DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1 1.1. Latar Belakang……………………………………………………….………………………1 1.2. Tujuan BKMM Cikampek………………………………………….……………………….2 1.3. Dasar Hukum……………………………………………………….……………………….2 1.4. Sistematika Laporan……………………………………………….……………………….3 BAB II. GAMBARAN KINERJA SAAT INI……………………………….………….……………4 2.1.
Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan Dalam Gedung…..………………………..4
2.2.
Gambaran Kinerja Aspek Kegiatan Luar Gedung………….…………………….18
2.3.
Gambaran Kinerja Aspek Keuangan………………………….……………..…….18
BAB III. ARAH & PRIORITAS STRATEGIS………………………….…………………………23 3.1. Visi, Misi dan Tata Nilai……………………………………….……………………….23 3..2. Aspirasi Stakeholders Inti…………………………………….……………………….23 3..3. Tantangan Strategis……………………………………………………………………24 3..4. Benchmarking…………………………………………………………………………..25 3. 5. Analisa SWOT…………………………………………………………………………..25 3. 6. Diagram Kartesius Pilihan Prioritas Strategis………..…………………………….27 3.7. Analisa TOWS……………………………………………………………………………30 3.8. Rancangan Peta Strategi………………………………………………………………30 BAB IV. Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis......................................33 4.1. Matriks IKU...........................................................................................34 4.2. Kamus IKU............................................................................................35 4.3. Program Kerja Strategis...........................................................................46 BAB V. Analisa dan Mitigasi Risiko...........................................................................50 5.1. Identifikasi Risiko...................................................................................50 5.2. Penilaian Tingkat Risiko...........................................................................51 5.3. Rencana Mitigasi Risiko...........................................................................52
BAB VI. Proyeksi Finansial.......................................................................................57 6.1. Estimasi Pendapatan...............................................................................57 i Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
6.2. Rencana Kebutuhan Anggaran......................................................................57 6.3. Rencana Pendanaan...................................................................................58 BAB VII. Implementasi Rencana Strategi .......................................................................60 BAB VIII. PENUTUP……………………………………………………………………………………..62
ii Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan ditetapkannya UU tersebut, diharapkan dapat membawa perubahan baru yaitu paradigma kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sebagai investasi pembangunan sumber daya manusia yang produktif, Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek Provinsi Jawa Barat, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) milik Kementerian Kesehatan RI, mengemban tugas untuk menyelenggarakan upaya kesehatan mata terutama dalam penanggulangan masalah kebutaan melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Kebutaan bukan hanya mengganggu produktivitas dan mobilitas penderitanya, tetapi juga menimbulkan dampak sosial ekonomi bagi lingkungan, keluarga, masyarakat dan negara, lebih-lebih dalam menghadapi era pasar bebas. Kesehatan indera penglihatan merupakan syarat penting untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin. Angka kebutaan di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan angka kebutaan negaranegara di Regional Asia Tenggara, yaitu sebesar 1,5% pada tahun 1996 sesuai hasil SKRT 1996-97, bila dibandingkandengan Bangladesh 1%, India 0,7% ataupun Thailand 0,3%). Dari sekian banyak penyebab kebutaan, penyakit katarak merupakan penyebab tertinggi, yaitu hampir 50%-nya. Di samping itu insiden katarak masih sebesar 0,1% yang berarti hampir 240.000 orang per tahun terjadi kasus katarak baru, sedangkan yang operasi katarak yang dilakukan hanya lebih kurang 120.000 orang pertahun. Akibatnya, timbul backlog (penumpukan penderita) katarak yang cukup tinggi. Penumpukan ini antara lain disebabkan oleh daya jangkau pelayanan operasi yang masih rendah, kurangnya pengetahuan masyarakat, tingginya biaya operasi, serta ketersediaan tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan mata yang masih terbatas. Untuk mengatasi jangkauan pelayanan kesehatan mata yang terbatas, maka dibutuhkan suatu institusi yang dapat melakukan kegiatan UKP dan UKM secara harmonis dan berkesinambungan yang berbentuk Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM). Maka pada tahun 1991 dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.350a/Menkes/SK/VI/1991 tentang Struktur dan Organisasi Balai Kesehatan Mata Masyarakat yang merubah BP Mata menjadi Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) dan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bidang Kesehatan Mata dalam lingkungan Departemen Kesehatan RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI. Pada tahun 2005 dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1652/Menkes/Per/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat. Pada bulan Januari tahun 2011 sehubungan dengan terjadinya perubahan struktur 1 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
organisasi di Kementerian Kesehatan RI, maka sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 2353/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat, BKMM Cikampek kini berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ditjen Bina Upaya Kesehatan (BUK).. 1.2. Tujuan Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan Rencana Strategis Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek sebagai Unit Pelayanan Teknis yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI dan badan layanan kesehatan mata adalah : 1. Panduan dalam menentukan arah strategis dan prioritas tindakan BKMM Cikampek selama periode 5 (lima) tahun yang sejalan dengan rencana aksi Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2. Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pengembangan mutu kelembagaan BKMM Cikampek; 3. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan misi dan dalam pencapaian visi BKKM Cikampek; 4. Salah satu rujukan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan para stakeholders inti BKMM Cikampek. 1.3.
Dasar Hukum Sebagai dasar hukum penyusunan Perencanaan Strategis Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek mengacu pada : 1. Peraturan Presiden Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementrian Negara; 2. Peraturan Pemerintah RI nomor 74 tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan BLU; 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Rencana Strategis Bisnis Kementrian Kesehatan; 4. Peraturan Menteri Keuangan nomor 92 tahun 2014 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran BLU; 5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan (Berita Negara RI tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tahun 2013 (Berita Negara RI tahun 2013 Nomor 741); 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1652/MENKES/PER/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Mata Masyarakat diperbaharui dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2353/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Kesehatan Mata Masyarakat; 7. Rencana Aksi Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 8. Surat edaran Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Bagi Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis Vertikal di lingkungan Ditjen Bina Upaya Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 9. Surat Edaran Direktur Jenderal BUK nomor HK.03.03/I/1032/2014 tentang Rencana Strategis Bisnis UPT Vertikal Dirjen BUK; 2 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
10. Perjanjian Kinerja BKMM Cikampek Tahun 2015. 1.4. Sistematika Pelaporan Sistematika penyajian Rencana Strategi Bisnis Balai Mata Masyarakat Cikampek adalah sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang perlunya penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra dan sistematika penyajian Renstra Bab II. Gambaran Umum Kinerja Saat ini Menjelaskan tentang hasil pencapaian kegiatan dan kinerja program pelayanan kesehatan baik UKP dan UKM yang menjadi tugas pokok dan fungsi Balai Kesehatan Mata Masyarakat Cikampek Bab III. Arah dan Prioritas Strategis Menjelaskan tentang kaitan antara visi dan misi serta tata nilai BKMM dalam rangka mencapai tujuan dihadapkan pilihan-pilihan kegiatan yang strategis agar hasil kinerja yang dicapai dapat dilaksanakan secara optimal dan efisien serta efektif Bab IV. Indikator Kinerja Utama dan Program Kerja Strategis Menjelaskan tentang indikator yang tepat dan strategis untuk mengukur dan mengevaluasi hasil kinerja BKMM Bab V. Analisa dan Mitigasi Risiko Menjelaskan tentang upaya dalam memperhitungkan faktor risiko yang dapat mengancam program kerja BKMM Bab VI. Proyeksi Finansial Menjelaskan tentang prediksi pendapatan dan rencana kebutuhan anggaran kegiatan Bab VII. Implementasi Rencana Strategis Menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan Bab VIII. Penutup
3 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI Balai Kesehatan Mata Masyarakat yang selanjutnya dengan sebutan BKMM didirikan pada tahun 1957 dan mulai dipergunakan pada tahun 1958 dengan nama Balai Pengobatan Mata (BP Mata) dalam upaya pemberantasan penyakit trakhoma, yang opersionalnya dilaksanakan oleh beberapa orang tenaga dan di kepalai oleh seorang paramedis terlatih dibidang kesehatan mata. Pada tahun 1967 ditunjuk seorang dokter umum dari Dinas KesehatanKarawang. Selanjutnya pada tahun 1973 masuk seorang dokter ahli mata sebagai dokter tamu yang ditunjuk oleh Dinkes Karawang. Pada tahun 1982 ditunjuk dokter ahli mata yang menetap dari Kanwil Depkes RI. Provinsi Jawa Barat. Secara bertahap mulai mengembangkan ada tindakan operasi dan menerima rujukan dari beberapa puskesmas kecamatan, sehingga dari tahun ke tahun kunjungan semakin meningkat. Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Depkes RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Diresmikan pada tanggal 8 Januari 1992 dengan SK. Menkes RI No. 350.a/Menkes/SK/VI/1991 tertanggal 20 Juni 1991 atas dasar persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dengan surat No. B.372/I/1991 tanggal 2 Mei 1991 dan diperbaharui oleh Permenkes No. 1652/MENKES/PER/XII/2005 tertanggal 16 Desember 2005 atas dasar persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat No. B/1999/M.PAN/10/2005 tertanggal 24 Oktober 2005. BKMM Cikampek bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderan Bina Upaya Kesehatan pada tahun 2011 dengan No 2353/MENKES/PER/XI/2011yang diundang-undangkan pada tanggal 23 Desember 2011 atas dasar persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Nomor 882 tahun 2011. Balai Kesehatan Mata Masyarakat ( BKMM ) Cikampek adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Depkes RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Diresmikan pada tanggal 8 Januari 1992 dengan SK. Menkes RI No. 350.a/Menkes/SK/VI/1991 tertanggal 20 Juni 1991 atas dasar persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dengan surat No. B.372/I/1991 tanggal 2 Mei 1991 dan diperbaharui oleh Permenkes No. 1652/MENKES/PER/XII/2005 tertanggal 16 Desember 2005 atas dasar persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat No. B/1999/M.PAN/10/2005 tertanggal 24 Oktober 2005. Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek sebagai instansi pemerintah yang berbentuk balai, memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat berupa kegiatan pelayanan dalam gedung (biasanya bersifat UKP) maupun luar gedung (bersifat UKM). Untuk dapat melihat hasil kinerja yang berkesinambungan maka dalam tulisan akan dikemukakan data pencapaian hasil kinerja BKMM selama kurun waktu tahun 2010 - 2013. Sedangkan data tahun 2014 masih dalam tahap pelaksanaan. Adapun gambaran kinerja BKMM dapat diukur dengan melihat indikator kinerja yang meliputi 3 aspek yaitu : 1. Aspek Pelayanan Dalam Gedung 4 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
2. Aspek Pelayanan Luar Gedung 3. Aspek Keuangan Adapun tugas pokok dan fungsi yang ada saat ini di Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) Cikampek berdasarkan Permenkes No. 1652/MENKES/PER/XII/2005 tertanggal 16 Desember 2005 adalah : Melaksanakan pelayanan, pendidikan dan pelatihan teknis, penelitian, dan pengembangan, serta peningkatan kemitraan di bidang kesehatan mata masyarakat. Adapun fungsi-fungsinya adalah sebagai berikut : 1) Penyusunan rencana dan program pelayanan kesehatan mata masyarakat; 2) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pencegahan timbulnya gangguan kesehatan mata masyarakat; 3) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pengobatan mata masyarakat; 4) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan penunjang di bidang kesehatan mata masyarakat; 5) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pemulihan dan peningkatan fungsi penglihatan dan kebutaan; 6) Pengamatan terhadap masalah kesehatan mata masyarakat; 7) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan rujukan kesehatanmata masyarakat; 8) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan pelatihan tenaga kesehatan di bidang kesehatan mata masyarakat; 9) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna di bidang mata masyarakat; 10) Perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan kemitraan dan sosialisasi kesehatan mata masyarakat; 11) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan BKMM. 2.1. Sumber Daya 2.1.1 Organisasi dan Sumber Daya Manusia Organisasi dan tatalaksana BKMM Cikampek diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1652/MENKES/PER/XII/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat.
