Tahap 7 No. 10 Jul - Agt 2017
Yeremia k Ratapan k 1-2 Tesalonika
DAFTAR ISI Redaksi ................................................................................. 3 Nabi yang Meratap ................................................................ 4 Renungan Tanggal 1 Juli - 18 Agustus 2017 ............................... 5 Nyanyian Ratapan Umat Allah dalam Pembuangan.................55 Renungan Tanggal 19-23 Agustus 2017 .................................. 56 Jemaat Teladan......................................................................61 Renungan Tanggal 24-31 Agustus 2017 .................................. 62 Daftar Gereja Sinode GKY .................................................... 70
Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua: Pdt. Bagio Sulianto Editor Umum: GI Purnama Penulis: Pdt. Bagio Sulianto, Pdt. Timotius Fu, GI. Iwan Catur Wibowo, GI. Purnama
Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Renungan GEMA juga dapat dibaca melalui : • Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur), atau langsung klik Renungan Gema (di sebelah kiri bawah) • Download di website GKY (www.gky.or.id - bagian download), atau langsung klik Mobile Gema untuk Android & Ios (di sebelah kiri bawah) • Download langsung di Gadget anda melalui Google play atau App store. Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08, Website: www.gky.or.id, e-mail:
[email protected]
R
edaksi
Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Berkembangnya paham-paham radikal dan terorisme di berbagai penjuru bumi amat menguatirkan. Kita berharap bahwa bom bunuh diri yang makin marak sejak permulaan abad ini segera berakhir. Akan tetapi, harapan kita tak bisa segera terwujud, bahkan bisa dikatakan bahwa terjadinya bom bunuh diri di masa depan merupakan suatu keniscayaan (pasti akan terjadi lagi). Di satu sisi, kenyataan ini bisa membuat kita menjadi apatis (tidak peduli dengan apa yang terjadi). Di sisi lain, kenyataan ini telah membangkitkan patriotisme dan nasionalisme di Indonesia. Bagi umat Kristen, bahaya radikalisme dan terorisme bisa membuat kita berkompromi untuk mencari aman, tetapi juga bisa membuat kita makin bersandar kepada Tuhan dan bertekun untuk memahami kehendak Tuhan serta melaksanakannya. Pada GeMA edisi ini, kita akan bersama-sama mengikuti renungan kitab Yeremia dan Surat 1-2 Tesalonika serta mengikuti sebuah renungan khusus HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Melalui kitab Yeremia, kita akan mempelajari bahwa sesungguhnya Allah adalah Penguasa jalannya sejarah. Bangsa-bangsa yang gagah perkasa pun bisa menjadi alat di tangan Tuhan, namun mereka juga akan menerima hukuman Allah bila mereka bertindak keterlaluan. Renungan kitab Yeremia ini akan menguatkan kita dalam menghadapi tantangan radikalisme dan terorisme saat ini. Melalui Surat 1-2 Tesalonika, kita diingatkan bahwa semestinya gereja kita bisa menjadi teladan. Bila jemaat Tesalonika—yang hanya dilayani dalam waktu yang relatif singkat oleh Rasul Paulus dan yang berada dalam situasi berhadapan dengan teror dari masyarakat Yahudi—bisa menjadi teladan bagi jemaat di sekitarnya, kita pun juga pasti bisa menjadi jemaat teladan bila kita mau menaati Allah. Melalui renungan khusus HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, kita kembali mengingat tanggung jawab kita sebagai warga negara Republik Indonesia. Marilah kita menjalani hidup kita dengan mengingat tiga hal penting: Pertama, kita harus selalu bersandar kepada kasih dan kuasa Allah. Kedua, kita harus hidup sebagai teladan bagi orang lain. Ketiga, kita harus melaksanakan tanggung jawab sebagai warga negara. Tuhan memberkati!
Nabi Yang Meratap
Y
eremia adalah anak seorang imam di Anatot, sebuah desa di wilayah Kerajaan Utara (Israel), namun melayani di Kerajaan Selatan (Yehuda). Pelayanan kenabiannya dimulai pada tahun 626 BC dan berakhir sekitar 586 BC, yaitu pada masa pemerintahan raja Yosia (640 BC-609 BC), dan raja-raja berikutnya: Yoahas (609 BC), Yoyakim (609 BC-598 BC), Yoyakin (598 BC-597 BC) dan Zedekia (597 BC586 BC). Masa itu merupakan masa kegelapan bagi seluruh Kerajaan Israel (Utara) dan Kerajaan Yehuda (Selatan). Pelayanan panjang nabi ini penuh tantangan dan penderitaan, sehingga ia dikenal sebagai nabi yang meratap (the weeping prophet). Namun, Yeremia setia hingga akhir menjalani panggilannya selama lebih dari 40 tahun. Tradisi Yahudi menyatakan bahwa ia mati syahid dengan cara dilempari batu di Mesir. Tugas Nabi Yeremia memang tidak menyenangkan, yakni mengumumkan kehancuran kerajaan Yehuda (yang sudah sangat korup saat pemerintahan yang panjang dari raja Manasye yang jahat dan yang berubah sesaat saja oleh usaha reformasi raja Yosia). Selama lebih dari 250 tahun, Allah telah mengirim nabi-nabi-Nya untuk memperingatkan umat-Nya agar mengubah cara hidup mereka yang penuh dosa, namun nabi-nabi itu disepelekan, dianiaya, bahkan dibunuh. Saat Yeremia mulai melayani, Allah telah membuang sebagian besar rakyat kerajaan utara (Israel) selama 100 tahun. Yeremia merupakan nabi terakhir yang diutus Allah bagi Kerajaan Selatan (Yehuda). Pelayanan Nabi Yeremia ini memberikan kesempatan terakhir bagi bangsa Yehuda untuk bertobat. Namun, ternyata bahwa bangsa Yehuda tidak memanfaatkan kesempatan terakhir ini. Sebagaimana nabinabi lainnya, Yeremia juga menubuatkan tentang pengharapan. Dia menegaskan bahwa Allah menjanjikan masa depan di balik penghukuman Allah atas dosa umat Israel. Selain berisi nubuatan sang nabi dan perkataan Allah, kitab ini juga memuat banyak kisah pengalaman pribadi Yeremia sebagai nabi: doa-doa pribadinya maupun respons saudara-saudara sebangsanya terhadap khotbahnya dan terhadap Allah. Selamat menikmati kitab nabi Yeremia! [ICW] 4
u, Sabt 1 Jul
B
Sifat Panggilan Allah Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 1
agaimana reaksi kita jika diberi tugas di luar kemampuan kita? Wajar dan bijak bila kita menolaknya, bukan? Itulah yang dialami oleh Yeremia. Allah memanggilnya menjadi nabiNya di usia belia (1:5-7). Kondisi bangsa Yehuda sangat buruk: tidak setia kepada Allah. Tugas Yeremia adalah menyampaikan rencana penghukuman Allah, sebuah tugas yang memposisikan dia berhadapan dengan semua pihak di tengah bangsanya (1:16-18). Wajar jika Yeremia menolak tugas yang melampaui kemampuannya ini (1:5). Namun Allah memperlengkapi Yeremia dengan penyertaan-Nya (1:8), dengan firman-Nya (1:9), dengan penglihatanpenglihatan sekaligus maknanya (1:11-16), bahkan dengan kekuatan serta jaminan kemenangan (1:18-19). Panggilan Allah merupakan anugerah. Yeremia dipilih sebelum ia lahir, jauh sebelum ia bisa membuktikan kemampuannya. Panggilan Allah dilengkapi dengan pembentukan Allah. Yeremia dipanggil bukan untuk sibuk berusaha agar memenuhi syarat atau membuktikan kemampuannya menjadi nabi. Allahlah yang justru akan sibuk memperlengkapi Yeremia agar mampu menjadi nabi, sama seperti panggilan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” (Matius 4:19). Ambilah waktu untuk merenungkan kondisi buruk di tengah dunia (bangsa, kota, gereja, keluarga, lingkungan pergaulan) yang Anda yakini bahwa Allah ingin merespons melalui diri Anda? Bisa dimaklumi jika Anda cenderung menolak karena merasa tak mampu. Tapi ingat, panggilan ini bukan tentang “apakah aku mampu?” melainkan tentang “anugrah dan pembentukan Allah yang akan membuat kita mampu!” [ICW] “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” Yeremia 1:5 5
u, Mingg 2 Jul
B
Akibat Lupa Injil Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 2
agai pencuri tertangkap basah, bangsa Yehuda sulit mengelak ketika Allah membeberkan dosa mereka. Allah berbicara seperti suami yang berduka karena istri yang tidak setia serta seperti orang yang dikhianati rekan bisnisnya (2:1-5). Bangsa Israel telah melihat kemampuan Allah melindungi dan memelihara mereka di sepanjang jalan menuju Tanah Perjanjian, tetapi mereka melupakan Allah saat menghadapi pergumulan di Kanaan (2:6-13). Mereka melakukan dua dosa besar: Pertama, mereka meminta pertolongan berhala/ dewa Kanaan (2:23-28). Kedua, mereka meminta perlindungan Asyur dan Mesir (2:18, 36). Kedua hal itu merupakan kesalahan fatal yang sia-sia karena andalan mereka tidak bisa menolong, bahkan memperburuk keadaan (2:5, 19, 37). Allah mengingatkan mereka pada kota-kota di Israel (Kerajaan Utara) yang hancur dan tak berpenduduk akibat memilih jalan yang kini ditempuh Yehuda (2:14-17). Maukah Yehuda belajar dari kesalahan Israel? Akar masalahnya adalah bahwa Yehuda melupakan kisah tentang Allah membebaskan mereka dari Mesir, menuntun ke Kanaan, dan memilih mereka menjadi saluran berkat bagi segala bangsa. Sebaliknya, mereka berfokus pada kisah hidup (pergumulan dan kebutuhan) mereka sendiri. Itulah yang membuat mereka tergoda untuk meminta pertolongan dari berhala atau dewa. Yeremia mengingatkan bangsa Yehuda—juga gereja dan diri kita hari ini—untuk bertobat: berhenti dari kesibukan memikirkan urusan dan kebutuhan diri sendiri serta belajar melihat suka duka kehidupan berdasarkan apa yang Allah lakukan bagi kita dan apa yang Allah ingin lakukan melalui kita. Maukah Anda bertobat dan mengubah cara pandang Anda? [ICW] “Aku telah membawa kamu ke tanah yang subur untuk menikmati buahnya dan segala yang baik dari padanya. Tetapi segera setelah kamu masuk, kamu menajiskan tanah-Ku; tanah milik-Ku telah kamu buat menjadi kekejian.” Yeremia 2:7
6
, Senin 3 Jul
M
Allah Bertepuk Sebelah Tangan Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 3
enurut hukum Taurat, jika seorang perempuan diceraikan suaminya dan menikah lagi, lalu menjanda lagi (cerai atau ditinggal mati suami ke dua), suami pertama tidak boleh menikahinya lagi karena hal itu dianggap sebagai perzinahan (Ulangan 24:1-4). Di Yeremia 3, Allah menggunakan aturan itu sebagai latar belakang dan pembanding bagi apa yang telah Ia lakukan terhadap umat-Nya, yakni bangsa Israel (Kerajaan Utara) dan Yehuda (Kerajaan Selatan). Israel dan Yehuda—menurut aturan hukum Taurat di atas— tidak bisa dan tidak punya hak diterima lagi oleh Allah karena dosa dan kejahatan mereka sungguh nyata, yaitu seperti istri yang sangat tidak setia, yang berulangkali selingkuh, dan berzinah dengan berhala-berhala (3:2-5). Di mata Allah, bangsa Yehuda lebih jahat dari Israel karena mereka bebal, tidak mau belajar dari pengalaman dan kemalangan saudaranya di Kerajaan Utara: Israel menolak tawaran pengampunan dan pemulihan Allah (3:12-19) dan telah menjalani hukuman Allah serta terpuruk dalam penyesalan panjang yang tiada guna (3:20-25). Saat ini, Allah masih menyatakan anugerah dan belas-kasihNya kepada Yehuda. Allah menyatakan bahwa tidak untuk selamanya Ia murka, dan Ia mengundang mereka untuk bertobat, kembali kepada-Nya (3:5). Namun, hingga kini Allah masih bertepuk sebelah tangan: Yehuda terus mengabaikan penyataan kasih Allah dengan terus melakukan dosa dan kejahatan. Renungkan sejenak kehidupan Anda saat ini: Adakah dosadosa tertentu yang Anda masih suka berkubang di dalamnya? Jangan bebal atau berpikir lebih lama! Mari bertobat, balas tepukan tangan-Nya, sambut tawaran pengampunan serta pemulihan-Nya. [ICW] “Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.” Ibrani 3:13 7
sa, Sela 4 Jul
I
Hukuman Pasti Datang. Bersiaplah! Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 4
lmu Geologi bisa membaca pergerakan tanah dan memperkirakan kapan gempa besar akan terjadi. Gempa besar itu tidak bisa dihindari, namun kita bisa mempersiapkan diri menghadapinya. Seperti itulah peran Yeremia saat berkotbah tentang hukuman besar Allah yang pasti akan dialami Yehuda. Allah akan memakai pasukan (bangsa) dari utara untuk menghukum Yehuda. Bangsa ini diminta bersiap (4:5-7, 11-13, 15-16). Kejahatan dan kebodohan merekalah yang menyebabkan hal itu: ketidakpekaan dan ketidakpercayaan akan datangnya hukuman Allah (4:18, 22). Seperti perempuan, mereka berdandan, lalu minta tolong bangsa yang dulu mereka andalkan. Upaya itu sia-sia karena bangsa-bangsa itu adalah alat di tangan Allah (4:30-31). Hukuman besar akan membuat rakyat dan pemimpin Yehuda terkejut dan sangat kesakitan (4:9-10, 19-21). Kesetiaan pada janji-Nya membuat Allah tidak akan membuat Yerusalem/Yehuda hancur total (4:27), namun hukuman besar ini tetap menyisakan kehancuran yang mengerikan. Tujuan kotbah Yeremia adalah supaya bangsa Yehuda bertobat dan mengubah tingkah lakunya (4:1-4, 8, 14). Walaupun respons ini tidak mengubah keputusan Allah (4:28), tetapi jika Yehuda bertobat, Allah akan menghargai dan memperhitungkan hal itu. Bila Anda mengalami hal-hal buruk, belajarlah untuk menjadi peka, jangan-jangan hal itu adalah bentuk peringatan Allah agar Anda mengevaluasi diri dan bertobat jika ada dosa yang Anda pertahankan. Jangan menunggu hukuman yang besar, karena kehancuran dan penyesalan tiada guna. Allah yang penuh anugerah sesungguhnya bersikap fleksibel, menyesuaikan dengan sikap kita. Tidak ada kata terlambat untuk bertobat dan memperoleh pertolongan Allah. [ICW] “Sunatlah dirimu bagi TUHAN, dan jauhkanlah kulit khatan hatimu, hai orang Yehuda dan penduduk Yerusalem, supaya jangan murkaKu mengamuk seperti api, dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkan, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!” Yeremia 4:4
8
, Rabu 5 Jul
S
Elektabilitas Allah Rendah Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 5
aat Pilkada, lembaga survei rajin mengumpulkan data dan mengumumkan tingkat popularitas (keterkenalan) dan elektabilitas (keterpilihan) pasangan calon kepala daerah. Di pasal ini, Allah seakan-akan menantang lembaga survei untuk menunjukkan tingkat elektabilitas Diri-Nya di mata penduduk Yehuda. Jika ada satu orang saja (selain Yeremia) yang mencari kebenaran dan keadilan (mencari Allah), maka Allah tidak menghukum bangsa ini (5:1). Masalahnya adalah: Allah tahu bahwa tidak ada seorang pun yang seperti itu. Baik rakyat yang tidak paham hukum Tuhan maupun pemimpin yang paham, semua didapati bebal, tidak mau bertobat (5:2-5). Kesesatan mereka besar sekali: dari perjinahan rohani dengan berhala hingga dosa moral dan ketidakadilan sosial (5:6-31). Posisi Allah selalu di antara dua pilihan: Pertama, tidak menghukum karena janji setia-Nya pada Yehuda. Kedua, menghukum karena Dia adalah Allah yang kudus. Kelak, Allah memilih menghukum satu orang (Yesus) untuk mewakili semua orang berdosa supaya pengampunan-Nya tersedia bagi semua orang berdosa. Akan tetapi, sikap-Nya saat ini adalah mendisiplin mereka dengan keras: menggagalkan panen mereka dan memakai pasukan asing dari Utara untuk menghancurkan mereka (5:14-17), namun tidak sampai memusnahkan mereka (5:18). Setinggi apa tingkat keterpilihan Allah jika survei dilakukan terhadap gereja-Nya? Komitmen atau tekad apa yang perlu kita buat hari ini untuk memastikan bahwa diri kita termasuk orang yang mencari Allah dan kita hidup selaras dengan nilai kebenaran dan keadilan-Nya. Jauhilah kebebalan Yehuda karena penghakiman Allah pasti tiba bersama kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali! [ICW] “Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” Lukas 18:8 9
, Kamis 6 Jul
D
Telinga Tak Bersunat Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 6
