ENDURING
V E R S AT I L I T Y
A M I D V O L AT I L I T Y
“Be like water making its way through cracks. Do not be assertive, but adjust to the object, and you shall find a way around or through it.”
“Jadilah seperti air yang mencari jalan melalui celah sempit. Jangan bersikap kaku, tetapi adaptasikan cara menghadapi segala sesuatu, maka kamu akan menemukan jalan untuk melalui atau menembusnya.”
- Bruce Lee -
Daftar Isi Table of Contents
2
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
34
Profile Komite Audit Audit Committee Profile
5
Ikhtisar Saham Stock Highlights
36
Pencatatan Saham Perseroan Company’s Shares Listing
6
Laporan Dewan Komisaris Message from Board of Commissioners
37
Struktur Pemegang Saham Perseroan The Shareholders Structure of the Company
11
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
38
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
18
Peristiwa Penting 2013 Event Highlights in 2013
50
Pengelolaan Risiko Risk Management
22
Sekilas Buana Finance Buana Finance in Brief
58
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
25
Penghargaan dan Pemeringkatan Perseroan Company’s Award and Rating
64
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
26
Visi dan Misi Perseroan Vision and Mission of the Company
86
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
27
Nilai-nilai Perseroan Corporate Values
88
Lokasi Kantor Cabang Branch Office Location
28
Struktur Organisasi Organization Structure
90
Informasi Perseroan Company Information
29
Direksi dan Kepala Divisi Perseroan Directors and Division Heads
91
Surat Pernyataan Statement Letter
30
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile
93
Laporan Keuangan Financial Statement
32
Profil Dewan Direksi Board of Directors Profile
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
dalam juta rupiah
in million rupiah
LAPORAN LABA RUGI
2013
2012
2011
2010
Jumlah Pendapatan Jumlah Beban Laba Sebelum Pajak Laba Setelah Pajak Pendapatan (kerugian) Komprehensif Laba komprehensif
627,364 446,200 181,164 135,673 2,181 137,853
590,615 390,086 200,529 150,136 4,035 154,171
409,574 274,649 134,925 101,100 (6,064) 95,036
275,139 194,096 81,043 60,517 1,425 61,942
NERACA
2013
2012
2011
2010
Kas & setara kas Piutang Pembiayaan Konsumen Penanaman dalam Sewa Guna Usaha Tagihan Anjak Piutang Jumlah Piutang Bersih Penyisihan Piutang Ragu-ragu
86,576 604,860 3,070,628 1,722 3,677,210 (91,889)
49,261 696,623 2,726,861 4,337 3,427,821 (70,339)
29,170 798,681 2,026,764 2,825,445 (56,654)
22,618 487,145 1,037,957 13,734 1,538,836 (36,789)
49,152 374,447 910,854 16,369 1,301,670 (46,917)
Cash & Cash Equivalent Consumer Financing Receivables Investments in Financial Leases Factoring Receivables Total Net Receivables Bad Debt Reserves
Jumlah Aset Jumlah Kewajiban Jumlah Ekuitas Posisi Devisa Netto (juta US dolar)*
3,770,471 2,667,254 1,103,217 1.14
3,495,190 2,480,452 1,014,738 0.77
2,859,598 1,920,940 938,658 0.84
1,582,726 645,755 936,971 1.11
1,370,730 497,358 873,373 1.22
Total Assets Total Liabilities Total Equity Net Open Position (million US dollar)*
2013
2012
2011
2010
2009
2,146,623 457,969 9,378 2,613,970
2,122,415 496,715 12,074 2,631,204
1,867,797 771,055 4,131 2,642,983
834,635 467,860 70,949 1,373,444
443,731 246,752 75,950 766,433
PENYALURAN PEMBIAYAAN Pembiayaan Sewa Guna Usaha Pembiayaan Konsumen Pembiayaan Anjak Piutang Jumlah Pembiayaan
2009 248,681 189,567 59,114 41,163 -
2009
Catatan / Notes: * Total Aset - Total Pasiva dalam valuta asing * Total Assets - Total Liabilities in foreign currency
2
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
INCOME STATEMENT Revenues Expenses Net Profit Before Tax Net Profit After Tax Comprehensive Gains (losses) Comprehensive Income
BALANCE SHEET
NEW FINANCING Financial Lease Disbursement Consumer Financing Disbursement Factoring Disbursement Total Financing Disbursement
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
DATA SAHAM
2013
2012
2011
2010
2009
STOCK DATA
Saham Beredar (juta) Laba/Saham Dasar (Rp) Nilai Buku/Saham Dasar (Rp)
1,645 82 670
1,645 91 617
1,436 70 658
1,436 42 652
1,436 29 608
Share Outstanding (million) Basic Earning/Share (Rp) Book Value/Share (Rp)
RASIO-RASIO KEUANGAN
2013
2012
2011
2010
2009
FINANCIAL RATIOS
Rasio Laba Terhadap Aset Rasio Laba Terhadap Ekuitas Rasio Laba Terhadap Pendapatan Rasio Lancar Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Rasio Kewajiban Terhadap Aset Pertumbuhan Jumlah Pembiayaan Baru Pertumbuhan Pendapatan Pertumbuhan Aset Pertumbuhan Ekuitas
3.73% 12.81% 21.63% 1.35x 2.34 0.71 -0.65% 6.22% 7.88% 8.72%
4.73% 15.37% 25.42% 1.45x 2.35 0.71 -0.45% 44.20% 22.22% 8.11%
4.55% 10.78% 24.68% 1.62x 1.96 0.67 92.43% 48.86% 80.68% 0.18%
4.10% 6.69% 22.00% 2.52x 0.65 0.41 79.20% 10.64% 15.47% 7.28%
2.64% 4.73% 16.55% 2.64x 0.54 0.36 -36.40% -9.61% -21.66% 0.77%
Return on Assets ( ROA ) 1 Return on Equity ( ROE ) 2 Profit to Revenues Ratio 3 Current Ratio 4 Debt to Equity Ratio 5 Total Liabilities/Total Assets New Financing Growth Revenues Growth Total Assets Growth Total Equity Growth
Catatan : Seluruh angka pada tabel maupun grafik menggunakan notasi Bahasa Inggris 1 Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Aset 2 Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Rata-rata Ekuitas. 3 Laba (Rugi) Sebelum Pendapatan (kerugian) komprehensif / Total Pendapatan 4 Aset jatuh tempo dalam 1 tahun / Hutang jatuh tempo dalam 1 tahun 5 Total Hutang (Pinjaman & Obligasi) / Ekuitas
Note : Numerical notations in all tables and graphs are in English 1 Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Assets 2 Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Average Equity. 3 Net Profit (Loss) Before Comprehensive Gains (Losses) / Total Revenues 4 Asset due in 1 year / Loan due in 1 year 5 Total Debt (Loans & Bonds) / Equity
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
3
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
590.6
Total Pendapatan Total Revenue
627.4
409.5
248.7
275.1
dalam milyar rupiah in billion rupiah
6.2%
2009
2010
2011
2012
3,495
Total Aset
2013
total revenue
3,770
2,859
Total Assets dalam milyar rupiah in billion rupiah
1,370
1,582
7.9% 2009
2010
2011
2012
2013
total assets
150.1 135.7
Laba Bersih
101.1
Net Profit 60.5 dalam milyar rupiah in billion rupiah
41.2
2009
Ekuitas
873.4
9.6%
2010
2011
936.9
938.7
2012
2013
1,014.7
1,103.2
net profit after tax
Equity dalam milyar rupiah in billion rupiah
8.7% 2009
2010
2011
2012
2013
equity
Rasio Laba terhadap Aset
Rasio Laba terhadap Ekuitas
Return on Asset
Return on Equity
4.73% 4
3.73%
PT BUANA FINANCE Tbk
15.37%
Laporan Tahunan 2013
12.81%
Ikhtisar Saham Stock Highlights Data perdagangan saham tahunan (2009-2013) di Pasar Reguler Bursa Efek Indonesia Annually traded shares data (2009-2013) in Regular Market of Indonesia Stock Exchange Keterangan Remarks
2013
2012 *)
2011
2010
2009
Volume (ribuan lembar) Volume (thousand shares)
18,892
24,546
247,101
80,095
54,855
Nilai (Rp juta) Value (in million Rp)
15,110
16,390
128,125
25,084
26,998
970 640 780
770 490 710
640 370 510
450 185 410
650 195 285
Tertinggi / Highest Terendah / Lowest Penutupan / Closing
Harga (Rp) Price (Rp)
* Terjadi penyesuaian harga karena pembagian saham bonus dari kapitalisasi agio saham yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012, dengan rasio 500 : 73, jumlah saham beredar sebelumnya sebesar 1.436.122.312 berubah menjadi 1.645.796.054, harga saham sebelum aksi korporasi sebesar Rp. 610 dan sehari sesudah aksi korporasi menjadi sebesar Rp. 540.
* Price adjustment due to distribution of bonus shares from capitalisation of share premium account which was held on June 7, 2012, with a ratio of 500 : 73, number of shares outstanding before corporate action 1.436.122,312 shares and changes to 1,645,796,054 shares after bonus share, stock prices before bonus share distribution Rp. 610 and a day after corporate action change to Rp. 540.
Sumber data : Korespondensi Bursa Efek Indonesia tertanggal 16 Januari 2014 dan laporan Biro Administrasi Efek Perseroan.
Data source : Indonesia Stock Exchange correspondence, dated 16 January 2014 and report from Company's Securities Administration Bureau.
Harga saham per kuartal dibandingkan tahun sebelumnya Quarterly share price compared to the previous year Periode Period Triwulan Quarter
1st 2nd 3nd 4th
Volume (lembar saham) Volume (in shares)
2013
2012
2013
2012
Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
Tertinggi Highest
Terendah Lowest
Penutupan Closing
3,387,000
11,490,000
870
650
700
650
490
590
2,124,000
9,806,000
970
640
900
740
510
580
236,000
2,676,500
890
850
890
630
570
650
13,145,000
3,573,500
920
780
780
770
600
710
Jumlah Saham Tercatat di Bursa Efek Indonesia (per 31 Desember 2013): 1.645.796.054 lembar Nilai kapitalisasi saham Perseroan per 31 Desember 2013: Rp. 1.283.720.922.120
PT BUANA FINANCE Tbk
Number of Listed Shares at the Indonesia Stock Exchange(as of December 31, 2013): 1,645,796,054 shares The Company’s capitalization value shares as of December 31, 2013 : Rp. 1,283,720,922,120
2013 Annual Report
5
Laporan Dewan Komisaris Message from Board of Commissioners
6
Karman Tandanu
Corneiles Tedjo Endriyarto
Tjan Soen Eng
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Commissioner
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Laporan Dewan Komisaris Message from Board of Commissionners Commissioners
Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
Dear Valued Stakeholders,
Ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir telah menjadi primadona tujuan investasi global di antara negaranegara ekonomi berkembang. Namun seiring dengan terjadinya perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia di tahun 2013 terlihat memasuki fase konsolidasi yang diiringi pembenahan faktor struktural dan fundamental untuk memperkuat ketahanan fiskalnya dan mengurangi ketergantungan pada aliran modal asing jangka pendek. Perjuangan yang masih harus ditempuh bangsa Indonesia rasanya masih panjang untuk dapat mewujudkan potensinya menjadi bagian salah satu kelompok negara berkembang yang diprediksi memiliki perekonomian terbesar di dunia pada abad ke-21, sebagaimana dipopulerkan dengan istilah “The Next Eleven” oleh tim ekonom Goldman Sachs. Yang terutama layak disoroti adalah langkah berani yang dilakukan pemerintah untuk kembali melakukan pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 22,2% - 44,4% menjelang pertengahan tahun 2013, yang secara timing hampir bersamaan dengan munculnya sinyal pengurangan stimulus keuangan dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) yang kemudian memicu terjadinya gejolak ekonomi negara-negara ekonomi berkembang. Sesungguhnya tidak ada fakta yang berubah mengenai potensi ekonomi Indonesia yang luar biasa, mengingat di samping didukung oleh kekayaan sumber daya alam yang besar, Indonesia juga memiliki faktor-faktor demografis yang sangat menarik seperti jumlah penduduk yang besar, porsi golongan menengah yang terus tumbuh, dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi. Namun demikian, gejolak kondisi makroekonomi global dan meningkatnya tekanan inflasi paska pemangkasan subsidi BBM telah menambah ketidakpastian berusaha yang memicu perlambatan pertumbuhan ekonomi dan berdampak pada pengurangan permintaan investasi barang modal baru sepanjang tahun 2013.
The Indonesian economy over the last few years has indeed been championed as the favorite global investment destination among developing countries. But following the unfolding global economic slowdown, the Indonesian economy in 2013 was evidently entering a consolidation phase, which was accompanied by reforms in structural and fundamental factors aimed to strengthen its fiscal resilience and reduce its reliance on short-term foreign capital inflows. Perhaps Indonesia will still need to endure a long struggle before it can fulfill its prophecy to become part of a group of developing countries destined to be accounted for as the world's largest economies in the 21st century, as popularized by the term "The Next Eleven" by a team of economists at Goldman Sachs. A prominent point worth highlighting was the bold step taken by the government to cut fuel subsidies by 22.2% - 44.4% nearing mid-year 2013, which timing almost coincided with the signal of a forthcoming monetary stimulus reduction by the United States Central Bank (the Federal Reserve), which then triggered economic turmoil in the developing economies. In fact, there was hardly any change affecting Indonesia's remarkable economic potential, considering that aside from the vast support provided by its abundant natural resources, Indonesia also enjoys very promising demographic factors like large population base, growing middle class category, and high consumption spending. However, the turmoil stemming from global macroeconomic conditions and rising inflationary pressure aftermath of the fuel subsidy cuts, have consequently piled up more business uncertainties, which triggered the slowdown in economic growth that brought an adverse impact in reduced demand for new capital investments throughout the year 2013.
Di tengah kondisi usaha yang ternyata secara di luar ekspektasi relatif lebih menantang dibandingkan dengan tahun 2012, kami memahami bahwa Manajemen Perusahaan telah menghadapi tantangan dan hambatan yang cukup sulit dalam mengeksekusi strategi pertumbuhan bisnis di tahun 2013. Secara umum, pencapaian realisasi pembiayaan baru Perusahaan sebesar Rp. 2,61 trilyun masih belum berhasil menembus target pembiayaan baru tahun 2013 sebesar Rp. 3 trilyun dan memang hanya terpaut sedikit dari pencapaian di tahun
Amidst the surprisingly more arduous business conditions than previously encountered in year 2012, it was understood that the Company's Management had to deal with tough challenges and obstacles to execute our business growth strategy in year 2013. Generally speaking, the Company's accomplished new financing disbursements of Rp 2.61 trillion, was yet to surpass the new financing target of Rp 3 trillion for year 2013 and was a tad short from the Rp 2.63 trillion mark achieved in year 2012. Despite the evident success in the Management's effectiveness in
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
7
Laporan Dewan Komisaris Message from Board of Commissionners
2012 sebesar Rp. 2,63 trilyun. Walaupun efektifitas pengendalian peningkatan biaya operasional oleh Manajemen Perusahaan dinilai telah cukup berhasil, namun perlambatan pertumbuhan pendapatan pada akhirnya telah mengurangi pencapaian laba bersih sebesar 9,63% menjadi senilai Rp. 135,67 milyar atau menghasilkan imbal hasil rata-rata sebesar 12,81% bagi pemegang saham. Kendati demikian, pertumbuhan kapitalisasi saham Perusahaan sebesar 9,4% menjadi Rp 1,28 trilyun, relatif masih lebih baik dibandingkan dengan kondisi umum pasar saham Indonesia yang tercermin pada penurunan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia sebesar 2,4% sepanjang tahun 2013.
controlling operating costs increases, inevitably the slowing revenue growth has ultimately reduced achieved net profit by 9.63% to Rp135.67 billion, generating an average yield of 12.81% to our shareholders. Nevertheless, the Company's share capitalization growth of 9.4% to a valuation of Rp1.28 trillion was relatively superior than the general return of the Indonesian stock market at large, as reflected in the decline of 2.4% in the Indonesia Stock Exchange market capitalization for the year 2013.
Sebagaimana telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 28 Mei 2013, Dewan Komisaris Perusahaan untuk periode tiga tahun berikutnya mengalami perubahan susunan dengan diangkatnya Bapak Corneiles Tedjo Endriyarto, yang sebelumnya telah memberikan sumbangsih sebagai anggota Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2005, sebagai Komisaris Independen Perusahaan yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit, menggantikan posisi Bapak Antonius Weno yang telah berakhir masa penugasannya. Jabatan Komisaris Utama Perusahaan yang sebelumnya juga dirangkap oleh beliau digantikan oleh Bapak Karman Tandanu, selaku representatif pemegang saham utama Perusahaan, yang sebelumnya telah menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Perusahaan. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kontribusi pemikiran, wawasan dan energi Bapak Antonius Weno selama memimpin Dewan Komisaris dan Komite Audit Perusahaan. Di sisi lain, kami memiliki keyakinan bahwa kualifikasi Bapak Corneiles Tedjo Endriyarto yang memiliki perjalanan karir yang panjang di Departemen Keuangan merupakan pilihan yang tepat bagi upaya meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris dalam menjaga pemenuhan aspek kepatuhan hukum Perusahaan, pada saat Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga pemerintah yang baru dibentuk untuk menjadi regulator tunggal seluruh industri jasa keuangan telah secara resmi menjalankan fungsi supervisinya atas lembaga keuangan non bank sejak awal tahun 2013. Masih sehubungan dengan perubahan susunan anggota Komite Audit, kami juga menyambut bergabungnya Bapak Hardianto Soefajin yang diharapkan dapat memperkuat profesionalitas dan independensi fungsi pengawasan Komite Audit dengan mengandalkan wawasan dan pengalaman Beliau yang dalam dan mencakup multi industri.
As declared int the Annual General Shareholders Meeting held on May 28, 2013, the composition of the Company's Board of Commissioners for the next three year period has been amended by the appointment of Mr. Corneiles Tedjo Endriyarto, who had previously served as a member of the Company's Audit Committee since year 2005, as the Company's Independent Commissioner and concurrent Chairman of Audit Committee, replacing the previous incumbent, Mr. Antonius Weno who had reached the end of his assignment. The designation as Company's President Commissioner, also previously held by him, was handed over to Mr. Karman Tandanu as the representative of the Company's controlling shareholders, who had previously served as a member of the Board of Commissioners. We immensely thank Mr. Antonius Weno for the invaluable contributions of his thoughts, insights and energy while leading the Company's Board of Commissioners and Audit Committee. On the other hand, we have strong confidence in Mr. Corneiles Tedjo Endriyarto's qualifications, whose extensive career in the Ministry of Finance ultimately placed him as the ideal candidate to improve the Board of Commissioners' competencies in upholding the Company's regulatory compliance aspects, at the time when the Indonesian Financial Services Authority (OJK), as the new government agency established to be the ultimate regulator for the entire financial services industry, has officially commenced its oversight function over nonbank financial institutions since the beginning of 2013. Associated with the change in the Audit Committee composition, we also welcome the appointment of Mr. Hardianto Soefajin who is poised to strengthen the professionalism and independence of the Audit Committee's oversight functions by bringing in the depth of his insights and experiences that span over multi industries.
8
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Laporan Dewan Komisaris Message from Board of Commissionners
Sejalan dengan komitmen Perusahaan untuk menjaga tata kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris senantiasa berkonsultasi dengan Komite Audit untuk memastikan bahwa Perusahaan telah (i) memiliki struktur organisasi, kebijakan, sistem dan prosedur yang memadai, khususnya yang terkait dengan kerangka pengendalian risiko usaha yang komprehensif; serta (ii) secara konsisten menjaga terbentuknya budaya kerja yang berdasarkan integritas tinggi di antara para pemangku jabatan, termasuk seluruh karyawan Perusahaan. Menilai laporan yang diberikan oleh Komite Audit, Dewan Komisaris menilai bahwa pemenuhan kualitas tata kelola Perusahaan oleh Direksi dan Manajemen Perusahaan telah berjalan cukup baik, tanpa mengabaikan kepentingan untuk terus melakukan upaya perbaikan di masa depan.
In line with the Company's commitment to maintain good corporate governance, the Board of Commissioners continues to consult with the Audit Committee to ensure that the Company has (i) maintained an appropriate organizational structure, policies, systems and procedures, particularly pertaining to a comprehensive risk management framework; and (ii) consistently enforced the grooming of a work culture based on highest integrity among all officers, and also every employees of the Company. Assessing the reports supplied by the Audit Committee, the Board of Commissioners is in the opinion that the Company's Board of Directors and Management has properly strived to uphold the quality of good corporate governance, without disregard on the importance of continuous improvement imperatives in the future.
Prospek usaha pada tahun 2014 diakui akan masih cukup menantang, dengan mempertimbangkan prospek perlambatan ekonomi yang masih akan menyelimuti negara-negara berkembang dan Tiongkok, serta situasi khusus yang dihadapi perekonomian Indonesia, antara lain terkait dengan pengendalian defisit transaksi berjalan dan cadangan devisa, konsekuensi berlanjutnya kebijakan moneter yang ketat dari Bank Indonesia yang mempengaruhi tingkat suku bunga kredit dan penantian dunia usaha atas prospek perubahan pemetaan politik paska pelaksanaan pemilihan umum 2014 yang berpotensi menentukan arah kebijakan pemerintah. Kendati demikian Dewan Komisaris tetap memiliki keyakinan bahwa prospek masa depan pertumbuhan industri pembiayaan secara umum akan terus meningkat. Demikian pula menilai kapasitas Perusahaan pada khususnya, yang didukung oleh permodalan yang sangat kuat, jangkauan jaringan pemasaran dan nasabah yang luas serta dalamnya pengalaman industri yang teruji selama lebih dari tiga dekade, Dewan Komisaris memiliki pandangan bahwa tantangan prospek usaha di tahun 2014 semata merupakan ujian bagi Manajemen Perusahaan untuk siap bekerja lebih keras, mampu menangkap peluang baru dengan mendorong kreativitas berinovasi dan naluri kewirausahaan, serta mempertajam kualitas eksekusi bisnis dengan mengasah kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki. Sejalan dengan hal ini, maka fokus fungsi Dewan Komisaris ke depan akan lebih ditekankan pada pengarahan upaya dan strategi yang diambil oleh Dewan Direksi untuk mempersiapkan kualitas sumber daya
Business prospects in year 2014 will admittedly remain quite challenging, weighing on the prospect of a protracted economic slowdown that would still haunt the developing countries and China, coupled with the unique situation encountered by the Indonesian economy, among others pertaining to policy effectiveness in managing current account deficit and foreign exchange reserves, the consequences of Bank Indonesia's sustained tight monetary policy that will definitely influence credit lending rate, and the business communities' “wait and see” attitude in anticipation of changes in the mapping of political powers arising from the outcome of the 2014 general election, which could eventually dictate the course of the government's policies. Nevertheless, the Board of Commissioners remains confident that future outlook of the financing industry at large will still be promising. Consistently, judging on the Company's capacity in particular, taking into account its very strong capital, extensive marketing and customer network coverage and depths of industry experience that were attested for over three decades, the Board of Commissioners believes that business prospect challenges in 2014 merely present a requisite duty for the Company's management to step up the hardwork, leverage its ability to capture new opportunities by encouraging innovative creativity and entrepreneurial instincts, and sharpening the quality of business execution by enhancing the competence of its human resources. In line with this, the focus of the Board of Commissioners' functions will be emphasized towards guiding the efforts and strategies to be taken by the Board of Directors to produce more dependability in the
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
9
Laporan Dewan Komisaris Message from Board of Commissionners
manusia Perusahaan yang lebih handal, dan ketersediaan sarana infrastruktur pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk mengantisipasi peluang pertumbuhan baru di tahun mendatang.
Company's human resources quality, and ensuring the availability of other supporting infrastructure that may be necessary to anticipate new growth opportunities in the coming year.
Akhir kata, Dewan Komisaris menghaturkan rasa terima kasih yang tulus kepada seluruh pemangku kepentingan Perusahaan atas segala kepercayaan, dukungan, dan kerjasama yang telah dijalin dengan Perusahaan, sehingga terlepas dari tantangan dan hambatan yang ada di tahun 2013 Buana Finance tetap dapat mempertahankan eksistensinya sebagai perusahaan pembiayaan yang terpercaya di Indonesia. Merupakan kebanggaan tersendiri bagi kami untuk dapat tetap relevan dan menjadi mitra penyedia jasa keuangan pilihan selama lebih dari tiga dekade hingga saat ini. Tentunya semua ini tidak terlepas juga dari dedikasi dan prestasi yang merupakan sumbangsih dari Dewan Direksi, Manajamen dan seluruh karyawan Perusahaan yang juga patut diapresiasi. Dengan bertumpu pada rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan kerja sama yang lebih erat dengan semua pemangku kepentingan, maka niscaya Buana Finance akan terus mengukir prestasi dalam menggerakkan roda perekonomian Indonesia di tahun 2014, yang kita harapkan akan menjadi tahun perubahan ke arah yang lebih baik lagi bagi bangsa Indonesia.
Finally, the Board of Commissioners would like to convey our sincere gratitude to all stakeholders for their trust, support, and cooperation extended to the Company, such that regardless of the challenges and obstacles that we encountered in the year 2013, Buana Finance could still sustain its distinction as a reputable financing company in Indonesia. It brings us such pride just to have succeeded in being relevant and ultimately be the trusted financial services provider of choice for more than three decades until today. In all fairness, these accomplishments would not be possible without the earnest dedication and endeavours brought by the Board of Directors, Management and all the Company's employees, of which all due credit should be given. By counting on the grace of God Almighty and tightening the partnership with all stakeholders, Buana Finance shall continue to prevail in making its mark towards charging the economic growth for Indonesia in 2014, a year eagerly hoped to set off change towards brighter destiny for the country.
10
Corneiles Tedjo Endriyarto
Karman Tandanu
Tjan Soen Eng
Komisaris Independen Independent Commissioner
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
Antony Muljanto
Herman Lesmana
Soetadi Limin
Direktur Director
Direktur Director
Direktur Utama President Director
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
11
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
Dear Valued Stakeholders,
Kondisi ekonomi dan moneter di Indonesia di tahun 2013 diwarnai dengan banyak dinamika yang signifikan, khususnya antara lain terkait dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pengetatan kondisi moneter dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Setelah sempat sebelumnya gagal mendapatkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan April 2012 yang lalu, rencana Pemerintah untuk memangkas subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) akhirnya menjadi kenyataan pada tanggal 21 Juni 2013, dengan keputusan akhir menaikkan harga solar dan minyak premium bersubsidi sebesar Rp 1.000 – Rp 2.000 per liter, dari harga sebelumnya Rp. 4.500 menjadi masingmasing Rp. 5.500 dan Rp. 6.500.Melihat ke belakang, tetap tingginya harga rata-rata minyak dunia yang relatif stabil bertahan di atas level USD 100 perbarel sepanjang tahun 2012 dan 2013 disinyalir telahmengakibatkan pembengkakan angka subsidi BBM yang turut mengakibatkan pemborosan pengeluaran devisa daneskalasi defisit transaksi berjalan pemerintah. Pada saatyang hampir bersamaan pemerintah Amerika Serikat melalui otoritas moneternya The Federal Reserve mengeluarkan signal untuk melakukan pengurangan stimulus "Quantitative Easing" (pelonggaran likuiditas moneter) yang kemudian dikenal dengan istilah "Fed Tapering". Bank Indonesia (BI) dengan sigap segera mengambil langkah-langkah kebijakan antisipatif untuk mencegah terjadinya eksodus modal asing meninggalkan Indonesia dengan menerapkan pengetatan kebijakan moneter, yang antara lain ditandai dengan penyesuaian tingkat sukubunga BI Rate sebesar total 175 basis point ke level 7,5% dalam kurun waktu 5 bulan sejak Juni 2013. Kendatidemikian, rantaian dampak yang tersingkap dalam paruhakhir 2013 masih cukup sulit terbendung, di mana tingkatinflasi tahunan meroket ke level 8,38% pada akhir tahun(hampir dua kali lipat dibandingkan tingkat inflasi tahun 2012 sebesar 4,30%), dan nilai tukar Rupiah secara tahunan terdepresiasi sebesar 26% terhadap US Dollar dari Rp. 9.670 menjadi Rp 12.189.
Indonesian economic and monetary conditions in the year 2013 were higlighted by a series of significant dynamics, most notably were the events pertaining to the fuel price hike, tightening of monetary condition and the slowdown in economic growth. After having its bid for approval previously rejected by the House of Representatives in April, 2012, the Government's plan to cut fuel subsidies finally came through on June 21, 2013; yielding the final decision to raise the prices of subsidized diesel oil and leaded gasoline by Rp 1,000 – Rp. 2,000 per liter, from Rp. 4,500 to Rp. 5,500 and Rp. 6,500, respectively. Looking back, the firm average global prices of oil that stubbornly held on above $100 per barrel throughout 2012 and 2013, was suspected to have caused a blowout in fuel subsidies budget that eventually forced a drain in foreign exchange reserves and an escalation of the government's current account deficit. At an almost simultaneous timing, the U.S. government through its monetary authority, the Federal Reserve, sent a signal to cut the stimulus known as "Quantitative Easing" (easing of monetary liquidity), which was later on phrased as "Fed Tapering". Bank Indonesia (BI) deftly took immediate steps of anticipatory policy measures to prevent the exodus of foreign capital from Indonesia by tightening monetary policy, which was most notably marked by the rise of the BI rate by 175 basis points to the level of 7.5% within a period of 5 months since June 2013. Nevertheless, the chain of effects revealed in the latter half of 2013 appeared to be quite inevitable, as annual inflation rate rocketed to a level of 8.38% at the end of the year (almost two times higher than the inflation rate in 2012 of 4.30%), and the Rupiah exchange rate depreciated by 26% against the U.S. dollar from Rp9,670 to Rp12,189.
Di sisi lain, pemulihan tingkat pertumbuhan perekonomian global (khususnya di antara negara ekonomi berkembang) terhadang oleh tantangan perekonomian negara Tiongkok yang mencatat perlambatan pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun berturut-turut di tahun 2013, di tengah kekuatiran
On the other hand, the pace of recovery in global economic growth rate (particularly among developing countries) was constrained by economic challenges in China, which had registered slowing economic growth for three consecutive years by 2013, sitting on its government's concerns over
12
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
pemerintahnya atas pertumbuhan investasi yang cenderung memperparah kondisi berlebihnya kapasitas dan berpotensi memicu eskalasi tingkat hutang yang terlalu cepat, di samping juga meningkatnya beban sosial terkait tuntutan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dan pengendalian dampak lingkungan. Kondisi demikian mempengaruhi pergerakan harga komoditas dunia, di mana sedikit melampaui ekspektasi kami yang diungkapkan pada laporan tahunan yang lalu, harga ratarata tahunan sebagian besar komoditas dunia (kecuali antara lain minyak bumi dan gas alam) sepanjang tahun 2013 masih melanjutkan trend penurunan. Sebagai ilustrasi, harga rata-rata tahunan batu bara, minyak kelapa sawit dan nikel masing-masing telah anjlok di kisaran 12% - 14%, sementara harga emas dan karet menyusut lebih dalam di kisaran 16% - 20% (berdasarkan publikasi riset Bank Dunia).Yang menjadi pengecualian yang cukup menarik perhatian adalah harga rata-rata tahunan pulp kayu ternyata masih dapat menunjukkan penguatan sekitar 8%. Fenomena ini diperkirakan terkait dengan diterbitkannya Instruksi Presiden No. 6 tahun 2013 pada bulan Mei 2013 yang memperpanjang jangka waktu moratorium pemberian ijin baru atas konversi hutan alam primer dan lahan gambut selama 2 tahun. Di tengah kondisi perlambatan ekonomi global dan juga melemahnya kinerja ekspor Indonesia, tak ayal lagi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional tidak dapat dihindarkan, tercatat menyusut dari 6,23% di tahun 2012 menjadi 5,78% di tahun 2013.
growth in investment that tended to exacerbate its overcapacity hangover and could potentially trigger hasty escalation of debts level, aside from the increasing social burden associated with pressure to increase labor welfare and control of environmental costs. These conditions had affected world commodity price movements, slightly exceeding our previous expectations disclosed in the last annual report, as the annual average price of most global commodities (with few exceptions such as petroleum and natural gas) during the year 2013 still continued its downward trend. As an illustration, the average annual price of coal, palm oil and nickel had each fallen in the range of 12% - 14%, while the price of gold and rubber had shrunk in the range of 16% - 20% (based on the research publication of World Bank). One worthy exception was the annual average price of wood pulp which still firmed up by about 8%. This phenomenon was thought to be partly influenced by the issuance of Presidential Instruction No. 6 - 2013 in May 2013, which extended the moratorium period for issuing new licenses to convert primary forests and peatlands by another two years. In the midst of global economic slowdown and weakening of Indonesia's export performance, it was inevitable that national economic growth was heading to a slowdown, confirmed by the declining trend from 6.23% (2012) to 5.78% (2013).
Di tengah meningkatnya ketidakpastian berusaha yang menyelimuti situasi ekonomi Indonesia di tahun 2013 tersebut, maka Direksi berkeyakinan bahwa secara prinsip diperlukan sikap yang lebih berhati-hati dalam mengeksekusi strategi ekspansi pembiayaan baru yang diberikan. Secara umum, fungsi manajemen risiko, khususnya yang terkait analisa dan mitigasi risiko kredit lebih diberdayakan dengan diiringi penyesuaian kembali atas batas maksimal kewenangan pemutusan kredit untuk lebih melibatkan pengawasan Direksi. Di samping itu, Direksi juga memperkuat jajaran Middle Management khususnya yang terkait dengan pengelolaan regional lini usaha pembiayaan konsumen, untuk memastikan kualitas pemenuhan persyaratan-persyaratan kepatuhan peraturan, terutama yang terkait dengan prinsip pengenalan nasabah ("Know Your Customer"). Di sisi lain, Direksi juga berupaya memperkuat struktur pendanaan Perusahaan untuk mendapatkan sumber dana yang kompetitif. Sebagaimana
Amid growing business uncertainty that weighed on Indonesia's economic situation in 2013, the Board of Directors firmly believed that in principle a more prudent approach in the execution of new financing expansion strategy was necessary. In general, the risk management function, particularly those related to the analysis and mitigation of credit risk was reinforced and supplemented by the resetting of loan approval limits to enable more monitoring involvement from the Board of Directors. Additionally, the Board of Directors also strengthened the Middle Management lineup, specifically those pertaining to the regional management of the consumer finance business, to ensure the quality of regulatory compliance requirements, especially those pertaining to the "Know Your Customer" principles. On the other hand, the Board of Directors also sought to strengthen the Company's financial structure by obtaining competitive funding sources. As already briefly presented in the previous annual report, the
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
13
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
telah secara singkat disampaikan pada laporan tahunan sebelumnya upaya untuk melakukan diversifikasi sumber pendanaan dari pasar modal juga akhirnya berhasil dicapai dengan suksesnya penawaran private placement Perusahaan yang pertama kalinya sejak krisis keuangan 1997-1998, dengan diterbitkannya Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance sebesar Rp. 150 milyar pada bulan November 2013. Perbaikan yang cukup signifikan atas kinerja Perusahaan selama tiga tahun terakhir ternyata membuahkan penilaian yang positif dari lembaga pemeringkat Pefindo yang meningkatkan rating Perseroan menjadi "A-" dengan outlook stabil, dan menjadi kunci penentu yang memantapkan langkah Perusahaan untuk menerbitkan MTN perdananya ini. Di tengah gejolak kondisi moneter Indonesia menjelang paruh kedua tahun 2013, sukses penerbitan MTN yang diukur dari tercapainya tingkat kupon "single digit" yang ditargetkan, kembali menjadi milestone baru yang diharapkan akan memberikan dampak positif ke depan bagi Perusahaan.
aim to diversify sources of funding by tapping from the capital markets had finally been realized through the success of the Company's maiden private placement offering since the financial crisis of 1997-1998, marked by the launch of Buana Finance's Medium Term Notes (MTN) I in the amount of Rp. 150 billion in November 2013. Significant improvement in the Company's performance over the last three years had been rewarded by positive appraisal from the rating agency Pefindo, which upgraded the Company's rating to "A-" with a stable outlook; which became the instrumental key decision factor that solidly paved the way for the Company to go ahead with its initial MTN issuance. Amid the turmoil in the Indonesian monetary conditions towards the second half of 2013, the successful issuance of the MTN as measured by the achieved target of "single digit" coupon rate, has again become a new milestone that is expected to reap positive rewards for the Company in the future.
Dengan menimbang tantangan iklim bisnis yang dihadapi,maka cukup sulit terhindari jika kinerja Perusahaan di tahun2013 sedikit terkoreksi dibandingkan tahun 2012. Di satu sisi, tingkat pertumbuhan aset Perusahaan menjadi sedikit melambat di kisaran 7,68% menjadi Rp. 3,77 trilyun, mengingat tingkat pencapaian volume pembiayaan baru sebesar Rp. 2,61 trilyun belum mampu melampaui pencapaian di tahun 2012 sebesar Rp. 2,63 trilyun. Sejalan dengan faktor ini, dan juga dipengaruhi oleh menurunnya rata-rata tingkat suku bunga pembiayaan yang dikenakan ke nasabah menyebabkan pertumbuhan pendapatan di luar laba selisih kurs juga terlihat sedikit melambat di kisaran 5,86% menjadi Rp. 624,75 milyar. Sesungguhnya strategi untuk meredam dampak perlambatan pertumbuhan pendapatan ini sudah diantisipasi Direksi dengan berupaya menahan laju peningkatan biaya operasional Perusahaan (diukur terhadap beban umum, administrasi dan pemasaran) di bawah kisaran 8%. Jika pada akhirnya laba bersih (dihitung sebelum pendapatan komprehensif lain) menjadi sedikit terkoreksi sebesar 9,64% menjadi Rp. 135,67 milyar, kondisi tersebut disebabkan oleh keputusan Direksi untuk secara konsisten mengantisipasi dampak menurunnya indikator fundamental makroekonomi yang terjadi dengan meningkatkan rasio pencadangan piutang ragu-ragu Perusahaan dari kisaran 2% di tahun 2012 ke kisaran 2,5% di tahun 2013. Terlepas dari kondisi usaha di tahun 2013 yang cukup menantang, Direksi berkeyakinan
In light of encountered business climate challenges, it was quite inescapable that the Company's performance in year 2013 was slightly lower compared to year 2012. On the one hand, the Company's assets growth rate hit the low gear in the range of 7.68% reaching Rp3.77 trillion, considering that the achieved new financing disbursements of Rp2.61 trillion slightly missed the record achieved in year 2012 of Rp2.63 trillion. In line with these factors, and also induced by lower average interest rate on financing charged to customers, revenue growth excluding foreign exchange gains was also seen as slowing to the range of 5.86%, reaching Rp624.75 billion. Actually, the strategy to mitigate the impact of slowing revenue growth had been anticipated by the Board of Directors by striving to contain the creeping increase in the Company's operating costs (measured against general expenses, administration and marketing) below the range of 8%. If eventually the net income (calculated before other comprehensive income) still slightly declined by 9.64% to reach Rp135.67 billion, this could be explained by the Board of Directors' decision to consistently account for the impact of observed weakening indicators of macroeconomic fundamental by increasing the Company's ratio of doubtful accounts reserve from the range of 2% in 2012 to around 2.5% in 2013. In spite of the relatively challenging business conditions in 2013, the Board of Directors firmly believes that the Company remains well positioned to consistently maintain its annual dividend payment, although not
14
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
bahwa Perusahaan tetap berada dalam posisi yang baik untuk mempertahankan konsistensi pembagian dividen tahunannya, kendati tanpa didahului oleh pembagian dividen interim seperti yang pernah diterapkan di beberapa tahun terakhir.
preceded by any interim dividend payment as practiced in the past few years.
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan di bulan Mei 2013, susunan Direksi Perusahaan untuk masa penugasan tiga tahun berikutnya telah diangkat kembali dengan tidak mengalami perubahan. Melanjutkan kesinambungan implementasi tata kelola perusahaan, Direksi senantiasa mengedepankan dan menjaga penerapan prinsip-prinsip akuntabilitas, transparansi, responsivitas, independensi dan kewajaran dalam semua bagian organisasi Perusahaan. Dengan mempertimbangkan masukan dari Divisi Internal Audit dan Komite Sumber Daya Manusia Perusahaan, Direksi terus meningkatkan koordinasi untuk memperbaiki penerapan tata kelola Perusahaan yang baik antara lain dengan melakukan penyempurnaan beberapa kebijakan pembiayaan dan standar prosedur operasional, peningkatan pengawasan atas seleksi karyawan baru,perbaikan atas standar evaluasi kinerja karyawan, dan lain lain. Direksi meyakini bahwa aspek tata kelola perusahaan yang baik akan semakin perlu diprioritaskan mengingat telah bertugasnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator tunggal yang baru untuk seluruh industri jasa keuangan Indonesia sejak awal tahun 2014. Dapat dipastikan OJK akan secara bertahap mengeluarkan peraturan-peraturan baru yang ditujukan untuk meningkatkan integritas dan tatanan pengawasan sektor jasa keuangan yang lebih komprehensif, sebagaimana dapat dinilai dari terbitnya POJK Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan yang akan berlaku mulai 6 Agustus 2014.
Based on the General Meeting of Shareholders' decision in May 2013, the composition of the Company's Board of Directors for the next three year period has been reappointed with no change. Continuing the Company's sustainable implementation of good corporate governance, the Board of Directors will consistently emphasize and enforce the implementation of the principles of a c c o u n t a b i l i t y, t r a n s p a r e n c y, r e s p o n s i v e n e s s , independence and fairness in all parts of the Company's organization. Taking into account all the feedbacks from the Company's Internal Audit Division and Human Resources Committee, the Board of Directors continued to step up coordination for the efforts to enhance the implementation of good corporate governance, among others, by making some refinement on financing policies and standard operating procedures, increasing screening control of new employees recruitment, redesigning the standard of employee performance review, etc. The Board of Directors believes that the framework of good corporate governance will increasingly need to be prioritized, considering the new era of the Indonesia's Financial Services Authority (OJK) as the new single regulator for the entire financial services industry in Indonesia has officially started since early 2014. It can be ascertained that OJK will gradually issue new regulations intended to improve the integrity and order of a more comprehensive supervision over the financial services sector, as can be judged from the issuance of POJK No. 1/POJK.07/2013 on Consumer Protection in Financial Services Sector, which will take effect since August 6, 2014.
Prospek usaha Perusahaan di tahun 2014 diyakini akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi makro Indonesia, antara lain sejauh mana Pemerintah dapat berhasil menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, di tengah prospek dipertahankannya siklus kebijakan pengetatan moneter oleh BI yang antara lain dikarenakan urgensi untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah dan imperatif menurunkan kembali tingkat inflasi ke sasaran yang lebih sustainable di rentang 4,5% + 1%. Di sisi lain, berkaitan dengan prosesi pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) untuk Anggota Legislatif dan
The Company's business prospects in 2014 is believed to be strongly influenced by the progress of Indonesia's macro conditions, which among others, pertained to the extent to which the Government can successfully keep a sustainable economic growth momentum, amid prospects of a prolonged cycle of monetary tightening by BI, caused by the urgency to maintain the stability of the Rupiah exchange rate and the imperative to bring down the inflation rate to a more sustainable level in the target range of 4.5% + 1%. On the other hand, with regard to the unfolding procession of Legislative and Presidential Elections, in general the
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
15
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
Presiden, secara umum para pelaku bisnis mengharapkan konklusi Pemilu yang cepat dan tertib, sehingga arah kebijakan pemerintah yang baru dapat segera digariskan.
business community hopes for a swift and peaceful conclusion to the election, so that the direction of the new government's policies can be outlined expeditiously.
Secara lebih spesifik, diperkirakan prospek sektor ekonomi berbasis sumber daya alam yang menjadi fokus pembiayaan Perusahaan mungkin masih belum dapat diharapkan untuk menunjukkan pemulihan pertumbuhan yang signifikan, antara lain mempertimbangkan harga produk komoditas paska berlanjutnya koreksi harga komoditas secara umum sepanjang tahun 2013, dan potensi pengurangan target produksi sektor pertambangan yang secara khusus terkait dengan regulasi lanjutan mengenai pengetatan ekspor mineral melalui mekanisme kewajiban pengolahan dan pemurnian yang ditegaskan kembali oleh Pemerintah dengan terbitkannya Peraturan Pemerintah no. 1 / 2014 pada tanggal 11 Januari 2014.
More specifically, the prospect of natural resource based economic sectors, which has become the focus of the Company's financing, may not be expected to show significant growth recovery, considering among others the perceived weakness in Chinese demand and uncertain price trend direction of commodity products, following a sustained decline in prices affecting most commodities throughout the year 2013 and also the potential reduction in mining production targets that is especially affected by the ensuing regulations that seek to tighten mineral exports through the mechanism of mineral processing and refining obligations reaffirmed by the Government by the issuance of Government Regulation no. 1/2014 on 11 January 2014.
Mengacu pada beberapa pertimbangan di atas, maka secara umum Direksi kembali menetapkan target yang konservatif untuk pencapaian target pembiayaan baru di tahun 2014 sebesar Rp. 3 trilyun. Walaupun dalam jangka waktu pendek Perusahaan terkesan cenderung akan mengambil sikap konservatif dengan melakukan konsolidasi usahanya, namun Direksi tetap memiliki pandangan yang optimis atas prospek jangka panjang dari perekonomian Indonesia pada umumnya dan potensi pertumbuhan industri jasa pembiayaan pada khususnya. Sejalan dengan keyakinan ini, Direksi akan tetap melanjutkan segala usaha yang diperlukan untuk (I) terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Perusahaan demi memperkuat kapasitas Perusahaan untuk melanjutkan pertumbuhan usaha yang berkesinambungan di masa depan dan (ii) mempererat forum komunikasi dengan pelanggan utama dan mitra supplier untuk mendapatkan masukan atas peluang pengembangan produk pembiayaan baru maupun penjajakan bentuk kerjasama khusus untuk merespon perubahan permintaan pasar.
Reflecting on the above considerations, the Board of Directors broadly sets a conservative target again for the budgeted new financing disbursement in 2014 amounting to Rp 3 trillion. Although it may seem that in the short term the Company may lean towards taking a conservative stance to consolidate its business, however, the Board of Directors still keeps an optimistic outlook on the long-term prospects of the the Indonesian economy in general and the growth potential of the financial services industry in particular. In line with this view, the Board of Directors will continue conducting all necessary efforts to (i) keep improving the competence of the Company's human resources in order to strengthen the Company's capacity to carry on the path of sustainable business growth in the future and (ii) to strengthen communication forums with our key customers and partnering suppliers to collect insights on new financing product development opportunities, as well as to explore specific forms of collaboration to respond to changing market demands.
Pada akhir kata, Direksi mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena tanpa rahmatNya tidaklah mungkin kita dapat mengharapkan apa yang telah dicapai Perusahaan di tahun 2013. Direksi juga merasa sangat berterima kasih kepada para pemegang saham atas kepercayaan dan mandat yang diberikan kembali untuk memimpin Perusahaan. Tentunya sebagai pimpinan, sudah
In closing, the Board of Directors would like to thank God Almighty, knowing that without His grace it would be remotely possible to expect for what the Company had successfully achieved in year 2013. The Board of Directors also feels very grateful to the shareholders for the trust and the mandate repeatedly given to manage the Company. As leaders, it is only fitting for us to acknowledge that any of the
16
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Laporan Dewan Direksi Message from Board of Directors
sepatutnya kami mengapresiasi bahwa apapun prestasi yang telah dicapai adalah merupakan hasil kerja keras bersama dari seluruh karyawan Perusahaan dan oleh karenanya kami akan terus mengupayakan agar para karyawan dapat semakin memupuk rasa memiliki Perusahaan dan turut menikmati peningkatan kesejahteraan yang seiring dengan kemajuan Perusahaan. Juga untuk seluruh relasi kami yang lain, baik itu para pelanggan, mitra supplier dan kreditur, tidak mungkin kami lupakan pemberian penghargaan yang setingginya atas kepercayaan dan kerjasama yang sudah terjalin baik selama ini. Marilah kita songsong fajar baru bagi bangsa Indonesia dengan penuh semangat dan pengharapan.
Company's achievements is the fruit of hardwork from all of the Company's employees and therefore we will continuously strive to have the employees foster a sense of belonging towards the Company and to allow them access to increased share of prosperity that corresponds to the Company's advancement. Lastly, to all our other stakeholders, including customers, partnering suppliers and creditors, we would not have missed thanking them dearly for the trust and cooperation being diligently maintained thus far. Let us embrace the coming of a new dawn for Indonesia, in good spirit and anticipation.
Herman Lesmana
Soetadi Limin
Antony Muljanto
Direktur Director
Direktur Utama President Director
Direktur Director
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
17
Peristiwa Penting 2013 Event Highlights in 2013
Januari | January Program Management Trainee angkatan IV dibuka pada tanggal 9 Januari 2013 dan diikuti oleh 29 orang lulusan dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan dasar yang menyeluruh dalam bidang pemasaran dan kredit, dengan dukungan kerjasama dari institusi pelatihan dari luar Perseroan. Management Trainee Program batch-4, was commenced on 9 January 2013 and followed by 29 graduates from many universities across Indonesia. This program was aimed at providing comprehensive basics in the field of marketing and credit, supported by experienced training institution from third party. Peresmian relokasi kantor cabang Perseroan di Bethesda No. 34 Ruko 34D, Sario Kotabaru, Manado pada tanggal 18 Januari 2013. Kantor cabang sebelumnya berlokasi di Jl. Ahmad Yani, Manado. The relocation ceremony of the Company’s branch office at Bethesda No. 34 Ruko 34D, Sario Kotabaru, Manado on 18 January 2013. The former branch office was on Jl. Ahmad Yani, Manado.
April | April Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 70 milyar antara Perseroan dan PT Bank QNB Kesawan pada tanggal 9 April 2013. Fasilitas ini akan digunakan sebagai modal kerja pembiayaan. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 70 billion between the Company and PT Bank QNB Kesawan on 9 April 2013. The Facility is used as working capital for new financing.
18
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Peristiwa Penting Tahun 2013 Event Highlights in 2013
Mei | May Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan diadakan pada tanggal 28 Mei 2013 di Mercantile Athletic Club, Gedung WTC, Jakarta The Company’s Annual and Extraordinary General Meetings of Shareholders were held on 28 May 2013, at Mercantile Athletic Club, WTC Building, Jakarta.
Juli | July Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 100 milyar antara Perseroan dan PT Bank DKI pada tanggal 26 Juli 2013. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 100 billion between the Company and PT Bank DKI on 26 July 2013. The Facility is used as working capital for new financing.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 30 milyar antara Perseroan dan PT Bank Ganesha pada tanggal 26 Juli 2013. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 30 billion between the Company and PT Bank Ganesha on 26 July 2013. The Facility is used as working capital for new financing.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
19
Peristiwa Penting Tahun 2013 Event Highlights in 2013
Rapat Kerja Nasional Tengah Tahunan diadakan pada tanggal 18-19 Juli 2013 di Hotel Aston, Bogor, dalam rangka evaluasi pencapaian kinerja pertengahan tahun 2013. Rapat diikuti oleh seluruh kepala cabang, kepala bisnis, pemutus kredit dari seluruh Indonesia dan jajaran manajemen Perseroan. Mid Year - National Business Meeting was held from 18 to 19 July 2013 at Hotel Aston, Bogor, to evaluate the performance during mid year 2013. The meeting was attended by the Company's branch managers, business managers, credit officers across Indonesia and the Company's management.
Agustus | August Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar Rp 200 milyar antara Perseroan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) pada tanggal 20 Agustus 2013. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan. Signing of the term loan facility agreement in amount of Rp 200 billion between the Company and Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) on 20 August 2013. The Facility is used as working capital for new financing.
Oktober | October Peresmian relokasi kantor cabang Perseroan di Komplek Mega Asri Blok A2/A3, Jl. Arifin Ahmad, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai, Pekanbaru pada tanggal 23 Oktober 2013. Kantor cabang sebelumnya berlokasi di Komplek Sudirman CIty Square, Jl. Jend. Sudirman, Pekanbaru. The relocation ceremony of the Company’s branch office at Komplek Mega Asri Blok A2/A3, Jl. Arifin Ahmad, Tangkerang Tengah, Marpoyan Damai, Pekanbaru on 23 October 2013. The former branch office was on Komplek Sudirman City Square, Jl. Jend. Sudirman, Pekanbaru.
20
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Peristiwa Penting Tahun 2013 Event Highlights in 2013
November | November Penerbitan Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance Tahun 2013 dengan cara penawaran terbatas sebesar Rp 150 milyar pada tanggal 14 November 2013 dengan tenor 1 tahun. Hasil penerbitan ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan. Issuance of Medium Term Notes (MTN) I Buana Finance Year 2013 in the form of private placements in amount of Rp 150 billion on 14 November 2013 with tenor of 1 year. The proceed of issuance is used for working capital.
Desember | December Rapat Kerja Nasional Tahunan diadakan pada tanggal 10 - 12 Desember 2013 di Hotel Trans Luxury, Bandung, dalam rangka evaluasi pencapaian kinerja tahun 2013. Rapat diikuti oleh seluruh kepala cabang, kepala bisnis, pemutus kredit dari seluruh Indonesia dan jajaran manajemen Perseroan. National Yearly Business Meeting was held from 10 - 12 December 2013 at Trans Luxury Hotel, Bandung, to evaluate the performance during year 2013. The meeting was attended by the Company's branch managers, business managers, credit officers across Indonesia and the Company's management.
