PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA DENGAN PENDEKATAN SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT (STM) DALAM POKOK BAHASAN ENERGI DAN MOMENTUM
Cipti Januarita1, Dwi Haryoto2, Yudyanto3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang e-mail :
[email protected] ABSTRAK: Bahan ajar merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan untuk membantu guru maupun siswa dalam pembelajaran di kelas. Bahan ajar dengan pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) menampilkan pendekatan sains dalam kehidupan sehari-hari dimana antara sains, teknologi, dan masyarakat terdapat kaitan yang erat. Dengan menampilkan permasalahanpermasalah sains dan teknologi dalam masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping memperluas wawasan peserta didik. Penelitian dan pengembangan bahan ajar ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan produk berupa bahan ajar fisika dengan pendekatan STM dalam pokok bahasan energi (usaha dan energi) dan gerak (impuls dan momentum) serta mengetahui kelayakannya. Penelitian dan pengembangan bahan ajar ini menggunakan Research and Development dan dilakukan sampai tahap ke enam. Hasil uji kelayakan bahan ajar untuk siswa dinilai layak dengan presentase rata-rata kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian secara berturut-turut sebesar 93,1%; 91,07%; dan 89,58%. Bahan ajar untuk guru dinilai layak dengan kelayakan isi sebesar 97,81%, kelayakan kebahasaan sebesar 87,5%, dan kelayakan penyajian sebesar 100%. Hasil produk pengembangan ini perlu dikembangkan sampai tahap diseminasi. Kata Kunci: pengembangan, bahan ajar, usaha dan energi, impuls dan momentum, STM
Sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku yakni KTSP, tugas guru bukan mencurahkan dan menyuplai peserta didik dengan berbagai ilmu pengetahuan, tetapi mereka berfungsi sebagai motivator, mediator, dan fasilitator pembelajaran. Guru harus mampu menyusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran yang tidak saja baik tetapi juga mampu memberikan keleluasaan dan ruang gerak kepada peserta didik untuk mencari, membangun, mengaplikasikan, serta mengembangkan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni dalam kehidupan sehari-hari (Mulyasa, 2010: 5). Pada dasarnya, pendekatan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran, baik pembelajaran sains maupun pembelajaran bidang studi sosial, dilaksanakan oleh guru melalui topik yang dibahas dengan jalan menghubungkan antara sains dan teknologi yang terkait dengan kegunaannya di masyarakat. Tujuannya antara lain adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar disamping memperluas wawasan peserta didik (Poedjiaji, 2005:84). Bahan ajar berbasis Sains Teknologi Masyarakat adalah bahan ajar yang mengambil suatu permasalahan atau isu-isu
1
2
yang sedang beredar dan relevan dengan konsep fisika dari lingkungan sekitar siswa. Bahan ajar berbasis Sains Teknologi Masyarakat mengikut-sertakan siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam pengambilan keputusan serta mendorong siswa mempertimbangkan informasi permasalahan sains dan teknologi. Hal ini sesuai dengan Poedjiaji (2005: 123) yang menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran sains teknologi dan masyarakat adalah untuk membentuk individu yang memiliki literasi sains dan teknologi serta memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannnya. Media pembelajaran berperan sangat penting untuk menunjang kesuksesan belajar siswa. Salah satu media pembelajaran yang memegang peranan penting dalam membantu siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah bahan ajar (materi ajar). Bahan ajar yang digunakan sebaiknya tidak hanya menyajikan materi secara instan sehingga tidak mampu mengantarkan siswa untuk memahami dan menemukan konsep yang dipelajari. Bahan ajar dipandang sebagai sarana yang harus secara jelas dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan sedemikian rupa, sehingga dapat dipahami dengan baik oleh guru dan peserta didik. Bahan ajar juga harus mampu menyajikan suatu objek secara terurut bagi keperluan pembelajaran dan memberikan sentuhan nilai-nilai afektif, sosial, dan kultural yang baik agar dapat secara komprehensif menjadikan peserta didik bukan hanya dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi juga afektif dan psikomotoriknya (Salirawati, 2008:2). Mayoritas dari siswa berpendapat bahwa bahan ajar yang mereka gunakan masih belum cukup jelas dan belum membawa mereka untuk memahami manfaat fisika dalam masyarakat. Mereka juga berpendapat bahwa fisika itu dapat disukai ketika materinya dapat difahami dan mengandung banyak kegiatan praktikum. Sehingga, bahan ajar yang sesuai kebutuhan mereka adalah bahan ajar yang mendukung kedalaman pemahaman materi, salah satunya dengan pendekatan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka langsung memahami implementasinya. Bahan ajar yang memenuhi kriteria tersebut dapat disajikan dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM).
