BAYU SAPTA HARI
TRANSFORMASI LORENTZ Life Is Never Flat
TRANSFORMASI LORENTZ Bayu Sapta Hari Copyright © 2012 by Bayu Sapta Hari
Bee Project Jl. Raden Saleh Studio Alam TVRI Sukma Jaya Depok 16412 email:
[email protected] http://catatanmasbay.wordpress.com/bee-project
Desain Sampul dan Tata Letak: Yuda Prihatna
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Contents
Transformasi Lorentz............................................... 1 Refleksi...............................................................
5
Antara Cita-cita dan Realita...................................... 10 Selembar Uang 20 Ribu Lama..................................... 17 You Can’t Get More Money With Your Brain..................... 22 Wanita Terkuat...................................................... 30 Wonder Woman...................................................... 34 Dejavu................................................................ 40 Obrolan Kecil di Pagi Hari......................................... 47 Batik.................................................................. 51 No Body Care About Her........................................... 56 Caleg dan Santri Muda............................................. 61 Azzam dan Masjid................................................... 65 Benci dan Suka...................................................... 70 Sedia Payung Sebelum Hujan (Meteor).......................... 75 Dari Masjid ke Masjid …............................................ 79 Pernah Naik Hercules .............................................. 86
iii
Boleh Kok Sholat di Langgar....................................... 92 Jengkol In The Box.................................................. 96 Cukup................................................................. 102 Rezeki................................................................. 105 Saat Nilai Keindahan Melebihi Sebuah Kemenangan........... 108 Suatu Pagi di Awal Ramadhan ….................................. 112 Buka Puasa........................................................... 118 Anak Kecil Itu …..................................................... 123 Lebaran .............................................................. 129 Unpredictable Life.................................................. 133 Ketetapan Hati Robi................................................ 138 Tidak Selamanya yang Banyak Itu Lebih Baik................... 143 Pekerjaan Tetap Saya Adalah Tetap Mencari Pekerjaan....... 148 Belajar Atau Jalan-jalan Ya …..................................... 155
iv
Transformasi Lorentz
“Gue ngga liqo lagi.” Akhirnya, statemen ini keluar juga dari mulut Robi. Dengan berat hati dan sejuta perasaan bersalah Robi terpaksa mengeluarkan statemen ini. Sebenarnya ngga ada yang salah dengan liqo atau tarbiyah, tapi Robi merasa ngga bisa lagi bermuka dua. Di satu sisi mengaku sebagai kader tarbiyah tapi di sisi lain sama sekali tidak menunjukkan diri sebagai kader tarbiyah sejati. Robi emang (kelihatan) alim, ngga pernah ketinggalan solat lima waktu dan sering ke masjid, suka puasa senin kamis, punya istri berjilbab, dan seabrek citra lain yang memungkinkan Robi untuk disebut ikhwan. Tapi semua itu ngga cukup untuk dijadikan alasan dan pengakuan bahwa Robi pantes disebut ikhwan dan bahkan bisa jadi sekedar kamuflase di balik sisi gelap Robi yang lain. Robi yang sekarang ini memang lain dengan Robi waktu masih kuliah dulu. Dulu, Robi dikenal sebagai cowok yang selalu mengisi hari-hari siang malem dengan aktivitas dakwah dan tarbiyah. Robi yang ngga pernah memandang
Transformasi Lorentz
1
cewek yang bukan muhrimnya apalagi akhwat. Robi yang senang mengkaji ilmu al-Quran dan menghafalkan alQuran. Robi yang cuma mengenal tiga tempat: kampus, perpustakaan, dan masjid. Cewek dan pacaran adalah dua kata yang bisa membuatnya muntah karena jijiknya. Robi hidup dengan segudang idealisme tanpa pernah melihat realitas yang ada. Saat itulah liqo dan tarbiyah adalah dua kata indah dan wajib dalam hidup Robi. Waktu itu juga segala yang berhubungan dengan musik, nyanyian, dan film Robi singkirin dari kamus hidup Robi. Karena bagi Robi hal itu sia-sia dan maksiat. Sebagai gantinya Robi menggelorakan semangat Robi melalui nasyid. Itu loh nyanyian tanpa musik yang mengobarkan semangat jihad, atau nyanyian yang hanya diiringi oleh gendang (tapi bukan dangdut ya!). Robi benar-benar menjaga diri Robi dari hal-hal yang nyerempet maksiat dan sia-sia. Itu bisa aja dilakukan waktu Robi masih kuliah. Saat dimana Robi bisa melakukan apa saja yang Robi mau tanpa ada yang bisa menggugat. Mahasiswa gitu loh, apa pun bisa Robi lakukan. Persetan dengan dunia dan orang lain. Robi seolah berada di dunia lain, dunia antah berantah yang sangat jauh berbeda dengan dunia tempat Robi hidup. Saat itu Robi ngga pernah berpikir bahwa Robi ngga akan selamanya di kampus dan satu saat akan terjun ke masyarakat. Robi ngga pernah berpikir bahwa Robi harus membuka mata terhadap masyarakat sekitar.
2
Transformasi Lorentz
Saat Robi kuliah dulu kebetulan Robi tergabung dalam komunitas yang mengusung idealisme yang sama. Mereka sangat kuat memegang prinsip dan keyakinan. Maklum, anak kuliah yang sedang on fire. Mereka membangun ikatan hati dan ukhuwah dan mematok target besar di masa datang. Tapi, Robi baru sadar saat Robi lulus kuliah dan dihadapkan dengan realitas dan dunia nyata. Robi baru agak ngeh dan sadar bahwa selama ini Robi bagaikan katak di dalam tempurung. Robi cuma mengenal idealisme sebagai realitas semu tanpa sadar akan realitas yang sesungguhnya. Robi sadar diperlukan sesuatu yang lebih besar dari sekedar idealisme, Robi perlu mempertimbangkan masa depan dirinya dan keluarganya. Saat inilah Robi benar-benar dibenturkan pada dua hal, yaitu menjaga prinsip dan keyakinan, dan memperoleh pekerjaan dan karir untuk masa depan keluarga Robi. Robi dihadapkan pada kenyataan dimana Robi harus memilih menikmati pekerjaan dimana Robi harus berhadapan dengan segala risiko dan konsekuensi dari pekerjaan yang terkadang tidak sesuai dengan prinsipnya atau tetap menjaga prinsip dan keyakinannya dengan kuat. Akhirnya, Robi ngga bisa lagi menjaga prinsip Robi dengan teguh dan terbawa pada arus dan kenyataan yang harus Robi hadapi. Dan sialnya Robi merasa sangat nyaman dengan kondisi ini. Di lain pihak Robi jadi merasa
Transformasi Lorentz
3
asing dengan komunitas yang Robi pernah menjadi bagian penting darinya. Robi udah jauh dari aliran dan arus komunitas itu sehingga dengan berat hati Robi memutuskan ikatan dengannya. Saat ini, semua hal yang dulunya tabu dan haram buat Robi dengan santainya Robi nikmati seolah-olah ia bukan orang yang pernah membenci hal itu. Apakah ini suatu kematangan hidup? ataukah Robi yang emang ngga pernah sungguh-sungguh menjalankan kehidupan Robi yang dulu itu? Robi merasa telah mengalami transformasi, yaitu perubahan bentuk dan karakter. Meminjam istilah dalam fisika: Transformasi Lorentz. Perlukah Robi kembali ke kehidupannya yang dulu?
4
Transformasi Lorentz