Penandatanganan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka sebesar US$ 10 juta antara Perseroan dan JA Mitsui Leasing Ltd pada tanggal 16 Desember 2013. Fasilitas ini digunakan sebagai modal kerja pembiayaan. Signing of the term loan facility agreement in amount of US$ 10 million between the Company and JA Mitsui Leasing Ltd on 16 December 2013. The facility is used as working capital for new financing.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
21
Sekilas Buana Finance Buana Finance in Brief
“PT Buana Finance Tbk. berawal dari pendirian PT BBL Leasing Indonesia pada tanggal 7 Juni 1982 dengan sejarah operasional selama 31 tahun. Perseroan telah berkembang dari sebuah lembaga keuangan swasta campuran dengan modal awal Rp 1,8 milyar dan 2 kantor cabang menjadi perusahaan publik dengan modal lebih dari Rp 1 trilyun, total aset sebesar Rp 3,8 trilyun dan 21 kantor cabang.” PT Buana Finance Tbk. owed its origin to the founding of PT BBL Leasing Indonesia on 7 June 1982, having a business legacy that spans over a period of 31 years. The Company has evolved from a private foreign joint venture finance company with start up equity of Rp 1.8 billion and 2 branch offices to a public company with an equity of more than Rp 1 trillion, total assets of Rp 3.8 trillion and 21 branch offices.
Perseroan memperoleh izin operasi di bidang sewa guna usaha dan pada tahun itu mengubah nama menjadi PT BBL Dharmala Leasing. Tahun 1989, Perseroan berubah menjadi PT BBL Dharmala Finance sehubungan dengan ekspansi usaha menjadi perusahaan pembiayaan dengan izin operasi di bidang sewa guna usaha, modal ventura, anjak piutang, kartu kredit, dan pembiayaan konsumen. Di tahun yang sama, Perseroan menerbitkan obligasi pertamanya senilai Rp 10 milyar.
The Company received an operating license to provide financial leasing, and later that year changed its name to PT BBL Dharmala Leasing. In year 1989, the Company changed its name again to PT BBL Dharmala Finance in conjunction with the expansion of its business into a multifinance company with the operating license for leasing, venture capital, factoring, credit card, and consumer finance. In that same year, the Company issued its first bonds of Rp 10 billion.
Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham pada tahun 1990, menggalang modal segar sebesar Rp 15,6 milyar melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Selama tahun 1989-1997, Perseroan telah melakukan lima kali emisi di pasar modal, terdiri dari tiga emisi obligasi, satu penawaran umum saham, dan satu penawaran umum terbatas saham, senilai total Rp 218,63 milyar. Di samping itu, Perseroan juga mendapat kepercayaan berupa fasilitas pinjaman modal kerja dari beragam institusi keuangan multinasional melalui beberapa perjanjian kerjasama pendanaan. Dalam periode tahun 2001-2003, telah terjadi dua kali perubahan kepemilikan saham inti sehingga Perseroan mengubah nama menjadi PT BBL Danatama Finance Tbk., lalu menjadi PT Bina Danatama Finance Tbk. pada tahun 2003.
In 1990, the Company issued its Initial Public Offering raising Rp 15.6 billion in fresh equity capital through the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. All told, between 1989 and 1997, the Company undertook five floatations in the Indonesian capital market, comprising of three debt issues, one initial public offering, and a rights issue, raising Rp 218.63 billion in total. In addition, through several funding agreements, the Company was entrusted with working capital loan from many multinational financial institutions. Throughout 2001-2003, there were two changes of main shares ownership and it changed the Company’s name into PT BBL Danatama Finance Tbk. and PT Bina Danatama Finance Tbk. in 2003.
Pada bulan Februari 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK) pemegang saham pendiri PT Bank Buana Indonesia Tbk., mengambil alih 60% saham dan sebagian besar waran Perseroan. Setelah proses penawaran tender kepada pemegang saham publik dan konversi waran, kepemilikan SDK meningkat menjadi 67,5% pada akhir tahun 2005 dan selanjutnya menjadi 67,6% setelah melakukan pembelian saham melalui Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Juli 2007. Perseroan berubah nama menjadi PT Buana Finance Tbk., terhitung sejak tanggal 3 Oktober 2005 dan memfokuskan usahanya di bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen.
In February 2005, PT Sari Dasa Karsa (SDK), the founding shareholder of PT Bank Buana Indonesia Tbk., acquired 60% shares and a majority portion of the Company warrants. Following a tender offer process to public shareholders and conversion of the warrants, the ownership of SDK increased to 67.5% as at year-end 2005; and become 67.6% on 3 July 2007 by shares purchased through Jakarta Stock Exchange. Starting 3 October 2005, the Company changed its name to PT Buana Finance Tbk., and continued its business with focus in leasing and consumer financing.
22
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
derapkan langkahmu terdepan bersatu mengejar cita jujur, bertanggung jawab raih kemenangan menjadi solusi keuangan segala bentuk usaha jadi mitra yang handal dan terpercaya tingkatkan mutu pelayanan mudah, cepat dan aman jayalah Buana Finance selalu dihatiku akan selalu terjaga pasti tetap jaya Script from Buana Finance Anthem
Sekilas Buana Finance Buana Finance in Brief
Kegiatan Usaha Perseroan
Business Activities of The Company
Sesuai Keputusan Menteri Keuangan, dan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Perseroan, maka Perseroan memiliki ijin usaha untuk menjalankan kegiatan dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, yaitu :
Pursuant to the Minister of Finance Decree, and as stated in the Company's Article of Association, the Company has the business licenses to carry out activities in financial institution business, namely :
• Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha dapat dilakukan dalam bentuk pembiayaan untuk pengadaan barang modal baik secara financial lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa-guna usaha dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
• Leasing Leasing may be carried out in financing of capital goods procurement on the basis of financial lease and/or operating lease for lessee within a specified period by the regular repayment.
• Pembiayaan Konsumen Yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan konsumen yang pembayarannya dilakukan secara berkala.
• Consumer Financing It is financing by providing funds for goods procurement, based on consumer needs within a reguler repayment.
• Anjak Piutang Yaitu pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang dari transaksi perdagangan, atau penatausahaan penjualan kredit serta penagihan piutang perusahaan klien.
• Factoring It is financing in the form of purchase or transfer of receivables arising from trade transactions or administering corporate client's credit sales including the collections of receivables.
• Kartu Kredit Yaitu penerbitan kartu kredit yang dapat dimanfaatkan oleh pemegangnya untuk pembelian barang dan/atau jasa.
• Credit Card It is credit card issuance which used for cardholders to purchase products and/or services.
Saat ini, Perseroan secara aktif melakukan kegiatan dalam bidang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen.
Currently, the Company remains active in the business of leasing and consumer financing.
24
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Penghargaan dan Pemeringkatan Perseroan Company’s Award and Rating
Penghargaan yang diterima
Awards received
Pada bulan Agustus 2013, Perseroan menerima penghargaan Multifinance Award 2013 dari Majalah InfoBank dengan kategori “Kinerja Keuangan 2012 Sangat Bagus” untuk kategori perusahaan dengan aset lebih dari Rp 1 trilyun. Penghargaan ini merupakan penghargaan dengan kategori “Sangat Bagus” yang ke-8 kalinya yang diterima Perseroan dalam 9 tahun terakhir.
In August 2013, the Company received the celebrated Multifinance Award 2013 from Infobank Magazine, in the category of “Excellent 2012 Financial Performance”, for the category of companies with assets over Rp 1 trillion. This award in the category of “Excellent Performance” was received by the Company for the 8th times in the last 9 years.
Pemeringkatan Perseroan
Company Rating
Pada bulan Oktober 2013, Perseroan memperoleh hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yaitu “id A -” (single A minus) untuk periode 2 Oktober 2013 sampai 1 Oktober 2014.
In October 2013, the Company obtained Company rating from Credit Rating Indonesia (Pefindo), which is “id A -” (single A minus) for 2 October 2013 to 1 October 2014 period.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
25
Visi dan Misi Perseroan Vision and Mission of the Company
Visi
Vision
“Menjadi perusahaan jasa keuangan yang paling diminati untuk penyediaan layanan solusi keuangan yang inovatif, dan menjadi tolok ukur bagi industri.”
“To be the most preferred finance company providing innovative financial solution and becoming a benchmark in the industry.”
Misi
Mission
• Menciptakan hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dengan para pelanggan, pemasok, dan kreditur bereputasi baik dan terpercaya.
• Create long term mutual beneficial relationships with reputable and trustworthy customers, suppliers, and creditors.
• Menyediakan berbagai produk dan jasa keuangan yang inovatif, bersaing dan memiliki nilai tambah tinggi, didukung oleh sistem dan teknologi terkini dan handal.
• Deliver innovative, competitive and high value-added products & services, leveraged by robust system and effective cutting-edge technology.
• Mengoptimalkan semua sumber daya yang tersedia untuk memperkokoh bisnis kami.
• Optimize all available resources to strengthen our business.
• Memberikan keuntungan terbaik kepada para penanam modal.
• Provide excellent return to our investors.
• Menciptakan lingkungan kerja yang sangat baik untuk mengembangkan potensi karyawan.
• Create great environment for our people to unleash their potential.
• Menjalankan bisnis bisnis kami sesuai dengan Tata Kelola Perusahaan Terbaik dan Praktik Profesi Terbaik.
• Conduct our business in adherence to Good Corporate Governance and Best Practices.
If everyone is moving forward together, then success takes care of itself Ketika setiap diri kita bersatu dalam melangkah maju, maka sukses akan datang dengan sendirinya - Henry Ford -
Nilai-nilai Perseroan Corporate Values
Passion for winning
P
Hasrat untuk unggul
Aim for excellence
A
Bertujuan mencapai kesempurnaan
Spirit to serve
S
Semangat melayani
Teamwork
T
Kerjasama tim
I
Integrity Integritas
Struktur Organisasi Organization Structure
Board of Commissioners
Board of Directors
President Director
Marketing & Business Development Director
Audit Committee
Operation Director
Corporate Secretary & Investor Relation
Internal Audit Division
Know Your Customer (KYC) Task Unit
Financial Lease Division
Consumer Finance Division
Business Support FL Department
Business Support CF Department
Special Asset Management FL Department
Special Asset Management CF Department
28
HRD GS Division
Branches
Financial Control Division
Remedial & Legal Division
Accounting & Tax Department
Legal & Compliance
HR Services Department
AR Control Department
HR Development Department
Expense Control Department
General Services Department
PT BUANA FINANCE Tbk
Branch Operation Support Division
Risk Management Division
Treasury Division
Collection Division
Insurance Department
Credit Review & Procedure Department
Funding & Cash Mgmt Department
Collection Department Area 1
Legal & Compliance Department Area 2
IT Support Department
Administration & Exposure Control Department
Disbursement Department
Collection Department Area 2
Remedial Department
IT Development Department
Laporan Tahunan 2013
Financial Budgeting Department
Direksi dan Kepala Divisi Perseroan Directors and Division Heads 1 President Director 2 Marketing Director 3 Operation Director
Soetadi Limin Herman Lesmana Antony Muljanto
4 5 6 7 8 9 10
Corporate Secretary KYC Task Unit Internal Audit Division Financial Lease Division Consumer Finance Division - Area 1 Consumer Finance Division - Area 2 Consumer Finance Division - Area 3
Sudiono Pujo Suwanti Ahmad Khaetami Miron D. Panjaitan Toni Herlinggo Philip Hadinata Ted Suyani
11 12 13 14 15 16 17
HRD-GS Division Financial Control Division Remedial & Legal Division Branch Operation Support Division Risk Management Division Treasury Division Collection Division
Irvan Satyawan Nani Susanti Sudiono Pujo Agung Yanuarianto Suwanti Edwin Andu Ida Fitrijati
PT BUANA FINANCE Tbk
16
10
12
11
6 14
4 8
2013 Annual Report
17 2
7
5 1
3
9
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile
Karman Tandanu Komisaris Utama / President Commissioner
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Komisaris Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Sari Dasa Karsa. Memulai karir di PT Bank Buana Indonesia Tbk (saat ini PT Bank UOB Indonesia) di tahun 1972 di kantor cabang Medan dan Jakarta, selanjutnya menjabat sebagai Wakil Kepala Biro Luar Negeri (1975-1979), sebagai Pimpinan Kantor Cabang Senen, Jakarta (1979-1980), Wakil Pimpinan Kantor Cabang Surabaya (1980-1985), Kepala Biro Luar Negeri (1985-1995), Direktur Muda (1995-2005), sebagai Komisaris di PT Bank Buana Indonesia Tbk (2005-2008). Mengikuti pendidikan di Yock Eng High School (Singapore) pada tahun 1969. An Indonesian citizen, appointed as Company's President Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Currently also holds a position as the President Commissioner at PT Sari Dasa Karsa. Start his career at PT Bank Buana Indonesia Tbk (currently is PT Bank UOB Indonesia) at Medan and Jakarta branch offices in 1972, then held a position as Deputy Head of Foreign Affairs Bureau (1975-1979), as Head of Senen (Jakarta) Branch Office (1979-1980), as Deputy Head of Surabaya Branch Office (1980-1985), as Head of Foreign Affairs Bureau (1985-1995), as Junior Director (1995-2005), and as the Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk (2005-2008). Admitted to education in Yock Eng High School (Singapore) in 1969.
30
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile
Corneiles Tedjo Endriyarto
Tjan Soen Eng
Komisaris / Commissioner
Komisaris / Commissioner
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Komisaris Independen Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 281 tanggal 28 Mei 2013. Sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2005 sampai 2013. Memiliki pengalaman sebagai Senior Auditor di salah satu instansi pemerintah dan sebagai Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004.
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Komisaris Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 72 tanggal 27 Mei 2009. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bayu Buana Tbk, dan sebagai Komisaris Utama di PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, dan PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Dalam kurun waktu 19892007, beliau pernah menjabat sebagai partner di kantor akuntan publik Ernst & Young (2000-2007), Chief Operating Officer di PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (1995-1998), Direktur Keuangan PT BBL Dharmala Finance Tbk (1990-1995), dan Business Development Advisor di PT Arya Upaya Corporation (1989-1990). Saat ini beliau masih aktif sebagai dosen paruh waktu program master di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Meraih gelar Doctor di bidang Strategic Management pada tahun 1988 dan gelar Master di bidang Administrasi Bisnis dari University of Nebraska, Lincoln (USA) pada tahun 1984. Meraih gelar Sarjana di bidang Ekonomi dari Universitas Atmajaya Jakarta, Indonesia pada tahun 1981.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Independent Commissioner as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 281 dated May 28, 2013. Previously, he holds a position as member of Audit Committee since 2005 up to 2013. Has experience as a Senior Auditor in one of government institution and also as a Tax and Accounting Advisor at several private companies. Graduated with a Master's Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Commissioner as stated in the Minutes of Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 72 dated May 27, 2009. Currently also holds a position as the President Commissioner of PT Bayu Buana Tbk; and as President Commissioner of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk, and PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk. Between 1989-2007, he held a position as a partner in Ernst & Young public accountant firm (2000-2007), Chief Operating Officer of PT Dharmala Sakti Sejahtera Tbk (19951998), Finance Director of PT BBL Dharmala Finance Tbk (19901995), and Business Development Advisor of PT Arya Upaya Corporation (1989-1990). Currently he still serves as part time lecturer in post graduate program at Widya Mandala Catholic University, Surabaya. Graduated with a Doctoral's Degree in Strategic Management in 1988 and a Master Degree in Business Administration from University of Nebraska, Lincoln (USA) in 1984. Also graduated with a Bachelor Degree in Economics from University of Atmajaya Jakarta, Indonesia in 1981.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
31
Profil Dewan Direksi Board of Directors Profile
Soetadi Limin Direktur Utama / President Director Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Direktur Utama Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 74 tanggal 12 Mei 2010. Sebagai Direktur Utama, beliau membawahi fungsi Sekretaris Perusahaan, Divisi Pengawasan Internal, Unit Kerja Pengenalan Nasabah, Divisi SDM, Pengawasan Keuangan, dan Remedial-Hukum. Beliau sepenuhnya berkarir di PT Bank Buana Indonesia Tbk (saat ini PT Bank UOB Buana) selama 37 tahun (1967-2004). Keahlian utama yang dimiliki adalah di bidang Perbankan Internasional dan Treasuri, dengan pencapaian karir tertinggi sebagai Direktur Perbankan Internasional dan Treasuri (1989-1995) dan Wakil Direktur Utama (1996-1999). Jabatan selama 2 tahun terakhir (2002-2004) adalah sebagai Komisaris PT Bank Buana Indonesia Tbk. Meraih gelar Master di bidang Keuangan dan Perbankan dari Golden Gate University, San Francisco (USA) pada tahun 1988, dan gelar Sarjana dari Akademi Perbankan (Perbanas) Medan di tahun 1969.
An Indonesian citizen, appointed as Company's President Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 74 dated May 12, 2010. As the President Director, he oversees the Corporate Secretary function, Internal Audit Division, Know Your Customer Unit, HRD, Financial Control, Remedial and Legal Division. He had a dedicated career with PT Bank Buana Indonesia Tbk, (currently PT Bank UOB Buana) stretching a period of 37 years (1967-2004). His area of expertise was in International Banking and Treasury, with highest executive assignments as Managing Director for International Banking and Treasury (1989-1995) and Deputy President Director (1996-1999). He spent the last two years (2002-2004) in the Bank as Commissioner of PT Bank Buana Indonesia Tbk. He possessed an MBA degree in Banking and Finance, from Golden Gate University-San Fransisco (USA) in 1988 and Banking Degree from Akademi Perbankan (Perbanas) Medan in 1969.
32
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Profil Dewan Direksi Board of Directors Profile
Herman Lesmana
Antony Muljanto
Direktur / Director
Direktur / Director
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Nomor 24 tanggal 17 Desember 2008. Sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, beliau membawahi Divisi Sewa Guna Usaha dan Pembiayaan Konsumen. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur Pemasaran PT ANJ Finance (2004-2006). Beliau pernah menjabat sebagai Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance (1983-2004), dan sebagai Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank (1976-1983). Saat ini beliau juga menjabat sebagai Komisaris PT Pro Car International Finance sejak tahun 2006. Menyelesaikan pendidikan di bidang Manajemen Perusahaan (ekonomi) dari Akademi Pendidikan Kejuruan Jakarta pada tahun 1981.
Warga Negara Indonesia, ditetapkan sebagai Direktur Perseroan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan Nomor 17 tanggal 18 April 2007. Bergabung dengan Perseroan sejak bulan Maret 2005 sebagai Kepala Divisi Tresuri. Sebagai Direktur Operasional, beliau membawahi Divisi Tresuri, Pengelolaan Risiko, Penagihan dan Pengembangan Operasional Cabang. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Finance and Accounting Manager di PT Aneka Infokom Tekindo (1996-1999), Treasury Analyst di American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center (2001-2002), Assistant Deputy Director PT Karet Mas sejak 2002, dan sebagai Direktur PT Karet Mas sejak tahun 2004. Meraih gelar Master di bidang Commerce-Funds Management dari University of New South Wales, Sydney, Australia pada tahun 2000 dan Sarjana di bidang Business Administration - Finance, Investment, and Banking dari University of Wisconsin, Madison (USA) pada tahun 1995.
An Indonesian citizen, appointed as Company's Director as stated in the Minutes of the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Company Number 24 dated December 17, 2008. As the Marketing and Business Development Director, he oversees Financial Lease and Consumer Finance Division. Previously he held a position as Marketing Director of PT ANJ Finance (20042006). He also held positions as Senior Executive General Manager PT Orix Indonesia Finance (1983-2004), and Senior Staff Import Export Department PT Pan Indonesia Bank (1976-1983). He has also been holding a position as Commissioner of PT Pro Car International Finance since 2006. Graduated in Corporate Management (economy) from Akademi Pendidikan Kejuruan, Jakarta in 1981.
PT BUANA FINANCE Tbk
An Indonesian citizen, appointed as Company's Director as stated in the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Number 17 dated April 18, 2007. Joined to the Company since March 2005 as Treasury Division Head. As the Operation Director, he oversees Treasury, Risk Management, Collection and Branch Operation Support Division. Previously he held a position as the Finance and Accounting Manager of PT Aneka Infokom Tekindo (1996-1999), Treasury Analyst at American Express International, Inc., Singapore Regional Treasury Center (2001-2002), Assistant to Deputy Director of PT Karet Mas since 2002 and later on as Director since 2004. Graduated with a Master's Degree in Commerce-Funds Management from University of New South Wales, Sydney, Australia in 2000 and graduated with a Business Administration Finance, Investment, and Banking Degree from University of Wisconsin, Madison (USA) in 1995.
2013 Annual Report
33
Profil Komite Audit Audit Committee Profile
Corneiles Tedjo Endriyarto Ketua Komite Audit / Chairman of Audit Committee Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai Ketua Komite Audit Perseroan pada tanggal 30 Mei 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOMBNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2005 sampai 2013.Memiliki pengalaman sebagai Senior Auditor di salah satu instansi pemerintah dan sebagai Tax and Accounting Advisor di beberapa perusahaan swasta. Meraih gelar Master di bidang Businesss Administration dari Waseda University, Tokyo, Jepang pada tahun 2004. An Indonesian citizen, appointed as Company's Chairman of Audit Committee on May 30, 2013 as established in the BOC Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated May 30, 2013. Previously, he holds a position as member of Audit Committee since 2005 up to 2013. Has experience as a Senior Auditor in one of government institution and also as a Tax and Accounting Advisor at several private companies. Graduated with a Master's Degree in Business Administration from Waseda University, Tokyo, Japan in 2004.
34
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Profil Komite Audit Audit Committee Profile
Hardianto Soefajin
Winny Widya
Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee
Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee
Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai anggota Komite Audit Perseroan pada tanggal 30 Mei 2013 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOMBNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Awalnya beliau berkarir selama 4 tahun (1980-1984) sebagai auditor di SGV Utomo Mulia, kemudian sebagai Internal auditor di Dharmala selama 2 tahun (1984-1986). Kemudian, beliau berkarir di PT Bank Umum Nasional selama 9 tahun (1986-1995), di antaranya penugasan sebagai Kepala Cabang di Jakarta dan Manado. Selanjutnya berkarir di PT Ongko Life Insurance (1995-1997) sebagai Kepala Keuangan, di PT Zurich Insurance Indonesia (1997-1999) sebagai Direktur Keuangan, di CNI Group (2000-2002) sebagai Personal Assistant Director, di PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (2001-2007) sebagai anggota Komite Audit, di PT Ecogreen Oleochemicals (2002-2010) sebagai Head of Audit & Control, di PT. Widjajatunggal Sejahtera sebagai VP, Head of Internal Audit and Special Project. Saat ini, beliau masih bergabung dengan PT Cowell Development Tbk sebagai Financial Controller sejak tahun 2013. Meraih gelar Master di bidang Manajemen Pemasaran pada tahun 1995 dan gelar Master di bidang Keuangan pada tahun 1991 dari IPPM, Jakarta. Meraih gelar Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi dari Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia pada tahun 1984.
Warga Negara Indonesia, diangkat sebagai anggota Komite Audit pada tanggal 10 Juni 2010 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 tanggal 10 Juni 2010. Memulai karirnya sebagai Internal Auditor di PT Bank Central Asia Tbk dan PT Lippo Indah Trading (1978-1980). Bergabung dengan PT Bank Buana Indonesia (sekarang PT Bank UOB Indonesia) sejak 1981, dengan berbagai jabatan seperti Manajer bidang Akuntansi, Kepala Satuan Kerja Audit Intern, Kepala Biro Tata Usaha, Kepala Biro Akuntansi Pusat dan saat ini masih menjabat sebagai anggota Komite Audit di PT Bank UOB Indonesia. Meraih gelar Sarjana di bidang Akuntansi dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada tahun 1978.
An Indonesian citizen, appointed as member of the Audit Committee on May 30, 2013 as established in the BOC Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated May 30, 2013. Initially, he had a long career of 4 years (1980-1984) as an auditor in SGV Utomo Mulia, subsequently he works as internal auditor in Dharmala for the next 2 years (1984-1986). Then, he works in PT Bank Umum Nasional for 9 years (1986-1995), with the assignment of Branch Manager in Jakarta and Manado. Subsequently, he worked in PT Ongko Life Insurance (1995-1997) as Finance Head, in PT Zurich Insurance Indonesia (1997-1999) as Finance Director, in CNI Group (2000-2002) as Personal Assistant Director, in PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (2001-2007) as member of Audit Committee, in PT Ecogreen Oleochemicals (20022010) as Head of Audit & Control, in PT Widjajatunggal Sejahtera (2011-2013) as VP, Head of Internal Audit and Special Project. Currently, he works in PT Cowell Development Tbk as Financial Controller since 2013. Graduated with a Master Degree in Marketing Management in 1995 and a Master Degree in Finance in 1991 from IPPM, Jakarta. Also graduated with an undergraduate degree in Economics - Accountancy from University of Trisakti Jakarta, Indonesia in 1984.
PT BUANA FINANCE Tbk
An Indonesian citizen, appointed as member of the Audit Committee on June 10, 2010 as established in the BOC Decision Letter No. 002/KEP/KOM-BNF/V/2010 dated June 10, 2010. Starting her career as Internal Auditor in PT Bank Central Asia Tbk and PT Lippo Indah Trading (1978-1980). She joined to PT Bank Buana Indonesia (currently PT Bank UOB Indonesia) since 1981, with various position as Accounting Manager, Head of Internal Audit Unit, Head of Administration, Head of Central Accounting, and currently still serving as member of Audit Committee at PT Bank UOB Indonesia. She possessed an undergraduate degree in Accountancy from Universitas Indonesia, Jakarta, in 1978.
2013 Annual Report
35
Pencatatan Saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia Company's Shares Listing at the Indonesia Stock Exchange
No
Keterangan
Jumlah Saham (lembar) Tanggal Pencatatan Total Shares Listing Date
Remarks
1
Penawaran Umum Perdana
2,500,000
07 May 1990
Initial Public Offering
2
Pencatatan Saham Pendiri
12,500,000
16 Jan 1991
Company Listing
3
Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham)
12,000,000
30 Nov 1993
Bonus Shares (from capitalisation of share premium account)
4
Penawaran Umum Terbatas
18,000,000
31 May 1994
Right Issue
5
Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham)
45,000,000
20 June 1995
Bonus Shares (from capitalisation of share premium account)
6
Pemecahan Nilai Nominal Saham
90,000,000
26 July 1999
Stock Split
7
Pencatatan Saham Tambahan
270,000,000
05 Feb 2004
Additional Listing without Pre-Emptive Rights
Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dulu (dari Konversi Hutang ke Ekuitas)
(from Debt to Equity Conversion)
Konversi Waran Seri 02
1,384,500
25 Feb 2005
Warrant II Conversion
9
Konversi Waran Seri 02
100,000
11 May 2005
Warrant II Conversion
10
Konversi Waran Seri 02
11
Pemecahan Nilai Nominal Saham
12
Penyesuaian Waran karena pemecahan nilai nominal saham
8
47,866,747
21 Nov 2005
Warrant II Conversion
499,351,247
05 Oct 2006
Stock Split
14,934,467
05 Oct 2006
Warrant adjustment as the result of stock split
399,480,997
28 May 2007
Penyesuaian Waran karena pembagian saham bonus
11,947,573
28 May 2007
15
Konversi Waran Seri 02
32,766,983
30 June 2008
Warrant II Conversion
16
Konversi Waran Seri 02
5,171,838
30 Dec 2008
Warrant II Conversion
17
Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham)
209,673,742
24 May 2012
Bonus Shares (from capitalisation of share premium account)
13
Saham Bonus (dari kapitalisasi agio saham)
14
Jumlah Saham Beredar (31 Des 2013)
36
Bonus Shares (from capitalisation of share premium account) Warrant adjustment due to distribution of bonus shares
1,645,796,054
PT BUANA FINANCE Tbk
Outstanding Shares (December 31, 2013)
Laporan Tahunan 2013
Struktur Pemegang Saham Perseroan per 31 Desember 2013 The Shareholders Structure of the Company as of December 31, 2013 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
PT Sari Dasa Karsa
Masyarakat / Public
Pemegang Saham Shareholders
No
Pemegang Saham Shareholders
Jumlah Saham (lembar) Shares
Kepemilikan (%) Ownership (%)
1
PT Sari Dasa Karsa
1,112,584,069
67.60
2
PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk
133,281,585
8.10
3
Masyarakat (masing-masing tidak melebihi 5%) Public (individually less than 5%)
399,930,400
24.30
1,645,796,054
100.00
Total
Pemegang Saham Pengendali
The Controlling Shareholders
Struktur pemegang saham PT Sari Dasa Karsa selaku pemegang saham utama Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
The shareholding structure of PT Sari Dasa Karsa as the majority shareholder of the Company as of December 31, 2013 is as follows:
No
Pemegang Saham Shareholders
Jumlah Saham (lembar) Shares
Kepemilikan (%) Ownership (%)
1
Karman Tandanu
60,138
25.70
2
Liana Setiawati Mulyono
45,740
19.55
3
Sri Muljati Suwito
39,560
16.90
4
Hendra Suryadi
35,100
15.00
5
Siang Hadi Widjaja
32,760
14.00
6
Lukito Winarto
12,278
5.25
7
Sastro Wijatno Total
PT BUANA FINANCE Tbk
8,424
3.60
234,000
100.00
2013 Annual Report
37
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
“Sepanjang tahun 2013, Perseroan telah menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 2,6 trilyun, dengan tingkat pertumbuhan aset sebesar 7,9% ”
“Throughout year 2013, the Company has booked new financing of Rp 2.6 trillion, with asset growth rate of 7.9%”
38
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Tinjauan Usaha
Business Overwiew
Berdasarkan data statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang dirilis oleh Bank Indonesia, total portfolio pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di seluruh Indonesia tahun 2013 mencapai Rp. 348 trilyun, meningkat 15,2% dari tahun 2012 yang mencapai Rp. 302 trilyun. Pertumbuhan ini sedikit melambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan industri pembiayaan di tahun 2012 yang tercatat sebesar 23%. Sektor pembiayaan konsumen masih mendominasi dengan portfolio pembiayaan sebesar Rp. 222,9 trilyun atau naik 16,2% dibandingkan dengan tahun 2012 (Rp. 191,8 trilyun). Portfolio pembiayaan sewa guna usaha di tahun 2013 mencapai Rp. 117,4 trilyun atau meningkat 11,7% dibandingkan tahun 2012 (Rp. 105,1 trilyun).
Based on Indonesian Economic and Financial Statistics data released by Bank Indonesia, total financing portfolio of multifinance companies in Indonesia reached Rp. 348 trillion in 2013, an increase of 15.2% from year 2012 in amount of Rp. 302 trillion. This growth was slightly slower than the finance industry growth rate in 2012 that reached 23%. Consumer finance sector was still dominant with financing portfolio of Rp 222.9 trillion or an increase of 16.2% compared to year 2012 (Rp 191.8 trillion). Leasing sector portfolio in 2013 amounted to Rp 117.4 trillion, an increase of 11.7% from year 2012 (Rp 105.1 trillion).
Sejalan dengan kenaikan portfolio piutang perusahaan pembiayaan, total portfolio pembiayaan Perseroan di tahun 2013 naik 7,3% dibanding tahun 2012, atau menjadi sebesar Rp 3,68 trilyun. Secara rinci, portfolio pembiayaan sewa guna usaha naik 12,6% dari Rp. 2,7 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 3,1 trilyun, sementara portfolio pembiayaan konsumen turun 13,2%. Dibandingkan dengan skala industri pembiayaan secara nasional, pangsa pasar Perseroan tahun 2013 mengalami penurunan tipis menjadi 1,08%.
In line with the financing portfolio growth in multifinance companies, total financing portfolio of the Company in 2013 increased by 7.3% compared to year 2012, reaching Rp 3.68 trillion. In detail, lease financing portfolio rose 12.6% from Rp 2.7 trillion in 2012 to Rp 3.1 trillion, while the consumer financing portfolio shrank by 13.2%. Compared to the national finance industry scale, the market share of the Company in 2013 decreased slightly to 1.08%.
dalam trilyun rupiah
Perseroan / Company Nasional / National Pangsa Pasar / Market Share
in trillion rupiah
PIUTANG SEWA GUNA USAHA
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
TOTAL PIUTANG
LEASING RECEIVABLES
CONSUMER RECEIVABLES
TOTAL RECEIVABLES
2013
2012
2013
2012
2013
2012
3.07 117.4 2.62%
2.73 105.1 2.60%
0.6 222.9 0.27%
0.7 191.8 0.36%
3.68 340.3 1.08%
3.43 296.9 1.15%
Sumber/source: www.bi.go.id
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
39
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Prospek Usaha Perseroan
Business Prospect of the Company
Prospek usaha Perseroan tahun 2014 akan banyak dipengaruhi oleh : i) tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana Bank Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 akan melanjutkan tren moderasi di kisaran 5,5 – 5,9 persen; ii) fluktuasi tingkat suku bunga, serta iii) prospek harga komoditas. Perseroan tetap yakin bahwa mengingat Indonesia sebagai negara yang memiliki keunggulan kompetitif pada kekayaan sumber alam, akan secara strategis menguntungkan Perseroan pada pembiayaan investasi yang mendukung sektor ekonomi berbasis komoditas. Kendati demikian, Perseroan di tahun 2014 masih tetap melanjutkan kebijakan untuk melakukan diversifikasi pembiayaan sewa guna usahanya, pada beberapa sektor seperti konstruksi (infrastruktur) dan transportasi, untuk mengimbangi potensi penurunan pada sektor pertambangan ataupun agrobisnis. Di sisi lain, Perseroan melanjutkan pengembangan usaha di pembiayaan konsumen dengan fokus di pembiayaan mobil bekas, untuk menangkap peluang dari pertumbuhan golongan menengah di Indonesia yang terus menanjak dan mendorong tingkat penyerapan konsumsi yang tinggi.
The Company's business prospects in 2014 will be heavily influenced by : i) Indonesia's economic growth rate of, which Bank Indonesia projected that Indonesia's economic growth in 2014 will continue the moderation trend in the range of 5.5 - 5.9 percent; ii) interest rate fluctuation, and iii) commodity price outlook. The Company believes that Indonesia, which possesses competitive advantage in its abundant natural resources, will strategically benefit to the Company providing investment financing that support commodity-based economy. Nevertheless, the Company’s in year 2014 will continue the policy to diversify lease financing, on several sectors such as construction (infrastructure), and transportation, to balance the potential weakness in mining and agribusiness sectors. On the other hand, the Company will continue its business development on consumer finance sector by focusing on used car financing, to capture the opportunities from Indonesia's growing middle class group which stimulates high level of consumption.
Sewa Guna Usaha
Leasing
Perseroan di tahun 2013 mampu mempertahankan kinerja pembiayaan sewa guna usaha, kendati penjualan alat berat secara nasional mengalami penurunan, karena berkurangnya penurunan permintaan alat berat yang dipengaruhi penurunan harga komoditas terutama batu bara, nikel dan minyak kelapa sawit. Berdasarkan data riset internal PT United Tractors Tbk, volume penjualan alat berat di Indonesia di tahun 2013 diperkirakan telah turun menjadi 10,252 unit dari sebelumnya sebesar 14,421 unit di tahun 2012. Perseroan mencatatkan pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp. 2,14 trilyun atau naik 1,1% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai Rp. 2,12 trilyun. Obyek sewa guna usaha yang dibiayai Perseroan meliputi pembiayaan alat berat, otomotif (bus dan truk), kapal serta mesin. Dari total pembiayaan sewa guna usaha yang ada, sebesar 72% merupakan alat berat yang sebagian besar dialokasikan pada sektor konstruksi, perkebunan dan pertambangan, sedangkan untuk pembiayaan kapal tahun ini menyumbang kontribusi sebesar 15% yang tercakup pada sektor transportasi (pengangkutan kargo dan komoditas).
The Company in 2013 succeeded in maintaining a relatively stable performance in lease financing, despite the decrease in national heavy equipment sales, due to the lower demand of heavy equipments following the decline in commodity prices, especially coal, nickel and palm oil. Relying on the internal research data published by PT United Tractors Tbk, the heavy equipment sales volume in Indonesia in 2013 is estimated at 10.252 units, compared with 14.421 units in 2012. The Company recorded total new lease financing of Rp. 2.14 trillion or a slight increase of 1.1% compared to new lease financing in 2012 in amount of Rp. 2.12 trillion. Leased objects include heavy equipments, automotives, vessel and machineries financing. From the total of existing lease financing, roughly 72% consisted of heavy equipments which are mainly associated allocated to construction, plantation and mining sectors, while vessel financing contributes up to 15% weighting associated with the transportation sector (cargo and commodity transports).
dalam milyar rupiah
in billion rupiah
PEMBIAYAAN BARU
2013
2012
Sewa Guna Usaha Pembiayaan Konsumen Anjak Piutang Jumlah
2,146.6 458.0 9.4 2,614.0
2,122.4 496.7 12.1 2,631.2
40
PERTUMBUHAN / GROWTH
PT BUANA FINANCE Tbk
1.1% -7.8% -22.5% -0.65%
Laporan Tahunan 2013
NEW FINANCING Leasing Consumer Finance Factoring Total
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing
Sepanjang tahun 2013, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru mencapai 1,23 juta unit atau naik 10% di bandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 1,12 juta unit. Penyaluran pembiayaan konsumen Perseroan di tahun 2013 mencapai Rp. 458 milyar, atau lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2012 sebesar Rp. 496,7 milyar. Perseroan tetap fokus pada pengembangan pembiayaan untuk kendaraan bekas, mengingat marjin suku bunga yang relatif lebih besar dibandingkan pembiayaan mobil baru. Total portfolio Pembiayaan mobil bekas di tahun 2013 mencapai 86.2 % atau naik dibandingkan tahun 2012 sebesar 85.1%.
Throughout the year 2013, based on data from the Indonesian Automotive Industry Association (Gaikindo), new car sales reached 1.23 million units an increasing of 10% compared to 2012 with 1.12 million units. The Company's consumer financing in 2013 reached Rp. 458 billion, slightly lower than the achievement in 2012 of Rp. 496.7 billion. The Company still puts its focus on expanding its used car financing, given the relatively higher margin than new car financing. Total portfolio of used car financing in 2013 reached 86.2% an increase from 85.1% in 2012.
PORTFOLIO PEMBIAYAAN KONSUMEN
2013
2012
CONSUMER FINANCING PORTFOLIO
Kendaraan Baru Kendaraan Bekas
13.8% 86.2%
14.9% 85.1%
New Car Used Car
100.0%
100.0%
Total
Total
Aktiva
Assets
Total aktiva Perseroan meningkat 7,9% dari Rp. 3,49 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 3,77 trilyun di tahun 2013. Sebesar 95% dari total aktiva Perseroan merupakan piutang sewa guna usaha, piutang pembiayaan konsumen dan anjak piutang. Total piutang pembiayaan naik 6,8% dari Rp. 3,36 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 3,59 trilyun di tahun 2013. Aktiva tetap Perseroan naik dari Rp. 38,6 milyar di tahun 2012 menjadi Rp. 44,1 milyar di tahun 2013, terutama karena Perseroan melakukan pembayaran secara angsuran untuk pembelian ruang kantor dengan konsep kepemilikan sendiri (strata title) di gedung Ciputra World 2, Jakarta. Sampai dengan akhir tahun 2013, total angsuran yang telah dibayar Perseroan sebesar Rp. 18,1 milyar atau setara dari 50% dari total keseluruhan nilai sebesar Rp. 36,3 milyar. Gedung perkantoran tersebut saat ini masih dalam tahap pembangunan dan rencananya akan digunakan sebagai kantor pusat Perseroan dalam beberapa tahun ke depan untuk penghematan beban operasional terkait biaya sewa ruang kantor yang terus meningkat setiap tahunnya.
Total asset of the Company grew by 7.9% from Rp 3.49 trillion in 2012 to Rp 3.77 trillion in 2013. About 95% of the Company's total assets constituted as receivables, which consisted of leasing, consumer finance and factoring receivables. The Company's net receivables increased from Rp 3.36 trillion in 2012 to Rp 3.59 trillion in 2013 or rose by 6.8%. The Company's fixed asset also jumped from Rp 38.6 billion in 2012 to Rp 44.1 billion in 2013, mainly because the Company had made installment payments for office spaces with strata title ownership in Ciputra World 2 Building, Jakarta. By the end of 2013, total installment paid by the Company reached Rp 18.1 billion or equivalent to 50% of total acquisition cost in amount of Rp. 36.3 billion. The office building is currently still in development stage and according to the Company's plan, it will be designated as the Company's head office within the next few years, to improve on operating expenses efficiency related to the cost of office space rental that tends to increase every year.
Berdasarkan profil jatuh tempo aset, komposisi aset lancar (jatuh tempo kurang dari 1 tahun) di tahun 2013 naik 13,9% dari Rp. 1,85 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp 2,1 trilyun.
In terms of asset maturity profile, current asset (maturity of less than 1 year) composition in 2013 increased by 13.9% from Rp 1.85 trillion in 2012 to Rp 2.1 trillion in 2013.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
41
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Aset lancar tersebut terdiri dari piutang Perseroan sebesar Rp. 2,01 trilyun dan Rp. 100,1 milyar dalam bentuk kas dan piutang lain-lain. Total aset tidak lancar ( jatuh tempo lebih dari 1 tahun) berjumlah Rp. 1,61 trilyun di tahun 2013 dimana sebesar Rp. 1,58 trilyun dalam bentuk piutang Perseroan.
Current asset consisted of receivables in amount of Rp 2.01 trillion and Rp 100.1 billion in the form of cash and other receivables. The Company's non-current asset (maturity of more than 1 year) in 2013 amounted to Rp. 1.61 trillion of which Rp 1.58 trillion was in the form of the Company's receivables.
Struktur jatuh tempo aset Perseroan tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Asset maturity profile of the Company in 2013 and 2012 is as follow:
dalam juta rupiah
KETERANGAN
in million rupiah
2013
2012
REMARKS
Aset Non Keuangan Aset Jatuh Tempo 1 tahun Aset Jatuh Tempo 1-3 tahun Aset Jatuh Tempo diatas 3 tahun
55,584 2,106,712 1,536,418 71,757
53,293 1,850,080 1,550,573 41,244
Non Financial Assets Asset Maturity of up to in 1 year Asset Maturity of 1-3 year Asset Maturity of more than 3 year
Total Aset
3,770,471
3,495,190
Total Assets
Kewajiban
Liabilities
Total kewajiban Perseroan meningkat 7,55% dari Rp. 2,48 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 2,67 trilyun di tahun 2013. Dari total kewajiban Perseroan diatas, sejumlah 97% atau sebesar Rp 2,59 trilyun merupakan hutang bank terkait dengan pinjaman yang diterima oleh Perseroan maupun hutang yang berasal dari penerbitan MTN (Medium Term Notes). Berdasarkan profil jatuh tempo hutang di tahun 2013, porsi hutang lancar (jatuh tempo kurang dari 1 tahun) naik 22,2% menjadi Rp 1,56 trilyun dari Rp. 1,28 trilyun di tahun 2012. Hutang lancar sebagian besar berupa hutang bank yang mencapai Rp. 1,37 trilyun serta dari penerbitan MTN sebesar Rp 150 milyar. Sementara hutang tidak lancar (jatuh temponya lebih dari 1 tahun) di tahun 2013 berjumlah Rp. 1,06 trilyun atau setara dengan 39,8% dari total hutang Perseroan.
The Company's total liabilities increased by 7.55% from Rp 2.48 trillion in 2012 to Rp 2.67 trillion in 2013. Of the total liabilities, roughly 97% or equal to Rp 2.59 trillion constituted of bank loans related to the loan facility received by the Company and proceed from Medium Term Notes (MTN) issuance. Based on liabilities maturity profile in 2013, current liabilities portion (liabilities maturity up to 1 year) increased by 22.2% or amounted to Rp. 1.56 trillion compared to Rp. 1.28 trillion in 2012. Current liabilities mainly consisted of bank loans in amount of Rp 1.37 trillion and Rp 150 billion from MTN issuance. On the other hand, the Company's noncurrent liabilities (maturity of more than 1 year) in 2013 amounted to Rp. 1.06 trillion or equal to 39.8% from total Company's liabilities.
dalam juta rupiah
KETERANGAN
in million rupiah
2013
2012
REMARKS
Kewajiban Non Keuangan Kewajiban Jatuh Tempo dalam 1 tahun Kewajiban Jatuh Tempo 1-3 tahun Kewajiban Jatuh Tempo diatas 3 tahun
48.961 1,557,202 1,061,091 -
47,002 1,275,361 1,158,089 -
Non Financial Liabilities Liabilities Maturity of up to 1 year Liabilities Maturity of 1-3 year Liabilities Maturity more than 3 year
Total Kewajiban
2,667,254
2,480,452
Total Liabilities
42
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Ekuitas
Equity
Berdasarkan hasil keputusan RUPS di bulan Mei 2013, pemegang saham Perseroan menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp. 60 per saham atau setara dengan Rp 98,75 milyar, dimana sebesar Rp 30 per saham telah dibagikan Perseroan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen interim di bulan Desember 2012 dan sisanya pada bulan Juli 2013. Ekuitas Perseroan di akhir tahun tumbuh 8,72% menjadi Rp. 1,10 trilyun dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 1,01 trilyun, didorong dengan adanya retensi laba tahun berjalan sebesar Rp. 136 milyar.
In accordance to the result of AGMS on May 2013, the shareholders approved a cash dividend amounting to Rp. 60 per share or equal to Rp 98.75 billion, of which Rp 30 per share had been distributed by the Company on December 2012 in the form of interim dividend, and the remaining amount on July 2013. The Company's equity at the end of the year increased by 8.72% to Rp. 1.10 trillion compared to the equity in 2012 amounting of Rp. 1.01 trillion, mainly driven by the retention of current year profit of Rp. 136 billion.
Pendapatan
Revenue
Sepanjang tahun 2013, total pendapatan Perseroan mencapai Rp. 627,4 milyar dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2012 sebesar Rp. 590,6 milyar. Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan sewa guna usaha, pendapatan konsumen dan anjak piutang yang mencapai Rp. 587,5 milyar atau 94% dari total pendapatan Perseroan. Kontribusi lainnya adalah pendapatan bunga di tahun 2013 sebesar Rp. 25,6 milyar atau naik 22% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 20,9 milyar. Pendapatan bunga sebagian besar merupakan penerimaan denda bunga atas keterlambatan pembayaran angsuran nasabah yang dibukukan pada saat tertagih. Sementara sebagian kecil lainnya merupakan pendapatan bunga deposito dan jasa giro.
Throughout 2013, the Company's total revenue reached Rp. 627.4 billion compared with those achieved in 2012 in amount of Rp. 590.6 billion. The biggest contribution of revenue was derived from leasing income, consumer financing income, and factoring income which amounted to Rp. 587.5 billion or 94% of the Company's total revenues. Another main contributor is interest income of Rp. 25.6 billion in 2013 or increase by 22% compared to amount of Rp. 20.9 billion in 2012. The major component of interest income was derived from the receipts of late charges arising from overdue payments of customers' that were recorded on cash basis. Another interest income constituted of time deposit and current accounts interest income.
Biaya
Cost
Total biaya Perseroan tahun 2013 sebesar Rp. 446,2 milyar atau naik 14% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 390,1 milyar. Kenaikan biaya ini disebabkan oleh (i) beban keuangan naik dari Rp 243,2 milyar menjadi 269,3 milyar atau naik 11%, terutama disebabkan oleh meningkatnya utilisasi pinjaman bank yang dihitung dari peningkatan rata-rata tahunan saldo hutang pinjaman Perseroan sebesar 9,6% dari tahun 2012 ke tahun 2013; (ii) biaya umum dan administrasi naik 8%, terutama disebabkan kenaikan jumlah karyawan dari 485 orang di tahun 2012 menjadi 552 orang di tahun 2013, dan juga penyesuaian tingkat inflasi terhadap tingkat gaji karyawan; (iii) beban kerugian penurunan nilai meningkat cukup signifikan menjadi Rp. 64,7 milyar tahun 2013, jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 42,1 milyar dengan perincian beban kerugian sewa guna usaha sebesar Rp. 48,3 milyar dan beban kerugian pembiayaan konsumen sebesar Rp. 16,4 milyar.
The Company's total cost in 2013 was recorded at Rp. 446.2 billion or increase 14% compared to those in 2012 which amounted to Rp. 390.1 billion. The increase was mainly due to: (i) financing cost in amount of Rp. 269.3 billion in 2013 or increase by 11%, as a result of increased utilisation of bank loans that resulted in 9.6% increase in the annual average of the Company's outstanding loan from year 2012 to year 2013; (ii) general and administration expenses increase by 8% in 2013 in relation to the increase of employees from 485 people in 2012 to 552 people in 2013, and inflation-based adjustment to employees salary level; (iii) significant increase in provision for impairment losses that reached Rp 64.7 billion in 2013 in comparison to those in 2012 which amounted to Rp. 42.1 billion, which comprised of the provision of lease financing in amount of Rp 48.3 billion and consumer financing receivables provision in amount of 16.4 billion.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
43
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Peningkatan biaya pencadangan ini masih sejalan dengan pertumbuhan piutang Perseroan, dan konsisten dengan penerapan standar PSAK 50/55 yang dikaitkan dengan perkembangan tingkat tunggakan piutang pembiayaan Perseroan.
The increase was in line with the growth of Company's receivables, and consistent with implementation of SFAS 50/55 standard associated with changes in the Company's level of delinquent receivables financing.
Laba Usaha
Net Profit
Laba bersih Perseroan setelah dikurangi pajak tahun 2013 mencapai Rp. 135,7 milyar, terkoreksi sebesar 9,6% dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2012 sebesar Rp. 150,2 milyar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh : (i) penurunan marjin bunga bersih Perseroan yang didorong oleh penurunan imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan; (ii) meningkatnya rasio cadangan piutang ragu-ragu Perseroan dari kisaran 2% di tahun 2012 ke kisaran 2.5% di tahun 2013.
The Company’s net profit after tax in 2013 recorded Rp 135.7 billion, declined by 9.6% compared to the achievement in 2012 of Rp 150.2 billion. The decline was primarily due to: i) decrease of the Company's net interest margin derived from the declining of average yield in financing portfolio; ii) increase in the Company’s ratio of provision for impairment losses from 2% range in 2012 to 2.5% range in 2013.
Berikut adalah tabel pendapatan, biaya dan laba usaha Perseroan di tahun 2013 dan 2012:
Presented below is the table of Company's revebue, expenses and profit in 2013 and 2012:
dalam juta rupiah
KETERANGAN Pendapatan: Pendapatan sewa guna usaha Pendapatan pembiayaan konsumen Pendapatan anjak piutang Pendapatan lain-lain Total Pendapatan Biaya: Beban keuangan Beban administrasi dan umum Beban kerugian penurunan nilai Beban lain-lain Total Biaya Laba (rugi): Laba sebelum pajak Laba setelah pajak Pendapatan komprehensif lain Laba komprehensif
44
in million rupiah
2013
482,081 105,049 406 39,828 627,364 269,343 108,243 64,654 3,960 446,200 181,164 135,673 2,181 137,853
PT BUANA FINANCE Tbk
2012
428,694 128,694 501 32,726 590,615 243,179 100,963 42,057 3,887 390,086 200,529 150,136 4,035 154,171
Laporan Tahunan 2013
REMARKS Revenues: Finance lease income Consumer Finance income Factoring Income Others income Total Revenues Expenses: Financing costs General and administrative expenses Provision for impairment losses Other expenses Total Expenses Profit (losses): Profit before tax Profit after tax Other comprehensive income Comprehensive income
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Marjin bunga bersih Perseroan di tahun 2013 sebesar 5,77%, turun dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 6,34%, terutama disebabkan penurunan imbal hasil ratarata portfolio pembiayaan sebesar 0,77% yang mengikuti trend penurunan bunga pembiayaan di pasar serta peningkatan penyaluran pembiayaan Perseroan dalam mata uang US dollar. Kendati telah terjadi peningkatan tingkat suku bunga BI Rate sebesar 175 basis poin ke level 7,5% sepanjang paruh kedua tahun 2013, dampak perubahan ini belum tercermin pada peningkatan beban pendanaan Perseroan mengingat sebagai besar pendanaan Perseroan mengacu pada tingkat bunga tetap (fixed rate) sementara pihak kreditur sebagian besar juga masih menahan diri untuk mentransmisikan secara penuh tingkat kenaikan BI Rate terhadap penyesuaian tingkat suku bunga pada porsi pinjaman Perseroan yang mengacu pada tingkat suku bunga mengambang (floating rate).
TOLAK UKUR PROFITABILITAS Imbal hasil rata-rata portfolio pembiayaan Beban pendanaan rata rata setelah penyesuaian Marjin bunga bersih
Net interest margin of the Company in 2013 is measured at 5.77%, or lower from 6.34% in 2012, primarily due to the decrease of average yield in financing portfolio of 0.77% which followed the declining trend of financing interest rate in the market and increased new financing for US dollar based financing. Although there has been an increase in the level of BI rate by 175 basis points to 7.5% during the second half of 2013, the impact of these changes has not been reflected in the increase of the Company's financing costs, considering most of the funding of the Company are fixed rate loans, while most creditors still refrained from transmitting the BI rate hike in full through the adjustment of the level of loan interest rate for the Company's floating rate loans.
