CAPAIAN PROGRAM LITBANG SAMPAI DENGAN 2014 BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI PERBENIHAN TANAMAN HUTAN
TARGET RPI 2010 – 2014
2014 2013
2012 2011 2010
AMANAT RPI
AMANAT RPI 2010 - 2011 RPI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU PERTUKANGAN
2012 - 2014 RPI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU
RPI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU PULP
RPI PEMULIAAN TANAMAN HUTAN
RPI PENGELOLAAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU FEM RPI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU ENERGI
RPI BIOTEKNOLOGI HUTAN DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN
RPI PENGELOLAAN HHBK FEMO
RPI PENGELOLAAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Output 1
• Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan
Output 2
• Teknik Produksi Benih Tanaman Hutan
Output 3
• Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif
Output 4
• Standardisasi Mutu Benih dan Bibit
Output 1
TARGET RPI 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
KAYU BAWANG SENGON NYAWAI BAMBANG LANANG JELUTUNG TEMBESU KRASIKARPA JABON PUTIH JABON MERAH SUNGKAI SUREN CEMPAKA TERENTANG GERUNGGANG BENUANG BINI MANGIUM F1, F2, F3
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan
KEGIATAN (RPTP)
CAPAIN OUTPUT RPI S.D TAHUN 2014
METODA VIGORASI BENIH
PENETUAN KARAKTERISTIK DAN DENSITAS BENIH
UJI CEPAT
TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT BENIH DAN BIBIT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KAYU BAWANG SENGON NYAWAI BAMBANG LANANG JELUTUNG TEMBESU KRASIKARPA JABON PUTIH
Output 1
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan
•
Ekstraksi dan Sortasi: mengeluarkan benih dari buah serta memilih dan memilah benih yang baik
•
Metode pengeringan benih : untuk menentukan kadar air benih optimal sebelum benih disimpan, hal ini berkaitan dengan penentuan watak atau karakter benih
•
Metode penyimpanan : penurunan kadar air aman untuk penyimpanan, wadah simpan, ruang simpan dan periode penyimpanan
•
Pengujian benih : kemurnian, berat 1000 butir benih dan pengujian viabilitas benih secara langsung (Lab dan rumah kaca) maupun tidak langsung (Uji Cepat)
•
Peningkatan mutu fisik dan fisiologik benih : diantaranya adalah teknik priming dan penggunaan iradiasi benih
•
Penentuan densitas benih : berkaitan dengan teknik perkecambahan benih
•
Pengelolaan hama dan penyakit pada benih : identifikasi hama dan penyakit yang menyerang benih, serta metode pengendaliannya
Output 1
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Penanganan benih
No
1.
Jenis
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
Kayu bawang - Buah (Azadirachta berwarna kecoklatan exelsa (Jack.) M Jacobs.) - Dapat dilakukan pengunduhan ataupun dikumpulkan dilantai hutan
Ekstraksi benih
Ekstraksi basah : Benih dikeluarkan dari buah dengan cara buah direndam hingga kulit dan daging buah lunak,lalu diremas dengan pasir dan dibersihkan dalam air mengalir
Pembersihan, seleksi dan sortasi benih
Benih dipisahkan dari kotoran, benih kosong/ hampa dan benih yang terserang hama penyakit
Pengeringan benih
Pengemasan dan penyimpanan benih
- Karakter - Karakter benih: benih: rekalsitran rekalsitr - Dikering- Dikeringanginkan anginkan pada suhu pada suhu kamar kamar selama 2 selama 2 hari hari
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
tanpa perlakuan pendahulua n - Benih bisa langsung ditabur
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan
Output 1
Penanganan benih
No
2
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
Jenis
Bambang lanang (Michelia champaca)
-
-
Buah Coklat tua kemerahan Merkah, benih berwarna coklat kehitaman
Ekstraksi benih
Ekstraksi basah : Benih dikeluarkan dari buah dengan cara buah direndam hingga kulit dan daging buah lunak, setelah itu buah yang sudah lunak diremas dengan pasir, lalu dibersihkan dalam air mengalir
Pembersihan, seleksi dan sortasi benih
Benih dipisahkan dari kotoran, benih kosong/ hampa dan benih yang terserang hama penyakit
Pengemasan dan penyimpanan benih
Pengeringan benih
-
-
Karakter benih: rekalsitran Dikeringanginkan pada suhu kamar selama 2 hari
-
Wadah kedap Di ruang AC maksimal selama 3 bulan (benih telah di priming)
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
-
-
Tanpa perlakuan pendahulu an Hidrasidehidrasi
Output 1
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Penanganan benih
No
3
Jenis
Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.)