5 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
STRUKTUR BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT Kepmenkes No. 1652/MENKES/PER/XII/2005
KEPALA
SUBBAGIAN TATA USAHA
SEKSI PELAYANAN
SEKSI PENUNJANG
SEKSI KEMITRAAN
INSTALASI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Jumlah Sumber Daya Manusia / Pegawai BKMM Cikampek, hingga saat ini tercatat sejumlah 55 pegawai. Distribusi pegawai menurut ketenagaan dan pendidikan serta golongan dalam tabel dibawah ini Tabel 2.1 Distribusi pegawai menurut ketenagaan dan pendidikan serta golongan NO 1
a b
2 a 3 a
b
c
KUALIFIKASI PEGAWAI Dokter Spesialis Mata Dokter Umum Keperawatan D-3 Tenaga Kesehatan Non Keperawatan Tenaga Farmasi Apoteker Asisten Apoteker (SMF) Laboratorium D-3 SMU S-2 Kesehatan Masyarakat
JUMLAH 5 2 13
2 2 1 1 2 6
Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
d e f g h 4 a b c d e g h i j
Sarjana Kesehatan Masyarakat D-3 Gizi D-Kesehatan Lingkungan D-3 Perekam Medik D-3 Refraksionis Optisi Tenaga Administrasi/Non Kesehatan S-1 Sospol S-1 Ekonomi / Akuntansi D-3 Akuntansi D-3 Manajemen Informatika D-3 Komunikasi dan Informasi D-3 Tehnik Komputer SMU SLTP SD
4 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 7 1 1
2.1.2 Sarana/Prasarana dan Peralatan Luas tanah yang dikelola BKMM Cikampek seluas 13.550 m2 dan kesiapan fasilitas gedung yang dimiliki BKMM Cikampek saat ini 1.120,77 m2 yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Fasilitas Gedung BKMM Cikampek s.d 2015 Ada (Ukuran) Jumlah (M2)
No
Nama Ruangan
1
Teras depan
4.6
x
9.6
44.16
2
R. Poli tht
4.5
x
3.7
16.65
3
R. poli mata 2
6
x
4.5
27.00
4
R. Tunggu pasien
5
x
9.5
47.50
5
R. Registrasi pasien
4.2
x
4.5
18.90
6
R. Pemeriksaan dasar
5.25
x
4.5
23.63
7
R. Poli mata 1
4.5
x
4.2
18.90
8
R. Optik
4.2
x
2.5
10.50
9
Lorong R. Rapat & Optik
2.4
x
4.2
10.08
7 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Ket
10
R. Operasi Kecil
3.75
x
1.75
6.56
11
R. Laboratorium
3.65
x
3.75
13.69
12
R. Bengkel Kacamata
1.25
x
3.75
4.69
13
R. Dapur
4.5
x
3.75
16.88
14
Gudang Inventaris
4.5
x
3.75
16.88
15
Teras R. OP Kecil – Gd. Inventaris
1.5
x
11
16.50
16
WC pasien (3 buah)
3
x
2.2
6.60
17
R. Keuangan
3.4
x
3.8
12.92
Bang. I
18
Teras R.Keuangan – WC pasien
6
x
1.3
7.80
621.928 M2
19
R. Apotek
2.2
x
4.5
9.90
20
Teras depan R.Apotek – R.OP
6
x
1.3
7.80
Kecil 21
Gd. Obat
3.5
x
4.5
15.75
22
Gd. LPED
3.7
x
4.5
16.65
23
WC. Karyawan (1)
2.2
x
4.5
9.90
24
WC. Karyawan (2)
2
x
1.2
2.40
25
R. Kantin Operasi
2
x
4.5
9.00
26
R. Inventaris
5
x
4.5
22.50
27
Lorong R. Apotek – R. Inventaris
2.5
x
18.6
46.50
28
R. Seksi Kemitraan
3.5
x
5.3
18.55
29
R. Seksi Pelayanan
3.5
x
5.3
18.55
30
R. Seksi Pen. Pelayanan
3
x
5.5
16.50
31
Teras Seksi Pen.Pelayanan
3.4
x
2.3
7.82
8 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
32
R. Sub Bag TU
4
x
3
12.00
33
R. Kepala
4
x
6
24.00
34
R. Tata Usaha
4
x
6
24.00
35
R. Gudang Penunjang Pelayanan
4
x
4
36
R. Kemitraan
4
x
7
28.00
37
Rumah Dinas
10.6
x
8.7
92.22
Bang. II
38
Gd. Musholla
8
x
7
56.00
Bang. III
39
Ruang Rapat
5.6
x
8,7
48.72
Bang. IV
40
Ruang Steril dan tindakan
5.6
x
4
22.40
Bang. IV
41
Pos Satpam
3
x
3
9.00
Bang. V
42
Gd. Produksi LPED
6.5
x
6.3
40.95
Bang. VI
43
Gd. OK Baru:
16.00
x
Bang. VII
R. Operasi
8
x
11.5
92.00
R. Steril
5
x
10.5
52.50
R. Recovery
3.5
x
8.5
29.75
R. Ganti
5.9
x
7
41.30
44
Bangunan Jenset
2,5
x
3
7.50
45
Bangunan Incenerator
4
x
3.5
14.00
JUMLAH
215.55 M2
Bang. VIII
1.128,27
Sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BKMM Cikampek adalah seperti pada tabel di bawah ini :
9 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 2.3 Sarana dan Prasarana Penunjang BKMM Cikampek KONDISI NO.
I.
URAIAN
JUMLAH BAIK
RUSAK
13.550 m2
Baik
-
Alat Bantu
4 Unit
Baik
Alat Angkutan Darat Bermotor
6 Unit
Baik
Alat Bengkel Bermesin
6 Buah
Baik
Alat Bengkel Tak Bermesin
8 Buah
Baik
Alat Ukur
3 Buah
Baik
Alat Kantor
138 Buah
Baik
Alat Rumah Tangga
437 Buah
Baik
Alat Studio
48 Buah
Baik
Alat Komunikasi
10 Buah
Baik
Alat Kedokteran
205 Buah
Baik
Unit alat Laboratorium
23 Buah
Baik
TANAH Tanah Persil
II.
PERALATAN DAN MESIN
Alat
Laboratorium
Standarisasi
Kalibrasi
& 4 Buah
Baik
Instrumentasi Komputer Unit
50 Buah
Baik
Peralatan Komputer
66 Buah
Baik
Alat Peraga Pelatihan Dan Percontohan
1 Buah
Baik
10 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
III.
IV.
Unit Peralatan Proses/Produksi
5 Buah
Peralatan Olah Raga
-
Baik
GEDUNG DAN BANGUNAN Bangunan Gedung Tempat Kerja
3 Unit
Baik
Bangunan Gedung Tempat Tinggal
1 Unit
Baik
83 Buah
Baik
ASSET TAK BERWUJUD Asset Tak Berwujud
Adapun sarana lainnya yaitu dalam medis diantaranya sebagai berikut :
NO
Tabel 2.4 Sarana dan Prasarana Penunjang Medis BKMM Cikampek JENIS PERALATAN
I.
Sarana Pelayanan Kesehatan Mata Primer
1
Slit Lamp
7
2
Auto refraktometer/Keratometer
4
3
Oftalmoskop direk
5
4
Oftalmoskop indirek
1
5
Lens Meter
2
6
Trial lens set
4
7
Lup Binokuler 3-5 dioptri
5
8
Streak retinoskopi
0
9
Buku Ishihara-Kanahera
2
10
Snellen test projektor
2
11
Basic ophtalmik instrument
0
12
Flash light
10
13
Loupe
5
14
Tonometer Schiotz
10
15
Sterilizer table model
0 11
Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
JUMLAH
16
Lensa gonometri dengan 3 cermin
1
17
Set dilator punctum
0
II.
Sarana Pelayanan Kesehatan Mata Sekunder
A
Peralatan Diagnostik
1
Lembar optopik Snellen yang dilengkapi clock dial
0
2
Lembar kartu tes baca
10
3
Bingkai uji coba trial lens (trial fram) dan 1 set lensa uji coba
4
4
Buku Ishihara-kanahera
2
5
Lensometer
2
6
Optalmoskop direk
5
7
Optalmoskop indirek
1
8
Slit Lamp
7
9
Tonometer aplanasi
1
10
Tonometer non contact
1
11
Streak retinoskopi
1
12
Lensa gonioskopi dengan 3 cermin
1
13
Refraktokeratometer
2
B
Peralatan Diagnostik Pelengkap
1
Kampimeter golman
1
2
Biometer A-Scan
2
3
USG mata
2
4
Retinometer
1
5
Fundus kamera + FFA
5
6
Trial Lens kontak
0
7
Strabismus diagnostic set
0
8
Spekular mikroskop
1
9
Portable Slit lamp
0
10
Portable keratometer
2
C
Peralatan Bedah
1
Mikroskop operasi
5
2
Mikroskop operasi dengan teknik mirror/CCTV
2
3
Portable mikroskop
3 12
Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
4
Set peralatan bedah a. Katarak set
20
b. Glaukoma Set
2
c. Keratoplasti
0
d. Phacoemulsifikasi set
2
f. Bedah refraktif set
0
D
Alat Tindakan Lain
1
Yag Laser set
1
2
A- Scan
2
3
Humpry
1
4
B-Scan
2
E
Alat Laboratorium
1
Rak dan Tabung LED
1
2
Haemotology Cell Counter
1
3
Hb meter + Pipet eritrosit + pipet leukosit + bilik kantong
1
4
Glucose meter
1
5
Urinemeter
1
6
Mikroskop Binokuler
1
7
Sentrifuge
2
2.1.3 Sumber Daya Keuangan (Dana) BKMM Cikampek sebagai Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementrian Kesehatan memperoleh dana operasional dengan sumber pendapatan subsidi pemerintah yang disebut dengan dana rupiah murni (RM) dan dana pendapatan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
13 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 2.5 Alokasi dan Realisasi Anggaran Rupiah murni Tahun 2010-2014
No. 1
Tahun 2010
Alokasi 5.270.036.000
Realisasi 4.625.357.194
Capaian (%) 87,77
2 3 4 5
2011 2012 2013 2014
7.016.934.000 13.313.744.000 19.686.664.000 14.689.526.000
6.706.381.541 12.370.809.118 17.419.023.207 12.279.764.505
95,57 92,92 87,9 79,26
Tabel 2.6 Target dan Realisasi Penggunaan PNBP Tahun 2010-2014 NO. 1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Target Penggunaan 930.000.000 1.105.767.700 1.327.903.700 1.590.919.400 3.049.215.000
Realisasi Penggunaan 817.614.920 1.105.214.800 1.103.487.940 1.277.508.250 1.788.175.105
Capaian (%) 87.92 99.95 83.10 80.30 58,64
2.2 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi BKMM Cikampek sebagai instansi pemerintah memiliki pelayanan unggulan pengembangan pencegahan dan pengobatan mata, berikut jenis-jenis pelayanan : 1. Pelayanan rawat jalan Poli Pemeriksaan Mata Dasar 2. Pelayanan Penunjang Medis Laboratorium USG Tindakan penunjang (Tono metri, biometri, keratometri, funduscopy) Farmasi/Apotik Gizi Rekam Medis Refraksionis Optik 3. Pendukung Pelayanan Pendukung pelayanan terdiri dari sistem informasi humas, logistik, pemeliharaan sarana dan prasarana. 14 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
2.2.1 Pelayanan Rawat Jalan Jumlah capaian pelayanan rawat jalan dari tahun 2010 s.d 2014 Tabel 2.7 Jumlah Kunjungan Pasien di BKMM Cikampek Tahun 2010 – 2014 Jumlah pasien lama 2764 3904 3950 4562
Jumlah total
2010 2011 2012 2013
Jumlah pasien baru 6450 5563 5614 5958
2014
2935
2603
5538
No
Tahun
1 2 3 4 5
9214 9467 9564 11544
2.2.2 Jumlah Kunjungan Pasien dengan tindakan USG Mata Tabel 2.8 Kunjungan Pasien dengan tindakan USG Mata No
Tahun
1 2 3 4 5
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Kunjungan Pasien Dengan Tindakan USG Mata 25 48 75 38 71
2.2.3 Jumlah Kunjungan Pasien Operasi Katarak Untuk operasi katarak dalam gedung, jenis pasiennya dapat dibedakan dari cara pembayarannya, yaitu pasien umum yang membayar sendiri biaya operasinya, pasien Askes dan pasien Jamkesmas. Di bawah ini diuraikan tabel dan grafiknya. Tabel 2.9 Operasi Katarak Dalam Gedung NO 1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Umum 46 186 252 359
Askes 49 87 93 101 777
Jamkesmas 124 156 237 205
Jumlah 219 429 582 665 777
2.2.4 Kunjungan Laboratorium BKMM Cikampek juga melayani pemeriksaan laboratorium yang berkaitan dengan kesehatan mata. Adapun pemeriksaan laboratorium yang dapat di lakukan meliputi pemeriksaan laboratorium lengkap, tes kualitas dan
15 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
kuantitas air mata (Schirmer Ferning), pemeriksaan gula darah, pemeriksaan parasit pada bulu mata (Demodex), dan pemeriksaan jenis bakteri serta pemeriksaan jamur.
