UNIVE RS ITAS G ADJAH MA D A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 1
KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum.
Didanai dengan dana BOPTN P3UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012
1
Mahasiswa memahami pengertian, arti penting, dan manfaat keterampilan wicara
1. Pengertian keterampilan wicara 2. Arti penting keterampilan wicara 3. Manfaat keterampilan wicara Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Soal-Tugas
Audio/Video
Gambar
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Presentasi
Media Ajar
Teks
Pertemuan ke
RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RKPM)
Metode Evaluasi dan Penilaian
Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin
Metode Ajar
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Aktivitas Mahasiswa
1.
2—3 mahasiswa dimin-ta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam) 2. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelom-poknya,
3.
Mahasiswa mendisku-sikan dan menyusun draf materi untuk di-sampaikan di kelas 4. Tanya jawab
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Dosen mem-berikan penga-yaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD
Sum ber Ajar
Pustak a 1, 2, 3, 4
BAB I PENGERTIAN, ARTI PENTING, DAN MANFAAT KETERAMPILAN WICARA
PENDAHULUAN • Deskripsi singkat Bab ini berisi pengertian dan manfaat keterampilan wicara. Materi pengertian dan manfaat keterampilan wicara merupakan pengantar untuk mempelajari keterampilan wicara lebih lanjut. • Manfaat Pengertian dan manfaat keterampilan wicara perlu disampaikan kepada mahasiswa untuk menumbuhkan sikap sadar diri bahwa kemampuan berbicara sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus. • Relevansi Pengertian dan manfaat keterampilan wicara erat kaitannya bab selanjutnya, yaitu kiat sukses tampil berwicara di depan umum, di antaranya kompetensi yang harus dimiliki seorang pembicara untuk dapat berbicara di depan umum, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. • Learning Outcomes Konsep pengertian dan manfaat keterampilan wicara diharapkan dapat menjadi bekal mahasiswa untuk berpikir bahwa keterampilan wicara perlu dimiliki mengingat setiap aktivitas memerlukan keterampilan wicara. Mahasiswa yang memahami pentingnya memiliki keterampilan wicara akan dapat meyakinkan diri untuk berlatih dan mengaplikasikan keterampilan wicara pada setiap kesempatan yang ada. Dengan kata lain, setelah mendapatkan pengertian dan manfaat keterampilan wicara, mahasiswa berani aktif dalam diskusi perkuliahan, organisasi kampus, maupun dalam kehidupan sehari-hari. PENYAJIAN Berbicara merupakan aktivitas normal yang dilakukan dan diperlukan oleh setiap orang. Setiap saat kita perlu berbicara, misalnya dengan anggota keluarga, teman atau dosen, kolega atau teman kerja, ketika bertemu dengan teman di jalan, dan sebagainya. Hal ini karena
dengan berbicara, kita dapat menyampaikan ide atau gagasan, pemikiran, pendapat, maupun perasaan yang sedang kita rasakan. 1.1 Apa yang Dimaksud dengan Keterampilan Wicara? Siapa pun dapat berbicara, dapat menyampaikan pendapat, kapan pun dan di mana pun berada. Namun, apabila kita amati, tidak setiap orang dapat berbicara dengan baik. Baik dalam hal ini adalah menyangkut penyampaian ide atau gagasan. Tidak semua orang dalam berbicara memiliki kemampuan yang baik untuk menyampaikan isi pesannya kepada orang lain sehingga dapat dimengerti sesuai dengan keinginannya. Tidak semua orang memiliki kemampuan yang baik dalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan detail yang tepat antara hal yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan hal yang diucapkannya sehingga orang lain yang mendengarkannya dapat memiliki pengertian dan pemahaman yang tepat sama dengan keinginan pembicara. Kadangkala seseorang memiliki ide atau gagasan yang sangat menarik dan bagus, tetapi karena tidak dapat menyampaikan dengan baik di hadapan orang lain, tidak akan dinilai menarik. Sebaliknya, orang yang dapat menyampaikan idenya dengan baik dan meyakinkan, siapa pun yang mendengarkan setuju dengan ide yang sederhana dan sepele. Berbicara di depan publik memerlukan keahlian. Contoh mudah adalah seorang presiden yang sedang berbicara di hadapan rakyatnya, seorang dosen yang sedang mengajar mahasiswanya, atau seorang motivator memberikan kata-kata motivasi di hadapan orang banyak. Menyampaikan gagasan atau ide di hadapan orang banyak sering kita sebut sebagai berbicara di depan publik (public speaking). Lalu, bagaimana dengan seorang anak kecil yang membaca puisi ketika pentas seni? Bagaimana pula dengan ibu-ibu yang mengobrol dalam acara arisan? Apakah kedua aktivitas tersebut juga termasuk public speaking? Public speaking secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu teknik mengomunikasikan pesan atau pendapat di depan banyak orang agar orang lain memahami informasi yang disampaikan atau bahkan mengubah pandangan atau pendapat yang disampaikan dalam dialog secara berkesinambungan dan memiliki alur yang jelas (Astuti, 2011: 8-9). Dengan demikian, seorang anak kecil yang membacakan puisi ketika pentas seni, ibu-ibu yang mengobrol dalam acara arisan, bahkan seorang mahasiswa yang bertanya tugas kepada dosennya bukan termasuk public speaking. Public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta ditujukan untuk menginformasikan, memengaruhi, atau menghibur pendengar (Yanuarita, 2012: 9). Keterampilan berbicara juga dapat disebut sebagai keterampilan yang dimiliki
seseorang dalam hal menyampaikan pesan melalui bahasa lisan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu meyakinkan, memberi instruksi, memberi informasi, memberi rangsangan, dan menghibur, termasuk menyampaikan materi perkuliahan, ajakan untuk hidup sehat, ajakan untuk tertib berlalu lintas, dan sebagainya. Istilah public speaking muncul dan dikembangkan oleh bangsa Yunani kuno (Yanuarita, 2012: 9). Bahkan, public speaking dapat juga disebut sebagai seni, khususnya di lingkungan yang kompetitif di Amerika Utara (Yanuarita, 2012: 9). Keterampilan berbicara di depan publik menjadi kebiasaan hingga sekarang. Public speaking bagi sebagian orang merupakan hal yang berat, bahkan dapat menjadi sebuah hal yang selalu ingin dihindari. Bahkan, orang yang kesehariannya cerewet luar biasa, tetapi ketika diminta untuk berbicara di depan umum tidak mampu (Hamdani, 2012: 9). Beberapa orang bahkan beranggapan bahwa orang yang dapat berbicara di depan publik hanyalah orang yang berbakat. Para pembicara terkenal, seperti pembawa acara di televisi, penyiar radio, atau kyai yang ceramah dianggap sudah pandai berbicara sejak kecil. Namun, faktanya lain. Seseorang yang menjadi pembicara besar merupakan hasil latihan dan pembiasaan. Dengan kata lain, public speaking bukan masalah bakat. Berbicara saja tidaklah cukup. Berbicara merupakan suatu keterampilan. Untuk dapat memiliki keterampilan dalam berbicara, diperlukan latihan yang berulang-ulang dan dengan intensitas yang tinggi. Kunci public speaking adalah latihan (Yanuarita, 2012: 10). Keterampilan berbicara yang baik dan benar ketika dibutuhkan tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi membutuhkan latihan dan pembiasaan. Pernahkah Anda melihat seseorang yang berbicara di depan orang banyak dengan penampilan yang memukau? Kata-kata mengalir lancar, bahasa tubuh begitu sempurna, dan tampil begitu percaya diri? Percayalah, itu bukan hasil latihan semalam, melainkan hasil latihan yang cukup lama. 1.2 Mengapa Perlu Keterampilan Wicara? Keterampilan berwicara di depan umum secara efektif adalah kebutuhan bagi orangorang yang ingin sukses. Siapa pun itu, misalnya politisi, pejabat pemerintah, manajer perusahaan, pegawai atau karyawan, profesional, dokter, teknisi, ilmuwan, pengusaha, mahasiswa, guru, alim ulama, sales, receptionist, dan sebagainya dituntut untuk dapat berbicara. Seorang ahli yang tidak mampu menyampaikan keahliannya dalam berbicara pun akan membuat keahlian itu terpendam tanpa ada manfaat bagi khalayak umum. Dengan kata lain, keterampilan berwicara menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat menyampaikan ide, pendapat, gagasan, dan sebagainya kepada orang lain, baik dalam forum resmi maupun tidak resmi.
Kemampuan berbicara secara langsung maupun tidak langsung akan membawa dampak bagi pekerjaan atau diri pribadi seseorang. Orang yang terampil berbicara di hadapan orang banyak pada umumnya mendapat respek dan penghargaan orang banyak. Sebaliknya, orang yang tidak terampil berbicara di hadapan orang banyak, sekalipun yang bersangkutan hartawan dan berpangkat akan kurang mendapat penghargaan yang setimpal dengan kedudukannya. 1.3 Apakah Manfaat Keterampilan Wicara? Seperti yang sudah diuraikan di atas, setiap manusia perlu berbicara. Hal ini karena manusia tidak bisa hidup sendiri, tetapi harus berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Seseorang yang terampil berwicara dapat berkomunikasi dengan baik kepada teman, orang tua, kolega, atasan, dan sebagainya. Orang yang terampil berwicara dapat menyampaikan pesan dengan baik kepada pendengarnya sehingga pesan tersebut akan dipahami dan dimengerti persis sama dengan pemikiran pembicara. Lebih dari itu, seseorang yang memiliki keterampilan wicara yang baik akan dapat berkomunikasi dengan baik dan akan disegani oleh orang lain. Keuntungan lain dari memiliki keterampilan berwicara yang baik adalah agar dapat meraih kesuksesan. Orang dengan keterampilan berbicara yang baik akan dekat dengan kesuksesan. Selain itu, salah satu keuntungan menguasai keterampilan wicara adalah kita menjadi lebih mudah bergaul dan menempatkan diri. Setiap orang dapat berbicara, tetapi tidak setiap orang dapat berbicara dengan baik di depan orang banyak. Untuk dapat berbicara dengan baik di depan orang banyak diperlukan sebuah keterampilan, yakni keterampilan wicara. Keterampilan wicara sangat diperlukan agar Anda dapat mengomunikasikan ide, pendapat, argumen, atau informasi tertentu dengan baik. Orang yang dapat berbicara dengan baik akan mudah mendapat teman, disegani orang banyak, dan akan memiliki jalan luas untuk menuju kesuksesan. • Aktivitas a. 2—3 mahasiswa diminta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam). b. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelompoknya. c. Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD. d. Mahasiswa mendiskusikan dan menyusun draft materi untuk disampaikan di kelas. e. Tanya jawab.
• Tugas dan/atau latihan Mahasiswa diberi tugas mengamati orang yang berbicara di depan umum, misalnya presiden, politikus, atau orator. • Rangkuman Keterampilan berbicara adalah aktivitas berbicara di depan orang banyak dengan tujuan menyampaikan informasi, memengaruhi, memperingatkan, atau mengajak untuk melakukan sesuatu hal, meyakinkan, memberi instruksi, memberi informasi, memberi rangsangan, dan menghibur. Keterampilan berbicara bukan masalah bakat, tetapi merupakan hasil latihan yang berulang-ulang. Seseorang yang memiliki keterampilan wicara yang baik akan dapat berkomunikasi dengan baik, dapat menyampaikan ide dan informasi dengan terstruktur, dan akan disegani oleh orang lain.
PENUTUP a. Penilaian 1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal. 2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara. 3) Rentang nilai adalah 549—1.000. b. Tindak lanjut Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan.
Evaluasi yang direncanakan Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat Butir kemampuan Menyampaikan gagasan secara verbal
Indikator keberhasilan Butir penilaian penyajian menarik penyajian sistematis penyajian jelas dan meyakinkan
Poin maks. 100
UNIVE RS ITAS G ADJAH MA D A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 2—4
KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum.
Didanai dengan dana BOPTN P3UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012
Mahasiswa mengetahui dan memahami kompetensi yang harus dimiliki seorang pembicara
Kompetensi yang harus dimiliki pembicara: 1.Mental yang kuat 2.Keberanian 3.Rasa percaya diri 4.Wawasan luas 5.Suara/vokal jelas 6.Sikap ramah dan tenggang rasa Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Soal-Tugas
Audio/Video
Gambar
Presentasi
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Teks
Pertemuan ke 2
Media Ajar Metode Evaluasi dan Penilaian
Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatka n tambahan poin
Metode Ajar
Aktivitas Mahasiswa
Mahasis wa berkelom -pok dan diskusi
1. 2—3 mahasiswa dimin-ta menjadi contoh ber-bicara di kelas (dire-kam) 2. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelom-poknya, 3. Mahasiswa mendisku-sikan dan menyusun draf materi untuk di-sampaikan di kelas 4. Tanya jawab
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Sumber Ajar
Dosen mem- Pustaka berikan penga- 1, 2, 3, 4 yaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD
3
Mahasiswa dapat memahami dan mempraktik kan cara mengatasi kecemasan saat tampil berbicara di depan umum
Cara mengatasi kecemasan: 1.Menarik napas dalamdalam sebelum tampil 2.Combat your hidden enemies 3.Menghilangkan pikiran negatif tentang diri sendiri 4.Membuat persiapan matang 5.Memfokuskan diri 6.Menggunakan alat bantu untuk menga-lihkan kecemasan Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatka n tambahan poin
Mahasis 1. 2—3 mahaswa iswa dimin-ta berkelom menjadi contoh -pok dan ber-bicara di diskusi kelas (dire-kam) 2. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelom-poknya, 3. Mahasiswa mendisku-sikan dan menyusun draf materi untuk di-sampaikan di kelas 4. Tanya jawab
Dosen mem- Pustaka berikan penga- 1, 2, 3, 4 yaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD
4
Mahasiswa dapat memahami dan mempraktik kan kiat sukses tampil berbicara di depan umum
Kiat sukses berbicara di depan umum a. Tips sukses tampil di depan umum b. Hal-hal yang harus dihindari saat berbicara di depan umum Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatka n tambahan poin
Mahasis Tatap muka di wa kelas: berkelom 1. Mahasiswa ber-pok dan diskusi dengan diskusi kelompoknya, 2. Wakil kelompok ber-bicara di kelas (dire-kam) 3. Tanya jawab dan sa-ling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman).
Dosen Pustaka memandu dan 1, 2, 3, 4 mengawasi jalannya diskusi lalu memberi masukan dan saran di akhir perkuliahan.
BAB II KIAT SUKSES TERAMPIL BERWICARA DI DEPAN UMUM
PENDAHULUAN • Deskripsi singkat Pada bab ini dijelaskan kiat sukses terampil berwicara di depan umum. Kiat sukses tersebut meliputi kompetensi yang harus dimiliki pembicara, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. Kompetensi yang harus dimiliki pembicara dijelaskan secara rinci, demikian juga dengan cara mengatasi kecemasan. • Manfaat Bab ini dapat memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang kiat sukses terampil berwicara di depan umum, di antaranya kompetensi yang harus dimiliki pembicara, cara mengatasi kecemasan, tips sukses berbicara di depan umum, dan hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. • Relevansi Materi pada bab ini berkaitan dengan materi bab sebelumnya. Keterkaitan bab ini dengan bab sebelumnya adalah pemahaman tentang pengertian dan manfaat keterampilan wicara akan mengantarkan untuk dapat belajar tentang kiat sukses untuk dapat tampil berbicara di depan umum. Bab ini juga memiliki keterkaitan dengan bab selanjutnya karena bab selanjutnya berisi persiapan-persiapan yang harus dilakukan untuk tampil berbicara di depan umum. • Learning Outcomes Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari kiat sukses tampil berbicara di depan umum sehingga nantinya dalam kehidupan sehari-hari dapat menerapkannya. Mahasiswa harus dapat praktik berbicara di depan umum dengan penuh yakin, mantap, berani, dan percaya diri, baik dalam perkuliahan, forum organisasi kemahasiswaan, maupun kegiatan lainnya. PENYAJIAN Suatu hari ketika Anda akan ujian, agar mendapatkan nilai yang maksimal maka Anda perlu belajar, belajar, dan belajar. Demikian juga dengan keterampilan wicara. Seperti yang
sudah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa berbicara adalah sebuah keterampilan, maka yang perlu Anda lakukan adalah latihan, latihan, dan latihan. Sebanyak apa pun buku yang Anda baca tentang public speaking, sebanyak apa pun public speaker yang Anda idolakan, tidak akan ada artinya bagi Anda kalau tidak pernah berlatih dan tidak pernah memperhatikan kiat-kiat sukses terampil berwicara di depan umum. Oleh karena itu, agar sukses berbicara di depan umum diperlukan kiat-kiat yang harus diperhatikan dan dilatih. 2.1 Kompetensi Apa Saja yang Harus Dimiliki Seorang Pembicara? Seorang petinju harus memiliki kompetensi tertentu agar menjadi petinju yang baik, seorang wartawan juga harus memiliki kompetensi dalam mencari berita, seorang guru harus memiliki kompetensi yang berkaitan dengan profesinya, dan sebagainya. Begitu juga dengan seorang pembicara. Seorang pembicara juga harus memiliki kompetensi-kompetensi yang menyangkut aktivitasnya dalam berbicara di depan publik. Jangan salah, jika Anda lihat penyiar berita di televisi, penyiar radio, wartawan yang mewawancarai tokoh-tokoh negara, misalnya, modal mereka bukanlah tampang yang cantik atau tampan, melainkan memiliki kompetensi seperti mental yang kuat, rasa percaya diri, berwawasan luas, berani, sopan, dan sebagainya. Jika ada yang beranggapan bahwa salah satu kompetensi untuk dapat menjadi pembicara sukses adalah faktor tampan atau cantik, janganlah Anda percaya begitu saja. Cantik atau tampan hanya faktor pelengkap dan dapat dibentuk dari kebiasaan berdandan dan berpenampilan. 2.1.1
Mental yang Kuat Seseorang yang akan melakukan sebuah aktivitas hendaknya harus mempersiapkan
mental dahulu. Demikian juga dengan public speaking. Kendala umum yang dihadapi seseorang dalam public speaking, antara lain, grogi, berdebar-debar, jantung berdetak sangat cepat, keringat dingin, kaki dan tangan gemetaran, kaku, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam public speaking hal utama yang perlu dimiliki adalah mengendalikan emosi. Bahkan, pakar komunikasi menyatakan bahwa persiapan mental jauh lebih penting daripada persiapan materi atau bahan pembicaraan (Yanuarita, 2012: 13). Reaksi fisik yang dirasakan seseorang ketika akan berbicara di depan umum memang wajar. Sebenarnya, seorang pembicara andal dan berpengalaman pun akan merasakan jantung berdetak sangat cepat, hanya bedanya adalah orang tersebut dapat mengontrol dirinya dengan baik karena sudah terbiasa.
Pada persiapan awal, Anda harus memastikan bahwa fisik Anda bugar. Fisik yang bugar akan sangat berpengaruh terhadap penampilan Anda (Tulung, 2007: 102). Istirahat yang cukup, makan yang cukup, dan melakukan gerakan yang dapat mengurangi ketegangan fisik, seperti senam ringan (stretching) sangat diperlukan. Apabila Anda kurang cukup istirahat, maka ketika tampil di depan umum tidak fresh. Keadaan Anda yang kurang fresh akan berpengaruh terhadap penampilan dan semangat Anda. Jika Anda tidak fresh, orang yang Anda ajak bicara juga tidak akan merespons dengan baik. Makan secukupnya juga penting untuk menjaga kondisi fisik Anda ketika tampil di depan orang banyak. Selain itu, biasakan melakukan stretching sebelum tampil berbicara di depan publik. Banyak orang yang berkata bahwa dengan melakukan stretching, kita dapat menurunkan ketegangan mental sebelum tampil di depan orang banyak. Jika sudah menjadi kebiasaan, secara otomatis Anda dapat mengontrol emosi dan detak jantung Anda ketika menjadi public speaker. 2.1.2
Keberanian Apakah Anda merasa takut untuk berbicara di depan umum? Apakah Anda pernah
melemparkan tanggung jawab berbicara di depan umum kepada teman Anda hanya karena Anda takut? Jangan khawatir karena Anda bukan satu-satunya orang yang takut berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum merupakan hal yang menakutkan jika belum terbiasa. Rasa takut itu wajar. Setiap orang pasti pernah merasa takut ketika harus berbicara di hadapan orang banyak. Selain takut, rupanya rasa malu juga kadang-kadang dimiliki oleh banyak orang. Banyak orang merasa malu untuk tampil di depan umum. Sifat malu ada yang sehat dan ada yang tidak sehat. Malu jika Anda mendapatkan nilai paling jelek di kelas adalah malu yang sehat, sedangkan malu yang tidak sehat adalah malu yang tidak pada tempatnya, misalnya malu berbicara kepada orang lain (Tulung, 2007: 10). Rasa takut dan malu merupakan faktor psikologis. Artinya, hanya Anda sendiri yang tahu alasannya dan tahu cara mengatasinya. Jika Anda merasa malu untuk berbicara di depan publik, Anda harus melakukan suatu cara untuk mengatasinya. Hal kecil yang dapat Anda lakukan adalah berusahalah bersikap ramah kepada siapa pun yang Anda temui. Anda dapat memulainya dengan cara tersenyum dan menyapa. Lama-kelamaan Anda akan terbiasa melakukan hal ini dan rasa malu Anda akan menghilang pelan-pelan. Untuk dapat berbicara di depan orang banyak memang diperlukan keberanian. Anda harus dapat mengalahkan rasa takut Anda supaya bisa tampil di depan umum. Cara mengatasi ketakutan setiap orang tentunya berbeda-beda. Ada yang karena terpaksa harus maju presentasi karena temannya yang seharusnya presentasi kebetulan sedang sakit, maka ia men-
jadi berani berbicara di depan umum. Ada juga orang yang menjadi berani berbicara di depan umum karena sebuah kewajiban, misalnya seorang mahasiswa harus melakukan presentasi individu demi mendapatkan nilai dan lulus mata kuliah tertentu. Banyak sekali faktor yang membuat Anda tiba-tiba mendapatkan rasa berani untuk tampil di depan umum. Oleh karena itu, Anda harus mencari alasan yang dapat mendorong Anda untuk berani tampil di depan umum. Hanya Anda sendiri yang dapat mengatasi rasa takut dalam diri Anda. Contoh mudah, Anda dapat memulai dengan melakukan hal-hal kecil yang berkaitan dengan public speaking. Misalnya, jika kelompok Anda mendapatkan giliran presentasi, ambillah bagian dalam presentasi itu. Anda dapat berkompromi dengan teman sekelompok Anda untuk membagi materi yang akan dipresentasikan. Jika Anda belum berani tampil sendiri, tampil bersama teman-teman Anda dapat dijadikan latihan untuk mengatasi rasa takut Anda. Bayangkan bahwa ada informasi penting yang harus Anda sampaikan di depan orang banyak sehingga Anda akan terpacu untuk berani. Selanjutnya, setelah Anda merasa yakin dapat berbicara di depan umum seorang diri, lakukanlah. Mulailah dari hal-hal kecil juga. Misalnya, menyampaikan pengumuman di depan forum atau bertanya ketika sedang mengikuti seminar. Jika hal ini sudah menjadi kebiasaan, lama-lama Anda akan berani untuk tampil di depan umum seperti presentasi, berpidato, dan sebagainya. 2.1.3
Rasa Percaya Diri Rasa percaya diri juga merupakan hal penting yang harus dimiliki seseorang dalam
segala hal, termasuk berbicara di depan umum. Sama halnya dengan persiapan mental yang harus mampu mengontrol emosi dan keberanian, rasa percaya diri juga perlu dilatih. Seorang pembicara harus mempunyai rasa percaya diri supaya dapat menghadapi situasi dengan baik. Rasa percaya diri tampak pada pandangan Anda yang ramah terhadap orang yang Anda ajak bicara, adanya kontak mata dengan audiens, dan pandangan Anda dapat menyapu keseluruhan audiens (Yanuarita, 2012: 17). Biasanya hal yang menyebabkan seseorang tidak percaya diri adalah fisik. Seseorang akan merasa tidak percaya diri karena secara fisik merasa memiliki kekurangan, misalnya kurang tinggi, tidak cantik/tampan, terlalu gemuk, terlalu kurus, dan lain-lain (Tulung, 2007: 14). Kekurangan fisik ini pada akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya diri. Jika Anda berada pada kondisi ini, tentu sampai kapan pun Anda tidak akan berani berbicara di depan publik. Cara utama membangun rasa percaya diri adalah mengenali diri sendiri dan berfokus pada kelebihan yang dimiliki diri sendiri. Anda tentu tahu apa kelebihan dan kekurangan
Anda. Sangat wajar setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, kelebihan dan kekurangan itu dapat diatasi dengan cara tertentu. Anda dapat menunjukkan sisi kelebihan Anda untuk mendapatkan rasa percaya diri ketika berbicara di depan publik. Selebihnya, Anda dapat berlatih untuk mengubah kekurangan Anda, misalnya jika Anda merasa tidak dapat berpenampilan baik, Anda dapat berkonsultasi kepada teman Anda tentang bagaimana penampilan Anda saat harus berbicara di depan publik. Anda dapat menganggap teman Anda adalah calon audiens Anda sehingga Anda dapat meminta pendapatnya tentang bagaimana sebaiknya penampilan Anda. Tidak menutup kemungkinan, misalnya Anda akan berbicara di depan umum, pada awalnya Anda merasa yakin dan siap, tetapi ketika waktunya semakin dekat, Anda tiba-tiba menjadi grogi dan tidak percaya diri karena melihat audiensnya banyak sekali. Anda bukan orang pertama yang mengalami seperti ini. Hal ini wajar dialami siapa pun ketika pertama kali mendapati jumlah audiensnya di luar dugaan. Anda hanya perlu berlatih mengontrol emosi Anda, tetap fokus dengan materi yang akan disampaikan, dan Anda dapat berusaha membangun rasa percaya diri Anda dengan menganggap audiens adalah teman Anda. Dengan berlatih seperti itu, lama-lama Anda akan menjadi terbiasa dengan situasi apa pun dan tetap percaya diri. 2.1.4
Wawasan Luas Kompetensi lain yang perlu dimiliki seseorang yang menjadi pembicara yang baik ada-
lah berwawasan luas. Seseorang yang menjadi pembicara tidak harus lulus dengan predikat cumlaude atau pintar secara akademis. Kadang-kadang orang yang pintar secara akademis belum tentu dapat menjadi pembicara yang baik. Seorang pembicara yang baik harus memiliki wawasan luas, terutama tentang pengetahuan umum yang berkaitan dengan sosial-budaya, politik, ekonomi, teknologi, dan sebagainya (Tulung, 2007: 47). Selain itu, seorang pembicara juga harus memiliki pengetahuan yang update atau terbaru yang sedang terjadi di masyarakat dan harus mengikuti perkembangan informasi tersebut agar tidak ketinggalan informasi. Salah satu cara untuk mendapatkan banyak wawasan adalah membaca. Perkembangan teknologi saat ini sudah pesat. Jika Anda termasuk orang sibuk, Anda dapat memanfaatkan gadget Anda untuk mencari dan membaca informasi apa saja yang mutakhir. Kebiasaan mencari dan membaca berbagai informasi yang aktual dapat menambah pengetahuan Anda. Jika Anda mengetahui banyak hal, akan menjadi penambah rasa percaya diri Anda. Anda akan percaya diri berbicara di depan publik jika memiliki pengetahuan yang luas.