2013
2012
PROFITABILITY MEASURES
16.19% 10.42% 5.77%
16.96% 10.62% 6.34%
Average yield in financing portfolio Average adjusted funding cost Net Interest margin
Arus Kas
Cash Flow
a. Arus kas dari aktivitas operasi Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi di tahun 2013 sebesar Rp. 69,1 milyar, turun dari tahun 2012 sebesar Rp. 431,5 milyar. Penurunan terutama disebabkan karena adanya kenaikan penerimaan angsuran dari konsumen sebesar Rp. 365,7 milyar, sementara pembayaran ke pemasok (supplier) sedikit turun dari Rp. 2,63 trilyun di tahun 2012 menjadi Rp. 2,61 trilyun di tahun 2013. Pembayaran bunga dan biaya keuangan naik menjadi Rp. 258,5 milyar dari sebelumnya Rp 249,6 milyar, terkait dengan kenaikan hutang Perseroan atas pinjaman dari kreditur.
a. Cash flows from operating activities In 2013, the Company's net cash flows used for operational activities in amount of Rp 69.1 billion dropped from 2012 which amounted to Rp. 431.5 billion. The decline was mainly due to the increased receipts from customers' installments payment in amount of Rp. 365.7 billion, and slight decrease of payments to suppliers from Rp. 2.63 trillion in 2012 to Rp. 2.61 trillion in 2013. Interest and other financing cost increased to Rp 258.5 billion from Rp 249.6 billion, related to the increase of the Company's outstanding loan from creditors.
b. Arus kas dari aktivitas investasi Di tahun 2013, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi adalah sebesar Rp. 9,3 milyar, turun 53% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp. 19,9 milyar. Hal ini sejalan dengan pengurangan investasi ruko kantor cabang, pembelian kendaraan dan peralatan kantor dan penyesuaian jadwal pembayaran angsuran untuk investasi atas ruang perkantoran di Jakarta yang dibeli Perseroan dengan status hak milik.
b. Cash flows from investing activities In 2013, net cash flow used for investing activities amounted to Rp. 9.3 billion, dropped 53% compared to those in 2012 which amounted to Rp 19.9 billion. This decline was in line with the reduction in investment for shop-offices building, vehicles and office equipment purchases and rescheduling of installment payment schedule for the investment of office space in Jakarta, purchased by the Company with strata title ownership status.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
45
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan Di tahun 2013, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp. 111,6 milyar turun dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp. 471,1 milyar. Penurunan ini terutama disebabkan adanya perlambatan utilisasi pinjaman baru Perseroan yang terkait dengan berkurangnya pertumbuhan pembiayaan baru di tahun 2013 dan meningkatnya utilisasi pinjaman bank yang bersifat jangka pendek (seperti fasilitas money market) untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan kas Perseroan. Pembayaran dividen turun dari Rp 78,1 milyar di tahun 2012 menjadi Rp 49,3 milyar di tahun 2013, terkait dengan ditiadakannya pembagian dividen interim baru di tahun 2013.
c. Cash flows from financing activities In 2013, net cash provided by financing activities amounted to Rp. 111.6 billion, decrease by Rp 471.1 billion in 2012. This decline was mainly due to the slowdown in the utilization of the Company's new loans, associated with the slower growth of new financing in the year 2013 and increased utilization of short-term bank loan (such as money market facilities) to improve the efficiency of the Company's cash management. Dividend payment decreased from Rp 78.1 billion in 2012 to Rp 49.3 billion in 2013, pertaining to the absence of new interim dividends in 2013.
dalam juta rupiah
in million rupiah
KETERANGAN Arus Kas dari Aktivitas Operasi - Penerimaan dari konsumen - Pembayaran kepada pemasok - Pembayaran untuk beban usaha - Pembayaran bunga dan biaya keuangan lainnya - Pembayaran lain-lain Kas neto untuk Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi - Pembelian aset tetap - Hasil penjualan aset tetap dan aset sewa operasi Kas neto untuk Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan - Penerimaan uang bank - Pembayaran utang bank - Pembayaran dividen Kas neto dari Aktivitas Pendanaan - Pengaruh perubahan kurs - Kenaikan neto dan setara kas - Kas dan setara kas pada awal tahun Kas dan setara kas pada akhir tahun
2013
2012
2,958,981 (2,613,970) (107,492) (258,502) (48,156) (69,140)
2,593,306 (2,631,204) (92,766) (249,566) (51,295) (431,525)
(11,779) 2,437
(23,365) 3,478
(9,341)
(19,887)
3,541,140 (3,380,250) (49,340) 111,550
3,589,370 (3,040,270) (78,042) 471,058
4,246 37,315 49,261 86,576
445 20,091 29,170 49,261
REMARKS Cash Flows from Operating Activities - Receipts from customers - Payments to suppliers - Payments for operating expenses - Interest and other financing cost paid - Other payments Net cash used in Operating Activities Cash Flows from Investing Activities - Purchase of fixed assets - Proceeds from sale of fixed assets and operating lease assets Net cash used in Investing Activities Cash Flows from Financing Activities - Proceeds from bank loans - Repayment of bank loans - Payment of dividends Net cash from Financing Activities - Effects of exchange rate - Net increase in cash and cash equivalents - Cash and cash equivalents at beginning of year Cash and cash equivalents at end of year
Likuiditas
Liquidity
Total aset lancar Perseroan tahun 2013 mencapai sebesar Rp. 2,1 triliun, lebih tinggi dibanding dengan tahun 2012 sebesar Rp. 1,85 triliun, namun total kewajiban lancar di tahun 2013 juga mengalami kenaikan menjadi Rp. 1,58 triliun dari Rp. 1,28 triliun di tahun 2012, sehingga rasio lancar Perseroan sedikit mengalami penurunan dari 1,45 kali menjadi 1,35 kali.
The Company's total current asset in 2013 amounted to Rp. 2.1 trillion, higher than Rp. 1.85 trillion in 2012, however total current liabilities in 2013 also increase to Rp 1.58 trillion from Rp 1.28 trillion in 2012, so that the current ratio of the Company slightly decrease from 1.45 times to 1.35 times.
46
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Berikut rincian aset lancar dan kewajiban lancar Perseroan tahun 2013 dan 2012 :
Below is the detail of the Company's current assets and liabilities as of 2013 and 2012:
dalam juta rupiah
KETERANGAN Total Aset Lancar: Kas dan setara kas Piutang sewa guna usaha Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Aset lain-lain Total Kewajiban Lancar: Hutang bank Beban akrual Hutang lain-lain Total Aset - Kewajiban Lancar Rasio Lancar
in million rupiah
2013
2012
2,106,712 86,576 1,669,514 335,459 1,722 13,441
1,850,080 49,376 1,413,901 373,284 4,328 9,191
1,557,202 1,376,067 13,873 167,261 549,510 1.35x
1,275,361 1,231,573 13,961 29,827 574,719 1.45x
REMARKS Total Current Assets: Cash and cash equivalents Lease financing receivables Consumer financing receivables Factoring receivables Other assets Total Current Liabilities: Bank loans Accrued expenses Other payables Total Current Asset – Liabilities Current Ratio
Kualitas Aset
Asset Quality
Tahun 2013 total piutang bermasalah Perseroan yang diukur dari rasio jumlah tunggakan diatas 30 hari terhadap total piutang adalah sebesar 2,05%, naik dari 1,36% di tahun 2012. Peningkatan rasio tunggakan ini salah satunya merupakan dampak kondisi perlambatan makroekonomi global dan Indonesia yang dimulai sejak pertengahan tahun 2012. Namun Perseroan berkeyakinan bahwa kondisi tersebut masih dalam batas risiko yang terkendali dan Perseroan juga telah membentuk cadangan kerugian yang memadai untuk mengantisipasi dampak keuangan atas kondisi tersebut.
The Company's non performing receivables in 2013 which was measured by the ratio of overdue installments of more than 30 days against the total financing receivables, had increased to 2.05% from 1.36% in 2012. The increase was a result of sluggish global and Indonesia macroeconomic condition since mid-year 2012. However, the Company believes that the ongoing condition was still within a manageable risk limit and the Company has established ample provision for impairment losses to anticipate the financial impact of such conditions.
Berikut data tingkat kolektibilitas Perseroan untuk angsuran yang telah jatuh tempo diatas 30 hari:
The following data represents the Company collectability status measured from installments in arrears of over 30 days:
KOLEKTIBILITAS > 30 HARI Angsuran jatuh tempo (juta rupiah) Sewa guna usaha Pembiayaan konsumen Anjak Piutang Total kolektibilitas > 30 hari Angsuran jatuh tempo (dalam persentase) Sewa guna usaha Pembiayaan konsumen Anjak Piutang Total kolektibilitas > 30 hari
2013
2012
COLLECTIBILITY > 30 DAYS
76,940 8,162 85,102 - 2.17% 1.34% 0% 2.05%
45,372 7,621 52,993 1.42% 1.09% 0% 1.36%
Installment due (in million rupiah) Lease financing receivables Consumer financing receivables Factoring receivables Total Collectibility > 30 days Installment due (in percentage) Leasing Consumer Finance Factoring Total Collectibility > 30 days
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
47
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Kebijakan pembagian dividen
Dividends Policy
Perseroan telah menetapkan pembagian dividen sebesar Rp. 60 per saham atau sebesar Rp. 98,7 milyar yang diambil dari laba bersih Perseroan tahun 2012. Deviden interim sebesar Rp. 49,35 milyar telah dibayar pada bulan Desember 2012, sementara sisa dividen final dibayarkan pada bulan Juni 2013 sebesar Rp. 49,35 milyar.
The Company had declared dividend payment of Rp. 60 per share, or Rp. 98.7 billion, which was distributed from the Company's 2012 net profit. Interim dividend in amount of Rp. 49.35 billion was paid in December 2012, while the remaining cash dividend of Rp. 49.35 billion had been distributed in June 2013.
Berikut data pembagian deviden dalam 2 tahun terakhir, berdasarkan posisi laba bersih tahun sebelumnya:
Below are the data of dividends distribution for the last 2 years, based on net profit after tax position from previous year:
KETERANGAN Laba bersih (Rp juta) Jumlah dividen (Rp juta) Rasio Pembagian Dividen Jumlah saham Dividen per saham
2012
2011
REMARKS
150,136 98,748 0.66 1,645,796,054 60
101,099 71,806 0.71 1,436,122,312 50
Net Profit (Rp million) Total dividend (Rp million) Dividend Pay Out Ratio Total shares Dividend per share
Strategi Perseroan
Company Strategy
Mempertimbangkan ekspektasi moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014, maka Perseroan akan meningkatkan fokus pada kualitas pembiayaan baru yang diberikan, selain juga meningkatkan upaya penagihan atas piutang yang tertunggak. Dengan tetap konsisten untuk fokus pada pembiayaan alat berat, diperkirakan kontribusi pada pembiayaan alat berat masih akan dipertahankan di kisaran 50% sementara sisa lainnya akan terdiversifikasi pada pembiayaan kapal, truk, bus, dan mesin cetak.
Consider the expectations of moderating Indonesian economic growth in 2014, the Company will increase its focus on the quality of the new financing, as well as improve collection efforts on problem account receivables. By staying consistent in its focus on heavy equipment financing. The expected contribution from the financing of heavy equipment will still be maintained in the range of 50% while others will be diversified in ship financing, trucks, buses, and printing machines.
Dengan pengalaman khusus yang dimiliki oleh Perseroan serta geliat pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur, Perseroan akan terus melakukan penetrasi pada sektor pembangunan konstruksi dan infrastruktur yang memang menjadi fokus pemerintah Indonesia dalam kerangka Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Sementara sektor pertambangan, diperkirakan tidak akan mengalami pertumbuhan signifikan mengingat harga komoditas yang masih belum pulih sepenuhnya serta kondisi ekonomi global yang masih dalam proses konsolidasi.
Armed with the Company's specialized expertise, and economic growth stretching in eastern Indonesia area, the Company will continue to penetrate the construction and infrastructure sector which has become the focus of the Indonesian government in the framework of the Master Plan for the Acceleration and Expansion of Indonesian Economic Development (MP3EI). In the meanwhile, the mining sector, is not expected to show significant growth given that commodity prices may not resume fully their bullish trend and global economic conditions are still in the process of consolidation.
48
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Analisa dan Pembahasan Manajemen Management Discussion and Analysis
Untuk portfolio pembiayaan konsumen, Perseroan tetap fokus pada pembiayaan kendaraan bekas (khususnya mobil penumpang) mengingat marjin bunga yang masih lebih baik dibandingkan dengan pembiayaan mobil baru. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang sudah digulirkan sejak akhir tahun 2013 akan diprioritaskan kepada segmen nasabah yang telah memiliki relasi dengan Perseroan.
In consumer finance portfolio, the Company chose to concentrate on used car financing (especially for passenger vehicles), considering the better yields compared to new car financing. Mortgage financing that has been initiated in 2013 will be targeted towards to the existing customers of the Company.
“teamwork divides the task and multiplies the success” PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
49
Pengelolaan Risiko Risk Management
“Perseroan menempatkan aspek manajemen risiko sebagai faktor penting dalam seluruh aspek usaha, sehingga dari tahun ke tahun kami terus berupaya membangun kemampuan manajemen risiko secara menyeluruh” “The Company places risk management as an important factor in all aspects of business, therefore over the years we continue to develop comprehensive risk management capabilities”
50
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Pengelolaan Risiko Risk Management
Perseroan menerapkan sistem manajemen risiko yang komprehensif dan sistematis sebagai pendekatan dalam pengelolaan risiko. Sejalan dengan perkembangan bisnis, Pe r s e r o a n s e c a r a t e r u s m e n e r u s m e l a k u k a n penyempurnaan terhadap kebijakan, prinsip, dan prosedur pengelolaan risiko dengan mengutamakan prinsip kehatihatian. Prinsip kehati-hatian ini tercermin dalam semua aspek tata usaha Perseroan melalui adanya akuntabilitas dan keterbukaan oleh semua unit usaha, pembentukan budaya yang menjunjung tinggi pengendalian dan pelaporan pengelolaan risiko secara efektif, serta penerapan kebijakan dan ketaatan terhadap standar prosedur kerja secara konsisten.
The Company implements risk management system which are comprehensive and systematic as an approach to risk management. In line with the business development, the Company persistently improvises its policies, principles, and risk management procedures with emphasis on the prudent principle. Prudent principle is reflected in all aspect of the Company's administration through the existence of accountability and transparency by all business units, establishment of working culture which upholds control and effective risk management reporting as well as implementation of policies and adherence to the standard procedures consistently.
Secara umum, dalam industri pembiayaan terdapat beberapa risiko utama yang dihadapi, yaitu : 1. Risiko kredit, risiko yang timbul akibat kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya kepada Perseroan. 2. Risiko likuiditas, risiko yang timbul sebagai akibat ketidaksesuaian (mismatching) waktu jatuh tempo antara aktiva dan pasiva Perseroan. 3. Risiko pasar, risiko yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang. 4. Risiko operasional, risiko kerugian yang diakibatkan kurang memadainya atau kegagalan proses, sumber daya manusia dan sistem internal yang berpengaruh pada operasional Perseroan. 5. Risiko lainnya, meliputi risiko hukum, risiko kepatuhan, serta risiko reputasi.
Generally, there are some major risks faced by the financial industry, namely: 1. Credit risk, risk that may arise from the failure of the Company's customers to meet their installments repayment obligations to the Company. 2. Liquidity risk, risk that may arise as a result of mismatch of maturities of the Company's assets and liabilities. 3. Market risk, risk caused by changes in interest rates and exchange rates. 4. Operational risk, the risk of loss resulting from inadequate or failure of processes, human resources and internal systems that affect the Company's operations. 5. Other risks, encompasses legal risk, compliance risk, and reputational risk.
Risiko Kredit
Credit Risk
Beberapa implementasi kebijakan yang dilakukan Perseroan untuk mengantisipasi dan mengelola risiko kredit adalah :
Some policies implementation undertaken by the Company to anticipate and manage credit risk are as follows :
Menerapkan prinsip pengenalan nasabah (“ Know Your Customer”) dan melakukan analisa yang prudent dalam setiap proses pemberian kredit, antara lain dengan melakukan survei ke calon konsumen untuk memastikan kebenaran identitas dan bidang usaha yang dijalankan. Pemeriksaan dokumen terkait dengan proses kredit, kelayakan tujuan pembiayaan dan verifikasi kemampuan keuangan nasabah.
PT BUANA FINANCE Tbk
Adopts the “Know Your Customer” principle and conducts a prudent analysis in every credit processes, which comprises of surveys of potential customers to verify their identity and their field of business. Examination of documents related to the credit process, the feasibility of financing purpose and verification of customers' financial capacity.
2013 Annual Report
51
Pengelolaan Risiko Risk Management
Penerapan standar yang ketat terkait dengan besaran jumlah minimum simpanan jaminan (uang muka) dan kebijakan yang selektif atas jenis, dan merk serta kualitas barang modal yang akan dibiayai. Menganalisa prospek industri nasabah serta korelasi dan antisipasi terhadap kebijakan pemerintah yang mungkin timbul, sehingga proses pengambilan keputusan dapat diambil dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Menerapkan sistem dual control dan pengendalian batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang dan kewenangan Komite Kredit. Kewenangan Komite Kredit dibagi dalam beberapa jenjang mulai dari kepala cabang sampai level Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan sesuai batas plafon. Perseroan juga menerapkan konsep “one obligor”, yang mengidentifikasikan individu dan/atau kelompok perusahaan yang terkait satu sama lain secara kepemilikan atau manajemen. Per 31 Desember 2013, eksposur 20 grup obligor terbesar terhadap portfolio pembiayaan Perseroan adalah sebesar 12,25% atau sedikit meningkat dibandingkan dari 11,78% di tahun 2012. Melakukan kajian dan mendistribusikan portfolio sesuai dengan perkembangan bisnis dan ekonomi, dengan melakukan diversifikasi pembiayaan terhadap sektorsektor industri dan obyek pembiayaan. Sepanjang tahun 2013, portfolio industri tersebar secara cukup merata di sektor konstruksi, pertambangan, perkebunan dan kehutanan, serta transportasi.
The implementation of strict standards related to the amount of the minimum security deposit (down payment) and a selective policy in allowing the type and quality of asset financed. Analyzing customers' industry prospects and its correlation and anticipation of government policies that may arise, so that decision-making process can be taken by prioritizing prudent principles.
Implements dual control system and adherence to credit approval limits regulating the authority levels of the Credit Committee. The authority of Credit Committee is structured into several layers, ranging from the authority given to the Branch Managers up to the Board of Directors and Commissioners in accordance with plafond limit. In addition, the Company applies the “oneobligor” concept, which identifies the individual and/ or group of companies which is interconnected along the lines of ownership or management. As of December 31, 2013, the exposure of top 20 obligor as a portion of the Company's financing portfolio was measured at 12.25%, or slightly higher from 11.78% in 2012.
Review and distribute portfolio in accordance with the business and economic development, by diversifying financing to industrial sectors and financing objects. Throughout the year 2013, the industry portfolio is dispersed evenly in the construction, mining, plantations and forestry, as well as transportation sectors.
Saldo Piutang / Outstanding Receivables SEKTOR INDUSTRI
2013
2012
INDUSTRY SECTORS
21.6% 16.8% 14.6% 12.4% 4.4% 4.4% 3.5% 6.0% 83.7% 16.2% 0.1%
22.6% 11.2% 12.5% 13.3% 4.6% 4.0% 2.0% 9.6% 79.8% 20.1% 0.1%
Construction Cargo Transport Agribusiness, Logging & Forestry Mining Passenger Transport Manufacturing Services Others Total Leasing Consumer Finance Factoring
Sewa Guna Usaha Konstruksi Pengangkutan Barang Perkebunan dan Kehutanan Pertambangan Pengangkutan Penumpang Manufaktur Jasa Lain - lain Total Sewa Guna Usaha Pembiayaan Konsumen Anjak Piutang
52
Leasing
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Pengelolaan Risiko Risk Management
Saldo Piutang / Outstanding Receivables OBYEK PEMBIAYAAN SEWA GUNA USAHA
2013
2012
ASSETS UNDER LEASE FINANCING
Alat Berat Kapal Otomotif Mesin dan lain-lain
72.2% 15.3% 8.2% 4.3%
70.9% 12.9% 11.6% 4.6%
Heavy Equipment Automotives Vessels Machineries and Others
100.0%
100.0%
Total
Jumlah
Obyek pembiayaan alat berat masih mendominasi dengan portfolio sebesar 72,2%, diikuti oleh kapal 15,3% serta otomotif 8,2%.
Heavy equipments financing still dominates the portfolio which amounted to 72.2%, followed by vessel 15.3% and automotives 8.2%.
Dari sisi demografi, portofolio terbesar ada di wilayah Sumatera (25,9%) dan Kalimantan (25,2%), sementara Sulawesi mengalami penurunan dari 16,1% di tahun 2012 menjadi 10,0% di tahun 2013.
Demographically, the largest portfolio is in Sumatera region (25.9%) and Kalimantan (25.2%), while Sulawesi's portfolio decreased from 16.1% in 2012 to 10.0% in 2013.
Saldo Piutang / Outstanding Receivables DIVERSIFIKASI GEOGRAFI
2013
2012
GEOGRAPHIC DIVERSIFICATION
Sumatera Kalimantan Jabotabek Jawa Bali (non Jabotabek) Sulawesi
25.9% 25.2% 19.2% 19.7% 10.0%
27.9% 20.7% 18.1% 17.2% 16.1%
Sumatera Kalimantan Jabotabek Jawa Bali (non Jabotabek) Sulawesi
100.0%
100.0%
Total
Jumlah
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Beberapa kebijakan yang diambil Perseroan untuk mengelola risiko likuiditas antara lain : (i) Memantau secara ketat atas jatuh tempo kewajiban pinjaman yang diterima dari kreditur serta kebutuhan pendanaan secara terperinci. (ii) Mengupayakan sumber pendanaan yang jatuh temponya selaras dengan penerimaan kas dari pembayaran angsuran nasabah. (iii) Memperluas dan mendiversifikasi sumber maupun struktur pendanaan dari lembaga perbankan dan pasar modal, salah satunya melalui penerbitan Medium Term Notes (MTN) I sebesar Rp 150 milyar pada bulan November 2013. (iv) Menjaga hubungan baik dengan seluruh krediturnya. Saat ini Perseroan memiliki dukungan perbankan dari 25 bank rekanan dan lembaga keuangan, baik berskala nasional maupun global.
Some policies undertaken by the Company to manage liquidity risk are as follows : (i) Close monitoring on the maturity of loans attained from creditors and detailed funding requirements.
PT BUANA FINANCE Tbk
(ii) Obtaining sources of funding with maturities that are matched with cash receipts from the customers' installment payments. (iii) Expanding and diversifying sources and structure of funding from banking institutions and capital markets, one of which through the issuance of Medium Term Notes (MTN) I amounted to Rp 150 billion in November 2013. (iv) Maintaining good relationships will all creditors. Presently, the Company has the support of 25 banking partners and financial institutions, from both national and global scale.
2013 Annual Report
53
Pengelolaan Risiko Risk Management
Terkait dengan risiko likuiditas Perseroan, ada 2 (dua) indikator keuangan utama yaitu :
In relation to the Company's liquidity risk, there are 2 (two) key financial indicators, namely:
a. Rasio Hutang terhadap Modal Rasio hutang terhadap modal Perseroan per 31 Desember 2013 adalah sebesar 2,34 kali, atau tidak mengalami perubahan signifikan dibanding tahun 2012. Dibandingkan dengan batas maksimum yang ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan yaitu sebesar 10 kali, maka risiko likuiditas Perseroan masih relatif rendah.
a. Debt to Equity Ratio The Company's debt to equity ratio as of 31 December 2013 was measured at 2.34 times, or did not change significantly compared to the year 2012. Measured against the maximum limit prescribed by the authority through Ruling of the Minister of Finance, which is stipulated at 10 times, it can be argued that the Company's liquidity risk is still relatively low.
b. Rasio Aktiva Lancar terhadap Hutang Lancar Rasio aktiva lancar terhadap hutang lancar Perseroan adalah sebesar 1,35 kali, yang mencerminkan Perseroan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan maturity gap (selisih dari aktiva lancar terhadap hutang lancar) sebesar Rp. 549 miliar, Perseroan memiliki sumber likuiditas internal yang sangat memadai untuk pemenuhan kewajiban keuangannya apabila terjadi kondisi likuiditas yang ketat di pasar uang.
b. Ratio of Current Assets to Current Liabilities The Company's ratio of current assets to current liabilities was recorded at 1.35 times, which indicates that the Company has excellent liquidity to repay its debts that will mature within one year. With a maturity gap (difference between current assets and current liabilities) of Rp 549 billion, the Company has strong internal liquidity sources to meet its financial obligations in the absence of alternative refinancing during tight liquidity conditions in money markets.
dalam jutaan rupiah
in million rupiah
AKTIVA LANCAR DAN HUTANG LANCAR Kas setara kas dan investasi surat berharga Piutang sewa guna usaha Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lainnya Total Aktiva Lancar Hutang bank Beban akrual Hutang lainnya Total Hutang Lancar Selisih Aktiva dan Hutang Lancar
54
CURRENT ASSETS AND CURRENT LIABILITIES 86,756 1,669,514 335,459 1,722 13,441 2,106,712 1,376,067 13,873 167,261 1,557,202 549,510
PT BUANA FINANCE Tbk
Cash, cash equivalents & securities investment Net leasing receivables Net consumer financing receivables Net factoring receivables Other receivables Total Current Assets Liabilities to banks Accrued expenses Other payables Total Current Liabilities Gap between Current Assets and Liabilities
Laporan Tahunan 2013
Pengelolaan Risiko Risk Management
Risiko Pasar
Market Risk
Risiko pasar adalah risiko eksternal yang timbul karena adanya pergerakan beberapa variable di pasar, terutama yang terkait dengan perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar sebagai berikut :
Market risk is external risk which caused by movements in market variables, especially with respect to changes in interest rates and exchange rates, which are described as follows :
a. Risiko Suku Bunga Adanya perbedaan atau selisih tingkat suku bunga timbul pada saat Perseroan menyalurkan pembiayaan dengan tingkat suku bunga tetap namun memperoleh sumber pendanaan (pinjaman) dengan tingkat bunga mengambang atau sebaliknya. Sumber pendanaan Perseroan di tahun 2013 merupakan kombinasi antara pinjaman berbunga mengambang dan pinjaman berbunga tetap. Per 31 Desember 2013, dari total hutang Perseroan sebesar Rp 2,57 triliun, maka sebesar 88,5% atau Rp 2,29 triliun merupakan pinjaman dengan tingkat bunga tetap.
a. Interest Rate Risk The occurence of changing interest rate margin when the Company lends on a fixed rate, but obtains funding sources (loans) on a floating rate, or vice versa. The Company's funding sources in 2013 comprised of a combination of floating-interest and fixed-interest loans. As of 31 December 2013, 88.5% or equivalent to Rp 2.29 trillion of total debts of Rp 2.57 trillion are fixed-interest borrowings.
b. Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar timbul dari pergerakan nilai tukar mata uang terhadap mata uang lainnya, dimana pergerakan nilai tukar tersebut menimbulkan dampak kerugian kurs baik secara transaksi pencatatan keuangan maupun secara arus kas bagi Perseroan. Pengelolaan risiko nilai tukar Perseroan dilakukan dengan menjaga Posisi Devisa Neto (PDN), yang dihitung dari selisih antara aktiva dan pasiva Perseroan dalam mata uang asing. Perseroan memiliki beberapan pinjaman mata uang asing, namun Perseroan juga melakukan transaksi pertukaran mata uang maupun tingkat suku bunga bunga (swap) atas pinjaman tersebut, sehingga Perseroan dapat menjaga PDN dalam posisi minimal, sehingga potensi kerugian akibat perubahan nilai tukar mata uang tidak akan berdampak material bagi Perseroan. Per 31 Desember 2013, Posisi Devisa Neto Perseroan tercatat sebesar USD 1,14 juta (long position). Berikut ini adalah tabel aset dan liabilitas Perseroan dalam mata uang asing serta Posisi Devisa Neto dalam 2 tahun terakhir.
b. Currency Risk Exchange rate risk arises from changes in the exchange rate of one currency against another currency, where the exchange rate movements may induce exchange rate losses either in the form of accounting translation figures or on a cash flow basis for the Company. Managing currency risk is established by maintaining the Company's Net Open Position (NOP), which is calculated from the difference between assets and liabilities denominated in foreign currencies. The Company has several foreign currency debts, however, the Company has entered into cross currency and interest rate swap contracts on the loans to maintain a minimum position of NOP, so that the potential loss due of exchange rate changes will not have a material impact to the Company. As of 31 December 2013, the Company's NOP position was recorded at US$ 1.14 million (long position). Below is the table of the assets and liabilities denominated in foreign currencies, as well as Net Open Position in the last 2 years :
nilai dalam US$
ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING Total aset dalam valuta asing Total liabilitas dalam valuta asing Saldo kontrak pertukaran valuta asing Posisi Devisa Neto (PDN)
amount in US$
ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
2013
2012
12,359,528 (17,086,831) 5,869,445
5,588,078 (27,706,398) 22,886,112
Total assets denominated in foreign currencies Total liabilities denominated in foreign currencies Swap FX Contract Balance
1,142,142
767,792
Net Open Position (NOP)
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
55
Pengelolaan Risiko Risk Management
Risiko Operasional
Operational Risk
Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko kerugian yang diakibatkan kurang memadai atau gagalnya proses, sumber daya manusia dan sistem internal, atau faktor eksternal yang dapat mempengaruhi operasional Perseroan.
Operational risk is defined as risk of loss caused nu insufficient or process failure, human resources and internal systems, or external factors which may affect the operation of the Company.
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem teknologi informasi dari kantor pusat hingga ke cabang-cabang yang berlokasi di seluruh Indonesia. Kegagalan mengelola risiko operasional dengan benar dapat menyebabkan dampak kerugian keuangan dan mempengaruhi reputasi Perseroan. Pengelolaan risiko operasional bertujuan untuk memastikan seluruh aktivitas operasional telah berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dengan didukung oleh individu yang memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan utamanya, dan terlindungi dari tindakan kecurangan (fraudulent) dari oknum yang bertujuan merugikan Perseroan.
This risk is inherent in all business process, operational activities, and information technology system from head office to all the branches located throughout Indonesia. Failure to manage operational risk properly can lead to financial loss and influence the reputation of Company. Operational risk management aims to ensure that all operational activities have been established according to stipulated procedures, supported by individuals who possessess responsibility for their main tasks, and protected from fraudulent actions of elements aimed at harming the Company.
Perseroan memiliki Standar Prosedur Operasi yang mengatur kegiatan operasional serta pelaksanannya dipantau secara rutin oleh Internal Audit. Unit ini akan melakukan pemantauan di semua cabang dan bersifat independen terhadap unit-unit lainnya. Hasil evaluasi tersebut berikut rencana-rencana yang berhubungan dengan tindakan yang bersifat korektif, dilaporkan langsung kepada manajemen setelah proses audit selesai dilakukan. Perseroan terus melakukan pembaruan (update) dan sosialisasi Standar Prosedur Operasional (SOP) untuk menjamin adanya akuntabilitas dan tanggung jawab dari setiap fungsi dalam organisasi.
The Company has Standard Operating Procedures which regulate the Company's operational activities which implementation are monitored periodically by Internal Audit. This unit will monitor all branches and is independent of all other units. The findings on the evaluations will be followed with corrective actions plans, and are reported immediately to management after the audit processes was completed. The Company regularly updates and socializes Standard Operating Procedures to ensure accountability and responsibility of each function in the organization.
Perseroan juga memiliki Disaster Recovery Plan yang siap untuk melindungi dan mencegah gangguan-gangguan operasional dan menjamin kontinuitas kegiatan usaha jika terjadi peristiwa-peristiwa yang merugikan Perseroan. Data cadangan terletak dilokasi yang terpisah dengan server utama dan telah melalui tahap pengujian secara berkala dan dipastikan sepenuhnya berfungsi apabila terjadi bencana/gangguan serius pada perangkat keras pada server utama. Perseroan juga telah mengasuransikan seluruh fasilitas utama dan pendukung operasional kantor pusat dan cabang. Dokumen perjanjian kredit dan dokumen jaminan (tagihan, BPKB dan polis asuransi) dikelola secara tertib sesuai dengan prosedur penyimpanan dan perlindungan dokumen, serta disimpan dalam ruang tahan api ataupun lemari tahan api. Dalam kondisi darurat, Perseroan memiliki rencana komprehensif
The Company also has Disaster Recovery Plan that is ready to protect and prevent operational disruptions and ensures the continuity of business activities should adverse events happened to the Company. Data backups are located in separate location from the main server and have periodically undergone testing procedures to ensure that they are fully operational in case of any disaster/serious disruptions affecting the hardware of the main server. The Company has also insured all major and supporting operational facilities of the headquarters and branch offices. All credit and security documents (collections, collateral title documents, and insurance policies) are arranged in an orderly manner in accordance to the procedure of document storage and protection in fireproof rooms and cabinets. In case of an emergency, a comprehensive plan has been well documented and tested, listing the steps to take before,
56
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Pengelolaan Risiko Risk Management
yang telah terdokumentasi dan teruji, yang berisi langkahlangkah yang harus diambil sebelum, selama dan setelah terjadinya suatu keadaaan darurat. Kebijakan Perseroan dalam menjamin kelangsungan operasional bisnis diatur dalam Business Continuity Plan (BCP) Perseroan.
during and after the occurrence of an emergency. The Company's policy in ensuring continuity of business operations is set in the Business Continuity Plan (BCP).
Risiko Lainnya
Other Risks
Risiko lain yang mungkin dihadapi oleh Perseroan maupun industri pembiayaan secara umum adalah risiko kepatuhan, risiko reputasi serta risiko hukum. risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat kegagalan Perseroan dalam melaksanakan peraturan, perundang-undangan, dan ketentuan lain yang berlaku. Perseroan melalui Sekretaris Perusahaan, mengelola hubungan dan komunikasi dari waktu ke waktu dengan lembaga regulator untuk memastikan bahwa Perseroan senantiasa mengetahui adanya perubahan baru dari peraturan terkait.
Other risks that may be faced by the Company and multifinance industries in general are compliance risk, reputation risk and legal risk. Compliance risk is the risk arising from the Company's failure in implementing laws, regulations and other applicable legislation. The Company, through the Corporate Secretary, manages relationships and communications from time to time with regulatory agencies to ensure that the Company is constantly kept abreast of any changes to the relevant regulations.
Risiko reputasi terkait dengan kebijakan, prosedur, tindakan Perseroan yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan dan persepsi nasabah, masyarakat maupun regulator. risiko ini umumnya berawal dari adanya keluhan nasabah maupun proses litigasi yang melibatkan Perseroan. Perseroan telah memiliki standar layanan nasabah yang secara berkala di monitor dan dijadikan sebagai bagian indikator kinerja utama kantor cabang.
Reputational risks are those associated with policies, procedures and actions of the Company that may negatively affect the confidence level and perception of customers, the public and regulators. These risks generally arise from customer complaints or litigation involving the Company. The Company has customer service standards which are regularly monitored and set as part of the branch offices' key performance indicators.
Risiko hukum timbul bilamana terjadi permasalahan atau sengketa hukum antara Perseroan dengan pihak ketiga terkait dengan produk dan layanan. Permasalahan ataupun sengketa hukum antara Perseroan dengan pihak ketiga ditangani secara responsif oleh unit kerja hukum Perseroan. Sepanjang tahun 2013 tidak ada perkara atau tuntutan hukum di badan peradilan yang ditujukan kepada Perseroan, yang berdampak negatif secara material bagi kondisi keuangan ataupun kelangsungan usaha Perseroan.
Legal risk arises when legal problems occurred between the Company and third parties in relation to products and services. Any problems or legal disputes occurring between the Company and third parties are dealt with responsively by the Company's Legal Division. Throughout the year 2013 the Company did not face any legal cases or lawsuits in court institutions, whose financial implication could cause material negative impact on the Company's net worth.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
57
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
“Perseroan meyakini bahwa investasi di bidang sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas akan menjadi faktor penentu kemajuan dan keberhasilan Perseroan. Keyakinan ini dijabarkan dalam bentuk pelaksanaan program SDM yang diselaraskan dengan penerapan nilai dan budaya Perseroan, dan didukung oleh program pengembangan dan pelatihan karyawan. ” The Company believes that investment in qualified human resources remains a determining factor for the development and success of the Company. This belief is expressed in the form of human resources programs which is aligned with the implementation of the Company's values and culture, and supported by employee development and training programs. 58
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
Dalam industri yang semakin terfokus pada layanan, tingkat kompetensi dan ketrampilan SDM Perseroan merupakan fondasi terpenting untuk mempertahankan keunggulan layanan serta meningkatkan kepercayaan konsumen. Pengelolaan sumber daya manusia sepanjang tahun 2013 secara umum difokuskan pada beberapa area :
In an industry that is increasingly focused on service, the competence and capability level of the Company's human resources is the most crucial foundation in maintaining service excellence and increasing consumer trust. In general, human resource management throughout the year 2013 focused on several areas:
Peningkatan internalisasi dan implementasi nilai-nilai dan budaya Perseroan di semua level karyawan.
Perekrutan karyawan baru secara selektif dan sesuai dengan kompetensinya, serta program kaderisasi pimpinan melalui program Management Trainee.
Peningkatan kompetensi karyawan, baik dari sisi ketrampilan, pengetahuan maupun perilaku melalui program-program pelatihan, mentoring, maupun program rotasi. Mempertahankan talenta-talenta sumber daya manusia yang terbaik, melalui konsistensi penerapan sistem remunerasi yang obyektif dan berbasis kinerja.
Improvement in internalization and implementation of values and culture of the Company at all employees' level. Recruitment of new employees selectively and in accordance with their competence, as well as leadership succession program through Management Trainee Program. Enhancement of employees competence, both in terms of skill, knowledge and behaviours through training, mentoring, and rotation program. Retaining human resources talent, through consistent implementation of an objective and performance-based remuneration system.
Secara keseluruhan, jumlah karyawan Perseroan naik 13,8% dari 485 orang di tahun 2012 menjadi 552 orang di tahun 2013, terutama karena penambahan karyawan di bidang pemasaran dan penagihan.
Overall, the number of employees of the Company rose by 13.8% from 485 employees in year 2012 to 552 employees in year 2013, mainly associated with the new recruitments of marketing and collection officers.
Dari komposisi SDM Perseroan, mayoritas SDM Perseroan berada dalam usia yang relatif muda dan produktif. Pada tahun 2013, dari 552 karyawan, sebesar 60,3% atau 333 orang adalah karyawan yang berusia antara 18 sampai 35 tahun. Selain itu, setidaknya 64,7% dari seluruh karyawan adalah karyawan dengan tingkat pendidikan strata satu (S1) ke atas.
From the composition of the Company's human resources, majority of them are in relatively young and productive age. In 2013, from 552 employees, 60.3% or 333 employees fell under 18-35 years of age category. Moreover, at least 64.7% of all employees own undergraduate degrees and above.
Di bawah ini adalah tabel dari pengembangan karyawan berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan jenjang manajerial, tidak termasuk Dewan Direksi dan Komisaris Perseroan:
Below is the table of employee development based on age, education and managerial level, excluding the Board of Directors and Commissioners:
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
59
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
USIA (TAHUN) 18-25 tahun 26-35 tahun 36-45 tahun 46-55 tahun > 55 tahun Total
TINGKAT PENDIDIKAN Sarjana Diploma SMU SD dan SMP Total
JENJANG MANAJEMEN Manajer Senior Manajer Officer Senior Officer Staff Total
2013
2012
AGE (YEARS)
72 261 158 55 6 552
26 238 159 57 5 485
18-25 years 26-35 years 36-45 years 46-55 years > 55 years Total
2013
2012
EDUCATION LEVEL
357 85 99 11 552
326 73 75 11 485
University Academy High School Primary & Elementary School Total
2013
2012
MANAGERIAL LEVEL
15 67 70 104 296 552
15 60 43 97 270 485
Senior Manager Manager Senior Officer Officer Staff Total
Pelatihan Karyawan
Employee Trainings
Pelatihan internal yang dilakukan Perseroan di tahun 2013 antara lain:
Internal tranings held during year 2013 were:
1. Pelatihan Internal
1. Internal Training
Pelatihan Orientasi Karyawan Baru dan Fungsi Baru Seluruh karyawan yang baru bergabung di Perseroan, baik di kantor cabang ataupun kantor pusat wajib mengikuti pelatihan ini, dengan penekanan pada pengenalan visi, misi, nilai-nilai Perseroan, pengenalan proses bisnis, prosedur dan kebijakan umum yang berlaku di Perseroan.
New Employee and Job Rotation Training All new employees in all branches as well as the Company's head office, were obliged to attend this trainings, with emphasis on the introduction of vision, mission, corporate values, business processes, general policies and procedures applicable in the Company.
Product Knowledge & Functional Training Pelatihan ini bersifat tehnikal sesuai dengan bidang pekerjaan / fungsi kerja terkait, seperti Truck Financing, Basic Account Recovery, Sales and Negotiation Skills, Kredit Pembiayaan Rumah, serta pembuatan analisa kredit.
Product Knowledge & Functional Training These are technical trainings organized in accordance with the job type / related support function, such as Truck Financing, Basic Account Recovery, Sales and Negotiation Skills, Housing Mortgage Financing, and Credit Analyst training.
60
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
Leadership Training Karyawan di tingkat penyelia maupun tingkat manajerial akan memperoleh pelatihan kepemimpinan, seperti pelatihan untuk level supervisor dan Middle Management level 1 dan 2, serta pelatihan pengembangan kompetensi
Leadership Training The employees at supervisory and managerial level, will attend leadership trainings, such as training for Supervisory level and Middle Management level 1 and 2, and competency development.
General Training Pelatihan yang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan karyawan yang berhubungan dengan Perseroan maupun dalam pekerjaan, seperti: Working with Passion, Effective Follower, dan Emotional Quotient.
General Training Training aimed at increasing employees knowledge and insight related to job and the Company, such as: Working with Passion, Effective Follower, and Emotional Quotient.
2. Pelatihan Kerja
2. On The Job Training
Penekanan pelatihan ini adalah untuk peningkatan ketrampilan tehnis karyawan agar dapat memperlancar, mempercepat dan menekan tingkat kesalahan dalam pekerjaan, salah satunya melalui praktek kerja langsung.
This training emphasizes on enriching technical skills of employees in order to facilitate, accelerate and reduce the level of errors in the work, through on the job training.
3. Pelatihan Eksternal
3. External Training
Adapun pelatihan eksternal yang diikuti oleh karyawan Perseroan di tahun 2013 antara lain terkait dengan pelatihan manajemen risiko, pelatihan pajak, pelatihan tentang ketenagakerjaan serta perjanjian kerja, pelatihan tentang Komite Audit, serta Prinsip Pengenalan Nasabah (KYC). Pelatihan eksternal ini umumnya terkait dengan penambahan wawasan ataupun terkait dengan sosialisasi peraturan baru.
The external training followed by the Company's employees in year of 2013, among others related to risk management training, taxation training, training on employment and labor agreements, training on the Audit Committee, as well as “Know Your Customer” Principles workshop. In general, the external trainings related to gain new knowledge as well as new regulations.
4. Management Trainee Program
4. Management Trainee Program
Management Trainee (MT) merupakan program pelatihan terpadu berjangka waktu 5 (lima) bulan yang harus diikuti oleh kader pimpinan Perseroan. Program ini dilaksanakan untuk menyiapkan kader-kader pimpinan yang kompeten, kreatif, berdedikasi dan bermotivasi tinggi. Peserta program terdiri dari calon peserta yang direkrut dari dalam (internal) dan maupun pelamar umum (eksternal) lulusan Sarjana yang memenuhi persyaratan serta mampu lulus dari test atau proses penyaringan standard MT yang diadakan.
Management Trainee (MT) is an integrated training program lasting for 5 (five) months, which have to be taken by leadership cadre of the Company. This program was held to groom leaders who are competent, creative, dedicated, and highly motivated. Participants consist of candidates recruited internally or fresh graduates general applicants (external) who meet the requirements and are able to pass the test or screening process standard of the MT program.
Adapun pengetahuan dan sikap dasar yang harus dimiliki adalah:
Knowledge and basic attitude that need to be possessed include:
Pengetahuan mengenai perekonomian Indonesia secara makro maupun peraturan-peraturan pemerintahan mengenai kegiatan pembiayaan.
PT BUANA FINANCE Tbk
Knowledge on Indonesia's macroeconomic as well as government regulations regarding financing activities.
2013 Annual Report
61
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
Pengetahuan dasar dan menyeluruh dari kegiatan operasional perusahaan pembiayaan. Pengetahuan mengenai produk dan jasa, proses kerja, aspek-aspek operasional dan komersial berikut dengan pemahaman tentang risiko. Kebijakan dan prosedur kerja Perseroan yang terangkum dalam kebijakan prosedur kredit dan prosedur operasional. Pedoman tingkah laku serta sikap karyawan yang memiliki tanggung jawab supervisi yang efektif, profesional serta berakhlak baik.
Thorough knowledge of basic operations of financing companies. Knowledge on products and services, work process, operational and comercial aspects, along with understanding of risk. Policies and procedures which are summarized in the Company's credit policies and operational procedures. Code of behaviour and attitudes of employees who have supervisory responsibility for effective, profesional and have good morals.
Kegiatan dalam program Management Trainee (MT) antara lain adalah aktivitas kelas, kegiatan kerja praktek, latihan presentasi serta pelatihan secara tehnis untuk pembuatan Memo Kredit.
Activities of Management Trainee (MT) program include class activities, on the job training, presentations trainings and technical training for the production of Credit Approval Memorandum (CAM).
Kesejahteraan Karyawan
Employee Welfare
Sejalan dengan upaya Perseroan untuk mempertahankan sumber daya manusia terbaiknya, Perseroan dari waktu ke waktu melakukan tinjauan dan penyesuaian terhadap bentuk tunjangan dan program fasilitas untuk karyawan dengan pendekatan kompetitif terhadap praktek yang berlaku di pasar. Pada tahun 2013, Perseroan telah meluncurkan Program Kepemilikan Rumah (KPR) bagi posisi jabatan tertentu untuk melengkapi beberapa tunjangan lain yang telah ada sebelumnya, seperti Program Kepemilikan Kendaraan Bermotor, Asuransi Kesehatan, dan Dana Pensiun.
In line with the Company’s effort to retain its top performing talents, the Company periodically reviews and adjusts its employees’ remuneration forms and benefit programs, by benchmarking to competitive practice being offered in the job market. In year 2013, the Company has rolled out its Home Ownership Loan Programs, reserved for certain ranked officers, to complement some other existing benefit packages, such as Automotive Ownership Loan, Medical Insurance, and Retirement Fund.
Rencana Pengembangan SDM Tahun 2014
HR Development Plan for 2014
Pengembangan SDM di tahun 2014, selain berfokus pada persiapan calon-calon pimpinan baru yang telah masuk dalam ”talent pool”, Perseroan juga memprioritaskan program peningkatan kompetensi dan ketrampilan karyawan, sejalan dengan tema arahan strategis manajemen untuk tahun 2014, yaitu ”Shokunin Way” (mencontoh budaya kerja ”Shokunin” yaitu golongan pekerja bangsa Jepang yang sangat terampil dan memiliki keahlian spesialis di bidangnya).
Human Resource development in 2014, apart from focusing on the preparation of candidates for new leaders that has entered the "talent pool", the Company also prioritize improving the competence and skills of employees, in line with the theme of strategic management direction for the year 2014, which is "Shokunin Way" (modeled after the work culture "Shokunin" which means Japanese professional class who are highly skilled and have specialist expertise in the field).
62
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Pengembangan Sumber Daya Manusia Human Resources Development
Untuk mendukung terciptanya iklim pembelajaran di Perseroan, beberapa program yang akan dipersiapkan antara lain adalah:
To create a learning climate in the Company, some of the programs that will be prepared include:
a. Tes kompetensi untuk frontliner dan back office, untuk mengetahui tingkat pemahaman karyawan terhadap pekerjaan yang dilakukan dan juga terhadap aturan yang terkait dengan pekerjaannya. b. Perseroan merencanakan akan menyiapkan sarana pelatihan jarak jauh (distance learning) dengan menyediakan secara online materi pelatihan terkait pengetahuan dasar and petunjuk pelaksanaan teknis bagi semua karyawan dengan cara mengakses sendiri (self help). c. Pengembangan sistem HRIS tahap-2 dengan fokus pada area Penilaian Kinerja dan Pengembangan Pelatihan, diikuti dengan pemantauan produktifitas karyawan serta penegakan sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment). d. Untuk memonitor pengetahuan bagi karyawan baru SDM juga meluncurkan survey audit sosialisasi kepada karyawan baru mengenai pengetahuan dasar, ketrampilan dan sikap yang wajib diketahui oleh karyawan baru melalui pelatihan induksi. Apabila ternyata karyawan belum mendapatkan pelatihan induksi maka SDM akan mewajibkan atasannya untuk segera mengisi induction training tersebut.
a. Competency test for frontliner dan back office, to determine the level of employees' understanding on the work performed and also rules which are associated with the job. b. The Company plans to set up a facility for remote training (distance learning) by providing online training materials related to basic knowledge and technical guidelines for all employees which they can access on their own (selfhelp).
Perseroan juga akan tetap melakukan evaluasi dan penyempurnaan dalam struktur organisasi serta karyawan yang menjabatnya, hal ini dimaksudkan agar rencana Perseroan dapat berjalan sesuai rencana.
PT BUANA FINANCE Tbk
c. Stage-2 HRIS System development with focus on the area of Performance Assessment and Development Training, followed by the monitoring of employees' productivity and enforcement system of reward and punishment. d. To monitor knowledge for new employees, Human Resources Department also launched an audit survey of socialization to new employees on standard knowledge, skill and attitude that must be recognized by new employees through induction training. If it turns out that employees have not received induction training, Human Resources Deparment will oblige their superiors to fill the induction training. The Company will also evaluate and improvise organization structure and employees designated to the posts to ensure that Company's progress could go according to the plan.
2013 Annual Report
63
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
“Penerapan GCG memastikan praktik operasional yang sehat, kepatuhan terhadap peraturan, dan terjalinnya hubungan baik antara perusahaan dengan karyawan, masyarakat serta lingkungan sekitar” “GCG implementation ensures sound operational practices, compliance with regulations, and good relationships between company and employees, communities, as well as the environment”
64
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Untuk memperkuat daya tahan Perseroan dalam menghadapi tantangan dan semakin kompetitifnya persaingan pasar serta untuk meningkatkan kualitas usaha Perseroan di semua bidang, Perseroan berkomitmen menerapkan prinsip tata kelola yang baik. Perseroan terus berupaya melakukan pengendalian terhadap dinamika bisnis dan pengembangan organisasi melalui sistem dan prosedur sejalan dengan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada ketentuan yang diatur dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan.
To strengthen the resilience of the Company to meet the challenges and demands of the market competition and improve quality in all areas of the Company's business, the Company is always committed to apply the principle of good governance. The Company continues to exercise control over the business dynamics and organizational development through systems and procedures in line with good corporate governance principles are based on the provisions stipulated in Financial Services Authority.
Tata kelola Perusahaan merupakan sarana penting untuk menjaga kelangsungan Perusahaan. Penerapan GCG memastikan praktik operasional yang sehat, kepatuhan terhadap peraturan, dan terjalinnya hubungan yang baik antar perusahaan dengan karyawan, masyarakat serta lingkungan sekitar. Perseroan senantiasa menerapkan GCG secara komprehensif dan konsisten pada seluruh kegiatan usaha dengan mengacu pada prinsip GCG berupa aspek transparasi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta Kewajaran dalam seluruh aspek usahanya, seperti:
Corporate governance is an important means to maintain the continuity of the Company. GCG implementation ensures healthy operating practices, regulatory compliance, and good relations between the company and employees, society and the environment. Company continues to implement GCG comprehensively and consistently on all business activities with reference to the principles of good corporate governance aspects such as transparency, accountability, responsibility, independence and fairness in all aspects of its business, such as:
Keterbukaan Perseroan senantiasa memberikan informasi kepada pemegang saham, pemangku kepentingan, kreditur dan pihak-pihak yang terkait, mengenai kejadian penting Perseroan, termasuk laporan kinerja keuangan Perseroan.
Transparency The Company continually provides information to shareholders, stakeholders, creditors and related parties regarding significant events in the Company such as the Company's financial performance report.
Akuntabilitas Fungsi, tugas, dan tanggung jawab organ Perseroan yakni Direksi, Dewan Komisaris, dan RUPS, berjalan sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, sehingga pengelolaan Perseroan berjalan secara efektif.
Accountability The functions, duties, and responsibilities of the Company's organs which include the Board of Directors, Board of Commissioners, and General Meeting of Shareholders are in accordance with their respective scope of authority hence the management of the Company could be effective.
Responsibilitas Perseroan senantiasa mematuhi ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan serta peraturan perundangan yang berlaku.
Responsibility The Company consistently complies with the Company's Articles of Association, prevailing laws and regulations.
Independensi Organ-organ Perseroan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara mandiri dan objektif.
Independency The Company's organs are able to execute their duties and responsibilities independently and objectively.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
65
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Kewajaran dan Kesetaraan Perseroan memastikan penerapan prinsip kewajaran dan kesetaraan dengan selalu memastikan pemenuhan hak serta kepentingan pemegang saham, juga pemangku kepentingan.
Fairness The Company ensures the implementation of fairness principle by consistently addressing the fulfillment of rights and the interests of the shareholders and stakeholders.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance Structure
Struktur penting dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik antara lain adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit, Komite Sumber Daya Manusia, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan. Berikut ini penjelasan singkat tentang aktivitas mereka sepanjang tahun 2013.
Major structures in implementing Good Corporate Governance, among others, are the General Meeting of Shareholders, the Board of Commissioners, the Board of Directors, Audit Committee, Human Resources Committee, Internal Audit, and Corporate Secretary. Brief explanations of their activities throughout 2013 are as follows.
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of Shareholders
Sebagai komponen utama dalam struktur organisasi Perseroan, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menetapkan alokasi penggunaan laba Perseroan, mengevaluasi pencapaian kinerja Direksi dan tugas pengawasan yang telah dilakukan oleh Dewan Komisaris, menetapkan akuntan publik, serta melakukan pengesahan terhadap perhitungan tahunan.
