CARA MINIMALISASI LIMBAH ZAT RADIOAKTIF YANG EFEKTIF Oleh : Rizqiyyah
PENDAHULUAN Zat radioaktif merupakan sumber daya alam yang sangat penting terutama dalam menentukan nasib yang akan datang. Zat radioaktif ini memang sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Sejak ditemukannya oleh Madame Curie, dampaknya sudah dapat terlihat langsung pada orang-orang yang bekerja di laboratoriumnya. Bahkan Madame Crie sendiri terkena penyakit aneh akibat zat radioaktif yang belum dikenal pada masa itu. Zat radioaktif ini mempunyai sifat yang khas , yaitu selalu mengeluarkan sinar yang tidak tampak oleh mata. Sinar yang timbul dari zat radioaktif ada tiga macam, yakni : a. Sinar alpha (bermuatan listrik positif) b. Sinar beta (bermuatan listrik negatif) dan c. Sinar gamma (tidak bermuatan listrik) Sinar gamma sangat berbahaya karena dapat menembus apa saja yang menghalanginya. Molekul-molekul yang netral dapat berubah menjadi ion-ion yang bermuatan listrik apabila terkena sinar. Sinar gamma juga dapat merusak susunan gen atau kromosom dalam inti sel sehingga keturunannya menjadi bervariasi, misalnya ada yang mati ataupun cacat. Manusia menggunakan sifat sinar gamma untuk meningkatkan mutu pertanian, misalnya tanaman yang mempunyai beberapa sifat menguntungkan , seperti berbuah lebat dan manis, umurnya singkat. Sinar gamma mempunyai sifat yang identik dengan cahaya matahari dan secara umum disebut gelombang electromagnet. Perbedaannya terletak pada frekuensi paling tinggi. Lebih rendah dari sinar gamma adalah frekuensi sinar-X atau sinar yang digunakan untuk rontgen. Sinar Ultraviolet, lalu sinar yang tampak oleh mata yang tersusun ialah merah, jingga, kuning, biru, dan violet. Sinar inframerah memiliki frekuensi getar yang lebih rendah dari sinar yang dapat dilihat oleh mata, tetapi dapat dirasakan panasnya oleh kulit . Sinar ini dapat berasal dari benda-benda pijar, seperti tanur. Untuk menghindari sinar inframera yan berasal dari tanur diperlukan kaca mata pelindung dari kobalt.
Gelombang electromagnet yang memiliki frekuensi getar lebih rendah dari sinar inframerah, yaitu 10-10.000 Mhz (gelombang mikro). Contoh gelombang electromagnet secara berturut-turut adalah gelombang radar, gelombang pemacar TV, Gelombang pemacar radio FM, serta gelombang radio SW dan AM. Apabila diurutkan dari yang rendah sampai yang tinggi frekuensi getar yang dimiliki sinar dapat disusun sebagai berikut : 1) Gelombang radio AM. 2) Gelombang radio SW. 3) Gelombang radio FM. 4) Gelombang TV. 5) Radar. 6) Sinar Inframerah. 7) Sinar Tampak Mata (merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan violet). 8) Sinar Ultraviolet. 9) Sinar-X 10) Sinar Gamma. MANFAAT ENERGI NUKLIR Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa bidang ilmu yang memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan hidup manusia, antara lain sebagi berikut. a. Pengaruh radiasi terhadap makhluk hidup Sinar yang timbul dari suatu radio aktif, misalnya sinar gamma dapat menyebabkan kematian. Sinar radiasi yang mematikan ini dapat digunakan untuk pemberantasan hama serangga, misalnya serangga yang merusak bahan dari kayu, juga pada bahan makanan. Pembunuhan terhadap mikrobaatau bakteri dapat menjadi prinsip pengawetan bahan makanan, seperti ikan, beras, gandum serta untuk mensucihamakan beberapa alat kedokteran.cara tersebut sangat praktis karena tidak perlu panas yang tinggi yang dapat merusak alat kedokteran yang tidak tahan panas. Cara ini juga tidak memerlukan zat kimia, lagi pula alat-alat yang disterilkan dapat dilakukan dalam keadaan terbungkus rapi karena sinar gamma dapat menembus pembungkus tersebut dan membunuh kuman yang ada dalam bungkusan. Sinar gamma juga dapat menghambat pertumbuhan dan pertunasan sehingga dapat digunakan untuk penyimpangan kentang di dalam gudang, Perubahan sifat genetika dan sifat makhluk hidup bersumber pada kromosom atau gen yang terdapat