2.1.5
Suara/Vokal yang Jelas Modal utama seorang pembicara adalah suara. Suara dapat dikatakan sebagai aset ber-
harga bagi seorang pembicara (Tulung, 2007: 55) dan dalam berkomunikasi secara lisan (Yanuarita, 2012: 16). Tidak jarang orang berpikir bahwa orang dapat menjadi pembicara yang baik karena suaranya bagus. Jadi, orang yang menganggap suaranya tidak bagus akan merasa tidak pantas untuk berbicara di depan publik. Modal suara sama dengan modal berani dan percaya diri. Artinya, kualitas suara dapat dilatih. Yang perlu diperhatikan seseorang ketika akan berbicara di depan publik adalah mengamati bagaimana suara pembicara terkenal atau pembicara sukses. Jika diamati, ketika seseorang sedang menyiarkan berita atau informasi yang sifatnya serius, suara yang keluar juga akan terlihat serius. Sebaliknya, jika ada pembawa acara di televisi yang sedang membawakan acara musik, tentunya suaranya akan terlihat santai dan ringan. Jika diamati, suara merupakan refleksi diri seseorang. Seseorang yang sedang marah, gelisah, khawatir, sedih, atau senang dapat diamati dari suaranya. Itulah alasannya seseorang yang akan berbicara di depan publik harus melakukan latihan terlebih dahulu. Latihan dapat dilakukan di rumah beberapa hari sebelum tampil. Anda dapat memanfaatkan perangkat teknologi yang Anda miliki, seperti ponsel, laptop, atau perekam suara untuk merekam suara Anda. Setelah itu, Anda dapat mencermati suara Anda dan dapat mengetahui letak kejanggalan dalam latihan menyampaikan materi. Jika Anda sudah tahu letak kelemahannya, Anda dapat berlatih lagi sampai mendapatkan hasil yang maksimal. Seperti yang sudah disebutkan di atas, suara adalah modal utama dalam berkomunikasi lisan. Suara setiap orang tentu berbeda-beda. Ada yang suaranya tinggi/cempreng, ada yang suaranya terlalu berat/nge-bas, sengau, serak/parau, atau kental dengan logat daerah. Hal ini juga berkaitan dengan intonasi dan penekanan suara. Tidak menjadi masalah suara Anda termasuk dalam kategori yang mana, tetapi yang perlu diperhatikan adalah intonasi dan penekanan ketika Anda menyampaikan materi. Suara yang cempreng atau terlalu berat akan menjadi tidak masalah jika Anda dapat membedakan kapan harus berbicara pelan, kapan harus berbicara dengan intonasi naik, dan kapan harus memberi tekanan pada suara Anda ketika menyampaikan materi di depan publik. Menjadi pembicara atau public speaker tidak sama dengan menjadi penyanyi karena menjadi pembicara lebih mudah daripada menjadi penyanyi. Oleh karena itu, jika ingin menjadi pembicara yang sukses, Anda harus percaya diri dengan suara yang Anda miliki. Selebihnya, tinggal bagaimana Anda dapat memelihara suara Anda. Hal utama yang biasanya dilakukan oleh seorang pembicara untuk memelihara suaran-
ya adalah menghindari makan makanan berminyak, makanan terlalu pedas, serta menghindari merokok dan minum minuman beralkohol. Jika dapat memelihara suara dengan baik, Anda dapat meraih keuntungan juga, yaitu rasa percaya diri Anda akan meningkat. 2.1.6
Sikap Ramah dan Tenggang Rasa Sikap merupakan faktor penentu untuk melengkapi kompetensi yang lain (Tulung,
2007: 88). Mengapa sikap menjadi faktor penting dalam berbicara di depan publik? Sikap dapat dicerminkan melalui perilaku. Salah satunya adalah ramah. Seorang pembicara atau public speaker haruslah memiliki sikap yang ramah, rendah hati, sabar, tidak mudah menyerah, disiplin waktu, mudah diajak kerja sama, menghargai orang lain, dan mau mendengarkan orang lain (Tulung, 2007: 91). Seseorang yang memiliki rasa percaya diri tinggi, suara yang bagus, dan wawasan luas, tetapi tidak memiliki sikap baik akan kebablasan menjadi menyombongkan diri. Selain itu, seorang pembicara yang tidak mau diajak bekerja sama dengan orang lain maka tidak akan sukses. Mengapa? Hal ini karena dalam sebuah acara, misalnya seminar, presentasi, atau acara pernikahan, diperlukan kerja sama antarbanyak orang, baik dari segi pengaturan waktu, teknis pelaksanaan, dan lain-lain. Jika seorang pembicara tidak memiliki sikap kooperatif terhadap orang lain, acara tidak akan berjalan dengan baik dan bahkan akan menjadi kacau, lebih-lebih jika pembicara tersebut termasuk orang yang tidak mau mendengarkan kata-kata orang lain. Pendek kata, dalam segala kegiatan dan aktivitas, termasuk aktivitas berbicara, sikap memegang peranan penting. Jika Anda ingin menjadi public speaker yang baik kiranya diperlukan sikap yang baik pula. Sikap yang baik akan menambah rasa percaya diri dan keberanian Anda ketika berbicara di depan publik. Seorang pembicara yang memiliki sikap baik dapat dilihat dari cara berbicaranya. Orang yang memiliki sikap ramah dan tenggang rasa maka akan ramah pula kepada para audiensnya. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sikap ramah dan tidak tenggang rasa akan tampak pada cara bicaranya yang tidak ramah terhadap audiensnya. 2.2 Bagaimana Cara Mengatasi Kecemasan? Seseorang yang akan berbicara di depan publik sangat wajar bila diliputi kecemasan. Hal itu sudah manusiawi. Rasa takut dan cemas tidak untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi. Dengan menghadapi rasa takut dan cemas, Anda akan belajar bagaimana cara mengendalikannya. Kecemasan merupakan suatu energi saraf yang dibangkitkan oleh perasaan (Mears, 2008: 125). Rasa cemas dapat dapat menghancurkan semangat seseorang,
atau sebaliknya, dapat membangkitkan semangat seseorang. Cara utama untuk mengatasi rasa cemas adalah dengan mengontrol emosi. Jika Anda akan berbicara di depan publik dan Anda diliputi rasa cemas, Anda harus memastikan dapat mengontrol emosi Anda dengan baik. Ibaratnya seorang sopir harus belajar untuk mengendalikan gigi-gigi persneling mobilnya sebelum dia melakukan perjalanan secara aman, kemudian akan timbul rasa percaya diri ketika dia mendapati tangannya secara otomatis dan luwes dapat memindahkan gigi persneling dengan baik. Jika sudah seperti itu, kecemasan pun akan hilang. Demikian juga dengan seseorang yang akan berbicara di depan publik, kecemasan akan hilang jika sudah terbiasa mengontrol diri sendiri sebelum tampil. Cemas dapat membuat seseorang menjadi gugup dan demam panggung. Gugup dan demam panggung adalah hal yang normal dialami setiap pembicara di depan umum, bahkan pembicara terbaik pun pernah mengalami gugup atau demam panggung pada saat mereka pertama kali berbicara di depan umum. Rasa gugup dan demam panggung hanya bisa diatasi dengan proses latihan. Anda hanya memerlukan latihan yang terus-menerus dalam mengontrol diri Anda sendiri agar dapat menjadi pembicara yang sukses. 2.2.1
Tarik Napas Dalam-Dalam Sebelum Tampil (the Magic of Oxygen) Biasanya karena merasa cemas, Anda akan merasakan ketegangan fisik. Lalu, Anda
akan lupa untuk bernapas. Jika sampai terjadi hal demikian, dapat berakibat Anda tergagapgagap. Orang yang merasa cemas, tubuhnya terasa seperti membeku dan penampilannya terlihat kaku. Akibatnya, Anda akan lupa apa yang harus disampaikan, salah bicara, terbatabata, bahkan dapat juga tubuh Anda gemetar terutama kaki dan tangan. Oleh karena itu, jangan biarkan rasa cemas menghantui Anda. Sebelum tampil, sebaiknya Anda mengontrol napas dengan baik. Cara mudahnya adalah menarik napas dalam-dalam kemudian keluarkan secara perlahan-lahan pula dengan tersenyum. Bernapaslah dengan panjang dan tenang. Tarik napas Anda, lalu keluarkan pelanpelan. Lakukan berkali-kali sampai Anda menemukan diri Anda merasa lebih baik daripada sebelumnya. Tanpa disadari, Anda akan merasakan rileks. 2.2.2
Combat Your Hidden Enemies Salah satu faktor penyebab rasa cemas adalah pikiran negatif tentang diri sendiri.
Perasaan cemas sangat erat kaitannya dengan rasa percaya diri yang kurang atau minder. Kalau perasaan minder terus dipelihara, yang terjadi malah akan membuat Anda semakin
lemah. Ketika seseorang yang akan berbicara merasa cemas, berbagai prasangka buruk akan muncul dalam pikiran. Misalnya, jangan-jangan audiensnya datang untuk mempermalukan penampilan saya, jangan-jangan audiensnya terlalu kritis sehingga akan menanyakan hal yang sulit kepada saya dan saya tidak bisa menjawab, jangan-jangan nanti suara saya akan hilang, jangan-jangan penampilan saya buruk, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Mears (2008: 127) bahwa sejauh yang menjadi urusan pembicara, ada enam alasan utama untuk rasa takut, yaitu rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut jika disalahtafsirkan, rasa takut terhadap audiens, rasa takut tidak bisa didengarkan suaranya, rasa takut terhadap diri sendiri, dan rasa takut terhadap reaksi fisik atas pidato atau materi yang disampaikan. Pikiran-pikiran semacam itu akan menumbangkan kepercayaan diri. Minder sesaat tentu saja boleh asal tidak terus-menerus. Oleh karena itu, jika Anda akan berbicara di depan publik, buanglah pikiran-pikiran negatif tentang diri Anda. Berpikirlah bahwa Anda akan tampil berbicara di depan umum untuk tujuan baik sehingga energi positif dan optimis akan muncul dalam pikiran Anda. 2.2.3
Buat Persiapan Matang Untuk menjadi pembicara sukses tidaklah mudah. Anda harus mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan penampilan Anda, baik itu persiapan fisik maupun nonfisik. Persiapan fisik meliputi melatih pernapasan yang benar dan latihan menyampaikan materi. Anda harus mengetes suara sebelum tampil supaya dapat membangkitkan rasa percaya diri. Selain itu, persiapan nonfisik yang harus dilakukan adalah materi yang akan disampaikan kepada audiens. Orang yang pandai berbicara jika tidak ada persiapan matang tentang materi yang akan disampaikan maka tidak akan berjalan baik. Sebaliknya, seseorang yang tidak terlalu pandai berbicara akan tertutupi oleh persiapan materi yang matang. Persiapan yang baik merupakan kunci rasa percaya diri, lalu rasa percaya diri merupakan kunci untuk bisa lebih rileks. Menurut Fred Pryor Organization, persiapan yang baik akan mengurangi ketegangan fisik sampai dengan 75% dan akan meningkatkan kemungkinan terhindar dari kesalahan sampai dengan 95% (Hayaza’, 2011: 33). Oleh karena itu, sebelum tampil berbicara di depan umum, banyak hal yang harus diperhatikan, terutama adalah kesiapan diri sendiri. Jika Anda gagal pada tahap persiapan yang seharusnya Anda lakukan, berarti sama saja dengan Anda bersiap-siap untuk gagal (Hayaza’, 2011: 33). 2.2.4
Jangan Terbebani oleh Penampilan, Fokuslah pada Komunikasi Biasanya seseorang yang akan berbicara di depan publik menomorsatukan masalah
penampilan fisik. Misalnya, Anda harus memakai baju seperti apa supaya cocok dengan acara yang akan digelar. Seringkali Anda tidak mempersiapkan cara berbicara dan cara menyampaikan materi. Sebelum tampil di depan umum, pastikan Anda mencari tahu konteks acaranya seperti apa sehingga Anda dapat mempersiapkan penampilan Anda. Persiapkan pakaian dengan warna yang paling cocok dengan Anda dan berpakaianlah yang sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan disesuaikan pula dengan audiens yang akan mendengarkan (Hamdani, 2012: 66). Sesudah itu, luangkan waktu Anda sebanyak mungkin untuk memikirkan cara menyampaikan materi dengan baik di hadapan audiens Anda. Anda dapat berlatih berbicara, mengecek suara, dan sebagainya. Jika Anda memiliki banyak waktu untuk mengecek beberapa hal tersebut, dapat membantu Anda untuk mengurangi kecemasan. Yang paling penting adalah ketika proses berbicara Anda tidak akan terbebani oleh penampilan Anda: jangan-jangan saya salah kostum, jangan-jangan baju saya warnanya norak, janganjangan saya ditertawakan karena sepatu saya sudah usang, dan sebagainya. Berbagai pikiran negatif seperti ini seharusnya dihilangkan. Muncullah dengan penampilan terbaik Anda sehingga Anda akan meningkatkan kepercayaan diri Anda yang pada akhirnya Anda dapat fokus pada komunikasi. 2.2.5
Jangan Bebani Pikiran Anda dengan Berusaha Menghafal Teks Pidato Anda pasti sudah pernah mendengarkan pidato atau sejenisnya yang sangat
membosankan? Salah satu hal yang membuat pidato itu membosankan adalah pembicaranya menghafalkan teks. Seorang pembicara yang menghafalkan teks akan terlihat kaku dan tidak bisa berimprovisasi, bahkan yang lebih parahnya, jika pembicara tersebut gugup atau grogi, semua yang sudah dihafalkan akan hilang seketika. Apakah Anda ingin mengalami hal seperti itu? Jika tidak ingin, ubahlah kebiasaan Anda untuk tidak menghafalkan teks pidato. Anda akan menjadi terbebani ketika berusaha menghafal teks pidato. Jika Anda hanya mengandalkan hafalan, komunikasi Anda akan kaku, cepat lupa, dan audiens Anda akan bosan. Untuk itu, Anda menghafal poin-poin penting yang akan disampaikan saja. Anda hanya perlu mempersiapkan poin-poin yang akan disampaikan, kemudian mencari dan membaca bahan-bahan yang berkaitan dengan hal itu, lalu berlatih sendiri menyampaikan materi itu sembari mengecek suara dan penampilan Anda. Metode ini sangat menolong Anda untuk mengurangi rasa cemas dibandingkan dengan Anda menghafal teks. 2.2.6
Gunakan Alat Bantu/Peraga untuk Mengalihkan Kecemasan Alat bantu/peraga dapat mengalihkan kecemasan Anda. Ketika Anda berbicara di depan
publik untuk menyampaikan materi, Anda dapat memanfaatkan alat bantu seperti komputer untuk menayangkan powerpoint. Saat ini powerpoint adalah alat bantu visual yang sangat umum digunakan oleh pembicara dalam presentasinya. Powerpoint dapat menolong Anda ketika Anda lupa apa yang akan disampaikan kepada audiens. Hal ini erat kaitannya dengan menghafal teks. Dengan menggunakan bantuan powerpoint, Anda tidak perlu menghafal teks. Anda dapat menggunakan powerpoint untuk menuliskan poin-poin penting yang akan Anda sampaikan. Selain itu, Anda dapat juga membawa alat peraga yang berkaitan langsung dengan materi yang Anda sampaikan. Misalnya, Anda sedang presentasi tentang perbedaan motif batik Yogyakarta, Solo, dan Pekalongan. Anda dapat membawa contoh kain batik yang berasal dari ketiga daerah tersebut untuk ditunjukkan kepada audiens supaya audiens Anda percaya dengan apa yang Anda katakan. Contoh lainnya adalah ketika Anda menjelaskan bagian-bagian Candi Borobudur, Anda dapat membawa miniatur Candi Borobudur untuk ditunjukkan kepada audiens Anda. Membawa alat peraga seperti ini juga dapat menolong Anda untuk mengurangi kecemasan dan mencairkan kekakuan suasana karena audiens Anda akan tertarik dengan alat peraga yang akan bawa. Sekali lagi, Anda akan selamat dari maut kecemasan dan kekhawatiran tentang suasana pada saat Anda berbicara hanya dengan membawa alat peraga yang mendukung. 2.3 Apa Saja Tips Sukses Berbicara di Depan Umum? Untuk dapat sukses berbicara di depan umum, ada beberapa tips yang dapat Anda gunakan. Setidak-tidaknya Anda harus melakukan persiapan, memulai berbicara, dan membuat penutupan yang berkesan. Pada tahap persiapan, berani dan percaya diri untuk tampil di depan umum merupakan tips utama. Sebagai seorang pembicara, sebaiknya Anda jangan terlalu merendahkan diri, tetapi jangan terlalu menonjolkan diri pula. Selain itu, sebaiknya Anda bersikap rileks saja dan berusaha dapat mengontrol rasa grogi Anda. Istirahat yang cukup dapat membantu Anda untuk merasa fresh saat Anda tampil dan tentu saja dapat membuat Anda merasa lebih percaya diri. Pada persiapan teknis, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membangun kesuksesan berbicara di depan publik. Contohnya, mengenakan pakaian yang tepat, mempelajari audiens dan latar belakang tingkat pengetahuannya, mengecek dan/atau mencoba piranti yang akan digunakan, dan mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Ketika mulai berbicara, pastikan Anda tampil dengan meyakinkan, baik dari segi vokal, materi, maupun sikap. Sebisa mungkin Anda harus tampil segar dan ceria saat berbicara di
muka umum. Yang pertama, tidak menumpuk agenda. Maksudnya, jika Anda mempunyai kesibukan, Anda harus bisa memprioritaskan salah satu agar tidak kecapaian. Yang kedua, buatlah diri Anda senyaman mungkin sebelum tampil di muka umum. Yang ketiga adalah menjaga suasana hati agar terlihat profesional. Pastikan juga Anda melakukan interaksi dan kontak mata dengan audiens. Adapun tips memaparkan isi materi, antara lain, berfokuslah pada pesan penting yang akan Anda sampaikan, gunakanlah kalimat sederhana supaya audiens Anda memahami, pakailah bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens Anda, dan janganlah menyampaikan materi seperti berkhotbah. Selanjutnya, pada tahap penutupan, buatlah kesimpulan atas semua materi yang sudah Anda sampaikan dan gunakan kata-kata penutup yang manis dan unik supaya tidak membosankan dan audiens akan tersentuh dengan kata-kata Anda. 2.4 Hal-Hal Apa Saja yang Harus Dihindari Ketika Berbicara di Depan Umum? Ketika berbicara di depan publik ada hal-hal yang perlu dihindari. Dalam menyampaikan materi, usahakan untuk tidak bersikap ragu-ragu supaya audiens Anda percaya dengan apa yang Anda katakan. Ingatlah untuk tidak memakai ungkapan lemah. Jangan pernah memberikan informasi kepada audiens Anda yang belum jelas sumbernya. Berbicara terburu-buru juga harus dihindari karena kemampuan audiens untuk menangkap pembicaraan Anda tidak sama. Setiap audiens perlu waktu untuk memahami apa yang Anda sampaikan. Hal yang paling tidak disenangi audiens terhadap pembicara adalah berbicara di depan umum dengan membaca teks terus-menerus dan berusaha menghafalkan teks. Oleh karena itu, membaca dan menghafalkan teks juga harus Anda hindari ketika berbicara di depan umum. Durasi berbicara yang terlalu lama akan membuat audiens bosan sehingga usahakan Anda jangan berbicara terlalu lama. Berbicara yang terlalu lama juga tidak efektif. Audiens yang sudah bosan tentunya tidak dapat berkonsentrasi mendengarkan Anda. Ketika Anda belum terbiasa berbicara di depan publik, biasanya masih grogi dan belum bisa mengontrol rasa gugup. Apalagi ketika materi yang akan disampaikan ada kekurangan atau ada kesalahan teknis pada piranti yang akan digunakan. Jika demikian yang terjadi, biasanya seorang pembicara akan merasa gelisah. Pembicara yang grogi atau gelisah biasanya akan melakukan gerakan-gerakan tidak penting, seperti memencet-mencet hidung, mengusap-usap keringat, membetulkan baju, dan yang paling terlihat adalah mimik muka. Jika Anda sudah sering tampil di depan umum mungkin sudah dapat mengendalikan rasa gugup, gelisah, grogi, dan sebagainya dengan baik. Walaupun demikian, kapan pun dan di mana pun Anda menjadi
pembicara, usahakan untuk tidak menunjukkan rasa gelisah Anda di depan audiens. Hal ini akan memengaruhi penilaian audiens terhadap penampilan Anda. Gerakan membungkukkan badan dan menunduk juga sebaiknya dihindari ketika berbicara di depan audiens Anda, apalagi menyilangkan kaki dan tangan Anda. Menyilangkan kaki dan tangan mengisyaratkan Anda adalah orang yang tertutup dan audiens Anda tidak akan suka dengan Anda. Selanjutnya, satu hal lain yang juga perlu dihindari seorang pembicara adalah menggunakan istilah asing yang sulit. Audiens Anda belum tentu latar belakang pendidikannya sama dengan Anda, belum tentu wawasannya sama dengan Anda, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan kata-kata dari bahasa asing yang sulit sebaiknya dihindari supaya tidak membingungkan audiens Anda. Hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan publik, antara lain, berbicara yang bertele-tele, membicarakan hal-hal yang mengandung SARA (suku, agama, ras, dan adat) dan menyinggung pihak-pihak tertentu, dan menggunakan intonasi yang datar saat berbicara di depan umum. Jika Anda melakukan kesalahan ketika berbicara, minta maaflah kepada audiens jika diperlukan, tetapi meminta maaf terlalu sering juga tidak baik. Jadi, ketika Anda menjadi pembicara, sebaiknya hindarilah beberapa hal yang harus dihindari seperti yang sudah disebutkan di atas. Seorang pembicara yang baik tentu dapat menjaga konsentrasinya ketika tampil berbicara di depan publik untuk memfokuskan diri supaya tidak melakukan halhal yang seharusnya dihindari. Setiap orang yang akan tampil berbicara di depan publik harus mempunyai kompetensi. Kompetensi tersebut berupa mental yang kuat, keberanian, rasa percaya diri, wawasan yang luas, dapat berbicara dengan suara yang jelas, dan memiliki sikap ramah dan tenggang rasa. Masing-masing kompetensi berkaitan satu sama lain. Orang yang memiliki wawasan luas akan merasa percaya diri untuk tampil berbicara di depan publik dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki wawasan luas. Orang yang memiliki mental kuat dan berani juga akan percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak. Dengan memiliki rasa percaya diri dan keberanian, Anda dengan sendirinya dapat mengatasi kecemasan yang melanda pada saat akan tampil berbicara di depan publik. Demikian juga jika Anda memperhatikan tips-tips sukses berbicara di depan publik dan dapat menghindari hal-hal yang memang harus dihindari ketika berbicara di depan publik dapat menjadi pelengkap bekal Anda untuk sukses berbicara di depan orang banyak. • Aktivitas
a. 2—3 mahasiswa diminta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam). b. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelompoknya. c. Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD. d. Mahasiswa mendiskusikan dan menyusun draft materi untuk disampaikan di kelas. e. Tanya jawab. • Rangkuman Persiapan mental dan keberanian merupakan modal utama untuk tampil di depan publik. Cara utama membangun rasa percaya diri adalah mengenali diri sendiri dan berfokus pada kelebihan yang dimiliki diri sendiri dengan tidak lupa untuk mengatasi kelemahan Anda. Wawasan/pengetahuan juga merupakan modal penting bagi pembicara yang ingin sukses tampil di depan umum. Dengan wawasan yang luas, Anda dapat tampil di depan umum dengan rasa percaya diri. Suara setiap orang tidak sama, tetapi Anda tidak perlu minder karena suara Anda tidak bagus. Pembicara sukses kadangkala bukan karena suaranya yang bagus, tetapi orang yang tahu bagaimana cara memanfaatkan suaranya untuk berbicara di depan umum. Aktivitas berbicara memerlukan sikap yang baik. Sikap tersebut dapat berwujud ramah, sopan, dan murah senyum. Sikap yang baik dapat menambah rasa percaya diri dan keberanian Anda untuk berbicara di depan publik. PENUTUP a. Penilaian 1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal. 2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara. 3) Rentang nilai adalah 549—1.000. b. Tindak lanjut Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan. .
