatan resource based. Pidato pengukuhan jabatan Guru Besar tetap dalam bidang marketing internasional. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Depok Jakarta: 25 September 1999. Hutabarat J. 1996. Integrasi virtual: Strategi mitra masa kini. Jakarta: Usahawan No. 09. Universitas Indonesia. h.12-14. Ibrahim M, Nasaruddin. 2002. Cocoa pod borer in South Sulawesi: The status, control, measure and it’s constraint. Paper presented at the 3rd International Cocoa Conference and Cocoa Dinner. Makassar. October 24-25. 2002. International Cocoa Organization. 1998-1999. London: Quarterly Buletin of Cocoa Statistics. Iswadi RM. 1996. Analisis ekonomi dan kelembagaan perkebunan kakao rakyat serta peranannya terhadap pembangunan wilayah di Sulawesi Tenggara. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Jerry W, Gilley, Maycunich ANN. 1998. Beyond the learning organization. Perseus books. Cambridge. Massachusetts. Johar A, Fauzi A. 1999. Aplikasi excel dalam aspek finansial studi kelayakan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia. Joseph S. 2005. Pengembangan jejaring produktivitas. DPN APINDO. Makalah disampaikan pada diskusi panel Diklat peningkatan kemampuan pejabat produktivitas Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Jakarta 12 oktober 2005. Kadariah, Karlina L, Gray C. 1999. Pengantar evaluasi proyek. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Kadarsan HW. 1995. Keuangan pertanian dan pembiayaan perusahaan agribisnis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Karim A. 2003. Bank Islam Analisis fiqih dan keuangan. Jakarta: International Institut of Islamic thought Indonesia. Kartasasmita G. 1996. Membangun pertanian abad-21: Menuju pertanian yang berkebudayaan industri. Jakarta: Badan perencanaan pembangunan nasional. Kartasasmita G. 1996. Pembangunan untuk rakyat. memadukan pertumbuhan dan pemerataan. Jakarta: CIDES.
193
Keegan WJ. 1996. Manajemen pemasaran global. Jakarta: Andy Offset. Kiyosaki RT. 2003. The Business School for people who like helping people. Delapan nilai tersembunyi dari bisnis pemasaran jejaring selain memperoleh uang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kolarik WJ. 1995. Creating quality: Concepts, systems, strategies and tools international editions. New York: MCGraw-Hill. Inc. Kolter P. 1995. Manajemen pemasaran: analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian. Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat Prentice-Hall. Kustanto H. 1999. Sistem pengembangan agroindustri komoditas unggulan pada kawasan andalan: studi kasus di kabupaten Ciamis Jawa Barat [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Leonidas CL, Constantine SK, Jhon H. 2002. Executive insights, building succesful export business relationships, A behavioral perspective. Journal of International Marketing. Vol. 10 number 3-2002: 96-115. Ma’arif MS, Tanjung H. 2003. Manajemen operasi. Jakarta: Penerbit PT Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia. Manwan I, Nasaruddin. 2002. Cocoa pod borer in South Sulawesi: The status, control, measure and it’s constraint. Paper presented at the 3rd International Cocoa Conference and Cocoa Dinner. Makassar: October 24-25, 2002. Manetsch TJ, Park GL. 1976. dalam Eriyatno (1999). Meningkatkan mutu dan efektivitas manajemen. Jilid satu. Bogor: IPB Press. Marimin. 2002. Teori dan aplikasi sistem pakar dalam teknologi manajerial. Bogor: IPB-Press. Marimin. 2004. Teknik dan aplikasi pengambilan keputusan. Keriteria majemuk. Jakarta: Penerbit PT Grasindo. Miller TC. 1990. Agricultural price policies and political interest group competition, Jurnal of policy modeling. 13(4):p.489-513. Millet I, Mauhinney CH. 1992. Application executive information systems. A Critical perspective. Information & Management. Journal 23. North-Holland. 83-92. Mubyarto. 2003. Teori investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam Ekonomi Pancasila. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Jakarta: volume 18 (3): 218224.
194
Muchdie. 2000. Kompetensi inti sektor unggulan kapet Manado-Bitung. Pengembangan wilayah pedesaan dan kawasan tertentu: Sebuah kajian eksploratif. Jakarta: Direktorat Kebijaksanaan Teknologi untuk pengembangan wilayah. BPPT. H.205-226. Muharminto. 1996. Upaya pengembangan pasar produk agroindustri perkebunan (kakao). Laporan penelitian APBN 1995-1996. Pusat pengkajian dan pengembangan agribisnis. Bogor: Badan penelitian dan pengembangan pertanian. Mulato S, Widyotomo S, Misnawi, dan Suharyanto E. 2005. Pengolahan produk primer dan sekunder kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.
