Tahap 7 No. 5 September - Oktober 2016
Yosua k Hakim-hakim k Rut k Mazmur k 2 Korintus
DAFTAR ISI Redaksi ................................................................................. 3 Penggenapan Janji Allah ......................................................... 4 Renungan Tanggal 1-19 September 2016 ................................... 5 Sebuah Bangsa Tanpa Pemimpin Rohani ................................ 24 Renungan Tanggal 20 September - 4 Oktober 2016 ................. 25 Hubungan Mertua-Menantu yang Mempesona ....................... 40 Renungan Tanggal 5-10 Oktober 2016 .....................................41 Jangan Gampang Dihasut ..................................................... 47 Renungan Tanggal 11-23 Oktober 2016 ................................... 48 Mengingat Kambali Ajaran Reformasi ....................................61 Renungan Tanggal 24-31 Oktober 2016 .................................. 62 Daftar Gereja Sinode GKY .................................................... 70
Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua: Pdt. Bagio Sulianto Editor Umum: GI Purnama Penulis: Pdt. Andreas Himawan, Pdt. Timotius Fu, Pdt. Surya Sudipan GI Chandra Arifin, GI Suparman Liong, GI Purnama
Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Renungan GeMA juga dapat dibaca melalui : • Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur), atau langsung klik Renungan GeMA (di sebelah kiri bawah) • Download di website GKY (www.gky.or.id - bagian download), atau langsung klik Mobile GeMA untuk Android & Ios (di sebelah kiri bawah) • Download langsung di Gadget anda melalui Google play atau App store. Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08, Website: www.gky.or.id, e-mail:
[email protected]
R
edaksi
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Setahun sebelum Pilkada 2017 berlangsung, masalah pencalonan kepala daerah telah memanas, khususnya di Jakarta. Kita patut merasa prihatin karena hujatan dan fitnah telah tertebar di mana-mana, baik yang disebarkan melalui media massa seperti televisi maupun melalui media sosial. Fokus banyak orang di negeri ini bukan tertuju pada bagaimana membangun negara, tetapi pada bagaimana menjatuhkan tokoh yang tidak disukai. Nampak jelas bahwa pemimpin yang baik di negeri ini bukan hanya harus bergumul untuk bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, tetapi juga bergumul menghadapi lawan, baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Dalam GeMA edisi kali ini, kita akan membaca dan merenungkan kitab Yosua, kitab Hakim-hakim, kitab Rut, surat 2 Korintus, beberapa renungan dari kitab Mazmur, dan kita juga akan mengikuti renungan khusus untuk mengingat kembali ajaran reformasi. Kitab Yosua mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu memenuhi janji-Nya. Kitab Hakim-hakim mengingatkan kita bahwa tanpa pemimpin rohani, suatu bangsa akan menghadapi berbagai kesulitan dan sulit mempertahankan identitasnya. Kitab Rut memberi contoh bahwa menantu wanita dan mertua wanita bisa saling menopang, tidak harus saling menyerang. Surat 2 Korintus mengingatkan kita akan kemungkinan munculnya guru-guru palsu dalam gereja yang bila tidak diwaspadai bisa memecah belah gereja. Kami berharap bahwa semua yang kami sajikan pada edisi ini bisa menjadi berkat bagi para pembaca. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada para penulis, penerjemah, pengetik karakter bahasa Mandarin, dan editor bahasa Mandarin, serta staf yang telah bersusah payah untuk menyelesaikan GeMA edisi ini pada waktunya. Kami tetap mengharapkan dukungan doa dari para pembaca agar penyertaan Tuhan membuat semua masalah yang kami hadapi dalam penyiapan GeMA ini selalu dapat diselesaikan dengan baik. Tuhan memberkati kita semua!
Penggenapan Janji Allah Kitab Yosua adalah kitab yang berisi penggenapan janji Allah kepada orang Israel (Yosua 23:14). Janji ini diberikan Allah ratusan tahun sebelumnya ketika Ia memanggil Abraham – nenek moyang bangsa Israel dari Ur-Kasdim. Penantian terhadap penggenapan janji itu merupakan sebuah penantian yang sangat panjang. Sekalipun demikian, Allah setia dan karena itu, ia pasti menepati janji-Nya. Di bawah kepemimpinan Musa, mereka keluar dari tanah perbudakan di Mesir dan dipimpin menuju Tanah Perjanjian. Meskipun mereka pernah memberontak kepada Allah sehingga bangsa Israel dihukum berputar-putar di padang belantara selama empat puluh tahun, Allah tetap setia dan Ia tidak melupakan janji-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Pergantian kepemimpinan pun mewarnai perjalanan bangsa Israel dalam memasuki tanah Kanaan. Yosua ditunjuk Tuhan untuk menggantikan Musa (Ulangan 1:37-38; 31:23; Yosua 1:2-3). Kualitas kepemimpinan Yosua tidak diragukan lagi, hal ini terlihat nyata sejak ia mengikuti Musa memimpin bangsa Israel. Ia adalah seorang yang beriman, bervisi, berani, setia dan taat kepada Tuhan. Kitab ini menceritakan bagaimana bangsa Israel berhasil menduduki tanah Kanaan dan membaginya kepada kedua belas suku Israel. Dikisahkan pula banyak mujizat yang dialami oleh bangsa Israel, setidaknya ada dua mujizat yang luar biasa, yakni jatuhnya Yerikho ke dalam tangan Israel (Yosua 6:1-27), dan perpanjangan waktu siang hari ketika berperang di Gibea (Yosua 10:1-43). Sebagai pemimpin, Yosua memberi teladan, bahkan ia pun mengajak umat Israel untuk hidup taat dan setia kepada Tuhan (Yosua 24:14-15). Kitab Yosua adalah kitab sejarah bangsa Israel yang mengisahkan kekudusan Allah dan kesetiaan Allah dalam menggenapi janji-Nya terhadap umat-Nya. Kita juga diajak untuk melihat karya Allah yang besar dalam perjalanan hidup bangsa Israel. Kitab ini menolong kita untuk meyakini bahwa Allah selalu menepati janji-Nya dan kesetiaan-Nya terhadap umatNya tidak perlu diragukan. [SL] 4
, Kamis t 1 Sep
M
Kuatkan dan Teguhkan Hatimu Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 1
enggantikan pemimpin besar seperti Musa tentu saja tidak mudah bagi Yosua. Setidak-tidaknya, ada dua hal yang menjadi tanggung jawab utama Yosua: Pertama, ia harus memimpin bangsa Israel yang disebut TUHAN sebagai bangsa yang tegar tengkuk (Keluaran 32:9). Pengalaman membuat Musa juga mengakui bahwa bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk (Ulangan 31:27). Kondisi bangsa Israel yang tegar tengkuk inilah yang menjadi tantangan bagi kepemimpinan Yosua. Kedua, ia harus memimpin mereka untuk memenangkan pertempuran demi pertempuran agar dapat menduduki tanah Kanaan. Tentu saja tugas ini menuntut kerja yang ekstra keras karena bangsa-bangsa yang tinggal di tanah Kanaan adalah bangsa-bangsa yang sudah terlatih dalam berperang dan pasukan mereka kuat. Oleh karena itu, bangsa Israel harus menghadapi tantangan yang sangat besar untuk bisa memasuki dan menduduki tanah Kanaan. Itulah sebabnya, Allah sampai tiga kali memerintahkan Yosua agar menguatkan dan meneguhkan hatinya (Yosua 1:6, 7, 9). Pengulangan sampai tiga kali ini menunjukkan bahwa Allah sangat bersungguh-sungguh dalam menguatkan dan meneguhkan hati Yosua untuk memimpin bangsa Israel memasuki tanah Kanaan. Allah menguatkan dan meneguhkan Yosua di awal kepemimpinannya, sebab Allah tahu bahwa Yosua akan banyak menghadapi tantangan demi tantangan—baik dari luar maupun dari dalam—ketika memimpin bangsa Israel. Sebagaimana Allah meminta Yosua agar menguatkan dan meneguhkan hatinya, demikian pula Allah meminta kita untuk menguatkan dan meneguhkan hati dalam menjalani kehidupan bersama dengan Dia. [SL]
“Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.” Yosua 1:9 5
t, Juma t 2 Sep
S
Melihat dengan mata iman Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 2
ejarah adalah cermin untuk melakukan sesuatu di masa depan. Demikianlah yang dilakukan Yosua ketika ia melepas dua pengintai untuk mengamat-amati tanah Kanaan dan kota Yerikho (2:1). Ia teringat pada peristiwa empat puluh tahun yang lalu ketika dia dan sebelas pengintai lain diutus oleh Musa untuk melihat Tanah Perjanjian (Bilangan 13). Yosua & Kaleb menyatakan dengan iman bahwa Tuhan pasti bisa memimpin mereka memasuki negeri tersebut. Akan tetapi, sepuluh pengintai yang lain menganggap hal itu tidak mungkin. Sikap pesimis itu membangkitkan ketidakpercayaan terhadap Allah dan selanjutnya mengakibatkan kekacauan besar di tengah bangsa Israel. Akibatnya, mereka dihukum mengelilingi padang belantara selama empat puluh tahun (Bilangan 14). Yosua tidak mau mengulangi kesalahan yang sama di masa lalu, maka ia melepas dua orang pengintai secara diam-diam. Kepulangan dua pengintai ini meyakinkan Yosua bahwa saat ini adalah waktunya penggenapan janji Allah bagi orang Israel. Mereka melaporkan bahwa Tuhan telah menyerahkan seluruh negeri Kanaan kepada orang Israel (Yosua 2:24), padahal mereka belum sedikit pun menduduki wilayah Kanaan. Mereka melihat dengan mata iman kepada Tuhan. Demikian juga dengan Rahab ketika menyembunyikan kedua pengintai dari kejaran para tentara raja Yerikho. Ia melihat dengan mata iman bahwa kota Yerikho akan diduduki oleh orang Israel, dan bahwa Allah Israel adalah Tuhan yang hidup (2:9-13). Terkadang, ketika menghadapi situasi dan pergumulan yang berat, kita cenderung untuk hanya melihat dengan mata jasmani, padahal kita memiliki Allah yang besar yang melebihi pergumulan kita. Pandanglah pada Tuhan Yesus, maka cara pandang kita akan berubah. Pandanglah pada Tuhan Yesus, maka beban kita akan terasa ringan. [SL]
“Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.” Yosua 2:11 6
u, Sabt t 3 Sep
P
Promosi Dari Tuhan Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 3
ergantian pemimpin tidak selalu berjalan mulus karena pergantian itu umumnya berdampak pada perubahan pola, sistem, dan gaya kepemimpinan. Perubahan ini antara lain disebabkan karena setiap pemimpin baru pasti memiliki karakter yang berbeda dengan karakter pemimpin sebelumnya. Pergantian pemimpin ini akan semakin sulit jika pemimpin terdahulu merupakan pemimpin yang sangat berpengaruh, karena pola kepemimpinan pemimpin terdahulu akan terasa seperti terus-menerus membayang-bayangi kepemimpinan sang pemimpin pengganti. Musa adalah seorang pemimpin besar yang sangat dihormati oleh bangsa Israel. Musa memimpin bangsa Israel selama empat puluh tahun, sehingga bangsa Israel telah terbiasa dengan gaya kepemimpinannya. Oleh karena itu, ketika Musa meninggal dan kepemimpinan beralih kepada Yosua, maka Yosua sebagai seorang pemimpin baru tentu saja mengalami banyak kesulitan. Itulah sebabnya, ketika bangsa Israel hendak memasuki tanah Kanaan, Allah berfirman kepada Yosua bahwa Ia akan membuat nama Yosua menjadi besar, sehingga orang Israel akan mengetahui bahwa Yosua pun adalah seorang pemimpin yang disertai Allah, sama seperti Musa. Jika saat ini Anda dipercaya Allah untuk menjadi seorang pemimpin, baik di gereja mau pun di dunia kerja, Allah akan membuat nama anda menjadi besar (Anda akan dipromosikan). Namun, promosi Allah itu menuntut ketaatan dari pihak Anda kepada kehendak-Nya. Maukah Anda tunduk dan taat kepada kehendak Allah? [SL]
Dan TUHAN berfiman kepada Yosua: “Pada hari inilah Aku mulai membesarkan namamu di mata seluruh orang Israel, supaya mereka tahu, bahwa seperti dahulu Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.” Yosua 3:7 7
u, Mingg t 4 Sep
U
Tanda Peringatan Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 4
ntuk mengenang suatu peristiwa penting, biasanya seseorang mendirikan tugu di tempat terjadinya peristiwa dengan tujuan agar di kemudian hari, orang yang melihat tugu itu mengetahui bahwa pernah terjadi suatu peristiwa di tempat tersebut. Demikian pula dengan yang dilakukan oleh Yosua ketika memimpin bangsa Israel menyeberangi sungai Yordan: Ia mendirikan dua belas batu peringatan di Gilgal (4:5-7). Seperti Tuhan telah memberikan mujizat membelah laut Teberau kepada Musa, demikian pula di zaman Yosua, Allah membuat mujizat membelah sungai Yordan agar bangsa Israel dapat menyeberang dengan berjalan di tengah sungai itu. Tentu saja peristiwa ini tetap terasa luar biasa karena generasi yang masuk ke tanah Kanaan adalah generasi yang berbeda dengan mereka yang keluar dari tanah Mesir. Mereka melihat bagaimana karya Allah begitu luar biasa dalam memimpin mereka memasuki tanah Kanaan. Agar mereka tidak melupakan peristiwa itu, Allah memerintahkan kepada Yosua agar perwakilan tiap suku mengambil batu dari tengah-tengah sungai Yordan untuk dijadikan tanda peringatan bagi bangsa Israel pada waktu itu, agar mereka dapat menceritakan perbuatan Tuhan kepada generasi mendatang. Perbuatan Tuhan yang besar bukan hanya dilakukan kepada orang Israel, melainkan kepada kita juga. Apakah Anda pernah membuat tanda peringatan akan perbuatan Tuhan dalam hidup Anda untuk menjelaskan kepada orang lain bahwa Tuhan kita hidup? Jika belum pernah, buatlah tanda peringatan akan kebaikan Tuhan dalam wujud plakat atau selipan buku, sehingga ketika kita melihatnya, kita mengingat kembali akan karya-Nya yang dapat kita ceritakan kepada orang lain. [SL]
“Sebab TUHAN, Allahmu, telah mengeringkan di depan kamu air sungai Yordan, sampai kamu dapat menyeberang seperti yang telah dilakukan TUHAN, Allahmu, dengan Laut Teberau, yang telah dikeringkan-Nya di depan kita, sampai kita dapat menyeberang.” Yosua 4:23
8
, Senin t 5 Sep
S
Sunat: Tanda Perjanjian Umat Allah Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 5
alah satu tempat yang menyimpan sejarah mendalam bagi orang Israel adalah Gilgal, tempat mereka mendirikan dua belas batu peringatan yang diambil dari dasar sungai Yordan (4:5-7, 20). Di situ pula, mereka merayakan Paskah untuk pertama kalinya setelah berkeliling empat puluh tahun di padang gurun (5:10). Di Gilgal, mereka tidak lagi memperoleh manna sebab mereka telah mulai memakan hasil negeri itu (5:12). Gilgal menjadi tempat Allah mengikat perjanjian dengan orang Israel melalui sunat (5:2-7). Sunat merupakan tanda bahwa orang Israel adalah umat Allah dan bahwa Allah berkenan menjadi Tuhan dan Panglima mereka. Peristiwa sunat di dalam pasal 5 ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam konteks perjanjian Allah dengan Abraham – Bapa leluhur mereka (Kejadian 17:9-11). Itulah sebabnya, Yosua kemudian menyunat seluruh laki-laki bangsa Israel. Selanjutnya, sunat menjadi sebuah kewajiban bagi setiap anak laki-laki bangsa Israel yang menandai bahwa mereka adalah anggota umat Allah. Apakah sunat masih berlaku sampai hari ini? Ya! Namun bukan dalam arti sunat lahiriah seperti yang dilakukan oleh umat Allah pada masa Perjanjian Lama, melainkan sunat batiniah atau sunat Kristus, yaitu kita menanggalkan tubuh yang berdosa (Kolose 2:11). Jika sunat adalah tanda perjanjian Allah dengan umat-Nya, maka penting sekali bagi orang percaya pada saat ini untuk mengalami sunat dalam Kristus, yakni hidup menanggalkan dosa dan berjalan dalam terang kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, Kristus semakin nyata dalam kehidupan orang percaya dan banyak orang melihat Kristus yang hidup melalui ketaatan akan firman Tuhan. [SL]
“Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Galatia 6:15 9
sa, Sela t 6 Sep
S
Tuhan Yang Berperang Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 6
aat raja kota Yerikho beserta pasukannya bersiap-siap untuk berperang dengan mengatur barisan dan membuat strategi, yang dilakukan oleh orang Israel justru malah mengelilingi kota Yerikho sekali sehari sambil meniupkan sangkakala selama enam hari. Pada hari ketujuh, mereka mengelilingi kota Yerikho tujuh kali, meniup sangkakala dan bersorak-sorai. Strategi perang Israel sangat tidak lazim dilakukan, tapi hal itulah yang Allah perintahkan kepada Yosua. Mengapa Allah memberikan strategi perang demikian? Bukankah pasukan perang Yosua cukup banyak? Dalam pasal 6, ada tiga hal yang bisa kita pelajari: Pertama, Allah ingin agar orang Israel melihat bahwa kuasa Allah melebihi kuasa segala ilah di tanah Kanaan, dan bahwa Ia menyerahkan kota Yerikho ke dalam tangan umat-Nya untuk ditumpas (6:2). Allah ada di pihak mereka, siapakah yang sanggup melawan mereka? Kedua, bangsa Israel tidak boleh berbangga diri karena telah berhasil menggempur dan menghanguskan kota Yerikho dengan segala kegagahan para pahlawannya (6:2), padahal jumlah mereka hanya empat puluh ribu orang yang mampu berperang (4:13). Mereka berhasil menang hanya karena Tuhan memberi kemenangan. Ketiga, Allah bekerja dengan cara yang tidak dapat dibatasi oleh pemikiran manusia. Sungguh-sungguh di luar kemampuan pemikiran orang Israel bahwa tembok Yerikho yang tebal dapat diruntuhkan hanya dengan mengelilinginya sebanyak tiga belas kali selama seminggu serta dengan meniup sangkakala dan bersorak-sorai. Dalam hidup ini bukan kah kita sering menghadapi persoalan besar seperti “tembok Yerikho”? Apakah Anda percaya bahwa Allah sanggup menolong kita menyelesaikan persoalan tersebut? [SL]
“Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!” Mazmur 84:6 10
, Rabu t 7 Sep
B
Ketidaktaatan Membuahkan Hukuman
Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 7
angsa Israel berhasil menaklukkan kota Yerikho yang kuat, karena mereka percaya dan taat kepada firman Tuhan (pasal 6). Akan tetapi, mereka kalah saat melawan kota Ai yang jumlah rakyatnya lebih sedikit dibandingkan penduduk Yerikho (pasal 7). Tindakan Yosua dan para tua-tua yang sujud di hadapan Tuhan menunjukkan bahwa mereka mengalami kekalahan yang sangat besar. Apa yang sebenarnya terjadi? Pertama, ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan. Kekalahan mereka melawan Ai bukan karena jumlah (sebab sebelumnya mereka sudah mengintai) atau karena kalah strategi, melainkan karena Tuhan tidak di pihak mereka. Tuhan “membiarkan” mereka. Mengapa? Karena ada ketidaktaatan. Ketika mereka menyerang Yerikho, seluruh kota dan isinya dikhususkan bagi Tuhan. Jadi, sedikit pun tidak boleh ada yang diambil untuk pribadi orang Israel. Namun, Akhan mengambil barang yang dikhususkan bagi Tuhan. Ketidaktaatan itu berakibat fatal bagi bangsa Israel: Allah tidak lagi menyertai mereka! Kedua, ketidaktaatan mendatangkan hukuman. Ketidaktaatan Akhan bukan hanya mendatangkan kekalahan dalam melawan penduduk Ai, tetapi juga mendatangkan hukuman atas diri Akhan dan kaum keluarganya. Akhan tidak berpikir panjang sebelum bertindak. Ia lebih mendahulukan keinginan hati ketimbang menaati perintah Tuhan. Alhasil, Akhan beserta seluruh keluarganya dihukum Bagaimana dengan Anda? Memang, hukuman tidak langsung diterima saat anda tidak taat. Namun, hal itu bukan berarti bahwa Allah diam. Allah akan menuntut pertanggungjawaban dari Anda. Oleh karena itu, bertobatlah dan segeralah kembali kepada Tuhan! [SL]
“Yosua pun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya.” Yosua 7:6
11
, Kamis t 8 Sep
O
Strategi Tepat + Bersandar Tuhan = Keberhasilan
Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 8
lah raga catur bukan hanya sekedar permainan yang menyenangkan, tetapi permainan yang memacu otak untuk memikirkan strategi yang tepat guna memenangkan pertandingan. Strategi yang tepat membuahkan keberhasilan, sedangkan strategi yang salah mendatangkan kekalahan. Pertempuran dengan penduduk kota Ai dalam pasal ini bukan pertempuran pertama yang dilakukan oleh Yosua dan bangsa Israel, melainkan pertempuran kedua. Pada pertempuran pertama, orang Israel mengalami kekalahan besar karena ada seseorang yang berbuat dosa, yakni Akhan. Dalam pertempuran kali ini, Allah sendiri yang memerintahkan kepada Yosua agar menyerang kota Ai, sebab Tuhan telah menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Israel. Belajar dari kesalahan dalam pertempuran pertama, maka Yosua menyusun strategi perang yang tepat, yakni membagi pasukan menjadi dua. Satu pasukan berjalan ke arah belakang kota Ai dan bersembunyi serta menunggu perintah untuk menyerang, sedangkan pasukan yang lain berhadapan langsung dengan penduduk kota Ai. Strategi ini mendatangkan kemenangan besar bagi bangsa Israel, sebab bangsa Ai terpancing keluar dari kota mereka, sehingga akhrinya mereka berhasil dijepit oleh pasukan Israel dari depan dan belakang. Untuk bisa menang dalam pertempuran, diperlukan strategi yang tepat. Strategi diperlukan bukan hanya dalam pertempuran secara fisik, tetapi juga dalam peperangan secara rohani. Dalam peperangan secara rohani melawan hawa nafsu dan godaan si jahat, selain diperlukan strategi yang jitu, diperlukan pula penyerahan diri kepada Tuhan agar kita bisa memenangkan peperangan. [SL]
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Amsal 3:5 12
t, Juma t 9 Sep
A
Tidak Bertanya, Sesat Di Jalan Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 9
da pepatah dalam bahasa Indonesia yang berbunyi, “Malu bertanya, sesat di jalan”. Artinya, jika kita ingin mencapai sebuah tujuan, jangan ragu untuk bertanya. Sayangnya, pepatah itu dilanggar oleh Yosua dan orang Israel. Mereka tidak bertanya kepada Tuhan ketika orang-orang Gibeon menawarkan pembentukan ikatan perjanjian di antara mereka (9:14). Kecerobohan mereka merupakan bumerang bagi diri mereka sendiri. Betapa tidak, beberapa hari setelah mengikat perjanjian dengan orang-orang Hewi (penduduk Gibeon), mereka baru menyadari bahwa orang-orang Hewi tersebut tinggal dekat dengan mereka, bahkan tinggal di tengah-tengah mereka (9:16). Padahal, Tuhan telah memerintahkan mereka agar tidak membuat perjanjian dengan bangsa-bangsa di tanah Kanaan dengan tujuan agar bangsa-bangsa itu tidak bisa membelokkan hati mereka dari Tuhan (Ulangan 7:1-2). Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mereka sudah telanjur mengikat perjanjian dengan orang-orang Hewi. Oleh karena itu, akhirnya Yosua melepaskan mereka dan tidak menumpas mereka seperti yang diperintahkan Tuhan. Bangsa Israel menjadikan penduduk Gibeon sebagai tukang belah kayu dan tukang timba air untuk umat itu dan untuk mezbah Tuhan (Yosua 9:27). Kegagalan Yosua dan orang Israel hanya satu, yaitu mereka “tidak bertanya kepada Tuhan”, sehingga mereka “sesat di jalan.” Dari kesalahan mereka, kita bisa belajar bahwa kita harus selalu meminta petunjuk Tuhan. Jangan mengandalkan pengalaman, kekuatan, dan hikmat sendiri dalam menjalani hidup, melainkan andalkanlah Tuhan, sehingga kita tidak tersesat di jalan. Ingat, “Tidak bertanya, sesat di jalan”. [SL]
“Perlihatkanlah kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapanketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.” Mazmur 119:33, 35
13
u, Sabt pt 10 Se
P
Jika Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita?
Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 10
ertempuran yang Yosua lakukan di dekat Gibeon sungguhsungguh merupakan pertempuran yang luar biasa. Betapa tidak, mereka berperang melawan 5 raja dan pasukannya sekaligus. Berdasarkan perhitungan manusia, tidak mungkin Yosua memenangkan pertempuran. Namun, pasal 10 memperlihatkan bagaimana Yosua memenangkan pertempuran, bahkan menumpas lima raja serta merebut kota-kota mereka. Semua ini terjadi karena Tuhan di pihak Yosua. Allah menyertai Yosua dan menyerahkan mereka ke dalam tangan Yosua. Allah mengabulkan permintaan Yosua agar matahari tidak bergerak, sehingga pertempuran hari itu menjadi lebih panjang dari biasanya (10:12-14). Bukan hanya itu saja, Allah pun menurunkan hujan batu kepada para tentara yang lolos dari pertempuran. Bahkan, jumlah orang yang tewas oleh hujan batu lebih banyak daripada jumlah orang yang ditumpas oleh tentara Yosua (10:10-11) Semua tanda mujizat terjadi karena Allah ada di pihak Yosua dan orang Israel. Oleh karena itu, kemenangan dalam peperangan bukanlah karena mereka kuat, gagah perkasa, berpengalaman, memiliki strategi yang baik dan berjumlah banyak, melainkan karena Tuhan yang berperang bagi mereka (10:42). Benarlah yang Paulus katakan, “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8:31). Bukan hanya Dia di pihak kita, tetapi Dia juga mau mati untuk kita orang berdosa serta memberi hidup yang kekal. Penyertaan-Nya sungguh sempurna bagi setiap orang percaya. Oleh sebab itu, jangan gentar dalam menghadapi setiap persoalan hidup, sebab Allah beserta dengan kita. [SL]
“Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?” Roma 8:31b, 35
14
u, Mingg t 11 Sep
K
Ketaatan Membuahkan Keberhasilan
Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 11-12
emenangan bangsa Israel dalam merebut tanah Kanaan tidak terlepas dari ketaatan mereka terhadap perintah Tuhan. Setiap kali mereka akan maju berperang, TUHAN menyampaikan firman-Nya kepada Yosua, dan Yosua tidak melalaikan sedikit pun segala perintah Tuhan. Ketaatan Yosua dalam menjalankan perintah Tuhan merupakan buah perjalanannya mengikuti Musa selama puluhan tahun saat Musa memimpin bangsa Israel. Akan tetapi, ketaatan tidak selalu membuat apa yang kita kerjakan berjalan mulus. Terkadang, kita tetap harus menghadapi tantangan demi tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Pasal 11 menceritakan bagaimana Yosua memenangkan pertempuran melawan raja-raja orang Kanaan di sebelah timur dan di sebelah barat. Pertempuran ini sebenarnya merupakan pertempuran yang tidak seimbang karena raja-raja itu saling bersekutu dan jumlah mereka digambarkan seperti pasir di tepi laut, beserta sangat banyak kuda dan kereta (11:4), padahal orang Israel berjumlah sedikit. Namun, Allah menyerahkan mereka ke dalam tangan Yosua dan bangsa Israel, bahkan Allah memerintahkan agar bangsa Israel menumpas mereka sampai habis (11:6). Hanya dengan ketaatan penuh kepada perintah Tuhan, maka Yosua dan bangsa Israel bisa memenangkan pertempuran yang tidak seimbang ini (11:7-14) Ketaatan membutuhkan komitmen dan keteguhan hati. Ketaatan membuahkan keberhasilan, sedangkan Ketidaktaatan membuahkan hukuman. Pilihan ada di tangan kita: Mana yang akan kita pilih hari ini? [SL]
“Seperti yang diperintahkan TUHAN kepada Musa, hamba-Nya itu, demikianlah diperintahkan Musa kepada Yosua dan seperti itulah dilakukan Yosua: tidak ada sesuatu yang diabaikannya dari segala yang diperintahkan TUHAN kepada Musa.” Yosua 11:15
15
, Senin pt 12 Se
K
Tetap Semangat Sekalipun ... Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 13-14
etika Kaleb bin Yefune meminta milik pusaka kepada Yosua, Alkitab mencatat bahwa usianya sudah mencapai delapan puluh lima tahun. Tentu saja, usia tersebut sudah tidak tergolong muda, bahkan sebenarnya Kaleb sudah memasuki masa pensiun. Sekalipun demikian, usia lanjut tidak mematahkan semangat Kaleb. Kaleb adalah pribadi yang amat bersemangat dan penuh visi. Ia adalah salah satu dari dua belas pengintai yang di utus Musa untuk mengintai tanah Kanaan sebelum Allah menghukum mereka. Ia melaporkan keadaan negeri Kanaan dan dengan berani berkata bahwa jika TUHAN berkenan, Allah akan membawa umat-Nya memasuki negeri itu (Bilangan 14:6-8). Di usia yang tidak lagi muda, semangat dan visinya tidak berubah. Kepada Kaleb, Yosua memberikan tanah Hebron—tempat tinggal orang Enak (orang-orang yang berperawakan besar)—dan Kaleb berhasil menduduki tanah tersebut. Kaleb merupakan contoh bahwa usia bukanlah penghalang bagi seseorang untuk mewarisi janji Allah. Semangat dalam menjalani kehidupan bersama dengan Tuhan telah ada dalam diri Kaleb sejak ia masih muda. Ia tekun, sehingga walaupun harus berjuang dalam jangka waktu yang panjang, ia tetap setia dan bersemangat di dalam Tuhan. Tidak ada manusia yang dapat menahan laju pertambahan usia. Namun, sebagai umat Tuhan, kita dapat melatih diri untuk tekun dan setia mengikuti dan mengasihi Tuhan sejak masa muda, sehingga sampai tua pun kita tetap setia kepada-Nya. Mulailah melatih diri untuk mengasihi Tuhan sejak sekarang. Jangan menunda sampai besok karena hari esok merupakan hasil dari kerja keras hari ini. [SL]
“Juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang.” Mazmur 71:18 16
sa, Sela pt 13 Se
H
Mengabaikan Perintah Tuhan Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 15-16
ampir setiap kali kita membaca media masa, kita dapat menemukan terjadinya peristiwa kecelakaan. Mengapa sering terjadi kecelakaan? Karena banyak pengendara kendaraan bermotor yang mengabaikan rambu lalu lintas. Alhasil, terjadilah kecelakaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata “mengabaikan” sebagai sikap memandang rendah atau tidak mengindahkan. Yosua 15 dan 16 mengkisahkan perjalanan suku Yehuda dan Efraim dalam merebut milik pusaka mereka. Ada tantangan yang mereka hadapi, yakni orang Yebus yang tinggal di Yerusalem (milik pusaka suku Yehuda), dan orang Kanaan yang tinggal di Gezer (milik pusaka suku Efraim). Suku Yehuda tidak dapat menghalau orang Yebus sehingga mereka tinggal tetap bersama-sama dengan mereka (15:63), begitu pula dengan orang Kanaan tidak dihalau oleh bani Efraim dari Gezer (16:10). Mengapa mereka tidak menghalau dua bangsa tersebut? Bukankah Allah memerintahkan agar menumpas semua penduduk yang tinggal di Kanaan? Jelas bahwa bangsa Israel telah mengabaikan perintah Tuhan. Sikap mengabaikan perintah Tuhan membuat mereka seperti membiarkan diri mereka di kemudian hari jatuh ke dalam berbagai cobaan yang membelokkan iman mereka dari Tuhan kepada berhala. Mengabaikan firman Tuhan berdampak fatal dalam perjalanan iman orang Israel. Kesalahan orang Israel yang merugikan diri sendiri itu merupakan pelajaran agar kita tidak mengabaikan perintah Tuhan dalam hidup kita. Ingatlah bahwa pengabaian terhadap perintah Tuhan akan berdampak fatal dalam perjalanan rohani kita bersama dengan Tuhan. [SL]
“Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh akal budi.” Amsal 15:32 17
, Rabu pt 14 Se
S
Kenyamanan “Menidurkan” Visi Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 17-18
etelah orang Israel menduduki sebagian daerah Kanaan, mereka mulai membangun kehidupan di sana. Mereka membagi kota-kota itu untuk suku-suku yang ada (pasal 17). Mereka membangun kembali kota-kota yang tadinya mereka hancurkan. Infrastruktur dibuat untuk perkembangan mereka di masa depan. Namun, kenyamanan membuat mereka terlena. Mereka merasa cukup dengan segala kota dan fasilitas yang mereka miliki. Mereka tidak lagi mau berperang untuk menduduki seluruh Tanah Kanaan, padahal masih ada tujuh suku yang belum mendapatkan milik pusaka (18:2). Kenyamanan yang mereka bangun “menidurkan” visi Allah yang telah mereka terima. Allah memerintahkan mereka untuk menduduki negeri itu dan membagi negeri itu untuk semua suku Israel. Oleh sebab itu, Yosua menegur mereka dengan keras agar mereka bangun dari keterlenaan dalam kondisi yang nyaman dan kembali kepada visi Allah sebelumnya, yakni menduduki seluruh Tanah Kanaan dan membaginya kepada suku-suku Israel (18:3). Teguran yang keras membuahkan hasil, yakni mereka pergi menjelajahi Tanah Kanaan untuk melihat dan mencatat keadaannya. Bagaimana dengan kita? Bukankah seringkali kenyamanan membuat kita terlena dan selanjutnya menidurkan visi Allah dalam hidup kita? Jika kita terlena dalam kenyamanan yang sedang kita nikmati, sekaranglah waktunya untuk bangun dari keterlelapan dalam zona nyaman dan kembali kepada visi serta panggilan Allah yang semula dalam hidup kita, sehingga Allah dipermuliakan melalui kehidupan kita. [SL] Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?” Yosua 18:3
18
, Kamis pt 15 Se
K
Kota Perlindungan Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 19-20
etika orang Israel mulai memiliki tanah pusaka mereka, maka ada hal yang menarik, yakni Allah memerintahkan agar mereka menentukan kota-kota perlindungan. Mengapa diperlukan adanya kota perlindungan ini? Apakah untuk melindungi orang bersalah? Tentu saja tidak! Fungsi kota perlindungan telah diatur oleh Tuhan, yakni agar seseorang yang secara tidak sengaja membunuh sesamanya dengan tidak ada niatan lebih dahulu dapat melarikan diri ke sana (20:3)—bukan untuk dibebaskan, melainkan untuk menanti waktu diadili dalam rapat jemaah (20:6)—sehingga pihak penuntut tebusan darah tidak dapat menuntut “gigi ganti gigi, nyawa ganti nyawa” terhadap orang tersebut. Selain itu, orang yang mencari kota perlindungan haruslah benar-benar melakukan perbuatannya dengan tidak sengaja. Jika orang yang melarikan diri ke kota perlindungan ternyata membunuh dengan sengaja, ia akan diserahkan kepada pihak penuntut tebusan darah untuk mendapatkan tuntutan yang setimpal. Allah sangat menghargai kehidupan manusia, sehingga Ia memerintahkan Yosua agar orang yang tidak bersalah atau yang membunuh secara tidak sengaja mendapat perlindungan dan pengadilan yang seadil-adilnya (20:2-6). Seperti Allah menghormati hidup, maka sebagai umat Allah, sudah sepatutnya kita pun berlaku sama. Hidup adalah karunia Tuhan. Tidak ada seorang pun yang berhak menghabisi hidup orang lain atau hidup diri sendiri. Oleh karena itu, marilah kita menjalani hidup yang dikaruniakan Tuhan dengan sebijak mungkin dan mensyukuri setiap detik dalam hidup kita, baik dalam keadaan senang maupun susah. [SL]
“Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.” Mazmur 63:4-5 19
t, Juma pt 16 Se
P
Tidak Dilupakan Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 21
ada umumnya manusia mudah lupa. Itulah sebabnya, dewasa ini cukup banyak perangkat yang dapat membantu manusia agar tidak lupa. Tidak seperti manusia, Allah tidak pernah lupa akan janjinya. Sekalipun suku Lewi tidak mendapat milik pusaka, bukan berarti mereka tidak memiliki tempat untuk tinggal dan hidup di antara saudara-saudara sebangsanya. Allah telah memerintahkan melalui perantaraan Musa bahwa suku Lewi dikhususkan untuk melayani Tuhan. Oleh karena itu, milik pusaka mereka adalah Tuhan. Mereka tidak mendapatkan bagian dari tanah Kanaan, namun Tuhan tetap mengingat mereka dan tidak melupakan mereka. Ia memerintahkan orang Israel di dataran Moab di tepi sungai Yordan di dekat Yerikho, agar setiap suku non-Lewi memberikan kota-kota dari milik pusaka mereka kepada orang lewi untuk mereka diami beserta tanah-tanah penggembalaannya (Bilangan 35:1-8). Yosua 21 menjadi penggenapan janji bagi suku Lewi itu. Memang, mereka tidak memiliki milik pusaka. Akan tetapi, mereka tidak dilupakan oleh Tuhan. Allah yang memanggil dan mengkhususkan suku Lewi untuk menjadi pelayan-Nya adalah Allah yang adil. Oleh karena itu Ia mencukupkan keperluan mereka melalui sebelas suku yang lain. Demikian juga dengan para rohaniwan yang dipanggil Tuhan secara khusus untuk melayani Dia sepenuh waktu. Mereka mungkin tidak memiliki warisan tanah, namun mereka tidak dilupakan Tuhan. Allah memelihara mereka melalui umat-Nya. Marilah kita mengingat para rohaniwan yang melayani di antara kita. Dukunglah mereka dalam doa dan perhatikan kebutuhan hidup mereka, sebab dengan demikian, kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan bagi mereka. [SL]
“Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Filipi 4:19 20
u, Sabt pt 17 Se
S
Jangan Cepat Menghakimi Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 22
etelah penaklukan Tanah Kanaan selesai dan mendapat izin dari Yosua, para pria dewasa dari dua setengah suku yang telah membantu suku-suku Israel yang lain menaklukkan daerah di Sebelah Barat Sungai Yordan itu lalu kembali menyeberang untuk berkumpul dengan keluarga mereka di daerah warisan mereka di Sebelah Timur Sungai Yordan. Agar bisa menjaga kesetiaan, mereka mendirikan mezbah yang besar sebagai tanda peringatan agar mereka tetap setia kepada Tuhan (22:10). Akan tetapi, sembilan setengah suku di Sebelah Barat Sungai Yordan mengira bahwa dua setengah suku itu telah berbalik dari pada TUHAN, sehingga hampir terjadi peperangan. Syukurlah bahwa sembilan setengah suku itu tidak langsung memerangi suku-suku di Sebelah Timur Sungai Yordan, namun mereka mengirim utusan untuk meminta penjelasan tentang maksud dan tujuan pendirian Mezbah itu. Setelah mendengar penjelasan bahwa mezbah itu didirikan untuk menjadi saksi antara dua setengah suku dan sembilan setengah suku Israel dan keturunan mereka bahwa mereka akan setia beribadah kepada TUHAN, Allah Israel (ayat 2229), mereka memandang hal tersebut baik adanya dan perang bisa dihindarkan. Cepat menghakimi sangat sering terjadi di tengah-tengah kehidupan umat Allah. Jika tidak bijaksana, perilaku cepat menghakimi itu akan memakan korban. Pengalaman orang Israel ini mengajarkan bahwa orang percaya perlu saling menjalin komunikasi dan tidak terburu-buru menghakimi. Terlalu cepat menghakimi tidak mendatangkan keuntungan sedikit pun, bahkan bisa mendatangkan kerugian berupa rusaknya relasi yang sebelumnya telah terjalin dengan baik. [SL]
“tetapi supaya mezbah itu menjadi saksi antara kami dan kamu, dan antara keturunan kita kemudian, bahwa kami tetap beribadah kepada TUHAN di hadapan-Nya dengan korban bakaran, korban sembelihan dan korban keselamatan kami.” Yosua 22:27a
21
u, Mingg pt 18 Se
D
Bila Sudah Tiba Waktunya Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 23
unia ini dan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya— termasuk kekuasaan—bersifat fana. Tidak ada satu orang pun yang dapat bertahan selama-lamanya memerintah. Suatu saat, setiap pemimpin harus turun dari jabatannya, baik karena adanya batas masa jabatan, faktor usia, atau karena dipanggil Tuhan. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa ketika saatnya tiba, kekuasaan harus dilepaskan. Di akhir masa kepemimpinannya, usia Yosua sudah sangat lanjut. Sebelum mengakhiri jabatannya, ia berpesan kepada orang Israel agar mereka bertekun mengasihi Tuhan, Allah nenek moyang mereka (23:11). Sama seperti Musa, Yosua mengajak orang Israel melihat kembali perbuatan Tuhan yang besar di tengah-tengah mereka dan mengajak mereka berpegang teguh pada perjanjian yang telah diperintahkan Tuhan, yakni beribadah dengan setia kepada-Nya. Yosua juga memberi peringatan, bahwa jika mereka berbalik dari Tuhan, maka Tuhan akan menghukum mereka (23:16). Pidato pada saat-saat terakhir ini penting bagi orang Israel, sebab Yosua tidak akan melanjutkan pelayanan bersama dengan mereka di tanah Kanaan. Ia tidak dapat lagi mengawasi dan menegur mereka ketika mereka berjalan serong. Bila tiba waktunya, apa yang akan kita sampaikan kepada generasi berikutnya? Mengejar dunia dan kesenangannya? Atau mendorong agar generasi berikutnya bertekun mengasihi Tuhan melalui seluruh hidup mereka? Bila satu generasi tekun mengasihi Tuhan, generasi berikutnya akan belajar dan mengikuti teladan mereka. [SL]
“Tetapi kamu harus berpaut pada TUHAN, Allahmu, seperti yang kamu lakukan sampai sekarang. Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu.” Yosua 23:8, 10
22
, Senin pt 19 Se
D
Rekomitmen Bacaan Alkitab hari ini: Yosua 24
i akhir masa kepemimpinannya, Yosua mengajak bangsa Israel untuk melakukan recommitment (komitmen ulang). Ia menantang bangsanya untuk memilih antara beribadah kepada TUHAN atau beribadah kepada allah orang Mesir atau orang Amori. Komitmen ulang merupakan momen yang sangat penting bagi bangsa Israel karena mereka telah memasuki tanah Kanaan (yang berlimpah susu dan madu) dan telah menerima bagian mereka. Keamanan, ketentraman, dan kemakmuran yang telah mereka dapatkan bisa membuai mereka dan membuat hati mereka berbalik dari TUHAN. Yosua bukan hanya menghadapkan bangsanya kepada pilihan, tetapi dia memberikan teladan kepada mereka bahwa ia dan seisi rumahnya telah mengulang komitmen untuk beribadah kepada TUHAN saja (24:15b). Andaikata orang Israel memilih untuk menyembah allah orang Mesir dan allah orang Amori pun, Yosua tidak bergeser sedikit pun dari kepercayaannya kepada TUHAN, sebab ia telah mengalami TUHAN yang hidup yang memimpin, menuntun, dan bekerja di dalam diri serta bangsanya. Komitmen ulang diperlukan untuk kembali meneguhkan iman kepada TUHAN. Komitmen ulang seperti sebuah rest area untuk beristirahat sejenak dari penatnya jalan kehidupan dan kembali mendapatkan kekuatan untuk melanjutkan perjalanan. Ambil waktu sejenak saat ini untuk melakukan komitmen ulang diri Anda kepada TUHAN, maka TUHAN akan mengaruniakan kekuatan kepada Anda dalam menjalani hidup yang penuh tantangan. [SL]
“Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.” Yosua 24:14
23
Sebuah Bangsa tanpa Pemimpin Rohani
S
ecara umum, Kitab Hakim-hakim menggambarkan kehidupan bangsa Israel yang terus mengalami kemerosotan moral dan rohani. Pada akhir hidup Yosua, yaitu dimulainya zaman hakimhakim, bangsa Israel berkomitmen untuk beribadah kepada Tuhan dan menaati firman Tuhan (Yosua 24:24). Di akhir zaman hakim-hakim, dicatat bahwa bangsa Israel berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri yang sudah sangat tercemar oleh penyembahan berhala dan kehidupan amoral (Hakimhakim 17:6; 21:25). Sejarah kemerosotan moral dan rohani bangsa Israel mengajarkan banyak hal yang penting bagi kehidupan kita, baik dari sisi moral dan kerohanian, maupun dari sisi kepemimpinan Kristen. Dari antara berbagai hal yang bisa kita pelajari dari sejarah bangsa Israel, ada beberapa hal yang perlu untuk digarisbawahi: Pertama, keberhasilan kepemimpinan Kristen bukan sekadar terletak pada kemampuan atau kualitas sang pemimpin, tetapi juga pada keterlibatan, penyertaan, dan anugerah Tuhan. Pemimpin yang baik mengenal siapa dirinya di hadapan Tuhan, mau berbalik dari kesalahan, menjalani peran dengan menjadi berkat, serta berfokus pada masa depan. Kedua, peringatan untuk berhati-hati terhadap ambisi, perkataan, kepentingan sendiri (egoisme), dan pengambilan keputusan. Ketidakwaspadaan terhadap hal-hal itu sering menghancurkan diri sendiri maupun lingkungan. Ketiga, ajakan untuk menerapkan kehidupan moral yang benar dalam hidup bersama dengan menjadi penolong, dan menerapkan kasih persaudaraan. Kitab Hakim-hakim mendorong pembaca untuk selalu melibatkan Tuhan dan menaati firman Tuhan dalam setiap keputusan, dan bukan berbuat menurut pandangan diri sendiri. Siapa yang melibatkan Tuhan dan bertindak sesuai firman Tuhan akan disertai Tuhan dan dianugerahi keberhasilan. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan Tuhan dan tidak menaati firman Tuhan akan gagal. [CA] 24
sa, Sela pt 20 Se
B
Dari Gilgal ke Bokhim Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 1:1-2:5
acaan Alkitab hari ini menghubungkan kitab Hakim-hakim dengan kitab Yosua (bandingkan 2:6 dengan Yosua 24:28), sekaligus merangkum terjadinya degradasi (kemerosotan) kerohanian bangsa Israel sesudah Yosua meninggal. Gilgal adalah tempat yang Tuhan pilih untuk mengawali penggenapan perjanjian-Nya dengan bangsa Israel mengenai Tanah Kanaan. Setelah menyeberangi sungai Yordan, Gilgal menjadi lokasi markas pasukan Israel. Di Gilgal, ikatan perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel diperingati melalui Sunat dan Paskah. Dari Gilgal, bangsa Israel memulai penaklukan Kanaan di bawah pimpinan Yosua yang ditandai oleh kehadiran Panglima Balatentara Tuhan (Yosua 5:14). Melalui penaklukan Kanaan, noda perbudakan Mesir dihapus dari Israel (Yosua 5:9). Sebaliknya, Bokhim adalah tempat Tuhan memberitakan hukuman atas ketidaktaatan Israel yang mengabaikan firman Tuhan. Bangsa Kanaan yang seharusnya dimusnahkan—tetapi dibiarkan hidup—sekarang menjadi jerat bagi Israel (Hakim-hakim 2:1-3). Malaikat Tuhan meninggalkan Gilgal menuju Bokhim sebagai simbol bahwa Tuhan meninggalkan perjanjian-Nya dan menetapkan penghukuman-Nya atas ketidaktaatan Israel. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda berperang dalam peperangan yang harus Anda jalani bersama Panglima Balatentara Tuhan atau berperang sendiri? Setia kepada Tuhan dan taat kepada firman Tuhan adalah kunci agar Tuhan selalu berperang bersama Anda. Apakah Tuhan bersama Anda seperti bersama Israel di Gilgal atau Tuhan sudah pergi ke Bokhim meninggalkan kita untuk berperang sendirian? Sesungguhnya, barangsiapa berperang bersama Tuhan pasti akan menang! [CA]
“Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang setia.” Wahyu 17:14
25
, Rabu pt 2 1 Se
T
Hakim, bukti belas kasihan Tuhan Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 2:6-3:31
anpa pemimpin rohani seperti Yosua dan tua-tua yang mengenal Tuhan, bangsa Israel mengalami kemerosotan kerohanian, bahkan menjadi serupa dengan bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Mereka meninggalkan Tuhan serta menyembah allah-allah bangsa-bangsa di sekeliling mereka sehingga menimbulkan sakit hati Tuhan (2:10-13). Murka Tuhan bangkit dan Tuhan menghukum Israel dengan menyerahkan mereka kepada musuh dan Israel tidak sanggup melawan. Belas kasihan membuat Tuhan membangkitkan hakim untuk membebaskan bangsa Israel dari penindasan. Selama hakim itu hidup, bangsa Israel mencari Tuhan dan hidup aman (2:18; 3:11, 30-31). Peran hakim sebagai pemimpin rohani sangat menentukan kualitas kehidupan kerohanian bangsa Israel. Hakim demi hakim diutus Tuhan untuk memelihara umat-Nya sampai raja hadir (17:6; 18:1; 19:1, 21:25). Dalam PB, Tuhan juga menunjukkan belas kasihan-Nya bagi kita yang berdosa, yang menimbulkan sakit hati Tuhan dan membangkitkan murka Tuhan. Tuhan menunjukkan belas kasihan-Nya kepada kita ketika kita masih berdosa (Roma 5:8) dengan mengutus Sang Hakim dan Pembuat hukum (Yakobus 4:12) untuk menjadi Juru selamat bagi kita. Dalam penantian kedatangan Raja segala raja, Tuhan mengutus para hamba-Nya ke dunia sebagai wujud belas kasihan Tuhan supaya kualitas rohani umat-Nya bertumbuh dan umat-Nya setia menyembah Tuhan. Tuhan menempatkan mereka dalam banyak bidang di banyak tempat. Kitalah hamba-hamba-Nya! Apakah Anda sudah berperan di tempat yang tepat? [CA]
“Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.” 2 Timotius 4:8
26
, Kamis pt 22 Se
D
Siapa saja Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 4-5
i dunia Patriarkat (sistem sosial yang mementingkan garis keturunan ayah), wanita adalah orang yang terpinggirkan. Terkadang Tuhan melakukan intervensi dengan mengutus dan memakai wanita untuk menunjukkan kedaulatan-Nya atas kehidupan umat-Nya. Dalam kedaulatan-Nya, Allah memilih Debora menjadi nabiah dan hakim atas Israel. Bagi masyarakat patriarkat, intervensi Allah itu terasa berlebihan. Apakah tidak ada orang lain selain Debora? Pasti ada! Akan tetapi, dalam kedaulatan-Nya, Tuhan dapat memanggil dan memakai siapa saja (1 Korintus 1:26-29). Dalam waktu dan kehendak-Nya, Tuhan justru memanggil Debora (seorang wanita) sebagai nabiah dan hakim atas Israel. Hal ini menegaskan bahwa Tuhan bisa memakai siapa saja. Dalam kehidupan kita, seringkali orang percaya hidup sebagai minoritas yang terpinggirkan. Kita berpikir, apa yang dapat kita lakukan sebagai kelompok minoritas dan terpinggirkan? Peran seperti apa yang dapat kita lakukan? Bila Tuhan dapat memberikan peran nabi dan hakim atas Israel kepada Debora, maka Tuhan juga dapat memanggil orang percaya untuk peran apa pun. Panggilan Allah itu berkaitan dengan kebutuhan umat dan bangsa pada saat itu. Dalam rencana dan kedaulatan-Nya, Tuhan mengintervensi dan memanggil orang percaya menjadi ‘alat-Nya’ untuk melaksanakan tujuan-Nya. Tuhan dapat memakai kita di mana pun dan kapan pun, baik di rumah, di gereja, dalam masyarakat, maupun dalam bernegara. Maukah Anda dipakai dan diutus Tuhan di tengah keluarga Anda, gereja Anda, masyarakat Anda, serta negara Anda? Tuhan bisa memakai Debora, dan Tuhan bisa memakai siapa saja, termasuk diri Anda! [CA]
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, ... dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.” 1 Korintus 1:27-28
27
t, Juma pt 23 Se
M
Tuhan, jika Engkau mau ? Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 6
empertanyakan keinginan Tuhan justru sering membuat kita ragu dalam bertindak. Kalimat “Tuhan, jika Engkau mau...” mungkin terlihat rohani, tetapi pertanyaan itu justru sering timbul dari ketidakpercayaan dan keengganan kita. Kita harus yakin (tanpa perlu bertanya lagi) bahwa Tuhan menginginkan kita menginjili, Tuhan menginginkan kita melayani, Tuhan menginginkan kita bertumbuh, Tuhan menginginkan kita meninggalkan dosa, dan banyak lagi. Bila kita memiliki teman yang belum percaya, kita tidak perlu bertanya, “Apakah Tuhan mau saya menginjili dia?” Jelas bahwa Tuhan mau! Lebih baik bila kita bertanya, “Bagaimana caranya?” atau “Sekarangkah waktu yang tepat” Ketika Gideon dipilih dan dipanggil Tuhan sebagai hakim atas Israel, Gideon didatangi langsung oleh Tuhan dan diperintahkan untuk membebaskan Israel dari tangan Midian (6:11-14). Terjadi dialog yang panjang sampai akhirnya Tuhan menyatakan diri-Nya dengan membakar korban bakaran (6:21-22). Tetapi, ketika tentara Midian datang, Gideon justru bertanya kepada Tuhan, “Jika Engkau mau menyelamatkan Israel melalui aku, maka ...” (6:3640). Benarkah Gideon tidak tahu bahwa dirinya dipanggil sebagai hakim atas Israel? Mencari tahu serta melaksanakan kehendak (kemauan) Tuhan merupakan bagian yang penting dalam hidup kita sebagai hamba Tuhan, tetapi bukan dengan cara mempertanyakan apa yang Tuhan sudah perintahkan untuk kita laksanakan. Tuhan memerintahkan kita untuk memberitakan Injil, untuk mempertanggung-jawabkan karunia melalui pelayanan, untuk hidup kudus dengan meninggalkan dosa, dan juga untuk berbuah bagi kemuliaan Tuhan. Apakah kita masih bertanya, “Jika Tuhan mau...?” [CA]
