DAFTAR ISI
Daftar Isi .............................................................................................................. i BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1 BAB II Pembahasan ........................................................................................... 2 1. Latar Belakang Aliran .............................................................................. 2 2. Ciri-Ciri Aliran Struktural Bloomfield ..................................................... 4 3. Tokoh-Tokoh Aliran Struktural Bloomfield ............................................. 7 4. Analisis Kalimat ...................................................................................... 8 5. Kelebihan dan Kekurangan Berdasarkan Analisis .................................... 10 BAB III Penutup .................................................................................................. 12 Daftar Pustaka ..................................................................................................... 13
i
BAB I PENDAHULUAN Ilmu mengenai linguistik telah dibahas sejak peradaban Babilonia, namun proses penelitian yang terstandar baru dimulai sejak periode Yunani kuno. Dari perjalanan ilmu bahasa zaman Yunani, berkembang aliran linguistik tradisional, beranjak ke linguistik strukturalis, dan terakhir linguistik transformasional atau modern. 1 Dalam sejarah perkembangan linguistik modern, kita dapat melihat beberapa orang tokoh yang menyumbang kepada pemodernan ilmu linguistik pada masa itu. Selain Ferdinand de Saussure dan Edward Sapir, seorang lagi ahli linguistik Amerika yang menyumbang dalam pemodernan ini, yaitu Leonard Bloomfield. Diantara kajian ilmu linguistik, ada yang disebut dengan linguistik tradisional yaitu linguistik zaman Yunani, kaum Alexandria, zaman Romawi, zaman Renaisans, serta linguisti bahasa Ibrani dan Bahasa Arab. Ada juga kajian ilmu linguistik strukturalis yang dipelopori oleh beberapa tokoh diantaranya Ferdinand De Saussure dan Bloomfield. Dalam makalah ini, penulis ingin mengkaji bagaimana teori linguistik yang dikemukakan oleh Bloomfield, apa ciri-ciri aliran ini, siapa tokoh-tokoh pada aliran ini, serta apa kelebihan dan kekurangannya.
1
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 332-381.
1
BAB II PEMBAHASAN
1.
LATAR BELAKANG ALIRAN
Leonard Bloomfield (1887 – 1949) merupakan salah seorang ahli linguistik struktural yang terkenal di Amerika Serikat. Pengaruhnya sangat kuat dan masih terasa sampai kini. Karyanya meliputi bahasa-bahasa India, Bahasa Tagalog, Linguistik Umum dan Kesusastraan. Bukunya yang paling berpengaruh adalah Language (1933).2 Banyak murid dan pengikutnya. Beberapa karyanya dikumpulkan oleh C.F. Hockett dalam A. Leonard Bloomfield Anthology. Dalam pengkajian bahasa, Bloomfiled menggunakan konsep Ferdinand de Saussure sebagai asas pengkajian, yaitu dalam struktur bahasa. Beliau turut meneliti dua kejadian sejarah di Amerika, sehingga mencetuskan pemesatan perkembangan aliran struktural. Hashim Hj. Musa (1994) menyatakan, kajian sejarah yang dilakukan oleh Bloomfield ialah berkenaan wujud bahasa-bahasa orang asli di Amerika Serikat yang begitu banyak dari pelbagai serta kegiatan penaklukan dan peperangan yang mengakibatkan kehilangan bahasa-bahasa tersebut karena kematian penutur-penutur dari bahasa itu. Selain menjadi seorang ahli linguistik, Bloomfield juga terkenal dengan teori behaviorisme yang berakar dari pemikiran Plato yang percaya bahwa proses bahasa ini berpuncak dari proses peniruan atau mimetic. Setiap perkataan yang dilafalkan pasti mempunyai struktur. Sebagai contoh, sekiranya seseorang individu itu menyebut rumah, strukturnya mesti rumah, bukan hamur atau maruh. Beliau lebih mengutamakan bahasa lisan sebagai objek kajian dan menyebabkan wujudnya Linguistik Deskriptif. Berkenaan bahasa dan struktur, Bloomfield mengetengahkan kaidah penganalisisan struktur yaitu kaidah pemenggalan. Sebelum mengikuti aliran behaviorisme dari Watson dan Weiss, Bloomfield menganut paham mentalisme yang sejalan dengan teori psikologi Wundt. 2
http://en.wikipedia.org/wiki/Leonard_Bloomfield
2
Kemudian beliau menentang mentalisme dan mengikuti aliran perilaku atau behaviorisme. Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan Linguistik Amerika. Bloomfield menerangkan makna semantik dengan rumus-rumus behaviorisme. Akibatnya makna tidak dikaji oleh linguis-linguis lain yang menjadi pengikutnya. Unsur-unsur linguistik diterangkan berdasarkan distribusi unsur- unsur tersebut di dalam lingkungan (environment) di mana unsur-unsur itu berada. Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini. Di antaranya pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian yang belum diperikan. Mereka ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu dengan baru, yaitu secara sinkronik. Cara lama yaitu secara historis atau diakronik kurang bermanfaat dan diragukan keberhasilannya karena sejarah bahasabahasa Indian sedikit sekali diketahui, bahkan banyak yang hampir sama sekali tidak diketahui. 3 Sikap Bloomfield yang menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme. Oleh karena itu, dalam memberikan bahasa aliran strukturalisme ini selalu berdasarkan diri pada faktafakta objektif yang dapat dicocokan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati. Juga tidak mengherankan kalau masalah makna atau arti kurang mendapat perhatian. Malah ada linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bertindak lebih jauh lagi dengan meninggalkan makna sama sekali. Misalnya, Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Ketidakpedulian kelompok strukturalis Amerika terhadap makna ini adalah berdasar pada cara kerjanya yang sangat bersandar pada data empirik. Makna tidak dapat diamati secara empirik. Berbeda dengan fonem, morfem, dan kalimat yang bisa diamati, dan bisa disegmentasikan.4
3 4
Chaer, Abdul. 2003 Linguistik Umum. Jakarta : rienka Cipta. Hal.359 Ibid
3
2.