Tabel 2.10 Jumlah kunjungan pasien Laboratorium di BKMM Cikampek Tahun 2010-2014 No
Tahun
1 2 3 4 5
2010 2011 2012 2013 2014
JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN LABORATORIUM 1556 2403 2510 2149 1791
Jumlah Pasien yang diperiksa Gula Darah 949 1262 1540 1482 1791
2.2.5 Pelayanan Resep Obat Perbandingan jumlah pemberian resep obat tahun 2010 s.d 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.11 Jumlah Pemberian Resep Obat di BKMM Cikampek Tahun 2010-2014 No 1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Pemberian Resep Obat 5200 6203 7700 8960 7500
2.2.6 Jumlah Penyakit Glaukoma Perkembangan kunjungan pasien rawat jalan pada kejadian penyakit glaukoma pada tahun 2010 s.d 2014 seperti pada tabel berikut ini : Tabel 2.12 Jumlah Penyakit Glaukoma 2010 s.d 2014 NO 1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah 125 255 384 223 362
2.2.7 Kepatuhan penggunaan resep sesuai Formularium Nasional (Fornas) Kepatuhan penggunaan resep sesuai fornas di BKMM Cikampek baru diberlakukan pada tahun 2015 ..... 2.2.8 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan 2.2.8.1 sumber pembiayaan operasional BKMM Cikampek yang berasal dari APBN/Rupiah Murni besaran realisasinya adalah sebagai berikut : 16 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 2.13 Alokasi dan Realisasi Anggaran Rupiah murni Tahun 2010-2014
No. 1
Tahun 2010
Alokasi 5.270.036.000
Realisasi 4.625.357.194
Capaian (%) 87,77
2 3 4 5
2011 2012 2013 2014
7.016.934.000 13.313.744.000 19.686.664.000 14.689.526.000
6.706.381.541 12.370.809.118 17.419.023.207 12.279.764.505
95,57 92,92 87,9 79,26
2.2.8.2 Pendapatan BKMM bersumber PNBP Pendapatan BKMM Cikampek selama tahun 2010 s.d 2014 berdasarkan PNBP seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 2.14 Target dan Realisasi Penggunaan PNBP Tahun 2010-2014 NO. 1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Target Penggunaan 930.000.000 1.105.767.700 1.327.903.700 1.590.919.400 3.049.215.000
Realisasi Penggunaan 817.614.920 1.105.214.800 1.103.487.940 1.277.508.250 1.788.175.105
Capaian (%) 87.92 99.95 83.10 80.30 58,64
2.3 Kunjungan Kelainan Refraksi Dalam usahanya menanggulangi kebutaan dan gangguan penglihatan, BKMM Cikampek memberikan pelayanan pemeriksaan refraksi yang meliputi pemeriksaan tajam penglihatan dan kelainan refraksi. Selain itu, BKMM Cikampek juga mempunyai bengkel optik yang dapat membuat kacamata sesuai dengan kebutuhan pasien. Di bawah ini disajikan tabel dan grafik tentang jumlah kunjungan pelayanan refraksi. Tabel 2.15 Jumlah Kunjungan Kelainan Refraksi di BKMM Cikampek Tahun 2010 – 2014 No
Tahun
Jumlah Kunjungan Pasien
1 2 3 4 5
2010 2011 2012 2013 2014
9214 9467 9564 11544 12194 17
Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Jumlah Kunjungan Kelainan Refraksi 1586 207 1508 756 1335
2.4 Pelayanan Rawat Jalan THT Selain pelayanan indera penglihatan, sejak bulan Juni tahun 2006, BKMM Cikampek juga melaksanakan pengembangan pelayanan kesehatan indera pendengaran. Hingga saat ini pelayanan THT dilakukan oleh dokter spesialis THT yang didatangkan dari FK-UI/RSCM Jakarta sebanyak satu kali dalam seminggu. Jumlah kunjungan pasien THT dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.16 Jumlah Kunjungan Pasien Poli THT (dalam gedung) di BKMM Cikampek Tahun 2010 – 2014
No.
Tahun
Jumlah Kunjungan Pasien
Pemeriksaan
Tindakan
1
2010
550
550
110
2
2011
632
632
316
3
2012
539
539
219
4
2013
513
513
489
5
2014
430
430
421
2.5 Aspek Pelayanan Luar Gedung Salah aspek pelayanan kesehatan yang menjadi ciri khas Balai Kesehatan adalah kegiatan luar gedung, dimana kegiatan ini bersifat masal dan tidak menghasilkan pendapatan (PNBP). Sehingga kegiatan ini menjadikan balai bukan semata2 sebagai tempat untuk mendapatkan PNBP (revenue centre) tetapi justru membutuhkan/ menghabiskan dana pemerintah (cost centre). 2.5.1. Operasi Katarak Luar Gedung Untuk kegiatan operasi katarak luar gedung dapat dibedakan menjadi pasien yang dioperasi di puskesmas binaan (rutin), didanai oleh APBN Pusat/Kemkes RI dan Bantuan Gubernur/Bupati . Di bawah ini diuraikan tabel dan grafik Operasi Katarak Luar gedung. Tabel 2.17 Operasi Katarak Luar Gedung No
Tahun
1 2 3 4 5
2010 2011 2012 2013 2014
Puskesmas Binaan 46 50 62 19 0
APBN
BAN-GUB
SWASTA
Jumlah
422 207 440 1619 540
400 319 456 65
589 605 238
446 576 1485 2308 778
18 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Pada tahun 2014 anggaran operasi katarak luar gedung menurun menjadi kira-kira sepertiganya yaitu sebesar Rp. 1,2M. 2.5.2. Kegiatan UKS Indera Penglihatan Kegiatan UKS Indera Penglihatan merupakan kegiatan skrining kesehatan mata yang dilakukan oleh BKMM Cikampek yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) setempat. Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan tajam penglihatan, refraksi dan memberikan rekomendasi untuk pemberian kacamata serta skrining kekurangan vitamin A pada anak sekolah dengan melakukan pemeriksaan serum retinol. Di bawah ini ditampilkan tabel dan grafik kegiatan UKS Indera Penglihatan yang telah dilakukan oleh BKMM Cikampek dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Tabel 2.18 Kegiatan UKS Skrining Indera Penglihatan No
Tahun
Kabupaten
Jumlah SD
Jumlah Murid
Jumlah Yang Diperiksa
1 2 3 4 5
2010 2011 2012 2013 2014
Karawang Pwk dan subang SUbang Subang&Pwk Subang
13 24 12 24 12
1103 1158 1167 2455 2079
1103 1158 1026 2455 2079
Jumlah Kelainan Refraksi 90 66 53 98 41
Jumlah Yang Mendapat Kacamata 75 50 50 98 41
Pada tabel 2.7 menunjukkkan kegiatan UKS yang dilakukan di beberapa SD di beberapa kabupaten yaitu Purwakarta, Indramayu, dan Karawang. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini kelainan refraksi pada murid SD. Adapun kabupaten yang menjadi prioritas kegiatan ini disesuaikan dengan program pelatihan guru yang telah dilakukan oleh Seksi Kemitraan BKMM Cikampek. Sebagai hasil akhir dari kegiatan UKS skrining indera penglihatan adalah pemberian kaca mata. Pada tabel di atas jumlah murid SD yang mendapat kaca mata masih kurang optimal. Hal ini di pengaruhi oleh relatif mahalnya harga kacamata di mata orang tua murid (biaya kacamata sebesar Rp 50.000,-). 2.5.3. Kegiatan UKS indera pendengaran Kegiatan skrining kesehatan pendengaran dilakukan oleh BKMM Cikampek yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) setempat. Kegiatan tersebut meliputi pemeriksaan tajam pendengaran dan gangguan kesehatan telinga serta merekomendasikan untuk dilakukan tindak lanjut di BKMM Cikampek/sarana kesehatan terdekat.
19 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 2.19 Kegiatan UKS Skrining Indera Pendengaran
2.5.4.
