1
OUT LINE I.
PROLOG - Tahapan Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Timur 2014 - Isu Strategis Global & Nasional - Isu Strategis Nasional & Jawa Timur Tahun 2014 II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA - Kinerja Ekonomi - Penurunan Kemiskinan - Penurunan TPT - Peningkatan IPM - Pengurangan Disparitas III. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2014 IV. Analisa Kabupaten Banyuwangi
2
3
A. TAHAPAN PENYUSUNAN RKPD TAHUN 2014 Kepakatan Bersama KUA DAN PPAS 2014 RAPBD 2014
Rakorbangpus
Bottom-Up
Forum SKPD
Top-Down
Musrenbang Desa
Musrenbang Kecamatan
Januari
Februari
Raker Gub dg SKPD
Penyusunan Rancangan Awal RKPD oleh BAPPEDA
Teknokratik
Musrenbang Kab/Kota
Pra-Musrenbang Prov. Di Bakorwil
Maret
Penyampaian Pokok Pikiran DPRD
Penetapan RKPD 2014
Konsultasi dengan DPRD
Musrenbangnas
April
Mei
FGD
Musrenbang Provinsi
Partisipatif Politik
4
Trend Pertumbuhan & Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Global (%) WEO-IMF Dunia AS Eropa GDP Cina India ASEAN-5 Indonesia Vol.Perdagangan Dunia
2009 -0,6 -3,1 -4,4 9,2 5,9 1,7 4,6 -10,4
2010 5,1 2,4 2,0 10,5 10,1 7,0 6,2 12,6
2011 3,8 1,8 1,4 9,2 6,8 4,5 6,5 5,8
2012 Okt'12 Jan'13 3,3 3,2 2,2 2,3 -0,4 -0,4 7,8 7,8 4,9 4,5 5,4 5,7 6,0 n.a. 3,2 2,8
Okt'11 4,5 2,5 1,5 9,5 8,1 5,8 6,7 6,4
Jan'12 3,9 2,2 0,8 8,8 7,3 5,6 n.a. 5,4
2013 Apr'12 Juli'12 4,1 3,9 2,4 2,3 0,9 0,7 8,8 8,5 7,3 6,5 6,2 6,1 6,1 6,6 5,6 5,1
Okt'12 3,6 2,1 0,2 8,2 6,0 5,8 6,3 4,5
Jan'13 3,5 2,0 -0,2 8,2 5,9 5,5 n.a. 3,8
Perekonomian dunia yang belum sepenuhnya pulih sejak resesi global tahun 2009, saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan masih diliputi oleh ketidakpastian. Di tengah ketidakpastian perkembangan ekonomi global itu, perekonomian Indonesia tetap tumbuh relatif tinggi, dengan stabilitas pertumbuhan ekonomi yang terbaik diantara negara-negara lain di dunia. The Center of Gravity , dimana Indonesia menjadi sentral pendulum pusaran arus barang & jasa Asia-Pacific Sangat strategis, butuh Regionalisasi untuk menangkap peluang ekonominya Regionalisasi Pasar Tunggal ASEAN 2015 (Masyarakat Ekonomi ASEAN/ASEAN Economic Community) sudah di depan Mata
5
Indonesia memiliki potensi untuk memacu perekonomian lebih cepat lagi, bertransformasi menjadi negara maju – Struktur demografi mengarah pada “Bonus Demografi”, yakni rasio ketergantungan yang rendah antara 2010-2020 – Life-cycle hypothesis: besarnya porsi usia produktif berarti besarnya potensi saving, besar pula potensi investasi Progres/Capaian target Pembangunan Millenium (MDGs) 2015 Pengurangan Emisi Gas Buang
6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Rencana Kenaikan Gas dan TDL memicu Inflasi Pelayanan Dasar Kesehatan dan Pendidikan Masalah Kemiskinan dan Pengangguran Penciptaan Kelas Menengah Ekonomi Baru Peningkatan Produktivitas sektor pertanian Ketahanan Pangan Industrialisasi dan pengembangan lapangan pekerjaan berkualitas Peningkatan investasi daerah Percepatan dan Peningkatan kualitas infrastuktur jalan serta jaringan Listrik Peningkatan kualitas SDM Mobilisasi tabungan masyarakat dan fungsi intermediasi perbankan untuk mendorong akses permodalan usaha Peningkatan kualitas belanja modal pemerintah daerah Penyelenggaraan Pemilu & Pemilihan Kepala Daerah