Evaluasi yang direncanakan Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat Butir kemampuan Menyampaikan gagasan secara verbal
Indikator keberhasilan Butir penilaian penyajian menarik penyajian sistematis penyajian jelas dan meyakinkan
Poin maks. 100
UNIVE RS ITAS G ADJAH MA D A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5
KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum.
Didanai dengan dana BOPTN P3UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012
Mahasiswa dapat memahami persiapan yang harus dilakukan sebelum tampil berbicara di depan umum
Persiapan: 1. Memastikan sifat acara 2. Memastikan audiens 3. Memperluas wawasan 4. Menetapkan media yang akan digunakan 5. Membuat rancangan materi 6. Menentukan teknik penyampaian informasi
7.
Memperhatikan pengaturan waktu 8. Melakukan latihan semaksimal mungkin Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Soal-Tugas
Audio/Video
Gambar
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Presentasi
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Teks
Pertemuan ke 5
Media Ajar Metode Evaluasi dan Penilaian
Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin
Metode Ajar
Aktivitas Mahasiswa
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas: 1. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya, 2. Wakil kelompok berbicara di kelas (direkam) 3. Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman).
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Dosen memandu dan mengawasi jalannya diskusi lalu memberi masukan dan saran di akhir perkuliahan.
Sumber Ajar
Pustaka 1, 2, 3, 4
BAB III BEBERAPA PERSIAPAN YANG HARUS DILAKUKAN
PENDAHULUAN •
Deskripsi Singkat Bab ini berisi beberapa persiapan yang harus dilakukan seseorang yang akan berbicara di depan publik. Persiapan tersebut meliputi segi fisik dan juga latihan.
• Manfaat Melakukan persiapan sebelum tampil berbicara di depan umum sangat penting, misalnya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah mengetahui persiapan apa saja yang harus dilakukan, mahasiswa dapat membuat persiapan-persiapan sebelum tampil di depan umum demi kesuksesan penampilannya. • Relevansi Bab ini memiliki relevansi dengan bab sebelumnya dan selanjutnya karena pada bab selanjutnya berisi penjelasan tentang strategi tampil berbicara di depan publik. • Learning Outcomes Setelah
memahami
persiapan
sebelum
tampil,
mahasiswa
diharapkan
dapat
mempraktikkan persiapan-persiapan yang seharusnya dilakukan, misalnya mempersiapkan materi, media yang digunakan, memastikan sifat acara, dan sebagainya. Selanjutnya, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan langkah ini pada setiap kesempatan berbicara, terutama ketika harus presentasi di kelas. PENYAJIAN Segala sesuatu yang kita lakukan akan mendatangkan hasil jika kita persiapkan. Demikian juga dengan berbicara di depan publik. Orang yang sukses berbicara di depan publik tentunya melakukan berbagai persiapan terkait penampilannya. Kesuksesan berawal dari persiapan. Cobalah untuk melakukan persiapan sebelum tampil di depan publik. Persiapan dapat dimulai dari memastikan sifat acara, memastikan audiens yang akan datang, menyusun materi yang akan disampaikan, hingga pakaian yang akan Anda kenakan.
3.1 Pastikan Sifat Acara Anda Ketika akan berbicara di depan umum, hal paling utama yang harus diperhatikan adalah sifat acaranya. Acara dapat bersifat resmi atau tidak resmi. Pastikan Anda mencari tahu atau mencari informasi sifat acara Anda. Anda dapat berkomunikasi dengan panitia penyelenggara jika diperlukan. Jika acara Anda adalah presentasi tentang ekonomi, budaya, politik, dan sebagainya, dapat dikatakan termasuk dalam acara resmi atau formal. Sebaliknya, jika acara Anda adalah hiburan seperti musik, pentas seni, atau perayaan tertentu, berarti acara Anda termasuk tidak resmi atau informal. Memastikan sifat acara sangat penting. Hal ini untuk meminimalisasi kesalahan dalam hal susunan acara, bahasa yang digunakan, pengaturan waktu, dan sebagainya. Jika Anda akan mengisi acara seminar, membawakan acara pentas seni, memberi sambutan atas nama panitia penyelenggara, sebelumnya Anda harus berkomunikasi dengan seksi acara yang bertanggung jawab terhadap acara tersebut. Komunikasi dengan sesama petugas dalam acara yang bersangkutan sangat penting untuk menyinkronkan antara rencana atau permintaan panitia dengan materi yang akan Anda sampaikan. Pendek kata, di mana pun dan kapan pun Anda akan menjadi pembicara di depan publik, Anda perlu memastikan sifat acaranya supaya dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan. 3.2 Pastikan Audiens Anda Salah satu hal yang melintas di pikiran pembicara sebelum tampil biasanya adalah audiens. Audiens merupakan lawan bicara Anda. Mereka dapat menilai Anda baik jika Anda dapat memberikan yang terbaik dari diri Anda. Oleh karena itu, meneliti audiens Anda dapat membantu mengarahkan penampilan Anda. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam rangka memastikan audiens, di antaranya, berapa banyak orang yang hadir, mengapa mereka hadir pada acara tersebut, bagaimana tingkat pendidikan/pengetahuan yang mereka miliki, apa harapan mereka atas topik pembicaraan/hal yang akan Anda sampaikan, berapa usia mereka, dan sebagainya (Hamdani, 2012: 34-35). Selain itu, hal yang perlu Anda perhatikan juga dari audiens Anda adalah bagaimana afiliasi politik, afiliasi keagamaan, pekerjaan dan pendapatan, keanggotaan dalam klub/organisasi, serta latar belakang geografis dan kultural. Jika Anda diminta menjadi pembicara dalam acara tertentu, pastikan Anda mendapatkan informasi yang detail tentang peserta/tamu yang hadir. Yang juga perlu ditanyakan adalah keadaan khusus yang mungkin berhubungan dengan tema atau materi presentasi yang akan Anda sampaikan (Hayaza’, 2011: 13). Selain itu, pastikan Anda juga mencari tahu tipe audiens Anda, apakah mereka pejabat, pengusaha, pekerja, atau orang asing. Perhatikan juga
apakah audiens Anda campuran antara pelajar, pengusaha, karyawan, pejabat, dan sebagainya.
Memahami
inti
yang
akan
disampaikan
juga
penting,
terutama
menghubungkannya dengan isu atau masalah yang sedang hangat pada saat itu. Jika Anda sudah mengetahui audiensnya seperti apa, selanjutnya Anda dapat memikirkan materi, bahasa yang digunakan, teknik penyampaian, dan sebagainya. Dengan pemilihan kata-kata yang sesuai konteks audiens dan situasi yang tepat, para audiens akan merasa dekat dan familier dengan pembicaraan Anda sehingga mereka akan lebih mudah membayangkan dan memahami apa yang Anda sampaikan (Rianantang, 2011: 17). Hal ini tentunya akan mengurangi kecemasan Anda sebelum tampil dan juga akan memberikan hal positif pada diri Anda untuk berusaha lebih rileks saat berbicara di depan umum. 3.3 Perluas Wawasan Pengetahuan Memperluas wawasan sangat penting. Sebagai seorang pembicara yang berbicara di depan publik perlu memiliki pengetahuan luas, terutama mengenai topik yang disampaikan. Hayaza’ (2011: 15) mengibaratkan pengetahuan sebagai bahan bakar bagi presentasi yang akan Anda lakukan. Presentasi yang Anda sampaikan adalah kendaraannya. Jika Anda kurang memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan topik pembicaraan Anda, presentasi Anda menjadi kurang lengkap. Jika diibaratkan dengan kendaraan, kendaraan tersebut akan mogok di tengah jalan. Anda tentu tidak ingin hal seperti ini terjadi, bukan? Oleh karena itu, persiapkan diri Anda dengan berbagai pengetahuan dari berbagai sumber tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik pembicaraan Anda. Perdalam materi yang akan Anda sampaikan. Anda dapat membuat pertanyaanpertanyaan tentang topik yang akan Anda sampaikan berdasarkan prinsip 5W + 1H (Astuti, 2011: 71). Pertama, what, apa topik yang akan disampaikan dan apa permasalahan yang akan disampaikan. Kedua, why, Anda harus mencari alasan atau latar belakang pemilihan topik tersebut dan mengapa permasalahan tersebut muncul. Ketiga, who, Anda harus mencari tahu siapa saja yang terlibat dalam topik atau permasalahan tersebut. Keempat, when, kapan topik tersebut mulai muncul atau sering dibicarakan orang. Kelima, where, Anda juga harus mencari tahu di mana munculnya permasalahan tersebut. Keenam, how, bagaimana perkembangan topik tersebut hingga Anda berbicara di depan publik. Setidak-tidaknya Anda harus mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan topik yang akan Anda bicarakan dengan teknik menggali sebanyak mungkin informasi dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Anggap saja audiens Anda lebih pintar daripada Anda sehingga Anda akan terpicu
untuk mencari tahu, membaca, dan belajar banyak hal tentang topik yang akan Anda sampaikan. Jangan pernah sekalipun menganggap audiens tidak tahu apa-apa tentang topik yang akan disampaikan karena bisa jadi sebetulnya audiens justru tahu banyak tentang topik tersebut. Biasanya orang-orang yang mempunyai pikiran seperti itu, akan menyepelekan presentasinya. Jika demikian yang terjadi, impian untuk mewujudkan presentasi menjadi lancar dan mendapatkan apresiasi yang menarik dari audiens kemungkinannya kecil. Oleh karena itu, biasakan diri Anda untuk mempersiapkan dan mempelajari topik yang akan Anda sampaikan sebelum tampil. 3.4 Tetapkan Alat Peraga/Media yang akan Digunakan Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk berusaha tampil sebaik-baiknya di depan publik. Cara tersebut salah satunya adalah alat peraga/media yang akan digunakan untuk membantu kelancaran dalam berbicara di depan publik. Dalam menyampaikan materi di depan umum, Anda dapat menggunakan alat bantu seperti catatan kecil yang berisi poin-poin yang disampaikan. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan fasilitas powerpoint. Untuk menambah rasa percaya diri, sebaiknya Anda persiapkan dengan baik powerpoint-nya. Sebelum tampil, Anda sebaiknya mengecek satu kali lagi tentang piranti yang akan Anda gunakan. Misalnya, mikrofon, file powerpoint yang berisi materi yang akan Anda sampaikan, piranti lain seperti LCD, laptop, komputer, dan sebagainya untuk mengantisipasi hal-hal buruk seperti file tidak dapat dibuka, LCD tidak bisa menyala, dan sebagainya. Ada beberapa pembicara yang mungkin karena tidak sempat mengecek file powerpoint yang berisi materi presentasi/seminar atau tidak mengecek media yang digunakan, tiba-tiba pada saat akan memulai presentasi, tidak dapat digunakan. Jika hal ini yang terjadi, bisa jadi akan mengurangi rasa percaya diri. Jika hanya mengandalkan file saja dan tanpa membawa alat bantu lainnya misalnya coret-coretan yang berisi pokok-pokok materi, Anda bisa saja tiba-tiba dilanda kecemasan. Bagaimana saya bisa menyampaikan materi sementara saya tidak hafal dengan materinya? Bagaimana audiens bisa mengerti apa yang akan saya sampaikan jika file powerpoint tidak dapat dibuka? Berbagai pertanyaan muncul yang mengakibatkan rasa percaya diri menurun lalu akan timbul kecemasan. Tentunya tidak ada satu orang pun yang menginginkan hal ini terjadi, bukan? Oleh karena itu, meskipun tampaknya sederhana, jika Anda dapat memastikan alat peraga/media yang akan Anda gunakan untuk presentasi dapat berfungsi dengan baik, akan menjadi salah satu penentu kesuksesan presentasi Anda (Hayaza’, 2011: 20).
3.5 Buatlah Outline/Rancangan Materi Dalam rangka mempersiapkan materi yang akan Anda sampaikan ketika berbicara di depan publik, biasakan Anda membuat outline/rancangan materinya terlebih dahulu. Outline/rancangan materi merupakan upaya untuk menyusun gagasan secara sistematis. Penyusunan outline/rancangan materi sangat diperlukan untuk membantu Anda dalam mengorganisasikan gagasan supaya berurutan dan terarah sesuai topik. Berbicara di depan publik dapat dianalogikan sebagai sebuah novel atau cerita sehingga harus memiliki alur, misalnya tahap pembuka, tahap inti, dan tahap penutup (Astuti, 2011: 73). Pembuatan outline/rancangan materi presentasi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum tampil, kapan pun dan di mana pun Anda akan tampil. Dengan menyusun outline/rancangan materi, Anda dapat menyampaikan materi secara bertahap tanpa melompatlompat dari satu ide ke ide yang lain yang akan membuat audiens Anda tidak paham. Manfaat outline/rancangan materi, di antaranya, dapat membantu Anda untuk menyusun materi secara teratur dan mencegah keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul presentasi, membantu Anda untuk menciptakan suasana yang berbeda-beda sesuai dengan variasi yang diinginkan, dan sebagai acuan untuk mencari bahan-bahan atau sumber yang diperlukan dalam mendukung materi presentasi Anda. 3.6 Tentukan Teknik Penyampaian Informasi Berbicara di depan publik merupakan bagian dari komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bahasa tertentu. Kesuksesan berbicara di depan publik tidak hanya ditentukan dari penggunaan kata, tetapi penggunaan aspek lain yang mendukung. Aspek lain itu dapat berupa penggunaan nada dan suara, penggunaan ekspresi muka, bahasa tubuh, gerakan tubuh, pemilihan kata yang disesuaikan dengan audiens dan topik pembicaraan, serta ekspresi dan intonasi yang tepat (Hamdani, 2012: 38). Salah satu persiapan yang harus Anda lakukan sebelum tampil adalah menentukan teknik penyampaian informasi. Teknik tersebut dapat berupa lisan saja atau disertai tayangan seperti powerpoint atau dengan media lainnya. Materi yang Anda sampaikan melalui tayangan sebaiknya lebih banyak berbentuk grafik, skema, gambar, foto, atau ilustrasi tentang apa yang Anda jelaskan karena audiens akan lebih tertarik dan lebih mudah untuk memahami isi presentasi Anda. Dengan demikian, harapannya adalah presentasi Anda akan sukses karena salah satu penilaian kesuksesan presentasi Anda adalah pemahaman audiens akan materi yang Anda sampaikan.
3.7 Perhatikan Pengaturan Waktu/Durasi Seorang pembicara yang baik harus dapat mengatur waktu dengan baik ketika sedang berbicara di depan publik. Artinya, sebelum berbicara dan ketika berbicara, pikiran Anda juga harus berputar untuk mengelola waktu sebaik-baiknya. Sebelum berbicara Anda sebaiknya mencari informasi berapa lama Anda diberi waktu untuk tampil, lalu sesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Pastikan Anda menyampaikan materi yang dianggap pokok sebelum habis waktunya. Contoh lain, misalnya Anda ditunjuk menjadi moderator, Anda adalah pengatur waktu, artinya Anda harus dapat mengelola waktu dengan baik, berapa lama waktu yang digunakan pembicara untuk menyampaikan materi, berapa lama waktu untuk melakukan tanya-jawab dengan audiens, dan sebagainya. Dengan kata lain, Anda perlu memperhatikan manajemen waktu. Waktu pelaksanaan acara yang di dalamnya Anda sebagai pembicara sangat memengaruhi kesuksesan Anda. Misalnya, berbicara di depan publik ketika siang hari sesudah waktu makan siang lebih sulit daripada pagi hari. Siang hari sesudah jam makan siang banyak yang menganggapnya sebagai “waktu kuburan” karena audiens akan mengantuk. Tidak hanya itu, konsentrasi audiens juga menjadi hal pokok yang menjadi pertimbangan dalam menyampaikan materi. Biasanya audiens hanya dapat berkonsentrasi sekitar dua puluh menit pertama (Hamdani, 2012: 30). Setelah itu, mereka akan cenderung mengantuk, lebih-lebih setelah jam makan siang. Jika Anda menjadi pembicara pada siang hari setelah jam makan siang, maka Anda perlu melakukan interaksi dengan audiens supaya mereka dapat tertarik dengan pembicaraan Anda. Selalu perhatikan waktu Anda. Apakah Anda terlalu lama berbicara tentang sebuah topik sehingga akan berputar-putar saja? Ataukah Anda terlalu sebentar untuk membahas topik tertentu sehingga audiens masih belum jelas? Apakah Anda dapat mengakhiri presentasi Anda dengan tepat waktu? Jika Anda adalah moderator, apakah Anda dapat mengatur waktu dengan baik? Berapa lama waktu yang digunakan untuk pembahasan, waktu untuk istirahat, atau waktu untuk tanya-jawab? Agar dapat mengelola waktu dengan baik, perlu latihan terlebih dahulu. Anda tidak perlu khawatir karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Presentasi Anda selesai lima menit sebelum waktu habis atau melebihi waktu yang ditentukan, jangan terlalu dipikirkan karena akan membuat Anda cemas. Tidak pernah ada yang mengeluh tentang sebuah presentasi yang diberikan terlalu singkat. Presentasi yang terlalu panjang dapat mematikan antusiasme dan membosankan. Jadi, berusahalah melakukan yang terbaik yang bisa Anda lakukan, terutama dalam mengatur waktu.
3.8 Berlatihlah Semaksimal Mungkin Berbicara di depan publik merupakan sebuah keterampilan. Untuk dapat terampil, maka Anda harus berlatih secara teratur dan semaksimal mungkin. Sama dengan keterampilan apa pun, semakin sering Anda berlatih, akan semakin baik pula penampilan Anda. Biasakan untuk melakukan latihan sebelum tampil di depan umum. Seorang pembicara yang baru pertama kali berbicara di depan publik tentunya masih belum dapat dikatakan bagus. Seorang presenter atau MC terkenal pun dapat berbicara dengan baik hanya dengan latihan. Orang yang tidak memiliki keberanian untuk tampil di depan umum akan menganggap orang yang pandai berbicara di depan umum hanyalah orang yang sejak dilahirkan memang memiliki bakat untuk menjadi pembicara. Namun, jangan salah! Anggapan seperti itu tidak benar. Hanya orang yang berani tampil dan tidak segan-segan untuk berlatih terus-meneruslah yang akan menjadi pembicara yang baik. Ada banyak cara untuk latihan berbicara. Salah satunya dengan berlatih berbicara di depan cermin. Sebelum latihan, pastikan Anda sudah membuat materi yang akan disampaikan dan memutuskan bagaimana teknik penyampaian materi tersebut. Jika Anda baru pertama kali berbicara di depan umum, mungkin akan bingung bagaimana membayangkan penampilan Anda nanti. Anda tidak perlu bingung. Ada satu tips untuk mengatasinya, yaitu dengan memilih satu presenter idola Anda sebagai model Anda. Artinya, Anda cermati baikbaik caranya berbicara, gesturnya, bahasanya, penampilannya, teknik penyampaian materinya, dan sebagainya. Selanjutnya, berlatihlah berbicara di depan kaca. Ketika berlatih, perhatikan mimik muka Anda sendiri di cermin, perhatikan gerakan tangan Anda, dan bayangkan di depan sana adalah audiens Anda yang sedang mendengarkan Anda berbicara. Jika memungkinkan, panggillah teman Anda untuk melihat latihan Anda. Mintalah pendapat dan komentarnya tentang penampilan Anda, terutama mengenai suara, gerakan tubuh, posisi, dan cara penyampaian materi. Anda dapat bertanya pula apakah teman Anda paham dengan materi yang Anda sampaikan. Komentar dan pendapat teman Anda akan menjadi bahan untuk mempersiapkan penampilan Anda. Cara berikutnya adalah tangkap dan raih setiap kesempatan untuk berbicara di depan umum. Jika memungkinkan, temukan cara agar Anda dapat melatih kemampuan berbicara Anda di depan audiens secara teratur. Tangkap dan raih setiap kesempatan untuk berbicara di depan umum untuk mendapatkan pengalaman yang lebih jauh. Semakin banyak Anda mempunyai kesempatan untuk berbicara, semakin banyak pula Anda dapat berlatih dan dapat
mengembangkan keterampilan berbicara Anda. Singkat kata, perbanyak “jam terbang” karena practice makes perfect (Hamdani, 2012: 73). Semakin sering berbicara, selain akan menjadi terbiasa menghadapi audiens, Anda juga akan terbiasa mengendalikan kecemasan dan tingkat stres Anda ketika akan tampil di depan umum. Apabila Anda sudah beberapa kali tampil di depan publik dengan baik, lama-kelamaan Anda dapat menemukan gaya Anda. Untuk mendapatkan gaya Anda, memang diperlukan latihan yang cukup lama. Dengan latihan-latihan semacam itu Anda akan menemukan gaya berbicara Anda atau keunikan tersendiri yang akan menjadi ciri khas Anda (Hayaza’, 2011: 37). • Aktivitas a. 2—3 mahasiswa diminta menjadi contoh berbicara di kelas (direkam). b. Mahasiswa berdiskusi dan memberikan komentar dengan kelompoknya. c. Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu, seperti papan tulis, laptop, dan LCD. d. Mahasiswa mendiskusikan dan menyusun draft materi untuk disampaikan di kelas. e. Tanya jawab. • Rangkuman Persiapan adalah kunci utama dalam melakukan aktivitas apa pun, termasuk berbicara di depan publik. Dengan persiapan yang cukup, Anda akan tambah merasa percaya diri dan yakin dengan penampilan Anda nantinya. Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum tampil, antara lain, memastikan sifat acara dan tipe audiens Anda, menyusun materi yang akan disampaikan, dan latihan. Latihan yang cukup merupakan salah satu sarana yang tepat untuk mengantarkan Anda menuju penampilan sebenarnya dan akan memberikan Anda gambaran tentang kesuksesan penampilan Anda. PENUTUP a. Penilaian 1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal di depan kelas. 2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara.