Kata Yesus kepada mereka: “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Yohanes 4:34 28
u, Sabt pt 24 Se
P
300 vs 135.000 Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 7-8
ada zaman hakim-hakim, selain bergantung pada strategi, peperangan bergantung pada jumlah anggota pasukan yang terlibat. Semakin besar pasukan, semakin besar peluang untuk memenangkan peperangan. Saat dikumpulkan, pasukan dari suku Manasye, Asyer, Zebulon dan Naftali berjumlah 32.000 orang. Jumlah ini tidak seimbang bila dibandingkan pasukan Midian dan Amalek yang jumlahnya 135.000 orang (8:10). Di luar dugaan, Tuhan justru memulangkan 22.000 orang yang takut dan gentar menghadapi pasukan musuh. Sisa 10.000 orang masih terlalu banyak bagi Tuhan (7:4), sehingga Tuhan menyaring lagi dan akhirnya tersisa 300 orang. Dengan 300 orang, Israel berperang melawan pasukan Midian dan Amalek yang anggotanya berjumlah 135.000 orang. Sungguh tidak masuk akal! Walaupun menurut logika dan perhitungan manusia, rencana penyerangan itu tidak masuk akal, tidak demikian bagi Tuhan! Ternyata, dengan memakai 300 orang, Tuhan mampu mengalahkan pasukan Midian dan Amalek. Dalam hidup kita, sering kita menghadapi masalah yang nampaknya tak mungkin bisa diatasi berdasarkan logika dan perhitungan kita, tetapi ternyata masalah itu akhirnya berhasil kita atasi. Orang yang nampaknya mustahil bertobat, akhirnya menerima Kristus. Pelayanan yang nampaknya sulit dan mahal, ternyata terlaksana. Mengapa? Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil! Bagi Tuhan, 300 orang cukup untuk mengalahkan 135.000 orang anggota pasukan musuh. Bagaimana Anda memandang hidup, pelayanan, atau pekerjaan Anda saat ini? Percayakah Anda bahwa Tuhan mampu melakukan hal-hal yang melampaui logika dan perhitungan Anda? PERCAYALAH kepada Tuhan, karena DIA berkuasa. Libatkanlah Tuhan dalam hidup, pelayanan, dan pekerjaan Anda! [CA]
“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” Mazmur 37:5 29
u, Mingg pt 25 Se
A
Ambisi Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 9:1-10:5
mbisi yang didasari kepentingan diri sendiri sangat berbahaya. Seringkali orang yang ambisius menemukan alasan untuk membenarkan diri. Bukankah lebih baik satu pemimpin dibanding 70 pemimpin di suatu wilayah? (9:2). Bukankah ada pepatah yang menyatakan, “Tidak boleh ada dua harimau di satu gunung”? Pendapat di atas kontras dengan kondisi gereja mula-mula yang mempunyai kepemimpinan kolektif dalam kepemimpinan rohani maupun administrasi, yaitu kepemimpinan yang mencakup rasul, penatua, dan diaken. Ambisi Abimelekh membuatnya tega membunuh 70 saudaranya. Dengan mengerahkan segala daya, yaitu dukungan saudara-saudara ibunya serta 70 uang perak dari kuil untuk membayar petualang-petualang dan orang-orang nekat, Abimelekh melaksanakan ambisinya (9:3-5). Mengapa Abimelekh punya ambisi seperti itu? Yotam, putera bungsu Gideon memaparkan dalam sebuah ilustrasi (9:8-15): Hanya orang yang mempunyai kualitas seperti semak belukar yang punya ambisi seperti itu. Kurangnya harga diri sering membuat seseorang berusaha menonjolkan diri atau berusaha mengangkat derajat diri. Akibatnya, dia tega menghancurkan siapa saja yang dia anggap sebagai ancaman bagi dirinya, bahkan dia bisa rela menjual intergritas dirinya dengan menghalalkan segala cara agar tujuannya tercapai. Dalam pelayanan gereja, ambisi yang berpusat pada diri akan membuat para pekerja Tuhan menghancurkan banyak orang dan pelayanan itu sendiri. Apakah semangat kerja dan pelayanan kita berpusat pada ambisi untuk mencapai kepentingan diri sendiri? Bila kualitas Anda seperti semak belukar, segeralah bertobat! [CA]
“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” 1 Yohanes 2:16 30
, Senin pt 26 Se
M
Dipanggil dari yang Terbuang Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 10:6- 11:28
enjadi orang terpinggirkan sangat tidak menyenangkan, terlebih jika terjadi di tengah-tengah keluarga, pekerjaan atau pelayanan. Demikianlah yang terjadi pada Yefta. Yefta bukan hanya terpinggirkan, tetapi terbuang dari lingkungan keluarganya di daerah Gilead (daerah pegunungan di sebelah Timur Sungai Yordan). Oleh karena itu, Yefta harus tinggal di tanah Tob sebagai perampok bersama petualang-petualang lainnya (11:3). Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. Tuhan memanggil Yefta untuk kembali ke Gilead dan melakukan tugas khusus, yaitu memimpin penduduk Gilead berperang melawan Amon. Jelas bahwa dalam kedaulatan-Nya, Tuhan bisa memakai siapa saja, termasuk orang yang terbuang. Demikianlah Yefta dari seorang yang terbuang dijadikan Tuhan sebagai kepala dan panglima Gilead, bahkan akhirnya menjadi hakim atas Gilead. Walaupun Yefta pernah terpinggirkan dan terbuang, tetapi Yefta tidak melupakan Tuhan. Respons pertama ketika diminta oleh Gilead, Yefta membawa hal ini kepada Tuhan (11:11). Hal itu juga dapat diketahui ketika Yefta mengirim utusan kepada raja Amon, Yefta bersaksi tentang Tuhan dan karya-Nya atas Israel (11:15-27). Seringkali Tuhan memakai orang-orang yang terpinggirkan—bahkan orang yang terbuang—untuk melaksanakan tugas khusus, untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu berdaulat atau berwenang untuk melaksanakan apa pun yang dia kehendaki. Orang yang menyadari bahwa dirinya sangat terbatas, kecil, bahkan terbuang, tetapi dipanggil Tuhan untuk melayani-Nya, akan terdorong untuk menjadi saksi yang memberitakan bahwa Tuhan itu berdaulat. Apakah Anda merasa sulit bersaksi bagi Tuhan? [CA]
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” 1 Petrus 2:9
31
sa, Sela pt 27 Se
S
Jaga Perkataan Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 11:29-12:15
embarang berkata-kata sangat buruk akibatnya. Sebuah keluarga bisa hancur, sebuah persahabatan bisa retak, sebuah kerjasama bisa batal, bahkan sebuah pelayanan bisa terbengkalai akibat perkataan yang salah. Sebuah perkataan yang tidak dipikirkan dengan matang dapat menghancurkan kehidupan orang lain dan merugikan diri sendiri. Demikianlah yang terjadi dengan Yefta. Perkataannya (nazarnya) yang sembarangan menghancurkan kehidupan anak perempuan satu-satunya dan menghancurkan hatinya sendiri (11:35-40). Kita yakin bahwa Yefta tidak pernah mengira bahwa nazarnya akan menimpa anak perempuannya. Itulah sebabnya hatinya hancur. Seringkali kita tidak pernah menduga akibat dari apa yang kita katakan. Kita tidak pernah menduga bahwa sebuah keluarga bisa hancur karena perkataan kita. Kita tidak pernah merencanakan agar sebuah persahabatan rusak, atau suatu kerjasama dalam pekerjaan gagal, atau suatu pelayanan menjadi terbengkalai. Walaupun kita tidak pernah merencanakan hal-hal itu, semua itu mungkin saja terjadi akibat perkataan kita yang salah atau sembarangan. Sebagai orang percaya, kita harus menjaga perkataan kita dengan menghindari perkataan yang buruk dan memakai perkataan yang baik (Efesus 4:29). Perkataan yang baik akan membangun relasi di antara keluarga, teman, rekan bisnis, maupun rekan pelayanan. Sebaliknya, perkataan yang buruk akan menghancurkan. Perkataan seperti apa yang sering kita gunakan: Perkataan yang buruk dan sembarangan atau perkataan yang baik dan membangun? [CA]
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Efesus 4:29 32
, Rabu pt 28 Se
T
Dipilih menjadi Berkat Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 13
idak ada seorang pun yang dilahirkan di dunia tanpa tujuan, tetapi banyak orang tidak mengetahui, menemukan dan/atau menjalani tujuan itu. Itulah sebabnya, banyak orang hidup tanpa tujuan dan banyak juga orang yang hidup dengan tujuan yang berbeda dengan maksud dan tujuan Tuhan. Apapun peran yang direncanakan Tuhan bagi kita, pasti rencana itu adalah rencana yang terbaik bagi diri kita sendiri, bagi sesama, dan bagi kerajaan-Nya (gereja). Apa pun peran itu, peran tersebut harus dipakai bagi kemuliaan-Nya. Memang tidak banyak orang seperti Simson yang sejak lahir sudah mengetahui peran yang harus dilakukan dalam kehidupannya. Sekalipun demikian, setiap orang yang dipilih Tuhan diharapkan dapat mengetahui peran yang harus dilakukannya. Seperti Simson dipilih sebagai nazir Allah agar dia menolong dan berguna bagi bangsanya (13:5), demikianlah kita sebagai orang Kristen dipilih untuk menjadi berguna bagi kerajaan-Nya (gereja) dan bagi sesama. Sebagai orang percaya, kita dipilih untuk menjadi berkat. Arti nama Simson adalah “bagaikan matahari”. Arti nama ini mirip dengan orang percaya yang disebut sebagai “anakanak terang”. Seperti Simson dipilih menjadi nazir Allah agar melalui hidupnya nama Tuhan bercahaya, demikian juga kita dipilih menjadi saksi Allah agar terang Tuhan bercahaya melalui diri kita (Matius 5:16). Sadarkah Anda bahwa Anda dipanggil menjadi berkat bagi sesama dan memancarkan terang Tuhan bagi sekeliling Anda? Apa yang dapat kita lakukan agar kita menjadi berkat bagi sesama dan gereja? Mari kita memuliakan Tuhan dengan menjadi berkat bagi sesama dan bagi gereja-Nya. [CA]
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5:16 33
, Kamis pt 29 Se
K
Disampingmu: Musuh atau Sekutu?
Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 14-15
ita diciptakan sebagai makhluk sosial, sehingga kita tidak ditempatkan sendirian. Ada banyak orang yang Tuhan tempatkan di sekitar kita, mulai dari keluarga, saudara, teman, rekan kerja, rekan pelayanan, dan masyarakat. Dari sekian banyak orang yang berada di sekitar kita, ada yang berperan sebagai ‘musuh’ yang dapat menghancurkan dan merusak hidup kita, ada pula yang berperan sebagai ‘sekutu’ yang menopang dan membangun kehidupan kita. Simson mengalami banyak tantangan dan masalah melalui ‘musuh’ yang ada disekitarnya. Musuh bagi Simson bukan hanya bangsa Filistin, tetapi juga orang yang ada di sampingnya, yaitu isterinya sendiri. Isteri dalam konteks Alkitab, baik PL maupun PB, adalah orang yang harus meninggalkan orang tuanya, bahkan bangsanya (bandingkan dengan kisah Rut) untuk bersatu dengan suaminya. Akan tetapi, tidak demikian dengan isteri Simson yang justru menjadi ‘musuh’ bagi suaminya. Kita mungkin tidak tahu peran apa yang dilakukan orangorang di sekitar kita, apakah peran ‘musuh’ atau ‘sekutu’. Akan tetapi, saat kita berada dalam keluarga, gereja, atau tempat kerja, kita dapat dan harus memilih peran kita: Apakah kita akan menjadi ‘musuh’ atau ‘sekutu’ bagi mereka. Sangat menyedihkan jika kita menjadi ‘musuh’ bagi keluarga, rekan kerja, rekan pelayanan, atau orang yang berada di sekitar kita. Apakah kita menjadi penolong atau perongrong bagi keluarga, rekan kerja, dan rekan pelayanan kita? Hal itu memperjelas apakah kita berperan sebagai ‘musuh’ atau ‘sekutu’ mereka. Tuhan menempatkan kita untuk menjadi ‘sekutu’ dan penolong mereka. Sudahkah kita berperan dengan semestinya? Apa yang dapat kita lakukan untuk menolong dan membangun mereka? [CA]
“Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.” Efesus 4:2 34
t, Juma pt 3 0 Se
S
Berbalik dari Kesalahan Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 16
etiap orang pernah berbuat kesalahan, entah besar atau kecil, entah disengaja atau tidak sengaja. Akan tetapi, tidak semua orang menyadari kesalahannya dan berbalik dari kesalahannya itu. Ada orang yang ‘melupakan’ kesalahan dan menganggapnya sebagai tidak ada. Ada yang semakin terjerumus dalam kesalahan yang dia lakukan, mengulangi kesalahan itu, bahkan menambah dengan kesalahan yang lain. Simson pernah berbuat salah, bahkan terjadi berulang kali. Alkitab mencatat paling sedikit 3 (tiga) kali Simson berhubungan dengan perempuan Filistin (14:1; 16:1; 16:4), sampai akhirnya Simson kehilangan kekuatannya dan matanya. Walaupun Simson sampai akhir hidupnya tetap beriman kepada Tuhan (16:28), tetapi Simson tidak berkesempatan untuk menjalani kehidupan keluarga yang baik. Apakah Anda pernah berada dalam keadaan seperti Simson, yaitu Anda tidak meninggalkan iman kepada Tuhan, tetapi Anda melakukan kesalahan atau dosa yang tidak pernah benarbenar Anda tinggalkan? Sangatlah menyedihkan bila sampai meninggal dunia, kita dalam kondisi sedang melakukan kesalahan, bahkan kondisi kita lebih ‘parah’ bila kita ‘mulai’ atau ‘sedang’ meninggalkan Tuhan, yaitu saat kehendak Tuhan tidak lagi menjadi pertimbangan atas keputusan kita. Akhir kehidupan Simson tragis, tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa kita juga bisa mengalami hal yang sama tragis dengan Simson. Berbaliklah dari kesalahan Anda! Berbaliklah dari posisi hidup yang ‘sedang’ meninggalkan Tuhan. Jalanilah hidup dengan benar bersama Tuhan. Sekaranglah waktunya untuk berubah atau Anda akan terlambat. Maukah Anda? [CA]
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” 2 Petrus 3:9
35
u, Sabt 1 Okt
D
Hidup menurut Pandangan Sendiri Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 17-18
i zaman postmodern ini, kita sering mendengar tentang kebenaran relatif. Tidak ada kebenaran yang mutlak bagi orang postmodern. Mereka beranggapan bahwa orang boleh hidup dengan kebenaran yang dipegangnya selama tidak merugikan orang lain. Mereka hidup menurut pandangan mereka sendiri. Inilah yang terjadi dalam bacaan Alkitab hari ini. Seseorang bisa membuat patung perak dan mengangkat anaknya sendiri sebagai imam (17:4-5) atau mengupah seorang iman bagi keluarganya sendiri (17:10-12) atau merampas barang milik orang yang lebih lemah (18:14-21), bahkan mengancam akan membunuh pemilik barang bila ia bertanya (18:25). Ada pula seorang imam yang dengan gembira berkompromi ketika mendapat kesempatan jabatan yang lebih besar dan penghasilan yang lebih banyak (18:20-21). Alkitab menyimpulkan ‘kekacauan’ ini dengan pernyataan: ‘Setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.’ (17:6). Hidup menurut pandangan sendiri ternyata bukan hanya terjadi pada jaman hakim-hakim tetapi terlebih lagi pada zaman sekarang. Filsafat Postmodernisme mengukuhkan bahwa orang ‘boleh’ hidup menurut pandangannya sendiri. Dalam PB, Paulus mengingatkan agar orang percaya tidak tertawan oleh filsafat dunia yang berlawanan dengan ajaran Kristus (Kolose 2:8). Orang percaya hidup dalam dunia, tetapi tidak boleh hidup dengan cara dunia. Orang Percaya harus hidup dalam kebenaran, harus hidup menurut ajaran Kristus. Apakah kita hidup menurut pandangan dunia atau menurut ajaran Kristus? Marilah kita hidup menurut ajaran Kristus karena untuk itulah kita dipanggil dan diselamatkan. [CA]
“Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.” Kolose 2:8 36
u, Mingg 2 Okt
K
Kasih Persaudaraan Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 19
risis kurangnya kasih persaudaraan melanda dunia sejak Adam jatuh dalam dosa dan makin terasa saat ini. Kasih makin tertuju pada diri sendiri: diri-ku, keluarga-ku, pelayanan-ku, gereja-ku, dan seterusnya. Di sisi lain, secara global, walaupun ada pengecualian, kasih persaudaraan yang tertuju pada orang lain makin terkikis: diri-mu, keluarga-mu, pelayanan-mu, atau gereja-mu. Makin banyak orang yang tidak peduli, makin banyak orang yang tidak tenggang rasa, dan makin banyak orang yang mencari untung sendiri. Peristiwa memalukan di Gibea menunjukkan kemerosotan moral dan kemerosotan persaudaraan yang sangat dalam di Israel. Orang-orang dursila tidak peduli dengan orang lain, termasuk dengan bangsanya sendiri. Demi memuaskan hawa nafsu, mereka ingin memperkosa orang Lewi itu, sampai akhirnya gundik orang Lewi itu dikorbankan dan diperkosa sampai mati. Kemerosotan iman mengakibatkan kemerosotan moral masyarakat Israel. Paulus menyatakan bahwa iman kepada Yesus Kristus dan kasih persaudaraan ada dan harus bertumbuh secara bersama (Efesus 1:15; Kolose 1:4; 1 Tesalonika 3:6; 2 Tesalonika 1:3; Filemon 1:5). Seorang percaya yang bertumbuh dalam iman dan kerohanian seharusnya bertumbuh juga dalam kasih persaudaraan yang nyata dalam perilaku seseorang. Cara kita memperlakukan orang lain menunjukkan kualitas iman dan kerohanian kita. Yohanes menyimpulkan bahwa kita tak bisa mengaku mengasihi Allah (hal kerohanian) tanpa mengasihi sesama (hal tindakan) (1 Yohanes 4:19-20). Bertumbuhkah kita dalam iman dan kerohanian? Tunjukkanlah kasih persaudaraan bagi orang-orang di sekitar kita. [CA]
“Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara. Dan memang patutlah demikian, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat di antara kamu.” 2 Tesalonika 1:3
37
, Senin 3 Okt
S
Keputusan yang Salah Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 20
etiap keputusan yang diambil umumnya mempunyai dampak (bagi orang lain) dan konsekuensi (bagi diri sendiri). Semakin besar dan kompleks sebuah keputusan, semakin besar pula dampak dan konsekuensinya. Sekalipun demikian, kita tidak selalu dapat menduga dampak dan konsekuensi tersebut. Inilah yang terjadi dengan suku Benyamin yang membuat sebuah keputusan besar tanpa menduga dampak dan konsekuensi yang akan terjadi. Semangat kesukuan membuat suku Benyamin mengabaikan permintaan untuk menyerahkan orang-orang dursila yang tidak bermoral itu kepada suku-suku Israel yang lain (20:13). Sebaliknya, mereka justru mengangkat senjata melawan suku-suku Israel yang lain (20:14). Akibatnya, banyak orang meninggal karena dosa yang dilakukan orang-orang dursila itu. Bahkan, suku Benyamin hampir musnah akibat peperangan itu (21:3). Harga yang sangat mahal untuk suatu keputusan yang salah. Setiap hari kita selalu membuat keputusan. Diantara keputusan itu, pasti pernah ada keputusan yang salah yang membuat kita menyesal. Keputusan yang salah terkadang harus dibayar dengan harga mahal dan membuat kita menyesal seumur hidup. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam membuat keputusan. Amsal 14:15-18 menjabarkan beberapa ciri orang bijak, yaitu: (1) Tidak mudah percaya perkataan orang, tetapi memperhatikan perilaku orang tersebut. (2) Tidak melampiaskan nafsu, tetapi bersikap hati-hati serta menjauhi kejahatan. (3) Tidak mudah emosi, tetapi sabar. (4) Bertumbuh dalam pengetahuan. Bagian manakah yang masih menjadi kelemahan kita? Mohonlah Roh Kudus menolong kita untuk bertindak bijak dalam membuat keputusan. [CA]
“Orang bijak berhati-hati dan menjauhi kejahatan, tetapi orang bebal melampiaskan nafsunya dan merasa aman.” Amsal 14:16 38
sa, Sela 4 Okt
M
Memelihara Masa Depan Bacaan Alkitab hari ini: Hakim-hakim 21
asa lalu merupakan pelajaran yang berharga dalam menjalani masa kini dengan benar dan beres, untuk memelihara masa depan dengan lebih baik. Kehidupan kita terdiri dari masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Seringkali kita terjerat dengan masa lalu sehingga hidup kita tidak efektif pada masa kini dan kita cenderung mengabaikan masa depan. Peperangan melawan suku Benyamin merupakan pukulan yang menyakitkan bagi Israel. Penyesalan tidak dapat memulihkan keadaan suku Benyamin. Hanya keputusan yang memandang jauh ke masa depan yang akhirnya menolong suku Benyamin lepas dari kepunahan. Tuhan bertindak dengan memandang ke masa depan, baik menyangkut Mesias (Kejadian 3:15), keselamatan (Roma 8:2930), hidup kekal (Wahyu 21:1-5), serta kehidupan kita di bumi saat ini, tempat kita harus meluaskan kerajaan Allah (Matius 28:19-20, Kisah Para Rasul 1:8) dan menjadi serupa dengan Kristus dalam segala aspek (Roma 8:29). Baik gereja maupun kita secara pribadi harus hidup dengan tepat. Masa lalu merupakan pelajaran yang berharga, tapi kita tak boleh terjerat oleh masa lalu. Masa sekarang harus dijalani dengan benar (sesuai dengan firman Tuhan) dan beres (sesuai dengan perkembangan dan kondisi). Gereja harus memelihara masa depan, baik menyangkut generasi muda maupun menyangkut aspek pelayanan agar lebih efektif dalam meluaskan kerajaan Allah dan menjadikan orang percaya menjadi serupa Kristus. Sudahkah kita hidup dengan tepat atas masa lalu, masa sekarang dan masa depan? Kiranya Tuhan menolong dan menyertai kita dan gereja-Nya. Soli Deo Gloria. Amin. [CA]
“Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang.” Amsal 24:14 39
Hubungan Mertua-Menantu yang Mempesona
S
ejak zaman dulu, hubungan mertua-menantu tidak selalu mulus. Walaupun ada hubungan mertua-menantu yang harmonis, tetapi lebih banyak yang buruk, terutama hubungan antara mertua wanita dan menantu wanita. Banyak hal yang bisa menjadi penyebab terjadinya hubungan yang buruk tersebut, tetapi hubungan yang harmonis selalu memiliki landasan yang sama, yaitu hubungan kasih. Bila kita merenungkan dalam-dalam hubungan antara Naomi (mertua wanita) dan Rut (menantu wanita) dalam kitab Rut ini, maka ada banyak alasan bagi kita untuk menduga bahwahubungan mereka tak mungkin harmonis berdasarkan tiga fakta berikut: Pertama, mereka berbeda suku (Naomi adalah wanita Israel, sedangkan Rut adalah wanita Moab). Kedua, meninggalnya anak Naomi (suami Rut) membuat di antara mereka sudah tidak ada pengikat). Ketiga, Naomi adalah seorang miskin sehingga tidak ada sesuatu yang bisa diharapkan untuk diperoleh Rut dari mertuanya. Sekalipun ketiga fakta di atas tidak mendukung, ternyata bahwa hubungan antara Naomi dan Rut amat harmonis. Rut tidak mau meninggalkan Naomi, melainkan dia mau mendampingi dan merawat Naomi. Kisah hubungan antara Naomi dan Rut dalam kitab Rut ini mengajarkan banyak hal penting bagi kita pada masa kini: Pertama, hubungan yang harmonis tidak dibangun berdasarkan kelimpahan materi, melainkan berdasarkan kepedulian (kasih). Perhatikanlah kepedulian Rut pada mertuanya dan kepedulian Naomi terhadap menantunya dalam kitab ini. Kedua, hubungan yang harmonis didasarkan pada kerelaan menyesuaikan diri. Perhatikan perkataan Rut kepada Naomi dalam Rut 1:16-17a, “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, aku pun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan.” Ketiga, kebaikan Rut terhadap mertuanya dan iman Rut kepada Allah Israel diganjar Allah dengan anugerah Allah yang luar biasa, yaitu masuk dalam silsilah Sang Mesias. [P] 40
, Rabu 5 Okt
H
Hubungan Mertua-Menantu yang Ideal
Bacaan Alkitab hari ini: Rut 1
ubungan antara mertua dan menantu merupakan hubungan yang sulit. Berdasarkan pengamatan Anda, apakah Anda pernah melihat hubungan mertua-menantu yang bisa dianggap ideal atau mendekati ideal, terutama hubungan antara mertua wanita dan menantu wanita? Dalam bacaan hari ini, hubungan antara Naomi dan kedua menantu perempuannya— terutama dengan Rut—bisa dianggap sebagai hubungan yang ideal. Naomi—sebagai seorang mertua yang sudah tua—tidak memikirkan kepentingannya sendiri, melainkan memikirkan kepentingan kedua menantunya, sehingga dia menyuruh kedua orang menantunya yang sudah menjadi janda itu untuk pulang ke rumah orang tua mereka. Sebaliknya, kedua orang menantunya pun merasa berat untuk meninggalkan mertua mereka yang juga sudah menjadi janda. Hubungan antara mertua dan menantu hanya bisa menjadi ideal bila hubungan mereka berkembang menjadi seperti hubungan antara orang tua dan anak. Para mertua perlu memandang menantu mereka bukan sebagai “orang lain”, melainkan sebagai anak mereka sendiri yang harus mereka kasihi dan mereka bela. Para orang tua akan cenderung merusak rumah tangga anak mereka bila mereka tidak bisa menganggap menantu mereka sebagai anak. Sebaliknya, para menantu yang tidak bisa menganggap mertua sebagai orang tua akan menganggap mertua sebagai saingan. Mereka akan berusaha menjauhkan pasangannya dari orang tuanya sendiri sehingga tanpa mereka sadari, mereka telah melukai hati pasangan mereka. Para menantu perlu memandang hal menghargai mertua sebagai bagian dari menghargai pasangan Anda. [P]
Berkatalah Naomi kepada kedua menantunya itu: “Pergilah, pulanglah masing-masing ke rumah ibunya; TUHAN kiranya menunjukkan kasih-Nya kepadamu, seperti yang kamu tunjukkan kepada orang-orang yang telah mati itu dan kepadaku.” Rut 1:8
41
, Kamis 6 Okt
B
Berkat bagi Menantu yang Menyayangi Mertua
Bacaan Alkitab hari ini: Rut 2
agi seorang yang pandangan hidupnya bersifat materialistis (mementingkan benda), tindakan Rut akan dianggap sebagai tindakan yang bodoh, bahkan bisa dianggap seperti tindakan orang gila. Coba pikirkan: Keuntungan apa yang bisa didapat oleh Rut dengan mengikuti mertua yang sudah lanjut usia dan miskin? Bila Rut mengikuti Naomi, dasarnya bukan keuntungan yang bisa didapat, melainkan keinginan untuk mengungkapkan kasih dan penghargaan. Rut mengikuti Naomi untuk memelihara dan menjaga Naomi! Tindakan Rut yang “bodoh” itu disukai Allah dan dihargai oleh Boas, seorang kaya raya yang tinggal di Betlehem, sehingga Boas mempermudah usaha Naomi yang bekerja keras memungut jelai yang tercecer saat panen. Allah telah membuat ketetapan bahwa orang Israel tidak boleh menuai hasil panennya sampai habis-habisan, melainkan harus membiarkan yang tersisa untuk orang miskin dan orang asing (Imamat 19:9-10; Ulangan 24:19). Rasa simpati Boas terhadap Rut membuat ia memerintahkan para penyabit di ladangnya untuk dengan sengaja membuat hasil panen yang mereka tuai tercecer agar bisa dipungut oleh Rut (2:16). Orang beriman perlu mengembangkan hati yang baik yang bersedia menolong tanpa pamrih (maksud tersembunyi untuk mendapatkan keuntungan). Bila kita berbuat baik, kita tidak perlu takut merasa rugi. Saat kita berbuat baik, kita tidak akan risau dengan keperluan diri kita sendiri bila kita berserah dan bergantung kepada Tuhan untuk pemenuhan segala kebutuhan kita. Apakah Anda berani mengutamakan kepentingan orang lain di sekitar Anda (terutama keluarga) dan bersandar kepada Tuhan untuk keperluan Anda sendiri? [P]
“TUHAN kiranya membalas perbuatanmu itu, dan kepadamu kiranya dikaruniakan upahmu sepenuhnya oleh TUHAN, Allah Israel, yang di bawah sayap-Nya engkau datang berlindung.” Rut 2:12 42
t, Juma 7 Okt
N
Mertua yang Menyayangi Menantu Bacaan Alkitab hari ini: Rut 3
aomi adalah seorang mertua yang menyayangi menantunya. Walaupun semula Naomi mengalami depresi setelah suami dan dua orang anak laki-lakinya meninggal dunia, kasih sayang Rut yang dengan tekun merawat mertuanya membuat Naomi mulai pulih keadaannya dan akhirnya Naomi mulai menyadari kepentingan Rut, yaitu bahwa Rut yang masih muda itu sebaiknya bersuami lagi. Oleh karena itu, Naomi mulai merancang strategi untuk mengingatkan Boas bahwa dia termasuk orang yang wajib menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Naomi, termasuk mengambil Rut sebagai isteri, sehingga keluarga Naomi bisa memiliki ahli waris melalui anak yang akan dilahirkan oleh Rut. Perhatikanlah bahwa perkataan Rut kepada Boas, “Kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini,” bukanlah ajakan untuk berzinah, melainkan ungkapan untuk mengingatkan Boas akan kewajibannya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh keluarga Naomi. Oleh karena itu, Boas menanggapi tindakan Rut yang tidur di sebelah kaki Boas itu secara positif (3:7-10). Bahkan, Boas mengatakan bahwa semua orang di kota Betlehem tahu bahwa Rut adalah orang baik-baik (3:11). Sikap Naomi yang memikirkan kepentingan menantunya merupakan teladan bagi para mertua pada masa kini. Di satu sisi, para mertua yang tidak dipedulikan oleh menantunya perlu memikirkan apakah mereka sudah memikirkan kepentingan menantu mereka. Di sisi lain, para mertua yang disayangi oleh menantu mereka pun juga perlu membalas dengan memikirkan kepentingan menantu mereka. Apakah hubungan yang saling mengasihi dan saling memperhatikan telah tercermin dalam hubungan Anda dengan keluarga Anda? [P]
Lalu Naomi, mertuanya itu, berkata kepadanya: “Anakku, apakah tidak ada baiknya jika aku mencari tempat perlindungan bagimu supaya engkau berbahagia?” Rut 3:1 43
u, Sabt 8 Okt
K
Buah dari Tindakan Iman Bacaan Alkitab hari ini: Rut 4
eputusan Rut untuk meninggalkan sanak saudaranya di daerah Moab dan ikut dengan mertuanya ke kota Betlehem di daerah Yudea merupakan suatu keputusan besar yang bisa kita sebut sebagai tindakan iman. Ingatlah bahwa perjalanan dari daerah Moab ke Betlehem itu merupakan perjalanan yang jauh (sekitar 50-65 km) dan sukar (antara lain melintasi Sungai Yordan), sehingga diperkirakan dibutuhkan waktu sekitar 7-10 hari perjalanan. Dengan dilaksanakannya keputusan tersebut, Rut mungkin tidak akan bertemu kembali dengan sanak saudaranya, dan secara tidak langsung dia telah memisahkan diri dari kebiasaan menyembah berhala yang lazim dilakukan oleh sanak saudaranya. Keputusan besar yang merupakan tindakan iman tersebut menghasilkan buah yang amat berharga. Di Betlehem, orang yang paling berhak mengambil Rut sebagai isteri (disebut sebagai Penebus) menolak melaksanakan kewajibannya. Akhirnya, Rut menjadi istri Boas serta melahirkan seorang anak laki-laki bernama Obed. Obed memiliki seorang anak laki-laki yang bernama Isai. Isai inilah ayah dari Raja Daud yang sangat terkenal itu. Dengan demikian, Rut tercatat dalam silsilah keluarga yang melahirkan Tuhan Yesus dalam Matius 1:5. Dari sudut pandang iman, masuk dalam silsilah Tuhan Yesus merupakan berkat yang luar biasa. Akhir kitab Rut ini mengingatkan kita bahwa bila kita hendak menjadi orang yang melakukan perbuatan-perbuatan besar, kita harus berani melaksanakan tindakan iman. Bila kita tidak berani melakukan tindakan iman, kemungkinan, seumur hidup kita hanya bisa melakukan hal-hal kecil yang tidak berarti bagi pekerjaan Tuhan. [P]
Dan tetangga-tetangga perempuan memberi nama kepada anak itu, katanya: “Pada Naomi telah lahir seorang anak laki-laki”; lalu mereka menyebutkan namanya Obed. Dialah ayah Isai, ayah Daud. Rut 4:17
44
u, Mingg 9 Okt
D
TUHAN: Gunung Batuku dan Penebusku
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 19-20
i tengah kehidupan yang penuh akivitas yang padat, pernahkah kita berhenti sejenak dan merenungkan hubungan kita dengan Tuhan? Setiap hari, sejak kita bangun pagi, pikiran kita sudah dipenuhi dengan berbagai rencana serta beban tanggung jawab yang harus kita tanggung, ditambah setumpuk informasi maupun pesan dan kabar dari berbagai sumber di handphone kita, yang sebagian menunggu respons kita. Akhirnya, hidup kita mengalir cepat, sehari demi sehari, tanpa kita sadari, sedangkan pengenalan kita akan Tuhan tidak pernah bertambah. Bacaan kita hari ini (Mazmur 19) mengajak kita untuk merenungkan kehadiran Tuhan dalam hidup kita, mulai dengan menyadari kehadiran Tuhan melalui alam yang melingkupi kita, langit yang menceritakan kemuliaan Allah, cakrawala yang memberitakan pekerjaan tangan-Nya, dan matahari yang bersinar dan menerangi dunia. Setiap hari, tanpa henti semuanya menyaksikan kebesaran Tuhan. Kemudian, pemazmur mengajak kita menyadari betapa berharganya Firman Tuhan (Taurat, peraturan, titah, perintah, dan hukum-hukum-Nya) dalam kehidupan kita, yang menyegarkan jiwa kita, memberi hikmat, menyukakan hati, dan membimbing kita untuk hidup dalam kebenaranNya. Pada akhirnya, pemazmur mengajak kita melihat hidup kita sendiri, menyadari perlunya hidup dalam pertolongan dan perlindungan-Nya. Semua hal ini menyadarkan pemazmur bahwa Tuhan adalah gunung batu dan penebusnya. Merenungkan keagungan ciptaan-Nya mengingatkan kita akan Tuhan yang menjadi tempat perlindungan dan pertolongan yang paling aman. Merenungkan Firman-Nya mengingatkan kita akan penebusan-Nya yang ajaib dalam Kristus bagi kita serta kehadiran-Nya yang selalu menyegarkan jiwa kita. [SS]
“Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.” Mazmur 19:15 45
, Senin t 10 Ok
P
TUHAN Tidak Pernah Meninggalkanmu
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 21-22
