DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Arifin; Strategi Komunikasi; CV Armico; Bandung; 1984.
Anggoro, M. Linggar; Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya Di Indonesia; PT. Bumi Aksara; Jakarta; 2001 Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala: Komunikasi Massa - Suatu Pengantar: Simbiosa Rekatama Media: Bandung: 2007.
Effendy, Onong Uchjana; Hubungan Masyarakat - suatu studi Komunikasi; PT. Remaja Rosdakarya; Bandung; 2006.
Effendy, Onong Uchjana; Dimensi-dimensi komunikasi; PT Remaja Rosdakarya; Bandung; 1981.
Effendy, Onong Uchjana; Ilmu komunikasi: Teori dan Praktek; PT Remaja Rosdakarya; Bandung; 2002.
Firsan Nova; Crisis public Relations; Grasindo; Jakarta; 2009.
Iriantara, Yosal dan A. Yani Surachman; Public Relations Writing, Pendekatan Teoretis dan Praktis; Simbiosa Rekatama Media; Bandung; 2006.
Ima Hardiman; Seri Pintar Public Relations, 400 Istilah Public Relations, Media dan Periklanan; Gagas Ulung; Jakarta; 2006.
Kasali, Rhenal; Manajemen Public Relations (konsep dan aplikasinya); Pustaka Utama Graffiti; Jakarta, 2003.
Kasali, Rhenald; Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia; Cet. V; Pustaka Utama Grafiti; Jakarta; 2007.
Kriyantono, Rachmat; Public Relations Writing, Teknik Produksi Media public Relations dan Publisitas Korporat; Kencana; Jakarta; 2008.
Morrissa; Manajemen Public Relations – Strategi Menjadi Humas Profesional; Jakarta; Kencana; 2008.
Morrissa; Manajemen Media Penyiaran; Jakarta; Kencana; 2008.
Moleong, Lexy J; Metodologi Penelitian Kualitatif; PT. Remaja Rosdakarya; Bandung; 2004.
Rush, Michael & Philip Althoff; Sosialisasi Poltik; Rajawali Pers; 1998.
Ruslan, Rosady; Manajemen Public Relations dan media komunikasi; PT Raja Grafindo Persada; Jakarta; 2007.
Ruslan, Rosady; Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi; PT.Raja Grafindo Persada; Jakarta; 2003
Senjaja, Sasa Juarsa,; Pengantar Komunikasi; Universitas terbuka; Jakarta; 1993.
Soemirat, Soleh Elvinaro Ardianto; Dasar-dasar Public Relations; PT. Remaja Rosdakarya; Bandung; 2004.
Yin, Robert K; Studi Kasus Desain dan Metode; PT. RajaGrafindo Persada; Jakarta; 2005
Website
:
www.radioprssni.com www.emteika.wordpress.com
Sumber lain : Data Internal Radio Indika FM
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Praditya Sutrisno
Jabatan
: Station Manager Radio Indika Millenia
No. 1.
Pertanyaan Sejarah dibuatnya program soundcheck dan tujuan yang ingin dicapai dari program ini?
Hasil Wawancara Kalo ditanya konsep Soundcheck? Kenapa dibuat soundcheck? Harus flashback dulu ke Clubhoppers. Bicara tentang Soundcheck ga bisa tanpa membicarakan Clubhoppers. Indika FM jalan mulai tahun 2000. Kita mutusin memasuki pasar yang target marketnya 20 – 30 tahun, dipasar itu sudah ada Hardrock. Sebagai faktor pembeda kata istilah buku mah unique selling point (USP), kita buat Clubhoppers yang jalan dari club ke club, yang kita liat pd tahun 2000 belum ada yg ngerjain. Sehingga kita melihat ya udah ini aja kita gedein dan kita famous-in menjadi kendaraan promosi kita. Akhirnya Clubhoppers kita kerjain mulai tahun 2000 sampe sekarang bahkan. Dan karena kita ngerjainnya konsisten, kontinu dan ga putus, sehinggan setelah jalan 3 – 4 tahun dah ga ada lagi yang nanya apa bedanya Indika sama Hardrock. Setelah Clubhopper sudah mulai gede on air dan off airnya jalan, mulai ada pertanyaan “pasarnya Indika clubbing doang ya…?” sebenernya ga, tapi ga bisa segampang itu juga ngejelasin itu. Diakuin saat itu memang program Indika cenderung tidak ada pembalancenya, maka ada usaha untuk mengurangi lagu-lagu dancenya, Clubhoppers jalan terus, tapi dikurangin. Dan untuk menjelaskan bahwa pendengar kita 20-30 tahun tapi bukan cuma clubber loch. Maka kita berpikir membuat program yang memberikan hiburan lain, bikinlah soundcheck. Which is mini concert music show, sama seperti clubhoppers dibuat on air dan off airnya juga dan waktu itu kita liat responnya cukup okelah, cukup bagus perkembangannya dibanding dengan Clubhoppers. Karena klo liat clubhoppers kita pernah yang ngalamin setahun 2 tahun pertama mah yang datang ga begitu rame dan tanpa sponsor, jadi ngeluarin biaya produksi sendiri. Klo soundcheck awalawal kan kita buat di fx dan ex, kalo kita liat
mah rame pengunjungnya dan setahun kita buat 7 yang kosong sponsornya cuma 2 dan sampe sekarang selalu ada sponsornya, dari situ berarti yang kita kerjain dah bener neh. Jadi itu sejarah pembuatan Soundcheck, jadi buat pembalance dan menjelaskan bahwa pendengarnya indika clubbing seneng, tapi life music show juga seneng. Membalance ini impactnya gede buat kita, kalo dibilang Indika terlalu kental dengan pendengar yang cuma suka kedisko doang, ada beberapa brand yang ga mau pasang iklan dikita. Dan dari sisi pendengarnya sendiri, 20 – 30 th itu kan banyak dan tidak semuanya suka clubbing jadi kita coba memberikan suguhan yang berbeda yang memfasilitasi perbedaan selera itu. 2.
