1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN STRATEGI HEURISTIK POLYA DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MALANG
Rundy Ekananta1, Agus Suyudi, dan Subani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) 1 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK : Penelitian ini dilatarbelakangi hasil studi awal di SMA negeri 7 Malang yang menunjukkan bahwa siswa belum dapat mengajukan permasalahan untuk dijadikan bahan pembelajaran, belum dapat mengorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan suatu masalah dan masih kesulitan dalam melaksanakan penyelidikan, belum optimal mengembangkan dan menyajikan hasil yang didapat dari pembelajarannya, serta belum melakukan evaluasi pengalaman pembelajaran yang dialaminya. Selain hal tersebut, siswa yang mendapat nilai ulangan harian diatas nilai ketuntasan kompetensi minimal adalah kurang dari 50% dari jumlah siswa, dengan nilai ketuntasan kompetensi minimal adalah 75. Untuk minimalkan hal yang ditemukan oleh peneliti saat studi awal, diperlukan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik. Salah satu alternatif yang digunakan adalah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi dan kemampuan berpikir kritis siswa pembelajaran fisika diantara model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya dan pembelajaran konvensional yang lebih baik, dan mengetahui pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya dan pembelajaran konvensional, serta mengetahui bagaimana perbedaan kuat pengaruhnya. Desain penelitian ini adalah eksperimental semu, dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan untuk penelitian mencakup perangkat observasi, tes prestasi belajar, tes kemampuan berpikir kritis, skenario pembelajaran, dan lembar kerja siswa. Data penelitian ini berupa data prestasi belajar dan data kemampua kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t sebagai uji beda dan uji regresi terhadap hubungan antar keduanya, selain itu juga diuji beda slope terhadap beda kekuatan pengaruh antar keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya lebih baik daripada yang belajar secara konvensional. Selain itu, besar pengaruh kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen terhadap prestasi belajar siswa lebih besar daripada kelas kontrol meskipun beda kuat pengaruhnya tidak berbeda secara signifikan.
Kata kunci: Model Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya, kemampuan berpikir kritis, prestasi belajar.
Salah satu tujuan pembelajaran fisika adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang merupakan bagian dari kemampuan berpikir fisis tingkat
2 tinggi yang perlu dimiliki oleh siswa dalam menghadapi berbagai permasalahan. Tata (2009) berpendapat bahwa kemampuan berpikir kritis sebagai bagian dari berpikir fisis, sangat penting, mengingat kemampuan ini terkandung kemampuan memberikan argumentasi, melakukan analisis, melakukan evaluasi, dan kemampuan menciptakan sesuatu dalam bentuk produk atau pengetahuan baru. Dari uraian di atas, salah satu kompetensi yang harus dipenuhi siswa dalam pembelajaran fisika adalah kemampuan berpikir kritis yang sangat penting untuk dikembangkan dan berguna dalam penerapan fisika itu sendiri maupun dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan kemampuan berpikir kritis dalam proses pembelajaran juga dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh William (2010) bahwa keterkaitan berpikir kritis dalam proses pembelajaran adalah perlunya mempersiapkan siswa agar menjadi pemecah masalah yang tangguh, pembuat keputusan yang matang, dan orang yang tak pernah berhenti belajar. Melalui berpikir kritis, siswa diajak beperan secara aktif dan efektif untuk membangun pengetahuan atau struktur kognitifnya sendiri dan menerapkannya dalam memecahkan masalah yang dihadapi di masyarakat. Hal senada diungkapkan pula oleh Bloom (dalam Filsaime, 2008:74) siswa yang terlibat dalam pembelajaran berpikir kritis mampu memperbaiki kemampuan berpikirnya dimulai dari tingkatan paling sederhana sampai yang paling kompleks. Hal tersebut dikarenakan dalam berpikir kritis, siswa harus terlebih dahulu menentukan kriteria tertentu untuk menentukan jawaban yang paling benar dari kegiatan yang akan dilakukan. Oleh sebab itu
3 kemampuan berpikir kritis ini bila dihubungkan dengan konteks raihan siswa dalam pembelajaran, maka prestasi belajar siswa akan lebih baik. Studi pendahuluan di SMA Negeri 7 Malang memberikan pembelajaran yang berlainan dengan apa yang diharapkan. Dari hasil studi pendahuluan, diperoleh data sebagai berikut. 1. Menurut guru mata pelajaran fisika, siswa yang mendapat nilai ulangan harian diatas nilai ketuntasan kompetensi minimal adalah kurang dari 50% dari jumlah siswa, dengan nilai ketuntasan kompetensi minimal adalah 75. 2. Berdasarkan analisis pendahuluan terhadap soal-soal yang diberikan pada ulangan harian, pada umumnya soal-soal dibuat untuk menguji kemampuan kognitif siswa yang mencakup aspek pemahaman (C2) dan pengaplikasian konsep (C3). Kenyataannya siswa hanya menghafal rumus dan kurang mampu menggunakan konsep jika menemui masalah pada soal-soal yang diterima. 3. Hasil wawancara dengan siswa mengenai pembelajaran fisika menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa fisika adalah pelajaran yang sukar, alasan mereka yaitu dalam pelajaran fisika terlalu banyak rumus, sulit dimengerti, dan soal-soal fisika sulit dikerjakan terutama soal hitungan. 4. Hasil pengamatan secara umum menunjukkan bahwa siswa belum dapat mengajukan permasalahan untuk dijadikan bahan pembelajaran, belum dapat mengorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan suatu masalah dan masih
kesulitan
dalam
melaksanakan
penyelidikan,
belum
optimal
mengembangkan dan menyajikan hasil yang didapat dari pembelajarannya, serta belum melakukan evaluasi pengalaman pembelajaran yang dialaminya.