i pasal 4, Yeremia menyebut bangsa Yehuda sebagai tidak bersunat hatinya (pikirannya). Di pasal 6 ini, sang nabi memakai istilah “telinga yang tidak disunat” (6:10). Keduanya menyingkapkan dosa kebebalan segenap penduduk Yerusalem (bangsa Yehuda). Bangsa ini mengimani bahwa Allah Pencipta dan Pembebas itu layak disembah dan ditaati. Akan tetapi, perilaku dan praktek-praktek agamawi mereka bertentangan dengan apa yang mereka imani (6:1-9). Bangsa ini tidak menaati firman Allah (6:19) bahkan mencemoohnya (6:10). Allah telah mengirim para nabi-Nya dan telah menunjukkan jalan-jalanNya, namun bangsa ini menolak Allah. Telinga dan hati mereka lebih menyukai nubuat palsu dan ajaran menipu dari para nabi dan imam yang memberitakan damai dan keselamatan yang semu (5:31; 6:13-14). Oleh karena itu, walaupun mereka telah menyelenggarakan ibadah dengan biaya yang besar, ibadah mereka itu justru mendukakan hati Allah (6:20). Oleh karena itu, Allah menunjukkan apa yang akan terjadi atas mereka pada masa depan, yaitu bahwa bangsa dari Utara akan menyerang serta membawa kehancuran besar dan ratapan yang pahit pedih, yang akan melanda semua orang (6:11-12;21-26). Tugas berat Yeremia adalah mengawasi kejahatan Yehuda serta mengumumkan bahwa penghukuman Allah akan datang (6:27-30). Waspadalah terhadap telinga yang tidak bersunat. Banyak mengetahui firman Tuhan saja belum cukup. Yang lebih penting adalah seberapa banyak kita hidup sesuai dengan pengetahuan tersebut. Setiap kali membaca dan mendengar firman Tuhan, berdoalah agar kita memiliki tekad untuk menjadi pelaku firman. [ICW] “Sungguh, telinga mereka tidak bersunat, mereka tidak dapat mendengar! Sungguh, firman TUHAN menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya!” Yeremia 6:10b
10
t, Juma 7 Jul
M
Kemunafikan Sebuah Bangsa Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 7
enjelang hari raya, parsel-parsel lazim dijual. Lazim pula, petugas melakukan razia untuk memastikan bahwa kualitas isi parsel seindah kemasannya. Itulah gambaran pasal 7. Secara kemasan, bangsa Yehuda memang indah: Ritual keagamaan adalah pemandangan dan pengalaman setiap hari. Tetapi, kualitas isinya buruk. Allah memerintahkan nabi Yeremia ke bait suci untuk menegor perilaku jahat bangsa ini (7:1-3). Sehari-hari, pemimpin maupun rakyat melakukan berbagai kejahatan serius terhadap Allah dan sesama (7:5-7). Kerajinan beribadah tidak diikuti perilaku yang baik di tengah kehidupan bermasyarakat. Inilah dosa kemunafikan! Rupanya para pengkhotbah punya andil. Mereka hanya mengkhotbahkan slogan rohani yang meninabobokan, “ini rumah Tuhan, kita umat pilihan, kita aman!” (7:4, 8), sehingga bangsa ini terlelap, tidak merasa bersalah saat melakukan kekejian (7:9-11). Tuhan memperingatkan mereka dengan tragedi kota Silo (7:12-15). Kota dan tempat ibadah di wilayah Israel Utara itu dulunya merupakan tempat suci, simbol kehadiran dan penyertaan Allah. Namun, saat ini, kota tersebut sudah menjadi puing. Tragedi yang sama akan dialami kota dan bait Suci di Yerusalem karena Allah serius menghukum umat atau bangsa yang munafik (7:15-34). Bangsa Indonesia dikenal religius, namun budayanya masih menekankan kemasan daripada isi. Berbagai kejahatan kriminal, moral, politik, dan kekerasan SARA adalah bukti yang sulit dipungkiri. Bertekadlah untuk melengkapi ketekunan beribadah dengan gaya hidup sehari-hari yang baik. Ambilah waktu untuk mendoakan para hamba Tuhan di gereja Anda agar mereka hanya menyampaikan firman Tuhan yang sejati. [ICW] “Sudahkah menjadi sarang penyamun di matamu rumah yang atasnya nama-Ku diserukan? Kalau Aku, Aku sendiri melihat semuanya, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 7:11 11
u, Sabt 8 Jul
E
Sok Tahu, Sok Benar Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 8
ntah yang mana kasus bangsa Yehuda: Sedikit tahu firman Tuhan membuat mereka tidak mampu berbuat benar atau kebiasaan berbuat dosa menghalangi mereka belajar firman Tuhan? Yang pasti, pemahaman firman yang dangkal berdampak pada gaya hidup yang rentan jatuh dalam dosa. Bangsa ini memiliki Taurat Tuhan, lalu merasa sok tahu firman Tuhan, padahal mereka memahaminya secara dangkal. Mereka merasa bijaksana (8:8), padahal sesungguhnya mereka tergolong tidak tahu hukum Tuhan (8:7), bahkan menolak firman (8:9). Dampak sikap sok tahu ini adalah sikap sok benar: tidak menyadari telah banyak melakukan kejijikan di mata Tuhan (8:12) sambil terus berharap bahwa hidup mereka berjalan dengan damai dan aman (8:15) sebagaimana dikhotbahkan para pemimpin rohani mereka (8:11; 7:4). Tak mengherankan bila Allah tidak menemukan seorang pun yang menyesal dan bertobat (8:4-6). Akibatnya, kebebalanlah yang terpelihara dan itulah yang akhirnya membawa mereka pada kebinasaan dalam murka Tuhan (8:14-17). Sejarah umat Israel ini mudah terulang. Pengetahuan yang minim dan pemahaman yang dangkal akan firman Tuhan membuat banyak anak Tuhan yang hidup berdasarkan prinsip dunia yang bertentangan dengan ajaran alkitab. Ironisnya, sama seperti Israel, mereka merasa sedang menyenangkan hati Tuhan hanya karena mereka rutin beribadah dan hidupnya terasa lancar. Camkanlah: Pengenalan firman yang dangkal menuntun pada banyak pelanggaran dan kebebalan yang berujung pada kebinasaan. Doakan agar diri kita dan gereja kita memiliki kerinduan yang besar untuk belajar dan mendalami firman serta melakukan kehendak Tuhan. [ICW] “Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu.” Hosea 4:6
12
u, Mingg 9 Jul
A
Sunat Yang Sesungguhnya Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 9
yat-ayat penutup pasal ini (9:23-26) penting dicermati karena mengandung kesimpulan dari semua yang telah dibahas sejauh ini. Ayat 26 menunjukkan bahwa bangsa Yahudi bukan satu-satunya bangsa yang mempraktikkan sunat. Bedanya, praktik sunat Yahudi diperintahkan oleh Allah sendiri dan menjadi tanda bahwa mereka adalah milik spesial Allah. Di 9:25-26, Nabi Yeremia menyebutkan bahwa Yehuda bersama dengan kumpulan bangsa yang sama-sama bersunat dan sama-sama terancam dijajah bangsa Babel yang tidak bersunat. Pesan yang disampaikan di sini adalah bahwa Allah menilai Yehuda tidak lagi memandang sunat sebagai tanda perjanjian dengan Allah, melainkan merosot menjadi tanda persekutuan dengan bangsa-bangsa kafir yang bersunat. Di samping itu, perkataan “segenap kaum Israel tidak bersunat hatinya” menegaskan bahwa sunat Yehuda hanya sebatas fisik, tidak berkaitan dengan kondisi rohani bangsa itu. Di mata Allah, sunat yang sesungguhnya adalah sunat hati atau sunat rohani, yang mewakili ketundukan total manusia kepada Allah. Tanpa sunat hati, sunat jasmani membuat Yehuda menjadi sombong rohani, lalu terjerumus dalam berbagai dosa, kesesatan, serta memegahkan diri dengan banyak hal (9:2-23). Orang Kristen adalah manusia baru di dalam Kristus yang bebas dari aturan Taurat tentang sunat. Akan tetapi, sunat hati tetap penting untuk kita alami, agar kesadaran sebagai milik Kristus terus kita miliki. Marilah kita memeriksa hati kita dan hendaklah sunat hati kita alami, agar yang kita banggakan dan kita sukai dalam hidup ini hanyalah mengenal Allah dan menjalankan nilai-nilai yang Allah sukai. [ICW] “tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 9:24 13
, Senin l 10 Ju
O
Hadapilah Kenyataan! Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 10
rang yang mengaku bahwa dirinya menghadapi masalah lebih dekat pada solusi karena ia siap menerima pertolongan. Dalam pasal ini, Yeremia berusaha menyadarkan bangsa Yehuda akan masalah yang mereka hadapi (yaitu bahwa Allah segera menghukum mereka melalui serangan Babel), dengan harapan bahwa Yehuda akan berseru kepada Allah. Pertama, Yeremia membuka fakta betapa sia-sianya menyembah berhala (10:1-5, 8-9, 11, 14-15): Berhala itu buatan manusia, tidak bisa memberkati atau menolong walau Yehuda menyembahnya, serta tidak akan mendatangkan masalah jika tidak menyembahnya. Jadi, tak ada alasan sedikit pun untuk takjub atau takut terhadap berhala. Sebaliknya, Allah itu Pencipta langit dan bumi. Ia memiliki kuasa memberkati dan menghukum manusia. Allah telah menyatakan diriNya kepada Yakub, menjadikan Israel umat pilihan-Nya. Dialah yang layak disembah dengan takjub dan gentar (10:6-7, 10, 12-13, 16). Kedua, Yeremia mengajak mereka membayangkan hari saat hukuman Allah dijatuhkan (10:17-22), hari saat mereka terpaksa menerima kenyataan (dan pasti menyesal) bahwa Allah benar-benar menghukum bangsa yang menolak-Nya dan tidak mencari pertolongan-Nya (10:23-25). Yeremia rindu agar penduduk Yehuda menerima dua kenyataan ini dengan serius serta mengakui betapa seriusnya masalah mereka. Sayangnya, kesadaran dan pengakuan itu tak kunjung muncul sebagaimana yang diharapkan oleh Nabi Yeremia. Adakah dosa yang mengikat Anda dan membuat Anda menghadapi hukuman Allah? Akuilah dosa tersebut dan mohonlah pengampunan Allah. Sia-sialah mengharapkan dan mengandalkan apa pun atau siapa pun selain Allah! [ICW] “Siapakah yang tidak takut kepada-Mu, ya Raja bangsa-bangsa? Sungguh, kepada-Mulah seharusnya sikap yang demikian; sebab di antara semua orang bijaksana dari bangsa-bangsa dan di antara raja-raja mereka tidak ada yang sama seperti Engkau!” Yeremia 10:7
14
sa, Sela 11 J u l
T
Aturan Main yang Jelas Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 11
erpilih untuk mengadakan perjanjian dengan Allah merupakan anugerah luar biasa bagi bangsa Israel. Isi perjanjian itu jelas, yaitu bahwa Israel diberkati dan menjadi penyalur berkat Allah bagi segala bangsa (Kejadian 12:1-3). Aturan mainnya tegas: Ketaatan mendatangkan berkat dan ketidaktaatan mendatangkan kutuk (Imamat 26; Ulangan 28). Ternyata bahwa umat Israel berulang kali melanggar perjanjian. Sejak zaman Abraham dan Musa, leluhur mereka, Allah berkali-kali memperbarui perjanjian dengan umat-Nya (Kejadian 15:18; Keluaran 24:8). Pelanggaran yang kian parah membuat para nabi diutus untuk menegur dan mengingatkan mereka pada konsekuensi hukuman Allah, tetapi mereka mengabaikan teguran itu (11:7-9). Yeremia diutus dengan tugas yang sama (11:6) karena bangsa Yehuda jahat dan degil. Mereka menyembah berhala mengulang kebodohan nenek moyang mereka (11:8-10). Yeremia ditolak, bahkan hendak dibunuh (11:21). Maka, sesuai aturan main, umat Yehuda menerima akibatnya: Allah tidak mendengar seruan mereka minta tolong (11:11, 14) serta membiarkan mereka tertimpa kutuk dan malapetaka (11:3, 1723) yang memuncak dengan pembuangan. Kerajaan Israel Utara sudah dibuang ke Asyur seabad sebelumnya, dan Kerajaan Israel Selatan (Yehuda) harus bersiap untuk dibuang ke Babel. Allah tidak menyerah dan tetap serius untuk menyelamatkan ciptaan-Nya yang jatuh dan dirusak oleh dosa. Allah mengadakan ikatan perjanjian yang baru dalam Kristus (Matius 26:28), memilih gereja-Nya untuk diampuni-Nya dan menjadi terang-Nya di tengah dunia. Kita terikat dengan perjanjian ini dan kita akan dihakimi sesuai dengan kesetiaan kita pada perjanjian ini. Oleh karena itu, kita perlu mengevaluasi apakah kita setia menaati firman-Nya dan setia menyembah Allah dalam Kristus saja. [ICW] “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Efesus 2:10 15
, Rabu l 12 J u
M
Siap Berlari Melawan Kuda? Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 12
elihat orang baik mengalami berbagai kemalangan hidup sedangkan orang jahat yang tidak layak menerima berkat justru mujur hidupnya membuat kita tergoda untuk bertanya mengapa Tuhan mengizinkan hal yang terasa tidak adil itu terjadi. Itulah kegalauan Nabi Yeremia saat melihat saudarasaudara sebangsanya yang hatinya jauh dari Allah, namun Allah seolah-olah tidak memperhitungkan kejahatan mereka (12:12). Orang-orang yang menolak pesan kenabiannya itu bahkan ingin membunuhnya (11:21). Wajarlah bila Nabi Yeremia galau dan menuntut agar Tuhan menghukum mereka dan membela dia sebelum seluruh negeri hancur oleh kebebalan mereka (12:3-4). Akan tetapi, jawaban Tuhan bukannya menghibur, melainkan justru bernada tantangan (12:5-6). Seolah-olah Tuhan berkata, “Kamu kira keadaanmu sudah sangat buruk, Yeremia? Kamu keliru! Kamu belum berlari melawan kuda. Keadaannya akan semakin memburuk. Bersiaplah!”. Allah bahkan menegaskan hukuman-Nya, bahwa Ia telah meninggalkan baik tanah maupun umat perjanjian, dan akan membiarkan mereka menjadi hancur, terbuang dan sepi (12:7-17). Di sepanjang sisa kitab ini, sikap Yeremia seolah-olah menjawab tantangan Tuhan dengan mengatakan, “Saya siap berlari melawan kuda!” Anda telah bertekad mengikut Tuhan Yesus dan sedang galau karena tidak mendapat tepuk tangan, melainkan justru menyaksikan ketidakadilan dan mengalami penolakan? Sekarang adalah saat untuk menyadari bahwa jalan keselamatan dan kemuridan memang bukan jalan yang aman, tetapi jalan yang benar, jalan salib yang telah lebih dulu ditempuh oleh Tuhan Yesus sendiri. Perbaruilah tekad Anda untuk tetap berjalan di belakang-Nya dengan setia! [ICW] “Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?” Yeremia 12:5
16
, Kamis l 13 Ju
P
Degil atau Mau Berubah? Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 13
engunjuk rasa memprotes vonis bebas seorang koruptor dengan mengusung keranda, simbol matinya hukum dan keadilan. Sebuah pesan sering lebih didengar dan lebih berdampak bila tidak hanya disuarakan, tetapi juga didramatisasi (diperagakan). Nabi Yeremia diperintahkan Allah untuk melakukan aksi membeli dan menanam ikat pinggang di tepi sungai (13:1-7). Ikat pinggang yang menjadi lapuk sehingga tak berguna lagi adalah simbol rusaknya kedekatan Israel dan Yehuda dengan Allah, sekaligus rusaknya fungsi mereka sebagai umat pemancar kemuliaan Allah, bahkan melambangkan kehancuran yang akan datang menimpa Yerusalem dan Yehuda. Itulah akibat kejahatan dan persundalan rohani mereka (13:8-11, 27). Selain lewat peragaan ikat pinggang, Yeremia menyampaikan pesan Allah dengan memakai bahasa dan gambaran yang keras: “buyung anggur yang dibanting sampai hancur”, “hari yang diubah jadi gelap gulita”, “diangkut tertawan”, “kesakitan seperti perempuan melahirkan”, “perempuan yang disingkapkan ujung kainnya dan diperkosa”, dan “orang hitam yang tidak mungkin mengubah warna kulitnya”, serta “macan tutul yang tak bisa mengubah belangnya”. (13:12-26). Pesan penghukuman dan panggilan bertobat disampaikan Yeremia dengan segala cara, dengan harapan bahwa Yehuda akan bertobat (13:27). Seperti kaum Farisi yang merasa diri suci sehingga tak peka terhadap dosa dan sulit berubah (Matius 23:23-33), status sebagai kaum pilihan Allah bisa membuat kita merasa aman, sekaligus membuat kita bersikap degil (tidak mau mendengar nasihat). Saat Allah berbicara lewat berbagai cara (kotbah, nasihat, teguran, serta peristiwa, apakah Anda benar-benar mau mendengar dan taat? [ICW] “Zinahmu dan ringkikmu, persundalanmu yang mesum di atas bukit-bukit dan di padang-padang, Aku sudah melihat perbuatanmu yang keji itu. Celakalah engkau, hai Yerusalem, berapa lama lagi hingga engkau menjadi tahir?” Yeremia 13:27 17
t, Juma l 14 Ju
S
Nabi Yang Dilarang Berdoa Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 14
eorang anak tidak harus berhenti meminta ketika orang tua mereka berkata “tidak”. Ketika Bapa kita di sorga tidak menjawab atau menjawab “tidak”, kita pun jangan lekas berhenti berdoa. Di pasal ini, doa Yeremia ditolak, bahkan dilarang Allah, tetapi ia terus berdoa. Kekeringan di Tanah Yehuda membuat panen gagal sehingga manusia dan ternak menderita (14:1-6). Sayangnya, bangsa Yehuda tidak merendahkan diri dan memohon pengampunan Allah. Yeremia-lah yang terbeban berdoa mewakili bangsanya (14:7-9). Namun, besarnya kejahatan dan dosa mereka membuat Allah menolak mengabulkannya, bahkan melarang Yeremia berdoa untuk Yehuda (14:11). Sekalipun mereka berdoa disertai puasa dan menyebut Allah sebagai pengharapan mereka, Allah tak mengindahkan karena Dia tahu bahwa hati mereka tetap tertuju kepada berhala-berhala sambil terus merasa aman dan damai seperti ajaran para nabi palsu (14:12-23). Ketika anak merajuk minta kesempatan sekali lagi, kadangkadang orang tua harus memutuskan untuk tak lagi memberi kelonggaran dan memilih mendisiplin mereka. Bagi Allah, inilah saatnya untuk mendisiplin Yehuda. Itulah sebabnya, Allah menolak doa Yeremia. Namun, hal itu tidak membuat Yeremia berhenti mendoakan bangsanya. “Kekeringan” atau masalah apa yang saat ini membuat Anda bergumul menantikan jawaban Tuhan? Jangan berhenti berdoa dan jangan menunggu Allah mendisiplin Anda dengan tidak mengindahkan doa Anda. Teruslah berdoa sambil menghayati masa menanti jawaban doa sebagai kesempatan untuk merendahkan diri, mengakui dosa sekecil apa pun yang masih ada, dan sungguh-sungguh memohon pertolongan-Nya. [ICW] “Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?” Lukas 18:7
18
u, Sabt l 15 Ju
H
Doa: Jujur, Apa Adanya Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 15