3) Rentang nilai adalah 549—1.000. b. Tindak lanjut Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan.
Evaluasi yang direncanakan Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat Butir kemampuan Menyampaikan gagasan secara verbal
Indikator keberhasilan Butir penilaian penyajian menarik penyajian sistematis penyajian jelas dan meyakinkan
Poin maks. 100
UNIVE RS ITAS G ADJAH MA D A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6—7
KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum.
Didanai dengan dana BOPTN P3UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012
Mahasiswa dapat memahami strategi yang harus dilakukan sebelum tampil berbicara di depan umum
Strategi sebelum tampil berbicara di depan umum: a. Busana b. Datang awal c. Kondisi ruangan d. Alat pelantang Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Soal-Tugas
Audio/Video
Gambar
Presentasi
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu)
Teks
Pertemuan ke 6
Media Ajar Metode Evaluasi dan Penilaian
1. Praktik 2. Skoring 3. Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin
Metode Ajar
Aktivitas Mahasiswa
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas: 1. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya, 2. Wakil kelompok berbicara di kelas (direkam) 3. Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman).
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Dosen memberikan pengarahan dan bimbingan dengan bantuan sarana yang sesuai
Sumber Ajar
Pustaka 1, 2, 3, 4
7
Mahasiswa dapat memahami strategi yang harus dilakukan ketika tampil berbicara di depan umum
Strategi ketika tampil berbicara di depan umum: a. Percaya diri b. Jadi diri sendiri c. Bicara jelas d. Kontak mata e. Bergerak dan bahasa tubuh
f.
Gaya bercerita g. Jangan membaca teks terusmenerus h. Menggunakan media i. Minta maaf j. Berinteraksi dengan audiens k. Sumber kutipan l. Ice breaking Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
1. Praktik 2. Skoring 3. Kuis: Tanya jawab: mahasiswa yang aktif akan mendapatkan tambahan poin
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas: 1. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya, 2. Wakil kelompok berbicara di kelas (direkam) 3. Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman).
Dosen memberikan pengarahan dan bimbingan dengan bantuan sarana yang sesuai
Pustaka 1, 2, 3, 4
STRATEGI SEBELUM TAMPIL DAN SAAT TAMPIL
PENDAHULUAN • Deskripsi Singkat Pada bab ini dijelaskan tentang strategi sebelum tampil dan saat tampil. Strategi sebelum tampil meliputi persiapan busana yang akan dikenakan, datang lebih awal, dan mengecek peralatan yang akan digunakan, misalnya mikrofon. Strategi yang harus dilakukan ketika tampil, di antaranya, berbicara dengan jelas dan percaya diri, menggunakan ice breaking untuk menarik perhatian audiens, berbicara dengan bahasa yang dipahami audiens, dan sebagainya. • Manfaat Penjabaran strategi sebelum tampil dan saat tampil sangat bermanfaat karena mahasiswa dapat mempraktikkan strategi tersebut untuk dapat tampil semaksimal mungkin, baik dalam acara perkuliahan di kelas maupun acara di luar kelas. • Relevansi Bab ini memiliki keterkaitan dengan bab sebelumnya karena penjelasan pada bab ini merupakan tindak lanjut dari bab sebelumnya. Bab ini juga berkaitan dengan bab selanjutnya karena pada bab selanjutnya berisi aplikasi keterampilan wicara. • Learning Outcomes Strategi sebelum tampil dan ketika tampil berbicara di depan umum perlu diketahui oleh pembicara jauh-jauh hari sehingga dapat mempersiapkan diri. Hal ini penting karena penyusunan strategi yang matang akan membawa pembicara pada kesuksesan. Mengingat pentingnya hal ini, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari, mendalami, dan mempraktikkan strategi-strategi untuk sukses berbicara di depan umum, baik strategi sebelum tampil maupun ketika tampil di depan umum. PENYAJIAN Melakukan sebuah aktivitas memerlukan strategi supaya dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan. Demikian juga dengan berbicara di depan publik. Anda harus mengetahui beberapa strategi supaya penampilan Anda sukses. Mengetahui dan memperhatikan strategi untuk tampil berbicara di depan umum merupakan salah satu modal utama Anda. Strategi
tersebut dapat berupa persiapan-persiapan sebelum tampil dan ketika tampil. 4.1 Apa Saja yang Harus Dilakukan Sebelum Tampil? Sebelum Anda tampil, luangkan waktu Anda untuk melakukan beberapa persiapan. Persiapan yang nyata adalah busana yang akan Anda kenakan ketika tampil. Selanjutnya, usahakan untuk datang lebih awal agar dapat mempelajari kondisi ruangan atau tempat Anda akan tampil. Anda juga dapat mengecek peralatan yang akan Anda gunakan, misalnya mikrofon. Berikut ini diuraikan secara rinci persiapan yang harus Anda lakukan sebelum tampil berbicara di depan publik. 4.1.1
Pilihlah Busana yang Sesuai Saat berbicara di depan publik hal pertama yang menjadi perhatian audiens adalah
penampilan Anda. Pilihlah busana yang sesuai dengan sifat acara dan audiens Anda. Misalnya, Anda akan berbicara pada acara seminar, pakailah stelan formal, misalnya celana panjang/rok dengan blazer atau pakailah kemeja atau blus yang sesuai dengan selera Anda. Sebaliknya, jika acaranya informal, maka pilihlah pakaian yang tidak terlalu formal. Pemilihan kostum sebelum acara sangat diperlukan untuk menunjang penampilan di atas panggung. Baju yang aman adalah baju dengan warna-warna netral, seperti putih, hitam, atau warna pastel. Sebaiknya hindari warna-warna cerah karena warna-warna cerah belum tentu sesuai dengan warna kulit. Jika menjadi pembawa acara pada acara-acara formal, menggunakan baju warna-warna cerah kurang tepat. Jika membawakan acara nonformal yang santai menggunakan warna cerah boleh saja asal warna baju tersebut sesuai dengan warna kulit. Untuk orang yang bertubuh gemuk, sebaiknya gunakanlah baju dengan motif vertikal. Busana Anda akan memengaruhi penampilan Anda dan penilaian audiens terhadap Anda. Jangan sampai Anda saltum atau salah kostum. Jika Anda merasa salah kostum akan berpengaruh terhadap rasa percaya diri Anda. Rasa percaya diri Anda menjadi kurang, lalu akan menimbulkan kecemasan, sehingga akan mengancam kesuksesan penampilan Anda di depan umum. Bangunlah ketertarikan audiens dengan pakaian yang Anda kenakan. Ingat, kesan pertama berasal dari penampilan! Jadi, Anda perlu memastikan bahwa pada saat kita berbicara, audiens akan memperoleh kesan yang baik terhadap Anda. 4.1.2
Datanglah Lebih Awal Jika Anda menjadi pembicara pada sebuah acara, sebaiknya datanglah lebih awal.
Dengan datang lebih awal maka ibaratnya Anda akan berperang, Anda sudah menang karena
mempunyai kesempatan untuk mengantisipasi banyak hal, misalnya terlambat karena lalu lintas macet. Dengan datang lebih awal dapat mengurangi rasa cemas Anda. Anda akan memiliki banyak keuntungan dengan datang lebih awal. Misalnya, Anda pertama-tama dapat mengamati ruangan atau tempat Anda akan berbicara. Selanjutnya, Anda dapat mempersiapkan piranti yang akan digunakan untuk membantu Anda, seperti laptop, komputer, LCD, proyektor, mikrofon, dan sebagainya. Pastikan perangkat audio dan lain-lain dapat berfungsi dengan baik. Jika Anda sudah mengecek semuanya, selanjutnya cobalah untuk membuka file powerpoint Anda jika Anda menggunakan bantuan powerpoint dalam berbicara. Jika Anda menggunakan piranti papan tulis, pastikan papan tulis berada pada posisi yang strategis sehingga terlihat dari sisi audiens, lalu pastikan pula spidol dapat digunakan dan juga penghapusnya. Jangan biarkan Anda kehilangan kesempatan untuk mengecek segala sesuatunya yang berhubungan dengan penampilan Anda. Jangan sampai Anda menjadi panik garagara peralatan yang disediakan tidak berfungsi. Itulah mengapa Anda disarankan untuk datang lebih awal dan benar-benar awal untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Lebih dari itu, jika Anda datang awal di lokasi acara, dapat mengurangi kecemasan dan rasa grogi Anda. 4.1.3
Ketahuilah Kondisi Ruangan dan Posisi Anda Setiap orang ketika diminta berbicara di depan umum, pasti akan membayangkan lokasi
atau kondisi ruangan yang akan ditempati. Anda dapat mempelajari kondisi ruangan dan posisi Anda beberapa hari sebelum tampil. Dapat juga Anda mencermati kondisi ruangan tepat ketika Anda sampai di lokasi sebelum tampil. Tahap awal lihatlah keseluruhan ruangan. Cermatilah kondisi ruangan, posisi Anda untuk berbicara nanti, posisi audiens, posisi panitia, posisi operator, posisi LCD, dan sebagainya. Dengan mencermati ini semua akan membantu Anda untuk mengatur penampilan Anda sendiri. Misalnya, Anda diminta berbicara dalam sebuah forum di ruangan yang kecil dan audiens sedikit, Anda dapat berbicara sambil berjalan mendekati audiens dan sebagainya. Mengetahui posisi panitia juga sangat penting karena Anda akan mudah bertanya tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan acara, misalnya jika piranti tidak berfungsi dengan baik Anda dapat menghubungi panitia segera supaya ketika Anda tampil nanti tidak akan menimbulkan masalah. 4.1.4
Cobalah Alat Pelantang (Mike) Berbicara di depan publik kadangkala harus menggunakan piranti yang dapat mem-
bantu mengeraskan suara Anda supaya terdengar di seluruh sisi ruangan. Sebelum Anda
memulai berbicara, sebaiknya Anda mencoba alat pelantang/pengeras suara (mikrofon). Hal ini sangat penting mengingat siapa tahu pengeras suara yang Anda gunakan tidak disetel maksimal sehingga akan mengacaukan penampilan Anda. Jika Anda datang awal di lokasi acara dan belum ada audiens yang datang, Anda dapat mencoba alat pelantang dengan vokal Anda, misalnya dengan mengatakan “tes, satu-duatiga” atau “selamat pagi hadirin”, atau sekalian berlatih membuka acara. Namun, jika waktunya sudah mendesak dan audiens sudah banyak yang datang, jangan mencoba alat pelantang dengan cara di atas, tetapi cobalah dengan mengerik-ngerikkan atau mengetuk-ngetukkan ujung kuku jari tangan Anda ke mikrofon dengan pelan. Pastikan alat pelantang bisa berfungsi dengan baik. Jika ada masalah tentang alat pelantang atau pengeras suara, segeralah menghubungi panitia agar dibenahi setelannya atau diganti. 4.2 Apa Saja Strategi yang Harus Dilakukan Saat Tampil? Saat tampil berbicara di depan publik, Anda juga harus memiliki strategi agar penampilan Anda bisa sukses. Hal-hal yang perlu dilakukan, antara lain, membangun kepercayaan diri sejak awal penampilan, berbicara dengan jelas dan lantang, melakukan kontak mata dengan audiens, menggunakan bahasa tubuh seperlunya supaya penampilan Anda tidak kaku, berusaha menyampaikan materi dengan bahasa audiens Anda, dan sebagainya. Berikut ini diuraikan secara rinci beberapa strategi yang dapat membantu Anda untuk dapat tampil maksimal di depan audiens Anda. 4.2.1
Bangun Kepercayaan Diri Sejak Awal Penampilan Percaya diri adalah hal yang harus dimiliki pembicara, terutama ketika sedang tampil di
depan umum. Untuk itu, bangun kepercayaan diri Anda sejak awal penampilan. Salah satu caranya adalah tunjukkan sinar wajah yang positif dan menyenangkan. Jangan sekali-kali Anda menampakkan wajah seperti orang marah, lelah, atau mengerutkan dahi. Audiens akan menilai Anda sebagai pembicara yang tidak menyenangkan. Ingat, kesan pertama yang akan muncul dalam benak audiens adalah visualisasi Anda. Dengan melihat mimik muka Anda, audiens dapat membuat dugaan terhadap Anda. Audiens yang sensitif dapat menangkap kegelisahan atau kecemasan Anda melalui sinar wajah Anda. Oleh karena itu, sejak sebelum tampil hingga selesai, tunjukkan rasa percaya diri dan rasa mantap akan presentasi Anda. Ketika Anda datang atau masuk ke ruangan tempat Anda akan berbicara, langkah awal sapukan pandangan mata Anda pada keseluruhan ruangan sambil berpikir positif. Berjalanlah dengan badan tegap dan langkah yang mantap. Janganlah menundukkan kepala. Berikan
senyum yang ramah kepada audiens Anda. Lalu, bayangkan bahwa Anda adalah orang penting bagi audiens dan datang di situ untuk menyampaikan hal penting dan hal baik, bahwa Anda peduli terhadap audiens, dan bahwa Anda pantas untuk berada di situ. Rasa percaya diri yang Anda bangun akan sangat menguntungkan Anda. Misalnya, Anda akan rileks dan nyaman dalam melakukan presentasi. Jika rileks, Anda dapat memfokuskan diri pada materi yang Anda sampaikan. Selain itu, audiens akan menilai Anda benar-benar siap sebagai pembicara sehingga tidak akan meragukan keberadaan Anda. Dengan demikian, audiens akan menyukai Anda. 4.2.2
Jadilah Diri Sendiri (Be Yourself) Kagum kepada salah satu pembicara hebat adalah hal yang bagus dan perlu karena
dapat membangkitkan inspirasi kita untuk dapat meniru kehebatan mereka. Namun, janganlah memaksakan diri untuk menjadi hebat seperti dia. Agar dapat menjadi pembicara sukses, Anda lalu berusaha untuk meniru idola Anda, seperti gayanya, bahasanya, dan lain-lain. Akibatnya, Anda dapat mengalami putus asa ketika tidak bisa meniru gaya presenter idola Anda. Dia adalah dia dan Anda adalah Anda! Oleh karena itu, jadilah diri sendiri. Kagum boleh-boleh saja, tetapi jangan pernah samakan diri Anda dengan presenter idola Anda. Anda dapat belajar public speaking dengan siapa saja, tetapi harus bertahan dengan kepribadian dan pembawaan Anda. Jika Anda tipe orang yang tidak bisa bercanda, baiklah, tidak masalah, jangan memaksa diri Anda untuk menjadi orang yang humoris. Sebaiknya Anda tampil dengan apa adanya diri Anda. Lakukan yang terbaik sesuai kemampuan Anda dan sesuai ciri Anda, maka audiens akan mengapresiasi penampilan Anda. 4.2.3
Bicaralah dengan Percaya Diri, Lantang, dan Jangan Terburu-Buru
Ketika Anda berbicara di depan publik, berbicaralah dengan penuh percaya diri, dengan penuh keyakinan bahwa Anda benar-benar percaya apa yang Anda katakan. Dengan persiapan materi yang matang dan wawasan tentang materi tersebut, Anda akan merasa yakin dalam menyampaikannya kepada audiens. Percayalah, keyakinan yang Anda bangun adalah jembatan menuju kesuksesan (Hayaza’, 2011: 73). Berbicaralah secara lantang dan penuh keyakinan sehingga mampu menarik perhatian audiens. Pastikan suara Anda dapat terdengar oleh semua audiens, baik menggunakan alat pelantang maupun tidak. Berbicara lantang bukan berarti berteriak, tetapi berbicara dengan mantap tentang materi Anda. Berbicaralah dengan vokal yang jelas, gunakan kalimat yang padat, sampaikan dengan
gaya menarik, tambahkan pula info-info yang aktual, dan jangan lupa gunakan bahasa yang lazim sehingga mudah dimengerti audiens Anda. Namun, ingatlah bahwa Anda sebaiknya jangan berbicara terburu-buru. Pembicara yang belum berpengalaman tampil di depan publik akan grogi sehingga cenderung berbicara cepat tanpa disadari. Berbicara yang terlalu cepat akan menjadi kurang menyenangkan bagi audiens Anda. Mulai sekarang, cobalah sadari kecepatan berbicara Anda. Kalau terlalu cepat, kurangi kecepatan tersebut, bicaralah dengan pelan dengan suara yang mantap ketika menekankan sesuatu yang sangat penting, dan jangan segan-segan untuk sekali-kali berhenti sejenak supaya audiens meresapi apa yang Anda katakan. 4.2.4
Lakukanlah Kontak Mata dengan Audiens Setiap orang ingin dianggap istimewa dan ingin mendapatkan perhatian. Demikian juga
dengan audiens Anda. Audiens Anda ingin merasa bahwa Anda berbicara dengannya atau mereka merupakan orang yang paling penting ketika Anda berbicara. Untuk menunjukkan bahwa Anda mempunyai perhatian kepada audiens, lakukanlah kontak mata dengan mereka. Ketika Anda tampil, baik dalam acara formal maupun tidak formal, fokuskan pikiran Anda kepada audiens dengan cara melakukan kontak mata dengan audiens Anda. Tatap mata audiens secara bergantian, tetapi dengan cara acak. Sapukan pandangan Anda ke berbagai arah tempat duduk audiens Anda kemudian tataplah mata audiens satu per satu dari sudut yang satu ke sudut yang lain. Melakukan kontak mata dengan audiens akan membuat audiens merasa dihargai dan mereka akan menghargai Anda pula dengan memperhatikan presentasi Anda. Dengan melakukan kontak mata dengan audiens juga dapat mengajak audiens untuk terus berkomunikasi, memengaruhi, dan meyakinkan audiens. Selain itu, Anda dapat mengetahui respons audiens, apakah bosan, tertarik, tidak suka, mendengarkan atau tidak, dan sebagainya sehingga Anda bisa mengambil sikap dengan cepat untuk memperbaiki suasana acara Anda. 4.2.5
Bergeraklah dan Gunakan Bahasa Tubuh Pernahkah Anda melihat pembicara hanya duduk dan tidak ada gerakan sama sekali?
