C:t41v1B;l!tRAN KECE~'~J\SAN WANITA DEWASA A"lfi!A.l YANG rll!IENGAlAMI OBESITAS DALAM iVliEMILiM PA,Stl1NGAN HIDUPNYt'l,.
Oieh: DIAN KURNIATA
103070029039
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
FAKULTAS PSIKOLOGil UIN SYARIF HIDA't"\TULLAH .JAKARTA 1428 H I 2007 WI!
II
GAMBARAN KECEMASAN WANITA DEWASA AWAL YANG MENGAlAMI OBESITAS DALAIV1 MEf'i1i~LIH PASANGAN HIOUPNYA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)
Oleh:
DIAN KURNIATA
103070029039 Di bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
~-
j'ufi Adriani M.Psi.,Psi
NIP. 150 238 773
FAKULTAS PSIKOLOC:il
lHN SYARIF HIDAYATULlAH .JAKARTA 1428 H / 2007 M
111
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi Yang Berjudul "GAMBARAN KECEMASAN WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI OBES!TAS DALAM MEMILIH PASANGAN HIOUPNVA" ini Telah Diujikan Dalam Sidang Munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Tanggal 29 November 2007. Skripsi ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 29 November 2007
Sidang Munaqasah
Dekan I ap Anggota
Pembantu Dekan I I Sekretaris Merangkap Anggota
artaty, M.Si
Ora. Hj. Zahrotun NIP. 150 238 773
Anggota Penguji I
Penguji II
.t*F-~l·N~Mp·p·
Y uni a
ae a
1sa
. s1.
s1
5lz,-. n
Ora. Hj. Zahra
Nihayah. M.Si
NIP. 150368748
NIP. 150 23fr/73
Pembimbing I
Pembimbing II
Ora. Hj. NIP. 150 238 773
Nihayah, M.Si
y~::
M p,;. p,;
-
v
KUPERSEMBAHKAN UNTUK KEDUA ORANG TUAKl.I, TERUTAMA UNTUK BAPAK YANG TELAH BERPULANG KE RAHMATUUAH JUGA ORANG - ORANG YANG K4'JSAYANGI DAN MENJADI MOTIVATOR DALAM HitxlPKU SEHINGGA SKRIPSI INI DAPAT 7"ERSELE5AIKAN
vi
ABSTRAK (A)
Fa1kultas Psikologi
(B)
November 2007
(C)
Dian Kurniata
(D)
Gambaran Kecemasan Wanita Dewasa Awai Y•ang Mengalami Obesitas Dalam Memilih Pasangan Hiclupnya
(E)
Xiii+ 122 Halaman + lampiran
Menurut Erikson masa dewasa awal adalah masa yang tepat untuk memilih pasangan hidup, dan penampilan merupakan daya tarik terpenting dalam mencari calon pasangan hidup tersebut. Jika pada masa ini seorang individu terutama wanita mengalami obesitas, yaitu suatu keadaan yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana terjadi kelebihan jumlah lemak tubuh, maka hal ini dapat menimbulkan suatu masalah yang berhubungan dengan penampilan yang dapat mengurangi daya tarik fisik seseorang. Konclisi tersebut seolah olah menutup kemungkinan bagi wanita yang mengalami obesitas untuk mendapatkan perhatian dan dipilih pria menjadi pasanga1n, sehingga hal ini dapat memungkinkan timbulnya kecemasan bagi yang mengalaminya. Kecemasan sendiri diartikan sebagai suatu emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah - istilah seperti "kekhawatimn," "keprihatinan," clan "rasa takut," yang kadang - kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda - beda.
Dengan latar belakang tersebut maka dilakukanlah sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran ker.emasan wanita dewasa awal yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidu1Pnya dan
vii
mengetahui macam - macam bentuk kecemasan yang seseorang yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tehnik wawancara dan observasi. Penelitian ini dilakukan pada 3 orang subyek dengan karakteristik yaitu wanita dewasa awal yang berumur 21 - 30 tahun, mengalami obesitas dan belum menikah.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada dua orang1 subyek yang mengalami kecemasan yang dilihat berdasarkan komponen - komponen kecemasan secara kognitif, motorik, somatik dan afektif. Selain itu dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa satu subyek yang tidak mengalami kecemasan dikarenakan subyek tersebut telah memiliki pacar yang akan dijadikannya sebagai calon pasangan hidupnya nanti.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada penelitian berikutnya, perlu kiranya peneliti memperhatikan juga variabel lainnya seperti : usia, maupun jumlah subyek. Peneliti juga sebaiknya lebih selektif dalam mencari subjek mengingat tema yang diangkat merupakan tema yang semsitif bagi sebagian orang. Kata kunci
: Kecemasan, Obesitas, Pasangan Hidup.
(F) 49 Dafl:ar Pustaka (1948 -2006)
viii
KATA PENGANTAR ALHAMDULILLAH, puji syukur ke hadirat lllahi Rabbi, yang telah memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan halamam demi halaman dari skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad saw juga para sahabat dain pengikutnya.
Penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan motivasi dan bimbingan sehingga dapat terselesaikannya karya ini, yang bertujuan untuk sedikit memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dra. Hj. Netty Hartaty, M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. (Pembimbing Skripsi I ), Dra. Hj. Zahrotun Nihayah M.Si dan (Pembimbing Skripsi II), lbu Yufi Adriani M.Psi.,Psi, terima kasih untuk waktu, tenaga dan bimbingannya hingga terselesaikannya skripsi ini . 3. Seluruh dosen dan staff karyawan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membantu dan membimbing penulis selama menirnba ihnu di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Seluruh karyawan dan staff perpustakaan urnum clan fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan psikologi UI dan perpustakaan UPI yang telah membantu penulis dalam mencari buku-buku yang diperlukan dalam skripsi ini. 5. Untuk keluargaku tersayang, terutama bapak yang telah berpulang ke rahmatullah, ibu dan kakak yang banyak rnemberikan bantuan baik rnoril dan materiil, dan adikku tercinta terirna kasih untuk semuanya.
ix
6. Semua teman-teman angkatan 2003 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terutama untuk para sahabatku ila, ida, ilin, ipeh dan iyan (teruslah berusaha dengan kemampuan yang kau miliki moga kedepan ada rancangan besar yang telah dipersi;apkan oleh Allah untuk keberhasilan kita bersama). 7. Thanks to Refi lrawan for your attention and togetherness. 8. Untuk Sri Agustini ...terima kasih atas dukungan yang luar biasa dan kesediaannya menemani dan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, untuk ka Yuri (teman seperjuangan bimbingan bu Yufi) terima kasih support dan masukannya, juga untuk temanku Ratih yang telah meluangkan sedikit waktunya untuk membantu penulis. 9. Untuk TK dan Play Group Azkar Ananda, beserta kepala sekolah dan rekan - rekan guru tercinta, terima kasih atas semangatnya. 10. Untuk ketiga subyek AR, AK dan N. Terima kasih yang tak terkira atas waktu, informasi yang sangat berharga dan untuk pengalaman hidup yang telah anda ungkapkan, sehingga terciptalah skripsi ini. 11. Last but not least. I dedicate this especially for you all, saya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untul< itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada seluruh pembaca yang membaca karya ini. Sucses for u all, guys !
x
DAFTAR ISi Halaman Judul Halaman Persetujuan
ii
Halaman Pengesahan
iii
Motto
iv
Dedikasi
v
Abstrak
vi
Kata Pengantar
viii
Daftar lsi
x
Daftar Tabel
xiii
BABI
PENDAHULUAN
1 - 14
1.1.
Latar belakang masalah ........................................................................1
1.2.
ldentifikasi masalah .............................................................................11
1.3.
Pembatasan dan perumusan masalah ................................................ 11 1.3.1. Pembatasan masalah ............................................................... 11 1.3.2. Perumusan masalah .................................................................12
1.4.
Tujuan dan manfaat penelitian ............................................................ 12 1.4.1. Tujuan ....................................................................................... 12 1.4.2. Manfaat.. ................................................................................... 12
1.5.
Sistematika penulisan ..........................................................................13
BAB II 2.1.
KAJIAN PUSTAKA
15- 54
Deskripsi teori.. ..................................................................................... 15 2.1.1. Kecemasan ............................................................................... 15 2.1.1.1. Pengertian kecemasan ............................................... 15 2. 1.1.2. Penyebab kecemasan ................................................ 19 2.1.1.3. Macam - macam kecemasan .....................................21
XI
2.1.1.4. Komponen - komponen kecemasan ..........................22 2. 1.2. Dewasa awal ............................................................................23 2.1.2.1. Pengertian dewasa awal. ........................................... 23 2.1.2.2. Pembagian masa dewasa ...........................................25 2.1.2.3. Ciri - ciri perkembangan masa dewasa awal. ............. 27 2.1.2.4. Perubahan - perubahan dalam masa dewasa awal. ............................................................................29 2.1.2.5. Tugas - tugas perkembangan masa dewasa awal. ............................................................................. 30 2.1.3. Obesitas....................................................................................34 2.1.3.1. Pengertian obesitas ..................................................... 34 2.1.3.2. Pengukuran obesitas ................................................... 36 2.1.3.3. Faktor - faktor penyebab obesitas.............................. .41 2.1.3.4. Macam - macam obesitas ..........................................42 2.1.3.5. Dampak obesitas ........................................................ .43 2.1.3.6. Berat badan ideal. .......................................................44 2.1.4. Pemilihan pasangan hidup ........................................................45 2.1.5. Keterkaitan obesitas dengan kecemasan dalam memilih pasangan hidup ....................................................................... .47 2.2.
Kerangka berpikir. ................................................................................50
BABlll 3.1.
METODOLOGI PENELITIAN
55-64
Jenis penelitian ....................................................................................55 3.1.1. Pendekatan penelitian ...............................................................55
3.2.
Subjek penelitian .................................................................................56 3.2.1. Jumlah subjelc. .........................................................................56 3.2.2. Teknik pemilihan subjek ............................................................56 3.2.3. Karakteristik subjek ...................................................................57
Xll
3.3.
Metode pengumpulan data ..................................................................57 3.3.1. Wawancara ...............................................................................58 3.3.2. Observasi. .................................................................................59
3.4.
lnstrumen penelitian ............................................................................60 3.4.1. Pedoman wawancara ................................................................60 3.4.2. Lembar observasi. .....................................................................61
3.5.
Teknik analisis data .............................................................................62
BAB IV
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
65-114
4.1.
Gambaran umum subyek ...................................................................65
4.2.
Analisis kasus per subyek ...................................................................67 4.2.1. Kasus AR ..................................................................................67 4.2.2. Kasus AK ..................................................................................85 4.2.3. Kasus N.....................................................................................96
4.3.
Analisa antar kasus ...........................................................................107
BABV
PENUTUP
115-120
5.1.
Kesimpulan ........................................................................................115
5.2.
Diskusi. ..............................................................................................116
5.3.
Saran .................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA LAMPI RAN
xiii
DAFTAR TABEL Kolom Daftar Tabel 2.1.
IMT untuk Indonesia ............................................................................37
2.2.
IMT untuk dunia ...................................................................................37
2.3.
Distribusi lernak tubuh .........................................................................39
2.4.
Berat Badan ldeal.. ..............................................................................43
2.5.
Kerangka Berpikir. ................................................................................48
4.1
Garnbaran Urnurn Subyek ....................................................................64
4.2.1. Bagan Analisis Kasus AR. ...................................................................82 4.2.2. Bagan Analisis Kasus AK. ...................................................................93 4.2.3. Bagan Analisis Kasus N....................................................................104 4.3.
Analisis Antar Kasus .......................................................................... 110
l
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MaSi:l dewaSi:l awal merupakan Si:llah satu tahapan yang ada dalam rentang kehidupan manusia. Masa ini dimulai ketika seorang individu mencapai usia 21-40 tahun (Nihayah dkk, 2006), yang oleh Erikson (dalam Santrok i, 1995) disebut dengan tahap keintiman dan keterkucilan (intimacy vetsUS isolation). Erikson menggambarkan keintiman sebagai penemuan diri sendiri pada diri orang lain namun kehilangan diri sendiri. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intirn dengan orang lain
maka keintirnan akan dicapai dan jika tidak akan terjadi isoiasi, atau yang disebut Erikson (dalaln Hurlock, 1980) dengan "klrisis isolasi" yaitu masa kesepian karena terisolasi dari kelompok sosial.
Banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi oleh dewasa awal ini seperti di antaranya obesitas, diet, narkoba dan merokok (Dariyo, 2003). Salah satu maSi:llah yang berhubungan dengan penampilan fisik dan dirasakan sebagai
sesuatu yang tidak menyenangkan adalah masalah obesitas, yang menurut Kaplan et al, (1993) diartikan sebagai "obesity is a condition of having
excessive amount.s of body fat" Yaitu suatu koodisi dimana terjadi
kelebihan jumlah lemak tubuh.
2
Obesitas ini banyak dialami oleh hampir seluruh masyarakat baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi, obesitas biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan pria (Atkinson, 1999). Kenyataan yang menunjang bahwa perempuan lebih mudah mengalami obesitas disebabkan karena fase hidup wanita yang berbeda dari pria. Kekurnngan gizi saat dalam kandungan, haid dini, berat badan yang berlebihan ketika hamil, dan aktivitas fisik yang berkurang akibat menopause, yang menyebabkan perempuan lebih rentan terhadap obesitas (Perempuan rentan obesitas,
2002).
Selain lebih rentan terhadap obesitas, wanita pun lebih banyak mengalami kecemasan daripada laki-laki. Laki-laki kurang mempersoalkan kegemukan (obesitas) daripada wanita. Hal ini dikarenakan wanita s•elalu ingin tampil cantik dan menarik perhatian di depan semua laki-laki. :Selain itu, wanita mempunyai perasaan lebih sensitif terhadap isu-isu yang1 berkembang di masyarakat. Seperti pandangan masyarakat yang cendEirung menghina dan memperolok orang-orang yang memiliki tubuh gemuk da11 mengalami obesitas karena dianggap tidak ideal dan cenderung pemalas sehingga individu yang mengalaminya merasa tidal< sesuai dengan citra kesempurnaan yang ada di masyarakat tersebut. Karena dalam suatu masyarakat di mana tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, orang gemulc cenderung akan merasa malu dengan penampilannya dan juga dengan kurangnya
3
pengendalian atas dirinya (Atkinson, 2004). Dengan kata lain, bentuk tubuh menjadi ukuran di masyarakat untuk mengatakan cantik atau tidaknya seseorang.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai media yang menggunalcan wanita sebagai sasaran untuk mengiklankan produk-produk tertentu seperti produk kecantikan, penurunan berat badan dan sebagainya. Selain itu, media massa melalui sarananya juga mempengaruhi lelaki dan perempuan dalam menampilkan kecantikan dan ketampanannya, sekaligus mempengaruhi penilaian masyarakat melalui bentuk tubuhnya.
Pentingnya penampilan fisik membuat seorang individu terutama wanita lebih termotivasi untuk memperhatikan penampilan ftSilmya dibandingkan dengan laki-laki (Dariyo, 2003). Karena itulah setiap tahun orang-orang menghamburkan jutaan dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan lainnya guna menurunkan berat badan (Atkinson, 2004). :Selain itu mereka juga rela melakukan olah raga yang melelahkan dan melakukan tindakan medis seperti sedot lemak agar dapat meraih ukuran kecaintikan tersebut
Orang-orang yang mengalami obesitas tidak hanya mendatangkan kerugian dalam hal kesehatan saja, melainkan obesitas juga memberikan konsekuensi yang kurang menyenangkan dalam aspek sosial, fisik dan psikologis.
4
Dalam aspek sosial wanita obesitas cenderung diabaikan dan mengalami diskriminasi, baik dalam pekerjaan maupun hubungan interpersonal. Tetapi, ada juga sebagian individu yang mengalami obesitas dapat membuktikan bahwa ia dapat memiliki pekerjaan dan pasangan hidup yang sesuai. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa artis ibukota seperti Pretty Asmara dan Dewi Hughes. Mereka dapat tampil dengan perc:aya diri seh~ma mereka bisa mendapatkan pekerjaan dan pasangan hidup yang sesuai.
Dalam aspek fisik, orang obeis mempunyai kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik, sehingga mengurangi kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial, juga pengeluaran biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan lebih banyak. Sedangkan secara psikologis dapat mendatangkan gangguan psikologis seperti rasa rendah diri, depresi, putllls asa, bahkan sampai overkompensasi atau mencari kelemahan orang lain atau agresif terhadap lingkungan untuk menutupi kekurangan diri sencliri dan secara medis orang yang obeis lebih mudah terkena penyakit (S. Rasan, 1996).
Pada dasamya tidak ada seorang pun yang menginginkan mempunyai berat badan yang berlebihan, hal ini salah satunya disebabkan 1,arena gaya hidup yang berubah, yang mengakibatkan masyarakat juga mernbah pola konsumsinya terhadap makanan dan berakibat buruk terhadap tubuh. Apalagi gaya hidup pada masa dewasa awal ini sangat mempengaruhi perubahan
5
fisik. jarang berolah raga dan tidak mengikuti pola makan yang sehat dapat memberikan dampak yang kurang baik pada fisik orang dewasa (Nihayah dkk. 2006).
Selain masalah-masalah yang dihadapi oleh dewasa awal, seorang individu dewasa awal juga harus mernenuhi tugas-tugas perkernbangannya seperti menyelesaikan pendidikan, rnernasuki dunia kerja, rnenikah dan rnenjadi orang tua. Dalam mernenuhi tugas-tugas perkembangannya pasti terdapat banyak rnasalah, terutarna pada rnasa dewasa awal yang rnerupakan masarnasa tersulit dalam hidup, karena ia rnulai rnenyesuaikan diri, merniliki polapola kehidupan yang barn, dan harapan-harapan sosial baru (Hurlock, 1980).
Ketika seorang individu telah menyelesaikan pendidikannya sampai taraf SMU, universitas atau telah memasuki jenjang karir dalam pekerjaannya, maka tugas perkernbangan selanjutnya adalah menikah. Dalam hal ini, seorang individu dituntut harus memilih pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya.
Masa dewasa awal ini rnerupakan rnasa yang tepat dalam memilih pasangan hidup. Dalarn masyarakat yang maju, usia tidak rnenjadi standar tingkah laku terutama pada masa sesudah remaja. Namun fenomena 'sosia/ clocK belum seluruhnya hilang, masyarakat rnasih menaruh pengharapan tertentu
6
mengenai tingkah laku yang sesuai untuk usia-usia tertentu (Monks, 2002). Jadi jika pada usia dewasa awal ini seorang individu belum juga mendapatkan pasangan hidup yang sesuai, maka sebagian masyarakat menganggap bahwa individu tersebut telah gaga! dalam rnendapatkan pasangan hidup.
Pemilihan pasangan hidup ini dimulai melalui proses hubungan yang intim dan akrab terhadap lawan jenis yang telah dibinanya pada masa remaja atau sebelumnya. Menurut Erikson (dalam Papalia et al., 2002) dewasa muda membutuhkan dan menginginkan keintiman, mereka perlu untuk membentuk komitmen pribadi yang dalam dengan orang lain. Kemampuan untuk mencapai hubungan yang intim, yang memerlukan pengofbanan dan kompromi, tergantung pada identitas diri yang dibentuk pada masa remaja. Saat mereka mulai merasa aman dengan identitas mereka, mereka akan mampu membentuk hubungan intim, baik dengan diri mereka sendiri maupun dengan orang lain. Pada saat ini, dewasa muda juga mernbutuhkan waktu sendiri untuk memikirkan kembali kehidupan mereka sendiri. Apabila mereka tidak mampu atau takut untuk membentuk hubungan yan~1 intim karena ketakutan akan kehilangan identitas. maka mereka dapat menjadi terisolasi dan menanl< diri.
Dengan kata lain isolasi terjadi apabila seorang individu dt:masa awal tidak
7
dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya secar;a optimal, sehingga terjadi hambatan psikososial dalam kehidupannya.
Apabila hubungan intim telah terjadi maka proses pemilihan pasangan yang sesuai dengan kriteria dapat dimulai. Pemilihan ini dimulai dengan perkenalan, kencan, berpacaran, sampai diambil keputusan untuk menikah. Hubungan pacaran yang dilakukan ketika remaja pun dapat berlanjut hingga dewasa, tahap ini penting karena untuk memilih pasangan hidup perlu mendalami karakter dari pasangannya, sehingga seorang individu dapat menilai dan memilih siapa orang yang tepat yang akan dijadikan calon pasangan hidupnya.
Semua orang berlomba-lomba untuk memilih pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya. Namun. obesitas dapat menjadi suatu kendala dalam proses pencarian tersebut yaitu ketika seorang individu dewasa awal ingin memenuhi tugas-tugas perkembangannya memilih pasal'll;Jan hidup. Karena penampilan fisik merupakan salah satu hal yang dijadikan patokan untuk menilai seseorang, melalui penampilan flSik sesoorang rmmiliki pengaruh yang kuat bagi hubungan interpersonalnya. Akan tetapi, ~:etika figur ideal dan aktual tidak sesuai maka yang terjadi adalah timbulnya rmia tidak percaya diri dalam setiap penampilan, merasa kesulitan dalam mencaii pakaian yang pas dan cocok:, sehingga pada akhimya mereka memiliki pandangan yang
8
negatif terhadap dirinya karena memiliki bentuk tubuh yang kurang menarik sehingga memungkinkan timbulnya suatu kecemasan.
