DAFTAR ISI Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar I. PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perkembangan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 1.2. Perkembangan Strategis II. ANALISIS SITUASI
i ii iii 1 1 2 4
2.1. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Strategis Periode 2007-2012
5
2.2. Pencapaian Rencana Strategis 2007-2012
5
2.2.1.
Bidang Akademik
6
2.2.1.1. Sub Bidang Pendidikan
6
2.2.1.2. Sub Bidang Penelitian
9
2.2.1.3. Sub Bidang Pengabdian Masyarakat
11
2.2.2.
12
Bidang Organisasi dan Manajemen
2.2.2.1. Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan
12
2.2.2.2. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Finansial
13
2.2.2.3. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Sumberdaya Manusia
15
2.2.2.4. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Infrastruktur dan Teknologi Informasi
16
2.2.2.5 Program Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni
17
2.2.2.6 Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Institusional 2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Institusi
20 21
2.3. Analisis Lingkungan eksternal
25
2.3.1
Gambaran Kebutuhan Tenaga Kesehatan
25
2.3.2
Intensitas Kompetisi Penyelenggaran Pendidikan Tenaga Kesehatan
26
2.3.3
Kebijakan Nasional Penyelenggaraan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi
28
2.3.4
Kebijakan Pendidikan Tenaga Kesehatan
29
2.3.5
Kebijakan dan Perencanaan Strategis Universitas
29
2.3.6
Tantangan dan Peluang Institusi
30
2.4 Posisi Strategis Organisasi
32
III. RENCANA STRATEGIS 2013-2017
33
3.1. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
33
3.2. Isu Strategis
34
3.3. Sasaran dan Peta Strategis Organisasi. 3.3.1 Grand Strategi 3.3.2 Peta Strategis 3.4. Tujuan Strategis di Masing-masing Bidang
35 35 37 38
3.4.1.
Bidang Akademik
38
3.4.2
Bidang organisasi dan manajemen
40
3.4.3
Bidang pengembangan SDM (tenaga pendidik dan kependidikan)
41
3.4.4
Bidang kemahasiswaan dan alumni
42
3.4.5
Bidang kerja sama nasional dan internasional
42
3.5. Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indicator) LAMPIRAN
42 67
i
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kekuatan dan Kelemahan Institusi Tabel 2.2. Tantangan dan Peluang Pengembangan Institusi Tabel 3.1. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pendidikan Tabel 3.2. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Penelitian Tabel 3.3. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pengabdian Masyarakat Tabel 3.4. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi Manajemen – Sub Bidang Organisasi dan Tata Laksana Tabel 3.5. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi Manajemen – Sub Bidang Manajemen Keuangan Tabel 3.6. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi Manajemen – Sub Bidang Pengelolaan Informasi Tabel 3.7. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Tabel 3.8. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Tabel 3.9. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kerjasama Nasional dan Internasional
ii
22 30 43 47 49 51 53 55 57 61 65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Posisi Strategis Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Gambar 2.2. Peta Strategi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
iii
32 37
I. PENDAHULUAN 1.1. Sejarah Perkembangan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya berawal dari sebuah sekolah kedokteran swasta bernama Sekolah Tinggi Kedokteran Malang (STKM) yang didirikan pada tanggal 14 September 1963 . Walaupun demikian pendidikan kedokteran sudah dikenal di kota Malang 17 tahun sebelumnya. Sekitar tahun 1946, telah berkumpul sebagian besar staf pengajar eks-sekolah kedokteran di Surabaya NIAS (Nederlands Indische Artsen School) STOVIT (School Tot Opleidig Van Indische Tandartsen), mahasiswa tingkat lanjut eks-IKA DAIGAKU/SHIKA IGAKUBU (sebutan untuk sekolah kedokteran / kedokteran gigi di zaman pendudukan Jepang) dari Jakarta dan Surabaya beserta staf personilnya. Perkumpulan ini bertekad meneruskan pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi melalui pendirian Balai Pendidikan Tinggi Kedokteran/Kedokteran Gigi pada bulan Februari 1946 dengan memanfaatkan fasilitas Rumah Sakit Tentara Divisi VII di Celaket (sekarang RSUD dr. Saiful Anwar Malang) dan Rumah Sakit Umum di Sukun (sekarang Rumah Sakit DAM VIII/Brawijaya /RSAD Soepraoen). Dari Balai Perguruan Tinggi Kedokteran/Kedokteran Gigi Malang inilah lahir 12 lulusan dokter gigi pertama di Republik Indonesia yang berasal dari perguruan tinggi dalam negeri. Pada bulan Juni 1947, Balai Perguruan Tinggi Kedokteran Malang terpaksa menghentikan kegiatannya setelah Belanda berhasil menduduki kota Malang . Pendidikan kedokteran kemudian dilanjutkan di Jakarta dan Surabaya dengan fasilitas dan tenaga yang lebih lengkap setelah Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia. Pemikiran untuk mendirikan kembali Sekolah TInggi Kedokteran di Malang muncul kembali pada tahun 1960-1962. Dengan dukungan tokoh-tokoh masyarakat Malang pada saat itu, panitia ad hoc Ikatan Dokter Indonesia Cabang Malang memulai pembentukan Panitia Pendiri Fakultas Kedokteran. Atas bantuan penuh dari pejabat-pejabat sipil dan militer di kota Malang , akhirnya pada tanggal 14 September 1963 bertempat di Balai Kota Malang, diresmikanlah Sekolah Tinggi Kedokteran Malang (STKM) yang berstatus swasta. Pada tanggal 14 Januari 1974, Sekolah Tinggi Kedokteran Malang resmi bergabung dengan Universitas Brawijaya yang berstatus perguruan tinggi negeri dan berganti nama menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Mengemban amanah pendidikan dalam bidang kesehatan Fakultas Kedokteran mengembangkan beberapa program studi sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan. Diawali dengan program DIV Gizi yang kemudian berkembang sebagai Program Studi, hingga saat ini terdapat 6 program studi S1 (Kedokteran Umum sejak tahun 1974, Gizi sejak tahun 2004, Keperawatan sejak tahun 1999, Kedokteran Gigi sejak 2008, Farmasi sejak 2009, Kebidanan sejak 2009), 4 program studi S2 (Biomedik, Manajemen Rumah Sakit, Keperawatan, Kebidanan), 1 program studi S3 Kedokteran dan 16 program studi dokter spesialis yang akan segera berkembang dengan 4 program studi. Program Studi Pendidikan Dokter merupakan perubahan status dari Jurusan Kedokteran pada tahun 2012.
1.2. Perkembangan Strategis Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi, dan semakin bergesernyaperekonomian dunia pada ekonomi berbasis pengetahuan, maka pendidikan tinggi semakindibutuhkan oleh masyarakat luas maupun Negara. Pada akhir tahun 2009 jumlah mahasiswa di Indonesia telah lebih dari 4,5 juta orang, namun demikian pertumbuhan partisipasi pendidikan tinggi yang terusmeningkat,masih jauh tetinggaldibanding negara-negara tetangga. Globalisasi menuntut peran PT untuk meluluskan tenaga yang dibutuhkan oleh lapangan kerja, sementara kualitas dan relevansi pendidikan tinggidi Indonesia masih perlu ditingkatkan.Jumlah sarjana dan lulusan sekolah yang menganggur tinggi, menunjukkanindikasi rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan dan dunia kerja. Ketidaksesuaian antara lulusan dan angkatan kerja juga menunjukkan lemahnya perencanaan SDM di Indonesia, belum ada peta kebutuhan tenaga di dunia kerja mendorong ketidakjelasan produk lulusan sekolah. Hampir semua lulusan sekolah diarahkan ke sarjana bahkan pascasarjana, padahal kebutuhan sarjana tidak setinggi yang diperkirakan, justru kebutuhan lulusan setingkat SMK atau diploma yang banyak dibutuhkan sesuai kebutuhan lapangan kerja yang ada. Keberpihakan pada teknologi dan kurang perhatian terhadap budaya bangsa sangat mempengaruhi mutu lulusan. Ketidakharmonisan tersebut ditambah dengan produk hukum yang tidak selaras antara satu dan lainnya, juga mendorong keterpurukan mutu pendidikan. Globalisasimenunjukkan bahwa batas antar negara semakin tipis, pertukaran tenaga kerja, produk serta informasi sangat cepat yang mendorong setiap negara harus semakin kompetitif dalam merebut pasar dunia danmempertahankan pertumbuhan ekonominya.Kesejahteraan masyarakat tak lagi ditentukanoleh kekayaan sumberdaya alam, tetapi lebih ditentukanoleh kualitas manusia, daya saing dan produktivitas masyarakat.Daya saingbangsa semakin ditentukan oleh tata kelola pemerintahan yang baik (good corporate governance) yang bisa memberi kerangka pertumbuhan pembangunan yang sehat, kualitassumberdaya manusia, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuaninovasinya.Modal insani menjadi kunci utama kemajuan bangsa.Demikian juga dibidang kesehatan, RS asing sudah banyak didirikan, tenaga kesehatan asing sudah mulai digunakan dan akan membanjiri institusi pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, persaingan yang demikian ketat harus disertai upaya peranpendidikan tinggi yang tinggi agar mampu meningkatkan daya saing bangsa danmeningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kemenkes sebagai pemangku kepentingan (stakeholder) yang terpenting, mempunyai visi “Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan”, menjadi salah satu acuan dalam merumuskan kompetensi lulusan.Kebijakan WHO yang mencanangkan keselamatan pasien sebagai program yang harus dilaksanakan dibidang kesehatan dan akreditasi bidang kesehatan juga mencantumkannya sebagai standar yang harus dipenuhi, juga menjadi pertimbangan penting dalam kurikulum pendidikan dokter dan profesi kesehatan lainnya.Peningkatan mutu tenaga kesehatan menjadi perhatian dari berbagai pihak yang tampak sebagai kebijakan nasional maupun perhatian internasional. Salah satu dari 4 isu pokok bidang kesehatan adalah terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan salah satu misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yaitu menjamin ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan juga harus menjadi perhatian bidang pendidikan kesehatan termasuk Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) yang menjadi bagian yang tak terpisahkan sebagai pelaksana kebijakan pemerintah. Pemerintah telah menerbitkan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) melalui Perpres 72 tahun 2012 yang menyebutkan dalam latar belakangnya bahwa pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi sehingga
diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), upaya pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer sebagai terobosan pemantapan dan percepatan peningkatan pemeliharaan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, Jaminan Kesehatan Semesta, dan program lainnya. Sebagai institusi pendidikan kedokteran dan kesehatan, Fakultas harus mencermati perkembangan strategis dengan tepat agar tetap dapat berkontribusi dalam membangun bangsa. Perencanaan strategis merupakan proses berkelanjutan bagi organisasi untuk memberikan arah, sasaran, tujuan dan strategi implementasinya. Dokumen rencana strategis ini merupakan dokumen induk pada tingkat Fakultas sebagai dasar bagi setiap program studi dan unit penunjang terkait untuk mengembangkan perencanaan strategis, penganggaran, implementasi dan monitoring strategi. Link dan alignment serta komitmen berkelanjutkan menjadi kunci bagi keberhasilan perencanaan strategis.
II. ANALISIS SITUASI Rencana strategis Program Studi Pendidikan Dokter2007 – 2012 dan telah dilaksanakan program kerja sesuai dengan indikator kinerja masing-masing sasarannya. Pembuatan Renstra untuk 5 tahun mendatang dilakukan dengan cara terlebih dulu menganalisis hasil capaiannya, sebagai bahan analisis lingkungan internal (ALI). Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan mengkaji perubahan dan trens perkembangan lingkungan eksternal yang akan mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan diantaranya kebutuhan tenaga dan pelayanan kesehatan serta kebijakan kesehatan dan pendidikan ditingkat nasional, regional dan internasional. Ketergantungan bidang kesehatan terhadap teknologi, sedangkan produksi teknologi kesehatan di Indonesia masih rendah merupakan kelemahan sekaligus menjadi tantangan bagi penelitian dan mitra produksinya. Ketersediaan dana penelitian yang saat ini belum dapat dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi secara optimal, merupakan kelemahan sekaligus tantangan bersama. Regulasi dibidang farmasi dan harga obat yang sangat tinggi, disatu sisi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penelitian penggunaan obat herbal yang bahannya banyak tersedia di Indonesia. Pendidikan Dokterjuga harus mampu menginovasi pendidikannya agar peserta didiknya tidak hanya mampu sebagai pengguna tetapi juga mampu sebagai pencipta obat baru. Berbagai kebijakan pemerintah dibidang pendidikan dan kesehatan telah terbit menyongsong AFTA 2015, antara lain UU Pendidikan Tinggi (2012), Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan 20112025, Perkonsil 5 2011, Akreditasi LAMP-PT 2013 dan paradigma WCU, yang akan mempengaruhi Renstra penyelenggara pendidikan. Analisis situasi dibuat berdasarkan capaian renstra 2007-2012 dan situasi eksternal yang mempengaruhi strategi penyelenggaraan Program Studi Pendidikan Dokter yang dituangkan dalam renstra 2013-2017.Metode analisis situasi dilakukan berbasis padaperencanaan dan target yang dicantumkan dalam buku Renstra dan Renop Program Studi Pendidikan Dokter 2007 – 2012 dengan data capaian di masing-masing sasaran dan bidang. Sumber data capaian diperoleh dari data program HPEQ untuk PS PD dan data Fakultas Kedokteran. Luaran pendidikan dianalisis dengan melihat hasil uji kompetensi yang ada serta data tracer study.Situasi eksternal dilakukan dengan memperhatikan kebijakan internasional, nasional, perkembangan permasalahan kesehatan dan pendidikan tinggi.
2.1. Visi, Misi, Nilai dan Tujuan Strategis Periode 2007-2012 Visi Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran yang Terkemuka dan Bertaraf Internasional Misi Merintis Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di bidang Kedokteran terkini serta bermutu Nilai Seluruh civitas academica terlibat dalam penyelenggaraan Fakultas dengan memegang teguh nilainilai :
Responsif Efektif dan Efisien Suportif Inovatif Komitmen
Tujuan Visi/Misi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran (PSPD FKUB) dijabarkan ke dalam sejumlah tujuan yang jelas, dapat diamati dan diukur. Tujuan yang dimaksud adalah : Tercapainya hasil penyelenggaraan PSPD FKUBdi bidang Pendidikan Tinggi berupa lulusan yang beriman, bertaqwa, berakhlak terpuji, berwawasan Kedaruratan Medik, dan memiliki profesionalisme untuk mampu bersaing dalam skala nasional maupun internasional. Tercapainya hasil penyelenggaraan PSPD FKUBdi bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat berupa Riset dan Karya Ilmiah di bidang Ilmu-Ilmu kedokteranterkini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan ilmu, pendidikan serta pelayanan kepada masyarakat yang menjadi stakeholdersnya. Tercapainya hasil pengembangan Organisasi dan Manajemen PSPD FKUBberupa struktur organisasi dan tata kelola yang lebih otonom, sehat, berbasis Teknologi Informasi, dan menjadi institusi yang memiliki daya saing nasional yang tinggi. Terjalinnya kerjasama pengembangan insitusional, pendidikan, dan penelitian baik pada tingkat regional, nasional, maupun pada tingkat internasional untuk mempercepat pencapaian visi/misi. 2.2. Pencapaian Rencana Strategis 2007-2012 Sejak tahun 2007, Universitas Brawijaya dalam rencana strategisnya, telah mencanangkan upayaupaya meningkatkan mutu pendidikannya dengan program World Class University(WCU). Upaya ini diikuti oleh pengembangan mutu pengelolaan pendidikan semua Fakultas dan Program Studi di lingkungan Universitas Brawijaya, termasuk Fakultas Kedokteran. Sampai dengan tahun 2012, upaya-upaya tesebut diatas, telah membuahkan hasil berupa dicapainya akreditasi-A untuk pengelolaan Universitas Brawijaya, dan peringkat-peringkat mutu pengelolaan oleh berbagai organisasi penilai regional (ASIA) dan Global.
Dalam rangka merespons tantangan regional, global dan program WCU Universitas Brawijaya, PSPD FKUBpada Renstra 2007-2012 juga telah menetapkan sasaran-sasaran pengembangan baik melalui upaya mandiri, maupun melalui bantuan projek HPEQ dan kerja-sama dengan berbagai institusi di dalam negeri dan di luar negeri. Rencana strategis PSPD FKUBperiode 2007 dan 2012 dibagi dalam dua bidang utama yaitu bidang akademik dan bidang organisasi dan manajemen yang kemudian dibagi menjadi sub bidang, sasaran dan program di masing-masing sasaran. Secara keseluruhan terdapat 26 sasaran strategis yang dicanangkan yaitu 10 sasaran di bidang akademik dan 16 sasaran di bidang organisasi dan manajemen. 2.2.1. Bidang Akademik Bidang akademik dalam perencanaan strategis merupakan penerjemahan tri dharma yang terdiri dari sub bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam bidang akademik terdiri dari 10 sasaran strategis dari keseluruhan 26 sasaran. 2.2.1.1. Sub Bidang Pendidikan Sasaran 1. Meningkatnya mutu pendidikan. Target status tertinggi atau Akreditasi A telah dicanangkan dalam target Rencana Operasional untuk semua program studi. Dengan mempertimbangkan usia program studi Universitas Brawijaya memberikan target reakreditasi A. Berdasarkan target Fakultas dan Universitas tersebut data menunjukkan bahwa pada program studi PD yang menjalani Reakreditasi pada tahun 2007-2012, berhasil mencapai standar A. Program studi Pendidikan Dokter harus bersiap menjalani reakreditasi pada tahun 2013 dengan standar baru yang mencakup tahapan pendidikan profesi menjadi tantangan tersendiri apakah mampu mencapai standar tertinggi. Target pencapaian mutu internasional dicanangkan pada PS Pendidikan Dokter yang ditargetkan mampu memenuhi basic standarWFME yang didukung dengan program HPEQ. Hasil evaluasi oleh tim HPEQ menunjukkan masih belum semua standar basicterpenuhi. Peer review dari konsultan WFME berdasarkan umpan balik mahasiswa juga menyimpulkan perjalanan rekognisi yang masih panjang. Permasalahan utama yang ditengarai reviewer adalah kelemahan implementasi, monitoring dan evaluasi serta penggunaan data umpan balik untuk perbaikan mutu berkelanjutan yang terdokumentasi.
Sasaran 2: Tersusun dan terselenggaranya kurikulum yang dinamis dan memenuhi relevansi pendidikan kedokteran terkini. Indikator yang digunakan pada sasaran ini adalah dokumen kurikulum dan outcome lulusan untuk menilai relevansi. Dokumen kurikulum setiap program studi seharusnya dituangkan dalam bentuk
naskah akademik kurikulum PS yang disahkan Dekan. Di Fakultas Kedokteran kurikulum dituangkan dalam Buku Pedoman Pendidikan. Outcome lulusan untuk S1 yang dapat diukur pada PSPD. Data menunjukkan proporsi kelulusan yang cenderung turun meskipun secara peringkat masih berada padaperingkat atas, bahkan secara nasional pada tahun 2013 PSPD FKUB berada peringkat 2. Hal yang perlu diwaspadai adalah rerata nilai lulusan yang juga menurun. Sejalan dengan meningkatnya standar kelulusan menurunnya nilai lulusan dapat berpotensi menurunnya proporsi kelulusan dan peringkat FKUB, apalagi jika digunakan standar kelulusan internasional. pendidikan S-1 PSPD FKUBsudah mulai menggunakan pendekatan KBK, walaupuan masih perlu penyempurnaannya pada tahun-tahun mendatang. Kesesuaian kurikulum dapat pula dilihat dari mutu output masing-masing prodi. Prodi dokter, selama 2007-2012 sudah membuktikan hasilnya, dimana lebih dari 90% peserta UKDI FKUB setiap tahunnya telah lulus ujian. Analisis tren jumlah kelulusan dan skor nilai hasil UKDI selama 5 tahun terakhir, menunjukkan kecenderungan menurun meski persen kelulusan masih diatas 90% ; Nilai rata-rata skor UKDI yang lulus, rata-ratanya masih dibawah 75, pada hal target nasional UKDI pada tahun 2014 skor batas lulus harus sudah 75. Artinya, kecenderungan tersebut mengancam keberhasilan lulusan prodi dokter untuk tetap mempertahankan tingkat kelulusan UKDI yang tinggi dimasa mendatang. Diperlukan upaya strategis meningkatkan efektifitas pencapaian standar kompetensi dokter di tahun 2015-2020. Indikator lain yang dicanangkan dalam Rencana Operasional adalah tersusunnya kurikulum internasional.Untuk pendidikan Dokter mengacu standar pengelolaan pendidikan (WFME) dan standar evaluasi mengacu pada USMLE.. Pengakuan kurikulum internasional juga perlu disepakati, apakah cukup menyesuaikan atau harus diakui oleh lembaga internasional sehingga memungkinkan tercapainya pertukaran dan pengakuan lulusan secara internasional pula.