Bagaimana perasaan Anda sebagai audiensnya? Tentunya akan membosankan kalau pembicara hanya diam di tempat. Cobalah untuk tidak hanya diam saja ketika berbicara. Bergeraklah ketika sedang berbicara di depan publik. Anda dapat berjalan di sekitar posisi tempat duduk audiens. Pastikan Anda benar-benar bergerak dan melangkah di sela-sela audiens Anda. Cobalah untuk tidak hanya terpaku pada satu titik. Tidak ada audiens yang menyukai pembi-
cara yang kaku. Audiens lebih mudah tertarik dengan pembicara yang “hidup” (Hayaza’, 2011: 85). Pada saat Anda bergerak, gunakan bahasa tubuh secara bersamaan. Bahasa tubuh adalah representasi diri Anda. Sesuaikan bahasa tubuh Anda dengan materi yang Anda sampaikan. Hindari bahasa tubuh yang tidak diperlukan, misalnya menggaruk-garuk kepala, memencet-mencet hidung, membetul-betulkan baju, mengusap-usap rambut, dan sebagainya. Berusahalah untuk menggunakan bahasa tubuh secara alami. Seorang pembicara yang baik memiliki bahasa tubuh yang kuat, yang mencerminkan rasa percaya diri, kompeten, serta mantap. Anda seharusnya juga bisa seperti itu. Gunakan bahasa tubuh yang kuat supaya dapat memperlihatkan rasa percaya diri kepada audiens. Jika Anda belum memiliki banyak pengalaman berbicara di depan publik, pada tahap awal mintalah teman Anda untuk mengomentari penampilan Anda, terutama dalam hal pergerakan dan bahasa tubuh. Anda dapat memanfaatkan komentar teman Anda ini untuk memperbaiki penampilan Anda pada waktu yang akan datang. 4.2.6
Bicaralah dengan Bahasa Audiens Anda Sebelum Anda tampil, pastikan dahulu audiens Anda, apakah pejabat, mahasiswa, guru,
dosen, petani, dan sebagainya. Dengan mengetahui audiens Anda, pastikan bahasa yang Anda gunakan adalah sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman audiens. Bahasa dalam hal ini bukan jenis-jenis bahasa seperti bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris, tetapi lebih condong pada ragam bahasa. Contohnya, ketika Anda berbicara dengan mahasiswa, tentunya bahasa yang Anda gunakan berbeda dengan ketika Anda berbicara di depan para pejabat pemerintahan. Demikian juga bahasa yang digunakan oleh presenter talkshow tentunya juga berbeda dengan bahasa yang digunakan presenter berita. Janganlah berbicara menggunakan bahasa daerah jika forumnya bersifat nasional. Sebaliknya, jangan menggunakan bahasa asing jika forumnya bersifat kedaerahan. Setiap kelompok usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan sebagainya akan memiliki bahasa yang berbeda-beda pula. Jangan menggunakan bahasa yang terlalu ilmiah yang membuat audiens tidak mengerti maksud pembicaraan. Oleh karena itu, agar materi yang Anda sampaikan dapat diterima dengan jelas oleh audiens Anda, sesuaikan bahasa Anda dengan audiens. 4.2.7
Sampaikan Materi dengan Gaya Bercerita Cerita adalah sesuatu yang memiliki daya tarik kuat. Pada umumnya orang sangat
menyukai cerita. Jika Anda diminta tampil, bayangkan dahulu posisi Anda sebagai audiens. Anda pernah mendengarkan orang berbicara di depan publik seperti bercerita, bukan? Nah, tirulah cara tersebut. Jika materi yang akan Anda sampaikan sangat panjang, jelaskan hal-hal pokoknya menggunakan cerita-cerita pendek, ilustrasi, analogi, metafora, atau anekdot. Pembicara yang baik tahu benar bagaimana cara menggunakan sebuah cerita yang berhubungan dengan materi yang diberikan dan dapat menyesuaikan dengan konteks audiens. Anda dapat menggunakan pengalaman pribadi Anda atau orang lain yang pernah Anda ketahui untuk membantu menjelaskan materi Anda supaya presentasi Anda lebih hidup. Lebih dari itu, dengan bercerita, Anda dapat mengarahkan audiens pada suasana yang Anda ciptakan sendiri. Dengan menyisipkan cerita atau pengalaman pribadi Anda tentang sesuatu yang berkaitan dengan materi yang Anda sampaikan, Anda dapat mengajak audiens untuk berimajinasi dan memahami materi Anda (Rianantang, 2011: 23-24). Tentu Anda akan mendapatkan keuntungan dari bercerita, misalnya Anda akan menjadi lebih luwes, lebih rileks, dan presentasi Anda akan menyenangkan untuk dinikmati. 4.2.8
Hindarkanlah Membaca Teks Terus-Menerus Membaca slide powerpoint, catatan, atau teks ketika presentasi tidak salah karena dapat
menolong Anda untuk mengingat poin-poin yang harus disampaikan. Namun, jangan membaca teks terus-menerus! Jika Anda melakukan presentasi dengan membaca akan membuyarkan fokus Anda. Membaca teks terus-menerus menunjukkan bahwa Anda tidak menguasai dan memahami materi Anda. Ingat, audiens Anda selalu memperhatikan gerak-gerik Anda ketika berbicara di depan mereka. Jika audiens melihat Anda membaca teks terus-menerus, dapat menjadi bom bagi diri Anda sendiri karena dapat menghancurkan kepercayaan diri dan kesan audiens terhadap Anda. Oleh karena itu, lakukan persiapan yang matang dalam segi materi sehingga Anda tidak perlu membaca slide powerpoint terus-menerus atau teks presentasi Anda pada saat tampil. 4.2.9
Gunakanlah Berbagai Media Carilah perhatian audiens Anda dengan menggunakan berbagai media, misalnya alat
peraga, musik, atau bisa juga media audiovisual, seperti film pendek atau animasi. Penggunaan media audiovisual berfungsi untuk menarik perhatian audiens, menstimulasi minat atau ketertarikan audiens, atau mengilustrasikan suatu keadaan atau hal yang sulit
dijelaskan dengan kata-kata. Namun, perlu Anda ingat bahwa penggunaan media audiovisual seperti itu hanya sebagai alat bantu untuk menarik perhatian audiens dan bukan sebagai pusat perhatian utama. 4.2.10 Minta Maaflah Apabila Melakukan Kesalahan Tidak ada seorang pembicara yang bisa tampil sempurna. Kesalahan walaupun kecil pasti dialami oleh seorang pembicara terkenal sekalipun. Jika Anda merasa ada kesalahan, baik dalam kata-kata yang Anda ucapkan atau kesalahan teknis, misalnya gambar tidak dapat ditampilkan, jangan segan-segan untuk meminta maaf atas kesalahan Anda. Dengan meminta maaf kepada audiens, akan menurunkan rasa bersalah Anda terhadap audiens. Ingatlah, meminta maaf lebih baik daripada pura-pura tidak mempunyai kesalahan. Berusahalah meminta maaf dengan cara yang elegan, yaitu dengan tetap percaya diri dan yakin dengan permintaan maaf Anda. Janganlah kemudian merasa rendah diri setelah mengetahui bahwa Anda melakukan kesalahan di depan audiens. Namun demikian, janganlah meminta maaf pada saat membuka presentasi karena akan membuat audiens Anda merasa tidak nyaman (Hayaza’, 2011: 63). Janganlah menggunakan permintaan maaf sebagai cermin ketidaksiapan Anda untuk berbicara di depan publik, kegugupan, kecemasan, dan sebagainya. Selain itu, jangan pula terlalu sering meminta maaf. Jika Anda menyebutkan kegugupan Anda atau meminta maaf untuk masalah-masalah yang Anda pikir terjadi saat Anda berpidato dan terlalu sering, hal ini akan memecah konsentrasi Anda dan juga audiens Anda. 4.2.11 Berinteraksilah dengan Audiens Anda Agar presentasi Anda terlihat hidup, berinteraksilah dengan audiens Anda. Janganlah hanya berbicara sendiri sambil menatap audiens Anda. Cobalah Anda berbicara seperti berdialog dengan teman Anda. Bertanyalah kepada audiens Anda dan berikan kesempatan untuk menjawabnya. Pertanyaan tidak harus yang sulit, tetapi dapat berwujud meminta jawaban “ya” atau “tidak” kepada audiens tentang apa yang Anda katakan. Intinya, buatlah audiens Anda terlibat dalam pembicaraan Anda supaya suasana menjadi menyenangkan dan tidak kaku. 4.2.12 Sebutkan Sumber Apabila Anda Mengutip Perkataan Seseorang Ada kemungkinan materi yang Anda sampaikan berisi hal-hal yang dikutip dari
beberapa sumber, misalnya dari buku, artikel, majalah, atau perkataan seseorang. Anda wajib menyebutkan sumber yang Anda gunakan untuk mendukung pernyataan Anda. Mengutip perkataan seseorang bukan berarti salah atau tidak boleh dilakukan. Boleh-boleh saja, tetapi Anda harus menyebutkan sumbernya secara jelas. Misalnya, Anda mengutip pernyataan presiden sewaktu pidato kenegaraan, jangan lupa sertakan sumbernya. Pembicara terkenal atau pembicara mahir pun pasti pernah menggunakan referensi tertentu yang mendukung pernyataannya. Jadi, jangan malu-malu untuk menyebutkan sumber dari pernyataan yang Anda kutip. 4.2.13 Jangan Menggunakan Penyataan-Pernyataan yang Melemahkan Selalu kendalikan fokus Anda ketika berbicara di depan publik. Fokus yang selalu terkontrol dapat mempermudah Anda untuk mengontrol pernyataan-pernyataan Anda pula. Berusahalah untuk selalu menyadari pernyataan-pernyataan yang Anda lontarkan kepada audiens. Jangan gunakan kata-kata atau pernyataan-pernyataan yang melemahkan presentasi Anda. Pernyataan yang lemah dapat menimbulkan keraguan audiens akan materi yang Anda sampaikan. Hindari penggunaan kata-kata lemah seperti “pada intinya”, “oke, maksud saya tadi adalah” dan terutama penggunaan kata “mungkin”. Apabila diamati, banyak pembicara yang sering menggunakan kata “mungkin” ketika presentasi atau berbicara di depan publik. Kata “mungkin” sudah mengandung makna bahwa apa yang Anda sampaikan tidak meyakinkan. Contohnya, ketika Anda menjelaskan pengertian pidato sebagai berikut, “Mungkin yang dimaksud dengan pidato adalah berbicara di depan orang banyak untuk memengaruhi orangorang tersebut”. Penggunaan kata “mungkin” pada contoh kalimat tersebut akan melemahkan pernyataan Anda. Oleh karena itu, sebaiknya janganlah menggunakan kata “mungkin” yang berlebihan. 4.2.14 Gunakan Berbagai Teknik yang Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan Anda pasti sudah sering mengikuti seminar atau sejenisnya, bukan? Pernahkah Anda mengamati pembicara yang satu dengan lainnya dalam menyampaikan materinya? Pasti Anda sedikit banyak pernah mencermati, ada pembicara yang menyenangkan, ada pembicara yang monoton, ada pembicara yang membosankan, dan sebagainya. Sebaiknya Anda dapat belajar dari penampilan orang lain. Ingat-ingatlah perasaan Anda ketika mendengarkan pembicara yang berbicara secara monoton dan tidak ada kreativitas ketika tampil di depan publik. Giliran Anda yang
berbicara, cobalah untuk jangan meniru teknik penyampaian materi yang dilakukan oleh pembicara yang Anda anggap tidak menyenangkan. Sebaliknya, cobalah untuk menciptakan teknik yang kreatif ketika berbicara di depan publik. Carilah cara untuk membuat presentasi dan penampilan Anda berbeda dengan pembicara yang lainnya. Usahakan teknik presentasi yang sesuai dengan kemampuan Anda, tetapi lebih kreatif daripada pembicara pada umumnya. 4.2.15 Gunakan Ice Breaking Seorang pembicara yang baik haruslah memiliki sense of humor. Anda dapat mengembangkan sense of humor dalam diri Anda dengan cara membaca banyak buku. Sense of humor sangat berperan ketika Anda tampil berbicara di depan publik karena dapat membantu Anda menarik perhatian audiens. Jika memungkinkan, cobalah Anda untuk mengamati seorang pembicara terkenal yang kata-katanya dapat menghipnotis Anda. Cobalah untuk mengamati cara dia untuk menarik perhatian audiensnya. Pembicara yang baik tahu saatnya audiens sudah mulai jenuh dan saat itulah Anda harus menggunakan ice breaking untuk kembali menarik perhatian audiens. Ice breaking berasal dari dua kata, yaitu ice dan breaking. Secara harafiah, ice berarti es dan breaking berarti memecah. Berdasarkan arti tersebut dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan ice breaking adalah memecah kedinginan atau kebekuan. Dalam konteks berbicara, kebekuan merujuk pada suasana yang tegang dan tidak menarik. Ice breaking dapat disebut sebagai usaha untuk memecah kebekuan suasana. Agar suasana menjadi menarik dan tidak kaku, Anda dapat menggunakan ice breaking. Pemakaian ice breaking dapat membuat Anda lebih dekat dengan audiens, membuat audiens dekat satu sama lainnya, dan menciptakan atmosfer yang lebih hangat dan bersahabat (Hayaza’, 2011: 130). Anda juga akan mendapat keuntungan dengan penggunaan ice breaking, salah satunya adalah membuat Anda akan merasa lebih rileks. Ice breaking dapat berwujud obrolan ringan dengan para peserta yang tidak ada kaitannya dengan topik yang sedang dibicarakan. Membuat permainan ringan juga termasuk ice breaking. Menayangkan gambar lucu dalam slide powerpoint Anda juga termasuk ice breaking, seperti gambar di bawah ini. 4.2.16 Ketahuilah Kapan Anda Harus Berhenti Bicara Ketika sedang berbicara di depan umum, jangan bayangkan Anda harus terus-menerus
berbicara tanpa jeda dan tanpa berhenti sampai waktu habis. Berbicara yang terus-menerus akan membuat Anda lelah dan dapat berakibat kehilangan konsentrasi dan menimbulkan ketegangan suasana dan diri Anda. Sebaiknya cobalah Anda sesekali berhenti sejenak setelah menyampaikan poin-poin penting. Setelah itu, lanjutkan kembali materi yang Anda sampaikan. Berhenti sejenak mendatangkan beberapa keuntungan. Misalnya, ketika Anda menjelaskan poin-poin yang penting dengan nada penekanan, Anda dapat berhenti sejenak untuk memberi kesempatan audiens memahami dan meresapi yang Anda sampaikan. Selain itu, jika audiens terlihat seperti tidak memperhatikan Anda, Anda dapat menggunakan strategi berhenti sejenak untuk menarik perhatian audiens. Audiens Anda tiba-tiba akan melihat kepada Anda mengapa Anda berhenti dan ada apa kok berhenti. Keuntungan lainnya adalah akan menambah kewibawaan Anda di hadapan audiens. Pendek kata, jangan takut untuk berhenti, bernapas, dan mendekatkan diri pada audiens. Dengan berhenti sejenak akan memberikan kesempatan bagi Anda sendiri, antara lain, untuk mengontrol cara bicara Anda, mengontrol situasi, dan mengontrol audiens. Seperti yang sudah disampaikan pada bagian awal, berbicara di depan umum sama dengan berkomunikasi. Agar komunikasi dapat efektif, seorang pembicara harus dapat menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat dalam komunikasi tersebut (Wening, dkk., 2012: 2), yang dalam hal ini adalah audiens. Agar dapat berbicara dengan sukses di depan audiens, Anda perlu mencermati beberapa strategi yang diperlukan. Strategi itu meliputi beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum tampil maupun ketika tampil. Pakaian yang dikenakan, kondisi ruangan, dan alat bantu pengeras suara menjadi hal utama yang harus diperhatikan sebelum Anda tampil. Selanjutnya, tampil dengan penuh rasa percaya diri di depan audiens dengan bekal kompetensi yang dimiliki dan persiapan yang cukup serta selalu memperhatikan kondisi audiens Anda merupakan strategi yang harus Anda perhatikan ketika Anda tampil berbicara di depan audiens Anda. • Aktivitas a. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya. b. Wakil kelompok berbicara di kelas (direkam). c. Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman). • Rangkuman
Agar dapat berbicara dengan sukses di depan audiens, seorang pembicara perlu mencermati beberapa strategi yang diperlukan. Strategi itu meliputi beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum tampil maupun ketika tampil. Pakaian yang dikenakan, kondisi ruangan, dan alat bantu pengeras suara menjadi hal utama yang harus diperhatikan sebelum tampil. Selanjutnya, tampil dengan penuh rasa percaya diri di depan audiens dengan bekal kompetensi yang dimiliki dan persiapan yang cukup serta selalu memperhatikan kondisi audiens merupakan strategi yang harus diperhatikan ketika pembicara tampil berbicara di depan audiensnya. PENUTUP a. Penilaian 1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal di depan kelas. 2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara. 3) Rentang nilai adalah 549—1.000.
b. Tindak lanjut Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan.
Evaluasi yang direncanakan
No
1
2
3
Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat Indikator keberhasilan Butir kemampuan Butir penilaian penyajian menarik penyajian sistematis Menyampaikan gagasan secara penyajian jelas dan meyakinkan verbal penguasaan struktur penguasaan prosedur penguasaan diksi pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar Memerkaya diksi yang di-gunakan penguasaan situasi untuk memersuasi partisipan kemampuan bersimpati penampilan berwawasan kemampuan adaptasi Mengidentifikasi partisipan dan menetapkan cara yang tepat untuk penguasaan teknik berinteraksi penguasaan diksi
Poin maks.
100
150
150
UNIVE RS ITAS G ADJAH MA D A FAKULTAS ILMU BUDAYA JURUSAN SASTRA INDONESIA Jln. Humaniora 1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Buku 2: RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 8—14
KETERAMPILAN WICARA Semester Ganjil/3SKS/BDI 1209 oleh Drs. Heru Marwata, M.Hum.
Didanai dengan dana BOPTN P3UGM Tahun Anggaran 2012 Desember 2012
kePertemuan 8
Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Mahasiswa mampu memahami pengertian wawancara dan mampu mempraktikkannya
Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Wawancara: 1. Pengertian 2. Persiapan sebelum wawancara 3. Kiat sukses melaku-kan wawancara
Media Ajar
√
√
Metode Evaluasi dan Penilaian Praktik skoring
dan
Metode Ajar
Aktivitas Mahasiswa
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas dan praktik: a. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya b. Mahasiswa melakukan simulasi wawancara dengan teman kelompok lain c. Tanya jawab dan latihan
Waktu: 1x pertemuan @100 menit
d.
9
10
a.
Mahasiswa mampu memahami pengertian dan jenis-jenis pidato. b. Mahasiswa dapat memahami dan memprak-tikkan kiat sukses berpidato
Pidato: 1. Jenis-jenis pidato 2. Persiapan pidato 3. Kiat sukses melaku-kan pidato
Mahasiswa mam-
Teknik penyampaian
√
√
Praktik skoring
dan
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar
Sumber Ajar
Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD,
Pustaka 1, 2, 3, 4
Dosen memberikan pengayaan dengan alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD,
Pustaka 1, 2, 3, 4
Dosen
Pustaka 1, 2,
Tugas: wawancara dengan narasumber
Tatap muka di kelas dan praktik: a. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya
b.
Mahasiswa melakukan simulasi pidato c. Tanya jawab dan latihan
Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Praktik
dan
Mahasiswa
Tatap muka di kelas:
memberi
pu memaha-mi dan memprak-tikkan teknik penyampaian pidato
pidato: a. impromptu b. extempore c. membaca teks d. menghafal teks e. menggunakan catatan
skoring
berkelompok dan diskusi
c.
Waktu: 1x pertemuan @100 menit
11
12
Mahasiswa dapat memahami pengertian dialog dan debat serta dapat mempraktik-kannya
Dialog dan debat: 1. Pengertian dialog dan debat 2. Persiapan sebelum dialog dan debat 3. Kiat sukses melaku-kan dialog dan debat
a.
Presentasi: 1. Pengertian 2. Persiapan sebelum presentasi 3. Kiat sukses presentasi
Mahasiswa dapat memahami pengertian presentasi b. Mahasiswa dapat memahami dan mempraktik-kan persiapan dan kiat sukses
pengarahan evaluasi
dan
3, 4
Tugas: mengamati pidato orang ternama kemudian dievaluasi (menayangkan rekaman)
√
√
Praktik skoring
dan
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas: a. Mahasiswa dalam satu kelas dibagi dua kelompok besar dan berdiskusi dengan kelompoknya b. Mahasiswa melakukan simulasi dialog dan debat c. Tanya jawab dan latihan
Dosen memberi pengarahan dan evaluasi
Pustaka 1, 2, 3, 4
√
√
Praktik skoring
dan
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas:
Dosen memberikan pe-ngayaan dan catatan dengan alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD,
Pustaka 1, 2, 3, 4
Waktu: 1x pertemuan @100 menit
Waktu: 1x pertemuan @100 menit
a. Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya b. Mahasiswa praktik pidato, masing-masing kelompok diwakili satu orang secara bergantian
1.
Wakil kelompok presentasi di kelas dengan bekal yang dimilikinya (direkam) 2. Mahasiswa mendiskusikan teknik berbicara teman-temannya,
3.
Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman)
presentasi
13
Mahasiswa dapat memahami dan mempraktikkan tips-tips membuat powerpoint untuk presentasi
Tips-tips membuat powerpoint untuk presentasi: a. Pergunakan desain dan latar belakang yang konsisten
√
√
Praktik skoring
dan
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas:
1.
2.
b.
Batasi jumlah baris dalam setiap slide c. Pergunakan warna teks dan latar Belakang yang kontras
d.
Hindari penggunaan animasi dan efek suara yang glamour e. Pilihlah satu gambar yang dapat memberikan banyak informasi f. Pilihlah ilustrasi yang relevan dengan materi presentasi
g.
Gunakan jenis huruf (font) tertentu secara konsisten h. Pergunakan ukuran huruf yang cukup besar secara konsisten i. Pakailah kalimat sederhana
j.
Perhatikan koherensi antar-slide
3.
Wakil kelompok presentasi di kelas dengan bekal yang dimilikinya (direkam) Mahasiswa mendiskusikan teknik berbicara teman-temannya Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman)
Dosen memberikan pe-ngayaan dan catatan dengan alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD,
Pustaka 1, 2, 3, 4
k.
Jangan terlalu banyak slide
Waktu: 1x pertemuan @100 menit 14
Mahasiswa dapat memahami pengertian pembawa acara/MC dan dapat mempraktik-kannya
Pembawa acara/MC: a. Pengertian b. Persiapan sebelum membawakan acara c. Kiat sukses membawakan acara Waktu: 1x pertemuan @100 menit
√
√
Praktik skoring
dan
Mahasiswa berkelompok dan diskusi
Tatap muka di kelas: 1. Mahasiswa melakukan simulasi sebuah acara, ada yang menjadi pembawa acara, pembicara, dan moderator (direkam) 2. Mahasiswa mendisku-sikan teknik berbicara teman-temannya,
3.
Tanya jawab dan saling mengomentari sambil menyaksikan tayangan (rekaman)
Dosen memberikan pe-ngayaan dan catatan dengan alat bantu papan tulis, laptop, dan LCD,
Pustaka 1, 2, 3, 4
APLIKASI KETERAMPILAN WICARA
PENDAHULUAN • Deskripsi Singkat Beberapa bentuk aktivitas yang memerlukan keterampilan wicara adalah wawancara, pidato, dialog, debat, presentasi, dan pembawa acara. Pada bab ini dibicarakan tentang pengertian, persiapan, dan kiat sukses wawancara, pidato, dialog, debat, presentasi, dan pembawa acara. Selain itu, pada bab ini juga dipaparkan teknik penyampaian pidato dan tips-tips membuat powerpoint untuk presentasi. • Manfaat Materi aplikasi keterampilan wicara yang meliputi wawancara, pidato, dialog, debat, presentasi, dan pembawa acara kiranya cukup bermanfaat bagi mahasiswa sebagai bekal untuk berani tampil berbicara di depan umum dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan kampus maupun di luar kampus. • Relevansi Materi pada bab ini memiliki keterkaitan dengan bab-bab sebelumnya, yaitu mulai dari pengertian keterampilan wicara hingga strategi saat tampil berbicara di depan umum karena merupakan aplikasi teori-teori yang sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. • Learning outcomes Setelah mendapatkan pengetahuan tentang wawancara, pidato, dialog, debat, presentasi, dan pembawa acara, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan beberapa bentuk aplikasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. PENYAJIAN Beberapa aktivitas berbicara yang memerlukan keterampilan wicara, antara lain, wawancara, pidato, dialog, debat, presentasi, dan pembawa acara. Seseorang yang akan melakukan wawancara perlu memiliki bekal keterampilan wicara agar dapat berimprovisasi dengan baik. Demikian halnya dengan berpidato. Orang yang berpidato haruslah terampil berwicara supaya pidatonya dapat didengarkan orang banyak. Dialog dan debat juga memerlukan keterampilan wicara agar dapat menyampaikan pendapat/argumennya dengan baik. Presenter juga membutuhkan keterampilan berwicara agar dapat melakukan presentasi
dengan memukau. Tidak berbeda dengan pembawa acara. Seorang pembawa acara harus mempunyai bekal keterampilan berwicara yang baik supaya dapat mengendalikan acara dengan baik. Setiap aktivitas membutuhkan kemampuan berbicara yang baik. Akan tetapi, yang paling membutuhkan keterampilan wicara adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kejurnalistikan, seperti reporter, moderator, penyiar, pembawa acara, dll. Selain keterampilan bicara yang baik, kegiatan-kegiatan ini juga harus diikuti dengan penggunaan bahasa yang baik. 5.1 Wawancara Anda pasti sering mendengarkan istilah wawancara, bukan? Biasanya Anda mendengar istilah wawancara ketika ada saudara atau teman yang melamar pekerjaan. Wawancara tidak hanya berkaitan dengan melamar pekerjaan, tetapi juga berkaitan dengan dunia jurnalistik. Para wartawan atau jurnalis yang mencari informasi dengan bertanya/mengajukan berbagai pertanyaan kepada tokoh politik atau orang yang memiliki jabatan tertentu juga disebut dengan wawancara. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan wawancara? Apa saja persiapan yang harus dilakukan sebelum wawancara? Adakah kiat-kiat khusus yang harus diperhatikan ketika melakukan wawancara? 5.1.1
Apakah Wawancara Itu? Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan
sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi; tanya jawab direksi (kepala personalia dan/atau kepala humas) perusahaan dengan pelamar pekerjaan; tanya jawab peneliti dengan narasumber (Alwi, dkk., 2007: 1270). Wawancara tidak hanya sekadar kegiatan tanya jawab, tetapi lebih pada proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/ pengamatan seseorang yang akan digunakan untuk kepentingan tertentu. Kadang-kadang wawancara juga dapat bertujuan untuk mencari tahu kepribadian seseorang. Kegiatan wawancara dapat berupa wawancara kerja dan wawancara pada bidang jurnalistik (mencari berita/informasi). Pada wawancara kerja, tujuan wawancara adalah untuk menggali informasi tentang motivasi perseorangan untuk bekerja pada perusahaan/instansi tertentu.
