BERFIKIR SERBA SISTEM (systems thinking) DAN KOMPONEN TERKAIT Sudarsono Hardjosoekarto Ph D Dosen FISIP UI Jakarta 16 Maret 2011
Tujuan (Panitya)
Membangun landasan berfikir sistem bagi para peserta diklatpim II yang akan dan telah menduduki jabatan eselon II di instansi pemerintah pusat dan daerah
1. Teori berfikir sistem 2. Teknik membuat story line, variable dan leverage 3. Diagram simpal kausal (causal loops diagrams) 4. Jenis-jenis archetypes 5. Aplikasi systems thinking dalam pembangunan berkeadilan
Mengapa Berfikir Serba Sistem Penting Bagi Pejabat Publik Karena Pejabat Publik bersama Masyarakat Menghadapi fenomena dunia nyata yang sangat kompleks 1. Memahami Problem atau Situasi Dunia Nyata 2. Mamahami Aspirasi Masyarakat 3. Membuat Kebijakan
KEPEMIMPINAN DALAM ERA LEARNING ORGANIZATION
The Leaders New Work
(Peter Senge, 1990)
1. Leader as designer 2. Leader as steward 3. Leader as teacher 4
LEADER AS A DESIGNER 1. 2.
Integrating the component technologies Design requires something working in practice
The new job descriptions of leaders will involve design of the organization and its policies. This will require seeing the company as a system in which the parts are not only internally connected, but also connected to the external environment and clarifyng how the whole system can work better.
Senge, 1990
Dynamic complexity Di mana hubungan antara sebab dengan akibatnya bersifat halus tidak kentara (subtle). Di mana pengaruh intervensi dalam kurun waktu tertentu tidak begitu nampak (obvious) Di mana tindakan yang sama memiliki efek jangka panjang yang sangat berbeda dengan efek jangka pendeknya. Di mana suatu tindakan memiliki sejumlah pengaruh pada suatu bagian yang sangat berbeda dengan pengaruhnya pada bagian lain dalam sistem yang sama. (Senge, 1990)
Disiplin Berfikir Serba Sistem 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sebuah disiplin melihat segala sesuatu secara keseluruhan. Kerangka kerja melihat interrelasi antar sesuatu bukan melihat sesuatu itu sendiri. Kerangka kerja melihat pola-pola perubahan sesuatu bukan melihat sesuatu yang sesaat saja Prinsip-prinsip umum yang telah berkembamg pada berbagai disiplin ilmu temasuk fisika, sosial, rekayasa dan manajemen. Seperangkat alat dan teknik analisis yang berakar pada konsep balikan (feedbacks) dalam cybernetics dan servomechanism di bidang rekayasa. Sebuah disiplin melihat struktur yang mendasar dari situasi yang sangat kompleks
Apa Resiko Kalau Tidak Berubah Menuju ke Berfikir Serba Sistem?
The greatest danger in times of turbulence is not the turbulence …… it is to act with yesterday‟s logic. Peter Drucker Unfortuenately, “most systems analysis” focus on detail complexity not dynamic complexity. Simulation of thousands of variables and complex arrays of details can actually distract us from seeing patterns and major interrelationships Peter Senge
Kajian Berbasis Berfikir Serba Sistem 1.Hard Systems Methodology a. Serba sistem rekayasa (systems engineering) b. Riset Operasi (operation research) c. Serba sistem analisis (systems analysis) d. Serba dinamika sistem (system dynamics) 2. Soft Systems Methodology (SSM) 3. Lainnya a. SSDM b. Causal Map for Policy Makers
A system is an entity which maintains its existence through the mutual interaction of its parts Ludwig von Bertalanffy
A system is a set of resources—personnel, materials, facilities, and/or information— organized to perform designated functions, in order to achieve desired results Reisman
Apakah sistem dan serba sistem itu?
