Citrawati Lulus Terbaik Berkat Suami, Samuyus Ingin Membangun Daerahnya UNAIR NEWS – Citrawati D Kencono Wungu sempat merasa pesimis karena mengira tugas tesisnya tidak akan selesai tepat waktu. Majunya jadwal yudisium sudah pasti mengurangi lama waktu ia pengerjaan tesis. Tapi berkat dukungan suami ia berhasil mengejar waktu itu.
Citrawati
D
Kencono Wungu wisudawan terbaik S2 FK UNAIR. (Foto: Istimewa) Kekuatan doa dan usaha mampu mengubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Tesis Citra akhirnya berhasil dirampungkan dalam waktu empat bulan saja. Meski terbilang singkat, tapi sudah cukup untuk menunjang predikat barunya sebagai wisudawan terbaik S2 FK UNAIR dengan IPK 3,98. Disela menjalani perkuliahan S-2 Ilmu Kedokteran Dasar, ibu satu anak ini harus membagi perannya sebagai istri dan dosen di Departemen Biokimia FK UNAIR. Tanpa kegigihan, mustahil ketiga peran itu bisa diraih beriringan.
“Karena sudah berkeluarga, saya baru bisa konsentrasi belajar dan mengerjakan tugas-tugas pada malam hari setelah anak tertidur. Dan setiap kuliah saya berusaha untuk fokus agar tidak perlu banyak mengulang pelajaran diluar kuliah,” kata Citra. Keberhasilannya menjadi lulusan terbaik ini merupakan citacita dan impiannya sejak awal program master. “Memang targetnya kepengin dapat nilai terbaik,” kata Citra yang bersama suami bertekad menjadikan keluarga kecilnya sebagai keluarga ilmuwan. Karena itu, Citra dan suami ingin mengukir prestasi sebaik mungkin. Dalam tesisnya, wanita kelahiran Magetan 22 Desember 1988 itu membahas infeksi virus Hepatitis B di Indonesia. Ia menulis tentang mutasi regio pre-S infeksi Virus Hepatitis B pada penderita Chronic Liver Disease untuk mengetahui patogenesis Chronic Liver Disease yang disebabkan oleh infeksi virus tersebut. Dijelaskan, meski program vaksinasi telah digalakkan, angka kejadian virus Hepatitis B di negara-negara berkembang masih tinggi, termasuk Indonesia. Virus Hepatitis B ini memiliki angka mutasi yang tinggi, sehingga apabila terjadi mutasi di daerah pre-S bisa mengubah epitop virus dan vaksin tak lagi bekerja efektif. “Pada penelitian saya terbukti banyak terjadi mutasi pre-S pada penderita Chronic Liver Disease di Indonesia,” kata Citra, yang juga ingin menulis buku tentang hepatitis. (*) Samuyus Bertekad Kembangkan Potensi Agribisnis di Sumbawa
Samuyus Nealma, wisudawan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR. (Foto: Istimewa) Sementara itu Samuyus Nealma, wisudawan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR, menyatakan siap mengembangkan potensi agribisnis di kota kelahirannya, Sumbawa. Hal itu karena potensi pertanian disana, dimana juga terdapat subbidang peternakan. Samuyus yang mengangkat tesis berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Susu Kuda Sumbawa di Kecamatan Lenangguar dan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa, NTB” ingin hal itu terwujud. Itu artinya dengan kecintaannya terhadap kampung halaman turut mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,95. Selain ingin menggali potensi daerah dan menjadi petani kreatif, Samuyus juga terdorong oleh semangat dari orangtua, dosen, dan teman-temannya. Tekatnya menjadi manusia berguna bagi sekitarnya, dan kesuksesan studinya di UNAIR inilah hasilnya. Karena itu selama menjalani studi, segala kesulitan dapat diatasi dengan selalu fokus pada tujuan awalnya tadi. “Saya ingin membangun usaha di bidang agribisnis di Sumbawa dan menggalang para pemuda untuk turut menggali potensi alam Sumbawa,” katanya.
