DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam …. 18
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak
abad lalu walaupun pengaruh positif dan kaya iodium terhadap penyakit gondok sudah diketahui sejak zaman purba di seluruh dunia. Kekurangan iodium berhubungan erat dengan jumlah iodium yang terkandung di dalam tanah yang digunakan dalam bidang pertanian di
Universitas Sumatera Utara
daerah yang berpengaruh.
Walaupun program suplemen tambahan iodium telah
mengurangi kekurangan jumlah iodium di berbagai daerah daerah di dunia, masih terlihat masalah kekurangan iodium yang serius di berbagai daerah (Soekatri, 2001). Iodium adalah salah satu bahan untuk memproses hormon tiroid oleh kelenjar gondok. Iodium dapat diperoleh dari garam-garam yang konsumsi, dimana garam merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil. Djokomoeldjanto (1993) mengatakan bahwa manusia tidak dapat membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti membuat protein atau gula, tetapi harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara alamiah) melalui serapan iodium yang terkandung dalam makanan serta minuman. Menurut Golden (1992), gangguan akibat kekurangan iodium disebut Iodine Deficiency Disorder (IDD) atau yang kita kenal dengan sebutan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Kasus gondok muncul akibat rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya garam beriodium. Selain itu terdapat banyak produsen garam yang nakal, yang tidak menyertakan iodium pada garam yang dijualnya. Konsumsi iodium paling banyak diperoleh dari makanan yang berasal dari laut mengingat air laut mengandung iodium yang tinggi. Oleh karena itu, bahan makanan seperti rumput laut, ikan, kepiting, udang dan tanaman yang ada dekat laut yang merupakan sumber yang baik akan iodium. Selain itu konsumsi iodium juga dapat diperoleh dari garam yang telah difortifikasi iodium dan air. Kondisi penyimpanan merupakan salah satu faktor yang paling berperan penting terhadap kandungan kadar Kalium Iodat (K1O3) pada garam beriodium. Dimana kondisi penyimpanan
Universitas Sumatera Utara
dipengaruhi oleh lingkungan, salah satu diantaranya adalah suhu dan kelembaban (Djokomoeldjanto, 1993). Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius. Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan iodium jika terjadi pada wanita hamil mempunyai resiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan pada bayi yang lahir berupa gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin (Siswono, 2003). Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya pretasi belajar anak usia sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan. Dari 20 juta penduduk Indonesia yang menderita gondok, diperkirakan dapat kehilangan 140 juta angka kecerdasan (IQ Points) (Siswono, 2003). Untuk mengetahui masalah kurang iodium, pemantauan besaran masalah dilakukan survei nasional. Pada tahun 1980 prevalensi GAKI pada anak usia sekolah adalah 27,7%, prevalensi ini menurun menjadi 9,8% pada tahun 1988. Walaupun terjadi perubahan yang berarti, GAKI masih dianggap masalah kesehatan masyarakat, karena secara umum prevalensi masih di atas 5%. Tahun 2003 dilakukan lagi survei nasional, yang dibiayai melalui Proyek Intensifikasi Penanggulangan GAKI (IP-GAKI), untuk mengetahui dampak dari intervensi program penanggulangan GAKI. Dari hasil survei diketahui secara umum bahwa Total Goitre Rate (TGR) angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba maupun yang terlihat pada anak sekolah berkisar 11,1%.
Universitas Sumatera Utara
Di Cilacap, Jawa Tengah terdapat empat kecamatan yang dinyatakan sebagai daerah endemis penyakit gondok, karena terjadi kasus gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Untuk mengatasi penyakit ini, pihak Dinas Kesehatan Cilacap melakukan promosi GAKI melalui sekolah-sekolah. Diharapkan, melalui kegiatan itu, kesadaran masyarakat Cilacap tentang pentingnya mengonsumsi garam beriodium akan semakin meningkat (Dharmawan, 2005). Di Jawa Barat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon menemukan 12 merek (48%) garam dari 25 merek garam yang beredar di Cirebon yang tidak mengandung zat iodium. Temuan ini dikeahui setelah Bidang Industri Kimia Argo dan Hasil Hutan pada kantor Disperindag melakuka survey ke 16 perusahaan garam di Kabupaten Cirebon. Ke 12 merek garam yang tidak beriodium tersebut sangat bernuansa bisnis. Pengusaha garam tersebut tampaknya ingin meraup keuntungan yang besar. Dijelaskan, harga iodium cukup mahal yaitu sekitar Rp 300.000,00 per kilogram (Sianturi, 2005). Hingga saat ini angka gondok nasional masih mencapai 9,8%, jauh di atas standar WHO yang mensyaratkan angka gondok di bawah 5%. Di beberapa provinsi seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Barat, angka gondok bahkan mencapai 30%. Saat ini terdapat 1.779 kecamatan di Indonesia yang termasuk daerah endemis penyakit gondok dengan derajat yang bervariasi. Karena itu, konsumsi yodium perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan mencegah terjadinya generasi yang hilang (lost generation) (Dirjen, 1999).