dalam inti sel. Apabila terjadi perubahan pula pada sifat keturunan makhluk hidup tersebut. Sinar radioaktif memiliki sifat mengubah atau memutasi gen mengubah atau memutasi gen. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam mencari bibit unggul, misalnya padi. b. Teknik nuklir untuk pemuliaan padi dan tanaman lain Dengan menggunakan sifat sinar gamma yang mampu mengadakan mutasi gen dan biji-bijian, maka dapat ditemukan , yaitu variasi hasil mutasi gen, yang menguntungkan bagi manusia. Contohnya padi yang padi yang umurnya lebih pendek, buahnya lebih banyak dan tahan terhadap hama. Juga ditemukan mutan yang tahan ditanam kekeringan dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman yang tahan di tanam pada tanah kering. Dengan prinsip yang sama, mutasi gen dapat terjadi pada tanaman pangan lainnya. Dengan teknik ini harapan manusia untuk mendapatkan suatu varian yang sangat menguntungkan dapat terwujud sehingga dapat menjaga ketahanan pangan terhadap penduduk dunia yang berkembang begitu pesat. c. Teknik nuklir untuk industry Dalam industri kayu, mutu kayu dapat ditingkatkan dengan jalan merendam ke dalam cairan bahan organic monomer (bahan plastik). Bahan ini apabila terkena radiasi akan menjadi polimer (seperti plastik). Oleh karena itu, apabila kayu yang telah direndam dalam bahan itu kemudian dikenakan sinar radiasi maka cairan itu menjadi plastik sehingga kayu menjadi jauh lebih keras dan sangat tahan terhadap cuaca dan juga tahan terhadap serangga. Kulit yang dimasak dengan proses radiasi, ternyata menghasilkan mutu lebih baik daripada cara yang biasa meskipun dapat terjadi kerusakan bila dosisnya terlalu tinggi . Pada prinsipnya, pengawetan makanan adalah makanan yang diawetkan dengan cara membunuh kuman-kuman pembusuk dengan radiasi. Keunggulan cara ini adalah pelaksanaannya dilakukan tanpa pemanasan, tanpa pengasapan, dan tanpa bahan kimia sehingga tidak meninggalkan sisa-sisa bahan pengawet, bahkan makanan pun tidak rusak karena pemanasan.keunggulan lain adalah pengawetan dapat dilakukan dalam keadaan sudah terbungkus sehinga tidak terjadi pencemaran setelah proses pengawetan. d. Teknik nuklir untuk kesehatan Dalam bidang kesehatan, teknik nuklir ini umumnya digunakan untuk mengadakan diagnosis penyakit dalam . Penggunaan cara-cara yang biasa., misalnya dengan sinarX sering kali tidak memberikan hasil yang begitu memuaskan dan bahkan memiliki efek
samping . Penggunaan zat radioaktif berumur pendek dengan dosis kecil dapat memberikan informasi yang lebih memuaskan tentang sesuatu yang terjadi dalam tubuh. Beberapa contoh penggunaannya adalah untuk menentukan lokasi tumor otak, kanker, adanya kelainan pada paru-paru, kelenjar gondok, ginjal. e. Teknik nuklir dalam industry radiografi Contoh dari teknologi nuklir dalam radigrafi adalah foto rontgen terhadap tulang yang patah atau foto kondisi paru-paru dengan menggunakan sinar X,. Prinsip yang sama digunakan terhadap iindustri kontruksi, misalnya untuk memeriksa pipa-pipa baja lunas kapal. Dengan menggunakan sinar gamma, dapat diperoleh gambar yang menunjukkan ada atau tidaknya kerusakan atau keretakan-keretakan yang terdapat didalam bangunan tersebut. Cara ini dapat juga digunakan untuk memeriksa sambungan baja karena dilas. f. Teknik nuklir dalam hidrologi Umumnya zat radioaktif dalam hidrologi (ilmu tentang tata air) digunakan sebagai perunut atau penelusur dengan cara memasukkan zat radioaktif ke dalam aliran air, misalnya sungai. Dengan menggunakan detector seperti Geiger Muller, hasilnya dapat memberikan informasi mengenai, antara lain kecepatan air mengalir, adanya air yang merembes kedalam tanah