UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-1
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
Mahasiswa mampu: 1. Pendahuluan 1.1. Pembagian group 1.2. Pembagian asisten • membedakan 1.3. Review teori berbagai macam lalulintas, arus, jenis kecepatan kecepatan, kendaraan kepadatan • menghitung kapasitas jalan, kecepatan dan kepadatan puncak
• Membedakan tipe-tipe kendaraan
√
Web
Soal-tugas
√
Audio/Video
√
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
1
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Kuis
Metode Ajar (STAR)
TCL, diskusi
Aktivitas Mahasiswa
Menyiapkan alat tulis, mencatat materi dan group masing-masing
Aktivitas Dosen
Pustaka
• Membagi mahasiswa dalam beberapa group, setiap group beranggota 5-6 mahasiswa,
Pustaka: 1, 2,8
• Mmenentukan asisten pendamping masing-masing group
BAB I SURVEI LALULINTAS DENGAN PENGAMATAN DIAM
1.1. Arus Lalulintas Flow/arus (q) adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik (smp per jam). Arus lalulintas terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi satu sama lain pada suatu ruas jalan dan lingkungannya. Arus lalulintas dapat dibedakan menjadi 2 sudut pandang: a) Makroskopik: arus lalin secara umum b) Mikroskopik: perilaku kendaraan individu dalam bagian arus lalulintas terkait interaksi satu sama lainnya
1.2. Volume dan Arus Lalulintas Volume lalulintas (Q) didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang lewat pada suatu titik di ruas jalan, atau pada suatu lajur selama selang waktu tertentu. Volume lalulintas dinyatakan dalam kendaraan/jam atau smp/jam. Pengamatan volume lalin dengan periode pengamatan kurang dari satu jam, dapat dinyatakan dalam bentuk ekivalen arus jam-an. Pengamatan selama 15 menit, diperoleh volume 1500 smp, maka arus lalin adalah • Volume
= 1500 smp per 15 menit
• Flow rate
= 1500 / (15/60) = 6000 smp/jam
Rentang pengamatan volume arus lalulintas dapat dilakukan 15 menit, maupun lebih/kurang 15 menit. Pemilihan rentang waktu tergantung pada alasan dan kepentingan data dalam melakukan analisis dan perancangan. Biasanya utk ruas jalan (5 menitan), dan simpang (15 menitan)
1.3. Kecepatan Kecepatan adalah tingkat gerakan di dalam suatu jarak tertentu dalam satu satuan waktu (km/jam). Kecepatan kendaraan dinyatakan dengan persamaan
dengan,
S
: kecepatan (km/jam)
d
: jarak (km)
t
: waktu tempuh (jam)
1.4. Kepadatan Kepadatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu ruas jalan tertentu atau lajur. Kepadatan lalulintas dinyatakan dalam kend/km atau smp/km/lajur. Karena kepadatan sulit diamati, dapat dinyatakan dengan persamaan: F=S*D D=F/S dengan, F
: arus lalin (smp/jam atau kend/jam)
S
: space mean speed (km/jam)
D
: kepadatan (smp/km atau kend/km)
1.5. Kapasitas Jalan Kapasitas adalah arus maksimum yang stabil di mana kendaraan diharapkan dapat melewati suatu segmen atau titik tertentu pada suatu ruas jalan pada periode waktu tertentu (misal 15 menit) dengan kondisi geometric, pola dan komposisi lalu lilntas tertentu, dan faktor lingkungan tertentu pula (MKJI, 1997). Kapasitas jalan dinyatakan dalam satuan kend./jam atau smp/jam.
1.6. Hubungan antara Kecepatan, Arus, dan Kepadatan Kecepatan v.s. Kepadatan adalah linier yang berarti bahwa semakin tinggi kecepatan lalu lintas, dibutuhkan ruang bebas yang lebih besar antar kendaraan yang mengakibatkan jumlah kendaraan perkilometer menjadi lebih kecil. Kecepatan v.s. arus adalah parabolik yang menunjukkan bahwa semakin besar arus, kecepatan akan turun sampai suatu titik yang menjadi puncak parabola tercapai kapasitas setelah itu kecepatan akan semakin rendah lagi dan arus juga akan semakin mengecil. Arus v.s. kepadatan juga parabolik semakin tinggi arus akan semakin tinggi kepadatannya sampai suatu titik dimana kapasitas terjadi, setelah itu semakin padat maka arus akan semakin kecil.
Penghitungan hasil survei: rata-rata kecepatan ruang di sajikan berikut ini
Keterangan : µ
= rata –rata kecepatan ruang (km/jam)
x
= panjang rentang ruas jalan yang diamati ( 25 m; 50 m; 75 m )
ti
= waktu tempuh kendaraan saat melintasi lokasi penelitian ( detik )
n
= jumlah sampel data yang diamati
1.7. Model Greenshiel Rumus dasar q= µ s * k Penurunan
dengan, q
= arus (smp/jam)
k
= kerapatan (smp/km)
µ s = kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) (km/jam) µ f = kecepatan arus bebas (free flow speed) (km/jam) kj
= kerapatan puncak, kerapatan dalam kondisi macet (jam density) (smp/km)
Grafik hubungan antara kecepatan, arus, dan kepadatan dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Grafik Hubungan antara Kecepatan, Arus, dan Kepadatan
BAB VII SURVEI LALULINTAS DENGAN PENGAMATAN BERGERAK
7.1. Pendahuluan Kinerja ruas jalan yang secara langsung dapat dirasakan adalah kecepatan kendaraan. Survei kecepatan biasanya digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator utama kinerja lalu lintas, tapi disamping itu digunakan untuk analisis potensi kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis kecelakaan. Kecepatan adalah laju perjalanan yang biasanya dinyatakan dalam kilometer per jam (km/jam) dan umumnya dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kecepatan setempat (spot speed), kecepatan bergerak (running speed) dan kecepatan perjalanan (journey speed). Selain dengan metode pengamat diam, kecepatan kendaraan dapat diamati dan dihitung dengan metode pengamat bergerak. Salah satu metode yang dikembangkan pada cara pengamat bergerak ini adalah metode moving car observer. Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi waktu perjalanan serta arus lalulintas baik yang searah maupun yang berlawanan arah dengan kendaraan pengamat. Disamping memperkirakan waktu perjalanan/kecepatan perjalanan, besarnya volume lalulintas dapat diperkirakan dengan metode ini.
7.2. Metode Moving Car Observer Kecepatan bergerak adalah kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu jalur pada saat kendaraan bergerak dan didapat dengan membagi panjang jalur dibagi dengan lama waktu kendaraan bergerak menempuh jalur tersebut. Kecepatan perjalanan adalah kecepatan efektif kendaraan yang sedang dalam perjalanan antara dua tempat dan merupakan jarak antara dua tempat dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang ditimbulkan oleh hambatan (penundaan) lalu lintas. Metode moving car observer, metode ini cocok dilakukan di daerah perkotaan yang mempunyai volume lalu lintas cukup padat dan kecepatan lalu lintas bervariasi. Dengan survei ini akan didapat data volume, kecepatan dan waktu perjalanan lalu lintas.
Assessment Pertemuan I
1.
Jelaskan pengertian kecepatan kendaraan!
2.
Jelaskan pengertian volume lalulintas/arus lalulintas!
3.
Jelaskan pengertian kepadatan/kerapatan lalulintas!
4.
Jelaskan pengertian kapasitas jalan!
5.
Jelaskan grafik hubungan antara kecepatan, arus, dan kerapatan lalulintas
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-2
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
Mahasiswa mampu: 1.4. Review teori Bangkitan dan • menjelaskan datatarikan perjalanan data untuk 1.5. Review teori menghitung Tipe-tipe bangkitan dan kerusakan jalan tarikan • menghitung jumlah bangkitan dan tarikan perjalanan • membedakan jenis-jenis kerusakan jalan
√
Web
Soal-tugas
√
Audio/Video
√
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
2
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Kuis
Metode Ajar (STAR)
Aktivitas Mahasiswa
TCL, diskusi
Menyiapkan alat tulis, mencatat materi
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan materi pembelajaran, • Visualisasi kerusakan jalan
Pustaka
Pustaka: 6, 7, 8,9
BAB II SURVEI KONDISI JALAN
2.1.
Pavement Condition Index (PCI)
Pavement Condition Index (PCI) adalah perkiraan kondisi dengan sistem rating untuk menyatakan kodisi perkerasan yang sesungguhnya dengan data yang dapat dipercaya dan obyektif. Pentingnya perencanaan sistem manajemen adalah kemampuan dalam menentukan pekerjaan dari kondisi perkerasan yang ada dan penilaian terhadap kondisi perkerasan. Inti pokok dari pelaksanaan survei kondisi jalan adalah untuk mengetahui jenis kerusakan dan kualitas kerusakan jalan. Apabila semua itu sudah diketahui, maka proses selanjutnya adalah menentukan kondisi jalan (rating PCI) itu masuk dalam kategori jalan rusak ringan, sedang atau berat. Sehingga nantinya dapat
ditentukan jenis pekerjaan untuk menangani
permasalahan tersebut.
2.2.
Tahap-tahap Penentuan Rating PCI
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pengambilan data lapangan. Selanjutnya data yang diperoleh dihitung luas sesuai dengan tingkat serta jenis kerusakan dan persentase dari masing-masing kerusakan tersebut. Langkah berikutnya adalah menghitung nilai PCI untuk tiap sampel unit dari ruas-ruas jalan. Berikut ini akan disajikan cara penentuan nilai PCI 1. Mencari persentase kerusakan (density) Density adalah persentase luas kerusakan terhadap luas sampel unit yang ditinjau, dengan cara membagi luas kerusakan dengan luas sampel unit. Density didapat dengan persamaan Density = l / Lu Dengan, Lu : luas sampel unit yang disurvei l
: luas kerusakan
2. Menentukan deduct value Setelah nilai density diperoleh, kemudian masing-masing jenis kerusakan diplotkan ke grafik sesuai dengan tingkat kerusakannya untuk menentukan nilai deduct value. Grafik untuk menentukan nilai deduct value dapat dilihat pada Lampiran C.
3. Mencari nilai q Syarat untuk mencari nilai q adalah nilai deduct value lebih besar dari 2 dengan menggunakan iterasi. Nilai deduct value diurutkan dari yang besar sampai yang kecil. Sebelumnya dilakukan pengecekan nilai deduct value dengan persamaan Mi = 1 + (9/98)*(100-HDVi) Dengan Mi : nilai koreksi deduct value HDVi : nilai terbesar deduct value dalam satu sampel unit Jika semua nilai deduct value lebih besar dari nilai Mi maka dilakukan pengurangan terhadap nilai deduct value dengan nilai Mi tapi jika ada nilai deduct value yang lebih kecil dari nilai Mi maka tidak dilakukan pengurangan terhadap nilai deduct value tersebut.
4. Mencari nilai Corected deduct value (CDV) Nilai CDV dapat dicari setelah nilai q diketahui dengan cara menjumlahkan nilai deduct value selanjutnya mengeplotkan jumlah deduct value tadi pada grafik CDV sesuai dengan nilai q. Grafik untuk menentukan nilai Corected Deduct Value (CDV) dapat dilihat pada Lampiran D.
