BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 17/04/34/Th.XIX, 3 April 2017
PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN: BULAN MARET 2017 KOTA YOGYAKARTA DEFLASI 0,06 PERSEN
Kota Yogyakarta pada Bulan Maret 2017 mengalami deflasi sebesar 0,06 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 0,77 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,05 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,19 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang 0,17 persen; dan kelompok kesehatan 0,11 persen.
Dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 49 kota IHK mengalami deflasi dan 33 kota lainnya mengalami inflasi. Deflasi terbesar terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen diikuti Kota Lhokseumawe sebesar 1,40 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Padang dan Purwokerto masing-masing sebesar 0,01 persen diikuti Kota Bandung sebesar 0,02 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,24 persen, diikuti oleh Kota Ambon sebesar 1,13 persen dan Kota Jayapura sebesar 0,95 persen, sedangkan inflasi terkecil terjadi di Kota Banjarmasin dan Tembilahan masing-masing sebesar 0,01 persen. Komoditas yang paling mempengaruhi terjadinya deflasi diantaranya adalah beras, cabai merah, cabai rawit, besi beton, dan tarip pulsa ponsel, sedangkan komoditas yang mendorong terjadinya inflasi adalah bawang merah, tarip listrik, tukang bukan mandor, rokok kretek filter, dan bensin. Laju inflasi tahun kalender 2017 ( Maret 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 1,54 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 3,40 persen.
A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Maret 2017 secara umum menunjukkan adanya penurunan. Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan BPS pada Maret 2017, di Kota Yogyakarta terjadi deflasi 0,06 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,19 pada Februari 2017 menjadi 125,11 pada Maret 2017. Tingkat inflasi tahun kalender (Maret 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 1,54 persen dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Maret 2017 terhadap Maret 2016) sebesar 3,40 persen. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 0,77 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,05 Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX,3 April 2017
1
persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,19 persen; kelompok perumahan, listrik, air, gas, dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang 0,17 persen; dan kelompok kesehatan 0,11 persen. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga memberikan andil terjadinya deflasi diantaranya: beras turun 1,81 persen dengan memberikan andil -0,06 persen; cabai merah turun 19,56 persen dengan memberikan andil -0,05 persen; cabai rawit dan besi beton turun 9,34 persen dan 8,33 persen dengan memberikan andil masing-masing -0,03 persen; tarip pulsa ponsel turun 1,13 persen dengan memberikan andil -0,02 persen; daging ayam ras, cabe hijau, semen, bayam, jeruk, bawang putih, kayu balokan dan wortel turun 1,57 persen; 23,40 persen; 2,09 persen; 6,01 persen; 1,71 persen; 1,57 persen; 1,47 persen; dan 5,36 persen; dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen. Gambar 1 Perkembangan Inflasi Kota Yogyakarta dan Nasional, Maret 2016 – Maret 2017 1,4
Yogyakarta
1,2 1
Nasional
1,24
0,94
0,8
0,97
0,6
0,66 0,430,69
0,4
0,47 0,320,42
0,2 0
0,23 0,08
0,19 0,02
0,22
-0,04
-0,16
-0,2
-0,02
0,14
0,36
0,35
0,05
0,23
-0,06
-0,16
-0,4 -0,6
-0,46
Mar-16 Apr-16 Mei-16 Jun-16
16-Jul Agust-16 Sep-16 Okt-162 Nov-16 Des-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17
Sebaliknya komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil mendorong inflasi diantaranya bawang merah naik 10,55 persen dengan memberikan andil 0,06 persen; tarip listrik naik 0,80 persen dengan andil 0,04 persen; tukang bukan mandor naik 1,40 persen dengan memberikan andil 0,03 persen; rokok kretek filter, bensin, daging sapi, sabun cair/cuci piring, minyak goreng, dan pepaya naik 0,86 persen, 0,35 persen, 0,97 persen, 4,71 persen, 0,67 persen, dan 2,09 persen dengan masing-masing memberikan andil 0,01 persen. Tabel 1 Sumbangan Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Yogyakarta Bulan Maret 2017
Kelompok Pengeluaran
Laju Inflasi
Persentase Sumbangan Inflasi
[1]
[2]
[3]
Umum
-0,06
-0.06
1. Bahan makanan
-0,77
-0.14
2. Makanan jadi, minuman, rokok dan Tembakau
0,19
0.03
3. Perumahan. Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
0,17
0.04
4. Sandang
0,17
0.01
5. Kesehatan
0,11
0.01
2
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX, 3 April 2017
6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
-0,03
0.00
7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
-0,05
-0.01
Tabel 2 IHK dan Laju Inflasi Kota Yogyakarta Maret 2017 dan Tahun ke Tahun menurut Kelompok Pengeluaran
Gambar 2 Inflasi Kalender Kota Yogyakarta Tahun Kalender Bulan Maret 2017 menurut Kelompok Pengeluaran 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
4,46
1,54
1,19
1,61
1,61
1,40 -0,05
0,05 Umum
1
2
3
1 Bahan Makanan 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, & Tembakau 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, & Bahan Bakar
