DAFTAR ISI Opening Speech Muktamar Tokoh Umat 2016 - 3 Syariah dan Khilafah Mewujudkan Islâm Rahmat[an] li al‘Alamîn - 9 Khilafah Menjaga Aqidah Ummat dan Menjamin Kebutuhan Rakyat - 13 Khilafah Memberantas Kriminalitas, Menjaga Keutuhan Negara dan Mengemban Dakwah - 25 Pidato Politik: Menegakkan Daulah Khilafah, Mewujudkan Rahmah - 53 Sekilas Tentang Hizbut Tahrir - 61
2 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
OPENING SPEECH MUKTAMAR TOKOH UMAT 2016 Assalamu’alaikum Wr Wb Alhamdulillahiladzi arsala Rasullahu bil huda wa diinil Haq, Asyhadualaa ilaha illallah wahdahu la syarikalah, wa asyhadu’anna muhammadan abduhu wa rasuluhu, ALLAHuma shali wasallim … Pertama-tama, mewakili pimpinan pusat Hizbut Tahrir Indonesia, saya ingin menyampaikan selamat datang kepada seluruh peserta dan tamu undangan, terima kasih, syukran jazakumullah khayran jaza atas kehadirannya pada acara Muktamar Tokoh Umat 1437 H. Acara ini dilaksanakan oleh HTI selain di Jakarta juga di 63 kota besar lain di seluruh Indonesia di sepanjang bulan Rajab yang bertepatan dengan bulan April - Mei ini, mulai dari Aceh hingga Papua. Kita pantas merasa sangat bersyukur dan berbahagia, bahwa di tengah berbagai berbagai tekanan ideologis, politis dan ekonomis masih ada bagian dari umat Islam yang tetap peduli terhadap apa yang ALLAH wajibkan kepada kita semua, yaitu kegiatan dakwah.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 3
Saudara-saudara sekalian, para berbahagia rahimakumullah.
tokoh
umat
yang
Pada bulan Rajab lebih dari 1400 tahun lalu, Allah SWT memperjalankan baginda Rasulullah Muhammad saw pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di Palestina, kemudian naik ke Sidratul Muntaha. Inilah peristiwa Isra’ Mi’raj yang sangat monumental, yang kelak sangat berpengaruh pada perjalanan hidup Rasulullah dan umatnya. Tapi kita juga harus ingat bahwa pada bulan Rajab pula, persisnya pada tahun 1342 Hijirah – 95 tahun lalu - khilafah Utsmani yang berpusat di Turki diruntuhkan oleh tangan-tangan kafir penjajah. Peristiwa yang kemudian menjadi pangkal dari timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa kaum muslimin di seluruh dunia atau ummul jaraaim memang layak untuk terus mendapat perhatian. Tapi kita hadir disini tidak untuk meratapi momen menyedihkan itu. Kita hadir di sini justru untuk bangkit dan mengokohkan pendirian bahwa perjuangan penegakan syariah dan Khilafah memang tidak boleh surut sedikitpun. Bila runtuhnya khilafah dulu menjadi pangkal hancurnya dunia Islam dan timbulnya berbagai malapetaka yang menimpa dunia Islam, maka kita di sini yakin bahwa bangkitnya kembali dunia Islam dari keterpurukannya pun hanya mungkin melalui tegaknya kembali al Khilafah itu. Khilafahlah yang akan menyatukan kaum muslimin di seluruh dunia, menerapkan syariah secara kaffah dan menghadapi adikuasa jahiliah darimanapun
4 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
datangnya, sehingga rahmatan lil alamin yang telah dijanjikan Allah akan terwujud.
Ayyuhal hadirun rahimakumullah Muktamar Tokoh Umat ini bertajuk Syariah dan Khilafah Mewujudkan Islam Rahmatan Lil alamin. Tema ini sungguh sangat releven, mengingat negeri kita ini, juga negeri muslim lain di seluruh dunia saat ini sedang terbelit berbagai macam masalah dan penderitaan. Berbagai upaya sudah dilakukan namun tidak kunjung segera membuahkan hasil. Rezim berulang berganti, namun tidak ada perubahan yang berarti. Yang ada hanyalah pergantian. Ganti presiden, ganti menteri, ganti gubernur, ganti walikota dan bupati, tapi hasilnya tetaplah sama. Kemiskinan dan penderitaan tetap terjadi dimana-mana, kriminalitas dan kemaksiatan tetap merajalela, kemungkaran juga tidak dapat dihentikan. Saudara sekalian, dalam pandangan Islam, sesungguhnya hal itu terjadi karena ummat Islam telah berpaling dari penerapan syariah ALLAH secara kaffah. Kita mungkin telah menjalankan syariah, namun syariah yang kita lakukan baru sebatas lingkup pribadi (seperti shalat zakat puasa), belum mencakup syariah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara (seperti dalam kehidupan ekonomi, politik, sosialbudaya dan lainnya), sehingga menyebabkan timbulnya berbagai persoalan. ALLAH menyampaikan di dalam QS Thaha : 124
ِ ِ ﻴﺎﻣ ِﺔ أ َْﻋﻤﻰ َ ِض َﻋ ْﻦ ذ ْﻛ ِﺮي ﻓَِﺈ ﱠن ﻟَﻪُ َﻣﻌ َ ًﻴﺸﺔ َ َوَﻣ ْﻦ أ َْﻋَﺮ َ ﺿْﻨﻜﺎً َوَْﳓ ُﺸُﺮﻩُ ﻳَـ ْﻮَم اﻟْﻘ Muktamar Tokoh Umat 2016 | 5
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (dari Syariat Ku), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan membangkitkannya dalam keadaan buta”, (Thaha [20]: 124) Maka, ketika kita kembali kepada Syariah ALLAH, yakinlah bahwa kita akan mendapatkan banyak sekali kebaikan-kebaikan atau maslahah, yang sesungguhnya menjadi dambaan bukan hanya umat Islam, tapi semua insan di muka bumi ini. Keyakinan akan terwujudnya maslahah dalam penerapan syariah itulah yang harus dijelaskan kepada semua pihak agar mereka dapat memahami sehingga pada akhirnya bersedia mendukung. Tema utama inilah yang akan dipaparkan pada Muktamar ini, bahwa penerapan syariah secara kaffah dalam naungan Khilafah akan memberikan kebaikan, kebahagiaan dan kesejahteraan kepada kita semua, dengan kata lain akan memberikan rahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lil alamin.
Ayyuhal hadirun rahimakumullah Muktamar Tokoh Umat ini adalah salah satu cara yang ditempuh oleh HTI untuk meyakinkan semua pihak, khususnya para tokoh tentang bagaimana rahmatan lil alamin hanya mungkin bisa diujudkan melalui penerapan syariah secara kaffah di bawah naungan khilafah. Di sinilah pentingnya perjuangan untuk tegaknya syariah dan khilafah, karena melalui perjuangan ini sajalah Islam rahmatan lil alamin bisa diujudkan.
6 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Akhirnya, kepada seluruh peserta yang telah hadir diucapkan selamat mengikuti acara ini. Dan kepada seluruh panitia, juga rekan-rekan wartawan dan semua pihak, termasuk para petugas keamanan yang telah mendukung acara ini, diucapkan terimakasih atas kerja kerasnya sedemikian sehingga acara penting ini menjadi mungkin terlaksana dengan baik. Semoga semua jerih payah tersebut mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT. Jazakumullahu khayran jaza. Demi keberhasilan perjuangan syariah dan khilafah, marilah kita senantiasa tingkatkan selalu kesungguhan, kesabaran dan keikhlasan kita. Yakinlah di tengah lorong gelap peradaban jahiliah ini pastilah ada secercah cahaya diujung sana. Itulah cahaya Islam. Allahu Akbar !!! Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal mawla wa ni’man nashir Billahitaufuq wal hidayah , Wassalamu’alaikum Wr Wb
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 7
8 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
SYARIAH DAN KHILAFAH MEWUJUDKAN ISLÂM RAHMAT[AN] LI AL-‘ALAMÎN
I
slam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad1 untuk mengatur interaksi manusia dengan Tuhannya, dirinya dan sesamanya.2 Karena itu Islam adalah agama yang sempurna dan mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia. Kita pun diperintahkan oleh Allah SWT agar memeluk Islam secara kâffah, tidak setengah-setengah:
ِ ﴿ﻳﺎ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا ْادﺧﻠُﻮا ِﰲ اﻟ ﱢﺴ ْﻠ ِﻢ َﻛﺎﻓﱠﺔً وَﻻ ﺗَـﺘﱠﺒِﻌﻮا ﺧﻄُﻮ ِ َات اﻟﺸﱠﻴﻄ ﺎن ُ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ۚ [٢٠٨ :ﲔ﴾ ]ﺳﻮرة اﻟﺒﻘﺮة ٌ ِ◌ إِﻧﱠﻪُ ﻟَ ُﻜ ْﻢ َﻋ ُﺪ ﱞو ﱡﻣﺒ
1
2
Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal’ah Jie, Mu’jam Lughat al-Fuqaha’: ‘ArabiInjelisi-Inransi, Dar an-Nafa’is, Beirut, cet. I, 1426 H/1996 M, hal. 48. Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, Nidzam al-Islam, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. VI, 1422 H/2001 M, hal. 70.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 9
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkahlangkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian.” (Q.s. al-Baqarah [02]: 208) Sebagai agama yang diturunkan oleh Allah SWT, Zat Yang Maha Sempurna, Islam diturunkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Allah SWT menegaskan dalam kitab suci-Nya:
ِ ِ [١٠٧ :ﲔ﴾ ]ﺳﻮرة اﻷﻧﺒﻴﺎء َ َ﴿وَﻣﺎ أ َْر َﺳ ْﻠﻨ َ ْ ﺎك إِﻻﱠ َر ْﲪَﺔً ﻟ ْﻠ َﻌﺎﻟَﻤ َ “Kami tidak mengutus kamu [Muhammad], kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Q.s. al-Anbiya’ [21]: 107) Ayat ini, menurut Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin anNabhani, rahimahu-Llâh menjelaskan, bahwa tujuan Rasulullah saw. diutus adalah agar risalahnya menjadi rahmat bagi manusia. Rasul saw. menjadi “rahmat bagi manusia” bermakna bahwa risalahnya diturunkan untuk mewujudkan kemaslahatan [jalb al-mashâlih] bagi mereka dan mencegah kemafsadatan [dar’u al-mafâsid] dari mereka.3 Memang tampak ayat ini menjelaskan bahwa menjadi “rahmat” [rahmat[an]] adalah tujuan [ghâyah]. Namun, tujuan syariah Islam untuk mewujudkan kemaslahatan [jalb almashâlih] bagi manusia dan mencegah kemafsadatan [dar’u al-mafâsid] dari diri mereka, dalam konteks ayat ini, tidak terletak pada satu-persatu hukum, melainkan syariah Islam 3
Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, as-Syakhshiyyah al-Islamiyyah alJuz’u at-Tsalits, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. III, 1426 H/2005 M, hal. 381.
10 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
sebagai satu kesatuan. Karena itu, terwujudnya dan tercegahnya kemaslahatan [jalb al-mashâlih] kemafsadatan [dar’u al-mafâsid], dalam konteks ini, tidak bisa disebut sebagai ‘illat [alasan hukum] pensyariatan hukum syariah. Dengan kata lain, terwujudnya kemaslahatan [jalb almashâlih] dan tercegahnya kemafsadatan [dar’u al-mafâsid] merupakan hasil dari penerapan syariah Islam secara kâffah, bukan ‘illat [alasan hukum] pensyariatan hukum syariah. Hasil [natîjah] jelas berbeda dengan alasan [sabab] pensyariatan hukum. Sebab, hasil merupakan konsekuensi dari penerapan syariah. Adapun alasan pensyariatan hukum ada sebelum hukum tersebut disyariatkan dan menyertainya setelah hukum itu ada, bukan hasil yang menjadi konsekuensi dari penerapannya.4 Karena itu kerahmatan Islam bagi alam semesta [Islâm rahmat[an] li al-‘âlamîn] merupakan konsekuensi logis dari penerapan Islam secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Kerahmatan Islam tidak akan terwujud jika Islam hanya diambil sebagai simbol, slogan, asesoris dan pelengkap “penderita” yang lain. Kerahmatan Islam tidak akan ada jika Islam hanya diambil ajaran spiritual dan ritualnya saja, sementara ajaran politiknya ditinggalkan. Pada saat yang sama, paham politiknya diambil dari Kapitalisme maupun Sosialisme, yang nota bene bertentangan dengan Islam. 4
Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, as-Syakhshiyyah al-Islamiyyah alJuz’u at-Tsalits, Dar al-Ummah, Beirut, edisi Muktamadah, cet. III, 1426 H/2005 M, hal. 381.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 11
Inilah Islâm rahmat[an] li al-‘âlamîn yang sesungguhnya. Inilah Islam sebagaimana yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi-Nya, Muhammad saw. Inilah Islam yang benarbenar pernah diterapkan selama 14 abad di seluruh dunia; yang pernah memimpin umat manusia, dari Barat hingga Timur, Utara hingga Selatan. Di bawah naungannya, dunia pun aman, damai dan sentosa, dipenuhi keadilan. Muslim, Kristen, Yahudi dan penganut agama lain pun bisa hidup berdampingan dengan aman dan damai selama berabadabad lamanya. Begitulah Islâm rahmat[an] li al-‘âlamîn, yang telah terbukti membawa kerahmatan bagi seluruh alam. Inilah Islam yang dirindukan oleh umat manusia untuk kembali memimpin dunia; membebaskan umat manusia dari perbudakan dan penjajahan oleh sesama manusia; serta menebarkan kebaikan, keadilan dan kemakmuran di seluruh penjuru dunia. Itulah Islam yang hidup sebagai peradaban di tengah umat manusia, diterapkan, dipertahankan dan diemban oleh umat manusia di bawah naungan Khilafah Rasyidah.[]
12 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
KHILAFAH MENJAGA AQIDAH UMMAT DAN MENJAMIN KEBUTUHAN RAKYAT
A
llah SWT mengutus Nabi Muhammad saw. dengan membawa Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Seluruh interaksi antarmanusia diatur sedemikian rupa oleh syariah Islam sehingga bisa mewujudkan kebahagian bagi manusia dan harmoni seluruh alam semesta.