As the highest component within the Company's organizational structure, the General Meeting of Shareholders, among others, has the authority to appoint and terminate members of the Board of Commissioners and Directors, determine the utilization of profits, evaluate the performance of the Board of Directors and the supervisory duties of the Board of Commissioners, appoint public accountant firm, and approve the annual financial statements.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
Annual General Meeting of Shareholders
Pada tanggal 28 Mei 2013, Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dan Luar Biasa untuk tahun buku 2012, yang antara lain memutuskan: Menyetujui laporan tahunan Perseroan serta pengesahan laporan keuangan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2012.
On 28 May 2013, the Company held its Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders (AGMS) for financial year 2012, with the following results : Approval of the Company's annual report and approval of its annual financial statement for the financial year ending on 31 December 2012.
Memberikan kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk akuntan publik Purwantono, Suherman & Surya yang akan mengaudit laporan keuangan Perseroan tahun buku 2013.
Conferring authority to the Company's Board of Commissioners to appoint a public accountant firm Purwanto, Suherman & Surya to audit the Company's financial statements of the year 2013.
Menetapkan besarnya gaji Dewan Komisaris dan memberi kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya remunerasi, pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi.
Setting the salaries of the Board of Commissioners and conferring power upon the Board of Commissioners to determine the amounts of remuneration, to stipulate the duties and responsibilities among each member of the Board of Directors.
Menyetujui pengangkatan kembali anggota Dewan Direksi dan merubah susunan Dewan Komisaris
Approval to reappoint of the Board of Directors and to change the composition of the Board of Commissioners
66
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Perseroan yang mulai berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat sampai dengan RUPS Tahunan pada tahun 2016 kecuali ditentukan lain oleh RUPS, sehingga selanjutnya susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menjadi sebagai berikut:
of the Company, effectively since the closing of the AGMS in the year 2016, unless otherwise amended by a General Meeting of Shareholders, thereby the composition of Board of Commissioners and Directors of the Company are as follows:
Dewan Komisaris Komisaris Utama : Karman Tandanu Komisaris : Tjan Soen Eng Komisaris Independen : CorneilesTedjo Endriyarto
Board of Commissioners President Commissioner : Karman Tandanu Commissioner : Tjan Soen Eng Independent Commissioner : Corneiles Tedjo Endriyarto
Direksi Perseroan Direktur Utama Direktur Direktur
Director President Director Director Director
: Soetadi Limin : Antony Muljanto : Herman Lesmana
Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2012 sebesar Rp. 150.135.996.458,- (seratus lima puluh milyar seratus tiga puluh lima juta sembilan ratus sembilan puluh enam ribu empat ratus lima puluh delapan rupiah) yang digunakan untuk :
Pembagian dividen tunai final sebesar Rp. 60 (enam puluh rupiah) per saham atau sebesar Rp. 98.747.763.240,- (sembilan puluh delapan milyar tujuh ratus empat puluh tujuh juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu ribu dua ratus empat puluh rupiah), dengan ketentuan dividen tunai final tersebut akan dikurangi dengan dividen interim sebesar Rp. 30 per saham yang telah dibayarkan oleh Perseroan kepada para pemegang saham pada tanggal 6 Desember 2012, sehingga sisa dividen tunai yang akan dibagi berjumlah sebesar Rp. 30 per saham dipotong pajak sesuai ketentuan berlaku. Dana cadangan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar Rupiah), dan seluruh sisanya dibukukan sebagai laba ditahan.
: Soetadi Limin : Antony Muljanto : Herman Lesmana
Approving and stipulating the appropriation of the Company's net profit for the financial year 2012 to the amount of Rp. 150,135,996,458 (one hundred and fifty billion one hundred thirty five million nine hundred and ninety six thousand four hundred and fifty eight Rupiah) which would be set as follows: Cash dividend distribution amounting to Rp. 60 (sixty rupiah) per share or amounted to Rp. 98,747,763,240.(ninety eight billion seven hundred and forty seven million seven hundred sixty three thousand and two hundred forty rupiah), with the provisions that the final cash dividend will be deducted with interim dividend of Rp. 30 per share which has been paid by the Company to its shareholders on 6 December 2012, hence the remaining cash dividend to be distributed amounted to Rp. 30 per share before tax deductions in accordance with applicable regulations. Setting aside Rp. 1,000,000,000.- (one billion Rupiah) as reserve fund, while the remaining amount would be appropriated as retained earnings.
Tindakan Perseroan terkait dengan pembagian dividen diatas telah dipastikan tidak terdapat pelanggaran atas ketentuan pinjaman Perseroan dengan pihak kreditur.
With regard to the corporate action taken by the Company in distributing dividend, it was ascertained that there was no breach of loan covenants with creditors.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Extraordinary General Meeting of Shareholders
Keputusan utama yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 28 Mei 2013 adalah sebagai berikut : Menyetujui untuk menjaminkan sebagian besar maupun seluruh harta kekayaan Perseroan dalam
The main decisions taken at the Extraordinary General Meeting Shareholders on May 28, 2013 is as follows:
PT BUANA FINANCE Tbk
Approved the assignment as collateral of most or all of the Company's assets in connection with obtaining
2013 Annual Report
67
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
rangka mendapatkan pinjaman atas fasilitas yang akan diterima oleh Perseroan dari para kreditur Perseroan termasuk bank, lembaga keuangan dan/atau masyarakat dalam rangka penerbitan surat berharga / efek di pasar modal.
loans from the facilities that the Company may receive from its creditors, including banks, financial Institutions and public for issuing bonds in the capital market.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Anggota Dewan Komisaris dinominasikan dan dipilih oleh pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal pengangkatannya. Para pemegang saham memiliki hak untuk memberhentikan dan/atau mengganti anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu sebelum berakhirnya masa jabatan melalui mekanisme RUPS.
Members of the Board of Commissioners are nominated and appointed by the shareholders through the GMS mechanism for service period of 3 (three) years since the appointment date. The shareholders are entitled to dismiss or replace any members of the Board of Commissioners at any time prior to the end of the service period, through the GMS mechanism.
Dewan Komisaris terdiri dari 3 orang anggota, dengan salah satu anggota sebagai Komisaris Independen, dengan masa jabatan dari tahun 2013 sampai 2016. Adapun susunan anggota Dewan Komisaris yang terakhir adalah :
The Board of Commissioners comprises of 3 members, with one of them being an Independent Commissioner, with the service period from year 2013 to year 2016. The composition of latest the Board of Commissioners is :
Jabatan
Nama / Name
Position
Komisaris Utama
Karman Tandanu
President Commissioner
Tjan Soen Eng
Komisaris
Corneiles Tedjo Endriyarto
Komisaris Independen
Commissioner Independent Commissioner
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
The Responsibilities of Board of Commissioners
Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan kegiatan usaha Perseroan pengurusan, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi sehubungan pengelolaan operasional yang dijalankan, khususnya terkait strategi usaha, tata kelola perusahaan, implementasi pengendalian internal dan kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Beberapa tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris Perseroan secara umum adalah sebagai berikut : Mengawasi pengelolaan Perseroan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi antara lain mengenai rencana kerja, pengembangan usaha, dan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Mengadakan pertemuan berkala dengan Direksi maupun Komite Audit untuk membahas kinerja operasional Perseroan. Menunjuk dan menetapkan anggota Komite Audit.
Board of Commissioners supervises the Directors' policies in performing the Company's business activities, both regarding the Company and the Company's business, and provide advice to the Directors regarding the operational management performed, especially related to the corporate strategy, corporate governance, and the implementation of internal control and company's compliance with the applicable law regulations. In performing its duties, the Board of Commissioners shall be responsible to the General Meeting of Shareholders. Some of the duties and responsibilities of the Board of Commissioners in general is as follows: To supervise the Company's management according to the established policy by the Directors regarding the working plan, business development, and the implementation of good corporate governance principles. To hold a periodic meeting with the Directors and Audit Committee to discuss the Company's operational performance. To appoint and determine the members of Audit Committee.
68
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, menjalankan keputusan-keputusan RUPS Tahunan dan/atau RUPS Luar Biasa serta peraturan perundangundangan yang berlaku.
To perform its duties, authorities, and responsibilities according the Company's Articles of Association, to perform the Annual GMS's decisions and/or Extraordinary
Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Joint Meeting of Board of Commissioners and Directors
Rapat Gabungan dilakukan untuk mengevaluasi kinerja Direksi Perseroan dan hal-hal lain yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun 2013, Dewan Komisaris mengadakan rapat gabungan dengan direksi sebanyak 11 (sebelas) kali rapat dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Joint meetings are held to review the performance of the Board of Directors and other important matters to improve the Company's performance. During 2013, Board of Commissioners had attended joint meeting with the Board of Directors of 11 (eleven) meetings with the following attendance data:
Nama / Name
Jabatan / Position
Jumlah Kehadiran / Total Attendance
Karman Tandanu
Komisaris Utama / President Commissioner
11/11
Komisaris / Commissioner
11/11
Tjan Soen Eng Corneiles Tedjo Endriyarto
Komisaris Independen / Independent Commissioner
6/11*
Direktur Utama / President Director
11/11
Antony Muljanto
Direktur / Director
11/11
Herman Lesmana
Direktur / Director
11/11
Soetadi Limin
* mulai dari Juni 2013 / starting from June 2013
Masa Jabatan dan Remunerasi Dewan Komisaris
Service Period and Remuneration of the Board of Commissioners
Anggota Dewan Komisaris dinominasikan dan dipilih oleh pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal pengangkatannya, atau sejak RUPS Tahunan Perseroan tanggal 28 Mei 2013 sampai dengan RUPS Tahunan Perseroan di tahun 2016.
Members of the Board of Commissioners are nominated and appointed by the shareholders through the GMS mechanism for service period of 3 (three) years since the appointment date, or since the AGMS of the Company dated 28 May 2013 until the AGMS of the Company in 2016.
Pemberian remunerasi kepada Dewan Komisaris Perseroan ditentukan dalam RUPS dengan didasarkan pada pertimbangan lingkup pekerjaan, kondisi Perseroan serta tanggung jawab masing-masing Dewan Komisaris. Sepanjang tahun 2013, Dewan Komisaris Perseroan menerima remunerasi sebesar Rp 2.804.329.850,-
The remuneration provided to the Company's Board of Commissioners is determined in GMS based on the scope of work, the Company's condition, and responsibility of each member of Board of Commissioners. Throughout 2013, the Board of Commissioners received remuneration amounting to Rp 2,804,329,850.-
Pelatihan Yang Diikuti Dewan Komisaris
Training Attended by the Board of Commissioners
Beberapa pelatihan yang pernah diikuti oleh anggota Dewan Direksi dan/atau Dewan Komisaris antara lain adalah International Banking Conference, BOD & Strategic Management, Strategic Management Workshop, Business
Some of the training that had been attended by the members of the Board of Directors and/or Board of Commissioners among others were the International Banking Conference, BOD & Strategic Management,
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
69
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Transaction Advisory, Asset Backed Securitisation Seminar, Company Board's Legal Duties and Responsibilities, Effective Credit and Collection Strategies, Asset and Liability Management for Financial Institution.
Strategic Management Workshop, Business Transaction Advisory, Asset Backed Securitisation Seminar, Company Board's Legal Duties and Responsibilities, Effective Credit and Collection Strategies, Asset and Liability Management for Financial Institution.
Hubungan Afiliasi Dewan Komisaris
Affiliated Relation of the Board of Commissioners
Hubungan afiliasi dari anggota Dewan Komisaris Perusahaan dengan sesama anggota anggota Direksi serta pemegang saham Perusahaan pada tanggal diterbitkannya Laporan Tahunan ini adalah sebagai berikut:
The family and financial relationship of the Company's Board of Commissioners with members of the Board of Directors as well as shareholders on the date this Annual Report is published, are as follows:
Hubungan Afiliasi dengan / Affiliated Relation with Dewan Komisaris / Board of Commissioners
Dewan Direksi / Board of Director Ya / Yes Tidak / No
Pemegang Saham / Shareholders Ya / Yes Tidak / No
-
√
√*
-
Tjan Soen Eng
-
√
-
√
Corneiles Tedjo Endriyarto
-
√
-
√
Karman Tandanu
Keterangan / Remarks : * Salah satu pemegang saham PT Sari Dasa Karsa, pemilik 67,6% saham Perseroan One of the shareholders of PT Sari Dasa Karsa, owner of 67.6% Company's shares
Dewan Direksi
Board of Directors
Dewan Direksi Perseroan terdiri dari 3 orang anggota, termasuk Direktur Utama. Dewan Direksi dicalonkan dan dipilih oleh pemegang saham melalui mekanisme RUPS, untuk masa jabatan yang berakhir pada RUPS Tahunan ke-3 (ketiga) sejak tanggal pengangkatan. Dewan Direksi harus menerapkan prinsip prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta menjaga kepatuhan terhadap perundangundangan yang berlaku. Dewan Direksi juga bertanggung jawab penuh dalam memimpin dan mengelola Perseroan guna mencapai maksud dan tujuan Perseroan, mengelola sumber daya manusia serta menyusun strategi bisnis Perseroan.
The Board of Directors comprises of 3 members, including the President Director. The Board of Directors is nominated and appointed by the shareholders through the General Meeting of Shareholders for a period ending on the third GMS since the date of appointment. The Board of Directors should apply the principles of good corporate governance and maintain compliance with the applicable legislations. The Board of Directors has full responsibility to lead and manage the Company to achieve its purposes and objectives, manage human resources and develop the Company's business strategy.
Adapun susunan anggota Dewan Direksi yang terakhir adalah :
The latest composition of the Board of Directors is as follows:
Jabatan Direktur Utama
70
Nama / Name Soetadi Limin
Position President Director
Direktur
Antony Muljanto
Director
Direktur
Herman Lesmana
Director
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Anggota Direksi
The Duties and Responsibilities of Respective Members of the Board of Directors
Masing-masing anggota Direksi Perseroan memiliki tugas dan wewenangnya sendiri, untuk memastikan penyelenggaraan usaha yang teratur serta terarah. Setiap anggota direksi diberikan tugas untuk mengawasi fungsi perusahaan, sebagai berikut:
Each member of the Company's Board of Directors is tasked with their own duties and responsibilities, in order to ensure that the Company's operations can be conducted in a focused and clear direction. Each member of the Board of Directors is tasked with overseeing the following functions:
Direktur Utama Memimpin pengelolaan seluruh kegiatan usaha Perseroan yang dijalankan oleh Dewan Direksi. Membawahi Divisi Internal Audit, Sumber Daya Manusia & Umum, Financial Control, Legal & Remedial, Sekretaris Perusahaan dan Hubungan Investor dan Petugas Penanggung Jawab P4MN. Menyusun dan menetapkan rencana bisnis dan strategi Perseroan bersama-sama dengan anggota Direksi lainnya. Memastikan berjalannya sistem pengendalian internal serta pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku. Memastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia dapat berjalan optimal melalui pengembangan karyawan, serta memastikan berjalannya pengawasan keuangan Perseroan.
President Director Leads the management of all Company's activities undertaken by members of the Board of Directors. Oversees Internal Audit Division, Human Resources & General Services, Financial Control, Legal & Remedial, Corporate Secretary & Investor Relations and P4MN Officer in Charge. Develops and establishes Company's business plan and strategy, together with other members of Board of Directors. Ensuring observance of internal control system and enforcement of compliance to the prevailing rules and regulations. Ensures that human resources management runs optimally through employee development, and ensures observance of Company's financial supervision.
Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Membawahi Divisi Sewa Guna Usaha dan Divisi Pembiayaan Konsumen. Mengelola dan memastikan adanya strategi serta pengembangan produk untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan, sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing kantor cabang Perseroan. Mengembangkan kegiatan usaha kantor cabang terkait dengan aspek pemasaran, pembukaan kantor cabang serta strategi pemasaran. Meningkatkan image Perseroan melalui pengembangan produk jasa yang tepat sasaran serta membina hubungan baik dengan nasabah dan supplier.
Marketing and Business Development Director Leads Financial Lease Division and Consumer Finance Division. Manages and ensures the existence of strategies and product development to achieve level of sales set, in accordance with the potential and capability of respective Company's branches.
Direktur Operasional Membawahi Divisi Manajemen Resiko, Branch Operation Support, Collection dan Treasury. Menetapkan serta memastikan penggunaan sistem tehnologi yang dapat mendukung berjalannya proses operasional Perseroan. Memastikan bahwa kebijakan pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan keuangan terselenggara dengan baik sesuai strategi dan kebijakan yang ditetapkan. PT BUANA FINANCE Tbk
Develop branches' business activities in relation to marketing aspect, the opening of branches, as well as marketing strategy. Improves Company's image through services development and fostering good relations with both customers and suppliers.
Operational Director Leads Risk Management, Branch Operation Support, Collection and Treasury Divisions. Sets and ensures the use of technology systems that can support operational process of the Company.
Ensures that policies in managing and executing financial transaction are effectively carried out in accordance with defined strategies and policies.
2013 Annual Report
71
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Memastikan terselenggaranya sistem pengendalian risiko, pengelolaan risiko serta mitigasi risiko Perseroan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Ensures the implementation of risk contol system, risk management and risk mitigation so that the Company could function well in accordance with prevailing regulations.
Rapat Direksi
Board of Directors Meeting
Direksi menyelenggarakan rapat bulanan secara berkala untuk menjalankan tugas-tugasnya. Secara umum, rapat dilakukan untuk mendiskusikan hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun 2013, telah dilakukan 19 kali rapat Direksi.
The Board of Directors conducts regular monthly meetings to perform their duties. In general, these meetings are held to discuss important matters to improve the Company's performance. Throughout 2013, there were 19 Board of Directors meetings.
Ringkasan Kehadiran dari Rapat Direksi selama tahun 2013
The summary of the Board of Directors Meetings by attendance during 2013
Nama / Name
Jabatan / Position
Jumlah Kehadiran / Total Attendance
Direktur Utama / President Director
19/19
Antony Muljanto
Direktur / Director
19/19
Herman Lesmana
Direktur / Director
19/19
Soetadi Limin
Masa Jabatan dan Remunerasi Dewan Direksi
Service Period and Remuneration of Board of Directors
Anggota Dewan Direksi dipilih oleh pemegang saham melalui mekanisme RUPS untuk masa jabatan selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal pengangkatannya, atau sejak RUPS Tahunan Perseroan tanggal 28 Mei 2013 sampai dengan RUPS Tahunan Perseroan di tahun 2016. RUPS memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya remunerasi Dewan Direksi.
Members of the Board of Directors are appointed by the shareholders through the GMS mechanism for service period of 3 (three) years since the appointment date, or since the AGMS of the Company dated 28 May 2013 until the AGMS of the Company in 2016. The AGMS authorized the Board of Commissioners to determine the renumeration of the Board of Directors.
Jumlah remunerasi Direksi diputuskan sesuai dengan pertimbangan lingkup pekerjaan, kondisi dan kinerja Perseroan secara keseluruhan, serta pencapaian kinerja masing masing Direksi. Sepanjang tahun 2013, Direksi Pe r s e r o a n m e n e r i m a r e m u n e r a s i s e b e s a r R p 9.566.206.628,-. Perseroan menilai bahwa kebijakan remunerasi terhadap Direksi telah sejalan dengan pencapaian kinerja yang diberikan di tahun 2013.
The amount of Directors' remuneration is based on consideration of the scope of work, condition and the Company's overall performance as well as the achievement of each Board of Directors. During 2013, Company's Board of Directors has received remuneration amounting to Rp 9,566,206,628.-. The Company considers Board of Directors remuneration policy has been in line with its performance achievements in 2013.
Penilaian Kinerja Direksi
Appraisal of Board of Directors' Performance
Proses penilaian Dewan Direksi secara kumulatif dilakukan oleh Dewan Komisaris dan RUPS berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sedangkan penilaian dari masing-masing anggota Direksi dilakukan oleh Direktur
Appraisals process of the Board of Directors cumulatively are conducted by the Board of Commissioners and GMS according to the determined performance indicator. Meanwhile, the appraisal of each member of the Board of
72
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Utama sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Secara umum, kriteria yang digunakan penilaian kinerja Dewan Direksi adalah : konsistensi dalam peningkatan pengembalian investasi bagi para pemegang saham, pertumbuhan usaha serta keuangan Perseroan, pengelolaan risiko keuangan maupun risiko usaha Perseroan, pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik.
Directors is conducted by the President Director in accordance with each duties and responsibilities. In general, some criterias applied for the Board of Directors' performance assesment are : consistentcy in increasing the return on investment for the shareholders, as well as the business and financial growth of the Company, risk management of the Company's financial and business risks, the implementation of good corporate governance.
Pelatihan Direksi
Board of Directors' Training
Beberapa pelatihan yang pernah diikuti oleh anggota Dewan Direksi antara lain adalah International Banking Conference, BOD & Strategic Management, Strategic Management Workshop, Business Transaction Advisory, Asset Backed Securitisation Seminar, Company Board's Legal Duties and Responsibilities, Effective Credit and Collection Strategies, Asset and Liability Management for Financial Institution.
Some of the training that had been attended by the members of the Board of Directors among others were the International Banking Conference, BOD & Strategic Management, Strategic Management Workshop, Business Transaction Advisory, Asset Backed Securitisation Seminar, Company Board's Legal Duties and Responsibilities, Effective Credit and Collection Strategies, Asset and Liability Management for Financial Institution.
Hubungan Afiliasi Dewan Direksi
Affiliated Relation of the Board of Directors
Hubungan afiliasi dari anggota Dewan Komisaris Perusahaan dengan sesama anggota anggota Direksi serta pemegang saham Perusahaan pada tanggal diterbitkannya Laporan Tahunan ini adalah sebagai berikut:
The family and financial relationship of the Company's Board of Commissioners with members of the Board of Directors as well as shareholders on the date this Annual Report is published, are as follows:
Hubungan Afiliasi dengan / Affiliated Relation with Direksi / Board of Directors
Dewan Komisaris / Board of Commissioners Ya / Yes Tidak / No
Pemegang Saham / Shareholders Ya / Yes Tidak / No
Soetadi Limin
-
√
-
√
Antony Muljanto
-
√
-
√
Herman Lesmana
-
√
-
√
Komite Audit
Audit Committee
Tugas dan Tanggung Jawab Umum Komite Audit
Duties and Responsibilities of Audit Committee
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan pengelolaan Perseroan oleh Direksi, Komite Audit berperan untuk menunjang kinerja Dewan Komisaris sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dengan memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan Direksi kepada Dewan komisaris serta mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen selaku Ketua Komite Audit dengan 2 (dua)
In performing the supervision function on the Company's management by Directors, the Audit Committee's role is to support the Board of Commissioners' performance in accordance with the Good Corporate Governance (GCG) by giving opinion to the Board of Commissioners on report or matters submitted by Director as well as identifying matters which require the attention of the Board of Commissioners. The Audit Committee is headed by Independent Commissioner acting as the Chairman of the
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
73
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
anggota, yang keseluruhannya memiliki kompetensi yang memadai sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjanya sehingga telah memenuhi persyaratan keanggotaan Komite Audit.
Audit Committee with 2 (two) members, all of whom possess adequate competence with appropriate educational background and work experience that meet the membership requirements of the Audit Committee.
Susunan Komite Audit Perseroan yang ada saat ini berlaku sejak tanggal 30 Mei 2013 sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan pada tahun 2016 sebagaimana ditetapkan dalam Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 tanggal 30 Mei 2013. Adapun susunan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut :
The composition of the present Audit Committee is effective starting on 30 May 2013 up to the end of the General Meeting of Shareholders in 2016 as established in the BOC Decision Letter No. 004/KEP/KOM-BNF/V/2013 dated 30 May 2013. The composition of Audit Committee is as follows:
Jabatan Ketua Komite Audit
Nama / Name Corneiles Tedjo Endriyarto
Position Chairman of Audit Committee
Anggota Komite Audit
Winny Widya
Member of Audit Committee
Anggota Komite Audit
Hardianto Soefajin
Member of Audit Committee
Profil Anggota Komite Audit dapat dilihat pada bagian Profil Perseroan dalam Laporan Tahunan ini.
Profiles of Members of Audit Committee can be found in the Company Profile section on this Annual Report.
Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit
Implementation of the Audit Committee's Tasks
Dalam melakukan fungsinya, Komite Audit berpedoman kepada Peraturan Bapepam No. Kep.643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
In performing its function, the Audit Committee is guided by Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) Regulation No. Kep.643/BL/2012 dated 7 December 2012 on The Establishment and the Implementation Guidelines of Audit Committee.
Sepanjang tahun 2013, Komite Audit telah melakukan halhal sebagai berikut : 1. Menelaah dan memberikan pendapat atas Laporan Keuangan Perseroan tahun 2013 yang diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman, Suherman & Surja. 2. Menelaah dan memberikan pendapat atas Laporan Divisi Intenal Audit untuk periode Januari – Desember 2013. 3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik. 4. Melaksanakan rapat maupun diskusi dengan Divisi Intenal Audit, untuk menilai efektivitas pelaksanaan fungsi pengawasan internal. Komite Audit mendiskusikan temuan-temuan yang penting, dan tindaklanjut atas rekomendasi pemeriksaan. Atas temuan-temuan Internal Audit, Komite Audit memastikan pihak manajemen telah melakukan tindakan yang dianggap perlu untuk menindaklanjuti rekomendasi dari temuan-temuan tersebut.
During 2013, the Audit Committee has performed the following tasks : 1. Reviewed and provided opinions on the Company's 2013 Financial Statements, audited by KAP Purwantono, Suherman, Suherman & Surja. 2. Reviewed and provided opinions on Internal Audit Division Report for the period January – December 2013. 3. Provide recommendations to the Board of Commissioner with regards to the appointment of the Public Accountants and Public Accounting Firm. 4. Conducted meetings and discussions with Internal Audit Division, to assess the effectiveness of the internal control function. The Audit Committee discussed important findings and follow ups on the recommendations. Based on the Internal Audit findings, the Audit Committee ensures that management has taken necessary actions to respond to the recommendations of the findings.
74
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
5. Melaksanakan rapat dengan Dewan Direksi untuk memastikan bahwa seluruh faktor risiko yang krusial telah diantisipasi secara layak oleh Perseroan. 6. Melakukan pembahasan dan persiapan penerapan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistle blowing system) yang mulai diterapkan oleh Perseroan pada tahun 2013. 7. Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep.643/BL/2012 tentang Pembentukan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Komite Audit telah menyusun Piagam Komite Audit yang sudah disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 15 April 2013.
5. Conducted meetings with the Board of Directors to ensure that all crucial risks factors have been adequately anticipated by the Company. 6. Discussed and planned the implementation of whistle blowing system, which was implemented by the Company in 2013. 7. In accordance with Chairman of Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) Decree No. Kep.643/BL/2012 on the Establishment and the Implementation Guidelines of Audit Committee, Audit Committee has developed the Audit Committee Charter approved by the Board of Commissioners on April 15, 2013.
Dalam menjalankan tugasnya, Komite Audit memiliki kewenangan untuk mengakses secara penuh, bebas dan tidak terbatas terhadap catatan, karyawan, dana, asset serta sumber daya Perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
In performing its duties, the Audit Committee has the authority to access fully, independently and without limitations the Company's documents, employees, funds, assets and other resources of the Company in connection with the implementation of its duties.
Dalam melaksanakan kewenangan di atas, Komite Audit wajib bekerja sama dengan Internal Audit. Komite Audit mengadakan pertemuan berkala dengan Divisi Internal Audit untuk mengetahui permasalahan dan risiko yang dihadapi Perusahaan berikut solusi yang telah dijalankan untuk peningkatan dan perbaikan kinerja.
In exercising their above-stated authority, the Audit Committee should cooperate with the Internal Audit. The Audit Committee holds periodical meetings with the Internal Audit Division to determine the problems and risks faced by the Company as well as the solution that has been implemented to increase and improve performance.
Berdasarkan evaluasi terhadap hal-hal tersebut di atas, Komite Audit beranggapan bahwa manajemen Perseroan selama tahun 2013 telah menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam menjalankan aktivitas Perseroan dan tidak menemukan masalah penting yang perlu dilaporkan secara khusus dalam Laporan Tahunan Perseroan tahun 2013. Selain itu Komite Audit berpendapat bahwa Perseroan harus mempertahankan serta meningkatkan sistem pengendalian internal sehubungan dengan pertumbuhan usaha Perseroan.
Based on the evaluations on the above subjects, the Audit Committee considers that for the year 2013, the Company's management has implemented Good Corporate Governance in carrying its activities and did not find any significant issues which have to be disclosed separately in the Company's Annual Report 2013. In addition, the Audit Committee conluded that the Company has to maintain and improve internal control system parallel to the growth of the Company's business.
Independensi Komite Audit
Audit Committee Independency
Dalam menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawab, Komite Audit memiliki independensi yang mandiri dan tidak diintervensi oleh pihak lain. Hal ini dibuktikan dengan profesionalitas anggota Komite Audit yang tidak memiliki hubungan keluarga maupun bisnis dengan Perseroan. Seluruh kegiatan yang dijalankan Komite Audit telah mengikuti Anggaran Dasar Perseroan serta senantiasa memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota Komite Audit merupakan anggota yang independen, berasal dari luar perusahaan dan tidak terkait dengan Direksi, Komisaris maupun Pemegang Saham.
In performing its functions, duties, and responsibilities, the Audit Committee has autonomous independency and there is no intervention from the other parties. It is proven by the professionalism of the members of the Audit Committee who do not have either family or business relationship to the Company. All activities performed by the Audit Committee has been complied with the Company's Articles of Association and continuously fulfilled the applicable provisions. All members of Audit Committee are independent members, from outside the Company, and not related to the Directors, Commissioners, and Shareholders.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
75
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Rapat dan Tingkat Kehadiran Komite Audit
Meeting and Attendance Level of Audit Committee
Komite Audit mengadakan pertemuan berkala untuk mengevaluasi dan menelaah secara transparan berbagai aktivitas kegiatan Perseroan dan kinerja laporan keuangan berkala Perseroan untuk selanjutnya melaporkannya kepada Dewan Komisaris Perseroan secara obyektif dan independen.
Audit Committee held periodic meetings to transparently evaluate and review various activities of the Company and the Company's periodic financial report to be reported later to the Company's Board of Commissioner objectively and independently.
Sepanjang tahun 2013 Komite Audit telah mengadakan 9 (sembilan) kali pertemuan bersama Internal Audit untuk melakukan review kecukupan pengendalian, temuan audit utama dan hal-hal lain yang signifikan dan tindak lanjut dari temuan audit serta rekomendasi yang diberikan oleh akuntan publik dan pihak lain yang berwenang. Pertemuan dilakukan secara simultan terkait dengan temuan audit yang perlu ditindaklanjuti dengan pembahasan bersama Dewan Komisaris, serta pembahasan dengan Dewan Direksi untuk memastikan seluruh aktivitas telah dilaksanakan dengan memadai.
Throughout 2013, the Audit Committee has held 9 (nine) meetings with the Internal Audit to review the adequacy of controls, major audit findings, other significant matters and the follow ups of audit findings along with recommendations provided by the public accountants and other authorities. Meetings were organized simultaneously in relation to audit findings that need to be followed up by discussing with the Board of Commissioners as well as the Board of Directors to ensure that all activities has been carried out satisfactorily.
Rapat Komite Audit Bersama Divisi Internal Audit selama tahun 2013
Joint Meeting of Audit Committee and Internal Audit Division during 2013
Nama / Name
Jabatan / Position
Jumlah Kehadiran / Total Attendance
Ketua Komite Audit / Chairman of Audit Committee
9/9
Winny Widya
Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee
9/9
Hardianto Soefajin (Periode Juli – Desember 2013)
Anggota Komite Audit / Member of Audit Committee
5/5
Suwanti (Periode Januari – Juli 2013)
Kepala Divisi Internal Audit / Internal Audit Division Head
5/5
Ahmad Khaetami (Periode Agustus - Desember 2013)
Kepala Divisi Internal Audit / Internal Audit Division Head
5/5
Corneiles Tedjo Endriyarto
Piagam Komite Audit
Audit Committee Charter
Piagam Komite Audit disusun sebagai pedoman agar Komite Audit dapat menjalankan fungsi, tugas, kewenangan dan tanggung jawab secara optimal, efektif, efisien, transparan, kompeten, independen dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku. Adapun isi dari Piagam Komite Audit Perseroan antara lain
Audit Committee Charter is structured as a guideline for Audit Committee to perform its functions, duties, authority and responsibilities in an optimal, effective, efficient, transparent, competent, independent and accountable in accordance with applicable regulations. The content of the Audit Committee Charter contains of :
Latar Belakang, Visi dan Misi Maksud dan tujuan Pembentukan dan Keanggotaan Komite Audit Struktur Organisasi Komite Audit dan Keanggotaan
Background, Vision and Mission Aims and objectives of the Formation and Membership of Audit Committee Organizational Structure and Audit Committee Membership
76
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pembentukan dan Pengangkatan Anggota serta Persyaratan Keanggotaan Masa Tugas Komite Audit Fungsi, tugas, kewenangan dan tanggung jawab Komite Audit Tata Cara dan Prosedur Kerja: Laporan Leuangan, Pengendalian Internal dan Management Resiko, Ketaatan pada GCG dan peraturan lainnya Penanganan Pengaduan Dugaan dan Pelanggaran Tugas Khusus dari Dewan Komisaris Kode Etik dan Mekanisme Rapat Komite Audit
Establishment and Appointment of Members as well as the Terms of Membership Work Period of Audit Committee Functions, duties, authorities and responsibilities of the Audit Committee Working Procedure: Financial Statements, Internal Controls and Risk Management, adherence to Corporate Governance and other regulations Handling Complaints and Allegations of Violation Special Duties from the Board of Commissioners Mechanism Code of Conduct Audit Committee Meeting
Komite Sumber Daya Manusia
Human Resources Committee
Selain Komite Audit, Perseroan memiliki Komite Sumber Daya Manusia (SDM), yang dibentuk untuk menangani permasalahan sumber daya manusia di Perseroan, dan terbagi menjadi Komite SDM Pusat dan Komite SDM Cabang. Susunan Komite SDM Pusat dipimpin oleh Direktur Utama sebagai ketua dengan anggotanya meliputi anggota Direksi lainnya, Kepala Divisi SDM sebagai sekretaris dan seluruh Kepala Divisi lainnya. Tanggung jawab Komite SDM Pusat adalah memberikan masukan dan/atau rekomendasi kepada Direksi tentang penanganan permasalahan sumber daya manusia, terutama yang terkait penegakan etika Perusahaan, integritas dan disiplin karyawan.
Besides the Audit Committee, the Company has Human Resources (HR) Committee, which is set up to address human resources matters in the Company; it is divided into Head Office and Branch Committees. Head Office HR Committee is headed by President Director as the chairman, with members consisting of Directors, HR Division Head as Secretary, and other Division Head. The responsibilities of Head Office HR Committee is to provide inputs and/or recommendations to the Directors on managing human resources issues, especially those related to the upholding of Company's ethics, integrity, and employees' discipline.
Komite SDM Cabang terdiri dari Kepala Cabang, Business Manager, Operation Manager serta para supervisor. Tanggung jawab Komite SDM Cabang adalah memberikan masukan atau rekomendasi kepada Komite SDM Pusat tentang permasalahan sumber daya manusia di Cabang masing-masing. Komite SDM bertanggung jawab untuk memastikan adanya tindak lanjut atas hasil temuan internal audit, maupun laporan / temuan langsung di lapangan dan/atau hasil dari laporan whistle blower system yang telah diklarifikasi kebenarannya.
On the other hand, Branch HR Commitee consists of Branch Manager, Business Manager, Operation Manager and Supervisors. It is responsible to provide inputs or recommendations to Head Office HR Committee concerning human resources issues in branches. HR Committee ensures actions are taken to solve internal audit findings and results of whistle blower system are verified.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Sebagai perusahaan terbuka, Sekretaris Perusahaan dibentuk berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dengan tugas antara lain untuk mengikuti perkembangan peraturan yang berlaku di pasar modal. Sekretaris Perusahaan menjalankan peran penghubung antara Perseroan dengan otoritas pasar modal, pemodal, masyarakat, dan pemegang saham melalui berbagai kegiatan, termasuk pelaksanaan RUPS dan RUPSLB. Sekretaris Perusahaan juga membantu Dewan Direksi
As a public company, the Corporate Secretary is established under the provisions of Financial Services Authority, with tasks, among others, to monitor prevailing rules and regulations that are applicable in the capital market. The Corporate Secretary plays the liaison role between the Company and the capital market authority, investors, public, and shareholders through several activities, including Annual and Extraordinary GMS. The Corporate Secretary also assists the Board of Directors in creating transparency
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
77
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
dalam menciptakan keterbukaan informasi atas hal-hal material Perseroan yang perlu diketahui oleh masyarakat.
of information on the Company's material matters that should be informed to the public.
Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan adalah :
In general, the roles and responsibilities of the Corporate Secretary are:
1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan yang berlaku di Pasar Modal, dan memberi masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan Pasar Modal yang berlaku. 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh publik yang berkaitan dengan kondisi Perseroan. 3. Menyiapkan daftar khusus tentang direksi, komisaris dan keluarganya baik dalam Perseroan maupun afiliasinya yang antara lain mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang menimbulkan benturan kepentingan dengan perusahaan tercatat. 4. Melakukan koordinasi pelaksanaan Rapat Dewan Direksi dan Rapat Dewan Komisaris, serta membuat risalah rapat. 5. Melakukan koordinasi penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham.
1. To keep up with the development in the Capital Market, especially on the prevailing regulations of the Capital Market, and to give advices to the Board of Directors to comply the Capital Market regulations. 2. To provide information needed by the public in connection with the Company's conditions. 3. To prepare a special list in respect of the Board of Directors and Commissioners and their families, on their involvement in the Company or its affiliates, amongst other things that include shares ownership, business relations and other roles that may cause any conflict of interest with the listed company. 4. To coordinate all Board of Directors and Board of Commissioners meetings, and prepare the minutes of meeting. 5. To coordinate the convention of the General Meeting of Shareholders.
Sepanjang tahun 2013 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan semua tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain adalah menghadiri setiap rapat Direksi, rapat gabungan Direksi dan Dewan Komisaris maupun rapat-rapat lainnya. Sekretaris Perusahaan juga membuat risalah rapat-rapat tersebut, melaksanakan RUPS Tahunan, RUPS Luar Biasa dan Paparan Publik, membuat dan menyampaikan laporan dan keterbukaan informasi ke publik.
During 2013, the Corporate Secretary has performed all duties in accordance with the prevailing regulations, for instance, by attending each meeting of the Board of Directors, joint meetings of the Board of Commissioners and the Board of Directors, and other meetings. The Corporate Secretary also prepared the minutes of such meetings, carried out the Annual General Meeting of Shareholders, Extraordinary General Meeting of Shareholders and Public Exposes, and provided reports and disclosure of information to the public.
Sekretaris Perusahaan saat ini dijabat oleh Sudiono Pujo, SH, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan tanggal 26 Juni 2006. Lahir di Jakarta, 19 Desember 1960, meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1988. Selanjutnya mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan, antara lain telah lulus pendidikan dan pelatihan bagi konsultan hokum pasar modal kelas pengantar maupun terapan pada tahun 2001, serta akuntansi untuk sarjana hukum. Sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Tim Pemberesan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Team Leader/Avp. BPPn dari 2000-2004, serta memiliki pengalaman kerja di sektor perbankan, litigasi dan kontrak legal drafting, personalia dan administrasi.
Currently, the position of the Corporate Secretary has been held by Sudiono Pujo, SH, based on Director Letter of the Company dated 26 June 2006. Born in Jakarta on December 19, 1960, he obtained his graduate degree in Law from Padjajaran University in Bandung in 1988. He attended and passed various educations and training programs, among others the introductory and applied education and training programs for capital market legal consultants in 2001, and accounting for law degree. Previously, he was the Company's senior legal officer and as team member for winding-up of the Indonesian Banking Restructuring Agency (IBRA), Team Leader/Assisstant Vice President of IBRA from 2000 to 2004, and has work experiences in banking, litigation and contract legal drafting, personnel and administration.
78
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Penyerahan Laporan Berkala
Delivery of Periodic Reports
Akurasi, kelengkapan dan ketepatan waktu laporan berkala dan laporan tahunan senantiasa menjadi perhatian utama Perusahaan. Pada tahun 2013, Laporan Keuangan Tahunan 2012 yang telah Diaudit, Laporan Keuangan Triwulanan I Tahun 2013, Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2013 dan Laporan Keuangan Triwulanan III Tahun 2013 telah diserahkan sebelum batas waktu yang ditetapkan oleh Bapepam dan LK/Otoritas Jasa Keuangan serta BEI. Perusahaan juga telah menyampaikan Laporan Keuangan Tahunan yang telah Diaudit pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 kepada Otoritas Jasa Keuangan serta Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Maret 2014.
The accuracy, completeness and timeliness of periodic and annual reports are always a major concern of the Company. In 2013, the 2012 Audited Annual Financial Statements, Quarter I 2013 Financial Statements, 2013 Audited Semiannual Financial Statements and Quarter III 2013 Financial Statements have been submitted before the deadline determined by the Bapepam dan LK as well as IDX. The Company also has submitted the Audited Annual Financial Statements as at and for the year ended 31 December 2013 to Bapepam and LK and Indonesia Stock Exchange on March 24, 2014.
Selain laporan-laporan berkala sesuai dengan Peraturan Pasar Modal, Perusahaan sebagai perusahaan pembiayaan juga senantiasa menyampaikan laporan laporan yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006, antara lain laporan keuangan bulanan, laporan kegiatan usaha semesteran dan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan dan Bank Indonesia. Laporan keuangan dan laporan tahunan Perusahaan dapat diperoleh di kantor pusat Perusahaan melalui Sekretaris Perusahaan dan juga dapat diakses di situs Perusahaan di www.buanafinance.co.id.
Besides the periodic reports in accordance with the Capital Market Regulation, the Company as a finance company also continues to deliver reports required by the Regulation of Ministry of Finance No. 84/ PMK.012/2006 dated September 29, 2006, including monthly financial statements, half year business activity reports, and annual financial statements audited by the public accountant to the Ministry of Finance and Bank Indonesia. The Company's financial statement and annual report can be obtained in the Company's Head Office through the Corporate Secretary and also accessed in the Company's website of www.buanafinance.co.id.
Publikasi dan Akses Informasi Perusahaan
Corporate Information Access and Publication
Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan, maka Perusahaan telah mempublikasikan berbagai informasi terkait Perusahaan selama tahun 2013, termasuk senantiasa mempublikasikan informasi material kepada publik sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. X.K.1 (Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-86/PM/1996 tertanggal 24 Januari 1996). Publik dapat mengakses informasi tentang Perusahaan di situs Perseroan www.buanafinance.co.id yang memberikan informasi kompherensif tentang kegiatan operasional dan kinerja Perusahaan. Untuk keperluan internal Perusahaan maupun untuk berbagi informasi di antara karyawan, Perusahaan memiliki jaringan intranet yang menyediakan informasi tentang perkembangan operasional, keuangan dan administrasi di lingkungan Perusahaan, yang dapat diakses oleh seluruh karyawan Perusahaan.
To comply with the laws and regulations, the Company published various information relating to the Company during 2013, which includes constantly publishing material information to the public in accordance to the Bapepam dan LK Regulation No. X.K.1 (Decision of the Chairman of Bapepam dan LK No. Kep-86/PM/1996 dated January 24, 1996). The public can access information about the Company through its website at www.buanafinance.co.id, which provides comprehensive information regarding the Company's operational activities, performance. For the Company's internal purpose or information sharing among the employees, the Company has the intranet network that provides information regarding the operational, financial and administrative development within the Company's area, which can be accessed by all employees of the Company.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
79
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Paparan Publik
Public Expose
Sebagai bagian dari komitmen keterbukaan dan dialog terbuka rutin dengan pemegang saham, publik dan pers, Perusahaan telah melakukan 1 (satu) kali paparan publik selama tahun 2013 yaitu paparan publik tahunan.
As part of the commitment to transparency and routine open dialogue with the shareholders, public and press, the Company has carried out 1 (one) time of public exposes during 2013 i.e. annual public expose.
Paparan publik tahunan dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan RUPS Tahunan pada tanggal 28 Mei 2013 di Mercantile Athletic Club, Jakarta. Dalam paparan publik ini, manajemen Perseroan menyampaikan informasi penting kepada publik dan pers mengenai kondisi dan kinerja keuangan Perusahaan sepanjang tahun 2012 dan prospek usaha Perusahaan untuk tahun 2013.
The annual public expose was conducted simultaneously with the Annual GMS on 28 May 2013 in the Mercantile Athletic Club, Jakarta. In the public expose, the Company's Management delivered important information to the public and press regarding to Company's condition and financial performance for year 2012, and the Company's business prospect in 2013.
Pengawasan Internal
Internal Audit
Divisi Internal Audit secara langsung membantu Dewan Direksi untuk memastikan berjalannya pengendalian internal Perseroan dengan melakukan pendekatan audit berbasis risiko atas seluruh aktivitas Perusahaan. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik melalui pengawasan pelaksanaan kebijakan dan prosedur dilakukan secara independen dan obyektif.
Internal Audit Division provides direct assistance to the Board of Directors to ensure the implementation of the Company's internal control by implementing a risk-based audit approach for all Company's activities. The implementation of good corporate governance through enforcement of policies and procedures is carried out independently and objectively.
Dalam struktur organisasi Perseroan, Divisi Pengawasan Internal (Internal Audit) bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada Direktur Utama dan Komite Audit. Untuk mendukung independensi dan menjamin kelancaran pemeriksaaan, anggota Komite Audit dapat setiap waktu berkomunikasi langsung dengan Internal Audit untuk menginformasikan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan pemeriksaan. Pemberian informasi tersebut harus dilaporkan kepada Direktur Utama, dan apabila dibutuhkan maka Komite Audit dapat menerbitkan surat kepada Dewan Direksi untuk mempercepat proses perbaikan dan tindak lanjut dari hasil pemeriksaan tersebut.
In the Company's organization structure, Internal Audit Division is responsible to the President Director and the Audit Committee. In order to maintain its independence and to assure efficient inspection, the Audit Committee members could directly communicate with the Internal Audit at any time to inform various matters related to the examination activities. This provision of information has to be reported to the President Director, and if needed, the Audit Committee could issue letters to the Board of Directors to accelerate corrective process and follow up the result of the inspection.
Adapun tugas dan tanggung jawab Internal Audit adalah sebagai berikut:
Duties and responsibilities of Internal Audit are as follows:
Mengarahkan dan melakukan pengendalian semua aktivitas pemeriksaan dan pengawasan secara independen terhadap seluruh aktivitas baik dalam memberikan penilaian kecukupan kebijakan, penilaian kecukupan dan validitas standar operasional Perseroan, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam implementasinya terhadap seluruh kebijakan dan prosedur maupun aktivitas yang dijalankan, kebenaran, ketepatan dan kewajaran seluruh aktivitas baik yang tertuang dalam laporan keuangan dan usaha, maupun seluruh aktivitas yang dijalankan seluruh pelaku di semua unit kerja di Perseroan.
80
PT BUANA FINANCE Tbk
Directs and controls all inspection and supervision activities independently in all activities, be it in providing assessment on the adequacy of policies, assessment on the adequacy and validity of the Company's standard operating procedures, quality and quantity of human resources in implementing all policies and procedures as well as other activites, fact, accuracy, and fairness of all acitivies both contained in financial statements and business, and all activities carried out by work units in the Company.
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap seluruh aktivitas Perseroan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut mengacu pada kebijakan yang berlaku, baik kebijakan pemerintah terkait industri pembiayaan, maupun kebijakan dan prosedur internal Perseroan. Melakukan pemeriksaan dan pengawasan dengan sistem kegiatan berbasis risiko (risk based audit) dan mengoptimalkan fungsi pengawasan untuk mencapai “ E a r l y Wa r n i n g S y s t e m ” d a l a m m e n d e t e k s i permasalahan yang beresiko dihadapi Perseroan. Bertanggung jawab terhadap kualitas temuan dan rekomendasi yang dapat diimplementasikan untuk kepentingan terjaganya dan perbaikan kinerja Perseroan. Melakukan pengawasan secara berkala untuk memastikan telah di tindak lanjutinya temuan oleh unit kerja terkait. Secara berkesinambungan melakukan pengembangan kemampuan pemeriksa / pengawas di Internal Audit serta melakukan evaluasi untuk peningkatan kinerja Divisi Internal Audit.
Inspects and monitors Company's acitivies to ensure that they conform to the prevailing policies, either government policies related to leasing industry or Company's internal policies and procedures.
Inspects and monitors risk-based system and optimizes surveillance function to obtain “Early Warning System” in detecting risky issues that could be faced by the Company.
Responsibles for the quality of findings and recommendations that could be implemented in order to maintain and improve the performance of the Company.
Undertaken regular monitoring to ensure that findings on related work unit have been followed up.
Develops the ability of the inspectors / supervisors in Internal Audit sustainably and evaluates performance enhancement of Internal Audit Division.
Pelaksanaan tugas Divisi Internal Audit pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Execution of Internal Audit Division's duties in 2013 were as follows:
1. Fungsi Pengawasan Melakukan analisa terhadap seluruh kegiatan usaha dan operasional yang tertuang dalam bentuk data, dokumen, laporan, dan selanjutnya mendalami dan mengidentifikasi risiko sehingga dapat dilakukan penyusunan peringkat risiko per aktivitas maupun per unit kerja terkait maupun pemetaan risiko secara keseluruhan.
1. Monitoring Function Performed analysis on all business and operational activities in the form of data, documents, reports, and subsequently explored and identified risks so that risks rating per activities or per related work unit or risk mapping as a whole could be done. The results of these monitoring activities could be used as the basis in setting investigation approach based on risk-based priorities. 2. Audit Function Conducted field audit to gain an idea on whether all policies and procedures have been implemented, either those related to the financing activities, monitoring and account management, recording and control system, risk management system and inherent control system in all levels, including investigations of deviations / violations and irregularities that purport fraud. Audit function also monitored the adequacy of the Company's operation to ensure that policies and procedures have been implemented, be it human resources, information technology, financial control, legal or others functions' operational activities.
2. Fungsi Pemeriksaan Melakukan pemeriksaan di lapangan untuk memperoleh gambaran apakah seluruh kebijakan dan prosedur telah diimplementasikan, baik terkait kegiatan di bidang pemberian pembiayaan, monitoring dan penanganan akun, sistem pencatatan dan pengendalian, sistem manajemen risiko dan berjalannya sistem pengawasan melekat termasuk pemeriksaan terhadap terjadinya penyimpangan/ pelanggaran dan kecurangan yang mengandung unsur fraud. Fungsi pemeriksaan juga melakukan pemeriksaan di bidang operasional untuk memastikan apakah kebijakan dan prosedur telah diimplementasikan, baik dalam kegiatan operasional sumber daya manusia, informasi teknologi, pengawasan keuangan, bidang hukum, dan beberapa bidang lainnya.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
81
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Berdasarkan hasil Pengawasan dan Pemeriksaan selama tahun 2013, telah diterbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan berupa Laporan Hasil Pemeriksaan Umum, Khusus ataupun Investigasi, yang mana laporan tersebut menjabarkan hasil analisa audit secara keseluruhan, dengan penekanan khusus terhadap penyimpangan/ pelanggaran serta rekomendasi perbaikannya. Temuan yang mengandung unsur kelalaian, fraud, atau menyebabkan kerugian secara keuangan, telah ditindaklanjuti oleh manajemen dengan melibatkan Komite HRD dalam menetapkan berbagai sanksi kepada pihak yang terlibat. Sedangkan terhadap berbagai temuan yang disebabkan karena tidak dijalankannya prosedur, pihak manajemen juga telah menindaklanjuti dengan melakukan p enyem p u r na a n keb i ja ka n / p r o s ed u r, m a u p u n meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan sosialisasi melalui berbagai pelatihan dan pendampingan.
Based on the monitoring and audit results throughout 2013, Reports have been issued in the form of General, Specific, or Investigation Audit Reports, whereby the reports elaborated the results, with special emphasis on deviations / violations and recommendations for corrective actions. Findings involving elements of negligence, fraud, or resulted in financial losses had been followed up by management by engaging Human Resources Department Committee who imposed a variety of sanctions to the related employees. On the other hand, for findings related to the failure in implementing procedures, follow-up actions have also been taken by management, including improvement of policies / procedures and improvement in the quality and quantity of socialization through trainings and mentoring.
Kepala Divisi Internal Audit Perseroan saat ini dijabat oleh Ahmad Khaetami sejak tanggal 17 September 2013 berdasarkan surat keputusan Direksi Perseroan No. 686/HR-GS/BNF/IX/2013 tertanggal 17 September 2013. Bergabung dengan Perseroan sejak tahun 2008 dengan jabatan sebagai Team Leader Internal Auditor, dan sebagai Department Head Internal Audit tahun 2009. Sebelumnya bekerja di BII Finance di berbagai posisi antara lain sebagai Insurance Officer, SOP dan Accounting Officer (1997-2001), kemudian melanjutkan kariernya pada anak perusahaan PDAM (Tirta Larastama Dinamika Finance) sebagai Internal Auditor Assistant Manager (2001-2002), sebagai Departemen Head Internal Auditor di ANJ Finance (20022008). Beberapa pelatihan maupun seminar yang pernah diikuti adalah Risk Base Internal Audit dengan penerapan COSO dan beberapa training terkait Internal Audit dan Perusahaan Pembiayaan. Meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Ekonomi di Universitas Negeri Jember , Jawa Timur pada tahun 1996.
The position of the Internal Audit Division Head has been held by Ahmad Khaetami since September 17, 2013 based on Director Letter of the Company No. 686/HRGS/BNF/IX/2013 dated September 17, 2013. He joined to the Company since 2008 with the position of Internal Auditor Team Leader, and as Internal Audit Department Head in 2009. Previously he held various positions in BII Finance as Insurance Officer, SOP and Accounting Officer (1997-2001), then he proceed with his carrier step in subsidiary of PDAM (Tirta Larastama DInamika Finance) as Internal Auditor Assistant Manager (2001-2002), Internal Auditor Department Head in ANJ Finance (2002-2008). He attended various trainings and workshops, among others Risk-based Internal Audit with COSO implementation and other tranings related to Internal Audit and Multifinance Companies. He possessed an undergraduate degree in Economy from Universitas Negeri Jember, East Java in 1996.