Alasan pemilihan nama Soundcheck
Nama soundcheck sendiri dibuat rame2 pada waktu itu. Kita brainstroming, mikirin bareng2, sempet keluar macem2 nama. Tp intinya seh, kalo kita bicara brand, ada Indika FM sebagai mother brand, dan sub brandnya ada Clubhoppers, cita-citanya mah mau buat sub brand juga yang bisa sebesar Clubhoppers. Jadi nanti kedepannya kita udah mungkin ga perlu buat event sendiri, mungkin ada orang atau konser siapa lah ngajak kerjasama Indika FM kita cuma istilahnya support promonya aja dengan ngasih air time, tapi kita bisa bilang brand gw masuk jadi nama acara lo ya, si Soundcheck ini. Makanya kita bikin nama yang bisa dipake jadi brand seperti itu. Lalu kita berpikir apa seh yg paling deket sama live music show sama konsert, akhirnya ketemulah soundcheck, sebuah kegiatan yang pasti harus dilakukan orang supaya pertunjukannya bagus, bisa ga check sound tp hasilnya jelek.
3.
Apakah pernah melakukan riset sebelum membuat suatu program?
Riset seh, tapi memang ga dari badan riset luar, kita buat riset sendiri dan kecil aja. Tapi memang perlu diakui bahwa yang memutuskan program ini jalan ya kita sendiri kalo dilihat dari pembelajaran apa yang dibutuhin pasar, riset hanya melengkapi aja dan ngecek aja kalo kita kerjain ga salah-salah amat.
4.
Apa yang ingin Indika FM berikan kepada pendengar melalui program Soundcheck ini?
On air: live music show itu kan banyak ya, program on airnya mau memberikan edukasi , ngasih tau yang bagus dan yang ga bagus, kalo bagus ditonton, kalo ga bagus ga usah. Dan
kita kalo lg ngereview konser ya apa adanya klo bagus kita bilang bagus kalo jelek ya kita bilang jelek. That is way, dari awal settingannya kita langsung ngejalin kerjasama sama sebuah majalah yang sangat kredibel bukan hanya di Indonesia tapi juga luar karena dia franchise dari luar yaitu kita kerjasama sama Rolling Stone Magazine. Dan karena itu kita pake 2 penyiar , yang 1 penyiar Indika dan 1 lagi istilahnya penyiar tamu lah, wartawan musik itu, jadi ga jarang kita ngedapetin infoinfo yang lucu dan seru dan aneh, yang kadang-kadang ga bisa lo baca dan denger dari media laen. Offair: Lebih ngasih hiburan tapi ya disamping itu juga kita pengen lebih deket dengan pendengar khususnya atau masyarakat luas yang mudah-mudahan bisa jadi pendengar Indika. 5.
Alasan pemilihan artis dan tempat penyelenggaraan Soundcheck off air?