Wujud kerahmatan Islam itu bisa tampak manakala Islam diterapkan secara sempurna (kâffah) dalam Negara Khilafah. Umat, baik secara individu dan berjamaah, akan terlindungi oleh Islam. Sebaliknya, jika umat tidak dijaga dengan penerapan syari’at oleh Negara Khilafah, maka kondisi umat menderita di dunia dan di akheirat akan terancam dengan siksa neraka. Bagaimana gambaran penjagaan Negara Khilafah terhadap rakyatnya tersebut? Berikut ini akan diberikan
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 13
beberapa contoh gambaran penjagaan Negara Khilafah terhadap berbagai aspek kehidupan rakyatnya.
1. Negara Khilafah Menjaga Aqidah Umat Aqidah atau keimanan adalah perkara yang sangat penting bagi umat Islam. Karena, ia akan menentukan surga atau nerakanya seseorang. Masalahnya adalah, seseorang yang telah memeluk aqidah Islam, tidak ada jaminan bahwa ia akan terus memeluk Islam hingga meninggal dunia. Keimanan seseorang bisa naik, bisa juga turun. Bahkan, iman seseorang juga bisa tercerabut dari dalam dirinya. Oleh karena itulah, keimanan seseorang, bahkan keimanan dari ummat Islam secara keselurhan itu perlu dijaga. Siapa yang mampu menjaga iman, baik secara individu, dalam keluarga, masyarakat, bahkan untuk seluruh umat Islam? Islam telah memiliki mekanisme penjagaan yang berlapis untuk melindungi aqidah umat Islam secara keseluruhan. Penjagaan yang pertama dan yang utama akan diberikan oleh Negara Khilafah. Mengapa Negara Khilafah wajib menjaga aqidah umatnya? Peran Negara Khilafah dalam menjaga aqidah ummatnya harus dipandang sebagai wujud cinta dan kasih sayang yang tinggi, agar jangan sampai ada (walaupun hanya satu) dari ummatnya ada yang tersentuh api neraka. Jangan sampai ada yang keimanan dari umat ini terus mengalami kemerosotan, bahkan keluar (murtad) dari agama Islam. Sebab, jika manusia itu sampai mati dalam keadaan
14 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
kafir, maka dia akan bisa masuk neraka untuk selamalamanya, sebagaimana Firman Allah SWT:
ِ ِِ ِ ِ ِ ﺖ أ َْﻋ َﻤﺎ ُﳍُ ْﻢ َ ِﺖ َوُﻫ َﻮ َﻛﺎﻓٌﺮ ﻓَﺄُوﻟَﺌ ْ َﻚ َﺣﺒِﻄ ْ َوَﻣ ْﻦ ﻳَـ ْﺮﺗَﺪ ْد ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ َﻋ ْﻦ دﻳﻨﻪ ﻓَـﻴَ ُﻤ ﺎب اﻟﻨﱠﺎ ِر ُﻫ ْﻢ ﻓِ َﻴﻬﺎ َﺧﺎﻟِ ُﺪو َن َ ِِﰲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َو ْاﻵ ِﺧَﺮِة َوأُوﻟَﺌ ْ ﻚأ ُ َﺻ َﺤ Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS al-Baqarah [2]: 217). Bagaimana cara Negara Khilafah menjaga aqidah umatnya? Ada beberapa cara yang harus dilakukan Negara Khilafah dalam menjaga aqidah umatnya, diantaranya adalah: 1.
Pemahaman dan pembinaan Islam akan terus diajarkan dan ditanamkan secara formal di seluruh jenjang pendidikan oleh Negara Khilafah.
2.
Pemahaman dan pembinaan Islam juga akan terus didakwahkan oleh Negara Khilafah melalui berbagai media, tempat ibadah, majlis ta’lim, dan lain-lain yang ada di tengah-tengah masyarakat.
3.
Negara Khilafah juga akan terus mendorong kepada seluruh kaum muslimin untuk berperan aktif melakukan amar ma’ruf nahi munkar, agar aqidah dan pemahaman Islam di tengah-tengah masyarakat dapat terus terjaga.
4.
Aqidah dan pemahaman ummat Islam Insya Allah juga akan dapat terus terjaga dengan penerapan Islam dalam
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 15
kehidupan sehari-hari oleh Negara Khilafah, sehingga akan nampak keagungan dan kemuliaan Islam di mata ummat. Oleh karena itu, jika semua upaya telah dilakukan oleh Negara Khilafah, tetapi masih ada juga yang mencoba murtad dari Islam, maka hukumannya tidak main-main. Jika ada orang Islam yang mencoba murtad, mengaku sebagai nabi, atau menistakan Islam dan syariahnya, maka hukumannya adalah akan dibunuh. Nabi saw. bersabda:
ِ َ ﻣﻦ ﺑﺪ ُﱠل دﻳْـﻨَﻪُ ﻓَﺎﻗْـﺘُـﻠُ ْﻮﻩ َ َْ Siapa saja yang murtad dari agamanya, bunuhlah! (HR atTirmidzi). Cara Islam ini akan menjadi semacam imunitas bagi seluruh kaum Muslim. Dengan cara ini pula pemurtadan akan menghadapi tembok tebal. Virus kemurtadan yang ingin ditularkan oleh orang-orang murtad seperti saat ini tidak akan terjadi. Mengapa? Karena tak akan ada orang murtad yang hidup dan menjadi misionaris. Penjagaan Negara Khilafah yang luar biasa terhadap agama ini tidak akan memungkinkan munculnya aliranaliran sesat, seperti yang terjadi di negeri ini. MUI Pusat mencatat ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia. Tidak mungkin ada Gafatar yang menipu ribuan orang dengan nabi palsunya. Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya juga tidak akan bisa hidup dan menyebarkan ajaran sesatnya seperti sekarang. Negara Khilafah pasti akan menghentikan dan menghabisi ajarannya sampai ke akar-akarnya.
16 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Penjagaan Negara Khilafah atas agama ini pun tidak akan memungkinkan munculnya orang-orang liberal yang merusak Islam dari dalam. Khilafah akan menghentikan mereka sebelum mereka menyebarkan pemikiran rusak dan sesat mereka. Negara Khilafah tak akan memberikan ruang sedikitpun bagi pemikiran Barat (liberalisme, sekularisme, pluralisme dan kapitalisme) berkembang di dunia pendidikan. Penistaan terhadap Islam, al-Quran dan Nabi saw. juga tidak akan muncul. Syariah Islam telah memiliki sejumlah sanksi keras atas penistaan ini. Selain menjaga aqidah orang yang sudah beraqidah Islam, negara khilafah juga mengajak pemeluk aqidah lainnya untuk masuk Islam. Negara mendakwahi mereka dan menjelaskan kebenaran aqidah Islam serta kebatilan aqidah selainnya. Dengan begitu, diharapkan mereka mau meninggalkan aqidah kufur mereka dan meyakini Islam dengan sukarela dan kemauan sendiri. Kendati demikian, mereka tidak boleh dipaksa untuk masuk Islam. Allah SWT berfirman:
﴾﴿ﻻَ إِ ْﻛَﺮ َاﻩ ِﰲ اﻟﺪﱢﻳْ ِﻦ Tidak ada paksaan dalam memeluk agama [Islam] (QS alBaqarah [2]: 256). Jika mereka mau tunduk hukum hukum Islam dan membayar jizyah sebagai bukti kesediaanya menjadi kafir dzimmi, maka darah, harta, dan kehormatannya pun dilindungi. Nabi saw. bersabda:
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 17
ِ ُ َﻛﺘَﺐ رﺳ أَﻧﱠﻪُ َﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن،ﺻﻠﱠﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﱠ َﻢ إِ َﱃ أ َْﻫ ِﻞ اﻟْﻴَ َﻤ ِﻦ َ ﻮل اﻟﻠﱠﻪ َُ َ ِ ﻋﻠَﻰ ﻳـﻬ ٍ ِ َﻮدﻳﱠٍﺔ أَو ﻧ ْ َو َﻋﻠَْﻴ ِﻪ،ﱳ َﻋْﻨـ َﻬﺎ ُاﳉِْﺰﻳَﺔ َُ ﻓَِﺈﻧﱠﻪُ ﻻ ﻳـُ ْﻔ،ﺼَﺮاﻧﻴﱠﺔ ْ ْ َُ َ Rasulullah saw. pernah menulis surat kepada penduduk Yaman, bahwa siapa saja yang tetap memeluk Yahudi atau Nasrani, dia tidak boleh dihasut [untuk meninggalkan agamanya], dan dia wajib membayar jizyah (HR Ibn Hazm dalam kitabnya, AlMuhalla). Ketentuan ini dipraktikkan sejak masa Nabi saw. Di Madinah ketika itu hidup beberapa komunitas berbeda yakni Islam, Yahudi, dan orang-orang musyrik. Demikian pula kekuasaan Islam meluas ke seluruh Jazirah Arab, terdapat komunitas Nasrani di Najran. Kondisi itu terus berlangsung hingga masa Khilafah di sepanjang masa keberadaannya. Ketika Islam berkuasa di Spanyol, Islam bisa mengayomi Nasrani dan Yahudi sehingga saat itu Andalusia dikenal dengan sebutan negara dengan tiga agama. Pengakuan Islam terhadap pluralitas masyarakat ini tentu saja tidak lepas dari ajaran Islam itu sendiri.
2. Negara Khilafah Menjamin Kebutuhan Rakyat Selain menjaga aqidah, Negara Khilafah juga wajib menjamin kebutuhan seluruh rakyatnya. Jangan sampai ada sebagian rakyat yang ada dalam Negara Khilafah yang hidup dalam kondisi yang miskin, tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara sebagian yang lain hidup
18 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
dalam kondisi yang kaya raya, dengan harta yang sangat berlimpah, sebagaimana yang terjadi pada saat ini. Allah SWT telah memerintahkan kepada Penguasa Islam untuk mengatur ekonomi negaranya agar seluruh rakyat dapat memenuhi kebutuhannya, bahkan seluruhnya dapat hidup dalam keadaan yang makmur makmur dan sejahtera. Allah SWT berfirman:
﴾٧﴿ ﲔ ْاﻷَ ْﻏﻨِﻴَﺎء ِﻣﻨ ُﻜ ْﻢ َ ْ َﻛ ْﻲ َﻻ ﻳَ ُﻜﻮ َن ُدوﻟَﺔً ﺑَـ Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu (QS al-Hasyr: 7). Bagaimana cara Khilafah menjamin agar harta kakayaan itu dapat terdistribusi secara adil di tengah-tengah manusia? Peran Negara Khilafah yang penting dalam mewujudkan hal itu adalah dengan menerapkan konsep kepemilikan dalam Islam yang membagi kepemilikan menjadi tiga jenis, yaitu: 1.
Kepemilikan individu, yaitu hukum syara' yang berlaku bagi zat atau manfaat tertentu, yang memungkinkan bagi yang memperolehnya untuk memanfaatkannya secara langsung atau mengambil kompensasi (iwadh) dari barang tersebut.
2.
Kepemilikan umum, yaitu ijin Asy-Syari’ kepada suatu komunitas untuk bersama-sama memanfaatkan suatu benda. Contohnya adalah: pertambangan, minyak bumi, gas, kehutanan dsb.
3.
Kepemilikan negara, yaitu harta yang tidak termasuk kategori milik umum melainkan milik individu, namun
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 19
barang-barang tersebut terkait dengan hak kaum muslimin secara umum. Contohnya adalah: jizyah, kharaj, ghanimah, fa’i, ‘usyur dsb. Individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, telah diatur mekanismenya dalam Islam. Peran negara adalah menjaga dan mengatur agar urutan pemenuhan kebutuhan hidup masing-masing individu dapat terpenuhi sesuai dengan aturan Islam. Urutan pemenuhan kebutuhan tersebut adalah: 1.
2.
3.
4.
