DAFTAR ISI CONTENTS. Auditors Independent Report. PROLOG Prologue. VISI DAN MISI Vision & Mission. IKHTISAR DATA KEUANGAN Financial Highlight

SURAT PERNYATAAN DIREKSI & KOMISARIS

PROFIL PERUSAHAAN

STRUKTUR ORGANISASI & NAMA PEJABAT

SUMBER DAYA MANUSIA

ANALISA PEMBAHASAN MANAJEMEN

TATA KELOLA PERUSAHAAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PERUSAHAAN AFILIASI DAN YAYASAN

RUTE PENERBANGAN

OPERATOR PENERBANGAN & KANTOR CABANG

DAFTAR ISI PROLOG Prologue

VISI DAN MISI Vision & Mission

IKHTISAR DATA KEUANGAN Financial Highlight

PERISTIWA PENTING Event Highlight

APRESIASI & PENGHARGAAN Appreciation and Awards

SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN History Of The Company

LAPORAN KOMISARIS Report from Board of Commissioner

PROFIL KOMISARIS Board of Commissioners Profile

LAPORAN DIREKSI Report from Board of Director

PROFIL DIREKSI Board of Directors Profile

SURAT PERNYATAAN DIREKSI & KOMISARIS Board of Directors and Board of Commissioners Statement

PROFIL PERUSAHAAN Company Profile

STRUKTUR ORGANISASI & NAMA PEJABAT Organizational Structure & Name of Official

SUMBER DAYA MANUSIA Human Resource Development

ANALISA PEMBAHASAN MANAJEMEN Management Analysis and Discussion

TATA KELOLA PERUSAHAAN Good Corporate Governance

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Corporate Social Responsibilities

PERUSAHAAN AFILIASI & YAYASAN Affiliated Companies and Foundation

RUTE PENERBANGAN Flight Route

OPERATOR PENERBANGAN & KANTOR CABANG Airlines & Branch Office

Auditors Independent Report

www.angkasapura1.co.id

AUDITOR INDEPENDENT REPORT

CONTENTS

2 4 6 14 16 18 22 32 34 38 40 44 54 56 114 116 176 187 192 196 198

PT Angkasa Pura I ( Persero ) Laporan Tahunan 2009 Annual Report

1

PROLOG

VISI DAN MISI

IKHTISAR DATA KEUANGAN

PROLOG

PERISTIWA PENTING

APRESIASI DAN PENGHARGAAN

SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

LAPORAN DEWAN KOMISARIS

PROFIL DEWAN KOMISARIS

LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

PROLOGUE

restructuring to be world class

airport

company

2

PTPT Angkasa Angkasa Pura Pura I ( IPersero ( Persero ) )Laporan Laporan Tahunan Tahunan 2009 2009Annual Annual Report Report



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Angkasa Pura I bertekad mewujudkan perusahaan berkelas dunia yang profesional. Kami yakin dapat melakukan yang terbaik dengan memberikan pelayanan , keamanan, keselamatan dan kenyamanan berstandar internasional bagi para pelanggan. Restrukturisasi Perusahaan sebagai jawaban untuk menggapai menjadi perusahaan pengelola bandara kelas dunia dengan diawali mempersiapkan kepemimpinan prima yang berjenjang, dapat memenuhi harapan pelanggan (high quality), fokus terhadap peningkatan pelayanan, peningkatan efektifitas organisasi melalui penerapan informasi teknologi, menyediakan SDM yang profesional, ketersediaan fasilitas, sarana, sistem dan prosedur yang komprehensif dan membuat peta bisnis kebandarudaraan dengan mempersiapkan bandara Ngurah Rai sebagai Best Tourism Airport, Juanda sebagai Business airport , Hasanuddin sebagai Transit Airport dan Sam Ratulangi sebagai Gate Way Utara serta menuju perusahaan yang tumbuh berkelanjutan dan menguntungkan. Angkasa Pura I sejak lama dalam mengelola bandara selalu memperhatikan lingkungan yang sehat dan segar , untuk itu dalam tahun 2009 ini beberapa bandara telah disiapkan sebagai bandara yang bernuansa green airport, ramah lingkungan dan bersih serta nyaman.

Angkasa Pura I is determined to realize a world-class, professional company. We believe that we can do our best by providing international standard services, security, safety and convenience for the customers. The Company restructuring is a response to achieve the goal of becoming a world-call airport management company by initially preparing prime-rated, gradual leadership capable of fulfilling the expectations of the customers (high quality) by focusing on improvement of the services, improvement of the organizational effectiveness by applying the information technology, providing professional human resources, providing the facilities, systems and procedures comprehensively, and mapping the airport business by preparing Ngurah Rai as the best tourism airport, Juanda as a business airport, Hasanuddin as a transit airport, and Sam Ratulangi as a northern gateway airport towards a company that grows in a sustainable manner and be profitable. In managing the airports for a long time, Angkasa Pura I has always paid attention to the healthy and fresh environment. Therefore, in 2009, a number of airports were prepared with the green airport nuance, being environmentally friendly, clean and convenient.


PT Angkasa PT Angkasa Pura Pura I ( Persero I ( Persero ) Laporan ) Laporan Tahunan Tahunan 2009 2009 Annual Annual Report Report

3

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



VISI

VISION

MISI

MISSION

Menyediakan pengusahaan jasa kebandarudaraan melalui kenyamanan. Memberikan pengalaman suasana kebandarudaraan yang berkesan bagi pengguna jasa. Meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan pegawai Mendukung peningkatan perekonomian untuk kesejahteraan masyarakat


LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Becoming a world-class airport navigation services and airport management company that provides benefist and added values for the stakeholders.stakeholders.

Menjadi perusahaan pelayanan jasa navigasi penerbangan dan pengelola Bandar Udara Kelas Dunia yang memberikan manfaat dan nilai tambah kepada stakeholder.


Undertaking and providing airport services through the services that fulfill the convenient requirements safety and comfort Providing impressive airport experiences for services users Increasing the company values and employee welfare Supporting the economic growth for people’s welfare.

4




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk mencapai visi dan misi, perusahaan telah memformulasikan strategi yang memfokuskan pada pengelompokan bandar udara, yaitu:

Bandara Growth Growth Airport

Bandara Take Off Take-off Airports

Bandara Push to Break Even Point

Push to Break Even Point Airports

Bandara Public Service Obligation

Public Service Obligation (PSO/Loss) Airports




RUTE PENERBANGAN



In order to achieve the vision and missions, the company has formulated the strategies focusing on product development and diversification in connection with the core products, which are classified as follows:

yaitu bandara dengan trafik penumpang di atas 3 juta orang per tahun. Strategi yang digunakan adalah ekstensifikasi dan diversifikasi usaha, high quality sevices dan improve efficiency. Namely the airports with the traffic of passengers numbering above 3 million per year. The strategies applied are extensiveness and diversification of businesses, high quality services and improvement of efficiency.

yaitu Bandara dengan trafik penumpang antara 2 juta sampai dengan 3 juta penumpang. Strategi yang digunakan adalah ekstensifikasi dan diversifikasi (selective investment), competitive level of service, improve efficiency. Namely the airports with the traffic of passengers numbering between 2 million and 3 million per year. The strategies applied are extensiveness and diversification of businesses (selective investments), competitive level of services and improvement of efficiency. dengan trafik penumpang antara 500 ribu sampai dengan 2 juta penumpang. Strategi yang digunakan adalah intensifikasi, keep level of service, pendapatan diharapkan sama dengan beban, cost reduction & cost cutting, multi function job. Namely the airports with the traffic of passengers numbering between 500 thousand and 2 million per year. The strategies applied are intensification, keep level of services, and the earnings are expected to be the same as the expenses, cost reduction and cost cutting, and multi function job. (PSO/Loss) dengan trafik penumpang di bawah 500 ribu. Strategi yang digunakan adalah keep minimum level of service, cost oriented (reduced capital expenditure, cost reduction & cost cutting) dan multi function job. Namely the airports with the traffic of passengers numbering below 500 thousand per year. The strategies applied are keep minimum level of services, cost oriented (reduced capital expenditure, cost reduction and cost cutting) and multi function job.

5



PROLOG


VISI DAN MISI

PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

IKHTISAR DATA KEUANGAN FINANCIAL HIGHLIGHTS

TREN NERACA SELAMA 10 (SEPULUH) TAHUN

BALANCE SHEETS TREND FOR 10 YEARS

Sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 pengelolaan perusahaan mengalami pertumbuhan, sejalan dengan pertumbuhan trafik penumpang dan barang. Rata-rata pertumbuhan aset perusahaan selama sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 15,63% per tahun, yaitu aset perusahaan pada tahun 2000 sebesar Rp 2,52 triliun tumbuh berkembang menjadi Rp 8,62 triliun di tahun 2009. Pertumbuhan aset tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu tumbuh sebesar 51,8%. Hal ini dapat dilihat pada tabel trend neraca di bawah ini.

From 2000 to 2009, the company experiences growth in managing it, in line with passanger and goods traffic growth. The growth of the assets of Angkasa Pura I during the last ten years increases by 15.63% on average per year, which the company’s assets in amount of Rp2.52 trillion in 2000 grow to Rp8.62 trillion in 2009. Highest asset growth occurred in 2007 which grew by 51.8%. This may be seen in the balance sheet trend table below:

Neraca komparatif 10 tahun

Comparative Balance Sheets For 10 Years Dalam juta rupiah

In Million Rupiah

URAIAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 TREND Description Audited Audited Audited Audited Audited Audited Audited Audited Audited Audited PERTUMBUHAN (%) NERACA Aset :

Aset Lancar Piutang Jangka Panjang Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Aset Lain-lain Total Aset

1.044.173

921.742

0

91.465

N/A

Long Term Receivables

578.728

519.371

395.568

358.712

44,93

Long Term Investments

2.701.461

2.565.445

4.455.419

4.772.322

4.848.831

17,15

Fixed Assets

77.166

255.866

678.737

522.658

774.568

62,88

8.157.603 8.622.338

15,63

631.850

1.356.398 1.634.841 1.568.902 1.851.842

2.050.894 32.853

58.726

51.639

105.729

78.978

2.516.305 2.803.558 2.699.141 3.095.684

1.283.011 1.524.163

0

3.634.378 4.724.944

Balance Sheet

0

205.515

191.003

Assets:

181.311

195.336

11,72

31.456

57.009

2.548.762

44.592

0

2.467.055

40.440

0

1.822.660

1.300.524

0

833.507

943.113

Kewajiban dan Ekuitas :

6

4.924.201 7.476.187

Other Assets Total Assets Liability And Shareholders’ Equity

Kewajiban Jangka Pendek

187.082

168.409

205.930

188.063

256.271

314.226

290.598

350.795

454.255

501.612

12,85

Short Term Liabilities

Kewajiban Pajak Tangguhan

16.788

58.042

56.126

69.126

79.658

73.674

84.991

125.033

156.442

184.160

42,07

Deferred Tax Liabilities

Kewajiban Jangka Panjang

15.242

11.261

7.695

5.939

9.305

11.650

12.748

18.252

14.201

11.218

1,19

Long Term Liabilities

N/A

Undefined Status Of Government Contribution

Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya

307.137

621.637

538.964

946.529

1.184.295 1.998.366

1.998.366

0

0

0

Ekuitas

1.990.055 1.944.208 1.890.425 1.886.027

2.104.849 2.327.029

2.537.498

6.982.107

Total Kewajiban dan Ekuitas

2.516.305 2.803.558 2.699.141 3.095.684

3.634.378 4.724.944

4.924.201

7.476.187


7.532.705

8.157.603

7.925.348

8.622.338

23,80

Shareholders’ Equity

15,63

Total Liabilities and Shareholders’ Equity www.angkasapura1.co.id


PROFIL PERUSAHAAN



SUMBER DAYA MANUSIA




RUTE PENERBANGAN



Graphic of Comparative Balance Sheets For 10 Years

Grafik Neraca Komparatif 10 Tahun Total Aset

Total Assets

9.000.000 8.000.000 7.000.000 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

0

Total aset Total Assets

Pertumbuhan aset Angkasa Pura I selama sepuluh tahun terakhir rata-rata mengalami peningkatan 15,63% per tahun, pada tahun 2000 perusahaan mempunyai aset sebesar Rp 2,52 triliun berkembang menjadi Rp 8,62 triliun pada tahun 2009.

The growth of the assets of Angkasa Pura I during the last ten years increases by 15.63% on average per year. In 2000, the Company’s assets were in the amount of Rp 2.52 trillion, which increased to R p 8.62 trillion in 2009.

7



PROLOG


VISI DAN MISI

PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

TREN LABA RUGI 10 (SEPULUH) TAHUN

INCOME STATEMENTS TREND FOR 10 YEARS

Kondisi pencapaian laba Angkasa Pura I selama sepuluh tahun terakhir rata-rata mencapai kenaikan 19,39% per tahun, kecuali pada tahun 2006 terdapat penurunan laba akibat meningkatnya beban operasional bandara baru Juanda Surabaya. Pada tahun 2009 perusahaan memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp 539,20 miliar. Pertumbuhan Laba tertinggi dicapai pada tahun 2007 yaitu tumbuh sebesar 163%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini:

The profits achieved by Angkasa Pura I during the last ten years increases by 19.39%, except in 2006, its profit declined because of the increased operating expenses of new Juanda Airport Surabaya. In 2009, the Company’s profit after tax was in the amount of Rp 539.20 billion. The highest earnings growth achieved in 2007 which grew by 163%. This may be seen in the table below:

Tabel Laba Rugi 10 Tahun Terakhir Table of Income Statements for last 10 Years

Dalam juta rupiah

Dalam juta rupiah URAIAN

2000

2001

2002

2003

LAPORAN LABA RUGI PENDAPATAN Aeronautika

459.724

621.378

755.996

606.142

Non Aeronautika

115.551

145.545

167.033

160.763

Total Pendapatan

575.275

766.923

923.029

766.905

BEBAN OPERASIONAL Beban Pegawai Beban Pemeliharaan Beban Persediaan

2004

2005

2006

2007

2008

200.775

261.991

1.062.619

952.846

1.214.837

1.020.755 289.822

371.073

1.310.577

1.549.397

136.110

176.621

228.912

235.393

312.043

330.285

46.783

51.269

61.456

67.697

61.312

71.497

1.178.324

334.881 76.225

1.415.236 446.170 1.861.407

DESCRIPTION Income Statements

861.844

TREND PERTUMBUHAN (%)

2009

1.535.284

15,66

Aeronautic

519.970

18,64

Non Aeronautic

2.055.253

16,25

Total Revenue

Operating Expenses

386.556

467.738

498.868

16,12

Employee

91.367

98.570

110.207

10,33

Maintenance

8.386

9.362

10.258

11.480

14.232

18.623

25.065

24.869

28.533

24.962

13,77

Supply Expenses

Beban Utility

31.078

35.114

44.315

50.556

57.713

97.287

107.879

131.871

143.116

164.095

21,37

Utilities

Beban Umum

48.711

134.685

146.089

152.166

167.953

168.390

295.709

312.093

363.865

396.991

34,07

General

Beban Penyusutan Aset Tetap

103.492

118.697

119.683

155.834

147.894

220.319

19.618

315.593

319.950

345.924

168,52

Depreciation

Beban Penyisihan Piutang

38.760

4.001

43.685

30.721

31.065

11.574

206.156

35.017

7.636

12.881

259,40

Bad Debt

Beban Amortisasi

1.484

2.064

2.524

2.909

8.135

9.546

6.993

8.389

1.150

8.835

31,00

Amortization

Total Beban Operasional

414.804

531.813

656.922

706.756

800.347

927.521

1.072.526

1.305.756

16,08

Total Operating Expenses

Laba Operasional

160.471

235.110

266.107

60.149

287.315

238.051

243.641

PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN

262.272

Pendapatan Lain-lain

361.436

342.702

134.758

153.426

187.893

Beban Lain-lain

(96.675)

(38.273)

(160.054)

(73.311)

(78.220)

Pendapatan (Beban) Lain-lain

264.761

304.429

(25.296)

80.115

Laba Sebelum Pajak

425.232

539.539

240.811

Pajak Penghasilan

8

PROFIL DIREKSI

140.264

112.708

80.176

44.272

Pajak Tangguhan

(11.149)

41.255

(1.916)

13.000

PPh Badan Tahun Berjalan

101.559

121.431

42.356

31.095

209.516 (70.990)

109.673 138.526 371.945

Taksiran Pajak Kini

18.095

425.841

85.193

400.849

492.491

44,50

239.457

229.794

436.762

405.306

8,34

(84.664)

(175.279)

(233.725)

44,95

93.999

145.130

261.483

171.581

332.050

388.771

662.332

664.072

19,46

(42,09)

Other Expenses Other Income (Expenses) Income Before Tax

21.766

102.267

97.150

52,69

(5.984)

11.317

40.042

31.409

27.718

(178,04)

Deffered

90.976

46.312

61.808

133.677

22,52

Company Tax

124.867


19,39

Current

34.995

LABA BERSIH SETELAH PAJAK 323.673 418.108 198.455 109.169 286.752 334.864 285.738 326.963 528.655 539.204

Other Income

Income Tax

Operating Income Other Income (Expenses)

(145.458)

75.018 96.961 10.175

1460.558 1.562.762

Net Income After Tax




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA



RUTE PENERBANGAN




Grafik Laporan Laba Rugi Komparatif 10 Tahun Graphic Of Comparative Income Statements For 10 Years Laba Bersih setelah Pajak

Net Income after tax

600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000

2009

2008

2007

2006

2005

2004

0

2003

2002

2001

2000

Laba Bersih Setelah Pajak

Net Income after tax

TREN PENDAPATAN

TREND OF REVENUE

Perolehan pendapatan perusahaan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 mengalami pertumbuhan baik dari kelompok pendapatan aeronautika maupun non aeronautika, kecuali pendapatan lain-lain pada tahun 2007 mengalami penurunan sebagai akibat dari fluktuasi nilai mata uang asing. Hal ini terlihat dalam tabel dan grafik di bawah ini:

Acquisition of company revenues from 2000 to 2009 experienced growth from aeronautical and non aeronautical revenues, except in 2007, due to the fluctuating foreign currencies. This may be seen in the table and graphics below:

Pendapatan 10 Tahun Terakhir Revenues in the last 10 Years

Dalam juta rupiah

URAIAN

Jumlah pendapatan aeronautika

2000

2001

2002

2003

2004

459.724

621.378

755.996

606.142

861.844

Jumlah pendapatan non aeronautika

115.551

145.545

167.033

160.763

200.775

Jumlah pendapatan operasional

575.275

766.923

923.029

766.905

1.062.618

342.702

134.758

153.426

187.893

Pendapatan Lain-lain Total Pendapatan

361.436 936.711

1.109.625 1.057.787

2005

2006

952.846

1.020.756

2007

2008

2009

920.331 1.250.512

261.991 1.214.8 209.516

289.822 1.310.578 239.457

1.424.352 1.550.035

1.178.324 371.074 1.549.398

1.415.236 1.535.284 446.170

519.970

1.861.407

2.055.253

In Million Rupiah DESCRIPTION Total Aeronautic Revenue Total Non Aeronautic Revenue Total Operating Revenue

229.794

436.762

405.306

Other Incomes

1.779.192

2.298.168

2.460.559

Total Revenue

9



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Grafik Pendapatan 10 Tahun Terakhir



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Graphic of Revenues in the last 10 Years

5.000.000 4.500.000 4.000.000 3.500.000 3.000.000 2.500.000 2.000.000 1.500.000 1.000.000 500.000

Non Aeronautika Non Aeronautic

Pendapatan Lain Other Income

Aeronautika Aeronautic

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

0

Total Pendapatan Total Revenue

TREN BEBAN Beban perusahaan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 mengalami pertumbuhan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan. Pertumbuhan beban tersebut terutama dikontribusi oleh beban operasional sebagai akibat dari pengaruh inflasi setiap tahunnya, di samping itu juga karena faktor lainnya, misalnya beroperasinya Makassar Air Traffics Service Centre (MATSC) pada tahun 2005, beroperasinya Bandara Juanda Surabaya di sebelah utara landasan pacu pada tahun 2006 dan beroperasinya Bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada tahun 2008. Tren beban dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini:

TREND OF EXPENSES The company expenses from 2000 to 2009 experienced growth in line with revenue growth. The growth was mainly contributed by the operating expense as the effect of inflation each year, as well as the other factor, for example the operation of the Makassar Air Traffics Service Centre (MATSC) in 2005, the operation of Juanda Airport in Surabaya on its northern runway side in 2006, and the operation of Sultan Hasanuddin Airport of Makassar in 2008. Trend of expenses may be seen in the table and graphics below:

10




PROFIL PERUSAHAAN



SUMBER DAYA MANUSIA



RUTE PENERBANGAN




Beban Perusahaan 10 Tahun Terakhir Company Expenses In The Last 10 Years Dalam juta rupiah URAIAN BEBAN OPERASIONAL

2000

2001

Beban Pegawai Beban Pemeliharaan Beban Persediaan

2002

2003

2004

In Million Rupiah

2005

2006

2007

2008

2009

Description Operating Expenses

136.110

176.621

228.912

235.393

312.043

330.285

334.881

386.556

467.738

498.868

Employee Expenses

46.783

51.269

61.456

67.697

61.312

71.497

76.225

91.367

98.570

110.207

Maintenance Expenses Supply Expenses

8.386

9.362

10.258

11.480

14.232

18.623

25.065

24.869

28.533

24.962

Beban Utility

31.078

35.114

44.315

50.556

57.713

97.287

107.879

131.871

143.116

164.095

Utilities Expenses

Beban Umum

48.711

134.685

146.089

152.166

167.953

168.390

295.709

312.093

363.865

396.991

General Expenses

103.492

118.697

119.683

155.834

147.894

220.319

19.618

315.593

319.950

345.924

Depreciation Expenses

38.760

4.001

43.685

30.721

31.065

11.574

206.156

35.017

27.636

12.881

Bad Debt Expenses

1.484

2.064

2.524

2.909

8.135

9.546

6.993

8.389

11.150

8.835

Amortization Expenses

Operasional

414.804

531.813

656.922

706.756

800.347

927.521

1.072.526

1.305.756

1.460.558

1.562.762

Expenses

Beban Lain-lain Total Beban

(96.675) 318.129

(38.273) 493.540

(160.054) 496.868

(73.311) 633.445

78.220 878.567

70.990 998.512

145.458 1.217.984

84.664 1.390.420

175.279 1.635.837

233.725 1.796.487

Other Expenses

Beban Penyusutan Aset Tetap Beban Penyisihan Piutang Beban Amortisasi

Total Operating

Total Beban

Total Expenses

Grafik Beban Perusahaan 10 Tahun Terakhir Graphic of Company Expenses In The Last 10 Years

1.800.000 1.600.000 1.400.000 1.200.000 1.000.000 800.000 600.000 400.000 200.000

Beban Lain-lain Other Expenses

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

0 (200.000)

Total Beban Operasional Total Operating Expenses

TREN EKUITAS

TREND OF EQUITY

Rata-rata pertumbuhan ekuitas perusahaan selama sepuluh tahun terakhir mengalami pertumbuhan 15,8% per tahun. Ekuitas perusahaan tumbuh berkembang dari tahun 2000 sebesar Rp 2,3 triliun menjadi Rp 7,9 triliun pada tahun 2009. Pertumbuhan ekuitas perusahaan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yaitu 53,9%. Hal ini dapat dilihat pada tabel trend ekuitas di bawah ini :

The Company’s equity in the last ten years increased 15.8% per year on average. The growth of company’s equity increases from Rp2.3 trillion in 2000 to Rp7.9 trillion in 2009. The highest growth of company’s equity is 53.9% in 2007. This may be seen in the trend of equity table below:



11

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Tabel Ekuitas 10 Tahun Terakhir Table of Equity for last 10 Years Dalam juta rupiah

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

1.989.452

2.111.164

1.861.441

1.877.821

3.289.144

4.325.395

4.535.864

6.982.106

7.532.705

7.925.348

URAIAN/DESCRIPTION Jumlah Ekuitas

In million rupiah

Total Equity

Jumlah Ekuitas

8.000.000 7.000.000 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

0

Jumlah Ekuitas Total Equity

TREN ARUS KAS

TREND OF CASH-FLOW

Rata-rata pertumbuhan saldo kas dan setara kas perusahaan selama sepuluh tahun terakhir mengalami pertumbuhan 20,70% per tahun. Saldo kas dan setara kas perusahaan tumbuh berkembang dari tahun 2000 sebesar Rp 683,37 miliar menjadi Rp 1,82 triliun pada tahun 2009. Pertumbuhan saldo kas dan setara kas perusahaan tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu 87,5%. Hal ini dapat dilihat pada tabel arus kas di bawah ini :

The Company’s equities of cash and cash equivalent in the last 10 years increase by 20.70% per year on average. The equity of cash and cash equivalent increase in amount of Rp683.37 billion in 2000 tp Rp1.82 trillion in 2009. The highest growth of cash and cash equivalent is 87.5% in 2004. This may be seen in the table of cash flow below:

Tabel Arus Kas 10 Tahun Terakhir Table of Cash-Flow for last 10 Years

279.642

(17.526)

(77.944)

(175.343)

(32.420)

(376.553)

Net Cash Flow used in Financing Activities

2008

Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi

466.820

679.297

616.330

Arus Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi

(304.125)

Arus Kas Bersih dari Aktivitas (untuk) Pendanaan

12

373.258

In Million Rupiah DESCRIPTION Net Cash Flow Provided/ (used) from Operating Activities Net Cash Flow used Investment Activities

Dalam juta rupiah URAIAN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

584.294

224.356

245.887

(668.662) (130.657)

(432.265)

428.917

(333.576)

467.931

2009

26.320

(153.437)

(338.477)

292.243

173.201

(75.368)

(62.724)

(83.545)

(87.411)

(182.268)

KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS

189.014

(237.805)

(244.779)

105.864

268.542

280.364

138.974

209.042

559.466

57.510

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE

494.359

683.373

445.568

200.789

306.653

575.195

855.559

994.533

1.203.575

1.763.041

Net Increase / (Decrease) During Current Year of Cash And Equivalents Cash and Equivalents at Beginning of the Period

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE

683.373

445.568

200.789

306.653

575.195

855.559

994.533

1.203.575

1.763.041

1.820.551

/ Cash and Equivalents at Ending of the Period





PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Grafik Arus Kas dan Setara Kas Komparatif 10 Tahun



RUTE PENERBANGAN



Graphic of Cash and Equivalents In The Last 10 Years

Kas dan Setara Kas

2.000.000

Cash and Equivalents

1.500.000 1.000.000 500.000

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

0

Kas dan Setara Kas Pada Akhir Periode Cash and Equivalents

RASIO KEUANGAN

FINANCIAL RATIO Tabel Rasio Keuangan Periode Tahun 2000 – 2009 Table of Financial Ratio In Period 2000 - 2009

URAIAN

2000

RENTABILITAS LIKUIDITAS SOLVABILITAS

2001

34,55 % 558,14 % 8,71 %

37,68 % 547,32 % 8,48 %

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

18,76% 404,75 % 9,99 %

11,86 % 501,49 % 8,50 %

22,93 % 507,48 % 9,50 %

23,65 % 408,31 % 8,46 %

18,16 % 524,49 % 7,89 %

15,72 % 519,58 % 6,61 %

21,53 %

23,96 %

543,10 %

508,11 %

7,66 %

8,08 %

Tabel Rasio Keuangan Periode Tahun 2000 – 2009

DESCRIPTION RENTABILITY LIQUIDITY SOLVABILITY

Table of Financial Ratio In Period 2000 - 2009

Rentabilitas

Likuiditas

Rentability

Solvabilitas

Liquidity

Solvability

Rentabilitas Rentability

Kondisi rentabilitas dan likuiditas Perusahaan selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2009 memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini diperlihatkan oleh rata-rata pertumbuhan rentabilitas sebesar 3,32% dan untuk likuiditas tumbuh sebesar 0,35% per tahun. Sedangkan kemampuan solvabilitas juga cukup baik, sebagaimana diperlihatkan oleh penurunan rasio solvabilitas sebesar -0,04% per tahun.


Likuiditas Liquidity

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2009

2008

2007

2006

2005

2004

2003

2002

2001

2000

2009

0,00%

2008

0,00%

2007

0,00%

2006

3,00% 2,00% 1,00% 5,00%

2005

400,00% 300,00% 200,00% 100,00% 2004

20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 2003

7,00% 6,00% 5,00% 4,00%

2002

8,00%

800,00% 700,00% 600,00% 500,00%

2001

900,00%

40,00% 35,00% 30,00% 25,00%

2000

50,00%

2000

9,00%

Solvabilitas Solvability

The Company’s rentability condition from 2000 to 2009 has good performance. This is shown by rentability growth in average of 3.32% and for liquidity grow by 0.35% per year. While the solvency capability is also good, as shown by the decline in the solvency ratio amounted to -0.04% per year.


13

PROLOG PROLOG

VISI VISI DAN MISI MISI

IKHTISAR IKHTISAR DATA DATAKEUANGAN KEUANGAN

PERISTIWA PERISTIWAPENTING PENTING

APRESIASIDAN APRESIASI DANPENGHARGAAN PENGHARGAAN

SEJARAH SEJARAHSINGKAT SINGKAT PERUSAHAAN PERUSAHAAN

LAPORANDEWAN LAPORAN DEWANKOMISARIS KOMISARIS

PROFILDEWAN PROFIL DEWANKOMISARIS KOMISARIS

LAPORAN LAPORAN DIREKSI DIREKSI

PROFILDIREKSI PROFIL DIREKSI

PERISTIWA PENTING TAHUN 2009 Event Highlight in 2009

PERISTIWA PENTING JANUARI 2009 Event Highlight January

2009


31 Januari 2009

MARET

2009

March

2009

7 Maret 2009

31 January 2009

7 March 2009

Peresmian Terminal Baru Bandar Udara Adisumarno - Solo Inaugural of New Terminal of Adisumarno Airport-Solo


APRIL

2009

April

2009

24 April 2009 24 April 2009

Pekan Olah Raga “Joglo Semar” di Bandar Udara Ahmad Yani – Semarang sebagai upaya harmonisasi karyawan Sport Championship ”Joglo Semar” in Ahmad Yani Airport – Semarang

20 Februari 2009 20 February 2009

Deklarasi Asosiasi Karyawan Angkasa Pura I

Declaration of Association of Angkasa Pura I Employee


JUNI June

2009 2009

2 Juni 2009

2 June 2009

14

HUT Angkasa Pura I ke-46 Angkasa Pura I 46th Anniversary

Peresmian Pengoperasian Radar di Bandara Sultan Hasanuddin - Makasar Inauguration of Radar Operation in Sultan Hasanuddin Airport – Makassar



SURAT PERNYATAAN SURAT PERNYATAAN DIREKSI&&KOMISARIS DIREKSI KOMISARIS

PROFIL PROFIL PERUSAHAAN PERUSAHAAN

STRUKTUR STRUKTUR ORGANISASI&&NAMA ORGANISASI NAMA PEJABAT PEJABAT

SUMBER DAYA SUMBER DAYA MANUSIA MANUSIA

3 Juni 2009 3 June 2009

ANALISA PEMBAHASAN ANALISA PEMBAHASAN MANAJEMEN MANAJEMEN

TATA TATA KELOLA KELOLA PERUSAHAAN PERUSAHAAN

TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB SOSIALPERUSAHAAN SOSIAL PERUSAHAAN

PERUSAHAAN PERUSAHAAN AFILIASIDAN AFILIASI DANYAYASAN YAYASAN

PERISTIWA PENTING

JULI

2009

Event Highlight

July

2009

2 Juli 2009 2 July 2009

RUTE RUTE PENERBANGAN PENERBANGAN

OPERATOR OPERATOR PENERBANGAN&& PENERBANGAN KANTORCABANG KANTOR CABANG

AUDITOR AUDITOR INDEPENDENT INDEPENDENT REPORT REPORT

PERISTIWA PENTING OKTOBER 2009 Event Highlight

October

2009

6-9 Oktober 2009 6-9 October 2009

Pembukaan Jambore Pramuka PT Angkasa Pura I ke VI tahun 2009, bertempat di bumi perkemahan Candrabhirawa – Ungaran Opening of PT Angkasa Pura I 6th Scout Jamboree 2009, in Candrabhirawa Camping Ground – Ungaran

22-24 Juli 2009 22-24 July 2009

Rapat Kerja Realisasi RKA semester I tahun 2009 dan prognosa tahun 2009, bertempat di Bandara Sam Ratulangi RKA Realization Working Meeting for semester I 2009 and prognosis 2009 in Sam Ratulangi Airport Manado

Peresmian Patung I Gusti Ngurah Rai & Ground Breaking, di Bandara Ngurah Rai – Bali Inauguration of I Gusti Ngurah Rai Statue & Ground Breaking in Ngurah Rai Airport – Bali

PERISTIWA PENTING AGUSTUS 2009 Event Highlight

August

2009

Pemberian Bantuan Sumatera Barat Kota Padang Donation for Padang West Sumatera

21 Oktober 2009 21 October 2009

18 Agustus 2009 18 August 2009

15 Juni 2009

Penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama Pembangunan Rusunami antara PT Angkasa Pura I dengan PT Duta Paramindo Sejahtera Signing of the Collective Working Agreement on Rusunami Development between PT Angkasa Pura I and PT Duta Paramindo Sejahtera

15 June 2009

Penandatanganan MoU antara Angkasa Pura I dengan BPPT tentang Radar Manado RUPS laporan pertanggungjawaban laporan manajemen Angkasa Pura I tahun 2008 General Meeting of Shareholders on responsibility report and management report of Angkasa Pura I 2008


Signing of the MoU between Angkasa Pura I and The Agency For The Assesment and Application Technology (BPPT) about Radar


15

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

APRESIASI & PENGHARGAAN TAHUN 2009

APPRECIATION & AWARDS IN 2009

12 Agustus 2009

12 Agustus 2009 12 August 2009 Peringkat III kategori Perusahaan BUMN Non keuangan Nonlisted, Annual Report Award tahun 2008 The Third Rank for category of Non-Financial and Non-Listed State Owned Company, Annual Report Award 2008

16

30 September 2009 30 September 2009 Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih Bandara Internasional Sapta Pesona Awards for Clean Public Toilets International Airport




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



PENGHARGAAN ANUGERAH BUSINESS REVIEW 2009 UNTUK BEBERAPA KATEGORI: - Peringkat 8, kategori Perusahaan Non Tbk (non listed) Terbaik - Peringkat 15, kategori Korporasi Terbaik - Peringkat 14, kategori keuangan Terbaik - Peringkat 17, kategori pemasaran Terbaik - Peringkat 16, kategori SDM Terbaik - Peringkat 12, kategori Operasional Terbaik - Peringkat 11, kategori GCG Terbaik BUSINESS REVIEW AWARDS OF 2009 FOR THESE CATEGORIES: 24 Nopember 2009 24 November 2009

-

8th Rank, Best Non-Listed Company Category 15th Rank, Best Corporation Category 14th Rank, Best Financial Category 17th Rank, Best Marketing Category 16th Rank, Best Human Resource Category 12th Rank, Best Operations Category 11th Rank, Best GCG Category

25 Nopember 2009 25 November 2009 Penghargaan Indonesia Quality Award Foundation kategori Early Improvement dengan score 396 berdasarkan Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellent Indonesian Quality Award for the category of Early Improvement with the score 396 based on Malcolm Baldrige Criteria for Excellent Performance.

21 Desember 2009 21 December 2009 Penghargaan dari Anugerah Bandara Award 2009 Awards from Anugerah Bandara Award 2009.



17

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

SEJARAH SINGKAT ANGKASA PURA I History of Angkasa Pura I

Perusahaan (PN) Angkasa Pura berdiri pertama kali tanggal 20 Pebruari 1962 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 33 tahun 1962 dengan nama Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. Tugas-tugas pokoknya ketika itu adalah pengelolaan dan pengusahaan bandar udara Internasional Kemayoran Jakarta. Tanggal 17 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1965 Pemerintah merubah nama PN Angkasa Pura Kemayoran menjadi PN Angkasa Pura. Tujuannya untuk lebih membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah Indonesia. Tanggal 24 Oktober 1974 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 1974, Pemerintah merubah status badan hukum Perusahaan dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perusahaan Umum (Perum). Tanggal 1 Oktober 1985 bandar udara Internasional Kemayoran ditutup dan seluruh kegiatan operasi perusahaan dialihkan ke bandar udara Soekarno-Hatta.

1962

1965

Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 25 tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987 nama Perusahan Umum (PERUM) Angkasa Pura dirubah menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura I. Hal ini sejalan dengan dibentuknya Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura II yang secara khusus diberi tugas mengelola bandar udara Soekarno Hatta dan Halim Perdanakusuma.

18

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992 bentuk Perusahaan Umum (Perum) Angkasa Pura I dirubah menjadi Perusahaan Angkasa Pura I (Persero) dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993 dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2-470.HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor. 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 2914/1993. PT Angkasa Pura I ( Persero ) Laporan Tahunan 2009 Annual Report

Established on 20 February 1962 based on Government Regulation Number 33/1962 referred to as Angkasa Pura Kemayoran State Enterpri e. Its mainly tasks were managing and undertaking Kemayoran International Airport of Jakarta. On 17 May 1965, based on Government Regulation Number 21/1965, the government changed the name Angkasa Pura “Kemayoran” State Enterprise to Angkasa Pura State Enterprise for the purpose of managing other airports in Indonesia. On 24 October 1974, based on Government Regulation Number 37/1974, the government changed the status of the Copany’s legal entity from a state company to a public company. On 1 October 1985, Kemayoran International Airport was closed and all the Company’s operating activities were transferred to Soekarno-Hatta Airport.

1974

1985

In the framework of dividing the airport management region, based on Government Regulation Number 25/1987, dated 19 May 1987, the name Angkasa Pura Public Company was changed to Angkasa Pura I Public Company, due to the establishment of Angkasa Pura II Public Company, which is particularly tasked with managing Soekarno-Hatta and Halim Perdanakusuma Airports. Based on Government Regulation Number 5/1992, Angkasa Pura I Public Company was changed to Angkasa Pura I Company by the Notarial Deed drawn up by Muhani Salim, SH., dated 3 January 1993, approved by the Minister of Justice by Decree Number C2-470.HT.01.01 of 1993, dated 24 April 1993, nesia Number 52, dated 29 June 1993, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 2914/1993.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA



Anggaran Dasar Perusahaan terakhir diubah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan dengan akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September 1998. Perubahan Anggaran Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: C225829.HT.01.04 Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999. Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 (tiga belas) bandar udara di kawasan Tengah dan Kawasan Timur Indonesia yaitu: Ngurah Rai – Bali, Juanda – Surabaya, Sultan Hasanuddin – Makassar, Sepinggan – Balikpapan, Frans Kaisiepo – Biak, Sam Ratulangi – Manado, Adisutjipto – Yogyakarta, Adi Soemarmo – Surakarta, Syamsudin Noor – Banjarmasin, Pattimura – Ambon, Ahmad Yani – Semarang, Selaparang – Mataram, El Tari – Kupang. Angkasa Pura I juga mengelola dua Cargo Warehousing di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Sepinggan Balikpapan.

1987

1992



RUTE PENERBANGAN



The latest amendment to the Articles of Association of the Company was made on the basis of the resolution of the General Meeting of Shareholders, dated 14 January 1998, and drawn up in the form of a Notarial Deed drawn up by Imas Fatimah, SH. Number 30, dated 18 September 1998. The amendment to the Articles of Association was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia by Decree Number C2-25829.HT.01.04 of 1998, dated 19 November 1998, and announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 50, dated 22 June 1999, Supplement to State Gazette of the Republic of Indonesia Number 3740/1999. Currently, Angkasa Pura I manages 13 (thirteen) airports in Central and Eastern Indonesia, namely Ngurah Rai of Bali, Juanda of Surabaya, Sultan Hasanuddin of Makassar, Sepinggan of Balikpapan, Frans Kaisiepo of Biak, Sam Ratulangi of Manado, Adisutjipto of Yogyakarta, Adi Soemarmo of Surakarta, Syamsudin Noor of Banjarmasin, Pattimura of Ambon, Ahmad Yani of Semarang, Selaparang of Mataram, El Tari of Kupang. Angkasa Pura I also manages 2 (two) units of Cargo Warehousing at Hasanuddin Airport of Makassar and Sepinggan Airport of Balikpapan.

1998

2008

RESTRUCTURING TO BE WORLD CLASS ECO AIRPORT COMPANY

19



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

20

TRANSPARENCY PT Angkasa Pura I ( Persero ) Laporan Tahunan 2009 Annual Report



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report Profil Dewan Komisaris Board of Commissioner Profile Laporan Direksi Board of Director Report

Profil Direksi Board of Director Profile

Pernyataan Tanggungjawab Kebenaran Isi Laporan Tahunan Statement On Responsibility For The Truth Of The Contents Of The Annual Report



21

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

LAPORAN DEWAN KOMISARIS Board of Commissioners Report

Di tengah adanya krisis global yang melanda dunia pada tahun 2009, patut disyukuri bahwa Angkasa Pura I masih memperlihatkan kinerja yang cukup baik. Melihat Laporan Keuangan Perseroan tahun 2009 ini, kinerja keuangan mencatat total laba sebesar Rp 664,07 miliar atau naik 0,26 % dari laba tahun 2008 yaitu sebesar Rp 662,33 miliar. Amid the global crisis in 2009, we have to be thankful because Angkasa Pura I was still capable of showing significant performance. Looking at the Company’s Financial Statement this year, we could see that the financial performance recorded the profit in the amount of Rp 664.07 billion or an increase by 0.26% of the profit in 2008 in the amount of Rp 662.33 billion.

22




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


P




RUTE PENERBANGAN



T

endapatan operasi tahun 2009 ini tercapai sebesar Rp 2,05 triliun, naik 10,41 % dari pendapatan operasi tahun 2008 yaitu Rp 1.86 triliun atau 5,64 % diatas Rencana Kerja Angaran Perusahaan (RKAP) tahun 2009 yang direncanakan sebesar Rp 1,95 triliun. Sedangkan biaya operasi adalah sebesar Rp 1,56 triliun, naik 7 % dari laba operasi tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1,46 triliun atau 1,22 % dibawah RKAP 2008 yang direncanakan sebesar Rp 1,58 triliun.

he operating revenue in 2009 was realized in the amount of Rp 2.05 trillion, which increased by 10.41% from the operating revenue in 2008 in the amount of Rp 1.86 trillion or 5.64% above Company Work Plan and budged (CWPB) 2009 of the planned Rp 1.95 trillion. Whereas the operating cost was in the amount of Rp 1.56 trillion, which increased by 7% of the operating profit in 2008, which was in the amount of Rp 1.46 trillion or 1.22% CWPB 2008 of the planned Rp 1.58 trillion.

Laba operasi tahun 2009 ini adalah sebesar Rp 492,49 miliar naik 22,86 % dari laba operasi tahun 2008 yaitu Rp 400,85 miliar, atau 35,49% diatas RKAP 2009 sebesar Rp 363,48 miliar.

The operating profit in 2009 was in the amount of Rp 492.49 billion, which increased by 22.86% from the operating profit in 2008 in the amount of Rp 400.85 billion or 35.49% above CWPB 2009 in the amount of Rp 363.48 billion.

Selama tahun 2009 kinerja perseroan secara umum dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang turut mempengaruhi jalannya perseroan adalah adanya kegiatan internasional antara lain Annual Meeting Asian Development Bank, IFATCA Asia Pasific Regional Meeting di Bali dan World Ocean Conference di Manado, fluktuasi nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah, berlangsungnya Pemilu dan kondisi keamanan dalam negeri yang kondusif. Sedangkan faktor internal ditandai dengan likuiditas keuangan yang cukup baik dan diresmikannya pengoperasian terminal baru Bandara Adisumarmo Solo.

In 2009, the Company’s performance was generally affected by the external and internal factors. The external factors that affected the running of the Company were the international activities, such as the ADB Annual Meeting, the IFATCA Asia-Pacific Regional Meeting in Bali, and the World Ocean Conference in Manado, the fluctuating exchange rate of the United States dollar against the rupiah, the administration of the general elections, and the conducive domestic security condition. Whereas the internal factors included the good financial liquidity and the announcing of the operation of the new terminal at Adisumarmo Airport of Solo.

Pada tahun 2009, Perseroan berhasil memperoleh penghargaan Anugerah Business Review untuk kategori perusahaan non-Tbk. Semua capaian yang diperoleh pada tahun 2009 ini merupakan modal yang sangat berharga untuk memacu seluruh karyawan dan manajemen dalam meningkatkan kinerja dan kapasitas serta kapabilitas seluruh sumber daya Angkasa Pura I sehingga diharapkan pada tahun-tahun mendatang bisa meraih keberhasilan yang lebih baik lagi.

In 2009, the Company achieved the Business Review Award for the non-Tbk company category. All of the Company’s achievements in 2009 were valuable to encourage all the employees and the Management to improve their performance, capacity and capability of all the resources of Angkasa Pura I, so that better successes will be achieved in the years to come.

Dewan Komisaris menyambut baik atas mulai diterapkannya pengukuran kinerja berbasis Key Performance Indicator (KPI), namun perlu dilakukan perbaikan secara terus menerus agar sesuai harapan pemegang saham khususnya terhadap output yang dicapai dan proses yang dikehendaki. Dewan Komisaris mengharapkan agar kepada jajaran manajemen diberikan fleksibilitas yang cukup untuk mencapai tujuan perusahaan. Adanya KPI ini akan mengharuskan semua jajaran dan organ perseroan untuk bekerja secara terukur mencapai target-target yang ditentukan dalam RKAP sesuai bidang masing-masing untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan yang tertuang dalam Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP) Tahun 2009 – 2014 yang telah disahkan oleh Pemegang Saham.


The Board of Commissioners welcomes the application of the Key Performance Indicator (KPI)-based performance evaluation. However, this should be continuously improved in order to meet the expectations of the Shareholders, particularly regarding the output achieved and the process intended. The Board of Commissioners hopes that the Management be provided with adequate flexibility to achieve the Company’s goals. The KPI requires all the Company’s personnel and organs to work in a structured manner in order to achieve the targets established in the RKAP for their respective fields in order to realize the Company’s vision and mission as contained in the Company’s Long-Term Plan (RJPP) from 2009 to 2014, that has been approved by the Shareholders.


23

PROLOG

24

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Sesuai tugas dan fungsi Dewan Komisaris, dalam rangka pengawasan dan pengendalian internal, selama tahun 2009, beberapa hal sudah dilakukan seperti tersebut di bawah ini:

In accordance with the duties and functions of the Board of Commissioners in the framework of the internal supervision and control, in 2009, several matters were performed as follows:

1. Melakukan pertemuan rutin mingguan sebagai forum atau wahana untuk mengetahui tingkat kemajuan dari pelaksanaan tugas dan fungsi Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap perseroan; 2. Memberikan masukan dan tanggapan terhadap Laporan Manajemen Tahun 2008, melakukan evaluasi Laporan Triwulanan dan Tengah Tahunan, RKAP tahun 2009 serta memberikan saran dan masukan terhadap RKAP tahun 2010 untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham; 3. Memberikan pendapat dan saran serta rekomendasi atas usulan Direksi untuk rencana kerjasama pengelolaan aset dengan pihak ketiga; 4. Memberikan saran kepada Direksi mengenai permasalahan yang terkait dengan SDM seperti penyelesaian pembuatan Road Map SDM, rekruitmen, pola karier dan program pensiun termasuk penuntasan pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Manajemen dan Karyawan serta promosi dan mutasi pejabat setingkat di bawah Direksi; 5. Meminta Direksi agar dalam perencanaan investasi berskala besar diterapkan prosedur yang benar antara lain dengan membuat feasibility study. Hal ini berlaku misalnya dalam rencana pembangunan bandara baru seperti rencana Pembangunan Bandara Ngurah Rai-Bali, Bandara AdisutjiptoJogjakarta dan Bandara Ahmad Yani-Semarang ataupun untuk rencana investasi strategis lainnya; 6. Memberikan arahan kepada Direksi agar terus melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan operasional bandara serta memberikan jaminan tingkat pelayanan (SLG – Service Level Guarantee) dan perjanjian tingkat mutu pelayanan (SLG dan SLA – Service Level Agreement); 7. Meminta Direksi agar meningkatkan daya serap investasi dan melakukan evaluasi atas sistem dan peraturan maupun ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa; 8. Meminta BPKP sebagai auditor independen untuk melakukan audit khusus atas pelaksanaan proyek pembangunan Hotel Transit di Bandara Sepinggan Balikpapan; 9. Melakukan kunjungan kerja ke beberapa bandara untuk melihat kesiapan fasilitas, pelaksanaan pelayanan dan operasional bandara;

1. Conducting weekly meetings as a forum or vehicle to obtain information on the progress and implementation of the duties and functions of the Board of Commissioners in supervising the Company; 2. Providing the inputs and responses on the Management Report in 2008, evaluating the Quarterly and Mid-Year Reports, CWPB 2009, and providing the suggestions and inputs for RKAP 2010 to be reported at the General Meeting of Shareholders; 3. Providing the opinions, suggestions and recommendations for the proposal of the Board of Directors in connection with the planned cooperation for managing the assets with the third parties; 4. Providing the suggestions for the Board of Directors regarding the issues in connection with the human resources, such as the completion of the Human Resources Road Map, recruitment, career and pension program patterns, including the completion of the Joint Employment Agreement (PKB) between the Management and the Employees, and the promotion and transfer of the officials one level below the Board of Directors; 5. Requesting the Board of Directors that, in the planning of the large-scale investments, correct procedures be applied, among others conducting the feasibility study. This was applied in the new airport development plans, such as the plan of developing Ngurah Rai Airport of Bali, Adisutjipto Airport of Yogyakarta and Ahmad Yani Airport of Semarang, or the plans for other strategic investments; 6. Directing the Board of Directors to continue evaluation in the framework of improving the quality of the airport services and operations and of providing the Service Level Guarantee (SLG) and the Service Level Agreement (SLA); 7. Requesting that Board of Directors improve the investment absorption and evaluate the systems and regulations on the procurement of goods and services; 8. Requesting the BPKP as the independent auditor to perform the special audit on the implementation of the Transit Hotel project at Sepinggan Airport of Balikpapan; 9. Conducting the work visitation at several airports to observe the preparedness of the facilities, service administration and airport operations;




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



10. Melakukan peninjauan ke proyek pembangunan bandara baru seperti bandara baru di Lombok Tengah dan meminta Direksi melakukan percepatan penyelesaian atas berbagai permasalahan kontrak meliputi teknis, manajemen proyek, administrasi keuangan.

10. Observing the new airport development projects, such as that of Central Lombok, and requesting that the Board of Directors accelerate the settlement of various contract issues, including the technical aspects, project management and financial administration.

Sejalan dengan kegiatan perseroan selama tahun 2009, Dewan Komisaris meminta perhatian Direksi terhadap beberapa hal sebagaimana dikemukakan di bawah ini.

In line with the Company’s activities in 2009, the Board of Commissioners requested that the Board of Directors pay attention to several matters as follows.

Manajemen, Organisasi dan Sumber Daya Manusia

Management, Organization and Human Resources

Beberapa fokus perhatian yang perlu untuk segera dibenahi adalah membangun pola manajemen yang berorientasi pada hasil yang dapat diukur sesuai Key Performance Indicator yang telah ditetapkan. Meningkatkan keefektifan organisasi sesuai tugas dan fungsi masing-masing serta membangun dan meningkatkan koordinasi antar direktorat, biro dan bagian. Dalam beberapa program investasi yang berskala besar, misalnya pembangunan bandara, tampaknya adanya kelemahan dalam hal ketersediaan SDM yang terampil secara teknis dan berpengalaman secara manajerial. Oleh karena itu Dewan Komisaris merekomendasikan rekruitment tenaga-tenaga baru yang berkulitas tinggi baik dari para lulusan baru perguruan-perguruan tinggi terkemuka ataupun dari pasar kerja yang tersedia.

The focus of attention on the matters to be fixed included the management patters oriented on the results that could be measured in accordance with the Key Performance Indicator established, improving the organizational effectiveness in accordance with the duties and functions respectively and developing and improving coordination among the directorates, bureaus and sections. Regarding some of the large-scale investment programs, such as the airport development, it seemed that weaknesses pertained in the availability of skilled human resources in terms of technicality and managerial experience. Therefore, the Board of Commissioners recommended recruitment of new personnel with high quality from the new graduates of the leading universities or from the available labor market.

Dalam upaya meningkatkan kapabilitas dan kompetensi SDM, perlu segera dibangun dan dipelihara sistem database kepegawaian; membenahi sistem dan prosedur kerja yang memenuhi ketentuan dan peraturan yang ada; membangun pola karier yang mendorong motivasi karyawan untuk bekerja dengan kinerja yang tinggi; menyusun sistem kepangkatan dan remunerasi yang fair dan transparan; menyusun sistem dan mekanisme pendidikan dan latihan yang menunjang dan memacu kemampuan teknis dan manajerial SDM sehingga tercipta iklim kerja yang semakin kondusif. Selain daripada itu, perlu segera diisi jabatan-jabatan struktural dan fungsional yang masih kosong dan memperhatikan serta mengantisipasi pegawai-pegawai yang segera akan pensiun. Daya Serap Investasi dan Likuiditas Keuangan Perusahaan Likuiditas perusahaan dalam bentuk kas dan setara kas pada akhir periode tahun 2009 berjumlah Rp 1,82 triliun atau meningkat sebesar 3,26 % dari tahun 2008 yaitu sebesar Rp 1,76 triliun atau 82,05 % di atas RKAP 2009


In the effort to improve the human resources capability and competency, it is necessary to develop and maintain the employee database, fix the work systems and procedures that meet the existing rules and regulations, develop the career pattern that encourages the employees to work and perform highly, formulate the ranking and remuneration system that is fair and transparent, and formulate the systems and mechanisms of education and training that support and accelerate the human resources technical and managerial capacity in order to create a more conducive work climate. In addition, the vacant structural and functional positions should be filled immediately and notice and anticipate who will soon retire. Company’s Investment Absorption and Financial Liquidity The Company’s liquidity in the form of cash and cash equivalent at the end of 2009 was in the amount of Rp 1.82 trillion or increasing by 3.26% from that of 2008 in the amount of Rp 1.76 trillion or 82.05% above RKAP 2009 of the planned Rp 1.00 trillion. Meanwhile, the


25

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



yang direncanakan sebesar Rp 1,00 triliun. Sementara daya serap investasi secara fisik adalah 68 % terhadap program yang telah dilelangkan atau 46 % terhadap RKAP 2009. Likuiditas yang tinggi ini disebabkan oleh rendahnya daya serap investasi khususnya investasi pembangunan bandara-bandara terhadap permasalahan rendahnya daya serap investasi ini, Dewan Komisaris telah meminta Direksi untuk memberikan perhatian meningkatkan daya serap investasi melalui langkah-langkah perencanaan yang lebih baik agar pada saatnya tidak berdampak negatif pada tingkat pelayanan, kenyamanan, keselamatan dan keamanan bagi pengguna jasa dan bandara. Untuk keperluan jangka panjang, Dewan Komisaris juga mengingatkan agar Direksi segera membuat perencanaan program investasi secara korporat agar diperoleh gambaran yang menyeluruh tentang kondisi keuangan perusahaan dan rencana pemanfaatan dana di masa depan. Kehandalan Instrumen Navigasi dan Infrastruktur Kebandarudaraan serta Pengembangan Manajemen Information System Sebagai perusahaan yang jasa utamanya adalah pelayanan kebandarudaraan, maka kepada Direksi diminta untuk memastikan kehandalan operasional semua instrumen navigasi dan instrumen kebandarudaraan yang dapat menjamin keamanan dan keselamatan penerbangan dan penumpang dengan kualitas yang baik dengan menggunakan instrumen berteknologi mutakhir. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan penumpang, kargo dan penerbangan di masa depan, maka perlu memperhatikan kecukupan dan kehandalan infrastuktur dan fasilitas kebandaraudaraan seperti terminal yang meliputi counter, ruang tunggu, pelayanan bagasi dan kargo; runway, taxiway dan apron serta parkir, listrik, air dan lain sebagainya kemudian dalam rangka memacu terwujudnya modernisasi kebandarudaraan, maka Angkasa Pura I diharapkapkan dapat membangun teknologi Management Information System (MIS) yang handal dan memenuhi tuntutan manajemen moderen sehingga mampu sejajar dengan tingkat kemajuan bandara-bandara di negara maju. Pembangunan Bandara baru di Lombok Tengah dan Rencana Pengembangan Bandara-Bandara lainnya 26

Selama tahun 2009, perusahaan sedang dalam proses menyelesaikan pembangunan bandara baru di Lombok Tengah. Dewan Komisaris menyarankan agar dalam pembangunan tersebut diperhatikan masalah-masalah




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

physical investment absorption was 68% to the programs auctioned or 46% to RKAP 2009. The high liquidity was due to the low investment absorption, particularly the investment in the airport development projects regarding the low investment absorption, the Board of Commissioners requested the Board of Directors to increase the investment absorption by means of better planning steps, so as to prevent the negative impacts on the level of services, convenience, safety and security of the service users and the airports. For the long-term purposes, the Board of Commissioners also reminded the Board of Directors to make the investment program planning in a corporate manner, so as to obtain a comprehensive illustration of the Company’s financial condition and plan for the fund utilization in the future.

Reliability of Airport Navigation Instruments and Infrastructure and Development of Management Information System As a company whose main services are the airport services, the Board of Directors was requested to ensure the operating reliability of all the navigation and airport instruments that could guarantee the flight and passenger security and safety, utilizing the quality instruments with the latest technology In order to fulfill the needs of the passengers, cargoes and flights in the future, it is necessary to make adequate and reliable the airport infrastructure and facilities, such as the terminals, which include the counters, waiting lounges, baggage and cargo services, runways, taxiways and aprons, and parking, electricity and water facilities, etc. Further, in the framework of accelerating the realization of airport modernization, Angkasa Pura I is expected to develop the Management Information System (MIS) technology, which is reliable and capable of meeting the demands of modern management, so as to be capable of being in line with the airport development progress in developed countries.

New Airport Development Project in Central Lombok and Other Airport Development Plans In 2009, the Company was in the process of completing the new airport development project in Central Lombok. The Board of Commissioners suggested that in such a development, the issues relating to the contract and financial administration, physical development and timely completion be scrutinized. The Board of Commissioners observed deviations in the planning and development stages. Therefore, the Board of Directors was expected



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


yang terkait dengan kontrak dan administrasi keuangan, pelaksanaan fisik dan waktu penyelesaiannya. Dewan Komisaris melihat adanya deviasi baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaannya. Diharapkan Direksi segera mengambil langkah-langkah koreksi yang diperlukan. Untuk rencana pembangunan bandara seperti Ngurah-Rai Bali, Adisutjipto-Jogjakarta dan Ahmad Yani-Semarang, Dewan Komisaris menyarankan agar dilakukan perencanaan yang cermat dan komprehensif didahului dengan pembuatan feasibility study sehingga anggaran investasi akan lebih optimal, efektif dan efisien. Dalam merencanakan bandarabandara tersebut hendaknya memperhatikan aspek fungsional dan kemanfaatan fasilitas-fasilitas bandara dengan tetap memperhatikan aspek arsitektural yang mengadopsi ciri setempat serta memperhatikan dampak lingkungan. Pengelolaan Bandara Pasca Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, maka pengelolaan kebandarudaraan di Indonesia akan terbuka bagi badan hukum Indonesia selain BUMN. Disamping itu sesuai dengan undang-undang tersebut, fungsi Air Traffic System (ATS) juga akan menjadi entitas tersendiri sehingga terpisah dari entitas pengelolaan bandar udara saat ini. Dengan kemungkinan di atas, maka kepada Direksi telah diminta untuk secara seksama mengikuti arah perkembangan tersebut dan menyusun langkahlangkah antisipatif yaitu membuat business plan baru dengan mengoptimalkan produktivitas dan pemanfaatan dari aset-aset yang dimiliki perseroan saat ini sehingga eksistensi Angkasa Pura I sebagai pengelola bandara di tanah air tetap terjaga. Peningkatan Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance Penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dimulai sejak beberapa waktu lalu perlu terus dikembangkan implementasinya agar diperoleh manfaat yang kongkrit. Sebagai salah satu upaya penerapan GCG, Biro Manajemen Risiko telah dibentuk dan ditetapkan pejabatnya. Biro tersebut perlu segera diberdayakan dan dimanfaatkan, antara lain dengan mempercepat pembuatan peta risiko meliputi risiko operasional, teknik, komersial dan keuangan sehingga dari sejak awal telah dapat dideteksi dan selanjutnya risiko-risiko yang mungkin terjadi dapat diantisipasi dan dimitigasi dari sejak dini.





RUTE PENERBANGAN



to take necessary correction measures. For the plans to develop the airports, such as Ngurah Rai of Bali, Adisutjipto of Yogyakarta and Ahmad Yani of Semarang, the Board of Commissioners suggested that more careful and comprehensive planning be conducted, preceded by the feasibility, so that the investment budgets will be more optimum, effective and efficient. In planning the airports, we should pay attention to the airport functional aspects and utility of the airport facilities, the architectural aspect that adopts the local characteristics, and the environmental impacts.

Airport Management Following Enactment of Law Number 1/2009 on Aviation Following the enactment of Law Number 1/2009 on Aviation, the airport management in Indonesia will be open for the Indonesian legal entities in addition to the State Enterprises (BUMN). In addition, in accordance with the law, the Air Traffic System (ATS) function will become a separate entity from the current airport management entity. With the possibility above, the Board of Directors was requested to carefully follow the development trend and formulate anticipatory steps, i.e. making new business plans by optimizing productivity and utilization of the Company’s current assets, so as to maintain the existence of Angkasa Pura I as a management airport in the country. Improvement of Internal Control and Good Corporate Governance The application of the GCG principles recently has to be developed in order to achieve concrete utilization. As one of the GCG application efforts, the Risk Management Bureau was formed and its officials appointed. The bureau should be empowered and utilized, among others, by accelerating the making of the risk map, including its operating, technical, commercial and financial risks, so as to detect the potential risks early to be anticipated and mitigated.