Bagi pemuda yang aktif berorganisasi ini, mengelola waktu belajar merupakan kunci suksesnya, Sehingga tak ada kendala berarti selama kuliah di UNAIR. “Selain penting untuk tetap fokus pada tujuan, kita harus berani merangkai capaian hidup sedari sekarang. Dari sana kita akan berhasil, asalkan tetap berusaha dan fokus dalam tujuan,” tandas Sumuyus. (*) Penulis: Oki dan Sefya Hayu Istigfaricha Editor: Defrina Sukma, Nuri Hermawan
Rangkuman Berita Media (4-5/8)
UNAIR
di
Hilang Nyeri Berkat Intervensi Ngilu yang tak kunjung sembuh seringkali membuat frustasi. Untuk itu, sekelompok dokter pakar bius mengembangkan metode penanganan baru untuk menangani keluhan tersebut bernama interventional pain management, IPM, atau manajemen nyeri dengan intervensi. Salah satu tim dokter yang terlibat adalah Guru Besar Ilmu Anestesiologi Universitas Airlangga, Nancy M. Rehatta yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kolegium Anestisiologi dan Terapi Intensif (KATI). Selama ini, penanganan nyeri hanya dengan obat. Tapi, pada kasus berat, penuntikan morfin pun kerap gagal. Di sisi lain, pasien juga tidak mau melakukan operasi. Padahal, konsumsi obat dalam jangka panjang memberikan efek bahaya. Teknik intervensi pun digunakan untuk menghindari resiko dengan cara merekayasa saraf yang menyampaikan rasa sakit ke otak menggunakan alat ultrasound maupun radio frequency. Tempo, 4 Agustus 2016 halaman 20
Cedera Ligamen Akan Cepat Sembuh Cedera pada atlet merupakan hal yang sangat ditakuti. Saat ini, penelitian mengenai sport medicine terus berkembang. Salah satunya, yang dilakukan dr. Rosy Setiawati, SpRad(K). dari Universitas Airlangga. Penelitian Rosy ini tertuang dalam disertasinya yang berjudul “Akselerasi Graft Tunnel Healing pada Rekonstruksi Anterior Crudiate Ligament Menggunakan Autograf Tendon Hamstring dengan Transpantasi Allogenic BMMSC-s –VGEF secara Intratunne”. Melalui penelitian tersebut, Rosy berharap masa kesembuhan atlet menjadi lebih singkat. Umumnya, atlet mengalami cedera ligamen di lutut, dan penyembuhannya mencapai 12 bulan. Namun, dengan metode yang diteliti Rosy, penyembuhan bisa berlangsung sekitar 6 bulan. Jawa Pos, 5 Agustus 2016 halaman 44 Ratusan Mahasiswa Ikut Tes Beasiswa Djarum Plus Pendaftaran Beasiswa Djarum Plus 2016/2017 dimulai Mei lalu. Sekitar 18.000 pendaftar sudah menyelesaikan tahapan verifikasi di seluruh Indonesia. Untuk Surabaya, tercatat 983 peserta lolos mengikuti tes seleksi akhir Juli lalu selama tiga hari berturut-turut. Salah satu mahasiswa yang mengikuti tes adalah Putri Dahlia Affiani dari Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Airlangga. Dia menuturkan, dirinya optimis bisa lolos tes. Meski tes yang dijalani tidak mudah karena melibatkan seluruh mahasiswa di Indonesia, Putri tetap mendaftar agar bisa mendapatkan pengalaman yang lebih luas. Hasil final untuk keseluruhan tes akan diumumkan melalui situs resmi panitia pada tanggal 12 September 2016. Sindo, 5 Agustus 2016 halaman 20 Penulis :Afifah Nurrosyidah Editor : Dilan Salsabila
FKM UNAIR Dorong Surabaya Miliki Tujuh Kawasan Tanpa Rokok UNAIR NEWS – Kesadaran masyarakat Surabaya terhadap gaya hidup sehat makin tinggi. Terbukti, sekitar 96% responden dari populasi penduduk Surabaya menginginkan agar tujuh kawasan tanpa rokok benar sama sekali bebas dari hal yang berkaitan dengan rokok. Hal ini terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh lima peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga. Penelitian tersebut merupakan salah satu topik yang dibicarakan dalam diskusi paralel pada acara ‘Simposium I: Inovasi dalam Rangka Percepatan Infrastruktur di Indonesia’ di Graha Institut Teknologi 10 Nopember, Rabu (3/8). Responden penelitian tersebut berasal dari kalangan warga Surabaya di seluruh kecamatan, yang berusia diatas 17 tahun. Kelima peneliti itu adalah Kurnia D. Artanti, Santi Martini, Kusuma S. Lestari, Sri Widati, dan Hario Megatsari. Judul penelitian mereka adalah ‘Survei Opini Publik dengan Perspektif Ketersediaan Sarana yang Bebas Asap Rokok di Surabaya’. Santi Martini yang juga Wakil Dekan I FKM UNAIR menerangkan, berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya no. 5 tahun 2008 tentang Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok, Surabaya telah memiliki lima kawasan tanpa rokok, dan dua kawasan terbatas merokok. Kawasan tanpa rokok meliputi sarana kesehatan, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadan, dan angkutan umum. Sedangkan kawasan