Mobil Onggokan Suku Cadang Mobil
Konsep Serba Sistem: Sebuah adaptive whole Ban+ kerangka+mesin+suku cadang lain=
Ban+kerangka+mesin+suku cadang lain=
Tidak ada proses komunikasi dan inter relasi
Ada proses komunikasi dan inter relasi
Tidak ada proses kontrol
Ada proses kontrol
Tidak ada layered structure
Ada layered structure
Tidak ada emergent property
Ada emergent property
Tidak ada lingkungan
Ada lingkungan
Bukan sebuah SYSTEM
Sebuah SYSTEM
Bukan adaptive whole
Sebuah adaptive Whole
gundukan suku cadang
mobil
Human Activity System= purpesful activity system= adaptive whole
Systems classifications atribute
value
Realm of existence
real
virtual
Origin
natural
artificial
Boundary
open
closed
Time dependence
static
dynamic
Human control
otonomous
Human in the loop
Determinability of attribute continousness
deterministic stochastic continous
discrete
Krallmann et all (1996) dalam Hurliman (2007)
Tipologi serba sistem
1.Transendental systems 2.Natural systems 3.Designed physical systems 4.Designed abstract system 5.Human Activity Systems
•Serba sistem alam (natural systems)
Ini adalah serba sistem yang berasal dari alam, yang mewujud dalam bentuk apa adanya, yang merupakan hasil dari proses dan kekuasaan alam. Ini merupakan serba sistem yang tidak dapat menjadi selain dirinya sendiri, sejalan dengan hukum dan pola-pola jagad raya yang tidak menyimpang.
•Serba sistem fisik buatan (designed physical
systems)
Ini adalah serba sistem buatan manusia, yang memiliki sifat seperti salah satu sifat natural systems yaitu mewujud dalam bentuk apa adanya. Ini adalah serba sistem yang berasal dari rencana secara sadar, buatan manusia. Serba sistem ini dirancang sebagai hasil dari sejumlah maksud manusia. Mobil dalam ilustruasi di depan adalah contoh serba sistem fisik buatan
•Serba sistem abstrak buatan (designed abstract
systems)
Ini adalah serba sistem buatan manusia, seperti juga serba sistem fisik buatan, seperti matematika, puisi dan lain-lain. Serba sistem abstrak buatan ini mencerminkan hasil kesadaran yang teratur dari hasil olah pikir manusia. Walaupun bersifat abstrak, tetapi serba sistem ini sudah dapat diwujudkan dalam serba sistem buatan fisik seperti gambar, film, rekaman dan sebagainya.
•Serba sistem aktivitas manusia (human activity
systems)
Tindakan manusia dalam merancang sesuatu merupakan salah contoh nyata serba sistem aktivitas manusia. Serba sistem aktivitas manusia ini bersifat lebih abstrak dibanding serba sistem alam dan serba sistem buatan. Tetapi, di dunia ini dapat diamati dengan jelas kumpulan aktivitas manusia yang jumlahnya tidak terbatas, yang kurang lebih memiliki keteraturan dalam keseluruhannya secara sadar (more or less consciously ordered in wholes) sebagai hasil dari suatu tujuan atau misi tertentu.
Kajian Berbasis Berfikir Serba Sistem 1. Hard Systems Methodology a. Serba sistem alam b. Serba sistem buatan fisik c. Serba sistem buatan abstrak 2. Soft Systems Methodology (SSM) Serba sistem aktivitas manusia 3. „Mixed‟ or „modified systems methodology’ ‘Mixed method’
Hard systems 1. 2. 3. 4.
A discipline for seeing wholes Seeing interrelationship rather than things Seeing patterns of change rather than napshots A set of specific tools and techniques
Soft systems 1. Holonic thinking 2. Thinking with holons 3. Idea used in methodology for thinking about the world 4. The world is haracterized by: a. complex structure b. much conectivity
SYSTEMS THINKING
Hard systems methodology 1. The real world contains interacting systems 2. The real world can be engineered to achieve their objectives 3. Variables: Hard Variables (number of car sales, emplyees, etc), Soft Variables (preference, expectation, confident level), Performance measures variables (sales growth rates, ratio of performance to cost, market share) 4. Don’t pay attention to the existence of conflicting worldviews 5. I spy systems which I can engineer
Soft systems methodology
1. Real world is taken to be very complex, problematical, mysterious characterized by clashes of worldviews 2.Real world is continually created and recreated by people thinking, talking and taking action 3.Our process of inquiry is to be organized as a learning system 4.I spy complexity and confusion; but I can organize exploration of it as a learning systems
HARD SYSTEMS METHODOLOGY
Serba Dinamika Sistem atau Systems Thinking & Modelling 1. Memetakan masalah.