dan kemana rembesan itu mengalir. Contoh lainnya, zat radioaktif yang digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa penyalur yang dibenamkan dalam tanah. Dengan cara ini dapat digunakan juga untuk mengukur air tanah, arah kecepatan air, dan debit air tanah. g. Teknik nuklir untuk studi pencemaran lingkungan Lingkungan yang tercemar dapat membahayakan kehidupan manusia misalnya pencemaran udara, air, tanaman maupun hewan yang merupakan konsumsi manusia. Dengan demikian , manusia juga ikut terkena pengaruh pencemaran tersebut. Dengan teknik nuklir dapat diketahui juga tingkat pencemaran yaitu dengan menggunakan senyawa radioaktif sebagai perunut untuk melihat penyebaran, penumpukan, dan sifatsifat zat pencemar itu dalam lingkungan. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF Dari uraian diatas ternyata tidak semua perkembangan teknologi memberi pengaruh yang baik bagi kehidupan manusia, ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya, yaitu sebagai berikut. 1. Dampak Positif
Perkembangan IPA dan teknologi dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru sehingga sumber daya manusia dapat berperan, baik tenaga maupun pikiran. Perkembangan IPA dan teknologi mempunyai dampak positif, yaitu terpenuhinya kebutuhan manusia akan kemakmuran materi, kemudahan serta keefektifan dan keefisienan dalam mendayagunakan sumber daya alam. Manusia dapat mengubah sistem transformasi dan komunikasi sehingga menimbulkan kemudahan dengan menggunakan tenaga dan pikirannya atau dengan kata lain akan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Perkembangan IPA dan teknologi juga dapat menaikkan kualitas sumber daya manusia baik keterampilan maupun kecerdasannya. Hal ini terjadi karena dengan perkembangan IPA dan teknologi memungkinkan : a. Tersedianya sarana dan pra sarana penunjang kegiatan ilmiah, misalnya penemuan teori yang baru. Dengan teori baru timbul teknologi baru dengan peralatan yang lebih maju dan seterusnya. b. Meningkatnya kemakmuran materi dan kesehatan masyarakat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan intelegensi manusia sehubungan dengan pemenuhan gizi. 2. Dampak Negatif Pemanfaatan perkembangna IPA dan teknologi yang tidak atau kurang tepat bagi kondisi masyarakat, tidak akan menambah lapangan pekerjaan, tetapi justru sebaliknya dapat mempersempit lapangan pekerjaan. Hal ini terjadi karena efektivitas dan efisiensi sistem dalam teknolgi baru, misalnya banyak pekerjaan yang mula-mula menjadi tugas manusia kemudian di ganti oleh mesin. Di Negaranegara berkembang, masuknya teknologi baru menimbulkan masalah dibidang ketenagakerjaan karena kuantitaf sumber daya manusia cukup besar bahkan dapat berlebihan, tetapi secara kualitatif dirasakan sangat kurang terutama untuk menangani teknologi tinggi. Demikian juga zat radioaktif, untuk kapal-kapal yang bermuatan nuklir dapat meninggalkan sampah nuklir yang mengontaminasi tumbuhan atau ikan diperairan yang dilalui . Iklan tersebut dikonsumsi oleh manusia dan pengaruh negatifnya akan muncul hal yang tidak diinginkan seperti lahirnya anak-anak yang cacat, munculnya penyakit kanker dan lain-lain. Contoh yang tetap actual adalah Minamata Disease di Jepang akibat tercemar nuklir. Uranium sebagai mineral radioaktif sudah membahayakan sejak ditambang , meskipun pekerja tambang uranium sudah dilengkapi pakaian yang tidak tembus sinar radioaktif,namun sifat alpa manusia sering kali berakibat sangat fatal.
Akibat bocornya reactor nuklir Chernobyl merupakan contoh yang sangat jelas tentang ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi musibah yang mestinya sudah dapat diperkirakan, tetapi ternyata dampak negatifnya tidak hanya diderita oleh penduduk sekitar reactor tersebut melainkan oleh penduduk di luar Negara itu.