27


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Pengendalian Internal perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keyakinan mengenai keandalan laporan keuangan, keefektifan dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Diharapkan dengan pengendalian internal yang memadai, perusahaan dapat dijalankan dan dikelola secara transparan, akuntabel, bertanggungjawab, independen dan wajar sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Dalam pelaksanaan pengendalian internal ini, Dewan Komisaris telah melakukan evaluasi secara periodik, terus menerus dan berkesinambungan dengan fokus perhatian kepada lima komponen pengendalian internal berbasis COSO - Conseptual Framework dan mengacu kepada Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : KEP117/M-MBU/2002 tentang penerapan praktek GCG pada BUMN. Lima komponen pengendalian internal tersebut adalah lingkungan pengendalian, penentuan risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi serta monitoring. Sesuai saran dan dorongan dari Dewan Komisaris, atas bantuan dan kerjasama dengan BPKP, Direksi telah berhasil menyusun dan menerbitkan Pedoman Akuntansi Keuangan yang dinyatakan berlaku berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor KEP.97/ KU.2/2009 tanggal 2 Nopember 2009. Dalam tahun 2009, manajemen Angkasa Pura I telah menghasilkan laporan keuangan perusahaan dan laporan manajemen, laporan keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), yang telah diaudit oleh KAP Soejatna, Mulyana dan Rekan (SMR) dan diterbitkan laporan auditnya dengan pendapat akuntan “Wajar Tanpa Pengecualian” (WTP). Disamping itu, KAP SMR juga telah melakukan pemeriksaan operasional terhadap pengadaan barang dan jasa, pengelolaan dana, kerjasama dengan pihak ketiga/konsesioner dan evaluasi atas pencapaian Key Performance Indicator (KPI). Peran Satuan Pemeriksaan Internal (SPI)

28

Dewan Komisaris menyampaikan penghargaan atas langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Direksi, antara lain dengan menerbitkan surat keputusan Direksi tentang pengesahan Piagam Audit/ Audit Charter; menyusun Pedoman Audit SPI yang juga sedang dilakukan penyempurnaan bersama BPKP; penyempurnaan restrukturisasi organisasi SPI, Job Description dan perbaikan sistem dan prosedur kerja SPI termasuk peningkatan kapasitas SDM; serta penyempurnaan program pemeriksaan, kertas kerja pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan dan




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

The Company’s internal control is aimed at obtaining the reliability of the financial statements, the effectiveness and efficiency of the operation, and the compliance with the prevailing legislation. It is expected that with adequate internal control, the Company will be run transparently, in an accountable and responsible manner, independently and appropriately in accordance with the Good Corporate Governance (GCG) principles. goods and services, the fund management, the cooperation with the third parties/concessionaires, and the evaluation of the Key Performance Indicator (KPI) achievement. In the internal control implementation, the Board of Commissioners evaluated periodically, continuously and in a sustainable manner and with the focus of attention on the five internal control components based on the COSO Conceptual Framework and with reference to the Decree of the State Minister for State Enterprises Number KEP-117/M-MBU/2002 on Application of GCG Practices in State Enterprises. The five internal control components are the control environment, risk determination, control activities, information and communication, and monitoring. According to the suggestion and encouragement of the Board of Commissioners and at the assistance of and cooperation with the BPKP, the Board of Directors successfully formulated and issued the Financial Accounting Guidelines that were declared effective based on the Decree of the Board of Directors Number KEP.97/KU.2/2009, dated 2 November 2009. In 2009, the Management of Angkasa Pura I produced the Company’s financial statement and management report, the financial statement on the Partnership and Environmental Supervision Program (PKBL), which were audited by Soejatna, Mulyana dan Rekan (SMR) Public Accountant Office (KAP), and the audit report was published with the accountant’s opinion of “Reasonable without Exception” (WTP). In addition, the SMR KAP also performed operating inspection on the procurement of the goods and services, the fund management, the cooperation with the third parties/concessionaires, and the evaluation of the Key Performance Indicator (KPI) achievement. Role of Internal Inspection Unit (SPI) The Board of Commissioners would like to convey its appreciation for the steps taken by the Board of Directors, among others by issuing the decree of the Board of Directors on the legalization of the Audit Charter; formulating the SPI Audit Guidelines, which are being perfected in cooperation with the BPKP; perfecting the SPI organizational structure, the Job Description and improving the SPI work system and procedures, including improvement of the human resources capacity; and perfecting the inspection program, the inspection paper,



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



meningkatkan pemantauan tindaklanjut hasil audit. Peran SPI di dalam pengendalian jalannya perusahaan belum dapat berjalan secara maksimal karena antara lain kurangnya kuantitas dan kualitas personil yang memadai. Direksi diharapkan memberikan perhatian atas hal tersebut dalam rangka memberdayakan pemanfaatan peran SPI.

the inspection result reporting and improvement of audit result follow up monitoring. The SPI’s role in controlling the running of the Company was not performed to the maximum because of, among others, the lack of quantity and quality of the personnel. The Board of Directors was expected to pay attention to the matters above in the framework of empowering the SPI.

Evaluasi Terhadap KAP Soejatna, Mulyana & Rekan atas Audit Tahun Buku 2009

Evaluation of Soejatna, Mulyana & Rekan (KAP) of Audit of Financial Year 2009

Berdasarkan hasil evaluasi Dewan Komisaris terhadap KAP SMR atas pelaksanaan General Audit tahun 2009 dan Evaluasi Capaian Key Performance Indicator (KPI) yang berakhir pada tahun 2009, maka dapat disimpulkan bahwa KAP SMR telah melakukan perencanaan program audit, pelaksanaan audit dan pelaporannya, dan telah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI).

Based on the evaluation result of the Board of Commissioners of the SMR KAP regarding the general audit performance in 2009 and the evaluation of the Key Performance Indicator (KPI) achievement that ended in 2009, it may be concluded that the SMR KAP had planned the audit program, its implementation and reporting, which were in accordance with the Public Accounting Professional Standard established by the Indonesian Public Accountant Institution (IAPI).

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan/ Corporate Social Responsibilty

Partnership and Environmental Supervision Program/Corporate Social Responsibility

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini diharapkan merupakan suatu wujud peranserta Angkasa Pura I dalam menjalankan fungsi tanggung jawab sosialnya atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pengembangan masyarakat (community development). Berkenaan dengan hal tersebut di atas dan sehubungan juga dengan adanya kewajiban untuk menjalankan program CSR sesuai Pasal 74, UndangUndang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan, maka Dewan Komisaris meminta agar di waktu mendatang pelaksanaan program CSR atau PKBL ini dapat lebih meningkatkan program yang manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat yang berada di sekitar wilayah kerja yang dikelola oleh Angkasa Pura I. Kemudian terhadap aspek pengelolaannya, Dewan Komisaris juga meminta agar terus ditingkatkan serta dipelihara asas akuntabilitas, auditibilitas dan transparansi yang ditunjukkan dengan sistem administrasi yang baik.

It is expected that the Environmental Supervision Program will constitute the realization of the participation of Angkasa Pura I in carrying out its social responsibility role or Corporate Social Responsibility (CSR) for the community development. Pertaining to the matters above and in connection with the obligation to carry out the CSR programs pursuant to Article 74 of Law Number 40/2007 on Limited Liability Companies, the Board of Commissioners requested that in later days, the CSR or the PKBL program will be improved, so that its benefits will be enjoyed by the surrounding communities, particularly those surrounding the work regions managed by Angkasa Pura I. Further, in respect of its management aspect, the Board of Commissioners also requested that the principles of accountability, auditability and transparency be improved and maintained, which are indicated by a good administration system.

29



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Sesuai ketentuan dan peraturan yang ada, Dewan Komisaris Angkasa Pura I, berusaha untuk menjalankan tugas dan fungsi secara optimal, sungguh-sungguh dan dengan sebaik-baiknya dengan tujuan agar perusahaan berjalan sesuai dengan harapan pemegang saham dan pemangku kepentingan. Melalui kesempatan ini Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada Direksi dan segenap karyawan atas dukungan dan kerjasama yang telah ditunjukkan dalam melaksanakan tugas dan



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Pursuant to the existing rules and regulations, the Board of Commissioners of Angkasa Pura I (Persero) ns to the optimum, seriously and appropriately, so that the Company will be managed in accordance with the expectations of the Shareholders and Stakeholders. Through this occasion, the Board of Commissioners would like to convey its gratitude to the Board of Directors and all the employees for their support and cooperation in performing their respective duties and functions.

Jakarta, 20 Maret 2010 Jakarta, March 20, 2010 Angkasa Pura I

Dewan Komisaris Board of Commissioners

Ir. Effendi Batubara, M.Si Komisaris Utama President Commissioner

Drs. Hakamuddin Djamal. M.Si Komisaris Commissioner

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. Komisaris Commissioner

D. Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris Commissioner

Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris Commissioner

30




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



31



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI


BOARD OF COMMISSIONER PROFILE

Ir.Effendi Batubara, M.Si

Komisaris Utama ( President Commissioner )

32

Menjabat sebagai Komisaris Utama Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Sebelumnya menduduki posisi Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan RI dan pernah menjadi Komisaris PT Pelindo II (Persero). lulus dari dari Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung Tahun 1974. Kemudian melanjutkan pendidikan pada Program Pasca Sarjana (MS-SPL) Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor dan lulus pada tahun 2004. Lahir di Sidikarang 25 Juli 1948


Holding the position as President Commissioner of Angkasa Pura I since 9 November 2007. He is currently Director General of Sea Transportation of the Transportation Ministry of the Republic of Indonesia. He was Commissioner of PT Pelindo II (Persero). He completed his education at the Faculty of Civil Engineering of Bandung Institute of Technology (ITB) in Bandung in 1974 and his Postgraduate Program (MS-SPL) at Bogor Institute of Agriculture (IPB) in Bogor. He was born in Sidikalang on 25 July 1948.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Ir.Effendi Batubara, M.Si

Komisaris Utama ( President Commissioner )

Drs. Isnoor Haryanto, Ak.

Komisaris ( Commissioner )

D. Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris ( Commissioner )

Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si


Suyitno Affandi, SE, M.Si


Drs. Isnoor Haryanto, Ak. Komisaris ( Commissioner )

Menjabat sebagai Komisaris Angkasa Pura I sejak 2 Februari 2009. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT PELNI (1999 – 2009). lulus dari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Jurusan Bahasa Inggris IKIP Sanata Dharma, Yogyakarta pada tahun yang sama, 1978. Lahir di Yogyakarta, tanggal 2 April 1950

Holding the position as Commissioner of Angkasa Pura I since 2 February 2009. He was President Director PT PELNI (1999 – 2009). He was born in Yogyakarta on 2 April 1950. He completed his education at the Faculty of Economic Majoring Accounting of Gadjah Mada University in Yogyakarta in 1978 and IKIP Sanata Dharma Yogyakarta Majoring English in the same year.

D. Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris ( Commissioner )

Menjabat sebagai Komisaris Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Saat ini menjabat sebagai Ketua Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Menempuh pendidikan S-1 dan S-2 di IPB, dan tahun 1992 memperoleh gelar Ph.D dari The University of Tsukuba, Jepang. Menempuh program post-doctoral di Cornell University, New York. Pernah menjadi Pemimpin Umum Surat Kabar Jurnal Nasional (2006 – 2007). Lahir di Ambarawa, tanggal 1 Mei 1961.

Holding the position as Commissioner of Angkasa Pura I since 9 November 2007. He is currently Chairman of the Postgraduate Program of Bogor Institute of Agriculture (IPB). He completed his S-1 and S-2 education at IPB and obtained his Ph.D from The University of Tsukuba, Japan, in 1992. He took the postdoctorate program at Cornell University, New York. He was General Manager of Jurnal Nasional daily newspaper (2006 – 2007). He was born in Ambarawa on 1 May 1961.

Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si Komisaris ( Commissioner ) Menjabat sebagai Komisaris Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Pernah menjabat sebagai Sekretaris Wilayah Daerah (Sekwilda) Provinsi Sulawesi Selatan, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri, dan Gubernur Provinsi Banten. Lulus tahun 1970 dari Fakultas Ilmu Adminisrasi Niaga Universitas Indonesia, Jakarta. Kemudian melanjutkan ke Magister Ilmu Pemerintahan, Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta dan lulus tahun 2002. Lahir di Makassar, tanggal 10 November 1944.

Holding the position as Commissioner of Angkasa Pura I since 9 November 2007. He was Secretary of South Sulawesi Provincial Government, Expert Staff of the Minister of Home Affairs, and Governor of Banten. He completed his S-1 education in 1970 at the Faculty of Commercial Administration of the University of Indonesia in Jakarta and his Master’s Degree of State Affairs in 2002 at the Institute of State Affairs (IIP) in Jakarta. He was born in Makassar on 10 November 1944.

Suyitno Affandi, SE, M.Si Komisaris ( Commissioner )

Menjabat sebagai Komisaris Angkasa Pura I sejak 9 November 2007. Saat ini menjabat sebagai Asisten Deputi Bidang Prasarana Angkutan Kementerian BUMN. Pernah menjabat sebagai Komisaris Utama PT ASDP (Persero). Menyelesaikan pendidikan dari Universitas Indonesia Jurusan Administrasi dan Kebijakan Publik dan lulus pada tahun 1999. Lahir di Jombang, tanggal 2 Mei 1954. www.angkasapura1.co.id

Holding the position as Commissioner of Angkasa Pura I since 9 November 2007. He is currently Assistant to Deputy for Transportation Infrastructure of the Ministry of State Enterprises. He was President Commissioner of PT ASDP (Persero). He completed his education at the University of Indonesia. He was born in Jombang on 2 May 1954.


33

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

LAPORAN DIREKSI

THE BOARD OF DIRECTORS REPORT

M

elalui R e s t r uc t u r i ng Pe r u sahaan, Angkasa Pura I mantap melangkah untuk menjadi perusahaan pengelola kebandarudaraan kelas dunia dengan basis persiapan sebagai pelopor green airport. by restructuring the company, angkasa pura i is stepping forward confidently to become a world-class airport management company with the basis of the preparation as a green airport pioneer. Para Pemegang Saham & Pemangku Kepentingan yang Terhormat, Our respected shareholders and stakeholders

34




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Sejalan dengan program yang digalakkan melalui restructuring perusahaan, Angkasa Pura I mantap melangkah untuk menjadi perusahaan pengelola kebandarudaraan kelas dunia dengan basis persiapan sebagai pelopor green airport.

In line with the program to restructure the Company, Angkasa Pura I is stepping forward confidently to become a world-class airport management company with the basis of the preparation as a green airport pioneer.

Sejak beberapa tahun terakhir ini Angkasa Pura I selalu terus menerus berbenah diri diawali dengan penyediaan dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dalam melaksanakan tugas dengan penggunaan teknologi modern, ketersediaan fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai dan mampu mengakomodir kebutuhan pengguna jasa bandara dan sistem prosedur yang selalu dievaluasi guna terus memberikan peningkatan pelayanan prima yang didukung dengan penggunaan technologi canggih berbasis technologi informasi Enterprize Resource Programe (ERP).

During the last few years, Angkasa Pura I has always continued to tidy up itself by providing and improving the quality of its human resources to perform their duties by applying the modern technology, providing adequate facilities and infrastructure and accommodating the needs of the airport service users and evaluating the procedural systems in the effort to improve quality, supported by the utilization of sophisticated technology based on the Enterprise Resource Programme (ERP) information technology.

Kredibilitas serta kepercayaan publik, pemilik modal, pelanggan serta pengguna jasa merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perkembangan dan kelangsungan usaha perusahaan, mewujudkan kredibilitas dan kepercayaan sangat erat kaitannya dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan dan kesadaran menjalankan etika yang baik dan tidak mengabaikan aturan-aturan akan mewujudkan keberhasilan perusahaan.

Credibility and trust of the public, capitalists, customers and service users are a determinant factor for the development and sustainability of the Company’s business. Realizing the credibility and trust is closely related to the Company’s behavior in its interaction with the stakeholders and the awareness in behaving ethically and complying with the regulations will help realize the Company’s success.

Dengan landasan pemikiran tersebut, dipandang perlu untuk selalu konsisten menerapkan kebijakan nilainilai etis yang dinyatakan secara eksplisit sebagai suatu standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi seluruh Warga Angkasa Pura I melalui implementasi Good Corporate Governance (GCG) dengan sepenuh hati. Target skor GCG tahun 2008 yang ditetapkan di Angkasa Pura I adalah dengan skor 77 setelah dilakukan assesment oleh Tim BPKP di tahun 2009 Angkasa Pura I telah mencapai skor dengan melebihi target yang ditetapkan yaitu tercapai skor GCG Angkasa pura I sebesar 77,86 sedangkan untuk target skor GCG tahun 2009 Angkasa Pura I ditetapkan target skor sebesar 80 dan akan diassesment pada tahun 2010.

By the rationale, it is necessary to be consistent in applying the ethical values that are stated explicitly as a standard behavior expected or even required from all the people of Angkasa Pura I through the implementation of good corporate governance (GCG) truthfully. The planned score in 2008 established by Angkasa Pura I was 77 after the assessment was conducted by the BPKP Team in 2009. Angkasa Pura I achieved the score above the GCG target of Angkasa Pura I, namely 77.86, whereas the GCG target in 2009 was 80 and will be assessed in 2010.

35



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Angkasa Pura I di tahun 2009 ini dalam kinerjanya telah menunjukkan capaian-capaian yang cukup menggembirakan. Terkait dengan realisasi Program Kerja tahun 2009 yang merupakan kinerja perusahaan pada tahun 2009, secara garis besarnya dapat dilihat bahwa kinerja perusahaan tahun 2009 memperoleh predikat “AA” dengan nilai 85,50 yang artinya tingkat kesehatan perusahaan tergolong “sehat”. Berdasarkan hasil capaian ukuran Key Performance Indicator (KPI) dengan 6 (enam) perspektif sebagaimana tertuang dalam Kontrak Manajemen, dengan nilai capaian KPI sebesar 93,42 dari target 100 dengan rincian capaian masing-masing perspektif yakni perspektif keuangan dengan target bobot 20 telah tercapai 18,92, perspektif pelanggan dengan target bobot 10 tercapai 9,42, perspektif proses bisnis internal bobot 30 tercapai 29, 24, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran bobot 10 tercapai 9,23, perspektif kepemimpinan dengan bobot 20 tercapai 17,88 serta persepektif produk dan layanan dengan target bobot 10 tercapai 7,99. Disamping prestasi capaian GCG dan KPI, Angkasa Pura I selama tahun 2009 juga memperoleh penghargaanpenghargaan dan prestasi yang menggembirakan sebagaimana tertuang dalam laporan tahunan ini, demikian juga terhadap perolehan pendapatan dan laba Angkasa Pura I telah berhasil meningkatkan pendapatan, yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan seperti halnya dengan pertumbuhan aset Angkasa Pura I selama sepuluh tahun terakhir rata-rata mengalami peningkatan 15,63% per tahun, pada tahun 2000 perusahaan mempunyai aset sebesar Rp 2,52 triliun berkembang menjadi Rp 8,62 triliun pada tahun 2009. Total pendapatan di tahun 2008 Rp 2.298.168.000.000,- dan kemudian meningkat di tahun 2009 menjadi Rp 2.460.559.000.000,-. Untuk perolehan laba bersih Angkasa Pura I tahun 2009 sebesar Rp 539.204.000.000,- naik sebesar 19,39 % di banding tahun 2008 sebesar Rp 528.655.000.000,Selama tahun 2009 (audited) Angkasa Pura I telah melayani pergerakan pesawat sebanyak 397.531 pesawat, pergerakan penumpang sebanyak 41.681.997 penumpang dan pergerakan barang sebanyak 243.840 ton. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008, pergerakan pesawat meningkat sebesar 6,70%, penumpang meningkat sebesar 14,50% dan pergerakan barang/ kargo meningkat sebesar 2,36%.



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

In its performance in 2009, Angkasa Pura I indicated delightful achievements. In connection with the Work Program realization in 2009, which was the Company’s performance in that year, and it can be generally viewed that the Company obtained the predicate “AA” with the score 85.50, meaning that the Company was categorized as “healthy”. Based on the achievements measured by the Key Performance Indicator (KPI) with the 6 (six) perspectives as contained in the Management Contract, with the KPI achievement score 93.84 of 100, with the achievement of the perspectives respectively, namely the financial perspective with the planned weight of 20, of which 18.92 was achieved, the customer perspective with the planned weight 10, of which 9.42 was achieved, the business process perspective with the internal weight of 30, of which 29.24 was achieved, the growth and learning perspective with the weight of 10, of which 9.23 was achieved, the leadership perspective with the weight of 20, of which 17.88 was achieved, and the product and services perspective with the planned weight of 10, of which 7.99 was achieved. In addition to the GCG and KPI achievements at Angkasa Pura I, in 2009, the Company also awarded with numerous awards for its encouraging performance as stated in front in this annual report. In terms of revenue and profit, Angkasa Pura I successfully increased its earnings, which in turn produced profit as in the case of its assets growth during the last ten years, which increased by 15.63% per year. In 2000, the Company had the assets in the amount of Rp. 2.52 trillion, and this grew to Rp. 8.62 trillion in 2009. The total revenue in 2008 was in the amount of Rp. 2,298,168,000,000 and this increased in 2009 to Rp. 2,460,559,000,000. The net profit of Angkasa Pura I in 2009 was in the amount of Rp. 539,204,000,000, which increased by 19.39% compared to that of 2008 in the amount of Rp. 528,655,000,000. In 2009, (unaudited) Angkasa Pura I served 397,531 aircraft movements, 41,681,997 passenger movements and 243,840 tons of goods. Compared to the same period in 2008, the aircraft movements increased by 6.70%, passenger movements by 14.50% and the goods/cargo movements increased by 2.36%.

36




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Pencapaian kinerja perusahaan yang baik ini, karena kerja keras dan kesungguhan pengabdian seluruh staf dan jajaran manajemen PT. Angkasa Pura I (Persero) yang juga didukung oleh masyarakat pada umumnya dan pelanggan pada khususnya. Kita bersyukur dan memohon kepada Tuhan YME semoga segala yang kita lakukan selalu mendapat bimbingan dan petunjuknyaNya.

The Company’s good performance was due to the hard work and seriousness of all of its staff and Management, supported by the people in general and the customers in particular. We should be grateful and pray so that the Almighty God will bless and guide all of us in everything we do.

Sekian dan terima kasih.

Thank you.

Jakarta, 20 Maret 2010 Jakarta, 20 March, 2010

Angkasa Pura I Direktur Utama President Director

Bambang Darwoto

Laurensius Manurung Direktur Keuangan Finance Director

Risman Nuryadin Direktur Operasi & Teknik Operations & Technical Director

Y.A.Y. Supardji Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Commerce & Business Development Director

Laurensius Manurung Direktur Personalia & Umum Personnel & General Affairs Director

37



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

PROFIL DIREKSI Board of Directors Profile

Bambang Darwoto

Direktur Utama

(President Director) 38

Menduduki posisi Direktur Utama Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III. Menyelesaikan S1 dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta tahun 1978. Lahir di Salatiga tanggal 17 Mei 1951.


Holding the position as President Director of Angkasa Pura I since 2004. He was President Director of PT Pelabuhan Indonesia III. He completed his S-1 education at the Faculty of Economics, majoring in Accounting, of Gajah Mada University in Yogyakarta in 1978. He was born in Salatiga on 17 May 1951.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Bambang Darwoto

Direktur Utama ( President Director)

Laurensius Manurung Direktur Keuangan ( Finance Director )

Y.A.Y. Supardji Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha

( Commerce and Business Development Director )

Risman Nuryadin

Direktur Operasi dan Teknik

( Operations and Technical Director )

Laurensius Manurung

Direktur Keuangan

( Finance Director ) Menjabat sebagai Direktur Keuangan Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Tahun 2009 berdasar keputusan Komisaris Angkasa Pura Nomor KEP.03/DK.AP.I/2009 tanggal 17 Maret 2009 ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Sementara Direktur Personalia dan Umum Angkasa Pura I. Sebelum bergabung dengan Angkara Pura I, Laurensius Manurung menjabat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura Schiphol, anak perusahaan dari PT Angkasa Pura II. Lulus S1 Ekonomi Perusahaan Universitas Jayabaya, Jakarta tahun 1984. Mendapatkan gelar Magister Managemen Jurusan Akuntansi, Universitas Indonesia tahun 1992. Saat ini sedang menyelesaikan program Doktor (S3) Strategic Management di Universitas Indonesia. Lahir di Porsea, tanggal 19 Juli 1955.

Holding the position as Finance Director of Angkasa Pura I since 2004. In year 2009 based on Board of Commissioners’ Decree Number KEP.03/DK.AP.I/2009, dated 17 March 2009, he was appointed as caretaker of Human Resources and General Services Director. Before joining Angkasa Pura I, he was President Director of PT Angkasa Pura Schiphol, subsidiary company of Angkasa Pura II. He completed his S-1 education, majoring in Accounting, at Jayabaya University in 1984. He obtained his Master’s Degree, majoring in Accounting, from the University of Indonesia in 1992. He is currently completing his Doctorate (S-3) program, majoring in Strategic Management, at the University of Indonesia. He was born in Porsea on 19 July 1955.

Y.A.Y. Supardji

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha (Commerce and Business Development Director)

Menjabat sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat Komersial Angkasa Pura I. Lulus S1 Administrasi Negara Universitas Indonesia tahun 1982 dan mendapatkan gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Manajemen PPM tahun 1998. Lahir di Klaten, tanggal 20 Nopember 1951.

Holding the position as Commerce and Business Development Director of Angkasa Pura I since 2004. He was Head of Commerce Sub-Directorate Angkasa Pura I. He completed his S-1 education, majoring in State Affairs Administration, at the University of Indonesia in 1982 and obtained his Master’s Degree from PPM School of Management in 1998. He was born in Klaten on 20 November 1951.

Risman Nuryadin

Direktur Operasi dan Teknik

(Operations and Technical Director) Menjabat sebagai Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura I sejak tahun 2004. Sebelumnya menjabat Kepala Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Lulus S1 Fakultas Teknik Universitas Indonesia tahun 1981. Mendapatkan gelar Mastere Spesialise en Exploitation Aeronautique Ecole National de ’Aviation Civile (ENAC) Toulouse, Perancis pada 1988. Lahir di Padang Panjang, tanggal 12 Juni 1950.


Holding the position as Operations and Technical Director of Angkasa Pura I since 2004. He was Head of the SoekarnoHatta Airport Main Branch, Jakarta. He completed his S-1 education at the Faculty of Tachnology of the University of Indonesia in 1981 and obtained his Degree of Mastere Spesialise en Exploitation Aeronautique Ecole National d’Aviation Civile (ENAC) in Toulouse, France, in 1988. He was born in Padang Panjang on 12 June 1950.


39

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

SURAT PERNYATAAN TENTANG TANGGUNGJAWAB ATAS KEBENARAN ISI LAPORAN TAHUNAN Angkasa Pura I TAHUN 2009

LETTER OF STATEMENT ON RESPONSIBILITY FOR THE TRUTH OF THE CONTENTS OF THE ANNUAL REPORT OF Angkasa Pura I YEAR 2009

Laporan Tahunan ini, termasuk Laporan Tata Kelola Perusahaan, Laporan Keuangan dan informasi terkait lainnya merupakan tanggung jawab Manajemen Angkasa Pura I dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi melalui peandatanganan masing-masing di bawah ini.

This Annual Report, including the Company Management, Financial Statement and other relevant information, is the responsibility of the Management of Angkasa Pura I and has been approved by all the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors by the signing by each of them as indicated below.

Jakarta, 20 Maret 2010 Jakarta, March 20, 2010 Angkasa Pura I


Ir. Effendi Batubara, M.Si Komisaris Utama President Commissioner

Drs. Hakamuddin Djamal. M.Si Komisaris Commissioner

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. Komisaris Commissioner

D. Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris Commissioner

Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris Commissioner

Direksi Board of Directors

Bambang Darwoto Direktur Utama President Director

Laurensius Manurung Direktur Keuangan Finance Director 40

Risman Nuryadin Direktur Operasi & Teknik Operations & Technical Director


Y.A.Y. Supardji Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Commerce & Business Development Director

Laurensius Manurung Direktur Personalia & Umum Personnel & General Affairs Director



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



41



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

ACCOUNTABILITY

42




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Profil Perusahaan Company Profile Struktur Organisasi dan Nama Pejabat Organizational Structure and Name of Official

Sumber Daya Manusia Human Resource Development

43



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

PROFIL ANGKASA PURA I ANGKASA PURA I IN BRIEF

Nama

:

PT Angkasa Pura I (Persero)

Bidang Usaha

:

1. Pelayanan lalu Lintas Penerbangan

Name

Business Fields

:

Status Perusahaan Company Status

Flight Traffic Services

2. Pelayanan Jasa Kebandarudaraan Airport Services

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) State Enterprise

Pemilik : Owner

100 % Owned by the Republic of Indonesia

Dasar Hukum Pemilikan

:

-

Tanggal Pendirian

:

4 Februari 2010

:

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1992

Akte Pendirian

:

Akte Perubahan Nomor 1992 Tanggal 15 Agustus 2008

Produk

:

1. Aeronautika Air Traffic Service (ATS) 2. Aeronautika Non Air Traffic Services (Non ATS) 3. Non Aeronautika

Jaringan Kantor

:

13 Kantor Cabang, 2 Terminal Kargo, 1 MATSC

Kantor Pusat

:

Kota Baru Bandar Kemayoran Blok B.12 Kav. 2 Jakarta Pusat 10610

Telepon

:

62-21 6541961

Fax

:

62-21 6541513, 6541514

Website

:


Legal Bases of Corporation

Date of Incorporation

Dasar Hukum Pendirian

Legal Bases of Incorporation

Deed of Incorporation Product

Office Network

44

100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia

Home Office Phone Fax

Website

4 February 2010

Government Regulation Number 5 Year 1992

Deed Changes Number 1992 Dated 15 August 2008

13 Branch Offices, 2 Cargo Terminal, 1 MATSC




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Angkasa Pura I merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor perhubungan yang bergerak dalam bidang pengelolaan dan pengusahaan kebandarudaraan, serta pelayanan jasa navigasi penerbangan. Angkasa Pura I adalah pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di Indonesia. Dengan bertambah banyaknya bandar udara yang dikelola Angkasa Pura, Pemerintah membagi wilayah pengelolaan Bandar Udara Pemerintah menjadi dua wilayah, yakni Wilayah Timur dan Barat Indonesia. Angkasa Pura I mengelola Bandar Udara di wilayah Tengah dan Timur Indonesia, sedang Angkasa Pura II di Wilayah Barat Indonesia. Selain mengelola jasa kebandarudaraan Angkasa Pura I juga memberikan pelayanan navigasi penerbangan/ pelayanan Air Traffic Services (ATS). Wilayah pengelolaan pelayanan ATS oleh Angkasa Pura I adalah pada Flight Information Region II (FIR II) yang meliputi batas wilayah udara Semarang sampai kearah Timur Indonesia batas wilayah udara Papua. Pemanduan ATS pada FIR II dipusatkan di Makassar dengan pengoperasian Makassar Air Traffic System Centre (MATSC).




RUTE PENERBANGAN



Angkasa Pura I is a state enterprise in the field of airport management and undertaking and provision of flight navigation services and a pioneer in commercial airport undertaking in Indonesia. As number of airports it managed increased, the government divided the territory of the airport management into two territories, Eastern and Western Indonesia, and Angkasa Pura I manages the airports in Central and Eastern Indonesia, whereas Angkasa Pura II manages those in Western Indonesia. In addition to managing the airport services, Angkasa Pura I also provides navigational services/Air Traffic Services. The region of the Air Traffic Services managed by Angkasa Pura I includes the Flight Information Region II (FIR II), covering the area ranging from Semarang through Eastern Indonesia up to Papua. The ATS control in FIR II is centered in Makassar by the operation of the Makassar Air Traffic System Centre (MATSC).

Batas-Batas Wilayah Udara Pelayanan Navigasi Penerbangan Boundaries Of The Region For The Navigational Services

Keterangan / Note : _____ Ujung Pandang FIR (AP I) _____ Jakarta FIR (AP II)



45

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

PETA LOKASI BANDAR UDARA YANG DIKELOLA ANGKASA PURA I MAP OF LOCATIONS OF AIRPORTS MANAGED BY ANGKASA PURA I

46




PROFIL PERUSAHAAN



SUMBER DAYA MANUSIA




RUTE PENERBANGAN



BIDANG USAHA ANGKASA PURA I BUSINESS FIELDS OF ANGKASA PURA I Angkasa Pura I bergerak di bidang usaha pelayanan jasa navigasi penerbangan dan pelayanan jasa kebandarudaraan yang dilaksanakan di 13 bandara yang dikelola, Angkasa Pura I memiliki tiga kelompok usaha, yaitu Aeronautika Air Traffic Services (ATS), Aeronautika Non- Air Traffic Services, dan Non-Aeronautika.

Angkasa Pura I works in the business fields of flight navigational services and airport services provided at the 13 airports it manages, Angkasa Pura I has runs three business groups, namely Aeronautic Air Traffic Services (ATS), Aeronautic Non-Air Traffic Services, and Non-Aeronautic Services.

Gambaran bidang usaha Angkasa Pura I dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:

The illustration of the business fields of Angkasa Pura I is provided in the chart as follows:

PT Angkasa Pura I ( Persero )

Airport Service Air Traffic services

Product : - PJP - Internasional - Domestik - Overflying

Aeronautika (Non ATS)

Product : - PJP4U - PJP2U - AVIOBRIDGE - Counter

Non Aeronautika (Non ATS)

Product : Counter Rent dan Concession Advertising. etc Cargo Warehousing Premium Launge -

47



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Pelayanan jasa Navigasi Penerbangan menghasilkan jasa Aeronautika Air Traffic Services (ATS) dengan produk Pelayanan Jasa Penerbangan yang terdiri atas Route Charge Domestik dan Internasional, serta Overflying (Internasional). Pelayanan jasa kebandarudaraan menghasilkan Aeronautika Non-ATS yang meliputi produk Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U), Pelayanan Jasa Garbarata (Aviobridge). Dan NonAeronautika meliputi Jasa Pemakaian Counter, Conveyer, Utilitas, Sewa dan Konsesi, Pemasangan Reklame, dan Cargo Warehousing.



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

The flight navigation services product Aeronautic Air Traffic Services (ATS) with the flight navigation services consisting of domestic and in ternational route charges and Overflying (international) The airport services produce Aeronautic Non-ATS, including landing services products, Aircraft Placement and Storing (PJP4U), Aircraft Passenger Services (PJP2U), Ground Handling (Aviobridge), whereas the Non-Aeronautic Services include the use the counters, conveyers, utilities, rents and concessions, rents and concessions, advertising and cargo warehousing.

48




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


A

ngkasa Pura I didirikan berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 5 Tahun 1992 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Angkasa Pura I menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan Akta Notaris Muhani Salim, SH tanggal 3 Januari 1993. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman dengan keputusan Nomor C2-2470. HT.01.01 Tahun 1993 tanggal 24 April 1993 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 52 tanggal 29 Juni 1993 dengan Tambahan Berita Negara RepublikIndonesia Nomor 2914/1993. Anggaran Dasar Perseroan terakhir diubah berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 14 Januari 1998 dan telah diaktakan dengan akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 30 tanggal 18 September 1998. Perubahan Anggaran Dasar telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C225829.HT.01.04 Tahun 1998 tanggal 19 November 1998 dan dicantumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 50 tanggal 22 Juni 1999 dengan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 3740/1999. Perubahan Anggaran Dasar terakhir PT Angkasa Pura I berdasarkan akta Notaris Nanda Fauz Iwan, SH Nomor 02 tanggal 09 Agustus 2007 yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Nomor W7-08937 HT.01.04-TH-2007 tanggal 14 Agustus 2007. Tujuan dan kegiatan usaha Angkasa Pura I adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan serta untuk memupuk keuntungan bagi perseroan dengan menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti yang seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perseroan menjalankan usaha-usaha: • Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir, dan penyimpanan pesawat udara; • Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos;




RUTE PENERBANGAN



A

ngkasa Pura I was incorporated on the basis of Government Regulation Number 5/1992 on Transfer of Public Company ERUM) Angkasa Pura I to become a Limited Liability Company (Persero) by means of the Notarial Deed drawn up by Muhani Salim, SH, dated 3 January 1993. The Deed was approved by the Minister of Justice by Decree Number C2-2470.HT.01.01 Year 1993, dated 24 April 1993, and announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 52, dated 29 June 1993, and Supplement to State Gazette of the Republic of Indonesia Number 2914/1993. The Articles of Association of the Company were amended for the last time based on the Resolution of the General Meeting of Shareholders, dated 14 January 1998, and contained in the deed of Notary Imas Fatimah, SH, Number 30, dated 18 September 1998. The amendment to the Articles of Association was legalized by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia Number C2-25829.HT.01.04 Year 1998, dated 19 November 1998, and stated in the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 50, dated 22 June 1999, with Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 3740/1999. The latest amendment to the Articles of Association of PT Angkasa Pura I was based on the Deed of Notary Nanda Fauz Iwan, SH, Number 02, dated 09 August 2007, which was legalized by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia Number W7-08937 HT.01.04-TH-2007, dated 14 August 2007. The objectives and business activities of Angkasa Pura I are for the purpose of implementing and supporting the government policies and programs in the fields of economy and development and of making profits for the Company by undertaking the airport service business in the broadest sense and other businesses relating to the business. In order to achieve the objectives above, the Company runs the businesses as follows: • Procuring, undertaking, and developing the facilities for aircraft landing, take off, parking and hangar; • Procuring, undertaking, and developing the terminal facilities for transporting passengers, cargoes, and posts;

49



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

• Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air, dan instalasi limbah buangan; • Jasa pelayanan penerbangan; • Jasa penunjang kegiatan penerbangan dan kebandarudaraan; • Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan, dan industri serta gedung¬gedung/bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara; • Jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan; • Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan.

• Procuring, undertaking, and developing the electronic, navigation, electric, and water facilities, and the installation of the facilities for waste disposal; • Providing the flight services; • Providing the facilities to support the flight and airport activities; • Providing the land for buildings, fields and industry and other buildings relating to the smoothness of air transportation; • Providing the consultation, education and training services in connection with airport operations; • Other businesses to achieve the Company’s goals.

Perseroan dapat pula mendirikan/ menjalankan Perseroan lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha tersebut di atas baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan lain sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar.

The Company may also incorporate/manage other companies relating to the businesses above individually or jointly with other entities insofar as this does not conflict with the prevailing legislation and is in accordance with the provisions of the articles of association.

Sampai dengan akhir tahun 2009, Angkasa Pura I memiliki kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta, dan telah mengelola 13 (tiga belas) bandar udara utama di Kawasan Tengah dan Timur Indonesia, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Bandara Ngurah Rai – Bali Bandara Juanda – Surabaya Bandara Sultan Hasanuddin – Makassar Bandara Sepinggan – Balikpapan Bandara Frans Kaisiepo – Biak Bandara Sam Ratulangi – Manado Bandara Adisutjipto – Yogyakarta Bandara Adisumarmo – Surakarta Bandara Syamsudin Noor – Banjarmasin Bandara Ahmad Yan – Semarang Bandara Selaparang – Lombok Bandara Pattimura – Ambon Bandara El Tari – Kupang

Perseroan juga mengelola 2 (dua) Terminal Kargo di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Sepinggan Balikpapan, dan 1 (satu) Pusat Pengendali Lalu Lintas Penerbangan Makassar.

50


Sesuai dengan Keputusan Direksi Angkasa Pura I Nomor KEP.79/OM.01/2008 tanggal 1 Agustus 2008 telah dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Proyek Pembangunan Bandara Internasional Lombok. Sedangkan Keputusan Direksi Angkasa Pura I Nomor KEP.21/OM.01/2009 tanggal 26 Pebruari 2009 telah dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Proyek Pembangunan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali.


Up to the end of 2009, Angkasa Pura I had its Head Offices domiciled in Jakarta, and managed 13 (thirteen) main airport in Central and Eastern Indonesia, namely: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Ngurah Rai Airport of Bali Juanda Airport of Surabaya Sultan Hasanuddin Airport of Makassar Sepinggan Airport of Balikpapan Frans Kaisiepo Airport of Biak Sam Ratulangi Airport of Manado Adisutjipto Airport of Yogyakarta Adisumarmo Airport of Surakarta Syamsudin Noor Airport of Banjarmasin Ahmad Yani Airport of Semarang Selaparang Airport of Lombok Pattimura Airport of Ambon El Tari Airport of Kupang

The Company also manages 2 (two) cargo terminals at Sultan Hasanuddin Airport of Makassar and Sepinggan Airport of Balikpapan, and the Makassar Aviation Control Center. In accordance with the Decree of the Board of Directors of Angkasa Pura I Number KEP.79/OM.01/2008, dated 1 August 2008, the organization and procedures of the Lombok International Airport Development Project have been formed. Whereas pursuant to the Decree of the Board of Directors of Angkasa Pura I Number KEP.21/OM.01/2009, dated 26 February 2009, the organization and procedures of the Ngurah Rai, Bali, International Airport Development Project have been formed.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



PEMEGANG SAHAM

SHAREHOLDERS

Angkasa Pura I adalah perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan disahkan melalui Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, SH Nomor 02 tanggal 09 Agustus 2007 Pasal 4, yang menyebutkan sebagai berikut : (1) Modal Dasar Perseroan berjumlah sebesar Rp 7.000.000.000.000,- yang terbagi atas 7.000.000 (tujuh juta) saham, masing-masing bernilai nominal Rp 1.000.000,00 (2) Dari Modal tersebut telah ditempatkan/diambil bagian dan telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia sebanyak 1.800.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp 1.800.000.000.000,- , (3) 100 % dari nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut diatas atau seluruhnya berjumlah Rp 1.800.000.000.000,- telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia ke dalam kas Perseroan, dengan cara sebagai berikut : (a) Sebesar Rp 925.000.000.000,- telah disetor dengan uang tunai sebagai setoran Modal Lama, (b) Penambahan Penyertaan Modal Negara sebesar Rp264.109.538.326, (c) Modal Donasi sebesar Rp 2.796.336.642,- , (d) Laba yang belum dibagi sebesar Rp98.295.982.326, (e) Cadangan sampai dengan tahun buku 2005 sebesar Rp 509.798.142.306,-.

All the shares of Angkasa Pura I are owned by the Government of the Republic of Indonesia The Amendment to the Company’s Articles of Association was legalized through the Deed of Notary Nanda Fauz Iwan, SH, Number 02, dated 09 August 2007, and Article 4 stipulates as follows : (1) The Company’s Authorized Capital shall be in the amount of Rp 7,000,000,000,000, consisting of 7,000,000 (seven million) shares, each with the2 nominal value of Rp 1,00,.000; (2) The Capital has been subscribed/apportioned partly and fully paid up by the State of the Republic of Indonesia in the amount of 1,800,000 shares or in the total of Rp 1,800,000,000,000; (3) 100% of the nominal value of each share subscribed as stated above or in the total amount of Rp 1,800,000,000,000 has been paid up by the State of the Republic of Indonesia to the Company’s treasury by applying the methods of payment as follows: (a) Rp 925,000,000,000 has been paid up in cash as the former Capital; (b) The additional Interest of the State Capital shall be in the amount of Rp 264,109,538,326; (c) The Donation Capital shall be in the amount of Rp 2,796,336,642; (d) The retained Profit shall be in the amount of Rp 98,295,982,326;

NAMA DAN ALAMAT LEMBAGA DAN ATAU PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

NAMES AND ADDRESSES OF INSTITUTIONS AND/ OR PROFESSIONS SUPPORTING THE CAPITAL MARKET

Angkasa Pura I hanya memiliki saham dari Pemerintah sehingga tidak pernah mencatatkan sahamnya di lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal.

Angkasa Pura I has only the shares from the government, and thus it has never had its shares registered with any institutions and/or professions supporting the capital market.

NAMA DAN ALAMAT NOTARIS DAN KONSULTAN HUKUM

NAMES AND ADDRESSES OF NOTARIES AND LEGAL CONSULTANTS

1. Notaris Angkasa Pura I tidak memiliki notaris tetap yang mendampingi perseroan. 2. Konsultan Hukum Konsultan Hukum : Benny Joesoef, SH., MH. Alamat : Benny Joesoef and Associates Jl. Cibulan II No. 10 Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

1. Notary Angkasa Pura I has no permanent Notaries to assist it. 2. Legal Consultant Legal Consultant Address

: Benny Joesoef, SH., MH. : Benny Joesoef and Associates Jalan Cibulan II No. 10 Santa Kebayoran Baru, South Jakarta 51



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

AKUNTAN PERSEROAN

COMPANY’S ACCOUNTANTS

Laporan Keuangan Angkasa Pura I selama 5 (lima) tahun terakhir telah diaudit oleh Auditor Independen, berikut ini auditor yang ditetapkan oleh pemegang saham untuk melaksanakan general audit atas laporan keuangan:

Laporan Keuangan Angkasa Pura I selama 5 (lima) tahun terakhir telah diaudit oleh Auditor Independen, berikut ini auditor yang ditetapkan oleh pemegang saham untuk melaksanakan general audit atas laporan keuangan:

• Tahun buku 2005 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) S. Mannan, Sofwan, Adnan & Rekan • Tahun buku 2006 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Soejatna, Mulyana & Rekan • Tahun buku 2007 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant Thornton Hendrawinata • Tahun buku 2008 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Soejatna, Mulyana & Rekan • Tahun buku 2009 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Soejatna, Mulyana & Rekan.

• Tahun buku 2005 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) S. Mannan, Sofwan, Adnan & Rekan • Tahun buku 2006 diaudit oleh KantorAkuntan Publik (KAP) Soejatna, Mulyana & Rekan • Tahun buku 2007 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Grant Thornton Hendrawinata • Tahun buku 2008 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Soejatna, Mulyana & Rekan • Tahun buku 2009 diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Soejatna, Mulyana & Rekan.

52




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Auditor independen yang melaksanakan audit umum terhadap laporan keuangan tahun buku 2009 adalah KAP Soejatna, Mulyana & Rekan, selain pelaksanaan audit umum terhadap laporan keuangan, auditor juga melakukan audit operasional terhadap pengelolaan dana, barang dan jasa, kerjasama dengan pihak kedua dan konsesioner, serta pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).




RUTE PENERBANGAN



Auditor independen yang melaksanakan audit umum terhadap laporan keuangan tahun buku 2009 adalah KAP Soejatna, Mulyana & Rekan, selain pelaksanaan audit umum terhadap laporan keuangan, auditor juga melakukan audit operasional terhadap pengelolaan dana, barang dan jasa, kerjasama dengan pihak kedua dan konsesioner, serta pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

53



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

STRUKTUR ORGANISASI DAN NAMA-NAMA PEJABAT Angkasa Pura I

DIREKTUR UTAMA

Pengawas Intern Area I Pengawas Intern Area II Pengawas Intern Area III

SPI

Pengawas Intern Area IV Pengawas Intern Kepatuhan Pengawas Intern Manajemen Resiko

DIREKTUR KOMERSIAL & PENGEMBANGAN USAHA

Asisten Karo Bidang Peraturan Perusahaan Asisten Karo Bidang

Kepala Biro Hukum

DIREKTUR KEUANGAN

Perjanjian & Bantuan Hukum Asisten Karo Bidang Pengadaan Barang & Jasa Konsultansi Asisten Karo Bidang

Kepala Biro Pengadaan

Pengadaan Jasa Pemborongan

Deputi Direktur Akuntansi

Asisten DD Bidang Akuntansi Keuangan Asisten DD Bidang Akuntansi Manajemen Asisten DD Bidang Akuntansi Persediaan &

54

Aktiva Tetap

Deputi Direktur Perbendaharaan

Deputi Direktur Anggaran & PKBL

Asisten DD Bidang Administrasi Keuangan

Asisten DD Bidang Anggaran

Asisten DD Bidang Administrasi Perpajakan Asisten DD Bidang Pengelolaan Dana

Asisten DD Bidang Penyaluran Dana PKBL Asisten DD Bidang Pengendalian PKBL

Deputi Direktur

Deputi Direktur

Deputi Direktur

Komersial &

Komersial &

Pengembangan

Pengembangan

Usaha Wilayah I

Usaha Wilayah II

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Pengembangan,

Perencanaan &

Perencanaan &

Pembinaan &

Pembinaan

Pembinaan

Pemasaran

Pendapatan

Pendapatan

Bisnis Aviasi & Tarif

Bisnis Aviasi &

Aero &

Aero &

Traffic

Non Aero

Non Aero

Penerbangan

Wilayah I

Wilayah II

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Perumusan

Asisten DD Bidang

Kerjasama

Tarif Aero,

Kerjasama

Non-Aero

Non Aero &

Non-Aero

Wilayah I

Wilayah II

Kerjasama Aero

GENERAL MANAGER





PROFIL PERUSAHAAN

SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Asisten Sek.Per. Bidang Hubungan Antar

Sekretaris Perusahaan

DIREKTUR OPERASI & TEKNNIK

Lembaga & Humas Asisten Sek.Per. Bidang Sekretariat Direksi

Asisten Karo Bidang

DIREKTUR PERSONALIA & UMUM

PerencanaanAsisten Karo Bidang

Kepala Biro Perencanaan & SIM

Asisten Karo Bidang Sistem Informasi Manajemen Asisten Karo Bidang Riset, Data & Laporan

Deputi Direktur Operasi Lalu Lintas Penerbangan Asisten DD Bidang Operasi Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan

Deputi Direktur Operasi Bandar Udara

Asisten DD Bidang Operasi Pelayanan Bandar Udara

Deputi Direktur

Deputi Direktur

Teknik

Teknik

Deputi Direktur

Perencanaan &

Pengawasan &

Administrasi

Spesifikasi Teknis

Jaminan Kualitas

Personalia

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Perencanaan &

Pengawasan &

Spesifikasi Teknik

Jaminan Kualitas

Umum

Teknik Umum

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Bantuan

Keselamatan &

Perencanaan &

Pengawasan &

Operasi

Keamanan

Spesifikasi Teknik

Jaminan Kualitas

Penerbangan

Bandar Udara

Fasilitas Kespen

Teknik Elektronika

Asisten DD Bidang Jaminan Kualitas Pelayanan Operasi Lalu Lintas Penerbangan & Bantuan Operasi Penerbangan

Asisten DD Bidang Jaminan Kualitas Pelayanan Operasi Bandar Udara & Keselamatan & Keamanan Bandar Udara

Asisten DD Bidang Perencanaan & Spesifikasi Teknik Fas.Bandar Udara & A2B


Asisten DD Bidang Pengawasan & Jaminan Kualitas Teknik Listrik & Peralatan

Asisten DD Bidang Administrasi Personalia

Asisten DD Bidang Kesejahteraan Personil

Asisten DD Bidang Administrasi Penilaian Karya Pegawai

Deputi Direktur Perencanaan

Deputi Direktur

SDM &

Umum

Organisasi

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Perencanaan &

Tata Usaha

Pengembangan

Perkantoran

SDM

Asisten DD Bidang Pendidikan & Pelatihan Pegawai

Asisten DD Bidang Pelayanan Umum

Asisten DD Bidang

Asisten DD Bidang

Organisasi &

Penyiapan Asset

Tata Kerja

Bersifat Umum

55

Asisten DD Bidang Perencanaan & Spesifikasi Teknik Fas.Elektrikal, Mekanikal & Air


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Sumber daya manusia HUMAN RESOURCES

Kami yakin bahwa target jangka panjang Perusahaan hanya dapat tercapai dengan karyawan yang memiliki kompetensi, etos kerja baik, kerja sama yang erat, dan senantiasa menjalani proses pembelajaran yang berkelanjutan dalam setiap aspek

We are sure that a company’s long term objectives cannot be achieved without competent employees, strong work ethics, good team work and continous learning process or improvement

kegiatannya.

P

56

erusahaan menyadari bahwa sumber daya manusia adalah merupakan priority asset yang dapat mengangkat proses bisnis perusahaan menuju perusahaan kelas dunia. Oleh karenanya, Angkasa Pura 1 senantiasa memperlakukan pegawainya sebagai asset yang paling berharga secara adil, dan menghargai setiap kontribusi yang diberikan baik secara individu maupun kelompok serta mendorong pembudayaan dan pengembangan profesionalisme guna tercapainya kinerja terbaik. Salah satu faktor kunci keberhasilan pencapaian Visi dan Misi Perusahaan agar menjadi perusahaan kelas dunia di bidang jasa kebandarudaraan bagi manajemen Angkasa Pura I adalah pengembangan kompetensi sumber daya manusia. Karenanya manajemen memberikan perhatian khusus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan melakukan berbagai pelatihan dan pembinaan guna melahirkan SDM unggul, andal, juga memiliki kompetensi yang memadai. SDM yang andal dan kompeten merupakan modal keunggulan bersaing perusahaan. PT Angkasa Pura I ( Persero ) Laporan Tahunan 2009 Annual Report

T

he company reaziles that human resource are main assets that can upgrade it to a world-class company. For this purpose, Angkasa pura 1 always sees its personnel as the most valuable assets and trests them in a fair way. Appreciation is given to either individuals or groups while professionalism develompent and acculturation are encouraged to achieve the best possible performance. One of the key factors of success in achieving the Company’s Vision and Mission to become a world-class company in the field of airport services for the management of Angkasa Pura I is developing human resource competence. Therefore, the management pays special attention to the human resources development by having various training and supervision programs to produce superior human resources, reliable and also have adequate competence. Reliable and competent human resources are the Company’s competitive assets to achieve superiority.



PROFIL PERUSAHAAN



SUMBER DAYA MANUSIA




RUTE PENERBANGAN



Jumlah Sumber Daya Manusia

Total Human Resources

Realisasi personil pada tahun 2009 sebanyak 3.868 personil atau berada di bawah anggaran sebesar 211 orang. Hal ini disebabkan adanya faktor pegawai yang pensiun dan meninggal dunia. Jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2008, realisasi personil mengalami penurunan 171 orang.

Realization of human resources in 2009 in amount of 3.868 people or below RKAP in amount of 211 people. It’s because of retired and passed away employee factor. Realization of 2008 compared with 2009 has declined in amount of 171 people.

Realisasi Sumber Daya Manusia Tahun 2009 & 2008 Realization of Human Resources in 2009 & 2008 Mutasi (orang) Mutation (people) 2009 No. Lokasi Realisasi 2008 Pindahan/(Pindah) Pensiun/Meninggal Penerimaan Total Location Realization Move/ (Moving) Pension/ Died Recruitment 1

Realisasi 2009 Realization

4

5

6

7

8

9

1 Kantor Pusat

356

25

(22)

1

4

360

2 Ngurah Rai

775

(15)

(28)

6

(37)

738

3 Juanda

560

8

(29)

6

(15)

545

4 Sultan Hasanuddin

306

(1)

(24)

-

(25)

281

5 Sepinggan

290

(10)

(10)

5

(15)

275

6 Frans Kaisiepo

139

(11)

(2)

-

(13)

126

7 Sam Ratulangi

201

(15)

(13)

3

(25)

176

8 Adisutjipto

212

11

(20)

1

(8)

204

9 Adisumarmo

151

8

(10)

2

-

151

10 Syamsudin Noor

166

(3)

(9)

3

(9)

157

11 Ahmad Yani

180

9

(9)

1

1

181

12 Selaparang

154

(3)

(8)

3

(8)

146

13 Pattimura

136

(6)

(9)

2

(13)

123

14 El Tari

136

(5)

(7)

1

(11)

125

15 MATSC

239

(12)

(3)

-

(15)

224

16 Proyek BIL

18

2

(2)

-

-

18

17 Proyek Ngurah Rai-Bali

-

15

-

-

15

15

18 Warehousing UPG

9

2

-

-

2

11

19 Warehousing BPN

11

1

-

-

1

12

4,039

-

(205)

34

(171)

3,868

2

Jumlah

Perbandingan Jumlah SDM Tahun 2009 & 2008 Comparation of Total HR in 2009 & 2008 4050 4000 3950 3900 3850 3800 3750

2008

2009

Komposisi SDM AP I Sesuai Pendidikan 2007–2009 Composition of the HR of AP I by Education from 2007-2009 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0

Jumlah SDM (Total JRM)

SD-SLTA

D.I-D.III

2007

S1

S2

2008

Total

2009

57

TAHUN / PENDIDIKAN / EDUCATION YEAR SD – SLTA / ELEMENTARY D.I - D.III S 1 SCHOOL – HIGH SCHOOL

S 2

TOTAL

2007 2008

2,069 2,111

1,045 1,138

743 732

59 58

3,916 4,039

2009

1,985

1,083

671

53

3,792



PROLOG PROLOG

VISIVISI DAN DAN MISI MISI





Sesuai tabel diatas terjadi penurunan total jumlah pegawai berdasarkan jenjang pendidikan pada tahun 2009 sebanyak 3,792 dibanding tahun 2008 sebanyak 4,039 orang,



LAPORAN LAPORAN DEWAN DIREKSI DIREKSI

PROFILDEWAN PROFIL DIREKSI

As indicated in the table above, the total number of employees based level education in 2009 decreased amount of 1,985 people in 2009 compared to that of 2008 amount of 2,111 people

Komposisi SDM Sesuai Status Tahun 2009 dan 2008 Composition of Human Resources by Status in 2009 and 2008 Uraian Description

2008

2009

5

5

3.407

3.280

Pegawai Diperbantukan Seconded Employees

508

481

Pegawai TNI Ditugaskan Seconded Military Employees

90

87

Pegawai Sipil Ditugaskan Seconded Civilian Employees

15

2

Pegawai Honorer Honorarium Employees

14

18

4.039

3.873

Direksi Board of Directors Pegawai Perusahaan Company Employees

Total

Komposisi SDM AP I Sesuai Status 2007–2009

Composition of the HR of AP I by Status from 2007-2009 3500

3.407

3.280

3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Direksi

Pegawai Perusahaan

Pegawai Diperbantukan

Untuk tahun 2009 komposisi jumlah SDM berdasarkan kelompok status didominasi oleh pegawai perusahaan sejumlah 3.407 orang, urutan kedua adalah pegawai diperbantukan sejumlah 508 orang.

Realisasi SDM Berdasarkan Kelompok Usia No

58

Kelompok Usia Age Group Tahun Years

Jumlah Orang Total People

1

2

4

1

< 20

34

2

21 - 25

322

3

26 - 30

354

4

31 - 35

554

5

36 - 40

448

6

41 - 45

420

7

46 - 50

653

8

51 - 55

865

9

> 56

Jumlah Total

218 3,868

PT Angkasa PT Angkasa Pura I ( Persero Pura) I Laporan ( Persero Tahunan ) 2009 Laporan AnnualTahunan Report 2009 Annual Report

508

481

2008

2009

Pegawai Sipil Ditugaskan

Pegawai TNI Ditugaskan

Pegawai Honorer

In 2009, composition of human resource based on status is dominated by company employees in amount of 3.407 people, followed by seconded employees in amount of 508 people.

Total of Human Resources based on age groups in 2009 34 218 322 354 865 554 653

448 420

<20

26-30

36-40

46-50

21-25

31-35

41-45

51-55

>56




PROFIL PERUSAHAAN

SUMBER DAYA MANUSIA


Untuk tahun 2009 komposisi jumlah SDM berdasarkan kelompok usia didominasi oleh kelompok usia 51-55 tahun sejumlah 865 orang, diikuti oleh kelompok usia 46-50 tahun sejumlah 653 orang, sedangkan posisi terendah adalah kelompok usia kurang dari atau sama dengan 20 tahun sejumlah 34 orang. Jumlah SDM berdasarkan Kelas Jabatan Tahun 2009 No.



RUTE PENERBANGAN



In 2009, composition of human resource based on age group is dominated by age group 51-55 years in amount of 865 people, followed by age group 46-50 years in amount of 653 people, and the lowest age group is 20 years in amount of 34 people.

Total of Human Resources based on Position in 2009

26 55 79 347 304 36

Kelas Jabatan Based on Position

Jumlah Orang Total People

1

2

4

1

1

1

2

2

3

3

3

23

4

4

5

5

5

46

6

6

79

7

7

55

8

8

304

9

9

286

10

10

248

11

11

612

12

12

787

13

13

465

1

6

11

14

14

606

2

7

12

3

8

13

4

9

14

5

10

15

15

347

16

16

1

Jumlah

3,868


286

606

248 465 612 787

Untuk tahun 2009 komposisi jumlah SDM berdasarkan kelas jabatan didominasi oleh kelas 12 sejumlah 787 orang, diikuti oleh kelas 14 sejumlah 606 orang, sedangkan urutan terendah adalah kelas 1 dan kelas 16 sejumlah masingmasing 1 orang.

In 2009, composition of human resource based on position is dominated by grade 12 in amount of 787 people, followed by grade 14 in amount of 606 people, and the lowest position is grade 1 and grade 16 in amount of 1 person.

Pembinaan Sikap Dan Perilaku

Supervision of Attitudes and Behaviors

Perusahaan juga telah mengupayakan pembinaan sikap dan perilaku produktif dalam bertindak dengan didasarkan pada prinsip-prinsip etis dan saling menghargai. Pengembangan etika dilaksanakan dengan cara mensosialisasikan wawasan budaya perusahaan dan penyusunan pedoman perilaku pegawai (code of conduct) yang diharapkan menjadi panduan dan tingkah laku bagi seluruh pegawai Angkasa Pura I dalam berpikir, berkata dan bertindak pada kegiatan sehari-hari.

The Company has also undertaken to supervise the attitudes and behaviors of the employees to be productive in their actions based on the ethical and mutual-respect principles. It is expected that the ethical development carried out by socializing the Company’s culture and formulating the guidelines on the code of conduct will improve the behavior of all the employees of Angkasa Pura I in their thinking, words and actions in their daily activities.



59

PROLOG

60

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Kompetensi Personil Bandar Udara

Competence of Airport Personnel

Dukungan dalam mewujudkan layanan terbaik bagi pengguna jasa, dilaksanakan melalui penyiapan personil dengan keterampilan khusus yang dibuktikan dengan Surat Kecakapan Personil (SKP). Personil dibidang operasional dan teknis, sesuai ketentuan regulator harus mempunyai SKP, lisensi atau rating. Untuk menjamin bahwa setiap personil yang wajib memegang SKP, perusahaan senantiasa memprogramkan adanya re-current bagi yang telah memegang dan ujian baru bagi yang belum mempunyai. Dipastikan bahwa seluruh personil yang terlibat dalam pelayanan jasa kebandarudaraan dan navigasi penerbangan di lingkungan Angkasa Pura I telah mempunyai kompetensi di bidangnya.

The support to realize the service excellence for the service users is carried out by providing the personnel with special skills proven by the Personnel Competence Certificate (SKP). The personnel in the operating and technical fields, in accordance with the regulator, should possess the SKP, license or rating. In order to guarantee that it is compulsory to posses the SKP, the Company has always for recurrence and examinations for the employees who have not possessed the certificates. It is ensured that all the personnel involved in the airport and flight navigation services at Angkasa Pura I have possessed competence in their respective fields.

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Human Resources Development

Program pendidikan dan pelatihan di Angkasa Pura I merupakan program pelatihan yang diselenggarakan oleh Angkasa Pura I dalam waktu satu tahun, yang dilakukan secara in-house training maupun public training, bertempat di dalam maupun di luar negeri. Dibawah ini merupakan jenis pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia antara lain: 1. Pelatihan Metode Penyusunan HPS (Harga Perkiraan Sendiri) / OE & Evaluasi Penawaran atas Pengadaan Barang / Jasa.

Training and education at Angkasa Pura I is a program carried out by company for a year period, be in-house training or public training, in Indonesia or abroad. Below are some of the types of human resources training and development: 1. Training in the Own Estimate Price (HPS) Formulation Method / OE & Evaluation of Offer of Goods/Service Procurement.