5. Menentukan nilai PCI Setelah nilai CDV diketahui maka dapat ditentukan nilai PCI dengan menggunkan persamaan sebagai berikut PCI = 100 – CDV Setelah nilai PCI diketahui dapat ditentukan rating dari sampel unit yang ditinjau dengan mencocokan sesuai kelompok rating yang sudah ditentukan, seperti terlihat Gambar 2.1.
PCI
Rating
0
1
failed very poor
2
4
poor
5
fair
7
goo d
8
100
very excellent good
Gambar 2.1. Rating Kondisi Perkerasan Jalan
pada
Sedangkan untuk menghitung nilai PCI secara keseluruhan dalam satu ruas jalan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut PCIs = ((N-A)*PCIr + A*PCIa) / N Dengan,
2.3.
PCIs
: nilai PCI dalam satu ruas jalan
PCIr
: nilai PCI rata-rata sampel unit dalam satu ruas jalan
PCIa
: nilai PCI rata-rata dari sampel tambahan (bila ada)
N
: jumlah sampel unit yang diseurvei
A
: Jumlah sampel unit tambahan yang disurvei (bila ada)
Macam-macam Kerusakan Jalan
Menurut manual pemeliharaan jalan No. 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, kerusakan jalan dapat dibedakan atas: 1. Retak (cracking) 2. Distorsi (distortion) 3. Cacat permukaan (disintegration) 4. Pengausan (polshed aggregate) 5. Kegemukan (bleeding or flushing) 6. Penurunan pada bekas penanaman utilitas
Menurut metode Pavement Conditiion Index (PCI) jenis-jenis kerusakan jalan dapat dibagi dalam beberapa jenis kerusakan yaitu: 1) Retak buaya (alligator cracking) Retak buaya atau retak kelelahan adalah suatu rangkaian retak yang saling menyambung pada permukaan aspal akibat beban lalu-lintas secara terus menerus. Permulaan retak dimulai dari bawah permukaan aspal, dimana tegangan semakin tinggi akibat beban roda kendaraan. Retak ini mulai terbentuk pada permukaan jalan dalam bentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang saling berkait. Retak buaya sering terjadi pada bagian permukaan aspal yang menerima beban lalu-lintas secara terus menerus, terutama pada garis edar roda kendaraan. Oleh karena itu retak buaya tidak akan terjadi pada semua permukaan aspal, kecuali kalau semua permukaan menerima beban lalu-lintas.
2) Kegemukan (bleeding) Kegemukan terjadi karena pemakaian kadar aspal yang terlalu tinggi pada permukaan jalan sehingga mengakibatkan jalan menjadi licin, seperti kaca dan permukaan jalan kelihatan seperti leleh. Pemakaian aspal yang berlebihan menyebabkan ruang udara menjadi rendah atau sedikit. Semua itu terjadi dimana aspal menutup kerikil pengisi yang ada dalam rongga udara selama cuaca panas. Terjadinya kegemukan secara keseluruhan tidak pada waktu cuaca dingin. 3) Retak kotak-kotak (block cracking) Retak kotak-kotak adalah retak yang saling berkait seperti potongan-potongan empat persegi panjang tanpa pembagi yang ada di permukaan perkerasan. Untuk ukuran retak kotak-kotak bervariasi kira-kira antara 0.3 – 3 m. retak kotak-kotak sebagian besar terjadi disebabkan oleh penyusutan aspal dan pengaruh temperatur setiap hari. Retak kotakkotak biasanya merupakan indikasi penting apakah aspal itu keras atau tidak. Retak kotak-kotak biasanya terjadi pada sebagian besar permukaan perkerasan, tetapi kadangkadang bisa juga terjadi pada daerah yang tidak digunakan untuk lalu-lintas. 4) Cekungan (bumps and sags) Cekungan biasanya terjadi pada suatu bagian pada permukaan perkerasan yang mengalami pemindahan keatas, diantaranya adanya dorongan keatas yang tidak sama. Terjadinya dorongan keatas yang tidak sama disebabkan karena perkerasan yang tidak setabil. Biasanya cekungan yang lebih besar dari tangan disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya a. Terjadinya tekuk pada lapisan perkerasan asphalt concrete (AC) b. Pengaruh cuaca dingin (es) c. Rembesan pada bagian yang retak ditambah dengan beban lalu-lintas Pergeseran kebawah pada permukaan perkerasan terjadi karena adanya penyimpangan dan pemindahan pada permukaan perkerasan. 5) Keriting (corrugation) Keriting sering juga disebut dengan “penggilas” adalah rangkaian seperti punggung bukit atau lembah (riak-riak air) dengan jarak rapat, biasanya jarak ada kurang dari 3 m sepanjang perkerasan. Punggung bukit ini membentuk garis tegak lurus dengan arus lalu-
lintas. Kerusakan seperti ini biasanya disebabkan oleh kombinasi antara arus lalu-lintas dengan tidak setabilnya kondisi lapisan pondasi pada permukaan perkerasan. 6) Amblas (depression) Amblas adalah penurunan elevasi pada suatu permukaan jalan, sehingga lebih rendah dengan elevasi di sekitarnya. Pada waktu turun hujan penurunan ini tidak kelihatan hanya tampak seperti kolam untuk tempat mandi burung. Amblas biasanya disebabkan oleh penurunan tanah atau konstruksi yang jelek. 7) Retak samping jalan (edge cracking) Retak samping jalan sering disebut juga dengan retak garis lintang sejajar dan biasanya dalam 0.3 – 0.6 m pada sebelah luar perkerasan. Keadaan semacam ini karena tekanan lalu-lintas yang begitu sering dan dapat juga disebabkan oleh pengaruh air sehingga mengakibatkan lapisan bawah atau lapisan atas pada samping jalan menjadi lemah. Retak samping jalan ini dapat juga terjadi karena kesukaan pemakai jalan yang menghentikan kendaraan secara mendadak. 8) Retak sambungan (joint reflection cracking) Kerusakan jenis ini hanya terjadi pada lapisan perkerasan aspal (AC). Retak sambungan ini sebagian besar disebabkan oleh arus panas yang ada diatas permukaan (AC) sedang pada lapisan PCC hanya terjadi kelembaban. Kerusakan ini tidak ada hubungannya dengan beban lalu-lintas, biasanya beban lalu-lintas hanya menyebabkan penurunan pada sekitar retak. 9) Pinggir jalan turun vertikal (lane/shoulder drop-off) Pinggir jalan turun vertikal adalah perbedaan elevasi tepi jalan dengan bahu jalan. Keadaan semacam ini disebabkan oleh penggerusan pada bahu jalan, penurunan bahu jalan atau pada waktu pembangunan jalan tidak disamakan dengan elevasi bahu jalan sebelumnya. 10) Retak memanjang atau retak melintang (longitudinal and transverse cracking) Retak memanjang adalah garis lintang sejajar tegak lurus dengan garis tengah perkerasan. Retak memanjang dapat disebabkan oleh: a. Bahan hamparan untuk konstruksi yang jelek b. Penyusunan pada permukaan AC pada temperatur rendah atau pengerasan pada aspal dan atau pengaruh temperatur setiap harinya
c. Retak dapat memantulkan cahaya disebabkan karena retak yang ada dibawah permukaan Retak melintang terjadi secara meluas pada perkerasan kira-kira pada sudut sebelah kanan menuju bagian tengah perkerasan. Kerusakan semacam ini biasanya tidak disebabkan oleh sejenis beban. 11) Tambalan (patching and utility cut patching) Tambalan digunakan untuk menggatikan perkerasan yang rusak dengan material yang baru, sehingga perkerasan jalan dapat digunakan seperti semula. 12) Pengausan agregat (polished aggregate) Kerusakan semacam ini disebabkan oleh tingkat arus lalu-lintas yang padat, dimana campuran yang ada permukaan perkerasan kelihatan licin untuk disentuh. Lekatan antara permukaan perkerasan dengan ban kendaraan sangat berkurang. Dimana porsi agregat yang ada diatas permukaan sedikit. Permukaan perkerasan semacam ini tidak baik untuk kendaraan dengan kecepatan tingi. Tipe kerusakan semacam ini merupakan indikasi dimana tingkat perlawanan atau selip rendah. 13) Lubang (potholes) Lubang adalah salah satu bagian terkecil dari macam-macam kerusakan. Biasanya kedalaman penurunan kurang dari 0.9 m seperti mangkuk pada permukaan jalan. Biasanya kerusakan ini dimulai pada bagian-bagian tepi retak sehingga membentuk lubang. Lalu-lintas yang sering menekan retak kotak-kotak secara terus menerus sehingga mengalami pengikisan pada retak tersebut yang berakibat terjadinya pembentukan lubang pada perkerasan tersebut. Pelepasan butir akan terus berlanjut pada perkerasan karena kualitas permukaan yang jelek, lemahnya pada beberapa bagian struktur atas dan struktur bawah. Terjadinya lubang sebagian berhubungan dengan strukturnya. 14) Rusak pada perlintasan kereta api (railroad crossing) Rusak penyeberangan kereta api adalah penurunan diantara jalur pertemuan antara jalan aspal dengan rel kereta api. 15) Alur (rutting) Alur adalah penurunan pada permukaan perkerasan akibat dari pengaruh garis edar roda mobil. Alur akan kelihatan secara jelas setelah turun hujan, dimana air hujan tersebut mengisi pada bagian penurunan tersebut. Alur yang panjang terjadi pada lapisan tetap dan
biasanya disebabkan oleh beberapa sebab diantaranya adanya beban lalu-lintas yang menekan lapisan perkerasan. 16) Sungkur (shoving) Sungkur terjadi secara permanen, perpindahan secara memanjang pada beberapa bagian permukaan perkerasan yang disebabkan oleh beban lalu-lintas. Dimana lalu-lintas menekan perkerasan. Kerusakan dapat berupa gelombang yang terjal pada permukaan perkerasan. Kerusakan semacam ini hanya terjadi pada perkerasan dengan cairan aspal yang tidak stabil. Sungkur dapat juga terjadi dimana adanya pertambahan panjang karena dorongan pada perkerasan aspal. 17) Patah slip (slippage cracking) Retak patah slip berbentuk seperti bulan sabit atau dapat juga membentuk retak yang menyerupai bulan separuh. Kerusakan semacam ini disebabkan oleh adanya pengeri-man yang mendadak sehingga keadaan perkerasan menjadi tidak berbentuk. Biasanya retak patah slip terjadi karena desain untuk permukaan yang jelek sehingga ikatan menjadi lemah. Retak patah slip nantinya akan menjalar sampai pada lapisan struktur perkerasan. 18) Mengembang jembul (swell) Karakteristik dari mengembang jembul adalah ditandai dengan adanya tonjolan yang cenderung keluar pada lapisan permukaan, tonjolan ini secara sedikit demi sedikit akan membentuk gelombang panjang dengan panjang lebih besar dari 3 m. Adanya kerusakan mengembang jembul ditandai dengan adanya retak-retak pada permukaan tersebut. Kerusakan jenis ini biasanya disebabkan oleh bergelombangnya lapisan tanah dasar.