Islam menetapkan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pokok individu, yaitu terpenuhinya kebutuhan akan sandang, papan dan pangan kepada individu Islam telah mewajibkan setiap pria, yang baligh, berakal dan mampu untuk bekerja memenuhi kebutuhan dirinya dan orang yang menjadi tanggungannya, seperti anak, isteri, ibu, bapak dan saudaranya. Jika individu tersebut tidak mampu dan tidak bisa memenuhi kebutuhannya, maka beban tersebut dibebankan kepada ahli waris dan kerabat dekatnya. Jika ini juga tidak ada, maka beban tersebut barulah berpindah ke pundak negara.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dalam bentuk pendidikan, kesehatan dan keamanan juga merupakan kebutuhan asasi dan harus ditempuh negara dengan mekanisme langsung, artinya, negara memberikan fasilitas pendidikan dan kesehatan secara cuma-cuma atau semurah mungkin, serta
20 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
menciptakan stabilitas dalam negeri demi terciptanya rasa aman warga negara. Ini berlaku bagi seluruh rakyat, baik Muslim maupun non-Muslim; baik kaya maupun miskin— mendapat kesempatan dan perlakuan yang sama. Dalam hal pengelolaan kepemilikan umum, Negara Khilafah juga akan menjaga dan mengelola harta milik umum. Dalam hal menjaga harta milik umum itu, yang pertama: Negara Khilafah akan menetapkan harta tertentu sebagai milik umum. Kedua, harta milik umum itu tidak boleh dikuasakan, diserahkan atau diberikan kepada swasta. Dan ketiga, Negara Khilafah harus mengelolanya langsung mewakili rakyat dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk berbagai pelayanan. Islam menetapkan tiga jenis harta sebagai milik umum. Pertama, adalah harta-harta yang menjadi fasilitas publlik, yang jika tidak ada maka masyarakat akan mengalami dharar dan persengketaan dalam mencarinya. Rasul saw bersabda:
ٍ َ»اﻟْﻤﺴﻠِﻤﻮ َن ُﺷﺮَﻛﺎء ِﰲ ﺛَﻼ «ث ِﰲ اﻟْ َﻜ َِﻺ َواﻟْ َﻤ ِﺎء َواﻟﻨﱠﺎ ِر ُ ُْ ُ َ “Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api” (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Kedua, harta yang tabiat pembentukannya menghalanginya untuk dikuasai oleh individu. Misalnya, laut, sungai, danau, jalan umum, masjid dan sebagainya. Ketiga, barang tambang yang jumlah depositnya besar. Hal itu berdasarkan penuturan Abyadh bin Hamal.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 21
ِ ِ - ﺎﺳﺘَـ ْﻘﻄَ َﻌﻪُ اﻟْ ِﻤ ْﻠ َﺢ ْ َ ﻓ-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- أَﻧﱠﻪُ َوﻓَ َﺪ إِ َﱃ َر ُﺳﻮل اﻟﻠﱠﻪ ِ ِ ﻓَـ َﻘﻄَ َﻌﻪُ ﻟَﻪُ ﻓَـﻠَ ﱠﻤﺎ أَ ْن َوﱠﱃ ﻗَ َﺎل َر ُﺟ ٌﻞ ِﻣ َﻦ- ب َ ﻗَ َﺎل اﺑْ ُﻦ اﻟْ ُﻤﺘَـ َﻮﱢﻛ ِﻞ اﻟﱠﺬى ﲟَﺄْ ِر ِ ﻗَ َﺎل ﻓَﺎﻧْـﺘَـﺰ.ﺲ أَﺗَ ْﺪ ِرى ﻣﺎ ﻗَﻄَﻌﺖ ﻟَﻪ إِﱠﳕَﺎ ﻗَﻄَﻌﺖ ﻟَﻪ اﻟْﻤﺎء اﻟْﻌِ ﱠﺪ ِ ِاﻟْ َﻤ ْﺠﻠ ََ ُ َ ْ َ ُع ﻣْﻨﻪ ََ ُ َ ْ “Ia datang kepada Rasulullah saw. Ia meminta (tambang) garam –Ibn al-Mutawakkil berkata “yang ada di Ma’rib”-. Maka Beliau memberikannya kepadanya. Ketika ia pergi, seseorang di majelis itu berkata: “apakah Anda tahun apa yang Anda berikan, melainkan Anda memberinya (sesuatu laksana) air yang terus mengalir”. Ibn al-Mutawakkil berkata: “maka Rasul menarik kembali darinya (Abyadh bin Hamal) (HR Abu Dawud, atTirmidzi, al-Baihaqi). Dengan hukum-hukum ini, maka harta milik umum itu akan tetap menjadi milik seluruh rakyat secara hakiki, dimana seluruh rakyat bisa mendapatkan dan merasakan manfaat dari harta-harta milik umum itu. Selain semua itu, sistem Islam akan menerapkan sistem moneter berbasis emas dan perak atau Dinar dan Dirham. Emas dan perak (Dinar dan Dirham) memiliki nilai intrinsik sehingga nilainya senantiasa terjaga. Negara dalam sistem ini tidak bebas mencetak uang. Akan tetapi negara boleh mencetak uang asalnya ada emas atau perak yang membackupnya secara penuh. Kekuatan mata uang berbasis emas dan perak ini bersandar pada nilai intrinsiknya, bukan pada kekuatan perekonomian negara. Sehingga, sistem mata uang ini justru bisa menjadi faktor untuk menguatkan perekonomian negara. Berbeda dengan sistem moneter saat
22 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
ini yaitu sistem uang kertas fiat money yang tidak memiliki nilai intrinsik sebaliknya nilainya ada karena ditetapkan dengan undang-undang. Kekuatan nilainya bergantung pada kekuatan perekononomian negara. Negara juga bisa mencetak uang kapan saja dan berapa saja. Akibatnya, mata uang kertas fiat money ini terus menerus mengalami inflasi karena nilainya menurun akibat jumlahnya yang terus bertambah selain karena pencetakan juga karena sistem reserve banking, riba transaksi di sektor non riil dan transaksi derivatif. Maka mata uang kertas fiat money tidak bisa menjadi faktor untuk mengokohkan perekonomian, sebaliknya justru menjadi faktor ketidakstabilan perekonomian. Itulah beberapa contoh bagaimana Negara Khilafah akan menjaga aqidah dan menjamin kebutuhan rakyanya dengan sangat sempurna. Dengan itu kehidupan masyarakat pun menjadi tenang, tenteram dan bahagia serta dijauhkan sejauh-jauhnya dari hal-hal yang bisa merusak ketenteraman dan kebahagiannya. Itulah kerahmatan Islam bagi masyarakat, dari urusan agama hingga harta benda. []
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 23
24 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
KHILAFAH MEMBERANTAS KRIMINALITAS, MENJAGA KEUTUHAN NEGARA DAN MENGEMBAN DAKWAH
S
alah satu hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat adalah keamanan. Di antara yang menjadikan terganggunya kondisi keamanan di tengah masyarakat adalah tindak kriminal. Khilafah hadir untuk menerapkan syariat Islam, di antaranya terkait hukumhukum untuk memberantas kriminalitas. Apa yang dimaksud dengan kriminalitas? Imam alMawardi memaknai kriminalitas (jarimah, jamak: jaraim) dengan mengatakan:
ِ ات َﺷ ْﺮ ِﻋﻴﱠﺔٌ َز َﺟَﺮاﷲُ ﺗَـ َﻌ َﺎﱃ َﻋْﻨـ َﻬﺎ ِﲝَ ﱟﺪ أ َْو ﺗَـ ْﻌ ِﺰﻳْﺮ ٌ اَ ْﳉََﺮا ﺋ ُﻢ َْﳏﻈُْﻮَر Artinya, “Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman hadd atau ta’zir".
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 25
Tindak kriminal tersebut di antaranya pergaulan bebas, pencurian, narkoba, minuman keras, pembunuhan, LGBT, pemerkosaan, dll. Pemberantasan tindak kriminal oleh Khilafah secara umum mencakup dua hal. Pertama, pencegahan tindak kriminal dengan penerapan syariat Islam di tengah kehidupan; dan kedua penjatuhan sanksi hukum (‘uqubat) bagi orang yang melakukan tindak kriminal. Dengan demikian, paradigma pemberantasan kriminal didasarkan pada tindakan preventif (pencegahan) sebelum terjadi tindak kriminal tersebut dan kuratif (‘pengobatan’) bagi pelaku yang melakukannya. Upaya pencegahan berupa hukum-hukum syariat yang mencegah terjadinya tindak kriminal. Sementara, upaya kuratif berupa penjatuhan sanksi hukum bagi pelaku tindak kriminal. Satu hal yang menarik, sistem sanksi dalam Islam berbeda dengan sistem sanksi apapun di dunia ini. Sanksi dalam syariat Islam bukan hanya berpihak kepada masyarakat yang menjadi korban, melainkan juga berpihak pada korban itu sendiri. Sanksi dalam Islam merupakan zawajir sekaligus jawabir. Sanksi dalam Islam sangat tegas sehingga mendatangkan efek jera. Oleh karena itu, sanksi dalam Islam akan mencegah seseorang untuk melakukan suatu tindak kriminal. Inilah yang disebut zawajir. Sebagai contoh, ketika diterapkannya hukum qishash, maka qishash tersebut akan mencegah terjadinya tindakan balas dendam kepada keluarga korban kepada pelaku atau keluarga pelaku. Di dalam al-Quran Allah SWT berfirman:
26 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
ِ ِ ُوﱄ ْاﻷَﻟْﺒ ِ ﺼ ﺎب َ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ ِﰲ اﻟْﻘ َ ِ ﺎص َﺣﻴَﺎةٌ ﻳَﺎأ “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa” [TQS al-Baqarah ayat 179]. Al-Alusi berkata dalam tafsirnya, Ruhul Ma’ani (2/1130), mengatakan, “Makna qishash sebagai jaminan kelangsungan hidup adalah kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Jaminan kelangsungan hidup di dunia telah jelas karena dengan disyariatkannya qishash berarti seseorang akan takut melakukan pembunuhan. Dengan demikian, qishash menjadi sebab berlangsungnya hidup jiwa manusia yang sedang berkembang. Adapun kelangsungan hidup di akhirat adalah berdasarkan alasan bahwa orang yang membunuh jiwa dan dia telah diqishash di dunia, kelak di akhirat ia tidak akan dituntut memenuhi hak orang yang dibunuhnya.” Sanksi dalam Islam juga merupakan jawabir. Ini berarti sanksi tersebut merupakan penebus dosa bagi pelaku yang dikenai sanksi hukum Islam. Rasulullah SAW bersabda:
« » ﻣﻦ أﺻﺎب ﻣﻨﻜﻢ ﺣ ّﺪاً ﻓﺠﻌﻠﺖ ﻟﻪ ﻋﻘﻮﺑﺘﻪ ﻓﻬﻮ ﻛﻔﺎرﺗﻪ “Barang siapa melakukan pelanggaran batas (hukum Allah) lalu dijatuhi sanksi maka itu merupakan kafaratnya (penebus dosa)” (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban).
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 27
Kriminalitas Salah satu bentuk kriminalitas adalah pergaulan bebas. Sistem kufur tak memerhatikan sama sekali soal ini. Sistem itu justru mempertuhankan hawa nafsu. Nafsu seks diumbar sedemikian rupa tanpa mengindahkan aturan sama sekali. Bagi sistem tersebut, hubungan seks boleh selama tidak merugikan orang lain. Jangan heran, jika tidak ada aturan di negeri ini yang mengharamkan zina, homoseks maupun lesbian. Tak ayal, seks bebas dan homoseks angkanya terus meningkat. Yang sungguh mengkhawatirkan, perilaku ini menghinggapi para remaja. Banyak survei membuktikan. Menurut hasil survei 2008 oleh satu lembaga, 63 persen remaja di Indonesia usia sekolah SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah, dan 21 persen di antaranya melakukan aborsi. Bagaimana dengan tahun ini? Survei-survei berikutnya membuktikan peningkatan yang signifikan dengan pelakunya makin muda, bahkan ada yang masih sekolah dasar (SD). Prostitusi pun bak jamur di musim hujan. Jika dulu perbuatan maksiat itu terjadi di warung remang-remang atau lokalisasi pelacuran, kini tempatnya di hotel berbintang. Cara menggaet konsumennya pun kian canggih, menggunakan media sosial. Pelacurnya pun tak lagi kelas kere (miskin), tetapi artis-artis papan atas. Spektrum hidung belangnya pun kian lebar, dari miskin hingga konglomerat. Setali tiga uang dengan seks bebas, LGBT pun terus berkembang. Kalau dulu sembunyi-sembunyi, kini mereka
28 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
terang-terangan. Penularan perilaku menyimpang itu menjangkau banyak kalangan. Menurut survei CIA, sebagaimana dilansir sebuah situs asing, jumlah populasi LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) di Indonesia adalah ke-5 terbesar di dunia setelah Cina, India, Eropa dan Amerika. Beberapa lembaga survey independen dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia punya 3 persen LGBT. Berarti dari 250 juta penduduk kita 7,5 jutanya adalah LGBT. Ini sungguh angka yang mengagetkan. Itulah fakta negeri yang jauh dari rahmat ilahi. Ini tidak akan terjadi dalam sistem Islam. Dalam sistem ini, negara sangat menjaga keturunan/nasab manusia. Bukankah manusia diciptakan berlainan jenis untuk melangsungkan keturunannya? Maka dari itu, Islam sangat menjaga perilaku manusia agar tidak menyimpang dari fitrah penciptaan nafsu dalam dirinya. Sebagaimana memberantas tindak kriminal lainnya, khilafah memberantas pergaulan bebas dan LGBT dengan penerapan hukum secara komprehensif. Di antara hukum syariat Islam yang berkaitan dengan hal tersebut adalah: 1.