No
Tahun
1 2 3 4
2010 2011 2012 2013
5
2014
Kabupaten Karawang Pwk & Subang Subang Pwk&Subang Pwk&Subang
Jumlah SD 13 24 12 24 24
Jumlah Murid yang diperiksa 1103 1158 1026 2455 2079
Jumlah peny. OMSK/AMSK 54 71 57 103 389
Kegiatan Kemitraan Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BKMM yang meliputi kegiatan-kegiatan baik medis maupun non medis
maka, ada Seksi Kemitraan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam kegiatan yang
berhubungan dengan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan jejaring kemitraan dilaksanakan dalam bentuk kerjasama, promosi kesehatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian, dan penggalangan dana untuk peningkatan pelayanan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran. Kegiatan kemitraan dalam bentuk kerjasama umumnya terkait dengan instansi maupun organisasi baik pemerintah maupun non pemerintah. Adapun kerjasama dengan instansi lain yang telah dilaksanakan oleh BKMM Cikampek dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.20 Kerjasama dengan mitra potensial No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Mitra Potensial Dep THT FK UI Dinkes Kab Puskesmas Binaan Diknas Kab ASKES Jamkesmas Institusi Pendidikan lainnya Dinkes Provinsi Stasion Radio Swasta
2010 1
2011 1
1 2 6 6 1
1 2 6 6 1
1 1
1 1
2012 1 6 1 2 6 1
2013 1 22 1 2 6 6 4
2014 1 4 0 1 *BPJS 10 *BPJS 10 3
2 2 1
17 2 2
2 2 1
6
Ket
2.2.5. Peningkatan Kapasitas SDM Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan di puskesmas tentang kesehatan indera penglihatan dan indera pendengaran, BKMM Cikampek melakukan pendidikan dan pelatihan. Saat ini pendidikan dan pelatihan diberikan untuk tenaga dokter umum dan perawat puskesmas. Selain itu BKMM juga melatih tenaga non kesehatan yaitu Guru UKS Sekolah Dasar.
20 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 2.21 Pelatihan Dokter & Perawat Puskesmas dan Guru UKS Tentang PGPK Dan PGPKt di Kabupaten No 1 2 3 4 5
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Dokter 33 0 0 0 0
Perawat 86 120 120 840 250
Guru UKS 30 0 0 50 0
Pada tabel 2.10 memperlihatkan kegiatan pelatihan tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang dilakukan oleh BKMM Cikampek. Pada 2010 Seksi Kemitraan melaksanakan kegiatan Pelatihan bagi Dokter, Perawat dan Guru, namun dengan adanya keeterbatasan dana sejak 2011 BKMM Ciakmpek hanya melatih tenaga Perawat saja. Pada tahun 2013 BKMM Cikampek dapat melatih sebanyak 840 Tenaga Perawat seIndonesia Bagian Barat karena di dukung oleh anggaran APBN 2013 sebesar Rp. 3,5 Miliar. Pada tahun 2014 ini dana untuk kegiatan pelatihan tenaga perawat hanya sebesar kira-kira sepertiga dari tahun 2013, yaitu sebesar Rp. 1M.
2.5.6. Promosi kesehatan Kegiatan promosi kesehatan meliputi penyuluhan kader kesehatan, KIE pasien di dalam gedung, talkshow dan radiospot, pembuatan leaftlet dan brosur kesehatan mata. Salah satu kegiatan promosi yang dilakukan oleh BKMM cikampek adalah melakukan penyuluhan tentang kesehatan indera penglihatan dan indera pendengaran kepada kader kesehatan. Hal ini dilakukan untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran. Tabel 2.22 Radio Spot dan Talk Show NO
Tahun
1. 2 3 4 5
2010 2011 2012 2013 2014
Pemancar Radio 1 2 2 2 1
Radio Spot (Iklan) 1200 x tayang 2400x tayang 2460x tayang 1500x tayang 1500x tayang
Talk Show Mata 5 kali 10x 15x 10x 4x
Talk Show THT 1 kali 4x 5x 3x 4x
Lama Kontrak 5 bln 10bulan 10 bulan 10 bulan 4 bulan
Pada tabel 2.11 menunjukkan kegiatan penyuluhan masyarakat melalui radiospot dan talk show pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Kegiatan ini dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana. Materi kegiatan ini meliputi upaya Penanggulangan Gangguan Indera Penglihatan dan Pendengaran. Pemancar radio yang menyiarkan kegiatan 21 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
ini adalah Pemancar Radio Lazuar FM 94.00 Cikampek, Radio Sadang – Purwakarta, Radio Frien Fm CIkampek, Radioa Trend FM Purwakarta.
22 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
BAB III ARAH & PRIORITAS STRATEGIS BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT CIKAMPEK 3.1. Visi , Misi dan Tata Nilai Mengacu pada tugas pokok dan fungsi BKMM, maka BKMM Cikampek mempunyai visi yaitu “Menjadi pusat pelayanan kesehatan mata terpercaya pada tahun 2019”. Sedangkan misi BKMM Cikampek adalah : a. Memberikan pelayanan promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitative kesehatan mata secara paripurna dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyakarat; b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan pengembangan kesehatan mata; c. Melaksanakan tata kelola Balai yang baik; d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Adapun tujuan BKMM Cikampek adalah “mewujudkan masyarakat sehat, mandiri dibidang kesehatan mata”. Nilai-nilai yang menjadi budaya kerja organisasi dikembangkan selaras dengan misi organisasi, adalah “TERPIKAT” yang merupaka singkatan dari : Terdepan, Profesional, Integritas, Komitmen, Aman dan Nyaman serta Terpercaya. Tata nilai ini harus dijadikan rujukan oleh seluruh karyawan di organisasi BKMM Cikampek untuk setiap proses kegiatan yang dilakukan. Tata nilai ini selayaknya diturunkan menjadi code of canduct yang akan menjadi pedoman segenap karyawan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berhubungan dengan stakeholders intinya. 3.2. Aspirasi Stakeholder Inti Sebagai salah satu UPT Kementerian Kesehatan RI yang melaksanakan kegiatan UKP dan UKM, serta diberi wewenang untuk melaksanakan kegiatan koordinasi/bimbingan teknis di wilayah kerjanya yang meliputi 19 provinsi di Indonesia bagian barat, maka BKMM mempunyai beberapa stakeholders.
23 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 3.1 Analisis Aspirasi Stakeholder
No
Komponen Stakeholders Inti
Harapan
Kekhawatiran Tidak dapat menjadi pusat pelayanan mata terpercaya pada tahun 2019 Tidak dapat bekerjasama secara maksimal
1
Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI
Menjadi pusat pelayanan kesehatan mata terpercaya pada tahun 2019
2
Provinsi-provinsi binaan di wilayah kerja BKMM
Dapat bekerjasama dalam pelaksanaan program kegiatan pelayanan kesehatan mata
3
Swasta
Dapat bekerjasama dalam Tidak bersedia bekerja program kegiatan pelayanan sama dalam program kesehatan mata pelayanan kesehatan mata
4
Masyarakat
Pelayanan mata paripurna
Tidak tercapai sehinnga dapat ditinggalkan oleh masyarakat
5
Staf medik
6
Karyawan
Keahlian Phaco, refraktometer, biometri, keratometri dan USG Peningkatan kesejahteraan karyawan
Tidak tercapai sehingga pelayanan kurang optimal Terjadinya penurunan kesejahteraan pegawai
3.3. Tantangan Strategis Tantangan strategis, sebagai berikut :
Pelayananan kesehatan mata yang terpercaya dan paripurna terutama diwilayah Jawa Barat dan Indonesia bagian Barat;
Pelayanan kesehatan mata yang berbasis Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan;
Kesiapan sumber daya pembelajaran untuk studi kasus dokter spesialis mata;
Peningkatan penyakit akibat proses degenerative dan gaya hidup yang akan memicu meningkatnya penyakit katarak;
Peningkatan kompetensi SDM dan peningkatan kualitas serta kuantitas sarana dan prasarana;
Perubahan pola pembiayaan kesehatan di Indonesia melalui sistem asuransi BPJS Kesehatan;
Perubahan pola pembinaan pelayanan kesehatan rujukan dengan sistem Desentralisasi;
Terwujudnya sistem TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang handal untuk pelayanan medik
Tuntutan kesejahteraan karyawan. 24 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
3.4. Benchmarking Sebagai institusi berbentuk balai kesehatan, BKMM agak sedikit kesulitan dalam menemukan institusi lain sebagai benchmarking. Hal ini disebabkan BKMM Cikampek sebagai UPT Kemenkes justru menjadi pusat rujukan bagi BKMM di provinsi dan kab/kota. Tabel 3.2 Benchmarking antar 1 Rumah Sakit Mata dan 1 BKMM
BKMM Cikampek
RSM Cicendo
BKMM Makasar
Yankes
0
Subspesialis 9 divisi
Subspesialis 5 divisi
Alat
Type B 60%
Type A 100%
Type A 80%
SDM
SPM 4
SPM 41
SPM 7
Unggulan
-
Pusat Mata Nasional
Pusat Mata Indonesia Bag. Timur
Lokasi
Kecamatan di
Ibu Kota Provinsi Jawa
Ibu Kota Provinsi
Kabupaten
Barat
Sulawesi Selatan
Karawang
3.5. Analisa SWOT Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, maka perlu dilakukan analisis manajemen. Salah satu analisis manajemen yang dianjurkan untuk dilakukan adalah analisis SWOT. Analisis SWOT ini adalah suatu teknik analisis untuk mengkaji suatu lingkungan secara keseluruhan dan merupakan langkah yang paling penting dalam memformulasikan suatu strategi dengan melihat kekuatan dan kelemahan (internal factor) dan peluang dan ancaman (external factor).