Kecemasan sebenamya adalah hal yang normal walaupun terkadang membingungkan, karena kita sendiri tidak mengetahui rrn~ngapa kita mengalami ha! tersebut sehingga membuat kita merasa putus asa dalam menghadapinya. Hal-hal seperti ini jika dibiarkan terus mtmerus akan menjadi sesuatu yang berbahaya, menimbulkan konflik pada kualitas hidup selanjutnya dan dapat mengurangi kenikmatan hidup. Aiikinson (2004) mengungkapkan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti
"kekhawatiran," "keprihatinan,"
dan "rasa takut," yang kadang-kadang kita alami dalan1 tingkat yang berbeda--beda.
Kecemasan yang terjadi bisa dalam bentuk yang bermacam-macam, Kecemasan menurut Kartono ( 1997) dibagi menjadi, (1) K.ecemasan super ego atau kecemasan eksistensial yaitu kecemasan khusu:s mengenai "diri sendiri", tubuh dan kondisi psikis sendiri; (2) Kecemasan Neurotis, yaitu kecemasan yang erat berkaitan dengan mekanisme-mekanisme pelarian diri dan pembelaan diri yang negatif, banyak disebabkan oleh perasaanperasaan bersalah dan berdosa, serta konflik-konflik ~aional yang serius, kronis, berkesinambungan, frustasi-frustasi, dan ketegangan-ketegangan
9
batin. Untuk mengatasi kecemasan neurotis ini biasanya orang seringkali menggunakan obat penenang ; dan (3) Kecemasan psikotis, yaitu kecemasan karena merasa terancam hidupnya, dan kacau balau, ditambah kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi psikis.
Berdasarkan hasil studi yang dipimpin oleh Simon (2007) dari Group Health Cooperative, di Seattle, sebuah lembaga perencana
kes1~hatan
nonprofit
yang berada di Pacific Northwest ini meneliti lebih dari 9 ribu orang dewasa. Hasilnya sekitar 25 persen orang gemuk lebih sering mengalami rasa cemas yang berlebihan dan mood (suasana hati) yang tak stabil, dibanding orang dengan berat badan normal. Selain itu ada juga penelitian terbaru yang membantu menegaskan kembali tentang hubungan tersebut. "lni merupakan kajian epidemiologi psikiatrik yang membuktikan bahwa rnemang ada hubungan antara pertumbuhan berat badan dan gangguan mental," papar Dr. Susan McElroy, seorang professor psikiatri di University of Cincinnati dan editor panduan buku acuan obesitas dan gangguan mental. Studi ini didasarkan survei nasional pada sekitar 9.125 orang dewasa yang menjalani interview kesehatan mental yang dilengkapi catatan ukuran berat dan tinggi badan partisipan. Sekitar seperempat dari seluruh partisipan masuk dalam kategori obesitas, sekitar 22 persen dari mereka mengalami gangguan mood (seperti depresi dan rasa cemas
10
berlebihan) dibanding 18 persen partisipan yang tak mengalami obesitas.
Selain itu, menurut Cash & Grant (dalam Thompson, 19913) mengungkapkan ketidakpuasan terhadap tubuh dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap harga diri yang rendah, depresi, kecemasan sosial dan menarik diri, serla mengalami disfungsi sosial.
Semua individu pasti sangat menginginkan masa depannya bahagia. Hal itu tidak terlepas dari kondisi yang berada di sekitamya, perasaan dan juga kesadarannya. Jika ia berpikir positif maka ia akan memandang masa depannya dengan semangat, akan tetapi jika ia berpikir negatif maka ia akan melihat masa depannya dengan kelam dan pesimis terhadap harapanharapannya karena tanpa disadari dengan siapapun berinteraksi kita pasti akan mengalami kecemasan.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai masalah obe1Sitas yang dirasakan sebagai kondisi yang kurang menyenangkan khususnya pada wanita dewasa awal. Karena selain dikaitkan dengan penampilan fisik yang kurang menarik. wanita yang mengalami obesitas sering rnendapatkan penilaian negatif dari masyarakat dan hal ini dapat memungkinkan timbulnya kecemasan ketika mereka berada pada tahap pencarian fiasangan hidup. Didasarkan pada latar belakang yang peneliti ungkapkan di atas maka
11
peneliti ingin mengetahui lebih dalam tentang GAMBARA.N KECEMASAN PADA WANITA DEWASA AWAL YANG MENGALAMI OBESITAS DALAM
MEMILIH PASANGAN HIDUPNYA yang juga menjadi judul dalam penelitian ini.
1.2
ldentifikasi Masalah
ldentifikasi masalah terdiri dari :
1. Apakah obesitas berperan terhadap kecemasan pada wanita dewasa awal? 2. Bagaimana gambaran kecemasan wanita dewasa awal yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya ?
1.3.
Pembatasan Dan Perumusan Masalah
1.3.1.
Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas maka peneliti mencoba membatasi ruang lingkupnya yaitu : 1. Obesitas, yang dimaksud obesitas di sini adalah irtdividu yang memiliki berat tubuh berlebih setelah dilakukan pengukuran dengan mengukur lndeks Masa Tubuh (IMT), yaitu berat badan I tinggi badan2 (Kg/M2) jika jumlahnya melebihi angka 25 maka itulah yang akan dijadikan subjek penelitian. 2. Kecemasan yang berarti suatu emosi yang tidak menyenangkan, yang
12
ditandai dengan istilah-istilah seperti "kekhawatiran," "keprihatinan." dan "rasa takut." yang kadang-kadang kita alami clalam tingkat yang berbeda-beda.
3. lndividu dewasa awat adalah individu yang berusia1 21-40 tahun. Akan tetapi, yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah individu yang berumur 2-30 tahun.
4. Pasangan hidup yaitu orang yang akan dijadikan pendamping hidup.
1.3.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : "Bagaimana gambaran kecemasan para wanita dewasa awal yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya ?"
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1.
Tujuan
1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari pemahaman yang menyeluruh dan utuh mengenai gambaran kecemasan pada wanita dewasa awal yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya. 2. Untuk mengetahui macam-macam bentuk kecemasan yang dialami seseorang yang mengalami obesitas dalam memilih pasangan hidupnya.
13
1.4.2.Manfaat Penelitian ini ingin memberikan kontribusi secara teoritis dan praktis dalam wacana psikologi yaitu : 1. Secara teoritis memberikan sumbangan dalam bidang psikologi khususnya psikologi klinis dan psikologi perkembangan. 2. Secara praktis dapat bermanfaat bagi wanita dewasa awal yang sedang dalam proses pemilihan pasangan hidup agar jangan terlalu cemas sehingga dapat terbentuk kemantapan emosi dalam memilih pasangan hidupnya. 3. Sebagai bahan masukan untuk lembaga-lembaga sosial terkait agar dapat membantu orang-orang yang mengalami obesitas mengadakan pelatihanpelatihan tentang kepercayaan diri agar dapat mengumngi kecemasan khususnya dalam memilih pasangan hidup.
1.5. Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan maisalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
Kajian teori yang meliputi deskripsi teori dan kerangka berpikir. Deskripsi teori terdiri dari kecemasan (pengertian kecemasan, penyebab kecemasan, macam-macam
14
kecemasan dan komponen-komponen k1~cemasan), dewasa awal (pengertian dewasa awal, pembagian dewasa awal, ciriciri perkembangan dewasa awal, perubahan-perubahan dalam masa dewasa awal. tugas-tugas perkembangan dewasa awal}, obesitas (pengertian obesitas, pengukuran obesitas, faktor-faktor penyebab obesitcm, macam-macam obesitas, dampak obesitas dan berat baclan ideal}, pemilihan pasangan hidup dan keterkaitan obesitas; dengan kecemasan dalam memilih pasangan hidup. Bab Ill
Metodologi penelitian yang meliputi, jenis penelitian (pendekatan penelitian}, subyek penelitian (iumlah subyek, teknik pemilihan subyek. karakteristik subyek), metode pengumpulan data (wawancara, observa:;i}, instrumen penelitian (pecloman wawancara, lembar observasi), clan teknik analisis data.
Bab IV
Hasil penelitian yang meliputi, gambaran umum subyek. analisis kasus (kasus AR, kasus AK, kasw; N) clan analisis antar kasus.
BabV
: Kesimpulan, diskusi clan saran.
15
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang berlkaitan dengan judul penelitian di antaranya teori tentang kecemasan. pembahasan tentang dewasa awal, obesitas, pemilihan pasangan hidup dan l«~terkaitan obesitas dengan kecemasan dalam memilih pasangan hidup. Pacla bab ini diakhiri dengan kerangka berpikir.
2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Kecemasan 2.1.1.1. Pengertian Kecemasan Atkinson (2004) mengungkapkan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti "kekhawatiran," "keprihatinan," dan "rasa takut." yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda. Senada dengan Atkinson, menurut t<artono (1997), kecernasan adalah semacam kegelisahan-kekhawatiran clan "ketakutan" terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang difus atau baur. dlan mempunyai ciri yang mengazab pada seseorang.
Ditambahkan pula oleh Meyer & Salmon (1948) yang mendefinisikan "anxiety
is classified as an emotional state that includes distressinf1 felings of fear and
16
apprehension and an increased physiological aurosal." Kecemasan
digolongkan sebagai bagian dari emosi, termasuk di dalamnya yaitu perasaan menyedihkan, ketakutan, keprihatinan dan meningkatnya perasaan psikologis seseorang.
Dalam kamus lengkap psikologi, anxiety ( kecemasan ) juga diartikan sebagai perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masamasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan re1rsebut, rasa takut kekhawaliran kronis pada tingkat ringan, kekhawatiran atau ketakutan yang kuat dan meluap-luap, dan satu dorongan sekunder melll::akup suatu reaksi penghindaran yang dipelajari (Chaplin. 2006).
Lebihjauh lagi, Gunarsa (1990) mengungkapkan kecemasan sebagai suatu perubahan suasana hati, perubahan di dalam diri sendiri •fang timbul dari dalam tanpa adanya perangsangan dari luar. Selain itu, kecemasan juga dipakai untuk menunjukkan suatu respons emisionil yang tidak menyenangkan dan dalam derajat yang berlebih-lebihan dan tidak sesuai dengan keadaan yang menimbulkan rasa takut
Sementara itu Kaplan dkk (dalam Fausiah dan Widuri, 2005) mengungkapakan kecernasan sebagai respon terhadap Slituasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hat yang normal terjadi menyertai
17
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya per.3saan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tid~1k menyenangkan (Davidson & Nealen, 2001 ). Kecemasan seringkali diserlai dengan gejala fisik seperti sakit kepala, jantung berdebar cepat. dada terasa sesak, sakit perut, tidak tenang dan tidak dapat duduk diam (Fausiah dan Widuri, 2005).
Menurut Koeswara (1991) kecemasan muncul dari stimulus yang membahayakan dan terus-menerus, menghantui dan mengancam individu. Bagi Krauss (1976) "anxiety is an emotion of a usually unpleasant nature
which can be almost unbearable." Menurutnya kecemasan adalah emosi alami yang biasanya tidak menyenangkan yang hampir tidak bisa ditahan.
Menurut Dafidoff (1981), kecemasan adalah emosi yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang diantisipasikan, termasuk juHa ketegangan dan
stres yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem sara1f simpatetik. Spielberger (dalam Purbonongsih, 2004) mengungkapkart bahwa kecemasan adalah suatu reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya yang tidak nyata atau imaginer dimana reaksi ini muncul bersama pengalaman otonom dan subyektif yang dirasakan sebagiii ketegangan,
18
ketakutan dan kegelisahan.
Menurut Spielberger (dalam Purboningsih, 2004) kecemasan mempunyai dua konsep yaitu kecemasan sesaat (Anxiety State) dan keCEimasan dasar (Anxiety Trait), kecemasan sesaat timbul dari kondisi em1::isional yang sifatnya sementara, bisa berfluktuasi dan bervariasi setiap saat, sedangkan kecemasan dasar terbentuk berdasarkan pengalaman-peingalaman di masa lalu dan rnerupakan hasil dari pemikiran individu tentang kecemasan tersebut.
Pada dasamya kecemasan itu tidak membahayakan. Akan tetapi jika seorang individu rnengalami kecemasan setiap saat dan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga setiap hari ia hidup dalam ketiegangan yang tinggi maka hat ini akan mengakibatkan timbulnya gangguan keremasan.
Berdasarkan pengertian kecemasan yang sangat bervariasi di atas maka penulis mencoba menyimpulkan bahwa kecemasan diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak rnenyenangkan yang ditandai dengani kekhawatiran, ketakutan dan perasaan tidak nyaman sehingga dapat mEmgganggu kehidupannya.
19
2.1.1.2. Penyebab Kecemasan Menurut Beck, Emery, dan Greenberg (dalam Wolman, ~994) terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang rentan dan cenderung mengalami kecemasan serta gangguan kecemasan. Falctor-faktor itu adalah: 1. Genetik Faktor hereditas dapat menimbulkan pengaruh terhadap kecemasan dalam hal mudah atau tidaknya system syaraf otonom seseorang untuk menerima rangsangan (Barlow & Cerney, 1988). Seseorang yang riwayat keluarganya memiliki gangguan, jika berada dalam kondisi atau situasi mencemaskan maka akan lebih cenderung menunjukkan gejala-gejala kecemasannya jika dibandingkan dengan orang lain dalam kondisi tersebut. 2. Trauma mental Trauma mental mengakibatkan individu menjadi lebih mudah cemas jika dihadapkan pada situasi yang sama dengan pengalaman yang rnenimbulkan trauma. Ditambahkan pula bahwa terjadinya suatu trauma yang melibatkan bangkitnya suatu emosi yang sangat tinggi dapat menghasilkan atau membentuk skema yang berkaitan dengan ancaman. Sooema ini akan muncul berulang-ulang bila individu menemukan suatu kondisi saat ia mengalami trauma. 3. Tidak berjalannya strategi coping Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung melTIJoerlihatkan kekurangan dalam menyesuaikan strategi-strategi coping terhadap
20
kecemasan yang timbul atau sesuatu yang dirasakan mEmgancam. Mereka seringkali menganggap bahwa situasi yang ada merupakan hasil dari persepsi terhadap adanya ancaman, walaupun sebenarnya tidak ada suatu ancaman. Namun, individu juga menilai bahwa mereka memiliki kekurangan dalam upaya untuk mengatasi ancaman yang dirasakan. Akhimya, individu membiarkan diri mereka mudah untuk mengalami kecemasan dalam kehidupan sehari-hari. 4. Pikiran irasional, asumsi dan kesalahan proses kognitif lndividu yang mengalami kelainan kecemasan, sering mEmganggap bahwa keyakinan yang tidak realistis tentang suatu ancaman atau bahaya ditimbulkan oleh situasi maupun kondisi tertentu yang seirupa dengan situasi tersebut dimana skerna itu dipelajari. Di saat skerna tersebut diaktivasikan, skema ini mendorong pikiran, tingkah laku dan emosi individu untuk masuk kedalam keadaan cemas.
Sedangkan Adler (dalam Fahrni, 1977) mengungkapkan bahwa sebab utama dari cemas adalah kembali kepada masa kanak-kanak peirtama, misalnya rasa kurang yang menimbulkan rasa tidak aman, " kurall{;I" pada pengertian terbatas " yaitu kurang dari segi anggota tubuh. kemudian diperluas sampai mencakup juga kurang dalam arti maknawi dan sosial."
21
2.1.1.3. Macam-Macam Kecemasan Kecemasan menurut Kartono (1997) dibagi menjadi: 1. Kecemasan super ego atau kecemasan eksistem;ial Kecemasan khusus mengenai "diri sendiri", tubuh dan koodisi psikis sendiri. 2.
Kecemasan Neurotis
Erat berkaitan dengan mekanisme-mekanisme pelarian cliri dan pembelaan diri yang negatif, banyak disebabkan oleh perasaan-perasaan bersalah dan berdosa, serta konflik-konflik emosional yang serius, kronis, berkesinambungan, frustasi-frustasi, dan ketegangan-ketegangan batin. Untuk mengatasi kecemasan neurotis ini biasanya orang seringkali menggunakan obat penenang. 3.
Kecemasan Psikotis
Kecemasan karena merasa terancam hidupnya, dan kacau balau, ditambah kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasJ dan disorganisasi psikis. Apabila sifatnya serius, kronis dan berkesinambungan terus menerus, kecemasan itu bisa menjadi keadaan panik dan kecemas;an-kecemasan hebat bisa menyebabkan kerusakan pada fungsi-fungsi fu>ik misalnya berubah menjadi penyakit lambung, tekanan darah tinggi, asma, juga kerusakan-kerusakan pada fungsi psikis.
2.1.1 A. Komponen-Komponen ~ Komponen-Komponen Kecemasan menurut David Sue et al. (dalam Haber
22
dan Runyon, 1984) yaitu:
1. Kognitif (dalam pikiran seseorang) lndividu yang mengalami kecemasan akan selalu terpaku terhadap bahaya yang tidak dikenal atau tidak jelas, tidak mampu untuk bE~rkonsentrasi, sulit mengambil keputusan dan mengalami kesulitan tidur.
2. Tingkah laku motorik (dalam tindakan seseorang) Kecemasan dapat dilihat dari apa yang telah ditampilkan dalam tingkah laku seseorang seperti kegelisahan, gemetar, menggigit bibir, menggigit kuku dan lainnya.
3. Secara somatik Terwujud dalam reaksi fisik dan biologis seseorang. Misalnya nafas pendek, mulut kering, tangan dan kaki berkeringat, diare, sering buang air kecil, pingsan, jantung berdebar, sesak nafas, tekanan darah meningkat • banyak berkeringat, otot menjadi tegang (terutama daerah kepala~ leher. bahu, dan dada) sakit perut, dan sulit mencema.
4. Secara afektif Terwujud melalui kondisi emosi seseorang seperti perasaan tegang, perasaan diteror.
2.1.2. Dewasa Awai 2.1.2.1. Pengertian Dewasa Awai Seseorang dapat dikatakan dewasa apabila ia telah dapat bertanggung jawab
23
terhadap segala perbuatan yang telah dilakukannya. Dewasa sendiri dalam bahasa Belanda adalah "Volwassen" "Vol"
=penuh dan " wassen" =tumbuh,
sehingga "Volwassen" berarti tumbuh dengan penuh atau selesai tumbuh (Monks dkk, 2002).
Dewasa atau Adult berasal dari kata kerja latin yang bemrti ''tumbuh menjadi kedewasaan." Akan tetapi, kata adult berasal dari berrtuk lampau dari kata kerja adultus yang berarti " telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran sempuma" atau " telah menjadi dewasa.• Oleh karena itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 1980).
Masa dewasa awal digambarkan sebagai masa pencahairian kemantapan dan masa reproduktif , yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial. periode kornitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru (Sabri, 1992).
Para ahli mempunyai batasan usia yang berbeda-beda tentang batasan pada dewasa awal ini. Menurut Erikson (dalam Santrock I, 1995) dimulai pada usia 20-30 tahun, Papalia et al., (2002) mengungkapkan bahwa batas dewasa
24
awal dimulai ketika usia 20-40 tahun, sedangkan (Nihayah dkk, 2006) mengungkapkan bahwa dewasa awal dimulai dari kisaran usia 21 tahun sampai 40 tahun dan Levinson (dalam Monks, 2002) berpendapat bahwa dewasa awal dimulai ketika seseorang berusia 17 sampai usia 45 tahun.
Perbedaan ini dianggap wajar karena tidak ada batasan mutlak mengenai usia dewasa muda dan para ahli perkembangan pun pen::aya bahwa menentukan awal masa remaja lebih mudah daripada irumentukan berakhimya masa remaja dan permulaan masa dewasa (Santrok, 1995).
Di Indonesia sendiri batas kedewasaan atau seseorang olapat dikatakan dewasa adalah ketika seseorang telah berumur 21 tahun (Monks, 2002), dan seseorang dianggap resmi mencapai status dewasa apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun (Mubin dan Cabyadi, 2006). Merujuk pada pemyataan tersebut maka, dalam penelitian ini pembatasan usia dewasa awal dimulai pada usia 21 t.ahun.
2.1.2.2. Pembagian Mau Dewasa Awai Menurut Hurlock (1980), membagi masa dewasa dibagi menjadi 3 fase, yaitu: 1. Masa dewasa dini Dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun.
25
2. Masa dewasa madya Dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun.
3. Masa dewasa lanjut (usia lanjut) Dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian.
Sedangkan Levinson (dalam Dariyo, 2003) mencoba membagi masa dewasa awal menjadi dua fase transisi kehidupan, yaitu :
1.
Fase memasuki masa dewasa awal (usia 17-33 tahun), terdiri dari: a. Transisi dewasa awal (early adulth transtition 'l7-22 tahun). Pada masa ini individu secara fisik, bentuk tubuhnya1 tampak seperti orang dewasa. Akan tetapi, sec:ara mental individu belum memiliki tanggung jawab penuh karena masih bergantung secara ekonomi dari orang tuanya. b. Memasuki struktur kehidupan dewasa awal (22-28 tahun). Umumnya, pada masa ini individu telah menyeilesaikan pendidikan formal, kemudian berkarir sesuai dengan minat bakat dan kemampuannya. c. Usia transisi 30 - an (28-33 tahun). Pada maS<:1 ini individu tetap mambangun karirnya dan membentuk kehidupan rumah tangga
2.