2.4.
Tingkat Kerusakan Jalan
Untuk dapat menilai kondisi suatu jalan maka diperlukan suatu ketentuan yang dapat menyeragamkan penilaian terhadap kondisi jalan. Ketentuan tersebut merupakan aturanaturan yang memuat tata pelaksanaan kegiatan survei dan tata cara penilaian tingkat kerusakan serta perumusan-perumusannya dengan disertai satuan-satuan yang digunakan dalam pengukuran tingkat kerusakan. Menurut metode Pavement Condition Index (PCI) rating kerusakan jalan dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu
1. Excellent (sempurna), apabila nilai PCI (Pavement Condition Indeks) yaitu tingkat kerusakan jalan dalam suatu sample area yang di tinjau. Untuk sebuah jalan dikatakan sempurna tanpa mengalami kerusakan apabila nilai PCI yaitu antara 86 persen - 100 persen. 2. Very good (baik sekali), apabila nilai PCI dalam satu sample area antara 71 persen - 85 persen. 3. Good (baik), apabila nilai PCI dalam satu sample area antara 56 persen - 70 persen. 4. Fair (sedang), apabila nilai PCI dalam satu sample area antara 41 persen - 55 persen. 5. Poor (buruk), apabila nilai PCI dalam satu sample area antara 26 persen - 40 persen. 6. Very poor (buruk sekali), apabila nilai PCI dalam satu sample area antara 11 persen - 25 persen. 7. Failed (gagal), apabila nilai PCI dalam satu sample area antara 0 persen - 10 persen. Nilai tingkat kerusakan seperti tersebut di atas digunakan untuk semua jenis kerusakan. Apabila nilai rating PCI dari suatu kerusakan sudah diketahui maka dapat ditentukan jenis penanganan dari kerusakan tersebut.
Assessment Pertemuan II
1.
Jelaskan pengertian bangkitan dan tarikan perjalanan!
2.
Sebutkan variabel-variabel yang dapat menjadi variable independen dalam persamaan tarikan perjalanan
3.
Sebutkan perbedaan analisa kerusakan jalan menurut cara Bina Marga dan PCI
4.
Sebutkan berbagai macam tipe kerusakan perkerasan jalan.
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-3
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
Mahasiswa mampu: 1.6. Review analisa kinerja simpang bersinyal 1.7. Review teori Parkir • membedakan
• menghitung kinerja simpang bersinyal tipe-tipe parkir kendaraan • menghitung kinerja tempat parkir • menentukan lokasi survey parkir
√
Web
Soal-tugas
√
Audio/Video
√
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
3
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Kuis
Metode Ajar (STAR)
Aktivitas Mahasiswa
TCL, diskusi
Menyiapkan alat tulis, mencatat materi
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan materi pembelajaran
Pustaka
Pustaka: 1, 5, 8
BAB IV SURVEI SIMPANG BERSINYAL
4.1. Fungsi Sinyal pada Simpang Persimpangan dengan kepadatan lalulintas tertentu perlu untuk dilengkapi dengan sinyal, yang berfungsi untuk: a) Menghindari kemacetan akibat adanya konflik arus lalulintas b) Untuk memberi kesempatan kepada kendaraan dan/atau pejalan kaki dari simpang (kecil) untuk memotong jalan utama c) Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalulintas akibat tabrakan antara kendaraankendaraan dari arah berlawanan Pertemuan arus kendaraan yang melewati simpang akan menimbulkan titik-titik konflik pada area persimpangan tersebut. Gambaran titik konflik yang terjadi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Konflik utama Konflik kedua Arus kendaraan Arus pedestrian
Gambar 4.1. Konflik pada Simpang
4.2. Kapasitas Pendekat Simpang Nilai kapasitas pada simpang bersinyal ditentukan oleh kapasitas masing-masing pendekatnya, yang ditentukan dengan persamaan C = S * g/c dengan,
C : Kapasitas (smp/jam) S : arus jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam pendekat selama sinyal hijau (smp/jam hijau) g : waktu hijau (detik) c : waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan waktu perbahan sinyal yang lengkap
4.3. Prosedur Perhitungan Kapasitas dan Parameter Kinerja Simpang Prosedur perhitungan kapasitas dan parameter kinerja simpang disajikan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, sedangkan bagan alir prosedurnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
LANGKAH A: DATA MASUKAN A-1: Geometrik, pengaturan lalin dan kondisi lingkungan A-2: Kondisi arus lalu lintas
PERUBAHAN Ubah penentuan fase sinyal, lebar pendekat, aturan membelok, dsb
LANGKAH D: KAPASITAS D-1: Kapasitas D-2: Keperluan untuk perubahan
LANGKAH B: PENGGUNAAN SINYAL B-1: Fase awal B-2: Waktu antar hijau dan waktu hilang
LANGKAH C: PENENTUAN WAKTU SINYAL C-1: Tipe pendekat C-2: Lebar pendekat efektif C-3: Arus jenuh dasar C-4: Faktor-faktor penyesuaian C-5: Rasio arus/arus jenuh C-6: Waktu siklus dan waktu hijau
LANGKAH E: PERILAKU LALULINTAS E-1: Persiapan E-2: Panjang antrian E-3: Kendaraan terhenti E-4: Tundaan
Gambar 4.2. Bagan Alir Prosedur Perhitungan Kinerja Simpang Bersinyal
BAB VI SURVEI PARKIR
6.1. Pendahuluan Definisi parkir (PP No 43 tahun 1993) adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Pengertian ini berbeda dengan “berhenti”, yang menurut definisinya adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya.
6.2. Fasilitas Parkir Fasilitas parkir kendaraan yang tersedia dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Parkir di luar badan jalan (Off-street Parking), yaitu fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir dan atau gedung parkir (PP 43/1993) 2. Parkir di badan jalan (On-street Parking), yaitu setiap jalan dapat dipergunakan sebagai tempat berhenti atau parkir apabila tidak dilarang oleh rambu-rambu atau marka atau tanda-tanda lain atau di tempat-tempat tertentu (PP 43/1993) Sedangkan konfigurasi parkir kendaraan, terutama untuk kendaraan beroda empat atau lebih, dapat dikategorikan menjadi beberapa tipe, yaitu: 1. Parkir menyudut (angled parking), yaitu posisi badan kendaraan membentuk sudut dengan arah ruas jalan: a. Menyudut 30° b. Menyudut 45° c. Menyudut 60° d. Menyudut 90° 2. Parkir paralel (parallel parking), posisi badan kendaraan sejajar dengan ruas jalan.
6.3. Satuan Ruang Parkir Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar buka pintu. Dimensi SRP untuk berbagai tipe kendaraan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) No
Jenis Kendaraan
Dimensi SRP (m)
1a
Mobil penumpang Gol I
2.3 x 5
1b
Mobil penumpang Gol II
2.5 x 5
1c
Mobil penumpang Gol III
3.0 s/d 3.6 x 5
2
Bus / Truk
3.4 x 12.5
3
Sepeda Motor
0.75 x 2.0
Sumber: Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, 1998
6.4. Karakteristik Parkir Suatu fasilitas parkir kendaraan dapat dievaluasi dengan menggunakan beberapa parameter yang merefleksikan kinerja tempat parkir tersebut. Karakteristik parkir yang menggambarkan kinerja fasilitas parkir adalah: 6.4.1. Durasi Parkir Durasi parkir adalah rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang diparkir di tempat parkir. Durasi parkir dinyatakan dengan persamaan: Durasi parkir = TOut – TIn dengan: Tin
: Waktu kendaraan masuk ke tempat parkir
Tout : Waktu kendaraan keluar tempat parkir 6.4.2. Akumulasi Parkir Akumulasi parkir didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu tempat parkir pada selang waktu tertentu. Akumulasi parkir dihitung dengan persamaan: Akumulasi = Qin – Qout + Qs dengan: Qin
: ∑ kendaraan yang masuk lokasi parkir
Qout : ∑ kendaraan yang keluar lokasi parkir Qs
: ∑ kendaraan yang telah ada di lokasi parkir sebelum pengamatan dilakukan
6.4.3. Tingkat Pergantian (Parking Turn Over) Tingkat pergantian parkir adalah jumlah kendaraan yang telah memanfaatkan lahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia, yang dinyatakan dengan persamaan:
dengan Qp : jumlah kendaraan yang parkir per interval waktu tertentu, semisal dari jam 07:00 s/d 19:00 6.4.4. Volume Parkir Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya per hari). 6.4.5. Kapasitas Parkir Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. 6.4.6. Indeks Parkir Indeks parkir didefinisikan sebagai persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan 100%.
6.4.7. Rata-rata Durasi Parkir Rata-rata durasi parkir adalah nilai rata-rata lama waktu parkir dari semua kendaraan yang menggunakan fasilitas parkir.
dengan: d1 ... dn
: durasi kendaraan ke 1 s/d ke n
n
: jumlah kendaraan yang parkir
Assessment Pertemuan III
1.
Bagaimana cara menentukan kapasitas simpang bersinyal? Sebutkan perbedaannya dengan simpang tak bersinyal!
2.
Jelaskan tahap-tahap perhitungan kapasitas dan parameter kinerja simpang bersinyal
3.
Jelaskan definisi parkir off-street dan on-street!
4.
Jelaskan beberapa karakteristik parkir yang menggambarkan kinerja tempat parkir
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-4
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
4
Mahasiswa mampu: 2. • mengidentifikasi data-data yang harus dikumpulkan untuk survey lalulintas pengamat diam • melakukan pembagian tugas pengumpulan data • mempersiapkan peralatan survey • mengisi formulir survey lalulintas pengamat diam
2.1.
2.2. 2.3. 2.4.
2.5.