terbatas merokok meliputi tempat umum dan tempat kerja. Melalui penelitian yang Santi lakukan bersama tim, sekitar 96% masyarakat Surabaya ingin agar kawasan terbatas merokok menjadi kawasan tanpa rokok. Artinya, aktivitas yang berkaitan penggunaan rokok tak diinginkan oleh sebagian besar masyarakat Surabaya. “Ini kita mendorong agar di Surabaya ada tujuh kawasan tanpa rokok tersebut. Untuk mengadvokasi, kita harus punya evidencenya. Kita melakukan penelitian dan survei kepada publik. Apakah publik memang menginginkan ketujuh sarana tersebut seratus persen KTR,” tutur Santi. Menurut Santi, seharusnya bukan hal yang sulit bagi pemerintah untuk mendukung keinginan masyarakat Surabaya dalam menetapkan dua kawasan terbatas merokok menjadi kawasan tanpa rokok. Dukungan masyarakat Surabaya itu sekaligus menjadi bukti bahwa mereka sudah melek dengan gaya hidup sehat.
Suasana diskusi paralel pada acara ‘Simposium I: Inovasi dalam Rangka Percepatan Infrastruktur di Indonesia’ di Graha
Institut Teknologi 10 Nopember, Rabu (3/8). (Foto: Istimewa) Kawasan terbatas merokok tak efektif Di tempat-tempat publik, seperti pusat perbelanjaan seringkali ditemukan ruangan khusus merokok. Menurut Santi, ruangan khusus merokok di tempat-tempat publik tak efektif dalam menahan paparan asap rokok dan kandungan di dalamnya. “Meskipun itu ada tempat khusus, tapi ventilasinya masih jadi satu, tetap ada pencemaran udara yang dihasilkan dari rokok yang dibakar. Itu sudah dibuktikan oleh penelitian lainnya tentang air quality monitoring yang kita lakukan. Ternyata, di tempat-tempat yang ditemukan puntung rokok, asbak rokok, ada bau asap, kalau kita periksa pm 2,5-nya, semua di atas normal. Standar WHO-nya 25 mikrogram per meter kubik. Semua diatas normal. Jauh di atas normal. Ada yang di atas 40 kalinya,” jelas peneliti FKM UNAIR itu. Menurut Santi, dengan adanya bukti dua penelitian di atas, tak ada lagi alasan bagi pemerintah untuk tidak menambah jumlah kawasan tanpa rokok di Surabaya. Santi menambahkan, hal tersebut merupakan langkah dirinya dan tim FKM UNAIR sebagai masyarakat kampus untuk mendorong Surabaya sebagai kota hijau dan bersih. “Kita sebagai masyarakat kampus harus mendorong Surabaya menuju green and clean. Jadi, nggak cuma green dari aspek tanaman. Kalau clean kan berarti udaranya gak boleh tercemar toh,” tegas Santi. (*) Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh
Beradu Ide Bisnis Kreatif di Festival Entrepreneur UNAIR NEWS – Para anggota Workshop Entrepreneur Business Society (WEBS) Universitas Airlangga kembali menyelenggarakan gawe besar tahunan. Pada trimester akhir tahun 2016, WEBS akan menyelenggarakan acara WEBS Entrepreneur Festival Day (WEFD). Tema besar yang diusung dalam acara WEFD kali ini adalah ‘Entrepreneurship in Urban Lifestyle’. ‘WEFD ini merupakan event tahunan kita, dan tahun ini merupakan penyelenggaraan ketiga. Itu serangkaian acara yang tujuan akhirnya adalah memberdayakan pengusaha muda,” tutur ketua panitia WEFD Wahyu Dwi Kristyanto. Dalam acara WEFD, ada empat rangkaian acara menarik yang bisa diikuti oleh semua kalangan, baik dari sivitas akademika maupun masyarakat umum yang memiliki minat terhadap bisnis dan kewirausahaan. Keempat acara itu adalah kompetisi ide bisnis ‘National Youth Innovation Competition (NYIC)’, bazaar ‘Sunrise Market’, diskusi ‘Discussion Innovative Entrepreneur’ (Discover), dan ‘Urbanites Festival’. Dalam kegiatan NYIC, awak WEBS sudah menentukan tema proposal bisnis yang akan dilombakan. Tema yang diangkat dalam kompetisi ide bisnis kali ini adalah ‘Urban Life Solutions’. Peserta diminta untuk mengirimkan proposal dan display produk ide bisnis yang sesuai dengan tema yang ditentukan. Pendaftaran peserta