Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar (ditunjukkan dalam skema di Gambar A.1) proses pengelolaan limbah radioaktif sebagai bagian sistem secara keseluruhan, dimulai dari timbulnya limbah sampai pembuangannya. Karena keputusan yang dibuat untuk satu tahapan mungkin akan menutup alternatif pada tahapan lainnya, maka program RADWASS menekankan pada pentingnya untuk memperhitungkan saling keterkaitan diantara tahapan-tahapan selama perencanaan, pembangunan, operasi, dan dekomisioning fasilitas pengelolaan limbah radioaktif. Lampiran ini menggambarkan berbagai tahapan dalam pengelolaan limbah radioaktif dalam rangka memberikan terminologi umum dan kesepahaman diantara penulis, peninjau dan pengguna dokumen RADWASS. Penjelasan ini diberikan secara umum dan dapat digunakan untuk pengelolaan limbah radioaktif yang berasal dari pertambangan dan program restorasi lingkungan, limbah dari pembangkit tenaga nuklir, dan limbah dari rumah sakit dan industri yang menggunakan bahan radioaktif. Dokumen RADWASS digunakan baik untuk limbah saat operasi atau selama dekomisioning fasilitas. Penggunaan tahapan-tahapan ini tergantung pada jenis limbah radioaktif. Limbah harus dikarakterisasi sehingga dapat ditentukan sifat fisika, kimia dan radiologinya, serta untuk memfasilitasi kendali rekaman data serta penerimaan dari satu tahapan ke tahapan lain dalam pengelolaan limbah radioaktif. Karakterisasi dapat digunakan misalnya, untuk memisahkan bahan radioaktif untuk pembebasan (exemption), atau untuk digunakan kembali atau sesuai dengan metode pembuangan atau untuk menjamin pemenuhan paket limbah dalam rangka persyaratan untuk penyimpanan dan pembuangan.
Harus dicatat pula bahwa pengangkutan sangat penting diantara tahapantahapan pengelolaan limbah radioaktif. Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif mempertimbangkan pula implikasi dari pengangkutan limbah. Penyimpanan limbah radioaktif bertujuan untuk menjaga limbah radioaktif dengan menyediakan : (1) isolasi, proteksi lingkungan dan pemantauan; dan (2) fasilitas untuk pelaksanaan yang melibatkan, misalnya pengolahan, conditioning dan pembuangan. Dalam beberapa kasus, penyimpanan dikerjakan dengan pertimbangan teknis, misalnya penyimpanan radionuklida berwaktu paruh pendek untuk peluruhan, serta diikuti dengan pelepasan di bawah batas yang diijinkan, atau penyimpanan limbah aktivitas tinggi untuk menangani panas yang timbul sebelum pembuangan akhir secara geologi. Di kasus lain, penyimpanan dapat dilakukan karena alasan ekonomi. Pra olah limbah merupakan tahapan awal pengelolaan limbah yang terjadi setelah timbulnya. Pra olah terdiri dari, pengumpulan, pemisahan, pengaturan secara kimia, dan dekontaminasi dan mungkin termasuk penyimpanan sementara untuk suatu periode. Tahap awal ini sangat penting karena memberikan kesempatan untuk memisahkan aliran limbah, misalnya, untuk daur ulang dalam proses atau untuk dibuang sebagai limbah biasa (non radioaktif) bila kuantitas bahan radioaktif yang dikandungnya dapat dibebaskan (exempted) dari kendali peraturan. Disamping itu memberikan pula kesempatan memisahkan limbah radioaktif, misalnya, untuk dibuang di lapisan permukaan atau tanah dalam. Pengolahan limbah radioaktif termasuk operasi untuk mengembangankan keselamatan atau ekonomi dengan merubah karakteristik limbah radioaktif. Konsep pengolahan dasar adalah reduksi volume, pengambilan radionuklida serta perubahan komposisi. Contoh operasi tersebut misalnya: pembakaran (insinerasi) limbah yang dapat bakar atau kompaksi limbah padat kering (reduksi volume); dan pengendapan (presipitasi) dari flokulasi senyawa kimia
