PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVISME DENGAN MENGOPTIMALKAN KECERDASAN MAJEMUK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP BAB BUNYI
Mar’atus Sholihah1,Endang Purwaningsih2, dan Winarto3 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) e-mail:
[email protected]
Abstrak : Siswa adalah pribadi yang unik karena memiliki gaya belajar yang berbeda yang dipengaruhi kecerdasan majemuk yang menonjol. Jika siswa belajar dengan gaya belajarnya maka siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Sayangnya, guru menyamaratakan sistem pengajaran di kelas, sehingga hanya menguntungkan siswa dengan kecerdasan linguistik dan matematis yang tinggi. Sistem pengajaran yang diterapkan guru menyebabkan siswa menghafal dan tidak memberdayakan kemampuan berpikir kritisnya. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar yang berbasis konstruktivisme dengan mengoptimalkan kecerdasan majemuk untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa. Produk dikembangkan dengan model R&D Borg dan Gall yang dimodifikasi Sukmadinata. Nilai validasi bahan ajar adalah 100% menunjukkan bahan ajar sangat valid dan memiliki karakteristik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar.
Hasil studi TIMSS pada tahun
memberikan pengetahuan fisika yang
2011 dan PISA pada tahun 2012
telah dimiliki melalui ceramah,
menunjukkan buruknya kemampuan
sedangkan siswa dituntut untuk
IPA siswa di Indonesia. Buruknya
menyerapnya. Pengajaran yang seperti
kemampuan IPA siswa menunjukkan
ini bertentangan dengan pandangan
buruknya kemampuan fisika siswa
konstruktivisme.
yang ada didalamya. Hal ini
Konstruktivisme beranggapan
disebabkan oleh sistem pembelajaran
bahwa belajar adalah proses aktif di
yang diterapkan oleh guru yang tidak
mana siswa menggunakan kelima
memberikan kesempatan kepada siswa
panca inderanya untuk mengkonstruk
untuk memberdayakan potensinya.
pemahamannya. Selain itu,
Setiap harinya, di kelas guru hanya
konstruktivisme menganggap bahwa
pengetahuan tidak bisa begitu saja
(8) kecerdasan intrapersonal, dan (9)
ditransfer kepada siswa. Pengetahuan
kecerdasan spiritual.
hanya bisa ditawarkan kepada siswa,
Kecerdasan majemuk yang
selebihnya bergantung pada upaya
dimiliki siswa inilah yang belum
siswa untuk mengkonstruk
sepenuhnya diberdayakan oleh guru.
pengetahuan itu.
Guru menyamaratakan cara
Guru berdalih alasan
mengajarkan fisika dengan metode
diterapkannya metode ceramah dalam
ceramah dan latihan soal matematis
pembelajaran karena buku yang
pada setiap siswa. Tentunya hal ini
berbasis konstruktivisme masih sulit
hanya menguntungkan siswa yang
ditemukan, siswa cenderung pasif dan
memiliki kecerdasan matematis dan
tidak tertarik fisika. Alasan ketidak
linguistik tinggi. Pembelajaran fisika
tertarikan siswa terhadap fisika tidak
yang mengoptimalkan kecerdasan
sepenuhnya benar. Kenyataannya,
majemuk masih sulit untuk dilakukan.
siswa pada pembelajaran fisika tidak
Penyebabnya adalah masih sulitnya
diberikan ruang yang cukup untuk
untuk menemukan buku yang
mengembangkan potensinya. Selain
mengoptimalkan kecerdasan majemuk
itu, siswa adalah pribadi yang unik.
dalam pengajaran fisika. Banyak
Keunikan siswa ditandai dengan
dijumpai buku tentang pengajaran yang
kecerdasan majemuk yang dimiliki
mengoptimalkan kecerdasan majemuk
siswa.
namun masih secara umum, belum Kecerdasan majemuk pertama
kali diperkenalkan oleh Howard
spesifik ke bidang fisika. Pengoptimalan kecerdasan
Gardner. Kecerdasan majemuk lebih
majemuk siswa dianggap mampu
dikenal dengan nama multiple
membantu pengajaran fisika. Hal ini
intelligences. Terdapat sembilan
dibuktikan dengan adanya penelitian
kecerdasan majemuk meliputi (1)
yang dilakukan oleh Rohmawati
kecerdasan linguistik; (2) kecerdasan
(2013), Lee Ann dkk (2009), Bas dan
matematis; (3) kecerdasan visual-
Beyhan (2010), Xie dan Lin (2009),
spasial; (4) kecerdasan kinestetis; (5)
Setyowati dan Hinduan (2009), serta
kecerdasan musikal, (6) kecerdasan
Emendu dan Udogu (2013). Hasil
naturalis; (7) kecerdasan interpersonal;
penelitian mereka menunjukkan adanya
peningkatan prestasi belajar saat siswa
Analisis terhadap peristiwa fisika ini
diajar dengan metode yang
diharapkan mampu meningkatkan
mengoptimalkan kecerdasan majemuk
kemampuan berpikir kritis siswa. Di
dan sesuai dengan gaya belajar mereka.