4
5
6
7
5 Kesehatan 6 Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX,3 April 2017
3
B. PERUBAHAN INDEKS HARGA DI KOTA YOGYAKARTA MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1.
Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan pada bulan ini mengalami deflasi sebesar 0,77 persen atau mengalami penurunan indeks dari 140,30 pada Februari 2017 menjadi 139,22 pada Maret 2017. Dari 11 sub kelompok pengeluaran yang ada, sembilan sub kelompok mengalami penurunan angka indeks, yakni sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya turun 1,51 persen; sub kelompok daging dan hasil-hasilnya turun 0,18 persen; sub kelompok ikan segar turun 1,86 persen; sub kelompok ikan diawetkan turun 0,64 persen; sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya turun 0,24 persen; sub kelompok sayur-sayuran turun 1,80 persen; sub kelompok kacang-kacangan turun 0,06 persen; sub kelompok buah-buahan turun 0,52 persen; dan sub kelompok bumbu-bumbuan turun 0,99 persen. Sedangkan dua sub kelompok lainnya mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok lemak dan minyak naik 0,36 persen dan sub kelompok bahan makanan lainnya naik 0,37. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini sehingga memberikan andil terjadinya deflasi, diantaranya Beras turun 1,81 persen dengan memberikan andil 0,06 persen; cabai merah turun 19,56 persen dengan memberikan andil -0,05 persen; cabai rawit turun 9,34 persen dengan memberikan andil -0,03; daging ayam ras, cabe hijau, bayam, jeruk, bawang putih dan wortel masing-masing turun 1,57 persen, 23,40 persen, 6,01 persen, 1,71 persen, 1,57 persen dan 5,36 persen, dengan masing-masing memberikan andil sebesar -0,01 persen. Sebaliknya komoditas bahan makanan yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil menahan laju deflasi, diantaranya bawang merah naik 10,55 persen dengan memberikan andil 0,06 persen; daging sapi, minyak goreng dan pepaya masing-masing naik 0,97 persen, 0,67 persen dan 2,09 persen dengan masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen.
2.
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Pada bulan ini kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,19 persen dengan angka indeks sebesar 126,73 lebih tinggi dibandingkan angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 126,49. Dari tiga sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok makanan jadi dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol masingmasing mengalami inflasi 0,15 persen dan 0,51 persen, sedangkan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga dapat memicu terjadinya deflasi adalah gula pasir, minuman ringan dan wafer turun 0,62 persen, 0,29 persen, dan 0,10 persen, sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga dapat menahan terjadinya deflasi diantaranya adalah rokok kretek filter naik 0,86 persen dengan memberikan andil 0,01 persen; makanan ringan/snack, rokok kretek, siomay, sate, dan kue basah naik 1,10 persen, 0,56 persen, 1,79 persen, 0,49 persen, dan 1,05 persen.