Artis: Selama tahun 2009 seh, dari 7 event artisnya masing-masing 1 band, seperti Maliq, Alexa, Tompi, Marcell, Andien dan Kahitna, Maliq sendiri tampil 2 kali diawal dan diakhir tahun 2009. Yang ngebedain soundcheck sama acara music laennya, kalo yg laen kan bandnya 5 atau 6 apalagi kalo kita bicara pensi, bandnya bisa banyak dari siang sampe malem. Kalo soundcheck sengaja mau coba ngasih space yang lebih buat si band ini untuk lebih explorer, makanya bandnya ga banyak. Jadi kalo dia dah punya beberapa album akan bisa lebih explorer karena ga cuma akan nyanyiin 5 lagu. Kalo kenapa milih artisnya itu kita cek ke recording company yang penjualanan albumnya bagus siapa dan kita cek juga dari data request pendengar yang mana yang demandnya tinggi. Ok event ini ada maksud untuk edukasi, pertunjukan yang menghibur, bagus, berkualitas dan segala macem, tapi buat apa bikin event kalo ga rame kan. Sementara itu seh emang artisnya baru itu aja, tapi nantinya pasti akan berkembang dan sangat cair pemilihan line up atau artisnya. Pemilihan tempat: Soundcheck kan barang baru, kita belum PD (percaya diri) ngajak orang tuk datang kesuatu tempat tuk datang ke event ini. Makanya orangnya dimana kita yang samperin. Mereka harus tau dulu oo..ini
soundcheck, walaupun mereka sebenernya datang kesitu cuma pengen jalan-jalan aja, trus ada soundcheck, gratis, foto-foto, nyanyi, trus dieventnya itu juga ada promo soal program on airnya, ya mudah-mudahan seh dia jadi tertarik denger. Paling tidak walaupun mereka tidak ikutan menggerombol didepan panggung, tapi mereka liat dan tau acara itu radio Indika yang bikin, frekuensinya 91.60 FM. 6.
Berapa kisaran biaya yang dikeluarkan untuk produksi program ini? Sumbernya dari mana saja?
Awal-awal kita jalan tanpa sponsor, pastinya biaya menggunakan budget internal perusahaan. Kalo ditanya brp? Berapa ya? Agak susah kalo bicara soal biaya, lebih kaya gini, jaman dulu 10 tahun lalu, penjualan fisik lagu (maksudnya jual cd, kaset) msh ok lah. Mereka bisa hidup dari hasil jualan kaset atau cd, jd konser sifatnya supporting untuk promosiin penjualan kaset atau cdnya , itu 10 15 tahun lagu. Sekarang kebalik, penjualan fisik dah ga ada apa-apanya, jadi duit mereka nyari dari show. Kalo jaman dulu band A manggung masih ada istilahnya harga media jadi harganya miring dapet diskon gede segala macem, bahkan bisa kejadian band A manggung cuma dibayar biaya produksinya doang. Sekarang mah ga mau, mereka kasih diskon tp juga ga gede paling 20%. Kalo kerjasama barter atau semibarter? Band itu ada 2 manajemen, recording company dan manajemen bandnya itu sendiri. Klo barter kerjasamanya dengan recording company mekanismenya kita pake artisnya mereka dapet airtime tuk promosiin penjualan albumnya. Karena tadi gw bilang penjualan fisik dah bukan tujuan mereka, jadi kerjasama itu sudah sulit dilakukan. Kalo jumlahnya berapa, sangat bergantung sama artisnya, tapi kalo rata-rata mungkin antara 30 – 50 juta per event. Budget khusus dikeluarkan hanya untuk artis aja, sisanya untuk biaya tidak terduga saja. Yang lainnya seperti venue, promosi, konsumsi biasanya hasil kerjasama barter. Setelah ada sponsor 70% persennya kita dapet dari sponsor.
7.
Apa segmentasi pendengar Indika FM?
Segmentasi pendengar: Pendengar Indika FM, umur 20 – 30 tahun, kelas menengah keatas, 20-30 tahun kan lebar yang adalah anak-anak yang baru kelar lulus kuliah S1 dan mereka
baru memulai memasuki dunia kerja (first jobber). Yang menarik kan anak jakarta yang belum kawin belum pergi keluar dari rumah orang tuanya, bahkan kadang-kadang pny anak 2 aja masih dirumah orang tuanya. Pendapatan mereka yang ga terlalu besar akan menjadi besar karena pengeluaran mereka juga ga terlalu besar, cuma pake untuk beli bensin, pulsa, baju, sepatu, nonton, makan, nonton konser dan keperluan pribadi mereka lainnya. Sehingga mungkin gaya hidup anak-anak muda ini sama seperti gaya hidup orang-orang dewasa yang gajinya 3 kali lipat dari mereka. 8.
Bagaimana Strategi komunikasi dalam sosialisasi program ini?