Sasaran 3 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas dosen pengelola kurikulum seluruh program studi baik dalam hal mutu akademik maupun mutu kependidikannya. Indikator yang digunakan pada standar ini adalah rasio dosen sebagai indikator kuantitas dan rasio jenjang pendidikan dosen sebagai indikator kualifikasi akademik, sertifikasi dosen dan visiting profesor sebagai indikator kualifikasi kependidikan. Target yang dicanangkan dalam Renop adalah rasio dosen 1:25, rasio jenjang pendidikan dosen S1:S2:S3=1:5:4, dan sebanyak 50% dosen pengajar harus sudah tersertifikasi pada akhir tahun 2012. Tidak ada target yang dicanangkan untuk visiting profesor, hanya dicanangkan target kualifikasi kompetensi sebesar 100% tanpa indikator yang jelas. Data menunjukkan rasio dosen dan mahasiswa di PSPD FKUB 1:17. Data ini belum mempertimbangkan keterlibatan dosen dalam penyelenggaraan pendidikan Pasca Sarjana akademik dan profesi dan tidak memperhitungkan dosen luarbiasa. Sebagai pertimbangan saat ini ada 3 program pasca sarjana akademik dan 12 pendidikan profesi dengan total jumlah mahasiswa aktif per
April 2012 sebesar 3470 dan Dosen luar biasa. Fakta ini tentunya akan menggeser besaran rasio dosen mahasiswa terutama pada Pendidikan Dokter. Data tersebut menunjukkan bahwa rasio dosen masih memenuhi standar namun perlu diperhitungkan kembali kebutuhan rasio ideal dengan perubahan model pembelajaran yang lebih berfokus pada mahasiswa dan menggunakan pendekatan problem based dan case study dan perkembangan program studi pasca sarjana/spesialis. Kecukupan rasio tentunya memberikan peluang waktu bagi dosen untuk pendidikan lanjut dan pemenuhan kewajiban penelitian dan pengabdian masyarakat. Data menunjukkan meskipun dengan rasio dosen mahasiswa yang cukup ternyata rasio dosen yang sudah menempuh pendidikan Pasca sarjana (S2 dan S3) secara keseluruhan baru mencapai 69,9%. PSPD FKUB mempunyai 76% pendidik yang pasca sarjana. Dosen FKUB (283) yang saat ini sedang mengikuti studi lanjutan sebesar 75 (27%) dengan rincian 62 (22%) di dalam negeri dan 13 (5%) di luar negeri. Masing PS mempunyai komposisi di PD jumlah dosen 163, yang sedang mengikuti studi lanjutan di DN 43 orang dan di LN 6 orang. Persyaratan pengajar sesuai syarat BAN PT adalah 61 orang dosenPSPD FKUB yang mempunyai jabatan fungsional lektor dan mempunyai sertifikat mengajar (serdos) sesuai dengan ketentuan .
Sasaran 4: Meningkatnya mutu proses belajar mengajar PSPD FKUB menyangkut mutu perancangan, pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Program strategis yang dicanangkan adalah pemanfaatan IT untuk mendukung pembelajaran yang berfokus pada siswa dengan mengembangkan PBM yang sesuai termasuk didalamnya PBL. Indikator yang digunakan adalah ada dan terupdate Pedoman Akademik, kecukupan sarana, sumberdaya manudia, ketersediaan modul, laboratorium skill dan kelulusan. Data menunjukkan adanya keterlambatan pedoman akademik hingga 2 tahun serta pemberlakuan perubahan yang tidakkonsisten dengan proses di lapangan. Modul setiap blok tersedia namun dengan penyediaan yang terlambat menurut masukan mahasiswa bahkan sesudah dimulai baru tersedia. Meskipun telah diatasi dengan upload di database untuk memudahkan akses masih terjadi keterlambatan dan juga mengundang pertanyaan mahasiswa mengingat biaya print out yang tidak murah dengan SPP yang dianggap tetap. Dengan asumsi tesedia ruang tutorial sebanyak 50 ruang diseluruh FK didapatkan rasio ruang diskusi 1 untuk 70 mahasiswa , yang belum memenuhi target yang 1:12 mahasiswa. Semua ruang telah dilengkapkan dengan sarana presentasi dan akses internet. Tidak ada informasi tentang rasio fasili tator , tutor, worksheet dan scored observation sheet. Jika mengacu pada jumlah dosen sebagai tutor rasionya adalah !:19 masih mencukup dibanding permintaan standar 1:12. Hotspot yang tersedia sudah menjangkau seluruh area pembelajaran termasuk di rumah sakit dengan kapasitas 30 Mbps. Koleksi digital library juga relatif lengkap, namun perlu dikaji tingkat
penggunaan dan kebutuhannya. FKUB menyediakan 6 computer yang dapat digunakan secara gratis oleh civitas FKUB yang telah dilengkapi akses internet dan akses digital library. Tingkat kelulusan mahasiswa PSPD FKUB 98,85 % lulus tepat waktu dan 95,85% mahasiswa PSPD FKUB mempunyai IPK diatas 3. Sasaran 5: Sasaran Pemerataan dan Perluasan Pemerataan dievaluasi dengan melihat perkembangan daya tampung dibandingkan peminatan dan penerimaan. Fakta lain yang juga dilihat adalah proporsi penawaran untuk daerah tertinggal dan siswa tidak mampu. Perluasan dikaji berdasarkan kemampuan mengembangkan program studi. Disamping itu ketercapaian sasaran juga dilihat dari keterlaksanaan program yang dicanangkan. Gambaran daya tampung menurut data menunjukkan gambaran yang fluktuatif naik dan menurun disemua program studi yang mencerminkan perencanaan tidak adekuat. Penerimaan selalu lebih tinggi dari daya tampung yang ditawarkan sejak 2009 menunjukkan tidak ada pengendalian pada proses seleksi mahasiswa disamping faktor peminatan yang tinggi. Peminatan di PSPD FKUB cenderung tinggi dengan rerata rasio 1:25,8. Universitas termasuk didalamnya Fakultas telah mengembangkan kebijakan penerimaan untuk daerah tertinggal, pemberian beasiswa, penerimaan penyandang difabel, serta SPP proporsional. Tidak ada data yang bisa menunjukkan proporsi kebijakan tersebut dibandingkan keseluruhan mahasiswa maupun dampaknya pada pemerataan. Program lain yang dicanangkan dalam dokumen renstra adalah pengembangan rumah sakit pendidikan sebagai bagian dari upaya peningkatan daya tampungdan peningkatan kwalifikasi RS, sehubungan dengan penyediaan kasus pada pembelajaran S1. Hingga saat ini RSAB yang telah dimulai pembangunannya belum rampung. Fakultas telah mengembangkan kerjasama yagn lebih banyak dengan 4 rumah sakit jejaring dan Dinkes se kota/ kab Malang. 2.2.1.2. Sub Bidang Penelitian Sasaran 6. Mengembangkan potensi sumber daya yang adasebagai sentra penelitian berstandar internasional dan laboratorium rujukan Biomedik Program yang dicanangkan dalam renstra adalah Lab Biomedik standar internasional, tim quality control untuk standarisasi metode dengan standar internasional, mengembangkan kuantitas dan kualitas analysis expert, serta mengembangkan organisasi dan manajemen laboratorium. Fakta menunjukkan Lab Biomedik yang menjadi unggulan belum mendapatkan akreditasi internasional. Dari sisi sumberdaya analis saat ini FK memiliki 13 laboran dengan tingkat pendidikan 1 orang S2, 6 orang S1 dan 5 orang D3 serta satu orang dengan pendidikan setara SMU. Tidak ada data pelatihan yang telah diikuti untuk menggambarkan kualifikasi teknisi. Tingkat kecukupan tidak disebutkan dalam target berapa yang ditargetkan, namun seharusnya dapat dikaji dari analisis beban kerja penelitian saat ini. Dalam organisasi Lab belum ada Tim Quality Control meskipun sudah ada organisasi manajemen laboratorium.
Fakta ini menunjukkan belum ada rencana pengembangan laboratorium untuk menuju sentra penelitian. Di tingkat Universitas Audit Internal Mutu pada tingkat laboratorium baru dilaksanakan pada tahun 2012 dan masih sebatas audit struktur organisasi, belum mengacu pada standar ISO untuk Laboratorium Data ini sekaligus menunjukkan bahwa laboratorium sentral biomedik belum mampu menjadi sentra penelitian yang berstandar internasional. Pohon penelitian sudah dikembangkan dalam workshop dan ditetapkan 6 pohon penelitian, namun demikian perlu dievaluasi apakah penelitian dimasing-masing pohon telah berkembang. Program hibah sudah diarahkan sesuai dengan pohon penelitian.Hal ini perlu didukung data kuantitatif lebih lanjut. Permasalahan lain apakah apakah ada kesinambungan antara masing-masing penelitian hingga menjadi produk yang berguna bagi masyarakat, belum mengarah pada translational research sehingga perlu road map yang lebih jelas. Sasaran 7. Meningkatnya jumlah dan mutu penelitian yang ditandai dengan meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian tepat guna untuk diaplikasikan pada pendidilan dan pelayanan masyarakat. Jumlah penelitian dari tahun 2010-2013 mengalami fluktuatif mulai dari 100 buah menjadi 137 penelitian dan menurun menjadi 132 buah, dengan melibatkan 268 orang mahasiswa S-1 PSPD FKUB. Rasio jumlah penelitian dibandingkan dosen menunjukkan trend menurun secara keseluruhan dengan kontribusi penelitian terbanya pada PS PD jika hanya melihat data yang ada pada UPP.Data UPP tidak mencatat kegiatan penelitian mandiri maupun sumber pembiayaan lain.Rerata proporsi jumlah penelitian dibandingkan jumlah dosen pada tahun 2009-2011 adalah 14.3%, dengan dominasi proporsi di PS PD sebedar 21% sedangkan di PS lain bahkan kurang dari 10%. Meskipun diasumsikan ada penelitian mandiri namun tampaknya masih belum memenuhi standar EKD yang mewajibkan 1 riset per dosen/tahun dan standar mutu PS yang ditetapkan oleh universitas yang bahkan meminta 2 riset/dosen/tahun. Disamping jumlah penelitian secara umum dokumen Renop juga menargetkan aspek pemerataan dari usia, yaitu penelitian dosen muda sebanyak 50/tahun, penelitian pengembangan ilmi untuk S2 dan S3 sebanyak masing-masing 10/tahun dan penelitian terapan sebanyak 5/tahun. Data yang ada tidak memisahkan jumlah penelitian berdasarkan usia dan jenis. Meskipun demikian target yang dicanangkan masih lebih rendah dari standar Universitas dan EKD. Bila dikaji dari dana penelitian justru menunjukkan peningkatan besar dari tahun 2009 ke 2010 yang kemudian kembali menurun pada pada tahun 2011 jika dianalisis dari dana SPP DPP saja. Meskipun alokasi meningkat namun tidak signifikan dengan jumlah penelitian. Hal ini dapat dimungkinkan dari besaran nilai proyek penelitian tetapi sekaligus juga menunjukkan ketidakseimbangan pemerataan dana penelitian. Analisis menunjukkan rerata dana penelitian per dosen adalah 4.5 juta yang lebih tinggi dari standar BAN PT untuk S1 namun belum merata. Program pada sasaran 7 ini adalah pengembangan pohon penelitian. Saat ini di FK dikembangkan enam pohon penelitian di bidang Biomedik. Pohon penelitian lebih mengarah ke biomedik,
sedangkan bidang ilmu dalam FK lebih dari satu bidang dan aspek, sehingga tidak mewadahi semua kepentingan dan mempengaruhi pencapaian jumlah penelitian dan pemerataan. Sejalan dengan Tri Dharma yang bersifat saling mendukung dan organisasi yang harus bersifat learning organization maka ruang penelitian pendidikan harus dikembangkan. Sasaran 8 : Meningkatkan karya ilmiah dan publikasi pada tingkat nasional serta internasional serta HAKI. Terdapat 7 kepemilikan HAKI dan Paten Pemanfaatan penelitian dikaji dari publikasi ilmiah pada jurnal ilmiah maupun Simposium. Secara keseluruhan rasio publikasi masih rendah baik pada skala nasional maupun internasional yaitu rerata 7 publikasi lokal. 1 publikasi nasional dan 11 publikasi internasional. Target yang dicanangkan adalah 7/tahun untuk nasional dan 4/tahun untuk internasional. Dari sisi rasio dengan jumlah dosen di FK sebanyak 273 (tanpa dosen luarbiasa) menunjukkan rasion yang sangat kecil yaitu 0,03 untuk lokal dan nasional serta 0.04 untuk publikasi internasional.Untuk publikasi internasional sudah melebihi target, tetapi harus dicek kembali apakah bentuk publikasi dalam bentuk publikasi artikel pada jurnal internasional yang sangat dipengaruhi program HPEQ. Justru publikasi nasional yang cenderung turun. Pemanfaatan oleh masyarakat juga dinilai dari HAKI yang masih terbatas bahkan tidak ada data konkrit tentang HAKI. 2.2.1.3. Sub Bidang Pengabdian Masyarakat Sasaran 9: Terbangunnyapeningkatan jumlah dan mutu pengabdian kepada masyarakat baik dalam pendidikan maupun pelayanan kepada masyarakat di bidang Kedokteran dan Kesehatan Indikator yang digunakan adalah jumlah kegiatan pengabdian masyarakat. Rerata kegiatan dalam lima tahun sebanyak 10 kegiatan/tahun dengan dominasi PS PD dan tidak merata. Intervensi dilakukan pada tahun 2012 sehingga menimbulkan lonjakan jumlah pengabdian masyarakat. Kegiatan Penmas juga tidak dipisahkan pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Meskipun memenuhi target jumlah dalam Renop harus diperhitungkan dengan rasio Dosen dan pemerataan. Rasio penmas/dosen baru sebesar 0.04 dengan dana sebesar 790.000/dosen CSR dalam Renstra tidak tampak dalam parameter dan indikator. Program lain yang dicanangkan adalah pemetaan potensi institusi untuk pelaksanaan pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan untuk peningkatan kemampuan masyarakat dalam pelayanan kesehatan mandiri dan pengembangan jejaring pendidikan dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan institusi terkait. Tidak ada laporan spesifik yang tercatat untuk dapat digunakan mengevaluasi ketercapaian program ini. Sasaran 10. Menjadi pelopor pemberdayaan kader kesehatan desa dalam penanganan kedaruratan medik tingkat dasar. Untuk mencapai sasaran ini program yang dicanangkan adalah need assessment kesehatan desa dan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat desa tentang dasar-dasar penanganan
bencana alam. Indikator berfungsinya pusat pemberdayaan masyarakat pedesaan dalam penanganan dasar bencana alam tidak mudah diukur. Berbagai program dalam disaster management diketahui sudah dilakukan yaitu pencanangan tim TED, dukungan fasilitas, pengiriman bantuan bencana, dan pelatihan sudah dilakukan namun tidak ada catatan program dan pencapaian 2.2.2. Bidang Organisasi dan Manajemen Rencana strategis Fakultas pada bidang Organisasi dan Manajemen terdiri dari enam sub bidang dan 16 sasaran 2.2.2.1. Sub Bidang Pengembangan Organisasi dan Kelembagaan Sasaran 11: Tersusunnya struktur organisasi yang lebih otonom, efektif dan efisien dan produktif yang dapat mewadahi penyelenggaraan fungsi-fungsi fakultas, jurusan, program studi dan unit kerja lain dengan optimal serta mampu mencapai standar mutu ISO. Sasaran strategis ini direncanakan dicapai melalui program restrukturisasi organisasi dalam kerangka otonomi program studi, departemenasi laboratorium dalam struktur fakultas, mengembangkan penjaminan mutu institusi dan meningkatkan kapasitas berkembang institusi. Pada rencana operasional pencapaian sasaran ini dinilai dari evaluasi renstra setiap tahun, adanya peraturan keuangan uang mendasari pengelolaan keuangan, berfungsinya seluruh SOP, tercapainya standar mutu ISO, berfungsinya gugus penjaminan mutu dan nilai baik laporan akuntabilitas kinerja institusi pemerintah yang semuanya ditargetkan tercapai 100%. Persyaratan PS menjadi fakultas sendiri tidak mudah, mengingat perijinan Mendikbud sangat ketat dan membatasi pendirian Fakultas baru.Dorongan kolegium PS KG menjadi FKG sangat besar sehingga pemisahan tersebut menjadi target PS, namun demikian akreditasi C oleh Rektor diwajibkan untuk ditingkatkan menjadi B. Keinginan untuk pemisahan ini harus dimediasi dan didorong agar mutu pendidikan, penelitian dan penmas mencapai optimal. Demikian halnya dengan efisiensi pengelolaannya PS PPDS menginginkan mandiri mengingat beban dan akuntabilitas proses pendidikannya. Meskipun perlu dicermati mengingat PS PPDS hanya menerima sedikit mahasiswa, meskipun student body-nya besar, memerlukan strategi pengelolaan yang khusus dan professional. Tuntutan kemandirian PS sangat didukung oleh paling tidak 2 peraturan yaitu PP BLU dan UU PT 2012.Sampai akhir tahun 2012, upaya pemekaran organisasi FKUB menjadi 3 fakultas masih terkendala oleh dukungan tenaga pendidik dan fasilitas pendukung terutama gedung perkuliahan dan perkantoran yang saat ini masih tergantung pada PS PD. Masalah lain yang terjadi apabila masih tetap bergabung dalam satu Fakultas, adalah struktur organisasi yang akan dikembangkan, karena UU_PT yang baru belum ada penjelasan struktur organisasi pendidikan tinggi bila pelaksanaannya mengacu kepada UU-PT. Salah satu alternatif yang didukung oleh 2 peraturan diatas adalah organisasi yang memfasilitasi kemandirian PS, semua PS harus mampu mengelola sendiri seluruh programnya dengan tata kelola yang ditetapkan oleh pimpinan. Pimpinan FKUB harus membenahii tata kelola fakultas yang saat ini dirasakan belum teratur dan terintegrasi.
Data kualitatif menunjukkan bahwa Rapat Kerja Tahunan yang dilakukan tidak untuk mengevaluasi pencapaian rencana strategis tetapi untuk mengajukan rencana kegiatan tahun berikutnya dengan menggunakan format program dan prioritas Universitas. Universitas Brawijaya termasuk universitas dengan pengelolaan keuangan BLU pada tingkat Universitas, sehingga penganggaran dan pertanggungjawaban anggaran ada pada tingkat Universitas sebagai satu entitas hukum. Dalam penyusunan anggarannya, Universitas meminta perencanaan dari Fakultas dan Fakultas menyusun berdasarkan pengajuan dari program studi yang kemudian disatukan menjadi perencanaan fakultas. Tidak terdapat informasi bagaimana penerjemahan pengelolaan keuangan ini hingga tingkat PS dan apa indikator otonomi pengelolaan di tingkat Fakultas maupun Program Studi. Secara kualitatif perencanaan anggaran masih bersifat pengajuan kebutuhan dan evaluasi penyerapan anggaran tidak dihubungkan dengan pencapaian indikator kinerja. Sebagian besar prosedur telah dituliskan dan diunggah pada laman web Fakultas. Meskipun demikian tidak ada informasi berapa persen prosedur tersedia dari yang seharusnya ada, dan bagaimana kepatuhan implementasi prosedur tersebut. Gugus jaminan mutu dan unit jaminan mutu telah dibentuk disetiap program studi. Secara rutin telah diselenggarakan audit internal mutu sesuai lingkup dan siklus audit pada tingkat universitas yang mengacu pada borang akreditasi program studi, standar mutu ISO dan standar pelayanan prima. Pelaksanaan audit secara mandiri pada tingkat fakultas dan program studi belum melembaga dan belum ada evaluasi terhadap pencapaian rencana strategis. Hasil dari program penjaminan mutu telah ditunjukkan dengan sertifikasi ISO pada tingkat Universitas yang masih terus dievaluasi setiap 6 bulan. Perlu dipahami bahwa sertifikasi tersebut pada tingkat UB, bagaimana konsistensi pelaksanaan pada tingkat Fakultas dan Program Studi seharusnya dapat dilihat pada hasil AIM di tingkat UB. Disamping itu evaluasi sertifikasi masih berfokus pada dokumen belum melihat secara langsung pada pengamatan pelaksanaan. Akuntabilitas institusi dinilai dari LAKIP, dan tidak ada data resmi bagaimana pencapaian LAKIP Fakultas, meskipun ada form pengisian LAKIP sesuai dengan pilar strategis Universitas. Sasaran 12: Terselenggaranya fungsi-fungsi manajemen dan tata kelola yang sehat, terbuka, kondusif, transparan, memiliki pencitraan publik yang kuat dan akuntabel. Sasaran ini dicapai melalui program refungsionalisasi komponen organisasi dan pengembangan SOP antar satuan kerja yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Dalam dokumen Renop tidak ditetapkan parameter, indikator dan target pada sasaran ini. Selain itu juga tidak ada informasi keterlaksanaan program pada sasaran ini. 2.2.2.2. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Finansial Sasaran 13: Berkembangnya kemampuan pengelolaan anggaran berbasis kinerja Sasaran ini dicanangkan dilakukan melalui program pengembangan kemampuan pengelolaan anggaran termasuk unit cost setiap kegiatan dan kemampuan perencanaan anggaran. Dalam rencana strategis juga dicantumkan perlunya kebijakan open management dan sistem terpadu penyusunan, perencanaan program dan penganggaran (SP4) yang transparan dan akuntabel.
