DAFTAR ISI Menengah I
1. Keimaman Yang Baru ………………………………….
2
2. Roh Puji-Pujian ……………………………………….
8
3. Mengapa Kita Harus Memuji Tuhan …………………..
11
4. Halangan Untuk Memuji ………………………………
14
5. Cara Memuji Alkitabiah ………………………………
18
6. Mempersembahkan Korban Pujian ……………………
26
7. Pujian Dan Penyembahan ………………………….….
29
8. Musik Dalam Pujian Dan Penyembahan ……………….
33
1
Pelajaran 1 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I KEIMAMAN YANG BARU Dalam Perjanjian Lama, Tuhan membentuk kepemimpinan untuk mewakili umatNya dihadapanNya. Pelayanan mereka melibatkan sistim ritual & upacara yang sangat rumit. Upacara-upacara ini adalah lambang dari peristiwa rohani yang akan datang. Pelayanan keimaman dari Kristus didalam Perjanjian Baru memenuhi setiap type dari kepemimpinan di Perjanjian Lama, karena Dia telah memenuhi semua lambang dari segala macam upacara ini. Keimaman dari kaum Lewi dan Harun di dalam Perjanjian Lama telah digantikan dengan keimaman yang baru. Dibawah peraturan Perjanjian Baru, setiap orang percaya disiapkan untuk menjadi imam bagi Allah. Kita tidak mengorbankan korban binatang, seperti yang telah dilakukan imam-imam Perjanjian Lama. Kita dipanggil untuk menjadi : "... imamat yang kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang karena Kristus berkenan kepada Allah." (I Petrus 2:5) Kata Yunani "mempersembahkan" adalah "anaphero", yang berarti membawa, menaikkan, atau mempersembahkan. Ini adalah kata yang digunakan dalam Keluaran 24:5 (versi Septuaginta/Alkitab Perjanjian Lama dalam bahasa Ibrani diterjemahkan dalam bahasa Yunani) dimana mereka "mempersembahkan"... korban bakaran, dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada Tuhan." Kata imam berarti "mendekati/menghampiri". Dalam Perjanjian Lama ,kata ini digunakan bagi seseorang yang menghampiri Kemah Pertemuan (Keluaran 19:22; 30:20). Biasanya ini diaplikasikan bagi anak-anak imam Harun, walaupun demikian kata ini memiliki aplikasi yang lebih luas. Yang juga berlaku bagi Melkisedek (Kejadian 14:18), Yitro (Keluaran 3:1), dan juga kepada imam-imam yang disebutkan dalam Keluaran 19:22, yang melaksanakan pelayanan keimaman sebelum keimaman Harun. Dalam Bilangan 16:5 kita melihat tiga hal yang menyangkut keimaman dalam Perjanjian Lama: "... Tuhan akan memberitahukan, siapa kepunyaanNya, dan siapa yang kudus, dan Ia akan memperbolehkan orang itu mendekat kepadaNya; orang yang akan dipilihNya." a. Dikhususkan bagi Allah : ... siapa kepunyaanNya ... b. Kudus : “... dan siapa yang kudus ... “ c. Diijinkan untuk menghampiri Allah : ... dan Ia akan memperbolehkan orang itu mendekat kepadaNya ... Pertama hal ini menjelaskan tentang posisi imam. Ia dikuduskan, dipisahkan dari dunia dan dikhususkan bagi Allah.
2
Kedua menjelaskan kondisinya. Ia kudus dan dipersembahkan bagi Allah. Setiap bejana yang diberikan kepada Tuhan menjadi kudus bagi Tuhan (Imamat 27:28). Ketiga menjelaskan pelayanan dan fungsinya - untuk mendekat kepada Allah. Ini menunjukkan setiap fungsi yang seorang imam lakukan. Sejak keimaman ini mewakili umat, fungsi mereka adalah juga mewakili elemen-elemen penting, dimana seluruh umat perjanjian ini berasal. Mereka adalah : a. Umat pilihan b. Bangsa yang kudus, bangsa yang khusus c. Kerajaan Imam bagi Tuhan (Keluaran 19:4-6) ASPEK-ASPEK LAIN DARI KEIMAMAM 1. Keputraan. Tuhan memilih anak-anak Harun untuk menjadi imam. (Keluaran 6:18-20; 28:1). Harun adalah Imam Besar pertama. Kita adalah anak-anak Allah, dan keturunan dari Imam Agung kita - Yesus Kristus. 2. Pentahbisan. Anak-anak Harun ditahbiskan sebagai imam oleh Musa. Kita juga ditahbiskan untuk menjadi Raja dan Imam bagi Tuhan, melalui Yesus Kristus. (Wahyu 5:10) 3. Sempurna / Tidak bercacat. Imamat 21:17-21. "Setiap orang dari antara keturunanmu turun menurun yang bercacat badannya janganlah datang mendekat untuk mempersembahkan santapan Allahnya ..." 4. Pembersihan. Para imam diharuskan untuk mencuci tangan dan kaki mereka sebelum memasuki tabernakel. (Keluaran 30:17-21; 40:30-32) 5. Jubah Imam. Juga pada saat tidak memimpin dalam tabernakel, para imam mengenakan jubah khusus. Mereka selalu dapat dikenali sebagai imam Allah. Walaupun demikian, pada saat mereka melayani dalam mezbah, mereka diharuskan mengenakan pakaian/ jubah resmi mereka, yang terdiri dari empat bagian. (empat adalah angka kerajaan Allah. Jadi ini sebagai perlambang dari pelayan-pelayan Kerajaan Allah). a. Celana-celana lenan b. Jubah, ditenun dalam satu helai, tanpa sambungan c. Ikat pinggang dengan empat warna yang sama seperti kerudung/ tudung yang dipasang ditempat kudus d. Serban lenan 6. Pengurapan. Calon imam dihantarkan ke pintu gerbang tabernakel. a. Tubuhnya dibasuh dengan air. b. Ia memakai pakaian resminya c. Ia diurapi dengan minyak kudus (lambang dari Roh Kudus) Keluaran 30:30 7. Pelayanan Keimaman. (didalam tabernakel - bagi Allah). a. Dihalaman Untuk menjaga agar supaya api mezbah selalu menyala (Imamat 6:8-13)
3
Untuk membersihkan abu dari mezbah. (Imamat 6:10,11). Untuk membawa korban pagi dan petang. (Keluaran 29: 38-44). Untuk memberkati orang-orang, seusai korban harian. (Imamat 9:22; Bilangan 6:23-27) . Untuk mempersembahkan korban-korban keatas mezbah. Untuk meniup terompet perak atau sangkakala. b. Diruang Kudus Untuk membakar dupa diatas mezbah emas pada pagi dan petang hari. Untuk membersihkan dan memasang lampu setiap malam. Untuk menyajikan roti sajian diatas meja setiap hari Sabat. Ini hanyalah bagan singkat dari fungsi para imam, yang dipakai sebagai panutan bagi kita mengenai tugas-tugas kita sebagai "ImamImam Kerajaan" bagi Allah kita. KITA JUGA DIJADIKAN. 1. Anak-anak Allah. Hanya anak-anak Allah yang benar-benar telah mengalami lahir baru dapat memasuki keimaman. Melalui proses lahir baru ini, roh manusia 'dihidupkan' bagi Allah. Kalau ini tidak terjadi, kita tidak mampu mempersembahkan penyembahan rohani seperti yang Bapa kehendaki (Yohanes 4:24). Penyembahan rohani adalah Roh Allah yang menyembah melalui roh kita yang telah ditebus dan diperbaharui. 2. Imam-imam bagi Allah kita. Sebagai anak-anak Allah yang baru dilahirkan kembali, kita adalah "...imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, ..." (I Petrus 2:9). Kristus telah menjadikan kita "Kerajaan Imam-imam bagi Allah kita" (Wahyu 5:10). 3. Tidak bercacat. Cacat tubuh ataupun penyakit kulit yang digariskan dalam Imamat 21:17-21 dan digunakan sebagai perlambang pada Perjanjian Lama, juga mempunyai arti simbolis, yang diaplikasikan bagi penyembahan saat ini. Bukan lagi cacat tubuh yang menghalangi kita untuk melakukan kegiatan keimaman, melainkan cacat rohaniah yang menghalangi tindakan fisik kita. Allah menghendaki pujian dan penyembahan dari orang-orang yang sempurna. Kehidupan kekristenan kita haruslah konsisten dengan apa yang kita kerjakan dalam penyembahan kepada Allah. Sebuah mata air tidak dapat sekaligus mengeluarkan air yang tawar dan pahit pada waktu yang bersamaan. Tidak juga bibir kita mengucapkan berkat dan kutuk bersamaan. (Yakobus 3:9-11). Kita tidak dapat memuji Allah dan dengan mulut yang sama kita mengutuk sesama kita. Hal-hal ini tidak boleh terjadi.(ayat 10). 4. Pembersihan/Pentahiran. Yakub menuntut agar dalam rumah tangganya harus : "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada ditengahtengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. (Kejadian 35:2). Sebelum mereka pergi ke Betel, untuk membangun mezbah bagi Allah, baiklah mereka menyembahNya, yang telah "melepaskan aku dari tekananku".
4
Tuhan menuntut agar para imam juga mencuci tangan dan kaki mereka diluar halaman sebelum memasuki pelayanan di tabernakel. (Keluaran 3:18-21; 40:12-16). Nadab dan Abihu mati dihadapan Allah oleh karena kegagalannya melakukan ketetapan-ketetapan yang Allah telah letakkan bagi para imam yang ingin melayaniNya. (Imamat 10:1-3). Tuhan berfirman, "Kepada orang yang karib kepadaKu Kunyatakan kekudusanKu dan dimuka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaanKu".
HASIL DARI PENYUCIAN OLEH DARAH, FIRMAN DAN ROH: 1. Hati Nurani yang Murni. Ibrani 10:22. Saat kita menghampiri Allah tidak lagi disertai dengan percikan darah binatang. Pengorbanan Kristus telah melengkapi / memenuhi seluruh macam ragam korban yang ada. Saat ini Darah Yesus lah yang membasuh kita. Karena kita, dengan iman, telah menerima kuasa DarahNya, hati kita "... hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni." (Ibrani 10:22). Hanya dengan cara ini kita dapat menghampiri tahta Allah dengan iman yang pasti. 2. Hati yang Dipersatukan. Mazmur 86:11 "... bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu...". "Mendekatlah kepada Allah dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang yang berdosa dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan dan Ia akan meninggikan kamu". (Yakobus 4:8-10). Disini dalam Perjanjian Lama, kita memiliki ketetapanketetapan yang sama seperti dalam Perjanjian Baru, penyucian tangan sebelum melayani Allah. Kita harus menyucikan hati kita dari hati yang mendua. Kita tidak boleh menyembah Allah, tanpa hati yang benarbenar sepenuhnya tertuju kepada Allah. Melakukan pujian dan penyembahan dan bersamaan dengan itu memikirkan hal-hal yang lain adalah suatu penghinaan bagi karakter dan pribadi Allah. 3. Kerendahan Hati. Mazmur 51:19. Korban sembelihan kepada Allah adalah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. "Hati yang patah" bagi Daud bukanlah hati yang sedih atau yang berbeban berat. Hati yang patah disini berarti hati yang telah "dirampas" oleh campur tangan Allah, hati yang telah mengenal disiplin dan tertuju kepada Allah. Hati yang penuh pertobatan dan rendah hati. Ini yang menjelaskan keadaan hati Daud, setelah beberapa hukuman Allah oleh karena dosa perzinahannya dengan Batsyeba. 4. Hormat dan takut akan Allah. Mazmur 89:8. "Allah disegani dalam kalangan orang-orang kudus dan sangat ditakuti melebihi orang disekelilingNya".
