POKOK BAHASAN IV PROSES DEMOGRAFI
A. FERTILITAS Istilah/Pengertian
Fertilitas : Jumlah kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita atau sekelompok wanita pada usia reproduktifnya
Lahir hidup (live birth) : apabila pada waktu lahir terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya : menangis, berteriak, bernapas, jantung berdenyut
Lahir mati (still birth) : apabila pada waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan (dalam demografi hal ini tidak dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran
Fekunditas (fecundity) : kemampuan biologis wanita untuk melahirkan anak lahir hidup
Seorang wanita dikatakan subur (fekund) bila pernah melahirkan paling sedikit satu bayi hidup. Tetapi seorang wanita yang subur tidak selalu melahirkan anak, misalnya karena pengaturan fertilitas dengan abstinensi (berpantang) atau menggunakan alatalat kontrasepsi. TEORI TENTANG FERTILITAS A. Teori Ekonomi
LIEBENSTEIN
Faktor-faktor yang menentukan jumlah kelahiran anak yang diinginkan setiap keluarga sangat tergantung pada berapa banyak kelahiran yang dapat bertahan hidup (survive) Kelahiran anak diperhatikan dari dua sisi, yaitu :
Nilai kegunaan Anak dapat memberikan kepuasan atau balas jasa, membantu kegiatan keluarga dan dapat menghidupi orang tua di masa depan
Biaya yang dikeluarkan setiap anak a. Biaya langsung : semua ongkos yang dikeluarkan dalam memelihara anak untuk kebutuhan sandang, pangan, kesehatan, pendidikan sampai anak mandiri
Universitas Gadjah Mada
b. Biaya tidak langsung : kesempatan yang hilang untuk memperoleh pendapatan karena ada tambahan seorang anak. B. Teori Sosial Kingsley Davis dan Judith Blake : Faktor Sosial Budaya mempengaruhi fertilitas melalui variabel antara
Faktor Sosial Dan Budaya
Variabel antara
Fertilitas
Menurut Davis dan Blake proses reproduksi seorang wanita usia subur melalui tiga tahap yaitu : 1. Hubungan seksual 2. Konsepsi 3. Kehamilan dan kelahiran Untuk menganalisis pengaruh sosial budaya terhadap fertilitas, dapat ditinjau faktorfaktor yang berkaitan langsung dengan ketiga proses tersebut (11 variabel antara) : I. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan seksual (intercourse) A. Faktor-faktor yang mengatur dan meniadakan hubungan seksual dalam masa reproduksi : 1. Umur memulai hubungan seksual 2. Selibat permanen : yaitu proporsi wanita yang tidak pernah mengadakan hubungan seksual 3. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena : perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi suami atau suami meninggal dunia B. Faktor-faktor yang mengatur kemungkinan hubungan seksual : 4. Abstinensi sukarela/disengaja 5. Abstinensi karena terpaksa : impotensi, sakit, berpisah sementara 6. Frekuensi hubungan seksual (tidak termasuk abstinensi) II. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi (conception variabel) 7. Kesuburan dan kemandulan biologis yang tidak disengaja (fekunditas dan infekunditas) 8. Menggunakan atau tidak menggunakan metode-metode kontrasepsi :
Universitas Gadjah Mada
a. Cara kimiawi dan mekanis b. Cara lain (metode ritme dan senggama terputus) 9.
Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang disengaja, misalnya sterilisasi.
III. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat (gestation variable) 10. Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja 11. Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja PENGUKURAN FERTILITAS Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibanding dengan pengukuran mortalitas, karena :
Seorang wanita hanya meninggal satu kali dan sejak saat itu tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita yang melahirkan seorang bayi tidak berarti resiko melahirkan wanita tersebut menurun.
Kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Ada dua macam pengukuran fertilitas: 1. Pengukuran fertilitas tahunan (Vital rates)
Mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu, dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun tersebut. 2. Pengukuran fertilitas kumulatif
Mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita hingga mencapai umur tertentu. PENGUKURAN FERTILITAS TAHUNAN a. Tingkat fertilitas kasar (CRUDE BIRTH RATE) b. Tingkat fertilitas umum (GENERAL FERTILITY RATE) c. Tingkat Fertilitas Menurut Umur (AGE SPECIFIC FERTILITY RATE) d. Tingkat Fertilitas Menurut urutan (BIRTH ORDER SPECIFIC FERTILITY RATE)
Universitas Gadjah Mada
B. MORTALITAS Menurut WHO : Mortalitas : peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen yang dapat terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup
Mortalitas dibedakan menjadi dua : 1. Kematian yang terjadi di dalam rahim (intra uterin)
Abortus : kematian janin sampai umur 16 minggu
Immatur : kematian janin umur 16 — 28 minggu
Prematur : kematian janin umur > 28 minggu
2. Kematian di luar rahim (extra uterin) :
Lahir mati (still birth) : kematian bayi cukup umur ketika lahir, tidak ada tanda-tanda kehidupan
Kematian baru lahir (neo natal death) : kematian bayi setelah lahir berumur < 1 bulan (28 hari)
Kematian lepas baru lahir (post neo natal death) : kematian bayi setelah berumur 1 bln < 1 tahun
Kematian bayi (infant mortality) : kematian bayi setelah lahir hidup hingga berumur < 1 tahun
Sumberdata mortalitas adalah : 1. Registrasi penduduk 2. Penelitian/survey Faktor-faktor yang mempengaruhi reit mortalitas : 1. Umur dan jenis kelamin 2. Keadaan persediaan pangan penduduk 3. Keadaan gizi penduduk 4. Kemiskinan 5. Terdapat/tidak penyakit menular 6. Fasilitas kesehatan 7. Pekerjaan, ras, status perkawinan, daerah tempat tinggal, cara hidup
Universitas Gadjah Mada
Morbiditas : studi yang berhubungan dengan keadaan kesehatan penduduk dan penyakit-penyakit Menurut THOMLINSON : Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya reit kematian : 1. Industrialisasi 2. Pertanian yang maju 3. Membaniknya jaringan transportasi 4. Reformasi sosial 5. Kemampuan mengontrol temperatur 6. Perbaikan sanitasi 7. Perubahan-perubahan higiene pribadi 8. Perkembangan asepsis dan antisepsis 9. Immunologi 10. Adaptasi manusia meningkatnya resistensi terhadap penyakit
Informasi kematian bermanfaat untuk : 1. Perbaikan fasilitas perumahan dan sanitasi 2. Perencanaan tenaga kerja 3. Mengetahui sebab-sebab kematian 4. Perbaikan mutu hidup
MODEL KELANGSUNGAN HIDUP ANAK DARI W. HENRY MOSLEY DAN LINCOLN C. CHEN A. Pendekatan Sosial
Sosial Ekonomi
?
Mortalitas
Pada ilmu sosial tidak diketahui variabel antara, karena prevalensi/sebabnya tidak diketahui akibat dari jarang/ tidak mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
Universitas Gadjah Mada
B. Pendekatan kedokteran
C. Pendekatan Penggabungan Pendekatan Sosial dan Biologi
Universitas Gadjah Mada
Sintesa Pendekatan sosial dan biologi : Berusaha mengintegrasikan metode-metode penelitian mortalitas anak yang digunakan para ahli ilmu sosial dan biologi ASUMSI : Semua faktor sosial, ekonomi, biologi dan ekologi mempengaruhi mortalitas anak melalui serangkaian mekanisasi umum atau variabel antara
PENGUKURAN MORTALITAS
Crude Death Rate
Age specific Death Rate
Crude Infant Mortality rate
C. MOBILITAS PENDUDUK Mobilitas Penduduk : Proses perpindahan atau pergerakan penduduk yang meliputi : 1. Mobilitas horisontal atau geografis, meliputi semua gerakan penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam periode waktu tertentu 2. Mobilitas vertikal, meliputi perubahan yang menyangkut status individu dalam masyarakat
Menurut bentuknya, mobilitas penduduk dibagi menjadi dua : 1. Mobilitas permanen atau migrasi yaitu setiap gerak perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dengan maksud menetap di daerah tujuan Jenis migrasi antara lain :
Migrasi internal : perpindahan penduduk yang terjadi antara unit-unit geografis dalam suatu negara
Migrasi eksternal/internasional : perpindahan penduduk antar negara
In migration/migrasi masuk ; masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan
Out migration/migrasi keluar ; meninggalkannya penduduk dari suatu wilayah
Nett migration : selisih antara migrasi keluar dan migrasi masuk
Universitas Gadjah Mada
Gross migration : merupakan penjumlahan dari migrasi masuk dan keluar
Migrasi total/exodus : migrasi besar-besaran 2. Mobilitas non permanen
atau migrasi sirkuler yaitu ; gerakan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tanpa bermaksud menetap di daerah tujuan Macam-macam mobilitas sirkuler menurut waktu :
Mobilitas ulang-alik : nglaju (jawa), komutasi
Periodik : seminggu sekali
Musiman ; dicocokan dengan musim tertentu, kegiatan tertentu
Jangka panjang : lebih dari 3 tahun
