DAFTAR PUSTAKA Buku Arifin, Anwar, Strategi Komunikasi, CV. Armico, Bandung, 1984 Ardianto, Elvinaro, Metodologi Penelitian untuk Public Relations-Kuantitatif dan Kualitatif, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2010 Assumpta, M. Rumanti, Dasar-Dasar PR; Teori dan Praktek, Grasindo, Jakarta, 2002 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Kencana Prenada Group, Jakarta, 2007 Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010 Cuttlip, M. Scoot, Center H. Allen, dan Broom M. Glen, Effective Public Relations, Alih bahasa, Tri Wibowo, Kencana, Jakarta, 2009 Daymon, Christine & Holloway Immy, Metode-metode Riset Kualitatif: Dalam PR & Marketing. Alih bahasa, Rhenald Kasali, PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta 2008 Effendy, Uchjana Onong, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007 Furchan, Arief, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2004 Iriantara, Yosal, Manajemen Strategis PR, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2004
Jefkins, Frank, Public Relations, Alih Bahasa Haris Munandar, Erlangga, Jakarta, 2003 Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 2003
103
104
Kriyantono, Rachmat,Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2006 Lattimore, D, Baskin, O, Heiman, Suzette, Toth, Elizabet, Public Relations: Profesi & Praktik, Alih Bahasa Afrianto Daud, Salemba Humanika, 2010 Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011 Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 Nasution, S, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung, 2003 Nova, Firsan, Crisis Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011 Ruslan, Rosady, Kampanye Public Relations, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008 , Manajemen Public Relations& Media Komunikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006 Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004 Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro, Dasar-Dasar Public Relations, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008 Widjaja, H.A, Komunikasi & Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2008
105
Internet http://depokkota.bps.go.id diakses 10 Mei 2010 http://www.depok.go.id/04/06/2010/07 diakses 4 Juni 2010 http://www.tempo.co/read/news/2012/02/07/083382309/Anak-Jalanan-Tewas-di-Danau-UI diakses 2 Juli 2012 http://puspen.depdagri.go.id/siamedia/index.php?page=detail&id=1226 diakses 11 November 2011 http://www.monitordepok.co.id/news/read/2012/02/21/12/50138448/bayi-kembardibanderol-rp40-juta diakses pada 21 Februari 2012 http://kampus.okezone.com/read/2012/10/29/373/710735/7-041-anak-di-depok-tidak-sekolah diakses pada 29 Oktober 2012 http://id.scribd.com/doc/54667095/Fungsi-Dan-Tujuan-Komunikasi
1
Hasil Wawancara Dengan Nara Sumber Wawancara Pertama Nara sumber : Ibu Yanti Hari/ tgl : Senin, 7 Januari 2013 Tempat : Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Depok 1. Apa sebenarnya program Depok Kota Layak Anak itu ? “Program Depok Kota Layak Anak sendiri sebenarnya merupakan program dari Kementrian Perempuan dan Anak, yang dijalankan oleh Pemerintah Kota Depok melalui instansi pemerintah yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, yang memiliki sub bidang khusus, yakni Sub Bidang Perlindungan Anak, yang secara langsung menangani seluruh kegiatan, baik perumusan, perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi yang berkaitan dengan program Depok Kota Layak Anak.” 2. Apa pendapat Ibu mengenai citra Kota Depok terkait dengan kota layak anak ? “Menurut pendapat saya, citra Pemerintah Kota Depok terkait kota layak anak adalah citra Kota Depok tidak terlalu buruk, masih dalam rata-rata normal, tetapi memang akhir-akhir ini citranya agak menurun karena Depok merupakan kota penyanggah ibu kota Jakarta yang mana banyak anak jalanan yang berpindah ke Depok sehingga banyak sekali terjadi kasus-kasus kriminalitas yang berkaitan dengan anak-anak.”
2
3. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan program Depok Kota Layak Anak? 4. “Dalam menjalankan program Depok Kota Layak Anak dilakukan strategi komunikasi secara umum, misalnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi kepada berbagai pihak, seperti kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang merupakan perangkat pemerintah Kota Depok, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, PKK, pihak sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga keluarga dalam kelurahan dan kecamatan yang terkait.” 5. Kegiatan sosialisasi apa saja yang dilakukan Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan program Depok Kota Layak Anak ? “Ada beberapa seminar yang telah dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan program Depok Kota Layak Anak ini, antara lain seminar Sosialisasi Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Depok Tahun 2010, seminar tentang Sosialisasi PerundangUndangan dan Peraturan Daerah Tentang Trafficking pada 5 Mei 2011
dan
juga
seminar
Sosialisasi
Implementasi
UU
Perlindungan Anak pada 14 Desember 2011. Selain itu juga dilakukan penyuluhan-penyuluhan tentang anak, baik ke sekolah ataupun ke lingkungan RT/ RW.”
