III.
METODE PENELITIAN
A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu Sargassum polycystum, akuades KOH 2%, KOH 10%, NaOH 0,5%, HCl 0,5%, HCl 5%, Na2CO3 5%, H2O2 6%. Spesifikasi dan kegunaan disajikan pada Lampiran 1. 1.2 Alat Neraca Analitik, Baki plastik, Gelas ukur, Erlenmeyer, Saringan (kain blacu), termometer, pipet, pengaduk, blender, pH universal. Spesifikasi dan kegunaan disajikan pada Lampiran 1. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan Teluk Penyu, Cilacap dengan koordinat lintang 7° 45’ 46. 16”S dan bujur 109° 02’ 11. 50” T., untuk pengambilan sampel Sargassum polycystum dan Laboratorium Biologi Akuatik Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto untuk melakukan proses ekstrasi alginat. Penelitian ini dilakukan pada bulan September Oktober 2014. B. Metode penelitian 1. Rancangan percobaan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) di ulang 3 kali. Adapun perlakuan yang dicobakan adalah bagian talus (bentuk daun, bentuk batang, dan vesikel) dan metode budidaya (apung dan lepas dasar) sebagai berikut: A1B0, A1B1, A1B2,
bio.unsoed.ac.id
A2B0, A2B1, A2B2, Keterangan :
a. A1B0 : metode apung dengan talus bentuk daun. b. A1B1 : metode apung dengan talus bentuk batang. c. A1B2 : metode apung dengan vesikel. d. A2B0 : metode lepas dasar dengan talus bentuk daun. e. A2B1 : metode lepas dasar dengan talus bentuk batang. 9
f.
A2B2 : metode lepas dasar dengan vesikel
2. Variabel dan Parameter Penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas adalah bagian talus dan metode budidaya, sedangkan variabel tergantung adalah kandungan alginat. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu: a. Pengukuran parameter utama kandungan alginat adalah : bobot alginat. b. Pengukuran parameter pendukung antara lain : warna alginat dan kadar air.
C. Diagram Alir Penelitian 1. Persiapan ekstraksi Sargassum polycystum Bibit Sargasssum polycystum
Diambil dari teluk penyu, cilacap
Dicuci sampai bersih dari kotoran yang menempel
Dikeringkan supaya tidak cepat busuk dan berbau
Bagian talus dipisahkan
Talus Bentuk Daun
Talus Bentuk Batang
Vesikel
2. Ekstraksi Alginat Talus
bio.unsoed.ac.id Perendaman KOH 2% 200 ml, 30 menit Dicuci air mengalir, tiriskan Perendaman NaOH 0,5% 200 ml, 30 menit Dicuci air mengalir, tiriskan Perendaman HCl 0,5% 200 ml, 30 menit 10
Dicuci air mengalir, tiriskan Penghancuran masing-masing bagian talus Ekstraksi dengan Na2CO3 5% 200 ml, ± 2 jam Residu
Penyaringan Filtrat
Pengasaman, Ditambahkan HCl 5%, pH 2,8-3,2 selama ±10 menit Pemucatan H2O2 6%, perbandingan 1:1, selama 10 menit Pengendapan alginat KOH 10%, pH 8,5-9,0, 10 menit
Pencetakan dan penjemuran -
Alginat
Bobot alginat Warna alginat Kadar air
3. Cara Kerja 3.1. Persiapan ekstraksi Sargassum polycystum a. Bibit Sargassum polycystum diambil dari perairan Teluk Penyu, Cilacap. b. Dicuci sampai bersih dari kotoran yang menembel c. Dikeringkan supaya tidak cepat buduk dan berbau d. Dipisahkan antara talus bentuk daun, bentuk batang dan vesikel 3.2. Cara Kerja Ekstraksi
bio.unsoed.ac.id
Cara kerja ekstrasi alginat jenis Sargassum polycystum seperti pernah dilakukan Zailanie (2001) adalah sebagai berikut: a. Sargassum direndam dalam larutan KOH 2% sebanyak 200 ml selama 30 menit. b. Setelah ditiriskan, kemudian Sargassum direndam dalam 200 ml larutan NaOH 0,5% selama 30 menit, 11
c. Direndam dalam 200 ml larutan HCl 0,5% selama 30 menit, d. Bagian-bagian talus yang sudah dipisah, kemudian dihancurkan dengan cara diblender, e. Hasil blender ditambahkan larutan Na2CO3 5% sebanyak 200 ml dan dipanaskan pada suhu 80oC selama 2 jam kemudian disaring. Menurut Winarno (1996), pada pemasakan rumput laut, pH larutan dipertahankan antara pH 6-7, karena bila pH terlalu tinggi maka gel dapat membeku namun sebaliknya apabila pH larutan terlalu rendah maka gel akan mudah terhidrolisis, f. Filtrat diasamkan dengan larutan HCl 5% hingga pH 2,8-3,2 selama 10 menit, g. Filtrat dipucatkan dengan penambahan H2O2 6% dengan perbandingan 1:1, proses pemucatan bertujuan untuk melarutkan zat warna yang terkandung dalam larutan alginat kasar yaitu senyawa fenotik yang terdapat dalam ikatan polimer alginat sehingga dapat diperoleh larutan yang lebih jernih. h. Filtrat diendapkan dengan larutan KOH 10% selama 10 menit hingga pH 8,59,0, i. Alginat dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari, kemudian dihaluskan untuk memperoleh tepung alginat, j. Analisis bobot alginat. Garam alginat yang didapat kemudian dihitung rendemennya. Adapun rendemenya dapat dihitung dengan menggunakan metode yang dilaporkan oleh Colloid dalam Sarjana & Widia (1998) dengan rumus : Rendemen alginat=
x 100%
k. Alginat dihitung kadar airnya dilakukan dengan mengeringkan sampel alginat. Analisis Kadar air dilakukan dengan metode gravimetric AOAC (1990), kadar alginat ditentukan berdasarkan berat kering dengan berat awal,
bio.unsoed.ac.id
Rumus menghitung kadar air: Kadar air (%) Keterangan :
A B C
: Berat cawan (g) : Berat cawan+sampel sebelum dikeringkan (g) : Berat cawan+sampel setelah dikeringkan (g)
12
l.
Warna alginat dianalisis berdasarkan warna alginat. Suseno (2006) menyatakan bahwa mutu alginat berdasarkan penampakkan fisik digolongkan menjadi tiga yaitu : (I) mutu I putih bersih, (2) mutu II : putih kekuningan, (3) mutu III : coklat.
3. Metode Analisis Data bobot rendemen alginat dianalisis dengan menggunakan uji F dengan taraf kepercayaan 95% dan 99% untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dicobakan. Rendemen yang dihasilkan berbeda nyata, oleh karena itu dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan
bio.unsoed.ac.id
13