Cara Minimalisasi Limbah Zat Radioaktif yang Efektif Upaya minimalisasi limbah zat radioaktif dengan cara pengambilan kembali Radionuklida Cs-137. Telah dilakukan penelitian tentang upaya minimalisasi limbah cair radioaktif dengan cara pengambilan kembali Radionuklida Cs-137. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah radioaktif dengan cara mengambil kembali radionuklida Cs-137 yang selanjutny dilakukan upaya pemanfaatan radionuklida tersebut terutama sebagai sumber radiasi. Jenis limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah yang berasal dari intalasi Produksi Radioisotop yang mengandung radionuklida hasil fisi seperti Cs-137, Ce-144, Nb-95, Ce-141, dan sebagainya. Dalam penelitian ini upaya pengambilan kembali radionuklida tersebut dilakukan dengan cara presipitasi menggunakan koagulan kupri heksasianoferat dengan berbagai variasi konsentrasi. Dari pengerjaan tersebut telah berhasil dipisahkan radionuklida Cs-137 yang kemudian dikaji untuk pemanfaatannya kembali. Dari hasil penetian ini diharapkan upaya pengelolaan limbah lebih diarahkan pada kemungkinan pemanfaatan kembali limbah tersebut daripada upaya pengolahannya yang selama ini dilaksanakan. Di samping itu penelitian ini akan lebih mempermudah di dalam pengolahannya karena telah terpisahkan radinuklida Cs-137 yang memiliki umur paruh panjang. Pergeseran paradigma di dalam pengelolaan limbah yaitu dari kecenderungan mengolah menjadi memanfaatkannya kembali sebagai salah satu upaya minimalisasi limbah, telah menjadi tuntutan akhir-akhir ini mengingat sumberdaya alam yang tidak terbarukan (non renewable resources) semakin menipis jumlahnya. Upaya mengambil kembali tersebut mempunyai beberapa keunggulan diantaranyai beberapa keunggulan diantaranya penggunaan sumbernya alam akan lebih efektif dan efisien, mencegah terbentuknya limbh, mengurangi terjadinya resiko kesehatan manusia, mendorong dikembangkan dan dilaksanakannya teknologi bersih, dan sebagainya. Pada penelitian ini limbah radioaktif yang digunakan adalah berasal dari Instalasi Produksi Radioisotop. Di dalam upaya minimisasi limbah tersebut akan diupayakan untuk me-recovery radionuklida Cs-137 dari air limbah, yang selanjutnya dimungkinkan untuk digunakan kembali dalam bentuk fisik yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Pemilihan radinuklida Cs-137 ini oleh pasar atau industry. Selain upaya pengambilan kembali, dari hasil penelitian tersebut diharapkan pengolahan limbah akan lebih mudah karena telah terjadi pemisahan radionuklida yang berumur paruh panjang.
Tata Kerja Limbah radioaktif cair ditentukan komposisi kimia radionuklidanya yang diduga akan mempengaruhi prosentase pengambilan kembali Cs-137. Analisis radionuklida dilakukan dengan menggunakan alat MCA. Upaya pemisahan radionuklida Cs-137 dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Sebanyak 500 ml limbah radioaktif dimasukkan kedalam gelas kimia ukuran 1 liter, lalu ditambahkan koagulan K4Fe(CN)6 + CuSO4. Kemudian pH larutan diatur sekitar 5-6 dengan menggunakan NaOH, Lalu dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi sekitar 500 rpm yang diikuti dengan pengadukan lambat sekitar 200 rpm selama 1 jam. Setelah itu diendapkan semalam kemudian dilakukan penyaringan. Beningan yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat MCA. Endapan yang dihasilkan tersebut diharapkan relatif telah bersih dan hanya mengandung radionuklida Cs-137. Keseluruhan pengerjaan di atas dilakukan dengan menvariasikan konsentrasi koagulan. Dari tahapan tersebut kemudian dikaji kemungkinan upaya untuk pemanfaatannya lebih lanjut.
Bahan HCI, NaOH, K4Fe(CN)6, CuSO4, air demin. Peralatan MCA, pH meteer, pengaduk magnetic, peralatan gelas, dan lain sebagainya. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis limbah dengan menggunakan alat MCA diperoleh komposisi radionuklida seperti yang terlihat pada tabel 1 berikut.
No.