Sistem Pengendalian Intern
Internal Control System
Kompleksitas bisnis yang semakin tinggi menuntut adanya sistem pengendalian intern yang dapat melindungi aset Perseroan, mendorong terciptanya efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen. Beberapa elemen penting yang ditetapkan oleh Perseroan dalam penerapan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut : Di dalam struktur organisasi, Perseroan secara tegas menerapkan sistem dual kontrol dengan memisahkan antara bagian pemasaran dan unit manajemen risiko. Divisi Pemasaran bertanggungjawab terhadap Direktur Pengembangan Bisnis dan Pemasaran, sementara Divisi Pengelolaan Resiko bertanggungjawab kepada Direktur Operasional.
The higher business complexity demands internal control system to protect Company's assets, improve efficiency, and encourage adherence to management policies. Some important elements established by the Company in the implementation of internal control system are as follows:
82
PT BUANA FINANCE Tbk
In the organization structure, the Company strictly implemented dual control system by separating marketing and risk management units. Marketing Division is responsible to Business Development and Marketing Director, whereas Risk Management Division is responsible to Operation Director.
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Divisi Pengendalian Keuangan dan Akuntansi dipisahkan dengan Divisi Treasuri yang melakukan otorisasi pengeluaran biaya, sehingga pejabat yang memiliki kewenangan dalam melakukan otorisasi pengeluaran biaya dipisahkan dengan pejabat yang melakukan pencatatan akuntansi dan pengawasan. Fungsi Divisi Pengendalian Keuangan dan akuntansi mempunyai sifat independen terhadap kegiatan unit fungsional lainnya, dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama Perseroan. Perseroan menerapkan sistem pengendalian batas persetujuan kredit sesuai dengan jenjang kewenangan Komite Kredit, mulai dari kewenangan yang diberikan kepada Kepala Cabang sampai dengan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. Proses bisnis untuk persetujuan kredit, proses penanganan kredit, serta pembukuan dijalankan melalui sistem teknologi informasi yang terintegrasi. Pengukuran risiko merupakan aktivitas yang senantiasa dilakukan oleh Divisi Pengelolaan Resiko mulai dari melakukan identifikasi risiko yang melekat pada proses kerja Perseroan, evaluasi kecukupan pengendalian intern maupun evaluasi eksposur risiko yang terjadi serta membandingkannya dengan limit risiko yang ditetapkan Perseroan.
Financial Control and Accounting is separated from Treasury Division who has expense authorization, accordingly, there is a segregation of duties between authorized officer for expenses, recording and controlling. Financial Control and accounting unit is independent from other functional units and directly responsibles to the President Director of the Company.
The Company adheres to credit approval limits regulating the authority levels of the Credit Committee, ranging from the authority given to the Branch Managers up to the Board of Directors and Commissioners.
Business process of credit approval, credit management and recording has carried through integrated information technology. Measurement of risk is an activity that is constantly performed by Risk Management Division, starting from identification of risk inherent in the Company's work processes, evaluating the adequacy of internal control and risk exposure and compares them with risk appetite determined by the Company.
Efektifitas Sistem Pengendalian Intern
Effectiveness of Internal Control System
Dalam mendukung efektivitas pengendalian internal di Perseroan, Divisi Audit Internal berkoordinasi dengan Komite Audit untuk memastikan bahwa fungsi pengendalian internal dan manajemen risiko diterapkan pada semua aspek dan lini Perseroan. Sistem pengendalian internal diantaranya melalui penerapan nilai dan budaya kerja, kode etik, penerapan sistem dan prosedur operasi. Manajemen secara berkala Direksi melakukan monitoring atas implementasi system pengendalian internal yang dilakukan oleh Divisi Audit Internal. Walaupun Perseroan menyadari bahwa tidak terdapat system pengendalian internal yang dapat menghilangkan seluruh risiko usaha yang ada, Perseroan berusaha untuk dapat mengelola dan mengendalikan risiko tersebut seminimal mungkin.
To support the effectiveness of internal control in the Company, Internal Audit Division coordinates with Audit Committee to ensure that the internal control and risk management is implemented in all aspects of the Company's business lines. The internal control system covers the implementation of values and corporate culture, code of conduct, system and operation procedures implementation. Management periodically monitors the implementation of internal control system performed by Division of Internal Audit. The Company is aware that there is no internal control system that can mitigate all business risks, however the Company endeavours to manage and minimize the potential risks.
Sistem Pengelolaan Risiko
Risk Management System
Ada 4 (empat) jenis risiko yang dihadapi langsung oleh Perseroan, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan risiko operasional. Pengelolaan risiko ini secara lebih lanjut akan dijelaskan dalam Laporan Pengelolaan Risiko di Laporan Tahunan ini.
There are 4 (four) types of risks the Company has to deal with, namely, credit risk, liquidity risk, market risk, and operational risk. Risk management will be detailed in the Risk Management Report of this Annual Report.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
83
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Kode Etik dan Budaya Kerja
Codes of Ethic and Corporate Culture
Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada karyawan, Perusahaan telah memiliki kode etik yang berlaku baik bagi seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi maupun karyawan Perusahaan. Etika bisnis ditetapkan dengan mengacu kepada Visi, Misi dan nilai-nilai Perseroan, dan menjadi pedoman dasar yang berkenaan dengan hal-hal yang terkait dengan pertentangan kepentingan, penanganan informasi serta penegakan peraturan Perseroan. Kode etik ini tercantum pada buku Peraturan Perusahaan periode yang secara konsisten dan terus menerus untuk disosialisasikan oleh Perseroan melalui surat elektronik ataupun pertemuan berkala.
To provide a clearer guideline to employees, the Company has had a code of ethics that applies to both of the Board of Commissioners, Directors and employees of the Company. Business ethic refers to the Vision, Mission, and Corporate Values in its development, and it used as the basic guidelines for resolving matters related to conflicts of interest, information management, and the upholding of Company's regulations. The code of ethics has stated within the Company's regulation book and its has been consistently and continuously internalized by the Company through emails and periodically meetings.
Pokok-pokok kode etik Perseroan adalah sebagai berikut :
The principles of the Company's Code of Ethics are as follows :
1. Kode etik terkait benturan kepentingan Kode etik ini secara umum mengatur mengenai hubungan antara karyawan dengan pihak ketiga (nasabah, suplier, relasi, rekanan) dimana Perseroan secara tegas membatasi benturan kepentingan yang berpotensi terjadi dengan pihak ketiga terkait dengan pengambilan keputusan, pengadaan barang dan jasa maupun penerimaan fasilitas.
1. Code of ethics related to conflict of interest In general, this code of ethics govern the relationship between employees and third parties (customers, suppliers, associates, partners) in which the Company expressly limits conflicts of interest that might occur with any third party associated with decision making, procurement of goods and services, or acceptance of facilities.
2. Kode etik terkait penanganan informasi Kode etik ini secara umum mengatur tentang penanganan dan kerahasiaan informasi yang wajib dijaga oleh seluruh karyawan Perseroan. Namun Perseroan sebagai perusahaan publik juga memiliki mekanisme penyampaian informasi kepada para pemangku kepentingan terkait dengan keterbukaan informasi yang memang harus diketahui oleh publik.
2. Code of ethics related to information management This code of conduct generally regulates the handling and confidentiality of information that must be maintained by employees of the Company. However, as a public company, the Company has information delivery mechanism to stakeholders associated with the disclosure of information that must be known by the public.
Pelanggaran terhadap kode etik Perseroan dapat dikenakan sanksi dalam bentuk pemberian surat peringatan, penurunan pangkat sampai pemutusan hubungan kerja. Perseroan juga menyediakan sarana Whistleblowing System sebagai fasilitas untuk melaporkan atau mengadukan adanya dugaan pelanggaran kode etik Perseroan.
Punishment for violation of the Company's business ethics may imposed in the form of warning letters, demotion, or even termination. In addition, the Company has also provided Whistleblowing System as a facility to report or notify conjecture on code of ethics violation.
Sistim Pelaporan Pelanggaran Perseroan
Whistleblowing System of the Company
Dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, dimana diperlukan adanya keterbukaan, keadilan, dan pertanggung-jawaban, Perseroan mengacu pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) No. Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik yang telah
In implementing Good Corporate Governance, where transparency, fairness, and accountability/responsibility are necessary, the Company referred to Capital Market Supervisory Agency Regulation No. Kep-431/BL/2012 dated 1 August 2012 on Submission of Annual Report of Publicly Listed Companies regarding Whistleblowing System within the Company. A vital part in acquiring a
84
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
mengatur mengenai Sistem Pelaporan Pelanggaran lingkungan Perusahaan. Unsur penting dalam mendapatkan informasi terkini yang akurat terkait dengan terjadinya pelanggaran terhadap prosedur operasional, kebijakan, ataupun indikasi tindak pidana oleh karyawan Perseroan adalah melalui informasi yang disampaikan oleh karyawan di semua lini dari seluruh unit kerja yang ada di Perseroan. Untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan saling menghargai, Perseroan menekankan kepada karyawan untuk saling mengingatkan akan ramburambu yang harus diikuti dan senantiasa menjaga praktekpraktek kerja yang baik, serta turut mengkampanyekan terciptanya penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Perseroan mendorong semua karyawan untuk wajib melaporkan apabila menemukan, melihat ataupun mendengar terjadinya indikasi kuat terhadap pelanggaran maupun kesalahan (fraud) yang melibatkan karyawan Perseroan.
current and accurate information associated with a breach of operational procedures, policies, or indication of a crime (fraud) by a Company's employee is through information submitted by employees from all layers within all work units of the Company. In creating a conducive working atmosphere and mutual respect, the Company urges its employees to remind each other of signs that should be followed and continuously good work practices, and helped campaign for the implementation of Good Corporate Governance. All employees are encouraged to report when they found, witnessed or overheard any evolving strong indications of violations or intentional fraud involving employees of the Company.
Mekanisme penyampaian pelaporan maupun penyampaian saran-saran dapat dilakukan melalui alamat email:
[email protected] atau melalui alamat surat ke kantor pusat Perseroan, ataupun dapat menyampaikan secara langsung kepada manajemen. Perseroan telah menetapkan Komite Audit untuk mengelola dan menangani pengaduan yang masuk melalui Whistleblowing System. Setiap hasil proses penanganan pengaduan disampaikan kepada Direksi Perseroan. Perseroan memastikan perlindungan bagi kerahasiaan identitas pelapor, serta jaminan dari Perseroan bahwa pelapor tidak akan mendapatkan konsekuensi atas dampak yang terjadi dari laporan yang disampaikan secara bertanggung jawab. Dengan adanya mekanisme pelaporan pelanggaran maupun perlindungan bagi pihak pelapor, Perseroan yakin bahwa seluruh karyawan akan semakin menyadari pentingnya penerapan GCG dalam seluruh aktivitas usaha Perseroan. Selama tahun 2013, Whistleblowing System telah dimanfaatkan oleh karyawan Perseroan untuk menyampaikan pelaporan adanya dugaan pelanggaran kode etik pegawai dan menyampaikan ide-ide perbaikan terkait operasional Perseroan. Pelaporan yang masuk telah ditindaklanjuti oleh Divisi Internal Audit maupun divisi terkait lainnya.
Mechanism to report or suggestion submissions could be done through email:
[email protected], or through the company's mailing address, or direct submission to management. The Company has nominated Audit Committee to manage and deal with any reports coming in through the whistleblowing system. Any result of actions dealt will be submitted to the Board of Directors of the Company. The Company ensures confidentiality protection of the identity of the informant as well as Company' assurance that informant will not be penalized for any outcome arising from a responsibly submitted report. With the existence of violations reporting mechanism and protection for the informant, the Company believes that all employees will be increasingly aware of the importance of the implementation of GCG in all of the Company's business activities. In the year of 2013, the whistleblowing system had been used by the employees to report any violation of code of ethics allegations within the company, and also suggestion submission to improve company's operational matters. Such reports that came in were dealt by the internal auditing division or related division.
Perkara di Pengadilan
Court Cases
Sepanjang tahun 2013, Perseroan menghadapi 3 (tiga) gugatan perdata di Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Makassar serta Pengadilan Negeri Manado. Ketiganya telah dimenangkan oleh Perseroan tapi masih dalam tahap banding, akan tetapi nilainya tidak berdampak negatif secara material bagi kekayaan Perseroan.
During 2013, the Company faced 3 (three) civil cases in the Surabaya District Court, Makassar District Court and Manado District Court. All three cases have been won by the Company but are still under appealing process, however, these cases would not cause material adverse impact on the Company's net worth.
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
85
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Tujuan tanggung jawab sosial Buana Finance difokuskan pada kesejahteraan masyarakat, di mana Perseroan melakukan aktifitasnya sehingga Perseroan dapat memperdalam hubungannya dengan masyarakat luas.
Buana Finance's corporate social reponsibility goals are focused on the well-being of the communities of the area, in which the Company conducts its activities so that the Company may deepen its relationship with society at large.
Buana Finance melaksanakan beberapa program CSR di sepanjang tahun 2013 dalam bentuk pendanaan dan penyediaan bantuan logistik untuk bantuan penanggulangan bencana.
Buana Finance carried out a variety of CSR programs during 2013 in the form of providing funds and logictical support for disaster relief.
Pada tanggal 17 Januari 2013, Perseroan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Hidayatul Muslim I, Parit Sembin, Pontianak dan menyerahkan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari seperti seprai, sembako serta uang tunai. Bantuan ini diperuntukkan bagi 100 anak yatim yang sebagian besar masih mengenyam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).
On January 17, 2013, the Company visited Panti Asuhan Hidayatul Muslim I, Parit Sembin, Pontianak to provide assistance in the form of daily necessities such as bedsheet, basic food stocks as well as cash. This was charity provided for the 100 orphans were mostly still studying in primary school up to high school.
Pada tanggal 28 Januari 2013 dan 8 Pebruari 2013, Perseroan memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah banjir di daerah Penjaringan, Jakarta Utara dan Bekasi berupa perlengkapan sekolah, sekop dan selimut dengan nilai sebesar Rp 30 juta.
On January 28, 2013 and February 8, 2013, the Company provided assistance to communities affected by the flood in the Penjaringan district, North Jakarta and Bekasi in the form of school supplies, shovel, and blankets as well as cash in amount of Rp 30 million.
86
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Pada tanggal 27 Desember 2013, Perseroan memberikan bantuan kepada para pengungsi yang terkena dampak meletusnya Gunung Sinabung, Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara. Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan pangan serta uang tunai sebesar Rp 30 juta di tiga posko bencana alam.
PT BUANA FINANCE Tbk
On December 27, 2013, the Company doled out assistance to victims affected by the volcano eruption of Mount Sinabung, Karo highland, North Sumatera. Assistances were given in the form of daily necessities such as rice, cooking oil, instant noodles as well as cash in amount of Rp 30 million to three temporary shelters.
2013 Annual Report
87
Lokasi Kantor Cabang Branch Offices Location
Medan
Manado Pontianak
Pekanbaru
Samarinda Balikpapan Palangkaraya
Jambi Banjarmasin Palembang Makassar
Lampung
Jakarta Semarang Surabaya
Denpasar
JAKARTA
TANGERANG
Jakarta - Chase Plaza Chase, Lt. 19, Jl. Jend Sudirman Kav 21, Jakarta 12920 Telp. (021) 5208066, Fax. (021) 5214077
Jl. Janur Sutera 29A No. 48, Paku Alam, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Banten Telp. (021) 53141306, Fax. (021) 53141305
Jakarta - Fatmawati Ruko Graha Mas Fatmawati Blok A/37, Jl. RS. Fatmawati, Cipete Utara, Jakarta 12150 Telp. (021) 7511747, Fax. (021) 7511748
BEKASI
Jakarta - Kemayoran Super Blok Mega Kemayoran Blok B 22, Jl. Angkasa Kav B-6, Kotabaru, Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat 10610 Telp. (021) 29371420, Fax. (021) 29371419
88
Ruko Sentra Niaga Kalimalang Blok A9/14, Jl. Jend. A. Yani, Bekasi Telp. (021) 88851026, Fax. (021) 88851024
MEDAN Jl. Suka Mulia No. 7 & 8, Kecamatan Medan Maimun, Kelurahan Aur, Medan 20151 Telp. (061) 4558260, Fax. (061) 4153335
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Lokasi Kantor Cabang Branch Offices Location
PEKANBARU
BALIKPAPAN
Rukan Mega Asri Green Office Blok A2/A3, Jl. Arifin Achmad, Kel. Tangkerang Tengah, Kec. Marpoyan Damai, Pekanbaru 28282 Telp. (0761) 8417088 Fax. (0761) 8417089
Jl. MT Haryono No. 6, Kel. Damai, Balikpapan 76114 Telp. (0542) 7206868 Fax. (0542) 7206878
PALEMBANG Jl. Angkatan 45 No. 8 Blok K-L, Demang Lebar Daun, Palembang 30173 Telp. (0711) 360800 Fax. (0711) 356217
BANJARMASIN Jl. Gatot Subroto No. 1, Kel. Kuripan, Banjarmasin 70235 Telp. (0511) 3272626 Fax. (0511) 3272525
JAMBI Jl. Hayam Wuruk No. 20A, Jelutung, Jambi 36136 Telp. (0741) 20975 Fax.(0741) 20974
PONTIANAK Sentra Bisnis A Yani Mega Mall, Jl. A. Yani Blok E No. 1, Pontianak 79122 Telp. (0561) 766812 Fax.(0561) 766822
LAMPUNG Jl. Pangeran Diponegoro No. 179A, Gotong Royong, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung 35119 Telp. (0721) 264141 Fax. (0721) 264142
PALANGKARAYA
SEMARANG Komplek Pertokoan Depok Asri Blok D-6 Jl. Depok No. 35, Kembangsari, Semarang 50133 Telp. (024) 3511327 Fax. (024) 3549366
SURABAYA Rukan Darmo Square B-1, Jl. Raya Darmo No. 54-56, Surabaya 60281 Telp. (031) 5651958 Fax. (031) 5651959
Jl. RTA. Milono Km 2,5, Kel. Menteng, Kec. Jekan Raya, Palangkaraya 73112 Telp. (0536) 3238619 Fax. (0536) 3239619
MAKASAR Komp. Ruko Pelita Marga Mas Blok B/16, Jl. Gunung Latimojong, Makasar 90157 Telp. (0411) 3625651 Fax. (0411) 3631367
MANADO Jl. Bethesda No. 34 Ruko 34 D, Sario Kotabaru, Manado 95116 Telp. (0431) 8880055 Fax. (0431) 8880052
DENPASAR Jl. Gatot Subroto No. 80, Unit 3, Denpasar 80111 Telp. (0361) 426111 Fax. (0361) 423444
PT BUANA FINANCE Tbk
SAMARINDA Jl. Sulawesi No. 2, Pasar Pagi, Samarinda 75112 Telp. (0541) 737082 Fax. (0541) 737083
2013 Annual Report
89
Informasi Perseroan Company Information
Nama Perusahaan / Company Name PT Buana Finance Tbk Pendirian Perusahaan / Company Establishment 7 Juni 1982 Alamat Perusahaan / Company Address Plaza Chase lantai 17 Jl Jend. Sudirman Kav. 21 Jakarta 12920 Telp. : (021) 520-8066 Fax : (021) 520-8055
Agen Pembayaran / Payment Agent PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1 Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp. : (021) 5299-1099 Pemeringkat Efek / Rating Agency PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Panin Tower Senayan City Lantai 17 Jl. Asia Afrika Lot. 19, Jakarta 10270 Telp. : (021) 7278-2380
Situs Internet / Website www.buanafinance.co.id Sekretaris Perusahaan / Corporate Secretary Sudiono Pujo, SH
[email protected] Pencatatan Saham / Stock Listing Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) under stock code “BBLD” Biro Administrasi Efek / Share Registrar PT EDI Indonesia Divisi Biro Administrasi Efek Wisma SMR Lantai 10 Jl Yos Sudarso Kav. 89 Jakarta 14350 Telp. : (021) 651-5130
Kantor Akuntan Publik / Public Accountant Firm KAP Purwantono, Suherman & Surja (anggota Ernst & Young) Gedung BEJ Tower II Lantai 7 Jl Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta 12190 Telp. : (021) 5289-5000 Kantor Notaris / Public Notary Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi JL KH Zainul Arifin No 2 Komp. Ketapang Indah Blok B-2 No 4-5 Jakarta 11140 Telp. : (021) 630-1511
Wali Amanat / Trustee PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Treasury Division I Desk Investment BRI II Building, 3rd Floor Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 Telp. : (021) 575-8130
90
PT BUANA FINANCE Tbk
Laporan Tahunan 2013
Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi Tentang Tanggungjawab Atas Laporan Tahunan 2013 PT Buana Finance Tbk Statement Letter of The Board of Commissioners and Directors on Responsibility of The Annual Report 2013 PT Buana Finance Tbk
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Buana Finance Tbk tahun 2013 telah dimuat secara lengkap dan bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.
We, the undersigned, declare that all information contained in the Annual Report of PT Buana Finance Tbk for the year 2013 is complete and we are fully responsible for the content of the Company's Annual Report.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
This statement letter is made truthfully.
Jakarta, 26 Maret 2014
Jakarta, March 26, 2014
Karman Tandanu Komisaris Utama President Commissioner
Tjan Soen Eng
Corneiles Tedjo Endriyarto
Komisaris Commissioner
Komisaris Independen Independent Commissioner
Soetadi Limin Direktur Utama President Director
Herman Lesmana
Antony Muljanto
Direktur Director
Direktur Director
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
Laporan Keuangan Financial Statement
PT Buana Finance Tbk Laporan Keuangan beserta laporan auditor independen tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Financial statements with independent auditor’s report years ended December 31, 2013 and 2012
PT BUANA FINANCE Tbk
2013 Annual Report
93
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
PT Buana Finance Tbk. Laporan keuangan Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut beserta laporan auditor independen/ Financial statements As of December 31, 2013 and for the year then ended with independent auditors’ report
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2013 DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT BUANA FINANCE Tbk. FINANCIAL STATEMENTS AS OF DECEMBER 31, 2013 AND FOR THE YEAR THEN ENDED WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Daftar Isi
Table of Contents
Halaman/ Page Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan.........................................
1-2
.............................. Statement of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif ............................
3
.................... Statement of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas .....................................
4
............................. Statement of Changes in Equity
Laporan Arus Kas .....................................................
5
....................................... Statement of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan ..............................
6-97
........................... Notes to the Financial Statements
**********************
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION As of December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
31 Desember 2013/ December 31, 2013
Catatan/ Notes
31 Desember 2012/ December 31, 2012
____________________________
ASET
ASSETS
Kas dan setara kas Surat-surat berharga setelah penyesuaian nilai wajar sejumlah Rp247.620.550 (2012: Rp310.398.700) Investasi sewa pembiayaan neto Piutang sewa pembiayaan Nilai residu yang dijamin Pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan Simpanan jaminan
86.576.211.167
177.354.450 3.552.366.898.806 1.864.185.344.375
2e,2g 2c,2e,2h, 12,34 5a
(481.738.530.265) (1.864.185.344.375)
Investasi sewa pembiayaan neto Cadangan kerugian penurunan nilai Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto Tagihan anjak piutang Cadangan kerugian penurunan nilai Tagihan anjak piutang - neto Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Aset sewa operasi, setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp nihil (2012: Rp4.541.466.581) Aset tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp42.152.620.172 (2012: Rp38.305.252.312) Aset tidak berwujud, setelah dikurangi akumulasi amortisasi Rp4.988.652.918 (2012: Rp4.509.893.498) Aset pajak tangguhan - neto TOTAL ASET
2c,2e,2f,4,34
114.576.300
Cash and cash equivalents Marketable securities, net of fair value adjustments of Rp247,620,550 (2012: Rp310,398,700)
3.203.233.345.645 1.510.062.214.242
Net investment in finance leases Lease receivables Guaranteed residual value
(476.372.460.144) (1.510.062.214.242)
____________________________
3.070.628.368.541 (76.393.322.416)
49.260.952.172
2.726.860.885.501 2k,5b
2.994.235.046.125
(54.019.424.751)
2.672.841.460.750
604.860.450.006
2e,2i,6a,12
696.623.355.200
(15.495.200.812)
2k,6b
(16.310.691.539)
589.365.249.194 1.721.970.771 -
680.312.663.661 2e,2j,7a 2k,7b
1.721.970.771
4.336.962.951 (8.478.766) 4.328.484.185
21.175.608.170
2e
13.551.076.440
20.837.668.203
2c,2e,2l,8 2c 2e,2m,9,34
20.719.734.828
2h
4.094.533.071
2n,10
38.627.167.552
7.935.100.650 44.107.822.394
469.080.197 3.870.009.535
2n,11 2r,14d,14e
3.770.471.120.856
7.466.917.747
Net investment in finance leases Allowance for impairment losses Net investment in finance leases, net of allowance for impairment losses Consumer financing receivables Allowance for impairment losses Consumer financing receivables - net Factoring receivables Allowance for impairment losses Factoring receivables - net Other receivables Currency and interest rate swap contracts Advances, prepayments and others Operating lease asset, net of accumulated depreciation Rp nil (2012: Rp4,541,466,581) Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp42,152,620,172 (2012: Rp38,305,252,312)
Intangible assets, net of accumulated amortization of Rp4,988,652,918 748.878.522 (2012: Rp4,509,893,498) 3.123.501.098 Deferred tax assets - net 3.495.189.946.326
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Unearned lease income Security deposits
TOTAL ASSETS
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
1
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
31 Desember 2013/ December 31, 2013
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (continued) As of December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
Catatan/ Notes
31 Desember 2012/ December 31, 2012
____________________________
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes - neto Utang pajak Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Liabilitas imbalan kerja jangka pendek Liabilitas imbalan pasca-kerja Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total liabilitas EKUITAS Modal saham Modal dasar - 4.800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham; ditempatkan dan disetor penuh 1.645.796.054 saham Tambahan modal disetor Saldo laba - telah ditentukan penggunaannya - belum ditentukan penggunaannya Pendapatan komprehensif lain
LIABILITIES 2.437.158.083.938
2c,2e,12,34
1.103.942.940
Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes - net Taxes payable Dividends payable Other payables Other advances Accrued expenses Short-term employee benefits liabilities Post-Employment benefits liabilities Currency and interest rate swap contracts
2.480.452.067.414
Total liabilities
2.389.661.748.461
149.400.883.290 9.732.099.603 181.258.688 31.181.763.807 3.374.209.688 14.230.731.928
2d,2q,13,35 2c,2r,14a,34 2e,21 2c,2e,15,34 2c,2e,16,34 2c,2e,17,34
12.457.512.363 147.035.333 40.124.175.401 3.843.979.993 14.689.480.503
6.673.368.295 15.075.202.000
2o 2o,18
6.308.314.420 12.115.878.000
246.330.410
2c,2e,2l,8
2.667.253.931.647
411.449.013.500 456.564.650
1b,19 20
411.449.013.500 456.564.650
13.000.000.000 678.343.294.023 (31.682.964)
21
12.000.000.000 593.044.605.303 (2.212.304.541)
2l,8
EQUITY Share capital Authorized - 4,800,000,000 shares with par value of Rp250 per share; issued, and fully paid 1,645,796,054 shares Additional paid-in capital Retained earnings - appropriated for general reserve - unappropriated Other comprehensive income
Total ekuitas
1.103.217.189.209
1.014.737.878.912
Total equity
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
3.770.471.120.856
3.495.189.946.326
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
2
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME For the Year ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
_________________________________________________________________________________
Catatan/ Notes
2013 Pendapatan Pendapatan sewa pembiayaan Pendapatan pembiayaan konsumen Pendapatan anjak piutang Pendapatan bunga Laba selisih kurs - neto Pendapatan lain-lain - neto
482.080.934.947 105.049.286.993 406.252.114 25.564.063.315 2.614.504.080 11.648.868.118
Total pendapatan
627.363.909.567
Beban Beban keuangan Beban umum dan administrasi Beban kerugian penurunan nilai (sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan anjak piutang) Beban pemasaran Beban sewa operasi
269.343.010.879 108.242.741.382
2p 2c,2e,2h,22 2e,2i,23 2e,2j 24 2c,8,28 25
2012
____________________________
428.693.998.908 128.694.221.024 500.599.040 20.923.024.037 461.024.773 11.341.691.865 590.614.559.647
2p 2e,26 27
64.653.609.908 2.935.696.858 1.024.566.637
29 2h
Revenues Finance lease income Consumer financing income Factoring income Interest income Foreign exchange gain - net Other income - net Total revenue
Expenses 243.179.488.828 Financing costs 100.963.078.090 General and administrative expenses Provision for impairment losses (finance lease, consumer 42.057.495.801 financing and factoring) 2.158.454.764 Marketing expenses 1.727.199.972 Operating lease expenses
Total beban
446.199.625.664
390.085.717.455
Total expenses
Laba sebelum (beban) manfaat pajak
181.164.283.903
200.528.842.192
Profit before tax (expense) benefit
Manfaat (beban) pajak Tahun berjalan Tangguhan
(46.238.222.000) 746.508.437
(50.954.104.000 ) 561.258.266
(45.491.713.563)
(50.392.845.734 )
135.672.570.340
150.135.996.458
Net profit for the year
4.034.923.808
Other compherensive income: Gains effective on derivative instrument for cash flow hedge - net
154.170.920.266
Total comprehensive income - net of tax
91
Basic earnings per share
Total beban pajak - neto Laba neto tahun berjalan
Pendapatan komprehensif lain: Pendapatan efektif atas instrumen derivatif untuk lindung nilai arus kas - neto Total laba komprehensif - setelah pajak Laba per saham dasar
2r,14b,14d
2.180.621.577
2l,8
137.853.191.917 82
2u,30
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
____________________________
Tax benefit (expense) Current Deferred Total tax expense - net
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
3
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF CHANGES IN EQUITY For the Year ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah) Saldo Laba/ Retained Earnings
Catatan/ Notes Saldo 31 Desember 2011 Laba neto tahun 2012 Laba neto efektif dari lindung nilai arus kas Total laba komprehensif Saldo laba digunakan untuk cadangan umum Pembagian saham bonus Dividen Dividen interim Dividen yang tidak diambil pada periode sebelumnya
8
21 20 21 21
Saldo 31 Desember 2012 Laba neto tahun 2013 Laba neto efektif dari lindung nilai arus kas Total laba komprehensif Saldo laba digunakan untuk cadangan umum Dividen Saldo 31 Desember 2013
8
21 21
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Share Capital Issued and Fully Paid
Tambahan Modal Disetor/ Additional Paid-in Capital
Pendapatan Komprehensif Lain/ Other Comprehensive Income
Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated
11.000.000.000
521.999.761.086
938.658.110.887
Total Ekuitas/ Total Equity
359.030.578.000
52.875.000.150
-
-
-
-
150.135.996.458
150.135.996.458
-
-
4.034.923.808
-
-
4.034.923.808
359.030.578.000
52.875.000.150
11.000.000.000
672.135.757.544
1.092.829.031.153
52.418.435.500 -
(52.418.435.500) -
1.000.000.000 -
(1.000.000.000) (28.722.446.240) (49.373.881.620)
-
-
411.449.013.500
456.564.650
-
-
-
-
411.449.013.500
456.564.650
-
-
411.449.013.500
456.564.650
(6.247.228.349)
Telah Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated for General Reserve
(2.212.304.541) -
-
5.175.619 593.044.605.303
1.014.737.878.912
-
-
135.672.570.340
135.672.570.340
2.180.621.577
-
-
2.180.621.577
12.000.000.000
728.717.175.643
1.152.591.070.829
1.000.000.000 -
(1.000.000.000) (49.373.881.620)
13.000.000.000
678.343.294.023
(31.682.964) (31.682.964)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Net profit for the year 2012 Net gain on effective cash flow hedge
Total comprehensive income Retained earnings appropriated for general reserve Distribution of bonus shares (28.722.446.240) Dividends (49.373.881.620) Interim dividends Unclaimed dividens from 5.175.619 prior periods
12.000.000.000
(2.212.304.541)
Balance December 31, 2011
Balance December 31, 2012 Net profit for the year 2013 Net gain on effective cash flow hedge
Total comprehensive income Retained earnings appropriated for general reserve (49.373.881.620) Dividends
1.103.217.189.209
Balance December 31, 2013
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
4
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013 (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. STATEMENT OF CASH FLOWS For the Year ended December 31, 2013 (Expressed in Rupiah)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
_________________________________________________________________________________
2013 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari konsumen Pembayaran kepada pemasok Pembayaran untuk beban usaha Penerimaan bunga Pembayaran bunga dan biaya keuangan lainnya Pembayaran pajak penghasilan Kas neto digunakan untuk aktivitas operasi
Catatan/ Notes
2012
____________________________
2.958.981.077.038 (2.613.969.761.145) (107.492.392.284) 1.139.766.746
2.593.305.856.535 (2.631.203.719.064 ) (92.766.204.769 ) 733.561.523
(258.502.286.690) (49.296.260.000)
(249.566.067.330 ) (52.028.919.060 )
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Receipts from customers Payments to suppliers Payments for operating expenses Interest received Interest and other financing costs paid Payments for corporate income tax
(69.139.856.335)
(431.525.492.165)
Net cash used in operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap
(5.920.811.587)
(15.169.055.080 )
Uang muka pembelian gedung
(5.857.709.072)
(8.195.586.360)
Hasil pelepasan aset tetap Penerimaan pelepasan aset sewa operasi Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan utang bank Pembayaran kembali utang bank Pembayaran dividen Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan
1.069.073.636
10
1.368.181.818
-
(9.341.265.205)
3.541.140.000.000 (3.380.250.337.186) (49.339.658.262)
3.477.595.469
21
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Purchase of fixed assets Advance payment on building purchase Proceeds from disposal of fixed assets Proceeds from disposal of operating lease asset
(19.887.045.971)
Net cash used in investing activities
3.589.370.000.000 (3.040.270.039.455 ) (78.042.081.313 )
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from bank loans Repayments of bank loans Payment of dividends
111.550.004.552
471.057.879.232
Net cash provided by financing activities
Pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan setara kas
4.246.375.983
445.484.856
Effects of exchange rate on cash and cash equivalents
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
37.315.258.995
20.090.825.952
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
49.260.952.172
29.170.126.220
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
86.576.211.167
49.260.952.172
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
4
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to financial statements form an integral part of these financial statements.
5
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
UMUM a.
1.
Pendirian dan aktivitas Perusahaan
GENERAL a.
The Company’s activities
establishment
and
PT Buana Finance Tbk. (“Perusahaan”) didirikan tanggal 7 Juni 1982 berdasarkan Akta Notaris Kartini Muljadi, S.H., No. 74 dan Anggaran Dasar Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-1677-HT.01.01.Th.82 tanggal 8 Oktober 1982 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 17 Desember 1982, Tambahan No. 1384.
PT Buana Finance Tbk. (the “Company") was established on June 7, 1982 based on the Notarial Deed No. 74 of Kartini Muljadi, S.H. and the Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in his Decision Letter No. C2-1677-HT-01.01.Th.82 dated October 8, 1982, which was announced in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 101 dated December 17, 1982, Supplement No. 1384.
Perusahaan memperoleh izin usaha sebagai lembaga keuangan yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. KEP-049/KM.11/1982 tanggal 19 Oktober 1982.
The Company obtained its license to operate as a financial institution from the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia by virtue of decree No. KEP-049/KM.11/1982 dated October 19, 1982.
Nama Perusahaan telah diubah beberapa kali dan yang terakhir menjadi PT Buana Finance Tbk. disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2005 yang keputusannya diaktakan dalam Akta No. 1 tanggal 3 Oktober 2005 dari Notaris Fathiah Helmi, S.H. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-28319HT.01.04.TH.2005 tanggal 14 Oktober 2005.
The name of the Company has been changed several times, the latest change became PT Buana Finance Tbk. and was approved during the Extraordinary General Shareholders’ Meeting dated October 3, 2005 which was notarized in Deed No. 1 dated October 3, 2005 of Fathiah Helmi, S.H. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. C-28319HT.01.04.TH.2005 dated October 14, 2005.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2013 yang diaktakan dalam Akta No. 281 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-0080995.AH.01.09. Tahun 2013 tanggal 28 Agustus 2013.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, the latest amendment was approved during the Extraordinary General Shareholders’ Meeting dated May 28, 2013 which was notarized in Deed No. 281 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. AHU-0080995.AH.01.09. Tahun 2013 dated August 28, 2013.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan kegiatan dalam bidang sewa (sewa pembiayaan dan sewa operasi), pembiayaan konsumen dan anjak piutang.
The scope of the Company’s activities involves leasing (finance leases and operating leases), consumer financing and factoring.
Kantor pusat terletak di Gedung Chase Plaza, Lantai 17 dan 19, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Pada saat ini Perusahaan memiliki 21 cabang yaitu di Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak dan Palangkaraya.
The head office is located at the Chase Plaza Building, 17th and 19th Floors, Jalan Jendral Sudirman No. 21, Jakarta. Currently, the Company has 21 branches located in Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Lampung, Makassar, Balikpapan, Banjarmasin, Manado, Samarinda, Denpasar, Serpong, Bekasi, Pontianak and Palangkaraya.
6
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan) b.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan
GENERAL (continued) b.
The Company’s public changes in share capital
offering
and
Berdasarkan Surat Izin Emisi Saham yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 tanggal 19 Maret 1990, Perusahaan menawarkan dan menjual saham kepada masyarakat dengan jumlah nominal Rp2.500.000.000 yang terbagi dalam 2.500.000 saham. Dengan dilakukannya penawaran umum tersebut, modal saham ditempatkan dan disetor penuh meningkat dari Rp12.500.000.000 yang terbagi atas 12.500.000 saham menjadi Rp15.000.000.000 yang terbagi atas 15.000.000 saham.
Based on the License for Public Offering of Shares issued by the Capital Market Supervisory Board (BAPEPAM-LK) on behalf of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. SI-088/SHM/MK.10/1990 dated March 19, 1990, the Company offered and sold its shares to the public with a total nominal value of Rp2,500,000,000 consisting of 2,500,000 shares. The effect of this public offering was to increase the issued and paid up capital from Rp12,500,000,000 consisting of 12,500,000 shares to Rp15,000,000,000 consisting of 15,000,000 shares.
Sejak penawaran umum saham ke masyarakat pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi sebagai berikut:
Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the following corporate actions:
Tanggal/Date 17 Mei 1993/ May 17, 1993
10 Mei 1994/ May 10, 1994
3 April 1995/ April 3, 1995
9 Juli 1997/ July 9, 1997
Keterangan (Catatan 20)/Descriptions (Note 20)
Total saham Setelah Transaksi/ Total Shares After Transactions
Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah 12.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 12,000,000 shares.
27.000.000
Penawaran umum terbatas saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah 18.000.000 saham. BAPEPAM-LK mengeluarkan Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran No.S-834/PM/1994 tanggal 9 Mei 1994/ Limited public offering of 18,000,000 shares through a rights issue. BAPEPAM-LK issued the Acknowledgment Letter of Effective Registration No.S-834/PM/1994 dated May 9, 1994.
45.000.000
Penerbitan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah 45.000.000 saham/ Issuance of bonus shares which originated from the capitalization of the additional paid-in capital amounting to 45,000,000 shares.
90.000.000
Pemecahan nilai nominal saham (stock split) dari Rp1.000 menjadi Rp500/ Change in nominal value per share (stock split) from Rp1,000 to Rp500.
7
180.000.000
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan) b.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) b.
The Company’s public offering changes in share capital (continued)
and
Sehubungan dengan restrukturisasi utang Perusahaan, pinjaman sebesar Rp135.000.000.000 dikonversi menjadi saham pada tanggal 5 Februari 2004 dengan menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal sebesar Rp500 per saham dan 64.285.714 waran. Waran dapat dikonversi menjadi saham biasa sampai dengan 31 Desember 2008, dengan harga Rp700 per lembar saham. Konversi saham tersebut meningkatkan modal saham ditempatkan dan disetor dari Rp90.000.000.000 yang terbagi atas 180.000.000 saham menjadi Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham. Konversi saham tersebut juga meningkatkan tambahan modal disetor sejumlah Rp141.750.000.000 (Catatan 20).
In connection with the Company’s debt restructuring, loans amounting to Rp135,000,000,000 were converted to shares on February 5, 2004 by issuing new 270,000,000 common shares with nominal value of Rp500 per share and 64,285,714 warrants. Warants are exercisable to subscribe to the Company’s ordinary shares until December 31, 2008 at a price of Rp700 per share. The share conversion increased the issued and paid up capital from Rp90,000,000,000 consisting of 180,000,000 shares to Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares. The share conversion also created a additional paid-in capital of Rp141,750,000,000 (Note 20).
Pada tanggal 14 April 2005, PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) resmi menjadi pemegang saham pengendali Perusahaan dengan memiliki 289.345.020 saham dan 47.866.747 waran, setelah melakukan akuisisi atas saham dan waran milik para kreditur Perusahaan dan menyelesaikan proses penawaran tenderatas sisa saham publik. Pada tanggal 15 November 2005, SDK mengkonversi seluruh waran yang dimilikinya menjadi saham biasa sehingga meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya menjadi 337.211.767 lembar atau 67,53% dari jumlah modal yang disetor.
On April 14, 2005, PT Sari Dasa Karsa (“SDK”) officially became the majority shareholder of the Company with ownership of 289,345,020 common shares and 47,866,747 warrants, brought about by the acquisition of shares and warrants previously owned by the Company’s creditors and the completion of the tender offer process on the remaining shares owned by the public. On November 15, 2005, SDK exercised all of its warrants owned on its ordinary shares and increased its total ownership to 337,211,767 or 67.53% of the paid in capital.
Dalam tahun 2005, sejumlah 49.351.247 waran (termasuk di dalamnya 47.866.747 waran milik SDK) dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp225.000.000.000 yang terbagi atas 450.000.000 saham menjadi Rp249.675.623.500 yang terdiri atas 499.351.247 saham. Konversi waran ini juga meningkatkan tambahan modal disetor sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 20).
In 2005, a total of 49,351,247 warrants (including 47,866,747 warrants owned by SDK) were exercised on the common shares with nominal value of Rp500 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp225,000,000,000 consisting of 450,000,000 shares to Rp249,675,623,500 consisting of 499,351,247 shares. The exercised warrants also increased the total additional paid-in capital by Rp9,870,249,400 (Note 20).
Pada tanggal 5 Oktober 2006, Perusahaan melakukan pemecahan saham dari nilai nominal Rp500 menjadi Rp250 per saham. Pemecahan saham ini mengubah modal dasar dari 720.000.000 saham menjadi 1.440.000.000 saham dan modal ditempatkan dan disetor dari 499.351.247 saham menjadi 998.702.494 saham.
On October 5, 2006, the Company made a stocksplit from nominal value of Rp500 to Rp250 per share. The stocksplit changed the authorized capital from 720,000,000 shares to 1,440,000,000 shares and the issued and paid up capital from 499,351,247 shares to 998,702,494 shares.
8
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan) b.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) b.
The Company’s public offering changes in share capital (continued)
and
Sehubungan dengan pemecahan saham, Perusahaan juga mengubah harga pelaksanaan waran dari Rp700 menjadi Rp350 per waran yang menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 14.934.467 menjadi 29.868.934 waran.
In connection with the stocksplit, the Company also changed the exercise price of warrant from Rp700 to Rp350 per warrant which resulted in increase in number of oustanding warrants from 14,934,467 to 29,868,934 warrants.
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 18 April 2007, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 5 saham berhak atas 2 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham.
In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 18, 2007, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with bonus ratio of 2 bonus shares for each holder of 5 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares.
Perusahaan juga melakukan perubahan atas Anggaran Dasar Perusahaan, yaitu sebagai berikut: - meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perusahaan menjadi sejumlah 1.440.000.000 saham dengan nilai nominal Rp360.000.000.000. - meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp360.000.000.000 yang terbagi atas 1.440.000.000 saham menjadi sebesar Rp1.200.000.000.000 yang terbagi atas 4.800.000.000 saham.
The Company also changed the Company’s Articles of Association as follows:
Sehubungan dengan pengeluaran saham bonus, Perusahaan juga melakukan penyesuaian atas harga pelaksanaan waran dari Rp350 menjadi Rp250 per waran. Penyesuaian menyebabkan peningkatan jumlah waran beredar dari 29.868.934 menjadi 41.816.507 waran.
In connection with the issuance of bonus shares, the Company also adjusted the exercise price of warrants from Rp350 to Rp250 per warrant. The adjustment has resulted in increase in number of outstanding warrant from 29,868,934 to 41,816,507 warrants.
Pada tanggal 2 Juli 2008 dan 26 Desember 2008, sejumlah 37.938.821 waran dikonversi ke saham biasa dengan nilai nominal Rp250 per lembar. Konversi waran ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp349.545.872.750 yang terbagi atas 1.398.183.491 saham menjadi Rp359.030.578.000 yang terdiri atas 1.436.122.312 saham.
On July 2, 2008 and December 26, 2008, 37,938,821 warrants were exercised to common shares with nominal value of Rp250 per share. The exercised warrants increased the issued and paid up capital from Rp349,545,872,750 consisting of 1,398,183,491 shares to Rp359,030,578,000 consisting of 1,436,122,312 shares.
- increase the issued and paid up capital to 1,440,000,000 shares with nominal value Rp360,000,000,000. - increase the authorized shares from Rp360,000,000,000 consisting of 1,440,000,000 shares to Rp1,200,000,000,000 consisting of 4,800,000,000 shares.
9
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan) b.
c.
1.
Penawaran umum dan perubahan modal saham Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) b.
The Company’s public offering changes in share capital (continued)
and
Sampai dengan berakhirnya masa konversi waran pada tanggal 31 Desember 2008, sejumlah 3.877.686 waran tidak dikonversi menjadi saham.
Up until to the expiry date of the warrants at December 31, 2008, the 3,877,686 warrants were not converted into common shares.
Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 April 2012, Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor dengan perbandingan setiap pemegang 500 saham berhak atas 73 saham bonus. Penerbitan saham bonus ini meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp411.449.013.500 yang terbagi atas 1.645.796.054 saham.
In accordance with resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 26, 2012, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of the additional paid-in capital, with a bonus ratio of 73 bonus shares for each holder of 500 shares. The issuance of bonus shares increased the issued and paid up capital to Rp411,449,013,500 consisting of 1,645,796,054 shares.
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 1.645.796.054 saham di Bursa Efek Indonesia.
The Company has listed all of its 1,645,796,054 shares on the Indonesia Stock Exchange.
Dewan Komisaris, Direktur, Komite Audit dan Karyawan Perusahaan
c.
The composition of the Boards of Commissioners, Directors and Audit Committee of the Company as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris ____________________________________________________________________________________
Komisaris Utama Komisaris Komisaris
The Company’s Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees
2013
2012
_________________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________
Board of Commissioners )
Karman Tandanu Tjan Soen Eng Corneiles Tedjo Endriyarto*)
Antonius Weno* Tjan Soen Eng Karman Tandanu
Soetadi Limin Herman Lesmana Antony Muljanto
Soetadi Limin Herman Lesmana Antony Muljanto
Dewan Direktur
____________________________________________________________________________________
Komite Audit
President Director Director Director Audit Committee
____________________________________________________________________________________
Ketua Anggota Anggota
President Commisioner Commissioner Commissioner Board of Directors
____________________________________________________________________________________
Direktur Utama Direktur Direktur
____________________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________________
Corneiles Tedjo Endriyarto Hardianto Soefajin Winny Widja
*) Merangkap sebagai Komisaris Independen
Antonius Weno Corneiles Tedjo Endriyarto Winny Widja *) Also act as Independent Commissioner
10
Chairman Member Member
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 1.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
UMUM (lanjutan) c.
d.
1.
Dewan Komisaris, Direktur, Komite Audit dan Karyawan Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) c.
The Company’s Boards of Commissioners, Directors, Audit Committee and Employees (continued)
Perubahan susunan dewan komisaris didasarkan atas Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 28 Mei 2013 yang diaktakan dalam Akta No. 281 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. Akta notaris ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 28 Agustus 2013.
The changes in board of commisioners is based on Result Statement of General Shareholders’ Meeting dated May 28, 2013 which was notarized in Deed No. 281 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi. This notarial deed was approved by the Ministry of Justice and Human Rights in his Decision Letter No. AHU-0080995.AH.01.09.Tahun 2013 dated August 28, 2013.
Komite audit dibentuk berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 tanggal 18 Mei 2005 dalam rangka memenuhi surat keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012.
The audit committee was established based on decision letter of Board of Commissioners No. Kep/Kom/01/BDF/V/05 dated May 18, 2005 in order to comply with decision letter of BAPEPAM Chairman No. KEP-643/BL/2012 dated December 7, 2012.
Komisaris, Direksi, dan Komite Audit menerima remunerasi masing-masing sebesar Rp2.804.329.850, Rp9.566.206.628 dan Rp383.904.670 untuk 31 Desember 2013 dan Rp3.160.816.500, Rp9.142.192.750 dan Rp485.813.700 untuk 31 Desember 2012.
The Commissioners, Directors and Audit Committee received remuneration totaling to Rp2,804,329,850, Rp9,566,206,628 and Rp383,904,670 for the year ended December 31, 2013 respectively and Rp3,160,816,500, Rp9,142,192,750 and Rp485,813,700 for the year ended December 31, 2012 respectively.
Perusahaan mempunyai 552 dan 485 karyawan masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 (tidak diaudit).
The Company has 552 and 485 employees as of December 31, 2013 and 2012, respectively (unaudited).
Pemegang saham akhir dari Perusahaan adalah PT Sari Dasa Karsa, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Jakarta.
The Company’s ultimate parent is PT Sari Dasa Karsa, an investment company located in Jakarta.
Penyelesaian laporan keuangan
d.
Completion of the financial statements The accompaying financial statements were completed and authorized for issue by the Company’s Board of Directors on March 10, 2014.
Laporan keuangan ini telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Dewan Direksi Perusahaan pada tanggal 10 Maret 2014.
11
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR PENTING
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
SUMMARY POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Laporan keuangan ini telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan serta peraturan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya atau surat utang yang diperdagangkan kepada masyarakat. Kebijakan akuntansi yang signifikan yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The financial statements have been prepared in accordance with the generally accepted accounting principles in Indonesia covering the Statement of Financial Accounting Standards and rules established by the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK”) starting at January 1, 2013) for companies offering their shares or has publicly traded debt security. The significant accounting principles which were applied consistently in the preparation of the financial statements as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
a.
a.
Pernyataan Kepatuhan
The financial statements as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 are prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants (IAI) and the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“Bapepam-LK”, which function has been transferred to Financial Service Authority (“OJK) starting at January 1, 2013) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Issuers or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012.
Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (”Bapepam-LK”, yang fungsinya telah dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIII.G.7 tentang ”Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. b.
Statement of Compliance
Prinsip penyajian laporan keuangan
b.
Basis of preparation of financial statements
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
The preparation of financial statements in conformity with the Indonesian financial accounting standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and - the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
12
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
AKUNTANSI
b.
laporan
c.
Prinsip penyajian (lanjutan)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) b.
ACCOUNTING
Basis of preparation of financial statements (continued)
Laporan keuangan Perusahaan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 and 2012 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
The financial statements of the Company as of and for the years ended December 31, 2013 and 2012 have been prepared in accordance with the Statements of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 1 (Revised 2009), Presentation of Financial Statements”.
PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
SFAS No. 1 (Revised 2009) regulates presentation of financial statements as to, among others, the objective, component of financial statements, fair presentation, materiality and aggregate, offsetting, comparative information and consistency and introduces new disclosures such as, among others, key estimations and judgements, capital management, other comprehensive income, departures from accounting standards and statement of compliance.
Laporan keuangan telah disusun berdasarkan konsep harga perolehan kecuali untuk suratsurat berharga diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dan instrumen keuangan derivatif yang disajikan pada nilai wajar. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
The financial statements have been prepared on the basis of historical costs except for trading and available-for-sale marketable securities and derivative financial instruments which are recorded at fair value. The financial statements are prepared on an accrual basis, except for the statements of cash flows.
Laporan arus kas telah disusun berdasarkan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows have been prepared using the direct method by classifying the cash flows from operating, investing and financing activities.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”, yang menggantikan PSAK No. 2 dengan judul yang sama.
The Company adopted SFAS No. 2 (Revised 2009), “Statements of Cash Flows”’ which superseded SFAS No. 2 with the same title.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional.
The reporting currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
c.
Foreign balances
currency
transactions
and
The Company adopted SFAS No. 10 (Revised 2010), ”Effect of Changes in Foreign Exchange Rates”. The revised SFAS prescribes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statement of an entity and translate financial statement into a presentation currency.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”, PSAK revisi ini menjelaskan bagaimana memasukan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri kedalam laporan keuangan entitas dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
13
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) c.
d.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) c.
Foreign currency balances (continued)
ACCOUNTING
transactions
and
Perusahaan menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi yang bersangkutan.
The Company maintains its accounting records in Rupiah. Transactions in currencies other than Rupiah are recorded at the rates of exchange in effect on the date of the transactions.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the statements of comprehensive income.
Kurs yang digunakan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 untuk menjabarkan mata uang Dolar AS ke dalam Rupiah adalah masing-masing sebesar Rp12.189/US$1 dan Rp9.637,5/US$1.
Exchange rates used as of December 31, 2013 and 2012 to translate US dollars into Rupiah were US$1/Rp12,189 and US$1/ Rp9,637.5, respectively.
Transaksi dengan pihak berelasi
d.