Survei lalulintas dengan pengamat diam Peralatan survei lalulintas pengamatan diam Persiapan lokasi pengamatan Jenis-jenis data Tatacara survei lalulintas pengamat diam Pelaksanaan survei pengamat diam
√
Web
Soal-tugas
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Metode Ajar (STAR)
• Pre test • Keaktifan mahasiswa melakukan survey sesuai dengan pembagian tugasnya mahasiswa
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan melakukan aktivitas pengumpulan data sesuai tugasnya, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
• Mencatat materi • Melakukan survey / pengambilan data di lokasi yang ditentukan
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan formulir survei lalulintas dengan pengamat diam • Menjelaskan tatacara survei lalulintas pengamat diam • Menentukan lokasi survey • Asisten mempersiapkan lokasi • Asisten mempersiapkan peralatan survey • Dosen dan asisten mendampingi pelaksanaan survei
Pustaka
Pustaka: 1, 2, 8
1.8. Survei Lalulintas Pengamat Diam 1.8.1. Persiapan Survei dilakukan pada suatu segmen ruas jalan untuk mencatat/menghitung data volume lalulintas dan kecepatan kendaraan. Ruas jalan yang diamati harus dipersiapkan terlebih dahulu, meliputi: a) Menentukan suatu segmen jalan sepanjang 100 meter untuk menghitung waktu tempuh kendaraan b) Menentukan titik pengamatan tegak lurus pada badan jalan untuk menghitung jumlah kendaraan 1.8.2. Peralatan Survei Peralatan yang digunakan untuk melakukan survei ini adalah a) Hand counter: untuk menghitung volume kendaraan b) Stopwatch: untuk menghitung waktu tempuh kendaraan c) Pita ukur/meteran 50 m: untuk menentukan segmen jalan sepanjang 100 meter pada pengukuran waktu tempuh d) Lakban: untuk menandai titik-titik pengamatan pada permukaan jalan e) Formulir pencatatan 1.8.3. Surveyor/Obyek Pengamatan Kebutuhan jumlah surveyor pada survei ini tergantung pada volume kendaraan dan type kendaraan yang diamati. Obyek yang harus diamati/dicatat adalah waktu tempuh kendaraan dan jumlah kendaraan pada masing-masing arah. Pengamatan dilakukan dengan interval 5 menitan. Selain itu harus dibedakan jenis kendaraan yang diamati, meliputi: a) Sepeda motor roda dua dan tiga b) Kendaraan ringan a. Kendaraan pribadi/Mobil penumpang b. Kendaraan umum micro bus c. Pick up dan mobil hantaran c) Kendaraan berat a. Kendaraan umum bus besar b. Micro truk c. Truk dengan 2 as d. Truk dengan 3 as e. Mobil gandengan/ trailer d) Kendaraan tak bermotor
a. Gerobak b. Sepeda c. Becak 1.8.4. Formulir Survei Data-data yang dikumpulkan dalam pengamatan lapangan diisikan pada formulir survei seperti berikut ini
Assessment Pertemuan IV
1.
Sebutkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan survei lalulintas dengan pengamat diam!
2.
Sebutkan dan jelaskan data-data yang harus dikumpulkan pada survei lalulintas dengan pengamat diam!
3.
Jelaskan prosedur survei lalulintas dengan pengamat diam!
Laboratorium Teknik Transportasi dan Lalulintas Program Diploma Teknik Sipil SV UGM
FORMULIR SURVEI CACAH KENDARAAN (RUAS JALAN)
Hari/tanggal
: ……………………………………………………………
Arah pergerakan: dari ………………. ke ………………..
Nama Jalan
: Jl. ……………………………Kota: ……………………
Cuaca
: cerah / mendung / hujan
Surveyor
: …………………………………
Titik Pengamatan : …………………………………………………………… Kendaraan Ringan Kend. Pribadi Kend. Umum Waktu
………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………...
Bus Besar
Kendaraan Berat Truk
Truk Tronton
Sepeda Motor
Kend. Tak bermotor
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-5
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
5
Mahasiswa mampu: 3. • mengidentifikasi data-data yang harus dikumpulkan untuk survey kondisi jalan
3.1.
3.2.
• mempersiapkan peralatan survey
3.3.
• mengisi formulir survey kondisi kerusakan jalan
3.4.
Web
Soal-tugas
√
Audio/Video
Survei kondisi jalan Peralatan survei kondisi perkerasan jalan Jenis-jenis data kondisi perkerasan Tatacara survei kondisi perkerasan jalan Pelaksanaan survei kondisi jalan
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Metode Ajar (STAR)
• Pre test • Keaktifan mahasiswa melakukan survey sesuai dengan pembagian tugasnya
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan melakukan aktivitas pengumpulan data sesuai tugasnya, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
• Mencatat materi • Melakukan survey / pengambilan data di lokasi yang ditentukan
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan formulir survei kondisi jalan • Menjelaskan tatacara survei kondisi jalan • Menentukan lokasi survei dan asisten mempersiapkan lokasi • Asisten mempersiapkan peralatan survey • Dosen dan asisten mendampingi pelaksanaan survei
Pustaka
Pustaka: 6, 8, 9
2.5. Survei Kondisi Jalan Metode PCI 2.5.1. Data Data yang harus dikumpulkan saat survei kondisi jalan adalah: a. Jenis kerusakan jalan b. Jumlah/luas kerusakan jalan c. Tingkat kerusakan d. Kondisi lingkungan 2.5.2. Bahan dan alat survei Bahan dan alat survei yang dipergunakan adalah sebagai berikut 1. alat-alat tulis 2. meteran 3. formulir penelitian, dapat dilihat pada Gambar 4.2. 2.5.3. Pelaksanaan survei Pelaksanaan penelitian terutama untuk pengambilan data lapangan dapat diuraikan sebagai berikut (Hidayat, 2003): 1. Menentukan jumlah minimum sampel unit yang disurvei a. Sebelum melaksanakan survei, terlebih dahulu menentukan ruas jalan b. Ruas jalan yang telah ditentukan, kemudian ditelusuri dari pangkal sampai ujung untuk mengetahui panjang ruas jalan c. Panjang ruas jalan didapat, selanjutnya menentukan sample unit yang akan disurvei dengan cara, Misal pada ruas jalan Ngawis – Munggur (62) Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul (Hidayat, 2003) Panjang ruas jalan (N) tersebut adalah 1650 m d. Panjang ruas jalan tersebut kemudian dibagi menjadi sampel unit-sampel unit sepanjang 100 m sehingga diperoleh 17 sampel unit, kemudian diplotkan pada ke grafik penentuan jumlah minimum sampel unit seperti pada Lampiran. e. Setelah diplotkan ke grafik diperoleh jumlah sampel unit minimum yang harus disurvei (n) sebanyak 9 buah f. Langkah berikutnya adalah menentukan interval pengamatan, Interval = N/n = 17 / 9 = 1.9 ≈ 2 sehingga sampel unit yang disurvei pada ruas jalan Ngawis – Munggur dapat dilihat pada Gambar 2.2.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
1650 m atau 17 sampel unit
= sampel unit yang disurvei
Gambar 2.2. Penentuan Jumlah Minimum Sampel Unit yang Disurvei pada Ruas Jalan Ngawis – Munggur (62) Kecamatan Karangmojo 2. Pelaksanaan survei lapangan Survei dilakukan secara pengamatan visual terhadap kerusakan-kerusakan yang terdapat pada perkerasan jalan. Hal-hal yang harus diamati dan dicatat dalam formulir pada saat pengamatan adalah tipe kerusakan (ada 19 jenis), tingkat kerusakan (berat, sedang, ringan), kuantitas kerusakan (luas kerusakan). Selanjutnya isian berikutnya dapat dilakukan setelah pelaksanaan survei.
FORMULIR SURVEI KONDISI PERKERASAN JALAN Nama ruas jalan : Fasilitas : Surveyor : 1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan Feature
Alligator Cracking Bleeding Block Cracking Bumbs and Sags Corrugation Depression Edge Cracking
: :
Tanggal : Sample Unit ke : Stationing :
Tipe Kerusakan : 8 Joint Reflection Cr. 13 Pothole 9 Lane / Shoulder (Dropp Off) 14 Railroad Crossing 10 Longitudinal / Transverse 15 Rutting Cracking 16 Shoving 11 Patching and Utility Cut 17 Slippage Cracking Patching 18 Swell 12 Polished Aggregat 19 Weathering / Raveling Tipe, Luas dan Kualitas Kerusakan Jalan
Sketsa Unit Sample
P Lebar
Panjang
Total Kerusaka n
LUAS DAN KUALITAS
TIPE
L M H Perhitungan PCI
Tipe Kerusakan
Kualitas Kerusakan
Deduct Total Corrected Deduct Value ( CDV ) Keterangan :
Density %
Deduct Value PCI
= =
RATING
=
100
-
CDV
Assessment Pertemuan V
1.
Sebutkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan survei kondisi jalan!
2.
Sebutkan dan jelaskan data-data yang harus dikumpulkan pada survei kondisi jalan!
3.
Jelaskan prosedur survei kondisi jalan!
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-6
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
6
Mahasiswa mampu: 4.
Survei penomoran ruas • Membedakan dan simpul kriteria kelas 4.1. Review klasifikasi jalan jalan • mempersiapkan 4.2. Tatacara peta jaringan penomoran ruas jalan dan simpul • menentukan kriteria jalan pada 4.3. Pelaksanaan identifikasi peta jaringan nomor ruas dan jalan simpul jaringan jalan
√
√
√
Web
Soal-tugas
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Metode Ajar (STAR)
• Pre test • Keaktifan mahasiswa melakukan survey sesuai dengan pembagian tugasnya
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan mengerjakan tugas, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
• Melakukan identifikasi nomor dan simpul jalan
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan peta jaringan jalan • Menjelaskan tata cara penomoran ruas dan simpul jalan
Pustaka
Pustaka: 4, 8
BAB III SURVEI PENOMORAN RUAS DAN SIMPUL
3.1.
Pendahuluan
Tata cara penomoran jalan dimaksudkan sebagai acuan dalam menetapkan nomor ruas jalan di dalam kota. Tata cara ini bertujuan untuk menyeragamkan pola dasar cara memberi nomor pada suatu sistim jaringan jalan di dalam kota baik sistim Primer maupun Sekunder, sehingga memudahkan dalam operasional untuk mendapatkan sistim identifikasi terhadap kondisi dan penanganan jaringan jalan. Tata cara ini memuat penomoran ruas jalan pada suatu jaringan jalan di dalam Kotamadya, Kota Administratip, Ibu Kota Kabupaten, dan kota lain yang berpenduduk lebih dari 20.000 jiwa. Jaringan jalan yang akan diberi penomoran meliputi ruas- ruas jalan di dalam kota, yang dalam tahap ini diprioritaskan pada jalan jalan Arteri Primer, Arteri Sekunder, Kolektor Primer dan Kolektor Sekunder.
3.2.
Pengertian
Ruas Jalan, adalah jalan antara dua simpul yang mempunyai karakteristik lalu-lintas yang relatif sama. Kota, adalah suatu daerah yang merupakan simpul jasa distribusi dengan konsentrasi penduduk lebih dari 20.000 jiwa serta mempunyai fungsi sekunder, terdiri dari Kotamadya, Kota Administratip, dan kota-kota lainnya di dalam Kabupaten. Daerah, adalah wilayah yang mempunyai batas administrasi. Simpul, adalah suatu titik dari suatu jaringan jalan yang timbul sebagai akibat adanya persimpangan (termasuk simpang susun), batas kota, atau kegiatan lalu-lintas maupun non lalu-lintas yang memanfaatkan jaringan jalan tersebut, sehingga menimbulkan karakterisrik lalu-lintas yang berbeda pada ruas jalan tersebut. Contoh Kegiatan Non Lalu-lintas yaitu pasar, pabrik, tempat rekreasi dan sebagainya. Nomor Simpul, adalah sederet angka yang berlaku hanya untuk simpul. Nomor Ruas Jalan, adalah nomor ke dua simpul yang mengapit ruas jalan tersebut. Persimpangan, adalah persimpangan antara dua atau lebih ruas jalan yang di dalam buku ini dimaksudkan yang mempunyai karakteristik lalu-lintas hampir sama. Persimpangan dimana salah satu kakinya mempunyai volume lalu-lintas kurang dari 25 % terhadap kaki lainnya tidak dikodefikasikan sebagai simpul.