akan dibuka mulai 1 Agustus – 15 September 2016. Proposal kiriman peserta akan diseleksi oleh juri-juri yang merupakan pakar di bidangnya. Rencananya, tanggal 22 September 2016, sepuluh finalis terpilih akan diminta untuk mempresentasikan proposal dan display produk. Kegiatan NYIC akan diselenggarakan di Aula Fadjar Notenegoro, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, UNAIR. Selain NYIC, WEBS juga menggelar diskusi yang dihadiri para pebisnis sukses di bidang industri kreatif. Diskusi ini dikemas dalam format gelar wicara (talkshow) dan temu sapa dengan tiga direktur utama dari malesbanget.com (Christian Sugiono), Men’s Republic (Yasa Singgih), dan Jakarta Euphoria Project (Keenan Pearce). Gelar wicara ini akan dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2016 di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, dan terbuka untuk semua kalangan. “Kami dari tim penyelenggara ingin membangkitkan jiwa berbisnis anak-anak muda. Anak-anak muda jangan lagi hanya concern dengan kuliah saja, tetapi bisa memulai bisnis dari usia sedini mungkin,” tutur Wahyu. Hiburan Dalam kegiatan ‘Sunrise Market’, WEBS akan menghadirkan lebih dari 70 stan bazar kuliner, busana, kerajinan tangan, dan aksesoris. Pengunjung juga bakal diajak seru-seruan dengan melakukan senam pagi bersama, dan dihibur oleh penampilan anggota unit kegiatan mahasiswa UNAIR serta komunitas seni di Surabaya. Acara ‘Sunrise Market’ akan dilangsungkan di Airlangga Convention Center pada 18 September dan 2 Oktober 2016. Sedangkan, pendaftaran stan akan dibuka pada 15 Agustus – 15 September 2016. Sebagai penutup rangkaian acara WEFD, acara ‘Urbanite Festival’ rencananya akan dihadiri oleh grup musik kenamaan seperti Sheila on 7, The Sigit, Danilla, dan 4Indie Band. Hiburan musik akan dilangsungkan di atrium Surabaya Town Square pada 9 Oktober 2016. Pengunjung tak hanya menikmati pertunjukan musik secara langsung, tetapi juga bisa menikmati bazaar, hand lettering workshop, dan kompetisi foto acara. (*) Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan
Diah Ayu Puspitarini, Juara Pencak Silat yang Jadi Wisudawan Terbaik UNAIR NEWS – Awalnya, Diah Ayu Puspitarini belum pernah mengetahui ada program studi Budidaya Perairan di Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR. Meski demikian, ketidaktahuan itu tak menyurutkan niatnya untuk mengukir prestasi. Gadis kelahiran Lamongan 29 April 1994 ini berhasil menjadi wisudawan terbaik S-1 FPK dengan IPK 3,69. Skripsinya berjudul “Identifikasi dan Prevalensi Cacing Endoparasit pada Saluran Pencernaan Ikan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) di Keramba Jaring Apung Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung” berhasil mengantarkannya pada gerbang wisuda terbaik ini. Selain aktif menjalani perkuliahan, Diah juga aktif berorganisasi di Unit Kegiatan Mahasiswa Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) UNAIR. Ketekunannya sebagai atlet karate pernah membawanya menjadi juara II Seni Regu Putri pada The 2nd Sebelas Maret International Pencak Silat Persaudaraan SH Terate Championship 2014, serta juara I Seni Regu Putri pada kejuaraan UNEJ Cup II PSHT 2013. “Pagi sampai sore kuliah, malamnya latihan di UKM. Ibaratnya pagi sampai sore otak bekerja dan malamnya fisik yang bekerja. Benar-benar membutuhkan tekad yang kuat. Apalagi kalau musim kejuaraan pencak silat bareng musim ujian praktikum atau UAS,” kenangnya. Sejak 2012-2016, Diah tercatat sebagai penerima Beasiswa
Unggulan CIMB NIAGA dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Itu sebabnya, setelah lulus ia sudah harus menjalani pekerjaan baru di Jakarta. Tak lupa, kepada UNAIR NEWS, Diah membagi tipsnya untuk mahasiswa yang sedang menjalani studi jenjang S1. “Intinya dari semua adalah apa yang kita lakukan harus seimbang, sesuai porsinya. Kita harus tau kapan waktunya belajar, kapan beribadah, kapan waktunya bermain, dan kapan waktu lainnya. Manfaatkan waktu semaksimal mungkin dengan kegiatan sebaik mungkin,” pungkas alumni SMAN I Bluluk, Lamongan ini. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.