3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar Pada bulan ini kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, dengan angka indeksnya mencapai 125,60, lebih tinggi dibanding angka indeks pada bulan sebelumnya yaitu sebesar 125,39. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, tiga sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air naik 0,43 persen; sub kelompok perlengkapan rumahtangga naik 0,07 dan sub kelompok penyelenggaraan 4
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX, 3 April 2017
rumahtangga naik 0,24 persen, sedangkan sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami penurunan sebesar 0,03 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan andil menghambat terjadinya deflasi diantaranya tarip listrik naik 0,80 persen dengan memberikan andil sebesar 0,04 persen; tukang bukan mandor naik 1,40 persen dengan memberikan andil 0,03 persen; dan sabun cair/cuci piring naik 4,71 persen dengan memberikan andil 0,01 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah besi beton turun 8,33 persen dengan memberikan andil 0,03 persen; semen dan kayu balok masing-masing turun 2,09 persen dan 1,47 persen dengan andil masing-masing sebesar -0,01 persen.
4.
Sandang
Kelompok sandang pada Bulan Maret 2017 mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan angka indeks sebesar 118,43, lebih tinggi dari angka indeks bulan lalu yang tercatat sebesar 118,23. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada, seluruh sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks, yaitu sub kelompok sandang laki-laki naik 0,17 persen; sub kelompok sandang wanita naik 0,28 persen; sub kelompok sandang anak-anak naik 0,07 persen; dan sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya naik 0,15 persen. Beberapa jenis barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga pada kelompok pengeluaran ini, diantaranya pembalut wanita, celana pendek, emas perhiasan, kemeja panjang katun, dan sepatu wanita naik 0,93 persen, 1,95 persen, 0,15 persen, 0,84 persen, dan 0,53 persen. Sebaliknya komoditas yang mengalami penurunan harga, sehingga memberikan andil memicu laju deflasi pada kelompok pengeluaran ini, diantaranya adalah pampers, seragam sekolah anak, gaun/terusan, seragam sekolah wanita dan kaos dalam/singlet turun 1,00 persen, 0,44 persen, 0,10 persen, 0,21 persen, dan 0,05 persen.
5.
Kesehatan
Kelompok kesehatan pada Bulan Maret 2017 ini mengalami inflasi sebesar 0,11 persen. Angka indeks kelompok ini tercacat 121,22 lebih tinggi dibanding angka indeks bulan sebelumnya yang mencapai 121,09. Dari empat sub kelompok pengeluaran yang ada pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan yaitu sub kelompok obat-obatan naik 0,04 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetik naik 0,30 persen, sedangkan dua sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa kesehatan dan sub kelompok jasa perawatan jasmani angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, diantaranya pasta gigi, parfum, deodorant, shampo, dan sabun mandi naik 0,64 persen, 0,41 persen, 1,21 persen 0,19 persen dan 0,15 persen, sedangkan komoditas yang dapat menambah laju deflasi pada kelompok ini adalah vitamin dan hand body lotion turun 0,10 persen dan 0,08 persen.
6.
Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga
Kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga pada Bulan Maret 2017 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen dengan angka indeks sebesar 109,59 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 109,62. Dari lima sub kelompok pengeluaran pada kelompok ini, satu sub kelompok mengalami kenaikan angka indeksnya yaitu sub kelompok perlengkapan/peralatan pendidikan naik 0,03 persen; Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX,3 April 2017
5
sebaliknya sub kelompok rekreasi mengalami penurun indeks sebesar 0,23 persen, sedangkan tiga sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok pendidikan; sub kelompok kursus-kursus/pelatihan; dan sub kelompok olahraga angka indeksnya relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Maret 2017 pada kelompok pengeluaran ini, yaitu adalah printer naik 1,82 persen, sedang komoditas yang dapat menambah laju deflasi pada kelompok pengeluaran ini adalah televisi berwarna turun 1,53 persen.
7.
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Bulan Maret 2017 mengalami deflasi sebesar 0,05 persen. Angka Indeks Harga Konsumen kelompok ini tercatat sebesar 121,17 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 122,22. Pada kelompok ini, dua sub kelompok mengalami kenaikan angka indeks yaitu sub kelompok transpor naik 0,12 persen dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor naik 0,13 persen, sedangkan satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa keuangan angka indeksnya relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya, sebaliknya sub kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami penurunan indeks sebesar 0,60 persen. Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada kelompok ini, sehingga memberikan andil menahan terjadinya deflasi diantaranya bensin naik 0,35 persen dengan memberikan andil 0,01 persen; bahan pelumas/oli, perbaikan ringan kendaraan, ban dalam motor, rantai + gear motor, dan ban luar motor naik 0,52 persen, 0,51 persen, 2,49 persen 1,82 persen dan 0,54 persen. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga pada kelompok pengeluaran ini adalah tarip pulsa ponsel turun 1,13 persen dengan memberikan andil sebesar -0,02 persen.
Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta bulan Febuari dan Maret 2017, Perubahannya serta Sumbangan Inflasi (2012=100) IHK KODE [1] 00000 10000 10100 10200 10300 10400 10500 10600 10700 10800 10900 11000 11100 20000 20100 20200 20300 30000 30100 30200 30300 30400
6
KELOMPOK / SUB KELOMPOK [2] UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian,umbi2-an &hasilnya Dagingdanhasil-hasilnya Ikan Segar IkanDiawetkan Telur,susu,danhasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang-kacan Buah-buahan Gan Bumbu-bumbuan Lemakdanminyak Bahanmakananlainnya MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makananjadi Minuman yang tdkberalkohol Tembakaudanminumanberalkohol PERUMAHAN Biayatempattinggal Bh,bakar,penerangan dan air PerlengkapanRumahtangga PenyelenggaraanRumahtangga
Februari 2017
Maret 2017
[3]
[4] 125.19 140.30 120.93 140.83 148.81 162.19 127.17 156.36 130.07 145.20 216.76 129.12 139.73 126.49 126.17 123.17 130.70 125.39 118.12 143.02 110.99 121.59
125.11 139.22 119.10 140.57 146.04 161.15 126.87 153.54 129.99 144.45 214.61 129.59 140.25 126.73 126.36 123.12 131.37 125.60 118.09 143.64 111.07 121.88
Inflasi Maret 2017 (%) [5] -0.06 -0.77 -1.51 -0.18 -1.86 -0.64 -0.24 -1.80 -0.06 -0.52 -0.99 0.36 0.37 0.19 0.15 -0.04 0.51 0.17 -0.03 0.43 0.07 0.24
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX, 3 April 2017
ANDIL INFLASI [6] -0,06 -0,14 -0,06 0,00 -0,02 0,00 -0,01 -0,03 0,00 -0,01 -0,02 0,01 0,00 0,03 0,02 0,00 0,02 0,04 0,00 0,04 0,00 0,01
40000 40100 40200 40300 40400 50000 50100 50200 50300 50400 60000 60100 60200 60300 60400 60500 70000 70100 70200 70300 70400
SANDANG Sandanglaki-laki Sandangwanita Sandanganak-anak Barangpribadidanlainnya KESEHATAN Jasakesehatan Obat-obatan JasaPerawatanJasmani Perawatanjasmani&kosmetika PENDIDIKAN,REKREASI,OLAH RAGA JasaPendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/peralatanpendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasidanpengiriman Sarana&penunjang transport JasaKeuangan
118.23 125.13 116.12 122.14 109.57 121.09 119.48 113.39 115.85 129.29 109.62 108.12 130.24 101.35 113.45 117.39 121.22 124.18 108.24 134.87 121.84
118.43 125.34 116.45 122.23 109.73 121.22 119.48 113.43 115.85 129.68 109.59 108.12 130.24 101.38 113.19 117.39 121.17 124.34 107.61 135.05 121.84
0.17 0.17 0.28 0.07 0.15 0.11 0.00 0.04 0.00 0.30 -0.03 0.00 0.00 0.03 -0.23 0.00 -0.05 0.12 -0.60 0.13 0.00
0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,01 0,01 -0,02 0,00 0,00
C. INFLASI MENURUT KOMPONEN MARET 2017 Komponen inti pada bulan Maret 2017 mengalami inflasi 0,02 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 118,45 pada Februari 2017 menjadi 118,47 pada Maret 2017. Komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi 0,35 persen, sedangkan komponen yang bergejolak mengalami deflasi 0,85 persen. Inflasi komponen inti dan komponen bergejolak dari tahun ke tahun (Maret 2016 - Maret 2017) masing-masing 3,14 persen dan 1,97 persen, sementara komponen yang harganya diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 5,60 persen. (lihat tabel 4). Tabel 4 Tingkat Inflasi Maret 2017, Inflasi Tahun Kalender 2017, dan Inflasi Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Komponen
IHK
IHK
Inflasi
Andil
Maret
Desember
Maret
Maret
Inflasi
2016
2016
2017
2017
(%)
Tahun Kalender 2017
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
Umum
121,00
123.21
125.11
-0,06
-0.06
1.54
3.40
Inti
115,17
117.16
118.47
0.02
0.01
1.12
3.14
Diatur Pemerintah
131,91
133.32
139,29
0.35
0.07
4.48
5.60
Bergejolak
136,01
139.44
139,42
-0.85
-0.14
-0.02
1.97
Komponen
[1]
I II III
Laju Inflasi
