Catatan Kecil Gowes di Gunung Dempo 15 – 17 Oktober 2010 Setelah beberapa lama persiapan akhirnya hari itupun tiba, dengan semangat yang tinggi dan kondisi dana yang pas-pasan dan kesehatan yg agak terganggu karena cidera pinggang lagi kambu akhirnya saya dan teman-teman dari B2W Palembang berangkat menuju Pagaralam untuk menaklukan track di lereng Gunung Dempo sekaligus menikmati pemandangan kota Pagaralam yang indah dan udaranya yang segar. Perjalanan di mulai di titik kumpul kantor GTZ di jalan jendral Sudirman pukul 5 Sore tanggal 15 Oktober 2010. semua peserta bekerja sama menyiapakan sepeda di atas mobil Pick up, dan menyiapkan semua peralatan yang akan di bawa. Setelah melakukan sholat magrib rombongan yang terdiri dari 11 orang peserta yaitu ; Saya sendiri Rano, Om Ircham, Om Agus, Om Zul, Om Arie (Babe), Om Gumay, Om Dryanto, Om Reza, Om Rohmani, Om Ricky beserta keluarga, dan seorang Srikandi B2W nte Tia. Dengan menggunakan 1 mobil pick up (om Gumay), 1 mobil double cabin (Om Zul), 1 mobil avanza (Om Rano) dan satu mobil CRV (Om Ricky dan keluarga) kami pun meluncur menuju Pagaralam sekitar pukul 7.30 malam.
(berpose bersama di depan kantor GTZ) Kurang lebih 9 Jam perjalanan akhirnya kami tiba di Villa MTQ Gunung Gare sekitar pukul 3 pagi, tidak banyak yg bisa saya ceritakan di dalam perjalanan karena perjalanan di malam hari jadi kami hanya singgah di beberapa Pom Bensin utk mengisi bahan bakar dan istrahat, rumah makan pagi sore untuk makan malam dan mampir di kota Lahat sebentar untuk menjemput Om Mustakim dan om Yeppy yang sebelumnya sudah gowes lebih dulu dari Palembang – Lahat. Setelah tiba di villa semua rombongan langsung check in dan beristirahat di villa untuk persiapan Gowes besok paginya.
(Narsis di Pom bensin sambil beristirahat) Pada pagi harinya setelah bangun pagi saya dan teman-teman yg lain begitu terpesona menyaksikan pemandangan di sekitar villa yang di kelilingi pegunangan, perkebunan teh dan kota Pagaralam ang begitu indah. Udara pagi yang dingin tidak menyurutkan semangat saya dan teman-teman untuk segera keluar dari villa utuk berjalan di sekiling vila sambil menyaksikan pemandangan dan tak lupa befoto narsis berlatar pemandangan pegunungan dan sun rise yang indah.
(Bangun pagi di sambut sunrise dan udara pagi yang sangat dingin)
(bersiap-siap untuk naik ke tugu rimau) Setelah selesai menyiapkan sepeda dan sarapan semua kami bersiap-siap naik ke tugu rimau dengan di bantu oleh truck penduduk yang kita sewa. Sementara kita naik dengan menggunakan Truck, Om Takim dan anaknya Om Yeppy gowes nanjak menuju tugu Rimau….”Luar Biasa” Kurang lebih 45 menit nanjak pake truck sementara om Yeppy najak pake sepeda 1 jam lebih, kita sampai di Tugu Rimau titik dimana kita akan mulai menurunin Lereng Dempo, entah ini masuk kategori down hill, all mountain atau bukan tapi yg jelas sepeda kita bukan sepeda downhill…ha ha ha ha.. Setelah bernarsis-narsis di tugu Rimau, breafing dan berdoa bersama kami pun memulai acara inti perjalanan ke Dempo ini menurunin Lereng Dempo dari ketinggian..ketinggian kurang lebih1800 dpl.
(Bendera B2W berkibar di Tugu Rimau) Di mulai dari turunan aspal yang curam dan berkelok-kelok kami dengan semangatnya memulai perjalan menyusuri turunan jalan aspal yg cukup memacu adrenalin karena curam dan kelokanya yang tajam. Sampai tiba di track pertama, track bebatuan dimana sempet ada 1 orang peserta om Rohmani yang mengalami pecah ban tapi langsung bisa di atasai dengan sigapnyao oleh Om Takim dan Om Dryanto.
Kemudian kami melanjutkan ke track bebatuan yg kedua dimana saya dan beberapa temen-temen yang laen sempet mengalami incident kecil alias nyungsep, track bebatuan dan berlubang membuat kita sulit memilih jalur yang aman apalagi pada saat full speed dan pengalaman juga skill yang kurang terutama bagi saya yang baru pertama kali mencoba track di Gunung Dempo ini. Melintasi perkampungan di lereng Dempo di sambut teriakan-teriakan penyemangat dari anak2 sekolah dan senyum ramah penduduk membuat kami tambah semangat mengayuh sepedan kami.