Peserta Simposium Imunologi Membludak, Makalah Dalethyn Jadi Primadona UNAIR NEWS – Prodi Imunologi Sekolah Pascasarjana menggelar gawe kaliber nasional bertajuk “Symposium Wound Infection, From Basic to Clinic”, pada Rabu (3/8) lalu. Peserta acara ini melebihi target panitia. Awalnya, dibatasi hingga 200 penyimak. Namun, di menit-menit akhir, mereka yang datang mencapai 250 orang. “Tidak mungkin kami menolak mereka. Karena, banyak yang dari luar daerah, seperti Madiun, Tulungagung, bahkan Makassar. Mosok tidak diperkenankan masuk? Toh, kapasitas ruang masih mencukupi dan kondusif,” kata Ketua Panitia, dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, MSi.
Acara ini merupakan wujud kerjasama Prodi Imunologi dengan Perhimpunan Pengendalian Infeksi Jawa Timur yang didukung penuh oleh Dermozone. Ada dua sesi dalam event kali ini. Tiap sesi, terdapat dua pemakalah yang mempresentasikan riset. Sesi pertama, bertajuk Wound and Infection Control. Yang menjadi pembicara di sesi ini adalah dr. Agung Dwi Wahyu Widodo dan dr. Ariandi Setiawan, SpB.,Sp.BA. Dengan moderator Prof. Dr. Burhan Hidayat. Sedangkan pada sesi kedua, bertajuk Wound Infection. Narasumbernya adalah dr. Subagyo Adi, Sp.PD dan dr. Lynda Hariani, SpBP dan dimoderatori oleh dr. Agung Dwi Wahyu Widodo. Dalam kesempatan ini, salah satu materi yang disimak yakni, soal zat aktif dalethyn yang berasal dari olive oil alias minyak zaitun. Ditegaskan dalam makalah dr. Agung, zat tersebut dapat membunuh kuman nosocomial. Kuman tersebut kerap menyerang pasien yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Serangan tersebut dapat menyebabkan kematian. Selama ini, untuk “memerangi” kuman itu, dengan menggunakan antibiotik. Nah, bertolak dari riset dr. Agung dan tim, diyakini kalau kuman dapat dicegah maupun dibunuh dengan bahan alami. Sehingga, tidak melahirkan resistensi di kemudian hari. Nantinya, akan dilakukan penelitian lanjutan untuk memastikan berapa dosis yang pas untuk anak-anak, hingga bagaimana cara untuk menggenjot efektifitasnya. Sejumlah media massa lokal maupun nasional tertarik untuk melakukan liputan khusus tentang penelitian tersebut. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Rangkuman Berita Media (4/8)
UNAIR
di
Rp 1,8 T untuk Percepat Infrastruktur Kampus Kemenristekdikti siap meluncurkan dana Rp 1,8 Triliun untuk 25 perguran tinggi di seluruh Indonesia. Tujuannya, mempercepat pembangunan infrastruktur di kampus. Di Surabaya, UNAIR termasuk dalam daftar penerima dana tersebut. Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti, Ali Ghufron Mukti menyatakan dalam acara Simposium I bertajuk Inovasi Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia yang digelar dibawah naungan University Network for Indonesian Infrastructure Development (UNIID) di ITS Rabu (3/08), PTN di Indonesia diproyeksikan masuk 500 world class university. Untuk itu, perlu adanya perubahan skema untuk pencairan anggaran dalam pembangunan, seperti pelaporan keuangan baru selesai digunakan jika pembangunan infrastruktur sudah tuntas. Jawa Pos, 4 Agustus 2016 halaman 28 Sindo, 4 Agustus 2016 halaman 20 229 Anak Kembali ke Sekolah Jumlah perguruan tinggi yang bergabung dengan program campus social responsibility (CSR) Dinas Sosial Surabaya bertambah. Koni, ada 28 perguruan tinggi yang ikut program CSR. Beberapa perguruan tinggi itu antara lain UNAIR, ITS, STIE Perbanas, dan UINSA. Peningkatan jumlah perguruan tinggi tersebut otomatis menambah jumlah volunteer CSR. Pada 2014, volunter CSR tercatat 215 mahasiswa. Pada 2015, tercatat 265 mahasiswa yang bersedia menjadi kakak asuh. Tahun ini, jumlah pendaftar kakak asuh program CSR ada 628 mahasiswa. CSR dinas sosial bertujuan untuk mendampingi anak-anak dengan masalah sosial. Program tersebut menyasar anak usia sekolah, yakni 7-18 tahun, yang putus sekolah dan rentan putus sekolah.