Nasution M. 2002. Pengembangan kelembagaan koperasi pedesaan untuk agroindustri. Bogor: IPB-Press. Nonaka I, Takeuchi H. 1995. The knowledge creating company: How Japanese Companies Create the dynamics of innovation. New York: Oxford University Press. Pakpahan A. 1989. Kerangka analitik untuk penelitian rekayasa sosial: Perspektif ekonomi Institusi. Prosiding Patanas. Evaluasi kelembagaan pedesaan di tengah perkembangan teknologi pertanian. Bogor: Pusat Penelitian Agro Ekonomi. 12 hal. Pemerintah Derah Tingkat 1 Sulawesi Selatan. 1990. Trikonsepsi sebagai strategi dasar pembangunan daerah Sulawesi Selatan. Makassar. Porter ME. 1994. Keunggulan bersaing: Menciptakan dan mempertahankan kinerja unggul. Jakarta: Binarupa Aksara. Porter ME. 1995. Strategi bersaing: Teknik menganalisa industri dan pesaing. Jakarta: Penerbit Erlangga. Porter ME. 1995. From competitive advantage to corporate strategy dalam Mintzberg H, Quin JB, Voyer J. The strategy process. Colligiate edition. Prentice-Hall. New Jersey: 342-351. Pritsker AAB, O’Rilly JJ. 1999. Simulation with visual SLAM and AweSim. India: John Wiley & Son. Purwanggono B, Raliby O. 2001. Jaringan usaha (business network) dengan prinsip kesetaraan di antara UKM. Proseding. Jakarta: Seminar nasional teknik industri “Peran profesi dan pendidikan teknik industri dalam mewujudkan kemandirian usaha kecil dan menengah. 68-72.
195
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 1999. Pusat Data dan Informasi. Analisa data ekspor impor menurut Direktorat Jenderal Industri. Jakarta. Robbins SP. 1996. Organizational behavior: concepts, controversies, applications. Edisi ketujuh. New Jersey: Prentice-Hall International. Rusjdi M. 2004. PPh, Pajak penghasilan. Jakarta. PT. Indeks. Rustiani F, Sjaifuddin H, Gunawan R. 1997. Mengenal usaha pertanian kontrak (contract farming). Bandung: Yayasan Akatiga. Saaty TL. 1993. Pengambilan keputusan bagi para pemimpin. Proses hierarki analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi kompleks. Terjemahan. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Saxena JJP. 1992. Hierarch and clasification of program plan element using Interpretative Structural Modelling. System Practice. Vol. 5(6): 651-670. Schmitz H. and Navi K. 1999. Clustering and industrialization: Introduction Elseiver Science. Ltd. P. 1503-1514. Simatupang P. 1995. Industrialisasi pertanian sebagai strategi agribisnis dan pembangunan pertanian dalam era globalisasi: Orasi pengukuhan ahli peneliti utama. Bogor: PSE. Simatupang P. 1997. Akselerasi pembangunan pertanian dan pedesaan melalui strategi keterkaitan berspektrum luas. Bogor: PSE. Simatupang TM. 1994. Pemodelan sistem, Bandung: studi manajemen jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. Singh MG. 1990. System & control encyclopedia. Supplemetary. volume I. Oxford UK. Pergamon Press. 145-155. Siregar THS, Riyadi S, dan Nuraeni L. 2004. Cokelat : Pembudidayaan, Pengolahan, Pemasaran. Cetakan 15. Jakarta: Penebar Swadaya Siswoputranto. 1991. Perkembangan kakao dunia dan kepentingan Indonesia. Jakarta: Seminar penyempurnaan pengolahan biji kakao ASKINDO. Sprague RHJ, Waston HJ. 1996. Decision support for management. Prentice-Hall. New Jersey: Upper Sanddle River. Spillane, James J. 1995. Komoditi kakao dan peranannya dalam perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
196
Soekartawi. 2000. Pengantar agroindustri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soeharto I. 2002. Studi kelayakan proyek industri. Jakarta: Penerbit Erlangga. Soepanto. 1997. Tinjauan terhadap kebijakan dan regulasi pemerintah yang menunjang dan menghambat proses integrasi agroindustri serta antisipasi menghadapi pasar bebas dunia, Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Agroindustri III. Bogor: 4-5 September 1997. Sudomo. 1993. Manajemen Indonesia memasuki era globalisasi. seri manajemen Indonesia seri No.1. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressido. Sunanto H. 1994. Cokelat: Budidaya, pengolahan hasil dan aspek ekonominya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Suprapto A. 1997. Agroindustri masa depan. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Agroindustri III. Bogor: 4-5 September 1997. Suryadi K, Ramdhani A. 2000. Sistem pendukung keputusan, suatu wacana struktural idealisasi dan implementasi konsep pengembilan keputusan. Bandung: PT Remaja Rosdakarta. Susanto. 2003. Tanaman kakao (budidaya dan pengolahan hasil). Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sutoyo S. 1993. Studi kelayakan proyek: teori dan praktek. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Swasono. 1999. Perekonomian rakyat dan konsolidasi ekonomi nasional: Triple-Co, restrukturisasi dan transformasi dalam hubungan ekonomi perencanaan pembangunan. No.15. Maret 1999. Jakarta: Bappenas. Syafi’i A. 2001. Islamic Banking: Bank Syariah dari teori ke praktek. Jakarta: Gema Insani. Tuomi I. 1999. Corporate knowledge: teory and practice of intelligent organizations. Publisher by Metaxis. Fitlandia: Arkadiankatu. Helsinki. Turban E. 1995. Decision support system and expert system: management support system. New York: Macmillan Publishing Company. Wahyudi I. 1997. Pengembangan agroindustri sub-sektor perkebunan dalam upaya meningkatkan nilai tambah melalui pola kemitraan. Simposium Nasional Agroindustri III. Bogor: 4-5 September 1997.