7
II. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
8
Grafik Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dan Nasional
8 7 %6 5 C 4 to C 3 2 1 0
6.68 5.01
6.1
7.22
7,27
6.5
6,23
4.55
Jawa Timur
2009
Nasional
2010
2011
2012
*)
*) Sumber : BPS Jatim, angka Sementara Feb 2013
Inflasi
2009
2010
2011
2012
%
3,62
6,96
4,09
4,50
Sumber : BPS Jatim, Januari 2013
9
Tahun 2012 (%) No
Provinsi
Pertumbuhan Ekonomi
1. DKI Jakarta
6,53
Kontribusi Thd PDB 16,40
2. Jawa Timur
7,27
14,88
3. Jawa Barat 4. Jawa Tengah
6,21 6,34
14,07 8,27
5. Banten 6. DI Y
6,15 5,32
3,16 0,85
Kontribusi PDRB Pulau Jawa Dalam Total PDB Nasional Tahun 2012 18.00 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00
16,40
14,88
14,07
8,27 3,16 0,85 DKI Jakarta Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Jawa Timur Yogyakarta
Sumber : BPS , Feb 2013
23,77 %
9,30 %
57,62 %
4,74 %
2,06 %
2,51%
Dibandingkan dengan provinsi lain, pertumbuhan ekonomi Jatim yang tertinggi di Pulau Jawa dengan share terbesar ke-2 se Indonesia setelah DKI Jakarta.
10
7.00
0.00 Kab. Pacitan Kab. Ponorogo Kab. Trenggalek Kab. Tulungagung Kab. Blitar Kab. Kediri Kab. Malang Kab. Lumajang Kab. Jember Kab. Banyuwangi Kab. Bondowoso Kab. Situbondo Kab. Probolinggo Kab. Pasuruan Kab. Sidoarjo Kab. Mojokerto Kab. Jombang Kab. Nganjuk Kab. Madiun Kab. Magetan Kab. Ngawi Kab. Bojonegoro Kab. Tuban Kab. Lamongan Kab. Gresik Kab. Bangkalan Kab. Sampang Kab. Pamekasan Kab. Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2012
9.00 JAWA TIMUR : 7.27
8.00 7.57
6.74 6.75 6.73 6.98 6.45 6.62 7.35 7.27
6.46 7.24 7.23 7.38 7.12
6.45 6.72 6.70 6.58 6.76
6.00
Sumber : BPS Jatim, Maret 2013; Angka Sangat Sementara
11
6.42 6.50 5.89 6.01
Rp. 1.001.720.879,47 Jt
7.22 7.43
7.69
6.80
6.48
6.17 6.44 6.32 7.70
7.31 6.97 7.90
8.25
6.71 7.10
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
Capaian 18.00 16.00
16.5 16.68
14.00
15.5
Target
15
Penurunan
14.5
14.5
13.85
13.40
13.08
0.24
1.15
1.10
1.42
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012 (Per Maret)
Tahun 2012 (Per Sep)
15.26
12.00 10.00 8.00
6.00 4.00 2.00 0.00 -2.00
-0.18 Tahun 2009
*) Sumber : BPS Jatim Sept 2012
12
Karakteristik Kemiskinan Menurut Kabupaten/ Kota
Kabupaten/ Kota 3501 3502 3503 3504 3505 3506 3507 3508 3509 3510 3511 3512 3513 3514 3515 3516 3517 3518 3519 3520
Pacitan Ponorogo Trenggalek Tulungagung Blitar Kediri Malang Lumajang Jember Banyuwangi Bondowoso Situbondo Probolinggo Pasuruan Sidoarjo Mojokerto Jombang Nganjuk Madiun Magetan
3521 Ngawi 3522 3523 3524 3525 3526 3527 3528 3529 3571 3572 3573
Bojonegoro Tuban Lamongan Gresik Bangkalan Sampang Pamekasan Sumenep Kota Kediri Kota Blitar Kota Malang