Laju Inflasi
IHK
Tahun ke Tahun
Kelompok komponen inti memberikan andil inflasi pada Bulan Maret 2017 sebesar 0,01 persen, sedangkan kelompok komponen yang diatur oleh pemerintah dan komponen yang bergejolak masingmasing memberikan sumbangan sebesar 0,07 persen dan -0,14 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX,3 April 2017
7
Gambar 3 Inflasi Februari dan Maret 2017 menurut Kelompok Komponen 0,37 0,36 0,32 0,35
0,37
0,02 Umum -0,06
Inti
Diatur Pemerintah
Bergejolak
-0,85 Februari
Maret
D. PERBANDINGAN INFLASI KOTA YOGYAKARTA DENGAN KOTA LAIN DI INDONESIA Pada bulan Maret 2017 dari 82 kota yang dihitung angka inflasinya, 49 kota IHK mengalami inflasi dan 33 kota IHK lainnya mengalami deflasi, Kota Tanjung Pandan dan Kota Lhokseumawe mengalami deflasi terbesar yaitu mencapai 1,49 persen dan 1,40 persen diikuti oleh Kota Bima dan Kota Kupang yang masing-masing 0,91 persen dan 0,87 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Padang dan Purwokerto yang masing-masing mencapai 0,01 persen. Kota Merauke dan Kota Ambon mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,24 persen dan 1,13 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banjarmasin dan Kota Tembilahan yang masing-masing sebesar 0,01 persen. Di wilayah Sumatera Deflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan dan Lhokseumawe mencapai 1,49 persen dan 1,40 persen diikuti oleh Kota Batam dan Kota Sibolga masing-masing sebesar 0,83 persen dan 0,70 persen, sebaliknya Kota Bungo dan Kota Pekan Baru mengalami inflasi tertinggi yaitu mencapai 0,71 persen dan 0,38 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tembilahan yaitu mencapai 0,01 persen. Di pulau Jawa dan Madura, Kota Probolinggo dan Banyuwangi mengalami deflasi terbesar yaitu masing-masing mencapai 0,29 persen dan 0,20 persen, diikuti oleh Kota Sumenep dan Jember yang masing-masing mencapai 0,15 persen, sedangkan Kota Purwokerto dan Bandung mengalami inflasi terkecil yang masing-masing mencapai 0,01 persen dan 0,02 persen, sebaliknya Kota Cilegon dan Serang mengalami inflasi tertinggi yang masing-masing mencapai 0,50 persen dan 0,29 persen, sedangkan Kota Tasikmalaya mengalami inflasi terendah yaitu mencapai 0,03 persen diikuti oleh Kota Depok dan DKI Jakarta masing-masing mencapai 0,05 persen.. Untuk wilayah Sulawesi, Deflasi terbesar terjadi di Kota Pare-Pare dan Kota Mamuju yang masing-masing mencapai 0,45 persen dan 0,29 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Bulukumba dan Makasar masing-masing sebesar 0,16 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palu dan Manado masing-masing mencapai 0,25 persen dan 0,23 persen, sedangkan Kota Bau-Bau dan Gorontalo mengalami inflasi terendah yaitu masing-masing mencapai 0,02 persen dan 0,04 persen. Untuk wilayah Kalimantan, Kota Pontianak dan Singkawang mengalami deflasi terbesar yang masingmasing mencapai 0,26 persen dan 0,13 persen, sedangkan Kota Balikpapan mengalami deflasi terkecil yaitu mencapai 0,03 persen. Kota Sampit mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,92 persen, sedangkan Kota Banjarmasin mengalami inflasi terendah yaitu mencapai 0,01 persen. Kota-kota lain di luar wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan deflasi terbesar terjadi di Kota Bima sebesar 0,91 persen, diikuti Kota Kupang sebesar 0,87 persen, sedangkan deflasi terkecil terjadi di Kota Singaraja dan Maumere masing-masing sebesar 0,20 persen dan 0,23 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,24 persen, sedangkan Kota Denpasar dan Manokwari mengalami inflasi terendah yang masing-masing mencapai 0,02 persen dan 0,05 persen.