Secara eksplisit tidak ada data yang dilaporkan pada sasaran ini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa Fakultas sedang dalam proses penghitungan unit cost untuk pelaksanaan pendidikan kepaniteraan (clarkship) profesi dokter serta pendidikan spesialis yang telah ditetapkan menjadi satuan biaya. Meskipun demikian terdapat beberapa masukan ketidaksesuaian yang disebabkan perkembangan metode dan proses pembelajaran serta akurasi data saat penghitungannya. Oleh karena itu diperlukan standar yang lebih fleksibel namun juga kompatibel Dalam perencanaan program dan anggaran belum dilaksanakan secara terpadu dan sistematis. Proses perencanaan program dilakukan melalui mekanisme rapat kerja dengan ketua unit kerja dan fakultas namun tidak memperhatikan pencapaian dan target perencanaan strategis. Sementara itu penyusunan anggaran dilakukan oleh bagian keuangan Fakultas dan Unit Kerja tanpa ada koordinasi dengan penyusun program. Penyusunan anggaran di tingkat Fakultas dilakukan dalam rapat penyusunan RBA oleh bagian keuangan yang kemudian akan direkap untuk dilaporkan pada tingkat universitas. Tidak ada mekanisme monitoring dan evaluasi anggaran berjalan maupun diakhir program dan tahun anggaran. Status Badan Layanan Umum (BLU) memberikan perbedaan dalam sifat pengelolaan keuangan. Perencanaan anggaran harus didasari perencanaan strategis tidak lagi berdasarkan pengajuan kebutuhan saja, tetapi juga ada proyeksi atau prediksi penerimaan. Dengan status BLU, PT berhak memberikan pelayanan jasa sebagai sumber pendapatan lain dengan prinsip efektif dan efisien serta tidak mengutamakan mencari keuntungan. Status BLU juga memberikan konsekuensi pemusatan keuangan dan perencanaan di tingkat Universtas. Rencana pemerintah untuk memberlakukan uang kuliah tunggal merupakan tantangan bagi kemandirian PS. Status BLU UB harus dapat dimanfaatkan optimal, yaitu kemungkinan untuk mencari dana sendiri yang transparan dan akuntabel, karena penyelenggaraannya harus dapat dipertanggung jawabkan secara hokum. Keinginan untuk kemandirian PS dan pemanfaatan status BLU harus disertai system pengelolaan yang bertanggung jawab, oleh sebab itu perlu peningkatan pemahaman dan kemampuan pengelolaan PS. Uang kuliah yang tinggi tampak sangat membebani mahasiswa akan dikurangi sebanyak 70% dari unit cost dengan mewajibkan PS untuk mencari dana tambahan dari kegiatan lain. Mahasiswa diharapkan hanya akan membayar 30% dari unit cost, sungguh merupakan tantangan yang sangat berat bagi PS, FK dan juga RS pendidikan.Semua pengelolaan harus dihitung secara cermat dan efisien. Sasaran 14: Berkembangnya sistem finansial yang efisien disertai kemampuan pendanaan mandiri. Sasaran ke 14 ini diharapkan dapat dicapai melalui beberapa program yaitu pengembangan sistem kebijakan finansial serta internal audit yang transparan dan efisien, meningkatkan kemampuan pendananan mandiri melalui pelayanan penelitian dan pemberian jasa sertifikasi, mengembangkan sistem pengelolaan dana SPP dan sumbangan pendidikan lain yang non birokratis, memenuhi pendanaan untuk kegiatan pengembangan staf dan pendidikan tingkat lanjut. Secara eksplisit dalam rencana operasional tidak disebutkan apa parameter, indikator, dan target yang ditetapkan pada sasaran ini.
Besarnya kemampuan pembiayaan mahasiswa sebagai salah satu sumber pembiayaan Fakultas secara tidak langsung dapat dilihat dari tetap tingginya animo peminatan meskipun biaya sumbangan pendidikan yang tidak mengikat cukup tinggi dan meningkat. Besaran sumbangan non SPP di PS PD misalnya (non SNMPTN) misalnya sebesar 132.000.000/mahasiswa, dengan proporsi jalur ini 40% dibandingkan jalur SNMPTN. Dalam hal kemandirian pendanaan standar BAN PT menyebutkan bahwa sumber keuangan dari mahasiswa maksimal 30%. Borang 3B untuk pasca sarjana menyebutkan bahwa kemampuan pembiayaan non mahasiswa di FK sebesar 59% dan program S2 sebesar 46%. Komponen non SPP masih didominasi oleh sumber pendapatan negara dalam bentuk gaji Dosen, sedangkan komponen sumber pendapatan yang mandiri masih sangat kecil. Data menyebutkan bahwa hingga tahun anggaran 2011 terdapat dosen FKUB (283) yang saat ini sedang mengikuti studi lanjutan sebesar 75 (27%) dengan rincian 62 (22%) di dalam negeri dan 13 (5%) di luar negeri. Masing PS mempunyai komposisi di PD jumlah dosen 163, yang sedang mengikuti studi lanjutan di dalam negeri 43 (26%) dan di luar negeri 6 (4%), PSIK jumlah dosen 39, yang sedang mengikuti studi di dalam negeri 8 (21%) dan di luar negeri 3 (8%). Fakta ini secara tidak langsung menunjukkan adanya kontribusi pemenuhan pendanaan pengembangan staf, namun tidak ada informasi prosentase anggaran pengembangan dibandingkan keseluruhan anggaran. Meskipun sudah ada upaya pendanaan untuk pengembangan staf namun tetap tidak dapat dievaluasi kecukupan pemenuhannya, karena tidak ada analisis kebutuhan pengembangan staf sehingga tidak dapat dihitung prosentase pemenuhannya. 2.2.2.3. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Sumberdaya Manusia Sasaran 15: Peningkatan capacity building sumber daya manusia dalam rangka penyehatan organisasi. Untuk mencapai sasaran tersebut ditetapkan beberapa program strategis yaitu meningkatkan kapasitas berkembang dosen menyangkut kemampuan dan ketrampilan profesional pendidik dan kapasitas berkembang staf dan karyawan dalam manajemen pendidikan tinggi. Disamping itu juga dicanangkan program pengembangan SOP manajemen sumber daya manusia dan meningkatkan motivasi, spirit, komitmen, dan inovasi dalam bekerja dan berkarya. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya sudah ada upaya pengembangan dosen dan karyawan melalui pendidikan lanjut. Meskipun demikian berdasarkan data hasil proporsi tenaga dosen dengan pendidikan pasca sarjana masih belum memenuhi target 90%.Masih perlu dikaji apakah tingkat pendidikan, dan ketrampilan yang dikuasai sudah sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Evaluasi sulit dilakukan karena tidak ada dokumen rencana pengembangan sumberdaya manusia. Kinerja staf dapat dievaluasi secara tidak langsung berdasarkan penghitungan indeks kepuasaan pengguna layanan berdasarkan survei pada mahasiswa, dosen, karyawan dan orang tua mahasiswa. Berdasarkan survei tersebut kinerja unit pelayanan masih dinilai kurang baik, dengan skor mutu pelayanan C, dan nilai indeks kepuasan 2.38 atau 59.97 setelah dikonversi dari maksimum skor 100.
Hasil ini secara tidak langsung mencerminkan pencapaian sasaran 14 yang salah satu programnya ditujukan untuk kemampuan bekerja dan berkarya. Sasaran 16: Terselenggaranya pola pengembangan sumberdaya manusia yang mengacu pada merit based recruitment dan reward punisgment yang terukur dengan jujur dan objektif berdasarkan standar kinerja yang baku. Program yang direncanakan untuk mencapai sasaran ini adalah menyusun pola rekrutmen, promosi, dan demosi, sistem insentif dan reward punishment yang berbasis prestasi, meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan kerja staf dan karyawan serta SOP evaluasi dan pengawasan kinerja staf. Informasi yang tersedia menunjukkan hingga saat ini tidak ada dokumen tertulis kebijakan rekruitment, promosi, demosi dan evaluasi kinerja dan pengawasan staf. Semua metode yang digunakan masih mengacu pada metode standar PNS yaitu DP3 untuk karyawan dan dosen serta EKDB yang diperuntukkan bagi dosen. Pengisian EKD masih sebatas pada upaya administrasi dengan strategi pemenuhan standar bukan evaluasi diri riil sebagai dasar perencanaan SDM. Informasi tidak langsung saat pelaksanaan juga menunjukkan bahwa kegiatan pengisian EKD masih rumit dari sisi pemenuhan dokumentasi, juga tidak meratanya beban kerja staf. Kinerja karyawan kependidikan masih terbatas menggunakan DP3 oleh atasan langsung sebagai dasar dalam menentukan perpanjangan kontrak. Tidak ada data dan target yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi apakah kesejahteraan dan keselamatan staf terjamin. Tenaga PNS dilindunggi oleh PT ASKES dan TASPEN, sedangkan karyawan kontrak mendapatkan asuransi dana pensiun dari Bringin Life. Pelayanan kesehatan karyawan dan mahasiswa dijamin melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Poliklinik Brawijaya. Standar gaji karyawan kontrak terendah di FKUB (setara sopir) adalah 1.100.000 dengan tambahan insentif makan dan kehadiran kurang lebih sebesar 600.000. Nilai ini masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah minimum regional wilayah Malang yaitu 1.132.000,-. 2.2.2.4. Sub Bidang Pengembangan Manajemen Infrastruktur dan Teknologi Informasi Sasaran 17: Terciptanya sistem pengembangan infrastruktur berbasis teknologi informasi yang terpadu. Penyediaan saluran internet disemua tempat di FKUB telah banyak membantu mahasiswa, staf pendidik dan kependidikan.Mahasiswa dan staf diberikan kemudahan untuk mendapatkan bahan pendukung PBM agar memperoleh hasil yang maksimal.Staf diberikan akses jurnal yang mampu memperkaya keilmuannya dan meningkatkan produksi ilmiah baik penelitian maupun untuk studi lanjut. Namun demikian sayangnya upaya tersebut belum diikuti peningkatan produk ilmiah yang signifikan Pengembangan teknologi informasi untuk kepentingan manajemen secara terpadu telah dirintis secara bertahap.Sistim Administrasi Akademik (SIAKAD) berbasis teknologi informasi untukseluruh
jenjang program studi telah dibuat dan digunakan oleh seluruh PS. Beberapa kendala yang timbul dalam pelaksanaan SIAKAD, mengingat ketentuan yang berbeda diantara program studi.Demikian juga halnya untuk kepentingan manajemen pendukung lainnya, belum dapat dilaksanakan dengan baik, karena belum terususunnya dan terlaksananya prosedur kerja yang terpadu, sehingga teknik informasi belum mampu mendukung kepentingan manajemen untuk pendukung data manajemen guna evaluasi kinerja dan kelancaran tugas.Pengembangan ini sangat penting untuk masa mendatang agar penyelenggaraan manajemen dapat lebih cepat akurat guna kepentingan program, evaluasi dan pengambilan keputusan. Standar Operating Procedureberbagai kegiatan manajemen belum terlaksana secara menyeluruh sehingga tidak jarang terjadi tumpang tindik dan ketidak akuratan data. SOP merupakan infrastruktur manajemen yang sangat penting untuk mendukung tata kelola yang baik. Visi FKUB menuju persaingan global perlu didukung dengan akurasi penyelenggaraan tata kelola, yang mampu mendukung efisiensi dan efektifitas manajemen.Bahkan program pengembangan automatic office system belum dapat dilaksanakan karena belum didukung dengan sistem penyelenggaraan manajerial yang mumpuni. Sasaran 18. Peningkatan kemampuan pencitraan publik dan terselenggaranya Sistim Informasi dan Manajemen berbasis Teknologi Informasi Keinginan untuk menampilkan hasil kinerja melalui penerbitan bulletin dalam rangka pencitraan publik masih belum dapat dilaksanakan, mengingat kegiatan rutinitas yang belum dapat dikelola dengan sistem yang terpadu.Salah satu penyebab penting adalah belum berlangsungnya organisasi sesuai dengan fungsi dan struktur yang telah disepakati, karena membengkaknya program studi yang saat ini mencapai 27 jenis.Belum adanya kesepadanan pengelolaan diantara program studi menjadi penyebab penting.Struktur organisasi yang membengkak dengan cepat belum disertai penataan organisasi yang terpadu dan efisien. Pengembangan SIM Online telah dirintis oleh PS MMRS (MMOS-magister manajemen online system) yang saat ini selalu dievaluasi dan ditingkatkan. Manfaat sangat besar telah dirasakan dalam pengelolaan karena akan mempermudah dan mempercepat hasil pengelolaan baik untuk kepentingan PBM, pengelolaan keuangan, SDM dan sangat membantu dalam Akreditasi PS. Peningkatan sistem telah dilanjutkan menuju AOS, yang akan memprmudah pelaksanaan system surat menyurat, pengumuman baik melalui email, SMS dan notulensi rapat yang akan digunakan dalam penataan program dan pengambilan keputusan. Informasi tidak lagi hanya diperoleh diruang kantor saja tetapi dapat diakses dimana saja, untuk menyongsong dan mendukung mobilitas staf, tanpa tertinggal dalam informasi manajemen. 2.2.2.5 Program Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Sasaran 19. Meningkatnya mutu kegiatan kemahasiswaan dan kemampuan penalaran mahasiswa berfikir alternatif, skeptik-analitis, kritis, dan self appraisal untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan yang diinginkan.
Program pengembangan penalaran mahasiswa telah mencapai prestasi ditingkat UB dan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2009 ditingkat UB telah tercapai 3 prestasi, 2010 tercapai 6 prestasi dan 2011 tercapai 6 prestasi, sedangkan ditingkat nasional mencapai 7 jenis ditahun 2009, 8 jenis ditahun 2010 dan 27 jenis ditahun 2011. Ditingkat internasionalpun mahasiswa FKUB pernah mencapai 1 prestasi pada tahun 2010. Penyelenggaraan Pimnas, mahasiwa FKUB seringkali menjadi juara umum. Pencapaian ini sangat membanggakan, meskipun demikian bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa sekitar hampir 4000 setiap tahunnya, jumlah prestasi tersebut masih belum optimal, karena tidak merata disemua prodi, tetap masih didominasi PS PD. Pengembangan keterampilan entrepreneurship, life skill dan soft skill untuk mempersiapkan lulusan memasuki pasar kerja dapat ditunjukkan melalui tracer study, yang menunjukkan bahwa sebagian besar lulusan telah terserap dalam kurun waktu kurang 3 bulan.Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengembangan entrepreneurship bagi mahasiswa telah berjalan optimal, meskipun ditunjang rasio jumlah lulusan dan kebutuhan masih rendah. Kebutuhan masyarakat akan hidup sehat semakin tinggi belum disertai dengan kehidupan yang sehat, dan program kuratif lebih dominan disbanding preventif. Peminatan calon mahasiswa sangat tinggi, sebagai indikator bahwa lulusan sebagai tenaga kesehatan sangat membanggakan dan sangat dibutuhkan bagi masyarakat.Oleh sebab itu pelaksanaan kegiatan ini harus ditingkatkan terus dimasa mendatang. Pelaksanaan pengembangan lingkungan akademik yang kondusif untuk pencapaian kompetensi lulusan dillihat dari kegiatan keterampilan belajar yang sudah berlangsung melalui kegiatan ko kurikuler maupun intra kurikuler di berbagai PS. Kegiatan tersebut cukup menggembirakan dan memberikan kontribusi hasil IP semakin meningkat setiap tahunnya, namun masih belum merata disemua strata dan PS. Kedudukan jumlah lulusan UKDI yang mencapai hampir 100% menunjukkan bahwa budaya akademik telah tercipta sesuai kebutuhan untuk mencapai kompetensi lulusan. Sasaran 20. Meningkatnya kuantitas dan mutu pengembangan minat dan bakat mahasiswa untuk mendukung pengembangan diri Kelompok minat dan bakat telah berkembang mulai di semester bawah sampai atas di berbagai PS. Hal ini ditunjukkan dengan presatasi yang telah diraih dan keberadaan Dekan Cup yang secara rutin diselenggarakan guna menampung kegiatan pengembangan tersebut. Demikian juga halnya dengan pengembangan prestasi mahasiswa telah berlangsung dengan prestasi bidang olah raga ditingkat UB sebanyak 3 buah di tahun 2009, 3 buah 2010, sedangkan ditingkat Nasional pada tahun 2009 sebanyak 1 buah, pada tahun 2010 sebanyak 1 buah dan pada tahun 2011 sebanyak 3 buah. Meskipun prestasi telah diraih tetapi masih belum optimal bila dibandingkan dengan input yang berkualitas, jumlah mahasiswa dan PS. Prestasi bidang seni ditingkat UB, pada tahun 2009 sebanyak 6 buah, pada tahun 2010 sebanyak 6 buah dantahun 2011 sebanyak 7 buah prestasi. Ditingkat Nasional prestasi yang diraih pada tahun 2010 sebanyak 3 buah, tahun 2011 sebanyak 7 buah, dan prestasi ditingkat Internasional 1 buah pada tahun 2010. Prestasi dibidang seni juga dirasakan kurang mengingat UB telah mencanangkan program peningkatan budaya dan seni.