3
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). R&D dalam pendidikan sering kemudian disebut research-based development atau pengembangan berbasis penelitian yaitu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,2010:407). Dalam menentukan langkah-langkah penelitian ini, peneliti mengacu pada langkahlangkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono, langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut dimodifikasi menjadi tiga proses (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan produk, (3) uji produk. Penelitian dan pengembangan bahan ajar ini divalidasi isi oleh dua dosen Fisika Universitas Negeri Malang dan 2 orang guru fisika SMA Negeri 6 Malang. Uji coba terbatas dilakukan oleh 19 siswa kelas XI-IPA 1 SMA Al-Hikmah Muncar Banyuwangi. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif kuantitatif berupa persentase. HASIL Uji kelayakan dilakukan oleh validator yang terdiri dari dua dosen jurusan fisika Universitas Negeri Malang dan dua orang guru fisika dari SMA Negeri 6 Malang, serta data uji keterbacaan keterbacaan bahan ajar yang dilakukan oleh 19 siswa kelas XI-IPA 1 SMA Al-Hikmah Muncar Banyuwangi. Data Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan isi bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Hasil Uji Kelayakan Isi Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan 1) Cakupan Materi 2) Keakuratan Materi 3) Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Presentase 94,58 94,38
Kriteria Penilaian Layak Layak
90,36
Layak
4
Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa kelayakan isi dari bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak. Data Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan kebahasaan bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2 Hasil Uji Kelayakan Kebahasaan Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan 1) Kesesuaian dengan Perkembangan siswa 2) Kekomunikatifan 3) Dialogis 4) Kelugasan 5) Kekoherensian dan Keruntutan Alur Berpikir 6) Kesesuaian dengan Kaedah Bahasa Indonesia 7) Penggunaan Istilah dan Simbol (Lambang)
Rata-rata
Kriteria Penilaian
93,75
Layak
90,62 93,75 81,25
Layak Layak Layak
90,62
Layak
93,75
Layak
93,75
Layak
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa kelayakan kebahasaan dari bahan ajar untuk siswa dinyatakan layak. Data Hasil Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar untuk Siswa Adapun data hasil uji kelayakan penyajian bahan ajar untuk siswa disajikan dalam Tabel 3 sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Uji Kelayakan Penyajian Bahan Ajar untuk Siswa Keterangan 1) Teknik Penyajian 2) Penyajian Pembelajaran 3) Berbasis STM
Rata-rata 87,5
Kriteria Penilaian Layak
90
Layak
91,25
Layak
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari modul untuk siswa dinyatakan layak.