197
Walker JW. 1992. Human resources strategy. New York: McGraw-Hill. Inc. Watson HJ. 1996. Komputer simulation in business. New York: John Wiley and Sons.
Yoshino MY and Rangan US. 1995. Strategic alliances: an entrepreneurial approach to globalization. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press.
Yusianto, Sri Mulato, Martadinata, Aziz MF. 1998. Analisis finansial pembangunan unit pengolahan kakao model bangunan surya II. Warta Pusat Penelitian Kopi dan kakao. Vol 14(1): 74-85.
198
Lampiran 1. Diagram aliar proses pengolahan biji kakao menjadi produk lemak dan bubuk kakao (Mars Factory Elisabeth Town, 1996)
Start
Bean Dump Capacity of bean dump is 18,000 kg/shift How many lots of bean used depend on the bean Blending program The maximum lot is three Each tank has one lot
Dumping Bean
A Silo
B Silo
C Silo
T2 Silo
Bean blending program The bean blending program is based on the quality of bean One shift may use three different lots of bean with different ratio Example : Using three different lots with ratio 1:2:1 or 2:2:1
To get perfect blending process, the output of each tank will be adjusted in such a ratio based on the bean blending program
Scalperator
Scalperator Separates the waste out of the bean. They might be dust, cluster placenta and foreign matter
Bean dryer
Bean Dryer The function of the Bean Dryer is to decrease the moisture of bean. This system used the high temperature air (125 – 145OC)
Bean Cleaner
Bean cleaner
Camas Separate waste out of the bean. They might be flat, stone and foreign matters Capacity of machine is 3,500-4,000 kg/hours
Camas
A
Lampiran 1 (Lanjutan....)
199
A Classifier To separate the nibs from the bean This nib will go trough screw steam jacket with temperature 80OC
Bean classifier
Roasting Bean surface temperature is around 126-129oC with troughtput 2,000 – 2,500 kg/hours
Micronizing
Sweco Separate bean based on the size
Sweco
Impact
Impact
Impact
Impact Crusher To Break the bean, the big bean will be processed in the lower Speed impact. The big one will be processed in the higher speed impact
Winnowing In this machine shell and nib are separated through air sucking with the capacity 1,600 – 1,800 kg/hrs
Winnower
Nib Tank
Silo
Silo
Hydraulic Press Process material from dark liquor to be cake for reactor and light butter for filter press
Hydraulic Press
Lampiran 1 (Lanjutan...)
B
200
B
reactor
Reactor
Cooling tank
ACM
Bag House
Milling cake Cake comes into ACM through inlet and fall down on the hammer that rotate and then impact the cake, so that cake aasted become soft particles so will be vacuum by air through that also rotate
ACM grinds cake particles until max 0.5% The temperature of process around 45o C Powder filter (particle size)
Bag House
Tempering Machine (Aasted)
Contherm
Filtering before blocking butter
Powder in bags
Butter in boxes
201
Lampiran 2 Pohon Industri kakao persi Departemen Perindustrian (1993) KEMBANG GULA
PASTA KAKAO COKELAT PADATAN
BUBUK KAKAO
MINUMAN, BTR CKLT
OBAT & MAKANAN KONSENTRAT EKST. KOSMETIK
CAKE
BUMBU PENYEDAP
MAKANAN
LESITHIN
OBAT-OBATAN
TANNIN
INDUSTRI KIMIA
PEKTIN
INDUSTRI KIMIA
LEMAK KAKAO
INDUSTRI KIMIA
OLEO KIMIA
INDUSTRI OBATAN
ASAM LEMAK
INDUSTRI KIMIA
VITAMIN “D”
INDUSTRI KIMIA
PUPUK HIJAU
INDUSTRI R.TANGGA
PROTEIN SEL TGL
INDUSTRI P. TERNAK
GAS BIO
INDUSTRI R.TANGGA
PEKTIN
INDUSTRI KIMIA
ALKOHOL
INDUSTRI KIMIA
JELLY
INDUSTRI KIMIA
PENGISI PLASTIK
INDUSTRI KIMIA
BAHAN BAKAR
INDUSTRI R.TANGGA
BIJI/MASSA
LEMAK
BUAH KAKAO
PULP & KULIT
202
Lampiran 3. Luas areal, produksi dan produktivitas perkebunan kakao menurut kabupaten di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Tahun 2003. No
Kabupaten/ Kota
Luas areal (ha)
Produksi (ton)
Produktivitas (Kg/ha/thn)
Petani (KK)
1.
