DAFTAR PUSTAKA
Alfiyati A. 2008. Si Penghasil telur dan daging yang handal dari Kalimantan Selatan. Bibit. Med Info Perb Ternak 2 (1):19-21. [AOAC] The Association of Official Agricultural Chemist. 2005. Official methods of analysis 18th. Rev.ed. Washington DC. Appleby MC, Mench JA, Hughes BO. 2004. Poultry Behaviour and Welfare. Center of Agriculture Bioscientific (CAB) Publishing. London. Applegate TJ, Harper D, Lilburn L. 1998. Effects of hen age on egg composition and embryo development in commercial Pekin ducks. Poult Sci 77:16081612. Avanzi CF, Crawford RD. 1990. Mutation and major variant in muscovy duck. Di dalam: Crawford RD (ed). Poultry Breeding and Genetics. Elsevier. Amsterdam Azmi, Gunawan, Suharnas E. 2006. Karakteristik morfologis dan genetik itik Talang Benih di Bengkulu. Di dalam: Cakrawala Baru IPTEK Menunjang Revitalisasi Peternakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 5-6 September 2006. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. hlm. 716-722. Azmi, Gunawan, Suharnas E. 2008. Studi karakteristik morfologis dan genetik kerbau Benuang di Bengkulu. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau; Jambi, 22-23 Juni 2007. Dinas Peternakan Propinsi Jambi bekerjasama dengan Direktorat Perbibitan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jambi. Baruah KK, Sharma PK, Bora NN. 2001. Fertility, hatchability and embryonic mortality in ducks. J Ind Vet 78:529-530. Barnard C. 2004. Animal Behaviour, Mechanism, Development, Function and Evaluation. Pearson Education Limited. Prentice Hall England. British Library Cataloguing Publication Data. London. Biyatmoko D. 2005. Petunjuk teknis dan saran pengembangan itik Alabio. Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. 9 hlm. Biyatmoko D. 2005a. Kajian arah pengembangan itik di masa depan. Ekspose Konsultan Pengembangan Ternak Kerbau dan Itik serta Diseminasi Teknologi Peternakan Tahun 2005; Banjarbaru, 11 Juli 2005. Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. 13 hlm. Bley TAG, Bessei W. 2008. Recording of individual feed intake and feeding behavior of Pekin duck kept in groups. Poult Sci 87:215-221.
108
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Hulu Sungai Utara dalam Angka. Amuntai [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Hulu Sungai Tengah dalam Angka. Barabai [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Hulu Sungai Selatan dalam Angka. Kandangan. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Kalimantan Selatan dalam Angka. Banjarmasin. Brahmantiyo B, Prasetyo LH, Setioko AR, Mulyono RH. 2003. Pendugaan jarak genetik dan faktor peubah pembeda galur itik (Alabio, Bali, Khaki Campbell, Mojosari dan Pegagan). JITV 8 (1):1-7. Brahmantiyo B, Mulyono RH, Sutisna A. 2005. Ukuran dan bentuk tubuh itik Pekin (Anas platyrhynchos), entok impor dan entok lokal (Cairina moschata). Di dalam: Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional. Prosiding Lokakarya Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Genetik di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 266-272. Buitenhuis AJ, et al. 2005. Quantitative trait loci for behavioural traits in chicken. J Livestock Prod Sci 93:95-103. Butlin RK, Tregenza T. 1998. Levels of genetic polymorphism: Marker loci versus quantitative traits. J Phil Trans R Soc 353:187-198. Campo JL. 1997. The hypostatic genotype chichen. Poult Sci 76:432-436.
of the recessive white prat of
Cook RN, Xin H, Nettleton D. 2005. Effects of cage stocking density of feeding behaviours of groups housed laying hens. J Am Agric Biol Eng 49 (1):187192. Craig VJ. 1981. Domestic Animal Behaviour: Causes and Implication for Animal Care and Management. Prentice Hall-Inc. Englewood Cliffs, New Jersey. de Ardrede AN, Rogler JC, Featherson WR, Alliston CW. 1977. Interrelationships between diet and elevated temperatures (cyclic and constant) on egg productionand shell quality. Poult Sci 56:1178-1188. Departemen Pertanian. 2006. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 235/Permentan/OT.140/8/2006 Tentang Pedoman Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ternak. Jakarta: Departemen Pertanian R.I. Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan. 2011. Laporan Tahunan. Banjarbaru.