5
Data Hasil Uji Kelayakan Perangkat untuk Guru Adapun data hasil uji kelayakan bahan ajar untuk guru disajikan dalam Tabel 4 sebagai berikut. Tabel 4 Hasil Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Guru Keterangan 1) Kelayakan Isi 2) Kelayakan Kebahasaan 3) Kelayakan Penyajian
Presentase 97,81
Kriteria Penilaian Layak
87,5
Layak
100
Layak
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa kelayakan penyajian dari bahan ajar untuk guru yang meliputi kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian dinyatakan layak. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Uji Kelayakan Bahan Ajar untuk Siswa Hasil uji kelayakan modul untuk siswa yang ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3 dapat dinyatakan layak baik dari uji kelayakan isi, kebahasaan, maupun penyajian. Kelayakan isi meliputi cakupan materi, keakuratan materi, dan berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1 dinyatakan layak dengan demikian bahan ajar untuk siswa yang dikembangkan bisa dilanjutkan. Hasil penilaian kelayakan isi dapat dijabarkan sebagai berikut. Cakupan materi Pada subkomponen cakupan materi yang meliputi keluasan materi, kedalaman materi, dan tingkat kesulitan materi diperoleh hasil dari validator bahwa skor terendah untuk cakupan materi adalah 3,5 dan skor tertingginya adalah 4 dengan nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,78 dan presentase sebesar 94,58%. Dari nilai presentase yang dihasilkan diperoleh kriteria bahwa dari segi cakupan materi, bahan ajar ini dinyatakan layak. Keakuratan materi Pada subkomponen keakuratan materi yang meliputi keakuratan konsep, serta kesesuaian notasi, simbol, dan satuan yang terdapat dalam materi dengan
6
acuan Sistem Internasional (SI) diperoleh hasil dari validator bahwa nilai rata-rata keseluruhan sebesar 3,75 dan presentase sebesar 94,38%. Dari nilai presentase yang dihasilkan diperoleh kriteria bahwa dari segi keakuratan materi, bahan ajar ini dinyatakan layak. Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada subkomponen berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang meliputi (1) kategori sains dengan kriteria adanya pembahasan konsep, fakta, teori, prinsip, dan hukum pada setiap bab, serta menunjukkan adanya keterampilan sains dalam arti mengajak peserta didik untuk aktif melakukan percobaan, berdiskusi, dan mengerjakan latihan soal. (2) kategori teknologi dengan kriteria adanya pembahasan perkembangan teknologi yang relevan dengan materi pada setiap bab. (3) kategori masyarakat dengan kriteria terdapat identifikasi masalah-masalah setempat, adanya pembahasan mengenai penggunaan sumber daya setempat, keikutsertaan yang aktif dari peserta didik mencari informasi untuk memecahkan masalah, serta fokus terhadap dampak sains dan teknologi. Nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 3,61 dan presentase sebesar 90,36%. Dari presentase yang dihasilkan diperoleh kriteria bahwa dari segi berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM), bahan ajar ini dinyatakan layak dalam arti sudah memenuhi tiga kategori dan kriteria-kriteria di dalamnya. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan isi, bahan ajar sudah layak dalam arti sudah memenuhi kriteriakriteria yang diinginkan dengan baik/sangat baik. Kelayakan kebahasaan meliputi kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, kekomunikatifan, dialogis, kelugasan, kekoherensian dan keruntutan alur berpikir, kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia, serta penggunaan istilah dan simbol (lambang) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 dapat dinyatakan layak dengan demikian bahan ajar sudah memenuhi kriteria dengan baik. Hasil penilaian kelayakan kebahasaan dapat dijabarkan sebagai berikut. Kesesuaian dengan perkembangan siswa Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kesesuaian dengan perkembangan peserta didik yang meliputi kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik
7
diperoleh skor rata-rata 3,75 dan presentase sebesar 93,75%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, bahan ajar dinyatakan layak. Kekomunikatifan Kekomunikatifan dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kekomunikatifan yang meliputi keterpahaman peserta didik terhadap pesan dan kesesuaian ilustrasi dengan substansi pesan diperoleh skor 3,5 dan 3,75 dengan skor rata-rata 3,62 dan presentase sebesar 90,62%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kekomunikatifan, bahan ajar dinyatakan layak. Dialogis Dialogis dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen dialogis yang meliputi kemampuan motivasi peserta didik untuk merespon pesan dan dorongan berpikir kritis pada paserta didik diperoleh dua skor 3,75 dengan skor rata-rata juga 3,75 dan presentase 