ubungan Allah dengan nabi-Nya begitu dekat, relasi di antara mereka sungguh nyata. Kedua belah pihak bisa saling bicara apa saja. Pasal ini menunjukkan percakapan yang sangat pribadi antara Allah dan Yeremia. Allah mengungkapkan isi hati-Nya, yaitu tentang murka-Nya atas Yehuda, dan ketidakpedulian-Nya pada nasib penduduknya. Tekad-Nya sudah bulat untuk menghukum Yehuda dengan keras karena dosa-dosa di zaman raja Manasye yang jahat masih mereka lakukan (15:1-9, 12-14). Yeremia tak kalah terus terang: Ia mengeluhkan dirinya yang kini dimusuhi dan dikutuki orangorang sebangsanya (15:10-11). Ia memprotes kesabaran Tuhan terhadap orang jahat yang berniat menghancurkannya (15:15). Ia mengingatkan Tuhan bahwa ia mencintai dan menaati firman Tuhan dalam tugas kenabiannya (15:16-17), tetapi justru menjadi sangat menderita. Ia merasa tidak dibela dan ditolong. Dengan terus terang, Yeremia menuduh Allah telah menipunya dan ia tak lagi bisa mempercayai-Nya (15:18). Ternyata Allah tidak tersinggung dan keterusterangan Yeremia tidak sia-sia. Allah menguatkan dia: Allah tidak berjanji bahwa keadaan segera membaik, tetapi Allah menegaskan janji dan komitmen yang pernah diberikan-Nya saat Ia memanggil Yeremia menjadi nabi (15:15-21, bandingkan dengan 1:1-19). Percakapan pribadi di atas menunjukkan bahwa manusia boleh datang kepada Tuhan tanpa menyembunyikan perasaannya. Doa itu sarana untuk mengungkapkan pikiran maupun perasaan apa pun kepada Allah. Saat ini, adakah rasa kecewa dan marah kepada Tuhan atas apa yang telah Allah lakukan atau yang tak kunjung Allah lakukan bagi Anda? Belajarlah bersikap terbuka dan jujur kepada Allah! [ICW] “Mengapakah penderitaanku tidak berkesudahan, dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan? Sungguh, Engkau seperti sungai yang curang bagiku, air yang tidak dapat dipercayai.” Yeremia 15:18 19
u, Mingg l 16 Ju
P
Menikah atau Melajang? Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 16
ara psikolog berpendapat bahwa orang yang menikah cenderung lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih panjang umur. Persoalannya, Allah tidak mengizinkan Yeremia membuktikan pendapat seperti itu. Allah menjadikan Yeremia sebagai alat peraga untuk menyampaikan pesan-Nya. Di tengah masyarakat tradisional Israel zaman itu yang menilai negatif orang yang melajang, Allah justru melarang Yeremia menikah dan memiliki anak (16:1-2). Menikah dan melahirkan anak itu menyangkut pengharapan masa depan. Setiap kali orang bertanya mengapa ia melajang, Yeremia mendapat kesempatan untuk menyampaikan pesan Allah: Yerusalem atau Yehuda tidak punya masa depan karena hukuman Allah segera datang! Istri dan anak mereka akan mati oleh penyakit dan pedang (16:3-9, 16-18). Kengerian yang dahsyat akan terjadi saat Babel menaklukkan dan mengangkut mereka ke pembuangan akibat kejahatan mereka terhadap Allah yang melebihi nenek moyang mereka (16:10-13). Pesan yang buruk itu diakhiri Yeremia dengan dua visi atau nubuatan yang penuh pengharapan: Pertama, orang Israel yang terbuang itu akan dibawa pulang oleh Allah, seperti peristiwa keluaran leluhur mereka dari Mesir (16:14-15). Kedua, bangsabangsa kafir akan mengakui kesia-siaan berhala dan menyembah Allah yang hidup, yaitu Allah Israel (16:19-21). Status melajang atau menikah itu bukanlah masalah. Persoalan yang sesungguhnya adalah apakah kita bisa menggunakan hidup kita sebagai penyampai pesan kasih dan keadilan Allah agar orang berdosa pada zaman kita bisa meninggalkan ilah-ilah mereka serta menyembah Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. [ICW] “Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga.” Matius 19:12a
20
, Senin l 17 Ju
S
Jejak Berkat atau Jejak Dosa? Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 17
eperti apa kita ingin dikenang? Apa yang orang akan tulis tentang kita jika kita meninggal? Kesan orang akan bergantung pada jejak yang kita tinggalkan: jejak berkat atau jejak dosa. Umat Yehuda melupakan panggilan Allah. Jejak yang mereka tinggalkan adalah jejak dosa. Yeremia menyebut enam dosa Yehuda dalam pasal ini: Penyembahan berhala (17:1-4), ketidakpercayaan (17:5-10, lebih mengandalkan sumber-daya manusia, bukan Allah), ketamakan (17:11, gemar merampas yang bukan haknya), meninggalkan Allah (17:12-13, padahal Allah tak pernah meninggalkan mereka), menolak hamba Allah (17:14-18, meragukan nubuatnya dan menuduhnya sebagai nabi palsu), dan menodai hari Sabat (17:19-27, tanda terjelas bagi bangsa-bangsa kafir tentang hubungan spesial umat Yehuda dengan Allah). Rupanya dosa-dosa itu telah lama dilakukan sehingga telah bersifat menetap karena Yeremia menyebutnya “telah tertulis dengan pena besi, yang matanya intan, terukir pada loh hati mereka.” (17:1). Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Yehuda benar-benar telah melupakan jati dirinya sebagai umat pilihan keturunan Abraham: umat yang diberkati dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa (Kejadian 12:1-3). Status kita adalah umat pilihan Allah di zaman Perjanjian Baru ini. Kita dipanggil untuk menerima anugrah pengampunan dan berkat keselamatan. Kita juga dipanggil untuk menjadi terang dan garam, menjadi saksi-saksi-Nya di mana saja. Gereja dan bangsa kita membutuhkan orang-orang seperti Yeremia, orang-orang yang mengasihi bangsanya, sekaligus tegas terhadap dosa yang menggerogoti orang percaya. Periksalah hati Anda, jejak apa yang Anda tinggalkan: jejak berkat atau jejak dosa? [ICW] “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12:2 21
sa, Sela l 18 Ju
Y
Bejana Dibentuk Ulang Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 18
eremia diutus untuk mewartakan hukuman pembuangan bangsa Yehuda ke Babel. Hukuman Allah yang keras itu sulit dipahami oleh umat Yehuda, bahkan oleh Yeremia sendiri (pasal 14). Di pasal 18 ini, Tuhan menjelaskan dengan meminta Yeremia pergi ke rumah seorang tukang periuk (penjunan). Allah menjelaskan bahwa diri-Nya seperti Penjunan dan bangsa Israel seperti bejana tanah liat. Sebagaimana setiap bejana dirancang, dibentuk, dibakar, dan diwarnai sampai memiliki fungsi dan nilai seni sebagaimana dimaksudkan oleh sang penjunan, demikian pula umat Yehuda dipilih Allah untuk diberkati-Nya dan menjadi alat-Nya untuk memberkati semua bangsa (bandingkan dengan Kejadian 12:1-3). Namun, umat Yehuda mengikuti kedegilan hati mereka, melupakan Tuhan, dan menolak nabi-Nya (18:12, 15, 18, 23). Di rumah tukang periuk itulah, Yeremia memahami bahwa sikap Allah yang membuang muka dan menyerahkan bangsa Israel ke dalam kekuasaan musuh (18:16-17) adalah dalam rangka kasih Allah yang tidak membuang, tetapi membentuk ulang bangsa Israel menjadi bejana yang sesuai dengan rancangan dan tujuan-Nya. Yeremia belajar bahwa membuang bejana rusak dan membuat lagi yang baru adalah sikap manusiawi, tetapi membentuk ulang bejana rusak adalah sikap Ilahi. Setiap orang merupakan hasil karya seni buatan tangan Allah (Efesus 2:10) yang memiliki fungsi, sekaligus keindahan ilahi. Dosa membuat kita berhenti berfungsi atau kehilangan keindahan, tetapi Allah setia membentuk ulang diri kita. Walaupun prosesnya menyakitkan, proses itu diperlukan. Ungkapkanlah syukur Anda kepada Allah atas kesetiaan-Nya membentuk ulang hidup Anda. Bertekadlah untuk bersedia dibentuk ulang oleh-Nya, apa pun cara-Nya. [ICW] “Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.” Yeremia 18:4
22
, Rabu l 19 Ju
A
Bejana Diremukkan Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 19
llah bukan hanya seperti tukang periuk yang membentuk ulang bejana yang rusak (pasal 18), tetapi Dia juga siap meremukkan bejana yang melambangkan bangsa Israel itu (pasal 19). Lagi-lagi, Yeremia diutus untuk mengkhotbahkan dan memperagakan pesan Allah. Ia membeli sebuah buli-buli, lalu mengajak beberapa pemimpin senior Yehuda ke Lembah Hinom, ke altar Tofet, tempat ritual kafir pengorbanan anak dilakukan. Di situ, Yeremia membanting buli-buli sampai hancur (19:1-2, 10-14). Seperti itulah yang akan dialami umat Yehuda karena telah meninggalkan Tuhan demi berhala serta membiarkan ketidakadilan merajalela (19:4-6). Ritual mempersembahkan anak sebagai korban bakaran merupakan kekejian luar biasa di mata Tuhan. “Waktunya akan datang” bagi bangsa Yehuda untuk mengalami kehancuran dan kematian yang mengerikan (19:7-9). Allah sendiri yang akan meremukkan bejana ini dengan mendatangkan malapetaka yang mengerikan (19:10-15). Teguran keras Allah di pasal ini seharusnya dipandang oleh umat Yehuda sebagai peringatan, bukan ancaman. Ancaman keluar dari hati yang membenci, mengharapkan hal buruk terjadi, tetapi peringatan muncul karena kasih, agar malapetaka terburuk akibat kebebalan dosa Yehuda tidak dialami. Sayangnya, umat Yehuda sejauh ini (dan di pasal-pasal selanjutnya) menunjukkan reaksi negatif. Tiap kali membaca Alkitab atau mendengarkan kotbah yang menegur, kita bisa terharu atau justru tersinggung. Kita bisa rindu bertobat atau justru mengeraskan hati. Berdoalah agar Allah melembutkan hati kita agar bisa mensyukuri teguran firman sebagai peringatan yang penuh kasih, dan (terutama) hati kita mudah taat dan mau bertobat. [ICW] “Berbahagialah orang yang senantiasa takut akan TUHAN, tetapi orang yang mengeraskan hatinya akan jatuh ke dalam malapetaka.” Amsal 28:14 23
, Kamis l 20 J u
T
Terkutuklah Hari Kelahiranku Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 20
ugas Yeremia berbahaya, yaitu mengkhotbahkan kehancuran Yehuda sebagai hukuman Allah. Orang tidak menyukai khotbah-khotbahnya dan bisa melakukan kekerasan terhadap dia seperti yang dilakukan oleh Pasyur (20:16). Yeremia juga menjadi bahan tertawaan karena yang ia nubuatkan tak kunjung terjadi, belum digenapi Allah (20:710). Apa yang membuat Yeremia bisa bertahan menjalani tugas kenabian yang sangat berat ini? Doa! Ketika tidak tampil di hadapan umum, Yeremia menghadap Allah dan dengan jujur mencurahkan rasa sedih, kecewa, bahkan marah. Ratapan Yeremia ini senada dengan doanya di pasal 15, tetapi bahasanya lebih keras: Ia menyesali, bahkan mengutuki hari kelahirannya (20:14-18). Meratap dalam doa menolong Yeremia melihat situasi buruk dari sudut pandang Allah dan membuat dia menyadari kehadiran, penyertaan dan perlindungan Tuhan. Lewat doa, Yeremia juga menaikkan pujian syukur pada Allah (20:11-13). Ia mengimani bahwa Tuhan akan mewujudkan isi pujian syukurnya. Walaupun jawaban Tuhan tidak dicatat, fakta bahwa Yeremia kembali berhadapan dan berkhotbah dengan keras terhadap Pasyur, raja, dan rakyat Yehuda (21:1-14) membuktikan respons positif Tuhan terhadap doa Yeremia. Menjalani hidup secara Kristen tidaklah mudah. Seperti Yeremia, di tengah banyaknya dan beratnya tugas kehidupan yang ada di pundak kita, marilah kita menjadikan disiplin doa sebagai sumber kekuatan, sebagai kesempatan bicara jujur kepada Allah, sebagai tempat menemukan semangat, keberanian, dan kesegaran rohani untuk menekuni panggilan sebagai utusan Tuhan, saksi Kristus di zaman ini. [ICW] “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. ” Filipi 4:6 24
t, Juma l 21 Ju
D
Allah yang Mencintai Keadilan Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 21
iperlakukan tidak adil, disakiti, dan dipermalukan (pasal 20) tidak membuat Yeremia takut melanjutkan tugas kenabiannya. Dengan berani, ia menyampaikan firman Tuhan yang keras kepada Pasyur dan imam Zefanya yang memohon pertolongan Allah mewakili Raja Zedekia dan penduduk Yerusalem yang sedang diserang dan dikepung pasukan raja Babel (21:1-2). Dengan tegas dan lantang Yeremia menyampaikan penolakan Allah atas permohonan Raja Zedekia. Allah yang dulu adalah Pembela umat-Nya, kini akan menghancurkan mereka, membiarkan mereka mati kelaparan karena pengepungan pasukan Babel, mati oleh pedang pasukan Babel, dan mati karena wabah penyakit (21:3-7). Akan tetapi, Allah masih menunjukkan kasih-Nya dengan memberi mereka kesempatan hidup jika mau memilih menyerah kepada raja Babel yang sedang dipakai Allah untuk menghukum mereka (21:8-10). Alasan Allah murka dan menentang Raja Yehuda beserta penduduk Yerusalem sangat jelas, yakni karena ketidakadilan yang dibiarkan merajalela di tengah masyarakat adalah kejahatan serius di mata Allah (21:11-14). Raja seharusnya membebaskan mereka yang tertindas. Seperti Allah, Raja Zedekia tidak boleh berpangku tangan dan membiarkan ketidakadilan. Akan tetapi, ternyata raja dan para pemimpin Yehuda justru menyalahgunakan kekuasaan mereka. Saat ini, dunia masih dipenuhi berbagai bentuk penindasan. Di rumah, di tempat kerja, di lembaga pemerintahan, bahkan di lembaga pelayanan, praktik ketidakadilan masih mewarnai. Bila kita mengenali Allah sebagai Allah yang membenci dan murka terhadap ketidakadilan, aneh bila kita tidak belajar marah kepada pelaku ketidakadilan dan tidak berbelaskasihan terhadap para korban. Mari belajar memancarkan kasih dan keadilan setiap hari! [ICW] “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” Mikha 6:8 25
u, Sabt l 22 Ju
A
Dicari: Pemimpin Yang Adil Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 22
pa tugas gubernur, presiden, atau raja? Pasal ini menunjukkan jawaban khas kitab Perjanjian Lama, yakni menegakkan keadilan dan kebenaran serta melindungi orang yang lemah (orang asing, yatim, janda) yang rentan dirugikan oleh pihak lain. Itulah tanggung jawab para raja Yehuda yang duduk di takhta Daud (21:12-14; 22:1-3). Jika dilaksanakan, ada berkat menanti. Sebaliknya, akan ada kutuk jika diabaikan (22:4-7). Allah menegaskan kepada raja Zedekia bahwa Yerusalem yang sedang terkepung pasti jatuh ke tangan pasukan Babel, karena ia dan para pendahulunya telah mengabaikan tanggung jawab itu. Yoahas (atau Salum, 22:10-12) memerintah sebentar saja dan dibuang oleh Mesir (2 Raja-raja 23:30-34). Adiknya, Yoyakim yang membangun istana, juga tidak menegakkan keadilan seperti Yosia, ayahnya, sehingga mati dengan sangat tidak terhormat (Yeremia 22:13-19). Anaknya, yakni Yoyakhin atau disebut Konya (kependekan dari Yekonya), tidak memiliki anak dan dibuang ke Babel sesuai nubuat Yeremia (Yeremia 22:2430; 2 Raja-raja 24:6-15). Paman Yoyakhin, yaitu Zedekia, menjadi saksi mata jatuhnya Yerusalem dan menjadi raja terakhir dari dinasti Daud (2 Raja-raja 24:17-25:7). Di pasal 23, Yeremia menyatakan bahwa suatu hari akan muncul lagi raja keturunan Daud yang akan menegakkan keadilan dan kebenaran di seluruh negri (23:5). Ini menunjukkan visi Allah tentang pemimpin tidak berubah: raja atau gubernur, presiden dan para pemimpin lainnya harus memerintah dengan adil! Doakanlah presiden, gubernur, walikota, dan bupati di seluruh negeri kita agar mereka sadar dan memiliki nyali untuk menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh rakyat, terutama bagi golongan yang lemah. [ICW] “Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, ....” Yeremia 22:3
26
u, Mingg l 23 Ju
M
Dicari: Gembala Yang Baik Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 23
eski bukan satu-satunya penyebab atau solusi dari berbagai masalah sebuah bangsa, para pemimpin adalah faktor penentu sehat atau sakitnya sebuah bangsa. Pasal ini kembali menunjukkan sikap Allah terhadap kepemimpinan yang bobrok: Pertama, Allah menentang dan akan membuat perhitungan (menjatuhkan hukuman) yang setimpal dengan para pemimpin Yehuda yang tidak melaksanakan fungsi mereka sebagai gembala bagi rakyat (23:1-2). Para pemimpin yang dimaksud adalah terutama para pemimpin rohani (imam dan nabi palsu) yang berani memalsukan mimpi, nubuat, bahkan Firman Tuhan, sehingga rakyat terlena dalam kesesatan, merasa aman melakukan berbagai ketidakadilan sosial, dan akibatnya menuai hukuman Allah berupa terserak ke negeri pembuangan (23:9-40). Kedua, Allah menjanjikan hadirnya para pemimpin baru yang benar-benar menggembalakan rakyat (23:3-4). Allah juga menjanjikan datangnya Tunas Daud, Sang Mesias, Pemimpin Sejati yang memiliki hikmat (bijaksana) dan kualitas moral (adil dan benar), sehingga mampu menghadirkan keselamatan yang membuat Israel dan Yehuda hidup dengan damai dan aman, bahkan kembali menjadi satu bangsa (23:5-8). Yesus Kristuslah Tunas Daud, Sang Mesias yang dijanjikan Allah itu, Gembala yang berkurban diri demi keselamatan domba-domba-Nya. Apakah Anda melihat banyak pemimpin bangsa dan gereja yang bobrok? Doakan agar mereka menjadi pemimpin yang lebih baik. Berdoalah agar Allah menghadirkan generasi pemimpin baru yang bersedia dan mampu menggembalakan rakyat dan jemaat. Doakan diri Anda agar Anda bisa mengikuti teladan Kristus, memainkan peran kepemimpinan yang menjadi berkat, dan menghadirkan perubahan yang baik di lingkungan sekitar. [ICW] “Sungguh, baik nabi maupun imam berlaku fasik; di rumah-Ku pun juga Aku mendapati kejahatan mereka, demikianlah firman TUHAN.” Yeremia 23:11 27