5
5. Dikenakan Pakaian. Kita tidak dipanggil untuk mengenakan pakaian khusus seperti pada Perjanjian Lama, tetapi secara rohani memang kitapun menerima "perangkat pakaian" yang harus dikenakan. a. Dikenakan Pakaian Keselamatan. Dalam Mazmur 132:16, Allah berfirman bahwa Ia akan "... Kukenakan pakaian keselamatan ...". Pakaian imam yang terbuat dari bahan lenan melambangkan dua hal : b. Dikenakan Pakaian Keadilan. "... suatu kumpulan orang banyak ... berdiri dihadapan tahta dan dihadapan Anak Domba Allah, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem ditangan mereka. (Wahyu 7:9). Dikatakan dalam Wahyu 19:8 bahwa kain lenan halus (jubah putih) adalah perlambang keadilan dari orang-orang kudus. c. Dikenakan Pakaian Kekuasaan. Dalam Lukas 24:49, Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk menunggu di Yerusalem sampai mereka dikenakan jubah kuasa dari tempat tinggi. Sebagai imam-imam jaman Perjanjian Lama yang diurapi dengan minyak, sebelum memulai pelayanan mereka, mereka harus dikenakan pakaian Kuasa Roh Kudus untuk mampu melakukan tugas dalam peranan kita sebagai imam-imam. PELAYAN-PELAYAN SEBAGAI IMAM-IMAM MEMBAWA PERSEMBAHAN BAGI ALLAH :
PERJANJIAN
BARU
a. Diri Sendiri. Rom 12:1 "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati". Menyediakan diri kita sepenuhnya bagi Allah, untuk menjadi milikNya sepenuhnya dan selama-lamanya. Bahwa kita memuliakan Allah, dengan segala apa yang ada dalam diri kita (Mazmur 103:1). I Tesalonika 5:23 "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita". b. Korban Puji-pujian. Ibrani 13:15,16. Melakukan "Korban pujian" ini tidak selalu mudah, walaupun demikian kita memuji Tuhan haruslah setiap saat dan bukan hanya kalau kita dapat melakukannya. Korban pujian kita adalah 'buah dari ucapan bibir' pujian yang diucapkan- adalah ucapan yang terdengar. e. Dengan Karunia-Karunia Roh. (I Korintus 12, 13, 14) g. Harta Milik Kita. "Muliakanlah Tuhan dengan hartamu, dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan diisi dengan air buah anggurnya". (Amsal 3:9,10).
6
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menetapkan agar imam-imam tidak menghadap Allah dengan tangan hampa. Mereka harus selalu membawa persembahan. (I Tawarikh 16:29, Keluaran 23:15, 34:20. Ulangan 16:16). Kita harus selalu membawa persembahan kehadapan Allah. Kita dapat datang kepadaNya dengan korban pujian, penyembahan, pengagungan dan ucapan syukur dinyatakan dalam nyanyian puji-pujian, sukacita dan dengan harta milik kita.
7
Pelajaran 2 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I ROH PUJI-PUJIAN.
Kita lihat ada beberapa kata dalam Perjanjian Lama yang memiliki arti pujian, untuk menemukan beberapa arti dan maksud yang jelas yang ingin disampaikan. 1. Hallal adalah kata yang paling sering dipergunakan dalam Perjanjian Lama yang berarti pujian. Kata ini dipakai sebanyak 88 kali. Arti yang utama dari kata ini adalah " menghasilkan suara yang nyaring ". Arti lanjutannya adalah " bersorak, merayakan, berseru, memuliakan ... " Oleh sebab itu pujian yang sebenarnya haruslah memiliki suara yang nyaring dan jelas. Disitu tidak boleh terjadi ketidak jelasan/ kebingungan akan tujuannya. Hal ini harus dapat dikenali dengan jelas. Ini merupakan suatu nada perayaan, perayaan bagi Allah. 2. Hilluwi (berasal dari Hallal) adalah "perayaan syukur atas hasil panen". Pujian semacam ini diungkapkan dalam kegembiraan. Saat seusai panen dalam setiap negara pertanian akan menggambarkan inti dari kata ini. Masa penantian yang penuh dengan kekuatiran telah berlalu. Hasil panen dengan aman telah dikumpulkan. Pekerjaan yang berat telah diselesaikan, peralatan telah disimpan, dan tuaian telah disimpan ditempat yang aman. Ini adalah waktu kegembiraan dan perayaan. Menari dan menyanyi adalah daftar kegiatan dari hari itu. Kesukacitaan adalah luapan rasa syukur dan pujian. 3. Tehillah (kata lain berasal dari Hallal). Kata ini menekankan pada bernyanyi. Artinya, kita menyanyikan hallal kita, perayaan kita. Kita bernyanyi sebuah nyanyian pujian dengan nyaring bagi Allah. Kita merayakan Allah dalam nyanyian. Terlalu banyak dari nyanyian kita kurang jelas dan abstrak. Nyanyian itu harus jelas dan tidak diragukan bahwa itu adalah nyanyian pujian bagi Allah. Baiklah kita bersorak bagi Dia, dengan kata-kata dan dengan musik. 4. Shabach. Ini berarti "berteriak dengan suara yang keras, teriakan (sorakan) kemenangan, bersukacita dalam kemenangan". Pujian tidak selalu harus bergempita. Kita tidak harus selalu bersorak. Tetapi pada banyak kesempatan sorak sorai adalah cara yang paling tepat untuk menyatakan pujian kepada Tuhan. Mazmur 47:2 "... elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai !..." Bila kesempatan itu ada, janganlah kita setengah-setengah, biarlah kita memuji dengan suara yang nyaring. 5. Zamar. Artinya adalah "menyentuh atau memainkan alat musik gesek". Disini jelas menunjuk kepada memuji Tuhan dengan alat-alat musik. Ini juga memiliki arti dari "menyanyikan pujian dengan diiringi alat-alat musik". Betapa indahnya untuk memainkan segala macam alat musik
8
bagi Tuhan, mengumandangkan nyanyian hormat dan pujian bagi Tuhan. 6. Yadah. Arti yang utama adalah "menyampaikan pengakuan dari rasa terima kasih". Ini juga memberikan arti menyampaikan terimakasih dengan tangan yang terangkat kepada Tuhan. 7. Towdah. Kata ini berasal dari akar kata yang sama dengan Yadah, dan secara jelas juga memiliki arti yang sama tetapi lebih spesifik. Ini berarti "tangan yang menjangkau dalam pengagungan dan ucapan syukur”. 8. Barak. "Berlutut dalam pengagungan". Disini seluruh postur tubuh kita sepenuhnya dalam pujian. Berlutut dihadapan seseorang adalah untuk menyatakan kerendahan hati kita dan untuk menunjukkan tingkat dan posisi orang diatas mereka. Baiklah kita pikirkan beberapa bahan yang tergabung dalam bentuk pujian ini. a. Itu adalah 'ekpresi fisik' dari sikap/keadaan rohani. Itu adalah luapan fisik dan pernyataan dari pengertian rohani. Pujian dan penyembahan adalah jawaban dari lubuk hati terhadap pewahyuan yang dari Allah dan keagunganNya. Untuk menjadikan pujian yang sesungguhnya, perasaan ini harus diungkapkan atau dimanifestasikan. b. Kebanyakan dari pujian melibatkan 'suara yang terdengar'. (Kemungkinan perkecualian bagi Barak - yang berarti berlutut dalam pengagungan). Postur semacam ini dapat ditunjukkan dengan tenang/sunyi. Tetapi kita dapat juga berlutut sambil bernyanyi atau bersorak bagi Allah. c. Itu adalah 'kegiatan fisik'. Pujian menuntut partisipasi aktif dari tubuh. Pujian tidak dapat selalu sunyi dan pasif. Pujian adalah hal yang kita kerjakan!. d. Ada 'kelepasan perasaan/emosi. Memuji Tuhan bukanlah kegiatan perasaan. Ini adalah kegiatan rohani. Walaupun demikian, ini memberikan kesempatan untuk melepaskan emosi. Terlalu banyak orang Kristen yang takut akan pelepasan emosi. Mereka selalu berusaha untuk menekan perasaan, karena menganggap ini terlalu manusiawi dan kedagingan. Ekspresi pujian yang alkitabiah membutuhkan ekspresi yang terkontrol dan positif. Tuhan memberikan kepada kita perasaan dan ini dimaksudkan untuk memuliakan Tuhan. Daud berkata kita harus “memuji Tuhan dengan segenap batin kita” (Mazmur 103:1). Ini mengikut sertakan perasaan kita. Emosi manusia harus memiliki ekspresi. e. Satu sikap penghormatan. Setiap ekspresi yang benar dari pujian memiliki sikap hormat. Penghormatan adalah untuk memuliakan dan meninggikan seseorang dengan baik. Kegiatan dari pujian tidak diperkenankan untuk menjurus kepada pernyataan yang kurang hormat. Memuji Tuhan bukanlah hanya sekedar melakukan yang kita sukai.
9
Pujian tidaklah mengutamakan kegembiraan manusia, meskipun kita menikmatinya dalam mengekspresikan ini. Pujian harus selalu dalam kegiatan yang menghormati Allah. Dalam melepaskan perasaan kita kedalam pujian, yang alkitabiah dan baik, kita harus dengan hati-hati menjaga untuk tidak berlebihan dan menjadi pertunjukan kedagingan. Penghormatan yang sesungguhnya haruslah yang menjadi inti utama dari sebuah pujian.
10
Pelajaran 3 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I MENGAPA KITA HARUS MEMUJI TUHAN
Mazmur 47:8 mengatakan "...bermazmurlah dengan nyanyian pengajaran". Kita harus mengerti mengapa kita harus memuji Tuhan. Inilah beberapa alasan yang tercantum dalam Alkitab mengapa kita harus memuji Tuhan. a. Oleh karena bagi Dialah. "Nyanyikanlah bagi Tuhan..." (Mazmur 149:1). Dengan kata lain, kita memuji Dia karena Dia Tuhan. Dia adalah Penguasa Tertinggi. Raja diatas segala Raja dan Tuhan diatas segala Tuhan. Dia telah ada sebelum segala sesuatu dijadikan dan Dia adalah Pencipta dari segala sesuatu. Oleh karena itu Dia lebih besar dari segalanya. "Besarlah Tuhan dan sangat terpujilah di kota Allah kita..." (Mazmur 48:2) b. Pujian memuliakan Allah. "Siapa mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku;..." (Mazmur 50:23). Tentu hal ini sudah menjadi kesukaan bagi anak-anak Tuhan, untuk memuji Dia. c. Karena Allah yang memerintah kita untuk melakukan itu. "Pujilah Tuhan" bukanlah sebagai saran atau permintaan, ini adalah sebuah perintah. d. Pujilah Allah untuk segala KebaikanNya. Mazmur 107:21 e. Pujilah Allah untuk segala PerbuatanNya yang Ajaib. Mazmur 150:2 f. Itu adalah hal yang baik untuk mengucap terima kasih. Mazmur 92:2; 147:1 g. Tuhan layak dipuji. II Samuel 22:4; Mazmur 18: 3 h.
Pujian itu layak - bagi orang benar! Mazmur 33:1 Layak dalam bahasa Inggris lama adalah "comely" dapat diartikan sebagai cocok, pantas, patut dan benar. Bersukacita dalam Tuhan dan memuji Tuhan adalah hal yang sangat pantas dan cocok bagi anak Tuhan. Adalah lebih baik mendapatkan persetujuan Allah daripada penilaian oleh manusia!.
i. Allah berdiam dalam pujian umatNya (Mazmur 22:4). Ia yang kudus dari bangsa Israel, berdiam dalam pujian umatNya. Bila hati kita dipenuhi oleh pujian, maka hati kita juga dipenuhi oleh Tuhan, karena Tuhan berdiam dalam puji-pujian kita. j. Pujian menghasilkan Kuasa. Dalam Mazmur 84 Daud berkata, "Berbahagialah orang-orang yang diam di rumahMu, yang terus menerus memuji-muji Engkau ... Berbahagialah orang-orang yang kekuatannya di dalam Engkau ... mereka berjalan makin lama makin kuat..." Orang yang memuji Tuhan memiliki Allah untuk menjadi kekuatannya. Ia juga tahu sukacita yang dari Allah adalah melalui pujian, dan sukacita dari Allah adalah kekuatannya. (Nehemia 8:10).