3574 3575 3576 3577 3578 3579 35
Kota Probolinggo Kota Pasuruan Kota Mojokerto Kota Madiun Kota Surabaya Kota Batu JAWA TIMUR
Sep Tahun 2011 Jumlah Penduduk Miskin
p0
p1
p2
GK
98.747 105.867 101.183 98.747 126.947 218.105 287.434 131.912 292.119 164.047 123.574 98.560 259.234 186.720 136.316 117.484 155.990 142.124 95.843 75.044
18,13 12,29 14,90 9,90 11,29 14,44 11,67 13,01 12,44 10,47 16,66 15,11 23,48 12,26 6,97 11,38 12,88 13,88 14,37 12,01
2,59 1,52 2,64 1,31 1,63 2,10 1,66 1,57 1,72 1,30 2,30 2,17 4,00 1,82 0,81 1,35 1,95 1,83 2,30 1,44
0,59 0,29 0,70 0,26 0,35 0,49 0,35 0,31 0,38 0,27 0,56 0,49 0,98 0,42 0,16 0,29 0,48 0,41 0,57 0,26
193.180 210.411 214.312 234.806 210.254 218.865 215.605 202.773 226.546 240.315 251.426 211.262 280.101 238.640 277.776 240.502 251.704 253.819 224.713 221.951
137.838
16,74
2,34
0,52
208.220
212.859 211.547 206.675 181.661 239.466 267.479 167.889 242.508 23.328 9.462 45.439
17,47 18,78 17,41 15,33 26,22 30,21 20,94 23,10 8,63 7,12 5,50
2,96 2,26 2,07 2,65 4,00 5,24 3,77 2,95 1,57 1,31 0,73
0,75 0,40 0,45 0,61 0,94 1,37 0,99 0,56 0,45 0,38 0,17
230.397 225.731 242.441 285.519 251.599 229.414 225.878 225.096 288.876 257.685 302.103
38.787 15.740 8.338 9.744 183.347 9.088 5.227.190
17,74 8,39 6,89 5,66 6,58 4,74 13,85
3,64 0,99 1,12 0,71 1,07 0,52 2,02
1,07 0,19 0,30 0,13 0,26 0,10 0,46
425.583 269.543 266.978 260.179 310.074 280.330 -
Sumber : Susenas September 2011
Penurunan
7 6
6.2
Target
6
5.8
5.6
5.6
1.75
1.64
1.46
1.48
4.25
4.16
4.14
4.12
Thn.2010
Thn. 2011
1.12
5
4
Capaian
5.08
3 2 1 0
Thn.2009 *) Sumber : BPS Jatim Agust 2012
14
Thn. 2012 (Per Thn. 2012 (Per Feb) Agust)
Tingkat Pengangguran Terbuka Kab/Kota di Jawa Timur Tahun 2009-2012 TPT Tahun 2009
TPT Tahun 2010
TPT Tahun 2011
TPT Tahun 2012
: Rendah ( TPT < 2,57 ) : Sedang ( 2,57 ≤ TPT ≤ 6,55 ) : Tinggi ( TPT > 6,55 )
Kabupaten/Kota 01. Pacitan 02. Ponorogo 03. Trenggalek 04. Tulungagung 05. Blitar 06. Kediri 07. Malang 08. Lumajang 09. Jember 10. Banyuwangi 11. Bondowoso 12. Situbondo 13. Probolinggo 14. Pasuruan 15. Sidoarjo 16. Mojokerto 17.Jombang 18. Nganjuk 19. Madiun 20. Magetan 21. Ngawi 22. Bojonegoro 23. Tuban 24. Lamongan 25. Gresik 26. Bangkalan 27. Sampang 28. Pamekasan 29. Sumenep 71. Kota Kediri 72. Kota Blitar 73. Kota Malang 74. Kota Probolinggo 75. Kota Pasuruan 76. Kota Mojokerto 77. Kota Madiun 78. Kota Surabaya 79. Kota Batu 35. Jawa Timur
2009 1,32 3,45 3,91 4,54 3,00 5,10 6,35 2,24 4,42 4,05 2,88 2,28 2,60 5,03 10,19 5,54 6,19 3,98 6,04 3,82 4,49 4,52 4,22 4,92 7,01 5,01 1,70 2,18 2,27 8,32 8,47 10,44 8,53 7,57 9,30 11,27 8,63 6,88 5,08
Tahun 2010 2011 0,87 2,70 3,83 4,37 2,15 3,18 3,50 3,58 2,24 3,61 3,75 4,54 4,49 4,63 3,17 2,70 2,71 3,95 3,92 3,71 1,59 2,84 3,13 4,74 2,02 3,20 3,49 4,83 8,35 4,75 4,84 4,31 5,27 4,24 3,64 4,73 5,55 3,37 2,41 3,16 4,80 4,06 3,29 4,18 2,86 4,15 3,62 4,40 7,70 4,36 5,79 3,91 1,77 3,91 3,53 2,89 1,89 3,71 7,39 4,93 6,66 4,20 8,68 5,19 6,85 4,66 7,23 4,92 7,52 5,86 9,52 5,15 6,84 5,15 5,55 4,57 4,25