• Ya itu tadi, supaya orang aware sama program ini, kita buat event dimall. Tapi dimall itu memang cuma kita kerjakan selama setahun, selanjutnya kita mulai masuk ke café yang memang bener-bener tempat pertunjukan. Setahun itu memang dilakukan di mall untuk ngegrap target marketnya. • Seminggu sebelum program on air berjalan radio exposenya naek dengan frekuensi siar 2 PT 3 RT setiap harinya. Setelah itu seperti biasa tayang hanya H-3. • Untuk off air biasanya materi promo tayang selama 3 minggu sebelum hari H, frekuensi siarnya untuk spot 160PT 308RT, dan untuk adlib 60PT 148RT, lalu ada 2 kali talkshow diprogram Soundcheck on airnya dan reportase 3 kali dihari H disebelum dan saat event off air sedang diselenggarakan, total air time yang dipakai mencapai 681 air time. Bisa sebanyak itu, karena sebenernya seh basic pemikirannya, Radio Indika siaran selama 15 jam sehari , turn over orang mendengarkan radio itu 1 – 2 jam. Dijakarta kalo berdasarkan pengalaman, orang tuh mendengarkan radio dimobil, kalo dikantor kerja, klo dirumah biasanya nonton tv. Karena itu, kita ingin orang bisa dengar paling ga spotnya sekali atau 2 kali, klo adlibnya memang tidak bisa sebanyak itu karena space adlib tidak sebanyak space tuk spot dan harganya pun lebih tinggi, jadi lebih baik dijual. Lalu biasanya seminggu sebelum hari H memang dibuat lebih heavy. • Print ad dibeberapa media cetak, seperti
rolling stone, free magazine, hers magazine, dll. Print ad untuk soundcheck on air dan off air di lakukan sepanjang 1 tahun penuh secara bergantian. • Lalu kita sebarkan 1000 flyers sebagian ditaro di Indika, dan sebagiannya disebarkan ke tempat-tempat yang rame seperti mall, kampus, kafe dll. Dan juga meletakan beberapa banner di beberapa sudut di venue saat event berlangsung.
• Event off airnya sendiri diadakan 7 kali dalam setahun, gw kira itu jumlah yang cukup untuk bisa mensosialisasikan tentang program ini. Didalam eventnya sendiri pastinya ada materi kata dari host yang menjelaskan tentang program on airnya. • Indika juga bekerjasama dengan beberapa beberapa penyelenggara event (EO) live music show seperti Java Production, yang membuat Java Jazz, Java Soulnation danJava Rockin’land. Bentuk kerjasamanya adalah sistem barter, Indika memberikan air time promo untuk eventnya dan Indika dapat membranding logo Soundcheck disemua materi promosi event mereka. Selama tahun 2009 itu Indika memperbanyak kerjasama itu, dengan tujuan logo Soundcheck bisa tersebar dimana-mana. • Indika juga menggunakan media jejaring social ada group untuk Soundcheck di Facebook dan twitter Indika FM. Setiap program on air dan off airnya akan dan sedang berlangsung media ini selalu diupdate. • Selain itu kita sosialisasiin juga melalui website kita di www.indikafm.com, yang bisa diakses semua orang dengan mudah dan webtorial di beberapa media online. 9.
Pihak mana saja yang terlibat dalam kegiatan komunikasi dalam menyosialisasikan program soundcheck ini?
Mainly internal perusahaan, khususnya department promosi seperti kebanyakan departement promosi diperusahaan lainnya. Jobdes mereka adalah memperkenalkan perusahaan ini sebagai sebuah brand kepada pendengar khususnya dan masyarakat luas umumnya. Tapi diluar itu pastinya secara langsung maupun ga langsung kita pasti terlibat sama pihak luar, venue misalnya pada saat itu program soundcheck ini bergabung
dengan program fx yang bernama Fx Yuppies Day Out jadi pihak fxnya sendiri juga punya program komunikasi sendiri. Lalu dari artisnya sendiri, mereka juga pasti punya komunitas fans mereka dan kita manfaatin itu juga, trus yg tadi dah dibahas pihak sponsor. 10. Rencananya program ini ingin dibuat seperti apa?
Cita-cita terbesar dari soundcheck, bawa band dari luar dan itu maunya terjadi dalam waktu yang ga terlalu lama.
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Shinta Larasati
Jabatan
: Media Officer Radio Indika Millenia
No. 1.
2.
Pertanyaan Siapa yang menjalankan kegiatan Public Relations di Radio Indika FM?
Ruang lingkup pekerjaannya apa saja?