93,75%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi dialogis, bahan ajar dinyatakan layak. Kelugasan Kelugasan dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kelugasan yag meliputi ketepatan struktur kalimat dan kebakuan istilah diperoleh skor yaitu 3,25 dan presentase 81,25%. Dari skor tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kelugasan, bahan ajar dinyatakan layak. Kekoherensian dan keruntutan alur berpikir Kekoherensian dan keruntutan alur berpikir dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kekoherensian dan keruntutan alur berpikir yang meliputi ketertautan antar subbab/alinea dan keutuhan makna dalam subbab/alinea diperoleh skor 3,5 dan 3,75. Dari skor tersebut dapat diperoleh nilai rata-rata 3,62 dan presentase 90,62% sehingga diperoleh kriteria bahwa dari segi kekoherensian dan keruntutan alur berpikir, bahan ajar dinyatakan layak. Kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia Kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen kesesuaian dengan kaedah bahasa Indonesia yang
8
meliputi ketepatan bahasa dan ketepatan ejaan diperoleh skor 3,75 dengan skor rata-rata 3,75 dan presentase 93,75%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kesesuaian dengan kaedah bahasa indonesia, bahan ajar dinyatakan layak. Penggunaan istilah dan simbol (lambang) Penggunaan istilah dan simbol (lambang) dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen penggunaan istilah dan simbol (lambang) yang meliputi konsistensi penggunaan istilah dan konsistensi penggunaan simbol/lambang diperoleh skor 3,75 sehingga rata-rata yang diperoleh sebesar 3,75 dan presentase 93,75%. Dari presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penggunaan istilah dan simbol (lambang), bahan ajar dinyatakan layak. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan kebahasaan, bahan ajar dikatakan layak. Kelayakan penyajian meliputi teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3 dapat dinyatakan layak. Hasil penilaian kelayakan penyajian dapat dijabarkan sebagai berikut. Teknik penyajian Teknik penyajian dinyatakan layak. Dari hasil validator pada subkomponen teknik penyajian yang meliputi konsistensi sistematika sajian dalam bab, kelogisan penyajian, keruntutan konsep, serta koherensi diperoleh skor ratarata sebesar 3,5 dan presentase 87,5%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi teknik pembelajaran, bahan ajar dinyatakan layak. Penyajian pembelajaran Penyajian pembelajaran dinyatakan layak. Dari validator diperoleh skor terendah untuk subkomponen penyajian pembelajaran sebesar 3,25 dan skor tertinggi sebesar 3,75 dengan skor rata-rata 3,6 dan presentase 90%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penyajian pembelajaran, bahan ajar dinyatakan layak.
9
Berbasis STM Berbasis STM dinyatakan layak. Berbasis STM terdiri dari komponen berkaitan dengan sains, berkaitan dengan teknologi, dan berkaitan dengan masyarakat. Kategori ini menggambarkan bagaimana komponen-komponen tersebut disajikan. Dari validator diperoleh skor rata-rata 3,65 dan presentase sebesar 91,25%. Dari skor rata-rata dan presentase tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi penyajian pembelajaran, bahan ajar dinyatakan layak. Kelengkapan penyajian Kelengkapan penyajian dinyatakan layak, karena bahan ajar disajikan secara lengkap mulai dari petunjuk penggunaan bahan ajar, daftar isi, peta konsep, LKS, kilas balik, soal evaluasi, glosarium, daftar pustaka, apendiks, serta indeks. Berdasarkan kriteria di atas diperoleh hasil dari validator bahwa skor terendah untuk subkomponen penyajian pembelajaran sebesar 3,25 dan skor tertinggi sebesar 4 dengan skor rata-rata 3,65 dan presentase 91,25%. Dari skor rata-rata tersebut dapat diperoleh kriteria bahwa dari segi kelengkapan penyajian, bahan ajar dinyatakan layak. Berdasarkan keterangan dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa dari segi kelayakan penyajian, bahan ajar dikatakan layak. Uji Kelayakan Perangkat untuk Guru Hasil uji kelayakan pada Tabel 4 menunjukkan setiap uji kelayakan adalah layak, karena telah memenuhi kriteria penilaian kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Kelayakan isi berupa kesesuaian materi dengan kebutuhan guru baik dilihat dari segi silabus, RPP, lembar penilaian, LKS, dan pembahasan soal. Kelayakan kebahasaan berupa kesesuaian dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai dari pemilihan kata, kesesuaian penyusunan kalimat, dan kesesuaian ukuran huruf. Sedangkan kelayakan penyajian berupa kelengkapan penyajian yang berisi daftar isi ,strategi pembelajaran dan teknik penilaian , soal evaluasi dan kunci jawaban, silabus, serta rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar untuk guru yang dikembangkan layak digunakan.