4,16
2012 1,16 3,26 3,14 3,18 2,86 4,16 3,79 4,70 3,91 3,40 3,75 3,31 1,98 6,43 5,21 3,42 6,69 4,22 4,16 3,86 3,05 3,51 4,25 4,98 6,72 5,32 1,78 2,30 1,19 7,85 3,55 7,68 5,12 4,34 7,32 6,71 5,07 3,41 4,12
Penurunan Kenaikan
Capaian
Target
76 75 74
2.44 2.08
73 72
2.12 2.06
71.62
71 70
72.18
71.06 70.1
69 68
72.54
69
69.5
Thn.2009
Thn.2010
70.1
67 66
Thn. 2011
*) Sumber : BPS Jatim, Angka Sementara, Feb 2013
16
Thn. 2012
Penyebaran IPM Kab/Kota di Jawa Timur Tahun 2010-2012
IPM Tahun 2010
IPM Tahun 2011
IPM Tahun 2012
: 66 ≤ Angka IPM ≤ 80 (Upper-Medium) : 50 ≤ Angka IPM ≤ 66 (Lower-Medium)
01. Pacitan 02. Ponorogo 03. Trenggalek 04. Tulungagung 05. Blitar 06. Kediri 07. Malang 08. Lumajang 09. Jember 10. Banyuwangi 11. Bondowoso 12. Situbondo 13. Probolinggo 14. Pasuruan 15. Sidoarjo 16. Mojokerto 17.Jombang 18. Nganjuk 19. Madiun 20. Magetan 21. Ngawi 22. Bojonegoro 23. Tuban 24. Lamongan 25. Gresik 26. Bangkalan 27. Sampang 28. Pamekasan 29. Sumenep
2010 72,07 70,29 73,24 73,34 73,67 71,75 70,54 67,82 64,95 68,89 62,94 64,26 62,99 67,61 76,35 73,39 72,70 70,76 70,18 72,72 68,82 66,92 68,31 69,63 74,47 64,51 59,70 64,60 65,60
Tahun 2011 72,48 71,15 73,66 73,76 74,06 72,28 71,17 68,55 65,53 69,58 63,81 64,67 63,84 68,24 76,90 73,89 73,14 71,48 70,50 73,17 69,73 67,32 68,71 70,52 75,17 65,01 60,78 65,48 66,01
71. Kota Kediri
76,28
76,79
77,08
72. Kota Blitar 73. Kota Malang 74. Kota Probolinggo 75. Kota Pasuruan 76. Kota Mojokerto 77. Kota Madiun 78. Kota Surabaya
77,42 77,20 74,33 73,45 77,02 76,61 77,28
77,89 77,76 74,85 73,89 77,50 77,07 77,85
78,14 77,99 75,23 74,42 77,63 77,42 78,08
79. Kota Batu
74,45
74,93
75,44
Kabupaten/Kota
35. Jawa Timur
71,62
72,18
2012 72,77 71,52 74,08 74,09 74,44 72,72 71,53 68,90 65,93 69,82 64,08 65,13 64,06 68,54 77,16 74,33 73,52 71,70 70,63 73,59 70,33 67,73 69,23 70,76 75,49 65,39 61,03 65,72 66,59
72,54
117 116
Pemerataan Pendapatan versi Bank Dunia
Jawa Timur 115,85
115,14 *
115 114 112,53**
113 112
111 110 2009
2010
Sumber : BPS Prov. Jawa Timur *) Angka Diperbaiki **) Angka Sementara
2011
20 % atas 40 % menengah 40% bawah
2009 42,55 37,59 19,86
2010 41,81 38,46 19,73
2011 40,34 38,57 21,09
Perubahan - 2.21 + 0,98 + 1,23
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi yang diiringi dengan Penurunan tajam indeks Wiliamson mengindikasikan Pertumbuhan Inklusif Penurunan Porsi pemanfaatan ekonomi pada 20 % kelas Atas memperjelas sasaran pemerataan perekonomian pada 80 % kelas menengah dan bawah 18 18 18
III. STRATEGI dan ARAH KEBIJAKAN Pembangunan Tahun 2014
19