sisi lain, penyusunan bahan ajar yang
Selain itu, kemampuan berpikir kritis
mengoptimalkan kecerdasan majemuk
dan pembelajarn konstruktivis juga
betujuan agar siswa dapat belajar
dianggap mampu meningkatkan
sesuai dengan gaya belajarnya,
prestasi belajar siswa. Hal ini sesuai
sehingga siswa akan merasa senang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
dan tertarik untuk belajar fisika yang
Lunnenburg pada tahun 2011.
mengakibatkan peningakatan prestasi
Bertolak dari kenyataan tersebut
belajarnya. Di sisi lain siswa akan
peneliti mengembangkan bahan ajar
ditingkatkan kemampauan berpikir
yang berbasis konstruktivisme dengan
kritisnya karena telah dibiasakan untuk
mengoptimalkan kecerdasan majemuk
mengkaji berbagai fenomena dan
siswa. Pada bahan ajar yang berbasis
menggunakan seluruh potensi yang
konstruktivisme siswa diajak untuk
dimiliki. Tujuan penelitian adalah
menganalisis berbagai fenomena di
megetahui proses pengembangan dan
sekitarnya untuk memperoleh
kelayakan bahan ajar yang
pengetahuan fisika yang lebih mantab.
dikembangkan.
METODE Model penelitian dan
dari uji coba terbatas dan uji coba
pengembangan yang digunakan pada
lebih luas, dan (3) pengujian.
penenlitian ini mengacu pada model
Namun, pada penenlitian ini hanya
yang dikembangkan oleh Borg dan
sampai pada uji coba terbatas.
Gall yang dimodifikasi oleh
Studi pendahuluan dilakukan
Sukmadinata. Langkah-langkah
melalui kegiatan wawancara guru
penelitian dan pengembangannya
dan siswa, menyebar angket pada
meliputi (1) Studi pendahuluan, yang
satu kelas siswa, observasi, dan
terdiri dari studi pustaka; survei
analisis buku yang ada di toko buku.
lapangan; dan penyusunan produk
Wawancara dilakukan dengan salah
awal; (2) pengembangan, yang terdiri
satu siswa kelas VIII. Hasil
wawancara menunjukkan pengajaran
penjelasan guru, 25% melihat video
fisika di kelas masih ceramah dan
pembelajaran, 16% praktikum, 2%
buku fisika yang digunakan kurang
investigasi berbagai peristiwa sehari-
menarik terlalu banyak teks, rumus,
hari, 5% mengerjakan soal hitungan,
kurang berisi langkah eksperimen
dan 19% belajar sambil
yang dapat dilakukan secara mandiri,
mendengarkan musik. Sedangkan
dan kurangnya informasi pendukung
hasil sebaran angket yang
seperti bacaan mengenai teknologi
menunjukkan bahan ajar fisika siswa
dan fenomena alam yang
yang paling dibutuhkan adalah
berhubungan dengan fisika.
17,50% siswa membutuhkan buku
Wawancara juga dilkukan dengan
fisika yang banyak berisi bacaan
guru Fisika. Hasil wawancara
tentang teori, aplikasi, dan fenomena
menunjukkan bahwa metode
dalam kehidupan sehari-hari; 15%
pengajaran fisika yang dilakukan
siswa membutuhkan buku fisika
guru lebih banyak ceramah;
yang dilengkapi dengan video,
pembelajaran dalam kelas
animasi, dan soal interaktif; 15,50%
menggunakan LKS dan buku paket
siswa membutuhkan buku yang
paling banyak berisi teori, rumus,
berisi langkah-langkah eksperimen
dan contoh soal. Selain itu, guru
sederhana yang dapat dilakukan
sangat membutuhkan bahan ajar
secara mandiri; 12% siswa
yang berisi materi dan pedagogi yang
membutuhkan buku yang menarik
dapat menarik perhatian siswa untuk
yang berisi banyak ragam tugas
belajar fisika. Selain itu, peneliti juga
seperti TTS; 15% siswa membutukan
menyebarkan angket pada 27 siswa
buku yang banyak berisi gambar; dan
kelas VIIIA SMP BSS Malang.