CIRI-CIRI ALIRAN STRUKTURAL BLOOMFIELD
Menurut Bloomfield, bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian yang menjadi objek kajian adalah bahasa-bahasa yang masih ada masyarakat pemakainya, dan bukan bahasa yang mati. Bahasa adalah sekumpulan data. Data ini merupakan ujaran-ujaran yang terdiri dari potongan–potongan perilaku yang disusun secara linear. Bloomfield menganggap tidak mungkin menemukan pola-pola dalam beberapa bahasa yang berlaku pula dalam bahasa lain. Dalam hubungannya dengan teori bahasa, Bloomfield memandang bahwa bahasa itu terdiri dari sejumlah isyarat atau tanda berupa unsur-unsur vokal (bunyi) yang dinamai bentuk-bentuk linguistik. Setiap bentuk adalah sebuah kesatuan isyarat yang dibentuk oleh fonem-fonem. 5 Contoh pukul adalah bentuk, pemukul bentuk ujaran, pe adalah bentuk bukan ujaran. Pukul terdiri atas empat fonem yaitu [ p ] [ u ] [ k ] [ u ] [ l ]. Ada dua macam bentuk yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat. Bentuk bebas (free Form) adalah bentuk yang dapat diujarkan sendiri, sedangkan bentuk terikat (bound form) adalah bentuk llinguistik yang tidak dapat diujarkan sendirian seperti bentuk pepada kata pemukul dan bentuk -an pada pukulan. Selain mengenal bentuk bebas dan terikat, dikenal pula istilah seperti: morfem, kata , dan kalimat. Morfem adalah satuan atau unit terkecil yang mempunyai makna dari bentuk leksikon. Contoh dalam kalimat Amat menerima hadiah , terdapat morfem amat , me- ,terima , hadiah. Frase adalah unit yang tidak minimum yang terdiri dari dua bentuk bebas atau lebih. Contoh dalam kalimat Adik saya sudah mandi, terdapat dua buah frase , yaitu frase adik saya dan frase sudah mandi. Kata adalah bentuk bebas yang minimum yang terdiri dari satu bentuk bebas ditambah bentuk-bentuk yang tidak bebas. Misalnya pukul , pemukul ,dan pukulan 5
Ibid, hal. 71
4
adalah kata, sedangkan pe- dan –an bukan kata. Tetapi semuanya pe- , -an dan pukul adalah morfem. Kalimat adalah ujaran yang tidak merupakan bagian dari ujaran lain dan merupakan satu ujaran yang maksimum. Misanya Amat duduk di kursi, Amat melihat gambar, dan ibu dosen itu cantik. Dalam analisisnya, Bloomfield berusaha memenggal-menggal bagian bahasa itu serta menjelaskan hakikat hubungan di antara bagian-bagian itu. Jadi, kita akan melihat bagian-bagian itu mulai dari fonem, morfem, kata, frase, kalimat. Mari kita lihat contoh kalimat, dan bagaimana Bloomfield memenggal bagian- bagian itu. Nenek
Membaca buku humor di kamar tidur membaca
Buku humor di kamar tidur Buku
Di kamar tidur
humor Buku
Di
Kamar tidur
humor Kamar
Selain pemenggalan
bagian-bagian seperti contoh di atas,
Tidur
Bloomfield
mengemukakan istilah distribusi yang memiliki dua pengertian. Pengertian pertama distribusi diartikan sebagai sifat segmen atau konstituen di dalam struktur tertentu (J.W.M. Verhar.2012:371). Contoh Si Amin tidak mengenal putri yang berani itu. Masing-masing segmen dapat dianalisis menurut distribusi –nya di dalam kalimat atau di dalam segmen yang lebih pendek. Misalnya distribusi frasa si Amin adalah subjek pada predikat mengenal (mendahului subjek , mendahului juga penegas tidak). Distribusi kata tidak adalah penegas pada verba mengenal (mendahului verba tersebut dan mengikuti subjek . Distribusi kata berani tidak langsung termasuk seluruh klausa tetapi merupakan atribut pada konstituen induknya putri, sebagai bagian frasa Putri yang berani . dan seterusnya,cara analisis ini menurut distribusi struktural. Ciri predikat yaitu kata yang 5