4 Dari permasalahan ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran. Persiapan dan pelaksanaan materi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat harus dimiliki oleh seorang guru agar mampu mengelola kegiatan pembelajaran dengan aktif dan inovatif. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran adalah memilih model dan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan dipelajari. Agar siswa dapat menyusun pengetahuan sendiri serta dapat mengaplikasikan konsep yang meraka miliki dengan cara menyelesikan masalah dalam pembelajaran, maka model Problem Based Learning (PBL) menjadi pilihan model yang diterapkan dalam pembelajaran dan kemudian menggunakan Heuristik Polya sebagai strateginya. Joyce (2009) menyatakan bahwa belajar berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa aktif secara optimal, memungkinkan siswa
melakukan
investigasi
pemecahan
masalah
dan
kemudian
mengintegrasikannya. Model ini meliputi analisis informasi sekitar masalah dan melakukan analisis penyeleseian masalah. Selain itu PBL menekankan pada interaksi, komunikasi, sintesifikasi, serta menekankan pada proses pembentukan pengetahuan secara aktif oleh siswa. Kemudian untuk lebih mengembangkan dan menumbuhkan kegiatan proses analisis masalah agar lebih baik, pendekatan Heuristik Polya merupakan strategi yang membantu melancarkan tahap proses analisis masalah tersebut (Moffit dalam Ratnaningsih, 2003) Filsaime (2008) menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa diperlukan pembelajaran yang memberikan keluluasaan berpikir kepada siswa. Untuk itu
5 model PBL dengan strategi Heuristik Polya dirasa sangat cocok dalam melaksanakan pembelajaran. PBL dengan strategi Heuristik Polya merupakan model dan strategi yang membantu siswa agar mencoba memahami apa yang sebenarnya dipermasalahkan, kemudian menghubungkannya dengan pengetahuan siswa, dan selanjutnya bagaimana siswa mengatasi masalah dari apa yang mereka ketahui sehingga masalah tersebut dapat terpecahkan menggunakan semua kemampuan berpikir siswa. Selain itu, diharapkan siswa tidak hanya paham dan mampu menyesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk kemampuan berpikir kritis siswa yang kemudian mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
METODE Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Malang. Populasi dalam penelitian ini
diambil
dengan
teknik
porposive sampling. Dengan
menggunakan
pengambilan sampel secara porposive sampling diperoleh dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu kelas eksperimen merupakan kelas yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya dan kelas kontrol yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Pada penelitian eksperimen yang dilakukan, terdapat variabel-variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, variabel tersebut dibedakan menjadi: 1. Untuk meneliti pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar diambil variabel-variabel sebagai berikut. Variabel bebas : Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya dan model pembelajaran konvensional.