25,50% siswa membutuhkan buku
Hasil sebaran angket, menunjukkan bahwa siswa dalam
yang sesuai dengan gaya belajar saya Setelah melakukan
satu kelas memiliki gaya belajar dan
wawancara dan menyebar angket
kebutuhan akan bahan ajar fisika
peneliti kemudian mengobservasi
yang berbeda. Gaya belajar fisika
dan mengananlisis buku yang ada di
siswa dalam satu kelas meliputi 12%
toko-toko buku untuk memperkuat
membaca buku, 21% mendengarkan
argumen. Hasil observasi dan
analisis menunjukkan buku pelajaran
peneliti juga maganalisa hasil
fisika kelas VIII langsung
penelitian lain yang relevan yang
memberikan pengetahuan kepada
dapat digunakan sebagai bahan
siswa, hanya berisi bacaan tentang
pertimbangan penenlitian ini.
teori sedikit bacaan tentang
Bahan ajar yang
penerapan, rumus, dan latihan soal.
dikembangkan adalah bahan ajar
Buku seperti ini hanya
meteri bunyi untuk siswa kelas VIII
menguntungkan siswa yang memiliki
SMP. Bahan ajar yang
kecerdasan matematis dan linguistik
dikembangkan mengacu pada
yang tinggi. Selain itu, didapati
kurikulum 2013, sehingga bahan
bahwa buku yang telah ada di toko
ajar disesuaikan dengan KI dan KD
buku hanya berisi tentang
kurikulum 2013. KI dan KD
pengetahuan kecerdasan majemuk
dijadikan acuan mengembangkan
secara umum dan kegiatan
indikato penyusun bahan ajar.
pembelajaran untuk semua mata
Setelah sub bab pada bahan
pelajaran. Sehingga sulit untuk
ajar disusun, langkah selanjutnya
diterapkan dalam proses belajar
adalah menyusun desain
mengajar fisika di kelas.
pengembangan bahan ajar. Desain
Setelah survei lapangan
pengembangan mencerminkan pola
dilaksanakn peneliti melakukan
pengembangan bahan ajar yang
langkah penenlitian kedua yaitu studi
berbasis konstruktivisme dan
pustaka. Pada studi pustaka peneliti
peletakan kegiatan pembelajaran
mengkaji buku cetak dan jurnal
yang mengoptimalkan sembilan
untuk memperoleh informasi tentang
kecerdasan majemuk siswa pada tiap
teori konstruktivisme, teori
sub bab. Selain itu, bahan ajar juga
kecerdasan majemuk serta kegiatan
harus memuat ciri-ciri desain
pembelajarannya, kurikulum 2013,
peningkatan kemampuan berpikir
teori penyusunan bahan ajar, dan
kritis dan prestasi belajar siswa.
materi bunyi. Peneliti juga mengkaji
Setelah desain dibuat,
pengertian, komponen, dan cara
langkah selanjutnya adalah
mengukur kemampuan berpikir kritis
pengembangan bahan ajar. Bahan
dan prestasi belajar. Selain itu,
ajar yang telah dibuat divalidasi oleh
validator materi. Validator materi
terbatas. Uji coba terbatas dilakukan
adalah dua dosen fisika dan dua
pada sejumlah kecil siswa kelas VIII
pengguna yaitu dua guru fisika SMP.
SMP Brawijaya Smart School untuk
Berdasarkan masukan dari para
mengetahui tingkat keterbacaan
validator dan pengguna, segera
bahan ajar. Setelah itu, dilakukan
dilakukan revisi pada bahan ajar.
revisi terhadap susunan kalimat yang
Setelah revisi, dilakukan uji coba
kurang jelas.
HASIL Bahan ajar yang
kritis dan prestasi belajar.
dikembangkan memiliki spesifikasi
Berdasarkan kajian teori yang telah
berbasis konstruktivisme,
dilakukan, maka desain bahan ajar
mengoptimalkan kecerdasan
dan RPP yang berbasis
majemuk, didesain untuk
konstruktivisme adalah sebagai
meningkatkan kemampuan berpikir
berikut.