2

Workshop Aviation Safety and Training Upgrade.

3

Seminar Mengkaji Dampak Tsunami Finansial Dunia pada Indonesia.

4

Advanced Assessment Center Assessor Training Series Batch I.

5

Training Aerodrome Safety Management System (SMS).

6

Workshop Metode Efektif Penagihan Hutang antar Perusahaan.

7

World Cargo Symposium 2009“Focus on the costumer”, Bangkok, Thailand.

8

Workshop Kinerja Examiner IQA 2008.

9

IIA Conference & On Site Learning, Brisbane, Australia.

10

Pelatihan Get Airports Ready for Disaster (GARD).

11

Airport Planning Course Confirmation.

12

Seminar Kualitas Layanan Bandara.

13

Tutorial Penyusunan & Implementasi KPI Individu.

14

Workshop IT Governance.


2.

Aviation Safety and Training Upgrade workshop.

3.

Seminar on Studying the Impacts of the World Financial Tsunami on Indonesia.

4.

Advanced Assessment Center Assessor Training Series Batch I.

5.

Aerodrome Safety Management System (SMS) training.

6.

Workshop on the Effective Methods of Collecting Debts among Companies.

7.

World Cargo Symposium 2009“Focus on the costumer”, Bangkok, Thailand.

8.

Workshop on Examiner Performance of IQA 2008.

9.

IIA Conference & On Site Learning, Brisbane, Australia.

10.

Get Airports Ready for Disaster (GARD) Training.

11.

Airport Planning Course Confirmation.

12.

Seminar on Airport Service Quality.

13.

Tutorial on Formulation & Implementation of Individual KPI.

14.

Workshop on IT Governance.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA






RUTE PENERBANGAN


15

Workshop Nasional Ketenagakerjaan.

15.

National Workshop on Manpower.

16

Workshop Teknik Pembuatan Dokumen Hukum Perusahaan.

16.

Workshop on Preparation.

17

Workshop Konvergensi IFRS dan dampaknya terhadap industri.

17.

Workshop on IFRS Convergence and its impacts on industry.

18

Training Airport Management (hibah pemerintah Swedia).

18.

Training on Airport Management Government’s Donation).

19

Workshop Nasional K3 “Hazard Identification & Risk Analysis, Teknik Analisa dan Observasi Bahaya yang timbul & pelaporan kecelakaan kerja”.

19.

National Workshop on K3 “Hazard Identification & Risk Analysis, Analysis Technique and Danger Observation arising & work accident reporting”.

20

Workshop Business Continuity Planning “How to Stay in Business in The Event of Disaster”.

20.

Workshop on Business Continuity Planning “How to Stay in Business in The Event of Disaster”.

21

Refreshment Training Eurocat-X versi 13.5.

Software

21.

Refreshment Training for Upgraded Software of Eurocat-X version 13.5.

22

ECIIA Conference 2009 “Global Assurance: Oversight dan Insight to Risk anf Opportunities”.

22.

ECIIA Conference 2009 “Global Assurance: Oversight and Insight to Risk and Opportunities”.

23

Pelatihan Keuangan Tingkat Lanjut dan Komersial Tingkat Mula.

23.

Training on Intermediate Finance and Commerce for Beginners.

24

Training Aviation Legal and Safety Audit.

24.

Training on Aviation Legal and Safety Audit.

25

Diklat Avsec Tingkat Senior Batch I dan II.

25.

Training on Avsec Senior Level Batches I and II.

26

Pelatihan Teknis Keuangan Tingkat Lanjut Angkatan III.

26.

Training on Intermediate Financial Technique Generation III.

27

Indonesia Symposium Quality and Productivity.

27.

Indonesia Symposium on Quality and Productivity.

28

3rd Annual World Class Airport.

28.

3rd Annual World Class Airport.

29

125th IATA Slot Coordination Conference

29.

125th IATA Slot Coordination Conference.

30

Workshop Perpajakan PPH Pasal 21 masa Desember sebagai pengganti SPT Tahunan PPH pasal 21.

30.

Workshop on Income Tax Article 21 for December as replacement of Annual SPT of Income Tax Article 21.

31

Workshop HR Programs for Improving business Execution in 2010.

31.

Workshop on HR Programs for Improving business Execution in 2010.

32

Sosialisasi PKPS Navigasi.

32.

Socialization of Navigation PKPS.

33

Program Safety Report SMS dan Presentasi CHS

33.

Safety Report SMS and CHS Representation Program.

34 35

Presentasi ABOS, CHS dan E-Flight Plan. Workshop Manajemen Resiko.

34.

Presentation of ABOS, CHS and E-Flight Plan.

35.

Workshop on Risk Management.

36

Workshop Intelligence Innovation

36.

Workshop on Intelligence Based Leadership and Innovation.

37

Workshop Profitable Airports, Cochin, India

37.

Workshop on Profitable Airports, Cochin, India.

for

Upgraded

Based

Leadership

and

Company’s

Legal

Document

(Swedish

Kegiatan bidang Sumber Daya Manusia

Human Resources Activity

Pada tahun 2009 Manajemen telah melaksanakan kegiatan bidang pengambangan SDM, antara lain: 1. Melanjutkan penyusunan Master Plan Sumber Daya Manusia atau HR Road Map untuk periode 2009 s.d.

In 2009 Manajemen has implementation of the Human



61

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



2013. 2.


LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Resources Development activity, such as: 1.

Continuing the formulation of the Human Resources Master Plan/ The Human Resources Road Map for the period 2009 to 2013.

2.

Transformation of the Human Resources Supervision System from the Merit System to the Competency Based Human Resources Management (CBHRM) of 50 employees have been assessed.

3.

Menata SDM berbasis kompetensi dan talenta dengan dilakukan assessment kompetensi kepada karyawan

4.

Melanjutkan penataan dan optimalisasi SDM berdasarkan perhitungan Analisa Beban Kerja pada unit Operasi Bandara yang dilakukan secara internal sebagai dasar penetapan informasi pegawai

3.

Arranging the competency and talent based human resources

4.

Continuing the arrangement and optimization of the human resources based on the Workload Analysis

5.

Dilaksanakan pemetaan Bisnis Proses Eksisting, serta usulan Bisnis Proses yang baru di Unit Perencanaan & Pengembangan SDM serta Penyusunan SISPRO sudah mencapai pemetaan uraian tugas di Unit Perencanaan & Pengembangan SDM.

5.

6.

Penyempurnaan struktur organisasi serta nama dan kelas pekerjaan

The existing business process has been mapped, and the new business process at the Human Resources Planning & Development Unit has been proposed. And the SISPRO formulation has reached the duty description mapping at the Human Resources Planning & Development Unit.

6.

7.

Penyempurnaan penyusunan pola karir sedang dalam proses penyelesaian.

Perfection of the organizational structure and the names and classes of the work

7.

Formulation of the Career Pattern

8.

Penyusunan Job Description

8.

Formulation of the Job Description

9.

Implementasi Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Keselamatan kerja sudah dilaksanakan oleh Unit Operasi Bandara dan Teknik. Kesehatan kerja sedang disusun programnya dan akan dilaksanakan mulai tahun 2010.

9.

10.

Evaluasi penyusunan sistem remunerasi dalam bentuk koordinasi remunerasi pegawai Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II di Jakarta dan Bali pada bulan Mei-Juni 2009 dan 2 Desember 2009 yang dihadiri Pemegang Saham, mengikuti seminar dan pelatihan yang berkaitan dengan Pola Remunerasi serta dilakukan perubahan Gaji Pokok ke Gaji Dasar TMT 2010 seperti Angkasa Pura II

Implementation of the Work Safety and Health (K3) System: The work safety has been carried out by the Airport Operation and Technical Unit, The work health program is being formulated and will begin to be implemented in 2010, and The K3 Implementation Formulation Team whose members are from the relevant units has been formed by the Board of Directors and will start working immediately.

10.

Evaluation of the remuneration system formulation: The coordination for the remuneration of the employees of Angkasa Pura I and Angkasa Pura II in Jakarta and Bali from May to June 2009 and on 2 December 2009 attended by the Shareholders, Attending the seminar training in connection with the remuneration pattern, and the change from the Base Pay to the Basic Salary as of 2010 like that of Angkasa Pura II.

11.

Validation of the License and Rating has been carried out for the Electronics and Electricity Techniques, Airport Operation & LLP Operation by the issuance of the SKP for the personnel. The certification was carried out by the DJU for all the airports in Indonesia, but cannot be carried out fully, due to the insufficient personnel of the DJU.

12.

The administration of the intermediate finance technical education and training, basic and

11.

12. 62

Transformasi Sistem Pembinaan SDM dari Merit System menjadi Competency Based Human Resources Management (CBHRM), yaitu dilaksanakannya studi CBHRM dengan telah dilaksanakan Assessment Kompetensi sebanyak 50 karyawan.


Validasi License dan Rating sudah dilaksanakan untuk Teknik Elektronika & Listrik, Operasi Bandara & Operasi LLP dengan diterbitkannya SKP untuk para personil. Kegiatan sertifikasi dilaksanakan oleh DJU untuk seluruh bandara di Indonesia, namun belum sepenuhnya dapat diselesaikan karena keterbatasan petugas dari DJU. Pelaksanaan diklat teknis keuangan lanjut, diklat komersial mula dan lanjut. Sedangkan Diklat Teknis untuk Personalia & Umum tidak dilaksanakan di tahun



SURAT PERNYATAAN DIREKSI & KOMISARIS PROLOG

STRUKTUR ORGANISASI & NAMA SUMBER DAYA PROFIL PEJABAT MANUSIA PERUSAHAAN PERISTIWA PENTING IKHTISAR DATA KEUANGAN VISI DAN MISI

ANALISA PEMBAHASAN MANAJEMEN APRESIASI DAN PENGHARGAAN

TATA KELOLA RUTE TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERUSAHAAN PENERBANGAN SOSIAL PERUSAHAAN AFILIASI DAN YAYASAN SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN LAPORAN DEWAN KOMISARIS PROFIL DEWAN KOMISARIS

OPERATOR AUDITOR PENERBANGAN & INDEPENDENT KANTOR CABANG REPORT LAPORAN DEWAN DIREKSI PROFIL DEWAN

13.

Diklat Attitude SDM (Soft Skill) meliputi : Leadership, Communication Skill, Motivation, Tim Building, Budaya Perusahaan, Disiplin, dan lain-lain baik dalam negeri maupun luar negeri, untuk para pejabat maupun staf.

13.

The Human Resources Attitude education and training (soft skill) include: Leadership, Communication Skill, Motivation, Team Building, Corporate Culture, Discipline, and others. The training programs domestically and overseas for the officials and staff.

14.

Program AMDP, antara lain : Pendidikan S-2 Dalam dan Luar Negeri, Pemagangan (On Job Training), Diklat Sertifikasi dan S-3 Dalam Negeri,dalam bentuk menyekolahkan pegawai ke Universitas Indonesia, Universitas Prasetya Mulia, Universitas Gajah Mada, ABFI Perbanas.

14.

15.

Diselesaikan Penelitian dan Pengembangan Road Map SDM, dan telah diselesaikan penyusunan Buku Road Map SDM.

The AMDP Program includes among others: S-2 Education domestically and overseas, Apprenticeship (On the Job Training), Education and Training and S-3 Education domestically. Being in the process is among others sending the employees to study at the University of Indonesia, Prasetya Mulia University, Gajah Mada University, and ABFI Perbanas.

15.

The Human Resources Road Map Research and Development has been carried out, and the Human Resources Road Map Book has been compiled.

16.

The Cascading of the Individual KPI implementation has been conducted and the Employee Individual KPI has been formulated in cooperation with the BPKP.

16.

Dilaksanakan Cascading dan penyusunan KPI Individu Pegawai bekerjasama dengan BPKP.

63



PROLOG

64

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

RESPONSIBILITY PT Angkasa Pura I ( Persero ) Laporan Tahunan 2009 Annual Report



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Daftar isi (Contents) PEMBAHASAN & ANALISIS MANAGEMEN Management Analysis and Discussion

ASPEK KOMERSIAL Commercial Aspect


66. 74.


65

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMEN

MANAGEMENT ANALYSIS AND DISCUSSION

KONDISI UMUM

GENERAL CONDITION

”Tahun 2009 pertumbuhan perekonomian Indonesia masih

pencapaian kinerja sesuai yang ditetapkan dalam rencana kerja.”

“In 2009 Indonesia economic growth was thus affected, however Angkasa Pura I was able to manage all the arising challenges and obstacles, as is shown by the business performance achievement in line the business plan.”

K

I

mengalami perlambatan, namun Angkasa Pura I mampu melalui seluruh tantangan dan rintangan dengan baik ditunjukkan dengan

66

risis keuangan global yang imbasnya sampai ke Indonesia terutama menjelang akhir tahun 2008, masih terasa dampaknya pada tahun 2009. Pertumbuhan perekonomian Indonesia pun mengalami perlambatan, Meskipun demikian dibandingkan tahun 2008 dengan pertumbuhan 6,1%, pertumbuhan perekonomian tahun 2009 lebih rendah yaitu 4,5%. Namun angka pertumbuhan tersebut tertinggi ketiga di dunia setelah Cina dan India. Setelah mengalami tekanan pada awal triwulan 1 2009, kegiatan perekonomian membaik sampai dengan akhir 2009. Hal ini tercermin dari beberapa indikator sektor keuangan seperti indeks harga saham gabungan dan nilai tukar yang membaik. Sementara itu inflasi juga tercatat rendah sebesar 2,78%. Meski sektor ekonomi riil belum pulih, Angkasa Pura I bersyukur mampu melalui seluruh tantangan dan rintangan dengan baik ditunjukkan dengan pencapaian kinerja sesuai yang ditetapkan dalam rencana kerja.


mpacts of the global financial crisis in late 2008 did not die down until early year of 2009. Indonesia economic growth was thus affected. Compared to the 2008 economic growth of 6.1% the 2009 growth was slightly lower at 4.5%. however, this figure was the third highest in the world after China and India. Surviving the presure in the first quarter of 2009, economic performance improved through to the year end. Several indicators showing the improvement include the increasein composite share price index and the currency exchange rate. Meanwhile, the inflation rate was as low as 2.78%. Although the industrial sector had yet to recover, Angkasa Pura I is grateful that company managed to withstand all the arising challenges and obstacles, as is shown by the business performance achievement in line the business plan.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Tujuan dan kegiatan usaha Angkasa Pura I adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan serta untuk memupuk keuntungan bagi perseroan dengan menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti yang seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perseroan menjalankan usaha-usaha: Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir, dan penyimpanan pesawat udara; Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang, kargo, dan pos; Penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air, dan instalasi limbah buangan; Jasa pelayanan penerbangan; Jasa penunjang kegiatan penerbangan dan kebandarudaraan; Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan, dan industri serta gedung/bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara; Jasa konsultasi, pendidikan, dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan; Usaha-usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perseroan. Selama tahun 2009 Angkasa Pura I masih menjalankan aktifitas yang sama sebagaimana tahun-tahun sebelumnya meliputi aktifitas produksi Aeronautika ATS, Aeronautika Non ATS, dan Non Aeronautika. Capaian produksi tahun 2009 secara umum melebihi target RKAP, sehingga capaian laba sebelum pajak sebesar Rp664,07 miliar atau 47,74% di atas anggaran yang ditetapkan sebesar Rp449,48 miliar, yang diperoleh dari pencapaian Laba Operasional sebesar Rp492,49 miliar dan Laba Non-Operasional sebesar Rp171,58 miliar. Pencapaian laba tersebut di atas dipengaruhi oleh realisasi pendapatan operasional sebesar Rp2,06 triliun atau 5,64% di atas anggaran yang ditetapkan sebesar Rp1,95 triliun, dan realisasi pendapatan lain-lain sebesar Rp405,31 miliar atau 291,93% di atas anggaran yang ditetapkan sebesar Rp103,41 miliar. Sedangkan realisasi biaya operasional sebesar Rp1,56 triliun atau 1,22% di bawah anggaran yang ditetapkan sebesar Rp1,58 triliun, dan realisasi biaya lain-lain sebesar Rp233,72 miliar atau 1.242,44% di atas anggaran yang ditetapkan sebesar Rp17,41 miliar. Mengacu kepada Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002, secara singkat kinerja perusahaan pada tahun 2009 memperoleh predikat ”AA” Sehat dengan nilai 87,00. Kinerja perusahaan diukur/ dinilai dari 3 (tiga) aspek, yakni: Kinerja Keuangan, Kinerja Operasional dan Kinerja Administrasi.





RUTE PENERBANGAN



The objectives and activities of Angkasa Pura I are aimed at carrying out and supporting the government policy and program in the fields of economy and development and at making profit for the Company by performing the airport service business in the broadest sense and performing other businesses relating to that particular business. In order to achieve the objectives above, the Company runs the businesses, such as Procuring, undertaking, and developing the facilities for the activities of aircraft landing, taking off, parking and housing; Procuring, undertaking, and developing the terminal facilities for the services of transporting the passengers, cargoes, and post; Procuring, undertaking, and developing the electronic, navigation, electric, water and waste disposal installation facilities; Flight services; Flight- and airport supporting activities; Procurement of land for buildings, fields, and industry and other buildings in connection with the air transport smoothness; Consultation, education and training services relating to airport management; and ther businesses to achieve the Company’s goals. The realization of the ATS Aeronautical production, the ATS nonAeronautical production, and the non-Aeronautics in 2009 was generally above the target established in the RKAP, and thus the realization of the Profit (Loss) before tax was in the amount of Rp664.07 billion or 47.74% above the established budget of Rp449.48 billion, which was obtained from the achieved Operating Profit in the amount of Rp492.49 billion and the Non-Operating Profit in the amount of Rp171.58 billion. The achieved profit above was due to the realization of the operating revenue in the amount of Rp2.06 trillion or 5.64% above the established budget in the amount of Rp1.95 trillion, and the realization of other revenues in the amount of Rp405.31 billion of 291.93% above the established budget in the amount of Rp103.41 billion. Whereas the realization of the operating cost was in the amount of Rp1.56 trillion or 1.22% below the established budget in the amount of Rp1.58 trillion, and the realization of other costs was in the amount of Rp233.72 billion or 1,242.44% above the established budget in the amount of Rp17.41 billion. Referring to the Letter of the State Minister for State Enterprises Number 100/MBU/2002, dated 4 June 2002, briefly, the Company’s performance in 2009 obtained an ”AA” Healthy category with the score 87.00. The Company’s performance was measured/evaluated in terms of 3 (three) aspects, namely


67

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

The Company Financial Performance achieved the score 37.00. One of the financial performance achievement indicators was reflected in the achieved Profit (Loss) in 2009, which was realized by 47.74% above the budget. The operating performance was measured on the basis of the Decree of the Director General of Air Transportation Number SKEP/284/X/1999, where the performance of the domestic and international PJP4U, PJP, PJP2U, Counters and Aviobridge could be achieved with the score 35.00. dan The Company’s Administration Performance was realized by the score 15.00, which included the timely calculation report of the annual report, the RKAP draft, the periodical report and the PKBL report.

Kinerja Keuangan perusahaan mencapai skor 37,00. Salah satu indikator pencapaian kinerja keuangan tercermin dari pencapaian Laba pada tahun 2009 yang terealisasi 47,74% di atas anggaran. Kinerja Operasional diukur berdasarkan SK. Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/284/X/1999 dimana kinerja PJP4U, PJP, PJP2U, Counter dan Garbarata baik domestik maupun internasional dapat tercapai dengan skor 35,00, Dan Kinerja Administrasi perusahaan terealisasi dengan skor 15,00 yang meliputi ketepatan laporan perhitungan laporan tahunan, rancangan RKAP, laporan periodik dan kinerja PKBL.

Realisasi Produksi Tahun 2009 & 2008 Realized Production in 2009 & 2008 No. Uraian Satuan 2008 2009 Deviasi Description Unit Realisasi RKAP Realisasi Deviation (%) Realization Realization (6-4):4 (6-5):5 A.

AERONAUTIKA ATS AERONAUTICAL ATS

1

PJP

a Dalam Negeri Domestic

route unit

31,198,970

34,227,457

34,770,260

11.45 1.59

b Luar Negeri International

route unit

23,605,847

23,793,356

27,213,929

15.28 14.38

c Lintas Udara Overflying

route unit

62,733,015

61,901,723

62,343,706

(0.62) 0.71

Jumlah 1 Total

route unit

117,537,832

119,922,536

124,327,895

5.78

B.

AERONAUTIKA NON ATS AERONAUTICAL NON ATS

1

PJP4U

a Dalam Negeri Domestic


ton

8,955,216

9,883,526

10,045,601

12.18 1.64

ton

2,886,813

2,804,854

3,404,298

17.93 21.37

12,688,380

13,449,899

13.58 6.00

14,347,668

15,430,314

16.01 7.55

Jumlah 1 ton 11,842,029 Total 2 PJP2U a Dalam Negeri pax 13,301,039 Domestic 68

3.67


pax

2,897,616

2,842,374

3,294,261

13.69 15.90

Jumlah 2 Total

pax

16,198,655

17,190,042

18,724,575

15.59 8.93




PROFIL PERUSAHAAN



SUMBER DAYA MANUSIA

No. Uraian Satuan Description Unit 3



4,362,276

5,329,228

14.98 22.17

Jumlah 3 ton 6,938,586 Total

6,784,402

7,746,576

11.64 14.18


(0.20)

pax

13,336,509

14,347,668

15,421,865

15.64 7.49

pax

2,802,692

2,743,270

3,198,241

14.11 16.58

17,090,938

18,620,106

15.37 8.95

NON AERONAUTIKA NON AERONAUTICAL

Deviasi Deviation (%) (6-4):4 (6-5):5

4,634,914

ton

C.


4.93

Jumlah 4 pax 16,139,201 Total


2,417,348

RUTE PENERBANGAN

2,422,126

4 COUNTER a Dalam Negeri Domestic


2008 2009 Realisasi RKAP Realisasi Realization Realization

AVIOBRIDGE a Dalam Negeri ton 2,303,672 Domestic


1

SEWA RUANG SPACE RENT

m2-bln 1,074,994 1,192,652 m2-mth

1,166,290

8.49

2

SEWA TANAH LAND RENT

m2-bln 6,849,367 7,310,464 m2-mth

6,101,540

(10.92) (16.54)

3

KONSESI (omzet) Rp000 1,667,425,595 1,774,426,541 CONSESSION (turnover)

1,885,854,992

13.10 6.28

4

PARKIR MOBIL CAR PARKING

11,177,140

11.69 8.17

5

PARKIR MOTOR lbr 2,734,975 2,892,948 MOTORCYCLE PARKING pc

3,266,112

19.42 12.90

6

PERON PLATFORM

472,320

10.78 (8.37)

7

PMK. LISTRIK kwh 29,124,415 ELECTRICITY USE

31,132,515

6.89

8

PMK. REKLAME ADVERTISEMENT USE

204,378

16.22 (6.61)

9

PMK. AIR m3 288,373 WATER USE

293,675

281,472

(2.39)

(4.16)

10

PMK. TELEPON TELEPHONE USE

pes-bln 23,499 24,594 pes-mth

25,158

7.06

2.29

11

WAREHOUSING

Kg

148,801,151

144,857,226

181,527,643

21.99 25.31

12

PREMIUM LOUNGE

Pax

650,231

691,676

685,128

5.37

lbr 10,007,246 10,333,399 pc

lbr 426,363 515,474 pc 29,049,934

m2-bln 175,852 218,844 m2-mth

(2.21)

7.17

(0.95)

69



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

TINJAUAN OPERASI PER SEGMEN USAHA

OPERATION REVIEW PER BUSSINESS SEGMENT

PRODUKSI

PRODUCTION

Selama tahun 2009 aktifitas produksi Angkasa Pura I meliputi Aeronautika ATS, Aeronautika Non ATS, dan Non Aeronautika.

Production Activities of Angkasa Pura I in 2009 consisted of Aeronautical ATS, Aeronautical Non ATS, and Non Aeronautical.

a. Produksi Aeronautika ATS

a. ATS Aeronautical Production

Produksi Aeronautika ATS meliputi PJP Dalam Negeri, PJP luar Negeri dan PJP Lintas Udara.

The ATS Aeronautical Production consist of The Domestic PJP, the International PJP and the Overflying PJP.

Realisasi PJP Dalam Negeri sebesar 34.770.260 route unit atau berada di atas anggaran 1,59% dari yang ditargetkan sebesar 34.227.457 route unit. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 11,45%. Hal ini disebabkan adanya penggantian tipe pesawat oleh beberapa maskapai yaitu Garuda Indonesia dan Lion Air. Garuda Indonesia sebelumnya menggunakan B 737-400 dan B 737-500 menjadi B 737-800 untuk beberapa rute penerbangan, antara lain DPS-CGK dan SUB-CGK. Sedangkan Lion Air, sebelumnya menggunakan MD-90 menjadi B 737-900ER.

The realization of the Domestic PJP was in the amount of 34,770,260 route units or above the budget by 1.59% of the planned 34,227,457 route units Compared to the realization in 2008, this increased by 11.45%. This was due to the replacement of several types of aircraft by the airlines, namely Garuda Indonesia and Lion Air. Garuda Indonesia, which had previously used the B 737-400 and B 737-500 types but replaced them with the B 737-800 type for several flight routes, among others the DPS-CGK and the SUB-CGK. And Lion Air, which had previously used the MD-90 type but replaced it with the B 737-900ER type.

Realisasi PJP Luar Negeri sebesar 27.213.929 route unit atau berada di atas anggaran 14,38% dari yang ditargetkan sebesar 23.793.356 route unit. Hal ini disebabkan antara lain oleh: peningkatan frekuensi penerbangan di beberapa bandara, penambahan penerbangan baru beberapa airlines, adanya kegiatan World Ocean Conference di Manado dan adanya musim pemberangkatan Haji. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 15,28%.

The realization of the International PJP was in the amount of 27,213,929 route units or above the budget by 14.38% of the planned 23,793,356 route units. This was due to: the increased flight frequencies at several; airports,times per week, the added new flights of several airlines,the World Ocean Conference in Manado and the hajj pilgrimage season.Compared to the realization in 2008, this increased by 15.28%.

Realisasi PJP Lintas Udara sebesar 62.343.706 route unit atau berada di atas anggaran 0,71% dari yang ditargetkan sebesar 61.901.723 route unit. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,62%.

The realization of the Overflying PJP was in the amount of 62,343,706 route units or above the budget by 0.71% of the planned 61,901,723 route units. Compared to the realization in 2008, this decreased by 0.62%.

b. Produksi Aeronautika Non ATS

b. Non-ATS Aeronautical Production

Produksi Aeronautika Non ATS meliputi Aeronautika Non ATS Dalam Negeri dan Non ATS luar Negeri.

The Non-ATS Aeronautical Production consist of Domestic Non-ATS Aeronautical Production and International Non-ATS Aeronautical Production

Produksi Aeronautika Non ATS Dalam Negeri

70


Realisasi PJP4U sebesar 10.045.601 ton atau berada di atas anggaran 1,64% dari yang ditargetkan sebesar 9.883.526 ton. Hal ini berkorelasi dengan penjelasan realisasi produksi PJP Dalam Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 12,18%.


Domestic Non-ATS Aeronautical Production The PJP4U realization was in the amount of 10,045,601 tons or above the budget by 1.64% of the planned 9,883,526 tons. This correlated with the explanation of the Domestic PJP production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 12.18%.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


penerbangan dan peningkatan load factor, musim libur sekolah pada bulan Juni-Juli, adanya hari libur nasional/ agama yang jatuh pada akhir minggu (long weekend), serta event-event nasional (konferensi/meeting) yang diadakan di Bali. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 16,01%. Realisasi Aviobridge sebesar 2.417.348 ton atau berada di bawah anggaran 0,20% dari yang ditargetkan sebesar 2.422.126 ton. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 4,93%. Realisasi Counter sebesar 15.421.865 pax atau berada di atas anggaran 7,49% dari yang ditargetkan sebesar 14.347.668 pax. Hal ini berkorelasi dengan realisasi produksi PJP2U Dalam Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 15,64%.




RUTE PENERBANGAN



The PJP2U realization was in the amount of 15,430,314 pax or above the budget by 7.55% of the planned 14,347,668 pax. This was due to among others, the added flight frequencies and the increased load factor, the school holiday season in June and July, the national/religious holidays that fell at weekends (long weekends), the national events (conferences/meetings) held in Bali. Compared to the realization in 2008, this increased by 16.01%. The Aviobridge realization was in the amount of 2,417,348 tons or below the budget by 0.20% of the planned 2,422,126 tons. Compared to the realization in 2008, this increased by 4.93%. The Counter realization was in the amount of 15,421,865 pax or above the budget by 7.49% of the planned 14,347,668 pax. This correlated with the Domestic PJP2U production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 15.64%.

International Non-ATS Aeronautical Production

Produksi Aeronautika Non ATS Luar Negeri Realisasi PJP4U sebesar 3.404.298 ton atau berada di atas anggaran 21,37% dari yang ditargetkan sebesar 2.804.854 ton. Hal ini berkorelasi dengan penjelasan realisasi produksi PJP Luar Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 17,93%. Realisasi PJP2U sebesar 3.294.261 pax atau berada di atas anggaran 15,90% dari yang ditargetkan sebesar 2.842.374 pax. Hal ini disebabkan oleh adanya pelaksanaan event internasional di beberapa daerah di Indonesia, misalnya Annual Meeting Asian Development Bank (ADB) di Bali, penambahan frekuensi penerbangan dan adanya musim pemberangkatan Haji. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 13,69%. Realisasi Aviobridge sebesar 5.329.228 ton atau berada di atas anggaran 22,17% dari yang ditargetkan sebesar 4.362.276 ton. Hal ini berkorelasi dengan realisasi produksi PJP4U Luar Negeri dan adanya peningkatan pemakaian Aviobridge di Ngurah Rai dan Juanda. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 14,98%. Realisasi Counter sebesar 3.198.241 pax atau berada di atas anggaran 16,58% dari yang ditargetkan sebesar 2.743.270 pax. Hal ini berkorelasi dengan realisasi produksi PJP2U Luar Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 14,11%.


The PJP4U realization was in the amount of 3,404,298 tons or above the budget by 21.37% of the planned 2,804,854 tons. This correlated with the explanation of the the International PJP production. Compared to the realization in 2008, this increased by 17.93%. The PJP2U realization was in the amount of 3,294,261 pax or above the budget by 15.90% of the planned 2,842,374 pax. This was due to the implementation of the international events in several regions in Indonesia, such as the Annual Meeting of Asian Development Bank (ADB) in Bali, the added flight frequencies, and the arranging of the departures of the hajj pilgrims. Compared to the realization in 2008, this increased by 13.69%. The Aviobridge realization was in the amount of 5,329,228 tons or above the budget by 22.17% of the planned 4,362,276 tons. This correlated with the International PJP4U production realization and the increased use of the Aviobridge at Ngurah Rai and Juanda Airports. Compared to the realization in 2008, this increased by 14.98%. The Counter realization was in the amount of 3,198,241 pax or above the budget by 16.58% of the planned 2,743,270 pax. This correlated with the International PJP2U production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 14.11%.


71

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

c. Produksi Non Aeronautika

c. Non-Aeronautical Production

Produksi Non Aeronautika meliputi Konsesi, Parkir Mobil, Parkir Motor, Pemakaian Listrik, Pemakaian Telepon dan Warehousing. Realisasi Konsesi sebesar Rp1.885.854.992.000 atau berada diatas anggaran 6,28% dari yang ditargetkan sebesar Rp1.774.426.541.000. Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah penumpang internasional di Bandara Ngurah Rai, serta adanya penambahan dari konsesi tunai atas usaha promosi di ruang Exhibition di Bandara Juanda. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 13,10%.

The Non-Aeronautical Production consist of concession, car parking, motorcycle parking, electricity use, telephone use, and warehousing.

Realisasi Parkir Mobil sebesar 11.177.140 lbr atau berada di atas anggaran 8,17% dari yang ditargetkan sebesar 10.333.399 lbr. Hal ini disebabkan peningkatan penumpang di beberapa bandara dikarenakan musim pemberangkatan Haji, libur sekolah dan hari libur nasional / agama yang jatuh pada akhir minggu (long weekend). Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 11,69%. Realisasi Parkir Motor sebesar 3.266.112 lbr atau berada di atas anggaran 12,90% dari yang ditargetkan sebesar 2.892.948 lbr. Hal ini berkorelasi dengan penjelasan parkir mobil diatas dan penambahan parkir di Bandara Adisumarmo dikarenakan beroperasinya terminal baru. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 19,42%. Realisasi Pemakaian Listrik sebesar 31.132.515 kwh atau berada di atas anggaran 7,17% dari yang ditargetkan sebesar 29.049.934 kwh. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 6,89%. Hal ini disebabkan oleh: Beroperasinya terminal baru Bandara Adisumarmo dan Penggunaan kompor listrik oleh konsesioner di Bandara Sultan Hasanuddin. Realisasi Pemakaian Telepon sebesar 25.158 pswt atau berada di atas anggaran 2,29% dari yang ditargetkan sebesar 24.594 pswt. Hal ini disebabkan penambahan telepon extension terbatas dan sewa kabel oleh beberapa konsesioner di Bandara Juanda, serta penambahan penyewa ruangan dan konsesioner di terminal baru Bandara Adisumarmo. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan 7,06%. 72


Realisasi Warehousing sebesar 181.527.643 kg atau berada di atas anggaran 25,31% dari yang ditargetkan sebesar 144.857.226 kg. Hal ini disebabkan peningkatan volume kargo


The Concession realization was in the amount of Rp1,885,854,992,000 or abobe the budget by 6.28% of the planned Rp1,774,426,541,000. This was due to the increased number of the international passengers at Ngurah Rai Airport and the added cash concession to the promotion business in the exhibition rooms at Juanda Airport. Compared to the realization in 2008, this increased by 13.10%. The Car Parking realization was in the amount of 11,177,140 pieces or above the budget by 8.17% of the planned 10,333,399 pieces. This was due to the increased number of passengers at several airports because of the arranging of the departures of the hajj pilgrims, the school and national/religious holidays at the weekends (long weekend). Compared to the realization in 2008, this increased by 11.69%. The Motorcycle Parking realization was in the amount of 3,266,112 pieces or above the budget by 12.90% of the planned 2,892,948 pieces. This correlated with the explanation of the car parking above and the increased parking at Adisumarmo Airport, due to the operation of the new terminal. Compared to the realization in 2008, this increased by 19.42%. The Electricity Use realization was in the amount of 31,132,515 kwh or above the budget by 7.17% of the planned 29,049,934 kwh. Compared to the realization in 2008, this increased by 6.89%. This was due to: The operation of the new terminal at Adisumarmo Airport and The use of electric stoves by the concessionaires at Sultan Hasanuddin Airport. The Telephone Use realization was in the amount of 25,158 telephones or above the budget by 2.29% of the planned 24,594 telephones. This is due to the increased number of limited telephone extensions and the cable rent by several concessionaires at Juanda Airport and the increased number of tenants and concessionaires at the new terminal at Adisumarmo Airport. Compared to the realization in 2008, this increased by 7.06%. The Warehousing realization was in the amount of 181,527,643 kg or above the budget by 25.31% of the planned 144,857.226 kg. This was due to the increased cargo volumes of the general



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


dari logistik Pemilu dan aktivitas pertambangan di Balikpapan. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan 21,99%. Di sisi lain, terdapat realisasi produksi non aeronautika pada tahun 2009 yang tidak mencapai target, antara lain dari sewa ruangan, sewa tanah, peron, pemakaian reklame, dan pemakaian air. Realisasi Sewa Ruang sebesar 1.166.290 m2 atau berada di bawah anggaran 2,21% dari yang ditargetkan sebesar 1.192.652 m2. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 8,49%. Hal ini disebabkan oleh: perubahan pola kerjasama terminal kargo Ngurah Rai dari pola sewa ruang dan konsesi menjadi pola revenue sharing serta pengembalian ruang usaha di terminal dan non terminal seluas 822 m2 serta pengembalian ruang usaha di Bandara Juanda. Realisasi Sewa Tanah sebesar 6.101.540 m2 atau berada di bawah anggaran 16,54% dari yang ditargetkan sebesar 7.310.464 m2. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 10,92%. Hal ini disebabkan oleh belum terealisasinya sewa tanah di luar terminal Bandara Sultan Hasanuddin (Batangase dan Pai) seluas + 2.000 m2, pengurangan peralatan GSE oleh groundhandling maupun airlines di Bandara Juanda dan tidak terealisasinya sewa lahan GSE oleh Air Paradise di Bandara Ngurah Rai seluas 1.453 m2. Realisasi Peron sebesar 472.320 lbr atau berada di bawah anggaran 8,37% dari yang ditargetkan sebesar 515.474 lbr. Hal ini disebabkan adanya pembatasan jumlah pengantar dan penjemput dengan alasan keamanan. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 10,78%. Realisasi Pemakaian Reklame sebesar 204.378 m2 atau berada di bawah anggaran 6,61% dari yang ditargetkan sebesar 218.844 m2. Hal ini disebabkan belum terealisasinya kontrak sewa tempat reklame di Bandara Sultan Hasanuddin. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 16,22%. Realisasi Pemakaian Air sebesar 281.472 m³ atau berada di bawah anggaran 4,16% dari yang ditargetkan sebesar 293.675 m³. Hal ini disebabkan efisiensi pemakaian air di restoran dan inflight catering. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 2,39%.





RUTE PENERBANGAN



election logistics and the mining activities in Balikpapan. Compared to the realization in 2008, this increased by 21.99%. On the other hand, the realization of the non-aeronautical production in 2009 failed to achieve the target, with the explanation as follows space rent, land rent, platform, advertisement use and water use. The Space Rent realization was in the area of 1,166,290 square meters or below the budget by 2.21% of the planned 1,192,652 square meters. Compared to the realization in 2008, this increased by 8.49%. This was due to the fact that the changes in the cooperation for the cargo terminal at Ngurah Rai Airport from the space rent and concession pattern into the revenue sharing pattern and the returning of the 822-squaremeter business space at the terminal and the returning of the business space at Juanda Airport. The Land Rent realization was in the area of 6,101,540 square meters or below the budget by 16.54% of the planned 7,310,464 square meters. Compared to the realization in 2008, this decreased by 10.92%. This was due to the unrealized land outside the terminal at Sultan Hasanuddin Airport (Batangase and Pai) of + 2,000 square meters, the reduced GSE equipment by the ground-handling section and the airlines at Juanda Airport, and the unrealized GSE land rent by Air Paradise at Ngurah Rai Airport of 1,453 square meters. The Platform realization was in the amount of 472,320 pieces or below the budget by 8.37% of the planned 515,474 pieces. This was due to the limited number of people seeing off and picking up the travelers for security reasons. Compared to the realization in 2008, this increased by 10.78%. The Advertisement Use realization was in the area of 204,378 square meters or below the budget by 6.61% of the planned 218,844 square meters. This was due to the unrealized space rent contracts at Sultan Hasanuddin Airport. Compared to the realization in 2008, this increased by 16.22%. The Water Use realization was in the amount of 281,472 cubic meters or below the budget by 4.16% of the planned 293,675 cubic meters. This was due to the efficient water use at the restaurants and the in-flight catering. Compared to the realization in 2008, this decreased by 2.39%.


73

PROLOG

74

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

ASPEK KOMERSIAL

COMMERCIAL ASPECT

Strategi pengusahaan Bandara Angkasa Pura

The airport undertaking strategies of Angkasa Pura

Strategi pengusahaan Bandara Angkasa Pura I, disusun menjadi 4 (empat) kelompok Bandara berdasarkan jumlah penumpang yang datang, berangkat dan transit di bandara setiap tahun, dengan kelompok sebagai berikut: 1. Bandara Growth, adalah bandara dengan jumlah penumpang di atas 3 juta orang per tahun dan telah menghasilkan profit. Strategi yang diterapkan yaitu: Diversifikasi (Properti, Kargo), High Quality Service (Aero Non ATS, Non Aero Terminal) dan Improve Efficiency (Aero Non ATS, Non Aero Terminal). Dari data tahun 2005 s.d. 2008 Bandara Adisutjipto termasuk bandara take-off, di tahun 2009 penumpang mencapai lebih dari 3 juta dan telah mencapai profit, sehingga tergolong Bandara Growth.

The airport undertaking strategies of Angkasa Pura Iare grouped 4 (four) based on the number of passengers arriving, departing and transiting at the airports each year. The groups are as follows: 1. Growth Airports, which are the airports with more than 3 million passengers per year and have made profits. The strategies applied are Diversification (Property, Cargoes), High Quality Service (Aero Non-ATS, Non-Aero Terminal), and Improve Efficiency (Aero Non-ATS, Non-Aero Terminal). The data from 2005 to 2008 indicate that Adisutjipto Airport is included as a take-off airport. In 2009, it served more than 3 million passengers and made profit, and thus it is classified as a growth airport.

2. Bandara lepas landas (Take-Off), adalah bandara dengan jumlah penumpang di atas 2 juta sampai dengan 3 juta orang per tahun. Strategi yang diterapkan meliputi Ekstensifikasi dan Diversifikasi (selective investasi), Competitive Level of Service (Aero Non ATS, Non Aero Terminal) dan Improve Efficiency. Dari data tahun 2005 s.d. 2008 Bandara Syamsudin Noor termasuk bandara push to BEP, di tahun 2009 penumpang mencapai lebih dari 2 juta, sehingga tergolong Bandara Take-Off.

2. Take-Off Airports, which are the airports with more than 2 million up to 3 million passengers per year. The strategies applied are Extensiveness and Diversification (selective investment), Competitive Level of Service (Aero Non-ATS, Non-Aero Terminal), and Improve Efficiency. The data from 2005 to 2008 indicate that Syamsudin Noor Airport is included as a push to BEP airport. In 2009, it served more than 2 million passengers, and thus it is classified as a takeoff airport.

3. Bandara Push To Break Even Point, adalah bandara dengan jumlah penumpang di atas 500 ribu sampai dengan 2 juta orang per tahun. Strategi yang diterapkan meliputi Intensifikasi, Keep Level of service (Aero Non ATS, Non Aero Terminal), Cost Reduction dan Cost Cutting dan Multi Function Job (back office)

3. Push to Break Even Point Airports, which are the airports with more than 500 hundred thousand up to 2 million passengers per year. The strategies applied are Intensification, Keep Level of service (Aero Non-ATS, NonAero Terminal), Cost Reduction and Cost Cutting and Multi Function Job (back office)

4. Bandara Loss/PSO (Publick Service Obligation), adalah bandara dengan jumlah penumpang di bawah 500 ribu orang per tahun. Strategi yang diterapkan meliputi Keep Minimum Level Of Service (Aero Non ATS, Non Aero Terminal), Cost Oriented dan Multi Function Job.

4. Loss/PSO (Public Service Obligation) Airports, which are the airports with less than 500 thousand passengers per year. The strategies applied are Keep Minimum Level of Service (Aero Non-ATS, Non-Aero Terminal), Cost Oriented, and Multi Function Job.

Aspek komersial Angkasa Pura I yang terdiri dari Trafik, Jumlah Airline, dan Rute Penerbangan.

Commercial aspect of Angkasa Pura I consists of Trafic, Number of Airlines, and Flight routes.

a. Trafik

a. Traffic

Pergerakan pesawat meningkat sebesar 6,70%, penumpang meningkat 14,50% dan pergerakan barang/kargo meningkat 2,36%


The number of aircraft movements increased by 6.70%, passenger movements by 14.50% and goods/ cargo movements by 2.36%




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Selama tahun 2009 perusahaan telah melayani 399.381 pergerakan pesawat, 41.681.997 penumpang dan 244.840 ton barang. Pergerakan pesawat meningkat sebesar 6,70%, penumpang meningkat 14,50% dan pergerakan barang/ kargo meningkat 2,36% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2008. Pergerakan trafik pada tahun 2009 dibandingkan dengan realisasi tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut:



RUTE PENERBANGAN



In 2009, the Company served 399,381 aircraft movements, 41,681,997 passenger movements, and 244,840 tons of goods. The number of aircraft movements increased by 6.70%, passenger movements by 14.50% and goods/cargo movements by 2.36% compared to the same period in 2008. The traffic movements in 2009 compared to the realization in 2008 may be observed in the table below:

Realisasi Lalu Lintas Angkutan Udara 2005 s.d. 2009 Realization of Air Traffic from 2005 to 2009 No Uraian Realisasi Realization Description Growth % 2005 2006 2007 2008 2009 (7-6):6 1

Pesawat (a/c) Aircraft (a/c) a. Domestik 311,192 318,575 325,026 333,723 350,357 Domestic b. Internasional 33,221 33,284 33,082 40,584 49,024 International Jumlah 344,413 351,859 358,108 374,307 399,381 Total

2

Penumpang (Pax) Passengers (Pax) a. Domestik Domestic b. Internasional International Jumlah Total

3

Kargo (Ton) Cargoes (Ton) a. Domestik 164,370 160,102 171,328 181,212 Domestic b. Internasional 55,535 47,491 50,941 57,981 International Jumlah 219,905 207,593 222,269 239,193 Total

350.000

344.413 311.192

14.31

4,331,350

15.47

4,171,096

5,000,826

374.307

358.108 325.026

333.723

399.381 350.357

6,820,120

14.50

190,838

5.31

54,002

(6.86)

244,840

2.36

45.000.000 40.000.000 35.000.000 30.000.000

250.000

25.000.000

29.687.207 25.355.857

31.608.364 27.437.268

33.852.353 28.851.527

36.403.511 30.497.034

41.681.997 34.861.877

20.000.000

200.000

15.000.000

150.000 50.000

5,906,477

Grafik Angkutan Penumpang Tahun 2005 s.d. 2009 Graphics of Passenger Transportation from 2005 to 2009

300.000

100.000

6.70

29,687,207 31,608,364 33,852,353 36,403,511 41,681,997

351.859 318.575

20.80

25,355,857 27,437,268 28,851,527 30,497,034 34,861,877

Grafik Pergerakan Pesawat Tahun 2005 s.d. 2009 Graphics of Aircraft Movements from 2005 to 2009 400.000

4.98

10.000.000 33.221

33.284

33.082

40.584

49.024

5.000.000

4.331.350

4.171.096

5.000.826

75

6.820.120

5.906.477

0

0 2005

2006 INTERNASIONAL


2007 DOMESTIK

2008

2009 TOTAL A/C

2005

2006 INTERNASIONAL

2007 DOMESTIK

2008

2009 TOTAL PAX


PROLOG

VISI DAN MISI

PERISTIWA PENTING






LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Grafik Angkutan Barang/Kargo Tahun 2005 s.d. 2009 Graphics of Goods/Cargo Transportation from 2005 to 2009 250.000 219.905

200.000

164.370

244.840

239.193

222.269

207.593

181.212

190.838

171.328

160.102

150.000 100.000

57.981 55.535 47.491

50.000

54.002

50.941

0 2005

2006

2007

INTERNASIONAL

2008

DOMESTIK

2009 TOTAL KARGO

Pergerakan Pesawat per Bandara Tahun 2005 s.d. 2009 Aircraft Movements per Airport from 2005 to 2009 No Kelompok Bandara Realisasi Realization Airport Group Growth % 2005 2006 2007 2008 2009 (7-6):6 I II III 76

IV

Bandara Growth Growth Airport a. Bandara Ngurah Rai Ngurah Rai Airport b. Bandara Juanda Juanda Airport c. Bandara Sultan Hasanuddin Sultan Hasanuddin Airport d. Bandara Sepinggan Sepinggan Airport e. Bandara Adisutjipto Adisutjipto Airport

61,750

58,231

60,816

68,568

75,995

10.83

83,305

88,291

85,938

85,650

91,455

6.78

42,999

45,100

49,320

49,290

51,073

3.62

39,637

42,520

43,744

46,518

48,628

4.54

25,952

23,014

22,356

24,142

26,647

10.38

Bandara Take Off Take Off Airport a. Bandara Syamsudin Noor 14,931 14,867 15,656 15,380 18,979 Syamsudin Noor Airport Bandara Push to BEP Push to BEP Airport a. Bandara Ahmad Yani 16,129 16,299 16,769 16,573 17,575 Ahmad Yani Airport b. Bandara Selaparang 14,812 16,137 15,251 17,077 17,735 Selaparang Airport c. Bandara Sam Ratulangi 14,304 14,898 13,955 14,070 14,503 Sam Ratulangi Airport d. Bandara Adi Soemarmo 11,188 7,736 7,681 8,793 7,573 Adi Soemarmo Airport e. Bandara Pattimura 5,582 7,010 7,995 7,523 9,003 Pattimura Airport f. Bandara El Tari 6,658 8,951 9,456 10,926 10,670 El Tari Airport Bandara Loss / PSO Loss / PSO Airport a. Bandara Frans Kaisiepo Frans Kaisiepo Airport JUMLAH TOTAL

7,166

8,805

9,171

9,797

9,545

344,413

351,859

358,108

374,307

399,381


23.40

6.05 3.85 3.08 (13.87) 19.67 (2.34)

(2.57) 6.70



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA



Pergerakan Jumlah Penumpang per Bandara Tahun 2005-2009



RUTE PENERBANGAN



Passenger Movements per Airport from 2005 to 2009

No Kelompok Bandara Realisasi Realization Airport Group Growth % 2005 2006 2007 2008 2009 (7-6):6 I II III IV


6,506,207

6,296,423

7,509,021

8,470,566

9,621,714

13.59

8,235,247

8,986,650

8,833,070

9,122,196

10,510,676

15.22

3,610,276

4,010,080

4,534,673

4,703,118

5,063,860

7.67

2,453,437

2,872,768

3,144,627

3,576,380

4,348,986

21.60

2,558,262

2,564,144

2,576,823

2,793,769

3,368,228

20.56

Bandara Take Off Take Off Airport a. Bandara Syamsudin Noor 1,343,867 1,477,415 1,614,038 1,765,955 2,080,379 Syamsudin Noor Airport Bandara Push to BEP Push to BEP Airport a. Bandara Ahmad Yani 1,185,939 1,423,814 1,476,152 1,418,099 1,656,668 Ahmad Yani Airport b. Bandara Selaparang 816,013 905,556 942,241 1,049,395 1,187,890 Selaparang Airport c. Bandara Sam Ratulangi 1,056,945 1,139,334 1,139,322 1,164,215 1,261,525 Sam Ratulangi Airport d. Bandara Adi Soemarmo 985,772 684,418 714,754 741,530 773,687 Adi Soemarmo Airport e. Bandara Pattimura 340,105 444,317 529,966 534,444 662,724 Pattimura Airport f. Bandara El Tari 353,060 484,831 527,644 726,886 832,334 El Tari Airport Bandara Loss / PSO Loss / PSO Airport a. Bandara Frans Kaisiepo Frans Kaisiepo Airport JUMLAH TOTAL


242,077

318,614

310,022

336,958

29,687,207 31,608,364 33,852,353 36,403,511

313,326 41,681,997

17.80

16.82 13.20 8.36 4.34 24.00 14.51 77 (7.01) 14.50


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Pergerakan Kargo per Bandara Tahun 2005 s.d. 2009 Cargo Movements per Airport from 2005 to 2009 No Kelompok Bandara Realisasi Realization Airport Group Growth % 2005 2006 2007 2008 2009 (7-6):6 I II III

IV


57,050

44,618

50,451

57,022

64,924

13.86

50,647

55,574

57,003

62,289

61,871

(0.67)

32,353

31,238

33,370

32,408

32,420

0.04

28,698

23,813

25,620

27,176

28,978

6.63

11,268

9,668

10,512

11,628

11,209

(3.60)

Bandara Take Off Take Off Airport a. Bandara Syamsudin Noor 9,849 10,916 13,204 13,019 13,642 Syamsudin Noor Airport Bandara Push to BEP Push to BEP Airport a. Bandara Ahmad Yani 7,356 8,683 8,725 8,419 8,103 Ahmad Yani Airport b. Bandara Selaparang 3,652 4,354 4,067 5,719 5,028 Selaparang Airport c. Bandara Sam Ratulangi 8,001 9,554 9,848 9,963 9,226 Sam Ratulangi Airport d. Bandara Adi Soemarmo 6,036 3,599 2,533 2,622 2,248 Adi Soemarmo Airport e. Bandara Pattimura 2,074 2,097 2,782 3,065 2,789 Pattimura Airport f. Bandara El Tari 2,102 2,662 3,316 4,575 3,208 El Tari Airport Bandara Loss / PSO Loss / PSO Airport a. Bandara Frans Kaisiepo Frans Kaisiepo Airport JUMLAH TOTAL

819 219,905

817

207,593 222,269

b. Pergerakan Kargo per Bandara Tahun 2005 s.d. 2009

78

No a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.

838

1,288 239,193

1,192 244,840

4.79

(3.75) (12.08) (7.40) (14.25) (9.00) (29.87)

(7.45) 2.36

b. Cargo Movements per Airport from 2005 to 2009

Airline Domestik Domestic Internasional International Airlines Airline Airlines Rute Route Airline Airlines Rute Route Ngurah Rai 17 40 19 34 Juanda 15 61 9 10 Sultan Hasanuddin 11 53 2 2 Sepinggan 16 30 - Frans Kaisiepo 6 8 - Sam Ratulangi 7 22 2 2 Adisutjipto 10 23 3 3 Adi Soemarmo 4 4 3 3 Syamsudin Noor 11 19 1 1 Ahmad Yani 6 8 1 1 Selaparang 9 15 2 2 Pattimura 7 18 - El Tari 7 24 - -





STRUKTUR STRUKTUR ORGANISASI ORGANISASI& & NAMA NAMA PEJABAT PEJABAT




TANGGUNG JAWAB SOSIAL TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SOSIAL PERUSAHAAN

PERUSAHAAN AFILIASI DAN PERUSAHAAN YAYASAN AFILIASI DAN YAYASAN





Pura I Tahunan ( Persero ) Laporan 2009 Report Annual Report PT Angkasa Pura I ( PerseroPT) Angkasa Laporan 2009Tahunan Annual

79

79

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Kinerja Operasional Bandara

Airport Operating Performance

Tingkat Pelayanan

Level of Service

Kinerja Operasional pada tahun 2009 berdasarkan standar kinerja operasional yang ditetapkan dalam SK. Dirjen Perhubungan Udara SKEP No. 284/X/1999, secara umum dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

The operating performance in 2009 was based on the operating performance standard established in the Decree of the Director General of Air Transportation SKEP Number 284/X/1999, which generally may be observed in the table below:

Dari semua jenis pelayanan, kinerja operasional perusahaan tahun 2009 melebihi target. For all type of services, company's operating performance in 2009 was above the target

PJP4U terdiri dari elemen: pendaratan, penempatan dan penyimpanan. Pendaratan, dengan faktor pendukung pelayanan: ATC (Air Traffic Control), Landasan, Fasilitas PKPPK, Peralatan Navigasi, Surveillance, Peralatan Telekomunikasi dan Runway Lighting. Penempatan, dengan faktor pendukung pelayanan: Apron, Apron Lighting. Dan Penyimpanan, dengan faktor pendukung pelayanan: hanggar dan Sekuriti PJP terdiri dari elemen: ATC (Air Traffic Control), dengan faktor pendukung pelayanan: ACC (Area Control Centre) / APP (Approach Control Service), FIC (Flight Information Centre), Surveillance, Peralatan Telekomunikasi dan Navigasi PJP2U, dengan faktor pendukung: Pelayanan Terminal Penumpang dengan mengutamakan Keselamatan, Keamanan, Kelancaran dan Kenyamanan 80

Pemakaian Counter, dengan faktor pendukung pelayanan peralatan meja pelaporan (Check-in counter) Pemakaian Garbarata, dengan faktor pendukung pelayanan Fasilitas Garbarata.


The PJP4U consists of the elements: Landing, Placement, and Housing. Landing, with the service supporting factors as follows: ATC (Air Traffic Control), Runway, PKP-PK Facilities, Navigation Equipment, Surveillance, Telecommunication Equipment and Runway Lighting. Placement, with the service supporting factors as follows: Apron and Apron Lighting. And Housing with the service supporting factors as follows: Hangar and Security The PJP consists of the elements as follows ATC (Air Traffic Control), with the service supporting factors as follows: ACC (Area Control Centre) / APP (Approach Control Service), FIC (Flight Information Centre), Surveillance, Telecommunication Equipment and Navigation The PJP2U, with the supporting factors as follows: Passenger Terminal Service, prioritizing Safety, Security, Smoothness and Convenience The use of Counters, with the service supporting factors as Check-in counter The use of Aviobridge, with the service supporting factors as Aviobridge Facility. www.angkasapura1.co.id


PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Kegiatan Lainnya

Other Facilities

1. Pelaksanaan Recurrent SKP Petugas PKP-PK (uji performance check petugas PKP-PK) untuk perpanjangan dan atau penerbitan SKP di Bandara Sultan Hasanuddin, Adisutjipto, Selaparang, Sam Ratulangi, Frans Kaisiepo, El Tari dan Pattimura. 2. Pelaksanaan Recurrent SKP Petugas Security Bandara (uji performance check petugas Aviation Security) untuk perpanjangan dan atau penerbitan SKP di Bandara Ngurah Rai, Juanda, Selaparang, Syamsudin Noor, Frans Kaisiepo, Adisutjipto dan Sepinggan. 3. Pelaksanaan program latihan rutin skala besar (full scale) 2 tahunan, yaitu Latihan Penanggulangan Gawat Darurat (PGD) Dirgantara Raharja & Security Exercise di Bandara El Tari, Selaparang, Ahmad Yani, Sam Ratulangi, Sepinggan dan Sultan Hasanuddin. 4. Pelaksanaan Recurrent SKP AMC di Bandara Ngurah Rai, Juanda, Adisutjipto dan Sam Ratulangi. 5. Pengujian mutu foam dan fasilitas PKP-PK di seluruh bandara Angkasa Pura I. 6. Pelaksanaan Survei Level of Service di Bandara Ngurah Rai, Juanda, Sepinggan, Ahmad Yani, Adisutjipto dan Sam Ratulangi. 7. Evaluasi dan Monitoring Penyelenggaraan Fasilitasi (FAL) di Bandara Adisutjipto dan Sepinggan. 8. Workshop Level of Service terkait dengan Key Performance Indicator (KPI) di Jakarta. 9. Pelaksanaan Posko Angkutan Udara Lebaran tahun 2009.

1. The implementation of the Recurrent SKP of the PKP-PK officers (examination of the performance check of the PKPPK officers) for the extension and/or issuance of the SKP at Sultan Hasanuddin, Adisutjipto, Selaparang, Sam Ratulangi, Frans Kaisiepo, El Tari and Pattimura Airports. 2. The implementation of the Recurrent SKP of the Airport Security Officers (examination of the performance check of the Aviation Security officers) for the extension and/ or issuance of the SKP at Ngurah Rai, Juanda, Selaparang, Syamsudin Noor, Frans Kaisiepo, Adisutjipto and Sepinggan Airports. 3. The implementation of the full scale two-yearly training program, which is the Aviation Emergency Handling Training & the Security Exercise at El Tari, Selaparang, Ahmad Yani, Sam Ratulangi, Sepinggan and Sultan Hasanuddin Airports. 4. The implementation of the Recurrent SKP AMC at Ngurah Rai, Juanda, Adisutjipto and Sam Ratulangi Airports. 5. The examination of the quality of the foam and the PKP-PK facilities at all the airports of Angkasa Pura I. 6. The implementation of the Level of Service Survey at Ngurah Rai, Juanda, Sepinggan, Ahmad Yani, Adisutjipto and Sam Ratulangi Airports. 7. The evaluation and monitoring of the administration of the facilities (FAL) at Adisutjipto and Sepinggan Airports. 8. The Level of Service workshop in connection with the Key Performance Indicator (KPI) in Jakarta. 9. The implementation of the Idul Fitri Air Transportation Command Post of 2009.

Operasional Lalu Lintas Penerbangan Flight Traffic Operation Selama tahun 2009 Breakdown of Coordination (BOC) terjadi sebanyak 30x, Breakdown of Separation (BOS) terjadi sebanyak 16x, dan Inconvenience sebanyak 1 kali. Berdasarkan jumlah trafik yang dilayani sebesar 1.438.509 pergerakan ADC/APP/ TMA (PJP4U) dan 472.896 pergerakan ACC (PJP), maka sesuai Kep. Dirjen Perhubungan Udara SKEP. No. 284/X/1999, kejadian tersebut di atas masih termasuk dalam batas toleransi. Selama tahun 2009 terjadi accident sebanyak 2x, sedangkan incident terjadi sebanyak 16x. Sehubungan dengan program upgrading software MAATS dari versi 2.4 ke versi 3.15 oleh Ditjen Hubud, Teknisi Angkasa Pura I secara intensif mendampingi Tim yang dibentuk oleh Ditjenud. Dengan versi 3.1 tersebut MAATS direncanakan mampu memproses ADS-B dan Radar SSR Mode-S.


In 2009, the Breakdown of Coordination (BOC) occurred 30 times, the Breakdown of Separation (BOS) occurred 16 times, and Inconvenience 1 time. Based on the number of traffic movements served: 1,438,509 movements of ADC/APP/TMA (PJP4U) and 472,896 movements of ACC (PJP), in accordance with the Decree of the Director General of Air Transportation SKEP Number 284/X/1999, the occurrences were within the tolerable limits. In 2009, 2 accidents 16 incidents happened. In connection with the software upgrading program of the MAATS from version 2.4 to version 3.15 by the Directorate General of Air Transportation, the Technicians of Angkasa Pura I intensively assisted the team formed by Directorate General. With version 3.1, it is planned that the MAATS will be able to process the ADS-B and the SSR Mode-S Radar.


81

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Dalam rangka meningkatkan kesiapan Flight Plan yang diperlukan pada sistem MAATS, Teknisi Angkasa Pura I secara swakelola mengembangkan sistem Flight Plan Management sehingga diharapkan kendala-kendala flight plan yang sering datang dari penerbangan yang berasal dari bandara-bandara kecil dapat diatasi.

ASPEK TEKNIK Tahun 2009 Angkasa Pura I telah mencapai unjuk kerja peralatan di atas standar, standar antara 90% s.d. 97% tercapai 98% s.d. 100%. Perkembangan pembangunan Bandara Internasional Lombok dalam tahap pelaksanaan, prestasi fisik 90,76%, perluasan ruang tunggu terminal dipadukan dengan pembangunan Hotel Transit di Balikpapan dalam tahap pelaksanaan, prestasi 97% sedangkan pembangunan Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai dalam tahap perencanaan, desain gedung telah selesai dan telah ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Telah dilakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai pembina teknis serta dengan instansi/organisasi lain dalam bidang keamanan. Diantaranya koordinasi dalam hal perpanjangan Sertifikasi Kecakapan Personil (SKP) teknisi Bandara di seluruh bandara, Kegiatan Komnas Fasilitas Bandara (Yogyakarta, Balikpapan dan Denpasar), Sosialisasi program Safety Management System (SMS) di bandara Denpasar, Surabaya, Makassar dan Balikpapan serta Penyempurnaan perhitungan kinerja operasional bandara Level of Services. Dalam hal penerbangan kalibrasi upaya yang telah dilakukan adalah penjajagan kembali kerjasama dengan FAA Amerika, draft MOU telah disiapkan oleh FAA dan sudah dilakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Angkasa Pura II. Persiapan pengembangan bandara Sam Ratulangi untuk kegiatan World Ocean Conference (WOC) di tahun 2009 yang terealisasi adalah pengembangan terminal, penambahan garbarata, perluasan lapangan parkir dan perluasan Apron (Program DJU).