Transactions with related party
Dalam laporan keuangan ini, istilah pihakpihak berelasi digunakan sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihakpihak Berelasi”.
In these financial statements, the term related party is used as defined in SFAS No. 7 (2010 Revision), “Related Party Disclosures”.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya.
A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements.
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
a) A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person:
i.
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
i.
has control or joint control over the reporting entity;
ii.
memiliki pengaruh entitas pelapor; atau
atas
ii.
has significant influence reporting entity; or
iii.
merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
iii.
is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
signifikan
14
over
the
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) d.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Transaksi dengan pihak berelasi (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) d.
ACCOUNTING
Transactions with related party (continued) b) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies :
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i.
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
i.
has control or joint control over the reporting entity; The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others).
ii.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
ii.
One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member).
iii.
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iii.
Both entities are joint ventures of the same third party.
iv.
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
iv. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity.
v.
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
v.
vi.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vi. The entity is controlled, or jointly controlled by a person identified in (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
vii. A person identified in (a) (i) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
Transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dengan persyaratan dan kondisi normal yang sama untuk pihak-pihak yang tidak berelasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Transactions and balances of accounts with related parties, whether or not transacted at normal terms and conditions similar to those with non-related parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
15
The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) e.
ACCOUNTING
Financial Instruments
Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” serta PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
The Company adopted SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, SFAS No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) mengatur persyaratan tentang penyajian instrumen keuangan dan mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk instrumen tersebut.
SFAS No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This SFAS requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments.
PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsipprinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan. Pernyataan ini, antara lain, memberikan definisi dan karakteristik terhadap derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
SFAS No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognising and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This standard provides for the definitions and characteristics of a derivative, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.
PSAK No. 60 mengatur pengungkapan signifikansi atas masing-masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Perusahaan selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan dan bagaimana Perusahaan mengelola risiko tersebut.
SFAS No. 60 establishes disclosures of significance of financial instruments for financial position and performance and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the Company is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the Company manage those risks.
16
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) e.
i. Aset Keuangan
ACCOUNTING
Financial Instruments (continued) i.
Financial Assets
Pengakuan awal
Initial recognition
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun.
Financial assets within the scope of SFAS No. 55 (revised 2011) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, heldto-maturity investments and available-forsale financial assets. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at each financial year end.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajar. Dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at fair value plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classifications.
Aset keuangan Perusahaan mencakup kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain, uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, serta surat-surat berharga, dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar dalam laba rugi.
The Company’s financial assets include cash and cash equivalents, net investment in finance leases, consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, advances, prepayments and other assets which are classified as loans and receivables, and marketable securities and currency and interest rate swap contracts classified as financial assets at fair value through profit or loss.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Subsequent measurement
Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows:
•
•
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Financial assets at fair value through profit or loss Financial assets at fair value through profit or loss include financial assets held for trading and financial assets designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi meliputi aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awalnya telah ditetapkan untuk dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
17
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
setelah
pengakuan
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
i. Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
i.
Financial Assets (continued) Subsequent measurement (continued)
awal
Pengukuran setelah pengakuan awal dari aset keuangan tergantung pada klasifikasi sebagai berikut: (lanjutan)
The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows: (continued)
•
•
•
Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi (lanjutan)
Financial assets at fair value through profit or loss (continued)
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi dicatat dalam laporan posisi keuangan pada nilai wajar dengan laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Financial assets are classified as held for trading if they are acquired for the purpose of selling in the short term. Derivative assets are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets at fair value through profit or loss are carried in the statements of financial position at fair value with gains or losses recognized in the statements of comprehensive income.
Derivatif melekat dalam kontrak utama dihitung sebagai derivatif terpisah ketika risiko dan karakteristiknya tidak berkaitan dengan kontrak utama dan kontrak utama tidak dicatat pada nilai wajar. Derivatif melekat diukur berdasarkan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Penilaian kembali hanya timbul jika terdapat perubahan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang dipersyaratkan oleh kontrak.
Derivatives embedded in host contracts are accounted for as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to the host contracts and the host contracts are not carried at fair value. These embedded derivatives are measured at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the statements of comprehensive income. Reassessment only occurs if there is a change in the terms of the contract that significantly modifies the cash flows that would otherwise be required.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
•
Loans and receivables Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in the statements of comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Laba atau rugi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
18
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan) i.
•
setelah
pengakuan
i.
Financial Assets (continued) Subsequent measurement (continued)
awal
Pinjaman yang diberikan dan piutang (lanjutan)
•
Aset keuangan yang tersedia untuk dijual
•
Financial assets available-for-sale Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale. After initial measurement, available-for-sale financial assets are measured at fair value with unrealized gains or losses recognized in the equity until the investment is derecognized. At that time, the cummulative gain or loss previously recognized in equity, are reclassified to the statements of comprehensive income. The Company did not have any available-for-sale financial asset as of December 31, 2013 and 2012.
Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui pada ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan tidak memiliki investasi tersedia untuk dijual pada tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012. •
Loans and receivables (continued) The Company’s cash and cash equivalents, net investment in finance leases, consumer financing receivables, factoring receivables, other receivables, other current financial assets and advances, prepayments and other are included in this category.
Kas dan setara kas, investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, piutang lain-lain dan uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya termasuk dalam kategori ini.
•
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
Aset Keuangan (lanjutan) Pengukuran (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
Aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo
•
Financial assets held-to-maturity Non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities are classified as held-tomaturity when the Company has the positive intention and ability to hold it to maturity. After initial measurement, heldto maturity investments are measured at amortized cost using the effective interest method, less impairment. The Company did not have any held-tomaturity financial asset as of December 31, 2013 and 2012.
Aset keuangan non-derivatif yang memiliki pembayaran yang dapat ditentukan atau ditetapkan dan tanggal jatuh tempo yang tetap dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk dimiliki hingga jatuh tempo. Setelah pengakuan awal, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan dikurangi dengan penurunan nilai. Perusahaan tidak memiliki aset finansial yang dimiliki hingga jatuh tempo selama tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 dan 2012.
19
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
ii. Liabilitas Keuangan
ii. Financial Liabilities
Pengakuan awal
Initial recognition
Liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi dan liabilitas keuangan lainnya yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.
Financial liabilities within the scope of the SFAS No. 55 (Revised 2011) are classified as financial liabilities at fair value through profit or loss and other financial liabilities measured at amortized cost.
Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
The Company determines the classification of their financial liabilities at initial recognition.
Saat pengakuan awal, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal utang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of loans and borrowings, inclusive of directly attributable transaction costs.
Liabilitas keuangan Perusahaan mencakup utang kepada lembaga keuangan dan bank, utang dividen, utang lain-lain, uang muka lain-lain dan beban akrual, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
The Company’s financial liabilities include loans from financial institutions and banks, dividends payable, other payables, other advances and accrued expenses, which are classified as financial liabilities measured at amortized cost and currency and interest rate swap contracts classified as financial liabilities at fair value through profit or loss.
Pengukuran setelah pengakuan awal
Subsequent measurement
Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut:
The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows:
•
•
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi
Financial liabilities at fair value through profit or loss Financial liabilities at fair value through profit or loss include financial liabilities held for trading and financial liabilities designated upon initial recognition at fair value through profit or loss.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi mencakup liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awalnya, telah ditetapkan, diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi.
20
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
setelah
pengakuan
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
ii. Liabilitas Keuangan (lanjutan) Pengukuran (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ii. Financial Liabilities (continued) Subsequent measurement (continued)
awal
Pengukuran liabilitas keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: (lanjutan)
The measurement of financial liabilities depends on their classification as follows: (continued)
•
•
•
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi (lanjutan)
Financial liabilities at fair value through profit or loss (continued)
Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.
Financial liabilities are classified as held for trading if they are incurred for the purpose of selling in the near term. Derivative liabilities are also classified as held for trading unless they are designated as effective hedging instruments.
Laba atau rugi atas liabilitas dalam kelompok diperdagangkan harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the statements of comprehensive income.
Liabilitas keuangan lainnya yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi
•
Other Financial liabilities measured at amortized cost
Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang dikenakan bunga diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, interest-bearing financial liabilities are subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi komprehensif ketika liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
Gains and losses are recognized in the statements of comprehensive income when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
iii. Saling hapus instrumen keuangan
iii. Offsetting of financial instruments Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the statements of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut dan terdapat intensi untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.
21
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan) iii. Saling hapus (lanjutan)
instrumen
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
e. Financial Instruments (continued) keuangan
iii. Offsetting of (continued)
financial
instruments
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. iv. Nilai wajar instrumen keuangan
v.
ACCOUNTING
iv.
Fair value of financial instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan.
The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at the close of business at the end of the reporting year.
Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian.
For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques.
Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
Such techniques may include using recent arm’s length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models.
Biaya perolehan yang diamortisasi dari instrumen keuangan
v.
Amortized instruments
cost
of
financial
Amortized cost is computed using the effective interest rate method less any allowance for impairment losses and principal repayment. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are an integral part of the effective interest rate.
Biaya perolehan yang diamortisasi diukur dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan penurunan nilai dan pembayaran pokok. Perhitungan ini mencakup seluruh premi atau diskonto pada saat akuisisi dan mencakup biaya transaksi serta komisi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
22
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued)
vi. Penurunan nilai aset keuangan
vi. Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each statement of financial position dates whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.
•
•
Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi
Financial assets carried at amortized cost
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
For financial assets carried at amortized cost, the Company first assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment.
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.
Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.
Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Perusahaan menetapkan aset keuangan yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual jika telah menunggak lebih dari 90 hari.
Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment. The Company determines financial assets to be evaluated for impairment through individual evaluation if it has been overdue more than 90 days.
23
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan) vi. Penurunan (lanjutan) •
nilai
aset
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued) keuangan
vi. Impairment (continued) •
Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)
of
financial
assets
Financial assets carried at amortized cost (continued)
Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.
If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred). The present value of the estimated future cash flows is discounted at the financial asset’s original effective interest rate. If a financial assets measured at amortized cost has a variable interest rate, the discount rate for measuring impairment loss is the current effective interest rate.
Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Aset keuangan beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan.
The carrying amount of the financial asset is reduced through the use of an allowance for impairment account and the amount of the loss is recognized in the statements of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the financial asset. Financial assets, together with the associated allowance, are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Company.
Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent year, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance for impairment account. If a future write-off is later recovered, the recovery is recognized in the statements of comprehensive income.
24
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan) vi. Penurunan (lanjutan) •
nilai
aset
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued) keuangan
vi. Impairment (continued) •
Aset keuangan dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi (lanjutan)
of
financial
assets
Financial assets carried at amortized cost (continued)
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the evaluation purpose of collective impairment, financial assets are classified based on the similarity on their credit risk characteristics. The characteristics chosen are those which are relevant to the estimated future cash flows from related asset classes which indicate the debtors’ repayment ability to pay all the debts according to the term of the evaluated assets.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada tahun terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada tahun-tahun historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows from a group of financial assets that uses collective impairment is estimated based on contractual cash flows over the assets in the related group and historical loss over assets that have similar credit risk characteristics with the related group. The historical losses will then be adjusted with the most recent data that could be observed to reflect the current conditions that have no relation with the historical losses, and to eliminate the impact from the historical years but no longer exists today.
25
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e.
2.
Instrumen Keuangan (lanjutan) vii. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued) aset
dan
vii. Derecognition of financial assets and liabilities
Aset keuangan
Financial assets
Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (2) Perusahaan memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung liabilitas untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perusahaan secara substansial memindahkan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut.
A financial asset (or where applicable, a part of a financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized when: (1) the rights to receive cash flows from the asset have expired; or (2) the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the cash flows received in full without material delay to a third party under a “passthrough” arrangement; and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset.
Penghentian pengakuan piutang pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 360 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
Finance leases, consumer financing and factoring receivables are derecognized when these receivables are collected have been written-off. Doubtful accounts are written-off when they have been overdue for more than 360 days or determined to be uncollectible. The writeoffs of doubtful accounts do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or has expired.
26
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) e.
Instrumen Keuangan (lanjutan) vii. Penghentian pengakuan aset liabilitas keuangan (lanjutan)
f.
g.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued)
ACCOUNTING
e. Financial Instruments (continued) dan
vii. Derecognition of financial assets and liabilities (continued)
Liabilitas keuangan (lanjutan)
Financial liabilities (continued)
Ketika liabilitas keuangan awal digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the statements of comprehensive income.
Kas dan setara kas
f.
Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang tidak dibatasi penggunaannya yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan.
Cash on hand and in banks and all unrestricted time deposit with maturities of three months or less from the date of placement and not pledged as collateral to loans are considered as cash and cash equivalents.
Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominalnya.
Cash and cash equivalents are carried at nominal value.
Surat-surat berharga
g.
Marketable securities
Surat-surat berharga pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan klasifikasi masing-masing.
Securities are initially measured at fair value plus transaction costs and subsequently accounted for depending on their classification.
Penilaian surat-surat berharga didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut:
The value of securities is stated based on the classification of the securities as follows:
(1) Surat berharga untuk diperdagangkan dilaporkan sebesar nilai wajar. Laba/rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan/penurunan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
(1) Securities held for trading purposes are reported at fair value. Unrealized gains/losses resulting from the increase/decrease in fair value are recognized in the current year statement of comprehensive income.
(2) Surat-surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
(2) Held-to-maturity marketable securities are carried at amortized cost using the effective interest method.
27
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) g.
h.
2.
Surat-surat berharga (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) g.
ACCOUNTING
Marketable securities (continued)
Penilaian surat-surat berharga didasarkan atas klasifikasinya sebagai berikut: (lanjutan)
The value of securities is stated based on the classification of the securities as follows: (continued)
(3) Surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi selisih kurs atas surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung dalam ekuitas sampai dengan surat berharga tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
(3) Available-for-sale marketable securities are carried at fair value. Interest income is recognized in the statements of comprehensive income using the effective interest method. Foreign exchange gains or losses on available-for-sale marketable securities are recognized in the statements of comprehensive income. Fair value changes are recognized directly in equity until the marketable securities is sold or impaired, where upon the cumulative gains and losses previously recognized in equity are recognized in the statements of comprehensive income.
Akuntansi sewa
h.
Accounting for leases
Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. PSAK revisi ini mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor terkait dengan sewa, yang berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.
The Company adopted SFAS No. 30 (Revised 2011), ”Leases”. The revised SFAS prescribes, for lessees and lessors, the appropriate accounting policies and disclosures in relation to leases, which apply to agreements that transfer the right to use the assets even though provision of substantial services by the lessor may still be called for in connection with the operation or maintenance of such assets. Under this revised SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases.
Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income.
28
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) h.
i.
2.
Akuntansi sewa (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) h.
ACCOUNTING
Accounting for leases (continued)
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan, sebagai lessor, mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto Perusahaan dalam sewa pembiayaan.
Based on SFAS No. 30 (Revised 2011), under a finance lease, the Company, as a lessor, recognises assets held under a finance lease in its statements of financial position and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in the lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and finance income. The recognition of finance income is based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company’s net investment in the finance lease.
Dalam sewa menyewa operasi, Perusahaan sebagai lessor mengakui aset untuk sewa operasi di laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa.
Under an operating lease, the Company as a lessor presents assets subject to operating leases in its statements of financial position according to the nature of the asset. Initial direct costs incurred in negotiating an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized over the lease term on the same basis as rental income.
Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada tahun-tahun terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas metode garis lurus selama masa sewa. Apabila angsuran piutang sewa pembiayaan telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.
Contingent rent, if any, are recognized as revenue in the years in which they are earned. Operating leases income is recognized as income on a straight-line method over the lease term. In any event the installment of finance lease receivables are overdue for 90 days, no income is recognized until such payments are received.
Pendapatan sewa pembiayaan yang diakui, diakui sebagai pendapatan dengan jangka waktu kontrak pembiayaan berdasarkan tingkat suku efektif dari piutang sewa pembiayaan.
belum sesuai sewa bunga
Unearned income on finance lease is recognized as income over the term of the respective agreement using the effective interest rate method.
Dalam sewa operasi, Perusahaan sebagai lessee, Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line method) selama masa sewa.
Under an operating lease, the Company, as a lessee, recognises lease payments as an expense on a straight-line method over the lease term.
Akuntansi pembiayaan konsumen
i.
Accounting for consumer financing Consumer financing receivables are presented net of amounts of receivables after deducting unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
29
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) i.
j.
Akuntansi (lanjutan)
pembiayaan
2.
konsumen
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) i.
Accounting (continued)
for
ACCOUNTING
consumer
financing
Pendapatan pembiayaan konsumen yang ditangguhkan merupakan selisih jumlah angsuran yang akan diterima dan pokok pembiayaan. Pendapatan yang ditangguhkan diakui dan dicatat sebagai pendapatan berdasarkan proporsi waktu menggunakan tingkat bunga efektif selama periode kontrak. Apabila angsuran piutang konsumen telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.
Unearned consumer financing income represents the difference between the total installments to be received and the principal amount financed. Unearned income is amortized and recognized as income over the terms of consumer financing agreements using the effective interest rates of the financing agreements. In the event the installment of consumer receivables are overdue for 90 days, no income is recognized until such payments are received.
Selisih neto antara pendapatan yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif selama jangka waktu pembiayaan konsumen dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan pembiayaan konsumen” pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
The net difference between income earned from the consumer at the first time the financing agreement is signed and initial direct costs related to consumer financing facility is deferred and recognized as an adjustment to the yield received using effective interest rate throughout the consumer financing period and presented as a part of “Consumer financing income” in the statements of comprehensive income for the current year.
Akuntansi tagihan anjak piutang
j.
Accounting for factoring receivables
Anjak piutang with recourse dan without recourse diakui sebagai tagihan anjak piutang sebesar nilai piutang yang diperoleh dan dinyatakan sebesar nilai neto yang dapat direalisasi, setelah dikurangi pendapatan anjak piutang ditangguhkan. Selisih antara tagihan anjak piutang with recourse dengan jumlah pembayaran ke klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang ditangguhkan, yang akan diakui sebagai pendapatan anjak piutang berdasarkan proporsi waktu selama periode kontrak menggunakan tingkat suku bunga efektif. Selisih antara tagihan anjak piutang without recouse dengan jumlah pembayaran kepada klien diakui sebagai pendapatan anjak piutang pada saat transaksi anjak piutang.
Factoring receivables with recourse and without recourse are recognized as a factoring receivable at the amount of receivables acquired and are presented at the net realizable value, net of deferred income. The difference between the factoring receivables with recourse and the amount of payments made to the client is recognized as deferred factoring income and will be recognized as factoring income over the terms of the respective factoring agreements using the effective interest rates. The difference between the factoring receivables without recourse and the amount of payments made to the client is recognized as factoring income at the time of the factoring transaction.
Apabila tagihan anjak piutang with dan without recourse telah melampaui waktu jatuh tempo 90 hari, maka pendapatan tidak diakui sampai diterimanya pembayaran.
In the event factoring receivables with and without recourse are overdue by 90 days, no factoring income is recognized until such payments are received.
30
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) k.
2.
Cadangan kerugian penurunan nilai
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) k.
Allowance for impairment losses The Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset is impaired according to SFAS No. 55 (Revised 2011) as explained in Note 2e, which is assessed individually and collectively.
Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) seperti dijelaskan pada Catatan 2e, yang dilakukan secara individual maupun kolektif. l.
ACCOUNTING
Instrumen keuangan derivatif
l.
Derivative financial instrument
Instrumen derivatif diakui pertama-tama pada nilai wajar pada saat kontrak tersebut dilakukan, dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif.
Derivative instruments are initially recognized at fair value on the date the contracts are entered into and are subsequently remeasured at their fair values. Derivatives are carried as assets when the fair value is positive and as liabilities when the fair value is negative.
Metode pengakuan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar tergantung pada apakah derivatif tersebut adalah instrumen lindung nilai, dan sifat dari unsur yang dilindungi nilainya.
The method of recognizing the fair value gain or loss depends on whether the derivative is designated as a hedging instrument and, if so, the nature of the item being hedged.
Perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif, cross currency dan interest rate swap, sebagai bagian dari aktivitas manajemen aset dan liabilitas untuk melindungi dampak risiko tingkat suku bunga dan risiko mata uang asing atas pinjaman perusahaan. Perusahaan menerapkan akuntansi lindung nilai arus kas pada saat transaksi tersebut memenuhi kriteria perlakuan akuntansi lindung nilai.
The Company uses derivative instruments, cross currency and interest rate swap as part of its asset and liability management activities to manage exposures to interest rate and foreign currency on the Company’s bank loan. The Company applies cash flow hedge accounting when transactions meet the specified criteria for hedge accounting treatment.
Pada saat terjadinya transaksi, Perusahaan membuat dokumentasi mengenai hubungan antara instrumen lindung nilai dan unsur yang dilindungi nilainya, juga tujuan manajemen risiko dan strategi yang diterapkan dalam melakukan berbagai macam transaksi lindung nilai. Proses dokumentasi ini menghubungkan derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai dengan aset dan liabilitas tertentu atau dengan komitmen penuh tertentu atau transaksi yang diperkirakan.
The Company documents, at the inception of the transaction, the relationship between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objective and strategy for undertaking various hedge transactions. This process includes linking all derivatives designated as hedges to specific assets and liabilities or to specific firm commitments or forecast transactions.
Pada saat terjadinya transaksi lindung nilai dan pada periode berikutnya, Perusahaan juga membuat dokumentasi atas penilaian apakah derivatif yang digunakan sebagai transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dari unsur yang dilindungi nilainya.
The Company also documents its assessment, both at the hedge inception and on an ongoing basis, as to whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in fair values or cash flows of hedged items.
31
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) l.
2.
Instrumen keuangan derivatif (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) l.
ACCOUNTING
Derivative financial instrument (continued)
Lindung nilai dinyatakan efektif oleh Perusahaan hanya jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
The Company assess a hedge as highly effective only if the following criteria are met:
i) pada saat terjadinya dan sepanjang umur transaksi lindung nilai memiliki efektivitas yang tinggi dalam menandingi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas yang melekat pada risiko-risiko yang dilindungi nilainya dan
i)
ii) tingkat efektivitas lindung nilai berkisar antara 80% sampai dengan 125%. Perusahaan akan menghentikan penerapan akuntansi lindung nilai ketika derivatif tersebut tidak atau tidak lagi efektif; ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan atau dibayar; pada saat unsur yang dilindungi tersebut jatuh tempo, dijual atau dibayar kembali; atau ketika transaksi yang diperkirakan akan terjadi tidak lagi diperkirakan akan terjadi.
ii) actual results of the hedge are within a range of 80% to 125%. The Company discontinues hedge accounting when it determines that a derivative is not, or has ceased to be, highly effective as a hedge; when the derivative expires or is sold, terminated or exercised; when the hedged item matures, is sold or repaid; or when a forecast transactions is no longer deemed highly probable.
Bagian yang efektif atas perubahan nilai wajar derivatif yang ditujukan dan memenuhi kualifikasi sebagai lindung nilai arus kas, diakui sebagai “Pendapatan komprehensif lain” pada bagian ekuitas. Keuntungan atau kerugian atas bagian yang tidak efektif diakui langsung sebagai laba atau rugi. Jumlah akumulasi keuntungan atau kerugian dalam ekuitas dibebankan sebagai laba atau rugi komprehensif ketika unsur yang dilindungi nilainya mempengaruhi laba neto. Ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual atau ketika suatu lindung nilai tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai, akumulasi keuntungan maupun kerugian yang ada pada ekuitas saat itu dibebankan sebagai laba atau rugi.
The effective portion of changes in the fair value of derivatives that are designated and qualify as cash flow hedges are recognized in “Other comprehensive income” and reported to equity. The gain or loss relating to the ineffective portion is recognized immediately in profit or loss. Amounts accumulated in equity are recycled to profit or loss in the periods in which the hedged item will affect net profit. When a hedging instrument expires or is sold, or when a hedge no longer meets the criteria for hedge accounting, any cumulative gain or loss existing in equity at that time is charged in profit or loss.
Ketika instrumen lindung nilai kadaluwarsa atau dijual, dihentikan, dilaksanakan, atau tidak lagi memenuhi kriteria akuntansi lindung nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang ditangguhkan di ekuitas tetap diakui pada “Pendapatan komprehensif lain” dan direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif ketika item yang dilindungi nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
When the hedging instrument expires or sold, terminated, execised, or no longer qualifies for hedge accounting, the cumulative amount deferred in equity remains in the “Other comprehensive income”, and is subsequently transferred to the statement of comprehensive income when the hedged item is recognized in the statement of comprehensive income.
32
at inception of the hedge and throughout its life, the hedge is expected to be highly effective in achieving offsetting changes in fair value or cash flows attributable to the hedged risks, and
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan)
2.
m. Biaya dibayar di muka
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) m. Prepaid expenses
Prepaid expenses are amortized over the periods benefited using straight line method.
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. n.
ACCOUNTING
Aset tetap dan aset tidak berwujud
n.
Fixed assets and intangible assets
Aset tetap
Fixed assets
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap” dan ISAK No. 25,”Hak Atas Tanah”.
The Company adopted SFAS No. 16 (Revised 2011), ”Fixed Assets” and IFAS No. 25, ” Land Rights”.
PSAK No. 16 (Revisi 2011) mengatur perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas dalam aset tetap dan pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan pembebanan penyusutan dan rugi penurunan nilai.
SFAS No. 16 (Revised 2011) prescribes the accounting treatment for fixed assets, so that users of the financial statements can discern information about an entity’s invesment in its fixed assets and the recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and the depreciation charges and impairment losses.
ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Pakai (“HP”) ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak atau umur ekonomis tanah.
IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights (“Hak Guna Usaha” or “HGU”), Building Usage Right (Hak Guna Bangunan or “HGB”) and Usage Rights (“Hak Pakai” or “HP”) when the land was acquired initially are recognized as part of the cost of the land under the “Fixed Assets” account and are not amortized. Meanwhile the extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP are intangible asset and were amortized over the shorter of the rights' legal life or land's economic life.
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan.
Fixed assets are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed asets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met.
Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya.
Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in statements of comprehensive income as incurred.
33
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI POKOK (lanjutan) n.
Aset tetap (lanjutan)
dan
aset
tidak
2.
berwujud
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n.
Fixed assets (continued)
and
ACCOUNTING
intangible
assets
Aset tetap (lanjutan)
Fixed assets (continued)
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Depreciation is calculated using a straight-line method over the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Bangunan
20
Buildings
Kendaraan
5
Vehicles
Peralatan dan perlengkapan kantor
5
Furniture, fixtures and office equipment
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and are not depreciated.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Ketika aset dalam penyelesaian siap digunakan, akumulasi biaya perolehan direklasifikasi ke akun aset tetap yang sebenarnya.
Construction in progress are stated at historical cost and presented as part of fixed assets. When the asset is ready for its intented use, the accumulated cost of assets are reclassified to the appropriate fixed asset account.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara total neto hasil pelepasan dan total tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognizing of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in the statements of comprehensive income in the year the asset is derecognized.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
The asset’s residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end.
Aset tidak berwujud
Intangible assets
Aset tidak berwujud berupa perangkat lunak yang dibeli oleh Perusahaan, sesuai dengan PSAK No. 19 (Revisi 2010): “Aset Tak Berwujud”, dicatat sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi penurunan nilai.
Intangible assets which consists of software acquired by the Company, according to SFAS No. 19 (Revised 2010), “Intangible Assets”, are stated at cost less accumulated amortization and accumulated impairment losses.
Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomi di masa mendatang untuk aset yang bersangkutan. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
Subsequent expenditure on software assets is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditures are expensed as incurred.
34
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) n.
o.
Aset tetap (lanjutan)
dan
AKUNTANSI aset
tidak
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
berwujud
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) n.
Fixed assets (continued)
and
ACCOUNTING
intangible
assets
Aset tidak berwujud (lanjutan)
Intangible assets (continued)
Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya, dimulai dari tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai. Estimasi masa manfaat perangkat lunak adalah 5 (lima) tahun.
Amortization is recognized in the statements of comprehensive income on a straight-line method over the estimated useful life of software, from the date that it is available for use. The estimated useful life of software is 5 (five) years.
Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan jika dianggap tepat.
Amortization methods, useful lives and residual values are reviewed at each financial year-end and adjusted if appropriate.
Liabilitas imbalan kerja
o.
Employee benefits liabilities
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognized when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Perusahaan menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji pokok karyawan, sebesar 3% yang ditanggung oleh karyawan dan 5% ditanggung oleh Perusahaan. Bagian iuran yang ditanggung oleh Perusahaan dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya.
The Company has a defined contribution plan covering all of its qualified permanent employees. Contributions are computed based on employees’ basic salaries at the rate of 3% by the employees and at rates 5% by the Company. The Company’s share to such plan is charged directly to operations when incurred.
Program dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI) dan PT Manulife yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-1100/KM.17/1998 tanggal 23 November 1998. Imbalan pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut pensiun, cacat atau meninggal dunia.
The defined contribution plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (DPLK BNI), for which the deed of establishment was approved by the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. KEP-1100/KM.17/1998 dated November 23, 1998. Employees, after serving a qualifying period, are entitled to benefits on retirement, disability or death.
Perusahaan memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti di atas.
The Company’s policy is to calculate and recognize the higher of the benefits under the Labor Law and those under such defined contribution plan.
35
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) o.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Liabilitas imbalan kerja (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) o.
ACCOUNTING
Employee benefits liabilities (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Post-employment benefits (continued)
Sehubungan dengan kebijakan Perusahaan dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revised 2010), “Imbalan Kerja”, Perusahaan melakukan cadangan untuk taksiran liabilitas manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja tersebut.
In relation with the Company’s policy and in line with Labor Law No. 13/2003 (the Labor Law) dated March 25, 2003 and SFAS No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits”, the Company recognizes provisions for estimated liabilities for employee benefits in addition to the benefits provided under the Company’s defined contribution retirement plan, as discussed in the previous paragraph, in order to meet and cover the minimum benefits required to be paid to employees in accordance with the aforesaid Labor Law.
Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan dengan Metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial neto yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja partisipan program tersebut. Beban jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the Company’s defined benefit obligations are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lifes of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perusahaan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon dibayarkan sekaligus.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognizes termination benefits when it has demonstrably committed to terminate the employment of once terminated current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Termination benefits paid in lump sum.
36
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) p.
q.
r.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Pengakuan pendapatan dan biaya
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) p.
ACCOUNTING
Revenue and expense recognition
Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
The Company adopted SFAS No. 23 (Revised 2010), “Revenue”. The revised SFAS identifies the circumtances in which the criteria on revenue recognition wil be met and, therefore, revenue may be recognized, and prescribed the accounting treatment of revenue arising from certain types of transactions and events, and also provides practical guidance on the application of the criteria on revenue recognition.
Pengakuan pendapatan yang berasal dari kegiatan utama Perusahaan telah dijelaskan dalam Catatan 2h, 2i dan 2j. Beban diakui pada saat terjadinya, kecuali beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan aset dan liabilitas keuangan seperti dijelaskan pada Catatan 2e.
Revenue recognition from the Company’s main operations is explained in Notes 2h, 2i and 2j. Expenses are recognized when these are incurred, except for initial direct cost relating to the financial assets and liabilities as explained in Note 2e.
Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual.
Income and expense are recognized as incurred on an accrual basis.
Efek utang yang diterbitkan
q.
Debt securities issued
Efek utang yang diterbitkan meliputi mediumterm notes.
Debt securities issued consist of medium-term notes.
Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal. Biaya emisi sehubungan dengan penerbitan efek utang diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi untuk menentukan hasil emisi neto efek utang yang diterbitkan tersebut.
Debt securities issued are presented at nominal value. Issuance costs in connection with the debt securities issuance are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of debt securities issuance to determine the net proceeds of the debt securities issued.
Efek utang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Debt securities issued are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the debt securities issued using the effective interest method.
Pajak penghasilan
r.
Income tax The Company adopted SFAS No. 46 (Revised 2010), “Income Taxes”. The revised SFAS prescribes the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery/(settlement) of the carrying amount of assets/(liabilities) that are recognized in the statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements of an entity.
Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010). ”Pajak Penghasilan”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan mendatang untuk pemulihan/(penyelesaian) jumlah tercatat aset/(liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan; dan transaksi dan kejadian dan kejadian lain pada periode kini yang diakui dalam laporan keuangan entitas.
37
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) r.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Pajak penghasilan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) r.
ACCOUNTING
Income tax (continued)
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognized in the statements of comprehensive income.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perusahaan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.
The management periodically evaluates the positions taken in tax returns with respect to situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode laporan perubahan posisi keuangan untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred income tax is determined using the statement of financial position method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at statements of financial position date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognized to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilized.
Aset pajak tangguhan di laporan posisi keuangan disajikan sebesar nilai neto setelah dikurangi dengan liabilitas pajak tangguhan.
Deferred tax assets are presented net of deferred tax liabilities in the statements of financial position.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diterima atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded when an assessment (“SKP”) is received or, if appealed by the Company, when the result of appeal is determined.
38
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) s.
t.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Penurunan nilai aset non-keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) s.
ACCOUNTING
Impairment of non-financial assets
Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.
The Company prospectively adopted SFAS No. 48 (Revised 2009), “Impairment of Assets”.
PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau pelepasan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan entitas mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
SFAS No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by an entity to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or disposal of the asset. If this is the case, the asset is described as impaired and the revised SFAS requires the entity to recognize an impairment loss. This revised SFAS also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures.
Penerapan PSAK No. 48 (Revisi 2009) tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan.
The adoption of SFAS No. 48 (Revised 2009) has no significant impact on the financial reporting.
Pada setiap akhir tahun pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset’s recoverable amount.
Segmen usaha Sebuah segmen operasi komponen dari perusahaan:
t. adalah
Business segments An operating segment is a component of company which:
suatu
i.
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
i.
involves with business activities to generate income and expenses (including income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);
ii.
hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan penilaian kinerjanya; dan,
ii.
operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and assessment of its performance; and,
iii.
tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
iii.
separate financial information is available.
The Company presents operating segments based on the information that is internally provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decisionmaker is the Board of Directors.
Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.
39
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) t.
AKUNTANSI
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
YANG
2.
Segmen usaha (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (continued) t.
3.
Business segments (continued) The Company discloses the operating segment based on business segments and geographical area (refer to Note 37).
Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen usaha dan wilayah geografis (lihat Catatan 37). u.
ACCOUNTING
Laba per saham dasar
u.
Basic earnings per share
Perusahaan menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), “Laba per Saham”. PSAK revisi ini menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
The Company adopted SFAS No. 56 (Revised 2011), “Earnings per Share”. The revised SFAS prescribes principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity.
Laba per saham dasar dihitung berdasarkan laba neto dibagi dengan jumlah rata-rata tertimbang harian dari modal saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.
Basic earnings per share is computed by dividing the net profit by the daily weighted average number of shares issued and fully paid.
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING
3.
SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS
Pertimbangan
Judgements
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas pendapatan, beban, aset dan liabilitas dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
The preparation of the Company’s financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting period. Uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amount of the asset and liability affected in future periods.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
The following judgements are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
Usaha yang berkelanjutan
Going concern
Manajemen telah melakukan penilaian atas kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
The management has assessed the Company’s ability to continue as a going concern and believes that the Company has the resources to continue its business in the future. In addition, management was not aware of any material uncertainty which may cast significant doubt to the Company’s ability to continue as going concern. Therefore, the financial statements have been prepared on going concern basis.
40
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan)
3.
SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)
Pertimbangan (lanjutan)
Judgements (continued)
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: (lanjutan)
The following judgements are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: (continued)
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Classification of financial assets and financial liabilities
Perusahaan menetapkan klasifikasi aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies disclosed in Note 2e.
Estimasi dan asumsi
Estimates and assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir tahun pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the interim financial statements were prepared.
Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Existing circumstances and assumptions about future developments, may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.
Sumber utama ketidakpastian estimasi
Source of uncertainty in estimates aset
a. Allowance for impairment losses of financial assets
Evaluasi atas cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2e.vi dan 2k.
Allowance for impairment losses of financial assets carried at amortized cost are evaluated as explained on Note 2e.vi and 2k.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual
For financial assets carried at amortized cost, the Company first assess whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant.
a. Cadangan keuangan
kerugian
penurunan
nilai
41
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan) Sumber utama (lanjutan) a.
ketidakpastian
3.
estimasi
SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Source of uncertainty in estimates (continued)
aset
a. Allowance for impairment losses of financial assets (continued)
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determine that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, the asset is included in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assessed for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be, recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, jika telah menunggak lebih dari 90 hari termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Provisi spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan untuk piutang ragu-ragu. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5, 6 dan 7.
The Company evaluates specific accounts when information about related customers who are unable to meet their financial obligations surfaces. In these cases, the Company uses judgment, based on the best available facts and circumstances, that if it has been overdue for more than 90 days, including but not limited to, the length of its relationship with the customers, and the their current credit status based on third party credit reports and known market factors, to record specific provisions on customers’ outstanding amounts to reduce receivable amounts that the Company expects to collect. These specific provisions are reevaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of trade receivables. Further details are disclosed in Notes 5, 6 and 7.
Cadangan kerugian keuangan (lanjutan)
penurunan
nilai
b. Post-employment benefits
b. Imbalan pasca-kerja
The determination of the Company’s liability for employment benefits is dependent on its selection of certain estimates and assumptions used by the independent actuaries in calculating such accounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turnover rate, disability rate, retirement age and mortality rate.
Penentuan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.
42
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 3.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
PERTIMBANGAN AKUNTANSI ESTIMASI DAN ASUMSI YANG PENTING (lanjutan) Sumber utama (lanjutan) b.
ketidakpastian
3.
estimasi
SIGNIFICANT ACCOUNTING JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) Source of uncertainty in estimates (continued) b. Post-employment benefits (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan) Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perusahaan yang memiliki pengaruh lebih dari 10% liabilitas imbalan pasti ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 18.
Actual results that differ from the Company’s assumptions which affects are more than 10% of the defined benefit obligations are deferred and being amortized on a straight-line method over the expected average remaining service years of the qualified employees. While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual results or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its estimated employee benefits liability and net employees’ benefits expense. Further details are disclosed in Note 18.
c. Penyusutan dan estimasi sisa umur manfaat aset tetap
c. Depreciation and estimated useful lives of fixed assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 (lima) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 10.
The costs of fixed assets are depreciated on a straight-line method over its estimated useful lives. Management properly estimates the useful lives of these fixed assets ranging from 5 (five) to 20 (twenty) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Note 10. d. Fair value of financial instruments
d. Nilai wajar instrumen keuangan
Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded in the statement of financial position cannot be derived from active markets, they will be determined using internal valuation techniques which are generally accepted market valuation models. The inputs to these models are taken from observable markets where possible, but where this is not feasible, a degree of judgement is required in establishing fair value.
Saat nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan tidak dapat diperoleh dari pasar aktif, maka akan ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian intern dengan menggunakan model penilaian pasar yang berlaku umum. Input untuk model ini, jika memungkinkan, diambil dari pasar yang dapat diobservasi, namun jika tidak dapat dilakukan, judgement dibutuhkan dalam menentukan nilai wajar.
43
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 4.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
KAS DAN SETARA KAS
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
31 Desember/December 31 2013
2012
Kas Bank - pihak ketiga Deposito berjangka - pihak ketiga
129.020.000 55.352.691.167 31.094.500.000
129.000.000 39.131.952.172 10.000.000.000
Cash on hand Cash in banks - third parties Time deposits - third parties
Total kas dan setara kas
86.576.211.167
49.260.952.172
Total cash and cash equivalents
A detailed analysis of banks based on the currency and banks are as follows:
Berikut ini adalah perincian bank berdasarkan mata uang dan nama bank:
31 Desember/December 31 2013 Bank terdiri dari: Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Commonwealth PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Ganesha PT Bank SBI Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Permata Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank ICBC Indonesia Lainnya Total Rupiah Dolar Amerika Serikat: PT Bank Pan Indonesia Tbk. US$406.262 (2012: US$432.047) PT Bank QNB Kesawan Tbk US$82.870 PT Bank Commonwealth - US$65.819 (2012: US$63.931) PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. US$15.275 Standard Chartered Bank, Jakarta Branch US$9.564 (2012: US$9.584) PT Bank Chinatrust Indonesia US$2.336 (2012: US$9.461) Total Dolar Amerika Serikat Total saldo bank
2012
10.227.142.132 10.042.302.251 7.649.629.695 6.127.192.669 5.384.258.500
3.435.808.412 173.650.695 10.196.327.549 1.018.370.172 222.183.310
3.162.715.163 2.243.255.902 509.904.611 434.461.974 388.448.312 323.460.461
4.421.276.829 2.336.973.772 226.840.420 458.067.106 10.278.929.200
194.859.455 179.170.206 163.577.575 98.608.051 1.128.160.633
529.150.206 91.771.421 272.929.341 209.697.566 296.437.399
48.257.147.590
34.168.413.398
4.951.937.400
4.163.856.804
1.010.100.845
-
802.272.304
616.139.252
186.184.903
-
116.576.084
92.363.487
28.472.041
91.179.231
7.095.543.577
4.963.538.774
55.352.691.167
39.131.952.172
44
Cash in banks consists of: Third Parties: Rupiah: PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Victoria International Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Commonwealth PT Bank Pan Indonesia Tbk. PT Bank Ganesha PT Bank SBI Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Permata Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank ICBC Indonesia Others Total Rupiah US Dollar: PT Bank Pan Indonesia Tbk. US$406,262 (2012: US$432,047) PT Bank QNB Kesawan TbkUS$82,870 PT Bank Commonwealth - US$65,819 (2012: US$63,931) PT Bank Ekonomi Raharja, Tbk. US$15,275 Standard Chartered Bank, Jakarta Branch US$9,564 (2012: US$9,584) PT Bank Chinatrust Indonesia US$2,336 (2012: US$9,461) Total US Dollar Total cash in banks
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 4.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) A detailed analysis of time deposits based on the currency and banks is as follows:
Berikut ini adalah perincian deposito berjangka berdasarkan mata uang dan nama bank:
31 Desember/December 31 2013 Deposito berjangka Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
15.000.000.000
10.000.000.000
10.000.000.000
-
Time deposit Third parties: Rupiah: PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.
6.094.500.000
-
US Dollar: PT Bank QNB Kesawan Tbk US$500,000
31.094.500.000
10.000.000.000
Total time deposit
Dolar Amerika Serikat: PT Bank QNB Kesawan Tbk US$500.000 Total deposito berjangka
2012
Time deposits were placed on weekly and monthly maturities. Interest rates are as follows:
Deposito berjangka merupakan deposito berjangka mingguan dan bulanan. Suku bunga deposito adalah sebagai berikut: 2013
2012
___________________________________________________________________
Rupiah Dolar Amerika Serikat
___________________________________________________________________
6,00% - 11,50% 1,50%
4,00% - 8,25% 0,75% - 1,75%
Applied interes rate for current accounts are as follows:
Suku bunga rekening giro yang berlaku adalah sebagai berikut: 2013
2012
___________________________________________________________________
Rupiah Dolar Amerika Serikat
5.
___________________________________________________________________
0,00% - 11.00% 0,00% - 0,75%
INVESTASI SEWA PEMBIAYAAN NETO a.
Rupiah United States Dollar
1,50% - 2,15% 0,10% - 0,25%
5.
NET INVESTMENT IN FINANCE LEASES a.
Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan dari pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan:
Rupiah United States Dollar
Set out below are the balances of the lease receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due:
31 Desember/December 31 2013 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari
2012
44.538.935.518 22.886.564.926 14.188.464.410 39.864.350.525
40.465.287.140 11.340.476.984 5.669.518.456 28.362.380.708
Overdue 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 90 days
Belum jatuh tempo Satu tahun Dua tahun Tiga tahun Lebih dari tiga tahun
1.944.251.706.416 1.063.648.693.106 362.973.645.795 60.014.538.110
1.697.607.152.546 1.039.450.346.604 341.651.418.588 38.686.764.619
Not yet due One year Two years Three years More than three years
Total
3.552.366.898.806
3.203.233.345.645
45
Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 5.
INVESTASI (lanjutan)
SEWA
PEMBIAYAAN
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
NETO
5.
NET INVESTMENT (continued)
IN
FINANCE
LEASES
Set out below are the balances of lease receivables by currencies:
Berikut ini adalah saldo piutang sewa pembiayaan yang disajikan berdasarkan mata uang yang digunakan:
31 Desember/December 31 2013
2012
Rupiah Dolar Amerika Serikat
3.397.452.155.021 154.914.743.785
3.150.373.037.909 52.860.307.736
Rupiah United States Dollar
Total
3.552.366.898.806
3.203.233.345.645
Total
Effective interest rates are as follows:
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: 2013
2012
___________________________________________________________________
Rupiah Dolar Amerika Serikat
b.
13,62% - 26,41% 8,50%
___________________________________________________________________
13,62%-26,41% 8,50%
Rupiah United States Dollar
Pada saat perjanjian sewa pembiayaan dimulai, lessee memberikan simpanan jaminan. Simpanan jaminan ini akan digunakan sebagai pembayaran pada akhir masa sewa pembiayaan sebagai hak opsi.
At the time of execution of the financing asset contracts, the lessee pays a security deposits. The security deposits will be used as the final installment at the end of the financing lease period as a purchase option.
Sehubungan dengan utang bank, piutang sewa pembiayaan digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank, dan MTN. Jumlah piutang sewa pembiayaan yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13).
In connection with the Company’s bank loans, the finance lease receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged financial lease receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Note 12 and 13).
Perusahaan tidak memiliki investasi sewa pembiayaan neto dengan pihak berelasi.
The Company does not have net investment in finance leases with related party. b.
Cadangan kerugian penurunan nilai 2013
Allowance for impairment losses
2012
Saldo awal tahun Penambahan cadangan (Catatan 29)
54.019.424.751 48.297.569.410
47.680.727.578 23.441.930.270
Pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai Penghapusan piutang
(15.394.794.205) (10.528.877.540)
(4.719.626.781) (12.383.606.316)
76.393.322.416
54.019.424.751
Saldo akhir tahun
Balance at beginning of year Additional provision (Note 29) Interest income recognized on the unimpaired portion of the impaired receivables Accounts written-off Balance at end of year
Piutang sewa pembiayaan, pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah menyisihkan cadangan kerugian penurunan nilai.
Financing lease receivables as of December 31, 2013 and 2012 are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible finance lease receivables.
46
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 6.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN a.
6.
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES a.
Analisis rincian piutang pembiayaan konsumen kepada pihak ketiga yang akan diterima sesuai dengan masa jatuh tempo cicilan adalah sebagai berikut:
A detailed analysis of consumer financing receivables from third parties, which are classified according to the period in which the installment falls due is as follows:
31 Desember/December 31 2013 Telah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari Pendapatan bunga yang ditangguhkan Neto Belum jatuh tempo Dalam satu tahun Satu hingga dua tahun Dua hingga tiga tahun Tiga hingga empat tahun Pendapatan bunga yang ditangguhkan Neto Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto
2012 Overdue 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 90 days
10.541.943.358 2.670.892.551 1.348.292.858 4.142.631.154
12.034.431.852 2.579.337.785 1.303.095.523 3.738.287.942
(2.296.385.681)
(2.923.485.706)
16.407.374.240
16.731.667.396
Net
397.830.824.186 202.706.723.098 70.138.531.578 17.175.421.292
447.868.156.103 259.165.192.605 79.784.036.803 5.843.271.938
Not yet due Within one year Between one year and two years Between two years and three years Between three years and four years
(99.398.424.388)
(112.768.969.645)
588.453.075.766
679.891.687.804
Net
604.860.450.006
696.623.355.200
(15.495.200.812)
(16.310.691.539)
Consumer financing receivables Less: allowance for impairment losses
589.365.249.194
680.312.663.661
Unearned interest income
Unearned interest income
Consumer financing receivables - net
konsumen
All consumer financing transactions are in Rupiah.
Perusahaan tidak memiliki piutang pembiayaan konsumen dengan pihak berelasi.
The Company does not have consumer financing receivables from related party.
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut:
Effective interest rates are as follows:
Seluruh transaksi pembiayaan menggunakan mata uang Rupiah.
2013 Rupiah
2012
13,46% - 31,06%
13,46% - 31,06%
Rupiah
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (“BPKB”) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan.
As collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificates of Ownership (“BPKB”) of the motor vehicles financed by the Company.
Sehubungan dengan utang bank, piutang pembiayaan konsumen digunakan sebagai jaminan atas utang kepada lembaga keuangan, bank dan MTN. Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah setara dengan 80% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 12 dan 13).
In connection with the Company’s bank loans, the consumer financing receivables is pledged as collateral for loans from financial institutions, banks and MTN. Total pledged consumer financing receivables is required to be equivalent to 80% - 120% of the outstanding loan balances (Note 12 and 13).
47
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 6.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan) b.
6.
b.
Cadangan kerugian penurunan nilai 2013
RECEIVABLES
2012
16.310.691.539 16.364.519.264
8.973.141.860 18.607.086.765
Pendapatan bunga atas bagian yang tidak mengalami penurunan nilai Penghapusan piutang
(1.729.059.760) (15.450.950.231)
(1.272.061.867) (9.997.475.219)
15.495.200.812
16.310.691.539
Balance at beginning of year Additional provision (Note 29) Interest income recognized on the unimpaired portion of the impaired receivables Accounts written-off Balance at end of year
Piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dievaluasi secara individual dan kolektif terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah mencadangkan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables as of December 31, 2013 and 2012 are individually and collectively evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible consumer financing receivables.
TAGIHAN ANJAK PIUTANG a.
FINANCING
Allowance for impairment losses
Saldo awal tahun Penambahan cadangan (Catatan 29)
Saldo akhir tahun
7.
CONSUMER (continued)
7.
FACTORING RECEIVABLES a.
Berikut ini adalah analisis rincian tagihan anjak piutang kepada pihak ketiga:
A detailed analysis of factoring receivables from third parties is as follows:
31 Desember/December 31 2013
2012
Jatuh tempo dalam satu tahun Pendapatan anjak piutang yang ditangguhkan
1.721.970.771
Neto Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
1.721.970.771
Tagihan anjak piutang - neto
1.721.970.771
-
-
4.408.898.701 (71.935.750) 4.336.962.951 (8.478.766) 4.328.484.185
Due within one year Deferred factoring income Net Less: allowance for impairment losses Factoring receivables - net
Seluruh transaksi anjak piutang menggunakan mata uang Rupiah.
All factoring transactions are in Rupiah.
Perusahaan tidak memiliki tagihan piutang dengan pihak berelasi.
The Company does not have receivable from related party.
anjak
Effective interest rate is as follows:
Suku bunga efektif adalah sebagai berikut: 2013 Rupiah
factoring
2012
15,00% - 16,00%
48
18,00%
Rupiah
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 7.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
TAGIHAN ANJAK PIUTANG (lanjutan) b.
7.
b.
Cadangan kerugian penurunan nilai 2013 Saldo awal tahun Penambahan cadangan (Catatan 29) Pemulihan cadangan (Catatan 29)
Allowance for impairment losses
2012
8.478.766 (8.478.766)
Saldo akhir tahun
8.
FACTORING RECEIVABLES (continued)
-
8.478.766 -
Balance at beginning of year Additional provision (Note 29) Reversal of provision (Note 29)
8.478.766
Balance at end of year
Per 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat tagihan anjak piutang yang digunakan sebagai jaminan.
As of December 31, 2013 and 2012, there is no factoring receivable used as collateral.
Piutang anjak piutang pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dievaluasi secara individual terhadap penurunan nilai dan Perusahaan telah mencadangkan cadangan kerugian penurunan nilai.
Factoring receivables as of December 31, 2013 and 2012 are individually evaluated for impairment and the Company has provided allowance for impairment losses.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut di atas sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan anjak piutang.
Management believes that the allowance for impairment losses is sufficient to cover possible losses on uncollectible factoring receivables.
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
8.
DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENT
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB pada 31 Mei 2011 dan 16 Juni 2011 atas pinjaman bilateral dari SCB (Catatan 12) dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000. Untuk transaksi pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp260.225.000.000 dan menerima sebesar US$30.000.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo pada 15 April 2014.
To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) (Note 12), the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contracts with SCB on May 31, 2011 and June 16, 2011 for the bilateral loan from SCB (Note 12) with notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000, respectively. For cross currency swap and interest swap contracts, Company should pay Rp260,225,000,000 and receive US$30,000,000 at maturity date on April 15, 2014.
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Catatan 12), Perusahaan melakukan 4 (empat) kontrak pertukaran tingkat suku bunga pada tanggal 29 April 2010, 4 Agustus 2010, 18 Juni 2010 dan 23 Juni 2010 dengan nilai nosional awal masingmasing sebesar Rp20.000.000.000, Rp40.000.000.000, Rp25.000.000.000 dan Rp15.000.000.000. Untuk transaksi-transaksi tersebut, Perusahaan membayar tingkat suku bunga tetap dan menerima tingkat suku bunga mengambang yang jatuh tempo pada tanggaltanggal 29 April 2013, 6 Agustus 2013, 21 Juni 2013 dan 24 Juni 2013.
To manage its exposure on fluctuation of the floating interest rate on bilateral loan from PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC) (Note 12), the Company entered 4 (four) interest rate swap contracts on April 29, 2010, August 4, 2010, June 18, 2010 and June 23, 2010 with notional amounts of Rp20,000,000,000, Rp40,000,000,000, Rp25,000,000,000 and Rp15,000,000,000, respectively. For those transactions, the Company agreed to pay fixed interest rate and receive floating interest rate which mature dated April 29, 2013, August 6, 2013, June 21, 2013 and June 24, 2013.
49
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 8.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF (lanjutan)
8.