Luwu
28.340
28.165
1.304
25.068
2.
Luwu Utara
47.884
57.162
2.254
42.019
3.
Tanah Toraja
7.795
2.525
561
8.905
4.
Bone
28.335
39,431
1.985
43.432
5.
Soppeng
11.148
12.261
1.201
21.089
6.
Wajo
7.139
4.665
851
10.431
7.
Sinjai
4.253
3.887
1.066
7.651
8.
Bulukumba
4.059
2.410
1.019
7.110
9.
Selayar
761
15
34
1.350
10.
Bantaeng
1.276
456
367
2.996
11.
Jeneponto
112
17
405
285
12.
Takalar
34
22
647
165
13.
Gowa
420
148
350
1.011
14.
Makassar
-
-
-
-
15.
Maros
850
210
817
2.137
16.
Pangkep
244
22
253
679
17.
Barru
646
148
500
1.400
18.
Pare-pare
-
-
-
-
19.
Pinrang
23.580
38.145
1.696
20.790
20.
Sidrap
6.721
5.850
1.170
4.953
21.
Enrekang
6.149
2.585
602
8.468
22.
Polmas
57.578
38.176
833
47.845
23.
Majene
8,008
4,336
1,246
6,801
24
Mamuju
50.627
41.801
1,148
40.463
Jumlah
296.039
282.692
1,324
35.048
Sumber : Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan, 2003.
203
Lampiran 4. Volume dan nilai ekspor-impor produk kakao Indonesia tahun1985-1995 TAHUN
EKSPOR
IMPOR
Volume (Ton)
Nilai (000 US$)
Volume (Ton)
Nilai (000 US$)
1985
3,429
63,844
511
652
1986
35,014
60,963
355
319
1987
40,911
66,337
670
722
1988
61,274
81,907
548
302
1989
75,851
85,232
523
862
1990
119,725
127,091
640
1.664
1991
145,217
149,918
1.054
1.026
1992
176,001
158,835
1.780
3.492
1993
228,779
210,934
1.641
5.220
1994
231,168
279,390
2.438
6.044
1995
233,593
308,328
3.588
8.478
Sumber : Statistik Perkebunan Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan (1999)
204
204
Lampiran 5. Hasil analisis AHP strategi pengembangan agrkakao pola-JASA
205
Lampiran 6. Hasil analsisi AHP pengembangan produk unggulan kakao plahan
206
Lampiran 7. Hasil analisis MPE pemilihan alat dan teknologi proses fermentasi biji kakao Kriteria Bobot P1 P2 P3 P4 P5
Agregat
A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3
K1
K2
K3
K4
K5
K6
9
3
7
5
1
1
5 7 3 5 7 3 3 5 3 3 5 3 5 7 3 4.20 6.20 3.00
5 7 3 5 5 3 3 5 3 3 5 3 5 7 3 4.20 5.80 3.00
5 5 3 3 5 3 3 5 1 3 5 3 5 5 3 3.80 5.00 2.60
3 5 3 3 3 3 1 3 1 3 5 1 5 5 1 3.00 4.20 1.80
3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 3 1 2.20 3.00 1.80
1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 3 3 1 1.40 3.00 1.00
Total 2,031,622 40,435,206 22,144 1,955,682 40,432,106 22,144 21,900 2,031,624 19,714 22,144 2,034,506 21,900 2,034,506 40,435,206 21,900 418,434 13,616,720 20,535
Alternatif A1 A2 A3 Kriteria
Teknologi alat fermentasi sederhana (tradisional) Teknologi alat fermentasi semi-mekanis Teknologi alat fermentasi mekanis (fermentor)
K1 K2 K3 K4 K5 K6
Kemudahan operasi Kemudahan pemeliharaan dan perbaikan Tingkat serapan tenaga kerja Harga per unit / paket Tingkat penggunaan energi / bahan tambah Kesesuaian sosial budaya masyarakat
206
207
Lampiran 8. Hasil analisis MPE pemilihan alat dan teknologi pengeringan biji kakao Kriteria Bobot P1 P2 P3 P4 P5