ernahkah Anda merasa ditinggalkan Tuhan? Walaupun kita berusaha untuk selalu hidup benar di hadapan Tuhan, bisa saja pergumulan hidup yang kita hadapi begitu berat dan doa kita seperti tidak didengar Tuhan, sehingga kita tergoda untuk berpikir bahwa Tuhan sudah meninggalkan kita. Bacaan Alkitab hari ini (Mazmur 22) mengajak kita belajar dari pengalaman raja Daud yang pernah mengalami keadaan yang amat berat, sampai ia merasa bahwa Tuhan seperti meninggalkan dia. Ia berseru siang malam kepada Tuhan, tetapi Tuhan diam saja. Sebaliknya, ia mengalami hinaan, olokan, cibiran, dan berbagai kesusahan. Musuh-musuhnya mengepung dan berusaha menghancurkan dia dengan berbagai cara. Ia bertahan sendiri dan tidak ada seorang pun yang peduli atau menolongnya. Dalam keputusasaannya, Daud bertanya pada Tuhan mengapa Tuhan meninggalkan dia. Namun, akhirnya Daud sadar bahwa Tuhan ternyata tak pernah meninggalkan dia. Tuhan menjawab doa Daud, dan pertolonganNya tak pernah terlambat. Ia bertindak menyelamatkan Daud tepat pada waktu-Nya. Daud sangat bersyukur kepada Tuhan dan ia memuji serta memuliakan Tuhan serta tak henti-hentinya menceritakan kebesaran-Nya. Apakah Anda sedang meragukan Tuhan dan merasa bahwa Tuhan sudah meninggalkan Anda. Apakah Anda menghadapi pergumulan panjang dan merasa tidak ada pertolongan ataupun jalan keluar. Apakah Anda berjuang seorang diri dan berusaha bertahan, sehingga akhirnya Anda tawar hati, patah semangat, dan kecewa. Apakah Anda merasa ditinggalkan Tuhan. Kembalilah pada-Nya dan tetaplah berharap, karena Ia tak pernah meninggalkan Anda, ia tidak pernah terlambat untuk menolong mereka yang sungguhsungguh mencari dan mengandalkan Dia. [SS]
“Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajahNya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepadaNya.” Mazmur 22:25
46
Jangan Gampang Dihasut
T
antangan hadirnya guru palsu yang berhasil memikat banyak orang Kristen melalui pengajaran yang menarik, namun menyesatkan, bukan hanya dialami oleh gereja masa kini. Jauh sebelumnya, jemaat Korintus sudah dilanda masalah yang sama. Tidak lama setelah Paulus meninggalkan mereka, jemaat tersebut dikunjungi oleh sekolompok guru yang mengaku sebagai rasul. Mereka bukan hanya mengajarkan kesesatan, namun juga berhasil menghasut sejumlah anggota jemaat untuk menentang rasul Paulus Para guru palsu melancarkan tuduhan dan hasutan yang cukup banyak dan luas, terbukti dari jawaban dan pembelaan Paulus di dalam surat yang mencakup: integritas ucapan Paulus (1:15-20), otoritas Paulus sebagai seorang rasul Kristus (3:1-6; 4:1-3; 10:12-16; 12:12), kemampuan bicara Paulus (10:10; 11:16), kasih Paulus kepada jemaat Korintus (2:1-4; 12:13-15), dan “kehidupan duniawi” yang dijalankan Paulus (10:2-6). Selain itu, melalui surat ini, Paulus berusaha memperbaiki relasinya dengan jemaat Korintus yang sempat tegang karena hasutan para guru palsu dan kesalahpahaman di antara mereka. Dari respons Paulus, kita dapat belajar tiga pelajaran dari surat ini. Pertama, Paulus berseru kepada jemaat untuk mengampuni segala kesalahan para guru palsu karena pembalasan dendam justru akan menguntungkan Iblis. Kedua, Paulus selalu siap sedia menjawab segala tuduhan kepadanya, baik yang berkaitan dengan pengajaran maupun dengan kehidupan pribadinya. Kehidupannya yang tak bercela di hadapan Allah dan sesama telah menganulir semua tuduhan kepadanya. Ketiga, Paulus berbesar hati menerima penolakan sebagian anggota jemaat yang telah termakan oleh hasutan guru palsu, meskipun ia adalah seorang rasul dan sama sekali tidak melakukan kesalahan. Ia justru berinisiatif meminta maaf dan mengusahakan agar relasinya dengan jemaat Korintus dapat dipulihkan. [TF]
47
sa, Sela t 11 O k
P
Ketika Jemaat Meragukan Kasih Gembalanya
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 1
ernahkah Anda meragukan kasih gembala atau hamba Tuhan di gereja Anda terhadap jemaatnya? Itulah yang dirasakan jemaat Korintus. Pembatalan rencana kunjungannya dan hasutan para guru palsu yang menyusup dalam jemaat membuat mereka menuduh Paulus tidak sungguh-sungguh mengasihi mereka. Untuk menjawab keraguan mereka, Paulus menyampaikan tiga penjelasan: Pertama, hati nuraninya menjadi saksi bahwa ia sungguh-sungguh mengasihi mereka dengan tulus ikhlas dan hati yang murni (1:12-14). Dengan kata lain, Paulus mengasihi mereka tanpa pamrih, tanpa maksud memanfaatkan relasi tersebut demi keuntungan pribadi. Kedua, Paulus menyatakan, dengan Allah sebagai saksi, bahwa ia bukan seorang yang “plin-plan” atau yang kata-katanya tidak dapat dipercaya (1:15-22). Sebagai hamba Allah, Paulus amat menyadari bahwa perkataan dan perbuatannya akan mempengaruhi sikap orang terhadap Allah yang ia beritakan. Oleh sebab itu, demi menjaga iman jemaat Korintus, ia tidak mungkin membohongi mereka. Ketiga, Paulus membatalkan kunjungannya justru demi kebaikan jemaat Korintus, karena kunjungannya berpotensi melukai perasaan mereka yang belum sembuh akibat dukacita yang timbul dalam kujungan sebelumnya (1:23-2:4). Bagaimana dengan kita? Dapatkah hati nurani kita bersaksi bahwa kita selalu membangun relasi dengan sesama tanpa pamrih, tanpa bermaksud memanfaatkan relasi demi keuntungan pribadi? Sebagai umat Allah, apakah kita selalu sadar bahwa perbuatan dan perkataan kita akan mempengaruhi sikap orang lain, khususnya mereka yang belum percaya kepada Kristus? Apakah kita selalu mengutamakan kebaikan dan kebahagiaan sesama setiap kali kita mengambil keputusan? [TF] “... suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah.” 2 Korintus 1:12
48
, Rabu t 12 O k
A
Jangan Menjadi Alat yang Menguntungkan Iblis Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 2
pakah reaksi Anda ketika orang lain berbuat jahat kepada Anda? Norma (aturan) dunia mengajarkan bahwa kejahatan harus dibalas dengan kejahatan. Namun, norma tersebut tidak diterapkan oleh Paulus atas perilaku para guru palsu yang telah menyakiti dia serta jemaat Korintus (2:5-11). Surat ini dilatarbelakangi oleh kekacauan yang ditimbulkan sekelompok guru palsu yang mengajarkan “Injil” yang palsu serta menghasut jemaat untuk melawan Paulus dengan menolak kerasulannya. Tindakan itu membuat Paulus serta jemaat Korintus menjadi sedih. Sekalipun demikian, Paulus tidak membalas dendam. Dia justru menasihati jemaat Korintus untuk mengampuni dan menghibur para penghasut itu (2:7)—setelah mereka diberi tegoran secukupnya agar menyadari kesalahan mereka dan bertobat (2:6)—sebagaimana ia sendiri sebelumnya juga sudah mengampuni mereka di hadapan Kristus (2:10). Tindakan pengampunan Paulus dilandasi oleh dua hal penting: Pertama, pengampunan adalah wujud ketaatan yang utuh kepada Kristus yang mengajar orang percaya untuk mengasihi musuh dan mendoakan orang yang menganiaya mereka (2:9; bandingkan dengan Matius 5:44). Kedua, keengganan mengampuni akan menciptakan kesedihan yang lebih mendalam, yang akhirnya menguntungkan Iblis yang menghendaki kekacauan dalam kehidupan bergereja (2:11). Dalam gereja pada masa kini, bisa saja muncul guru palsu yang menghasut jemaat untuk kasus yang berbeda. Mungkin saja kita disalahpahami, disakiti, bahkan dikhianati oleh rekan sepelayanan. Bila hal itu terjadi, ingatlah nasihat Paulus agar kita mengampuni, karena balas dendam akan menimbulkan kekacauan lebih besar yang menguntungkan Iblis. [TF]
“Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.” 1 Petrus 3:9 49
, Kamis t 13 Ok
L
Kamu Adalah Surat Kristus Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 3
atar belakang pasal ini adalah hasutan guru palsu yang menuduh Paulus tidak memiliki otoritas mengajar karena tidak memiliki surat pujian seperti yang mereka miliki. Saat itu, seorang guru agama biasanya membawa surat kuasa dari pemimpin agama Yahudi di Yerusalem (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 9:2; 22:5) atau surat pujian dari komunitas yang pernah diajar (bandingkan dengan Kisah para Rasul 18:27; Roma 16:1) sebagai bukti otoritasnya untuk mengajar. Paulus membela keabsahan pelayanannya melalui dua cara: Pertama, ia memiliki surat pujian Kristus yang ditulis Roh Allah dalam hati jemaat Korintus, berupa perubahan hidup yang terlihat dan dapat disaksikan oleh semua orang, jauh lebih unggul daripada surat pujian para guru palsu yang ditulis dengan tinta di atas loh-loh batu (3:2-5). Kedua, ia menunjukkan bahwa pengajarannya lebih unggul daripada pengajaran para guru palsu yang mengharuskan orang percaya menjalankan seluruh peraturan Taurat Musa untuk memperoleh keselamatan. Paulus menunjukkan bahwa seluruh Taurat Musa berbicara tentang Kristus, namun mereka tidak menemukan Kristus karena mata rohani mereka tertutup oleh selubung. Hanya Kristus yang dapat menyingkapkan selubung tersebut, sehingga orang yang percaya kepada Kristus mendapat keselamatan (3:6-18). Bacaan Alkitab hari ini memberikan dua pelajaran. Pertama, kita adalah surat Kristus yang dapat dibaca semua orang. Renungkan apakah hidup Anda sebagai orang percaya menunjukkan perubahan positif yang nyata dan dapat disaksikan semua orang? Kedua, di tengah beredarnya banyak pengajaran sesat, kita harus teguh berpegang pada kebenaran Injil yang kita terima melalui pengajaran Kitab Suci. [TF]
“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia..” 2 Korintus 3:3
50
t, Juma t 14 Ok
D
Pelayan yang Tidak Tawar Hati Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 4
i pasal ini, Paulus membela diri dari serangan para guru palsu terhadap karakternya. Dia dituduh munafik, licik, dan memalsukan firman Allah (4:2a). Paulus menjawab tuduhan mereka dengan tiga pernyataan. Pertama, ia sama sekali tidak berlaku seperti yang dituduhkan kepadanya dan ia membuka diri untuk dinilai semua orang secara terbuka di hadapan Allah (4:2b). Kedua, ia mengonfirmasi bahwa pelayanannya adalah atas kemurahan Allah. Oleh karena itu, kalau ada orang bertobat, pertobatan itu adalah karena kuasa Allah (4:1, 5-6). Sebaliknya, jika ada yang menolak Injil yang dia kabarkan, penolakan itu disebabkan karena hati mereka sudah ditutup oleh ilah zaman ini (4:34). Ketiga, dalam pelayanannya, Paulus bertubi-tubi diancam, dianiaya, dan diserang, sehingga ia merasa seperti membawa kematian Yesus di tubuhnya (4:8-12). Logikanya, tak mungkin ia mau berkorban begitu besar bagi sesuatu yang ia palsukan. Sebaliknya, ia dapat bertahan dalam pelayanan karena kuasa Allah (4:7) dan karena pengharapan akan mendapatkan kebangkitan berdasarkan kuasa Injil yang ia kabarkan (4:13-15). Pembahasan di atas memberikan dua pelajaran yang sangat penting berkaitan dengan pelayanan kita. Di satu pihak, sebaik apa pun pelayanan kita, sebesar apa pun pengorbanan kita untuk pelayanan, tetap akan ada orang yang tidak senang dan mengkritik pelayanan kita. Jika itu terjadi, jangan tawar hati dan menyerah. Sebaliknya, bersyukurlah selalu karena pada dasarnya, pelayanan adalah kemurahan Allah dan Ia pasti memampukan kita melewati segala kesulitan. Di lain pihak, kita harus mawas diri untuk menjaga agar tidak jatuh ke dalam kesalahan yang dilakukan para guru palsu, yakni suka memfitnah dan memperlakukan sesama pelayan dengan tidak benar. [TF] “Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” 2 Korintus 4:1, 7 51
u, Sabt t 15 Ok
B
Manfaat Menderita Karena Iman Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 5
agaimana respons orang pada umumnya terhadap penderitaan yang dia alami? Negatif! Namun, tidak demikian dengan Paulus! Ia tidak tawar hati menghadapi penderitaan yang dia alami karena pelayanan Injil yang dilakukannya. Mengapa Paulus memiliki pandangan positif seperti ini? Pertama, karena ia tahu bahwa penderitaan tersebut bersifat sementara dan tidak berarti bila dibandingkan dengan kemuliaan kekal yang akan diterimanya kelak (4:16-5:10). Dia sadar bahwa penderitaan yang ia alami itu bukan hukuman atas kesalahannya. Penderitaan diizinkan Tuhan terjadi atas dirinya sebagai alat untuk memurnikan iman dan pelayanannya menuju kemuliaan kekal di kemudian hari. Kedua, karena ia meneladani pengorbanan Kristus yang rela menderita hingga mati untuk mendatangkan pendamaian bagi manusia (5:11-21). Paulus sadar bahwa sebagai ciptaan baru di dalam Kristus (5:17), ia adalah utusan Kristus yang mewartakan karya pendamaian yang sudah digenapkan melalui pengorbanan Kristus. Baginya, pengorbanannya demi Injil tidak ada artinya dibandingkan pengobanan Kristus yang mati untuk semua orang (5:14-15). Selain untuk menghibur dan menguatkan jemaat Korintus yang sedang menderita karena iman mereka, dua alasan di atas juga menegaskan ulang status Paulus sebagai rasul sejati yang diutus Kristus (5:20-21), bukan rasul palsu sebagaimana yang dituduhkan para guru palsu. Sikap positif seharusnya menjadi respons kita saat menghadapi penderitaan karena pelayanan dan tantangan iman karena kita yakin bahwa semua penderitaan tersebut akan memurnikan iman kita menuju kemuliaan kekal kelak, dan bahwa menderita demi Kristus membuktikan bahwa kita adalah murid Kristus yang sejati. [TF]
“Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” 2 Korintus 4:10 52
u, Mingg t 16 Ok
B
Jangan Menjadi Pasangan yang Tidak Seimbang
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 6
anyak orang mengartikan larangan memiliki “pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya” (6:14) sebagai larangan berpacaran atau menikah dengan orang yang tak seiman. Meskipun populer, pandangan itu tak sesuai dengan konteks ayatnya. Teks hari ini adalah lanjutan percakapan Paulus dengan jemaat Korintus. Setelah membuktikan diri sebagai rasul sejati, Paulus menyatakan bahwa sikap hatinya terhadap jemaat Korintus sama sekali tak berubah. Hatinya tetap terbuka lebar untuk mereka, mulutnya tetap mengajarkan kebenaran kepada mereka (6:11-12). Sebaliknya, justru jemaat Korintus yang telah menutup hati bagi Paulus (6:13). Mereka memilih meninggalkan Paulus dan bersekutu dengan para guru palsu yang menyusup ke tengah mereka. Karena itu, Paulus secara keras memperingatkan mereka agar jangan bersekutu dengan para guru palsu itu (6:14). Bagi Paulus, pilihan persekutuan tersebut tak hanya terkait antara dia dan para guru palsu, melainkan antara Kristus yang ia layani dan Iblis yang dilayani para guru palsu, terbukti dari lima perbandingan yang Paulus berikan, yaitu kebenaran dan kedurhakaan, terang dan gelap, Kristus dan Belial (nama lain dari Iblis), orang percaya dan tak percaya, serta bait Allah dan berhala (6:14b-16a). Tak mengherankan bila Paulus menyimpulkan bahwa para guru palsu adalah pelayan-pelayan Iblis (11:1215). Oleh sebab itu, Paulus dengan tegas menyuruh mereka untuk segera melepaskan diri dari persekutuan dengan para guru palsu (6:16b-18), agar jasmani dan rohani mereka tidak tercemar (7:1). Teks hari ini mengingatkan bahwa menjelang akhir zaman ini, kita perlu memperlengkapi diri dengan iman yang teguh dan dengan doktrin yang didasarkan pada Alkitab yang ditafsirkan secara benar, sehingga kita tidak gampang ditipu oleh para guru palsu yang begitu gencar menyebarkan ajaran sesatnya di sekitar kita. [TF]
“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 1 Petrus 5:8 53
, Senin t 17 Ok
K
Ketika Terjadi Ketegangan dalam Relasi
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 7
ualitas suatu relasi tidak terlihat saat segala sesuatu berjalan lancar, melainkan saat terjadi kesulitan dan permasalahan di dalamnya. Pelajaran inilah yang kita peroleh dari bacaan hari ini. Terjadi ketegangan dalam relasi antara Paulus dan jemaat Korintus karena sebelumnya Paulus dengan keras dan berterus terang menegur dosa-dosa yang terjadi di kalangan jemaat Korintus pada saat kunjungannya (2:1-3) dan melalui surat yang dikirim terdahulu (7:8). Akibatnya, sebagian anggota jemaat Korintus menjadi sakit hati dan bersekutu dengan para guru palsu menyerang Paulus dan menolak kerasulannya (6:11-13). Menyadari situasi sulit seperti ini, Paulus melakukan tiga hal: Pertama, ia menyatakan bahwa apa pun yang terjadi, kasihnya kepada jemaat Korintus tidak pernah berubah, bahkan ia rela sehidup semati dengan mereka (7:2-4). Kedua, ia menghibur mereka yang tersinggung dan sakit hati karena tegurannya tersebut dengan mengatakan bahwa rasa sakit tersebut adalah baik karena akan membawa mereka kembali kepada kebenaran (7:813). Ketiga, ia mengutus Titus untuk menjelaskan maksud teguran kerasnya tersebut. Laporan Titus bahwa jemaat Korintus mengalami perubahan positif setelah membaca surat Paulus mendatangkan penghiburan yang besar baginya (7:6-7, 13b-16). Dari peristiwa di atas, kita mempelajari kebesaran hati Paulus. Meskipun ia adalah seorang rasul yang memiliki otoritas besar, ia merendahkan hati meminta jemaat Korintus agar memaafkan dan menerimanya kembali. Selain itu, kita juga belajar bahwa maksud baik untuk menegur kesalahan sesama orang percaya tidak selalu ditanggapi positif, sebaliknya bisa saja disalahpahami atau bahkan dibenci. Namun demikian, semua itu tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak peduli atau tidak berani menegur sesama orang percaya yang jatuh ke dalam dosa atau berada di jalan yang salah. [TF]