Tabel 1. Desain Bahan Ajar Berbasis Konstruktivisme Bahan Ajar Berbasis Konstruktivisme 1. Bahan ajar tidak langsung memberikan materi atau pengetahuan pada siswa. 2. Bahan ajar menuntut siswa untuk aktif dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran. 3. Adanya tagihan dan penilaian oleh guru yang tercantum pada RPP sebagai bentuk tuntutan agar siswa aktif dalam melakukan berbagai kegiatan pembelajaran. 4. Bahan ajar telah memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan melihat, mendengar, menjamah, dan merasakan untuk memperoleh konsep baru mengenai bunyi. 5. Bahan ajar memanfaatkan pengetahuan awal siswa untuk membangun pengetahuan baru bab bunyi. 6. Bahan ajar mengajak siswa untuk membangun sendiri pengetahuan barunya tentang bunyi dengan membuat hubugan antara pengalaman atau pengetahuan yang telah dimiliki. 7. Bahan ajar telah memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa. 8. Bahan ajar memandu guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Guru bertindak sebagai moderator dan fasilitator. Tersirat pada RPP. 9. Bahan ajar telah mengintegrasikan pembelajaran sehingga terjadi transmisi sosial yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan lingkungannya. 10. Bahan ajar melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga menjadi menarik dan memotivasi siswa untuk belajar. Tabel 2. Desain RPP Berbasis Konstruktivisme RPP Berbasis Konstruktivisme 1. Kegiatan belajar memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasannya dengan bahasa sendiri. 2. Kegiatan belajar memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif. 3. Kegiatan belajar memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gagasan baru.
4. Kegiatan belajar memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimilki peserta didik. 5. Kegiatan belajar mendorong peserta didik untuk memikirkan perubahan gagasan mereka. 6. Kegiatan belajar menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Zubaidah,dkk (2013:11)
Desain bahan ajar yang
tercantum pada bahan ajar, bertujuan
mengoptimalkan kecerdasan
untuk memberi informasi kepada
majemuk berisi kegiatan
siswa bahwa sebagian dari bahan ajar
pembelajaran yang mencakup
yang tidak dikerjakan dalam kelas
sembilan kecerdasan majemuk.
tetap harus dikerjakan dan
Tidak semua kegiatan pembelajaran
dikumpulkan. Kesembilan
yang ada pada bahan ajar akan
kecerdasan majemuk akan
dilaksanaan di dalam kelas. Oleh
dioptimalkan pada setiap sub bab.
sebab itu, diperlukan adanya
Kegiatan pembelajaran yang
ajakan,informasi, tagihan, dan
mencakup sembilan kecerdasan
penilaian. Ajakan dan informasi
majemuk adalah sebagai berikut.
Bahan ajar berbasis konstruktivisme dengan mengoptimalkan kecerdasan majemuk untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar
Berisi
Kecerdasan Linguistik Berisi : Bacaan (Teori, Aplikasi, dan Fenomena Alam), TTS, Scrabble, Temukan Kata, Diskusi, Presentasi , Biografi, dan Video Berbahasa Asing.
Kecerdasan Matematis Berisi : Rumus, Contoh Soal, Latihan Soal Matematis, Mind Map, Soal Silogisme, Soal Maze, dan Langkah-Langkah Eksperimen.
Kecerdasan Visual-Spasial Berisi : Mind Map, Gambar, Animasi, Video, Soal Maze, dan Teks yang Colour Full.
Kecerdasan Kinestetik Berisi: Langkah Eksperimen, Studi Lapangan (Field Trip), Model pembelajaran jigsaw, dan Brain Gym.
Kecerdasan Berirama Berisi : Lagu Klasik dan Lagu untuk Pembelajaran, Video Pembelajarn dengan Nynyian, dan Ekperimen menghasilkan Musik.
Kecerdasan Interpersonal Berisi : Diskusi Kelompok, Tell everyone, Proyek Kelompok (Group Project), Diskusi, dan Presentas
Kecerdasan Intrapersonal Berisi: Refleksi Diri, Personal Project (Proyek Pribadi), Diskusi, Presentasi, dan Tugas Mandiri
Kecerdasan Naturalistik Berisi : Eksperimen dengan Barang Bekas, Fenomena Alam, Observasi Flora Fauna, Bacaan tentang Sistem Kerja Manusia, dan Jendela Belajar.
Kecerdasan Spritual Berisi : Renungan dan Isu Sosial (Sosial Issue).
Gambar 1 Garis Besar Kegiatan Pembelajaran (Yaumi ,2012)
Selain itu, bahan ajar juga
meningkatkan kemampuan berpikir
didesain untuk meningkatkan
kritis dan komponen-komponen
kemampuan berpikir kritis siswa.
kemampuan berpikir kritis yang
Berdasarkan kajian teori yang telah
ditingkatkan adalah sebagai berikut.