JENIS WAKTU PARUH AKTIVITAS JENIS RADIONUKLIDA (µCi/cc) 1. Ce-144 284,5 hari 2,57.10-3 2. Cs-137 30,17 tahun 2,31.10-3 3. Nb-95 34,97 hari 6,70.10-4 4. Ru-106 368 hari 1,10.10-3 5. Zr-95 64 hari 6,02.10-4 Tabel 1, Data Komposisi Radionuklida pada Limbah Cair
Dari Tabel 1 tersebut terlihat bahwa radionuklida Cs-137 mempunyai waktu paruh yang paling panjang di antara radionuklida yang ada serta mempunyai aktivitas jenis yang relative besar. Dengan demikian upaya recovery-nya akan menghasilkan keuntungan antara lain: 1. Radionuklida Cs-137 yang diperoleh dapat diupayakan untuk penggunaan kembali. 2. Beningan yang tersisa mempunyai waktu paruh yang relative pendek, sehingga untuk penanganan lebih lanjut akan akan relatif lebih mudah, misalnya proses imobilisasi dengan menggunakan matriks semen telah cukup aman untuk meluruhkan semua radionuklida yang tersisa untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama. Sebelum melakukan proses pemisahan radionuklida yang diinginkan yang diinginkan, terlebih dahulu diperiksa pH limbah cair. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh pH limbah sekitar 2, Menurut liberator, pemisahan radionuklida Cs-137 dari limbah cair sekitar 2. Menurut literatur, pemisahan radionuklida Cs-137 dari limbah cair dengan menggunakan koagulan K4Fe(CN)6 + CuSO4 diperoleh pada pengerjaan diatas kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan air demin. Air cucian tersebut tersebut kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan alat cucian tersebut kemudian dilakukan pencucian dengan konsentrasi koagulan 400 ppm K 4Fe(CN)6 + 390,4 ppm CuSO4 di peroleh konsentrasi Cs-137 dalam beningan dengan hasil tidak terdeteksi. Endapan yang diperoleh pada pengerjaan di atas kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan air demin. Air cucian tersebut kemudian dianalisis kandungan radionuklidanya dengan menggunakan alat MCA untuk melihat kemurnian Cs-137 yang terdapat pada endapan. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh data beningan seperti yang terlihat pada Tabel 3. Berdasarkan data pada Tabel 3 tersebut ternyata telah dapat dipisahkan radionuklida Cs-137 sebanyak 99,9%. Pemisahan ini terjadi akibat proses kopresipitasi yaitu terserapnya radionuklida Cs-137 ketika terbentuk endapan yang kupri heksasianoferat berdasarkan reaksi sebagai berikut (4): K4Fe(CN)6
2CuSO4
Cu2Fe(CN)6
2K2SO4
Tabel 2. Prosentase Pemisahan Radionuklida dengan Berbagai Variasi Konsentrasi Koagulan No.
1.
Konsentrasi Koagulan (ppm) K4Fe(CN)6 CuSO4 100 97,6
Aktivitas Jenis Beningan (µCi/cc) Radionuklida Aktivitas Ce-144 2,06.10-3 Cs-137 3,27.10-5 Nb-95 5,17.10-4
Prosen Pemisahan (%) 19,8 98,6 22,8
2.
200
195,2
3.
300
292,8
4.
400
390,4
5.
500
488,0
6.
600
585,6
7.
700
683,2
Ru-106 Zr-95 Ce-144 Cs-137 Nb-95 Ru-106 Zr-95 Ce-144 Cs-137 Nb-95 Ru-106 Zr-95 Ce-144 Cs-137 Nb-95 Ru-106 Zr-95 Ce-144 Cs-137 Nb-95 Ru-106 Zr-95 Ce-144 Cs-137 Nb-95 Ru-106 Zr-95 Ce-144 Cs-137 Nb-95 Ru-106 Zr-95
9,28.10-4 4,64.10-4 1,77.10-3 2,56.10-5 4,19.10-4 8,69.10-4 4,53.10-4 1,57.10-3 2,43.10-5 4,46.10-4 8,29.10-4 4,65.10-4 1,45.10-3 ttd 4,36.10-4 7,89.10-4 3.86.10-4 3,57.10-4 ttd 5,40.10-4 5,23.10-4 2,90.10-4 1,80.10-4 ttd 9,71.10-5 5,15.10-4 1,36.10-4 1,89.10-4 ttd 8,99.10-5 4,95.10-4 1,16.10-4
Keterangan : 1. pH perlakuan tetap yaitu 5,5 2. Waktu pengadukan selama 1 jam 3. Waktu pengendapan selama semalam
Tabel 3. Konsentrasi radionuklida yang Terdapat pada Beningan
15,6 22,9 31,1 98,8 37,5 21,0 24,7 38,9 98,9 33,4 24,6 22,8 43,6 34,9 28,3 35,9 82,1 19,4 52,5 51,8 92,9 100 88,5 53,2 77,4 92,6 100 86,6 55,0 80,7
No.