6 Variabel terikat: Kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. 2. Untuk meneliti hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar diambil variabel-variabel sebagai berikut. Variabel bebas : Kemampuan berpikir kritis siswa Variabel terikat : Prestasi belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah quasy experimental atau eksperimen semu karena tanpa perlakuan secara random. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang mengacu pada rancangan penelitian eksperimen Nonequivalent Control Group Design. Rancangan penelitian seperti pada Tabel berikut Tabel Rancangan Eksperimen
Eksperimen O1 Kontrol O1
X
O2 O2
(Sugiyono, 2011: 116)
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa (LKS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan tes kemampuan berpikir kritis, serta tes prestasi belajar siswa. Data hasil penelitian yang diperoleh dianalisis dengan statistik parametrik dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hipotesis dalam penilitian ini dianalisis dengan uji-t pada uji beda, regresi linier pada uji hubungan, dan uji beda slope pada uji beda kuat pengaruh.
7 HASIL Data hasil penelitian meliputi kemampuan berpikir kritis siswa, prestasi belajar siswa, hubungan antara kemampuan berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar siswa dan, konstribusi kemampuan berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar siswa baik yang melalui pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya maupun yang melalui pembelajaran konvensional disajikan pada tabel berikut. Tabel Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kontrol
No
1 2 3 4
Statistik Jumlah Siswa Nilai RataRata Standar Deviasi Varian
Kelas Eksperimen Kemampuan Pretest Postest Berpikir Kritis
Pretest
Kelas Kontrol Kemampuan Postest Berpikir Kritis
33
33
33
38
38
38
40,1
75,758
60,51
44,2
70,211
52,1432
13,76
12,326
14,08
12,15
12,775
15,7958
189,33
151,93
198,33
147,62
163,20
249,51
Setelah dilakukan uji prasyarat yang telah dilakukan pada data kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa seluruh data kemampuan berpikir kritis siswa dan prestasi belajar siswa dari kelas eksperimen dan kontrol terdistribusi normal dan mempunyai varian yang homogen. Untuk selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji T untuk mengetahui pada uji beda prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pembelajaran fisika model pembelajaran eksperimen dan model pembelajaran konvensional, dan menggunakan uji regresi untuk meramal bentuk hubungan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar siswa, serta menggunakan uji perbandingan slope untuk mengetahui
8 perbedaan kekuatan pengaruh. Pada uji hipotesis diperoleh nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rata-rata posttes kelas kontrol, nilai rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rata-rata nilai kemampuan berpikir kritis kelas kontrol, nilai R square kelas eksperimen adalah 0.204 yang berarti kemampuan berpikir kritis memberikan pengaruh sebesar 20,4 % kepada prestasi belajar, nilai R square kelas kontrol adalah 0.161 yang berarti kemampuan berpikir kritis memberikan pengaruh sebesar 16,1 % kepada prestasi belajar tetapi bila diuji dengan uji beda slope tidak ada perbedaan slope persamaan regresi kelas eksperimen dan kelas kontrol atau pada penelitian ini kuat pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi pada kelas eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.
PEMBAHASAN Berdasarkan analisis, kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan pembelajaran model Problem Based Learning dengan Strategi Heuristik Polya memiliki hasil yang lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis siswa yang menggunakan model konvensional Hal ini ditunjukkan pada perbedaan nilai ratarata kemampuan berpikir kritis yang diperoleh pada masing-masing kelas. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian Ratnaningsih (2003) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran PBL dengan strategi Heuristik Polya efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pada analisis tiap kriteria pada indikator kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran yang menggunakan model PBL dengan strategi Heuristik Polya memiliki nilai
9 meskipun nilainya tidak begitu baik, lain halnya dengan analisis tiap kriteria pada model konvensional yang terkadang tidak dijawab oleh siswa. Berdasarkan hasil analisis data prestasi belajar diperoleh hasil bahwa siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan pada perbedaan nilai rata-rata prestasi belajar yang diperoleh pada masing-masing kelas. Temuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya memiliki hasil prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru SMA Negeri 7 Malang di kelas. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas proses belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik jika siswa memahami materi dengan baik. Pemahaman siswa pada materi pelajaran dengan mudah dapat tercapai jika siswa mampu menghubungkan informasi atau materi pelajaran yang baru dalam struktur kognitifnya sehingga akan dihasilkan pretasi belajar yang baik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Widiharto (2004) yang menyimpulkan “ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kognitif siswa, sedangkan pada prestasi belajar afektif dan psikomotor tidak ada”. Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji regresi didapat bahwa bentuk regresi pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar berbentuk
10 regresi linear. Artinya siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi akan diikuti dengan prestasi yang tinggi, dan hubungan ini juga berlaku sebaliknya yaitu pada siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi akan memiliki kemampuan berpikir kritis yang tinggi juga. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Besar pengaruh kemampuan analisis terhadap prestasi belajar siswa pada kelas yang belajar dengan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Strategi Heuristik Polya adalah 20,4% sedangkan untuk kelas yang belajar secara konvensional
sebesar
16,1%.