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
Pemanjatan Buah berwarna merah sampai merah terang
Ekstraksi benih
Ekstraksi basah- kering : buah direndam selama 2 jam kemudian remas-remas, dipisahkan biji dengan bagian buah lainnya dan disaring dengan ayakan kemudian di kering anginkan Biji-biji yang mengapung saat ekstraksi merupakan benih yang tidak viabel/dibuang
Pembersihan, seleksi dan sortasi benih
Lolos dan tertahan ukuran saringan 840 µm (20 mesh) dan tertahan pada 710 µm (24 mesh) Benih/biji dipisahkan dari bagianbagian buah lainnya
Pengeringan benih
Pengemasan dan penyimpanan benih
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
- Karakter - Wadah - Benih benh: kedap di direndam ortodok ruang H2O2 5% - Dikeringrefrigerator selama 24 anginkan - Penyimpana jam selama ± 5 n selama 2 - Benih hari di suhu tahun daya direndam kamar kecambah air panas hingga benih (90°C) dan mencapai sebesar 56 – dibiarkan KA 9 % 67, 53 %) dingin 12 % dan selama 24 disimpan jam selama 3 tahun dg daya kecambah 42 %,
Output 1
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Penanganan benih
No
4
Jenis
Jelutung rawa (Dyera polyphylla (Miq).V.Steeni s
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
Pemanjatan Buah (polong) berwarna coklat dan belum merekah
Ekstraksi benih
Ekstraksi kering penjemuran selama 5 hari – 7 hari hingga polong membuka
Pembersihan, seleksi dan sortasi benih
Benih dipisahkan dari kotoran, benih kosong/ hampa dan benih yang terserang hama penyakit
Pengeringan benih
Pengemasan dan penyimpanan benih
- Karakter Wadah kedap benih: di ruang AC rekalsitran - Benih dikeringanginkan selama 1 malam hingga mencapai KA 10 %
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
Tanpa perlakuan pendahuluan Hidrasidehidrasi
Output 1
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Penanganan benih
No
5
Jenis
Nyawai (Ficus variegata Blume.)
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
- Pemanjatan dan pengumpula n buah di lantai hutan - Buah berwarna merah kehitamhitaman
Ekstraksi benih
Ekstraksi basah, buah diperam selama 3 hari - 4 hari lalu diblender, kemudian disaring
Pembersihan , seleksi dan sortasi benih
Pengeringan benih
Tertahan - Karakter pada benih saringan intermediate 600 µm (28 - Benih mesh) dikeringanginkan selama 24 jam hingga mencapai KA 9 % - 12 %
Pengemasan dan penyimpanan benih
- Wadah kedap - Di ruang AC atau refrigerator - wadah simpan aluminium foil. - dapat dipertahanka n viabilitasnya selama 6 bulan.
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
- Tanpa perlakuan pendahuluan - Bak kecambah ditutup plastik transparan hingga tumbuh sepasang daun.
Output 1
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Penanganan benih
No
6
Jenis
Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & Grimes.)
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
Pemanjatan Buah (polong) berwarna coklat
Ekstraksi benih
Pembersihan, seleksi dan sortasi benih
Ekstraksi kering : - Benih polong dijemur dipisahkan selama 1 hari - 2 dari kotoran hari dengan ditampi - SGT
Pengemasan dan penyimpanan benih
Pengeringan benih
- Karakter benih: ortodok - Benih dijemur selama 1 hari hingga mencapai KA 5% -8%
-
Wadah kedap Di ruang kamar, ber AC atau DCS
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
Benih direndam air panas (90oC) sampai dingin selama 24 jam - Hidrasidehidrasi
Output 1
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Penanganan benih
No
7
Jenis
Krassikarpa (Acacia crassicarpa A.Cunn. ex Benth.
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
Pemanjatan Buah (polong) berwarna coklat
Ekstraksi benih
Pembersihan, seleksi dan sortasi benih
Ekstraksi kering : - Benih menjemur dipisahkan polong selama 3 dari kotoran hari - 4 hari dengan sampai merekah ditampi kemudian funikel dihilangkan - Seed Gravity Table (SGT)
Pengeringan benih
- Karakter benih: ortodok - Benih dijemur selama 1 hari - 2 hari hingga mencapai KA 5 % - 8 %
Pengemasan dan penyimpanan benih
Wadah kedap Diruang AC atau Dry Cold Storage (DCS)
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
-
-
Rendam air panas (90oC) sampai dingin selama 24 jam Hidrasidehidrasi
Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan
Output 1
Penanganan benih
No
8
Jenis
Jabon putih (Anthocephalus cadamba Miq.)
Pengumpulan buah dan indikator kemasakan
-
-
Pengumpul an buah di lantai hutan Buah berwarna coklat muda
Ekstraksi benih
Ekstraksi basah bertahap : - Diperam dalam air sampai daging buah lunak; - Diremas sampai hancur dan diendapkan selama ± 2 jam; - Benih disaring dengan kain blacu dan diperas, lalu dikeringanginkan selama 3 hari - 4 hari
Pembersihan, seleksi dan sortasi benih
Lolos pada ukuran saringan 420 µm (35 mesh) dan tertahan pada 250 µm (60 mesh)
Pengeringan benih
Pengemasan dan penyimpanan benih
- Karakter Wadah kedap benih: di ruang intermediate/ refrigerator semi rekalsitran - Benih dikeringanginkan selama 3 - 4 hari hingga mencapai KA 7 % -10 %
Perlakuan pendahuluan, perkecambahan dan priming
- Tanpa perlakuan pendahuluan - Bak kecambah ditutup plastik transparan hingga tumbuh sepasang daun
Output 2
TARGET RPI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
KAYU BAWANG SENGON NYAWAI BAMBANG LANANG JELUTUNG TEMBESU KRASIKARPA JABON PUTIH JABON MERAH SUNGKAI SUREN CEMPAKA TERENTANG GERUNGGANG BENUANG BINI MANGIUM F1, F2, F3
Teknik Produksi Benih Tanaman Hutan
KEGIATAN (RPTP)
KAJIAN EKOLOGI DAN BIOLOGI BENIH DAN BIBIT
FENOLOGI
TEKNIK PENINGKATAN PRODUKSI BENIH
CAPAIN OUTPUT RPI S.D TAHUN 2014
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KAYU BAWANG SENGON NYAWAI BAMBANG LANANG JELUTUNG TEMBESU KRASIKARPA JABON PUTIH
Output 2
Teknik Produksi Benih Tanaman Hutan
Periode Pembungaan dan Pembuahan Termasuk Fenologi
Peningkatan Produksi Benih :
Melalui Cara Mekanis Maupun Kimiawi, Yaitu
Pembuatan Rumpang Untuk Pembukaan Tajuk, Pengaturan Jarak Tanam, Pemupukan, Perlakuan Paclobutrazol
b Penentuan Masak Fisiologis : Berdasarkan Warna, Ukuran Buah c
Pengunduhan dan Pengumpulan Buah : Pemanjatan atau Pengumpulan dari Lantai Hutan
Potensi Produksi Buah/Benih : Menduga Potensi Produksi Buah/Benih Per Pohon Atau Per Ha.