Peta Ruas Jalan, adalah peta yang menggambarkan ruas-ruas jalan yang berada pada daerah perkotaan. Kode Propinsi/ Kotamadya/ Kota Administratip/Kabupaten/Kota lainnya dalam Kabupaten, adalah kode yang telah ditetapkan oleh Direktorat Pembinaan Jalan Kota dan telah disesuaikan dengan kode yang dikeluar kan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.
3.3.
Kodefikasi
3.3.1. Format. 1. Peta ruas jalan yang akan dipakai menggunakan kertas ukuran A3. 2. Apabila peta dalam 1 kota tidak dapat tergambar seluruhnya pada kertas ukuran A3, maka peta kota tersebut dapat digambar dalam beberapa lembar. 3. Peta digambar dengan jelas dan baik. 4. Disebelah kanan terdapat kolom yang berisikan a. Keterangan mengenai klasifikasi dan status jalan. b. Keterangan mengenai nama dan kode Kota, Propinsi, Kabupaten, Kodya, Kotip dan tahun penvusunan. c. Penggambaran Peta diusahakan agar tidak terlalu kecil dibandingkan ukuran kertas (proporsional). d. Skala garis yang menggambarkan ukuran peta.
3.3.2. Sistim Pemberian Kode. 1. Kode Propinsi diberikan dua angka sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga (contoh : 01, 20, 24) 2. Kode Kodya/ Kotip/ Kabupaten diberikan dua angka, sesuai dengan nomor yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. 3. Kode Kota untuk Kotamadya dan Kota Administratip diberikan angka 00. 4. Kode kota di dalam Kabupaten diberikan 2 (dua) angka sesuai dengan kode yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Pembinanan Jalan Kota. 5. Nomor simpul ditulis dalam 3 angka (contoh 001, 011 dan seterusnya. 6. Penulisan nomor simpul diurut dari angka kecil. 7. Penulisan nomor ruas jalan adalah sebagai berikut: a) Pada Tabel PP QQ RR SSS - SSS dengan,
PP
:
kode Propinsi.
QQ
:
kode Kotamadya/Kota Administratip/Kabupaten.
RR
:
kode kota.
SSS-SSS : Contoh •
nomor simpul ke simpul.
: Nomor ruas jalan di Kodya Bogor, Propinsi Jawa Barat yaitu : 22 71 00 001 - 002
•
Nomor ruas jalan di Kotip Metro, Propinsi Lampung yaitu : 17 90 00 012 013
•
Nomor
ruas
jalan
di
Kota
Muncar,
Kabupaten Banyuwangi, Propinsi
Jawa Timur yaitu 28 10 03 024 - 025
b) Pada Peta Nomor ruas pada peta hanya terlihat nomor simpulnya saja. SSS
:
nomor simpul
Contoh
:
023
3.3.3. Presentasi. 1. Tanda simpul pada peta dibuat titik hitam bulat penuh. 2. Angka simpul sedapat mungldn ditulis di atas tanda simpul. 3. Ukuran angka simpul harus proporsional dan mudah dibaca.
3.4. Prosedur 1. Menyiapkan peta dasar kota yang memuat jaringan jalan dan batas kota menurut format yang telah ditentukan. 2. Menentukan ruas jalan yang akan diberi nomor (jalan Arteri Primer, Arteri Sekunder, Kolektor Primer, Kolektor Sekunder) 3. Melakukan survai lalu-lintas dan situasi sepanjang jalan yang akan diberi nomor untuk mendapatkan data/informasi lapangan mengenai karakteristik lalu-lintas pada ruas jalan dan persimpangan. 4. Menentukan simpul berdasarkan data lapangan dan mengikuti ketentuan yang ada pada buku ini. 5. Cara menentukan nomor simpul di Peta yaitu
a) Membagi kota menjadi empat bagian (kwadran) yang kira-kira sama besar. b) Kwadran I terletak di sisi kiri atas dan kwadran berikutnya mengikuti arah jarum jam. c) Menentukan pusat kwadran di salah satu titik simpul. Titik pusat (titik kwadran) harus merupakan titik simpul yang dianggap mewakili. d) Menetapkan pusat kwadran sebagai nomor 001. e) Menetapkan
nomor
simpul-simpul
pada
kwadran
pertama
dan
kwadran
selanjutnya. Pemberian nomor simpul dimulai dari kwadran pertama dan diurut dimulai dari angka merupakan
yang terkecil. Nomor simpul pada kwadran berikutnya
kelanjutan
dari
nomor
simpul
akhir
dari
kwadran sebelumnya.
Penerapan nomor urut pada setiap kwadran dilakukan berdasarkan rute. f) Bila ada penambahan ruas dan simpul, maka nomor simpul tersebut harus merupakan kelanjutan nomor simpul yang terakhir. g) Nomor ruas jalan pada suatu kota dapat ditinjau kembali secara berkala menurut kebutuhan. 6. Membuat daftar ruas jalan per kota dalam bentuk tabel dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Membuat daftar nomor ruas secara urut mulai dengan nomor simpul yang terkecil, contoh: Kota : Bale Endah (01) Kabupaten : Bandung (06) Propinsi : Jawa Barat (22) No
Nomor Ruas
Nama Jalan
Panjang (m)
Fungsi
1540
Kolektor Sekunder Arteri Primer Arteri Sekunder
1
001 – 013
Teuku Cik Ditiro
2
001 – 027
Patimura
2340
3
002 -003
Sudirman
3750
Status Kabupaten Nasional Kabupaten
b) Membuat daftar ruas jalan menurut urutan alphabetik nama ruas jalan, contoh No
Nomor Ruas
Nama Jalan
Panjang (m)
1
001 – 027
Patimura
2340
2
002 -003
Sudirman
3750
3
001 – 013
Teuku Cik Ditiro
1540
Fungsi
Status
Arteri Primer Arteri Sekunder Kolektor Sekunder
Nasional Kabupaten Kabupaten
Assessment Pertemuan VI
1.
Sebutkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan survei penomoran ruas dan simpul!
2.
Jelaskan prosedur penomoran ruas dan simpul!
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-7
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
7
Mahasiswa mampu: 5. • mengidentifikasi data-data yang harus dikumpulkan untuk survey simpang bersinyal
5.1.
5.2.
• mempersiapkan peralatan survey
5.3.
• melakukan pembagian tugas pengumpulan data
5.4.
• mengisi formulir survey simpang bersinyal
Survei simpang bersinyal Peralatan survei simpang bersinyal Jenis-jenis data survei simpang bersinyal Tatacara survei simpang bersinyal Pelaksanaan survei simpang bersinyal
√
Web
Soal-tugas
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Metode Ajar (STAR)
• Pre test • Keaktifan mahasiswa melakukan survey sesuai dengan pembagian tugasnya
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan melakukan aktivitas pengumpulan data sesuai tugasnya, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
• Mencatat materi • Melakukan survey / pengambilan data di lokasi yang ditentukan
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan formulir survei simpang bersinyal • Menjelaskan tatacara survei simpang bersinyal • Menentukan lokasi survei • Asisten mempersiapkan lokasi • Asisten mempersiapkan peralatan survei • Dosen dan asisten mendampingi pelaksanaan survei
Pustaka
Pustaka: 1, 8
4.4. Survei Simpang Bersinyal 4.4.1. Persiapan Survei dilakukan pada suatu persimpangan bersinyal untuk mencatat/menghitung data volume lalulintas. Sebelum mulai menghitung volume lalulintas, harus diamati dan dicatat data-data berikut ini: a) Geometrik simpang: lebar lengan pendekat, lebar bagian masuk/keluar b) Sinyal lampu lalulintas: waktu hijau, merah kuning, waktu siklus 4.4.2. Peralatan Survei Peralatan yang digunakan untuk melakukan survei ini adalah a) Hand counter: untuk menghitung volume kendaraan b) Stopwatch/arloji untuk menghitung waktu sinyal c) Formulir pencatatan 4.4.3. Surveyor/Obyek Pengamatan Kebutuhan jumlah surveyor pada survei ini tergantung pada volume kendaraan, type kendaraan yang diamati, dan banyaknya pergerakan pada lengan simpang. Obyek yang harus diamati/dicatat adalah jumlah kendaraan pada masing-masing arah dan tujuan. Pengamatan dilakukan dengan interval 15 menitan. Selain itu harus dibedakan jenis kendaraan yang diamati, meliputi: e) Sepeda motor roda dua dan tiga f) Kendaraan ringan a. Kendaraan pribadi/Mobil penumpang b. Kendaraan umum micro bus c. Pick up dan mobil hantaran g) Kendaraan berat a. Kendaraan umum bus besar b. Micro truk c. Truk dengan 2 as d. Truk dengan 3 as e. Mobil gandengan/ trailer h) Kendaraan tak bermotor a. Gerobak b. Sepeda c. Becak
4.4.4. Formulir Survei Data-data yang dikumpulkan dalam pengamatan lapangan diisikan pada formulir survei seperti berikut ini
Assessment Pertemuan VII
1.
Sebutkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan survei simpang bersinyal!
2.
Sebutkan dan jelaskan data-data yang harus dikumpulkan pada survei simpang bersinyal!
3.
Jelaskan prosedur survei simpang bersinyal!
Laboratorium Teknik Transportasi dan Lalulintas Program Diploma Teknik Sipil SV UGM FORMULIR SURVEI CACAH KENDARAAN (Simpang) Kendaraan Ringan Kend. Pribadi Kend. Umum Waktu
………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………... ………… - ………...
Hari/tanggal
: ………………………………………
Nama Simpang : ….…………………… Cuaca
: cerah / mendung / hujan
Surveyor
: …………………………………
Bus Besar
Kendaraan Berat Truk
Truk Tronton
No pergerakan: ……… Sepeda Motor
Kend. Tak bermotor
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-8
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
8
Mahasiswa mampu: 6.
Survei wawancara • mengidentifikasi rumah tangga data-data yang 6.1. Peralatan survei harus wawancara dikumpulkan untuk wawancara 6.2. Tatacara survei wawancara • mempersiapkan formulir survey 6.3. Pelaksanaan survei wawancara • mengisi formulir rumah tangga survey wawancara
√
Web
Soal-tugas
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Metode Ajar (STAR)
Aktivitas Mahasiswa
• Pre test • Keaktifan mahasiswa melakukan survey sesuai dengan pembagian tugasnya
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan melakukan aktivitas pengumpulan data sesuai tugasnya, didampingi asisten
Melakukan wawancara dengan responden yang ditentukan
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan formulir survei wawancara • Menjelaskan tatacara survei wawancara • Menentukan kriteria responden masing-masing group
Pustaka
Pustaka: 3, 8
BAB V SURVEI WAWANCARA RUMAH TANGGA
5.1. Pendahuluan Tujuan survai wawancara rumah adalah untuk memperoleh informasi dasar dalam rangka untuk mempersiapkan sistem transportasi kota dimasa depan dengan mensurvai "pola pergerakan dalam sehari" dari tempat tinggal di kota yang di survai dengan kota lain di sekitarnya dengan menggunakan sarana angkutan yang ada seperti kereta apa, bus dan mobil. Yang akan difokuskan pada survai ini adalah orangnya dengan mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan utama apakah maksud dan tujuan perjalan? dari mana dan mau kemana, dengan jenis transportasi apa dan kapan bergerak? Informasi utama yang diinginkan salam survai wawancara rumah adalah pergerakan orang perjalanan orang. Untuk itu diperlukan pemahaman pengertian tentang perjalan sesuai\ dengan tujuan survai.