8
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX, 3 April 2017
Tabel 5 Perbandingan Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Maret 2017 di 82 kota No [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Kota [2] MEULABOH BANDA ACEH LHOKSEUMAWE SIBOLGA PEMATANG SIANTAR MEDAN PADANG SIDEMPUAN PADANG BUKIT TINGGI TEMBILAHAN PEKAN BARU DUMAI BUNGO JAMBI PALEMBANG LUBUK LINGGAU BENGKULU BANDARLAMPUNG METRO TANJUNG PANDAN PANGKAL PINANG BATAM TANJUNG PINANG DKI JAKARTA BOGOR SUKABUMI BANDUNG CIREBON BEKASI DEPOK TASIKMALAYA CILACAP PURWOKERTO KUDUS SURAKARTA SEMARANG TEGAL YOGYAKARTA JEMBER BANYUWANGI SUMENEP
IHK [3]
127,95 120,32 122,53 130,58 133,03 132,33 126,08 134,04 126,31 131,26 129,53 130,85 126,23 126,13 125,61 125,14 136,96 129,05 135,01 134,11 134,70 126,86 127,16 128,00 128,32 126,87 126,35 122,55 124,55 126,19 125,73 130,59 125,22 134,15 124,24 126,35 123,94 125,11 124,43 123,49 124,44
Inflasi
No
[4]
[1] 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
-0,06 -0,15 -1,40 -0,70 0,17 -0,20 -0,43 -0,01 0,25 0,01 0,38 -0,19 0,71 0,31 -0,10 -0,07 0,23 -0,06 -0,30 -1,49 0,38 -0,83 -0,64 0,05 0,09 0,23 -0,02 -0,12 0,23 0,05 0,03 -0,11 -0,01 -0,05 -0,15 -0,14 -0,11 -0,06 -0,15 -0,20 -0,15
Kota [2] KEDIRI MALANG PROBOLINGGO MADIUN SURABAYA TANGERANG CILEGON SERANG SINGARAJA DENPASAR MATARAM BIMA MAUMERE KUPANG PONTIANAK SINGKAWANG SAMPIT PALANGKARAYA TANJUNG BANJARMASIN BALIKPAPAN SAMARINDA TARAKAN MANADO PALU BULUKUMBA WATAMPONE MAKASAR PARE - PARE PALOPO KENDARI BAU - BAU GORONTALO MAMUJU AMBON TUAL TERNATE MANOKWARI SORONG MERAUKE JAYAPURA NASIONAL
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX,3 April 2017
IHK [3]
124,41 128,38 124,30 125,38 128,10 135,09 133,43 135,12 138,32 125,35 125,89 129,21 122,01 129,19 137,38 127,83 129,67 125,23 129,13 127,74 132,61 130,68 138,14 128,79 129,46 132,34 122,81 128,69 122,84 125,56 123,06 129,29 123,79 127,24 126,67 142,83 130,72 121,82 128,59 135,67 129,03
Inflasi [4]
-0,13 -0,09 -0,29 -0,06 -0,06 -0,03 0,50 0,29 -0,20 0,02 -0,62 -0,91 -0,23 -0,87 -0,26 -0,13 0,92 0,39 0,21 0,01 -0,03 0,28 0,40 0,23 0,25 -0,16 -0,21 -0,16 -0,45 -0,25 -0,24 0,02 0,04 -0,29 1,13 0,78 -0,31 0,05 0,38 1,24 0,95
9
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi :
Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, 55183 Telp.0274-4342234 (Hunting) Fax. 0274-4342230 Email :
[email protected] Website : yogyakarta.bps.go.id
10
Berita Resmi Statistik Provinsi D.I. Yogyakarta No.17/04/34/Th.XIX, 3 April 2017