11
k. Pujian mendahului Kemenangan. Dalam II Taw.20, Raja Yosafat memimpin umat Allah dalam pertempuran melawan musuh-musuh mereka. Tuhan memerintahkan bahwa ia harus menetapkan pemazmurpemazmur bagiNya. Mereka berjalan didepan laskar tentaranya dan memuji Tuhan dan bernyanyi, "Nyanyikanlah nyanyian syukur bagi Allah, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya. Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuat Tuhanlah penghadangan terhadap bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah." Bayangkanlah sebuah laskar tentara yang dipimpin oleh penyanyi ! Bagaimana anehnya menurut pikiran kita untuk bertempur dengan cara seperti ini. Tetapi senjata peperangan kita bukanlah darah dan daging. Senjata kita sangat kuat untuk mengalahkan dan menghancurkan benteng-benteng. Bila kita menghadapi musuh-musuh kita pada hari-hari ini, kita perlu kembali mengingatkan kekuatan daripada pujian dan berperang dengan puji-pujian yang luar biasa bagi Allah dalam ucapan kita. Kita dengan pasti dapat mengharapkan keselamatan yang dari Allah. Orang-orang yang belajar sungguh-sungguh untuk memuji Tuhan adalah orang-orang yang selalu ingin menampilkan hadirat Allah dan kuasaNya. l. Pujian membawa berkat Tuhan Alkitab dapat menyatakan tentang hal ini. Proses terjadinya hujan digunakan untuk menggambarkan prinsip rohani yang mengajarkan kita tentang ukuran dari pujian yang kita angkat ke sorga, yang akan mendatangkan kelimpahan berkat Tuhan yang Ia curahkan keatas kita. Proses alam ini menggambarkan kebenaran prinsip rohani. a. Tuhan memberikan berkatNya untuk bersinar atas umat manusia seperti Ia memberikan matahari diatas lautan. b. Hati manusia harus dipanaskan bagi Allah, dalam manusia meresponi kasih Allah. c. Puji-pujian manusia terangkat kepada Allah seperti uap air yang disebabkan oleh panasnya matahari diatas lautan. d. Puji-pujian itu yang membentuk awan berkat. e. Lalu Tuhan membuat awan itu dan menjadi hujan yang jatuh keatas bumi. f. Berkat dari hujan membuat tanah menjadi subur dan berbuah memberikan benih-benih bagi penabur dan roti bagi yang memakannya. g. Kelebihan air hujan itu akan kembali mengalir kedalam sungai dan kelaut, dan keseluruhan dari proses ini akan kembali terulang dari mula. PERHATIKAN AYAT BERIKUT INI YANG MENGGAMBARKAN PROSES INI : 1. Amos 5:8, 9:6. "Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya keatas permukaan bumi ..." Amos adalah seorang petani, dan mengerti dengan baik proses yang menyebabkan hujan. "Tuhan memanggil air laut dan mencurahkannya keatas permukaan bumi" 12
Dia yang membuat laut menguap dan mengembun, dan dari air embun itu, tercurah hujan diatas permukaan bumi. 2. Mazmur 147:7,8. "Bernyanyilah bagi Tuhan dengan nyanyian syukur, bermazmurlah bagi Allah kita dengan kecapi! Dia, yang menutupi langit dengan awan-awan yang menyediakan hujan bagi bumi, yang membuat gunung-gunung menumbuhkan rumput". 3. Amsal 11:25. "Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum ia sendiri akan diberi minum". Pada saat kita memuji Tuhan, Dia yang membentuk awan berkat dari pujian-pujian, dari mana Ia akan memberikan hujannya atas bumi ini. Jumlah dari berkat yang tercurah itu tergantung dari jumlah puji-pujian yang kita berikan kepada Allah. 4. Pengkotbah 11:3. "Bila awan awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya keatas bumi; dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, disitu ia tinggal terletak". 5. Yesaya 55:10. "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali kesitu, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada yang mau makan".
SIAPA YANG HARUS MEMUJI ALLAH ? a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l.
Setiap orang dimana saja. Mazmur 145:21, 148:11,13, 150:6 Setiap makhluk. Mazmur 145:21 Segala yang bernafas. Mazmur 150:6 Umat Allah. Mazmur 67:3,5, 78:4, 79:13. Orang-orang benar. Mazmur 140:14 Orang-orang kudus. Mazmur 145:10 Umat tebusan. Mazmur 107:1,2 Orang yang takut akan Tuhan. Mazmur 22:24 Orang yang tahu dan percaya kebenaran Allah. 1 Tim 4:3 Pelayan Allah. Mazmur 113:1, 134:1, 135:1 Segala malaikat Allah. Mazmur 148:2 Segala alam. Mazmur 148:3-10
KAPAN KITA MEMUJI TUHAN ? a. Dari pagi hingga malam hari. Mazmur 113:3 "Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari, terpujilah nama Tuhan". b. Sepanjang hari. Mazmur 71:8 "Mulutku penuh dengan puji-pujian kepadaMu, dengan penghormatan kepadaMu sepanjang hari". c. Selama hidup kita. Mazmur 146:2 "Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup". d. Setiap waktu. Mazmur 34:1 "...aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu ...".
13
Pelajaran 5 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I HALANGAN-HALANGAN UNTUK MEMUJI
Bahkan bila orang-orang telah diyakinkan bahwa pujian itu alkitabiah, benar dan layak, tetaplah tidak mudah bagi mereka untuk mulai memuji Tuhan. Banyak alasan yang dikemukakan dalam kaitannya dengan ini. Mereka sangat beralasan mengapa mereka tidak dapat memuji Tuhan. Daud berkata, "Biarlah semua yang bernafas memuji Tuhan. Pujilah Allahmu !" (Mazmur 150:6)
Ada beberapa halangan yang pasti yang membuat orang tidak dapat memuji Tuhan : 1. DOSA. Dosa adalah halangan pertama untuk memuji. Inilah yang menjadi alasan mengapa orang yang belum lahir baru tidak dapat memuji Tuhan. Dosa yang belum diakui menghalangi hadirat Allah dalam kita. Dosa menjadi pintu gerbang bagi iblis dalam melepaskan tuduhan dalam diri kita sehingga kita merasa tidak bebas atau terlepas. Daud berkata, "Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar". (Mazmur 66:18). Dosa dan niat jahat memisahkan kita dari Allah (Yesaya 59:2), dan kita kehilangan hubungan apapun yang mungkin sebelumnya telah kita nikmati. Kenyataan dari dosa dalam hidup kita mengikat lidah kita dihadapan Tuhan. Satusatunya hal yang dapat kita bicarakan saat ini dihadapan Tuhan hanyalah mengaku dosa kita. 2. PENGHUKUMAN Ketika dosa sudah diampuni oleh Tuhan, tidaklah selalu mudah untuk menerimanya. Banyak orang Kristen yang tetap dalam ikatan perasaan bersalah. Mereka menghukum diri mereka sendiri, padahal Allah sudah mengampuni mereka. Hal ini sering mengakibatkan rasa tidak layak. Merasakan kehadiran Allah malah membuat mereka tambah merasa tidak layak dibandingkan rasa belas kasihan dan kasih karunia Allah yang ingin Ia berikan kepada mereka. Sikap ini sering kali disebabkan oleh rasa sadar diri yang berlebihan daripada rasa kesadaran akan Allah. Tidak seorangpun yang sempurna. “Marilah kita melakukannya dengan mata tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita kepada kesempurnaan" (Ibrani 12:2).
14
Ini menjelaskan dua hal. Pertama, melepaskan pikiran dan perhatian kita dari diri kita dan memusatkan kepada Yesus. Kedua, semakin kita melihat kepada Yesus, berpikir tentang Dia, merenungkan Dia, mengisi pikiran kita dengan Dia, semakin rindu kita untuk memuji Dia. Ini adalah awal dari bagaimana, pujian itu dimulai - dengan melihat kepada Yesus. Kekaguman dan Penghargaan kita bagi Allah akan tumbuh dengan bertahap pada saat kita melakukan itu. Kesadaran kita bahwa Dia layak dipuji akan tumbuh dan akan makin mengangkat pikiran kita untuk memuji. 3. KEDUNIAWIAN "Keduniawian" diartikan sebagai "segala hal yang mendinginkan kasih kita kepada Yesus ". Keduniawian adalah lawan dari kerohanian. Ini adalah kondisi yang terjadi bila pikiran/ jiwa kita berpusat pada hal-hal yang fana, lebih daripada hal tentang Allah dan KerajaanNya. Orang yang berpusat pada keduniawian merasakan memuji Tuhan adalah hal yang sangat memalukan/menggelikan. Ini melawan rasa martabat kemanusiaan mereka. Pengobatan dari masalah ini adalah untuk menjadi lebih dan lebih lagi memusatkan kepada Yesus. Pada saat kesadaran dan rasa syukur kita bertambah kepadaNya, keduniawian ini akan memudar dengan sendirinya. Salah satu tanda dari keduniawian adalah keterikatan untuk menjaga martabat dan segala hal yang terkait didalamnya - dengan kesadaran yang berlebihan tentang "Apa yang orang akan pikir?" - terlalu banyak hal yang dipikirkan tentang reaksi apa yang orang akan terjadi. Kepentingan kita yang terutama sebagai orang Kristen adalah untuk menyukakan hati Yesus. Hal ini tidak selalu akan menyukakan orang. Bila kita terlalu kuatir tentang apa yang orang pikirkan dan mencari persetujuan mereka, kita berada dalam kesulitan dan mendukakan Tuhan. 4.
KONSEP YANG SALAH TENTANG TUHAN ADALAH HALANGAN YANG KUAT UNTUK MEMUJI TUHAN. Kebanyakan orang mempunyai konsep yang sama sekali negatif tentang Allah. Mereka melihat Tuhan sebagai seseorang yang selalu mencoba menangkap mereka saat mereka bersalah untuk dapat dihukum, seseorang yang selalu berlawanan dengan apa yang mereka lakukan. Mereka merasa hanya sedikit hal yang dapat menyukakan Dia dan menikmati persetujuanNya. Mereka melihat Allah sebagai Pengatur yang menetapkan untuk menghentikan manusia dari segala hal yang mereka sukai. Bagaimana orang dapat memuji Tuhan kalau berfikir bahwa Allah seperti itu. Pujian mulai tumbuh dalam hati kita hanya bila kita menerima konsep yang benar tentang Allah. Roh Kudus harus menunjukkan kepada kita bahwa Dia benar Allah adanya. Membaca Firman Tuhan adalah satu cara
15
yang ajaib untuk mengubah konsep tentang Allah, tetapi hanya bila kita terbuka dan membiarkan Roh Kudus memberikan pewahyuan tentang kebenaranNya kepada kita. Banyak orang yang membaca Firman Tuhan dengan pikiran yang tertutup bagi kebenaran ini. Kesadaran yang benar tentang Allah, siapa dan bagaimana Dia ini, akan membawa kita dengan pasti kepada pujian dan penyembahan. 5. TRADISI KEAGAMAAN. Tradisi seperti ini mencela pujian sebagai hal yang emosional. Daripada mengikuti apa yang ditetapkan oleh Firman, mereka mengikuti tradisi keagamaan yang dibuat oleh manusia. Sayangnya, tradisi yang konservatif dari gereja di Barat telah dengan kuatnya tersebar dan banyak dari tradisi ini yang berlawanan dengan Alkitab. Dalam hal-hal seperti ini kita harus berketetapan untuk menyukakan Tuhan lebih daripada manusia (Galatia 1:10). Harus diingat bahwa "Agama menekan, tetapi Penebusan melepaskan". Orang yang tertawan oleh tradisi dari manusia seringkali memiliki konsep yang salah tentang Allah juga. Tuhan dalam pandangan mereka dianggap sangat negatif. Dia dianggap tidak berperasaan, keras dan melarang. 6. KESOMBONGAN Adalah salah satu halangan untuk bebas memuji Tuhan. Ini adalah kesulitan yang harus dihadapi karena menyangkut kemauan kita untuk mengakui kesombongan hati kita. Keakuan kita menghalangi kita melakukan hal ini. Tuhan dapat mematahkan kesombongan ini dan melepaskan yang tertawan ini. Kesombongan sangat berkaitan dengan citra-diri, selalu ingin dipikir sebagai yang baik, selalu ingin terlihat melakukan hal yang dianggap baik dan benar. 7. TAKUT KEPADA MANUSIA. Amsal 29:25 "Takut akan orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada Tuhan, dilindungi". Ketakutan kepada orang, pikirannya dan pandangannya, mengakibatkan jerat yang mana memang telah menjerat banyak orang. "Takut akan Allah adalah permulaan hikmat..." (Amsal 9:10). Bila kita benar-benar menghormati Allah kita tidak perlu takut akan manusia. Kita harus selalu mencari untuk menyukakan Allah dalam segala hal dan tentu kita harus memuji Dia untuk dapat melakukan ini. Bila orang tidak menyukai itu, itu masalah mereka. Jangan pernah membiarkan pandangan mereka menghalangi saudara atau keinginan saudara dan niat saudara untuk memberikan pujian kepada Allah yang layak bagiNya.