109
Dinas Peternakan Propinsi Kalimantan Selatan. 2006. Evaluasi kinerja pembangunan peternakan 2006 dan rencana kegiatan 2007. Rapat Kerja Evaluasi Pembangunan Peternakan Kalimantan Selatan. Banjarbaru, 16 Januari 2006. 18 hlm. Dinas Peternakan Kabupaten Hulu Sungai Utara. 2000. Laporan Tahunan. Amuntai. 59 hlm. Diwyanto K. 2005. Perbibitan dan pengembangan unggas air. Di dalam: Merebut Peluang Agribisnis melalui Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Unggas Air. Prosiding Lokakarya Unggas Air sebagai Peluang Usaha Baru; Bogor, 6-7 Agustus 2005. Bekerjasama Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dengan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia dan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor Dukas R. 2004. Evolutionary biology of animal cognition. Ann Rev Ecol Syst 35: 347-374. Edianingsih P. 1991. Performans produksi dan pengukuran keragaman fenotipik itik Alabio pada sistem pemeliharaan intensif. [tesis]. Bogor: Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Everitt BS, Dunn G. 1998. Applied multivariate data analysis. Halsted Press an imprint of John Wiley and Sons Inc, New York. Ewing SA, Lay DC, Von-Borell E. 1995. Farm Animal Well Being: Stress Physiology, Animal Behaviour and Environmental Design. Practice Hall New Jersey. Falconer DS, Mackay TFC. 1996. Introduction to Quantitative Genetics. Fourth Edition. Longman Groups Ltd. England. [FAO] Food and Agriculture Organization. 2002. Conserving and developing farm animal diversity. Rome. Secretariat of the report on the state of the world animal genetic resources. FAO. Rome. Farland D.1986. Animal Behaviour; Psychobiology, Ethology and Evolution. ELBS-English Language Book Society Longman. Fraser AF, Broom DM. 2005. Farm Animal Behaviour and Welfare. CABI Publishing Oxon, United Kingdom. London. Fries R, Ruvinsky A. 1999. The Genetic of Cattle. CABI Publishing: New York USA. Gahne B, Juneja RK, Gromlus J. 1977. Horizontal polyacrilamide gradient gel electrophoresis for the silmotanous phenotyping of transferin, post transferin, albumin and post albumin in blood plasma of cattle. J Anim Blood Biochem Genet 7:59-64. Gasperzs V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Jilid 2. Bandung; Penerbit PT Tarsito.
110
Griffiths AJ, William FMG, Jeffery HM, Richard CL. 1999. Modern Genetics Analysis. W.H. Freeman and Co. New York. Gunawan B et al. 1994. Korelasi phenotipik dan genetik beberapa sifat produksi telur itik Alabio, Khaki Campbell, Tegal dan persilangannya. Prosiding Pengolahan dan Komunikasi Hasil-hasil Penelitian Unggas dan Aneka Ternak. Ciawi, 20-22 Februari 1994. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 49-54. Hamdan A, Zuraida R. 2007. Profil usaha ternak itik Alabio petelur pada lahan rawa lebak Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan (Kasus Desa Sungai Durait Tengah Kecamatan Babirik). Di dalam: Revitalisasi Kawasan PLG dan Lahan Rawa Lainnya untuk Membangun Lumbung Pangan Nasional. Prosiding Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa. Kuala Kapuas, 3-4 Agustus 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Palangka Raya. hlm. 127-134. Hamdan, A, Zuraida, R, Khairudin. 2010. Usahatani itik Alabio petelur (Studi kasus Desa Prima Tani Sungai Durait Tengah Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan), Di dalam: Menjadikan Inovasi Badan Litbang Pertanian Tersedia Secara Cepat, Tepat dan Murah. Prosiding Seminar Nasional Membangun Sistem Inovasi di Perdesaan. Bogor, 15-16 Oktober 2009. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. hlm 256-262. Handoko J, Sisca S, Mastutiningsih. 2005. Sekilas keragaman hayati di Jawa Tengah. Warta Plas Nut Indon 18. Harahap FA. 2005. Pendugaan parameter genetik sifat-sifat produksi telur itik Alabio dan penggunaannya pada seleksi. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hardjosubroto W. 2001. Genetika Hewan. Jogjakarta; Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. Hardjosworo PS. 1995. Peluang pemanfaatan potensi genetik dan prospek pengembangan unggas lokal. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hardjosworo PS et al. 2001. Pengembangan teknologi peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding Lokakarya Unggas Air Sebagai Peluang Usaha Baru; Bogor, 6-7 Agustus 2001. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 22-41.