Jawa Pos, 4 Agustus 2016 halaman 28 Bersih, Nyaman, Mudah Dijangkau Kesadaran akan pentingnya ASI sangat diperlukan. Di tempat umum, harus disediakan ruang laktasi untuk ibu menyusui atau sekedar mengganti popok anak. Konselor ASI, dr. Risa Etika, SpA(K), menuturkan, kenyamanan pojok laktasi harus dijaga. Ketua Divisi Neonatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR ini menyarankan, agar setiap pojok laktasi memberikan fasilitas yang mendukung kenyamanan ibu. Menurutnya, hal terpenting dari laktasi adalah kebersihan untuk menjaga ASI tetap murni. Salah satu yang disorot adalah tempat mencuci. Risa menyarankan, agar menggunakan air yang mengalir. Untuk lap, bisa digunakan tisu sekali pakai. Bukan menggunakan baskom diisi air, lalu kemudian dikeringkan menggunakan handuk. Jawa Pos, 4 Agustus 2016 halaman 36 Ekstrak Daun Zaitun Obati Infeksi Menular di RS Infeksi nosokomial atau hospital aquired infection adalah infeksi yang berkembang saat orang berada di lingkungan rumah sakit. Untuk pertama kali, tim Studi Imunologi Pasca Sarjana UNAIR membuktikan kinerja dalethyne yang mampu menyembuhkan luka dari infeksi nosokomial. Dunia kedokteran sebenarnya sudah lama melakukan upaya menanggulangi infeksi nosokomial. Sayangnya, selama ini penanggulangannya hanya dilakukan dengan pengobatan antibiotik. Akibatnya, antibiotik menjadi resisten terhadap nosokomial dan bakteri pun berkembang untuk melindungi diri dari antibiotik. Tim imunologi Pasca Sarjana UNAIR, Agung Dwi Wahyu Widodo mengatakan, kuman-kuman dalam infeksi nosokomial di rumah sakit memiliki kemampuan enzim yang disebut betalacmase dan sejenisnya, sedangkan untuk pseudomonas aeroginosa membentuk biofilm yang mampu melindungi diri dari antibiotik. Kendati demikian, infeksi bisa tetap dicegah dengan kondisi fisik pasien yang terus dilakukan
pemulihan. Radar, 4 Agustus 2016 halaman 1-2 Losepocket Kompres untuk Mata Panda Kantong mata adalah salah satu gejala fisiologis berupa pembengkakan ringan, kulit kendor, dan timbulnya lingkaran hitam di bawah mata. Gejala ini sering disebut dengan kantong panda. Berbagai penyebab kantong mata, antara lain stres yang berpengaruh pada kurangnya tidur, terlalu lama beraktivitas di depan komputer, serta kurangnya mengkonsumsi air putih. Melihat kondisi tersebut tim PKM dari UNAIR menciptakan penutup mata Losepocket. Ide tim beranggotakan Ulima Hapsari, Dhiah Ayu, Husniatul Fitriah, Hogi Ruthfeda, dan Afifatun Nisa itu berangkat dari pengalaman pribadi. Losepocket ini dilengkapi dengan wadah penahan bahan kompres mata seperti mentimun, kentang, atau sari teh agar tetap melekat di mata. Produk ini juga dilengkapi dengan ice gel yang berfungsi sebagai pendingin yang dapat memberi efek relaksasi pada mata. Surya, 4 Agustus 2016 halaman 19 Penulis : Afifah Nurrosyidah Editor : Dilan Salsabila
Pull Strategy, Kiat Perpustakaan Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa UNAIR NEWS – Minat baca adalah keinginan, kemampuan, dan kegiatan untuk membaca. Untuk meningkatkan tiga hal tersebut di kalangan mahasiswa, perpustakaan UNAIR menerapkan pull