Sasaran 21.Meningkatnya kesejahteraan spiritual, moral dan materialmahasiswa. Pemberian beasiswa dari berbagai program telah terlaksana dan meningkat dari tahun ke tahun. Pemberian beasiswa dan kegiatan konseling telah terlaksana, namun jumlah mahasiswa yang sangat besar disertai jumlah PS yang terus bertambah mengakibatkan kegiatan ini belum dapat mencakup mahasiswa yang benar-benar tidak mampu mulai dari awal. Beasiswa hanya dapat diberikan setelah mahasiswa masuk program, tetapi masih belum ada jenis beasiswa yang memang telah dirancang sejak awal masuk FKUB. Sasaran 22.Meningkatnya pemahaman dan toleransi Keberagaman Budaya di lingkungan Mahasiswa. Program pembinaan keagamaan telah berlangsung dan difasilitasi terus menerus.Kegiatan keagamaan telah dilakukan secara rutin baik antar mahasiswa maupun antar dosen dan mahasiswa.Kegiatan ini sangat penting untuk mengisi dan membentuk insan akademis yang bermoral.Kegiatan ini harus didukung oleh para dosen dengan melakukan bimbinngan disemua sisi pembelajaran. Belum semua dosen mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melakukan inovasi pembelajaran sehingga kegiatan ini masih dilaksanakan secara sektoral.Perlu dikembangkan metode dan pelatihan pembelajaran yang mengkaitkan program ini dalam PBM. Program peningkatan keberagaman budaya merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung proses belajar yang bertanggung jawab yang diharapkan mampu memberi kesadaran kepada mahasiswa tentang tanggung jawabnya sebagai individu dalam berbangsa dan bernegara. Program ini belum dapat terlaksana dengan optimal sehingga hasilnya tidak bisa dikaji untuk formulasi hasil renstra. Sasaran 23.Meningkatnya peran serta alumni dalam pengembangan diri, dan almamater Peran alumni dalam pengembangan kurikulum dan kelembagaan telah dilakukan melalui tracer study yang dilakukan oleh para alumni yang datang ke FKUB melalui pemanfaatan online yang juga didisain oleh UB. Data menunjukkan belum semua alumni berpartisipasi pada tracer study dan pada umumnya hanya alumni yang datang ke FKUB untuk kepentingan tertentu.Untuk meningkatkan peran alumni di FKUB, maka perlu upaya yang dapat melibatkan seluruh alumni FKUB dari semua PS. Dalam hal ini peran PS sangat penting untuk dilibatkan secara aktif untuk mengelola alumninya masing-masing. Peran serta alumni demi pengembangan FKUB sangat memungkinkan bila melibatkan PS yang diberikan tanggung jawab membina alumninya.Komunikasi FKUB melalui PS kepada alumninya menjadi salah satu tolok ukur kinerja PS. Apabila tugas komunikasi didelegasikan kepada PS, maka kemungkinan keberhasilannya lebih baik dibandingkan saat ini yang dikelola oleh FKUB.Komunikasi kepada alumni haruslah dikembangkan luas mengingat infomasi yang diperoleh dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
Salah satu alat komunikasi antara alumni dan FKUB telah dilakukan dalam bentuk reuni setiap 5 tahun. Pertemuan akbar tersebut telah dilakukan dan dihasilkan pertemuan yang mempertemukan lulusan berbagai angkatan dan PS. Pertemuan tersebut menghasilkan kontribusi yang positif dalam berbagai bidang pengelolaan FKUB. Namun sayangnya masih belum bersatunya alumni berbagai PS memerlukan upaya yang terus menerus, mengingat kemandirian profesi tidak disertai kebersamaan profesi. 2.2.2.6 Sub Bidang Pengembangan Kerjasama Institusional Sasaran 24.Terciptanya Kerjasama yang mampu dengan efektif mengoptimalkan networking dan resource sharing untuk pengembangan Jejaring Lahan Belajar bagi seluruh ProgramStudi. Kerjasama institusional telah terlaksana baik untuk kepentingan pendidikan maupun untuk kepentingan pengembangan baik dalam maupun luar negeri.Kerjasama pendidikan dilaksanakan pada RS pendidikan utama maupun jejaring.Jumlah mahasiswa yang semakin meningkat, memerlukan kasus yang lebih banyak, terlebih lagi kepentingan pendidikan program spesialis yang semakin banyak, maka tidak dapat dipungkiri pendidikan profesi dokter maupun lainnya kemungkinan terlantar.RS jejaring harus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan mutu yang menyangkut peningkatan jumlah dan variasi kasus sehingga meningkatkan pengalaman dalam mencapai kompetensinya. Perlu pengkajian tentang delegasi wewenang RS Jejaring yang lebih besar dengan persyaratan yang perlu disepakati bersama. Kerja sama internasional telah berlangsung dan MOU telah ditanda tangani, namun hanya sebagian yang telah terpenuhi, meskipun sebagian PS telah melaksanakan MOU dan implementasi sampai tingkat visiting lecture dan sertifikasi kursus sebagai bagian kokurikulum. Pemanfaatan kerja sama perlu ditingkatkan dimasa mendatang untuk mendorong peningkatan mutu penyelenggaraan tridharma di FKUB. Pelaksanaan Kelas Internasional dalam hal ini lebih diartikan sebagai kelas yang berbahasa Inggris, belum benar-benar menyelenggarakan kelas internasional dengan budaya bangsa yang mendasarinya.Tukar menukar informasi diantara mahasiswa, dan dosen mahasiswa baik dalam proses pembelajaran maupun komunikasi yang dilandasi dengan budaya Indonesia. Santun dalam bersikap dan bertindak, saling menghargai dan berkolaborasi sehingga tetap tercipta dalam PBM yang akan dibawa sepanjang hayatnya. Sasaran 25. Berkembangnya Kerjasama dan Afiliasi dalam dan Luar Negeri, dalam rangka peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, di bidang pengembangan institusi, pendidikan dan penelitian termasuk didalamnya memperoleh donasi dalam pengembangan penelitian Pengembangan internasionalisasi kurikulum telah dilaksanakan dengan upaya mandiri maupun proyek. HPEQ termasuk salah satu program peningkatan mutu yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk pendidikan dokter, termasuk sebagai pembina FK lain. Kerja sama diorientasikan untuk meningkatkan mutu dan relevansi lulusan, mengingat daya saing disegala bidang profesi sudah dirasakan sekarang ini. RS
internasional yang semakin banyak, penempatan lulusan yang akan bersaing dengan tenaga asing dan bahkan kursus oleh tenaga asing sudah banyak ditemui, kemungkinan pendidikan formal pendidikan profesi kesehatan bukan tidak mungkin dimasa mendatang akan beroperasi di Indonesia. Prestasi proyek sangat membantu, sebagian dicapai sangat signikan, yaitu publikasi internasional melonjak tinggi menjadi 27 buah, meskipun untuk mempertahankan prestasi ini tidak mudah.Dorongan publikasi sangat diperlukan mengingat khususnya di profesi klinik sangat memungkinkan, mengingat kegiatan ilmiah internasional sering dilaksanakan di Indonesia.Daya tarik untuk menyelenggarakan kegiatan internasional di Indonesia sangat tinggi khususnya Bali dan Yogya, yang seringkali digunakan sebagai tempat penyelenggaraannya. Kerja sama dengan pihak dalam dan luar negeri sudah banyak ditanda tangani, namun belum semua kerja sama ditindak lanjuti. Beberapa kerja sama yang ditindak lanjut lebih banyak untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan cara mengirim staf untuk studi lanjut atau mengirim mahasiswa untuk kursus pendek. Meskipun demikian pelaksanaan program ini menunjukkan bahwa FKUB sudah dikenal secara dikalangan internasional. Peningkatan dapat dilakukan melalui kerja sama penelitian maupun kerja sama pengabdian masyarakat berupa proyek bersama. Sasaran 26. Berkembangnya Kerjasama Luar Negeri dalam rangka pencitraan publik secara internasional, pencapaian standar internasional pendidikan, pengembangan culturaldiversity sebagai bagian komunitas internasional (world citizen) dan pencapaian sasaran 200 besar institusi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Asia Kerjasama Luar Negeri untuk pencitraan publik telah dilaksanakan dengan mengikuti kursus dan benchmarking. Kerjsama internasional telah banyak dilakukan oleh PS PD yang bekerja sama dengan berbagai institusi luar negeri, PS klinik antara lain PS Ortho telah melaksanakan external examiner, PS IPD bekerja sama proyek Diabet dan SLE, PS IK Kulit dan Kelamin telah bekerja sama dengan SIF menyelenggarakan occupational dermatosis, demikian juga yang dikerjakan oleh MMRS yang bekerja sama dengan Parkway org., telah menyelenggarakan kursus bersertifikat tentang perumah sakitan serta hospital visit ke RS Singapore dan Malaysia. Meskipun kedudukan FKUB belum mendapatkan ranking yang tinggi namun upaya ini apabila ditingkatkan dimasa mendatang akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan. 2.2.3 Kekuatan dan Kelemahan Institusi Kepeminatan masuk ke FKUB diberbagai PS masih tinggi, bahkan khususnya untuk PD masih menjadi primadona bagi masyarakat, sehingga bersedia untuk membayar mahal.Hal ini terjadi tidak hanya di FKUB tetapi disemua FK baik negeri maupun swasta.Kuota penerimaan sangat besar, bahkan melebihi kemampuan pengelolaan dan belum ditunjang dengan fasilitas pendidikan baik peralatan, gedung maupun RS pendidikan.Permintaan masuk ke FKUB tidak hanya pada S1, tetapi juga pasca sarjana baik S2 maupun S3. Program Studi bidang kesehatan sangat banyak peminatnya untuk membuka PS baru, sehingga pemerintah mengadakan regulasi untuk membatasi pembukaan PS baru.Penataan kompetensi dan
learning outcome sedang dilakukan oleh Kemendikbud bersama Kemenkes guna peningkatan mutu tenaga kesehatan dan penataan kebutuhan tenaga kesehatan.Kebijakan tersebut harus diantisipasi oleh FKUB dan perlu menata kurikulumnya baik S1, profesi, S2 dan S3. Program Kerja Renstra PSPD periode 2007 – 2012 sudah banyak yang tercapai, tetapi masih banyak menyisakan masalah yang sangat penting untuk ditata dan dilaksanakan. Evaluasi kurikulum, kemampuan mengajar staf dan evaluasi berkala setiap program menunjukkan perlunya pengkajian untuk penataan organisasi. Keberadaan dan eksistensi PSPD sebagai ujung tombak penyelenggaraan tridharma PT menurut UU PT 2012, memiliki fungsi dan tempat yang strategis, memerlukan penataan staf dalam organisasi agar fungsinya dapat ditingkatkan optimal. Definisi home based bagi staf harus ditegaskan dalam organisasi, sehingga tidak rancu antara kedudukan PS dan Laboratorium. Demikian juga halnya dengan status BLU merupakan kesempatan FKUB maupun PS untuk melakukan inovasi pengaturan anggaran dan upaya untuk income generating (fund raising) guna meningkatkan kemampuan pengelolaan PS tidak dari sumbangan pendidikan dari mahasiswa. Kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi dan mematok SPP mahasiswa hanya 30% dari operasional, maka sisanya dan anggaran pengembangan harus dapat diperoleh dari upaya PS / FKUB sendiri. Kemandirian PS merupakan tuntutan agar mampu mengelola pendidikan yang bermutu. Berdasarkan data kinerja pencapaian perencanaan strategis periode 2007-2012 dapat diidentifikasi faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan institusi (Tabel 2.1).
Tabel2.1 Kekuatan dan Kelemahan Institusi Kekuatan
Kelemahan
Rasio peminatan pendidikan kedokteran dan kesehatan di semua program studi sangat tinggi yang mengindikasikan tingginya kualitas calon mahasiswa (input) sebagai modal dalam memberikan kualitas lulusan dan hasil program yang tinggi
Standar input dan kapasitas penerimaan (terutama S1) diluar kewenangan Fakultas. Tingginya peminatan juga didorong tingginya kebutuhan dan keterbatasan jumlah PS yang memenuhi standar. Kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian jumlah mahasiswa dengan kapasitas pengelolaan
Rerata IPK lulusan, masa studi tepat waktu, prosentase kelulusan UKDI yang tinggi, dan masa tunggu kerja yang pendek secara tidak langsung menggambarkan kualitas output dan kemampuan memenuhi kebutuhan pengguna lulusan
Meskipun kelulusan tinggi terdapat tren penurunan rerata UKDI, sedangkan pada saat yang sama ada upaya peningkatan standar nasional kelulusan hingga memenuhi standar internasional. Hal ini mengindikasikan penurunan kualitas pendidikan sesuai kompetensi. Daya serap lulusan juga dipengaruhi tingginya kebutuhan tenaga kesehatan secara nasional.
Kurikulum sudah dilaksanakan dengan model blok kompetensi pada PSPD
Kurikulum dengan disain blok sering berubah terutama PS PD, belum konsisten dan belum memasukkan unsur manajemen kesehatan terutama keselamatan pasien sesuai WFME dan kebijakan WHO/ Pemerintah
Setiap tahun telah dilakukan usaha-usaha pengembangan dan pemutahiran kurikulum
Usaha dan komitmen dalam pengembangan dan pemutahiran kurikulum tidak sama.
Dari sisi kuantitas dengan memperhatikan syarat program studi dan rasio dosen, di tingkat fakultas jumlah dosen sudah memenuhi kebutuhan. Dari sisi kualitas, hampir seluruh dosen sudah dilatih AA dan diusulkan serdos
Meskpun rasio dosen mahasiswa sudah terpenuhi karena dominasi oleh PS PD, dari sisi beban hampir semua dosen PS PD dibebani mengajar di PS lain.
Ada tren peningkatan jumlah publikasi dan penelitian karena dukungan Hibah Bersaing, Iptekdok dan HPEQ. Publikasi dalam symposium internasional sudah cukup
Jumlah penelitian, publikasi dan hibah belum merata secara rasio dosen maupun rasio anggaran yang menunjukkan belum meratanya kemampuan staf dalam berkompetisi (Hibah), penelitian dan penulisan publikasi, serta belum membudayanya kebiasaan meneliti dan menulis. Publikasi dalam simposium internasional masih didominasi oleh para klinisi, karena wahana pertemuan ilmiah internasional sering diadakan di Indonesia, belum merata pada semua PS
Ada potensi kemampuan institusi dan staf pengajar dalam memenangkan Hibah
Kemampuan staf untuk memenangkan hibah belum merata dan Laboratorium pendukung belum memenuhi standar pengelolaan dan sarana penelitian
Adanya kebijakan alokasi anggaran dan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dari Fakultas dan Universitas
Rasio anggaran dan kegiatan pengabdian masyarakat masih belum memenuhi standar dan merata
Kekuatan
Kelemahan
Sudah ada agenda pohon penelitian
Agenda pohon penelitian masih didominasi biomolekuler belum disertai dengan penelitian kesehatan, manajemen kesehatan, socio medicine, dan translationalAdanya kecenderungan pengelompokan dosen-dosen untuk lahan-lahan tertentu
Sigi, Lokakarya, seminar, diskusi tentang pembelajaran dan pendidikan cukup banyak. Pengabdian masyarakat sudah terprogram dan disertai penyediaan anggarannya
Tindak lanjut kegiatan kurang.
Sudah ada dokumen struktur organisasi dengan tupoksi dan dokumen sistem penjaminan mutu di Fakultas dan Program studi didukung dengan organik gugus dan unit jaminan mutu. Pelaksanaan penjaminan mutu melalui audit sudah terselenggara rutin oleh Universitas dan akan dikelola ditingkat Fakultas
Inkonsistensi struktur pada leveling dibawah Fakultas karena berkembangnya program studi : Jurusan/PS, penempatan MEU dibawah Fakultas, TKP PPDS, PS S2 dibawah Fakultas/Jurusan, kedudukan laboratorium tidak jelas mempengaruhi mutu dan ketercapaian program Kelemahan dalam implementasi dan monitoring evaluasi setiap umpan balik
Status BLU di Universitas memberikan peluang kemandirian keuangan dan pengembangan institusi
Kekuatan hukum organisasi dan hubungan tata kelola antara pendidikan dan rumah sakit pendidikan masih lemah Sistem pengelolaan anggaran belum menunjang fleksibilitas dalam BLU
Dokumen SOP penjaminan mutu dan proses bisnis sudah tersusun baik ditingkat FKUB maupun di PS
SOP tidak semua dilaksanakan dan dievaluasi, serta pelaksanaan SOP masing simpang siur Tidak semua personil mempunyai komitmen untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh, dan tahu tentang Tupoksinya.
Kemampuan interpreunership institusi sudah ada di beberapa PS
Belum semua PS mempunyai kemampuan interpreunership dan status BLU belum dimanfaatkan untuk meningkatkan anggara di FKUB maupun PS
Pelaksanaannya masih sporadik belum berkesinambungan dan dana yang tersedia masih rendah
Kekuatan Penambahan staf (pendidik dan kependidikan) sudah ada melalui jalur non PNS Tersedianya staf kependidikan yang potensial Akses informasi melalui internet sudah tersedia disemua area pendidikan baik di FKUB maupun di RS
Organisasi kelembagaan mahasiswa telah berjalan aktif dan kegiatannya yang berlangsung rutin Mahasiswa telah menorah prestasi baik di tingkat nasional dan internasional pada bidang akademik dan non akademik. Sudah ada kerja sama nasional dan internasional yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian
2.3
Kelemahan Belum ada program pengembangan staf baik jumlah maupun kualitasnya (carrier development pathway) dan penempatan staf kependidikan yang tepat Belum optimalnya pemanfaatan staf kependidikan Penggunaan IT belum optimal, belum dimanfaatkan sebagai media informasi bagi seluruh proses pendidikan dan bisnis internal, serta masih sering terganggunya pemanfaatan internet karena traficnya kurang besar Mahasiswa yang berperan aktif dalam organisasi kelembagaan mahasiswa masih terbatas Prestasi mahasiswa belum merata di semua PS dan jumlah prestasi mahasiswa belum optimal bila dibanding jumlah mahasiswa, termasuk pemenang dalam lomba ilmiah dilingkungan PPDS Kerjasama institusi nasional dan internasional yang sudah ada baik di tingkat Fakultas maupun Universitas belum dimanfaatkan optimal untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
Analisis Lingkungan eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan dengan melihat beberapa faktor diantaranya besaran kebutuhan tenaga dokter sebagai dasar penyelenggaran pendidikan tenaga dokter dan tuntutan kualifikasi lulusan, intensitas kompetisi dalam penyelenggaraan pendidikan tenaga kesehatan pada tingkat nasional dan global, kebijakan nasional dan internasional yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan tinggi, perkembangan teknologi pendidikan tinggi. Metode analisis dilakukan dengan kajian dokumen dan data pada tingkat nasional dan institusi. 2.3.1 Gambaran Kebutuhan Tenaga Kesehatan Besaran tenaga dokter menjadi kunci dalam memperhitungkan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan dan daya tampung. Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi target yang ditetapkan sampai dengan tahun 2010. Sampai dengan tahun 2008, rasio tenaga kesehatan untuk dokter spesialis per 100.000 penduduk adalah sebesar 7,73 dibanding target 9; dokter umum 26,3 dibanding target 30; dokter gigi 7,7 dibanding target 11; perawat 157,75 . Dengan memperhatikan standard ketenagaan rumah sakit yang berlaku, maka pada tahun 2010 masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit milik pemerintah (Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Daerah), sejumlah 2.098 dokter spesialis, 902 dokter umum, 443 dokter gigi, 6.677 perawat/bidan, 84 orang S-1 Farmasi/Apoteker, 979 asisten apoteker, 149 tenaga kesehatan masyarakat, 243 sanitarian, 194 tenaga gizi, 800 tenaga keterapian fisik, dan 2.654 tenaga keteknisian medis. Dengan demikian kekurangan tenaga kesehatan di rumah sakit akan lebih besar
lagi bila dihitung kebutuhan tenaga kesehatan di RS milik kementerian teknis lainnya, Rumah Sakit/Lembaga Kesehatan TNI dan POLRI serta Rumah Sakit Swasta. Dengan memperhatikan standard ketenagaan Puskesmas yang berlaku, maka pada tahun 2010 masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan di Puskesmas, sejumlah 149 dokter umum, 2.093 dokter gigi, 280 perawat gigi, 21.797 bidan, 5.045 asisten apoteker, 13.019 tenaga kesehatan masyarakat, 472 sanitarian, 303 tenaga gizi, dan 5.771 tenaga keteknisian medis. Sedangkan untuk Puskesmas DTPK juga masih dihadapi kekurangan tenaga kesehatan sejumlah 64 dokter umum, 59 dokter gigi, 48 perawat gigi, 35 asisten apoteker, 249 tenaga kesehatan masyarakat, 25 sanitarian, 34 tenaga gizi, dan 47 tenaga keteknisian medis. Faktor lain yang harus diperhitungkan adalah kebijakan BPJS yang mencanangkan universal coverage pada tahun 2015. Dalam kebijakan tersebut dengan besaran kapitasi 20.000 diperhitungkan bahwa diperlukan satu dokter untuk 3000-5000 anggota untuk dapat melebihi break even point. Jika memperhatikan perhitungan ini, maka diperlukan 83.000 dokter umum. Besaran kapitasi yang merupakan cermin kemampuan negara sangat mempengaruhi besaran kebutuhan dokter. Apabila terjadi peningkatan nilai kapitasi tentunya diperlukan jumlah tenaga kesehatan yang lebih banyak. Perhitungan ini juga hanya memperhitungkan biaya kuratif, sedangkan kebijakan pembangunan kesehatan setelah tahun 2014 harus lebih berfokus pada promotif dan kuratif. Proyeksi Kemenkes menunjukkan bahwa pada tahun 2014 dibutuhkan 33.773 tenaga dengan estimasi jumlah lulusan 20.817 sehingga masih dibutuhkan peningkatan kapasitas bahkan hingga proyeksi tahun 2025. Peningkatan kapasitas ini masih diperlukan di profesi dokter umum, spesialis, asisten apoteker, sanitarian, gizi dan keterapian fisik. Dokumen tersebut juga menjelaskan bahwa untuk profesi dokter gigi, bidan, perawat, perawat gigi, apoteker, kesehatan masyarakat dan keteteknisian medis diperkirakan akan melebihi kapasitas sehingga direncanakan kebijakan pengurangan. Pengurangan tersebut akan ditempuh dengan cara penutupan PS yang tidak memenuhi akreditasi, pengurangan kapasitas pada yang memenuhi akreditasi dan penghentian ijin pembukaan program studi baru. 2.3.2 Intensitas Kompetisi Penyelenggaran Pendidikan Tenaga Kesehatan Badan Kesehatan Dunia menengarai perkembangan migrasi internasional tenaga kesehatan yang semakin meningkat sejak tahun 1990 sampai 2010, dan diperkirakan akan meningkat pada tahuntahun mendatang seiring dengan semakin dekatnya GATT yang akan berlaku 2020. Kondisi diatas akan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan setiap negara, terutama di negara-negara sedang berkembang. World Federation of Medical Education, dan berbagai perhimpunan profesi kesehatan global (kedokteran gigi, farmasi, keperawatan, kebidanan) menjawab tantangan butir pertama diatas, dengan mengembangkan standar kompetensi global, yang diikuti oleh standar kompetensi pendidikan profesi tenaga kesehatan di semua negara. Dampak dari perkembangan ini, menyebabkan berubahnya sistem pendidikan semua profesi kesehatan di semua negara. Semua lembaga pendidikan tenaga kesehatan di berbagai negara merespons tantangan tersebut dengan