111
Hardjosworo PS. 2005. Pengaruh penempatan air minum pada efisiensi penggunaan pakan. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Harris M. 1994. Dasar-Dasar Genetika Manusia. 3rd ed. Jogjakarta. Gadjah Mada University Press. Harmayanti WA, Johari S, Kurniyanto E. 2009. Keragaman genotipe kerbau lumpur berdasarkan polimorfisme protein darah. J Ilmu Pet Braw 19 (1):4557. Hayashi Y, Otsuka J, Nishida T, Martojo H. 1982. Multivariate craniometrics of wild banteng, Bos banteng and five traits of native cattle in Eastern Asia. Di dalam: The Origin and Phylogeny of Indonesian Native Livestock Investigation on The Cattle. Form and Their Wild Forms. III: 19-30. Hetzel DJS. 1985. Duck breeding strategies the Indonesian example. Di dalam: Farrel DJ and Stapleton P (ed). Duck Production Science and World Practice. University of New England. p.1-5 Hodges J. 1992. The Threat to Indigenous Breeds in Developing Country and Option for Action. Di dalam: Genetic Conservation of Domestic Livestock. Vol. 2. Center of Agriculture Bioscientific (CAB) - International United Kingdom London. p.47-55. Hoffmann I. 2005. Research and investment in poultry genetic resources challenges and option for sustainable use. J World Poult Sci 61:57-70. Ishii T, Oda T, Fukuda K, Fukaya. 1996. Three dimension measuring apparatus for body from of farm animal. Proceed AAAP Soc Zootech Sci. Tokyo. p.544-545. Iskandar S, Susanti T, Juarini E. 2000. Respons tingkah laku anak itik jantan lokal terhadap bentuk tempat dan jenis pemberian pakan. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 September 2000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. hlm. 310-318. Istiana.1994. Kematian embrio akibat infeksi bakteri pada telur tetas di penetasan itik Alabio dan perkiraan kerugian ekonominya. J Peny Hewan 26 (45):3640. Jarmani SN, Sinurat AP. 2004. Pengembangan itik dalam upaya menambah konsumsi protein hewani dan pendapatan masyarakat. Di dalam; IPTEK sebagai Motor Penggerak Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis Peternakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Buku 1; Bogor, 4-5 Agustus 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm.621-627. Ketaren PP. 1998. Feed and feeding of duck in Indonesia. J Indo Agric Res Develop 20 (3):51-56.
112
Ketaren PP, Prasetyo LH, Murtisari T. 1999. Karakter produksi telur itik silang Mojosari x Alabio. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Ketaren PP. 2002. Kebutuhan gizi untuk itik petelur dan itik pedaging. Wartazoa 12 (2):37-46. Kilgour RD., Dalton. 1989. Livestock Behaviour a Practical Guide. Granada London, Sydney, New York Press. Koch T. 1973. Anatomy of The Chicken and Domestic Duck. IOWA. The IOWA State University Press. Komarudin, Rukmiasih, Hardjosworo PS. 2008. Performa produksi itik berdasarkan kelompok bobot tetas kecil, besar dan campuran. Di dalam: Inovasi Teknologi Mendukung Pengembangan Agribisnis Peternakan Ramah Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 11-12 Nopember 2008. Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 604-610 Kortlang CFHF. 1985. The incubation of duck eggs. Di dalam: Farrel DJ and Stapleton P (ed). Duck Production Science and World Practice. University of New England. p.167-177. Kurniawan I, Haranida, Hadiatami S, Asadi. 2004. Katalog data paspor plasma nutfah tanaman pangan. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Lancester FM. 1990. Mutations and major variants in domestic duck. Di dalam: Crawford R.D. (ed). Poultry Breeding and Genetics; Departement of Animal and Poultry Science University of Saskatchewan, Saskatoon, Canada. p 381-388 Larbier M, Leclercq B. 1994. Nutrition and Feeding of Poultry. Nottingham University Press. INRA. Perancis Lasmini A, Abelsami R, Parwati NM. 1992. Pengaruh cara penetasan terhadap daya tetas telur itik Tegal dan Alabio. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 September 1992. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. hlm. 31-34. Lestari. 2002. Pengkajian polimorfisme protein plasma darah ayam kampung dan ayam ras menggunakan analisis polyacrilamide gel electrophoresis (PAGE). J Anim Sci Tech 1(1):18-25 Liron
JP et al. 2002. Analysis genetic diversity and population structure in Argentine and Bolivian Creole cattle using five loci related to milk production. Genet Mol Biol 25 (4):413-419.