strategy. Apa itu? Yakni, strategi untuk menarik mahasiswa datang ke perpustakaan. Baik secara fisik, maupun secara virtual ke sistem online library yang bisa diakses 24 Jam non stop di www.lib.unair.ac.id. “Sebenarnya yang telah dan akan selalu dilakukan oleh perpustakaan bukan sekedar meningkatkan minat baca. Lebih luas dari itu, kami ingin meningkatkan literasi informasi mahasiswa,” kata Kepala Perpustakaan Prof Dr I Made Narsa, SE., M.Si., Ak. Artinya, yang diedukasi adalah meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sumber, cara penelusuran, pemanfaatan, dan pengelolaan informasi. Prof
Narsa
menambahkan,
pull
strategy
diimplementasikan
melalui beberapa langkah, antara lain, penggiatan aktifitas atau event di perpustakaan. Dengan cara ini, diharapkan mahasiswa tertarik untuk datang. Contoh kegiatan yang telah dilakukan adalah presentasi beasiswa oleh para awardee LPDP dan ragam kegiatan BEM, UKM, serta eksponen mahasiswa lainnya. Perpustakaan pun fokus meningkatkan kenyamanan ruangan. Mulai dari penataan layout yang elok, penambahan AC, penataan lampu, pembenahan loker, hingga pembuatan Satria Airlangga Corner yang representatif. Termasuk, mengembalikan fungsi flash lounge menjadi ruang diskusi publik. Peningkatan fasilitas terus dilakukan. Salah satu yang terbaru adalah penambahan 41 unit komputer untuk pelayanan e-Lib. “Kami juga melakukan roadshow ke fakultas-fakultas untuk menginformasikan resources yang ada di perpustakaan,” tambah guru besar Fakutas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR ini. Display buku baru yang menarik dan dirotasi secara berkala, diyakini mampu membuat perpustakaan lebih dinamis. Yang tak kalah menarik, laman perpustakaan menyajikan resensi buku baru yang ditulis oleh para pustakawan. Dengan cara ini, mereka yang melihat website akan penasaran dan tertarik membacanya
secara lengkap “Ada pula program tanda cinta. Maksudnya, perpustakaan akan membelikan buku sesuai permintaan mahasiswa. Tentu saja, bukubuku yang diinginkan harus diusulkan berdasarkan pertimbangan objektif. Kalau memang bagus, pasti kami beli. Sebagai tanda cinta kami pada mahasiswa yang suka membaca,” ujar dia. (*) Penulis : Rio F. Rachman Editor : Binti Q. Masruroh
FEB Raih Best Paper dan Outstanding Professor di Beijing UNAIR NEWS – Predikat membanggakan kembali dicapai oleh delegasi Universitas Airlangga. Dalam International Conference in Organizational Innovation di Beijing pada 26-28 Juli 2016 lalu, delegasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sukses menyabet gelar Best Paper, atas nama Prof Dr Bambang Tjahjadi SE.,MBA., Ak., dan Outstanding Professor atas nama Badri Munir Sukoco SE., MBA., PhD. Di Beijing, semua dosen disebut sebagai Profesor. Maka itu, meskipun Badri belum meraih gelar Guru Besar di UNAIR, dia tetap berhak atas sapaan itu dalam konferensi. “Saya melakukan riset untuk membuat paper itu bersama Bu Noerlailie (Dr. Noerlailie Soewarno SE., MBA., Ak.) dan Bu Hariyati. Isinya, soal betapa penting strategi inovasi dalam bidang manufaktur,” kata Prof Bambang saat ditanya tentang karyanya pada Selasa lalu (2/8).