2. Membuat model simpal kausal.
3. Pemodelan dinamis. 4. Pemodelan dan perencanaan scenario.
5. Implementasi dan pembelajaran organisasional.
Hard Systems Thinking A causal loop diagram (CLD) is a diagram that aids in visualizing how interrelated variables affect one another. The diagram consists of a set of nodes representing the variables connected together. The relationships between these variables, represented by arrows, can be labelled as positive or negative.
Hard systems thingking: Metode bebas
Contoh model dalam Hard Systems: Dynamics Knowing Organization (free method system dynamics)
Attributing Competency
Belief in Tech & Ethics
Enacted Opportunity
Identity Ecological Change
Knowledge Identified
Customer Need Solution
Fri cti on of Identi ty
Identi ty Constructi on
B
+ Customer
Revenue
Innovati on/Customi zed Product
+
Identi ty Constructi on of 3 CoP s
Sal es
Training
Shared Knowledge
Knowledge
+
+ Knew Knowledge from Task Quality of Project Execution
Organizational Knowledge Repository
New Project Project Completion
Staff Knowlege Gap
Staff
Sumber: Wahyudi Atmoko, disertasi program doktor
System archetypes Struktur Baku
System archetypes Dalam dunia nyata terdapat sruktur perilaku (pattern of structure) tertentu yang terjadi berulang-ulang, dan itulah model baku serba sistem (systems acrhetypes). Model baku serba sistem atau struktur generik mengindikasikan bahwa tidak semua problem manajemen di dunia nyata bersifat unik. Model baku serba sistem adalah ibarat kalimat-kalimat dasar atau alur cerita sederhana yang terjadi secara berulang di dalam dunia nyata. Model baku serba sistem memungkinkan kita membuat penyederhanaan (simplicity) dari isu-isu manajemen yang kompleks. Model baku ini dapat terjadi di seluruh bidang pengetahuan tentang dunia nyata.
Hard systems methodology: Systems Archetypes
System archetypes are also known as "classic system stories," "generic structures," and "templates." They facilitate rapid understanding and diagramming of a system. By applying them habitually, you will learn to "see" structure when you hear one of these classic stories
Why Study the Systems Archetypes?
Make Systems Thinking visible. Are well understood because they recur frequently. Are easily transferable. Shift focus from blame to inquiry. Naturally promote Systems Thinking when used in a group setting.