113
Ma’amun MY, Rina Y. 1995. Kontribusi usaha ternak terhadap pendapatan petani di Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan Pengolahan dan Komunikasi Hasil Penelitian; Ciawi-Bogor, 2526 Januari 1995. hlm. 456-555. Maeda Y, Washburn KW, Marks HI. 1980. Protein polymorphism in quail population selected for large body. Anim Bloods Gprs Biochem Genet 11:215-260. Maijala K et al. 1992. Conservation of animal genetic resouces in Scandinavian. In. Genetic Conservation of Domestic Livestock. Vol 2. Center for Agriculture Bioscientific (CAB) International. Mansjoer SS. 1985. Pengkajian sifat-sifat produksi ayam Kampung serta persilangannya dengan ayam Rhode Island Red. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Mansjoer I, Mansjoer SS, Sayuthi D. 1989. Studi banding sifat-sifat biologis ayam Kampung, ayam Pelung dan ayam Bangkok. [laporan hasil penelitian]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Mansjoer SS. 2002. Konservasi plasma nutfah unggas dan burung di Indonesia. Disampaikan pada Worshop Nasional Persiapan Country Report The State of The World’s Animal Genetic Resources (The SoWANGRI).Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Marson EP. et al. 2005. Genetic characterization of European zebu composite bovine using RFLP marker. Genet Mol Res 4 (3):496-505. Martojo H. 1992. Peningkatan Mutu Genetik Ternak. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor. Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2006. Perancangan Percobaan Aplikasi SAS dan Minitab. Bogor:Institut Pertanian Bogor Press. Metzer F, Scotia N, Feathersite. 2002. Ducks. http www.togan.co.za/farming/duck htm [06 Maret 2002]. Mignon-Grateau et al. 2005. Genetic of adaptation and domestication in livestock. Livestock Prod Sci 93:3-14. Moioli B, Napalitano F, Cattillo G. 2004. Genetic diversity between Piedmontase Marremana and Podolica cattle breeds. J Hered 95:250-265. Mulyono RH, Pangestu RB. 1996. Analisis statistik ukuran-ukuran tubuh dan analisis karakter-karakter genetik eksternal pada ayam Kampung, ayam Pelung dan ayam Kedu. [hasil-hasil penelitian]. Bogor:Tahun 1995/1996. Rayon Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Muzani A, Brahmantiyo B, Sumantri C, Tapyadi A. 2005. Pendugaan jarak genetik pada itik Cihateup, Cirebon dan Mojosari. Med Pet 28 (3):109116.