INVESTASI Realisasi investasi ATS dan Non ATS sampai dengan 31 Desember 2009 dapat dilihat pada tabel berikut: 82

Realisasi investasi ATS dan Non ATS berdasarkan kelompok program Single Year dan Multi Years, dapat dilihat pada tabel berikut:




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

In order to improve the Flight Plan readiness required in the MAATS system, the Technicians of Angkasa Pura I developed on their own the Flight Plan Management System, which was expected to be able to cope with the flight plan obstacles that often came from the flights from small airports.

TECHNICAL ASPECT In 2009 the performance of the equipment Angkasa Pura I was above the standard, the standard between 90% and 97%, and achieved was between 98% and 100%. The Lombok International Airport development was underway, and the physical performace at present has reached 90.76%. The construction of the transit hotel in Balikpapan is underway, with achievement 97%. The construction of the International Terminal at Ngurah Rai Airport is being planned, the building design is completed, and the the Supervisinf Consultant has been appointed. Coordinating with the Directorate General of Air Transportation as the technical supervisor and with other agencies/ organizations in the field of security. Extension of the Airport Security official SKP, PKP-PK and AMC at all the airports. Activities of the Airport FAL National Commission (JOG, BPN and DPS), Socialization of the Safety Management System (SMS) program at the DPS Airports, SUB, UPG and BPN, and Completion of the airport operating performance calculation of the Level of Services Calibration Flight: Sounding out again the cooperation with the US FAA, draft MOU has been prepared by the FAA. and already coordinated with the Directorate General of Air Transportation and Angkasa Pura II. Upgrading the MAATS system with the capacity of Mode S and ADS-B, The MAATS software has been modified from version 2.4 to version 3.15, which the program of the Directorate General of Air Transportation. Preparation to develop Sam Ratulangi Airport for the World Ocean Conference (WOC) of 2009 : Terminal development, Platform extension (DJU Program), Adding the Aviobridge and Extension of the Parking Lot.

Investment The realization of the ATS and Non-ATS investment up to 31 December 2009 may be observed in the table below: The realization of the ATS and Non-ATS investment based on the Single Year and Multi Years program group may be observed in the table below:



PROFIL PERUSAHAAN



SUMBER DAYA MANUSIA




RUTE PENERBANGAN



Realisasi Investasi Tahun 2009 Realization Investment in 2009 RKAP 2009 Realisasi Realization Daya Serap Absorption No. Uraian Description

Jumlah

Nilai (Rp)

Bobot

Program Amount Weight Number of Programs

1

2

3

1

ATS

50

2

NON ATS

TOTAL

4

5

Program ke

Program

Nilai (Rp)

Pelelangan Amount Program to Auction

Program ke

Komitmen/

Program

Fisik

Pembayaran

Kontraktual Contractual

Prestasi Performance Fisik Phisical

Pelelangan

Kontraktual

Programs

Phisical

Payment

13=7:3

14=5x10

15

6

7

8

9

10

11=6:3

12=5x9

83,071 9.46%

50

45

75,075

99.46%

90.46%

100%

9.41%

90.00% 8.56%

99,768

266

795,151 90.54%

243

212

520,455

90.52%

65.70%

91.35%

81.95%

79.70% 59.48%

356,716

316

878,222 100%

293

257

595,530

91.64%

68.82%

92.72%

91.36% 81.33% 68.04% 456,484

Realisasi investasi ATS dan Non ATS berdasarkan kelompok program Single Year dan Multi Years, dapat dilihat pada tabel berikut:

The realization of the ATS and Non-ATS investment based on the Single Year and Multi Years program group may be observed in the table below:

Realisasi Investasi Tahun 2009 Realization Investment in 2009 RKAP 2009 Realisasi Realization Daya Serap Absorption No. Uraian Description

Jumlah

Nilai (Rp)

Bobot


Program

Fisik

Pembayaran

Pelelangan

Kontraktual

Programs

Phisical

Payment

9

10

11=6:3

12=5x9

13=7:3

14=5x10

15

TOTAL

4,807 100%

25

23

8

Komitmen/

Fisik Phisical

25

7

Prestasi Performance

Kespen/Keam- 15 3,745 77.90% 15 13 2,793 78% 63.17% 100% 61.04% 86.67% 49.21% anan Flight Safety/Security Pelayanan 5 237 4.93% 5 5 208 24% 23.50% 100% 1.16% 100% 1.16% Services Peningkatan - - - - - - - - - - - - Pdptan/Efisiensi Biaya Increased Rev/Cost Effic. Produktivitas 5 826 17.17% 5 5 734 35% 35.03% 100% 6.02% 100% 6.02% Kerja Work Productivity Citra - - - - - - - - - - - - Perusahaan Company Image

5

6

Program ke


1

5

Nilai (Rp)

2

2 3 4

4

Program


1

3

Program ke

3,735

66.79% 55.43%

100%

1,872

203 -

734

-

68.22% 92% 56.38% 2,809

Realisasi Investasi ATS berdasarkan Kelompok Program Tahun 2009 (Multi Year) Realization of the ATS Investment based on the Program Group in 2009 (Multi Years) RKAP 2009 Realisasi Realization Daya Serap Absorption No. Uraian Description

Jumlah

Nilai (Rp)

Bobot


Program

Fisik

Pembayaran

Pelelangan

Kontraktual

Programs

Phisical

Payment

9

10

11=6:3

12=5x9

13=7:3

14=5x10

Pelayanan - - - - - - - - - - - - Services Peningk. Pdptan/ - - - - - - - - - - - - Efisiensi Biaya Increased Rev/ Cost Effic. Produktivitas Kerja 1 280 0.36% 1 1 277 5% 4.53% 100% 0.02% 100% 0.02% Work Productivity Citra Perusahaan - - - - - - - - - - - - Company Image

-


25

78,264 100%

25

22

8

Komitmen/

Fisik Phisical

96,663

TOTAL

7


Kespen/Keam- 24 77,984 99.64% 24 21 71,064 99% 90.90% 100% 99.11% 87.50% 90.58% anan Flight Safety/Security

4 5

6

Program ke


2

5

Nilai (Rp)

1 2 3

4

Program


1

3

Program ke

71,341

66.79%

55.43%

100%

68.22%

92% 56.38%

15

-

83 296 96,959


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Realization of Non-ATS Investment based on Program Groupsasi in 2009 (Single Year)

Realisasi Investasi Non ATS berdasarkan Kelompok Program Tahun 2009 (Single Year)

RKAP 2009 Realisasi Realization Daya Serap Absorption

No. Uraian Description

Jumlah

Nilai (Rp)

Bobot


Program

Fisik

Pembayaran

Pelelangan

Kontraktual

Programs

Phisical

Payment

9

10

11=6:3

12=5x9

13=7:3

14=5x10

15

TOTAL

4 5

210

213,978 100%

191

166

8

Komitmen/

Fisik Phisical

7


Kespen/Keam- 61 45,053 21.06% 56 48 34,862 78.69% 43.17% 91.80% 16.57% 78.69% 9.09% anan Flight Safety/Security Pelayanan 77 137,631 64.32% 74 64 76,931 83.12% 45.21% 96.10% 53.46% 83.12% 29.08% Services Peningk. Pdptan/ 4 828 0.39% 1 1 21 25.00% - 25.00% 0.10% 25.00% - Efisiensi Biaya Increased Rev/ Cost Effic. Produktivitas Kerja 55 22,912 10.71% 48 43 10,454 78.18% 6.92% 87.27% 8.37% 78.18% 0.74% Work Productivity Citra Perusahaan 13 7,554 3.53% 12 10 735 76.92% 19.61% 92.31% 2.72% 76.92% 0.69% Company Image

3

6

Program ke


1

5

Nilai (Rp)

2

2

4

Program


1

3

Program ke

123,003

66.79%

55.43%

100%

68.22%

92% 56.38%

18,828

30,735 21

5,243 380 55,207

Realization of Non-ATS Investment based on Program Groupsasi in 2009 (Multi Years)

Realisasi Investasi Non ATS berdasarkan Kelompok Program Tahun 2009 (Multi Year)

RKAP 2009 Realisasi Realization Daya Serap Absorption

No. Uraian Description

Nilai (Rp)

Bobot

Program

Fisik

Pembayaran

Pelelangan

Kontraktual

Programs

Phisical

Payment

9

10

11=6:3

12=5x9

13=7:3

14=5x10

15

TOTAL

581,172 100%

52

46

8

Komitmen/

Fisik Phisical

56

7


5

6

Program ke


Kespen/Keam- 28 433,479 74.59% 28 27 327,882 96.43% 76.98% 100% 71.92% 96.43% 57.42% anan Flight Safety/Security Pelayanan 13 96,144 16.54% 13 11 54,076 84.62% 29.20% 100% 14.00% 84.62% 4.83% Services Peningk. Pdptan/ - - - - - - - - - - - - Efisiensi Biaya Increased Rev/ Cost Effic. Produktivitas 9 49,240 8.47% 5 5 14,204 55.56% 19.21% 55.56% 4.71% 55.56% 1.63% Kerja Work Productivity Citra Perusahaan 6 2,309 0.40% 6 3 1,290 50.00% 4.61% 100% 0.20% 50.00% 0.02% Company Image

4

5

Nilai (Rp)

1

4

Program


2

2 3

3

Program ke

1

84

Jumlah


397,452

66.79%

55.43%

100%

68.22%

191,729

94,360 -

11,850

3,570

92% 56.38% 301,509

a. Daya Serap Program

a. Program Absorption

Dari total 316 program investasi, sebanyak 257 program atau 81,33% telah dilakukan kontrak. Sebanyak 59 program belum terkontrakkan.

Of the total 316 investment programs, 257 programs or 81.33% have had the contracts, but the other 59 program have not been provided with contracts.

b. Daya Serap Kontraktual/Komitmen

b. Contractual Absorption /Commitment

Nilai kontrak yang sudah ditandatangani sebanyak 257 program dengan nilai sebesar Rp595,53 miliar atau sebesar 97,44%.

The contracts have been signed for 257 programs with the total amount of Rp595.53 billion or 97.44%.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



c. Daya Serap Fisik

c. Physical Absorption

Prestasi fisik yang tercapai pada tahun 2009 sebesar 68,04%. Tidak tercapainya daya serap fisik tersebut disebabkan oleh: belum terealisasinya program RKA dengan bobot besar sehingga mempengaruhi daya serap seperti Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali sebesar 6,74% dari bobot total RKA, sebab lainnya adalah program batal maupun belum terkontrakkan dengan nilai Rp67,06 miliar (di luar Proyek Bali) atau senilai 7,64% dari total RKA serta program pengadaan dengan nilai bobot besar, sehingga pekerjaan masih dalam proses pabrikasi yang mengakibatkan fisik masih 0%, seperti pengadaan crash car PKP-PK, pengadaan salvage berikut access road.

The physical performance achieved in 2009 was 68.04%. The unachieved physical absorption was due to: The unrealized RKA programs with the significant weight, thus affecting the absorption, such the Bali International Airport development Project of 6.74% of the total RKA weight, The programs were cancelled or not contracted in the amount of Rp67.06 billion (outside the Bali project) or 7.64% of the total RKA and the programs with significant weight, and the work was still in the fabrication process, resulting in the physical performance of 0%, such as procurement of crash car PKP-PK, salvage and access road.

Bahasan dan Analisis Informasi Keuangan yang Bersifat Luar Biasa

Discussion and Analysis of Extraordinary Financial Information

Pada tanggal 27 Mei 2009 telah ditandatangani perjanjian konversi piutang menjadi pinjaman pemegang saham dengan Nomor: SP.51/KU.19/2009/DU dan DS/PERJ/DZ-3117/2009. antara Angkasa Pura I dengan PT Garuda Indonesia. Perjanjian tersebut merupakan upaya Angkasa Pura I untuk menyelesaikan piutang macet PT Garuda Indonesia sejumlah US$ 8.872.465,91 yang merupakan masa jasa Juni 2004 s.d. Desember 2006. Selanjutnya berdasarkan perjanjian tersebut, piutang dalam mata uang Rupiah berdenominasi valas tersebut dikonversikan ke Rupiah sebesar Rp92.388.978.521 dengan kurs konversi USD1 = Rp10.413 yang pembayaran pokoknya dicicil selama 7 tahun serta dikenakan bunga setiap 3 bulan.

On 27 May 2009, the Agreement on the receivables conversion to become a loan of the shareholders Number SP.51/ KU.19/2009/DU and DS/PERJ/DZ-3117/2009 between Angkasa Pura I and PT Garuda Indonesia was signed. The agreement was an effort made by Angkasa Pura I to settle the problem receivables of PT Garuda Indonesia. The receivables were in the amount of US$ 8,872,465.91 in the service period from June 2004 to December 2006. Further, based on the agreement, the receivables, which were in the rupiah currency, with the foreign exchange denomination, were converted into rupiah in the amount of Rp92,388,978,521 with the conversion rate of US$ 1 = Rp10,413, which was to be paid in installments for 7 and incurred with interest every 3 months.

Performansi Fasilitas

Performance Facilities

Performansi fasilitas yang terdiri dari fasilitas Keselamatan Penerbangan, fasilitas Keamanan dan fasilitas Pelayanan pada umumnya baik, kinerja operasional sesuai standar yang telah ditetapkan dengan mengacu kepada Standar Kinerja Operasional yang terkait dengan tingkat pelayanan (Level of Service) Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor SKEP/284/X/1999.

The performance facilities, consisting of the flight safety facilities, the security facilities and the service facilities, were generally good, and the operating performance was in accordance with the standard established with reference to the Operating Performance Standard in connection with the level of service pursuant to the Decree of the Director General of Air Transportation Number SKEP/284/X/1999.

a. Fasilitas Bandara Fasilitas bandara yang merupakan fasilitas pelayanan kenyamanan yang termasuk pada jenis pelayanan PJP2U dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Airport Facilities The airport facilities, which are the service facilities, are included in the PJP2U and may be observed in the table below:



85

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Performansi Fasilitas Bandara NO. FASILITAS & BENTUK PELAYANAN FACILITIES & TYPES OF SERVICE 1.

Kapasitas Terminal Terminal Capacity

2.

Fasilitas Peralatan Equipment Facilities

3.

Fasilitas Pendukung (Teknik Umum) Supporting Facilities (General Technicality)


Airport Performance Facilities

LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

TOLOK UKUR CRITERIA

KINERJA OPERASIONAL OPERATING PERFORMANCE

90%

92%

90% - 100%

99%

90%

99%

b. Fasilitas Keselamatan Penerbangan

b. Flight Safety Facilities

Fasilitas Keselamatan Penerbangan yang merupakan fasilitas PJP4U meliputi fasilitas pelayanan Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan dengan faktor pendukung pelayanan berupa Air Traffic Control, Landasan, Fasilitas PKP-PK, peralatan Navigasi, Surveillance, Peralatan Telekomunikasi, Runway Lighting, Apron, Apron Lighting, Hanggar serta fasilitas keamanan.

The flight safety facilities are the PJP4U facilities, including the aircraft landing, placement, and housing facilities, with the supporting facilities, such as the Air Traffic Control, Runway, PKP-PK Facilities, Navigation Equipment, Surveillance, Communication Equipment, Runway Lighting, Apron, Apron Lighting, Hangar and security facilities.

Performansi fasilitas Keselamatan Penerbangan tersebut secara umum memenuhi standar yang telah ditetapkan, seperti terlihat pada tabel berikut:

The flight safety performance facilities are generally in accordance with the standard established, and may be observed in the table below:

Performansi Fasilitas Bandara NO. FASILITAS & BENTUK PELAYANAN FACILITIES & TYPES OF SERVICE 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 86


Airport Performance Facilities

KINERJA OPERASIONAL OPERATING PERFORMANCE

90%

99,90%

95%

100%

97%

100%

97%

100%

97%

100%

95%

99,80%

95%

100%

95%

100%

c. Kekuatan Alat Produksi

c. Strength of Production Tools


TOLOK UKUR CRITERIA

Landasan (Marka, Skid Resistance, Kenyamanan/keselamatan, tidak ada obstacle) Runway (Marks, Skid Resistance, Convenience/safety, no obstacles) Fasilitas Peralatan PKP-PK PKP-PK Equipment Fasilitas Navigasi Navigation Facilities Fasilitas Surveillance Surveillance Facilities Fasilitas Telekomunikasi Telecommunication Facilities Airport Lighting / Visual Aid Airport Lighting / Visual Aid Apron Apron Hanggar Bandara Sepinggan Sepinggan Airport Hangar

Alat Produksi yang menunjang kegiatan operasional perusahaan di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I senantiasa diupayakan dalam kondisi layak operasi,

The production tools supporting the operating activities at the airports managed by Angkasa Pura I were worthoperating.




STRUKTUR STRUKTUR ORGANISASI ORGANISASI& & NAMA NAMA PEJABAT PEJABAT




TANGGUNG JAWAB SOSIAL TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SOSIAL PERUSAHAAN

PERUSAHAAN AFILIASI DAN PERUSAHAAN YAYASAN AFILIASI DAN YAYASAN




87


Pura I Tahunan ( Persero ) Laporan 2009 Report Annual Report PT Angkasa Pura I ( PerseroPT) Angkasa Laporan 2009Tahunan Annual

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Pembangunan Yang Bersifat Khusus

Special Developments

a. Pengembangan Bandara Lombok Tengah

a. Central Lombok Airport Development

Pembangunan Pengembangan Bandara Lombok Tengah, yang saat ini dalam tahap pekerjaan meliputi pembangunan secara keseluruhan (Air Side & Land Side) dengan nilai sebesar Rp 640 miliar yang dimulai tahun 2006 dan direncanakan commisioning pada akhir Pebruari 2010. Untuk tahun 2009 dialokasikan anggaran sebesar Rp 303 miliar.

The Central Lombok Airport development, which is now underway, includes the development as a whole (air side & land side), with the value of Rp640 billion, which was started in 2006 and is planned for commissioning at the end of February 2010. For 2009, the budget of Rp303 billion was allocated.

Pemerintah Propinsi NTB membangun Fasilitas Air Side yaitu pekerjaan T/W, Apron dan fasilitas penunjangnya, dengan nilai sebesar Rp110 miliar, sedangkan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah membangun Fasilitas Land Side yaitu pekerjaan Parkir, Jalan Lingkungan & Fasilitas Penunjangnya dengan nilai sebesar Rp40 miliar.

The West Nusa Tenggara (NTB) Provincial Government developed the air-side facilities, namely the T/W, Apron and the supporting facilities, with the value of Rp110 billion, whereas the Central Lombok Regental Government developed the land-side facilities, namely the parking lots, roads and the supporting facilities, with the value of Rp40 billion.

Dalam perkembangan terakhir paket pekerjaan Pemkab Lombok Tengah dengan alokasi anggaran sebesar Rp40 miliar tidak dapat dilaksanakan seluruhnya karena adanya kenaikan harga barang di pasaran. Pihak Pemkab tidak dapat menyediakan dana tambahan sehingga terpaksa dilakukan pengurangan volume pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Bagian pekerjaan yang tidak jadi dikerjakan Pemkab tersebut selanjutnya diserahkan kepada Angkasa Pura I, sehingga diperlukan penambahan alokasi anggaran yang menjadi tanggung jawab Angkasa Pura I.

In the latest development, the work package to be performed by the Central Lombok Regental Government with the budget allocation of Rp40 billion in its course could not be performed entirely, due to the increased prices of the goods on the market. Nor could it provide additional fund, and thus they were forced to reduce the work volume that was within its scope of responsibility. The portion of the work that failed to be performed by the Regental Government was submitted to Angkasa Pura I, and this required the budget allocation for which Angkasa Pura I was responsible.

Hal serupa juga dialami Pemprop NTB, dimana paket pekerjaan apron yang terdiri dari pembuatan apron, taxiway dan jalan inspeksi yang menjadi tanggung jawab Pemprop, ternyata juga tidak seluruhnya bisa dikerjakan karena anggaran sebesar Rp110 miliar yang semula mencukupi ternyata mengalami kekurangan karena naiknya harga-harga material ketika sedang pelaksanaan pekerjaan. Pemprop NTB akhirnya menyerahkan pembuatan jalan inspeksi kepada Angkasa Pura I. Selain itu pada paket pekerjaan Landside yang diserahkan kepada Angkasa Pura I adalah pekerjaan pembuatan jalan inspeksi dekat area bundaran plaza. Hal ini mengakibatkan biaya tambahan bagi Angkasa Pura I.

A similar was also faced by the NTB Provincial Government. The work package that included the apron, taxiway and inspection roads, which fell within the Provincial Government’s scope of responsibility, could not be completed entirely because the budget of Rp110 billion, which had been sufficient initially, was inadequate, due to the increased prices of the building materials when the work was underway. Therefore, the NTB Provincial Government finally submitted the construction of the inspection roads to Angkasa Pura I. In addition, the land-side work package submitted to Angkasa Pura I included the construction of the inspection roads near the plaza traffic circle area. This cost Angkasa Pura I an additional budget.

b. Pembangunan Gedung Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai 88


Pengembangan Bandara Ngurah Rai dibangun untuk target kapasitas 25 juta penumpang pada tahun 2025. Karena keterbatasan lahan, pengembangan dilaksanakan pada lokasi yang sudah ada.

b. Development of the International Terminal Building at Ngurah Rai Airport

Ngurah Rai Airport is developed to meet the capacity for


25 million passengers in 2025. Due to limited land, the development is carried out on the existing land, with the scope of work that includes. The total budget allocated up to 2011 in in the amount of www.angkasapura1.co.id


PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Total anggaran yang sudah dialokasikan hingga tahun 2011 sebesar Rp 560 miliar, sedangkan untuk tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp 50 miliar. Untuk itu diperlukan pengajuan alokasi anggaran lebih lanjut sebesar + Rp1,49 triliun yang dianggarkan pada tahun 2012. Posisi per 31 Desember 2009, desain terminal telah diselesaikan oleh Konsultan Perencana, dan telah ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

c. RTT Pengembangan Terminal Bandara Sepinggan

Untuk mengantisipasi pengembangan Bandara Sepinggan, telah ditunjuk konsultan perencana untuk pengembangan terminal Bandara Sepinggan yang direncanakan dengan luas 60.000 m2 dari luas 12.000 m2 yang tersedia sekarang.




In order to anticipate the Sepinggan Airport development, a planning consultant has been appointed to develop the airport, which is planned to cover the area of 60,000 square meters from the present 12,000 square meters.

d. Other Developments:

Perluasan Ruang Tunggu Terminal dipadukan dengan Hotel Transit di Balikpapan

•

•

•

GAMBARAN SINGKAT REALISASI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TAHUN 2009 Sebagai hasil dari kerja sama, dukungan, dan profesionalisme yang ditunjukkan oleh seluruh jajaran Angkasa Pura I, serta dilandasi oleh semangat untuk memberikan yang terbaik kepada stakeholders, Perusahaan akhirnya dapat melewati tahun 2009 dengan indikator kinerja sebagai berikut:



c. RTT of the Development of the Sepinggan Airport Terminal

Transit Hotel in Balikpapan

Pembangunan Hotel Transit di Bandara Sepinggan merupakan pembangunan kerjasama antara Angkasa Pura I dengan PT Sepinggan Sarana Utama selaku Investor, dengan nilai investasi sebesar Rp 75 miliar dan masa kerjasama selama 20 tahun. Pembangunan Hotel Transit Balikpapan telah mendekati penyelesaian akhir. Sementara itu lantai dasar yang digunakan untuk perluasan terminal secara fisik juga telah hampir selesai. Namun diperlukan adanya fasilitas-fasilitas pendukung operasional yang harus disiapkan berupa fasilitas Mekanikal Elektrikal, Furniture dan Elektronika, sehingga dengan demikian ruangan terminal lantai dasar ini dapat dioperasikan sekitar bulan Pebruari 2010. Realisasi fisik dari total pekerjaan Perluasan Ruang Tunggu Terminal dipadukan dengan Pembangunan Hotel Transit di Balikpapan per 31 Desember 2009 sebesar 97%.


Rp560 billion, whereas for 2009 Rp50 billion was allocated. Therefore, further allocation of budget in the amount of + Rp1.49 trillion will be budgeted in 2012. The position as of 31 December 2009 was that the terminal design was completed by the Planning Consultant, and the Supervisory Consultant was appointed.

d. Pengembangan Lain-lain:

•

RUTE PENERBANGAN

•

•

The development of the Transit Hotel at Sepinggan Airport is performed in cooperation between Angkasa Pura I and PT Sepinggan Sarana Utama as the investor, with the investment value of Rp 75 billion and the cooperation for 20 years.The development of the Transit Hotel in Balikpapan is close to its completion. Meanwhile, the ground floor used for extension of the terminal is nearly completed. However, the operating supporting facilities are needed, which should be prepared, such as the electrical and mechanical facilities, furniture and electronics, access roads, and bus apron access in front of the boarding lounge, so that the ground floor of the building can be operated in February 2010. The physical realization of the total work of the transit hotel development as of 31 December 2009 was 97%.

OVERVIEW OF COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE REALIZATION IN 2009 With goog cooporation, support and proffesionalism from all of the personnel of Angkasa Pura I and strengthened by the spirit to give the best to the stakeholders, the company could in the long run pass the year 2009 with the following indicators:

89


PROLOG PROLOG

VISIVISI DAN DAN MISI MISI







LAPORAN LAPORAN DEWAN DIREKSI DIREKSI

PROFILDEWAN PROFIL DIREKSI

90

90

PT Angkasa PT Angkasa Pura I ( Persero Pura) I Laporan ( Persero Tahunan ) 2009 Laporan AnnualTahunan Report 2009 Annual Report



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Laba/ (Rugi)

Profit/ (Loss)

Realisasi Laba perusahaan sebelum pajak pada tahun 2009 sebesar Rp 664,07 miliar, berada di atas anggaran 47,74% dari yang ditargetkan sebesar Rp 449,48 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,26%.

The realization of the Company’s profit before tax in 2009 was in the amount of Rp664.07 billion, which was above the budget by 47.74% of the planned Rp449.48 billion. Compared to the realization in 2008, this increased by 0.26%.

Laba (Rugi) Perusahaan Tahun 2009 & 2008 Company’s Profit (Loss) in 2009 & 2008 No Uraian 2008 2009 Deviasi Deviation(%) Description Audited RKAP Audited (5-3):3 (5-4):4 1 2 3 4 5 6 1 Pendapatan Ops. Operating Revenue - Aeronautika ATS 461,568,460 413,610,441 448,131,386 (2.91) - ATS Aeronautical - Aeronautika Non ATS 987,615,634 1,096,796,338 1,130,988,039 14.52 - Non-ATS Aeronautical - Non Aeronautika 412,222,464 435,174,611 476,133,793 15.50 - Non-Aeronautical Jumlah / Total 1 1,861,406,558 1,945,581,390 2,055,253,218 10.41 2 Biaya Operasional 1,460,557,911 1,582,099,766 1,562,762,390 7.00 Operating Cost 3 Laba (Rugi) Ops. 400,848,647 363,481,624 492,490,828 22.86 Operating Profit (Loss) 4 Pendapatan Lain-lain 436,761,733 103,413,378 405,305,509 (7.20) Other Revenues

7

8.35 3.12 9.41 5.64 (1.22) 35.49 291.93

5

Biaya Lain-lain Other Costs

175,278,782

17,410,493

233,724,745

33.34

1,242.44

6

Laba (Rugi) Non Ops. Non-Operating Profit (Loss)

261,482,951

86,002,885

171,580,764

(34.38)

99.51

7

Total Laba (Rugi)

662,331,598

449,484,509

664,071,592

0.26

47.74

Realisasi Laba Operasional sebesar Rp492,49 miliar, berada di atas anggaran 35,49% dari yang ditargetkan sebesar Rp363,48 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 22,86%. Adapun Laba Non Operasional sebesar Rp171,58 miliar, berada di atas anggaran 99,51% dari yang ditargetkan sebesar Rp86,00 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami

The realization of the Operating Profit was in the amount of Rp492.49 billion, which was above the budget by 35.49% of the planned Rp363.48 billion. Compared to the realization in 2008, this increased by 22.86%. The Non-Operating Profit was in the amount of Rp171.58 billion, which was above the budget by 99.51% of the planned Rp86.00 billion. Compared 91



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Realisasi Laba (Rugi) Bandara & Kantor Pusat Tahun 2009 & 2008 Realization of Profit (Loss) of Airports & Head Office in 2009 & 2008 No Lokasi 2008 2009 Deviasi Deviation (%) Location Audited RKAP Audited (5-3):3 (5-4):4

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

92

2 Kantor Pusat Head Office Ngurah Rai Juanda Sultan Hasanuddin Sepinggan Frans Kaisiepo Sam Ratulangi Adisutjipto Adisumarmo Syamsudin Noor Ahmad Yani Selaparang Pattimura El Tari Warehousing UPG Warehousing BPN MATSC JUMLAH TOTAL

3 26,882 469,627 77,147 31,664 25,044 (12,801) (1,656) 20,960 (10,311) 9,246 (10,742) (1,578) (26,415) (7,188) 2,267 10,889 59,297 662,332

4 (153,502) 484,457 92,609 (38,302) 31,923 (17,503) 669 21,074 (12,245) 9,384 (7,472) (3,991) (29,929) (12,299) 694 7,468 76,451 449,484

1. Kantor Pusat

1. Head Office

Realisasi Rugi berada di bawah target sebesar 36,76% yang disebabkan realisasi pendapatan dari pasar uang dan pasar modal berada di atas anggaran sebesar 97,33% (realisasi Rp181,28 miliar dari RKA Rp91,87 miliar). Selain itu terdapat pendapatan bunga atas Banding Pajak Tahun Buku 2005 sebesar Rp25,59 miliar.

5 (97,080) 605,192 102,643 (19,766) 28,006 (16,876) (3,921) 32,676 (19,801) 2,499 (10,904) (974) (23,061) (7,687) 654 11,226 81,245 664,072

2. Ngurah Rai Airport

The realized Profit was above the target by 24.92% because the realized revenues from the International PJP2U, the international Aviobridge and the International Counters were above the budgets by 19.41%, 20.07% and 30.86% respectively. In addition, there was a revenue from the undecided liability debt in the amount of Rp61.84 billion for the receivables of Garuda Indonesia that were converted into long-term receivables.

3. Bandara Juanda

3. Juanda Airport

Realisasi Laba berada di atas target sebesar 10,84% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP4U Luar Negeri, Counter Dalam Negeri, Jasa Gudang Outgoing Dalam Negeri dan Jasa Gudang Incoming Dalam Negeri berada di atas anggaran masing-masing sebesar 19,29%, 67,42%, 109,88%, dan 303,65%.


7 36.76 24.92 10.84 48.39 (12.27) 3.58 (686.43) 55.06 (61.70) (73.37) (45.93) 75.59 22.95 37.50 (5.75) 50.32 6.27 47.74

The realized Loss was below the target by 36.76% because the realized revenue from the money market and the capital market was above the budget by 97.33% (realized Rp181.28 billion from the RKA of Rp91.87 billion). In addition, there was an interest revenue from the Tax Comparison of Financial Year 2005 in the amount of Rp25.59 billion.

2. Bandara Ngurah Rai Realisasi Laba berada di atas target sebesar 24,92% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP2U Luar Negeri, Aviobridge Luar Negeri dan Counter Luar Negeri berada di atas anggaran masing-masing sebesar 19,41%, 20,07% dan 30,86%. Selain itu terdapat pendapatan dari penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp61,84 miliar atas piutang Garuda Indonesia yang dikonversi menjadi piutang jangka panjang.

6 (461.13) 28.87 33.05 (162.43) 11.83 (31.83) (136.77) 55.90 (92.03) (72.97) (1.51) 38.26 12.70 (6.94) (71.15) 3.09 37.01 0.26

The realized Profit was above the target by 10.84% because the realized revenues from the International PJP4U, the Domestic Counters, the Domestic Outgoing Warehousing Service and the Domestic Incoming Warehousing Service were above the budgets by 19.29%, 67.42%, 109.88%, and 303.65% respectively.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN

4. Bandara Sultan Hasanuddin

4. Sultan Hasanuddin Airport

Realisasi Rugi berada di bawah target 48,39% yang disebabkan realisasi pendapatan Aviobridge Dalam Negeri, Counter Dalam Negeri dan Sewa Tempat Reklame berada di atas anggaran masing-masing sebesar 67,38%, 65,59% dan 77,42%.

5. Frans Kaisiepo Airport

The realized Loss was below the target by 3.58% because the realized revenue from the Air Traffic PJP was above the budget by 17.74%. In addition, the realized maintenance cost was below the budget by 27,89%.

6. Bandara Adisutjipto

6. Adisutjipto Airport

Realisasi Laba berada di atas target sebesar 55,06% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Luar Negeri, PJP2U Luar Negeri, Sewa Ruang dan Konsensi yang berada di atas anggaran masing-masing sebesar 120,44%, 65,98%, 27,28%, dan 30,65%. Selain itu biaya pegawai dan suplay/ perlengkapan berada di bawah anggaran sebesar 2,72% dan 15,73%.

The realized Profit was above the target by 55.06% because the realized revenues from the International PJP, the International PJP2U, the Space Rent and the Concession were above the budgets by 120.44%, 65.98%, 27.28%, and 30.65% respectively. In addition, the employee cost and the supply/equipment cost were below the budgets by 2.72% and 15.73% respectively.

7. Bandara Selaparang

7. Selaparang Airport

Realisasi Rugi berada di bawah target sebesar 75,59% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Luar Negeri, PJP2U Dalam Negeri dan Konsesi yang berada di atas anggaran 38,86%, 5,28%, 26,80%. Selain itu biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan berada di bawah anggaran masingmasing sebesar 17,66% dan 26,56%.


The realized Loss was below the target by 48.39% because the realized revenues from the Domestic Aviobridge, the Domestic Counters and the Advertisement Space Rent were above the budgets by 67.38%, 65.59% and 77.42% respectively.

5. Bandara Frans Kaisiepo Realisasi Rugi berada di bawah target sebesar 3,58% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Lintas Udara berada di atas anggaran 17,74%. Selain itu biaya pemeliharaan terealisasi di bawah anggaran sebesar 27,89%.


The realized Loss was below the target by 75,59% because the realized revenues from the International PJP, the Domestic PJP2U and the Concession were above the budgets by 38.86%, 5.28%, and 26.80% respectively. In addition, the maintenance cost and the depreciation cost were below the budgets by 17.66% and 26.56% respectively.

8. Bandara Pattimura

Realisasi Rugi berada di bawah target sebesar 22,95% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Dalam Negeri, PJP Lintas Udara dan PJP4U Dalam Negeri yang berada di atas anggaran masing-masing sebesar 89,40%, 7,07%, dan 82,95%. Selain itu biaya penyusutan berada di bawah anggaran sebesar 12,64%.

8. Pattimura Airport

The realized Loss was below the target by 22.95% because the realized revenues from the Domestic PJP, the Air Traffic PJP and the Domestic PJP4U were above the budgets by 89.40%, 7.07%, and 82.95% respectively. In addition, the depreciation cost was below the budget by 12.64%.

9. Bandara El Tari

9. El Tari Airport

Realisasi Rugi berada di bawah target sebesar 37,50% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Lintas Udara, PJP4U Dalam Negeri dan PJP2U Dalam Negeri berada di atas anggaran masing-masing sebesar 18,23%, 31,01% dan 16,31%. Selain itu biaya pemeliharaan dan biaya penyusutan terealisasi di bawah anggaran masing-masing sebesar 19,60% dan 10,38%.

The realized Loss was below the target by 37.50% because the realized revenues from the Air Traffic PJP, the Domestic PJP4U and the Domestic PJP2U were above the budgets by 18.23%, 31.01% and 16.31% respectively. In addition, the realized maintenance cost and depreciation cost were below the budgets by 19.60% and 10.38% respectively.

10. Balikpapan Warehousing 10. Terminal Kargo Balikpapan

Realisasi Laba berada di atas target sebesar 50,32% disebabkan realisasi pendapatan jasa gudang incoming dalam negeri dan luar negeri di atas anggaran sebesar 8,16% dan 181,97%.


The realized Profit was above the target by 50.32% because the realized revenue from the domestic and international incoming warehousing services were above the budgets by 8.16% and 181.97% respectively.


93

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

11. MATSC

11. MATSC

Realisasi Laba berada di atas target sebesar 6,27% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Lintas Udara berada di atas anggaran sebesar 17,88%.

The realized Profit was above the target by 6.27% because the realized profit from the Air Traffic PJP was above the budget by 17.88%.

Di sisi lain terdapat beberapa cabang yang realisasinya tidak mencapai target.

On the other hand, the realized revenues of several branches failed to achieve the targets.

1. Bandara Sepinggan

1. Sepinggan Airport

Realisasi Laba berada di bawah target sebesar 12,27% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Luar Negeri, PJP2U Dalam Negeri, dan Counter Dalam Negeri berada di bawah anggaran masing-masing sebesar 56,67%, 8,05%, dan 47,38%. Selain itu biaya penyusutan berada di atas anggaran sebesar 37,09%.

The realized Profit was below the target by 12.27% because the realized revenues from the International PJP, the Domestic PJP2U, and the Domestic Counters were below the budgets by 56.67%, 8.05%, and 47.38% respectively. In addition, the depreciation cost was above the budget by 37.09%.

2. Bandara Sam Ratulangi

2. Sam Ratulangi Airport

Dalam RKA 2009 ditargetkan Laba namun terealisasi Rugi sebesar 686,43% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP4U Dalam Negeri, PJP2U Dalam Negeri dan Konsesi berada di bawah anggaran masing-masing sebesar 33,27%, 20,77%, dan 24,83%. Selain itu biaya penyusutan terealisasi di atas anggaran 2,11%.

In RKA 2009, the Profit was planned but instead the Loss was realized by 686.43% because the realized revenues from the Domestic PJP4U, the Domestic PJP2U and the Concession were below the budgets by 33.27%, 20.77%, and 24.83% respectively. In addition, the depreciation cost was above the budget by 2.11%.

3. Bandara Adisumarmo

3. Adisumarmo Airport

Realisasi Rugi berada di atas target sebesar 61,70% yang disebabkan realisasi biaya listrik dan biaya penyusutan berada di atas anggaran sebesar 309,92% dan 208,64% yang disebabkan beroperasinya terminal baru sejak Maret 2009.

The realized Loss was above the target by 61.70% because the electricity cost and the depreciation cost were above the budgets by 309.92% and 208.64% respectively, due to the operation of the new terminal since March 2009.

4. Syamsudin Noor Airport 4. Bandara Syamsudin Noor

Realisasi Laba berada di bawah target sebesar 73,37% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP4U Dalam Negeri dan PJP2U Dalam Negeri berada di bawah anggaran masing-masing sebesar 18,04% dan 12,94%. Selain itu biaya pegawai dan biaya penyusutan terealisasi di atas anggaran masing-masing sebesar 7,74% dan 58,19%.

5. Ahmad Yani Airport

5. Bandara Ahmad Yani

94

Realisasi Rugi berada di atas target sebesar 45,93% yang disebabkan realisasi pendapatan PJP Luar Negeri, dan PJP2U Dalam Negeri dan Luar Negeri berada di bawah anggaran masing-masing sebesar 91,68%, 11,22% dan 49,87%.

6. Terminal Kargo Makassar

Realisasi Laba berada di bawah target sebesar 5,75% yang disebabkan realisasi pendapatan jasa gudang outgoing dalam negeri berada di bawah anggaran sebesar 4,14%. Selain itu biaya pegawai di atas anggaran sebesar 23,62%.


The realized Profit was below the target by 73.37% because the realized revenues from the Domestic PJP4U and the Domestic PJP2U were below the budgets by 18.04% and 12.94%. In addition, the employee cost and the depreciation cost were above the budgets by 7.74% and 58.19% respectively.

The realized Loss was above the target by 45.93% because the realized revenues from the International PJP, and the Domestic and International PJP2U were below the budgets by 91.68%, 11.22% and 49.87% respectively.

6. Makassar Warehousing

The realized Profit was below the target by 5.75% because the realized revenue from the domestic outgoing warehousing service was below the budget by 4.14%. In addition, the employee cost was above the budget by 23.62%.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


PENDAPATAN




RUTE PENERBANGAN



REVENUE

“Atas kerja keras semua insan Perusahaan, pencapaian pendapatan Perusahaan tahun 2009 meningkat lebih baik dan melebihi dari yang ditargetkan” With the hard work of all staff, the achievement of company's revenue in 2009 increased and was above the target. Realisasi pendapatan pada tahun 2009 sebesar Rp2,46 triliun atau berada di atas anggaran 20,09% dari yang ditargetkan sebesar Rp2,05 triliun. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 7,07%. Rincian pendapatan sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

The realized revenue in 2009 was in the amount of Rp2.46 trillion or above the budget by 20.09% of the planned Rp2.05 trillion. Compared to the realization in 2008, this increased by 7.07%. The revenue details are as indicated in the table below:

Realisasi Pendapatan Tahun 2009 & 2008 (Rp Ribu) Realized of Revenues in 2009 & 2008 (In Thousand Rupiah) No Uraian 2008 2009 Deviasi Deviation (%) Description Audited RKAP Audited (5-3):3 (5-4):4 1 2 3 4 5 6 PENDAPATAN A. OPERASIONAL OPERATING REVENUE 1 Aeronautika ATS Aeronautical ATS a PJP Dalam Negeri Domestic 30,510,926 27,724,240 28,186,065 (7.62) Luar Negeri International 89,433,371 106,169,320 96,718,498 8.15 Lintas Udara Overflying 341,624,163 279,716,881 323,226,823 (5.39) Jumlah Total PJP 461,568,460 413,610,441 448,131,386 (2.91) 2 Aeronautika non ATS Aeronautical non ATS a PJP4U Dalam Negeri Domestic 8,955,216 9,883,526 10,045,601 12.18 Luar Negeri International 2,886,813 2,804,854 3,404,298 17.93 Jumlah Total PJP4U 11,842,029 12,688,380 13,449,899 13.58 b PJP2U Dalam Negeri Domestic 333,150,832 426,221,714 386,784,322 16.10 Luar Negeri International 376,111,835 371,815,675 427,479,140 13.66 Jumlah Total PJP2U 709,262,667 798,037,389 814,263,462 14.80 c Aviobridge Dalam Negeri Domestic 11,025,870 13,365,128 15,547,939 41.01 Luar Negeri International 28,610,454 28,666,297 34,095,669 19.17 Jumlah Total Aviobridge 39,636,324 42,031,425 49,643,608 25.25 d Counter Dalam Negeri Domestic 19,411,066 23,004,334 26,204,005 35.00 Luar Negeri International 14,536,709 13,915,869 17,631,774 21.29 Jumlah Total Counter 33,947,775 36,920,203 43,835,779 29.13 Jumlah pendapatan aero. non ATS 987,615,634 1,096,796,338 1,130,988,039 14.52 Total non-ATS aero. rev. Jumlah pendapatan Aeronautika 1,449,184,094 1,510,406,779 1,579,119,425 8.97 Total aeronautical revenue. www.angkasapura1.co.id

7

1.67 (8.90) 15.55 8.35

1.64 21.37 6.00 (9.25) 14.97 2.03 16.33 18.94 18.11 13.91 26.70 18.73 3.12

4.55


95

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Realisasi Pendapatan Tahun 2009 & 2008 (Rp Ribu) Realized of Revenues in 2009 & 2008 (Rp Thousand) No Uraian 2008 2009 Deviasi Deviation (%) Description Audited RKAP Audited (5-3):3 (5-4):4 1 2 3 4 5 6 3 NON AERONAUTIKA NON AERONAUTICAL 1 SEWA RUANG 103,842,689 115,538,663 121,962,621 17.45 SPACE RENT 2 SEWA TANAH 12,756,544 18,221,357 19,128,225 49.95 LAND RENT 3 KONSESI (omzet) 136,444,037 144,162,787 152,852,065 12.03 CONSESSION (turnover) 4 PARKIR MOBIL 20,316,133 25,155,699 25,141,140 23.75 CAR PARKING 5 PARKIR MOTOR 1,792,035 2,826,209 2,751,290 53.53 MOTORCYCLE PARKING 6 PERON/ PAS BANDARA 14,527,109 5,795,583 8,335,151 (42.62) PLATFORM/ AIRPORT PASS 7 PEND. REK. LISTRIK 30,039,883 30,023,788 33,030,907 9.96 ELECTRICITY BILL REV. 8 PEND. SEWA REKLAME 23,145,899 27,759,892 32,438,815 40.15 ADVERTISEMENT RENT REV. 9 PEND. REK. AIR 2,807,794 2,727,771 3,143,925 11.97 WATER BILL REV. 10 PEND. REK. TELEPON 10,579,031 11,851,830 10,889,319 2.93 TELEPHONE BILL REVENUE 11 WAREHOUSING 43,311,355 37,373,332 53,217,650 22.87 12 PEND. PLYN. PREMIUM 12,659,955 13,737,700 13,242,685 4.60 PREMIUM SERVICE REV. JMLH PDPT NON AERO 412,222,464 435,174,611 476,133,793 15.50 TOTAL NON-AERO. REV. JMLH PDPT OPERASIONAL 1,861,406,558 1,945,581,390 2,055,253,218 10.41 TOTAL OPERATING REV. B PENDAPATAN LAIN-LAIN OTHER REVENUE 1 Keuntungan selisih kurs 213,688,323 - 107,510,603 (49.69) Rate Difference Profit 2 Pasar Uang & Pasar Modal 157,704,795 93,402,591 178,954,645 13.47 Money Market & Capital Market 3 Pendptan lainnya 65,368,615 10,010,787 118,840,261 81.80 Other Revenues Jmlh Pendptn. Lain-lain 436,761,733 103,413,378 405,305,509 (7.20) Total Other Revenues Total Pendapatan 2,298,168,291 2,048,994,768 2,460,558,727 7.07 Total Revenue 96

7

5.56 4.98 6.03 (0.06) (2.65) 43.82 10.02 16.85 15.26 (8.12) 42.39 (3.60) 9.41 5.64

91.59 1,087.12 291.93 20.09

A. Pendapatan Operasional

A. Operating Revenue

Realisasi pendapatan operasional tahun 2009 sebesar Rp2,06 triliun, berada di atas anggaran 5,64% dari yang ditargetkan sebesar Rp1,95 triliun.

The realized operating revenue in 2009 was in the amount of Rp2.06 trillion, which was above the budget by 5.64% of the planned Rp1.95 trillion.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



1. Pendapatan Aeronautika ATS Realisasi PJP Dalam Negeri sebesar Rp28,19 miliar, berada di atas anggaran 1,67% atau Rp0,47 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp27,72 miliar. Hal ini sejalan dengan realisasi produksi PJP Dalam Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 7,62% Realisasi PJP Luar Negeri sebesar Rp96,72 miliar, berada di bawah anggaran 8,90% atau Rp9,45 miliar dari target sebesar Rp106,17 miliar. Hal ini disebabkan adanya sharing pendapatan kepada Angkasa Pura II. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 8,15%.

1. ATS Aeronautical Revenue The Domestic PJP realization was in the amount of Rp28.19 billion, which was above the budget by 1.67% or Rp0.47 billion of the planned Rp27.72 billion. This is in line with the Domestic PJP production realization. Compared to the realization in 2008, this decreased by 7.62%. The International PJP realization was in the amount of Rp96.72 billion, which was below the budget by 8,90% or Rp9.45 billion of the planned Rp106.17 billion. This is due to the the revenue sharing with Angkasa Pura II. Compared to the realization in 2008, this increased by 8.15%.

Realisasi PJP Lintas Udara sebesar Rp323,23 miliar, berada di atas anggaran 15,55% atau Rp43,51 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 279,72 miliar. Hal ini disebabkan adanya sharing pendapatan dari Angkasa Pura II. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 5,39%.

The Overflying PJP realization was in the amount of Rp323.23 billion, which was above the budget by 15.55% or Rp43.51 billion of the planned Rp279.72 billion. This was due to the revenue sharing with Angkasa Pura II. Compared to the realization in 2008, this decreased by 5.39%. 2. Non-ATS Aeronautical Revenue

2. Pendapatan Aeronautika Non ATS a). Pendapatan Aeronautika Non ATS Dalam Negeri Domestic Non-ATS Aeronautical Revenue Realisasi PJP4U sebesar Rp73,85 miliar, berada di bawah anggaran 10,55% atau Rp8,71 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp82,56 miliar. Hal ini disebabkan belum terealisasinya kenaikan tarif yang telah diperhitungkan naik sejak Juni 2009 dalam RKA 2009. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 6,38%. Realisasi PJP2U sebesar Rp386,78 miliar, berada di bawah anggaran 9,25% atau Rp39,44 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp426,22 miliar. Hal ini disebabkan belum terealisasinya kenaikan tarif yang telah diperhitungkan naik sejak Juni 2009 dalam RKA 2009. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 16,10%. Realisasi Garbarata sebesar Rp15,55 miliar, berada di atas anggaran 16,33% atau Rp2,18 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp13,37 miliar. Hal ini disebabkan upaya pendekatan kepada airlines agar menggunakan fasilitas aviobridge. Persentase realisasi pendapatan tak sebanding dengan realisasi produksi karena penghitungan pendapatan berdasarkan pemakaian, sedangkan penghitungan produksi berdasarkan berat pesawat (tonase). Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 41,01%. Realisasi Counter sebesar Rp26,20 miliar, berada di atas anggaran 13,91% atau Rp3,20 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp23,00 miliar. Hal ini disebabkan pendapatan dari jasa MUCS belum dianggarkan dalam RKA. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan 35,00%. www.angkasapura1.co.id

a). Domestic Non-ATS Aeronautical Revenue The PJP4U realization was in the amount of Rp73.85 billion, which was below the budget by 10.55% or Rp8.71 billion of the planned Rp82.56 billion. This was due to the unrealized tariff increase calculated to increase since June 2009 in RKA 2009. Compared to the realization in 2008, this increased by 6.38%. The PJP2U realization was in the amount of Rp386.78 billion, which was below the budget by 9.25% or Rp39.44 billion of the planned Rp426.22 billion. This was due to the unrealized tariff increase calculated to increase since June 2009 in RKA 2009. Compared to the realization in 2008, this increased by 16.10%. The Aviobridge realization was in the amount of Rp15.55 billion, which was above the budget by 16.33% or Rp2.18 billion of the planned Rp13.37 billion. This was due to the approach to the airlines to use the aviobridge facilities. The percentage of the realized revenue was not in balance with the production realization because the calculated revenue was based on the use, whereas the calculated production was based on the aircraft weight (tonnage). Compared to the realization in 2008, this increased by 41.01%. The Counter realization was in the amount of Rp26.20 billion, which was above the budget by 13.91% or Rp3.20 billion of the planned Rp23.00 billion. This was because the revenue from the MUCS service was not budgeted in the RKA. Compared to the realization in 2008, this increased by 35.00%.


97

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

b). Pendapatan Aeronautika Non ATS Luar Negeri Realisasi PJP4U sebesar Rp149,40 miliar, berada di atas anggaran 8,85% atau Rp12,15 miliar dari target sebesar Rp 137,25 miliar. Hal ini sejalan dengan pencapaian realisasi produksi PJP4U Luar Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 10,38%.

b). International Non-ATS Aeronautical Revenue The PJP4U realization was in the amount of Rp149.40 billion, which was above the budget by 8.85% or Rp12.15 billion of the planned Rp137.25 billion. This is in line with the achieved International PJP4U production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 10.38%.

Realisasi PJP2U sebesar Rp427,48 miliar, berada di atas anggaran 14,97% atau Rp55,66 miliar dari target sebesar Rp371,82 miliar. Hal ini sejalan dengan pencapaian realisasi produksi PJP2U Luar Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 13,66%.

The PJP2U realization was in the amount of Rp427.48 billion, which was above the budget by 14.97% or Rp55.66 billion of the planned Rp371.82 billion. This is in line with the achieved International PJP2U production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 13.66%.

Realisasi Aviobridge sebesar Rp34,10 miliar, berada di atas anggaran 18,94% atau Rp5,43 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp28,67 miliar. Hal ini sejalan dengan pencapaian realisasi produksi Aviobridge Luar Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 19,17%.

The Aviobridge realization was in the amount of Rp34.10 billion, which was above the budget by 18.94% or Rp5.43 billion of the planned Rp28.67 billion. This is in line with the achieved International Aviobridge production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 19.17%.

Realisasi Counter sebesar Rp17,63 miliar, berada di atas anggaran 26,70% atau Rp3,71 miliar dari target sebesar Rp13,91 miliar. Hal ini sejalan dengan pencapaian realisasi produksi Counter Luar Negeri. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 21,29%. 3. Pendapatan Non Aeronautika Realisasi pendapatan non aeronautika pada tahun 2009 sebesar Rp 476,13 miliar, berada di atas anggaran 9,41% atau Rp 40,96 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 435,17 miliar, dengan penjelasan sebagai berikut:

The Counter realization was in the amount of Rp17.63 billion, which was above the budget by 26.70% or Rp3.71 billion of the planned Rp13.91 billion. This is in line with the achieved International Counter production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 21.29%. 3. Non-Aeronautical Revenue The realization of the non-aeronautical revenue in 2009 was in the amount of Rp476.13 billion, which was above the budget by 9.41% or Rp40.96 billion of the planned Rp435.17 billion, with the explanation as follows: •

•

•

• 98


Realisasi Pendapatan Sewa Ruang sebesar Rp121,96 miliar, berada di atas anggaran 5,56% atau Rp6,42 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 115,54 miliar. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian tarif sewa ruang TMT 1 Mei 2009. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 17,45%. Realisasi Pendapatan Konsesi sebesar Rp152,85 miliar, berada di atas anggaran 6,03% atau Rp8,69 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp144,16 miliar. Hal ini sejalan dengan pencapaian realisasi produksi Konsesi. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 12,03%. Realisasi Pendapatan Peron/Pas Bandara sebesar Rp 8,34 miliar, berada di atas anggaran 43,82% atau Rp 2,56 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 5,80 miliar. Hal ini disebabkan adanya pendapatan pas masuk bandara. TMT 16 Pebruari 2009 pas masuk bandara di Bandara Ngurah Rai, Juanda dan Sultan Hasanuddin diambil alih oleh


•

•

The Space Rent Revenue realization was in the amount of Rp121.96 billion, which was above the budget by 5.56% or Rp6.42 billion of the planned Rp115.54 billion. This was due to the adjusted tariff of the space rent effective as of 1 May 2009. Compared to the realization in 2008, this increased by 17.45%. The Concession Revenue realization was in the amount of Rp152.85 billion, which was above the budget by 6.03% or Rp8,69 billion of the planned Rp144.16 billion. This was in line with achieved Concession production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 12.03%. The Airport Platform/Pass Revenue realization was in the amount of Rp8.34 billion, which was above the budget by 43.82% or Rp2.56 billion of the planned Rp5.80 billion. This was due to the airport entrance pass revenue. As of 16 February 2009, the airport entrance pass at Ngurah Rai, Juanda and Sultan Hasanuddin Airports has been taken



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Administrator Bandara sebagai konsekuensi dari PP No. 6/2009. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 43,82%.

over by the Airport Add as the realization of Government Regulation Number 6/2009. Compared to the realization in 2008, this decreased by 43.82%.

Realisasi Pendapatan Rekening Listrik sebesar Rp 33,03 miliar, berada di atas anggaran 10,02% atau Rp3,01 miliar dari target sebesar Rp 30,02 miliar. Hal ini sejalan dengan pencapaian realisasi produksi listrik. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 9,96%. Realisasi Pendapatan Sewa Reklame sebesar Rp 32,44 miliar, berada di atas anggaran 16,85% atau Rp 4,68 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 27,76 miliar. Hal ini disebabkan adanya penyesuaian tarif sewa reklame TMT 1 Juli 2009. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 40,15%.

The Electricity Bill Revenue realization was in the amount of Rp33.03 billion, which was above the budget by 10.02% or Rp3.01 billion of the planned Rp30.02 billion. This was in line with the achieved electricity production realization. Compared to the realization in 2008, this increased by 9.96%. The Advertisement Rent Revenue realization was in the amount of Rp32.44 billion, which was above the budget by 16.85% or Rp4.68 billion of the planned Rp27.76 billion. This was due to the adjusted tariff of the advertisement rent as of 1 July 2009. Compared to the realization in 2008, this increased by 40.15%.

Realisasi Pendapatan Rekening Air sebesar Rp 3,14 miliar, berada di atas anggaran 15,26% atau Rp 0,41 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 2,73 miliar. Hal ini disebabkan adanya kenaikan tarif PDAM. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 11,97%. Realisasi Pendapatan Terminal Kargo sebesar Rp 53,22 miliar, berada di atas anggaran 42,39% atau Rp15,85 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp 37,37 miliar. Hal ini sejalan dengan pencapaian realisasi produksi warehousing serta perubahan pola kerjasama terminal kargo Bandara Ngurah Rai dari pola sewa ruang dan konsesi menjadi pola revenue sharing. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 22,87%. Realisasi Pendapatan Rekening Telepon sebesar Rp10,89 miliar, berada di bawah anggaran 8,12% atau Rp 0,96 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp11,85 miliar. Hal ini disebabkan adanya mitra usaha yang beralih ke telepon selular. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 2,93%. Realisasi Pendapatan Pelayanan Premium sebesar Rp13,24 miliar, berada di bawah anggaran 3,60% atau Rp 0,50 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp13,74 miliar. Hal ini disebabkan beberapa bank mengurangi fasilitas card holder dari yang ditanggung 2 orang menjadi 1 orang. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 4,60%.

B. Pendapatan Lain-Lain Total pendapatan lain-lain tahun 2009 sebesar Rp 406,3 miliar atau berada di atas anggaran 291,93 % dan bila dibandingkan terhadap total pendapatan tahun 2008 mengalami penurunan 7,20 %. Hal ini disebabkan karena:


The Water Bill Revenue realization was in the amount of Rp3.14 billion, which was above the budget by 15.26% or Rp0.41 billion of the planned Rp2.73 billion. This was due to the increased PDAM tariff. Compared to the realization in 2008, this increased by 11.97%. The Warehousing Revenue realization was in the amount of Rp53.22 billion, which was above the budget by 42.39% or Rp15.85 billion of the planned Rp37.37 billion. This was in line with the achieved warehousing production realization and the cooperation pattern for the cargo terminal at Ngurah Rai Airport, which was changed from space rent and concession pattern to become revenue sharing. Compared to the realization in 2008, this increased by 22.87%. The Telephone Bill Revenue realization was in the amount of Rp10.89 billion, which was below the budget by 8.12% or Rp0.96 billion of the planned Rp11.85 billion. This was because the business partners used cellular phones. Compared to the realization in 2008, this increased by 2.93%. The Premium Service Revenue realization was in the amount of Rp13.24 billion, which was below the budget by 3.60% or Rp0.50 billion of the planned Rp13.74 billion. This was due to the fact that several banks reduced their card holder facilities from 2 persons to 1 person paid for. Compared to the realization in 2008, this increased by 4.60%.

B. Other Revenues The total of other revenues in 2009 was in the amount of Rp406.3 billion, which was above the budget by 291.93%, and compared to the realization in 2008, this decreased by 7.20%. This was due to:


99

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



1. Keuntungan Selisih Kurs Keuntungan Selisih Kurs sebesar Rp107,51 miliar karena terjadinya fluktuasi kurs US Dollar terhadap Rupiah, yang terdiri dari penjualan valas (realized gain) sebesar Rp18,69 miliar dan penyesuaian nilai tukar (unrealized gain) sebesar Rp88,82 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 49,69%. 2. Realisasi pendapatan lainnya sebesar Rp118,84 miliar atau berada di atas anggaran 1.087,112 % dari yang ditargetkan sebesar Rp10,01 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 81,80 %. Hal ini disebabkan antara lain: a. Adanya pendapatan bunga atas Banding Pajak Tahun Buku 2005 sebesar Rp 25,59 miliar b. Koreksi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp61,84 miliar atas piutang PT Garuda Indonesia (GIA) yang dikonversi menjadi piutang jangka panjang. Nilai piutang PT GIA yang dikonversi sebesar US$ 8.872.465,91 atau Rp 92.388.987.521 dengan kurs Rp10.413 /US$ 1 yang merupakan piutang tahun 2004 sampai dengan 2006. Atas piutang tersebut disishkan sesuai dengan umur 2 s.d. 3 tahun sebesar US$ 2.279.326,80 dan lebih dari 3 tahun sebesar US$ 4.251.112,26 sehingga total sebesar US$ 6.530.439,06 x Rp9.470 = Rp61.843.257.992 c. Laba investasi pada perusahaan asosiasi yang berasal dari pendapatan perhitungan ekuitas di PT Gapura sebesar Rp7,55 miliar. 3. Pendapatan dari hasil optimalisasi dana di pasar uang dan pasar modal pada tahun 2009 adalah sebesar Rp178,95 miliar yang berada di atas anggaran sebesar 91,59 % dari yang ditargetkan sebesar Rp93,40 miliar. Hal ini disebabkan realisasi nilai investasi deposito sebesar Rp1,56 triliun, atau 225,19 % di atas anggaran yang ditetapkan sebesar Rp480 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 13,47 %.



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

1. Exchange Rate Difference Profit The Exchange Rate Difference profit was in the amount of Rp107.51 billion, which was due to the US dollar exchange rate fluctuation against the rupiah, consisting of the foreign exchange sales (realized gain) in the amount of Rp18.69 billion and the exchange rate adjustment (unrealized gain) in the amount of Rp88.82 billion. Compared to the realization in 2008, this decreased by 49.69%. 2. The realization of other revenues was in the amount of 118.84 billion or above the budget by 1,087.112% of the planned Rp10.01 billion. Compared to the realization in 2008, this increased by 81.80%. This was due to among others: a. The interest revenue for the Tax Comparison of Financial Year 2005 in the amount of Rp25.59 billion. b. The undecided liability debt in the amount of Rp61.84 billion for the receivables of PT Garuda Indonesia (GIA), which were converted to the long-term receivables. The receivables of PT GIA converted were in the amount of US$ 8,872,465.91 or Rp92,388,987,521 with the exchange rate of Rp10,413/US$ 1, which were the receivables from 2004 to 2006. The receivables were set aside for 2 to 3 years in the amount of US$ 2,279,326.80 and for more than 3 years in the amount of US$ 4,251,112.26, thus the total would be in the amount of US$ 6,530,439.06 x Rp9,470 = Rp61,843,257,992. c. The investment profit in the association companies originating from the equity calculation revenue in PT Gapura was in the amount of Rp7.55 billion. 3. The revenue from the optimization of the funds in the money market and the capital market in 2009 was in the amount of Rp178.95 billion, which was above the budget by 91,59% of the planned Rp93.40 billion. This was due to the realization of the deposit investment value in the amount of Rp1.56 trillion or 225.19%, which was above the established budget in the amount of Rp480 billion. Compared to the realization in 2008, this increased by 13.47 %.