List of Systems Archetypes
Reinforcing and balancing feedback are the building blocks for all the other archetypes. In this module we will review nine of the most common archetypes. There are a few more that have been proposed in the literature, and there will probably be others, but this set will help you identify a basic structure underlying most situations. Fixes that Backfire Shifting the Burden Limits to Success Tragedy of the Commons Accidental Adversaries Escalation Drifting Goals Success to the Successful Growth and Underinvestment The Archetype Family tree depicts the relationships among these structures
Contoh model dalam Hard Systems: Model Bagu Archetypes Limits to Growth STRUCTURE
LIMITS TO GROWTH PATTERN Effort
Performance
Time Usaha naik terus tapi kinerja menurun, diskusikan pembinaan UKM
KAIDAH BERPIKIR SERBA SISTEM 1. PROBLEM SAAT INI BERMULA DARI SOLUSI MASA LAMPAU 2. MAKIN KERAS DORONGAN THDP SISTEM MAKIN KERAS SISTEM TSB MENAHANNYA 3. MEMBAIK DULU MEBURUK KEMUDIAN 4. JALAN KELUAR CEPAT BIASANYA MENCEBURKAN KITA KEMBALI KE PROBLEM UTAMA 5. PENYEMBUHAN BOLEH JADI MEMPERBURUK PENYAKIT 6. LEBIH CEPAT JUSTRU LEBIH LAMBAT 7. SEBAB DAN AKIBAT SERING TDK LANGSUNG BERHUBUNGAN DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU 8. PERUBAHAN KECIL SERING PUNYA HASIL BESAR 9. KITA BISA MEMPEROLEH KUE DAN MENIKMATINYA, TAPI TIDAK SEKALIGUS 10 MEMBAGI GAJAH MENJADU DUA TIDAK AKAN MENGHASILKAN DUA GAJAH KECIL 11. TIDAK ADA GUNANYA MENYALAHKAN
35
SOFT SYSTEMS METHODOLOGY
REAL WORLD AS HUMAN ACTIVITY SYSTEMS = HOLON
Soft Systems Methodology 1. Dalam hidup sehari-hari kita menghadapi situasi di mana harus melakukan sesuatu atau memperbaiki sesuatu. 2. Kita selalu menghadapi situasi problematik.al (problematical situation), bukan
problem situations
3. Banyak cara untuk mengatasi problematical situation: atas dasar pengalaman, intuisi, langkah yang acak, respons emosional, atau mengatasi dengan SSM. Ciri problematical situation 1. 2. 3. 4.
Compexity Never static Contain multiple interacting perceptions of ‘reality’ Different people have different taken-as-given (and often unexamined) assumptions about the world 5. Contain people who have different worldviews 6. Contain people who are trying to act purposefully, with intention, not simple acting by instinct or randomly. 1. 2.
The existence of conflicting wroldviews the ubiquity of would-be purposeful actions
Tackling problematical situation
SSM
Serba sistem aktivitas manusia
1. Beda dengan natural systems NS : evolution-made HAS : human free choice and self conciousness
2.Beda dengan designed systems DS : purposisive HAS : purposeful
HAS dalam pusdikat PIM • Orang-orang yang dalam peran sosialnya masingmasing melakukan tindakan yang punya maksud. • Orang-orang yang larut di dalam tindakantindakan yang sangat kompleks di mana masingmasing orang mencoba melakukan tindakan yang punya maksud bukan hanya sekedar melakukan tindakan yang berdasarkan naluriah saja. • Orang-orang yang mencoba melakukan tindakan yang punya maksud dengan harapan situasi yang mereka hadapi dan dianggap problematik dapat menjadi lebih baik dengan tindakan mereka yang punya maksud itu.
Dalam dunia nyata organisisasi pusdiklat PIM terdapat serba sistem aktivitas manusia atau serba sistem aktivitas punya maksud, dan memang dapat disebut sebagai sistem atau serba sistem, karena di dalamnya terdapat syarat minimal yaitu adanya sejumlah aktivitas yang saling terhubung sebagai hasil dari suatu prinsip pertalian yang logis (coherency). Sejumlah aktivitas yang saling terhubung itulah yang namanya aktivitas yang punya maksud itu.
The conventional seven-stage model of SSM
Problem situation considered problematic
Action to improve the problem situation
Problems situation expressed
Changes: systematically desirable, culturally feasible
Comparison of models and real world
Real world Systems thinking about real world Root definition of relevant purposeful activity systems
Conceptual models of the systems (holons) named in the root definition
LEADER AS A DESIGNER 1. 2.
Integrating the component technologies Design requires something working in practice
The new job descriptions of leaders will involve design of the organization and its policies. This will require seeing the company as a system in which the parts are not only internally connected, but also connected to the external environment and clarifyng how the whole system can work better.
Senge, 1990
Seeing a company as a system Systems thinking
The Fifth Discipline 43
Leader as Steward 1. The leader develop a unique relationship to his or her own personal vision. 2. He or she becomes a steward of the vision 3. In the context of building learning organization, …. to see the way individuals committed to such work describe their own sense of purpose.