114
Nawhan A. 1991. Usaha peternakan itik Alabio (Anas platyrhynchos Borneo) di Kalimantan Selatan. Orasi Ilmiah disampaikan pada Lustrum II dan Wisuda VI Sarjana Negara Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad AlBanjary; Banjarmasin, 26 Oktober 1991. 18 hlm. Nazir M.1998. Metode Penelitian. Cetakan keempat. Jakarta: Penerbit PT Galia Indonesia Nei M. 1987. Molecular Evaluationary Genetics. Columbia University Press: New York. p. 512. Nei M, Kumar S. 2000. Molecular Evolution and Genetics. Oxford University Press: New York. Newman S. 1999. Quantitative and molecular genetic effect on animal well being: Adaptive Mechanism. J Anim Sci 71:1641-1653. Nishida T, Hayashi Y, Hashiguchi T, Mansjoer SS. 1982. Distribution and identification of jungle fowl in Indonesia. The origin and phylogeny of Indonesia native livestock Part III. 85-89. Report by The Research Group of Overseas Scientific Survey. Noor RR. 2008. Genetika Ternak. Jakarta: Penerbit PT Penebar Swadaya. [NRC] National Research Council 1994. Nutrient Requirement of Poultry. Washington: National Academy Press Washington DC. Ogah DM, Alaga AA, Momoh MO. 2009. Principal component analysis of the morphostructural traits of muscovy ducks. Intl J Poult Sci 8 (11):1100-1103. Ogah DM, Alaga AA, Momoh MO. 2009a. Principal component factor analysis of the morphostructural traits of muscovy duck. Intl J Poult Sci 8 (11):11041108. Ogita ZL, Markert CL. 1979. A miniatureized systems for electrophoresis on polyacrilamide gel. Anal Biochem 99:233-241. Orzech K. 2005. Sample ethogram.http://tolweb.org/online contributors [25 Februari 2009]. Pala A. 2004. Genetic conservation of livestock and factor analysis. App Ecol Environt Res 2:135-141. Pingel H. 2005. Development of small scale duck farming as a commercial operation. Di dalam: Merebut Peluang Agribisnis melalui Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Unggas Air. Prosiding Lokakarya Unggas Air Sebagai Peluang Usaha Baru; Bogor, 6-7 Agustus 2005. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia dan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. hlm.317-349.
115
Prasetyo LH, Susanti T. 1999/2000. Seleksi awal bibit induk itik lokal. [laporan hasil penelitian rekayasa tekonologi peternakan]. Bogor; Bagian Proyek ARMP II. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Prasetyo LH, Ketaren PP, Hardjosworo PS. 2005. Perkembangan teknologi budidaya itik di Indonesia. Di dalam: Merebut Peluang Agribisnis melalui Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Unggas Air. Prosiding Lokakarya Unggas Air Sebagai Peluang Usaha Baru; Bogor, 6-7 Agustus 2005. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia dan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. hlm.145-161. Prasetyo LH. 2006. Strategi dan peluang pengembangan pembibitan ternak itik. Wartazoa 16 (3):109-115. Purba M, Manurung T. 1999. Produktivitas ternak itik petelur pada pemeliharaan intensif. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Jilid I; Bogor,1-2 Desember 1999. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 374-380. Purba M, Hardjosworo PS, Prasetyo LH, Ekastuti DR. 2005. Pola rontok bulu itik Alabio betina dan Mojosari serta hubungannya dengan kadar lemak darah (trigliserida), produksi dan kualitas telur. JITV 10 (2): 96-105. Rahmat D. 1989. Pendugaan parameter genetik beberapa sifat produksi telur itik Alabio, Khaki Campbell dan hasil kawin silang antara itik Alabio, Tegal dan Khaki Campbell. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rasyaf M. 1994. Beternak Itik Komersial. Edisi kedua. Jogjakarta: Penerbit PT Kanisius Ribber AB, Mench JA. 2008. Effect of feed and water based enrichmen on activity and cannibalism in muscovy ducklings. Appl Anim Behav Sci 114: 429-440 Riztyan. 2005. Konstitusi gen pada protein putih telur burung puyuh sebagai dasar dalam klasifikasi. J Pengemb Peter Trop 30 (1): 53-61. Rohaeni ES, Tarmudji. 1994. Potensi dan kendala dalam pengembangan peternakan itik Alabio di Kalimantan Selatan. Warta Penel dan Pengemb Pert 26 (1):4-6. Rohaeni ES, Istiana, Tarmudji. 1994. Penetasan itik Alabio di Kalimantan Selatan ditinjau dari aspek manajemen dan kesehatan anak itik yang dihasilkan. J Peny Hewan 24(47):63-69.