16
8. IKATAN IBLIS. Ini yang paling serius dari segala halangan yaitu tekanan terhadap pujian yang diinspirasikan oleh ibllis. Sulit bagi kita untuk mengerti kebencian yang mendalam yang iblis miliki terhadap Allah dan betapa bencinya iblis mendengar anak Tuhan memuji Tuhan. Kecemburuan iblis yang sangat mendalam terhadap Allah yang sudah menjatuhkan iblis. Dalam kesombongannya dia berpikir dia lebih besar dari Allah. Ia mengisi dengan kecemburuan yang tidak beralasan, bila dia mendengar Allah diagungkan dan dipuji. Oleh karena itu ia selalu menekan dan melemahkan segala macam puji-pujian. Bila seseorang ada dalam kontrol ibllis atau salah satu anteknya, telah diketahui bahwa orang ini tidak dapat menyebutkan nama Tuhan Yesus. Bila mereka dikuatkan untuk menyebut nama Yesus, maka tenggorokan mereka serasa tersumbat. Kata itu tidak dapat keluar. Ini juga telah diketahui bahwa nama Yesus yang disebutkan dimuka orang tersebut membuat iblis mulai melawan. Iblis bereaksi dengan kuat bahkan hanya dalam menyebutkan NamaNya. Korban iblis terkadang kaku dimulutnya, jatuh dalam kutuk dan bereaksi sangat kuat terhadap pujian bagi Allah atau kepada Yesus. KESIMPULAN : Bilamana seorang Kristen menyadari kesulitannya untuk memuji, diperlukan hati yang murni dan jujur didalamnya. Ia harus memintanya pada Tuhan untuk mewahyukan sifat dari masalahnya, dan apa yang menghalangi aliran pujian ini. Bila ini telah ditemukan, maka harus ada pertobatan dan berbalik dari halangan ini. Orang ini harus menempatkan hatinya untuk taat kepada Tuhan dan memberikan dirinya untuk memuji Tuhan. Bila hal ini tetap tidak memungkinkan untuk mengalir ke dalam pujian, ia harus dibantu oleh seseorang yang matang dan peka-rohani. Mungkin ada keterikatan setan yang harus dipatahkan. Kalau itu belum terjadi seseorang belum dapat melayani Tuhan dengan sesungguhnya. Ketidakmampuan untuk memuji dan menyembah Tuhan menunjukkan pemberontakan disalah satu bagian hidup mereka. Nyata ada masalah yang mendasar yang harus dihadapi. Tetaplah mencari Tuhan sampai kemenangan itu Saudara capai dan aliran sungai pujian itu dicurahkan kedalam kehidupan Saudara yang paling mendalam.
17
Pelajaran 5 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I CARA - CARA MEMUJI YANG ALKITABIAH Pujian adalah satu ekspresi dari rasa memuja dan pengakuan. Lebih dalam lagi memiliki arti untuk menyatakan perasaan terima kasih dan ucapan syukur atas kebaikan yang telah diterima. Oleh sebab itu memuji Tuhan adalah terutama memuji keberadaanNya, karakterNya, kesempurnaanNya dan gelarNya. Ini adalah pemujaan kepada Tuhan tentang siapa Dia sebenarnya dan apa Dia adanya, lebih daripada apa yang telah Ia lakukan darimana kita telah mendapatkan kebaikan. " Besarlah Tuhan dan sangat terpuji, dan kebesaranNya tidak terduga ..."(Mazmur 145:3) Pujian pada mulanya adalah suatu kesadaran akan kelayakan. Ini adalah ekspresi keluar dari perasaan terima kasih dalam hati kita. Bila diekspresikan keluar secara vokal dan terlihat, barulah disebut sebagai pujian. EKSPRESI YANG ALKITABIAH DALAM PUJIAN Banyak cara untuk mengekspresikan pujian kita kepada Tuhan. Kita akan melihat beberapa dari cara ini. Harus diingat bahwa ekspresi pujian ini berlaku dan dapat diterima hanya bila ini benar-benar menunjukkan pujian yang diinginkan hati kita yang perlu dilepaskan bagi Allah. Dengan kata lain, hanya keluar melalui perasaan, secara tehnis melakukan berbagai hal ini, tidak menggantikan pujian. Pujian hanya merupakan suatu alat untuk menyatakan ekspresi pemujaan, ucapan syukur dan penghormatan yang terdapat dalam hati kita. 1. Memuji Tuhan dengan Bersuara. "Bibirku bersorak sorai sementara menyanyikan mazmur bagiMu, juga jiwaku yang telah Kau bebaskan. Lidahku juga menyebut-nyebut keadilanMu sepanjang hari ..." (Mazmur 71:23,24). "Sambil memperdengarkan nyanyian syukur dengan nyaring, dan menceritakan perbuatanMu yang ajaib". (Mazmur 26:7) Daud selalu berbicara terus mengenai pujian kepada Allah. Dia mengatakan hal seperti ini : "Tuhanlah kekuatanku dan perisaiku, kepadaNya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepadaNya". (Mazmur 28:7) Gerakkan suara Saudara, mulut dan bibir Saudara. Jadikan itu semua menjadi alat pujian. Saudara akan heran betapa cepat menumbuhkan kebiasaan untuk memuji. "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu, puji-pujian kepadaNya tetap di dalam mulutku". (Mazmur 34:2)
18
"Biarlah bergembira dan bersukacita karena Engkau semua orang yang mencari Engkau, biarlah mereka yang mencintai keselamatan dari padaMu tetap berkata Tuhan itu besar". (Mazmur 40:17) "Pujilah Allah kami hai bangsa-bangsa, dan perdengarkanlah puji-pujian kepadaNya". (Mazmur 66:8). 2. Bersorak bagi Allah. Pujian yang verbal diatas diterangkan sebagai pujian yang memakai suara percakapan biasa. Kita berbicara kepada Allah dengan percakapan biasa, menceritakan kepadaNya pandangan kita dan menyatakan syukur kita. Walaupun demikian ada waktu yang cocok dan alkitabiah dimana kita meninggikan suara kita dan benar-benar bersorak bagi Allah. "... hai segala bangsa bertepuk tanganlah elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai !" (Mazmur 47:2). Banyak orang yang konservatif merasa sangat aneh untuk bersorak atau membuat suara yang keras. Mereka merasa tidak bermartabat. Bahkan beberapa mengatakan, "Tidak ada kebutuhan untuk berteriak, Tuhan itu tidak tuli !" Yang mana kita akan menjawab, "Tuhan juga tidak takut!". Ada waktu dan saatnya untuk membuat suara yang bersukacita dan sorakan pujian dan kita tidak perlu merasa takut melakukan itu bila waktunya tiba. "Tetapi semua orang yang berlindung padaMu akan bersuka cita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya ..." (Mazmur 5:12) "Bersukacitalah dalam Tuhan dan bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, bersorak sorailah hai orang-orang jujur !” (Mazmur 32:11) 3. Bernyanyi. "... Beribadahlah kepada Tuhan, dengan sukacita datanglah ke hadapanNya dengan sorak-sorai!". (Mazmur 100:2) Bernyanyi adalah salah satu hal yang paling sederhana dan alami untuk meresponi keajaiban pekerjaan Tuhan. Ini adalah ekspresi yang spontan dari perasaan sukacita. Yang telah diakui sebagai ekspresi pujian diantara umat Tuhan. " ... Menyanyilah bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkanNya kedalam laut." (Keluaran 15 : 21). Banyak referensi untuk menyanyikan pujian yang dicatat dalam Alkitab. "Sebab itu aku mau menyanyikan syukur bagiMu, ya Tuhan, diantara bangsa bangsa, dan aku mau menyanyikan mazmur bagi namaMu". (II Samuel 22:50) "Bernyanyilah bagiNya, bermazmurlah bagiNya dan percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib". (I Tawarikh 16 : 9) "Lalu Raja Hizkia ... menyanyikan puji-pujian dengan sukaria, lalu berlutut dan sujud menyembah". (II Tawarikh 29:30) "Aku hendak bersyukur kepada Tuhan karena keadilanNya, dan bermazmur bagi nama Tuhan, yang Maha Tinggi". (Mazmur 7:17)
19
EKSPRESI FISIK DARI PUJIAN Menambahkan dari penyampaian secara lisan, yaitu ekspresi memuji yang secara kedengaran, dalam Alkitab dicatat beberapa cara yang mana kita dapat memakai ekspresi fisik untuk menyembah Tuhan. 1. Berdiri. Berdiri tegak adalah biasanya merupakan penghormatan. Bila ada seorang yang penting memasuki ruangan, maka orang akan berdiri sebagai tanda penghormatan. Seringkali Roh Kudus memberikan kita inspirasi untuk berdiri dihadapan Tuhan sebagai tanda penyembahan dan penghormatan. "Biarlah segenap bumi takut kepada Tuhan, biarlah semua penduduk dunia gentar terhadap Dia !" (Mazmur 33:8). "Mari, pujilah Tuhan, hai semua hamba Tuhan, yang datang melayani di rumah Tuhan pada waktu malam. Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah Tuhan !” (Mazmur 134:1). 2. Mengangkat tangan. Mengangkat tangan adalah tanda universal dari orang yang menyerah. Dengan mengangkat tangan tinggi dihadapan Allah, kita mengakui bahwa kita sepenuhnya berserah kepada Allah. Kita katakan kepada Tuhan, tanpa syarat kita adalah milikNya. Kita tidak memiliki keinginan untuk memberontak kepadaNya, kita tidak memiliki senjata dalam tangan kita untuk melawan Allah. Orang yang tidak sepenuhnya berserah kepada Allah, memiliki masalah yang untuk melakukan hal ini, walaupun kelihatannya hal ini sepele. Mereka juga menolak cara penyembahan semacam ini. Walaupun demikian, bila sekali kita sudah dapat melakukannya kita merasakan kelepasan dan mereka mampu untuk melakukan berbagai cara penyembahan yang lainnya. "Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah Tuhan." (Mazmur 134:2) Ini juga adalah tanda kerinduan yang mendalam kepada Allah. "Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepadaMu minta tolong dan mengangkat tanganku kearah tempatMu yang maha kudus." (Mazmur 28:2) Ini juga sebagai simbol dari kehausan rohani kepada Allah. "Aku menadahkan tanganku kepadaMu, jiwaku haus kepadaMu seperti tanah yang tandus". (Mazmur 143:6) 3. Bertepuk tangan. Bila seseorang melakukan sesuatu yang menyukakan kita dan kita ingin menyatakan itu kepadanya, seringkali kita bertepuk tangan. Bila Allah begitu ajaib, dan telah melakukan begitu banyak hal yang mulia yang mengagumkan dan menyukakan kita, bukankah itu aneh kalau kita tidak memberi Dia sambutan dengan tepuk tangan ?. Kita diperintahkan untuk "bertepuk tangan bagi Allah” (Mazmur 47:2) Ini adalah tanda sukacita, kegembiraan dan kesukaan.