, Senin l 24 Ju
P
Pohon Ara yang Beruntung & yang Tidak Beruntung
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 24
asal ini menunjukkan bahwa bangsa Yehuda telah dibuang ke Babel. Pembuangan adalah strategi perang untuk membuat bangsa yang kalah tak mampu bangkit dan membalas. Yang dibuang biasanya golongan pemimpin, kaum terdidik, dan orang yang sehat. Sangat mungkin bahwa orang Yehuda yang dibuang ke Babel memaknai nasibnya secara negatif (merasa sial atau iri terhadap mereka yang tidak ikut terbuang). Secara manusiawi, hal itu wajar. Akan tetapi, Yeremia mendapat penglihatan dan firman yang mengoreksi pemahaman seperti itu (24:1-3). Tuhan mengatakan bahwa mereka yang terbuang (keranjang ara busuk) itu justru beruntung. Mereka tidak ditinggalkan Allah, melainkan dipelihara Allah dan akan dipulangkan kembali ke Tanah Perjanjian. Allah berjanji untuk setia menjadi Allah mereka dan menjadikan mereka umat pilihan-Nya (24:7). Pembuangan itu dalam kerangka kasih-Nya yang memurnikan kembali iman mereka (24:4-7). Sebaliknya, mereka yang tidak ikut terbuang (keranjang ara yang baik), justru tidak semujur yang mereka duga. Bukannya bersyukur, bertobat dan mengandalkan Allah, mereka justru minta perlindungan kepada (tentara dan dewa) Mesir. Allah akan menimpakan hukuman lebih keras kepada mereka (24:8-10). Menghadapi pencobaan atau kesukaran hidup, kita pun bisa merasa sial dan iri melihat orang lain yang nampak lebih sehat, lebih kaya, lebih sukses. Marilah kita menjadikan kebenaran yang bersumber dari janji dan penyataan firman Allah sebagai sumber sukacita dan pemberi makna bagi hidup kita. Dengan demikian, niscaya kondisi buruk kita menjadi masa subur pertumbuhan rohani yang membuat kita menjadi semakin serupa dengan Kristus (Roma 8:28-29). [ICW] “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28
28
sa, Sela l 25 J u
A
Tak Ada Anak Emas Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 25
pakah menjadi bangsa pilihan membuat bangsa Israel dianakemaskan (diistimewakan) oleh Allah? Pasal ini menunjukkan bahwa hal itu tidak terjadi saat Yehuda terus berkanjang dalam dosa. Dalam pesan Allah yang dikhotbahkan Nabi Yeremia di pertengahan masa pelayanannya (tahun ke-23), Nabi Yeremia mengingatkan bahwa Allah setia berfirman melalui dia dan bahwa Yehuda terus mengabaikannya (25:1-8). Oleh karena itu, Allah memilih raja Babel sebagai alat untuk menghukum dan Allah menetapkan masa pembuangan ke Babel selama 70 tahun (25:9-11). Yang menarik, Nabi Yeremia juga mengkhotbahkan piala amarah Tuhan yang wajib diminum oleh banyak bangsa secara bergilir—diawali oleh Yehuda (25:15-33)—untuk menggambarkan hukuman Allah atas bangsa-bangsa itu melalui penjajahan Babel. Setelah itu, barulah Sesakh—nama lain Babel—juga meminumnya (25:12-14, 26). Nabi Yeremia menutup kotbahnya dengan peringatan dan seruan bertobat bagi para pemimpin Yehuda (25:34-38). Hal ini menyiratkan bahwa kesempatan masih ada untuk mulai menggembalakan rakyat dengan benar agar membatalkan hukuman Allah. Orang Yehuda yang mendengar khotbah ini disadarkan bahwa Allah itu pemilik semua bangsa di dunia, jauh lebih besar dari berhala dan allah lain, yang menghukum bukan berdasar pilih kasih, melainkan berdasarkan kedaulatan-Nya dan keadilan-Nya. Sebagai umat pilihan-Nya di zaman ini, kita pun bisa jatuh dalam dosa bangga diri, merasa yakin dianakemaskan oleh Allah, dan merasa aman hidup dalam dosa. Marilah kita bersyukur atas status kita sebagai anak-anak Allah sambil menjaga kesadaran bahwa diri kita adalah orang berdosa yang dibenarkan oleh karya salib Tuhan Yesus. [ICW] “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” Roma 2:4 29
, Rabu l 26 J u
F
Tidak Selalu Berakhir Indah Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 26
ilm Hollywood umumnya berujung dengan happy ending (sang jagoan pada akhirnya menang atau bahagia). Hal semacam itu umumnya tidak sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sebagaimana kisah-kisah dalam pasal ini. Setelah bagian pertama (pasal 1-25) yang sebagian besar berisi khotbah Nabi Yeremia, pasal ini mengawali bagian kedua (pasal 26-35) yang terutama berisi kisah pengalaman sang nabi. Di pasal ini terdapat penjelasan bahwa khotbah Nabi Yeremia di bait Allah—yang menubuatkan bahwa kota Yerusalem akan dihukum Allah seperti kota Silo (7:14)—terwujud di awal pemerintahan Yoyakim, anak Raja Yosia (26:1-6). Di sini juga dikisahkan reaksi para pendengar khotbahnya (26:711). Bagian kedua ini menunjukkan bahwa para utusan Allah yang sama-sama berani berkotbah dengan terus terang tentang hukuman Allah atas Yerusalem dan bangsa Yehuda bisa mengalami akhir yang berbeda. Khotbah Yeremia menuai ancaman hukuman mati, namun dia selamat karena ada yang bersimpati dan melindunginya (26:16, 24). Orang-orang di zaman Raja Hizkia nampaknya tidak membunuh nabi Mikha atas kotbah kerasnya (26:17-19; bandingkan dengan Mikha 1:1; 3:12), sehingga hukuman Allah tidak dijatuhkan pada zaman Hizkia. Akan tetapi, Nabi Uria mengalami akhir yang tragis. Dia dibunuh oleh utusan raja Yoyakim (26:20-23). Tuhan Yesus telah memperingatkan bahwa mengikut Dia adalah jalan sempit (ada salib) yang menuju keselamatan. Saat menghadapi ujian atau pencobaan, Anda harus berani berkata dan bertindak benar sesuai firman Allah. Meskipun akhir yang kita alami di dunia tak seindah film Hollywood, ingatlah bahwa Allah telah menjamin happy ending kita di sorga. [ICW] “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” 2 Korintus 4:18
30
, Kamis l 27 Ju
T
Kuk Siapa di Tengkuk Kita? Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 27-28
indakan Yeremia berkeliaran di jalanan kota Yerusalem sambil memikul kuk kayu di tengkuknya mengungkapkan pesan bagi raja Zedekia dan perwakilan lima bangsa sekutu Yehuda yang sedang berkumpul merencanakan pemberontakan terhadap Babel. Pesannya adalah bahwa Yehuda dan bangsa-bangsa itu wajib memikul kuk Babel, tunduk pada raja Nebukadnezar yang sedang dipakai sebagai alat penghukuman Allah (27:1-7). Jika mereka memberontak mengikuti nasihat para nabi palsu dan juru ramal, mereka akan hancur. Akan tetapi, mereka akan tetap hidup jika bersedia tunduk (27:8-17). Kenabian yang sejati terbukti dari nasib perkakas kudus di Bait Suci yang luput dijarah Babel (saat pembuangan gelombang pertama). Jika perkakas kudus itu tetap di Bait Suci, berarti nabi mereka benar. Akan tetapi, jika perkakas kudus itu diangkut ke Babel, berarti Yeremia yang benar (27:18-22). Kelak, saat pembuangan gelombang kedua, terbukti bahwa Yeremia yang benar (2 Raja-raja 25). Nabi (palsu) Hananya bernubuat bahwa kuk Babel telah dipatahkan Tuhan. Dalam dua tahun, raja dan rakyat beserta perkakas Bait Suci di pembuangan Babel akan dikembalikan (Yeremia 28:1-4). Nubuat itu diperagakan Hananya dengan mematahkan kuk kayu yang dipikul Yeremia (28:10-11). Akan tetapi, Hananya mati dihukum Tuhan tahun itu juga, sesuai dengan nubuat Nabi Yeremia (28:12-17). Dengan memilih menaati nasihat nabi palsu dan mematahkan kuk kayu itu, Yehuda dan bangsa-bangsa itu akan lebih menderita ditindas Babel dengan kuk besi. Walaupun kuk (ajaran, nasihat, solusi) dunia bisa lebih enak dan lebih masuk akal didengar, tetapi pasal ini mengingatkan bahwa menolak kuk ringan yang ditawarkan Tuhan berarti memikul kuk yang lebih berat buatan kita sendiri. Putuskanlah kuk mana yang hendak Anda pilih? [ICW] “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Matius 11:29 31
t, Juma l 28 Ju
P
Ajaran dan Nubuat Hoax Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 29
erang melawan hoax (berita bohong) diserukan di beberapa kota. Seruan ini wajar karena berita hoax memicu kebingungan, kebencian dan permusuhan. Dalam pasal ini, Nabi Yeremia diutus Allah untuk mengirim surat melawan berita palsu yang menyesatkan umat Yehuda di pembuangan (29:1-3). Di tengah mereka, ternyata ada nabi palsu dan juru tenung (29:8-9) yang menyebarkan dua jenis nubuatan hoax: Pertama, nubuatan yang memberi harapan palsu bahwa mereka akan lekas kembali ke Yehuda. Kedua, nubuatan yang memadamkan harapan bahwa Allah lupa dan tidak akan memulangkan mereka. Akibatnya, sebagian umat bersikap malas-malasan, pasif dalam kehidupan bermasyarakat di Babel. Sebagian lagi mulai melupakan jati diri sebagai umat Allah dan menyesuaikan diri dengan budaya berdosa penduduk Babel. Mereka mengabaikan janji Tuhan tentang lamanya masa pembuangan dan rencana Allah memulihkan mereka (29:10-14). Sikap seperti itu akan menuai hukuman Allah yang lebih keras seperti yang dialami saudara-saudara mereka yang tidak ikut terbuang dan terus mengabaikan firman Tuhan (29:16-23). Oleh karena itu, surat Yeremia mengemukakan hukuman Allah bagi para penyebar hoax (29:24-32) dan perintah Allah agar umat Allah hidup dan bergaul secara normal, bahkan berusaha menjadi berkat bagi kesejahteraan kota yang mereka tempati (29:4-9). Di negeri pembuangan pun, panggilan sebagai bangsa yang diberkati dan menjadi berkat tidak dibatalkan! Setiap ajaran yang mendorong orang Kristen larut dalam budaya dosa dunia atau menjadi pasif dan menutup diri demi menjaga kesucian, adalah ajaran hoax. Doakanlah agar gereja-Nya, termasuk Anda, tidak tertipu, bahkan terlibat aktif dan menjadi berkat di berbagai bidang kehidupan kota kita. [ICW] “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Yeremia 29:7
32
u, Sabt l 29 J u
M
Allah belum Selesai dengan Kita Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 30
elihat setengah gelas terisi air, kita bisa memandang secara positif sebagai hampir penuh, tetapi kita juga bisa memandangnya secara negatif sebagai hampir kosong. Allah menghendaki agar Yehuda memandang hukuman Allah secara positif. Saat bangsa Yehuda bersiap menjalani hukuman Allah berupa pembuangan di Babel, khotbah Yeremia menghibur mereka. Allah memerintahkan agar Yeremia menuliskan khotbah-khotbah tersebut yang berisi janji dan pengharapan bahwa setelah genap waktunya, umat Allah akan pulang dari pembuangan dan dipulihkan (30:1-3). Bahkan, Kerajaan Israel Utara dan Israel Selatan (Yehuda) akan disatukan-Nya kembali di bawah pemerintahan dinasti Daud (30:4-10). Dosa umat Israel dan Yehuda memang besar. Oleh karena itu, Allah memukul mereka dengan sangat keras sampai seperti orang sakit yang tak tersembuhkan (30:11-15). Akan tetapi, Allah berjanji akan memulihkan keadaan mereka sepenuhnya (30:16-22). Dengan kata lain, hukuman Allah pasti terlaksana, tetapi belas kasihan-Nya akan membuat murka-Nya surut (30:23-24). Yang mengejutkan, walaupun bangsa Israel (utara) telah dibuang Allah seratus tahun sebelumnya, ternyata bahwa Allah masih mengingat Israel. Pesan khotbah Nabi Yeremia jelas, yaitu bahwa penghukuman Allah bukan nasib akhir mereka. Nasib akhir mereka adalah—dan selalu—pemulihan yang dilandasi belas kasihan Allah! Masalah—atau disiplin Allah—seperti apa yang sedang Anda hadapi? Pandanglah masalah itu seperti gelas yang hampir penuh. Pusatkan perhatian kita pada Allah, bukan pada masalah. Belas kasihan-Nya dan janjii firman-Nya kepada umat-Nya dari dulu sampai sekarang tetap sama, “Aku belum selesai denganmu, Aku masih memiliki rencana indah untuk masa depanmu.” [ICW] “Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.” Mazmur 30:6 33
u, Mingg l 30 Ju
K
Oase Sejati, Bukan Fatamorgana Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 31
abar apa yang paling memotivasi musafir yang letih dan haus di padang gurun untuk terus berjalan? Kabar tentang adanya oase (sumber air)! Kabar seperti itulah yang disampaikan oleh Yeremia kepada Yehuda yang sedang menjalani hukuman Allah. Yeremia menubuatkan tentang akan tibanya era baru yang penuh pengharapan bahagia. Janji ini bukan hanya untuk Yehuda, tetapi juga untuk Efraim, saudara sebangsa mereka di kerajaan Israel Utara yang telah dibuang Allah seabad sebelumnya (31:1-17). Seperti seorang ibu (Rahel), naluri Allah adalah tidak membiarkan Efraim selamanya terhilang, melainkan akan membawa mereka pulang. Bagi bangsa Yehuda, yaitu pendengar langsung khotbah Yeremia, janji Allah itu bagaikan oase yang memotivasi mereka untuk taat menjalani pembuangan, Mereka percaya bahwa Allah akan membawa mereka pulang dan mereka akan hidup dalam kemakmuran (31:23-30). Apalagi, janji itu disertai sebuah “Perjanjian Baru”, yaitu bahwa Allah akan menaruh Taurat-Nya dalam hati mereka dan mengampuni mereka (31:18-22, 33-34). Janji itu juga disertai komitmen ulang Allah bahwa Israel akan seterusnya menjadi umat-Nya dan Ia akan selamanya menjadi Allah bagi Israel (31:35-40). Catatan kepulangan mereka di kitab Ezra dan Nehemia membuktikan bahwa janji tentang era yang baru itu bukanlah fatamorgana (oase palsu yang menipu mata musafir yang letih dan haus). Naluri seorang ibu (Rahel) itu Allah rasakan juga terhadap kita hari ini. Jadi, “padang gurun” (masalah) seperti apa yang sedang Anda jalani saat ini? Entah itu bentuk hukuman Allah atau bukan, tekunlah melangkah dengan kekuatan yang bersumber dari rasa percaya pada janji pengampunan dan pemulihan-Nya! [ICW] “Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air.” Yesaya 49:10
34
, Senin l 31 J u
H
Investasi Darah, bukan Tanah Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 32
ukum investasi, yaitu “belilah aset (bangunan, tanah, saham, dan sebagainya) yang paling memberi keuntungan di masa mendatang” nampaknya dilanggar ketika Allah memerintahkan Yeremia—yang saat itu sedang ditahan—untuk membeli sebidang tanah (32:1-7). Betapa tidak! Semua orang Yehuda tahu bahwa tanah di Anatot (kota kelahiran Yeremia) yang ditawarkan kepadanya itu saat itu sedang dipakai berkemah oleh pasukan Babel yang mengepung Yerusalem. Yeremia pun sempat ragu apakah ini benar pesan Tuhan (32:8b). Segera sesudah yakin, ia membeli tanah iitu sesuai dengan prosedur hukum, yaitu dengan saksi, harga resmi, dan disahkan dengan meterai. Semua bukti disimpan dengan baik supaya kebenaran transaksi itu kelak bisa dibuktikan (32:8-14). Pesan investasi tanah ini jelas, yakni bahwa uang sebesar itu pantas dibayarkan untuk sesuatu yang pasti, yaitu bahwa kelak Allah akan membawa mereka pulang dan tanah itu—bahkan negeri itu—akan menjadi milik keturunan mereka (32:15). Dalam doanya, Yeremia masih meragukan kemauan Tuhan memulihkan Yehuda karena bangsanya itu sangat layak dihukum (32:16-25). Oleh karena itu, Tuhan meyakinkan Yeremia dengan menegaskan bahwa kasih setia-Nya yang memastikan terwujudnya pemulihan Yehuda (32:26-44). Saat itu, Yehuda diminta bertobat dan menyerah saja kepada Babel, tidak perlu meminta bantuan Mesir. Ancaman atau situasi buruk apa yang sedang berkemah di hati Anda dan mengepung pengharapan Anda? Hadapilah dengan janji pengampunan dan pemulihan-Nya. Ingat, jaminan janji itu pasti: bukan investasi tanah, melainkan investasi darah Putra Allah yang telah membayar keselamatan kekal Anda, sekaligus memeteraikan janji setia Allah pada Anda! [ICW] “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.” Roma 5:8-9 35
sa, Sela 1 Agt
P
Apa Mimpi Besarmu Bagi Gereja? Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 33