mengembangkan standar pendidikan nasional yang di sesuaikan dengan standar global yang telah di sepakati, termasuk kurikulum pendidikan, fasilitas pendidikan, dan metoda assessmen-nya. Komunitas perhimpunan tenaga kesehatan negara-negara ASEAN juga telah bersepakat melalui penanda tanganan MRA (Mutually Recognition Arrangement) pada tahun 2006, 2007 dan 2008 yang lalu untuk memulai menerapkan standar regional profesi kesehatan (Keperawatan, Kebidanan, Dokter Gigi, Dokter, dan Farmasi) lebih awal, yaitu tahun 2015. Semua upaya diatas dimaksudkan agar komunitas profesi kesehatan di ASEAN lebih siap menghadapi persaingan tahun 2020. Menjelang tahun 2015 untuk menghadapi persaingan global akibat pemberlakuan Asean Free Trade Area (AFTA), telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Berbagai peraturan diterbitkan untuk mengatur peraduan antara lulusan pendidikan dan dunia kerja (link and match) antara lain PP nomer 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang mengatur kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensiyang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara pendidikan dan pekerjaan dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi, sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Salah satu upaya Kemendikbud (Dikti) dalam pendidikan kesehatan untuk meningkatkan mutu penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan dan lulusan agar mampu bersaing menghadapi persaingan bebas adalah proyek HPEQ yang berupa dana pinjaman dari Bank Dunia. AFTA disatu sisi sangat menguntungkan bagi perekonomian Indonesia yang saat ini mempunyai pertumbuhan sangat baik, namun disisi lain membutuhkan kesiapan SDM, khusus dibidang kesehatan yang saat ini masih belum mampu bersaing ditingkat global. Berita HPEC 18 December 2012, bahwa perawat Indonesia sebanyak 322 orang yang bekerja di Jepang lebih unggul dibanding perawat Filipina, merupakan berita yang menggembirakan sekaligus menantang penyelenggara pendidikan keperawatan di Indonesia. Sejalan dengan ratifikasi AFTA dan MRA yang akan diberlakukan pada 2015 kualifikasi lulusan pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh PT dan/PS harus mampu memenuhi standar kualifikasi tidak hanya nasional, tetapi juga asia dan Internasional. Jika tidak mampu maka peluang lulusan untuk mampu berperan di tingkat nasional pun akan kecil karena akan diisi oleh tenaga kesehatan ditingkat internasional. Hal ini bisa menyebabkan ancaman posisi marginal lulusan di pasaran kerja. Dengan demikian apabila output PSPD FKUB tidak memenuhi kompetensi berstandar internasional,akan menempati posisi marjinal. Kompetisi penyelenggaran pendidikan tenaga kesehatan juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah institusi dan program studi. Dari dokumen rencana dan pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011-2015, pada tahun 2009 menunjukkan perkembangan jumlah institusi penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan di semua jenjang naik dengan rerata kenaikan 17% pertahun. Hingga akhir tahun 2008 terdapat 2032 institusi di semua jenjang dengan proporsi terbanyak pada jenjang D3 (955) S1 (609), dan Spesialis 1 (204). Ditinjau dari sisi bidang ilmumenurut data tahun 2010, program terbanyak adalah kebidanan untuk jenjang D3. Pada jenjang S1 program terbanyak adalah keperawatan (308) kemudian kesehatan masyarakat (143) diikuti kedokteran (71), kefarmasian, kedokteran gigi dan kegizian. Jumlah
penyelenggara kebidanan pada jenjang S1 pada tahun 2008 baru ada dua program studi. Data kompetisi tersebut harus dicermati dan dikaitkan dengan daya tampung serta kebutuhan tenaga kesehatan yang bersifat dinamik untuk melihat apakah peluang pengembangan pendidikan secara riil masih akan tetap besar atau mencapai titik jenuh. 2.3.3 Kebijakan Nasional Penyelenggaraan dan Pembiayaan Pendidikan Tinggi Kebijakan nasional yang harus diperhatikan diantaranya UU PT, RUU Pendidikan Dokter, Kerangka Kualifikasi Nasional, Akreditasi Pendidikan Tinggi dan Lembaga Akreditasi Mandiri, status BLU dan pembiayaan pendidikan. Undang-undang Pendidikan Tinggi menegaskan fungsi PT sebagai penyelenggara pendidikan termasuk pendidikan profesi serta berhak memberikan gelar akademik dan sertifikat kompetensi. Gelar profesi diberikan oleh pendidikan tinggi penyelenggara pendidikan. Untuk dapat memberikan gelar tersebut penyelenggara pendidikan harus terakreditasi karena dinyatakan bahwa gelar akademik dan profesi diangap tidak sah jika dikeluarkan oleh PT dan/PS yang tidak terakreditasi. Undang-undang tersebut juga mengatur kualifikasi Dosen disetiap strata pendidikan. Secara organisasi penyelenggaraan pembelajaran dikelola oleh pelaksana program studi. Untuk menyelenggarakan pendidikan Perguruan Tinggi harus menyusun kurikulum. Penerbitan UU tersebut menegaskan posisi dan kewajiban Program Studi dalam penyelenggaraan pendidikan serta persyaratan penyelenggaraan termasuk kualifikasi SDM. Posisi Fakultas tidak secara tegas disebutkan dalam UU PT demikian juga Jurusan dan Laboratorium/Departemen. Konsekuensi tersebut membuat PT dan Fakultas harus melakukan kajian peran, fungsi dan organisasi Fakultas.Disatu sisi penerbitan UU PT juga memberikan peluang penyelenggaraan pendidikan tinggi baik akademik dan profesi seluas-luasnya. Dalam menyelenggarakan pendidikan profesi khususnya profesi Dokter, beberapa peraturan yang harus dicermati adalah UU Praktek Kedokteran, UU (RUU) Tenaga Kesehatan, dan RUU Pendidikan Dokter. UU PK memberikan peran Konsil dan Kolegium dalam sertifikasi dan STR sehingga perlu diantisipasi ketidaksesuaiannya dengan UU PT. Disamping itu UU PK belum mengatur Peran Konsil terkait dengan AFTA dalam hal registrasi dan lisensi tenaga kesehatan dalam skala Asian. Sebagai konsekuensi AFTA harus diantisipasi bahwa pemberian registrasi dan lisensi akan diberikan oleh Badan berskala ASIA. Penyelenggara pendidikan harus memikirkan kompatibilitas output dan kualifikasi lulusan pada skala ASIA dan Internasional. RUU Pendidikan Dokter meskipun dalam taraf rancangan harus tetap diantisipasi karena akan mengatur secara detail penyelenggaraan pendidikan dokter mulai dari input, proses dan tata kelola hingga output. Undang-undang PT juga mengatur pembiayaan pendidikan di PT. Disebutkan bahwa akan ditetapkan standar satuan biaya operasional pendidikan yang akan diperhitungkan dengan tingkat kemahalan wilayah, prestasi atau kinerja PT dalam mencapai standar nasional PT. Pencapaian kinerja tersebut akan mempengaruhi alokasi anggaran PT yang dikenal dengan mekanisme insentif dan disinsentif. Sumber pendapatan PT dapat diperoleh melalui: SPP mahasiswa, subsidi pemerintah, penelitian dan pendapatan lain. Sudah ada model insentif dan disintensif bagi 61 PTN di lingkup Kemendikbud.
Insentifnya adalah menambah dana subsidi, sedangkan disintensifnya mengurangi subsidi, terutama bagi kampus-kampus ternama dan banyak peminatnya. 2.3.4 Kebijakan Pendidikan Tenaga Kesehatan Melalui komunikasi tiga kementrian yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Dalam Negeri pendidikan tenaga kesehatan harus sesuai dengan jenjang, kompetensi dan kebutuhan tenaga kesehatan untuk menunjang mutu dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Upaya penyelarasan telah dilakukan melalui pengembangan KKNI, evaluasi standar kompetensi, standar tempat pembelajaran dan pembaruan standar program studi. Penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan tidak hanya harus mampu meluluskan tepat waktu dengan IPK yang tinggi, tetapi juga lulus uji kompetensi dan dapat diterima ditempat kerja dengan jenjang karir dan kualifikasi pekerjaan yang tepat. Disisi lain penyelenggaraan pelayanan kesehatan diatur dengan hukum dan etika untuk menjamin hak serta keselamatan pasien. Hal tersebut diatur dengan kebijakan sertifikasi, lisensi, credential untuk menjamin kewenangan dan akuntabilitas pemberian pelayanan kesehatan oleh provider termasuk tanggungjawab hukum didalamnya. Kebijakan ini pada satu sisi menuntut tingkat kompetensi yang tinggi dengan keahlian (praktik) yang memadai, namun tetap harus menghargai hak pasien, menjamin keselamatan pasien serta sesuai dengan batas kewenangan dan etika yang berlaku. Menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara pendidikan tenaga kesehatan untuk mengembangkan model pembelajaran yang menjamin pengetahuan dan keahlian pada level yang dikehendaki tanpa harus melanggar hak dan jaminan keselamatan pasien. 2.3.5 Kebijakan dan Perencanaan Strategis Universitas Fakultas merupakan organisasi penyelenggara pendidikan dibawah Universitas yang mengemban amanah penyelenggaraan TriDharma Perguruan Tinggi. Secara organisasi Fakultas dan program studi dipengaruhi oleh Universitas sebagai pengelola, dan Kemendikbud sebagai wakil pemilik, sehingga kebijakan ditingkat Universitas sangat mempengaruhi. Renstra UB menekankan pada pencapaian World Class University dengan indikator peringkat UB secara internasional. Beberapa indikator penunjang adalah kinerja mahasiswa, kinerja dosen, dan institusi. Dari sisi mahasiswa adalah kualifikasi lulusan dan penyerapan secara internasional yang diukur dengan prestasi mahasiswa di tingkat internasional. Kinerja dosen diukur dari publikasi, penelitian pada skala internasional. Sedangkan kinerja institusi dilihat juga pada pencapaian standar pengelolaan internasional akreditasi internasional institusi. Secara eksplisit UB menetapkan beberapa target .
2.3.6 Tantangan dan Peluang Institusi Tabel2.2. Tantangan dan Peluang Pengembangan Institusi Tantangan
Peluang
AFTA dan MRA (2015) membuka peluang persaingan global sehingga meningkatkan tingkat kompetisi pada skala global bahkan pada pasar lokal Penetapan KKNI, semakin menuntut kesesuaian antara output dengan standar kualifikasi nasional dan kebutuhan kerja Kebutuhan tenaga kesehatan tinggi disemua jenis profesi (Rencana Pengembangan Nakes 2011-2025, Depkes)
Peluang hibah pengembangan program (manajemen dan kurikulum), penelitian dan pengabdian masyarakat untuk menunjang AFTA,WCU Kebutuhan nasional nakes tinggi, meskipun juga terdapat trend keterpenuhan dari output beberapa program studi Peminatan menjadi tenaga kesehatan dan peminatan masyarakat masuh ke FKUB tinggi pada berbagai PS utamanya PSPD
Peningkatan nilai kelulusan menuju standar internasional dan sudah adauji kompetensi nasional yang akan dikembangkan bagi semua pendidikan profesi Status BLU UB yang tidak jelas dan pengelolaannya sentral yang seharusnya bisa didesentralisasikan pada PS Tuntutan penerapan manajemen keselamatan pasien (WHO, UU Rumah Sakit, PP keselamatan pasien, standar akreditasi internasional) di institusi tempat kerja maupun praktek pribadi menjadi tantangan syarat kualifikasi lulusan Kebijakan dan kriteria seleksi mahasiswa tidak sepenuhnya ditetapkan Fakultas/Prodi S1 (status BLU) SPP tunggal dan maksimum pendanaan berbasis mahasiswa maksimal 30%
FKUB khususnya PSPD mempunyai pengalaman melakukan uji kompetensi yang mempunyai nilai sumbangsih nasional dan menjadi salah satu pusat uji kompetensi nasional Peluang beasiswa, dana penelitian, publikasi dari dalam negeri (Nasional, Universitas, Fakultas) dan luar negeri Kesesuaian agenda penelitian nasional atau fokus dari hibah dengan bidang ilmu atau minat PS/Fakultas untuk mngembangkan manajemen keselamatan kerja
Peraturan home based minimal 1 PS 6 staf yang terdiri dari 2 Profesor, 4 Doktor
Kebijakan rekruitmen tenaga SDM (Dosen dan administrasi) ditetapkan oleh UB Pertanggung jawaban social (CSR) institusi merupakan kewajiban bagi Institusi Pendidikan Interpretasi UU PT 12/2012 tentang pendidikan profesi (sesudah sarjana) diartikan pemisahan pendidikan profesi menjadi dua PS (PS akademik dan Profesi) tersebut pada SK Rektor Peraturan RSAB tidak jelas, mempengaruhi pengelolaan operasional RSAB, dapat menjadi beban anggaran
Status BLU dapat menempatkan PS menjadi bagian dari system penerimaan mahasiswa Status BLU memungkinkan FKUB dan PS mencari dana mandiri dengan kegiatan yang berorientasi pada akademik (penelitian, pelatihan, konsultasi) maupun non akademik (sumber dana bisnis lain) Konsep linearitas sudah ditegaskan sebagai linearitas bidang ilmu dalam surat edaran Rektor berdasarkan penjelasan Dirjen Dikti, memungkinkan pengembangan Bidang Ilmu Staff yang lebih fleksibel termasuk Kepengajaran Status BLU memberi keharusan kekurangan SDM diperoleh dari pengangkatan tenaga tetap non PNS Potensi hibah pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan terpadu agar memperoleh manfaat sebesar besarnya Penguatan organisasi PS: UU PT, Standar Akreditasi, EPSBED
RS mempunyai kebutuhan untuk menjalin kerjasama dengan Pendidikan dalam semua tingkat pendidikan.
Tantangan
Peluang
SPP tunggal, batasan dana bersumber mahasiswa maksimal 30%, disinsentif bagi PT Persyaratan publikasi pada program studi guru besar 2 internasional
Sudah ada bangunan RSAB dan juga ditetapkan dalam Renstra Universitas untuk pengembangan RSAB Peluang penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi tenaga kesehatan tinggi (UU PT 2012) sebagai sumber pembiayaan mandiri Peluang kerjasama konsultasi, pendampingan, penempatan peserta didik tinggi PPDS sebagai dampak UU RS dan Peraturan Akreditasi Institusi Pelayanan Kesehatan Peluang pembiayaan penelitian hibah nasional dan internasional tinggi yang secara nasional semakin ditingkatkan serta adanya perhatian khusus pada Indonesia dalam pencapaian MDGs Peluang pengembangan PS tinggi (UU PT 2012)
Standar akreditasi: rasio dana penelitian 3juta6juta/dosen
Tuntutan pengembangan inovasi dan aplikasi pengetahuan dan teknologi hingga mencapai HAKI
Mekanisme evaluasi program studi secara online melalui EPSBED/PDPT Batasan kewenangan peserta didik dalam praktek pelayanan kesehatan ditengah tuntutan kompetensi keahlian yang tinggi
Perluasan kerjasama dan sosialisasi kompetensi peserta didik di instansi pelayanan kesehatan tingkat primer,
2.4 Posisi Strategis Organisasi Analisis posisi strategis PSPD dilakukan dengan berdasarkan pada kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang institusi. Skoring dan pembobotan dilakukan dimasing-masing temuan dengan memperhatikan kontribusi dan pengaruhnya pada strategi organisasi. O
Conservative
Agressive
W
S
Defensive
Competitive
T
Gambar 2.1. Posisi Strategis PSPD Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Gambar tersebut menunjukkan bahwa posisi PSPD saat ini terletak pada posisi konservatif atau dalam keadaan memeliharan untuk mempersiapkan diri menyongsong tantangan masa depan. Evaluasi dan perbaikan internal perlu ditingkatkan agar mampu menghadapi tantangan dan memfaatkan peluang. Harapannya tidak sampai 5 tahun mendatang PSPD sudah siap untuk bergeser pada posisi agresif yang melewati tantangan untuk bersaing global baik dikalangan nasional maupun internasional. Diversifikasi berbagai bidang, dan kemandirian baik tingkat FKUB maupun PS akan menambah akselerasi peningkatan kemampuan diri yang cerdas.
III. RENCANA STRATEGIS 2013-2017 Perencanaan strategis mempunyai fungsi memberikan arah dan strategi bagi PSPD FKUBdalam mengelola kekuatan dan kelemahan dalam menghadapi dinamika lingkungan eksternal. Perencanaan strategis merupakan proses berkelanjutan dan bersifat dinamis, berawal dari strategic direction (visi, misi dan nilai organisasi), adaptive strategic (grand strategic danstrategic objective), operational strategic (strategic initiative) yang diterjemahkan pada tingkat Fakultas, Program Studi, Unit Penunjang dan Individu. 3.1. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Visi Menjadi Institusi Pendidikan Kedokteran yang Terkemuka dan Bertaraf Internasional dan berjiwa entrepreneur untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Misi Mengembangkan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di bidang Kedokteran, yang terkini serta bermutu untuk membangun masa depan bangsa dengan dilandasi nilai-nilai universal Nilai
Profesional -
Menyelanggarakan pelaksnanan tugas dan kewenangan dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi etika dan peraturan yang berlaku
Dedikatif -
Dedikasi menunjukkan tanggungjawab yang tinggi dalam pengabdian setiap individu dalam menjalankan pekerjaan dan kepercayaan yang diberikan yang tercermin dalam pemberian pelayanan
Futuristik -
mengandung makna memiliki kemampuan prediktif dan responsif terhadap dinamika fenomena-fenomena dibidang kedokteran serta menjadi leader dalam inovasi pengembangan ilmu dari teknologi kedokteran utamanya tentang Biomedik dan kedokteran kedaruratan.
Komitmen dan Kebersamaan -
Komitmen mengandung unsur perhatian, dukungan (suportif) Kebersamaan menggambarkan penghargaan pada setiap potensi individu sekaligus kesadaran bahwa keberhasilan organisasi hanya dapat dicapai dengan sinergi kebersamaan.
Unggul -
Unggul memberikan makna bahwa organisasi harus mampu mengembangkan keunggulan setiap individu Keunggulan juga berorientasi pada hasil upaya institusi yang harus mampu membangun tidak hanya keunggulan institusi tetapi juga kebanggan bangsa Keunggulan dalam hasil juga harus dicapai dengan cara yang efektif dan efisien
Berjiwa entrepreneur -
Jiwa entrepreneur mengandung unsur inovatif tidak hanya dalam usaha tetapi juga pengembangan penelitian dan pengabdian masyarakat
3.2. Isu Strategis Pengembangan grand strategi organisasi untuk mencapai visi dan misi organisasi harus memperhatikan isu strategis berdasarkan analisis lingkungan eksternal. 3.2.1
3.2.2
3.2.3
3.2.4
3.2.5
Pendidikan tinggi mempunyai tanggungjawab sosial dalam menjamin akses pendidikan, keadilan dalam akses pendidikan, dampak keberadaan institusi pada kualitas hidup masyarakat Meningkatnya kompetisi global perlu diantisipasi dengan peningkatan daya saing lulusan (employability national dan international), kualitas dosen (publication, visiting lecturer), dan program studi maupun fakultas (international collaboration: education program and joint research). Tuntutan kemandirian pengelolaan (BLU, SPP tunggal, visi enterpreneurship Universitas) sebagai dasar dalam pengembangan institusi agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat perlu disikapi dengan mengembangkan jiwa dan kemampuan enterpreneurship pada institusi dan juga lulusan Good university governance merupakan keharusan untuk menjamin akuntabilitas institusi PT termasuk didalamnya Fakultas dan Program Studi sebagai penggerak bagi good corporate governance, perlu diantisipasi dengan menerapkan sistem penjaminan mutu, akuntabilitas pengelolaan keuangan, pelayanan prima serta tata kelola organisasi di tingkat Fakultas dan Program Studi. Tuntutan peran dan pengembangan program studi sebagai ujung tombak pelayanan akademik (UU PT) dan tolok ukur kinerja bagi institusi penyelenggara pendidikan (EPSBED, Akreditasi)
3.2.6
3.2.7
3.2.8
Tuntutan level kualifikasi kompetensi nasional pada profesi tenaga kesehatan dengan kemampuan skill yang tinggi perlu memperhatikan kebijakan etika pelayanan kesehatan di rumah sakit tempat pendidikan yang mengatur kewenangan tenaga kesehatan (medical staff by law) di rumah sakit sebagai provider di rumah sakit. Kebijakan SJSN yang diluncurkan untuk memperkuat sistem rujukan dan efisiensi pembiayaan kesehatan akan menempatkan rumah sakit Pendidikan Utama saat ini sebagai penyelenggara UKP tingkat tersier sehingga kurang sesuai dengan kompetensi tenaga kesehatan pada tingkat primer (dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, farmasi). Kebijakan tersebut juga memberikan dampak pada pengalaman belajar pendidikan spesialis. WHO, SKN, UU RS, menuntut penerapan manajemen keselamatan pasien pada institusi pelayanan kesehatan dan provider kesehatan didukung PP Keselamatan Pasien serta Standar Akreditasi Internasional. Hal ini perlu diantisipasi dalam membangun kompetensi tenaga kesehatan, karena dalam proses pendidikan mahasiswa dan lulusan sebelum mendapat license akan menjadi bagian dari tim kesehatan yang harus menerapkan praktek manajemen keselamatan pasien.