3
“Sosialisasi yang dilakukan juga meliputi Pembentukan Sekolah Ramah Anak, yang merupakan salah satu komitmen Kota Depok dalam mewujudkan Kota Layak Anak karena sepertiga penduduk Kota Depok adalah anak dan setiap anak berada di sekolah menurut jenjangnya yakni TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK baik negeri maupun swasta. Lembaga persekolahan di Kota Depok lebih dari 1000 lembaga sehingga melalui Sekolah Ramah Anak diharapkan akan tercipta generasi penerus yang beriman, berilmu dan berakhlak mulia. Seperti contoh, pada tanggal 31 Maret 2011 yang lalu dilakukan peresmian Sekolah Ramah Anak di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) yang berada di RW 06, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji.”
“Sejak tahun 2011 Kota Depok telah memulai pembentukan RW Layak Anak di tiga RW sebagai percontohan, yakni RW 06 Kelurahan Tanah Baru di Kecamatan Beji, RW 20 Kelurahan Cilangkap di Kecamatan Tapos dan RW 17 Kelurahan Tugu di Kecamatan Cimanggis. Sementara untuk awal tahun 2012 ada 11 RW yang mempersiapkan wilayahnya sebagai RW Layak Anak. Dari 11 RW saat ini telah terbentuk sebanyak 6 RW Layak Anak dan 5 RW lainnya sedang dalam persiapan. Diantara 6 RW Layak Anak yang sudah terbentuk tersebut, satu RW telah melakukan launching RW Layak Anak, yaitu RW 09 Kelurahan Bhakti Jaya Kecamatan Sukmajaya.”
4
“Supaya masyarakat Depok melek pada program Depok Kota Layak Anak maka sejak bulan Februari 2012, Pemerintah Kota mulai memasang baliho dan spanduk bertuliskan Depok Menuju Kota Layak Anak di jalan-jalan utama seperti di Perempatan Lampu Merah Ramanda Jl. Margonda Raya. Selain itu sejak bulan Januari 2012 di setiap wilayah kecamatan juga telah dipasng spanduk-spanduk untuk memasyarakatkan pembentukan pilot project RW Layak Anak di setiap Kecamatan.” 6. Apa yang menjadi halangan atau hampatan Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan program Depok Kota Layak Anak? “Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak, koordinasi yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak ini sudah baik, dimana terlihat dari tanggapan positif yang diberikan oleh masyarakat dengan secara langsung ikut berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan sosialisasi yang dilakukan. Namun hal utama yang menjadi hambatan dalam menjalankankan program ini adalah adanya keterbatasan anggaran yang dimiliki, sehingga mau tidak mau program ini harus dilakukan dalam jangka panjang dan bertahap.” 7. Apa saja langkah-langkah yang dilakukan Sub Bidang Perlindungan Anak dalam perumusan strategi komunikasi untuk melakukan program Depok Kota Layak Anak?