asal ini adalah penutup janji pemulihan bagi umat Israel yang akan berada di pembuangan, yang dimulai dari pasal 30. Lewat pasal-pasal ini, Yeremia mengajak bangsanya untuk berani memimpikan hal-hal besar di masa depan dalam terang janji pemulihan Allah (33:3). Garansi atas janji pemulihan adalah Nama Tuhan sendiri (33:2). Inilah bukti kuat kerinduan Allah memulihkan Israel, bukan hanya sebagai jawaban doa, tetapi juga sebagai bagian rencana kekal-Nya bagi bangsa Israel. Walaupun janji ini tidak membebaskan mereka dari kehancuran dan pembuangan yang akan terjadi (33:4-5), tetapi janji ini memberi gambaran yang jelas tentang pemulihan menyeluruh yang akan Allah lakukan bagi mereka melalui hadirnya pemerintahan Mesias (33:6-13). Janji Allah semakin konkret dengan menjamin keberadaan dua simbol resmi kepemimpinan bangsa Israel, yakni raja dan imam (33:17-23). Di pembuangan, tak ada lagi raja maupun ibadah di Bait Allah, sehingga peran raja dan imam seakan hilang. Tak heran bila muncul cemooh bahwa Allah telah menolak kaum keluarga Daud dan Lewi. Oleh karena itu, Allah menegaskan lagi janji kasih sayang dan pemulihan-Nya terhadap keturunan Daud maupun terhadap bangsa keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub (33:24-26). Visi Allah bagi Israel dan bagi gereja sesungguhnya sama, yakni membentuk umat yang rajanya adalah Allah dan menuntun segala bangsa datang kepada Allah. Doakanlah dan beranilah mengharapkan dan mengupayakan hal-hal besar terjadi atas gereja Anda dan melalui gereja Anda, terutama agar gereja menjadi komunitas yang serius merajakan Kristus dan menuntun masyarakat sekitarnya untuk mengenal dan menyembah Tuhan Yesus. [ICW] “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:” 1 Petrus 2:9
36
, Rabu 2 Agt
I
Harus Sepasang: Tahu dan Taat Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 34
dealnya, umat Allah tahu dan melakukan apa yang benar. Akan tetapi, praktiknya tidak selalu seperti itu. Sebagai contoh adalah perlakuan orang Yehuda terhadap budaknya. Saat kota Yerusalem yang terkepung mendekati kejatuhan (34:1-7), tiba-tiba raja dan penduduk Yerusalem sepakat untuk melaksanakan perjanjian melepaskan budak sesuai dengan hukum Taurat (34:8-10). Para budak tersebut adalah saudara mereka sendiri, yaitu sesama orang Yehuda, yang menjadi budak karena hutang. Namun, setelah para budak dibebaskan, raja dan rakyat berubah pikiran. Mereka memaksa para budak yang sudah dibebaskan untuk kembali menjadi budak (34:11). Mungkin pemicunya adalah pengepungan yang sempat dihentikan sementara oleh pasukan Babel (34:21-22). Menurut hukum Taurat, di tahun ketujuh, para budak harus dibebaskan. Dalam praktiknya, para tuan selalu memiliki cara untuk memperpanjang masa perbudakan sehingga melebihi Tahun Sabat (34:1214). Allah menegur dan mengingatkan bahwa hukum Tahun Sabat ini didasarkan pada pengalaman buruk bangsa mereka sendiri saat menjadi budak di Mesir (34:12-14). Oleh karena itu, seharusnya mudah bagi mereka untuk menaati hukum Taurat yang satu ini. Itulah sebabnya, hukuman Allah yang keras menanti, yakni mengalami kematian dengan cara mengerikan, sama seperti nasib binatang yang mereka potong dan belah saat melakukan ritual perjanjian (34:15-22). Mengetahui dan melakukan, mengerti dan mempraktikkan firman Tuhan adalah pasangan disiplin dan karakter murid Kristus yang harus kita miliki agar kapan pun kenyataan hidup yang keras dan kejam menghantam, bangunan iman dan suka cita kita tetap kokoh, tak mudah roboh! [ICW] “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.” Matius 7:26 37
, Kamis 3 Agt
T
Bukti Nyata yang Mendobrak Kemustahilan Kita
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 35
idak sepatutnya mengundang orang yang alergi ikan untuk mengikuti acara makan ikan bakar! Kita tidak seharusnya mengundang orang untuk datang ke pesta yang tidak bisa dinikmatinya, bukan? Akan tetapi, itulah yang dilakukan Yeremia di pasal ini. Allah menyuruh sang nabi mengundang rombongan keluarga kaum Rekhab yang sedang mengungsi di Yerusalem akibat teror perang oleh pasukan Babel. Yeremia mengundang mereka ke salah satu kamar terbuka di Bait Allah untuk makan siang yang limpah dengan minuman anggur (35:1-5), padahal semua orang tahu bahwa kaum Rekhab memiliki disiplin dan gaya hidup yang unik, yakni pantang minum anggur dan pantang tinggal di rumah permanen, tepat seperti perintah kuno yang ditetapkan Yonadab, bapak leluhur yang hidup 250 tahun sebelum mereka. Di hadapan pemimpin dan penduduk Yerusalem, mereka dengan sopan, tetapi tegas, menolak minum anggur yang ditawarkan Yeremia (35:6-11). Lalu, Yeremia mengkhotbahkan teguran Allah dengan membandingkan teladan kaum Rekhab dan kebebalan bangsa Yehuda yang tidak menaati perintah Tuhan (35:12-19). Apakah selama ini kita pernah --atau bahkan selalu – berpikir bahwa menjalani gaya hidup melawan arus budaya dosa di sekitar kita terlalu sulit, bahkan mustahil? Hendaklah bukti nyata keteladanan kaum Rekhab meyakinkan kita. Izinkan hidup kita dibentuk dan dijaga oleh perintah Allah dalam Alkitab, karena buku kuno yang satu ini tak mungkin kadaluwarsa. Alkitab adalah sabda dari Allah yang hidup yang berkuasa memastikan bahwa kita bisa tampil beda dalam kehidupan seharihari dan menyatakan kesaksian yang memuliakan Dia. [ICW] “Sungguh, keturunan Yonadab bin Rekhab menepati perintah yang diberikan bapa leluhurnya kepada mereka, tetapi bangsa ini tidak mau mendengarkan Aku!” Yeremia 35:16 38
t, Juma 4 Agt
F
Membakar atau Melupakan, Itu Sama Saja
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 36
irman Allah yang kita dengar bisa masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan, segera kita lupakan sesaat sesudah kita keluar dari ruang ibadah. Kisah Yoyakim di sini adalah cermin untuk sikap seperti itu. Di tahun keempat raja Yoyakim memerintah (sekaligus tahun raja Babel—Nebukadnezar—naik tahta), Allah menyuruh Yeremia menulis semua firman yang pernah ia khotbahkan sejak awal tugas kenabiannya (36:1-2). Dengan membaca kembali firman (nubuat hukuman pembuangan ke Babel), diharapkan raja dan rakyat Yehuda bertobat (36:3). Ternyata hal itu tidak terjadi! Barukh, juru tulis Yeremia, telah menulis dan membacakan semua firman itu di bait Allah maupun di depan rakyat di Yerusalem, bahkan di hadapan raja Yoyakim (36:4-22). Setiap selesai beberapa baris dibaca, raja langsung memotong dan membakar bagian gulungan kitab itu, dan akhirnya memerintahkan agar nabi Yeremia ditangkap (36:23-26). Yoyakim berpikir bahwa firman Tuhan adalah kata-kata biasa yang bisa diabaikan, bahkan bisa dilenyapkan dengan mudah. Ia berpikir bahwa pemberita firman mudah dibungkam. Namun, Allah melindungi Yeremia dan Barukh. Segala firman itu ditulis sekali lagi, bahkan ditambah dengan sabda penghukuman yang mengerikan bagi raja Yoyakim (36:27-32). Sesungguhnya, membakar gulungan kitab berisi firman tidak jauh berbeda dengan sikap mendengarkan khotbah, lalu segera melupakan. Keduanya merupakan cara bodoh untuk menolak atau menentang firman Allah dan sama-sama mengakibatkan hidup dijalani dengan cara dan arah yang salah, serta pasti menuai hukuman Allah. Apa yang selama ini membuat kita mudah melupakan firman Allah? Renungkan, evaluasi, dan berubahlah! [ICW] “Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.” Yohanes 12:47 39
u, Sabt 5 Agt
T
Jadi Nabi Memang Susah! Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 37
ugas nabi Yeremia sulit karena dia harus menyampaikan kabar buruk, yaitu bahwa Yehuda akan kalah dan dijajah oleh bangsa Babel. Tak mengherankan bila rakyat dan para pemimpin Yehuda mengabaikan khotbah-khotbahnya (37:1-2). Sikap Raja Zedekia pun sama. Di satu sisi, ia mengakui peran Yeremia sebagai nabi Allah dengan meminta petunjuk kepadanya saat pasukan Babel berhenti mengepung Yerusalem karena ancaman pasukan Mesir. Di sisi lain, ia mengabaikan peringatan Yeremia agar tidak meminta bantuan Mesir. Kejayaan Mesir hanya sementara karena pasukan Babel pasti kembali dan akan berhasil menghancurkan kota Yerusalem (37:3-10). Nubuat seperti itu membuat Yeremia dicap sebagai penghianat. Ketika hendak pergi ke kotanya (Anatot), Yeremia dituduh akan membelot ke pihak Babel dan ia ditahan oleh penjaga pintu gerbang (37:11-16). Akan tetapi—di dalam penjara—Yeremia menunjukkan bahwa dirinya tetap memiliki semangat hidup yang berkobar-kobar sebagai nabi Allah. Kondisi penjara yang membahayakan jiwa membuat ia memohon dipindahkan ke tempat lain, dan permohonannya dikabulkan. Dalam keadaan seperti itu, ia tidak mau berkompromi sedikit pun. Ia tetap tegas menyampaikan kebenaran. (37:17-21). Tuhan membenci dosa, namun Ia mengasihi umat-Nya yang berdosa, sehingga ia menghadirkan Yeremia sebagai teladan kita. Peran kenabian itu kini dipercayakan kepada kita. Marilah kita menunaikan peran tersebut dengan menjaga semangat hidup, serta bertekun menyuarakan dan melakukan kebenaran firman Tuhan di tengah komunitas pekerjaan maupun pergaulan, walaupun kita diabaikan, bahkan walaupun kita harus menghadapi bahaya. [ICW] “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.” Galatia 6:1 40
u, Mingg 6 Agt
P
Raja yang Mendua Hati Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 38
ernahkah Anda melihat permainan tentang seorang yang ditutup matanya serta mendengar perintah yang berbeda dari dua orang, dan ia akan kalah bila memilih suara yang salah? Seperti itulah situasi nyata yang dihadapi raja Zedekia. Ironisnya, ia kalah bukan hanya karena salah memilih suara, melainkan karena sengaja mengabaikan suara yang benar. Suara pertama yang menarik perhatian Zedekia datang dari Yeremia yang terus memperdengarkan suara Tuhan di mana pun dan dalam kondisi apa pun (38:1-3). Suara kedua berasal dari para pemuka Yehuda yang merasa terganggu oleh perintah dan peringatan Tuhan dan menginginkan Yeremia mati, karena suara Yeremia dinilai merugikan bangsa Yehuda (38:4, 6). Raja Zedekia bimbang memilih antara suara Yeremia dan suara para pemuka Yehuda. Ia menyetujui usulan para pemuka itu (38:5), namun—secara sembunyi-sembunyi—ia menyelamatkan nyawa Yeremia (38:7-13) dan meminta petunjuk Yeremia. Sayangnya, petunjuk Yeremia hanya dia dengar dan tidak ia taati (38:2428). Sikap bimbang dan mendua hati ini menuntun bangsanya pada kekalahan oleh Babel, bahkan pada kemalangan yang membuat akhir hidupnya tragis (pasal 39). Saat ini, banyak orang yang menilai bahwa kebenaran Alkitab itu tidak absolut (mutlak). Sebagian besar isi Alkitab dianggap sudah tidak cocok, bahkan bisa merugikan. Oleh karena itu, seharusnya Anda setiap bangun pagi harus bertekad, “Hari ini saya tidak mau bimbang seperti Zedekia. Hari ini saya mau belajar mendengar—bahkan akan memperdengarkan—suara Tuhan,” niscaya suara Tuhan akan menuntun Anda menuju kemenangan, yakni tetap bersaksi dan tetap memuliakan nama Tuhan dalam segala keadaan. [ICW] “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!” Yakobus 4:8 41
, Senin 7 Agt
B
Akhirnya Terjadi Juga! Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 39
agaimana perasaan seseorang saat apa yang telah dia nanti-nantikan terwujud? Tentu perasaannya lega dan penuh sukacita. Akan tetapi, seperti itukah perasaan Yeremia ketika nubuat tentang kehancuran Yerusalem terwujud? Jatuhnya Yerusalem adalah momen yang paling dinanti oleh Yeremia karena peristiwa itu menggenapi nubuat yang ia sampaikan sebelumnya, sekaligus membuktikan bahwa ia adalah nabi sejati. Akan tetapi, peristiwa itu paling tidak ingin ia saksikan karena peristiwa itu amat mengerikan: kota Yerusalem dibakar, temboknya dihancurkan, para pembesarnya dibantai, dan penduduknya ditawan ke Babel, bahkan raja Zedekia dibutakan setelah dipaksa melihat anak-anaknya yang masih kecil disembelih (39:1-10). Peristiwa itu sesuai dengan peringatan Yeremia jika raja dan rakyat Yehuda menolak menyerah pada Babel yang dipakai Allah untuk menghukum mereka. Yang menarik, di tengah peristiwa besar itu, Allah memberi perhatian khusus terhadap seorang Etiopia bernama EbedMelekh (39:11-18). Perhatian terhadap orang bukan Yehuda ini menunjukkan bahwa Allah itu adalah Allah bagi segala suku bangsa. Allah tidak ragu-ragu menghukum umat pilihan-Nya— yaitu bangsa Yehuda—yang memilih untuk hidup dalam dosa, sekaligus Allah tidak ragu-ragu menyelamatkan manusia dari segala suku dan bangsa yang mau percaya kepada rencana keselamatan dan kehendak-Nya. Kehancuran Yerusalem menjadi peringatan bahwa status Anda sebagai umat pilihan Allah tidak akan menyelamatkan Anda dari konsekuensi dosa. Jika ada dosa yang masih Anda pelihara, buatlah tekad untuk meninggalkannya. Jika tidak, cepat atau lambat, disiplin Tuhan yang keras akan terjadi! [ICW] “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” Lukas 21:34
42
sa, Sela 8 Agt
S
Memburuk atau Membaik— Ada Andil Kita
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 40-41
aat mengira bahwa kita sudah mengalami kondisi terburuk, tentu mengejutkan jika kondisi terus semakin buruk. Kejatuhan dan kehancuran Yerusalem oleh pasukan Babel ternyata bukan hal buruk terakhir yang Yehuda alami. Sejenak situasi Yerusalem membaik setelah sisa rakyat miskin yang tidak ikut ditawan ke Babel mendapat kembali kebun-kebun anggur mereka (39:10) dan raja Babel menunjuk Gedalya sebagai pemimpin (40:5). Yeremia memilih tinggal bersama rakyat karena ia mempercayai janji Tuhan tentang masa depan Yehuda (40:1-6). Namun, kondisi Yehuda selanjutnya kembali memburuk. Ismael bin Netanya, seorang panglima tentara yang luput dari pembuangan, memperburuk keadaan dengan mengulang kebodohan raja Zedekia yang mengabaikan peringatan Yeremia dan merasa sanggup melawan Babel yang dipakai Allah. Ia menilai Gedalya sebagai pengkhianat, lalu ia membunuh Gedalya beserta pegawainya (40:7-41:2). Ia juga membunuh prajurit Babel serta rakyat kerajaan Israel Utara yang hendak beribadah di reruntuhan bait Allah (41:3-10). Keadaan makin memburuk saat para panglima pendukung Gedalya memerangi Ismael bin Netanya (41:11-16). Kebodohan Ismael bin Netanya merupakan dosa melawan kehendak Allah, sekaligus pemberontakan yang tidak bisa diterima Babel, sehingga Yehuda yang telah hancur kini terancam diserang lagi oleh Babel (41:17-18). Apakah Anda sedih dan lelah melihat kondisi bangsa kita yang memburuk? Pastikan diri Anda tidak memperburuk keadaan dengan hidup dalam dosa. Jadilah seperti Yeremia yang menjadi bagian dari solusi dengan nasihatnya dan teladan hidupnya yang baik, sambil memegang teguh janji Allah dan mempercayakan masa depan bangsa kita kepada Allah. [ICW] “Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada.” Amsal 11:14 43
, Rabu 9 Agt
D
Meminta Petunjuk Allah atau Hanya Meminta Persetujuan?
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 42-43
oa seharusnya menjadi kemudi, sarana mencari tahu kehendak Allah tentang kemana hidup kita menuju. Sayang, doa sering seperti ban serep (cadangan), yang hanya dipakai jika ada masalah di tengah jalan. Sikap Yohanan bin Kareah dan sisa rakyat Yehuda di pasal ini amat buruk. Mereka meminta Yeremia berdoa mencari kehendak Tuhan tentang apa yang harus mereka lakukan dan kemana mereka harus pergi, bahkan mereka berjanji untuk taat (42:1-6). Sayangnya, nampak bahwa mereka meminta Yeremia berdoa sambil berjalan menuju Mesir (41:16-18). Jawaban doa Yeremia menegaskan kehendak Tuhan sejak awal—yaitu ada berkat jika mereka tetap tinggal di Yehuda, namun ada kutuk jika mereka mencari keselamatan di Mesir (42:7-19)—sekaligus membongkar kepalsuan doa yang dari luar nampak tulus (42:20-22). Sikap para pemimpin yang menolak jawaban doa dan memutuskan melanjutkan perjalanan ke Mesir itu lebih buruk dari sikap memperlakukan doa seperti ban serep (43:1-7). Oleh karena itu, Tuhan menyuruh Yeremia menubuatkan kekalahan Mesir oleh Babel. Gelombang kehancuran akan menimpa Mesir dan semua orang yang mengandalkan Mesir (43:8-13). Yang indah adalah bahwa Tuhan masih menjawab doa yang tidak tulus ini, yang dinaikkan saat mereka sudah berjalan mendekati Mesir. Hingga detik terakhir, Tuhan terus memberi mereka kesempatan bertobat, berbalik arah kembali ke Yehuda. Allah rindu menyingkapkan kehendak-Nya pada umat-Nya. Jangan berdoa meminta Allah menyetujui keputusan besar Anda. Berdoalah sebagai bagian dari proses mencari tahu dan menaati rencana besar Allah bagi kehidupan Anda dan melalui kehidupan Anda. [ICW] “Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui.” Yeremia 33:3
44
, Kamis t 10 Ag
D
Pergumulan Selalu Ada, Andalkan Allah Saja!