44
Visionary Leadership
It is not what the vision is It is what the vision SHARED VISION does Peter Senge, 2008
Leader as teacher 1. It is not about teaching people how to achieve their vision 2. It is about forstering learning, for everyone. 3. Such leaders help people throughout the organization develop systemic understandings.
46
How can such leaders be developed?
It is the by product of a lifetime effort --- effort to develop conceptual and communication skills, to reflect on personal values and to align personal behavior with values, to learn how to listen and to appreciate others and others’ ideas.
47
The importance of Five Learning Disciplines
They provide a framework for focusing the effort to develop the capacity to lead. Systems thinking, personal mastery, mental models, building shared vision, and the team learning --- these might just as well be called the leadership disciplines as the learning disciplines.
48
CAPRES dan CALON KEPALA DAERAH 1.
Pasal 15 a UU 42 tahun 2008 …. menyerahkan visi, misi dan program kerja bakal pasangan calon
3. Pasal 59 ayat (5) huruf UU 32 tahun 2004 ….. menyerahkan naskah visi, misi dan program kerja dari bakal pasangan calon secara tertulis
Pasal 2 ayt (3) UU 32/2004
Tujuan peny. Pem Daerah:
1. Pelayanan Umum 2. Kesejahteraan Masy. 3. Daya Saing DAYA SAING BANGSA 50
1. JAPAN
2. SWISS 3. FINLANDIA 4. JERMAN 5. USA 6. TAIWAN 16. INGAPORE 35. MALAYSIA 57. THAILAND 58. FILIPINE 74. INDONESIA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
APPLE GOOGLE TOYOTA MOTOR MICROSOFT NINTENDO IBM HAWLETT PC RESCH INMOTION 9. NOKIA 10 WALL-MART STORE
GLOBAL INNOVATION INDEX (2004-2008 dan 2009-2013
INDOSAT
INDONESIA 14 % QATAR 65 % PUBLIK 21 %
WISATA
MALAYSIA THAILAND SINGAPORE INDONESIA
Indikator Mikro
17.5 JUTA 13.8 JUTA 9.7 JUTA 4.8 JUTA
TAPIOKA 2007 : 720.000 TON 1. 2. 2008 : 900.000 TON 2009 : 1000.000 TON (THAI STARCH ASSOCIATION) 3.
IMPOR IKAN DI KOLAM : 11.000 RP/KG VIETNAM : 8.000 RP/KG IMPOR IKAN BEKU DAN SEGAR 2007 : 42.891 TON 2008 : 83.558 TON 2009 : 85.556 TON
Indikator Mikro
Systems Thinking dalam Reformasi Birokrasi
PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD KEMENTERIAN KEUANGAN TAHUN 2010
Pada awal pengembangannya, Peta strategi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terdiri atas lima peta yang menggambarkan tema Pendapatan Negara, Belanja Negara, Pembiayaan APBN, Kekayaan Negara, serta Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Namun, dikarenakan terlalu banyak dan rumitnya monitoring atas IKU dari lima peta tersebut maka pada tahun 2009 dilakukan penyempurnaan menjadi satu peta strategi yang terdiri atas 4 perspektif yaitu strategic outcomes/stakeholder, customer, internal process, dan learning and growth. Kemudian, dengan adanya Renstra Kemenkeu Tahun 2010-2014 maka BSC level Depkeu-Wide harus menyesuaikan dengan Renstra tersebut. Karena BSC merupakan alat manajemen strategi yang menerjemahkan visi, misi dan strategi yang tertuang dalam Renstra ke dalam suatu peta strategi
Pasal 4 UU 14 tahun 2008 ttg KETERBUKAAN INF PUBLIK (1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. (2) Setiap Orang berhak: a. melihat dan mengetahui Informasi Publik; b. menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh Informasi Publik; c. mendapatkan salinan Informasi Publik melalui permohonan sesuai dengan Undang-Undang ini; dan/atau d. menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan permintaan Informasi Publik disertai alasan permintaan tersebut. (4) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan gugatan ke pengadilan apabila dalam memperoleh Informasi Publik mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
UU 25 tahun 2009 ttg Pelayanan Publik
Pasal 15 Penyelenggara berkewajiban a. menyusun dan menetapkan standar pelayanan; b. menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan; c. menernpatkan pelaksana yang kompeten; d. menyediakan sarana, prasarana, dan/ atau fasilitas pelayanan publik yang mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai; e. memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan pelayanan publik; f. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan; g. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
Pasal 15
h. memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan; i. membantu masyarakat dalam memaharni hak dan tanggung jawabnya; j. bertanggung jawab dalarn pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan publik; k. memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan; dan l. memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Soft Systems Methodology
61
Pembinaan Sektor Informal PKL untuk Pembangunan Sosial Berkeadilan Relokasi PKL di Kota SOLO Transformasi
Struktur sosial 2. Proses sosial 3. Kultur
1.