5
“Langkah-langkah strategi komunikasi dalam melakukan program Depok Kota Layak Anak, yang pertama adalah mengenal khalayak, selanjutnya dilakukan penentuan pesan, kemudian pemilihan metoda dan yang terakhir adalah seleksi penggunaan media.” 8. Dalam pemilihan khalayak, pihak-pihak mana saja yang mejadi sasaran kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak ? “Sosialisasi Program Depok Kota Layak Anak pertama kali ditujukan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang merupakan perangkat pemerintah Kota Depok dan selanjutnya sosialisasi dilakukan kepada Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Anak, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, PKK, pihak sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga keluarga dalam kelurahan dan kecamatan yang terkait.” 9. Bisakah Ibu menjelaskan lebih detail tentang masalah penentuan khalayak yang menjadi sasaran setiap kegiatan sosialisasi? “Sebagai contoh, pada tahun 2010, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Depok pernah menyelengarakan Seminar Sosialisasi Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Depok Tahun 2010. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman aparat Organisasi Perangkat Daerah dan masyarakat tentang pengembangan Kota Layak Anak. Untuk itu, yang diundang dalam acara tersebut adalah perwakilan dari masing-masing Organisasi Perangkat
Daerah,
camat,
lurah,
Lembaga
Pemberdayaan
6
Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Anak, tim penggerak PKK. Sedangkan pada tahun 2011, saat Sosialisasi Perundang-Undangan dan Peraturan Daerah Tentang Trafficking, KDRT
dan
Pornografi,
dihadiri
oleh
perwakilan
Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Provinsi Jawa Barat, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Depok, para Kepala OPD SeKota Depok, Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Se-Kota Depok, dan para Pengurus OSIS SMA Se-Kota Depok. Pada Desember 2011, Pemerintah Kota Depok bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana juga pernah menyelengarakan Seminar Sosialisasi Implementasi Undang-Undang Perlindungan Anak. Kegiatan ini bertujuan agar informasi dan teknis tentang implementasi
penghapusan
kekerasan
terhadap
anak
dan
penghapusan eksploitasi seksual komersial terhadap anak, dapat diserap dan diwujudkan dengan baik. Acara yang dilaksanakan ini dihadiri oleh Walikota Depok, Ketua Tim Penggerak PKK, Kepala Dinas Pendidikan, Perwakilan BPPKB, Kepala UPT, Perwakilan Kepala Sekolah se-Kota Depok, Perwakilan Guru se-Kota Depok.”
“Kota Depok yang juga merupakan Kota Pendidikan dirasakan sangat tepat untuk menerapkan Sekolah Ramah Anak menjadi program unggulan Kota Layak Anak di Kota Depok, untuk itulah diperlukan kerjasama yang baik dari Kepala Sekolah, Guru dan
7
semua unsur terkait untuk bekerjasama dalam mewujudkan Sekolah yang Ramah Anak di Kota Depok. Salah satu contoh pembentukan Sekolah Ramah Anak adalah pada Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Nurul Iman yang berada di RW 06, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok pada 31 Maret 2012. Acara ini dihadiri oleh Camat Beji, Lurah Tanah Baru, wali murid dan warga sekitar. Diharapkan pembentukan Sekolah Ramah Anak ini akan diikuti oleh sekolah-sekolah lainnya di Kota Depok.”
“Sejak tahun 2011 Kota Depok telah memulai pembentukan RW Layak Anak di tiga RW sebagai percontohan, yakni RW 06 Kelurahan Tanah Baru di Kecamatan Beji, RW 20 Kelurahan Cilangkap di Kecamatan Tapos dan RW 17 Kelurahan Tugu di Kecamatan Cimanggis. Sementara untuk awal tahun 2012 ada 11 RW yang mempersiapkan wilayahnya sebagai RW Layak Anak.
Pembentukan
RW Layak Anak ini melibatkan berbagai pihak, antara lain camat, lurah, LSM pemerhati anak, PKK, Ketua RW, sekertaris RW dan staf, Ketua RT, Karang Taruna, tokoh masyarakat, tokoh agama dan warga.” 10. Apa yang menjadi alasan penentuan khalayak untuk setiap kegiatan sosialisasi? “Alasan penentuan khalayak adalah dengan melihat kedekatan khalayak yang akan disosialisasi dengan anak, misalnya
sosialisasi
8
kepada PKK, sekolah, masyarakat umum di kelurahan dan kecamatan yang nantinya akan mengembangkan program Depok Kota Layak Anak. Selain itu ada alasan khusus dalam pemilihan khalayak yaitu keaktifan
kader
PKK
dan
kesanggupan
masyarakat
dalam
memberikan ruang bermain bagi anak. Selain itu masyarakat juga bertanggung jawab mengefektifkan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program Depok Kota Layak Anak ini dengan memberikan masukan berupa informasi yang obyektif dalam proses monitoring dan evaluasi.” 11. Dalam menyusun pesan, secara detail apa saja yang dilakukan Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak? “Sebagai contoh, pada tahun 2010, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Depok pernah menyelengarakan Seminar Sosialisasi Pengembangan Kota Layak Anak di Kota Depok Tahun 2010. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman aparat OPD dan masyarakat tentang pengembangan Kota Layak Anak. Sedangkan pada tahun 2011, saat Sosialisasi PerundangUndangan dan Peraturan Daerah Tentang Trafficking, KDRT, dan Pornografi. Pada Desember 2011, Pemerintah Kota Depok bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana juga pernah menyelengarakan Seminar Sosialisasi Implementasi Undang-Undang Perlindungan Anak. Kegiatan ini
9
bertujuan
agar
informasi
dan
teknis
tentang
implementasi
penghapusan kekerasan terhadap anak dan penghapusan eksploitasi seksual komersial terhadap anak, dapat diserap dan diwujudkan dengan baik. Selain itu kami juga mengadakan penyuluhan ke sekolah-sekolah dengan membawakan materi tentang bahaya narkoba dan sex bebas untuk remaja serta penyuluhan tentang alat reproduksi, sehingga para remaja ini dapat memiliki wawasan yang cukup.”