Ketahanan Benih dan Bibit Terhadap Kondisi Cekaman : Mengetahui Kondisi Morfofisiologis Benih dan Bibit Akibat Kondisi Cekaman
Output 2
No 1
Jenis Kayu bawang (Azadirachta exelsa (Jack.) M Jacobs.)
Teknik Produksi Benih Tanaman Hutan
Masa berbunga dan berbuah Januari-Maret *) 2013 : Januari - Maret (Kedurang Kab. Bengkulu Selatan) Mei – Juli (Padang Ulak Tanding Kab. Rejang Lebong) November – Januari (Kemampo Kab. Banyuasin) Februari – April (Sengkuang Kab. b Bengkulu Utara)
2
Bambang lanang ((Michelia champaca L.)
Januari – Maret
3
Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.)
April – Mei Pada Periode 2012-2014 Pola Musim buah mulai bergeser Mei-Juli Pembungaan/ pembuahan tidak serempak antar lokasi maupun antar tegakan dalam satu lokasi
Puncak buah Jumlah benih per Standarisasi mutu masak kg (butir) benih Februari (2012550 – 900 Benih rekalsitrant 2014 buah tidak ada standar masak tidak mutu benih teratur)
c Pebruari
10.753 - 16.667
Benih rekalsitrant tidak ada standar mutu benih
April Juli-Agustus (sejak 2012) - Hasil/produksi buah mulai menurun (mulai tahun 2012)
3.107.520 3.846.154
Mutu Fisik : Berat 1000 butir :Kemurnian :KA : < 10 % Mutu Fisiologis : Mutu P: ≥ 2000 kc/g Mutu D: ≥1400 kc/g – 2000 kc/g
Teknik Produksi Benih Tanaman Hutan
Output 2
No 4
Masa berbunga dan Puncak buah masak berbuah Jelutung rawa September – Desember September (Dyera polyphylla dan Maret – April (Miq).V.Steenis Jenis
b Mei – Juni
5
Nyawai (Ficus variegata Blume.)
6
Sengon Juli – Agustus (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & Grimes.)
Mei
Juli
Jumlah benih Standarisasi mutu benih per kg (butir) Mutu Fisik : Berat 1000 butir : 50 – 75 gr Kemurnian : ≥ 98 % KA : 10 – 35 % 13.333 -20.000 Mutu Fisiologik : Mutu P : DB ≥ 75 % Mutu D: DB ≥55 - 74 c Mutu T : DB < 55 2.954.210 4.462.294 Mutu P: Mutu D: Mutu T: 41.667 - 55.556 Mutu Fisik : Berat 1000 butir : 18 – 24 gr Kemurnian : ≥ 96 % KA : ≤ 10 % Mutu Fisiologik : Mutu P: DB ≥ 90 Mutu D: DB ≥75 - 89 Mutu T: DB <75
Output 2
No 7
8
Teknik Produksi Benih Tanaman Hutan
Masa berbunga dan berbuah Krasikarpa (Acacia Juli – Agustus crassicarpa A.Cunn. ex Benth. Jenis
Jabon putih (Anthocephalus cadamba Miq.)