62
63
64
65
SSM : Analisis CATWOE
Elements of CATWOE
Description
Customers
Who are the victims or beneficiearies of the transformation
Actors
Who make the transformation happen
Transformation
What are the inputs and (transformed) outputss What makes the transformation meaningful in context?
Weltanschaung Owners
Environmental Constraint
Who could stop the transformation process Which elements outside the systems are taken as given
Transformasi Struktur Sosial: PKL nonformal ke PKL formal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Membentuk koperasi. Membuat Perda. Menyediakan tempat usaha gratis di tempat relokasi. Menyediakan berbagai alternatif sarana usaha PKL. Menyediakan syarat administrasi usaha (SIUPP, TDP). Membuka akses pasar (promosi). Merestrukturisasi APBD yang memadai. Melakukan evaluasi PKL yang gagal setelah relokasi.
Transformasi Proses Sosial: Tidak Partisipatif ke Partisipatif Melakukan dialog intensif (rembug). Membuat prosesi pindahan (kirab). Memberikan peran kepada paguyuban. Menyerahkan pembagian ruang melalui undian diantara PKL. 5. Melibatkan LSM dalam perumusan draft Perda. 6. Mengakomodasi unjuk rasa damai. 7. Mengakomodasi PKL yang gagal 1. 2. 3. 4.
Transformasi Kultur: Tidak tertib ke tertib 1. Membuat public space dan public sphere. 2. Mengintensifkan komunikasi langsung (SLJJ). 3. Mengganti pentungan dengan buku kecil 4. Melarang satpol PP makan di PKL. 5. Mempertemukan kegiatan PKL dengan kegiatan turisme.
Sosialisasi dan Persiapan Relokasi 1. Menyamakan visi internal birokrasi a. PKL prioritas, bukan Mall b. Rubah “sumbu pendek” jadi “sumbu panjang” c. Ganti pentungan dengan aturan. 2. Membentuk kesiapan birokrasi 3. Menyamakan visi bersama PKL 4. Menyamakan visi bersama pemuka masyarakat 4. Melakukan pendataan 5. Menyiapkan anggaran yang memadai 6. Membuat rencana penyiapan sarpras relokasi 70
Penyiapan sarpras dan pelaksanaan relokasi
1. 2. 3. 4. 5.
Menyiapkan anggaran Membangun sarpras untuk relokasi Memfasilitasi paguyuban Memfasilitasi undian kios oleh paguyuban Memfasilitasi prosesi relokasi
71
Pendampingan pasca relokasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Menyediakan surat-surat usaha (SIPP, TDP) Mendampingi promosi usaha Mengawasi lokasi lama Merelokasi kembali PKL yang gagal Menyediakan pembiayaan usaha Membantu pembentukan koperasi Membuat Perda
72
CAUSAL MAP OF POLICY MAKERS
+
import
collusive tie between Politicians and + business +
lack of democracy +
+
-
national competitiveness
export
+
-
+
credibility -
job flexibility in labor marakets
+
industrial restructuring +
restrukturing of financial institution
+ +
-
+
+
+
money flow
banckrupcy
foreign investment
+
+
pain sharing between Employer and ompleyee
+
+ - unenployment
-
+
+
growth first policy level of economic activity +
speculative investment
- national
complain of labor +
+
-
financial crisis -
+
+
foreign currency reserve -
transparancy and advanced technology +
+
+
+
-
+
surplus in foreign currencies
+
corruption
market competition +
-
government Interruption in financial activity
+
-
+
loan
BIS ratio
+
-
investment
+
-
interest rate -
+
Peta Kausal Presiden Korea Selatan Kim Dae Jung
value of currency
“Krisis finansial Korea Selatan disebabkan oleh kegagalan lembaga-lembaga keuangan domestik dan hancurnya daya saing nasional, serta tidak adanya demokrasi” Presiden Kim Dae Jung
CAUSAL MAP PRESIDEN KIM :
“Serba Sistem Krisis Korea Dipercaya Ditandai oleh Systems Building Block: BALANCING”.