dilakukan, desain bahan ajar untuk Tabel 3. Desain Peningkatan Berpikir Kritis Berdasarkan Teori yang Dikaji Teori yang Komponen Rancangan Peningkatan Kemampuan Berpikir Dikaji Kemampuan Kritis pada Bahan Ajar Berpikir Kritis Menganalisis Bahan ajar mengkondisikan siswa untuk menganalisis Kemampuan berbagai fenomena dan peristiwa sehari-hari untuk Berpikir Kritis membangun pemahamannya tentang konsep bunyi. menurut Ennis Menanya Bahan ajar mengajak siswa untuk mengajukan (2011:2) pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa untuk membangun konsep bunyi yang akan dipelajari. Thompson Pengajuan pertanyaan dilakukan pada kegiatan (2011:4) pembelajaran dalam kelas yang tercantum pada RPP dalam buku guru. Perkins dan Bahan ajar menyampaikan konsep bunyi dengan Murphy, (2006 : memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat 301) mengarahkan siswa untuk membangun pemahamannya tentang bunyi. Bahan ajar berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa untuk mendefinisikan dan memberikan istilah pada bab bunyi. Mengidentifikasi Bahan ajar mengajak siswa untuk mengidentifikasi hubungan antara berbagai pernyataan. Pernyataanpernyataan tersebut diperoleh dari berbagai kegiatan pembelajaran yang ada pada bahan ajar. Menyimpulkan Bahan ajar mengajak siswa untuk menarik kesimpulan dari berbagai pernyataan yang ada dalam bahan ajar. Membuat Bahan ajar melatih siswa membuat keputusan Keputusan berdasarkan kajian mendalam dari bukti-bukti empiris yang ada. Keputusan dibuat untuk memperoleh solusi, contoh pada sosial issue. Mengobservasi Bahan ajar mengkondisikan siswa untuk melakukan observasi dan menyusun laporan. Dilakukan di dalam kelas pada proses belajar mengajar. Tercantum pada RPP. Menjawab Bahan ajar mengkondisikan siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah diajukan, berdasakan hasil observasi yang telah dilakukan. Bahan ajar mengajak siswa untuk mengidetifikasi Elemen berpikir Mengenali Asumsi asumsi. Bahan ajar dilengkapi soal interaktif untuk kritis Watson melatih kemampuan berpikir kritis siswa untuk elemen Glaster Critical pengenalan asumsi (recognition of assumption). Siswa Thinking mengevaluasi asumsi yang diberikan. Aprasial Mengevaluasi Bahan ajar mengkondisikan siswa untuk melakukan (WGCTA) Argumen evaluasi argumen. Bahan ajar berisi soal interaktif untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa untuk elemen mengevaluasi argumen (evaluation of argumen).
meningkatkan motivasi belajar
Kemampuan-kemampuan
fisika dan prestasi belajar.
berpikir kritis dan desain peningkatannya yang tertera pada
2.
Tugas disajikan dalam beraneka
Tabel 3 tersebar pada seluruh bahan
ragam bentuk sesuai degan
ajar dan RPP. Komponen pengenalan
kecerdasan majemuk dan gaya
asumsi dan mengevaluasi argumen,
belajar siswa, didesain untuk
ditingkatan melalui soal interaktif.
meningkatkan pemahaman
Soal interaktif juga berisi feedback
siswa. Tugas berupa proyek
yang berupa skor kepada siswa,
kelompok, TTS, jendela belajar,
bertujuan agar siswa dapat
dll.
mengetahui peningkatan dan
3.
Adanya soal yang menguji pengetahuan kognitif dan
kemampuan berpikir kritisnya.
feedback berupa skor kepada
Parno (2013:32) mengatakan hendaknya siswa diberi kebebasan
siswa. Bertujuan agar siswa
untuk menemukan cara belajar yang
dapat mengetahui peningkatan
sesuai dengan kecerdasan
dan kemampuan berpiir
majemuknya. Sehingga bagi siswa
kritisnya.
belajar sangat menyenangkan dan
4.
Siswa dilatih untuk praktikum
akibatnya mereka akan tekun belajar
dan tugas proyek membuat
dan menjadi pandai. Dengan kata
prakarya yang menunjukkan
lain, dengan memfasilitasi siswa
konsep bunyi sehingga dapat
untuk belajar sesuai dengan
meningkatkan prestasi belajar
kecerdasan majemuknya maka siswa
siswa di ranah psikomotorik.
akan termotivasi untuk belajar fisika
5.
Kegiatan pembelajaran melibatkan siswa secara
dan meningkat prestasi belajarnya.
emosional dan sosial sehingga
Desain peningkatan prestasi belajar adalah sebagai berikut.
menarik siswa untuk belajar dan
1.
Bahan ajar berisi kegiatan
dapat meningkatkan prestasi
pembelajaran yang sesuai
belajar siswa di ranah affektif.
dengan kecerdasan majemuk dan gaya belajar sehingga dapat
6.
Kegiatan pembelajaran melibatkan siswa untuk
7.
melakukan renungan terhadap
8.