Agregat
A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3
K1
K2
K3
K4
K5
K6
9
3
7
5
3
3
5 3 5 5 3 5 7 3 5 7 5 7 7 5 5 6.20 2.80 5.40
5 3 5 5 3 3 7 3 5 7 5 7 7 5 5 6.20 3.80 5.00
5 3 3 5 3 3 7 3 3 7 5 7 7 3 5 6.20 3.40 4.20
3 3 3 5 3 3 5 3 3 5 5 3 5 3 3 4.60 3.40 3.00
3 1 3 3 3 3 5 3 3 5 3 3 5 3 3 4.20 2.60 3.00
1 1 1 3 1 1 3 1 3 3 3 3 3 1 3 2.60 1.80 2.20
Total 2,034,464 22,358 1,958,708 2,037,554 22,384 1,955,826 41,197,234 22,384 1,958,734 41,197,234 2,037,554 41,194,254 41,197,234 1,958,734 2,034,646 13,900,561 171,739 3,930,761
Alternatif A1 A2 A3 Kriteria
Teknologi pengeringan langsung sinar matahari (sun-drying) Teknologi pengeringan buatan (kolektor pelat datar) Kombinasi sun-drying dan kolektor pelat datar
K1 K2 K3 K4 K5 K6
Kemudahan operasi Kemudahan pemeliharaan dan perbaikan Tingkat serapan tenaga kerja Harga per unit / paket Tingkat penggunaan energi / bahan tambah Kesesuaian sosial budaya masyarakat
207
208
Lampiran 9. Hasil analisis MPE pemilihan teknologi pengolahan berdasarkan kapasitas olah biji Kriteria Bobot P1 P2 P3 P4 P5
Agregat
A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3 A1 A2 A3
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
3
5
1
6
2
7
4
5 5 5 5 5 5 7 5 5 7 7 7 7 5 5 6.20 5.40 5.40
5 5 5 5 5 3 7 5 5 7 7 7 7 5 5 6.20 5.40 5.00
5 5 5 5 3 3 7 5 3 7 5 5 7 5 5 6.20 5.00 2.60
3 3 1 5 3 3 5 3 3 5 3 3 5 5 3 4.60 3.80 3.00
3 3 1 3 3 3 5 3 3 5 3 3 5 3 3 4.20 3.00 2.60
3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3.00 2.60 1.80
3 1 1 3 3 1 3 3 1 1 3 1 3 1 1 2.60 2.20 1.00
Total 6,261 3,995 3,259 21,157 6,259 1,111 35,075 6,261 6,179 34,995 35,057 32,791 35,075 21,077 6,181 21,130 8,600 4,085
Alternatif A1 A2 A3 Kriteria
Mesin kapasitas olah biji kakao kering 250 kg/jam Mesin kapasitas olah biji kakao kering 500 kg/jam Mesin kapasitas olah biji kakao kering 1000 kg/jam
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Kemudahan operasi Kemudahan pemeliharaan dan perbaikan Tingkat serapan tenaga kerja Harga per unit / paket Tingkat penggunaan energi / bahan tambah Jaminan ketersediaan bahan baku Kemudahan mengakses teknologi proses
208
209
Petunjuk Instalasi Program Agrokakao Mengkopi file –file yang diperlukan serta mengatur konfigurasi sistem agar aplikasi Model Agrokakao polaJASA dapat berjalan dengan baik.
plikasi model Agrokakao pola-JASA melibatkan beberapa file beserta konfigurasi yang harus diatur sedemikian rupa sehingga aplikasi ini dapat berjalan dengan baik. File–file ini (pada PC yang berbeda) kemungkinan tidak tersedia dan konfigurasi yang ada tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan Agrokakao pola-JASA. Untuk menjamin berjalannya aplikasi model Agrokakao pola-JASA dengan baik diperlukan proses instalasi yang bertujuan meng-kopi file – file yang diperlukan serta mengatur konfigurasinya.