dapat berdistribusi dengan frase dengan…. Pada kata mengenal dapat dijelaskan dengan mengenal dengan baik. Pengertian kedua dari istilah distribusi adalah pengertian sistemik, yaitu mungkin tidaknya salah satu konstituen struktural diganti oleh unsur lain . Misalnya „dalam‟, frasa si amin dapat diganti oleh nomina lain , misalnya bapak atau temanmu. Demikian pula putrid dapat diganti oleh nomina lain yang sesuai; misalnya anak saya, atau majikan, atau orang Jepang. Pronomina itu dapat diganti oleh pronominal ini dsb. Bila dua unsur dapat saling mengganti dalam struktur tertentu, maka distribusi kedua unsur itu bersifat parallel. Apabila tidak dapat saling menggantikan dalam struktur tertentu maka distribusi itu sifatnya komplementer.6 Contoh dapat dilihat pada bagan berikut S
yang
akan
tidak
pengenal
putri
Apa
Berani Itu
I
Si
Amin
memang
mengenal
wanita
yang
muda
S
Pak
Ali
sudah
melihat
ini
T E M S
t
r
u
k
t
u
r
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirinci ciri-ciri aliran Struktural Bloomfield sebagai berikut. 1. Objek kajian bahasanya adalah bahasa yang masih hidup di masyarakat, bukan bahasa yang sudah mati.
6
Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gajah Mada. Hal. 372
6
2. Cara kerja sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan suatu bahasa. 3. Dalam menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya. 4. Menganggap setiap bahasa memiliki pola tertentu yang berbeda dengan bahasa yang lain. 5. Membagi kata menjadi dua bentuk, yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat. 6. Memandang bahasa terdiri atas sejumlah isyarat atau tanda. 7. Dalam menganalisis berusaha memenggal menjadi dua konstituen. 8. Distribusi dapat bersifat komplementer dan paralel. 9. Sudah mengenal subjek dan predikat. 3.
TOKOH-TOKOH ALIRAN STRUKTURAL BLOOMFIELD
Di samping Leonard Bloomfield sendiri, tokoh- tokoh lain dalam aliran struktural Bloomfield adalah Zellig S. Harris dengan bukunya Structural Linguistics. Seorang linguis Amerika yang sangat terpengaruh oleh Bloomfield bahkan bertindak lebih jauh lagi dengan meninggalkan makna sama sekali. C. Hull seorang pencetus teori mediasi (mediational theory); Kemudian dilanjutkan oleh C. Osgood seorang murid Hull yang telah memperluas teori mediasi dalam rangka untuk menjelaskan gejala bahasa. Perbedaan antara teori S – R yang murni dengan teori mediasi; Teori mediasi membahas variabel perantara (intervening variables) yang terjadi antara S dan R. pendekatan nonbehavioris ini mempertanyakan proses mental dan proses berpikir dalam menganalisis tingkah laku manusia sehingga ia menyimpulkan bahwa tingkah laku manusia
dalam berbahasa, menitikberatkan pada
“meaning” atau makna. Menurut teori ini “meaning” dari suatu kata atau kalimat adalah mediator antara stimulus luar (eksternal) dan tingkah laku eksternal (yang tampak). Meskipun hubungan antara stimulus dengan respon bersifat tidak langsung, “meaning” itu tidak terjadi begitu saja, melainkan diperoleh melalui conditioning atau kondisi seperti halnya proses belajar yang lain.
7
Osgood memperdalam kajiannya dengan mencoba mengkombinasikan kedua teori dari Watson dan Skinner. Watson mengeluarkan teori yang disebut Conditioning Klasik. Kesimpulan dari teori ini adalah sebagai berikut: Sepotong daging adalah sebuah stimulus yang dapat mengundang selera; Lonceng juga bila dibunyikan berulang- ulang dapat mengundang selera; Selera yang muncul itu merupakan respon. Dalam teori Skinner dinyatakan bahwa suatu stimulus dapat menimbulkan bermacam- macam respon. Apabila salah satu respon diberi penguat (reinforcement) maka kemungkinan terjadi reaksi yang sama atau meningkat. 4.