Hasil Wawancara Di Indika FM ga ada PR, fungsi dan peranan PR menjadi tanggung jawab department promosi, didalemnya ada media officer yang bertanggung jawab atas semua kegiatan above the linenya perusahaan, lalu ada event officer yang mengurusi below the linenya. Selain itu juga ada bagian riset dan design grafis. Target kita adalah jumlah pendengar, gimana menarik pendengar baru dan mempertahankan pendengar lama. Tapi karena Indika FM juga media penyiaran dan banyak perusahaan rekanan promosi yang berpotensi menghasilkan pendapatan iklan, maka kita juga kerjasama dengan mereka yang segmentasinya kurang lebih sama dan sama-sama punya kepentingan promosi seperti resto&club, media, event organizer, dll. Biasanya bentuk kerjasama kita barter dan semi barter. Tadi dah dibilang, secara umum kita menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang sama dengan kita dalam hal publikasi seperti media, resto&club, eo, dll. Sistemnya kita kasih mereka air time untuk promo media atau event mereka dan sebaliknya kita dapet space juga di media dan pemasangan logo kita dipromo event mereka. Kalo media officer fokus pada kegiatan above the line, mempublikasikan program dan event Indika melalui media cetak, elektronik, online. Mengurusi mulai dari mempersiapkan materi print ad, mendiskusikan designnya dengan graphic designer kita, membuat press release, mengontrol siaran di media-media, dokumentasi dan kliping materi yang dimuat dimedia. Sementara event officer fokus pada kegiatan below the line, ngurusin event dan juga media promosinya seperti banner, flyer. Selain itu ada R&D yang mengadakan riset internal Indika FM dan Grafic designer yang mengerjakan materi promo program on air dan off air Indika.
3.
Proses sosialisasi program Soundcheck Bentuknya ada print ad, banner, flyer, advertorial, press release, social media, dan menggunakan komunikasi apa saja? webtorial. Yang paling utama promosi pake radio sendiri, dan banyak sekali menggunakan media print untuk promosiin program on air dan off airnya. Untuk Soundcheck, media cetak yang kita pake adalah free magazine, hers magazine, rolling stone magazine, a+ magazine, tabloid cek&ricek, time out magazine, premio magazine masing-masing media memberikan 1 FPFC disetiap edisi. Trus pake social media juga, ada fb (indikafm satu dan indikafm dua) dan twitter dengan account @INDIKA9160FM, kalo kita lagi siaran soundcheck, kita juga update pake social media, tweet tema hari itu, upload foto tamunya, list lagu yang akan keluar, klo lagi eventnya juga reporter selain on air diradio juga tweet atau upload fotonya, dan segala macem. Saat eventnya akan berlangsung H-3 lah, biasanya kita juga menggunakan Indika FM Blackberry Broadcast Messages. Lalu ada webtorial juga di beberapa media online, seperti www.cekricek.com , www.jakartaspot.com , www.homses.net ,dan websitenya indika sendiri www.indikafm.com Below the line yang lainnya jg paling flyer, banner, dan tergantung sponsor, sponsor biasanya selain kasih budget tuk produksi juga kasih fasilitas untuk promosi seperti baliho, billboard, spanduk dan lain-lain. Flyer sendiri biasanya disebar di tempat-tempat yang rame, seperti kampus, kafe, mall, dll. Kalo dibilang media promonya sempit banget, klisenya ya memang begitu keadaannya. Kalo pake media tv, blm ada urgensinya. Sistem kerjasama kita kan tuker guling, klo sama media cetak, misalkan FPFC 50 juta, trus dibarter sama spot kita yang seharga 500rb mereka dapet air time 100 spot, masih masuk akal, klo sama tv sulit bisa dibandingin valuenya. Menurut gw Social media lebih instans, lebih praktis dan lebih deket sama marketnya dan ga ada budget. Sejujurnya kita mengusahakan untuk meminimalisir biaya promosi, 90%nya kita dapet dari sistem barter. Kita undang wartawan-wartawan dari media yang memang sudah kerjasama dengan Indika, gw kasih mereka press releasenya, mereka menyiarkan di medianya masing-masing. Tidak ada
treatment yang gimana-gimana untuk mereka, semua bener-bener dari hasil kedekatan personal aja. 4.
Alasan pemilihan media?
Media cetak kan juga, ada segmentasi pasarnya, yang pasti pemilihan media cari yang sesuai sama target marketnya. Karena eventnya life band, jadi cari media yang lebih anak muda, seperti taget kita yang 20-30 tahun, sesuaikan dengan event dan segmentasinya Indika lah. Tergantung juga seh, klo buat event biasanya begitu, tapi kalo buat on air biasanya lebih luas, ga harus plek-plekan sama, justru kita pengen memperluas jangkauan pasar. Tapi ga yang terlalu luas juga seh, jangan sampe melenceng terlalu jauh dari segmentasi Indika sendiri.
5.
Apakah yakin, kalo pendengar menerima sosialisasi program ini?
Kalo diliat progressnya bagus seh, dari event yang ada sampe sekarang, mengunjungnya jg lumayan rame. Tapi kita seh memang ga pernah puas ya.
6.
Apakah ada kendala yang ditemui dalam proses sosialisasi program, apa saja kendalanya bila ada?