A
Agrokakao pola-JASA hanya dapat berjalan pada sistem operasi yang berbasis windows tepatnya Microsoft Windows 9x atau versi yang lebih tinggi dengan minimal RAM 128 dan disk free space sebesar 5 (lima) MB. Khusus untuk sistem operasi yang multiuser (Microsoft Windows XP, Microsoft Windows 2000, atau sekelasnya) hendaknya aplikasi Agrokakao pola-JASA diinstal pada mode administrator. Ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses instalasi Agrokakao polaJASA Untuk melakukan prosedur instalasi disediakan sebuah CD yang berisi 3 (tiga) buah file, diantaranya: Agrokakao.cab, setup.exe, dan setup.lst. Berikut adalah beberapa tahapan prosedur instalasi Agrokakao pola-JASA
:: Hapus Versi Sebelumnya Instalasi tidak dapat menghapus secara otomatis aplikasi Agrokakao polaJASA yang telah terinstal pada waktu sebelumnya. Lakukan penghapusan jika sebelumnya anda telah meng-instal Aplikasi Agrokakao pola-JASA sesuai prosedur Menghapus Aplikasi Agrokakao pola-JASA dari Windows.
:: Jalankan File Instalasi Jalankan file instalasi Agrokakao pola-JASA dengan meng-klik ganda setup.exe pada direktori / drive dimana file ini ditempatkan. Ikuti semua petunjuk yang ditayangkan pada proses selanjutnya, biasanya pengguna hanya melakukan persetujuan dengan menekan tombol [Enter] pada setiap dialog yang ditampilkan. :: Update File System (Jika Diperlukan) Untuk kasus tertentu terkadang sistem operasi harus melakukan prosedur updating file system terlebih dahulu sebelum proses instalasi dilanjutkan. Tetapi jangan khawatir, konfigurasi ini dilakukan secara otomatis, dan instalasi akan meminta windows untuk direstart sebelum progres dilanjutkan. Setujui permintaan ini dengan menekan tombol [Enter], windows secara otomatis akan melakukan booting ulang, jika tidak - lakukan booting ulang secara manual. Ulangi lagi prosedur instalasi dari awal. :: Instalasi Selesai Jika proses instalasi berjalan dengan lancar, windows akan membuat program group baru dengan nama Agrokakao pola-JASA. Untuk mengaktifkannya, klik shortcut pada Start |Programs| Agrokakao| Agrokakao.
209
210
Referensi Teknis Recordset Navigation Bar Navigasi, menambahkan, dan menghapus rekord pada beberapa atribut seperti : pakar, alternatif, kriteria, sub-elemen, dan sejenisnya.
R
ecordset Navigation Bar merupakan sebuah kontrol yang dirancang untuk memudahkan
pengguna dalam operasi rekord seperti misalnya navigasi rekord dan atau menambah serta menghapus rekord. Hampir semua model / sub-model menggunakan kontrol Recordset Navigation Bar untuk kegiatan inisialisasi dan atau navigasi karena itu referensi teknis ini dirancang secara umum untuk memudahkan pengguna dalam operasionalisasinya. Beberapa kegiatan yang melibatkan Recordset Navigation Bar pada umumnya antara lain: inisialisasi pakar, skala, alternatif, kriteria, dan sejenisnya. Di samping itu untuk beberapa kasus Recordset Navigation Bar juga sering digunakan untuk keperluan navigasi pakar pada matriks pendapat. Ada 6 (enam) tombol utama dalam Recordset Navigation Bar, 4 (empat) tombol pertama digunakan untuk operasi perpindahan rekord (move first, move previous, move next, Pindah ke rekord awal dan move last) dan 2 tombol berikutnya digunakan untuk menambah Pindah ke rekord dan menghapus rekord. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar Pindah ke rekord berikutnya Recordset Navigation Bar. Pindah ke rekord terakhir Menambah rekord baru Menghapus rekord aktif
Gambar 1. Salah satu contoh visualisasi Recordset Navigation Bar untuk navigasi pakar.
Menambah Rekord Baru. Merupakan kegiatan menambahkan rekord seperti pakar, alternatif,
kriteria atau sub elemen sesuai halaman yang sedang aktif. Pada halaman inisialisasi pakar/pengambil keputusan, operasi ini digunakan untuk menambahkan pakar. Begitu pula pada halaman inisialisasi sub elemen, perintah ini digunakan untuk menambah sub elemen baru. Untuk menambahkan rekord baru - klik perintah ini - kemudian isilah kode dan deskripsi pada kotak dialog yang disediakan. Gunakan selalu tombol [Enter] setelah anda mengisi kode atau deskripsi, ini dimaksudkan sebagai tanda disetujuinya operasi penambahan. Setiap kali anda sukses menambahkan rekord baru, kode dan deskripsi akan dikosongkan. Ini menandakan bahwa status rekord masih dalam mode penambahan sehingga anda tidak perlu mengulang perintah. Isilah kembali kode dan deskripsi jika masih diperlukan. Untuk mengakhiri atau membatalkan perintah penambahan, gunakan tombol [ESC] pada keyboard anda.