(perubahan komposisi). Sering terjadi proses ini berlangsung secara kombinasi untuk memberikan dekontaminasi yang efektif limbah radioaktif cair. Hal ini akan menimbulkan limbah radioaktif sekunder yang harus dikelola (filter terkontaminasi, resin bekas, lumpur). Conditioning limbah radioaktif meliputi kegiatan untuk merubah limbah radioaktif menjadi bentuk yang sesuai untuk penanganan, pengangkutan, penyimpanan, dan pembuangan akhir. Kegiatannya termasuk imobilisasi limbah radioaktif, dengan meletakkan limbah ke dalam wadah (container), serta melakukan penyempurnaan pengepakan. Metode imobilisasi yang biasa dilakukan adalah pemadatan (solidifikasi) limbah cair aktifitas rendah dan sedang misalnya dalam semen atau bitumen dan vitrifikasi limbah aktivitas tinggi ke dalam matriks gelas. Limbah yang diimobilisasi, dimasukkan dalam wadah limbah, umumnya 200 liter drum baja sampai dengan wadah yang tebal dengan rekayasa yang tinggi, semuanya tergantung pada sifat radionuklida dan konsentrasinya. Dalam banyak hal, pengolahan dan conditioning terjadi secara bersinggungan satu dengan yang lain. Pembuangan (disposal) merupakan tahapan akhir dari sistem pengelolaan limbah radioaktif. Terutama terdiri dari penempatan limbah dalam fasilitas pembuangan dengan suatu jaminan keselamatan yang diperhitungkan, dengan tanpa tujuan pengambilan kembali dan tanpa hanya menggantungkan nasibnya pada pengawasan dan pemeliharaan jangka panjang. Keselamatan dicapai dengan memperhatikan konsentrasi dan penahanannya dengan cara isolasi limbah radioaktif yang sudah disesuaikan kondisinya di dalam fasilitas pembuangan. Isolasi tercapai dengan menggunakan penghalang sekitar limbah radioaktif supaya membatasi keluarnya radionuklida ke lingkungan. Penghalang dapat berupa penghalang alami atau buatan, dan suatu sistem isolasi dapat terdiri dari lebih dari satu penghalang. Suatu sistem yang terdiri dari banyak penghalang memberikan jaminan lebih pada isolasi dan membantu
menjamin bahwa radionuklida yang keluar ke lingkungan terjadi pada laju yang rendah. Penghalang-penghalang dapat memberikan kungkungan mutlak selama suatu periode, seperti dinding metal dari suatu wadah, atau memperlambat terlepasnya bahan radioaktif ke lingkungan, seperti bahan backfill atau batuan (host rock) dengan daya sorbsi tinggi. Selama periode dimana limbah radioaktif tertahan di sistem penghalang, maka radionuklida dalam limbah meluruh. Sistem penghalang didesain sesuai dengan pemilihan opsi pembuangan dan memperhitungkan pula bentuk limbah radioaktif. Meskipun telah direncanakan membuang limbah radioaktif sesuai dengan konsentrasi dan pengungkungan, maka pembuangan mungkin juga terdiri dari pelepasan effluent (misalnya limbah cair atau gas) ke lingkungan di bawah batas peraturan yang berlaku, dengan dilanjutkan dengan penyebaran (dispersi). Untuk seluruh tujuan, hal ini merupakan kegiatan yang tak dapat balik dan dipertimbangkan hanya untuk jumlah yang sedikit untuk suatu limbah radioaktif tertentu. Limbah dan bahan Limbah yang dibebaskan (exempt waste) dan bahan Bahan Radioaktif untuk penggunaan kembali atau daur ulang
Gambar A.1 Langkah-langkah dasar pengelolaan limbah radioaktif Karakterisasi, penyimpanan dan pengangkutan limbah dan bahan dapat terjadi diantara dan di dalam tahapan-tahapan pengelolaan limbah radioaktif.
Penggunaan langkah-langkah tersebut bervariasi bergantung pada jenis limbahnya.