20
4. Menyembah atau berlutut. Sering kali bila seseorang dipenuhi oleh hadirat dan kemuliaan Allah, mereka akan secara spontan berlutut dan sujud menyembah dihadapan Allah. Ini sebagai tanda dari rasa hormat. "Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan Tuhan yang menjadikan kita." (Mazmur 95:6). 5. Jatuh bersujud dihadapan Allah. Ini adalah salah satu bentuk dari ketaatan dan penyembahan. Untuk jatuh dihadapan seseorang adalah tanda dari penghormatan yang paling dalam. Suatu kerendahan hati menumbuhkan rasa meninggikan seseorang yang dihadapanNya kita bersujud. 6. Menari. Karena menari adalah sangat demonstratif dan mungkin bentuknya sedikit emosionil dari pujian, ini telah banyak menjadi bahan kritik dan oposisi. Kebanyakan mereka itu dari golongan yang konservatif (kolot). Karena hal ini menimbulkan perdebatan, baiklah kita memberi ruang yang lebih untuk mempertimbangkan pujian ini. Menari melibatkan seluruh tubuh kita dalam menyatakan sukacita, pujian dan penyembahan dihadapan Tuhan. Kata Ibrani dan Yunani dari menari memiliki berbagai arti termasuk : melompat kedepan, melompat keatas, mengangkat kaki. Terjemahan ini menunjukkan sesuatu yang spontan, tarian yang tidak berbentuk. Tarian ini secara keseluruhan tidak diprogram/ ditata, tetapi sesuatu yang lebih sederhana sebagai ungkapan sukacita dihadapan Tuhan. "Biarlah mereka memuji-muji namaNya dengan tari-tarian ..." (Mazmur 149:3) "Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian ..." (Mazmur 150:4) "Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana ditangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari." (Keluaran 15:20) "Ketika tabut Tuhan itu masuk kekota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul , menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari dihadapan Tuhan”. (II Samuel 6:16) MENARI DALAM PERJANJIAN BARU Telah diperdebatkan, oleh mereka yang menolak tarian dalam gereja masa kini, bahwa itu adalah semata-mata perwujudan ibadah Perjanjian, yang tidak terdapat dalam gereja Perjanjian Lama. Bagaimanapun, hal ini sangat jelas ketika kita membaca dalam Perjanjian Baru bahwa ekspresi ini ada dalam masa itu juga. Yesus berkata : "Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah sebab sesungguhnya, upahmu besar disorga ... (Lukas 6:23) Salah satu kata dalam bahasa Yunani untuk bersukacita yang sering dipakai dalam Perjanjian Baru adalah "agalliao," yang berarti secara
21
harfiah "to leap for joy" = melompat kegirangan. Ini bukan sukacita yang mendalam, melainkan yang dinamis, ekspresi yang emosional dari sukacita yang luarbiasa, yang membuat seseorang melompat. Ada beberapa tempat dalam Perjanjian Baru dimana hal ini terjadi. Lukas 10:21; 1:46-47; Kisah Rasul 16:34. Orang-orang percaya melompat kegirangan karena kuasa Tuhan atas keselamatan dan warisan yang mulia yang disediakan bagi mereka. (I Petrus 1:3-7) Tepat pada akhir dari PB, kita diperhadapkan pada satu pernyataan : "Marilah kita bersukacita dan bersorak -sorai dan memuliakan Dia. Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia." (Wahyu 19:7) Ketika anak yang hilang telah dipulihkan oleh bapanya, disana terdengar musik dan tarian (Lukas 15:25). Saat pemulihan dari segala hal yang dinubuatkan oleh para nabi terjadi, disana harus ada tarian pula, yaitu salah satu hal yang diucapkan para nabi. (Yeremia 31:13) BEBERAPA ASPEK DARI MENARI YANG ALKITABIAH. a. Ini adalah spontan, primitif dan dengan gaya yang wajar. b. Dapat dilakukan oleh seorang atau dalam kelompok. c. Tidak menari dengan lawan jenis. d. Tidak ada batas umur. Anak muda dan orang tua bersama-sama. e. Menyanyi dan menari sering dilakukan bersamaan. "Bukankah dia ini Daud yang dinyanyikan orang secara berbalasbalasan sambil menari-nari, ..." (I Samuel 29:5) f. Ada waktu yang tepat untuk menari. "Ada waktu untuk meratap ... dan ada waktu untuk menari”. (Pengkhotbah 3:4) g. Allah telah menubuatkan pemulihan dengan tarian. "Dan akan tampil dalam tari-tarian orang yang bersukaria ...” (Yeremia 31:4) "Pada waktu itu anak dara akan bersukaria menari beramai-ramai...” (Yeremia 31:13) PERINGATAN Menari memiliki sifat duniawi, yang juga dikaitkan dengan peselingkuhan, penyembahan berhala, immoral dan keduniawian. Contohnya : Keluaran 32:19, menari dihadapan lembu emas. Iblis memiliki tiruan untuk segala hal. Tetapi pemalsuan kenyataannya dapat dibuktikan bila ada yang asli. Kalau Iblis dapat meniru segala sesuatu, hal itu bukan berarti bahwa kita tidak seharusnya menggunakan yang asli.
22
7. Alat Musik Alat musik sering kali digunakan dalam alkitab untuk mengungkapkan pujian dan penyembahan. Alat musik ini dapat memainkan peranan yang utama dalam penyembahan sekarang ini. Kita diperintahkan untuk "Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala ..." (Mazmur 150:3-5). Pemain musik yang menaikkan pujian dengan alat musiknya, harus melakukan yang terbaik. Mereka harus berlatih untuk memainkan alat musiknya dengan terampil. (Mazmur 33:3). Hal ini bukan menunjukkan kemampuan dan kemahiran manusia, ini adalah kemampuan yang rohani dibandingkan dengan bakat alamiah seseorang. Kemampuannya bukan hanya dalam memainkan alat musik, tetapi mampu menuturkannya dalam aliran Roh. Kita menyebutnya dengan “bermain dalam Roh”. 8. Berdiam. Kontras dengan suara dari nyanyian, alat musik, tarian dll. ada juga ungkapan pujian dengan berdiam diri. "... ada waktu untuk berdiam, ada waktu untuk berbicara ..." (Pengkhotbah 3:7). Jangan takut dengan berdiam diri. Kadang kala Roh Kudus ingin membawa kekudusan yang khusuk keatas Jemaat. Ini adalah saat-saat dimana berdiam diri menjadi sangat nyata dan mengesankan. Disana ada rasa penghormatan selama waktu itu. Orang dapat berdiri atau duduk dengan tenang dihadapan Allah, merenung, mengagungkan dan menyembah Dia. "Diamlah, dan ketahuilah bahwa Akulah Allah" (Mazmur 46:11) 9. Meratap Dapat juga dipakai sebagai ungkapan pujian kepada Allah. Ini bukan ratapan dukacita atau hati yang sedih, melainkan ungkapan syukur dan terima kasih. Kadang saat kita merenungkan kebesaran dan kebaikan Allah, hal yang paling sesuai adalah meresponi kebaikanNya dengan airmata syukur. Jangan takut untuk melakukan hal ini, ini bukan tanda dari kelemahan. Biarkan air mata mengalir. Reaksi manusia biasanya untuk tidak mengeluarkan airmata. Walaupun demikian, menangis seringkali mengungkapkan kerinduan yang mendalam dalam bentuk yang tidak dapat diungkapkan dengan cara yang lain. Hal ini seringkali memberikan kelepasan dan kebebasan. Terlalu sering meratap juga tidak dapat dibenarkan, karena ini menunjukkan ada yang tidak beres dalam kehidupannya, dan dalam hal seperti ini mungkin kesembuhan batin yang diperlukan. Ketika Nehemia mulai membaca dan menerangkan Firman Tuhan, orang-orang mulai menangis ketika mereka mendengarnya. Nehemia membiarkan mereka untuk menangis beberapa saat, lalu dia menghentikan tangisan mereka dan memerintahkan untuk "... Pergilah kamu, makanlah sedap sedapan dan minumlah minuman manis ... janganlah kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu !" (Nehemia 8:10)
23
10. Gelak tawa. Ada semacam tertawa yang kudus, ketika keinginan untuk tertawa bagi Allah menghinggapi seseorang. Ini bukan respons dari sesuatu yang lucu yang seseorang katakan. Ini adalah ekspresi sukacita yang meluap dari Tuhan yang hanya dapat diungkapkan dengan gelak tawa. Anak-anak Israel mengalami hal ini ketika kembali dari tawanan. "Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tertawa dan lidah kita dengan sorak sorai". (Mazmur 126:2) "Ia masih akan membuat mulutmu tertawa dan bibirmu bersoraksorak..." (Ayub 8:21) 11. Berbaris. Allah sering kali memerintahkan umatNya untuk berbaris. Mungkin contoh yang paling terkenal adalah berbaris mengelilingi Yerikho (Yosua 6:2-5). Bangsa Israel berbaris mengikuti perintah Tuhan dan Allah meruntuhkan tembok-tembok Yerikho. Banyak tembok yang runtuh pada saat umat Tuhan berbaris mengikuti perintah Tuhan. Tembok-tembok kesombongan, ketidak percayaan, keterikatan, dst. Yosafat dan tentaranya berbaris dan menyanyikan pujian bagi Allah dan Allah menyerahkan musuhnya ketangan mereka meskipun dalam jumlah tentara yang kecil. (II Tawarikh 20:22) Banyak umat Allah berbaris keliling untuk serempak mengikuti perintah Roh Allah. Mengelilingi gedung gereja mungkin nampaknya, kepada pikiran biasa, sama anehnya saat orang-orang mengelilingi tembok Yerikho. Tetapi seringkali hasilnya dapat sangat dramatis. Temboktembok ikatan, kesombongan dan kepahitan telah dihancurkan. Cara berbaris seperti ini kadang kala disebut "Baris Yeriko". Yang lain menyebutkannya sebagai "Baris Kemuliaan". Pengantin Kristus digambarkan sebagai tentara yang berbaris maju bersama-sama (Kidung Agung 6:4,10) Cara yang paling benar adalah tampil dihadapan Allah dengan suka cita, yang menunjukkan bahwa kita suka akan posisi kita dan berterimakasih untuk kehormatan yang telah dianugerahkan keatas kita, untuk menjadi pelayan Raja!. Umat Allah sering diperintahkan untuk selalu bersukacita dihadapan Allah. Salah satu ayatnya dalam Ulangan 12:11. Tuhan telah membuat tempat dimana mereka dapat menemuiNya. " Maka ketempat yang dipilih Tuhan , Allahmu untuk membuat namaNya diam disana, haruslah kamu bawa semuanya yang kuperintahkan kepadamu, yakni korban bakaran dan korban sembelihanmu, persembahan persepuluhanmu dan persembahan khususmu dan segala korban nazarmu yang terpilih , yang kamu nazarkan kepada Tuhan, Kamu harus bersuka ria dihadapan Tuhan, Allahmu ..." Demikian pula, bila kita bersuka cita dihadapan Allah, kita menyatakan kegembiraan kita di dalam Dia dan rasa terima kasih kita kepadaNya. Sangat disayangkan bahwa banyak gereja telah menetapkan sebuah ide bahwa penghormatan itu berarti hanya dalam keheningan, kesunyian 24
dan ketenangan. Mereka merasa bahwa menyatakan rasa sukacita dan kegembiraan itu adalah cara yang tidak hormat. Ini justru kebalikannya! Orang Kristen haruslah menjadi orang yang justru sangat bersukacita dan sukacita mereka harus nampak kepada semua orang. Gereja dalam pertemuannya, haruslah menjadi perayaan. Yang akan menjadi daya tarik bagi lebih banyak orang, yang mana ini menunjukkan sifat ilahi dari Allah itu sendiri. Tetapi sebaliknya, banyak gereja justru menunjukkan suasana yang kering dan dingin. Gereja itu begitu senyap. Suasananya kaku dan formal. Orang-orang beribadah dengan cara yang salah, agama dan caranya tidak wajar. Marilah kita kembali kepada sukacita yang dari Roh dihadapan Allah. Banyak cara dimana kita dapat mengungkapkan rasa sukacita kita. Bernyanyi dengan sukacita daripada dengan berduka ini adalah salah satu cara. Kita dapat bertepuk tangan, mengangkat dan menari adalah cara yang lain. Bersukacita dihadapan Allah membuat kita dapat lebih santai dihadapan Allah. Kita membutuhkan sedikit formalitas dan lebih nyata. Dunia ini adalah tempat yang cukup menyedihkan, tanpa kita perlu menambahkan kesedihan lagi. Marilah kita bertekad untuk membuat kecerahan, karena kita adalah terang dunia. Dalam PB, kata Yunani 'agalliao' diterjemahkan sebagai kata sukacita. Ini berarti secara harfiah adalah “melompat karena suka cita”, bersukacita dengan luar biasa, menjadi luar biasa gembira dengan sukacita yang luar biasa. Ini adalah pernyataan dari suka cita yang bebas dan tidak ditahan-tahan, spontan dan ekspresif - begitu bebasnya sehingga menyebabkan kita dapat melompat seperti anak kecil.
25
Pelajaran 6 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I MEMPERSEMBAHKAN KORBAN PUJIAN "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan namaNya." (Ibrani 13:15) Ada perbedaan yang jelas antara memuji Tuhan dan mempersembahkan “korban pujian”. Untuk anak Tuhan, dalam hubungan yang benar dengan Bapa, pujian biasanya adalah sesuatu yang mengalir dengan mudah. Kita memiliki begitu banyak pujian bagi Tuhan yang keluar kapan saja kita memikirkan tentang Dia yang dan mengalir dalam bentuk pujian dari hati kita. Pujian kita biasanya akan melibatkan rasa terima kasih yaitu dengan melayani Tuhan dalam pujian atas segala berkat dan kebaikan yang Dia berikan dalam hidup kita.