Fase puncak dewasa awal (usia 35-45 tahun), terbagi menjadi dua tahap:
26
a.
Puncak kehidupan dewasa awal (usia 33-40 tahun). lndividu merasa mantap atau memantapkan diri dengan pilihan pekerjaannya pada saat ini. Karena menanggung kehidupan keluarga, individu memperkuat komitmen (tekad) untuk membangun karir pekerjaan, membentuk kehidupan pribadi yang bertanggung jawab sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat bangsa dan mewujudkan aspirasi dan cita-cita yang tertanam sejak masa mudanya dulu.
b. Transisi dewasa menengah (Midlife transitition usia 40-45 tahun). lndividu telah menempuh perjalanan hidup yang panjang mulai dari hal pekerjaan sampai kehidupan rumah tangga. Dengan pencapaian itu, individu mulai menilai (self-evaluation) kembali struktur kehidupan tersebut dan mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa menengah.
2.1.2.3. Ciri..Ciri Perkembangan Mau Dewasa Awai Ciri-ciri masa dewasa awal menurut Hurlock (1980), yaitu: 1. Masa dewasa awal sebagai masa pengaturan Yaitu ketika seseorang telah mencapai masa dew.;isa maka masa kebebasannya akan berakhir dan menerima tangg11Jng jawab yang penuh dengan aturan-aturan baru. 2. Masa dewasa awal sebagai usia produktif
27
Yaitu ketika seseorang telah menikah dan mempunyai keturunan, juga prestasi yang dicapai dalam hal pekerjaan. 3. Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah Pada masa ini masalah-masalah yang teljadi adalah menyangkut masalah perkawinan dan pekeljaan karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 4. Masa dewasa awal sebagai masa ketegangan emosional Ketegangan mungkin terpusat pada pekeljaan karena tidak bisa mencapai target yang diinginkan atau dalam hal perkawinan yang berstatus sebagai orang tua. 5. Masa dewasa awal sebagai masa keterasingan sc1sial Pada masa ini individu merasa terasing karena rrmreka sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri sehingga melupakan s'osialisasinya dengan sahabat atau keluarga. 6. Masa dewasa awal sebagai masa komitmen Pada masa ini individu mulai membuat pola hidup baru dan membangun komitmen-komitmen baru. 7. Masa dewasa awal sebagai masa ketergantungan Pada masa ini sebagian individu masih mengggan1rungkan kebutuhan hidupnya dengan orang tua. 8. Masa dewasa awal sebagai masa perubahan nilai Nilai-nilai pada masa ini berubah karena pengaruh pengaruh
28
pengalaman dan juga hubungan sosial. 9. Masa dewasa awal sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru pada masa ini banyak penyesuaian yang harus dilakukan karena persiapan yang dilakukan ketika masa kanak-kanak mereka berbeda atau tidak cocok dengan gaya-gaya hidup baru sekarang ini. 10.Masa dewasa awal sebagai masa kreatif Pada masa ini bentuk kreatifitas terlihat pada minat dan kemampuan individu serla kesempatan yang ada untuk mewujudkan semua harapan-harapannya.
Selain ciri-ciri di atas ada dua kriteria lain yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa remaja dan permulaan dari masa dewasa aw.al yaitu kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan (Santrok II. 1999).
2.1.2.4, Perubahan-Perubahan Dalam Masa Dewasa Awai Perubahan-perubahan dalam masa dewasa awal (dalam Mubin dan Cahyadi. 2006), adalah : a. Perubahan yang bersifat fisik : 1) Efisiensi fisik mencapai puncaknya, terutama pada usia 23-27 tahun. 2) Kesehatan fisik berada dalam keadaan balik. 3) Kekuatan tenaga dan motorik mencapai masa puncak. b. Perubahan yang bersifat psikis :
29
1) Berjuang menyesuaikan diri terhadap pola-pola kE~hidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru pula. 2) Munculnya keinginan dan usaha pemantapan, seperti memimpin rumah tangga (sebagai suami-istri), mendapatkan pekerjaan yang layak. peran dan status sosial di masyarakat. 3) Sering mengalami ketegangan emosi, karena kompleksnya persoalan hidup yang dihadapi, seperti : masalah pekerjaan 'Yang belum menentu, pasangan hidup yang belum ada atau p1crtus, dan kegagalan dalam cita-cita. 4) Kemampuan-kemampuan mental seperti penalaran dalam mengggunakan analogi, mengingat dan berfikir krE~atif telah mencapai puncaknya pada permulaan fase ini, yang dalam sisa-sisa masa berikutnya hanya bersifat mempertahankan kemarnpuan tersebut. 5) Perasaan dan keyakinan keagarnaan umumnya mulai membaik jika dibandingkan dengan masa pubertas, tetapi masih ada kemungkinan terjadinya konflik batin yang mengakibatkan perubahan perasaa11 dan keyakinan keagamaan yang radikal (konversi).
2.1.2.5.
Tugas-Tugas Perkembangan Man Dewan Awai
Wgngaarden (dalam Monks, 2002) melukiskan bahwa tugas perkembangan bagi orang dewasa diartikan sebagai suatu sikap menerima kehidupan. Jadi, apabila seseorang tidak dapat mempertihatkan sikap menerima kehidupan
30
maka dianggap telah menyimpang dari tugas-tugas perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan dewasa awal (Hurlock, 1980) yaitu: a. Mendapatkan suatu pekerjaan b. Memilih seorang teman hidup c. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri d. Membentuk suatu keluarga e. Membesarkan anak-anak
f. Mengelola sebuah rumah tangga g. Menerima tanggung jawab sebagai warga negara h. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok:.
Ketika seorang individu memasuki masa dewasa awal maka mereka akan menemukan banyak pengalaman-pengalaman psikososial, mulai dari melakukan hubungan akrab dan intim dengan teman atau lawan jenisnya.
Papalia et al., (2002) mengungkapkan tentang 3 tipe dasar hubungan yang akrab (intimacy relationship) yaitu : 1. Persahabatan Yang merupakan bagian dari hidup yang penting disetiap usia. Teman dapat menjadi sahabat, seseorang untuk saling berbagi aktivitas, memberikan semangat walaupun diwaktu yang berbeda, dan memiliki
31
rasa identitas dan sejarah. 2. Cinta kasih Untuk kebanyakan dewasa, hubungan cinta dengan seorang teman sejenis atau lawan jenis adalah elemen yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Yang terdiri dari tiga elemen yaitu: keintiman, keinginan besar (nafsu) dan komitmen. 3. Seksualitas Hubungan seksual menjadi sesuatu aktivitas yang normal, sehat dan menyenangkan.
Mengenai hubungan dekat dan intim ini Erikson (dalam Santrok I, 1995) mengungkapkan tentang delapan tahap perkembangan manusia dan masa hubungan intim ini berada pada tahap ke enam yaitu masa yang disebut sebagai keintiman dan keterkucilan (intimacy versus isolation) yaitu tahap yang dialami individu selarna tahun-tahun awal masa devirasa dirnana individu harus menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi intim dengan orang lain. Erikson juga menggambarkan keintiman sebagai penemuan diri sendiri pada diri orang lain namun kehilangan diri sendiri. Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain maka keintirnan akan dicapai dan jika tidak akan terjadi isolasi. Dengan kata lain isolasi terjadi apabila seorang individu diewasa awal tidak dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya secara optimal dan
32
kehidupannya tidak berjalan secara dinamis sehingga tidak dapat membina hubungan intim dengan orang lain.
Selain Erikson, (Turner, 1983) juga mengungkapkan teritang tahap keintiman
(intimacy) dengan lawan jenisnya ketika seorang individu memasuki masa dewasa awal dengan ciri-ciri : a. Mulai menyesuaikan kebiasaan pribadinya seperli : kebersihan, pakaian, b. tata krama, kebiasaan makan dan tidur, kebiasaan merokok, minum dan obat-obatan. c. Mengatur perasaan yang berbeda d. Mengembangkan kedekatan secara emosi dan fisik. e. Belajar untuk memenuhi kebutuhan ego satu dengan yang lainnya.
f. Belajar untuk mengekspresikan perasaan. g. Memuaskan kebutuhan cinta dan kontak fisik. h. Menemukan, menggunakan harta untuk perencanaan berkeluarga.
Bagi kebanyakan individu, hubungan cinta merupakan pencapaian utama pada masa dewasa awal. Hal ini berhubungan dengan tugas perkembangan untuk memilih pasangan hidup. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya memfokuskan tentang tugas perkembangan dewasa awal yang berhubungan dengan pemilihan pasangan hidup.
33
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dewasa awal adalah mai;a transisi antara masa remaja kemasa dewasa pertengahan yang terjadi pada rentang usia
21-40 tahun. Pada masa ini individu menghadapi berba!~ai tugas-tugas perkembangan, pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain, semakin bertambahnya kegiatan sehingga semakin berkurangnye1 sosialisasi dengan tetangga dan keluarga.
2.1.3. Obesitas
2.1.3.1. Pengertian Obesit.as Obesitas memiliki pengertian yang berbeda-beda. Menurut Kaplan et al., ( 1993) mengartikan "obesity is a condition of having exci~sive amounts of
body fat," yaitu suatu kondisi dimana terjadi kelebihan le1mak tubuh. Krauss (1976) juga mengungkapkan hal yang sama yaitu "obesi~y is a term applied to
the clinical condition wherein there is an excessive accumulation of fat in the body, " yaitu istilah yang digunakan pada suatu kondisi klinis di mana terdapat penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Menurut Dox, Melloni & Eisner (dalam Sheridan & Radmaicher, 1992) obesity
is an excessive accumulation of fat, most notably in the subcutaneous tissues located immediately beneath the skin." Menurutnya obesitas adalah penimbunan lemak tubuh yang berlebihan, yang sebagiani besar khususnya pada jaringan saraf yang terdapat di bawah kulit.
34
Menurut Subardja (2004) obesitas adalah suatu keadaan yang terjadi karena interaksi faktor lingkungan (ekstemal) dan faktor genetik (internal). Jadi, pada dasamya obesitas dapat ditelusuri dari faktor lingkungan dan faktor genetik.
Sementara itu, Adil Fahrni (2005) mengungkapkan bahwa obesitas dapat disebabkan karena "buruknya" pemberian konsumsi matcanan, energi lebih yang dibutuhkan tubuh bertumpuk dalam bentuk jaringan lemak yang menghambat tugas-tugas regular anggota tubuh yang lain.
Lebih tanjut Gray & Taitz (dalam Subardja, 2004) mengartikan obesitas sebagai suatu keadaan yang terjadi apabila kuantitas fraksi jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal
Ditinjau dari segi psikologis, obesitas merupakan suatu kondisi yang berkaitan dengan citra atau pandangan seseorang terhadap makanan atau kesulitan dalam mengendalikan keinginan matcan (lping, ;~006). llmu kedokteran sendiri sampai saat ini masih menganggap terjadinya obesitas disebabkan oleh kelebihan konsumsi karbohidrat, lemak, dan guta yang tidak tertampung pada sel-sel jaringan tubuh dan glikogen sehingga terjadi hiperplasi lemak (pembentukan jaringan lemak yang berlebihan disebabkan bertambahnya jumlah sel) atau hipertrofi lemak (pembesaran
35
lemak yang disebabkan bertambah besarnya sel lemak) (lping, 2006). Dan di bawah ini adalah definisi obesitas menurut para dokter (Obesitas, 2007) yaitu : a. Suatu kondisi dimana lemak tubuh berada dalam jumlah yang berlebihan b. Suatu penyakit kronik yang dapat diobati c. Suatu penyakit epidemik d. Suatu kondisi yang berhubungan dengan penyakit-penyakit lain dan dapat menurunkan kualitas hidup e. Penanganan obesitas membutuhkan biaya perawatan yang sangat tinggi. Jadi, obesitas dapat diartikan sebagai suatu kondisi yan9 sangat berhubungan dengan penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh sehingga jauh melebihi dari berat badan yang diinginkan, yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor genetik.
2.1.3.2. Pengukuran Obesitas Obesitas sangat berhubungan dengan banyaknya lemak yang terdapat di dalam tubuh terutama pada bagian pinggul, perut, paha maupun lengan. Dan
36
kelebihan ini dapat diukur dengan berbagai cara. Untuk menunjukkan adanya kelebihan lemak tubuh sese10rang, dapat dilakukan dengan mengukur tebal lipatan kulit, untuk mendapatkan korelasi yang terbaik maka diperlukan empat pengukuran kulit yaiitu daerah bisep (lengan atas bagian depan), trisep (lengan atas bagian belakang), subkapula (bawah tulang belikat) dan suprailiaka (pangggul) (Subardja, 2004).
Secara klinis obesitas biasanya dinyatakan dalam bentuk lndeks Masa Tubuh (IMT) atau juga sering disebut Body Mass Index (BMI). Di bawah ini adalah Kategori Penentuan Batas IMT Untuk Indonesia dan dunia (Tapan, 2002).
Tabel 2.1 Untuk Indonesia Kategori
BMI (kg/m2)
Resiko menderita penyakit lain
Kekurangan Berat Badan I Underweiaht Berat Badan Normal Kelebihan berat badan I overweiaht Obese
( 18,5
+
18,5-22,9
--
23-24,9
+
<:: 25,0
++
37
Tabel 2.2. Sedangkan menurut WHO kategori penentuan batas IMif yang berlaku untuk dunia adalah sebagai berikut : Kategori
BMI (kg /m2)
Resiko menclerita penyakit lain
Kekurangan Berat
( 18,5
+
18,5-24,9
·-
25.0-29,9
+
) 30
++
Badan I Underweight Berat Badan Normal Kelebihan berat badan I overweight Obese
Jadi, terdapat perbedaan mengenai penentuan batas IMT ini. Di Indonesia seseorang dapat dikatakan obesitas jika IMT nya di atas :25 kg/m2 sedangkan untuk ukuran dunia harus memiliki IMT lebih dari 30 kg/m 2 .
Untuk menentukan IMT obesitas dapat diukur dengan pengukuran antropometri, untuk menilai apakah komponen tubuh terS<ebut sesuai dengan standar normal atau ideal, dengan mengukur berat badan dalam kg dibagi tinggi dalam m2 sehingga di dapat satuannnya dalam kg/rn2 :
38
IMT
=
BB (kg) TBX TB (m)
IMT
lndeks Masa Tubuh
BB
Berat Badan
TB
Tinggi Sadan
Contoh: Berat badan A adalah 74,8 kg, dengan tinggi badan 167 cm (1,67 m). Jadi, 74,8 kg : (1,67 X 1,67) =26,9 Keterangan
=mengalami obesitas
Selain membandingkan antara berat badan dengan tinmii badan, pengukuran obesitas dapat dilakukan dengan cara mengukur rasio lingkar pinggul dan perut. Perut diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar, lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87 ,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang-pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang-pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel (Obesitas, 2007).
39
Tabel 2.3. Cara untuk melihat distribusi lemak tubuh yaitu dengan cara melihat bentuk tubuh seperti :
1. Gynoid (Bentuk Peer) Lemak disimpan di sekitar pinggul dan bokong. Tipe ini cenderung dimiliki oleh wanita. Paling banyak memiliki HDL atau high density lipid atau kolesterol baik dibanding tipe yang lain. Resiko penyakit pada type gynoid umumnya kecil, kecuali resiko terhadap penyakit arthritis atau radang persendian dan varises vena yang merupakan penyakit akibat adanya gangguan pada pembuluh darah balik.
2. Apple Shape (Android) Biasanya terdapat pada pria dimana lemak tubuh menumpuk di sekitar perut Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan tipe gynoid, karena scl-sel lemak di sekitar perut lebih siap melepaskan lemaknya ke dalam
40
pembuluh darah dibandingkan dengan sel-sel lemak ditempat lain. Lemak yang masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri (hipertensi), diabetes, penyakit gallblader, stroke dan jenis kanker tertentu (payudara dan rahim.
3. Ovid (Bentuk Kotak Buah) Ciri dari tipe ini adalah "besar di seluruh bagian badan·. Tipe ovid umumnya terdapat pada individu yang gemuk secara genetik.
2.1.3.3. Faktor-Faktor Penyebab Obesitas lsnaini dkk (2006) menyebutkan beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab obesitas diantaranya : 1. Kelebihan asupan makanan. 2. Pola hidup yang tidai< sehat, tertalu banyak makan makanan cepat saji. 3. Kurang olah raga. 4. Kehamilan. 5. Banyak mengkonsumsi alkohol.
41
6. Usia. 7. Obat-obatan untuk mengatasi depresi.
Menurut Gurney (dalam Atkinson, 1992) faktor genetik m1erupakan salah satu penyebab obesitas. Di dalam keluarga di mana kedua orang tuanya tidak gemuk hanya sekitar 10 % anak akan menjadi gemuk, jika salah satu orang tua bertubuh gemuk maka sekitar 40 % anak akan menjadi gemuk pula, dan jika kedua orangtua gemuk, kira-kira 70 % anakakan gemuk.
2.1.2.4. Macam-Macam Obesitas !ping (2006) mengklasifikasikan obesitas menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Obesitas biasa I ringan : kelebihan berat badan 20-40 % 2. Obesitas sedang
: kelebihan beratbadan41-100 %
3. Obesitas berat
: kelebihan berat badan >100 %
2.1.2.5. Dampak Obesitas Adil Fahrni (2005) menjelaskan bahwa obesitas dapat me1rijadi penyebab timbulnya berbagai penyakitpada diri individu, yaitu : 1. Terjadinya gagal jantung. 2. Meningkatnya tekanan darah (darah tinggi}. 3. Terjadinya Arteriosclosis akibat endapan kolesterol pada dinding pembuJuh darah sehingga, rnenimbulkan penggurnpalan.
42
4. Varises tulang. 5. Cholecystitis dan pembentukan batu kecil (batu ginjal) 6. Arthritis (reumatism) seperti.pada persendian spinal column tulang belakang dan persendian lutut yang gejalanya menyerupai encok. 7. kanker rahim. 8. Tidak teratur dan terhentinya menstmasi. 9. Mengidap penyakit gula. 10. Penyakit colpitis (vaginitis) dan dermatitis (penyakit kuJit}.
2.1.2.6. Berat Sadan Ideal Berat badan ideal dapat dihitung berdasarkan rumus. fingiJi badan dikurangi 110. Jika tinggi badannya 160 cm. maka berat badan idealnya adalah : 160-110
=50 kg.
Pertambahan berat badan masih terhitung normal jika
penambahannya tidak lebih dari 5 kg (lping, 2006).
Selain itu juga untuk mengetahui tentang berat badan ideal dapat dilihat dari tabel di bawah ini berdasarkan pada tinggi badan dan berat badan :
43
Tabet 2.4. Tabel Berat Badan Ideal Wanita Yang Sesuai Dengan Tinggi Badan Umur
15Tahun
20Tahun
25 Tahun
30Tahun
Tinggi cm
Kg
Kg
Kg
Kg
142.50
45.00
47.50
49.00
50.50
145.00
46.00
48.50
49.50
51.50
147.50
46.50
49.50
50.50
52.00
150.00
47.00
50.00
51.50
53.00
152.00
48.50
51.50
52.50
54.00
155.00
50.00
53.00
54.00
55.00
157.00
51.00
54.00
55.50
65.50
160.00
52.50
56.00
57.50
58.50
162.00
54.50
57.00
58.00
59.50
165.00
56.00
59.00
60.00
62.50
167.00
58.00
60.50
62.00
63.00
170.00
59.50
62.50
64.50
65.00
172.00
62.00
64.00
64.50
67.00
175.00
63.50
65.50
67.50
68.50
178.00
65.50
67.50
70.00
70.00
180.00
68.00
69.00
71.00
72.00
Tabet di atas tidak bersifat kaku akan tetapi, kita masih diperbolehkan melewati berat lebih dari 5 kilogram sampai kita berusia 41:i tahun (Adil Fahrni, 2005).
44
2.1A. Pemilihan Pasangan Hidup Sebelum melangsungkan pemikahan biasanya didahului tertebih dahulu dengan proses penjajakan atau biasa disebut dengan beqlacaran yaitu menjalin hubungan dekat dan intim dengan lawan jeni..<>. Pada saat penjajakan ini biasanya seorang individu melihat kearah bibit, bebet dan bobot dari calon pasangannya.
Faktor bibit itu memperhitungkan benih asal keturunan yang sehat secara jasmani maupun rohaninya, tidak terdapat penyakit ketunman atau penyakit mental tertentu sehingga dapat menghasilkan keturunan
~{ang
baik dan sehat.
faktor bebet dilihat dari keturunan yang ungggul sehingga diharapkan sepasang suami istri memiliki atribut-atribut terpuji agar mampu membina keluarga bahagia, sedangkan faktor bobot yang tidak har1ya diartikan mantap berbobot oleh kekayaan dan kekuasaan duniawi saja, akan tetapi berbobot dengan kekayaan dan nilai-nilai rokhaniah serta akherat (IKartono, 1977).