Kebijakan yg ditempuh atas krisis tsb adalah penyehatan seluruh variabel dari serba sistem krisis korea yg bersifat balancing melalui reformasi politik dan institusi finansial.
+
+
-
Competitiveness of Other countries
National competitiveness export
+
Cost import
Currency values of Other countries
+ +
-
+ Prosper-thy-neighbour policy
+ +
+
Wealth of nation
immigration
Speculative
- investment
-
+
-
-
National credibility
+
+
- -
+
+
+
Opportunity for Speculative investment Capability to defend Against speculative investment
+
Wealth of other nation +
-
Value of currency
-
+
Stock value
-
bankkrupcy
stability Market size
+ Investment +
Interest rate
+
+
opportunity
Purchasing power
inflation +
Foreign investment
+
-
+
wage
-
Peta Kausal Perdana Menteri Malaysia Dr. Mahatir Muhammad
“Krisis ekonomi moneter Malaysia disebabkan oleh kegiatan investasi spekulatif orang asing yang menggerogoti kekayaan negara” PM. Mahathir Muhammad
CAUSAL MAP DR MAHATHIR MUHAMMAD :
“Serba sistem krisis Malaysia dipercaya ditandai oleh systems building block Negative Reinforcing Loops (lingkaran setan)”. Kebijakan pemulihan yg ditempuh adalah memotong lingkaran krisis yg bersifat lingkaran setan tsb al dg cara melarang perdagangan ringgit dan menetapkan nilai tukar tetap.
Presiden Soeharto “Pembuatan Mercedez kurang lebih dua kali dari nilai tambah pembuatan Vokswagen, maka added value dalam pembuatan pesawat terbang akan berjumlah puluhan kali dari added value pembuatan mobil Mercedez”. “Saya yakin, IPTN dapat bersaing di pasaran internasional”. 80
Strategic industries based (airplane) vs resource based
PERTANIAN ATAU PESAWAT TERBANG
1990: debat 2003: PAILIT 82
Presiden Soeharto “Saya yakin, IPTN dapat bersaing di pasaran internasional”. “Langkah-langkah penting lainnya adalah ….., menghapuskan monopoli serta menghapus kemudahankemudahan khusus untuk mobil nasional dan Industri Pesawat Terbang Nusantara”. 83
Presiden BJ Habibie “Kenyataan-kenyataan ini, membangkitkan kembali kesadaran kita bahwa tidak mungkin kita akan berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat, jika kita tidak sungguh-sungguh membangun ekonomi yang berbasiskan pertanian”.