1
Hasil Wawancara Dengan Nara Sumber Wawancara Kedua Nara sumber : Ibu Sukma Hari/ tgl : Selasa, 8 Januari 2013 Tempat : Kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Depok 1. Apa tugas dan tanggung jawab Sub Bidang Perlindungan Anak BPPKB Kota Depok? “Tugas yang menjadi tanggung jawab Sub Bidang Perlindungan Anak adalah mengkoordinasi kegiatan-kegiatan sosialisasi yang berkaitan dengan program Depok Kota Layak Anak, baik secara internal maupun eksternal, tidak ada PR khusus di dalam sub bidang ini.” 2. Bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan program Depok Kota Layak Anak? “Sub bidang ini melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak yang terkait dengan program Depok Kota Layak Anak. Pihak-pihak ini antara lain Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang merupakan perangkat pemerintah Kota Depok, organisasi masyarakat, pihak swasta, PKK, sekolah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan juga seluruh warga masyarakat dalam kelurahan dan kecamatan yang terkait.” 3. Dalam menyusun pesan, secara detail apa saja yang dilakukan Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak?
2
“Dalam melakukan sosialisasi Program Depok Kota Layak Anak, Sub Bidang Perlindungan Anak telah dengan jelas memilih pesan dan tema yang berkaitan erat dengan dunia anak, seperti kegiatan pembentukan Sekolah Ramah Anak dan pembentukan RW Layak Anak. Untuk pelatihan dan pemberian materi, kami menggunakan gambar dan warna yang menarik, yang nantinya akan merangsang minat masyarakat untuk membacanya. Pemakaian pesan untuk baliho juga dirasa telah menarik, seperti Depok Menuju Kota Layak Anak, Hentikan Eksploitasi Terhadap Anak ataupun Bersama Kita Jadikan Depok Rumah Yang Nyaman Bagi Anak-Anak Kita.”
“Untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi pembentukan Sekolah Ramah Anak dan RW Layak Anak di lapangan, diawali dengan pemberian pelatihan kepada staf Kecamatan, staf Puskesmas, staf Dinas Pendidikan dan Unit OPK di tingkat Kecamatan, Tim Kecamatan dan perwakilan kader, dengan pemberian materi berupa : 1. Materi Dasar, terdiri dari : latar belakang Kota Layak Anak dan pengorganisasian Kota Layak Anak 2. Materi Inti, terdiri dari : a. Bidang Pendidikan, antara lain : Wajib Belajar Pendidikan Dasar, akses layanan pendidikan anak Drop Out dan melek huruf.
3
b. Bidang Kesehatan : akte kelahiran, ASI ekslusif, vitamin A, imunisasi lengkap, timbang rutin per bulan, pemeriksaan kehamilan, imunisasi TT, tablet FE, garam yodium dan jarak kehamilan. c. Bidang Lingkungan : pemanfaatan lahan pekarangan, pengelolaan pos kesehatan kelurahan, sistem informasi berbasis anak dan strata Posyandu. 3. Materi Tambahan, terdiri dari : metode merekap data dasar dan menyajikan data yang didapat agar dapat menjadi sistem informasi yang dipahami semua orang, petunjuk pengisian kuisioner serta teknik
fasilitasi
rembuk dan gerakan
masyarakat ramah anak.” 4.
Dalam menetapkan metoda, secara detail apa saja yang dilakukan Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak? “Dalam melakukan kegiatan sosialisasi, kami melakukan dengan cara redundancy, yaitu mengulang-ulang pesan kepada khalayak, seperti terus mengadakan seminar dan penyuluhan di sekolah-sekolah, mengundang wartawan untuk meliput dan melakukan pemberitaan di media massa serta pemasangan baliho dan spanduk. Untuk kegiatan RW Layak Anak dilakukan kegiatan seperti arisan dan posyandu untuk anak. Diharapkan dengan cara ini masyarakat akan lebih memperhatikan pesan itu. Selain itu kami juga mencoba memahami
4
dan meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak, dengan melakukan survey ataupun pendataan untuk merencanakan pembentukan Sekolah Ramah Anak dan pembentukan RW Layak Anak di setiap kecamatan.”