116
Rohaeni ES, Setioko AR. 2001. Keragaan produksi telur pada Sentra Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Prosiding Lokakarya Unggas Air Sebagai Peluang Usaha Baru; Bogor, 6-7 Agustus 2001. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Rohaeni ES. 1997. Pengaruh tingkat pemberian bahan pakan lokal untuk itik Alabio [laporan hasil penelitian]. Banjarbaru: Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Banjarbaru. Rohaeni ES. 2005. Analisis kelayakan usaha itik Alabio dengan sistem lanting di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; Bogor, 12-13 September 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 845-850. Rohaeni ES, Hamdan A, Setioko AR. 2005. Usaha penetasan itik Alabio sistem sekam yang dimodifikasi di sentra pembibitan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Buku II. Bogor,12-13 September 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 727-778. Rohaeni ES, Rina Y. 2006. Peluang dan potensi usaha ternak itik di lahan lebak. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Lahan Terpadu; Banjarbaru, 2829 Juli 2006. Balai Penelitian Lahan Rawa. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Banjarbaru. hlm. 387-397. Romanov MN, Veremenyenko RP, Bondarenko YY. 1995. Conservation of waterfowl germplasm in Ukraine. Di dalam: World’s Poultry Science Association. Proceeding 10th European Symposium on Waterfowl, March, 26-31 1995. Halle (Saale) Germany. p. 401-414. Rose SP. 1997. Principle of Poultry Science. London: Center for Agriculture Bioscientific (CAB) International. London. Saerang JLP. 2010. Kajian biologis maleo (Marcocephalon maleo) yang dipelihara secara ex-situ. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Sarengat W. 1990. Inventarisasi nama-nama jenis itik berdasarkan warna bulu pada populasi itik lokal di daerah Magelang dan Tegal. Prosiding Seminar Nasional Tentang Unggas Lokal. hlm.183-187. Sartika T, Wati DK, Rahayu Iman HS, Iskandar S. 2008. Perbandingan genetik eksternal ayam Wareng dan ayam Kampung yang dilihat dari laju introgresi dan variabilitas genetiknya. JITV 13 (1): 279-287.
117
Schulze V et al. 2003. The influences of feeding behaviour on feed intake curve parameters and performance traits of station tested board. J Livestock Prod Sci 82:105-116. Setioko AR. 1990. Usaha pemeliharaan itik di Indonesia. Disampaikan pada Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Sub Sektor Peternakan; Binuang 19-20 Oktober 1990. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPTP) Banjarbaru. Setioko AR. 1998. Penetasan telur itik di Indonesia. Wartazoa 7 (2) 40-46. Setioko AR. 2001. Inseminasi buatan pada itik. Disampaikan pada Acara Pelatihan Inseminasi Buatan pada Itik di BPT HMT Pelaihari Kalimantan Selatan. Tambang Ulang, 30-31 Agustus 2001. 8 hlm. Setioko AR. 2008. Konservasi plasma nutfah unggas melalui kriopreservasi Primordial Germ Cells (PGCs). Wartazoa 18 (2):68-77. Setioko AR et al. 1992. Pengaruh perbaikan nutrisi terhadap produktivitas itik gembala pada masa bero. Prosiding Agroindustri Peternakan di Pedesaan. Balai Penelitian Ternak Ciawi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Setioko AR, Sinurat AP, Setiadi B, Lasmini A. 1994. Pemberian pakan tambahan untuk pemeliharaan itik gembala di Subang Jawa Barat. JITV 8 (1):27-33. Setioko AR, Istiana. 1999. Pembibitan itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Jilid I; Bogor,1-2 Desember 1999. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 382-387. Setioko AR, Istiana, Ismadi DI, Rohaeni ES. 1999/2000. Pengkajian teknologi usahatani itik Alabio [laporan hasil pengkajian].Banjarbaru:Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IPPTP). Banjarbaru.39 hlm. Setioko AR, Istiana, Rohaeni ES. 2000. Pengkajian peningkatan mutu itik Alabio melalui program seleksi pada pembibitan skala pedesaan. Disampaikan pada Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian, Sub Sektor Peternakan; Banjarbaru, 15-16 Agustus 2000. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. Banjarbaru.13 hlm. Setioko AR, Rohaeni ES. 2001. Pemberian ransum bahan pakan lokal terhadap produktivitas itik Alabio. Prosiding Lokakarya Unggas Air sebagai Peluang Usaha Baru; Bogor, 6-7 Agustus 2001. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Setioko AR, Susanti T, Prasetyo LH, Supriyadi. 2004. Produktivitas itik Alabio dan MA dalam sistem perbibitan di BPTU Pelaihari. Di dalam; IPTEK sebagai Motor Penggerak Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis Peternakan.