Puncak buah masak Agustus
b
Maret – April dan Juni – April Juli
Jumlah benih per kg (butir) 40.000 - 58.824
Standarisasi mutu benih
Mutu Fisik : Berat 1000 butir : 19 – 26 gr Kemurnian: ≥ 96 % KA : ≤ 9 % Mutu Fisiologik : Mutu P: DB ≥ 85 Mutu D: DB ≥70 - 84 Mutu T: DB< 70 26.666.667 -28.888.889 cMutu Fisik : Berat 1000 Butir : 0,0380,056 Kemurnian: KA : 8-9 % Mutu Fisiologik : Mutu P: DB ≥ 700kc/g Mutu D: DB ≥ 600 kc/g – 699 kc/g Mutu T: DB< 600 kc/g
Keterangan : DB : daya berkecambah, mutu P: pertama, mutu D: kedua, mutu T:....Kc:.......,KA : Kadar air
Output 3
TARGET RPI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
KAYU BAWANG SENGON NYAWAI BAMBANG LANANG JELUTUNG TEMBESU KRASIKARPA JABON PUTIH JABON MERAH SUNGKAI SUREN CEMPAKA TERENTANG GERUNGGANG BENUANG BINI MANGIUM F1, F2, F3
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif
KEGIATAN (RPTP)
CAPAIN OUTPUT RPI S.D TAHUN 2014
TEKNIK PEMBIBITAN TANAMAN HUTAN SECARA GENERATIF
1. KAYU BAWANG 2. SENGON 3. NYAWAI 4. BAMBANG LANANG 5. JELUTUNG 6. TEMBESU 7. KRASIKARPA 8. JABON PUTIH
TEKNIK PERBANYAKAN TANAMAN HUTAN SECARA VEGETATIF
Output 3
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif
Perbanyakan generative : teknik perkecambahan dari biji serta teknik persemaian dan pembibitan, yang meliputi kondisi naungan, komposisi media serta pemupukan dan mikoriza Perbanyakan vegetative : mendapatkan metode tepat untuk memperbanyak bibit melalui perbanyakan dari bagian tanaman selain biji, yaitu dapat berupa stek, cangkok, okulasi maupun grafting. Selain itu diperoleh kondisi optimal untuk pembiakan vegetative (suhu, kelembaban, umur stek, ukuran tunas, hormone, naungan serta media)
Output 3 No. 1
Jenis
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif Generatif
Vegetatif
Kayu bawang Benih asal biji : 1. Bahan stek asal semai, ditanam di media (Azadirachta 1. Benih dapat ditabur di bedeng atau campuran serbuk sabut kelapa + sekam padi exelsa (Jack.) M langsung ditanam ke kantong plastik. Daya (2:1, v/v) dengan menggunakan IBA 50 ppm Jacobs.) berkecambah benih segar mendekati 90 %. dan ruang tumbuh menggunakan Benih asal Anakan Alam: KOFFCO,menghasilkan persen stek berakar 1. Untuk mempertahankan vigor anakan alam 95% dengan jumlah akar 2 buah dan jumlah selama transportasi dapat menggunakan daun 2 helai (ada peningkatan 40% tisu basahr, serbuk gergaji atau cocopeat dibanding kontrol).pada umur.. lembab, dapat mempertahankan kesegaran 2. Bahan stek diambil dari anakan alam, selama 8 hari dengan persentase hidup ditanam pada media campuran antara arang masih di atas 90 %. sekam dan cocopeat ( 1 : 2) atau media 2. Pada awal pertumbuhannya membutuhkan cocopeat dengan penyungkupan agar penyungkupan selama 1 bulan. kelembaban tetap di atas 90% dan suhu tidak melebihi 30°C,
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif
Output 3 No. 2
Jenis
Generatif
Bambang lanang 1. ((Magnolia champaca L.)
2.
Benih ditaburkan pada media campuran tanah dan pasir halus (1:1 v/v) yang telah disterilkan. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan menggunakan sprayer. Perbanyakan melalui benih dengan menyemai benih dalam media tabur pasir. Semai disapih umur 1-1,5 bulan ke dalam media cocopeat dan di pupuk menggunakan pupuk daun konsentrasi 2 g/l. Intensitas cahaya dalam bedeng sapih 65% (7.000-20.000 lux). Peningkatan tinggi bibit umur 4 bulan 84,3%, diameter 45,9% disbanding kontrol
Vegetatif Bahan stek asal semai, ditanam di media campuran serbuk sabut kelapa+sekam padi+ arang sekam padi (6:3:1,v/v) dengan zat pengatur tumbuh IBA 50 ppm + NAA 50 ppm. Ruang tumbuh menggunakan KOFFCO, menghasilkan persen stek berakar 100 %, panjang akar 0,65 cm, jumlah akar 9 buah, panjang tunas 0,035 cm, berak kering tunas 0,0684 gram, berat kering akar 0,048 gram, dan jumlah daun 6 helai pada umur ..... (ada peningkatan sebesar 25 % dibanding kontrol)
Output 3 No. 3
Jenis Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.)
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif Generatif
1.
2.
3. 4.
Benih sebelum ditabur, dicampur dengan pasir a. halus 1:5, kemudian ditaburkan pada media campuran media pasir dan tanah halus dalam b. kondisi lembab, kemudian ditaburi pasir halus dan ditutup dengan plastic transparan untuk menjaga kelembaban. Persentase kecambah tembesu mampu mencapai 100 % Penyapihan terbaik umur 7-8 minggu setelah berkecambah menggunakan media topsoil campur pasir dengan komposisi 2:1 atau c. campuran top soil dengan cocopeat (3:1) Intensitas naungan bibit setelah disapih 65 % Aplikasi pupuk pada bibit : NPK dosis 0,25 g/bibit atau Urea dosis 0,4 g/bibit
Vegetatif Pada saat pengambilan stek, stek langsung direndam di dalam air sampai siap tanam. Media stek yang digunakan adalah pasir yang diberi lapisan batu koral dan ijuk pada bagian bawah. Pada bagian dasar sungkup diberi lapisan batu koral setebal + 6 cm, lapisan tengah diberi ijuk dengan ketebalan 3 – 5 mm dan lapisan bagian atas pasir sungai setebal 12 – 15 cm. Tingkat persentase hidup stek tembesu dari semai mencapai 92,5% sedangkan dari trubusan alam 85,8 %
Output 3 No.
Jenis
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif Generatif
Vegetatif
4
Jelutung rawa (Dyera polyphylla (Miq).V.Steenis
Benih ditabur di bedeng tabur, daya berkecambah benih segar mencapai sekitar 75% diinokulasi dengan Glomus clarum dan Gigaspora Pertumbuhan tinggi dan diameter masing-masing meningkat 26-49% dan 1724% .
Media tumbuh menggunakan pasir sungai murni atau cocopeat + sekam padi (2:1). . Media sapih menggunakan gambut + sekam padi (7:3) atau topsoil + sekam padi (1:1) dan dapat menggunakan pot-trays atau polybag. .