1. PUJIAN YANG BERLANJUT/ TERUS MENERUS. Daud belajar rahasia ini. Dia berkata "Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu, puji-pujian kepadaNya tetap didalam mulutku". (Mazmur 34:2)
• • • • • • • •
Pujian ini tidak naik-turun. Ini bukan pujian 'cuaca yang baik' Ini bukan murahan, pujian gampangan yang tidak ada harganya. Ini bukan pujian yang cengeng. Pujian yang terus menerus. Ini dipersembahkan kepada Tuhan senantiasa. Dalam waktu yang baik atau buruk. Bila segala sesuatunya baik, dan bilamana segala sesuatunya kacau. Dalam waktu dimana 'Allah memberkati'. Dan dalam waktu dimana 'Allah mengambilnya '. Dan apabila kita dimampukan untuk berkata “diberkatilah namaMU ya Tuhan” (Ayub 1:21)
Ini adalah pujian pada Tuhan bila anak kita meninggal, dan kita tidak mengerti mengapa. Kita memuji Tuhan bila penyakit datang dan dokter menyatakan tidak ada harapan. Kita memuji Tuhan bila kita kehilangan pekerjaan kita. Bila kita jauh dari mana-mana, tanpa peralatan dan ban mobil kita kempes. Kita memuji terutama pada saat dimana sepertinya sorga tertutup, Tuhan terasa jauh, doa kita tidak terjawab ataupun tidak terdengar.
26
Pada saat kita tidak dapat dengan segera memikirkan segala sesuatu dimana kita ingin memuji ALLAH, tetapi kita tetap MEMUJI; ini adalah KORBAN PUJIAN. Ini adalah pujian yang kita persembahankan bagi Allah, pada saat sungguh sulit untuk melakukannya. Pikiran manusia kita berbantah melawan hal ini. Mungkin teman kita juga berkata hal yang sama. Hati kita terasa sangat berat, tidak ada keceriaan didalamnya sama sekali. Iblis berkata, “Untuk apa engkau memuji Tuhan ?” Dia berkata,"Tidak seorangpun mengharapkan untuk memuji Tuhan dalam saat seperti ini. Bahkan Tuhan pun tidak mengharapkanmu untuk memujiNya. Itu adalah fanatik !”. Tetapi sebenarnya didalam hati kita, kita tahu, bahwa Tuhan layak dipuji. Kita tahu bahwa Dia tetap ada didalam tahtaNya. Dia tetap Allah yang Maha Kuasa, Allah dari seluruh dunia ini. Dia tidak berubah dalam bentuk apapun. Dia tetap sama, kemarin, sekarang dan selama-lamanya. Pujilah namaNya yang ajaib!. 2. PUJIAN YANG DILANTUNKAN. Ini adalah buah bibir kita. Bibir kita mengeluarkan kata-kata. Yang membantu kita untuk mengungkapkan pikiran kita. Jadi korban persembahan dari pujian adalah sesuatu yang kita katakan. • Sesuatu yang kita perkatakan. • Iblis dapat mendengarnya. • Orang lain dapat mendengarnya. • Kita dapat mendengarnya. • Dan yang paling penting, Tuhan dapat mendengarnya. Ini adalah salah satu contoh korban pujian yang Paulus dan Silas persembahkan pada tengah malam, ketika mereka ditangkap dan berada dalam kesulitan yang dalam. Mereka dimasukkan ke penjara, karena berbicara tentang Yesus. Mereka bukan orang jahat. Mereka tidak melakukan kejahatan. Mereka memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah dan karena itu mereka ditangkap. Mereka dicambuki, Punggung mereka terluka dan berdarah. Setiap urat saraf dalam tubuh mereka dapat merasakan perih dan sakitnya luka yang baru. Kaki dan tangan mereka terikat ke dinding. Mereka tidak mampu membuat diri mereka sendiri menjadi nyaman, dan juga mereka sangat lelah. Tetapi mereka tetap menetapkan hati untuk memuji Tuhan karena mereka percaya kan rencana Tuhan. Dan Allahpun melakukan menunjukkan kekuasaanya dengan membuka pintu penjara bagi mereka. Dari dalam penjara di beberapa belahan dunia ini, mereka orang kudus Allah yang menderita untuk bersaksi tentang Yesus, mereka mempersembahkan korban pujian bagi Tuhan.
27
3. HANYA DAPAT DILAKUKAN MELALUI YESUS. "OlehNya, biarlah kita mempersembahkan ..." Hanya Tuhan Yesus yang membuat korban semacam ini menjadi mungkin. Oleh karena itulah mengapa Kristus selalu ditinggikan dan dimuliakan pada saat-saat seperti itu. Bapa sangat mengetahui bahwa tidak seorangpun yang dapat melakukan pujian dan bersyukur dalam situasi seperti itu, kecuali Allah menolongnya. Jadi Tuhan melihat keajaiban AnakNya dalam korban persembahan ini. Ini adalah kasih karunia dari AnakNya yang telah menyelesaikan mujizat ini.
BAGAIMANA MEMPERSEMBAHKAN KORBAN PUJIAN 1. Tetapkan dari semula bahwa kita akan memuji akan Allah pada setiap saat dan setiap situasi. 2. Lakukanlah mulai sekarang juga. Jadikanlah suatu kebiasaan yang baik untuk memuji Tuhan senantiasa. 3. Perintahkan diri Saudara sendiri untuk mulai memuji Tuhan. Daud berkata :"Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku, siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya". (Mazmur 50:23) Perintahkan diri Saudara untuk memuji Tuhan dalam situasi yang sulit, dan Tuhan akan mempersiapkan jalan pembebasan bagi Saudara. 3. Mulailah melakukannya dengan iman. Berbicaralah dengan kata-kata pujian. Berilah ucapan terima kasih yang dilantunkan kepada Tuhan dengan iman, bahkan bila Saudara tidak mengerti untuk hal apa kita harus berterima kasih. 4. Bila sekali telah dimulai, lanjutkan memuji Dia. Biarkan pujian Saudara naik makin tinggi, makin tinggi. Biarkan Roh pujian benar-benar menguasai Saudara. Serukan pujian bagi Tuhan. Bernyanyilah bagiNya. Menarilah dihadapanNya. Muliakan Dia dan besarkan namaNya. Dia akan memberikan jalan keselamatan bagi Saudara.
28
Pelajaran 7 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I PUJIAN DAN PENYEMBAHAN Memuji adalah memperkatakan yang baik. Untuk mengungkapkan rasa pengagungan. Untuk memuji, Untuk mengucapkan selamat. Untuk memberikan applaus. Untuk meninggikan. Menyembah adalah untuk memberikan penghormatan, ada rasa kagum dan hormat. Untuk membungkuk dengan rendah dihadapan objek penyembahan kita. Untuk melakukan ketaatan. Penyembahan adalah bentuk pujian yang paling tinggi. Kita secara umum memulai dengan pujian dan bergerak ke dalam penyembahan. Kata penyembahan berasal dari kata Inggris kuno yaitu - WORHSHIP meninggikan kelayakan, dan untuk memberikan tanggapan yang benar kepada yang layak tersebut. Penyembahan adalah pertama-tama sikap dari hati. Ini adalah kegiatan penghormatan dari hati manusia dengan Penciptanya. Yang dimulai dengan renungan dari dalam hati. Meditasi yang mendalam tentang kebesaran dan kelayakan Allah. Ini adalah kesukaan dalam mengagungkan Tuhan. Ini adalah perasaan hormat dan respek yang dalam bagi Allah yang Maha Kuasa. Kedua, penyembahan, adalah LUAPAN dari pikiran dan emosi . Mereka mengalir secara spontan. Ini tidak dipaksakan. Seperti kata Daud, ini harus mengalir dengan suka cita. Ketiga, ini adalah CURAHAN dari perasaan jiwa yang mengungkapkan rasa hormat, kagum, ajaib dan pengagungan.
dalam
REFERENSI ALKITAB YANG PERTAMA TENTANG PENYEMBAHAN Satu dari prinsip-prinsip pengertian dari Alkitab adalah “hukum dari penyebutan pertama kali”, yang menunjukkan bahwa penyebutan pertama dalam Alkitab dari suatu subjek memberikan tanda yang jelas tentang maknanya dimanapun terjadi dalam Alkitab. Ini adalah kunci untuk mengerti makna kata itu atau subjek seluruhnya dalam Alkitab. Pertama kali kata penyembahan ini muncul dalam Kejadian 22:5. Abraham, berkata kepada seorang anak muda yang menyertainya dan Ishak ke Maria, ”... tinggallah disini dengan keledai ini, aku beserta anak ini akan pergi ke sana, kami akan sembahyang (dalam bahasa Inggris : worship) , sesudah itu kami kembali kepadamu...” Kata yang dipakai disini adalah SHACHAH (dibaca : shawkaw), berarti untuk bersujud menyembah, membungkuk dengan rendah, jatuh dalam penghormatan, respek dan menyembah dalam ketaatan.
29
Kita lihat beberapa pengertian dari penyembahan yang pertama ini. 1. Allah memerintahkan Abraham untuk pergi dan menyembah. Memuji dan menyembah bukan pillihan, dimana kita bisa memutuskan untuk dilakukan atau tidak sesuai dengan keinginan kita. Ini adalah perintah Allah. Bila Alkitab mengatakan, "PUJILAH TUHAN", ini bukan suatu saran atau permintaan, ini adalah perintah. Tidak ada pengecualian yang dibuat. Setiap anak Tuhan diperintahkan untuk memuji dan menyembah Tuhan. 2. Tanggapan Abraham adalah Ketaatan. Ketaatan ini adalah penting bagi hubungan perjanjiannya kepada Allah, dan dia telah memasuki suatu perjanjian yang menuntut ketaatan yang mutlak dari Abraham dan ketetapan hati yang penuh kepada Allah. Allah sedang menguji ketulusan dan keteguhan komitmen Abraham. Dia menginginkan korban yang Abraham anggap sangat berharga, yaitu Ishak anak perjanjian. 3. Tindakan Penyembahan adalah sangat berharga. Tindakan penyembahan dari Abraham adalah yang terbaik dan tertinggi. Ini benar-benar 'korban pujian' (Ibrani 13:15). Suatu kehidupan dari penyembahan menuntut segala sesuatu yang kita miliki (Rom 12:1,2). Disitu harus ada penyerahan mutlak dari diri kita sendiri terhadap Allah, untuk menjadi penyembah yang benar. Daud juga mengerti prinsip ini ketika dia berkata, " sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada Tuhan, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa." (II Sam 24:24) 4. Tindakan penyembahan adalah tindakan Iman. Setiap langkah yang Abraham lakukan hari itu, adalah langkah iman. Ketika dia berjalan menuju bukit Muria, mengetahui bahwa Allah menuntut persembahan dari anak yang dikasihinya, dia tahu dengan iman, bahwa bagaimanapun ia dan Ishak akan kembali bersama. (Kejadian 22:5) 5. Penaklukan diri sendiri. Tidak saja Abraham bersedia mengorbankan Ishak, tetapi dia juga menyerahkan seluruh rencananya kepada Allah, keinginannya, ambisinya dan impiannya untuk masa depannya. Masa depannya terikat, tidak terlepaskan dari anak laki-laki ini. Ini adalah anak yang Allah janjikan, melaluinya seluruh janji dari perjanjian akan terlaksana. Penyerahannya dalam ketaatan adalah untuk menyerahan seluruh masa depan yang ia ingin lihat terpenuhi. Dia menaklukkan dirinya sendiri. Kita tidak akan pernah mengalami penyembahan yang sebenarnya sampai disana tercapai suatu penaklukan yang sempurna dari diri kita sendiri kepada Tuhan. Diri sendiri atau 'ego' akan selalu menghalangi jalan penyembahan. Jadi kita harus serahkan ego kita kepada Tuhan dalam penaklukan. 6. Pujian memuliakan Allah. Tindakan Abraham yang berharga dalam memuliakan Allah. Reaksi yang normal mungkin sebagai berikut, "Betapa besar dan mulianya Dia, 30
kepada siapa Abraham mau mengorbankan anak yang dikasihinya, untuk melakukan penyembahan dalam iman dan ketaatan". Allah berfirman, "Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku ..." (Mazmur 50:23) 7. Penyembah juga diberkati. Tanggapan Abraham kepada Allah melalui tindakan penyembahannya menunjukkan tanda bahwa Dia suka dan berkeinginan untuk memberkati setiap penyembah. "... Aku bersumpah demi diriKu sendiri, demikianlah firman Tuhan, Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang dilangit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya". (Kejadian 22:16-18) Kisah Maria (Yohanes 12:3), mengurapi kaki Tuhan Yesus dengan minyak yang mahal, adalah bentuk penyembahan yang indah. Yohanes mengisahkan bahwa setelah itu dia "... membasuh kakiNya dengan rambutnya ..." Bayangkan keharuman yang manis yang dia bawa dalam rambutnya. Kemana ia pergi orang akan mencium bau yang harum. Begitu pula dengan para penyembah. Hidup mereka akan membawa keharuman kemana mereka pergi. Ini adalah keharuman dari hadirat Allah !. PENYEMBAHAN DIGAMBARKAN DALAM TABERNAKEL Prinsip lanjutan dari pengertian Alkitab adalah "hukum dari yang sering disebutkan". Prinsip ini mengatakan bahwa jumlah perlakuan dan ruang yang diberikan pada subjek tertentu menunjukkan kepentingannya. Bila kita tilik bagaimana banyaknya ruang yang diberikan kepada penjelasan tentang tabernakel - ada 51 pasal dari seluruh Alkitab, kita sadari betapa pentingnya hal ini. Sejak tujuan utama dari tabernakel itu adalah penyembahan kepada Allah, kita melihat bahwa Allah sedang memberikan kepada kita sifat yang penting dari penyembahan dan kepentingannya yang luar biasa yang Dia kaitkan pada hal itu. Bagian peralatan yang pertama dari Tabernakel yang Allah gambarkan (Keluaran 25:22), adalah tabut perjanjian yang ditutupi oleh tutup pendamaian. Allah berfirman :"... disanalah Aku akan bertemu dengan engkau dan dari atas tutup pendamaian itu, ..." Ruangan Maha Kudus, dimana tabut itu diletakkan, adalah tempat dimana Allah akan bertemu dan bersatu dengan umatNya muka bertemu dengan muka. Itu adalah tempat penyembahan. Dalam tata niaga Perjanjian Lama, keistimewaan penghormatan ini hanya diberikan kepada Imam Besar saja, dan hanya dalam satu hari dalam satu tahun, yaitu pada hari Penebusan Dosa. Kita sangat diberkati dalam Perjanjian Baru yang memiliki jalan masuk istimewa melalui Darah Kristus setiap saat.