Tujuan analisis SWOT adalah untuk mengembangkan strategi yang
memanfaatkan kekuatan dan peluang, dan menetralisir ancaman dan kelemahan. Ringkasan tentang analisa SWOT di BKMM dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
25 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Table 3.3 Analisis faktor Kekuatan dan Kelemahan Faktor Kekuatan (Strenght)
Faktor Kelemahan (Weakness)
Pelayanan yang bersifat spesialistik yang meliputi pelayanan kuratif serta jenis pelayanan khusus yang belum dapat diberikan oleh pelayanan kesehatan lainnya Pusat pelayanan mata (BKMM) yang sudah dikenal di Jawa Barat Mempunyai tenaga medis dan Peralatan medis (mata) sebagai penunjang kegiatan dalam dan luar gedung Sarana pelayanan yang masih dapat dikembangkan Masih mempunyai kewenangan untuk melakukan kegiatan pelayanan luar gedung (Permekes No.1652/Menkes/Per/XII/2005) Tata kelola keuangan telah mengacu pada SOP keuangan
Biaya yang terbatas untuk investasi sarana dan prasarana Jumlah SDM pendukung belum sesuai kualifikasi Jumlah anggaran APBN masih terbatas Publikasi Balai belum optimal TIK yang berjalan belum sepenuhnya mendukung kegiatan manajemen
Tabel 3.4 Analisis faktor Peluang dan Ancaman (SWOT) Faktor Peluang (Opportunity)
Faktor Ancaman (Threaths)
Angka kejadian operasi salah sisi sebesar (0%) sejalan dengan tingkat keberhasilan operasi Angka prevalensi kejadian katarak di Jawa Barat sebesar (0,8%) sejalan dengan peningkatan metode operasi katarak Angka prevalensi kejadian glaukoma di Jawa Barat sebesar (0,8%) sejalan dengan peningkatan metode operasi katarak Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas) sejalan dengan adanya jaminan kesehatan nasional Angka prevalensi kebutaan & Backlog akibat katarak di Indonesia masih tinggi Vision WHO 2020 The right to sight Banyaknya perusahaan swasta yang memiliki CSR Mempunyai SDM berpengalaman dan sarana untuk melakukan operasi luar gedung
Bertambahnya jumlah dokter spesialis mata/Klinik swasta di sekitar wilayah cakupan rumah sakit Munculnya RS berstandar internasional dengan tenaga dokter yang lebih berkualitas Tuntutan hukum masyarakat terhadap pelayanan Balai Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Anggaran dari Kementerian Kesehatan untuk kegiatan kesehatan mata tidak optimal Perubahan struktur organisasi di Kemkes berdampak pada status BKMM Program kesehatan mata belum menjadi prioritas
26 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
3.6
Diagram Kartesius dan Pilihan Prioritas Strategis. Setelah dapat mengidentifikasi faktor internal (kekuatan/ Strengths dan kelemahan/Weaknesses) dan
faktor eksternal (Peluang/ Opportunities dan Ancaman/Threats), maka dilakukan analisis terhadap faktor-faktor tersebut dengan memberikan pembobotan terhadap masing-masing item. Pembobotan dilakukan untuk mendapat faktor utama yang langsung berkaitan dengan strategi yang akan dipilih. Kemudian dilakukan penilaian terhadap skala faktor internal (kekuatan dan kelemahan), penjumlahan dari perkalian antara bobot dan skala akan menghasilkan evaluasi faktor internal (EFI). Hal yang sama juga dilakukan pada faktor-faktor eksternal. Hasil analisa pada situasi di luar BKMM Cikampek dikelompokkan menjadi faktor peluang dan tantangan. Hasil penjumlahan dari perkalian antara bobot dan skala akan menghasilkan nilai evaluasi faktor eksternal (EFE). Dari kekuatan dan kelemahan internal ini masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan diberi bobot dan rating sehingga diperoleh total nilai evaluasi faktor internal. Berikut penentuan nilai rating menggunakan skala Likert sebagai berikut : Tabel 3.5 Pembobotan Faktor Peluang Faktor Peluang
Bobot
Rating 0 s/d 10
Bobot x Rating
20
8
160
20
8
160
15
6
90
20
7
140
10
6
60
15 100%
6
90 700
Angka kejadian operasi salah sisi sebesar (0%) sejalan dengan tingkat keberhasilan operasi Angka prevalensi kejadian katarak di Jawa Barat sebesar (0,8%) sejalan dengan Angka prevalensi kejadian glaukoma di Jawa Barat sebesar (0,8%) sejalan dengan peningkatan metode operasi katarak Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas) sejalan dengan adanya jaminan kesehatan nasional Angka prevalensi kebutaan & Backlog akibat katarak di Indonesia masih tinggi Banyaknya perusahaan swasta yang memiliki CSR Mempunyai SDM berpengalaman dan sarana untuk melakukan operasi luar gedung TOTAL
27 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 3.6 Pembobotan Faktor Ancaman Faktor Ancaman Bertambahnya jumlah dokter spesialis mata/Klinik swasta di sekitar wilayah cakupan rumah sakit
Bobot 15
Rating 5
Bobot x Rating 75
20
6
120
15
8
120
20
8
160
10
5
50
20 100%
6
120 645
Munculnya RS berstandar internasional dengan tenaga dokter yang lebih berkualitas Tuntutan hukum masyarakat terhadap pelayanan Balai Tuntutan hukum masyarakat terhadap pelayanan Balai Sistem Rujukan BPJS Kesehatan Anggaran dari Kementerian Kesehatan untuk kegiatan kesehatan mata tidak optimal Perubahan struktur organisasi di Kemkes berdampak pada status BKMM Program kesehatan mata belum menjadi prioritas TOTAL
Tabel 3.7 Pembobotan Faktor Kekuatan Faktor Kekuatan Pelayanan yang bersifat spesialistik yang meliputi pelayanan kuratif serta jenis pelayanan khusus yang belum dapat diberikan oleh pelayanan kesehatan lainnya Pusat pelayanan mata (BKMM) yang sudah dikenal di Jawa Barat
Bobot 15
Rating 8
Bobot x Rating 120
15
7
105
15
7
105
15
7
105
10
6
60
10 100%
6
Mempunyai tenaga medis dan Peralatan medis (mata) sebagai penunjang kegiatan dalam dan luar gedung Sarana pelayanan yang masih dapat dikembangkan Masih mempunyai kewenangan untuk melakukan kegiatan pelayanan luar gedung (Permekes No.1652/Menkes/Per/XII/2005) Tata kelola keuangan telah mengacu pada SOP keuangan TOTAL
28 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
60 715
Tabel 3.8 Pembobotan Faktor Kelemahan Faktor Kelemahan Biaya yang terbatas untuk investasi sarana dan prasarana
Bobot 20
Rating 8
Bobot x Rating 160
15 15
6 7
90 105
10
7
70
20
8
160
20 100%
8
160 745
Jumlah SDM pendukung belum sesuai kualifikasi Jumlah anggaran APBN masih terbatas Publikasi Balai belum optimal Publikasi Balai belum optimal TIK yang berjalan belum sepenuhnya mendukung kegiatan manajemen TOTAL
Dari hasil penilaian pada tabel 3.7 dan tabel 3.8 , maka bila Kekuatan – Kelemahan diperoleh hasil (715 – 745) = -30 Sedangkan dari hasil penilaian pada tabel 3.5 dan tabel 3.6 , maka bila Peluang – Hambatan diperoleh hasil (700 – 645) = 55
29 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Grafik 3.1 Matriks Grand Strategi Peluang (O) -3,5.5 6 x 5 4 3 2 1 6
5
4
x 3
1 2
2
3
4
5
6
1 1 2 3 4 5
Berdasarkan Matriks Grand Strategi di atas terlihat posisi BKMM Cikampek berada pada posisi bersaing dengan kondisi kelemahan lebih menonjol daripada kekuatan organisasi, namun mempunyai nilai peluang usaha yang masih lebih tinggi dari ancamannya. 3.7 Analisa TOWS Setelah pembobotan dan penilaian dilakukan maka dilakukan analisa TOWS untuk menghasil sasaran strategis dengan membandingkan atau mengkombinasikan antara faktor ancaman (Threats) eksternal dan peluang (Opportunities) dan dengan faktor internal kelemahan (Weaknesses )dan kekuatan (Strengths)
30 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Tabel 3. 9. Analisa TOWS
STRENGHT
OPPORTUNITY
THREAT
1
1 Menciptakan
Meningkatnya kegiatan luar gedung
koordinasi
yang
harmonis
antara
Kementerian Kesehatan dengan Balai 2
Meningkatnya
kerjasama
dengan
Dinkes 2 Mewujudkan pelayanan yang bermutu dan terjangkau
Prov,Kab/Kota 3
Meningkatnya kerjasama dengan pihak swasta
3 Mewujudkan pelayanan kesehatan mata yang cost effective
WEAKNESS
1
Mewujudkan advokasi dan sosialisasi daerah untuk 1 Mewujudkan advokasi dan sosialisasi yang optimal alokasi anggaran kesehatan mata
2
Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen yang 2 Mewujudkan peningkatan kompetensi SDM yang handal terintegrasi
3
Mewujudkan pengelolaan keuangan yang optimal
3 Mewujudkan manajemen organisasi yang akuntabel
3.8. Rancangan Peta Strategi
Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Berikut urutan pilihan sasaran strategi BKMM Cikampek : 1. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi; 2. Meningkatkan pelayanan terhadap kejadian insiden katarak; 3. Meningkatkan pelayanan terhadap kejadian insiden Glaukoma; 4. Terciptanya keberhasilan tidakan operasi; 5. Terwujudnya ketepatan pemberian resep; 6. Terwujudnya costemer service exelence; 7. Terciptanya metode operasi katarak dan glaukoma berdasarkan perkembangan metode kedokteran;
31 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
PETA STRATEGI BKMM CIKAMPEK 2015-2019 Terwujudnya kepuasan stakeholder
Perspektif Steakholder
Perspektif Finansial
Perspektif Proses Bisnis Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
Terwujudnya penguatan jejaring kesehatan
Terwujudnya Advokasi yg optimal
Terwujudnya efisiensi biaya
Terwujudnya kegiatan yankes dalam deteksi dini
Perspektif Pengembangan Personil & Organisasi Terwujudnya budaya kerja yang optimal
Terwujudnya SDM yang kompeten
Terwujudnya Sarpras yang memadai
32 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
Terwujudnya sistem informasi manajemen kes. Terpadu
1
BAB IV INDIKATOR KINERJA UTAMA & PROGRAM KERJA STRATEGIS 4.1 Matriks IKU
33 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
TARGET KATEGORI
Kepatuhan Terhadap Standar
Pengendalian Infeksi di BKMM
Promotif dan PReventif
Kepuasan Pelanggan
Ketapatan Waktu Pelayanan
Keuangan
KEY PERFORMANCE INDICATOR
1
Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi
2
Penerapan Keselamatan Operasi
3
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
4
Infeksi Daerah Operasi (IDO)
5
Angka Kejadian Endoptalmitis Pasca Bedah Gloukoma
6
Angka Kejadian Endoptalmitis Pasca Bedah Katarak
7
Insiden Katarak
8
Insiden Glaukoma
9
Angka Operasi Katarak (Cataract Surgical Rate)
10
Kecepatan Respon Terhadap Komplen
11
Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ)
12
Waktu Tunggu Pelayanan USG Mata (WTPUM)
13
Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL)
14
Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ)
15
Rasio pendapatan PNBP terhadap target pendapatan
BOBOT
34 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
2015
2016
2017
2018
2019
< 2%
0
0
0
0
< 2%
<1,5%
<1%
0%
0%
< 2%
12000
13000
14000
15000
< 2%
1
1
0
0
< 2%
1
1
0
0
< 2%
1
1
0
0
80%
2750
3000
3250
3500
80%
650
700
750
800
80%
1500
1750
2000
2250
1 hari/3 hari/7 hari
1 hari/3 hari/7 hari
1 hari/3 hari/7 hari
1 hari/3 hari/7 hari
1 hari/3 hari/7 hari
60 mnt
50 mnt
40 mnt
35 mnt
30 mnt
60 mnt
20 mnt
15 mnt
10 mnt
5 mnt
60 mnt
25 mnt
20 mnt
15 mnt
10 mnt
15 mnt
20 mnt
15 mnt
10 mnt
5 mnt
3,5M
5,5 M
6,5M
7,5M
8,5M
4.2 Kamus IKU Kamus IKU BKMM Cikampek disusun untuk setiap IKU yang teridentifikasi dengan memuat suatu penjelasan tentang definisi IKU, informasi periode pelaporan IKU, formula (bila) IKU, bobot IKU, penanggung jawab suatu IKU (Person In Charge), sumber data, target tiap tahun. Kmaus IKU tersebut dapat dilihat pada rincian di bawah ini :
35 Rencana Strategis Bisnis BKMM Cikampek 2015-2019
1. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
IKU
:
Tidak Adanya Kejadian Operasi Salah Sisi
Definisi
:
Tidak Adanya Kejadian Salah Sisi yang dimaksud adalah tidak terjadinya operasi salah sisi. Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian pembedahan di kamar operasi yang dilakukan pada sisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, hal tersebut tidak disadari oleh operator maupun oleh asisten bedahnya. (Jumlah pasien yang dilakukan operasi salah sisi dibagi Jumlah pasien yang dilakukan operasi) x 100 %
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
0,03
Person in Charge
:
Penangung jawab Ruang Operasi (OK)
Sumber Data
:
Survey dan laporan infeksi (OK)
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
2015
2016
< 2%
< 2%
2017 0
2018 0
2019 0
2. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
IKU
:
Penerapan Keselamatan Operasi
Definisi
:
Tahapan Sign-in dilakukan sebelum induksi anestesi minimal dilakukan oleh perawat dan dokter anestesi 2. Tahapan Time-out dilakukan sebelum insisi kulit, diisi oleh perawat, dokter anestesi dan operator 3. Tahapan Sign-out dilakukan sebelum pasien meninggalkan kamar operasi/OK, di isi oleh perawat, dokter anestesi dan operator Kriteria : sesuai kriteria WHO (JCI)
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
0,03
Person in Charge
:
Penangung jawab Ruang Operasi (OK)
Sumber Data
:
Survey dan laporan infeksi (OK)
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
(Jumlah pasien pembedahan di ruang operasi yang telah diisi lengkap ceklist keselamatan pasiennya sesuai tahapan oleh petugas tertentu dibagi Jumlah seluruh pasien pembedahan di ruang operasi pada bulan tsb) x 100%
2015
2016
< 2%
<1,5%
37
2017 <1%
2018 0%
2019 0%
3. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
IKU
:
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
Definisi
:
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
0,03
Person in Charge
:
Penangung jawab Ruang Operasi (OK)
Sumber Data
:
Survey dan laporan infeksi (OK)
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas) adalah kesesuaian penulisan resep oleh DPJP dengan Formularium Nasional untuk Pasien JKN (Jumlah item resep (R/) yang sesuai Fornas dibagi jumlah total item resep (R/) ) x 100%
2015 < 2%
2016
2017
2018
2019
12000
13000
14000
15000
4. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
IKU
:
Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Definisi
:
Formula
:
Infeksi Daerah Operasi (IDO) adalah Infeksi yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang di curigai sebagai sumber infeksi. Factor resiko yang sering menimbulkan IDO adalah kerentanan apsien terhadap infensi, pemasangan jarum, melalui tindakan inpasif contohnya saat melakuka anastesi. Infeksi Daerah Operasi (IDO) : Hasil = 1/200 x 100% = 0,5%
Bobot IKU (%)
:
0,03
Person in Charge
:
Penangung jawab Ruang Operasi (OK)
Sumber Data
:
Survey dan laporan infeksi (OK)
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
2015
2016
< 2%
1
2017 1
2018 0
2019 0
5. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
IKU
:
Angka Kejadian Endoptalmitis Pasca Bedah Gloukoma
Definisi
:
Angka Kejadian Endoftalmitis Pasca Bedah Glaukoma adalah banyaknya kejadian infeksi endoftalmitis pada pasien pasca operasi glaukoma.