118
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; Bogor, 45 Agustus 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Setioko AR, Sopiyana S, Sunandar T. 2005. Identifikasi sifat kuantitatif dan ukuran tubuh pada itik Tegal, itik Cirebon dan itik Turi. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm.786-794. Smyth JR. 1993. Genetic of plumage, skin, eyes pigmentation in chicken. Di dalam: Crawford RD (ed). Poultry Breeding and Genetics. Departement of Animal and Poultry Science. University of Saskatchewan, Saskatoon. Canada. p. 109-168. [SNI] Standar Nasional Indonesia. 2006. Ransum itik petelur (duck layer) SNI Nomor 01-3910 Tahun 2006. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. [SNI] Standar Nasional Indonesia. 2009. Standarisasi itik Alabio meri/DOD SNI Nomor 7557 Tahun 2009. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta Solihat S, Suswoyo I, Ismoyowati. 2003. Kemampuan performan produksi telur dari berbagai itik lokal. J Peter Trop 3 (1):27-32. Sopiyana S., A.R. Setioko dan M.E. Yusnandar. 2006. Identifikasi sifat-sifat kualitatif dan ukuran tubuh pada itik Tegal, itik Magelang dan itik Damiaking. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm.123-130. Sopiyana S, Prasetyo LH. 2008. Menyilangkan itik peking. Poult Indon. Edisi Januari 2008. Jakarta. hlm. 66-67. Srigandono B, Sarengat W. 1990. Ternak itik identitas Jawa Tengah. Prosiding Temu Tugas Sub Sektor Peternakan. Pengembangan Itik di Jawa Tengah. hlm.10-16. Srigandono B. 1997. Ilmu Unggas Air. Jogjakarta; Gadjah Mada University Press. Stansfield WD. 1983. Theory and Problems of Genetics. 2nded. Mc. Graw Hill Company Inc. New York. Steel RGD, Torrie GH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistik; Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Sudana W. 2005. Potensi dan prospek lahan rawa sebagai sumber produksi pertanian. Anal Kebijak Pert 3(2):141-151. Sudaryanto B. 2005. Peranan modal kepada petani. Di dalam: Pengembangan Usaha Kecil Lokakarya Unggas Air Sebagai
sebagai upaya percepatan alih teknologi Merebut Peluang Agribisnis melalui dan Menengah Unggas Air. Prosiding Peluang Usaha Baru; Bogor, 6-7 Agustus
119
2005. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian bekerjasama dengan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia dan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. hlm 308-316 Sumadi, Hardjosubroto W, Ngadiyono N. 2004. Analisis potensi sapi potong bakalan di Daerah Istimewa Jogjakarta. Di dalam; IPTEK sebagai Motor Penggerak Pembangunan Sistem Usaha Agribisnis Peternakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Buku 1. Bogor, 4-5 Agustus 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 130-139. Suparyanto A. 2003. Karakteristik itik Mojosari putih dan peluang pengembangannya sebagai itik pedaging komersial. Wartazoa 13 (4):143151. Suparyanto A. 2005. Peningkatan produktivitas daging itik mandalung melalui pembentukan galur induk.[disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Suryana. 2007. Prospek dan peluang pengembangan itik Alabio di Kalimantan Selatan. J Penel Pengemb Pert 26 (3):109-114. Suryana, Tiro BW. 2007. Keragaan penetasan telur itik Alabio dengan sistem gabah di Kalimantan Selatan. Di dalam; Percepatan Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Mendukung Kemandirian Masyarakat Kampung di Papua. Prosiding Seminar Nasional dan Ekspose. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua; Jayapura, 5-6 Juli 2007. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.hlm 269-277. Susanti T. 2003. Strategi pembibitan itik Alabio dan itik Mojosari. [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Susanti T, Prasetyo LH. 2007. Panduan Karakterisasi Ternak Itik. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Bogor. 42 hlm. Susanti T, Prasetyo LH. 2009. Pendugaan parameter genetik sifat-sifat produksi telur itik Alabio. Di dalam:Inovasi Teknologi Mendukung Pengembangan Agribisnis Peternakan Ramah Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 11-12 Nopember 2008. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm. 588-610. Sutopo, Nomura K, Sugimoto Y, Amano T. 2001. Genetic relationship among Indonesia native cattle. J Anim Genet 28:3-11 Suwindra IN. 1998. Uji tingkat protein pakan terhadap kinerja itik umur 16 - 40 minggu yang dipelihara intensif pada kandang tanpa dan dengan kolam. [disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