Di era reformasi ini, saya menggariskan kebijakan agar pembangunan sektor pertanian kembali menjadi sektor andalan dalam pembangunan kita” “
15 Agustus 1998
84
Indonesia Impor Lele dan Teri
IMPOR LELE LELE IMPOR 7.500 RP/KG LELE DOMESTIK 10.000 Rp/KG
IMPOR BUAH CHINA 85
TAPIOKA
IMPOR IKAN PATIN
2007 : 720.000 TON 1. 2. 2008 : 900.000 TON 2009 : 1000.000 TON 3. (THAI STARCH ASSOCIATION)
DI KOLAM : 11.000 RP/KG VIETNAM : 8.000 RP/KG IMPOR IKAN BEKU DAN SEGAR 2007 : 42.891 TON 2008 : 83.558 TON 2009 : 85.556 TON
Indikator Mikro
SYSTEMS THINKING FOR ADULTS
KETIDAKBERDAYAAN BELAJAR
1. I am my position 2. The enemy is out there 3. The illusion of taking charge 4. The fixation on events 5. The parable of boiled frog 6. The delusion of learning from experience 7. The myth of the management team 89
1. A PAINFUL PROCESS
2. LEARNING DISABILITY
Instrumen Hukum
RDG DAMKAR 1999 : Keluar RDG 2000: Keluar RDG 2001 : Tidak Keluar RDG
UU 5/1974 UU 5/1974 UU 22/1999
Dj Otda Sekjen
Dj Otda
Geser ke Ka Badan Diklat, dll Dosen & Petani
2002 : Keluar RDG UU 22/1999 belum ada Keppres 80/2003 Daud: 18 Tahun & Wafat di Tahanan
Hari Sabarno
2010
Oentarto: 3 tahun
Gubernur: Riau, Jabar, Kepri, Wali Kota: Makasar, Medan, dll
91
SYSTEMS THINKING FOR KIDS
SYSTEMS THINKING FOR KIDS 1. We can’t manage dynamic complexity systems by fragmented view 2. It’s difficult for adults to learn about systems thinking 3. Rethinking learning: an expectation to kids education
I believe we should give students a more effective way of interpreting the world around them. They should gain a greater and well-founded confidence for managing their lives and the situation they encounter (Jay Forester, 1994)
1. Love to learn 2. Will to risk 3. Try it 4. Explore it (Mary Shcheetz, 1996) 1. K-12 kids learning systems thinking 2. USA, Taiwan, etc. a. A happy learning experience b. To enhance their creativity c. To enhance their presenting ability d. To enhance their analyzing ability e. To enhance their ability to understand interrelationship
Systems thinking for kids
PAUD Konvensional
Bimbingan Minat Belajar Anak
2008 - 2011 12.000 10.800 9.600 8.400 7.200 6.000 4.800 3.600 2.400 1.200
2008
SPP: 175 ribu/siswa Gaji guru minimal 1 juta/bln
2010
Kualitas Masyarakat yang menilai
FEB
JAN
DES
OKT
NOP
SEP
AGUST
JUL
JUN
MEI
APR
MAR
FEB
JAN
DES
NOP
OKT
SEP
JUL
2009
AGUST
JUN
MEI
APR
MAR
FEB
JAN
DES
NOP
OKT
SEP
AGUST
JUL
JUN
MEI
APR
MAR
FEB
JAN
0
2011
Hiburan
Aku naik motor kesekolah diantar sama ibu naik motor mio motor ibu warna hitam motor papa juga warna hitam dijalan banyak motor Umur 5 tahun
Saya kalau sore sore makan bubur ayam pakai krupuk dan kacang trus pakai kecap makan sama bunda sama adik rasanya enak sekali kalau bunda buburnya dikasi sambal Usia 6 tahun
Aku mau beli tas baru belinya di pasar pagi tas barunya aku bawa ke sekolah temanku pada lihat tas baruku temanku pada mau tas baruku aku pergi lagi ke pasar pagi aku ikut bersama mama aku senang sekali karena aku sudah diajak pergi aku masuk kedalam lihat tasnya bagus semuanya aku jadi mau semuanya esok harinya aku kesekolah tasnya diambil sama mama ……. Usia 6 tahun
Bimbingan MINAT BELAJAR ANAK
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9.
1. Fun learning 2. Individual systems 3. Small step systems Riset sejak tahun 1992 Modul diformulasi jadi hak cipta Unit dan murid tumbuh sangat pesat Guru disiapkan sendiri Cash flow sangat sehat Anak berkebutuhan khusus Jaringan Mc Donald. Masyarakat ANTUSIAS RIP: Perguruan Tinggi (JJ), SD, SMP, SMA (homeschooling)
TERIMA KASIH