Keimanan individu dengan pembinaan dan sistem pendidikan Islam (kurikulum, materi, metode) yang membentuk kepribadian Islam secara gratis. Rasulullah SAW dulu membebaskan tahanan dengan tebusan berupa seorang tahanan mengajari membaca kepada sepuluh orang sahabat. Ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab negara.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 29
2.
Kewajiban menutup aurat (terhadap lawan jenis maupun sesama jenis). Di dalam khazanah syariat Islam sudah dikenal batasan aurat. Tidak boleh menampakkan aurat kecuali kepada mahramnya. Misalnya, seperti yang digambarkan di dalam al-Quran surat an-Nur ayat 31.
3.
Tak mengumbar kecantikan di depan publik (tabarruj); mencegah acara yang mempertontonkan aurat. Allah SWT menerangkan hal ini di antaranya dalam surat alAhzab ayat 33.
4.
Perintah menjaga pandangan (ghadhul bashar), sebagaimana dinyatakan dalam surat an-Nur ayat 30 dan 31.
5.
Larangan tidur dalam satu selimut (baik sejenis, maupun lawan jenis). Nabi saw.:
ِ ﻣﺮوا أَوﻻَ َد ُﻛﻢ ﺑﺎﻟ ﱠ ِِ ﻮﻫ ْﻢ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ َوُﻫ ْﻢ ْ ﲔ َو َ ﺼﻼَة َوُﻫ ْﻢ أَﺑْـﻨَﺎءُ َﺳْﺒﻊ ﺳﻨ ُ ُاﺿ ِﺮﺑ ْ ُُ ِ وﻓَـﱢﺮﻗُﻮا ﺑـﻴـﻨـﻬﻢ ﰲ اﳌﻀ،أَﺑـﻨﺎء ﻋ ْﺸ ٍﺮ ﺎﺟ ِﻊ َ َ َ َ ْ ُ َْ َ َ ُ ْ
Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika usia mereka tujuh tahun; pukullah mereka karena (meninggalkan)-nya saat berusia sepuluh tahun; dan pisahkan mereka di tempat tidur” (HR Abu Dawud).
Rasulullah saw. memerintahkan umatnya untuk memisahkan tempat tidur anak-anak. Padahal tidak ada keraguan sedikitpun, ketika mereka tidur dalam satu ranjang hal itu belum bisa mengantarkan mereka dalam
30 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
perbuatan zina atau sodomi, karena belum ada hasrat (syahwat) untuk itu di usia tersebut. Dengan begitu, perintah “memisahkan tempat tidur” tersebut lebih diarahkan pada perbuatannya itu sendiri, yaitu mudhâja’ah (tidur bersama). Karena itu perbuatan mudhâja’ah (tidur bersama) ini haram. 6.
Larangan ber-khalwat dan ikhtilath. Khalwat artinya mojok, atau berdua-duaan antara seorang laki-laki dengan perempuan. Ikhtilat berarti campur baur antara laki-laki dengan perempuan. Banyak sabda Nabi SAW yang melarang khalwat, di antaranya:
ِ ٍ ﺎﷲ واﻟْﻴـﻮِم ْاﻵ ِﺧ ِﺮ ﻓَﻼَ ﻳ ْﺨﻠُﻮ ﱠن ﺑِﺎﻣﺮأ ِ ﺲ َﻣ َﻌ َﻬﺎ ﻴ ﻟ َة َ ْ ْ َ َ َِوَﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن ﻳُـ ْﺆﻣ ُﻦ ﺑ َْ َ َ َ ذُ ْو َﻣ ْﺤ َﺮٍم ِﻣ ْﻨـ َﻬﺎ ﻓَِﺈ ﱠن ﺛَﺎﻟِﺜُـ ُﻬ َﻤﺎ اﻟ ﱠ ﺸ ْﻴﻄَﺎ ُن
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi orang ketiga diantara mereka berdua” (HR. Ahmad). 7.
Negara memberikan kemudahan dalam menikah. Nabi Muhammad Rasulullah SAW bersabda: "Perempuan yang paling besar mendatangkan berkah Allah untuk suaminya adalah perempuan yang paling ringan maharnya." (HR. Ahmad, Hakim, Baihaqi). Dalam hadits lain, diterangkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya pernikahan yang paling berkah adalah pernikahan yang sederhana belanjanya."(HR. Ahmad).
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 31
8.
Kebolehan poligami, dan pada saat yang sama melarang perzinaan.
9.
Negara menerapkan sistem ekonomi Islam yang menjamin kesejahteraan rakyat sehingga tertutup alasan ekonomi untuk melacur.
10. Negara melarang pornografi dan mengontrol tayangan/media agar tidak merusak masyarakat. Islam mewujudkan kemaslahatan dalam hal ini seperti adanya perintah menikah serta larangan melakukan zina, sodomi dan homoseksual. Allah SWT berfirman:
ِ ِ ﴾..ﱢﺴ ِﺎء َ َ﴿ﻓَﺎﻧْﻜ ُﺤ ْﻮا َﻣﺎ ﻃ َ ﺎب ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻣ َﻦ اﻟﻨ Karena itu nikahilah wanita-wanita yang menyenangkan hati kalian (QS Ali ‘Imran [3]: 14). Pada saat yang sama, Allah SWT juga mengharamkan zina:
ِ َ﴿وﻻَ ﺗَـ ْﻘﺮﺑﻮا اﻟﱢﺰﻧَﺎ إِﻧﱠﻪ َﻛﺎ َن ﻓ ﴾..ًﺎﺣ َﺸﺔً َو َﺳﺎءَ َﺳﺒِْﻴﻼ ُ َُ َ Janganlah kalian mendekati zina karena sesungguhnya zina itu merupakan perbuatan keji dan jalan [memenuhi naluri seksual] yang buruk (QS al-Isra’ [17]: 32). Ayat ini juga memberi pengertian melalui dalalah iltizam bahwa negara harus menutup semua jalan yang bisa mendekatkan ke arah perzinaan. Karena itu negara
32 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
harus misalnya: melarang beredarnya pornografi dan pornoaksi di tengah masyarakat. Negara harus menghalangi campur baur antara laki-laki dan perempuan di masyarakat. Negara harus mengawal terwujudnya kewajiban bagi semua orang untuk menutup aurat dan ketidakbolehan wanita mengumbar kecantikannya di depan publik. Negara harus menjamin penerapan sistem ekonomi Islam yang kan menutup alasan ekonomi bagi seseorang untuk melacur. 11. Kontrol masyarakat dengan spirit amar makruf nahi mungkar. 12. Penerapan sanksi hukum, termasuk sanksi bagi orang yang menuduh zina (qadzaf). Zina dalam pandangan Islam merupakan kemaksiyatan dan dosa besar, merupakan jarîmah (kejahatan). Karena itu orang yang melakukan zina dikenai sanksi yang berat. Sanksi pezina itu jiak ia muhshan yakni telah pernah menikah maka hukumannya adalah dirajam. Sedangkan jika ia ghayru muhshan yakni belum pernah menikah maka hukumannya adalah dijilid seratus kali dera. Allah SWT berfirman:
ِ ﴿اﻟﱠﺰاﻧِﻴﺔُ واﻟﱠﺰِاﱐ ﻓَﺎﺟﻠِ ُﺪوا ُﻛ ﱠﻞ و اﺣ ٍﺪ ﱢﻣْﻨـ ُﻬ َﻤﺎ ِﻣﺎﺋَﺔَ َﺟ ْﻠ َﺪ ٍة َوَﻻ ﺗَﺄْ ُﺧ ْﺬ ُﻛﻢ ِِ َﻤﺎ ْ َ َ َ َرأْﻓَﺔٌ ِﰲ ِدﻳ ِﻦ اﻟﻠﱠ ِﻪ إِن ُﻛﻨﺘُ ْﻢ ﺗُـ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ َواﻟْﻴَـ ْﻮِم ْاﻵ ِﺧ ِﺮ َوﻟْﻴَ ْﺸ َﻬ ْﺪ َﻋ َﺬاﺑَـ ُﻬ َﻤﺎ ِِ ِ ﴾ﲔ َ ﻃَﺎﺋ َﻔﺔٌ ﱢﻣ َﻦ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 33
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman” (TQS anNur [24]: 2). Ayat ini menjelaskan bahwa hukuman bagi pezina adalah jilid 100 kali dera. Ayat tersebut bersifat umum mencakup semua pezina. Namun keumuman ayat tersebut dikhususkan oleh banyak riwayat yang menjelaskan bahwa hukuman jilid 100 kali dera itu adalah untuk pezina ghayru muhshan, sedangkan untuk pezina muhshan maka hukumannya adalah dirajam. Diantaranya adalah riwayat berikut:
ٍ ِ اﳊَ ﱠﺪ ﰒُﱠ ْ ﻓَ ُﺠﻠِ َﺪ-ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ- ﱠﱮ أَ ﱠن َر ُﺟﻼً َز َﱏ ﺑِ ْﺎﻣَﺮأَة ﻓَﺄ ََﻣَﺮ ﺑِﻪ اﻟﻨِ ﱡ ﺼ ٌﻦ ﻓَﺄ ََﻣَﺮ ﺑِِﻪ ﻓَـُﺮِﺟ َﻢ ْأ َ ُﺧِ َﱪ أَﻧﱠﻪُ ُْﳏ Seorang laki-laki berzina dengan seorang perempuan lalu nabi saw memerintahkan agar dia dijilid maka dia pun dijilid, kemudian diberitahukan bahwa ia muhshan maka Beliau memerintahkan agar dia dirajam. (HR Abu Dawud, an-Nasai) Hukuman itu bagi orang yang terbukti dengan pembuktian syar’iy telah melakukan zina. Pembuktian syar’iy untuk kasus zina itu diantaranya dengan pengakuan pelaku seperti dalam kasus Ma’iz al-Aslami dan al-Ghamidiyah, ada empat orang saksi yang memberi kesaksian terjadinya perzinaan itu secara pasti tanpa ada keraguan sedikitpun.
34 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Adapun orang yang melakukan perbuatan mendekati atau pendahuluan ke arah zina tetapi tidak terbukti dengan pembuktian syar’iy telah melakukan zina, misalnya seorang laki-laki didapati berduaan di sebuah kamar dengan seorang perempuan, maka tentu saja tidak bisa dijatuhi hadd zina. Namun demikian bukan berarti hal tersebut dibenarkan, sebab masuk dalam kategori mendekati zina. Sementara itu, homoseksual merupakan dosa besar. Imam Ibnu Qudamah mengatakan bahwa telah sepakat (ijmak) seluruh ulama mengenai keharaman homoseksual (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, XII/348). Nabi saw. telah bersabda:
ٍ ُﻮط وﻟَﻌﻦ اﻟﻠﱠﻪ ﻣﻦ ﻋ ِﻤﻞ ﻋﻤﻞ ﻗَـﻮِم ﻟ ٍ ِ ِ ﻮط ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ُ»ﻟَ َﻌ َﻦ اﻟﻠﱠﻪُ َﻣ ْﻦ َﻋﻤ َﻞ َﻋ َﻤ َﻞ ﻗَـ ْﻮم ﻟ ٍ ُوﻟَﻌﻦ اﻟﻠﱠﻪ ﻣﻦ ﻋ ِﻤﻞ ﻋﻤﻞ ﻗَـﻮِم ﻟ «ﻮط ْ َ ََ َ َ ْ َ ُ َ َ َ Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah telah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth (HR Ahmad). Orang yang melakukan sodomi dan homoseksual, Islam dengan tegas menegaskan pelakunya dibunuh. Nabi saw. bersabda:
ِ ﻣﻦ وﺟ ْﺪُﲤُﻮﻩ ﻳـﻌﻤﻞ ﻋﻤﻞ ﻗَـﻮِم ﻟُﻮ ٍط ﻓَﺎﻗْـﺘُـﻠُﻮا اﻟْ َﻔ ﺎﻋ َﻞ َواﻟَ ْﻤﻔﻌُ ْﻮَل ﺑِِﻪ ْ ْ َ َ َ ُ َ َْ ُْ َ َ ْ َ Siapa saja yang kalian temukan sedang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, bunuhlah pelaku dan pasangannya (HR Ahmad).