5.2. Tata Cara Survei Perjalanan Orang Survai wawancara rumah dapat dilakukan dengan mengunjungi keluarga yang akan disurvai beberapa hari sebelum hari survei, dan menjelaskan bagaimana cara pengisian formulir. Selanjutnya petugas survai meninggalkan formulir survai pada keluarga tersebut. Sehari setelah hari survai, para petugas survai kembali mengunjungi keluarga tersebut, memeriksa formulir-formulir survai yang telah diisi oleh responden, kemudian megumpulkan formulir tersebut. Apabila responden belum mengisi formulir survai, petugas survai mengadakan wawancara dengan respoden untuk mendapatkan data-data yang kurang dan menuliskan pada formulir survai. Informasi mengenai survai dapat dimasukkan dalam surat kabar, radio dan televisi.
5.3. Penentuan Sampel Penduduk yang di Survai Adalah kurang praktis dan tidak perlu untuk melakukan wawancara dengan melibatkan seluruh
penduduk
di
daerah
studi.
Hal
ini
mengingat
adanya
kecenderungan
keseragaman perjalanan pada zona-zona tertentu. Untuk itu, survai dapat dilakukan dengan melakukan seleksi terhadap total jumlah penduduk. Responden yang disurvai harus mewakili seluruh
penduduk dan untuk itu ditentukan dengan menggunakan metode
statistik, dimana penduduk dipilih secara random. Dengan sampel, biaya, waktu dan tenaga
untuk survai dapat dikurangi.
Ada 3 metode dasar yang dapat digunakan dalam menentukan sampel. a) Masing-masing penduduk diberi nomor yang selanjutnya dikocok dan diambil secara acak. b) Sampel dapat ditentukan dari tabel angka random. c) Angka awal dipilih dari daftar dan selanjutnya tiap selang sejumlah n penduduk diinterview seperti: angka 2, 12, 24 dan seterusnya sesuai dengan daftar nomor sensus penduduk atau daftar nomor rumah. Cara
tersebut
dapat
ditingkatkan
ketelitiannya
dengan
pengelompokan
sebelum
pemilihan sampel secara random. Rumah-rumah dapat dikelompokkan atas tipe rumah, jumlah penghuni atau perkiraan nilai rumah untuk meyakinkan bahwa semua dapat terwakili. Secara praktis, besarnya sampel dibatasi oleh alasan biaya, waktu dan tenaga. Disini diperlukan kompromi antara ideal dan praktis, dengan pertimbangan-pertimbangan seperti jumlah penduduk, dimana secara umum makin besar jumlah penduduk makin kecil persentasi jumlah penduduk yang disurvai. Dalam hubungan dengan jumlah penduduk di daerah studi, jumlah sampel yang diambil dapat mengacu pada Tabel 5.1, apabila biaya memungkinkan. Tabel 5.1. Besarnya Sampel terhadap Jumlah Penduduk Jumlah penduduk
Besarnya Sampel (%)
300.000
10
300.000 – 500.000
7
500.000 – 1.000.000
5
> 1.000.000
4
Di dalam praktek jumlah sampel yang sering diambil diperkirakan.sekitar 2% - 5%. Seluruh kota dibagi atas zona-zona sedemikian rupa, sehingga tiap zona akan diwakili sebesar sampel yang diambil dengan pemilihan sampel seperti metode yang telah diberikan. 5.4. Waktu Survai Penentuan hari survai sebaiknya dipilih pada hari-hari dimana penduduk dianggap melakukan kegiatan rutin yaitu hari Selasa, Rabu dan Kamis. Dalam hal ini, hari survai adalah hari dimana perjalanan dari orang yang akan disurvai (responden) adalah selama 24 jam diantara hari Selasa, Rabu atau Kamis.
' 5.5. Fungsi Petugas Survai Survai dimaksudkan untuk mengetahui data yang sebenarnya dan untuk itu perlu dilaksanakan secara benar. Pelaksanaan survai yang benar adalah pekerjaan yang sangat penting dalam survai perjalanan orang. Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa kualitas hasil survai tergantung pada kualitas dari pada kebenaran pelaksanaan survai, karena perencanaan survai yang baik dan pengumpulan/analisa dengan piranti yang canggih yaitu komputer tidak dapat menggambarkan kesimpulan yang sebenarnya jika pelaksanaan survai tidak benar.
Tugas ini tidak dapat diselesaikan tanpa kerjasama yang baik dari orang-orang yang disurvai. Oleh karena itu, petugas survai harus berusaha untuk dapat bekerja sama dengan orang yang disurvai. Dalam survai ini, kantor pelaksana survai perlu pula mengeluarkan kartu pengenal untuk petugas survai.
5.6. Informasi yang Diperlukan Tujuan dari survai wawancara rumah adalah mencatat "pergerakan orang" seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya. Untuk memperoleh data "pergerakan orang" ,keterangan yang diperlukan adalah sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah disusun pada lembar survai wawancara rumah terlampir. Informasi yang diperlukan dapat dikelompokkan atas data keluarga, data pribadi, dan data perjalanan. 1.
Untuk data keluarga, informasi yang ditanyakan meliputi : a) Alamat rumah. b) Tersedia tidaknya telepon. c) Daya listrik yang terpasang d) Jenis bangunan e) Jumlah anggota keluarga f) Jumlah orang yang tinggal bersama, tetapi bukan anggota keluarga; jumlah orang yang bekerja pada keluarga serta jumlah orang yang menyewa kamar g) Jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki.
Sebagai tambahan, informasi tentang pendapatan keluarga dapat ditanyakan apabila memungkinkan.
Salah
satu
pendekatan
untuk
memperoleh
gambaran tingkat
pendapatan adalah dengan membuat korelasi dengan jenis pemilikan rumah, daya listrik,
telepon dan pemilikan kendaraan.
2.
Untuk data pribadi, informasi yang ditanyakan meliputi: a) Jenis kelamin. b) Umur responden. c) Nama dan alamat tempat kerja dan/atau nama dan alamat sekolah d) Kondisi pekerjaan. e) Status jabatan dalam pekerjaan f) Jenis lapangan pekerjaan.
3.
Untuk data perjalanan informasi yang diperlukan meliputi: a) Tempat keberangkatan (dan alamatnya). b) Waktu keberangkatan. c) Maksud perjalanan ke tempat tujuan. d) Tempat tujuan (dan alamatnya) e) Waktu sampai ketempat tujuan. f) Sarana transportasi serta perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu angkutan umum serta untuk parkir kendaraan pribadi. g) Setir sendiri atau tidak. viii. Jumlah penumpang.
Lembar survai wawancara rumah terlampir dilengkapi dengan alokasi kolom yang dapat memudahkan dalam pengolahan data dengan komputer.
Laboratorium Teknik Transportasi dan Lalulintas Program Diploma Teknik Sipil SV UGM FORMULIR SURVEI WAWANCARA RUMAH TANGGA Hari/tanggal : ……………………………….
Interviewer : ……………………………….
Bagian A. Data Pribadi 1. Nama
: ………………………………………………
3. Umur
: …………… tahun
4. Pekerjaan
: ………………………………………………
2. Jenis Kelamin: L / P
5. Alamat kantor
: ………………………………………………………………………………………..
6. Kondisi pekerjaan
: ………………………………………………
7. Penghasilan : Rp. …………………………. / bulan
Bagian B. Data Keluarga 1. Alamat rumah : ……………………………………………………………………………………………. 2. Fasilitas a.
:
Telpon : ada / tidak ada
b. Daya listrik: ………………….watt
3. Jenis bangunan rumah
: ……………………………
4. Jumlah anggota keluarga
: …………………………… orang
5. Jumlah anggota dalam satu rumah : ……………………. orang 6. Jumlah kendaraan yang dimiliki : ………… mobil; …..……….motor; ………….sepeda 7. Jumlah anggota keluarga yang melakukan perjalanan harian: ……………. orang
Bagian C. Data Perjalanan Harian Keluarga Variabel
Anggota Keluarga 1
Anggota Keluarga 2
Anggota Keluarga 3
…………… WIB
…………… WIB
…………… WIB
………………………..
………………………..
………………………..
………………………..
………………………..
………………………..
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
…………………………
4. Waktu perjalanan
…………… menit
…………… menit
…………… menit
5. Jenis kendaraan
…………………………
…………………………
…………………………
…………… menit
…………… menit
…………… menit
ya / tidak
ya / tidak
ya / tidak
…………… orang
…………… orang
…………… orang
1. Jam berangkat 2. Maksud perjalanan: a. bekerja; b. sekolah; c. lainnya (sebutkan) 3. Alamat tujuan
6. Waktu tunggu angk. umum 7. Menyetir sendiri 8. Jumlah penumpang
- Terima kasih atas kerjasamanya -
Assessment Pertemuan VIII
1.
Sebutkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan survei wawancara!
2.
Sebutkan dan jelaskan data-data yang harus dikumpulkan pada survei wawancara!
3.
Jelaskan prosedur survei wawancara!
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-9
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
9
Mahasiswa mampu: 7. • mengidentifikasi 7.1. data-data yang harus 7.2. dikumpulkan untuk survey parkir 7.3. • mempersiapkan peralatan survey 7.4. • melakukan pembagian tugas pengumpulan data • mengisi formulir survey parkir
Survei parkir Peralatan survei parkir Persiapan lokasi pengamatan parkir Tatacara survei parkir Pelaksanaan survei parkir
√
Web
Soal-tugas
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Metode Ajar (STAR)
Aktivitas Mahasiswa
• Pre test • Keaktifan mahasiswa melakukan survey sesuai dengan pembagian tugasnya
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan melakukan aktivitas pengumpulan data sesuai tugasnya, didampingi dosen dan asisten
Melakukan survey / pengambilan data di lokasi yang ditentukan
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan formulir survei parkir • Menjelaskan tatacara survei parkir • Menentukan lokasi survei • Asisten mempersiapkan peralatan survei • Dosen dan asisten mendampingi pelaksanaan survei
Pustaka
Pustaka: 5, 8
6.5. Survei Pakir 6.5.1. On-street parking Karakteristik parkir on-street adalah area parkir tersebut tidak mempunyai titik spesifik untuk keluar masuk kendaraan, sehingga survei parkir pada area on-street parking dilakukan dengan cara patroli. Prosedur pelaksanaan survei patroli adalah sebagai berikut: 1. Daerah studi dibagi menjadi beberapa daerah patroli yang ukurannya ditetapkan sedemikain rupa agar 1 surveyor dapat menyelesaikan patroli lengkap setiap periode waktu tertentu (misalnya 15 menit). 2. Setiap ruang parkir diberi nomor. 3. Selama patroli dicatat nomor kendaraan yang berada pada tiap nomor ruang parkir. 4. Durasi parkir dihitung dengan mengalikan periode waktu 1 patroli dengan frekuensi suatu kendaraan dijumpai secara berturutan.