“Selain itu, kami juga memberikan informasi atau penerangan yang berkaitan dengan program Depok Kota Layak Anak dengan apa adanya, melalui fakta-fakta dan data-data yang benar sehingga hal ini akan mempermudah penyampaian dan penerimaan pesan, hal ini selalu kami lakukan dalam setiap kegiatan seminar mengenai anak. Kami juga melakukan teknik persuasif dimana
khalayak
digugah
baik pikiran maupun perasaannya melalui seminar, pemberian materi dan penyuluhan mengenai program Depok Kota Layak Anak. Teknik lainnya adalah dengan teknik edukatif, dimana kami mendidik khalayak dengan memberikan ide melalui falta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran. Dan yang terakhir kami melakukan dengan cara kursif, yang dimunculkan dalam bentuk peraturan dan perintah dalam usaha mempengaruhi khalayak. Metoda-metoda sosialisasi ini kami rasa telah sesuai dan mendapat tanggapan yang positif dari pihak-pihak yang telah kami sosialisasikan.”
5
5. Dalam seleksi dan penggunaan media, secara detail apa saja yang dilakukan Sub Bidang Perlindungan Anak dalam menjalankan kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak? “Dalam melakukan sosialisasi mengenai program Depok Kota Layak Anak, kami menggunakan berbagai jenis media, seperti media massa, spanduk, baliho, banner, brosur, buku panduan dan rambu lalu lintas. Media utama yang kami gunakan adalah media massa. Hal ini dikarenakan, media massa mudah ditemukan dan mudah dibaca. Namun sejak bulan Februari 2012, Pemerintah Kota mulai lebih intensif dalam usaha memasyarakatkan program Depok Kota Layak Anak, dengan memasang baliho bertuliskan Depok Menuju Kota Layak Anak di jalan-jalan utama seperti di Perempatan Lampu Merah Ramanda Jl. Margonda Raya. Selain itu sejak awal tahun 2012 di setiap wilayah kecamatan juga telah dipasng spanduk-spanduk untuk memasyarakatkan pembentukan pilot project RW Layak Anak dan Sekolah Ramah Anak di setiap Kecamatan.”
“Dalam
kegiatan
sosialisasi
Sekolah
Ramah
Anak,
kami
menggunakan media kelompok seperti melakukan seminar ataupun penyuluhan ke sekolah-sekolah tentang bahaya narkoba, HIV/AIDS dan seks bebas, penyuluhan tentang alat reproduksi dan juga pembinaan kepada para remaja di sekolah agar tidak menjadi korban seperti kasus Pak Aceng Fikri. Kota Depok kini memiliki 63 kelompok
6
pusat informasi dan konsultasi remaja. Penyuluhnya sendiri dari remaja di wilayah itu. Kelompok itu tersebar di 63 kelurahan. Rencananya nanti setiap RW ada kelompok seperti itu.”
“Dalam
kegiatan
sosialisasi
RW
Layak
Anak,
kami
juga
menggunakan media kelompok seperti melakukan rapat anggota PKK, rapat forum masyarakat, arisan RT, kerja bakti, dan juga penyuluhan oleh petugas BPPKB di posyandu-posyandu. Penggunaan media kelompok ini dirasa cukup efektif karena semuanya melibatkan kelompok masyarakat secara langsung, sehingga setiap elemen masyarakat dapat berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang layak untuk anak-anak.”