Selain itu ada juga dasar-dasar penting yang dapat dijadikan dasar dalam memilih pasangan hidup (Ash Shawwaf, 2003} :
1. Agama dan akhlaknya Memilih istri karena agamanya adalah jaminan utama bagi pendidikan dan pertumbuhan anak-anak dengan pertumbuhan yang baikdan benar. Demikian pula, memilih suami karena agarnanya adalah jaminan bagi
45
kesalihan dan tanggung jawab istrinya. 2. Dasar ekonomi Harta adalah nadi kehidupan dan fondasi terpenting dalam kehidupan. 3. Keturunan dan status sosial Pernikahan dan bersatunya suami-istri bukanlah hubungan sempit antara kedua belah pihak. Akan tetapi, pernikahan berarti memasuki lingkungan sosial yang lebih luas dan antara keluarga pria dan wanita itu. 4. Keeantikan Ketampanan atau kecantikan mempunyai pengaruh besar dalam ketertarikan dari masing-masing mempelai satu sama lain dan bertambahnya rasa cinta pada pendampingnya, Ketampanan atau kecantikan juga mempunyai pengaruh besar pada kete:nangan jiwa keduanya.
2.1.5. Ket.erkaitan obesitas dengan kecemasan dalam memilih pasangan hidup Hurlock (1980} mengungkapkan bahwa bahaya fisik yang paling penting dan yang paling umum pada masa dewasa awal ini adalah, beintuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaian diri pribadi dengan kehidupan sosial. Salah satu yang membuat bentuk fisik kurang menarik salah satunya yaitu obesitas, sehingga hal ini menjadi suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dapat berpengaruh khususnya pada
46
wanita dewasa awal yang menurut Hurlock mempunyai tugas-tugas perkembangan hidup yang salah satunya adalah memilih pasangan hidup, dimana seorang individu harus menjalin suatu keakraban dengan lawan jenisnya agar bisa mendapatkan calon pasangan hidup yang sesuai dan bisa melangsungkan pernikahan dan berumah tangga.
Penampilan fisik merupakan dasar segala-galanya (Hurlock, 1980). Jadi, apabila pada masa ini seorang individu mengalami obesitas, hal ini dapat memungkinkan seseorang mengalami kecemasan ketika ingin memilih pasangan hidup khususnya pada wanita karena pada umumnya wanita mempunyai kepedulian yang besar dibandingkan kaum laki-laki terhadap masalah penampilan fisik (Dariyo, 2003), dan laki-laki pun mengatakan bahwa ia menginginkan pasangan yang fisiknya menarik (Peplau, 1987). Kecemasan sendiri menurut Atkinson (2004) diartikan sebagai emosi yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-istilah seperti "kekhawatiran," "keprihatinan," dan "rasa takut," yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda.
Hal ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Simon (2007) yang menghasilkan bahwa orang yang mengalami obesitas lebih sering mengalami kecemasan dan perubahan suasana hati.
47
Selain itu, Maslow (dalam Dariyo, 2003) mengatakan bahwa jika seorang individu tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik maupun pi;ikologisnya dengan baik, maka dapat menyebabkan ganguan-gangguan kepribadian atau psikopatologis, seperti ketidakstabilan emosi, munculnya simptom-simptom psikis, kekecewaan, stres, cemas, takut, khawatir dan tidak tenang dalam hidupnya. Dalam hal ini pemikahan yang sebelumnya diawali dengan pemilihan pasangan hidup juga merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga apabila tidak dipenuhi maka akan mengakibatkan timbulnya simptom-simptom psikis yang dapat mengganggu kehidupan selanjutnya.
48
2.2. Kerangka berpikir
DewasaAwal
I Obesitas
I Dalam Memilih Pasangan Hidup
~
Mengalami Kecemasan
-
Kognitif: - Tidak dapat berkonsentrasi - Sulit mengambil keputusan - Sulit Tidur
~
Tidak Mengalami Kecemasan
-
Motorilk:: - Gemetar - Gelisah - Menggigit bibir - Menggigit kuku
>----
Somatfa: - Nafats pendek - Tangan dan kaki berk.eringat - Pingsan - Jantung berdebar - Sesak nafas
-
Afektif: - Tegang - Merasa diteror - Mudah tersinggung
Dengan berakhirnya masa remaja maka mulailah seorang individu memasuki masa dewasa, masa dewasa ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu dewasa awal, dewasa tengah dan dewasa akhir. Masa dewasa yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah masa dewasa awal. Masa dimana sec1rang individu mulai
49
memperkuat identitas dirinya masing-masing dan mempunyai kesempatan untuk memilih jalan hidupnya sendiri.
Masa dewasa awal ini dimulai sejak usia 21-40 tahun (f\lihayah dklc, 2006). Pada masa ini sebagian dewasa muda masih banyak memberikan perhatian terhadap penampilan fisiknya (Dariyo, 2003), merelca tidak ingin terlihat tidak proporsional terutama mengenai bentuk tubuh, sehingga mereka berusaha agar jangan sampai mengalami obesitas yang merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh dewasa awal.
Sebagian wanita dewasa memandang obesitas menjadi sesuatu yang mengerikan dan menjadi beban berat dan tidalc menyenangkan sehingga ketika seseorang mengalaminya ia akan berusaha keras untuk menurunlcan berat badannya, bukan karena takut akan berbagai macam penyakit yang timbul, tetapi merelca justru merasa terganggu dengan bentuk badan yang tidak indah dipandang mata itu. Obesitas sendiri diartilcan Kaplan et al., (1993) sebagai "obesity is a condition of having excessil1e amounts of body
fat." Yaitu suatu kondisi dimana terjadi kelebihan jumlah lemak tubuh.
Obesitas pada wanita merupakan salah satu masalah yang berhubungan dengan penampilan fisik. Selain mengganggu kesehatan obesitas juga dapat mengurangi daya tarilc seseorang dan menjadi salah satu penyebab
50
seseorang menjadi tidak percaya diri (lping, 2006), sehi11gga membentuk konsep diri negatif karena ia selalu bertikir negatif tentang diri maupun lingkungannya. Yang berdampak pada keadaan psikis seseorang, seperti rasa rendah diri, depresi, putus asa, bahkan sampai ove,rkompensasi atau mencari kelemahan orang lain atau agresif terhadap lin£1kungan untuk menutupi kekurangan diri sendiri (Rasan, 1996). Serta dapat menarik diri dari pergaulan maupun dalam hubungan interpersonalnya dengan lawan jenis.
Selain itu, usia ini dianggap sebagai usia kritis karena individu dituntut untuk dapat bersikap mandiri dan bertanggung jawab terhadap semua perbuatan yang dilakukannya. Masa ini adalah masa yang tepat untuk memutuskan suatu pilihan hidup yang akan mempengaruhi kehidupan mereka selanjutnya, salah satunya yaitu memutuskan tentang pemilihan pasangan hidup.
Menikah merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa ini untuk kemudian membina suatu rumah tangga, yang terlebih dahulu diawali oleh pemilihan pasangan hidup. Setiap manusia memiliki hak yang sama untuk memilih pasangan hidupnya. Pasangan hidup adalah orang yang menurut seseorang tepat dan memenuhi syarat untuk menemani hidupnya dalam suka maupun duka yang diikat dalam suatu tali pernikahan sehingga sah menurut hukum maupun agama orang yang bersangkutan. Apabila seorang individu pada masa itu belum juga menikah, maka akan
51
Apabila seorang individu pada masa itu belum juga menikah, maka akan timbul stigma sosial dimasyarakat, yang beranggapan bahwa individu tersebut telah gaga! dalam mendapatkan pasangan hidup. Sehingga ha! ini dapat menimbul ..,. · 1'P.cemasan apalagi jika ditambah dengan penampilan fisik ya·1g kurang menarik seperti mengalami obesitas yang banyak terjadi pado s.ebagian wanita.
Penarnpilan fisik cenderung dinilai sebagai kriteria penting dalam memilih pasan1Jan terutama oleh laki-laki, dan laki-laki pun mengatakan bahwa ia menginginkan pasangan yang fisiknya menarik (Peplau, 1H87). keadaan seperti inilah yang dapat memungkinkan timbulnya kecemasan terutama pacla wanita yang merigalami obesitas, mereka berada dalam suatu keadaan yang menurut mereka menalwtkan, takut pasangannya nanti tidak bisa menerima dirinya apa adanya !<arena bentuk badan yang t·erlalu besar dan kurang inidah dipandang rnata, takut di hina, kemudian adanya ketakutan pasanga.1nya nanti akan melirik wanita lain yang iebih can1ik dan mempunyai tubuh yang ideal.
Hampir setiap individu pasti menginginkan bentuk tubuh yang ideal, hal ini terbentu~;
karena citra k3sempumaan yang telah ada di masyarakat yang
menganggap bahwa wanita yang ideal adalah wanita yang langsing dan cantik sehingga para warnta pun berlornba-lomba untuk meraih citra
52
kes-.ernpumaan tersebut.
Kondisi tersebut di atas seolah-olah menutup kemungkinan bagi para wanita yang mengalami obesitas untuk mendapatkan perhatian clan dipilih laki-laki menjadi pasangan hidup. Sehingga hal ini dapat dirasalr.an sebagai suatu ancarnan yang menimbulkan suatu kecemasan terhadap ind1vidu dewasa awal !:erutama dalam memilih pasangan hidupnya.
53
BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang terdiri dari jenis penelitian (pendekatan penelitian), subyek penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis data. Metode penelitian sendiri merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan (Subagyo, 2004).
3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Dalam pendekatan kualitatif ini data yang disajikan tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk-bentuk non angka lainnya (Poerwandari, 1998).
Penelitian ini akan mencoba menggali lebih dalam tentang kecemasan yang dihadapi oleh seorang dewasa awal yang mengalami
ob1~sitas
dalam memilih
pasangan hidupnya. Dengan pendekatan ini peneliti ingin mendapatkan
54
gambaran tentang fenomena tersebut, cian juga peneliti berupaya memahami sudut pandang dari subyek
SE.
4ra mendalam yang dipaparkan secara
deskripti.f dan mencatat kejaciicm secara lengkap dan detail.
3.2. Subyek Penelitian 3.2.1. Jumlah
~., '.:"
Dalam penelitian ini hanya mengambil subyek sebanyak 3 orang karena peneliti ingin mendapatkan data yang leb,ih lengkap dan mendalam dari tiaptiap subyek.
:Selain itu, untuk menghemat waktu jumlah subyek dibatasi karena mengingat penel1itian ini menggunakan wawancara secara mendalam pada rnasingmasinq subyek sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk melakukan wawanc::ara dan meng1:>lah data hasil wawancara.
3.:!.2. Te,knik Pemilihan Subyek Secc1ra teknis pengam!jilan subjek dilakukan dengan menggunakan teori terbatas (non probability) dengan jenis tekniknya yaitu purpossivE1 sampling di mana $ampel diambil berdasarkan kriteria yang harus dipellluhi sebagai sampr;I.
55
3.2.. ~l. Karak1teristik Subyek
Adap1 m karakteristik subyek ye1ng ditetapkan sesuai dengan topik dalam penelitian ini yaitu : 1) Bubyek datam penelitian ini adalah para wanita dewasa awal yang
berusia antara 21-30 tahun. Karena pada masa ini biasanya seseorang sudah memikirkan tentang pernikahan c1an berada dalarn masa pencarian pasangan hidup. 2) Bmjenis kelamin perempuan 3) Belurn menikah, karena apabila sudah menikah ia pasti sudah melakuV.an pemilihan pasangan hidup. 4) Miengalami obesitas yaitu individu yang memiliki lncleks Masa Tubuh
(IMT) cli alas 25 sdelah ci;ilakukan pengul
=
BB (kg) _ TB X TB (m)
IMT
lndeks Masa Tubuh
BB
Serat Sadan
TB
Tinggi Sadan
3.3. Metode Pengumpulan Data Metode da.sar pengumpulan data yang banyak dipakai dnn dilibatkan dalam
56
penelitian kualitatif adal:3h wawancara dan observasi (Poeirwandari, 1998).
3 . :J.• 1. VV:iiwancara Dalarn penelitian ini dilal
secara rnendalam berdasarkan teori-teori yan•g sesuai dengan
judul jJenelitian untuk mendapatkan data secara deskriptif dan sebanyak banyaknya. V\lawancara diartikan sebagai percalnpan dan tanya jawab yang diarahkan untuk rnencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 1998).
VVa• 1anc.ara kuc1litatif dilakukan bila peneliti oormaksud untuk memperoleh pengetalrnan tentang rnakna-makna subyektif yang dipahami individu berken2.an dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terha·:iap isu tersebut dan hal ini tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Bar.ister dkk. dalam Poerwandari, 1998).
Dalam proses wawancara ini ~·eneliti memberik.an kebeba~;an kepada subyek untuk memberik.an informasi sebanyak-banyaknya tentang diri subyek, tempat, i(eadaan, maupun ide-ide yang berhubungan langi;ung dengan subyE;k, sehingga peneliti pun dapat melakuk.an eksplorasi terhad.ap informasi yang d1berikan
u•~ ·
"t1byek dan tidak menutup kemungkinan akan
berkerr.ban!J menjadi pertanyaan-pertanyaan lainnya.
57
3.3.2. ()bservasi Selain rnenggunakan metode wawancara untuk melenglmpi data penelitian, penelit! juga menggunakan observasi sebagai metode pe1ndamping karena metode ini dapat membantu peneliti mendapatkan informasi yang tidak dapat direkrnn dengan tape recordet '<arena hanya bisa didapat melalui pengamatan secara indrawi :;ajn, seperti melihat gerak fisik maupun psikis.
Observat>i sendiri berasal dari kata latin yang berarti "melihat" dan "memperhatikan. "'; 1
kontl~ks
alamiah
(Banister dkk, dalam Poerwandari, 1998).
Dalarn 1;:.J~nelitian ini, peneliti melakukan observasi sehingga memungkinkan penel.iti memperoleh.data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan oleh subyek peneilitian secara terbuka ketika proses wawancam berlangsung.
Selain itl!, untuk mendapa1tkan hasil pengamatan yang desl
58
oleh peneliti (Poerwandari, 1998).
Jadi, observasi merupakan pengamatan terhadap obyek dengan menggunakan panca indera, sehingga hasilnya pun haru~; obyektif tanpa harus r.1emanipulasi setting atau latar dala1m penelitian.
3.4. lnstrumen Penelitian lrn;trumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan dalta di lapangan adala,h dengan menggunakan pedornan wawancara dan lernbar observasi.
3.4.1.
Pi~doman
Wawancara
Pedoman wawancara mer.Jpakan alat bantu berui:,.1
ancet"ancer pertanyaan
yang akan ditanyakar. seb<1gai catatan, serta alat tulis untuk menulisl
Pe'CJornan wawancara yang di1unakan adalah Pedoman w.awancara yang tidak terstruktur, yaitu pedornan wawancara yang hanya mernuat garis besar yang akan ditanyakan (Arikunto, 2002). Pedoman wawanc:ara ini hanya digunaka1n sebagai pengingat, sehingga pertanyaan yang diajukan tetap pada jah1rnya. Jadi, dalam hat ini kreativitas pewawa111c3ra sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedornan ini ban'.1ak. tergantung dari
59
pewawanc<:.ira. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden dcin je·:iis pedoman ini cccol.< untuk penelitian kasus.
Selain itu, dalam proses wciwancara peneliti juga menggunakan alat bantu lain b·erupa tape recorde·r, kaset kosong dan juga alat tulis., dengan sebelurnnya meminta izin terlebih dahulu kepada subyek.
Tape recorctw· digunakan untuk meneliti kembali data yang telah diperoleh a~1ar
·:etap utuh sesuai dengan kejadian sebenarnya, sehingga tidak
rnenirnbulkan kekeliruan dalam penulisan hasil pcmelitian dan peneliti dapat berkonsentrasi terhadap jawaban subyek sehingga ia tidal< merasa diacuhkan karena :oeneliti sibuk dengan catatannya. Sedangkan alat tulis digunakan untuk .nencatat semua tingkah laku nonverbal oleh subyek.
3.4 . 2. l.EJmbar .Jbservasi Lembar observasi ini 1uga sangat membantu sebagai instrumen dalam penelitian. Lembar ini berisi tentang itern-item kejadian atau tingkah laku yang rr1ungkin akan terjadi (Ar'kunto, 2002). Lembar obse1vasi ini juga digunalmn untuk mencatat secara cepat dan sinokat mengenai situasi wawa1ncara.
60
3.5. Teknik Analisis Data A:1alit:'.s data dilakukan untuk mengorganisasikan data secara sist1:imatis dan selen9fcap·-lengkapnya agar didapat kualitas data yang baik.
Secara garis besar, analisis data meliputi 3 langkah yaitu :
1. L:ang.kah persiap :.n penelitian. a. Mernperoleh informasi tentang judul penelitian yang1 diperoleh dari berbagai literatur berdasarkan kajian teori. b. Mmnbuat pedoman wawancara dan lembar observasi. c. Mencari subyek penelitian yang sesuai dengan karc1kteristik yang telah ditentukan, dengan cara informal yaitu dengan meminta kesediaan tema11 yang sesuai dengan karakteristik untuk menjadi subyek penelitian, kemudian meminta bantuan kepada teman untuk ikut menca1rikan subjek yang sesuai dengan karakteristik penelitian ini. Sehingga didapatkan 3 oran9 subyek yang memenuhi kriteria beserta 9ambaran umum dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
2. Tat1ap pelaksanaan penelitian. a. Sebelum melukukan wawancara peneliti terlebih dahulu meminta kesediaan individu yang memenuhi kriteria untuk menjadi subyek penelitian. Kontak pertama dilakukan melalu1i telepon dan
61
;)ada kontak te •.sebut peneliti langsung menanyakan kesediaan individu. Setelah individu tersebut menyatakan ke:sediaannya maka peneliti langsung mengadakan janji untuk melakukan wawancara. b. Peneliti mengadakan wawancara di tempat yang telah disetujui oleh subjek clan peneliti. Wawancara pertama dilakul
3. Penerapan data sesuai de..igan pendekatsin penelitian a. Mengorganisasikan data, yaitu meng1.11bah data mentah berupa rAkaman wawancara ke dalam bentuk tulisan secara verbatim. b. Proses kor.ling, yaitu membubuhkan kode-kcde pada materi yang
62
diperoleh untuk dapat mengorganisasi data secara1 lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran topik yang ditelitL c. Membaca berulang-ulang data yang sudah ,Jiubah ke dalam verbatim untuk mengide'ltifiknr.i kemungkinan tema-tema yang muncul dan bisa saja dimodifikasi pacla proses pengambil:an data SEilanjutnya. d. Membaca data berulang-ulang untuk mendapatkan1 pemahaman tentang kasus atau m<1alah secara keseluruhan. e. Memilih dan menggolongkan data yang relevan dengan pokok permasalahan dan tema penelitian.
f.
Membuat laporan studi kasus satu demi satu atau perkasus.
g. Melakukan analisis. Peneliti menganalisii; 1awaban subyek satu persatu kemudian baru dilakukan analisis antar k3sus. h. Membuat kesimpulan dari data yang diperoleh. i.
Membuat diskusi terhadap kesimpulan dan keseluruhan hasil penelitian.
j.
Mengajukan saran untuk penelitian selanjutnya.
tJj
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA Analisis hasil penelitian ini terdiri dari gambaran umum subyek, analisis kasus per subyek, yang terdiri dari ringkasan hasil observasi subyek, ringkasan hasil wawancara subyek dan analisis data hasil wawancara yaitu, (kecemasan menghadapi obesitas, perilaku dewasa awal menghadapi obesitas dan kecemasan dalam memilih pasangan hidup). dan yang terakhir adalah analisis antar subyek yang terdiri dari dua bagian yaitu (kecemasan dalam menghadapi obesitas dan kecemasan dalam memilih pasangan hidup).
4.1.
Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap individu yang mengalanni obesitas. Subyek penelitian terdiri dari 3 (tiga) orang yang berjenis kelamin perempuan. Sesuai dengan kebutuhan penelitian ini, maka subyek yang diambil adalah perempuan yang belum menikah guna melihat gambaran kecemasan subyek dalam memilih pasangan hidup. Untuk melihat secara umum tentang identitas subyek di bawah ini terdapat identitas subyek yang nama dan alamatnya berupa inisial. Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan subyek.
64
Tallel 4.1 GAMBARAN UMUM SUBYEK -
Subyek Ill
Subyek I
Subyek II
(AR)
(AK)
(N)
21 Tahun
24 Tahun
27 Tahun
Mahasiswi
Tata U£.,aha
Pembantu Rumah Tangga
1 (satu)
4 (empat)
1 (satu)
Sedang menyelesaikan S1 Psikologi
SMK
SD
Ting9i be.dnn
150 cm
148 cm
150 cm
Berat badan
75 kg
72 kg
75 Kg
Riwayat penyak it
Tifus
Alergi
-
! Pernah melaku kan
Pernah
Pern ...h
Pernah
Renang
-
-
75 kg = 33.33
72 kg = 32.87
74 Kg =32,88
Usia
·-
Pekerjaan
Anak l(e
Pendidikan terakhir
I
diet Olah raga yang sedang dUakukan
i3erat r:1erdasarkan IMT
__ .__ __
65
150-110 = 40 kg
148-110= 38 kg
Obesitas tingkat
Sedang
Sedang
Sedang
Keiebihan berat badan
35 kg
34 kg
35 Kg
Bernt ideal
150-110 40 Kg
=
I
[______ ··----- ------~--- ------~-------
4.2.