Formula
:
(Jumlah kasus Endoftalmitis pasca bedah Glaukoma dibagi Jumlah Pasien Operasi Glaukoma) x 100%
38
Bobot IKU (%)
:
0,03
Person in Charge
:
Penangung jawab Ruang Operasi (OK)
Sumber Data
:
Rekam Medik
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
2015
2016
< 2%
1
2017 1
2018 0
2019 0
6. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya Pelayanan yang bermutu, efisien dan merata
IKU
:
Angka Kejadian Endoptalmitis Pasca Bedah Katarak
Definisi
:
Formula
:
Endoftalmitis Post Operasi Katarak adalah kejadian timbulnya endoftalmitis setelah dilakukannya operasi Katarak (Jumlah Endoftalmitis pasca bedah katarak dibagi Jumlah pasien operasi katarak) x 100%
Bobot IKU (%)
:
0,03
Person in Charge
:
Penangung jawab Ruang Operasi (OK)
Sumber Data
:
Rekam Medik
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
2015
2016
< 2%
< 2%
2017 1
2018 1
2019 0
7. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kegiatan promotif dan preventif
IKU
:
Insiden Katarak
Definisi
:
Insiden Katarak yaitu jumlah keseluruhan penyakit katarak yang baru pada rentang waktu yaitu tahun 2015-2019 melalui screening yang dilaksanakan untuk setiap tahunnya meningkat, dan dapat ditangani secara medik diantaranya operasi katarak
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
Person in Charge
:
2% Kasie Pelayanan
Sumber Data
:
Rekam Medik
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
Jumlah seluruh penderita katarak kunjungan baru dlm setahun dibagi jumlah kunjungan penderita katarak dalam setahun x 100 %
2015 80%
2016 2750
39
2017 3000
2018 3250
2019 3500
8. Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kegiatan promotif dan preventif
IKU
:
Insiden Gloukoma
Definisi
:
Insiden galukoma yaitu jumlah keseluruhan penyakit glaukoma yang baru pada rentang waktu yaitu tahun 2015-2019 melalui screening yang dilaksanakan untuk setiap tahunnya meningkat, dan dapat ditangani secara medik diantaranya operasi glaukoma
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
Person in Charge
:
2% Kasie Pelayanan
Sumber Data
:
Rekam Medik
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
2015 80%
Perspektif
:
Proses Bisnis
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kegiatan promotif dan preventif
IKU
:
Angka Operasi Katarak (Cataract Surgical Rate)
Definisi
:
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
Person in Charge
:
2% Kasie Pelayanan
Sumber Data
:
Rekam Medik
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
(Jumlah seluruh penderita Glaukoma kunjungan baru dlm setahun dibagi jumlah kunjungan penderita Glaukoma dalam setahun) x 100%
2016 650
2017 700
2018 750
2019 800
9.
Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) merupakan standar pengumpulan data Kebutaan dan Gangguan Penglihatan yang ditetapkan oleh WHO, melalui Global Action Plan (GAP) 2014 – 2019. (Jumlah seluruh operasi katarak setahun dibagi Jumlah seluruh operasi penyakit mata setahun) x 100%
2015 80%
2016 1500
10. Perspektif
:
Steakholder
40
2017 1750
2018 2000
2019 2250
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kepuasan steakholder
IKU
:
Kecepatan Respon Terhadap Komplain (KRK)
Definisi
:
Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan dalam menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah), Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan kategorisasi/grading/dampak risiko. Warna Merah : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian, mengancam sistem/kelangsungan organisasi, poptensi kerugian material dll. Warna Kuning : cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi kerugian in material, dll. Warna Hijau : tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun immaterial. Kriteria Penilaian : 1. Melihat data rekapitulasi komplain yang dikategorikan merah, kuning, hijau 2. Melihat data tindak lanjut komplain setiap kategori yang dilakukan dalam kurun waktu sesuai standar 3. Membuat persentase jumlah komplain yang ditindaklanjuti terhadap seluruh komplain disetiap kategori a. Komplain kategori merah (KKM) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 1x24 jam b. Komplain kategori kuning (KKK) ditanggapi dan ditindaklanjuti maksimal 3 hari c. Komplain kategori hijau (KKH) ditanggapi dan ditindaklanjuti
Formula
:
maksimal 7 hari (KKM + KKK + KKH) : 3
Bobot IKU (%)
:
0,05
Person in Charge
:
Kasie Kemitraan
Sumber Data
:
Survey
Periode Laporan
:
Tahunan
Target
:
2015 1 hari/73hari/7 hari
2016
2017
2018
2019
hari/73hari/7 hari
hari/73hari/7 hari
hari/73hari/7 hari
hari/73hari/7 hari
11. Perspektif
:
Steakholder
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kepuasan steakholder
IKU
:
Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ)
41
Definisi
:
Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) adalah rata-rata waktu yang diperlukan mulai dari pasien yang sudah terdaftar di poli sampai dengan mendapatkan pelayanan dokter
Formula
:
Jumlah waktu sejak pasien yang sudah terdaftar tiba di poli sampai dengan dilayani dokter dibagi jumlah seluruh sample atau jumlah keseluruhan pasien
Bobot IKU (%)
:
rawat jalan 0,05
Person in Charge
:
Kasie Kemitraan
Sumber Data
:
Survey
Periode Laporan
:
Tahunan
Target
:
2015
2016
2017
2018
2019
60 mnt
50 mnt
40 mnt
35 mnt
30 mnt
12. Perspektif
:
Steakholder
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kepuasan steakholder
IKU
:
Waktu Tunggu Pelayanan USG Mata (WTPUM)
Definisi
:
Waktu tunggu pelayanan USG Mata adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan pasien mulai mendaftar di loket pelayanan USG Mata dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh dokter sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan diagnosa banding untuk tindakan operatif katarak maupun evaluasi bilik mata belakang (corpus alienum)
Formula
:
Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket sampai pemeriksaan dengan alat USG Mata dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertasi dibagi jumlah keseluruhan sample atau jumlah seluruh pasien rawat jalan
Bobot IKU (%)
:
0,05
Person in Charge
:
Kasie Kemitraan
Sumber Data
:
Survey
Periode Laporan
:
Tahunan
Target
:
2015
2016
2017
2018
2019
60 mnt
20 mnt
15 mnt
10 mnt
5 mnt
42
13. Perspektif
:
Steakholder
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kepuasan steakholder
IKU
:
Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium (WTPL)
Definisi
: Waktu tunggu pelayanan laboratorium adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan sejak pasien mulai mendaftar di loket laboratorium dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan divalidasi oleh dokter spesialis patologi klinik
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dibagi Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah rutin 0,05
Person in Charge
:
Kasie Kemitraan
Sumber Data
:
Survey
Periode Laporan
:
Tahunan
Target
:
2015
2016
2017
2018
2019
60 mnt
25 mnt
20 mnt
15 mnt
10 mnt
14. Perspektif
:
Steakholder
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya kepuasan steakholder
IKU
:
Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ)
Definisi
:
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat di loket apotek sampai dengan menerima/mendapatkan obat jadi dari petugas farmasi di apotik rawat jalan. Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan resep di loket apotek sampai dengan menerima obat dibagi jumlah seluruh sample atau Jumlah seluruh pasien yang menyerahkan resep obat jadi 0,05
Person in Charge
:
Kasie Yankes
Sumber Data
:
Survey
Periode Laporan
:
Tahunan
Target
:
2015
2016
2017
2018
2019
15 mnt
20 mnt
15 mnt
10 mnt
5 mnt
43
15. Perspektif
:
Finansial
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel
IKU
:
Rasio Pendapatan PNBP terhadap Target
Definisi
:
1. Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasala dari APBN. 2. Biaya Operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari penerimaan anggaran APBN dan pendapatan PNBP Satker BLU. (Pendapatan PNBP / Biaya Operasional) x 100%
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
Person in Charge
:
0,15 Kasubag TU
Sumber Data
:
Laporan Penerimaan Keuangan
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
2015 3,5M
2016 5,5M
44
2017
2018
2019
6,5M
7,5M
8,5M
15. Perspektif
:
Finansial
Sasaran Strategis
:
Terwujudnya manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel
IKU
:
Rasio Pendapatan PNBP terhadap Target
Definisi
:
1. Pendapatan PNBP merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasala dari APBN. 2. Biaya Operasional merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang, dan sumber dananya berasal dari penerimaan anggaran APBN dan pendapatan PNBP Satker BLU. (Pendapatan PNBP / Biaya Operasional) x 100%
Formula
:
Bobot IKU (%)
:
Person in Charge
:
0,15 Kasubag TU
Sumber Data
:
Laporan Penerimaan Keuangan
Periode Laporan
:
Bulanan
Target
:
2015 3,5M
2016 5,5M
45
2017
2018
2019
6,5M
7,5M
8,5M
4.3 Program Kerja Strategis IKU No.
Program Kerja Strategi
Sasaran Strategi
2015
I
Perspektif Steakholder
2016
2017
2018
2019
Waktu tunggu pelayanan Penggunaan mesin rawat jalan antrian, good clinical care
Peningkatan good clinical Peningkatan good clinical Re-akreditasi rawat jalan Akreditasi rawat jalan care care
Waktu tunggu pelayanan Eror rate USG mata USG mata <5%
Eror rate USG mata <3% Eror rate USG mata <2% Eror rate USG mata <1% Eror rate USG mata <0%
Waktu tunggu pelayanan Eror rate Laboratorium Eror rate Laboratorium Laboratorium mata <5% mata <3%
Eror rate Laboratorium mata <2%
Eror rate Laboratorium mata <1%
Eror rate Laboratorium mata <0%
Waktu tunggu pelayanan Pemenuhan obat mata Optimalisasi penggunaan Penggunaan resep obat Pengembangan pengembangan pelayana resep obat secara variatif resep obat mata mata secara tepat guna pelayanan resep obat mata n pendukung dalam pemberian resep obat mata Kecepatan respon terhadap komplain
Costomer service yang Service excelence kompeten
46
Service excelence
Service excelence
Service excelence
IKU No.