1. STABILITAS DAERAH, terdiri atas unsur: a. Harmonisasi horizontal dan vertikal b. Keamanan , ketentraman dan ketertiban c. Dinamika politik yang kondusif d. Reformasi Birokrasi (Administasi ) yang efisien, efektif dan Pemberantasan Korupsi e. Pembangunan Sumberdaya Manusia 2. PEMANTAPAN EKONOMI DAERAH YANG BERDAYA SAING GLOBAL, terdiri atas unsur: a. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif b. Peningkatan daya saing global daerah c. Perluasan jaringan internasional untuk Pariwisata, Perdagangan dan Investasi ( Tourism, Trade and Investment) d. Perkuatan Pasar domestik e. Percepatan Pembangunan Infrastruktur untuk investasi f. Fokus target group pada UMKM & Koperasi 3. PENINGKATAN KEMAKMURAN RAKYAT, terdiri dari unsur: a. Percepatan penurunan kemiskinan b. Percepatan penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka c. Percepatan peningkatan IPM d. Pengurangan Disparitas antar Wilayah dan Kelompok Pendapatan e. Percepatan Pembangunan Infrastruktur untuk pelayanan dasar f. Pelestarian lingkungan yang berkelanjutan REASONING SUBSTANSI : 2014 PESTA DEMOKRASI NASIONAL STABILITAS MENJADI SANGAT URGEN DAN BAGIAN DARI IKLIM KONDUSIF UNTUK MEMBANGUN EKONOMI 2014 PERSIAPAN TERAKHIR MENUJU PERSAINGAN GLOBAL 2015 (CAFTA) PILAR-PILAR MEMERLUKAN PEMANTAPAN (DAYA 20 SAING, JARINGAN MARKET TTI GLOBAL &DOMESTIK, INFRASTRUKTUR/CONNECTIVITY)
IV. ANALISA KABUPATEN BANYUWANGI
24
8.00 6.68 6.26
7.00 6.00
5.94 5.86
7.14 7.22
7.27
7.27
5.06 5.01
5.00
4.00
45.00 40.00 35.00 30.00 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 -
40.14
25.12
31.78 27.85
14.34 7.59 2.24
7.15 3.27 1.34 0.94 0.45
8.79 7.62 5.506.77 5.24 3.88
3.00
2.00 1.00
0.00 2008
2009 Jawa Timur
Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi
2010 2011 2012 Kabupaten Banyuwangi
Pola pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banyuwangi dari tahun 2008 – 2012 sama dengan Provinsi Jawa Timur, mengalami perlambatan pada kurun waktu 2008 - 2009 dan mengalami percepatan pada tahun 2009 – 2012, bahkan pada tahun 2012 laju pertumbuhannya sama dengan Provinsi Jawa Timur. Sektor Pertanian dan Perdagangan Hotel Restoran mendominasi struktur ekonomi di Kabupaten Banyuwangi tahun 2011 dengan total kontribusi 67,99 %, sedangkan di Provinsi Jawa Timur didominasi oleh Sektor Perdagangan dan Industri Pengolahan. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi ketiga terbesar dalam struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi. 25
50.00 45.00
Pertanian 43.04
42.52
42.55
41.56
40.14
40.00 35.00
Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
27.85
26.49
30.00 24.64
25.06
25.24
Perdagangan Hotel Restoran
25.00 20.00
Pengangkutan dan Komunikasi
15.00 10.00 5.00
7.52
6.72 7.42 5.39 3.88
7.43 6.84 7.49 5.39 3.89
6.76 7.29 7.47 5.42 3.93
6.71 7.25 7.57
6.77 7.15 7.59
5.32 3.75
5.24 3.88
Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
2007
2008
2009
2010
2011
Tidak terjadi pergeseran di dalam struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi, sektor pertanian dan perdagangan mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Banyuwangi. Sektor Pertanian (primer) kontribusinya dominan selama 2007-2011 meskipun jumlahnya menunjukkan tren penurunan. Sektor perdagangan (tersier) menunjukkan tren peningkatan. Sektor industri pengolahan kontribusinya relatif kecil dibandingkan sektor pertanian (primer) dan perdagangan (tersier).