5
Nyawai Benih dicampur pasir halus, ditaburkan pada (Ficus variegata bak kecambah dengan media paisr tanah yang Blume.) sdh steril arang sekam. . kemudian tutup palstik transparan. Daya berkecambah benih baru/segar sekitar 85%. Setelah mencapai tinggi sekitar 0,5-1 cm bibit disapih pada Pot-trays (volume 200 cc) atau polybag ukuran 5x15 cm atau 8x15 cm . Media pertumbuhan bibit menggunakan media campuran topsoil + sekam padi (1 : 1) atau campuran top soil+gambut+ sekam padi dengan perbandingan 4:3:3..
Keberhasilan stek pucuk nyawai dengan menggunakan sistim KOFFCO dapat mencapai 65-70 %. Media pertumbuhan bibit menggunakan media campuran antara topsoil + sekam padi (1 : 1), Pot-trays (volume 200 cc) atau polybag ukuran 5x15 cm. Pemupukan bibit di persemaian : menggunakan NPK (16:16:16) diberikan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 5 gram/liter air
Output 3
No. 6
7
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif
Jenis
Generatif
Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & Grimes.) Krasikarpa (Acacia crassicarpa A.Cunn. ex Benth.
Benih sebelum ditabur, direndam air dingin selama 24 jam, kemudian taburkan pada media campuran tanah dan pasir halus (1:1 v/v) yang telah disterilkan. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan menggunakan sprayer.
Benih sebelum ditabur, direndam air panas hingga dingin selama 24 jam, kemudian taburkan pada media campuran tanah dan pasir halus (1:1 v/v) yang telah disterilkan. Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan menggunakan sprayer. Media pertumbuhan bibit menggunakan media campuran topsoil + sekam padi ( 1 : 1). Pot-trays (volume 200 cc) atau polybag sebagai wadah pertumbuhan bibit menggunakan ukuran 5x15 cm (ukuran lipat). Pemupukan bibit di persemaian (dosis) : Umur1-2 minggu 5 gram/m2 Umur 3 – 10 minggu 10 gram/m2 Umur 11 – 16 minggu 15 gram/m2 Pemupukan menggunakan jenis NPK (16:16:16) diberikan dalam bentuk larutan dengan konsentrasi 5 gram/liter air. Setelah pemupukan. bibit dibilas air bersih agar larutan pupuk tidak menempel di daun.
Vegetatif
Output 3 No. 8
Jenis Jabon putih (Anthocephalus cadamba Miq.)
Perbanyakan Secara Generatif dan Vegetatif Generatif
Vegetatif
Benih sebelum ditabur, dicampur dengan pasir halus, kemudian ditaburkan pada media campuran media tanah dan pasir halus yang sdh disterilkan. Siram, kemudian tutup dengan plastic transparan
Bahan stek dari semai yang ditanam di media pasir dengan IBA 1500 ppm.Ruang tumbuh menggunakan KOFFCO, menghasilkan persen berakar 100% (ada peningkatan sebesar 11 % dibanding kontrol)
Output 4
TARGET RPI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
KAYU BAWANG SENGON NYAWAI BAMBANG LANANG JELUTUNG TEMBESU KRASIKARPA JABON PUTIH JABON MERAH SUNGKAI SUREN CEMPAKA TERENTANG GERUNGGANG BENUANG BINI MANGIUM F1, F2, F3
Standardisasi Mutu Benih dan Bibit
KEGIATAN (RPTP)
STANDARDISASI METODE PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN HUTAN
STANDARDISASI MUTU BIBIT SIAP TANAM
CAPAIN OUTPUT RPI S.D TAHUN 2012
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
KAYU BAWANG SENGON NYAWAI BAMBANG LANANG JELUTUNG TEMBESU KRASIKARPA JABON PUTIH
Output 4
Standardisasi Mutu Benih dan Bibit
RPTP : STANDARDISASI METODE PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN HUTAN
Penentuan Kadar Air benih nyawai dapat dilakukan dengan metode oven suhu 130 -133C selama 4 Jam. Sedangkan Tembesu metode oven suhu 130 – 133 C selama 5 Jam. Pengujian perkecambahan benih nyawai dengan metode uji di atas kertas ( UDK) kertas CD (kertas koran) . Perkecambahan di rumah kaca dapat dilakukan dengan media pasir +tanah (1:1 v/v) atau arang sekam + pasir 1:1 v/v). Jenis Tembesu metode pengujian dengan UDK, benih direndam KNO3 5000 ppm 12 Jam
Metode pengujian tersebut merupakan metode yang direkomendasikan
UDK media kertas CD
Output 4
Standardisasi Mutu Benih dan Bibit
RPTP : STANDARDISASI MUTU BIBIT SIAP TANAM No.
Jenis
Tinggi Minimal (cm)
Diameter (mm)
Jumlah Daun Minimal
Kondisi Media
Umur Bibit (Bulan)
Kondisi Batang Berkayu
1.
Nyawai
70
5
4-5
Utuh
5-6
50 %
2.
Kayu Bawang
32
5-6
6
Utuh
6
50 %
3.
Jabon Putih
> 40
>5
>6
Utuh
4-5
--
4.
Sengon
> 30
>4
LCR > 30 %
Utuh
4-6
--
5.
Krasikarpa
> 35
>4
>6
Utuh
3-6
--
6.