1
Hasil Wawancara Dengan Responden Hari/ tgl
: Jumad, 11 Januari 2013 Sabtu, 12 Januari 2013
1. Bagaimana pendapat Responden tentang kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak? (guru di salah satu Sekolah Ramah Anak di RW 06 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok) “Kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak menurut saya telah mengenai sasaran masyarakat yang dituju, selain anak, pihak-pihak yang
berkaitan
dan
dekat
dengan
dunia
anak
juga
ikut
disosialisasikan, sehingga timbul semacam pemahaman bersama tentang pentingnya kota yang layak untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagai seorang guru, saya merasa besar sekali manfaat yang dapat dirasa oleh pendidik dan anak didik dari kegiatan Sekolah Ramah Anak ini.” 2. Bagaimana pendapat Responden tentang kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak? (Ketua RW 06, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok) “Kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak selama ini, saya rasa cukup baik dan tepat sasaran. Penyuluhan dan pendekatan-
2
pendekatan yang dilakukan selama ini, dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya kota yang layak untuk pertumbuhan dan
perkembangan
anak,
secara
langsung
dapat
dirasakan
manfaatnya oleh warga RW ini. Dengan adanya kegiatan RW Layak Anak ini, saya dan warga saya sudah tidak lagi merasa terlalu kuatir dengan perkembangan anak-anak di RW ini karena kami merasa bahwa dengan tingkat dan kualitas kehidupan di RW ini yang telah lebih baik dari sebelumnya, baik dalam bidang kesehatan, pendidikan maupun lingkungan RW, merupakan rumah yang layak bagi anakanak. Saya berharap kedepannya pemerintah kota dan instansi terkait dapat memfasilitasi agar pembentukan RW Layak Anak ini dapat dilakukan di setiap kelurahan dan kecamatan dalam Kota Depok.”. 3. Bagaimana pendapat Responden tentang kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak? (Ketua RW 20, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok) “Dengan adanya kegiatan RW Layak Anak ini, saya dan warga saya sudah bisa merasa tenang dan tidak lagi kuatir dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di daerah ini. Kami merasa bahwa dengan meningkatnya kualitas hidup masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan maupun lingkungan, maka lingkungan kami ini akan menjadi rumah yang layak bagi anak-anak.”
3
4. Bagaimana pendapat Responden tentang kegiatan sosialisasi program Depok Kota Layak Anak yang dilakukan oleh Sub Bidang Perlindungan Anak? (Ketua RW 17, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok) “Saya dan warga di daerah sini sangat berterima kasih karena RW kami menjadi salah satu RW percontohan untuk program RW Layak Anak di Kota Depok ini. Dengan adanya kegiatan RW Layak Anak ini, kami orang tua di daerah ini sudah tidak lagi merasa terlalu kuatir dengan perkembangan anak-anak kami. Kami merasa bahwa dengan tingkat dan kualitas kehidupan di RW ini yang telah lebih baik dari sebelumnya, kami orang tua dapat mempersiapkan rumah yang layak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak kami. Kami sangat bersyukur karena melalui penyuluhan dan pendekatan yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Depok selama ini telah memberikan pemahaman yang baik tentang pentingnya kota yang layak untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini secara langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh warga RW ini. Saya berharap kedepannya pemerintah kota dan instansi terkait dapat memfasilitasi agar pembentukan RW Layak Anak ini dapat dilakukan di setiap kelurahan dan kecamatan dalam Kota Depok.”
LAMPIRAN
Peresmian RW 06 Tanah Baru (RW Layak Anak) 29 Desember 2011
Program RW 06 Kel. Tanah Baru (RW Layak Anak)
Fasilitasi dan Advokasi Pengembangan Kota Layak Anak 23 Agustus 2011
Sosialisasi UU Perlindungan Anak 5 Desember 2011
Banner Hak Anak
Petunjuk Teknis Di Kelurahan Menuju Depok Kota Layak Anak
Brosur UU Nomor 23 Tahun 2002 Lindungi Anak
Brosur Kewajiban Anak dan Kewajiban Orang Tua
Baliho Depok Menuju Kota Anak
Warta Depok Menuju Kota Layak Anak
Peresmian RW Layak Anak Kota Depok RW 06, Kel. Tanah Baru, Kec. Beji
Spanduk Saung Pintar RW. 06. Kel Tanah Baru (RW. Layak Anak)
Saung Pintar RW. 06 Kel. Tanah Baru (RW. Layak Anak)
Sekolah Ramah Anak MI. Nurul Iman (RW. 06 Kel. Tanah Baru)
CURICULUM VITAE PERSONAL DETAIL Name
:
Clementina Hendrika Kadju
Sex
:
Female
Place of Birth :
Larantuka
Date of Birth :
10 Mei 1989
Addres
Jl Camar 6 No. 37 Rt. 005 Rw. 010 Kota Depok
:
Religion
:
Marital Status :
Email HP
:
[email protected] : 085287670552
Catholic Single
EDUCATIONAL BACKGROUND 1. Formal 2008 – 2013
Universitas Mercu Buana, Jakarta Faculty of Communication, Majoring in Public Relations Bina Sarana Informatika Academy, Jakarta. Major
2008 – 2011 in Accounting 2004 – 2007 SMAN 1 Larantuka 2. Informal LIA English Course