Kendala pasti ada, tapi ga terlalu gimanagimana juga apalagi klo dari sisi promosinya, paling masalah di materi print ad, kadang waktu terbit sudah deadline tapi materi belum approved, alhasil kita tungguin deh sampe jam berapapun. Trus mungkin kurang tepat atau kurang banyak dalam pemilihan media cetak. Selain itu dari sisi sponsor mungkin, karena kan itu tadi, sponsor jg berpengaruh dalam isi materi promosi, khususnya bila sponsor rokok yang merupakan brand luar negeri. Rokok sekarang kan mulai dibatasi dan diawasi gerak geriknya oleh pemerintan dan undang-undang. Ada beberapa produk rokok yang masih boleh sponsorin event tapi media promosinya ga boleh naro gambar bandnya dan ga bole nulis nama bandnya, sementara itu yang kadang bisa menjual. Tapi hal kaya gitu kita jadiin challenge aja, klo emang ga dapetin sponsor rokok ya cari sponsor laen walaupun duitnya tidak sebanyak rokok. Bahkan sekarang juga ada artis yg ga mau disponsorin produk rokok.
7.
Setelah menemukan kendala, program kegiatan apa saja yang dirubah?
So far, yang dah kita lakuin seh paling nambah dan merubah media cetak aja. Kita kan juga ada divisi riset, pernah diriset juga orang biasanya tau dari media mana saja, majalah
yang biasa dibaca, yang biasa dibeli apa, berdasarkan hasil riset itu yang menjadi pertimbangan kita untuk merubah atau menambah media promosi kita khusunya media cetak. 8.
Mengenai materi promo, dalam pembuatan materi print adnya, konsepnya seperti apa, konten dari pesannya seperti apa?
Yang jelas soundcheck itu punya logonya sendiri, jadi pastiin harus ada logo itu disetiap print adnya. Klo layoutnya sangat bergantung pada venue, sponsor, hari dan waktu pelaksanaan. Jadi misalnya kalo kita ngadain di minggu sore jam 5, musti akan didominasi dengan warna-warna yang terang yang warm. Benang merahnya pasti ada dan yang terpenting 5W +1H nya jelas. Kalo yang lainlainnya menyesuaikan dengan faktor lainnya, satu lagi faktor yg berpengaruh adalah sponsor, misalnya sponsornya brand A yang basic colornya merah, pasti kita masukan unsur merah diflyer dan print ad soundcheck, trus sizing mereknya, sponsor biasanya minta size tertentu dan penempatan tertenty diflyer dan print ad tersebut.
9.
Untuk bisa menarik minat pendengar, apakah memasukan gimmick dalam materi promonya?
Kalo kita jual program, hal yang paling utama ya tergantung pada kualitas eventnya sendiri, membaca pangsa pasar, orang suka musik dan band yang seperti apa, yang pasti bukan musik yg disuka tahun lalu. Itu yg paling penting. Klo emang produknya bagus, walaupun ga usah diapa-apain pun dapet minat yg bagus juga. Kita pernah beberapa kali kasih gimmick misalnya ada hadiahnya, itu nambah biaya iya, tapi ga memberi kontribusi yg gimana-gimana juga untuk eventnya. Jadi untuk menarik minat pendengar cukup kasih produk yang bagus, pemilihan artis yang disukai dan tempat juga berpengaruh. Market itu sangat mobile, jadi kita harus bisa bacanya lah.
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Verno Nitiprodjo
Jabatan
: Program Director Radio Indika Millenia
No. 1.
Pertanyaan Jelaskan tentang konsep dan gambaran umum tentang program Soundcheck ini?
Hasil Wawancara Balik lagi, soundcheck itu merupakan tool dari marketing kita, kita kan brand indika dan sub brandnya itu soundcheck. Itu tools komunikasi kita supaya dapet awareness dari stakeholder khususnya pendengar. Ini berangkat dari sejarah dulu kalo dulu kita tahun 2000 -2008 kita punya subbrand clubhoppers dan namanya juga dah cukup kuat sehingga dari clubhopper orang bisa menilai indika seperti apa. Dari situ menemukan masalah, yaitu sulit jualan, karna terlalu dance. Maka kita berpikir untuk membuat program on air dan off air yang bisa sebesar clubhoppers tapi dengan music yang berbeda, bukan dance. Lalu dipilih band, live music. Konsep on air; memperkenalkan live music event di Jakarta, yang isinya review music show, yang bukan dance, tapi berusaha generalis, tidak mengkotak-kotakkan musik. Tujuannya untuk menjadikan agenda kegiatan pendengar, event yang dalam waktu dekat akan diselenggarakan apa aja, trus mereview event yang telah berlangsung. Kalo pemilihan tamu di on air, yaitu orang-orang yang berkecimpung dalam event yang akan berlangsung. Tapi kita tidak cuma mau memberikan informasi tentang agenda, tapi juga sedikit insight bahwa ternyata dibisnis event music itu ada juga yang mananya fungsi ticketing, road manager, ada juga rider, dan kita berusaha melengkapi konten on airnya dengan hal-hal itu.