Menghapus Rekord. Digunakan untuk menghapus rekord misalnya pakar, alternatif, kriteria, sub elemen, dan sejenisnya. Jika pakar atau sub elemen harus dieliminasi, gunakan perintah ini. Tetapi hendaknya anda berhati-hati dalam menghapus pakar/subelemen karena operasi penghapusan pakar/sub-elemen juga akan menghapus matriks pendapat, kecuali anda yakin bahwa matriks pendapat untuk pakar yang akan dihapus tidak diperlukan lagi.
210
211
Model Agrokakao Pola-JASA Rancang bangun model sistem pengembangan agrokakao melalui pola-JASA
M
odel Agrokakao pola-JASA merupakan model yang dirancang untuk merekayasa model sistem penunjang keputusan (SPK) strategi pengembangan agroindustri berbasis kakao melalui Pola Jejaring usaha skala kecil dan menengah di sentra produksi atau industri kakao berorientasi desa. Model Agrokakao pola-JASA diimplementasikan dalam bentuk paket program komputer dengan tujuan untuk membantu pengguna dalam proses pengambilan keputusan berkenaan dengan sistem pengembangan Agrokakao. Uraian ini dirancang untuk membantu operasionalisasi penggunaan aplikasi model Agrokakao.
I. Menjalankan Aplikasi Model Agrokakao Pola-JASA Aplikasi model Agrokakao pola-JASA dapat dijalankan apabila proses instalasi berjalan dengan baik. Apabila terjadi kesalahan dalam prosedur instalasi ataupun pada saat eksekusi program, laporkan kembali kesalahan tersebut kepada system designer. Untuk menjalankan aplikasi Agrokakao polaJASA , klik tombol [Start] pada taskbar windows – kemudian pada menu Program ditampilkan beberapa aplikasi (program group) yang terinstal dalam windows dan salah satunya adalah Agrokakao pola-JASA. Arahkan pointer pada grup Agrokakao kemudian klik shortcut Agrokakao pola-JASA untuk mengaktifkannya.
Gambar 1. Visualisasi dialog akses aplikasi Model Agrokakao pola-JASA.
211
212
Halaman pertama yang ditampilkan aplikasi Agrokakao pola-JASA adalah dialog akses aplikasi yang berguna sebagai gerbang otorisasi penggunaan aplikasi. Pada dialog ini ditanyakan mengenai jenis pengguna dan passowrd-nya. Pilihlah jenis pengguna pada pilihan ‘User’ dan berikan password yang bersesuaian. Klik tombol [Lanjut] atau tekan [Enter] untuk menyetujuinya dan klik [Batal] atau tekan [Es] untuk membatalkannya. Apabila jenis pengguna beserta password-nya disetujui, maka anda dapat menggunakan aplikasi ini dengan fitur yang sesuai jenis user-nya.
II. Struktur Aplikasi Agrokakao Pola-JASA Secara struktural konfigurasi aplikasi Model Agrokakao pola-JASA terdiri dari beberapa modul (halaman dialog) yang masing-masing dikonstruksi untuk memproses input berupa data untuk menghasilkan output yang berbentuk informasi, alternatif keputusan, strategi kebijakan, atau saran/upaya pengembangan. Modul-modul tersebut secara umum dikelompokkan ke dalam empat komponen utama yaitu (1) Strategi Sistem, (2) Pemilihan, (3) Struktur Sistem, dan (4) Kelayakan Finansial. Keempat komponen tersebut dapat diakses dengan cara meng-klik komponen yang bersesuaian pada panel yang ditempatkan pada bagian atas aplikasi. Sedangkan modul-modul/halaman dikumpulkan pada panel ‘Sub Menu’ yang terletak di sebelah kiri aplikasi, klik modul-modul/halaman yang diinginkan untuk menampilkan detail modul/halaman tersebut.
Strategi Sistem: Aktor Faktor Tujuan
Pemilihan: Pemilihan Produk Pemilihan Teknologi
Keluar Aplikasi
Kelayakan Finansial: Kebun 1 Hektar Kebun 400 Hektar Pabrik Pengolahan Integrasi
Struktur Sistem: Kebutuhan Kendala Tujuan Tolok Ukur Sektor Masyarakat Lembaga
Gambar 2. Struktur sistem aplikasi model Agrokakao pola-JASA
212
213
A. Model Strategi Pengembangan Agrokakao Model srategi pengembangan agrokakao dalam paket Agrokakao pola-JASA dirancang untuk membantu pengguna dalam mengidentifikasi komponen-komponen penting dari aktor, faktor, dan tujuan dalam program pengembangan Agrokakao pola-JASA. Keluaran model ini berupa informasi bobot numerik setiap elemen yang terkait dalam analisa. Model ini dirancang dengan menggunakan teknik Analisis Hirarki Proses (AHP). Secara lengkap mengenai petunjuk operasional implementasi model ini dapat dilihat pada topik berikutnya (Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi Teknik AHP).