3.3. Sasaran dan Peta Strategis Organisasi. 3.3.1 Grand Strategi 3.3.1.1 Meningkatkan kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat nasional dan internasional 3.3.1.2 Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran dan kesehatan dengan pendekatan ilmu-ilmu Biomedikal Kedaruratan Kedokteran dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional 3.3.1.3 Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan kemanusiaan 3.3.1.4 Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat 3.3.1.5 Mendorong pengembangan pusat pusat pemberdayaan masyarakat pada bidang kedokteran, kesehatan dan socio medicine sebagai wujud tanggungjawab sosial Fakultas (CSR) yang merupakan aplikasi pendidikan dan penelitian melalui penyelenggaraan pendidikan di program studi untuk memberikan dampak bagi kualitas hidup masyarakat. 3.3.1.6 Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global 3.3.1.7 Menerapkan sistem penjaminan mutu, tata kelola akademik berbasis good university governance serta pelayanan prima sebagai bagian integral sistem manajemen dan budaya organisasi untuk menjamin peningkatan mutu berkelanjutan dan akuntabilitas institusi 3.3.1.8 Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana program studi untuk mewujudkan kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
3.3.1.9
Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan melalui pengembangan sistem carier development path(talent management) yang komprehensif didukung sistem manajemen kinerja 3.3.1.10 Membangun budaya, insfrastruktur, kapabilitas sumber daya manusia dan sistem informasi untuk menunjang kinerja dan kemandirian institusi 3.3.1.11 Membangun budaya akademik dan budaya organisasi untuk menciptakan iklim kerja, kinerja dan kesejahteraan staf sebagai bagian dari kinerja organisasi.
3.3.2 Peta Strategis
Gambar 3.1. Peta Strategi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dalam kaitannya dengan profil output proram studi Pendidikan Dokter FKUB
3.4. Tujuan Strategis di masing-masing bidang Grand strategis yang telah dirumuskan selanjutnya diterjemahkan menjadi tujuan strategis yang lebih terukur di PSPD FKUB sebagai dasar dalam mengembangkan program atau upaya strategis. Pengelompokan dalam bidang dilakukan dengan memperhatikan misi Tri Dharma Perguruan Tinggi, struktur perencanaan strategis Universitas dan Grand Strategi Fakultas
3.4.1. Bidang Akademik Bidang akademik merupakan fokus utama penyelenggaraan kegiatan di Program Studi Pendidikan Dokter FKUB. Sasaran strategis pelaksanaan kegiatan di Program Studi Pendidikan Dokter meliputi: Sasaran 1: meningkatkan kapabilitas dan daya saing Program Studi sehingga mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional Sasaran 2: Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, kesehatan . dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional Sasaran 3: Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan kemanusiaan Sasaran 4: Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat Sasaran 5: Mendorong pengembangan pusat pemberdayaan masyarakat pada bidang kedokteran, kesehatan dan socio medicine sebagai wujud tanggungjawab sosial Program studi dan Fakultas (CSR) yang merupakan aplikasi pendidikan dan penelitian untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sasaran 6: Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global Ke enam (6) sasaran tersebut bertumpu pada strategi pemerataan dan perluasan akses, penguatan mutu proses untuk menjamin kualitas output lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian dengan outcome pada peningkatan kualitas hidup masyarakat dengan penguatan pada keselamatan pasien dan kesesuaian dengan kompetisi global serta penciri lokal bidang biomolekuler dan socio medicine. Sasaran tersebut diuraikan menjadi tujuan strategis di sub bidang yaitu pendidikan 3.4.1.1 Sub bidang pendidikan 3.4.1.1.1 Meningkatkan kesesuaian antara kualitas output lulusan disetiap tahap pendidikan dengan kompetensi (kebutuhan pengguna) pada tingkat nasional dan internasional.
3.4.1.1.2 3.4.1.1.3 3.4.1.1.4 3.4.1.1.5 3.4.1.1.6 3.4.1.1.7 3.4.1.1.8 3.4.1.1.9
Meningkatkan kemampuan enterpreunership lulusan dan enterpeneurship dalam manajemen kesehatan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja Menjamin kemampuan praktek manajemen keselamatan pasien lulusan pada tingkat individu maupun komunitas Meningkatkan kemampuan pengelolaan manajemen praktek pelayanan kesehatan lulusan pada praktek pelayanan kesehatan individu maupun komunitas Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas penelitian dan publikasi mahasiswa (lulusan) sesuai dengan bidang keilmuan pada tingkat nasional dan internasional Meningkatkan prosentase lulusan dengan masa studi tepat waktu Meningkatkan ketepatan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu berkelanjutan proses pembelajaran Meningkatkan kapabilitas kepengajaran, pembimbingan dan penulisan pada dosen dan penasehat akademik Meningkatkan jumlah dan jangkauan beasiswa pendidikan
3.4.1.2 Sub bidang penelitian dan karya ilmiah Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk: 3.4.1.2.1 Mendorong peningkatan jumlah dan kualitas penelitian pada bidang kedokteran dan socio medicine 3.4.1.2.2 Mengembangkan pusat pengembangan (kajian) penelitian kesehatan termasuk kebijakan kesehatan 3.4.1.2.3 Meningkatkan pembiayaan penelitian dari dalam maupun luar negeri 3.4.1.2.4 Meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian yang berorientasi pada penelitian translasional 3.4.1.2.5 Meningkatkan jumlah dan kualitas peroleh hibah penelitian pada tingkat universitas, nasional maupun internasional 3.4.1.2.6 Meningkatkan jumlah dan kualitas publikasi dan karya ilmiah di kawasan nasional dan internasional sebagai langkah untuk rekognisi institusi dan staf 3.4.1.2.7 Meningkatkan kemampuan dan perolehan HAKI yang dapat digunakan langsung pada masyarakat 3.4.1.2.8 Menumbuhkan atmosfer akademik baik dalam kegiatan pendidikan maupun kegiatan ilmiah sehingga menjadi budaya akademik dalam institusi
3.4.1.3 Sub bidang pengabdian masyarakat Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk: 3.4.1.3.1 Meningkatkan dampak kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari corporate social responsibility (CSR) 3.4.1.3.2 Meningkatkan kualitas output kegiatan pemberdayaan masyarakat disetiap bidang
3.4.1.3.3 3.4.1.3.4 3.4.1.3.5
3.4.2
Meningkatkan jumlah dan jangkauan kegiatan pemberdayaan masyarakat di setiap bidang Meningkatkan pemerataan pelaksana untuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang kedokteran, kesehatan, dan socio medicine Meningkatkan dokumentasi dan publikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga mendapatkan pengakuan ditingkat nasional dan internasional
Bidang organisasi dan manajemen
Bidang organisasi dan manajemen diuraikan dalam tiga sub bidang yaitu struktur organisasi dan tata kelola, manajemen keuangan, manajemen sarana dan prasarana, serta manajemen informasi. 3.4.2.1 Sub bidang struktur organisasi dan tata kelola 3.4.2.1.1 Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitastatakelola penyelenggaraan program studi, melalui restrukturisasi organisasi 3.4.2.1.2 Meningkatkan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu ditingkat Program Studi 3.4.2.1.3 Meningkatkan kesesuaian dan keterlaksanaan prosedur operasional standar sesuai dengan indikator masing-masing 3.4.2.1.4 Meningkatkan prosentase tindak lanjut dan keberlangsungan monitoring dan evaluasi
3.4.2.2 Sub bidang manajemen keuangan Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk: 3.4.2.2.1 Meningkatkan sumber pembiayaan non mahasiswa 3.4.2.2.2 Meningkatkan alokasi biaya operasional per mahasiswa 3.4.2.2.3 Meningkatkan efektifitas kendali anggaran dan pendapatan berbasis kinerja dan program studi 3.4.2.2.4 Meningkatkan keseimbangan pembiayaan belanja operasional pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana 3.4.2.2.5 Meningkatkan kecepatan pengelolaan anggaran, evaluasi dan laporan kinerja anggaran berbasis kinerja dan program studi
3.4.2.3 Sub bidang pengelolaan informasi Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk: 3.4.2.3.1 Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen ditingkat program studi sesuai dengan key performance indikator yang ditetapkan
3.4.2.3.2 3.4.2.3.3 3.4.2.3.4 3.4.2.3.5 3.4.2.3.6
Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi kinerja program studi sesuai dengan standar evaluasi kinerja PS dan Akreditasi PS Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi manajemen operasional (office system) dalam Program Studi Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kegiatan pembelajaran untuk memberikan informasi monitoring program dan umpan balik Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kinerja dan karir dosen dan tenaga kependidikan Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi penjaminan mutu Program Studi
3.4.3 Bidang pengembangan SDM (tenaga pendidik dan kependidikan) Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi profil sumber daya yang ada untuk: 3.4.3.1
Meningkatkan kuantitas (rasio) pengajar, pembimbing, penguji dan tenaga kependidikan disemua program studi 3.4.3.2 Meningkatkan kualifikasi pendidikan dosen dan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan program studi 3.4.3.3 Meningkatkan pemenuhan penjenjangan maksimal karir dosen dan tenaga kependidikan yang didukung kemudahan administrasi 3.4.3.4 Meningkatkan optimalisasi pemenuhan kinerja dosen sesuai kebutuhan program studi dan standar kinerja dosen (EKD, EWMP) 3.4.3.5 Meningkatkan jumlah pemerataan dan kualitas penelitian, publikasi nasional dan internasional sesuai dengan agenda penelitian PS dan nasional 3.4.3.6 Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas kegiatan pengabdian masyarakat sesuai agenda PS dan kebutuhan masyarakatpengelolaan dukungan SDM 3.4.3.7 Meningkatkan jumlah HAKI dan penerbitan buku hasil inovasi pembelajaran 3.4.3.8 Meningkatkan kesejahteraan staff 3.4.3.9 Meningkatkan keahlian dan kapabilitas tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing untuk memastikan pemenuhan jenjang karir melalui program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan 3.4.3.10 Meningkatkan kemampuan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan manajemen pendidikan staf pengajar melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan 3.4.3.11 Meningkatkan praktik pelayanan prima (service excellence) semua staf sebagai bagian dari budaya organisasi melalui pelatihan berkelanjutan 3.4.3.12 Meningkatkan budaya akademik
3.4.4 Bidang kemahasiswaan dan alumni 3.4.4.1 meningkatkan kemampuan enterpreunership mahasiswa agar mampu bersaing dengan lulusan lain baik dalam maupun luar negeri dalam dunia kerja dan penciptaan lapangan kerja 3.4.4.2 meningkatkan kemampuan akademik agar semakin tinggi jumlah peserta didik yang dapat mencapai tingkat kompetensi sesuai SKDI 3.4.4.3 meningkatkan kemampuan penalaran, pengembangan minat dan bakat guna mendukung kompetensi (termasuk didalamnya perilaku) yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan 3.4.4.4 meningkatkan peran serta kelembagaan kemahasiswaan dalam mendukung program rekognisi internasional dalam bidang ilmiah serta pengembangan minat dan bakat 3.4.4.5 meningkatkan peran Alumni dalam mendukung upaya pemecahan masalah dibidang kesehatan pada tingkat nasional dan internasional 3.4.4.6 meningkatkan peran kelembagaan dan anggota alumni dalam perbaikan kurikulum melalui partisipasi tracer study 3.4.4.7 meningkatkan peran alumni dalam mendukung kemandiriaan pembiayaan
3.4.5 Bidang kerja sama nasional dan internasional Membangun kondisi yang menstimulasi dan menginduksi sumber daya yang ada untuk: 3.4.5.1 Meningkatkan kerja sama dengan Puskesmas, RS Pendidikan, Jejaring dan wahana pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat 3.4.5.2 Mengembangkan kerja sama antar PS baik internal maupun eksternal guna peningkatan Tri Dharma Perguruan tinggi 3.4.5.3 Meningkatkan pendaya gunaan kerja sama dengan pihak luar negeri baik yang sudah aktif maupun yang belum aktif guna peningkatan internasionalisasi lulusan dan institusi Fakultas dan Program Studi 3.5 Indikator Kinerja Kunci (Key Performance Indikator) Setiap tujuan strategis diterjemahkan menjadi indikator strategis agar dapat menjadi acuan bagi pengembangan program dan rencana operasional di tingkat Fakultas dan Program Studi.
Tabel 3.1. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pendidikan Sasaran
Tujuan
Meningkatkan kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat nasional dan internasional
Meningkatkan posisi institusi dan program studi pada tingkat nasional dan internasional
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
Meningkatkan kesesuaian antara kualitas output lulusan disetiap tahap pendidikan dengan kompetensi (kebutuhan pengguna) pada tingkat nasional dan internasional.
Indikator
Target
Jumlah publikasi internasional yg diindeks pada international search engine
1 Int, 1 Nas akrd, 1 Nas/dos/ 3th
Jumlah publikasi pada international high impact journal
1/dos/3th
Catatan
status PSPD terakreditasi internasional
Tercapai
S1 PSPD (Asia AUN QA)
PSPD dengan status akreditasi A
Tercapai
program/standar pendidikan PSPD diakui (recognized) oleh Lembaga/institusi luar negeri (atau menggunakan International examiner/reviewer)
Tercapai
bukti review dari international examiner dalam bentuk masukan/hasil review
Rerata nilai uji kompetensi Nasional [Dokter]
Nilai 75
Pendidikan dokter (saat ini 2013 - nilai 73), target nasional 75
Prosentasi kelulusan uji kompetensi Nasional dengan nilai minimal 75 [Dokter]
100%
Sasaran
Tujuan
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
[lanjutan] Meningkatkan kesesuaian antara kualitas output lulusan disetiap tahap pendidikan dengan kompetensi (kebutuhan pengguna) pada tingkat nasional dan internasional.
Indikator Rasio (konversi IPK):nilai uji kompetensi
Masa tunggu kerja Kepuasan pengguna lulusan
Dokumen blueprint evaluasi
Meningkatkan prosentase lulusan dengan masa studi tepat waktu Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas penelitian dan publikasi mahasiswa (lulusan) sesuai dengan bidang keilmuan pada tingkat nasional dan internasional
Target minimal 1
< 3 bln skor akhir tracer Study 30 - 36 Ada
Catatan IPK dikonversikan disesuaikan dengan skala nilai uji kompetensi
hanya berlaku untuk S1 mengacu pada matriks penilaian akreditasi BAN PT PSPD harus sudah mempunyai dan menyetor dokumen evaluasi ke fakultas mengembangkan sistem item review dan analysis pada semua bentuk EHB di semua PS, dan blue print evaluasi sebagai dasar review
Rerata proporsi soal ujian MCQ (evaluasi hasil belajar) dengan kualitas baik menurut item analysis
75%
Proporsi keterlaksanaan item analysis pada ujian MCQ rasio rerata masa studi dibandingkan ketentuan masa studi Rerata prosentase lulusan tepat waktu
100%
60%
rumus matriks BAN PT
jumlah publikasi mahasiswa/lulusan disetiap PS
100%
Rasio publikasi:mahasiswa
100%
Edaran Dikti/KKNI mewajibkan publikasi sebagai ukuran kompetensi/kualifikasi. Ditjen Dikti, jurnal diupayakan terakreditasi. Rektor, S1, upload di web, S2 jurnal nasional terakreditasi, S3 Internasional, Semua mahasiswa harus mempublikasikan tugas akhirnya
1.2
Sasaran
Tujuan
Indikator
Target
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan Socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
[lanjutan] Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas penelitian dan publikasi mahasiswa (lulusan) sesuai dengan bidang keilmuan pada tingkat nasional dan internasional Menjamin kemampuan praktek manaj. keselamatan pasien lulusan pd tingkat individu maupun organisasi Meningkatkan kualitas input pada student admission
Jumlah publikasi dalam forum internasional mahasiswa S1 Jumlah publikasi jurnal internasional mahasiswa S1/tahun
2 / tahun
Adanya isi dan integrasi patient safety pada kurikulum Nilai ujian modul/mata kuliah keselamatan pasien
100%
Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan kemanusiaan
Meningkatkan kemampuan enterpreunership lulusan dan enterpeneurship dalam manajemen kesehatan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja
Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
Meningkatkan ketepatan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu berkelanjutan proses pembelajaran
Catatan
1
75
Nilai Minimal Test Mandiri Tingkat pemenuhan persyaratan tes Kesehatan dan atau psikotest untuk mengikuti studi Jumlah prestasi gagasan inovatif mahasiswa S1
syarat pd catatan 100%
PSPD memiliki panduan akademik
Tersedia panduan akademik yang ter sosialisasi kan setiap tahun
2/tahun
diatas standard SBNMPTN sesuai dengan syarat tes kesehatan dan psikotest
Sasaran
Tujuan
[lanjutan] Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
[anjutan] Meningkatkan ketepatan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu berkelanjutan proses pembelajaran Meningkatkan kapabilitas kepengajaran, pembimbingan dan penulisan pada dosen dan penasehat akademik
Indikator adanya pedoman pendidikan PSPD Tingkat update dokumen panduan akademik setiap PS
Rerata indeks kepuasan mahasiswa terhadap dosen Adanya buku pelaksanaan kurikulum PSPD
proporsi mata kuliah/blok/staget (?) dengan buku materi/modul sesuai kurikulum di setiap PS terselenggaranya evaluasi kesesuaian materi dengan rancangan kurikulum dan kompetensi di PSPD secara berkala Proporsi staf pendidik dengan pendidikan/pelatihan pengajaran (misal: PEKERTI, AA, Penulisan MCQ, OSCE) sesuai standar yg ditetapkan Proporsi staf dengan pendidikan/pelatihan pembimbingan Proporsi staf dengan pendidikan/pelatihan penulisan ilmiah Pemenuhan kinerja pendidikan staf sesuai EKD/EWMP (riil skor)
Target
Catatan
ada 100%
setiap tahun dilakukan update dokumen panduan akademik
nilai 76
nilai mengacu pada instrumen IKM UB, materi mengacu pada instrumen Serdos FK Kompetensi/Learning outcome, Learning objective pada tiap Blok/Mata kuliah, sd pokok bahasan
ada
100%
100%
periode sesuai masa studi PS
100%
Perlu penetapan standar trainingnya, misal dosen baru harus pekerti, [PJMK harus AA]
100%
100%
100%
Tabel 3.2. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Penelitian
Sasaran Strategi
Tujuan Bidang
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
Meningkatkan pemerataan jumlah dan kualitas penelitian pada bidang kedokteran, kesehatan, dan socio medicine
Indikator
Target
Catatan
Adanya struktur pohon penelitian dan roadmap yang menampung semua bidang ilmu dan terutama yang saling berkaitan rasio jumlah penelitian antar bidang ilmu
ada
Kebijakan pohon penelitian yg integrative/ lintas PS
1
proporsi penelitian mahasiswa di masingmasing bidang (pohon penelitian) proporsi publikasi nasional (seminar dan jurnal) hasil penelitian di masingmasing bidang (pohon penelitian)
sd catatan
merata sesuai dengan proporsi dosen keterlibatan mhs pada penelitian dosen ≥ 25%,
proporsi publikasi internasional (seminar dan jurnal) hasil penelitian setiap bidang (pohon penelitian) Perbandingan (proporsi) rerata anggaran hibah penelitian tiap pohon pen Jumlah pusat pengembangan penelitian berdasarkan pohon penelitian
2/DT/PS atau 4/DT/PS
1/DT/PS
merata setiap pohon penelitian 1/bid roadmap
Rerata publikasi internasional/pusat kajian/tahun
Meningkatkan pembiayaan penelitian DN maupun LN Meningkatkan jumlah dan kualitas penelitian yang berorientasi pada penelitian translasional
Jumlah proposal pengajuan anggaran penelitian hibah nasional/internasional disetiap pusat pengembangan Proporsi penelitian translational dibanding semua penelitian Proposi publikasi nasional penelitian translational Jumlah publikasi internasional penelitian translational
setiap DT 2 artikel pd jurnal nas terakreditasi atau 4 artikel pd jurnal nas tdk akreditasi (3 th) setiap DT 1 artikel pd jurnl internasional per 3 tahun
minimal ada 1 pusat pengembangan sesuai bidang pada roadmap [Kebijakan pengembangan pusat kajian]
50%
50%
baseline 0
50%
baseline 0
25%
baseline 0
Sasaran Strategi
Tujuan Bidang
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran (umum, gigi, sp), Kesehatan (gizi, perawat, bidan, farmasi), Manajemen Kesehatan dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
Meningkatkan jumlah pemerataan dan kualitas publikasi dan karya ilmiah di kawasan nasional dan internasional sebagai langkah untuk rekognisi institusi dan staf Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas peroleh hibah penelitian pada tingkat universitas, nasional maupun internasional Meningkatkan kemampuan dan perolehan HAKI yang dapat digunakan langsung pada masyarakat
Indikator
Target
Catatan
Rerata publikasi nasional/dosen/PS/tahun
2/DT/PS atau 4/DT/PS
Rerata publikasi internasional/dosen/PS/ Tahun
1/DT/PS
Jumlah hibah penelitian universitas/PS Jumlah hibah penelitian nasional/PS Jumlah hibah penelitian internasional/PS
rata2 [S1]3JT [S23]18JT /DT/PS/Th
setiap DT 2 artikel pd jurnal nas terakreditasi atau 4 artikel pd jurnal nas tdk akreditasi (setiap 3 tahun) setiap DT 1 artikel pd jurnl internasional per 3 tahun [S2] lit dana LN = jumlah DT atau lit dana non PT = 2 x DT, atau lit dana PT = 4 x DT (setiap tahun slm 3 th)
Jumlah HAKI disetiap PS/Bidang Kajian Proporsi dosen yang telah mengikuti pelatihan HAKI/PS Jumlah pengajuan HAKI/PS/3tahun
1Haki/PS/3Th
Jumlah penelitian berpotensi HAKI/PS Menumbuhkan atmosfer akademik baik dalam kegiatan pendidikan maupun kegiatan ilmiah yang mampu menjadikan pembudayaan dalam institusi
100%
2Haki/3th
4 Lit
Jumlah kegiatan scientific meeting terjadwal dalam bidang ilmu dan kependidikan disetiap Prgram studi PS/Tahun Jumlah kegiatan scientific meeting terlaksana dalam bidang ilmu dan kependidikan setiap tahun
48Keg/PS/Th
Proporsi partisipasi dosen dalam kegiatan scientific meeting/PS/tahun
90% DT/ Keg
Proporsi anggaran scientific meeting dan pengembangan akademik atmosfir terhadap total anggaran
20%
48Keg/PS/Th
Minimal 4x pengajuan Haki/ PS/3th 2x Pengajuan Haki/PS/3th kegiatan rutin mingguan dan kegiatan tahunan (penyelenggaraan seminar/PIT/dsb) kegiatan rutin mingguan dan kegiatan tahunan (penyelenggaraan seminar/PIT/dsb)
termasuk mengadakan seminar atau kegiatan ilmiah lainnya
Tabel 3.3. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Akademik – Sub Bidang Pengabdian Masyarakat
Sasaran
Tujuan
Indikator
Target
Membangun pusat pemberdayaan masyarakat pada bidang kedokteran, kesehatan, manajemen kesehatan dan socio medicine sebagai wujud tanggungjawab sosial Fakultas (CSR) dan aplikasi pendidikan dan penelitian untuk memberikan dampak bagi kualitas hidup masyarat.