26
C. Analisis LQ dan Shift Share Kabupaten Banyuwangi Sektor
Nilai
Pertanian Pertambangan dan penggalian Industri Pengolahan Listrik,Gas, dan Air bersih Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan persewaaan dan Jasa perusahaan Jasa-jasa
2,79 3,88
LQ > 1 LQ > 1
Dampak pertumbuhan ekonomi provinsi (Nij) 1.103.043,36 190.204,06
0,21 0,18
LQ < 1 LQ < 1
192.787,64 12.820,63
-45.489,19 -14.832,92
-1.764.895,36 -120.269,72
-0,006 0,184
143.168,37 6.555,46
2 3
0,30 0,92
LQ < 1 LQ < 1
22.981,98 631.490,18
3.118,68 96.191,47
-212.339,72 -571.699,03
0,009 0,114
26.851,31 989.508,97
3 3
0,47
LQ < 1
99.363,76
143.527,08
-179.755,56
-0,405
96.480,23
2
1,00
LQ = 1
172.179,64
57.720,14
147.978,14
-0,092
172.562,56
1
0,68
LQ < 1
138.205,81 2.563.077,06
53.516,10 -354.665,43
-253.307,75
-0,152
115.161,76 2.479.590,87
2
LQ Ket
Dampak Differential Shift bauran industri/sektor Spesialisasi Keunggulan kompetitif provinsi (Mij) -711.147,45 2.457.871,70 0,083 62.730,67 496.417,31 -0,072
Total Peningkatan PDRB
TIPE
725.826,34 203.475,86
4 1
Sektor pertanian dan pertambangan terindikasi sebagai sektor basis/unggulan di Kabupaten Banyuwangi keunggulan komparatif Secara agregat terjadi peningkatan PDRB di Kabupaten Banyuwangi sebesar 2,48 Trilyun selama 2007-2011, Sektor Perdagangan menyumbang kontribusi terbesar yaitu 989,51 Milyar rupiah, disusul oleh sektor pertanian. Dampak pertumbuhan ekonomi Provinsi menguatkan output PDRB Kabupaten Banyuwangi dengan kontribusi sebesar 2,56 Trilyun, hal ini mengindikasikan bahwa program dan kebijakan di sektor tersebut baik oleh tingkat provinsi maupun pusat sangat membantu pengembangan sektor tersebut. Secara umum pertumbuhan ekonomi sektoral provinsi (bauran industri/sektor) berpengaruh negatif sehingga melemahkan output PDRB Kabupaten Banyuwangi sebesar -354,66 M. Secara total faktor spesialisasi dan daya saing berpengaruh positif sehingga menguatkan/menambah output PDRB Kabupaten Banyuwangi, Sektor Pertanian merupakan sektor spesialisasi (berperan lebih besar dibandingkan sektor yang 27 cepat). sama di tingkat provinsi) dan daya saingnya tinggi (pertumbuhannya lebih
D. Arahan Ekonomi Makro Kabupaten Banyuwangi Mengembangkan potensi ekonomi unggulan di Kabupaten Banyuwangi yang terindikasi pada sektor pertanian dan pertambangan. Produktivitas serta kualitas komoditas sektor pertanian harus terus ditingkatkan dengan menerapkan teknik budidaya yang benar serta mengoptimalkan keterkaitan antar sektor dalam kemasan program agropolitan. Akan lebih besar memberikan nilai tambah/nilai pengganda perekonomian daerah manakala potensi sektor pertanian juga diiringi upaya pengolahan terlebih dahulu (sebelum diperdagangkan), sehingga industrialisasi yang ada di Kabupaten Banyuwangi makin berkembang. Surplus dari sektor basis agar diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sektor perdagangan dari input olahan agroindustri dan juga sektor jasa-jasa. Meningkatkan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang sudah memiliki daya saing dan kontribusi besar dalam perekonomian Kabupaten Banyuwangi. Rancang bangun pengembangan agroindustri perlu didesain sinergis dengan Program Provinsi dan Pusat yang diharapkan dapat memenuhi demand yang tinggi.