6.5.2. Off-street parking Pada fasilitas parkir tipe off-street, terdapat pintu masuk dan pintu keluar yang digunakan sebagai akses oleh kendaraan yang menggunakan fasilitas parkir tersebut. Dengan demikian survei pada area off street parking dapat dilakukan di gerbang parkir. Surveyor cukup mencatat nomor kendaraan yang masuk maupun keluar di pintu masuk/keluar. Prosedur pelaksanaan survey ini adalah sebagai berikut 1. Kendaraan yang keluar dan masuk gerbang parkir dicatat nomor kendaraannya dan waktu keluar / masuknya. 2. Pencatatan waktu dilakukan sampai ke menit terdekat. 3. Durasi parkir dihitung dengan menghitung waktu keluar dan waktu masuk.
6.6. Formulir Survei Parkir Formulir survei parkir on-street dan off-street parking adalah:
Assessment Pertemuan IX
1.
Sebutkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan survei parkir!
2.
Sebutkan dan jelaskan data-data yang harus dikumpulkan pada survei parkir!
3.
Jelaskan prosedur survei parkir!
Laboratorium Teknik Tansportasi dan Lalulintas Program Diploma Teknik Sipil SV UGM
FORMULIR SURVEI PARKIR (SISTEM PATROLI)
Hari/tanggal: ……………………………….
Cuaca: cerah / mendung / hujan
Lokasi Survei: ………………………………
Surveyor : ……………………………
Interval: ………………menitan Interval ke: …….. Jam : …….. - ……… No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Plat kend.
Type
Interval ke: …….. Jam : …….. - ……… No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Plat kend.
Type kendaraan: S: sepeda motor; M: mobil
Type
Interval ke: …….. Jam : …….. - ……… No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Plat kend.
Type
Interval ke: …….. Jam : …….. - ……… No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Plat kend.
Type
Laboratorium Teknik Transportasi dan Lalulintas Program Diploma Teknik Sipil SV UGM Hari/tanggal
: ……………………………….
Lokasi Survei : ……………………………….
FORMULIR SURVEI PARKIR (TAMAN/TEMPAT PARKIR) Cuaca : cerah / mendung / hujan Surveyor : …………………………………
Type penghitungan: Kend. Masuk / Keluar
Jam
Waktu Menit Detik
Nomor Plat kendaraan
Type kendaraan: S: sepeda motor; M: mobil
Type kend.
Jam
Waktu Menit Detik
Nomor Plat kendaraan
Type kend.
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-10
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
10
Mahasiswa mampu: 8. • mengidentifikasi data-data yang harus dikumpulkan untuk survey
8.1.
• mempersiapkan peralatan survey • melakukan pembagian tugas pengumpulan data
8.2.
• mengisi formulir survey
8.3.
8.4.
Survei lalulintas dengan pengamatan bergerak Peralatan survei lalulintas pengamat bergerak Jenis-jenis data survei lalulintas pengamat bergerak Tatacara survei lalulintas pengamat bergerak Pelaksanaan survei lalulintas dengan pengamat bergerak
√
Web
Soal-tugas
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
Metode Ajar (STAR)
• Pre test • Keaktifan mahasiswa melakukan survey sesuai dengan pembagian tugasnya
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan melakukan aktivitas pengumpulan data sesuai tugasnya, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
• Mencatat materi • Melakukan survey / pengambilan data di lokasi yang ditentukan
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan formulir survei lalulintas dengan pengamat bergerak • Menjelaskan tatacara survei • Menentukan lokasi survey • Mempersiapka n kendaraan survei • Asisten mempersiapkan peralatan survei
Pustaka
Pustaka: 1, 2, 8
7.3. Survei Moving Car Observer Cara pelaksanaan survei ini adalah dengan menggunakan sebuah kendaraan pengamat yang melakukan perjalanan pada masing-masing arah di suatu ruas jalan tertentu yang diketahui panjangnya, dianjurkan dilakukan sebanyak 6 kali tiap arah atau setidaknya 3 kali tiap arahnya. Untuk pelaksanaan survei ini dibutuhkan minimal 3 orang personil pelaksana, 1 orang pengemudi dan 1 unit kendaraan penumpang. Personil pelaksana pertama bertugas mencacah kendaraan yang berpapasan dengan kendaraan yang dipakai untuk pengukuran. Personil pelaksana kedua bertugas mencacah kendaraan yang menyalip atau disalip oleh kendaraan yang dipakai untuk pengukuran. Pencacahan dapat dilakukan dengan menggunakan hand counter, sedangkan waktu dapat diukur dengan menggunakan stopwatch dan jam. Pengukuran biasanya dilakukan di suatu bagian jaringan jalan yang mencakup beberapa pertemuan jalan utama. Kelambatan di pertemuan jalan tersebut dicatat pada saat kendaraan pengukuran melewati pertemuan jalan tersebut. Apabila banyaknya kendaraan yang menyalip sama dengan banyaknya kendaraan yang disalip, maka kecepatan kendaraan pengukuran sama dengan kecepatan rata-rata lalu lintas. Data yang harus dicatat adalah: a)
Panjang ruas jalan yang diamati (L)
b) Waktu berhenti atau berjalan sangat lambat, yaitu total waktu hambatan yang dialami selama perjalanan survei c)
Waktu perjalanan dari titik awal ke titik akhir / dari A ke B (tab), yaitu waktu tempuh total perjalanan
d) Jumlah kendaraan yang disiap saat berjalan dari titik awal ke titik akhir, jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor e)
Jumlah kendaraan yang menyiap saat berjalan dari titik awal ke titik akhir, jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor
f)
Jumlah kendaraan yang berpapasan / kendaraan yang berjalan dari arah berlawanan (Mab), jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor
g) Pada saat berjalan dari B ke A data sejenis juga didapatkan (dengan notasi berlawanan); tba, Oba, Mba Parameter volume lalulintas, waktu rerata perjalanan, dan kecepatan rata-rata lalulintas dapat dihitung dengan cara:
a)
Jumlah kendaraan yang disiap – jumlah kendaraan yang menyiap saat berjalan dari titik awal ke titik akhir (Oab dan Oba), jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor
b) Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B (tab’);
c)
Volume lalu lintas rata-rata dari A ke B (qab);
d) Kecepatan rata-rata lalulintas dari A ke B (Sab)
7.4. Formulir Survei Moving Car Observer Formulir survei moving car observer dapat dilihat pada lembar terakhir.
Assessment Pertemuan X
1.
Sebutkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan survei lalulintas pengamat bergerak (moving car observer)!
2.
Sebutkan dan jelaskan data-data yang harus dikumpulkan pada survei moving car observer!
3.
Jelaskan prosedur survei moving car observer!
Laboratorium Teknik Transportasi dan Lalulintas Program Diploma Teknik Sipil SV UGM Hari/tanggal : ……………………………….
Cuaca
FORMULIR SURVEI MOVING CAR OBSERVER : cerah / mendung / hujan
Waktu
Surveyor
: …………………………………
: ……………………………….
Lokasi Survei : …………………………………………… Rute Survei: ……………….………………………………….. panjang : ……………………. m / km Titik Kontrol
No awal
J: Jam; M: Menit; D: Detik
akhir
Waktu Awal J
M
D
Waktu Henti J
M
D
Waktu Akhir J
M
D
Sebab Henti
Waktu tempuh (menit)
Kendaraan Menyiap
Kendaraan Disiap
Kendaraan Berpapaan
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-11
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
Mahasiswa mampu 9. menghitung kinerja ruas jalan menggunakan data survey pengamat diam dan pengamat bergerak 9.1. 9.2. 9.3. 9.4.
9.5.
Analisa data survei lalulintas pengamatan diam dan pengamat bergerak Kecepatan kendaraan Volume kendaraan Kepadatan kendaraan Grafik hubungan volume, kecepatan, dan kepadatan kendaraan Kapasitas jalan
√
Web
√
Soal-tugas
√
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
11
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
• Keaktifan mahasiswa Menganalisa data sesuai dengan pembagian tugasnya
Metode Ajar (STAR)
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan menganalisa data yang telah dikumpulkan, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan laptop / komputer, • Melakukan tahap-tahap hitungan / analisa
• Menjelaskan tahap-tahap analisa data • Memeriksa hasil analisa masing-masing grup
Pustaka
Pustaka: 1, 2, 8
Survei Lalulintas Pengamat Diam 1.9. Model Greenshiel Rumus dasar q= µ s * k Penurunan
dengan, q
= arus (smp/jam)
k
= kerapatan (smp/km)
µ s = kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) (km/jam) µ f = kecepatan arus bebas (free flow speed) (km/jam) kj
= kerapatan puncak, kerapatan dalam kondisi macet (jam density) (smp/km)
Grafik hubungan antara kecepatan, arus, dan kepadatan dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Grafik Hubungan antara Kecepatan, Arus, dan Kepadatan
Survei Lalulintas Pengamat Bergerak 7.5. Survei Moving Car Observer Parameter volume lalulintas, waktu rerata perjalanan, dan kecepatan rata-rata lalulintas dapat dihitung dengan cara: a)
Jumlah kendaraan yang disiap – jumlah kendaraan yang menyiap saat berjalan dari titik awal ke titik akhir (Oab dan Oba), jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor
b) Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B (tab’);
c)
Volume lalu lintas rata-rata dari A ke B (qab);
d) Kecepatan rata-rata lalulintas dari A ke B (Sab)
Assessment Pertemuan XI
Tidak ada assessment
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-12
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
Mahasiswa mampu 10. Analisa data menghitung kinerja survei simpang simpang bersinyal bersinyal dan menggunakan data kondisi jalan survey 10.1. Geometri simpang 10.2. Volume kendaraan simpang 10.3. Perhitungan fase dan sinyal 10.4. Faktor penyesuaian 10.5. Perhitungan arus 10.6. Kapasitas lengan simpang, derajat kejenuhan, tundaan, antrian 10.7. Menentukan deduct value dan corrected deduct value untuk masing-masing tipe kerusakan jalan 10.8. Menentukan rating PCI
√
Web
√
Soal-tugas
√
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
12
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
• Keaktifan mahasiswa Menganalisa data sesuai dengan pembagian tugasnya
Metode Ajar (STAR)
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan menganalisa data yang telah dikumpulkan, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan laptop / komputer, • Melakukan tahap-tahap hitungan / analisa
• Menjelaskan tahap-tahap analisa data • Memeriksa hasil analisa masing-masing grup
Pustaka
Pustaka: 1, 8
Survei Simpang Bersinyal 4.5. Kapasitas Pendekat Simpang Nilai kapasitas pada simpang bersinyal ditentukan oleh kapasitas masing-masing pendekatnya, yang ditentukan dengan persamaan C = S * g/c dengan, C : Kapasitas (smp/jam) S : arus jenuh, yaitu arus berangkat rata-rata dari antrian dalam pendekat selama sinyal hijau (smp/jam hijau) g : waktu hijau (detik) c : waktu siklus, yaitu selang waktu untuk urutan waktu perbahan sinyal yang lengkap
4.6. Prosedur Perhitungan Kapasitas dan Parameter Kinerja Simpang Prosedur perhitungan kapasitas dan parameter kinerja simpang disajikan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997, sedangkan bagan alir prosedurnya dapat dilihat pada Gambar 4.2.