Tugas yang diberikan akan
peristiwa alam dan makhluk
ditagih dan dinilai oleh guru
hidup yang sesuai dengan materi
sehingga dapat digunakan siswa
bunyi sehingga timbul rasa
sebagai informasi tentang
Keagungannya pada Tuhan.
pemahaman yang dimiliki siswa.
Bertujuan untuk meningkatkan
Rubrik penilaian, jenis, dan
prestasi belajar siswa di ranah
waktu pemberian tugas
affektif.
tercantum pada RPP dalam bahan ajar pegangan guru.
PEMBAHASAN Bahan ajar yang sudah selesai disusun kemudian divalidasi. Hasil
ahli meteri dan dua pengguna adalah sebagai berikut.
Persentase Hasil Validasi
validisi kelayakan umum oleh dua 100,00% 98,00% 96,00% 94,00% 92,00% 90,00% 88,00% 86,00% 84,00% 82,00% 80,00% 1
2
3 4 5 6 7 8 9 Sub Komponen Kelayakan Umum
10
11
Gambar 2. Persentase Hasil Validasi Bahan Ajar Kelayakan Umum
Keterangan dan persentase hasil validasi untuk kelayakan umum dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Validasi Bahan Ajar Kelayakan Umum No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sub Komponen Cakupan materi Keakuratan materi Kemutakhiran Kesesuaian dengan Perkembangan Peserta Didik Komunikatif Lugas
Persentase 90,63% 97,50% 92,19% 93,75% 93,75% 87,50%
Kriteria Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
7. 8. 9. 10. 11.
Koherensi dan keruntutan alur pikir Penggunaan istilah dan simbol atau lambang Kesesuaian dengan kaedah bahasa indonesia Teknik penyajian Pendukung penyajian materi
90,63% 93,75% 90,63% 86,25% 93,18%
Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
oleh keempat validator materi adalah
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa semua sub
92,19%. Sedangkan, hasil uji validasi
komponen dalam penyusunan bahan
kelayakan khusus adalah sebagai
ajar sangat valid. Apabila dirata-rata
berikut.
Persentase Hasil Validasi Khusus
maka hasil validasi kelayakan umum 120,00% 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% 1
2
Butir
3
4
Gambar 3. Persentase Hasil Validasi Bahan Ajar Kelayakan Khusus
Keterangan dan persentase hasil validasi untuk kelayakan khusu dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Validasi Bahan Ajar Kelayakan Khusus No
Butir 1. Kesesuaian bahan ajar berdasarkan teori konstruktivisme 2. Kesesuaian bahan ajar untuk mengoptimalkan kecerdasan majemuk 3. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis 4. Meningkatkan prestasi belajar siswa
Berdasarkan tabel hasil
Persentase 100,00%
Kriteria Sangat Valid
100,00%
Sangat Valid
100,00% 100,00%
Sangat Valid Sangat Valid
dan silabus juga divalidasi. Nilai
validasi kriteria khusus keempat
hasil validasi silabus adalah 100%.
validator materi diketahui bahwa
Nilai ini menunjukkan bahwa silabus
bahan ajar yang dikembangkan sudah
yang dikembangkan sudah sangat
sangat valid. Selain bahan ajar RPP
valid. Sedangkan, rata-rata nilai
validasi dari keempat validator untuk
sangat valid, namun tetap dilakukan
RPP adalah 100%. Nilai ini
revisi berdasarkan saran, kritik, dan
menunjukkan bahwa RPP yang
komentar validator yang dijabarkan
dikembangkan sudah sangat valid.
pada Tabel 6.