2.
Kapan waktu penayangan dan siapa host dari program ini? Dan alasan pemilihan waktu dan host tersebut?
Pernah tayang di program Groovy Sunset yang penyiarnya adalah 2i (Irawan Ardian dan Iwan Sastro) disalah satu segmennya pukul 19.00 sampai 20.00 WIB. Karena acara ini kan baru yang mau kita test dulu di on air, yang mana harus ditempatkan di slot yang memang sudah jalan yaitu dijam prime time, maka kita taro di
salah satu segmennya di primetime 2i, yang mana waktu itu memang merupakan waktu yang rame karena disaat itu orang sedang menuju perjalanan pulang yang biasanya sambil nyetir mereka mendengarkan radio. Dan hasilnyapun mendapatkan animo yang cukup baik. Setelah masa sosialisasi selama 3 bulan. Kita merasa kalo tetap menjadi segmen di program Groovy Sunset saja, maka tujuan awalnya agak sulit dicapai. Untuk bisa program Soundcheck ini menjadikan kendaraan untuk menuju off airnya menjadi kurang maksimal, jadi akhirnya kita kasih slot sendiri yang posisinya seperti Clubhoppers. Karena klo terus menjadi segmen, Soundcheck tidak akan gede-gede, maka untuk bisa sebesar Clubhoppers posisinya harus sama yaitu dislot jam 20.00 – 22.00 dan dipilih hari rabu. Pemilihan host sendiri, setelah tidak di program 2i lagi, lalu kita cari siapa yang dapat mengakomodir informasi yang tadi, agenda, review, ngobrol sama pihak yang terlibat dengan live music show, siapa kira2? Sempet berfikir anak band, bisa dan mungkin bagus, tp biasanya anak band atau artis jadwalnya sulit untuk diatur. Pilihan kedua adalah wartawan musik, karena dia punya channel tuk memberikan informasi itu, punya kemanpuan tuk mereview, dan keuntungan yang ketiga dia bisa mewakili institusi atau perusahaan mana tempat dia bekerja. Dia bawa brand Rolling Stone Magazine, kenapa kita kerjasama dengan Rolling Stone karena kita tau Rolling Stone adalah majalah music yang terkemuka sekarang didunia maupun diIndonesia. Kita berpikir bahwa Soundcheck Powered by Rolling Stone bisa mengatrol brand Soundcheck itu baik on air maupun off airnya. Dan dari sekian banyak editor diRolling Stone kita memilih Soleh Solihun. Tapi Soleh itu kan bukan penyiar dia cuma wartawan media cetak, pakem2 siaran radio kan beda dengan media cetak dan kalo soleh sendiri kita kurang yakin. Maka kita menunjuk penyiar indika untuk mendampingin si narasumber ini. Kriterianya jg sama penyiar indika ini harus punya intrest yang besar dalam dunia ini, punya pengetahuan yang luas tentang musik dan tau banyak dengan dunia ini. Pertama kita pilih Hans karena dia cukup lama
berkecimpung didunia entertainment dan sekarang klo Prita dia punya sense of music yang luas juga. 3.
Program komunikasi apa saja yang dilakukan untuk program on airnya?
Kita perlakukan sama seperti program lainnya yaitu 2PT 3RT yang tayang H-3. Tidak ada perlakukan khusus untuk Soundcheck, hanya mungkin diawal-awal, kita putarkan spot promonya 1 minggu penuh sebelum acara on airnya digelar dengan frekuensi siar yang sama 2PT 3RT. Yang tujuannya hanya sebagai brand awareness saja. Tapi untuk mendukung program soundcheck on air ini juga ada promo melalui print ad. Promo on air hanya focus pada above the line saja, pertimbangannya secara sederhana slot untuk soundcheck itu sudah diwakili oleh eventnya.
4.
Isi dari radio promo pastinya dikerjakan oleh internal yaitu department program, kriteria dari materi promonya sendiri seperti apa?