Program Kerja Strategi
Sasaran Strategi
2015 Tindakan adanya kejadian operasi salah sisi
Peningkatan SDM
2016 Peningkatan SDM
Cheklist keselamatan Cheklist keselamatan pasien pasien
Penerapan keselamatan Peningkatan SDM Pemenuhan fasilitas operasi medis Cheklist keselamatan pasien
2
Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efisien dan Kepatuhan merata penggunanaan Foenas
Pemenuhan obat sesuai fornas
2017
2018
2019
Peningkatan SDM
Peningkatan SDM
Peningkatan SDM
Cheklist keselamatan pasien
Cheklist keselamatan pasien
Cheklist keselamatan pasien
Optimalisasi fasilitas medis
Penambahan fasilitas medis
Pemeliharaan fasilitas medis
Optimalisasi obat sesuai Penambahan obat sesuai Pengembangan obat fornas fornas sesuai fornas
Pengelolaan obat sesuai fornas
Infeksi daerah operasi
Peningkatan kualitas Peningkatan SDM metode operasi
Pemeliharaan sterilisasi Pengembangan pelayanan Penambahan fasilitas sarana dan prasarana pendukung medis sesuai layanan unggulan
Angka kejadian Endoftalmitis pasca bedah glaukoma
Peningkatan kualitas Peningkatan SDM metode operasi
Pemeliharaan sterilisasi Pengembangan pelayanan Penambahan fasilitas sarana dan prasarana pendukung medis sesuai layanan unggulan
Angka kejadian Endoftalmitis pasca bedah katarak
Peningkatan kualitas Peningkatan SDM metode operasi
Pemeliharaan sterilisasi Pengembangan pelayanan Penambahan fasilitas sarana dan prasarana pendukung medis sesuai layanan unggulan
47
IKU No.
Program Kerja Strategi
Sasaran Strategi
2015
3
Terwujudnya kegiatan promotif dan prefentif
2016
2017
2018
Insiden katarak
Peningkatan screening Penemuan kasus katarak Pengembangan metode oleh stake holders oleh stake holders screening melalui pendekatan jejaring eksternal
Optimalisasi metode screening melalui pendekatan jejaring eksternal
Pemantapan metode screening melalui pendekatan jejaring eksternal
Insiden glaukoma
Peningkatan screening Penemuan kasus oleh stake holders glaukoma oleh stake holders
Optimalisasi metode screening melalui pendekatan jejaring eksternal
Pemantapan metode screening melalui pendekatan jejaring eksternal
Pengembangan metode screening melalui pendekatan jejaring eksternal
Jumlah operasi katarak Pengembangan Pengembangan metode Optimalisasi alat operasi Penambahan fasilitas operator dengan diklat operasi medik operasi mata
No.
Sasaran Strategi
2019
IKU
Program Kerja Strategi
48
Pemantapan operator dan fasilitas operasi
2015
4
Pendapatan PNBP terhadap target Terwujudnya manajemen pendapatan keuangan yang trasnparan dan akuntabel
2016
2017
2018
2019
Peningkatan Peningkatan pendapatan Peningkatan pendapatan Peningkatan infestasi dan Pengelolaan iddle asset pendapatan unit rawat unit pelayanan penunjang unit pelayanan pengelolaan iddle cash jalan umum dan BPJS dan efisiensi biaya pendukung dan efisiensi operasional biaya operasional Monev kinerja Monev kinerja Monev kinerja Monev kinerja Monev kinerja
49
BAB V ANALISA DAN MITIGASI RESIKO 5.1 Identifikasi Resiko Sasaran Strategis
Risiko
Perspektif Stakeholder 1. Terwujudnya kepuasan stakeholder (staf) 2. Terwujudnya kepuasa stakeholder (pasien)
1. Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan atas komplain 2. Tindak lanjut atas komplain masih kurang 3. SDM Kurang ramah
Perspektif Proses Bisnis 1. Terwujudnya layanan yang paripurna 2. Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efisien dan merata (pertumbuhan pasien) 3. Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efisien dan merata (infeksi daerah operasi). 4. Terwujudnya advokasi yang optimal (jumlah institusi pemerintah/swasta yang berkerja sama)
1. Menurunnya kunjungan pasien rawat jalan 2. Sterilisasi alat yang masih dibawah standar 3. Tidak adanya institusi yangbekerjasama/koordinasi antar unit yang masih belum optimal 4. Angka kebutaan di masyarakat yang sudah menurun 5. Belum optimalnya peran promosi, koordinasi dan dukungan dari eksternal
5. Terwujudnya kegiatan yankes dalam deteksi dini 6. Terwujudnya penguatan jejairng social (Jalinan kemitraan dengan institusi pendidikan) Perspektif Pengembangan Personil &Organisasi 1. Terwujudnya budaya kerja yang optimal (tingkat kehadiran dan ketepatan waktu pelayanan) 2. Terwujudnya SDM yang kompeten (Nakes dan Staf) 3. Terwujudnya Sarpras yang memadai (pemenuhan sarpras) 4. Terwujudnya system informasi manajemen kesehatan terpadu (level IT yang terintegrasi)
1. Kurangnya pemahaman tentang budaya kerja pegawai pemeirntah 2. Ketersediaan anggaran yang masih kurang Kesempatan untuk mnegikuti DIklat yang terbatas 3. Dukungan pendanaan yang optimal 4. Peran dan sungsi Tim belum optimal
Perspektif financial 1. Terwujudnya efisiensi biaya 1. Peningkatan pendapatan yang belum diikuti
50
5.2 Penilaian tingkat Resiko Penilaian tingkat risiko, diukur dengan memperhatikan tingkat kemungkinan kemunculan suatu jenis risiko dan estimasi besar dampat risiko yang di timbulkan bila risiko terjadi bagi suatu sasaran strategis BKMM Cikampek, sebagia berikut: 1.
Kemungkinan risiko terjadi sangat besar: dipastikan akan sangat mungkin terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kmeunkginan risiko terjadi berkisar di atas 0,8 sampai 1,0.
2.
Kemungkinan risiko terjadi besar: kemungkinan besar terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,6 sampai dengan 0,8
3.
Kemungkinan risiko terjadi sedang: kemungkinan sedang terjadinya risiko untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,6.
4.
Kemungkinan risiko terjadi kecil: kemunkginan kecil risiko dapat terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal denan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0,2 sampai dengan 0,4.
5.
Kemungkinan risiko terjadi sangat kecil: kemunkginan sangat kecil risiko dapat terjadi untuk mempengaruhi suatu sasaran strategis UPT vertikal dengan nilai kemungkinan risiko terjadi berkisar antara 0 sampai dengan 0,2.
Guna menentukan besar dampak risiko pada suatu sasaran strategis pada BKMM Cikampek, di ugnakan payokan sebagai berikut: 1.
Dampak risiko tida penting: risiko mempunyai pengaruh sangat kecil pada suatu sasaran strategis UPT vertikal, namun sasaran sasaran strategis tersebut masih bisa tercapai.
2.
Dampak risiko minor: risiko mempunyai pengaruh kecil pada suatu sasran strategis UPT vertikal dan memerlukan sedikit upaya penanganan.
3.
Dampak risiko medium: risiiiko mempunyai oengaruh sedang pada suatu sasaran startegis UPT vertikal dan membutuhkan upaya cukup serius penanganannya. 51
4.
Dampak risiko mayor atau besar: risiko mempunyai pengaruh besar pada suatu sasaran strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya serius penangananya.
5.
Dampak risiko malapetaka: risiko mempunyai pengaruh tidak terpenuhinya suatu sasaran strategis UPT vertikal dan membutuhkan upaya sangat serius penanganannya.
5.3
Rencana Mitigasi Resiko
Rencana mitigasi resiko merupakan upaya nyata yang dibutuhkan BKMM Cikampek untuk menangani kemungkinan dan dampak resiko tertentu pada sasaran strategis guna mengendalikan risiko yang berada dalam kendali BKMM Ciakmpek. Rencana mitigasi yang diidentifikasi umumnya merupakan berbagai tindakan konkrit yang perlu diwujudkan agar UPT Vertikaldi kemudian haridapat meniadakan atau mereduksi status tingkat risikonya dari tigkat risiko ekstrim atau tinggi menjadi tingkat risiko medium atau rendah. Rencana Mitigasi resikodapat diarahkan untuk mengupayakan memperkecil atau meniadakan besar dampak suatu resiko. Setiap rencana mitigasi resiko yang teridentifikasi ditetapkan penaggung jawab penanganannya. Tabel berikut di bawah ini mneyajikan sasaran strategis, risiko dan rencana mitigasi, khususnya untuk menangani risiko yang berstatus ekstrim atau tinggi.
52
N
Sasaran
o
Strategis
Resiko
Kemunkginan
Dampak
Tingkat
War
Rencana
Penangu
Resiko Terjadi
Resiko
Resiko
na
Mitigasi
ng Jawab
Resiko
I
Perspektif Stakeholder
1
Terwujudnya kepuasan stakeholder (staf)
Kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan atas komplain
Besar
Mayor
Ekstrim
Peelatiha n
Subag
dan TU
pemanta pan Unit Pelaksan a
2
Terwujudnya kepuasa stakeholder (pasien)
Tindak lanjut atas komplain masih kurang
Besar
Mayor
Ekstrim
Pengemb
Kasie
angan
Yankes
prosedur dan koordina si SDM Kurang ramah
Besar
Mediu
Ekstrim
m
Pendidik an
dan
Pelatihan SDM II
Subag TU
Perspektif Proses Bisnis
1
Besar Terwujudnya layanan yang
Mayor
Ekstrim
Menurunnya kunjungan pasien rawat jalan
Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efisien dan merata (pertumbuhan pasien)
Pemanta pan koordina si
paripurna
2
Kepala,
Sterilisasi alat yang masih dibawah standar
Besar
Mayor
Ekstrim
dan
Kasie Yankes,
komunika
Kasubag
si
TU
Pemenuh
Kasie
an
Yankes
sumber daya 53
Kepala,
sesuai standai Balai 3
Terwujudnya pelayanan yang bermutu, efisien dan merata (infeksi daerah operasi).