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 44-45
ua pasal ini membahas pelayanan terakhir nabi Yeremia bagi umat Yehuda yang telah babak belur didera hukuman Allah akibat kebebalan dosa mereka. Yeremia menegur sisa umat Yehuda yang pergi ke Mesir dan lebih mengandalkan Mesir dan dewa-dewa Mesir dibandingkan mengandalkan Tuhan. Mereka mengulang dosa nenek moyang mereka, sehingga mereka mengalami dahsyatnya hukuman Allah seperti yang menimpa nenek moyang mereka (44:1-14). Reaksi umat itu sangat mencengangkan: setelah menolak mendengar firman Tuhan, mereka bahkan mengaku menyembah ilah Mesir lebih menguntungkan daripada menyembah Tuhan (44:15-19). Mereka terang-terangan bersikap melawan Tuhan. Wajar bila Yeremia menubuatkan kebinasaan umat Yehuda yang melarikan diri ke Mesir, saat Mesir dihancurkan oleh Babel (44:20-30). Namun, Tuhan masih menunjukkan belas kasihan-Nya: akan ada sedikit umat yang terluput, sehingga mereka tidak punah (44:28). Pasal 45 menunjukkan pergumulan Barukh, juru tulis Yeremia, yang tidak kalah berat ketimbang Yeremia. Raja Yoyakin membakar gulungan kitab yang ditulisnya dan memerintahkan orang menangkapnya (pasal 36). Ia dituduh menghasut Yeremia menubuatkan hal buruk bagi sisa umat Yehuda yang menyelamatkan diri ke Mesir (43:3). Wajar bila Barukh tertekan dan mengeluhkan nasibnya pada Tuhan (45:1-3). Allah menegur sekaligus menjanjikan keselamatan dan pemeliharaan-Nya terhadap Barukh (45:4-5). Pergumulan hidup bisa dialami sebuah bangsa (Yehuda) maupun individu (Barukh). Nasib akhir mereka berbeda karena Yehuda bersandar pada manusia dan berhala, sedangkan Barukh mengandalkan dan bertahan untuk setia kepada Allah. Bagaimana dengan Anda? [ICW] Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!” Yeremia 17:5 45
t, Juma 11 Agt
Y
Penolong yang Tong Kosong Nyaring Bunyinya
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 46
eremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi bangsabangsa (1:5). Oleh karena itu, wajar bila di pasal-pasal penutup ini, ia mengumpulkan nubuatan tentang nasib bangsabangsa, suatu uraian lengkap atas nubuatan singkat di bagian tengah kitab Yeremia (25:15-26). Pesan Yeremia adalah bahwa Allah itu berdaulat atas bangsa-bangsa di dunia. Nubuatan ini dimulai dengan Mesir, tetangga terdekat yang menggoda Yehuda untuk dijadikan tempat mencari pertolongan dari belenggu penjajahan Babel. Yeremia mengingatkan Yehuda agar mempercayakan nasib mereka pada Allah saja, karena Mesir adalah korban pasukan Babel berikutnya. Secara rinci, Yeremia menubuatkan kekalahan Mesir yang memalukan dan kehancurannya yang tak terpulihkan (46:3-12). Kemenangan Babel digambarkan sedemikian dahsyat (46:13-26), sampaisampai Firaun Neko disebut Si Tukang Ribut (46:17) alias “Tong Kosong Nyaring Bunyinya” karena kehebatan tentara dan dewadewanya tidak berarti bila dibandingkan keperkasaan pasukan Nebukadnesar, raja Babel. Kabar tentang takluknya Mesir oleh keperkasaan Babel ini melemahkan pengharapan Yehuda akan peluang mereka untuk pulang dari pembuangan di Babel. Oleh karena itu, Yeremia memastikan masa depan bangsa Israel sesuai dengan janji Allah (46:27-28). Dalam pergumulan hidup yang berat, kita mudah tergoda untuk mencari atau menerima tawaran pertolongan terdekat dan tercepat yang melibatkan dosa. Dalam situasi seperti itu, pastikan Anda memegang janji Allah dan mempercayakan diri pada Allah, lalu pertimbangkan setiap solusi yang ada secara mendalam, karena solusi yang melibatkan dosa itu sia-sia bagaikan “Tong Kosong Nyaring Bunyinya”. [ICW] “Selalu mata kami merindukan pertolongan, tetapi sia-sia; dari menara penjagaan kami menanti-nantikan suatu bangsa yang tak dapat menolong.” Ratapan 4:17
46
u, Sabt t 12 Ag
B
Bodohnya Mengandalkan Kekayaan
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 47
angsa Filistin menjadi kaya karena kapal-kapalnya yang mengarungi Laut Tengah mengumpulkan barang dagangan dari banyak tempat. Bangsa yang kaya ini menggoda Yehuda untuk dijadikan penolong, seperti yang dilakukan raja Zedekia dengan meminta raja-raja kota bangsa Filistin untuk menjadi sekutu Yehuda melawan pasukan Babel (27:3). Nubuatan kehancuran Filistin nampaknya merupakan perluasan nubuatan kehancuran Mesir (pasal 46), karena di zaman Yeremia, Filistin adalah kaki tangan Mesir. Nubuatan ini diucapkan saat Mesir masih jaya dan bisa mengalahkan serbuan tentara Babel yang telah menduduki Gaza (47:1). Dua tahun berikutnya, Babel kembali menyerang dan berhasil menaklukkan Mesir. Yeremia menggambarkan serbuan pasukan Babel seperti sungai yang membanjiri kota-kota Filistin dan penduduknya (47:2). Penyerbuan ini mengerikan dan membuat para orang tua lari meninggalkan anak-anak mereka (47:3). Kota-kota perdagangan utamanya—yakni Tirus dan Sidon—tidak bisa dipertahankan (47:4). Penduduknya akan meratap dan meminta Tuhan menyarungkan pedang penghakiman-Nya, tetapi pedang itu akan terus beraksi hingga tuntas atas segenap penjuru negeri Filistin, termasuk Askelon dan Asdod, kota pelabuhan yang merupakan pemasok barang perdagangan Mesir (47:5-7). Nubuat ini menyingkap kebodohan Yehuda bila mengandalkan Filistin yang kaya, karena Filistin sendiri tidak berdaya menolak nasibnya yang turut hancur bersama Mesir yang dihukum Tuhan. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda tergoda untuk menjadikan kekayaan atau teman yang kaya sebagai sumber rasa aman dan kebahagiaan? Bertobatlah! Jangan sampai hidup Anda mengulang kebodohan Yehuda! [ICW] “Mengapa aku takut pada hari-hari celaka pada waktu aku dikepung oleh kejahatan pengejar-pengejarku, mereka yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka?” Mazmur 49:6-7 47
u, Mingg t 13 Ag
B
Apa berhala Anda? Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 48
angsa Moab adalah keturunan Lot, keponakan Abraham. Oleh karena itu, sebenarnya mereka masih kerabat bangsa Israel. Mereka tetangga Yehuda yang hidup di seberang sungai Yordan. Tak mengherankan bila dalam nubuatan ini, Yeremia bisa menyebut nama dan kondisi banyak kota Moab. Yeremia menubuatkan bahwa semua kota Moab akan direbut dan hancur lebur (48:1-6; 14-24). Yeremia merinci dosa yang membuat Moab dihukum Tuhan, yakni kesombongan. Ia membanggakan dan mengandalkan benteng, harta benda, dan (terutama) dewa-dewanya (48:7-13). Selama ini, hidup mereka aman. Mereka mengira bahwa kehebatan dewa Kamoslah yang melindungi mereka, sehingga mereka berani menyombongkan diri di hadapan Tuhan, Allah Israel (48:25-46). Di masa lalu, Moab pernah dipakai Tuhan untuk menghukum umat-Nya (Hakim-hakim 3:12; 2 Raja-raja 24). Nubuat tentang hancurnya Moab menolong Yehuda menyadari keadilan Tuhan, karena Moab pun bisa dihukum Tuhan atas dosa dan kejahatan mereka. Moab pernah membuat Israel tergoda menyembah dewa-dewinya, sehingga banyak orang Israel mati oleh murka Tuhan (Bilangan 25; Hakim-hakim 10:6). Oleh karena itu, nubuatan ini juga menyadarkan Yehuda bahwa tidak ada gunanya bersekutu dengan Moab dan mengandalkan dewa Kamos, karena hukuman Tuhan yang menghancurleburkan Moab akan membuktikan betapa palsunya kehebatan Kamos. Seperti Moab membanggakan benteng, harta benda, pasukan, dan dewa Kamos, hari ini banyak orang memberhalakan yang bukan Tuhan dengan menjadikan ciptaan—bukan Sang Pencipta—sebagai andalan, motivasi, serta tujuan hidup. Apa yang Anda berhalakan saat ini? [ICW] “Orang-orang yang membentuk patung, semuanya adalah kesia-siaan, dan barang-barang kesayangan mereka itu tidaklah memberi faedah. Penyembah-penyembah patung itu tidaklah melihat dan tidaklah mengetahui apa-apa; oleh karena itu mereka akan mendapat malu.” Yesaya 44:9
48
, Senin t 14 Ag
E
Kesombongan Pangkal Kejatuhan Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 49
nam bangsa dinubuatkan kehancurannya: Bangsa Amon (49:1-6) menyombongkan dewa Milkom serta lembah mereka yang subur dan aman karena terlindung oleh pegunungan di tiga sisinya. Allah menetapkan bahwa semua andalan mereka tidak akan mampu menahan serangan yang akan datang (49:1-6). Bangsa Edom (49:7-22) dihukum karena kesombongan mereka. Mereka mengira bahwa kota-kota mereka yang terletak di atas batu karang membuat negeri mereka tak bisa ditembus lawan. Akan tetapi, semuanya akan dihancurkan semudah kota-kota di dataran rendah saat pasukan Nebukadnezar menyerang. Allah akan menghukum Damsyik (49:23-27) karena kekejaman mereka terhadap umat Israel. Penduduknya akan panik dan gemetar saat mendengar kabar kedatangan tentara Babel, lalu mereka akan melarikan diri, namun semua akan tertangkap dan dibunuh, dan benteng kota mereka akan habis dibakar. Kedar dan Hazor (49:28-33) adalah dua bangsa Arab yang berpindah-pindah di padang gurun, hidup berternak domba dan unta, menutup diri dari bangsa lain, dan merasa tidak butuh Allah maupun bantuan orang lain. Serbuan Babel menyadarkan mereka betapa bodohnya kesombongan seperti itu. Bangsa Elam (49:34-39) dikenal karena pemanah-pemanah hebatnya. Allah berjanji akan mematahkan busur-busur yang mereka andalkan. Pasukan Babel akan seperti angin yang menyerakkan penduduknya ke segala arah. Sesungguhnya, kesombonganlah yang menjatuhkan bangsabangsa pada hukuman Allah. Apa kemampuan dan milik yang Anda banggakan? Syukurilah semuanya sebagai anugerah Allah, dan doakan agar kemampuan dan harta tidak menjadi kesombongan yang membuat Anda merasa kuat dan aman, sehingga Anda merasa tidak membutuhkan orang lain maupun Allah. [ICW] “Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” Amsal 16:18 49
sa, Sela t 15 Ag
B
Jangan Menyalahgunakan Wewenang
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 50
abel dipakai Tuhan untuk menghukum bangsa-bangsa di pasal 46-49. Sekalipun demikian, dua pasal berikutnya menunjukkan bahwa Babel juga berada di bawah kuasa penghukuman Allah. Allah mendeklarasikan perang melawan Babel dan dewa-dewa Babel, serta mengutus bangsa dari Utara untuk menghukum mereka, sama seperti Nebukadnezar datang dari utara untuk menghukum Yehuda (50:1-3, 1:11-15). Allah melihat bahwa umat Israel di pembuangan seperti kawanan domba tanpa gembala, sehingga Ia memanggil mereka keluar dari Babel sebelum penghukuman terhadap Babel terjadi, karena bangsa-bangsa dari utara itu akan sukses menghancurkan Babel (50:4-10, 21-27). Dosa Babel adalah merampok Yehuda, bersikap kurang ajar—yakni bertindak melampaui yang Allah ijinkan dalam menghukum Yehuda, misal: membakar Bait Suci (50:28-32)—serta karena negeri Babel penuh berhala (50:38). Allah akan memakai tentara yang kejam dari berbagai bangsa (Media, Persia, dan Yunani) untuk menghukum Babel, sama seperti yang pernah Allah lakukan terhadap Asyur --yang dipakai-Nya untuk menghukum umat kerajaan Israel utara—serta terhadap Sodom dan Gomora (50:33-46). Allah bahkan akan memulangkan dan menyatukan Israel dan Yehuda, mengampuni dosamereka, serta menegakkan perjanjian baru dengan umat-Nya (50:11-20). Setiap orang percaya, termasuk Anda, adalah alat-Nya. Syukurilah tugas dan peran yang saat ini Allah percayakan untuk dipakai melayani dan memberkati banyak orang seperti yang Yesus lakukan (Matius 20:27-28). Hindarilah dosa kekurangajaran Babel terhadap Allah. Jangan bertindak melampaui batas atau menyalahgunakan wewenang Anda. [ICW] “Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, ... tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, ..., dan akan membunuh dia ....” Lukas 12:45-46
50
, Rabu t 16 Ag
K
Terlena Dalam Kondisi Buruk Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 51
ehancuran Babel tidak akan terpulihkan. Kekuasaan dan kekayaan Babel akan musnah oleh pasukan musuh, karena Tuhan sudah menetapkan akhir hidup Babel (51:1-23). Sebelumnya, Nebukadnezar adalah “palu godam” Allah. Selanjutnya, Raja Cirus dari Persia (dan kemudian Alexander Agung dari Yunani/Makedonia) akan menjadi “palu godam” Allah yang menghancurkan Babel (membuat Babel menjadi seperti gunung berapi yang padam selamanya), merobohkan pintu-pintu gerbangnya, dan membakar kota-kotanya (51:20-33). Bagai pengacara sekaligus hakim, Tuhan memperjuangkan perkara umat-Nya dan mengabulkan tuntutan mereka agar Sesakh (atau Babel) menerima balasan setimpal dengan kehinaan dan kengerian yang ditimpakan Nebukadnezar kepada Yehuda (51:34-49). Ironisnya, umat Yehuda di pembuangan enggan pulang, sehingga sampai tiga kali Tuhan memerintahkan mereka untuk keluar dari Babel (50:8; 51:6, 50). Mereka malu karena hancurnya rumah Tuhan di Yerusalem seakan-akan menunjukkan bahwa Tuhan tidak mampu melindungi rumah-Nya serta tidak mau mengalahkan Babel dan dewa-dewanya (51:51-52). Oleh karena itu, Seraya diutus Yeremia untuk menegur, sekaligus menguatkan pengharapan mereka. Mereka akan turut hancur bersama Babel atau pulang untuk memulai lembaran baru dalam berkat Tuhan (51:52-64). Budaya dosa dan kondisi buruk negara kita yang kini berusia 72 tahun bisa menjadi zona nyaman yang membuat kita terbiasa, bahkan terlena, lalu enggan atau takut mengharapkan perubahan. Latihlah diri Anda melihat kondisi Indonesia dengan mata iman, agar pengharapan Anda terjaga, bahkan muncul hasrat dan keberanian untuk turut mewujudkan lembaran baru yang Tuhan rancangkan bagi bangsa kita. [ICW] “Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berhenti! Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu” Yeremia 51:50 51
Hari Kemerdekaan RI , Kamis t 17 Ag
Peran Anak Allah Di Tengah Krisis Kebangsaan
Bacaan Alkitab hari ini: Kejadian 41:37-57
ari ini kita memperingati kemerdekaan bangsa kita dari penH jajahan. Setelah 72 tahun merdeka, bagaimanakah wajah bangsa kita yang sebenarnya? Dari segi positif, kita menikmati
banyak prestasi dan hasil capaian pembangunan. Sebaliknya, kita sedang di ambang krisis kebangsaan yang besar, yang mengancam kesatuan dan keutuhan sebagai satu bangsa. Dalam kondisi demikian, sumbangsih apakah yang dapat kita berikan kepada bangsa kita? Kisah Yusuf yang kita baca hari ini memiliki latar belakang serupa, yakni saat bangsa Mesir berada di ambang krisis ancaman kelaparan. Sebagai anak Allah yang baik, Yusuf tampil memberi sumbangsih kepada bangsanya, sehingga mereka selamat melewati krisis itu. Apa yang dapat kita pelajari dari Yusuf? Pertama, Yusuf membawa bangsa Mesir mengandalkan Allah. Setelah raja mendengar penjelasan Yusuf tentang makna mimpinya, ia memuji Allah dan mengangkat Yusuf menjadi penguasa di Mesir. Ini berarti bahwa pemerintahan kerajaan Mesir secara tidak langsung –melalui Yusuf – dijalankan dengan mengandalkan Allah. Kedua, Yusuf menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Ia mempersembahkan talentanya dalam memimpin rakyat, mengelola hasil panen, dan mengantisipasi kesusahan sehingga akhirnya rakyat berhasil selamat melewati bencana kelaparan. Sama seperti Yusuf, hari ini kita memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan bangsa kita supaya mengandalkan Allah agar dapat keluar dari krisis ini. Selain mendoakan bangsa kita dengan tekun, kita perlu secara aktif menyuarakan kebenaran Allah melalui segala sarana yang tersedia serta dengan setia mempersembahkan talenta yang Allah titipkan di bidang kehidupan tempat kita masing-masing diutus Allah. [TF]
“Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Yeremia 29:7 52
Ucapan Selamat HUT Proklamasi RI
t, Juma t 18 Ag
P
Bangsa yang Didisiplin = DikasihiNya
Bacaan Alkitab hari ini : Yeremia 52
ernahkah Anda mendengar orang tua yang berkata, “Papa-mama menegur atau menghukum kamu, karena kami mengasihimu.” Nabi Yeremia pasti menyetujui pernyataan itu karena kitabnya penuh dengan teguran dan murka Tuhan. Pasal penutup yang mengisahkan kejatuhan Yerusalem dan penawanan Yehuda ke Babel yang mengerikan menegaskan bukti kebenaran nubuat Yeremia tentang hukuman bagi Yehuda (52:1-30) serta menegaskan pesan semua nubuat penghakiman Allah, yaitu bahwa Allah mengawasi bangsa-bangsa di dunia dan membalas perbuatan mereka dengan adil. Bangsa Israel telah diberi hukum Taurat dan bangsa-bangsa lain telah dianugerahi hati nurani, sehingga Allah murka dan menghukum semua bangsa atas dosa dan kejahatan mereka terhadap Allah dan sesama manusia. Dalam murka dan penghukumanNya, Allah mengingat kasih-Nya. Buktinya, nubuatan penghukuman terhadap Yehuda dan bangsa-bangsa itu juga disertai janji pengampunan dan pemulihan (46:24; 48:47; 49:6, 39). Alinea penutup kitab ini menegaskan bahwa Allah tetap setia pada janji-Nya terhadap Daud. Bahwa raja Yoyakin—keturunan Daud—dibebaskan dari penjara dan dipelihara dengan baik oleh pengganti raja Nebukadnezar membuktikan bahwa teguran dan disiplin Allah yang keras tetaplah dalam konteks komitmen kasih dan setia Allah kepada umat-Nya (52:31-34). Setelah 72 tahun bangsa Indonesia merdeka, masih ada banyak hal buruk yang nampak seperti hukuman Tuhan. Marilah kita melihat hal itu sebagai ungkapan kasih Allah yang sedang terus memurnikan dan membentuk kita sebagai bangsa. Berdoalah agar keadilan Allah berdiri tegak dan agar belas kasihan dan anugrah Tuhan tercurah bagi Indonesia tercinta! [ICW] “TUHAN, telah kudengar kabar tentang Engkau, dan pekerjaan-Mu, ya TUHAN, kutakuti! Hidupkanlah itu dalam lintasan tahun, nyatakanlah itu dalam lintasan tahun; dalam murka ingatlah akan kasih sayang!” Habakuk 3:2
