73
DAFTAR IS TILAH
Devide et impera : Pecah belah dan taklukkan, yaitu sebuah taktik menghancurkan persatuan dari sekelompok orang dengan tujuan meraih keuntungan dari kondisi tersebut.
Diskriminatif : Sifat yang cenderung membeda-bedakan satu dengan yang lain dengan tolok ukur tertentu, seperti usia, jenis kelamin, suku, dan agama.
Koloni : Daerah penempatan penduduk, biasanya di sebuah wilayah baru yang jauh dari tanah air.
Legitim : Diterima secara luas oleh khalayak.
Dokumenter : Tindakan menangkap dan memaparkan kembali sebuah peristiwa sejarah melalui media massa.
Scriptwriting : Proses penulisan naskah suatu karya film.
S audagar : Pedagang
Makelar : Penghubung dalam perdagangan
74
Eksodus : Perjalanan besar-besaran untuk meninggalkan sebuah tempat, menuju tempat lain.
Krusial : Penting.
Kondusif : Suasana yang mendukung untuk melakukan sesuatu.
Artileri : Persenjataan berat, mencakup meriam dan lain-lain.
S trata : Tingkatan.
Mutual : Kondisi yang menguntungkan bagi semua pihak.
Resolusi : Keputusan atau kebulatan pendapat berupa tuntutan atau peraturan yang ditetapkan oleh sebuah sidang.
Heeren XVII : Dewan VOC yang terdiri dari 17 tuan-tuan (Heeren).
Kanal : Jalur air buatan.
Stadhuis : Balai kota.
75
Aftermath : Implikasi dari sebuah kejadian, sebuah peristiwa yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa sebelumnya.
Mosi : Keputusan rapat yang menyatakan keinginan para anggotanya.
Wijkenstelsel : Peraturan pembatasan tempat tinggal sebuah kaum, dimana sekelompok masyarakat diharuskan tinggal di sebuah wilayah dan tidak diperbolehkan keluar.
Passenstelsel : Peraturan dimana jika seseorang ingin melintasi sebuah wilayah tertentu, ia harus memiliki sebuah ijin, yang disebut pas.
Privilege : Kehormatan, hak khusus yang diberikan kepada seseorang.
Hoakiau : Sebutan bagi orang Tionghoa.
Apartheid : Politik rasial yang berkembang di Afrika Selatan, dimana orang-orang kulit putih dan kulit hitam dibedakan.
Ghetto : Tempat kumuh yang menjadi wilayah isolasi bagi sebuah kaum tertentu.
Gap : Jarak, celah. Sering disimbolkan sebagai ketidakharmonisan hubungan antar pihak.
76
Pragmatis : Tindakan pengambilan keputusan yang didasarkan oleh praktik, bukan teori.
Audiens : Penonton, khalayak.
Unisex : Dapat berlaku bagi jenis kelamin manapun.
Genre : Aliran, gaya, jenis penafsiran dari sebuah karya, misalnya lagu dan film.
Stereotype : Sebuah gambaran yang melekat terhadap sebuah kaum tertentu, biasanya merupakan penyetaraan sifat dan karakter berdasarkan kondisi geografis, antropologis, dan faktor penyebab lainnya.
Sentimen : Tindakan menaruh prasangka negatif terhadap sesuatu.
Frame : Satuan waktu terkecil dari sebuah rekaman video.
Interpretasi : Penafsiran terhadap sesuatu.
Subjektif : Pemikiran yang didasarkan oleh pendapat dan penilaian pribadi.
Impact : Dampak yang dihasilkan dari sesuatu.
77
Ikonografi : Hal-hal yang berkaitan dengan penggunan simbol dan perwakilan visual untuk menggambarkan dan memaknai sebuah gagasan.
Propaganda : Sebuah program yang dirancang untuk disampaikan kepada khalayak ramai untuk mengarahkan cara berpikir dan pendapat mereka sesuai keinginan sang pembuat.
Premis : Kalimat yang menjadi gagasan utama dari sebuah film.
Motion Graphic : Sebuah media visual gerak yang menggunakan elemen grafis.
Monoton : M embosankan, berulang-ulang, tidak berubah.
Plot : Kerangka cerita yang menyusun alur sebuah film.
Abstrak : Tidak memiliki bentuk yang jelas, kabur, tidak dapat didefinisikan secara gamblang.
Approach: Pendekatan.
Plagiasi : Tindakan mencuri ide dari orang lain.
78
Animatic : Visualisasi awal dari sebuah animasi yang belum mendetil untuk memberikan gambaran kasar dari pergerakan dan pengambilan sudut pandang sebuah film.
Scene : Adegan dalam film yang berada pada kurun waktu dan lokasi yang sama.
Mood : Nuansa yang ditampilkan oleh sebuah karya, bisa melalui suara maupun gambar.
Voice Over : Pengisian suara berupa dialog untuk dimasukkan ke dalam film.
Compositing : Proses penyatuan elemen-elemen visual setelah produksi, biasanya berupa pengaturan warna, penambahan efek, dan merupakan bagian dari pasca produksi.
Editing : Proses penyuntingan adegan-adengan film.
Typeface : Jenis huruf.
Sinematografi : Hal -hal yang berhubungan dengan pengarahan sudut pandang dan pengambilan gambar di dalam sebuah film.
Estetis : Bersifat indah atau berhubungan dengan estetika (keindahan)
79
DAFTAR PUS TAKA
Vermeulen, Johannes Theodorus. (2010). Tionghoa di Batavia dan Huru Hara 1740. Komunitas Bambu, Jakarta.
Setiono, Benny G. (2008). Tionghoa Dalam Pusaran Politik: Menungkap Fakta Sejarah Tersembunyi Orang Tionghoa di Indonesia. TransM edia, Jakarta.
Coppel, Charles A. (1994). Tionghoa Indonesia Dalam Krisis. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Ong Hok Ham. (2008). Anti Cina, Kapitalisme Cina, dan Gerakan Cina: Sejarah Etnis Cina di Indonesia. Komunitas Bambu, Jakarta.
Toer, Pramoedya Ananta. (1998). Hoakiau di Indonesia. Garba Budaya, Jakarta.
Lidwell, William, Holden, Kritina, dan Butler, Jill. (2010). Universal Principles of Design. Rockport Publishers, M assachusetts.
Eiseman, L.(2007). Pantone: Guide to Communication with Color. OhioGrafix Press, Ltd., Florida.
80
Krasner, Jon. (2008). Motion Graphic Design: Applied History and Aesthetics. Elsevier, Inc., London.
Sofian, Sheila. (2005). The Truth In Pictures. FPS Magazine.Vol 4, p7.
Driessen, Kees. (2007). M ore Than Just A Talking M ice. IDFA Magazine.Vol 11.
Wolff, Jurgen, dan Cox, Kerry. (1988). Successful Scriptwriting: How to Write and Pitch Winning Scripts for Movies, Sitcoms, Soaps, Serials and Variety Shows. Writer's Digest Books, Ohio.
Wood, Daniel B., 2006, In 'docu-ganda' films, balance is not the objective, http://www.csmonitor.com/2006/0602/p01s02-ussc.html.
Anonim, 2010, Vereenigde Oost Indische Compagnie, http://id.wikipedia.org/wiki/VOC.
Hutagalung,
Batara
R,
Bawono,
M.H.,
2009,
http://siubanci.blogspot.com/2009/02/pembantaian-1740.html
Pembantaian
1740,