Adapun
pewawancaranya
biasanya
adalah
bagian
personalia
pada
perusahaan/instansi tersebut. Sementara itu, wawancara pada bidang jurnalistik bertujuan mencari berita/informasi yang berkaitan dengan peristiwa tertentu. Wawancara pada bidang
jurnalistik biasanya dilakukan oleh reporter atau pencari berita dan dilakukan kepada narasumber yang biasanya adalah tokoh politik, orang-orang yang berkaitan dengan sebuah peristiwa, orang-orang yang berpengaruh, dan sebagainya. Ditinjau dari pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi tiga jenis, yaitu wawancara bebas, wawancara terpimpin, dan wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas atau wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang pada proses pelaksanaannya pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada respondens atau narasumber, tetapi harus diperhatikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan juga harus berkaitan dengan datadata yang diinginkan. Jika pewawancara tidak hati-hati atau tidak memperhitungkan setiap pertanyaan yang dilontarkan, maka arah pertanyaan tidak akan terkontrol dengan baik. Wawancara terpimpin atau wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan cara pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun secara sistematis dan rinci. Wawancara bebas termpimpin adalah perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin, yaitu pada pelaksanaan wawancara, pewawancara membawa outline/garis besar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber, tetapi dapat dilakukan improvisasi yang berkaitan dengan topik yang ditanyakan sehingga tidak akan terkesan kaku. 5.1.2
Apa yang Harus Dipersiapkan Sebelum Wawancara? Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan wawancara, antara lain,
memastikan izin, janji, dan/atau jadwal wawancara dengan narasumber, outline daftar wawancara,
penguasaan
materi
wawancara,
dan
pengenalan
mengenai
sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak diwawancarai. Anda harus membuat outline daftar wawancara yang berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada orang yang akan diwawancarai. Pembuatan outline daftar wawancara sangat penting supaya proses wawancara dapat berjalan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan tidak keluar dari topik wawancara. Selanjutnya, jika Anda akan melakukan wawancara, perkaya pengetahuan Anda tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik yang Anda tanyakan. Jangan sampai Anda melakukan wawancara tetapi Anda tidak tahu apa-apa soal topik yang Anda tanyakan kepada narasumber Anda. Jika Anda menguasai materi yang berkaitan dengan topik wawancara, Anda dapat melakukan improvisasi ketika wawancara sedang berlangsung. Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tambahan kepada narasumber yang Anda wawancarai sehingga tidak akan terkesan kaku dan bahkan dapat memunculkan hal-hal baru dari hasil wawancara Anda tersebut.
5.1.3
Apa yang Sebaiknya Dilakukan Saat Wawancara? Ketika Anda melakukan wawancara, sebaiknya taatilah peraturan dan norma-norma
yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara. Peraturan tersebut, antara lain, pakaian yang dikenakan, penyesuaian dengan norma/etika setempat, cara berbicara yang baik dan sopan, tidak membentak-bentak narasumber, dan sebagainya. Selain itu, hal penting yang harus diperhatikan
ketika Anda mewawancarai
narasumber adalah janganlah
mendebat
pendapat/opini yang dikemukakan oleh narasumber Anda meskipun tidak sesuai dengan pendapat Anda. Tugas Anda sebagai pewawancara adalah menggali informasi sebanyak mungkin tentang topik yang sudah ditentukan, bukan berdiskusi atau saling menyanggah. Jika Anda tidak setuju dengan pandangan narasumber, Anda dapat mengemukakannya dengan cara bertanya tentang pandangan narasumber tersebut dan mengapa narasumber berpandangan seperti itu. Jika Anda sedang mewawancarai narasumber, janganlah menanyakan sesuatu yang sifatnya umum, tetapi bertanyalah tentang sesuatu yang bersifat khusus karena akan sangat membantu memfokuskan jawaban narasumber. Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada outline Anda, cobalah lontarkan dengan bahasa yang sederhana, tidak berbelit-belit, dan usahakan langsung tepat sasaran (to the point). Siapa pun narasumbernya pasti tidak suka kalau Anda bertanya sebuah hal dengan cara berbelitbelit. Sebisa mungkin ajukan pertanyaan satu per satu supaya narasumber Anda tidak bingung dan tentu saja agar dapat memunculkan jawaban yang terfokus. Karakter tiap narasumber juga tidaklah sama, jadi berusahalah untuk dapat menyesuaikan diri Anda dengan karakter narasumber Anda, apakah pendiam, banyak bicara, humoris, kaku, dan sebagainya. Dengan kata lain, jika Anda menjadi pewawancara, jadilah orang yang luwes, ramah, murah senyum, tetapi juga cerdas. Orang yang luwes akan mudah menyesuaikan diri dengan karakter narasumber. Ramah dan murah senyum juga akan membuat narasumber menjadi tertarik dengan Anda dan jika Anda menanyakan hal-hal yang serius, suasana akan mencair kalau Anda berusaha murah senyum. Cerdas berarti Anda peka terhadap hal-hal yang berkaitan dengan materi wawancara sehingga proses wawancara dapat berjalan lancar. Sukses atau tidaknya wawancara tergantung pada sikap, perilaku, cara berdialog, dan penampilan pewawancara. 5.2 Pidato Pidato merupakan pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak (Alwi, dkk., 2007: 871). Pidato adalah seni berbicara untuk menyatakan
pendapat atau memberikan gambaran tentang suatu hal yang bertujuan untuk menjelaskan, mengajak, memberi peringatan, bahkan memengaruhi khalayak umum yang mendengarkan pidato tersebut (Rianantang, 2011: 12). Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak yang berupa komunikasi satu arah dan digunakan dalam forum resmi (Wisanggeni, 2012: 67). Pidato merupakan kegiatan berbicara di depan orang banyak untuk menyampaikan suatu tujuan atau gagasan, pikiran, atau informasi dari pembicara kepada orang lain dengan cara lisan. Pidato sangat erat kaitannya dengan retorika (Yanuarita, 2012: 19). Pidato juga dapat diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni membujuk atau memengaruhi (Badudu dan Dewi Shinta, 2012: 9). Berdasarkan beberapa definisi di atas, secara ringkas pidato adalah kegiatan berbicara di depan umum untuk menyampaikan sesuatu secara sistematis dan memiliki tujuan tertentu. Pidato memiliki beberapa fungsi, antara lain, memberikan atau menjelaskan informasi kepada audiens, mempermudah komunikasi antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi atau instansi, memengaruhi orang lain agar mengikuti apa yang dikatakan pembicara, dan menghibur audiens. Fungsi yang terakhir berkaitan dengan pidato yang bersifat hiburan. 5.2.1
Apa Saja Jenis-Jenis Pidato Itu? Jenis pidato menurut Wisanggeni (2012: 68), antara lain, pidato pembukaan, pidato
pengarahan,
pidato
sambutan,
pidato
peresmian,
pidato
laporan,
dan
pidato
pertanggungjawaban. Pidato pembukaan adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa acara/MC dalam sebuah acara yang berfungsi untuk membuka acara untuk mengantarkan audiens pada acara yang akan dilaksanakan. Jadi, seorang pembawa acara/MC yang memulai berbicara dapat disebut sebagai berpidato. Pidato pengarahan sesuai dengan namanya adalah pidato yang berfungsi untuk memberi arahan kepada audiens. Pidato ini dapat berisi pengarahan tentang sebuah kegiatan atau acara tertentu. Pidato sambutan adalah pidato yang disampaikan pada sebuah acara sebelum acara inti dilaksanakan. Biasanya pidato sambutan dilakukan oleh orang-orang penting yang ada hubungannya dengan acara tersebut, misalnya ketua panitia/penyelenggara, kepala instansi yang mengadakan acara tersebut, atau tamu yang dianggap penting dan berpengaruh. Pidato sambutan sifatnya adalah memberi sambutan kepada tamu yang datang pada acara tersebut dan menyampaikan maksud dan tujuan acara tersebut sekaligus harapan-harapan kepada audiens yang berkaitan dengan acara tersebut. Pidato peresmian merupakan pidato yang bertujuan meresmikan sesuatu, misalnya sekolah baru, gedung baru, perpustakaan baru, dan lain-lain. Pidato ini biasanya dilakukan
oleh orang yang berpengaruh, misalnya presiden, menteri, rektor, kepala sekolah, kepala instansi, dan yang sejenisnya. Pidato laporan adalah pidato yang intinya menyampaikan laporan suatu kegiatan tertentu. Terakhir, pidato pertanggungjawaban merupakan pidato yang intinya menyampaikan laporan pertanggungjawaban tentang suatu tugas yang sudah dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Pidato pertanggungjawaban biasanya dilakukan oleh ketua organisasi, kepala sebuah instansi, dan sejenisnya ketika ada pergantian jabatan atau kepengurusan. 5.2.2
Apa Saja Metode Pidato yang Dapat Digunakan? Pada umumnya metode berbicara di depan umum secara lisan, termasuk berpidato,
dapat dilakukan dengan cara impromptu (tanpa persiapan), ekstemporer, membaca teks, dan menghafal teks. Pertama, metode impromptu, biasanya disebut sebagai metode spontanitas (Badudu dan Dewi Shinta, 2012: 10) atau orang sering menyingkatnya sebagai TPSS (tanpa persiapan sama sekali). Artinya, orang yang berbicara di depan umum atau berpidato di depan umum tidak melakukan persiapan sama sekali, biasanya ketika permintaannya mendadak, yaitu untuk menggantikan orang lain sehingga tidak sempat mempersiapkan diri dan materi. Pada dasarnya, metode yang pertama ini tidak disarankan karena kemungkinan besar Anda akan lupa dengan poin-poin penting yang harus disampaikan kepada audiens. Berpidato dengan metode ini mempunyai risiko yang sangat besar. Akan tetapi, jika Anda sudah terbiasa berpidato di depan umum dan sudah berpengalaman, tidak akan mengalami kesulitan. Bahkan, mungkin Anda akan dianggap sebagai orang pembicara yang andal karena dalam situasi mendadak pun dapat berpidato dengan baik. Akan tetapi, jika Anda masih tahap awal dan belum punya banyak pengalaman tampil berbicara di depan publik, usahakan untuk jangan menggunakan metode ini. Sebenarnya metode ini banyak mendatangkan keuntungan bagi Anda yang menggunakannya, yaitu menuntut Anda untuk selalu berpikir kritis dan penuh inisiatif untuk menyampaikan hal-hal yang harus disampaikan kepada audiens. Namun, di samping itu, bagi orang yang belum terbiasa, penyampaian materi akan terbatabata, tidak lancar, dan gagasan yang disampaikan tidak bisa tersampaikan secara sistematis karena tidak sempat mempersiapkan diri. Kedua, metode ekstemporer, adalah metode pidato yang dipersiapkan dengan menjabarkan materi pidato yang sudah disiapkan kerangkanya. Dengan kata lain, metode ini disebut dengan metode penjabaran kerangka (Yanuarita, 2012: 25). Jika Anda ingin menggunakan metode ini, sebaiknya persiapkan dulu outline/garis besar materi yang akan Anda sampaikan secara sistematis/runtut. Kemudian ketika Anda tampil berpidato di depan
orang banyak, kemukakan garis-garis besar materi tersebut dengan bahasa Anda sendiri. Sebaiknya Anda berlatih dulu sebelum tampil berpidato di depan umum supaya mempunyai gambaran seperti apa pengembangan outline Anda ke dalam bentuk lisan dan penjelasan. Metode ini memiliki kelebihan, yaitu apa yang disampaikan dapat sistematis atau runtut sesuai dengan yang diharapkan dan Anda sebagai pembicara dapat mengeksplorasi kemampuan berbicara Anda. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu Anda sebagai pembicara dianggap seperti tidak siap karena perlu berkali-kali menunduk untuk melihat catatan outline pidato Anda (Yanuarita, 2012: 25). Ketiga, metode membaca naskah. Metode ketiga ini maksudnya adalah pembicara melakukan pidato dengan cara membaca teks yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya secara matang. Bahkan, naskah pidato juga dapat dikoreksi ulang dan dibetulkan jika ada bagian-bagian yang tidak tepat. Orang yang berpidato menggunakan metode ini tentu saja akan membaca teks terus-menerus dan hanya sesekali mengangkat muka untuk melihat audiensnya. Biasanya metode yang seperti ini digunakan dalam acara yang sangat resmi, misalnya pidato kenegaraan yang disampaikan oleh presiden. Metode ini memiliki kelebihan, yaitu pidato yang dibawakan dapat terencana dengan baik dan kata-katanya tersusun dengan baik. Namun, di samping itu, metode ini memiliki kelemahan, yaitu membosankan karena tidak ada interaksi dan kontak mata antara orang yang berpidato dengan audiens, apalagi teksnya terlalu panjang. Audiens merasa tidak dihargai. Suasana juga akan menjadi kaku dan tidak nyaman bagi pembicara dan audiens. Keempat, metode menghafal teks. Orang yang berpidato dengan menggunakan metode ini biasanya merencanakan pidato dengan menyusun teks terlebih dahulu, kemudian menghafalkannya kata per kata. Teks pidato yang sudah dipersiapkan tidak akan dibaca ketika berpidato, tetapi dihafalkan. Metode ini juga memiliki kelebihan, yaitu melatih daya ingat pembicara dan juga pidato yang dibawakannya dapat tersusun secara sistematis. Namun, jelas saja pada metode ini kelemahannya adalah ketika pembicara lupa satu kata saja akan hancur semuanya. Selain itu, orang yang berpidato dengan menghafalkan teks biasanya suaranya akan monoton dan perhatiannya kepada audiens akan terbatas karena ia hanya berfokus untuk menghafalkan teksnya. Berdasarkan metode-metode tersebut, kiranya yang paling tepat untuk berpidato adalah metode
ekstemporan.
Jika Anda
berpidato
dengan
metode
ekstemporan,
dapat
menguntungkan Anda karena Anda akan terbiasa mengembangkan ide-ide Anda melalui outline materi yang sudah Anda siapkan. Selain itu, Anda juga akan terlatih untuk membaca banyak referensi tentang apa saja agar dapat melakukan pidato dengan baik, terutama dalam
hal melisankan gagasan tertulis Anda tanpa harus membaca teks ataupun menghafalkan teks. 5.2.3
Bagaimana Cara Mempersiapkan Pidato yang Baik? Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana karena menyangkut beberapa unsur
penting, seperti pembicara, pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, teknik, dan etika dalam berpidato, dan sebagainya (Badudu dan Dewi Shinta, 2012: 9). Pidato memiliki unsurunsur berupa intonasi, bahasa tubuh, dan mimik muka. Siapa pun yang akan melakukan sebuah aktivitas haruslah ada persiapan terlebih dahulu supaya hasilnya maksimal. Demikian juga dengan berpidato. Sebelum berpidato, Anda harus mempersiapkan segala sesuatunya. Persiapan itu meliputi persiapan mental, penampilan, hingga materi yang akan disampaikan. Persiapan mental jelas berupa kesiapan akan rasa percaya diri dan rasa berani untuk tampil di depan umum dan sadar bahwa berpidato adalah menyampaikan sesuatu kepada audiens sehingga harus diperhatikan segala sesuatunya, terutama penampilan dan materi yang akan disampaikan. Tidak semua orang dapat memahami cara pidato yang baik, dengan tepat sasaran dan tanpa harus mengalami grogi atau demam panggung. Adapun persiapan pidato antara lain menentukan tujuan pidato, memilih dan menyampaikan pokok persoalan, menganalisis pendengar dan suasana, mengumpulkan bahan yang dibutuhkan terkait informasi yang akan disampaikan, membuat kerangka pidato supaya materi dapat disampaikan secara sistematis, menguraikan kerangka pidato dengan sebaik-baiknya, dan berlatih dengan suara nyaring. Menentukan tujuan pidato sangat penting, misalnya bersifat memberi tahu, mengajak, atau menghibur. Pastikan Anda tahu tujuan pidato Anda karena akan berpengaruh pada cara penyampaian dan bahasa yang akan digunakan. Kadang-kadang topik yang akan disampaikan sudah ditentukan oleh panitia penyelenggara sebuah acara, tetapi tidak jarang juga Anda diminta membuat sendiri yang berkaitan dengan tema kegiatan, misalnya. Jika Anda dalam keadaan seperti ini, tidak usah bingung. Anda hanya harus membuat batasan apa yang akan Anda sampaikan supaya tetap sama dengan tema dan waktu yang akan diberikan kepada Anda untuk berpidato. Selanjutnya, orang yang berpidato harus mengetahui terlebih dahulu audiens dan suasananya. Mempelajari audiens dan suasana acara penting karena sangat berpengaruh pada kesuksesan pidato Anda. Dengan mengetahui audiens Anda, Anda dapat memutuskan bahasa yang akan dipakai, cara berpidato, pakaian, dan sebagainya. Setelah itu, carilah bahan-bahan yang mendukung informasi yang akan Anda sampaikan kepada audiens lalu susunlah kerangka pidato berdasarkan bahan-bahan yang sudah diperoleh tersebut. Dengan bahan-
bahan yang ada, kembangkan kerangka pidato dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa audiens. Persiapan terakhir adalah latihan, latihan, dan latihan. Gunakan waktu Anda untuk latihan berpidato. Anda dapat berlatih di depan cermin sehingga akan melihat penampilan Anda sendiri dan dapat memperbaiki penampilan diri Anda sendiri. Usahakan pula teman Anda menyimak Anda berpidato lalu mintalah komentarnya sebagai masukan untuk penampilan Anda. 5.2.4
Bagaimana Agar Dapat Sukses Berpidato di Depan Umum? Agar pidato Anda dapat menarik minat dan perhatian pendengar perlu diperhatikan hal-
hal berikut ini. Cobalah Anda mengemukakan fakta dengan jelas dan berdasarkan sumbersumber yang valid atau terpercaya. Jika Anda mengutip pernyataan dari sebuah buku, sebutkan sumbernya secara jelas. Lalu, berusahalah gunakan bahasa yang sesuai dengan kemampuan audiens Anda. Dalam berpidato, bahasa merupakan elemen penting sebagai sarana penyampaian informasi. Agar informasi dapat sampai dengan tepat kepada audiens, maka Anda harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan audiens Anda. Hal utama ketika Anda berpidato adalah sampaikan materi dengan gaya berbicara yang wajar dan terbuka atas kritikan dan masukan. Tidak lupa pula sampaikan materi dengan lafal dan intonasi yang tepat, yaitu pernyataan mana yang harus disampaikan dengan penekanan dan mana yang harus disampaikan dengan pelan-pelan. Terakhir, berusahalah gunakan mimik wajah dengan wajar, senyum yang wajar, dan suara yang wajar. Audiens Anda akan menyukai Anda jika Anda tampil apa adanya atau tidak dibuat-buat. 5.3 Dialog Pernahkah Anda menyimak siaran televisi yang isinya adalah beberapa orang penting berkumpul kemudian membahas topik tertentu, misalnya korupsi atau pemilihan kepala daerah? Beberapa di antara Anda mungkin sering melihat tayangan seperti itu. Tayangan tersebut dapat dikategorikan sebagai dialog. Dialog juga dapat ditemui pada siaran-siaran radio. Pada siaran radio biasanya dialog dilakukan oleh penyiar dengan pendengar melalui sambungan telepon. Siapa saja yang dapat berdialog? Apa pengertian dialog dan bagaimana cara berdialog? Berikut diuraikan pengertian dialog, persiapan dialog, dan hal-hal yang sebaiknya dilakukan ketika berdialog. 5.3.1
Apa yang Disebut dengan Dialog? Secara etimologis, dialog berasal dari bahasa Yunani dia yang berarti ‘cara’ dan logos
yang berarti ‘kata’ sehingga dialog dapat diartikan sebagai bagaimana cara manusia dalam menggunakan kata-kata. Dialog dapat disebut dengan percakapan/bercakap-cakap secara langsung. Dialog juga dapat diartikan sebagi sebuah percakapan timbal balik antardua orang atau lebih. Dialog sebenarnya menyatakan proses berpikir dan perubahan cara berpikir menjadi proses berpikir yang kolektif. Pada proses dialog saat orang lain berkata sesuatu, pihak lain mendengarkan dan memberikan respons yang menyatakan bahwa ia sependapat dengan orang yang sebelumnya. Dialog dapat dikatakan sebagai sebuah percakapan untuk mengupas topik tertentu. Dialog berbeda dengan debat. Kadang-kadang pada forum dialog, yang terjadi adalah debat. Dialog tidak ada pakem atau norma yang mengatur. Biasanya dialog terjadi secara alamiah. Hal penting dari dialog adalah setiap peserta dialog harus berusaha mendengarkan pendapat orang lain. Salah satu contoh dialog adalah dialog interaktif di radio atau di televisi. Dialog interaktif sendiri terdiri dari dua kata, yaitu dialog dan interaktif. Arti kata dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih, sementara pengertian interaktif adalah bersifat saling melakukan aksi (Alwi, dkk., 2007). Dengan kata lain, yang dimaksud dengan dialog interaktif adalah percakapan antara dua tokoh atau lebih dan bersifat saling melakukan interaksi. 5.3.2
Apa yang Harus Dipersiapkan Menjelang Dialog? Jika Anda diminta untuk berdialog, lakukan beberapa persiapan berikut. Yang paling
utama, pastikan topik dialog yang akan Anda ikuti. Bangunlah rasa yakin dan percaya diri bahwa Anda bisa melakukannya dengan baik. Untuk dapat melakukan dialog dengan baik, wawasan Anda harus luas. Cobalah untuk memperkaya pengetahuan Anda dengan cara membaca buku, majalah, artikel, atau bacaan apa pun yang terkait dengan topik dialog yang akan Anda ikuti. Sesekali lihatlah proses dialog interaktif di radio atau di televisi supaya Anda mendapatkan gambaran tentang berlangsungnya sebuah dialog. Jika Anda sudah tahu cara berdialog, lakukan latihan, latihan, dan latihan. Anda dapat meminta teman Anda untuk berpura-pura menjadi partner dialog Anda. Setiap kali berlatih, jangan lupa mintalah teman Anda untuk memberikan komentar atas gaya bahasa, cara berbicara, sikap, dan gaya tubuh Anda. 5.3.3
Apa yang Sebaiknya Dilakukan Ketika Berdialog? Seperti yang sudah disebutkan di atas, dialog tidak ada aturannya. Kadang-kadang
tergantung pada penyelenggara acara dialog. Oleh karena itu, hal utama yang perlu Anda
perhatikan ketika berdialog adalah mematuhi aturan yang ditetapkan oleh penyelenggara dialog. Misalnya, Anda diundang untuk berdialog di sebuah acara di stasiun televisi, sebelum on air, Anda pasti akan dijelaskan aturan main tentang dialog yang akan diselenggarakan. Berusahalah untuk mematuhi aturan tersebut. Sebaiknya selalu tunjukkan sikap rendah diri dan hormat kepada partner dialog Anda. Gunakan bahasa yang mudah dan dapat diterima oleh audiens Anda dan sesuaikan dengan kondisi acara dialog tersebut. Grogi dan demam panggung setiap kali akan tampil di depan umum merupakan hal biasa. Namun, upayakan Anda dapat mengendalikan rasa grogi Anda dengan cara rileks. Sikap rileks akan membantu meningkatkan rasa percaya diri Anda ketika tampil berdialog. 5.4 Debat Debat menjadi istilah yang cukup umum akhir-akhir ini mengingat di televisi sering ditayangkan acara debat calon kepala daerah atau kepala instansi tertentu. Orang yang suka menonton debat di televisi akan mengetahui proses debat dan aturan-aturannya. Lain halnya dengan mahasiswa atau pelajar. Biasanya mahasiswa atau pelajar mengenal istilah debat di antaranya jika ada lomba debat bahasa Inggris. Hal ini sangat wajar mengingat mahasiswa dan pelajar biasanya banyak yang ingin andil atau ikut kegiatan debat bahasa Inggris di sekolah maupun di kampusnya. 5.4.1
Apa yang Dimaksud dengan Debat? Istilah debat berasal dari bahasa Inggris, yaitu debate. Istilah tersebut identik dengan
istilah sawala yang berasal dari bahasa Kawi yang berarti ‘berpegang teguh pada argumen tertentu dalam strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan atau memenangkan lidah’. Jadi, definisi debat adalah suatu cara untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti-bukti yang mendukung kasus dari masing-masing pihak yang berdebat. Pengertian ini senada dengan Alwi, dkk. (2007: 242) bahwa yang dimaksud dengan debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan system oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menurut aturan-aturan yang jelas dan hasil debat dapat diketahui melalui voting atau keputusan juri. Tujuan debat adalah upaya kedua belah pihak yang mencoba membangun suatu kasus
dengan didukung oleh argument-argumen yang mendukung kasus mereka dengan cara membuat satu argumen yang baik dan benar berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan dasar berupa apa, mengapa, bagaimana, dan simpulan. Selain diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar, dalam debat juga dibutuhkan pula logika dan analogi pola pikir yang benar mengenai pengetahuan-pengetahuan umum atau kasus-kasus yang sedang terjadi dalam masyarakat. Selain hal-hal tersebut juga diperlukan kemampuan merespons suatu masalah karena dalam debat terjadi adanya suatu proses saling mempertahankan pendapat antarkedua belah pihak. Selain itu, di dalam debat ada suatu pantangan atau batasan pembahasan masalah yang akan dibahas, yaitu dilarang menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan SARA. Topik debat, atau yang biasa disebut motion, adalah suatu permasalahan umum yang terjadi di dalam masyarakat dan diketahui secara global oleh setiap orang. Dalam membuat suatu topik diperlukan adanya suatu kejelian karena pada dasarnya sebuah topik harus memiliki kemampuan untuk dapat dikupas atau ditelaah secara mendalam. Hal ini diperlukan karena pada saat proses berdebat mulai para pihak baik positif maupun negatif akan memberikan suatu parameter kasus disertai dengan definisi untuk memperjelas arah debat. Sebelumnya, banyak orang yang salah kaprah mengenai debat. Debat bukanlah bagaimana Anda dapat mematahkan pernyataan lawan Anda. Hal itu hanya merupakan sebagian kecil dari debat. Debat yang sebenarnya adalah bagaimana cara Anda (debater) untuk membuat orang lain (juri) terpengaruh dan setuju dengan argumen yang Anda sampaikan. Oleh karena itu, ketika Anda ingin tahu seseorang merupakan debater yang baik atau tidak, Anda harus melihat bagaimana caranya dia untuk mempersuasi orang lain dan juga meyakini bahwa apa yang dikatakannya adalah benar, bukan membuktikan bahwa apa kata lawannya salah. Dengan meyakini orang lain bahwa argumen kita adalah benar, secara langsung kita telah mematahkan argumen lawan kita. 5.4.2 Apa Saja Hal-Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Berdebat? Ketika Anda terpilih menjadi debater, persiapkan diri Anda sedini mungkin. Yang harus dilakukan pertama kali adalah memastikan topik debat yang akan dilakukan. Setelah itu, carilah dan bacalah referensi sebanyak mungkin untuk memperkaya wawasan Anda yang berkaitan dengan topik debat nantinya. Jangan lupa sering-seringlah menyimak proses debat di televisi atau melalui internet. Gunakan debat tersebut sebagai contoh dan lihatlah penggunaan bahasa dan cara penyampaian argumen. Selanjutnya, berlatihlah menyampaikan argumen bersama tim Anda. Berkompromilah dengan tim Anda untuk membuat penilaian atas masing-masing anggota sebagai bahan untuk perbaikan.