28
E. ARAHAN SPASIAL KABUPATEN BANYUWANGI 2
3
Fungsi Wilayah Pengembangan Banyuwangi adalah pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, pendidikan, kesehatan, dan pariwisata Kabupaten Banyuwangi berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Sistem Perkotaan di Wilayah Provinsi Jawa Timur
Perkotaan Banyuwangi berperan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Sistem Perkotaan di Wilayah Provinsi Jawa Timur
WP BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi Rencana Struktur Kegiatan WP Banyuwangi
Pengembangan Perkotaan Banyuwangi lebih ditekankan/diprioritaskan pada kegiatan permukiman, perdagangan jasa, industri pengolahan, perdagangan serta pariwisata Kegiatan ekonomi yang dikembangkan di wilayah sekitar perkotaan banyuwangi adalah kegiatan pertanian, perkebunan, pergudangan industri, perikanan, serta pariwisata
Rencana Struktur Ruang Perkotaan Banyuwangi
Struktur pusat permukiman perkotaan Banyuwangi terdiri dari 3 (tiga) sistem cluster yaitu cluster Banyuwangi, cluster Rogojampi dan Cluster Muncar : o Struktur pusat Perkotaan Banyuwangi diarahkan berpusat bagi kegiatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi o Cluster Rogojampi merupakan permukiman perkotaan yang berkembang karena posisi di jalur regional o Sedangkan permukiman perkotaan Muncar berkembang karena kegiatan perikanan di Banyuwangi o Pantai Bomo dikembangkan sebagai kawasan Industri Fisheries Town
30
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PRASARANA WILAYAH (1) Jaringan Jalan Nasional Bebas Hambatan : • Probolinggo–Banyuwangi
Jaringan Jalan Nasional Arteri Primer • Surabaya–Sidoarjo–Gempol–Pasuruan–Probolinggo– Situbondo–Banyuwangi
Jaringan Jalan Nasional Kolektor Primer • Glonggong–Pacitan–Panggul–Durenan– Tulungagung–Blitar–Kepanjen–Turen–Lumajang– Wonorejo–Jember–Gentengkulon–Jajag–Benculuk– Rogojampi–Banyuwangi
Jalan Strategis Nasional Rencana • Paltuding–Banyuwangi
Jalan Provinsi Kolektor Primer • Gentengkulon – Wonorekso – Rogojampi • Balung – Rambipuji • Genteng–Temuguruh–Wonorekso • Glagahagung–Tegaldlimo • Benculuk–Grajagan • Jajag–Bangorejo–Pasanggaran
Terminal : • Terminal Sri Tanjung sbg Terminal Tipe A • Terminal Brawijaya dan Wiroguno sbg Terminal Tipe B
Pengembangan Bandar Udara • bandar udara pengumpan (spoke) : bandar udara Rogojampi/Blimbingsari
Stasiun Kereta Api • Stasiun Banyuwangi Baru
Pengembangan Jalur Kereta Api Umum • Jalur Timur : Surabaya (Semut)–Surabaya (Gubeng)–Surabaya (Wonokromo)– Sidoarjo–Bangil–Pasuruan– Probolinggo– Jember–Banyuwangi
Konservasi Jalur Kereta Api Mati • Rogojampi – Benculuk
Pengembangan Pelabuhan • Pelabuhan Pengumpul menjadi Pelabuhan Utama Pelabuhan Tanjung Wangi • Pelabuhan Pengumpan Regional - Pelabuhan Boom
Rencana Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan • Pelabuhan Penyeberangan dengan pelayanan antar provinsi - Pelabuhan Ketapang
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PRASARANA WILAYAH (2) Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Meliputi: Energi Mikrohidro, Energi Angin, Energi Surya, Energi Panas Bumi (Belawan-Ijen), Energi Gelombang Laut, Energi Biogas, dan Energi Biomassa Jaringan Listrik: Pengembangan Jaringan Transmisi: sistem transmisi 150 kV Banyuwangi Gilimanuk, Banyuwangi-Ketapang, Ijen PLTP-Banyuwangi, New BanyuwangiGenteng Pengembangan Gardu Induk : gardu induk 150/20 kV Sistem Jaringan Sumber Daya Air : pengembangan jaringan irigasi dalam rangka mendukung air baku pertanian (Wilayah Sungai Baru Bajulmati - Embung Sumber Mangaran)
