perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kecemasan kini menjadi masalah psikologis yang universal terjadi pada siapapun dan dimanapun tanpa memandang usia, jenis kelamin, suku, dan ras. Gangguan kecemasan bahkan merupakan gangguan psikiatrik yang paling sering terjadi. Satu di antara empat orang di dunia dilaporkan telah memenuhi minimal satu kriteria cemas (Sadock dan Sadock, 2010). Kecemasan sebenarnya merupakan suatu mekanisme pertahanan diri dalam mengambil tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi. Jika pengelolaan kecemasan tidak dilakukan dengan baik maka akan terjadi respon HypothalamusPituitary-Adrenal-axis
(HPA-axis)
yang pada akhirnya
menyebabkan
peningkatakan aktivitas sistem saraf otonom sehingga timbul gangguan psikis seperti was-was maupun fisik seperti jantung berdebar, napas cepat, dan keluhan lambung (Guyton dan Hall, 2008; Maramis dan Maramis, 2009). Terjadinya kecemasan erat kaitannya dengan tingkatan stressor yang diterima. Proses pembelajaran pada universitas ternyata memiliki tingkatan stressor yang tinggi sehingga dapat menimbulkan gangguan psikologis bagi mahasiswa (Bineshian et al. 2009). Al-qaisy (2011) dalam penelitiannya melaporkan tingginya angka kejadian kecemasan dan depresi pada mahasiswa di Yordania. Studi Safree et al. (2011) pada mahasiswa suatu universitas commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
menunjukkan tingginya angka gangguan psikologis pada mahasiswa seperti kecemasan, stres, dan depresi. Permasalahan yang mendasarinya antara lain meliputi tekanan dalam proses pembelajaran, waktu tidur yang berkurang, beban akademis, dan biaya kuliah (Liselotte et al., 2006). Kecemasan terjadi pula pada mahasiswa kedokteran. Bineshian et al. (2009) menyatakan bahwa mahasiswa kedokteran terpapar oleh stessor dengan tingkatan yang tinggi baik dalam aspek teori maupun klinis dalam sistem pendidikannya. Prevalensi kecemasan dan depresi mahasiswa kedokteran di Amerika dan Kanada menunjukkan hasil yang relatif tinggi. Mahasiswa pada Washington University di Amerika bahkan mengalami depresi berat, sementara angka kejadian kecemasan pada mahasiswa kedokteran menunjukkan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum
(Liselotte et al., 2006). Senada dengan hasil tersebut, penelitian
Rahman (2014) yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran tahun ke-2 Universitas Sebelas Maret menunjukkan 64,02% mahasiswa mengalami kecemasan. Kecemasan juga sering muncul saat menghadapi tes atau ujian. Hal ini menjadi persoalan yang penting karena memiliki akibat luas, baik dalam area akademik maupun personal siswa. Secara akademik, kecemasan ini berakibat pada kegagalan akademik (Baker, 2003). Secara personal, mahasiswa dapat mengalami kebingungan dan distorsi persepsi yang dapat menurunkan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan menghubungkan satu hal dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
yang lain (asosiasi) sehingga mengganggu proses pembelajaran (Kaplan dan Sadock, 2010). Terapi terkait gangguan kecemasan sebenarnya sudah ada meliputi konsultasi, meditasi, hingga penggunaan obat-obatan golongan antianxiety. Akan tetapi terapi tersebut cenderung membutuhkan biaya yang cukup mahal dan memerlukan prosedur yang rumit. Salah satu terapi alternatif kecemasan yang mudah dan tanpa biaya ditawarkan oleh Islam yaitu dzikrullah atau mengingat Allah seperti yang termaktub dalam Al Quran Surat Ar-Ra’d ayat (28) : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” Ulama tafsir memaknai yang termasuk dzikrullah yaitu melakukan salat, membaca Al-Qur’an, dan menyebut ucapan dzikir (Departemen Agama, 2010). Pada penelitian yang dilakukan oleh Shafiei et al. (2011) didapatkan hasil bahwa mendengarkan lantunan ayat Al-Qur’an dapat menurunkan kegelisahan serta merupakan metode non farmakologi efektif untuk menurunkan kegelisahan pasien sebelum operasi. Penelitian yang dilakukan oleh Martinez et al. (2007) menyatakan bahwa banyak pasien dengan keluhankeluhan semacam anxiety disoder, depression, stress management dapat dibantu dengan terapi-terapi spiritual semacam: berdoa, berdzikir, membaca Al-Qur’an bagi pasien muslim. Beberapa penelitian lain menunjukkan dengan mendengarkan bacaan Al-Quran juga dapat menurunkan tingkat kecemasan seseorang (Motaghi et al., 2011 ; Pouralkhas Shokrollah et al., 2012 ; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Babamohamadi et al., 2015). Melalui hasil dari penelitian-penelitan tersebut dapat disimpulkan bahwa Al-Quran memiliki pengaruh terhadap kecemasan. Penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut dampak intensitas membaca Al-Quran terhadap kecemasan menjelang ujian Blok pada Mahasiswa Muslim Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS. Peneliti ingin mempelajari persepsi mahasiswa tentang dampak intensitas membaca AlQuran yang berfokus pada durasi, frekuensi, dan keadaan seseorang dalam membaca sehingga dapat membantu mengatasi kecemasan menjelang ujian. B. Rumusan Masalah Bagaimana dampak membaca Al-Quran terhadap kecemasan menjelang ujian Blok Pada Mahasiswa Muslim Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui dampak membaca Al-Quran terhadap kecemasan menjelang ujian Blok Pada Mahasiswa Muslim Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persepsi Mahasiswa Muslim Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UNS tentang faktor-faktor kecemasan menjelang Ujian Blok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
b. Mengetahui persepsi Mahasiswa Muslim Program Studi Kedokteran tentang pengaruh kebiasaan membaca Al-Quran terhadap kecemasan menjelang ujian Blok
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan menjadi kajian tentang dampak membaca AlQuran terhadap kecemasan menjelang tes atau ujian. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan metode untuk mengatasi stress praujian bagi mahasiswa. b. Meningkatkan motivasi internal dalam mempersiapkan ujian. c. Memperbesar motivasi diri agar mahasiswa dapat menyelesaikan ujian dengan baik.
commit to user