100




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Perkembangan Hasil Optimalisasi Dana 5 (lima) Tahun Terakhir

Development of Fund Optimization Result in the Last 5 (five) Years

Pengelolaan dana di Angkasa Pura I dilakukan melalui instrumen pasar modal dan pasar uang. Optimalisasi di pasar modal meliputi kepemilikan di Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi korporasi, sedangkan optimalisasi di pasar uang melalui penempatan dana di dalam bentuk Deposit On Call (DOC). Money Market Account (MMA) dan Time Deposit 1 bulan dan 3 bulan. Pengelolaan dana tersebut dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Direksi No. KEP.84/HK.00.10/2003 tanggal 22 Oktober 2003 yang disempurnakan menjadi Keputusan Direksi No. KEP.139/KU.04/2008 tanggal 17 Desember 2008. Dana yang dioptimalkan adalah merupakan dana yang tersedia setelah memperhitungkan beban operasional, pengeluaran untuk belanja modal (investasi), pelunasan kewajiban kepada negara dan pengeluaran lainnya. Hasil dari optimalisasi dana tersebut merupakan pendapatan lain-lain bagi Angkasa Pura I.

The fund in Angkasa Pura I is managed by means of the money market and capital market instruments. The fund optimization in the capital market is undertaken by means of the State Treasury Bill (SUN) and the corporate bond, whereas the fund optimization in the money market is undertaken through its placement in the Deposit on Call (DOC). The Money Market Account (MMA) and the Time Deposit are for 1 month and 3 months. The fund is managed in accordance with Decree of the Board of Directors Number KEP.84/HK.00.10/2003, dated 22 October 2003, which was perfected to become Decree of the Board of Directors Number KEP.139/KU.04/2008, dated 17 December 2008. The optimized fund is the available fund after calculating the operating cost, the capital expenses (investment), the settlement of the obligations to the state and other expenditures. The proceeds of the fund optimization are referred to as other revenues for Angkasa Pura I.

Perkembangan pengelolaan dana di Angkasa Pura I dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

The development of the fund management at Angkasa Pura I in the last 5 (five) years may be observed in the table below:

Rincian Realisasi Optimalisasi Dana (dalam juta Rp) Details of Realization of Fund Optimization (in million Rp) Uraian Audit Audit Audit Audit Audit Description 2005 2006 2007 2008 2009 Pasar uang Money Market Deposito Rp Rp Deposit Deposito US$ US$ Deposit Jumlah Pasar Uang Money Market Amount

Pasar Modal Capital Market Obligasi Rp Rp Bonds Obligasi US$ US$ Bonds Reksadana Fundraising Saham Shares Jumlah Pasar Modal Capital Market Amount Total


Nilai Inv. Pdpt Inv. Value Rev 394.02 343.07 737.09

Nilai Inv. Inv. Value

26.00 392.35 5.08 31.08

Pdpt Rev


Pdpt Nilai Inv. Rev Inv. Value

48.63

910.85 75.02

388.76

15.28

122.45

3.45

65.70

781.11

63.91

1,033.30 78.47

1,556.70

Pdpt Rev


1,491.00 117.32 1,181.40 9.40

Pdpt Rev

146.86

376.00

9.09

126.72 1,557.40

155.60

376.76

46.69

375.52

51.83

309.17

43.50

225.65

30.28

161.45

22.15

73.05

5.63

67.16

4.74

70.47

7.15

10.96

3.54

0.85

44.19

7.17

19.90

1.14

0.57

15.88

3.82

13.02

5.85

8.07

509.88

63.31

475.60

63.56

379.64

59.29

101 236.61

33.82

161.45

23.00

1,246.97 94.39 1,256.71 127.47 1,412.94 137.76 1,793.31 160.54 1,718.85 178.95


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Perkembangan pengelolaan dana di Angkasa Pura I dalam 5 (lima) tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

The development of the fund management at Angkasa Pura I in the last 5 (five) years may be observed in the table below:

Hasil optimalisasi dana di pasar uang dan pasar modal sejak tahun 2005 sampai dengan 2009 pada umumnya mengalami peningkatan atau tumbuh rata-rata 17,78 % per tahun. Kejadian market crash di tahun 2005, menyebabkan perusahaan bersikap hati-hati dalam aktivitasnya di pasar modal dengan tidak melakukan penempatan dana baru di reksadana dan saham.

The results of the fund optimization in the money market and the capital market from 2005 to 2009 generally increased or grew by 17.78% per year on average. The market crash in 2005 has taught the Company to be careful in its activities in the capital market by not placing any new fund in fundraising and shares.

Analisis terhadap resiko investasi di pasar uang dan pasar modal per-Desember, adalah sebagai berikut:

1) Investasi di Pasar Uang

Analysis of the investment risk in the money market and the capital market as of December is as follows:

1) Investment in Money Market

The composition of the deposits in the state banks was 80.74% and in the private banks was 9.26%. This was in accordance with the policy on placing the fund in the private banks in the amount of 30% at the maximum.

Rupiah Deposits The composition of the rupiah deposits in the state banks is 88.02% and in the private banks 11.98%. For December, the interest rate guaranteed by the LPS was 7% and the maximum placement was Rp2 billion per bank.

Dollar Deposits The composition of the dollar deposits in the state banks is 100%. The placement is made in order to optimize the existing foreign exchange.

Komposisi penempatan deposito di Bank Pemerintah adalah 80,74 % dan di Bank Swasta 9,26 %. Hal ini masih sesuai dengan kebijakan penempatan dana di Bank Swasta maksimum sebesar 30%. Deposito Rupiah Komposisi penempatan deposito Rupiah di Bank Pemerintah adalah 88.02 % dan di Bank Swasta 11,98 %. Untuk bulan Desember suku bunga yang dijamin oleh LPS adalah 7 % dan maksimum penempatan Rp2 miliar per bank. Deposito Dollar Komposisi penempatan deposito dollar di Bank Pemerintah adalah 100%. Penempatan tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan dana Valas yang ada.

2) Investment in Capital Market Bonds

2) Investasi di Pasar Modal Obligasi

102


Dari seluruh obligasi korporasi yang dimiliki perusahaan tidak ada satupun yang mengalami penurunan rating bahkan ada beberapa yang mengalami kenaikan rating sehubungan dengan kinerja emiten obligasi tersebut, sehingga credit risk (default risk) tetap rendah.

Perubahan harga pasar dinilai tidak mempengaruhi laporan keuangan, karena perlakuan terhadap obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity) sehingga tidak mark to market. Untuk obligasi US$ pada bulan Desember 2009 ada pembelian kembali (buy back) obligasi (seharusnya jatuh tempo tanggal 10 September 2013) dengan nilai 100 % pokok


None of the corporate bonds owned by the Company were down-rated. Some of them were even up-rated in line with the performance of the bond emitters, and thus the credit risk (default) risk remained low.

The changes in the market value did not impact the financial statement because the treatment of the bonds was held to maturity, and thus there was no mark to market. For the US$ bonds, in December 2009 there was a buy back of the bonds (they are due on 10 September 2013) with the value of 100% of the principal; due to the taxation regulations, the emitters conducted a buy back of the PGN Euro bonds.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA



karena adanya perubahan peraturan perpajakan maka pihak emiten melakukan buy back atas obligasi PGN Euro. Investment in Capital Market

Realisasi Biaya Realisasi total biaya pada tahun 2009 sebesar Rp1,80 triliun, berada di atas anggaran 12,31% atau Rp196,98 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp1,60 triliun, dan bila dibandingkan realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 9,82%.



RUTE PENERBANGAN



Cost Realization The realization of the total cost in 2009 was in the amount of Rp1.80 trillion, which was above the budget by 12.31% or Rp196.98 billion of the planned Rp1.60 trillion, and compared to the realization in 2008, this increased by 9.82%. The details of the total cost may be observed in the table below:

Rincian total biaya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Realisasi Biaya Tahun 2009 & 2008 (Ribu Rp) No

Uraian Description

2008 Audited

Cost Realization in 2009 & 2008 (Thousand Rp) RKAP

2009

Audited

Deviasi Deviation (%) (5-3):3 (5-4):4

1 2 3 4 5 6 A Biaya Operasional Operating Cost 1 Biaya Pegawai 467,737,916 485,814,552 498,868,346 6.66 Employee Cost 2 Biaya Pemeliharaan 98,569,980 129,826,718 110,206,723 11.81 Maintenance Cost 3 Biaya Suplay & Perlengkapan 28,532,943 29,367,989 24,961,885 (12.52) Supply & Equipment Cost 4 Biaya Utility 143,115,706 165,231,765 164,095,065 14.66 Utility Cost 5 Biaya Umum 363,864,581 403,513,615 396,990,997 9.10 General Affairs Cost 6 Biaya Penyusutan 319,950,231 346,985,043 345,923,708 8.12 Depreciation Cost 7 Biaya Peny. Piutang Ragu-2 27,636,200 1,223,937 12,881,082 (53.39) Undecided Liability Debt Cost 8 Biaya Amortisasi 11,150,355 20,136,146 8,834,584 (20.77) Amortization Cost Jumlah Biaya Ops. 1,460,557,912 1,582,099,765 1,562,762,390 7.00 Total Operating Cost B Biaya Lain-lain Other Cost 1 Kerugian selisih kurs 136,734,974 - 195,035,619 42.64 Rate difference loss 2 Biaya lainnya 38,543,808 17,410,491 38,689,126 0.38 Other costs Jmlh Biaya Lain-lain 175,278,782 17,410,491 233,724,745 33.34 Total Other Costs Total Biaya 1,635,836,694 1,599,510,256 1,796,487,135 9.82 Total Costs


7

2.69 (15.11) (15.00) (0.69) (1.62) (0.31) 952.43 (56.13) (1.22)

122.22 1,242.44 12.31


103

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



a. Realisasi Biaya Operasional pada tahun 2009 sebesar Rp1,56 triliun, berada di bawah anggaran sebesar 1,22% dari yang ditargetkan sebesar Rp1,58 triliun, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Realisasi Biaya Pegawai sebesar Rp498,87 miliar, berada di atas anggaran 2,69% atau Rp4,06 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp485,81 miliar. Hal ini disebabkan realisasi tunjangan pengobatan/kesehatan berada di atas RKA sebesar 36,19%. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 6,66%. 2. Realisasi Biaya Pemeliharaan sebesar Rp110,21 miliar, berada di bawah anggaran 15,11% atau Rp19,62 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp129,83 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 11,81%. Hal ini disebabkan oleh kalibrasi alat-alat perhubungan udara belum seluruhnya terealisasi dan Realisasi biaya pemeliharaan landasan, lapangan/jalan dan gedung di bawah RKA masingmasing 19,82%, 17,11% dan 17,81%. 3. Realisasi Biaya Suplai dan Perlengkapan sebesar Rp24,96 miliar, berada di bawah anggaran 15,00% atau Rp4,41 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp29,37 miliar. Hal ini disebabkan oleh realisasi biaya penggunaan bahan bakar di bawah anggaran 20,14% karena turunnya harga BBM sebanyak 3 kali. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 12,52%. 4. Realisasi Biaya Penyisihan Piutang Ragu-ragu sebesar Rp12,88 miliar, berada di atas anggaran 952,43% atau Rp11,66 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp1,22 miliar. Hal ini disebabkan adanya penyisihan piutang ragu-ragu terutama di Bandara Ngurah Rai sebesar Rp1,57 miliar, Juanda sebesar Rp3,58 miliar, Sultan Hasanuddin sebesar Rp3,73 miliar. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 53,39%.



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

a. The realization of the Operating Cost in 2009 was in the amount of Rp1.56 trillion, which was below the budget by 1.22% of the planned Rp1.58 trillion, with the explanation as follows: 1. The realization of the Employee Cost was in the amount of Rp498.87 billion, which was below the budget by 2.69% or Rp4.06 billion of the planned Rp485.81 billion. This was due to the realization of the medication/ health allowances that were above the RKA by 36.19%. Compared to the realization in 2008, this increased by 6.66%. 2. The realization of the Maintenance Cost was in the amount of Rp110.21 billion, which was below the budget by 15.11% or Rp19.62 billion of the planned Rp129.83 billion. Compared to the realization in 2008, this increased by 11.81%. This was due to the calibration of the air transportation instruments that was not wholly realized and the realization of the costs of maintaining the runway, fields/roads and buildings, which was below the RKA by 19.82%, 17.11% and 17.81% respectively. 3. The realization of the Supply and Equipment Cost was in the amount of Rp24.96 billion, which was below the budget by 15.00% or Rp4.41 billion of the planned Rp29.37 billion. This was due to the realization of the cost of the use of fuels, which was below the budget by 20.14% because the fuel prices were deducted 3 times. Compared to the realization in 2008, this decreased 12.52%. 4. The realization of the Unrealized Liability Debt Cost was in the amount of Rp12.88 billion, which was above the budget by 952.43% or Rp11.66 billion of the planned Rp1.22 billion. This was due to the unrealized liability debt, particularly at Ngurah Rai Airport, in the amount of Rp1.57 billion, Juanda Airport in the amount of Rp3.58 billion, and Sultan Hasanuddin Airport in the amount of Rp3.73 billion. Compared to the realization in 2008, this decreased by 53.39%.

104




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


5. Realisasi Biaya Amortisasi sebesar Rp8,83 miliar, berada di bawah anggaran 56,13% atau Rp11,31 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp20,14 miliar. Hal ini disebabkan belum selesainya overlay runway Bandara Juanda serta perubahan metode pencatatan dimana biaya overlay dikategorikan ke dalam aset tetap sejak bulan Nopember 2009 sesuai KEP. 97/KU.02/2009 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan Angkasa Pura I. Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 20,77%. b. Realisasi Biaya lain-lain sebesar Rp233,72 miliar, berada di atas anggaran 1.242,44% atau Rp216,31 miliar dari yang ditargetkan sebesar Rp17,41 miliar, Bila dibandingkan terhadap realisasi tahun 2008, realisasi biaya lain-lain mengalami kenaikan sebesar 33,34%. Hal ini karena fluktuasi kurs US Dollar terhadap Rupiah yang menyebabkan terdapat kerugian selisih kurs sebesar Rp195,04 miliar yang merupakan biaya unrealized dan hasil pembetulan SPT PPh Badan tahun 2004 dalam rangka Sunset Policy sebesar Rp 9,28 miliar dan pembukuan SKPLB untuk tahun pajak 2007 sebesar Rp 7,05 miliar.




RUTE PENERBANGAN



5. The realization of the Amortization Cost was in the amount of Rp8.83 billion, which was below the budget by 56.13% or Rp11.31 billion of the planned Rp20.14 billion. This was due to the fact that the runway overlay at Juanda Airport was not yet completed and the changes in the recording method, where the overlay cost was categorized into the fixed assets since November 2009 in accordance with Decree Number KEP. 97/KU.02/2009 on Financial Accounting Guidelines of Angkasa Pura I. Compared to the realization in 2008, this decreased by 20.77%. b. The realization of the Other Costs was in the amount of Rp233.72 billion, which was above the budget by 1,242.44% or Rp216.31 billion of the planned Rp17.41 billion. Compared to the realization in 2008, the realization of the other costs increased by 33.34%. There was because: the fluctuating US Dollar exchange rate against the Rupiah that caused the rate difference in the amount of Rp195.04 billion, which constituted the unrealized cost and the correction of the SPT Corporate Income Tax in 2004 in the framework of the Sunset Policy in the amount of Rp9.28 billion and the SKPLB bookkeeping for fiscal year 2007 in the amount of Rp 7.05 billion.

Upaya-Upaya Pengendalian Biaya

Efforts to Control Costs

Dari sisi biaya, manajemen senantiasa memperhatikan pengeluaran-pengeluaran dan mengupayakan agar seluruh program dapat terlaksana. Upaya-upaya yang dilakukan dalam pengendalian biaya, antara lain dengan pengendalian anggaran melalui early warning system dan penghematan biaya (Cost Reduction Program dan Cost Cutting Program) yang dilakukan tanpa mengurangi Level of Service (L.o.S).

In terms of costs, the Management always scrutinized the expenses and undertook that all the programs could be implemented. The efforts to control the costs are among others by controlling the costs through the early warning system and cost efficiency (Cost Reduction Program and Cost Cutting Program), which was implemented without reducing the level of service (L.o.S).



105

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Neraca Perusahaan

Company’s Balance Sheet

Posisi Neraca per 31 Desember 2009 sebesar Rp8,62 triliun, berada di atas anggaran sebesar Rp417,25 miliar atau 5,09% dari yang ditargetkan sebesar Rp8,21 triliun. Bila dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2008 mengalami kenaikan 5,70%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

The position of the Balance Sheet as of 31 December 2009 was in the amount of Rp8.62 trillion, which was above the budget by Rp417.25 billion or 5.09% of the planned Rp8.21 trillion. Compared to the position as of 31 December 2008, this increased by 5.70%. Further details may be observed in the table below:

Neraca Perusahaan per 31 Desember 2009 & 2008 (Rp juta) 2008 Audited

Company’s Balance Sheet as of 31 December 2009 & 2008 (million Rp)

No

Uraian Description

1 A. 1 2 3 4 5 6

2 3 4 5 6 Aset Assets: Aset Lancar Current Assets 2,467,055 1,769,692 2,548,762 3.31 Piutang Jangka Panjang - - 91,465 - Long-term Receivables Investasi Jangka Panjang 395,568 365,111 358,712 (9.32) Long-term Investment Aset Tetap Fixed Assets 4,772,322 5,662,743 4,848,831 1.60 Aset Tetap dalam pengadaan 353,702 292,163 678,231 91.75 Fixed Assets in procurement Aset Lain-lain Other Assets 168,956 115,385 96,337 (42.98) Total Aset Total Assets 8,157,603 8,205,093 8,622,338 5.70

B. 1 2 3 4 5

Kewajiban & Ekuitas Liability & Equity: Kewajiban Liability: 8,622,338 Hutang Lancar Current Payables 454,255 487,513 501,612 10.43 Kewajiban pajak tangguhan 156,442 134,567 184,160 17.72 Deferred tax liabilities Kewajiban Jangka Panjang 14,201 15,064 11,218 (21.01) Long-term Liabilities Ekuitas Equity: Modal dan Cadangan 7,002,934 7,253,309 7,385,563 5.46 Capital and Reserve Laba Profit l Laba thn berjalan Current year profit 528,655 314,639 539,204 2.00 l Laba inv. Jk pdk yg blm terealisir 1,116 - 580 (47.97) l Unrealized short-term inv. profit Total Kewajiban & Ekuitas 8,157,603 8,205,093 8,622,338 5.70 Total Liabilities & Equities

RKAP

2009

Audited

Deviasi Deviation (%) (5-3):3 (5-4):4 7 44.02 (1.75) (14.37) 132.14 (16.51) 5.09

2.89 36.85 (25.53)

1.82

71.37 5.09

106




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Terjadi kenaikan aset sebesar Rp 464,74 miliar atau 5,70% dari posisi neraca per 31 Desember 2008, yang disebabkan: a. Kelompok aset, antara lain meningkatnya saldo kas dan setara kas sebesar Rp 57,51 miliar, Piutang jangka panjang sebesar Rp 91,47 miliar yang merupakan konversi piutang Angkasa Pura I di PT Garuda menjadi pinjaman dari Angkasa Pura I selaku Pemegang Saham kepada PT Garuda Indonesia, dan Meningkatnya aset tetap dalam pengadaan sebesar Rp 324,53 miliar. b. Kelompok kewajiban & ekuitas, antara lain meningkatnya hutang lancar sebesar Rp 47,36 miliar dan meningkatnya Ekuitas, yang disebabkan meningkatnya Cadangan Modal sebesar Rp 382,63 miliar karena adanya pembagian Laba Tahun Buku 2008.

Piutang




RUTE PENERBANGAN



There was an assets increase in the amount of Rp464.74 billion or 5.70% of the balance sheet position as of 31 December 2008, which was caused by: a. Assets group, among others the increased cash and cash equivalent equities in the amount of Rp57.51 billion, the long-term receivables in the amount of Rp91.47 billion, which constituted the converted receivables of Angkasa Pura I at PT Garuda into a loan from Angkasa Pura I as a Shareholder to PT Garuda Indonesia, and the increased fixed assets in procurement in the amount of Rp324.53 billion. b. Liability & equity group, among others the increased current payables in the amount of Rp47.36 billion, and t he increased equity, which was caused by the increased Capital Reserve in the amount of Rp382.63 billion, due to distribution of the Profit in Financial Year 2008.

Receivables

Posisi piutang per 31 Desember 2009 sebelum penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 295,75 miliar, dengan rincian sebagai berikut: Posisi Piutang per 31 Desember 2009 (Rp juta)

The position of the receivables as of 31 December 2009 before the undecided liability debt was in the amount of Rp295.75 billion, with the details as follows: Position of the Receivables as of 31 December 2009 (million Rp)

No

Kelompok debitur 2008 2009 Group of Debitors

Naik Up Turun Down 5=4:3 6=5:3

1 1 2 3 4

2 3 4 5 Airlines (tanpa PT GIA) 174,777 186,507 11,730 Airlines (without PT GIA) Konsesioner 62,199 58,438 (3,761) Concessionaires PT Garuda Indonesia 117,564 27,551 (90,013) PT Garuda Indonesia Lainnya 5,314 23,253 17,939 Others Jumlah Total 359,854 295,749 (64,105)

6 7 6.71 (6.05) (76.57) 337.58 (17.81)

Arus Kas Perusahaan

Company’s cash flow

Posisi kas dan setara kas pada akhir tahun 2009 sebesar Rp1,82 triliun, atau meningkat sebesar Rp 57,51 miliar dibandingkan posisi kas pada awal periode sebesar Rp1,76 triliun, yaitu arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp 616,33 miliar yang disebabkan penerimaan dari penjualan tunai dan pelunasan piutang, Arus kas untuk aktivitas investasi sebesar Rp 376,55 miliar yang disebabkan adanya pembayaran untuk program investasi yang sudah terealisasi, dan Arus kas untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp182,27 miliar yang disebabkan adanya pembayaran dividen kepada kas negara dan alokasi dana PKBL dari Laba Tahun Buku 2008.

The position of the cash and cash equivalent at the end of 2009 was in the amount of Rp1.82 trillion or increased by Rp57.51 billion compared to the cash position in the beginning of the period in the amount of Rp1.76 trillion, with the explanation as follows the cash flow from the operating activities was in the amount of Rp616.33 billion, due to the receipt from the cash sales and the payment of the receivables, the cash flow for the investment activities was in the amount of Rp376.55 billion, due to the payment for the investment program that was realized, and the cash flow for the funding activities was in the amount of Rp182.27 billion, due to the payment of the dividends to the government treasury and the allocation of the PKBL fund from Financial Year 2008.



107

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

108




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Arus Kas Perusahaan Tahun 2009 & 2008 (Rp juta)




RUTE PENERBANGAN



Company’s Cash Flow in 2009 & 2008 (million Rp)

No

Uraian Description

2008 Audited

1 1 2 3 4 5 6

2 3 4 5 6 Arus Kas dari (untuk) Cash Flow of (for): Aktivitas Operasi 679,297 502,283 616,330 (9.27) Operating Activities Aktivitas Investasi (32,420) (796,858) (376,553) 1,061.48 Investment Activities Aktivitas Pendanaan (87,411) (112,622) (182,267) 108.52 Funding Activities Kenaikan bersih kas 559,466 (407,197) 57,510 (89.72) dan setara kas Cash and cash equivalent net increase Kas dan setara kas pada 1,203,575 1,407,238 1,763,041 46.48 awal periode Cash & cash equiv. in begin. of period Kas dan setara kas pada 1,763,041 1,000,041 1,820,551 3.26 akhir periode Cash and cash equiv. at end of period

RKAP

2009

Audited

Deviasi Deviation (%) (5-3):3 (5-4):4 7

22.71 (52.75) 114.12

25.28

82.05

MODAL SAHAM PERUSAHAAN

COMPANY SHARE CAPITAL

Sebagaimana diatur dalam Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan disahkan melalui Akta Notaris Nanda Fauz Iwan, SH Nomor 02 tanggal 9 Agustus 2007 Pasal 4, dijelaskan sebagai berikut:

Based on Deed of Changes in Company Statute which was authorized by notarial deed Number 02 dated 09 August 2007 Article 4 of the Notary Nanda Fauz Iwan, SH, which states: •

l

l

l

Modal Dasar Perusahaan berjumlah sebesar Rp 7.000.000.000 terbagi atas 7.000.000 (tujuh juta) saham, masing-masing bernilai nominal Rp1.000. Dari modal tersebut telah ditempatkan/diambil bagian dan telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia sebanya 1.800.000 saham atau seluruhnya sebesar Rp1.800.000.000.000. 100% dari nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut diatas atau seluruhnya berjumlah 1.800.000.000.000,- telah disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia ke dalam kas Perusahaan.

•

•

The Company authorized capital is Rp 7.000.000.000, divided into 7 million shares of Rp 1.000 par value each Of the authorized capital, 1.800.000 shares equal Rp 1.800.000.000 are subscribed and paid in by the Republic of Indonesia 100% of each shares equal Rp 1.800.000.000 are subscribed and paid in by the Republic of Indonesia to corporate cash

Company’s Obligations to the State The Company’s obligations to the state realized in 2009 may be observed in the table below:

Kewajiban Perusahaan Kepada Negara 109

Kewajiban-kewajiban perusahaan kepada negara yang telah direalisasi pada tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut:



PROLOG

VISI DAN MISI

PERISTIWA PENTING




Kewajiban Perusahaan Kepada Negara Tahun 2009 & 2008 (Rp juta)


LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Company’s Obligation to the State in 2009 & 2008 (million Rp)

No

Uraian Description

1 1 2 3 4 5 6 7 8

2 3 4 Dividen Dividends 81,741 162,380 PPh psl. 21 Income Tax Article 21 59,988 53,030 PPh psl. 23 sewa ruang/tanah 11,621 14,431 Income Tax Art. 23 on space/land rent PPh psl. 23 Bunga dep/Giro 32,169 35,719 Inc. Tax Art. 23 on Dep/Giro Interest PPh Badan Corporate Income Tax 36,407 95,078 Pajak Pertambahan Nilai Value Added Tax 131,107 69,297 Pajak Bumi & Bangunan Land & Building Tax 21,458 28,772 SWPD3D/BBN/dll 4,978 10,701 SWPD3D/BBN/etc 4,978 10,701 Jumlah Total 384,447 480,109

2008

2009

Deviasi Deviation (%) 5=(4-3):3 98.65 (11.60) 24.18 11.04 161.15 (47.14) 34.09 114.97 114.97 24.88

Dari kewajiban kepada negara tahun 2009 sebesar Rp 469,41 miliar, yang dipungut oleh perusahaan sebesar Rp 68,73 miliar (PPN), sedangkan yang menjadi beban perusahaan sebesar Rp 400,68 miliar.

Of the obligations to the state in 2009 in the amount of Rp469.41 billion, those levied by the Company were in the amount of Rp 68.73 billion (VAT), whereas those that were the Company’s obligations were in the amount of Rp400.68 billion.

Rasio Keuangan Perusahaan

Company’s Financial Ratio

Perkembangan kondisi rentabilitas Perseroan selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan dan penurunan. Untuk rasio laba operasi tahun 2009 sebesar 23,96% mengalami kenaikan sebesar 2,43% dibandingkan dengan kondisi rentabilitas tahun 2008. Sedangkan laba

The Company’s rentability condition from 2005 to 2009 went up and down. The operating profit ratio in 2009 in the amount of 23.96% increased by 2.43% compared to the rentability condition in 2008. Whereas the profit to assets and the operating ratio decreased to 7.70% and 76.04% compared to

Uraian Description

110


2005

2006

2007

2008

2009

RENTABILITAS RENTABILITY Rasio Laba Operasi 23,65% 18,16% 15,72% 21,53% 23,96% Operating Profit Ratio Laba Terhadap Asset 9,01% 6,74% 5,20% 8,12% 7,70% Profit to Assets Rasio Operasi 65,12% 81,84% 84,28% 78,47% 76,04% Operating Ratio

LIKUIDITAS LIQUIDITY Rasio Lancar Current Ratio 408,31% 524,49% 519,58% 543,10% 508,11% Rasio Kas Cash Ratio 301,11% 378,71% 363,41% 401,15% 367,95% SOLVABILITAS SOLVABILITY Rasio Hutang Terhadap Aset 8,46% 7,89% 6,61% 7,66% 8,08% Payables Ratio to Assets Rasio Hutang Terhadap Modal 17,17% 15,30% 7,08% 8,30% 8,79% Payables Ratio to Capital Rasio Hutang Terhadap Aset Tetap 14,79% 15,14% 11,09% 13,09% 14,37% Payables Ratio to Fixed Assets




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


terhadap aset maupun rasio operasi mengalami penurunan menjadi 7,70% dan 76,04% dibandingkan dengan tahun 2008, yaitu masing-masing 8,12% dan 78,47%. Kondisi likuiditas Perseroan selama tahun 2005 sampai dengan 2009 mengalami kenaikan dan penurunan, baik tingkat rasio lancar maupun rasio kas. Pada tahun 2009, tingkat rasio lancar dan rasio kas mencapai penurunan masing-masing hingga sampai 508,11% dan 367,95%. Kondisi solvabilitas dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 mengalami kenaikan dan penurunan. Secara rata-rata menunjukkan bahwa total kewajiban Perseroan lebih kecil dari pada jumlah aset, namun lebih besar dari ekuitas Perseroan yang berarti Perseroan masih mampu memenuhi kewajibannya dengan asset yang dimiliki.




RUTE PENERBANGAN



those of 2008, which were 8.12% and 78.47% respectively. The Company’s liquidity condition from 2005 to 2009 increased and decreased in terms of both the current ratio and the cash ratio. In 2009, the current ratio and the cash ratio decreased to 508.11% and 367.95% respectively. The solvability condition from 2005 to 2009 increased and decreased. On average, this indicated that the Company’s total obligations were smaller than its total assets but bigger its equity, which meant that the Company was still able to fulfill its obligations with its own assets.

111



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING


Tingkat Kesehatan Perusahaan

Tingkat Kesehatan Perusahaan Tahun 2009 & 2008 No Uraian Description




112


PROFIL DIREKSI

Company’s Level of Health

The Company’s level of health in 2009 & 2008 2008 Audited

2009 RKAP

1 2 3 4 I. ASPEK KEUANGAN FINANCIAL ASPECTS: 1. ROE 7,50 5,00 2. ROI 7,00 5,00 3. CASH RATIO 3,00 3,00 4. CURRENT RATIO 3,00 3,00 5. COLLECTION PERIOD 4,00 3,50 6. INVENTORY TURN OVER 4,00 4,00 7. TOTAL ASSET TURN OVER 1,00 1,00 8. RATIO MODAL SENDIRI THD TOTAL ASET 6,00 6,00 OWN CAPITAL RATIO TO TOTAL ASSETS JUMLAH SKOR ASPEK KEUANGAN 35,50 30,50 TOTAL SCORE OF FINANCIAL ASPECTS II. ASPEK OPERASIONAL OPERATING ASPECTS: 1. PJP4U 12,00 12,00 2. PJP 6,00 6,00 3. PJP2U 6,00 6,00 4. Counter 6,00 6,00 5. Aviobridge 5,00 5,00 JUMLAH SKOR ASPEK OPERASIONAL 35,00 35,00 TOTAL SCORE OF OPERATING ASPECTS III. ASPEK ADMINISTRASI: ADMINISTRATION ASPECTS: 1. LAP. PERHITUNGAN TAHUNAN 3,00 3,00 ANNUAL CALCULATION REPORT 2. RANCANGAN RKAP 3,00 3,00 DRAFT RKAP 3. LAPORAN PERIODIK 3,00 3,00 PERIODICAL REPORT 4. KINERJA PKBL 6,00 6,00 PKBL PERFORMANCE JUMLAH SKOR ASPEK ADMINISTRASI 15,00 15,00 TOTAL SCORE OF ADMINISTRATION ASPECTS TOTAL 85,50 80,50 TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN “AA” Sehat “AA” Sehat COMPANY’S LEVEL OF HEALTH “AA” Healthy “AA” Healthy Realisasi tingkat kesehatan pada tahun 2009 tercapai dengan total skor 87,00 atau berada di atas total skor yang ditargetkan sebesar 80,50 yang dipengaruhi oleh pencapaian Return On Equity dan Return On Investment.

LAPORAN DIREKSI

Audited 5 9,00 7,00 3,00 3,00 4,00 4,00 1,00 6,00 37,00

12,00 6,00 6,00 6,00 5,00 35,00

3,00 3,00 3,00 6,00 15,00 87,00 “AA” Sehat “AA” Healthy 80
The realization of the level of health in 2009 was achieved with the total score 87.00 or above the total score 80.50 planned, which was affected by the achieved Return on Equity and Return on Investment.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi.

Information on the material transactions containing the conflict of interest and the transactions with the affiliates.

Selama tahun 2009 tidak Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi.

In 2009, there was no information on the material transactions containing the conflict of interest and the transactions with the affiliates.

Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi

Description of the changes in the accounting policy

Kebijakan Akuntansi Perseroan telah diperbaharui sesuai Keputusan Direksi Nomor: KEP.97/KU.02/2009 tanggal 2 November 2009 tentang Pedoman Akuntansi Angkasa Pura I dengan mengakomodir beberapa revisi dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terbaru. Dengan berlakunya Keputusan Direksi ini, maka Keputusan Direksi Nomor KEP.59/KU.210/1999 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Keuangan Angkasa Pura I dinyatakan tidak berlaku.

The Company’s Accounting Policy has been renewed in accordance with the Decree of the Board of Directors Number KEP.97/KU.02/2009, dated 2 November 2009, on the Accounting Guidelines of Angkasa Pura I by accommodating several revisions of the latest Financial Accounting Standard Statement. By the effectiveness of this Decree of the Board of Directors, the Decree of the Board of Directors Number KEP.59/KU.210/1999 on the Financial Accounting System and Procedure of Angkasa Pura I is declared null and void.

Informasi dan fakta material setelah tanggal laporan akuntan Perseroan telah mengirimkan surat nomor : AP.I.529/ KU.10/2010/DU-B tanggal 22 Februari 2010 perihal: Pengenaan kewajiban PNBP PAS di Bandara Juanda berdasarkan temuan pemeriksaan BPK RI. Melalui surat tersebut Perseroan mengajukan permohonan fatwa dari Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Departemen Keuangan atas timbulnya kewajiban PNBP untuk penerimaan PAS Bandara Juanda Surabaya periode 1 Desember Tahun 2008. Hasil temuan BPK RI tersebut diantaranya bahwa pelayanan Pas di Bandara Juanda Surabaya sejak 2008 s/d 15 Februari 2009. Surat tersebut menanggapi surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara tanggal 20 Januari 2010 tentang Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Dephub tanggal 1 Desember 2008 sepenuhnya telah dilaksanakan oleh Adbandara Juanda Surabaya (UPT Ditjen Hubud), namun penerimaan dari pelaksanaan kegiatan tersebut senilai Rp347.215.000,- dipungut oleh Angkasa Pura I Cabang Bandar Udara Juanda Surabaya. Seharusnya pendapatan tersebut disetor ke Kas Negara.

Material information and facts after the date of the accountant’s report The Company sent Letter Number AP.I.529/KU.10/2010/ DU-B, dated 22 February 2010, on Imposition of the PNBP PAS obligation at Juanda Airport based on the investigation finding of the BPK of the Republic of Indonesia. Through the letter, the Company applied for an edict from the Director of Non-Tax State Revenue (PNBP) of the Ministry of Finance on the emergence of the PNBP obligation for the PAS revenue of Juanda Airport of Surabaya for the period from 1 December 2008 to 15 February 2009. The letter was in response to the letter of the Directorate General of Air Transportation, dated 20 January 2010, on the Follow Up to the Result of Investigation of the BPK of the Republic of Indonesia of the Financial Statement of the Ministry of Transportation of 2008. The finding of the BPK of the Republic of Indonesia included among others the fact that the Pas service at Juanda Airport of Surabaya since 1 December 2008 was fully carried out by Juanda Airport of Surabaya (UPT of the Directorate General of Air Transportation). However, the revenue from the implementation of the activity in the amount of Rp347,215,000 was levied by Angkasa Pura I’s Branch Office of Juanda Airport of Surabaya. The revenue should have been paid to the Government Treasury. 113



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

INDEPENDENCY

114




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Daftar isi (Contents) TATA KELOLA PERUSAHAAN

Corporate Social Responsibility

116.

STRUKTUR & MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN structure & mechanism of good corporate governance

180.

SURAT PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS TENTANG TIDAK MEMILIKI SAHAM Letter of Statement of the Board of Commissioners on having no shared

124.

SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TIDAK MEMILIKI SAHAM Letter of Statement of the Board of Directors on having no shares

125.



115

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

TATA KELOLA PERUSAHAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PERNYATAAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

STATEMENT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Perkembangan usaha dewasa ini telah sampai pada tahap persaingan global dan terbuka dengan diikuti dinamika perubahan yang demikian cepat. Dalam situasi kompetisi seperti ini implementasi Good Corporate Governance (GCG) menjadi suatu keharusan dalam rangka membangun Perusahaan yang tangguh, sustainable dan bernilai tambah.

The business development nowadays has arrived at the global and open competition followed by rapidly changing dynamics. In such a competitive situation, implementation of Good Corporate Governance (GCG) has become obligatory in the framework of developing the Company to make it strong and sustainable with added values.

Angkasa Pura I memandang bahwa penerapan Good Corporate Governance merupakan kebutuhan. Angkasa Pura I meyakini penerapan GCG secara konsisten dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan kemakmuran Perusahaan, yang pada gilirannya akan mengoptimalkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang tanpa mengabaikan kepentingan Stakeholders lainnya. Sejalan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-Undang Republik Indonesia No.19 tahun 2003 tentang BUMN, Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance di BUMN, serta Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia oleh Komite Nasional Kebijakan Governance maka Angkasa Pura I merasa perlu melaksanakan pengelolaan Perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Angkasa Pura I telah menempatkan GCG sebagai sistem dalam pengelolaan Perusahaan. Corporate Governance yang efektif merupakan tantangan strategis yang harus senantiasa ditingkatkan. Angkasa Pura I terus berbenah diri menuju suatu organisasi yang berkomitmen untuk menerapkan Good Corporate Governance. Pengembangan GCG Perusahaan mengakomodir adanya perubahan yang dinamis dan terbuka terhadap konsep-konsep baru.

116

Kredibilitas serta kepercayaan publik, pemilik modal, pelanggan serta pengguna jasa merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perkembangan dan kelangsungan serta meningkatkan nilai-nilai Perusahaan. Dalam mewujudkan kredibilitas dan kepercayaan sangat erat kaitannya dengan perilaku Perusahaan dalam berinteraksi dengan pemangku kepentingan.


Angkasa Pura I considers the application of Good Corporate Governance as a need. Angkasa Pura I believes that consistent and sustainable application of GCG will improve its welfare, which will in turn optimize the values of the shareholders in the long run, without disregarding the interests of other stakeholders.

In line with the issuance of Law of the Republic of Indonesia Number 40/2007 on Limited Liability Companies, Law of the Republic of Indonesia Number 19/2003 on State Enterprises (BUMN), Decree of the State Minister for State Enterprises Number Kep-117/M-MBU/2002 on Application of Good Corporate Governance Practices at State Enterprises, and the General Guidelines on Good Corporate Governance of Indonesia by the National Committee for Governance Policy, Angkasa Pura I feels that it is necessary to manage itself in accordance with the GCG principles. Angkasa Pura I has placed GCG as a system in its management. Effective corporate governance is a strategic challenge that should always be improved. Angkasa Pura I has continued to tidy up itself towards an organization that is committed to apply Good Corporate Governance. The development of the Company’s GCG accommodates the dynamic and open changes in respect of new concepts. Credibility and trust by the public, financiers, customers and service users are the determinant factors for development and survival. These all increase the values of the Company. Realizing the credibility and trust is closely related to the attitude of the Company in its interaction with the stakeholders.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Kesadaran menjalankan etika yang baik dan tidak mengabaikan aturan-aturan akan mewujudkan keberhasilan Perusahaan. Untuk itulah Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi sebagai organ Perusahaan selalu berkomitmen untuk terus melaksanakan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik, komitmen tersebut diwujudkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang selalu mengacu kepada aturan yang berlaku, dan menerapkan kebijakan nilai-nilai etis yang dinyatakan secara eksplisit sebagai suatu standard perilaku yang diwajibkan bagi seluruh organ Perusahaan melalui perumusan Pedoman Perilaku (code of conduct).

Being ethical and compliant with the regulations will realize the Company’s success. Therefore, the shareholders, Board of Commissioners, Board of Directors as the organs of the Company are always committed to apply the good corporate governance (GCG). The commitment is realized in the implementation of each of the activities that always refer to the prevailing legislation, and the Company applies the policies based on the ethical values that are stated explicitly as a standard attitude, which is obligatory to all the Company’s organs through the formulation of the Code of Conduct.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan dengan baik merupakan faktor kunci untuk mencapai visi dan misi Perusahaan, hal ini diyakini oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan, dengan selalu membangun nilai dan budaya Perusahaan, dengan terciptanya budaya Perusahaan yang baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja Perusahaan.

The application of the good corporate governance is the key factor to achieve the vision and missions of the Company. This is believed by the Board of Commissioners and the Board of Directors Angkasa Pura I, and it is expected that developing the corporate values and culture and creating a good corporate culture will improve the Company’s performance.

Hasil Assessment GCG Angkasa Pura I

Result of GCG Assessment at Angkasa Pura I

Untuk melihat sejauh mana penerapan GCG telah dilakukan oleh Angkasa Pura I maka Direksi telah menunjuk pihak independen untuk melakukan assessment penerapan Tata Kelola Perusahaan. Pihak independen tersebut adalah Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP).

In order to observe the extent to which GCG has been applied at Angkasa Pura I , the Board of Directors has appointed independent parties to assess the application of its corporate management. The independent parties are the Supreme Audit Agency (BPK) and the Development Finance Controller (BPKP) of the Republic of Indonesia.

Menunjuk Surat Direksi Angkasa Pura I Nomor. AP.I.151/OM.04/2009/DU-B tanggal 5 Mei 2009 perihal Assesment Penerapan GCG, BPKP telah melakukan kegiatan Assessment Penerapan GCG tahun buku 2008, dengan pokok-pokok simpulan sebagai berikut:

Referring to the Letter of the Board of Directors of Angkasa Pura I Number AP.I.151/OM.04/2009/DU-B, dated 5 May 2009, on the GCG Application Assessment, the BPKP has assessed the GCG application for financial year 2008, with the main conclusions as follows: 1. Assessment of the GCG application at Angkasa Pura I was carried out with reference to the Letter of the State Minister for State Enterprises (BUMN) Number Kep-117/ M-MBU/2002, dated 31 July 2002,on Application of Good Corporate Governance Practices at State Enterprises. The evaluation was made on the basis of the criteria agreed to by the State Ministry for State Enterprises and the BPKP on 19 October 2006, which included 5 aspects, 50 indicators and 160 parameters. The five aspects include the Rights and Responsibilities of Shareholders, GCG Policy, GCG Application,Information Disclosure and Commitment.

1. Assesment atas penerapan GCG pada Angkasa Pura I, dilaksanakan dengan mengacu pada Surat Keputusan Mentri BUMN No. Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada BUMN. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria yang telah disepakati antara Kementrian BUMN dan BPKP tanggal 19 Oktober 2006, yaitu mencakup 5 aspek, 50 indikator dan 160 parameter. Kelima aspek tersebut meliputi Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham, Kebijakan GCG, Penerapan GCG, Pengungkapan informasi (disclosure) dan Komitmen.



117

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



2. Hasil Assesment Penerapan GCG tahun 2008 pada Angkasa Pura I menunjukan skor capaian aktual sebesar 77,86 kategori baik melampui dari skor yang ditargetkan yaitu 77 untuk tahun 2009 ini target skor GCG Angkasa Pura I adalah skor 80 dan akan di assesmen pada tahun 2010, maksimal (best practice) target skor GCG adalah skor 100,00 dengan rincian sebagai berikut :

No. Aspek Governance / Aspects of Governance


LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

2. The results of the GCG assessment in 2008 at PT. Angkasa Pura I (Persero) indicated the actually achieved score 77.86 in the good category of the planned score 77 for 2009. The planned GCG score of Angkasa Pura I is 80 and will be assessed in 2010, maximum (best practice) GCG score is 100.00 with the details as follows:

Best Practice / Best Practice

Capaian Aktual / Actual Achievement

Capaian % / Achievement %

1

Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham Rights and Responsibilities of Shareholders

9,00

5,96

66,27

2

Kebijakan GCG GCG Policy

8,00

6,95

86,88

3

Penerapan GCG GCG Application a. Dewan Komisaris Board of Commissioners b. Komite Komisaris Committee of Commissioners c. Direksi / Board of Directors d. Satuan Pengawas Intern Internal Supervisory Unit e. Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary

27,00

21,18

78,44

6,00

5,24

87,28

27,00 3,00

20,64 2,68

76,45 89,22

3,00

2,34

78,90

7,00

5,87

83,81

10,00

7,00

70,00

100,00

77,86

77,86

4

Pengungkapan Informasi (Diclosure) / Information Disclosure

5

Komitmen / Commitment Total:

3. Hal-hal yang masih perlu diupayakan untuk mencapai praktik-praktik terbaik GCG yang lazim dilaksanakan (best practice) antara lain:

118


1). Aspek Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham meliputi belum dilaksanakannya RUPS tepat waktu, belum dilaksanakannya makanisme fit and proper test dalam pengangkatan dan publikasi Dewan Komisaris yang terpilih, belum ditetapkannya sistem/ mekanisme baku dalam pemilihan serta jumlah jabatan rangkap yang boleh dipegang Dewan Komisaris, belum ditetapkan dan dilakukannya makanisme penilaian capaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi secara individual serta belum disusun dan diterapkannya sistem insentif berbasis kinerja bagi Dewan Komisaris dan Direksi secara individual serta belum disusun dan diterapkannya insentif berbasis kinerja bagi Dewan Komisaris dan Direksi.


3.

The matters that still need to achieve the GCG best practice that are commonly carried out among others are as: 1). The Rights and Responsibilities of Shareholders aspect includes the untimely convening of the General Meetings of Shareholders, the absence of the fit and proper test mechanism implementation in the appointment and publication of the Board of Commissioners selected, the absence of the standard system/ mechanism in the selection and the number of concurrent positions that may be held by the Board of Commissioners, the absence and application of the mechanism to evaluate the performance of the Board of Commissioners and the Board of Directors individually, the absence and application of the performance-based incentives for the Board of Commissioners and the Board of Directors individually, and the absence and application of the performancebased incentives for the Board of Commissioners and the Board of Directors. www.angkasapura1.co.id


PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



2). Aspek Kebijakan GCG meliputi belum dimilikinya kebijakan berkaitan dengan manajemen risiko namun fungsi dan tugas manejemen resiko digabungkan di fungsi Satuan Pengawas intern (SPI), belum adanya muatan dalam Pedoman Tata Kelola Perusahaan tentang pengaturan benturan kepentingan namun dalam setiap penentuan kebijakan strategis atau pengadaan barang dan jasa yang strategis ada dibuatkannya pernyataan pakta integritas, serta muatan dalam pedoman perilaku tentang pengaturan imbalan.

2). The GCG Policy Aspect included the absence of the policy in connection with the risk management, but the functions and duties of the risk management were incorporated into the functions of the Internal Supervisory Unit (SPI), the absence of contents in the Company’s Governance Guidelines regarding the arrangement of the conflicts of interest. In determining the strategic policies or procurement of strategic goods and services, however, an integrity pact statement and the contents of the code of conduct on the arrangement of the remuneration were made.

3). Aspek penerapan GCG pada: a. Dewan Komisaris menunjukan belum dikomunikasikannya program/rencana kerja kepada pemegang saham pada setiap awal tahun, belum disampaikannya arahan tentang manajemen risiko, belum berpartisipasi aktif dalam meningkatkan citra Perusahaan, belum dilakukannya pengawasan dan pemantauan kepatuhan direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai SCI dan RJPP, belum ditetapkannya kriteria informasi yang dapat disampaikan kepada stakeholder, belum dilakukanya penilaian kinerja Dewan Komisaris secara self assessment, belum dicantumkannya dinamika rapat dan evaluasi hasil rapat sebelumnya dalam risalah rapat serta persetujuan atas risalah rapat dalam waktu kurang dari 14 hari, belum diberikannya arahan kepada sekretaris Dewan Komisaris untuk mengadministrasikan dan mendokumentasikan seluruh kegiatan Dewan Komisaris. b. Komite Dewan Komisaris menunjukan belum dilaksanakannya pemantauan tindak lanjut hasil evaluasi pelaksanaan tugas SPI. Belum dilakukannya pertemuan rutin SPI dan belum dibuatnya risalah rapat/ pertemuan tersebut. c. Direksi meliputi belum dibuat dan diterapkannya kebijakan manajemen risiko dan kebijakan dan teknologi informasi, belum dilaporkannya tindak lanjut hasil audit SPI maupun auditor eksternal kepada Dewan Komisaris belum dimulainya laporan tahunan dalam website perusahaan, belum dicantumkannya dinamika rapat dan evaluasi hasil rapat sebelumnya dalam risalah rapat serta persetujuan atas risalah rapat dalam waktu kurang dari 14 hari. d. Satuan Pengawas Intern meliputi belum disampaikannya laporan hasil audit dan laporan pemantauan tindak lanjut kepada Dewan Komisaris melalui Komite Audit, belum memadainya sarana untuk memonitor pelaksanaan program kerja audit dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit, belum diberikannya masukan atas upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan.

3). The GCG implementation aspect :


a. The Board of Commissioners, indicating that the programs/plans were not communicated to the Shareholders in the beginning of each of the years, the directives on the risk management were not conveyed, the absence of active participation in improving the Company image, the control and monitoring of the compliance of the Board of Directors in managing the Company in accordance with the SCI and the RJPP, the absence of the criteria of the information that may be conveyed to the stakeholder, the absence of evaluation of the performance of the Board of Commissioners in a self-assessment manner, the dynamics of the meetings and the results of the previous meetings were not stated in the minutes of meetings in less than 14 days, the directives were not provided for the Secretary of the Board of Commissioners to administer and document all the activities of the Board of Commissioners. b. The Committee of the Board of Commissioners indicated that monitoring of the follow up to the results of evaluation of the implementation of the duties of the SPI was not carried out. No routine SPI Meetings were held and no minutes of such meetings were prepared. c. The Board of Directors included the absence and application of the risk management policy and the information policy and technology, the follow up to the results of the SPI audit and the external auditors was not reported to the Board of Commissioners, the annual reports were not started in the Company’s website, the dynamics of the meetings and evaluation of the results of the previous meetings were not stated in the minutes of meetings and the approval of such minutes of meetings was not given in less than 14 days. The Internal Supervisory Unit included the facts that d. the reports on the audit results and the reports on monitoring of the follow up were not reported to the Board of Commissioners through the Audit Committee, the facilities to monitor implementation of the audit work programs and the follow up to the recommendations on the audit results were inadequate, and no inputs were provided for formulating the Company’s business strategies.


119

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Sekretaris Perusahaan meliputi belum disampaikannya informasi yang material dan relevan tentang perusahaan kepada stakeholders, belum dicantumkannya evaluasi rapat sebelumnya dan dinamika rapat serta mekanisme persetujuan atas isi risalah rapat sesuai ketentuan, belum didokumentasikannya risalah RUPS dan Aspek pengungkapan informasi meliputi belum tersedianya informasi terkait dan media untuk kemudahan akses terhadap kebijakan dan penerapan praktik GCG. Aspek Komitmen meliputi belum adanya penandatanganan pernyataan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku yang ditandatangani oleh setiap insan perusahaan, belum dilaporkannya pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan selaku pejabat yang ditunjuk untuk menangani ketaatan aturan GCG, belum dipahaminya secara memadai pedoman-pedoman GCG, belum memadainya sistem reward and punishment, belum memadainya kualitas penanganan dan tindak

Prinsip-prinsip GCG Di Perusahaan Perusahaan berkomitmen untuk selalu menerapkan standar tata kelola terbaik sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu Perusahaan melakukan adopsi berdasarkan Pedoman Umum GCG Indonesia.

120

Pelaksanaan Good Corporate Governance di Perusahaan senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar yang berlaku di Indonesia. Pertama, transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. Kedua, akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Ketiga, pertanggung jawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan perusahaan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Keempat, independensi (independency) yaitu pengelolaan perusahaan secara profesional tanpa pengaruh/ tekanan dari pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka menerapkan kelima prinsip dasar tersebut di atas,




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

e. The Corporate Secretary included the facts that the material and relevant information on the Company was not provided for the stakeholders, evaluation of the previous meetings and dynamics of the meetings and mechanism of approval of the contents of the minutes of meetings in accordance with the regulations were not stated, the minutes of the General Meetings of Shareholders were not documented, and the documents of the Company were not maintained/ 4). kept. The Information Disclosure aspect included the facts that no relevant information and media were available to facilitate access to the GCG policy and application. The Commitment aspect included the facts that there was no signing of the statements of compliance with the Code of Conduct by the Company personnel, the implementation of the duties of the Corporate Secretary as the official appointed to handle compliance with the GCG regulations was not reported, the GCG guidelines were not adequately understood, the reward and punishment system was inadequate, and the quality of

GCG Principles in the Company The Company is committed to always apply the best management practices in accordance with the standard applied in Indonesia. Therefore, it adopted the Indonesian GCG General Guidelines. The Good Corporate Governance application in the Company is based on the five principles applied in Indonesia. Firstly, transparency, which is openness in conveying material and relevant information and openness in the decision-making process. Secondly, accountability, which is the distinct function and accountability of the Company’s organs so that its management can run effectively. Thirdly, responsibility, which is the compatibility of its management with the prevailing legislation and the healthy company management principles. Fourthly, independency, which is the professional company management without any influences/pressures from any party. Fifthly, fairness, which is justice and equality in fulfilling the rights of the stakeholders arising on the basis of agreements and the prevailing legislation. In the framework of applying the five principles above, the Company refers to the legislation



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



perusahaan berpedoman pada berbagai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang terkait dengan pelaksanaan Good Corporate Governance.

prevailing in connection with the Good Corporate Governance implementation.

Secara lengkap Prinsip Tata yang diterapkan di Angkasa

Kelola Perusahaan Pura I meliputi:

As a whole, the Company Management Principles applied at Angkasa Pura I include:

(Transparancy), yaitu keterbukaan 1. Transparansi dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai Angkasa Pura I kepada Stakeholders. Untuk itu Angkasa Pura I :

1. Transparency, which is openness in carrying out the decision-making process and openness in conveying material and relevant information on Angkasa Pura I to the Stakeholders. Therefore, Angkasa Pura I:

a.

b.

c.

d.

Mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan (Stakeholders) sesuai dengan haknya; Mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha, strategi, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko, sistem pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan implementasi Good Corporate Governance serta informasi dan fakta material yang dapat mem pengaruhi keputusan Stakeholders; Dalam melaksanakan prinsip keterbkaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia jabatan dan hak pribadi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku; Membuat secara tertulis dan mengkomunikasikan kebijakan Angkasa Pura I kepada Stakeholders dan pihak yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

2. Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban Organ sehingga pengelolaan Perseroan terlaksana secara efektif, antara lain : a. Angkasa Pura I menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing Organ Perseroan yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi Perseroan dan menetapkan kompetensi kepada Organ tersebut sesuai tanggung jawab masing-masing. b. Angkasa Pura I (Persero) memiliki ukuran kinerja (KPI) dari semua jajaran berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten dengan nilai Perseroan (Corporate Values), sasaran usaha dan strategi Perseroan serta memiliki rewards and punishment system. c. Angkasa Pura I meyakini bahwa semua Organ Perseroan mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam implementasi Good Corporate Governance.


a. a.Discloses informationtimely,timely, adequately, Discloses information adequately, clearly, clearly, accurately and comparatively and such accurately and comparatively and such informa information can be accessed by the interested tion can be accessed by the interested parties parties (Stakeholders) pursuant to their rights; (Stakeholders) pursuant to their rights; b. b.Discloses information that includes is not notlim lim Discloses information that includesbut but is thevision, vision, mission, business iteditedtoto the mission, business targets,targets, strate strategies, financial condition,compositionand gies, financial condition, composition and commanagement, shareholders, compensation pensation of of the the management, shareholders, ex executive officials, risk management, ecutive officials, risk management, internal internal supervi and system, controlcompliance system, status, compliance supervision sion and control Good status, Good Corporate Governance system Corporate Governance system and implementa implementation, and material and andtion, and material information andinformation facts that can facts that can influence the decisions influence the decisions of the Stakeholders; Stakeholders; c.of the In carrying out the openness principle, upholds c. In carrying out secrets the and openness principle, the rules on official personal rights pur upholds the rules on official secrets and suant to the prevailing legislation; pursuant to the itsprevailing d.personal Procuresrights in writing and communicates policies legislation; to the Stakeholders and the parties entitled to ob in writing d. Procures tain the information on suchand policies.communicates its policies to the Stakeholders and the parties entitled to obtain the information on such policies. 2. Accountability, which is the distinct function, implemen tation and responsibility of the Company Organs, so that the Company can be managed effectively, among others: a. Angkasa Pura I establishes distinct responsibilities of each of its Organs in line with the vision, mission, busi ness targets and Company strategies, and establishes the compensation for such Organ in accordance with their respective responsibilities. b. Angkasa Pura I has the performance measures (KPI) of all of its sections based on the measures agreed to con sistently with the Corporate Values, business targets and Corporate strategies, and also has the reward and punishment system. c. Angkasa Pura I believes that all of its Organs are compe tent in accordance with their responsibilities and aware of their roles in the Good Corporate Governance implementation


121

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



3. Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian didalam pengelolaan Angkasa Pura I terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat, antara lain : a. Angkasa Pura I menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. b. Angkasa Pura I peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar. 4. Kemandirian (Independency), yaitu suatu keadaan di mana Angkasa Pura I dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip korporasi yang sehat, antara lain : a. Angkasa Pura I menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh Stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta ter bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest). b. Angkasa Pura I (Persero) mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan oleh pihak kemana pun. 5. Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu : a. Angkasa Pura I memperhatikan kepentingan seluruh Stakeholders berdasarkan asas kesetaraan (equal treat ment) dan kewajaran. b. Angkasa Pura I memberikan kesempatan kepada seluruh Stakeholders untuk mengakses informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.

122

Angkasa Pura I menyadari bahwa praktik terbaik mengenai cara penyelenggaraan dan pengelolaan perseroan harus dikembangkan oleh pengelola Perseroan, di antaranya Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi. Namun demikian harus disadari bahwa tidak ada suatu model GCG yang dapat berlaku umum dengan standar tunggal (one size fits for all), karenanya manajemen tidak perlu bersikap kaku dalam mengadopsi prinsip dan atau praktik terbaik (best practices) sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

3. Responsibility, which is compatibility in managing Angkasa Pura I based on the prevailing legislation and the healthy corporate principles, among others: a. Angkasa Pura I guarantees compliance with the prevailing legislation. b. Angkasa Pura I is concerned about the environment and carries out its social responsibility reasonably. 4. Independency, which a condition where Angkasa Pura I is managed professionally without any conflict of interest or influence/pressure from any party, which is not in accordance with the prevailing legislation and the healthy corporate principles, among others: a. Angkasa Pura I avoids unreasonable domination by any Stakeholders and is not affected by any unilateral interest and is free of any conflict of interest. b. Angkasa Pura I makes objective decisions and is free of any pressure exercised by any party. 5. Fairness, which is justice and equality in fulfilling the rights of the Stakeholders arising on the basis of agree ments and the prevailing legislation, namely: a. Angkasa Pura I heeds the interests of all the Stakeholders based on equal treatment and appropriateness. b. Angkasa Pura I provides opportunities for all the Stake holders to access information pursuant to the principle of openness. Angkasa Pura I realizes that the best practice in its administration and management should be developed by its executives, among them the Shareholders, the Board of Commissioners and the Board of Directors. However, it should be realized that no single GCG model can be applied generally with a single standard (one size fits for all). Therefore, the management should not be rigid in adopting the principles and/or the best practices insofar as they do not conflict with the Articles of Association.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Langkah Implementasi GCG Di Perusahaan

GCG Implementation Steps in the Company

Beberapa hal penting terkait peningkatan berkelanjutan dari implementasi Good Corporate Governance (GCG) di Angkasa Pura I selama tahun 2009 telah dilakukan beberapa hal sebagai berikut pelaksanaan Sosialisasi dan Internalisasi Code of Conduct (Pedoman Perilaku) GCG di seluruh bandara bersama dengan Tim BPKP. Dari hasil sosialisasi dilaksanakan penandatanganan lembar komitmen oleh setiap karyawan Angkasa Pura I sebagai bukti tunduk dan memberikan komitmen sepenuhnya atas pelaksanaan Pedoman Perilaku di Angkasa Pura I. Selain itu telah dibuat dan disem purnakan Code of Corporate Governance, dan saat ini sedang disusun SK Tim Implementasi GCG serta assessment tahun 2009 akan dijadwalkan pada bulan Maret 2010.

Several important matters in respect of sustaining improvement of the Good Corporate Governance (GCG) implementation at Angkasa Pura I were made in 2009, among them the socialization and internalization of the GCG Code of Conduct at all the airports together with the BPKP Team. One of the socialization results was that the commitment sheet was signed by the employees of Angkasa Pura I as evidence that they are subject and committed to implement the Code of Conduct in the Company. In addition, the Code of Corporate Governance was made and perfected, and now the Decree on the GCG Implementation Team is being formulated and the assessment of 2009 scheduled for March 2010.

Bukti nyata dari komitmen Angkasa Pura I dalam pelaksanaan GCG , berikut ini Dewan Komisaris dan Direksi membuat pernyataan mengenai tidak adanya benturan kepentingan baik berupa kepemilikan saham maupun menjadi pengurus pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai hubungan bisnis dengan Angkasa Pura I.

As evidence of the commitment of Angkasa Pura I in the GCG implementation, below is a statement made by the Board of Commissioners and the Board of Directors that there were no conflicts of interest in terms of shareholding or serving as executives in any companies having business relations with Angkasa Pura I.