31
Basis pengajaran dalam Tabernakel bagi kita orang Kristen adalah penyembahan. Allah telah membawa umatNya keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan penuh kuasa (Kel 32:11). Sekali pembebasan mereka dari Mesir telah tergenapi, yang pertama kali Ia lakukan adalah memerintahkan Musa untuk membangun Tabernakel. Kerinduan Allah yang pertama adalah, setelah melepaskan kita dari Mesir (dosa dan keterikatannya), adalah untuk membawa kita kedalam pelayanan penyembahan. Tabernakel mengajarkan kita urutan dan langkah penyembahan. Ketika memasuki halaman luar dari Tabernakel, peralatan pertama yang terlihat adalah mezbah korban bakaran. Ini adalah tempat dimana dosa dan cela kita bereskan dan menerima pengampunan dari Allah. Kemudian kolam basuhan, untuk pembersihan melalui firman Tuhan. Para calon penyembah ini harus melalui kedua pengalaman tersebut sebelum memasuki tabir keruang kudus. Dalam ruang kudus berdiri meja roti, dan kandil emas dengan mezbah dupa. Kesemuanya ini menunjukkan pengajaran tentang penyembahan. Pada akhirnya, tempat ruang Maha Kudus, yang Suci dan tempat pertemuan khusus yang menandakan bentuk yang tertinggi dan termurni dari pujian dan penyembahan. Ini adalah tempat kemana Roh ingin membawa kita. Ada kemajuan yang tetap dalam mempelajari kemampuan untuk melakukan penyembahan. Allah ingin membawa kita melalui semua fase sampai akhirnya, kita dapat masuk ketempat tertinggi dalam penyembahan yang kudus, yaitu tempat pertemuan bersama Dia.
32
Pelajaran 8 S.O.M. GBI Denpasar Kelas : Menengah I MUSIK DALAM PUJIAN DAN PENYEMBAHAN Musik telah memainkan peranan yang penting dalam penyembahan kepada Allah. Kembali pada kisah penciptaan,"Pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama ..." (Ayub 38:7) Penyebutan Alkitab yang pertama menyangkut musik dan lagu adalah dalam Kejadian 31:27, dan ini berhubungan dengan ungkapan kegembiraan. Penyembahan dalam lagu yang pertama kali disebut adalah dalam Kejadian 15:1. Musa dan umat Israel menyanyi bagi Tuhan, ayat 2, Miryam dan seluruh kaum wanita, dengan rebana dan tarian, menanggapi lagu dari Musa. Penggalian sumur di Beer dirayakan dengan nyanyian. (Bilangan 21:17,18). Debora dan Barak merayakan kemenangan mereka dengan nyanyian. (Hakim-hakim 5:1-31). Wanita Israel merayakan kemenangan Daud atas Goliat dengan lagu (I Samuel 18:6,7). 4000 kaum Lewi memuji Tuhan dengan alat musik (I Taw.23:5), ketika Salomo dijadikan raja atas Israel. (II Tawarikh 30:21) Jelaslah bahwa musik dan nyanyian sangat utama menjadi bagian dari pujian dan penyembahan kepada Allah. Ini adalah gambaran dari Alkitab, dari Kejadian sampai kekitab Wahyu. Dan ini berlaku juga dalam masa kini. Ini adalah penting, memuliakan, pengungkapan yang positif untuk memuji Tuhan. IBLIS DAN MUSIK Alkitab mencatat bahwa Kain yang menciptakan baik peralatan maupun musik maupun peralatan perang (Kejadian 4:21,22). Iblis juga memakai musik dengan efektif untuk mencapai maksudnya. Sebelum kejatuhannya, Lucifer adalah pemimpin pemusik. Dia diciptakan sebenarnya untuk menggunakan bakatnya untuk memuliakan Allah, tetapi ketika ia memberontak melawan Allah dan diusir dari sorga, dia telah menyelewengkan talentanya dan mulai menggunakannya untuk kejahatan daripada untuk hal yang baik. Dia menggunakannya dengan efektif hingga sekarang. Tanpa disadari manusia masuk dalam jebakan iblis, sehingga manusia tanpa disadari telah menjauh dari Tuhan dengan cara mengasihi diri sendiri (egosentris).
33
Musik yang rohani memberikan damai sejahtera yang berasal dari Allah. Hal ini disebabkan musik rohani membawa manusia mendekat pada Allah (Teosentris = berpusat pada kehendak Allah). MUSIK DAPAT MEMBERIKAN TUHAN
INSPIRASI PENYEMBAHAN KEPADA
Roh Kudus juga memakai musik untuk memuliakan Tuhan dan memperbaiki rohani seseorang. Perhatikan efek dari musik yang diurapi waktu Daud memainkan musik untuk Saul (I Samuel 16:23). Daud telah diurapi oleh Allah (ayat 13). Dia seorang pemain musik yang terampil, pencipta lagu dan penyanyi yang manis. Ketika ia bermain dan menyanyi dibawah urapan Roh, roh jahat dari Saul itu diusir. Saul disegarkan dan dia menjadi baik kembali. Ketika Yosafat memerlukan seorang nabi pada saat negaranya keadaan krisis, dia memanggil Elisa. Nabi itu memanggil seorang pemusik. “... Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi. Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan Tuhan akan meliputi dia”. (II Raja-raja 3:11,15) Musik secara gamblang membantu menciptakan suasana dan perasaan supaya karunia kenabian itu berfungsi. Raja Daud menetapkan 4000 orang untuk bernubuat dengan kecapi, gambus dan ceracap. (I Tawarikh 25:1) Waktu orang Israel dalam tawanan di Babel mereka berhenti untuk bernyanyi dan bermain musik. Musik mereka yang diurapi terhenti dan mereka menggantung harpa mereka diatas pohon gandarusa. (Mazmur 137: 2) Ketika penguasa Babel itu menyuruh mereka menyanyi, mereka menjawab “Bagaimana kita dapat menyanyikan lagu Allah kita di tanah asing ?” Ketika mereka terlepas dari tawanan, setelah 70 tahun, mereka kembali kerumah dengan nyanyian sukacita dan tawa riang. Ada pujian dalam ucapan bibir mereka.(Mazmur 126:1,2) Hanya pada saat gereja dalam rohani yang tertawan maka musik dan nyanyian yang diurapi itu terhenti. Ketika belenggu itu terlepas dan orang mengalami kebebasan sekali saja, maka musik, nyanyian, pujian dan gelak tawa akan dipulihkan atas mereka. MUSIK DAN NYANYIAN DALAM PERJANJIAN BARU 1. Murid-murid menyanyikan lagu bersama. (Mat 26:30, Mark 14:26) 2. Paulus dan Silas menyanyikan pujian bagi Allah dalam penjara. (Kisah Rasul 16:25) 3. Rasul Paulus memerintahkan gereja untuk bernyanyi. Mereka harus menyanyikan: a. Mazmur. Mazmur memberikan musik 34
b. Lagu pujian. Lagu untuk memuji Tuhan c. Lagu rohani. Lagu yang spontan diberikan oleh Roh Kudus. Lagu dari gereja mula-mula dipersembahkan bagi Allah. Tujuan utama mereka dalam bernyanyi adalah untuk memuji dan membesarkan Allah. Mereka tidak bernyanyi untuk mendapat, atau untuk hiburan. Mereka bernyanyi tidak untuk kesenangan manusia. Itu ditujukan hanya bagi kesenangan Allah sendiri. Dibawah ini ada beberapa saran yang dapat membantu Saudara untuk membawa orang-orang di sekitar Anda untuk pelayanan musik yang diurapi untuk memuji Tuhan. 1. Mulailah setiap kegiatan dengan ucapan syukur dan pujian dalam lagu. (Mazmur 100:4). “Masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur ke dalam pelataranNya dengan pujian-pujian, bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya.” 2. Dalam doa mintalah agar Roh Kudus memberikan lagu dan ritme yang tepat. Allah memiliki thema dan pesan untuk setiap pelayanan. Sering kali lagu yang tepat akan memberikan nada bagi thema itu. 3. Jangan takut untuk menyanyikan lagu itu lebih dari sekali, atau dalam jumlah yang lebih sering kalau ada urapan khusus atau berkat. 4. Ajaklah jemaat untuk benar-benar menyanyi bagi Allah. Nyanyian pujian sering kali dinyanyikan karena tradisi atau kebiasaan. Kita akan mendapatkan tujuan yang lebih baik, bila kita menyanyikan bagi Tuhan yang tertuju langsung kesorga. 5. Mulailah dengan lagu ucapan syukur dan terima kasih. Ijinkan orang merasakan ungkapan yang sejati dalam lagu melalui diri mereka. Lagu bukanlah pujian dalam diri sendiri. Mereka hanya sebagai alat yang melaluinya kita dapat mengungkapkan pujian kita. Sangat mungkin untuk menyanyi sekian banyak lagu, tanpa ekspresi pujian yang benar. 6. Lagu pujian akan memberikan inspirasi bagi jemaat untuk menyembah. Kita sering kali mulai dengan pujian dan kemudian menaik kedalam berbagai tingkatan dari pujian sampai kita tiba ke dalam penyembahan, yaitu tingkat pujian yang tertinggi. 7. Jangan terburu-buru dalam melayani pujian. Banyak pelayan-pelayan Tuhan melihat pelayanan ini hanya sebagai pembukaan, suatu kebiasaan yang perlu dilakukan. Ambillah waktu untuk menyanyi, memuji dan menyembah. Ini adalah saat yang sangat penting dari pertemuan Ibadah kita. 8. Berilah kesempatan kepada Jemaat untuk berpartisipasi. Dorongan merupakan ungkapan yang spontan. Beberapa orang memimpin dalam doa pada pertemuan, yang lain mungkin bernubuat, dan nasehat yang diberikan pada saat tidak melayani. 9.