Pihaknya menegaskan, strategi inovasi yang dimaksud mesti dilakukan sejak tahap perencanaan, proses produksi, hingga pemasaran. Tanpanya, usaha manufaktur dalam negeri tidak akan sanggup bersaing dengan pihak asing. Terlebih, saat ini gerbang globalisasi terbuka lebar. Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dimulai sejak akhir 2015 lalu, misalnya, sudah memperluas peluang perusahaan luar negeri masuk dan memasarkan produk di Indonesia.
Prof Bambang (dua dari kanan) menerima penghargaan Best Paper (Foto: Istimewa) Bambang menuturkan, Jawa Timur memiliki potensi besar di bidang manufaktur. Hal ini harus dimanfaatkan dengan baik. Karena bila hasil yang ditelurkan maksimal, imbasnya langsung berdampak di masyarakat. Bagaimana cara mengoptimalkannya? Dengan melakukan inovasi yang berdasar perkembangan zaman. Bila terobosan yang dimaksud tidak dilaksanakan, bersiaplah tumbang dilalap para pesaing. Dan, tak menutup kemungkinan bakal sampai pada titik bangkrut. “Kalau bukan kita yang
menguatkan usaha manufaktur nasional, siapa lagi?,” tutur Prof Bambang. (*) Penulis : Rio F. Rachman Editor : Binti Q. Masruroh
Tingkatkan Edukasi Bidang Olahraga, LIMA Jalin Kerjasama dengan UNAIR UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) terus berupaya menjalin kemitraan dengan berbagai elemen guna meningkatkan kualitas pendidikan di UNAIR. Kemitraan pun tidak hanya meliputi bidang akademik, namun juga berupa pengembangan softskill. LIMA (Liga Mahasiswa) mengajak UNAIR untuk mencetak mahasiswa yang tak hanya pandai berolahraga, namun juga cerdas dalam mengelola manajemen sebuah tim. LIMA sendiri merupakan organisasi privat yang bergerak dalam pengembangan bidang olahraga. Sebagai bentuk kerjasama, UNAIR melalui Direktur Kemahasiswaan bersama dengan LIMA melakukan kesepakatan kerjasama di Ruang Direktur Kemahasiswaan Gedung Rektorat UNAIR, pada Rabu (3/8). Kesepakatan ini ditandatangani oleh Dr. M. Hadi Shubhan., S.H., M.H., CN, selaku Direktur Kemahasiswaan UNAIR dan General Manager LIMA, Rida Achmad. “UNAIR telah menjadi bagian partisipan kita sejak tahun pertama yaitu tahun 2012, dan kami ingin memberikan sebuah platform pembelajaran mengelola sebuah event olahraga dan cara pengkoordiniran di lapangan,” tutur Rida.
Dengan kesepakatan tersebut, UNAIR menjadi tuan rumah pertandingan LIMA di cabang olahraga Bulu Tangkis East Java Conference (kompetisi LIMA bagi daerah Jawa Timur). Cabang olahraga yang digelar pada 3 – 7 Agustus 2016 tersebut akan dihelat di GOR Kampus C UNAIR. Sebelumnya, UNAIR juga menjadi tuan rumah di cabang olahraga basket East Java Conference yang digelar pada bulan Februari lalu. UNAIR juga terpilih menjadi tuan rumah bagi gelaran LIMA Badminton Nationals pada tanggal 9 – 14 Agustus mendatang. Karena perannya dalam pelaksanaan pertandingan Liga Mahasiswa, LIMA menawarkan beberapa benefit untuk UNAIR, salah satunya, mahasiswa UNAIR akan diberikan pelatihan mengenai olahraga mulai tanggal 10 – 14 Agustus mendatang. Pelatihan tersebut mencakup Sport Journalistic, Sport Photography, Sport Marketing dan Sport Management yang akan dihadiri oleh beberapa ahli dalam bidangnya sebagai pembicara. Rida
berharap,
kerjasama
ini
bisa
dijalin
di
berbagai
universitas, karena LIMA memiliki tujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang olahraga mulai dari induk bisnis, manajemen, hingga murni mengenai olahraga itu sendiri. “LIMA memiliki kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa, dengan di adakannya kerjasama ini, saya berharap agar minat mahasiswa pada bidang olahraga meningkat,” ujar Hadi Subhan. Dalam kesempatan tersebut, Hadi berpesan kepada mahasiswa yang berlaga di ajang LIMA tahun ini, agar menjadikan LIMA sebagai ajang silaturahmi antar pemain, bukan sebagai ajang penentu siapa yang paling kuat.(*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila