BAURAN PROMOSI UNTUK MENINGKATKAN BRAND AWARENESS PRODUK SANITARY (STUDI KASUS MEREK GERMANY BRILLIANT PT. GOLDEN BRILLIANT) Nita Jurusan Marketing Communication, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480. Telp. (62-21) 534 5830 Email Penulis:
[email protected] Nita, Dosen Pembimbing: Amia Luthfia S.P., M.Si Abstract RESEARCH GOAL, to understand the variety of mix promotion activities and to understand the obstacles during the implementation of mix promotion activities to improve brand awareness of Germany Brilliant product. RESEARCH METHODS, qualitative research method is applied. Observation and interview are conducted to collect primary data; while the use of company documentation is made as secondary data. RESULTS Germany Brilliant brand occupies the third place (brand recognition) in the brand awareness pyramide. Mix promotion activities include advertising (at the , daily KOMPAS, HOME LIVING magazine, and billboard), sales promotion (providing 20%-25% discount price, 5-25 years sales product guarantee) event (attending annual product exhibition at Jakarta Convention Center), internet marketing (Germany Brilliant website, Kaskus, and Facebook). Germany Brilliant is through obstacles on the amount of well-trained human resources in marketing and product knowledge. Some employees are also known having more responsibilities and duties which led to inability of the employees to focus on their work. CONCLUSION Being in the third level of brand awareness pyramide resulted on the necessity of consumers to do product reminding or to mention the characteristics of Germany Brilliant (logo). Keywords: Promotion Mix, Brand Awareness, Marketing Mix
Abstrak TUJUAN PENELITIAN, adalah untuk memahami ragam aktivitas bauran promosi yang dilakukan untuk meningkatkan brand awareness produk Germany Brilliant dan untuk memahami hambatan yang dialami selama pelaksanaan bauran promosi pelaksanaan bauran promosi.untuk meningkatkan brand awareness produk Germany Brilliant. METODE PENELITIAN, menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi (primary data), dan data dokumentasi seperti profil perusahaan PT Golden Brilliant (secondary data). HASIL PENELITIAN, merek Germany Brilliant masih berada pada tingkatan ketiga (Brand Recognition) pada piramida tingkat kesadaran merek. Kegiatan bauran promosi yang dilakukan PT Golden Brilliant meliputi periklanan (surat kabar KOMPAS, majalah HOME LIVING, billboard), promosi penjualan (memberikan potongan harga 20%-25%, garansi penjualan 5-25 tahun), event (pameran rutin di Jakarta Convention Center), internet marketing (website Germany Brilliant, Kaskus dan media sosial Facebook). Adapun hambatan yang dihadapi adalah kurangnya sumber daya manusia karena adanya tenaga pemasaran yang belum terlatih memasarkan produk dan masih banyaknya karyawan yang memiliki pekerjaan rangkap. Kondisi terakhir menyebabkan karyawan kurang fokus dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya. SIMPULAN, Berada dalam posisi ketiga dalam piramida tingkat kesadaran merek membuat konsumen harus melakukan reminding atau penyebutan mengenai ciri-ciri produk Germany Brilliant (misalnya logo, jenis produk yang minimalis). Kata Kunci: Bauran Promosi, Kesadaran Merek, Bauran Pemasaran
PENDAHULUAN Pesatnya sektor dunia usaha saat ini, membuat para wirausahawan berlomba-lomba untuk membuat sesuatu yang baru, kreatif, inovatif, dan yang terpenting adalah jeli dalam melihat apa yang diinginkan serta dibutuhkan oleh masyarakat, karena konsumen pun sudah semakin kritis dalam membeli suatu produk. Saat ini masyarakat menganggap bahwa kamar mandi bukan hanya tempat untuk membersihkan diri dan membuang kotoran, namun juga dapat digunakan sebagai gambaran dari kepribadian penghuni rumah. Sehingga kebanyakan masyarakat telah sadar akan pentingnya penampilan dari kamar mandi di dalam rumah. Selain penampilan, kenyamanan dalam kamar mandi juga merupakan bagian yang sangat penting. Dikarenakan kamar mandi merupakan salah satu ruangan yang paling sering digunakan untuk melepaskan penat dan lelah dalam sehari – hari. Sehingga produk sanitary yang modern dan nyaman sangat diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat. Suatu perusahaan dalam perjalanan atau proses usaha akan banyak mengalami pasang surut. Hal tersebut disebabkan karena tingkat persaingan bisnis yang semakin ketat, tingkat kemampuan sumber daya manusia, konsumen yang dari waktu ke waktu semakin cerdas, serta faktor-faktor permodalan usaha yang cenderung relatif besar untuk menjalankan bisnis. Bila suatu perusahaan ingin memasuki persaingan dalam dunia usaha, maka perusahaan harus melakukan beberapa hal agar dapat dikenal masyarakat, untuk memperoleh simpati dari user atau masyarakat, maka perusahaan perlu untuk meningkatkan brand awareness pada produk – produknya serta untuk menganalisis cara apakah yang paling baik untuk mempromosikan perusahaan serta produknya kepada masyarakat. Peneliti telah melihat dan mengumpulkan informasi bahwa sebagian besar penelitian tentang bauran promosi dan brand awareness banyak dilakukan pada perusahaan produk – produk makanan, minuman, kecantikan dan pada sektor perbankan. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai bauran promosi yang dilakukan PT. Golden Brilliant untuk meningkatkan awareness masyarakat akan produk Germany Brilliant Ruang Lingkup 1. Penelitian ini akan membahas kegiatan bauran promosi PT. Golden Brilliant untuk meningkatkan brand awareness Produk sanitary Germany Brilliant. 2. Dalam penelitian ini juga akan membahas hambatan yang dihadapi PT. Golden Brillaint dalam pelaksanaan Bauran promosi untuk meningkatkan brand awareness Produk sanitary Germany Brilliant. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan bauran promosi PT. Golden Brilliant untuk meningkatkan brand awareness Produk sanitary Germany Brilliant? 2. Apa saja hambatan dalam pelaksanaan bauran promosi untuk meningkatkan Brand Awareness Produk sanitary perusahaan Germany Brilliant. Tujuan dan Manfaat Tujuan Penelitian 1. Untuk memahami pelaksanaan Bauran promosi PT. Golden Brilliant untuk meningkatkan brand awareness produk sanitary PT Germany Brilliant. 2. Untuk memahami hambatan dalam pelaksanaan bauran promosi untuk meningkatkan brand awareness Produk sanitary PT Germany Brilliant. Manfaat Penellitian Manfaat Akademik 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada peneliti-peneliti yang akan datang dan juga memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan pengetahuan ilmu komunikasi pemasaran terutama mengenai bauran promosi dan brand Awareness. Manfaat Praktis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi industri sejenis untuk lebih fokus dalam bauran promosi yang dilakukan agar dapat meningkatkan Brand Awareness.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif (Sarosa, 2011: 36). Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya (bukan didalam laboraturium) dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Sarosa, 2012: 7).
Metode Pengumpulan Data Terdapat dua jenis sumber data yang dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian ini, antara lain: 1. Data Primer Data Primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitiannya secara khusus (Istijanto, 2006), seperti observasi dan wawancara. a. Observasi Dalam (Kriyantono, 2010: 110) didefinisikan bahwa observasi merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk mengamati lingkungan, selain membaca koran mendengarkan radio atau menonton televisi atau berbicara dengan orang lain. Bedanya kegitan-kegiatan yang disebutkan di atas, membutuhkan mediator atau media tertentu. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.” Ada dua jenis observasi yaitu observasi partisipan dan observasi non partisipan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan observasi non partisipan yaitu metode observasi di mana periset hanya bertindak mengobservasi tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan kelompok yang diriset, baik kehadirannya diketahui atau tidak. Peneliti hanya melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh sales PT. Germany Brilliant namun tidak ikut memasarkan produk sanitary Germany Brilliant. b.
Wawancara Wawancara didefinisikan sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Dimana dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara semistruktur dengan pihak internal PT. Golden Brilliant, konsumen Bangunan Jaya dan konsumen Bangunan Baru (Sarosa, 2011: 45).
2.
Data sekunder Data Sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang ada pada perusahaan dan dari sumber lainnya yaitu dengan mengadakan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku dan jurnal-jurnal yang ada hubungannya dengan objek penelitian atau dapat dilakukan dengan menggunakan data dari Biro pusat statistic (BPS). Seperti: profil dan data perusahaan. Dalam mendapatkan data sekunder tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi dan studi kepustakaan. Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data tersedia dalam bentuk surat catatan harian, kenang-kenangan, dan laporan Ardianto, 2010: 167). Adapun contoh data sekunder yang digunakan oleh peneliti, yaitu: 1. Profil perusahaan 2. Prosedur perusahaan 3. Program Kinerja 4. Struktur Organisasi Perusahaan 5. Gambar yang digunakan adalah gambar website perusahaan. Sedangkan studi kepustakaan adalah studi yang dilakukan dengan cara mempelajari bukubuku wajib (textbook), buku-buku pelengkap atau referensi, dan jurnal yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dengan studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dan landasan teori sebagai bahan untuk studi perbandingan.
Keabsahan Data Teori Keabsahan data merupakan salah satu syarat mutlak sebuah penelitian. Apapun jenis penelitian yang dilakukan, keabsahan data dapat dijadikan patokan untuk mengukur kualitas penelitian. Penelitian keabsahan data kualitatif biasanya terjadi sewaktu proses pengumpulan data dan analisis maupun penafsiran data(Kriyantono, 2012: 71). Beberapa jenis-jenis pemeriksaan keabsahan data yang peniliti pergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Triangulasi teori Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif (Kriyantono, 2012: 72). B. Triangulasi Metode Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama(Kriyantono, 2012 : 73). Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif kualitatif, observasi, wawancara,dokumentasi, serta melalui media online. C. Trianggulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi. D. Trianggulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Karena periset perlu mengadakan observasi tidak hanya satu kali. E. Trianggulasi periset Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi atau wawancara. Karena masing-masing periset mempunyai gaya, sikap, dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena maka hasil pengamatannya bisa berbeda meski fenomenanya sama. Pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih absah. Sebelumya, tim perlu mengadakan kesepakatan dalam menentukan kriteria atau acuan pengamatan masingmasing ditemukan.
Tahapan Riset Penelitian kualitatif cenderung lebih sulit dibuat tahapan baku karena terkait dengan salah satu karakteristik dari penelitian kualitatif, yaitu fleksibel, sehingga dengan kefleksibilitasnnya tersebut, jalannya penelitian dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada (Herdiansyah, 2012 : 46). Penelitian ini tentunya mempunyai tahap-tahap riset yang terstruktur. Dimana dalam hal ini tahapan atau proses riset bukanlah sebuah proses yang sederhana, melainkan membutuhkan proses yang memerlukan tahapan kegiatan. Gerald E. Miller dan Henry Nicholson ( Kriyantono, 2012 : 74) menemukan tiga tahap riset: 1. Menanyakan pertanyaan (asking question) Tahap ini merupakan tahap yang menyertai seluruh proses periset. Karena itu penelitian diartikan sebagai “nothing more than the process of asking interesting, significant questions and providing disciplined, systematic answers to them”. Jadi periset tidak lebih dari proses menanyakan sesuatu yang menarik, dan signifikan (bermanfaat) serta menyediakan jawaban secara sistematik. 2. Observasi (observation). Periset melakukan pengamatan terhadap suatu objek. Semua metode dalam observasi pada dasarnya digunakkan untuk menjawab pertanyaan. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah menguji dokumen-dokumen, studi pustaka, observasi partisipan, dan wawancara semi struktur. 3. Mengkonstruksi jawaban (constructing answers) Tahap ini mencoba mendefiniskan, menggambarkan, dan menjelaskan serta memberikan penilaian. Ketiga tahap diatas bukan sebuah proses linear, melainkan sebuah proses yang memungkinkan setiap tahap saling memengaruhi. Observasi sering menstimuli munculnya pertanyaan atau masalah baru (Kriyantoro, 2012 : 75-76).
HASIL DAN BAHASAN Hasil Dalam wawancara ini peneliti menggunakan 4 informan yang diantaranya 2 internal yaitu General Manager dan Sekretaris General Manager dari PT. Golden Brilliant serta 3 eksternal yaitu konsumen produk sanitary. Komunikasi Pemasaran Terpadu PT. Golden Brilliant 1. Periklanan Salah satu strategi yang biasa dilakukan perusahaan adalah dengan mengedepankan periklanan. Media yang dapat digunakan untuk memasarkan produk sangatlah banyak, hal tersebut jugalah yang mempermudah perusahaan untuk memilih media apa yang paling sesuai untuk memasarkan produknya. Dengan strategi pemasaran yang tepat maka tujuan untuk menjangkau masyarakat luas akan lebih mudah tercapai. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan 1 dan 2 maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa promosi melalui periklanan yang sudah dilakukan oleh PT. Golden Brilliant untuk mengiklankan produknya baru dilakukan melalui media cetak saja. PT. Golden Brilliant pernah melakukan pemasaran melalui media elektronik namun tidak secara langsung karena iklan tersebut dilakukan oleh mitra perusahaan yaitu toko Bangunan Jaya. Pemasaran melalui media elektronik menjadi salah satu target pemasaran ditahun 2014. 2. Sales Promotion PT. Golden Brilliant Pada dasarnya sales promotion yang dilakukan PT. Golden Brilliant itu dibagi menjadi dua yaitu yang pertama sales promotion diarahkan untuk customer langsung dan yang kedua sales promotion yang diarahkan bagi mitra-mitra perusahaan. Salah satu contoh sales promotion yang langsung ke konsumen adalah pemberian potongan harga. Sedangkan untuk sales promotion bagi mitra adalah dengan kompetisi penjualan Berdasarkan hasil dari wawancara dengan informan 1, 2, 3, dan 4 maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa bukan hanya kualitas saja yang menjadi pertimbangan besar customer untuk membeli produk Germany Brilliant tetapi juga potongan harga, bonus-bonus menarik, serta garansi toko selama 5-25 tahun. Ketika penulis sedang melakukan wawancara terhadap customer di toko Bangunan baru penulis melihat discout 25+5% dan setelah ditelusuri ternyata itu adalah discount kebijakan dari pihak toko itu sendiri, karena Germany Brilliant pusat lebih terfokus kepada tangan-tangan distributor, jika ada customer yang membeli langsung di showroom Germany Brilliant maka discount yang mereka dapatkan hanya 5%. 3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas Setelah penulis melakukan wawancara dan mengobservasi ternyata memang Public Relations khusus belum ada dalam perusahaan tersebut, dan masih banyak karyawankaryawan yang kerjanya merangkap sehingga kurang fokus terhadap pekerjaannya sesuai dengan jabatannya. Misalnya saja sekretaris General manager yang juga merangkap sebagai administrasi serta promosi. 4. Internet Marketing atau Penjualan Melalui Website Setelah penulis melakukan wawancara serta observasi lebih lanjut mengenai pemasaran PT. Golden Brilliant melalui internet, penulis mencoba untuk mencari tau lebih lagi dengan cara mengetik “produk sanitary” namun nama produk sanitary Germany Brilliant belum muncul, tetapi baru produk sanitary Toto, namun ketika penulis mengubah kata bantu pencarian menjadi “produk sanitary minimalis” Germany Brilliant belum juga menjadi top search tetapi ada muncul di urutan ketiga. Selain berhasil menemukan website Germany Brilliant penulis juga menemukan bahwa pemasaran produk Germany Brilliant juga dilakukan melalui KASKUS yang dimana media tersebuat memang secara khusus banyak sekali digunakan oleh orang-orang untuk memasarkan produk. Situs Jejaring sosial seperti facebook juga sudah digunakan oleh Germany Brilliant namun sepertinya belum dipergunakan secara maksimal karena ketika penulis masuk ke dalam facebook Germany Brilliant penulis tidak menemukan informasi yang ter-update secara teratur. 5. Direct Marketing atau pemasaran langsung Dari hasil wawancara dengan informan 1 dan 2, penulis mengambil kesimpulan bahwa direct marketing atau penjualan secara langsung dalam PT. Golden Brilliant belum dilakukan dengan kesadaran sendiri karena untuk pengiriman brosur harus permintaan dari customer terlebih dahulu.
6. Personal Selling Setelah melakukan wawancara dengan informan 1 dan 2, penulis mengambil kesimpulan bahwa adanya pemasaran yang dilakukan oleh PT. Golden Brilliant yaitu personal selling dan biasanya dilakukan melalui sales-sales yang dimana sebelum mulai bekerja terlebih dahulu diberikan pengarahan, training khusus, pembelajaran pengenalan produk selama 3 bulan. Saat sedang berada dikantor dan bertemu dengan ibu Risa selaku owner dari PT. Golden Brilliant saya bertanya apakah ada rencana untuk penambahan sales dan beliau menjawab iya boleh saja jika memang ada yang prospek. 7. Event Setelah melakukan wawancara serta observasi penulis mengambil kesimpulan bahwa event yang dilakukan baik event pameran dalam skala besar maupun kecil sangat berpengaruh besar dalam peningkatan penjualan produk sanitary Germany Brilliant. Penulis sendiri pernah mengikuti event pameran di JCC pada bulan Juni 2012, event diadakan selama 5 hari. sebelum diadakannya event pameran, seluruh karyawan bekerja keras untuk mempersiapkan semua yang diperlukan. Mulai dari booth, dekorasi, konsumsi yaitu snacksnack serta minuman untuk para konsumen, entertain dengan MC yang menarik, Yang pasti Germany Brilliant dibuat semenarik mungkin salah satunya adalah saat itu ada badut berbentuk keran atau shower yang dimana sesekali berkeliling untuk membagikan brosur. Menurut penulis, PT. Golden Brilliant sangat tepat melakukan event pameran rutin setiap tahunnya di JCC karena event tersebut khusus menjual produk sanitary dan sejenisnya sehingga orang-orang yang datang ketempat tersebut sudah jelas informasi produk apa yang ingin mereka cari. Brand Awareness Germany Brilliant Setelah melakukan wawancara dengan informan 1, 3, dan 4 penulis mengambil kesimpulan bahwa brand dalam sebuah produk sangatlah penting dikarenakan brand adalah sebuah identitas produk agar dapat dikenal oleh masyarakat atau konsumen. Brand Germany Brilliant sendiri sudah cukup dikenal tetapi masih kepada konsumen yang berprofesi dibidang yang berkaitang dengan bahan-bahan bangunan. Tetapi bagi masyarakat luas belum terbiasa terdengar.
Pesaing Dari Produk Germany Brilliant Ketika saya melakukan wawancara dengan informan 4 dan 5 dengan menanyakan menurut anda siapa pesaing dari GB, mereka memiliki jawaban yang sama yaitu produk sanitary Toto. Setelah penulis melakukan wawancara dengan informan 1, 2, 3, 4, dan 5 maka penulis membuat kesimpulan bahwa produk sanitary Toto menjadi kompetitor terkuat dari produk Germany Brilliant dikarenakan produk Toto sudah jauh lebih lama ada dipasaran sehingga produk sanitary tersebut sudah sangat pekat di benak masyarakat.
Pembahasan Setelah penulis melakukan wawancara dan observasi terhadap beberapa orang karyawan dari perusahaan Golden Brilliant, penulis mendapatkan bahwa sesuai dengan model komunikasi pemasaran terpadu yang mengarah pada bauran promosi demi tercapainya tujuan penelitian (Hermawan 2012: 54-56 & 64-65). Aspek – aspek yang sangat berkenaan dengan peningkatan brand awareness perusahaan dengan melakukan :
Periklanan
Promosi Penjualan Acara&Pengalaman Internet Marketing
Program Komunikasi Pemasaran
Kesadaran Merek
PT. Golden Brilliant melakukan 4 (empat) usaha untuk menciptakan kesadaran akan merek untuk membuat masyarakat sebagai target market perusahaan lebih mengenal perusahaan dan produk dengan lebih baik. Diantaranya dengan melakukan periklanan diberbagai media cetak seperti Koran dan majalah. Karena Iklan dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas. Kedua dengan melakukan promosi penjualan, dengan promosi yang diberikan antara lain yaitu potongan harga, garansi produk, serta hadiah merchandise membuat konsumen yang ingin mencari produk sanitary akan lebih aware dengan produk Germany Brilliant. Ketiga, perusahaan membuat acara atau event berupa pameran yang dimana dalam event tersebut bukan hanya pelanggan saja yang hadir tetapi orang - orang yang belum mengenal brand Germany Brilliant dapat mengenal brand tersebut melalui event. Pameran yang dibuat oleh PT. Golden Brilliant biasanya adalah pameran khusus pameran sanitary. Dan yang terakhir, perusahaan juga melakukan inovasi dengan menggunakan media online atau internet untuk menjangkau masyarakat pecinta dunia maya, karena penulis melihat bahwa masyarakat modern ini juga aktif dalam mencari infomasi dengan menggunakan media internet. Keempat hal tersebut merupakan praktek perusahaan dalam melakukan program bauran promosi untuk mencapai target yang diinginkan, yaitu untuk menciptakan kesadaran akan brand dari perusahaan, sehingga produk dan perusahaan dapat dikenal dan diterima oleh masyarakat dengan lebih baik dan meluas. Brand Germany Brilliant berada pada tingkat ketiga yaitu brand recognition dalam piramida tingkat kesadaran merek. Karena masih banyak konsumen belum mengetahui dengan jelas brand Germany Brilliant. Sehingga harus dilakukan reminding atau penyebutan mengenai ciri-ciri dari Produk Germany Briilan terlebih dahulu.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1.
Bauran promosi PT Golden Brilliant lebih difokuskan pada: a. Periklanan, perusahaan menggunakan media cetak yaitu surat kabar Kompas, majalah Home Living, dan billboard. b. Promosi penjualan, perusahaan memberikan potongan harga 20-25%, garansi 5-25 tahun dan merchandise berupa mug, pena ekslusif, calender akhir tahun. c. Event (acara dan pengalaman), berupa pameran yang rutin diadakan di JCC pada bulan Juni d. Internet Marketing, melalui website Germany Brilliant, Kaskus, dan Facebook Karena dengan keempat bauran promosi tersebut dapat meningkatkan brand awareness Germany Brilliant. e. Brand Germany Brilliant berada pada tingkat ketiga yaitu brand recognition pada piramida tingkat kesadaran merek. Karena masih banyak konsumen belum mengetahui dengan jelas brand Germany Brilliant. Sehingga harus dilakukan reminding atau penyebutan mengenai ciri-ciri dari Produk Germany Briilan terlebih dahulu.
2.
PT Golden Brilliant memiliki hambatan dalam perusahaan yaitu kurangnya sumber daya manusia dalam segi kualitas yaitu karena masih banyak marketing yang belum terlatih dalam memasarkan produk. Serta dari segi kuantitas yaitu masih banyak karyawan yang kerjanya merangkap sehingga kurang fokus dengan perkerjaan dan tugas masing-masing.
Saran 1. 2.
3.
PT Golden Brilliant menambah kuantitas serta kualitas para tenaga pemasaran produk, terutama dalam memberikan ide-ide yang kreatif dan inovatif untuk memasarkan produk sanitary ware. Perusahaan tetap mempertahankan pelayanan yang sekarang dengan meningkatkan beberapa strategi pemasaran dalam hal mempromosikan produk dari perusahaan serta memperluas jaringan. PT. Golden Brilliant melalui personal selling memberikan informasi lebih mendalam dan up to date kepada distributor, kontraktor atau arsitektur
REFERENSI Al-Dmour, Hani; Al-Zu'bi, Zu'bi M F; Kakeesh, Dana. (2013). The Effect of Service Marketing Mix Elements on Customer-Based Brand Equity: An Imperial Study on Mobile Telecom Service Recipient in Jordan. International Journal of Business And Management. Proquest E-journal Binus University Ardianto, Elvinaro. (2010). Metode Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. _____________. (2010). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif Kualitatif Edisi Pertama. Bandung: simbiosa rekatama media Bashiru, Shani; Bunyaminu, Alhassan. (2013). A Critical Analisys on Advertising Bank Products and Serivce in Ghana. International Journal of Marketing Studies. Proquest E-journal Binus University Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Cangara, Hafield. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada-Media Group. Chiu, Kevin Kuan-Shun., Lin, Ru-Jen., K Hsu, Maxwell., Huang, Li-Hua. (2010). Power of Branding On Internet Service Providers. The Journal of Computer Information Systems. Vol 50, No.3, p112 Chun Wah Lee. The Journal of Product and Brand Management. Santa Barbara: 2002. Vol. 11, Iss. 2/3; pg. 103, 12 pgs (2009). Sales promotions as strategic communication: The case of Singapore. (ON LINE), http://proquest.umi.com, Desember 2013 Deborah. (2004). Buku Seni Komunikasi Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Durianto, Darmadi, Sugiarto dan Lie Joko Budiman. 2004. Brand Equity Ten Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Evelina, Lidia MM. (2007). Event Organizer Pameran. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. IndeksGramedia. Hasyim, Fatchun (2009). Model Perilaku Pembelian Konsumen Berdasarkan Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 10 No. 3, Desember 2010 Hermawan, Agus (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga Horward, Theresa. (1996). Chain Marketer Build Brand Awareness Via Internet. Nation’s restaurant News 30,.50 ,8,14 Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: PT. Indeks. Kotler, Philip. (2007). Prinsip – Prinsip Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kriyantono. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Cetakan Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Lexy J., Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Machfoedz, Mahmud. (2010). Komunikasi Pemasaran Modern (Acuan Wajib Mahasiswa & Profesional). Yogyakarta: Cakra Ilmu.
Morissan. (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mulyana, Deddy . (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengatar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rangkuti, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Sarosa, Samiaji. (2011). Penelitian Kualitatif Dasar – Dasar. Jakarta: PT. Indeks. Soemanagara, R. Dermawan. (2006). Strategic Marketing Communication (Konsep Strategis dan Terapan). Bandung: Alfabeta. Subagyo, Ahmad. (2010). Marketing In Business. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tjiptono, Fandy. (2005) Brand Management and Strategy. Edisi satu. Yogyakarta: Andi. Tulasi, Dominikus. (2012). Marketing Communication and Brand Awareness. Thesis S2. Univeristas Bina Nusantara, Jakarta Villarejo-Ramos, Angel F; Sánchez-Franco, Manuel J. (2005) The Impact Of Marketing Communication And Price Promotion On Brand Equity. Proquest E-journal Binus University Watono, A.Adji & Watono, Maya C. (2011). Integrated Marketing Communication that Sells. Jakarta: PT. Gramedia.
RIWAYAT PENULIS Nita lahir di kota Jakarta pada 20 Maret 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Public Relations pada tahun 2014.