(Om Arie aka Babe in action) Lanjut ke Track PON yang lumayan menyenangkan dan aman untuk di lewati karena tracknya turunan yang relative rata dan tidak ada bebatuan yang menghalangi di jalan hanya rumput ilalang dan semak yang rimbun menutupi jalur track PON tersebut. Semua peserta pun dengan semangatnya melibas track tidak terkecuali srikandi B2W kita Tante Tia, yang tadinya kita kwatirkan akan tertinggal malah memimpin di depan, benarbener wanita perkasa..he he he. Di track penutupan yang terakhir terjadi lagi incident kecil dimana om Arie (babe) terjatuh dari sepedanya dan sedikit mengalami luka mememar di lutut sebelah kiri. Dan di tutup dengan om Ricky yang terpental dari sepeda AX3 nya karena mencoba menghindari track yang berlubang, tapi incident tsb tidak mematahkan semngat kita untuk terus melanjutkan perjalanan.
(Om Agus in action) Setelah istrahat sebentar kami pun melanjutkan menurunin jalanan aspal menuju air terjun Curug Mangkok, sepanjang perjalanan kita di suguhin pemandangan gunung Dempo yang sangat indah dan udaranya yang begitu segar. Setibanya di air terjun curug mangkok kita menyempatkan merasakan segarya air terjun mandi dan bermain-main di bawah air terjun, dan tak lupa mengabadikan momen tersebut dengan kamera masing-masing.
(Air terjun Curug Mangkok)
Karena hari sudah siang acarapun di lanjutkan dengan menyantap mi instant yang di siapkan oleh warung yang ada di sekitar Curug Mangkok, lumayan sebagai pengisi perut yg sudah keroncongan karena habis meibas tack dan kedinginan mandi di air terjun Curug Mangkok. Setelah selesai bersitirahat kami melanjutkan perjalanana menuju Villa, tanjakan yang panjang menuju Villa di tambah lagi hujan gerimis yang turun dan udara yg dingin menjadi halangan terberat bagi saya dan teman-teman, sehingga memaksa kita untuk beberapa kali turun dan mendorong sepeda. Dengan perjuangan yang cukup melelahkan kitapun akhirnya sampai di Villa kemudian bersitirahat sembari menikmati makan siang.
(semangat TTB) Sore harinya selesai beristarahat kami pun melanjutkan acara berburu Durian dan berburu makan malam di kota Pagaralam, selesai menikmati Durian kami langsung menuju Rumah makan yang menghidangkan sate kambing, sate ayam dan gulai tongseng. Entah karena dara pagaralam yg dingin atau emang masakannya yg lezat kamipun dengan lahapnya menyantap hidangan yg telah di sajikan di atas meja.
(Durian Pagaralam) Setalah mampir dai toko yang menjual oleh-oleh khas Pagaralam kami pun pulang ke Villa, acara malam pun di tutup dengan kumpul-kumpul di Villa sembari bersenda gurau dan beristirahat sambil menikmati kopi dan wedang jahe hangat di temani mi instant dan kacang kulit, wah terasa sekali suasana kekeluargaan diantara kami, walau badan lelah, ada yg sedikit cidera termasuk saya yang terus berjuang mengatasi masalah cidera pinggang saya tapi semua itu seakan-akan hilang dan tak terasa tergantikan oleh kepuasan yg di dapat hari ini. Kesokan paginya, selesai sarapan kami pun bersiap-siap kembali gowes menuju kota Pagaralam menghadiri acara Car Free Day yang diadakan pemerintahan setempat. Setibanya disana kami di sambut oleh warga setampat yang sedang melakukan kegiatan pagi, berolah raga di jalan2 utama yg sudah di tutup dan di jadikan tempat berolah raga. Tapi sayang tidak banyak warga Pagaralam yang menggunakan Sepeda, hanya ada beberapa komunitas kecil Sepeda Onthel yang di pimpin oleh bapak Walikota Pagaralam. Kamipun menyempatkan bersilaturahmi dan ngobrol bersama Pak Walikota beserta jajaranya.
(Foto Bersama Bapak Walikota Pagaralam)
Acara pun di lanjutkan dengan mengunjungi hutan bambu dan tempat wisata air terjun Curug Embun, kamipun menyempatkan mandi di air terjun karena kebetulan saya dan teman-teman yang laen belum sempet mandi pagi di Villa….he he he.
(Air terjun Curug Embun) Setelah selesai mandi di Air Terjun Curug Embun kamipun kembali ke Villa dan bersiapsiap unttuk kembali pulang menuju Palembang. Setelah semua sepeda di naikan ke atas Mobil dan barang perlengkapan di masikan ke dalam mobil, kamipun segera melanjutkan perjalanan. Kurang lebih pukul 11 siang kamipun berangkat meninggalakan kota Pagaralam, meenuju Kota Lahat untuk singgah dan beristirahat makan siang di rumah Om Dryanto. Setalah itu kamipun segera melanjutkan perjalanan kembali. Tepat pukul 8 malam akhirnya kami tiba dengan selamat di titik kumpul kantor GTZ, dan acarapun berakhir disini semua peserta pulang masing2 ke rumah dengan membawa banyak cerita dan kenangan yg tak terlupakan..
(Gunung Dempo)
Itulah sedikit catatan dari saya, semoga ini menjadi inspirasi buat teman-teman yang lain yang ingin berangkat ke Pagaralam atau yang ingin kembali kesana. Mohon maaf kalau banyakkekurangan karena saya bukan seorang penulis, hanya ingin berbagi cerita dengan teman-teman yang lain. Sampai jumpa di event selanjutnya…….
Salam Rano Prayonda