Tidak ada cara lain untuk mencapai kesuksesan selain latihan. Karena dengan berlatih, Anda telah mengasah bakat Anda dan melatih kekompakan di dalam tim Anda. Jika Anda sering berlatih, ketika Anda berhadapan dengan lawan yang tidak sering berlatih, Anda dapat mengetahui kelemahan lawan Anda dan kesuksesan ada di depan mata. Sebisa mungkin patuhilah rambu-rambu debat. Dengan persiapan yang matang, terutama untuk kesiapan materi dan cara berargumen, Anda akan siap maju berdebat dengan percaya diri. 5.4.3 Bagaimana Cara Berdebat yang Kritis, Kreatif, dan Sportif? Ketika acara debat dimulai, pastikan Anda siap, percaya diri, dan yakin. Gugup adalah hal biasa, tetapi usahakan Anda dapat mengontrol rasa gugup Anda. Hal ini sangat penting, mengingat ketika Anda mulai gugup, secara tidak sadar Anda telah membuat lawan Anda merasa senang dan posisi Anda menjadi tertekan. Hal ini berlaku sebaliknya, ketika Anda terlihat sangat rileks, lawan Anda akan merasa tertekan melihat Anda yang memancarkan energi penuh percaya diri. Hal ini berlaku untuk sebelum maupun pada saat debat berlangsung. Apalagi pada saat berdebat, ketika dalam posisi yang terdesak sekalipun, berusahalah untuk tetap percaya diri dan yakin. Walaupun argumen Anda masih kurang baik dibandingkan lawan, Anda masih dapat memengaruhi juri untuk mempercayai argumen Anda. Ketika debat sudah mulai, pastikan Anda menatap ke juri, dan bukan menatap ke lawan debat Anda. Hal ini perlu diperhatikan karena kebanyakan debater selalu memandang ke lawan. Lawan Anda tidak dapat membuat Anda menang, tetapi justru akan mengalahkan Anda. Pandanglah juri Anda karena mereka yang memberi penilaian untuk Anda. Persuasikan argumen Anda untuk juri dan bukan untuk lawan Anda. Durasi waktu menjadi hal penting yang harus diperhatikan dalam debat. Usahakan Anda menggunakan waktu sebaik mungkin. Pada kompetisi debat, banyak sekali dijumpai seorang debater tidak mempergunakan waktu dengan sebaik mungkin. Biasanya waktu yang diberikan untuk setiap orang adalah tiga sampai menit dan biasanya panitia akan memberikan ketukan untuk tiap-tiap menitnya. Otomatis, jika menggunakan waktu empat menit, Anda baru akan menyimpulkan argumen Anda setidaknya setelah waktu menunjukkan tinggal satu menit lagi. Jangan sampai Anda berhenti sebelum tiga menit, karena hal itu sesungguhnya menunjukkan bahwa Anda tidak siap untuk berdebat. Cara mengulur-ulur waktu bisa dengan memperlambat tempo maupun mengulang argumen dari pembicara sebelumnya untuk menguatkan argumen Anda. Hal paling utama dalam debat adalah kontrollah emosi Anda. Anda tidak boleh emosi
ketika berdebat. Anda tidak perlu sampai berlebihan dalam memberikan pernyataan. Justru ketika Anda emosi, di situlah letak titik kelemahan Anda. Kalau orang sedang emosi biasanya sudah tidak dapat dikontrol apa yang ingin disampaikan. Jika lawan Anda melihat Anda mulai emosi, mereka akan senang karena Anda akan menjadi target mudah untuk dikalahkan. Terakhir, tetaplah untuk menghormati lawan dan juri Anda dan bersikaplah sopan. 5.5 Presentasi Pelajar dan mahasiswa sangat akrab dengan istilah presentasi. Bahkan, setiap hari dituntut presentasi oleh guru atau dosennya. Demikian juga dengan dosen, karyawan sebuah perusahaan, dan pegawai pemerintah. Mereka juga akrab dengan istilah presentasi. Disadari atau tidak, akhir-akhir ini presentasi menjadi hal yang penting dan sering dilakukan oleh siapa pun. Kadangkala presentasi dapat memengaruhi nilai kerja seseorang. Betapa pentingnya presentasi pada saat ini. Tidak mengherankan jika banyak orang yang berlombalomba untuk dapat melakukan presentasi dengan baik dan menarik. Namun demikian, masih banyak juga orang yang takut untuk melakukan presentasi. Jika Anda termasuk kategori ini, perhatikan hal-hal yang harus dipersiapkan ketika presentasi, tips-tips melakukan presentasi, dan kiat sukses melakukan presentasi, termasuk dalam pembuatan powerpoint. 5.5.1
Apakah Pengertian Presentasi Itu? Presentasi adalah suatu kegiatan komunikasi dalam usaha untuk menyampaikan laporan
atau informasi mengenai apa saja yang merupakan tanggung jawab seseorang. Yang dimaksud dengan presentasi adalah kegiatan menyajikan atau mengemukakan materi tertentu di hadapan orang banyak. Presentasi saat ini menjadi hal yang umum dilakukan di mana pun. Misalnya, pada kegiatan perkuliahan atau belajar mengajar, di perusahaan, di kantor-kantor, dan di masyarakat. Dengan presentasi, orang dapat mengomunikasikan ide, hasil penelitian, laporan kegiatan, pendapat, rancangan suatu hal, atau menyampaikan informasi. Pendek kata, apa pun pekerjaan Anda, suatu kali pasti harus melakukan presentasi. Sayangnya, kebanyakan presentasi cenderung tidak menarik, kaku, dan tidak memberi inspirasi kepada audiens. Akhirnya, audiens akan bosan dan tidak akan mendengarkan apa yang disampaikan oleh presenter. Kadangkala presentasi merupakan sebuah hal yang menakutkan sehingga banyak yang berusaha menghindari presentasi. Aktivitas public speaking, termasuk presentasi, umumnya ditakuti banyak orang, padahal kegiatan ini dapat menjadi sangat menarik dan menyenangkan. Hal klasik yang pasti dialami oleh orang yang presentasi adalah bagaimana
caranya hal yang dipresentasikan itu benar-benar dilihat, dimengerti, dan dipahami oleh audiens. Oleh karena itu, jika Anda akan melakukan presentasi, perlu disiapkan beberapa hal terkait dengan penampilan Anda supaya berjalan lancar, artinya Anda dapat menyampaikan dengan baik dan menarik, sekaligus audiens Anda memahami apa yang Anda sampaikan. 5.5.2
Apa Saja Hal-Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Presentasi? Sebelum Anda presentasi, untuk mewujudkan presentasi yang memukau, jangan
sepelekan soal persiapan. Persiapan sangat penting ketika akan melakukan sesuatu hal, terutama presentasi. Untuk dapat melakukan presentasi dengan memukau, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu menentukan tujuan presentasi, mengenali audiens, menyusun kerangka presentasi, menentukan alat bantu presentasi, dan sebagainya. Secara garis besar, hal yang perlu dipersiapkan adalah mental dan fisik. Persiapan mental meliputi rasa percaya diri yang tumbuh atas dorongan dari diri sendiri, keberanian untuk tampil melakukan presentasi di depan publik, dan keyakinan bahwa Anda mampu untuk melakukan presentasi. Adapun persiapan secara fisik mencakup persiapan materi dan alat bantu presentasi. Hal pertama yang harus dipersiapkan adalah mental yang kuat. Jangan pernah takut untuk tampil di depan publik. Para audiens manusia juga, sama seperti Anda. Mereka tidak akan menggigit atau memakan Anda. Selanjutnya, bayangkan Anda adalah orang penting yang ditunggu-tunggu kehadiran dan penampilannya untuk menyampaikan presentasi yang sangat penting. Berpikirlah bahwa Anda akan menjadi pusat perhatian, atau dapat dikatakan menjadi pusat perhatian pada saat presentasi. Dengan memikirkan beberapa hal ini rasa percaya diri Anda akan tumbuh dengan sendirinya. Grogi, khawatir, dan demam panggung pada saat akan tampil sudah hal biasa. Jadi, Anda jangan takut. Yakin dan percaya diri saja! Sebelum Anda tampil, pastikan dahulu tujuan presentasi Anda, apakah untuk menyampaikan informasi, melaporkan kegiatan, dan sebagainya. Memahami dengan baik tujuan Anda melakukan presentasi akan mempermudah Anda untuk mempersiapkan diri dan materi yang akan disampaikan. Kemudian, cobalah Anda mengenali audiens Anda. Berikutnya, siapkan hal-hal yang bersifat fisik, seperti materi yang akan Anda sampaikan. Pada tahap awal, tentukan struktur presentasi. Biasanya struktur presentasi terdiri atas tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan simpulan. Pada bagian pendahuluan terdapat pengantar mengenai materi yang akan dibawakan dan outline presentasi. Isi merupakan bagian utama dari presentasi dan terakhir adalah kesimpulan. Sebagai presenter, Anda harus menguasai materi yang akan disampaikan. Caranya adalah Anda harus mencari berbagai referensi, entah buku, majalah, artikel, berita, dan sebagainya yang berkaitan dengan materi
yang akan Anda sampaikan. Lalu, jangan lupa susunlah outline atau poin-poin yang akan Anda sampaikan. Berdasarkan outline tersebut, kembangkanlah materi presentasi Anda menggunakan bahan-bahan yang sudah diperoleh. Jangan lupa pula tentukan alat bantu yang akan Anda gunakan ketika tampil, misalnya powerpoint atau media sejenis lainnya. Jika ingin menggunakan powerpoint, yang perlu ditayangkan di dalam powerpoint hanyalah garis-garis besar atau poin-poin yang penting tentang materi Anda. Janganlah Anda menayangkan teks yang penuh pada setiap slide powerpoint Anda. Ingat, tulisan yang terlalu banyak akan terkesan kaku, monoton, dan tentu saja tidak menarik. Jika Anda menggunakan file powerpoint sebagai bantuan, jangan lupa simpanlah file presentasi Anda di beberapa tempat, misalnya di laptop Anda dan di flashdisk untuk mengantisipasi masalah teknis. Gunakan sisa waktu Anda untuk berlatih menyampaikan presentasi. Perhatikan apakah strukturnya sudah pas dan berkesinambungan. Jika belum, lakukan penyesuaian atau mungkin penambahan. Selain itu, banyak berlatih akan membantu meningkatkan kepercayaan diri. Pepatah mengatakan practice make perfect. Demikian juga jika Anda mempersiapkan presentasi yang penting, berlatihlah. Latihan terbaik dapat dilakukan dengan mengundang beberapa teman untuk mendengarkan presentasi Anda. Minta mereka untuk memberikan komentar terhadap materi yang disampaikan, cara penyampaian dan hal-hal apa yang perlu diperbaiki. Latihan ini akan membantu Anda mengetahui sejak dini apakah Anda sudah cukup siap dan menguasai materi presentasi atau masih ada hal-hal lain yang perlu diperbaiki. Melalui latihan ini, cobalah berpikir dari sudut pandang audiens: apakah mereka punya pengetahuan yang cukup tentang materi yang akan dipresentasikan, apa kepentingan yang mereka bawakan, pertanyaan apa yang mungkin mereka tanyakan, apa yang mereka harapkan dari presentasi tersebut. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka Anda telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Persiapan terakhir adalah cobalah untuk memeriksa tempat presentasi Anda. Ini akan sangat membantu bagaimana mengatur posisi saat menyampaikan presentasi dan agar menjadi familier. Jika Anda harus mengatur sendiri persiapan presentasi, pastikan Anda mengetahui letak alat-alat pendukung dan cara mengoperasikannya. 5.5.3
Apa Saja Tips-Tips Membuat Powerpoint untuk Presentasi? Seiring dengan perkembangan teknologi, biasanya saat ini orang yang presentasi dapat
menggunakan bantuan powerpoint dengan LCD. Anda juga dapat menggunakan powerpoint untuk presentasi. Namun, ingatlah bahwa penyusunan materi ke dalam powerpoint ada tipstips khusus, tidak bisa seenaknya sendiri. Berikut ini dipaparkan tips-tips membuat presentasi powerpoint yang baik. 5.5.3.1 Pergunakan Desain dan Latar Belakang yang Konsisten Dalam membuat powerpoint, usahakan Anda menggunakan desain yang sederhana tetapi konsisten supaya tidak terlalu ramai dan tidak terkesan heboh. Selain itu, penggunaan desain yang konsisten tidak akan memecah konsentrasi Anda dan audiens Anda. Bayangkan, jika Anda membuat desain dan menggunakan latar belakang gambar artis yang cantik, kemudian slide berikutnya menggunakan latar belakang pemandangan di pegunungan, tentu tidak akan baik bagi presentasi Anda. Sebisa mungkin gunakan desain yang tidak terlalu ramai, tetapi tidak terlalu polos supaya dapat menarik perhatian audiens Anda. Selain itu, hal yang harus dihindari adalah menggunakan desain gambar yang terlalu glamour dan ditata dengan serampangan tanpa memperhatikan aspek estetika. Oleh karena itu, gunakan desain yang sederhana tetapi menarik dan perhatikan faktor estetika ketika dalam powerpoint Anda. 5.5.3.2 Batasi Jumlah Baris dalam Setiap Slide Powerpoint adalah salah satu alat bantu dalam presentasi Anda dan bukan bacaan layaknya cuplikan sebuah buku. Artinya, jumlah baris tulisan dalam setiap slide harus dibatasi, jangan sampai memenuhi slide. Ingatlah untuk jangan memindahkan word ke powerpoint/powerpoint abuse (penganiayaan slide presentasi). Sebuah slide powerpoint jika diisi penuh dengan tulisan, misalnya satu atau dua paragraf, tidak akan menarik. Audiens Anda akan bosan dan tidak tertarik dengan presentasi Anda. Percayalah! Powerpoint memiliki power yang kuat bagi presentasi Anda jika Anda dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Apakah Anda pernah mendengar 5x5 rule? 5x5 rule artinya adalah dalam menuliskan poin-poin dalam powerpoint maksimal adalah 5 bullet point pada tiap slide dan masingmasing poin tidak lebih dari 5 kata. Usahakan dalam setiap slide hanya berisi maksimal lima baris poin-poin penting dari materi Anda. Ingat, yang ditulis dalam slide hanyalah poin-poin penting. Jadi, Anda tidak perlu bertele-tele menuliskan materi Anda ke dalam slide powerpoint.
5.5.3.3 Pergunakan Warna Teks dan Latar Belakang yang Kontras Jika Anda menggunakan latar belakang berwarna putih, cobalah warna teks diubah menjadi warna merah atau hitam supaya terbaca. Bayangkan jika latar belakang Anda berwarna kuning muda dan teks Anda berwarna kuning agak tua, maka dari kejauhan tidak akan terbaca dengan baik. Ingatlah untuk jangan memilih warna yang terlalu mencolok pula dan jangan memadukan warna yang sama-sama pucat. Misalnya, Anda menggunakan latar belakang warna hijau muda lalu teksnya Anda beri kuning muda. Perpaduan kedua warna tersebut kurang cocok karena akan menghasilkan tampilan yang pucat dan dari kejauhan tidak akan terlihat dengan jelas. Pendek kata, gunakan warna kontras antara teks dengan latar belakang powerpoint Anda. 5.5.3.4 Hindari Penggunaan Animasi dan Efek Suara yang Glamour Penggunaan animasi dan efek suara merupakan pemanis bagi slide powerpoint Anda. Penggunaan tersebut dapat dilakukan secara sengaja untuk mendukung materi yang harus Anda sampaikan, tetapi juga dapat dilakukan sebagai ice breaking supaya audiens Anda tidak bosan dengan presentasi Anda. Namun, janganlah menggunakan animasi dan efek suara yang berlebihan. Cukup gunakan animasi dan efek suara yang dapat diterima oleh audiens dan yang tidak akan membuat suasana menjadi heboh, baik heboh oleh ketakutan atau heboh oleh kelucuan yang berlebihan. Misalnya, ketika Anda sedang presentasi tentang perjalanan sejarah klub sepak bola tertentu, adakalanya Anda mempunyai ide untuk menayangkan beberapa cuplikan video tentang proses kejayaan klub tersebut, yaitu ketika mencetak goal. Biasanya akan terdengar suara sorak-sorai penonton dan para pemainnya. Jika Anda akan memutar video seperti ini, usahakan volume suara jangan terlalu berlebihan supaya tidak memecah konsentrasi Anda dan audiens Anda. 5.5.3.5 Pilihlah Satu Gambar yang Dapat Memberikan Banyak Informasi Menggunakan gambar tidak ada salahnya karena audiens lebih mudah mengingat-ingat presentasi Anda dengan melihat gambar yang Anda tayangkan. Agar tidak terlalu berlebihan, usahakan Anda menayangkan satu gambar yang dapat memberikan banyak informasi. Misalnya, Anda akan menjelaskan keanekaragaman budaya Indonesia, Anda cukup memasang satu gambar yang isinya adalah pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Jadi, Anda tidak perlu mencantumkan berpuluh-puluh gambar untuk menjelaskan satu poin penting dari materi Anda. Jika poin penting yang Anda sampaikan berjumlah sepuluh saja, bisa Anda bayangkan berapa ratus gambar yang Anda perlukan untuk ditayangkan. Jadi, jangan sia-siakan waktu presentasi Anda dengan hanya menampilkan banyak gambar yang sebetulnya bisa diwakili hanya dengan satu gambar. 5.5.3.6 Pilihlah Ilustrasi yang Relevan dengan Materi Presentasi Menggunakan gambar-gambar ilustrasi juga akan menambah nilai plus presentasi Anda. Suatu hari jika Anda diminta untuk presentasi tentang korupsi di Indonesia dan Anda tidak ingin menyinggung perasaan banyak orang dengan menampilkan foto-foto orang yang tersangka berkorupsi, Anda bisa menggunakan gambar ilustrasi untuk merepresentasikan orang-orang tersebut. Misalnya, dulu kasus korupsi sempat terkenal dengan ikon cecak dan buaya. Anda dapat menggunakan ikon-ikon seperti itu dalam presentasi Anda. Usahakan gambar-gambar ilustrasi yang Anda tampilkan dalam powerpoint harus ada relevansinya dengan materi presentasi Anda. Jangan sampai Anda presentasi tentang batik di Yogyakarta, tetapi gambar yang Anda tampilkan adalah wayang, tentu tidak ada relevansinya. 5.5.3.7 Gunakan Jenis Huruf (Font) Tertentu secara Konsisten Anda yang masih muda biasanya memiliki kreativitas yang tinggi dalam membuat powerpoint. Manfaatkan kreativitas Anda dengan membuat powerpoint yang menarik. Namun, untuk teksnya, usahakan Anda konsisten dalam menggunakan jenis huruf. Sebagai contoh, bagian judul dan subjudul Anda menggunakan huruf Verdana dan bagian isinya menggunakan Arial, maka seterusnya terapkan pola yang sama pada slide-slide berikutnya. 5.5.3.8 Pergunakan Ukuran Huruf yang Cukup Besar secara Konsisten Selain desain, latar belakang, warna, dan jenis huruf, ukuran huruf juga perlu diperhatikan. Jangan membuat ukuran huruf terlalu kecil karena audiens yang duduk di belakang bisa jadi tidak dapat membaca powerpoint Anda. Kalau audiens Anda tidak dapat membaca powerpoint Anda, maka mereka tidak akan memperhatikan presentasi Anda. Gunakanlah ukuran huruf yang cukup besar, minimal 24, secara konsisten supaya enak dibaca. Perhatikanlah, ukuran huruf pada judul dan subjudul harus Anda bedakan dengan ukuran huruf pada isi. Usahakan huruf pada judul dan subjudul dicetak tebal supaya terbaca dari jauh dan untuk membedakan dengan isi. Selain itu, hindari penggunaan huruf kapital
pada semua tulisan dalam powerpoint Anda. Gunakanlah huruf kapital untuk judul slide dan ketika menjabarkan poin-poin ringkas digunakan huruf nonkapital.
5.5.3.9 Pakailah Kalimat Sederhana Tentunya Anda masih ingat kalau tulisan dalam powerpoint adalah poin-poin penting/garis besar materi Anda saja, bukan? Pakailah kalimat-kalimat sederhana untuk menuliskan garis besar materi Anda. Jangan gunakan kalimat yang panjang, berbelit-belit, dan sulit dipahami. Usahakan Anda membuat kalimat dengan bahasa yang mudah diterima dan dipahami oleh audiens Anda. 5.5.3.10 Perhatikan Koherensi Antar-slide Kadangkala orang membuat powerpoint dengan asal dan tidak memperhatikan hubungan antara slide yang satu dengan yang lainnya. Ingat, Anda melakukan presentasi di depan adalah untuk memberikan informasi kepada audiens. Untuk itu, jangan sampai Anda membuat bingung audiens dengan tayangan powerpoint Anda yang tidak sistematis. Langkah awal yang perlu Anda lakukan adalah membuat outline materi yang akan dimasukkan ke dalam powerpoint. Susunlah dengan sistematis. Lalu pindahkan outline tersebut ke dalam powerpoint dengan kalimat-kalimat sederhana. Dengan demikian, tulisan dalam powerpoint Anda mengandung koherensi yang tepat antara slide yang satu dengan lainnya. 5.5.3.11 Jangan Terlalu Banyak Slide Anda sudah membuat garis besar materi Anda ke dalam powerpoint. Semua garis besar sudah Anda tuliskan. Namun, ingatlah untuk membatasi jumlah slide. Sebuah presentasi umumnya menggunakan powerpoint dengan jumlah slide tidak lebih dari lima belas. Jika lebih dari itu, audiens sudah bosan dengan presentasi Anda. Materi dalam jumlah lima belas slide jika dijelaskan dengan panjang dan lebar sudah memakan waktu lebih dari tiga puluh menit. Anda pasti masih ingat dengan penjelasan di depan bahwa audiens biasanya hanya akan bertahan memperhatikan presentasi Anda tidak lebih dari dua puluh menit. Untuk itu, usahakan Anda dapat meringkas materi Anda ke dalam powerpoint yang tidak terlalu banyak slide-nya. 5.5.4
Apa Sajakah Tips Sukses Presentasi?