54
Nyanyian Ratapan Umat Allah dalam Pembuangan
B
agi bangsa Yahudi, peristiwa jatuhnya kota Yerusalem (586 BC) bukan hanya sekedar berarti hilangnya Ibukota yang indah, tetapi memiliki makna yang jauh lebih mendalam karena kota Yerusalem adalah kota Allah, tempat Bait Allah berada. Pada saat rumah Tuhan, rumah raja, serta rumah para pembesar dibakar, dan tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan ( 2 Rajaraja 25:9-10), mereka menyadari bahwa Allah telah menyerahkan mereka ke tangan musuh. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila syair-syair kitab Ratapan memperlihatkan dukacita yang mendalam dari sang penyair, bukan hanya karena penderitaan yang dialami oleh bangsanya, tetapi juga karena dosa-dosa yang telah mereka lakukan membuat Allah telah menolak mereka. Walaupun penulis Kitab Ratapan tidak secara terus terang menuliskan namanya, namun—berdasarkan tradisi—banyak penafsir meyakini bahwa Yeremialah penulis kitab ini. Keyakinan itu dilandasi oleh pertimbangan bahwa penulis adalah seorang saksi mata dari keruntuhan Yerusalem, serta oleh adanya kesamaan gaya penulisan dan kesamaan temperamen sang penulis dengan penulis kitab Yeremia. Keunikan penulisan kitab ini ada dalam setiap pasalnya. Setiap pasal ditulis secara akrostik (setiap awal baris diawali oleh satu huruf Ibrani secara berurutan berdasarkan abjad Ibrani yang berjumlah 22). Pasal 1,2, 4, dan 5 terdiri dari 22 ayat, sedangkan pasal 3 merupakan puisi akrostik yang lebih lengkap sebanyak 66 ayat. Sekalipun syair kitab Ratapan merupakan nyanyian yang mengungkapkan kesedihan yang begitu mendalam atas hukuman yang harus diterima umat Allah karena dosa yang mereka lakukan, kita tetap dapat melihat kepanjangsabaran, keadilan, dan kasih setia Tuhan terhadap umat-Nya (3:22,23) dalam kitab ini. Melalui kitab ini, kita belajar bahwa ada konsekwensi yang harus diterima bila dosa demi dosa terus dilakukan. Namun, kasih dan kesetiaan Allah atas umat-Nya masih tetap dapat kita rasakan. Terpujilah Tuhan! [BS] 55
u, Sabt t 19 Ag
K
Dosa yang Menghancurkan Bacaan Alkitab hari ini : Ratapan 1
itab Ratapan dimulai dengan suatu ungkapan yang begitu memilukan, “Ah, betapa terpencilnya kota itu, yang dahulu ramai!“ (1:1). Kota Yerusalem (yang juga disebut “Sion”) adalah ibu kota Kerajaan Israel (saat masih bersatu), dan kemudian menjadi ibu kota Kerajaan Yehuda di sebelah Selatan (setelah Kerajaan Israel pecah menjadi dua kerajaan). Saat memerintah sebagai raja, Salomo membangun Bait Suci di kota itu, sehingga Yerusalem menjadi pusat keagamaan. Sebagai pusat pemerintahan dan pusat keagamaan, jelas bahwa kota Yerusalem amat ramai. Akan tetapi, Allah membiarkan kota yang penuh kemegahan dan Bait Allah di dalamnya hancur akibat serangan tentara Babel pada tahun 586 BC (2 Raja-raja 25:1-11), sehingga kota itu diliputi oleh dukacita yang mendalam (1:4,6). Mengapa Allah membiarkan Yerusalem hancur? Yerusalem hancur karena “Yerusalem sangat berdosa” , bahkan “kenajisannya melekat pada ujung kainnya” dan ”sangatlah dalam ia jatuh … “ (1:8-9). Dosa yang mereka lakukan amat menyakitkan hati Tuhan. Saat murka Allah yang besar datang, kota yang indah itu ditinggalkan orang, “Sion mengulurkan tangannya, tetapi tak ada orang yang menghiburnya“ (1:17). Begitu beratnya beban kesedihan penulis sampai akhirnya dia “berdoa” untuk suatu pembalasan, “Biarlah segala kejahatan mereka datang ke hadapan-Mu, dan perbuatlah kepada mereka seperti Engkau telah perbuat kepadaku oleh karena segala pelanggaranku, karena banyaklah keluh kesahku, dan pedih hatiku“ (1:22). Sebagai anak-anak Tuhan, sudahkah kita menjaga hidup kita agar tetap kudus di hadapan Tuhan? Jangan lengah dan jangan biarkan dosa menyelinap masuk dan akhirnya menghancurkan hidup Anda! [BS] “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” 1 Korintus 10:12
56
u, Mingg t 20 Ag
P
Kehancuran yang Mengerikan Bacaan Alkitab hari ini : Ratapan 2
enulis menyaksikan betapa besarnya murka Allah terhadap kota Yerusalem. Bahkan, Tuhan menjadi seperti seorang seteru (2:4). Ia menghancurkan Israel, membuat benteng-bentengnya menjadi puing (2:5), membenamkan gapura-gapuranya di dalam tanah (2:9), … bahkan Tuhan membuang mezbah-Nya, meninggalkan tempat kudus-Nya dan menyerahkan ke dalam tangan para seteru (2:7). Ia tak menahan tangan-Nya untuk menghancurkannya (2:8). Tiada lagi keagungannya, bahkan dikatakan “keagungan Yerusalem dilemparkan-Nya dari langit ke bumi (2:1). Demikian murka Allah terhadap kota Sion atas dosa-dosa yang telah mereka lakukan selama ini. Melihat begitu besarnya kehancuran yang terjadi, mereka duduk tertegun di tanah dengan menabur abu di atas kepala dan mengenakan kain kabung tanda dukacita yang mendalam (2:10). Penulis mengatakan, “Mataku kusam dengan air mata, remuk redam hatiku, hancur habis hatiku karena keruntuhan ...,” bahkan situasi mengerikan akibat kelaparan (2:11-12). Di tengah dukacita yang mendalam, para musuh menghina dengan mengatakan bahwa mereka telah memusnahkan “kota yang disebut orang kota yang paling indah, kesukaan dunia semesta“ (2:15-16). Saat berada dalam kepedihan yang sangat mendalam, penulis mengajak pembaca menaikkan permohonan kepada Allah, “Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai puteri Sion, cucurkanlah air mata bagaikan sungai siang dan malam; ... curahkanlah isi hatimu bagaikan air di hadapan Tuhan, ...!“ (2:18-19). Saat hidup Anda hancur dan Anda mengalami rasa sedih yang mendalam, apa yang Anda lakukan? Apakah Anda datang kepada Tuhan dan menanti pertolongan-Nya? [BS] “Sebab Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu di tengahtengahmu, supaya jangan bangkit murka Tuhan, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi.” Ulangan 6:15 57
, Senin t 21 Ag
P
Pengharapan di Tengah Penderitaan
Bacaan Alkitab hari ini : Ratapan 3
enderitaan yang dilihat langsung penulis menimbulkan ratapan kepedihan yang mendalam, “Ia (Allah) menghalau dan membawa aku ke dalam kegelapan yang tidak ada terangnya.” (3:2). “Ia menempatkan aku di dalam gelap seperti orang yang sudah lama mati.” (3:6). Sungguh, hukuman Allah berat. Tidak ada yang mendengar teriakan minta tolong (3:8), tidak ada jalan keluar, bahkan “Ia mengikat aku dengan rantai yang berat.” (3:7). Penulis menjadi tertawaan (ejekan) lawan sampai ia dikenyangkan dan diremukkan oleh kepahitan (3:14-15), seakan-akan Tuhan yang menyebabkan penderitaan. Di tengah penderitaan yang berat, penulis memiliki pengharapan pada kebaikan Allah. Ia meyakini bahwa kasih setia Tuhan tak berkesudahan dan rahmat-Nya tak habis-habis (3:22), bahkan dengan iman dia bisa berkata, “Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia (3:25). Oleh karena itu, “adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.” (3:26). Melihat adanya pengharapan dalam Tuhan, penulis mengajak pembaca menyelidiki apa yang telah mereka lakukan selama ini ... serta mengajak umat Allah untuk bertobat dan berpaling kepada Tuhan karena mereka telah mendurhaka dan memberontak kepada Allah (3:40-42). Mereka menanggung akibat dosa yang mereka lakukan. Air mata mereka bercucuran. Akan tetapi, di tengah kesedihan, timbul kepercayaan pada keadilan Allah, bahkan mereka mulai sadar bahwa Tuhan dekat saat mereka memanggil nama-Nya (3:43-60). Apakah Anda sedang mengalami penderitaan dan kesedihan? Bila Anda sedang mengalami penderitaan dan kesedihan, berharaplah kepada Allah karena kasih setia-Nya tetap tersedia bagi orang yang berharap kepada-Nya! [BS] “Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia.” Ratapan 3:25
58
sa, Sela t 22 Ag
P
Kejatuhan yang Mendalam Bacaan Alkitab hari ini : Ratapan 4
enulis mengungkapkan kesengsaraan Sion yang dahsyat dengan perkataan, “Ah, sungguh pudar emas itu, emas murni itu berubah, ....“ Kemegahan dan kemasyhuran Yerusalem di masa lalu—yang bagaikan emas—telah menjadi sangat menyedihkan. Bangunan kota telah runtuh dan umat Yehuda yang tersisa banyak yang hidup dalam kelaparan. Bayi-bayi ingin menyusu, anak-anak meminta roti, tetapi tidak ada seorang pun yang memberi. Kedurjanaan umat Yehuda telah melebihi dosa Sodom (4:6), “dengan tangan sendiri, kaum wanita yang (seharusnya) lemah lembut memasak kanak-kanak mereka, untuk makanan mereka ....” (4:10). Sungguh, keadaan sangat menyedihkan. Besarnya dosa mereka membuat Tuhan “melepaskan segenap amarah-Nya, mencurahkan murka-Nya yang menyala-nyala, ....” (4:11) Ternyata bahwa “Hal itu terjadi oleh sebab dosa nabi-nabinya dan kedurjanaan imam-imamnya yang di tengah-tengahnya mencurahkan darah orang yang tidak bersalah. Mereka terhuyung-huyung seperti orang buta di jalan-jalan, cemar oleh darah, sehingga orang tak dapat menyentuh pakaian mereka.” (4:13-14). Akhirnya, Tuhan menceraiberaikan mereka dan para imam tidak lagi dihormati. Begitu dalam dosa yang telah dilakukan oleh umat Allah di Yerusalem. Imam yang sudah diurapi dan seharusnya menjadi penolong umat, ternyata jatuh ke dalam dosa yang begitu dalam. Seberapa dalamkah pengenalan Anda akan Tuhan? Seberapa dekatkah Anda dengan Tuhan? Ingatlah bahwa dosa selalu dapat menghampiri umat Tuhan, bahkan para pelayan Tuhan. Bila kita tidak waspada, kita pun dapat jatuh ke dalam dosa. Bagaimana dengan Anda? [BS] “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. ” Lukas 21:34 59
, Rabu t 23 Ag
D
Doa Memohon Pemulihan Bacaan Alkitab hari ini : Ratapan 5
i tengah ketertindasan yang dialami umat Tuhan, penulis memohon belas kasihan Allah, “Ingatlah, ya TUHAN, apa yang terjadi atas kami, pandanglah dan lihatlah akan kehinaan kami.” (5:1). Penulis mengemukakan bahwa kondisi mereka seperti seorang anak yatim (5:3). Tanah milik pusaka mereka beserta rumah-rumah mereka beralih menjadi milik orang lain. Mereka harus membayar untuk mendapatkan air. Untuk mendapat makanan, mereka harus berhadapan dengan maut karena adanya serangan pedang di padang gurun. Yang lebih menyedihkan, mereka harus menahan nyeri lapar, sehingga kulit mereka membara seperti perapian (5:4-10). Penderitaan mereka bukan hanya itu! Dosa yang mereka lakukan itu membuat mereka semua (tanpa pengecualian)—anak, wanita, pemuda, termasuk pemimpin—harus tunduk menerima hukuman. Perempuan-perempuan diperkosa, para pemimpin digantung dan para tua-tua tidak dihormati, pemuda dan anak-anak memikul beban (hukuman) yang berat (5:11-13). Keadaan Yerusalem yang sangat tertindas itu memunculkan seruan terakhir sang penulis, “Lenyaplah kegirangan hati kami, tari-tarian kami berubah menjadi perkabungan.” (5:15). Syukurlah bahwa di tengah kesedihan yang mendalam, penulis mengingat takhta Allah yang kekal, dan ia datang kepada Allah untuk mengungkapkan kerinduan beroleh pemulihan, “Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa! Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!“ (5:19, 21). Saat Anda mengalami pergumulan berat, apakah Anda berbalik dan menghadap takhta Allah yang kekal? [BS] “Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia amemberi pengampunan dengan limpahnya.” Yesaya 55:7
60
Jemaat Teladan
T
esalonika adalah ibukota dari provinsi Makedonia, sebuah provinsi dalam kekaisaran Romawi. Rasul Paulus berkunjung ke kota Tesalonika sesudah dia meyakini bahwa Allah memanggil dia untuk melayani orang Makedonia (Kisah Para Rasul 16:9-10). Walaupun pelayanan Rasul Paulus di sana berdasarkan keyakinan akan panggilan Allah, dia tetap harus menghadapi tantangan berat. Keberhasilan Rasul Paulus memenangkan sejumlah besar orang Yunani yang takut akan Allah (penganut agama Yahudi) dan para istri pejabat menunjukkan bahwa pelayanan Rasul Paulus—yang dimulai dengan pelayanan selama tiga minggu terhadap orang Yahudi yang menjadi perantau di kota Tesalonika—dilanjutkan dengan pelayanan yang difokuskan kepada orang-orang bukan Yahudi, sehingga ada kemungkinan bahwa Rasul Paulus melayani selama beberapa bulan di kota Tesalonika. Sayangnya, keberhasilan pelayanan Rasul Paulus ini membuat orang-orang Yahudi di Tesalonika menjadi cemburu dan kesal, sehingga mereka menghasut para preman pasar untuk membuat kerusuhan. Massa memfitnah orang-orang percaya di hadapan para pembesar kota, sehingga situasi menjadi tidak kondusif dan akhirnya orang-orang percaya di Tesalonika meminta agar Rasul Paulus dan Silas menyingkir ke kota Berea (Kisah Para Rasul 17:1-10). Sepanjang zaman, selalu ada orang-orang yang membenci pemberitaan Injil. Menurut dugaan Anda, apakah adanya oposisi dari orang Yahudi yang membenci kekristenan membuat jemaat Tesalonika ketakutan dan mencari aman? Apakah setelah ditinggalkan oleh Rasul Paulus, jemaat Tesalonika menjadi tidak bertumbuh? Ternyata tidak! Dalam situasi yang tidak kondusif, justru iman, pengharapan, dan kasih dari jemaat Tesalonika semakin bertumbuh, sehingga jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan bagi orang-orang percaya di seluruh propinsi Makedonia dan di propinsi tetangga, yaitu Akhaya. Pembacaan surat Tesalonika ini seharusnya mendorong orang Kristen pada masa kini untuk tidak bersikap manja dan tidak kehilangan semangat saat menghadapi tantangan. Sebaliknya, situasi sulit dan berbahaya saat ini seharusnya kita pandang sebagai kesempatan baik untuk menjadi saksi Kristus dan mendekatkan kita kepada Allah. [P] 61
, Kamis t 24 Ag
M
Menjadi Teladan Bacaan Alkitab hari ini : 1 Tesalonika 1
engingat waktu pelayanan Rasul Paulus di Tesalonika amat singkat, mungkin kita kaget saat membaca bahwa jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan bagi jemaat di sekitar mereka, bahkan dalam cakupan wilayah geografis yang cukup luas (1:7). Jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan karena mereka memenuhi tiga persyaratan: Pertama, mereka menjalin relasi dengan Allah Tritunggal sehingga mereka disebut sebagai berada “di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus” (1:1, perhatikan kata “di dalam”). Kedua, mereka mendapat “kasih karunia” berupa keselamatan di dalam Yesus Kristus. Seorang yang menyadari bahwa keselamatan yang dia miliki merupakan wujud kemurahan Allah akan membalas kebaikan Allah dengan berbuat baik tanpa mempertimbangkan untung-rugi. Ketiga, mereka memiliki “damai sejahtera” yang tidak tergantung pada situasi. Oleh karena itu, walaupun mereka harus berhadapan dengan orang Yahudi yang menjadi pihak oposisi, mereka tetap tenang dan tidak dikuasai oleh ketakutan. Jemaat Tesalonika menjadi teladan melalui tiga hal: Pertama, mereka mewujudkan iman melalui tindakan meninggalkan pemujaan berhala dan beralih kepada melayani Allah. Kedua, mereka menunjukkan kasih mereka kepada Allah dan kepada sesama melalui kesungguhan (kerelaan berkorban) dalam melayani. Ketiga, pengharapan mereka akan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali membuat mereka sanggup bertahan menghadapi penindasan. Bagaimana dengan Anda: Apakah Anda telah menjalin relasi yang sehat dengan Allah, mengalami kasih karunia Allah, dan memperoleh damai sejahtera yang tidak tergantung pada situasi? Apakah iman, kasih, dan pengharapan Kristen telah terpancar dalam kehidupan Anda? [P] “Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus, sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya ....” 1 Tesalonika 1:6-7
62
t, Juma t 25 Ag
M
Membina Jemaat Teladan (1) Bacaan Alkitab hari ini : 1 Tesalonika 2
engingat bahwa hanya dalam waktu singkat, Rasul Paulus telah berhasil membina orang-orang percaya di Tesalonika menjadi suatu jemaat teladan, para pemimpin gereja pada masa kini perlu meniru cara Rasul Paulus melayani: Pertama, pelayanannya merupakan perjuangan berat yang dilaksanakan dengan keberanian yang dilandasi oleh kebersandaran kepada Allah (2:2). Buah pelayanannya diperoleh melalui perjuangan yang berisiko tinggi. Orangorang Yahudi—yang tidak mau menerima Tuhan Yesus sebagai Sang Mesias yang dijanjikan Allah—gampang merasa iri saat melihat kesuksesan pelayanan Rasul Paulus, dan mereka menghalalkan segala cara untuk menghalangi pelayanannya. Kedua, pelayanannya dilandasi oleh keinginan menyenangkan hati Allah, bukan untuk menyenangkan manusia. Oleh karena itu, pelayanannya tidak dihentikan saat dia menghadapi oposisi atau saat dia ditolak, bahkan saat dia menghadapi penjara (penganiayaan). Ketiga, pelayanannya dilakukan dengan tulus, dengan sikap seperti seorang ibu yang mengasuh dan merawat anaknya dan seperti seorang ayah yang menasihati dan menguatkan hati anak-anaknya satu persatu. Keempat, pelayanannya dilakukan bukan hanya melalui perkataan, tetapi melalui seluruh hidupnya (2:8). Jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan bagi orang percaya di seluruh Makedonia dan Akhaya karena mereka telah lebih dulu melihat teladan di dalam kehidupan Rasul Paulus. Apakah Anda memiliki orang tua rohani yang telah menjadi teladan bagi kehidupan Anda? Apakah Anda telah menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar Anda (keluarga, rekan kerja, tetangga, dan sebagainya? [P] “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” 1 Tesalonika 2:8 63