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 35
Lesbianisme dalam kitab-kitab fikih disebut dengan istilah as-sihâq atau al-musâhaqah. Definisinya adalah hubungan seksual yang terjadi di antara sesama wanita. Tak ada khilafiyah di kalangan fuqaha’ bahwa lesbianisme hukumnya haram. Keharamannya antara lain berdasarkan sabda Rasulullah saw.:
«ﱢﺴ ِﺎء ِزﻧًﺎ ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ ﱠﻦ ُ »اﻟ ﱢﺴ َﺤ َ ْ ﺎق ﺑَـ َ ﲔ اﻟﻨ Lesbianisme (as-sihâq) diantara wanita adalah [bagaikan] zina di antara mereka (HR ath-Thabrani). Lesbianisme menurut Imam adz-Dzahabi merupakan dosa besar (Dzahabi, Az-Zawâjir ‘an Iqtirâf al-Kabâ’ir, II/235). Para fuqaha’ sepakat akan keharamannya berdasarkan hadis dari Watsilah bin Al Asqa’ ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda:
«ﱢﺴ ِﺎء ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ ﱠﻦ ِزﻧًﺎ ُ » ِﺳ َﺤ َ ﺎق اﻟﻨ Perbuatan lesbian di antara wanita adalah [bagaikan] zina. (HR Abu Ya’la. Lihat juga: Majma’ az-Zawâ’id, VI/256). Dalam riwayat lain yang semakna, Rasulullah saw bersabda:
«ﱢﺴ ِﺎء ِزﻧًﺎ ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ ﱠﻦ ُ »اﻟ ﱢﺴ َﺤ َ ْ ﺎق ﺑَـ َ ﲔ اﻟﻨ Lesbianisme diantara wanita adalah [bagaikan] zina di antara mereka. (HR ath-Thabrani, dalam Al-Mu’jam al-Kabîr, XXII/63; Sa’ud al-Utaibi, Al-Mawsû’ah al-Jinâ`iyah al-
36 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Islâmiyyah, 1/427 dan 452; Al-Mawsu’ah al-Fiqhiyyah alKuwaytiyyah, 24/162; Wahbah Zuhaili, Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, VII/291). Imam Ibnu Hazm menyebut dalil-dalil lain yang mengharamkan lesbianisme. Di antaranya hadis dari Ibnu Mas’ud ra. yang berkata bahwa Nabi saw. telah melarang perempuan bersentuhan kulit (mubâsyarah) dengan perempuan lain dalam satu selimut karena bisa jadi perempuan itu akan menceritakan keadaan temannya itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihat perempuan teman istrinya itu (HR al-Bukhari). Imam Ibnu Hazm menjelaskan bahwa dalil ini telah mengharamkan mubâsyarah, yakni persentuhan kulit dengan kulit tanpa penghalang antarwanita di bawah satu selimut. Jika persentuhan itu terjadi antar kemaluan (farji), yaitu lesbianisme, maka tentu lebih haram lagi dan merupakan kemaksiatan yang berlipat ganda (ma’shiyah mudhâ’afah) (Ibnu Hazm, Al-Muhalla, VI/547; Ibnu Bathal, Syarh Shahîh alBukhari, VII/366). Namun demikian, hukuman untuk lesbianisme tidak seperti hukuman zina, melainkan hukuman ta’zîr, yaitu hukuman yang tidak dijelaskan oleh sebuah nash khusus. Jenis dan kadar hukumannya diserahkan kepada qâdhi (hakim). Ta’zîr ini bentuknya bisa berupa hukuman cambuk, penjara, publikasi (tasyhîr), dan sebagainya (Sa’ud al-Utaibi, Al-Mawsû’ah al-Jinâ`iyyah al-Islâmiyah, hlm. 452; Abdurrahman Al-Maliki, Nizhâm al-‘Uqûbât, hlm. 9).
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 37
Dengan semua itu keturunan manusia pun terjaga. Eksistensi umat manusia degan segenap martabat kemanusiannya juga terjaga. Masyarakat pun terbebas dari perilaku menyimpang yang sangat membahayakan eksistensi manusia. Semua aturan di atas merupakan syariat Islam. Tidak mungkin hukum-hukum tersebut diterapkan oleh sistem sosialisme/komunis. Sebab, mereka tidak memiliki hukumhukum tersebut. Bahkan, tidak mengimaninya. Jadi, bagaimana dapat menerapkannya. Begitu juga, hukumhukum tersebut tidak mungkin dapat dilaksanakan oleh sistem kapitalisme. Mereka tidak memiliki dan tidak mengimaninya. Semua hukum tersebut baru dapat diterapkan dengan sistem yang berasal dari Islam, yakni khilafah. Begitu pula berkaitan dengan kriminalitas yang mengganggu keamanan. Di negeri yang mayoritas Muslim ini justru keamanan begitu mahal, apalagi dalam dua tahun terakhir. Para begal begitu leluasa beraksi. Jambret dan penodong bisa menghadang setiap orang di jalanan. Tidak hanya di kota-kota besar, mereka berkeliaran sampai ke pelosok-pelosok desa. Mereka tidak hanya merampas harta orang lain di jalan. Sebagian mereka menganiaya korbannya hingga ada yang tewas. Berbagai operasi aparat keamanan ternyata tak menghentikan aksi kejahatan di jalanan ini. Ini bisa jadi karena sanksi yang diterapkan tidak memberikan efek jera.
38 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Islam memiliki cara tersendiri untuk mencegah kejahatan di jalanan ini. Tindakan teror, perampokan maupun pembegalan adalah perbuatan haram. Ada sanksi yang tegas terhadap para pelakunya. Abdurrahman al-Maliki dalam kitab Nizhâm al-‘Uqûbât menyatakan bahwa sanksi yang harus diterima pembegal jalanan (quthâ’ ath-tharîq) berbeda-beda sesuai dengan tindakan yang mereka lakukan.
ِ اﻟﻠﱠﻪَ َوَر ُﺳﻮﻟَﻪُ َوﻳَ ْﺴ َﻌ ْﻮ َن ِﰲ ْاﻷ َْر ض ﻓَ َﺴ ًﺎدا أَن ٍ أَﻳ ِﺪﻳ ِﻬﻢ وأَرﺟﻠُﻬﻢ ﱢﻣﻦ ِﺧ َﻼ ف أ َْو ﻳُﻨ َﻔ ْﻮا ِﻣ َﻦ ْ ُ َُْ ْ ْ
ِﱠ ِﱠ ﻳﻦ ُﳛَﺎ ِرﺑُﻮ َن َ ﴿ إﳕَﺎ َﺟَﺰاءُ اﻟﺬ ﺼﻠﱠﺒُﻮا أ َْو ﺗُـ َﻘﻄﱠ َﻊ َ ُﻳـُ َﻘﺘﱠـﻠُﻮا أ َْو ﻳ ِ ْاﻷ َْر ﴾ض
“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya).“ (TQS al-Maidah [5]: 33) Jika hanya merampas harta benda saja, mereka akan dikenai hukuman dengan dipotong tangan kanan dan kaki kirinya (secara silang). Tangan dipotong dipergelangannya seperti pemotongan pada kasus pencurian. Adapun kaki dipotong pada persendian mata kakinya (dengan benda yang sangat tajam dan tanpa dilakukan penyiksaan). Jika mereka hanya melakukan teror dijalan, mereka dikenai sanksi pengusiran, yakni diusir dari negerinya ke negeri-negeri yang jauh. Jika mereka hanya membunuh,
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 39
mereka dikenai hukum bunuh saja. Namun, jika mereka membunuh disertai merampas harta benda maka mereka akan dibunuh dan disalib. Penyaliban dilakukan setelah dilakukan pembunuhan, bukan sebelumnya. Tujuan dari hukuman ini juga agar memberikan efek jera bagi pelakunya dan efek takut bagi yang ingin melakukan kejahatan yang sama. Hukum itu juga dilengkapi dengan penerapan sistem Islam lainnya yang menyempurnakan penjagaan atas keamanan itu. Penerapan sistem ekonomi akan meminimalkan faktor penyebab kejahatan sebab selama ini terungkap fakta banyak orang melakukan kejahatan dengan alasan faktor ekonomi. Kejahatan-kejahatan itu tentu akan menjadi gangguan keamanan. Penjagaan keamanan juga akan dilakukan oleh polisi, termasuk dengan melakukan patroli. Hal itu akan memperkecil peluang terjadinya kejahatan. Sebab kejahatan terjadi diantaranya karena adanya peluang terjadinya kejahatan itu. Dan penerapan sistem ‘uqubat Islam akan memberi efek jera yang mencegah orang melakukan kejahatan. Keamanan dan terwujudnya rasa aman bagi masyarakat itu akan terwujud dan bisa dirasakan manusia dengan penerapan syariah Islam secara kâffah. Dengan begitu, keamanan individu, masyarakat dan negara pun terjaga.
Imam al-Ghazali mengungkapkan pentingnya kekuasaan dan negara. Beliau mengungkapkan:
40 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
ِ اَﻟﺪﱢﻳﻦ واﻟ ﱡﺴ ْﻠﻄَﺎ ُن ﺗَـﻮأَﻣ س َوَﻣﺎ ﻻَ أُ ﱠ اَﻟﺪﱢﻳْ ُﻦ أُ ﱞ،ﺎن ُس ﻟَﻪ َْ ٌ س َواﻟ ﱡﺴ ْﻠﻄَﺎ ُن َﺣﺎ ِر َ ُْ ِ ﻀﺎﺋِ ٌﻊ َ َس ﻟَﻪُ ﻓ َ ﻓَ َﻤ ْﻬ ُﺪ ْوٌم َوَﻣﺎ َﻻ َﺣﺎر “Agama dan kekuasaan (ibarat) saudara kembar. Agama adalah pondasi dan kekuasaan adalah penjaga. Sesuatu yang tanpa pondasi niscaya runtuh dan sesuatu tanpa penjaga niscata lenyap” (Imam al-Ghazali, al-Iqtishâd fî al-I’tiqâd). Dengan demikian, negara perlu dijaga. Dijaga bagaimana? Negara dijaga agar tetap utuh dan tetap menerapkan syariat Islam. Untuk itu, khilafah menerapkan beberapa hukum syariat Islam yang apabila diterapkan akan dapat menjaga negara. Di antara syariat yang dilakukan oleh khilafah adalah: 1.
Menanamkan bahwa umat Islam adalah ummatan wahidah (satu umat) dan khairu ummah (umat terbaik) dalam pembinaan dan pendidikan. Allah SWT berfirman:
ِ ُﻛْﻨﺘﻢ ﺧﻴـﺮ أُﱠﻣ ٍﺔ أُﺧ ِﺮﺟ ِ ﱠﺎس ﺗَﺄْﻣﺮو َن ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮ وف َوﺗَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ ْ َ ْ ُْ َ ُ ُ ِ ﺖ ﻟﻠﻨ ََْ ْ ُ ِ َاﻟْﻤْﻨ َﻜ ِﺮ وﺗُـ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن ﺑِﺎﻟﻠﱠ ِﻪ وﻟَﻮ آَﻣﻦ أ َْﻫﻞ اﻟْ ِﻜﺘ ﺎب ﻟَ َﻜﺎ َن َﺧْﻴـًﺮا َﳍُ ْﻢ ِﻣْﻨـ ُﻬ ُﻢ َ ُ ُ ََ َْ ِ اﻟْﻤ ْﺆِﻣﻨُﻮ َن وأَ ْﻛﺜَـﺮﻫﻢ اﻟْ َﻔ ﺎﺳ ُﻘﻮ َن ُ ُ ُُ َ “Kamu sekalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia, yang menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar serta beriman kepada Allah?” (QS Ali ‘Imrân [3]: 110).
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 41
2.
Mewajibkan persatuan umat. Rasulullah SAW bahkan menegaskan bahwa umat Islam itu laksana bangunan yang saling mengokohkan satu dengan lainnya. Beliau bersabda:
ِ إِ ﱠن اﻟْﻤ ْﺆِﻣﻦ ﻟِْﻠﻤ ْﺆِﻣ ِﻦ َﻛﺎﻟْﺒـْﻨـﻴ ﻀﺎ َ ﻀﻪُ ﺑَـ ْﻌ ُ ﺎن ﻳَ ُﺸ ﱡﺪ ﺑَـ ْﻌ َُ ُ َ ُ “Sesungguhnya mukmin terhadap mukmin yang lain laksana suatu bangunan yang saling mengokohkan satu sama lain” (HR. Bukhari). 3.
Menjaga pondasi keutuhan dan kelestarian syariat Islam: a.
Menetapkan salah satu syarat kepala negara harus Muslim
b.
Proses baiat yang mewajibkan kepala negara menerapkan al-Quran dan as-Sunnah, serta rakyat wajib mentaatinya selama tidak memerintahkan maksiyat. Tidak melakukan tindakan fisik kepada penguasa selama mereka tidak melakukan kufran bawahan.
ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ- ﻮل اﻟﻠﱠ ِﻪ ُ ﺻ ِﺎﻣﺖ ﻗَ َﺎل َد َﻋﺎﻧَﺎ َر ُﺳ َ َﻋ ْﻦ ﻋُﺒَ َﺎدة ﺑْ ُﻦ ِ َﺧ َﺬ َﻋﻠَْﻴـﻨَﺎ أَ ْن ﺑَﺎﻳَـ َﻌﻨَﺎ َﻋﻠَﻰ اﻟ ﱠﺴ ْﻤ ِﻊ َ ﻴﻤﺎ أ َ ﻓَـﺒَﺎﻳَـ ْﻌﻨَﺎﻩُ ﻓَ َﻜﺎ َن ﻓ-وﺳﻠﻢ ﺎﻋ ِﺔ ِﰱ َﻣْﻨ َﺸ ِﻄﻨَﺎ َوَﻣ ْﻜَﺮِﻫﻨَﺎ َوﻋُ ْﺴ ِﺮﻧَﺎ َوﻳُ ْﺴ ِﺮﻧَﺎ َوأَﺛـََﺮٍة َﻋﻠَْﻴـﻨَﺎ َوأَ ْن َ َواﻟﻄﱠ ِ اﺣﺎ ِﻋْﻨ َﺪ ُﻛ ْﻢ ِﻣ َﻦ َ ﻻَ ﻧـُﻨَﺎ ِز ً ع اﻷ َْﻣَﺮ أ َْﻫﻠَﻪُ ﻗَ َﺎل » إﻻﱠ أَ ْن ﺗَـَﺮْوا ُﻛ ْﻔًﺮا ﺑَـ َﻮ « اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻓِ ِﻴﻪ ﺑـُْﺮَﻫﺎ ٌن 42 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Dari Ubadah bin Shamit, dia berkata, Rasulullah SAW memanggil kami lalu kami membai’atnya untuk mendengar dan taat dalam keadaan lapang kami, sempit kami, sulit kami, mudah kami, hak kami dihalangi, dan kami tidak mencabut urusan (kekuasaan) dari pemiliknya. Beliau melanjutkan, ‘kecuali kalian melihat kekufuran yang nyata yang kalian miliki dari Allah di dalamnya bukti/penjelasan (HR. Muslim). c.