Meningkatkan dampak kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari corporate social responcibility (CSR)
Jumlah MOU institusional PSPD dengan instansi lain FKUB dalam bidang kegiatan CSR (pembiayaan pendidikan putra daerah, putra karyawan perusahaan, pengembangan teknologi tepat guna, peningkatan mutu pelayanan), MOU internasional per tahun
meliputi semua bidang CSR
Jumlah kegiatan CSR per MOU
min 1 keg/MOU/Th
kajian ilmiah pembahasan potensi perkembangan IPTEK yang berpotensi dikembangkan menjadi program kegiatan terapan yang terdokumentasi
1 Dok/PS/4Th
adanya laporan dampak kegiatan pengabdian masyarakat
ada/keg
adanya bukti perbaikan indikator kesehatan masyarakat desa binaan
ada/keg
Kepuasan masyarakat terhadap kegiatan penmas
76
Meningkatkan kualitas output kegiatan
Catatan Jumlah MOU dengan kriteria: banyak, cukup, kurang, sangat sedikit, tidak ada
1 Dokumen berisi analisis produk IPTEK yang dapat dihasilkan oleh PS
merupakan indikator dampak. Pengukuran dampak minimal dengan pre and post measurement mengacu kriteria nilai IKM
Sasaran
Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
Meningkatkan mutu pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kompetisi global
Tujuan
Indikator
Target
Catatan
pemberdayaan masyarakat disetiap bidang
Dokumen produk penmas (modul bagi masyarakat)/program
1 produk/program
Meningkatkan jumlah dan jangkauan kegiatan pemberdayaan masyarakat di setiap bidang
Jumlah kegiatan penmas/PS/tahun
3Keg/DT/3Th
distribusi sasarankegiatan penmas, dimasingmasing bidang dan PS
semakin banyak wilayah dan kelompok yang tercakup dari tahun ke tahun
Meningkatkan pemerataan pelaksana, dan bidang pemberdayaan masyarakat dalam bidang kedokteran, kesehatan, manajemen kesehatan dan socio medicine Meningkatkan dokumentasi dan publikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga mendapatkan pengakuan ditingkat nasional dan internasional
besaran anggaran penmas/dosen/PS
sd catatan
rerata kegiatan penmas/dosen/PS
sd catatan
DT PMas dana non PT = DT, atau PMas dana PT = 2 x DT (slm 3 th)
Rasio jumlah publikasi di tingkat nasional dibanding jumlah kegiatan penmas yg dilakukan
50%
Rasio jumlah publikasi di tingkat internasional dibanding jumlah kegiatan penmas yang dilakukan
2%
Publikasi dapat dalam berbagai bentuk, misal buku ajar, panduan bagi masyarakat, buku teks diterbitkan, artikel pada media nasional dan jurnal Publikasi dapat dalam berbagai bentuk, misal buku ajar, panduan bagi masyarakat, buku teks diterbitkan, artikel pada media nasional dan jurnal
sasaran bisa berdasarkan wilayah, atau berdasarkan kelompok atau kriteria lainnya 1,5Jt/DT/Th
Tabel 3.4. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi dan Manajemen – Sub Bidang Organisasi dan tatalaksana Sasaran Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana PSPD untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
Tujuan Meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas tatakelola penyelenggaraan program studi, laboratorium dan atau departemen melalui restrukturisasi organisasi
Meningkatkan kemandirian pengelolaan program studi
Indikator
Target
Catatan
tersusunnya struktur organisasi
100%
fakultas dan setiap PS mempunyai struktur organisasi dan tupoksinya dengan acuan pedoman dari fakultas dan universitas
adanya dokumen tupoksi struktur organisasi Adanya dokumen rencana operasional PSPD adanya dokumen monitoring & evaluasi penyelenggaraan kegiatan adanya laporan penyelenggaraan kegiatan di tingkat program studi
100%
adanya pengelola yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan (termasuk kecukupan personil untuk setiap pos yang dibutuhkan) adanya staf pengajar yang sesuai dengan kebutuhan rasio dosen mahasiswa ( sesuai dengan PS dan kualifikasi dosen)
calon min 3x jumlah posisi
adanya staf kependidikan sesuai dengan kebutuhan
100%
100%
100%
sd catatan
sd catatan
adanya dokumen rencana belanja Program Studi Pendidikan Dokter
100%
adanya dokumen laporan penggunaan dana Program Studi Pendidikan Dokter (bulanan caturwulan, dan tahunan)
100%
kriteria: kemampuan manajerial untuk pengelola PS [kebijakan pelatihan] [S1] PSPD akd:rasio dosen mhs 1:10; Profesi: 1: 5.
min 1 orang S1, atau 2 orang D3, atau 2 orang D1, atau 4 orang SMU PSPD mempunyai rencana belanja. PSPD melaporkan penggunaan dananya
Sasaran [lanjutan] Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana PS untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
Menerapkan sistem penjaminan mutu, tata kelola akademik berbasis good university governance serta pelayanan prima sebagai bagian integral sistem manajemen dan budaya organisasi untuk menjamin peningkatan mutu berkelanjutan dan akuntabilitas institusi
Tujuan [lanjutan] Meningkatkan kemandirian pengelolaan program studi
Meningkatkan dokumentasi dan implementasi sistem penjaminan mutu di Program Studi Meningkatkan kesesuaian dan keterlaksanaan prosedur operasional standar sesuai dengan indikator masingmasing Meningkatkan prosentase tindak lanjut dan keberlangsungan monitoring dan evaluasi
Indikator
Target
adanya dokumen pendukung penggunaan dana di tingkat program studi adanya evaluasi penggunaan dana di tingkat program studi
100%
adanya evaluasi kinerja PS yang terdokumentasi
100%
Adanya dokumen mutu di setiap unit aktifitas Adanya dokumen SOP di setiap unit aktifitas
100%
Terlaksananya program audit internal PS di FKUB yang terdokumentasi
100%
adanya tindak lanjut hasil audit internal yang terdokumentasi
100%
Adanya dokumen evaluasi tindaklanjut hasil audit internal
100%
100%
Catatan
setiap PS melakukan evaluasi penggunaan dananya evaluasi tentang implikasi pelaksanaan kegiatan tri dharma secara utuh
100%
audit internal dilakukan berkala [kebijakan audit internal: AI dilakukan oleh UJM terhadap MR atau peer antar PS Atau GJM thd PS]
Tabel 3.5. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi dan Manajemen – Sub Bidang Manajemen Keuangan Sasaran Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana fakultas untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
Tujuan Meningkatkan sumber pembiayaan non mahasiswa
Meningkatkan kemampuan biaya operasional per mahasiswa Meningkatkan efektifitas kendali anggaran dan pendapatan berbasis kinerja dan program studi
Meningkatkan keseimbangan pembiayaan belanja operasional pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana
Indikator
Target
Catatan
jumlah kegiatan yang bersifat income generating, dalam bentuk seminar, konsultansi, pelatihan dan sebagainya /PS/th
1Keg/PS/Th
Jasa kepakaran (project pada masingmasing PS), mengoptimalkan penerimaan masingmasing PS, termasuk PSPD (Lab biomedik dan lainnya) proposi dana mandiri:penerimaan
nilai kegiatan yang bersifat income generating/PS/th rasio jumlah dana mandiri dibanding total penerimaan dana biaya operasional per mahasiswa /PS
kenaikan 10%/th 70%
dana mandiri > 70% total penerimaan
sd catatan
[S1]Dop>18Jt/Mhs/Th
Persentase penyerapan anggaran
100%
100% (termasuk 10% anggaran untuk pengembangan)
Persentase kesesuaian belanja dengan perencanaan
100%
Persentase keterlaksanaan program sesuai perencanaan adanya Perencanaan penerimaan dan penggunaan dana setiap PS per tahun
100%
Laporan penggunaan dana tingkat program studi bulanan, tri wulan, semester, dan tahunan adanya kegiatan evaluasi belanja pada tingkat program studi dan fakultas
100%
setiap PS melaporkan penggunaan dananya bulanan dst
100%
kegiatan evaluasi terlaksana dibuktikan dengan laporan evaluasi
100%
Sasaran
Tujuan
Indikator
Target
Catatan
[lanjutan] Melakukan penataan organisasi dan sarana prasarana PSPD untuk mendorong kemandirian pengelolaan program studi dan pengembangan sumber daya manusia
[lanjutan] Meningkatkan keseimbangan pembiayaan belanja operasional pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana Meningkatkan kecepatan pengelolaan anggaran, evaluasi dan laporan kinerja anggaran berbasis kinerja dan program studi
Proporsi penggunaan anggaran pada masing-masing bidang (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan sarana prasarana)
100% sesuai ketentuan
[Kebijakan keuangan: ketentuan proporsi penggunaan anggaran pada masing-masing bidang]
delay waktu penyelesaian SPJ 0%
delay waktu penurunan anggaran 0%
[Kebijakan keuangan: ketetapan deadline pertanggungjawaban, DL setiap PS SPJ tgl 5 bulan berjalan, tgl 10 FK setor ke UB, tgl 15 GU cair]
Tabel 3.6. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Organisasi dan Manajemen – Sub Bidang Sistem Informasi Sasaran
Tujuan
Indikator
Target
Membangun budaya, insfrastruktur, kapabilitas sumber daya manusia dan sistem informasi untuk menunjang kinerja dan kemandirian PSPD
Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen program studi sesuai dengan key performance indikator yang ditetapkan
persentase kelengkapan data untuk input decision support system Kecepatan penyediaan data yang dibutuhkan Ketersediaan sistem informasi yang mampu memasukkan dan memproses data untuk decision support system (SIM DSS) ketersediaan sistem informasi untuk pembelajaran (SOP, IK) ketersediaan laporan sesuai kebutuhan pengambilan keputusan PSPD
100%
Ketersedian laporan disetiap periode waktu yang ditentukan (mingguan, bulanan, tahunan) kecepatan penyediaan laporan PSPD
sd catatan
Catatan
Maks 1 hari sejak permintaan data
tersedia
tersedia
tersedia
100%
Sd catatan
Meningkatkan akurasi dan kecepatan ketersediaan data dan informasi kinerja program studi dan fakultas sesuai dengan standar evaluasi kinerja PS dan Akreditasi PS
persentase kelengkapan data kinerja tingkat
100%
ketersediaan laporan kinerja tingkat program studi
100%
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi manajemen operasional (office system) dalam Program Studi dan Fakultas
Persentase kelengkapan data untuk operasional PS dan Fakultas (misal: keuangan, penggunaan ruang, alat, dsb)
100%
ketersediaan laporan operasional tingkat PS dan Fakultas
100%
maks 1 hari sejak cut off periode laporan
Sasaran
Tujuan
Indikator
Target
[lanjutan] Membangun budaya, insfrastruktur, kapabilitas sumber daya manusia dan sistem informasi untuk menunjang kinerja dan kemandirian institusi
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kegiatan pembelajaran untuk memberikan informasi monitoring program dan umpan balik
persentase kelengkapan data yang terkait pembelajaran
100%
ketersediaan sistem informasi untuk pembelajaran (SOP, IK)
100%
ketersediaan laporan yang terkait dengan kegiatan pembelajaran (mingguan, bulanan, semesteran, tahunan) adanya sistem dokumentasi data SDM
100%
adanya sistem informasi kinerja SDM (SOP, IK)
Ada
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi kinerja dan karir dosen dan tenaga kependidikan
Meningkatkan akurasi dan kecepatan informasi penjaminan mutu Program Studi dan Fakultas
Catatan
Ada
kelengkapan data informasi kinerja
100%
Ketersediaan laporan kegiatan evaluasi kinerja SDM (semester dan tahunan) macam data yang teridentifikasi untuk menunjang laporan penjaminan mutu
100%
Ada
adanya pendokumentasia n data audit dan perbaikan
PSPD yang mampu menyusun Laporan triwulan, semester, dan tahunan kegiatan penjaminan mutu
Lengkap
Ketersediaan Laporan triwulan, semester, dan tahunan hasil pelaksanaan penjaminan mutu
Catatan: Dibutuhkan kebijakan pengelolaan informasi tentang: Data atau laporan yang harus digenerate oleh masing-masing institusi, Fakultas, PS, dan Sub bag atau unit lainnya Periode penyediaan data atau laporan Waktu penyediaan data atau laporan
Tabel 3.7. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Sumberdaya Manusia Sasaran
Tujuan
Indikator
Target
Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan melalui pengembangan sistem carier development path (talent management) yang komprehensif didukung sistem manajemen kinerja
Meningkatkan kuantitas (rasio) pengajar, pembimbing, penguji dan tenaga kependidikan di program studi
Dosen dengan pendidikan minimal S2/Spesialis sesuai bidang keilmuan PS Dosen dengan pendidikan minimal S3/ Spesialis Konsultan sesuai bidang keilmuan PS Guru Besar sesuai bidang keilmuan di PSPD
45%
S1: S2 dan S3 90%
45%
S1: S3>40%; S2 : S3 75%
20%
>40%
Tenaga kependidikan dengan pendidikan D3 di PSPD Tenaga kependidikan dengan pendidikan S1 di PSPD
35%
Perbandingan 4 (S1/D4): 3 (D3): 2 D2: 1 (SMU)
Tenaga kependidikan dengan pendidikan S2 di PS
1 orang
Analisis jabatan dosen dan tenaga kependidikan yang terdokumentasi
Dilaksanak an dan terdokum entasi Tersedia
Menunjang program Fakultas dalam Meningkatkan kualifikasi pendidikan dosen dan tenaga kependidikan sesuai dengan kebutuhan program studi Membantu kelancaran peningkatkan pemenuhan penjenjangan maksimal karir dosen dan tenaga kependidikan didukung kemudahan administrasi Menunjang Program fakultas dalam Meningkatkan optimalisasi pemenuhan kinerja dosen sesuai
Dokumen perencanaan carier path dosen dan tenaga kependidikan
Catatan
45%
Kelengkapan dokumentasi persyaratan kenaikan pangkat
100%
Perencanaan distribusi tugas untuk pemenuhan kinerja dosen yang terdokumentasi
Ada terdokum entasi
Kelengkapan dokumentasi persyaratan laporan EKD dan EWMP
100%
1 KTU + 4 subag + 27 PS. (Jumlah kandidat:32 posisi x 3) Perlu pengembangan analisis Perlu analisis karir
Sasaran
Memelihara suasan akademik guna Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan melalui pengembangan sistem carier development path (talent management) yang komprehensif didukung sistem manajemen kinerja
Tujuan
Indikator
Target
kebutuhan program studi dan standar kinerja dosen (EKD, EWMP)
Rerata EKD dosen
Min 12 sd 16 SKS/ Smt
Membantu program fakultas dalam Meningkatkan jumlah pemerataan dan kualitas penelitian, publikasi nasional dan internasional sesuai dengan agenda penelitian PS dan nasional
Tersedianya Dokumen agenda penelitian PS yang disesuaikan dengan agenda penelitian nasional Terealisasinya Alokasi bantuan dana penelitian setiap dosen setiap semester Terealisasinya Alokasi bantuan dana publikasi penelitian nasional setiap dosen setiap publikasi Terealisasinya Alokasi bantuan dana publikasi penelitian internasional setiap dosen setiap publikasi Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan publikasi ilmiah Terealisasinya Alokasi bantuan dana pengabdian masyarakat setiap dosen setiap semester
Ada dokumen
Jumlah HAKI yang diperoleh dosen di PS setiap tahun Jumlah buku yang diterbitkan dosen setiap tahun
1 HAKI/PS
Membantu program fakultas dalam Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas kegiatan pengabdian masyarakat sesuai agenda PS dan kebutuhan masyarakat pengelolaan dukungan SDM Membantu program fakultas dalam Meningkatkan jumlah HAKI dan penerbitan buku hasil inovasi pembelajaran
Catatan
Pengembangan
9 juta/ tahun
500 ribu/ dosen/ tahun
akreditasi A: 11.5 juta, B: 0.5-1
500 ribu/ dosen/ tahun
7.5-1 0 juta UB/judul/penuli s maksimal 2/tahun
100%
sesuai bidang Penmas
1 buku/PS
sesuai perencanaan
Sasaran
[…lanjutan] sebagai wahana untuk Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas tenaga pengajar dan kependidikan melalui pengembangan sistem carier development path (talent management) yang komprehensif didukung sistem manajemen kinerja
Membangun budaya akademik dan budaya organisasi untuk menciptakan iklim kerja, kinerja dan kesejahteraan staf sebagai bagian dari kinerja organisasi
Tujuan
Indikator
Target
Membantu program fakultas dalam Meningkatkan keahlian dan kapabilitas tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masingmasing untuk memastikan pemenuhan jenjang karir melalui program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan [lanjutan] Meningkatkan keahlian dan kapabilitas tenaga kependidikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masingmasing untuk memastikan pemenuhan jenjang karir melalui program pendidikan dan pelatihan berkelanjutan Meningkatkan kemampuan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan manajemen pendidikan staf pengajar melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan Meningkatkan kesejahteraan staff
Adanya perencanaan kebutuhan pelatihan tenaga kependidikan PS sesuai dengan tupoksinya yang terdokumentasi
100%
semua PS
Jumlah tenaga kependidikan yang ditugaskan mengikuti pelatihan setiap tahun
100%
Tingkat keterlaksanaan program pelatihan dan pengembangan tenaga kependidikan
jumlah dosen yang ditugaskan mengikuti pelatihan PBM
100% sesuai standar
duplikasi dengan lit?