Tidak adanya institusi yangbekerjasama/ koordinasi antar unit yang masih belum optimal
Besar
Mediu
Mediu
Pemenuh
Kasie
m
m
an
Yankes
sumber daya melalui pihak ke 3
4
Terwujudnya advokasi yang optimal (jumlah institusi pemerintah/sw asta yang berkerja sama)
Angka kebutaan di masyarakat yang sudah menurun
Besar
Mayor
Ekstrim
Pemingk
Kasie
atan
KEmitraa
peran
n
dan fungsi kehumas an.kerjas ama
5
Belum optimalnya Terwujudnya kegiatan yankes dalam deteksi dini
peran
Besar
Mayor
Ekstrim
promosi,
Pendiika n
Kasie
dan Yankes
koordinasi
dan
pelatihan
dukungan
dari
SDM
eksternal 6
Terwujudnya penguatan jejairng social (Jalinan kemitraan dengan institusi pendidikan)
Besar
Mediu
Mediu
Pemingk
Kasie
m
m
atan
Kemitraa
peran
n
dan fungsi kehumas an/Kemitr aan
III
Perspektif Pengembangan Personil &Organisasi 54
1
2
3
Terwujudnya budaya kerja yang optimal (tingkat kehadiran dan ketepatan waktu pelayanan)
Kurangnya pemahaman tentang budaya kerja pegawai pemeirntah
Terwujudnya SDM yang kompeten (Nakes dan Staf)
Ketersediaan anggaran yang masih kurang Kesempatan untuk mengikuti Diklat yang terbatas
Besar
Mayor
Ekstrim
Evaluasi
Kasie
pendidika
Yankes
n
dan
pengemb angan SDM
Terwujudnya Dukungan Sarpras yang pendanaan yang memadai optimal (pemenuhan sarpras)
Besar
Mayor
Ekstrim
Pengemb
Subag
angan
TU
kapasitas SDM
Besar
Mediu
MEdiu
Pemenuh
Kasie
m
m
an
Penunja
sumber
ng
daya sesuai standai Balai
4
Terwujudnya Peran dan sungsi Besar system Tim belum optimal informasi manajemen kesehatan terpadu (level IT yang terintegrasi)
Mayor
Ekstrim
Pemenuh
Kasie
an
Penunja
sumber
ng
daya melalui pihak ke 3
IV 1
Perspektif financial Terwujudn Besar ya efisiensi Peningkatan biaya pendapatan yang
Mayor
55
Ekstrim
Peningka
Keuanga
tan
Subag
pendapat
TU dan
belum diikuti
an
keuanga
efisiensi
n
biaya
56
BAB VI PROYEKSI FINANSIAL 6.1. Estimasi Pendapatan Estimasi pendapatan BKMM Cikampek dalam 5 (lima) tahun kedepan, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6.1 Estimasi Pendapatan BKMM 2015-2019
No
Sumber Pendapatan
Estimasi Pendapatan
Baseline Tahun Sekarang
2015
2016
2017
2018
2019
1
Dana Pemerintah
11,5 M
10 M
10,5 M
11 M
11,5 M
12 M
2
Dana BPJS
2M
2,7 M
3,4 M
4,1 M
4,8 M
5,5 M
3
Dana Non BPJS
1M
0,8 M
0,6 M
0,4 M
0,2 M
0
4
Dana lain-lain
-
-
-
-
-
-
14,5 M
13,5 M
14,5 M
15,7 M
16,5 M
17,5 M
TOTAL
6.2 Rencana Kebutuhan Anggaran Rencana kebutuhan anggaran BKMM Cikampek , dibagi 2 (dua), yaitu anggaran program kelangsungan operasi dan anggaran program pengembangan 6.2.a. Anggaran Program Kelangsungan Operasi Anggaran program kelangsungan operasi BKMM Cikampek ditujukan untuk menjaga kegiatan operasional rutin yang harus tetap dilaksanakan sebagai tugas dan fungsi BKMM. Anggaran yang direncanakan didasarkan pada jenis pembiayaan dan estimasi besarannya per tahun, perkiraan belanja program kelangsungan operasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
57
Tabel 6.2 Perkiraan belanja program kelangsungan operasi BKMM Cikampek No
Estimasi Pendapatan
Baseline Tahun
Sumber Pendapatan
2014
2015
2016
2017
2018
2019
1
Belanja Gaji dan tunjangan
3.438.130.000
5.185.419.000
5.300.000.000
5.500.000.000.
5.700.000.000
6.000.000.000
2
Operasional dan pemeliharaan perkantoran
1.372.000.000
974.400.000
1.500.000.000
1.700.000.000.
1.900.000.000
2.000.000.000
3
Peningkatan kualitas SDM
1.129.597
1.162.415.000
1.300.000.000
1.500.000.000
1.700.000.000
2.000.000.000
4
Penyelengaraa n operasional tupoksi BKMM
8.857.000
10.212.961
10.600.000.000
11.000.000.000
11.500.000.000
12.000.000.000
6.2.b. Anggaran Program Pengembangan Anggaran program pengembangan disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarannya di BKMM Cikampek untuk periode 5 tahun kedepan. Adapun pengembangan kedepan mempertimbangkan dua hal: 3. Perubahan bentuk Institusi dari Balai Kesehatan Mata Masyarakat menjadi Rumah Sakit Khusus Mata (Masyarakat). 4. Perubahan pembiayaan dari dana pasien pribadi berubah menjadi pembiayaan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Social Bidang Kesehatan (BPJS Kesehatan). ii. 6.3 Rencana Pendanaan Rencana pendanaan BKMM Cikampek disusun dengan membandingkan pendapatan dan anggaran pengeluaran, sehingga dapat di ketahui posisi keuangannya serta rencana pendanaannya, hal ini dilakukan terutama jika proyeksi anggaran melebihi proyeksi pendapatan. 58
Gambaran perbandingan antara estimasi pendapatan dan estimasi anggaran pengeluaran seperti pada tabel di bawah ini:
59
BAB VII IMPLEMENTASI RENCANA STRATEGI Setelah ditentukan faktor-faktor kunci keberhasilan dalam melaksanakan program dan kegiatan maka dirumuskanlah tujuan dan rencana strategi BKMM Cikampek, yaitu : 1.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan indera masyarakat yang optimal.
2. Mengembangkan jangkauan pelayanan kesehatan indera masyarakat di seluruh wilayah kerjanya. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang kompeten, profesional, ramah, santun dan berdedikasi. 4. Meningkatkan ketersediaan akses pelayanan kesehatan indera yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan kelayakan ekonominya. 5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kesehatan indera masyarakat. 6. Meningkatkan kegiatan kemitraan melalui kerjasama lintas sektor dan program, lembaga pendidikan, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi profesi, perusahaan swasta dan BUMN. 7. Meningkatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan non kesehatan di bidang kesehatan indera. 8. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan indera. 9. Menerapkan prinsip transparansi, akuntabiltas, kredibilitas, pertanggungjawaban dan keadilan dalam pola tatakelola.
7.1
Kebijakan Menindaklanjuti sasaran yang telah ditetapkan dan sebagai panduan dalam menjaga arah
pengembangan dan pelaksanaan program kesehatan mata masyarakat, selanjutnya disusun kebijakan yang merupakan cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Kebujakan diambil setelah melakukan analisis situasi dengan menggunakan SWOT, dari kelemahan dan kekuatan serta tantangan dan peluang yang ada, maka disusunlah kebijakan sebagai berikut ini: 1. Meningkatkan/menambah kerja sama dengan mitra potensial (MOU) untuk mendukung kegiatan/ program kesehatan mata masyarakat dan pengembangan sumber daya. 2. Meningkatkan/menambah kerja sama dengan pihak yang terkait dalam melakukan kegiatan penelitian dan uji coba untuk mendapatkan peta permasalahan kesehatan mata di wilayah kerja.
60
3. Meningkatkan/menambah kemampuan SDM (pelatihan, sekolah, seminar, dll) untuk terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan tenaga yang profesional. 4. Melaksanakan pelayanan kesehatan mata sesuai dengan SOP dan SPM. 5. Mengembangkan dan menambah jenis pelayanan dan melengkapi alat pemeriksaan penunjang yang lebih lengkap dan berkualitas untuk meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan mata masyarakat. 6. Memanfaatkan teknologi yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mengatasi kurangnya sumber daya BKMM Cikampek. 7. Menambah sarana transportasi. 8. Promosi pelayanan kesehatan mata yang lengkap, berkualitas, terjangkau dan terpercaya pada institusi lain dan masyarakat melalui media cetak dan elektronik untuk menarik kepercayaan masyarakat. 9. Meneliti kemungkinan pengembangan promosi kesehatan lain yang dapat meningkatkan kunjungan serta mengatasi adanya persaingan. 10. Melakukan advokasi dengan kementerian kesehatan dan pemberi dukungan baik dari dalam dan luar negeri untuk segera merealisasikan pembangunan gedung BKMM Cikampek
sesuai maket yang
direncanakan serta melengkapi fasilitasnya sesuai kebutuhan. 11. Melakukan advokasi dengan kementerian kesehatan untuk mengatasi kurangnya jumlah dan jenis SDM untuk pelayanan tertentu. 12. Membentuk, menawarkan jejaring/kerjasama dengan lembaga lain yang memberikan pelayanan yang sama. 13. Menciptakan kelompok percontohan untuk pemberdayaan masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan mata di masyarakat. 14. Melakukan perubahan pengelolaan keuangan dari PNBP ke PPK-BLU untuk bisa mengatur keuangan sendiri dan meningkatkan kesejahteraan pegawainya. 15. Mengembangkan sistem informasi kesehatan untuk kelancaran administrasi dan sumber data. 16. Melakukan survei kepuasan pelanggan.
61
BAB VIII PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis (RSB) BKMM Ciakmpek ini merupakan suatu proses berkelanjutan dengan berorientasi pada hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, yaitu tahun 2015 s/d 2019, dengan memperhitungkan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (oportunity) dan ancaman (Threats) yang ada atau mungkin timbul. Selanjutnya RSB BKMM Cikampek ini merupakan integrasi antara kompetensi SDM, pemanfaatan sumber dasa serta pemanfaatan kondisi lingkungan strategis organisasi secara efektif, efisien dan ekonomis, yang di laksanakan secara terus meenerus menuju perubahan ke arah perbaikan dan secara adaftif mampu bertahan dalam lingkungan yang selalu berubah secara cepat. Manfaat yang diperoleh dari epnyusunan renstra ini adalah : 1.
Organisasi dapat memberikan komitmen yang berorientasi ke masa depan;
2.
Adanya upaya untuk mengelola keberhasilan/keunggulan bersaing (competetive advantage), melalui pemanfaatan kapabilitas dan sumber daya yang ada;
3.
Organisasi dapat lebih adaftif dan proaktif dalam mengelola sumber dayaguna pengingkatan kinerja;
4.
Adanya peningkatan integritas karyawan, unitk kerja dan organisasi BKMM Cikampek unutk kebersamaandalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuan seeesuai dengan siklus administrasi, adalah: 1.
Komitmen dan konsensus seluruh insan organisasi dalam shared vidion;
2.
Sumber Daya Manusia adalah target point orientasi
3.
Continously Evaluation Systems sebagai alat kontrol berkelanjutan berperan penting untuk menopang keberhasilan organisasi BKMM Cikampek.
62
63