Menurut ruang, mobilitas sirkuler dapat terjadi antara :
Desa dengan desa
Desa dengan kota/urbanisasi
Kota dengan desa
Kota dengan kota
Faktor-faktor yang menyebabkan mobilitas sirkuler : 1. Faktor sentrifugal dan sentripetal
Sentrifugal ; Kekuatan yang terdapat di suatu wilayah yang mendorong penduduk untuk meninggalkan daerahnya Contoh : kurangnya kesempatan kerja di sektor pertanian dan non pertanian, terbatasnya fasilitas pendidikan
Sentripetal : Kekuatan yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di daerahnya Contoh : jalinan persaudaraan dan kekeluargaan warga desa yang erat, sistem gotong royong yang erat, penduduk desa terikat pada tanah pertanian dan tanah kelahirannya 2. Perbaikan sarana transportasi Tersedianya prasarana transportasi yang murah banyak orang desa pergi ke kota, begitu pula sebaliknya, semula mondok/kost (menetap) berubah menjadi nglaju
Universitas Gadjah Mada
3. Kesempatan kerja di sektor formal dan informal Tekanan penduduk yang tinggi di pedesaan dan kurangnya lapangan kerja di luar sektor pertanian menyebabkan penduduk melakukan urbanisasi. Tetapi proses urbanisasi di Indonesia tidak diimbangi perluasan lapangan pekcrjaan di kota sehingga banyak pendatang yang bekerja di sektor informal dengan upah yang rendah karena kesempatan kerja di sektor formal juga sedikit. Kecilnya pendapatan tidak memungkinkan para migran tinggal di kota sehingga sebagian tetap tinggal di desa dan glaju setiap hari TEORI MIGRASI 1. Teori Gravitasi oleh Ravenstein Hukum-hukum migrasi berkenaan dengan : a. Migrasi dan jarak : konsentrasi penduduk semakin besar jika jarak perpindahan penduduk tersebut dekat. Semakin jauh jarak tersebut akan semakin menurunkan konsentrasi penduduk. b. Migrasi bertahap : Penduduk pedesaan yang berbatasan dengan kota yang sedang tumbuh akan banyak yang pindah ke kota tersebut. Daerah yang ditinggalkan kemudian akan diisi oleh migran lain dari daerah yang lebih terpencil. Proses ini berlangsung terus hingga daya tarik kota yang sedang tumbuh itu setahap demi setahap mempengaruhi pelosok desa yang terpencil c. Arus dan arus balik ; setiap migrasi utama menimbulkan arus balik sebagai penggantinya d. Adanya perbedaan desa dan kota : Penduduk kota kurang berm inat melakukan migrasi jika dibandingkan penduduk desa e. Wanita lebih suka bermigrasi ke daerah yang dekat dengan jumlah yang lebih besar dari pada penduduk pria f.
Teknologi dan migrasi : Peningkatan sarana transportasi, perkembangan industri dan perdagangan meningkatkan migrasi
Universitas Gadjah Mada
g. Motif ekonomi merupakan dorongan utama : keinginan untuk memp[erbaiki kehidupan materiil merupakan motif yang paling kuat untuk bermigrasi 2. Teori Dorong- tarik (Push and Pull Theory) oleh Everett S. Lee Faktor-faktor migrasi adalah : a. Faktor yang terdapat di daerah asal b. Faktor yang terdapat di daerah tujuan c. Faktor penghalang d. Faktor pribadi 3. Teori ekonomi dari Lewis Ekonomi yang belum berkembang terdiri dari dua sektor : a. Sektor subsisten pertanian tradisional, ciri : produktivitas tenaga kerja rendah b. Sektor modern / industri di kota, ciri : produktivitas tenaga kerja tinggi, tenaga kerja ditransfer dari sektor subsisten yang ada di daerah pedesaan Pada awalnya tenaga kerja dari desa dapaty mendukung pertumbuhan industri di kota, industri semakin berkembang akan nmemperoleh keuntungan yang meningkat, keuntungan itu diinvestasikan untuk memperluas industri sehingga akan banyak menampung tenaga kerja dari desa. 4. TODARO - merupakan kritik untuk Lewis Karena keuntungan yang diperoleh diinvestasikan pada bentuk teknologi padat modal, maka pada tingkat tertentu di sektor industri tidak mampu lagi menampung tenaga kerja dari desa. Akibatnya semakin banyak tenaga kerja yang mengalir dari desa ke kota akan menimbulkan pengangguran. Melihat kelemahan ini Todaro mengemukakan "Teori Pendapatan Harapan" : Kepentingan bermigrasi merupakan gejala ekonomi yang rasional, karena seseorang melakukan migrasi bilamana ada harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi di daerah tujuan daripada di daerah asal, satisatunya harapan adalah kota. Besarnya harapan ini dapat dinilai dari :
Universitas Gadjah Mada
a. Pendapatan/ upah riil antara desa dan kota b. Kemungkinan seseorang mudah memperoleh pekerjaan Bahan Bacaan : Mantra, Ida Bagus, Pengantar Studi Demografi, Percetakan Nur Cahaya, Yogyakarta, 1985 Rusli, said, Pengantar Ilmu Kependudukan, LP3ES, Jakarta, 1989 Todaro, Michael P., Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1995 Lucas, David et. All., Pengantar Kependudukan, Gadjah Mada University Press, Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1990 Renauld, Bertrand, National Urbanization Policy in Developing Countries, A World Bank Research Publication, Oxford University Press, 1981
Universitas Gadjah Mada