Tetapi
berdasarkan
uji
statistik
dengan
menggunakan uji beda slope didapat bahwa persamaan garis linear pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kelas eksperimen dan kontrol menghasilkan slope yang tidak berbeda secara signifikan. Artinya hipotesis dalam penelitian ini belum diterima atau kuat pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah relatif sama, meskipun nilai prediksi untuk kelas eksperimen dan kontrol dapat dibentuk grafik linier dengan kemiringan yang berbeda. Kemiringan grafik menunjukkan kuat pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar. Kemiringan grafik yang paling tajam menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis pada kelas tersebut lebih kuat pengaruhnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis pada
11 pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya lebih baik daripada model pembelajaran konvensional. Selain itu pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran PBL dengan strategi Heuristik Polya lebih tinggi dari kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional meskipun kuat pengaruhnya tidak berbeda secara signifikan. Mengingat bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dengan strategi Heuristik Polya memiliki keunggulan dari model pembelajaran konvensional dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa yang akhirnya dapat memperbaiki prestasi belajar siswa, maka kepada guru fisika SMA disarankan untuk mempertimbangkan pembelajaran ini sebagai model dan strategi pembelajaran bidang fisika.
DAFTAR RUJUKAN Ahmad, Aslikan. 2012 Pengertian Prestasi Belajar, (Online), (http://pustakaaslikan.blogspot.com/2012/06/pengertian-prestasi-belajar.html, diakses tanggal 27 Desember 2012). Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Belajar). Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakrta : Bumi Aksara Bungin, M. Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada media Group. Conny S, 2000. Pengaruh Pembelajaran Problem Based Learning dengan Strategi Heuristik Vee Terhadap Keterampilan Metakognisi, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Hasil Belajar Kognitif Biologi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Kota Lembang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
12 Departemen Pendidikan Nasional. 2006. KTSP Djaali, Pudji Muljono. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo. Duch, Barbara J, dkk. 2004. The Power Of Critical Thinking. United States of America, 1(1):21. Ennis, Robert. 1996. Critical Thinking. New Jersey : Simon and Schuster / A Viacom Company. Filsaime, Dennis K. 2008. Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta : Prestasi Pustaka Giyanto. 2003. Membandingkan Dua Persamaan Regresi Linear Sederhana. Oseana, Volume XXVIII, Nomor 1: 19 - 31 Hertien. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta :Prestasi Pustaka Joyce, Bruce, dkk. 2009. Models of Teaching. Terjemahan Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Koes, S. 2003. Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: JICA. Laeala, Lia. 2005. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw terhadap Kemampuan Bekerja Sama dalam 81 Proses Pemecahan Masalah, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012) Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Panggabean. 1996. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rosdakarya Polya, G. 2007. How to Solve It. New Jersey: Princeton Paperback. Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS Untuk Analisis Data Dan Uji Statistik.Yogyakarta: Mediakom Ratnaningsih. 2003. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Pembelajaran Berbasis Masalah, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012) Rohayati, 2005. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Berpikir Kritis, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012)
13 Salim, A. 2010. Efektifitas Strategi Heuristik Terhadap Peningkatan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 10 Surabaya, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012) Saliman. 2009. Penggunaan Strategi Heuristik Polya dalam Pembelajaran Fisika SMP Negeri 2 Depok, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012) Sugiharto. 2012. Heuristics. (Online) (http://www.sdit-insanmandiri.net/ heuristics&catid=37:artikel-pendidikan&Itemid=37, diakses tanggal 28 Desember 2012) Sugiyono. 2011. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Surya, Yohanes. 2006. Mestakung. Jakarta: Hikmah. Tata, 2009. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berorientasi Teori Van Hiele, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012) Wahyuno, Teguh.2008.Belajar Sendiri SPSS 16, Cara Mudah Dan Praktis Melakukan Analisis Statistik Dengan Berbagi Model Analisis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Widdiharto. 2004. Penggunaan Model PBL untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012) Widhiyanti, T. 2007. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Keterampilan Generic Sains dan Berpikir Kritis Siswa pada Topic Sifat Koligatif Larutan, (Online), (http://upi.ac.id, diakses 27 Desember 2012) William, M. Bart. 2010. The Measurement and Teaching of Critical Thingking Skills. University of Minnesota. 15,(2) : 5