Jelutung
35 – 40
6–8
9 – 11
Utuh
6–9
50 %
7.
Tembesu
30-45
Masih dalm pengamatn
Utuh
3-4
8.
Bambang lanang
> 65
7-8
Utuh
6-7
9-10
50%
RPI : BIOTEKNOLOGI HUTAN DAN PEMULIAAN TANAMAN HUTAN
Output 3
IPTEK Perbenihan Hasil Pemuliaan Tanaman Hutan
Output 3
TARGET RPI 1. A. mangium 2. A. crassicarpa 3. E. pellita
IPTEK Perbenihan Hasil Pemuliaan Tanaman Hutan
KEGIATAN (RPTP)
PENANGANAN BENIH HASIL PEMULIAAN TANAMAN HUTAN
STANDARISASI MUTU BENIH HASIL PEMULIAAN TANAMAN HUTAN
CAPAIN OUTPUT RPI S.D TAHUN 2012
1. A. mangium 2. A. crassicarpa 3. E. pellita (100 %)
Output 3
IPTEK Perbenihan Hasil Pemuliaan Tanaman Hutan
RPTP : PENANGANAN BENIH HASIL PEMULIAAN TANAMAN HUTAN Pengunduhan dengan alat panjat mekanis mengurangi kerusakan pohon
Output 3 Jenis
Acacia mangium
Acacia crassicarpa
Eucalyptus pellita
IPTEK Perbenihan Hasil Pemuliaan Tanaman Hutan
Kelompok sumber benih Hasil pemuliaan
Kadar air (%)
Kemurnian (%)
Berat 1000 butir (gr)
Daya berkecambah (%)
≤4
≥ 99
10 – 11
≥ 80
≤4
≥ 98
6 – 11
≥ 64
<9
> 90
-
> 90 (mutu Pertama)
Hasil pemuliaan
≤4
≥ 99
21 – 22
≥ 78
Belum dimuliakan SNI 7627:2011
≤4
≥ 97
18 – 22
≥ 60
6–7
94 – 98
27
70 – 85
Hasil pemuliaan
≤8
57 – 64
≥ 0.03
≥ 1230 kc/g
Belum dimuliakan SNI 7627:2011
≤9
40 - 52
0.015 – 0.035
≥ 482 kc/g
8–9
-
0,32
1500 kc/g
Belum dimuliakan SNI 7627:2011
RPI : PENGEOLAAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU FEMO (Food, Energy and Others)
Output 3.1
Paket Informasi Teknologi Perbenihan Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Output 3.1
TARGET RPI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ganitri Malapari Kilemo Kemenyan Weru Pilang Akor Kaliandra
Paket Informasi Teknologi Perbenihan Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO KEGIATAN (RPTP)
FENOLOGI DAN POTENSI PRODUKSI
FENOLOGI PENGUJIAN MUTU FISIK, FISIOLOGIS DAN PENYIMPANAN BENIH TEKNIK PEMBIBITAN GENERATIF TEKNIK PEMBIBITAN VEGETATIF
CAPAIN OUTPUT RPI S.D TAHUN 2014
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Ganitri Malapari Kilemo Kemenyan Weru Pilang Akor Kaliandra
Output 3.4
TARGET RPI 1. 2. 3. 4.
Ganitri Malapari Kilemo Kemenyan
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO KEGIATAN (RPTP)
TEKNIK KUANTIFIKASI BUAH
CAPAIN OUTPUT RPI S.D TAHUN 2014
1. 2. 3. 4.
Ganitri Kilemo Kemenyan Malapari
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Jenis
Fenologi
Kuantifikasi Produksi
Penanganan Benih
Pembibitan Generatif
Pembibitan Vegetatif
Kilemo
-Pendugaan produksi buah kilemo untuk lokasi Balige adalah log P = 2.177 + 2.330 log Dbh, sedangkan untuk lokasi Aek Nauli adalah Log P = 2.101 + 1.770 log Dbh.
Hasil pengujian di laboratorium menunjukkan kandungan kadar air benih segar sebesar 9%, dengan kemurnian 99%, berat seribu butir 37,8 g, jumlah benih per kg 26.430 butir, jumlah benih per liter 7.300 butir dan daya berkecambah 71%.
Media : tanah + arang sekam padi 3 : 1, Naungan : 25 %
-Stek yang tidak menggunakan maupun menggunakan ZPT IBA 750 ppm dan ditumbuhkan pada media pasir
Periode berbunga khususnya di Cikole-Jawa Barat tampak terus terjadi. Di Aek nauli bulan Februari-Maret dan buah masak pada bulan Juli-Agustus 2010 yang ditandai dengan warna kulit buah hitam.
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Jenis
Fenologi
Kuantifikasi Produksi
Ganitri
Masa berbunga dan berbuah ganitri di Kebumen-Jawa Tengah pada tahun 2010 – 2011 berlangsung selama 56 bulan. Pembungaan terlihat pada bulan April dan buah masak bulan September 2010. Pada Oktober/Nopember 2010 terjadi pembungaan kembali (late flowering) namun dengan jumlah sedikit dan buah masak bulan April/Mei 2011.
Pohon model untuk penyusunan produksi buah pada tegakan ganitri umur 15 tahun berukuran rata-rata diameter 24,1 ± 5,3 cm dengan ratarata tinggi total mencapai 11,9 ± 1,8 m. Model penduga produksi buah ganitri umur 15 tahun adalah Y = 10,583 e 0,165 T .