LANGKAH A: DATA MASUKAN A-1: Geometrik, pengaturan lalin dan kondisi lingkungan A-2: Kondisi arus lalu lintas
PERUBAHAN Ubah penentuan fase sinyal, lebar pendekat, aturan membelok, dsb
LANGKAH D: KAPASITAS D-1: Kapasitas D-2: Keperluan untuk perubahan
LANGKAH B: PENGGUNAAN SINYAL B-1: Fase awal B-2: Waktu antar hijau dan waktu hilang
LANGKAH C: PENENTUAN WAKTU SINYAL C-1: Tipe pendekat C-2: Lebar pendekat efektif C-3: Arus jenuh dasar C-4: Faktor-faktor penyesuaian C-5: Rasio arus/arus jenuh C-6: Waktu siklus dan waktu hijau
LANGKAH E: PERILAKU LALULINTAS E-1: Persiapan E-2: Panjang antrian E-3: Kendaraan terhenti E-4: Tundaan
Gambar 4.2. Bagan Alir Prosedur Perhitungan Kinerja Simpang Bersinyal
Survei Kondisi Jalan 3. Cara pengolahan data Survei Kerusakan Jalan Sebagai contoh adalah sampel unit 15, (sta. 1+400 – 1+500) ruas jalan Ngawis Munggur (62) Kecamatan Karangmojo (Hidayat, 2003). . a. Menentukan persentase kerusakan (density) Setelah data diperoleh kemudian dikelompokkan dan dijumlahkan secara keseluruhan untuk setiap tipe kerusakan dan tingkat kerusakan, seperti contoh data berikut terhadap dua jenis kerusakan -
jenis kerusakan lubang, kualitas kerusakan ringan (L) dengan luas (l) 0.42 m2, kerusakan sedang (M) dengan luas (l) 2.52 m2 dan kerusakan berat (H) dengan luas (l) 2.37 m2
-
jenis kerusakan retak memanjang, kualitas kerusakan ringan (L) dengan luas (l) 2.21 m2, kerusakan sedang (M) dengan luas (l) 0.96 m2
selanjutnya density untuk tiap kerusakan dihitung dengan persamaan 3.1., hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Nilai Density pada Sampel Unit 15, Ruas Ngawis - Munggur Tipe Kerusakan Lubang
Retak memanjang
Kualitas kerusakan L M H L M
Density (%) 0.120 0.720 0.677 0.631 0.274
b. Menentukan nilai Deduct Value Langkah berikutnya adalah mengeplotkan nilai density ke grafik deduct value sesuai dengan jenis/tipe kerusakan. Grafik-grafik deduct value tersebut dapat dilihat pada Lampiran C. Nilai deduct value pada tiap kerusakan pada contoh diatas dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Nilai Deduct Value pada Sampel Unit 15, Ruas Ngawis - Munggur Tipe Kerusakan Lubang
Retak memanjang TOTAL
Kualitas kerusakan L M H L M
Density (%) 0.120 0.720 0.677 0.631 0.274
Deduct Value 2.5 25 43 0 0 70.5
c. Menentukan nilai q = 1 Pada perkerasan lentur syarat nilai deduct value adalah lebih besar dari 2. Apabila hanya terdapat satu jenis kerusakan dan satu kualitas kerusakan dan nilai deduct value lebih besar dari 2 maka nilai q yang dipakai adalah q = 1, bila nilai deduct value kurang dari 2, misal 1.5 maka nilai CDV adalah 1.5 karena pada grafik CDV dengan q = 1 garisnya membentuk sudut 45°. Jika terdapat lebih dari satu jenis kerusakan dengan kualitas kerusakan juga lebih dari satu, maka untuk mencari nilai q =1 dilakukan dengan iterasi dengan nilai q awal adalah sebanyak deduct value dengan nilai lebih dari 2. Sebelum dilakukan iterasi, terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap nilai deduct value, dengan persamaan 3.2. Apabila nilai M lebih kecil dari semua nilai deduct value, maka nilai deduct value dikurangi dengan nilai M. Jika ada salah satu nilai deduct value lebih kecil dari M, tidak dilakukan pengurangan nilai tetapi nilai deduct value semula yang digunakan. Nilai M pada contoh diatas adalah 6.235, yaitu lebih besar dari 2.5 sehingga nilai deduct value semula yang digunakan. Tabel 2.3. Iterasi untuk Menentukan q = 1 Iterasi ke
d.
1.1
Deduct Value
Jumlah
q
1
43
25
2.5
70.5
3
2
43
25
2
70
2
3
43
2
2
47
1
Menentukan nilai Corected Deduct Value (CDV) Nilai CDV dapat ditentukan dengan menggunakan grafik hubungan deduct value dengan corected deduct value seperti pada Lampiran D. Nilai CDV pada contoh diatas dapat dilihat pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Nilai CDV Iterasi ke 1 2 3
Deduct Value 43 43 43
25 25 2
2.5 2 2
Jumlah
q
CDV
70.5 70 47
3 2 1
43.5 48 47
Nilai CDV yang digunakan adalah nilai terbesar yaitu 48.
e. Menentukan nilai PCI Nilai PCI diperoleh dengan menggunakan persamaan 3.3., sehingga diperoleh nilai PCI sebagai berikut PCI = 100 – CDV =100 – 48 = 52 Dengan demikian sesuai dengan gambar 3.3., rating ruas jalan Ngawis – Munggur (62) Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul termasuk kelompok fair atau tingkat kerusakannya sedang.
Assessment Pertemuan XII
Tidak ada assessment
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-13
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
Mahasiswa mampu: 11. Analisa data survei parkir • menghitung dan wawancara parameterrumah tangga parameter kinerja 11.1. Durasi parkir tempat parkir 11.2. Akumulasi parkir • menghitung 11.3. Tingkat jumlah bangkitan pergantian dan tarikan parkir/parking perjalan turn over 11.4. Tingkat penggunaan/occu pancy rate 11.5. Volume parkir 11.6. Kapasitas parkir 11.7. Indeks parkir 11.8. Rata-rata durasi parkir 11.9. Penentuan independen variabel 11.10. Persamaan bangkitan perjalanan
√
Web
√
Soal-tugas
√
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
13
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
• Keaktifan mahasiswa Menganalisa data sesuai dengan pembagian tugasnya
Metode Ajar (STAR)
Mahasiswa berkelompok sesuai grup, dan menganalisa data yang telah dikumpulkan, didampingi dosen dan asisten
Aktivitas Mahasiswa
Aktivitas Dosen
• Menyiapkan laptop / komputer, • Melakukan tahap-tahap hitungan / analisa
• Menjelaskan tahap-tahap analisa data • Memeriksa hasil analisa masing-masing grup
Pustaka
Pustaka: 3, 5, 8
Survei Parkir 6.7. Karakteristik Parkir Suatu fasilitas parkir kendaraan dapat dievaluasi dengan menggunakan beberapa parameter yang merefleksikan kinerja tempat parkir tersebut. Karakteristik parkir yang menggambarkan kinerja fasilitas parkir adalah: 6.7.1. Durasi Parkir Durasi parkir adalah rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang diparkir di tempat parkir. Durasi parkir dinyatakan dengan persamaan: Durasi parkir = TOut – TIn dengan: Tin
: Waktu kendaraan masuk ke tempat parkir
Tout : Waktu kendaraan keluar tempat parkir 6.7.2. Akumulasi Parkir Akumulasi parkir didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu tempat parkir pada selang waktu tertentu. Akumulasi parkir dihitung dengan persamaan: Akumulasi = Qin – Qout + Qs dengan: Qin
: ∑ kendaraan yang masuk lokasi parkir
Qout : ∑ kendaraan yang keluar lokasi parkir Qs
: ∑ kendaraan yang telah ada di lokasi parkir sebelum pengamatan dilakukan
6.7.3. Tingkat Pergantian (Parking Turn Over) Tingkat pergantian parkir adalah jumlah kendaraan yang telah memanfaatkan lahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia, yang dinyatakan dengan persamaan:
dengan Qp : jumlah kendaraan yang parkir per interval waktu tertentu, semisal dari jam 07:00 s/d 19:00 6.7.4. Volume Parkir Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya per hari).
6.7.5. Kapasitas Parkir Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. 6.7.6. Indeks Parkir Indeks parkir didefinisikan sebagai persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan 100%.
6.7.7. Rata-rata Durasi Parkir Rata-rata durasi parkir adalah nilai rata-rata lama waktu parkir dari semua kendaraan yang menggunakan fasilitas parkir.
dengan: d1 ... dn
: durasi kendaraan ke 1 s/d ke n
n
: jumlah kendaraan yang parkir
Assessment Pertemuan XIII
Tidak ada assessment
UNIVERSITAS GADJAH MADA SEKOLAH VOKASI PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL Alamat : Jl. Yacaranda 1, Sekip Unit IV, Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 7112126, 545193, 6491300 Faks. (0274) 545193, E-mail :
[email protected] http://tekniksipil.sv.ugm.ac.id
Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke-14
SURVEI JALAN DAN LALULINTAS Sem IV / 2 sks Praktek / Kode PDTS2227
Oleh 1. Nursyamsu Hidayat, S.T., M.T., Ph.D. 2. Wiryanta, S.T., M.T.
Didanai dengan Dana BOPTN P3-UGM Tahun Anggaran 2012
Desember 2012
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan
14
12. Responsi asisten 13. Responsi dosen
√
Web
Soal-tugas
Audio/Video
Komputer
Pokok Bahasan
Presentasi
Capaian Pembelajaran (Learning Outcome/LO)
Teks
Minggu ke
Media Ajar Metode Assessment
• Group interview • Review laporan praktikum Kemampuan mahasiswa untuk: • mengidentifik asi kebutuhan alat, • menentukan lokasi survey • menentukan macammacam data, • melakukan analisa data pada masingmasing jenis survey lalulintas
Metode Ajar (STAR)
Aktivitas Mahasiswa
Menyiapkan buku laporan praktikum
Aktivitas Dosen
Melakukan pengambilan nilai dengan melakukan wawancara dengan masingmasing grup
Pustaka
Assessment Pertemuan XIV
1.
Jelaskan peran dan tugas masing-masing anggota grup dalam pengumpulan data!
2.
Jelaskan peran dan tugas masing-masing anggota grup dalam analisa data!
3.
Jelaskan interpretasi hasil analisa data pada masing-masing jenis survei