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah. Amsal 17:17; 27:6
54
sa, Sela t 18 Ok
D
Menuntaskan Pelayanan dengan Baik
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 8
ampak memburuknya relasi antara Paulus dengan jemaat Korintus terasa di pasal 8 ini. Di akhir surat pertamanya kepada jemaat Korintus, Paulus mendorong jemaat mengumpulkan dana bagi orang-orang kudus di Yerusalem yang menderita karena iman mereka (1 Korintus 16:1-4). Saat itu, relasi mereka masih harmonis, sehingga jemaat Korintus menjalankan seruan Paulus dengan antusias. Saat relasi mereka terganggu, jemaat Korintus menghentikan pengumpulan dana (8:10-11). Menghadapi kondisi demikian, Paulus melakukan tiga hal: Pertama, ia menceritakan dua contoh pengorbanan yang mulia sebagai dorongan semangat dan teladan bagi jemaat Korintus, yakni jemaat-jemaat di Makedonia yang memberi lebih daripada kemampuan mereka (8:1-7) dan Kristus yang rela menjadi miskin supaya umat-Nya menjadi kaya (8:8-9). Kedua, ia mengingatkan bahwa sesama umat Allah harus saling mendukung dan saling memperhatikan (8:12-15). Ketiga, ia mengutus Titus dan beberapa rekan kepada mereka untuk membantu mereka memulai kembali pengumpulan dana tersebut (8:16-24). Kita dapat memetik pelajaran dari empat pihak dalam pasal ini. Pertama, pengorbanan yang ultimat dari Kristus. Ia rela meninggalkan kemuliaan yang tak terhingga agar umat manusia yang tersesat dapat diselamatkan. Kedua, prinsip penatalayanan yang setia dari jemaat-jemaat di Makedonia. Mereka sadar semua yang mereka miliki adalah titipan Allah yang harus digunakan bagi kemuliaan-Nya. Ketiga, kebesaran hati dari Paulus yang rela merangkul dan memberi kesempatan pelayanan kedua kepada jemaat Korintus yang sudah mengkhianati dan menolaknya. Keempat, kepicikan hati dan kedangkalan iman jemaat Korintus yang begitu gampang meninggalkan pelayanan karena dihasut oleh para guru palsu, mengingatkan kita untuk tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama. [TF]
“Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, — dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami — demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini.” 2 Korintus 8:7
55
, Rabu t 19 Ok
D
Memberi dengan Sukacita Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 9
i pasal ini, Paulus melanjutkan dorongannya kepada jemaat Korintus untuk menuntaskan pengumpulan dana bantuan bagi jemaat di Yerusalem, yang sudah dimulai setahun sebelumnya, namun terhenti karena memburuknya relasi mereka dengannya. Di sini, Paulus menerapkan dua strategi. Pertama, melalui pendekatan emosional sebagai sesama pelayan. Paulus memuji jemaat Korintus dengan mengatakan bahwa ia sama sekali tidak meragukan kerelaan mereka dalam memberi, bahkan ia memakai kerelaan tersebut sebagai teladan bagi gereja-gereja di daerah lain untuk melakukan hal yang sama (9:1-2). Namun, Paulus mengingatkan bahwa pujian tersebut bisa menjadi bumerang yang mempermalukan mereka jika mereka gagal menyelesaikan proyek itu dengan baik (9:3-5). Kedua, melalui pendekatan otoritatif sebagai seorang rasul. Dengan mengutip Kitab Suci, Paulus menegaskan bahwa Allah berkuasa secara berkelimpahan memberkati siapa pun sesuai dengan kehendakNya yang berimplikasi bahwa Ia juga berkuasa mencabut berkatNya dari siapa pun juga (9:7-11). Karena itu, jemaat Korintus harus memberi dengan sukacita dan sukarela sebagai wujud pengakuan akan kedaulatan Allah dalam memberkati umat-Nya (9:6-7). Selain itu, pemberian mereka juga akan melahirkan ucapan syukur bagi pemberi dan penerima serta kemuliaan bagi nama Allah (9:12-15). Kita dapat memetik dua pelajaran dari pasal ini: Pertama, setialah menuntaskan pelayanan yang Allah berikan. Meskipun terdapat banyak tantangan, kesulitan, kritikan, bahkan konflik dalam pelayanan, namun dengan bersandar kepada Allah, kita pasti dapat menuntaskan pelayanan kita. Kedua, sensitiflah kepada kebutuhan saudara seiman di sekitar kita. Jika titipan Allah kepada kita melampaui kebutuhan kita, berarti kita ditugaskan untuk menyalurkan sebagian berkat dari-Nya kepada orang-orang di sekitar kita. [TF]
“Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.” 2 Korintus 9:8
56
, Kamis t 20 O k
S
Fitnah di antara Sesama Pelayan Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 10
alah satu strategi utama para guru palsu adalah menebar fitnah di tengah jemaat Korintus. Dalam pasal ini, Paulus menjawab tiga fitnah atas dirinya. Pertama, Paulus diejek sebagai “jago kandang” yang berbicara sangat keras melalui surat saja, namun lemah dan berbicara tidak jelas saat berhadapan muka (10:1, 9-11). Karena itu, jemaat Korintus mengabaikan semua teguran dan pengajaran dalam surat-surat Paulus. Paulus menjawab bahwa ia bisa saja bersikap tegas dan keras saat mereka bertemu, namun ia lebih memilih jalan lemah lembut dan ramah demi Kristus (10:2a, 11). Kedua, Paulus dituduh memiliki kehidupan yang duniawi (10:2b). Kehidupan Paulus dianggap tidak rohani karena tidak menaati hukum Taurat yang mereka ajarkan dan wajibkan sebagai prasyarat bagi keselamatan seseorang. Respons Paulus adalah bahwa pengertian kehidupan rohani para guru palsu sama sekali berbeda dengan pengertiannya, yakni kehidupan yang mengandalkan kuasa Allah untuk menghancurkan kuasa musuh Allah dan menaklukkan segala pikiran kepada Kristus (10:3-8). Ketiga, Paulus difitnah tidak memiliki otoritas atas jemaat Korintus karena gereja itu bukan hasil penginjilannya (10:12-16). Paulus menjawab bahwa ia taat pada batas wilayah pelayanan yang dipatok Allah baginya (10:14-15), sehingga ia tidak bermegah atas gereja yang bukan hasil penginjilannya. Paulus justru menyindir para guru palsu yang bermegah atas jemaat Korintus, padahal mereka sama sekali tidak berjasa atas gereja tersebut (10:12). Kita mendapat dua pelajaran dari pengalaman Paulus di atas. Pertama, hindari kejatuhan ke dalam dosa menfitnah sesama pelayan seperti yang dilakukan para guru palsu. Kedua, sadarilah bahwa kita juga bisa difitnah dengan berbagai tuduhan palsu—baik yang berkaitan dengan kehidupan maupun pelayanan kita—sehingga kita harus memiliki kehidupan yang benar agar dapat menjawab. [TF]
“Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan. 2 Korintus 10:17-18
57
t, Juma t 21 Ok
D
Bermegah dalam Kebodohan Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 11
i pasal ini, Paulus banyak memegahkan diri, padahal ia tahu bahwa perbuatan itu merupakan kebodohan (11:1, 16-17, 19-21). Apa pendorong yang membuat ia begitu bersemangat memegahkan diri? Pertama, Paulus menyadari betapa besar bahaya yang sedang dihadapi jemaat Korintus. Para guru palsu itu sangat jahat dan berbahaya. Mereka sebenarnya adalah pelayan Iblis yang menyamar sebagai rasul Kristus (11:13-15) serta mewartakan Yesus yang berbeda (11:4). Yang mencengangkan adalah bahwa jemaat Korintus dengan sabar melayani dan dilayani mereka (11:4), serta menolak Paulus sendiri. Dalam kondisi demikian, mereka mudah disesatkan seperti Hawa disesatkan oleh ular (11:3). Kedua, Paulus sangat mengasihi jemaat Korintus, sehingga ia tidak ingin iman jemaat disesatkan. Ia mengibaratkan dirinya seperti seorang ayah yang akan menikahkan jemaat Korintus sebagai perawan suci kepada Kristus (11:2). Hatinya hancur oleh dukacita jika iman mereka disesatkan para guru palsu itu (11:29). Ketiga, Paulus ingin membuktikan bahwa ia mengungguli para guru palsu dalam tiga hal: keturunan sebagai orang Ibrani asli (11:22), penderitaan fisik dan bahaya yang mengancam nyawa demi Kristus (11:23-26, 32-33), serta semangat dan pengorbanan melayani Kristus (11:27-29). Oleh karena itu, Paulus berseru agar jemaat segera meninggalkan para guru palsu dan berbalik kepada Kristus yang diajarkannya. Kita dapat belajar dari kasih Paulus kepada jemaat yang membuatnya rela mengorbankan apa pun demi kebaikan umat Allah. Selain itu, kita diingatkan untuk tidak mengulang kesalahan jemaat Korintus yang imannya dangkal sehingga tidak mampu menolak ajaran sesat yang menyusup dan justru menolak Paulus yang sebenarnya adalah rasul sejati. [TF]
“Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai seorang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah. Karena banyak orang yang bermegah secara duniawi, aku mau bermegah juga.” 2 Korintus 11:17-18
58
u, Sabt t 22 Ok
D
Pembelaan Terakhir Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 12
i bagian akhir suratnya, Paulus menegaskan ulang dua hal yang melatarbelakangi penulisan surat ini. Pertama, Paulus membela diri sebagai rasul sejati. Pembelaan ini didukung oleh dua hal, yakni pengalamannya diangkat Allah ke Firdaus (12:1-6) serta tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa yang ia tampilkan di tengah jemaat (12:12). Kedua hal tersebut jelas mengalahkan semua pengalaman rohani maupun tanda ajaib yang mampu dilakukan para guru palsu (12:11). Namun demikian, Allah tidak mengizinkan Paulus mengandalkan semua pengalaman itu sebagai sumber kekuatan pelayanan dengan mengirim duri ke dalam dagingnya agar ia lebih bersandar kepada Allah (12:7-10). Kedua, Paulus menjawab dua tuduhan yang ditujukan kepadanya. Tuduhan pertama adalah bahwa ia tidak mengasihi jemaat Korintus karena ia tidak mau menerima bantuan dana bagi pelayanannya, padahal ia menerimanya dari jemaat-jemaat lain (12:13-15). Paulus menjelaskan bahwa tindakannya tersebut murni hanya karena ia tidak ingin menjadi beban bagi jemaat Korintus, bukan karena ia tidak mengasihi mereka seperti yang dituduhkan. Tuduhan kedua adalah bahwa Paulus dan rekan-rekannya dengan cara yang licik telah memanfaatkan relasi mereka untuk mendatangkan keuntungan bagi dirinya sendiri (12:16-20). Dalam hal ini, Paulus membela diri dengan menantang mereka menunjukkan dalam hal mana ia telah berlaku licik dan menipu mereka. Tulisan Paulus di atas mengajar kita untuk tidak mengandalkan kemampuan atau pengalaman diri dalam melayani Allah. Mengandalkan diri sendiri berarti kurang bersandar dan berharap kepada Allah. Oleh sebab itu, tidak jarang Allah mengizinkan kelemahan bertahan dalam diri kita agar kita lebih bersandar kepadaNya. [TF]
“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat. ”2 Korintus 12:9b-10 59
u, Mingg t 23 Ok
D
Teguran kepada Saudara Seiman yang Berdosa Bacaan Alkitab hari ini: 2 Korintus 13
i akhir pasal sebelumnya, Paulus menyatakan keinginannya untuk mengunjungi jemaat Korintus. Namun, ia menguatirkan satu hal, yakni bahwa orang-orang yang pernah ia tegur sebelumnya belum bertobat dari perilaku dosa mereka (12:20-22). Masih berkaitan dengan topik perilaku dosa, di pasal ini Paulus menegaskan tiga hal. Pertama, ia menyiratkan sudah mendengar laporan tentang perilaku dosa itu, namun ia tidak langsung percaya karena perlu dua atau tiga saksi untuk membuktikan kebenarannya (13:1). Karena itu, ketika berkunjung, Paulus akan menjadi saksi kebenaran laporan yang diterimanya tersebut. Kedua, ia memperingatkan mereka bahwa sebagai rasul Kristus ia berkuasa mengambil tindakan disiplin yang keras kepada mereka yang tidak bertobat ketika ia mengunjungi mereka. Namun, Paulus berharap mereka dapat bertobat sehingga ia tidak perlu menjalankan kuasanya tersebut (13:2-4, 10). Ketiga, ia memperingatkan jemaat untuk menguji diri apakah mereka sungguh berada di dalam Kristus. Paulus kuatir jangan-jangan perilaku mereka begitu gampang mengulangi berbagai dosa tanpa menunjukkan penyesalan atau usaha pertobatan membuktikan bahwa mereka sebenarnya belum diselamatkan oleh Kristus (13:5-9). Tak jarang kita berperilaku seperti jemaat Korintus saat ditegur karena dosa yang kita perbuat. Bukannya bertobat, seringkali kita mencari alasan untuk membela diri, menyalahkan orang lain atau lingkungan, atau bahkan membenci orang yang menegur perilaku dosa kita. Oleh sebab itu, peringatan Paulus juga berlaku bagi kita. Sebagai saudara seiman, kita perlu belajar untuk saling mengingatkan dan saling menegur dalam kasih, meskipun seringkali teguran kita justru disambut dengan sikap apatis atau antipati. Teguran yang disampaikan dengan kasih akan membantu memurnikan kehidupan komunitas orang percaya bagi kemuliaan Allah. [TF]
“Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.” Matius 18:15
60
Mengingat Kembali Ajaran Reformasi
T
anggal 31 Oktober kita rayakan sebagai Hari Reformasi karena pada tanggal 31 Oktober 1517, Martin Luther memulai suatu proses kritik dan pembaruan terhadap Gereja Katolik yang pada saat itu telah menyimpang dari ajaran kebenaran Alkitab. Gerakan Martin Luther ini kemudian melahirkan Protestantisme. Reformasi adalah gerakan pembaruan Gereja yang berfokus pada pembaruan pengajaran kebenaran. Pada saat itu, Gereja Katolik memang sangat rusak dan sesat di dalam kehidupan moralitas dan kehidupan bergereja. Kerusakan itu terjadi karena mereka tidak lagi mengutamakan dan melaksanakan kebenaran Kristen. Ajaran-ajaran Alkitabiah ditinggalkan, dan ajaran-ajaran manusia ditinggikan. Oleh karena itu, Reformasi sangat menekankan pentingnya kembali kepada ajaran-ajaran kebenaran yang Alkitabiah. Alkitab sebagai Firman Allah selalu ditekankan sebagai yang paling utama, lebih penting dari buku dan ajaran manusia mana pun. Reformasi juga menekankan bahwa keselamatan adalah berdasarkan anugerah Allah yang diterima melalui iman, bukan karena jasa dan perbuatan baik manusia. Selain itu, Reformasi juga memberikan fokus yang sangat jelas bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Pengantara antara manusia dan Allah. Ini berarti bahwa hanya Yesus satu-satunya Jalan kepada Allah. Akan tetapi, hal ini juga berarti bahwa semua orang yang percaya kepada Allah adalah imam-imam yang berhak datang kepada Allah melalui Yesus Kristus tanpa perlu melalui perantara manusia, termasuk tidak perlu perantaraan Maria atau orang-orang kudus lainnya. Selama delapan hari ke depan, beberapa penekanan penting dan alkitabiah dari ajaran Reformasi di atas akan menjadi pokok renungan kita. [AH]
61
Menjelang Reformasi , Senin t 24 Ok
I
Kembali kepada Alkitab Bacaan Alkitab hari ini: 2 Tawarikh 34
ronis sekali bahwa Alkitab terkubur di dalam Rumah Allah (34:14-15). Ketika Raja Yosia memerintahkan anak buahnya merenovasi rumah Allah, mungkin dia tidak pernah membayangkan akan menemukan Kitab Suci tertumpuk di antara barang-barang. Para Imam pun mungkin tidak sadar bahwa Kitab Suci sudah hilang. Hal itu berarti bahwa selama ini, kitab itu sudah tidak digunakan lagi. Raja Yosia sudah melakukan banyak kebaikan, termasuk menghancurkan penyembahan berhala. Imam-imam pun tetap melakukan tugas di Bait Allah, tetapi ternyata bahwa selama ini mereka tidak mengetahui secara mendalam dan menyeluruh apa yang menjadi tuntutan firman Allah. Ketika orang-orang sedang membersihkan Bait Allah, mereka menemukan Kitab Taurat itu, dan ketika kitab itu dibaca oleh Raja Yosia, dia betul-betul mengalami kebangunan rohani dan dia mengharuskan seluruh rakyatnya untuk bertobat dari dosa-dosa mereka dan hidup bagi Allah (ayat 30–33). Ketika Gereja Katolik di Abad Pertengahan mengabaikan Alkitab dan tidak lagi memperhatikan ajaran Alkitab—sehingga kehidupan umat Allah menjadi rusak—teriakan Luther yang paling kuat adalah “Kembali kepada Alkitab”. Alkitab harus dibaca dan dipahami oleh semua orang Kristen dan harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Alkitab—dan hanya Alkitab— menjadi pedoman yang benar dalam memimpin kehidupan Kristen. Alkitab tidak boleh hanya menjadi perhiasan rumah, tetapi harus digunakan, sebab hanya melalui Alkitab saja, Allah memimpin kita, mengoreksi kita, dan menjadikan kita orang Kristen yang lebih menyenangkan hati Tuhan. [AH]
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik ” 2 Timotius 3:16-17
62
Menjelang Reformasi sa, Sela t 25 O k
P
Terdidik di dalam Kebenaran Allah Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 4:1-10