Larangan mengangkat lebih dari satu pemimpin. Rasulullah SAW bersabda:
ِ ْ » إِ َذا ﺑُﻮﻳِ َﻊ ِﳋَﻠِﻴ َﻔﺘَـ « اﻵﺧَﺮ ِﻣْﻨـ ُﻬ َﻤﺎ َ ﲔ ﻓَﺎﻗْـﺘُـﻠُﻮا “Bila dibai’at dua orang khalifah maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya” (HR. Muslim). d.
Memberikan kemudahan pembentukan parpol/organisasi/kelompok masyarakat untuk mengoreksi penguasa selama didasarkan pada Islam. Hal ini ditegaskan di dalam al-Quran:
ِ اﳋ ِﲑ وﻳﺄْﻣﺮو َن ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮ ِ ِ وف ُْ َ ُ ُ َ َ َْْ َوﻟْﺘَ ُﻜ ْﻦ ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ أُﱠﻣﺔٌ ﻳَ ْﺪﻋُﻮ َن إ َﱃ ﻚ ُﻫ ُﻢ اﻟْ ُﻤ ْﻔﻠِ ُﺤﻮ َن َ َِوﻳَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ اﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َوأُوﻟَﺌ “Hendaklah ada di antara kalian sekelompok umat yang menyeru kepada kebaikan (Islam) dan menyuruh berbuat ma’ruf serta mencegah berbuat munkar dan merekalah orang-orang yang beruntung” (QS. Ali ‘Imran [3]: 104). 4.
Melarang hal-hal yang membahayakan negara:
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 43
a.
Melarang separatisme
b.
Melarang disintegrasi
c.
Melarang bughat
d.
Melarang memberi jalan bagi orang/negara kafir menguasai umat Islam
5.
Menyampaikan dakwah ke luar negeri sehingga negaranegara lain paham akan keadilan Islam dan tidak cobacoba memporakporandakan negara
6.
Melakukan muhasabah hukkam (koreksi pada penguasa), dan bila melakukan kufran bawahan (kekafiran yang nyata) boleh mengangkat senjata
7.
Menerapkan sanksi hukum: a.
Memerangi kelompok yang memecah belah umat Islam
b.
Berjihad melawan negara kafir imperialis
Islam tidak memberikan celah sedikit pun bagi kelompok tertentu untuk memisahkan diri dari wilayah kesatuan kaum Muslim. Karena itu Islam menetapkan hukum haram bagi kelompok yang ingin memisahkan diri. Khilafah akan memerangi mereka yang memberontak kepada Khalifah dan mempertahankan wilayah Daulah dengan kekuatan senjata. Tidak bisa kemudian dengan alasan hak asasi manusia (HAM) kelompok tertentu memberontak kepada negara seperti saat ini yang terjadi di Papua. Apalagi jelas-jelas di
44 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
belakang mereka adalah kekuatan asing yang memang ingin memecah negeri kaum Muslim Indonesia agar kian lemah dan mudah dicengkeram oleh penjajah. Kasus Timor Timur yang lepas dari Indonesia pada tahun 1999 menjadi catatan penting betapa negara sekular/kapitalis tidak memiliki prinsip untuk mempertahankan kesatuan wilayahnya. Rezim penguasa saat itu lebih takut kepada asing daripada menjaga kedaulatannya. Kondisi ini tentu sangat berbeda saat negara menerapkan Islam secara kâffah dalam naungan Khilafah. Tak akan dibiarkan sejengkal pun wilayah Daulah jatuh kepada pemberontak atau penjajah. Eksistensi negara bisa terancam jika ada sekelompok orang yang membangkam dan menentang negara menggunakan kekuatan. Aktivitas bughat tersebut dalam pandangan Islam merupakan kriminal. Muhammad Khayr Haikal dalam bukunya al-Jihâd wa alQitâl (Dar al-Bayariq, hal. 63) menjelaskan bahwa orangorang yang melakukan bughat pada mereka harus ada tiga hal: 1.
Membangkang terhadap kekuasaan daulah dengan tidak mau menunaikan hak negara, tidak mau menaati perundang-undangan atau berusaha untuk mendongkel kepala negara (khalifah).
2.
Memiliki kekuatan yang memungkinkan mereka untuk mengontrol (as-saytharah).
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 45
3.
Melakukan khuruj yakni penentangan, yaitu yang dalam ungkapan sekarang adalah revolusi bersenjata, perang sipil, perang dalam negeri, menggunakan senjata atau kekerasan untuk meraih tujuan politik yang menjadi alasan dilakukannya revolusi.
Deskripsi tersebut dijelaskan dalam al-Quran, as-Sunnah dan Ijmak Shahabat. Nash utama tentang bughât adalah firman Allah SWT:
ِ ﺎن ِﻣﻦ اﻟْﻤﺆِﻣﻨِﲔ اﻗْـﺘﺘـﻠُﻮا ﻓَﺄ ﺖ ََ َ ْ ُ َ ِ َ﴿ َوإِ ْن ﻃَﺎﺋَِﻔﺘ ْ ََﺻﻠ ُﺤﻮا ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ ﻓَِﺈ ْن ﺑَـﻐ ْ ُﺧَﺮى ﻓَـ َﻘﺎﺗِﻠُﻮا اﻟﱠِﱵ ﺗَـْﺒﻐِﻲ َﺣ ﱠﱴ ﺗَِﻔﻲءَ إِ َﱃ أ َْﻣ ِﺮ اﻟﻠﱠ ِﻪ ﻓَِﺈ ْن ْ إِ ْﺣ َﺪ ُاﳘَﺎ َﻋﻠَﻰ ْاﻷ ِِ ﴾ﲔ َﺻﻠِ ُﺤﻮا ﺑَـْﻴـﻨَـ ُﻬ َﻤﺎ ﺑِﺎﻟْ َﻌ ْﺪ ِل َوأَﻗْ ِﺴﻄُﻮا إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ُِﳛ ﱡ ْ َﻓَﺎء َ ﺐ اﻟْ ُﻤ ْﻘﺴﻄ ْ ت ﻓَﺄ Dan jika dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya (zalim) maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (TQS al-Hujurat [49]: 9). Syaikhul Islam Zakariyya Al-Anshari (w.925 H) dalam Fathul Wahhab (II/153) mengatakan,”Dalam ayat ini memang tidak disebut ‘membangkang kepada imam’ secara sharih, akan tetapi ayat tersebut telah mencakupnya berdasarkan keumuman maknanya, atau karena ayat tersebut menuntutnya. Sebab jika perang dituntut karena kezaliman satu golongan atas golongan
46 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
lain, maka kezaliman satu golongan terhadap imam tentu lebih dituntut lagi.” Rasul saw dengan jelas menyatakan tercelanya tindakan membangkang kepada imam (al-khuruj ‘an tha’at al-imam). Nabi SAW bersabda:
ِ اﳉﻤﺎﻋﺔَ وﺧﺮج ِﻣﻦ اﻟﻄﱠﺎﻋ ِﺔ ﻓَﻤﺎت ﻓَ ِﻤﻴﺘﺘﻪ ﺟ « ٌﺎﻫﻠِﻴﱠﺔ َ ُ َُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َْ » َﻣ ْﻦ ﻓَ َﺎر َق Siapa saja yang memisahkan diri dari jamaah dan keluar dari ketaatan (kepada khalifah) lalu ia mati, maka matinya adalah mati jahiliyyah. (HR. Ahmad dari Abu Hurairah) Pembangkangan kepada imam itu tidak harus dalam bentuk mereka memulai terlebih dahulu angkat senjata. Itulah yang menjadi ijmak sahabat dalam kasus pembangkangan sekelompok orang arab untuk menunaikan zakat kepada Abu Bakar. Tentang perang Abu Bakar ra terhadap orang-orang yang tidak mau membayar zakat karena kebakhilan mereka atau karena syubhat anggapan mereka bahwa mereka tidak wajib membayar zakat kecuali kepada orang yang doanya membuat mereka tenteram yaitu Nabi saw sedangkan Beliau sudah wafat sehingga mereka tidak harus membayarnya, Imam asy-Syafii di dalam al-Umm (II/215) menyatakan, “Siapa yang tidak mau menunaikan apa yang telah diwajibkan oleh Allah SWT sementara imam tidak mampu mengambilnya karena pembangkangan mereka, maka imam memeranginya…. Jika membangkang menunaikannya atau yang lain dengan berkelompok (jamaah) dan jika dikatakan kepada mereka “tunaikan ini” mereka menjawab: “saya tidak akan menunaikannya, dan
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 47
saya tidak akan memulai perang kecuali kamu memerangi saya, maka mereka diperangi. Sebab tidak lain dia diperangi atas pembangkangan dari hak (kewajiban) yang wajib ditunaikan.” Mengenai yang dimaksud dengan imam, Abdul Qadir Audah menegaskan, “[Yang dimaksud] Imam, adalah pemimpin tertinggi (kepala) dari Negara Islam (ra`is addawlah al-islamiyah al-a’la), atau orang yang mewakilinya...” (Tasyrî’ al-Jinâ`iy II, hal. 676). Dengan demikian, pembangkangan kepada kepala negara yang bukan khalifah, misalnya kepada presiden dalam sistem republik, perdana menteri dalam sistem parlementer, tidak dapat disebut bughât, dari segi mana pun, menurut pengertian syar’i yang sahih. Orang-orang yang melakukan bughât itu harus mempunyai kekuatan yang memungkinkan mereka untuk mendominasi. Kekuatan ini haruslah sedemikian rupa, sehingga untuk mengajak golongan bughat ini kembali taat, khalifah harus mengerahkan segala kesanggupannya, misalnya mengeluarkan dana besar, menyiapkan pasukan, dan mempersiapkan perang (al-Husaini, Kifayatul Akhyar, II/197). Kekuatan itu bisa terwujud dengan adanya jumlah orang yang banyak (al-katsrah) dan adanya kekuatan (alquwwah), serta adanya pemimpin yang ditaati (Zakariyya alAnshari, Asna al-Mathalib, IV/111). Itu artinya kekuatan itu terwujud ketika mereka yang melakukan bughât itu berkelompok sebagai tha`ifah.