JENIS RADIONUKLIDA
1. 2. 3. 4. 5.
Ce-144 Cs-137 Nb-95 Ru-106 Zr-95
AKTIVITAS JENIS DALAM BENINGAN ( ) -4 9,86 2,31.10-6 1,70.10-4 2,13.10-4 1,92.10-4
PROSEN PEMISAHAN (%) 5,2 99,9 9,5 8,9 4,0
Proses kopresipitasi bukan hanya terjadi pada radionuklida Cs-137, tetapi juga terjadi radionuklida lainnya, Namun jumlah prosentasenya relatif kecil. Hal ini dapat dipahami mengingat jari-jari atom radionuklida yang ada tidak sama besarnya. Dari keseluruhannya ternyata hanya radionuklida Cs-137 yang memiliki jari-jari atom paling besar yaitu 2,67 . Sedangkan radionuklida lainnya memiliki jari-jari atom dibawah 2 A yaitu Ce-144 = 1,81 A Selain ukuran jari-jari atomnya, sifat keelektropositifan Cs-137 juga paling besar diantara radionuklida yang ada sehingga akan menyebabkan pembentukan “cluster” dengan molekul H2O atau senyawa pengompleks lainnya misalnya EDTA yang terdapat dalam limbah akan mengganggu proses tersebut, untuk itu apabila diduga terdapat senyawa inpuritis yang dapat membentuk kompleks, sebaiknya dilakukan prapengolahan terlebih dahulu agar proses kopresitisasi dapat terjadi dengan lebih baik . Berdasarkan hasil pengerjaan tersebut diatas, selanjutnya dikaji kemungkinan penggunaannya terutama sebagai sumber radiasi . Penggunaan zat radioaktif untuk keperluan berbagai macam industri umumnya berada dalam bentuk logam padat atau yang dipadatkan . Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar radionuklida Cs137 yang telah terpisahkan tersebut bisa dibuat dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau industri. Dari hasil pengerjaan tersebut juga telah terlihat pemisahan radionuklida berdasarkan waktu paruhnya. Radionuklida Cs-137 yang mempunyai waktu paruh paling lama selanjutnya diupayakan untuk digunakan kembali , sedangkan radionuklida lainnya masih dimungkinkan untuk dilakukan pengambilan kembali dengan berbagai metode yang ada. Namun apabila upaya ini tidak dilakukan, dan selanjutnya ingin segera dijadikan limbah yang selanjutnya dilakukan proses imobilisasi dengan menggunakan matriks semen, maka hal ini juga akan sangat menguntungkan mengingat waktu paruh dari radionuklida yang tersisa relatif sangat pendek. Dengan demikian apabila limbah tersebut kemudian disimpan dalam waktu yang tidak terlalu lama, akan banyak yang mengalami peluruhan sehingga diharapkan diharapkan dalam jangka waktu 10-15 tahun telah aman baik bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitarnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari pengerjaan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemisahan radionuklida Cs-137 dari air limbah dapat dilakukan dengan metode kopresipitasi menggunakan koagulan kupri heksasianoferat yang selanjutnya memberi peluang untuk penggunaannya kembali bagi berbagai keperluan. 2. Pemisahan radionuklida Cs-137 telah menghasilkan radionuklida yang tesisa mempunyai waktu paruh yang relatif pendek sehingga menjadi lebih mudaj didalam pengolahannya, misalnya dengan proses imobilisasi menggunakan matriks semen. Berdasarkan penelitian tesebut disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terutama kemungkinan upaya pemanfaatan radionuklida Cs-137 yang telah terpisahkan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA 1. KANTOR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, “Agenda 21 Indonesia; Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan”, Jakarta, 1997. 2. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Treatment of Low and Intermediate Level Liquid Radioactive Waste”, Technical Report Series No.236, IAEA, Vienna, 1984. 3. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, “Chemical Precipitation Processes for Treatment of Aqueous Radioactive Wate”, Technical Report Series No.337, IAEA, Vienna, 1992. 4. GOMPPER, K., “Waste Management in Nuclear Facilities for Precipitation”, Karlsruhe Nuclear Research Center, Karlsruhe, 1982. 5. http://digilib.batan.go.id/sipulitbang/fulltext/2627.pdf