aulus menggambarkan zaman ini sebagai zaman yang penuh dengan penyesatan dan kedustaan. Di balik semua kepalsuan, tipu daya, dan penyesatan, ada pekerjaan Iblis. Menurut Yesus Kristus, Iblis adalah “bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). Tujuan penyesatan adalah untuk membuat orang-orang beralih dari jalan kebenaran dan kebaikan menuju kepada kehidupan dalam kebohongan dan kejahatan. Orang-orang saling mendustai, saling menyesatkan, dan saling menjatuhkan. Orangorang seperti itu sudah tidak mempedulikan lagi kebaikan dan kebenaran karena hati nurani mereka sudah rusak, tumpul, dan bebal (1 Timotius 4:2). Paulus mengingatkan Timotius untuk tetap hidup lurus dan benar di zaman yang bengkok dan salah ini. Timotius tetap harus menjadi seorang pelayan Kristus yang baik. Bagaimana Timotius tetap dapat menjadi pengikut dan pelayan Kristus yang baik, padahal di sekelilingnya penuh cobaan dan godaan? Paulus mengatakan, Timotius harus terdidik dalam Firman dan dalam ajaran yang sehat (4:6). “Terdidik” memiliki arti bahwa Timotius harus terus-menerus memakan makanan yang sehat di tengah dunia yang kotor dan sakit. Makanan sehat itu adalah kebenaran firman Tuhan. Dunia semakin tersesat oleh tipu daya Iblis dan semakin hidup di dalam ketidakbenaran. Tidak ada cara lain untuk melawan ketidakbenaran kecuali dengan menegakkan kebenaran Allah di tengah dunia ini. Tidak ada cara untuk melawan kegelapan kecuali dengan menyalakan terang. Inilah yang menjadi tugas Kristen kita. Di tengah dunia yang salah, kita harus menegakkan kebenaran; di tengah dunia yang gelap, kita harus menyalakan terang Allah. [AH]
“Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. ” 1 Timotius 4:6
63
Menjelang Reformasi , Rabu t 26 O k
R
Pengajaran Kristen Harus Dimulai dari anak-anak
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Timotius 3:15-16
eformasi Protestan sangat mementingkan pengajaran kebenaran Alkitab (sola scriptura). Akan tetapi, para reformator juga sadar bahwa firman Tuhan harus diajarkan kepada anak-anak dan orang-orang Kristen pemula, supaya mereka memiliki dasar yang kuat untuk kemudian hidup dalam kehidupan Kristen. Oleh karena itu, para reformator sangat mementingkan pengajaran katekisasi kepada orang muda. Hal yang sama terjadi pada Timotius. Dari kecil dia sudah dididik di dalam kebenaran Alkitab. Dari kecil dia sudah mengenal Kitab Suci. Hal ini dapat terjadi karena ibu dan neneknya adalah orang-orang yang rajin mengajarkan ajaran firman Tuhan kepadanya (1:5). Tidak mengherankan bahwa di dalam usia yang masih cukup muda, Timotius sudah menjadi rekan kerja Paulus dalam perjalanan misi Paulus. Firman Allah telah menjadi dasar yang sangat kuat di dalam kehidupan Timotius. Kita mungkin sangat menginginkan anak-anak kita mempunyai dasar ilmu yang kuat di bidang Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, dan ilmu pengetahuan lainnya, sehingga mereka akan mudah memilih jurusan dan sukses di dalam kuliah mereka. Dari kecil, mereka telah kita berikan berbagai les dan kursus. Semua itu tentu sangat baik. Akan tetapi, jika kita hendak menanamkan dasar iman yang kuat, kita tidak boleh lalai mendidik mereka di dalam kebenaran Alkitab. Jangan bosan-bosan membacakan untuk mereka kisah-kisah Alkitab. Didiklah anak-anak kita bukan hanya menjadi pintar ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi beriman dan kudus di dalam kehidupan mereka. [AH]
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Amsal 22:6 64
Menjelang Reformasi , Kamis t 27 Ok
D
Anugerah Menghasilkan Perbuatan
Bacaan Alkitab hari ini: Efesus 2:1-10
apat dikatakan bahwa reformasi terjadi karena adanya suatu dorongan yang kuat untuk kembali menegakkan anugerah Allah. Gereja pada waktu itu sudah terlalu menekankan kebaikan, kemampuan, dan perbuatan manusia. Bahkan, ada ajaran bahwa keselamatan dapat dibeli dengan sejumlah uang atau dengan sejumlah perbuatan baik. Para Reformator melawan ajaran seperti demikian dan menyerukan untuk kembali kepada ajaran Alkitab tentang sola gratia. Efesus pasal 2 ini dengan tegas mengatakan bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan diri sendiri. Manusia berdosa ada dalam kondisi mati rohani (2:1-3). Oleh karena itu, tidak mengherankan bila manusia berdosa hanya mengikuti nafsu dunia dan keinginan roh-roh jahat yang menguasai dunia yang gelap ini. Dalam kondisi seperti itu, Allah datang kepada manusia dengan anugerah-Nya. Ayat 4–6 mengatakan bahwa Allah itu kaya dengan rahmat serta memiliki cinta kasih yang besar. Rahmat dan kasih itu dicurahkan kepada kita untuk menghidupkan kita kembali dalam kebangkitan Kristus. Yesus Kristus yang mati dan bangkit adalah pemberian Allah untuk manusia yang berdosa agar manusia berdosa bisa diselamatkan. Ini bukan karena kebaikan dan kemampuan manusia, tetapi sematamata karena anugerah Allah (2:8). Bagaimana kita meresponi kasih karunia Allah? Pertama, jangan memegahkan diri, tetapi dengan rendah hati kita mengikuti dan melayani Allah (2:9). Kedua, setelah menerima anugerah Allah, kita harus terdorong untuk melakukan pekerjaan baik yang Allah kehendaki untuk kita lakukan (2:10). Perbuatan baik adalah bentuk ucapan syukur kita kepada Allah yang telah menyelamatkan kita di dalam kasih karunia-Nya. [AH]
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,” Efesus 2:8 65
Menjelang Reformasi t, Juma t 28 Ok
R
Iman dan Kehidupan Bacaan Alkitab hari ini: Roma 1:16-17
oma 1:16-17 adalah ayat-ayat Alkitab yang sangat penting bagi Reformasi Protestan. Ayat-ayat ini bukan saja berbicara mengenai Injil (yakni kematian dan kebangkitan Kristus) sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan, tetapi juga bahwa kekuatan Allah yang menyelamatkan itu dapat terjadi terhadap orang yang percaya (orang yang beriman). Injil dapat menyelamatkan karena Injil menyatakan kebenaran Allah, dan kebenaran ini hanya dapat diterima dengan iman (dengan kepercayaan yang sunguh-sungguh kepada Allah). Iman yang sejati terdiri dari tiga bagian yang utuh. Pertama, kita harus mengetahui dan mengenal kasih karunia Allah yang dinyatakan kepada kita, orang yang berdosa. Kedua, kita harus setuju dan mengiyakan apa yang Allah karyakan kepada kita. Banyak orang tahu tentang keselamatan yang Allah sediakan dalam Yesus Kristus, tetapi mereka justru melawan dan menolak kasih karunia itu. Akan tetapi, iman yang sejati mengandung unsur setuju dan menerima apa yang Allah lakukan. Ketiga, iman sejati berarti menyerahkan diri kepada karya Allah tersebut. Menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat berarti menyerahkan diri kita sepenuhnya ke dalam tangan Allah, dan Allah-lah yang kita percayai untuk memimpin dan menuntun hidup kita. Ini berarti bahwa kita percaya kepada Allah bukan hanya saat kita bertobat. Akan tetapi, sepanjang hidup kita harus merupakan kehidupan percaya, kehidupan yang diserahkan ke dalam tangan Allah. Kita bukan hanya percaya kepada Allah, tetapi mempercayakan hidup saat ini dan masa depan kita kepada Allah. Orang yang sudah dibenarkan oleh Allah untuk menjadi anak-anak Allah akan hidup berdasarkan iman kepercayaannya kepada Allah sebagai Bapa yang penuh kasih karunia. [AH]
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “Orang benar akan hidup oleh iman.” Roma 1:17 66
Menjelang Reformasi u, Sabt t 29 O k
B
Pertobatan Pribadi Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 2:36-39
acaan kita pada hari ini adalah bagian terakhir dari kotbah Petrus mengenai Yesus Kristus yang ditolak, bahkan dibunuh, oleh orang-orang Israel. Akan tetapi, Allah membangkitkan Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat manusia. Ini adalah fakta historis, yakni Kristus telah mati dan bangkit. Akan tetapi, ini juga fakta teologis, yakni bahwa Kristus yang mati dan bangkit itu menyediakan keselamatan bagi manusia. Namun, bagaimana kita bisa memperoleh manfaat dari karya Kristus tersebut? Rasul Petrus mengatakan, “Bertobatlah!” Berbaliklah kepada Allah! Berbaliklah dari dosa dan kesesatan kita untuk hidup bagi Allah! Orang-orang mendengarkan kotbah Petrus dengan hati terbuka, sehingga Roh Kudus bekerja di dalam hati mereka, dan mereka merasa sangat terharu ketika menyadari bahwa Allah memberikan Kristus untuk pengampunan dosa mereka. “Terharu” dalam bahasa aslinya berarti “hati yang teriris-iris.” Pertobatan sejati muncul dari hati yang sungguh-sungguh “teriris” oleh kasih karunia Allah, sehingga kita ingin percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat; tetapi juga “teriris” oleh kesadaran bahwa kita orang-orang berdosa, dan kita ingin berbalik dari dosa-dosa kita. Kita bertekad tidak akan kembali lagi kepada dosa-dosa kita yang telah membuat Tuhan Yesus disalib untuk menyelamatkan kita. Pengampunan dosa terjadi bukan karena kita rajin ke gereja atau rajin melayani. Pengampunan dosa terjadi karena kita bertobat dan menyerahkan diri pribadi kita kepada Allah dengan hati yang sungguh-sungguh. Kita kembali kepada Allah dan hidup untuk Allah seumur hidup kita. [AH]
“Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan.” Kisah Para Rasul 3:19 67
Menjelang Reformasi u, Mingg t 30 Ok
S
Hanya Kristus Pengantara Allah dan manusia
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 2:3-7
alah satu kesalahan besar Gereja Katolik di Abad Pertengahan adalah tidak menjadikan Kristus sebagai fokus penyembahan, malah banyak santo dan santa yang dijadikan fokus. Dengan demikian, orang Kristen mulai beralih dari Kristus kepada manusia. Kristus tidak lagi diterima sebagai satu-satunya Juruselamat serta Pengantara Allah dan manusia. Zaman sekarang pun, banyak orang yang mengaku Kristen, tetapi tidak lagi percaya bahwa Kristus adalah satu-satunya Juruselamat. Mereka beranggapan bahwa agama-agama lain pun dapat menyediakan jalan keselamatan. Reformasi Protestan mengajarkan dengan sangat jelas bahwa Kristus adalah satu-satunya Jalan, satu-satunya Pengantara di antara Allah dan manusia, sehingga tidak dibutuhkan manusia sesuci apa pun untuk menjadi Pengantara. Hal ini sesuai dengan ajaran Alkitab seperti pada bacaan Alkitab hari ini. Allah menginginkan semua orang diselamatkan, tetapi Jalan Keselamatan hanya ada di dalam Yesus Kristus. Hanya Yesus Kristuslah yang menjadi Pengantara antara Allah dan manusia. Hanya melalui penebusan yang Yesus Kristus lakukan di atas kayu salib saja manusia dapat datang dan sampai kepada Allah. Karena Kristus adalah satu-satu Pengantara, maka hidup kita janganlah mengandalkan hal-hal lain—manusia atau harta benda. Kita berfokus hanya kepada Yesus Kristus. Hal ini membuat hati kita bersukacita karena kita tahu bahwa di dalam nama dan perantaraan Yesus Kristus, segala doa, pelayanan dan persembahan kita pasti akan sampai kepada Allah. Penghiburan terbesar kita adalah bahwa di akhir hidup kita, Yesus Kristus akan membawa kita untuk hidup selama-lamanya bersama dengan Allah Bapa di surga. [AH]
“Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” 1 Timotius 2:5 68
Reformasi , Senin t 31 O k
K
Setiap Orang Percaya adalah imam
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 2:1-3
ristus adalah satu-satunya Pengantara di antara Allah dan manusia. Oleh karena itu, Yesus Kristus disebut sebagai Imam Besar. Imam Besar menaikkan doa syafaat dan mempersembahkan korban persembahan. Yesus Kristus menaikkan permohonan kepada Allah untuk kesejahteraan kita, dan Dia membawa korban persembahan, yakni tubuh-Nya sendiri yang dikorbankan di atas kayu salib, untuk keselamatan kita (Ibrani 7:25-27). Dalam nama dan perantaraan Yesus Kristus, kita boleh datang kepada Allah, dan sekaligus kita menjadi imam yang memohonkan kesejahteraan bagi orang-orang lain. Setiap orang percaya adalah imam (1 Petrus 2:5). Kita tidak butuh perantaraan orang suci untuk bisa datang kepada Allah. Kita dapat langsung datang kepada Allah melalui Yesus Kristus. Kita bisa datang langsung kepada Allah dalam Kristus itu bukan hanya soal hak istimewa, tetapi juga suatu tangggung jawab besar. Sebagai imam Allah, kita datang kepada Allah untuk memohonkan kesejahteraan rohani bagi bangsa dan masyarakat kita. Kita membawa orang-orang lain untuk datang ke hadapan Allah untuk mendapat berkat Allah. Sebagai imam, kita bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rohani dari masyarakat tempat kita hidup. Sebagai imam, kita menaikkan permohonan agar jiwa-jiwa baru boleh dipersembahkan kepada Allah, yaitu dengan mendoakan agar pintu penginjilan bisa selalu terbuka dan manusia mendapat kesempatan untuk mendengarkan Injil (Kolose 4:3; 2 Korintus 2:12). Sebagai imam, kita harus membawa persembahan yang harum kepada Allah. Persembahan yang paling menyenangkan Allah adalah persembahan tubuh dan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. [AH]
“Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. ” Roma 12:1
69
DAFTAR GEREJA SINODE GKY GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 GKY BENGKULU - 20 Mei 2012 Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.09.00 GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Bandar Djakarta Lt.2 - Flavour Bliss, Alam Sutera Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 09.00 GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 Hotel Aston, Komplek Mutiara Taman Palem Blok C1, Jl. Outer Ring Road, Cengkareng Kebaktian Umum V : Minggu, Pk. 08.30 GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I/8, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00 GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 GKY HONGKONG - 1 Desember 2013 4/F Room 502A-C, Winner House (Sebelah HSBC), 301 King’s Road North Point, Hong Kong Fortress Hill MTR Exit B / North Point MTR Exit B, Mobile: + 852 62785108, +852 97011040 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 10.30, 14.00
GKY JAMBI - 23 Februari 2014 Jl. K.H. Hasyim Ashari, No, 15-16, Simpang Talang Banjar - Jambi Kebaktian Umum I: Minggu,Pk.09.00 GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 54213176 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, 10.00, 17.00 Restaurant Bakmi Grand Kelinci, Perumahan Citra Raya, Bundaran 2 Jl. Citra Boulevard Citra Raya, Cikupa - Tangerang Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 07.30 GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 8947031. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 18.00 GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90156. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30 APL Tower lt. 15, Central Park, Jl. S.Parman Kav. 28, Jakarta Barat Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 14.00 GKY MEDAN - 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53/13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 GKY MUARA BARU - 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Pos Pelayanan Km. 3,5 (Jl. Prof. DR. Soepomo, Kebon Jeruk No. 588) Kebaktian Umum IV : Minggu, PK. 10.30 GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I / 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460. Telp. 0851 00393737, 0851 02092119 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Jl. Ahmad Yani, Kompleks Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.15, 08.00, 10.30, 17.00 GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Siantan 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00 di The Cathay Cineplex, Hall 7, Level 6, 2 Handy Road, Singapore 229233, nearest MRT: Dhoby Ghaut MRT, exit A. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30 di Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, Singapore 188536, nearest MRT: Bras Basah MRT, exit A.; Mobile : +65 97610900
GKY SINGKAWANG - 22 Maret 2015 Sekolah Kasih Yobel - Jl. Pasar Turi Dalam, Singkawang, Kalimantan Barat . Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 07.30 GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV : Minggu, Pk. 07.30, 10.00; KU III : Minggu Pk. 17.00 GKY SURABAYA - 4 November 2007 Hotel Garden Palace lt. 4, Ruang Borobudur, Jl. Yos sudarso No.11, Surabaya (belakang Hotel Garden Surabaya). Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 142-144 Chalmers Street, Surry Hills 2010 NSW, Sydney, Australia Mobile : +61 0425888915 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.00 GKY TANJUNG PINANG Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 16.00 GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Ruko Kranggan, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 590491. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00