DERIVATIVE (continued)
FINANCIAL
INSTRUMENT
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman bilateral dari OCBC (Catatan 12), Perusahaan melakukan 3 (tiga) kontrak pertukaran nilai mata uang dan tingkat suku bunga pada tanggal 25 Maret 2011, 6 April 2011 dan 1 Juni 2011 dengan nilai nosional awal masingmasing sebesar US$3.000.000 untuk kontrak tanggal 25 Maret 2011 dan 6 April 2011, serta US$5.050.000 untuk kontrak tanggal 1 Juni 2011.
To manage its exposure on fluctuation of the foreign currency and floating interest rate risks on bilateral loan from OCBC (Note 12), the Company entered 3 (three) cross currency and interest rate swap contracts on March 25, 2011, April 6, 2011 and June 1, 2011 with notional amount US$3,000,000 each for contracts dated March 25, 2011 and April 6, 2011, and $5,050,000 for contract dated June 1, 2011.
Untuk transaksi pertukaran nilai mata uang tersebut, Perusahaan harus membayar sebesar Rp95.207.000.000 dan menerima sebesar US$11.050.000 sampai dengan tanggal jatuh tempo.
For cross currency swap contracts, Company should pay Rp95,207,000,000 and received US$11,050,000 at maturity date.
Nilai nosional kontrak swap dengan SCB akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2013 tercatat sebesar US$4.444.444 (31 Desember 2012: US$17.777.778) untuk pinjaman bilateral dari SCB.
The swap contracts notional amount with SCB would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of pertaining loans, which as of December 31, 2013 amounted to US$4,444,444 (December 31, 2012: US$17,777,778) for bilateral loan from SCB.
Nilai nosional kontrak swap dengan OCBC akan disesuaikan mengikuti jadwal amortisasi nilai pokok pinjaman yang terkait, yang mana pada tanggal 31 Desember 2013 tercatat sebesar Rp nihil dan US$1.425.000 (31 Desember 2012: Rp17.777.777.770 dan US$5.108.333).
The swap contracts notional amount with OCBC would be adjusted in accordance with the principal amortization schedule of the relevant loans, which as of December 31, 2013 amounted to Rp nil and US$1,425,000 (December 31, 2012: Rp17,777,777,770 and US$5,108,333).
Nilai wajar kontrak pertukaran mata uang dan tingkat suku bunga dengan SCB dan OCBC diestimasi sebesar Rp20.837.668.203 (piutang) dan Rp246.330.410 (utang) pada 31 Desember 2013 dan Rp20.719.734.828 (piutang) dan Rp1.103.942.940 (utang) pada 31 Desember 2012 dan disajikan masing-masing dalam akun kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga di aset dan liabilitas di dalam laporan posisi keuangan.
The fair value of cross currency and interest rate swap contracts with SCB and OCBC is estimated at Rp20,837,668,203 (receivable) and Rp246,330,410 (payable) at December 31, 2013 and Rp20,719,734,828 (receivable) and Rp1,103,942,940 (payable) at December 31, 2012 and presented under currency and interest rate swap contracts account in assets and liabilities, respectively, in the statements of financial position.
Transaksi instrumen keuangan derivatif tersebut di atas memenuhi kriteria dan berlaku efektif sebagai lindung nilai arus kas. Selisih nilai wajar dari transaksi derivatif dan keuntungan selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp2.180.621.577 dan keuntungan selisih kurs yang atas pinjaman dalam mata uang AS Dolar pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp4.034.923.808 yang dicatat pada pendapatan komprehensif lainnya di ekuitas setelah memperhitungkan pajak.
The above derivative financial transactions qualified as effective cash flow hedge. Therefore, the fair value difference of the hedging instrument and foreign exchange gain of US Dollar loan as of December 31, 2013 amounting to Rp2,180,621,577 and foreign exchange gain of US Dollar loan as of December 31, 2012 amounting to Rp4,034,923,808 is presented in equity under other comprehensive income, net of tax.
50
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 8.
9.
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF (lanjutan)
8.
DERIVATIVE (continued)
FINANCIAL
INSTRUMENT
Untuk seluruh kontrak derivatif yang dimiliki Perusahaan, pembayarannyada dilakukan melalui basis bulanan.
For all of the Company’s derivatives, the payments are on monthly basis.
Perusahaan tidak memiliki kontrak derivatif dengan pihak berelasi.
The Company does not have derivative agreement with related party.
UANG MUKA, BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN LAINNYA
9.
ADVANCES, PREPAYMENTS AND OTHERS This account represents costs related to rental prepayments, security deposits for telephone lines, prepaid office rent and others.
Akun ini merupakan biaya dibayar di muka sehubungan dengan sewa, simpanan jaminan untuk saluran telepon, sewa kantor dibayar di muka dan lainnya. 10. ASET TETAP
10. FIXED ASSETS Fixed assets consist of:
Aset tetap terdiri dari : Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
31 Desember 2013 Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor Aset dalam penyelesaian
2.837.650.000 13.130.600.000 9.126.004.979 39.651.221.533 12.186.943.352
2.213.610.000 3.442.269.709 5.857.709.072
1.449.687.142 735.878.937 -
2.837.650.000 13.130.600.000 9.889.927.837 42.357.612.305 18.044.652.424
December 31, 2013 At Cost Land Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments Construction in progress
Total harga perolehan
76.932.419.864
11.513.588.781
2.185.566.079
86.260.442.566
Total cost
Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor
1.574.428.079 3.329.828.174 33.400.996.059
645.280.008 1.840.518.448 2.955.817.671
862.996.368 731.251.899
2.219.708.087 4.307.350.254 35.625.561.831
Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments
Total akumulasi penyusutan
38.305.252.312
5.441.616.127
1.594.248.267
42.152.620.172
Total accumulated depreciation
Nilai buku
38.627.167.552
44.107.822.394
Net book value
Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
31 Desember 2012 Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor Aset dalam penyelesaian
1.598.490.000 8.549.335.050 8.086.984.504 39.118.903.659 -
1.239.160.000 4.956.640.000 2.657.190.000 2.325.806.709 12.186.943.352
375.375.050 1.618.169.525 1.793.488.835 -
2.837.650.000 13.130.600.000 9.126.004.979 39.651.221.533 12.186.943.352
December 31, 2012 At Cost Land Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments Construction in progress
Total harga perolehan
57.353.713.213
23.365.740.061
3.787.033.410
76.932.419.864
Total cost
Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Peralatan dan perlengkapan kantor
1.402.714.534 2.695.105.683 31.305.490.374
486.616.565 1.578.303.752 3.759.951.575
314.903.020 943.581.261 1.664.445.890
1.574.428.079 3.329.828.174 33.400.996.059
Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture, fixtures and office equipments
Total akumulasi penyusutan
35.403.310.591
5.824.871.892
2.922.930.171
38.305.252.312
Total accumulated depreciation
Nilai buku
21.950.402.622
38.627.167.552
Net book value
51
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued)
Beban penyusutan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp5.441.616.127 dan Rp5.824.871.892 dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27).
Depreciation of fixed assets for the years ended December 31, 2013 and 2012 amounting to Rp5,441,616,127 and Rp5,824,871,892, respectively, were charged to general and administrative expenses (Note 27).
Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:
Details of construction in progress December 31, 2013 were as folllows:
as
of
31 Desember 2013/December 31, 2013 Estimasi tahun penyelesaian/ Estimated year of completion
Jumlah/ Amount Aset dalam penyelesaian untuk kantor pusat dan kantor cabang utama di Ciputra World 2
18.044.652.424
Total
18.044.652.424
Persentase pembayaran/ Percentage of payment
2015
50%
Construction in progress for head office and main branch office at Ciputra World 2
31 Desember 2012/December 31, 2012
Jumlah/ Amount Aset dalam penyelesaian untuk kantor pusat dan kantor cabang utama di Ciputra World 2
12.186.943.352
Total
12.186.943.352
Estimasi tahun penyelesaian/ Estimated year of completion
2015
Persentase pembayaran/ Percentage of payment
34%
Construction in progress for head office and main branch office at Ciputra World 2
Perusahaan mencatat kepemilikan atas aset dalam penyelesaian yaitu unit 38A-F di Ciputra World 2 Jakarta yang terletak di Jalan Prof. DR. Satrio Kav 11 Jakarta. Nilai kontrak pembelian seluruh unit sebesar Rp36.349.993.260. Persentase jumlah angsuran yang telah dibayarkan terhadap nilai kontrak sebesar 50%.
The Company recorded the ownership of asset designated as construction in progress pertaining to units 38A-F in Ciputra World 2 Jakarta, located in Prof. DR. Satrio street Kav 11 Jakarta. The purchase contract amount for all unit are Rp36,349,993,260. Percentage of the installment paid to contract value is 50%.
Perusahaan melakukan perlindungan asuransi yang sesuai untuk aset tetapnya dan manajemen berkeyakinan bahwa perlindungan asuransi tersebut sudah memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tetap.
The Company maintains appropriate insurance coverage for its fixed assets and this management believes that the insurance coverage is adequate to cover any potential loss of its fixed assets.
Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. dengan jumlah pertanggungan asuransi masing-masing sebesar Rp27.366.479.336 dan Rp1.334.785.000, pada tanggal 31 Desember 2013 dan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp32.097.420.423 dan Rp1.574.322.000, pada tanggal 31 Desember 2012 yang menurut manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran, huru-hara dan gempa bumi.
Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with PT Asuransi Buana Independen and PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. for a sum insured of Rp27,366,479,336 and Rp1,334,785,000, respectively as of December 31, 2013 and for a sum insured of Rp32,097,420,423 and Rp1,574,322,000, respectively as of December 31, 2012 which according to the management is sufficient to cover possible losses due to fire, flood, public disorder/riots and earthquake.
52
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued) Details of gain/loss from discontinued recognition of fixed assets were as folllows:
Rincian keuntungan/kerugian dari aset tetap yang dihentikan pengakuannya adalah sebagai berikut:
31 Desember/December 31 2013 Hasil pelepasan aset tetap Nilai buku aset tetap Laba atas pelepasan aset tetap
2012
1.069.073.636 (591.317.812)
3.477.595.469 (864.103.239)
477.755.824
2.613.492.230
Proceeds from disposal fixed assets Book value Gain on disposal of fixed assets
Keuntungan atas pelepasan aset tetap diakui sebagai bagian dari “pendapatan lain-lain” pada laporan laba rugi komprehensif (Catatan 25).
Gain on disposal of fixed assets is recognized as part of “other income” in the statements of comprehensive income (Note 25).
Berdasarkan penilaian atas total aset tetap yang dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Based on the assessment of the recoverability of the fixed assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2013 and 2012.
Perusahaan memiliki aset tetap yang telah disusutkan sepenuhnya tetapi masih digunakan dengan jumlah tercatat bruto untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp32.724.604.000 dan Rp24.370.282.260.
The Company has fully depreciated fixed assets but still being used as of December 31, 2013 and 2012 with gross carrying amounting to Rp32,724,604,000 and Rp24,370,282,260, respectively.
Perusahaan tidak memiliki aset tetap yang tidak digunakan untuk sementara yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
The Company does not have unused fixed assets as of December 31, 2013 and 2012.
Per 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat aset tetap yang digunakan sebagai jaminan.
As of December 31, 2013 and 2012, there are no fixed asset used as collateral.
Jenis pemilikan hak atas tanah Perusahaan berupa “Hak Guna Bangunan” (HGB). Hak atas tanah tersebut mempunyai sisa jangka waktu penggunaan sampai dengan antara tahun 2024 sampai dengan tahun 2042. Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.
The titles of ownership on the Company’s landrights are in the form of “Land Building Rights” or “Hak Guna Bangunan”. These landrights will be due ranging from 2024 to 2042. The Company’s management has the opinion that the terms of these landrights can be renewed/extended upon their expiration.
53
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
11. ASET TAK BERWUJUD
11. INTANGIBLE ASSETS
Akun ini merupakan biaya perolehan perangkat lunak dan lisensi perangkat lunak yang digunakan dalam aktivitas operasional Perusahaan, dikurangi dengan akumulasi amortisasi.
This account represents acquisition costs for softwares and software license which are used in the Company’s operational activities, net of accumulated amortization.
Aset tak berwujud terdiri dari :
Intangible assets consist of: Saldo Awal/ Beginning Balance
31 Desember 2013 Harga perolehan Akumulasi amortisasi Nilai buku
5.258.772.020 4.509.893.498
Penambahan/ Additions 198.961.095 478.759.420
Saldo Akhir/ Ending Balance
Pengurangan/ Deductions -
748.878.522
31 Desember 2012 Harga perolehan Akumulasi amortisasi
5.258.772.020 4.038.695.490
Nilai buku
1.220.076.530
471.198.008
-
5.457.733.115 4.988.652.918
December 31, 2013 At Cost Accumulated amortization
469.080.197
Net book value
5.258.772.020 4.509.893.498
December 31, 2012 At Cost Accumulated amortization
748.878.522
Net book value
Beban amortisasi aset tak berwujud dibebankan ke beban umum dan administrasi (Catatan 27).
Amortization expense of intangible assets were charged to general and administrative expenses (Note 27).
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tak berwujud mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of intangible assets are not recoverable as of December 31, 2013 and 2012.
Berdasarkan penilaian atas total aset tak berwujud yang dapat dipulihkan kembali, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan kembali pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Based on the assessment of the recoverability of the intangible assets, management believes that there are no events or changes in circumstances which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of December 31, 2013 and 2012.
54
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS The details of this account are as follows:
Rincian dari akun ini adalah sebagai berikut:
31 Desember/December 31 2013
2012
Setara Rupiah/ Rupiah equivalent
US$
Setara Rupiah Rupiah equivalent
US$
Pihak ketiga: Pinjaman Bilateral: Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank): - Rupiah - Dolar AS PT Bank Pan Indonesia Tbk.: - Rupiah - Dolar AS PT Bank DKI PT Bank Permata Tbk. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. PT Bank ICBC Indonesia PT Bank QNB Kesawan Tbk - Rupiah - Dolar AS PT Bank Commonwealth: - Rupiah - Dolar AS Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: - Rupiah - Dolar AS PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Ganesha PT Bank ICB Bumiputera Tbk. PT Bank SBI Indonesia PT Bank OCBC NISP Tbk.: - Rupiah - Dolar AS PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Harda Internasional PT Bank Capital Indonesia Tbk Sub-total pinjaman bilateral
Third parties: Bilateral loans:
1.500.000
326.520.049.974 18.283.500.000
-
800.000 -
270.988.910.322 9.737.488.087 166.142.972.552 95.591.201.698 83.575.627.911 85.714.522.718
1.633.334 -
4.137.556
68.393.265.148 50.257.357.827
-
1.738.889
32.421.228.131 21.154.595.440
2.972.222
4.444.444
54.086.190.234
17.777.778
2.916.667 -
12.448.652.533 35.432.509.887 30.128.934.350 29.875.249.772 27.990.624.771 19.945.731.504
-
1.425.000 -
17.358.415.063 2.082.710.130 (11.250.000)
5.108.333 -
16.962.556
1.458.118.488.052
27.491.667
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank): 324.942.986.963 - Rupiah - US Dollar PT Bank Pan Indonesia Tbk.: 449.308.998.027 - Rupiah 15.687.354.917 - US Dollar 143.190.414.802 PT Bank DKI 187.000.321.496 PT Bank Permata Tbk. 100.690.524.528 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 94.363.808.645 PT Bank ICBC Indonesia PT Bank QNB Kesawan Tbk 84.355.919.659 - Rupiah - US Dollar PT Bank Commonwealth: 53.950.197.587 - Rupiah 28.531.316.944 - US Dollar Standard Chartered Bank, 170.169.461.491 Jakarta Branch PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.: - Rupiah - US Dollar 87.500.679.542 PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Ganesha 60.344.274.839 PT Bank ICB Bumiputera Tbk. 29.872.587.738 PT Bank SBI Indonesia PT Bank OCBC NISP Tbk.: 17.756.911.181 - Rupiah 49.119.786.871 - US Dollar 10.400.052.667 PT Bank Victoria International Tbk 10.401.686.740 PT Bank Harda Internasional (7.500.000) PT Bank Capital Indonesia Tbk 1.917.579.784.637
Pihak ketiga: Pinjaman Sindikasi: PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Central Asia Tbk Sub-total pinjaman sindikasi Total
a.
Sub-total bilateral loans Third parties: Syndicated loans:
-
191.231.633.562 787.807.962.324
-
388.244.463.824 83.837.500.000
PT Bank OCBC NISP Tbk. PT Bank Central Asia Tbk
-
979.039.595.886
-
472.081.963.824
Sub-total syndicated loans
16.962.556
2.437.158.083.938
27.491.667
2.389.661.748.461
Total
a.
Pinjaman bilateral
Bilateral loans
Perusahaan telah mendapat fasilitas pinjaman bilateral dari beberapa bank dalam dan luar negeri dengan perincian sebagai berikut:
The Company has secured funding facilities from the following domestic and overseas banks:
1. Tanggal 15 April 2011, Perusahaan menandatangani 2 (dua) perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$25.000.000 dan US$5.000.000 yang memiliki jangka waktu pinjaman selama sama-sama 33 bulan. Kedua fasilitas pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 18 April 2014.
1. On April 15, 2011, the Company signed 2 (two) term loan facility agreements with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (SCB) with maximum credit limit of US$25,000,000 and US$5,000,000 which have same 33 months of tenor. The facilities have been fully drawn in 2011. The term loan facilities will mature on April 18, 2014.
55
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Untuk mengendalikan risiko fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang atas pinjaman dengan SCB, Perusahaan melakukan 2 (dua) kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dengan SCB dengan nilai nosional awal masing-masing sebesar US$25.000.000 dan US$5.000.000.
To manage its exposure to fluctuation of the foreign currency and floating interest rate on loan obtained from SCB, the Company entered into 2 (two) cross currency swap contracts and interest rate swap contract with SCB with initial notional amounts of US$25,000,000 and US$5,000,000.
Perusahaan secara efektif telah menetapkan nilai kurs Dolar AS terhadap Rupiah masing-masing pada Rp8.690 dan Rp8.595 untuk 1 (satu) Dolar AS.
The Company has effectively fixed the US Dollar exchange rate to Rupiah at Rp8,690 and Rp8,595 for 1 (one) US Dollar, respectively.
2. Tanggal 24 September 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2009 dan telah dilunasi seluruhnya di bulan Maret 2012.
2. On September 24, 2008, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2009 and fully paid in March 2012.
Tanggal 20 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit ini pada bulan Desember 2012.
On December 20, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010.The Company made early settlement for this facility in December 2012.
3. Tanggal 25 Juli 2008, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka berkelanjutan dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan masa berlaku fasilitas selama 12 bulan. Fasilitas ini telah dilunasi seluruhnya di bulan Januari 2012.
3. On July 25, 2008, the Company signed a revolving term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and 12 months of availability period. The facility has been fully paid in January 2012.
56
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 23 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman modal kerja dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan untuk fasilitas pinjaman modal kerja dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Agustus 2016, sedangkan untuk fasilitas modal kerja memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 23 Februari 2013.
On February 23, 2012, the Company signed a working capital facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period for working capital facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on August 16, 2016 while the working capital facility with 1 (one) year tenor will be expire on February 23, 2013.
Tanggal 22 Februari 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit berjangka revolving (fasilitas modal kerja) dan perjanjian fasilitas kredit angsuran berjangka revolving dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dan Rp100.000.000.000 dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 25 Februari 2014 untuk keduanya.
On February 23, 2013, the Company signed a revolving loan facility agreement and a revolving term loan facility agreement (working capital facility) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and Rp100,000,000,000, respectively, with availability period up of 12 months, and will be expired on February 25, 2014 for both facilities.
4. Tanggal 13 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 24 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan telah dilunasi seluruhnya di bulan Februari 2012.
4. On October 13, 2009, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 24 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and has been fully paid in February 2012.
Tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Februari 2014.
On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on February 11, 2014.
57
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 9 Juni 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Juli 2014.
On June 9, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on July 11, 2014.
Tanggal 15 September 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Penarikan dilakukan sebesar Rp76.000.000.000 dan US$2.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2014
On September 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2011. The drawdown were done in Rp76,000,000,000 and US$2,500,000. The term loan facility will mature on December 11, 2014.
Tanggal 12 April 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Juni 2015.
On April 12, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 11, 2015.
Tanggal 21 September 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Desember 2015.
On September 21, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Pan Indonesia Tbk. with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used. The term loan facility will mature on December 11, 2015.
5. Tanggal 27 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan telah dilunasi seluruhnya pada bulan Maret 2013.
5. On October 27, 2009, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and fully paid on March 2013.
58
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 10 Maret 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp150.000.000.000 dan dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 10 September 2014.
On March 10, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp150,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on September 10, 2014.
Pada tanggal 1 Maret 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dan perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Permata Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku pinjaman selama 12 bulan yang akah berakhir pada 1 Maret 2013 untuk pinjaman aksep dan Rp100.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan untuk fasilitas pinjaman berjangka. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 September 2015.
On March 1, 2012, the Company signed a money market facility agreement and a term loan facility agreement with PT Bank Permata Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with 12 months of availability period which will expire on March 1, 2013 for money market facility and Rp100,000,000,000 with 36 months of tenor for term loan facility. The term loan facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 27, 2015.
Pada tanggal 1 Maret 2013, PT Bank Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan secara sementara sampai dengan 30 April 2013.
On March 1, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to temporarily extend the money market facility received by the Company until April 30, 2013.
Pada tanggal 26 April 2013, PT Bank Permata Tbk. telah setuju untuk memperpanjang fasilitas pinjaman aksep (money market line) yang diterima Perusahaan dengan masa berlaku 12 bulan yang akan berakhir pada 1 Maret 2014.
On April 26, 2013, PT Bank Permata Tbk. has agreed to extend the money market facility received by the Company with availability period up of 12 months and will be expired on March 1, 2014.
6. Tanggal 29 Maret 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Agris dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp35.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman berjangka sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir.
6. On March 29, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Agris with a maximum credit limit of Rp35,000,000,000 and 12 months of tenor. The term loan facility has not yet been used, while the facility has been expired.
59
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
7. Tanggal 12 April 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Agustus 2013.
7. On April 12, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in August 2013.
Tanggal 24 Maret 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank OCBC NISP Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah atau Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 8 Juni 2014.
On March 24, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank OCBC NISP Tbk. with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. This facility can be drawdown in Rupiah or US Dollar. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on June 8, 2014.
8. Tanggal 19 April 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juni 2013.
8. On April 19, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and fully paid in June, 2013.
Tanggal 24 Juni 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2010 dan dilunasi seluruhnya pada Juli 2013.
On June 24, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2010 and has been fully paid in July, 2013.
Tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 10 Januari 2014.
On September 30, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on January 10, 2014.
60
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 30 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit ini pada bulan Oktober 2013.
On May 30, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility in Oktober 2013.
Tanggal 24 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 21 Maret 2015.
On February 24, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on March 21, 2015.
Tanggal 8 Mei 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICBC Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp75.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 26 Juli 2016.
On May 8, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICBC Indonesia with a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on July 26, 2016.
9. Tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Victoria International Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Perusahaan melakukan pelunasan dipercepat untuk fasilitas kredit sejumlah Rp25.000.000.000 pada bulan November 2012. Sisanya akan jatuh tempo pada 28 Maret 2014.
9. On July 9, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Victoria International Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The Company made early settlement for credit facility amounting Rp25,000,000,000 in November 2012. The remaining facility will mature on March 28, 2014.
10. Tanggal 1 September 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 April 2014.
10. On September 1, 2010, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on April 7, 2014.
61
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 14 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Juni 2015.
On February 14, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on June 7, 2015.
11. Tanggal 15 Desember 2010, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman masingmasing sejumlah Rp75.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 17 Maret 2014.
11. On December 15, 2010, the Company signed term loan facility and local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk which have a maximum credit limit of Rp75,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011. The loan facility will mature on March 17, 2014.
Tanggal 9 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan penambahan fasilitas kredit lokal dengan PT Bank Central Asia Tbk dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman berjangka sejumlah Rp25.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan penambahan fasilitas kredit lokal sejumlah Rp25.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan, sehingga jumlah maksimal fasilitas pinjaman kredit lokal menjadi Rp50.000.000.000. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011, sedangkan masa berlaku fasilitas kredit lokal telah berakhir pada 15 Desember 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014.
On May 9, 2011, the Company signed a term loan facility and an addition on their previous local credit facility agreement with PT Bank Central Asia Tbk which have a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and addition of Rp25,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility, which had made local credit facility became Rp50,000,000,000 in total. The term loan facility has been fully used in 2011, while the local credit facility has been expired on December 15, 2011. The term loan facility will mature on May 12, 2014.
62
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Tanggal 20 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dan perpanjangan fasilitas kredit lokal yang akan berakhir pada 15 Desember 2011 dengan PT Bank Central Asia Tbk dengan jumlah maksimal fasilitas pinjaman masing-masing sejumlah Rp50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dan Rp50.000.000.000 dengan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman berjangka telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012, sedangkan untuk fasilitas kredit lokal memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 15 Desember 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 13 Februari 2015.
On October 20, 2011, the Company signed a term loan facility and renewal of local credit facility agreement which will be expired on December 15, 2011 with PT Bank Central Asia Tbk which have a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 with tenor of 36 months for term loan facility and Rp50,000,000,000 with availability period of 12 months for local credit facility. The term loan facility has been fully used in 2012, while the local credit facility has 1 (one) year tenor until on December 15, 2013. The term loan facility will mature on February 13, 2015.
12. Tanggal 23 Februari 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman aksep ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan telah dilunasi seluruhnya pada tahun 2012.
12. On February 23, 2011, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has been fully used in 2011 and fully paid in 2012.
Tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp20.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Pinjaman aksep ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan telah dilunasi seluruhnya pada tahun 2012.
On May 27, 2011, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp20,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has been fully used in 2011 and fully paid in 2012.
Tanggal 27 September 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp20.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2012.
On September 27, 2011, the Company signed a money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp20,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2012.
63
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
Pada tanggal 22 Februari 2012, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep sedangkan masa berlaku fasilitas kredit telah berakhir pada 24 Februari 2013.
On February 22, 2012, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. The money market facility has not yet been used, while the facility has been expired on February 24, 2013.
Pada tanggal 5 April 2013, Perusahaan menandatangani perpanjangan fasilitas pinjaman aksep (money market line) dengan PT Bank Capital Indonesia Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp90.000.000.000 dan masa berlaku selama 12 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2013, Perusahaan belum melakukan penarikan atas keseluruhan fasilitas pinjaman aksep. Fasilitas pinjaman aksep ini akan jatuh tempo pada 24 Februari 2014.
On April 5, 2013, the Company signed a renewal of money market facility agreement with PT Bank Capital Indonesia Tbk with a maximum credit limit of Rp90,000,000,000 and 12 months of availability period. Up to December 31, 2013, the money market facility has not yet been used. The money market facility will mature on February 24, 2014.
13. Tanggal 15 Juni 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 11 Agustus 2014.
13. On June 15, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2011. The term loan facility will mature on August 11, 2014.
Tanggal 13 Juni 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Juli 2015.
On June 13, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 27, 2015.
Tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank DKI dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 27 Agustus 2016.
On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on August 27, 2016.
64
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
14. Tanggal 21 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Januari 2015.
14. On October 21, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on January 9, 2015.
Tanggal 23 Juli 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 9 Oktober 2015.
On July 23, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on October 9, 2015.
Tanggal 20 Agustus 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp200.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Penarikan dilakukan sebesar Rp135.000.000.000 dan US$ 1.500.000 pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 20 Desember 2016.
On August 20, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) with a maximum credit limit of Rp200,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The drawdown were done in Rp135,000,000,000 and US$1,500,000 in 2013. The term loan facility will mature on December 20, 2016.
15. Tanggal 31 Januari 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank SBI Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2011 dan telah dilunasi seluruhnya pada bulan Maret 2012.
15. On January 31, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank SBI Indonesia with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and 12 months of tenor. The facility has been fully used in 2011 and fully paid on March 2012.
Tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank SBI Indonesia dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 17 September 2015.
On August 31, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank SBI Indonesia with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on September 17, 2015.
65
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
16. Tanggal 5 Desember 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Commonwealth dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 yang dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Penarikan dilakukan sebesar Rp65.000.000.000 dan US$3.700.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 28 Juni 2015.
16. On December 5, 2011, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Commonwealth with maximum credit limit of Rp100,000,000,000 that can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2012. The drawdown amounted to Rp65,000,000,000 and US$3,700,000. The term loan facility will mature on June 28, 2015.
17. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Harda Internasional dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp25.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 12 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012 dan dilunasi seluruhnya pada Mei 2013.
17. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Harda Internasional with a maximum credit limit of Rp25,000,000,000 and 12 months of tenor. The facility has been fully used in 2012 and fully paid in May, 2013.
18. Tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Kesawan Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 12 Juli 2015.
18. On May 15, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Kesawan Tbk with a maximum credit limit of Rp100,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully used in 2012. The term loan facility will mature on July 12, 2015.
Tanggal 9 April 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank QNB Kesawan Tbk dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp70.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp20.000.000.000 dan US$4.936.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 30 Juli 2016.
On April 9, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank QNB Kesawan Tbk with a maximum credit limit of Rp70,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar. The facility has been fully used ini 2013. The drawdown were done in Rp20,000,000,000 and US$4,936,000. The term loan facility will mature on July 30, 2016.
66
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) a.
b.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) a.
Pinjaman bilateral (lanjutan)
Bilateral loans (continued)
19. Pada tanggal 27 November 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp50.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman ini dapat ditarik dalam Rupiah ataupun Dolar AS dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Penarikan dilakukan sebesar Rp15.000.000.000 dan US$3.500.000. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 7 Mei 2016.
19. On November 27, 2012, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. with a maximum credit limit of Rp50,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility can be drawdown in IDR or US Dollar and has been fully used in 2013. The drawdown were done in Rp15,000,000,000 and US$3,500,000. The term loan facility will mature on May 7, 2016.
20. Pada tanggal 26 Juli 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan PT Bank Ganesha dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah Rp30.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 29 Juli 2016.
20. On July 26, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with PT Bank Ganesha with a maximum credit limit of Rp30,000,000,000 and 36 months of tenor. The facility has been fully drawdown in 2013. The term loan facility will mature on July 29, 2016.
21. Pada tanggal 16 Desember 2013, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman berjangka dengan JA Mitsui Leasing, Ltd dengan jumlah maksimal pinjaman sejumlah US$10.000.000 dan jangka waktu pinjaman selama 36 bulan. Sampai dengan 31 Desember 2013, Perusahaan belum melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman berjangka.
21. On December 16, 2013, the Company signed a term loan facility agreement with JA Mitsui Leasing, Ltd. with a maximum credit limit of US$10,000,000 and 36 months of tenor. Up to December 31, 2013, the term loan facility has not been used by Company.
b.
Pinjaman sindikasi
Syndicated loans 1. On July 18, 2011, the Company signed a Rp600,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. and Bank of China Limited (Jakarta). The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank OCBC NISP Tbk. The facility has been fully used in 2012. The tenor of the facility is 36 months. The term loan facility will mature on April 15, 2015.
1. Pada tanggal 18 Juli 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp600.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank OCBC NISP Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Jawa Barat Banten Tbk., PT Bank Ekonomi Raharja Tbk. dan Bank of China Limited (Jakarta). Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. Pinjaman berjangka ini telah ditarik seluruhnya pada tahun 2012. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 15 April 2015.
67
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan) b.
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued) b.
Pinjaman sindikasi (lanjutan)
Syndicated loans (continued)
2. Pada tanggal 19 Oktober 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka sebesar Rp1.000.000.000.000 dengan sindikasi bank yang terdiri atas PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), dan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. Agen fasilitas dan agen jaminan untuk pinjaman sindikasi ini adalah PT Bank Central Asia Tbk. Jangka waktu pinjaman sindikasi berjangka ini adalah selama 36 bulan dan telah ditarik seluruhnya pada tahun 2013. Fasilitas pinjaman berjangka ini akan jatuh tempo pada 23 September 2016.
2. On October 19, 2012, the Company signed a Rp1,000,000,000,000 syndicated term loan facility agreement with syndicated banks comprising of PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Permata Tbk., Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim), PT Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua), and PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan. The facility and security agent for this syndicated loan is PT Bank Central Asia Tbk. The tenor of the facility is 36 months and has been fully used in 2013. The term loan facility will mature on September 23, 2016.
Pembayaran kembali dari seluruh fasilitas pinjaman yang diterima Perusahaan dilakukan dengan basis bulan, kecuali untuk fasilitas pinjaman dari Bank Ekonomi Rahardja Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) yang pembayarannya dilakukan dengan basis per 3 (tiga) bulan dan PT Bank SBI Indonesia dan PT Bank Ganesha yang pembayaran pokoknya dilakukan dengan basis tahunan.
The repayment of bank loan facilities received by the Company are on monthly basis, except those from PT Bank CIMB Niaga Tbk., Bank Ekonomi Rahardja Tbk and Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), which are on quarterly basis and from PT Bank SBI Indonesia and PT Bank Ganesha which are on annualy basis for the principal repayment.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perusahaan.
The loan facilities are used for the Company’s working capital.
Suku bunga pinjaman pada tahun 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Interest rates of the loan in 2013 and 2012 are as follows:
2013 Rupiah Dolar Amerika Serikat
2012
7,68% - 12,75% 3,57% - 6,35%
7,34% - 12,75% 3,61% - 4,85%
Rupiah United States Dollar
Pinjaman-pinjaman diatas dijamin dengan piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen perusahaan sebesar 100% - 120% dari saldo pinjaman yang terutang (Catatan 5 dan 6).
The above loans are secured with the Company’s finance leases and consumer financing receivables amounting to 100% - 120% from outstanding loan balances (Notes 5 and 6).
Pinjaman Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 akan jatuh tempo dalam tahun-tahun berikut ini:
The Company’s loans as of December 31, 2013 and 2012 will be due on the following years:
Setara Rupiah pada 31 Desember 2013/ Rupiah equivalent at December 31, 2013
Setara Rupiah pada 31 Desember 2012/ Rupiah equivalent at December 31, 2012
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1.376.067.273.351 799.010.946.632 262.079.863.955
1.231.573.097.182 865.169.290.757 292.919.360.522 -
In 2013 In 2014 In 2015 In 2016
Total
2.437.158.083.938
2.389.661.748.461
Total
68
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
12. UTANG KEPADA LEMBAGA KEUANGAN DAN BANK (lanjutan)
12. LOANS FROM FINANCIAL INSTITUTIONS AND BANKS (continued)
Dalam perjanjian-perjanjian fasilitas pinjaman bilateral dan sindikasi yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan menjaga rasio-rasio keuangan dan memenuhi pembatasanpembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, pemberian piutang, pemberian jaminan atau ganti rugi, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengeluaran untuk barang modal, transaksi dengan afiliasi, penghapusan piutang dan security interest. Perusahaan juga diharuskan untuk melaksanakan prosedur-prosedur tertentu dalam kegiatan sewa pembiayaan. Perusahaan telah memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan di atas.
Under the above-mentioned bilateral and syndicated loans facility agrements, the Company is required to maintain certain financial ratios and comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, giving any guarantee or indemnity, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, capital expenditures, transactions with affiliates, forgiveness of receivables and security interest. The Company is also required to conduct certain leasing operation procedures. The Company has complied with all the above requirements.
13. EFEK HUTANG YANG DITERBITKAN
13. DEBT SECURITIES ISSUED Medium-Term Notes (MTN) 31 Desember/December 31 2013
Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 35)
Dikurangi: Biaya emisi MTN yang belum diamortisasi Total - neto
2012
90.000.000.000 60.000.000.000
-
150.000.000.000
-
Third parties Related parties (Note 35)
Less: (599.116.710) 149.400.883.290
-
Unamortized MTN issuance cost Total - net
Pada tanggal 14 November 2013, Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 (MTN) dengan nilai nominal sebesar Rp150.000.000.000. Perusahaan menerbitkan MTN dengan tujuan untuk modal kerja Perusahaan. The MTN memiliki tingkat suku bunga tetap sebesar 9,75% per tahun dan akan jatuh tempo pada 19 November 2014 (Catatan 35).
On November 14, 2013, the Company issued MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 (MTN) with a nominal value of Rp150,000,000,000. The Company issued MTN for the purpose of funding the Company’s working capital. The MTN has a fixed interest rate of 9.75% per annum and will be matured on November 19, 2014 (Note 35).
Pembayaran pokok utang MTN dilakukan dengan pembayaran penuh pada saat jatuh tempo, sedangkan pembayaran bunga dilakukan dengan basis bulanan yaitu setiap tanggal 14 (empat belas), kecuali pembayaran bunga terakhir yang akan dilakukan pada tanggal 19 November 2014 mengikuti pembayaran pokoknya.
Payment on principal of MTN will be a bullet payment on due date, while the payment of it’s interests will be done in monthly basis, on the 14 (fourteen) every months, except for the final interest payment which will be paid on November 19, 2014, simultaneously with the principal payment.
69
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
13. EFEK HUTANG YANG DITERBITKAN (lanjutan)
13. DEBT SECURITIES ISSUED (continued) Under the above-mentioned MTN facility agrements, the Company is required to comply to certain restrictions including not exceeding established limits, among others, in areas of making any loans or granting any credit, doublepledging of guarantees, disposal of assets, changes in business, acquisition of other companies or businesses, bankruptcy petition, reduction of authorized, issued and paid up capital. The Company has complied with the above requirements.
Dalam perjanjian fasilitas MTN yang disebutkan di atas, Perusahaan diharuskan memenuhi pembatasan-pembatasan tertentu termasuk tidak melebihi dari batas yang telah ditetapkan, antara lain, di dalam bidang melakukan pinjaman, melakukan penjaminan ulang atas jaminan, pelepasan aset, perubahan bisnis, akuisisi perusahaan dan bisnis, pengajuan pailit, pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor. Perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan di atas. 14. PERPAJAKAN a.
14. TAXATION a.
Utang pajak
Taxes payable
31 Desember/December 31 2013
b.
2012
Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan pasal 21 karyawan Pajak penghasilan pasal 23, 26 dan lainnya
6.784.984.000 2.751.973.890
9.843.302.000 2.504.086.455
195.141.713
110.123.908
Corporate income tax Employee income tax - article 21 Withholding tax - articles 23, 26 and others
Total
9.732.099.603
12.457.512.363
Total
b.
Manfaat (beban) pajak
Tax benefit (expense)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013
c.
2012
Tahun berjalan Tangguhan
(46.238.222.000) 746.508.437
(50.954.104.000) 561.258.266
Current Deferred
Total
(45.491.713.563)
(50.392.845.734)
Total
c.
Rekonsiliasi pajak
Tax reconciliation The reconciliations of profit before tax (expense) benefit as shown in the statements of comprehensive income and taxable income, are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban) manfaat pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013 Laba sebelum (beban) manfaat pajak Ditambah/(dikurangi) perbedaan tetap: Beban bunga pinjaman Beban pajak Sumbangan Pendapatan bunga deposito Pendapatan jasa giro Penyusutan aset tetap
2012
181.164.283.903
1.635.099.092 24.632.898 205.149.222 (409.515.141) (739.460.561) 86.664.841 181.966.854.254
70
200.528.842.192
845.343.195 568.692.662 209.018.490 (119.213.589) (595.570.126) 134.271.096 201.571.383.920
Profit before tax (expense) benefit Add/(deduct) permanent differences: Interest expense Tax expense Donations Interest income on time deposits Interest income on savings accounts Depreciation of fixed assets
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
14. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
14. TAXATION (continued) c.
Rekonsiliasi pajak (lanjutan)
Tax reconciliation (continued) The reconciliations of profit before tax (expense) benefit as shown in the statements of comprehensive income and taxable income, are as follows: (continued)
Rekonsiliasi antara laba sebelum (beban) manfaat pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan penghasilan kena pajak sebagai berikut: (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013 Ditambah/(dikurangi) perbedaan temporer: Beban kerugian penurunan nilai Penyisihan imbalan kerj a karyawan Penurunan nilai surat berharga Penyusutan aset tetap Amortisasi aset tidak berwujud Laba/(rugi) pelepasan aset tetap Laba pelepasan aset sewa operasi Penyusutan aset sewa operasi Penghasilan kena pajak
2012
Add/(deduct) temporary differences: 2.959.324.000 (62.778.150) (399.244.517) 437.309.192 (14.285.782) 48.348.390 17.360.615 184.952.888.002
(1.736.866.228) 3.494.149.000 (74.643.225) (30.724.785) 28.836.453 180.023.230 384.258.615 203.816.416.980
Provision for impairment losses Provision for employee benefits Decrease in value of marketable securities Depreciation of fixed assets Amortization of intangible asset Gain/(loss) on disposal of fixed assets Gain on disposal of operating assets Depreciation of operating lease asset Taxable income
Reconciliations between tax expense calculated using the prevailing tax rate of accounting profit before tax (expense) benefit and income tax expense as shown in the statements of comprehensive income for the years ended December 31, 2013 and 2012 are as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba akuntansi sebelum (beban) manfaat pajak, dengan beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013 Laba sebelum (beban) manfaat pajak Beban pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku Pengaruh pajak atas perbedaan tetap Beban pajak - neto
2012
181.164.283.903
200.528.842.192
Profit before tax (expense) benefit
45.291.070.975
50.132.210.548
Income tax expense at prevailing tax rate
200.642.588
260.635.186
Effect of permanent differences
45.491.713.563
50.392.845.734
Tax expense - net
71
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
14. PERPAJAKAN (lanjutan) c.
d.
14. TAXATION (continued) c.
Rekonsiliasi pajak (lanjutan)
Tax reconciliation (continued)
Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2013 telah sesuai dengan yang tercantum dalam SPT yang dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak. Taksiran kena pajak diatas akan menjadi dasar dalam pengisian SPT PPh Badan tahun 2013.
The amounts of estimated taxable income for 2013 conform with the SPT filed by the Company to the Tax Office. The estimated taxable income for 2013 will be used as basis in preparation of the 2013 annual corporate tax return.
Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2012 telah sesuai dengan yang tercantum dalam SPT PPh Badan tahun 2012 yang telah dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak.
The amounts of estimated taxable income for 2012 conform with the 2012 annual corporate tax return filed by the Company to the Tax Office. d.
Perhitungan beban pajak penghasilan
Corporate income tax calculation The calculations of current income tax expense and corporate income tax payable are as follows:
Perhitungan beban pajak tahun berjalan dan utang pajak penghasilan badan adalah sebagai berikut:
31 Desember/December 31 2013
2012
Pajak kini
Current Tax
Penghasilan kena pajak
184.952.888.002
203.816.416.980
Taksiran beban pajak penghasilan tahun berjalan Dikurangi: Pajak dibayar di muka
46.238.222.000 (39.453.238.000)
50.954.104.000 (41.110.802.000)
Utang pajak penghasilan badan
6.784.984.000
9.843.302.000
Taxable income Estimated current income tax expense Less: Prepaid income tax Corporate income tax payable
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013
2012
Pajak Tangguhan Manfaat (beban) pajak penghasilan tangguhan terdiri atas: Beban kerugian penurunan nilai Penyisihan imbalan kerja Kenaikan nilai surat berharga Penyusutan aset tetap Amortisasi aset tidak berwujud Rugi pelepasan aset tetap Laba pelepasan aset sewa operasi Penyusutan aset sewa operasi Beban pajak tangguhan
Deferred Tax Deferred income tax benefit (expense) consists of: (739.831.000)
434.216.557 (873.537.250)
15.694.538 99.811.129 (109.327.298) 3.571.446 (12.087.098) (4.340.154)
18.660.806 7.681.196 (7.209.113) (45.005.808) (96.064.654)
(746.508.437)
(561.258.266)
72
Provision for impairment losses Provision for employee benefits Increase in value of marketable securities Depreciation of fixed assets Amortization of intangible asset Loss on disposal of fixed assets Gain on disposal of operating assets Depreciation of operating fixed asset Deferred tax expense
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
14. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
14. TAXATION (continued) e.
Pengaruh dari perbedaan temporer menurut akuntansi dan fiskal pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 sebagai berikut:
The effect of temporary differences between accounting and tax bases as at December 31, 2013 and 2012 were as follows:
31 Desember/December 31 2013 Aset pajak tangguhan: Penyisihan imbalan kerja Surat-surat berharga
3.768.800.500 61.905.137
3.028.969.500 77.599.675
3.830.705.637
3.106.569.175
Liabilitas pajak tangguhan: Aset tetap Aset tidak berwujud Aset sewa operasi
Aset pajak tangguhan - neto
2012
117.196.231 (77.892.333) -
220.578.806 (187.219.631) (16.427.252)
39.303.898
16.931.923
3.870.009.535
3.123.501.098
Manajemen berpendapat bahwa aset tangguhan dapat dipulihkan seluruhnya.
Deferred tax assets: Provision for employee benefits Marketable securities
Deferred tax liabilities: Fixed assets Intangible assets Operating lease assets
Deferred tax assets - net
Management believes that the deferred tax assets can be fully realized.
pajak
15. UTANG LAIN-LAIN
15. OTHER PAYABLES 31 Desember/December 31 2013
2012
Pihak ketiga Utang kepada perusahaan asuransi Utang kepada pemasok Lain-Lain
Third parties 16.857.069.328 38.850.000 14.285.844.479
19.647.851.623 7.233.663.278 13.242.660.500
Total utang lain-lain
31.181.763.807
40.124.175.401
16. UANG MUKA LAIN-LAIN
Payable to insurance companies Payable to suppliers Others Total other payables
16. OTHER ADVANCES 31 Desember/December 31 2013
2012
Pihak ketiga Premi asuransi pelanggan Lain-lain
488.049.106 2.886.160.582
1.163.187.264 2.680.792.729
Third parties Consumer insurance premium Others
Total uang muka lain-lain
3.374.209.688
3.843.979.993
Total other advances
This account mainly represents advances received from customers related to insurance premiums, notary fees and administration charges. The insurance premium and notary fees will be paid to the corresponding insurance companies and the notary.
Akun ini terutama merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan sehubungan dengan premi asuransi, biaya notaris dan biaya administrasi. Premi asuransi dan biaya notaris akan dibayarkan pada perusahaan asuransi dan notaris yang bersangkutan.
73
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
17. BEBAN AKRUAL
17. ACCRUED EXPENSES 31 Desember/December 31 2013
2012
Bunga pinjaman bank Bunga dari efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Lain lain
13.141.823.751
13.961.406.358
731.250.000 357.658.177
728.074.145
Interest on bank loans Interest on debt security issued Medium-term notes Others
Total beban akrual
14.230.731.928
14.689.480.503
Total accrued expenses
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
18. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITIES As mentioned in Note 2o, the Company provides post-employment benefits which consists of defined contribution plans. The Company recognized the employee benefits liabilities based on the actuarial calculations made by Prima Aktuaria in the actuary report dated February 4, 2014 for 2013 and January 29, 2013 for 2012 using the “Projected Unit Credit” method. The key assumptions used for the said actuarial calculations are among others as follows:
Seperti dijelaskan dalam Catatan 2o, Perusahaan mempunyai imbalan pasca-kerja yang terdiri atas imbalan pasca-kerja iuran pasti. Perusahaan mengakui liabilitas atas imbalan pasca-kerja karyawan berdasarkan perhitungan aktuaria yang dihitung oleh Prima Aktuaria dalam laporan aktuaria tertanggal 4 Februari 2014 untuk tahun 2013 dan 29 Januari 2013 untuk tahun 2012 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut: 31 Desember 2013/ December 31, 2013
31 Desember 2012/ December 31, 2013
__________________________________________________________________
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tabel mortalitas Tingkat Cacat Tingkat pengunduran diri Umur pension normal
___________________________________________________________________
9,07% 6,24% 10% 10% Tabel Mortalita Indonesia Commissioner’s Standard 2011 Ordinary 1980 10% dari/from TMI-2011 10% dari/from CSO-1980 10% pada usia sampai dengan 20 tahun dan berkurang hingga 2,50% pada usia 45 tahun/10% up to age 20 then decrease linearly down to 2.50% at age 45 years old 55 tahun/55 years old
Discount rate Salary growth rate Mortality table Disability rate Resignation rate Normal retirement age
Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status dana pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut:
The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2013 and 2012, and the employee benefits expenses recognized in the statements of comprehensive income for the year then ended:
a.
a.
Liabilitas imbalan kerja
Employee benefits liabilities
31 Desember/December 31 2013 Nilai kini liabilitas Total yang belum diakui: - Biaya jasa lalu - Keuntungan aktuarial Penyisihan yang diakui di laporan posisi keuangan
2012
11.286.044.000 3.789.158.000
15.075.202.000
74
14.461.091.000 (46.492.000) (2.298.721.000)
12.115.878.000
Present value obligation Unrecognized amounts: - Past service costs - Actuarial gains Provision recognized in the statements of financial position
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
18. POST-EMPLOYMENT (continued)
BENEFITS
LIABILITIES
Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status dana pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: (lanjutan)
The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2013 and 2012, and the employee benefits expenses recognized in the statements of comprehensive income for the year then ended: (continued)
b.
b.
Beban imbalan kerja
Employees’ benefits expenses
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013 Biaya jasa kini Biaya bunga Amortisasi biaya jasa lalu dan (keuntungan)/kerugian aktuarial Biaya pemberhentian Beban imbalan kerja karyawan - neto
c.
2012
2.004.795.000 904.147.000
2.684.600.000 783.128.000
Current service costs Interest costs
87.882.000 -
26.421.000 995.354.000
Amortization of past service costs and actuarial (gains)/losses Temination costs
2.996.824.000
4.489.503.000
Net employees’ benefits expenses
c.
Mutasi dalam liabilitas (aset) neto yang tercatat dalam laporan posisi keuangan:
Movements in the net liabilities (assets) recognized in the statements of financial position:
31 Desember/December 31 2013
d.
2012
Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran imbalan pasca-kerja Biaya pemberhentian
12.115.878.000 2.996.824.000
Saldo akhir tahun
15.075.202.000
(37.500.000) -
8.621.729.000 4.489.503.000 (995.354.000) 12.115.878.000
d.
Mutasi dalam nilai kini liabilitas
Balance at beginning of year Expenses during the year Post-employment benefits payment Temination costs Balance of end of year
Movements present value benefit obligation
31 Desember/December 31 2013
2012
Saldo awal tahun Biaya jasa kini Biaya bunga Pembayaran imbalan pasca-kerja (Keuntungan) kerugian aktuarial
14.461.091.000 2.004.795.000 904.147.000
12.048.125.000 2.684.600.000 783.128.000
(37.500.000) (6.046.489.000)
(1.054.762.000)
Saldo akhir tahun
11.286.044.000
14.461.091.000
75
Balance at beginning of year Current service costs Interest costs Post-employment benefits payment Actuarial (gain) loss Balance of end of year
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
18. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
18. POST-EMPLOYMENT (continued)
BENEFITS
LIABILITIES
Berikut ini ikhtisar komponen-komponen status dana pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dan beban imbalan kerja karyawan yang dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut: (lanjutan)
The following table summarizes the components of the fund status as at December 31, 2013 and 2012, and the employee benefits expenses recognized in the statements of comprehensive income for the year then ended: (continued)
e.
e.
Tabel berikut menunjukkan analisa sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat diskonto, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan beban jasa kini dan beban bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The following table demonstrates the sensitivity analysis to a reasonably possible change in discount rates, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of December 31, 2013 and 2012:
2013 Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Employee benefits obligation Kenaikan suku bunga sebesar 1% Penurunan suku bunga sebesar 1%
Biaya jasa kini/ Current service cost
(1.452.239.000) 1.726.821.000
(249.103.000) 301.443.000
Increase in interest rate of 1% Decrease in interest rate of 1%
2012 Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Employee benefits obligation Kenaikan suku bunga sebesar 1% Penurunan suku bunga sebesar 1%
f.
Biaya jasa kini/ Current service cost
(1.982.224.000) 2.327.088.000
(369.774.000) 441.404.000
f.
Tabel berikut menunjukkan analisa sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat kenaikan gaji, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap liabilitas imbalan kerja karyawan dan beban jasa kini dan beban bunga pada tanggal 31 Desember 2013:
Increase in interest rate of 1% Decrease in interest rate of 1%
The following table demonstrates the sensitivity analysis to a reasonably possible change in salary growth rate, with all other variables held constant, of the employee benefits obligation and current service cost and interest cost as of December 31, 2013:
2013 Liabilitas imbalan kerja karyawan/ Employee benefits obligation
Kenaikan tingkat gaji sebesar 0,50% Penurunan tingkat gaji sebesar 0,50%
Biaya jasa kini/ Current service cost
425.984.000 (408.024.000)
76
89.269.000 (84.166.000)
Increase in salary growth rate of 0.50% Decrease in salary growth rate of 0.50%
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
19. MODAL SAHAM
19. SHARE CAPITAL The composition of shareholders of the Company as of December 31, 2013 and 2012 based on PT EDI Indonesia, Securities Administration Bureau, is as follows:
Komposisi pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek PT EDI Indonesia adalah sebagai berikut:
Total saham/ Number of Shares
Ditempatkan dan disetor penuh Rupiah/ Issued and paid up capital Rupiah
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 31 Desember/December 31
Pemegang Saham/ Shareholders
2013
2012
2013
2012
2013
2012
PT Sari Dasa Karsa PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Barclays Bank Plc Hong Kong-Wealth Management Masyarakat (masingmasing tidak melebihi 5%)/ Public (individually less than 5%)
1.112.584.069
1.112.584.069
67,60
67,60
278.146.017.250
278.146.017.250
133.281.585
133.281.585
8,10
8,10
33.320.396.250
33.320.396.250
81.902.909
101.902.909
4,98
6,19
20.475.727.250
25.475.727.250
318.027.491
298.027.491
19,32
18,11
79.506.872.750
74.506.872.750
Total
1.645.796.054
1.645.796.054
100,00
100,00
411.449.013.500
411.449.013.500
Komisaris dan Direksi Perusahaan tidak memiliki kepemilikan saham atas Perusahaan.