RENCANA POLA RUANG Kawasan Hutan Produksi = 782.772 Ha (Kab. Banyuwangi = 56.890 Ha) Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan Pertambakan
Kawasan Hutan Rakyat
Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi
Rawan Bencana Tanah Longsor
Lahan Basah
Lahan Kering
Kawasan Peruntukan Pertanian Kawasan Pertanian Lahan Basah direncanakan sebesar 957.239 Ha dan kurang lebih 802,546.90 Ha (Kab. Banyuwangi = 61.376 Ha) ditetapkan sebagai
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Kawasan pertanian Lahan Kering direncanakan sebesar 849.033 Ha dan kurang lebih 215,203.08 Ha (Kab. Banyuwangi = 465 Ha) ditetapkan sebagai
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
Kawasan Hutan Lindung = 344.742 Ha (Kab Banyuwangi = 57.079 Ha) Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya: lebih dari 233.828,50 Ha (Kab. Banyuwangi 63.115 Ha)
KAWASAN ANDALAN
Kawasan Andalan Kawasan Banyuwangi dan sekitarnya dengan sektor unggulan: perikanan, pertanian, kehutanan, pariwisata, transportasi
34
KAWASAN STRATEGIS
Kawasan Agropolitan Regional - Sistem Agropolitan Ijen
Kawasan Pengembangan Potensial Panas Bumi - Belawan-Ijen
Tindak Lanjut Setelah ditetapkannya Perda RTRW Kab. Banyuwangi
Rencana Detail Tata Ruang Berdasarkan Permen PU 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan PZ
RTRW Kabupaten Banyuwangi Telah Diperdakan
Berdasarkan pasal 59 ayat 4 PP 15 Tahun 2010: Rencana Detail Tata Ruang harus sudah ditetapkan paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak penetapan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
Rencana Rinci Tata Ruang
Rencana Kawasan Strategis
RDTR dan PZ
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri PU No. 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan Strategis
RDTR Perkotaan (1:5000) 36
Tindak Lanjut Setelah ditetapkannya Perda RTRW Kab. Banyuwangi
Pendetailan Lokasi LP2B Berdasarkan UU No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan LP2B •
Berdasarkan Pasal 20, UU 41 penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan bagian dari penetapan dalam bentuk Rencana Rinci Tata Ruang Wilayah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuang peraturan perundang – undangan serta menjadi dasar bagi penyusunan peraturan zonasi.
•
Berdasarkan Ketentuan Peralihan yang tertuang dalam Pasal 75, UU 41 Tahun 2009 yang mengamanatkan bahwa :
•
–
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang belum menetapkan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan disesuaikan paling lama dalam waktu 2 (dua) Tahun terhitung sejak UndangUndang ini diundangkan.
–
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, sedangkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota sudah ditetapkan, penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan oleh bupati/walikota sampai diadakan perubahan atas Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Kabupaten Banyuwangi segera melaksanakan pendataan, pemetaan dan penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Luasan Total LP2B Provinsi Jawa Timur Sebesar 1.017.549,73 Ha dengan rincian • LP2B Irigasi = 802.357,90 Ha • LP2B Non Irigasi = 215.191,83 Ha
Luasan Total LP2B Kabupaten Banyuwangi Sebesar 61.841 Ha dengan rincian: • Sawah irigasi Eksisting= 65.527 Ha • LP2B Irigasi = 61.376,00 Ha • Sawah Non Irigasi = 465 Ha • LP2B Non Irigasi = 465 Ha 37
Terima Kasih ... 38