123



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Surat Pernyataan Dewan Komisaris tentang Tidak Memiliki Saham, Tidak Menjadi Pengurus / Direksi / Dewan Komisaris pada Perusahaan Yang Mempunyai Hubungan Kerja dengan Angkasa Pura I Letter of Statement of the Board of Commissioners on having no shares, not being the executives / Board of Director / Board of Commissioners in any companies that have any work relations with Angkasa Pura I Kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama / Name Alamat Kantor / Office Address Jabatan / Position

: Ir. Effendi Batubara, M.Si : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Komisaris Utama / President Commissioner

Nama / Name Alamat Kantor / Office Address Jabatan / Position

: Suyitno Affandi, SE. M.Si : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Komisaris / Commissioner


: Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Komisaris / Commissioner


: D.Sonny Priyarsono, Ph.D : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Komisaris / Commissioner


: Arie Soelendro : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Komisaris / Commissioner

Menyatakan bahwa : State that : 1 Kami tidak memiliki saham pada perusahaan / badan hukum yang 1. We have no shares in any companies/legal entities that have any mempunyai hubungan kerja dengan Angkasa Pura I 2. Kami tidak sebagai Direktur Utama atau anggota Direksi dari perusahaan / badan hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan Angkasa Pura I 3. Kami tidak sebagai Komisaris Utama / anggota Komisaris dari perusahaan / badan hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan Angkasa Pura I 4. Kami tidak mempunyai hubungan kekeluargaan / hubungan khusus dengan pengurus / pimpinan / Direksi / Dewan Komisaris dari perusahaan / badan hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan Angkasa Pura I.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar – benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.

work relations with Angkasa Pura I. 2. We are not the President Director or members of the Board of Directors of any companies/legal entities that have any work relations with Angkasa Pura I. 3. We are not the President Commissioner or members of the Board of Commissioners of any companies/legal entities that have any work relations with Angkasa Pura I. We have no familial relationships /special relationships with the executives/ 4. management/Board of Directors/ Board of Commissioners of any companies/legal entities that have any work relations with Angkasa Pura I. This statement is made truthfully and with full responsibility.

Jakarta, 31 Desember / December 2009

Ir. Effendi Batubara, M.Si Komisaris Utama / President Commissioner

124

Drs. Hakamuddin Djamal. M.Si Komisaris / Commissioner

D.Sonny Priyarsono, Ph.D Komisaris / Commissioner

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. Komisaris / Commissioner

Suyitno Affandi, SE., M.Si Komisaris / Commissioner




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Surat Pernyataan Direksi tentang Tidak Memiliki Saham, Tidak Menjadi Pengurus / Direksi / Dewan Komisaris pada Perusahaan Yang Mempunyai Hubungan Kerja dengan Angkasa Pura I Letter of Statement of the Board of Directors on having no shares, not being the executives/Board of Directors/Board of Commissioners in any companies that have any work relations with Angkasa Pura I We, the undersigned: Kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama / Name Alamat Kantor / Office Address Jabatan / Position

: Bambang Darwoto : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Direktur Utama / President Director


: Laurensius Manurung : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Direktur Keuangan / Finance Director dan Direktur SDM dan Umum / Human Resources and General Affair Director


: Risman Nuryadin : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Direktur Operasi & Teknik / Operations & Technical Director


: YAY. Supardji : Kota Baru Bandar Kemayoran Blok. B-12 Kav. No. 2 Jakarta Pusat 10610 : Direktur Komersial & Pengembangan Usaha / Commerce and Business Development Director

Menyatakan bahwa :

State that:

1. Kami tidak memiliki saham pada perusahaan / badan hukum yang 1. We have no shares in any companies/legal entities that have any mempunyai hubungan kerja dengan PT. Angkasa Pura I work relations with Angkasa Pura I. 2. Kami tidak sebagai Direktur Utama atau anggota Direksi dari peru sahaan / badan hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan PT. Angkasa Pura I 3. Kami tidak sebagai Komisaris Utama / anggota Komisaris dari peru sahaan / badan hukum yang mempunyai hubugan kerja dengan PT. Angkasa Pura I 4. Kami tidak mempunyai hubungan kekeluargaan / hubungan khusus dengan pengurus / pimpinan / Direksi / Dewan Komisaris dari perusahaan / badan hukum yang mempunyai hubungan kerja dengan PT. Angkasa Pura I 5. Kami membuat pakta integritas dalam pelaksanaan pengadaan ba rang dan jasa serta pekerjaan pemborongan terutama yang strategis.

2. We are not the President Director or members of the Board of Di rectors of any companies/legal entities that have any work rela tions with Angkasa Pura I. 3. We are not the President Commissioner or members of the Board of Commissioners of any companies/legal entities that have any work relations with Angkasa Pura I. 4. We have no familial relationships/special relationships with the ex ecutives/management/Board of Directors/ Board of Commissioners of any companies/legal entities that have any work relations with Angkasa Pura I. 5. We crated the integrity pact in the procurement of goods and ser vices and the contracted work, particularly the strategic ones.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung jawab.

This statement responsibility.

is

made

truthfully

and

with

full

Jakarta, 31 Desember/December 2009

Bambang Darwoto Direktur Utama President Director

Laurensius Manurung Direktur Keuangan Finance Director

Y. Supardji Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Commerce and Business Development Director 125

Risman Nuryadin Laurensius Manurung Direktur Operasi dan Teknik Direktur Personalia & Umum Operations & Technical Director Human Resource & General Affair Director



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

STRUKTUR & MEKANISME TATA KELOLA PERUSAHAAN STRUCTURE & MECHANISM OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Struktur Tata Kelola Perusahaan Structure Of Good Corporate Governance RUPS General Meeting of

Shareholders

Dewan Komisaris/ Board of Commissioner

Direksi / Board of Directors Kantor Pusat/ Head Office SPI Serkertaris Perusahaan/ corporate Secretary Para Biro/ BureusPara Depulty/ Deputies

13 Kantor Cabang dan kantor cabang MTSC 13 Brand Office and MATSC

2 SBU WHUPG WHBPN

Komite Audit

Komite Kebijakan Risiko & GCG

Komite Nominasi & Remunerasi

Branch Office

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) organ perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Kepengurusan Angkasa Pura I di Indonesia menganut sistem dua badan yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masingmasing sebagaimana diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan.

Based on the Law of the Republic of Indonesia Number 40/2007 on Limited Liability Companies, the organs of Angkasa Pura I consist the General Meeting of Shareholders, the Board of Commissioners and the Board of Directors. The management of Angkasa Pura I adheres to the two-body system, namely the Board of Commissioners and the Board of Directors, which has obvious authority and responsibility in accordance with their functions respectively as mandated in the Articles of Association and the prevailing legislation. However, both organs have the responsibility for the maintenance of the Company’s long-term business sustain ability. Therefore, the Board of Commissioners and the Board of Directors should have the same perception of the vision, mission and company values.

Dalam melaksanakan kepengurusan Perusahan Direksi didukung oleh aparatur di tingkat kantor pusat, 13 (tiga belas) kantor cabang dan 2 (dua) SBU. Adapun dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan kepenasehatan Dewan Komisaris Perusahaan ditunjang oleh organ pendukung seperti Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi serta Komite Kebijakan Risiko dan GCG.

In managing the Company, the Board of Directors is supported by the apparatuses at the head office, 13 (thirteen) branch offices and 2 (two) SBUs. In carrying out the supervisory and advisory function, the Board of Commissioners of the Company was supported by the supporting organs, such as the Audit Committee, the Nomination & Remuneration Committee and the GCG Policy and Risk Committee.

126




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



MEKANISME TATA KELOLA

MECHANISM OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Dalam pembahasan RUPS, Pemegang Saham melakukan pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan pengelolalaan Angkasa Pura I baik untuk kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, dengan memperhatikan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku. Pengelolaan dilakukan oleh Direksi, sementara Dewan Komisaris melakukan pengawasan yang memadai terhadap kinerja pengelolaan tersebut.

In the discussion of the General Meeting of Shareholders, the shareholders shall make the important decisions in connection with the short- and long-term management of Angkasa Pura I, taking into account the prevailing legislation. The management is carried out by the Board of Directors, whereas the Board of Commissioners supervises the management performance.

Dewan Komisaris dan Direksi secara kolektif telah memiliki keahlian untuk dapat melaksanakan tanggungjawab yang diamanahkan, dan terdiri dari anggota yang memiliki pemahaman yang memadai, dan memiliki kompetensi untuk dapat menghadapi permasalahan yang timbul dalam usaha, membuat keputusan secara independen, mendorong peningkatan kinerja Perusahaan, serta dapat secara efektif melakukan penelaahan dan memberikan masukan konstruktif terhadap kinerja manajemen. Sebagai kerangka pelaksanaan GCG yang diprakarsai oleh Dewan Komisaris dan Direksi, Angkasa Pura I telah mengesahkan Pedoman Kebijakan Perusahaan dan Pedoman Perilaku Perusahaan yang ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ perusahaan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang atau Anggaran Dasar. Dalam pembahasan RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris wajib menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan kepada Pemegang Saham. RUPS dapat dijalankan setelah mendapatkan surat kuasa (SKU) Pemegang Saham. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi diangkat oleh RUPS. Termasuk dalam wewenang RUPS adalah mengubah Anggaran Dasar Perusahaan; memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara anggota Direksi; serta penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan Perusahaan. RUPS dan/ atau pemegang saham tidak dapat melakukan intervensi terhadap tugas,


The Board of Commissioners and the Board of Directors collectively have the expertise to carry out their mandated responsibility, which consist of the members with adequate knowledge and competence to deal with the problems arising out of the business, make independent decisions, motivate improvement of the Company’s performance, perform effective analyses, and provide constructive inputs for the management’s performance. In the framework of the GCG implementation initiated by the Board of Commissioners and the Board of Directors, Angkasa Pura I has legalized the Guidelines on the Policies and Code of Conduct of the Company, signed by all the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors.

ANNUAL GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS The General Meeting of Shareholders is the Company’s organ that has the authority, which is not provided for the Board of Directors or the Board of Commissioners in the scope as set forth in the legislation or the Articles of Association. In the discussions of the General Meeting of Shareholders, the Board of Directors and the Board of Commissioners shall submit the information on the Company’s management to the shareholders. The General Meeting of Shareholders may be convened after obtaining the power of attorney (SKU) of the shareholders. The members of the Board of Commissioners and the Board of Directors shall be appointed by the General Meeting of Shareholders. Included in the authority of the General Meeting of Shareholders shall be the amendment to the Articles of Association of the Company, decision on the distribution of the management duties and authority to the members of the Board of Directors, and amalgamation, liquidation, expropriation or separation of the Company. Neither the General Meeting of Shareholders nor the shareholders may interfere in the duties, functions and authority of the Board of Commissioners and the Board


127

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



fungsi, dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi. Hal ini tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan haknya sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Keputusan yang diambil dalam RUPS harus dilakukan secara wajar dan transparan dengan memperhatikan kepentingan usaha Perusahaan dalam jangka panjang, namun tidak terbatas pada penunjukan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, keputusan menerima atau menolak laporan Dewan Komisaris dan Direksi, penunjukkan auditor eksternal, serta kesesuaian antara remunerasi dan dividen. RUPS Angkasa Pura I terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.

RUPS Tahunan Pada tahun 2009 Angkasa Pura I telah mengadakan 4 (empat) kali RUPS Tahunan yaitu: a. RUPS tentang Pengesahan RKAP Tahun 2009 dan Penge sahan Rencana Kerja pada tanggal 29 Januari 2009. Hasil keputusan RUPS ini adalah : 1. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2009 2. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2009 3. Keputusan Mengenai gaji Direksi, Honorarium Dewan Komisaris dan Sekretaris Komisaris 4. Menetapkan Kontrak Manajemen yang dituangkan dalam Key Performent Indicators (KPI) dan ditandatangani Direksi, Dewan Komisaris dan Kuasa Pemegang Saham 5. Menyetujui pembentukan perusahaan holding BUMN bandara dan penetapan anggaran biaya studi untuk kajian holding serta persiapan lainnya senilai Rp 2 Milyar 6. Menetapkan pelimpahan kewenangan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan kerjasama dengan Badan Usaha lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat 8 huruf b dan ayat 10 huruf g Anggaran Dasar Perusahaan.

128




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

of Directors. This is without prejudice to the authority of the General Meeting of Shareholders to exercise its rights pursuant to the Articles of Association and the legislation. The resolutions made at the General Meeting of Shareholders shall be carried out reasonably and transparently, taking into account the long-term interest of the Company’s business but not limited to the appointment of the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors, the decision whether to accept or reject the reports of the Board of Commissioners and the Board of Directors, the appointment of external auditors, and the appropriateness between remuneration and dividends. The General Meeting of Shareholders Angkasa Pura I consist of Annual General Meeting of Shareholders and Extra Ordinary General Meeting of Shareholders

Annual General Meeting of Shareholders In 2009, Angkasa Pura I held 4 (four) General Meetings of Shareholders, namely: a. The General Meetings of Shareholders for legalization of the Company Work Plan and Budget (RKAP) of 2009 and for legalization of the Work Plan of 2009 on 29 January 2009. The results of the General Meetings of Shareholders are as follows: 1. Legalizing the Company Work Plan and Budget of financial Year 2009. 2. Legalizing the Work Plan and Budget of the BUMN Partnership with Small Enterprises Program and the Environmental Supervision Program of Financial Year 2009. 3. Decree on the salaries of the Board of Directors, the honoraria of the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners 4. Establishing the Management Contract, which is contained in the Key Performance Indicator (KPI) signed by the Board of Directors, the Board of Commissioners and the Proxies of the Shareholders 5. Approving the formation of the airport State Enterprise holding company and establishing the study budget for the holding company and other preparations worth Rp 2 billion 6. Establishing the delegation of authority to the Board of Directors and the Board of Commissioners to approve the cooperation agreements with other Business Enti ties as referred to in Article 11 paragraph 8 letter b and paragraph 10 letter g of the Articles of Association of the Company. www.angkasapura1.co.id


PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


7. Dalam rangka pemisahan penyelenggaraan jasa navigasi penerbangan kepada single ATS operator, diminta kepada Direksi untuk melakukan pemisahan rencana kerja , pelaporan dan pencatatan perusahaan terkait dengan pelaksanaan kegiatan usaha navigasi penerbagan, serta melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk mempercepat proses pemisahan kegiatan dimaksud terhitung 1 Januari 2009 8. Keputusan lainnya : a. Direksi dengan pengawasan Dewan Komisaris diminta untuk menyusun perhitungan/ formula jasa produksi (bonus) karyawan yang berbasis kinerja in dividu dengan prinsip more for more and less for less. b. Memperhatikan kondisi krisis keuangan global yang terjadi saat ini serta risiko dalam pengelolaan dana Perusahaan, maka RUPS menyatakan bahwa keputusan RUPS Pengesahan RKAP tahun 2008 No. RIS -03/D3.MBU/2008 tanggal 30 Januari 2008 pada butir C, angka 5 huruf b dinyatakan tidak berlaku lagi. 9. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun buku 2009 merupakan tahun dasar dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun 2009-2013 10. Buku Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2009, Notulen Rapat Teknis dan Tanggapan Dewan Komisaris atas RKAP tahun 2009 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari risalah Rapat RUPS.




RUTE PENERBANGAN



7. In the framework of separating the administration of the navigation service for the single ATS operator, the Board of Directors is requested to separate the work plans, reporting and recording of the Company in con nection with the implementation of the flight naviga tion business activities and make necessary prepara tions to accelerate such separation as of 1 January 2009. 8. Other resolutions: a. The Board of Directors under the supervision of the Board of Commissioners is requested to calculate/ formulate the production service (bonus) for the employees based on individual performance, applying the principle of more for more and less for less b. Regarding the condition of the current global financial crisis and the risk in managing the Company’s funds, the General Meetings of Shareholders declared that Resolution of the General Meetings of Shareholders for legalization of the 2008 RKAP Number RIS -03/ D3.MBU/2008, dated 30 January 2008, in point C, Number 5 letter b is no longer effective. 9. The Company’s Work Plan and Budget (RKAP) of financial year 2009 is the basis year of the Company’s Long-term Plan (RJPP) for 2009 to 2013. 10. The Company’s Work Plan and Budget book of 2009 and the Minutes of the Technical Meeting and Response of the Board of Commissioners to the RKAP of 2009 are an inseparable part of the Minutes of the General Meeting of Shareholders.

129



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



b. RUPS tentang Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesa han Perhitungan Tahunan Tahun Buku 2008 Angkasa Pura I pada tanggal 15 Juni 2009. Hasil keputusan RUPS ini adalah : 1. Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Per hitungan Tahunan Angkasa Pura I Tahun Buku 2008 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Soejatna, Mulyana & Rekan dengan pendapat wajar da lam semua hal material, posisi keuangan dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Menyetujui dan mengesahkan pertanggungjawaban penggunaan dana Program Kemitraan dan Bina Ling kungan Angkasa Pura I Tahun Buku 2008 yang diaudit oleh KAP Soejatna, Mulyana & Rekan dan Risalah Rapat Pembahasan Evaluasi Laporan tahunan dan Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor atas Pelaksanaan PKBL tahun Buku 2008 Angkasa Pura I Nomor RIS-23/SAM2.MBU/TSP-PKBL/A/2009 tanggal 1 Juni 2009. 3. Memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Angkasa Pura I atas pengurusan dan pengawasan Perusahaan sesuai dengan tanggung jawab dan tindakan dalam bidang tugas masing-masing pada tahun buku 2008. 4. Menetapkan penggunaan laba bersih Angkasa Pura I Tahun Buku 2008. 5. Penetapan Tantiem untuk Direksi, Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris. 6. Penetapan Gaji Direksi, Honorarium Dewan Komisaris ser ta Penghasilan Sekretaris Dewan Komisaris per bulan yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2009. 7. Penetapan fasilitas dan tunjangan kepada Direksi dan De wan Komisaris yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2009.

130




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

b. The General Meeting of Shareholders on Approval of the Annual Report and Legalization of the Annual Calculation of Financial Year 2008 of Angkasa Pura I on 15 June 2009. The resolutions of the General Meetings of Shareholders are as follows: 1. Approving the Annual Report and legalizing the Annual Calculation of Angkasa Pura I of Financial Year 2008 au dited by Soejatna, Mulyana & Rekan Public Accountant Office (KAP) with the reasonable opinion in respect of all the material matters, the financial position and the busi ness proceeds, and the cash flow for the year ending on 31 December 2008 were in accordance with the account ing principles generally applied in Indonesia. 2. Approving and legalizing the accountability of the fund used in the Partnership and Environmental Supervision Program of Angkasa Pura I of Financial Year 2008 audited by Soejatna, Mulyana & Rekan Public Ac countant Office (KAP) and the Minutes of Meeting Dis cussing the Evaluation of the Annual Report and the Re port on the Result of the Auditor’s Inspection of the PKBL Implementation in Financial Year 2008 of Angkasa Pura I Number RIS-23/SAM2.MBU/TSP-PKBL/A/2009, dated 1 June 2009. 3. Providing full release (acquit et decharge) for the Board of Directors and the Board of Commissioners of Angkasa Pura I for the management and supervision of the Company of their responsibilities and actions in their respective tasks in financial year 2008. 4. Establishing the use of the net profit of Angkasa Pura I of Financial Year 2008. 5.Establishing the Tantiem for the Board of Directors, the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners. 6.Establishing the salaries of the Board of Directors, the Honoraria of the Board of Commissioners and the Monthly Income of the Secretary of the Board of Commissioners to be effective as of 1 January 2009. 7.Establishing the facilities and allowances for the Board of Directors and the Board of Commissioners to be effective as of 1 January 2009. 8.Approving the reappointment of Soejatna, Mulyana & Rekan Public Accountant Office (KAP) to audit the Financial Statement, Performance Evaluation, PKBL and Compliance with Financial Year 2009. The cost of the KAP audit for the same scope of work should be lower than that of the previous year.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


c. RUPS tentang Pembahasan evaluasi laporan tahunan dan laporan hasil pemeriksaan auditor atas pelaksanaan PKBL Tahun buku 2008 Angkasa Pura I tanggal 1 Juni 2009. Hasil keputusan mengacu pada risalah rapat nomor RIS-23/SAM2.MBU/TSP-PKBL/A/2009.




RUTE PENERBANGAN



c. The General Meetings of Shareholders for discussion of the Angkasa Pura I annual report evaluation and independent auditors’ report for PKBL implementation of 2008 1 June 2009. The result of the decision refers to the minutes of meetings number RIS-23/SAM2.MBU/ TSP-PKBL/A/2009.

RUPS LUAR BIASA

EXTRAORDINARY GENERAL MEETING OF SHAREHOLDERS

Pada tahun 2009 Angkasa Pura I tidak melaksanakan RUPS Luar Biasa.

In 2009, Angkasa Pura I held no Extraordinary Meeting of Shareholders.

DEWAN KOMISARIS

BOARD OF COMMISSIONERS

Dewan Komisaris sebagai organ Perusahaan bertanggungjawab dan bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijaksanaan pengurusan Perusahaan yang dilakukan Direksi, memberi nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melakukan Good Corporate Governance.

The Board of Commissioners as an organ of the Company with the responsibilities and duties to supervise on the policy on the management of the Company by the Board of Directors, provide advice for the Board of Directors and ensure that the Company carries out Good Corporate Governance.

Dewan Komisaris bekerja berdasarkan tata kerja yang telah disepakati antara Dewan Komisaris dengan Direksi. Tata kerja (Board Manual) tersebut merupakan kodifikasi peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar serta Formalisasi Mekanisme Kerja yang telah disepakati sesuai dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan. Dewan Komisaris bertanggungjawab memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan dan pencapaian visi, misi, rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran Perusahaan.

The Board of Commissioners works on the basis of the work procedures (Board Manual) established between the Board of Commissioners and the Board of Directors. The Board In Manual is the codification of the legislation, the Articles of Association, and the formalization of the work mechanism, which have been agreed pursuant to the principles of good corporate governance. The Board of Commissioners provides inputs for the Board of Directors in the formulation and achievement of the vision, mission, long-term plan, and work plan and budget of the Company.

Di samping itu Dewan Komisaris juga bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan Perusahaan. Untuk menjamin independensi Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya dan memenuhi ketentuan komposisi minimal 20%, Rapat Umum Pemegang Saham


In addition, the Board of Commissioners is also responsible for the implementation of its supervisory function on the management of the Company. In order to guarantee independence in carrying out the functions of the Board of Commissioners and in fulfilling the provision on the minimum composition of 20%, the General Meeting of Shareholders has appointed a member of the Board of Commissioners as an Independent Commissioner. This is in accordance with the provision of the National Committee for Governance Policies and the Decree of the State Minister for State Enterprises Number Kep-117/M-MBU/2002 on Application of Good Corporate Governance Practices in State Enterprises.


131

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

THE COMPOSITION OF THE BOARD OF COMMISSIONERS

KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS

Komposisi Dewan Komisaris Perusahaan Periode Tahun 2009 adalah sebagai berikut: The Composition of the Board of Commissioners of the Company in 2009 is a follows: Nama Name

Jabatan Position

Jabatan Position

Keputusan Menteri Negara BUMN melalui KEP-255/MBU/2007 tanggal 8 November 2007 Decree of State Minister for State Enterprises through KEP-255/MBU/2007, dated 8 November 2007

Keputusan Menteri Negara BUMN melalui KEP-24/MBU/2009 tanggal 2 Februari 2009 Decree of State Minister for State Enterprises through KEP-24/MBU/2009, dated 2 February 2009

Ir. Effendi Batubara, M.Si

Komisaris Utama President Commissioner


Drs. Arie Soelendro, Ak, MA. *

Komisaris Commissioner

-

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. **

-


D. Sonny Priyarsono, Ph.D.



Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si.



Suyitno Affandi, SE., M.Si.



Note:

*

Berhenti sebagai Anggota Dewan Komisaris sejak 2 Februari 2009 Resigned from post as Member of the Board of Commissioners on 2 February 2009

132




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Dalam melaksanakan tugas dan pengawasan, Dewan Komisaris telah melakukan pembagian tugas para anggotanya sesuai dengan bidang masing-masing.

In order to be more focused on performing its duties and supervisory work, the Board of Commissioners has distributed the duties to its members in accordance with their respective fields.

Ir. Effendi Batubara, M.Si. Bertanggung jawab sebagai koordinator terhadap seluruh kegiatan yang mencakup aspek operasi, teknik, keuangan, SDM, organisasi, legalitas, serta aspek hukum lainnya.

Ir. Effendi Batubara, M.Si. Responsible as the coordinator of all the activities, including the aspects of operations, technicality, finance, human resources, organization, legality and other legal affairs.

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. Membidangi Pengembangan Usaha dan Komersial & GCG, merangkap Ketua Komite Kebijakan Resiko dan GCG. Bertanggung jawab terhadap segala aspek yang berkaitan dengan sistem & prosedur pengembangan usaha dan komersial, perencanaan strategis Angkasa Pura I, pemasaran dan kerjasama usaha serta pemantauan maupun evaluasi atas penerapan GCG.

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. Heading the fields of Commerce and Business Development and GCG and holding concurrently the position as Chairman of the Risk Policy Committee and GCG. He is responsible for all the aspects in connection with the systems and proce

D. Sonny Priyarsono, Ph.D. Membidangi Program Kerja, Keuangan & Akuntansi serta pengadaan barang dan jasa, merangkap Ketua Komite Audit. Bertanggung jawab terhadap segala aspek yang berkaitan dengan sistem dan prosedur pembuatan rencana kerja dan anggaran termasuk anggaran eksploitasi, investasi, pengadaan barang dan jasa, pertanggung-jawaban serta pelaporan keuangan. Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si. membidangi SDM, Hukum, Organisasi, merangkap Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi. Bertanggung jawab terhadap segala aspek yang berkaitan dengan sistem dan prosedur penyiapan SDM, dari mulai sistem rekruitment, penegakan disiplin, sistem penggajian dan pemberian insentif, diklat pegawai, organisasi perusahaan dan aspek hukum dan legalitas lainnya. Suyitno Affandi, SE., M.Si membidangi Operasi & Teknik dan Teknologi Informasi. Bertanggung jawab terhadap segala aspek teknis operasi termasuk master plan dan sistem operasional kebandarudaraan, monitoring dan evaluasi mutu pelayanan dan keselamatan penerbangan, penerapan teknologi informasi dan penyiapan fasilitas sistem pemeliharaan serta aspek teknik lainnya.


D. Sonny Priyarsono, Ph.D. Heading Work, Finance and Accounting Program and procurement of goods and services, and holding concurrently the position of Audit Committee Chairman. He is responsible for all the aspects in connection with the systems and procedures of formulating the work plans and budgets, including the exploitation, investment, procurement of goods and services budgets, and the financial accountability and reporting. Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si. Heading the fields of human resources, legal affairs, organization, and holding concurrently the position as Chairman of the Remuneration and Nomination Committee. He is responsible for all the aspects in connection with the systems and procedures of preparing the human resources, including the recruitment system, discipline upholding, remuneration and incentive provision systems, employee education and training, Company organization, and other aspects of legality. Suyitno Affandi, SE., M.Si. Heading the fields of operations, technicality and information technology. He is responsible for all the aspects in connection with the operating techniques, including the airport master plan and operating systems, monitoring and evaluation of the quality of the aviation services and safety, application of information technology and preparation of the maintenance system facilities and other technical aspects.


133

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Dewan Komisaris mengadakan rapat secara berkala sekurang-kurangnya sekali setiap bulan atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu oleh Komisaris Utama atau seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris serta permintaan tertulis Pemegang Saham. Sepanjang tahun 2009, Dewan Komisaris telah melakukan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali.


LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

The Board of Commissioners convenes periodical meetings at least every month or any time as deemed necessary by the President Commissioner or one or more members of the Board of Commissioners or at the request of the shareholders. In 2009, Board of Commissioners had 10 (ten) Commissioners’ meetings.

Nama Name

Jabatan Position

Kehadiran Dalam Rapat Dewan Komisaris dan Direksi Attendance in Board Meeting

Ir. Effendi Batubara, M.Si


9

Drs. Arie Soelendro, Ak, MA. *


0

Drs. Isnoor Haryanto, Ak. **

-

6

D. Sonny Priyarsono, Ph.D.


8

Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si.


8

Suyitno Affandi, SE., M.Si.


5

Total Kegiatan Rapat / Total Meetings Note:

134


*

10

Berhenti sebagai Anggota Dewan Komisaris sejak 2 Februari 2009

Program Pengembangan Kompetensi Dewan Komisaris

Competence Development Program for the Board of Commissioners

Dalam rangka mendapatkan informasi mengenai perkembangan yang sedang berlangsung, Dewan Komisaris selama tahun 2009 telah mengikuti berbagai program kegiatan pelatihan sebagai berikut:

In order to obtain information on the current developments, the Board of Commissioners in 2009 attended various training programs as follows: 1.

Training & Directorship Certification for Commis- sioners and Directors in Transportation Industry from 4 to 5 February 2009, attended by Hakamud din Djamal, D.S. Priyarsono, M. Hadijono, and Jenri MP. Panjaitan. The 6th Commissioner & Directorship Program from 18 to 19 February 2009, attended by Effendi Batubara. Internal Audit Workshop in perspective of the Au dit Committee on 22 April 2009, attended by D.S. Priyarsono, Srijono, Ubeidi, and Jenri MP. Panjaitan.

1.

Training & Directorship Certification for Commis- sioners and Directors in Transportation Industry tanggal 4 – 5 Februari 2009, dihadiri oleh Hakamuddin Djamal, D.S. Priyarsono, M. Hadijono, Jenri MP. Panjaitan.

2.

Comissioner & Directorship Program ke-6 tanggal 18 – 19 Februari 2009, dihadiri oleh Effendi Batubara.

2.

3.

Workshop Internal Audit dalam perspektif Komite Audit tanggal 22 April 2009, dihadiri oleh D.S. Pri yarsono, Srijono, Ubeidi, Jenri MP. Panjaitan.

3.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



4.

Workshop Risk Management and Internal Control System (pelatihan Assessment Penerapan GCG pada BUMN) tanggal 29 – 31 Juli 2009, dihadiri oleh Isnoor Haryanto.

4.

Risk Management and Internal Control System Workshop (training in the Assessment of GCG Ap plication in State Enterprises) from 29 to 31 July 2009, attended by Isnoor Haryanto.

5.

Airport Planning Course Confirmation tanggal 28- 30 September 2009, dihadiri oleh Effendy Batuba- ra, Hakamuddin Djamal, D.S. Priyarsono, Jenri MP. Panjaitan.

5.

Airport Planning Course Confirmation from 28 to 30 September 2009, attended by Effendy Batuba ra, Hakamuddin Djamal, D.S. Priyarsono, and Jenri MP. Panjaitan.

KOMITE-KOMITE DI TINGKAT DEWAN KOMISARIS

COMMITTEES AT THE BOARD OF COMMISSIONERS LEVEL

Dalam mendukung pemenuhan fungsi pengawasannya, Dewan Komisaris membentuk 3 (tiga) Komite pada tingkat Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Kebijakan Risiko dan GCG, Komite Nominasi dan Remunerasi. Setiap Komite diketuai oleh salah seorang Komisaris, dan tugas serta tanggung jawab komite didokumentasikan pada Piagam setiap Komite.

In fulfilling their supervisory function, the Board of Commissioners formed 3 (three) Committees at the Commissioner level, namely the Audit Committee, the Risk and GCG Policy Committee, and the Nomination and Remuneration Committee. Each of the Committees is headed by a Commissioner, and the duties and responsibilities of the Committees are documented in the Charter of each Committee.

KOMITE AUDIT

AUDIT COMMITTEE

Daftar susunan anggota Komite Audit tahun 2009 adalah sebagai berikut: The composition of the Audit Committee in 2009 is as follows: Nama Name

Jabatan Position

Status Independensi Independent Status

D. Sonny Priyarsono, Ph.D

Ketua / Chairman

Tidak Independen / Not Independent

Drs. Ubaedi, Ak. *

Anggota / Member

Independen / Independent

Drs. H Srijono Ak, MM **

Anggota / Member


Ir. Luky Surachman ***

Anggota / Member


Note :

* diangkat sebagai anggota sejak 25 Januari 2008 ** diangkat sebagai anggota sejak 1 September 2008 *** diangkat sebagai anggota sejak 1 November 2008

Note

* appointed as member on 25 January 2008 ** appointed as member on 1 September 2008 *** appointed as member on 1 November 2008


:


135

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



PROFIL ANGGOTA KOMITE AUDIT DARI PIHAK INDEPENDEN



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

BIOGRAPHIES OF INDEPENDENT AUDIT COMMITTEE MEMBERS

Profile Anggota Komite Audit Biographies of Audit Committee Members

Lahir di Brebes tanggal 17 Juli 1945. Diangkat sebagai Anggota Komite Audit sejak 25 Januari 2007. Pendidikan Sarjana Institut Ilmu Keuangan/ Akuntansi Departemen Keuangan Tahun 1974. Jabatan terakhir sebagai Sekretaris Utama di BPKP. Born in Brebes on 17 July 1945. Appointed as Member of Audit Committee on 25 January 2007. Education: Graduate of Finance Institute/Finance Ministry Accounting in 1974. Last position was Chief Secretary at BPKP. Drs. Ubaedi, Ak.

Lahir di Klaten tanggal 15 Juli 1946. Diangkat sebagai Anggota Komite Audit sejak 5 September 2008. Pendidikan Sarjana Ilmu Keuangan Jurusan Akuntansi pada Institut Ilmu Keuangan (IIK) Jakarta Tahun 1975, Magister Manajemen pada Universitas Persada Indonesia tahun 1995. Mengawali karir di BPKP dan Departemen Keuangan dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bagian pada Badan Akuntansi Keuangan Negara. Born in Klaten on 15 July 1946. Appointed as Member of Audit Committee on 5 September 2008. Education: Graduate of Finance, majoring in Accounting at Finance Institute (IIK) in Jakarta in 1975, Magister Management at Persada Indonesia University in 1995. Began his career at BPKP and Finance Ministry, with the last position as Section Head at State Finance Accounting Agency. Drs. H Srijono Ak, MM

Lahir di Purwokerto tanggal 11 Februari 1948. Diangkat sebagai Anggota Komite Audit sejak 31 Oktober 2008. Pendidikan Sarjana Teknik Sipil Universitas Diponegoro Tahun 1976. Mengawali karir di Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bagian Perencanaan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI.

136

Ir. Luky Surachman

Born in Purwokerto on 11 February 1948. Appointed as Member of Audit Committee on 31 October 2008. Education: Graduate of Civil Engineering of Diponegoro University in 1976. Began his career in Directorate General of Air Transportation of Transportation Ministry of Republic of Indonesia, with the last position as Head of Planning Section of Directorate General of Air Transportation of Transportation Ministry of Republic of Indonesia.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



FUNGSI DAN TUGAS KOMITE AUDIT

FUNCTIONS AND DUTIES OF THE AUDIT COMMITTEE

1. Membantu dewan Komisaris untuk memastikan laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksankan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilakukan sesuai standar yang berlaku dan tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen 2. Memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan jasanya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris. 3. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya 4. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan perusahaan, termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham 5. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris 6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris, sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Assisting the Board of Commissioners to ensure that the financial statements are presented reasonably in accordance with the accounting principles that are generally applied, the internal control structure of the Company is established appropriately, the internal and external audit is carried out in accordance with the standard applied, and following up the findings of the audits conducted by the Management. 2. Processing the external auditor candidates, includ ng the remuneration for their services to be submitted to the Board of Commissioners 3. Providing the recommendations for perfecting the Company’s management control system and its implementation 4. Ensuring that there are satisfactory review procedures in place for the information issued by the Company, including brochures, financial statements, projections and other financial information conveyed to the Shareholders. 5. Identifying the matters that require the attention of the Board of Commissioners 6. Performing other duties assigned by the Board of Commissioners, insofar as they are within the scope of the duties and responsibilities of the Board of Commissioners, based on the prevailing legislation.

KEWAJIBAN KOMITE AUDIT 1. Komite Audit memberikan laporan kepada Dewan Komisaris. Berupa: a. Hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris b. Laporan Berkala yang berisi pokok-pokok hasil kerja komite c. Laporan khusus yang berisi temuan yang diperkirakan dapat mengganggu kegiatan perusahaan d. Menjaga kerahasiaan segala informasi baik yang diperoleh dari dalam maupun dari luar Perusahaan 2. Memproses calon auditor eksternal termasuk imbalan jasanya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.

OBLIGATIONS OF THE AUDIT COMMITTEE 1. The Audit Committee shall submit the reports to the Board of Commissioners, such as: a. b. c.

d.

The evaluation results. The periodical reports containing the results of the committee’s main points of work performance The special reports containing the findings predicted to be potential to disrupt the Company’s activities Maintaining the confidentiality of all the formation obtained from inside or out side the Company.

2. Processing the external auditor candidates, includ ing the remuneration for their services to the Board of Commissioners. 137



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

In performing their duties, the Audit Committee has the Audit Committee Charter. The contents of the Charter are as follows: 1. Introduction; Background, vision and mission, purposes and objectives. 2. Formation and Membership of the Audit

Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit memiliki Piagam Komite Audit. Cakupan isi Piagam Komite Audit adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan; latar belakang, visi dan misi, maksud dan tujuan. 2. Pembentukan dan Keanggotaan Komite Audit; Pengertian, Struktur Komite Audit, Keanggotaan, Pembentukan dan Pengangkatan Anggota, Per- syaratan Keanggotaan dan Masa Tugas Anggota Komite Audit. 3. Fungsi, Tugas, Kewenangan dan Tanggung Jawab 4. Lingkup Pekerjaan; Laporan Keuangan, Pengen dalian Internal, Ketaatan Pada Peraturan, Tugas Khusus dari Komisaris 5. Kode Etik dan Mekanisme Rapat; Kode Etik, Rapat Komite Audit, Pendanaan 6. Penutup. Dalam tahun 2009 Komite Audit Angkasa Pura I telah melakukan rapat membahas mengenai hal-hal penting yang dapat berimplikasi terhadap operasional perusahaan.

3.

4.

5. 6.

Committee; Meaning, Audit Committee Structure, Member ship, Formation and Appointment of Members, Membership Requirements and Service Period of Audit Committee Members.

Functions, Duties, Authority and Responsi bilities. Scope of Work; Financial Statements, Internal Control, Compliance with Regulations, Special Duties of Commissioners. Code of Ethics and Mechanism of Meeting; Code of Ethics, Audit Committee Meetings, Fund ing.

Closing.

In 2009, the Audit Committee of Angkasa Pura I held meetings to discuss important matters that could implicate the Company’s operations.

KOMITE KEBIJAKAN RISIKO DAN GCG

RISK AND GCG POLICY COMMITTEE

Daftar susunan Komite Kebijkan Risiko dan GCG tahun 2009 adalah sebagai berikut:

The composition of the Risk and GCG Policy Committee in 2009 is as follows:

Nama Name

Jabatan Position

Kehadiran Dalam Rapat Komite Attendance in Committee Meeting

Drs. Isnoor Haryanto, Ak

Ketua / Chairman

Tidak Independen / Not Independent

Drs. Muhammad Hadijono

Anggota / Member


Drs. Sigit Setiawan, MBA

Anggota / Member


138




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Fungsi dan Tugas Komite Kebijakan Risiko dan GCG

Functions and Duties of the Risk and GCG Policy Committee

1. Membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Perusahaan 2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris, sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris ber dasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 3. Membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang disusun oleh Direksi serta menilai konsistensi penerapannya, termasuk yang bertalian dengan etika bisnis dan tanggung jawab social perusahaan.

1. Assisting the Board of Commissioners to study the risk management system formulated buy the Board of Directors and evaluating the risk tolerance that may be taken by the Company. 2. Performing other duties assigned by the Board of Commissioners insofar as they are within the scope of the duties and obligations of the Board of Commissioners, based on the prevailing legislation. 3. Assisting the Board of Commissioners to study comprehensively the GCG policy formulated by the Board of Directors and evaluating the consistency of its application, including its connection with the business ethics and social responsibility of the Company.

KEWAJIBAN KOMITE KEBIJAKAN RISIKO DAN GCG

OBLIGATIONS OF THE RISK AND GCG POLICY COMMITTEE

Komite Kebijakan Risiko dan GCG memberikan laporan kepada Dewan Komisaris. Berupa:

The Risk and GCG Policy Committee shall submit the reports to the Board of Commissioners, such as:

a. b.

Hasil evaluasi dan rekomendasi serta sasaran yang diperlukan terkait dengan kebijakan dan penerapan manajemen risiko yang diterapkan Perusahaan. Menjaga kerahasiaan segala informasi baik yang diperoleh dari dalam maupun dari luar Perusahaan.

a. The reports on the results of the evaluation, recom mendations and targets necessary in respect of the risk management and application policy applied by the Company b. Maintaining confidentiality of all the information obtained from inside and outside the Company.

139



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



PROFILE ANGGOTA KOMITE KEBIJAKAN RISIKO DAN GCG



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

BIOGRAPHIES OF THE MEMBERS OF THE RISK AND GCG POLICY COMMITTEE

Profile Anggota Komite Audit Biographies of Audit Committee Members

Lahir di Solo tanggal 19 Februari 1941. Diangkat menjadi anggota Komite Risiko Usaha dan GCG sejak tanggal 30 Januari 2009. Lulusan Magister Manajemen Universitas Padjajaran Tahun 2002. Mengawali karir di BPKP sebagai Penata Muda pada tahun 1970, dan terakhir menjabat sebagai Direktur Pengawasan Bea Cukai BPKP Pusat.

Drs. Muhammad Hadijono .

Born Solo on 19 February 1941. Appointed as member of the Risk and GCG Policy Committee on 30 January 2009. Graduated from the Magister Management Department of Padjadjaran University in 2002. Began his career at BPKP as a Junior Manager in 1970, and his last position was Director of Customs and Excise Supervision of Central BPKP.

Lahir di Semarang tanggal 5 Juli 1956. Diangkat menjadi anggota Komite Risiko Usaha dan GCG sejak tanggal 1 Mei 2009. Lulusan Corporate Finance dari University of Miami. Mengawali karir di Departemen Keuangan RI sebagai Pengatur Muda pada tahun 1980, dan terakhir menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat BMN II B Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Departemen Keuangan RI.

Drs. Sigit Setiawan, MBA

Born in Semarang on 5 July 1956. Appointeed as member of the Risk and GCG Policy Committee on 1 Mayi 2009. Graduated from the Corporate Finance Department of the University of Miami. Began his career at Ministry of Finance of the Republic of Indonesia as a Junior Manager in 1980, and his last position was Head of Sub-Directorate of BMN II B of Directorate General of State Assets of Ministry of Finance of Republic of Indonesia.

1.

KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTEE

Fungsi dan Tugas Komite Nominasi dan Remunerasi

Functions and Duties of the Nomination and Remuneration Committee

Membantu Dewan Komisaris dalam menetapkan kriteria pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta sistem remunerasinya 3. Membantu Dewan Komisaris mempersiapkan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan mengusulkan besaran remunerasinya. Dewan Komisaris dapat mengajukan calon tersebut dan remunerasinya untuk memperoleh keputusan RUPS dengan cara sesuai ketentuan Anggaran Dasar

1. Assisting the Board of Commissioners to establish the criteria of selecting the prospective members of the Board of Commissioners and the Board of Directors and the remuneration system. 2. Assisting the Board of Commissioners to prepare the prospective members of the Board of Commissioners and the Board of Directors and proposing the amounts of the remuneration. The Board of Commissioners can propose the candidates and the remuneration to be resolved by the General Meeting of Shareholders pursuant to the Articles of Association.

2.

140




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


3. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Dewan Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris, berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Kewajiban Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan laporan kepada Dewan Komisaris. Berupa: 1. Hasil evaluasi dan rekomendasi sert saran yang

diperlukan dalam hal sistem remunerasi dan nominasi yang telah dilakukan komite kepada Dewan Komisaris 2. Menjaga kerahasiaan segala informasi baik yang diperoleh dari dalam maupun dari luar Perusahaan.




RUTE PENERBANGAN



3. Performing other duties assigned by the Board of Commissioners insofar as they are within the scope of the duties and obligations of the Board of Commissioners, based on the prevailing legislation.

Obligations of the Nomination and Remuneration Committee The Nomination and Remuneration Committee shall submit the reports to the Board of Commissioners, such as: 1. The results of the evaluation and recommendations and suggestions necessary in the remuneration and nomination system formulated by the committee. 2. Maintaining confidentiality of all the information obtained from inside and outside the Company.

DIREKSI

BOARD OF DIRECTORS

Direksi merupakan Organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan. Masing-masing anggota Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun pelaksanaan tugas oleh masing-masing Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Direksi bertanggung jawab kepada RUPS.

The Board of Directors is the organ of the Company, which is tasked with the responsibility collegial to manage the Company. Each of the members of the Board of Directors may carry out their duties and make decisions in accordance with their authority. However, the implementation of the duties of the members of the Board of Directors is within their joint responsibility. The position of each of the members of the Board of Directors, including the President Director, is equal. The President Director as the primus inter pares coordinates the activities of the Board of Directors. The Board of Directors is responsible to the General Meeting of the Shareholders.

Direksi wajib dan beritikad baik serta bertanggung jawab penuh menjalankan tugas pengurusan Perusahaan dengan tetap memperhatikan keseimbangan kepentingan seluruh pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Direksi wajib tunduk kepada ketentuan, peraturan perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar, tata kelola perusahaan dan keputusan RUPS.

The Board of Directors shall, in good faith and fully responsible manner, manage the Company in compliance with the balance between the interests of all the parties in connection with the activities of the Company. The Board of Directors shall comply with the prevailing legislation and, the articles of association, the good governance of the Company, and the resolutions of the General Meeting of Shareholders.

Komposisi dan jumlah Direksi ditetapkan oleh RUPS dengan memperhatikan visi, misi, dan rencana strategis perusahaan, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak secara independen.

The composition and number of members of the Board of Directors are established by the General Meeting of Shareholders with reference to the Company’s vision, mission and strategic plans, so that the decision-making will be effective, correct and fast, and the members can act independently.



141

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Komposisi Direksi Perusahaan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia Nomor KEP-24/ MBU/2004 tanggal 10 Maret 2004 yang terdiri dari 5 orang anggota Direksi.

The composition of the Board of Directors of the Company is established on the basis of the Decree of the State Minister for State Enterprises (BUMN) of the Republic of Indonesia Number KEP-24/MBU/2004, dated 10 March 2004, which consists of 5 members of the Board of Directors.

Komposisi Direksi Perusahaan Periode Tahun 2009 adalah sebagai berikut.

The composition of the Board of Directors of the Company in 2009 is as follows:

Nama Name

Jabatan Position Keputusan Menteri Negara BUMN melalui KEP-24/MBU/2004 tanggal 10 Maret 2004 Decree of State Minister for State Enterprises through KEP-24/MBU/2004, dated 10 March 2004

Jabatan Position Keputusan Menteri Negara BUMN melalui KEP-52/MBU/2009 tanggal 10 Maret 2009 Decree of State Minister for State Enterprises through KEP-52/MBU/2009, dated 10 March 2009

Bambang Darwoto

Direktur Utama President Director

Direktur Utama President Director

Laurensius Manurung

Direktur Keuangan Finance Director

Direktur Keuangan Finance Director

Risman Nuryadin

Direktur Operasi & Teknik Operations & Technical Director

Direktur Operasi & Teknik Operations & Technical Director

Y.A.Y Supardji

Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Commerce & Business Development Director

Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Commerce & Business Development Director -

Ranendra Dangin * Laurensius Manurung **

Direktur Personalia & Umum Personnel & General Affairs Director -

Direktur Personalia & Umum Personnel & General Affairs Director

Note:

* Berhenti sebagai Direktur Personalia & Umum sejak 10 Maret 2009 ** Diangkat sebagai Direktur Personalia & Umum sejak 10 Maret 2009

Note:

* Resigned from his post as Personnel and General Affairs Director on 10 March 2009 ** Appointed as Personnel & General Affairs Director on 10 March 2009

142 Peran dan tanggung jawab Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan dirinci lebih lanjut dalam Board Manual.


The roles and responsibilities of the Board of Directors are in accordance with the Articles of Association of the Company and detailed further in the Board Manual.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



PEMBAGIAN TUGAS DIREKSI

DISTRIBUTION OF DUTIES OF THE BOARD OF DIRECTORS

Direktur Utama

President Director

Direktur Utama bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan dan pelaksanaan tugas seluruh Direktur dalam merencanakan, mengembangkan dan menetapkan kebijakan umum perusahaan berdasarkan prinsip efisiensi, efektif dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan; mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan perusahaan secara menyeluruh; mengendalikan dan mengevaluasi seluruh kegiatan perusahaan; menyiapkan rencana jangka panjang; menyampaikan rencana jangka panjang yang telah ditanda tangani bersama dengan dewan komisaris kepada RUPS untuk mendapat pengesahan; menyiapkan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana jangka panjang perusahaan; menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan dalam waktu 6 bulan setelah tahun buku perusahaan ditutup; menyiapkan kebijakan umum satuan pengendalian internal; wajib memperhatikan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Satuan Pengawasan Intern; memimpin kegiatan yang bersifat strategis dalam pengembangan perusahaan; melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS.

Direktur Keuangan Direktur Keuangan memiliki tanggung jawab dalam 1. perumusan kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan dibidang akuntansi, perbendaharaan, anggaran dan program kemitraan dan bina lingkungan, perpajakan, pengelolaan dana sesuai 2. dengan ketentuan dan kebijakan Perusahaan. Termasuk merencanakan, mencari dan memastikan penyediaan dana pengembangan perusahaan sesuai dengan rencana strategis perusahaan, penyusunan rencana jangka panjang perusahaan dan memastikan informasi yang terkait dengan keuangan selalu tersedia untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.

The President Director shall take the responsible to coordinate the activities and the implementation of the duties of all the Directors in planning, developing and establishing the general policies of the Company based on the principles of efficiency and effectiveness and in accordance with the vision, mission and goals of the Company; direct, develop and establish the management strategies of Company comprehensively; control and evaluate the activities of the Company; prepare the longterm plans; submit the long-term plans that have been signed jointly with the Board of Commissioners to the General Meeting of Shareholders for approval; prepare the work plans and budgets of the Company, which is the annual spelling out of the longterm plans of the Company; submit the annual reports to the General Meeting of Shareholders for legalization 6 months following the closing of financial years of the Company; prepare the general policies on the internal control unit; consider and take the necessary steps required for everything presented in each of the reports on the inspection results prepared by the Internal Control Unit; lead the strategic activities in developing the Company; and perform other duties as established by the General Meeting of Shareholders RUPS.

Finance Director The Finance Director shall be responsible for the formulation of the supervision, implementation and control of the Company’s activities in the fields of accounting, treasury, budget and partnership and environmental supervision programs, taxation, and fund management pursuant to the regulations and policies of the Company, including the planning, seeking and ensuring the provision of fund for development of the Company in accordance with the strategic plan of the Company, formulation of the long-time plan of the Company, and ensuring that the information relating to finance is readily available to be submitted to the Board of Commissioners. 143



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Direktur Operasi Dan Teknik Direktur Operasi dan Teknik memiliki tanggung jawab dalam perumusan kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan di bidang operasi pelayanan lalu lintas penerbangan, pelayanan operasi kebandarudaraan, teknik perencanaan sarana dan prasarana, teknik pengawasan dan jaminan kualitas serta sarana dan prasarana lainnya pada perusahaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan perusahaan.

Direktur Komersial Dan Pengembangan Usaha Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha memiliki tanggung jawab dalam perumusan kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan di bidang bisnis aviasi dan tarif, pemasaran, kegiatan komersial dan pengembangan usaha wilayah I, kegiatan komersial dan pengembangan usaha wilayah II sesuai dengan ketentuan dan kebijakan perusahaan.

Direktur Personalia Dan Umum Direktur Personalia dan Umum memiliki tanggung jawab dalam perumusan kebijakan, pembinaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan dibidang administrasi personalia, perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia dan organisasi, tata kerja dan umum sesuai dengan ketentuan dan kebijakan perusahaan. Direksi mengadakan rapat secara berkala sekurangkurangnya sekali setiap bulan atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu oleh Direktur Utama, seorang atau lebih anggota Direksi, atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Komisaris serta permintaan tertulis Pemegang Saham.



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Operations And Technical Director The Operations and Technical Director shall be responsible for the formulation of the policies, supervision, implementation and control of the Company’s activities in the fields of flight traffic services operations, airport operations services, techniques of planning the facilities and infrastructure techniques of supervision and guaranty of the quality of other facilities and infrastructure of the Company in accordance with the regulations and policies

Commerce And Business Development Director The Commerce and Business Development Director shall be responsible for formulation of the policies, supervision, implementation and control of the Company’s activities in the fields of aviation business and tariffs, marketing, commercial and business activities of Business Region I, and commercial and business development of Business Region II in accordance with the regulations and policies of the Company.

Personnel And General Affairs Director The Personnel and General Affairs Director shall be responsible for formulation of the policies, supervision, implementation and control of the Company’s activities in the fields of personnel administration, human resources and organizational planning and development, work procedures and general affairs in accordance with the regulations and policies of the Company. The Board of Directors holds periodical meetings of at least once a month or any time deemed necessary by the President Director, one or more members of the Board of Directors, or at the written request of one or more members of the Board of Commissioners or at the written request of the shareholders.

144




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA



Tingkat kehadiran rapat Direksi selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Nama Name

Bambang Darwoto

Jabatan Position



RUTE PENERBANGAN



Attendance at Meetings of Board of Directors in 2009 is below:

Kehadiran Dalam Rapat Direksi Attendance in Directore Meeting

Direktur Utama

13

President Director

Laurensius Manurung

Direktur Keuangan

13

Finance Director

Risman Nuryadin

Direktur Operasi & Teknik

13

Operations & Technical Director

Y.A.Y Supardji

Direktur Komersial & Pengembangan Usaha

13

Commerce & Business Development Director

Ranendra Dangin *

Direktur Personalia & Umum

13

Personnel & General Affairs Director

Laurensius Manurung **

Direktur Personalia & Umum

-

Personnel & General Affairs Director

Total Kegiatan Rapat Total Meeting Note: Note:

13

* Berhenti sebagai Direktur Personalia & Umum sejak 10 Maret 2009 ** Diangkat sebagai Direktur Personalia & Umum sejak 10 Maret 2009 * Resigned from his post as Personnel and General Affairs Director on 10 March 2009 ** Appointed as Personnel & General Affairs Director on 10 March 2009

145



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Tingkat kehadiran dalam rapat Gabungan antara Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun 2009 adalah sebagai berikut: Nama Name Ir. Effendi Batubara, M.Si., Drs. Arie Soelendro, Ak, MA.,* Drs. Isnoor Haryanto, Ak.** D. Sonny Priyarsono, Ph.D., Drs. Hakamuddin Djamal, M.Si., Suyitno Affandi, SE., M.Si., Bambang Darwoto Laurensius Manurung Risman Nuryadin Y.A.Y Supardji Ranendra Dangin*** Laurensius Manurung****

Jabatan Position



PROFIL DIREKSI

Attendance at Meetings of Board of Commissioners and Board of Directors in 2009 is below:

Komisaris Utama President Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Komisaris Commissioner Direktur Utama President Director Direktur Keuangan Finance Director Direktur Operasi & Teknik Operations & Technical Director Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Commerce & Business Development Director Direktur Personalia & Umum Personnel & General Affairs Director Direktur Personalia & Umum Personnel & General Affairs Director

Total Kegiatan Rapat Total Meeting

146

LAPORAN DIREKSI

Kehadiran Dalam Rapat Direksi Attendance in Directore Meeting 13 13 12 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13

Note:

* ** *** ****

Berhenti sebagai Anggota Dewan Komisaris sejak 2 Februari 2009 Diangkat sebagai Anggota Dewan Komisaris sejak 2 Februari 2009 Berhenti sebagai Direktur Personalia & Umum sejak 10 Maret 2009 Diangkat sebagai Direktur Personalia & Umum sejak 10 Maret 2009

Note:

* ** *** ****

Resigned from post as Member of the Board of Commissioners on 2 February 2009 Apointed as Member of the Board of Commissioners on 2 February 2009 Resigned from his post as Personnel and General Affairs Director on 10 March 2009 Appointed as Personnel & General Affairs Director on 10 March 2009

PENILAIAN KINERJA DIREKSI

EVALUATION OF PERFORMANCE OF THE BOARD OF DIRECTORS

Terkait penilaian kinerja Direksi, penilaian dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan KPI yang ditetapkan sebelumnya dan mencakup target yang berhubungan dengan perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran, kepemimpinan, produk dan layanan. Menurut Surat Keputusan Dewan

In respect of the performance of the Board of Directors, the evaluation is performed by the Board of Commissioners based on the KPI established previously and including the targets in connection with the financial perspective, customers, internal business process, growth and learning, leadership, products and services. Pursuant to the decree of




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA



Skor angka capaian KPI KM Tahun 2009 berdasarkan laporan hasil capaian dari masing-masing penanggungjawab Indikator Kinerja Kunci adalah sebesar 93,42% dari angka maksimal capaian 100% dengan rincian sebagai berikut :

RUTE PENERBANGAN



The achievement score of the KPI KM in 2009 based on the report on the achievement results of each of the people responsible, the Key Performance Indicator was 93,42% of the maximum achievement of 100%, with the details as follows:

Bobot Weight

Capaian Bobot Achieved Weight

Prosentase Percentage

20

19,49

97,45

10

9,42

94,20

30

29,24

97,46

10

9,23

92,30

20

17,88

89,40

10

7,99

79,90

100

93,42

93,42

Keuangan Finance Pelanggan Customer Proses Bisnis Internal Internal Business Process Pertumbuhan dan Pembelajaran Growth and Learning Kepemimpinan Leadership Produk dan Layanan Product and Service Jumlah Total


the Board of Commissioners, evaluation of the performance of the Board of Directors is conducted every year. According to the General Meeting of Shareholders, the Company shall submit the results of the evaluation of the performance of the Board of Directors to the Holder, in this case the State Ministry for State Enterprises (BUMN).

Komisaris, penilaian kinerja Direksi dilakukan 1 (satu) kali setahun. Sesuai keputusan RUPS, Perusahaan wajib menyerahkan hasil penilaian kinerja Direksi kepada Pemegang yaitu Kementerian Negara BUMN.

Perspektif Perspective


Jabaran prosentase capaian KPI KM Tahun 2009 per perspektif, adalah sebagai berikut :

The description of the achieved KPI KM percentage in 2009 per perspective is as follows:

A. Perspektif Keuangan

A. Finance Perspective

Capaian KPI perspektif keuangan sebesar 19,49 atau 97,45% dari target. Keberhasilan pencapaian target perspektif keuangan diperoleh dari keberhasilan perusahaan meningkatkan pendapatan dan menekan biaya operasi.

The finance perspective KPI achievement was 19.49 or 97.45% of the target. The achievement was obtained thanks to the Company’s success in increasing its revenue and in reducing its operating cost.

B. Perspektif Pelanggan

B. Customer Perspective

Capaian KPI perspektif pelanggan sebesar 9,42 atau 94,20 dari target. Hal ini dapat dilihat pada indikator Daya Tarik Marketing Effort (Pertumbuhan traffic pesawat dan penumpang yang melebihi dari pada target) serta tindak lanjut komplain pelanggan per-segmen.

The customer perspective KPI achievement was 9.42 or 94.20% of the target. This may be observed in the Marketing Effort Attractiveness indicator (aircraft traffic and passenger growth that exceeded the target) and the follow up to customer complaints per segment.



147

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



C. Perspektif Proses Bisnis Internal Capaian KPI perspektif proses bisnis internal sebesar 29,24 atau 97,46% dari target. Hal ini dapat dilihat pada indikator realisasi program dan pencapaian fisik, realisasi program sebesar 89,17% berada di bawah target tahun 2009 sebesar 100%, dan realisasi pencapaian fisik sebesar 74,14% berada di bawah target tahun 2009 sebesar 84% disebabkan penyerapan investasi dilihat dari jumlah program yang terserap dan pencapaian fisik di bawah target 2009, dikarenakan terjadi gagal lelang, tender ulang dan penundaan pekerjaan terkait perizinan.

D. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

148



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

C. Internal Business Process Perspective The internal business process perspective KPI achievement was 29.24 or 97.46% of the target. This may be observed in the program realization and the physical achievement indicators. The program realization was 89.17%, which was below the target in 2009 of 100%, and the physical achievement realization was 74.14%, which was below the target in 2009 of 84%, which was caused by the fact that the absorbed investment viewed from the number of programs absorbed, and the physical achievement was below the target in 2009 because of the failed auctions, repeated bidding and postponed work due to licensing. D. Growth And Learning Perspective

Capaian KPI perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sebesar 9,23 atau 92,30% dari target. Hal ini dapat di lihat pada indikator pelaksanaan assessment/ review terhadap penerapan system manajemen SDM serta tindak lanjut hasil temuan audit/ survei KPK, BPK, dan instansi pemerintah lainnya melebihi dari target yang ditentukan.

The growth and learning perspective KPI achievement was 9.23 or 92.30% of the target. This may be observed in the indicator of the assessment/review implementation against the human resources management system application and the follow up to the findings of the audits/surveys conducted by the KPK, BPK, and other government agencies that exceeded the target established.

E. Perspektif Kepemimpinan

E. Leadership Perspective

Capaian KPI perspektif kepemimpinan sebesar 17,88 atau 89,40 % dari target. Hal ini dapat dilihat pada indikator pencapaian target /sasaran direktorat realisasinya sebesar 78% berada di bawah target tahun 2009 sebesar 89% terdapat beberapa program yang masih dalam proses penyelesaian antara lain: • Multi User Check-in System (MUCS) di Bandara Ngurah Rai-Denpasar, Sepinggan- Balikpapan dan Adi SuciptoJogjakarta • Implementasi Aplikasi Akuntansi Biaya • Penyempurnaan ERP yang tertunda akibat harus menyusun FS (Feasibility Study) Serta indikator legal compliance realisasinya sebesar 67,80% berada di bawah target Tahun 2009 sebesar 79% disebabkan adanya jumlah pelanggaran peraturan disiplin pegawai sebanyak 28 pelanggaran dan sudah ditindaklanjuti sebanyak 19 pelanggaran

The leadership perspective KPI achievement was 17.88 or 89.40% of the target. This may be observed in the target achievement indicator of the directorate, whose realization was 78%, which was below the target in 2009 of 89%. The programs that were in the process of completion are among others: • The Multi User Check-in System (MUCS) MUCS at Ngurah Rai Airport-Denpasar, Sepinggan Airport Balikpapan dan Adi Sucipto Airport-Jogjakarta • The Cost Accounting Application Implementation • The ERP perfection, which was postponed because of the formulation of the feasibility study and the legal compliance indicator, whose realization was 67.80%, which was below the target in 2009 of 79%, because of the 28 violations of the discipline committed by the employees, of which 19 violations had been followed up.

F. Perspektif Produk Dan Layanan

F. The product and service perspective

Capaian KPI perspektif produk dan layanan sebesar 7,99 atau 79,90% dari target. Hal ini dapat dilihat pada indikator capaian Level of Service and Safety (real ops. Bandara dan ops. LLP ) melebihi dari target yang ditentukan.