Meskipun bahan ajar dan RPP sudah
Tabel 6. Hasil Revisi Bahan Ajar berdasarkan Komentar, Saran, dan Kritik dari Validator Komentar, Saran, dan Revisi No Aspek Kritik Pengoptimalan - Bahan ajar kurang - Dilakukan penyempurnaan. Setiap 1. kecerdasan mengoptimalkan satu bab terdiri dari sembilan majemuk kecerdasan majemuk kecerdasan majemuk. jika penyajian - Diberikan ajakan dan informasi kecerdasan dalam satu kepada siswa kapan tugas harus sub bab tidak konsisten, dikerjakan dan dikumpulkan. tidak berjumlah 9 Selain, itu adanya petunjuk tagihan kecerdasan. dan penilaian bagi guru yang - Perlu adanya tagihan dan dicantumkan pada RPP. penilaian Peningkatan Kurang nampak desain Bahan ajar dilengkapi dengan soal 2. kemampuan peningkatan kemampuan kemampuan berpikir kritis. Setiap berpikir kritis berpikir kritisnya. selesai satu sub bab terdapat soal interaktif kemampuan berpikir kritis pada CD. Peningkatan Kurang nampak desain Bahan ajar dilengkapi dengan soal 3. prestasi belajar peningkatan prestasi belajar. kognitif. Setiap selesai satu sub bab terdapat soal interaktif berupa soal kognitif pada CD. Gambar ilustrasi Gambar ilustrasi kurang Penggantian beberapa gambar yang 4. mengena dan kurang dirasa kurang mengena dan kurang menggambarkan materi menggambarkan materi. Kebakuan istilah Penggunaan kata baku perlu Penggantian beberapa kata yang 5. diperhatikan kurang baku. Penulisan bahan - Kurangi kata-kata yang Revisi ulang tentang kalimat dan 6. ajar kurang perlu. pembuangan kata-kata yang dirasa - Variasi bentuk kalimat tidakperlu. agar tidak monoton Kalimat dalam - Setiap satu kalimat harus Revisi ulang susunan kalimat dalam 7. bahan ajar mengandung satu pokok satu paragraf. pikiran (gagasan) - Setiap kalimat harus ada subjeknya Video Video pada CD kurang Pemberian nomor pada video 8. tertata sehingga video runtut sesuai dengan urutan sub bab. 9. Soal interaktif Soal interaktif seharusnya Pembuatan soal interaktif untuk juga menunjukkan nilai peningkatan berpikir kritis dan prestasi belajar yang menunjukkan skor pengerjaan siswa. 10. Lay out Penataan gambar perlu Penataan ulang bahan ajar agar tidak diperbaiki sehingga tidak membosankan. membosankan. 11. Kalimat dalam Sederhanakan kalimat Membuang kata-kata dan kalimat
bahan ajar
12.
Informasi mengenai kecerdasan majemuk
13.
Keruntutan Sub Bab
sehingga tidakterlalu panjang dan terkesan membosankan. Tidak ada informasi bagi gurudan siswa tentang kecerdasan majemuk, sehingga kurang mengerti pola pengembangan bahan ajar. Penataan Sub-Bab kurang runtut
yang tidak perlu sehingga lebih singkat dan tidak membosankan. Pemberian informasi tentang kecerdasan majemuk pada buku pegangan guru dan buku pegangan siswa.
Menelaah ulang sub bab – sub bab penyusun materi bunyi. Setelah itu, dilakukan penyusunan ulang antar sub bab pada bahan ajar.
Revisi terhadap RPP yang berdasarkan komentar dari para validator tertera pada Tabbel 7 sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Revisi RPP berdasarkan Komentar, Saran, dan Kritik dari Validator No Aspek Komentar, Saran, dan Kritik Revisi Penilaian Rubrik penilaian kurang rinci. Merinci ulang rubrik penilaian 1. Tugas Tugas harus disesuaikan dengan Menata ulang dan 2. tujuan pembelajaran pada saat menambahkan tugas yang sesuai itu. Beberapa RPP tidak degan tujuan pembelajaran pada mencantumkan tugas yang sesuai saat itu. dengan tujuan pembelajaran pada saat itu. Kegiatan Kegiatan pembelajaran terkesan Merivisi kegiatan pembelajaran 3. pembelajaran masih guru yang sedikit lebih sehingga siswa yang lebih aktif aktif dari pada siswa. dari padaguru. Kegiatan Masukkan nomor tujuan Memasukkan nomor tujuan 4. pembelajaran pembelajaran pada kegitan pembelajaran pada kegitan pembelajaran sehingga dapat pembelajaran untuk mengetahui diketahui pencapaian tujuan pencapaian tujuan pembelajaran. pembelajaran.
Setelah validasi dilakukan,
untuk mengetahui tingkat
dilakukanlah uji coba terbatas. Uji
keterbacaan dan kemenarikan bahan
coba terbatas dilakukan pada
ajar. Hasil persebaran angket
sekelompok kecil siswa. Selain itu,
menunjukkan nilai 87,30%, yang
pada saat uji coba terbatas
menunjukkan bahwa bahan ajar yang
disebarkan angket kepada siswa
dikembangkan sangat menarik.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar yang berbasis konstruktivisme dan
mengoptimalkan kecerdasan
prestasi belajar siswa, dan berbentuk
majemuk yang dikembangkan
bahan ajar cetak sehingga dapat
terbukti sangat valid. Selain itu
menjadi pegangan siswa. Sedangkan
bahan ajar juga memiliki ciri-ciri
kelemahannya adalah video dan
desain peningkatan kemampuan
animasi pada bahan ajar sebagian
berpikir kritis dan prestasi belajar.
besar masih memanfaatkan yang ada
Saran, komentar, dan kritikan
di internet, belum sepenuhnya
validator selama proses validasi
dikembangkan sendiri dan
dijadikan sebagai acuan untuk
dibutuhkan biaya yang lebih tinggi
merivisi bahan ajar. Produk bahan
untuk mencetak bahan ajar dan
ajar yang dikembangkan memiliki
membutuhkan waktu yang lama.
kelebihan dan kekurangan.