Universitas Sumatera Utara
Hasil survey GAKI pada tahun 2005 menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara hanya terdapat satu kabupaten sebagai daerah endemis berat GAKI, yaitu Kabupaten Dairi (Profil Dinkes SUMUT, tahun 2008). Dari informasi yang tersedia pada tahun 2008 terlihat bahwa konsumsi garam beriodium oleh masyarakat Kabupaten Dairi dan Kecamatan Berampu sudah baik (100%). Tetapi berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, masih banyak ditemui masyarakat yang menderita GAKI sehingga Kabupaten Dairi dinilai sebagai daerah endemis dan Kecamatan Berampu nempunyai permasalahan TGR 25%. Kabupaten Dairi terdiri dari 12 kecamatan dimana terdapat 3 kecamatan yang tergolong endemis sedang, 6 kecamatan tergolong endemis ringan dan hanya 2 kecamatan yang tergolong non endemis. Kecamatan Berampu merupakan daerah yang endemis sedang. Masyarakat di Kecamatan Berampu tidak mengerti mengenai fungsi dari iodium untuk tubuh. Masyarakat beranggapan bahwa iodium yang terkandung di dalam makanan tidak penting melainkan yang terpenting adalah adanya rasa asin pada makanan. Cara penyimpanan garam yang dilakukan oleh penduduk yaitu dengan cara menyimpan di stoples tertutup, stoples yang tidak memakai tutup dan plastik bungkus garam. Masyarakat setempat masih banyak yang tidak mengerti mengenai cara penyimpanan garam yang baik.
Program yang dilakukan pemerintah setempat untuk penanggulangan GAKI adalah dengan melakukan iodisasi garam yaitu dengan cara membuat standar garam konsumsi tiap orang perhari sebanyak 6-10 gram. Program lain yang dilakukan adalah iodisasi air minum, pemberian kapsul berminyak serta melakukan penyuluhan. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tidak mengerti mengenai cara penggunaan garam pada saat memasak. Garam dimasukkan dalam masakan sewaktu
Universitas Sumatera Utara
masakan baru dimasak. Sehingga dapat mengakibatkan gizi yang terkandung di dalam garam akan berkurang. Untuk mengetahui apakah garam mengandung iodium atau tidak dapat diketahui dengan melakukan uji Iodina test. Menurut SNI terdapat 13 kriteria standar mutu yang harus dipenuhi oleh produsen garam. Di antaranya adalah penampakan bersih, berwarna putih, tidak berbau, tingkat kelembaban rendah, dan tidak terkontaminasi dengan timbal/bahan logam lainnya. Menurut SNI 01-3556.2-1994/Rev/2000 syarat mutu garam beriodium yaitu dimana kandungan KIO3 minimal 30 ppm (Depkes, 2005). Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah garam yang dikonsumsi masyarakat beriodium atau tidak, serta untuk mengetahui apakah kadar iodium garam yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan atau tidak. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas garam beriodium yang beredar di pasar dan warung di Kecamatan Berampu Kabupaten Dairi Tahun 2010.
1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengidentifikasi kualitas garam beriodium yang beredar di pasar dan warung di Kecamatan Berampu di Kabupaten Dairi Tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2. Tujuan Khusus 1.
Untuk mengetahui bentuk garam yang banyak dikonsumsi masyarakat di Kecamatan Berampu.
2.
Untuk mengetahui jenis kemasan garam yang beredar di pasar dan warung di Kecamatan Berampu.
3.
Untuk mengetahui kadar iodium pada garam yang beredar di pasar dan warung sesuai standar atau tidak.
4.
Untuk mengetahui standar isi kemasan garam yang beredar di pasar dan warung di Kecamatan Berampu.
1.4. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Sebagai masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam hal pengawasan pada garam di tingkat distribusi dan konsumen. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang sejenis pada waktu yang akan datang agar melanjutkan penelitian ini pada syarat mutu garam konsumsi.
Universitas Sumatera Utara