Anaiisis Kasus F'er Subyek
4.:1..1. l
hasil observas.i Subyek
Prose-;; wawancara yang dila'cukan dengan AR berlangsung selama 2 jam 15 menit Wawancara tersebut dilaksanakan pada hari rabu, 8 agustus 2007 borternpat di kediaman AR di daerah Cilandak Barnt pada pukul 11.30--13. 45 WIB. Sebelumnya kami telah membuat kesepak:3ta11 untuk bertemu pada jam clan tempat yang telah ditentukan sendiri oleh subyek.
Penehr.i tiba di kediaman AR pada pukul 11.10, lalu subyek langsung menuajak pen.aliti masuk ke dalam kamamya. Subyek mengaku bahwa ia belurn S<~mpat r ..erapikan dan membersihkan kamarnya, karena semalam ia pergi ber".lama adik laki-laki dan tetangganya ke Puncak dan baru pulang pada pul
66
ycing mernbangunkannya untuk datang ke tempat pemilihan kepala daerah (PILKADA) karena pada hari itu bertE1patan dengen hari pencoblosan PILKl\D/I. OKI Jakarta.
Kefl
Sebelum memulai wawancara AR meminta izin untuk me111gganti celana panja1nrJnya dengan celana pendek karena ia mengaku tidak betah dan gerah men~Jg;unakan
celana panjang. Selain itu ARjuga meminta izin wawancara
. sambil mendengarkan musik yang ada di notebook yang berada di atas rneja belajarnya.
Ciri-dri fisik yang tampf!k pada subyek ketika wawancara adalah, AR berkulit sawo matang, mengenak;:•.n kaos hitam berkerah dan celana pendek berwam:; hitatn dengan rambut diikat dengan ikat rambut yang juga berwama hitam. Volume suara AR pada awal wawancara agak sedildt pelan narnun ketika peneliti mengingatkan agar suaranya lebih diperbesar maka lamakelamaan suara AR menjadi lebih keras. Posisi duduk AR sangnt dekat
67
dengan peneliti dan sampat bmubah-ubah pada awal wawancara, AR duduk di atas l<.ursi kemudian berpindah ke atas kasur sambil tiduran kemud.ian duduk kembali dan tidak berubah sampai akhir wawancara.
AR terlihat cukup ceria dan tegas dalam menjawab setiap pertanyaan. la selaiu menatap mata peneliti dan sangat ekspresif. Setiap jawaban selalu diirinrJi oleh gerakan tangannya dim tampak terbuka dalam mengungkapkan cer:.ta tentang diri dan kehiduriannya.
Pada saat proses wawancara sedang berlangsung terdapat kehadiran pihak lain yaitu aclil< laki-laki AR yang menanyakan sesuatu terhadap f\R, yang kamarnya terletak bersebelahan dengan kamar AR. Selain kehadiran adik laki-lakinya itu juga ada pengaruh lain yaitu televisi, terkadang AR melihat ke arah televisi dan berkomentar tentang tayangan acara yang ada di televisi, baru kemudian AR meminta peneliti untuk melanjutkan kembali pertanyaannya. Selain itu ada juga hambatan lain yaitu al.:it perekam yang digunakan pada saat "'!awancara sempat mati karena batu baterainya sudah habi::;. Namun semua itu bisa diatasi dengan baik fan wawancara pun dapat dilanJutkan kembali.
AR mengaku menjadi gugup dan tegang tapi itu tidak terlihat dari sikap tubuh yang ditampHkannya. Justru l\R tampak santai selama jalannya proses
68
waw2incara.
Ringikasan Hasil Wawa1ncara Subjek AR Riwayat l
Perempuan keturunan Jawa dan
a,~ik
"an Betawi ini tinggal bersama kedua orang tua
laki--lakinya yang saat ini berusia 17 tahun dan masih duduk di
banglui 8IVIU kelas 2 (dua). Ayahnya bekerja sebagai pemilik percetakan. Selain itu ayahnya juga seoranu ketua RT di daerah tempat tinggalnya. Selain ibu rumah tangga, ibu AR juga berbisnis de.lam bidang properti. Ke 11iclupan keluarga AR tampak harmonis tertihat dari irteraksi yang AR l2kukan dengan adik dan ibunya. AR pun mengaku bahwa ia sudah seperti tnna11 sendiri dengan ibu dan adiknya.
AR dilahirl
69
semua teman-temannya menjadi takut dengannya, mungl
SuJah sejak kecil AR memang anak yang suka makan tetapi AR tidak suka makr.m makanan kecil seperti chiki atau eli, AR lebih suka makan bubur ayam dan juga minurn aqua.
Watw:pun ia terken2 1 cukup nakal, namun di sekotah AR tiennasuk anak yang cukup pintar, ketika SMU AR pernah mendapatkan peringkat ke 2 di kelasnya. Ketika di SMU, kegiatannya lebih banyak diisi dengan jatan-jalan bersc::.rna teman-temannya.
Setetah SMU AR melanjutkan pendidikannya di UIN Syartf Hidayatullah .lakarta. Awalnya Ak ~dak mau kutiah di UIN, akan tetapi karena anjuran dari guru privat dan kedua orang tuanya akhimya ia pun mengambil fonnulir dan dapat tutus tes.
Kehiclupan AR ketika kuliah tidak jauh berbeda ketika ia masih duduk di ban9llcu SMU. Setelah pulang kuliah AR sering pergi jatan-jalan b13rsama
70
tE1rna11-temannya. Menurutnya semua teman-temannya itu baik-baik. temanterna:1nya tidak hanya dari falwltas yang sama dengannya tetapi juga dari fakuUas yang berbeda yang masih dalam satu universitas yang sama. Mun9kin karena terlalu banyak rnemi'iki teman, AR sering lupa dengan nama de.ri teman-temannya itu, terbukti ia sering salah memanggil temannya. '3elain banyak teman AR pun dekat dengan dengan dosen-dosen yang acla di kampusnya, tetapi AR suka kesal jika ada dosen yang mengomentari tentang pakaiannya yang terlalu sempit dan pendek, ia suka bingung karena memang AR tidak terlalu banyak mempunyai baju yang panjang dan AR agak kesulitan dalam mencari baju yang panjang, karena bentuk tubuhnya yang agak besar bahkan pernah AR memakai sarung mukena ketika sedang ujian k.arena takut dikelu::.rkan dari kelas.
Di kampusnva. AR mengaku tidak pemah ikut dalam organisasi atau kegiatan
elcstra apapun karena ia tidak menyukai kegiatan tersebut, ia lebih senang menyibu)·kan diri dengan kuliah dan teman-temannya. Saat ini ia pun sedang sibuk mrn1gerjakan skripsi. Di setiap waktu luangnya ia selalu gunakan untuk mencmt.on TV, tidur dan terkadang jalan-jalan. Tetapi ia paling tidak suka jalan di siang hari karena ia paling benci dengan cuaca panas karena hal itu dapat rne·mbuatnya gerah dan merasa tidak nyaman.
71
Analisis Oat.a Hasil Wawancara Kasus AR Ke,ceimasan Menghadapi Obesiti1s Walaupun mengalami obesitas, AR tidak pemah mengaletmi kesulitan tidur ke1ikl3 malam hari. Obesitas itu sendiripun tidak menghalanginya dalarn beraktivitas, semuanya tetap berjalan apa adanya. Menurntnya yang mengganggu aktivitasnya sehari-ha1i justru karena pengaruh cuaca, AR paling tidak suka dengan cuaca yang panas karena itu akan membuatnya banyak mengeluarkan keringat dan ketika berjalan agak cepat AR merasa cepal ~elah sel1ingga s&lalu tertinggal dari teman-temann~·a yang lain. Tetapi hal itu sudah menjadi 11 al yang biasa bagi teman-temannya dan mereka pun sudah rnemakluminya. /\R pun tidak pemah merasa tersinggung jika ada teniani yang menanyakan tentang obesitas yang dialaminya, AR selalu menc:oba menjawab apa adanya. Ehm .. engga. Tapi gue tuh ka/o jalan lama, temen-temen gue juga tau f:a/o
o.1e jalannya le/et ya uda/1 gue sih cuek aja.
S
mr~ngalami
penyakit yang
ter'alu purah hingga masuk Rumah Sakit. AR Pemah s:ikali mengalami sakit tifus namun tidak sampai dirawat di Rumah Sakit dan selebihnya penyakit ynng di•21laminya hanya ptinyakit biasa-biasa saja. Ga, dirawat pun be/um pernah, A/hamdu/fl/ah be/um, ya .. paling ,'lu, demam gitu /ah, gue takut yang namanya jarum suntik apa namanya eek darah gue ga tau deh golongan darah gue apa ...
72
Sampai saat ini AR masih be1um merasa mE1njadi orang yang sempurna. Namun, l\R tetap merasa pE'•cayn diri ketika harus bertemu dengan orang lain walaupun tidak dipungkiri banyak orang yang melihat seseorang dari finiknya saja. la hanya menikmati hidupnya karena semuanya menyenangkan tennasuK lingkungannya yang tidal< pemah mendiskriminasikan dirinya. A//1amdulil/ah ga karena gue berfikir orang ilu seneng karena gue, kepribadian gue, emang sih ga dipungkiri ada orang yanc me/ihat orang dari fisilmya gifu umumlah pada l
Menu rut AR keluarganya sering berkomentar tentang obesitas yang dialaminya, terutama ibu dan tante AR yang juga ikut memberi motivasi agar AR
m;~u
melakukah diet lagi seperti dulu.
iya, nyokap gue ayo dong perawan masa gendut sih, ye ... mamah juga gendut ya. mamah mah udah /aku.. kalo nyokap gue bilang jangan makan mu/u gue jawab aja ye ... kaya mamah ga aja .. tws .'ya !ante gue tapi ah ..paling bi/ang besok diet
Dalarn hidup AR tidak merasa takut dengan segala kemungkinan yang akan terjadi karena obesitas yang dialaminya, termasuk juga masalah pekerjaan, Af{ merasa
yak·~
riengan kemampuan yang dimilikinya bahwa AR bisa
mendapatkan hasil yang telah diusahakannya. gue berfikir gini apa yang gue usa/iain ga mungkin/ah ga ada hasilnya, ga kelja sama orang pun gue bisa berdiri sendiri, kalo kila bagus dimana pun kila pasti dipake, persepsi gue gitu ya bo, gue beranggapan bentuk tubuh ga menentukan nasib stlseorana. biarpun bentuk tubuh tu bagus tapi otak tu kosong Ju ga kan kepake sama orana.
73
Dalarn 11idupnya AR rnasih merasa belum mendapatkan apa yang diinginlr1gan hidupnya. Dalam memilih pasangan hidup AR menginginkan calon pasangannya nanti benar-benar memenuhi kriterianya, AR pun sangat merasa yakin akc.., :--,,,ndapatkannya suatu saat nanti. ·~·~e sama hidup pengen gue kelarin satu-satu, gue sekolah, f1ue selesaian kuliah, gue kerja sambil earl pasangan hidup, gue seneng tahapan yang ada jenjangannya, ka/o gue ga ketakutan kalo ini ga dapet, yah. .. ada !ah gue yakin untuk gue, gue ga mau asal nyomot yang panting ada gitu gue ga mao.
Perila.ku deiwasa awal menghadapi obesitas Obesitas yang dialami oleh AR, terjadi pada saat AR telah mendapatkan mermtrwasi, sebelumnya tubuh AR tidak besar bahkan kurus sekali. AR baru menyat:li:iri bahwa selama ini ia adalah so:sok perempuan yang bertubuh gemuk dan berbeda dengan teman-teman yang lainnya ketika duduk di bangku SMU. Wa.'
Obesitas yang dialami oleh AR merupakan keturunan yang didapat dari orang tuanya. Se:lain itu pola makan yang diterapkan di rumahn:va jugai l::·erpengaruh tiarhadap bentuk tubuhnya saat ini. Hal ini si~suai dengan yang dikatakan ofeh Sthardja (2004) bahwa obesitas terjadi karena interaksi faktor
74
lingkungan (eksternal) dan fakfofgffetnetik (internal) emak gue /u tau sendiri endut, babeh endut juga, kita sekeluarga doyan makan, jadi kita tuh sering ja/an kemana ... gitu apa ke Bogar apa kemana cuma buat makan doang cari nasi uduk atau bebek goreng pokoknya pada doyan-doyan makan..
Selama mengalami obesitas AR merasa sangat kesulitan dalam mencari pakaian yang sesuai ukuran dan model yang tepat dengan keinginannya. Selain itu ia juga harus mengeluarkan uang yang lebih besar karena harga pakaian yang besar lebih mahal daripada ukuran pakaian yang biasa. Walaupun AR mengalami kesulitan dalam mencari pakaian, namun ketika AR melihat pakaian yang pas dengan dirinya AR tidak langsung membelinya karena AR juga mempertimbangkan masalah model dan yang terpenting masalah ada tidaknya uang yang AR miliki. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Rasan (1996) Dalam aspek fisik, orang obeis mempunyai kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik, sehingga mengurangi kesempatan untuk mengikuti berbagai kegiatan sosial, juga pengeluaran biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan lebih banyak. Kese/nya kalo kita /agi nyari baju doang, tapi ka/o kita dapet yang gede wehehe banyak ya baju yang gede gitu tapi ka/o nge/iat orang kurus pake bajunya keren ih ... bagus juga yah, gue kalo kurus lucu kali ya .. tapi ketika gue mau kurus, bayangin deh cowo-cowo sama temen-temen gue yang cewe wahaha ... pada ngecengin gitu aduh ... apaan sih pada ga ngedukung ka/i... ya .. .itu kerugiannya kalo nyari baju itu kecil-kecil ya bo, udah gitu suka ga ada ukuran gue, kalo yang kecil-kecil kan murah ya .. 15. 000 aja ada yang l1agus, tapi pas fiat ulwrannnya waaa ga ada ukuran gue
Menurut Atkinson (2004), setiap tahun orang-orang menghamburkan jutaan dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan peravv(ltan lainnya guna menurunkan _-i
""'""-----,~;:"~-.
, __ "'""<-·
75
berat badan. Begitu pula yang dilakukan oleh AR, untuk mengurangi berat badannya AR melakukan diet dengan cara memakan sayur -sayuran yang berwarna hijau dan juga buah-buahan, tetapi itu tidak bewtahan lama karena AR merasa bosan dengan menu makanan tersebut. Namun dengan cara itu AR mampu menurunkan berat badannya sebanyak 15-20 Kg dalam waktu 9 bulan. Namun, itu hanya bertahan beberapa saat saja setelah itu berat badan AR menjadi naik kembali, AR berusaha mengalihkan perasaan sedihnya dengan tidak pernah menimbang berat badannya dengan anggapan AR sudah merasa yakin bahwa berat badannya pasti akan naik lagi. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapakan oieh Longue (dalam Santrok, 1995) bahwa sampai saat ini tidak ada obat yang terbukti berhasil menurunkan berat badan dalam jangka waktu lama. pokoknya 9 bu/an itu, gue juga ga mau terlalu kurus juga gue cuma mau turun sampe 55 kg jadi ya ... gue harus nurunin sekitar 15-20 kg
Pada dasarnya AR ingin menjadi wanita yang ideal. Menurutnya wanita ideal yaitu jika ada orang di dekatnya bisa merasa nyaman dan orang itu bisa merubah dunia. AR juga masih memiliki keinginan untuk menjadi kurus karena AR belum merasa puas dengan bentuk tubuhnya yang sekarang. oh ... kalo menurut gue wanita ideal itu yang ketika orang itu ada di deketnya itu nyaman dan orang itu bisa merubah dunia (le bay .. .) gitu
AR juga memandang dirinya sendiri apa adanya, tidak merasa malu jika sedang berkaca di depan cermin walaupun terkadang ada sedikit keinginan
76
untuk menjadi lebih kurus dari bentuk tubuhnya yang seikarang. ga gue gila ngaca, suka aja ngaca. Keren ... secara kaca gue cuma sampe pinggang, cuma ka/o kurusan dikit lucu juga kali ya ... gitu doang paling I
Selama ini masyarakat tidak ada yang berkomentar apa-apa tentang obesitas yang dialami ol,eh AR, jika ada yang bertanya pun AR hanya menjawab apa adanya dan jika ada yang mengkritik karena AR terlalu banyak makan AR hanya menjawab bahwa nafsu makannya sedang menggila. Ya paling kalo ada ya ... gue jawab aja gini-gini gitu doang, orang juga nanya paling ga detail-detail banget biasa aja, ih lw ko gendutan, iya makan gw makin menggi/a nih, kalo ma/em gue suka /aper ya udah gue beli mie ayam aja, eh... mereka ma/ah ketawaketawa.
Kecemasan da1lam llllemilih Pasangan Hidup AR mengaku bahwa hubungannya dengan ternan-ternan perempuan dan lawan jenisnya sernua baik-baik saja. Apalagi jika bertemu dengan orang yang baru, AR selalu dapat menempatkan dirinya dengan baik jadi ia merasa tidak perlu merasa rendah diri. kayaknya ga ngaruh deh, ya .. masalah fisik ga ngaruh yang p19nfing gue enak, gue easy going .. .gue fun-fun aja ga ada yang rese jadi gue nyaman-nyaman aja.
Walaupun sering memberi komentar namun, teman-teman AR selama ini bisa menerima kehadiran AR dengan baik, masalah pasti selalu ada menurutnya tapi itu paling hanya sesaat saja. Ehm .. lemen-temen gue seneng akan kehadiran gue, mereka fine-fine aja yang panting yang tadi guo bilang kalo kitanya baik orang juga bakal baik s.ama kita gitu. gue orangnya kalo lagi s/ek tar ilang sendiri gitu paling ko gini sih, ko gitu sih ga tau, gue orangnya gimana ya... ya udahlah gue kali yang salah.
77
Hubunqannya dengrm orang tua dan adiknya baik-baik saja, be~itu pula dengan saudara-saudaranya mereka tidak pernah menyinggung-nyinggung masalah obesitas yang dialaminya sehingga AR merasa nyaman-nyaman saja. sama lwkap gue deket, nyokap gue juga deket, gue tuh dari TK sampe SMA ka/o sekolah dianter sama bokap. Sama adek gue juga dekel, dia tuh punya panggi/an kesayangan ke gue yaitu endut, sekarang semua orang jadi manggi/ gue endut deh, temen-temen di kampus juga. tapi gue mah ga pemah risih kalo dipanggil endut dan gue oasti nengok.
Menurutnya keluarga sangat berpengaruh dalam kehidupannya, terutama oran9 tuanya yaPp selalu rn911gikuti setiap perkembangan hidupnya dan harhpir hdak pernah ada. masalah antara AR dengan keluarganya, kalaupun ada masalah itu hanya hal-hal kecil saja. P<>ngaruh banget. istilahnyc. separoh nyawa g~e ada di merek1~.
AR mulai berpacaran ketika dud11k di bangl
Walaupun AR L<Jrtubuh gemuk, namun pacarnya yang dulu tidak mengalami
78
obesitas seperti dirinya clan pacar AR yang dulu pun tidak pernah berkomentar ;o;tau memberi kritik tentang obesitas yang dialamitiya sehingga AR merasa senang-senang saja selama berpacaran. waduh .. dulu mah be/um ngerti yang begitu-begituan yang panting du/u mah pacaran aja.
Yan(1 d1jadikan bahan pertimbangan mengenai pasangan hidup yang diti1l!)kapka1n AR tidak terlalu berlebihan ia hanya ingin pasangannya nanti bisR leb1h tua darinya agar bisa membitnhingnya. AR lebih mengutamakan faktor kepribadian, pendidikan, pekerjaan dan yang paling1 penting adalah agama. )"Ing prutama sih agama je/as ya bo.. harga mati tuh, yang kedua eh..mapan punya pakerjann yang jLdS, sayang sama kelunrga gue pendidikan otomatis di alas gue /ah pokoknya udah agak-agak tua (ga tua-tua banget gi/a .. kakek-kakek dcnk he..) di alas gue sekitar 5 tahun /ah karena gue suka yang wibawa dan kebapaan ga tau kenapa :wti.9... bisa ngemong soalnj 1 gue agak-agak chi/dist gimana ... gitu, agak manja, makanya gue takut kalo ga rtapet yang kaya gitu. Gue tuh orangnya egois, ga mau npa/ah, makanya cari yang tL·a gitu, baik, standarfa~. jujur. sayilng, yang jelas seagama gila bisa digorok sama ema' gue.
AR mmniliki target menikah di usianya nanti yang ke - 24 tahun. AR juga memiliki gambaran tenta11g pernikahannya nanti mulai dari acara pemikahan, ngin memiliki rumah sendiri, hekerja sambilan dan memiliki lima orang anak. lndah banget, gue tu/J peng1m ya kalo nika/J acaranya itu gardan party, di udara dell pokoknya seder/Jana cuma bukesan, undangan kalo perlu semua orang gue undang pengumuman di Televisi a/J ... (lebay ya boJ, pokoknya yang sakral, udah bwkeluarga pengen menjadi ibu rumah tangga yang baik aja, tapi gue pengen jua/an ga mau kerja yang full, k ;sian ana'< gue. tnm gue juga pengen punya anak banyak sekitar.. lima banyak banget yah .... biar rame t.~rlwka
Lio..
