d.14 : Minggu ke 14 14.1.Pokok Bahasan :Contoh Terapan Langkah-langkah Proses Pemrograman 14.2.Sub pokok Bahasan :II Model Moleski dan Pena (sebuah komparasi) 14.3 .Materi Pembahasan : a. Dasar-dasar Pemrograman Model Moleski Walter H. Moleski menggunakan sekuen aktivitas empat fase oleh klien, arsitek dan programer yang bekerja secara bersama di terjemahkan dan dijadwalkan reviewnya. Pernrogramannyc ditindak-lanjuti oleh programer pada fase rancangan dalam bentuk konsultasj dan evaluasi bersama dengan klien dan arsitek selalma proses perancangan berlangsung. Moleski menan~ahkan fase evaluasi pada model pernrogramannya yang dilaksanakan setelah rancangan diselesaikan dan setelah fasilitas dibangun. Fase evaluasi ini guna mengukur keefektivan baik program waupun rancangan dan memastikan apakah fasilitas tersebut memuaskan dalam kegunaan dan sesuai dengan maksud yang hendak dicapai. Moleski menyarankan agar fase evaluasi tersebut keduanya dilaksanakan segera setelah pembangunan selesai dan setelah dua tahun penghunian. Empat fase pemrograman yang dipergunakan oleh Moleski adalah: a. Awareness, fase identifikasi permasalahan, isu -isu, dan tujuan yang meliputi (i) mengidentifikasi partisipan dan perannya dalam pemrograman, (ii) mereview laporan latar belakang yang diberikan oleh klien, (iii) mengatur interview secara tak langsung dengan mereka yang terpilih untuk mengetahuil dengan pasti . o sifat dasar dan image (organisasi) klien o fungsi organisasi dan proses komunikasi o kepuasanpada fasilitas yang tengah ditempati o permasalahan ketidakefisiennan dan ketidakberfungsian, (iv)
mereview proyek yang mirip,
(v)
area permasalahan dibuat garis besamya untuk investigasi lebih lanjut.
b. Diagnosisi, fase mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan data ; ( i) mengumpulkan data melalui : o
wawancara terstruktur dengan personil kunci
o
observasi sistematik terhadap area terpilih
o
kuisoner terperinci untuk para pengguna,
(ii) rnenganalisa data untuk rnenentukan dan rnendokurnentasikan : o
kegiatan, karakteristik pengguna, hubungan, letak dan citra
o
isu perrnasalahan dan kebutuhan klien, Universitas Gadjah Mada
1
(iii) rnengorganisasikan untuk rnenernukan dan membangun konsep untuk menemukan dan membangun konsep untuk pemecahan masalah dan memenuhi kebutuhan klien.
c. Review/i; {i) mendiskusikan pra-pernyataan masalah dan konsep solusi bersama klien (perwakilan) dan perancang, (ii) memilih konsep -konsep menuju fase selanjutnya.
d. Strategy, fase merumuskan kriteria performansi; (i)
mengorganisasi kebutuhnn rancangan yang khusus yang ditemukan pada rancangan,
(ii) mengembangkan rekomendasi karakteristik yang mewadahi pola aktivitas dan setting pengguna yang meliputi: o karakteistik spasial o kondisi fisik o atriibut simbolis o pengaturan ruang. e. Review II, (i)
bertemu dengan perwakilan perancang untuk nendiskusikan program yang direkomendasi-kan,
(ii) menyepakati program, (iv) menetapkan tujuah arsitektural dari fasilitas. f. Action, merupakan fase tindak-lanjut keputusan yang telah diambil; (i)
berkonsultasi dengan arsitek tentang tujuan program dan kemungkinan revisi,
(ii) mengevaluasi racangan berkaitan dengan kepuasan berdasar kriteria(iii) mendiskusikan keputusan rancangan bersama klien dan arsitek
b. Dasar-dasar Model Pena William M. Pena bersama firmanya berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam mengembangkan dan meningkatkan metode pemrogramannya pada banyak fasiltas .Metode Pena dicirikan dengan, kejelasan, keefisieran dan keekonomisan baik pada proses maupun produk yang dihasilkan. Pada tahun 1978, model yang dipublikasikannya Universitas Gadjah Mada
2
dilengkapi hingga secara diagramatis berbentuk matrix. Secara .berurutan, pemrograman memiliki 5 langkah prosedural yaitu :
(i) menentukan tujuan (ii) mengumpulkan dan menganalisa data (fakta) (iii) tidak menutup konsep dan mengujinya (iv) menentukan kebutuhan (v) menyatakan permasalahan. Prosedur tersebut beroperasi pada 5 dasar rancangah berikut ini:
(a) fungsi (b) bentuk (c) ekonomi (d) waktu (e) energi Pena yakin bahwa. pemrograman merupakan proses terpisah dari proses perancangan.. Pemrograman harus mendahului perancangan, selain itu kepada perancang diantarkan dua program informasi berupa:
oprogram skematik untuk rancangan skematik oprogram pengembangan untuk pengembangan rancangan. Berdasar pengalamannya, Pena melakukan beberapa langkah dalam proses pemrogramannya sebagai berikut (i) memulai pertemuan dengan klien (pemilik) untuk;
o mengidentifikasi pengambilan keputusan o menyediakan dan menjelaskan spesifikasi untuk data dari rekarnan yang telah ada ataupun dari survey terpisah. (ii) memulai pertemuan dengan klien (pengguna) untuk;
o menjelaskan pendekatan o menjelaskan apa dan mengetahui yang diperlukan pewawancara dan kapan.
a. Analisa di kantor; (i) menganalisa data yang dikirimkan melalui surat (ii) mempersiapkan presentasi sekitar wawancara.