Disarankan kepada peneliti lain agar
Kelebihannya adalah berbasis
menguji efektifitas bahan ajar untuk
konstruktivisme, mengoptimalkan
meningkatkan kemampuan berpikir
sembilan kecerdasan majemuk,
kritis dan prestasi belajar untuk tiga
didesain untuk meningkatkan
belas sub bab yang lain.
kemampuan berpikir kritis dan
DAFTAR PUSTAKA Emendu, Nnamdi B. dan Udogu. 2013. Effect of Multiple Intelligence Teaching Strategies on Students Achievement and Retention in Chemistry. The International Journal of Enginering and Science (IJES),(Online), (http://www.theijes.com/papers/v2-i7/Part.6/F0276030034.pdf),diakses 14 Desember 2013 Ennis. 2011. Goals for a critical thinking curriculum and its assessment 3rd Edition,(Online), (http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCritic alThinking_51711_000.pdf), diakses 14 Desember 2013 Hasruddin. 2009. Memaksimalkan Kemampuan Berpikir Kritis melalui Penedekatan Konstektual. JURNAL TABULARASA PPS UNIMED Vol.6 No.1, Juni 2009. (Online), (http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMEDUndergraduate-22441-4.%20BAB%20I.pdf), diakses pada tanggal 9April 2013 Jia, Qiong. 2010. A Brief Study on the Implication of Constructivism Teaching Theory on Classroom Teaching Reform in Basic Education. International Education Studies. (Online), (http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ies/article/download/5888/466), diakses 15 Desember 2013
LeeAnn Griggs, dkk. 2009. Varying Pedagogy to Address Student Multiple Intelligences. Journal of the Sociology of Self-Knowledge. (Online), (http://scholarworks.umb.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1282&context= humanarchitecture), diakses pada 15 Desember 2013 Lunenberg, FredC. 2011. Critical Thinking and Constructivism Techniques for Improving Student Achievement. National Forum of TeacherEducation Journal Volume 21, Number 3, 2011. (Online), (http://www.nationalforum.com/Electronic%20Journal%20Volumes/Lune nburg,%20Fred%20C.%20Critical%20Thinking%20&%20Constructivism %20V21%20N3%202011%20NFTJ.pdf), diakses pada tanggal 11 Deember 2013. Perkins,Cheryl dan Murphy, Elizabeth. 2006.Identifying and Measuring Individual Engagement in Critical Thinking in Online Discussions : An Explotary Case Study. EducationalTechnology & Society,9(1), 298-307. (Online), (http://research.library.mun.ca/2462/1/Identifying_and_measuring_individ ual_engagement_in_critical_thinking_in_online_discussions_An_explorat ory_case_study.pdf), diakses pada tanggal 20 Desember 2013 PISA. PISA 2012 Results in Focus What 15-year-olds know and what they can do with what they know.(Online),(http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa2012-results-overview.pdf) diakses pada tanggal 10 April 2014 Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Kerjasama UPI dan PT Remaja Rosdakarya:Bandung Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan.Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta TIMSS. 2011. Towards Equity and Excellence Highlights from TIMSS 2011 : The South African perspective. (Online), (http://www.hsrc.ac.za/uploads/pageContent/2929/TIMSSHighlights2012 Dec7final.pdfHSRC),diakses pada tanggal 9 April 2014 Thompson, Claudette. 2011. Critical Thinking Across the Curriculum: Process Over Output. International Journal of Humanities and Social Science. (Online),(http://www.ijhssnet.com/journals/Vol._1_No._9_Special_Issue_ July_2011/1.pdf), diakses 29 November 2013 Rohmawati, Zuhriya. 2013. Pengembangan Modul Interaktif Berbasis Multiple Intelligences pada Pelajaran IPA Terpadu dengan Tema Kebakaran Hutan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP. Skripsi. Tidak diterbitkan : Universitas Negeri Malang. Setyowati, Meinani Dwi dan Achmad A.Hinduan. 2009. Penerapan Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik di SMAN 2 Magelang Jawa Tengah. Berkala Fisika Indonesia Volume 1 Nomor 2. (Online),(), diakses padatanggal20 Desember 2013. Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple intelligences. Dian Rakyat:Jakarta Xie, Jingchen dan Lin, Ruilin. 2009. Research on Multiple Intelligences Teaching and Assessment. Asian Journal of Management and Humanity Sciences. (Online), (http://210.60.31.132/ajmhs/vol_4_2and3/3.pdf), diakses 15 Desember 2013