AR 11113mandang pemikah<m itu suatu hal yang sakral dan :sangat penting jadi
79
AR tidak mau terlalu terburu-buru dalam mengambil kepu~usan sampai ia bisa mendapatkan seseorang yang sesuai dengan kriterianya. Penting banget, pemikahan itu sakra/, seka/i seumur hidup kalo bisa, gue ga mau sampe dibilang janda atau perawan tua yang ga nikah jadi gue seenaknya nyomot orang ga mau gue pokoknya sampe menemukan yang bener-bener kalo yang masih ragu-ragu ngga deh...
Sampai saat ini AR masih belum mendapatkan calon pasangan yang sesuai dengan kriteria yang disebutkannya di atas, karena AR m1;!rasa perlu benarbenar selektif dalam memilih pasangan hidupnya. Orang tuanya pernah mencoba menjodohkannya dengan seorang lelaki pilihan ibunya, namun AR menolaknya karena merasa belum siap dan AR akan me111unda penikahannya sampai mendapatkan yang sesuai dengan kriterianya. Te1tapi ia juga belum berpikir akan tetap menunggu jika sudah sampai saatnya AR belum mendapat orang yang tepat untuk mendampinginya. AR )lakin bahwa jodoh datang pada saat yang tepat itu lebih indah. be/um /agi mencari nih cuma ehm.. ada beberapa yang menyediakan a/ah.. termasuk nyokap gue dia yang tim sukses gitu deh please deh kayak ca/on gubemur aja. cuma gue yang apaan sih mikirin ini, orang gue masih be/um selesai lni juga, be/um ke/ar kuliah, masih banyak ha/-ha/ yang perlu gue lakukan gue bilan91 gitu karena itu ha/ yang sakral gue mesti fokus gitu, kalo jodoh datang pada saat yang tepat itu lebih indah menurut gue gitu.
Karena sampai saat ini belum mendapatkan calon pasangan hidup yang sesuai, hal ini menimbulkan kecemasan pada diri AR tentang calon pasangan hidupnya nanti apalagi ditambah dengan bentuk tubuh yang kurang proporsional. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
80
Simon (2007) yang mengatakan bahwa orang yang gemuk atau mengalami obesitas itu lebih sering mengalami perasaan cemas yang berlebihan dan suasana hati yang tidak stabil dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal.
Banyak kekhawatiran yang terkadang melintas di benaknya
seperti AR takut bercerai, tidak memiliki anak dan takut tidak bisa mendapatkan yang sesuai dengan krierianya atau pasangannya nanti akan berpaling dari dirinya. iya, pada saat melihat orang di TV be/um nikah udah tua ya serem juga terus entar gue gimana ya bo gitu... tapi ntar ilang gitu aja, kalo ngeliat suka takut, ga tenang trus deg - degan juga, tuh orang cerai entar gue gimana ya kalo udah ibu rumah tangga trus be/um punya anak paling gitu doang ntar i/ang sendiri, trus takut juga sih karena tubuh gue yang kayak gini tar gue ga bisa ngedapetin yang s1,suai kriteria gue /agi a tau dia ma/ah cepat berpaling dari gue ... pokoknya kalo udah mikir yang begituan gue jadi ga fokus sama apa yang gue kerjain.
Terkadang AR pun sering merasa kesepian karena tidak memiliki pacar, tetapi AR berusaha mencari kegiatan lain agar dapat mengurangi kejenuhannya. Selagi ada kesibukan sih gue ngerasa ga bosen, ngerasa iri yah pasti, kadang-kadang kalo ngeliat cowonya itu baik, ih .. baik banget sih Ju paling gw' omongin aja sih
AR sudah merasa nyaman dengan keadaannya sekarang ini. Apa yang telah didapatkannya hanya bisa disyukuri dan tinggal menikmati hidup. Selain itu AR juga memiliki lingkungan yang nyaman untuk dirinya sehingga AR merasa optimis bahwa semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya dan tidak pernah berpikir untuk tidak menikah cih .. orang gila, eh .. tapi apa yah kalo ga nikah gitu serem juga ya bo.. pasti entar tuanya gimana, tapi kalo yang tadi gue bilang pastikan kalo ga memenuhi kriteria gimana ya bo pastikan orang itu jadi setengah hati ngelaksanainnya mendingan nunggu/ah pasti ada gue yakin pasti ada.
Rl
Bagan 4.2.1. Gambaran Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup pada AR
I
AR pada masa dewasa awal
J
I Mengalami obcsitas
I
I I IPersepsi baik tentang pemikahan I I
I
Memilih pasangan hidup I
I
I mgalami kecemasan
f-
~a pat
1sentrasi
- Motorik :
-
I Somatis: - Jantung berdtbar
-
I Tidak mengalami kecemasan
I
I
Afektif: - Tidak tenang
Tidak ada masalah
I ,, ,,
Tidak menikah Menikah Menunda pem1kahan
.
I Tidak menikah Menikah Menunda pemikahan
J
82
4.2.2. Kasus AK Ringkasan hasil observasi subjek AK Proses wawancara yang dilakukan dengan AK berlangsung selama 50 menit. Pada hari Rabu, 8 Agustus 2007 bertempat di keduaman AK di daerah Jagakarsa mulai pukul 16.50-17.40 WIB.
Pada sore itu rumah AK tampak sepi karena orang tua dan adik-adik.nya sedang tidak ada di rumah. Sebelum wawancara dimulai AK terlihat tampak tegang, namun setelah berbincang-bincang sebentar baru kemudian AK tampak agak santai dan wawancara pun dapat dimulai. KEitika sedang berbincang-bincang, AK bercerita bahwa pagi ini ia mengillruti pemilihan PILKADA di lapangan dekat rumahnya sambil bangga menunjukkan tanda hitam bekas tinta di tangannya.
AK juga tampak kooperatif dan antusias selama proses wawancara berlangsung, namun AK hanya menjawab singkat semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Ciri-ciri fisik yang tampak dari AK adalah AK berkulit sawo matang, mempunyai rambut sedikit melebihi bahu, AK menggunakan baju tidur berwama cream, rambut diikat dengan ikat rambut berwama hijau, duduk di atas kursi tamu yang berwama merah dengan kedua kaki diangkat
ke atas. Volume suaranya sedang dan tarnpak hati-hati dalam menjawab sernua pertanyaan yang diajukan oleh penelitl
83
Pada saat datang ke rumah AK, peneliti langsung dipersilakan masuk ke dalam ruang tamu, AK menyediakan segelas air putih kepada peneliti. Pada pertengahan wawancara tiba-tiba adik AK pulang dan menanyakan sesuatu kepada AK sehingga proses wawancara sedikit terganggu.
Ringkasan hasil Wawancara Subjek AK Riwayat Kehidupan AK AK dilahirkan di Jakarta pada tahun 1983 sebagai anak ke empatdari delapan bersaudara, riwayat pendidikannya dimulai dari SID 04 pagi, SMP 131 dan SMKAl-Hidayah. AK tidak melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya dan akhimya ia memutuskan untuk bekerja saja
Perempuan keturunan Betawi asli ini tinggal bersama kedua orang tua dan keempat adiknya. Tiga orang adiknya masih bersekolah, sedangkan satu orang adiknya sudah bekerja dan ketiga orang kakaknya sudah menikah sehingga tidak lagi tinggal serumah dengannya dan saat inti AK telah mempunyai lima orang keponakan.
AK sendiri pada saat ini sudah bekerja di salah satu T aman Kanak-Kanak dekat rumahnya sebagai Tata Usaha (TU). la bekerja mulai pukul 07.3012.30 WIB setelah itu ia harus membantu orang tuanya yang berjualan di SD (Sekolah Dasar) dan ketika malam harinya pun ia sering membantu
84
menunggu warung orang tuanya yang berada dekat rumahnya. Kegiatan AK sehari-hari cukup padat dan melelahkan tetapi, AK mengaku senang dengan kehidupannya yang sekarang bisa membantu orang tua sE~lama ia belum berumah tangga dan mempunyai kehidupan yang baru.
Kehidupan AK ketika bersekolah semuanya berjalan dengan lancar, AK mengaku bahwa kehidupan yang paling menyenangkan adalah ketika di SMK karena AK memiliki banyak teman, sudah merasa dewasa dan mengetahui banyak hat tentang kehidupan.
Analisis Data Hasil Wawancara Kasus AK
Kecemasan Menghadapi Obesitu AK tidak merasakan hal-hal yang terlalu mengganggu kegiatannya. Namun, ketika berjalan agak cepat AK suka merasa sesak dan sarigat lelah sehingga selalu tertinggal dari teman-temannya yang lain. Tetapi, hai itu sudah menjadi hal yang biasa bagi teman-temannya dan mereka pun sudah memalduminya. Ga sih ga terganggu, biasa aja mungkin karena udah biasa kali punya badan kayak gini jadi biasa aja, tapi kalo ja/an agak jauh agak nyesek.
AK juga merasa tubuhnya sehat-sehat saja, kalaupun sakilt hanya sakit biasa. AK menganggap obesitas ini tidak berpengaruh terhadap kesehatannya walaupun ia mengetahui secara kiinis bahwa banyak dampak yang
85
ditimbulkan dari obesitas ini. Namun, AK belum pernah mengalami penyakit yang tertalu parah hanya pernah sekali mengalami alergi dan gatal..gatal diseluruh tubuhnya dalam jangka waktu yang cukup lama. ehm... kalo buat saya sih engga, mungkin kata orang-orang sih terpengaruh obesitas sama kesehatan mungkin ga bagus juga kali ya kalau keterla/uan gemuk atau gimana tapi kalo buat saya biasa aja sih. Kato kita bisa jaga kesehatan kenapa engga
Dalam hidupnya AK masih merasa belum mendapatkan alPa yang diinginkannya, terutama masalah peketjaan yang sedang dijalaninya pada saat ini. Be/um semuanya tercapai, mungkin cita-cita, dari pekerjaan mungkin, yah dari segala hat /ah masih banyak keinginan yang be/um tercapai...
Perilaku Dewasa Awai Menghadapi Obesitu Obesitas yang tetjadi pada AK dialaminya sejak AK masih kecil, akan tetapi ia baru menyadarinya ketika ia keluar dari sekolah SMK, pada usianya yang ke - 20 tahun. Ehm ...obesitasnya mu/ai sejak keci/.
Obesitas yang dialami oleh AK merupakan keturunan yann didapat dari orang tuanya. Selain itu pola makan yang terlalu banyak "ngemil1 " juga berpengaruh terhadap bentuk tubuhnya saat ini. Seperti yang diungkapkan oleh Subardja (2004), obesitas tetjadi karena interaksi faktor lingkungan (ekstemal) dan faktor genetik (internal). mungkin keturunan kali ya dari bapak
po/a makan mungkin ngga sih, biasa aja makannya, ka/D maJear kadang makan
86
kadang ngga, mungkin ngemil kali ya .. .itu kata orang-orang tapi kata saya biasa aja.
Selarna rnengalarni obesitas ada keuntungan dan kerugian yang dirasakannya. Kerugiannya AK rnerasa sangat kesulitan dalarn rnencari pakaian yang sesuai ukuran dan model yang tepat dengan keinginannya. Selain itu ia juga harus rnengeluarkan uang yang lebih besar karena harga pakaian yang besar lebih rnahal daripada ukuran pakaian yang biasa. Narnun AK bisa rnengatasi ini karena ia yakin rnasih banyak baju yang ukurannya pas dengan bentuk tubuhnya walaupun harganya sedikit rnahal. Sedangkan keuntungannya AK selalu dipandang oleh orang lain sebagai orang yang kuat dalarn rnelakukan pekerjaan apapun. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Rasan (1996) bahwa orang obeis mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan rnakanan lebih banyak. ruginya gini orang bisa beli baju murah kenapa saya ga bisa ya hehehe ... harus yang mahal, trus .. kesulitannya kalo /agi ga ada, lagi kosong yang besar, misa/nya ja/an sama temen yang agak kurus dia bisa ko saya ga bisa yah, /agi kosong, /agi abis yah ..itu aja kesulitannya tapi kalo lagi bariyak sih engga, kes<>ringan sih dapet kalo cari baju mungkin banyak kali ya, engga semua pabrik ngukur yang keci/, aduh. .. yang besar ga pake baju dong urusannya hehehe....
Menurut Atkinson (2004). Setiap tahun orang-orang rnengharnburkan jutaan dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan lainnya guna rnenurunkan berat badan. Hal ini juga dilakukan oleh AK, untuk rneng1urangi kelebihan berat badannya AK rnencoba rnenurunkannya dengan cara rnengganti nasi dengan kentang. Selarna rnenjalani dietnya AK tidak rnenetapkan target yang penting AK dapat rnenurunkan berat badannya, dalarn waktu 1 bulan
87
AK dapat menurunkan berat badannya sebanyak 4 kg. AiK mengaku sangat senang apabila program dietnya berhasil, namun ia lebih sering merasa kecewa karena terlalu sering tidak berhasil menurunkan b1~rat badannya. yah mungkin ga makan nasi, nasi itu diganti kentang, udah itu a]a sih, ga nyami/
Menurut AK tubuh yang ideal adalah seperti kebanyakan a1rtis-artis yang ada di televisi dan AK pun menginginkan dirinya memiliki tubuh yang ideal tersebut Namun AK sudah merasa bersyukur dan menerima apa yang telah ada pada dirinya saat ini. Seperti apa yah. .. mungkin seperti Tamara Blezenski, kaya ...siapa /agi ya ... yah kaya artis-artis /ah yang sekarang ini lagi tenar-tenamya, mungkin ka,va gitu, mungkin kaya' yang putri-putri Indonesia ya kan, yah gitu aja sih ka/o menurut ;saya
AK memandang dirinya sendiri biasa-biasa saja, ia tidak merasa malu ketika sedang berkaca di depan cermin walaupun terkadang ada keinginan untuk menjadi lebih kurus dari bentuk tubuhnya yang sekarang. Yah ... gimana yah, biasa aja sih mungkin ngerasa gini, ko ga bisa kurus ya gemukgemuk terus hehehe...
Menurut AK masyarakat memandang biasa-biasa saja terhadapnya, tidak merasa kaget atau heran karena sudah sejak kecil AK berl:ubuh gemuk, AK pun menanggapinya dengan biasa saja dan jika ada yang berkomentar tentang obesitas yang dialami AK atau AK terlalu banyak makan ia ticlak merasa tersinggung dan menjawab apa adanya. yah. .. mungkin ada temen yang bercanda, udah dong... makan mulu entargemuk /oh, saya sautin aja.. lu aja makannya banyak biargemuk kan, enlargue kums lagi makan
88
sedikit..nah kaget... ..
Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup AK tidak pernah mengalami mimpi buruk ketika di malam hari atau sampai tidak dapat tidur ketika memikirkan tentang kemungkinan yang akan terjadi pada calon pasangan hidupnya nanti. Engga, mungkin kalo abis tidur siang aja malemnya baru ga bisa tidur.
AK mengaku bahwa ia tidak merasa kesulitan jika bergaul dengan temantemannya sehingga hubungannya dengan teman-temarnnya pun baik-baik saja, namun di sisi lain AK merasa "minder" jika bertemu dengan orang baru. Memang secara psikologis menurut Rasan (1996), obesitas ini dapat mendatangkan gangguan psikologis seperti rasa rendah diri, depresi, putus asa, bahkan sampai overkompensasi atau mencari kelernahan orang lain atau agresif terhadap lingkungan untuk menutupi kekurangan diri sendiri. ga sih ga merasa kesulitan, biasa aja percaya diri, kita berlemu dengan siapa aja hayu........ yah ... mungkin dia nerimain aja wel/come aja, yaudah kita bertemen Sama orang yang baru kenal biasa aja sih, yah mungkin karena be/um kenal aja kali jadi aga minder.
Teman-teman AK selama ini bisa menerima kehadiran AK dengan baik, begitu juga dengan teman laki-laki, AK merasa lebih nyaman berbicara ,,
dengan teman"l~~Haki. ya ... mungkin cowo /ebih enak aja diajak ngobrolnya kali, ga merasa tersinggungan kelitfJJ?ang cewe, cewe lebih tersinggungan, mungkin kaya gitu kali... ngobrol-ngobrol, bercalfldlil-canda.
89
yah ... mungkin sama temen-temen kali ya .... apa... ya ... namanya lawanjenis, /aki-/aki itu kan aga kasar yah ...saya walaupun banyak temen /aki-/aki juga, yah pasti perempuan lebih banyak /ah, yah mungkin dari pandangan aja bedanya, yah agak kasar saya pun harus bisa ngimbangin dikit.
AK mulai berpacaran ketika duduk di bangku SMP, dan hubungan itu berlanjut hingga saat ini kira-kira sudah 9 tahun. AK ingin menjadikan pacarnya yang sekarang untuk menjadi calon pasangan hidupnya nanti karena AK merasa sudah cocok dan nyaman dengan pacamya yang sekarang dan menurutnya semua kriteria yang diinginkannya telah ada pada pacamya. yah... mungkin dia terbaik untuk saya mungkin, makanya saya pilih dia apa karena saya udah kenal sifatnya, makanya saya pilih dia itu aja sih.. yah ..pokoknya seneng banget, berarti dia kan ga mandang-mandang, yang jelas perasaan saya nyaman...
Walaupun AK bertubuh gemuk, namun pacarnya yang sekarang tidak mengalami obesitas seperti dirinya dan obesitas itu sendiri tidak berpengaruh terhadap hubungannya dengan pacarnya, pacarnya pun tidak pemah mengkritiknya hanya sedikit memberi masukan dengan kata-kata yang lebih halus. ga sih ga pemah, biasa aja, mungkin kritik yang ga terlalu harus, biasa aja, cuma kritik ini kebesaran ni atau gimana gitu. ya ...mungkin komentamya cuma sedikit apa nanti ke/ebihan lemak, ga bisa ini, ga bisa pu11ya a11ak, apa nanti ke11a seranga11 ja11tung apa gimana...
AK pun tidak merasa takut dengan segala kemungkinan yang akan terjadi termasuk juga masalah calon pasangan hidupnya. Apa dia takut 11inggalin saya atau gimana ? yah...ka/o emang dia mau ninggalin saya
90
biarin aja, tapi kalo emang dia niat ninggalin saya kenapa 9 tahun saya pacaran lamalama aduh....dari du/u aja apa dia ninggalin
AK mengaku dekat dengan orang tua dan saudara-saudaranya, hubungannya pun semua baik-baik saja. Kalaupun ada masalah itu hanya sekedar beda pendapat saja yang dapat cepat diatasi. Menurutnya keluarga sangat berpengaruh dalam kehidupannya, terutama orang tua yang selalu membeti semangat dalam kehidupannya agar selalu merasa percaya diri. yah. .. mungkin sangat penting kali ya ... hingga saya kaya gini hehehe.... mungkin dengan orang tua bilang kenapa mesti minder apa gimana, kasih semangat lah, mungkin pentinglah buat saya perannya, tapi yah. .. penting sih e•ngga banget, mungkin ya ... membantu ajalah biar saya ga terlalu minder, apa ta/wt ga punya teman tapi karena orang tua bilang kenapa mesti minder, ya... temen sama siapa aja jadi saya percaya diri aja.
Menurut AK ktitetia calon pasangan yang diinginkannya itu tidak mengutamakan faktor fisik karena menurutnya f1Sik tidak menjamin seseorang bisa setia. yah. .. mungkin yang sayang, yang tanggung jawab, yang setia, Jrah. .. mana ada sih orang yang setia jaman sekarang. Ka/o ganteng mah udah biasa, yah .. mapan , berpendidikan tapi kalo untuk ganteng mah, ganteng kalo ga setia duh ... ga ber/anggung jawab ga ada gunanya ketampanan, tanggung ja111rab sama yang sayang aja /ah ...
AK memandang pemikahan itu suatu hal yang sakral dan :sangat penting. Mengingat juga hubungan dengan pacamya yang sudah htampir 9 tahun sehingga ia tidak pemah berpikir untuk tidak menikah. yah... ngga sih ga pemah kepikiran kaya gitu, mungkill hanya orang yang ga punya pikiran kali, yang mikir ga mau nikah itu orang yang udah putus asa mungkin, kalo saya sih mandangnya mungkin apa karena be/um dapetjodohnya, itu aja si/1 kalo dia memandang yang lain saya ga tau, be/um mendapatkan jodoh JfBil(J baik mungkin.
91
Pada saat ini AK menginginkan untuk segera menikah, AIK berkeinginan menikah di usianya nanti yang ke - 25 tahun pada tahun 2008 nanti, namun antara AK dan pacamya belum mendapat kesepakatan karena pacamya menginginkan menikah di tahun 2009. AK juga memiliki nambaran tentang pemikahannya nanti. yah ... mungkin memadukan yang berbeda kali ya. ... yah ... memadukan Jain jenis mungkin, membentuk romah tangga, keluarga bahagia yang punya anak, yah... hidup seromah itu aja sih kalo buat saya mah...