b. Orang utama dalam wawancara; (i) bersama klien (pemilik) o mengkonfirmasikan data sebelumnya Universitas Gadjah Mada
3
o mengungkapkan data baru (ii) bersama klien (pengguna) : o mengumpukan data spesifikasi o merencanakan detail untuk tingkat berikutnya. c. Analisa dan dokumentasi; (i) mengklasifikasi dan menghubungkan pendapat -pendapat (ii) mengidentifikasi konflik yang perlu direkonsiliasikan (iii) menyimpulkan dokumen informasi. d. Sesi kerja; (i) menyeimbangkan kebutuhan ruang, kualitas konstruksi dan total biaya (ii) memberi umpan balik kepada klien balk pemilik maupun pengguna untuk konfirmasi dan keputusan. e. Dokumentasi final; (i) menghasilkan persetujuan formal tentang program dari klien dan pembiayaan agensi (ii) memasok informasi kepada perancang, terutama dalam bentuk grafis. c. Analisa Pemrograman Pemrograman model Moleski dan Pena dianalisa berdasar prosedur dan proses pengembangannya. c.1. Analisa pemrograman . Pemrograman model Moleski secara prosedural lebih panjang dan lebih rumit karena tiap fase mengandung kornpleksitas informasi yang tinggi. Pemrograrnannya .sangat berhubungan erat dengan proses perancangan secara pendekatan iriteraktiv yang tarnpak pada sekuen fese-fasenya yang saling merespon dengan adanya fase review. Moleski melibatkan perancang dalam pemrograrnannya secara stimultan dan memberi masukan dengan cara
Universitas Gadjah Mada
4
serupa. Programer yang belum mahir lebih disarankan untuk menggunakan model ini yang lebih runut secara prosedural, selain programer tetap bertanggung jawab hingga proses perancangan yang memungkinkan adanya banyak antara programer dan perancang. Pemroqrarnan Model Pena tarnpak lebih singkat dan sederhana dalam prosedurnya. Pemrograrnannya terpisah dengan proses perancangan yang dilakukan setelah pemrograman selesai dikerjakan karena masing - masing permasalahan yang dihadapi sangat kornpleks dan membutuhkan kapabilitas mental yang berbeda dengan pelaku yang cenderung berbec'a pula. Pena tidak. melibatkan perancang dalam pemrogramannya atas anggapan bahwa perancangan merupakan proses yang terpisah dari proses pemrograman. Programer ahli tidak akan mengalami kesulitan yang berarti dalam menjalankan model yang perlu pengalaman ini selain prosedurnya lebih sE derhana. c.2 Proses pengembangan program Pemroqraman Model Moleski
berawal dari pencarian permasalahan yang
dikernbangkan dari informasi balk dari klien maupun dari preseden fasilitas serupa yang telah ada. Data dan informasi dikumpulkan, dianalisa dan diorganisasikan dengan dasar utama untuk menentukan dan membangun konsep yang dapat memenuhi kebutuhan klien kemudian dilihat kembali. Hasil dari review pertama tersebut dirumuskan dalam kriteria performansi yang selanjutnya direview kembali untuk inemperoleh kesepakatan akan tujuan arsitektural yang hendak dicapai untuk ditindak-lanjuti dalam proses perancangan. Sekuen tersebut. secara diagramatis berbentuk alur yang linear. Jadi konsep merupakan pola yang pengorganisasian dan pemvisualisasian kemajuan secara logis pada pengernbangan program. Pemroqrarnan Model Pena dimulai dengan mendalarni kliennya seperti halnya model Moleski. Yang menonjol adalah review secara khusus tidak dilakukan, tetapi ada proses konfirrnasi dan umpan balik setelah phase analisa berlangsunq. Walaupun perancangan tidak dilibatkan dalam poses pemrograrnan, dasar -dasar perancangan seperti : fungsi , bentuk, ekonomi, dan energi dipakai sebagai pertimbangan untuk menljalankan 5 prosedurnya
Universitas Gadjah Mada
5
secara skematik hingga diperoleh pernyataan permasalahan.Secara diagramatis proses pemrograman ini berbentuk matrix akibat 2 fungsi yang saling berhubungan sebagai data clan pemrosesannya atau dikenal sebagai dasar pertimbangan perancangan dan prosedur pemrograman. Pernyataan masalah tertuang dalam program skematik dan program pengembangan merupakan hasil dari model pemrograman ini . c.3. Perbedaan Secara ringkas kedua model pemrograman dapat dibedal:an sebagai berikut: Model Moleski Menjabarkan secara runut isu-isu
Model Pena penjabaran
yang ditemukan di lapangan secara garis
menjabarkan isu-isu dan dianalisa secara mendalam
besar pendekatan Berpendekatan'interaktiv'sehingga antara kegiatan pernrograman dan
berpendekatan 'segregated' sehingga antara kegiatan
perancangan ada komunikasi timbal balik dan respon pada fase review
pemrograman dan perancangan terpisah sama sekali; keterlibatan perancangan
Perancang terlibat dalam
perancang tidak terlibat pada
pada fase review 1, review 2 dan pemrograman
pemrograman,disarankan
khususnya pada revisi design action
perancang tidak sekaligus bertindak sebagai programmer pengembanga
Proses analisa dan sintesa
n
berlangsung stimultan, analisa dan sintesa bisa terjadi hampir bersamaan
pemrograman adalah analisa dan perancangan sintesa, keduanya tidak berlangsung bersamaan
bentuk Diagram alur yang cenderung linear
matrik informasi yang lebih bersifat formal dalam analisa isu yang ditemui hasil
Kriteria performansi yang diharapkan
pernyataan masalah yang tertuang dalam program skematik dan program pengembangannya
Universitas Gadjah Mada
6