Penanganan Benih
Pembibitan Generatif
Pembibitan Vegetatif
Generatif Asal cabutan Media : tanah +kompos organik + arang sekam padi 3:1:1, Naungan : 0 % (tanpa naungan) -
vegetatif Asal bahan stek : anakan alam bagian bawah ZPT IBA 500 ppm, Biomassa akar 0,14 g
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Jenis
Fenologi
Kuantifikasi Produksi
Malapari
Pada umumnya tunas generatif malapari terjadi pada bulan Maret-April dan berkembang menjadi bunga mekar pada bulan Mei yang berlangsung selama 5-7 hari. Ketika bunga mengalami penyerbukan, ovarium akan terlihat membesar dan selanjutnya berkembang menjadi buah muda. Fase ini terjadi pada bulan JuniJuli dan menjadi buah matang pada bulan Oktober-Nopember. Secara keseluruhan, siklus pembungaan dan pembuahan malapari berlangsung selama 7-8 bulan.
Diameter batang pohon berkorelasi negatif dengan produksi benih malapari yang terdapat di Batukaras-Jawa Barat. Hubungan antara diameter batang dan jumlah benih terbangun dslam persamaan alometrik: Y = 1,334-1,06 logX1.
Penangan an Benih Msih dalam pengamatan
Pembibitan Generatif
Pembibitan Vegetatif
Media : tanah sub soil Inokulasi mikoriza pada bibit malapari akan berhasil apabila bibit diinokulasi dengan mikoriza 5 g dan pupuk NPK 0,5 g per bibit
Stek malapari masih dalam proses pengolahan data
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Jenis
Fenologi
Kuantifikasi Produksi
Penanganan Benih
Pembibitan Generatif
Kemenyan
Siklus pembungaan sampai pembuahan kemenyan berlangsung selama 8–9 bulan. Tunas generatif mucul pada bulan Juni-Juli, bunga kuncup di Juli– Agustus, dan bunga mekar terjadi Agustus. Buah muda terjadi di bulan September– Oktober dan buah siap panen pada FebruariMaret.
Potensi produksi buah di kawasan KHDTK Aek Na Uli antar kelas diameter batang bervariasi. Model penduga produksi buah adalah log P = – 3,683 + 3,42 log Dbh dengan koefisien determinasi (R2-adj) 43,91% dan simpangan baku 0,41.
Benih kemenyan Media : tanah + mempunyai kadar air arang sekam padi sebesar 44%, teknik 3 : 1, naungan : ekstraksi buah 25 % kemenyan dilakukan dengan cara membuang kulit dan daging buahnya dengan menggunakan pisau sampai daging buah terlepas semua, setelah itu biji dikeluarkan. Perlakuan pendahuluan dengan cara rendam jemur selama ± 3 hari hingga kulit biji terlihat retak.
Pembibitan Vegetatif Bahan stek dari bibit umur 2 dan 4 bulan masingmasing tanpa ZPT IBA
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Jenis
Fenologi
Produksi
Penanganan Benih
Pilang
Siklus reproduksi tanaman pilang di TNBB pada th 2010 berlangsung selama 5 – 6 bulan. Tunas generatif terlihat pada bulan Mei dan pada bulan yang sama terjadi perkembangan menjadi kuncup bunga, bunga mekar dan bunga layu. Buah masak fisiologis terjadi pada bulan Agustus-September
Produksi benih pilang di SoeKupang rata-rata sebesar 1716,36 gr/pohon. Produksi benih pilang pada kedua populasi dapat diprediksi berdasarkan variabel diameter batang dengan menggunakan satu persamaan regresi: Y = 260 + 25,8 x.
Perlakuan pendahuluan dan metode uji adalah perendaman dengan H2SO4 selama 20 menit Seleksi benih dengan Seed Gravity Table).
Pembibitan Generatif Generatif - Naungan : 0 % (tanpa naungan) -Media : tanah + arang sekam padi 3:1 (v:v)
Pembibitan Vegetatif vegetatif -Asal bahan stek : bibit umur 2 tahun -ZPT IBA 200 ppm
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Jenis
Fenologi
Produksi
Weru
Periode pembungaanpembuahan jenis weru di Jawa Barat berlangsung selama 78 bulan, yang diawali dengan pemunculan tunas generatif pada bulan Februari, bunga mekar pada bulan April dan menjadi buah muda bulan Mei-Juni. Buah masak siap panen terjadi pada bulan September –Oktober.
-Produksi buah baik dari Sumedang maupun Majalengka, dengan menggunakan satu model persamaan: Y = -0.0627 + 0.889 x.
Penanganan Benih -Perlakuan pendahuluan dan metode uji adalah direndam dengan H2SO4 selama 10 menit atau direndam air panas dan dibiarkan dingin selama 24 jam, Seleksi benih weru dilakukan dengan menggunakan alat Seed Gravity Table
Pembibitan Generatif Generatif - Naungan 25% -Media : tanah + arang sekam padi 3:1 (v:v)
Pembibitan Vegetatif Asal bahan : bibit umur 2 tahun, ZPT 200 ppm,
Output 3.4 Jenis
Fenologi
Kaliandra
Kaliandra memiliki periode pembungaan yang relatif pendek yaitu 3-4 bulan yang diamati di daerah Bogor dan Cianjur. Inisiasi bunga terjadi sepanjang tahun yang diindikasikan dari munculnya bunga sepanjang tahun. Dengan demikian, tanaman kaliandra dikatakan mengalami pembungaan terus menerus tanpa ada dormansi tunas sehubungan dengan kondisi iklim.