92
Bagan 4.2.2. Gambaran Kecemasan dalam llllemilih Pasangan Hidup pada AK AK pada masa dewasa awal
Mengalami obesitas
Persepsi baik tentang pemikahan
Memilih pasangan hidup
Mengalami kecemasan
Motorik: -
I
I Tidak mengalami kecemasan
I
Somatis:-
Tidak menikah Menikah Menunda pemikahan
If?
Tidak ada masalah (Sudah mempuuyai pacar)
Tidak menikah Segera menikah Menunda pemikahan
93
4.2.3. Kasus N Ringkasan Hasil Observasi Subjek N Proses wawancara yang dilakukan dengan N berlangsuno selarna 60 rnenit. Pada hari Sabtu, 28 Agustus 2007 rnulai pukul 17.00 - 18. 00 WIB. di kediarnan ibu T selaku pernilik rurnah dimana N bekerja sebagai pembantu rurnah tangga, tepatnya di daerah Utan Panjang Jakarta Pusat.
Pada saat peneliti datang ke rumah ibu T, ibu T langsung bertanya tentang maksud kedatangan peneliti ke rurnahnya. Setelah peneliti rnenjelaskan ibu T langsung memanggil N yang pada saat itu sedang memmton televisi. N sudah mengetahui rnaksud kedatangan peneliti karena sebelumnya karni telah rnernbuat perjanjian rnelalui telepon. Peneliti sendiri rnengenal N dari ternannya karena N adalah tetangga dari ternan penelitL
Pada sore itu suasananya kurang kondusif, banyak orang--orang yang melintas di depan N dan ikut berbicara mengornentari proi>es wawancara, narnun N tetap fokus dengan setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Selain itu, karena telah rnendekati waktu sholat rnaghrib jaidi banyak suarasuara dari speaker masjid yang terdengar cukup keras dan sedikit mengganggu jalannya proses wawancara.
Pada saat wawancara N terlihat tarnpak tegang, terlihat dari cara bicaranya
94
yang sedikit gugup dan keringat yang mengalir di dahinya1 sehingga sesekali N harus mengusap keringat yang mengalir di dahinya itu. N sangat kooperatif selama wawancara berlangsung namun N hanya menjawab singkat semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Ciri-ciri fisik yang tampak dari N adalah N berkulit putih, berambut panjang dan digerai, menggunakan baju berwarna putih , celana pendek berwarna biru dongker, dan memegang uang logam yang sesekali di gosok-gosok dengan tangannya, volume suaranya sedang dan duduk di atas kursi tamu yang berwama coklat dengan posisi duduk yang tidak berubah sampai akhir wawancara.
Ringkasan hasil wawancara subjek N Riwayat kehidupan N Kehidupan N ketika masih kecil sama seperti anak kecil biasa tapi menurutnya yang membedakannya adalah N tinggal di kampung dan sering mandi di kali. N merasa tidak bahagia dengan kehidupannya itu. N adalah anak pertama dari tiga bersaudara, adik pertamanya perempuan berusia 23 tahun dan adik keduanya laki-laki berusia 19 tahun. Riwayat pendidikannnya dimulai di SD lnpres 01 Babakan, Jawa B.arat N tidak melanjutkan sekolahnya karena keterbatasan biaya jadi N hanya lulus SD saja begitu juga dengan adik-adiknya
95
N dilahirkan pada tahun 1980. Perempuan keturunan .Jawa ini pada awalnya
tinggal bersama kedua orang tua dan kedua adiknya, namun karena keterbatasan ekonomi akhimya N memutuskan untuk mencari kerja dan merantau ke Jakarta. Selama di Jakarta N sempat berpindah-pindah kerja karena merasa tidak betah dan tidak nyaman. Namun di tempat kerjanya yang sekarang ini N merasa senang dan sudah hampir 5 'tahun ia bekerja di rumah ibu T sebagai pembantu rumah tangga. Kegiatan 1111 sehari-hari tidak terlalu padat dan melelahkan, N bekerja mengurus kedua orang anak ibu T setiap pagi hari dan membantu membersihkan rumah.
N mengaku senang dengan kehidupannnya yang sekarang bisa membantu
orang tua selama ia belum berumah tangga dan mempunyai kehidupan yang baru.
Analisis Data Hasil Wawancara Kasus N
Kecemasan Menghadapi Obesitas Obesitas yang dialami oleh N selama ini tidak pemah me111gganggu kegiatan sehari-harinya, mungkin karena N telah terbiasa sejak 5 tc1hun yang lalu memiliki bentuk tubuh yang seperti itu. Engga, biasa aja karena mungkin udah kebiasaan, udah lama jadi ga berasa.
N merasa masih belum sempuma karena bentuk tubuhnya yang tidak
96
proporsional ini. engga, kan manusia ga ada yang sempuma kalo sempuma banget sih engga, yah .. nonnal seperti orang-orang kalo dari fisilc badan doang, kalo masalah sempuma sih sama punya idung, punya mata cuma bedanya masalah bentuk badan lwrang sempumanya di situ doang.
Menurut N sampai saat ini semua keinginannya belum semuanya bisa terpenuhi termasuk masalah pemikahan. udah, tapi separuhnya nikah, separuh nya lagi udah punya uang sendiri ga minta sama orang tua udah punya kehidupan sendiri seenggak-enggaknya ngga nyusahin orang l'ua /ah justru kita yang bisa bantu orang tua.
Perilaku dewasa awaJ menghadapi obesitas Obesitas yang dialami oleh N terjadi ketika 5 tahun yang lalu. N baru sadar ketika semua pakaiannya tidak pas lagi dipakai. Sadamya pas ko' pake celana ga ada yang muat gitu bingung... tadinya sih ga segemuk ini, tadinya kecil trus lama-lama gede-gede gitu, berhthap ga langsung gemuk
Selain pola makan N yang kurang baik, temyata obesitas ini merupakan keturunan yang didapat dari ayahnya dan semua adik-adiknya pun memiliki badan yang cukup besar. Sama seperti yang diungkapkan oleh Subardja (2004) bahwa obesitas terjadi karena interaksi faktor lingkungan (eksternaJ) dan faktor genetik (internal). Pengaruh pola hidupnya yang ga bener kali, kebanyakan makan mie, kalo makan nasi sih biasa aja paling sehari dua kali, kadang suk.a makan ma/am kali ya berpengaruh, kayaknya sih ngemi/ jarang. adekjuga gemuk, padahal waktu kecilnya sih ga, pas udah gede aja, pas umur 15-16 tahun baru kelihatan, jadi kalo ketemu itu kaget ko pada gemuk.
97
N menganggap bahwa obesitas yang dialaminya ini tidak. membawa keuntungan apa-apa. Dalam hal mencari pakaian N tidal< merasa kesulitan karena sudah ada penjual pakaian langganan yang selalu menyediakan pakaian yang ukurannya pas dengannya. Tetapi kerugiannya N sering merasa tidak enak badan seperti masuk angin dan cepat terserang flu. Mengacu pada teori Rasan (1996) rnengatakan bahwa secara medis orang yang obeis lebih mudah terkena penyakit, dan hal ini temyata dialami oleh N. keuntungan ga ada sama aja, dan ga merugikan, cuma lebih gampang masuk angin dan gampang kena flu aja.
Menurut Atkinson (2004), setiap tahun orang-orang men~1hamburkan jutaan dollar untuk diet ketat, obat-obatan, dan perawatan lainnya guna menurunkan berat badan. Hal ini juga dilakukan oleh N dengan cara rneminum obatobatan dan makan sayur-sayuran yang berwarna hijau. Namun, berat badannya turun hanya sesaat saja, selanjutnya naik lebih banyak dari sebelumnya. N tidak pernah menetapkan target dalam menurunkan berat badannya yang panting N bisa tampak lebih kurus dari berat badannya yang sekarang. Selain diet, dulu N juga sering rnelakukan olah raga, narnun sekarang N mengaku sudah tidak pernah rnelakukannya lagi karena malas. Diet pernah setahun yang /alu tahun kemaren deh tahun 2006 turun sampe 15 Kg dalam 3 bu/an, cuma diome/i sama ibu yang tadi tuh "udah/ah buat apa ka/o dietnya g bener," udah gitu minum obat justru jadi mual-mual dan muntah-muntah jadinya ma/ah lemes.
N memandang bahwa bentuk tubuh yang ideal itu adalah seperti artis-artis
98
yang N seiring lihat di televisi. hehehe ga terla/u kurus dan ga terlalu gemukjuga, Nia Ramaclhani gitu yah bagus kan tinggi
N memandang dirinya sebagai orang yang biasa-biasa saja, tidak merasa malu dengan drinya sendiri, namun ketika berkaca di depan cermin ada sedikit keinginannya untuk menjadi wanita yang lebih kunJs dari sekarang. hehehe.. aduh..pengen lwrus tapi juga ngapain sih ntar kaya du/u Jagi gi/iran gemuk tambahnya berapa kali, lwrusnya cuma sesaat malahan, pada saat minum obat itu kurus, pas udah ngga gemuk lagi
Banyak masyarakat yang berkomentar tentang bentuk badannya yang sekarang namun, N tidak menghiraukan kata-kata tersebut karena menurutnya orang hanya bisa berbicara tetapi tidak dapaft membantunya dengan hal-hal yang konkrel Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Worchel & Cooper (1983) bahwa orang yang gemuk atau mengalami obesitas selalu mendapatkan penilaian negatif dari masyarakal ada, kurusin dong, a/ah mikirin amat masuk kuping kanan keluar kuping kiri, dia juga ga bisa kasih so/usi cuma ngomong doang, kalo dia "nih gue kasih ini" baru tuh cuma nyuruh ngurusin doang ah males. Biarin aja orang ngomong
Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup N mengaku dekat dengan tetangga-tetangganya ketika di kampungnya dulu, namun setelah pindah ke Jakarta N tidak tertalu banyak memiliki teman karena teman-teman yang N kenal dulu sekarang sudah pindah dan
99
menurutnya lingkungan tempat tinggalnya sekarang kurang baik sehingga menbuatnya menjadi malas untuk bergaul dengan tetang1Ja sekitar tempat tinggalnya. 011.. udah pada pindah sih, dulu sih banyak..jadi bergau/nya males, buat nongkrongnongkrong di depan, pada maen karlu, karena daripada kita ga bener mendingan ga usah bergau/ deh.
Sejak kecil N lebih suka bermain dengan teman laki-laki, lrarena temanteman perempuannya mengatakan bosan ketika bermain dengannya. Maen sama anak laki-laki, abis anak perempuannya ga mau katanya bosen
Menurut N keluarganya membawa pengaruh positif untuk kehidupannya termasuk masalah agama namun, dalam pengambilan keputusan ayahnya menyerahkan sepenuhnya kepadanya karena menganggap N sudah besar dan dapat mengambil keputusan yang sesuai, hubungan dengan keluarga dan semua saudara-saudaranya pun semua baik-baik saja. yang pasti masalah agama besar pengaruhnya yang penting jangan ninggalin sholat
N sudah lama tidak berpacaran, terakhir berpacaran sudah 2 tahun yang lalu, dan saat ini N sudah merasa lelah untuk mencari-cari pacar lagi. He .. he.. he.. cari-cari /agi udah males kayanya.
Hubungannya terputus karena masalah tempat tinggal yang berjauhan saja, bukan karena obesitas yang dialami N karena pacamya tidak pemah memberikan kritik atau mengeluh tentang obesitas yang dialami N. Namun N
100
juga berpikir "bahwa di dalam hati orang siapa yang tahu" Engga dia juga ga pemah ngomong, engga pemah kasih kritik cuma ga tau yah hati orang selama deket ga pemah ngomong seperti itu, nyinggung pun engga.
Kriteria untuk calon pasangan hidup N sendiri sama seperti orang lainnya, yang paling penting menurutnya adalah seiman. Yah..yang panting baik/ah seiman, yang panting udah kerja, ga mesti yang cakepcakep amat sebenemya , kalo du/u sih masih iya kepengen y13ng cakep, tapi kalo sekarang udah gede gini udah males he.. he.. yang cakep kebanyakan gombalnya
Menurut N sampai saat ini belum semua keinginannya dapat terpenuhi termasuk masalah pernikahan. N ingin menikah di usianya yang ke 28 atau 29, namun N takut targetnya tidak tercapai dan takut tidak mendapatkan pasangan hidup yang sesuai. Umur 2 ... yah .. targa kesampean /agi, yah ... 28-29 paling, kayaknya pengen ngebahagiain ortu du/u sih
Sampai saat ini pun N belum mendapatkan lelaki yang pas untuk dirinya. Hal ini membuatnya merasa cemas ditambah lagi dengan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional, sampai tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar clan takut pernikahan hanya diisi dengan pertengkaran karena melihat banyak kasus yang diketahuinya namun N mencoba mengalihkan perasaan cemasnya tersebut dengan cara sholat dan berdoa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Simon (2007) yang mengatakan bahwa orang yang gemuk atau mengalami obesitas itu lebih sering mengalami perasaan cemas yang berlebihan dan suasana
101
hati yang tidak stabil dibandingkan dengan orang yang m1~miliki berat badan normal. Pemah, tau-tau ga bisa tidur, tidur-tidur pas udah pagi gitu yah, yah paling deg-degan gitu aja, ga tenang, gelisah, Kadang-kadang mikirin nikah aja du/u, kalo ngeliat orang nikah suka berantem kayaknya gimana gitu, gimana tar kalo saya nikah tar berantem gitu, sempet kepikiran, ada yang bilang nikah itu ah..ga enak, ah.. nikah itu ga sebebas kaya sebelum nikah ada yang bilang kaya gitu, tapi itu sih balik fagi ke orangnya.
N sangat menginginkan untuk menikah karena menurutnya pemikahan itu sangat penting sehingga, N sama sekali tidak pernah berpikir untuk tidak menikah walaupun harus dijodohkan dengan orang tuanya. N mengaku bersedia yang penting N dapat menikah. Ayah N juga sering menyarankan N untuk cepat menikah. Penting sih kan biar bisa meneruskan keturunan. Selain itu juga kalo hidup sendiri itu sampe tua gimana... gitu, ga enak ka/o lagi ngeliat orang-orang yang ga nikah kan kesepian hidupnya, ga ada anaknya. Tapi kalo mikirga nikah targimana, katanya ga boleh kalo ga nikah.
N mempunyai angan-angan tentang konsep pemikahan yang sederhana dan secara Islam, punya buku nikah dan memiliki tiga orang putra dan plJl:ri yah .. kaya gitu pengen punya suami yang baik, punya anak udah, ga susah-susah ga aneh aneh
Mengingat pentingnya pemikahan N cukup selektif dalam mempertimbangkan calon pasangan hidupnya nanti, N ingin calon pasangan hidupnya baik dan dapat menyayangi bapaknya, karena menurut N bapaknya itu adalah orang yang cukup galak. ga tau yang penting baik hati, earl suami yang baik aja gitu, yang penting punya peketjaan, yang bisa sayang sama mertuanya itu terutama soalnya bapak saya ga/ak, setiap cowo yang kenal ngomong kalo bapak tu ga/ak.
102
Bagan 4.2.3. Gambaran Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup pada N
N pada masa dewasa awal
I Mengalami obesitas
I
I
Persepsi baik tentang pernikahan
I
I Memilih pasangan hidup I
ITidak mengalami kecemasan j
engalami keeemasan
I -
I
-
Motorik : Gelisah
-
Somatik: Jantung Berdebar
~
Mektif: Tidak Tenang I
Tidak menikah Menikah Menunda pernikahan
]
Tidak ada masalah
Tidak menikah Menikah Menunda pernikahan
103
4.3. Analisis Antar Kasus Setelah melakukan analisis per kasus, maka selanjutnya peneliti akan menggambarkan analisis antar kasus yakni dengan memillandingkan analisis masing-masing dari ketiga subyek penelitian yang terdiri dari kecemasan dalam menghadapi obesitas dan kecemasan dalam memilih pasangan hidup. Untuk mempermudah dalam membandingkannya peneliti menyajikarmya dalam bentuk pemaparan secara deskriptif dan terperinci serta dalam bentuk tabel.
Kecemasan dalam Menghadapi Obesitas Kecemasan yang dialami subyek AR dan AK sudah ada sejak kecil, sedangkan subyek N baru mengalaminya ketika kurang le.>bih lima tahun terakhir ini. Ketiga subyek mengaku bahwa obesitas Yarl{J dialaminya merupakan keturunan yang diperolehnya dari orang tuan~1a, selain itu pola makan yang tidak baik juga berpengaruh terhadap obesitas yang dialaminya
Pada awalnya ketiga subyek merasa biasa-biasa saja denigan keadaan ini namun, lama-kelamaan ketiga subyek merasa perlu untuk menurunkan berat badannya.
Kecemasan terhadap obesitas terlihat pada ketiga subyek, terbukti dengan ke
104
tiga subjek yang melakukan diet sebagai suatu usaha unituk mengurangi berat badannya. Subjek AR mencoba diet dengan memakan buah-buahan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau juga dengan berolah raga, subyek AK mencoba melakukan diet dengan mengganti nasi sebagai bahan makanan pokok dengan kentang tanpa diikuti dengan olah raga, sedangkan subjek N melakukan diet dengan meminum jamu-jamu dan obat-obatan.
Hasil yang didapat sangat bervariasi, subyek AR dapat menurunkan berat badannya sebanyak 8 kg dalam waktu 2 bulan, subyekAIK dapat menurunkan berat badannya 4 kg dalam waktu 1 bulan dan subyek N dapat menunmkan berat badannya sebanyak 15 kg dalam waktu 3 bulan. Akan tetapi, itu hanya bertahan sesaat saja karena program dieit yang dijalankannya tidak berkesinambungan sehingga terjadi kenaikan berat badan yang lebih besar dari berat badan sebelumnya.
Dampak yang timbul dari obesitas ini yaitu, subyek AR dan AK sering merasa kesulitan ketika membeli pakaian, kecuali subjek N ia tidak merasa kesulitan karena N sudah memiliki langganan penjual pakaian yang selalu menyediakan pakaian yang sesuai dengan ukurannya. Scalain itu subyek N merasa cepat terserang penyakit walaupun penyakit yang dialaminya itu tidak terlalu parah, subyek AK belum lama ini sempat mengalarni penyakit alergi yang cukup lama sembuhnya, sedangkan subyek AR merasa biasa-biasa
105
dan tidak ada dampak yang berarti dari obesitas yang dia1laminya.
Subyek AR dan AK nampak masih dapat bersosialisasi baik dengan lingkungan dan mereka juga mempunyai banyak teman, i;edangkan subyek N mengalami kesulitan dalam bersosialisasi karena menurut N lingkungan tempat tinggalnya saat ini kurang baik sehingga N tidak memiliki banyak teman . Selain itu subyek N pun kurang mendapat dukun1~an dari orang tuanya karena N tidak tinggal bersama orang tuanya, sedangkan subyek AR dan AK selalu mendapatkan dukungan dari orang tua dan juga lingkungannya.
Kecemasan dalam Memilih Pasangan Hidup Kecemasan yang dialami oleh para wanita ini adalah
kea~masan
super ego
atau kecemasan eksistensial yaitu keremasan khusus mEmgenai "diri sendiri", tubuh dan kondisi psikis sendiri.
Secara kognitif subjek yang mengalami kecemasan tetap memiliki persepsi yang baik tentang pemikahan dan tetap mengambil keputusan untuk menikah. Namun, untuk saat ini subyek AR dan N masih menunda pemikahannya walaupun sudah cukup umur karena merasa masih belum siap dan belum mendapatkan yang sesuai dengan kriteria mereka. sedangkan subyek AK yang tidak menampakkan tanda-tanda kecemasan
106
menginginkan untuk segera menikah.
kecemasan dirasakan lebih kepada kekhawatiran dalam mendapatkan pasangan hidup yang sesuai dengan kriterianya. Hal ini terjadi pada subyek yang mengalami kecemasan yaitu subyek AR dan N, sedangkan subyek AK yang tidak mengalami kecemasan sudah merasa nyaman dengan pacarnya yang sekarang walaupun tidak sepenuhnya memenuhi kriiterianya. Selain itu kecemasan masalah reproduksi juga dirasakan oleh subyek AR dan N, mereka takut tidak dapat memiliki keturunan, takut dikatalran sebagai perawan tua sampai-sampai subjek N mengalami kesulitain tidur di malam hari karena memikirkan tentang calon pasangan hidupnya nanti dan takut pernikahannya hanya diisi dengan pertengkaran, sedang~ran subyek AR takut bercerai, takut pasangannya nanti berpaling darinya. Narnun kedua subyek yang mengalami kecemasan ini berusaha mengalihkan perhatiannya kepada kegiatan-kegiatan lain yang lebih berarti, seperti subyek AR yang mencoba mengalihkan perhatiannya dengan berikumpul bersama teman-teman atau keluarganya, sedangkan subyek N mengatasinya dengan sholat dan berdoa kepada sang pencipta.
Secara afektif ketiga subjek merasa biasa-biasa saja dan tidak mudah tersinggung jika ada yang bertanya tentang masalah penikahan dan obesitas yang dialaminya, akan tetapi subyek AR dan N suka merasa tidak tenang
107
ketika memikirkan tentang calon pasangan hidupnya.