ANALISIS KALIMAT
1. Saya
membuka
(S)
(P)
pintu. (atribut)
Saya // membuka pintu. membuka// pintu Secara sistemik kalimat Saya membuka pintu memiliki konstituen saya, membuka, pintu. semua konstituen dalam kalimat tersebut bersifat paralel karena dapat diganti oleh konstituen lain. Konstituen saya, dapat diganti dengan ia, dia, Nisa, Bapak. Konstituen membuka dapat diganti oleh konstituen membaca, menutup. Konstituen pintu dapat diganti dengan majalah, surat kabar, novel. 2. Ibu (S)
membuat (P) Ibu
bolu. ( atribut)
// membuat bolu.
Membuat // bolu Pada kalimat Ibu membuat bolu. Memiliki konstituen ibu, membuat, bolu. Semua konstituen bersifat paralel. 8
3. Saya
menyampaikan
(S)
(P)
pesan
kepada
( atribut)
adik.
(F. Nominal)
Saya // menyampaikan pesan kepada adik. menyampaikan pesan // kepada adik menyampaikan/ /pesan kepada// adik Kalimat Saya menyampaikan pesan kepada adik. Kalimat tersebut memiliki konstituen saya, menyampaikan , pesan, kepada, adik. Semua konstituen pada kalimat tersebut bersifat paralel karena dapat saling menggantikan. 4. Kita (S)
kuliah (P)
dalam
rangka
meningkatkan
( F. adverbial)
( atribut )
kompetensi.
Kita // kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi. Kuliah // dalam rangka meningkatkan kompetensi dalam rangka // meningkatkan kompetensi dalam// rangka Kalimat
meningkatkan// kompetensi
Kita kuliah dalam rangka meningkatkan kompetensi. Memiliki
konstituen kita, kuliah, dalam, rangka, meningkatkan, kompetensi. Hanya konstituen rangka yang bersifat komplementer,sedangkan yang lainnya bersifat paralel. 5. Kami (S)
mengerjakan (P)
tugas
linguistik.
( atribut )
Kami // mengerjakan tugas linguistic 9
mengerjakan // tugas linguistik tugas // linguistik Kalimat
Kami
mengerjakan
tugas
linguitik
memiliki
konstituen
kami
,mengerjakan, tugas, linguistik. Semua konstituen bersifat paralel. 5.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BERDASARKAN ANALISIS 5.1 Kelebihan
1. Aliran ini sudah memerikan bahasa dengan cara yang baru yaitu secara sinkronis. 2. Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem. 3. Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan 4. Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyarakat awam. 5. Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. 6. Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data. 5.2 Kekurangan 1. Analisis berdasarkan Bloomfield kelihatan mudah, tetapi tidak jelas mengapa setiap langkah harus terdiri atas dua konstituen, tidak lebih. 2. Analisis pembagian langsung tidak selalu memadai, karena kadang dapat menimbulkan ambigu dalam kalimat tertentu.
10
3. Penganalisisan dipaksa harus lebih eksplisit dalam menganalisis segala data, tidak memperhatikan makna, tidak serampangan mana suka dengan pemusatan perhatian kepada terminologi jenis kata seperti tata bahasa tradisional. 4. Karena penganalisisan berdasarkan dua konstituen, akan mengalami kesulitan jika diterapkan pada kalimat majemuk.
11
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa aliran strukturalisme Bloomfield muncul sebagai penolakan atas telaah bahasa yang bersifat diakronis. Aliran strukturalisme Bloomfield memilih menggunakan telaah sinkronis. Telaah sinkronik adalah mempelajari suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu. Salah satu ciri aliran Struktural Bloomfield menganggap bahasa merupakan sekumpulan ujaran yang muncul dalam suatu masyarakat tutur (speech community). Ujaran inilah yang harus dikaji untuk mengetahui bagian-bagiannya. Dengan demikian yang menjadi objek kajian adalah bahasa-bahasa yang masih ada masyarakat pemakainya, bukan bahasa yang mati. Aliran ini menggunakan pembagian langsung untuk menganalisis kalimat.7
7
http://pelangiindonesia2013.wordpress.com/2014/03/03/aliran-bloomfield/
12
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Mar‟at, Samsunuwiyata. 2005. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: PT. Refika Aditama. Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada. http://pelangiindonesia2013.wordpress.com/2014/03/03/aliran-bloomfield/ http://en.wikipedia.org/wiki/Leonard_Bloomfield
13