Ketika Anda tampil sebagai presenter, paparkan materi secara runtut. Selain itu, usahakan presentasi Anda bersifat fleksibel. Artinya, Anda sebagai presenter harus mampu beradaptasi dengan batasan waktu, dengan kemungkinan-kemungkinan perubahan acara, kemungkinan-kemungkinan audiens, dan sebagainya. Seorang presenter yang baik harus dapat mengelola waktu dengan baik, berapa menit Anda harus menyampaikan bagian pendahuluan, berapa menit untuk menyampaikan inti materi, dan berapa menit untuk menyampaikan penutup. Usahakan presentasi Anda tidak lebih dari 30 menit. Presentasi yang terlalu lama biasanya akan membuat audiens bosan. Untuk menciptakan presentasi yang singkat tetapi mengena, hal yang perlu diperhatikan selain pembagian waktu juga materi. Biasanya, presentasi dengan menggunakan powerpoint selalu disertakan modul (proposal, makalah, paper) yang berisikan tentang data lengkap ataupun penjelasan lengkap tentang materi yang disampaikan. Dengan kata lain, tidak mesti dalam setiap presentasi kita harus menampilkan semua hal yang kita sajikan. Bayangkan saja, kalau makalahnya 25 lembar, kalau semua dipresentasikan bisa memakan waktu lama. Sajikan saja hal-hal yang menarik dan penting dari materi Anda. Janganlah sekali-kali percaya pada ucapan orang bahwa penyajian yang lengkap akan menghabiskan waktu sehingga tidak akan terasa waktunya sudah habis. Ingat, semakin singkat dan padat presentasi akan semakin baik, semakin lama akan semakin membuat audiens tidak tertarik pada presentasi Anda. Tidak hanya itu, penulisan materi pada alat bantu seperti powerpoint juga harus mempertimbangkan sisi audiens. Audiens akan lebih mudah mengingat-ingat foto, gambar, skema, ilustrasi, dan tabel daripada teks yang panjang dan utuh dalam tiap slide-nya. Ketika Anda presentasi, berusahalah untuk menyampaikan materi Anda dengan bahasa yang wajar, tegas, suara jelas, intonasi juga diperhitungkan, dan tatapan mata yakin. Dengan melihat cara Anda menyampaikan materi, audiens akan menilai apakah Anda siap atau tidak dengan materi Anda. Jika Anda menunjukkan mimik muka enerjik dan optimis, maka audiens Anda tidak akan meragukan keberadaan Anda sebagai presenter di depan mereka. Janganlah Anda menyampaikan materi dengan intonasi membaca teks. Bedakan intonasi ketika Anda menyampaikan informasi penting dengan yang tidak penting. Misalnya, ketika Anda menyampaikan pernyataan yang perlu diperhatikan dan penting, sampaikanlah dengan penekanan dan berulang-ulang. Kalau perlu, berhenti sedetik setelah menyampaikan hal penting supaya memberi kesempatan audiens untuk mencerna kata-kata Anda. Agar presentasi dapat berjalan lancar, jangan lupa untuk selalu mengontrol emosi Anda. Berusahalah untuk tenang dan rileks sehingga apa yang sudah Anda persiapkan, baik materi maupun cara berbicara di depan audiens, tidak akan hilang. Jika sudah merasa rileks, dengan
sendirinya Anda akan tampil dengan nyaman di tempat Anda presentasi sehingga dapat melakukan presentasi yang baik. 5.6 Pembawa Acara/MC Pernahkan suatu hari Anda menjadi pembawa acara? Atau pernahkah Anda mengamati aktivitas pembawa acara? Jika Anda diminta untuk menjadi pembawa acara, biasanya Anda baru akan mengamati seseorang yang menjadi pembawa acara sebagai referensi penampilan Anda. Biasanya pembawa acara adalah peran yang sering dihindari banyak orang, sekaligus sering dicari banyak orang karena ingin menjadi pusat perhatian. Orang sering menyebut pembawa acara sebagai pewara atau MC (master of ceremony), atau pemandu acara. Sesuai dengan namanya, pembawa, pemandu, atau master of ceremony, seorang pembawa acara pada intinya merupakan master atau kepala dalam sebuah acara. Artinya, seorang pembawa acara adalah orang yang paling penting dalam mengendalikan sebuah acara. Untuk lebih jelasnya, berikut ini dipaparkan pengertian pewara, hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjadi pewara, dan kiat-kiat sukses membawakan acara. 5.6.1
Siapakah yang Dimaksud dengan Pewara? Pewara adalah orang yang bertugas memandu sebuah acara. Untuk menjadi seorang
pewara yang baik, selain modal suara yang enak didengar, juga harus memiliki kepribadian dan intelektualitas. Artinya, seorang pewara harus memiliki sikap yang baik, luwes, dan tanggap
terhadap
situasi.
Selain
itu,
seorang
pewara
juga
harus
memiliki
pengetahuan/wawasan yang luas, kaya akan perbendaharaan kata, dan memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik. Hal ini karena seorang pewara dapat dikatakan sebagai seniman kata-kata (Wisanggeni, 2012: 61). Seorang
pewara
harus
mempunyai
kompetensi
dari
segi
kebahasaan
dan
nonkebahasaan. Faktor kebahasaan yang harus dimiliki seorang pewara, antara lain, dapat berbicara dengan lafal yang jelas, dapat memenggal kalimat dengan baik, memiliki kemampuan memilih diksi yang tepat, mampu memainkan intonasi suara, dan dapat menggunakan kalimat efektif (Badudu dan Dewi Shinta, 2012: 50-55). Adapun faktor nonkebahasaan yang harus dimiliki seorang pewara, antara lain, dapat bersikap tenang, tampil mengesankan, cepat tanggap dan kaya inisiatif, kaya improvisasi, tidak emosional, dan memiliki suara yang enak didengar (Badudu dan Dewi Shinta, 2012: 56-57). Pewara memiliki peran yang penting terhadap kesuksesan sebuah acara. Hal ini karena tugas pewara adalah membuka acara, memandu jalannya acara agar lancar, dan menutup
acara tersebut. Kadang-kadang orang menganggap suksesnya sebuah acara terletak pada pewaranya. Oleh karena itu, jika Anda diminta bertugas menjadi pewara, jalankan peran Anda dengan berusaha tampil sebaik-baiknya agar acara yang Anda bawakan dapat berjalan lancar dan orang akan menganggap Anda sebagai pewara yang baik. 5.6.2
Bagaimana Cara Mempersiapkan Diri untuk Menjadi Pewara yang Andal? Untuk dapat menjadi pewara yang andal perlu dilakukan persiapan mental, persiapan
fisik, dan persiapan materi yang cukup. Persiapan mental meliputi membangun rasa percaya diri dan keberanian untuk tampil menjadi pewara dalam sebuah acara. Selain itu, selalu berpikiran positif juga sangat penting karena dapat memengaruhi penampilan Anda. Pikiran yang selalu positif akan tercermin pada penampilan Anda dan audiens akan merasakan bahwa Anda membawa energi positif melalui penampilan Anda. Tampillah dengan senyum yang penuh percaya diri, jujur, dan tidak berbicara yang seolah-olah menggurui audiens (Yanuarita, 2012: 39). Sebelum tampil, berlatihlah untuk tenang, kalem, dan selalu berkonsentrasi. Berusahalah untuk rileks sehingga akan dapat menguasai diri Anda dan Anda jadi tenang dan tetap terjaga konsentrasinya. Mengapa konsentrasi harus dijaga? Alasannya adalah konsentrasi sangat penting dipakai sebagai modal dasar untuk menjadi pewara (Yanuarita, 2012: 40). Kadang-kadang dalam membawakan sebuah acara diperlukan improvisasi. Oleh karena itu, konsentrasi amat diperlukan bagi seorang pewara agar dapat melakukan improvisasi yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada. Selain itu, Anda juga harus berlatih menyesuaikan sikap terhadap acara yang akan dipandu. Artinya, Anda harus dapat membedakan sikap saat memandu acara yang bersifat gembira, sedih, khidmat, dan sebagainya. Persiapan selanjutnya adalah persiapan fisik. Persiapan fisik tidak kalah pentingnya dengan persiapan mental ketika akan menjadi pewara. Sebelum tampil, pastikan kondisi badan dan suara Anda dalam keadaan fit atau normal. Yang dimaksud dengan suara normal adalah suara Anda yang sebenarnya. Artinya, Anda tidak dalam keadaan flu dan serak. Seseorang yang sedang flu biasanya suaranya akan serak, atau bahkan tidak keluar suaranya. Ini akan membahayakan penampilan Anda. Oleh karena itu, menjaga kondisi badan dan suara menjadi elemen penting dalam mempersiapkan diri menjadi pewara. Sebelum tampil di depan audiens, pastikan jenis acara yang akan Anda bawakan. Pastikan juga susunan acara dan nama-nama orang yang akan Anda persilakan untuk tampil. Seorang pewara perlu juga memiliki wawasan yang luas tentang hal-hal yang berkaitan dengan acara yang akan dipandunya. Lebih dari itu, latihan yang cukup sangat diperlukan mengingat untuk menjadi
seorang pewara yang andal diperlukan banyak pengalaman, sering tampil, dan banyak melakukan latihan. Ketika melakukan kesalahan ketika sedang memandu sebuah acara, Anda harus tetap tenang dan jangan panik. Seorang pewara pantang untuk mengucapkan kata “mohon maaf” terhadap kesalahan yang dilakukan. Kata “mohon maaf” dapat diganti menjadi kata “maksud kami...” atau mengulang kembali kata yang tadi salah diucapkan. Minta maaf dapat dilakukan setelah acara selesai dengan meminta maaf langsung kepada panitia atau kepada orang yang namanya salah kita sebut apabila kita salah menyebut nama. 5.6.3
Bagaimana Kiat-Kiat yang Sebaiknya Dilakukaan saat Menjadi Pewara? Ketika Anda bertugas menjadi pewara, pastikan Anda sudah mempersiapkan segala
sesuatunya yang berhubungan dengan penampilan Anda, mulai persiapan mental, fisik, materi yang akan digunakan ketika tampil, sampai pada susunan acara dan piranti yang akan digunakan. Seorang pewara tidak harus membacakan susunan acara pada pembukaan acara, kecuali pada acara resmi. Selain itu, jika ada acara sambutan, setelah pejabat atau orang yang berwenang menyampaikan sambutan sudah selesai tampil, seorang pewara tidak perlu mengomentari atau menanggapi sambutan tersebut. Jika Anda membutuhkan catatan, baik itu susunan acara atau nama orang yang akan memberi sambutan atau mengisi acara, sebaiknya gunakan kertas yang terpotong rapi dan teratur, tidak terlalu besar ukurannya, dan janganlah diangkat terlalu tinggi. Dalam acara yang audiensnya agak banyak, pewara diminta untuk menggunakan mikrofon. Kalau Anda masih memiliki waktu sebelum acara dimulai, cobalah mikrofon tersebut. Namun, jika waktunya sudah mepet dan Anda harus segera memulai acara, sementara audiens sudah banyak yang hadir, cobalah mengetes mikrofon Anda dengan cara mengetuk-ngetuknya dengan ujung kuku Anda pelan-pelan saja. Janganlah Anda memukul, meniup, atau mencoba mikrofon Anda dengan mengucapkan “tes, tes, tes”. Beberapa hal di atas adalah kiat-kiat menjadi pewara andal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan. Seorang pewara akan menjadi pusat perhatian audiens selain orang-orang yang akan mengisi acara. Peran pewara dalam sebuah acara sangatlah besar, antara lain, untuk mempertahankan acara agar dapat berjalan lancar, sebagai timekeeper, dan pengatur acara. Jika ada hal-hal yang tidak berjalan sesuai rencana, maka pewara harus dapat mengambil sikap untuk mengatasinya. Misalnya, ketika ada perwakilan peserta yang diminta memberikan sambutan dengan durasi lima menit, tetapi sudah melewati batas waktu lima menit, maka pewara harus mengambil sikap untuk memberi kode kepada orang tersebut agar
segera berhenti. Kadang-kadang pada sebuah acara jika salah satu mata acara ada keterlambatan, maka akan kacau semuanya. Oleh karena itu, sikap tanggap, peka, dan tegas harus dimiliki oleh seorang pewara agar acara yang dipandunya dapat berjalan dengan baik. Wening, dkk. (2012: 2) menyatakan bahwa pewara yang baik harus mampu berkomunikasi dengan baik, yaitu jelas, ringkas, dan tidak melupakan isi pesan yang akan disampaikan serta tetap memperhatikan intonasi, kecepatan bicara, perbendaharaan kata, dan humor. Jadi, humor dianggap penting untuk disisipkan di tengah-tengah aktivitas Anda menjadi pewara karena humor merupakan salah satu wujud ice breaking untuk mengakrabkan suasana. Lebih lanjut Wening, dkk. (2012: 2—3) menuliskan bahwa menjadi pewara yang sukses tidaklah semudah mengirimkan SMS yang hanya dengan menekan nomor yang dituju langsung terkirim. Pewara yang sukses harus memiliki teman yang banyak di dunia yang berhubungan dengan kepewaraan agar dapat mengembangkan kemampuan kepewaraan yang dimilikinya. • Aktivitas a.
Mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya
b.
Mahasiswa melakukan simulasi wawancara atau debat dengan teman kelompok lain
c.
Tanya jawab dan latihan
• Rangkuman a.
Wawancara merupakan aktivitas tanya jawab untuk menggali informasi, baik berkaitan dengan topik tertentu atau untuk mengetahui informasi personal. Wawancara dapat dilakukan dengan bertanya bebas kepada narasumber, dengan daftar pertanyaan yang rinci dan sistematis, atau gabungan keduanya dengan cara membawa garis besar daftar pertanyaan dan bertanya dengan improvisasi.
b. Agar sukses berpidato, sampaikan fakta-fakta berdasarkan sumber yang terpercaya, gunakan bahasa yang sesuai dengan audiens Anda, berbicaralah secara wajar, dan gunakan bahasa tubuh secara alami. Berusahalah untuk tampil apa adanya dan tidak dibuat-buat. c.
Meskipun dalam dialog tidak ada aturan khusus, pastikan Anda tetap mematuhi aturan yang sudah ditetapkan oleh penyelenggara dialog. Hormati lawan dialog Anda, gunakan bahasa yang dapat dimengerti, dan jangan lupa untuk tetap sopan ketika dialog sedang berlangsung.
d.
Persiapan debat, antara lain, pastikan topik debat yang akan dilaksanakan, perluas wawasan Anda dengan membaca banyak referensi terkait dengan topik debat tersebut, berkompromilah dengan kelompok Anda, dan luangkan waktu untuk berlatih dengan kelompok Anda.
e.
Tips sukses presentasi, antara lain, paparkan materi presentasi dengan runtut, suara jelas, gaya bicara yang wajar, dan penuh keyakinan. Jangan lupa untuk melakukan kontak mata dengan audiens Anda dan mengontrol emosi Anda supaya bisa tetap tampil tenang dan rileks.
f.
Beberapa hal yang harus diperhatikan seorang pembawa acara saat memandu sebuah acara, antara lain, Anda tidak harus membacakan susunan acara, kecuali hanya pada acara resmi. Jika ada sambutan, setelah orang yang memberi sambutan selesai, Anda tidak perlu mengucapkan terima kasih atau mengomentari sambutan tersebut. Jangan lupa untuk mengecek mikrofon yang akan Anda gunakan.
PENUTUP a. Penilaian 1) Perkuliahan dikatakan berhasil jika mahasiswa dapat menyampaikan ide/pendapat secara verbal di depan kelas. 2) Aspek-aspek yang dinilai adalah keberanian, cara menyampaikan ide, dan durasi berbicara. 3) Rentang nilai adalah 549—1.000. b. Tindak lanjut Mahasiswa yang belum lancar berbicara di depan umum dicatat, diberi komentar, dan diberi saran agar selanjutnya dapat tampil sesuai yang diharapkan.
Evaluasi yang direncanakan Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat No
Butir kemampuan
1
Menyampaikan gagasan secara verbal
2
Menyajikan pidato dengan tata cara dan teknik yang sesuai
3
Memerkaya diksi yang di-gunakan untuk memersuasi partisipan
4
Menguasai dan meman-faatkan aspek-aspek psi-kologis yang berperan dalam penyampaian pidato
6
Meningkatkan jiwa kepemimpinan
7
Mengembangkan jiwa entrepreneurship
Indikator keberhasilan Butir penilaian penyajian menarik penyajian sistematis penyajian jelas dan meyakinkan penguasaan teknik penguasaan struktur penguasaan prosedur penguasaan diksi pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar penguasaan situasi penampilan percaya diri kemampuan bersimpati penampilan berwawasan penguasaan teknik penguasaan diksi kemampuan meyakinkan audiens kemampuan bersumbang saran kemampuan memotivasi/mengapresiasi kemampuan untuk menghibur
Poin maks. 100
150 150
150
150 150
TES FORMATIF 1.
Mahasiswa melakukan praktik wawancara dengan tema “Kiat Sukses Tampil Berbicara di Depan Umum”. Ketentuan: a.
Mahasiswa melakukan wawancara dengan narasumber seperti penyiar radio, presenter di televisi, atau motivator.
b.
Mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok melakukan wawancara kepada seorang narasumber.
c.
Dalam satu kelompok diadakan pembagian tugas, yaitu membuat outline pertanyaan wawancara dan melakukan tanya jawab dengan narasumber.
d.
Adapun setiap mahasiswa harus ikut berpartisipasi dalam wawancara tersebut.
2.
Mahasiswa melakukan simulasi acara formal di kelas, yaitu acara seminar “Penulisan Karya Ilmiah”. Ketentuan: a.
Mahasiswa menyusun/merancang format acara tersebut dengan berdiskusi di kelas.
b.
Mahasiswa melakukan pembagian tugas: pembawa acara, narasumber, moderator, ketua panitia, dan audiens.
3.
Mahasiswa melakukan simulasi acara informal di kelas, yaitu acara “Malam Keakraban Jurusan Sastra Indonesia”. Ketentuan: a. Mahasiswa menyusun/merancang format acara tersebut dengan berdiskusi di kelas. b. Mahasiswa melakukan pembagian tugas: pembawa acara, panitia, peserta, senior/pengurus Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia, perwakilan dosen Jurusan Sastra Indonesia, dan sebagainya.
4.
Mahasiswa praktik berpidato secara individu dengan tema “Pengaruh Budaya Luar terhadap Budaya Indonesia”. Ketentuan: a. Mahasiswa praktik berpidato secara individu di kelas. b. Mahasiswa mempraktikkan metode pidato yang sudah dipelajari.
5.
Mahasiswa melakukan simulasi debat dengan tema “Pro dan Kontra Facebook”. Ketentuan: a. Mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok besar dan dua orang moderator. b. Satu kelompok menjalankan peran sebagai pihak pro dan kelompok lainnya sebagai pihak kontra. c. Dua orang mahasiswa bertugas menjadi moderator yang memandu jalannya debat tersebut.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1.
Mahasiswa melakukan praktik wawancara dengan tema “Kiat Sukses Tampil Berbicara di Depan Umum” dengan narasumber seperti penyiar radio, presenter di televisi, atau motivator.
2.
Mahasiswa melakukan simulasi acara formal di kelas, yaitu acara seminar “Penulisan Karya Ilmiah”.
3.
Mahasiswa melakukan simulasi acara informal di kelas, yaitu acara “Malam Keakraban Jurusan Sastra Indonesia”.
4.
Mahasiswa praktik berpidato dengan tema “Pengaruh Budaya Luar terhadap Budaya Indonesia” secara individu di kelas.
5.
Mahasiswa melakukan praktik debat di kelas dengan tema “Konser Lady Gaga di Indonesia”.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ke-3. Cetakan Ke-4. Jakarta: Balai Pustaka. Astuti, Navita Kristi. 2011. Jurus Kilat Jago Public Speaking..! secara Otodidak. Jakarta: Niaga Swadaya. Badudu, Rendra dan Dewi Shinta. 2012. Bukan Pidato & MC Biasa: Seni & Praktik Public Speaking Super Dahsyat! Yogyakarta: Pustaka Cerdas. Hamdani, Kaisar. 2012. Panduan Sukses Public Speaking Dahsyat Memukau. Yogyakarta: Araska. Hayaza’, Faiz. 2011. 101 Tips Kilat Public Speaking yang Memukau. Yogyakarta: Media Pressindo. Mears, A.G. 2008. Berbicara di Depan Publik. Milestone. Rianantang, Cylas. 2011.Teknik Dasar Public Speaking. Yogyakarta: Media Pressindo. Tulung, Sonny Valentino. 2007. Anda Juga Bisa Jadi Presenter TV Sukses! Kiat-Kiat Jitu Menaklukkan Dunia Televisi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Wening, dkk. 2012. “Lokakarya Kepewaraan” dalam Tetra. Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta. Wisanggeni, T. 2012. 2 Jam Mahir Menjadi MC & Berpidato dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Araska. Yanuarita, Andri. 2012. Langkah Cerdas Mempersiapkan Pidato & MC. Yogyakarta: Teranova Books.
Evaluasi yang direncanakan secara keseluruhan
No 1
2 3
4
5 6
7
Pembelajaran perkuliahan ini dikatakan berhasil apabila mahasiswa dapat Indikator keberhasilan Butir kemampuan Butir penilaian Menyampaikan gagasan secara penyajian menarik verbal penyajian sistematis penyajian jelas dan meyakinkan Menyajikan pidato dengan tata penguasaan teknik cara dan teknik yang sesuai penguasaan struktur penguasaan prosedur Memerkaya diksi yang di-gunakan penguasaan diksi untuk memersuasi partisipan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar penguasaan situasi Menguasai dan meman-faatkan penampilan percaya diri aspek-aspek psi-kologis yang kemampuan bersimpati berperan dalam penyampaian penampilan berwawasan pidato Mengidentifikasi partisipan dan kemampuan adaptasi menetapkan cara yang tepat untuk penguasaan teknik berinteraksi penguasaan diksi Meningkatkan jiwa kepekemampuan meyakinkan audiens mimpinan kemampuan bersumbang saran kemampuan memotivasi/mengapresiasi Mengembangkan jiwa enkemampuan untuk menghibur trepreneurship kemampuan memberi informasi kemampuan berpromosi Jumlah
Poin maks. 100
150 150
150
150 150
150 1000
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 7 butir kemampuan yang diukur dalam pembelajaran dengan masing-masing 3 butir penilaian yang secara signifikan dapat dipakai untuk mengukur kemampuan mahasiswa. Dari distribusi kemampuan di atas dapat dirumuskan konversi nilai sebagai berikut. 750—1.000 700—749 650—699 600—649 550—599 500—549 0—500
:A : A: A/B : B+ :B : B: TL
Dengan kata lain, apabila sebagian besar mahasiswa secara total hingga akhir semester dapat mengumpulkan sekurang-kurangnya 750 poin, maka dapat dinyatakan bahwa proses pembelajaran perkuliahan ini berhasil. Jika dinyatakan dalam bentuk kualitatif, perkuliahan ini dinyatakan berhasil jika peserta mampu: 1. membuat teks pidato yang informatif, sistematis, dan efektif, 2. berpidato/berbicara dengan teknik yang tepat sesuai dengan keperluan, 3. mengelola penyelenggaraan suatu acara, baik yang bersifat formal/kedinasan maupun yang informal/nonkedinasan, Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan 3 komponen: 1.
Ujian Tengah Semester
: 30%
2.
Ujian Akhir Semester
: 40%
3.
Partisipasi, Tugas, dan Presensi
: 30%