B. Model Pengembangan Produk Unggulan Agrokakao Model pengembangan produk unggulan agrokakao dalam paket Agrokakao pola-JASA dirancang untuk membantu pengguna dalam menentukan prioritas pengembangan produk unggulan Agrokakao yang prospek untuk dikembangkan. Keluaran model ini berupa informasi bobot numerik setiap elemen yang terkait dalam analisa yang dijadikan pedoman dalam menentukan pilihan. Model ini dirancang dengan menggunakan teknik Analisis Hirarki Proses (AHP). Secara lengkap mengenai petunjuk operasional implementasi model ini dapat dilihat pada topik berikutnya (Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi Teknik AHP).
C. Model Pemilihan Teknologi Produksi Model memilihan teknologi produksi agrokakao dalam paket Agrokakao pola-JASA dirancang dalam 3 sub-model masing-masing : (1) sub-model pemilihan teknologi tahapan proses fermentasi biji kakao, (2) sub-model pemilihan teknologi pengeringan biji kakao, dan (3) sub-model pemilihan teknologi proses pengolahan lemak dan bubuk kakao. Ketiga sub-model dirancang dalam paket Agrokakao pola-JASA untuk membantu pengguna dalam menentukan alternatif pilihan teknologi yang seharusnya digunakan. Melalui proses ini akan diperoleh prioritas alternatif berdasarkan bobot kepentingannya. Model pemilihan teknologi produksi diolah dengan menggunakan teknik Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Mengenai petunjuk penggunaan teknik ini dibahas secara rinci pada bagian berikutnya (Petunjuk Teknis Aplikasi Teknik MPE).
D. Model Struktur Sistem Model struktur sistem dan pengembangan kelembagaan di dalam paket Agrokakao dirancang untuk membantu pihak pengambil keputusan dalam menstrukturisasi sistem pengembangan Agrokakao dan menganalisis sistem pengembangan kelembagaan Agrokakao pola-JASA. Model struktur sistem dan pengembangan kelembagaan Agrokakao dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sejumlah elemen di antaranya: (1) Kebutuhan, (2) Kendala Utama, (3) Tujuan, (4) Tolok Ukur untuk Menilai Keberhasilan, (5) Sektor Masyarakat yang Terpengaruhi, dan (6) Lembaga yang Terlibat dalam Program Pengembangan Agrokakao Polaring Usaha. Model ini menggunakan teknik ISM (Interpretative Structural Modeling) yaitu suatu teknik pemodelan deskriptif yang cukup teruji. Secara lengkap petunjuk operasional implementasi model ini dapat dilihat pada topik berikutnya (Petunjuk Teknis Aplikasi Teknik ISM VAXO).
213
214
E. Model Kelayakan Finansial Agrokakao Pola-JASA Model Kelayakan Finansial Agrokakao pola-JASA dirancang untuk membantu pengguna dalam melakukan analisa kelayakan dan resiko usaha perkebunan kakao dan usaha pascapanen dan industri pengolahan baik secara terpisah maupun secara terintegrasi. Demikian pula halnya kelayakan finansial dilakukan pada manajemen pola jejaring usaha. Keluaran dari model kelayakan agroindustri berupa parameterparameter kelayakan yang diolah menggunakan teknik ekonometri, di antaranya adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), Payback Period (PBP), Benefit-Cost Ratio (BCR), dan parameterparameter lainnya. Model kelayakan finansial dalam aplikasi Agrokakao terdiri dari 5 (lima) jenis pola usaha yaitu: (1) Usaha kebun dan pascapanen 1 hektar, (2) Usaha kebun dan pascapanen 400 hektar, (3) Kelayakan industri pengolahan (pabrik), (4) Kelayakan integrasi. Usaha Agrokakao, dan (5) Kelayakan Manajemen Pola Jejaring Usaha Kelima jenis pola usaha tersebut terdiri dari beberapa bagian yang spesifik, akan tetapi
pada prinsipnya penggunaan kelima jenis kelayakan usaha tersebut memiliki prosedur operasional yang identik. Berdasarkan hal tersebut (dalam uraian berikutnya) maka petunjuk operasional model Kelayakan Finansial Agrokakao pola-JASA akan dibahas secara umum. Adapun detail mengenai petunjuk teknis penggunaan model Kelayakan Finansial dapat dilihat secara rinci pada topik berikutnya (Petunjuk Teknis Kelayakan Finansial Agrokakao Pola-JASA).
F. Mengakhiri Aplikasi Agrokakao Pola-JASA Untuk mengakhiri aplikasi Agrokakao pola-JASA, gunakan tombol ⌧ ‘Close’ yang diletakkan pada bagian kanan atas aplikasi.
214