120
Syrstad O. 1992. Utilization of indigenious animal genetic resources. Di dalam: African Animal Genetic Resources: Their Characterization, Conservation and Utilization. Proceeding of The Research Planning Workshop Held at ILCA. Addis Ababa. Ethiopia, 19-21 Februari 1992. International Livestock Center for Africa. Ethiopia. p.17-21. Tanari M. 2005. Karakterisasi habitat, morfologi dan genetik serta pengembangan teknologi penetasan ex-situ burung maleo (Macrocephalon maleo Sal. Muller 1846) sebagai upaya meningkatkan efektivitas konservasi. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Toha AHA. 2001.Deoxyribo Nucleic Acid: Rekayasa, Keanekaragaman dan Efek Pemanfaatannya. Bandung: Penerbit Alfabeta. Tomaszewska MW, Putu IG. 1989. Behaviour in relation to animal production in Indonesia. Bogor:Institut Pertanian Bogor-Australia Project and Balai Penelitian Ternak Bogor. [UURI] Undang Undang Republik Indonesia. 2009. Undang Undang Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor 18 tahun 2009. Republik Indonesia. Jakarta Wahju J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Jogjakarta:Gadjah Mada University Press. Washburn KW.1993. Genetics variation in egg composition. Di dalam: Crawford RD (ed). Poultry Breeding and Genetics. Departement of Animal and Poultry Science. University of Saskatchewan, Saskatoon. Canada. p.781804. Wasito, Rohaeni ES. 1994. Beternak Itik Alabio.Jogjakarta: PT. Kanisius. Warsono IU. 2009. Sifat biologis dan karakteristik karkas dan daging bandikut (Echymipera kalubu). [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Warwick EJ, Astuti JM, Hardjosubroto W. 1995. Pemuliaan Ternak. Edisi kelima. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press. Wibowo B, Juarini E, Sunarto. 2005. Analisa ekonomi usaha penetasan telur itik di sentra produksi. Di dalam: Merebut Peluang Agribisnis melalui Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Unggas Air. Prosiding Lokakarya Unggas Air II. Ciawi, 16-17 Nopember 2005. Kerjasama Balai Penelitian Ternak, Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia dan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.hlm 261-270. Wiley EO.1981. Phylogenetics. The Theory and Practice of Phylogenetics Systematic. Canada: John Wiley and Sons Inc. Wilson HR.1997. Effecs of maternal nutrient on hatchability. J Poult Sci 76:143146.
121
Winaya A. 2010. Variasi genetik dan hubungan filogenetik populasi sapi lokal di Indonesia berdasarkan penciri molekuler DNA mikrosatelit kromosom Y dan gen cytochrome B. [disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor Wulandari WA. 2005. Kajian karakteristik biologis itik Cihateup. [tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Yellita Y. 1998. Pola polimorfisme protein darah itik lokal Sumatera Barat. [tesis].Padang: Program Pascasarjana, Universitas Andalas Padang. Yuwono DM, Subiharta, Hermawan A. 2006. Kajian inovasi kelembagaan pembibitan itik Tegal Unggul model inti-plasma. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi dalam Mendukung Usaha Ternak Unggas Berdaya Saing. Semarang, 4 Agustus 2006. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan bekerjasana dengan Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang. hlm.176-184. Zuraida R. 2004. Profil pengusahaan ternak itik pada sistem usahatani di lahan rawa lebak (Studi kasus di Desa Setiab Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan). Di dalam; IPTEK sebagai motor penggerak pembangunan sistem dan usaha agribisnis peternakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Buku 1. Bogor, 4-5 Agustus 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. hlm.614-620. .
.