Pengerjaan kreatif promo radio baik spot maupun adlibnya pun diberlakukan sama seperti promo program lainnya. Tapi tentunya disesuaikan dengan objektif yang tadi yaitu menginformasikan pendengar tentang live music show dan juga industrinya. Kalo kontennya sendiri tentunya meliputi jam hari tayang, host, dan juga apa yang mau ditawarkan program itu, pokoknya 5W +1 H. Tapi secara umum, karena radio media selintas dan personal, jadi smua materi promo on air yang dibuat harus memenuhi criteria itu, jadi klo didenger selintas orang sudah bisa langsung menangkep messengenya apa. Gimana supaya selintas itu tercapai tujuannya berarti materi yang disampaikan juga ga banyak-banyak, jangan terlalu banyak informasi, itu satu. Yang kedua, harus disampaikan dengan gaya yang kasual, jangan terkesan ini seperti menyampaikan berita. Yang ketiga, harus bisa ear catchy atau menarik didengar, dengan pengolahan kreatif yang beda dari yang laen, bisa memasukan unsur komedi atau satireatau bisa memaksimalkan sound efek.
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama
: Jelly Febrian
Jabatan
: Pendengar Radio Indika Millenia
No. 1.
Pertanyaan Apakah tau program baru Radio Indika yang bernama Soundcheck? Apa tanggapannya tentang program ini?
2.
Jam tayangnya kapan? Dan siapa penyiarnya?
3.
Frekuensi mendengarkan program on airnya bagaimana?
4.
Klo event off airnya, pernah datang atau tidak ? Klo datang event yang mana?
5.
Apa yang disuka dari program Soundcheck ini?
6.
Tau tentang program Soundcheck darimana aja?
Hasil Wawancara Taulah, acara tentang music kan? Yang gw pernah dengerin seh, ngebahas tentang eventevent music yang mo digelar, ngobrol sama eonya, trus muterin lagu-lagunya. Menurut gw acaranya bagus, mengangkat musik-musik anak negeri, ngasih banyak informasi tentang musik, penyiarnya juga seru, kalo event off airnya cukup menghibur, apalagi waktu itu acaranya pulang kantor kan, abis stress sama kerjaan lumayan lah dapet hiburan gratis. Tapi kayaknya musik ajep-ajepnya Indika jadi kurang ya, cukup bikin gw dan anak-anak snoozer yang suka music dance kecewa seh. Kalo ga salah, tayangnya hari rabu jam 10 malem, penyiarnya prita sama soleh. Tapi gw sendiri seh dengerinnya waktu jaman soundcheck masih di programnya 2i, klo dah jam sepuluhan, biasanya gw dah ga dengerin radio lagi soal. Ya itu tadi, kalo soundcheck yang sekarang dah hampir ga pernah dengerin. Waktu masih di program groovy sunset seh, lumayan lah. Itu juga kalo gw ga keluar kota. Eventnya beberapa kali dateng, waktu artisnya maliq, maliq aja 2 kali kan, alexa waktu itu di ex, trus kahitna sama andien. Gw punya fotofotonya soal. Waktu tompi sama marcell gw ga dateng juga karena lagi diluar kota. Selain emang gw suka fotografi, huntinghunting foto. Juga yang tadi gw bilang, cukup menghiburlah, bisa ngeliat live perform artis yang disuka, hostnya seru, bagi-bagi hadiah pula, trus waktu dan tempatnya juga pas. Di mall kaya fx dan ex kan strategis banget ya. Trus pulang kerja, pas banget deh buat orangorang yang pengen hang out. Dari flyer dan sounding di Indika, maksudnya dari iklan yang ada di Indika, iklan yang rekaman sama yang dari penyiarnya langsung. Yang lainnya paling di FB, kalo ada eventnya kan suka dikirimin invitation tuh dari group
7.
Bagaimana tanggapan tentang materi promo program Soundcheck?
soundcheck di FB. Waktu itu pernah dapet flyernya waktu maen ke Indika, pernah liat juga dikafe mana gt. Materinya bagus, membangun kita untuk mengenal musik dalem negeri. Flyernya juga bagus, isi dari acaranya sangat jelas. Gaya penyampaian si penyiar khususnya 2i sangat informatif dan mereka bisa ngajak kita untuk mendengarkan dan terbawa kedalam suatu acara tersebut.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
: Nurieke Aftria Wardhani
Tempat/Tanggal Lahir
: Garut, 11 Juli 1984
Alamat
: Asrama Sudinsih Rt. 005 Rw. 09 No. 7 Lenteng Agung, Jakarta Selatan 12610
HP
: 0817 988 7984
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 2005 – 2011
: Universitas Mercu Buana, Jakarta Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Public Relations
2001 – 2003
: Lembaga Pendidikan Pengembangan Profesi (LP3I), Jakarta Jurusan Sekretaris
2001 – 1998
: SMKN 25, Jakarta
1998 – 1995
: SLTPN 242, Jakarta
1995 – 1989
: SDN 07 Pagi, Jakarta
PENGALAMAN KERJA 2003 – 2011
: Traffic Officer, Radio Indika FM
Juni – Juli 2003
: Training di Mitsubishi Chemical Indonesia