48 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Hal itu ditegaskan dalam QS al-Hujurat: 9, pada lafazh “wa in thâ`ifatâni …”. Kata “thâ`ifah” artinya adalah al-jama’ah (kelompok) dan al-firqah (golongan) (Anis, Al-Mu’jamul Wasith, hal. 571). Ayat tersebut menggunakan kata syarat “in” yang memberikan pengertian jika bukan thaifah maka tidak bisa diberlakukan keseluruhan hukum dalam ayat ini. Karena itu istilah bughât tidak bisa diberlakukan terhadap individu. Taqiyuddin al-Husaini mengatakan,”...jika (yang memberontak) itu adalah individu-individu (afrâdan), serta mudah mendisiplinkan mereka, maka mereka itu bukanlah bughât.” (Kifayatul Akhyar II, hal. 198). Sedangkan tentang al-khurûj (penentangan) mengggunakan senjata untuk mewujudkan tujuantujuannya, dasarnya adalah lafazh “iqtatalû” (kedua golongan itu berperang) dalam QS al-Hujurat: 9. Ini mengisyaratkan adanya sarana yang dituntut dalam perang, yaitu senjata (as-silâh). Selain itu Nabi SAW juga bersabda :
« ﺲ ِﻣﻨﱠﺎ َ » َﻣ ْﻦ َﲪَ َﻞ َﻋﻠَْﻴـﻨَﺎ اﻟ ﱢﺴﻼَ َح ﻓَـﻠَْﻴ Barangsiapa yang membawa senjata untuk memerangi kami, maka ia bukanlah golongan kami. (Muttafaqun ‘alayhi) Ayat diatas telah menyatakan bahwa hukuman terhadap pelaku bughat adalah diperangi sampai mereka kembali kepada perintah Allah, yaitu kembali taat kepada khalifah atau negara dan menghentikan pembangkangan mereka. Namun sebelum sampai kepada perang tersebut, imam atau khalifah harus mengontak mereka dan menanyakan apa yang mereka tuntut dari negara. Jika mereka menyebutkan
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 49
kezaliman maka kezaliman itu harus dihilangkan. Jika mereka mengklaim suatu syubhat maka syubhat tersebut harus dibongkar dan dijelaskan. Jika mereka menilai apa yang dilakukan oleh khalifah (negara) menyalahi kebenaran atau syara’, padahal tidak demikian halnya, maka harus dijelaskan kesesuaian tindakan dan kebijakan khalifah atau negara dengan syariah dan nash-nashnya serta harus ditampakkan kebenarannya. Semua itu harus dilakukan sampai taraf dianggap cukup. Jika mereka yang melakukan bughât itu tetap dalam pembangkangan, maka mereka diperangi agar kembali taat. Namun harus diingat, perang terhadap mereka adalah perang dalam rangka memberi pelajaran (qitâl at-ta`dîb) bukan perang untuk memusnahkan. Perang terhadap mereka bukan merupakan jihad. Jadi harta mereka bukan fa’i dan tidak boleh dirampas dan dibagi-bagi. Mereka yang tertawan tidak diperlakukan sebagai tawanan, melainkan diperlakukan sebagai pelaku kriminal. Wanita dan anak-anak mereka yang turut di medan perang tidak boleh dijadikan sabi. Semua itu menunjukkan pentingnya kesatuan negara dan persatuan umat. Siapa saja yang mengancam kesatuan negara dan persatuan umat Islam itu artinya mengancam eksistensi negara dan umat yang sama saja mengancam eksistensi Islam. Karena itu siapa hendak memecah belah persatuan umat itu harus disikapi dengan keras. Nabi saw bersabda:
50 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
ِ ﲨﻴﻊ ﻋﻠَﻰ رﺟ ٍﻞ و ِ ﺼﺎ ُﻛ ْﻢ أ َْو ُ اﺣ ٍﺪ ﻳُِﺮ َ ﻳﺪ أَ ْن ﻳَ ُﺸ ﱠﻖ َﻋ َ ُ َ َ ٌ َ » َﻣ ْﻦ أَﺗَﺎ ُﻛ ْﻢ َوأ َْﻣُﺮُﻛ ْﻢ «ُﺎﻋﺘَ ُﻜ ْﻢ ﻓَﺎﻗْـﺘُـﻠُﻮﻩ َ َﻳـُ َﻔﱢﺮ َق َﲨ “Siapa saja yang mendatangi kalian dan urusan kalian berhimpun pada satu orang (imam/khalifah), ia ingin memecah belah persatuan kalian maka bunuhlah dia” (HR. Muslim). Begitu pula, apabila ada pihak kafir penjajah yang berupaya memporak-porankan kesatuan umat Islam maka tidak boleh didiamkan. Allah SWT melarang umat Islam memberikan peluang kepada orang kafir untuk menguasai kaum Muslim. Allah SWT berfirman:
ِ ِ ِِ ﲔ َﺳﺒِ ًﻴﻼ َ ﻳﻦ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ُﻤ ْﺆﻣﻨ َ َوﻟَ ْﻦ َْﳚ َﻌ َﻞ اﻟﻠﱠﻪُ ﻟ ْﻠ َﻜﺎﻓ ِﺮ “Dan sekali-kali Allah tidak akan pernah memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang Mukmin”. (TQS An Nisaa [4]:141). Bahkan, negara kafir yang hendak menguasai negeri Muslim dan hendak menimbulkan fitnah di dalam negeri maka dilawan dengan jihad. Khalifah akan menyerukan jihad melawan mereka. Allah SWT berfirman:
ِ ِ ﱢﻳﻦ ﻟِﻠﱠ ِﻪ ﻓَِﺈ ِن اﻧْـﺘَـ َﻬ ْﻮا ﻓَ َﻼ ﻋُ ْﺪ َوا َن إِﱠﻻ ُ َُوﻗَﺎﺗﻠ ُ ﻮﻫ ْﻢ َﺣ ﱠﱴ َﻻ ﺗَ ُﻜﻮ َن ﻓْﺘـﻨَﺔٌ َوﻳَ ُﻜﻮ َن اﻟﺪ ِِ ﲔ َ َﻋﻠَﻰ اﻟﻈﱠﺎﻟﻤ Perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah (kekufuran) dan adalah agama bagi Allah semata-mata. (QS al-Baqarah [2]:193).
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 51
Dengan menerapkan hukum-hukum syariat Islam tersebut, kesatuan umat Islam terjaga, negara pun terpelihara. Selain itu, upaya untuk menghancurkan kesatuan umat baik datang dari dalam maupun dari luar akan dapat teratasi. Bila ini terjadi, maka yang akan merasa tenang dan tentram bukan hanya umat Islam melainkan juga non Muslim yang hidup bersama umat Islam. Namun, sekali lagi, penerapan hukum syariat Islam secara kaffah-lah yang dapat membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Dan, penerapan Islam secara kaffah ini hanya akan dapat diterapkan dengan sempurna dengan adanya khilafah. Jadi berdasarkan semua itu syariah dan khilafah akan mewujudkan islam rahmatan lil ‘alamîn. Wallâh a’lam bi ashshawâb.[]
52 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
PIDATO POLITIK: MENEGAKKAN DAULAH KHILAFAH, MEWUJUDKAN RAHMAH Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt, Telah maklum, Islam adalah dîn al-rahmah. Agama yang ketika diterapkan secara kaffah akan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Dan telah maklum pula, syariah secara kaffah itu hanya bisa ditegakkan dengan Khilafah Islamiyyah. Karena itu, Khilafah Islamiyyah sebagai institusi pelaksana syariah adalah dawlah al-rahmah. Daulah yang mewujudkan dan menebarkan rahmat dalam kehidupan. Siapa pun yang membuka catatan sejarah tentang Khilafah Islamiyyah, niscaya akan menemukan realitas ini. Kehidupan penuh rahmat benar-benar terwujud dalam kehidupan. Bukan hanya dirasakan oleh kaum Muslimin, orang-orang kafir pun turut merasakannya. Maka, tidak heran jika manusia dari berbagai bangsa berbondongbondong masuk Islam dengan sukarela. Bukan seperti negara sekular yang menolak hukum syariah. Kalaupun ada yang boleh diamalkan, hanya hukum
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 53
yang menyangkut kehidupan privat. Sikap ini hanya akan mengantarkan kepada kesengsaraan dan penderitaan di dunia dan akhirat.
Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt, Bukan hanya dawlah al-rahmah, Daulah Khilafah Islamiyyah juga dawlah al-‘ad-l. Daulah yang mewujudkan keadilan dalam kehidupan. Sebab, hukum yang ditegakkan Khilafah Islamiyyah adalah hukum yang berasal dari Dzat Yang Mahaadil, Allah Swt. Adakah hukum yang lebih baik dan lebih adil daripada hukum Pemilik alam raya beserta isinya? Keadilan itu juga terwujud karena Khilafah Islamiyyah memperlakukan rakyatnya secara adil di depan hukum dan peradilan, tanpa memandang strata sosial, suku, bangsa, maupun agamanya (lihat QS al-Nisa [4]: 59). Bukan seperti negara demokrasi yang menyerahkan pembuatan undang-undang kepada segelintir orang. Mungkinkah tercipta keadilan jika undang-undangnya dibuat segelintir orang yang tak terbebas dari ambisi dan tendensi pribadi, apalagi suka korupsi? Mungkinkah keadilan dapat ditegakkan jika hukum laksana pisau yang hanya tajam ke bawah, namun tumpul ke atas?
Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt,
54 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Daulah Khilafah adalah dawlah al-ri’âyah. Daulah yang memelihara urusan rakyatnya, menunaikan kemaslahatan mereka, menjamin kebutuhan mereka, dan menjaga mereka dari segala marabahaya. Daulah yang menjalankan sabda Rasulullah saw:
ﻮل َﻋ ْﻦ َر ِﻋﻴﱠﺘِ ِﻪ ٌ َُوا ِﻹ َﻣ ُﺎم َر ٍاع َوَﻣ ْﺴﺌ Dan imam atau pemimpin adalah pemelihara urusan [rakyat], dan dia ditanya tentang orang-orang yang diurusnya (HR alBukhari). Daulah Khilafah bukan daulah al-jibâyah (negara pemalak), seperti negara Kapitalis yang gemar memalak rakyatnya dengan pajak mencekik dan aneka pungutan yang memberatkan. Bukan pula negara yang melepaskan tanggung jawabnya dalam urusan pendidikan dan kesehatan, mengharamkan subsidi sekalipun rakyatnya sudah sengsara dan makin menderita.
Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt, Daulah Khilafah adalah dawlah al-hidâyah, negara yang menebarkan petunjuk kepada manusia. Mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya kebenaran Islam. Sebab, politik luar negeri Daulah Khilafah adalah nasyr alIslâm ilâ al-‘âlam (menyebarkan Islam ke seluruh dunia). Sehingga, dengan Daulah Khilafah, Islam dengan cepat tersebar ke seluruh antero dunia, wilayah kekuasaanya
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 55
terbentang luas, bahkan menjadi negara adidaya berabadabad lamanya. Ini jelas berbeda dengan Amerika dan negara-negara kafir penjajah lainnya yang melakukan ekspansi ke negara lain untuk menjarah kekayaannya dan memperbudak penduduknya.
Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt, Namun sungguh disayangkan, Daulah Khilafah yang memiliki berbagai keistimewaan itu sekarang tidak ada. Setelah dihapuskan oleh Musthafa Kemal pada 28 Rajab 1342 H atau 3 Maret 1924, umat Islam hidup tanpa khilafah. Sejak itu, sebagian besar hukum syariah tidak dijalankan. Akibatnya, Islam sebagai Rahmatan li al-‘âlamîn tidak terwujud dalam kehidupan. Maka, siapa pun yang menginginkan Islam kembali mejadi rahmatan li al-‘âlamîn, tidak ada pilihan lain kecuali mengembalikan Daulah Khilafah yang menerapkan syariah secara kaffah. Inilah jalan satu-satunya yang wajib kita tempuh. Bahkan bukan sekadar wajib atau fardhu, menegakkan khilafah adalah tâj al-furûdh (mahkota kewajiban), yang dengannya berbagai kewajiban lainnya dapat ditegakkan. Jalan yang mampu membebaskan kita dari dominasi, hegemoni, intervensi, dan segala bentuk penjajahan Amerika Serikat dan negara-negara kafir penjajah lainnya. Bahkan,
56 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
inilah jalan yang dapat menghapuskan penjajahan dari seluruh dunia. Jalan yang membuat kita dapat meraih predikat khairu ummah, sebaik-baik umat. Umat terbaik bagi manusia karena melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar, serta benar-benar beriman kepada Allah Swt. Jalan yang dapat membuka limpahan berkah dari langit dan bumi. Itulah yang dijanjikan Allah Swt kepada penduduk negeri yang mau beriman dan bertakwa kepadaNya. Yakni, menjadikan aqidah Islam sebagai dasar kehidupan dan syariah Islam sebagai hukum yang diterapkan. Jalan yang dapat menghasilkan kebaikan di dunia dan akhirat sebagaimana yang kita minta dalam doa yang senantiasa kita panjatkan, fi al-dun-yâ hasanah, wa fî al-âkhirah hasanah. Jalan yang menjauhkan kita dari azab, neraka, dan murka Allah Swt; serta mengantarkan kita memperoleh nikmat, surga, dan ridha Allah Swt. Adakah yang lebih menarik dari semua itu?
Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt, Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini, kami kembali mengajak para tokoh dan seluruh umat Islam untuk berjuang menegakkan Khilafah. Marilah kita menyingsingkan baju untuk menolong agama Allah Swt.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 57
Hanya dengan itu, kita akan ditolong oleh Allah Swt sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
ي َﻋ ِﺰ ٌﻳﺰ ﺼُﺮﻩُ إِ ﱠن اﻟﻠﱠﻪَ ﻟََﻘ ِﻮ ﱞ ُ ﺼَﺮ ﱠن اﻟﻠﱠﻪُ َﻣ ْﻦ ﻳَـْﻨ ُ َوﻟَﻴَـْﻨ Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al-Hajj [22] : 40). Kami juga mengajak para tokoh untuk bergabung dalam gerakan yang sungguh-sungguh berjuang untuk mengembalikan tegaknya khilafah. Sebab, metode syar’i untuk menegakkan khilafah adalah dengan berjamaah. Jamaah yang konsisten dengan Islam dan tidak mau bergeser sedikit pun darinya. Jamaah yang memiliki konsep yang jelas, detail, dan benar tentang khilafah beserta semua sistem yang dibutuhkan. Jamaah yang meneladani thariqah Rasulullah saw dalam menegakkan daulah. Jamaah yang tanpa henti berjuang di tengah umat dan bersama mereka untuk menegakkan khilafah.
Para Tokoh yang Dirahmati Allah Swt, Maka, kami mengajak kepada para tokoh untuk bergabung dalam Hizbut Tahrir berjuang menegakkan khilafah; mengerahkan segala daya upaya untuk menyongsong janji Allah Swt dan rasul-Nya: Tsumma takûnu khilâfah ‘alâ minhâj al-nubuwwah. Insya Allah, dengan izin dan pertolongan-Nya, masa itu akan segera tiba. Tanda-tandanya semakin jelas. Dukungan umat terhadap syariah dan khilafah
58 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
terus meningkat. Sebaliknya, kepercayaan umat terhadap ideologi Kapitalisme, sistem ekonomi liberal, dan demokrasi semakin luntur. Demikian pula terhadap penguasa. Umat sudah semakin sadar bahwa para penguasa itu tak lebih adalah para kaki tangan dan komprador negara-negara kafir penjajah. Maka, runtuhnya mulkan jabriyyan (kekuasaan diktator) itu hanya soal waktu. Dan insya Allah, tak akan lama lagi masa mereka akan segera berakhir diganti dengan khilâfah ‘alâ minhâj al-nubuwwah. Wahai para tokoh umat, sambutlah seruan kami dengan penuh semangat, bulatkan tekad, dan kokohkan niat untuk mewujudkan tujuan mulia ini. Sambutlah perintah Allah Swt:
ِ ﻳﺎ أَﻳـﱡﻬﺎ اﻟﱠ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨُﻮا اﺳﺘَ ِﺠﻴﺒﻮا ﻟِﻠﱠ ِﻪ وﻟِﻠﱠﺮﺳ ﻮل إِذَا َد َﻋﺎ ُﻛ ْﻢ ﻟِ َﻤﺎ ُْﳛﻴِﻴ ُﻜ ْﻢ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (QS al-Anfal [8]: 24). Mari kita tegakkan Daulah Khilafah, wujudkan rahmah!
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 59
60 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
SEKILAS TENTANG HIZBUT TAHRIR Latar Belakang Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Partai ini didirikan untuk memenuhi perintah Allah SWT:
ِ اﳋ ِﲑ وﻳﺄْﻣﺮو َن ﺑِﺎﻟْﻤﻌﺮ ِ ِ وف َوﻳَـْﻨـ َﻬ ْﻮ َن َﻋ ِﻦ ُْ َ ُ ُ َ َ َْْ َوﻟْﺘَ ُﻜ ْﻦ ﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ أُﱠﻣﺔٌ ﻳَ ْﺪﻋُﻮ َن إ َﱃ ﻚ ُﻫ ُﻢ اﻟْ ُﻤ ْﻔﻠِ ُﺤﻮ َن َ ِاﻟْ ُﻤْﻨ َﻜ ِﺮ َوأُوﻟَﺌ “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Qs. Ali 'Imran [3]: 104)
Tujuan Hizbut Tahrir Hizbut Tahrir bertujuan membebaskan umat manusia dari dominasi paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 61
kufur menuju paham, pemikiran, sistem hukum, dan negara Islam dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah dan mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia. Tujuan ini tidak lain berarti membawa umat Islam kembali pada kehidupan Islam di dalam Darul Islam, yakni Negara Islam dan masyarakat Islam, sehingga seluruh persoalan kehidupan umat diatur dengan syariah Islam dalam sebuah Daulah Khilafah. Ini merupakan satu-satunya metode untuk membangkitkan umat Islam.
Keanggotaan Hizbut Tahrir Hizbut Tahrir menerima seluruh Muslim, baik laki-laki maupun perempuan, sebagai anggota tanpa memandang ras, suku bangsa, bahasa, atau mazhab. Metode untuk merekrut umat ke dalam Hizb adalah dengan jalan menamkan akidah Islam dan mengadopsi tsaqafah Hizb yang disusun semata dari Islam. Pembinaan untuk Muslimah dipisahkan dari Muslim, di mana pembinaan untuk Muslimah diberikan oleh sesama Muslimah atau suaminya atau mahramnya.
Perjuangan Hizbut Tahrir Hizbut Tahrir adalah sebuah partai politik yang berideologi Islam. Hizbut Tahrir meyakini bahwa Islam diturunkan untuk mengatur seluruh aspek hidup manusia dan menyelesaikan berbagai problema yang dihadapi manusia. Hizbut Tahrir berjuang untuk mengubah keadaan masyarakat yang penuh kerusakan ini secara mendasar dengan jalan menjadikan Islam sebagai satu-satunya
62 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
landasan untuk menyelesaikan persoalan manusia. Perubahan yang mendasar seperti ini hanya dapat diwujudkan dengan menegakkan kembali Daulah Khilafah. Dalam perjuangannya, Hizbut Tahrir senantiasa berusaha mengikuti metode atau thariqah dakwah yang ditempuh Rasulullah Muhammad saw sejak dari Makkah hingga tegaknya Negara Islam yang pertama di Madinah alMunawwarah. Karena itu, sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah Muhammad saw, Hizbut Tahrir melakukan perjuangan pemikiran, menentang berbagai paham, pemikiran dan ideologi yang rusak yang menjadi landasan dan dikembangkan oleh ideologi sekularisme, baik yang bercorak Kapitalistik maupun Sosialistik. Hizbut Tahrir dengan tegas mengungkap kesalahan dan kerusakan pemikiran-pemikiran tersebut, serta pertentangannya dengan Islam. Hizbut Tahrir juga menentang dengan keras konsep-konsep yang lahir dari paham sekulerisme seperti Demokrasi, Patriotisme, Sosialisme, dan Kapitalisme atau isme-isme lain. Dalam penentangannya, Hizbut Tahrir tidak mengguna-kan caracara kompromis atau langkah-langkah penyesuaian diri. Hizbut Tahrir juga tidak menggunakan aktivitas kekerasan (fisik) dalam perjuangnnya. Sejalan dengan upaya pemurnian pemikiran tersebut, Hizbut Tahrir juga melakukan perjuangan politik. Karena itu, Hizbut Tahrir mengoreksi, menentang, dan mengungkap kesalahan para penguasa serta mengungkap konspirasi
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 63
mereka dengan negara-negara penjajah dan kelalaian mereka terhadap Islam dan urusan umat Islam. Dengan demikian, seluruh aktivitas Hizbut Tahrir bersifat politis, karena pengertian politik dalam Islam adalah memelihara urusan dan kepentingan umat dalam arti yang sesungguhnya. Di luar pemahaman tersebut, Islam hanya akan menjadi sekadar nasihat dan ajaran teoritis. Tujuan dari perjuangan politik Hizbut Tahrir tidak lain untuk membebaskan umat Islam dari berbagai konsep, pemikiran, dan perasaan yang rusak. Hizbut Tahrir berjuang agar pemikiran Islam menjadi kesadaran umum, yang mampu mendorong umat agar bertindak sesuai dengan pemikiran tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan nyata. Pemikiran Islam itu juga diharapkan mampu mengubah perasaan umat agar mereka mencintai apa pun yang dicintai Allah SWT dan membenci segala yang dibenci Allah SWT. Hizbut Tahrir berjuang untuk mewujudkan pola interaksi yang Islami di tengah masyarakat. Dengan demikian, wajar jika Hizbut Tahrir kemudian menjadi representasi umat Islam dalam perjuangan penerapan syariah Islam. Dari metode dakwah yang digunakan Rasulullah saw, terlihat dengan jelas bahwa adanya perubahan pemikiran dan perasaan masyarakat saja tidaklah cukup untuk menegakkan Islam. Selain perubahan pemikiran dan perasaan masyarakat, juga diperlukan thalabun nushrah (upaya penggalangan dukungan) dari pihak-pihak yang memiliki kekuatan politik. Begitulah, selain menyeru
64 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
masyarakat secara umum, Hizbut Tahrir secara khusus juga menyerukan kepada para pihak yang memiliki kekuatan politik agar memainkan perannya, yakni menyingkirkan penguasa agen penjajah dan memberikan dukungannya kepada Hizbut Tahrir sehingga kekuasaan Islam bisa ditegakkan. Inilah alasan mengapa negara-negara Barat terus meminta para penguasa di negeri-negeri Muslim untuk mengambil langkah-langkah keras guna menentang dakwah Islam dan menghambat setiap usaha yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir. Penguasa-penguasa tiran tersebut kemudian melakukan berbagai upaya bengis terhadap para anggota Hizbut Tahrir, mulai dari menyebarkan fitnah, penganiayaan, penangkapan, hingga pengasingan, dan pemboikotan. Hal itu terjadi di berbagai negara seperti Irak, Suriah, Libya, dan negara lain. Bahkan sejumlah anggota Hizbut Tahrir dibunuh di Rusia dan Uzbekistan. Negara-negara Kafir itu terus-menerus berupaya menjegal dan menghalangi perkembangan dakwah Hizbut Tahrir dengan berbagai cara. Mereka mengadakan berbagai pertemuan dan seminar tentang Hizbut Tahrir dan Khilafah, seperti Konferensi Ankara yang digagas Amerika Serikat beberapa waktu yang lalu. The Heritage Foundation, Nixon Institute, International Crisis Group, dan CIA telah mengeluarkan berbagai laporan tentang Hizbut Tahrir. Akhirnya mereka berusaha melarang Hizbut Tahrir dengan berbagai alasan, meskipun Hizbut Tahrir tidak pernah terbukti melakukan tindakan yang mereka tuduhkan.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 65
Namun, di tengah berbagai kesulitan dan halangan tersebut, Hizbut Tahrir tetap teguh berjuang, tetap konsisten dan tetap bersabar, ikhlas, dan tawakal serta berserah diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap hambatan, tantangan dan rintangan dakwah untuk mewujudkan citacitanya. Hizbut Tahrir yakin hanya Allah SWT semata yang akan melimpahkan rahmat-Nya kepada umat Islam. Hanya Allah SWT pula yang akan menganugerahkan kemenangan, kemuliaan, dan pertolongan kepada siapa saja yang berjuang di jalan Nya, termasuk kepada Hizbut Tahrir. Insya Allah, berkat pertolongan Allah SWT hari kemenangan itu sudah dekat, dan pada hari itu bergembiralah orang-orang Mukmin.
Rancangan Struktur Khilafah Hizbut Tahrir telah menyiapkan sekumpulan tsaqafah yang sangat berharga, di antaranya menggambarkan struktur Daulah Khilafah. Di antara buku-buku yang memuat tsaqafah Hizb antara lain:
Struktur Daulah Khilafah Sistem Pemerintahan Islam Sistem Pergaulan Islam Sistem Ekonomi Islam Sistem Keuangan Daulah Khilafah Politik Ekonomi Islam Sistem Sanksi Hukum Pembuktian Pengantar Undang-undang Dasar
66 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Semua buku di atas dapat diakses secara on-line dari website Hizbut Tahrir: www.hizb-ut-tahrir.org
Sejarah Singkat Hizbut Tahrir Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1953 M/1372 H oleh Syaikh Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani, seorang ulama yang mencapai derajat mujtahid mutlak, seorang hakim (qadhi) pada Mahkamah Banding di al-Quds, serta seorang politisi ulung. Beliau berasal dari sebuah “keluarga ilmu”, karena kedua orang tua beliau adalah ahli syariah Islam (faqih). Selain itu, kakek buyut beliau, yakni Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhamad an-Nabhani as-Syafi'iy, Abu Mahasin, adalah seorang ulama, penyair dan salah seorang hakim pada masa Daulah Khilafah. Setelah Syaikh an-Nabhani wafat pada tahun 1977 M/1396 H, kedudukan beliau digantikan oleh Syaikh Abdul Qadim Yusuf Zallum, salah seorang yang telah membantu dakwah beliau sejak Hizb berdiri. Atas taufik Allah SWT, Syaikh Abdul Qadim Zallum berhasil mengembangkan Hizb, sehingga ribuan orang menjadi anggota dan pengemban pemikirannya, sedangkan jutaan orang lainnya menjadi pendukungnya. Di bawah kepemimpinan amir Hizb yang kedua ini, Hizbut Tahrir mampu berjuang di berbagai negeri Muslim, yakni di lebih dari 40 negara, dan menjadi partai terbesar di dunia yang memperjuangkan tegaknya kembali Khilafah.
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 67
Amir Hizbut Tahrir yang sekarang, Syaikh Atha Abu Rusythah, menjabat sejak tahun 2003 M/1424 H. Beliau adalah seorang insinyur dan aktivis Hizbut Tahrir sejak masih sangat muda. Beliau pernah menjadi pembantu Syaikh Abdul Qadim Zallum, dan menjadi juru bicara Hizbut Tahrir di Yordania. Syaikh Atha' Abu Rusythah pernah beberapa kali dipenjara oleh penguasa-penguasa dzalim di sana, sehingga dinyatakan oleh organisasi Amnesti International sebagai “tahanan nurani”. Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Australia. Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide-ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan. Beberapa kegiatan besar yang pernah diselenggarakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia, di antaranya:
Konferensi Khilafah Internasional 2000 Konferensi Khilafah Internasional 2007 Muktamar Ulama Nasional 2009 Muktamar Muballighah Indonesia 2010 Konferensi Rajab 2011 Muslim Entrepreneur Forum 2012
68 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Konferensi Tokoh Umat 2012 Jakarta International of Muslim Intellectuals 2013 Muktamar Khilafah 2013 Konferensi Islam dan Peradaban 2014 Indonesia Congress of Muslim Students 2014 Kongres Ibu Nusantara 2014 Rapat dan Pawai Akbar 2015 dan kegiatan rutin lainnya yang diselenggarakan di berbagai wilayah di Indonesia
Maka sudah tiba saatnya bagi seluruh kaum Muslim di Indonesia, bergabung bersama Hizbut Tahrir untuk berjuang bagi kesatuan dan persatuan kaum Muslimin di bawah bendera Lailahaillallah Muhammadurrasulullah, termasuk Anda! []
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 69
70 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
CATATAN
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 71
72 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 73
74 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 75
76 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H
Muktamar Tokoh Umat 2016 | 77
78 | Bogor, 24 April 2016 M / 17 Rajab 1437 H