The product and service perspective KPI achievement was 7.99 or 79.90% of the target. This may be observed in the Level of Service and Safety achievement indicator (real airport and LLP operations), which exceeded the target established




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BAGI DIREKSI

COMPETENCE DEVELOPMENT PROGRAM FOR THE BOARD OF DIRECTORS

Dalam rangka mendapatkan informasi mengenai perkembangan dinamika bisnis dan prospek pengembangan usaha, Direksi telah mengikuti berbagai program pelatihan diantaranya: 1. Seminar mengkaji dampak Tsunami Finansial dunia pada Indonesia tangal 21 Januari 2009, dihadiri oleh Y.A.Y. Supardji. 2. Workshop Intellegence Based Leadership and Innovation tanggal 20 Mei 2009, dihadiri oleh Laurensius Manurung. 3. Seminar The 61st Batch of Professional Director Program tanggal 26 – 28 Mei 2009, dihadiri oleh Laurensius Manurung. 4. Workshop Risk Management and Internal Control System (pelatihan Assessment Penerapan GCG pada BUMN) tanggal 29 – 31 Juli 2009, dihadiri oleh Y.A.Y. Supardji. 5. Workshop Konvergensi IFRS dan dampaknya terhadap industri tanggal 5 Oktober 2009, dihadiri oleh Laurensius Manurung. 6. ECIIA Conference 2009 “Global Assurance: Oversight and insight to Risk and Opportunities” tangal 27 – 7 November 2009, dihadiri oleh Laurensius Manurung.

In order to obtain information on the business dynamics and the business development prospect, the Board of Directors attended various training programs, among others:

KEBIJAKAN REMUNERASI DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

REMUNERATION POLICY OF THE BOARD OF DIRECTORS AND THE BOARD OF COMMISSIONERS

Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris periode tahun 2009 berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 15 Juni 2009. Remunerasi Dewan Komisaris meliputi tantiem, honorarium, fasilitas dan tunjangan.

The remuneration of the Board of Directors and the Board of Commissioners in 2009 was based on the resolution of the General Meeting of Shareholders on 15 June 2009. The remuneration of the Board of Commissioners included the tantiem, honoraria, facilities and allowances.

Tantiem Direksi dan Dewan komisaris serta Sekretaris Dewan komisaris tahun 2008 sebesar Rp 4,242 miliar yang dibebankan kepada beban eksploitasi perusahaan tahun buku 2008. Dengan komposisi Direktur Utama 100%, anggota Direksi sebesar 90%, komisaris Utama 40%, Anggota Komisaris 36% dan Sekretaris Dewan Komisaris sebesar 15%. Pembayaran dihitung secara proposional dengan masa aktif yang bersangkutan serta diperhitungkan dengan uang muka yang telah diterima, apabila ada. Pajak penghasilan tantiem ditanggung oleh penerima.


1. The seminar to study the impacts of the world financial tsunami in Indonesia on 21 January 2009, attended by Y.A.Y. Supardji. 2. The Intelligence-Based Leadership and Innovation workshop on 20 May 2009, attended by Laurensius Manurung. 3. The seminar titled “The 61st Batch of Professional Director Program” from 26 to 28 May 2009, attended by Laurensius Manurung. 4. The Risk Management and Internal Control System workshop (Assessment of GCG Application in State Enterprises training) from 29 to 31 July 2009, attended by Y.A.Y. Supardji. 5. The workshop on the IFRS convergence and its impacts on the industry on 5 October 2009, attended by Laurensius Manurung. 6. The ECIIA Conference 2009 titled “Global Assurance: Oversight and insight to Risk and Opportunities” from 27 October to 7 November 2009, attended by Laurensius Manurung.

The tantiem of the Board of Directors and the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners in 2008 was in the amount of Rp 4.242 billion and incurred on the Company’s exploitation expense in financial year 2008, with the composition that the President Director in the amount of 100%, the members of the Board of Directors 90%, the President Commissioner 40%, the members of the Board of Commissioners 36%, and the Secretary of the Board of Commissioners 15%. The payment was calculated proportionally to the active service periods of the relevant officials and was deducted by the advanced payment that they had received, if any. The tantiem tax was borne by the recipients. PT Angkasa Pura I ( Persero ) Laporan Tahunan 2009 Annual Report

149

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Gaji Direksi dan Honorarium Dewan Komisaris serta penghasilan Sekretaris Dewan Komisaris per bulan untuk tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Direktur Utama sebesar Rp 61.443.000 per bulan, anggota Direksi 90%, honorarium Komisaris Utama 40% dan Anggota Komisaris 36% dari gaji Direktur Utama. 2. Ketetapan gaji/ honorarium Direksi dan dewan Komisaris mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009. 3. Ketetapan penghasilan bagi Sekretaris Dewan Komisaris diatur dengan keputusan Dewan Komisaris sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-02/MBU/2009 tanggal 27 april 2009. Fasilitas dan tunjangan kepada Direksi, Dewan komisaris serta Sekretaris Dewan Komisaris yang berlaku sejak 1 Januari 2009 adalah sebagai berikut:



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

The salaries of the Board of Directors and the Honoraria of the Board of Commissioners and the income of the Secretary of the Board of Commissioners per month for 2009 are as follows: 1. The salary of the President Director was in the amount of Rp 61,443,000 per month, and the members of the Board of Directors 90%, the honorarium of the President Commissioner 40% and the members of the Board of Commissioners 36% of the President Director’s salary. 2. The resolution on the salaries/honoraria of the Board of Directors and the Board of Commissioners was effective as of 1 January 2009. 3. The resolution on the income of the Secretary of the Board of Commissioners was regulated by the Decree of the Board of Commissioners in accordance with Regulation of the State Minister for State Enterprises Number: PER-02/MBU/2009, dated 27 April 2009. The facilities and allowances for the Board of Directors, the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners effective as of 1 January 2009 are as follows:

150

Total Kegiatan Rapat Total PT Angkasa Pura IMeeting ( Persero ) Laporan Tahunan 2009

Annual Report



No

PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Besaran Maksimum

Jenis Penghasilan

Maximum Amount

Types of Income


Direksi Board of Directors 1. Tunjangan

Allowances

Tunjangan hari raya keagamaan Religious holiday allowance

2 (dua) kali gaji 2 (two) times salary

2 (dua) kali honorarium 2 (two) times honorarium

Tunjangan Komunikasi Communication Allowance

Sebesar pemakaian (At cost) At cost

5% dari honorarium 5% of honorarium

Santunan Purna Jabatan Post-Service Compensation

Premi asuransi dalam satu tahun paling banyak 25 % dari gaji Insurance premium in one year not more than 25% of salary

Premi asuransi dalam satu tahun paling banyak 25 % dari gaji Insurance premium in one year not more than 25% of salary

Tunjangan Pakaian Clothing Allowance

Diberikan sesuai RKAP Provided pursuant to RKAP

Diberikan sesuai RKAP Provided pursuant to RKAP

Tunjangan Cuti Tahunan Annual Leave Allowance

1 (satu) kali gaji 1 (one) time salary

Tunjangan Cuti Besar Long-Leave Allowance

2 (dua) kali gaji 2 (two) times salary

Tunjangan Perumahan Housing Allowance

Diberikan sebesar 30% dari gaji dengan jumlah maksimal: - Rp 21. Juta untuk ibu kota negara - Rp 19 juta untuk ibu kota propinsi - Rp 16 juta untuk ibu kota kabupaten dan kota Dipilih sesuai domisili Direksi yang bersangkutan Provided in 30% of salary with maximum amounts: - Rp 21 million for state capital - Rp 19 million for provincial capital - Rp 16 million for regental capital and town Selected according to domicile of relevant Board of Directors

Tunjangan Utilitas Utility Allowance

At cost maksimal 30% dari tunjangan perumahan At cost at maximum 30% of housing allowance

Tunjangan transport Transport Allowances

Diberikan sebesar 20% dari honorariu sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Negara BUMN No. Provided in 20% of honorarium pursuant to Regulation of State

151



PROLOG

No

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Besaran Maksimum

Jenis Penghasilan

Maximum Amount

Types of Income


Direksi Board of Directors 2. Fasilitas Facilities

Kendaraan Dinas Official Vehicles

Kesehatan Health

Bantuan hukum Legal assistance

Rumah jabatan Official house

Club membership Club membership

Perkumpulan Profesi Professional Association

Biaya Representasi Representation Cost

152

Masing masing 1 (satu) unit beserta biaya pemeliharaan dan operasional Each 1 (one) unit with maintenance and operating costs

Tidak diberikan

Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER02/MBU/2009 dalam bentuk in health insurance termasuk general chek up 1 (satu) tahun sekali Pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/MBU/2009 in form of health insurance, including general check up once a year

Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-02/MBU/2009 dalam bentuk in health insurance termasuk general chek up 1 (satu) tahun sekali

Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER02/MBU/2009 Pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/MBU/2009

sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-02/MBU/2009

Sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER02/MBU/2009 Pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/MBU/2009

-

Diberikan paling banyak 1 (satu) perkumpulan untuk setiap anggota Direksi sesuai Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-02/MBU/2009 Provided for not more than 1 (one) club for each member of Board of Directors pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/MBU/2009

-

Diberikan paling banyak 1 (satu) keanggotaan untuk setiap anggota Direksi sesuai Peraturan menteri Negara BUMN No: PER-02/MBU/2009 Provided not more than 1 (one) membership for each member of Board of Directors pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/MBU/2009

Diberikan paling banyak 1 (satu) keanggotaan untuk setiap anggota Direksi sesuai Peraturan menteri Negara BUMN No: PER-02/MBU/2009

Masing-masing Direksi diberikan Corporate Credit Card dengan jumlah maksimum - Direktur Utama Rp 10 juta per bulan - Direksi sebesar Rp 7,5 juta perbulan Each member of Board of Directors is provided with a Corporate Credit Card in maximum amounts: - President Director Rp 10 million per month - Member of Board of Directors Rp 7.5 million per month


Not provided

Pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/MBU/2009 in form of health insurance, including general check up once a year

Pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/MBU/2009

Provided not more than 1 (one) membership for each member of Board of Directors pursuant to Regulation of State Minister for State Enterprises No: PER-02/ MBU/2009

-



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Rincian Remunerasi Direksi Tahun 2009 Details of Remuneration of Board of Directors in 2009 Dalam ribu rupiah

in thousand rupiah

TUNJANGAN-TUNJANGAN/ ALLOWANCES URAIAN DESCRIPTION

GAJI / SALARY (x 12)

THR Religious Holiday Allowance (THR) (x2)

Perumahan Housing (x 12)

Tunjangan Pakaian Clothing Allowance

Cuti Tahunan Annual Leave

Santunan Purna Jabatan Post-Service Compensation

Kendaraan Jabatan Official Vehicles

Tantiem (Laporan Audit 2009) Tantiem (Audit Report 2009)

JUMLAH REMUNERASI TOTAL

Direktur Utama President Director 7 37,316 122,886 252,000 12,750 61,443 184,329 Mobil dinas 643,703 Official Car Direktur Keuangan Finance Director 663,584 110,597 252,000 12,750 55,299 165,896 Mobil dinas 579,332 Official Car Direktur Komersial & Pengembangan Usaha Commerce & 663,584 110,597 252,000 12,750 55,299 165,896 Mobil dinas 579,332 Business Official Car Development Director Direktur Operasi & Teknik Operations & Technical Director 663,584 110,597 252,000 12,750 55,299 165,896 Direktur Personalia & Umum 663,584 110,597 252,000 12,750 55,299 165,896 Personnel & General Affairs Director Jumlah / Total 3,391,654 565,276 1,260,000 63,750 282,638 847,913

Rincian Remunerasi Dewan Komisaris Tahun 2009

Mobil dinas Car Official Mobil dinas Official Car

0

2,014,427

1,839,459

1,839,459

579,332

1,839,459

579,332

1,839,459

2,961,032

9,372,262

Details of Remuneration Board of Commissioners in 2009

dlm ribu rupiah in thousand rupiah TUNJANGAN-TUNJANGAN/ ALLOWANCES URAIAN / DESCRIPTION GAJI THR Tunjangan Tunjangan Santunan Tantiem JUMLAH REMUNE SALARY (x2) Komunikasi Transport Purna Jabatan (Laporan RASI/ TOTAL (x 12) (x 12) (x 4) Audit 2009) REMUNERATION Komisaris Utama / President Commissioner 294.926 49.154 14.746 19.662 6.144 257.481 642.113 Komisaris / Commissioner 265.434 44.239 13.272 17.696 5.530 231.733 577.904 Komisaris / Commissioner 265.434 44.239 13.272 17.696 5.530 231.733 577.904 Komisaris / Commissioner 265.434 44.239 13.272 17.696 5.530 231.733 577.904 Komisaris / Commissioner 265.434 44.239 13.272 17.696 5.530 231.733 577.904 Jumlah / Total

1.356.662 226.110

67.834

90.446

28.264

1.184.413

2.953.729

153



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Profil SVP Corporate Secretary Biography of SVP Corporate Secretary

Drs. Miduk Situmorang Mengawali karir sebagai Pegawai Negeri Sipil di Pelabuhan Udara Polonia pada tahun 1981, Anggota Kespen Pelabuhan Udara Polonia tahun 1982, PTO AMC Bandara Polonia tahun 1990, Kadin Akuntansi tahun 1993, Kepala Seksi Akuntansi Kantor Pusat tahun 1996, Kepala Divisi Keuangan dan Perlengkapan tahun 2003, Deputi Direktur Akuntansi tahun 2004, dan sejak tahun 2009 diangkat sebagai Sekretaris Perusahaan.

154

Began his career as a Civil Servant at Polonia Airport in 1981, Member of Kespen of Polonia Airport in 1982, PTO AMC of Polonia Airport in 1990, Head of Accounting Office in 1993, Head of Accounting Section at Head Office in 1996, Head of Finance and Equipment Division in 2003, Deputy to Accounting Director in 2004, and appointed in 2009 as Corporate Secretary.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



SEKRETARIS PERUSAHAAN

CORPORATE SECRETARY

Sekretaris Perusahaan mempunyai peranan penting dalam membantu Direksi yaitu sebagai pelaksana fungsi kehumasan (liaison officer), GCG implementation, Performance Management dan Administrasi Dokumen untuk memenuhi ketentuan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Sekretaris Perusahaan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dengan membangun jejaring komunikasi yang seluas-luasnya serta membina hubungan yang baik dan terbuka dengan pihak internal maupun eksternal, melalui fungsinya.

The Corporate Secretary plays an important role to assist the Board of Directors to perform the public relations function (liaison officer), GCG implementation, Management Performance and Document Administrations to exercise the principles of good corporate governance. In pe rforming the duties, the Corporate Secretary builds broad communication networks and forges good and open relations internally and externally.

Dalam menjalankan fungsi kehumasan, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab untuk membina komunikasi dua arah dengan pihak internal dan eksternal, memfasilitasi pertukaran informasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (Stakeholders), menginformasikan kebijakan managemen strategi yang terkait dengan kepentingan karyawan dan informasi yang diperlukan. Menjaga image dan citra perusahaan kepada para stakeholder dan pengguna jasa bandar udara, serta membangun hubungan industrial yang harmonis. Fungsi ini akan terlaksana melalui berbagai kegiatan dan instrumen, seperti public expose, penyebaran berita pers, konferensi pers. Dalam penyebarluasan informasi, juga memanfaatkan website dengan alamat www.angkasapura1.co.id dan [email protected], penerbitan majalah perusahaan ”Suara Angkasa”, media cetak dan elektronik, mengikuti pameran pembangunan maupun pameran transportasi serta pembuatan laporan secara periodik.

In performing the public relations function, the Corporate Secretary takes the responsibility to supervise two-way communications internally and externally, facilitates the exchange of information between the Company and the stakeholders, conveys the strategic management policies in connection with the interest of the employees and the necessary information, maintains the image of the Company for the stakeholders and the airport service users, and builds a harmonious industrial relation. These functions will be realized through various activities and instruments, such as public expose, dissemination of the presses news and press conferences. In the dissemination of information, the Corporate Secretary also utilizes the website address www.angkasapura1.co.id and [email protected], publication of Company magazine ”Suara Angkasa”, print and electronic media, attends development and transportation exhibitions and makes periodical reports.

Dalam menjalankan fungsi hubungan kelembagaan, Sekretaris Perusahaan membina hubungan dan komunikasi yang baik dengan instansi Pemerintah terkait, legislatif, mitra kerja, mitra usaha, anak perusahaan, media maupun segenap organisasi yang berkaitan dengan lingkungan bisnis Angkasa Pura I dan pembinaan hubungan industrial serta memfasilitasi terselenggaranya Rapat Umum Pemegang Saham, memfasilitasi dan mengatur protokol komunikasi eksternal maupun internal, dengan tujuan agar dapat memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan Perusahaan.

In performing the institutional relations function, the Corporate Secretary forges good relations and communications with relevant government agencies, legislative bodies, work partners, business partners, company subsidiaries media and organizations relating to the business circle of Angkasa Pura I, supervise the industrial relation, facilitates the General Meetings of Shareholders, facilitates and arranges communication protocols internally and externally for the purpose of monitoring the public opinions onthe matters relating to the image, activities, reputation and interest of the Company.

155



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Dalam menjalankan fungsi kesekretariatan Direksi, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab terhadap ketersediaan informasi yang memadai mengenai agenda rapat, melakukan penataan kesekretariatan Direksi yang meliputi pengaturan kegiatan, penyiapan rapat-rapat, meeting analysis, pendokumentasian hasil rapat Direksi. Dalam melaksanakan fungsi GCG, Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan, sosialisasi, implementasi, penilaian GCG. Selain itu Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk mengkoordinir Performance Management yaitu mengkoordinir penyusunan Kontrak Manajemen Kantor Cabang yang di dalamnya mencantumkan indikator kerja utama sebagai alat ukur kinerja masing-masing bandara, serta mengkoordinasikan terwujudnya sistem penilaian manajemen perusahaan melalui Balance Scorecard dan Malcolm Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE).

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL Sistem Pengendalian Internal pada Angkasa Pura I dirancang dengan pendekatan COSO (Commitee of Sponsoring Organization of the Treadway Commision), yang mengharuskan suatu proses dilakukan oleh manajemen dan seluruh karyawan memberikan keyakinan yang memadai selaras dengan pencapaian tujuan pengendalian intern, yang meliputi efektivitas & efisiensi operasi perusahaan, keandalan pelaporan keuangan dan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Sistem Pengendalian Internal yang dikembangkan oleh Manajemen telah memberikan jaminan kebenaran informasi keuangan, efektifitas dan efisiensi proses pengelolaan Perusahaan serta kepatuhan kepada perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan senantiasa memelihara sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset perushaan. Sistem Pengendalian Internal mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3.

4. 5. 156



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

In exercising the secretariat function of the Board of Directors, the Corporate Secretary is responsible for the availability of adequate information on the meeting agendas, fix the secretariat of the Board of Directors, including the arrangement of the activities, preparations for meetings, meeting analysis, and documentation of the results of the meetings of the Board of Directors . In performing the GCG function, the Corporate Secretary is responsible for the administration, socialization, implementation, and evaluation of GCG. In addition, the Corporate Secretary is also responsible for coordination of the management performance by coordinating the formulation of the management contracts with the branch offices, which contain the main work indicators as the measuring tools for the performance of each of the airports, and coordinating the realization of the management evaluation system of the Company through the Balance Scorecard and Malcolm Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE).

INTERNAL CONTROL SYSTEM The internal control system in Angkasa Pura I is designed with the COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) approach, which requires a process to be carried out by the management and all the employees to provide adequate conviction that is in line with the achieveme nt of the internal control objectives, including the effectiveness and efficiency of the Company’s operations, reliability of the financial reporting and compliance with the prevailing legislation. The Internal Control System developed by the Management has guaranteed the truthfulness of the financial information, the effectiveness and efficiency of the Company’s management process, and compliance with the prevailing legislation.

The Company has always maintained the effective internal control system in order to safeguard its investments and assets. The Internal Control System includes the matters as Lingkungan pengendalian intern dalam Perusahaan yang follows: disiplin dan terukur Pengkajian dan Pengelolaan risiko usaha 1. The internal control environment within the Company, Aktivitas pengendaliaan, yaitu tindakan-tindakan yang di which is disciplined and measured lakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap 2. The study and management of the business risks. kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam 3. The control activities, namely the actions taken struktur organisasi perusahaan in a control process against the Company’s activities Sistem informasi dan komunikasi at each level and in each unit in the Company’s orga Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualinizational structure. tas sistem pengendalian intern termasuk fungsi internal audit pada setiap tingkat dan unit struktur organisasi perusahaan sehingga dapat dilaksanakan secara optimal.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Implementasi Sistem Pengendalian Internal yang dikembangkan oleh perusahaan secara konsisten dapat disampaikan sebagai berikut : a. Lingkungan pengendalian, manajemen mengarah kan pada arti pentingnya integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, filosofi manajemen & sistem operasi, struktur organisasi, penetapan otoritas & tanggung jawab, kebijakan dan praktik sumber daya manusia. b. Penilaian resiko, manajemen secara konsekuen melakukan identifikasi dan mengukur serta mengelola risiko pada setiap pengambilan keputusan strategis perusahaan. c. Aktivitas pengendalian, agar Sistem Pengendalian Inter nal dapat dipertanggungjawabkan secara utuh, manajemen telah memilih aktivitas pengendalian yaitu aplikasi umum berupa kebijakan, prosedur, teknik dan mekanisme; kategori umum berupa review, pengamanan aset, pengukuran kinerja dan pemisahan tupoksi; Pengendalian umum untuk sistem informasi berupa pening katan kompetensi SDM di bidang informasi dan teknologi, perubahan dan penyempurnaan software dan peng gantian hardware disesuaikan dengan perkembangan teknologi. d. Informasi dan komunikasi, Manajemen telah melakukan upaya memberikan informasi dan komunikasi secara aktif baik untuk internal dan eksternal dalam rangka mewu judkan Sistem Pengendalian Internal yang selalu dapat dipertanggungjawabkan dan menjamin keterbukaan informasi. e. Monitoring dan tindak lanjut temuan hasil audit baik audit yang dilakukan oleh internal maupun eksternal audi tor, manajemen selalu berupaya menindaklanjuti secara tepat dan responsif serta dapat dipertangungjawabkan, hal ini dimaksudkan agar seluruh tujuan perusahaan da pat dicapai dan seluruh aktivitas perusahaan dapat dilak sankan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.




RUTE PENERBANGAN



The implementation of the internal control system developed consistently by the Company may be presented as follows: a. The scope of control, meaning that the management di rects the employees towards the importance of integrity and ethical values, commitment to competence, philoso phy of the management and the operating system, orga nizational structure, establishment of authority and re sponsibility, policies and practices of human resources. b. The risk evaluation, meaning that the management con sistently identifies, measures and manages the risks in making strategic decisions for the Company. c. The activity control, so that the Internal Control System may be accounted for entirely, and therefore the manage ment has selected the activity control, namely the gen eral application in the form of policies, procedures, tech niques and mechanisms; the general category in the form of reviews, assets security, performance measure ment and tupoksi separation; the general control for the information system in the form of improvement of the competence of human resources in the fields of information and tec nology, modification and perfection of the software and replacement of the hardware adjusted to the technologi cal development. d. Information and communication, meaning that the man agement has endeavored actively to provide information and communication internally and externally in the frame work of realizing the Internal Control System that is always accountable and able to guarantee information openness. e. Monitoring and follow up the findings of the audit per formed by internal and external auditors, meaning that the management always endeavors to followup the find ings correctly and responsively and in an accountable manner. This is so intended that all the Company’s goals could be achieved and all its activities can be carried out pursuant to the prevailing legislation.

157



PROLOG

158

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

SATUAN PENGAWAS INTERNAL

Internal Supervisory Unit

Profile Kepala Satuan Pengawas Internal

Biography of Head of Internal Supervisory Unit

Henny Dewanto, SE., MM. Mengawali karier sebagai Staf Bagian Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Kantor Pusat pada tahun 1989, Kadin Keuangan dan Anggaran Bandara Polonia tahun 1991, Kadin Keuangan dan Anggaran Bandara Ngurah Rai tahun 1992– 1994, Kasie Administrasi Keuangan tahun 2001, Wasbid Keuangan & Perlengkapan tahun 2003, Deputi Direktur Umum tahun 2004, Pj Sekretaris Perusahaan tahun 2008, sebagai sekretaris Perusahaan sampai pertengahan tahun 2009 dan sejak tahun 2009 hingga sekarang menjabat sebagai kepala Satuan pengawas Intern.

Henny Dewanto, SE., MM.

PROFIL DIREKSI

Began her career as a staff member of the Ren & KLN Section at the Head Office in 1989, Head of Finance and Budget Office of Polonia Airport in 1991, Head of Finance and Budget Office of Ngurah Rai Airport from 1992 to 1994, Head of Financial Administration Section in 2001, Supervisor of Finance and Equipment Section in 2003, Deputy to General Affairs Director in 2004, Acting Corporate Secretary in 2008, Corporate Secretary until mid- 2009, and, since 2009, Head of the Internal Supervisory Unit.

Struktur organisasi Satuan Pengawasan Internal berada di bawah Direktur Utama. Pelaksanaan audit internal merupakan salah satu pilar untuk mendukung efektivitas pengendalian internal, pengelolaan resiko dan corporate governance perusahaan. Auditor Internal berfungsi membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya secara sistematis. Auditor Internal Angkasa Pura I dalam menjalankan tugasnya secara dinamis, selain menjadi auditor yang melakukan pemeriksaan operasional juga berperan sebagai konsultan dan katalis bagi manajemen Angkasa Pura I seiring dengan Sistem Pengendalian Internal yang dirancang dengan pendekatan COSO (Commitee of Sponsoring Organization of the Treadway Commision).

In terms of the organizational structure, the Internal Supervisory Unit is under the President Director. The internal audit implementation is one of the pillars supporting the effectiveness of the internal control, the risk management and the corporate governance of the Company. The Internal Auditor assists the Company to achieve its goals systematically. The Internal Auditor of Angkasa Pura I, in performing his duties dynamically, in addition to being the auditor who conducts the operating inspections, also serves as a consultant and a catalyst for the Management of Angkasa Pura I, in line with the Internal Control System, which is designed with reference to the COSO (Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission) approach.

Dalam menjalankan tugasnya, Satuan Pengawas Internal memiliki Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter).

In performing its duties, the Internal Supervisory Unit has the Internal Audit Charter.

Satuan Pengawas Intern telah memiliki dan melaksanakan program kerja yang mendukung terciptanya suatu struktur pengendalian intern yang baik di Perusahaan. Untuk tahun 2009 tema pemeriksaan adalah implementasi Good Corporate Governance untuk mendukung efisiensi biaya dan optimalisasi pendapatan.

The Internal Supervisory Unit has had and performed the work programs that support the creation of a good internal control structure in the Company. For 2009, the theme of the inspection was the Good Corporate Governance implementation to support cost efficiency and income optimization.

Cakupan tugas SPI perusahaan terdiri dari 4 (empat) bidang yaitu: 1. Bidang Operasi dan Komersial 2. Bidang Teknik dan Pengembangan Usaha 3. Bidang Keuangan 4. Bidang Personalia dan Umum

The duties of the Company’s SPI include 4 (four) fields, namely: 1. Operations and Commerce 2. Technical and Business Development 3. Finance 4. Personnel and General Affairs

Dalam kaitannya dengan resiko yang dihadapi Perusahaan, telah ditambah satu bagian dibawah Kepala SPI yang bertugas mengidentifikasi, mengukur dan memetakan risiko untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingan Perusahaan.

In connection with the risks facing the Company, a section has been added and is under the SPI Head, which is assignedto identify, measure and map the risks to establish the prioritized risks based on the Company’s interest.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Kegiatan pemeriksaan oleh SPI tetap mengacu pada Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) tahun 2009. secara keseluruhan realisasi dari total pemeriksaan operasional yang diperiksa mencapai 100% dan total Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diterbitkan mencapai 100% dari PKPT.

The inspection activities carried out by the SPI always referred to the Annual Inspection Work Program (PKPT) in 2009. As a whole, the operating inspections reached 100% and the total Inspection Result Report (LHP) issued reached 100% of the PKPT.

Dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan pada tahun 2009, Satuan Pengawas Internal telah melaksanakan kegiatankegiatan sebagai berikut:

In the framework realizing the Company’s goals in 2009, the Internal Supervisory Unit performed the activities as follows:

1. 1. Telah melaksanakan audit operasional di 13 Cabang Bandara dan 2 SBU Warehousing, dengan hasil temuan to tal sebanyak 431 temuan yang terdiri dari: temuan Bidang Operasi sebanyak 63 temuan, Bidang Komersial sebanyak 104 temuan, Bidang Teknik & Pembangunan sebanyak 90 temuan, Bidang Keuangan sebanyak 95 temuan dan 2. Bidang Personalia & Umum sebanyak 79 temuan. 2. Dari monitoring terhadap tindak lanjut temuan SPI, temuan yang telah ditindaklanjuti sebanyak 294 temuan atau 68,21%.

Performing the operating audit at the 13 Branch Offices and the 2 SBU Warehousing Units, with the total 431 findings, consisting of: 63 Operating Field findings, 104 Commercial Field findings, 90 Technical & Development Field findings, 95 Financial Field findings, and 79 Personnel and General Affairs Field findings. In terms of monitoring the follow up to the SPI findings, 294 findings or 68.21% of the total findings were followed up.

3. Providing guidance and consultation for the auditees to settle thoroughly the external auditor’s findings.

3. Memberikan bimbingan dan konsultasi kepada auditee dalam menyelesaikan temuan-temuan dari eksternal 4. Conducting a special audit on the implementation of the business process suspected to have involved frauds that auditor sehingga temuan menjadi tuntas. could incur material losses on the Company or tarnish its image. 4. Melakukan audit khusus terhadap pelaksanaan bisnis proses yang diduga atau terjadi penyimpangan dan berakibat pada kerugian perusahaan baik secara materi 5. Providing strategic inputs for the Top Management for the business activities and work implementation that ataupun citra perusahaan. had big risks viewed from the viewpoints of legality/ 5. Memberikan masukan-masukan strategis kepada manaje compliance, materiality, and principle of fairness/ men puncak dalam aktivitas usaha dan pelaksanaan appropriateness. pekerjaan yang mempunyai resiko besar dipandang dari segi hukum/ kepatuhan, materialitas dan azas kelaziman/ 6. Socializing the application of the goods and services pro kepatutan. curement pursuant to the decisions of the Board of Directors of Angkasa Pura I, which was expected to crea 6. Memberikan sosialisasi penerapan Pengadaan Barang ate effective and efficient procurement, in compliance dan Jasa sesuai Keputusan Direksi Angkasa Pura I, yang with the regulations, and in terms of reasonable prices, diharapkan tercipta pengadaan yang efektif dan sufficient quantities, good quality and timeliness. efisien serta pelaksanaan pengadaannya dapat dilakukan secara tepat aturan, harga, kuantitas, kualitas dan waktu. 7. Socializing the appointment of the business partners pur suant to the decision of the Board of Directors Angkasa 7. Memberikan sosialisasi penunjukan mitra usaha sesuai Pura I, which was expected to appoint copetent Keputusan Direksi Angkasa Pura I, yang diharapkan akan business partners, and such an appointment tercipta penunjukan mitra usaha yang kompeten, tepat had to comply with the regulations and be advantageous aturan dan menguntungkan perusahaan. for the Company. 8. Melakukan sosialisasi pada setiap pelaksanaan audit op erasional tentang Tindak Pidana Korupsi sehingga 8. Socializing the criminal acts of corruption in the implementation of the operating audit, so as to create an diharapkan tercipta penyelenggaraan bisnis Bandara airport business administration, which is free of the cor yang bersih dari unsur KKN. ruption, collusion and nepotism elements.



159

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

9. Memberikan bimbingan teknis kepada auditee tentang 9. Providing technical guidance for the auditees with regard pengendalian internal dengan penerapan Control Self As to the internal control by the Control Self Assessment sessment (CSA) sehingga auditee dapat memperbaiki (CSA) application, so that the auditees could improve on sendiri prosedur bisnis yang dianggap menyimpang pada their own the deviating business procedures in perform setiap pelaksanaan pekerjaannya. ing their jobs. 10. Bersama Komite Audit membuat kerangka acuan kerja 10. Together with the Audit Committee, formulating the untuk penunjukan auditor eksternal yang melaksanawork terms of reference to appoint the externa auditor kan Audit Umum Laporan Keuangan perusahaan tahun to perform the general audit on the Company’s financial buku 2008, dengan berprinsip pada independen, trans- statement of 2008, applying the principles of indepen paran dan akuntabilitas. dence, transparency and accountability. And serving as a Dan menjadi fungsi Liaison Officer antara Kantor Akun- Liaison Officer for the Public Accountant Office appointed tan Publik yang ditunjuk oleh Pemegang Saham melalui by the Shareholders through the Board of Commissioners. Komisaris. 11. Periodically, holding meetings and discussions with the 11. Secara berkala melakukan pertemuan dan diskusi Audit Committee to discuss the audit planning and dengan Komite Audit untuk membahas perencanaan results after performing the operating inspections. audit dan hasil audit atas pemeriksaan operasional yang telah dilaksanakan.

AUDITOR INDEPENDEN

AUDITOR INDEPENDEN

Dalam Tata Laksana Kerja Komisaris dan Direksi yang termuat dalam Board Manual, mengharuskan:

The Work Procedures of the Board of Commissioners and the Board of Directors as contained in the Board Manual requite that:

a. Direksi menyusun laporan keuangan tahunan selambatlambatnya 30 hari setelah akhir tahun buku yang diaudit oleh Auditor Independen. b. Auditor Independen melakukan audit atas laporan tahunan.

b. The Independent Auditor shall audit the annual report.

c. Auditor Independen menyerahkan hasil audit atas laporan keuangan tahunan kepada Komisaris dan Direksi selambat-lambatnya pada akhir Mei.

The Independent Auditor shall submit the results of c. the audit on the financial statements to the Board of Commissioners and the Board of Directors no later than the end of May.

d. Direksi menyerahkan hasil audit atas hasil laporan tahunan kepada pemegang saham selambat-lambatnya akhir Mei.

160

a. The Board of Directors shall prepare the annual financial statement no later than 30 days after the end of the financial year audited by the Independent Auditor.

Auditor Independen yang ditunjuk untuk melakukan General Audit perhitungan tahunan Angkasa Pura I tahun buku 2009 adalah Kantor Akuntan Publik Soeyatna, Mulyana & Rekan. Penunjukan tersebut merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh tim seleksi yang beranggotakan dari unsur Komite Audit, Sekretaris Dewan Komisaris dan unsur Manajemen yan selanjutnya calon pemenangnya diusulkan oleh Dewan Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham untuk ditetapkan sebagai Auditor Independen, yang melakukan audit umum (General Audit) atas laporan keuangan tahun buku 2009.


d. The Board of Directors shall submit the results of the audit on the annual report to the Shareholders no later than the end of May. The Independent Auditor appointed to perform general audit on the annual calculation of Angkasa Pura I of financial year 2009 was Soeyatna, Mulyana & Rekan Public Accountant Office. The appointment was made after the selection had been carried out by the selection team with the members from the Audit Committee, Secretary of the Board of Commissioners and the Management, and then the prospective winner was proposed by the Board of Commissioners and the Board of Directors to the Shareholders to be established as the Independent Auditor to perform the General Audit on the financial statement of financial year 2009.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Auditor Independen memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran, ketaatan azas dan kesesuaian Laporan Keuangan Angkasa Pura I berdasarkan standar auditing dan standar akuntansi keuangan Indonesia. Menurut standar tersebut Kantor Akuntan Publik diharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan yang memadai bahwa Laporan Keuangan bebas dari salah saji yang material. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab penuh atas pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diaudit.

The Independent Auditor provided the statement of opinion on the reasonableness, compliance with the principle of appropriateness of the Financial Statement of Angkasa Pura I based on the standard auditing and the Indonesian financial accounting standard. In accordance with the standard, the Public Accountant is required to plan and perform the audit in order to obtain adequate conviction that the Financial Statement is free of material misrepresentation. The Public Accountant Office is fully responsible for the opinion provided for the financial statement audited.

Audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik mencakup pemeriksaan atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung, jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan dan juga penilaian atas dasar prinsip akuntansi yang dipergunakan serta estimasi yang signifikan yang dibuat oleh Manajemen terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

The audit performed by the Public Accountant Office included inspection of the rationale, supporting evidence, amounts and disclosures in the financial statement, evaluation of the accounting principles applied, and the significant estimate made by the Management for the presentation of the financial statement as a whole.

Laporan hasil audit tahun buku 2009 yang terdiri dari: laporan keuangan tahunan, laporan hasil evaluasi kinerja, laporan audit kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian internal serta laporan program kemitraan dan bina lingkungan telah disampaikan kepada Pemegang Saham pada 30 April 2010, yang berarti laporan audit dapat diselesaikan 1 bulan sebelum batas akhir penyampaian kepada pemegang saham. Untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2009, auditor eksternal yang ditunjuk dalam RUPS sama dengan tahun 2008 dan besaran remunerasi jasa audit sebesar Rp 910.000.000,- (sembilan ratus sepuluh juta rupiah) termasuk PPN dan PPh Pasal 23. Biaya audit KAP tersebut sama dengan lingkup pekerjaan yang sama dari tahun sebelumnya.

The report on the results of audit of financial year 2009, consisting of the annual financial statement, the report on the performance evaluation results, the report on audit of compliance with the legislation and the with the internal control, and the report on the partnership and environmental supervision program, was submitted to the Shareholders on 30 April 2010, which means that the audit report could be completed one month ahead of the deadline for presentation to the Shareholders. For the financial year that ended on 31 December 2009, the external auditor appointed at the general Meeting of Shareholders was the same as that of financial year 2008, and the remuneration for the audit service was in the amount of Rp 910,000,000 (nine hundred ten million), including VAT and Income Tax Article 23. The Public Accountant Office audit cost was the same as the same scope of work of the previous year.

Daftar Auditor Independen Tahun Buku 2004 – 2009 List of Independent Auditors from 2004 to 2009 Nama Akuntan Name of Accountants

Tahun Buku Financial Year

KAP S. Mannan, Sofwan, Adnan S. Mannan, Sofwan, Adnan Public Accountant Office

2004

KAP S. Mannan, Sofwan, Adnan S. Mannan, Sofwan, Adnan Public Accountant Office

2005

KAP Soejatna, Mulyana & Rekan Soejatna, Mulyana & Rekan Public Accountant Office

2006

KAP Grant Thornton Hendrawinata Grant Thornton Hendrawinata Public Accountant Office

2007


2008


2009



161

PROLOG

162

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Opini yang dikeluarkan oleh auditor eksternal untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2009 dapat dilihat pada Laporan Keuangan yang tersaji dalam Laporan Tahunan 2009.

The opinion provided by the external auditor for the financial year that ended on 31 December 2009 may observed in the Financial Statement presented in Annual Report 2009.

Jasa Lain Yang Diberikan Oleh Auditor Independen

Other Services Provided by the Independent Auditor

Jasa yang diberikan Auditor Independen kepada angkasa Pura I adalah melakukan audit atas Laporan Keuangan, Evaluasi Kinerja, PKBL dan Audit Kepatuhan Tahun Buku 2009. Selain audit tersebut Auditor Independen tidak meberikan jasa lain kepada Angkasa Pura I. Hal tersebut dimaksudkan dalam rangka menjaga independensi dari

The service provided by the Independent Auditor for Angkasa Pura I was performing the audit on Financial Statement, Performance Evaluation, PKBL and Compliance Audit on Financial Year 2009. Apart from the auditing, the Independent Auditor provided no other services for Angkasa Pura I. This was intended to maintain independence of the Independent Auditor.

MANAJEMEN RISIKO

RISK MANAGEMENT

Perkembangan dunia usaha yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan.

The development of the business world in line with the increasing complexity of the Company’s activities emphasizes the importance of its good corporate governance and reliable risk management.

Penerapan manajemen risiko di perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan ini berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal. Pengembangan manajemen risiko di Perusahaan selalu berpedoman pada panduan Manajemen Risiko perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi unit bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi perusahaan.

The risk management in the Company has basically been applied since its incorporation. The application was conventional in the beginning, but has developed in line with the development of the Company’s internal and external condition. The risk management in the Company has always referred to its Risk Management Guidelines, which cover the entire scope of the business activities in the Company based on the need for balance between the business operating function and its risk management. With the well-functioning of the risk management policy in place, the risk management will serve as a strategic partner for the business units to achieve optimum results from the Company’s operations.

Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai dengan standar Perusahaan secara kontinu dan berkelanjutan, terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkahlangkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko,

In developing the risk management in accordance with the standard of the Company continuously and in a sustainable manner, the Company has continued to develop and improve the risk management system or framework and the internal control structure comprehensively and in an integrated manner in order to provide information on potential risks as early as possible, so that adequate measures may be taken to minimize the impacts of such risks. The risk management framework is contained in the policies, procedures, transaction limits, authority as well as other regulations and various risk management instruments




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan secara berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.

applied in the entire scope of the business activities. In order to ensure that such policies and procedures are in line with the existing business development, evaluation is conducted periodically pursuant to the changes in the risk parameter.

Pengelolaan manajemen risiko yang telah dilakukan Angkasa Pura I pada tahun 2009 adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Sosialisasi Manajemen Risiko, melalui Workshop Risk Management: A Practical Approach Angkasa Pura I kepada seluruh Deputi Direktur dan salah satu Asdepnya dengan General Manager beserta salah satu managernya dan sosialisasi Risk Management pada Diklat Keuangan Tingkat Lanjut Batch 1 dan 2.

The risk management performed by Angkasa Pura I in 2009 included the points as follows: 1. Socializing the risk management through the Risk Management Workshop: A Practical Approach of Angkasa Pura I to all the deputies to the director and one of the assistants to the deputy, the General Manager and one of the managers, and the risk management socialization in the intermediate financial training programs of Batches 1 and 2.

2. Melakukan kajian/ evaluasi risiko pekerjaan strategis, antara lain: Strategi Pengelolaan Dana, Asuransi Asset, Competency Based Human Resources, Perluasan CIP Lounge Bandara Juanda, Konversi Piutang Garuda, Penghapusan Asset YAKKAP, Penambahan anggaran Dapenra, Pemanfaatan Lahan Demak, Pemberian Diskon Cathay Pacific.

2. Studying/evaluating the risk of strategic work, among others: the Fund Management Strategy, Assets Insurance, Competency Based Human Resources, CIP Lounge Expansion at Juanda Airport, Garuda Receivables Conversion, Asset YAKKAP Assets Waving, Dapenra Additional Budget, Demak Land Utilization, and Provision of the Cathay Pacific Discount.

3. Melakukan koordinasi/ kompilasi profil risiko awal dari unit kerja dan masih harus disempurnakan melalui program asistensi manajemen risiko dengan BPKP.

3. Coordinating/compiling the beginning risk profiles of the work units, and others that still had to be improved through the risk management assistance program with the BPKP.

4. Bekerja sama dengan BPKP untuk pembuatan infrastruktur manajemen risiko yaitu penyusunan profil risiko tingkat perusahaan, panduan manajemen risiko dan sistem prosedur manajemen risiko. Sesuai Surat Tugas Kepala Perwakilan DKI I sebagai tahap pertama adalah penyusunan profil risiko tingkat perusahaan. Adapun jadwal penugasan selama 100 (seratus) hari mulai tanggal 23 November 2009.

4. Cooperating with the BPKP to make the risk management infrastructure, namely formulating the risk profiles at the Company level, the risk management guidelines and the risk management system or procedures. The assignment letter to the Head of Representative of DKI I was the first phase in formulating the profiles at the Company level. The 100 (one hundred)-day assignment started on 23 November 2009.

Angkasa Pura I sebagai pengelola jasa navigasi penerbangan dan kebandarudaraan, dalam menjalankan kegiatannya sangat mungkin menghadapi terjadinya berbagai risiko. Baik risiko yang yang timbul dari kegiatan operasional kebandarudaraan dan navigasi penerbangan sehari-hari maupun resiko yang timbul dari kegiatan usaha sebagai korporasi. Untuk itu, Manajemen senantiasa berupaya secara berkesinambungan mengelola risikorisiko tersebut secara optimal sehingga terjadinya terjadinya risiko tersebut sedapat mungkin dicegah atau paling tidak dilakukan pengurangan risiko (mitigasi).

Angkasa Pura I, as a manager of flight navigation and airport services, in running its activities, will likely face various risks, including those arising out of the daily airport and flight navigation operating activities and those encountered in performing the corporate business activities. Therefore, the Management has always undertaken to manage such risks in a sustaining manner and to the optimum in order to prevent them or at least mitigate their impacts.

Identifikasi dan Langkah Pengelolaan risiko yang telah dilakukan oleh Manajemen Angkasa Pura I adalah sebagai berikut :

The risk management identification carried out by the management of Angkasa Pura I includes the following:



163

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



a. Resiko Operasional : 1) Resiko kemungkinan terjadinya insiden atau accident Penerbangan baik di udara maupun di darat yaitu melalui tolok ukur jumlah kejadian Breakdown of Separation (BOS) dan atau Breakdown of Coordination (BOC). Upaya pencegahan dan memperkecil risiko terjadinya incident dan accident dilakukan dengan mempertahankan dan meningkatkan kompetensi SDM, ketersediaan dan kehandalan fasilitas operasional navigasi dan komunikasi, fasilitas pendaratan dan penunjang lainnya, serta mematuhi ketentuan-ketentuan nasional dan internasional. Juga dilakukannya koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat serta sosialisasi terhadap masyarakat yang berada di lingkungan kerja bandara mengenai pentingnya ditaati ketentuan tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). 2) Kemungkinan terjadinya gangguan keamanan dan kenyamanan di wilayah kerja yang menjadi tanggung jawab Angkasa Pura I seperti: pembajakan, penyanderaan, ancaman bom, pencurian, kebersihan, ketidakteraturan, keterlambatan, kebakaran. Untuk itu Angkasa Pura I berupaya meningkatkan keandalan dan ketersediaan fasilitas dan sumber daya manusia dengan sertifikasi bandara serta license dan rating bagi personil operasional bandara. b. Risiko Keuangan Risiko keuangan meliputi risiko pasar, likuiditas, pajak, kredit dan lain-lain. Hasil identifikasi terhadap risiko di Angkasa Pura I yaitu fluktuasi nilai tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah, inflasi, piutang usaha, utang usaha untuk investasi, kelebihan/kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat perbedaan hasil perhitungan pemeriksaan fiskal dengan hasil audit, pengelolaan SBU Warehousing, investasi pada saham, investasi pada obligasi, investasi pada perbankan, Mandatory Convertible Bond (MCB) PT. Garuda, penetapan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) masing-masing mempunyai risiko dan dampak yang berbeda-beda, maka perlu dikelola secara profesional sehingga tidak mengakibatkan penurunan kinerja keuangan.

164

Dalam kaitan ini, Manajemen senantiasa memperhitungkan secara cermat risiko dan mitigasi guna menghindari atau meminimalkan timbulnya kerugian bagi Angkasa Pura I. Upaya yang dilakukan adalah dengan menjaga secara ketat pencapaian tingkat risiko keuangan tahunan Angkasa Pura I melalui evaluasi laporan secara bulanan, sebagai early warning system.




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

a. Operating Risks: 1) The possible risks of possible incidents or accidents on the air or on land through the criteria of the number of incidents of Breakdown of Separation (BOS) and/or the Breakdown of Coordination (BOC). The effort to prevent or mitigate the risks of incidents and accidents is made by maintaining and improving the competence of the human resources, availability and reliability of the navigation operating facilities, the landing facilities and other supporting facilities, and by complying with the national and international regulations. The Company also cooperates with the local governments and socializes to the surrounding communities the importance complying with the regulations on the Flight Operations Safety Area (KKOP). 2) Possible security and safety disturbances in the work regions of Angkasa Pura I, such as piracy, hostage taking, bomb threats, thefts, cleanliness, chaos, delays and fire. Therefore, Angkasa Pura I strives to improve the reliability and availability of its facilities and human resources by means of airport certification and the license and rating for the airport operating personnel. b. Financial Risks The financial risks include the risks of the market, liquidity, tax, credit and others. The identified risks in Angkasa Pura I include the fluctuation of the United States dollar against the rupiah, inflation, business receivables, business liabilities for investment, more/ less payment of taxes as the consequence of the differences in the calculation of the fiscal inspection and the audit results, the management of the SBU Warehousing, investment in shares, investment in bonds, investment in banking, Mandatory Convertible Bond (MCB) of PT. Garuda, and establishment of the undetermined status of the government assistance (BPYBDS) that have different risks and impacts, and should be managed professionally so as not to undermine the Company’s financial performance. In this respect, the management always calculates carefully the risks and mitigation in order to prevent losses on Angkasa Pura I. The efforts include maintaining the achievement of the annual financial risks of the Company by evaluating the reports monthly as an early warning system.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Manajemen menjaga agar Angkasa Pura I senantiasa berada pada tingkat kesehatan dengan kategori “SEHAT”, dengan memfokuskan kepada pencapaian aspek-aspek penilai kinerja, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui Kep.Meneg BUMN Nomor:KEP-100/ MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Disamping itu, Angkasa Pura I secara intensif mencari alternatif-alternatif pengoptimalisasian dana yang sifatnya excessive cash (dana yang belum diperlukan untuk kebutuhan bisnis jangka pendek) sehingga memberikan imbal hasil yang optimal dalam risiko yang dapat ditolelir untuk dapat mendanai kebutuhan investasi (capital expenditure) Angkasa Pura I. c. Risiko Usaha dalam bidang produksi dan pendapatan: 1) Aeronautika Dengan adanya wacana pemisahan Air Traffic Services (ATS) dari pengelolaan manajemen Angkasa Pura I sesuai dengan RUU penerbangan yang sedang dibahas di DPR, berpotensi menurunkan kinerja keuangan. Untuk tetap dapat mempertahankan kinerja keuangan Angkasa Pura I, Manajemen berupaya melakukan pengembangan usaha di bidang jasa kebandarudaraan dan penunjangnya. 2) Non Aeronautika Isu gangguan keamanan, wabah penyakit dan bencana alam dapat menurunkan jumlah penumpang transportasi udara, yang memberikan pengaruh terhadap produksi dan pendapatan Angkasa Pura I. Upaya yang telah dilakukan oleh Manajemen adalah meningkatkan kualitas sistem pengamanan bandar udara, mengoptimalkan public relation Angkasa Pura I, berkoordinasi dengan Pemda dan aparat keamanan. d. Risiko Hukum berupa kemungkinan adanya tuntutan hukum dari pihak lain terhadap asset Angkasa Pura I maupun aktifitas Angkasa Pura I dan masalah hubungan industrial yang dapat mengganggu tujuan Angkasa Pura I, maka manajemen telah melakukan upaya meminimalkan risiko-risiko tersebut dengan memastikan semua aktifitas Angkasa Pura I telah didasarkan pada ketentuan yang berlaku dan penandatangan Perjanjian Kerja Bersama dengan Serikat Pekerja.




RUTE PENERBANGAN



The management has always attempted to maintain Angkasa Pura I at the “HEALTHY” level by focusing on the achievement of the aspects of the performance evaluation as established by the State Minister for State Enterprises by Decree Number KEP-100/MBU/2002 on Evaluation of the Health Level of State Enterprises. In addition, Angkasa Pura I is intensively seeking alternatives to optimize its excessive cash fund to reach optimum results within the tolerable risks in order to meet its capital expenditure of Angkasa Pura 1. c. Business Risks in production and revenue: 1) Aeronautic The separation of the Air Traffic Services (ATS) from the management of Angkasa Pura I in accordance with the draft law on aviation being deliberated at DPR is potential to reduce the financial performance. In order to maintain the financial performance of Angkasa Pura I, the management strives to develop the business in the airport services and their supporting businesses. 2) Non-Aeronautic The issues of security disturbance, disease epidemics and natural disasters could reduce the number of air transportation passengers, which could impact the production of and revenue of Angkasa Pura I. the management has endeavored to improve the quality of the airport security system, optimize the public relations at Angkasa Pura I, and coordinate with the regional governments and the security apparatuses. d. Regarding the legal risks of possible legal claims by other parties against the assets and activities of Angkasa Pura I and the industrial relation issue that could disrupt its goals, the management has attempted to minimize the risks by ensuring that all the activities of Angkasa Pura I are based on the prevailing legislation and having the joint employment agreement signed by the Labor Union.

165



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



MASALAH HUKUM YANG DIHADAPI PERUSAHAAN Salah satu masalah hukum yang dihadapi Angkasa Pura I pada tahun 2009 adalah Gugatan wanprestasi Gubernur Kalsel No.01/PDT.G/2007/PN.BJB, dalam hal ini Angkasa Pura I berkedudukan sebagai Turut Tergugat, dan posisi terakhir PT Hutama Karya (sebagai Tergugat/ Terbanding/ Pemohon Kasasi) mengajukan Kasasi dan saat ini telah ditindaklanjuti dengan penyerahan Memori Kasasi. Dalam hal ini Angkasa Pura I tidak mengajukan Memori Kasasi. Masalah hukum lainnya adalah proses penyelesaian kasus Gugatan tanah Cendrawasih Bandara Syamsudin Noor oleh Angkasa Pura I terhadap Kasasi Sdr Rusbandi dkk pada tingkat Kontra Memori Kasasi ke Mahkamah Agung.

166



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

LEGAL CASES FACING THE COMPANY One of the legal cases confronting Angkasa Pura I in 2009 is the claim of default filed by South Kalimantan Governor Number 01/PDT.G/2007/PN.BJB. In this case, Angkasa Pura I was a co-defendant, and the last position of PT Hutama Karya (as Defendant/Appellee/Appellant to Supreme Court) was to file an appeal with the Supreme Court. The case was followed up by submitting the Appeal. In this matter, Angkasa Pura I filed no Appeal. Another legal case is the process of settling the Cendrawasih land case of Syamsudin Noor Airport by Angkasa Pura I against the appeal of Mr. Rusbandi and his colleagues at the counter-appeal level to the Supreme Court.

Terkait dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) masalah hukum yang dihadapi adalah pemberian Hak Pengelolaan Reklame di lokasi Outdoor Bandara Juanda (Toll Gate). Keberatan yang diajukan oleh Angkasa Pura I di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terhadap temuan KPPU atas pemberian hak pengelolaan reklame Tollgate Bandara Juanda (Putusan KPPU No.02/KPPU-L/2008) tidak dapat diterima Majelis Hakim. Angkasa Pura I mengajukan permohonan Kasasi atas Putusan tersebut dan telah ditindaklanjuti dengan penyerahan Memori Kasasi.

Related to the Business Competition Supervisory Commission (KPPU), the legal confronting Angkasa Pura I is the provision of the right to manage advertisements in outdoor locations of Juanda Airport (tollgate). The objection filed by Angkasa Pura I with the Central Jakarta District Court over the provision of the right to manage the tollgate advertisements of Juanda Airport to the KPPU finding with respect to the provision of the right (KPPU Decree No. 02/ KPPU-L/2008) was rejected by the Panel of Judges. Angkasa Pura I filed an appeal with the Supreme Court against the Decree and it was followed up by delivering the Appeal.

Temuan KPPU atas dugaan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat pada Kargo Warehousing Bandara Sultan Hasanuddin. Saat ini dalam proses pengajuan Kasasi ke Mahkamah Agung RI atas Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.02/KPPU/2008/PN. JKT.PST tanggal 4 September 2008.

The KPPU finding of the suspected monopoly practice and unhealthy business competition on the Cargo Warehousing at Sultan Hasanuddin Airport. We filed an appeal against Central Jakarta District Court Ruling Number 02/KPPU/2008/ PN. JKT.PST, dated 4 September 2008, with the Supreme Court of the Republic of Indonesia.

Dugaan pelanggaran UU No. 5 Tahun 1999 berkaitan dengan Pelayanan Jasa Pelayanan taksi di Bandara Sultan Hasanuddin, dalam pemeriksaan lanjutan.

The suspected violation of Law Number 5/1999 in connection with the taxi service at Sultan Hasanuddin Airport was investigated further.

Penyelesaian Kasus lahan/tanah di Rawasari atas proses Eksekusi Riil Sertifikat HPL No. 1/Rawasari atas tanah seluas 8.075 m2. Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) meminta konfirmasi kepada PT. Angkasa Pura I mengenai kelanjutan proses perkara atas penyelesaian kewajiban PT. Anugerah Cipta Indah Persada yang belum diselesaikan terkait pengelolaan Golf Driving Range.

The settlement of the Rawasari land case, involving its execution process, regarding the HPL Certificate No. 1/ Rawasari over the 8,075 square-meter land. The Indonesian National Arbitration Body (BANI) requested confirmation from Angkasa Pura I on the continuity of the legal process involving the settlement of the obligation of PT Anugerah Cipta Indah Persada regarding the Golf Driving Range.

Persidangan atas Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) antara Angkasa Pura I dengan Serikat Pekerja Angkasa Pura I telah sampai pada putusan dimana gugatan atas Penggugat (Angkasa Pura I) tidak diterima oleh Majelis Hakim, saat ini Angkasa Pura I dalam proses mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung.

The court trials for the Industrial Relation Dispute (PHI) between Angkasa Pura I and the Worker Union of Angkasa Pura I had reached a decision, where the claim of the Plaintiff (Angkasa Pura I) was rejected by the Panel of Judges, and Angkasa Pura I was in the process of filing an appeal with the Supreme Court.




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Proses pemeriksaan oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan terhadap Angkasa Pura I terkait laporan adanya indikasi korupsi atas pengoperasian Cargo Warehousing Bandara Sultan Hasanuddin. Telah dilaksanakan Sidang Penyampaian Pembelaan Tertulis atas Gugatan PT. Ridho Agung Abadi kepada PT. Bilmas Utama, dkk di PN Makassar (Angkasa Pura I sebagai Tergugat III) terkait pekerjaan pengadaan pemasangan instalasi penerangan Proyek Pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin. Sidang Persiapan Pemeriksaan atas Gugatan Pensiunan Angkasa Pura I (Drs. Darmaji dkk) kepada Angkasa Pura I ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) telah sampai pada sidang pemeriksaan saksi ahli dari pihak tergugat tanggal 15 Desember 2009. Atas gugatan Arbitrase yang diajukan PT. Hutama Karya (Pemohon) kepada Angkasa Pura I (Termohon) terkait Pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Runway dan Fasilitas Penunjangnya di Bandara Internasional Lombok telah disampaikan Replik Pemohon terhadap jawaban Termohon melalui Sidang Arbitrase.

MEDIA PENYEBARAN INFORMASI Angkasa Pura I memiliki komitmen untuk meningkatkan transparansi informasi kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Dalam mencapai komitmen tersebut, Perusahaan selain menerbitkan publikasi Laporan Keuangan Tahunan melalui media masa cetak nasional, juga memanfaatkan teknologi informasi dan media cetak lainnya sebagai sarana penyebaran informasi dan promosi bagi Perusahaan. Angkasa Pura I memiliki website dengan alamat www.angkasapura1.co.id yang memuat konten meliputi segala aktifitas Angkasa Pura I seperti informasi penerbangan, pengumuman penerimaan pegawai, hingga tender perusahaan. Angkasa Pura I juga menerbitkan majalah Warta Angkasa AP1 setiap dua bulan sekali yang ditujukan untuk internal perusahaan dan di tempatkan pada lounge dan VIP room bandara. Untuk mempermudah akses informasi bagi para pengguna jasa bandara, Angkasa Pura I menggunakan leaflet yang dapat diambil oleh para pengguna jasa. Bagi jaringan internal perusahaan, Angkasa Pura I menggunakan mailing list sebagai media komunikasi antara kantor pusat dan kantor cabang, untuk keuangan dengan alamat keuangan_ [email protected] dan [email protected].




RUTE PENERBANGAN



The investigation conducted by the South Sulawesi High Prosecutor’s Office of Angkasa Pura I in connection with the report on the indication of corruption involving the operation of the Cargo Warehousing at Sultan Hasanuddin Airport. The court sessions were held for the delivery of the written defense regarding the Claim of PT. Ridho Agung Abadi against PT. Bilmas Utama at The Makassar District Court (where Angkasa Pura I was Defendant III) in connection with the lighting installation work of the Sultan Hasanuddin Airport Development Project. The court hearing for the claim filed by Angkasa Pura I pensioners Drs. Darmaji and his colleagues against Angkasa Pura I with the State Administrative Court (PTUN). The court heard the expert witness of the Defendant on 15 December 2009. For the arbitration claim filed by PT. Hutama Karya (Appellant) against Angkasa Pura I (Appellee) in connection with the construction of the runway and its supporting facilities at Lombok International Airport, the Appellant’s Counterplea against the Appellee’s Response had been submitted through the Arbitration Court hearing.

MEDIA FOR INFORMATION DISSEMINATION Angkasa Pura I is committed to improve information transparency for the stakeholders. In order to achieve the commitment, the Company has published the annualfinancial statements in the national print media and utilized the information technology and other print media as the facilities to disseminate information and promotion of the Company. Angkasa Pura I has its website www.angkasapura1.co.id that contains all of its activities, such as the flight information, announcement of employee recruitment and company tenders. Every two months, Angkasa Pura I also publishes its Suara Angkasa AP1 magazine internally and is distributed to the lounges and the VIP rooms at the airport service users, Angkasa Pura I utilizes the leaflets that may be taken by the service users. For the its internal network, Angkasa Pura I uses the mailing list as a medium of communication between the head office and the branch offices, for finance the website addresses are keuangan_ap1@yahoogroups. com and [email protected].

167



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING




LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

PEDOMAN PERILAKU

CODE OF CONDUCT

Kredibilitas serta kepercayaan publik, pemilik modal, pelanggan serta pengguna jasa merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perkembangan dan kelangsungan usaha perusahaan. Mewujudkan kredibilitas dan kepercayaan sangat erat kaitannya dengan perilaku perusahaan dalam berinteraksi dengan para pemangku kepentingan. Kesadaran menjalankan etika yang baik dan tidak mengabaikan aturan-aturan akan mewujudkan keberhasilan perusahaan.

Credibility and trust of the public, capitalists, customers and service users are some of the determining factors for the development and sustainability of the Company’s business. Realizing credibility and trust is closely related to the Company’s conduct in its interaction with the stakeholders. The awareness in exercising good ethics and not disregarding the rules will help realize the Company’s success.

Dengan landasan pemikiran tersebut, dipandang perlu untuk menerapkan kebijakan nilai-nilai etis yang dinyatakan secara eksplisit sebagai suatu standar perilaku yang diharapkan atau bahkan diwajibkan bagi seluruh Warga Angkasa Pura I melalui perumusan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Angkasa Pura I . Komitmen dan konsistensi dalam memahami dan bertindak sesuai dengan pedoman perilaku menjadi suatu keharusan bagi seluruh Warga Angkasa Pura I dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif bagi peningkatan kinerja perusahaan. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) bagi perusahaan memiliki 2 (dua) tujuan yaitu: Perilaku Perusahaan atas aspekaspek etika bisnis dan Perilaku Warga Perusahaan atas etika kerja dan perilaku etis, untuk menjaga profesionalitas dan integritas dalam melaksanakan tugas baik di perusahaan maupun di luar perusahaan.