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO Produksi
Penanganan Benih
Pembibitan Generatif Produksi buah Seleksi benih dengan Media : tanah kaliandra di Kebun menggunakan sub soil Raya Cibodas saringan (mesh) Mikoriza 2 g + secara nyata Rhizobium berkorelasi dengan jumlah terubusan (R2 = 0,63; P<0.01). Persamaan yang dihasilkan adalah ln Y=ln 37,325 + 0,1359X.
Pembibitan Vegetatif Kalindra dapat diperbanyak secara vegetaif dengan stek pucuk dari tunas muda. Hormon pertumbuhan IBA 750 ppm dapat meningkatkan jumlah dan biomass akar stek.
Output 3.4
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO
Jenis
Fenologi
Produksi
Penanganan Benih
Akor
Akor memunculkan tunas generatif pada bulan Februari dan mekar pada bulan Maret-April, akhirnya menjadi buah muda, dewasa dan masak pada bulan Mei-Juli/Agustus. Sehingga diketahui bahwa siklus perkembangan pembungaan hingga pembuahan akor tejadi selama 6-7 bulan yang diamati pada satu tegakan di Desa Sawangan dan Jingkang (Banyumas Barat).
Pendugaan Rata-rata kadar air benih produksi benih akor 6,56% , berat 1000 akor dari tanaman butir 15,68g dan jumlah berdiameter benih perkilogram 63.776 batang rata-rata butir. 30,1 cm pada -Seleksi benih dengan tegakan di RPH menggunakan saringan BunderGunungkidul (mesh), tidak menghasilkan ratamenunjukkan daya rata 80,75 berkecambah berbeda. g/pohon. Seleksi benih Dengan asumsi menggunakan seed gravity Kecenderungan table memperlihatkan daya hubungan antara produksi benih berkecambah benih dan dengan diameter pertumbuhan tinggi bibit pohon dapat yang lebih baik pada dinyatakan dengan kriteria benih besar dan persamaan sedang dengan nilai eksponensial yaitu berkisar antara 55% : y = 0,6287e0,164x 2 sampai 62%. , R = 0,579.
Pembibitan Generatif
Pembibitan Vegetatif
1. Generatif - Media : tanah sub soil - Inokulan : Rhizobium hasil isolasi dan Mikoriza 2,5 g - Bibit umur 3 bulan : t 7,5 cm; D 0,79 mm; % hidup 92,59 %; Berat kering 0,087 g; Top/Root ratio 2,7; Indek Mutu Bibit 0,07 dan jumlah nodul 1,2.
2.Vegetatif - Media : kokopit+ arang sekam padi - Umur bahan stek : 2 bulan - ZPT : IBA 250 g -Stek umur 3 bulan : jumlah akar : 5,98; jumlah daun 9,07; berat kering akar 0,16 g, ratio tunas dengan akar 3,07 , persen tumbuh di atas 90 %. - C total 41,88 %, N total 3,02 %
Output 3.4 Jenis Turi
Fenologi
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO Produksi
Penanganan Benih
Periode Rata-rata jumlah buah Masih dalam pembungaan relatif turi dari tanaman pengamatan pendek yaitu antara berdiameter batang rata3 bulan sampai 3,5 rata 5,4 cm di lokasi bulan yang diamati kawasan Seksi di beberapa daerah Konservasi Wilayah II di Bogor. Turi Resort Tegal Bunder di mengalami pembungaan dan TN Bali Barat mencapai pembuahan 231,45 biji/pohon. sepanjang tahun. Analisis regresi Dengan demikian, menghasilkan model tidak ada pengaruh pendugaan dengan iklim pada bulan persamaan Y = 67,53 – basah atau kering yang secara spesifik 36,93 X1 + 6,32 X12 – menstimulasi 0,29 X13 ; dimana R2= terjadinya puncak 0,53, Y = produksi buah, bunga atau buah X1 = diameter batang. raya.
Pembibitan Generatif Masih dalam pengamatan
Pembibitan Vegetatif Masih dalam pengamatan
Output 3.4 Jenis Lamtoro
Fenologi Waktu inisiasi bunga lamtoro diduga terjadi setiap saat yang terindikasi dari munculnya bunga sepanjang tahun Siklus reproduksi tanaman lamtoro di DramagaBogor berlangsung selama 4–5 bulan.
Paket Teknologi Produksi Jenis Tanaman Hutan Penghasil FEMO Produksi
Penanganan Benih
Pembibitan Generatif
Produksi buah lamtoro dari Ekstraksi benih Masih dalam tegakan yang ada di TN dilakukan tahap Bali Barat sebesar 409,08 dengan pengamatan buah/pohon dengan ratamenjemur rata diameter batang 8,13 polong tua di ± 1,53 cm dan tinggi total bawah sinar 6,11 ± 1,24 meter. Produksi matahari sampai buah lamtoro dari tegakan polong merekah, di plot penelitian Cikampek kemudian adalah 825,60 dipisahkan dari gram/pohon. Jumlah benih kulitnya. lamtoro per 1000 gr adalah Perlakuan 18.143 butir, maka direndam produksi benih per pohon dengan H2SO4 dari plot Cikampek adalah selama 10 menit sebesar 14976,4 butir atau dan 20 menit setara dengan 829,26 buah/pohon (jumlah biji/buah = 18,06 butir).
Pembibitan Vegetatif Masih dalam tahap pengamatan