10
KESIMPULAN Bahan ajar untuk siswa dan untuk guru dengan pendekatan sains teknologi masyarakat memiliki beberapa kelemahan dan kelebihan. Kelemahan bahan ajar ini antara lain pengembangan bahan ajar ini tidak sampai diterapkan dalam pembelajaran secara menyeluruh sehingga tidak dapat diketahui keefektifan dari bahan ajar yang dikembangkan, sedangkan kelebihan bahan ajar ini adalah sebagai berikut. 1. Dalam bahan ajar ini terdapat lembar kerja siswa yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sederhana. Alat-alat yang digunakan dalam lembar kerja ini tergolong mudah di dapat atau sudah umum dimiliki oleh setiap sekolah sehingga dimungkinkan setiap sekolah atau siswa dapat melakukan percobaan yang disajikan. 2. Selain LKS, dalam bahan ajar ini terdapat lembar diskusi yang sering muncul untuk membuat peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. 3. Penjelasan konsep atau teori disertai dengan contoh-contoh atau isu-isu di masyarakat khususnya pada bidang teknologi. 4. Dalam bahan ajar dilengkapi dengan poin-poin yang menunjukkan sains teknologi masyarakat sehingga siswa lebih memahami kaitan anatara sains, teknologi, dan masyarakat. 5. Gambar diletakkan sesuai dengan pembahasan materi sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi. 6.
Terdapat bahan ajar untuk guru sehingga dapat mempermudah guru dalam menggunakan bahan ajar siswa. Berdasarkan hasil analisis uji kelayakan yang diperoleh dari validator,
bahan ajar fisika dengan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat untuk siswa dinyatakan layak/valid. Kelayakan bahan ajar terbagi menjadi 3 uji kelayakan yaitu kelayakan isi, kelayakan kebahasaan, dan kelayakan penyajian. Kelayakan bahan ajar untuk siswa berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 93,1% dan termasuk pada kriteria layak, kelayakan kebahasaan sebesar 91,07% dan termasuk pada kriteria penilaian layak, serta kelayakan penyajian sebesar 89,58% dan termasuk kriteria layak. Setelah direvisi yang kedua kalinya bahan ajar untuk
11
siswa diharapkan memperoleh skor 4 jika diuji kelayakan lagi agar bahan ajar untuk siswa ini dapat diaplikasikan dengan baik di sekolah. Kelayakan perangkat untuk guru berdasarkan hasil penilaian kelayakan isi sebesar 97,81% dan termasuk pada kriteria layak, kelayakan kebahasaan sebesar 87,5% dan termasuk pada kriteria penilaian layak, kelayakan penyajian sebesar 100% dan termasuk kriteria penilaian layak. Hal ini berdasarkan acuan perhitungan persentase produk oleh Arikunto (2003, 245). Setelah direvisi yang kedua kali dan dilakukan uji kelayakan lagi, diharapkan bahan ajar memperoleh skor 4 dan bahan ajar ini dapat diaplikasikan dengan baik di sekolah.
SARAN Berdasarkan hasil pengembangan dan keterbatasan bahan ajar yang dikembangkan, maka saran sebagai bahan pertimbangan untuk mengatasi keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut. a. Pengembangan bahan ajar perlu penambahan materi selain listrik dinamis agar dapat diterapkan dalam 1 atau 2 semester. b. Pengembangan bahan ajar perlu diproduksi secara massal dan digunakan sebagai panduan di sekolah untuk pembelajaran sains teknologi masyarakat. c. Penggunaan bahan ajar dapat didukung dengan animasi-animasi dalam bentuk CD baik animasi flash maupun power point sehingga dapat ditayangkan pada saat pembelajaran atau siswa belajar sendiri di rumah
DAFTAR RUJUKAN Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yuliati, Lia. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika “Teori dan Praktek”.Malang: Lembaga Pengembangan Pemdidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
12
Mulyasa,E.2010. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Salirawati, Das.2008. Teknik Penyusunan Modul Pembelajaran. (Online), (http://staff.uny.ac.id/dosen/das-salirawati-msi-dr), diakses 22 Maret 2013