168


With such a way of thinking, it is necessary to apply the policy on the ethical values that are stated explicitly as a standard conduct, which is expected and even required for all the people of Angkasa Pura I through the formulation of the Code of Conduct of Angkasa Pura I . The commitment and consistency in understanding and acting pursuant to the Code of Conduct are some of the obligations for everybody at Angkasa Pura I in the framework of creating a conducive atmosphere in order to improve the Company’s performance. The Code of Conduct for the Company has 2 (two) goals, namely the Company’s conduct regarding the aspects of the business ethics, and the conduct of the people of the Company regarding the work ethics and the ethical conduct to maintain professionalism and integrity in performing their duties both inside and outside the Company.

Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini menjadi wujud bagi upaya perusahaan dan manajemen untuk menerapkan Good Corporate Governance, yaitu menjalankan dan mengelola perusahaan dengan praktik bisnis yang lebih etis dengan menghindari segala bentuk praktik korupsi dan kolusi sehingga mendukung penciptaan iklim usaha yang sehat di negara kita. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini juga sebagai bentuk kebijakan perusahaan dalam menghargai dan menghormati kemajemukan sehingga terjalin kerjasama dan kebersamaan dengan menciptakan etos dan lingkungan kerja yang sehat dan kondusif agar produktifitas dan kualitas terjaga.

The Code of Conduct is realized for the efforts made by the Company and its Management to apply good corporate governance, which means running and managing the Company with more ethical business ethics by shunning any types of corruption and collusion practice, so as to support the creation of a healthy business climate in our country. The Code of Conduct is also a policy of the Company to appreciate and respect plurality for the purpose of forging cooperation and togetherness by creating an ethical, healthy and conducive work environment in order to maintain productivity and quality.

Perilaku terpercaya yang artinya perilaku untuk membangun kepercayaan dengan kejujuran dan integritas yang tinggi.

Reliable conducts, which means the conduct to build highly reliable honesty and integrity.

Perilaku kesempurnaan kerja yang artinya perilaku yang mengarah pada tanggung jawab keamanan dan keselamatan dengan menjunjung tinggi profesi. Perilaku proaktif dan rersponsif yang artinya perilaku didasari pada motivasi dan tanggung jawab pribadi untuk menjaga hubungan dengan stakeholders.

Work perfection conduct, which means the conduct responsibility for security and safety by upholding the profession.

Perilaku kewirausahaan yang artinya perilaku yang menguntungkan bagi perusahaan dengan sikap menjaga aset, informasi, inovasi dan efisien.

Entrepreneurship conduct, which means the conduct that benefits the Company by maintaining its assets, information, innovation and efficiency.


Proactive and responsive conduct, which means that the conduct is based on personal motivation and responsibility to maintain relations with the stakeholders.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


a. Perilaku terpercaya yang artinya perilaku untuk membangun kepercayaan dengan kejujuran dan integritas yang tinggi. b. Perilaku kesempurnaan kerja yang artinya perilaku yang mengarah pada tanggung jawab keamanan dan keselamatan dengan menjunjung tinggi profesi. c. Perilaku proaktif dan rersponsif yang artinya perilaku didasari pada motivasi dan tanggung jawab pribadi untuk menjaga hubungan dengan stakeholders. d. Perilaku kewirausahaan yang artinya perilaku yang menguntungkan bagi perusahaan dengan sikap menjaga aset, informasi, inovasi dan efisien. e. Perilaku kebersamaan yang artinya bersama untuk membangun untuk lingkungan kerja kondusif. f. Perilaku keramahan yang artinya prilaku berorientasi hubungan yang baik dengan pelanggan.




RUTE PENERBANGAN

Contents of the Code of Conduct

Cakupan isi Code of Conduct Perusahaan meliputi:

The Company’s Code of Conduct covers:

Latar Belakang Tujuan Pengertian dan istilah • Nilai-nilai Budaya • Perilaku terpercaya • Perilaku kesempurnaan • Prilaku proaktif dan responsif • Perilaku kewirausahaan Perilaku keramahan a Internalisasi dan penegakan a Penutup


a. Reliable conducts, which means the conduct to build highly reliable honesty and integrity. b. Work perfection conduct, which means the conduct responsibility for security and safety by upholding the profession. c. Proactive and responsive conduct, which means that the conduct is based on personal motivation and responsibility to maintain relations with the stakeholders. d. Entrepreneurship conduct, which means the conduct that benefits the Company by maintaining its assets, information, innovation and efficiency. e. Conduct of togetherness, which means constructive togetherness to create a conducive work atmosphere. f. Conduct of friendliness, which means the conduct that is oriented on good relations with the customers.

Isi dari Code of Conduct a a a a


a Background a Goals a Meaning and terminology a Cultural Values • Reliability • Perfection • Being Proactive and Responsive • Entrepreneurship • Friendliness a Internalization and firmness a Closing

Sosialisasi dan Internalisasi Code Of Conduct

Socialization and Internalization of the Code of Conduct

Pedoman Perilaku (Code of Conduct) disosialisasikan kepada seluruh Warga Perusahaan serta dipublikasikan dalam website Perusahaan. Agar terjadi internalisasi melalui aktivitas sosialisasi, tingkat pemahaman dan penghayatan atas Pedoman Perilaku (Code of Conduct) dimasukkan sebagai salah satu faktor penilaian kinerja.

The Code of Conduct was socialized to everybody of the Company and published in the Company’s website. In order to internalize it through socialization, the level of understanding and comprehension of the Code of Conduct was included as a factor in the performance evaluation.

Selama tahun 2009 Perusahaan Perusahan telah melakukan sosialisasi Code of Conduct di 13 Bandara. Tim pelaksana sosialisasi code of conduct terdiri dari Tim gabungan dari pihak internal dan pihak BPKP.

In 2009, the Company socialized the Code of Conduct in the 13 airports. The Code of Conduct socialization team was a joint team consisting of the personnel from the Company and those from the BPKP.

169



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Data Realisasi Pelaksanaan Sosialisasi dan Internalisasi Code of Conduct Selama tahun 2009 Data of the Realization of the Socialization and Internalization of the Code of ConductIn 2009 No.

Lokasi Sosialisasi Socialization Location

1 Yogyakarta 2 Solo 3 Semarang 4 Surabaya 5 Makasar 6 Banjarmasin 7 Balikpapan 8 Menado 9 Bali 10 Mataram 11 Kupang 12 Ambon 13 Biak

20 Maret 2009 20 March 2009 19 Maret 2009 19 March 2009 4-8 Agustus 2009 4-8 August 2009 12-13 Maret 2009 12-13 March 2009 4-8 Agustus 2009 4-8 August 2009 18-19 Maret 2009 18-19 March 2009 19-20 Maret 2009 19-20 March 2009 4-8 Agustus 2009 4-8 August 2009 12-13 Maret 2009 12-13 March 2009 10-11 Maret 2009 10-11 March 2009 10-11 Maret 2009 10-11 March 2009 1-2 April 2009 1-2 April 2009 30-31 Maret 2009 30-31 March 2009

Dari hasil sosialisasi dilaksanakan penandatanganan lembar komitmen oleh setiap warga Perusahaan sebagai bukti bahwa warga tunduk dan memberikan komitmen sepenuhnya atas pelaksanaan Code of Conduct di Perusahaan. Lembar komitmen yang telah ditandatangani di arsipkan oleh Sekretaris Perusahaan.

One of the results of the socialization was the signing of the commitment sheet by everybody in the Company as evidence that they are subject and fully committed to the implementation and of the Code of Conduct in the Company. The signed commitment sheets were filed by the Corporate Secretary.

Lembaga Penegakan Etika Dan Perilaku

Ethics and Conduct Upholding Institution

Lembaga penegakan etika dan perilaku dibentuk Perusahaan dengan tujuan:

170

Tanggal Pelaksanaan Date of Implementation

The ethics and conduct upholding institution was formed by the Company for the purposes of:

1). Sebagai sumber informasi bagi para setiap Warga Perusahaan dan unit kerja tentang kebijakan dan standar perilaku yang diatur dalam pedoman ini.

1). Serving as a source of information for everybody of the Company and for the work units regarding the policy and the standard conduct as regulated in these guidelines.

2) Mengkaji secara berkala dan (bila perlu) melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk memperjelas perilaku.

2) Studying periodically and (if necessary) making necessary adjustments to clarify conduct. Reporting on the application and compliance with these




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



3). Melaporkan penerapan dan kepatuhan terhadap pedoman ini serta masalah-masalah yang dihadapi secara periodik agar dapat dikaji lebih lanjut. 4) Membahas adanya pelanggaran dan mempertimbangkan sanksi yang dijatuhkan sesuai peraturan yang berlaku untuk dilaporkan dan direkomendasikan kepada pihak/ pejabat yang berwenang.

3). guidelines and other matters periodically for further scrutiny. In the event of any violations, discussing such violations 4) and considering the sanctions that will be imposed in accordance with the legislation to be reported and recommended to the relevant officials.

Pelaksanaan panduan perilaku merupakan komitmen dan tanggung jawab seluruh setiap Warga Perusahaan, oleh sebab itu setiap Warga Perusahaan wajib menandatangani Pedoman Perilaku (Code of Conduct) sebagai bentuk komitmen terhadap penerapan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini.

Implementation of the Code of Conduct is the commitment and responsibility of everybody in the Company. Therefore, they are required to sign the Code of Conduct as evidence of their commitment to its implementation.

Setiap Warga Perusahaan wajib mengerti, memahami dan menerapkan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) dalam tugas sehari-hari di Perusahaan. Atas setiap indikasi maupun terjadinya pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini yang diketahuinya, setiap Warga Perusahaan, masyarakat atau siapa saja didorong untuk melaporkan bila terdapat indikasi penyimpangan perilaku. Prinsip-prinsip dalam penanganan pelaporan penyimpangan tersebut adalah:

Everybody in the Company should understand, comprehend and apply the Code of Conduct in their daily duties in the Company. For any indication of violations of the Code of Conduct, anybody in the Company, the public or anybody is encouraged to report such violations. The principles in handling the reports on the violations are as follows:

1). Semua pelapor harus mengungkapkan identitasnya dengan jelas. 2) Penggunaan surat yang tidak beridentitas (surat kaleng) hanya akan digunakan sebagai informasi awal dan tindak lanjutnya tergantung kepada tingkat keyakinan Tim Implementasi Good Corporate Governance atas kebenaran substansi masalah yang dilaporkan. 3) Tidak ada hukuman yang dijatuhkan kepada pihak pelapor manakala pelanggaran tersebut benar terjadi, kecuali apabila yang bersangkutan juga terlibat dalam pelanggaran. 4) Jika pelapor terlibat dalam pelanggaran, maka pengungkapan oleh pelapor merupakan faktor yang meringankan. 5) Apabila pelanggaran tersebut benar terjadi dan pelapor tidak terlibat di dalam pelanggaran, maka kepada pelapor akan diberikan penghargaan yang sesuai oleh Perusahaan. 6) Kerahasiaan pelapor akan dijaga, kecuali apabila pengungkapan tersebut diperlukan terkait dengan laporan atau penyidikan yang dilakukan oleh pihak berwajib yang sejalan dengan kepentingan Perusahaan dan diperlukan untuk mempertahankan posisi Perusahaan di depan hukum.

1). Any reporter should disclose their identities clearly 2) The use of letters without identity (blackmailing) will only be treated as initial information, and the follow up will depend on the conviction of the Good Corporate Governance Implementation Team of the truth of the substance reported. 3) No punishment will be imposed on the reporter if the violation did take place, unless the relevant person is also involved in such a violation. 4) If the reporter is involved in the violation, then the disclosure by the reporter will become a mitigation factor. 5) If the violation did take place and the reporter is not involved in it, then the reporter will be provided with a suitable award by the Company. 6) The reporter’s confidentiality will be maintained, unless the disclosure is required in connection with the report or investigation by the authorities in line with the interest of the Company and necessary to maintain the Company’s position before the law. 7) The process to follow up the violation should always uphold the principle of presumption on innocence. 171

7) Proses menindaklanjuti pelanggaran senantiasa berpegang teguh pada azas praduga tak bersalah.



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Saluran Pengaduan

Channel of Complaint

Penyampaian laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) disampaikan secara tertulis kepada Tim Impelementasi Good Corporate Governance yang dibentuk di kantor pusat dan kantor cabang. Apabila Tim Implementasi Good Corporate Governance belum terbentuk baik di kantor pusat dan kantor cabang, maka penyampaian laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) disampaikan secara tertulis kepada Ketua Panitia Pembinaan dan Pemeriksaan Pelanggaran Disiplin Pegawai (P4DP) kantor pusat atau kantor cabang.

The report on the suspected violation of the Code of Conduct shall be submitted in writing to the Good Corporate Governance Implementation Team formed at the head office or at the branch offices. If the Good Corporate Governance Implementation Team has not been formed at the head office or at the branch offices, the report on the suspected violation of the Code of Conduct shall be submitted in writing to the Head of the Employee Discipline Violation Supervision and Investigation Committee (P4DP) of the head office or the branch offices.

Sanksi Disiplin

Discipline Sanctions

Setiap Warga Perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini akan dijatuhkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Anybody of the Company who is proven to have violated the Code of Conduct will be imposed with sanctions pursuant to the prevailing legislation.

Terhadap pelanggaran yang berindikasi adanya tindak pidana, akan ditindaklanjuti dengan melaporkan kepada penegak hukum.

Any violation indicated of involving a criminal act shall be followed up and reported to the law enforcers.

Sanksi diberikan dengan berdasar kepada prinsip keadilan dan kewajaran serta akan dikenakan kepada setiap Warga Perusahaan yang melanggar tanpa pengecualian.

The sanctions shall be based on the principles of justice and appropriateness and imposed on anybody of the Company who commits the violation without any exception.

Review Berkala

Periodical Review

Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini secara berkala akan direview dan dievaluasi pelaksanaannya, guna penyesuaian dan perubahan-perubahan yang diperlukan sehubungan dengan terjadinya perubahan dalam lingkungan usaha.

The implementation of the Code of Conduct will be reviewed and evaluated periodically for adjustment to the necessary changes in the business environment.

Direksi bertanggungjawab melaporkan pelaksanaan penerapan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham secara berkala.

The Board of Directors is responsible for reporting on the implementation of the Code of Conduct to the Board of Commissioners and the Shareholders periodically.

NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN

COMPANY’S CULTURAL VALUES

Perusahaan berkeyakinan bahwa penerapan sikap dan perilaku yang konsisten dengan budaya Perusahaan akan berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan. Selain itu dalam menghadapi perubahan-perubahan besar sekarang ini dan yang akan datang, Perusahaan perlu mengembangkan sikap mental, perilaku dan pola pikir yang sesuai dengan budaya kinerja Perusahaan.

The Company believes that the application of the attitudes and conduct consistently with its cultural values will impact its performance. In addition, in facing the big changes now and in later days, the Company should develop the mentality, conduct and rationale that are in accordance with its performance culture.

172




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA



Perusahaan mengembangkan budaya Perusahaan yang akan menjadi identitas dan menjadi acuan perilaku bagi Warga Perusahaan dalam bekerja dan berkarya serta sebagai perekat yang mengikat setiap Warga Perusahaan. Hal ini merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting agar kita semua siap dan memiliki respon yang sama dalam menghadapi berbagai perubahan-perubahan. Berikut ini nilai-nilai budaya yang merupakan pencerminan dari 5 (lima) wawasan budaya Perusahaan yang menjadi nilai-nilai dasar dalam membentuk Pedoman Perilaku (Code of Conduct).

NILAI-NLAI BUDAYA Terpercaya

Reliability

Kesempurnaan Kerja Work Perfection Tanggung Professional Responsibility Jawab Profesi

Proaktif dan Reponsif Being Proactive and Responsive Tanggung Personal Jawab Responsibility Pribadi

Integritas Dalam Berusaha

Integrity In Business

Aktifitas Politik

Political Activities

Komitmen Commitment To People Kepada Warga

Penyuapan, Pembayaran Ilegal Dan Kickkbacks

Bribery, Illegal Payment & Kickbacks

Komitmen Commitment To Government Kepada Pemerintah

Amal/ Donasi

Charity/ Donation

Perjalanan Dins Kantor

Official Trip

Pekerjaan Sampingan

Side Job Company

Investasi Perusahaan

Investment

Pemberian dan Keuntungan Lain

Gift and Other

Jamuan

Benefits

Biaya Serving Guests Kemudahan (Acility Cost) (Uang Pelicin) Menjadi Pemasok dan Penyedia Jasa Lain

Becoming a Supplier and a Service Provider

Anggota Keluarga

Family Members

Menghindari Potensi Benturan Kepentingan

Preventing Potential Conflict of Interest

Komitmen Kepada Penyedia Jasa/ Barang

Commitment To Goods/ Service Providers

Komitmen Commitment To Community Kepada Komunitas Kompetisi Fair (AntiYang Adil Monopoly) Competition (Anti Monopoli)



RUTE PENERBANGAN



The Company develops its culture that will become the identity and reference for its personnel in their work and serve to bind them together. This is important so that all of us will be ready and have the same response in facing the changes. Below are the cultural values that reflect the 5 (five) cultural principles of the Company, which constitute the basic values to materialize the Code of Conduct.

CULTURAL VALUES Kewirausahaan Entrepreneurship Penggunaan Informasi

Use of Information

Sistem Komputer

Computer System

Penggunaan Nama Perusahaan

Use of Company’s Name

Penggunaan Informasi Internal

Use of Internal Information

Telepon

Telephone

Catatan dan Pembukuan

Records and Bookkeeping

Kebersamaan Togetherness

Keramahan Friendliness

Kesempatan Equal Komitmen Commiment Kerja Employment Kepada To Service Yang Sama Opportunities Pengguna Users Larangan Prohibition Jasa Manipulasi From Work Etika dan Manipulation Lingkungan Environment Penyampaian and Ethics Kerja Informasi Yang Conveyance Tidak Benar of Untrue Prohibited Narkoba Information dan Drugs and Gambl Perjudian Pemeliharaan Assets dan Maintenance Penggunaan and Use Asset

173



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



FAIRNESS



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Daftar isi (Contents)


176.

PERUSAHAAN AFILIASI & YAYASAN

187.

RUTE PENERBANGAN Flight Routes

192.

OPERATOR PENERBANGAN Airways

196.

KANTOR CABANG Branches Office

198.

Corporate Social Responsibility

Affiliated Companies and Foundation

174




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



175



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY Dalam usianya yang hampir setengah abad yakni 46 tahun, Angkasa Pura I berdiri sebagai BUMN yang bergerak di sektor pelayanan publik khususnya di bidang kebandarudaraan dan jasa navigasi penerbangan dan senantiasa terus-menerus memberikan perhatian dan memahami betapa pentingnya menjaga dan menjamin kepuasan pelanggannya. Perhatian yang besar itu tidak semata-mata diberikan kepada pelanggannya saja, namun juga kepada masyarakat karena Angkasa Pura I menyadari betul bahwa keberhasilan usahanya tidak terlepas dari dukungan masyarakat khususnya yang berada dan berdomisili di sekitar daerah lingkungan kerja bandara Angkasa Pura I. Pentingnya membina hubungan baik dengan masyarakat sudah menjadi kebutuhan Angkasa Pura I, dengan kata lain ”Angkasa Pura I ada karena masyarakat, dan Angkasa Pura I ada untuk masyarakat”. Untuk itu sebagian keuntungan yang diperolehnya dikembalikan kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial Angkasa Pura I. Angkasa Pura I menempatkan kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) dalam kerangka upaya perusahaan untuk mencapai keberlanjutan (sustainability) dalam jangka panjang. Arti dari bisnis yang berkelanjutan (sustainable business) adalah bahwa perusahaan tidak hanya berupaya untuk memaksimalkan kinerja ekonomi dengan menjaga stabilitas keuangan dan stabilitas operasional, tetapi juga secara menyeluruh berusaha untuk memberikan kontribusi yang maksimal dalam mewujudkan tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada masyarakat. Angkasa Pura I meyakini bahwa perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan tetap menjalankan praktek bisnis yang etis dan bertanggung jawab.

176

Keberadaan Angkasa Pura I diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi internal perusahaan dan pemerintah sebagai pemegang saham (shareholders), tetapi juga kepada pemangku kepentingan (stakeholders) yang lebih luas yaitu masyarakat dan lingkungan. Dengan kata lain, Angkasa Pura I selalu berusaha untuk memaksimalkan laba perusahaan (profit) selaras dengan tujuan untuk memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat (people), dan lingkungan (planet). Angkasa Pura I meyakini bahwa dengan pendekatan yang menyeluruh ini akan mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development), yaitu kegiatan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kepentingan generasi mendatang.


In the age of nearly half a century, 46 years, Angkasa Pura I stands as a state enterprise in the public service sector, dealing in airport and navigation services and always aware of the importance of maintaining and guaranteeing satisfaction of its customers continously. This great attention is not only given to its customers, but also to the community because Angkasa Pura I is fully aware that the success of its efforts is can not be separated with community supports, especially communities domiciled surrounding its work regions. the importance of forging good relationships has become a requirement for Angkasa Pura I, In other words, Angkasa Pura I exists because of the people, and it exists for them. Therefore, part of the profits earned is returned to the community as a form of social responsibility of Angkasa Pura I. Angkasa Pura I places its Corporate Social Responsibility (CSR) in the framework of its effort to achieve long-term sustainability. Sustainable business means that the Company not only strives to maximize its economic performance by maintaining its financial and operating stability but also attempts to generally provide maximum contributions to realize its social and environmental responsibilities for the people. Angkasa Pura I believes that it will grow and develop by performing the business practice in an ethical and accountable manner. It is expected that the existence of Angkasa Pura I is advantageous to not only the Company internally and to the government as a shareholder but also, more broadly, to the stakeholders, which are the people and the environment. In other words, Angkasa Pura I has always attempted to maximize its profit in line with the objective of providing as many advantages as possible for the communities (people) and the environment (planet). Angkasa Pura I believes that by this general approach it will achieve the goal of the sustainable development, namely the development that is carried out in order to meet the need of the present generation without sacrificing the interest of the future generation.



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Angkasa Pura I tidak memandang manfaat ekonomi (economic performance) dari keberadaan perusahaan hanya sebatas pada kontribusi perusahaan untuk menghasilkan laba bersih di tahun 2009. Akan tetapi, Angkasa Pura I juga memandang penting distribusi ekonomi kepada para pegawai perusahaan dan terlihat nyata dari berbagai pembayaran kepada para pemasok barang/ jasa, sumbangan-sumbangan serta bantuan kemasyarakatan lainnya. Dalam bidang sosial (social performance), Angkasa Pura I menaruh perhatian besar pada aspek kepegawaian (labour) termasuk pada aspek hak-hak berserikat, kesehatan dan keselamatan kerja (K3), pendidikan dan latihan, serta pengembangan jenjang karir mereka. Dalam bidang ini, perusahaan selalu beroperasi dalam koridor penghormatan pada hak asasi manusia (human rights) dengan selalu memberikan perlakuan setara kepada semua suku, agama, ras yang berbeda (non discrimination), serta tidak mempekerjakan tenaga kerja anak (child labour) dan tenaga kerja paksa (forced and compulsory labour). Selain itu, Angkasa Pura I juga senantiasa melaksanakan komitmennya dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat dengan melakukan program kemitraan bagi pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi usaha kecil/ mikro (UKM) sehingga menjadi usaha tangguh dan mandiri yang dapat menyerap tenaga kerja baru. Dalam bidang lingkungan (environmental performance), Angkasa Pura I sepenuhnya peduli pada gerakan pelestarian lingkungan hidup dan semaksimal mungkin menghindari operasi yang memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan cita-cita Angkasa Pura I untuk mengelola dan mengembangkan bandara yang berkonsep green airport di masa depan.




RUTE PENERBANGAN



Angkasa Pura I does not regard the economic performance of its existence as restricted to only its contributions to produce the net profit in 2009. It also regards that its economic contributions to its employees are important and visible in the various types of payment to the suppliers of the goods/services, contributions and other assistance to the people. In its social performance, Angkasa Pura I pays a lot of attention to the personnel (labor) aspects, including the employees’ rights of the union, work health and safety (K3), education and training, and career development. In this field, the Company has always operated on the corridor of respect to human rights by providing equal treatment for all the ethnic groups, religions, races (non-discrimination), and does not employ children (child labor) or forced and compulsory labor. In addition, Angkasa Pura I also has carried out its commitment to realize its social responsibility for the people by performing its partnership program to empower and improve the people’s economy. This program is aimed at improving the competency of the small/micro enterprises (UKM), in order for them to become strong and independent businesses capable of absorbing new manpower. In terms of the environmental performance, Angkasa Pura I is fully concerned about the movement to conserve the environment and as much as possible avoids the operations that may impact the environment adversely. This is in line with the ideals of Angkasa Pura I to manage and develop the airports by applying the green airport concept in the future.

ANGGARAN CSR

CSR BUDGET

Sebagai wujud komitmen Angkasa Pura I dalam menjadikan kegiatan CSR sebagai bagian penting dari perusahaan, Angkasa Pura I secara konsisten menyediakan anggaran yang wajar dan memadai yang merupakan bagian dari anggaran operasional perusahaan dan berasal dari penyisihan laba perusahaan.

As the realization of the commitment of Angkasa Pura I to make the CSR activity an important part of the Company, Angkasa Pura I consistently provides a reasonable and adequate operating budget that originates from its profit.

Hal tersebut terlihat jelas dari alokasi Dana Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk program CSR dalam tahun 2009 yang besarnya adalah Rp37,94 miliar, atau lebih tinggi 16,34% dibanding tahun 2008.


This is clearly visible from the fund allocated for the Partnership and Environmental Supervision for the CSR program in 2009 in the amount of Rp. 37.94 billion, which increased by 16.34% compared to that of 2008. 177


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING


1


LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

(In Rp Thousand)

Perkiraan Estimate

2008 Audited

2009 Audited

Deviasi (%) Deviation (4-3):3

2

3

4

5

29.339.716

32.293.676

10,07

779.172

624.755

(19,82)

823.094

3.352.881

307,35

1.667.000

1.667.000

-

3.454.171

3.437.059

-

(3.454.171)

(3.437.059)

-

32.608.982

37.938.312

16,34

1.366

373.318

27.229,28

143.167

-

-

1.236

-

-

511

856

67,51

294.437

312.249

6,05

32.168.265

37.251.889

15,80

32.608.982

37.938.312

16,34

A. 1 2 3

Aset : Assets : Aset Lancar Current Assets Aset Tetap Fixed Assets Aset Lain-2 Other Assets - Kas & Bank yg dibatasi penggunaannya - Cash & Bank with limited use - Dana Penjamin KUM-LTA - KUM-LTA Fund Guarantor - Piutang Bermasalah - Problem Receivables - Alokasi Putang Bermasalah - Allocated Problem Receivables

Total Aset Total Assets

B. 1 2 3 4 5 6

Kewajban & Aset Bersih: Liabilities & Net Assets Hutang Jangka Pendek Short-term Payables Biaya yg masih hrs dibayar Accrued costs Hutang Pajak Tax Liabilities Kelebihan pembayaran angsuran Excess installment payment Angsuran blm teridentifikasi Unidentified installment Aset Bersih Net Assets

Total Kewajiban & Aset Bersih Total Liabilities & Net Assets


Neraca PKBL per 31 Desember 2009 & 2008 PKBL Balance Sheet as of 31 December 2009 & 2008

(Dalam Rp ribu) No.


178




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



PROGRAM CSR

CSR PROGRAM

Program CSR Angkasa Pura I disusun berdasarkan perencanaan yang matang, bertanggung jawab serta terkonsep dengan mengacu pada kebijakan internal Angkasa Pura I. Sebagai strategi agar dalam menyusun rencana program CSR tepat sasaran dan tepat guna, pelaksanaan program CSR dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat secara aktif dengan mekanisme buttom up dan melakukan kemitraan dengan pemangku kepentingan (stakeholders) lain. Agar program dapat terealisasi dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal, maka metoda pelaksanaan program disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah, dan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, utamanya pemerintah setempat, serta para pihak yang terlibat langsung.

The CSR Program of Angkasa Pura I was formulated on the basis of careful, accountable and conceptual planning and with reference to the Company’s internal policy. As a strategy, so that the formulation of the CSR program plan will be effective and efficient, the CSR program is implemented by involving the people actively, applying the bottom-up mechanism and partnering up with the stakeholders. In order to realize the program properly, which provides maximum benefits, the program implementation methods are adjusted to the condition of each region and coordinated with the relevant agencies, particularly the local government, and the parties directly involved in it.

Semua komitmen tersebut diimplementasikan Angkasa Pura I melalui Program Kemitraan yang meliputi bidang Ekonomi Sosial Kemasyarakatan dan Program Bina Lingkungan (PKBL) yang meliputi bidang Pendidikan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup. Program-program tersebut senantiasa menjadi acuan perusahaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat.

Program Kemitraan (PK) Program kemitraan merupakan program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat di bidang ekonomi sosial kemasyarakatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi usaha kecil/ mikro (UKM) sehingga menjadi usaha tangguh dan mandiri yang dapat menyerap tenaga kerja baru. Program kemitraan Angkasa Pura I ini diberikan dalam bentuk bantuan pembinaan yang bersifat hibah yaitu promosi dan pemasaran, pelatihan-pelatihan manajemen usaha serta pelatihan teknis produksi. Bantuan promosi dan pemasaran antara lain dengan mengikutsertakan UKM/ Mitra Binaan pada pameranpameran produk UKM baik di dalam negeri maupun di luar negeri dengan biaya pameran ditanggung oleh Angkasa Pura I selaku BUMN Pembina. Pameranpameran terkemuka yang mengikutsertakan mitra binaannya di antaranya: Gelar Karya BUMN, Inacraft


All the commitments are implemented by Angkasa Pura I through the Partnership Program, which includes the field of Populist Socio-Economy, and the Environmental Supervision Program (PKBL), which includes the fields of Education, Health and Environment. The programs are always a reference of the Company in realizing its social responsibility for the people.

Partnership Program The partnership program is a program for empowerment and improvement of the people’s economy in the field of populist socio-economy, which is aimed at improving the competency of the small/micro enterprises (UKM), so as to become strong and independent businesses capable of absorbing new manpower. The partnership program of Angkasa Pura I is provided in the form of donated supervisory assistance for promotion and marketing, business management training, and production technical training. The promotion and marketing assistance is provided by having the UKM/Supervised Partners to participate in the UKM Product exhibitions domestically and overseas, with the exhibition costs borne by Angkasa Pura I as the supervising State Enterprise. The leading exhibitions, in which the supervised partners participated, were among others the State Enterprise Work Exhibition, Inacraft in Jakarta, Handicraft Product Exhibition, Indonesian Production Exhibition, Bali Arts Festivity Exhibition, NTB


179

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Expo Exhibition and Icraft Exhibition. The participation in the exhibitions was intended for promoting the products of the Supervised Partners in order to be exposed more broadly to the Indonesian and international communities.

di Jakarta, Pameran Gelar Produk Kerajinan, Pameran Produksi Indonesia, Pameran Pesta Kesenian Bali, Pameran NTB Expo dan Pameran Icraft. Keikutsertaan pada pameran-pameran tersebut merupakan ajang promosi produk Mitra Binaan sehingga lebih dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan Internasional.

Angkasa Pura I simultaneously supervised in a sustainable manner the UKMs that are independent in terms of finance, business management and marketing since 1992. Within this timeframe, Angkasa Pura I has supervised 7,782 UKMs scattered at the Head Office in Jakarta and at the 13 (thirteen) Branch Offices across the country.

Angkasa Pura I secara berkelanjutan terus melakukan pembinaan terhadap UKM-UKM menjadi mandiri baik dari segi keuangan maupun segi manajemen usaha dan pemasaran sejak tahun 1992. Dalam kurun waktu tersebut Angkasa Pura I telah membina sebanyak 7.782 UKM yang tersebar di Kantor Pusat Jakarta dan 13 (tiga belas) Kantor Cabang di seluruh Indonesia.

In 2009, the total of 620 UKMs were provided with the soft loans in the total amount of Rp. 19.88 billion. Thus, the total loans distributed to the UKMs were in the amount of Rp. 165.06 billion. The business sectors assisted included those in the industrial, trade, plantations, agricultural, animal husbandry, fisheries, services, and other sectors.

Untuk tahun 2009 jumlah UKM yang diberi pinjaman lunak adalah 620 UKM dengan total nilai pinjaman sebesar Rp19,88 milyar. Dengan demikian total dana pinjaman yang telah disalurkan bagi pengembangan UKM sebesar Rp165,06 milyar. Sektor usaha yang dibantu mencakup beberapa sektor usaha yakni sektor industri, perdagangan, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, jasa, dan sebagainya.

Tabel Penyaluran Pinjaman Berdasarkan Sektor Usaha Tahun 2008 – 2009 Partnership Loan Distribution by Business Sectors in 2008 – 2009 Akumulasi s/d 2009 Accumulated until 2009

2009 Sektor Sector

180

Industri Industry Perdagangan Trade Pertanian Agriculture Peternakan Animal Husbandry Perkebunan Plantation Perikanan Fisheries Jasa Service Lainnya Others Jumlah Total

Mitra Binaan (Jumlah UKM) Supervised Partner (Total SME)

Rp (Miliar) (Billion)

5.01

26

9.59

318

0.21

0.39

Mitra Binaan (Jumlah UKM) Supervised Partner (Total SME)

Rp (Miliar) (Billion)

41.96

1774

68.29

3636

88

2.17

74

13

2.42

177

33

0.13

4

1.06

0.17

6

1.17

69

130

43.74

1860

4.23

0.17

3

4.24

19.88

412

165.06


159 7782 www.angkasapura1.co.id


PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



21 %

1%

Grafik Penyaluran Pinjaman Tahun 2009 Graphic of Loan Distribution 2009

25 %

Industri Industry Perdagangan Trade Pertanian Agriculture

1% 1% 2%

Peternakan Animal Husbandry

1%

Perkebunan Plantation Perikanan Fisheries Jasa Services 48 %

Lainnya Others

SURAT LUKISAN (Mitra Binaan Bandara Ngurah Rai) Painting Letter (Supervised Partner of Ngurah Rai Airport)

Selama tahun 2009, Angkasa Pura I telah merealisasikan dana sebesar Rp3,9 milyar untuk pembinaan UKM (hibah). Sedangkan akumulasi pengeluaran dana pembinaan (hibah) dari tahun 1992 hingga 2009 berjumlah Rp32,1 milyar. Fakta tersebut mencerminkan komitmen Angkasa Pura I dalam membantu meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pengembangan UKM.

In 2009, Angkasa Pura I realized the fund in the amount of Rp. 3.9 billion for the UKMs (donation). Whereas the accumulated supervision funds (donation) expended from 1992 to 2009 were in the amount of Rp. 32.1 billion. The fact reflected the commitment of Angkasa Pura I to help improve the people’s economy through the UKM development.

181



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Produk Mitra Binaan Bandara Selaparang Product of Supervised Partner of Selaparang Airport

Program Bina Lingkungan

Environmental Supervision Program

Angkasa Pura I berperan aktif dalam program peningkatan kualitas hidup dan peningkatan kualitas kondisi sosial masyarakat yang disebut juga dengan Program Bina Lingkungan (BL) yang dimulai semenjak tahun 2000. Program BL ini meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan lingkungan hidup.

Angkasa Pura I plays an active role in the program to improve the quality of the people’s lives and social condition, which is referred to as the Environmental Supervision (BL) Program beginning from 2000. The BL Program includes the fields of education, health and environment.

1. Bidang Pendidikan

Program CSR Angkasa Pura di bidang pendidikan selama tahun 2009 menghabiskan dana sebesar Rp1,48 miliar. Program difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, yang diwujudkan dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa dari keluarga kurang mampu serta bantuan sarana dan fasilitas pendidikan. Demikian juga, perbaikan bangunan fisik lembaga pendidikan seperti pembuatan Laboratorium Komputer Sekolah Dasar di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur dan Gedung Perpustakaan Sekolah Dasar Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Kegiatan dilaksanakan secara menyeluruh baik di lingkungan Kantor Pusat Angkasa Pura I dan Kantor Cabang di seluruh Indonesia.

182

2. Bidang Kesehatan Program CSR Angkasa Pura I di bidang kesehatan selama tahun 2009 menghabiskan dana sebesar Rp 2,97 miliar. Dana tersebut merupakan alokasi untuk program bantuan peningkatan kesehatan, bencana alam dan sarana umum. CSR untuk bidang kesehatan difokuskan pada peningkatan kualitas kesehatan


1. Education The CSR Program of Angkasa Pura In the field of education in 2009 used up the fund in the amount of Rp. 1.48 billion. The program was focused on improvement of education and training and was realized in the form of provision of the scholarships for the students from poor families and of assistance in the form of education facilities. The assistance was also provided for repairing the buildings of the education institutions, such as the construction of the Elementary School computer laboratory in Sidoarjo Regency East Java and the Elementary School library building in Maros Regency South Sulawesi. The activities were carried out simultaneously at the Head Office of Angkasa Pura I and at the Branch Offices across the country. 2. Health The CSR Program of Angkasa Pura I in the field of health in 2009 used up the fund in the amount of Rp. 2.97 billion. The fund was allocated as assistance to improve healthcare, handle natural disasters and repair the public facilities. The CSR program in health



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



fisik lembaga kesehatan, perbaikan sarana umum untuk kesehatan, bantuan korban banjir dan sebagainya. Angkasa Pura I secara selektif, berkelanjutan, maupun bersifat monumental, memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah kerjanya. Bantuan diupayakan bermanfaat langsung pada masyarakat.

assistance, repair of healthcare buildings, repair of public healthcare facilities, assistance to the flood victims, etc. Angkasa Pura I provided the assistance selectively and in a sustainable and monumental manner according to the needs of the communities surrounding its work areas. The assistance was provided directly to the people.

Total dana BL yang disalurkan dalam tahun 2009 adalah sebesar Rp6,68 Milyar, yang terdiri dari:

The total BL fund distributed in 2009 was in the amount of Rp. 6.68 billion, consisting of:

No.

Program Bantuan Assistance Program

1 2 3 4 5

Jumlah Rp (Miliar) Total Rp (Billion)

Bencana Alam Natural Disaster Pendidikan & Pelatihan Education & Training Peningkatan Kesehatan Health Care Improvement Sarana Umum Public Facilities Lainnya Others

0.29

Jumlah Total

6.68

1.48 0.60 2.08 2.23

Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar – Manado Elementary School Development Assistance– Manado

183



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



3. Bidang Lingkungan Hidup

a) Pelestarian Lingkungan Hidup Sebagai bagian keikutsertaan dalam program pemerintah yaitu penanaman sejuta pohon untuk pelestarian lingkungan, Angkasa Pura I selama tahun 2009 telah melakukan penghijauan di wilayah-wilayah kerja Kantor Cabang Bandara dengan menanam sebanyak 176.587 batang pohon dengan nilai sebesar Rp2,32 miliar. Program penanaman sejuta pohon ini telah berjalan sejak tahun 2008. Jika dijumlahkan dengan penanaman pohon tahun 2008 maka jumlah pohon yang telah ditanam adalah sebanyak adalah 210.587 batang pohon dengan total nilai sebesar Rp2,66 miliar. Angkasa Pura I memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional bandara telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan. Standarisasi pengelolaan lingkungan kebandarudaraan diwujudkan dengan sertifikasi bandara yang salah satu syaratnya adalah memiliki prosedur dan melaksanakan program sanitasi dan hygiene bandara.

184



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

3. Environment a) Environmental Conservation As part of its participation in the government program to plant one million trees to conserve the environment, in 2009 Angkasa Pura I reforested the work areas of its Branch Offices by planting 176,587 trees in the total amount of Rp. 2.32 billion. The tree-planting program started in 2008. Added to the number of trees planted in 2008, the total of 210,587 trees had been planted in the total amount of Rp. 2.66 billion. Angkasa Pura I ensured that all of its airport operating activities had been in accordance with the regulations in connection with the environmental conservation. The standardization of the airport environmental management was realized by the airport certification, some of the requirements of which were having the procedures and carrying out the airport sanitation and hygiene program.

Acara Penanaman Pohon di Desa Pecatu – Badung (Bali) Planting Trees Event in Pecatu Village – Badung (Bali)




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA


Kebijakan pengelolaan lingkungan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari strategi jangka panjang Angkasa Pura I menuju green airport. Pengawasan terhadap implementasi kebijakan pengelolaan lingkungan dilaksanakan secara sistematis melalui program pengawasan dan pengelolaan limbah bandara serta segenap aspek dampak lingkungan sebagaimana tertuang dalam laporan Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) bandara, termasuk mengkomunikasikan secara aktif peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan lingkungan dan keselamatan operasi bandara seperti: • • •

Batas-batas kawasan kebisingan Kawasan keselamatan operasi penerbangan Daerah lingkungan kerja bandara.

b) Kesehatan, Keselamatan Kerja (K3) Angkasa Pura I menyadari bahwa untuk memelihara keunggulan operasional, Angkasa Pura I harus senantiasa meningkatkan kualitas standar Manajemen Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) di seluruh wilayah kerja. Manajemen berkomitmen yang kuat untuk mempertahankan kualitas LK3 ini dimulai dari Direksi sampai kepada karyawan meliputi: •

•

•

•


Komitmen untuk memelihara lingkungan kesehatan dan keselamatan karyawan di lingkungan kerja Angkasa Pura I Keyakinan untuk dapat mencegah segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kesehatan seluruh karyawan di lingkungan kerja Angkasa Pura I Ketaatan yang kuat terhadap berbagai peraturan mengenai lingkungan dan penerapan praktek terbaik LK3 di seluruh kegiatan operasional Menerapkan aturan keselamatan kerja yang berstandar nasional (Departemen Tenaga Kerja RI) dan internasional (ICAO).




RUTE PENERBANGAN



The environmental management policy was an inseparable part of the long-term strategy of Angkasa Pura I towards green airports. The supervision of the environmental management supervision policy was carried out systematically through the program for supervision and management of the airport waste and the environmental impacts as contained in the airport Environmental Management Plan (RKL) and Environmental Monitoring Plan (RPL), including communicating actively the legislation in connection with airport environment and operating safety, such as: • • •

The boundaries of noise areas The flight operations safety areas The airport work environment.

b) Work Health and Safety (K3) Angkasa Pura I realizes that in order to maintain the operating supremacy, it always has to improve the standard quality of the Environmental Management, and Work Health and Safety (LK3) in all of its work areas. The management is strongly committed to maintain the LK3 quality from the Board of Directors down to the employees, including: •

•

•

•

The commitment to maintain health and safety of the employees in the work areas of Angkasa Pura I The conviction to prevent anything from impacting the health of the employees in the work areas of Angkasa Pura I The compliance with the legislation on environment and the application of the best LK3 practices in all of its operating activities The application of the nationally standardized work safety regulations (Ministry of Manpower of the Republic of Indonesia) and the international regulations (ICAO). 185


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING



Seluruh kegiatan PKBL dibiayai dengan Dana Bina Lingkungan pada tahun 2009 dengan realisasi penggunaan dana sebesar Rp6,67 miliar berada 36,86% di bawah RKA disebabkan Program BUMN Peduli yang merupakan kewenangan dan atau pelaksanaannya dikoordinir oleh Kantor Kementerian BUMN sebesar Rp3,35 miliar pada tahun 2009 tidak ada realisasi pembayaran/ program. Himbauan untuk menyetorkan cadangan dana tersebut kepada lembaga/ BUMN lain yang ditunjuk tidak ada.



LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

All the PKBL activities were funded by the Environmental Supervision Fund in 2009, and the realization was in the amount of Rp. 6.67 billion, which was below the RKA by 36.86%, because the State Enterprise Concern Program was the authority of and/or the implementation thereof was coordinated by the State Ministry for State Enterprises in the amount of Rp. 3.35 billion in 2009, and the payment/ program was not realized. There was no call for payment of the reserve fund to the appointed institution/State Enterprise.

Penanaman Pohon oleh Direktur Utama, Direktur Keuangan Angkasa Pura I bersama Walikota Balikpapan Planting Trees by President Director and Finance Director of Angkasa Pura I with Mayor of Balikpapan 186




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



PERUSAHAAN AFILIASI DAN YAYASAN AFFILIATED COMPANIES AND FOUNDATION

PT GAPURA ANGKASA

PT GAPURA ANGKASA

PT Gapura Angkasa (Gapura Angkasa) adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha Pelayanan Jasa Ground Handling pesawat udara dan kegiatan usaha lain yang dapat menunjang usaha penerbangan di wilayah kerja PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero).

PT Gapura Angkasa deals in the business of ground handling services for aircraft and runs other business activities to support the aviation business in the work regions of PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero).

Gapura Angkasa didirikan oleh Angkasa Pura I bersama dengan Angkasa Pura II dan PT Garuda Indonesia berdasarkan Akta no. 32 tanggal 26 Januari 1998 oleh Ny. Imas Fatimah, SH. Notaris di Jakarta dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman sesuai keputusan No. C-21003 HT.01.01-TH.99 tanggal 31 Desember 1999.

Gapura Angkasa established by Angkasa Pura I together with Angkasa Pura II and PT Garuda Indonesia by virtue of Deed Number 32, dated 26 January 1998, drawn up by Mrs. Imas fatimah, SH., Notary in Jakarta, which was approved by the Minister of Justice in accordance with Decree Number C-21003 HT.01.01-TH.99, dated 31 December 1999.

Berdasarkan surat Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor: SR-546/MK.016/97 tanggal 5 Nopember 1997 tentang persetujuan pendirian perusahaan patungan yaitu PT Gapura Angkasa yang bergerak di bidang Ground Handling dengan modal awal sebesar Rp 215 Miliar, (31,25%), Angkasa Pura II dengan nilai sebesar Rp 67,2 Miliar (31,25%), dan PT Garuda Indonesia dengan nilai sebesar Rp 80,6 Miliar (37,50%).

Based on Letter of the Finance Minister of the Republic of Indonesia Number SR-546/MK.016/97, dated 5 November 1997, on the approval to establish a joint venture company, namely PT. Gapura Angkasa, dealing in ground handling operations, with the initial capital in the amount of Rp 215 billion, with the capital composition of PT. Angkasa Pura I in the amount of Rp. 67.2 billion (31.25%), Angkasa Pura II in the amount of Rp 67.2 billion (31.25%), and PT. Garuda Indonesia in the amount of Rp 80.6 billion (37.50%) respectively.

Setelah berjalan 12 (dua belas) tahun PT. Gapura Angkasa mengalami perkembangan hingga per 31 Desember 2009 posisi ekuitasnya mencapai Rp 293,36 miliar dan penyertaan Angkasa Pura I bertambah menjadi Rp 98,12 miliar.

After running for 12 (twelve) years, PT. Gapura Angkasa grew very well and its equity as of 31 December 2009 reached Rp 293.36 billion, and the capital participation of Angkasa Pura I increased to Rp 98.12 billion.

187



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

RINGKASAN PENYERTAAN PT GAPURA ANGKASA TAHUN 2009 & 2008 SUMMARY OF PARTICIPATION IN PT GAPURA ANGKASA YEAR 2009 & 2008 Dalam juta rupiah

2009 2008 (AUDITED) (AUDITED) URAIAN Saldo Awal Tahun Koreksi Ekuitas

93.921

Bagian Laba (Rugi) thn berjalan

(2.243)

DESCRIPTION

86.739

Beginning of year Equity

(155)

Equity Correction

9.795

8.096

Current year Profit (Loss)

Pembagian Bonus & Tantiem

(118)

Bonus and Tantiem Distributiontion

Pembagian Dividen

(3.350)

641)

Dividend Distribution

JUMLAH

98.123

93.921

TOTAL

DANA PENSIUN Angkasa Pura I (DAPENRA)

Angkasa Pura I PENSION FUND (DAPENRA)

Dana Pensiun Angkasa Pura I (DAPENRA) didirikan untuk mengelola Program Dana Pensiun Manfaat Pasti yaitu penyediaan manfaat pensiun untuk karyawan Angkasa Pura I dan keluarganya pada saat mencapai usia pensiun dalam bentuk pembayaran berkala.

The Angkasa Pura I Pension Fund (DAPENRA) is established to manage the Certain Benefit Pension Fund Program, namely the provision of the pension benefits for the employees of Angkasa Pura I and their families upon reaching the pension age in the form of periodical payment.

DAPENRA didirikan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Angkasa Pura I Nomor KEP.1156/KU.60/1998 tanggal 6 Oktober 1998 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Angkasa Pura I yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor: KEP.393/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999. Peraturan Dana Pensiun tersebut kemudian oleh Direksi Angkasa Pura I dirubah melalui Surat Keputusan Nomor: KEP.19/KU.60/2000 tanggal 11 Mei 2000 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Angkasa Pura I. Peraturan Dana Pensiun tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Nomor: KEP.274/KM.17/2000 tanggal 12 Juni 2000 dan dicatat dalam Berita Negara No. 64 tahun 2000 dan Tambahan Berita Negara RI No. 59/DAPEN tahun 2000, serta sesuai dengan Undang-undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun. 188

In Million rupiah

Laporan Kinerja Keuangan DAPENRA tahun 2009 dan 2008 (Audited) sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:


DAPENRA was established on the basis of Decree of the Board of Directors of PT. Angkasa Pura I Number KEP.1156/ KU.60/1998, dated 6 October 1998, on the Pension Fund Regulations of the Pension Fund of Angkasa Pura I, which were legalized by the Minister of Finance by means of Decree Number KEP.393/KM.17/1999, dated 15 November 1999. The Pension Fund Regulations were later amended by the Board of Directors of PT. Angkasa Pura I through Decree Number KEP.19/KU.60/2000, dated 11 May 2000, on Pension Fund Regulations of the Pension Fund of Angkasa Pura I. The Pension Fund Regulations were legalized by the Minister of Finance on the basis of Decree Number KEP.274/KM.17/2000, dated 12 June 2000, and registered in State Gazette Number 64/2000 and in Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 59/DAPEN Year 2000 and in accordance with Law Number 11/1992 on Pension Fund. The DAPENRA Financial Performance Report of 2008 (audited) is as indicated in the table below:



PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA






RUTE PENERBANGAN


Laporan Hasil Usaha DAPENRA Tahun 2009 dan 2008 (Audited) Report on DAPENRA Business Proceeds in 2009 and 2008 (Audited) Dalam ribu rupiah

No. Perkiraan

2009 Audited

2008 Audited

105.054.432 49.479.017 1 Pendapatan Investasi 105.054.432 49.479.017 5.266.980 581.932 2 Beban Investasi 581.932

In million rupiah Estimate Investment Revenue Investment Expenses

Hasil Usaha Investasi

99.787.453 99.787.453

48.897.086 48.897.086

3

Beban Operasional

10.860.211 10.860.211

8.803.672 8.803.672

Operating Expenses

4

Pendapatan dan (Beban) Lain-lain

(90.443) (90.443)

526.133 526.133

Other Revenues (Expenses)

Hasil Usaha Sebelum Pajak

88.836.798 88.836.798

40.619.547 40.619.547

5

Pajak Penghasilan

Investment Business Proceeds

Business Proceeds before tax

50.077 8.5 8.515

Business Proceeds after tax

88.828.283 40.569.470 Hasil Usaha Setelah Pajak

Business Proceeds after tax

Kinerja Keuangan DAPENRA Tahun 2009 dan 2008 Financial Performance of DAPENRA in 2009 and 2008 dalam juta rupiah

In million rupiah

2009

2008

2007

2006

2005

Audited

Audited

Audited

Audited

Audited

Aset Bersih Awal Periode Net Assets in Beginning of Period

463.499

460.541

412.065

366.731

334.174

Kenaikan Aset Bersih Increased Net Assets

131.808

2.958

48.476

45.334

32.557

Aset Bersih Akhir Periode Net Assets at End of Period

595.308

463.499

460.541

412.065

366.731

28%

1%

12%

12%

10%

Uraian Description

Tingkat Pengembalian Aset Level of Assets Repayment

189



PROLOG


VISI DAN MISI

PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

YAYASAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN ANGKASA PURA I (YAKKAP I)

ANGKASA PURA I EMPLOYEE WELFARE FOUNDATION (YAKKAP I)

YAKKAP I didirikan berdasarkan Akte pendirian no. 2 tahun 2003 dan Keputusan Menteri Kehakiman & HAM No. C-116. HT.01.02 tahun 2003. YAKKAP I didirikan bertujuan untuk mengelola Program Tunjangan Hari Tua (THT) karyawan Angkasa Pura I yang perhitungan pendanaan dan manfaat Tunjangan Hari Tua (THT) terhitung mulai tanggal 6 Mei 2003.

YAKKAP I was incorporated by virtue of Incorporation deed Number 2/2003 and Decree of the Minister of Justice and Human Rights Number C-116.HT.01.02/2003. The foundation is incorporated to manage the Old-Age Allowance Program (THT) of the employees of Angkasa Pura I, namely the calculation of the funding and benefit of the Old-Age Allowance (THT) as of 6 May 2003.

Posisi Neraca dan Laba (Rugi) YAKKAP I tahun 2009 dan tahun 2008 (Audited) sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Balance Sheet and Profit (Loss) of YAKKAP I in 2009 and 2008 (audited) are as indicated in the table below:

Perbandingan Neraca YAKKAP I per 31 Desember 2009 dan 2008 Comparation of YAKKAP I Balance Sheet as of 31 December 2009 and 2008 dalam ribu rupiah No

1

Perkiraan

2009

2

A 1 2 3 4

Aset

4

Audited

Audited

Aset Lancar Investasi Jangka Panjang Aset Tetap Aset Lain -lain - Aset Pajak Tangguhan - Uang Muka THT

88.608.080 65.125.926 109.596

76.298.104 73.745.614 130.206

(3.289) 25.014.203

(1.079) 22.118.271

Current Assets Long-Term Investment Fixed Assets Other Assets - Deferred Tax Assets - Prepaid THT

178.854.516

172.291.115

Total Assets

B

Kewajiban

1

Kewajiban Lancar Aset Bersih : Aset bersih terikat temporer Aset Bersih Terikat Permanen Aset bersih tidak terikat

2 3 4

3

Total Kewajiban dan Aset Bersih

Asset

Liabilities 8.448.220

7.471.017

115.310.784 561.507 54.534.005

118.103.183 518.907 46.198.008

Current Liabilities Net Assets Temporarily bound net assets Permanently bound net assets Non-bound net assets

178.854.516

172.291.115

Total Liabilities and Net Assets

Estimate

Total Aset

2008

in million rupiah

190




PROFIL PERUSAHAAN



SUMBER DAYA MANUSIA


Perbandingan Hasil Usaha YAKKAP I Tahun 2009 dan 2008 yang terdiri dari pendapatan, Beban & Perubahan Aset Bersih Tidak Terikat YAKKAP I Periode Tahun 2009 dan 2008, adalah sebagaimana tabel berikut:



RUTE PENERBANGAN



The comparison of the business proceeds of YAKKAP I in 2009 and 2008, consisting of the Revenues, Expenses and Unbound Net Assets Changes of YAKKAP I for the period 2009 and 2008 is in table below:

Perbandingan Hasil Usaha YAKKAP I Tahun 2009 dan 2008 Comparation of Income YAKKAP I Year 2009 and 2008 (Audited) dalam ribu rupiah No

Perkiraan

1

2

A 1 2

3

Aset Pendapatan dan penghasilan tidak terikat Beban dan kerugian tidak terikat Kenaikan (penurunan) aset bersih tidak terikat sebelum pajak Pajak Penghasilan : - Beban Pajak Kini - Beban Pajak Tangguhan Kenaikan Aset bersih tidak terikat setelah pajak

In million rupiah

2009

2008

Estimate

3

4

5

Audited

Audited

18.465.123 4.426.961

15.378.551 4.934.059

Non-bound revenues and incomes Non-bound Expenses and losses

14.038.162

10.444.492

Increased (decreased) non-bound net assets before tax

(901.513) (2.209)

(879.515) (4.837)

13.134.440

9.560.140

Asset

Income Tax - Accrued Tax Expense - Deferred Tax Expense Increased non-bound net assets after tax

Perbandingan Realisasi Kekayaan YAKKAP I Tahun 2008 dan Tahun 2009 Comparison of Realized Assets of YAKKAP I in 2008 and 2009 dalam juta rupiah

Uraian Description Laporan Aktivitas : Activity Report: Kenaikan Aset Bersih Tidak Terikat Increased Non-Binding Net Assets (Sisa Hasil Pengembangan) (Remaining Development Proceeds)

Per 31/12/2009 As of 31/12/2009 (Audited)

in million Rupiah

Per 31/12/2008 As of 31/12/2008 (Audited)

13.134

9.560

16.160

16.160

2.609

7.131

14.867

-

33.636

23.291

Pembayaran THT kepada pegawai Payment of THT to employees Pembayaran THT karyawan setelah 20 Apr 1992 Payment of THT to employees after 20 Apr 1992 Penghasilan Belum Terealisasikan dari Inv. Jk. Panjang Unrealized income from Long-term Investment Koreksi Hasil Pengembangan AP I Corrected Development Proceeds of AP I Jumlah Kenaikan (Penurunan) Aset Bersih Total Increase (Decrease) of Net Assets

(41.009)

(34.107)

(1.424)

-

6.048

(1.488) (2.744)

Aset Bersih Awal Tahun Net Assets in Beginning of Year Aset Bersih Akhir Tahun End-of-Year Net Assets

164.820

167.564

170.406

164.820

Penerimaan Iuran/Sumbangan: Received Contributions /Donations : - Iuran Normal PT AP I Normal Contribution of PT AP I - Iuran Normal Peserta Normal Contributions of Participants - Iuran dana eks. Jiwasraya Contributed fund of former Jiwasraya Jumlah Total b


(4.798) 5.586

191


PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

RUTE PENERBANGAN FLIGHT ROUTE

Rute penerbangan domestik yang dilayani oleh Bandara yang dikelola Angkasa Pura I adalah: The Flight route served by the airports managed by Angkasa Pura I are as follow :

192




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



RUTE DOMESTIK DOMESTIC ROUTES Peta Rute Domestik The Map of Domestic Routes

193



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

Rute penerbangan domestik yang dilayani oleh Bandara yang dikelola Angkasa Pura I adalah: The Flight route served by the airports managed by Angkasa Pura I are as follow :

194




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



RUTE INTERNASIONAL INTERNATIONAL ROUTE Peta Rute Internasional The Map of International Routes

195



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

OPERATOR PENERBANGAN AIRLINES

196




PROFIL PERUSAHAAN

Domestik

•Jatayu Gelang Sejahtera •Air Mark Indonesia •Kartika Airlines •Airfast Indonesia •Lion Air •Bali International Air Services •Mandala Airlines

Asing

•Adventure Aviation •Kampuchea Airlines •Aerospace Concepts •Kig Air Transport •Air Algeria •Korean Airlines •Air Asia •Krasno Yarsk Airlines •Air North Australian •Lauda Air •Ansett Airline


SUMBER DAYA MANUSIA


•Batavia Air •Merpati Nusantara •Bayu Indonesia Air •National Air Charter •City Link •Pelita Air Services •Deraya

•Lloyd Aviation •Asia Air Carter •Malaysia Air System •Asian Air •P Aviation Australia •Australian Air •Pearl Aviation •Avcon Air •Qantas Airways •Bp Amerika Inc. •Republic Express •Bulgaria 001




•Riau Airlines •Deraya Air •Sriwijaya Air •Dirgantara Air Services •Top Air •Efafa Papua Airlines •Transindo

•Rikio Air •Cathay Pacific •Royal Brunei •Cessna Aircraft •Saudi Arabian Air •China Airlines •Silk Air •Clay Lasi Aviation •Singapore Airlines •Continental Airlines •South West Air •Crane Air

RUTE PENERBANGAN



•Express Air •Travira Air •Garuda Indonesia •Tri M. G. Aircargo •Indonesia Air Asia •Trigana Air Services •Indonesia Air Transport •Wings Abadi Air

•Southern Cros Aviation •Eva Air •Swiss Air •Far Eastern •Thai International •Green Air •Trans Air •Hawker Pacific •Trans Soviet •Japan Airlines •Trans World Airlines •Kalstar Trigana Air •Uni Air

197



PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

KANTOR CABANG BRANCH OFFICES

Ngurah Rai International Airport Jl.Raya I.Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali 80362 Telephone (0361) 751011, 751020 Facsimile (0361) 751032 E-mail : [email protected] Juanda International Airport Surabaya 61253 A Telephone (031) 8667513, 8667514 Facsimile (031) 8667506 E-mail : [email protected]

Hasanuddin International Airport Makassar 90552 Telephone (0411) 510123, 550082-3 Facsimile (0411) 553183 E-mail : [email protected]

Sepingan International Airport Jln. Marsma R. Iswahyudi Balikpapan 76115 Telephone (0542) 766886 Facsimile (0542) 766882 www.sepingganairport.com

Frans Kaisiepo International Airport Jl. M. Yamin 99 Biak 98111 Telephone (0981) 22555, 21855 Facsimile (0981) 22106 E-mail : [email protected]

Sam Ratulangi International Airport Manado 95374 Telephone (0431) 811449, 814320

198

Adisutjipto International Airport Jl. Solo km. 9 Yogyakarta 55282 Telephone (0274) 484261, 484266 Facsimile (0274) 488155 E-mail : [email protected]




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



Syamsudin Noor Airport Banjarmasin 70724 Telephone (0511) 705277, 705274 Facsimile (0511) 705251 E-mail : [email protected]

Ahmad Yani International Airport Jl. Puad A.Yani Semarang 50145 Telephone (024) 7608735 Facsimile (024) 7603506 E-mail : [email protected]

Selaparang Internasional Airport Jl. Adisutjipto No. 1, Mataram 83124 Telephone (0370) 622987 Facsimile (0370) 632030 E-mail : [email protected]

Pattimura International Airport Jl.Dr. Leimena Laha Ambon 97236 Telephone (0911) 311768 Facsimile (0911) 345686 E-mail : [email protected]

El Tari International Airport Jl. Adisutjipto Terminal B Kupang 85361 Telephone (0380) 882031 Facsimile (0380) 881263 E-mail : [email protected]

SBU Cargo Warehousing Bandara Sepinggan Balikpapan 76115 Telephone (0542) 766886 Facsimile (0542) 766839 E-mail : [email protected]

SBU Warehousing Bandara Hasanuddin Makassar 90552 Telephone (0411) 554239 Facsimile (0411) 554439



199

PROLOG

VISI DAN MISI


PERISTIWA PENTING





LAPORAN DIREKSI

PROFIL DIREKSI

200




PROFIL PERUSAHAAN


SUMBER DAYA MANUSIA





RUTE PENERBANGAN



201



DAFTAR ISI CONTENTS. Auditors Independent Report. PROLOG Prologue. VISI DAN MISI Vision & Mission. IKHTISAR DATA KEUANGAN Financial Highlight

Recommend Documents