Manifestasi dari Roh. (I Korintus 12:8-11) akan menemukan ungkapannya dalam penyembahan dari orang-orang percaya. Jangan mendukakan Roh (I Tesalonika 5:19). Doronglah partisipasi mereka dan ungkapkan melalui karunia rohani ini. Bagaimanapun juga pemimpin yang
35
telah dipilih dan diurapi harus tetap dalam kuasa Roh setiap kali melayani. 10. Segala sesuatu harus dilakukan untuk kebaikan bersama. Setiap manifestasi dalam firman Tuhan disahkan dan tepat, tetapi biarkan segala sesuatu yang dilakukan itu, dikerjakan untuk kebaikan bersama (I Korintus 14:26). 13. Gunakan buku nyanyian atau proyektor supaya jemaat dapat mengikuti. Janganlah takut, untuk menutup buku atau kata-kata selama beberapa saat dan hanya menyembah dari dalam hati. 14. Jelas ada beberapa cara untuk memimpin pelayanan pujian atau penyembahan, tetapi Saudara harus hati-hati menghindari tata cara yang terlalu resmi. Tekankan adanya kebebasan atau fleksibel. Jangan mempertahankan suatu program. Tetaplah peka dengan suara Roh dan taat untuk mengikutiNya. Pemimpin pujian yang baik bukan hanya melambaikan tangan, walaupun itu dilakukan dengan benar. Kebebasan Roh dan spontanitas adalah lebih penting dari pada cara-cara yang benar. 15. Meninggikan Allah, supaya jemaat bukan melihat yang memimpin, tetapi hanya melihat Yesus saja (Matius 17:8). Jemaat datang bukan untuk melihat Anda atau mendengarkan Anda tetapi untuk melihat dan mendengarkan Yesus. Tujuan kita dengan bantuan Roh Kudus, bahwa setiap mata dapat melihat Tuhan dan menyembah dihadapanNya. Hal ini harus menjadi tujuan utama dari setiap pelayan Tuhan yang memimpin pujian dan penyembahan. MEMIMPIN PELAYANAN PENYEMBAHAN Penyembahan dalam jemaat adalah sangat penting dalam Gereja Perjanjian Baru. Panggilan utama dari orang Kristen Perjanjian Baru adalah menyembah Tuhan. Fungsi yang terpenting dalam gereja adalah sbb : a. Secara Vertikal yaitu menyembah Tuhan. b. Secara Horizontal yaitu melayani Tubuh Kristus, untuk membangun orang-orang kudus dan melayani dalam dunia dengan penginjilan KEMATANGAN ROHANI DARI PARA PEMIMPIN 1. Memimpin penyembahan adalah suatu pelayanan khusus. Tidak setiap orang dapat melakukan ini. Bahkan Gembala seringkali tidak memiliki kemampuan ini. Dalam hal ini, ia harus mencari dari jemaat yang memiliki karunia ini dan mau melakukan kepemimpinan ini. 2. Pemimpin ini haruslah seorang penyembah. Sangat utama bahwa orang yang ditetapkan untuk memimpin orang lain dalam penyembahan harus mampu dan tahu bagaimana caranya menyembah. Tidak mungkin dia memimpin tanpa dia mempelajari dan mengetahui dengan benar cara menyembah. Dia sendiri harus orang yang memperhatikan kerohaniannya dan mampu memuji dan menyembah Tuhan dengan bebas dalam kehidupannya sendiri.
36
3. Kematangan Rohani. Ia (pemimpin penyembahan) harus matang dan memiliki pengalaman dalam Roh. Perkembangan rohaninya harus sepadan atau lebih dari jemaat umum yang akan dia layani. Kematangan seperti itu akan memberikan kepercayaan diri disaat ada ketidak pastian dalam jemaat. Dia harus mampu mengendalikan rohnya, pikirannya, perasaannya dan emosinya untuk tidak terbaur kedalam pertemuan. Dia juga harus orang yang beriman dan tidak hanya mampu mengenali kepemimpinan Roh Kudus, tetapi dengan iman dapat melaksanakan apa yang Roh sampaikan. Ia juga harus mampu memotivasi orang dan membangkitkan jemaat. 4. Kepekaan Rohani. Pemimpin yang ideal telah memiliki telinga yang peka akan suara Roh Kudus. Roh itu sendiri akan memimpin pertemuan ini bila pemimpinnya dengan aktif bergerak melakukan apa yang Roh akan berikan. Pelayanan penyembahan harus dipimpin oleh Roh Kudus, Walaupun demikian Ia akan selalu memakai manusia sebagai saluranNya, oleh sebab itu haruslah ada kesadaran rohani yang dalam pada diri yang memimpin. Sebab hal ini akan disampaikan kepada jemaat juga. Jemaat akan mulai mengembangkan kemampuannya untuk mendengarkan apa yang diberikan Roh dan dengan tenang dan percaya masuk kedalamnya. 5. Kerendahan hati yang sejati. Pemimpin yang baik akan selalu “bersembunyi dibalik Kristus”. Roh Kudus senang memuliakan Kristus dan sangat tidak menyukai bila ada yang ingin menonjolkan dirinya sendiri. Pemimpin harus mengalihkan pandangan jemaat kepada Kristus, daripada kepada dirinya sendiri. 6. Persiapan dalam doa. Sebelum memulai ibadah, pemimpin pujian harus melewati beberapa waktu dalam doa pribadi. Saat doa, thema dari ibadah ini dapat ditemukan. Roh dari pemimpin pujian saat ini juga diselaraskan dengan Roh Kudus dan pertemuan ibadah ini dapat bergerak langsung kepada tujuan Allah sejak dari awal. Seluruh ibadah ini hanya untuk memuji dan memuliakan Allah. 7. Ambil cukup waktu untuk menyembah. Waktu penyembahan jangan dipakai untuk komentar yang tidak penting dari pemimpin pujian. Tujuan utamaNya adalah mengajak jemaat untuk selaras dengan Roh Allah secepat dan semanis mungkin jemaat itu mampu. 8. Terbuka bagi Roh Kudus. Hal ini memerlukan iman untuk memimpin kedalam penyembahan karena penyembahan semacam ini tidak dapat diprogram sebelumnya. Kebanyakan dari para pemimpin merasa mereka harus mempunyai program yang diatur sebelumnya. Mereka ingin memastikan segalanya. Penyembahan dalam Roh menuntut lebih dari itu.
37
Sekali pertemuan ibadah dimulai, tetaplah sadar bagaimana Roh itu memimpin. Bersiaplah untuk mengikuti arah pimpinanNya. Dia akan menginstruksikan bila saatnya penyembahan harus dimulai. Tidak setiap ibadah itu sama. Allah kita Allah yang bervariasi. Tidak perlu sama setiap saat, Dia mempunyai maksud dalam setiap pertemuan. 9. Tetaplah waspada akan keadaan sekitar. Pemimpin pujian harus menghindari dari menutup matanya dan 'terlelap dalam penyembahan'. Memang indah untuk benar-benar hanyut dalam penyembahan tetapi tetaplah waspada dan peka terhadap keadaan. Ia harus peka akan Roh Kudus karena pada saat itu ia melatih suatu kelembutan yang membawa pengaruh yang besar kepada jemaat. BEBERAPA PEDOMAN YANG SEDERHANA UNTUK MEMIMPIN PUJIAN 1. Mulailah segera dengan jemaat yang ada. Buatlah kontak segera dengan jemaat, dimana mereka berada. Dengan halus mulai dasari kepemimpinan Saudara atas mereka. Pimpin mereka masuk ke ruang Maha Kudus dan memiliki pengalaman penyembahan yang mulia. Seringkali penyembahan dimulai dengan pujian. Nyanyian yang tepat untuk meninggikan Tuhan dan menceritakan kebesaranNya, kekuasaanNya dan kebaikanNya, membantu untuk membawa pikiran jemaat lepas dari diri mereka sendiri serta persoalan mereka dan berpaling kepada Allah. Lagu pujian dan ucapan syukur sering kali tepat dan sesuai. Bernyanyi bersama juga adalah cara yang baik untuk membawa pikiran jemaat ke dalam kesatuan. Saat suara mereka berpadu, begitu pula jiwa dan roh mereka. Sekali kesatuan itu tercapai, maka jemaat dapat diajak ke alam penyembahan. Kita mulai dengan pujian dan masuk ke dalam penyembahan. 3. Ijinkan Roh Kudus untuk memberikan arah. Arah ini mungkin datang dengan berbagai cara. Mungkin terlontar saat lagu pertama dinyanyikan. Ini mungkin yang akan menetapkan thema saat itu. Sering Roh akan memimpin dari satu lagu ke yang lain, semuanya pada thema yang sesuai. Bila dari yang hadir ada yang karakternya karismatik, Roh akan memakai mereka untuk menunjukkan kearah mana pertemuan ini harus berlangsung. Mungkin ini dikomunikasikan melalui nubuatan atau beberapa pewahyuan dan cara lain yang sederhana/ tidak dramatis. 4. Hindari arus penghalang dan pengacau. Inilah dimana kematangan rohani dari pemimpin sangat dibutuhkan. Dia harus mampu membedakan suatu bentuk yang diperkenalkan, yang bukan dari Roh. Dia harus berjaga-jaga secara roh dan mampu mengenali gejala seperti itu. Pertemuan dapat dengan mudah dialihkan bila tidak penuh perhatian dan tidak hati-hati. Ini memerlukan iman dan keberanian dari pemimpin. Dia harus menjalankannya dengan tepat dan benar, tetapi tidak ada kompromi dalam tujuan yang Allah berikan untuk kesempatan itu. Hal ini sering
38
diperlukan banyak hikmat dan kasih karunia. Roh Kudus akan memberikannya kepada kita bila kita mempercayakan kepada Dia sepenuhnya. 6. Tetapkan tujuannya dalam pikiran Saudara. Jangan pernah kehilangan pandangan dan tujuan dari pertemuan itu. Yang pertama adalah untuk memuji dan memuliakan Allah. Kedua, untuk memulihkan dan memberkati jemaat. Jangan pernah ijinkan pertemuan itu merosot dari kedua hal diatas. 8. Mendorong partisipasi. Seringkali saat ini, jemaat menjadi penonton dan bukan yang ikut berpartisipasi. Seringkali kita menemukan pelayan Tuhan melakukan segala sesuatu dan jemaat hanya memandang dan mendengar saja. Perjanjian Baru mengajak setiap anggotanya untuk berpartisipasi. Bagaimanapun, pengajaran yang baik tentang ini harus diberikan terlebih dahulu. Umat Tuhan harus diajarkan bahwa Ia ingin mendengarkan suara umatNya dalam penyembahan. Mereka harus diajarkan bagaimana mengambil bagian, dan bila telah diajarkan, diberikan juga kesempatan untuk itu. Dengan kata lain doronglah mereka untuk masuk ke dalamnya dan mengangkat suara mereka dalam pujian. Buatlah kesempatan bagi mereka untuk mengungkapkan pujiannya. 9. Biarlah segalanya dikerjakan dengan baik dan teratur. Banyak gereja menggunakan ayat I Korintus 14:4 sebagai pernyataan maaf untuk tidak melibatkan jemaatnya. Mereka begitu khawatir ingin melakukan dengan 'baik dan teratur' sehingga mereka tidak mengijinkan apa-apa terjadi. Ini bukan yang dimaksud oleh Alkitab. Alkitab tidak mengatakan, “Biarlah jangan melakukan apa-apa, dengan benar dan teratur”. Alkitab mengatakan “Biarlah segalanya dilakukan”. Biarlah ada keterlibatan jemaat. Biarlah ada nubuatan, pewahyuan, mazmur, lagu dan nyanyian rohani. Tetapi biarlah segalanya dilakukan dengan teratur, sebab Tuhan bukanlah pencipta kekacauan”. (I Korintus 14:40) 10. Carilah/ lakukanlah yang terbaik. Target kita adalah untuk belajar memuji dan menyembah Tuhan, yang akhirnya hal ini harus menjadi yang paling unggul. Kita harus bertujuan untuk maju dan berkembang dalam bidang ini. Keunggulan semacam ini bukanlah secara manusiawi. Ini bukanlah pengembangan kemampuan secara manusia. Ini bukan suatu pekerjaan profesional, dengan ketepatan dan kecanggihan. Ini adalah memperdalam kehidupan rohani. Ini akan menajamkan kepekaan rohani, menumbuhkan kemampuan untuk membuat respon rohani terhadap saran dari Roh Allah. Tujuan tertinggi dari objek penyembahan adalah untuk mengangkat dan memuliakan Allah. Semakin efektif kita dapat melakukannya, pujian kita semakin diterima.
39
40