Jumlah dosen yang ditugaskan mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang kehlian dosen di PSPD
100% sesuai program
perlu disusun program dan perencanaan
Adanya sistem untuk mengusulkan pemberian penghargaan terhadap staf dosen dan staf kependidikan berprestasi Adanya pelatihan motivasi untuk staf dosen dan staf kependidikan
Ada
Terselenggara rutin sesuai program
Catatan
Sasaran
Tujuan
Meningkatkan praktik pelayanan prima (service excellence) semua staf sebagai bagian dari budaya organisasi melalui pelatihan berkelanjutan
Membangun budaya akademik dan budaya organisasi untuk menciptakan iklim kerja, kinerja dan kesejahteraan staf sebagai bagian dari kinerja organisasi
Meningkatkan budaya akademik Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, stratejik, dan mnajerial
Indikator Adanya kegiatan gathering untuk staf dosen dan staf kependidikan Adanya insentif berbasis kinerja (yang terdokumentasi) pengadaan indoor training untuk service excellence laporan evaluasi pelaksanaan service ekscellence
Target Terselengg ara sesuai program Terealisasi dan ada dokumen 100% terlaksana 100% dilaporkan
Tingkat kepuasan pelanggan
Skor IKM 76
jumlah scientific meeting yang diadakan PSPD per semester Perencanaan leadership dan manageriil path yang terdokumentasi
12 keg/ semester
Terselenggaranya program pengembangan kepemimpinan dan manajemen yang terdokumentasi Rasio kandidat pemimpin (staf pengajar dan kependidikan) dibandingkan dengan kebutuhan pada jabatan yang ada
Catatan
Sesuai metode dari PJM, yang dapat diperluas
Ada perencana an dan pelaksana annya di PSPD 100% terselengg ara sesuai rencana 1:5
Ada 5 kandiddat untuk setiap posisi
Tabel 3.8. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Sasaran Strategi
Tujuan
Meningkatkan kemampuan enterpreneurship dan manajerial organisasi dan lulusan sehingga mampu bersaing dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu, tekhnologi dan kemanusiaan
meningkatkan kemampuan enterpreunersh ip mahasiswa agar mampu bersaing dengan lulusan lain baik dalam maupun luar negeri dalam dunia kerja dan penciptaan lapangan kerja meningkatkan peran Alumni dalam mendukung upaya pemecahan masalah dibidang kesehatan pada tingkat nasional dan internasional
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran, Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
meningkatkan kemampuan akademik agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang tinggi diantara lulusan UKDI
Indikator proporsi mahasiswa yang mengikuti seleksi lomba gagasan kewirausahaan (karya inovatif) di tingkat fakultas/universitas proporsi mahasiswa yang mengikuti lomba gagasan kewirausahaan (karya inovatif) di tingkat nasional jumlah prestasi gagasan kewirausahaan/karya inovatif tingkat nasional jumlah kegiatan pengembangan keahlian sesuai permasalahan kesehatan nasionalbagi dan oleh alumni /tahun tingkat partisipasi alumni dalam kegiatan pengembangan keahlian sesuai permasalahn kesehatan nasional jumlah alumni yang berperan dalam lembaga pemerintah daerah dan nasional (konsultan, researcher, ketua, anggota tim) jumlah alumni yang berperan (konsultan, researcher, ketua, anggota tim) dalam lembaga internasional kesehatan (terkait) persentase mahasiswa dengan nilai IPK> 3/PS/tahun
Target
Catatan
1:25
Pada PS S1
1:25
Pada PS S1
1/PS/ Tahun 1/PS/ Tahun
ada partisipasi
ada alumni dengan peran kunci
ada alumni dengan peran kunci
>80%
presentase kelulusan uji kompetensi/PS/tahun
95%
presentasi kelulusan uji kompetensi dengan skor standart ASEAN
>70%
indikator sama dengan bidang pendidikan dengan tujuan sama, tetapi dari bidang yang berbeda
Sasaran Strategi
Tujuan
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
meningkatkan peran serta kelembagaan kemahasiswaan dalam mendukung program rekognisi internasional dalam bidang akademik Meningkatkan prosentase lulusan dengan masa studi tepat waktu
meningkatkan peran kelembagaan dan anggota alumni dalam perbaikan kurikulum melalui partisipasi tracer study
Indikator frekuensi kegiatan pembinaan kemampuan akademik oleh lembaga kemahasiswaan/tahun
Target 2/semester /tahun
tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan pembinaan kemampuan akademik oleh lembaga kemahasiswaan/PS/tahun
80%
adanya sistem seleksi yang mampu menghasilkan ranking calon peminat yang akutabel dan berkeadilan adanya lembaga bimbingan konseling dengan dokumen tupoksi dan dokumentasi kegiatan yang jelas Persentase keterlaksanaan pemberian konseling untuk mahasiswa yang membutuhkan
Ada
100% dari target yang membutuh kan
>90%
Prosentase PS dengan media komunikasi mail/web/jejaring social yang berisi komunikasi timbal balik prodi dengan alumninya
100%
Ketersedian laporan analisis umpan balik alumni dari tracer study/PS terdokumentasi
disiapkan sistem seleksi
Ada
persentase mahasiswa lulus tepat waktu proporsi pengembalian/pengisian instrumen tracer study oleh alumni
dokumen kritik dan saran perbaikan kurikulum PSPD per semester
Catatan
60%
ada
100%
Harus ada cut off dan kriteria mahasiswa yang membutuhka n konseling contoh: IPK semester 1, IPK, dan masa studi
Sasaran Strategi
Tujuan
Indikator
Target
[lanjutan] Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
meningkatkan kemampuan penalaran, pengembangan minat dan bakat guna mendukung kompetensi (termasuk didalamnya perilaku) yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan
jumlah kepesertaan mahasiswa dalam event ilmiah internasional/tahun jumlah prestasi mahasiswa dalam lomba karya ilmiah/tahun pada tingkat nasional jumlah kepesertaan dan atau prestasi karya ilmiah mahasiswa pada tingkat internasional/tahun proporsi keikutsertaan mahasiswa dalam pengembangan minat dan bakat ditingkat nasional jumlah prestasi mahasiswa dalam pengembangan minat dan bakat/PS/tahun di tingkat nasional jumlah kegiatan pengembangan kemampuan penalaran, minat dan bakat terdokumentasi /tahun yang dikelola lembaga kemahasiswaan tingkat partisipasi mahasiswa dalam kegiatan pengembangan kemampuan penalaran,minat dan bakat terdokumentasi /tahun yang dikelola lembaga kemahasiswaan
1/PS/Tahun
meningkatkan peran serta kelembagaan kemahasiswaan dalam mendukung program rekognisi internasional dalam bidang ilmiah serta pengembangan minat dan bakat Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
Perluasan cakupan untuk mendapat kesempatan mengikuti pendidikan dan keterlibatan dalam pelaksanaan penelitan dan pelayanan bagi masyarakat Meningkatkan jumlah dan jangkauan beasiswa pendidikan
Catatan
1tim(orang) /PS
1/PS/Tahun
1/25 mahasiswa
1/PS/ Tahun
4
50%
Jumlah kerja sama institusional untuk mengikutsertakan anggota komunitasnya dalam seleksi masuk calon mahasiswa baru, penelitian dan pengabdian masyarakat
> 4 Institusi kewilayaha n dan atau institusi pendidikan
Proporsi mahasiswa dengan beasiswa
40%
cakupan >40%
cakupan beasiswa pada mahasiswa yang membutuhkan
100%
100% dari yang membutuhka n
Sasaran Strategi [lanjutan] Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses pelayanan pendidikan, kegiatan penelitian dan pelayanan bagi masyarakat
Tujuan [lanjutan] Meningkatkan jumlah dan jangkauan beasiswa pendidikan meningkatkan peran alumni dalam mendukung kemandiriaan pembiayaan
Indikator
Target
rasio besarnya dana beasiswa upaya mandiri FKUB : dana dari instansi vertikal
40%
kontribusi (bantuan) alumni dalam kegiatan pembelajaran Adanya kegiatan beasiswa alumni
Ada
partisipasi alumni dalam kegiatan akademik
jumlah kegiatan dengan inisiatif alumni untuk mendorong sumber pembiayaan mandiri
Ada Partisipasi dalam 3 bentuk kontribusi 1 kegiatan/ tahun
Catatan >30% dari dana subsidi instansi vertikal
Tabel 3.9. Sasaran, Tujuan, dan Indikator Bidang Kerjasama Nasional dan Internasional
Sasaran Strategi
Tujuan
Indikator
Target
Meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan, penelitian dan publikasi serta pengabdian masyarakat yang menjamin keselamatan pasien di bidang Kedokteran Kesehatan, dan socio medicine sehingga mempunyai daya saing nasional dan internasional
Meningkatkan kerja sama dengan Puskesmas, RS Pendidikan, Jejaring dan wahana pendidikan lainnya guna meningkatkan mutu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
dokumen MOU PSDP/FK dengan Puskesmas, RS jejaring sebagai wahana pendidikan peserta didik alumni; pelatihan / wotkshop staf puskesmas/RS Jejaring dalam bidang pendidikan sebagai instruktur atau dosen pendamping dan penguji) dokumen MOU prodi/FK dengan organisasi profesi (kolegium) yang berisi aturan kewenangan pemberian sertifikat kompetensi parsial (untuk kompetensi spesifik selama dalam prosess pendidikan jumlah kegiatan kerjasama CPD antara PS dengan profesi/tahun tingkat partisipasi/kegiatan CPD jumlah kegiatan kerjasama lintas program studi (FK, UB) maupun nasional/tahun dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
100 % kerjasama dengan MOU
Meningkatkan kerja sama dengan lembaga profesi untuk mengembangkan pelatihan bagi mahasiswa maupun staf
Mengembangkan kerja sama antar PS baik internal maupun eksternal guna peningkatan Tri Dharma Perguruan tinggi
100% staf telah terlatih
Tersusun
2/Profesi/ Tahun
80% dari target peserta 10 KS
Catatan
Sasaran Strategi
Meningkatkan kapabilitas dan daya saing institusi sehingga mampu bersaing ditingkat nasional dan internasional
Tujuan
Meningkatkan pendaya gunaan kerja sama dengan pihak luar negeri baik yang sudah aktif maupun yang belum aktif guna peningkatan internasionalisasi lulusan dan Program Studi
Indikator proporsi kegiatan kerjasama lintas program: seluruh kerjasama/tahun dalam kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat jumlah kegiatan kerjasama /MOU dalam bentuk sertifikasi internasional pelatihan jumlah kegiatan seminar internasional/MOU PSPD merupakan institusi dengan status internasional program (certified/sister program) jumlah kegiatan penelitian dengan MOU jejaring internasional jumlah publikasi bersama dengan jejaring internasional/PS
Target 20%
1/PS
1
5
1
1/tahun
Catatan
LAMPIRAN
Lampiran 1. Skoring Analisis Faktor Internal URAIAN 1
KEKUATAN: Rasio peminatan pendidikan kedokteran dan kesehatan di semua program studi sangat tinggi yang mengindikasikan tingginya kualitas calon mahasiswa (input) sebagai modal dalam memberikan kualitas lulusan dan hasil program yang tinggi
B
S
BxS
1
4
4
2
Rerata IPK lulusan, masa studi tepat waktu, prosentase kelulusan UKDI yang tinggi, dan masa tunggu kerja yang pendek secara tidak langsung menggambarkan kualitas output dan kemampuan memenuhi kebutuhan pengguna lulusan
5
4
20
3
Kurikulum sudah dilaksanakan dengan model blok kompetensi pada semua PS
2
2
4
4
Dari sisi kuantitas dengan memperhatikan syarat program studi dan rasio dosen, di tingkat PSPD jumlah dosen sudah memenuhi kebutuhan. Dari sisi kualitas, hampir seluruh dosen sudah dilatih AA dan diusulkan serdos
4
3
12
5
Ada tren peningkatan jumlah publikasi dan penelitian karena dukungan Hibah Bersaing, Iptekdok dan HPEQ. Publikasi dalam symposium internasional sudah cukup
5
2
10
6
Ada potensi kemampuan institusi dan staf pengajar dalam memenangkan Hibah
2
3
6
7
Adanya kebijakan alokasi anggaran dan hibah penelitian dan pengabdian masyarakat dari Fakultas dan Universitas
2
3
6
8
Sudah ada agenda pohon penelitian
3
2
6
9
Pengabdian masyarakat sudah terprogram dan disertai penyediaan anggarannya
1
2
2
10 Sudah ada dokumen struktur organisasi dengan tupoksi dan dokumen sistem penjaminan mutu di Fakultas dan Program studi didukung dengan organik gugus dan unit jaminan mutu. Pelaksanaan penjaminan mutu melalui audit sudah terselenggara rutin oleh Universitas dan akan dikelola ditingkat Fakultas
5
2
10
11 Status BLU di Universitas memberikan peluang kemandirian keuangan dan pengembangan institusi
4
2
8
12 Dokumen SOP penjaminan mutu dan proses bisnis sudah tersusun baik ditingkat FKUB maupun di PS
2
2
4
13 Kemampuan enterpreunership institusi sudah ada di beberapa PS 14 Penambahan staf (pendidik dan kependidikan) sudah ada melalui jalur non PNS
1 1
2 2
2 2
15 Akses informasi melalui internet sudah tersedia disemua area pendidikan baik di FKUB maupun di RS
2
4
8
URAIAN 16 Organisasi kelembagaan mahasiswa telah berjalan aktif dan kegiatannya yang berlangsung rutin
B 1
S 4
BxS 4
17 Mahasiswa telah menorah prestasi baik di tingkat nasional dan internasional pada bidang akademik dan non akademik.
5
4
20
18 Sudah ada kerja sama nasional dan internasional yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan dan penelitian
4
2
8
50 46 1
KELEMAHAN: Standar input dan kapasitas penerimaan diluar kewenangan PSPD. Tingginya peminatan juga didorong tingginya kebutuhan. Kondisi ini dapat berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian jumlah mahasiswa dengan kapasitas pengelolaan
136
2
4
8
2
Meskipun kelulusan tinggi terdapat tren penurunan rerata UKDI, sedangkan pada saat yang sama ada upaya peningkatan standar nasional kelulusan hingga memenuhi standar internasional. Hal ini mengindikasikan penurunan kualitas pendidikan sesuai kompetensi. Daya serap lulusan juga dipengaruhi tingginya kebutuhan tenaga kesehatan secara nasional.
5
4
20
3
Kurikulum PSPD dengan disain blok sering berubah, belum konsisten dan belum memasukkan unsur keselamatan pasien sesuai WFME dan kebijakan WHO / Pemerintah
5
4
20
4
Mesikpun rasio dosen mahasiswa sudah terpenuhi tetapi tidak merata
1
2
2
5
Dari sisi kualitas tingkat pendidikan, pangkat dan kemampuan pembelajaran belum memenuhi standar dan tidak merata.
2
2
4
6
Jumlah penelitian, publikasi dan hibah belum merata secara rasio dosen maupun rasio anggaran yang menunjukkan belum meratanya kemampuan staf dalam berkompetisi (Hibah), penelitian dan penulisan publikasi, serta belum membudayanya kebiasaan meneliti dan menulis. Publikasi dalam simposium internasional masih didominasi oleh para klinisi, karena wahana pertemuan ilmiah internasional sering diadakan di Indonesia, belum merata pada semua PS
5
4
20
7
Kemampuan staf untuk memenangkan hibah belum merata dan Laboratorium pendukung belum memenuhi standar pengelolaan dan sarana penelitian
1
2
2
8
Rasio anggaran dan kegiatan pengabdian masyarakat masih belum memenuhi standar dan merata
1
2
2
9
Agenda pohon penelitian masih didominasi biomolekuler belum disertai dengan penelitian translational. Pelaksanaannya masih sporadik belum berkesinambungan dan dana yang tersedia masih rendah
2
4
8
URAIAN 10 Inkonsistensi struktur pada leveling dibawah Fakultas karena berkembangnya program studi : Jurusan/PS, penempatan MEU dibawah Fakultas, kedudukan laboratorium tidak jelas mempengaruhi mutu dan ketercapaian program
B 2
S 4
BxS 8
11 Kelemahan dalam implementasi setiap umpan balik dari hasil dan evaluasi
2
2
4
12 Kekuatan hukum organisasi dan hubungan tata kelola antara pendidikan dan rumah sakit pendidikan masih lemah
2
4
8
13 Sistem pengelolaan anggaran belum menunjang fleksibilitas dalam BLU 14 SOP tidak semua dilaksanakan dan dievaluasi, serta pelaksanaan SOP masing simpang siur
2 1
4 4
8 4
15 PSPD belum mempunyai kemampuan interpreunership dan status BLU belum dimanfaatkan untuk meningkatkan anggaran PSPD
1
3
3
16 Belum adanya program pengembangan staf baik jumlah maupun kualitasnya (carrier development pathway) serta penempatan staf kependidikan yang tepat
2
4
8
17 Penggunaan IT belum optimal, belum dimanfaatkan sebagai media informasi bagi seluruh proses pendidikan dan bisnis internal, serta masih sering terganggunya pemanfaatan internet karena traficnya kurang besar
2
1
2
18 Mahasiswa yang berperan aktif dalam organisasi kelembagaan mahasiswa masih terbatas
2
1
2
19 Prestasi mahasiswa PSPD belum dan jumlah prestasi mahasiswa belum optimal bila dibanding jumlah mahasiswa, termasuk pemenang dalam lomba ilmiah dilingkungan PPDS
5
1
5
20 Kerjasama institusi nasional dan internasional yang sudah ada baik di tingkat Fakultas maupun Universitas belum dimanfaatkan optimal untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
5
2
10
50 58
148
Lampiran 2. Skoring Analisis Faktor Eksternal URAIAN
B
S
BxS
5
4
20
2 Kebutuhan nasional nakes tinggi, meskipun juga terdapat trend pemenuhan pada beberapa jenis profesi kesehatan
3
4
12
3 Peminatan menjadi tenaga kesehatan dan peminatan masyarakat masuk ke PSPD tinggi
3
4
12
4 PSPD mempunyai pengalaman melakukan uji dan sebagai sumbangsih nasional menjadi salah satu pusat uji kompetensi nasional
3
4
12
5 Peluang beasiswa, dana penelitian, publikasi dari dalam Nasional, Universitas, Fakultas) dan luar negeri
5
2
10
6 Kesesuaian agenda penelitian nasional atau fokus dari hibah dengan bidang ilmu atau minat PS/Fakultas
5
2
10
7 Status BLU dapat menempatkan PS menjadi bagian dari penerimaan mahasiswa
2
2
4
8 Status BLU memungkinkan FKUB PSPD mencari dana mandiri dengan kegiatan yang berorientasi pada akademik (penelitian, pelatihan, konsultasi) maupun non akademik (sumber dana bisnis lain) 9 Pemahaman linearitas sudah jelas tersebut pada SK Rektor
2
2
4
1
4
4
10 Status BLU memberi keharusan kekurangan SDM diperoleh dari pengangkatan tenaga tetap non PNS
1
2
2
11 Potensi hibah pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan terpadu agar memperoleh manfaat sebesar besarnya
1
2
2
12 Penguatan organisasi PS: UU PT, Standar Akreditasi, EPSBED
2
2
4
13 RS mempunyai kebutuhan untuk menjalin kerjasama dengan Pendidikan dalam semua tingkat pendidikan.
2
4
8
14 Sudah ada bangunan RSA UB dan juga ditetapkan dalam Renstra Universitas untuk pengembangan RSA UB
2
1
2
15 Peluang penyelenggaraan pelatihan dan sertifikasi tenaga kesehatan tinggi (UU PT 2012) sebagai sumber pembiayaan mandiri
2
4
8
16 Peluang kerjasama konsultasi, pendampingan, terkait penempatan peserta didik sebagai dampak UU RS dan Peraturan Akreditasi Institusi Pelayanan Kesehatan 17 Peluang pembiayaan penelitian hibah nasional dan internasional tinggi yang secara nasional semakin ditingkatkan serta adanya perhatian khusus pada Indonesia dalam pencapaian MDGs 18 Peluang pengembangan PS tinggi (UU PT 2012)
4
4
16
5
4
20
2
2
4
PELUANG: 1 Peluang hibah pengembangan program (manajemen dan kurikulum), penelitian dan pengabdian masyarakat untuk menunjang AFTA,WCU
50
154
ANCAMAN: 1 AFTA dan MRA (2015) membuka peluang persaingan global sehingga meningkatkan tingkat kompetisi pada skala global bahkan pada pasar lokal 2 Penetapan KKNI, semakin menuntut kesesuaian antara output dengan standar kualifikasi nasional dan kebutuhan kerja
5
4
20
3
3
9
3 Kebutuhan tenaga kesehatan tinggi disemua jenis profesi (Rencana Pengembangan Nakes 2011-2025, Depkes)
3
1
3
4 Peningkatan nilai kelulusan menuju standar internasional dan sudah ada uji kompetensi nasional yang akan dikembangkan bagi semua pendidikan profesi 5 Status BLU UB yang tidak jelas dan pengelolaannya sentral yang seharusnya bisa didesentralisasikan pada PS
5
3
15
2
2
4
6 Tuntutan penerapan manajemen keselamatan pasien (WHO, UU Rumah Sakit, PP keselamatan pasien, standar akreditasi internasional) di institusi tempat kerja maupun praktek pribadi menjadi tantangan syarat kualifikasi lulusan 7 Kebijakan dan kriteria seleksi mahasiswa tidak sepenuhnya ditetapkan Fakultas/Prodi S1 (status BLU)
3
4
12
2
1
2
8 SPP tunggal dan maksimum pendanaan berbasis mahasiswa maksimal 30%
2
3
6
9 Peraturan home based minimal 1 PS 6 staf yang terdiri dari 2 Profesor, 4 Doktor
2
1
2
10 Kebijakan rekruitmen tenaga SDM (Dosen dan administrasi) ditetapkan oleh UB
4
2
8
11 Pertanggung jawaban social (CSR) institusi merupakan kewajiban bagi Institusi Pendidikan
2
1
2
12 Interpretasi UU PT 12/2012 tentang pendidikan profesi (sesudah sarjana) diartikan pemisahan pendidikan profesi menjadi dua PS (PS akademik dan Profesi) tersebut pada SK Rektor
2
2
4
13 Peraturan RSAB tidak jelas, mempengaruhi pengelolaan operasional RSAB, dapat menjadi beban anggaran
2
4
8
14 SPP tunggal, batasan dana bersumber mahasiswa maksimal 30%, disinsentif bagi PT
2
15 Persyaratan publikasi pada program studi (guru besar 2 internasional) 16 Standar akreditasi: rasio dana penelitian 3juta-6juta/dosen
3 4
4 4
12 16
17 Tuntutan pengembangan inovasi dan aplikasi pengetahuan dan teknologi hingga mencapai HAKI
3
4
12
18 Mekanisme evaluasi program studi secara online melalui EPSBED/PDPT
1
1
1
50
0
136