Secara motorik hanya subyek N saja yang terkadang merasa gelisah. Sedangkan secara somatik subyek N dan AR mengalami jantung berdebar lebih kencang ketika memikirkan tentang calon pasangan hidupnya nanti.
108
Bagan 4.3. Analisis Antar Kasus SubAsoek Asoek Mengalami obesitas sejak Kecemasan dalam menghadapi obesitas 'ecil. Vlengalami oebsitas karena 'eturunan. Mengalami obesitas karena pengaruh pola makan yang lsalah. Melakukan diet • Mengkonsumsi sayur -sayuran dan buahbuahan. Tidak makan nasi Minum jamu dan obat-obatan. Olah raga.
..
. .
AK
"" "" "" "" "" "" .. ..
·J
-
·J
"
-·
-
Sulit tidur karena dada terasa -
-
\/lerasa kesulitan dalam mencari pakaian. Cepat terserang penyakit.
lsesak.
,,
Mendapat dukungan dari orang tua dan lingkungan.
" ""
Kognitif
,,
Dapat bersosalisai baik cfengan lingkungan.
Kecemasan dalam pemilihan pasangan hid up
AR
..
Mengambil keoutusan untuk
N
-
" " "" -
" " " -
-
-
""
109
..
.
. .. •
. . ..
. ..
menikah. Menunda pemikahan sampai mendapatkan yang sesuaidengan kriteria. Memiliki persepsi baik tentang pemikahan. Mengalami kesulitan tidur ketika di malam hari ketika memikirkan tentang calon pasangan hidup. Mencoba mengalihkan perhatian. Takut menjadi perawan tua. Takut tidak memiliki anak. Takutpasangan hidupnya berpaling. Takut tidak bisa mendapatkan calon pasangan hidup yang sesuaidengan kriteria. Takut pemikahannya diisi dengan pertengkaran. Takut bercerai.
"
-
"
""" -
-
"
" " " " "
-
"
-
"
-
"-
-
"
..
-
·J
-
"-
•.
-
-
,,
-
"
~fektif
..
Mudah tersinggung jika ada yang bertanya. tentang pasangan hidup Merasa tidak tenang . ~
•
110
Motorik .Gemetar " Gelisah Sulit berbicara dengan lawanjenis Merasa gugup berhadapan dengan lawanjenis
..
.
'
..
ISomatik Jantung berdebar Tangan dan kaki berkeringat Merasa cepat lelah.
. .. .
-
-
-
-
"
-
-
"- - "-
-
-
111
BABV PENUTUP Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan bahwa: 1. Dari ketiga subyek ada dua subyek yang mengalami kecemasan ketika ingin memilih pasangan hidup karena mengalami obesitas. Subyek pertama mengalami kecemasan yang cukup tinggi dan subyek kedua mengalami kecemasan pada tingkat yang sedang. Ada satu subyek yang tidak mengalami kecemasan karena ia tidak menunjukkan tandatanda kecemasan, terbukti pada saat ini ia telah memiliki pacar. Sehingga tidak semua subyek dalam penelitian ini mengalami kecemasan ketika akan memilih pasangan hidupnya. 2. Subyek yang mengalami kecemasan pada dasannya mereka merasa takut tidak bisa mendapatkan pasangan hidup karena pengaruh obesitas yang dialaminya. Sampai ada satu subyek yang tidak dapat tidur ketika di malam hari, merasa gelisah dan jantung berdebar
112
dengan kencang. Sedangkan satu subyek lagi yang mengalami kecemasan merasa tidak dapat berkonsentrasi, jantung berdebar dan merasa tegang ketika memikirkan tentang calon 1Pasangan hidupnya. Satu subyek yang tidak mengalami kecemasan tidak menunjukkan tanda-tanda kecemasan seperti yang dialami olelh dua subyek lainnya. 3. Obesitas yang dialami oleh ketiga subyek ini temyata menimbulkan kecemasan, terbukti dari ketiga subyek yang mel:akukan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Namun, obesitas yang dialami oleh ketiga subyek sama sekali tidak mengganggu kegiatannya seharihari, semua dapat berjalan sewajamya walaupun terkadang mereka lebih cepat merasa lelah. Jadi dalam bergerak mereka lebih lambat dari pada orang yang lainnya. 4. Dari ketiga subyek ada dua orang subyek yang mengalami kesulitan ketika ingin membeli pakaian karena mengalami obesitas yaitu subyek AR dan AK, karena mereka mempertimbangkan masalah ukuran, model dan harga sedangkan satu orang subyek lagi yaitu subjek N mengaku tidak mengalami hal tersebut karena ia telah memiliki pedagang pakaian yang sudah menjadi langganannya. 5. Kecemasan yang dialami oleh dua orang subyek dalam penelitian ini adalah kecemasan super ego atau kecemasan eksistensial yaitu kecemasan khusus mengenai "diri sendiri", tubuh dan kondisi psikis sendiri.
113
5.2.
Diskusi
Ada beberapa hal yang dapat didiskusikan dari hasil penelitian ini, diantaranya : Obesitas yang dialami oleh dua orang subyek dalam penelitian ini ternyata dapat menimbulkan kecemasan ketika subyek ingin mernilih pasangan hidup. Senada pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Simon (2007), mengatakan bahwa orang yang mengalarni obesitas lebih sering mengalami kecemasan dan perubahan suasana hati. Selain itu menurut Cash & Grant (dalam Thompson, 1996) mengatakan bahwa ketidakpuasan terhadap tubuh dapat menyebabkan individu menjadi rentan terhadap harga diri yang rendah, depresi, kecemasan sos.ial dan menarik diri, serta mengalami disfungsi sosial.
Menurut Erikson salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah memilih pasangan hidup dan mempersiapkan diri untuk menikah. Namun, dua orang subyek yang mengalami obesitas ini masih
m~nunda
pernikahannya walaupun telah cukup umur, seperti subyek N yang telah berusia 27 tahun belum menikah dengan alasan masih ingin membahagiakan keluarganya dan subyek AR yang telah berusia 21 tahun merasa masih memiliki banyak tanggungan seperti menyelesaikan kuliah dan ingin merasakan kehidupan bekerja sebelum akhirnya menikah dan memiliki anak.
114
Sedangkan subyek AK yang tidak mengalami kecemasan dan telah berusia 24 tahun ingin segera menikah secepatnya. Hal ini berarti telah terjadi hambatan perkembangan psikososial pada kedua subyek yang mengalami kecemasan.
Dari kedua subyek yang mengalami kecemasan, satu subyek dapat mengakui bahwa ia memang mengalami kecemasan sedangkan satu subyek lagi mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami
kec:E~masan,
namun dari
. ciri-ciri fisik yang ada menampakkan bahwa ia mengalami kecemasan, mungkin ia tidak tahu dengan hal itu atau memang sengaja melakukan pertahanan dengan berusaha menutupi perasaan tersebut karena merasa malu.
Dua orang subyek mengalami kecemasan pada tingkat yang berbeda-beda. Subyek pertama mengalami kecemasan yang cukup tin1mi dan subyek kedua mengalami kecemasan pada tingkat yang sedang, hal ini mungkin dikarenakan subyek pertama memiliki pergaulan yang terbatas, pendidikan yang rendah, pekerjaan yang tidak menjanjikan dan jauh dari orang tua. Sedangkan pada subyek kedua mengalami kecemasan pada tingkat yang sedang, hal ini mungkin dikarenakan pergaulan yang cukup luas, pendidikan yang cukup tinggi dan dukungan dari keluarga serta teman-temannya.
115
5.3. Saran Berikut beberapa saran yang dapat peneliti berikan sehubungan dengan hasil penelitian ini : Saran Teoritis 1. Untuk peneliti selanjutnya yang tetap menggunakan pendekatan kualitatif, sebaiknya dapat lebih menggali pertanyaan-pertanyaan lebih dalam lagi. 2. Sebaiknya peneliti mengambil variabel penelitian dalam area yang lebih luas dan lebih bervariasi seperti usia, jumlah subjek dan tingkat obesitas sehingga didapatkan hasil yang lebih bervariasi pula. 3. Peneliti sebaiknya lebih selektif dalam mencari subyek mengingat tema yang diangkat merupakan tema yang sensiti1f bagi sebagian orang.
Saran praktis 1. Kepada orang tua agar lebih memperhatikan pola asuh yang baik terutama masalah asupan makanan ketika seorang anak dalam masa pertumbuhan. 2. Kepada lingkungan dan lembaga terkait agar mengadakan penyuluhan tentang bahaya dari obesitas yang banyak dialami khususnya oleh para wanita.
116
3. Diperlukan adanya dukungan orang tua dan lingk11Jngan agar tidak mengalami kecemasan terhadap pemilihan pasangan hidup seperti yang dialami oleh dua orang subyek dalam penelitian ini. 4. Bagi para obes (orang yang mengalami obesitas), diharapkan lebih memperhatikan dan menjaga berat badan untuk rnenghindari resiko yang dapat terjadi dari obesitas itu sendiri. 5. Bagi para obes (orang yang mengalami obesitas)., juga dapat berusaha menggali potensi lain yang berada pada dirinya agar dapat menutupi kekurangan yang telah ada.
117
DAFTAR PUSTAKA Adil Fahrni, S. (2005). Rahasia wanita dari A sampai Z. Jakarta : Pustaka AlKautsar.
Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Ash Shawwaf, M. S. (2003). ABG /s/ami. Bandung : Pustaka Hidayah.
Atkinson, R. L. (1999). Pengantar psikologi jilid 2 edisi ke-11. Jakarta Erlangga.
Atkinson, R. L. (2004). Pengantar psikologi jilid 2 E1disi ke-8. Jakarta Erlangga.
Chaplin, J.P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad a.
Dariyo, A. (2003). Psikologi perkembangan dewasa muda. Jakarta Grasindo. Davidof, L. L. (1981). Psikologi suatu pengantar. Jakarta: Erlangga.
Fahrni, M. (1977). Kesehatan jiwa dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Jakarta : Bulan Bintang.
Fausiah, F., dan Widuri, J. (2005). Psikologi abnormal klinis dewasa. Jakarta: Fakultas Psikologi UI.
Gunarsa, S. D. (1977). Psikologi wanita gadis remaja & wanita dewasa Ji/id. Bandung : Offset.
118
................................ (1990). Psikologi anak bermasalah. Jakarta : PT BPk Gl.lnung Mulia.
Haber & Runyon. (1984). Press.
Psychology of adjustment. Illinois : The Dorsey
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Edisi ke-5. Jakarta : Erlangga.
!ping, S. (2006). Langsing dengan metode kualitatif, Jakarta : Puspa Swara.
Jsnaini., Nurlaila., dan lsmayanti. (2006, 11 Desember). Jurus jitu tangkal obesitas. Majalah Kesehatan keluarga Dokter Kita, 22-23.
Kaplan, R. M., Sallis, J. F., & Patterson, T. L. behavior. New York: Mc. Graw Hill.
(1993). Health and human
Kartono, K. (1997). Patologi sosial 3 gangguan-gangguan kejiwaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kbeswara, E. (1991). Teori-teori kepribadian. Bandung: PT Eresco.
Krauss, S. (1976). Encyclopedic handbook of medical psychology. London : Butterworths.
Meyer, R. G. (1948). Abnormal psychologi second edition. USA: Allyn And Bacon.
Monks F. J. (2002). Psikologi perkembangan pengantar dalam berbagai kegiatannya. Yogyakarta : UGM Press.
Mubin dan Cahyadi, A. (2006). Psikologi perkembangan. Ciputat : Quantum
119
Teaching.
Nihayah, Z., Suralaga, F., dan lndriyani, N. (2006). Psikologi perkembangan, tinjauan psikologi barat dan psikologi Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Obesitas. (2007). 2 April 2007,dari http://www.obesitas.web.id./
Papalia, D. E., Sterns, H. L., Feldman, R. D., & Camp, C. J. (2002). Adult development & aging. Second Edition. Mc. Grawhill : New York.
Perempuan rentan obesitas. (2002). Obesitas pada perempuan menopause. 2 April 2007, dari http : //www. medicastore. Com I cyberned I detail.pyk
Poerwandari, E. K. (1998). Pendidikan kualitatif dalam penelitian psikologi, Jakarta : Fakultas Psikologi UI LPSP3 (Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi).
Purboningsih, E. R. (2004). Hubungan antara orientasi locus of control dengan tingkat kecemasan. Jurnal Psikologi, Volume 14, 42.
Rasan, M. S. (1996, 26 Maret), Aspek sosial dan medik obesitas. Majalah J<edokteran UJ
Sabri, M.A. (1992). Pengantarpsikologi umum dan pengembangan. Jakarta: Pedoman lllnu Jaya.
Santrock, J. W. (1995). Life-span development: Perketnbangan masa hidup Ji/id I. Jakatta : f::rlangga .
........................... (1999). Life-span development: Perkembangan masa hidup Ji/id II. Jakarta : Erlangga.
120
Sheridan, C. L., & Radmacher, S. A. (1992). Health psychology. NewYork: John Willey & Sons.
Simon, G. (2007). Gemuk lebih mudah depresi. 4 Juli 2007, dari http : //www. Kapan lagi. com Subagyo, J. P. (2004). Metode penelitian dalam teori cfan praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Subardja, D. (2004). Obesitas primer pada anak. Bandung : Kiblat.
Tapan, E. (2002). Penyakit degeneratif. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Thompson, K. J. (ed). (1996). Body image, eating disorders & obesity. Washington DC : American Psychological Association.
Wolman, B. B. (1995). Anxiety & related disorders: A Handbook. New York : John Willey & Sons.
Worchel, S., & Cooper. (1983). The Dorsey Press.
Understanding social psychology. Illinois :
PENGANTAR Dengan Hormat, Saya Dian Kumiata, mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester VIII, saat ini saya sedang menyelesaikan skripsi yang berjudul "Gambaran Kecemasan Pada Wanita Dewasa Awai Yang Mengalami Obesitas Dalam Memilih Pasangan Hidupnya."
Untuk itu saya meminta kesediaan anda untuk dapat menjadi responden dalam penelitian ini, dengan memberikan sejumlah informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Mengingat betapa pentingnya informasi yang akan anda berikan maka peneliti akan menjamin kerahasiaan dari semua informasi yang telah didapatkan.
Untuk menyatakan kesediaan anda, silahkan anda men~1isi pernyataan kesediaan pada lembar yang telah disediakan oleh peneliti.
Jakarta, Agustus 2007
(Dian Kurniata)
PERNYATAAN KESEDIA.AN Saya Yang Bertanda Tangan Di bawah ini: Nama Usia Pekerjaan Alamat
Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul
"Gambaran Kecemasan Pada Wanita Dewasa Awai Yang Mengalami Obesitas Dalam Memilih Pasangan Hidupnya." Yang dilakukan oleh Dian Kumiata sebagai mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta. 2. Saya bersedia diwawancara tanpa ada paksaan dari pihak manapun. 3. Saya bersedia memberikan informasi yang sebenar-benamya dan tidak memanipulasi informasi yang diungkapkan. 4. Apabila data kurang lengkap maka saya bersedia untuk kembali diwawancarai.
Demikian surat pemyataan ini dibuat agar dapat membantu berlangsungnya proses penelitian tersebut.
Jakarta, Agustus 2007
(
)
IDENTITAS SUBJEK Nam a Tempat/Tanggal Lahir Usia Jenis Kelamin Alam at Ag a ma Pekerjaan Pendidikan Terakhir Anak Ke Suku Bangsa Tinggi Badan Berat Badan Penyakit Yang Pernah Atau Sedang dialami Olah Raga Yang Sedang dilakukan
: ......... dari.. ..... bersaudara.
LEMBAR OBSERVASI Subjek keWawancara Hari I Tanggal Tempat : ....... s/d ...... .
Jam
Catatan Lapangan 1. Gambaran fisik dan penampilan subjek pada saat wawancara. 2. Setting fisik lingkungan dan tempat ketika wawancara dilakukan. 3. Kehadiran pihak lain pada saat wawancara. 4. lnteraksi sosial yang terjadi selama proses wawancara. 5. Ekspresi verbal maupun non-verbal selama proses wawancara. 6. Hambatan selama proses wawancara. 7. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara ; (suara, intonasi, posisi tubuh, antusiasme dan sikap terhadap interviewer). 8. Catatan khusus yang ditemukan pada saat proses wa.wancara berlangsung.
Catatan Subjek 1.
ldentitas pribadi subjek.
2.
Ringkasan wawancara : a) Gambaran kasus secara kronologis. b) Poin yang panting dan menarik. c) Latar belakang kehidupan subjek yang terungkap..
PEDOMAN
WAWANCAR~A
Gambaran Umum Subjek 1. Coba anda ceritakan tentang riwayat kehidupan a1nda ?
Kecemasan menghadapi obesitas 2. Apakah anda merasa sulit tidur ketika di malam hari ? 3. Apakah anda sering merasa kelelahan ketika benaktivitas karena obesitas yang anda alami ? 4. Apakah obesitas yang anda alami ini mengganggu aktivitas anda sehari-hari ? 5. Apakah anda merasa mudah tersinggung ketika ada orang yang bertanya tentang obesitas yang anda alami ? 6. Apakah anda mengalami masalah kesehatan terhadap obesitas yang anda alami? 7. Apakah anda merasa secara fisik anda sehat ? 8. Apakah anda sering mengalami tidak enak baclan ? 9. Apakah ancla sering berkeringat tanpa sebab ? 10.Apakah anda selalu merasa lapar dan ingin makan? 11.Apakah anda merasa percaya diri ketika harus bE~rtemu dengan orang lain ? 12.Apakah anda sudah merasa menjadi orang yang sempurna? 13. Apakah dalam keluarga anda juga ada yang mengalami obesitas ? 14.Bagaimana komentar keluarga anda tentang obesitas yang anda alami? 15.Apakah ancla merasa takut akan segala kemungldnan yang akan terjadi pada kehidupan anda ? 16.Apakah anda selalu dapat meraih apa yang anda1 inginkan dalam hidup ini?
Prilaku Menghadapi Obesitas 17.Apakah anda mengalami obesitas sejak kecil? 18. Mulai kapan anda menyadari bahwa anda mengalami obesitas ? 19. Bisa anda jelaskan penyebab anda mengalami obesitas ? 20.Apakah ada keuntungan dan kerugian dari bentuk tubuh anda yang sekarang? 21. Apakah anda pernah mencoba untuk menurunkan berat badan ? 22. Dengan cara apa anda melakukannya ? 23. Apakah berhasil ? 24. Lalu bagaimana perasaan anda ? 25. Ketika diet anda tidak berhasil, apa yang anda lakukan ? 26. Apakah anda menetapkan target waktu ketika melakukan penurunan berat badan ? 27.Apakah anda sudah merasa puas dengan bentuk tubuh ini? 28. Lalu bagaimana sebenarnya bentuk tubuh yang anda inginkan ? 29.Apa pendapat anda tentang bentuk tubuh yang ideal? 30. Bagaimana anda memandang diri anda sendiri sebagai individu yang mengalami obesitas ? 31. Bagaimana perasaan anda ketika berkaca di depan cermin ? 32.Apakah anda merasa malu dengan bentuk tubuh anda yang seperti ini
? 33. Bagaimana pandangan masyarakat sekitar tentang anda sebagai individu yang mengalami obesitas ? 34. Lalu bagaimana sikap anda mengahadapi komentar di masyarakat tersebut? 35.Jika ada orang yang baru anda kenal bertanya tentang obesitas yang anda alami, apakah anda bersedia untuk menjefaskannya ? 36.Apa yang akan anda lakukan ketika anda sedang makan, lalu ada orang lain yang menegur anda agar jangan ma!Kan terlalu banyak ?
Kecemasan Dalam Memilih Pasangan Hidup 37.Apakah anda sering mimpi buruk ketika di malam hari karena memikirkan tentang calon pasangan hidup anda nanti? 38.Apakah jantung anda sering berdetak dengan kencang ketika memikirkan tentang segala kemungkinan yang akan terjadi tentang calon pasangan hidup anda nanti? 39.Apakah anda memiliki banyak teman? 40. Apakah anda pernah mengalami kesulitan bergaul dengan temanteman anda? 4 ·1. Seberapa besar pengaruh teman terhadap penerimaan diri anda saat ini? 42. Lalu bagaimana hubungan anda dengan teman-teman anda ? 43. Bagaimana hubungan anda dengan orang tua anda ? 44. Bagaimana hubungan anda dengan kakak dan atdik anda ? 45. Bagaimana hubungan anda dengan saudara-saudara anda ? 46. Seberapa besar pengaruh keluarga dalam memltientuk konsep diri terhadap kondisi anda saat ini ? 47.Apakah anda merasa kesulitan beradaptasi ketika bertemu dengan orang yang baru anda kenal ? 48.Apakah anda mengalami masalah komunikasi dengan lawan jenis anda? 49.Apakah anda pernah berpacaran? 50.Apakah saat ini juga anda sedang menjalin hubungan dengan seorang laki-laki (berpacaran)?
51. Apakah pacar anda pernah berkomentar tentang bentuk tubuh anda yang mengalami obesitas ? 52. Bagaimana pendapat pacar anda tentang wanita yang mengalami obesitas? 53.Apakah pacar anda pernah mengkritik anda karena bentuk tubuh