The Commissioners and Directors of Company do not have ownership on the shares of Company.
Sejak penawaran umum saham ke masyarakat pada bulan Maret 1990, Perusahaan telah melakukan beberapa kali perubahan modal saham melalui tindakan korporasi. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 1b.
Since the public offering held on March 1990, the Company’s share capital has been changed several times through the corporate actions. Futher details are disclosed in Note 1b.
Perusahaan meningkatkan sahamnya dari 1.436.122.312 saham menjadi 1.645.796.054 melalui penerbitan saham bonus dengan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp52.418.435.500 menjadi modal ditempatkan dan disetor penuh (Catatan 20).
The Company increased its shares from 1,436,122,312 shares to 1,645,796,054 shares through bonus share issuance by capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp52,418,435,500 into issued and paid up capital (Note 20).
Pada tanggal 6 September 2013, persentase kepemilikan Barclays Bank Plc Hongkong-Wealth Management menjadi di bawah 5%.
On September 6, 2013, percentage of ownership Barclays Bank Plc Hongkong-Wealth Management became under 5%.
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR
20. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Saldo akun ini merupakan jumlah yang timbul dari perbedaan antara nilai nominal per saham dengan harga pasar saham yang diterbitkan dikurangi jumlah yang dikapitalisasi sebagai modal saham bonus dan jumlah yang timbul dari perbedaan antara harga pasar dan harga nominal saham yang diterbitkan sebagai bagian dari restrukturisasi utang.
The balance of this account represents the amount resulting from the difference between the share offering price and par value of shares issued, less amounts capitalized as bonus share capital and the amount resulting from the difference between the market price and par value of shares issued, as part of the debt restructuring.
Tambahan modal disetor dari penawaran umum awal adalah Rp13.125.000.000 dimana sejumlah Rp12.000.000.000 dikapitalisasi sebagai modal saham pada tanggal 17 Mei 1993 melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
The additional paid-in capital from the initial public offering was Rp13,125,000,000 of which Rp12,000,000,000 was capitalized as share capital on May 17, 1993 through a bonus shares issue (Note 1b).
77
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR (lanjutan)
20. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL (continued)
Pada tanggal 9 Juli 1994, Perusahaan menerbitkan 18.000.000 saham baru pada harga Rp3.500 per lembar yang menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 (Catatan 1b).
On July 9, 1994, the Company issued 18,000,000 new shares based on a rights issue offered at Rp3,500 per share resulting in additional paid-in capital of Rp45,000,000,000 (Note 1b).
Pada tanggal 19 Juni 1995, Perusahaan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp45.000.000.000 ini menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On June 19, 1995, the Company capitalized this Rp45,000,000,000 additional paid-in capital into share capital via a bonus shares issue (Note 1b).
Pada tanggal 5 Februari 2004, Perusahaan menerbitkan 270.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp500 per saham kepada pemberi pinjaman sebagai bagian dari restrukturisasi utang. Perbedaan antara nilai nominal per saham Rp500 dengan harga pasar per saham Rp1.025 menghasilkan tambahan modal disetor sebesar Rp141.750.000.000 (Catatan 1b).
On February 5, 2004, the Company issued 270,000,000 new common shares with a nominal value of Rp500 per share to its lenders as part of the debt restructuring. The differrence between the nominal value of the share of Rp500 and the market value of a share of Rp1,025 has resulted in additional paid-in capital amounting to Rp141,750,000,000 (Note 1b).
Pada tanggal 22 Februari 2005, 6 Mei 2005 dan 15 November 2005 sejumlah 49.351.247 waran telah dikonversi menjadi saham biasa dimana harga per lembar waran tersebut adalah Rp700, sehingga menghasilkan agio sebesar Rp9.870.249.400 (Catatan 1b).
On February 22, 2005, May 6, 2005 and November 15, 2005, 49,351,247 warrants were converted to new common shares at exercise price of Rp700 per share. This transaction has resulted in additional paid-in capital of Rp9,870,249,400 (Note 1b).
Pada tanggal 28 Mei 2007, Perusahaan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp99.870.249.250 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On May 28, 2007, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp99,870,249,250 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b).
Pada tanggal 24 Mei 2012, Perusahaan mengkapitalisasi tambahan modal disetor sebesar Rp52.418.435.500 menjadi modal saham melalui penerbitan saham bonus (Catatan 1b).
On May 24, 2012, the Company capitalized part of its additional paid-in capital amounting Rp52,418,435,500 into share capital through a bonus share issuance (Note 1b).
21. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM
21. DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Buana Finance Tbk. yang diaktakan dalam Akta No. 265 tanggal 26 April 2012 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2011 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp50 per saham, dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp30 per saham yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 5 Desember 2011 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp28.722.446.240.
Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 265 dated April 26, 2012 of Notary Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, the shareholders approved to use of 2011 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp50 per share, provided that it will be calculated with the interim dividends of Rp30 per share which has been distributed and paid to shareholders on December 5, 2011 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp28,722,446,240.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp28.702.423.048 pada bulan Juni 2012 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.
The Company had paid cash dividends to shareholders in the amount of Rp28,702,423,048 in June 2012 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.
78
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
21. DIVIDEN DAN CADANGAN UMUM (lanjutan)
21. DIVIDENDS (continued)
AND
GENERAL
RESERVE
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi tanggal 29 Oktober 2012 No. 037/SKEP-DIR/BNF/X/12 tentang Pembagian Dividen Interim Tahun Buku 2012, Direksi menetapkan bahwa Perusahaan membayarkan dividen interim kepada pemegang saham atas laba tahun 2012 sebesar Rp30 per lembar saham. Jumlah aktual dividen interim yang didistribusikan adalah sebesar Rp49.373.881.620. Dividen interim dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perusahaan pada tanggal 22 November 2012.
According to the Board of Directors Decision Letter dated October 29, 2012 No. 037/SKEP-DIR/BNF/X/12 regarding the distribution of Interim Dividend for the year 2012, Directors resolved that the Company would distribute interim dividends to shareholders from profits generated in 2012 amounting to Rp30 per share. Total actual interim dividends distributed amounted to Rp49,373,881,620. The interim dividends will be distributed to stockholders whose name were listed in the Company’s list of stockholders as of November 22, 2012.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen interim kepada pemegang saham sebesar Rp49.339.658.265 pada bulan Desember 2012 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.
The Company had paid interim dividends to shareholders in the amount of Rp43,339,658,265 in December 2012 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.
Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Buana Finance Tbk. Yang diaktakan dalam Akta No. 279 tanggal 28 Mei 2013 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,MSi, pemegang saham menyetujui penggunaan laba neto tahun 2012 untuk: (a) pembagian dividen tunai sebesar Rp60 per saham, dengan ketentuan dividen tunai tersebut akan diperhitungkan dengan dividen interim sebesar Rp30 per saham yang telah dibagi dan dibayarkan kepada pemegang saham pada tanggal 6 Desember 2012 (b) dialokasikan ke dalam cadangan umum sebesar Rp1.000.000.000 dan (c) sisa keuntungan dimasukkan ke dalam saldo laba. Jumlah aktual dividen tunai yang didistribusikan adalah sebesar Rp49.373.881.620.
Based on the Resolution of the Annual General Meeting of Shareholders and Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Buana Finance Tbk. which was notarized in Deed No. 279 dated May 28, 2013 of Notary Dr. Irawan Soerodjo S.H.,MSi, the shareholders approved to use of 2012 net profit for: (a) distribution of cash dividends of Rp60 per share, provided that it will be calculated with the interim dividends of Rp30 per share which has been distributed and paid to shareholders on December 6, 2012 (b) appropriation for general reserve in the amount of Rp1,000,000,000 and (c) the remaining profit as retained earnings. Total actual cash dividends distributed amounted to Rp49,373,881,620.
Perusahaan telah melakukan pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp49.339.658.262 pada bulan Juli 2013 dan sisa dividen yang belum dibayarkan (belum diambil oleh pemegang saham warkat) disajikan sebagai utang dividen.
The Company had paid cash dividends to shareholders in the amount of Rp49,339,658,262 in July 2013 and the remaining unclaimed dividends (not yet claimed by holders of script shares) are presented as dividends payables.
Jumlah utang dividen yang belum diambil oleh pemegang saham di 2013 dan 2012 masingmasing sebesar Rp181.258.688 dan Rp147.035.333.
Unclaimed dividiends payable by holders of script shares in 2013 and 2012 amounting to Rp181,258,688 and Rp147,035,333, respectively.
79
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
22. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
22. FINANCE LEASE INCOME
Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi sewa pembiayaan yang meliputi barang modal untuk konstruksi, pertambangan, pertanian, perkebunan, transportasi dan lain-lain. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
This account represents income arising from finance leases involving various capital goods for construction, mining, agricultural, plantation, transportation and other sectors. No income from single customer of more than 10% of the total income for the years ended December 31, 2013 and 2012.
Pendapatan sewa pembiayaan termasuk amortisasi atas pendapatan provisi dan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang sewa pembiayaan sebesar Rp29.999.628.954 dan Rp26.056.435.756 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Finance lease income includes amortization of provison fee and income on insurance premium discount and transaction cost on lease receivables amounting to Rp29,999,628,954 and Rp26,056,435,756 in December 31, 2013 and 2012, respectively.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan sewa pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi.
The Company does not have financing lease income originated from related party.
23. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
23. CONSUMER FINANCING INCOME
Akun ini merupakan pendapatan yang berasal dari transaksi pembiayaan untuk pembelian barangbarang konsumsi. Tidak ada pelanggan dengan nilai pendapatan neto melebihi 10% dari jumlah pendapatan untuk tahun berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
This account represents income arising from financing transactions for consumer goods. No income from single customer of more than 10% of total income for the years then ended December 31, 2013 and 2012.
Pendapatan pembiayaan konsumen termasuk amortisasi atas pendapatan selisih premi asuransi dan biaya transaksi piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp6.592.283.836 dan Rp7.676.307.394 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Consumer financing income included amortization of income on insurance premium discount and transaction cost on consumer financing receivables amounting to Rp6,592,283,836 and Rp7,676,307,394 in December 31, 2013 dan 2012, respectively.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan pembiayaan konsumen yang berasal dari pihak berelasi.
The Company does not have consumer financing income originated from related party.
24. PENDAPATAN BUNGA
24. INTEREST INCOME
Akun ini merupakan pendapatan bunga dari penempatan deposito, jasa giro dan denda bunga atas keterlambatan pembayaran piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen.
This account represents interest income from time deposits, current accounts, and penalties applied for late payment of leases and consumer finance installments.
Perusahaan tidak memiliki pendapatan bunga yang berasal dari pihak berelasi.
The Company does not have interest income originated from related party.
80
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
25. PENDAPATAN LAIN-LAIN - NETO
25. OTHER INCOME - NET Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013
2012
Pendapatan administrasi Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus bukukan Keuntungan atas pelepasan aset tetap Kerugian atas pelepasan aset sewa operasi Pendapatan rupa-rupa
6.252.825.173
5.200.574.107
(1.701.784.616) 1.910.518.848
1.295.815.415
Administration income Recoveries on receivables previously written-off Gain on disposal of fixed assets Loss on disposal of leased operating asset Miscellaneous income
4.709.552.889
2.231.810.113
477.755.824
2.613.492.230
Neto
11.648.868.118
11.341.691.865
Net
Income and transaction cost is amortized using effective interest rate method and stated as finance lease income, consumer financing income and factoring income.
Pendapatan dan biaya transaksi di amortisasi berdasarkan metode tingkat bunga efektif dan disajikan sebagai pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen dan pendapatan anjak piutang. 26. BEBAN KEUANGAN
26. FINANCING COSTS Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013
2012
Bunga pinjaman bank Premi swap Bunga atas efek utang yang diterbitkan - Medium-term notes Lain-lain
258.386.582.705 8.778.377.146
224.130.093.697 18.423.397.331
2.001.747.540 176.303.488
625.997.800
Interest on bank loans Swap premium Interest on debt securities issued - Medium-term notes Others
Total
269.343.010.879
243.179.488.828
Total
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013
Gaji dan tunjangan Sewa Penyusutan dan amortisasi (Catatan 10 dan 11) Imbalan kerja karyawan Asuransi Pelatihan dan rekrutmen Jasa manajemen Transportasi dan komunikasi Pemeliharaan dan perbaikan Alat-alat tulis dan perlengkapan Listrik Jasa profesional Perizinan dan pengurusan Jasa konsultan Administrasi bank dan meterai Lainnya Total
2012
74.860.496.149 5.993.431.410
65.269.320.393 5.412.106.143
5.920.375.547 2.996.824.000 2.683.373.518 2.597.809.005 2.553.082.695 2.255.411.855 1.536.218.270 1.423.041.555 1.145.258.905 788.717.355 363.027.505 232.382.820 66.204.382 2.827.086.411
6.296.069.900 4.489.503.000 2.373.438.661 1.532.580.744 2.169.083.727 2.444.948.225 1.508.089.007 1.753.159.098 1.063.931.464 830.843.002 502.016.907 134.125.800 58.980.061 5.124.881.958
Salaries and benefits Rent Depreciation and amortization (Notes 10 and 11) Employee benefits Insurance Training and recruitment Management fee Transportation and communication Repairs and maintenance Stationery and supplies Electricity Professional fees License fees Consultant fees Bank charges and stamp duties Others
108.242.741.382
100.963.078.090
Total
81
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
28. LABA (RUGI) SELISIH KURS - NETO
28. FOREIGN EXCHANGE GAIN (LOSS) - NET This account represents gain or losses arising from the fluctuation of the exchange rates between Rupiah and US Dollar for the years ended December 31, 2013 and 2012.
Akun ini merupakan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat fluktuasi selisih kurs antara Rupiah dengan Dolar Amerika Serikat selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. 29. BEBAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
29. PROVISION FOR IMPAIRMENT LOSSES
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31 2013
2012
Piutang sewa pembiayaan (Catatan 5) Piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6) Anjak piutang (Catatan 7)
48.297.569.410
23.441.930.270
16.364.519.264 (8.478.766)
18.607.086.765 8.478.766
Financing lease receivables (Note 5) Consumer financing receivables (Note 6) Factoring receivables (Note 7)
Total
64.653.609.908
42.057.495.801
Total
30. LABA PER SAHAM DASAR
30. BASIC EARNINGS PER SHARE Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember/ Year ended December 31
Laba neto Rata-rata tertimbang jumlah saham ditempatkan dan disetor
2013
2012
135.672.570.340
150.135.996.458
Net profit
1.645.796.054
1.645.796.054
Weighted average number of shares issued and outstanding
82
91
Basic earnings per share
Laba per saham dasar
As mentioned in Note 1b and 20, in 2012, the Company distributed bonus shares, which were issued from the capitalization of additional paid-in capital.
Seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 1b dan 20, pada tahun 2012 Perusahaan mengeluarkan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor. 31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan perusahaan terfokus pada ketidakpastian pasar keuangan dan meminimumkan potensi kerugian yang berdampak pada kinerja Perusahaan.
The Company is exposed to market risk, credit risk, and liquidity risk. The Company’s overall risk management program focuses on the uncertainty of financial markets and seeks to minimize potential adverse effects on the Company’s financial performance.
Risiko pasar
Market risk
Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar terkait dengan risiko tingkat suku bunga dan risiko selisih kurs mata uang asing antara Rupiah dan Dolar Amerika Serikat. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut adalah dengan melakukan kontrak derivatif.
The Company’s market risks pertain to interest and foreign exchange rate risk between Rupiah and US Dollar. Market risks are managed by entering into derivatives
82
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
•
•
Risiko tingkat bunga
Interest rate risk
Risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam suku bunga pasar. Kebijakan Perusahaan untuk mengelola risiko tersebut dengan mengupayakan pinjaman dengan suku bunga tetap yang berimbang terhadap total sumber pendanaan.
Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company’s policy is to manage related risk by obtaining loans using fixed rate.
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga:
The following tables represent a breakdown of maturity dates of the Company’s assets and liabilities which are affected by interest rate:
31 Desember 2013/December 31, 2013 Bunga tetap/Fixed Interest Bunga mengambang/ Floating interest ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Aset non-keuangan Total aset LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan Total liabilitas Neto
Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year
Tidak dikenakan bunga/Non interest sensitive
1-3 tahun/ 1-3 years
Lebih dari 3 tahun/ More than 3 years
1.270.026.648.380 238.821.154.754 2.373.504.929
54.298.235.568 11.295.573.808 853.447.308
Total
20.837.668.203
-
-
-
-
20.837.668.203
ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts
-
-
-
-
798.060.000 55.583.952.776
798.060.000 55.583.952.776
Advances, prepayments and other Non-financial assets
80.969.930.379 2.038.478.088.989
1.511.221.308.063
66.447.256.684
73.354.536.741
3.770.471.120.856
Total assets
356.973.516.439 1.123.076.961.958
957.107.605.541
-
-
2.437.158.083.938
55.352.691.167 31.094.500.000 794.473.250 1.669.115.688.927 3.985.097.759 335.263.422.873 1.721.970.771 1.282.506.418
129.020.000 177.354.450 16.666.149.515
86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608,170
-
149.400.883.290 -
-
-
181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
246.330.410 -
-
-
-
48.961.356.080
246.330.410 48.961.356.080
LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payable Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties
357.219.846.849 1.272.477.845.248
957.107.605.541
-
80.448.634.009
2.667.253.931.647
Total liabilities
554.113.702.522
66.447.256.684
(7.094.097.268)
1.103.217.189.209
Net
(276.249.916.470)
766.000.243.741
31 Desember 2012/December 31, 2012 Bunga tetap/Fixed Interest Bunga mengambang/ Floating interest ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Aset non-keuangan Total aset
Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year
Tidak dikenakan bunga/Non interest sensitive
1-3 tahun/ 1-3 years
Lebih dari 3 tahun/ More than 3 years
1.224.420.941.379 301.473.200.278 2.229.977.662
34.443.071.532 5.555.095.368 521.546.642
Total
20.719.734.828
-
-
-
-
20.719.734.828
ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts
-
-
-
-
768.060.000 53.292.937.990
768.060.000 53.292.937.990
Advances, prepayments and other Non-financial assets
59.995.413.691 1.802.514.034.163
1.528.124.119.319
40.519.713.542
64.036.665.611
3.495.189.946.326
Total assets
39.131.952.172 10.000.000.000 143.726.691 1.413.833.721.148 373.284.368.015 4.328.484.185 1.067.460.815
83
129.000.000 114.576.300 9.732.091.321
49.260.952.172 114.576.300 2.672.841.460.750 680.312.663.661 4.328.484.185 13.551.076.440
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
•
•
Risiko tingkat bunga (lanjutan)
Interest rate risk (continued) The following tables represent a breakdown of maturity dates of the Company’s assets and liabilities which are affected by interest rate: (continued)
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga: (lanjutan) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Bunga tetap/Fixed Interest
LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan Total liabilitas Neto
Kurang dari 1 tahun/ Less than 1 year
Lebih dari 3 tahun/ More than 3 years
489.020.405.781 -
969.646.237.541 -
930.995.105.139 -
-
147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
2.389.661.748.461 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
1.103.942.940 -
-
-
-
47.001.947.391
1.103.942.940 47.001.947.391
LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Dividends payable Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties
490.124.348.721
969.646.237.541
930.995.105.139
-
89.686.376.013
2.480.452.067.414
Total liabilities
(430.128.935.030)
832.867.796.622
597.129.014.180
40.519.713.542
(25.649.710.402)
1.014.737.878.912
Net
1-3 tahun/ 1-3 years
Kenaikan (penurunan) suku bunga dalam basis poin/Increase (decrease) on interest rate in basis points Tahun: 2013 Tahun: 2012
Total
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in interest rates, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax (through the impact on floating interest rate):
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan (melalui dampak dari suku bunga mengambang):
•
Tidak dikenakan bunga/Non interest sensitive
Bunga mengambang/ Floating interest
Dampak terhadap laba sebelum pajak/ Effect on profit before tax
+100 -100
4.067.441.498 (4.067.441.498)
+100 -100
6.528.842.263 (6.528.842.263)
•
Risiko selisih kurs mata uang asing
Year: 2013 Year: 2012
Foreign exchange risk Foreign currency risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchanges rates. The Company’s exposure to the risk of changes in foreign exchange rates relates to primarily the bank loan facilities in US Dollar currency (Note 12). The Company manages this risk by entering into a cross currency swap contract. The term loan and cross currency swap contract have the same critical terms (Note 8).
Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Perusahaan terpengaruh risiko perubahan mata uang asing terutama berkaitan dengan fasilitas pinjaman dari bank dalam mata uang Dolar Amerika Serikat (Catatan 12). Perusahaan mengelola risiko ini dengan melakukan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga. Pinjaman kredit berjangka dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga mempunyai persyaratan kritikal yang sama (Catatan 8).
84
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko pasar (lanjutan)
Market risk (continued)
•
•
Risiko selisih kurs mata uang asing (lanjutan)
The following tables demonstrate the sensitivity to a reasonably possible change in foreign exchange rates between Rupiah and US Dollar, with all other variables held constant, of the Company’s profit before tax:
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat kurs pertukaran Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap laba sebelum pajak Perusahaan: Kenaikan (penurunan) kurs mata uang asing dalam basis persentase/ Increase (decrease) on foreign exchange rate in percetage Tahun: 2013 Tahun: 2012
Foreign exchange risk (continued)
Dampak terhadap laba sebelum pajak/ Effect on profit before tax
+10% -10%
1.392.155.823 (1.392.155.823)
+10% -10%
21.316.530.900 (21.316.530.900)
Year: 2013 Year: 2012
Risiko kredit
Credit risk
Risiko kredit adalah risiko jika pihak lawan tidak memenuhi liabilitasnya dalam kontrak pelanggan yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan menghadapi risiko kredit, yaitu ketidakmampuan konsumen untuk membayar kembali pembiayaan yang diberikan. Risiko ini terjadi jika kelayakan pelanggan dan piutang pembiayaan konsumen, sewa guna usaha dan anjak piutang tidak dikelola dengan baik. Perusahaan menerapkan kebijakan pemberian kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian, melakukan monitoring portofolio kredit secara berkesinambungan dan melakukan pengelolaan atas penagihan angsuran untuk meminimalkan risiko kredit.
Credit risk is the risk that counterparty will not meet its obligations under a debtor contract, leading to a financial loss. The Company is exposed to credit risk from the defaulting customers. Improper assessment on debtor’s credit worthiness and collection management will trigger the credit risk. The Company applies prudent credit acceptance policies, performing ongoing credit portfolio monitoring as well as managing the collection of customer financing, financing leases and factoring receivables in order to minimize the credit risk exposure.
Pengelolaan risiko kredit perusahaan diarahkan untuk meningkatkan keseimbangan antara ekspansi kredit yang sehat dengan pengelolaan kredit secara prudent agar terhindar dari penurunan kualitas atau menjadi Non-Performing Loan (NPL), serta mengelola penggunaan modal untuk memperoleh return yang optimal. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses peninjauan dan analisa kredit sebelum disetujui oleh Komite Kredit.
The Company’s credit risk management is directed to improve the balance between healthy credit expansion with a prudent credit management prevent the decline in loan quality or the onset of Non-Performing Loan, and to manage capital towards obtaining optimal rates of return. It starts from the process of screening credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process before being approved by the Credit Committee.
85
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 30/PMK.010/2010 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non-Bank dan Peraturan Ketua Bapepam-LK No. PER-05/BL/2011 tentang Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Perusahaan Pembiayaan.
The Company also implemented the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 30/PMK.010/2010 regarding the Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions and the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Board (Bapepam-LK) Regulation No. PER-05/BL/2011 regarding the Manual for Implementation of Know Your Customer Principles for Multifinance Companies.
Tahun 2012, Perusahaan juga telah menjalankan aturan uang muka kendaraan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 43/PMK.010/2012 tentang “Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan Bermotor Pada Perusahaan Pembiayaan” serta Surat Edaran BI No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor yang diberlakukan sejak 15 Juni 2012.
In 2012, the Company also has implemented down payment regulation as regulated in the Ministry of Finance Regulation No. 43/PMK.010/2012 concerning “Down Payment for Consumer Financing”, and Bank Indonesia Circular Letter No.14/10/DPNP dated 15 March 2012 concerning The Application of Bank’s Risk Management on Mortgages and Motor Vehicle Credit effective 15 June 2012.
Untuk setiap kategori aset keuangan, Perusahaan mengungkapkan eksposur maksimum terhadap risiko kredit dan analisa konsentrasi risiko kredit.
For each financial asset category, the Company discloses the maximum exposure to credit risk and concentration of credit risk analysis.
i.
i.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
Maximum exposure to credit risk
Eksposur Perusahaan terhadap risiko kredit hampir seluruhnya berasal dari piutang investasi neto dalam sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, dimana eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat.
The Company’s exposure to credit risk mainly comes from the net investments in financial leases and consumer financing receivables, of which the maximum exposure to credit risk equals to the carrying amount.
Tabel di bawah ini menggambarkan jumlah eksposur maksimal risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan:
The following table sets out the total maximum credit risk and risk concentration exposure of the Company:
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012 Korporasi - pihak ketiga Perorangan - pihak ketiga
2.126.314.082.746 1.550.896.706.572
1.912.970.721.037 1.514.850.482.615
Corporation - third parties Individual - third parties
Total
3.677.210.789.318
3.427.821.203.652
Total
86
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
Credit risk (continued)
ii.
ii.
Analisis konsentrasi risiko kredit
Concentration of credit risk analysis As of December 31, 2013 and 2012 credit risk exposure of financial asset is divided into:
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 eksposur risiko kredit atas aset keuangan terbagi atas:
31 Desember 2013/December 31, 2013 Mengalami Penurunan Nilai/ Impaired Investasi sewa pembiayaan neto Cadangan kerugian penurunan nilai
Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Non-impaired
39.732.264.359
Total
3.030.896.104.182
3.070.628.368.541 (76.393.322.416)
Neto Piutang pembiayaan konsumen Cadangan kerugian penurunan nilai
4.142.631.154
600.717.818.852
2.994.235.046.125
Net
604.860.450.006
Consumer financing receivables Allowance for impairment losses
(15.495.200.812)
Neto Tagihan anjak piutang Cadangan kerugian penurunan nilai
-
1.721.970.771
Neto
Net investment in finance leases Allowance for impairment losses
589.365.249.194
Net
1.721.970.771 -
Factoring receivables Allowance for impairment losses
1.721.970.771
Net
31 Desember 2012/December 31, 2012 Mengalami Penurunan Nilai/ Impaired Investasi sewa pembiayaan neto Cadangan kerugian penurunan nilai
Tidak Mengalami Penurunan Nilai/ Non-impaired
24.058.683.070
2.702.802.202.431
3.738.287.942
692.885.067.258
-
4.336.962.951
Net
696.623.355.200
Consumer financing receivables Allowance for impairment losses
680.312.663.661
Net
4.336.962.951
Factoring receivables Allowance for impairment losses
(8.478.766)
Neto
Net investment in finance leases Allowance for impairment losses
2.672.841.460.750
(16.310.691.539)
Neto Tagihan anjak piutang Cadangan kerugian penurunan nilai
2.726.860.885.501 (54.019.424.751)
Neto Piutang pembiayaan konsumen Cadangan kerugian penurunan nilai
Total
4.328.484.185
Net
Financing receivables with installments overdue for more than 90 days are classified as impaired financial assets.
Piutang pembiayaan yang pembayaran angsurannya telah menunggak lebih dari 90 hari diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang mengalami penurunan nilai.
87
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas
Liquidity risk
Perusahaan memantau risiko likuiditas dengan menggunakan analisa gap yang mengukur mismatch antara jatuh tempo aset dan liabilitas. Metode analisa profil jatuh tempo diperkuat dengan proyeksi arus kas dan scenario analysis untuk mengetahui besarnya potensi kerugian atau dampak terhadap arus kas, laba, dan permodalan pada kondisi pasar yang tidak normal atau ekstrim dari eksposur risiko likuiditas.
The Company monitors liquidity risk by using gap analysis which measures the mismatch between assets and liabilities maturity. Maturity profile analysis method supported by cash flow projection and scenario analysis are performed to assess potential loss or effect to cash flow, earnings and equity in the abnormal or extreme market condition from liquidity risk exposure.
Kebijakan Perusahaan dalam mengelola risiko ini adalah dengan melakukan mirroring waktu jatuh tempo sumber dana agar memiliki durasi yang mendekati profil waktu jatuh tempo aset.
The Company manages such risk by mirroring the maturity period of the funding in order to have similar period with the assets' maturity profile.
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan pembayaran kontraktual:
The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2013 and 2012 based on contractual payments:
31 Desember 2013/December 31, 2013
ASET KEUANGAN Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Aset non-keuangan Total aset
Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Does not have contractual due date
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
55.481.711.167 177.354.450 -
31.094.500.000 507.009.357.757 95.195.922.585 1.721.970.771 9.118.835.352
1.162.505.079.096 240.263.277.126 3.218.904.449
1.270.422.373.704 239.315.943.993 5.969.216.929
1-3 tahun/ 1-3 years
>3 tahun/ >3 years
Total
-
127.211.352
-
20.710.456.851
-
20.837.668.203
FINANCIAL ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts
55.583.952.776
30.000.000 -
768.060.000 -
-
-
798.060.000 55.583.952.776
Advances, prepayments and other Non-financial assets
111.243.018.393
644.297.797.817
1.406.755.320.671
1.536.417.991.477
71.756.992.498
3.770.471.120.856
Total assets
-
402.135.762.447
973.931.510.904
1.061.090.810.587
-
2.437.158.083.938
149.558.782.187 -
-
-
149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
-
246.330.410 48.961.356.080
FINANCIAL LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payables Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties
54.298.235.568 14.590.105.490 2.868.651.440
86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170
LIABILITAS KEUANGAN Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan
48.961.356.080
246.330.410 -
-
-
Total liabilitas
48.961.356.080
433.711.471.889
1.123.490.293.091
1.061.090.810.587
-
2.667.253.931.647
Total liabilities
Neto
62.281.662.313
210.586.325.928
283.265.027.580
475.327.180.890
71.756.992.498
1.103.217.189.209
Net
-
(157.898.897) 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
88
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko likuiditas (lanjutan)
Liquidity risk (continued)
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berdasarkan pembayaran kontraktual: (lanjutan)
The tables below summarize the maturity profile of the Company’s assets and liabilities at December 31, 2013 and 2012 based on contractual payments: (continued)
31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual/ Does not have contractual due date
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
39.260.952.172 114.576.300 -
10.000.000.000 413.249.390.956 107.404.133.248 4.328.484.185 5.376.865.593
1.000.651.744.620 265.880.234.767 2.708.238.983
1.224.497.253.642 301.473.200.278 4.220.033.452
34.443.071.532 5.555.095.368 1.245.938.412
49.260.952.172 114.576.300 2.672.841.460.750 680.312.663.661 4.328.484.185 13.551.076.440
1-3 tahun/ 1-3 years
>3 tahun/ >3 years
Total
ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Aset non-keuangan
-
387.141.168
-
20.332.593.660
-
20.719.734.828
ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts
53.292.937.990
-
718.060.000 -
50.000.000 -
-
768.060.000 53.292.937.990
Advances, prepayments and other Non-financial assets
Total aset
92.668.466.462
540.746.015.150
1.269.958.278.370
1.550.573.081.032
41.244.105.312
3.495.189.946.326
Total assets
LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Liabilitas non-keuangan
-
341.959.701.500 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
889.613.395.682 -
1.158.088.651.279 -
-
2.389.661.748.461 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
47.001.947.391
1.103.942.940 -
-
-
-
1.103.942.940 47.001.947.391
LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Dividends payables Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts Non-financial liabilties
Total liabilitas
47.001.947.391
385.748.073.062
889.613.395.682
1.158.088.651.279
-
2.480.452.067.414
Total liabilities
Neto
45.666.519.071
154.997.942.088
380.344.882.688
392.484.429.753
41.244.105.312
1.014.737.878.912
Net
32. PENGELOLAAN MODAL
32. CAPITAL MANAGEMENT
Kebijakan Perusahaan adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.
The Company’s policy is to maintain a healthy capital structure in order to secure access to funding at a reasonable cost.
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
The primary objective of the Company’s capital management is to ensure that it maintains healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.
Selain itu, Perusahaan dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan Terbatas efektif tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengkontribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh ke dalam dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut dipertimbangkan oleh Perusahaan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
In addition, the Company is also required by the Corporate Law effective on August 16, 2007 to contribute and maintain a non-distributable reserve fund until the said reserve reaches 20% of the issued and fully paid share capital. This externally imposed capital requirements are considered by the Company at the Annual General Shareholders’ Meeting.
89
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
32. PENGELOLAAN MODAL (lanjutan)
32. CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian terhadap perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman.
The Company manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of the changes in economic conditions. To maintain or adjust its capital structure, the Company may adjust the dividend payment to shareholders, issue new shares or fund the Company through loans/bank loans.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 26 April 2012 yang diaktakan dalam Akta No. 265 tanggal 25 Mei 2012 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, Anggaran Dasar Perusahaan mengatur bahwa Perusahaan dapat membagikan dividen interim sebelum tahun buku Perusahaan berakhir berdasarkan keputusan Dewan Direksi dan dengan persetujuan Dewan Komisaris.
Based on the resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders dated April 26, 2012 which was notarized in Deed No. 265 dated May 25, 2012 of Dr. Irawan Soerodjo, S.H., MSi, the Company’s Articles of Association resolved that the Company can distribute interim dividend before the end of financial year with the approval of Board of Directors and Board of Commissioners.
Termasuk dalam kebijakan pengelolaan modal Perusahaan, Perusahaan juga mempertimbangkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 dimana Perusahaan menjaga jumlah pinjamannya dibandingkan dengan jumlah modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan (gearing ratio) ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10 (sepuluh) kali.
Included in the Company’s capital management policies, the Company also considers Ministry of Finance Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 which regulate that Company should mantain the total loan against own capital plus subordination loan subtracted by investment (gearing ratio) at the maximum of 10 (ten) times.
Perusahaan telah mematuhi Peraturan Menteri Keuangan tersebut. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki gearing ratio sebesar masing-masing 2,34x dan 2,35x.
The Company has complied with the regulation. For the years ended December 31, 2013 and 2012, Company’s gearing ratio were 2.34x and 2.35x, respectively.
33. NILAI WAJAR KEUANGAN
ASET
DAN
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan:
The tables below are a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the financial statements:
31 Desember 2013/December 31, 2013 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Kas dan setara kas Surat-surat berharga - neto Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto Tagihan Anjak Piutang - neto Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Total asset keuangan
Nilai wajar/ Fair value Financial assets: Cash and cash equivalents Marketable securities - net
86.576.211.167 177.354.450
86.576.211.167 177.354.450
2.994.235.046.125
2.912.784.200.167
589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170
594.306.820.045 1.699.662.698 19.278.614.440
Net investment in financing leases, net of allowance impairment losses Consumer financing receivables - net Factoring receivables - net Other receivables
20.837.668.203
20.837.668.203
Currency and interest rate swap contracts
798.060.000
765.477.301
Advances, prepayments and other
3.714.887.168.080
3.636.426.008.471
Total financial assets
90
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan)
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan: (lanjutan)
The tables below are a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the financial statements: (continued)
31 Desember 2013/December 31, 2013 Nilai tercatat/ Carrying value Liabilitas keuangan: Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total liabilitas keuangan
Nilai wajar/ Fair value
2.437.158.083.938
2.227.731.086.279
149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
137.224.932.868 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
Financial liabilities: Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payable Other payables Other advances Accrued expenses
246.330.410
246.330.410
Currency and interest rate swap contracts
2.618.292.575.567
2.396.689.627.486
Total financial liabilities
31 Desember 2012/December 31, 2012 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan: Kas dan setara kas Surat-surat berharga - neto Investasi sewa pembiayaan neto setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen - neto Tagihan Anjak Piutang - neto Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Total asset keuangan
Nilai wajar/ Fair value Financial assets: Cash and cash equivalents Marketable securities - net
49.260.952.172 114.576.300
49.260.952.172 114.576.300
2.672.841.460.750
2.659.078.888.493
680.312.663.661 4.328.484.185 13.551.076.440
690.072.842.312 4.345.989.087 12.582.816.062
Net investment in financing leases, net of allowance impairment losses Consumer financing receivables - net Factoring receivables - net Other receivables
20.719.734.828
20.719.734.828
Currency and interest rate swap contracts
768.060.000
736.975.824
Advances, prepayments and other
3.441.897.008.336
3.436.912.775.078
Total financial assets
Liabilitas keuangan: Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga
2.389.661.748.461 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
2.189.043.181.247 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
Financial liabilities: Loans from financial institutions and banks Dividends payable Other payables Other advances Accrued expenses
1.103.942.940
1.103.942.940
Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas keuangan
2.433.450.120.023
2.232.831.552.809
Total financial liabilities
91
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan)
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan:
The following tables set out the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments:
31 Desember 2013/December 31, 2013 Nilai wajar instrumen lindung nilai/ Fair value hedging instruments ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Total aset
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost
Tersedia untuk dijual/ Available for sale
Nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
20.837.668.203
-
-
-
20.837.668.203
20.837.668.203
ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts
-
798.060.000
-
-
798.060.000
765.477.301
Advances, prepayments and other
21.015.022.653 3.693.872.145.427
-
-
3.714.887.168.080
3.636.426.008.471
Total assets
86.576.211.167 177.354.450 - 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170
-
-
86.576.211.167 177.354.450 2.994.235.046.125 589.365.249.194 1.721.970.771 21.175.608.170
86.576.211.167 177.354.450 2.912.784.200.167 594.306.820.045 1.699.662.698 19.278.614.440
LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Efek utang yang diterbitkan Medium-term notes Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga
246.330.410
-
-
-
246.330.410
246.330.410
LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Debt securities issued Medium-term notes Dividends payables Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas
246.330.410
-
-
2.618.046.245.157
2.618.292.575.567
2.396.689.627.486
Total liabilities
-
-
-
2.437.158.083.938
2.437.158.083.938
2.227.731.086.279
-
-
-
149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
149.400.883.290 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
137.224.932.868 181.258.688 16.962.574.399 470.371.091 13.873.073.751
31 Desember 2012/December 31, 2012 Nilai wajar instrumen lindung nilai/ Fair value hedging instruments ASET Kas dan setara kas Surat-surat berharga Investasi sewa pembiayaan neto Piutang pembiayaan konsumen Tagihan anjak piutang Piutang lain-lain Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya Total aset
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost
Tersedia untuk dijual/ Available for sale
Nilai tercatat/ Carrying value
Nilai wajar/ Fair value
20.719.734.828
-
-
-
20.719.734.828
20.719.734.828
ASSETS Cash and cash equivalents Marketable securities Net investment in finance leases Consumer financing receivables Factoring receivables Other receivables Currency and interest rate swap contracts
-
768.060.000
-
-
768.060.000
736.975.824
Advances, prepayments and other
20.834.311.128 3.421.062.697.208
-
-
3.441.897.008.336
3.436.912.775.078
Total assets
-
2.389.661.748.461 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
2.389.661.748.461 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
2.189.043.181.247 147.035.333 28.268.222.798 307.764.134 13.961.406.357
49.260.952.172 114.576.300 - 2.672.841.460.750 680.312.663.661 4.328.484.185 13.551.076.440
-
-
49.260.952.172 114.576.300 2.672.841.460.750 680.312.663.661 4.328.484.185 13.551.076.440
49.260.952.172 114.576.300 2.659.078.888.493 690.072.842.312 4.345.989.087 12.582.816.062
LIABILITAS Utang kepada lembaga keuangan dan bank Utang dividen Utang lain-lain Uang muka lain-lain Beban akrual Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga
1.103.942.940
-
-
-
1.103.942.940
1.103.942.940
LIABILITIES Loans from financial institutions and banks Dividends payables Other payables Other advances Accrued expenses Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas
1.103.942.940
-
-
2.432.346.177.083
2.433.450.120.023
2.232.831.552.809
Total liabilities
-
-
92
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan)
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Tabel di bawah ini menyajikan instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Perusahaan untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan:
The following tables set out the financial instruments at fair value based on hierarki used by Company in determine and disclose the financial instrument’s fair value:
31 Desember 2013/December 31, 2013 Keterangan Aset Surat-surat berharga Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total aset
Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 3/ Level 3
Total
Description
177.354.450
-
-
177.354.450
-
20.837.668.203
-
20.837.668.203
Assets Marketable securities Currency and interest rate swap contracts
177.354.450
20.837.668.203
-
21.015.022.653
Total assets
Liabilitas Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga
-
246.330.410
-
246.330.410
Liability Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas
-
246.330.410
-
246.330.410
Total liability
31 Desember 2012/December 31, 2012 Keterangan Aset Surat-surat berharga Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga Total aset
Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 3/ Level 3
Total
Description
-
20.719.734.828
-
20.719.734.828
Assets Marketable securities Currency and interest rate swap contracts
114.576.300
20.719.734.828
-
20.834.311.128
Total assets
114.576.300
-
-
114.576.300
Liabilitas Kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga
-
1.103.942.940
-
1.103.942.940
Liability Currency and interest rate swap contracts
Total liabilitas
-
1.103.942.940
-
1.103.942.940
Total liability
The Company measures fair value for financial instrument recognized at fair values using the following hierarchy level: - Level 1: Quoted market price in an active market for an identical instrument, - Level 2: Valuation techniques based on observable inputs, - Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs.
Perusahaan mengukur nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar dengan menggunakan tingkat hirarki berikut ini: - Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar yang aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis, - Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi, - Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi.
93
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah) 33. NILAI WAJAR ASET KEUANGAN (lanjutan)
LIABILITAS
33. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (continued)
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model penentuan harga opsi yang sewajarnya.
Fair value is defined as the amount at which the instrument could be exchanged in a current transaction between knowledgeable willing parties in an arm’s length transaction, other than in a forced or liquidation sale. Fair values are obtained from quoted market prices, discounted cash flow models and option pricing models as appropriate.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar, atau sebaliknya, disajikan dalam jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal. Metode-metode dan asumsi-asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing kelas instrumen keuangan:
Financial instruments presented in the statements of financial position are carried at the fair value, otherwise, they are presented at carrying values as either these are reasonable approximation of fair values or their fair values cannot be reliably measured. The following methods and assumptions are used to estimate the fair value of each class of financial instruments:
a.
b.
DAN
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
Instrumen keuangan yang dicatat sebesar nilai wajar atau biaya perolehan diamortisasi
a. Financial instruments carried at fair value or amortized cost
Surat-surat berharga dan kontrak pertukaran mata uang dan tingkat bunga dicatat sebesar nilai wajar mengacu pada pasar kuotasi yang dipublikasikan pada pasar aktif dan teknis valuasi. Investasi sewa pembiayaan neto, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, pinjaman karyawan (bagian dari piutang lain-lain), uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya dan utang kepada lembaga keuangan dan bank dengan suku bunga tetap dicatat sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dan tingkat diskonto yang digunakan adalah suku bunga pinjaman tambahan pada pasar saat ini untuk jenis pinjaman yang sama.
Marketable securities and currency and interest rate swap contracts are carried at fair value using the quoted prices published in the active market and valuation technique, respectively. Net investment in financing leases consumer financing receivables, factoring receivables, employee loan (part of other receivables), advances, prepayments and other and loans from financial institutions and banks with fixed interest rate are carried at amortized cost using the effective interest rate method and the discount rates used are the current market incremental lending rate for similar types of lending.
Instrumen keuangan dengan jumlah tercatat yang mendekati nilai wajarnya
b. Financial instruments with carrying amounts that approximate their fair values
Nilai wajar untuk kas dan setara kas, piutang lain-lain, utang dividen, utang lain-lain, uang muka lain-lain dan beban akrual mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Jumlah tercatat dari utang kepada lembaga keuangan dan bank dengan suku bunga mengambang mendekati nilai wajarnya karena selalu dinilai ulang secara berkala.
The fair value of cash and cash equivalents, other receivables, dividends payable, other payables, other advances and accrued expenses approximate their carrying values due to their short-term nature. The carrying values of loans from financial institutions and banks with floating interest rates approximate their fair values as they are re-priced frequently.
94
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING
34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY
Posisi aset dan liabilitas dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Details of assets and liabilities denominated in foreign currency as of December 31, 2013 and 2012 are as follows:
31 Desember 2013/December 31, 2013
Setara Rp/ Rupiah Equivalent
(US$) Aset dalam valuta asing Kas dan setara kas Investasi sewa pembiayaan neto Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya
1.082.126 11.256.722
13.190.043.577 137.208.184.992
20.679
252.054.259
Assets denominated in foreign currency Cash and cash equivalents Net investment in financing leases Advances, prepaid expenses and other
Total aset dalam valuta asing
12.359.527
150.650.282.828
Total assets denominated in foreign currency
Utang kepada lembaga keuangan dan bank Beban akrual Uang muka lain-lain Utang lain-lain Utang pajak
(16.962.556) (72.638) (2.018) (48.929) (690)
(206.756.593.476) (885.387.386) (24.594.111) (596.394.118) (8.414.067)
Loans from financial institutions and banks Accrued expenses Other advances Other payables Tax payable
Total liabilitas dalam valuta asing
(17.086.831)
(208.271.383.158)
Total liabilities denominated in foreign currency
Total liabilitas neto dalam valuta asing
(4.727.304)
(57.621.100.330)
Total liabilities denominated in foreign currency - net
Liabilitas dalam valuta asing
Liabilities denominated in foreign currency
31 Desember 2012/December 31, 2012
Setara Rp/ Rupiah Equivalent
(US$) Aset dalam valuta asing Kas dan setara kas Investasi sewa pembiayaan neto Uang muka, biaya dibayar di muka dan lainnya
515.023 5.032.885
4.963.538.774 48.504.424.406
40.170
387.141.169
Assets denominated in foreign currency Cash and cash equivalents Net investment in financing leases Advances, prepaid expenses and other
Total aset dalam valuta asing
5.588.078
53.855.104.350
Total assets denominated in foreign currency
Utang kepada lembaga keuangan dan bank Beban akrual Uang muka lain-lain Utang lain-lain Utang pajak
(27.491.667) (108.444) (80.290) (25.536) (461)
(264.950.936.156) (1.045.128.665) (773.799.887) (246.100.115) (4.443.658)
Loans from financial institutions and banks Accrued expenses Other advances Other payables Tax payable
Total liabilitas dalam valuta asing
(27.706.398)
(267.020.408.481)
Total liabilities denominated in foreign currency
Total liabilitas neto dalam valuta asing
(22.118.320)
(213.165.304.131)
Total liabilities denominated in foreign currency - net
Liabilitas dalam valuta asing
Liabilities denominated in foreign currency
95
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
34. ASET DAN LIABILITAS DALAM VALUTA ASING (lanjutan)
34. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY (continued)
Untuk melindungi dari risiko yang berkaitan dengan fluktuasi mata uang asing dan tingkat suku bunga mengambang dari pinjaman bank, Perusahaan menggunakan instrumen keuangan derivatif (Catatan 8).
To hedge the risk associated with the fluctuation of foreign currency and floating interest rate of the bank loan, the Company uses derivative financial instruments (Note 8).
35. SALDO DAN TRANSAKSI BERELASI
KEPADA PIHAK
35. BALANCES AND RELATED PARTY
TRANSACTIONS
WITH
The Company issued MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 with a nominal value of Rp150,000,000,000 for the purpose of funding the Company’s working capital. The related party balance consist of key management amounting Rp60,000,000,000 (Note 13).
Perusahaan menerbitkan MEDIUM TERM NOTES (MTN) BUANA FINANCE 2013 dengan nilai nominal Rp150.000.000.000 yang bertujuan untuk modal kerja Perusahaan. Saldo dengan pihak berelasi adalah kepada manajemen kunci sebesar Rp60.000.000.000 (Catatan 13). 36. LIABILITAS KONTINJENSI
36. CONTINGENT LIABILITIES The Company does not have any significant contingent liabilities as of December 31, 2013 and 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Perusahaan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan. 37. INFORMASI SEGMEN USAHA
37. BUSINESS SEGMENT INFORMATION For management reporting purposes, the Company’s operating results are reported in two business segments, i.e., lease financing and consumer financing as follows:
Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013
Keterangan Pendapatan Hasil segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Laba sebelum (beban) manfaat pajak Beban pajak Laba neto Aset dan liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
Sewa pembiayaan/ Finance lease
Pembiayaan konsumen/ Consumer financing
Tidak Dapat Dialokasikan/ Unallocated
Total
Description
507.110.503.252
115.809.558.921
4.443.847.394 269.343.010.879 176.856.614.785
627.363.909.567 269.343.010.879 176.856.614.785 181.164.283.903 45.491.713.563 135.672.570.340
Revenues Segment income Financing costs Unallocated expenses Profit before tax (expense) benefit Tax expense Net profit
3.001.476.524.331 9.725.845.958
590.131.775.506 2.562.064.848
178.862.821.019 2.654.966.020.841
3.770.471.120.856 2.667.253.931.647
Assets and liabilities Segment assets Segment liabilities
11.778.520.659 5.920.375.547
11.778.520.659 5.920.375.547
2.996.824.000
2.996.824.000
Informasi segmen Lainnya Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi Beban nonkas lainnya: - Imbalan kerja karyawan
96
Other segment information Capital expenditure Depreciation and amortization Other non-cash expenses: - Employee benefit expense
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BUANA FINANCE Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2013 dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut (Disajikan dalam Rupiah)
PT BUANA FINANCE Tbk. NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2013 and For the Year Then ended (Expressed in Rupiah)
37. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
37. BUSINESS (continued)
SEGMENT
INFORMATION
For management reporting purposes, the Company’s operating results are reported in two business segments, i.e., lease financing and consumer financing as follows: (continued)
Untuk tujuan pelaporan manajemen, hasil operasi Perusahaan dilaporkan dalam dua segmen usaha, yaitu pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan sebagai berikut: (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2012/ Year ended December 31, 2012 Sewa pembiayaan/ Finance lease
Keterangan Pendapatan Hasil segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Laba sebelum (beban) manfaat pajak Beban pajak Laba neto Aset dan liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
Pembiayaan konsumen/ Consumer financing
Tidak Dapat Dialokasikan/ Unallocated
Total
Description
441.429.521.952 -
143.907.601.119 -
5.277.436.576 243.179.488.828 146.906.228.627 -
590.614.559.647 243.179.488.828 146.906.228.627 200.528.842.192 50.392.845.734 150.135.996.458
Revenues Segment income Financing costs Unallocated expenses Profit before tax (expense) benefit Tax expense Net profit
2.676.805.240.579 8.888.976.574
681.005.055.620 3.244.583.853
137.379.650.127 2.468.318.506.987
3.495.189.946.326 2.480.452.067.414
Assets and liabilities Segment assets Segment liabilities
-
-
23.364.641.440 6.296.069.900
23.364.641.440 6.296.069.900
-
-
4.489.503.000
4.489.503.000
Informasi segmen Lainnya Pengeluaran modal Penyusutan dan amortisasi Beban nonkas lainnya: - Imbalan kerja karyawan
Other segment information Capital expenditure Depreciation and amortization Other non-cash expenses: - Employee benefit expense
Geographical information are as follows:
Informasi wilayah geografis adalah sebagai berikut:
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013 Keterangan
Jawa dan Bali/ Java and Bali
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Pendapatan
236.427.245.687
162.261.996.194
125.052.626.578
103.622.041.108
627.363.909.567
Revenues
Total Beban
193.712.785.249
115.544.685.676
75.094.303.161
61.847.851.578
446.199.625.664
Total expenses
Beban keuangan Beban umum dan administrasi Beban kerugian penurunan nilai
102.936.901.567
72.789.116.356
51.946.428.674
41.670.564.282
269.343.010.879
73.732.454.212
15.410.556.805
11.497.261.770
7.602.468.595
108.242.741.382
14.718.688.162
26.240.399.527
11.373.374.488
12.321.147.731
64.653.609.908
Financing costs General and administrative expense Provision for impairment losses
42.714.460.438
46.717.310.518
49.958.323.417
41.774.189.530
181.164.283.903
Profit before tax (expense) benefit
1.572.159.983.641 2.643.916.923.508
947.203.453.523 9.745.568.791
729.581.236.306 7.044.542.792
521.526.447.386 3.770.471.120.856 6.546.896.556 2.667.253.931.647
Assets and liabilities Assets Liabilities
______________________________________
Laba sebelum (beban) manfaat pajak Aset dan liabilitas Aset Liabilitas
Total
Description
_____________________________________________
Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2012/ Year ended December 31, 2012 Keterangan
Jawa dan Bali/ Java and Bali
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Pendapatan
202.653.660.161
161.208.630.771
124.334.320.756
102.417.947.959
590.614.559.647
Revenues
Total Beban
193.712.785.818
101.058.543.253
70.020.762.183
58.775.579.201
390.085.717.455
Total expenses
84.486.671.431
68.585.580.335
49.773.000.077
40.334.236.985
243.179.488.828
69.415.112.915
14.696.898.841
10.464.193.396
6.386.872.938
100.963.078.090
3.390.699.404
17.284.387.123
9.446.310.043
11.936.099.231
42.057.495.801
Financing costs General and administrative expense Provision for impairment losses
42.422.827.343
60.150.087.518
54.313.558.573
43.462.368.758
200.528.842.192
Profit before tax (expense) benefit
1.298.805.231.536 2.454.489.037.480
956.968.464.902 10.138.467.752
697.849.294.086 8.287.994.594
541.566.955.802 3.495.189.946.326 7.536.567.588 2.480.452.067.414
Assets and liabilities Assets Liabilities
______________________________________
Beban keuangan Beban umum dan administrasi Beban kerugian penurunan nilai Laba sebelum (beban) manfaat pajak Aset dan liabilitas Aset Liabilitas
97
Total
Description
_____________________________________________
PT BUANA FINANCE Tbk Plaza Chase, 17th floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 21 Jakarta 12920 Phone : 021 - 5208066 Fax : 021 - 5208055
www.buanafinance.co.id