u, Sabt t 26 Ag
K
Membina Jemaat Teladan (2) Bacaan Alkitab hari ini : 1 Tesalonika 3
unci kesuksesan pelayanan Rasul Paulus adalah adanya kepedulian. Bagi Rasul Paulus, pelayanan bukan hanya berarti menabur firman, melainkan juga menumbuhkan dan memelihara iman. Untuk bisa menumbuhkan dan memelihara iman, dia membagikan hidupnya sendiri (2:8) dalam wujud keteladanan (2:9-10) dan kepedulian (2:11-13). Rasul Paulus selalu memikirkan orang lain, khususnya orangorang yang pernah dia layani. Saat dia melayani di Tesalonika, orang-orang Yahudi yang merasa iri melihat kesuksesan pelayanan Rasul Paulus menghasut para preman sehingga ia akhirnya melanjutkan perjalanan PI ke kota Berea. Kesuksesan pelayanan Rasul Paulus di Berea didengar oleh orang-orang Yahudi di Tesalonika, sehingga mereka menyusul ke Berea dan menghasut massa, sehingga akhirnya Rasul Paulus meninggalkan Berea dan menuju ke Atena. Sekalipun menghadapi banyak tantangan, Rasul Paulus tetap memperhatikan kepentingan jemaat. Silas dan Timotius ditinggalkan di kota Berea untuk meneruskan pelayanannya. Setelah Timotius bergabung kembali dengan Rasul Paulus di Atena, Timotius diutus ke Tesalonika untuk meneguhkan iman jemaat di sana. Bagi Rasul Paulus, sumber penghiburan terbesar adalah bila jemaat teguh dalam iman (3:1-7; Kisah Para Rasul 17:13-15). Jemaat Tesalonika bisa menjadi teladan bagi jemaat di sekitar mereka setelah melalui proses panjang yang menuntut keteladanan dan kepedulian. Kepedulian itulah yang membuat Rasul Paulus lebih mementingkan kepentingan jemaat daripada kepentingannya sendiri. Apakah para pemimpin dan aktivis di gereja Anda melayani dengan kepedulian, bukan hanya melayani sekedar untuk memenuhi tugas (kewajiban)? [P] “Siang malam kami berdoa sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang masih kurang pada imanmu. Kiranya Dia, Allah dan Bapa kita, dan Yesus, Tuhan kita, membukakan kami jalan kepadamu.” 1 Tesalonika 3:10-11
64
u, Mingg t 27 Ag
A
Pendukung Keteladanan Bacaan Alkitab hari ini : 1 Tesalonika 4
da dua hal utama yang diperlukan untuk mendukung keteladanan jemaat: Pertama, kekudusan hidup (4:1-8). Kudus berarti terpisah. Hidup yang kudus adalah hidup yang terpisah dari dosa dan dipersembahkan untuk melakukan kehendak Allah. Salah satu wujud kekudusan hidup adalah menjauhi percabulan. Orang yang tidak sanggup menjauhi percabulan tidak akan bisa menjadi teladan bagi orang lain. Perhatikan bahwa banyak pemimpin dunia yang kehilangan wibawa atau pengaruh karena tidak bisa mengekang hawa nafsunya. Untuk bisa menguasai hawa nafsu, salah satu hal yang bisa dilakukan janganlah kita membiarkan pikiran kita menjadi liar, melainkan kita harus membentuk pemikiran bahwa lawan jenis kita adalah saudara kita yang harus kita kasihi, bukan objek pelampiasan hawa nafsu kita (4:9-10). Kedua, pengharapan akan kehidupan sesudah kematian (4:13-18). Karena kebangkitan Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia telah mengalahkan kematian, maka orang yang mati dalam Tuhan memiliki pengharapan yang melampaui kematian. Pengharapan akan kebangkitan sesudah kematian akan menguatkan kita untuk tidak menggadaikan kekudusan hidup kita hanya untuk menikmati kesenangan sesaat. Karena ada kebangkitan orang mati, maka manfaat perjuangan kita untuk melakukan kehendak Allah tidak akan berakhir di lubang kubur. Kebangkitan sesudah kematian adalah kebangkitan menuju kekekalan. Hidup ini amat singkat bila dibandingkan dengan kekekalan. Oleh karena itu, kesempatan hidup yang singkat ini harus dipergunakan untuk mempersiapkan kehidupan di dalam kekekalan. Apakah menjaga kekudusan dan pengharapan telah menjadi prioritas dalam hidup Anda? [P] “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.” 1 Tesalonika 4:13 65
, Senin t 28 Ag
S
Mempertahankan Keteladanan Bacaan Alkitab hari ini : 1 Tesalonika 5
upaya jemaat Tesalonika bisa tetap menjadi teladan, mereka perlu menyadari bahwa kehidupan mereka harus dipertanggungjawabkan saat Tuhan Yesus datang kembali untuk kedua kalinya. Berhubung waktu kedatangan Tuhan Yesus tidak dapat diperkirakan (mendadak), ada beberapa petunjuk penting yang bisa menolong jemaat untuk mempertahankan keteladanan: Pertama, mereka harus terus menjalin relasi yang baik dengan Allah sambil tetap mengenakan iman, kasih, dan pengharapan sebagai perlengkapan utama dalam menjalani kehidupan seharihari. Kedua, mereka harus saling menasihati, saling menegor, menghargai pemimpin (karena posisinya), menghindari perselisihan (hidup dalam damai) tanpa mengabaikan kewajiban menegor (yang hidupnya tidak tertib), menghibur (yang tawar hati), membela (yang lemah), serta berlaku sabar terhadap semua orang (termasuk terhadap yang menjengkelkan). Ketiga, mereka harus mengusahakan kebaikan bagi sesama, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan saat mendapat perlakuan jahat. Pikiran yang baik terhadap semua orang inilah yang memungkinkan kita tetap bersukacita dalam situasi apa pun (termasuk dalam situasi buruk). Keempat, mereka harus tekun berdoa sambil mengucap syukur atas jawaban doa apa pun yang diberikan Tuhan. Berdoa sambil mengucap syukur ini hanya mungkin bila kita yakin bahwa Allah selalu memiliki maksud baik terhadap diri kita. Kelima, mereka harus mengembangkan kepekaan terhadap karya Roh Kudus supaya bisa memahami dan melakukan kehendak Allah. Bila Tuhan Yesus datang, dapatkah Anda mempertanggungjawabkan apa yang telah Anda kerjakan dalam kehidupan Anda? Bila Anda belum siap, sekarang saat untuk memperbaiki diri! [P] “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.” 1 Tesalonika 5:21-22 66
sa, Sela t 29 Ag
O
Teladan dalam Penderitaan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Tesalonika 1
rang Kristen baru sering menyangka bahwa menjadi Kristen akan membebaskan kita dari masalah dan penderitaan. Pandangan semacam itu salah! Salah pula pandangan bahwa orang Kristen baru bisa menunjukkan kesaksian hidup yang baik bila kondisi aman. Orang Kristen di Tesalonika mengalami kesukaran dan penderitaan sejak awal mereka menjadi Kristen (1 Tesalonika 1:6; 2:14; 3:3; 2 Tesalonika 1:4). Sekalipun demikian, mereka tetap bisa menjadi teladan bagi orang percaya di seluruh wilayah Makedonia dan Akhaya (1 Tesalonika 1:7). Apakah penderitaan orang benar menunjukkan bahwa Allah tidak adil atau tidak peduli terhadap umat-Nya? Tidak! Keadilan Allah baru akan terlihat (terwujud) sepenuhnya saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Saat itulah, penghukuman Allah (berupa kebinasaan selama-lamanya) terhadap orang yang tidak mau mengenal Allah dan tidak menaati Injil Yesus Kristus akan terwujud. Walaupun penderitaan jemaat Tesalonika semakin meningkat, iman jemaat semakin bertambah dan kasih persaudaraan di antara mereka semakin kuat. Ketabahan dan iman jemaat Tesalonika itulah yang membuat Rasul Paulus dan seluruh tim pelayanannya selalu bersyukur kepada Allah. Bagi Rasul Paulus, penderitaan karena Kristus adalah suatu karunia (Filipi 1:29). Oleh karena itu, seharusnya penderitaan tidak membuat orang Kristen mengeluh atau mengomel. Saat menghadapi penderitaan itulah seharusnya iman Kristen makin menonjol. Bagaimana Anda bersikap saat Anda mengalami penderitaan: Apakah iman Anda makin terwujud dalam tindakan nyata? Atau sebaliknya, apakah Anda menjadi pasif? Jadilah teladan saat Anda menghadapi penderitaan! [P] “Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu.” 2 Tesalonika 1:3 67
, Rabu t 30 Ag
M
Jangan Biarkan Dirimu Disesatkan!
Bacaan Alkitab hari ini : 2 Tesalonika 2
asalah kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali merupakan masalah yang amat penting, tetapi bisa membingungkan. Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali ini amat penting karena merupakan sumber penghiburan dan pengharapan. Kesedihan, ketakutan, kebingungan, ketidakpastian, sakit, dan semua masalah lain yang menimpa kita akan terselesaikan saat Tuhan Yesus datang untuk kedua kali. Akan tetapi, yang menjadi sumber kesulitan adalah bahwa kita tidak tahu persis kapan janji tentang kedatangan Tuhan Yesus itu terwujud. Karena Alkitab mengajarkan bahwa kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu tak dapat diduga (seperti kedatangan pencuri pada waktu yang tidak kita sangka), seharusnya kita menerima saja ketidaktahuan kita dan tidak perlu menduga-duga. Yang penting adalah bahwa kita harus berjaga-jaga dengan cara menjalani hidup kita secara bertanggung jawab. Sayangnya, keingintahuan banyak orang tentang waktu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali itu telah menimbulkan berbagai spekulasi (dugaan) yang menyesatkan (2:1-2). Adanya tanda berupa munculnya “manusia durhaka” (2:3) atau “si pendurhaka (2:8, 9) dalam bacaan Alkitab hari ini pun ikut menumbuhkan berbagai spekulasi yang membingungkan. Apakah Anda pernah mendengar ajaran yang menarik, namun terasa “aneh”, tentang kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali? Ingatlah bahwa Iblis sudah sejak lama bekerja dan masih terus bekerja melalui berbagai cara (termasuk membuat mujizat) untuk menyesatkan Anda. Akan tetapi, Allah pun bekerja untuk membatasi apa yang dapat Iblis kerjakan. Tetaplah berpegang pada ajaran Alkitab (2:15). Jangan biarkan diri Anda disesatkan! (2:3) [P] “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” 2 Tesalonika 2:15
68
, Kamis t 31 Ag
S
Pemimpin yang Menjadi Teladan Bacaan Alkitab hari ini : 2 Tesalonika 3
elama sekitar lima tahun belakangan ini, di Indonesia muncul beberapa pemimpin yang hebat dan yang telah membuat berbagai perubahan yang tak terbayangkan sebelumnya. Pemimpin-pemimpin tersebut memiliki paling sedikit tiga ciri yang sama, yaitu bahwa mereka mengerjakan sesuatu yang baru (yang belum pernah dikerjakan oleh pendahulu mereka); mereka mengutamakan kepentingan masyarakat, bukan mengumpulkan uang untuk diri mereka sendiri; dan mereka menunjukkan keteladanan. Ketiga ciri ini terdapat pula dalam diri Rasul Paulus: Pertama, pelayanan Rasul Paulus memberitakan Injil ke daerah yang belum pernah mendengar berita Injil itu belum pernah dilakukan oleh rasul lain. Kedua, walaupun dia berhak menerima upah atas pelayanan yang dia kerjakan, dia memutuskan untuk tetap bekerja guna membiayai pelayanannya. Ketiga, dia menjadi teladan bagi jemaat yang dia layani (3:9; bandingkan dengan 1 Korintus 11:1). Keteladanan Rasul Paulus membuat dia bisa menasihati dan mengarahkan jemaat yang dilayaninya secara tegas. Dia telah menunjukkan teladan dalam hal bekerja, sehingga dia bisa menuntut jemaat untuk bekerja, bahkan dia berani berkata, “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” (2 Tesalonika 3:6-12). Dia lebih dulu memberi teladan dalam hal berbuat baik, sehingga dia bisa menuntut jemaat untuk tidak jemu berbuat baik (3:13). Keteladanan Rasul Paulus sekaligus menjadi teladan bagi kita. Bila Anda ingin agar hidup Anda berpengaruh terhadap kehidupan orang lain, mulailah dengan menjadi teladan dalam hal-hal yang Anda ingin agar dilakukan oleh orang lain. Jangan menuntut orang lain melakukan hal yang Anda sendiri tidak bersedia melakukannya! [P] “... kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapa pun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti.” 2 Tesalonika 3:8b-9 69
DAFTAR GEREJA SINODE GKY
1. GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service (KU-IV) : Minggu, Pk. 09.30 2. GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I / 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460. Telp. 0851 00393737, 0851 02092119 Kebaktian Umum IV, V : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 3. GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service (KU-IV): Minggu, Pk. 10.00 4. GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 5. GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Pos Pelayanan Km. 3,5 (Jl. Prof. DR. Soepomo, Kebon Jeruk No. 588) Kebaktian Umum IV : Minggu, PK. 10.30 6. GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV : Minggu, Pk. 07.30, 10.00; KU III : Minggu Pk. 17.00 7. GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I/8, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 8. GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 9. GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.15, 08.00, 10.30, 17.00 10. GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Bandar Djakarta Lt.2 - Flavour Bliss, Alam Sutera Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 09.00 11. GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 12. GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 13. GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90156. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00
14. GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 Hotel Aston, Komplek Mutiara Taman Palem Blok C1, Jl. Outer Ring Road, Cengkareng Kebaktian Umum V : Minggu, Pk. 08.30 15. GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 16. GKY MUARA BARU - 04 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B/7-8, Muara Baru, Jakarta 14450 Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 17. GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 18. GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 19. GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Ruko Kranggan, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 590491. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 20. GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Siantan 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 21. GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 22. GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 23. GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 8947031. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 English Worship Service (KU-III) : Minggu, Pk. 18.00 24. GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 54213176 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, 10.00, 17.00 Ruko Evergreen Blok K No. 3 & 5, Citra Raya-Tangerang (sesudah Bundaran 3, Kawasan Eco park) Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 07.30 25. GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 26. GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 27. GKY MEDAN - 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53/13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30
28. GKY SURABAYA - 4 November 2007 Jl. Dharma Husada Indah II No. 69, Surabaya, 60115 Telp. (031) 5954422; (031) 5954001 Kebaktian Umum I,II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 29. GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Jl. Ahmad Yani, Kompleks Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 30. GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 31. GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00 di The Cathay Cineplex, Hall 7, Level 6, 2 Handy Road, Singapore 229233, nearest MRT: Dhoby Ghaut MRT, exit A. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30 di Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, Singapore 188536, nearest MRT: Bras Basah MRT, exit A. Mobile : +65 97610900 32. GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 142-144 Chalmers Street, Surry Hills 2010 NSW, Sydney, Australia Mobile : +61 0425888915 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.00 33. GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 34. GKY TANJUNG PINANG - 03 Oktober 2010Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 16.00 35. GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 36. GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 37. GKY BENGKULU - 20 Mei 2012 Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.09.00 38. GKY HONGKONG - 1 Desember 2013 4/F Room 502A-C, Winner House (Sebelah HSBC), 301 King’s Road North Point, Hong Kong Fortress Hill MTR Exit B / North Point MTR Exit B, Mobile: + 852 62785108, +852 97011040 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.30 (Mandarin), II : Minggu, Pk. 14.00 (Indonesia) 39. GKY JAMBI - 23 Februari 2014 Jl. K.H. Hasyim Ashari, No, 15-16, Simpang Talang Banjar - Jambi Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.07.00, 09.30 40. GKY SINGKAWANG - 22 Maret 2015 Sekolah Kasih Yobel - Jl. Pasar Turi Dalam, Singkawang, Kalimantan Barat . Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 07.30 41. GKY PANGKAL PINANG - 18 Januari 2015 The Green Lake Land Cit, Jl. Boulevard Raya, Emerald Square, Ruko ES 15-16, Selindung Lama, Pangkal Pinang, Bangka, Belitung. - Telp. (0717) 4261137 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.30, 17.00